3
ECKMAN GRAP Sedimen grab merupakan salah satu grab sampler yang berfungsi untuk mengambil sedimen permukaan yang ketebalannya tergantung dari tinggi dan dalamnya grab masuk kedalam lapisan sedimen. Alat ini biasa digunakan untuk mengambil sampel sedimen pada perairan dangkal maupun perairan dalam. Berdasarkan ukurannya, ada dua jenis grab sampler yaitu grab sampler berukuran kecil dan besar. Sedimen grab yang berukuran kecil dapat digunakan dan dioperasionalkan dengan mudah, hanya dengan menggunakan boat kecil alat ini dapat diturunkan dan dinaikkan dengan tangan. Pengambilan sampel sedimen dengan alat ini dapat dilakukan oleh satu orang dengan cara menrunkannya secara perlahan dari atas boat agar supaya posisi grab tetap berdiri sewaktu sampai pada permukaan dasar perairan. Pada saat penurunan alat, arah dan kecepatan arus harus diperhitungkan supaya alat tetap konstant pada posisi titik sampling. Sedimen grab yang berukuran besar memerlukan peralatan tambahan lainnya seperti winch yang sudah terpasang pada boat/kapal survey berukuran besar. Alat ini menggunakan satu atau dua rahang/jepitan untuk menyekop sedimen. Grab diturunkan dengan posisi rahang/jepitan terbuka sampai mencapai dasar perairan dan sewaktu diangkat keatas rahang ini tertutup dan sample sedimen akan terambil. Prinsip kerja Sedimen grab sebagai alat pengambil sampel sedimen, mempunyai kunci pengait. Apabila pengait ini dikaitkan maka Sedimen grab akan terbuka sehingga air dan substrat akan masuk ke dalamnya. Ketika alat pengambil sampel sedimen tersentuh dasar, maka kaitan akan terlepas, sehingga sedimen grab akan tertutup. Cara kerja Siapkan grab lengkap dengan tali serta mesengger –nya. Buka katup bawah ekman grab, lalu kaitkan kawat katup pada tuas yang ada di bagian atas grab. Pastikan katup terbuka dengan kawat yang terpasang dengan tepat.- Masukkan grab perlahan dalam air sampai di dasar perairan yang akan diambil sampelnya.

Eckman Grap

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENJELASAN FUNGSI DAN PENGGUNAAN ECKMAN GRAP

Citation preview

ECKMAN GRAP

Sedimen grab merupakan salah satu grab sampler yang berfungsi untuk mengambil sedimen permukaan yang ketebalannya tergantung dari tinggi dan dalamnya grab masuk kedalam lapisan sedimen. Alat ini biasa digunakan untuk mengambil sampel sedimen pada perairan dangkal maupun perairan dalam. Berdasarkan ukurannya, ada dua jenis grab sampler yaitu grab sampler berukuran kecil dan besar.Sedimen grab yang berukuran kecil dapat digunakan dan dioperasionalkan dengan mudah, hanya dengan menggunakan boat kecil alat ini dapat diturunkan dan dinaikkan dengan tangan. Pengambilan sampel sedimen dengan alat ini dapat dilakukan oleh satu orang dengan cara menrunkannya secara perlahan dari atas boat agar supaya posisi grab tetap berdiri sewaktu sampai pada permukaan dasar perairan. Pada saat penurunan alat, arah dan kecepatan arus harus diperhitungkan supaya alat tetap konstant pada posisi titik sampling.Sedimen grab yang berukuran besar memerlukan peralatan tambahan lainnya seperti winch yang sudah terpasang pada boat/kapal survey berukuran besar. Alat ini menggunakan satu atau dua rahang/jepitan untuk menyekop sedimen. Grab diturunkan dengan posisi rahang/jepitan terbuka sampai mencapai dasar perairan dan sewaktu diangkat keatas rahang ini tertutup dan sample sedimen akan terambil.

Prinsip kerjaSedimen grab sebagai alat pengambil sampel sedimen, mempunyai kunci pengait. Apabila pengait ini dikaitkan maka Sedimen grab akan terbuka sehingga air dan substrat akan masuk ke dalamnya. Ketika alat pengambil sampel sedimen tersentuh dasar, maka kaitan akan terlepas, sehingga sedimen grab akan tertutup.Cara kerja Siapkan grab lengkap dengan tali serta mesengger nya. Buka katup bawah ekman grab, lalu kaitkan kawat katup pada tuas yang ada di bagian atas grab. Pastikan katup terbuka dengan kawat yang terpasang dengan tepat.- Masukkan grab perlahan dalam air sampai di dasar perairan yang akan diambil sampelnya. Lalu lepaskan mesengger nya, dan katup grab akan tertutup. Angkat grab ke permukaan secara perlahan. Keluarkan sedimen melalui katup atas, bukan bawah

ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETER

Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar (ground state). Penyerapan tersebut menyebabkan tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil, elektron akan kembali ke tingkat energi dasar sambil mengeluarkan energi yang berbentuk radiasi.Dalam AAS, atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk energi seperti energi panas, energi elektromagnetik, energi kimia dan energi listrik. Interaksi ini menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang menghasilkan absorpsi dan emisi (pancaran) radiasi dan panas. Radiasi yang dipancarkan bersifat khas karena mempunyai panjang gelombang yang karakteristik untuk setiap atom bebas (Basset, 1994).Spektrrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitatif dari unsur-unsur yang pemakaiannya sangat luas, diberbagai bidang karena prosedurnya selektif, spesifik, biaya analisa relatif murah, sensitif tinggi (ppm-ppb), dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu analisa sangat cepat dan mudah dilakukan. Analisis AAS pada umumnya digunakan untuk analisa unsur, teknik AAS menjadi alat yang canggih dalamanalisis.inidisebabkan karena sebelum pengukuran tidak selalu memerluka pemisahan unsur yang ditetukan karena kemungkinan penentuan satu logam unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan untuk mengukur logam sebanyak 61 logam. Sember cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal dari elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang telah terakomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui monokromator. Chopper digunakan untuk membedakan radiasi yang berasal dari nyala api. Detektor akan menolak arah searah arus ( DC ) dari emisi nyala dan hanya mnegukur arus bolak-balik dari sumber radiasi atau sampel. Atom dari suatu unsur padakeadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut akan menyerap energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat energi yang lebih tingi atau tereksitasi. Atom-atom dari sampel akan menyerpa sebagian sinar yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Penyerapan energi cahaya terjadi pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom tersebut (Basset, 1994).Spektrofotometri Serapan Atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom-atom netral dalam keadaan gas, untuk itu diperlukan kalor/panas. Alat ini umumnya digunakan untuk analisis logam sedangkan untuk non logam jarang sekali, mengingat unsur non logam dapat terionisasi dengan adanya kalor, sehingga setelah dipanaskan akan sukar didapat unsur yang terionisasi. Pada metode ini larutan sampel diubah menjadi bentuk aerosol didalam bagian pengkabutan (nebulizer) pada alat AAS selanjutnya diubah ke dalam bentuk atom-atomnya berupa garis didalam nyala. Spektrofotometer serapan atom sebetulnya adalah metode umum untuk menentukan kadar unsur logam konsentrasi renik. Keadaan bentuk contoh aslinya tidak penting asalkan contoh larut dalam air atau dalam larutan bukan air (Anonim, 2012).Kelebihan yang dimiliki oleh metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), yaitu : Menganalisis konsentrasi logam berat dalam sampel secara akurat karena konsentrasi yang terbaca pada alat SSA berdasarkan banyaknya sinar yang diserap yang berbanding lurus dengan kadar zat. Menganalisis sampel sampai pada kadar rendah (), sedangkan pada metode lain seperti volumetrik hanya dapat menganalisis pada kadar yang tinggi (%). Analisis sampel dapat berlangsung lebih cepat.Sedangkan kekurangan penggunaan metode SSA, yaitu : Hanya dapat menganalisis logam berat dalam bentuk atom-atom. SSA menganalisis logam berat dari atom-atom karena tidak berwarna. Sampel yang dianalisis harus dalam suasana asam, sehingga semua sampel yang akan dianalisis harus dibuat dalam suasana asam dengan pH antara 2 sampai 3. Biaya operasional lebih tinggi dan harga peralatan yang mahal.