117
CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas E 1 E.1. UMUM 1. Latar Belakang a. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengarahkan bahwa dalam rangka penataan ruang perlu disusun Rencana Umum Tata Ruang untuk seluruh wilayah provinsi dan kabupaten/kota beserta Rencana Rincinya. Provinsi Bali telah berhasil merampungkan penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) sesuai ketentuan, yang telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 tentang RTRWP Provinsi Bali Tahun 2009 - 2029. b. Segera setelah ditetapkannya Perda RTRWP Provinsi Bali, maka selanjutnya Perda yang masih merupakan rencana umum tersebut perlu ditindaklanjuti penjabarannya agar lebih operasional menjadi rencana umum tata ruang

E. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tentang metodologi dalam usulan teknis

Citation preview

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 14

E.1. UMUM

1. Latar Belakang

a. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengarahkan bahwa

dalam rangka penataan ruang perlu disusun Rencana Umum Tata Ruang

untuk seluruh wilayah provinsi dan kabupaten/kota beserta Rencana

Rincinya. Provinsi Bali telah berhasil merampungkan penetapan

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) sesuai ketentuan,

yang telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16

Tahun 2009 tentang RTRWP Provinsi Bali Tahun 2009 - 2029.

b. Segera setelah ditetapkannya Perda RTRWP Provinsi Bali, maka

selanjutnya Perda yang masih merupakan rencana umum tersebut perlu

ditindaklanjuti penjabarannya agar lebih operasional menjadi rencana

umum tata ruang wilayah Kabupaten/Kota dalam bentuk RTRW

Kabupaten/Kota dan rencana rinci tata ruang dalam bentuk Rencana

Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Provinsi. Penyusunan RTRW

Kabupaten/Kota merupakan tugas dan kewenangan tiap

Kabupaten/Kota yang harus sinkron dengan RTRWP Bali. Sedangkan

penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi adalah tugas dan

kewenangan dari Pemerintah Provinsi Bali.

c. Kawasan Strategis Provinsi Bali adalah wilayah yang penataan

ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 14

dalam lingkup provinsi berdasarkan kepentingan pertahanan dan

keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya Bali,

pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi dan fungsi

dan daya dukung lingkungan hidup.

d. Pada Pasal 82 ayat (1) Perda No. 16 Tahun 2008 diuraikan bahwa

penetapan kawasan strategis Provinsi Bali dari sudut kepentingan

pertumbuhan ekonomi adalah berupa kawasan pusat pelayahan

transportasi wilayah (pelabuhan, bandar udara, terminal penumpang),

kawasan pariwisata dan daya tarik wisata khusus (DTWK), Kawasan

Industri, kawasan perkotaan fungsi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan

Pusat Kegiatan wilayah (PKW) dan kawasan sepanjang jalan arteri

primer. Kawasan pelabuhan sebagai kawasan strategis berdasarkan

arahan Perda adalah Pelabuhan : Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan

Padangbai, Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Celukan Bawang, Pelabuhan

Gunaksa, Pelabuhan Amed, Pelabuhan Sangsit, Pelabuhan Pegametan,

Pelabuhan Pariwisata Tanah Ampo, Pelabuhan Perikanan Pantai

Pengambengan, Pelabuhan Depo Minyak Labuhan Amuk.

e. Salah satu kawasan pelabuhan yang menjadi Kawasan Strategis Provinsi

adalah Kawasan Pelabuhan Gilimanuk. Berdasarkan Pasal 28 ayat (3)

Perda 16 Tahun 2009 Pelabuhan Gilimanuk diarahkan sebagai

Pelabuhan Penyeberangan yang berfungsi melanjutkan jalur transportasi

darat antara pulau Jawa dan Pulau Bali.

f. Kawasan Pelabuhan Gilimanuk selain terdiri dari pelabuhan Gilimanuk

itu sendiri juga terkait dengan kawasan di sekitarnya seperti Terminal

Gilimanuk dan fungsi kegiatan budidaya lainnya di Kawasan Gilimanuk

termasuk kawasan permukiman, kawasan perdagangan dan jasa,

kawasan lainnya. Kawasan Gilimanuk dengan adanya aktivitas

Pelabuhan Gilimanuk telah berkembang menjadi Kawasan Perkotaan

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 14

sekaligus dalam Raperda RTRWK Jembrana diusulkan menjadi Pusat

Kegiatan Lokal (PKL).

g. Tindak lanjut operasional dari pendayagunaan Perda RTRWP Bali

2009-2029 adalah penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang dalam bentuk

RTR Kawasan Strategis di seluruh kawasan strategis. Dengan demikian

segera setelah ditetapkannya Perda RTRWP Bali, Kawasan Pelabuhan

Penyeberangan Gilimanuk telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis

Provinsi Bali, juga dikembangkan RTR-nya yang selanjutnya ditetapkan

dalam Peraturan Daerah.

h. Terkait dengan hal tersebut, maka Pemerintah Provinsi Bali pada tahun

2012 melalui SKPD Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali akan

melakukan kegiatan Penyusunan Materi Teknis RTR Kawasan

Pelabuhan Gilimanuk, dengan kedalaman Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL) Kawasan.

i. Penyusunan Raperda RTRW Kabupaten Jembrana dan penyusunan

RDTR Kawasan Strategis Kabupaten yang berkaitan di Kabupaten

Jembrana yang sedang berjalan diharapkan dapat saling menunjang dan

saling melengkapi dengan penyusunan RTR Kawasan Pelabuhan

Penyeberangan Gilimanuk.

j. Pelaksanaan pekerjaan Penyusunan RTR Kawasan Pelabuhan

Gilimanuk tersebut akan ditugaskan kepada Badan Usaha Penyedia Jasa

Konsultansi yang bergerak dalam bidang Tata Lingkungan Sub Bidang

Jasa Perencanaan Urban yang dipilih melalui seleksi berdasarkan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini. Melalui KAK ini, konsultan yang

ditunjuk diharapkan dapat melakukan pekerjaan perencanan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku, dan bertanggung jawab atas semua

kegiatan yang dikerjakannya.

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 14

2. Maksud dan Tujuan

Maksud kegiatan adalah untuk menyusun dokumen Rencana Rinci Tata

Ruang (RTR) Kawasan Pelabuhan Gilimanuk sebagai penjabaran dari

RTRWP Provinsi Bali dan RTRWK Jembrana yang selanjutnya menjadi

rujukan dalam pengembangan Rancangan Peraturan Daerah tentang RTR

Kawasan Pelabuhan Gilimanuk.

Tujuan penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang (RTR) Kawasan Pelabuhan

Gilimanuk adalah :

a. Mendayagunakan dan menjabarkan RTRWP Bali dan RTRWK

Jembrana di Kawasan Pelabuhan Gilimanuk.

b. Sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi

operasional penataan ruang di Kawasan Pelabuhan Gilimanuk.

c. Sebagai arah perwujudan struktur ruang dan pola ruang Kawasan

Pelabuhan Gilimanuk sebagai kawasan strategis pelabuhan.

d. Menegaskan blok-blok zonasi peruntukan ruang dari berbagai fungsi

kegiatan bagi perwujudan kawasan pelabuhan penyeberangan.

e. Memberikan arah lokasi investasi yang tegas kepada pemerintah,

masyarakat dan dunia usaha.

f. Memberikan arahan bagi penyusunan program-program pembangunan

fisik di Kawasan Pelabuhan Gilimanuk.

g. Memberikan arah pengendalian pemanfaatan ruang yang lebih tegas dan

operasional.

3. Sasaran

Sasaran penyusunan RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk adalah :

a. Umum

Teroperasionalkannya RTRWP Bali dan RTRWK Jembrana.

Terciptanya harmonisasi wujud ruang antara kepentingan

pelestarian lingkungan, kegiatan pelabuhan, kegiatan sosial

ekonomi dan kegiatan sosial budaya.

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 14

Tersedianya pedoman pengembangan program pembangunan

kawasan.

Tersedianya pedoman pengendalian pemanfaatan ruang kawasan.

Terakomodasinya berbagai kepentingan stakeholder secara

harmonis.

b. Khusus

Terwujudnya RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk dalam bentuk Materi

Teknis, Album Peta Rencana Tata Ruang, Indikasi Program

Pembangunan serta naskah Rancangan Peraturan Daerah tentang RTR

Kawasan Pelabuhan Gilimanuk.

4. Lokasi Kegiatan

Lokasi kegiatan adalah di Kelurahan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana.

5. Data Dasar

a. Data-data kebijakan dan peraturan seperti : Perda No. 16/2009 tentang

RTRWP Bali, Raperda RTRWK Jembrana, kebijakan dan peraturan lain

terkait.

b. Data-data kondisi fisik sosial budaya dan ekonomi kawasan terkait.

c. Konsultan wajib menyediakan peta dasar kawasan berbasis Citra Satelit

dan penggunaan lahan terkini.

d. Selain data di atas, konsultan wajib mencari data yang diperlukan

dengan usahanya sendiri. Konsultan juga wajib menguji kebenaran data

yang diperoleh, kesalahan perencanaan kabiat kesalahan data menjadi

tanggungjawab konsultan.

E.2. APRESIASI DAN INOVASI

1. Apresiasi

a. Referensi Hukum dan Standar Teknis

Semua produk pengaturan Tata Ruang harus bersifat hirarkis dan

komplementer sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 14

Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Sesuai dengan

konstelasi peraturan perundang-undangan penataan ruang,

Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Gilimanuk

sebagai salah satu Kawasan Strategis Provinsi merupakan

penjabaran sampai tingkat ketentuan operasional dari Peraturan

Daerah Provinsi Nomor 16 Tahun 2009 tentang RTRWP Bali serta

tetap mengacu pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang dan semua turunannya.

Ketentuan peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan

dalam penyusunan rencana tata ruang kawasan ini antara lain

adalah :

(1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang;

(2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;

(3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

(4) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

(5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010

tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang;

(6) Peraturan Pemerintah Nomor 15/2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang;

(7) Peraturan Pemerintah Nomor 68/2010 tentang Bentuk dan

Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang;

(8) Peraturan Menteri PU Nomor 06/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 14

(9) Peraturan Menteri PU Nomor 20/PRT/M/2011 tentang

Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi

Kabupaten/Kota;

(10) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali.

b. Pengertian dan Definisi

Beberapa pengertian dasar perencanaan dalam pekerjaan Penyusunan

RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk seperti yang tercantum dalam UU

RI Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, UU RI Nomor 17

Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Mentri PU No. 20 Tahun

2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan

Peraturan Zonasi Kabupaten Kota, adalah sebagai berikut :

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan

ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan

wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan

kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan

struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan

penetapan rencana tata ruang.

Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan

sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai

pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara

hierarkis memiliki hubungan fungsional.

Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu

wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan

peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 14

Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur

ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui

penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam

kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk

mewujudkan tertib tata ruang.

Peraturan Zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang

persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya

dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan

zonanya dalam rencana rinci tata ruang.

Penggunaan Lahan adalah fungsi dominan dengan ketentuan

khusus yang ditetapkan pada suatu kawasan, blok peruntukan,

dan/atau persil.

Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten/kota adalah

rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah

kabupaten/kota, yang merupakan penjabaran dari RTRW provinsi,

dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah

kabupaten/kota, rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota,

rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota, penetapan kawasan

strategis kabupaten/kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah

kabupaten/kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang

wilayah kabupaten/kota.

Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR

adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah

kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi

kabupaten/kota.

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya

disingkat RTBL adalah panduan rancang bangun suatu

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 14

lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan

pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta

memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan

lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana

investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman

pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta

segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan

berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disingkat BWP

adalah bagian dari kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis

kabupaten/kota yang akan atau perlu

Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan

di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta

perlindungan lingkungan maritim.

Kepelabuhan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran,

keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang

dan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat

perpindahan intra-dan/atau antarmoda serta mendorong

perekonomian nasional dan daerah dengan tetap memperhatikan

tata ruang wilayah.

Tatanan Kepelabuhanan Nasional adalah suatu sistem

kepelabuhanan yang memuat peran, fungsi, jenis, hierarki

pelabuhan, Rencana Induk Pelabuhan Nasional, dan lokasi

pelabuhan serta keterpaduan intra-dan antarmoda serta

keterpaduan dengan sektor lainnya.

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau

perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 14

sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau

bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal

yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan

pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat

perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya

melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dan internasional,

alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam

jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau

barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan

pelayanan antar provinsi.

Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya

melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan

laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat

asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan

penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi.

Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya

melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan

laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan

bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai

tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan

penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi.

Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam

sandar dan tempat kapal bersandar atau tambat, tempat

penumpukan, tempat menunggu dan naik turun penumpang,

dan/atau tempat bongkar muat barang.

Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah

Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan

pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk

melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 14

Terminal untuk Kepentingan Sendiri adalah terminal yang

terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah

Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari

pelabuhan untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan

usaha pokoknya.

Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah perairan dan

daratan pada pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan

secara langsung untuk kegiatan pelabuhan.

Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan di

sekeliling daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan yang

dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran.

2. Inovasi

a. Umum

Perencanaan merupakan bagian awal dari proses keseluruhan

pembangunan. Pelaksanaan pembangunan tanpa sebuah rencana tidak

akan mencapai tujuan dan sasaran, oleh karena itu keberadaan sebuah

rencana sangat mutlak diperlukan, mulai dari Rencana Makro seperti

rencana pembangunan kota dan wilayah, hingga Rencana Mikro seperti

struktur dan infrastruktur yang merupakan sarana dan prasarana

pengembangan kota dan wilayah itu sendiri. Maka dari itu sangatlah

bijak apabila semua kawasan yang ada di wilayah Bali mempunyai

rencana pengembangan kawasan terutama kawasan khusus

(konservasi, cepat tumbuh) dan kawasan strategis. Rencana Tata Ruang

(RTR) merupakan bagian dari rencana tata ruang (spatial planning)

untuk pedoman mengarahkan pembangunan kawasan menuju tujuan

dan sasaran yang ditetapkan, dalam RTR Kawasan, Rencana

Penggunaan Lahan, Rencana Peruntukan Pemanfaatan/Fungsi Ruang

dan Rencana Struktur Ruang serta Pedoman/Persyaratan Teknis yang

diijinkan dalam pembangunan sarana dan prasarana kawasan.

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 14

b. Pemahaman tentang Pelabuhan

Menurut R. Bintarto, pelabuhan mempunyai empat arti, meliputi :

(1) Arti ekonomis karena pelabuhan mempunyai fungsi sebagai

tempat ekspor impor dan kegiatan ekonomi lainnya yang saling

berhubungan sebab akibat.

(2) Arti budaya karena pelabuhan menjadi tempat pertemuan

berbagai bangsa, sehingga kontak-kontak sosial budaya dapat

terjadi dan berpengaruh terhadap masyarakat setempat.

(3) Arti politis karena pelabuhan mempunyai nilai ekonomis dan

merupakan urat nadi negara, maka harus dipertahankan.

(4) Arti geografis karena keterkaitannya dengan lokasi dan syarat-

syarat dapat berlangsungnya suatu pelabuhan.

c. Arahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun

2008 tentang RTRWN

Dalam Pasal 24 ayat (1) RTRWN disebutkan bahwa jaringan

transportasi penyeberangan terdiri atas pelabuhan penyeberangan dan

lintas penyeberangan.

Selanjutnya disebutkan jaringan transportasi penyeberangan terdiri atas

pelabuhan penyeberangan dan lintas penyeberangan.

Pelabuhan penyeberangan terdiri atas :

Pelabuhan penyeberangan lintas antar provinsi dan antar negara;

Pelabuhan penyeberangan lintas antar kabupaten/kota; dan

Pelabuhan penyeberangan lintas dalam kabupaten.

Lintas penyeberangan terdiri atas :

lintas penyeberangan antarprovinsi yang menghubungkan antar

jaringan jalan nasional dan antarjaringan jalur kereta api antar

provinsi;

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 14

lintas penyeberangan antar negara yang menghubungkan antar

jaringan jalan pada kawasan perbatasan;

lintas penyeberangan lintas kabupaten/kota yang menghubungkan

antarjaringan jalan provinsi dan jaringan jalur kereta api dalam

provinsi; dan

lintas pelabuhan penyeberangan dalam kabupaten/kota yang

menghubungkan antarjaringan jalan kabupaten/kota dan jaringan

jalur kereta api dalam kabupaten/kota.

Pelabuhan Gilimanuk merupakan pelabuhan penyeberangan dengan

lintas penyeberangan antarprovinsi yang menghubungkan antar

jaringan jalan nasional dan antarjaringan jalur kereta api antar provinsi.

d. Arahan Perda No. 16 Tahun 2009 tentang RTRWP Bali

Pengembangan sistem jaringan transportasi darat di Provinsi Bali

diarahkan pada pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan jalan,

pelabuhan penyeberangan, peningkatan kuantitas dan kualitas

pelayanan angkutan umum, manajemen dan rekayasa lalu lintas serta

pengembangan sistem jaringan transportasi darat lainnya.

Pelabuhan Gilimanuk yang merupakan salah satu Kawasan Strategis

Provinsi Bali berdasarkan kepentingan pertumbuhan ekonomi adalah

salah satu pelabuhan penyeberangan di Provinsi Bali yang berfungsi

untuk pelayanan penyeberangan antar provinsi. Lintas penyeberangan

Pelabuhan Gilimanuk adalah lintas penyeberangan antar provinsi pada

perairan Selat Bali antara Pelabuhan Ketapang (Provinsi Jawa Timur)

dengan Pelabuhan Gilimanuk.

Arahan peraturan zonasi kawasan di sekitar penyeberangan, mencakup:

pemanfaatan ruang untuk kebutuhan operasional dan

pengembangan kawasan pelabuhan;

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 14

pembatasan pemanfaatan ruang di dalam Daerah Lingkungan

Kerja Pelabuhan dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan

harus mendapatkan izin sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku; dan

pemanfaatan ruang pada kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di

sekitar badan air di sepanjang lintas penyeberangan dilakukan

dengan tidak mengganggu aktivitas penyeberangan.

e. Arahan RTRWK Jembrana

Berdasarkan RTRWK Jembrana, pelabuhan penyeberangan di

Kabupaten Jembrana terdapat di Gilimanuk, Kecamatan Melaya.

Pelabuhan penyeberangan ini merupakan pelabuhan penyeberangan

satu-satunya yang menghubungkan pulau Bali dengan pulau-pulau

lainnya terutama Jawa. Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan

Gilimanuk ke depan diarahkan untuk optimalisasi dalam melayani jam-

jam puncak, mengantisipasi kebutuhan di masa yang akan datang serta

mengembangkan rute-rute penyeberangan baru.

E - 15

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

f. Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

Batas Administrasi

Kabupaten Jembrana merupakan pintu masuk Pulau Bali, dimana

melalui Pelabuhan Gilimanuk yang terletak di ujung barat wilayah

Kabupaten Jembrana, manusia, barang dan jasa akan masuk

menuju ke Kabupaten Buleleng, di sebelah utara dan Kabupaten

Tabanan, Badung, Kota Denpasar di bagian timur dan selanjutnya

kabupaten lainnya di bagian timur Pulau Bali.

Pelabuhan Gilimanuk yang berfungsi untuk pelayanan kapal

penyeberangan antar provinsi dan wilayah sekitarnya terletak di

Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya. Kelurahan Gilimanuk

memiliki luas wilayah sebesar 5.601 Ha, dengan batas-batas

administrasi sebagai berikut :

Utara : Teluk Gilimanuk

Selatan : Desa Sumberklampok, Kab. Buleleng

Barat : Selat Bali

Selatan : Desa Melaya

Untuk lebih jelasnya mengenai orientasi Kawasan Pelabuhan

Gilimanuk, dapat dilihat pada Gambar E.1.

Kondisi Fisik Dasar

(1) Topografi

E - 15

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Keadaan topografi di Kelurahan Gilimanuk bervariasi dengan

bentuk permukaan wilayah datar, landai, berbukit dan curam.

E - 16

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Gambar E.1. Orientasi Wilayah Studi

Kabupaten Jembrana

Kecamatan Melaya

Kelurahan Gilimanuk Provinsi Bali

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 25

Gambar E.2. Pelabuhan Gilimanuk

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 25

Titik tertinggi di Kelurahan Gilimanuk adalah 616 m

sedangkan titik terendah adalah 3 m dengan jarak antara titik

tertinggi dan terendah adalah 7 m sedangkan rata-rata

kemiringan tanah adalah 8,76 m.

(2) Fisiografi dan Morfologi

Kondisi fisografi dan morfologi di Kelurahan Gilimanuk

digambarkan melalui kondisi fisiografi dan morfologi

Kabupaten Jembrana secara umum. Pada bagian utara wilayah

Kabupaten Jembrana mempunyai fisiografi dan morfologi

pegunungan yang dibentuk oleh deretan Gunung Pengineman,

Gunung Klatakan, Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut,

Gunung Sanggang dan Gunung Batas. Wilayah bagian utara

ini memiliki kemiringan lereng yang bervariasi dengan

vegetasi utama adalah hutan lindung. Di bagian selatan

wilayah Kabupaten Jembrana mengalir beberapa sungai antara

lain Sungai Klatakan, Belatung, Sangiang Gede, Nyangkrut

dan Tukad Daya. Keberadaan sungai tersebut sekaligus

membagi wilayah Kabupaten Jembrana bagian Selatan

menjadi dua kelompok morfologi yaitu wilayah datar sampai

bergelombang dan wilayah berbukit bukit.

(3) Geologi

Kondisi geologi digambarkan melalui kondisi geologi

Kabupaten Jembrana secara umum. Berdasarkan data peta

geologi Kabupaten Jembrana (Purbo Hadiwidjojo) dapat

diketahui bahwa wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari

beberapa jenis batuan, yaitu :

Formasi Gamping Agung

Batuan Gunung Api Jembrana

Formasi Palasari Formasi

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 25

Alluvium Formasi Sorga

Berdasarkan peta jenis tanah Provinsi Bali wilayah Kabupaten

Jembrana terdiri dari beberapa jenis tanah yaitu :

Tanah Latosol Coklat dan Litosol (Inceptisol)

Jenis tanah ini tersebar di empat wilayah Kabupaten

Jembrana, yang paling luas terdapat di Kecamatan

Mendoyo (25.985 Ha), di Kecamatan Melaya (16.319 Ha),

Kecamatan Negara (14.130 Ha) dan Kecamatan Pekutatan

(12.169 Ha). Jenis tanah ini dibentuk oleh bahan induk

abu vulkanik intermediet dengan kandungan bahan

organik yang rendah sampai sedang dan pH berkisar

antara 4,5 – 5,5.

Tanah Alluvial Coklat Kelabu

Tanah ini merupakan tanah endapan sungai dengan luas

kurang lebih 10.750 Ha sebagian besar terdapat di

Kecamatan Negara (5.725 Ha).

Tanah Mediteran Coklat

Jenis tanah ini dibentuk oleh bahan induk batuan gamping

dengan bentuk morfologi bergelombang sampai berbukit

bukit. Jenis tanah ini mendominasi wilayah Kecamatan

Melaya (1.878 Ha).

Tanah Regosol Coklat Kelabu

Jenis tanah ini sebagian besar terdapat di Kecamatan

Negara seluas 772 Ha dan di wilayah Kecamatan

Mendoyo seluas 648 ha. Tanah ini terbentuk oleh induk

vulkanik intermedier dengan bentuk wilayah landai

sampai berombak.

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 25

Tanah Alluvial Hidromorf

Jenis tanah ini terdapat di wilayah Kecamatan Nagara

khususnya di sepanjang wilayah pantai selatan. Luas jenis

tanah ini kurang lebih 1.420 Ha. Tanah ini merupakan

sedimen darat dan laut yang dibentuk oleh lempeng pasir

dan pecahan karang.

Masing-masing jenis tanah tersebut di atas mempunyai tekstur

yang berbeda beda umumnya tekstur wilayah di Kabupaten

Jembrana tergolong tekstur halus (kandungan liat sangat

tinggi). Sedangkan tekstur kasar (pasir dan lempung berpasir)

merupakan tekstur tanah yang terdapat di sepanjang pantai

dari wilayah Kabupaten Jembrana.

(4) Hidrogeologi

Kondisi hidrogeologi digambarkan melalui kondisi

hidrogeologi Kabupaten Jembrana secara umum. Kabupaten

Jembrana mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam

sehingga secara relatif memiliki sumber daya air yang kaya

dibandingkan wilayah lainnya di Bali. Karakteristik hidrologi

tersebut meliputi sungai, mata air, sumur galian dan

bendungan.

Sungai

Di wilayah Kabupaten Jembrana terdapat beberapa sungai

yang mengalir dan bermuara di Kecamatan Negara,

Melaya, Mendoyo dan Pekutatan. Sungai terpanjang

adalah Tukad Biluk Poh yaitu sepanjang 28.000 km yang

terletak di Kecamatan Mendoyo. Hanya terdapat 3 (tiga)

sungai yang telah dimanfaatkan sebagai sumber air untuk

pemenuhan kebutuhan air, yaitu Pangkung Gayung, Yeh

Embang dan Pangkung Apit.

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 25

Mata Air dan Sumur Galian

Berdasarkan data dari laporan PDAM Kabupaten

Jembrana (2011), sumber mata air yang telah

dimanfaatkan airnya oleh masyarakat berjumlah 3 titik

mata air, dengan debit 47 l/detik. Sedangkan jumlah

sumur gali yang telah dimanfaatkan sebanyak 332 l/dt.

Bendungan

Untuk mengatasi kekurangan pasokan kebutuhan air maka

dilakukan pembuatan bendungan dengan tujuan agar debit

sungai bisa lebih stabil sehingga ketersediaan air baku

bagi PDAM lebih terjaga. Terdapat 17 bendungan di

Kabupaten Jembrana dengan kapasitas bendungan berkisar

antara 0,173 m3/detik – 1,920 m3/detik.

Potensi Air Tanah

Potensi air tanah sangat tergantung dari formasi bantuan

dan struktur geologi yang ada di bawah permukaan tanah.

Formasi batuan dan struktur geologi akan mempengaruhi

aquifer yang ada di bawah permukaan tanah. Sebagian

besar wilayah Kabupaten Jemburana struktur hidrologinya

tergolong memiliki akuifer produktif sehingga

memungkinkan dikembangkan sebagai sumber air bersih.

Daerah yang hidrologinya sebagai akuifer produktif tinggi

dengan debit lebih dari 10 lt/detik, penyebarannya di

Kecamatan Negara, Melaya (Nusasari dan Moding) dan

Pekutatan (Pekutatan Persil).

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 25

(5) Curah Hujan

Curah hujan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, letak

geografis dan perputaran arus udara. Oleh karena itu julah

curah hujan sangat beragam menurut bulan dan letak stasiun

pengamatan. Dari 10 stasiun pencatatan, untuktahun 2009

curah hujan yang terbanyak terjadi di Kabupaten Jembrana

yaitu pada bulan September dengan rata-rata curah hujan

mencapai 228,14 mm dengan rata-rata 10 hari hujan.

Tabel E.1Curah Hujan pada Stasiun Pengamatan

di Kabupaten Jembrana Tahun 2009

No.

BulanNomor dan Tempat Stasiun Pencatat

Melaya Palasari Tetelan Cekik NegaraPoh

SantenTgl

CangkringRambutsiwi Gumbrih

1 Januari - - - - - 299 152 244 -

2 Februari - - - - - 252 161 281 -

3 Maret - 154 - - 101 208 202 156 -

4 April - 78 - - 90 62 56 56 -

5 Mei - - - - 253 - 184 2 -

6 Juni - - - - - 2 15 22 -

7 Juli - - - - - 113 89 113 -

8 Agustus - - - - 6 3 3 - -

9 September - - - - 415 399 206 255 -

10 Oktober - - - - 239 294 243 520 -

11 Nopember - - - - 10 18 25 46 -

12 Desember - - - - 240 275 211 408 -

Jumlah 0 232 0 0 1354 1925 1547 2103 0

Sumber : Kabupaten Jembrana Dalam Angka, 2010

Pemanfaatan Ruang

(1) Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kelurahan Gilimanuk terdiri dari jenis

penggunaan untuk hutan, pekarangan dan penggunaan

lainnya. Kelurahan Gilimanuk dengan luas lahan sebesar

5.601 Ha didominasi oleh penggunaan lahan untuk hutan

seluas 5.200 Ha (92,84%).

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 25

Tabel berikut merupakan rincian penggunaan lahan di

Kelurahan Gilimanuk.

Tabel E.2Penggunaan Lahan di Kelurahan Gilimanuk

Tahun 2010

No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha)

1. Sawah -

2. Tegal/Huma -

3. Perkebunan -

4. Hutan 5.200

5. Pekarangan 325

6. Tambak -

7. Lainnya 71,10

Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011

(2) Fasilitas Lingkungan

Pada umumnya bangunan di Kelurahan Gilimanuk memiliki

fungsi sebagai bangunan tempat tinggal, penggunaan lainnya

adalah untuk toko/perdagangan dan industri kerajinan. Untuk

lebih jelasnya mengenai jumlah bangunan menurut

penggunaannya di Kelurahan Gilimanuk dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel E.3Jumlah Bangunan menurut Penggunaannya

di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 25

No. Jenis Penggunaan Jumlah (Unit)

1. Tempat Tinggal 1.645

2. Bukan Tempat Tinggal 79

3. Toko/Perdagangan 126

4. Industri Kerajinan 44

Jumlah 1.894

Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011

Fasilitas Sosial dan Umum

Fasilitas Pendidikan

Secara umum fasilitas pendidikan di Kelurahan Gilimanuk

cukup lengkap mulai dari jenjang pendidikan TK sampai

dengan SMA. Fasilitas pendidikan tingkat SD merupakan

jenis fasilitas pendidikan yang paling banyak terdapat di

Kelurahan Gilimanuk.

Tabel E.4Jumlah Fasilitas Pendidikandi Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010

No.Jenis Fasilitas

PendidikanJumlah (Unit)

1. TK 3

2. SD 5

3. SLTP 2

4. SMA 1

5. Akademi/Universitas -

Jumlah 11

Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011

Fasilitas Kesehatan

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

E - 25

Guna memberikan pelayanan kesehatan kepada

penduduknya, maka di Kelurahan Gilimanuk tersedia

berbagai jenis fasilitas kesehatan. Jumlah dan persebaran

fasilitas kesehatan di Kelurahan Gilimanuk dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel E.5Jumlah Fasilitas Kesehatan

di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010

No. Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah (Unit)

1. Poliklinik/Polindes -

2.Puskesmas dan Puskesmas Pembantu

1

3. RS Bersalin/BKIA -

4. Posyandu 8

Jumlah 9

Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011

Fasilitas Peribadatan

Fasilitas peribadatan di Kelurahan Gilimanuk cukup

lengkap tersedia untuk semua pemeluk agama, yaitu

masjid, gereja, pura dan klenteng/vihara.

Untuk Pura, terdapat tiga jenis Pura yaitu Pura Dang

Kahyangan, Kahyangan Tiga, dan Pura lainnya. Untuk

lebih jelasnya mengenai jumlah dan persebaran fasilitas

peribadatan serta tingkatan Pura di Kelurahan Gilimanuk

dapat dilihat pada tabel berikut.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Tabel E.6Jumlah Tempat Peribadatan menurut Agama

di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010

No. Jenis Sarana Jumlah (Unit)

1. Masjid/Langgar/Mushola 14

2. Gereja 2

3. Pura 7

4. Klenteng/Vihara 1

Jumlah 24

Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011

Tabel E.7Jumlah Pura menurut Tingkatannyadi Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010

No. Tingkatan Pura Jumlah (Unit)

1. Sad Kahyangan -

2. Dang Kahyangan 1

3. Kahyangan Tiga 2

4. Pura Subak -

5. Pura lainnya 3

Jumlah 6

Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011

Fasilitas Olahraga

Fasilitas olahraga yang terdapat di Kelurahan Gilimanuk

meliputi lapangan olahraga berupa lapangan sepakbola,

bola voli, tenis meja, dan bulu tangkis. Untuk lebih

jelasnya mengenai fasilitas olahraga di Kelurahan

Gilimanuk dapat dilihat pada tabel berikut.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Tabel E.8Jumlah Fasilitas Olahraga

di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010

No. Jenis Fasilitas Olahraga Jumlah (Unit)

1. Sepakbola 1

2. Volley Ball 3

3. Tenis Meja 3

4. Bulutangkis 1

5. Lainnya -

Jumlah 8

Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011

Fasilitas Ekonomi

Fasilitas ekonomi yang terdapat di Kelurahan Gilimanuk

meliputi pusat-pusat niaga seperti pasar, kelompok pertokoan,

rumah makan, warung, art shop serta perkantoran seperti

sarana bank dan lembaga keuangan lainnya.

Tabel-tabel di bawah ini menyajikan data-data pusat-pusat

niaga dan perkantoran di Kelurahan Gilimanuk.Provinsi Bali

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Tabel E.9Jumlah Pusat Perniagaan

di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010

No. Jenis Sarana Jumlah (Unit)

1. Pasar Umum 1

2. Pasar Hewan -

3. TPI -

4. Kelompok Toko 1

5. Rumah Makan/Restoran 16

6. Warung 225

7. Art Shop 13

Jumlah 256

Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011

Tabel E.10Jumlah Sarana Bank dan Lembaga Keuangan

di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010

No. Jenis Sarana Jumlah (Unit)

1. Bank 3

2. LPD 1

3. BUUD/KUD -

4. Lainnya 2

Jumlah 6

Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011

Kependudukan

(1) Jumlah, Sebaran dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk di Kelurahan Gilimanuk berdasarkan data

BPS Tahun 2010 berjumlah total 8.352 jiwa dengan tingkat

kepadatan penduduk adalah sebesar 149 jiwa/km2.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

(2) Struktur Penduduk

Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin

Dari data struktur penduduk di kawasan perencanaan

berdasarkan kelompok umur, diketahui bahwa kelompok

umur 30 – 34 tahun yang tergolong dalam usia produktif

menunjukkan angka yang paling tinggi yaitu sebesar 833 jiwa

atau 9,8%. Sedangkan penduduk pada kelompok umur 65 – 69

tahun yang tergolong dalam usia tidak produktif menunjukkan

angka yang paling rendah yaitu sebesar 165 jiwa atau 1,9%.

Sedangkan berdasarkan data penduduk menurut jenis kelamin

Tahun 2010 di Kelurahan Gilimanuk yang dikeluarkan oleh

BPS, jumlah penduduk laki-laki hampir sebanding jumlahnya

dengan penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki

sebesar 4.155 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 4.197

jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 98,99%.

Untuk lebih jelasnya mengenai struktur penduduk di

Kelurahan Gilimanuk berdasarkan kelompok umur dapat

dilihat pada tabel dan gambar berikut.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Tabel E.11Struktur Penduduk menurut Kelompok Umur

di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010

No. Kelompok UmurJumlah Penduduk (jiwa)

L P1. 0 – 4 371 3922. 5 – 9 409 3913. 10 – 14 419 3404. 15 – 19 388 3155. 20 – 24 402 3146. 25 – 29 351 3657. 30 – 34 381 4528. 35 – 39 290 3269. 40 – 44 261 31610. 45 – 49 310 35711. 50 – 54 303 20312. 55 – 59 149 10713. 60 – 64 109 12814. 65 – 69 89 7615. >70 101 103

Total 4.333 4.185Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011

Gambar E.3Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010

PerempuanPerempuan Laki-lakiLaki-laki

Kelompok Umur (Tahun)

(Jiwa)

(Jiwa)

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Struktur Penduduk Menurut Agama

Penduduk di Kelurahan Gilimanuk cenderung heterogen

dalam memeluk agama, mengingat di kawasan ini banyak

terdapat penduduk pendatang. Penduduk di Kelurahan

Gilimanuk pada umumnya memeluk agama Islam dan Kristen

Protestan.

Untuk lebih jelasnya mengenai struktur penduduk di

Kelurahan Gilimanuk berdasarkan agama dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel E.12Jumlah Penduduk menurut Agama

di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010

No. Jenis AgamaJumlah (Jiwa)

Laki-laki Perempuan

1. Islam 1.982 2.0272. Kristen Protestan 2.262 1.9173. Katolik 2 34. Hindu 52 615. Buddha 20 26

Jumlah 4.318 4.034 Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011

Prasarana dan Utilitas Umum

(1) Jaringan Transportasi

A. Jaringan Jalan dan Terminal

Tabel berikut menyajikan panjang jalan menurut jenisnya

di Kelurahan Gilimanuk.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Tabel E.13Panjang Jalan menurut Jenisnya

dan Jumlah Jembatandi Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010

No. Jenis Jalan Panjang (Km)

1. Aspal 21,75

2. Diperkeras 9,00

3. Tanah 28,00

4. Jembatan 2,00

Jumlah 60,75

Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011

Tabel E.14Panjang Jalan Aspal menurut Jenisnya

di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010

No. Jenis Jalan Panjang (Km)

1. Negara 3,37

2. Provinsi 1,91

3. Kabupaten 16,47

Jumlah 21,75

Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011

Terdapat satu buah terminal penumpang di Kelurahan

Gilimanuk yaitu Terminal Gilimanuk yang terletak dekat

pelabuhan Gilimanuk.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

B. Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk

Sarana Angkutan

penyebrangan di

Pelabuhan Gilimanuk

yaitu :

Dermaga Movable : 2

Buah

Dermaga Ponton : 1 Buah

Dermaga LCM : 2 Buah

Kapal : 22 Buah

Jembatan Timbang : 1 Buah

Kapasitas muat kapal penyeberangan sebanyak 31.272

orang dan 3.382 kendaraan dengan 8 trip per hari, fasilitas

penyeberangan juga dilengkapi sarana parkir seluas 900

m2 termasuk bangunan penunjang.

Sarana administrasi dan pengamanan Pelabuhan

Penyeberangan Gilimanuk, meliputi :

Syahbandar

KP3 Polsek

Angkatan Laut

Satuan Polisi Air

PT. ASDP

PJR (Polisi Jalan Raya)

PM (Polisi Militer)

Karantina Hewan

Karantina Tumbuhan

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

(2) Utilitas Umum

A. Listrik

Sumberdaya energi adalah sebagian dari sumberdaya alam

yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dan atau

energi baik secara langsung maupun dengan proses

konservasi atau transportasi. Pengembangan sumberdaya

energi dimaksudkan untuk menunjang penyediaan

jaringan listrik dan pemenuhan energi.

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan dalam

menunjang kesejahteraan hidup masyarakat. Pemakaian

energi listrik akan semakin terasa pentingnya dari waktu

ke waktu, seiring dengan perkembangan teknologi yang

umumnya menggunakan energi listrik sebagai sumber

tenaga. Oleh karena itu, pemakaian energi listrik di

Kabupaten Jembrana termasuk juga di Kelurahan

Gilimanuk tidak semata-mata sebagai sumber penerangan

di malam hari, tetapi juga menunjang kegiatan sehari-hari

pada berbagai aspek kehidupan.

Tabel E.15Jumlah Rumah Tangga menurut Jenis Penerangan

di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010

No. Sumber Penerangan Jumlah RT

1. Listrik 2.401

2. Minyak Tanah 4

3. Lainnya -

Jumlah 2.801

Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

B. Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Jembrana

1. Umum

Daerah pelayanan pada sistem penyediaan air minum

Kabupaten Jembrana meliputi : Kecamatan Melaya,

Kecamatan Negara, Kecamatan Mendoyo, dan

Kecamatan Pekutatan. Sumber air baku penyediaan air

baku PDAM unit Melaya dan Pekutatan berasal dari

sumber air tanah melalui sumur bor. Sedangkan

penyediaan air baku PDAM unit Negara dan Mendoyo

sebagian dari sumur bor dan beberapa memanfaatkan

sumber mata air dan air permukaan.

2. Pemenuhan Penyediaan Air Minum

Pemenuhan air baku untuk penyediaan air minum

PDAM Jembrana kapasitas sumber air 126,00 lt/dt

untuk unit Negara, kapasitas sumber air 50,00 lt/dt unit

Mendoyo, 18.00 lt/dt unit Pekutatan, dan 42.00 lt/dt

untuk unit Melaya. Total kapasitas sumber air baku

PDAM Badung saat ini sebesar 236 lt/dt. Berdasarkan

laporan (PDAM, 2010) bahwa kapasitas sumber yang

didistribusikan pada Bulan April 2010 ke pelanggan

sebesar 389,250.00 m3.

3. Cakupan Pelayanan

Tingkat pelayanan air minum PDAM Jembrana rata-

rata sebesar 44.50%. Sedangkan tingkat pelayanan di

bawah 55% terdapat di unit pelayanan Pekutatan dan

pelayanan dibawah 45% terdapat di unit pelayanan

Negara, Melaya dan Mendoyo.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Pelayanan dan konsumsi air pada masing-masing unit

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel E.15Pelayanan dan Konsumsi Air di Kabupaten Jembrana

No. UraianDaerah Pelayanan PDAM Jembrana

Unit Melaya

Unit Negara

Unit Mendoyo

Unit Pekutatan

1.

2.

3.

4.

5.

Jumlah Penduduk (jiwa)

Penduduk Terlayani (jiwa)

Domestik/SR (unit)

KU (unit)

Kapasitas Produksi (Lt/dt)

44.705

25.226

4.120

5

42

121.627

54.582

8.797

18

126

49.532

27.672

3.612

60

50

21.761

7.798

1.233

4

18

Sumber : PDAM, Tahun 2010

E.3. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI PEKERJAAN

Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan harapan dan untuk

kelancaran serta terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan, maka kegiatan yang

paling pokok adalah penyusunan uraian teknis pelaksanaan pekerjaan. Uraian

teknis pelaksanaan pekerjaan ini menyangkut urutan dan jenis kegiatan yang

akan dilaksanakan.

Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini pada nantinya akan

memperhatikan lingkup pekerjaan yang telah tertuang dalam Kerangka Acuan

Kerja yang telah ada.

Metode pelaksanaan diuraikan sebagai dasar dan tata cara pelaksanaan

pekerjaan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan dan seluruh

kegiatan dapat dikoordinir dan dipantau dengan mudah.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Pendekatan Studi

Dalam Penyusunan RTR

Kawasan Pelabuhan

Gilimanuk akan digunakan

beberapa metode

pendekatan. Perlunya

keterpaduan dalam

Penyusunan RTR Kawasan

Pelabuhan Gilimanuk

merupakan hal yang

krusial, sebab potensi dan

permasalahan di kawasan

ini pun bersifat kompleks.

Dalam Penyusunan RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk ini titik tumpunya

adalah pada pendekatan kesejahteraan yang manusiawi dan berkeadilan

sosial serta berwawasan lingkungan. Penekanannya pada human oriented

dimana manusia yang kehidupan dan penghidupannya berhubungan dengan

lahan dan perekonomian dimana mereka tinggal, serta pengaruh dan

akibatnya dengan daerah sekitarnya.

Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, dikaji 3 model yaitu :

a. Pemenuhan kebutuhan dasar.

b. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.

c. Konservasi lingkungan.

Pendekatan dasar pemanfaatan ruang dalam mencapai kesejahteraan

tersebut kemudian diterjemahkan kedalam 4 (empat) buah azas perencanaan

yaitu azas demokratisasi ruang, azas kesesuaian pemanfaatan ruang, azas

kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta azas sinergi

wilayah.

PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTANPendekatan Pada “Human Oriented”

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Pembangunan berkelanjutan adalah suatu strategi pemanfaatan ekosistem

alamiah sedemikian rupa sehingga kapasitas fungsionalnya dapat

memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia. Secara garis besar

konsep pembangunan berkelanjutan memiliki empat dimensi yaitu : (1).

Ekologis, (2). Sosial Ekonomi Budaya, (3). Sosial Politik, dan (4). Hukum.

a. Dimensi Ekologis

Persyaratan pembangunan berdasarkan dimensi ekologis adalah

keharmonisan sosial, kapasitas asimilasi dan pemanfaatan

berkelanjutan.

Keharmonisan sosial, bahwa dalam suatu wilayah pembangunan

hendaknya tidak seluruhnya diperuntukan bagi zona pemanfaatan

tetapi harus pula dialokasikan untuk zona preservasi dan

konservasi.

Kapasitas asimilasi dimana setiap limbah yang masuk dalam

wilayah ini harus sesuai dengan daya asimilasinya yaitu

kemampuan kawasan untuk menerima suatu jumlah limbah

tertentu sebelum ada indikasi terjadinya kerusakan lingkungan dan

atau kesehatan yang tidak dapat ditoleransi.

Pemanfaatan berkelanjutan dengan kriteria pemanfaatan yang

disesuaikan dengan jenis sumberdaya. Untuk sumberdaya yang

dapat pulih (renewable resources) adalah bahwa laju

pemanfaatannya (ekstraksi) tidak boleh melebihi kemampuannya

untuk memulihkan pada suatu periode tertentu. Sedangkan untuk

sumberdaya tidak dapat pulih (non renewable resources) harus

dilakukan dengan cermat, sehingga efeknya tidak merusak

lingkungan sekitarnya.

b. Dimensi Sosial Ekonomi Budaya

Persyaratan secara sosial ekonomi adalah bahwa manfaat/keuntungan

yang diperoleh dari penggunaan ruang suatu kawasan serta sumberdaya

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

alamnya harus diprioritaskan untuk meningkatkan kesejahteraan

penduduk sekitar kegiatan (proyek) tersebut, terutama mereka yang

termasuk ekonomi lemah, guna menjamin kelangsungan pertumbuhan

ekonomi kawasan itu sendiri.

Dimensi Sosial Politik

Pembangunan berkelanjutan hanya dapat dilaksanakan dalam

sistem dan suasana politik yang demokratis dan transparan.

Dimensi Hukum

Peryaratan yang diajukan secara hukum lebih bersifat personal

yaitu mensyaratkan pengendalian diri dari setiap masyarakat untuk

tidak merusak lingkungan.

Selain itu Pendekatan Inovatif : Peran-Serta Masyarakat Dalam Penataan

Ruang dinilai sangat penting, karena hasil-hasil Penataan Ruang pada

akhirnya ditujukan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat, serta

demi tercapainya tujuan-tujuan Penataan Ruang seperti diatur dalam UU

No. 26 Tahun 2007, yaitu :

a. Terselenggaranya Penataan Ruang yang berwawasan lingkungan;

b. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan

kawasan budidaya;

c. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan melibatkan masyarakat secara

aktif dan menyeluruh dalam Penataan Ruang adalah :

a. Adanya perbaikan mutu hasil-hasil perencanaan (Aspek Perencanaan).

b. Mempermudah terwujudnya pemanfaatan ruang yang sesuai dengan

Rencana yang telah ditetapkan (Aspek Pemanfataan).

c. Ditaatinya keputusan-keputusan dalam rangka menertibkan

pemanfaatan ruang (Aspek Pengendalian).

Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan perencanaan

Penyusunan RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk adalah : pendekatan

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

politis, pendekatan strategis, pendekatan teknis serta pendekatan

pengelolaan yang menyangkut aspek administrasi, keuangan, hukum, dan

perundang-undangan secara koordinatif agar rencana tata ruang yang

disusun dapat dimanfaatkan secara konsisten, serta mempunyai kekuatan

hukum.

a. Pendekatan Politis yang menyangkut berbagai aspek ideologi, politik,

ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.

b. Pendekatan Strategis yang menyangkut penentuan fungsi kawasan,

pengembangan kegiatan kawasan dan pengembangan tata ruang

kawasan yang merupakan penjabaran dan pengisian rencana jangka

menengah dan rencana jangka panjang daerah.

c. Pendekatan Teknis menyangkut upaya optimasi pemanfatan ruang

kawasan diantaranya meliputi penataan lingkungan kawasan,

manajemen pertanahan, pengadaan fasilitas dan utilitas secara tepat.

Mengefisiensikan pola angkutan, menjaga kelestarian dan

meningkatkan kualitas lingkungan sesuai dengan kaedah teknis

perencanaan baik ditinjau dari kriteria lokasi maupun standar teknik

kawasan.

d. Pendekatan Pengelolaan yang menyangkut aspek administrasi,

keuangan, hukum dan perundang-undangan agar rencana tata ruang

kawasan yang disusun dapat dimanfaatkan dan dikendalikan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Secara keseluruhan Penyusunan RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk

dilakukan berdasarkan kerangka pendekatan yang merupakan tahapan

pekerjaan yang terdiri dari :

a. Identifikasi kondisi aktual, potensi dan keterbatasan sumber daya alam

dan buatan serta kebijaksanaan daerah yang berlaku. Tahap ini

termasuk dalam tahap pengumpulan data.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

b. Menganalisis potensi dan perkembangan kawasan serta menganalisis

pola dan struktur tata ruang yang ada dalam hubungannya dengan

kebijakan-kebijakan daerah yang terkait. Tahap ini merupakan tahap

analisis.

c. Mengidentifikasi pokok permasalahan dan daya dukung ruang yang ada

sebagai dasar penyusunan konsepsi rencana.

d. Merumuskan rencana detail tata ruang berdasarkan konsepsi rencana

dan strategi pengembangannya. Tahap c dan d merupakan tahap

penyusunan rencana.

Metodologi

Metodologi dapat dipandang sebagai bagian dari logika yang mengkaji

kaidah penalaran yang tepat. Jika kita membicarakan metodologi maka hal

yang tak kalah pentingnya adalah asumsi-asumsi yang melatar belakangi

berbagai metode yang dipergunakan dalam aktivitas ilmiah. Dalam

pekerjaan Penyusunan RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, perlu disusun

langkah-langkah yang tersistematis agar mendapatkan hasil sesuai dengan

sasaran yang telah ditetapkan.

Metodologi yang digunakan dalam proses pekerjaan Penyusunan RTR

Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, tentunya disesuaikan dengan ruang lingkup

dan output yang telah ditetapkan di dalam Kerangka Acuan Kerja.

Metodologi studi yang akan dilakukan dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian,

yaitu meliputi :

Metodologi Pelaksanaan

Metodologi pelaksanaan yang diajukan oleh Konsultan adalah

berdasarkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, sebagaimana yang

tercantum dalam KAK dengan beberapa modifikasi guna pencapaian

tujuan dan sasaran kegiatan yang diharapkan.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

a) Metode Pengumpulan Data (Survey)

Metode pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara yaitu melaui

survey primer dan survey sekunder.

Survey Primer

Survey ini dilakukan untuk memperoleh data primer dan

gambaran umum visual dan langsung mengenal kondisi

lingkungan secara fisik, penggunaan lahan, tata air, pola

pertanian dan sosial ekonomi wilayah studi. Selain itu tahapan

ini dimaksudkan untuk melakukan ground check hasil dari

interpretasi citra sehingga diperoleh informasi peta yang

sebenarnya sesuai kondisi lapangan.

Teknik yang dilakukan pada tahapan ini, diantaranya adalah :

(1) observasi : teknik ini digunakan untuk

mengumpulkan data primer dan melengkapi teknik

telaah dokumen, terutama untuk mendapatkan gambaran

yang utuh tentang daerah penelitian secara langsung di

lapangan.

(2) wawancara terstruktur dan dengan informan kunci :

teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer

secara langsung yang berguna untuk mempertajam

analisis.

Dari data primer ini kita dapat mengidentifikasi kondisi

faktual lapangan yang menyangkut bangunan dan

lingkungannya dengan pendokumentasian berupa foto-foto.

Selain itu dari data primer dapat menghasilkan issue-issue

baru yang tengah berkembang dan berpengaruh signifikan

terhadap kawasan perencanaan maupun kebijaksanaan tata

ruang yang telah ada.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Survey Sekunder (Instansional)

Survey ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dan

informasi yang telah terdokumentasikan dalam buku, laporan

dan statistik yang umumnya terdapat di instansi terkait. Di

samping pengumpulan data, pada kegiatan ini dilakukan pula

wawancara atau diskusi dengan pihak instansi mengenai

permasalahan-permasalahan di tiap bidang/aspek yang

menjadi kewenangannya serta menyerap informasi mengenai

kebijakan-kebijakan dan program yang sedang dan akan

dilakukan. Beberapa bentuk data-data yang diperlukan dalam

tahap ini, diantaranya adalah :

(1) Data-data statistik kabupaten/kota dan telaah dokumen

perencanaan lainnya pada wilayah yang termasuk dalam

kawasan perencanaan.

(2) Data biofisik adalah lebih bersifat pada keadaan

sumberdaya alamnya yang antara lain :

Topografi dan kemiringan lereng;

Geologi, tanah dan geomorfologi;

Data iklim, yang meliputi data curah hujan,

kelembaban, temperatur udara dan jumlah bulan

basah/kering (time series : minimal 10 tahun

terakhir);

Data hidrologi;

Keadaan penutupan lahan (hutan, perkebunan,

belukar, alang-alang dan lain-lain);

Keadaan lahan kritis dan penyebarannya;

Penggunaan dan kondisi liputan lahan;

Identifikasi daerah rawan bencana, meliputi : lokasi,

sumber bencana, besaran dampak, kondisi lingkungan

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

fisik, kegiatan bangunan yang ada, fasilitas dan jalur

kendali yang telah ada;

Data lainnya yang diperlukan (banjir, kekeringan,

intensifikasi pertanian, perkebunan, industri dan

sebagainya).

Teknik Pengumpulan Data Bi o - Fisik

Pengumpulan data bio-fisik dilaksanakan dengan

mewawancarai/mencatat informasi yang tersedia pada

instansi/dinas yang berkompeten atau langsung di

stasiun-stasiun yang bersangkutan atau dengan

menganalisa/interpretasi peta atau citra/foto udara

yang tersedia.

Data iklim dapat diperoleh dari instansi/stasiun iklim

yang ada di stasiun terdekat.

Data iklim yang dikumpulkan sedapat mungkin

selama jangka waktu sekurang-kurangnya 10 tahun

terakhir.

Data hidrologi dan prasarana pengairan diperoleh dari

Instansi/Dinas PU setempat atau instansi lain.

Data keadaan penggunaan lahan, khususnya

tentang hutan negara diperoleh dari instansi/Dinas

Kehutanan setempat (Kantor KPH/BLP).

(3) Data sosial ekonomi yang diperlukan antara lain :

Data sosial budaya, meliputi : jumlah dan kepadatan

penduduk, struktur penduduk (menurut usia dan jenis

kelamin, tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan

agama), karakteristik budaya yang membahas falsafah

budaya setempat, arah orientasi ruang, sistem

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

kemasyarakatan, sistem pemerintahan, sistem

kelembagaan, dan benda-benda peninggalan sejarah;

Data perekonomian yang meliputi : sektor pertanian,

perkebunan, peternakan, industri, dan sektor lainnya;

Data sarana dan prasarana meliputi : fasilitas umum

(fasilitas pendidikan, perdagangan dan jasa,

peribadatan, dan kesehatan), data sistem jaringan

prasarana yang terdiri atas sistem transportasi,

jaringan air bersih, listrik, telekomunikasi, sanitasi,

dan jaringan irigasi.

Teknik Pengumpulan Data Sosial Ekonomi

Data dan informasi keadaan sosial-ekonomi

penduduk dapat berupa data primer maupun data

sekunder (statistik).

Data sosial ekonomi diperoleh dari instansi/dinas

yang terkait sampai pada tingkat kabupaten/kota.

Data ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

sosial ekonomi penduduk di dalam Kawasan

Pelabuhan Gilimanuk.

Data tersebut meliputi : jumlah penduduk menurut

kelas umur, jenis kelamin, mata pencaharian, tingkat

pendidikan, perekonomian, sarana/prasarana

perhubungan dan penyuluhan pertanian.

Data tata bangunan dan lingkungan yang diperlukan

antara lain : intensitas bangunan (KDB, KLB, KDH),

bentuk bangunan, arsitektur bangunan, pemanfaatan

bangunan, bangunan khusus, wajah lingkungan, daya

tarik lingkungan (node, landmark, dan lain-lain),

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

garis sempadan (bangunan, sungai, danau, pantai,

SUTT).

Teknik Pengumpulan Data Tata Bangunan dan

Lingkungan

Data dan informasi tata bangunan dan lingkungan di

kawasan perencanaan dapat berupa data primer

maupun data sekunder (statistik dan hasil studi

sebelumnya yang terkait).

Data primer diperoleh dengan cara pengamatan

langsung di kawasan perencanaan.

Data sekunder bisa diperoleh dari hasil studi yang

telah ada sebelumnya maupun dari arahan RTRWP

dan RTRWK. Data ini dimaksudkan untuk

mengetahui kondisi tata bangunan dan lingkungan di

Kawasan Pelabuhan Gilimanuk.

b) Metode Analisa

Analisis dilakukan terhadap informasi yang diperoleh baik data

primer (hasil survei lapangan) maupun data sekunder yang

diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan pekerjaan seperti

yang tercantum dalam KAK.

Berdasarkan data (sekunder dan primer) yang akan diinventarisir

pada tahap survei, maka beberapa analisis yang dapat dilakukan

diantaranya :

1. Analisis Struktur Kawasan Perencanaan

Pada dasarnya analisis ini dilakukan dengan prinsip-prinsip

sebagai berikut :

Ketentuan analisis struktur kawasan perencanaan

mengikuti kebijakan yang telah digariskan oleh RTRW.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Kedudukan dan skala dari sistem pergerakan, pemusatan

kegiatan, dan peruntukan lahan;

Arah perkembangan pembangunan kawasan;

Memperhatikan karakteristik dan daya-dukung fisik

lingkungan serta dikaitkan dengan tingkat kerawanan

terhadap bencana.

Komponen analisis struktur kawasan perencanaan meliputi :

Analisis Kependudukan

Komponen analisis kependudukan antara lain mencakup :

i. Analisis pertumbuhan dan perkembangan

perkembangan;

Laju Pertambahan dan Proyeksi Penduduk

Analisis ini untuk mengidentifikasi kecenderungan

pertumbuhan penduduk yang berada di wilayah

Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, dan kaitannya dengan

kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan di

kawasan tersebut. Laju pertambahan penduduk dan

proyeksi penduduk dihitung menggunakan metoda

geometrik. Adapun perumusan modelnya sebagai

berikut :

Pt = P0 (1+r)t

dimana :

Pt = jumlah penduduk tahun ke t

P0 = jumlah penduduk pada tahun awal perhitungan

r = laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu

(0-t)

Penyebaran Penduduk

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Analisis ini digunakan untuk melihat tingkat

kepadatan penduduk di wilayah Kawasan Pelabuhan

Gilimanuk, kaitannya dengan pemanfaatan lahan.

Penyebaran penduduk dihitung untuk keadaan

sekarang (eksisting), dan kecenderungan

penyebarannya secara spatial, serta arahan jumlah

penduduk yang dapat ditampung di wilayah yang

berada di Kawasan Pelabuhan Gilimanuk. Analisis

dilakukan berdasarkan tingkat kepadatannya, dengan

rumus :

Kepadatan penduduk (jiwa/km2) =

Kecenderungan Pertumbuhan Pusat-Pusat

Permukiman

Analisis ini untuk mengidentifikasi pertumbuhan pusat

permukiman yang cepat perkembangannya, dan

kaitannya dengan pemanfaatan lahan. Untuk itu akan

dilakukan analisis terhadap hirarki pusat-pusat

permukiman. Ada 3 (tiga) parameter yang digunakan

yaitu faktor lokasi, rangking pusat permukiman dan

kelengkapan sarana dan prasarana.

Faktor lokasi dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Ranking pusat permukiman akan dianalisis dengan

menggunakan perumusan Rank Size.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Po = Pusat permukiman dengan jumlah penduduk

tertinggi

Pn = Pusat permukiman dengan jumlah penduduk ke n

n = rank pusat permukiman

Kelengkapan sarana dan prasarana dianalisis dengan

menggunakan model skalogram, dengan cara sebagai

berikut:

Pusat permukiman diurutkan berdasarkan tingkat

kelengkapannya, makin banyak jenis sarana dan

prasarana yang dimiliki, pusat permukiman akan

ditempatkan pada posisi teratas (baris teratas), dan

sebaliknya.

Jenis sarana dan prasarana pusat permukiman

diurutkan dalam bentuk kolom dari kiri ke kanan,

kolom paling kiri ditempati jenis sarana dan

prasarana yang dipunyai oleh semua pusat

permukiman yang telah diurutkan, sedangkan kolom

terkanan ditempati jenis sarana dan prasarana yang

jarang dipunyai oleh pusat permukiman.

Selain melihat hirarki eksistingnya, kecenderungan

perkembangan pusat-pusat permukiman diperkirakan

berdasarkan peranannya dalam wilayah yang lebih

luas (propinsi, nasional, internasional), serta fungsi

yang telah ditetapkan dalam RTRWN/RTRW

Provinsi/RTRW kabupaten/kota.

ii. Analisis sosial budaya, meliputi :

Struktur penduduk menurut agama;

Struktur penduduk menurut pendidikan;

Struktur penduduk menurut mata pencaharian;

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Adat istiadat.

Analisis Fungsi Ruang

Komponen analisis fungsi ruang antara lain mencakup :

i. Perkembangan pembangunan, merupakan kebijakan

rencana pembangunan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah maupun swasta;

ii. Pusat-pusat kegiatan, dengan melakukan kajian

terhadap pemusatan kegiatan yang ada atau

direncanakan oleh rencana diatasnya.

iii. Analisis Kebijakan Tata Ruang bertujuan untuk

mengidentifikasi keterkaitan berbagai produk tata

ruang yang berkaitan dengan Kawasan Pelabuhan

Gilimanuk, secara lintas wilayah dan lintas sektoral,

agar tercapai keterpaduan dalam rencana pemanfaatan

ruang. Analisis deskriptif kualitatif akan dilakukan

berdasarkan hirarki dari produk tata ruang mengacu

pada UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

WIL

AY

AH

PE

RK

OT

AA

N

RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG

RTR KWS METROPOLITAN

RTRW NASIONAL

RTRW PROVINSI

RTRW KABUPATEN

RTR PULAU / KEPULAUAN

RTR KWS STRA. NASIONAL

RTR KWS STRA KABUPATEN

RTR KWS PERKOTAAN DLM WIL KABUPATEN

RTRW KOTARTR BAGIAN WIL KOTA

RTR KWS STRA KOTA

RDTR WIL KABUPATEN

RTR KWS STRA. PROVINSI

RDTR WIL KOTA

WIL

AY

AH

PE

RK

OT

AA

N

RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG

RTR KWS METROPOLITAN

RTRW NASIONAL

RTRW PROVINSI

RTRW KABUPATEN

RTR PULAU / KEPULAUAN

RTR KWS STRA. NASIONAL

RTR KWS STRA KABUPATEN

RTR KWS PERKOTAAN DLM WIL KABUPATEN

RTRW KOTARTR BAGIAN WIL KOTA

RTR KWS STRA KOTA

RDTR WIL KABUPATEN

RTR KWS STRA. PROVINSI

RDTR WIL KOTA

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Gambar E.4. Klasifikasi Produk Rencana

iv. Kesesuaian dan daya dukung lahan, sebagai daya

tampung dan daya hambat ruang kawasan dalam

berkembang.

Salah satu analisis yang digunakan untuk mengetahui

kesesuaian dan daya dukung lahan adalah Analisis Fisik

Lingkungan, yang semuanya akan dikompilasi untuk

menghasilkan analisis daya dukung lingkungan

terhadap keberadaan dan perkembangan dari Kawasan

Pelabuhan Gilimanuk meliputi :

Analisis Peta Topografi, yang dilakukan untuk

mendapatkan gambaran terhadap ketinggian dan

kelerengan di Kawasan Pelabuhan Gilimanuk

terkait dengan pengembangan dan penataan

kawasan tersebut.

Analisis Geologi, yang dilakukan untuk

mendapatkan gambaran kondisi batuan yang ada

sehingga dapat diketahui potensi adanya patahan-

patahan (sesar), kemungkinan potensi adanya air

tanah, serta arahan mitigasi bencana;

Peta Guna Lahan (Interpretasi Citra Satelit),

yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran

kondisi guna lahan eksisting sebagai sumber

informasi.

Pembagian fungsi ruang pengembangan,

merupakan struktur kawasan yang dibagi dalam

fungsi dan peran bagian-bagian kawasan.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

v. Analisis Sistem Jaringan Pergerakan

Analisis pelayanan jaringan jalan (sarana dan

prasarana pendukung jaringan jalan)

Analisis kebutuhan interkoneksi dan intrakoneksi

jaringan, berdasarkan sistem pembentukan struktur

ruang.

2. Analisis Peruntukan Blok

Pada prinsipnya analisis peruntukan blok kawasan merupakan

kajian terhadap peruntukan dan pola ruang yang ada, dan

pergeseran serta permintaan dikemudian waktu, berdasarkan

pertimbangan distribusi penduduk, tenaga kerja, aksesibilitas,

nilai dan harga lahan, daya dukung lahan, daya dukung

lingkungan, daya dukung prasarana, dan nilai properti lainnya.

Komponen analisis meliputi :

(1) Pembagian Blok

Pada prinsipnya analisis ini bertujuan membagi kawasan

dalam bentuk atau ukuran, fungsi serta karakter kegiatan

manusia dan atau kegiatan alam, yang dituangkan dalam

blok-blok peruntukan lahan, sehingga mudah dalam alokasi

investasi, pengendalian, dan pengawasan.

Komponen analisis meliputi :

Deliniasi blok;

Alokasi lahan;

Rencana sistem prasarana kawasan;

Perangkat kelembagaan;

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Kawasan-kawasan yang memiliki kerentanan terhadap

bencana alam, perlindungan setempat dan kawasan

tertentu/khusus.

(2) Peruntukan Lahan

Pada prinsipnya analisis ini bertujuan untuk mengatur

distribusi dan ukuran kegiatan manusia dan atau kegiatan

alam, yang dituangkan dalam blok dan sub blok peruntukan

lahan sehingga tercipta ruang yang produktif dan

berkelanjutan.

(3) Fasilitas Lingkungan

Pada prinsipnya analisis ini bertujuan untuk mengatur

kebutuhan distribusi, luas lahan dan ukuran fasilitas sosial

ekonomi, yang diatur dalam struktur zona dan blok dan sub

blok peruntukan sehingga tercipta ruang yang aman,

nyaman, mudah, produktif dan berkelanjutan.

(4) Kawasan Mitigasi Bencana

Pada prinsipnya analisis ini bertujuan untuk meneliti dan

mengkaji sumber bencana, agar tercipta lingkungan

permukiman yang aman, nyaman dan produktif.

Komponen analisis meliputi :

Sumber dan macam bencana;

Frekuensi bencana;

Fasilitas dan jaringan penanggulangan bencana;

Cakupan wilayah terkena dampak;

Daya dukung dan daya hambat alam.

3. Analisis Utilitas Umum

Analisis pengembangan jaringan utilitas sesuai dengan

kebutuhan yang telah ditetapkan, termasuk sistem makronya.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Meneliti kemungkinan dimensi, lokasi, pemanfaatan ruang

jalan sebagai jalur distribusi, dengan mempertimbangkan

topografi, lokasi/lingkungan perencanaan, tingkat pelayanan,

dan sebagainya.

4. Analisis Amplop Ruang

Analisis ini bertujuan untuk menciptakan ruang yang

akomodatif terhadap berbagai jenis kegiatan yang

direncanakan, dalam mewujudkan keserasian dan keasrian

lingkungan, dengan menetapkan intensitas pemanfaatan lahan

di dalam kawasan (image arsitektur, selubung bangunan, KDB,

KLB, KDH, KDNH).

Komponen analisis meliputi :

(1) Intensitas Pemanfaatan Ruang

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besaran

pembangunan yang diperbolehkan berdasarkan batasan

KDB, KLB, KDH atau kepadatan penduduk.

Komponen analisis meliputi :

Koefisien Dasar Bangunan/KDB adalah prosentase

berdasarkan perbandingan antara seluruh luas lantai

dasar bangunan gedung luas lahan /tanah

perpetakan/daerah perencanaan.

Koefisien Lantai Bangunan/KLB adalah angka

perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai seluruh

bangunan gedung terhadap luas tanah

perpetakan/daerah perencanaan, dengan indikator

analisis : harga lahan, ketersediaan dan tingkat

pelayanan prasarana (jalan), dampak atau kebutuhan

terhadap prasarana tambahan serta ekonomi dan

pembiayaan.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Koefisien Dasar Hijau/KDH adalah angka prosentase

perbandingan antara luas ruang terbuka di luar

bangunan yang diperuntukkan bagi

pertamanan/penghijauan dengan luas tanah daerah

perencanaan, dengan indikator analisis : tingkat

pengisian/peresapan air (water recharge), besar

pengaliran air (kapasitas drainase), dan rencana tata

ruang (RTH, tipe zonasi, dan lain-lain).

Koefisien Tapak Bangunan/KTB adalah penetapan

besar KTB maksimum didasarkan pada batas KDH

minimum yang ditetapkan.

Koefisien Wilayah Terbangun/KWT

Prinsip penetapan KWT sama dengan penetapan KTB,

tetapi dalam unit blok peruntukan atau tapak (bukan

dalam unit persil).

Kepadatan Bangunan dan Penduduk adalah angka

prosentase perbandingan antara jumlah bangunan

dengan luas tanah perpetakan/kawasan perencanaan.

Catatan :

Kepadatan penduduk = kepadatan bangunan/ha x

besar keluarga rata-rata

Standar atau interval KDB dan KLB dapat merujuk

pada aturan yang berlaku dan dapat disesuaikan

dengan kondisi di daerah.

(2) Tata Massa Bangunan

Tata masa bangunan adalah bentuk, besaran, peletakan,

dan tampilan bangunan pada suatu persil/tapak yang

dikuasai. Pertimbangan Garis Sempadan Bangunan (GSB)

dan Jarak Bebas Bangunan

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

GSB minimum ditetapkan dengan mempertimbangkan

keselamatan, risiko kebakaran, kesehatan, kenyamanan

dan estetika.

Faktor yang dianalisis adalah :

Garis sempadan bangunan;

Garis sempadan pagar.

Garis sempadan samping bangunan

Rumus dasar :

Untuk ruang milik jalan (rumija) < 8m, GSB minimum

= V2 rumija;

Untuk ruang milik jalan >= 8m, GSB minimum = Y2

rumija + 1 m;

Jarak antara bangunan gedung minimal setengah tinggi

bangunan gedung.

Pertimbangan Garis Sempadan Sungai (GSS) dan

Jarak Bebas Bangunan

GSS minimum ditetapkan dengan mempertimbangkan

keselamatan, kenyamanan dan estetika, serta

kesehatan. Dengan mempertimbangkan :

Kedalaman sungai;

Lokasi di/luar kawasan perkotaan;

Daerah cakupan aliran sungai;

Ketersediaan fasilitas pengaman sungai (tanggul);

Fasilitas jalan yang ada di sungai/pemanfaatan

lahan.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Pertimbangan Garis Sempadan Bangunan/GSB dan

Jarak Bebas Bangunan

Untuk danau dan waduk, garis sempadan

ditetapkan sekurang-kurangnya 50 (lima puluh)

meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat;

Untuk mata air, garis sempadan ditetapkan

sekurang-kurangnya 200 (dua ratus) meter di

sekitar mata air;

Untuk sungai yang terpengaruh pasang surut air

laut, garis sempadan ditetapkan sekurang-

kurangnya 100 (seratus) meter dari tepi sungai, dan

berfungsi sebagai jalur hijau;

Pemanfaatan lahan sempadan Danau dan Waduk.

Pertimbangan Tinggi Bangunan

Tinggi bangunan ditetapkan dengan

mempertimbangkan keselamatan, risiko kebakaran,

teknologi, estetika, dan prasarana.

Pertimbangan Selubung Bangunan

Selubung bangunan ditetapkan dengan

mempertimbangkan GSB, tinggi bangunan

maksimum, dan bukaan langit.

Pertimbangan Tampilan bangunan

Tampilan bangunan ditetapkan dengan melihat

karakter budaya setempat dan perkembangan sosial

ekonomi masyarakat, seperti penentuan wajah

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

bangunan, gaya bangunan, keindahan, dan keserasian

dengan lingkungan sekitar.

Hasil analisis yang diperoleh haruslah dapat menyimpulkan

pokok persoalan dalam perwujudan ruang kawasan

perencanaan seperti pengendalian kawasan pelestarian,

revitalisasi kawasan, serta pengendalian kawasan rawan

bencana).

5. Analisis Kelembagaan dan Peran Masyarakat

Pada prinsipnya analisis ini mengkaji struktur kelembagaan

yang ada, fungsi dan peran lembaga, meknisme peran

masyarakat, termasuk media serta jaringan untuk keterlibatan

masyarakat dalam proses perencanaan, pemanfaatan, dan

pengendalian serta pengawasan.

Dalam pelaksanaan peran serta masyarakat dapat dilakukan

secara perseorangan atau dalam bentuk kelompok (organisasi

kemasyarakatan/LSM, organisasi keahlian/profesi, dan lain-

lain). Adapun prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan

adalah :

a. Berdasarkan kesepakatan dan hasil kerjasama antar

stakesholder;

Sesuai dengan aspirasi publik;

Kejelasan tanggung jawab :

(1). Adanya sistem monitoring, evaluasi dan

pelaporan yang transparan dan terbuka bagi

publik;

(2). Terbuka kemungkinan untuk mengajukan

keberatan dan gugatan;

(3). Kesempatan yang sama untuk berkontribusi

dalam proses pembangunan.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Komponen analisis meliputi :

Identifikasi aspirasi dan analisis permasalahan;

Analisis perilaku lingkungan : masyarakat perkotaan

dan perdesaan yang memiliki kultur dan tingkat

pendidikan yang berbeda;

Analisis perilaku kelembagaan : perlu dianalisis

substansi tugas dan tanggungjawab;

Analisis metode dan sistem : perlu dianalisis alat dan

perlengkapan, termasuk pendanaan bila diperlukan

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

Hasil dari tahapan analisis ini kemudian dijadikan acuan untuk

mengidentifikasikan potensi yang dapat dikembangkan dan

permaslahaan yang dapat menjadi penghambat perkembangan

Kawasan Pelabuhan Gilimanuk.

c) Perumusan Rencana Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Gilimanuk

Tahap perumusan rencana adalah tahap akhir dari proses perencanaan

penataan Kawasan Pelabuhan Gilimanuk yang merupakan

pengejawantahan dari tujuan pengembangan serta perkiraan kebutuhan

pengembangan. Dengan demikian rencana umum ini akan merupakan

pedoman bagi hasil pencapaian tujuan pengembangan yang telah

berhasil diformulasikan.

Perumusan Rencana Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Gilimanuk ini

diantaranya terdiri dari beberapa substansi penting, yaitu :

i. Perumusan tujuan, kebijakan dan strategi Kawasan Pelabuhan

Gilimanuk

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

ii. Rencana Struktur Ruang Kawasan Gilimanuk, yang terdiri dari

struktur ruang buatan yang berupa sistem pusat-pusat beserta

sarana dan prasarananya serta struktur ruang alami

iii. Rencana Blok Peruntukan Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, yang

antara lain meliputi sebaran peruntukan ruang, sebaran

bangunan dan tata lingkungan, radius minimal kesucian dan lain

sebagainya.

iv. Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (Amplop Ruang)

Tata Kualitas Lingkungan

(1) Keseimbangan Kawasan Perencanaan dengan Wilayah

Sekitar;

(2) Keseimbangan Daya Dukung Lingkungan;

(3) Pelestarian Ekologis Kawasan.

Tata Bangunan

(1) Arahan Bentuk dan Ukuran Kavling;

(2) Arahan Intensitas Bangunan.

Arahan Garis Sempadan

d) Indikasi program utama yang menjadi acuan pembangunan selama

20 tahun ke depan.

e) Penyusunan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan

Pelabuhan Gilimanuk

Pada tahapan ini akan disusun arahan pengendalian ruang Kawasan

Pelabuhan Gilimanuk yang berisi arahan peraturan zonasi, arahan

perijinan, arahan insentif dan disinsentif serta arahan sanksi.

E.4. PROGRAM KERJA

Program/rencana kerja dibuat berdasarkan ketentuan teknik operasional yang

telah diuraikan oleh CV. TRI MATRA DISAIN di dalam “Pendekatan dan

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Metodologi” pada sub bab sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan tahap

penyusunan laporan, keluaran dan kegiatan pembahasan.

Tahap Penyusunan Laporan

1. Tahap Persiapan

Pokok pekerjaan yang dilakukan adalah :

a. Persiapan dasar, berupa : pemahaman terhadap KAK, penyusunan

metode pelaksanaan kegiatan, pembentukan tim pelaksana, pembuatan

surat tugas, studi literatur, peta dasar dan persiapan bahan-bahan

lainnya;

b. Persiapan teknis berupa penyiapan daftar pertanyaan (kuisioner, blanko)

peta wilayah kota dan kawasan, peralatan survey lainnya yang akan

digunakan untuk pekerjaan di lapangan;

c. Inventarisasi data/informasi yang telah dimiliki.

2. Tahap Pengumpulan Data

a. Survey primer berupa kegiatan observasi lapangan, wawancara dan

penyebaran kuisioner untuk memperoleh dan menguji data termasuk

pelibatan masyarakat agar diperoleh informasi yang senyatanya

(primer).

Kegiatan pemetaan lapangan dilakukan untuk pendetailan dan

mempertegas kondisi fisik dan aktivitas agar lebih terukur secara tegas

baik bangun-bangunan, kontur, vegetasi berdasarkan peta dasar yang

telah ada baik melalui foto udara maupun citra satelit arsip yang telah

dimiliki.

b. Survey sekunder berupa kegiatan pengumpulan data/informasi lapangan

secara lengkap melalui survey instansional dengan cara

merekam/mencatat data sekunder yang ada dimasing - masing instansi.

Data-data yang diperlukan, berupa :

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Peta

(1) Peta-peta kondisi fisik (geologi, jenis tanah, hidrologi, dll)

(2) Peta RBI

(3) Peta citra satelit

(4) Peta potensi sumber daya air

(5) Peta potensi kebencanaan

Data dan informasi

(1) Kebijakan penataan ruang terkait

(2) Data dan informasi daerah (fisik, kependudukan, sosial budaya,

ekonomi, prasarana wilayah, kondisi lingkungan)

(3) Kelembagaan

(4) Peraturan perundang-undangan terkait

3. Tahap Pengolahan Data dan Analisis

a. Melakukan kompilasi data (tabulasi dan sistematisasi data);

b. Melakukan prosesing data (deskripsi, proyeksi, koreksi, asumsi dan

sebagainya dengan menggunakan model anaslisis dan refrensi yang

sesuai) meliputi :

Analisis Regional

Analisis BWP pada wilayah yang lebih luas, dilakukan untuk

memahami kedudukan dan keterkaitan BWP dalam sistem regional

yang lebih luas dalam aspek sosial, ekonomi, lingkungan, sumber

daya buatan atau sistem prasarana, budaya, pertahanan, dan

keamanan. Sistem regional tersebut dapat berupa sistem kota,

wilayah lainnya, kabupaten atau kota yang berbatasan, dimana BWP

tersebut dapat berperan dalam perkembangan regional.

Dalam analisis regional ini dilakukan analisis pada aspek berikut :

(1) Analisis kedudukan dan keterkaitan sosial-budaya dan

demografi BWP pada wilayah yang lebih luas.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

(2) Analisis kedudukan dan keterkaitan ekonomi BWP pada

wilayah yang lebih luas.

(3) Analisis kedudukan dan keterkaitan sistem prasarana wilayah

perencanaan dengan sistem prasarana kabupaten/kota dan

wilayah.

(4) Analisis kedudukan dan keterkaitan aspek lingkungan

(pengelolaan fisik dan SDA) BWP pada wilayah yang lebih

luas.

(5) Analisis kedudukan dan keterkaitan aspek pertahanan dan

keamanan BWP.

(6) Analisis kedudukan dan keterkaitan aspek pendanaan BWP.

Keluaran dari analisis regional, meliputi :

(1) Gambaran pola ruang dan sistem jaringan prasarana BWP yang

berhubungan dengan BWP lain dan kota atau wilayah yang

berbatasan;

(2) Gambaran fungsi dan peran BWP pada wilayah yang lebih luas

(BWP sekitarnya atau kabupaten/kota berdekatan secara

sistemik);

(3) Gambaran potensi dan permasalahan pembangunan akan

penataan ruang pada wilayah yang lebih luas terkait dengan

kedudukan dan hubungan BWP dengan wilayah yang lebih

luas; dan

(4) Gambaran peluang dan tantangan pembangunan wilayah

perencanaan dalam wilayah yang lebih luas yang ditunjukkan

oleh sektor unggulan.

Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan BWP

Analisis dilakukan untuk memberikan gambaran kerangka fisik

pengembangan wilayah serta batasan dan potensi alam BWP dengan

mengenali karakteristik sumber daya alam, menelaah kemampuan

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

dan kesesuaian lahan agar pemanfaatan lahan dalam pengembangan

wilayah dapat dilakukan secara optimal dengan tetap memperhatikan

keseimbangan ekosistem dan meminimalkan kerugian akibat

bencana.

Analisis sumber daya alam dan fisik/lingkungan wilayah yang perlu

dilakukan mencakup beberapa analisis berikut :

(1) Analisis sumber daya air

Dilakukan untuk memahami bentuk dan pola kewenangan,

pola pemanfaatan, dan pola kerjasama pemanfaatan sumber

daya air yang ada dan yang sebaiknya dikembangkan di dalam

BWP. Khususnya terhadap sumber air baku serta air

permukaan (sungai dan/atau danau) yang mengalir dalam BWP

yang memiliki potensi untuk mendukung pengembangan

dan/atau memiliki kesesuaian untuk dikembangkan bagi

kegiatan tertentu yang sangat membutuhkan sumber daya air.

Analisis ini menjadi dasar dalam menetapkan kebijakan yang

mengatur sumber-sumber air tersebut.

(2) Analisis sumber daya tanah

Digunakan dalam mengidentifikasi potensi dan permasalahan

pengembangan BWP berdasarkan kesesuaian tanah serta

kawasan rawan bencana. Analisis ini menghasilkan

rekomendasi bagi peruntukan zona budi daya dan zona

lindung.

(3) Analisis topografi dan kelerengan

Analisis topografi dan kelerengan dilakukan untuk potensi dan

permasalahan pengembangan wilayah perencanaan

berdasarkan ketinggian dan kemiringan lahan. Analisis ini

dilakukan untuk mengetahui daya dukung serta kesesuaian

lahan bagi peruntukan kawasan budi daya dan lindung.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

(4) Analisis geologi lingkungan

Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi dan

pengembangan BWP berdasarkan potensi dan kendala dari

aspek geologi lingkungan. Analisis ini menjadi rekomendasi

bagi peruntukan kawasan rawan bencana, kawasan lindung

geologi, dan kawasan pertambangan.

(5) Analisis klimatologi

Digunakan dalam mengidentifikasi potensi dan permasalahan

pengembangan BWP berdasarkan kesesuaian iklim setempat.

Analisis ini menjadi bahan rekomendasi bagi kesesuaian

peruntukan pengembangan kegiatan budi daya.

(6) Analisis sumber daya alam (zona lindung)

Dilakukan untuk mengetahui daya dukung/kemampuan

wilayah perencanaan dalam menunjang fungsi hutan/sumber

daya alam hayati lainnya, baik untuk perlindungan maupun

kegiatan produksi. Selain itu, analisis ini dimaksudkan untuk

menilai kesesuaian lahan bagi penggunaan hutan produksi tetap

dan terbatas, hutan yang dapat dikonversi, hutan lindung, dan

kesesuaian fungsi hutan lainnya.

(7) Analisis sumber daya alam dan fisik wilayah lainnya (zona

budidaya)

(8) Daya dukung lingkungan fisik

(9) Daya tampung maksimum

(10) Kesesuaian lahan

(11) Potensi dan hambatan pembangunan keruangan dari aspek fisik

(12) Alternatif-alternatif upaya mengatasi hambatan

fisik/lingkungan

Secara umum analisis fisik/lingkungan dan SDA ini, memiliki

keluaran sebagai berikut :

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

(1) Gambaran daya dukung lingkungan fisik dalam menampung

kegiatan yang ada maupun yang akan dikembangkan sampai

akhir masa berlakunya RDTR;

(2) Gambaran daya dukung maksimum (daya tampung)

ruang/lingkungan hidup dalam menampung kegiatan sampai

waktu yang melebihi masa berlakunya RDTR;

(3) Gambaran kesesuaian lahan untuk pemanfaatan ruang di masa

datang berdasarkan kondisi fisik/lingkungannya.

Keluaran analisis fisik atau lingkungan BWP ini digunakan sebagai

bahan dalam sintesa analisis holistik dalam melihat potensi, masalah,

peluang penataan ruang BWP dalam penyusunan RDTR dan

peraturan zonasi.

Analisis Sosial Budaya

Analisis dilakukan untuk mengkaji kondisi sosial budaya masyarakat

yang mempengaruhi pengembangan wilayah perencanaan seperti

elemen-elemen kota yang memiliki nilai historis dan budaya yang

tinggi (urban heritage, langgam arsitektur, landmark kota) serta

modal sosial dan budaya yang melekat pada masyarakat (adat

istiadat) yang mungkin menghambat ataupun mendukung

pembangunan, tingkat partisipasi/peran serta masyarakat dalam

pembangunan, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, dan

pergeseran nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat

setempat.

Analisis ini akan digunakan sebagai bahan masukan dalam

penentuan bagian dari wilayah kota yang diprioritaskan

penangannya di dalam penyusunan RDTR.

Analisis Kependudukan

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

(1) Analisis pertumbuhan, komposisi jumlah penduduk dan

proyeksi penduduk

Analisis yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan

mendapatkan proyeksi perubahan demografi seperti

pertumbuhan dan komposisi jumlah penduduk serta kondisi

sosial kependudukan dalam memberikan gambaran struktur dan

karakteristik penduduk. Hal ini berhubungan erat dengan

potensi dan kualitas penduduk, mobilisasi, tingkat pelayanan

dan penyediaan kebutuhan sektoral (sarana, prasarana maupun

utilitas minimum).

(2) Analisis penyebaran penduduk

Analisis terhadap penyebaran dan perpindahan penduduk dari

daerah perdesaan ke daerah perkotaan memberikan gambaran

dan arahan kendala serta potensi sumber daya manusia untuk

keberlanjutan pengembangan, interaksi, dan integrasi dengan

daerah di luar BWP.

Analisis dilakukan dengan mempertimbangkan proyeksi demografi

terhadap batasan daya dukung dan daya tampung BWP dalam jangka

waktu rencana. Analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam

penyusunan RDTR dan peraturan zonasi.

Ekonomi dan Sektor Unggulan

Dalam mewujudkan ekonomi BWP yang berkelanjutan melalui

keterkaitan ekonomi lokal dalam sistem ekonomi kota/kawasan,

regional, nasional, maupun internasional, analisis ekonomi dilakukan

dengan menemukenali struktur ekonomi, pola persebaran

pertumbuhan ekonomi, potensi, peluang dan permasalahan

perekonomian wilayah kota/kawasan untuk mencapai pertumbuhan

ekonomi yang baik, terjadinya investasi dan mobilisasi dana yang

optimal.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Analisis diarahkan untuk menciptakan keterkaitan intra-regional

(antar kawasan/kawasan perkotaan/perdesaan/kabupaten/kota)

maupun inter-regional sehingga teridentifikasi sektor-sektor riil

unggulan, dan solusi-solusi secara ekonomi yang mampu memicu

peningkatan ekonomi wilayah kota/kawasan. Analisis diharapkan

dapat membaca potensi ekonomi lokal terhadap pasar regional,

nasional maupun global.

Dari analisis ini, diharapkan diperoleh karakteristik perekonomian

wilayah perencanaan dan ciri-ciri ekonomi kawasan dengan

mengidentifikasi basis ekonomi, sektor-sektor unggulan, besaran

kesempatan kerja, pertumbuhan dan disparitas pertumbuhan

ekonomi di BWP.

Analisis ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

penyusunan RDTR.

Analisis Sumber Daya Buatan

Analisis sumber daya buatan dilakukan untuk memahami kondisi,

potensi, permasalahan, dan kendala yang dimiliki dalam peningkatan

pelayanan sarana dan prasarana pada BWP. Melalui analisis ini

diharapkan teridentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana yang

diperlukan untuk memaksimalkan fungsi BWP.

Analisis didasarkan pada luas wilayah dan perhitungan penduduk per

unit kegiatan dari sebuah BWP atau perhitungan rasio penduduk

terhadap kapasitas atau skala pelayanan prasarana dan sarana

wilayah perencanaan atau intensitas pemanfaatan ruang terhadap

daya dukung prasarana/utilitas serta analisis daya dukung wilayah.

Dalam analisis sumber daya buatan perlu dianalisis cost benefit ratio

terhadap program pembangunan sarana dan prasarana tersebut.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Analisis sumber daya buatan sangat terkait erat dengan

perkembangan dan pemanfaatan teknologi.

Analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan

RDTR dan peraturan zonasi.

Penataan Kawasan dan Bangunan

Untuk melihat kondisi dan tingkat pelayanan kawasan serta

bangunan untuk menunjang fungsi dan peran kawasan di BWP,

dilakukan analisis terhadap jenis dan kapasitas fungsi/kegiatan

kawasan serta kinerjanya. Demikian pula dengan kualitas bangunan

dari aspek keselamatan.

Dengan informasi tersebut, diharapkan dapat diformulasikan kondisi

kawasan terutama menyangkut pengaturan intensitas pemanfaatan

ruang, tata massa bangunan, tindakan penanganan kawasan

(diremajakan/revitalisasi), dan penanganan bangunan.

Analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan

RDTR dan peraturan zonasi.

Kelembagaan

Analisis kelembagaan dilakukan untuk memahami kapasitas

pemerintah kota/kabupaten dalam menyelenggarakan pembangunan

yang mencakup struktur organisasi dan tata laksana pemerintahan,

sumberdaya manusia, sarana dan prasarana kerja, produk-produk

pengaturan serta organisasi nonpemerintah, perguruan tinggi dan

masyarakat.

Analisis diharapkan menghasilkan beberapa bentuk dan operasional

kelembagaan di BWP sehingga semua pihak yang terlibat dapat

berpartisipasi dalam perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian

pemanfaatan ruang.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

Analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan

RDTR dan peraturan zonasi.

Pembiayaan Pembangunan

Analisis pembiayaan pembangunan dilakukan untuk

mengidentifikasi besar pembelanjaan pembangunan, alokasi dana

terpakai, dan sumber-sumber pembiayaan pembangunan yang terdiri

dari :

(1) pendapatan asli daerah;

(2) pendanaan oleh pemerintah;

(3) pendanaan dari pemerintah provinsi;

(4) investasi swasta dan masyarakat;

(5) bantuan dan pinjaman luar negeri; dan

(6) sumber-sumber pembiayaan lainnya.

Analisis pembiayaan juga menghasilkan perkiraan besaran

kebutuhan pendanaan untuk melaksanakan rencana pembangunan

wilayah kota yang diterjemahkan dalam usulan program utama

jangka menengah dan jangka panjang.

Analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan

RDTR terkait rencana pemanfaatan ruang (program utama).

Pada tahap analisis ini sekurang-kurangnya diperoleh keluaran berupa :

a. Identifikasi karakteristik wilayah perencanaan, potensi dan

permasalahan pengembangan kawasan, peluang dan tantangan

pengembangan serta kecenderungan perkembangan kawasan baik dari

sudut pandang sektor industri maupun perekonomian lokal dan wilayah;

b. Perkiraan kebutuhan pengembangan kawasan, perkiraan kebutuhan

pengembangan prasarana /infrastruktur maupun utilitas;

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

c. Kajian Ringkas Lingkungan Hidup Strategis Kawasan Perencanaan yang

sekurang-kurangnya memuat perkiraan intensitas pemanfaatan ruang

sesuai daya dukung dan daya tamping;

d. Analisis penentuan fungsi bagian-bagian kawasan yang dominan dalam

pemanfaatan ruang;

e. Proses penentuan struktur dan pola ruang yang merupakan usaha

optimal penetapan kerangka pengembangan tata ruang secara

keseluruhan;

f. Proses penentuan zonasi pemanfaatan ruang; dan

g. Alternatif Indikasi Program Jangka Panjang dan Menengah.

4. Tahap Perumusan Rencana

Perumusan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Gilimanuk

secara garis besar meliputi :

a. Perumusan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan wilayah

perencanaan;

b. Rencana Detail Struktur Ruang Kawasan;

c. Rencana Detail Pola Ruang Kawasan;

d. Rencana penetapan pengaturan zonasi pemanfaatan ruang;

e. Rencana pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang;

f. Indikasi Program Jangka Panjang dan Menengah; dan

g. Rumusan Konsep Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Kawasan Pelabuhan Gilimanuk

Tahap Keluaran

Materi Teknis dan raperda RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk yang disajikan

dalam bentuk pelaporan sebagai berikut :

1. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan yang memuat mengenai :

a. Latar belakang kegiatan, tujuan dan sasaran kegiatan, metodologi, dan

jadual pelaksanaan pekerjaan.

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

b. Rencana kerja rinci yang akan menjadi acuan dalam keseluruhan

rangkaian pelaksanaan pekerjaan.

c. Pendekatan dan metodologi yang akan digunakan dalam pelaksanaan

pekerjaan.

d. Hasil review dari dokumen dan kebijakan lainnya yang terkait.

Laporan Pendahuluan ini diserahkan 1 (satu) bulan setelah SPMK

diterbitkan dengan jumlah sebanyak 10 buku dicetak berwarna.

2. Laporan Antara/Laporan Kemajuan

Laporan Kemajuan, yang memuat mengenai :

a. Rumusan kebijakan yang berpengaruh terhadap pengembangan

kawasan;

b. Data dan informasi potensi dan permasalahan pengembangan kawasan;

c. Peluang dan tantangan pengembangan kawasan;

d. Kecenderungan perkembangan kawasan;

e. Perkiraan kebutuhan pengembangan kawasan;

f. Intensitas pemanfaatan ruang sesuai daya dukung dan daya tampung;

g. Perkiraan kebutuhan pengembangan prasarana/infrastruktur maupun

utilitas;

h. Teridentifikasinya indikasi arahan penanganan kawasan dan bangunan;

i. Peta-peta kondisi dan analisis pengembangan kawasan.

Laporan Kemajuan ini diserahkan 3 (tiga) bulan setelah SPMK diterbitkan

dengan jumlah sebanyak 10 buku dicetak berwarna.

3. Draft Laporan Akhir

Laporan Akhir Sementara yang memuat konsep pengembangan kawasan

berupa Materi Rencana Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Gilimanuk,

mencakup :

a. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kawasan;

b. Rencana Detail Struktur Ruang Kawasan;

c. Rencana Detail Pola Ruang Kawasan;

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

d. Rencana Penanganan Kawasan, Bangunan dan Bangun-bangunan;

e. Rencana Pemanfaatan Ruang Kawasan;

f. Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan.

Laporan Akhir Sementara diserahkan paling lambat 4 (empat) bulan setelah

SPMK diterbitkan dengan jumlah sebanyak 10 (sepuluh) buku dicetak

berwarna.

4. Laporan Akhir

Laporan Akhir merupakan Materi Teknis RTR Kawasan Pelabuhan

Gilimanuk yang disusun berdasarkan penyempurnaan atas Ddarf Laporan

Akhir.

Laporan Akhir ini diserahkan pada bulan ke -5 (lima) dengan jumlah

sebanyak 30 (tiga puluh) buku dicetak berwarna.

5. Album Peta

Album Peta berupa dokumen spasial terkait dengan data. Informasi, analisa

dan hasil perencanaan dalam skala 1 : 5.000 dalam ukuran kertas A1

sebanya 5 (lima) album dan dalam ukuran kertas A3 sebanyak 10 (sepuluh)

album dicetak berwarna.

6. Dokumen Rancangan Perda

Back up CD Laporan terdiri atas Laporan dan Peta sebanyak 10 keping.

7. Back Up CD Laporan

Tahap Pembahasan

Pembahasan dilakukan untuk menyamakan persepsi, menggali saran-saran dan

masukan untuk penyempurnaan hasil dari pekerjaan ini. Kegiatan pembahasan

yang dilakukan meliputi :

1. Pembahasan Laporan Pendahuluan sebanyak 1 (satu) kali;

2. Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) sebanyak 1 (satu) kali;

3. Pembahasan Laporan Kemajuan sebanyak 1 (satu) kali;

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

4. Seminar Draft Laporan Akhir sebanyak 1 (satu) kali.

E.5. ORGANISASI DAN PERSONIL

Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan menyediakan dan menugaskan

beberapa Tenaga Ahli sesuai dengan yang dibutuhkan dalam Kerangka Acuan

Kerja (KAK). Tenaga Ahli yang akan ditugaskan tersebut dikoornidir oleh

seorang Team Leader yang memiliki kemampuan dalam koordinasi dan

komunikasi dengan pihak pengguna jasa, instansi teknis terkait dan Tenaga Ahli

lainnya. Adapun Tenaga Ahli yang diusulkan dalam pelaksanaan studi ini telah

memilki kualifikasi pendidikan, pengalaman dibidang penanganan pekerjaan

sejenis. Masing-masing Tenaga Ahli tersebut memilki tugas dan tanggung-jawab

masing-masing sesuai dengan bidang keahliannya.

Kualifikasi dan jumlah Tenaga Ahli yang disediakan oleh penyedia jasa untuk

menangani pekerjaan ini sesuai dengan KAK dengan tugas dan tanggung jawab

sebagai berikut :

No Posisi Kualifikasi Jumlah OBA. Tenaga Ahli

1. Team Leader 1 (satu) orang ahli Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan kota sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun atau S2 Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi dengan pengalaman kerja dibidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

5,00

2. Ahli Prasarana Transportasi

S1 Teknik Sipil dengan pengalaman kerja di bidang prasarana dan infrastruktur kawasan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.

2,40

3. Ahli Perancangan Kawasan/Kota

S1 Urban Design/Arsitektur dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan tata bangunan dan tata lingkungan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun

2,10

4. Ahli Prasarana Lingkungan

S1 Teknik Lingkungan atau Perencanaan Lingkungan dengan pengalaman kerja di

2,40

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

No Posisi Kualifikasi Jumlah OBbidang bidang perencanaan sanitasi lingkungan atau kawasan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.

5. Ahli Ekonomi Pembangunan

S1 Ekonomi atau Ilmu Pariwisata dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan tata ruang wilayah atau kawasan, ekonomi pembangunan dan pariwisata sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.

1,90

6. Ahli Geodesi/SIG

S1 Geodesi/SIG dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan Sistem Informasi Geografis sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.

2,10

B. Tenaga Penunjang1. Asisten Ahli

PlanologiS1 Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan kota sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

4,80

C. Tenaga Pendukung1. Drafter Minimal D3 Grafika atau lebih tinggi

menguasai aplikasi grafis komputer minimal AutoCad dan MapInfo dan Sistem Operasi GIS.

3,10

2. Administrasi Minimal SMK menguasai aplikasi MS Office menguasai tata persuratan dan pembukuan sederhana.

4,80

3. Operator Komputer

Minimal SMK menguasai aplikasi MS Office menguasai tata kearsipan.

4,60

Untuk memperjelas alur koordinasi dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka

dibuat bagan organisasi pelaksana agar pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai

KAK. Disamping itu konsultan juga menyadari adanya mekanisme kontrol

terhadap proses dan hasil dari pekerjaan konsultan.

Bagan ini menggambarkan hubungan koordinasi antara pengguna jasa dan

penyedia jasa serta masing-masing Tim Konsultan. Dalam struktur organisasi

pelaksana pekerjaan yang melibatkan beberapa tenaga profesional, tenaga sub

profesional dan tenaga penunjang dengan tugas dan tanggung jawab masing-

masing sesuai dengan bidang keahliannya. Bagan organisasi untuk pelaksanaan

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas

pekerjaan dimaksudkan untuk membuat jalur koordinasi untuk semua personil

pelaksana.

Untuk mendapatkan hasil yang baik maka diperlukan hubungan timbal balik

antara Team Leader dan Direksi Pekerjaan, dan bila konsultan perlu data-data

dari instansi lain, maka dengan seijin Direksi dan pemberi tugas, akan

menghubungi instansi tersebut.

Adapun Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar E.4Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

TIM TEKNISTEAM LEADER

(Ida Ayu Tantri, ST)

Tenaga Ahli

1. Ahli Prasarana Transportasi

(Ir. I Komang Gede Ardana)

2. Ahli Perancangan Kawasan/Urban Design

(I Nyoman Gede Maha Putra, ST)

3. Ahli Prasarana Lingkungan

(Ir. Nyoman Surayasa, M.Si)

4. Ahli Ekonomi Pembangunan

5. (I Putu Suyasa, SE)

6. Ahli Pemetaan/GIS

CV. TRI MATRA DISAIN SKPD DINAS

PEKERJAAN UMUM PROVINSI BALI

Tenaga Penunjang

1. Asisten Ahli Planologi

(Esty Dwi Prasetyani, ST)

Garis Koordinasi

Garis Instruksi

Tenaga Pendukung

1. Administrasi

2. Operator Komputer

3. Operator CAD/GIS

Keterangan :

E - 77

CV. TRI MATRA DISAIN

Konsultan Perencana Dan Pengawas