Upload
jauhar-arifin
View
53
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan besar tekben teknologi produksi benih fakultas pertanian UB
Citation preview
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sayuran merupakan komoditas penting yang dibudidayakan oleh petani di berbagai daerah
di Indonesia. Komoditas sayuran merupakan cash crop yang dapat secara nyata mendatangkan
keuntungan bagi petani di Indonesia. Dengan demikian, keberhasilan dalam usaha tani sayuran
dapat memberikan sumbangan yang besar bagi kesejahteraan petani.
Permintaan komoditas sayuran olahan oleh pasar global dunia dilaporkan mencapai sekitar
10 juta ton pertahun. Dengan demikian kemungkinan untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor
sayuran dari Indonesia di masa yang akan datang masih sangat besar. Keberhasilan Indonesia
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar akan sangat tergantung pada kemampuan
memproduksi jenis-jenis sayuran yang diinginkan dan mempunyai kualitas yang sesuai dengan
standar mutu internasional. Masalah peningkatan kuantitas dan kualitas produksi sayuran yang
diinginkan membawa konsekuensi pada perlunya perhatian yang serius tentang pengadaan benih
sayuran yang bermutu. Keberhasilan budidaya sayuran utama di Indonesia sangat ditentukan
oleh ketersediaan benih sayuran yang bermutu secara berkesinambungan. Sedangkan
ketersediaan benih sangat dipengaruhi oleh berbagai kebijakan dalam bidang pertanían oleh
pemerintah Indonesia. Selain itu, berbagai aspek penunjang yang terkait dengan masalah
perbenihan juga dapat memberikan suasana yang kondusif bagi pengembangan industri benih.
Salah satu sayuran di Indonesia yang menggunakan benih adalah mentimun. Mentimun
(Cucumis sativus L.) merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau memanjat dengan
perantaraan alat pemegang berbentuk pilin atau spiral. Bagian yang dimakan dari sayuran ini
adalah buahnya. Buah berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin
buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang
seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat
sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masak dan biji belum masak fisiologi.
Buah yang masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya hitam. Biasanya buah
mentimun dimakan mentah sebagai lalap dalam hidangan makanan dan juga di sajikan dalam
bentuk buah segar (Sutopo, 1992).
Untuk mendapatkan buah mentimun yang baik dan memenuhi permintaan masyarakat, maka
kita harus memperhatikan benihnya. Benih yang akan ditanam harus melewati proses sertifikasi
benih dan pengujian mutu benih. Laporan ini akan membahas mengenai bagaimana budidaya
mentimun di suatu lahan serta pengujian mutu benih.
1.2 Tujuan
1. Dapat mengaplikasikan ilmu - ilmu yang di dapat dari teknologi produksi benih dengan cara
terjun ke lapangan dan mengaplikasikannya secara langsung.
2. Dapat mengetahui proses budidaya tanaman mentimun dimulai dari benih.
3. Dapat mengetahui penyimpanan benih mentimun yang baik.
4. Dapat mengetahui pengujian mutu benih pada mentimun.
5. Dapat mengetahui ilmu teknologi produksi benih pada tanaman khususnya mentimun.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan MorfologiTanaman Mentimun
Menurut Cahyono (2006), klasifikasi tanaman mentimun (Cucumis sativusL.) dalam
tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :
Divisi:Spermatophyta
Sub divisi:Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Ordo:Cucurbitales
Famili:Cucurbitaceae
Genus:Cucumis
Spesies:Cucumis sativusL
Dilihat dari segi morfologi tanaman mentimun(Cucumis sativusL.) adalah sebagai
berikut :
1) Akar
Tanaman mentimun berakar tunggang dan berakar serabut. Akar tunggangnya
tumbuh lurus ke dalam sampai kedalaman sekitar 20 cm, sedangkanakar serabutnya
tumbuh menyebar secara horizontal dan dangkal (Cahyono, 2006).
2) Batang
Tanaman mentimun memiliki batang yangberwarna hijau, berbulu denganpanjang
yang bisa mencapai 1,5 m danumumnya batang mentimun mengandung air dan lunak.
Mentimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar disisi tangkai daun.
Sulur mentimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnyapeka sentuhan. Bila
menyentuh galah sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14jam sulur itu telah melekat
kuat pada galah/ajir (Sunarjono, 2007).
3) Daun
Daun mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda,berwarna hijau
muda sampai hijau tua. selain itu daun bergerigi, berbulu sangathalus, memiliki tulang
daun menyirip dan bercabang-cabang, kedudukan daunpada batang tanaman berselang
seling antara satu daun dengan daun diatasnya(Cahyono, 2006).
4) Bunga
Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet, tanaman iniberumah satu
artinya, bunga jantan dan bunga betina terpisah, tetapi masih dalamsatu pohon. Bunga
betina mempunyai bakal buah berbentuk lonjong yang3membengkok, sedangkan pada
bunga jantan tidak mempunyai bakal buah yangmembengkok. Letak bakal buah tersebut
di bawah mahkota bunga (Sunarjono,2007).
5) Buah dan Biji
Buah mentimun menggantung dari ketiak antara daun dan batang. Bentukukuranya
bermacam-macam antara 8-25 cm dan diameter 2,3-7 cm,tergantung varietasnya. Kulit
buah mentimun ada yang berbintik-bintik, ada pulayang halus. Warna kulit buah antara
hijau keputih- putihan, hijau muda dan hijaugelap sesuai dengan varietas.Biji mentimun
berbentuk pipih, kulitnya berwarna putih atau putihkekuning-kuningan sampai coklat.
Biji ini dapat digunakan sebagai alatperbanyakan tanaman (Cahyono, 2006).
2.2 Budidaya Tanaman Mentimun
MenurutHapsoh (2012), budidaya tanaman Mentimun adalah sebagai berikut:
1) Penyiapan Lahan
Lahan untuk kebun mentimun sebaiknya bukan bekas tanaman sefamili. Lahan
dibersihkan dan diolah dengan cara dibajak atau dicangkul sedalam 30-35 cm. Tanah
dikeringanginkan selama ± 14 hari, agar kondisinya benar-benar matang dan gas-gas
beracun dalam tanah menguap. Selanjutnya olah tanah untuk kedua kalinya, yakni
membentuk bedengan-bedengan atau guludan-guludan. Ukuran bedengannya memiliki
lebar 120 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak antar bedengan ± 30 cm. Sedangkan bila dalam
bentuk guludan, ukuran lebar bawah (dasar ± 60-80 cm dan lebar atas ± 40-60 cm serta
jarak antar guludan ± 30 cm dan kemudian dilanjutkan dengan memberian pupuk
kandang dengan dosis 10-20 ton/ha.
2) Penyiapan Bibit
Mentimun dikembangbiakkan secara generatif dengan biji-bijinya. Benih
mentimundapat langsung di tanam di lahan yang telah disiapkan jauh hari sebelumnya,
tetapi dapat pula disemai dulu dalam polibag selama ± 10 hari, terutama jenis mentimun
hibrida yang harga benihnya mahal.
Benih mentimun direndam dalam air hangat 550 – 600 C selama 15-30 menit atau
dalam air dingin selama 12 jam (diperam). Setelah direndam, benih mentimun dibalut
dengan kain basah (lembab) yang dilapisi plastik dan dibiarkan selama 12 jam (diperam).
Benih mentimun yang sudah berkecambah dapat segera disemai dalam polibag.
3) Penanaman
Waktu tanam mentimun yang paling baik adalah pada akhir musim hujan
(Maret/April) atau pada musim kemarau. Bertanam mentimun dapat dilakukan dengan
sistem tanam langsung benihnya atau memindahkan bibit dari persemaian.
4) Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan seawal mungkin, yakni sejak tanam hingga umur 15 hari
setelah tanam. Pada sistem tanam langsung (benih), penyulaman tanaman yang mati atau
tumbuhnya abnormal diganti dengan benih yang baru. Disamping menyulam, juga
dilakukan seleksi tanaman. Caranya, tanaman yang tumbuhnya lemah dicabut dan
disisakan satu tanaman terbaik per lubang tanam. Pada sistem tanam pindah bibit dari
persemaian, penyulaman dilakukan dengan cara mengganti tanaman yang mati atau
tumbuhnya lemah dengan bibit baru dari persemaian (polybag).
Pengairan disesuaikan dengan kondisi iklim, asalkan tanahnya dijaga tidak
kekeringan. Pada fase pembungaan dan pembuahan, keadaan air tanah harus memadai
(cukup). Bila para fase ini tanaman mentimun kekurangan air, akan menyebabkan buah-
buahnya abnormal (bengkokbengkok).
Pemasangan ajir (turus) sebaiknya dilakukan seawal mungkin (± 5 hari setelah
tanam) agar tidak menggangu atau merusak perakaran tanaman mentimun. Fungsi ajir
adalah merambatkan tanaman, memudahkan pemeliharaan, dan tempat menopang buah
yang letaknya bergelantungan.
Penyiangan rumput-rumput liar sebaiknya dilakukan bersamaan dengan waktu
pemupukan. Pada mentimun lokal pemberian pupuk buatan dilakukan sesudah tanaman
berumur 1 bulan. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah campuran Urea 100
kg/ha, ZA 200 kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha. Pupuk tersebut diletakkan di
sekeliling tiap tanaman sejauh ± 15 cm dari batangnya, baik dengan cara ditugal maupun
larikan setelah rumput liar dibersihkan. Bersamaan dengan kegiatan penyiangan dan
pemupukan, dilakukan juga pembumbunan sekaligus memperbaiki drainase tanah.
Caranya tanah dari parit (antar bedengan) diangkat, kemudian ditimbunkan di sekitar
pangkal batang mentimun. Untuk merangsang terbentuknya cabang-cabang baru yang
produktif menghasilkan bunga dan buah sekaligus mempercepat pembuahan, tanaman
mentimun yang terlalu rimbun perlu dipangkas beberapa helai daunnya. Waktu
pemangkasan sebaiknya pagi atau sore hari, yakni pada saat keadaan air dalam tanah
jumlahnya memadai, sehingga tidak menyebabkan kelayuan pada tanaman mentimun.
2.3 Teknologi Produksi Benih
2.3.1 Persyaratan Tanah
Mentimun cocok ditanam di lahan yang jenis tanahnya lempung sampai lempung berpasir
yang gembur dan mengandung bahan organik. Mentimun membutuhkan pH tanah di kisaran 5,5-
6,8 dengan ketinggian tempat 100-900 m dpl. Mentimun juga membutuhkan sinar matahari
terbuka, drainase air lancar dan bukan bekas penanaman mentimun dan familinya seperti melon,
semangka, dan waluh. Aspek agronomi penanaman mentimun tidak berbeda dengan komoditas
sayuran komersil lainnya, seperti kecocokan tanah dan tinggi tempat, serta iklim yang sesuai
meliputi suhu, cahaya, kelembapan dan curah hujan Rukmana (1994). Tanah gembur, banyak
mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah 6-7.
2.2.2 Isolasi
Menurut Sadjad (1977) untuk tahap penanaman yaitu :
1. Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm.
2. Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm.
3. Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat
saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai
4. Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis/dengan
abu dapur.
Kemudian untuk tahap pemeliharaan tanaman menurut Rukmana (1994) antara lain :
1. Benih akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam.
2. Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang
baik. Bersihkan gulma (bisa bersama waktu pemupukan).
3. Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung
pertumbuhan rumput di kebun.
4. Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored.
5. Pasang ajir pada 5 hst ( hari setelah tanam ) untuk merambatkan tanaman. Daun yang
terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari.
6. Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram
atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. -Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika
diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.
2.2.3 Roguing
Definisi Rouging
Salah satu langka penting yang harus dilakukan dalam kegiatan produksi benih
adalah rouging. Yang dimasud dengan rouging adalah proses pemeriksaan kondisi tanaman
dilapangan dan pembuangan tanaman yang tidak dikehendaki, yang memiliki cirri berbeda yaitu
gulma, tanaman species lain, tanaman varietas lain dalam satu spesies dan tanaman tipe simpang
(off type). Tanaman- tanaman ini disebut sebagai rogues yang tidak dapat diterima kehadirannya
di areal usaha produksi benih karena benihnya akan mengotori produk benih yang akan dipanen
karena ukuran dan bentuknya sangat mirip sehingga tidak dapat dipisahkan atau dikenali.
Adapun tujuan dari dilakukannya rouging dalam produksi benih adalah untuk menjaga
kemurnian varietas yang dibudidayakan (Mugnisyah, 1995).
Pelaksanaan Rouging
Rouging dilakukan beberapa kali pada fase pertumbuhan yang berbeda secara terus
menerus sampai sebelum panen. Rouging sebaiknya dilakukan sepagi mungkin sebelum
matahari terlalu panas agar pengenalan terhadap ciri-ciri kritis yang ada dapat lebih mudah
dilakukan. Waktu terbaik dalam melakukan rouging adalah pada fase pertanaman berbunga
penuh karena pada fase ini sifat-sifat tanaman hamper ditampilkan sepenuhnya dan perbedaan-
perbedaan warna pada bunga akan tampak nyata. Namun, untuk tanaman menyerbuk silang
senaiknya rouging dilakukan pada fase lebih awal yaitu sebelum pembungaan penuh atau pada
saat pembungaan tetapi sebelum serbuk sari matang dan belum dilepaskan oleh factor penyerbuk
(Mugnisyah, 1995).
Teknik Pelaksanaan Roguing
Roguing merupakan pemeriksaan dan pembuangan tanaman-tanaman yang memiliki ciri
berbeda yang dilakukan dilahan produksi benih dengan tujuan untuk menjaga kemurnian varietas
yang diproduksi. Rougingdilaksanakan terhadap tanaman species lain, tanaman varietas lain,
tanaman tipe simpang, dan gulma berbahaya dengan tujuan menjaga kemurnian benih sehingga
persyaratan benih dapat terpenuhi (Mugnisyah, 1995).
Dalam produksi benih bersertifikat, rouging diikuti dengan pemeriksaan lapangan oleh
petugas sertifikasi benih. Pemerikasaan lapangan tersebut dalam pelaksanaannya memerlukan
keterampilan dalam membedakan tanaman-tanaman yang mempunyai ciri yang berbeda dengan
tanaman yang sedang diproduksi.
2.3.4 Panen dan Pasca Panen
Panen adalah suatu proses akhir dan tindakan manusia dalam hal budidaya tanaman
dimana pertumbuhan tanaman biasanya akan terjadi perubahan secara fisiologis maupun
morfologi dari tanaman tersebut. ( Setyono,2001 )
Pasca panen adalah tahapan yang dimulai sejak pemungutan hasil pertanian yang
meliputi hasil tanaman pangan, hortikultura, perkebunan sampai siap dipasarkan.(Soemardi,
1986 )
2.4 Penyimpanan Benih
Perlakuan yang terbaik pada benih ialah menanam benih atau disemaikan segera setelah
benih-benih itu dikumpulkan atau dipanen, jadi mengikuti cara-cara alamiah, namun hal ini tidak
selalu mungkin karena musim berbuah tidak selalu sama, untuk itu penyimpanan benih perlu
dilakukan untuk menjamin ketersediaan benih saat musim tanam tiba. Tujuan penyimpanan yaitu
menjaga biji agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi), melindungi biji dari
serangan hama dan jamur,mencukupi persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat
mencukupi kebutuhan (Sahupala, 2007).
Penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas yang maksimum selama
mungkin, sehingga simpanan energi yang dimiliki benih tidak menjadi bocor dan benih
mempunyai cukup energi untuk tumbuh pada saat ditanam. Maksud dari penyimpanan benih di
waktu tertentu adalah agar benih dapat ditanam pada waktu yang diperlukan dan untuk tujuan
pelestarian benih dari suatu jenis tanaman. (Sutopo 2002).
III. METODOLOGI
3.1 Alat, Bahan dan Fungsi
Alat Praktikum
· Cangkul : Untuk pengolahan tanah
· Ajir : Untuk membuat lubang pada tanah
· Botol : Untuk mengisi air
· Kayu lancip : Untuk melubangkan tanah supaya dapat diisi benih
· Tali rafia : Untuk mengukur jarak tanam
Bahan Praktikum
· Benih Mentimun : Sebagai bahan tanam percobaan yang diamati
· Pupuk : Sebagai bahan penambah unsur hara dalam tanah
· Air : Sebagai bahan untuk mengairi lahan
3.2 Keterangan Lahan
3.2.1 Ketinggian Tempat
Pada praktikum kali ini, kami menggunakan lahan praktikum percobaan di Dau kota Malang
yang berada pada ketinggian ±545 mdpl. Ketinggian tersebut cukup cocok jika digunakan untuk
budidaya mentimun karena mentimun dapat tumbuh di ketinggian 1-1000 mdpl.
3.2.2 Sejarah Penggunaan Lahan
Sejarah penggunaan lahan yang kami gunakan untuk praktikum adalah lahan yang berada
di kebun percobaan praktikum Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya di Dau. Lahan
tersebut telah digunakan untuk beberapa praktikum dalam mata kuliah yang berbeda yang
berhubungan dengan tanam menaman. Di dalam penggunaannya lahan tersebut pernah
digunakan untuk menanam tanaman palawija, seperti jagung, padi, kacang-kacangan, dan
beberapa tanaman lain. Jadi dapat diketahui bahwa lahan tersebut melalui proses rotasi
tanah karena penggunaan lahan tersebut tidak monokultur satu tanaman saja melainkan
digunakan untuk berbagai macam tanaman.
3.3 Waktu Pelaksanaan
Untuk pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan selama ± 5 minggu dimulai dari tanggal 27 April
2015.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1: Pengamatan Tanaman
FORM PENGAMATAN PRODUKSI BENIH LAPANG
Jenis Tanaman : Mentimun
Varietas : Lumintu
Lokasi : Dau, kota Batu
Tanggal tanam :
Deskripsi Var. :
NO PARAMETER KARAKTERISTIK
1 Warna Daun Hijau tua
2 Warna Batang Hijau
3 Warna bunga Kuning
4 Warna Hipokotil Putih
5 Warna Polong Hijau tua
6 Tinggi Tanaman 130 cm
7 Bentuk daun Bulat hati
8 Warna bulu batang Putih
9 Bentuk polong Lonjong pipih
10 Warna biji Putih
11 Bentuk buah Lurus
12 Warna buah Hijau tua
13 Tipe pertumbuhan Menjalar
14 Keseragaman Seragam
15
16
ROGUING
N
o
Tan
gga
l
Jeni
s
W.
Dau
n
B.Da
un
W.
Bua
h/
polo
ng
B.
Bu
ah
W.B
unga
B.B
ung
a
W.
Btn
g
Bu
lu
bat
an
g
W.
Bij
i
Kesera
gaman
W.
Hp
koti
l
Tinn
gi
Tan
ama
n
1 Vol
uent
ir
Hija
u
Bulat
Hati
Hija
u
Lur
us
Kun
ing
Sep
erti
tero
mpe
t
Hij
au
Put
ih
Put
ih
- - 100
cm
Ofti
pe
2 Vol
uent
ir
Hija
u
Mem
anjan
g
- Lur
us
- - Un
gu
- - - - 15
cm
Ofti
pe
3 Vol
uent
ir
Hija
u
tua
Mem
anjan
g
- Lur
us
- - Hij
au
tua
- - - - 10
cm
Ofti
pe
4 Vol
uent
ir
Ofti
pe
5 Vol
uent
ir
Ofti
pe
6 Vol
uent
ir
Ofti
pe
7 Cat
atan
:
8 Cat
atan
:
Gulma dimasukan dalam voluentir
Jenis gulma yang tumbuh Gulma adalah tanaman yang tumbuh di luar tanaman pokok dan bersaing dengan
tanaman pokok untuk mendapatkan cahaya, ruang tumbuh, unsur hara, dan air. Dalam
pengamatan, jenis gulma yang banyak ditemukan di lahan pertanaman adalah rumput
(Echinocloa colonum) dan teki (Cyperus rotundus L.). Gulma-gulma tersebut tidak menimbulkan
gangguan berarti terhadap pertumbuhan tanaman mentimun, namun tetap saja gulma-gulma ini
perlu dikendalikan agar tidak terjadi persaingan antara tanaman mentimun dan gulma itu sendiri.
Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual, yaitu menggunakan pisau atau langsung
dicabut dengan menggunakan tangan.
Selain yang disebutkan diatas juga ada voulentir dari tanaman timun dengan varietas
panda, ini dapat diketahui dari ciri-ciri tanaman yang di dapat di lahan dengan ciri-ciri timun
varietas panda.
DOKUMENTASI TIAP VOLUNTER DAN OFF TYPE
4.2. Pembahasan dengan literatur
4.2.1 Pembahasan
Pada pengamatan produksi benih lapang yang berlokasi di Dau, Kota Batu, dengan jenis
tanaman mentimun varietas Lumintu. Didapatkan karakteristik tanaman yaitu warna daun hijau
tua, kemudian warna batang hijau, warna bunga kuning, warna hipokotil putih, warna polong
hijau tua dengan tinggi tanaman 130 cm. Menurut Rukmana (1994), Tanaman mentimun
memiliki batang yang berwarna hijau, berbulu dengan panjang yang bisa mencapai 1,5 m dan
umumnya batang mentimun mengandung air dan lunak.
Buah mentimun varietas Lumintu ini memiliki bentuk daun bulat hati, warna bulu batang
putih, bentuknya lonjong pipih, wana biji juga putih, bentuk buah lurus serta warna buah hijau
tua. Tipe pertumbuhan pada buah mentimun yaitu menjalar, dengan keeragamannya yang
seragam.
Setelah beberapa minggu penanaman barulah dilakukan roguing, yang mempunyai tujuan
untuk tetap menjaga varietas asli dari tanaman tersebut. Maka setelah dilakukannya roguing
terjadi perubahan pada tanaman mentimun varietas Lumintu tersebut. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman timun baik faktor iklim kelembaban, curah hujan, dan
sinar matahari yang kurang. Curah hujan optimal untuk budidaya mentimun adalah 200-400
mm/bln, curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan apalagi pada saat
berbunga karena akan mengakibatkan menggugurkan bunga (Sumpena, 2001).
4.2..2 Kondisi Lapang
Praktek budidaya Mentimun di lakukan pada lahan di Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang. Lokasi tersebut terletakpada ketinggian tempat 400-700 mdpl (Yusvita, 2015).
Kelembaban udarasekitar 75-98% dan curah hujan rata-rata 875-3000 (Dinas Pariwisata, 2007).
Kondisi lahan di Desa Dau tersebut tergolong kering karena mendapat sinar matahari sepanjang
hari. Selain itu tidak ada pohon di sekitar lahan yang berguna sebagai penaung. Sedangkan
kondisi tanah termasuk kurang gembur namun dapat di usahakan dengan melakukan pengolahan
sebelum penanaman mentimun. Berdasarkan praktikum pengolahan lahan di lakukan dengan
cara mencangkul lahan untuk menggemburkan tanah dan membuat bedengan untuk alur
Commented [K1]: Tambah pembahasan kalian jangan hanya literatur isinya
Commented [K2]: fiktifff
penanaman. Pada saat pengolahan lahan di campur dengan pupuk organik berupa kotoran hewan
untuk membantu menyuburkan tanah agar tanaman mentimun bisa mendapatkan zat hara yang
cukup untuk pertumbuhan. Kondisi sekitar bedengan juga terdapat banyak tanaman lain yang
bertindak sebagai gulma sehingga memungkinkan terjadi nya kompetisi dengan tanaman
mentimun untuk tumbuh. Hal tersebut di minimalisir dengan melakukan roguing pada lahan
pertanaman.
Berdasarkan literatur pesyaratan lokasi yang sesuai bagi budidaya mentimun adalah
lokasi yang mendapat sinar matahari sepanjang hari atau kondisi iklim kering dengan penyinaran
penuh pada suhu 21-27°C. Sedangkan ketinggian ideal untuk budidaya mentimun adalah 1000-
1200 mdpl. Meskipun begitu mentimun masih bisa ditanam didataran rendah namun tidak dapat
optimal.Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadaplingkungan
tumbuhnya. Di Indonesia mentimun dapat ditanam di dataran rendahmaupun tinggi yaitu lebih
kurang 1.000 m dpl(Sumpena, 2001).Tanaman mentimun tumbuh dan berproduksi tinggi pada
suhu udaraberkisar antara 20°C- 32°C, dengan suhu udara optimal 27°C. Di daerah tropisseperti
di Indonesia, keadaan suhu udara ditentukan oleh tinggi permukaan laut.Cahaya merupakan
faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tanamanmentimun, karena penyerapan unsur
hara akan berlangsung dengan optimal jikapencahayaan berlangsung antara 8-12 jam/hari
(Cahyono, 2003).Kelembaban relatif udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman
mentimununtuk pertumbuhannya antara 50-85%. Sementara curah hujan optimal yangdiinginkan
tanaman mentimun ini antara 200-400 mm/ bulan. Curah hujan yangterlalu tinggi tidak baik
untuk pertumbuhan tanaman mentimun, terlebih pada saatmulai berbunga karena curah hujan
yang tinggi akan banyak menggugurkanbunga (Sumpena, 2001).
Pada dasarnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahanpertanian, cocok
ditanami mentimun, untuk mendapatkan produksi tinggi dankualitas baik tanaman mentimun
membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyakmengandung humus, tidak tergenang dan pH
berkisar antara 6-7. Namunmentimun masih toleran pada pH tanah sampai 5,5 sebagai batasan
minimal dan7,5 sebagai batasan maksimal. Pada pH tanah kurang dari 5,5 akan terjadigangguan
penyerapan zat hara oleh akar sehingga pertumbuhan tanaman akanterganggu, sedangkan pada
tanah yang terlalu masam tanaman mentimun akanmenderita penyakit klorosis. Tanah yang kaya
akan bahan organik sangat baikuntuk pertumbuhan tanaman mentimun, karena tanah yang kaya
bahan organikmemiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi (Rukmana, 1994).
Commented [K3]: kalian ngukur pH???? Bhas aja sifatnya yang jelas jelas kalian ngukur
Pengolahan tanah dengan cara pencangkulan akan mempengaruhi sifatfisik tanah yang
berfungsi memperbaiki ruang pori-pori tanah yang terbentuk diantara partikel-partikel tanah
(tekstur dan struktur). Kerapatan dan ronggarongga akibat pencangkulanakan memudahkan air
dan udara bersirkulasi didalamnya (drainase dan aerasi). Selain tempat untuk bersirkulasi, pori-
pori tanah olahan akan memudahkan pergerakan akar tanaman dalam penyerapan unsur hara
lebih mudah dan memungkinkan tanaman tumbuh subur (Hanafiah, 2005).
Berdasarkan hasil praktikum budidaya mentimun, dapat di simpulkan bahwa mentimun
dapat tumbuh pada kondisi lahan tersebut namun tidak dapat menghasilkan produksi yang
optimal karena ketinggian tempat, curah hujan, kelembapan pada Kecamatan Dau dan kondisi
tanah pada lahan kurang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman mentimun. Hal tersebut dapat
mempengaruhi hasil benih yang di dapatkan dari panen mentimun.
Commented [K4]: mana ini dapus si hanafiah
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum Teknologi Produksi Benih kali ini kami melakukan penanaman buah
mentimun yang dilaksanakan selama ± 5 minggu dimulai dari tanggal 27 April 2015. Pada
praktikum budidaya mentimun ini dapat dikatakan 20% berhasil dan 80% faktor-faktor
penghambat yang menyebabkan beberapa tanaman sampel mati dan tidak berbuah dengan
baik. Dikatakan 20% berhasil karena dalam budidaya timun ini hanya dapat menghasilkan 5
buah timun yang menjadi salah satu indikator keberhasilan. Sedangkan dikatakan 80% faktor
penghambat hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain faktor iklim yang tidak
menentu, seperti adanya hujan yang datang dalam satu hari penuh, maka tanaman akan
kekurangan cahaya, sehingga tidak dapat bermetabolisme dengan optimal serta pada proses
rouging tidak terjadi peningkatan produksi mentimun yang terjadi.Bisa dikatakan berhasil dan
bisa dikatakan gagal, yang mana dikarenakan adanya 5 timun yang tumbuh dengan baik
tetapi tanaman lainnya mati.
Kami juga melakukan rouging pada pengamatan budidaya mentimun dengan tujuan untuk
meningkatkan produksi dari tanaman timun dengan cara memotong beberapa bagian dari
tanaman timun. Tetapihasil dari tanaman timun ini tidak terlalu berpengaruh akibat dilakukannya
rouging ini. Dari pengamatan rouging yang dilakukan didapatkanbentuk menjari dan berwarna
hijau muda dengan jumlah tanaman volunteer 3 tanaman gulma/tanaman, untuk bunganya yaitu
berwarna putih kekuningan serta buah berbentuk lurus dan warna buah hijau kecil.
5.2 Saran
Seharusnya diberikan pembagian jadwal kepada praktikan untuk pengamatan, perawatan, serta
dokumentasi tiap minggunya, sehingga setiap praktikan dapat bertanggung jawab terhadap
tanaman yang mereka amati dan data untuk pembuatan laporan dapat dikumpulkan dengan
mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, B. 2006. Timun. Semarang : CV Aneka Ilmu.
Hapsoh, Rahmawati N. 2012. Terapi Jus Dari SayuranBuahdanSayuranDaunMentimun
(CucumisSativus L) [serial online].[dikutip pada 17 Juni2012];Available from: URL:
HYPERLINKhttp://ocw.usu.ac.id.
Mugnisyah, WQ dan Aseo Setiawan. 1995. “Pengantar Produksi Benih . Raja Gravindo Persada.
Jakarta
Rukmana, R. 1994. Budidaya Mentimun. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Sadjad. S. 1977. Catatan Sejarah Tentang Pengembangan Mutu Benih. Vol. 2. Penataran
Latihan Pola Beranam, LP3 IRRI, Bogor.
Sahupala, A., 2007. Teknologi Benih. Prosdiding. Pelatihan Penanaman Hutan. 12-13 Desember
2007. Ambon.1-7.
Setyono,2001.Usaha Tani dan Penanganan Pasca Panen. Maju Jaya. Bogor
Soemardi,1986.Panen dan Usaha Tani.Yogyakarta:Kanisius.
Sunarjono, H.H.2007.Bertanam 30 Jenis Sayur. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sumpena, Rinda Kirana Dan Ahsol Hasyim, 2011. Produksi Benih Calon Varietas
Sutopo, L. 1988. Teknologi Benih. CV Rajawali. Jakarta.