Upload
buletin-mitra-kmm
View
119
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
LE 2,00
Afaq
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013
Turki, Negara Melting Pot
Oleh: Nurhalimah
S ejak mundur dan berakhirnya era Abbasiyah,
keadaan politik umat Islam mengalami
kemajuan kembali oleh tiga kerajaan besar:
Turki Usmani di Turki, Mughal di India, dan
Safawi di Persia. Dari ketiganya, Turki Usmani ada-
lah yang terbesar dan terlama, dikenal juga dengan
imperium Islam. Dengan wilayahnya yang luas mem-
bentang dari Afrika Utara, Jazirah Arab, Balkan hing-
ga Asia Tengah, Turki Usmani menyimpan keberaga-
man bangsa, budaya dan agama. Turki usmani mam-
pu berkuasa selama kurang lebih 6 abad. Tentunya
hal ini membawa kesan tersendiri bahwa kerajaan
Turki Usmani mampu membawa masyarakat islam
dalam keajayaan selama itu.
Turki sangat disegani oleh bangsa Eropa karena
pernah menjadi pusat kekuasaan Islam yang tak
terkalahkan. Jatuhnya kota Konstantinopel pada ta-
hun 1453 H yang kemudian beralih nama menjadi
Istanbul adalah saksi sejarah akan kebesaran Dinasti
Utsmani tersebut yang sampai kini masih menyisakan
luka yang dalam bagi masyarakat Eropa.
Di samping menyimpan warisan sejarah yang amat
kaya, salah satu keunikan Turki adalah letak geo-
grafisnya yang menghubungkan antara Eropa dan
Asia, dengan selat dan jembatan Bosporusnya yang
sangat terkenal itu. Banyak warga Istanbul yang
makan pagi di Asia, makan siang di Eropa, dan
makan malam serta tidur di Asia lagi. Itu semua kare-
na dekatnya letak kota Istanbul dengan Eropa.
Setelah kekaisaran Turki Usmani runtuh karena kalah
pada Perang Dunia I, sebagian wilayahnya
Selengkapnya hal. 15
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 2
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbillamin. Segala puji bagi Allah atas lim-pahan rahmat dan karunia-Nya yang tak bertepi, menun-dukkan alam ini dan isinya hanya untuk manusia. Shalawat dan Salam marilah selalu kita doakan akan tercu-rahkan buat pemimpin umat, Nabi Muhammad Saw. Berkat kegigihan, semangat, dan keteladan yang beliau con-tohkan, kita bisa menikmati indahnya cahaya kehidupan saat ini. Bercermin kepada tingginya minat warga KMM terkhusus Mahasiswa Baru 2012-2013 dalam bidang tulis menulis, Mitra berkeinginan untuk menyediakan wadah kepada mereka menyalurkan potensi dan bakat tulis menulis terse-but. Untuk itu, Mitra mengangkat edisi khusus untuk Maba yang hampir semua rubriknya diisi oleh Mahasiswa Marhalah Gaza tersebut. Di bagian awal terdapat tulisan yang bercerita tentang Negara Dua Benua, Turki. Mulai dari proses masuknya Is-lam sampai keadaan Turki beberapa tahun terakhir. Selain itu, Mitra juga mengangkat resensi buku dengan judul Rambu-rambu Berfikir Maqashid.
Selamat Menikmati!
Iftitah
Daftar Isi
Pelindung: Presiden PPMI
Penanggungjawab: Ketua KMM Mesir
Pengarah: Muhammad Zakaria Darlin
Pemimpin Redaksi: Ahwazy Anhar
Sekretaris: Muhajir Muslim
Dewan Redaksi: Boris Ahmadi Sikumbang, Imam Mursyid, Irham Amir, Muhammad Fadhlil Abrar, Muhammad Fadhli, Muhammad Irsyad, Dirga Indah Muharani, Humairah Bahar, Nisaul Mujahidah, Rahmy Naylu Syaha-dah
Editor: Muhammad Rakhmat Alam, Zihkrul Syukri Zulkifli
Reporter: Abdul Rahman Taufiq, Bunga Shiba
Layouter & Ilustrator: Fakhry Emil Habib Al-Fatih
Sirkulasi: Alfi Hidayat
Pembantu Umum: Keluarga Pers KMM Mesir
Alamat Redaksi: Block 502 Building 8 First Settlement, New Cairo - Helwan, Egypt
Telp./HP: 202-2757821
E-mail: [email protected]
Afaq 1
Iftitah 2
Salam Mitra 3
Risalatukum 3
Kolom 4
Resensi 5
Nahrul Ilmi 6
Syakhsiyah 8
Tsaqafi 10
Wawancara 11
Bundo Kanduang 12
Opini 14
Cerpen 17
HUT KMM 21
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 3
Assalamualaikum wr. wb. Apa kabar Sobat Mitra semua? Semoga semuanya sehat selalu ya.
Setelah Mitra berhasil menerbitkan dua edisi sebelumnya, kali ini Mitra
mengangkat sebuah Edisi Khusus yang hampir semua tulisannya dibuat
oleh Mahasiswa Marhalah Gaza, angkatan 2012-2013.
Kita, para Kuli Tinta Mitra yakin bahwa sebenarnya banyak di antara war-
ga KMM yang ingin ‘mengisi diri’ nya dengan keterampilan menulis.
Apalagi setelah melihat menjamurnya status-status Facebook yang luma-
yan bermakna.
Untuk itu, Mitra bergerak cepat dengan menangkap sinyal tersebut dan
Alhamdulillah, Edisi Khusus Maba ini bisa kita sajikan buat pembaca semua.
Tak lupa pula kami sampaikan bahwa prinsip kami adalah ‘Kepuasan Anda adalah Kebahagiaan Kami’. Anda puas
membaca Mitra, berarti Kuli Tinta Mitra akan selalu siap dan bersemangat untuk menghadirkan hal-hal baru ditengah
para pembaca semua. Terakhir, selamat melahap lembaran demi lembaran yang sudah tersajikan.
Salam Mitra
Assalamualaikum wr. wb.
Alhamdulillah, dua terbitan MITRA terakhir terlihat semakin keren. Semoga makin
keren dan menjadi bulletin bergengsi di kalangan Masisir.
MITRA, sebenarnya terbitanmu hampir tiada cacat. Namun kok masih banyak
kesalahan pengetikan ya? Sebenarnya dari segi inti tidak masalah, namun dari segi
seni jurnalistik, bukankah tulisan harus diedit terlebih dahulu sebelum diterbitkan?
Semoga terbitan Mitra untuk ke depannya semakin baik, dengan izin Allah. Ganbatte! :)
By: Afro Palangkin
Alaikumsalam wr. Wb
Pertama kami dari redaksi mengucapkan terimakasih kepada saudara Afro yang selalu melacak keberadaan
Mitra dan senantiasa me-mulazamah Mitra hingga saat ini.
Alhamdulillah Mitra udah terbit sebanyak dua edisi dan kali ini masuk ke terbitan yang ketiga. Kami menya-
dari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada fisik tulisan. Untuk itu, kami akan selalu be-
rusaha untuk terus memperbaiki semua kesalahan tersebut dan terkhusus dalam hal editing.
Terimakasih kami ucapkan kepada Saudara Afro untuk masukannya dan Stay on Mitra, selalu.
By: Redaksi
Risalatukum
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 4
Kolom Oleh: Assa Dullah Rouf
S iapapun tentunya pernah mendengar jargon bertajuk ‘Agent of change, agent of so-
cial control’ dan ‘Iron stock’ serta slogan ‘Sukses studi sukses organ-isasi.’ Sebagai mahasiswa al-Azhar, ten-tunya kita juga masuk dalam kategori sebagai orang yang harus ikut
andil dalam merealisasikan jargon tersebut meski ada asumsi bahwa dinamika perkuliah mahasiswa di Mesir berbeda dengan mahasiswa di Indonesia. Dan sebenarnya bukan di situlah letak perma-salahannnya. Yang jadi per-tanyaan bagi kita saat ini, “Apakah sukses studi sekaligus sukses organisasi itu bisa menjadi sebuah ken-yataan atau itu hanya isapan jempol belaka?” Barangkali akan muncul dua jawaban, antara bisa dan tidak.
Yah, apakah sejatinya seorang mahasiswa itu hanya duduk manis di kampus serta mendengarkan penjelasan dosen? Atau adakah dunia lain yang bisa melengkapi kebutuhan mahasiswa? Jawabnya adalah ada, lalu apakah itu? Apabila ada pertanyaan seperti itu mungkin jawaban yang paling tepat adalah organisasi, kenapa? Karena di organisasi akan didapatkan ban-yak pngetahuan serta pengalaman yang sangat berharga yang mampu menunjang kesuksesan dalam dunia perkuliahan, dan bahwasanya pengetahuan dan pengalaman itu hanya bisa dapatkan diorganisasi. Kita pernah mendengar bahwasanya ada hal-hal yang tidak bisa ditemukan dibangku perkuliahan maka bisa didapatkan diorganisasi. Dalam dunia organisasi sejatinya meraka para mahasiswa tidak hanya digodok sesuia dengan bidang ilmu yang ditekuninya saja diperkuliahan, namun dengan berbagai macam bi-dang pengetahuan serta pengem-bangan diri mahasiswa itu sendiri. Sehingga orang yang aktif di organ-
isasi dipastikan lebih memiliki skill daripada orang yang “anti organ-isasi”, karena mereka memiliki pengetahuan yang komprehensif dan pengalaman organisasi yang lebih banyak daripada yang tidak. Namun yang sangat kita sayangkan perjalan-an organisasi mahasiswa lambat laun dan perlahan-lahan bergeser dari khittahnya (arah perjuangan),
jargon agent of change, agent of social con-trol, dan iron stock dan slogan sukses studi sukses studi sudah tid-ak mulai lagi terdengar lagi didunia masisir kini. Karena mereka para mahasiswa sudah sibuk dengan ru-tinitas kuliah ditambah lagi dengan halyang baru pada masa kini, face-book, twitter dll sehigga mereka tidak lagi merasa membutuhkan organ-isasi. Ditambah lagi dengan peker-jaan tambahan yang harus dilakukan demi membiayai kehidupan mereka masing-masing. Sehingga banyak mahasiswa yang mulai dari jalur ide-alisme mahasiswa, padahal maha-siswa sangat diharapkan untuk men-jadi pemimpin masa depan. “Apabila anda beranggapan bahwa organisasi akan mengganggu dan menghambat kuliah, maka segeralah bertobat”. Kurang lebih seperti itulah statemen yang terdapat dalam buku yang berjudul “AKTIVIS KAMPUS”. Jika ada yang pernah beranggapan
seperti hal diatas berarti mereka ada-lah orang yang “anti Organisasi” dan artinya mereka sama sekali tidak pernah merasakan bagaimana “nikmatnya beroganisasi”. Maka dari itu segeralah mereka berfikir ulang kembali dan rasakan betapa nik-matnya berorganisasi, mereka akan menemukan banyak kebahagiaan yang tidak akan mereka dapatkan di
bangku kuliah. Aktivis kampus/organisasi - ini kata-kata yang sangat masyhur di kalangan maha-siswa Indonesia, banyak dan acapkali mereka sebagian mahasiswa beranggapan bahwa aktivis kampus/organisasi adalah orang yang sibuk dengan organisasi dan mendikotomi akademiknya, sehingga banyak mahasiswa yang takut terjun ke dunia oganisasi padahal yang na-manya aktivis kampus sebenarnya adalah orang yang sukses studi dan sukses organisasi, memang tak sedikit mahasiswa yang memahami makna terse-but,namun karena sifat prag-
matis dan apatis yang tengah “membudaya” membuat kebanyakan mahasiswa “ogah” menjalani ke-hidupan sebagai aktivis kampus/ organisasi, mereka hanya peduli dengan kuliah dan mencari nilai yang tinggi agar cepat lulus kuliah, pa-dahal banyak juga aktivis kampus/organisasi yang cepat lulus kuliah. Di Al-Azhar, kita tidak mendapatkan masalah perhatian tentang aktivitas kampus dikarenakan kita sebagai muwaffidin, oleh karena itu akhirnya mahasiswa Indonesia di Mesir mem-bentuk wadah-wadah tersendiri untuk menampung mereka yang ingin aktif dalam dunia organisasi. Sayang pa-da saat ini wadah-wadah itu mulai jarang lagi ditempati masisir ujar sa-lah seorang mahasiswa. Itu semua terjadi pasca revolusi Mesir dan en-tah apa yang penyebab sesungguhnnya.
Selengkapnya hal 5
Urgensi Organisasi bagi Masisir
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 5
Sambungan hal 4 Padahal di dalam organisasi kita di-ajarkan bagaimana tatacara kepem-impinan atau dalam bahasa inggrisnya Leadership. Dan juga ditambah organisasi maha-siswa pun juga merasa sebagai bagi-an terpis dunia akademik. Organ-isasi mahasiwa itu mengklaim dirinya sebagai wahana pengembangan po-tensi diri dan ajang aktualisasi diri untuk menimba ilmu dan pengala-man yang tidak bisa didapat-kan dunia akademik. Dengan se-bilangan jargon yang sering-digaung-gaungkan independensi, agent of so-cial control, agent of change, dan iron stock), terkadang itu semua membuatnya tampak terpisah dari dunia akademik. Namun perlu ditegaskan juga betapa memalukan mereka yang hanya
kuliah tetapi prestasi mereka tidak membanggakan, dan lebih me-malukan lagi mereka yang sibuk or-ganisasi namun kuliah mereka beran-takan, akan tetap bagi mereka yang sukses diperkuliahan namun “Anti organisasi” bukanlah hal yang luar biasa, hal yang luar biasa dan yang sangat diharapkan seperti tertulis di atas adalah mereka yang mampu memanajemen sehingga sukses studi dan organisasi atau yang disebut ak-tivis kampus tadi. Melihat fenomena di atas, maka ideal-isme mahasiswa yang sejatinya tak bisa lepas dari dunia organisasi dan akademis, harus direkonstruksi dan diselamatkan serta dikeluarkan dari budaya pragmatis dan apatis terse-but, agar tercipta mahasiswa yang memiliki skill yang konfrehensif, kare-na mahasiswa biasa disebut sebagai Agent of change, dimana untuk mengimplementasikan hal tersebut harus memiliki skill yang tidak hanya sebagai sarjana namun juga sebagai
pemimpin yang notabene hal tersebut dapat didapat melalui organisasi tanpa melupakan dunia akademik.
Intinya adalah harus ada
keseimbangan antara dunia akademik
dengan dunia kemahasiswaan ataau
organisasi mahasiswa, untuk
mewujudkan hal tersebut harus dimu-
lai dari dalam diri mahasiswa itu
sendiri untuk menjalani semuanya
dengan manajemen yang baik, khu-
susnya bagi mahasiswa baru yang
akan menjalani kehidupan kampus,
agar tercipta pemimpin masa depan
yang akan membawa negeri Indone-
sia jaya dan masyarakat Indonesia
yang adil, makmur dan di ridhai Allah
swt.
Judul Buku : Al-Fikr Al Maqa-
shidi Qawa’iduhu wa Fawaiduhu
قواعده و فوائده ( –الفكر المقاصدي (
Penulis : Prof.Dr.Ahmad Raisuni
Penerbit : Darul Kalimah, Cairo
Harga : Le. 7
Tebal : 173 Halaman
D ewasa ini, kajian tentang
Maqashid Syari’ah men-
galami perkembangan yang
sangat signifikan. Terkhu-
sus di kawasan Maghrib (kawasan
Maroko, Tunisia, Al-Jazair dan Mauri-
tania).
Maqashid Syari’ah mendapatkan porsi
perhatian tersendiri. Banyak pakar
Maqashid yang lahir dari rahim pen-
didikan di negara-negara tersebut.
Bahkan, ilmu ini sudah menjadi juru-
san tersendiri di beberapa Universitas
di sana dan terlepas dari Ilmu Ushul
Fiqh yang dianggap sebagai induknya.
Salah satu pakar yang saat ini santer
dalam mengkaji Maqashid Syari’ah
adalah Prof. Dr. Ahmad Raisuni. Ula-
ma kebangsaan Maroko ini dikenal
sangat produktif menulis buku ataupun
makalah ilmiah yang bertemakan
Maqashid Syari’ah. Pengembangan
Maqashid oleh Ahmad Raisuni bukan
lagi terbatas hanya dalam kajian
hukum Islam normatif saja, namun
sudah banyak yang menjangkau wila-
yah lain seperti politik, dakwah, etika
dan lain-lain. Pendek kata, Raisuni
mencoba (dan bisa dibilang telah ber-
hasil) untuk menjadikan Maqashid
sebagai Manhaj at-Tafkir (metodologi
berpikir). Hal ini bisa kita lihat dari
karangan beliau seperti Nazhariyah At-
Targhib wa At-Taqrib, Al-Fikr Al-
Maqashidi, dan karya tulis beliau
lainnya.
Kajian tentang Maqashid sendiri
sebenarnya bukanlah hal yang baru
dalam Islam. Dalam salah satu mu-
hadharah beliau yang dibukukan
dengan judul Muhadharat fi Maqashid
Asy-Syari’ah, Raisuni mengatakan
bahwa ulama Islam klasik telah mem-
bahas masalah ini walaupun belum
terstruktur seperti saat ini. Adalah Ha-
kim At-Turmuzi (320 H) dianggap
sebagai pionir pertama dalam kajian
ini. Kajian ini mencapai klimaksnya
saat Asy-Syathibi menulis Al-
Muwafaqat dan Al-I’tisham dimana
beberapa kaedah Maqashid terkodifi-
kasi secara metodologis disana. Ilmu
Selengkapnya hal 9
Oleh: Zamzami Saleh
Rambu-Rambu Berpikir Maqashid
Resensi
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 6
Nahrul Ilmi Oleh : Aida Maulidya
Alam Makrokosmos
A lam nyata dapat dibagi men-
jadi alam makrokosmos dan
alam mikrokosmos. Pada
kesempatan ini, kita akan mengkaji
alam makrokosmos. Apa sajakah yang
termasuk alam makrokosmos dan apa
fungsinya dalam kehidupan kita? Da-
lam buku Mukjizat al-Fatihah yang
dikarang oleh Muhammad Syafi’i El-
Bantanie, beliau menjelaskan bahwa
pusat dari alam makrokosmos adalah
matahari, karena mataharilah pusat
orbit dari planet-planet dan bintang-
bintang dijagat raya ini. Sampai saat
ini, di sekitar Matahari terdapat sembi-
lan planet, 22 satelit dan
miliaran bintang besar dan
kecil, yang semuanya
beredar di sekeliling ma-
tahari dengan jarak yang
berlainan satu sama lain.
Menurut para sarjana as-
tronomi, jumlah bintang
dalam kelompok Bima Sakti
(Milky Way) saja ada sekitar
seratus miliar. Satu dian-
taranya adalah Matahari.
Jadi, kelompok matahari
yaitu matahari dan sembilan
planet yang mengitarinya,
berikut miliaran bintang
yang biasa kita saksikan
setiap malam itu hanya salah
satu dari anggota Bima Sak-
ti. Sementara, diantara ang-
gota galaksi Bima Sakti itu
ada bintang-bintang yang
besarnya 27 juta kali dari besar ma-
tahari. Padahal besar matahari itu
1.250.000 kali besar dari bumi kita ini.
Itu hanya Galaksi Bima Sakti, se-
dangkan di alam jagat raya ini terdapat
miliaran galaksi. Karena itu, tak bisa
diperkirakan berapa banyaknya bin-
tang yang berada di alam ini. Muham-
mad Syafi’i juga mengkaji tiga hal
tentang bumi yang beliau sarikan dari
buku Samudera Al-Fatihah karya Bey
Arifin. Sebagai gambaran betapa
semuanya diciptakan oleh Allah
dengan ketelitian yang sempurna, yai-
tu letaknya, peredaran Bumi
mengelilingi porosnya dan peredaran
Bumi mengelilingi matahari.
LETAK BUMI
Bumi terletak sekitar 93.000.000 mil
dari matahari dalam jarak terdekat dan
93.000.500 mil dalam jarak terjauh.
Jika jarak tersebut ditambah atau diku-
rangi, akan terjadi kerusakan dahsyat
di bumi ini. Bila bumi terletak lebih
dekat ke matahari dari jarak sekarang
ini, sinar matahari akan membakar
seluruh yang ada dipermukaan bumi
dan mematikan seluruh kehidupan
yang ada di dalamnya. Demikian pula
keadaannya jika bumi terletak jauh
dari jarak sekarang, akan terjadi badai
topan yang dahsyat dan gempa bumi
terus-menerus di permukaan bumi
sehingga seluruh permukaan bumi
akan rusak dan hancur. Siapakah yang
menentukan jarak yang tepat itu? Dia-
lah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
“Dan matahari berjalan di tempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan
(Allah) Yang Maha Perkasa, Maha
Mengetahui(38). Dan telah Kami
tetapkan tempat peredaran bagi bu-
lan, sehingga (setelah ia sampai ke
tempat peredaran yang terakhir) kem-
balilah ia seperti bentuk tandan yang
tua(39). Tidaklah mungkin bagi Ma-
tahari mengejar Bulan dan malam pun
tidak dapat mendahului siang. Masing
-masing beredar pada proses edarnya
(40) [QS. Yasin (36):38-40].
Nyatalah bagi kita betapa agung dan
kuasanya Allah yang telah mengatur
letak bumi dan miliaran bintang di
alam jagat raya ini.
PERPUTARAN BUMI PADA PO-
ROSNYA
Bumi berputar mengitari porosnya
selama 24 jam sekali putar. Dari per-
putaran ini terjadilah pergantian siang
dan malam. Bayangkan jika bumi tid-
ak berputar pada porosnya, maka tidak
akan ada pergantian siang
dan malam. Jika bumi tidak
berputar, belahan bumi yang
menghadap ke matahari
akan mengalami siang terus-
menerus. Akibatnya, suhu
udara kian bertambah panas
tiap jamnya. Dalam waktu
100 jam saja, suhu udara
akan mencapai 100 derajat
celcius sehingga seluruh air
yang ada dipermukaan bumi
akan mendidih. Apa yang
akan terjadi bila seluruh air
yang ada di kolam, sungai ,
danau dan laut mendidih?
Dalam keadaan demikian,
tidak akan ada makhluk
yang dapat hidup di bumi.
Semuanya akan mati dan
binasa. Bayangkan juga
setelah seratus hari, seratus bulan atau
seratus tahun berikutnya. Bukan hanya
semua benda cair akan mendidih, teta-
pi seluruh benda padat dan udara akan
menjadi bara api yang bergejolak se-
hingga bukan hanya makhluk hidup
saja yang binasa, tetapi seluruh bumi
ini akan terbakar.
Sementara belahan bumi lainnya yang
membelakangi matahari akan men-
galami malam terus-menerus. Apa
yang akan terjadi jika malam terjadi
terus-menerus? Suhu udara kian
mendingin dari waktu ke waktu, se-
hingga dalam seratus jam saja akan
mencapai 0 derajat. Akibatnya, semua
benda cair akan membeku. Bagaimana
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 7
jika seratus hari, seratus bulan dan
seratus tahun berikutnya, maka tem-
peratur akan turun sampai ratusan
bahkan ribuan derajat di bawah nol.
Akibatnya, tidak akan ada makhluk
yang bisa hidup di Bumi.
Perhatikanlah firman Allah dalam
surat Al-Qashas ayat 71-73 berikut ini,
“Katakanlah (Muhammad),
“Bagaimana pendapatmu jika Allah
menjadikan untukmu malam itu terus
menerus sampai Hari Kiamat,
siapakah tuhan selain Allah yang
akan mendatangkan sinar terang
kepadamu? Apakah kamu tidak
mendengar?(71). Katakanlah
(Muhammad), “Bagaimana pendapat-
mu jika Allah menjadikan untukmu
siang itu terus menerus sampai Hari
Kiamat, siapakah tuhan selain Allah
yang akan mendatangkan malam
kepadamu sebagai waktu istirahatmu?
Apakah kamu tidak memper-
hatikan?”(72). Dan adalah Karena
rahmat-Nya,Diajadikan untukmu mal-
am dan siang supaya kamu beristira-
hat pada malam hari danmencari dari
sebagian karunia-Nya (pada siang
hari) dan agar kamu bersyukur kepa-
da-Nya.” (QS Al-Qashas [28]:71-73)
PERPUTARAN BUMI MENGITA-
RI MATAHARI
Bumi beredar dan berputar mengitari
matahari dalam satu lingkaran oval
yang amat lebar dan luas. Ingatlah
jarak antara bumi dengan matahari
adalah 93.000.000 mil. Perputaran ini
berlangsung, selama 365 hari 5 jam
49 menit 12 detik dengan kecepatan
18 mil per detik. Selama proses
mengitari matahari, bumi kadang-
kadang miring ke utara dan kadang-
kadang miring ke selatan. Karena
kemiringan ke utara dan ke selatan ini,
matahari tidak tetap berada di garis
khatulistiwa selamanya. Hanya pada
21 Maret dan 23 September matahari
berada tepat di garis khatulistiwa.
Setelah 21 Maret, kian hari matahari
kian condong ke utara dan pada garis
lintang 23,5 derajat kembali mendekat
ke garis khatulistiwa, sehingga pada
23 September matahari kembali be-
rada tepat di garis khatulistiwa.
Setelah tanggal 23 September, kian
hari matahari kian condong ke selatan
dan pada garis lintang 23,5 derajat
kembali mendekat ke garis khatulisti-
wa. Begitulah seterusnya dari tahun ke
tahun.
Bila matahari berada di utara khatu-
listiwa, terjadilah musim panas di
bumi belahan utara dan musim dingin
di bumi belahan selatan. Sebaliknya,
bila matahari berada di selatan khatu-
listiwa, terjadilah musim panas di
bumi belahan selatan dan musim
dingin di bumi belahan utara. Diantara
musim panas dan dingin itu terjadilah
dua musim, yaitu musim gugur (yang
terjadi antara musim panas dan musim
dingin) dan musim semi (yang terjadi
antara musim dingin dan musim
panas).
Di Indonesia, temperatur perubahan
musim tidak begitu terasa karena
negeri kita terletak tepat di garis
khatulistiwa. Temperatur di bumi In-
donesia ketika musim hujan tidak ter-
lalu jauh dengan saat musim kemarau.
Hal ini berbeda dengan negara-negara
Eropa. Di negara Eropa seperti Rusia,
temperatur pada musim panas dan
musim dingin sangat jauh. Saat musim
dingin, temperatur bisa mencapai nol
derjat, bahkan di bawah nol. Karena
itu, kita harus bersyukur terlahir di
bumi Indonesia, sebuah negara kepu-
lauan yang dibelah oleh garis khatu-
listiwa.
Pertanyaan yangkemudianmuncul
adalah apakah yang akan terjadi bila
bumi tidak miring ke utara dan ke
selatan? Bukan saja berakibat tidak
adanya pergiliran musim, tetapi juga
tidak akan ada musim buah-buahan.
Di bumi ini hanya akan ada buah-
buahan yang tidak dipengaruhi
musim, seperti jagung dan kelapa.
Sementara buah-buahan yang ber-
musim , seperti jeruk, apel, durian dan
duku tidak akan ditemukan. Aki-
batnya, manusia akan kekurangan
vitamin C yang sangat bermanfaat
bagi tubuh. Bukan hanya itu, lebih
ekstrim lagi jika bumi tidak miring ke
utara dan selatan, maka kutubnya akan
selalu dalam keadaaan senja. Uap air
samudera akan bergerak ke utara atau
ke selatan dan menjadi benua-benua
yang penuh dengan tumpukan es. Ka-
rena air laut menjadi tumpukan es,
maka samudera akan kering. Turunya
permukaan air samudera mengakibat-
kan timbulnya daratan-daratan luas
yang baru dan mengurangi turunnya
hujan di seluruh bagian bumi dengan
segala akibatnya yang mengerikan.
Alhamdulillah, tidak ada yang cacat
dalam ciptaan Allah. Dia tetapkan
bumi berputar mengitari dan me-
nyondongkannya ke utara dan ke se-
latan selama proses perputaran itu.
Semua ini telah diatur dengan teratur,
tidak sembarangan, melainkan berge-
rak pada garis edarnya masing-masing
dan ini berlangsung dalam waktu
sekian lama.Hal ini memberikan pem-
ahaman bahwa sudah pasti ada
pengaturnya. Tidak mungkin benda-
benda yang bermiliar-miliar itu berge-
rak secara teratur dan seimbang jika
tidak ada yang mengaturnya. Sudah
pasti pula pengaturnya adalah Maha
suci yang tak pernah salah dalam
mengatur alam semesta ini, Maha se-
jahtera yang tak punya kelemahan,
Maha Mengetahui dan Maha teliti.
Demikianlah diantara rahmat Allah
bagi manusia dan makhluk di alam ini.
Masih banyak lagi nikmat Allah
lainnya yang mengandung rahasia-
rahasia besar. Baik dari ilmu kedokter-
an, dari ilmu alam dan dari seluruh
ilmu yang ada. Oleh karena itu, pu-
jilah Allah dan bersyukurlah kepada-
Nya sebanyak-banyaknya. Karena,
dengan bersyukurlah Allah akan
menambah nikmat-Nya kepada kita
dan sebaliknya, dengan mengingkari
nikmat Allah, kita akan mendapat
azab. وإذ تأذن ربكم لئن شكرتم ألزيد نَكم و لئن كفرتم
إن عذابي لشديد
“Dan (ingatlah) ketika Tuhan mume-
maklumkan, “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, niscaya aku akan
menambah (nikmat) kepadamu, tetapi
jika kamu mengingkari nikmat-Ku,
maka pasti azab-Ku sangat be-
rat.” {Ibrahim:7}
Semoga tulisan kecil ini dapat berguna
bagi kita, dan kita berdoa kepada Al-
lah, agar kita termasuk golongan ham-
ba-Nya yang selalu bersyukur atas
semua nikmat yang telah diberikan-
Nya kepada kita baik zahir maupun
batin dan Allah jauhkan kita dari kufur
nikmat, amin.
*Sumber: Mukjizat Al-Fatihah ka-
rangan Muhammad Syafi’i El-
Bantani
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 8
Imam Al-Ghazali, Hujjatul Islam yang Berjalan
K ancah intelektualitas keis-
laman terus berkembang
dari hari ke hari, ia men-
jadi kian pesat dan se-
makin meluas. Namun di tengah
pergerakan yang kencang itu,
keilmuan dan peninggalan para ulama
dan guru besar Islam tetap bersinar
dan masih eksis dipelajari dan dijadi-
kan rujukan oleh para pencari ilmu
yang haus akan indahnya intelektuali-
tas Islam yang menawan.
Diantara kitab ataupun peninggalan
yang masih eksis hingga saat ini ada-
lah kitab Ihya Ulumuddin, sebuah
kitab fenomenal yang sampai-sampai
tercetus sebait kalimat tentang kefe-
nomenalan kitab ini, "Jika di masa
lampau umat Islam kehilangan kitab-
kitab yang sangat banyak (saat ter-
jadinya pembakaran dan penghancu-
ran perpustakaan Islam oleh musuh
Islam) maka Ihya Ulumudin akan
cukup untuk menggantikan seperem-
pat dari yang hilang itu." Ya, itulah
kitab ihya ulumudin yang ditulis oleh
seorang hujjatul Islam, imam Al
Ghazali.
Imam Al Ghazaly, begitulah beliau
dikenal, memiliki nama asli Abu Ha-
mid Muhammad bin Muhammad bin
Muhammad bin Ahmad Al Ghazali.
Beliau dilahirkan di daerah Thabaran
pada tahun 450 H atau sekitar tahun
1058 M. Imam Al Ghazali kecil lahir
di tengah keluarga miskin yang
shaleh. Ayah beliau merupakan
seorang pengrajin kain shuf (terbuat
dari kulit domba) yang menjual hasil
kerajinannya di sebuah pasar di kota
Thusi. Walaupun seorang fakir, tapi
ada sebuah kisah menarik yang datang
dari ayah imam Al Ghazali ini, beliau
menuturkan bahwa ayahnya hanyalah
seorang fakir namun shaleh. Sang
ayah tidak makan kecuali dari hasil
pekerjaannya sendiri. Ayah Imam Al
Ghazali juga berkeliling mengunjungi
ahli fiqih serta ahli nasehat dan ikut
serta dalam majelis mereka. Apabila
beliau mendengar perkataan ahli fiqih
maka beliau pun menangis serta
berdoa memohan kepada Allah agar
diberi anak yang faqih. Ketika
mendengar perkataan ahli nasehat
maka beliau juga menangis dan
memohon kepada Allah agar diberikan
anak yang ahli nasehat, sampai akhirn-
ya permohonan sang ayah tersebut
dikabulkan oleh Allah SWT. Anak-
anaknya lahir dan menjadi ulama-
ulama hebat. Imam Al Ghazali men-
jadi imam besar sekaligus seorang
faqih. Anaknya yang lain (Ahmad)
juga menjadi seorang sufi dan ahli
dalam memberi nasehat.
Menjelang wafat, sang ayah mewasiat-
kan pengasuhan kedua anaknya itu,
(imam Al Ghazali dan Ahmad) kepada
sahabat karibnya yang merupakan
seorang sufi dari kalangan yang baik,
"Sungguh saya menyesal tidak belajar
khat (tulis menulis Arab) dan saya
ingin memperbaiki apa yang telah
saya alami itu kepada kedua anak ini.
Saya mohon engkau mengajarinya
dengan harta yang saya tinggalkan ini.
Harta ini boleh dihabiskan untuk
keduanya." ujar sang ayah kepada
sahabatnya. Setelah wafatnya sang
ayah, imam Ghazali kecil beserta
saudaranya Ahmad berada dalam
asuhan sahabat sang ayah.
Dimulailah pertualangan keilmuan Al
Ghazali kecil, keduanya diajari tulis
menulis dan ilmu agama lainnya sam-
pai harta yang ditinggalkan untuk
mereka habis. Sahabat ayahnya terse-
but tak mampu meneruskan amanat
dan wasiat dari sang ayah karena
keterbatasan ekonomi dan kondisi
hidupnya yang juga serba kekurangan.
"Ketahuilah, saya telah membel-
anjakan seluruh uang kalian untuk
kepentingan kalian berdua dan
sekarang semua telah habis, se-
dangkan saya hanya seorang yang
fakir dan miskin yang tak memiliki
apa-apa. Maka menurut saya yang
terbaik bagi kalian adalah pergi
menuntut ilmu ke madrasah-madrasah
ilmu agar mendapat ilmu serta
mendapatkan makanan yang dapat
membantu kalian berdua." ujar sang
paman. Setelah kejadian tersebut
imam Al Ghazali dan saudaranya pun
melanjutkan pencarian ilmu agama ke
sekolah dan guru-guru besar waktu
itu.
Al Ghazali kecil pun melanjutkan per-
tualangan
keilmuann-
ya. Beliau
belajar fiqih
dari syeikh
Ahmad bin
Ar
Radzakani
di kota
Thusi.
Kemudian
berangkat
ke Jurjan untuk menuntut ilmu dari
imam Abu Nashr Al Isma'ili yang
menulis kitab At Ta'liqat, kemudian
kembali lagi ke Thusi. Setelah itu be-
liau mendatangi kota Naisaburi dan
berguru kepada imam Haramaian Al
Juwaini dengan penuh kesungguhan
hingga beliau berhasil menguasai ma-
zhab Syafii dan fiqih khilaf, ilmu
perdebatan, Ushul Fiqh, Mantiq, ilmu
hikmah dan Filsafat dengan sangat
baik. Beliau juga menyusun sebuah
tulisan yang membuat kagum gurunya,
imam Al Juwaini.
Setelah imam Haramain meninggal,
berangkatklah imam Al Ghazali
menuju perkemahan wazir Nidzamul
Malik karena majelisnya adalah tem-
pat berkumpulnya ahli ilmu, hingga
suatu hari imam Al Ghazali men-
galahkan argumen para ahli ilmu ter-
sebut dalam sebuah perdebatan yang
sengit. Setelah kejadian tersebut Ni-
dzamul Malik mengangkat beliau
menjadi pengajar di sebuah madrasah
kota Baghdad dan meminta beliau
pindah ke kota tersebut. Pada tahun
484 H imam Al Ghazali pindah dan
mengajar di madrasah Nidzamyah di
kota Baghdad, saat itu beliau berusia
sekitar tiga puluh empat tahun. Se-
menjak itulah beliau mulai terkenal
dan mencapai posisi yang cukup tinggi
pada masanya.
Suatu hari terjadi sebuah polemik da-
lam kehidupan sang imam, ketika be-
liau telah mendapat posisi yang cukup
tinngi, kedudukan dan tingginya jab-
atan beliau tersebut membuat jiwanya
berkecamuk hingga membuat beliau
lebih tekun mempelajari ilmu kezuhu-
dan. Akhirnya beliau mengundurkan
diri dan meminta saudaranya (Ahmad)
Syakhsiyah Oleh: Wahyudi Rahman
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 9
untuk menggantikan posisi beliau
pada bulan Dzul Qaidah tahun 488 H.
Beliaupun melakukan perjalanan un-
tuk melaksanakan ibadah haji.
Pada tahun 489 H beliau bertolak ke
kota Damaskus dan tinggal beberapa
hari di sana, kemudian beliau men-
ziarahi Baitul Maqdis beberapa hari
dan kembali ke Damaskus. Beliau
beri'tikaf di menara barat masjid Dam-
askus. Beliau sering duduk di tempat
syaikh Nashr Ibrahim Al Maqdisi di
masjid Jami' Umawi (yang sekarang
dinamai Al Ghazalyah). Disitulah
beliau memulai menulis kitab Ihya
Ulumuddin, Al Qisthas dan kitab Ma-
hakun Nadzar, beliau melatih jiwa
serta memakai pakaian para Ahli Iba-
dah. Beliau menetap di Syam sekitar
10 tahun.
Ketika wazir Fakhrul Mulk menjadi
penguasa Khurasan, imam Al Ghazali
dipanggil hadir dan diminta untuk
menetap dan tinggal di Naisabur, sam-
pai akhirnya beliau datang ke Naisa-
bur dan mengajar di madarasah An
Nidzamyah beberapa saat. Setelah
beberapa tahun, beliau kembali pulang
ke kampung halamannya dan meneku-
ni ilmu yang banyak serta menjaga
waktu untuk ibadah. Beliau mendiri-
kan sebuah madrasah dan membangun
sebuah asrama untuk para sufi. Saking
banyaknya buku dan ilmu yang beliau
ajarkan sampai-sampai beliau pun
diberi gelar sebagai Hujjatul Islam,
ada juga yang menyebut beliau
dengan sebutan Hujjah yang berjalan.
Beliau menghabiskan waktunya untuk
ibadah, mengkhatamkan Al Quran,
berkumpul dengan para ahli ibadah
serta mengajar para penuntut ilmu
hingga beliau meninggal dunia. Be-
liau meninggal dunia pada hari senin,
seperti yang dituturkan oleh Abul Fa-
raj ibnul Jauzi dalam kitab Ats Tsabat
indal Mamat dengan menukil cerita
Ahmad saudara imam Al Ghazali,
"Pada shubuh senin, saudaraku Abu
Hamid berwudhu' dan shalat, lalu ber-
kata "Bawa kemari kain kafan saya!"
lalu beliau mengambil dan menci-
umnya serta meletakkannya di kedua
matanya dan berkata, "Saya patuh dan
taat untuk menemui malaikat maut."
kemudian beliau meluruskan kakinya
dan menghadap kiblat. Beliau
meninggal sebelum langit pagi
menguning (menjelang pagi)." Imam
Al Ghazali meninggal di kota Thusi
pada hari senin tanggal 14 Jumadil
Akhir tahun 505 H dan dikuburkan di
pekuburan Atha Thabaran.
Peninggalan keilmuan beliau sangat
banyak dan kebanyakan dari kitab-
kitabnya tetap bertahan didunia
keilmuan sampai saat ini, diantaranya
adalah kitab Ihya Ulumuddin dan
kitab Tahafut Falasifah.
Sambungan hal 5
Maqashid sendiri kemudian dianggap
berdiri secara independen dan terlepas
dari ilmu Ushul Fiqh saat At-Thahir
ibn Asyur menulis kitab Maqashid
Syari’ah Al-Islamiyah.
Walau begitu, kelahiran Maqashid
sebagai sebuah disiplin ilmu bukan
berarti muncul tanpa perdebatan. Posisi
Maqashid dianggap masih tumpang
tindih dalam fungsinya ketika
menetapkan sebuah hukum. Perdebatan
tersebut semakin tajam ketika muncul
anggapan bahwa Ilmu Maqashid diang-
gap terlalu liberal dalam memandang
sebuah hukum. Standarisasi Maqashid
dianggap masih terlalu relatif sehingga
dalam kondisi tertentu dapat me-
makzulkan hukum Islam itu sendiri
jika dianggap berlawanan dengan
Maqashid Syari’ah. Sayangnya, be-
berapa tulisan tentang Maqashid
sendiri masih banyak berkutat tentang
hal-hal normatif seperti Kulliyatul
Khams dan lain-lain.
Pada dasarnya, perdebatan tersebut
kembali kepada polemik otoritas akal
dan nash dalam memandang sebuah
masalah dalam Islam. Sebagian golon-
gan terjebak pada penggunaan Nash
dan fanatik terhadapnya sehingga di-
anggap membuat hukum Islam itu ter-
lalu melangit dan tidak menyesuaikan
diri pada realita dan kemaslahatan
umat . Di sisi lain, sebagian golongan
juga terlalu memuja akal secara ber-
lebihan sehingga tak jarang terkesan
meremehkan nash yang ada. Perde-
batan tersebut kemudian berlanjut pada
masalah, apakah hukum Islam itu
maslahah? apakah setiap hukum Islam
mengandung kemaslahatan? dan
bagaimana jika kemaslahatan manusia
bertentangan dengan hukum Islam
tersebut ?
Hal inilah yang menjadi salah satu latar
belakang Ahmad Raisuni menulis
Kitab Al-Fikr Al-Maqashidi. Disini
beliau mengajak para pembaca untuk
menetapkan standarisasi berpikir ala
Maqashid Syari’ah. Hal ini agar jangan
sampai terjadi perbedaan pemahaman
tentang Maqashid Syari’ah serta agar
jangan sampai pemikiran Maqashid
semena-mena dalam menimbang dan
menetapkan masalah itu sendiri.
Di dalam kitab ini, Raisuni mengutara-
kan setidaknya 4 rambu-rambu berpikir
Maqashid. Hal tersebut beliau utarakan
di bagian kedua isi kitab setelah sebe-
lumnya menyinggung sedikit tentang
Maqashid Syari’ah dan Fikr Al-
Maqashid di bagian pertama kitab.
Kitab yang beliau bagi dalam 3 bagian
ini diakhiri dengan beberapa faedah
singkat berpikir Maqashid serta ap-
likasinya, khususnya bagi para ilmu-
wan Islam yang hidup di zaman ini.
Kitab ini sangat bagus untuk dibaca,
terutama oleh kalangan pelajar dan
ilmuwan yang berkutat dalam kajian
filsafat Hukum Islam (yang terkandung
dalam Ilmu Ushul Fiqh, Qawaid Fiqh,
Dhabith Fiqh, Nazariyah Fiqh dan
tentu saja Maqashid Syari’ah). Dengan
berpikir ala Maqashid, diharapkan
khilafiyah yang terjadi antara sesama
muslim terutama dalam persoalan
hukum Islam dapat diminimalisir kare-
na ada sebuah persatuan dan kesepaka-
tan dalam memahami kemaslahatan
bersama.Tentunya, kemaslahatan terse-
but sesuai dengan rambu-rambu yang
ada tanpa harus mengkorupsi keagun-
gan nash-nash Islam itu sendiri.
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 10
Tsaqafi Oleh: Muhammad Alfatih Al-Fadani
H idup merupakan proses yang
cukup panjang untuk
menempuh dan menapaki se-
tiap tujuan yang akan dicapai. Tak
sedikit duri yang akan kita temui, tak
sedikit lubang yang menghadang, tak
sedikit angin yang menyapu harapan,
maka hadapilah semua itu dengan
tekad dan semangat yang kuat. Jad-
ikanlah semua hambatan menjadi hia-
san kehidupan kepada
tujuan dan harapan di masa
depan.
Gagal dan kegagalan seper-
ti sebuah kata yang sekilas
bermakna negatif, tidak
menyenangkan, mengec-
ewakan, dan tidak diharap-
kan. Meskipun demikian,
pada kenyataannya, dalam
hidup manusia, ia tak ter-
lepas dengan fakta ini.
Jalan masih panjang, jangan
sampai terpaku dengan
keberhasilan yang dapat
tercapai, dan jangan pula
sampai berhenti karena
kegagalan yang ditemui,
tapi jadikanlah kegagalan
sebagai batu loncatan untuk
menuju keberhasilan, be-
gitu juga menjadikan keber-
hasilan yang telah sempat
tergores menjadikan kita
senantiasa mau untuk
menggali lebih dalam dari
apa yang pernah kita capai.
Imam Syafi’i mengatakan:
“Orang pandai dan beradab
tak kan diam di kampung
halaman. Tinggalkan
negerimu dan merantaulah
ke negeri orang”. Carilah
berbagai pelajaran dan pengalaman
dari negeri orang, dan kembalilah ke
kampung halaman dengan berbagai
pelajaran dan pengalaman yang telah
didapat guna mengubah negeri tercinta
menuju yang lebih baik.
Jangan pernah puas untuk menelaah
lebih dalam dari ilmu yang pernah
dipelajari, karena ilmu tidak terfokus
pada satu titik saja, ilmu tidak terfokus
pada beberapa titik saja, tapi ilmu itu
luas mencakup ke berbagai aspek, baik
itu ilmu dunia maupun ilmu akhirat.
Jangan pernah kita membeda-bedakan
antara ilmu duniawi dan ilmu ukhrawi.
Sebagaimana yang dikatakan Imam
Syafi’i: “Barangsiapa yang
menginginkan dunia, maka hendaknya
menuntut ilmu & barangsiapa yang
menginginkan akhirat, maka hen-
daknya ia menuntut ilmu”.
Sangatlah jelas bahwa antara ilmu
dunia dan akhirat itu tak bisa
dipisahkan, bagaikan batang pohon
dan akarnya saling melengkapi, batang
pohon tanpa akar tak bisa berdiri
dengan kokoh, dan akar tanpa batang
pohon akan sia-sia. Itulah ibarat ilmu
dunia dan ilmu akhirat yang tak boleh
kita pisahkan.
Dalam perjalanan hidup yang panjang
ini, kita pasti memiliki tujuan dan
harapan yang akan kita capai di dunia
dan di akhirat. Mustahil kita
mendapatkan kebahagiaan dunia tanpa
mempersiapkan bekal untuk di akhirat
nanti. Tidak akan mungkin kita me-
rasakan kebahagiaan akhirat
apabila tidak berbuat apa-
apa untuk hidup di akhirat
ini.
Ingatlah bahwa kita tak akan
kekal hidup di dunia, tapi
akan ada tempat kita hidup
kekal nanti yaitu di akhirat.
Siapkan bekal sebaik-
baiknya, jalan yang akan
ditempuh masih panjang dan
penuh dengan lika-liku ke-
hidupan.
Masih banyak bekal yang
bisa kita persiapkan, masih
panjang tempo waktu kita
untuk mencapai garis finish.
Allah masih membuka pintu
taubatNya bagi hamba-
hambaNya yang berdosa,
Allah masih memberi jatah
umur untuk kita hidup di
dunia ini. Jangan sia-siakan
kesempatan yang telah dise-
diakan, gunakan sebaik
mungkin agar tak ada
penyesalan yang akan
terucap di hari kemudian.
“Penyesalan selalu datang di
akhir”. Jangan sampai suatu
pekerjaan berbuah penyesa-
lan, tapi berusahalah dengan
sebaik-baiknya diiringi do’a kepada
Allah SWT.
Manfaatkan waktu luang sebelum
waktu sempit menghampiri, berbuatlah
dikala hidup sebelum datang kematian.
Hiasi hidup di dunia dengan hal-hal
yang mendatangkan ridho Allah, ber-
buatlah sebaik-baiknya, karena jalan
masih panjang.
JALAN MASIH PANJANG
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 11
Oleh : Andiki Fadhilah
Kalau boleh tahu apa sejarah munculnya ide Anda untuk mendirikan Muassasah ini? Ide ini muncul ketika saya melihat pada diri saya pribadi dan realita yang terjadi pada kawan-kawan KMM dan Masisir yang masih di tingkat Mubtadiin, yang butuh pa-da ilmu-ilmu dasar sebagai kunci awal untuk mendalami ilmu yang butuh pemahaman yang lebih ting-gi. Saya melihat di beberapa masjid dan tempat-tempat talaqqi lainnya bahwa talaqqi yang diadakan tidak bertahap, tidak dimulai dari dasar, berlanjut ke tingkat pertengahan, dan seterusnya. Sehingga, bagi yang ingin mengikuti talaqqi, bi-asanya memilih beberapa pelaja-ran yang sesuai dengan ting-katannya, dan tidak sedikit, ada beberapa talaqqi yang yang dibu-
tuhkan, jadwalnya dempet. Oleh karena itulah saya termotiva-si untuk mendirikan muassasah ini untuk ‘Tahqiq ahdaf al-thullab’ mewujudkan tujuan penuntut ilmu yang ingin fokus mendalami ilmu agama dan mempelajarinya secara bertahap yang dimulai dengan tahap yang pertama marhalah mubtadiin, Di samping itu, hal yang menguat-kan saya untuk mendidirikan muassasah ini adalah bahwa mayoritas masisir tidak bisa berba-hasa arab fushah dengan lancar, termasuk saya sendiri. Pergaulan dengan orang mesir yang pada umumnya berbahasa ammiah, sangat tidak mendukung untuk perkembangan bahasa arab fu-shah, ditambah lagi ketidakpedean kita sesama kita yang masih mem-pertahankan bahasa Indonesia
atau bahasa daerah sebagai baha-sa pergaulan sehari-hari sesama kita. Maka dari sini saya berketeta-pan hati untuk mendirikan sebuah muassasah sebagai sarana pemantapan dan praktek berbaha-sa arab fushah Apa tujuan yang segnifikan da-lam mendirikan muassasah ini? Tujuan yang pertama adalah: Mengundang dan bekerja sama dengan syekh-syekh al-Azhar un-tuk bergabung di muasssah ini mengadakan talaqqi dari tahab dasar seperti Nahwu, Sharaf, Adab, Ushul Fiqh, Fiqh, Mushtalah Al-Hadits, Ulum Al-quran, Mantiq, dan ilmu-ilmu dasar lainnya yang dibutuhkan oleh penuntut ilmu syar'i. Selengkapnya hal. 16
Muassasah Abnaa Al-Azhar, Penyokong Akademis Masisir
Wawancara
S etiap putra bangsa
yang hadir ke negri para nabi ini, pasti mempunyai tujuan untuk menuntut ilmu, demi mencapai masa depan yang gemilang, mengabdi untuk keluarga, dan masyarakat. Bahkan ada dari sebagian maha-siswa yang mempunyai tujuan lebih dari itu semua, tidak sekedar berusaha untuk menuntut ilmu saja, tapi juga berusaha bagaimana berbagi antar sesama, baik dari segi ilmu, ide maupun motivasi-motivasi, serta jasa dan karya. Karena jasa dan karya, kita akan selalu dekenang oleh orang lain tatkala kita sudah tiada. Adalah Ustadz YAHDI ILAL HAQ seorang putra Minang kelahiran Kayutanam, 24 Maret 1991 yang belajar di Universitas Al-Azhar yang selalu memberikan kata-kata semangat kepada mahasisiwa baru dan kawan seper-juangan beliau dalam mencapai kesuksesan masa de-
pan cerah yang selalu diimpikan oleh setiap maha-siswa berasal dari Ranah minang khususnya. Ustaz Yahdi Ilal Haq yang kerap dipanggil Sibawaihi di ka-langan warga KMM sekarang ini, mempunyai kiprah yang san-gat luas dalam membantu dan memberikan moti-vasi kepada ma-hasisiwa baru saat ini, baik
berupa memberikan bimbingan belajar Nahwu Sharaf sebagai salah satu ilmu dasar bagi Thalib ilmu syar'i dan sedang berusaha untuk memperbesar ide yang sudah terwujud sekitar satu bulan yang lalu yaitu sebuah lem-baga pendidikan bernama MUASSASAH ABNAA AL-AZHAR Mari simak hasil wawancara dengan sang pendiri MUASSASAH ABNAA AL-AZHAR Ustaz Yahdi ilal Haq...
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 12
Bundo Kanduang [Oleh : Durratul Azkiya
B undo Kanduang atau Bunda
Kandung adalah personifi-
kasi suku bangsa
Minangkabau sekaligus
julukan yang diberikan kepada per-
empuan yang memimpin keluarga
dalam tradisi Minangkabau, baik se-
bagai ratu maupun selaku ibu dari raja.
Menurut kabar atau cerita lisan
Minangkabau, Bundo Kanduang ada-
lah nama seorang tokoh wanita yang
menurunkan
raja-raja
Minangkabau,
yang
berkedudukan
di istana Pa-
garuyuang.
Dalam tahap
selanjutnya
Bundo Kan-
duang menjadi
istilah yang
berarti ibu sejati
yang memiliki
sifat keibuan
dan kepemimpi-
nan. Seorang
ibu akan banyak
menentukan
watak anak-
anaknya kelak,
sebagaimana
pepatah
Minang:
Kalau karuah aia di hulu
Sampai ka muaro karuah juo
Kalau kuriak induaknyo, rintiak anak-
nyo
Tuturan atok jatuahan ka palimbahan
Sesuai dengan tugas seorang ibu se-
bagai penghubung keturunan dan
mendidik anak-anak yang dilahirkan,
menurut adat Minangkabau seorang
ibu harus memilki sifat teladan di ling-
kungan keluarganya. Seorang Bundo
kanduang harus mencerminkan sifat-
sifat baik dalam berkata, berbusana,
maupun bertindak. Selain itu seorang
Bundo Kanduang juga harus dapat
membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk.
Untuk mengikuti pergaulan di ling-
kungan kampung dan nagarinya, ia
perlu mempunyai pengetahuan
mengenai masalah adat dan situasi
nagari. Hal lain yang juga urgen yang
harus dimiliki oleh seorang Bundo
kanduang adalah rasa malu yang dapat
mencegahnya dari perbuatan atau ting-
kah laku yang tidak sesuai dengan
syariat Islam dan adat istiadat.
Seorang Bundo Kanduang dalam
Minang mempunyai kewajiban untuk
menaati semua aturan seperti menjaga
harta pusaka serta memelihara anak
dan kemenakan.
Manuruik alua nan luruih
Manampuah jalan nan pasa
Mamaliharo harato pusako
Mamaliharo anak jo kamanakan
Adapun peran Bundo kanduang
dihimpun dalam ungkapan sebagai
berikut: Bundo Kanduang, limpapeh
rumah nan gadang, umbun puruak
pagangan kunci, umbun puruak aluan
bunian, pusek jalo kampuan tali,
sumarak di dalam kampuang ,hiasan
dalam nagari, nan gadang basa ba-
tuah, kok iduik tampek banasa, kok
mati tampek baniaik, kaunduang-
unduang ka madinah, kapayuang pan-
ji ka sarugo. Kapai tampek batanyo,
kapulang tampek babarito.
Ungkapan di atas memposisikan per-
empuan atau Bundo kanduang dengan
posisi yang tinggi. Limpapeh rumah
nan gadang, maksudnya Bundo kan-
duang bebas
bergerak kesana
kemari di dalam
rumah gadang
untuk memer-
hatikan anak dan
kamanakan.
Adat mem-
berikan peran
yang sangat be-
sar terhadap
Bundo Kan-
duang untuk
memperhatikan
serta mengayomi
anak dan ke-
menakan. Um-
bun puruak pa-
gangan kunci,
umbun puruak
aluan buni-
an,maksudnya
seorang Bundo
kanduang me-
megang kunci rangkiang atau gudang.
Pusek jalo kampuan tali, maksudnya
Bundo Kanduang sebagai pusat jaring,
dari sana semua tali direntangkan.
Maksudnya perempuan sebagai ibu
yang melahirkan anak-anak dan terus
berkembang. Dari Bundo Kan-
duanglah berkembang anak ke-
menakan, yang kemudian menjadi
masyarakat Minagkabau. Sumarak di
dalam kampuang , hiasan dalam na-
gari, nan gadang basa batuah, mak-
sudnya menjadi penyemarak kampung
dan hiasan dalam nagari, dia anggun
dan beribawa. kok iduik tampek
banasa, kok mati tampek baniat, mak-
sudnya Bundo Kanduang menjadi
tumpuan harapan anak dan ke-
Peran Bundo Kanduang dan Korelasinya dalam Islam
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 13
menakan. Kaunduang-unduang ka
madinah, kapayuang panji ka sarugo.
Kapai tampek batanyo, kapulang
tampek babarito, maksudnya Bundo
kanduang menjadi pelindung dan pen-
gayom bagi anak kemenakan dalam
keadaan susah dan senang, sebagai
penasehat dan tempat mengadu bagi
anak dan kemenakan.
Adapun menurut pandangan syariat,
wanita muslimah memiliki kedudukan
yang mulia dalam Islam dan
pengaruh yang besar dalam kehidupan
setiap muslim. Dia akan menjadi mad-
rasah pertama dalam membangun
pemerintahan yang shalih tatkala dia
berada di atas Alquran dan sunnah.
Kesesatan dan penyimpangan tidak
akan terjadi melainkan karena jauhnya
mereka dari petunjuk Allah Swt dan
dari ajaran Rasulullah Saw. Kesesatan
dan penyimpangan umat tidak terjadi
melainkan karena jauhnya para wanita
dari ajaran Islam. Islam memandang
wanita lewat kesadaran terhadap tabi-
atnya, hakekat risalahnya serta pema-
haman terhadap konsekuensi logis
dari spesial kodrat yang dianugrahkan
Allah kepadanya.
Karena itu wanita dalam masyarakat
Islam memiliki peranan yang sangat
penting tetapi dengan bingkai yang
telah digariskan oleh Islam. Dalam
kata lain peranan itu tidak berten-
tangan dengan kodratnya sebagai
wanita yang dalam susunan biologis
dan nilai-nilai kejiwaannya yang ber-
beda dengan laki-laki.
Peranan wanita di dalam keluarga
adalah sebagai seorang istri se-
bagaimana yang dicontohkan oleh
Khadijah dalam mendampingi
Rasulullah saw di awal masa kenabian
beliau. Adapun sebagai ibu, kemuli-
aannya sungguh jelas dalam hadist
Rasulullah saw saat beliau ditanya
oleh seseorang “Wahai Rasulullah,
siapakah orang paling berhak kuper-
lakukan dengan baik?” beliau
bersabda ”Ibumu”. Laki-laki itu kem-
bali bertanya lagi, “Kemudian siapa?"
Rasul menjawab, ”Ibumu”, lalu laki-
laki itu bertanya lagi, “Kemudian
siapa?” Beliau menjawab “Ibumu”,
“kemudian siapa?” tanyanya lagi.
Kemudian Rasul menjawab,
”Ayahmu”.
Selain peranannya dalam keluarga,
seorang wanita juga mempunyai
peranan dalam masyarakat dan nega-
ra. Jika ia adalah seorang ahli ilmu
agama, maka wajib hukumnya untuk
berdakwah pada wanita lain. Begitu
pula jika ia adalah ahli di bidang-
bidang tertentu, maka ia bisa
mengambil andil dalam urusan terse-
but, namun dengan batasan-batasan
yang telah disyariatkan dan tentunya
sesudah kewajibannya sebagai ibu
rumah tangga terpenuhi.
Sungguh telah dijelaskan di dalam
Alquran betapa pentingnya peran
wanita, baik dalam keluarga maupun
masyarakat. Peran wanita dikatakan
penting karena banyak beban-beban
berat yang dihadapinya.
Penghargaan terhadap perempuan
telah memotivasi wanita
Minangkabau untuk berani maju dan
menyuarakan aspirasi. Salah satunya
Rohana Kudus (1884-1972), beliau
mendirikan sekolah untuk para gadis
pada saat mereka menjadi pingitan,
sehingga keluar rumah menjadi hal
yang tercela di kalangan masyarakat.
Ia mengajari para gadis agar dapat
membaca dan mandiri dengan mendi-
rikan tempat pendidikan, yaitu Amat
Setia yang menghimpun perempuan
dan mengajari mereka berbagai ket-
erampilan. Pada tahun 1915 organ-
isasi ini mendapat pengakuan dari
Badan Hukum Hindia Belanda. Ro-
hana Kudus menerbitkan surat kabar
khusus wanita yang pertama di Indo-
nesia.
Tokoh lainnya adalah Rahma El-
Yunusiyyah (1910-1069). Beliau
mendirikan sekolah khusus putri yaitu
Diniyah Putri Padang Panjang pada
tahun 1923, karena ia melihat kaum
perempuan tidak bebas mendapatkan
pelajaran. Sekolah tersebut banyak
didatangi oleh anak-anak perempuan
bukan hanya dari wilayah
Minangkabau tetapi juga dari berbagai
penjuru. Dia juga mempertahankan
kehormatan perempuan-perempuan
minangkabau dari pelecehan-
pelecehan olehtentara Jepang selama
masa pendudukannya di Indonesia
(1943-1945).
Pada tahun 1955, saat Abdurrahman
Taj (syekh Al-Azhar) berkunjung ke
Indonesia, beliau menyempatkan diri
datang ke Diniyyah Puteri. Sebagai
penghargaan beliau mengundang
Rahma ke Universitas Al-Azhar Kairo
Mesir untuk berbagi pengalaman.
Pada tahun 1957, Rahma menunaikan
ibadah haji dan berkunjung ke Uni-
versitas Al-Azhar. Disana beliau dis-
ambut sebagai Syaikhah, gelar ke-
hormatan agama tertinggi yang diberi-
kan kepada perempuan.
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 14
M ahasiswa, begitulah
sebutan untuk para
penuntut ilmu tingkat
universitas, sekolah tinggi maupun
institut. Apa itu mahasiswa? Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, maha
memiliki arti sebuah bentuk terikat,
sangat; amat; teramat; besar, se-
dangkan siswa adalah seorang murid.
Maka mahasiswa adalah seorang
murid yang “besar”, besar dalam ber-
tindak, tanggung jawab dan kewajiban
yang diemban sebagai agent of
change. Hal ini menuntut mahasiswa
mampu mencerminkan sikap yang
mandiri, berjiwa sosial dan berbudi
pekerti sebagai dampak beranjaknya
fase kehidupan seseorang dari masa
kanak-kanak menuju dewasa.
Idealnya, mahasiswa adalah seseorang
yang seimbang, tidak terlalu berkutat
dengan buku tebal perkuliahan dan
tidak teramat ekstrim dengan kegiatan
organisasi dan kepanitiaan. Sebab, ia
memiliki kesadaran pentingnya kuliah
dan kegiatan ekstra. Ia berhasil mem-
buat keduanya akur, teratur dan rapi.
Mahasiswa ideal mengetahui kelema-
han yang mesti disembuhkan dan
kelebihan yang seharusnya dipertahan-
kan. Aktivitas mahasiswa secara garis
besar meliputi pembinaan intelektual,
pengembangan studi dalam rangka
membantu proses belajar, kegiatan
sosial, seni dan olahraga, serta pelati-
han keterampilan.
Masisir sebagai mahasiswa yang pada
umumnya menuntut ilmu agama di
Mesir, layaknya memahami bahwa
menjadi ilmuwan agama yang
mumpuni tidak cukup dengan prestasi
akademis saja. Kemampuan bersosial-
isasi dengan masyarakat, kecakapan
dalam berbicara serta kepribadian
yang bersahaja adalah beberapa hal
yang patut dipersiapkan sebelum ter-
jun ke medan juang.
Cermat Penulis, fenomena kehidupan
masisir yang beragam mulai dari
kuliah sebagai kebutuhan primer
dilengkapi talaqqi ilmu-ilmu agama di
masjid-masjid yang tersebar di pen-
juru negeri kinanah, juga bimbingan
belajar yang disediakan oleh organ-
isasi kemahasiswaan maupun lembaga
bimbingan pendidikan seperti Asy-
Syathibi Center serta organisasi
kekeluargaan baik itu daerah maupun
almamater dan organisasi keilmuan
lainnya. Namun, bagi segelintir maha-
siswa menjadi kepuasan tersendiri
apabila mampu membiayai hidup
dengan hasil keringat sendiri di peran-
tauan ini. Banyaknya pilihan penun-
jang kompetensi masisir menantang
setiap individunya mampu menen-
tukan prioritas masing-masing.
Dalam prinsip ini, seumpama ketika
memasak gulai bahan yang digunakan
diantaranya garam, lada, bawang,
asam, dan sebagainya. Setelah di-
masak, gulai tetap terasa asin, lada
tetap terasa pedas, maungnya bawang
dan asamnya asam pun tetap terasa
jika tepat takarannya. Sehingga ter-
dapat keharmonisan dan keseim-
bangan antara bahan-bahan dimana
sifat yang satu dengan yang lain
bertentangan. Kalau tidak lengkap
salah satu diantara bahan-bahan terse-
but, maka kuranglah rasa gulai sebagai
satu kesatuan.
Masisir (baca : Mahasiswa Indonesia
di Mesir) merupakan duta bangsa
yang mengemban amanah sebagai
kelompok yang dituntut untuk
menekuni ilmu agama. Harapan yang
relatif tinggi dari masyarakat membu-
tuhkan transformasi tanpa mengor-
bankan identitas sebagai alim ulama.
Mesir memfasilitasi mahasiswa untuk
bereksperimentasi dengan ide-ide dan
gagasan para pemikir muda
sehingga mampu menghadapi tan-
tangan dari luar. Masisir harus mampu
menggarap konsep-konsep pendidikan
baru untuk mengimbangi segala
perkembangan zaman yang terus men-
jadikan umat Islam tertinggal di garis
terbelakang.
Masisir merupakan kawah lahirnya
agent of social change sejalan dengan
negara yang berkepentingan untuk
melahirkan generasi yang berkualitas
dan mumpuni. Masisir merupakan
subjek dakwah yang harus telaten da-
lam mengonsep dakwah di era mod-
ern. Kecenderungan masisir mener-
jemahkan buku-buku berbahasa arab
dibanding menghasilkan karya tulis
seperti ulama-ulama terdahulu
mengancam ketertinggalan seiring
berkembangnya arus jurnalistik di
Indonesia.
Kuatnya arus perubahan menuntut
masisir cekatan dalam bersikap. De-
rasnya arus globalisasi mulai merubah
kebudayaan Indonesia. Pesatnya
kemajuan teknologi menantang umat
Islam di era modern, sehingga dibu-
tuhkan
tangan
terdidik
secara
pasti yang
dapat
membuat
sketsa
dakwah
menye-
luruh,
tidak me-
nutup diri
terhadap
perkem-
bangan
zaman,
menjadi-
kan
teknologi
dan bu-
daya sebagai jalan dakwah agar mam-
pu beradaptasi dalam lingkungan
masyarakat dan tampil di kancah
terdepan perubahan.
Indonesia membutuhkan orang-orang
yang intelek dan agamis, artinya mam-
pu mengimbangi kemampuan spiritual
dan material. Sebagai pemuda penerus
generasi bangsa sudah saatnya kita
memulai langkah untuk mewujudkan
hal tersebut sebagaimana pernyataan
salah seorang pujangga Mesir, Taufiq
Al-Hakim dalam karyanya Tsaurah
Syabab “Pemuda akan terus beraktivi-
tas selama tulang belakangnya sehat”.
Buktikan kita mampu menciptakan
kejayaan Islam kembali....!!!
Opini [Oleh : Dini Mukhlisati
Masisir, Agent of Change
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 15
Sambungan hal. 1
diduduki oleh para sekutu. Mustafa Ke-
mal Attartuk kemudian mengorganisasi-
kan gerakan perlawanan melawan Seku-
tu. Pada tahun 1923, gerakan perlawanan
ini berhasil mendirikan Republik Turki
Modern dengan Attartük (gelar yang
diberikan kepada Mustafa Kemal) men-
jabat sebagai presiden pertamanya.
Ibu kota Turki berada di
Ankara namun kota ter-
penting dan terbesar ada-
lah Istanbul. Disebabkan
oleh lokasinya yang strat-
egis di persilangan dua
benua, budaya Turki
merupakan suatu Negara
yang terdapat di da-
lamnya percampuran
budaya (Melting Pot)
antara Timur dan Barat
yang unik dan sering
diperkenalkan sebagai
jembatan antara dua buah
peradaban. Dengan adan-
ya kawasan yang kuat
dari Adriatik ke Tiongkok dalam jalur
tanah di antara Rusia dan India, Turki
telah memperoleh kepentingan strategis
yang semakin tumbuh.
Turki adalah sebuah republik konsta-
tisional yang demokratis, sekuler dan
bersatu. Turki telah berangsur-angsur
bergabung dengan Barat sementara di
saat yang sama menjalin hubungan
dengan dunia Timur.
Mengintip Masuknya Islam ke Tur-ki
Memasuki tahun pertama Masehi, wilayah Turki yang saat itu bernama Kerajaan Bizantyum dikuasai Romawi selama empat abad. Kekuasaan Romawi dijatuhkan kaum Barbar. Pada masa inilah ibukota kerajaan dipindahkan dari Roma ke Konstan-tinopel (sekarang Istanbul).
Pada abad ke-12 Bizantyum jatuh ke dalam kekuasaan Kerajaan Ottoman yang dipimpin Raja Osman I. Inilah masa keemasan Turki Ottoman. Pada masa inilah pemerintahan Turki Otto-man memperoleh pengaruh Islam yang kuat . Setelah Osman I meninggal, kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah kemudian merambah sampai ke bagian Timur Mediterania dan Balkan. Dan hal ini
menjadi titik awal penyebaran agama Islam di Eropa. Bagaimana dengan perkembangan Islam di Turki? Dilihat dari sisi perkembangan hukum Islam, perkem-bangan Islam di Turki dapat dikelompokkan ke dalam tiga periode besar yaitu: periode awal (650-1250),
periode pertengahan (1250-1800), dan periode modern (1800 sampai sekarang). Pada periode awal, hukum Islam dilaksanakan secara murni sesuai dengan ajaran Alquran dan Sunnah bahkan cenderung tradisional dan konservatif. Masa awal Islam masuk ke Turki pada abad ke 8 dibawa oleh orang Arab. Selain itu, keberhasilan pasukan muslim juga memiliki pengaruh terhadap islamisasi penduduk Turki. Era Utsmaniyah pada tahun 1453 saat kesultanan Us-manjyah mulai berkuasa di Turki, Is-lam makin menjadi agama yang domi-nan. Gereja-gereja di Turki yang meru-pakan peninggalan Bizantyum banyak yang disulap menjadi masjid termasuk Hagia Shopia. Islam menjadi sangat doninan hingga tahun 1929-an. Pada periode pertengahan, sudah ada usaha untuk memasukkan hukum Islam ke dalam perundang-undangan negara. Dan di akhir periode pertenga-han tersebut pemikiran pembaharuan hukum Islam sudah mulai muncul. Pada periode modern, terjadi pem-baruan besar-besaran di Turki terma-suk upaya Turkinisasi Hukum Islam yang dipelopori oleh Mustafa Kemal. Era Modern Turki, Kesultanan Us-
maniyah runtuh dan diteruskan oleh Republik Turki yang diproklamirkan pada 29 oktober 1923. Islam menjadi sedikit mundur karena perubahan Turki dari kesultanan menjadi Negara Sekuler. Atartuk melarang Islam dan memberi keleluasaan pada agama non Islam.
Efek lainnya adalah dim-ulainya penggunaan Kal-ender Masehi seperti di negara-negara barat ketimbang Kalender Hi-jriah, dan penggunaan kata tantric lebih diga-lakkan daripada kata Allah. Selanjutnya Hagia Shopia yang pada awal-nya diubah menjadi mas-jid, diubah lagi menjadi museum. Di samping itu, efek lainnya adalah pelarangan pengajaran Islam dan pembatasan jumlah masjid.
Meski demikian, Turki Ustmani masih dianggap sebagai kekhalifahan Islam yang paling sukses menjaga perdamain dengan Negara-Negara tetangga yang notabenenya adalah Negara non Islam. Sehingga, Dinasti Utsmani mendapatkan tempat tersendiri di hati para tetangganya dan sangat disegani.
Tokoh-tokohnya Dalam masa kurang lebih 6 abad (1294-1924) berkuasa, Turki Utsmani mempunyai raja sebanyak 40 orang yang silih berganti, namun demikian, akan disebutkan beberapa raja yang berpengaruh saja, diantaranya: Sultan Ustman bin Urtoghal (699-726 H/ 1294-1326 M) Sultan Urkhan bin Utsman (726-761 H/ 1326-1359 M) Sultan Murad I bin Urkhan (761-791 H/ 1359-1389 M) Sultan Bayazid I bin Murad ( 791-805 H/ 1389-1403 M) Sultan Muhammad I bin Bayazid (816-824 H/ 1403-1421 M) Sultan Murad II bin Muhammad ( 824-855 H/ 1421-1451 M) Sultan Muhammad Al-Fatih (855-886 H/ 1451-1481 M)
Selengkapnya hal 16
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 16
Sambungan hal 15 Mengintip Pengaruh Budaya Barat di Turki
Pengaruh dari kebudayaan barat yang masuk ke Turki Utsmani pada saat itu memberikan dampak yang besar ter-hadap negara tersebut, dari mulai sistem pemerintahan, sistem pendidi-kan hingga keadaan sosial yang ter-
jadi. Ada yang bersifat baik karena membawa perubahan menuju kema-juan seperti dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, ada juga yang memba-wa ke arah yang lebih buruk. Con-tohnya seperti pemikiran barat yang bersifat bebas tanpa ada batasan mor-al dan etika yang jauh dari syariat yang sebelumnya dipegang teguh oleh kerajaan Turki Utsmani tersebut. Pengaruh tersebut berdampak pada
kondisi sosial politik yang terjadi disa-na sehingga mempengaruhi terhadap karya-karya sastra yang di ciptakan. Karya tersebut bisa merespon positif dan bisa pula sebaliknya. Bisa sebagai bentuk protes ataupun bisa juga se-bagai bentuk antusiasme terhadap budaya asing tersebut.
Sambungan hal. 11 Tujuan yang kedua adalah: Mengasah skil berbahasa arab anggota muassasah, baik itu skil membaca, mendengar, menulis, maupun skil untuk menuturkan bahasa arab dengan benar. Dan untuk ke depannya kami ber-encana akan bekerja sama dengan kawan-kawan mahasiswa mesir untuk tinggal bersama ang-gota muassasah, sehingga ang-gota yang tergabung akan lebih leluasa berbicara dengan orang mesir dengan bahasa arab fushah. Jangan sampai mahasisiwa Indo-nesia lebih lancar bahasa ammiah-nya dari pada bahaaa arab fushah, walaupun di satu sisi kita sebenarnya juga perlu mempela-jari bahasa ammiyyah dalam ber-integrasi sesama masyarakat setempat. Tujuan yang ketiga adalah: Membentuk biiah thalib ilmi dan biiah shuhbah al-shaalihiin, karena seseorang itu merupakan hasil dari produk lingkungannya. Seseorang yang sangat rajin, akan bisa men-jadi malas, karena berada di ling-kungan pemalas, dan sebaliknya. Seseorang pemalas akan bisa menjadi rajin, kalau berada di ling-kungan orang-orang yang rajin. Apalagi kalau seandainya dia su-dah rajin, dan hidup bersama orang-orang yang rajin. Maka su-dah tentu pasti, dia akan ber-tambah rajin. Di sini, muassasah akan mem-berikan sarana dan prasarana penunjang untuk pemantapan iman dan taqwa, memberikan buku panduan amalan sehari-hari se-bagai sarana muhasabah diri, sep-
erti shalat berjamaah, zikir pagi petang, membaca Alquran, puasa senin kamis, puasa hari-hari putih, dan amalan-amalan lainnya. Dan yang paling penting adalah dakwah bil haal, kerajinan, ketaa-tan, dan kegigihan anggota tentu akan mempengaruhi anggota lainnya. Sebagaimana yang kita ketahui dalam medirikan sebuah lem-baga pendidikan, yayasan keilmuan tentu butuh biaya demi perwujudan dan kelangsuangan muassasah anda. Jadi sudah sejauh mana perkermbangan finansial muassasah ini? Pertama, saya berdoa kepada Al-lah agar memberikan jalan kemu-dahan bagi saya dan kawan-kawan dalam mewujudkan niat mulia ini. Memang benar, dalam proses pen-didikan sedikit banyaknya butuh kepada biaya, dan alhamdulillah kami sudah mempunya link yang saya kira bisa membantu dan ber-partisispsi dalam niat tulus ini, sep-erti mencari link di Negara Qatar dan kami sudah mempunyai per-wakilan di sana, link ke Jakarta yang masih dalam perencanaa, atau ke Sumatera Barat sendiri. Intinya “Dima ado ikan, di situ jalo dikambangan.” Dalam massasah ini apakah an-da berencana untuk membuat suatu bangunan seperti muas-sasah yang ada di indonesia misalnya? Tentu. Memang untuk ke de-pannya ada rencana untuk menye-wa satu syaqqah kalau dapat membelinya, Allahu a’lam apa
yang akan terjadi untuk bari esok. Kalau dana memungkinkan ka-mipun berencana untuk menyewa syaqqah, kalau berlebih kita ber-niat untuk membeli syaqqah, atau imarah. Ya sesuai dengan rezki yang diberikan Allah Swt. Apa pesan anda kepada warga KMM dan Masisir agar selalu semangat menuntut ilmu di negri para Nabi ini ustadz Yahdi? Rugilah bagi orang yang sudah punya kesempatan untuk pergi ke mesir tapi tidak mengambil kesem-patan besar itu, dan rugilah bagi orang yang sudah di mesir tapi tidak tahu apa yang ia perbuat. Setiap kita, pergi jauh-jauh ke Me-sir meninggalkan negri yang jauh di sana pasti mempunyai tujuan yang sama yaitu menuntut ilmu, pergunakanlah kesempatan itu seluas-luasnya. Kesempatan menuntut ilmu di Mesir tidak cuma di bangku perkuliahan saja, masih banyak tempat lainnya seperti talaqqi bersama syekh-syekh yang sudah memiliki ilmu keagamaan yang tinggi dan ahli di bidangnya, bukan hanya satu syekh saja, tapi masih banyak syekh-syekh atau ulama di negri para nabi ini. Bagi yang ingin fokus kuliah si-lahkan, bagi yang ingin fokus talaqqi silahklan, atau keduaya sekaligus, atau dengan kegiatan lainnya, yang penting belajar. Bagi waktu sebaik-baik mungkin, tegas beliau.
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 17
Cerpen Oleh: Mila Pebri Wahyuni
Pelangi diujung Senja
H ijau damai alam se-
mesta, menebar
harum taman syurga,
menyulam manik-
manik kedamain, Langitpun Mem-
beri kecupan manis pada bumi,
memberi pesona indah pada se-
tiap sayap-sayap merpati putih
yang terbang dengan penuh
keoptimisan dan pelangi pun tak
mau kalah merangkai kedamaian
diatas warna warni kehidupan,
seakan dunia tak ingin berakhir.
Sebuah desa terpencil ditengah
hijaunya sawah dan ladang, yang
diayun indah irama ombak pantai
pesisir, melodi alam yang terus
bernyanyi membawa semangat
dari suara samudra, menyam-
paikan salam perjuangan dari ka-
rang-karang lautan.
“Teng...teng...teng.” Suara lon-
ceng SD 01.
“Horee...”, sorak sorai suara
murid kelas enam.
“Ayo anak-anak... sebelum pulang,
siapa yang ingin menceritakan
tentang mimpinya?”
“Saya, Bu”, suara lantang dari
seorang bocah berambut pirang
sedikit ikal dan berkulit putih.
“Ya,,, Silahkan teguh”, sambil
senyum ibu guru mempersilahkan.
Dengan gayanya yang khas, per-
lahan sang bocah itupun mulai
memejamkan mata, sambil berko-
mat kamit tentang mimpinya.
“Saya ingin keliling dunia, Saya
ingin jadi orang besar, Saya ingin
tinggal di Inggris, Saya ingin
menjadi seorang psikolog dan
motifator sekaligus trainer no-
mor satu di dunia.
“Hahaha...uuuu”. Suara ejekan
memenuhi kelas. Sontak Teguh
terhenti dan terhenyak diam.
“Baa pulo ang ka bakililiang dunia, Bukiktinggi se ang dak tau do,
ujian Bahasa Inggris jo Ma-
tematika dapek godok taruih. Haha”.
Ejekan seorang teman. Sambil
berbisik-bisik dengan yang lain.
“Hahaha…”
Suasana kelas semakin heboh
“Tsuut...”, cegat bu guru.
“Waah hebat mimpi kamu teguh,
ibu kagum dengan keberanian
kamu… Luar biasa… Memang
seharusnya begitu, hidup harus
berani untuk bermimpi, tak ada
mimpi yang terlalu tinggi untuk
dapat kita gapai, selama kita
tetap yakin dan optimis terhadap
kemampuan kita”, hibur buk guru
sambil tepuk tangan, namun yang
lain hanya diam mengejek.
Semua murid mulai bubar menuju
rumah masing-masing. seke-
lompok temannya datang meng-
hampiri teguh.
“Woi Teguh....Apo kato Ang tadi?
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 18
Nio kama Ang? Ka Inggris? Lai dak salah kami mandanga tuh? Hahha”. Diikuti ejekan yang lain.
“Bialah itu kan cito-cito den, Aden nan ka manjalaninyo, Den yakin bisa.” Dengan penuh keber-
anian Teguh menantang ejekan
teman-temnnya.
“Ba apulo ang ka pai ka inggris tuh, kato ang dak pakai pitih ka situ? Apak ang se karajo di sawah tiok hari,amak ang tukang jua sabuik karambia,hahaha.”
Setelah bersorak puas menghina
Teguh, mereka langsung mening-
galkannya. Sementara, wajah
Teguh, hanya dihiasi tetes-tetes
air mata dan Teguh pun
tenggelam dalam tangisannya.
Sesampai dirumah, Teguh lang-
sung menuju kamar dan me-
nyobek semua bendera-bendera
negara yang terpajang rapi me-
menuhi dinding kamarnya. Semua
tulisan-tulisan motivasi dan ceri-
ta-cerita indah tentang masa
depannya, kini hanya tinggal ser-
pihan-serpihan kertas yang tak
berguna.
Perlahan ibunya mendekat. “Kamu
kenapa, Nak? Ada apa dengan
jagoan ibu?” suara lembut
seorang ibu penuh kasih membuat
hatinya tambah luluh.
“Bu, Aku ini hanya anak petani
miskin Bu, yang tak pantas untuk
bermimpi tinggi, buat makan
sehari-hari saja kita susah, gima-
na nanti Aku akan sekolah dan
kuliah tinggi sampai ke Inggris,”
jawab Teguh dengan putus asa.
“Barang siapa yang betaqwa
kepada Allah maka akan diberi
jalan keluar atas setiap permasa-
lahan hidupnya, dan diberi rezki
dari arah yang tidak diduga-
duga”, saut ayahnya dari balik
tirai pintu kamar.
“Itu Allah sendiri yang menjan-
jikannya, Nak. Kita hanya manu-
sia biasa, bukan tuhan. Berusaha-
lah, berdoa, dan bertawakkal.
Tawakkal itu letaknya di akhir
dari sebuah usaha, bukan di awal.
Jika dia diletakkan di awal, itu
namanya putus asa.”
“Nak,,,sinilah!” panggilan sayang
seorang ayah.
“Iya Ayah.” Teguh berjalan
menuju ayahnya, dan duduk di
atas pangkuannya,
“Ayo cerita sama Ayah, apa yang
terjadi disekolah tadi. Apa kare-
na teman-temanmu mengejekmu
lagi?” tanya ayah sambil mengu-
sap kepala Teguh.
Teguh tetap diam dengan mata
yang berkaca-kaca.
“Ayah ingin bercerita tentang
kisah terjadinya mutiara, coba
kamu simak dengan baik.”
Teguh mengangguk sambil me-
nangis.
“Suatu hari anak karang sedang
sibuk bermain dengan teman-
temannya. Selesai bermain dia
langsung buru-buru menuju ru-
mah karena hari sudah mulai
larut malam. Di tengah perjalan-
an dia terjatuh, dan sebutir pasir
menyelinap masuk ke dalam
tubuhnya yang begitu lunak. Ra-
sa sakit itu sungguh menyiksanya,
sesampai di rumah, anak karang
mengadukan perihalnya pada sang
ibu,
“Bu, Aku sudah tak sanggup lagi,
sebutir pasir telah bersarang di
tubuhku.”
Sebutir pasir tersebut tak bisa
dikeluarkan. Setiap hari anak
karang hanya bisa meraung
kesakitan. Namun apalah daya
sang ibu kerang, tak mampu
melakukan apa-apa, hanya bisa
menangis melihat keadaan anak-
nya dan selalu menguatkan sang
anak.
“Bersabarlah nak, kelak rasa
sakitmu ini akan berakhir dengan
indah, kuatkan hatimu,” kata sang
ibu menguatkan.
Anak kerangpun berusaha men-
gusir rasa sakit itu dengan
menggunakan getah di perutnya
dan membalut pasir tajam yang
melukai tubuhnya hingga ber-
tahun-tahun.
Lambat laun pasir tadi berubah
menjadi sebutir mutiara yang
sangat indah dan berharga.
Semua orang memburunya hingga
ke dasar lautan yang paling da-
lam.
“Begitulah proses terjadinya mu-
tiara. Nak. Berawal dari rasa sa-
kit, tekanan demi tekanan.”
“Seharusnya kamu bisa menjadi-
kan hinaan itu sebagai pijakan
untuk dapat melompat lebih jauh,
ayah yakin kamu pasti bisa, apa-
lagi untuk sampai ke inggris, itu
hal yang kecil, jika kamu tetap
optimis, meskipun kamu hanya
anak seorang petani miskin yang
tak punya apa-apa, kita bisa
menabung dari sekarang.”
Begitulah setiap hari Ayahnya
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 19
selalu memberi motivasi dan se-
mangat yang tinggi.
“Tapi Yah, nilai Bahasa Inggris
dan Matematikaku selalu rendah,
dan teman -teman se l a l u
mengejekku, bagaimana Aku bisa
sampai ke Inggris?”
“Nak, Ayah yakin tapi Ayah tidak
tahu kapan, kelak Kamu akan
menjadi orang yang paling hebat
dalam bidang matematika, seha-
rusnya kamu bersyukur dengan
ejekan itu nak, dengan begitu
kamu bisa lebih giat lagi.”
Teguh langsung berlari menuju
kamar dan mengumpulkan kembali
serpihan-serpihan bendera dunia
yang tadi disobek dan disatukan
kembali untuk dipajang. Seman-
gatnya kembali menggejolak.
Semenjak itu, dia menjadi anak
yang semakin gigih dan tak
pernah mengeluh. Terus berusaha
untuk mengejar keterting-
galannya. Setiap pulang sekolah
dia selalu pergi ke hutan
mengumpulkan kayu-kayu bakar
untuk dijual sebagai tabungan
kuliahnya ke Inggris nanti.
Sorenya dia jualan goreng keliling
kampung dan malamnya menyibuk-
kan diri dengan belajar, dia be-
gitu optimis, dan tak pernah
peduli meski setiap hari yang
didapat disekolah hanyalah
cemooh dari teman-teman.
Tujuh tahun berlalu. Saat ini,
Teguh telah menyelesaikan pen-
didikannya di SMA dengan me-
raih penghargaan sebagai murid
terbaik. Selain itu, dia berhasil
meraih juara satu olimpiade Ma-
tematika dan debat Bahasa
Inggris. Tidak hanya itu, dia te-
lah menyelesaikan hafalan
Alqurannya dibawah bimbingan
kedua orang tuanya. Dia tumbuh
menjadi pemuda yang tampan dan
saleh,semua itu terpancar indah
dengan akhlaknya yang mulia.
Sekarang tibalah saatnya untuk
masuk ke perguruan tinggi. Dua
bulan berlalu. Semua temannya
duduk di universitas favorit mas-
ing-masing. Namun Teguh masih
sibuk mengumpulkan recehan dari
hasil keringatnya meski semua itu
masih belum cukup untuk biaya
kuliahnya.
Waktu terus berjalan. Senja itu
dia termenung diam di bawah
pohon cemara yang ada di depan
rumahnya. Dia menatap pana pada
langit yang penuh pesona merah
saga, melukis kedamaian di bawah
tirai malam, bulan dan bintangpun
mulai berbaris menyempurnakan
indahnya malam, namun kegunda-
han mulai muncul di hati teguh.
“Dum…”, suara pintu mobil,Teguh
kaget saat melihat mobil pribadi
mewah berhenti di depan ru-
mahnya. Seorang laki-laki dengan
jas hitam berdasi berjalan
menuju rumahnya. Tiba-tiba
orang itu langsung berpelukan
saat bertemu dengan ayah Teguh,
seperti dua sahabat yang telah
lama terpisah.
Setelah satu jam berbincang-
bincang Teguh diperkenalkan oleh
ayahnya kepada pak Fauzan dan
ternyata pak Fauzan adalah sa-
habat karib ayahnya.
“Nak, sekarang bereskan pakain
dan semua barang-barangmu. Pak
Fauzan datang ke sini untuk men-
jemputmu,” suruh ayah dengan
suara serak.
“Aku akan dibawa kemana, Yah?”
tanya teguh penasaran.
Ayahnya hanya diam meski
berkali-kali ditipali Teguh dengan
pertanyaan yang sama.
Setelah semua barang di-packing
dengan rapi, mata ayahnya mulai
berkaca-kaca, begitupun dengan
ibunya. Teguh semakin tak
mengerti, kenapa semua bersedih
melepas kepergiannya. Malam
s e m a k i n l a r u t . S a a t n y a
berangkat.
Di sepanjang perjalanan Teguh
hanya diam penuh penasaran, hat-
inya bertanya-tanya, mau dibawa
kemana dia malam itu. Sampailah
di sebuah bandara dan saatnya
memasuki pesawat.
Beberapa jam kemudian dia
transit di Bandara Hong kong.
Teguh semakin tak mengerti. Se-
lanjutnya dia sampai di Manches-
ter, Inggris. Di sanalah pak Fau-
zan menjelaskan bahwa sekarang
dia telah berada di negeri im-
piannya dan telah sah menjadi
mahasisiwa baru di Oxford Uni-versity dengan beasiswa penuh.
Teguh langsung tersimpuh jatuh
bersujud dan terisak-isak me-
nangis. Pak Fauzan tak banyak
bicara dan langsung mengantar
teguh ke sebuah apartemen me-
wah. Kedatangannya disambut
hangat oleh Adam, seorang maha-
siswa Indonesia yang sedang
melanjutkan program masternya
di Inggris. Pada tahap selanjut-
nya, Adam yang akan menjadi
pembimbing Teguh selama di
negeri asing itu. Setelah itu, pak
Fauzan pun pergi meninggalkan
Teguh.
Pagi yang cerah. Suara burung
bernyanyi merdu menghiasi alam
yang begitu indah di musim semi,
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 20
m e n y e m p u r n a k a n
pesona negeri itu.
Hari pertama dia be-
rada di negeri im-
piannya. Dia sangat
b ah a g i a a p a l ag i
setelah namanya
resmi tercatat se-
bagai salah satu ma-
hasiswa kedokteran di
sana.
“Bro, minggu depan
ada talk show dengan
seorang penulis best seller
terkenal dari Indonesia. Kamu
mau ikut nggak ? ajak Adam.
“Memangnya penulis buku apa?
tanya teguh.
Adam memperlihatkan sebuah
buku berjudul “The power of
dream” dan berkata, “Dia adalah
penulis buku ini, Bro. Bukun ini
telah diterjemahkan ke dalam 12
bahasa. Penulisnya keren abiz.
S1 nya di Universitas al-Azhar
Mesir. S2 nya di Damascus dan
S3 nya Universitas Islamabad.
Dia tidak hanya ahli di bidang
agama tapi juga menguasai sains.
Di samping itu, dia adalah pendiri
sebuah sekolah sains bernama
“Islamic sains boarding school” dan memiliki cabang di berbagai
negara,di antaranya Jepang, Jer-
man, Belanda, dan Inggris. Dan
wah nya lagi, beliau merupakan
satu-satunya dosen muslim yang
mengajar filsafat di kampus kita,
keren nggak?”
“Sempurna,” jawab Teguh sambil
mengangguk-angguk karena ter-
pukau dengan promosi Adam.
Kesokan harinya, Adam dan
Teguh bersiap-siap untuk
berangkat, namun sayang sekali
mereka terlambat, ruangan yang
begitu besar telah penuh dengan
ribuan orang dari berbagai Nega-
ra. Teguh dan Adam mendapat
tempat paling belakang.
Dari kejauhan, Teguh melihat
penulis tersebut duduk di atas
panggung bersama seorang
wanita. Wajah penulis itu tak
terlihat jelas namun ruangan itu
menggema dengan nada-nada
syair yang disampaikannya dalam
berbahasa arab dan inggris,
sungguh indah,
Anehnya, Teguh merasa mengenal
suara tersebut. Dia semakin pen-
asaran dan berusaha menerobos
kerumunan masa untuk maju men-
dekati panggung. Teguh pun ter-
henti dan laget luar biasa. Tern-
yata kedua narasumber itu ada-
lah ayah dan ibunya.
“Ayah...Ibu...” sorak teguh
kegirangan.
Ayah dan ibunya hanya bisa
melempar senyum karena masih
berada di atas panggung.
Setelah acara selesai, Teguh
menghampiri kedua orang tuanya.
“Maafkan ayah, Nak karna telah
membuat mu sengsara. Tiga bulan
yang lalu ayah mengi-
rim semua berkas-
berkasmu ke sini ter-
masuk semua piagam
j u a r a m u u n t u k
mengajukan beasiswa.
Kau hebat, Nak. Kegi-
gihan dan ketekunan-
m u m e m b a w a m u
kesini. Siapa sangka
anak seorang petani
miskin bisa kuliah di
sini. Maafkan jika Kau
tak suka dengan cara
ayah mendidikmu. Dan
satu hal lagi, maafkan ayah jika
setiap awal tahun ayah selalu
menghilang tak di rumah bersa-
mamu. Inilah alasannya. Ayah ha-
rus menjadi dosen terbang di
samping melakoni sosok seorang
petani,” jelas ayah sambil
tersenyum.
Teguh menangis terharu. “Tidak,
Yah. Ayah tak perlu minta maaf
seperti itu. Akulah yang seha-
rusnya berterimakasih.”
Teguh akhirnya menyadari
bagaimana usaha kedua orang
tuanya yag sangat gigih hingga
dia bisa melanjutkan pendidikan
di salah satu universitas ternama
di dunia.
“Ayah...Ibu... Aku bangga memiliki
orang tua seperti kalian. Tanpa
usaha keras kalian, aku pasti
sekarang tidak bisa menikmati
bangku perkuliahan di sini.”
Hingga akhirnya Teguh berhasil
menamatkan kuliahnya di Univer-
sitas Oxford dan mendapat
penghargaan sebagai mahasiswa
terbaik di fakultasnya.
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 21
HUT Kmm
Daftar Kontingen Peserta
Gebyar HUT KMM
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 22
“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”
Edisi Khusus Maba Th. XX Maret 2013 23