Edit Analisis Pertumbuhan Dan Distribusi PDB(1)

  • Upload
    nfaeli

  • View
    381

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PDB

Citation preview

Analisis Pertumbuhan dan Distribusi PDB dari Sisi Permintaan

Analisis Pertumbuhan dan Distribusi PDB dari Sisi Permintaan Tahun 2011-2013

Kelas A

Kelompok 1IWANA SHABAHATI12030111130067

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO2014

ABSTRAKProduk Domestik Bruto (PDB) sering digunakan sebagai cerminan dari perekonomian suatu negara. Laju pertumbuhan untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional dan pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk. Distribusi pendapatan adalah salah satu alat untuk melihat pemerataan pertumbuhan ekonomi. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan dan distribusi pendapatan domestik bruto dari sisi permintaan selama periode 2011 2013.Metode yang digunakan berdasarkan pendekatan pengeluaran yang terdiri dari variabel-variabel konsumsi, pengeluaran pemerintah, investasi, pembentukan modal tetap bruto dan ekspor netto. Pengeluaran sama artinya dengan Permintaan Agregat karena konsekuensi dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah tangga, investor, pemerintah dan eksportir untuk membeli barang dan jasa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pengeluaran PDB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan setiap tahunnya, namun pertumbuhannya melambat. Distribusi PDB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan dari tahun 2011 2013 menunjukkan bahwa mulai terjadi pemerataan distribusi PDB walaupun berjalan merangkak. Perekonomian Indonesia selama tahun 2011-2013 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 6,22%.

Kata Kunci: Produk Domestik Bruto, Laju Pertumbuhan, ADHB, ADHK, Distribusi PDB

ABSTRACTGross Domestic Product ( GDP ) is often used as a reflection of a country's economy. The growth rate for measuring economic progress as a result of national development and per capita income is used to measure the level of prosperity of the population. Distribution of income is one of the tools to see the distribution of economic growth. This paper aims to analyze the growth and gross domestic income distribution of the demand during the period 2011 2013.The method used is based on the expenditure approach consists of variables consumption, government spending, investment, gross fixed capital formation and net exports. Spending is tantamount to Aggregate Demand as a consequence of demand is the spending by households, investors, governments and exporters to buy goods and services.The results of this study indicate that the expenditure GDP at Current Prices and Constant Prices from 2011 to 2013 shows an increase every year, but growth slowed. Distribution of GDP at Current Prices and Constant from years 2011 - 2013 shows that from happening even distribution of GDP despite running a crawl. The Indonesian economy during the years 2011-2013 the average growth of 6.22%.

Keywords : Gross Domestic Product, growth rate, ADHB, ADHK, Income Distribution

PENDAHULUANPendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode. Perhitungan pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup selama setahun. Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya.pada tahun 1665. Namun pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP). Oleh karena itu pengertian pendapatan nasional adalah ukuran dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang dinyatakan dalam satuan uang.Pembangunan ekonomi hampir selalu identik dengan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan produksi output barang dan jasa pada suatu periode tertentu dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terjadi pada suatu wilayah. Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dianggap sebagai indikator keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu negara, namun pertumbuhan ekonomi bukanlah satu-satunya indikator suksesnya pembangunan ekonomi. Selain pertumbuhan, proses pembangunan ekonomi juga akan membawa dengan sendirinya suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi. Dari sisi permintaan agregat (AD), perubahan atau yang dimaksud dengan pendalaman struktur ekonomi terjadi terutama didorong oleh peningkatan pendapatan masyarakat yang membuat perubahan selera masyarakat yang terefleksi dalam perubahan pola konsumsinya.Dalam pembangunan ekonomi, juga perlu diperhatikan seberapa jauh kontribusi seluruh lapisan masyarakat terhadap pertumbuhan ekonomi atau seberapa jauh pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Laju pertumbuhan untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional dan pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya. Selain itu, distribusi pendapatan juga perlu dilihat sebagai indikator keberhasilan pembangunan ekonomi. Distribusi pendapatan adalah salah satu alat untuk melihat pemerataan pertumbuhan ekonomi. Masalah utama dalam distribusi pendapatan adalah terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini bisa terjadi akibat perbedaan produktivitas yang dimiliki oleh setiap individu dimana satu individu/kelompok mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan individu/kelompok lain, sehingga ketimpangan distribusi pendapatan tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga terjadi di beberapa negara di dunia. Distribusi pendapatan nasional yang tidak merata, tidak akan menciptakan kemakmuran bagi masyarakat secara umum. Sistem distribusi yang tidak merata hanya akan menciptakan kemakmuran bagi golongan tertentu saja.1. Pengertian Pendapatan Domestik BrutoProduk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Namun, dalam makalah ini memfokuskan pada Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan.Pengeluaran Agregat (Permintaan Agregat)PDB dapat dihitung dari sisi pengeluaran agregat (Aggregate Spending) pelaku ekonomi dalam suatu negara. Pengeluaran agregat ini sama dengan Permintaan Agregat karena konsekuensi dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah tangga, investor, pemerintah dan eksportir untuk membeli barang dan jasa. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga. Dari sisi permintaan agregat, pergeseran kurva AD ke kanan yang mencerminkan permintaan di dalam ekonomi meningkat bisa terjadi karena pendapatan agregat (PN) yang terdiri dari atas permintaan masyarakat (konsumen), perusahaan, dan pemerintah meningkat.

Kusumawardhani et al. (2012) menyatakan bahwa besar kecilnya PDB dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya konsumsi rumah tangga (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan net ekspor (X-M).2. Metode Penghitungan PDBUntuk menghitung angka-angka PDB digunakan pendekatan pengeluaran. PDB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari :1 pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba2 pengeluaran konsumsi pemerintah3 pembentukan modal tetap domestik bruto4 perubahan inventori, dan5 ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor).PDB yang dihasilkan dengan cara ini disebut sebagai PDB atas dasar harga pasar, karena di dalamnya sudah dicakup pajak tak langsung neto.2.1. PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.Metodologi perhitungan PDB atas dasar harga berlaku adalah sebagai berikutPengeluaran Konsumsi Pemerintah atas dasar harga berlaku (ADHB) = outputpenjualan barang dan jasa +social transfer in kind purchased market production.Output non pasar dihitung melalui pendekatan biaya-biaya yang dikeluarkan, seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja bantuan sosial dan belanja lain-lain.2.2. PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)Menghitung nilai hasil PDB dengan menggunakan harga berlaku dapat memberi hasil yang kurang tepat, karena pengaruh inflasi. Untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat, maka perhitungan PDB sering menggunakan perhitungan berdasarkan harga konstan. Yang dimaksud dengan harga konstan adalah harga yang dianggap tidak berubah.Untuk memperoleh PDB harga konstan, kita harus menentukan tahun dasar (based year), yang merupakan tahun di mana perekonomian berada dalam kondisi baik/stabil. Harga barang pada tahun tersebut kita gunakan sebagai harga konstan.Deflator = (Harga tahun t : Harga tahun t-1) x 100%Manfaat dari perhitungan PDB harga konstan, selain dengan segera dapat mengetahui apakah perekonomian mengalami pertumbuhan atau tidak, juga dapat menghitung perubahan harga (inflasi).Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini menurut PDB atas dasar harga konstan, antara lain adalah :1. PDB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.2. Distribusi PDB menurut penggunaan menunjukkan peranan kelembagaan dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi.3. PDB penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri.4. PDB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.2.3. Laju PertumbuhanPertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomiLaju pertumbuhan ekonomi kumulatif dapat dihitung dengan :

Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor paling terkenal termasuk suku bunga, kekuatan mata uang, kebijakan ekonomi, lingkungan dan kesehatan ekonomi. Lain faktor penting yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi termasuk kemajuan dalam teknologi, ketersediaan dan tingkat modal manusia dan keuangan, tingkat infrastruktur, tingkat investasi dan kesehatan fisik penduduk. Selain itu, harga komoditas dan ketidakstabilan politik dapat mempengaruhi kemampuan perekonomian untuk tumbuh atau pulih dari penurunan. Penting untuk dicatat bahwa setiap faktor saling terkait, sehingga penataan suara dan fleksibilitas bijaksana dari perspektif administrasi peraturan, sosial dan masyarakat semuanya penting untuk mencapai kemajuan ekonomi yang sehat.Tingkat suku bunga dapat memiliki dampak besar pada perekonomian. Misalnya, jika kepentingan terlalu tinggi orang akan menunda pembelian yang memerlukan pembiayaan, dan perusahaan akan menunda upaya ekspansi atau proyek-proyek investasi. Kekuatan mata uang adalah penting untuk mengimpor bahan baku, modal manusia dan barang untuk memfasilitasi produksi atau memperluas penelitian. Mata uang lemah, bagaimanapun, dapat membantu mencapai pertumbuhan ekonomi berinvestasi di ekspor.Kebijakan ekonomi yang menguntungkan didukung oleh peraturan yang kuat penting untuk memotong korupsi dalam perekonomian, yang mendorong biaya dan menghambat pertumbuhan, sementara mendorong lingkungan kewirausahaan. Faktor lingkungan dan kesehatan fisik juga mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. Industri yang tidak diatur dapat mencemari lingkungan, menyebabkan konsekuensi kesehatan yang parah. Populasi yang tidak sehat tidak produktif, dan sumber daya harus dialihkan untuk membersihkan kekacauan dan kekhawatiran alamat kesehatan, yang keduanya sampah yang perlu dihindari. Saling terkait, masing-masing faktor harus bekerja dalam konser dengan satu sama lain untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.Kemajuan dalam pengembangan dan kecanggihan dalam penggunaan teknologi telah terbukti memiliki pengaruh besar pada tingkat pertumbuhan ekonomi. Teknologi memungkinkan perekonomian dengan meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Ketersediaan dan penggunaan sumber daya manusia juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan populasi besar jam kerja lebih lama, biasanya mengalahkan populasi yang lebih kecil bekerja kurang. Bangsa dengan tingkat melek huruf yang sehat dan tingkat yang lebih tinggi dari pencapaian dalam pendidikan juga dalam posisi yang lebih baik untuk kedua berinovasi dan mengambil keuntungan dari inovasi teknologi untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Modal keuangan diakses juga penting untuk memulai proyek-proyek baru dan proyek bergerak maju, mendukung negara-negara dengan kebijakan fiskal yang kuat dan peraturan yang mendorong tabungan dan investasi.Infrastruktur merupakan aspek penting dari suatu bangsa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Kualitas infrastruktur memfasilitasi pergerakan orang, bahan baku dan barang serta memungkinkan untuk komunikasi yang efisien, data dan penyimpanan modal, sementara memfasilitasi transmisi mereka dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk investasi. Tanpa investasi waktu, uang, aset dan sumber daya, ekonomi stagnan atau memburuk, bukannya tumbuh. Kurangnya investasi cenderung untuk menaikkan harga komoditas, yang merupakan barang- barang mentah yang memungkinkan produksi, dengan kontribusi signifikan terhadap ketidakstabilan politik dan menciptakan lingkungan kerusuhan sosial.Mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan karena itu merupakan refleksi langsung dari lembaga-lembaga yang kuat dalam masyarakat yang membahas masing-masing faktor. Ketika kebijakan ekonomi dan peraturan terkait secara efektif menyeimbangkan satu sama lain masing-masing faktor dapat memungkinkan untuk kontribusi positif secara ekonomi, sehingga mendorong pertumbuhan.3. Faktor yang Mempengaruhi PDB3.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah TanggaRumah tangga didefinisikan sebagai individu atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat tinggal. Mereka mengumpulkan pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama utamanya kelompok makanan dan perumahan (UN, 1993).Menurut Chalid (2010) besar kecilnya jumlah pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan faktor yang turut menentukan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) merupakan pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Dalam hal ini rumah tangga berfungsi sebagai pengguna akhir (final demand) dari berbagai jenis barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.Chalid (2010, h.35) berpendapat bahwa :Pola konsumsi sesorang atau rumah tangga pada dasarnya dikelompokkan pada dua bagian, yaitu konsumsi pangan dan bukan pangan. Penggunaan dari pendapatan yang diterima untuk keperluan memenuhi kebutuhan pangan dan bukan pangan, menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin besar bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli makanan, menunjukkan semakin rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat dan sebaliknya semakin kecil pendapatan yang digunakan untuk membeli makanan menunjukkan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat.3.2 Pengeluaran Konsumsi PemerintahSeperti yang dinyatakan oleh Sodik (2007) bahwa pengeluaran pemerintah (baik pengeluaran pembangunan maupun pengeluaran rutin) berpengaruh tehadap pertumbuhan ekonomi regional.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah adalah nilai seluruh jenis output pemerintah dikurangi nilai output untuk pembentukan modal sendiri dikurangi nilai penjualan barang/jasa (baik yang harganya signifikan dan tdk signifikan secara ekonomi) ditambahnilai barang/jasa yang dibeli dari produsen pasar untuk diberikan pada RT secara gratis atau dengan harga yang tidak signifikan secara ekonomi (social transfer in kind-purchased market production).3.3 Pembentukan Modal Tetap BrutoSumiyati (journal.kopertis4.or.id, h.4) berpendapat bahwa :Faktor lain yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah investasi kapital yang dapat diindikasikan oleh pembentukan modal tetap bruto. Dengan demikian modal fisik dan modal manusia relevan sebagai faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi, sebagaimana juga dinyatakan dalam teori-teori konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas dari faktor-faktor produksi seperti SDM, kapital, teknologi, bahan baku, entrepreneurship, dan energi.PMTB memiliki definisi sebagai pengeluaran unit produksi untuk menambah aset tetap dikurangi dengan pengurangan aset tetap bekas. Penambahan barang modal meliputi pengadaan, pembuatan, pembelian barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal baru maupun bekas dari luar negeri (termasuk perbaikan besar, transfer atau barter barang modal). Pengurangan barang modal meliputi penjualan barang modal (termasuk barang modal yang ditransfer atau barter kepada pihak lain).Pembentukan modal tetap bruto menggambarkan penambahan serta pengurangan barang modal pada periode tertentu. Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun serta akan mengalami penyusutan. Istilah bruto mengindikasikan bahwa didalamnya masih mengandung unsur penyusutan. Penyusutan atau konsumsi barang modal (Consumption of Fixed Capital) menggambarkan penurunan nilai barang modal yang digunakan pada proses produksi secara normal selama satu periode.3.4 InventoriApabila tingkat suku bunga semakin tinggi maka masyarakat akan cenderung untuk menanamkan investasi dengan harapan akan mendapat keuntungan.Inventori adalah persediaan yang dikuasai oleh unit yang menghasilkan untuk digunakan dalam proses lebih lanjut, dijual, atau diberikan pada pihak lain, atau digunakan dengan cara lain. Merupakan persediaan yang berasal dari pihak lain, yang akan digunakan sebagai input antara atau dijual kembali tanpa mengalami proses lebih lanjut.3.5 Ekspor - ImporKonsep ekspor-impor luar negeri yang digunakan dalam penyusunan PDB/PDRB Penggunaan mengacu padaSystem of National Accounts (SNA) 1993. Dalam SNA 1993, transaksi ekspor-impor barang luar negeri dalam komponen PDRB Penggunaan Provinsi merupakan salah satu bentuk transaksi internasional antara pelaku ekonomi yang merupakan residen suatu wilayah Provinsi terhadap pelaku ekonomi luar negeri (non-resident). Definisi transaksiekspor barang adalah transaksi perpindahan kepemilikan ekonomi (baik berupa penjualan, barter, hadiah ataupun hibah) atas barang dari residen suatu wilayah Provinsi terhadap pelaku ekonomi luar negeri (non-resident).Definisi transaksi impor barang adalah transaksi perpindahan kepemilikan ekonomi (mencakup pembelian, barter, hadiah ataupun hibah) atas barang dari pelaku ekonomi luar negeri (non-resident) terhadap residen suatu wilayah Provinsi.

TUJUANTujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan distribusi PDB dari sisi Permintaan berdasarkan Harga Berlaku selama periode 2011-2013.

METODEData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Pengeluaran PDB Atas Dasar Harga Berlaku dan Distribusi PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran dari tahun 2011-2013. Data tersebut merupakan data sekunder yang peniliti peroleh dari Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id). Peneliti mengumpulkan data, melakukan analisis data, dan menarik kesimpulan berdasarkan jurnal relevan yang akan dibahas di bagian Hasil dan Penelitian.

Hasil dan Pembahasan1. Pengeluaran PDB Atas Dasar Harga Berlaku PDB harga berlaku menurut penggunaan menunjukkan produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak luar negeri.

Jenis Pengeluaran201120122013

1Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga4053363,604496373,405071094,41

a. Makanan1926165,802141214,702422627,28

b. Bukan Makanan2127197,802355158,702648467,13

2Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)669000,58733269,38827242,76

a. Belanja Barang305920,84324450,22374528,43

b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)433370,83486315,12541191,27

c. Penerimaan Barang dan Jasa70291,0977495,9788476,95

3Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto2370272,962688883,532876253,15

a. Bangunan2022427,722267023,732434968,60

b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri24296,9225657,6127772,77

c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri201285,58244860,23256169,52

d. Alat Angkutan Dalam Negeri15210,3419366,1022491,11

e. Alat Angkutan Luar Negeri60460,6178808,2072023,85

f. Lainnya Dalam Negeri30577,2433790,0041797,93

g. Lainnya Luar Negeri16014,5619377,6721029,37

4a. Perubahan Inventori70774,16170309,60179778,08

b. Diskrepansi Statistik 1)151025,20269074,96310913,85

5Ekspor Barang dan Jasa1955821,001999254,032156808,60

a. Barang1800027,801819787,331935621,24

b. Jasa155793,20179466,70221187,36

6Dikurangi Impor Barang dan Jasa1851070,402127725,502338118,65

a. Barang1558464,201802977,001966715,15

b. Jasa292606,20324748,50371403,50

7PRODUK DOMESTIK BRUTO7419187,108229439,409083972,20

8Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri-216892,69-243192,95-281096,76

Atas Faktor Produksi

a. Pendapatan Dari Luar Negeri27594,4328545,6723228,36

b. Pendapatan Ke Luar Negeri244487,12271738,63304325,12

9PRODUK NASIONAL BRUTO7202294,417986246,458802875,44

10Dikurangi Pajak Tidak Langsung Neto (a-b)179725,3246436,46271111,66

a. Pajak Tidak Langsung453151,13388779,45600641,93

b. Subsidi273425,81342342,99329530,27

11Dikurangi Penyusutan370959,36411471,97454198,61

12PENDAPATAN NASIONAL6651609,737528338,028077565,18

Pembahasan Pengeluaran PDB Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2011 menunjukkan angka sebesar 7.419.187,10 miliar Rupiah, pada tahun 2012 menunjukkan angka sebesar 8.229.439,40 miliar Rupiah, sedangkan pada tahun 2013 menunjukkan angka sebesar 9.083.972,20 miliar Rupiah. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan Pengeluaran PDB Atas Dasar Harga Berlaku setiap tahunnya. Dari tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi peningkatan sebesar 810.252,30 miliar Rupiah atau sebesar 10,92%. Dari tahun 2012 ke tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 854.532,80 miliar Rupiah atau sebesar 10,38%. Pertumbuhan PDB mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya hal ini disebabkan oleh faktor melemahnya nilai tukar rupiah, inflasi yang terus naik bahkan mencapai puncak tertinggi sejakGlobal Financial Crisis, disertai peningkatan defisit transaksi berjalan dan semakin tergerusnya cadangan devisa akibat capital outflow serta besarnya utang luar negeri swasta jangka pendek yang jatuh tempo membuat instabilitas perekonomian Indonesia meningkat. Dari tahun 2011 ke tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 1.664.785,10 miliar Rupiah atau sebesar 22,44% Pengeluaran konsumsi rumah tangga bukan makanan mengalami peningkatan dari tahun setiap tahunnya.Pengeluaran konsumsi rumah tangga bukan makanan memiliki proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga makanan. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Dari tahun 2011 ke tahun 2012 pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan sebesar 443.009,8 miliar rupiah, salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan ini adalah turunnya tingkat suku bunga SBI dari 6% ke 5,75% sehingga menyebabkan peningkatan konsumsi. Dari tahun 2012 ke tahun 2013 pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan sebesar 574.721,01 miliar rupiah. Pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan karena dipengaruhi oleh faktor jumlah penduduk yang terus meningkat. Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai berimbas ke Indonesia dengan turunnya ekspor. Tekanan pelemahan ekonomi global mengakibatkan lambatnya ekspor nasional karena berkurangnya permintaan dari negara tujuan ekspor. Rata-rata ekspor tahun 2011-2013 sebesar 2.037.294,543 miliar Rupiah masih lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata impor dari tahun 2011-2013 yaitu sebesar 2.105.638,183 miliar Rupiah. Peningkatan impor ini diakibatkan oleh meningkatnya impor non migas dan migas. Kenaikan impor juga dipengaruhi oleh meningkatnya impor bahan baku dan barang modal.Distribusi PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran

Jenis Pengeluaran201120122013

1Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga54,6354,6455,82

a. Makanan25,9626,0226,67

b. Bukan Makanan28,6728,6229,16

2Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)9,028,919,11

a. Belanja Barang4,123,944,12

b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)5,845,915,96

c. Penerimaan Barang dan Jasa0,950,940,97

3Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto31,9532,6731,66

a. Bangunan27,2627,5526,81

b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri0,330,310,31

c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri2,712,982,82

d. Alat Angkutan Dalam Negeri0,210,240,25

e. Alat Angkutan Luar Negeri0,810,960,79

f. Lainnya Dalam Negeri0,410,410,46

g. Lainnya Luar Negeri0,220,240,23

4a. Perubahan Inventori0,952,071,98

b. Diskrepansi Statistik 1)2,043,273,42

5Ekspor Barang dan Jasa26,3624,2923,74

a. Barang24,2622,1121,31

b. Jasa2,102,182,43

6Dikurangi Impor Barang dan Jasa24,9525,8625,74

a. Barang21,0121,9121,65

b. Jasa3,943,954,09

7PRODUK DOMESTIK BRUTO100,00100,00100,00

Distribusi PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran pada tahun 2011 paling banyak dikeluarkan oleh pengeluaran rumah tangga yaitu sebesar 54,63%, sedangkan yang paling sedikit adalah pengeluaran dari perubahan inventori yaitu sebesar 0,95%. Distribusi PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran pada tahun 2012 paling banyak dikeluarkan oleh pengeluaran rumah tangga yaitu sebesar 54,64%, sedangkan yang paling sedikit adalah pengeluaran dari perubahan inventori yaitu sebesar 2,07%. Distribusi PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran pada tahun 2013 paling banyak dikeluarkan oleh pengeluaran rumah tangga yaitu sebesar 55,82%, sedangkan yang paling sedikit adalah pengeluaran dari perubahan inventori yaitu sebesar 1,98%.2. PENGELUARAN PDB ATAS DASAR HARGA KONSTANPDB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.Pengeluaran Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan, 2011-2013 (Miliar Rupiah)Jenis Pengeluaran201120122013

1Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga1369881.101442193.201518393.42

a. Makanan615417.60641886.50670078.78

b. Bukan Makanan754463.50800306.70848314.64

2Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)202794.95205385.92215393.12

a. Belanja Barang126349.32127580.88137383.51

b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)97805.9799590.87101031.73

c. Penerimaan Barang dan Jasa21360.3421785.8323022.11

3Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto599505.55657589.06688559.76

a. Bangunan435982.92468209.48498987.02

b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri13949.1114419.0815097.72

c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri90625.79103455.74103063.17

d. Alat Angkutan Dalam Negeri8114.799865.4411143.68

e. Alat Angkutan Luar Negeri30266.9138685.0934767.13

f. Lainnya Dalam Negeri12020.9912731.8514771.16

g. Lainnya Luar Negeri8545.0310222.3810729.88

4a. Perubahan Inventori9033.4650371.4253767.64

b. Diskrepansi Statistik 1)4419.3522732.81-337.65

5Ekspor Barang dan Jasa1221229.001245702.001311759.60

a. Barang1092592.901111428.501166270.10

b. Jasa128636.10134273.50145489.50

6Dikurangi Impor Barang dan Jasa942297.301005036.001017190.79

a. Barang738822.00797230.20808174.30

b. Jasa203475.30207805.80209016.49

7PRODUK DOMESTIK BRUTO2464566.102618938.402770345.10

8Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri-96458.71-100655.88-111056.24

Atas Faktor Produksi

a. Pendapatan Dari Luar Negeri17362.8918491.9114097.03

b. Pendapatan Ke Luar Negeri113821.60119147.78125153.27

9PRODUK NASIONAL BRUTO2368107.392518282.522659288.86

10Dikurangi Pajak Tidak Langsung Neto (a-b)60347.7915272.3182628.07

11Dikurangi Penyusutan123228.31130946.92138517.26

12PENDAPATAN NASIONAL2184531.292372063.292438143.54

*** Angka sangat sangat sementara

1) Selisih antara PDB Lap. Usaha dan Pengeluaran

Pembahasan Pengeluaran PDB Atas Harga Konstan tahun 2011, dari data diatas menunjukkan angka sebesar 2.464.566,10 miliar Rupiah. PDB pada tahun 2012 menunjukkan angka sebesar 2.618.938,40 miliar Rupiah dan PDB pada tahun 2013 menunjukkan angka sebesar 2.770.345,10 miliar Rupiah. Terjadi peningkatan PDB Atas Harga Konstan tiap tahunnya. Dari tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi peningkatan PDB sebesar 154.372,30 miliar Rupiah atau terjadi peningkatan sebesar 6,26%. Dari tahun 2012 ke tahun 2013 terjadi peningkatan PDB sebesar 151.406,70 miliar Rupiah atau terjadi peningkatan sebesar 5,78%. Pengeluaran PDB Atas Harga Konstan dari tahun 2011 ke tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 305.779 miliar Rupiah atau sebesar 12,40%. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pengeluaran PDB Atas Harga Konstan dari tahun 20112013, pengeluaran terbesar adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan masyarakat semakin tinggi seiring dengan semakin tingginya pengeluaran konsumsi rumah tangga. Dan faktor pertumbuhan penduduk tiap tahunnya juga semakin meningkat sehingga menyebabkan pengeluaran akan konsumsi rumah tangga pun juga meningkat. Dari sisi pengeluaran, Konsumsi Rumah Tangga tumbuh melambat sejalan dengan menurunnya daya beli pada awal tahun 2013 akibat inflasi bahan makanan dan meningkatnya ekspektasi inflasi terkait dengan ketidakpastian kebijakan subsidi bahan bakar minyak. Sementara Konsumsi Pemerintah tumbuh rendah di awal tahun 2013 karena masih terbatasnya serapan belanja, khususnya belanja barang. Di sisi lain, investasi cenderung melambat karena prospek permintaan domestik dan internasional yang lemah. Selain itu, investor diperkirakan mulai bersikapwait and seesejalan dengan mendekatnya Pemilu. Ada beberapa alternatif kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satunya adalah pemerintah harus mampu menjagaconsumer confidencedari masyarakat dengan menjagadaya beli masyarakatdisertaiinflasiyangrendah.Pemerintah juga perlu fokus dalam revitalisasiinfrastruktur untuk meningkatkan investasi. Hal inisangat mendesak untuk dilakukan karena investasi berkaitan dengan ketersediaaninfrastruktur yang memadai, kelembagaan yang mendukung,serta kondisimakroekonomi yang baik.Distribusi PDB Atas Dasar Harga Konstan Menurut PengeluaranDistribusi pendapatan adalah salah satu alat untuk melihat pemerataan pertumbuhan ekonomi. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Pengeluaran, 2011-2013JENIS PENGELUARAN201120122013

1Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga55.5855.0754.81

a. Makanan24.9724.5124.19

b. Bukan Makanan30.6130.5630.62

2Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)8.237.847.77

a. Belanja Barang5.134.874.96

b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)3.973.803.65

c. Penerimaan Barang dan Jasa0.870.830.83

3Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto24.3225.1124.85

a. Bangunan17.6917.8818.01

b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri0.570.550.54

c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri3.683.953.72

d. Alat Angkutan Dalam Negeri0.330.380.40

e. Alat Angkutan Luar Negeri1.231.481.25

f. Lainnya Dalam Negeri0.490.490.53

g. Lainnya Luar Negeri0.350.390.39

4a. Perubahan Inventori0.371.921.94

b. Diskrepansi Statistik 1)0.180.87-0.01

5Ekspor Barang dan Jasa49.5547.5747.35

a. Barang44.3342.4442.10

b. Jasa5.225.135.25

6Dikurangi Impor Barang dan Jasa38.2338.3836.72

a. Barang29.9830.4429.17

b. Jasa8.267.937.54

7PRODUK DOMESTIK BRUTO100.00100.00100.00

*** Angka sangat sangat sementara

1) Selisih antara PDB Lap. Usaha dan Pengeluaran

Pembahasan Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Distribusi PDB Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2011, pengeluaran terbesar adalah untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 55,58%, sedangkan pengeluaran terkecil adalah untuk pengeluaran perubahan inventori yaitu sebesar 0,37%. Distribusi PDB Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2012, pengeluaran terbesar adalah untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 55,07%, sedangkan pengeluaran terkecil adalah untuk pengeluaran perubahan inventori yaitu sebesar 1,92%. Distribusi PDB Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2013, pengeluaran terbesar adalah untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 54,81%, sedangkan pengeluaran terkecil adalah untuk pengeluaran perubahan inventori yaitu sebesar 1,94%. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar jenis pengeluaran mengalami penurunan distribusi PDB Atas Dasar Harga Konstan dari tahun 2011 2013. Namun, penurunan tersebut menunjukkan bahwa terjadi pemerataan distribusi PDB walaupun berjalan merangkak. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin tinggi tiap tahunnya. Dalam distribusi pendapatan baik antar kelompok berpendapatan, antar daerah perkotaan dan daerah pedesaan, atau antar propinsi dan kemiskinan merupakan dua masalah yang masih mewarnai perekonomian Indonesia. Pemerintah seharusnya dapat melaksanakan kebijakan dengan baik mengenai pemerataan kesempatan kerja, pendidikan, dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional dan pembagian pendapatan.

Laju Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Kumulatif Menurut Pengeluaran Tahun 2011-2013 (Persen)

JENIS PENGELUARAN2013***

IIIIIIIV

1Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga5,245,205,295,28

a. Makanan4,324,254,364,39

b. Bukan Makanan5,995,966,046,00

2Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)0,441,414,104,87

a. Belanja Barang-7,062,007,507,68

b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)3,631,251,671,45

c. Penerimaan Barang dan Jasa-14,893,7210,345,67

3Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto5,544,984,834,71

a. Bangunan6,786,696,536,57

b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri0,172,084,624,71

c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri0,91-0,31-0,35-0,38

d. Alat Angkutan Dalam Negeri21,3415,1312,7212,96

e. Alat Angkutan Luar Negeri-3,13-6,97-7,15-10,13

f. Lainnya Dalam Negeri19,4321,2716,4116,02

g. Lainnya Luar Negeri1,140,773,664,96

4Ekspor Barang dan Jasa3,584,204,555,30

a. Barang2,873,633,924,93

b. Jasa9,449,039,888,35

5Dikurangi Impor Barang dan Jasa-0,030,341,881,21

a. Barang0,440,261,941,37

b. Jasa-1,770,681,650,58

6PRODUK DOMESTIK BRUTO6,035,895,805,78

*** Angka sangat sangat sementara

JENIS PENGELUARAN2012**

IIIIIIIV

1Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga4,945,095,255,28

a. Makanan3,974,124,294,30

b. Bukan Makanan5,735,886,046,08

2Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)6,527,713,701,28

a. Belanja Barang15,3912,045,470,97

b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)2,152,821,701,82

c. Penerimaan Barang dan Jasa18,842,412,581,99

3Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto9,8610,9310,499,69

a. Bangunan7,086,877,117,39

b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri3,083,452,943,37

c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri18,3321,1318,0814,16

d. Alat Angkutan Dalam Negeri9,5217,3417,1721,57

e. Alat Angkutan Luar Negeri32,1946,3539,0727,81

f. Lainnya Dalam Negeri-2,09-2,021,895,91

g. Lainnya Luar Negeri27,3433,6631,6819,63

4Ekspor Barang dan Jasa8,235,332,562,00

a. Barang7,544,532,261,72

b. Jasa14,3812,545,194,38

5Dikurangi Impor Barang dan Jasa8,9510,186,606,66

a. Barang9,5011,417,947,91

b. Jasa6,955,681,712,13

6PRODUK DOMESTIK BRUTO6,336,336,296,26

** Angka sangat sementara

JENIS PENGELUARAN2011*

IIIIIIIV

1Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga4,484,534,634,71

a. Makanan3,463,533,683,75

b. Bukan Makanan5,345,355,425,50

2Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)2,663,693,383,22

a. Belanja Barang2,103,370,463,77

b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)6,314,685,705,39

c. Penerimaan Barang dan Jasa26,127,65-0,7018,06

3Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto6,817,967,498,34

a. Bangunan4,635,945,856,07

b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri3,703,372,130,31

c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri23,3023,3019,9921,37

d. Alat Angkutan Dalam Negeri9,645,575,801,96

e. Alat Angkutan Luar Negeri4,336,055,8016,73

f. Lainnya Dalam Negeri3,905,344,922,83

g. Lainnya Luar Negeri-5,61-0,91-1,614,89

4Ekspor Barang dan Jasa12,2914,7415,7813,65

a. Barang12,3815,6016,5413,99

b. Jasa11,507,539,6010,86

5Dikurangi Impor Barang dan Jasa13,7314,4314,2413,34

a. Barang17,0117,9117,8316,33

b. Jasa3,203,272,813,64

6PRODUK DOMESTIK BRUTO6,446,516,506,49

* Angka sementara

Pembahasan Laju rata-rata pertumbuhan Produk Domestik Bruto kumulatif menurut pengeluaran tahun 2011 adalah sebesar 6,485%. Laju rata-rata pertumbuhan Produk Domestik Bruto kumulatif menurut pengeluaran tahun 2012 adalah sebesar 6,303%. Laju rata-rata pertumbuhan Produk Domestik Bruto kumulatif menurut pengeluaran tahun 2013 adalah sebesar 5,875%. Laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto kumulatif dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,182%. Laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto kumulatif dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,428%. Laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto kumulatif dari tahun 2011 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,61%.

Keterangan2011Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai puncaknya dengan mencapai 6.5%. Tingkat bunga yang tinggi pada tahun 2011 mengakibatkan tingkat inflasi yang menurun sehingga investasi akan cenderung naik dengan tingginya tingkat bunga dan rendahnya tingkat inflasi. Seperti yang dikemukakan oleh Menteri Keuangan saat itu yaitu Agus Martowardojo bahwa pada tahun 2011 investasi sangat berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Selain itu pada tahun 2011 hampir semua sektor mengalami kenaikan. Selain itu penelitian penelitian membuktikan bahwa selama tahun 2003-2010 terdapat tujuh juta penduduk Indonesia mengalami kenaikan tingkat dari kelas miskin ke kelas menengah dengan pengeluaran sebesar US$ 2 -20 per hari sehingga dengan makin banyaknya konsumsi yang dikeluarkan maka semakin naik pula tingkat laju pertumbuhan ekonomi suatu negara.

2012Menurut Asdep Bidang Ekonomi Makro, Keuangan dan Ketahanan Pangan Deputi Bidang Perekonomian pada triwulan ke III pada tahun 2012 mengalami penurunan yaitu hanya sebesar 6.17%. Namun meskipun mengalami penurunan pada triwulan III, hal ini termasuk kinerja yang baik mengingat kondisi perekonomian dunia yang sedang tidak stabil. Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil disebabkan karena tingginya tingkat konsumsi rumah tangga dan investasi. Kenaikan tingkat konsumsi rumah tangga pada triwulan terakhir tahun 2012 dikarenakan adanya hari raya natal dan tahun baru yang secara tidak langsung daya beli masyarakat akan naik dan nantinya akan berpengaruh terhadap peertumbuhan ekonomi.Meskipun daya beli mengalami kenaikan, faktor ekspor tidak mengalami kenaikan bahkan cenderung turun. Hal ini dikarenakan karena China yang menjadi negara terbesar yang menjadi tujuan utama ekspor mengalami kelesuan sehingga hal ini berdampak pada turunnya tingkat ekspor. Disisi lain karena meningkatnya daya beli masyarakat dan stabilnya kondisi ekonomi makro mengakibatkan membaiknya investasi yang dibuktikan dengan adanya pemebentukan modal tetap domestic bruto yang semakin naik. Pertumbuhan ekonomi yang dinilai dari konsumsi, pengeluaran pemerintah, investasi dan kinerja ekspor cukup memberikan penilaian yang baik karena dengan tingkat pertumbuhan Indonesia yang mencapai 6% membuat Indonesia menjadi negara yang tingkat pertumbuhannya tinggi di Asia setelah China.

2013Menteri Keuangan, Chatib Basri, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 hanya 5,7 persen. Hal ini dikarenakan pasar masih menunggu efektivitas kebijakan ekonomi pemerintah dan otoritas lainnya. Ini membuat rupiah mengalami tekanan depresiasi tertinggi. Pelemahan rupiah juga masih terjadi karena masih tinggi impor minyak, penarikan dana asing dari Indonesia, yang diakibatkan defisit neraca perdagangan. Kemudian, harga ICP minyak rata-rata Januari-November 2013 dan hingga akhir tahun mencapai 105,73 dolar AS per barel, produksi minyak akhir 2013 diperkirakan mencapai 834.000 barel per hari dan produksi gas sebesar 1.207.000 barel setara minyak per hari. Menurut Kepala BPS Suryamin, ekspor membaik, karena pengaruh kebijakan pemerintah yang efektif dan pelemahan nilai tukar. Sedangkan, pembentukan modal tetap bruto menurun, karena ada penurunan impor barang modal seperti mesin, yang dibutuhkan untuk produksi. Ini mempengaruhi investasi.KESIMPULANPengeluaran PDB Atas Dasar Harga Berlaku dari tahun 2011 sampai tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan setiap tahunnya dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 10,65%. Pertumbuhan PDB tahun 2013 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena melemahnya nilai tukar rupiah, peningkatan inflasi, peningkatan defisit transaksi berjalan dan cadangan devisa yang menipis. Distribusi PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran paling banyak dikeluarkan oleh pengeluaran rumah tangga, sedangkan yang paling sedikit adalah pengeluaran dari perubahan inventori. Ekspor mengalami penurunan karena melemahnya pertumbuhan ekonomi Eropa dan Amerika, sedangkan impor mengalami peningkatan.Pengeluaran PDB Atas Dasar Harga Konstan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan setiap tahunnya dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,02%. Ada beberapa alternatif kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satunya adalah pemerintah harus mampu menjagaconsumer confidence dari masyarakat dengan menjaga daya beli masyarakat disertai inflasi yang rendah. Sebagian besar jenis pengeluaran mengalami penurunan distribusi PDB Atas Dasar Harga Konstan dari tahun 2011 2013. Namun, penurunan tersebut menunjukkan bahwa terjadi pemerataan distribusi PDB walaupun berjalan merangkak. Sehingga dapat disimpulkan perekonomian Indonesia mulai tahun 2011-2013 mengalami pertumbuhan yang stabil yaitu sekitar 6% kecuali pada tahun 2013 yang hanya mencapai 5.7% namun hal ini masih dikategorikan pertumbuhan ekonomi yang baik. Karena sebagai negara yang berkembang Indonesia menjadi negara yang perekonomiannya tergolong cukup kuat disaat perekonomian global sedang mengalami kelesuan. Selain itu kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah pada tahun 2013 cukup signifikan karena dapat menahan nilai mata uang rupiah agar tidak semakin jatuh sehingga perekonomian Indonesia tidak semakin memburuk. Pertumbuhan yang mulai merata pada semua sektor juga memperlihatkan bahwa semua sektor mengalami kenaikan yang cukup baik.

DAFTAR PUSTAKAChalid, Nursiah. 2010. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Daerah Riau. Jurnal Ekonomi. V (18) : 28-40.Dumairy.1996.Perekonomian Indonesia.Jakarta:ErlanggaKusumawarhani, Ni Made Sri; Srinadi, I Gusti Ayu Made; Susilawati, Made. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PDB Indonesia dengan Persamaan Simultan 2SLS. e-Jurnal Matematika. V (1) : 99-102.Sodik, Jamzani. 2007.Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Regional : Studi Kasus Data Panel di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan. V (12) : 27-36.Sumiyati, Euis Eti. PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL TETAP DOMESTIK BRUTO DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA. e-journal.kopertis4.or.id/file.php?file=karyailmiah...Diakses tanggal 28 Maret 2014.www.bps.go.idDiakses pada tanggal 24 Maret 2014.http://macroeconomicdashboard.com/index.php/id/ekonomi-makroDiakses pada tanggal 28 Maret 2014.Aji, Danar. Makalah Pertumbuhan Ekonomi. 23 Maret 2014. http://danarajis.wordpress.com/2013/06/15/makalah-pertumbuhan-ekonomi/Dumairy.1996.Perekonomian Indonesia.Jakarta:ErlanggaHeryanto, Yudi. PENGARUH GROSS DOMESTIK PRODUCT (GDP) TERHADAP KEMISKINAN MASYARAKAT DARI TAHUN 2000-2009 DIINDONESIA. 23 Maret 2014. http://www.antaranews.com/berita/417529/ekonomi-indonesia-tumbuh-578-persen-pada-2013http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.htmlhttp://macroeconomicdashboard.com/index.php/id/ekonomi-makro/119-perkembangan-ekonomi-terkini-2013-iihttp://yudisukses.wordpress.com/2011/12/21/pengaruh-gross-domestik-product-gdp-terhadap-kemiskinan-masyarakat-dari-tahun-2000-2009-di-indonesia/Lisdayanti. A. & Anindita W. 2012. Journal of Economic Growth, Welfare, and DistributionNewton, Irsyad. Analisis Singkat Distribusi PDB di Indonesia. 23 Maret 2014. http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/03/12/analisis-singkat-distribusi-pdb-di-indonesia-346889.htmlSilvia, E. D., & Wardi, Y. 2013. ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI, DAN INFLASI DI INDONESIA. Jurnal Kajian Ekonomi. Vol. I : 224-243.http://murnywantis.wordpress.com/2013/07/03/ringkasan-materi-pendapatan-nasional/http://data.tnp2k.go.id/?q=category/data/glosarium http://www.setkab.go.id/artikel-6342-ekonomi-indonesia-2012-tetap-kuat-di-tengah-ketidakpastian-global.html Indonesia,bank; 2013 : Evaluasi Perekonomian Tahun 2012, Prospek 2013-2014, Dan Kebijkan Bank Indonesiahttp://web.worldbank.org http://www.antaranews.com/berita/410141/pertumbuhan-ekonomi-2013-lebih-rendah-dari-asumsi-apbn-p http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/08/130816_rapbn_2014_sby.shtml

26