4
Baran Baran Baran Baran Baran Barito Rantau Rang Payobasuang, Koto Panjang & Koto Baru Edisi Kedua Februari 2004 “Semangat keikhlasan berkorban dan rasa saling menyayangi demi Nagori Payobasuang yang Sejahtera” Kasih Sayang & Pengorbanan Entah secara kebetulan atau memang sudah takdirnya, atau mungkin rasa muak melihat situasi dan kondisi yang terjadi akhir-akhir ini, baik dalam kita bernegara maupun dalam kita bermasyarakat. Konflik dimana- dimana, korupsi dimana-mana serta banyak lagi ketidak harmonisan yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Rasa aman dan nyaman begitu mahal rasanya. Bagi kita yang naik turun bis tentu sangat akrab dengan perasaan was-was ketika berada diatas bis, di terminal maupun halte. Begitu pula yang berkendaraan, mobil pribadi tidak lepas dari rasa was-was ketika berada di lampu merah dan titik rawan lainnya. Kita dipaksa untuk waspada setiap saat, kewaspadaan yang telah melahirkan rasa saling curiga diantara kita. Apa lagi terhadap orang yang tidak dikenal. Jangankan bertegur sapa dan bertukar senyum, malah yang ada saling mendekap tas masing-masing dan meraba dompet masing-masing untuk memastikan tidak berpindah tangan. Itulah sekilas suasana hubungan antar manusia di Jakarta. Begitu pula halnya ketika berada dikampung halaman, saat pulang kampung lebaran Idul Fitri yang lalu, terdengar kabar kerusuhan antar kampung di daerah Sijunjung. Tepatnya Nagari Padang Sibusuk, yang menelan korban hingga tewas dan beberapa rumah dibakar, Masya Allah…!!! Hal yang serupa juga terjadi di daerah Solok dekat danau Singkarak yang telah menelan korban sesama ”urang awak”, belum lagi yang terjadi di Ambon, Poso, Larantuka, Aceh, Irian dan daerah lainnya, saling menyerang dan menganggap diri paling benar, sehingga tidak ada lagi rasa saling menyayangi satu sama lain. Belum lagi di tataran dunia glo- bal, internasional, dimana Amerika dengan kekuatan supernya ingin menguasai dunia sehingga Afghanistan dan Irak dibuatnya babak belur. Fenomena ini menunjukan lunturnya kasih sayang antar umat manusia. Keinginan untuk saling mengasihi tanpa menghiraukan perbedaan ras, suku, bangsa dan bahasa. Kasih sayang sejati mengorbankan diri sendiri untuk kepentingan khalayak ramai. Sementara kekuasaan nafsu mengorbankan khalayak ramai untuk memuaskan kehendaknya. Disini letak perbedaannya. Payobasuang sendiri, Nagari tacinto tidak terlepas dari masalah ini, walaupun tidak dengan kekerasan. Potensi destruktif semacam ini ada di Nagari kita, diakui atau tidak. Dan ini kenyataan. Februari 2004 tepat sekali dijadikan sebagai bulan renungan. Ada tiga momentum penting; Hari Pengorbanan, Idul Adha - Hari Kasih Sayang, Valentine Day dan Tahun Baru Muharam 1425 H. Dan tak ada salahnya kalau kita rangkum menjadi sebuah thema: “Memperbarui Kasih Sayang dengan menumbuhkan Rasa Pengorbanan - dengan keikhlasan” Semangat keikhlasan berkorban dan saling menyayangi inilah yang akan kita bangun dan perjuangkan bersama- sama. Perantau Jakarta, Medan, Riau, Batam, Padang, Jambi, Kalimantan, bahkan Negeri Jiran Malaysia dan Kampuang Halaman, Marilah kita bergandengan tangan. Selamat hari raya Idul Adha, Selamat hari Kasih Sayang! Berbahagialah Payobasuang!!! (Redaksi)

Edisi Kedua

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Terbit Februari 2004

Citation preview

Page 1: Edisi Kedua

BaranBaranBaranBaranBaranBarito Rantau Rang Payobasuang, Koto Panjang & Koto Baru

Edisi KeduaFebruari 2004

“Semangat keikhlasan berkorban dan rasa saling menyayangidemi Nagori Payobasuang yang Sejahtera”

Kasih Sayang & PengorbananEntah secara kebetulan atau

memang sudah takdirnya, atau mungkinrasa muak melihat situasi dan kondisiyang terjadi akhir-akhir ini, baik dalamkita bernegara maupun dalam kitabermasyarakat. Konflik dimana-dimana, korupsi dimana-mana sertabanyak lagi ketidak harmonisan yangterjadi di lingkungan sekitar kita.

Rasa aman dan nyaman begitumahal rasanya. Bagi kita yang naikturun bis tentu sangat akrab denganperasaan was-was ketika beradadiatas bis, di terminal maupun halte.Begitu pula yang berkendaraan, mobilpribadi tidak lepas dari rasa was-wasketika berada di lampu merah dan titikrawan lainnya. Kita dipaksa untukwaspada setiap saat, kewaspadaanyang telah melahirkan rasa salingcuriga diantara kita. Apa lagi terhadaporang yang tidak dikenal. Jangankanbertegur sapa dan bertukar senyum,malah yang ada saling mendekap tasmasing-masing dan meraba dompetmasing-masing untuk memastikan tidakberpindah tangan. Itulah sekilas suasanahubungan antar manusia di Jakarta.

Begitu pula halnya ketika beradadikampung halaman, saat pulangkampung lebaran Idul Fitri yang lalu,terdengar kabar kerusuhan antarkampung di daerah Sijunjung. TepatnyaNagari Padang Sibusuk, yang menelankorban hingga tewas dan beberaparumah dibakar, Masya Allah…!!!

Hal yang serupa juga terjadi didaerah Solok dekat danau Singkarakyang telah menelan korban sesama”urang awak”, belum lagi yang terjadidi Ambon, Poso, Larantuka, Aceh,

Irian dan daerah lainnya, salingmenyerang dan menganggap diri paling

benar, sehingga tidak ada lagi rasa salingmenyayangi satu sama lain.

Belum lagi di tataran dunia glo-bal, internasional, dimana Amerikadengan kekuatan supernya inginmenguasai dunia sehingga Afghanistandan Irak dibuatnya babak belur.

Fenomena ini menunjukanlunturnya kasih sayang antar umatmanusia. Keinginan untuk salingmengasihi tanpa menghiraukan

perbedaan ras, suku, bangsa danbahasa. Kasih sayang sejatimengorbankan diri sendiri untukkepentingan khalayak ramai. Sementarakekuasaan nafsu mengorbankankhalayak ramai untuk memuaskankehendaknya. Disini letakperbedaannya.

Payobasuang sendiri, Nagaritacinto tidak terlepas dari masalah ini,walaupun tidak dengan kekerasan.Potensi destruktif semacam ini ada diNagari kita, diakui atau tidak. Dan inikenyataan.

Februari 2004 tepat sekalidijadikan sebagai bulan renungan. Adatiga momentum penting; HariPengorbanan, Idul Adha - Hari KasihSayang, Valentine Day dan Tahun BaruMuharam 1425 H.

Dan tak ada salahnya kalau kitarangkum menjadi sebuah thema:“Memperbarui Kasih Sayangdengan menumbuhkan RasaPengorbanan - dengan keikhlasan”

Semangat keikhlasan berkorbandan saling menyayangi inilah yang akankita bangun dan perjuangkan bersama-sama. Perantau Jakarta, Medan, Riau,Batam, Padang, Jambi, Kalimantan,bahkan Negeri Jiran Malaysia danKampuang Halaman, Marilah kitabergandengan tangan.

Selamat hari raya Idul Adha,Selamat hari Kasih Sayang!

Berbahagialah Payobasuang!!!(Redaksi)

Page 2: Edisi Kedua

B a r a nB a r a nB a r a nB a r a nB a r a nHalaman 2

B a r a nB a r a nB a r a nB a r a nB a r a nditerbitkan untuk kalangan sendiri oleh:

Ikatan Keluarga Payobasung Jakarta Raya (IKP-Jaya)Redaksi:

Pemimpin Umum (Denny Hendrawan)Pemimpin Redaksi: (Rishag Andiko)

Anggota Redaksi: Hurisal Djamhur, Budhinova Restu, Sosiawan,Keuangan: Donny Jefrianto, Syukrawarti, Siti GemalaDistribusi: Bobby Kurniawan, Iyan Wikarta, Novriko

Koresponden Payobasung:(Armand Chaniago, Irwandi, Adenal, Selly Apris, Mira Hendriyani)

Alamat: Jl. Margasatwa Raya 72 Pondok Labu Jakarta SelatanTelp.( 021 751 2386)

e-mail: [email protected]

P A J A K“Mulai edisi ini dilengkapi denganSMS Lelang Kue untuk informasi

singkat atau sekadar komentarpembaca”.

***“Maaf, Duo angko di balakang

tapaso diilangkan untuk menjagoprivacy pengirim. Ciek lay kok salah

guno geh, jadi impo BT pulo

“Pak Dotor”“Pak Dotor”“Pak Dotor”“Pak Dotor”“Pak Dotor”

Salam SayangDunsanak dimana pun berada.Salam Sayang dari Jakarta.Kembali “Baran” hadir menemui dunsanak

sekalian, dan semoga selalu berada dalam keadaansehat sejahtera.

Untuk mencapai hasil yang terbaik, maka“Baran”melakukan perbaikan disana sini, baik isi maupunpenampilannya. Dengan harapan dunsanak dapatmembaca dengan nyaman dan senang. Selanjutnya, kedepan proses perbaikan akan terus dilakukan hingga“Baran” menemukan bentuknya sendiri secara alami danmandiri.

Ucapan terima kasih khususnya bagi dunsanak yangdengan ikhlas telah berkorban pikiran, tenaga, moril danmateril demi terwujudnya buletin “Baran” ini. Walau masihsederhana dan banyak kekurangan kami sangat optimisbahwa “Baran” akan lebih maju lagi dengan bertambahnyadukungan dari dunsanak dimanapun berada. Hal ini terbuktidengan makin meluasnya dukungan dari berbagai daerahsetelah menerima dan membaca “Baran”.

Penting untuk diketahui bahwa “Baran” telahdisebarkan ke Medan, Batam, Padang, Riau, Jambi,Surabaya, Jogja, Kalimantan, Manado dan Negeri JiranMalaysia. Bagi daerah yang belum terjangkau dapatmenghubungi sekretariat, lewat surat, telepon, smsmaupun e-mail yang tertera di kotak redaksional.

Keinginan kami untuk mewujudkan “Baran”agartampil lebih baik juga sangat bergantung pada dukungandunsanak semua dimanapun berada.Semangat “keikhlasanberkorban dan rasa saling menyayangi” yang telah dimulaisaat ini, semoga dapat disebarkan dan ditularkan diantarakita, demi kemajuan menuju Payobasuang yang lebihsejahtera. Karena semangat “keikhlasan berkorban danrasa saling menyayangi” itulah, sehingga “Baran” sekarangini dapat hadir di depan dunsanak.

Salam Sayang: Ketua IKP-Jaya

Bilik Redaksi

Alhamdulillah, beredarnya edisi perdana Baran mendapatsambutan hangat di kalangan perantau asal Payobasung dimanasaja berada. Untuk mencoba menampung semua keinginanpembaca Baran menyajikan rubrik interaktif, singkat daninformatif. Kami namakan kolom itu SMS Lelang Kue.

Atmosfir lelang kue adalah atmosfir kegembiraan dankeakraban, walau kadang-kala ada sindiran. “Tembak manembak” adalah ruh-nya Lelang Kue. Bukan untuk menyakiti,tetapi biasanya untuk merangsang partisipasi rekan-rekan yanglain. Dengan pantun, dengan pepatah, dan tidak jarang tembaklangsung. Dalam tataran hiburan, seperti acara pentas sandiwarasaat liburan sekolah hampir selalu diselingi dengan Lelang Kue.Tujuan utamanya adalah menggalang dana. Kalaupun kadang-kadang suasana menjadi agak panas, dengan kelihaian seorangMC yang kompeten kepanasan itu dapat di redam. Dan yangpaling penting tujuan utama “Penggalangan Dana” adalahmuaranya.

Banyak harapan dan rasa syukur terungkap. Salah satuyang cukup mengharukan adanya komentar begini, “Den iyoka balangganan, nan partamo den simpan elok-elok. Kaden koleksi. Kok ado urang awak datang ka rumah pastiden coliek-an”.

Jujur saja, yang mengharukan adalah niatnya - ketikaada orang bertamu ke rumah dan memperlihatkan Baran.Kenapa? Karena kami menyadari bahwa penyebaran Baranbelum maksimal untuk itu perlu “Ketok Tular” sampaimenyampaikan. Ini sangat membantu, paling tidak memperluasjumlah pembaca.

Dan keyakinan kami, jauh dari lubuk hati yang terdalamkami yakin sebelum diminta anda telah bersedia terlebih dulu.Untuk ketok tular, itu tadi.

Info lebih lanjut, SMS ke 0817 649 1018 atau 0817481 6650 bila anda akrab dengan internet kirim e-mail andake: [email protected]. Kami tunggu.....!!!

Ketok Tular

Page 3: Edisi Kedua

B a r a nB a r a nB a r a nB a r a nB a r a nHalaman 4

Nan Ka Godang

Nan Ka Godang, disediakan bagi warga IKP-Jaya untuk memperkenalkan anak-anaknya sehinggakecintaan generasi mendatang pada Kampung Halaman tetap tumbuh!

Renungan“Waktu kecil, aku ingin merubah

dunia.Namun ternyata merubah dunia itusulit ,maka ketika aku remaja,aku inginmerubah negaraku.

Namun ternyata merubah negaraitu juga sulit,maka ketika dewasa akuingin merubah keluargaku.

Tapi ternyata merubah keluargapun sangat sulit.

Akhirnya,ketika aku sudah tuadan menjelang ajal,aku baru sadar,

Seharusnya aku merubah dirikusendiri,,, terlebih dahulu!

*Pengembara Yunani

Tanggal : 14 Maret 2004Tempat : Kediaman Bp. Erizal (Chan Benteang) & Ibu Syafnil Emri

Bukit Pamulang Indah Blok B/12 No. 3 Pamulang Tangerang 15417Untuk Informasi Telp. : 021-741 8838

“Acara Manaiek i Rumah Baru !”

Agenda: Pertemuan Bulanan IKP-Jaya

Yang BerbahagiaIyan Wikarta & Arie Damayanti

(Putera Alm. Bp. Munfitrus & Nuraini - Pd. Labu Jakarta)Menikah 2 Februari 2004

&

Kelahiran Putera Kedua: Oktivera Ekafitri - Triwahyu Kurniawan

Muhammad Fauzi Al Ishraq(20 Januari 2004)

Fadhil Umar Al Farouq

M. Rangga Ariq Ar Rasyid

“Aku punya“Aku punya“Aku punya“Aku punya“Aku punyaadek baru...”adek baru...”adek baru...”adek baru...”adek baru...”

Fadhil Umar Al Farouq, demikiannamanya, lahir 10 Desember 2002 dariorang tuanya Oktivera Ekafitri danTriwahyu Kurniawan. Bocah lucu iniadalah cucu dari Bpk. Irsal Nasir.

“Halo kawan, Aku punya adekbaru...” katanya sambil tetap menyedotbotol susu.

Kemaren (7 Februari 04) adikbarunya Umar baru cukur rambut danakikah.

Si Gemuk Umar yang lincah initernyata seorang foto genik. Ia sudahdapat bergaya ketika difoto.

“Ntar kalo ada acara orangPadang, aku pengen ikut deh, katanyaada hadiah. Kalian juga ikut ya! Kalaundak diajak, nangis aja”.

“Sampai ketemu di Pamulang”,katanya menutup pertemuan denganBaran dan turun dari gendongankemudian berlari-lari di pekaranganTaman Kanak-Kanak yang dikelolanenek Ibu. Yusniarti (Red)

“Numpang“Numpang“Numpang“Numpang“Numpangmejeng, Oom”mejeng, Oom”mejeng, Oom”mejeng, Oom”mejeng, Oom”

“Aku juga cucunya Atuk IrsalNasir, Papaku namanya Arif Yuliantodan Mama Nining Purwanti. Papakuadik Mamanya Fadhil Umar. Maaf ya,numpang mejeng bareng nih”,

Keseharian Rangga, bersamanenek dan kakeknya, karena keduaorang tuanya bekerja. Papanya bekerjadi Tangerang sedangkan Mamanya diBogor.

“Aku senengnya main mobilan,nih lihat. Ntar kalau ada pertemuankamu ikut ya, bawa juga mobil-mobilankamu. Terus kita balapan, main sama-sama. Kata Oom Baran, ntar adahadiahnya. Pasti asyik, jangan lupa!”.

“Oom aku titip salam kenal untukteman-teman IKP-Jaya Nan KaGodang lainnya”, katanya kepadawartawan Baran.

“Yang mau kenalan telpon aku di840 4073, di tunggu!” - (Red)

Page 4: Edisi Kedua

B a r a nB a r a nB a r a nB a r a nB a r a n Halaman 3

“K A C I O”

*** S M S ***

Lelang Kue*SMS Red: 0817 649 1018 & 0817 481 6650*

Keluarga Kita

“Kalau bisa informasi danperkembangan pembangunankampung kita juga dimuat dalamBARAN”

H. Ir. Syafril Lamsayun***“Syukur Alhamdulillah, Lah

tobik buletin urang awak baliek...!”Kadel-Pekanbaru

0811 7690**“Adakan acara-acara yang

menarik dalam setiap pertemuan”Iponk-Ulujami Jakarta

0816 14121**“Wah Bagus, gimana kalau

BARAN isinya diperbanyak, agardunsanak dari daerah lain dapatberpartisipasi”

Gemila Wilastri-Pekanbaru”Rancak, BARAN! Namo-

nyo bagei sasuai, cocok! Initerobosan Baru!”

Edi Naro-Payobasuang

Rivaldi, lebih akrab dipanggilIpong adalah putera sulung Bp. ArhamHamid Dt. Rajo Dirajo Nan Mudo danIbu Marleni. Lahir di Jakarta, 2 Januari1969.

Melewati usianya yang baru sajamenapak 35 tahun dan juga baru sajadikaruniai putera ketiga, dua minggusebelum tahun baru 2004. NamanyaAnanda Irsyad Hanif (2 bulan).Sebelumnya suami Septiana EkoRahmawati telah dikaruniai NaufalRasyid Putera Rivana (18 bulan).

“Kehidupan itu diatur yang diatas,termasuk jodoh. Nah, kebetulan orangrumah saya berasal dari Ponorogo JawaTimur”.

Agaknya dengan kelahiran puteraketiga dapat mengobati kesedihanketika putera sulung mereka dipanggilke hadapan ilahi pada usia 53 hari.

Ridhwan Agraprana Putera demikiannamanya. (Belum terlambat rasanyabagi BARAN untuk mengucapkanrasa duka yang mendalam)

Keseharian Ipong bekerja di PT.Meta Epsi Engi-n e e r i n g ,s e b a g a iLeader

Administrasi dan Keuangan. Jabatantersebut seperti sudah pas dengan latarbelakang pendidikannya di bidangakuntansi.

Diploma III Akuntansidiselesaikannya di Universitas AndalasPadang pada tahun 1992. Dan sambilbekerja ia juga menyelesaikanpendidikan akuntansi (juga) di STIE“YAI” dan mendapatkan S1 (sarjana

penuh) tahun 1994. Tidak salah kalauternyata ia memiliki falsafah “Berusaha,bekerja keras dan berdo’a sertatabah dalam menjalani kehidupan”.

Dalam kesibukannya di sebuahperusahaan kontraktor Ipong masihsempat memberikan sumbang pikiruntuk kemajuan IKP-Jaya ke depan.“Adakan acara yang menarik dalamsetiap pertemuan”, katanya dalamwawancara tertulis dengan BARAN.“Pertahankan rasa kekeluargaan danrasa tanggung jawab dalam organisasi’,tambahnya lagi. Walau diakui memangjarang hadir pada pertemuan bulanantetapi jauh dari lubuk hatinya tetap adakeinginan untuk membina IKP-Jayamenjadi organisasi yang kuat dan solid.

Saat ini Rivaldi dan keluargamenempati rumah baru mereka di Jl.Rajai No. 10 RT 04/04 Ulujami JakartaSelatan 12250. Lengkaplah kebahagiankeluarga kita ini. Dan barangkali inilahbuah kerja keras mereka selama ini.

Mengakhiri wawancara denganBaran, Ipong titip salam untuk semuawarga perantauan Payobasung diJakarta dan dimana saja berada. (Red)

Penerimaan

Saldo AwalArisan Desember 2003Jasa Iuran AnggotaSumbangan Drh. Adi SasmitaSumbangan Erni OktarianiJasa Arisan JanuariSeorang yang IkhlasSumbangan Rishag AndikoSumbangan Donny JefriantoSeorang yang Ikhlas

Pengeluaran

Uang Belasungkawa Bp. FikriMustafaBiaya Cetak BARAN 1Biaya Perangko Pos Baran 1Biaya Pracetak BARAN 2Kado Perkawinan dan KadoKelahiran

Saldo Akhir

133.700.-130.000.-167.000.-80.000.-75.000.-45.000.-

100.000.-2.000.-

50.000.-3.000.-

==============785.700.-

100.000.-46.600.-13.000.-10.000.-

88.500.-

527.600.-

============787.700.-

Saldo Akhir: Lima Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Enam Ratus Rupiah

Terima kasih kepada para donatur yang telah mewujudkan Kasih Sayangnyadalam bentuk Barang dan Uang.

“Kok Kurang Lowe Tapak Tangan Jo Niru Kami Tampuang”

Rivaldi, Pekerja Keras yang Tabah