6
Edisi 41 / Th.4/ Juli 2018

Edisi 41 / Th.4/ Juli 2018

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Edisi 41 / Th.4/ Juli 2018

57. Wartamwariga - Te11ta11g Tika

63. Cakil - Tidur Tanpa Mimpi

64. Petitis - Ge111ah Ripah Loh Jinawi

68. Wartamina - Jaje Pe11yo11 dan Sate Li/it

70. Wartarnpustaka - Gerbang Belantara Wee/a

34. Kolorn - Yoga : Yadnya Raga

36. Kolom - Gunung

38. Wartamusada - Penyakit Hati (2) Lobha

44. Kol0111 - Hindu ttu A111a11

52. Kol0111 - Papa ke Sucih

- Raab/ A tap Konsepsi ke Fungsi 30. Wartamritha

- Su11dara111 dalam Keseharian

25. Wartarnkosala

19. Kol0111 - Hindu ltu Indal,

20. Kolorn - Hindu Itu Bersih

22. Wartamanawa - Solusi dibalik Narasi

4. Candi Bentar: - Sa1va111. Siwani. Su11dara111

9. Jaba Tengah: - Hindu : Harm011); Inspiring,

Natural. Diversity, U11i1y 12. Kori Agung

- Hindu is Bali: Beautiful, Amazing, Loving. inspiring

Keterangan Cover Harmoni Bajrasandhi di Kawasan Renon

Red.

War tam/ 'edis i4lIJuli/2018/ 1

sepsi rwa bhineda yang tidak hanya menggambarkan perbe­ daan yang tegas antara "dua yang berbeda", namun juga memberikan gambaran kebe­ naran sejati terhadap jalan harmoni yang harus ditempuh untuk menyikapinya. Rwa bhi­ neda tidak sama dengan per­ bedaan hitam-putih yang tegas dan harus saling mengalahkan, tetapi harus diharmoniskan. Bukannya dilanda narcissistic personality disorder ( PD), kita harus mengagumi kebe­ naran sejati konsepsi rwa bhi­ neda. Karena menurut Kitab Ramayana "pasang putih tulya mala mangliput. Lupul sareng sadu ". Maksudnya pasangan dari putih, yaitu hitam bagaikan kegelapan menyelimuti diri manusia. Akan tetapi, orang bijaksana terbebas dari kege­ lapan (kebingungan) itu.

Jalan harmoni dari rwa bhineda itu berhubungan de­ ngan wilayah satyam (sat: ke­ benaran), siwam (cit: kesucian), dan sundaram (anandam: ke­ indahan atau kebahagiaan). Oleh karena itulah, WARTAM edisi ini diarahkan untuk menelisik kembali Bali sebagai surga perkembangan Agama Hindu. Bali yang beautiful, amazing, loving, inspiring: Bali yang bersih, aman, lestari, indah.

Menurut agama Hindu, jelu­ jur jalan (lalintihan) terjadinya rwa bh in eda itu disebabkan karena setelah Brahman mencip­ takan dua kekuatan besar yang disebut purusa (batin/nama a tau kekuatan hidup dan prakerti (pradana/rupo) atau kekuatan kebendaan, kemudian timbul citta, alam pikiran yang dipe­ ngaruhi triguna, yaitu satwam (sifat kebenaran/dharma), rajah (sifat kenafsuan/dinamis), dan tam ah (adharma/kebodohan/ apatis). Dari situ kemudian mun­ cul budi (naluri pengenal), sete­ lah itu timbul manah (aka! dan perasaan), selanjutnya muncul ahangkara (rasa keakuan).

Renda jelujur jalan itu, menunjukkan kebenaran kon-

***

Sejak mula semesta alam diciptakan, sejak saat itu "dua yang berbeda" atau yang disebut rwa bhineda juga tercipta. Secara strukturatif, oposisi biner (binary opposition) menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Ada purusa (batin/n a m a) dan prakerti (pradana/rupa), ada hitam-putih (black and white), ada baik­ buruk (beauty and the beast), ada kegelapan dan kece-rahan, dan seterusnya. Dunia se-olah dibelah menjadi dua for-masi yang saling bertentangan. Satu di kiri (kiwa) dan satunya lagi di kanan (tengen). Keduanya seolah selalu berhadapan untuk saling mengalahkan.

Jalan Harmoni

Padm istilah u Hindu. ls· sapta gm dalam tuj diri man alit. Lalu jagat diri ma berhi sepyoga tisisrne lakukan c tama dan

Demi bhuana a padma m mandala. dinya dir seme raa letak m ternplati sem ta. ma ma maksetr: ma). - dinarni

Wattam/edisia l/Juli/Ztt / 81]

Evarn ctair idam sarvam manniyogan mahatmabhih. varhakarrna rapoyogat srsrarn sthavara janganmam.

Demikianlah semuanya ini tercipta oleh maha aunan. baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. melalui kekuatan tapa dan selaras dengan pengmuran· Ku. masing-masing dalam kandungan yang ternvaman. sesuai dengan misi kehidupannva.

~ l,cf ~~J!l-'!Qk'I~ : I ~ffl d~qjJJk~ FeiTW ~ 118911

Brhatara saudara. Dalam ist m k k rabatan Hindu dik nal

saudara (nvama) baik iru kaka ·. adik. pupu yang terikat dalam hubungan darah. audara juga diluar hubungan darah t rs but (nyama braya) yairu tetangga. sahabat. rekan k rja. P r audaraan bukan hanya hubungan manu ia d ngan s ama namun Semua mahluk hidup adalah saudara. bahkan Hyang Widhi

bagai audara.

Bhrantajnana : gila. edan. Pengetahuan yang dimiliki bisa membuat diri bingung karena belum adanya kesiapan diri. tidak sesuai dengan karakter. bakat. dan keinginan. Karena luasnya ilmu pengetahuan. dibutuhkan batasan-batasan ilmu yang harus ditekuni se uai dengan minat dan bakat seseorang.

Bhrangga caratan ernas, berfungsi untuk upacara keagamaan

Hindu, sebagai sarana penyucian dan tempat tirta. Caratan emas inijuga digunakan oleh para raja menyapa. menjamu tarnu istimewa pada acara resmi keagamaan. undangan pernikahan. rapat istimewa dan pengukuhan jabatan.

Bhranta bingung. duka, menderita. Hidup ini menderita,

disebabkan oleh musuh dalam diri (sad ripu dan sapta timira). menjadi kewajiban untuk menolong diri dari penderitaan dengan berbuat baik. Jalan melepaskan penderitaan itu dengan bersandarkan pada dharma agama.

Sama We d a Ena vo agnim namaorjo naputarna huve. prlvam cctishamaratim svadhvara m visvasva dutamamrtam. · De11ga11 penghormatan ini Aku memuja Agni untuk Mn, putra kekuatan, Pada utusan yang pemurah. ahli dalatn pemberian penghormatan. peranan abadi 1111wk semuanya.

11 qJ 3lfr.i ~ 1'!lo'll ~ "wi ~ p.fcqc

firnF,i ~ 11

Ar h a rw a We d a Avarn sruvana agumadlmam sma prati haryata. brhaspnre vase labdvagnisoma vi vldhyatam. Orang-orang ini te/a/, datang berbicara denean bebas: orang·orang inilah yang engkau persilahkan: Waha! Brhaspati. bawalah [ia] kedalam pe11gaH·asa11111u · 11 'ahai Agni dan Soma . apakah Engkau (berdua) yang telah mencapai [nva].

3f<l ~qf"'j ~ fll fll l!l<l ~<! I ~~ti-a ~ ~qJT.fj'il'll fci firc<lil'\. Ii

Redaksi enerima naskah dan photo yang sejalan dengan visi dan misi wartam, maksimal 400 kata.

Photo iormat jpg, kirim ke email: [email protected]

Reda si berha mengedit tanpa mengurangi isinya lsi diluar tanggung jawab Pere. Mabhakti

Yaju r Weda Upahuro ghauspitopa mam ghauslpuru hva~·aatamagniragnidhrats,·aha. de, ,1,:,. ,1 tva savitu h p rasave svinorbahubhyam pu-uo hastabhyam prutigr hna mv-agnestv asv cua prasnami. Ayah sorga juga telah diundang kesana kemari. Semoga sorga ayah clalarn gilirannya mengundang kita. Dengan gerak luui Dewa Savita. saya menerinta engkau dengan tangan Asvins. dengan tangan Pusan. Soya memberi makan engkau mulut rlgni.

Edisi 41 /ThA/Juli 20 I Penerbit

T. A. Niwaksara, P.T. Mahisa Penanggung Jawab

Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya

Pemimpin Redaksi Prof. Dr. 18. Raka Suardana, SE, MM

Wakil Pemimpin Redaksi Dr. Ors. I Wayan Sukarma, M.Si

Redaktur Pelaksana Dr. Ors. Ida Bagus Jelantik SP, M.Hum

Wakil Redaktur Pelaksana N. Dayuh S.Ag, M.Si.

Redaktur Proi. Dr. Ors I Wayan Suka Yasa, M.Si

Dr. Ir. 18. Gd. Wirawibawa, MT Ida Kade Suarioka, S.Ag, M.Si

Kontributor I 8 Wika Krisna, S.Ag, M.Si (Yogyakarta)

Susilo Edi Purwanto (Lombok), Setianingsih (Kaltim),

Sri Pertami (Bali), Danuwijaya (Palangkaraya) Titah (Surabaya) Wikanti (Jakarta)

Lip utan Widya Candra (Jembrana), N. Riyanti

(Lampung), Erlina Partini (Gianyar), Wah Adi (Tabanan),

N. Desi (Bengkulu), P. Juliana (Kendari), Sinta (Koordinator)

Photographer/Lay Out Rai Setiabakti (Koodinator),Tri Hias Ananda,

Alex, Kt. Sukintia, W Gunarsa, Pemasaran/Distribusi/lklan Mia Kusumadewi (Manager)

N. Mara, lndri Rahayu, P. Sinta

· war am mejalah pengemban dharma Rg. \Veda

A tvera ni sidatendram abhi pra gayara. sakhayah stomavahasah. Wahai para pemuja dan kawan-kawan. marilah kitu berkumpul disini dan menghamrkan doa pujian bersama dan ntengnlang-ulang 11ya11yia11 pemuliaan Tuhan yang maha cemerlang itu.

3!T cc!i11 f.r ~ >!"J'JTl:!clf~: tcft:f~: 11911

l . l. Wartam/e. Wartam/edisi41/Juli/2018/36

pemahams lam. Di pu mereka l« tempat u: batu sebag Mereka m yang ter penuh key ngan di ip tas upacan kukan d r dan sung: pernah rm reka men setiap hari penuh di balik yang mereka hs pada pem yang berai Inilah kom mereka t · sungguh-s keperca aa kir, Gunung Gunung ~I ka puja den, mereka bet konsep i n ngan ke u dengan kt melalui al diharapkar kan ketena atan yang berkata d I

Secara rasional para penga­ nut kepercayaan yang hidup pa­ da zaman megalithik itu· mena­ ruh perhatian yang sungguh­ sungguh terhadap terpelihara­ nya kesuburan tanaman, bina­ tang dan tumbuh-tumbuhan lainnya yang ada di bumi ini. Mereka mengharapkan kesubu­ ran senantiasa terpelihara se­ hingga dapat memberi kesejah­ teraan pada kehidupan di dunia fana ini. Terpeliharanya tum­ buhan-tumbuhan, sungai yang bening, air pancuran yangjemih akan memberi kesuburan ke­ pada masyarakat. Alam yang terpeliharan dengan baik de­ ngan usaha yang bena~benar jernih akan memberi kesuburan kepada mereka sekalian. Maka, nan yang berlimpah ruah, tumbuhan yang terpelihara, binatang yang hidup sehat akan memberi kesehatan kepada pen­ duduk, dan anak cucu mereka. Disinilah pentingnya arti pe­ mel iharan yang benar-benar berarti bagi kehidupan.

Setelah mengalami kemaju­ an dalam peradaban manusia. manusia telah menetap dengan menikmati kesuburan yang berlimpah ko nseps i tentang pemujaan kepada gunung, ini berlanjut dengan pemahaman-

ngan pernujaan yang terus menerus tanpa pernah henti niscaya para pendukung keper­ cayaan tersebut akan terhindar dari mara bahaya karena mere­ ka telah dilindungi oleh para roh nenek moyang yang sudah suci dan disucikan di puncak gunung itu. Menjadi ha! yang sebalik­ nya apabila mereka melupakan para rob nenek moyang yang sudah suci tersebut dan adanya usaha untuk tidak menyucikan lagi maka tidak beberapa lama marabahaya akan mern mpa mereka sekalian.

Gunung

Gunung adalah lebih besar dari pada bukit, masyarakat Bali sering menyebutnya dengan istilah Pucak. Pada zaman me­ galithic, kepercayaan terhadap gunung sudah diterapkan oleh masyarakat yang hidup pada zaman itu, baik berdasarkan atas kepercayaan maupun atas dasar rasional berpikir masyarakat pada waktu zaman megalitik itu. Berdasarkan kepercayaan me­ nunjukkan bahwa gunung ada­ lah tempat bersemayamnya roh para nenek moyang dan kakek moyang masyarakat. Para arwah nenek moyang masyarakat ter­ sebut bersemayam di puncak gunung, dan oleh sebab itu gu­ nung dianggap sebagai tempat yang suci yang selalu harus disucikan dengan berbagai aktivitas spiritual, seperti upa­ cara, meditasi, semadi, dan perilaku-perilaku lainnya yang mencirikan adanya usaha untuk menyucikan tempat itu. Penyu­ c ian-penyucian tempat itu (gunung) akan memberikan umpan balik kepada para pe­ nganut dari serangan para roh jahat, para bhuta kala yang berhati jahat sehingga kesela­ matan jiwa para pendukung kepercayaan tersebut bisa terpelihara dengan baik. De-

r

keberadaan gunung dan pegu­ nungan bagi umat manusia. Tanpa gunung rasanya umat manusia ini akan senantiasa hidup dalam kekeringan dan kesengsaraan. Datanglah ke­ puncak-puncak gunung, laku­ kan tapa brata yoga semadi, pemujaan dan senantiasa bersu­ jud di bawah- ya, mereka yang melakukan hal tersebut senan­ tiasa akan mendapat keheningan pikiran, kesehatan dan hidup de­ ngan sebaik-baiknya. Gunung­ gunung yang terpelihara dengan baik, pemujaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan memberikan pebriasi bagi me­ reka yang melakukan pemujaan itu. Sungguh besar jasa-jasa gu­ nung bagi kehidupan manusia di bumi ini.

Pemujaaan dan pemelihara­ an terhadap gunung yang sudah berjalan dari zaman terciptanya burni, zaman megalithik, zaman sejarah, zaman kerajaan, zaman kemerdekaan sampai zaman modern dan post modern de­ wasa ini sungguh telah menye­ lamatkan umat manusia dari kehancuran. Sudah sepatutnya kita senantiasa memuja kea­ gungan dan kemuliaan gunung yang telah memberikan kese­ jahteraan kepada umat manusia.

Sungguh nikrnat rasanya menja­ l an kan prinsip hidup yang penuh dengan tuntunan dan senantiasa berusaha mernel i­ haranya dengan baik sepanjang zaman.

Dewasa ini pemujaan ter­ hadap gunung senantiasa terpe­ I i haran dengan baik, usaha­ usaha untuk menempatkan gu­ nung sebagai konsepsi spiritual senantiasa harus terpelihara. Gunung telah terbukti sejak zaman nenek moyang telah menyelamatkan umat manusia di bumi ini. Sungguh besar jasa

Ida Bagus Dharmika

Wart am/ edis i4lIJuli/2018/3 7

pemahaman yang lebih menda­ lam. Di puncak-puncak gunung mereka kemudian mendirikan tempat suci, dengan peletakan batu sebagai lingga yoni bumi. Mereka mengadakan pemujaan yang teru menerus dengan penuh keyakinan dan penuh de­ ngan disiplin. Aktivita -aktivi­ tas upacara pi ritual mereka la­ kukan dengan sangat disiplin dan sungguh-sungguh tanpa pernah merasakan lelah. Me­ reka rnengadakan pemujaan setiap hari, setiap saat dengan penuh disiplin tinggi. Umpan balik yang mereka nikmati telah mereka haturkan kembali ke­ pada pemiliknya yaitu Tuhan yang berada di pucak gunung. Inilah komunikasi spiritual yang mereka telah jalankan dengan sungguh-sungguh dan penuh kepercayaan. Gunung Toh Lang­ kir, Gunung Batur, Gunung Bisbis, Gunung Mangu, Batukaru mere­ ka puja dengan sungguh-sungguh, mereka berusaha untuk menjaga konsepsi nenek moyang ini de­ ngan kesungguhan dan penuh dengan kepercayaan, bahwa melalui aktivitas mereka ini diharapkan mereka mendapat­ kan ketenangan pikiran, perbu­ atan yang senantaisa berusaha berkata dengan sebaik-baiknya.