Upload
others
View
13
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING
TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
SITI SUNTIANAH
NIM. 23070150034
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING
TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
SITI SUNTIANAH
NIM. 23070150034
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
iv
Muhammad Istiqlal, MPd
Dosen IAIN Salatiga
Hal : Naskah Skripsi
Lamp : 4 eksemplar
Saudara . Siti Suntianah
Kepada
Rektor IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Siti Suntianah
NIM : 23070150034
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi : Tadris Matematika
Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap
Kemampuan Penalaran Matematis Dan Motivasi Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP Negeri 2
Salatiga TahunPelajaran 2018/2019.
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian..
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
v
KEMENTRIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Tlp. (0298) 6031364 Salatiga 50716
Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]
SKRIPSI
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING
TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELAS VIII SMP NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Disusun oleh:
SITI SUNTIANAH
NIM : 23070150034
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Program Studi
Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 14 Agustus 2019 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd.
Sekretaris : M. Istiqlal, M.Pd.
Penguji I : Dr. Eni Titikusumawati, S. Pd., M.Pd
Penguji II : Anggun Zuhaida, M,Pd.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Siti Suntianah
NIM : 23070150034
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi : Tadris Matematika
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk dipublikasikan oleh
perpustakaan IAIN Salatiga.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 30 Juli 2019
Yang menyatakan
Siti Suntianah
NIM. 23070150034
vii
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah
selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu. (Q.S Al
Insyirah : 6-8)
Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah
memudahkannya mendapat jalan ke syurga ( H.R Muslim)
Barang siapa keluar rumah untuk menuntut ilmu maka ia dalam jihad fisabilah
hingga kembali (H.R Bukhari)
Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada
di jalan Allah (H.R Turmudzi)
Jangan sedih bila sekarang masih dipandang sebelah mata, buktikan bahwa anda
layak mendapatkan kedua matanya (Mario Teguh)
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi
ini peneliti persembahkan untuk :
1. Bapak dan ibu saya, Juwedi (alm) dan Basiroh yang selalu
membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi
dalam kehidupanku.
2. Saudara kandungku Muhtar Muzaki, Nur Faizin, Baidhotul Khuzaemah
dan Muhammad Yanis Zahiruddin, atas motivasi yang tak ada hentinya
kepadaku sehingga proses dalam menempuh gelar sarjana ini bisa tercapai.
3. Sahabat dan teman dekatku yang selalu memberikan motivasi kepadaku
dan membantu menyelesaikan skripsi ini.
4. Teman-teman PPL SMP Negeri 2 Salatiga Tahun 2018
5. Teman-teman KKN Desa Limbangan Purworejo Tahun 2019
6. Sahabat organisasi ekstra kampus kota salatiga, terimakasih atas doa dan
motivasinya sehingga penelitian skripsi ini bisa terselesaikan.
7. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2015 khususnya Program Studi
Tadris Matematika.
8. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih
telah membantu dan memotivasi dalam penyusunan skripsi ini.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, peneliti panjatkan kepada Allah
Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada
peneliti sehinggap peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap Kemampuan Penalaran
Matematis dan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Kelas VII
SMP Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019”..
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya
yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-
satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Penelitian skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawi, M.Ag. selaku Rektor IAIN
Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Bapak Winarno, S.Si, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Tadris
Matematika IAIN Salatiga,
x
4. Bapak Saiful Marom, M.Sc. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberi motivasi dan dukungannya.
5. Bapak MuhammadIstiqlal, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah
membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya
untuk peneliti sehingga skripsi ini terselesaikan.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan,
serta karyawan IAIN Salatiga sehingga peneliti dapat menyelesaikan
jenjang pendidikan S1.
7. Kepala SMP Negeri 2 Salatiga beserta guru dan karyawan yang berkenan
memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Salatiga.
Peneliti sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti
harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya,
serta para pembaca pada umumnya.Amin.
Salatiga, 30 Juli 2019
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR ............................................................................. i
LOGO IAIN .......................................................................................................... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iv
HALAMAN PENGESESAHAN KELULUSAN ................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................. vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi
ABSTRAK ............................................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
1. Manfaat Teoritis ................................................................................... 9
2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 10
xii
E. Definisi Operasional.................................................................................. 10
F. Sistematika Penelitian ............................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori .......................................................................................... 13
1. Model Pembelajaran Problem Posing ................................................. 13
2. Kemampuan Penalaran Matematis ...................................................... 18
3. Motivasi Belajar .................................................................................. 23
4. Pembelajaran Matematika ................................................................... 27
B. Kajian Pustaka ........................................................................................... 30
C. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 37
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 37
D. Variabel penelitian .................................................................................... 38
E. Instrumen Penelitian.................................................................................. 39
1. Angket ................................................................................................. 39
2. Tes ....................................................................................................... 40
3. Kisi-Kisi Instrumen ............................................................................. 41
F. Uji Coba Instrumen ................................................................................... 42
1. Uji Validitas ........................................................................................ 42
2. Uji Reliabilitas .................................................................................... 43
G. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 44
1. Tes ...................................................................................................... 44
2. Dokumentasi ....................................................................................... 45
3. Angket ................................................................................................. 45
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 45
1. Uji Prasyarat Analisis .......................................................................... 46
a. Uji Normalitas .................................................................................. 46
xiii
b. Uji Homogenitas .............................................................................. 47
2. Uji Kesamaan Rata-rata ...................................................................... 47
3. Uji Perbedaan Rata-rata Dua kelompok Berpasangan ........................ 49
4. Uji Hipotesis ....................................................................................... 50
5. Besar Pengaruh ................................................................................... 54
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data ........................................................................................... 57
1. Data Hasil Penelitian ........................................................................... 57
2. Statistik Deskriptif ............................................................................. 60
B. Analisis data .............................................................................................. 62
1. Analisis Hasil Uji Coba Tes KPM ...................................................... 62
a. Uji Validitas .................................................................................. 62
b. Uji Reliabilitas .............................................................................. 64
2. Analisis Hasil Uji Coba Angket Motivasi Belajar .............................. 64
a. Uji Validitas .................................................................................. 64
b. Uji Reliabilitas .............................................................................. 66
3. Uji Prasyarat Analisis .......................................................................... 66
a. Uji Normalitas Data ...................................................................... 66
b. Uji Homogenitas Data ................................................................... 68
4. Uji Kesamaan Rata-Rata ..................................................................... 70
5. Uji Perbedaan Rata-Rata Dua Kelompok Berpasangan ...................... 71
6. Uji Hipotesis ....................................................................................... 74
7. Besar Pengaruh.................................................................................... 80
C. Pembahasan ............................................................................................... 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 86
B. Saran .......................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 88
LAMPIRAN .......................................................................................................... 92
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Posing .................... 16
Tabel 3.1 Kriteria Motivasi Belajar Siswa ............................................................ 40
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal KPM .............................................................................. 41
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ............................................. 42
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Cohen;s d .................................................................. 56
Tabel 4.1 Nilai KPM dan Angket Kelas Eksperimen ........................................... 57
Tabel 4.2 Nilai KPM dan Angket Kelas Kontrol .................................................. 58
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Pretest .................................................................... 60
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Posttest ................................................................... 61
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Angket Motivasi Belajar ....................................... 62
Tabel 4.6 Interpretasi Validasi Soal Tes KPM ..................................................... 63
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Soal Tes KPM .............................................................. 64
Tabel 4.8 Validasi Uji Coba Instrumen Angket Motivasi Belajar ........................ 65
Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Uji Coba Angket Motivasi Belajar .............................. 66
Tabel 4.10 Uji Normalitas Pretest ......................................................................... 67
Tabel 4.11 Uji Normalitas Posttest ....................................................................... 67
Tabel 4.12 Uji Normalitas Angket Motivasi Belajar ........................................... 68
Tabel 4.13 Uji Homogenitas Pretest ..................................................................... 69
Tabel 4.14 Uji Homogenitas Posttest .................................................................... 69
Tabel 4.15 Uji Homogenitas Angket Motivasi Belajar ........................................ 70
Tabel 4.16 Uji Independent T Test Pretes ............................................................. 71
Tabel 4.17 Perbandingan Rata-Rata ..................................................................... 73
Tabel 4.18 Uji Pair Sampel T-Test Pretest dan Posttest ...................................... 73
Tabel 4.19 Uji Independent T Test KPM ............................................................. 75
Tabel 4.20 Uji Independent T Test Angket Motivasi Belajar .............................. 76
Tabel 4.21 Hasil Uji Homogenitas Varian ............................................................ 77
Tabel 4.22 Hasil Uji Homogenitas Matriks Varians/ Covarian ........................... 78
Tabel 4.23 Hasil Uji Multivariate Test ................................................................. 79
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Pretest Posttest Control Group Design. ............................................ 36
Gambar 3.2 Posttest Only Control Group Design. ............................................... 36
Gambar 3.2 Peta Konsep Variabel ....................................................................... 39
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Responden Uji Coba Soal KPM .................................. 93
Lampiran 2 Daftar Nama Responden Uji Coba Angket Motivasi Belajar. .......... 94
Lampiran 3 Daftar Nama Sampel Kelas Eksperimen. .......................................... 95
Lampiran 4 Daftar Nama Sampel Kelas Kontrol. ................................................. 96
Lampiran 5 Kisi-Kisi Uji Coba Soal KPM. .......................................................... 97
Lampiran 6 Soal Uji Coba KPM. .......................................................................... 98
Lampiran 7 Pembahasan dan Pedoman Penskoran Uji Coba Soal KPM.............. 99
Lampiran 8 Kisi-Kisi Uji Coba Angket Motivasi Belajar .................................... 103
Lampiran 9 Kriteria Dan Pedoman Penskoran Uji Coba Angket ........................ 104
Lampiran 10 Angket Uji Coba ............................................................................. 105
Lampiran 11 Validitas Uji Coba KPM.................................................................. 107
Lampiran 12 Reliabilitas Uji Coba KPM. ............................................................. 109
Lampiran 13 Validitas Uji Coba Angket Motivasi Belajar ................................... 110
Lampiran 14 Reliabilitas Uji Coba Angket Motivasi Belajar ............................... 113
Lampiran 15 RPP Kelas Eksperimen .................................................................... 114
Lampiran 16 RPP Kelas Kontrol........................................................................... 119
Lampiran 17 Kisi-Kisi Soal KPM. ........................................................................ 124
Lampiran 18 Soal KPM. ....................................................................................... 125
Lampiran 19 Pembahasan dan Pedoman Penskoran Soal KPM. .......................... 127
Lampiran 20 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar. ................................................. 133
Lampiran 21 Kriteria dan Pedoman Penskoran Angket Motivasi Belajar ............ 134
Lampiran 22 Angket Motivasi Belajar. ................................................................. 135
Lampiran 23 Daftar Nilai Pretest dan Posttest KPM. ........................................... 137
Lampiran 24 Skor Dan Kriteria Angket Motivasi Belajar ................................... 138
Lampiran 25 Statistik Deskriptif KPM dan Angket Motivasi Belajar .................. 139
Lampiran 26 Uji Normalitas KPM dan Angket Motivasi Belajar ........................ 140
Lampiran 27 Uji Homogenitas KPM dan Angket Motivasi Belajar ..................... 141
Lampiran 28 Uji Kesamaan Rata-Rata. ................................................................ 142
Lampiran 29 Uji Perbedaan Rata-Rata Dua Kelompok Berpasangan .................. 143
xvii
Lampiran 30 Uji Independent Sampel T-Test KPM dan Angket. ........................ 144
Lampiran 31 Uji Homogenitas Varians ................................................................ 145
Lampiran 32 Uji Homogenitas Matriks Kovarians ............................................... 146
Lampiran 33 Uji Multivariate Test ....................................................................... 147
Lampiran 34 Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing. ......................................... 148
Lampiran 35 Surat Izin Penelitian......................................................................... 149
Lampiran 36 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penalitian .......................... 150
Lampiran 37 Lembar Konsultasi ........................................................................... 151
Lampiran 38 Satuan Kredit Kegiatan .................................................................... 152
Lampiran 39 Dokumentasi .................................................................................... 155
Lampiran 40 Curriculum Vitae ............................................................................. 158
xviii
ABSTRAK
Suntianah, Siti. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap
Kemampuan Penalaran Matematis dan Motivasi Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019. Skripsi, Program Studi Tadris Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Muhammad Istiqlal, M.Pd.
Kata Kunci: Problem Posing, Kemampuan Penalaran Matematis, Motivasi
Belajar, Pembelajaran Matematika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
problem posing terhadap kemampuan penalaran matematis, untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap motivasi belajar siswa
pada pembelajaran matematika dan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran problem posing terhadap kemampuan penalaran matematis dan
motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika.
Jenis penelitian ini adalah quasi experimental design. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling yaitu kelas VIII H
(kelas eksperimen) dan kelas VIII G (kelas kontrol) SMP Negeri 2 Salatiga,
masing-masing berjumlah 31 siswa dan 30 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan tes, angket, dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan
yaitu tes dan angket. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji prasyarat
analisis, uji kesamaan rata-rata, uji perbedaan rata-rata dua kelompok yang
berpasangan dan uji hipotesis. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji
independent samples t test, uji MANOVA.
Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis, peneliti dapat memberi
kesimpulan sebagai berikut : 1) Terdapat pengaruh model pembelajaran problem
posing terhadap kemampuan penalaran matematis dengan nilai thitung > ttabel (3,303
> 2,042) dan nilai signifikansinya 0,000, (0,000 < 0,05) serta besar pengarunya
sebesar 97,1 %. 2) Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap motivasi belajar siswa ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel (2,308 >
2,042) dan nilai signifikansinya 0,025, (0,0025 < 0,05) serta besar pengaruhnya
sebesar 95,5%. 3) Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar ditunjukkan
dengan nilai signifikansi Pillai’s Trace, Wilk’s Lambda, Hotelling’s Trace, dan
Roy’s Largest Root sebesar 0,000, (0,000 < 0,05).
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting bagi manusia,
karena dengan pendidikan manusia dapat menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan akan sesuatu serta dapat mengolah dan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk berkreativitas dalam
merubah kehidupan ke arah yang lebih baik (Wahyunita, 2017:1).
Perubahan pendidikan ke arah yang lebih baik tentunya tidak dapat terjadi
tanpa disertai usaha dan ikhtiar manusia, hal tersebut sesuai dengan firman
Allah SWT dalam QS: Ar Ra’du ayat 11 yang berbunyi:
Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung
bagi mereka selain Dia (QS: Ar Ra’du ayat 11).
2
Dalam ajaran agama islam manusia diwajibkan untuk mencari
ilmu, salah satu bentuk mencari ilmu yaitu dengan pendidikan. Allah SWT
berjanji akan mengangkat derajat yang tinggi bagi orang-orang yang
berilmu dan beriman diantara orang-orang yang beriman. Sebagaimana
firman Allah SWT dalam QS. Al Mujadilah ayat 11 yang berbunyi:
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan (QS. Al Mujadilah ayat 11).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT sangat senang
dengan mereka yang menuntut ilmu, seorang muslim yang belajar den
menuntut ilmu dengan ikhlas akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT.
Selain itu menuntut ilmu juga membantu meningkatkan pengetahuan anak,
dilakukan dengan menuntut ilmu atau belajar.Menuntut ilmu atau belajar
dapat dilakukan melalui proses pembelajaran di sekolah, karena sekolah
3
merupakan sarana tempat untuk meningkatkan pengetahuan anak. Dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah peran guru sangat diperlukan
(Mu’zizah, 2018: 2).
Pendidikan merupakan usaha secara sadar yang dilakukan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang
berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk
mempersiaplam peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang,
pendidikan dalam pandangan ini dapat berbentuk formal, pendidikan
informal, dan pendidikan non formal, yang berorientasi kepada komunikasi
pendidik-peserta didik. Kegiatan pendidikan berbentuk kegiatan belajar
mengajar (Maunah,2009:5).
Belajar dan mengajar merupakan proses kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan, belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi uang ada
di sekitar individu siswa sedangkan mengajar adalah kata yang harus
dikaitkan dengan belajar yang perlu menyentuh sejumlah prinsip belajar
yang ada pada diri siswa, menurut sudjana belajar juga merupakan proses
melihat, mengamati dan memahami sesuatu dalam kegiatan pembelajaran
(Mu’zizah, 2018: 3).
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen
yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain, komponen tersebut
meliputi : tujuan, materi, metode dan evaluasi. dalam pembelajaran suatu
interaksi komunikasi antara sumber belajar, guru, dan siswa, komponen
4
pembelajaran harus ada di setiap kegiatan belajar mengajar, termasuk
dalam pembelajaran matematika,siswa jangan selalu diaggap menjadi objek
belajar yang tidak tahu apa-apa, dan guru hanyalah sebagai pengajar saja,
tetapi juga sebagai pembimbing, pelatih dan pengelola pembelajaran
matematika (Hosnan, 2014:19).
Matematika merupakan salah satu bidang yang memiliki peranan
penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dengan ditetapkannya
matematika sebagai salah satu mata pelajaran pokok/wajib dalam setiap
Ujian Akhir Nasional (UAN) serta dilihat dari jumlah jam mata pelajaran
matematika yang lebih banyak. Pembelajaran Matematika diberikan kepada
semua siswa mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk
membekali siswa agar memiliki kemampuan berfikir logis, analitis,
sistematis, kritis,kreatif serta kemampuan bekerjasama. Hal ini karena
matematika sebagai sumber ilmu lain, dengan kata lain banyak ilmu yang
penemuan dan pengembangannya tergantung dari matematika, sehingga
mata pelajaran matematika sangat bermanfaat bagi peserta didik sebagai
ilmu dasar untuk penerapan di bidang lain. Selain itu juga siswa diharapkan
agar dapat mencapai tujuan dari pembelajaran matematika itu sendiri
(Dyahsih, 2015: 176).
National Council of Teacher of Mathematics (NCTM, 2000)
menyatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, guru
harus memperhatikan lima kemampuan matematis yaitu: koneksi
(connections), penalaran (reasoning), komunikasi (communications),
5
pemecahan masalah (problem solving), dan representasi (representations).
Pernyataan tersebut jelas menunjukkan bahwa kemampuan penalaran
matematis merupakan aspek penting yang harus dikembangkan dalam
proses pembelajaran matematika karena mengembangkan penalaran
matematis merupakan tujuan utama dari pembelajaran matematika di
sekolah (Rifaatul, 2017: 74).
Kemampuan penalaran matematis diperlukan siswa baik dalam
proses memahami matematika itu sendiri maupun dalam kehidupan sehari-
hari. Kemampuan penalaran berperan baik dalam pemahaman konsep
maupun pemecahan masalah (problem solving). Terlebih dalam kehidupan
sehari-hari, kemampuan bernalar berguna pada saat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi baik dalam lingkup pribadi,
masyarakat dan institusi-institusi sosial lain yang lebih luas (Wulandari,
2011: 19).
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
dengan guru yang mengajar kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga didapatkan
informasi tentang kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal cerita
masih rendah. Banyak siswa yang belum bisa memahami maksud dari soal
cerita dan mengubah soal cerita ke dalam bentuk matematikanya. Siswa
belum bisa menarik kesimpulan dari suatu permasalahan (soal cerita).
Selain itu, kebanyakan siswa hanya sekedar menghafal rumus untuk
menyelesaikan soal. Dalammenganalisis dan menyelesaikan soal-soal yang
menggunakan banyak rumus pun sebagian besar siswa belum bisa
6
menyelesaikan dengan baik. Siswa juga cenderung tidak menyukai
pelajaran matematika. Hal ini terjadi karena siswa menganggap matematika
sebagai pelajaran yang sulit. Siswa juga menganggap bahwa matematika
hanya pelajaran yang menghafal rumus. Kenyataan tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan penalaran matematis siswa masih rendah.
Permasalahan lain yang dihadapi oleh guru adalah motivasi belajar
yang rendah, hal ini ditunjukkan saat pembelajaran berlangsung siswa ada
yang mengantuk, corat-coret buku atau menggambar sendiri, mengobrol
dengan teman sebangkunya, melamun saat guru menjelaskan materi dan
pembelajaran terkesan monoton sehingga siswa kesulitan dalam memahami
materi yang disampaikan oleh guru. Rendahnya motivasi belajar siswa
dapat mempengaruhi rendahnya kemampuan penalaran matematis yang
dimiliki siswa. Hal ini ditandai ketika siswa dihadapkan dengan soal, siswa
tidak dapat melakukan gereralisasi dari informasi yang disajikan pada soal
untuk membantunya dalam menemukan jawaban, mereka hanya menebak
jawaban tersebut. ketika pembelajaran berlangsung siswa kurang
memperhatikan apa yang disampaikan guru.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar siswa
adalah model pembelajaran problem posing. Model pembelajaran problem
posing yaitu model pembelajaran yang menekankan siswa untuk
mengajukan pertanyaan sendiri atau memecahakan suatu soal menjadi
pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada
7
penyelesaian soal tersebut (Puspitasari, 2011:11). Kegiatan pengajuan
masalah ini memberikan kesempatan yang sebanyak-banyaknya kepada
siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan perkembangan dan
kemampuan berpikirnya (Wardhani, 2008: 3). Risnawati (2009) dalam
penelitiannya memaparkan bahwa peningkatan kemampuan penalaran
matematis menggunakan model pembelajaran problem posing lebih baik
daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran
konvensional. Penelitian lain yang dilakukan oleh Nurcahyo (2014)
memaparkan bahwa penerapan model pembelajaran problem posing lebih
baik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan pengajuan
masalah matematis dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran
konvensional. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
dengan problem posing berpengaruh positif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik
melakukan penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh antara model
pembelajaran problem posing terhadap kemampuan penalaran matematis
dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Sehingga
peneliti mengangkat judul penelitian ini, yaitu “Pengaruh Model
Pembelajaran Problem Posing Terhadap Kemampuan Penalaran
Matematis Dan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Matematika Kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019”.
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis pada pembelajaran
matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran
2018/2019?
2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika kelas
VIII SMP Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019?
3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar siswa
pada pembelajaran matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga
tahun pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian
yang dilakukan bertujuan untuk:
1. Mengetahui ada tidaknya terdapat pengaruh model pembelajaran
problem posing terhadap kemampuan penalaran matematis siswa pada
pembelajaran matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga tahun
pelajaran 2018/2019.
9
2. Mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran problem
posing terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika
kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran problem
posing terhadap kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar
siswa pada pembelajaran matematika kelas VIII SMP Negeri 2
Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi pendidik, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
alternatif model pembelajaran baru untuk meningkatkan
kemampuan penalaran matematis siswa dan motivasi belajar pada
pembelajaran matematika, khususnya kelas VIII SMP Negeri 2
Salatiga.
b. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman pembelajaran
matematika yang bervariasi kepada siswa, serta dengan model
pembelajaran problem posing diharapkan siswa dapat
meningkatkan kemampuan penalaran matematis dan motivasi
belajarnya.
10
c. Bagi peneliti, dapat memotivasi dan menambah wawasan untuk
melakukan dan atau mengembangkan penelitian dalam memajukan
dunia pendidikan, khususnya pembelajaran matematika.
d. Bagi peneliti lain, memberikan informasi tentang pelaksanaan
pembelajaran matematika dengan model pembelajaran problem
posing dibanding dengan pembelajaran konvensional untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap kemampuan penalaran
matematis dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran
matematika.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
pembelajaran matematika, terutama pada peningkatan kemampuan
penalaran matematis dan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri
2 Salatiga.
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan serta memberikan
gambaran yang kongkret mengenai arti yang terkandung dalam judul di
atas, maka dengan ini peneliti memberikan definisi operasional. Adapun
definisi operasional dalam penelitian ini diantaranya, yaitu:
1. Pengaruh
Pengaruh merupakan suatu daya atau tindakan yang dapat
membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Dalam penelitian ini,
model pembelajaran problem posing diduga dapat berpengaruh
11
terhadap kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar siswa
pada pembelajaran matematika dibandingkan dengan Model
pembelajaran konvensional.
2. Model Pembelajaran Problem Posing
Model pembelajaran problem posing adalah suatu model
pembelajaran yang memberikan kebebasan pada siswa untuk berpikir
secara bebas dan mandiri sesuai dengan karakter dan kemampuan
masing-masing sehingga dapat menumbuhkan sikap logis, kritis, dan
kreatif.
3. Kemampuan Penalaran Matematis.
Kemampuan penalaran matematis adalah kemampuan siswa untuk
merumuskan kesimpulan atau pernyataan baru berdasarkan pada
beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau
diasumsikan sebelumnya.
4. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah dorongan atau hasrat serta keinginan
seorang siswa untuk belajar sehingga dapat mengubah tingkah laku
siswa.
5. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman
belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terncana
sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang matewri matematika
yang dipelajari.
12
F. Sistematika Penelitian
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam
mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan peneliti paparkan
sistematika penelitian sebagai berikut:
BAB I Berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
operasional, dan sistematika penelitian.
BAB II Berisi tentang landasan teori dari judul yang diangkat yang terdiri
dari model pembelajaran problem posing, kemampuan penalaran
matematis, motivasi belajar dan pembelajaran matematika. Dalam
bab ini peneliti juga memaparkan kajian pustaka dan hipotesis
penelitian.
BAB III Dalam bab ini peneliti memaparkan mengenai metode penelitian
meliputi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan
sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, uji coba instrumen
penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data.
BAB IV Dalam bab ini peneliti memaparkan deskripsi, analisis data dan
pembahsan yang meliputi analisis terhadap tiap-tiap variabel, uji
validitas, reliabilitas, uji prasyarat analisis,uji kesamaan rata-rata, uji
perbedaan rata-rata dua kelompok berpasangan dan pembahasan
hasil uji hipotesis.
BAB V Kesimpulan dan saran
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Model Pembelajaran Problem Posing
a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Posing
Problem posing merupakan istilah dari bahasa Inggris yang
memiliki padanan kata ”pembentukan soal”. Mengenai definisi
pembentukan soal, Suyanto (1998) dalam Darnati (2001:4)
menyatakan: Arti dari pembentukan soal ialah perumusan soal atau
mengerjakan soal dari suatu situasi yang tersedia, baik dilakukan
sebelum, ketika atau setelah pemecahan masalah.
Istilah lain yang berpadanan dengan problem posing adalah
pengajuan masalah sebagaimana yang dinyatakan oleh Kusumah
(2004: 8). Sebagai model pembelajaran, pengajuan masalah
berkaitan dengan alat yang perlu dimiliki guru sehingga mampu
mendorong dan melatih siswa dalam merumuskan pertanyaan
matematik dan kemudian menentukan penyelesaiannya. Model
pembelajaran ini lebih ditekankan pada kegiatan membentuk soal
yang dilakukan oleh siswa sendiri. Hal ini memberi kesempatan
yang luas kepada siswa untuk mengkonstruk pengetahuan sesuai
dengan perkembangan pengetahuan berfikirnya. Pembentukan soal
14
atau pembentukan masalah terdiri dari dua jenis kegiatan (Darnati,
2001: 4) yaitu,
1) Pembentukan soal baru atau pembentukan soal dari situasi atau
dari pengalaman siswa, dan
2) Pembentukan soal dari soal lain yang sudah ada.
Dalam pembelajaran matematika, problem posing
menempati posisi yang strategis. Sehubungan dengan hal ini, Silver
dan Cai dalam Herdian (2009) dalam menulis: Problem posing is
central important in the discipline of mathematics and in the
nature of mathematical thinking. Dapat dikatakan bahwa problem
posing adalah bagian penting dan tidak terpisahkan dari
matematika itu sendiri (Wulandari, 2011:15).
Istilah pengajuan soal (problem posing) menurut Silver dan
Cai dalam (Rifaatul, 2017: 74) diaplikasikan pada tiga bentuk
aktivitas kognitif matematika yang berbeda, yaitu:
1) Pengajuan pre-solusi (presolution posing) yaitu seorang siswa
membuat soal dari situasi yang diadakan.
2) Pengajuan di dalam solusi (within-solution posing), yaitu
seorang siswa merumuskan ulang soal seperti yang telah
diselesaikan.
3) Pengajuan soal solusi (post solution posing), yaitu seorang
siswa memodifikasi tujuan atau kondisi soal yang sudah
diselesaikan untuk membuat soal baru.
15
Berdasarkan beberapa definisi mengenai model
pembelajaran problem posing di atas maka peneliti menetapkan
definisi model pembelajaran problem posing yaitu suatu model
pembelajaran dimana siswa dibimbing dan diarahkan untuk
mengajukan soal/pertanyaan matematik sendiri dan dapat
menentukan solusi/pemecahaan dari soal/pertanyaan tersebut
b. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Posing
Menurut Thabrani (2013: 350) karakteristik model
pembelajaran problem posing adalah: (1) Adanya interaksi antar
siswa dan interaksi guru dengan siswa. (2) Adanya dialog
matematis antar siswa (3) Guru menyediakan informasi yang
cukup mengenai pengajuan soal, dan siswa mengklarifikasikan,
menginterpretasi, dan mencoba mengkonstruksi pemahaman dalam
pengajuan soal dan penyelesaiannya. (4) Model pembelajaran
problem posing dapat mengaitkan siswa untuk melakukan
generalisasi aturan dan konsep, sebuah proses sentral dalam
matematika, mengaitkan siswa untuk melakukan generalisasi
aturan dan konsep, sebuah proses sentral dalam matematika.
c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Posing
Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan
model pembelajaran problem posing menurut Chairani (2007)
adalah sebagai berikut:
16
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Model
Pembelajaran Problem Posing
No
.
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Dengan tanya jawab, mengingatkan
kembali materi sebelumnya yang relevan
Berusaha mengingat dan
menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang
diingatkan guru
2. Menginformasikan tujuan pembelajaran
yang sesuai dengan kompetensi dasar dan
Model Pembelajaran yang akan digunakan
Berusaha memahami tujuan,
kompetensi, dan Model
Pembelajaran
3. Menyajikan materi pembelajaran dengan
strategi yang sesuai dan berusaha selalu
melibatkan siswa dalam kegiatan
Mengikuti kegiatan dengan
antusias, termotivasi, menjalin
interaksi dan berusaha
berpartisipasi aktif.
4. Dengan tanya jawab membahas kegiatan
dengan menggunakan Model Pembelajaran
problem posing dengan memberikan contoh
atau cara membuat soal
Berpartisipasi aktif dalam
Kegiatan
5. Memberi kesempatan pada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang dirasa belum jelas
Bertanya mengenai hal-hal
yang belum dipahami
6. Melibatkan siswa dalam model
pembelajaran problem posing dengan
memberi kesempatan siswa membuat soal
dari situasi yang diberikan. Kegiatan dapat
dilakukan secara kelompok atau individual.
Merumuskan soal berdasarkan
situasi yang diketahui secara
individual atau kelompok
7. Mempersilahkan siswa untuk
menyelesaikan soal yang dibuatnya sendiri
Menyelesaikan soal yang
dibuatnya sendiri
8. Mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan dari materi yang sudah
dipelajarinya
Berusaha untuk dapat
menyimpulkan materi yang
sudah dipelajarinya.
d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem
Posing
Thabrani (2013: 352) mengemukakan bahwa kelebihan dan
kekurangan pembelajaran problem posing adalah
1) Kelebihan Model Pembelajaran Problem posing
a) Kegiatan pembelajaran tidak terpusat pada guru, tetapi
dituntut keaktifan siswa.
17
b) Minat siswa dalam pembelajaran matematika lebih besar dan
siswa lebih mudah memahami soal karena dibuat sendiri.
c) Semua siswa terpacu untuk terlibat secara aktif dalam
membuat soal.
d) Dengan membuat soal dapat menimbulkan dampak terhadap
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.
e) Dapat membantu siswa untuk melihat permasalahan yang
ada dan yang baru diterima sehingga diharapkan
mendapatkan pemahaman yang mendalam dan lebih baik,
merangsang siswa untuk memunculkan ide-ide yang kreatif
dari yang diperolehnya dan memperluas pengetahuan, siswa
dapat memahami soal sebagai latihan untuk memecahkan
masalah.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Problem posing
a) Persiapan guru lebih banyak karena menyiapkan informasi
apa yang dapat disampaikan.
b) Waktu yang digunakan lebih banyak untuk membuat soal
dan penyelesaiaannya sehingga materi yang disampaikan
lebih sedikit.
c) Tidak semua murid terampil bertanya.
18
2. Kemampuan Penalaran Matematis
a. Pengertian Kemampuan Penalaran Matematis
Penalaran merupakan salah satu standar proses matematika
di samping komunikasi, koneksi matematika, dan pemecahan
masalah. Menurut Lithner, J. (2008: 257) dalam Wulandari
(2011:15) Reasoning is the line of though adopted to produce
assertions and reach conclusions in task solving. Menurut Keraf
(1982:5) dalam Fadjar Shadiq (2004: 2) menjelaskan penalaran
sebagai: Proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan
fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada
suatu kesimpulan. Secara lebih lanjut, Fadjar Shadiq
mendefinisikan bahwa penalaran merupakan suatu kegiatan, suatu
proses atau suatu aktivitas berfikir untuk menarik kesimpulan atau
membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada beberapa
pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan
sebelumnya.
Adapun Copi (1978) sebagaimana dikutip oleh Fadjar
Shadiq (2007) menyatakan sebagai berikut: Reasoning is a special
kind of thinking in which inference takes place, in which
conclusions are drawn from premises. Berdasarkan definisi yang
disampaikan Copi tersebut, Fajar Shadiq menerjemahkan
pernyataan Copi tersebut yaitu bahwa penalaran merupakan
kegiatan, proses atau aktivitas berpikir untuk menarik suatu
19
kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru berdasarkan pada
beberapa pernyataan yang diketahui benar ataupun yang dianggap
benar yang disebut premis. Dari definisi yang dinyatakan oleh Copi
tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan penalaran terfokus pada
upaya merumuskan kesimpulan berdasarkan beberapa pernyataan
yang dianggap benar.
Istilah penalaran matematis dalam beberapa literatur
disebut dengan mathematical reasoning. Karin Brodie (2010:7)
menyatakan bahwa, Mathematical reasoning is reasoning about
and with the object of mathematics. Pernyataan tersebut dapat
diartikan bahwa penalaran matematis adalah penalaran mengenai
dan dengan objek matematika. Objek matematika dalam hal ini
adalah cabang-cabang matematika yang dipelajari seperti statistika,
aljabar, geometri dan sebagainya.
Menurut Depdiknas sebagaimana dikutip oleh Fajar Shadiq
(2004) materi matematika dan penalaran matematis merupakan dua
hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami
melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui
belajar materi matematika. Sehingga dengan kemampuan penalaran
matematis yang dimiliki oleh siswa mereka dapat menarik
kesimpulan dari beberapa fakta yang mereka ketahui dengan lebih
mudah.
20
Berdasarkan beberapa definisi mengenai kemampuan
penalaran matematis di atas maka peneliti menetapkan definisi
kemampuan penalaran matematis sebagai kemampuan siswa untuk
merumuskan kesimpulan atau pernyataan baru berdasarkan pada
beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau
diasumsikan sebelumnya.
b. Ciri-Ciri Penalaran Matematis
Menurut Sumarmo (2005) dalam (Wulandari, 2011:11),
beberapa kemampuan yang tergolong dalam penalaran matematis
diantaranya adalah:
1) Menarik kesimpulan logis.
2) Memberi penjelasan dengan menggunakan gambar, fakta, sifat,
hubungan, atau pola yang ada.
3) Memperkirakan jawaban dan proses solusi.
4) Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi, atau
membuat analogi, generalisasi, dan menyusun konjektur.
5) Mengajukan lawan contoh.
6) Mengikuti argumen-argumen logis, memeriksa validitas
argumen, membuktikan, dan menyusun argumen yang valid
7) Menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak langsung dan
pembuktian dengan induksi.
Sastrosudirjo (Alamsyah, 2000) membagi kemampuan
penalaran meliputi: (1) penalaran umum yang berhubungan dengan
21
kemampuan untuk menemukan penyelesaian atau pemecahan
masalah, (2) kemampuan berdeduksi yaitu kemampuan yang
berhubungan dengan penarikan kesimpulan, seperti pada silogisme,
dan yang berhubungan dengan kemampuan menilai implikasi dari
suatu argumentasi, dan (3) kemampuan untuk melihat hubungan-
hubungan, tidak hanya hubungan antara benda-benda tetapi juga
hubungan antara ide-ide, kemudian mempergunakan hubungan itu
untuk memperoleh benda-benda atau ide-ide lain.
c. Jenis Penalaran
Jenis penalaran dalam matematika terbagi dua yaitu
penalaran induktif dan deduktif, penalaran induktif dan deduktif
dibutuhkan dalam mempelajari matematika.
1) Penalaran induktif
Penalaran induktif digunakan bila dari kebenaran suatu
kasus khusus kemudian disimpulkan kebenaran untuk semua
kasus. Menurut Sumarmo (2010) dalam (Sumartini, 2015: 4)
mengemukakan beberapa kegiatan yang tergolong penalaran
induktif yaitu sebagai berikut
a) Transduktif yaitu menarik kesimpulan dari suatu kasus
atau sifat khusus yang satu diterapkan pada kasus yang
khusus lainnya,
b) Analogi yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan
keserupaan data atau proses,
22
c) Generalisasi yaitu penarikan kesimpulan umum
berdasarkan sejumlah data yang teramati.
d) Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan,
interpolasi, dan ekstrapolasi.
e) Memberi penjelasan terhadap Model Pembelajaran , fakta,
sifat, hubungan, atau pola yang ada.
f) Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi
dan menyusun konjektur.
2) Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan proses berpikir untuk
menarik kesimpulan dari hal yang umum menuju hal yang
khusus berdasarkan fakta-fakta yang ada (Sumartini, 2015: 4).
Dasar penalaran deduktif yang berperan dalam matematika
adalah kebenaran suatu pernyataan haruslah didasarkan pada
kebenaran pernyataan-pernyataan lain. Maksudnya, kebenaran
suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis
dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antara konsep atau
pernyataan matematika bersifat konsisten.
d. Indikator Kemampuan Penalaran Matematis
Pada Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor
506/C/Kep/PP/2004 sebagaimana dikutip Wardhani (2008: 14)
indikator siswa memiliki kemampuan penalaran matematis, yaitu:
1) Mengajukan dugaan,
23
2) Melakukan manipulasi matematika,
3) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau
bukti terhadap kebenaran solusi,
4) Menarik kesimpulan dari pernyataan,
5) Memeriksa kesahihan suatu argument, dan
6) Menentukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk
membuat generalisasi.
Adapun indikator kemampuan penalaran matematis dalam
penelitian ini merujuk pada NCTM (dalam Wulandari, 2011: 56)
meliputi:
1) Memperkirakan jawaban dan proses solusi.
2) Menganalisis pernyataan- pernyataan dan memberikan
penjelasan yang dapat mendukung atau bertolak belakang.
3) Mempertimbangkan validitas dari argumen yang menggunakan
berpikir deduktif atau induktif.
4) Menggunakan data yang mendukung untuk menjelaskan
mengapa cara yang digunakan serta jawaban adalah benar; dan
memberikan penjelasan dengan menggunakan pendekatan ,
fakta, sifat – sifat, dan hubungan.
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang
24
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Hamzah,
2008: 50). Menurut Sardiman (2001: 89) Motivasi diartikan
sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau
mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan
apa yang dikehendakinya.
Pengertian motivasi menurut Hakim (2007: 26) adalah
suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan
suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Nursairah (2017:
388) mengemukakan bahwa motivasi adalah kondisi fisiologis dan
psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan
(kebutuhan). Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
yang berupa keinginan, rangsangan, dorongan, atau pembangkit
tenaga di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
Hakikat motivasi belajar menurut Hamzah (2008: 53)
adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang
belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator
motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
25
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4) Adanya penghargaan dalam belajar
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga
memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.
Berdasarkan beberapa definisi mengenai motivasi belajar,
peneliti mendefinisikan motivasi belajar sebagai dorongan atau
hasrat serta keinginan seorang siswa untuk belajar sehingga dapat
mengubah tingkah laku siswa.
b. Macam-Macam Motivasi
Menurut (Hamzah, 2008: 53) motivasi belajar dapat
digolongkan dalam dua kategori yaitu motivasi instrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Sehubungan dengan hal tersebut Sardiman,
(2001:89) menyatakan bahwa: Motivasi intrinsik adalah motif-
motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar, karena dari dalam diri seseorang sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang
dari luar.
26
c. Peranan Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran
Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh
motivasi belajar siswa. Guru selaku pendidik perlu mendorong
siswa untuk belajar dalam mencapai tujuan. Dua fungsi motivasi
dalam proses pembelajaran yang dikemukakan oleh Sanjaya (2010:
251-252) yaitu:
1) Mendorong siswa untuk beraktivitas
Perilaku setiap orang disebabkan karena dorongan yang
muncul dari dalam yang disebut dengan motivasi. Besar
kecilnya semangat seseorang untuk bekerja sangat ditentukan
oleh besar kecilnya motivasi orang tersebut. Semangat siswa
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru tepat
waktu dan ingin mendapatkan nilai yang baik karena siswa
memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.
2) Sebagai pengarah
Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu pada
dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Winarsih (2009:111) ada tiga fungsi motivasi yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi.
2) Menentukan arah perbuatan kearah yang ingin dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan
27
Jadi adanya motivasi akan memberikan dorongan, arah dan
perbuatan yang akan dilakukan dalam upaya mencapai tujuan yang
telah dirumuskan sebelumnya. Fungsi motivasi sebagai pendorong
usaha dalam mencapai prestasi, karena seseorang melakukan usaha
harus mendorong keinginannya, dan menentukan arah
perbuatannya kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian siswa dapat menyeleksi perbuatan untuk menentukan apa
yang harus dilakukan yang bermanfaat bagi tujuan yang hendak
dicapainya
4. Pembelajaran Matematika
Susanto (2015: 18) menyatakan bahwa kata pembelajaran
merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar.
Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada
siswa, sementara mengajar secara instruksional dilakukan oleh guru.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17
tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan,
Pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan/atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut pengertian ini, pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat serta pembentukan
sikap dan keyakinan pada siswa.
28
Menurut Thabrani (2015: 35) pembelajaran merupakan upaya
sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan,
karakteristik, dan kondisi orang lain agar siswa dapat belajar dengan
efektif dan efisien. Adapun menurut Corey dalam Sagala (2013: 61)
pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara
sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah
laku tertentu dalam kondisi kondisi khusus atau menghasilkan respons
terhadap situasi tertentu. Sementara menurut Dimyati dan Mudjiono
dalam Sagala (2013: 62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar
secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Depdiknas (2001) dalam Susanto (2015: 184) menjelaskan kata
matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang
berarti belajar atau hal yang dipelajari, sedang dalam bahasa Belanda,
matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya
berkaitan dengan penalaran. H.W Fowler dalam Sundayana (2015: 3)
mengemukakan hakikat matematika yaitu Mathematic is the abstract
science of space and number. Matematika dapat didefinisikan sebagai
studi tentang strsuktur-struktur abstrak dengan berbagai hubungannya.
Menurut Hudoyo dalam Aisyah (2007: 1) menjelaskan bahwa
matematika berkenaan dengan ide (gagasan-gagasan), aturan-aturan,
hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika
berkaitan dengan konsep abstrak. Sementara Frudental Risnawati
29
(2015: 8) menyatakan matematika merupakan aktivitas insani dan
harus dikaitkan dengan realitas. Dengan demikian, matematika
merupakan cara berpikir logis yang dipresentasikan dalam bilangan,
ruang, bentuk dengan aturan-aturan yang telah ada yang tak lepas dari
aktivitas insani tersebut.
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia
kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Susanto,2013: 185). Berdasarkan beberapa
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan
suatu disiplin ilmu mengenai ide (gagasan-gagasan), aturan-aturan,
hubungan-hubungan yang diatur secara logis yang dipresentasikan
dalam bilangan, ruang, dan bentuk.
Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di sekolah
sebagaimana dipaparkan dalam PERMENDIKBUD No 59 tahun 2014
sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, merupakan kompetensi dalam
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan menggunakan konsep
maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam
pemecahan masalah.
30
b. Menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah,
dan mampu membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data
yang ada
c. Menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi
matematika baik dalam penyederhanaan, maupun menganalisa
komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam konteks
matematika maupun di luar matematika (kehidupan nyata, ilmu,
dan teknologi) yang meliputi kemampuan memahami masalah,
membangun pendekatan matematika, menyelesaikan pendekatan
dan menafsirkan solusi yang diperoleh termasuk dalam rangka
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (dunia nyata).
d. Mengomunikasikan gagasan, penalaran serta mampun menyusun
bukti matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol,
tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ngin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
B. Kajian Pustaka
Setelah peneliti melakukan kajian pustaka tentang judul penelitian
yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa hasil penelitian yang relevan
31
yang dikaji oleh peneliti. Adapun penelitian-penelitian tersebut adalah
sebagai berikut:
Pertama, penelitian dilakukan oleh Rismawati dengan judul
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing terhadap hasil
belajar matematika materi pokok keliling dan luas segi empat pada peserta
didik kelas VII SMP Islam Durenan”. Adapun hasil dari penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut hasil hitung baik pada taraf
signifikansi 1% maupun 5% ternyata nilai thitung > ttabel (5% = 2,048 dan
1% = 2,637), dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima berarti terdapat
pengaruh penerapan model pembelajaran problem posing terhadap hasil
belajar matematika materi pokok keliling dan luas segi empat pada peserta
didik kelas VII SMP Islam Durenan dengan besar pengaruh 24,11%.
Kedua, penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Afrilia
(2014) dari Universitas Lampung dengan penelitian yang berjudul
“Penerapan Model Problem Posing pada Pembelajaran Tematik”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Problem Posing dalam
pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas dan dan hasil belajar
siswa. Pada siklus I diperoleh data persentase siswa aktif 59,09% dengan
kategori “Cukup Aktif” meningkat pada siklus II menjadi 81,82%.
Sikap/afektif siswa mendapat nilai rata-rata 63,54 dengan kategori “Cukup
Baik”. Psikomotor siswa mendapat nilai rata-rata 67,14 dengan kategori
“Cukup Terampil”. Hasil tes formatif siswa mendapat nilai rata-rata 65,85
dengan kriteria “Tinggi”.
32
Ketiga, penelitian dilakukan oleh Nursairah DKK dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap Motivasi
Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Kute Lombok Tengah Tahun
Pelajaran 2016/2017”. Adapun hasil penelitian menunjukakan bahwa
dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai (thitung
> ttabel) yaitu thitung = 2,000 > ttabel berarti terdapat pengaruh model
pembelajaran problem posing terhadap motivasi belajar matematika siswa
kelas VII MTsN Kute Lombok Tengah tahun pelajaran 2016/2017.
Keempat, penelitian tindakan kelas oleh Fikhusnina (2014) dari
IAIN Walisongo Semarang yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar
Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat
Melalui Model Problem Posing di kelas 5 MI An-Nur Penggaron Kidul
Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015”. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran matematika melalui model problem
posing telah mampu meningkatkan aktivitas, pemahaman konsep
matematika dan prestasi siswa kelas 5 MI An-Nur pada materi
pembelajaran operasi hitung campur bilangan bulat.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
terdahulu, maka dapat diketahui beberapa persamaan dan perbedaan
terhadap penelitian yang dilakukan peneliti. Persamaan tersebut terletak
pada variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah model
pembelajaran problem posing. Sedangkan perbedaannya terletak pada
jenis penelitian yaitu beberapa penelitian menggunakan jenis penelitian
33
tindakan kelas sedangkan jenis penelitian yang peneliti lakukan
menggunakan jenis penelitian eksperimen. Perbedaan lain yang tampak
yaitu terletak pada variabel dependen yang dipilih oleh peneliti. Pada
penelitian terdahulu yang peneliti ambil, ada yang menentukan prestasi
belajar, hasil belajar, ataupun motivasi belajar sebagai variabel yang
dipengaruhi, sedangkan pada penelitian yang dilakukan, peneliti memilih
kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar sebagai variabel
yang dipengaruhi atau variabel terikatnya.
Berdasarkan penelitian yang telah diteliti oleh peneliti terdahulu,
sepengetahuan peneliti belum ada yang mengkaji mengenai pengaruh
model pembelajaran problem posing terhadap kemampuan dan motivasi
belajar siswa sebagaimana yang peneliti kaji dalam penelitian ini, dengan
judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap
Kemampuan Penalaran Matematis dan Motivasi Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019”.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan landasan teoru yang telah
diuraikan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalaht.
1. H0: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis pada pembelajaran
matematika.
34
H1: Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis pada pembelajaran
matematika.
2. H0: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap motivasi belajar pada pembelajaran matematika.
H1: Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap motivasi belajar pada pembelajaran matematika.
3. H0: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar
pada pembelajaran matematika.
H1: Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar
pada pembelajaran matematika.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang pada dasarnya
menggunakan model deduktif-induktif, artinya model yang berangkat dari
suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti
berdasarkan pengalamannya kemudian dikembangkan menjadi
permasalahan beserta pemecahan yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan (Tanzeh,
2009: 38).
Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang
berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam
kondisi yang terkontrol secara ketat (Ridwan, 2013 :50). Penelitian ini
menggunakan quasi eksperimental design atau desain eksperimen semu.
Desain eksperimen semu ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok yang diberi treatment
(perlakuan) disebut kelompok eksperimen dan kelompok yeng tidak diberi
perlakuan disebut kelas kontrol (Arifin, 2012: 78).
Dalam mengukur kemampuan penalaran matematis siswa
penelitian ini menggunakan pretest posttest control group design .
36
sedangkan untuk mengukur motivasi belajar menggunakan posttest only
control group design. Penggunaan posttest only control group design
dikarenakan keterbatasan waktu dalam penelitian.
Gambar 3.1 Pretest Posttest Control Group Design.
O1
X O2
O3 O4
Keterangan:
O1 = keadaan awal kelas eksperimen sebelum perlakuan
O2 = hasil penilaian kelas eksperimen setelah diberi perlakuan
X = perlakuan
O3 = keadaan awal kelas kontrol tanpa perlakuan
O4 = hasil penilaian kelas eksperimen setelah diberi perlakuan
(Sugiyono, 2013: 118)
Pretest Posttest Control Group Design adalah desain yang
melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan eksperimental
(kelompok eksperimen) dan yang lain tidak diberi apa-apa (kelompok
kontrol). Dalam desain ini akan diuji dengan membandingkan keadaan
variabel dependen pada kelompok eksperimen setelah dikenai perlakuan
dengan kelompok kontrol yang tidak diketahui perlakuan.
Gambar 3.2 Posttest Only Control Group Design.
X O1
O2
37
Keterangan:
O1 = hasil penilaian posttest kelas eksperimen.
O2 = hasil penilaian posttest kelas kontrol.
X = perlakuan
Posttest Only Control Group Design adalah desain ini terdapat dua
kelompok. Dalam desain ini perlakuan diberikan pada kelas eksperimen,
sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan biasa. Memberikan posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen kemudian membandingkan hasil posttest
tersebut.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga
yang terletak pada jalan RA kartini No. 26, Salatiga, Sidorejo, Kota
Salatiga. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 April 2019 – selesai.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang
memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteluti
(Arikunto, 2010: 173). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
2. Sampel penelitian
Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti. Arikunto
(2010:117) mengemukakan Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang akan diteliti. Dengan ini sampel merupakan kelompok
38
hasil individu yang diamati dan dapat digeneralisasikan terhadap
populasi penelitian sekaligus dapat meramalkan keadaan populasi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016: 81). Berdasarkan
pertimbangan ibu Kristinawati M.Pd sebagai guru pengampu mata
pelajaran matematika kelas VIII, peneliti menggunakan kelas VIII-H
sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-G sebagai kelas kontrol
dengan alasan kedua kelas tersebut mendapat peringkat yang
seimbang.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditrepkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2015: 18).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (Independent variabel) adalah variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau menjadi sebab
timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2015 : 39). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel bebas yaitu model pembelajaran problem
posing, yang kemudian dalam penelitian ini disebut sebagai X.
39
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
independen (variabel bebas) (Sugiyono, 2015: 39). Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan penalaran
matematis sebagai Y1 dan motivasi belajar sebagai variabel Y2
Gambar 3.2 Peta konsep
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian (Sugiyono
2013: 148). Instrumen penelitian dibutuhkan sebagai alat untuk
memperoleh data penelitian.
1. Angket (Kuesioner)
Menurut Sugiyono (2015: 142), kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Angket ini berfungsi untuk mengetahui motivasi siswa terhadap
pembelajaran matematika. Angket terdiri dari 20 pertanyaan yang
harus dijawab siswa dengan jujur. Angket ini terdiri dari beberapa butir
pernyataan positif (+) dan negatif (-) yang berpedoman terhadap
X
Y1
Y2
40
indikator motivasi. Berikut ini kriteria motivasi belajar motivasi
belajar yang digunakan penelitian ini:
Tabel 3.2 Kriteria Motivasi Belajar Siswa
Motivasi
Belajar
Tinggi Sedang Rendah
Kriteria Skor Angket x SD
x SD Skor Angket x SD
Skor Angket x SD
Adaptasi dari : Skripsi Maya Wahyunita yang berjudul Pengaruh
metode Mathemagics Terhadap Kemampuan Penalaran di Tinjau Dari
Motivasi Belajar Siswa SMKN 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran
2016/2017.
Keterangan :
x
= Rata-rata.
SD = Standar deviasi atau simpangan baku.
2. Tes
Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data berupa nilai untuk
menjelaskan sejauh mana kemampuan penalaran matematis yang
dimiliki siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pre-test dan
posttest yang digunakan untuk menjaring data mengenai kemampuan
penalaran matematis siswa sebelum dan setelah diberi mata pelajaran
matematika khususnya dengan menggunakan model pembelajaran
problem posing,pemberian tes berupa tes uraian. Tes uraian merupakan
suatu tes yang berisi soal-soal dimana harus dijawab dalam bentuk
uraian sehingga dapat diketahui perbedaan hasil dari masing-masing
individu.
41
3. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Soal Kemampuan Penalaran Matematis
Kompetensi
Dasar
Aspek Penalaran Indikator Bentuk
Soal
No
Soal
Menyajikan dan
menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
distribusi data,
nilai rata-rata,
median, modus,
dan sebaran data
untuk mengambil
simpulan,
membuat
keputusan, dan
membuat
prediksi.
Menyajikan pernyataan
matematika secara
lisan, tertulis, gambar,
dan grafik
Siswa dapat
menentukan jangkauan
interkuartil suatu data.
Uraian 1
Melakukan manipulasi
matematika
Siswa dapat
menentukan nilai
datum terbesar, kuartil
atas dan kuartil bawah
data jika diketahui
jangkauan data.
2
Melakukan manipulasi
matematika
Siswa dapat
menentukan nilai
datum terbesar jika
diketahui median dan
jangkauan data.
3
Menyusun bukti,
memberikan alasan
atau bukti terhadap
beberapa solusi
Siswa dapat
menentukan nilai 3
datum suatu data jika
diketahui nilai kuartil
bawah, median dan
kuartil atasnya.
4
Memeriksa kebenaran
argumen
Siswa dapat
menentukan jangkauan
interkuartil
5
Menarik kesimpulan
dari pernyataan
Siswa dapat
menentukan jangkauan
data jika diketahui rata-
rata nilai suatu data
6
42
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar
Variabel Indikator No. Butir
N Positif Negatif
Motivasi
Belajar
Adanya hasrat dan
keinginan berhasil
3, 4, 5 16 4
Adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar
2, 7 1, 10 4
Adanya harapan dan cita-
cita masa depan
12, 13 8 3
Adanya penghargaan dalam
belajar
6 11, 14 3
Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar
15, 18 17 3
Adanya lingkungan belajar
yang kondusif
23 9,19 3
Jumlah butir 11 9 20
Adaptasi dari : Skripsi Maya Wahyunita yang berjudul Pengaruh metode
Mathemagics Terhadap Kemampuan Penalaran di Tinjau Dari Motivasi Belajar
Siswa SMKN 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017”.
F. Uji Coba Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas adalah keadaan suatu ukuran yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan kevalidan atau keshahihan suatu instrumen
(Sudjana, 2005: 164). Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur mengukur apa yang akan diukur. Menurut Arikunto (2013:
73) jika data yang dihasilkan valid, maka instrumen dapat digunakan.
Validitas instrumen dapat di cari dengan menggunakan rumus
korelasi product moment. sebagai berikut:
2 2 2 2
( )( )
( ) ( )xy
N XY X Yr
N X X N Y Y
43
Keterangan:
xyr
= koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y,
N = Jumlah Siswa
Nilai xyr akan dibandingkan dengan koefisien
( , 2)tabel nr r . Jika
hitung tabelr r maka instrumen dikatakan valid (Sudjana, 2005:165).
Pada penelitian ini peneliti menggunakan SPSS 25.0 dalam
pengujian validitas instrumen. Langkah pengujian validitas dengan
menggunakan SPSS 25.0 yaitu dengan analyze>correlate >bivariate.
Tes dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel.
2. Uji Reliabilitas
Menurut (Arikunto, 2013: 74) suatu tes dianggap reliabel apabila
hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Tes dianggap reliabel
jika siswa yang diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan,
maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (rangking) yang
sama dalam kelompoknya.
Reliabilitas tes dapat dicari dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach sebagai berikut :
2
11 21
1
i
t
nr
n
Keterangan :
11r = reliabilitas instrumen yang dicari
n = banyaknya butur soal 2
i = jumlah varians skor tiap-tiap item
2
t = varians total
44
Rumus varians :
2
2
2
( )
t
XX
N
N
Kriteria pengujian reliabilitas soal tes tergantung harga r product
moment pada tabel, 11r > rtabel maka item tes yang diuji cobakan
reliabel.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan SPSS 25.0 dalam
pengujian reliabilitas instrumen. Langkah pengujian reliabilitas dengan
menggunakan SPSS 25.0 yaitu analyze >scale > reliability analysis.
Tes atau angket dikatakan reliabel jika nilai rhitung > rtabel.
G. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data adalah sebagai berikut :
1. Tes
Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk
mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis
atau secara lisan atau secara perbuatan (Sugiyono, 2013 :134). Teknik
pemberian tes dalam penelitian ini menggunakan pre-test dan post test
yang digunakan untuk menjaring data mengenai kemampuan awal
penalaran matematis siswa sebelum dan sesudah diberi mata pelajaran
matematika khususnya diterapkannya model pembelajaran problem
posing, pemberian tes berupa tes uraian atau esai. Tes uraian
merupakan suatu tes yang berisi soal-soal dimana harus dijawab dalam
45
bentuk uraian sehingga dapat diketahui perbedaan hasil dari masing-
masing individu.
2. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan/pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Sugiyono,
2013:137). Tujuan diberikan angket pada penelitian ini untuk
mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa pada pembelajaran
matematika. Sehingga peneliti bisa mendapatkan informasi baik secara
langsung maupun tidak langsung. Angket pada penelitian ini diberikan
siswa untuk mengetahui berbagai macam motivasi siswa dalam belajar
matematika.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang (Tanzeh, 2009: 66). Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik dokumentasi untuk mengumpulakan data berupa
daftar nama siswa, daftar nilai, dan data penunjang lainnya. Selain itu,
peneliti juga menggunakan dokumentasi untuk mengambil bukti
pelaksanaan penelitian yang bisa berupa foto dan video.
H. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini analisis data yang digunakan yaitu uji prasyarat
analisis, uji kesamaan varians, uji perbedaan dua rata-rata dan uji
46
hipotesis. Uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji
homogenitas. Sedangkan uji hipotesis dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan uji independent samples t test dan uji Analysis Varians
Multivarians (MANOVA). Besar pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat dicari dengan menggunakan rumus Cohen;s.
Uji independent samples t test digunakan untuk menganalisis data
mengenai pengaruh antara model pembelajaran problem posing terhadap
kemampuan penalaran matematis serta pengaruh antara model
pembelajaran problem posing terhadap motivasi belajar siswa. Sedangkan
uji MANOVA digunakan untuk menganalisis data pengaruh antara model
pembelajaran problem posing terhadap kemampuan penalaran matematis
dan motivasi belajar siswa, dimana data tersebut memilki 1 variabel bebas
dan 2 variabel terikat.
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data
berdistribusi normal atau tidak. Hal ini dilakukan atau
dipergunakan untuk menentukan statistik yang akan digunakan
dalam analisis data, apakah menggunakan statistik parametrik atau
statistik non parametrik. Jika data berdistribusi normal, maka dapat
menggunakan uji statistik parametrik. Sedangkan jika data tidak
berdistribusi normal, maka menggunakan uji statistik non
parametrik.
47
Langkah-langkah dalam pengujian normalitas dengan
menggunakan SPSS 25.0 yaitu Analyze >Nonparametric test
>Legacy Dialogs >1 Sample K S. Data dikatakan berdistribusi
normal jika nilai Asymp sig. 2 tailed > 0,05.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah
objek (dua sampel atau lebih) yang diteliti memiliki varian yang
sama (Sugiyono, 2011:167). Dalam penelitian ini untuk menguji
homogenitas data peneliti menggunakan uji Levene. Untuk
memudahkan dalam penyelesaian perhitungan, maka peneliti
menggunakan bantuan aplikasi SPSS 25.0 dengan langkah
pengujiannya yaitu Analyze > Descriptive Statistics > Explore >
Plots > Normality plots with tests > Power Estimation dengan
ketentuan jika nilai sig.> 0,05 maka data tersebut homogen.
2. Uji Kesamaan Rata-Rata
Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa pada dua kelas yang akan digunakan sebagai subjek
penelitian. Apabila rata-rata nilai kedua kelas tidak berbeda jauh, maka
penelitian dapat dilakukan. Uji kesamaan rata-rata dilakukan terhadap
nilai pretest. Selanjutnya nilai pretest tersebut dibandingkan antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk membuktikan bahwa kedua
kelas yang akan digunakan memiliki kondisi awal yang tidak jauh
berbeda. Pengujian kesamaan rata-rata menggunakan uji independent
48
samples t test apabila data berdistribusi normal dan menggunakan uji
Mann Whytney U-Test apabila data tidak berdistribusi normal.
Perhitungan ini menggunakan program SPSS versi 25.0.
Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji
dua pihak) menurut Sugiyono (2013: 120) sebagai berikut :
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Keterangan :
H0 : Kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada tes awal (pretest) tidak berbeda secara
signifikan.
H1 : Kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada tes awal (pretest) berbeda secara signifikan
Sebelum dilakukan uji kesamaan rata-rata, dilakukan uji normalitas
dan homogenitas terlebih dahulu untuk menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya, dilakukan uji
kesamaan rata-rata. Jika diperoleh nilai thitung lebih besar daripada ttabel,
pmaka dapat ditarik kesimpulan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak.
Pengambilan keputusan bisa juga dilihat dari nilai signifikansinya. Jika
nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,
sedangkan jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka H0 ditolak
(Priyatno 2010: 31).
49
3. Uji Perbedaan Rata-Rata Dua Kelompok Berpasangan
Variabel independen kualitatif dalam penelitian ini memiliki dua
kategori. Oleh sebab itu, dilakukan pengujian dengan metode uji beda
rata-rata untuk dua sampel berpasangan menggunkan uji paired sample
t-test untuk data yang berdistribusi normal dan Wilcoxon Sign Rank
Test untuk data yang tidak berdistribusi normal. Model uji beda ini
digunakan untuk menganalisis model penelitian pre-post atau sebelum
dan sesudah.
Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji
dua pihak) menurut Sugiyono (2010:120) sebagai berikut :
0 1 2:H
1 1 2:H
Keterangan :
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan
penalaran matematis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan penalaran
matematis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
Dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak Ho
pada uji ini adalah sebagai berikut (Pramana, 2012:38-39):
a. Jika thitung > ttabel dan probabilitas1) Jika thitung > ttabel dan probabilitas
(Asymp.Sig) < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima.
b. Jika thitung < ttabel dan probabilitas (Asymp.Sig) > 0,05, maka Ho
diterima dan H1 ditolak.
50
4. Uji Hipotesis
Setelah dinyatakan kedua kelas homogen dan berdistribusi normal,
maka langkah selanjutnya yaitu uji hipotesis. Uji hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Independent Sample test dan
uji Analysis Varians Multivarians (MANOVA). Uji Independent
Sample test digunakan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran problem posing terhadap kemampuan penalaran
matematis dan pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
motivasi belajar siswa. Sedangkan uji MANOVA digunakan untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar, dimana data
tersebut memiliki 1 variabel bebas dan 2 variabel terikat.
a. Uji Independent Sample t test
Hipotesis dalam uji Independent Sample t test yaitu:
1) H0 :Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem
posing terhadap kemampuan penalaran matematis pada
pembelajaran matematika.
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis pada
pembelajaran matematika.
2) H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem
posing terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran
matematika.
51
H1: Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran
matematika.
Menentukan kriteria pengujian dua pihak
1) Jika = 0,05 < sig (2 tailed) dan thitung ttabel maka H1 ditolak
2) Jika = 0,05 ≥ sig (2 tailed) dan thitung ttabel maka H1
diterima
Langkah Pengujian Hipotesis Dan Interpretasinya
Pengujian hipotesis menggunakan uji independent samples
t test pada program SPSS versi 25.0, menu yang digunakan yaitu
analyze > compare means > independent samples t test.
Langkah interpretasi uji independent samples t test :
Langkah 1
Baca dulu Levene’s test untuk uji homogenitas (perbedaan
varians). Jika nilai Sig. > 0,05, maka dikatakan tidak ada perbedaan
varians pada data tersebut (data homogen).
Langkah 2
Jika data homogen, maka baca lajur kiri (equal variances
assumed). Jika data tidak homogen, maka baca lajur kiri pada
(equal variances assumed)
Langkah 3
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui nilai thitung dan
nilai signifikansinya. H1 akan diterima jika nilai thitung > ttabel dan
52
nilai signifikansinya > 0,05. Untuk menentukan ttabel dapat
diperoleh dengan menentukan df (derajat kebebasan) = n-2 dengan
taraf signifikansi 5%.
b. Uji MANOVA
Uji Manova digunakan untuk mengeksplorasi hubungan di
antara beberapa variabel independen yang berjenis kategorikal
(bisa data nominal atau ordinal) dengan beberapa variabel
dependen yang berjenis metrik (bisa data interval atau rasio), yang
tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara
variabel dependen dan variabel independen (Singgih, 2017 : 210).
Model uji MANOVA : Y1 + Y2 + … + Yn = X1 + X2 + … + Xn.
Hipotesis uji MANOVA dalam penelitian ini yaitu:
H0 : Tidak ada pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis dan motivasi
belajar siswa.
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis dan motivasi
belajar siswa.
Dalam pengujian dengan menggunakan MANOVA harus
memenuhi pra-syarat yaitu:
1) Uji Homogenitas Varian
Uji homogenitas varian digunakan untuk menguji apakah
data memiliki varian yang homogen atau tidak. Dalam
53
penelitian ini homogenitasn varian data dilakukan dengan
bantuan SPSS 25.0. Uji homogenitas varian dapat dilihat dari
hasil uji Levene’s dengan kriteria Sig > 0,05.
a) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05
maka nilai H0 ditolak, yaitu data memiliki varian yang
sama atau homogen.
b) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05
maka nilai H0 diterima, yaitu data memiliki varian yang
tidak sama atau tidak homogen
2) Uji Homogenitas Covarian
Uji homogenitas covarian digunakan untuk menguji apakah
data memiliki matriks varians/covarian yang homogen atau
tidak. Uji homogenitas covarian dapat dilihat dari hasil uji
Box’s M dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
a) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05
maka nilai H0 ditolak, yaitu data tidak memiliki covarian
yang sama atau homogen.
b) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05
maka nilai H0 diterima, yaitu data memiliki covarian yang
tidak sama atau tidak homogen.
3) Uji Multivariate Test
Uji multivarite digunakan setelah data memenuhi syarat uji
homogenitas varians dan uji homogenitas matriks kovarians.
54
Uji multivariate inilah yang akan menjadi titik akhir
kesimpulan uji MANOVA. Penelitian ini akan menggunakan
SPSS 25.0. Setelah menentukan nilainya, adapun kaidah dalam
menentukan hasil uji berdasarkan nilai signifikansinya yaitu:
a) Jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
sehingga tidak ada pengaruh
b) Jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
sehingga ada pengaruh.
4) Interpretasi Uji MANOVA
Hasil out put pada uji multivariate test terdapat dua baris,
baris pertama (intercept) untuk mengetahui nilai perubahan
pada masing-masing variabel terikat yang dipengaruhi oleh
variabel bebas, sedangkan baris kedua (kelas) untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap dua variabel
terikat secara bersamaan.. Jika nilai Sig pada Pillai’s Trace,
Wilks’ Lambda, Hotelling’s Trace, Roy’s Largest Root < 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga ada pengaruh
variabel bebas terhadap dua variabel terikat tersebut.
c. Besar Pengaruh
Besarnya perbedaan kemampuan penalaran matematis dan
motivasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran problem
posing dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan effect
size. Effect size merupakan ukuran mengenai besarnya efek suatu
55
variabel pada variabel lain, besarnya perbedaan maupun hubungan
yang bebas dari pengaruh besarnya sampel.
Perhitungan effect size pada uji t dapat dihitung dengan
menggunakan rumus cohen’s sebagai berikut:
t c
pooled
x xd
S
Dengan :
d : cohen’s effect size
tx
: rata-rata kelas eksperimen
cx
: rata-rata kelas kontrol
pooledS : standar deviasi
Adapun rumus pooledS (Sgab) adalah sebagai berikut:
2 21 1t t c c
pooled
t c
n Sd n SdS
n n
Dengan:
pooledS : standar deviasi
nt : jumlah siswa kelas eksperimen
nc : jumlah siswa pada kelas kontrol
Sdt2 : standar deviasi kelas eksperimen
Sdc2 : standar deviasi kelas kontrol
56
Interpretasi Cohen’s d menurut Kortilk (2011) adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Cohen’s d
Cohen’s
Standart
Effect Size Persentase (%)
Large 2,0 97,7
1,9 97,1
1,8 96,4
1,7 95,5
1,6 94,5
1,5 93,3
1,4 91,9
1,3 90
1,2 88
1,1 86
1,0 84
0,9 82
0,8 79
Medium 0,7 76
0,6 73
0,5 69
Small 0,4 66
0,3 62
0,2 58
0,1 54
0,0 50
57
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data
1. Data Hasil Penelitian
Berikut ini data nilai tes kemampuan penalaran matematis (pretest
dan posttest) dan angket motivasi belajar siswa:
Tabel 4.1 Nilai Tes Kemampuan Penalaran Matematis dan
Angket Motivasi Belajar Kelas Eksperimen
Kelas Eksperimen (VIII H)
No Kode
Siswa Pretest Posttest Angket
1 H-01 37 78 84
2 H-02 57 63 65
3 H-03 52 85 68
4 H-04 33 65 68
5 H-05 43 68 75
6 H-06 45 80 80
7 H-07 37 83 78
8 H-08 45 69 75
9 H-09 40 80 64
10 H-10 40 75 84
11 H-11 65 83 72
12 H-12 57 89 85
13 H-13 30 65 73
14 H-14 35 62 76
15 H-15 45 76 79
16 H-16 33 65 74
17 H-17 20 85 78
18 H-18 63 85 89
19 H-19 45 70 73
20 H-20 30 63 68
21 H-21 45 88 91
58
Kelas Eksperimen (VIII H)
No Kode
Siswa Pretest Posttest Angket
22 H-22 63 75 74
23 H-23 43 85 78
24 H-25 57 65 85
25 H-25 47 80 65
26 H-26 65 68 88
27 H-27 57 89 91
28 H-28 45 80 84
29 H-29 35 76 86
30 H-30 40 78 75
31 H-31 52 82 79
Total 1401 2355 2404
Rata-rata 45,1935 75,9677 77,5484
Nilai Tertinggi 65 89 91
Nilai Terendah 20 62 64
Tabel 4.2 Nilai Tes Kemampuan Penalaran Matematis dan
Angket Motivasi Belajar Kelas Kontrol
Kelas Kontrol (VIII G)
No Kode
Siswa Pretest Posttest Angket
1 G-01 30 50 65
2 G-02 30 48 60
3 G-03 25 55 72
4 G-04 26 45 66
5 G-05 45 82 78
6 G-06 38 77 80
7 G-07 45 50 65
8 G-08 26 68 85
9 G-09 42 48 81
10 G-10 23 64 69
11 G-11 45 55 73
12 G-12 55 72 74
13 G-13 58 65 76
14 G-14 46 55 84
59
Kelas Kontrol (VIII G)
No Kode
Siswa Pretest Posttest Angket
15 G-15 35 60 70
16 G-16 56 68 70
17 G-17 48 60 62
18 G-18 50 69 71
19 G-19 25 45 60
20 G-20 45 85 90
21 G-21 32 60 65
22 G-22 36 55 81
23 G-23 26 45 64
24 G-24 54 80 72
25 G-25 30 60 65
26 G-26 45 65 70
27 G-27 31 60 85
28 G-28 58 86 82
29 G-29 25 55 70
30 G-30 56 68 80
Total 1186 1855 2185
Rata-rata 39,5333 61,8333 72,8333
Nilai Tertinggi 58 86 90
Nilai Terendah 23 45 60
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada nilai
pretest kelas eksperimen mempunyai total nilai 1401, rata-rata
45,1935, nilai tertinggi 65 dan nilai terendah 20. Nilai posttest pada
kelas eksperimen mempunyai total nilai 2355, rata-rata 75,9677,
nilai tertinggi 89 dan nilai terendah 64. Nilai angket pada kelas
eksperimen mempunyai total skor 2404, rata-rata 77,5484 , nilai
tertinggi 91 dan nilai terendah 64.
Berdasarkan Tabel 4.2 nilai pretest kelas kontrol
mempunyai total nilai 1186, rata-rata 39,5333, nilai tertinggi 58
60
dan nilai terendah 23. Nilai posttest pada kelas kontrol mempunyai
total nilai 1855, rata-rata 61,833, nilai tertinggi 86 dan nilai
terendah 45. Nilai angket pada kelas kontrol mempunyai total skor
2185, rata-rata 72,8333 , nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60.
2. Statistik Deskriptif Tes Kemampuan Penalaran Matematis dan
Angket Motivasi Belajar
a. Statistik Deskriptif Pretest Kemampuan Penalaran Matematis
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Pretest Kemampuan
Penalaran Matematis
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pretest Eksperimen 31 20 65 45.19 11.400
Pretest Kontrol 30 23 58 39.53 11.664
Berdasarkan Tabel 4.3, jumlah siswa di kelas eksperimen
sebanyak 31, dengan skor rata-rata 45,19, skor minimal 20 dan
skor maksimal 65. Pada kelas kontrol, jumlah siswa yaitu 30,
kemudian diperoleh skor rata-rata 39,53, skor minimal 23 dan skor
maksimal 58.
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat hasil standar deviasi pada kelas
eksperimen sebesar 11,400 dan pada kelas kontrol 11,664. Hal ini
menunjukkan bahwa standar deviasi pada kelas kontrol lebih besar
dari kelas eksperimen, sehingga penyebaran data pada kelas
kontrol lebih heterogen atau lebih menyebar dibandingkan data
pada kelas eksperimen.
61
b. Statistik Deskriptif Posttest Kemampuan Penalaran Matematis
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Posttest Kemampuan Penalaran
Matematis
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Posttest Eksperimen 31 62 89 75.97 8.651
Posttest Kontrol 30 45 86 61.83 11.954
Berdasarkan Tabel 4.4, jumlah siswa di kelas eksperimen
sebanyak 31, dengan skor rata-rata 75,97, skor minimal 62,dan
skor maksimal 89. Pada kelas kontrol, jumlah siswa yaitu 30,
kemudian diperoleh skor rata-rata 61,83, skor minimal 45,dan skor
maksimal 86.
Pada Tabel 4.4 dapat dilihat hasil standar deviasi pada kelas
eksperimen sebesar 8,651 dan pada kelas kontrol 11,954. Hal ini
menunjukkan bahwa standar deviasi pada kelas kontrol lebih besar
dari kelas eksperimen, sehingga penyebaran data pada kelas
kontrol lebih heterogen atau lebih menyebar dibandingkan data
pada kelas eksperimen.
c. Statistik Deskriptif Angket Motivasi Belajar
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Angket Motivasi Belajar
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Angket Eksperimen 31 64 91 77.55 7.771
Angket Kontrol 30 60 90 72.83 8.184
Berdasarkan Tabel 4.5, jumlah siswa di kelas eksperimen
sebanyak 31, dengan skor rata-rata 77,55, skor minimal 64, skor
62
maksimal 91 dan standar deviasi 7,771. Pada kelas kontrol, jumlah
siswa yaitu 30, kemudian diperoleh skor rata-rata 72,83, skor
minimal 60, skor maksimal 90 dan standar deviasi 8,184.
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat hasil standar deviasi pada kelas
eksperimen sebesar 7,771 dan pada kelas kontrol 8,184. Hal ini
menunjukkan bahwa standar deviasi pada kelas kontrol lebih besar
dari kelas eksperimen, sehingga penyebaran data pada kelas
kontrol lebih heterogen atau lebih menyebar dibandingkan data
pada kelas eksperimen.
B. Analisis Data
1. Analisis Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Penalaran Matematis
a. Validitas
Upaya untuk mendapatkan data yang akurat maka tes yang
akan digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria yang
baik. Tes yang peneliti gunakan untuk diujikan pada kelas
eksperimen (VIII H) dan kelas kontrol (VIII G) sebelumnya diuji
coba di luar sampel yaitu kelas VIII E. Uji coba tes dilakukan
untuk mengetahui apakah item soal tersebut dapat mengukur
kemampuan penalaran matematis siswa. Hasil analisis validasi
item soal uji coba tes kemampuan penalaran matematis dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
63
Tabel 4.6 Interpretasi Validasi Soal Tes Kemampuan
Penalaran Matematis
No
Soal
rxy Interpretasi Kriteria
1a 0,130 rxy < 0,3610 Tidak Valid
1b 0,598 rxy ≥ 0,3610 Valid
2a 0,534 rxy ≥ 0,3610 Valid
2b 0,443 rxy ≥ 0,3610 Valid
3 0,382 rxy ≥ 0,3610 Valid
4 0,550 rxy ≥ 0,3610 Valid
5a 0,370 rxy ≥ 0,3610 Valid
5b 0,416 rxy ≥ 0,3610 Valid
6 0,594 rxy ≥ 0,3610 Valid
7 0,051 rxy < 0,3610 Tidak Valid
Berdasarkan Tabel 4.6, hasil validasi item soal tes terhadap
7 item soal yang diujicobakan menunjukkan terdapat 2 soal yang
tidak valid katena diperoleh rxy< rtabel (rxy< 0,3610) yaitu item soal
nomor 1a dan 7. sedangkan item soal yang valid yaitu item soal
nomor 1b, 2a, 2b, 3, 4, 5a, 5b, dan 6 karena rxy ≥ rtabel (rxy ≥
0,3610).
Berdasarkan kriteria validitas item soal, butir soal yang
tidak valid tidak dapat diujikan kepada sampel karena item soal
tersebut tidak dapat mengukur kemampuan penalaran matematis
siswa. Namun dengan berkurangnya nomor soal yang diujikan
tidak berpengaruh terhadap indikator kemampuan penalaran
matematis yang akan diukur. Indikator soal 1a mirip dengan
indikator soal nomor 2 dan indikator soal nomor 7 mirip dengan
indikator nomor 4. Item soal yang dapat diujikan pada penelitian
ini yaitu item soal 1b, 2a, 2b, 3, 4, 5a, 5b, dan 6.
64
b. Reliabilitas
Uji reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui soal reliabel
atau tidak (layak digunakan atau tidak). Berikut ini hasil output uji
reliabilitas menggunakan SPSS 25.0.
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Penalaran
Matematis
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.539 10
Kriteria reliabilitas soal kemampuan penalaran matematis
dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel. Dari hasil analisis
menggunakan SPSS 25.0 menunjukkan bahwa tes tersebut
memiliki rhitung sebesar 0,539 > 0,361 sehingga butir-butir tes
tersebut reliabel.
2. Analisis Hasil Uji Coba Angket Motivasi Belajar
a. Validitas
Tes yang peneliti gunakan untuk diujikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelumnya diuji coba di luar sampel
yaitu kelas VIII F. Uji coba angket dilakukan untuk mengetahui
apakah angket tersebut dapat mengukur tingkat motivasi belajar
siswa. Berikut hasil analisis dan interpretasi uji validitas angket
motivasi belajar:
65
Tabel 4.8 Validasi Uji Coba Instrumen Angket Motivasi
Belajar
No
Soal
rxy Interpretasi Kriteria
1 0,573 rxy ≥ 0,3610 Valid
2 0,794 rxy ≥ 0,3610 Valid
3 0,639 rxy ≥ 0,3610 Valid
4 0,532 rxy ≥ 0,3610 Valid
5 0,590 rxy ≥ 0,3610 Valid
6 0,487 rxy ≥ 0,3610 Valid
7 0,674 rxy ≥ 0,3610 Valid
8 0,645 rxy ≥ 0,3610 Valid
9 0,564 rxy ≥ 0,3610 Valid
10 0,749 rxy ≥ 0,3610 Valid
11 0,650 rxy ≥ 0,3610 Valid
12 0,568 rxy ≥ 0,3610 Valid
13 0,688 rxy ≥ 0,3610 Valid
14 0,718 rxy ≥ 0,3610 Valid
15 0,724 rxy ≥ 0,3610 Valid
16 0,652 rxy ≥ 0,3610 Valid
17 0,597 rxy ≥ 0,3610 Valid
18 0,649 rxy ≥ 0,3610 Valid
19 0,512 rxy ≥ 0,3610 Valid
20 0,463 rxy ≥ 0,3610 Valid
Berdasarkan Tabel 4.8, hasil perhitungan uji validitas
instrumen angket motivasi belajar sebanyak 20 butir dengan
responden sebanyak 30 siswa dimana dan rtabel = 0,3610
didapat 20 butir soal tersebut valid. Soal angket yang akan
digunakan merupakan angket yang tergolong valid karena dapat
mengukur tingkat motivasi belajar siswa.
66
c. Reliabilitas
Uji reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui soal reliabel
atau tidak (layak digunakan atau tidak). Berikut ini hasil output uji
reliabilitas menggunakan SPSS 25.0.
Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Uji Coba Angket Motivasi Belajar
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.912 20
Kriteria reliabilitas angket dikatakan reliabel jika rhitung >
rtabel. Dari hasil analisis menggunakan SPSS 25.0 menunjukkan
bahwa angket tersebut memiliki rhitung sebesar 0,912 > 0,361
sehingga butir-butir angket tersebut reliabel.
3. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data
yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnow dengan
menggunakan program SPSS 25.0 dengan taraf signifikansi 0,05.
Apabila nilai signifikansi tes atau angket > 0,05, maka tes atau
angket tersebut berdistribusi normal.
67
1) Uji Normalitas Pretest Kemampuan Penalaran Matematis
Tabel 4.10 Uji Normalitas Pretest Kemampuan Penalaran
Matematis
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Pretest Kelas eksperimen .152 31 .066
Kelas Kontrol .147 30 .097
Berdasarkan Tabel 4.10 nilai signifikansi dari pretest
kemampuan penalaran matematis pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol keduanya memiliki sig > 0,05. Nilai signifikansi pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebesar 0,66 dan
0,97. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil kemampuan
penalaran matematis untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal.
2) Uji Normalitas Posttest Kemampuan Penalaran Matematis
Tabel 4.11 Uji Normalitas Posttest Kemampuan Penalaran
Matematis
Berdasarkan Tabel 4.11 nilai signifikansi (Sig) dari posttest
kemampuan penalaran matematis pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol keduanya memiliki nilai signifikansi yang lebih
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig. Posttest Kelas eksperimen .131 31 .188
Kelas Kontrol .128 30 .200*
68
besar dari 0,05 (Sig > 0,05). Nilai signifikansi pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebesar 0,188 dan
0,200. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest
kemampuan penalaran matematis untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdistribusi normal.
3) Uji Normalitas Angket Motivasi Belajar
Tabel 4.12 Uji Normalitas Angket Motivasi Belajar
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Angket Kelas eksperimen .119 31 .200*
Kelas Kontrol .109 30 .200*
Berdasarkan Tabel 4.12 nilai signifikansi (Sig) dari angket
motivasi belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
keduanya memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05
(Sig > 0,05). Nilai signifikansi pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebesar 0,200. Maka dapat disimpulkan bahwa data
hasil angket motivasi belajar untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah
kedua kelompok yang digunakan sebagai penelitian tersebut
homogen atau tidak. Uji homogenitas menggunakan uji Levene
dengan menggunakan program SPSS 25.0 dengan taraf signifikansi
69
0,05. Apabila nilai signifikansi tes atau angket > 0,05 maka tes atau
angket tersebut homogen.
1) Uji Homogenitas Pretest Kemampuan Penalaran Matematis
Tabel 4.13 Uji Homogenitas Pretest Kemampuan
Penalaran Matematis
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Pretest .851 1 59 .360
Pada tabel 4.13 diketahui bahwa data pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol keduanya homogen. Data dapat
dikatan homogen apabila Sig > 0,05. Dari hasil uji Levene
didapatkan bahwa hasil dari pretest kemampuan penalaran
matematis mempunyai sig = 0,360 maka dapat dinyatakan
bahwa data pretest kemampuan penalaran matematis homogen.
2) Uji Homogenitas Posttest Kemampuan Penalaran Matematis
Tabel 4.14 Uji Homogenitas Posttest Kemampuan
Penalaran Matematis
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig. Posttest 2.492 1 59 .120
Pada tabel 4.14 diketahui bahwa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol keduanya homogen. Data dapat dikatan homogen
apabila Sig > 0,05. Dari hasil uji Levene didapatkan bahwa
hasil dari pretest kemampuan penalaran matematis mempunyai
70
sig = 0,120 maka dapat dinyatakan bahwa data posttes
kemampuan penalaran matematis homogen.
3) Uji Homogenitas Angket Motivasi Belajar
Tabel 4.15 Uji Homogenitas Angket Motivasi Belajar
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Angket .181 1 59 .672
Hasil dari uji homogenitas pada data angket motivasi
belajar pada Tabel 4.15 diketahui bahwa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol keduanya homogen. Data dapat dikatan
homogen apabila Sig > 0,05. Dari hasil uji Levene didapatkan
bahwa hasil dari pretest kemampuan penalaran matematis
mempunyai nilai signifikansi 0,672 maka dapat dinyatakan
bahwa data pretest kemampuan penalaran matematis homogen.
4. Uji Kesamaan Rata-Rata
Kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan memiliki varians
yang homogen, selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rerata dengan
uji-t dua pihak melalui program SPSS 25.0 menggunakan Independent
Sample T-Test dengan asumsi kedua varians homogen (equal varians
assumed) dengan taraf signifikansi 0,05. Hipotesis tersebut
dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak) menurut
Sugiyono (2010: 120) sebagai berikut :
H0 : μ1 ≠ μ2
H1 : μ1 = μ2
71
Keterangan :
H0 : Kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada tes awal (pretest) berbeda secara signifikan.
H1 : Kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada tes awal (pretest) tidak berbeda secara
signifikan.
Tabel 4.16 Uji Independent t Test Pretest Kemampuan
Penalaran Matematis
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T df Sig. (2-
tailed)
Pretest
Equal variances
assumed .851 .360 1.917 59 .060
Equal variances not
assumed 1.916 58.814 .060
Pada Tabel 4.16 terlihat bahwa nilai signifikansi (sig.2-tailed)
sebesar 0,06 dan nilai thitung =1917. Karena nilai probabilitas > 0,05
(0,06 > 0,05) dan nilai thitung < ttabel (1917 < 2000) maka H1 diterima
atau kemampuan penalaran siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
pada tes awal (pretest) tidak berbeda secara signifikan.
5. Uji Perbedaan Rata-rata Dua Kelompok Berpasangan
Uji perbedaan rata-rata dua kelompok berpasangan melalui
program SPSS 25.0 menggunakan Pair Sample T-Test dengan asumsi
kedua varians homogen (equal varians assumed) dengan taraf
72
signifikansi 0,05. Uji pair t test digunakan untuk mengetahui adanya
perbedaan nilai pretest dengan posttest yang signifikan atau tidak pada
nilai mean pretest dan posttest, serta thitung > ttabel dengan dibuktikan
nilai sig < 0,05. Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis
statistik (uji dua pihak) menurut Sugiyono (2010:120) sebagai berikut :
0 1 2:H
1 1 2:H
Keterangan :
a. Hipotesis uji perbedaan rata-rata dua kelompok berpasangan kelas
eksperimen
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan
penalaran matematis siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran.
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan
penalaran matematis siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran.
b. Hipotesis uji perbedaan rata-rata dua kelompok berpasangan kelas
kontrol
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan
penalaran matematis siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran.
73
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan
penalaran matematis siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran.
Tabel 4.17 Perbandingan Rata-Rata Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Kelas Rata-rata
Pretest
Rata-Rata
Posttest Gain Peningkatan
Eksperimen 45,19 75,97 30,78 68,112%
Kontrol 39,53 61,83 22,3 56,41%
Berdasarkan hasil perolehan dari pretest dan posttest
kemampuan penalaran matematis pada kelas eksperimen
mengalami peningkatan. Nilai rata-rata sebelum diberi perlakuan
sebesar 45,19 dan nilai rata-rata setelah diberi perlakuan meningkat
menjadi 75,97. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebeesar
68,112%. Pada kelas kontrol nilai rata-rata sebelum perlakuan
sebesar 39,53 dan nilai rata-rata setelah diberi perlakuan meningkat
menjadi 61,83, Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar
56,41%.
Tabel 4.18 Uji Pair Sampel t-Test Pretest & Posttest
Kemampuan Penalaran Matematis
Paired Samples Test
t Df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Pretest Eksperimen - Posttest
Eksperimen -13.629 30 .000
Pair 2 Pretest Kontrol -Posttest Kontrol -11.270 29 .000
Pada hasil uji pair sample test pada Tabel 4.18
menunjukkan nilai sig.(2-tailed) pretest- posttest kelas eksperimen
74
sebesar 0,000 dan nilai thitung = -13,629. Tanda negatif pada nilai
thitung menjelaskan bahwa nilai pretest mempunyai nilai yang lebih
rendah dari nilai posttest. Sesuai kaidah pengambilan keputusan
dalam uji pair sample t-test bahwa nilai sig.(2-tailed) < 0,05 dalam
hal ini 0,000 < 0,05dan thitung > ttabel (13,629 > 2,000). Maka H0
ditolak dan H1 diterima dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
pembelajaran pada kelas eksperimen.
Berdasarkan hasil uji pair sample test pada Tabel 4.18
diperoleh nilai sig.(2-tailed) pretest- posttest kelas kontrol sebesar
0,000 dan nilai thitung = -11,270. Tanda negatif pada nilai thitung
menjelaskan bahwa nilai pretest mempunyai nilai yang lebih
rendah dari nilai posttest. Sesuai kaidah pengambilan keputusan
dalam uji pair sample t-test bahwa nilai sig.(2-tailed) < 0,05 dalam
hal ini 0,000 < 0,05 dan thitung > ttabel (11,270 > 2,000). Maka H0
ditolak dan H1 diterima dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
pembelajaran pada kelas kontrol.
6. Uji Hipotesis
Setelah dinyatakan kedua kelas homogen dan berdistribusi normal,
maka langkah selanjutnya yaitu uji hipotesis. Uji hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Independent Sample test dan
uji Multivariate Analysis of Varians (MANOVA). Uji Independent
75
Sample test digunakan untuk mengetahui pengaruh Model
pembelajaran problem posing terhadap kemampuan penalaran
matematis dan pengaruh Model Pembelajaran problem posing
terhadap motivasi belajar siswa. Sedangkan uji MANOVA digunakan
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar,
dimana data tersebut memiliki 1 variabel bebas dan 2 variabel terikat.
a. Pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
kemampuan penalaran matematis.
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis.
H1 :Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis.
Tabel 4.19 Uji Independent T Test Kemampuan Penalaran
Matematis
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-tailed)
Posttest
Equal variances
assumed 2.492 .120 5.303 59 .000
Equal variances
not assumed 5.276 52.746 .000
Berdasarkan hasil uji independent sample test tersebut,
diketahui nilai sig.(2-tailed) kelas eksperimen sebesar 0,000
dan nilai t hitung 5,303. Sesuai kaidah pengambilan keputusan
dalam uji independent samples t-test bahwa nilai sig.(2-tailed)
76
< 0,05 atau 0,000 < 0,05 dan thitung > ttabel (5,303 > 2,000).
Maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti terdapat
pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
kemampuan penalaran matematis.
b. Pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap motivasi
belajar siswa
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap motivasi belajar siswa.
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap motivasi belajar siswa.
Tabel 4.20 Uji Independent t Test Angket Motivasi Belajar
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T df Sig. (2-tailed)
Angket Equal variances
assumed .181 .672 2.308 59 .025
Equal variances not
assumed 2.306 58.577 .025
Berdasarkan hasil uji independent sample test tersebut,
diketahui nilai sig.(2-tailed) kelas eksperimen sebesar 0,000
dan nilai t hitung = 2,308. Sesuai kaidah pengambilan keputusan
dalam uji independent samples t-test bahwa nilai sig.(2-tailed)
< 0,05 dalam hal ini 0,000 < 0,05 dan thitung > ttabel (2,308 >
2,000). Maka H0 ditolak dan H1 diterima, Hal ini berarti
77
terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap motivasi belajar siswa.
c. Pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar
Uji MANOVA digunakan untuk mengetahui pengaruh
model pembelajaran problem posing terhadap kemampuan
penalaran matematis dan motivasi belajar, dimana data tersebut
memiliki 1 variabel bebas dan 2 variabel terikat..
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis dan motivasi
belajar siswa.
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis dan motivasi
belajar siswa.
Sebelum melakukan uji manova terlebih dahulu melakukan syarat
sebagai berikut:
1) Uji Homogenitas Varian
Uji homogenitas varian dapat dilihat dari hasil uji Leven’s
dengan kriteria nilai Sig > 0,05 maka varian homogen.
Tabel 4.21 Hasil Uji Homogenitas Varian
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Posttest 2.492 1 59 .120
Angket .181 1 59 .672
78
Berdasakan uji Levene’spada Tabel 4.21 di atas didapat
nilai signifikansi 0,120 pada nilai posttest dan 0,131 pada
angket. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua
varian posttest dan angket homogen sehingga dapat dilanjut ke
uji manova.
2) Uji Homogenitas Matriks Varian/ Covarian
Uji Manova menyaratkan bahwa matriks varian/ covarian
dari variabel dependen sama. Apabila hasil uji Box’s memiliki
nilai Sig > 0,05 maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa covarian dependen sama.
Tabel 4.22 Hasil Uji Homogenitas Matriks Varians/
Covarian
Box's Test of Equality of Covariance
Matricesa
Box's M 3.153
F 1.012
df1 3
df2 649994.239
Sig. .386
Berdasarkan uji diatas nilai Box’s M didapat 0,502 dengan
taraf signifikansi 0,402. Ini berarti bahwa 0,402 > 0,05. Dengan
demikian H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan matriks
covarian dari variabel dependen sama. Sehingga analisis
manova dapat dilanjutkan.
79
3) Uji Multivariate Test
Tabel 4.23 Uji Multivariate
Multivariate Testsa
Effect F Hypothesis df Error df Sig.
Intercept Pillai's Trace 2839.365 2.000 58.000 .000
Wilks' Lambda 2839.365 2.000 58.000 .000
Hotelling's Trace 2839.365 2.000 58.000 .000
Roy's Largest Root 2839.365 2.000 58.000 .000
Kelas Pillai's Trace 13.856 2.000 58.000 .000
Wilks' Lambda 13.856 2.000 58.000 .000
Hotelling's Trace 13.856 2.000 58.000 .000
Roy's Largest Root 13.856 2.000 58.000 .000
Berdasarkan hasil out put pada Tabel 4.23 di atas terdapat
dua baris, baris pertama (intercept) untuk mengetahui nilai
perubahan pada kemampuan penalaran matematis dan motivasi
belajar tanpa dipengaruhi penggunaan model pembelajaran
problem posing, sedangkan baris kedua (kelas) untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran problem posingterhadap
kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar siswa.
Sehingga baris yang digunakan adalah baris yang kedua.
Berdasarkan Tabel 4.24 menunjukkan bahwa harga F untuk
Pillai’s Trace, Wilks’ Lambda, Hotelling’s Trace, Roy’s Largest
Root memiliki nilai Sig, dimana Sig < 0,05. Artinya, harga F untuk
Pillai’s Trace, Wilks’ Lambda, Hotelling’s Trace, Roy’s Largest
Root semuanya signifikan, maka Ho ditolak dan menerima H1 yang
berarti pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
80
kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar pada
pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga.
7. Besar pengaruh
Untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran problem
posing terhadap kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar
dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan effect size. Untuk
menghitung effect size pada uji t-test digunakan rumus Cohen’s
sebagai berikut:
t c
pooled
x xd
S
Adapun rumus pooledS (Sgab) adalah sebagai berikut:
2 21 1t t c c
pooled
t c
n Sd n SdS
n n
a. Menghitung besar pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis
31 1 8,651 30 1 11,954
31 30pooledS
30 8,651 29 11,954
31 30pooledS
259,53 3102, 42162
61pooledS
3361,95162
61pooledS
55,11396098360656 7,423877759204185=7,4pooledS
t c
pooled
x xd
S
81
75,97 61,83
7, 4d
14,141,9108
7, 4d
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa besarnya pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis siswa kelas VIII
SMPN 2 Salatiga adalah sebesar 1,9108 atau sebesar 97,1% dan
tergolong tinggi.
b. Menghitung besar pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap motivasi belajar
31 1 7,771 30 1 8,184
31 30pooledS
30 7,771 29 8,184
31 30pooledS
233,13 237,336
61pooledS
470, 466
61pooledS
7,71255737704918 2,777149145625632 2,78pooledS
t c
pooled
x xd
S
77,55 72,83
2,78d
82
4,721,6978 1,7
2,78d
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa besarnya pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Salatiga
adalah sebesar 1,7 atau sebesar 95,5% dan tergolong tinggi.
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran problem posing terhadap kemampuan penalaran matematis,
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika dan untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran matematika.
Jenis penelitian ini adalah quasi experimental design. Pada desain
ini, terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberi
perlakuan berupa model pembelajaran problem posing, sedangkan
kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Populasi dalam penelitian ini
yaitu semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling yaitu
kelas VIII H sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII G sebagai kelas
kontrol SMP Negeri 2 Salatiga, masing-masing berjumlah 31 siswa dan 30
siswa dengan alasan kedua kelas tersebut mendapat peringkat yang
83
seimbang. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 variabel bebas dan 2
variabel terikat. Model pembelajaran problem posing sebagai variabel
bebas, sedangakan kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar
sebagai variabel terikat. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu tes dan
angket. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan penalaran matematis
siswa dan angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa.
Berdasarkan data hasil nilai pretest siswa didapatkan bahwa
perbedaan rata-rata hasil nilai pretest antara kelompok eksperimrn dan
kelas kontrol tidak terlalu jauh, sehingga dapat dikatakan bahwa kelompok
eksperimen dan kontrol berangkat dari keadaan yang sama. Setelah
dilakukan perlakuan dan dilakukan posttest diketahui bahwa rata-rata hasil
kemampuan penalaran matematis lebih besar daripada kelas kontrol yaitu
masing-masing sebesar 75,97 dan 61,83. Demikian pula hasil angket
motivasi belajar didapat bahwa motivasi belajar siswa pada kelas
eksperimen lebih baik daripada motivasi belajar siswa pada kelas kontrol
yaitu masing-masing sebesar 77,55 dan 72,83.
Perbedaan kemampuan matematis siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol dapat diketahui dengan menggunakan uji perbedaan dua
rata-rata. Data yang digunakan untuk menganalisis uji perbedaan dua rata-
rata adalah data nilai posttest. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
harga thitung sebesar 3,303, sedangkan harga ttabel sebesar 2,042, karena
thitung lebih besar dari ttabel sehingga H0 ditolak yang berarti kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
84
Pengujian hipotesis untuk mengetahui adanya pengaruh dan
besarnya pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
kemampuan penalaran matematis yaitu dengan menggunakan uji
independent samples t test dan rumus Cohen’s. Berdasarkan hasil uji
independent smples t test diperoleh harga thitung sebesar 3,303, sedangkan
harga ttabel sebesar 2,042, karena thitung lebih besar dari ttabel sehingga H0
ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh model
pembelajaran problem posing terhadap kemampuan penalaran matematis
dan diperoleh harga d Cohen’s atau besar pengaruh sebesar 1,9108 atau
97,1%. Jadi dapat disimpulkan besarnya persentase pengaruh tergolong
tinggi.
Pengujian hipotesis untuk mengetahui adanya pengaruh dan
besarnya pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap motivasi
belajar siswa yaitu dengan menggunakan uji independent samples t test
dan rumus Cohen’s. Berdasarkan hasil uji independent smples t test
diperoleh harga thitung sebesar 2,308 sedangkan harga ttabel sebesar 2,042,
karena thitung lebih besar dari ttabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
motivasi belajar siswadan diperoleh harga d Cohen’s atau besar pengaruh
sebesar 1,7 atau 95,5%. Jadi dapat disimpulkan besarnya persentase
pengaruhnya tergolong tinggi.
Pengujian hipotesis yang dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
85
kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar siswa digunakan uji
MANOVA (Mulitivariate Analysis of Variance). Berdasarkan hasil uji
MANOVA didapatkan bahwa nilai signifikansi untuk Pillai’s Trace,
Wilks’ Lambda, Hotelling’s Trace, Roy’s Largest Root = 0,000. Karena
nilai signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Jadi dapat disimpulkan terdapat pengaruh model pembelajaran
problem posing terhadap kemampuan penalaran matematis dan motivasi
belajar siswa.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
kemampuan penalaran matematis dengan nilai thitung > ttabel (3,303 >
2,042) dan nilai signifikansinya 0,000, (0,000 < 0,05) serta besar
pengarunya sebesar 97,1 %.
2. Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
motivasi belajar siswa ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel (2,308 >
2,042) dan nilai signifikansinya 0,025, (0,025 < 0,05) serta besar
pengaruhnya sebesar 95,5%.
3. Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar ditunjukkan
dengan nilai signifikansi untuk Pillai’s Trace, Wilk’s Lambda,
Hotelling’s Trace, dan Roy’s Largest Root sebesar 0,000 (0,000 <
0,05).
87
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dipaparkan, peneliti
memberika saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan salah satu
pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam
kelas, sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika. model
pembelajaran problem posing dapat dijadikan salah satu alternatif
khususnya membantu siswa untuk memecahkan soal matematika
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi siswa
Dengan diberikannya model pembelajaran problem posing oleh
guru, siswa diharapkan bisa memecahkan masalah yang diberikan guru
dan lebih bersemangat mempunyai motivasi belajar yang tinggi serta
lebih kreatif dalams mengikuti proses pembelajaran.
3. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan hasil
penelitian ini dalam lingkup yang lebih luas serta menambah variabel
lain yang lebih inovatif dan variatif dalam penelitian, sehingga dapat
menambah wawasan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,
khususnya pada pembelajaran matematika.
88
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nyimas. dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Jakarta: Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional
Anggraini, Yenni Dian. 1999. Kontribusi Kemampuan Penalaran dan Kreativitas
Siswa terhadap Kemampuan menyelesaikan Soal-soal Transformasi pada
Siswa Kelas III SLTP. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Model Pembelajaran
Praktek. Jakarta: PT Rineka cipta.
. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik Edisi
Revisi. Jakarta : Rineka Cipta
Brodie, Karin. 2010. Teaching Mathematical Reasoning In Secondary School
Classroom. New York: Springer.
Buchori, Mochtar. 2001. Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Kanisius.
Budiningsih, Asri. 2012. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chairani, Zahra. 2007. Problem Posing dalam Matematika.
http://www.curriki.org/xwiki/bin/view/Coll_zahrachairani/problemposing.
Diakses pada tanggal 10 Maret 2019.
Darnati, Euis Tati. 2001. Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Melalui
Pendekatan Problem Posing Pada Pembelajaran Matematika. Buletin
Pelangi Pendidikan, Vol 4 ( 1) .
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan
Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Matematika
Yogyakarta.
Dyahsih, Ali. 2015. Keekfetifan Experiential Learning Pembelajaran Matematika
Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Jurnal Riset Pendidikan Matematika.Vol
2.
Hakim, Lukmanul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Prima.
Hamalik, Oemar. 2010. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
89
Hamzah, Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada..
Hasratuddin. 2014. Pembelajaran Matematika Sekarang dan yang akan Datang
Berbasis Karakter. Jurnal Didaktik Matematika Vol.1, N0. 2..
Herdian. 2009. Model Pembelajaran Problem Posing.
http://herdy07.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 Maret 2019.
Herman, Hudoyo. 2000. Mengajar dan Belajar Matematika. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Konstektual Dalam Pembelajaran Abad
21.Bogor : Ghalia Indonesia.
Kusumah, Yaya S. 2004. Model-Model Pembelajaran Matematika Untuk
Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Afektif Siswa Sekolah Menengah.
Bandung: Skripsi tidak diterbitkan. Program Studi Pendidikan Matematika
FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Mahmuzah, Rifaatul. 2017. Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
SMP Melalui Model Pembelajaran Problem Posing. Jurnal Peluang .Vol.
4 No. 2.
Maunah, Bintu. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Mu’zizah. Rif’atul. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran SAVI (Somatic,
Auditory, Visual,Intelektual ) Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa
Kelas VIII SMPN 2 KRAS KEDIRI Tahun Ajaran 2018/2019. Skripsi
tidak diterbitkan. Tulungagung: Jurusan Tadris Matematika Fakultas
Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung.
Nurcahyo, Novian. 2014. Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Pengajuan Masalah Matematis
Serta Habits Of Mind Siswa SMA. Thesis tidak diterbitkan. Bandung.
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia.
Nursairah DKK. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap
Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Kute Lombok
Tengah Tahun pelajaran 2016/2017. Prosiding Seminar Nasional Pendidik
Dan Pengembang Pendidikan Indonesia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 59 tahun 2014
Pramana, Andi. 2012. Analisis Perbandingan Trading Volume Activity dan
Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham.
90
Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Diponegoro Semarang.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Jakarta:
Mediakom.
Puspitasari. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap
Hasil Belajar Matematika Materi Himpunan pada Siswa Kelas VII SMPN
2 Kampak Trenggalek Semester Genap Tahun pelajaran 2013/2014.
Skripsi Tidak Diterbitkan. Tulungagung. Jurusan Tadris Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung.
Ridwan. 2013. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Risnawati .2009. Pengaruh Penerapan Model Problem Posing Terhadap Hasil
Belajar Matematika Materi Pokok Keliling Dan Luas Segi Empat Pada
Peserta Didik Kelas VII SMP Islam Durenan. Skripsi tidak diterbitkan.
Semarang: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Diponegoro Semarang.
Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers.
Shadiq, Fadjar. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran Dan Komunikasi.
Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar Dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru
(PPPG) Matematika Yogyakarta
Singgih, Santoso. 2017. Statistik Multivariate dengan SPSS. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo
Siswono,Tatang Y.E. 2008. Pendekatan Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif,
Unesa University Press.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
91
Sumartini, Tina Sri. 2015. Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah .Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 5,
No 1
Sundayana, R. 2015. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika.
Bandung: Alfabeta.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: TERAS.
Thabrani, Rustam dkk. 2013. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wahyunita, Maya. 2017. Pengaruh metode Mathemagics Terhadap Kemampuan
Penalaran di Tinjau Dari Motivasi Belajar Siswa SMKN 1 Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung:
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Raden Intan Lampung.
Wardhani, Puspita Kusuma. 2008. Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep
Pecahan Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Gamping Melalui Pendekatan
Problem posing. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Studi
Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta.
Wulandari, Enika. 2011. Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Melalui Pendekatan Problem posing Di Kelas VIII A SMP Negeri 2
Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Studi
Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta.
92
93
Lampiran 1
DAFTAR NAMA RESPONDEN UJI COBA SOAL KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIS (VIII E)
No Nama Siswa Jenis
Kelamin
Kode
Nama
1 Abednego Edo Asmara Putra L E-01
2 Ahmad Abi Ridwan L E-02
3 Albin Riza Alfarizi L E-03
4 Alvin Maulana Handika L E-04
5 Ananda Riefky Nabilla P E-05
6 Andrian Alfin Nugroho P E-06
7 Dave Amadea L E-07
8 David Setiawan L E-08
9 Dea Amanda P E-09
10 Evalina Sintya P E-10
11 Fachrami Gamashinta P E-11
12 Faisal Khalid Saputro L E-12
13 Farisha Putri Selvia P E-13
14 Helena Adi Wisetya P E-14
15 Kylie Felicia Gracelynn P E-15
16 Lintang Valensita P E-16
17 Maria Riska Nurlenny P E-17
18 Marsa Silvyana P E-18
19 Muhammad Ali Rahman L E-19
20 Mukhammad Ikhsan Prayogi L E-20
21 Nabila Dea Aprilia P E-21
22 Najwa Amalia Dewi P E-22
23 Pangeran Rifanael.T.Sagala L E-23
24 Prasanti Wirastuti P E-24
25 Rayhan Wahyu Atha Putra L E-25
26 Revalisa Leony Setyandari P E-26
27 Satwika Briliana Christi P E-27
28 Toby Samuel Tampubolon L E-28
29 Ulfa Vitria P E-29
30 Wisnu Budi Utomo L E-30
94
Lampiran 2
DAFTAR NAMA RESPONDEN UJI COBA ANGKET MOTIVASI
BELAJAR (VIII F)
No Nama Siswa Jenis
Kelamin
Kode
Nama
1 Aditya Dwiky Setiawan L F-01
2 Aisah Tyas Nuraini P F-02
3 Aisyah Safa Assyahda P F-03
4 Annisa Minkhatur Ulya P F-04
5 Ardikha Abdeepradana L F-05
6 Atha Raihan Nauval L F-06
7 Azahra Septyani Amanda P F-07
8 Basith Anugrah Yafi L F-08
9 Bulan Nazwa Ramadhani P F-09
10 Chelsea Yulita Olivia P F-10
11 Chesya Alvan Gusti Annisa P F-11
12 Darin Fadlan Wahira P F-12
13 Dimas Aryafani L F-13
14 Dinno Farhan Syahputra L F-14
15 Eka Risky Dewi Aryani P F-15
16 Endah Nur Hidayah L F-16
17 Ethan Putra Danis L F-17
18 Ghozi Human Ridho L F-18
19 Halima Sofi Khairani P F-19
20 Hasna Nur Rizqi Azizah Rumra P F-20
21 Hasnah Faiqotuzzahro P F-21
22 Inesa Asiska Indrias P F-22
23 Mahendra Putra Ramadhan L F-23
24 Nolla Rakhel Anjani Agri Salsabila P F-24
25 Nur Aslamiyah Irjapasa P F-25
26 Nur Siwi Meidawati P F-26
27 Putri Ayu Kinansih P F-27
28 Rendy Pu tra Pratama Herwanto L F-28
29 Sandy Ahmad Fahrezy L F-29
30 Suci Naraswari Anggraini P F-30
95
Lampiran 3
DAFTAR NAMA SAMPEL KELAS EKSPERIMEN (VIII H)
No Nama Jenis
Kelamin
Kode Siswa
1 Albibib L H-01
2 Alvan Evandra R L H-02
3 Alvin S.A L H-03
4 Ananda Zaky F. L H-04
5 Ayoenda Riefky N P H-05
6 Az Zahra F.K P H-06
7 Azzahra Najwa P H-07
8 Chandra Sabrina H. P H-08
9 Damai D.S L H-09
10 Fina Zulfa A P H-10
11 Fukana Triana S. P H-11
12 Hasna Zahira P H-12
13 Hosea Valentino F. L H-13
14 Indra Agusta P L H-14
15 Indra Firmansyah L H-15
16 Ivandra L H-16
17 Januar Krishna W. L H-17
18 Monica M.G P H-18
19 Muhammad Ezar A.P L H-19
20 Muhammad Ihsan L H-20
21 Nashwa Amelia D. P H-21
22 Natalia Selviana P P H-22
23 Nathania Putri A P H-23
24 Risti Setia Hidayati P H-24
25 Rizqi W.P P H-25
26 Safira Ulya P H-26
27 Salsabila Zahra P P H-27
28 Sukma Petra P H-28
29 Winda Yuanita P H-29
30 Zico Nakano M L H-30
31 Zulfikar Mustaqim A. L H-31
96
Lampiran 4
DAFTAR NAMA SAMPEL KELAS KONTROL
No Nama Jenis
Kelamin
Kode Siswa
1 Adrie Najja Abdillah L G-01
2 After Adi Wisandi L G-02
3 Alvin Akbar Gymnastiar L G-03
4 Alvin Maulana Aji L G-04
5 Amelia Yulian Sari P G-05
6 Anifa Zulfa Azzahra P G-06
7 Aulya Rahmi Triwandari P G-07
8 Bintang Ardiyansyach L G-08
9 Chaylla Pramesty Prihardi P G-09
10 Dea Sefina Rashika Putri P G-10
11 Diajeng Diah Pita A. P G-11
12 Diva Novia Safitri P G-12
13 Dwi Aulia Putri P G-13
14 Erika Septiana Putri P G-14
15 Faridah Ratna Duhita P G-15
16 Ghifari Firman A L G-16
17 Hafidz Wahyu R L G-17
18 Hafiz Sayid A L G-18
19 Krisna Bayu Ramadhan Syah L G-19
20 Lu'luil Maknun P G-20
21 Muhamad Fariz Nur Hakimi L G-21
22 Muhammad 'Izza Dhiya Alha L G-22
23 Naufal Rayhandika L G-23
24 Putra Fajar Pangestu L G-24
25 Raihan Maulana Yusuf L G-25
26 Rashmilla Shakya Nikita P G-26
27 Ridwan Hilal Mahiswara L G-27
28 Riska Ayun Alfinda P G-28
29 Roy Hermawan Utomo L G-29
30 Talitha Aufia Muthi P G-30
97
Lampiran 5
KISI-KISI UJI COBA SOAL KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
Mata Pelajaran :Matematika
Alokasi Waktu : 40 Menit
Jumlah Soal : 7 Uraian
Kompetensi Dasar Aspek Penalaran Indikator Bentuk
Soal
No
Soal
Menyajikan dan
menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
distribusi data, nilai
rata-rata, median,
modus, dan sebaran
data untuk mengambil
simpulan, membuat
keputusan, dan
membuat prediksi.
Menyajikan pernyataan
matematika secara
lisan, tertulis, gambar,
dan grafik
Siswa dapat menentukan
median (kuartil tengah) dan
jangkauan interkuartil suatu
data.
Uraian 1
Melakukan manipulasi
matematika
Siswa dapat menentukan
nilai datum terbesar, kuartil
atas dan kuartil bawah data
jika diketahui jangkauan
data.
2
Melakukan manipulasi
matematika
Siswa dapat menentukan
nilai datum terbesar jika
diketahui median dan
jangkauan data.
3
Menyusun bukti,
memberikan alasan atau
bukti terhadap beberapa
solusi
Siswa dapat menentukan
nilai 3 datum suatu data
jika diketahui nilai kuartil
bawah, median dan kuartil
atasnya.
4
Memeriksa kebenaran
argumen
Siswa dapat menentukan
jangkauan interkuartil
5
Melakukan manipulasi
matematika
Siswa dapat menentukan
jangkauan data jika
diketahui rata-rata nilai
suatu data
6
Menarik kesimpulan
dari pernyataan
Siswa dapat menetukan
kuartil bawah, median dan
kuartil atas data
7
98
Lampiran 6
SOAL UJI COBA KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
1. Seorang peneliti mengambil masing-masing 1 kg air dari 20 sungai yang
berbeda untuk diuji kadar garamnya. Hasil pengujian (dalam mg) adalah
193 282 243 243 282 214 185 128 243 159 218 161 112 131
201 132 194 221 141 136. Dari data tersebut tentukan
a. Q2 (median)
b. Jangkauan interkuartil!
2. Diketahui 10 data nilai ujian nasional : 40, 55, 30, 60, 70, x, 65, 75, 45, 50.
Jika diketahui jangkauan data sama dengan 50. Tentukanlah
a. Nilai datum terbesar data
b. Kuartil atas dan kuartil bawahnya
3. Diketahui suatu data yang terdiri dari 3 datum mempunyai rata-rata 15,
median 15 dan jangkauan 10. Tentukan nilai datum terbesarnya
4. Perhatikan urutan data berikut.
4, 4, x, 6, y, 8, z, 8.
Jika data tersebut telah diurutkan dari nilai terkecil sampai terbesar dimana
kuartil bawah = 1
42
, median = 7 dan kuartil atas = 8, tentukan nilai x, y, z
5. Data berat badan pada kelas VIII C menunjukkan enam siswa berbobot 50
kg, lima siswa berbobot 42 kg, dua siswa berbobot 46 kg, empat siswa
berbobot 47 kg, enam siswa berbobot 48 kg, dan dua siswa berbobot 40.
a. Tentukan jangkauan interkuartil dari data tersebut
b. Bila situasi berubah, dua siswa dari kelas lain diikutkan dalam data
yaitu 42 dan 46. Apakah jangkauan interkuartil data lebih besar atau
lebih kecil atau sama dengan data sebelumnya? Berikan penjelasan
6. Diketahui 10 siswa mengikuti suatu ujian. Jika skor maksimum tidak
diperhitungkan, rata-rata nilai mereka 6,5. Jika nilai minimum tidak
diperhitungkan rata-rata nilai mereka 7,3. Tentukan jangkauan data tersebut
7. Sebuah data hasil ulangan harian matematika kelas VIII A menunjukkan,
delapan siswa mendapatkan nilai 95, empat siswa mendapat nilai 85, tujuh
siswa mendapat nilai 65, sembilan siswa mendapat nilai 70, dan dua siswa
mendapat nilai 80. Tentukan kuartil bawah, median dan kuartil atas nilai
ulangan harian matematika di kelas tersebut?
99
Lampiran 7
PEMBAHASAN DAN PEDOMAN PENSKORAN UJI COBA SOAL
KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
No Pembahasan Skor 1. Diketahui : Data uji kadar garam 193 282 243 243 282 214 185
128 243 159 218 161 112 131 201 132 194 221 141 136
Ditanya : a. Median?
b. Jangkauan interkuartil?
Jawab:
Data setelah diurutkan 112 128 131 132 136 141 159 161 185 193 194
201 214 218 221 243 243 243 282 282
a. Median antara data ke-10 dan 11 yaitu 193 194
193,52
b. Q1 = 1
(20 1) 5,254
x letak kuartil bawah (Q1) terletak antara data
ke-5 dan ke 6 yaitu 136 141 277
138,52 2
.
Q3 = 3
(20 1) 15,754
x letak kuartil atas (Q3) terletak antara data
ke-15 dan 16 yaitu 221 243 464
2322 2
Jangkauan interkuartil = Q3 - Q1 = 221 – 136 = 85.
5
15
2. Diketahui : Data 40, 55, 30, 60, 70, x, 65, 75, 45, 50
Jangkauan = 50.
Ditanya : a. nilai x ?
b. kuartil atas dan kuarrtil bawah
Jawab:
a. Jangkauan = nilai terbesar – nilai terkecil
50 = x – 30
x = 50 +30
x = 80
Sehingga data menjadi 40, 55, 30, 60, 70, 80, 65, 75, 45, 50.
Setelah diurutkan data menjadi 30, 40.45, 50, 55, 60, 65, 70, 75, 80
b. (Kuartil bawah) Q1 =1
(9 1) 2,54
x letak kuartil atas terletak antara
data ke-2 dan 3 yaitu 30 40
352
(Kuartil atas) Q3 = 3
(9 1) 7,54
x letak kuartil atas terletak antara
data ke 7 dan 8 yaitu 70 7572,5
2
10
10
100
3. Diketahui : 3 datum
Rata-rata = 15
Median = 15
Jangkauan = 10
Ditanya : Nilai datum terbesar?
Jawab:
Misalkan 3 datum tersebut : a, b, c
Rata-rata = 153
a b c ...(1)
Jangkauan = nilai terbesar – nilai terkecil = 10
Jangkauan = c – a = 10 ... (2)
Letak median yaitu pada data ke-2 sehingga nilai b = 15
b = 15 di substitusikan ke persamaan (1)
Rata-rata = 153
a b c
Rata-rata = 15
153
a c
45 15a c
30 ...(3)a c
10
30
2 40
c a
a c
c
20c 30
30 20
10
a c
a
a
Didapat a, b, c yaitu 10, 15, dan 20
10
4. Diketahui : Data 4, 4, x, 6, y, 8, z, 8.
kuartil atas = 1
42
median = 7
kuartil bawah = 8
Ditanya : x, y, z
Jawab:
Median = 1
(8 1) 4,52
x letak median yaitu pada data ke- 4,5 yaitu
67, 8
2
yy
Q1 = 1
(8 1) 2,54
x letak kuartil bawah (Q1) terletak pada data ke-2,5
yaitu 4 1
4 , 52 2
xx
20
101
Q3 = 3
(8 1) 7,54
x letak kuartil atas (Q3) terletak pada data ke-7,5
yaitu 8
8, 82
zz
Sehingga 5, 8, 8x y z
5. Diketahui :
Siswa 6 5 2 4 6 2
Berat badan 50 42 46 47 48 40
Ditanya : a. Jangkauan interkuartil?
b. jangkauan interkuatil jika ditambah dua datu yaitu 42 dan 46
Jawab :
a. Setelah diurutkan :
Siswa 2 5 2 4 6 6
Berat badan 40 42 46 47 48 50
Kuartil bawah terletak pada data ke 7 yaitu 42
kuartil atas terletak pada data ke 19 yaitu 48
Jangkauan interkuartil data yaitu 48 – 42 = 6
b. Jika ditambah 2 siswa dari kelas lain, data menjadi:
Siswa 2 6 3 4 6 6
Berat badan 40 42 46 47 48 50
Kuartil bawah terletak pada data ke 8 yaitu 42
kuartil atas terletak pada data ke 20 yaitu 48
Jangkauan interkuartil data yaitu 48 – 42 = 6.
Jangkauan interkuartil data sama dikarenakan nilai kuartil bawah dan
kuartil atasnya sama sehingga tidak berpengaruh terhadap jangkauan
interkuartil data.
10
10
6. Diketahui : jumlah siswa 10
Rata-rata tanpa skor maks = 6,5
Rata-rata tanpa skor min = 7,3
Ditanya : jangkauan ?
Jawab:
6,8 9 7,3 9 min
10 10
x skor maks x skor
58,5 65,7 min
10 10
skor maks skor
min 65,7 58,5skormaks skor min 4,5skormaks skor
Jadi jangkauan data tersebut adalah 4,5
20
7. Diketahui data nilai ulangan matematika kelas VIII A.
Ditanya : kuartil bawah, median dan kuartil atas?
Nilai Frekuensi
65 7
70 9
85 6
95 8
10
102
Jawab:
Q1 = 1
(30 1) 7,754
x letak kuartil bawah (Q1) terletak antara data
ke-7 dan ke 8 yaitu 65 70 135
67,52 2
Median = 1
(30 1) 15,52
x letak kuartil bawah median terletak
antara data ke-5 dan ke 16 yaitu 70 70 140
702 2
Q3 = 3
(30 1) 25,254
x letak kuartil atas (Q3) terletak antara data ke-
25 dan 26 yaitu 95 95 190
952 2
Total Skor (Nilai) 100
103
Lampiran 8
KISI-KISI UJI COBA ANGKET MOTIVASI BELAJAR
Variabel Indikator No. Butir
N Positif Negatif
Motivasi
Belajar
Adanya hasrat dan keinginan
berhasil
3, 4, 5 16 4
Adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar
2, 7 1, 10 4
Adanya harapan dan cita-cita
masa depan
12, 13 8 3
Adanya penghargaan dalam
belajar
6 11, 14 3
Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar
15, 18 17 3
Adanya lingkungan belajar
yang kondusif
23 9,19 3
Jumlah butir 11 9 20
Adaptasi dari : Skripsi Maya Wahyunita yang berjudul Pengaruh metode Mathemagics
Terhadap Kemampuan Penalaran di Tinjau Dari Motivasi Belajar Siswa SMKN 1 Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2016/2017”.
104
Lampiran 9
KRITERIA DAN PEDOMAN PENSKORAN UJI COBA ANGKET
MOTIVASI BELAJAR
Untuk pernyataan positif
a. Nilai 5 : Sering Sekali (SS)
b. Nilai 4 : Sering (Sr)
c. Nilai 3 : Kadang (Kd)
d. Nilai 2 : Jarang (Jr)
e. Nilai 1 : Jarang Sekali (Js)
Untuk pernyataan negatif
a. Nilai 1 : Sering Sekali (SS)
b. Nilai 2 : Sering (Sr)
c. Nilai 3 : Kadang (Kd)
d. Nilai 4 : Jarang (Jr)
e. Nilai 5 : Jarang Sekali (Js)
Pedoman Penskoran :
100Skor siswa
Skor Angket xSkor maksimal
Kriteria Motivasi Belajar Siswa
Motivasi
Belajar
Tinggi Sedang Rendah
Kriteria Skor Angket x SD
x SD Skor Angket x SD
Skor Angket x SD
Keterangan :
x
= Rata-rata
SD = Standar deviasi atau simpangan baku
105
Lampiran 10
ANGKET MOTIVASI BELAJAR (UJI COBA)
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan yang telah disediakan..
2. Berilah tanda chek list (√) pada pilihan jawaban (SS, Sr, Kd, Jr, dan Js) pada
lembar kolom yang telah disediakan sesuai dengan kenyataan yang anda
alami..
3. Apabila ada hal-hal yang tidak dimengerti mohon ditanyakan kepada
peneliti
4. Atas kesediaan dan kerjasama kamu dalam mengisi instrumen ini saya
ucapkan terima kasih.
5. Pedoman alternatif jawaban adalah sebagai berikut.
Ss = Sering Sekali
Sr = Sering
Kd = Kadang-Kadang
Jr = Jarang
Js = Jarang Sekali
Identitas Responden
Nama :
Kelas :
No. Pernyataan Jawaban
SS Sr Kd Jr Js
1. Saya diam saja ketika menemui hal-hal yang
belum saya pahami
2. Saya selalu mencatat materi yang disampaikan
oleh guru
3. Saya berusaha mengerjakan tugas/ PR dengan
teliti
4. Saya selalu bertanya jika ada materi matematika
106
yang belum dipahami
5. Saya sering mengulangi pelajaran matematika
yang disampaikan di sekolah melalui les
tambahan sehingga saya lebih mengerti
6. Saya datang tepat waktu, karena saya ingin
mempelajari matematika dari awal samapai akhir
7. Saya merasa rugi jika ada materi yang terlewatkan
8. Saya malas belajar matematika karena cita-cita
saya bukan menjadi guru matematika
9. Saya sering ribut dikelas ketika pembelajaran
matematika sedang berlangsung
10. Bila ada PR matematika saya mencontek
pekerjaan teman apa adanya tanpa bertanya cara
menyelesaikan
11. Saya sering terlambat ke sekolah
12. Saya belajar matematika agar naik kelas
13. Saya sering dihukum karena malas mengerjakan
PR yang diberikan oleh guru
14. Saya merasa senang ketika belajar matematika
dengan metode yang digunakan guru
15. Saya kurang yakin jika saya akan berhasil
menyelesaikan soal matematika
16. Pelajaran matematika sangat membosankan bagi
saya
17. Saya yakin dengan mempelajari matematika akan
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari
18. Jika guru memberikan pujian atas keberhasilan
siswa dalam menyelesaikan soal matematika,
maka saya menjadi tambah semangat
menyelesaikan soal yang lain
19. Suasana belajar yang tenang membuat saya lebih
berkonsentrasi
20. Saya merasa nyaman saat belajar jika suasana
kelas bersih
107
Lampiran 11
VALIDITAS UJI COBA SOAL KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
Correlations
o1a o1b o2a o2b o3 o4 o5a o5b o6 o7 Total
o1a R 1 -.102 -.047 .151 -.064 .268 -.031 -.185 -.118 .140 .130
Sig. (2-tailed) .590 .804 .424 .748 .152 .872 .327 .542 .461 .494
N 30 30 30 30 28 30 30 30 29 30 30
o1b R -.102 1 .366* .280 -.187 .141 .141 .020 .642** -.170 .598**
Sig. (2-tailed) .590 .047 .134 .341 .458 .457 .914 .000 .368 .000
N 30 30 30 30 28 30 30 30 29 30 30
o2a R -.047 .366* 1 .038 .202 .282 .099 .169 .103 -.201 .534**
Sig. (2-tailed) .804 .047 .841 .302 .131 .604 .372 .593 .286 .002
N 30 30 30 30 28 30 30 30 29 30 30
o2b R .151 .280 .038 1 .040 .175 -.082 .083 .236 -.081 .443*
Sig. (2-tailed) .424 .134 .841 .842 .355 .665 .662 .219 .669 .014
N 30 30 30 30 28 30 30 30 29 30 30
o3 R -.064 -.187 .202 .040 1 .198 .067 .250 .011 .115 .382*
Sig. (2-tailed) .748 .341 .302 .842 .312 .735 .200 .956 .561 .045
N 28 28 28 28 28 28 28 28 27 28 28
o4 R .268 .141 .282 .175 .198 1 .026 .171 -.044 .121 .550**
Sig. (2-tailed) .152 .458 .131 .355 .312 .892 .365 .819 .525 .002
N 30 30 30 30 28 30 30 30 29 30 30
o5a R -.031 .141 .099 -.082 .067 .026 1 .069 .381* -.037 .370*
Sig. (2-tailed) .872 .457 .604 .665 .735 .892 .718 .042 .847 .044
N 30 30 30 30 28 30 30 30 29 30 30
o5b R -.185 .020 .169 .083 .250 .171 .069 1 .007 .319 .416*
Sig. (2-tailed) .327 .914 .372 .662 .200 .365 .718 .970 .085 .022
108
N 30 30 30 30 28 30 30 30 29 30 30
o6 R -.118 .642** .103 .236 .011 -.044 .381* .007 1 -.080 .594**
Sig. (2-tailed) .542 .000 .593 .219 .956 .819 .042 .970 .679 .001
N 29 29 29 29 27 29 29 29 29 29 29
o7 R .140 -.170 -.201 -.081 .115 .121 -.037 .319 -.080 1 .051
Sig. (2-tailed) .461 .368 .286 .669 .561 .525 .847 .085 .679 .788
N 30 30 30 30 28 30 30 30 29 30 30
Total R .130 .598** .534** .443* .382* .550** .370* .416* .594** .051 1
Sig. (2-tailed) .494 .000 .002 .014 .045 .002 .044 .022 .001 .788 N 30 30 30 30 28 30 30 30 29 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
109
Dikatakan valid jika rhitung > rtabel.
Diketahui n = 30 dengan taraf signifikansi 0,05 , nilai r tabel = 0,3610.
No
Soal
Rxy (rhitung) Interpretasi Kriteria
1a 0,130 rxy < 0,3610 Tidak Valid
1b 0,598 rxy ≥ 0,3610 Valid
2a 0,534 rxy ≥ 0,3610 Valid
2b 0,443 rxy ≥ 0,3610 Valid
3 0,382 rxy ≥ 0,3610 Valid
4 0,550 rxy ≥ 0,3610 Valid
5a 0,370 rxy ≥ 0,3610 Valid
5b 0,416 rxy ≥ 0,3610 Valid
6 0,594 rxy ≥ 0,3610 Valid
7 0,051 rxy < 0,3610 Tidak Valid
Kesimpulan : butir soal yang tidak valid ada 2 butir yaitu nomor 1a dan
7 karena rhitung < 0,3610. Dan butir soal yang valid ada 8 butir karena nilai
rhitung> 0,3610.
Lampiran 12
RELIABILITAS UJI COBA SOAL KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.539 10
Kriteria reliabilitas soal kemampuan penalaran matematist dikatakan
reliabel jika rhitung > rtabel. Dari hasil analisis menggunakan SPSS 22 for Windows
menunjukkan bahwa tes tersebut memiliki rhitung sebesar 0,539 > 0,3610 sehingga
butir-butir tes tersebut reliabel.
110
Lampiran 13
VALIDITAS UJI COBA ANGKET MOTIVASI BELAJAR
Correlations
o1 o2 o3 o4 o5 o6 o7 o8 o9 o10 o11 o12 o13 o14 o15 o16 o17 o18 o19 o20 Total
1 R 1 .451* .123 .212 .415
* .011 .234 .390
* .475
** .329 .252 .122 .254 .371
* .583
** .461
* .978
** .175 .243 -.029 .573
**
Sig. (2-
tailed)
.012 .519 .261 .023 .953 .213 .033 .008 .075 .179 .521 .183 .044 .001 .010 .000 .356 .196 .881 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
2 R .451* 1 .605
** .398
* .314 .353 .597
** .475
** .240 .478
** .578
** .404
* .593
** .695
** .940
** .581
** .455
* .501
** .241 .337 .794**
Sig. (2-
tailed)
.012
.000 .029 .091 .056 .000 .008 .201 .007 .001 .027 .001 .000 .000 .001 .011 .005 .199 .068 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
3 R .123 .605**
1 .504**
.151 .412* .523
** .347 .155 .451
* .506
** .582
** .578
** .274 .548
** .220 .130 .603
** .121 .440
* .639**
Sig. (2-
tailed)
.519 .000
.004 .427 .024 .003 .060 .414 .012 .004 .001 .001 .143 .002 .242 .494 .000 .525 .015 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
4 R .212 .398* .504
** 1 .077 .227 .746
** .059 .239 .405
* .553
** .379
* .378
* .080 .380
* .119 .212 .745
** .031 .275 .532
**
Sig. (2-
tailed)
.261 .029 .004
.686 .227 .000 .758 .204 .026 .002 .039 .043 .675 .038 .531 .260 .000 .871 .141 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
5 R .415* .314 .151 .077 1 .177 .180 .408
* .871
** .537
** .107 .162 .322 .510
** .259 .317 .464
** .371
* .543
** -.049 .590
**
Sig. (2-
tailed)
.023 .091 .427 .686
.349 .342 .025 .000 .002 .573 .392 .088 .004 .168 .088 .010 .044 .002 .795 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
6 R .011 .353 .412* .227 .177 1 .410
* .375
* .128 .403
* .280 .249 .267 .404
* .312 .129 -.026 .364
* .374
* .302 .487**
Sig. (2-
tailed)
.953 .056 .024 .227 .349
.024 .041 .501 .027 .134 .185 .162 .027 .094 .498 .891 .048 .042 .105 .006
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
111
7 R .234 .597**
.523**
.746**
.180 .410* 1 .242 .093 .427
* .717
** .312 .554
** .373
* .581
** .399
* .227 .745
** .133 .336 .674
**
Sig. (2-
tailed)
.213 .000 .003 .000 .342 .024
.197 .626 .019 .000 .093 .002 .043 .001 .029 .227 .000 .485 .069 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
8 R .390* .475
** .347 .059 .408
* .375
* .242 1 .399
* .573
** .286 .271 .124 .495
** .414
* .620
** .392
* .177 .483
** .267 .645
**
Sig. (2-
tailed)
.033 .008 .060 .758 .025 .041 .197
.029 .001 .126 .147 .521 .005 .023 .000 .032 .350 .007 .154 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
9 R .475**
.240 .155 .239 .871**
.128 .093 .399* 1 .591
** .000 .247 .214 .337 .174 .239 .537
** .311 .527
** -.004 .564
**
Sig. (2-
tailed)
.008 .201 .414 .204 .000 .501 .626 .029
.001 1.000 .189 .266 .068 .356 .203 .002 .094 .003 .982 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
10 R .329 .478**
.451* .405
* .537
** .403
* .427
* .573
** .591
** 1 .313 .443
* .441
* .483
** .339 .456
* .383
* .387
* .498
** .311 .749
**
Sig. (2-
tailed)
.075 .007 .012 .026 .002 .027 .019 .001 .001
.093 .014 .017 .007 .067 .011 .037 .035 .005 .095 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
11 R .252 .578**
.506**
.553**
.107 .280 .717**
.286 .000 .313 1 .323 .650**
.433* .533
** .468
** .259 .577
** -.047 .296 .650**
Sig. (2-
tailed)
.179 .001 .004 .002 .573 .134 .000 .126 1.000 .093
.082 .000 .017 .002 .009 .167 .001 .806 .112 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
12 R .122 .404* .582
** .379
* .162 .249 .312 .271 .247 .443
* .323 1 .566
** .384
* .315 .232 .132 .314 .226 .401
* .568
**
Sig. (2-
tailed)
.521 .027 .001 .039 .392 .185 .093 .147 .189 .014 .082
.001 .036 .090 .217 .488 .091 .230 .028 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
13 R .254 .593**
.578**
.378* .322 .267 .554
** .124 .214 .441
* .650
** .566
** 1 .536
** .522
** .364 .271 .586
** .160 .362 .689
**
Sig. (2-
tailed)
.183 .001 .001 .043 .088 .162 .002 .521 .266 .017 .000 .001
.003 .004 .053 .155 .001 .407 .054 .000
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
14 R .371* .695
** .274 .080 .510
** .404
* .373
* .495
** .337 .483
** .433
* .384
* .536
** 1 .589
** .648
** .404
* .313 .384
* .282 .718
**
Sig. (2-
tailed)
.044 .000 .143 .675 .004 .027 .043 .005 .068 .007 .017 .036 .003
.001 .000 .027 .093 .036 .131 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
15 R .583**
.940**
.548**
.380* .259 .312 .581
** .414
* .174 .339 .533
** .315 .522
** .589
** 1 .492
** .541
** .461
* .186 .218 .724
**
112
Sig. (2-
tailed)
.001 .000 .002 .038 .168 .094 .001 .023 .356 .067 .002 .090 .004 .001
.006 .002 .010 .326 .246 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
16 R .461* .581
** .220 .119 .317 .129 .399
* .620
** .239 .456
* .468
** .232 .364 .648
** .492
** 1 .493
** .162 .265 .422
* .652**
Sig. (2-
tailed)
.010 .001 .242 .531 .088 .498 .029 .000 .203 .011 .009 .217 .053 .000 .006
.006 .392 .157 .020 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
17 R .978**
.455* .130 .212 .464
** -.026 .227 .392
* .537
** .383
* .259 .132 .271 .404
* .541
** .493
** 1 .179 .287 .011 .597
**
Sig. (2-
tailed)
.000 .011 .494 .260 .010 .891 .227 .032 .002 .037 .167 .488 .155 .027 .002 .006
.343 .123 .954 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
18 R .175 .501**
.603**
.745**
.371* .364
* .745
** .177 .311 .387
* .577
** .314 .586
** .313 .461
* .162 .179 1 .162 .307 .649
**
Sig. (2-
tailed)
.356 .005 .000 .000 .044 .048 .000 .350 .094 .035 .001 .091 .001 .093 .010 .392 .343
.393 .098 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
19 R .243 .241 .121 .031 .543**
.374* .133 .483
** .527
** .498
** -.047 .226 .160 .384
* .186 .265 .287 .162 1 .395
* .512
**
Sig. (2-
tailed)
.196 .199 .525 .871 .002 .042 .485 .007 .003 .005 .806 .230 .407 .036 .326 .157 .123 .393
.031 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
20 R -.029 .337 .440* .275 -.049 .302 .336 .267 -.004 .311 .296 .401
* .362 .282 .218 .422
* .011 .307 .395
* 1 .463
**
Sig. (2-
tailed)
.881 .068 .015 .141 .795 .105 .069 .154 .982 .095 .112 .028 .054 .131 .246 .020 .954 .098 .031
.010
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
Total R .573**
.794**
.639**
.532**
.590**
.487*
*
.674**
.645**
.564**
.749**
.650**
.568**
.689**
.718**
.724**
.652**
.597**
.649**
.512**
.463*
*
1
Sig. (2-
tailed)
.001 .000 .000 .002 .001 .006 .000 .000 .001 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .010
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
113
Dikatakan valid jika rhitung > rtabel.
Diketahui n = 30 dengan taraf signifikansi 0,05 , nilai r tabel = 0,3610.
No
Soal
Rxy
(Koefisien Korelasi)
Interpretasi Kriteria
1 0,573 rxy ≥ 0,3610 Valid
2 0,794 rxy ≥ 0,3610 Valid
3 0,639 rxy ≥ 0,3610 Valid
4 0,532 rxy ≥ 0,3610 Valid
5 0,590 rxy ≥ 0,3610 Valid
6 0,487 rxy ≥ 0,3610 Valid
7 0,674 rxy ≥ 0,3610 Valid
8 0,645 rxy ≥ 0,3610 Valid
9 0,564 rxy ≥ 0,3610 Valid
10 0,749 rxy ≥ 0,3610 Valid
11 0,650 rxy ≥ 0,3610 Valid
12 0,568 rxy ≥ 0,3610 Valid
13 0,688 rxy ≥ 0,3610 Valid
14 0,718 rxy ≥ 0,3610 Valid
15 0,724 rxy ≥ 0,3610 Valid
16 0,652 rxy ≥ 0,3610 Valid
17 0,597 rxy ≥ 0,3610 Valid
18 0,649 rxy ≥ 0,3610 Valid
19 0,512 rxy ≥ 0,3610 Valid
20 0,463 rxy ≥ 0,3610 Valid
Lampiran 14
RELIABILITAS UJI COBA ANGKET MOTIVASI BELAJAR
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.912 20
Kriteria reliabilitas angket dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel. Dari hasil
analisis menggunakan SPSS 22 for Windows menunjukkan bahwa angket tersebut
memiliki rhitung sebesar 0,912 > 0,3610 sehingga butir-butir angket tersebut
reliabel.
112
Lampiran 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / 2
Materi Pokok : Statistika
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2 JP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tetang ilmu pengetahuan teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis data berdasarkan distribusi data, nilai rata-rata, median,
dan modus dan sebaran data untuk mengambil simpulan, membuat
keputusan, dan membuat prediksi.
113
4.10 Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
distribusi data, nilai rata-rata, median, modus, dan sebaran data untuk
mengambil simpulan, membuat keputusan, dan membuat prediksi.
Indikator Pencapaian kompetensi
3.10.2 Menentukan jangkauan, kuartil dan jangkauan interkuartil suatu
kumpulan data
4.10.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jangkauan, kuartil dan
jangkauan interkuartil
4.10.3 Membuat kesimpulan, mengambil keputusan, dan membuat prediksi
dari suatu kumpulan data berdasarkan nilai jangkauan, kuartil dan
jangkauan interkuartil
C. Tujuan Pembelajaran
Dalam pembelajaran Statistika diharapkan siswa dapat terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran, bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat,
menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat :
1. Menentukan jangkauan, kuartil dan jangkauan interkuartil suatu kumpulan
data
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jangkauan, kuartil dan
jangkauan interkuartil
3. Membuat kesimpulan, mengambil keputusan, dan membuat prediksi dari
suatu kumpulan data berdasarkan nilai jangkauan, kuartil dan jangkauan
interkuartil.
D. Materi Pembelajaran
Penyebaran data merupakan ukuran yang menjelaskan distribusi dari
suatu kumpulan data. Ukuran penyebaran data antara lain jangkauan, kuartil
bawah (kuartil 1), kuartil tengah (median) dan kuartil atas (kuartil III)
Jangkauan
Jangkauan = nilai terbesar – nilai terkecil
114
Data yang menunjukkan panjang beberapa ular sanca (phyton) : 18,5 , 11 , 14,
12,5 , 16,25 , 8 , 10 , 15,5 , 6,25 , 5.
Untuk menentukan nilai terkecil dan terbesar, urutkan data terlebih dahulu
dari data yang terkecil ke yang terbesar.
5, 6,25 , 8, 10, 11, 12,5 , 14, 15,5 , 16,25 , 18,5
Nilai terkecil adalah 5. Nilai terbesar adalah 18,5.
Jadi jangkauan dari panjang ular sanca adalah 18,5-5 = 13,5 kaki
Kuartil dari kumpulan data membagi data menjadi empat bagian yang sama.
Ingat median (kuartil II) membagi data menjadi dua bagian yang sama
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Problem posing
Metode : Diskusi kelompok, Tanya Jawab
F. Media Pembelajaran
1. Penggaris, spidol
2. Lembar Kerja Peserta Didik
G. Sumber Belajar
1. Buku Siswa Matematika kelas VIII Semester 2: Abdur Rahman As’ari.
2017. Matematika. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
115
2. Buku Mandiri Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII: Kurniawan.
2017. Matematika. Jakarta: penerbit erlangga
3. Buku Guru Matematika kelas VIII : Abdur Rahman As’ari. 2017.
Matematika. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
H. Langkah –Langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1) Guru mengucapkan salam kemudian mengajak peserta didik berdoa.
2) Guru mengecek kehadiran peserta didik dan menyiapkan peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan peserta
didik hari ini, yaitu peserta didik akan bekerja secara individu dan
kelompok.
5) Guru memberikan gambaran yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari yaitu jangkauan, kuartil dan jangkauan interkuartil
b. Kegiatan Inti (100 Menit)
1) Guru menyampaikan materi tentang jangkauan, kuartil dan jangkauan
interkuartil
2) Guru memberikan contoh soal dan cara penyelesaian dengan konsep
jangkauan, kuartil dan jangkauan interkuartil.
3) Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang
belum dipahami dan cara membuat/mengajukan soal yang telah
dijelaskan
4) Guru memberikan informasi yang berkaitan dengan materi yang
dipelajari, kemudian meminta siswa untuk membuat soal beserta
penyelesaiannya berdasarkan informasi tersebut.
5) Guru meminta perwakilan 2-3 siswa untuk maju ke depan
mempresentasikan soal dan penyelesaian yang telah dibuat.
6) Guru menanggapi soal dan penyelesaian yang telah dibuat oleh siswa.
116
7) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang
8) Guru membagikan LKPD kepada tiap-tiap kelompok Guru mengamati
dan membimbing siswa dalam mengerjakan LKPD
9) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya di depan kelas.
c. Kegiatan Penutup ( 10 menit)
1) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang
jangkauan, kuartil dan jangkauan interkuartil
2) Siswa dan guru melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran
yang dilakukan pada hari ini.
3) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa materi pertemuan yang
akan datang yaitu peluang.
4) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
117
Penilaian Pengetahuan
a) Bentuk penilaian: tes tertulis
b) Instrumen penilaian
Kerjakan soal-soal berikut secara mandiri!
1. Seorang peneliti mengambil masing-masing 1 kg air dari 20 sungai yang
berbeda untuk diuji kadar garamnya. Hasil pengujian (dalam mg) adalah
193 282 243 243 282 214 185 128 243 159 218 161 112 131
201 132 194 221 141 136. Dari data tersebut tentukan
a. Q1, Q2, dan Q3
b. Jangkauan interkuartil!
2. Diketahui 15 siswa mengikuti suatu ujian. Jika skor maksimum tidak
diperhitungkan, rata-rata nilai mereka 6,5. Jika nilai minimum tidak
diperhitungkan rata-rata nilai mereka 7,3. Tentukan jangkauan data tersebut
3. Sebuah data hasil ulangan harian matematika kelas VIII A menunjukkan,
delapan siswa mendapatkan nilai 95, empat siswa mendapat nilai 85, tujuh
siswa mendapat nilai 65, sembilan siswa mendapat nilai 70, dan dua siswa
mendapat nilai 80. Tentukan kuartil bawah, median dan kuartil atas nilai
ulangan harian matematika di kelas tersebut?
118
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama Anggota: 1.
2.
3.
4.
Kumpulkan data ukuran sepatu 15 teman sekelasmu. Bagaimana cara
untuk menentukan jangkauan, kuartil dan jangkauan interkuartil ? uraikan! Ikuti
langkah-langkah di bawah ini
1. Susun data berdasarkan urutan terkecil hingga terbesar
2. Tentukan data terbesar dan terkecil
3. Tentukan data ke berapa yang terdapat pada posisi/urutan tengah dari
seluruh data yang ada
4. Jika nilai dari data yang terletak pada posisi tengah dari kumpulan data
berat badan siswa di atas disebut dengan median (kuartil kedua),
berapakah nilainya ?
5. Dari posisi tengah data bagilah data menjadi masing-masing 2 bagian
Tentukan data ke berapa yang terdapat pada posisi/urutan tengah dari
posisi tengah (kuartil pertama dan kuartil ketiga), berapakah nilainya?
6. Tentukan selisih nilai kuartil ketiga dan kuartil pertama
119
Lampiran 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / 2
Materi Pokok : Statistika
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2 JP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tetang ilmu pengetahuan teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis data berdasarkan distribusi data, nilai rata-rata, median,
dan modus dan sebaran data untuk mengambil simpulan, membuat
keputusan, dan membuat prediksi.
120
4.10 Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
distribusi data, nilai rata-rata, median, modus, dan sebaran data untuk
mengambil simpulan, membuat keputusan, dan membuat prediksi.
Indikator Pencapaian kompetensi
3.10.2 Menentukan jangkauan, kuartil dan jangkauan interkuartil suatu
kumpulan data
4.10.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jangkauan, kuartil dan
jangkauan interkuartil
4.10.3 Membuat kesimpulan, mengambil keputusan, dan membuat prediksi
dari suatu kumpulan data berdasarkan nilai jangkauan, kuartil dan
jangkauan interkuartil
C. Tujuan Pembelajaran
Dalam pembelajaran Statistika diharapkan siswa dapat terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran, bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat,
menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat :
1. Menentukan jangkauan, kuartil dan jangkauan interkuartil suatu kumpulan
data
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jangkauan, kuartil dan
jangkauan interkuartil
3. Membuat kesimpulan, mengambil keputusan, dan membuat prediksi dari
suatu kumpulan data berdasarkan nilai jangkauan, kuartil dan jangkauan
interkuartil.
D. Materi Pembelajaran
Penyebaran data merupakan ukuran yang menjelaskan distribusi dari
suatu kumpulan data. Ukuran penyebaran data antara lain jangkauan, kuartil
bawah (kuartil 1), kuartil tengah (median) dan kuartil atas (kuartil III)
Jangkauan
Jangkauan = nilai terbesar – nilai terkecil
121
Data yang menunjukkan panjang beberapa ular sanca (phyton) : 18,5 , 11 , 14,
12,5 , 16,25 , 8 , 10 , 15,5 , 6,25 , 5.
Untuk menentukan nilai terkecil dan terbesar, urutkan data terlebih dahulu
dari data yang terkecil ke yang terbesar.
5, 6,25 , 8, 10, 11, 12,5 , 14, 15,5 , 16,25 , 18,5
Nilai terkecil adalah 5. Nilai terbesar adalah 18,5.
Jadi jangkauan dari panjang ular sanca adalah 18,5-5 = 13,5 kaki
Kuartil dari kumpulan data membagi data menjadi empat bagian yang sama.
Ingat median (kuartil II) membagi data menjadi dua bagian yang sama
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Konvensional
Metode : Ceramah, Tanya Jawab
F. Media Pembelajaran
1. Penggaris, spidol
2. Lembar Kerja Peserta Didik
G. Sumber Belajar
1. Buku Siswa Matematika kelas VIII Semester 2: Abdur Rahman As’ari.
2017. Matematika. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
122
2. Buku Mandiri Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII: Kurniawan.
2017. Matematika. Jakarta: penerbit erlangga
3. Buku Guru Matematika kelas VIII : Abdur Rahman As’ari. 2017.
Matematika. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
H. Langkah –Langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1) Guru mengucapkan salam kemudian mengajak peserta didik berdoa.
2) Guru mengecek kehadiran peserta didik dan menyiapkan peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan peserta
didik hari ini, yaitu peserta didik akan bekerja secara individu dan
kelompok.
5) Guru memberikan gambaran yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari yaitu jangkauan, kuartil dan jangkauan interkuartil
b. Kegiatan Inti (100 Menit)
1) Guru menyampaikan materi tentang jangkauan, kuartil dan jangkauan
interkuartil.
2) Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya mengenai materi
yang disampaikan.
3) Guru memberi tugas kepada siswa yang sesuai dengan materi dan
contoh soal yang telah diberikan.
4) Guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya
di papan tulis.
5) Guru bersama siswa membahas soal yang telah diberikan.
c. Kegiatan Penutup ( 10 menit)
1) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang
jangkauan, kuartil dan jangkauan interkuartil
2) Siswa dan guru melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran
yang dilakukan pada hari ini.
123
3) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa materi pertemuan yang
akan datang yaitu peluang.
4) Guru menutup pelajaran dengan salam
124
Lampiran 17
KISI-KISI SOAL KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
Mata Pelajaran :Matematika
Alokasi Waktu : 40 Menit
Jumlah Soal : 7 Uraian
Kompetensi Dasar Aspek Penalaran Indikator Bentuk
Soal
No
Soal
Menyajikan dan
menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
distribusi data, nilai
rata-rata, median,
modus, dan sebaran
data untuk mengambil
simpulan, membuat
keputusan, dan
membuat prediksi.
Menyajikan pernyataan
matematika secara
lisan, tertulis, gambar,
dan grafik
Siswa dapat menentukan
median (kuartil tengah) dan
jangkauan interkuartil suatu
data.
Uraian 1
Melakukan manipulasi
matematika
Siswa dapat menentukan
nilai datum terbesar, kuartil
atas dan kuartil bawah data
jika diketahui jangkauan
data.
2
Melakukan manipulasi
matematika
Siswa dapat menentukan
nilai datum terbesar jika
diketahui median dan
jangkauan data.
3
Menyusun bukti,
memberikan alasan atau
bukti terhadap beberapa
solusi
Siswa dapat menentukan
nilai 3 datum suatu data
jika diketahui nilai kuartil
bawah, median dan kuartil
atasnya.
4
Memeriksa kebenaran
argumen
Siswa dapat menentukan
jangkauan interkuartil
5
Menarik kesimpulan
dari pernyataan
Siswa dapat menentukan
jangkauan data jika
diketahui rata-rata nilai
suatu data
6
125
Lampiran 18
SOAL TES KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
(PRETEST)
1. Seorang peneliti mengambil masing-masing 1 kg air dari 20 sungai yang
berbeda untuk diuji kadar garamnya. Hasil pengujian (dalam mg) adalah
193 282 243 243 282 214 185 128 243 159 218 161 112 131
201 132 194 221 141 136. Dari data tersebut tentukan jangkauan
interkuartil data tersebut!
2. Diketahui 10 data nilai ujian nasional : 40, 55, 30, 60, 70, x, 65, 75, 45, 50.
Jika diketahui jangkauan data sama dengan 50. Tentukanlah
a. Nilai datum terbesar data
b. Kuartil atas dan kuartil bawahnya
3. Diketahui suatu data yang terdiri dari 3 datum mempunyai rata-rata 15,
median 15 dan jangkauan 10. Tentukan nilai datum terbesarnya
4. Perhatikan urutan data berikut.
4, 4, x, 6, y, 8, z, 8.
Jika data tersebut telah diurutkan dari nilai terkecil sampai terbesar dimana
kuartil bawah = 1
42
, median = 7 dan kuartil atas = 8, tentukan nilai x, y, z
5. Data berat badan pada kelas VIII C menunjukkan enam siswa berbobot 50
kg, lima siswa berbobot 42 kg, dua siswa berbobot 46 kg, empat siswa
berbobot 47 kg, enam siswa berbobot 48 kg, dan dua siswa berbobot 40.
a. Tentukan jangkauan interkuartil dari data tersebut
b. Bila situasi berubah, dua siswa dari kelas lain diikutkan dalam data
yaitu 42 dan 46. Apakah jangkauan interkuartil data lebih besar atau
lebih kecil atau sama dengan data sebelumnya? Berikan penjelasan
6. Diketahui 10 siswa mengikuti suatu ujian. Jika skor maksimum tidak
diperhitungkan, rata-rata nilai mereka 6,8. Jika nilai minimum tidak
diperhitungkan rata-rata nilai mereka 7,3. Tentukan jangkauan data tersebut
126
SOAL TES KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
(POSTTEST)
1. Seorang peneliti mengambil masing-masing 1 kg air dari 20 sungai yang
berbeda untuk diuji kadar garamnya. Hasil pengujian (dalam mg) adalah
192 282 243 242 242 214 186 128 244 159 218 161 112 131
200 132 192 221 141 136. Dari data tersebut tentukan jangkauan
interkuartil dari data tersebut!
2. Diketahui 10 data nilai ujian nasional : 40, 55, 35, 60, 50, x, 45, 75, 45, 50.
Jika diketahui jangkauan data sama dengan 45. Tentukanlah
a. Nilai datum terbesar data
b. Kuartil atas dan kuartil bawahnya
3. Diketahui suatu data yang terdiri dari 3 datum mempunyai rata-rata 15,
median 12 dan jangkauan 23. Tentukan nilai datum terbesarnya
4. Perhatikan urutan data berikut.
5, 5, x, 6, y, 9, z, 10.
Jika data tersebut telah diurutkan dari nilai terkecil sampai terbesar dimana
kuartil bawah = 1
52
, median = 7 dan kuartil atas = 9,5, tentukan nilai x, y,
z
5. Data berat badan pada kelas VIII C menunjukkan enam siswa berbobot 49
kg, tiga siswa berbobot 42 kg, empat siswa berbobot 46 kg, empat siswa
berbobot 50 kg, enam siswa berbobot 47 kg, dan dua siswa berbobot 40.
a. Tentukan jangkauan interkuartil dari data tersebut
b. Bila situasi berubah, dua siswa dari kelas lain diikutkan dalam data
yaitu 42 dan 46. Apakah jangkauan interkuartil data lebih besar atau
lebih kecil atau sama dengan data sebelumnya? Berikan penjelasan
6. Diketahui 10 siswa mengikuti suatu ujian. Jika skor maksimum tidak
diperhitungkan, rata-rata nilai mereka 6,2 . Jika nilai minimum tidak
diperhitungkan rata-rata nilai mereka 7,0. Tentukan jangkauan data tersebut
127
Lampiran 19
PEMBAHASAN DAN PEDOMAN PENSKORAN SOAL KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIS (PRETEST)
No Pembahasan Skor 1. Diketahui : Data uji kadar garam 193 282 243 243 282 214 185
128 243 159 218 161 112 131 201 132 194 221 141 136
Ditanya : Jangkauan interkuartil?
Jawab:
Data setelah diurutkan 112 128 131 132 136 141 159 161 185 193 194
201 214 218 221 243 243 243 282 282
Q1 = 1
(20 1) 5,254
x letak kuartil bawah (Q1) terletak antara data ke-
5 dan ke 6 yaitu 136 141 277
138,52 2
.
Q3 = 3
(20 1) 15,754
x letak kuartil atas (Q3) terletak antara data ke-15
dan 16 yaitu 221 243 464
2322 2
\Jangkauan interkuartil = Q3 - Q1
= 221 – 136 = 85.
20
2. Diketahui : Data 40, 55, 30, 60, 70, x, 65, 75, 45, 50
Jangkauan = 50.
Ditanya : a. nilai x ?
b. kuartil atas dan kuarrtil bawah
Jawab:
a. Jangkauan = nilai terbesar – nilai terkecil
50 = x – 30
x = 50 +30
x = 80
Sehingga data menjadi 40, 55, 30, 60, 70, 80, 65, 75, 45, 50.
Setelah diurutkan data menjadi 30, 40.45, 50, 55, 60, 65, 70, 75, 80
b. (Kuartil bawah) Q1 =1
(9 1) 2,54
x letak kuartil atas terletak antara
data ke-2 dan 3 yaitu 30 40
352
(Kuartil atas) Q3 = 3
(9 1) 7,54
x letak kuartil atas terletak antara
data ke 7 dan 8 yaitu 70 7572,5
2
10
10
128
3. Diketahui : 3 datum
Rata-rata = 15
Median = 15
Jangkauan = 10
Ditanya : Nilai datum terbesar?
Jawab:
Misalkan 3 datum tersebut : a, b, c
Rata-rata = 153
a b c ...(1)
Jangkauan = nilai terbesar – nilai terkecil = 10
Jangkauan = c – a = 10 ... (2)
Letak median yaitu pada data ke-2 sehingga nilai b = 15
b = 15 di substitusikan ke persamaan (1)
Rata-rata = 153
a b c
Rata-rata = 15
153
a c
45 15a c
30 ...(3)a c
10
30
2 40
c a
a c
c
20c 30
30 20
10
a c
a
a
Didapat a, b, c yaitu 10, 15, dan 20
20
4. Diketahui : Data 4, 4, x, 6, y, 8, z, 8.
kuartil atas = 1
42
median = 7
kuartil bawah = 8
Ditanya : x, y, z
Jawab:
Median = 1
(8 1) 4,52
x letak median yaitu pada data ke- 4,5 yaitu
67, 8
2
yy
Q1 = 1
(8 1) 2,54
x letak kuartil bawah (Q1) terletak pada data ke-2,5
yaitu 4 1
4 , 52 2
xx
20
129
Q3 = 3
(8 1) 7,54
x letak kuartil atas (Q3) terletak pada data ke-7,5
yaitu 8
8, 82
zz
Sehingga 5, 8, 8x y z
5. Diketahui :
Siswa 6 5 2 4 6 2
Berat badan 50 42 46 47 48 40
Ditanya : a. Jangkauan interkuartil?
b. jangkauan interkuatil jika ditambah dua datu yaitu 42 dan 46
Jawab :
a. Setelah diurutkan :
Siswa 2 5 2 4 6 6
Berat badan 40 42 46 47 48 50
Kuartil bawah terletak pada data ke 7 yaitu 42
kuartil atas terletak pada data ke 19 yaitu 48
Jangkauan interkuartil data yaitu 48 – 42 = 6
b. Jika ditambah 2 siswa dari kelas lain, data menjadi:
Siswa 2 6 3 4 6 6
Berat badan 40 42 46 47 48 50
Kuartil bawah terletak pada data ke 8 yaitu 42
kuartil atas terletak pada data ke 20 yaitu 48
Jangkauan interkuartil data yaitu 48 – 42 = 6.
Jangkauan interkuartil data sama dikarenakan nilai kuartil bawah dan
kuartil atasnya sama sehingga tidak berpengaruh terhadap jangkauan
interkuartil data.
10
10
6. Diketahui : jumlah siswa 10
Rata-rata tanpa skor maks = 6, 8
Rata-rata tanpa skor min = 7,3
Ditanya : jangkauan ?
Jawab:
6,8 9 7,3 9 min
10 10
x skor maks x skor
58,5 65,7 min
10 10
skor maks skor
min 65,7 58,5skormaks skor min 4,5skormaks skor
Jadi jangkauan data tersebut adalah 4,5
20
Total Skor (Nilai) 100
130
PEMBAHASAN SOAL KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
POSTTEST
No Pembahasan Skor 1. Diketahui : Data uji kadar garam 192 282 243 242 242 214 186
128 244 159 218 161 112 131 200 132 192 221 141 136
Ditanya : Jangkauan interkuartil?
Jawab:
Data setelah diurutkan 112 128 131 132 136 141 159 161 186 192
192 200 214 218 221 242 242 243 244 282
Q1 = 1
(20 1) 5,254
x letak kuartil bawah (Q1) terletak antara data ke-
5 dan ke 6 yaitu 1
(136 141) 13 .52
8
Q3 = 3
(20 1) 15,754
x letak kuartil atas (Q3) terletak antara data ke-15
dan 16 yaitu 221 242
231,52
\Jangkauan interkuartil = Q3 - Q1 =
231,5 – 138,5= 93.
20
2. Diketahui : Data 40, 55, 35, 60, 50, x, 45, 75, 45, 50.
Jangkauan = 45.
Ditanya : a. nilai x ?
b. kuartil atas dan kuarrtil bawah
Jawab:
c. Jangkauan = nilai terbesar – nilai terkecil
45 = x – 35
x = 45 +35
x = 80
Sehingga data menjadi 40, 55, 35, 60, 50, 80, 45, 75, 45, 50.
d. Setelah diurutkan data menjadi 35, 40, 45, 45, 50, 50, 55, 60, 75, 80
(Kuartil bawah) Q1 =1
(9 1) 2,54
x letak kuartil atas terletak antara
data ke-2 dan 3 yaitu 40 45
42,52
(Kuartil atas) Q3 = 3
(9 1) 7,54
x letak kuartil atas terletak antara
data ke 7 dan 8 yaitu 55 6057,5
2
10
10
3. Diketahui : 3 datum
Rata-rata = 15
Median = 12
20
131
Jangkauan = 23
Ditanya : Nilai datum terbesar?
Jawab:
Misalkan 3 datum tersebut : a, b, c
Rata-rata = 153
a b c ...(1)
Jangkauan = nilai terbesar – nilai terkecil = 23
Jangkauan = c – a = 23 ... (2)
Letak median yaitu pada data ke-2 sehingga nilai b = 12
b = 12 di substitusikan ke persamaan (1)
Rata-rata = 153
a b c
Rata-rata = 12
153
a c
45 12a c
33 ...(3)a c
23
33
2 56
c a
a c
c
28c
33
33 2
5
a c
a
a
Didapat a, b, c yaitu 5, 12, dan 28
4. Diketahui : Data 5, 5, x, 6, y, 9, z, 10.
kuartil atas = 1
52
median = 7
kuartil bawah = 9
Ditanya : x, y, z
Jawab:
Median = 1
(8 1) 4,52
x letak median yaitu pada data ke- 4,5 yaitu
67, 8
2
yy
Q1 = 1
(8 1) 2,54
x letak kuartil bawah (Q1) terletak pada data ke-2,5
yaitu 5 1
5 , 62 2
xx
Q3 = 3
(8 1) 7,54
x letak kuartil atas (Q3) terletak pada data ke-7,5
yaitu 10
9,5, 92
zz
Sehingga 6 8, 9x y z
20
132
5. Diketahui :
Siswa 6 3 4 4 6 2
Berat badan 49 42 46 50 47 40
Ditanya : a. Jangkauan interkuartil?
b. jangkauan interkuatil jika ditambah dua datu yaitu 42 dan 46
Jawab :
c. Setelah diurutkan :
Siswa 2 3 4 4 6 4
Berat badan 40 42 46 47 48 50
Kuartil bawah terletak pada data ke 7 yaitu 46
kuartil atas terletak pada data ke 19 yaitu 48
Jangkauan interkuartil data yaitu 48 – 46 = 2
d. Jika ditambah 2 siswa dari kelas lain, data menjadi:
Siswa 2 4 5 4 6 4
Berat badan 40 42 46 47 48 50
Kuartil bawah terletak pada data ke 8 yaitu 46
kuartil atas terletak pada data ke 20 yaitu 48
Jangkauan interkuartil data yaitu 48 – 46 = 2.
Jangkauan interkuartil data sama dikarenakan nilai kuartil bawah dan
kuartil atasnya sama sehingga tidak berpengaruh terhadap jangkauan
interkuartil data.
10
10
6. Diketahui : jumlah siswa 10
Rata-rata tanpa skor maks = 6, 2
Rata-rata tanpa skor min = 7,0
Ditanya : jangkauan ?
Jawab:
55,8 63 min
10 10
skor maks skor
min 63 55,8skormaks skor
min 7,2skormaks skor
Jadi jangkauan data tersebut adalah 7,2
20
Total Skor (Nilai) 100
6,2 9 7,0 9 min
10 10
x skor maks x skor
133
Lampiran 20
KISI-KISI ANGKET MOTIVASI BELAJAR
Variabel Indikator No. Butir
N Positif Negatif
Motivasi
Belajar
Adanya hasrat dan keinginan
berhasil
3, 4, 5 16 4
Adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar
2, 7 1, 10 4
Adanya harapan dan cita-cita
masa depan
12, 13 8 3
Adanya penghargaan dalam
belajar
6 11, 14 3
Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar
15, 18 17 3
Adanya lingkungan belajar
yang kondusif
23 9,19 3
Jumlah butir 11 9 20
Adaptasi dari : Skripsi Maya Wahyunita yang berjudul Pengaruh metode Mathemagics
Terhadap Kemampuan Penalaran di Tinjau Dari Motivasi Belajar Siswa SMKN 1 Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2016/2017”.
134
Lampiran 21
KRITERIA DAN PEDOMAN PENSKORAN ANGKET MOTIVASI
BELAJAR
Untuk pernyataan positif
a. Nilai 5 : Sering Sekali (SS)
b. Nilai 4 : Sering (Sr)
c. Nilai 3 : Kadang (Kd)
d. Nilai 2 : Jarang (Jr)
e. Nilai 1 : Jarang Sekali (Js)
Untuk pernyataan negatif
a. Nilai 1 : Sering Sekali (SS)
b. Nilai 2 : Sering (Sr)
c. Nilai 3 : Kadang (Kd)
d. Nilai 4 : Jarang (Jr)
e. Nilai 5 : Jarang Sekali (Js)
Pedoman Penskoran :
100Skor siswa
Skor Angket xSkor maksimal
Kriteria Motivasi Belajar Siswa
Motivasi
Belajar
Tinggi Sedang Rendah
Kriteria Skor Angket x SD
x SD Skor Angket x SD
Skor Angket x SD
Keterangan :
x
= Rata-rata
SD = Standar deviasi atau simpangan baku
135
Lampiran 22
ANGKET MOTIVASI BELAJAR
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan yang telah disediakan..
2. Berilah tanda chek list (√) pada pilihan jawaban (SS, Sr, Kd, Jr, dan Js) pada
lembar kolom yang telah disediakan sesuai dengan kenyataan yang anda
alami..
3. Apabila ada hal-hal yang tidak dimengerti mohon ditanyakan kepada
peneliti
4. Atas kesediaan dan kerjasama kamu dalam mengisi instrumen ini saya
ucapkan terima kasih.
5. Pedoman alternatif jawaban adalah sebagai berikut.
Ss = Sering Sekali
Sr = Sering
Kd = Kadang-Kadang
Jr = Jarang
Js = Jarang Sekali
Identitas Responden
Nama :
Kelas :
No. Pernyataan Jawaban
SS Sr Kd Jr Js
1. Saya diam saja ketika menemui hal-hal yang
belum saya pahami
2. Saya selalu mencatat materi yang disampaikan
oleh guru
3. Saya berusaha mengerjakan tugas/ PR dengan
teliti
136
4. Saya selalu bertanya jika ada materi matematika
yang belum dipahami
5. Saya sering mengulangi pelajaran matematika
yang disampaikan di sekolah melalui les
tambahan sehingga saya lebih mengerti
6. Saya datang tepat waktu, karena saya ingin
mempelajari matematika dari awal samapai akhir
7. Saya merasa rugi jika ada materi yang terlewatkan
8. Saya malas belajar matematika karena cita-cita
saya bukan menjadi guru matematika
9. Saya sering ribut dikelas ketika pembelajaran
matematika sedang berlangsung
10. Bila ada PR matematika saya mencontek
pekerjaan teman apa adanya tanpa bertanya cara
menyelesaikan
11. Saya sering terlambat ke sekolah
12. Saya belajar matematika agar naik kelas
13. Saya sering dihukum karena malas mengerjakan
PR yang diberikan oleh guru
14. Saya merasa senang ketika belajar matematika
dengan metode yang digunakan guru
15. Saya kurang yakin jika saya akan berhasil
menyelesaikan soal matematika
16. Pelajaran matematika sangat membosankan bagi
saya
17. Saya yakin dengan mempelajari matematika akan
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari
18. Jika guru memberikan pujian atas keberhasilan
siswa dalam menyelesaikan soal matematika,
maka saya menjadi tambah semangat
menyelesaikan soal yang lain
19. Suasana belajar yang tenang membuat saya lebih
berkonsentrasi
20. Saya merasa nyaman saat belajar jika suasana
kelas bersih
137
Lampiran 23
DAFTAR NILAI PRETES & POSTTEST KPM
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No Kode
Siswa Pretest Posttest No
Kode
Siswa Pretest Posttest
1 H-01 37 78 1 G-01 30 50
2 H-02 57 63 2 G-02 30 48
3 H-03 52 85 3 G-03 25 55
4 H-04 33 65 4 G-04 26 45
5 H-05 43 68 5 G-05 45 82
6 H-06 45 80 6 G-06 38 77
7 H-07 37 83 7 G-07 45 50
8 H-08 45 69 8 G-08 26 68
9 H-09 40 80 9 G-09 42 48
10 H-10 40 75 10 G-10 23 64
11 H-11 65 83 11 G-11 45 55
12 H-12 57 89 12 G-12 55 72
13 H-13 30 65 13 G-13 58 65
14 H-14 35 62 14 G-14 46 55
15 H-15 45 76 15 G-15 35 60
16 H-16 33 65 16 G-16 56 68
17 H-17 20 85 17 G-17 48 60
18 H-18 63 85 18 G-18 50 69
19 H-19 45 70 19 G-19 25 45
20 H-20 30 63 20 G-20 45 85
21 H-21 45 88 21 G-21 32 60
22 H-22 63 75 22 G-22 36 55
23 H-23 43 85 23 G-23 26 45
24 H-25 57 65 24 G-24 54 80
25 H-25 47 80 25 G-25 30 60
26 H-26 65 68 26 G-26 45 65
27 H-27 57 89 27 G-27 31 60
28 H-28 45 80 28 G-28 58 86
29 H-29 35 76 29 G-29 25 55
30 H-30 40 78 30 G-30 56 68
31 H-31 52 82
138
Lampiran 24
SKOR DAN KRITERIA ANGKET MOTIVASI BELAJAR
Kelas Eksperimen (VIII H) Kelas Kontrol (VIII G)
No Kode Siswa Skor Kriteria No Kode Siswa Skor Kriteria
1 H-01 84 Sedang 1 G-01 65 Rendah
2 H-02 62 Rendah 2 G-02 62 Rendah
3 H-03 68 Sedang 3 G-03 80 Sedang
4 H-04 66 Rendah 4 G-04 66 Rendah
5 H-05 75 Sedang 5 G-05 73 Sedang
6 H-06 76 Sedang 6 G-06 80 Sedang
7 H-07 73 Sedang 7 G-07 69 Sedang
8 H-08 70 Sedang 8 G-08 85 Tinggi
9 H-09 64 Rendah 9 G-09 81 Sedang
10 H-10 81 Sedang 10 G-10 69 Sedang
11 H-11 72 Sedang 11 G-11 73 Sedang
12 H-12 76 Sedang 12 G-12 79 Sedang
13 H-13 73 Sedang 13 G-13 76 Sedang
14 H-14 76 Sedang 14 G-14 84 Tinggi
15 H-15 79 Sedang 15 G-15 79 Sedang
16 H-16 74 Sedang 16 G-16 72 Sedang
17 H-17 74 Sedang 17 G-17 67 Sedang
18 H-18 89 Tinggi 18 G-18 71 Sedang
19 H-19 73 Sedang 19 G-19 61 Rendah
20 H-20 62 Rendah 20 G-20 90 Tinggi
21 H-21 91 Tinggi 21 G-21 78 Sedang
22 H-22 74 Sedang 22 G-22 87 Tinggi
23 H-23 78 Sedang 23 G-23 64 Rendah
24 H-24 82 Sedang 24 G-24 77 Sedang
25 H-25 65 Rendah 25 G-25 65 Rendah
26 H-26 88 Tinggi 26 G-26 71 Sedang
27 H-27 91 Tinggi 27 G-27 85 Tinggi
28 H-28 84 Sedang 28 G-28 82 Sedang
29 H-29 82 Sedang 29 G-29 75 Sedang
30 H-30 75 Sedang 30 G-30 81 Sedang
31 H-31 79 Sedang
Hasil Pengkategorian Motivasi Belajar Siswa
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
5 Siswa 20 Siswa 6 Siswa 5 Siswa 21 Siswa 4 Siswa
139
Lampran 25
STATISTIK DESKRIPTIF TES KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIS DAN ANGKET KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS
KONTROL
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pretest Eksperimen 31 20 65 45.19 11.400
Postest Eksperimen 31 62 89 75.97 8.651
Angket Eksperimen 31 64 91 77.55 7.771
Pretest Kontrol 30 23 58 39.53 11.664
Postest Kontrol 30 45 86 61.83 11.954
Angket Kontrol 30 60 90 72.83 8.184
140
Lampiran 26
UJI NORMALITAS TES KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
DAN MOTIVASI BELAJAR
Uji normalitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji
Kolmogorov-Smirnov. Hipotesisnya
H0 : Data berdistribusi normal.
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Hasil analisis uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan SPSS
25.0 for windows sebagai berikut.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest
Eksperimen
Postest
Eksperimen
Angket
Eksperimen
Pretest
Kontrol
Postest
Kontrol
Angket
Kontrol
N 31 31 31 30 30 30
Normal
Parametersa,b
Mean 45.19 75.97 77.55 39.53 61.83 72.83
Std.
Deviation
11.400 8.651 7.771 11.664 11.954 8.184
Most Extreme
Differences
Absolute .152 .131 .119 .147 .128 .109
Positive .152 .123 .084 .141 .128 .107
Negative -.108 -.131 -.119 -.147 -.080 -.109
Test Statistic .152 .131 .119 .147 .128 .109
Asymp. Sig. (2-tailed) .066c .188c .200c,d .097c .200c,d .200c,d
Berdasarkan hail uji normalitas data nilai sig tes kemampuan penalaran
matematis dan motivasi belajar > 0,05, maka data tes kemampuan penalaran
matematis dan motivasi belajar berdistribusi normal.
141
Lampiran 27
UJI HOMOGENITAS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN
ANGKET MOTIVASI BELAJAR
Uji homogenitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji Levene.
Hipotesisnya
H0 : Data homogen.
H1 : Data tidak homogen.
Hasil analisis uji homogenitas Levene dengan menggunakan SPSS 25.0 for
windows sebagai berikut.
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Pretest .851 1 59 .360
Postest 2.492 1 59 .120
Angket .181 1 59 .672
Berdasarkan hail uji homogenitas data nilai sig tes kemampuan penalaran
matematis dan motivasi belajar > 0,05, maka data tes kemampuan penalaran
matematis dan motivasi belajar homogen.
142
Lampiran 28
UJI KESAMAAN RATA-RATA
Uji kesamaan rata-rata yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah uji independent samples t-test. Hipotesisnya
H0 : Kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
pada tes awal (pretest) tidak berbeda secara signifikan.
H1 : Kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
pada tes awal (pretest) berbeda secara signifikan.
Hasil analisis uji independent samples t test dengan menggunakan SPSS 25.0 for
windows sebagai berikut.
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for
Equality
of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Pretest Equal variances assumed .851 .360 1.917 59 .060
Equal variances not assumed 1.916 58.814 .060
Hasil analisis uji independent samples t test menunjukkan bahwa nilai
signifikansi (sig.2-tailed) 0,06. Karena nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05
maka H0 diterima atau kemampuan penalaran siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol pada tes awal (pretest) tidak berbeda secara signifikan
143
Lampiran 29
UJI PERBEDAAN RATA-RATA DUA KELOMPOK BERPASANGAN
Uji perbedaan rata-rata dua kelompok berpasangan yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini adalah uji pair samples t test. Hipotesisnya
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan penalaran
matematis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan penalaran
matematis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.
Hasil analisis uji pair samples t test dengan menggunakan SPSS 25.0 for windows
sebagai berikut.
Paired Samples Test
t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Pretest Eksperimen - Postest Eksperimen -13.629 30 .000
Pair 2 Pretest Kontrol - Postest Kontrol -11.270 29 .000
Hasil uji pair sample test menunjukkan nilai sig.(2-tailed) pretest posttest
kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,000. Sesuai kaidah pengambilan
keputusan dalam uji pair sample t-test bahwa nilai sig.(2-tailed) < 0,05 atau 0,000
< 0,05. Maka H0 ditolak dan H1 diterima dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pembelajaran pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
144
Lampiran 30
UJI INDEPENDENT SAMPEL T-TEST
Uji hipotesis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji
independent samples test. Hipotesisnya
a. H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
kemampuan penalaran matematis siswa.
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
kemampuan penalaran matematis siswa.
b. H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
motivasi belajar siswa.
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
motivasi belajar siswa.
Hasil analisis uji independent samples t test dengan menggunakan SPSS 25.0
for windows sebagai berikut.
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. y df Sig. (2-tailed)
Pretest Equal variances assumed .851 .360 1.917 59 .060
Equal variances not assumed 1.916 58.814 .060
Postest Equal variances assumed 2.492 .120 5.303 59 .000
Equal variances not assumed 5.276 52.746 .000
Angket Equal variances assumed .181 .672 2.308 59 .025
Equal variances not assumed 2.306 58.577 .025
Hasil analisis uji independent samples t test menunjukkan bahwa nilai
signifikansi (sig.2-tailed) 0,06. Karena nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05
maka H0 diterima pada hipotesis pertama dan kedua atau terdapat pengaruh Model
Pembelajaran problem posing terhadap kemampuan penalaran matematis dan
terdapat pengaruh Model Pembelajaran problem posing terhadap kemampuan
penalaran matematis.
145
Lampiran 31
UJI HOMOGENITAS VARIANS KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIS DAN ANGKET MOTIVASI BELAJAR
Uji homogenitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji
Levene. Hipotesisnya
H0 : Data homogen.
H1 : Data tidak homogen.
Hasil analisis uji homogenitas Levene dengan menggunakan SPSS 25.0 for
windows sebagai berikut.
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Posttest 2.492 1 59 .120
Angket .181 1 59 .672
Berdasarkan hail uji homogenitas data nilai sig tes kemampuan penalaran
matematis dan motivasi belajar > 0,05, maka data tes kemampuan penalaran
matematis dan motivasi belajar homogen.
146
Lampiran 32
UJI HOMOGENITAS MATRIKS VARIANS/COVARIANS KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIS DAN ANGKET MOTIVASI BELAJAR
Uji homogenitas covarian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah uji Box’s. Hipotesisnya
H0 : Data homogen
H1 : Data tidak homogen
Hasil analisis uji Box’s dengan menggunakan SPSS 25.0 for windows sebagai
berikut.
Box's Test of Equality of Covariance Matricesa
Box's M 3.153
F 1.012
df1 3
df2 649994.239
Sig. .386
Tests the null hypothesis that the observed covariance matrices
of the dependent variables are equal across groups.
a. Design: Intercept + Kelas
Berdasarkan hail uji homogenitas covarians data nilai sig tes kemampuan
penalaran matematis dan motivasi belajar 0,386 > 0,05, maka data tes kemampuan
penalaran matematis dan motivasi belajar homogen.
147
Lampiran 33
UJI MULTIVARIATE TEST KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
DAN ANGKET MOTIVASI BELAJAR
Hipotesis dalam uji MANOVA dalam penelitian ini:
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
kemampuan penalaran matematis siswa dan motivasi belajar siswa.
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap
kemampuan penalaran matematis siswa dan motivasi belajar siswa.
Hasil analisis uji MANOVA dengan menggunakan SPSS 25.0 for windows
sebagai berikut.
Multivariate Testsa
Effect Value F
Hypothesis
df Error df Sig.
Partial Eta
Squared
Intercept Pillai's Trace .990 2839.365b 2.000 58.000 .000 .990
Wilks' Lambda .010 2839.365b 2.000 58.000 .000 .990
Hotelling's Trace 97.909 2839.365b 2.000 58.000 .000 .990
Roy's Largest Root 97.909 2839.365b 2.000 58.000 .000 .990
Kelas Pillai's Trace .323 13.856b 2.000 58.000 .000 .323
Wilks' Lambda .677 13.856b 2.000 58.000 .000 .323
Hotelling's Trace .478 13.856b 2.000 58.000 .000 .323
Roy's Largest Root .478 13.856b 2.000 58.000 .000 .323
a. Design: Intercept + Kelas
b. Exact statistic
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk
Pillai’s Trace, Wilks’ Lambda, Hotelling’s Trace, Roy’s Largest Root = 0,000.
Jadi nilai signifikansi lebih kecil dari pada taraf signifikansi 0,05 dalam hal ini
0,000 < 0,05. Sehingga keputusannya Ho ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing
terhadap kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar siswa.
148
Lampiran 34
SURAT PENUNJUKAN PEMBIMBING SKRIPSI
149
Lampiran 35
SURAT IJIN PENELITIAN
150
Lampiran 36
SURAT TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
151
Lampiran 37
LEMBAR KONSULTASI
152
Lampiran 38
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Siti Suntianah NIM : 23070150034
Program Studi : Tadris Matematika Dosen PA : Saiful Marom M. Sc.
No Nama kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1. Seminar Nasional “Pembangunan
Karakter Bangsa Upaya Mewujudkan
Generasi Muda Yang Berbudaya Untuk
Indonesia Bermartabat”
09 April 2016 Peserta 8
2. Seminar Nasional “Dimanakah Kiblat
Pendidikan Kita” yang diselenggarakan
oleh Dewan Mahasiswa Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
09 November 2016 Peserta 8
3. Seminar Nasional Program Studi Tadris
Matematika “Matematika Enterpreneur
dan Aplikasi Pembelajaran Matematika
Mutakhir”
08 Mei 2018 Peserta 8
4. Seminar Nasional Program Studi Tadris
Matematika “Inovasi Pembelajaran dan
Media Pembelajaran Matematika
Berbasis IT”
11 November 2017 Peserta 8
5. Seminar Nasional peringatan “Hari
Hutan Dunia 2018” oleh MAPALA
Mitapasa “Keep Our Forest, Keep Our
Life”
24 Maret 2018 Peserta 8
6. Seminar Nasional “Menakar Untung
Rugi Pemilu Serentak Tahun 2019 untuk
Kehidupan Demokrasi Indonesia di Masa
Depan”
12 Oktober 2017 Peserta 8
7. Seminar Nasional “Perempuan Indonesia
dimata Hukum dan HAM”
21 Desember 2016 Peserta 8
8. Seminar Nasional Problematika Hakim
dan Peradilan “Rekonsktuksi Ideal
Sistem Peradilan di Indonesia”
22 September 2016 Peserta 8
9. Seminar Nasional “Tantangan NKRI di
Tengah Penetrasi Ideologi
Transnasional”
07 Desember 2017 Peserta 8
10. OPAK IAIN Salatiga 2015 “Penguatan
Nilai-Nilai Islam Indonesia Menuju
Negara yang Aman dan Damai”
10-11 Agustus
2015
Peserta 3
153
11. Certificate Of Completion has attended
INTENSIVE English Language Program
22 Februari 2016 –
10 Juni 2016
Peserta 6
12. Syahadah (Bahasa Arab) dari Unit
Pelaksanaa Teknis Pengembangan
Bahasa IAIN Salatiga
22 Februari 2016 –
10 Juni 2016
Peserta 6
13. OPAK Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga 2015 “ Integrasi
Pendidikan Karakter Mahasiswa Melalui
Kampus Edukatif Humanis dan Religius”
12-13 Agustus
2015
Peserta 3
14. Library User Education (Pendidikan
Pemustaka)
21 Agustus 2015 Peserta 3
15. Pelatihan kepramukaan yang
diselenggarakan oleh Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan
19 – 21 Juli 2018 Peserta 4
16. Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka
Pandega (PLCPP) XXVI oleh Racana
Kusuma Dilaga – Woro Srikandi
30 September - 02
Oktober 2016
Peserta 4
17. Pengenalan Program Studi dan
Keakraban Matematika “Revolusi Mental
Pendidik Matematika dan Wahana
Solidaritas Mahasiswa Matematika”
03 – 04 September
2016
Peserta 3
18. JUMP! Join us on Mathematic Expo
(Lomba Media Pembelajaran
Matematika) yang diselenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika UKSW
31 Maret 2017 Peserta 3
19. Seminar Universitas yang Universitas
Islam Internasional Indonesia (UIII)
dengan tema “Pembangunan Universitas
Riset Bertaraf Internasional”
21 Desember 2018 Peserta 3
20. Toefl Training Edulight and IAIN
Salatiga
05 - 06 Mei 2018 Peserta 3
21. Seminar “Stay Positif” 26 Mei 2016 Peserta 3
22. Workshop Fotografi “Lifestyle” 25 September 2015 Peserta 3
23. Diskusi Terbuka “Indonesia Kaya, Kok
Miskin”
26 September 2015 Peserta 3
24. Forum Diskusi Bulanan Matematika
(FORMULA) “Aktualisasi Berpikir
Matematis Dalam Ranah Tulisan Untuk
Membudidayakan Literasi Mahasiswa”
08 Mei 2018 Peserta 3
25. Training Makalah dan Motivasi 12 September 2015 Peserta 3
26. Diskusi Ilmiah Bulanan Dosen Dan
Mahasiswa “Matematika dalam
Perspektif Agama Islam”
22 Mei 2017 Peserta 3
27. Dialog Interaktif Senat Mahasiswa FEBI 04 Oktober 2016 Peserta 3
154
“Peran Politik dalam Perekonomian di
Indonesia”
28. Art Language Exhibition 2017 “Kidung
Katresnan Dewi Arimbi” Organized by
International Class Program of State
Institute for Islamic Studies Salatiga
26 April 2017 Peserta 3
TOTAL SKOR SKK 137
Salatiga, 16 Juli 2019
Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama
Hammam, M.Pd., Ph.D
NIP. 1973061 02000031 1 001
155
Lampiran 39
DOKUMENTASI
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Guru sedang menjelaskan materi
Siswa sedang berdiskusi Siswa sedang mengerjakan tes kemampuan
penalaran matematis
Siswa sedang mengerjakan tes kemampuan
penalaran matematis
Siswa sedang mengerjakan uji coba tes
156
Siswa sedang mengisi angket motivasi belajar
(uji coba)
Siswa sedang mengerjakan uji coba tes
kemampuan penalaran matematis
Siswa sedang mengerjakan tes kemampuan
penalaran matematis
Siswa sedang mengerjakan tes kemampuan
penalaran matematis
Guru sedang mengajukan permasalahan Menyanyikan lagu indonesia raya sebelum
pembelajaran dimulai
157
Siswa sedang mengisi angket motivasi belajar
Guru sedang menjelaskan materi
Siswa sedang memperhatikan materi yang
disampaikan guru
Guru sedang menjelaskan materi
158
Lampiran 40
CURRICULUM VITAE
Nama : Siti Suntianah
NIM : 23070150034
Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 06 Januari 1998
Agama : Islam
Alamat : Blimbing, Rt 02 Rw 05, Desa Sidoharjo,
Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
E-mail : [email protected]
No. Hp : 081542953216
Riwayat Pendidikan :
RA Miftahul Ulum (2002-2003)
SDN Sidoharjo (2003-2009)
MTsN Susukan (2009-2012)
MAN Tengaran (2012-2015)
IAIN Salatiga