30
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang. Pada kebanyakan wanita dan pria, obesitas berarti kelebihan berat badan (BB) jauh melebihi berat yang diinginkan. Terkadang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan overweight, padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga BB seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat badan) adalah keadaan dimana BB seseorang melebihi BB normal. Obesitas kini mulai diterima sebagai salah satu masalah kesehatan serius di negara-negara berkembang Hal ini terutama karena orang obese cenderung menderita penyakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes melitus, dan jenis kanker tertentu. Kematian yang disebabkan oleh penyakit- penyakit tersebut meningkat secara drastis terutama untuk Body Mass Index di atas 30.Terdapat sedikit pertentangan terhadap sejauh apa peranan obesitas, apakah menjadi penyebab utama bagi timbulnya penyakit-penyakit tenrtentu, atau semata-mata hanya sebagai suatu pertanda atau petunjuk bahwa orang bersangkutan mempunyai resiko tinggi terhadap

Edit Makalah Obesitas Finishing

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Edit Makalah Obesitas Finishing

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang. Pada

kebanyakan wanita dan pria, obesitas berarti kelebihan berat badan (BB) jauh melebihi

berat yang diinginkan.

Terkadang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan overweight, padahal

kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Obesitas adalah suatu

keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga BB seseorang

jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight

(kelebihan berat badan) adalah keadaan dimana BB seseorang melebihi BB normal.

Obesitas kini mulai diterima sebagai salah satu masalah kesehatan serius di negara-negara

berkembang Hal ini terutama karena orang obese cenderung menderita penyakit jantung,

hipertensi, stroke, diabetes melitus, dan jenis kanker tertentu. Kematian yang disebabkan

oleh penyakit-penyakit tersebut meningkat secara drastis terutama untuk Body Mass

Index di atas 30.Terdapat sedikit pertentangan terhadap sejauh apa peranan obesitas,

apakah menjadi penyebab utama bagi timbulnya penyakit-penyakit tenrtentu, atau

semata-mata hanya sebagai suatu pertanda atau petunjuk bahwa orang bersangkutan

mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit yang bersangkutan. Pandangan mengenai

obesitas sebagai sesuatu yang tidak berbahaya, walau bagaimanapun, sudah tidak dapat

diterima lagi, mengingat bukti-bukti yang telah dikumpulkan selama 10 tahun terakhir

memperlihatkan hal sebaliknya.

B.    Rumusan Masalah

1. Apa definisi obesitas ?

2. Apa saja tipe-tipe obesitas ?

3. Apa gejala-gejala timbulnya obesitas ?

4. Apa penyebab timbulnya obesitas ?

5. Bagaimana cara pengukuran obesitas ?

6. Bagaimana mekanisme terjadinya Obesitas ?

7. Penyakit-penyakit apa saja yang timbul akibat obesitas ?

Page 2: Edit Makalah Obesitas Finishing

8. Pemeriksaan diagnosa ?

9. Penatalaksanaan

C.    Tujuan

1. Untuk mengetahui apa definisi dari obesitas.

2. Untuk mengetahui apa-apa saja gejala timbul obesitas.

3. Untuk mengetahui penyebab timbulnya obesitas

4. Untuk mengetahui Penyakit-penyakit apa saja yang timbul akibat obesitas?

5. Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatan penyakit obesitas.

Page 3: Edit Makalah Obesitas Finishing

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Obesitas

Secara umum dapat dikatakan bahwa kegemukan adalah dampak dari konsumsi energy yang

berlebihan, dimana energy yang berlebihan tersebut dapat disimpan didalam tubuh

sebagai lemak, sehingga akibatnya dari waktu ke waktu badan akan bertambah berat

disamping faktor kelebihan konsumsi energi, faktor keturunan juga mempunyai andil

dalam kegemukan (muchatadi, 2001).

Obesitas adalah refleksi ketidakseimbangan konsumsi dan pengeluaran energi, penyebabnya

ada yang bersifat Eksogenetis dan Endogenous. Penyebab Eksogenetis misalnya

kegemaran makan secara berlebihan terutama makanan tinggi kalori tanpa diimbangi

oleh aktivitas fisik yang cukup sehingga surflus energinya disimpan sebagai lemak tubuh

(khomsan, 2004).

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang

berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi,

sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya.

Dari segi obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam

jaringan supkutan (bawah kulit) sekitar organ tubuh yang kadang terjadi peluasan

kedalam jaringan organnya, dari segi ilmu gizi obesitas, penimbun trigliseida yang

berlebihan di jaringan-jaringan tubuh. Para dokter-dokter memiliki definisi tersendiri

tentang obesitas, di antaranya yaitu:

Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan

Suatu penyakit kronik yang dapat diobati

Suatu penyakit epidemik (mewabah)

Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan dapat menurunkan

kualitas hidup

Penanganan obesitas membutuhkan biaya perawatan yang sangat tinggi

Obesitas terjadi karena energi intake lebih besar dari energi expenditure. Apapun

penyebabnya, yang menjadikan seseorang obesitas pada dasarnya adalah energi intake

atau masukan yang didapat dari makanan atau lainnya lebih besar dibandingkan energi

expenditure atau energi yang dikeluarkan.

Page 4: Edit Makalah Obesitas Finishing

7.    Dampak yang Timb B. Akibat Obesitas

Obesitas juga dapat meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:

Penyakit Jantung Koroner

Tekanan Darah Tinggi

Diabetes Melitus (tipe 2

Gangguan Pernapasan

Stroke

C.    Tipe-Tipe pada Obesitas

Tipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu Tipe obesitas berdasarkan

bentuk tubuh dan Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak.

1.    1. tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh

a. Obesitas tipe buah apel (Apple Shape)

Type seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di sekitar perut. Resiko

kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe buah pear (Gynoid),

b. Obesitas tipe buah pear (Gynoid)

Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di sekitar pinggul dan

bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil.

c. Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)

Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid umumnya terdapat pada

orang-orang yang gemuk secara genetik

.

2.    2. tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak

a. obesitas Tipe Hyperplastik

Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaan normal.

b. obesitas Tipe Hypertropik

Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan keadaan

normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal.

c. obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik

Page 5: Edit Makalah Obesitas Finishing

Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal. Pembentukan sel

lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi mencapai maksimal dengan

perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik.

D. Patofisiologi

Metode menentukan apakah ada obesitas :

1. Perbandingan berat dengan tabel berat badan yang diinginkan menurut tinggi

2. Indeks masa tubuh (BMI) > 27,8 untuk laki-laki / 27,3 untuk wanita.

Formula BMI adalah berat (kg) : tinggi (m).

3. Pengukuran lemak supkutan, lipat kulit triseps 18,6 mm untuk laki-laki, 25,1 mm

untuk wanita telah dipergunakan sebagai indikator obesitas.

E. Etiologi

1) Genetik : Anak-anak dari orangtua obes cenderung 3-8 kali menjadi obesitas

dibandingkan dari orangtua berat badan normal, walaupun mereka tidak dibesarkan oleh

orangtua kandung.

2) Lingkungan : Pengaruh keluarga (ex: penggunaan makanan sebagai hadiah, tidak boleh

makan makanan pencuci mulut sebelum semua makanan dipiring habis). Membantu

pengembangan kebiasaan makan yang dapat menyebabkan obesitas.

3) Psikologi : Makan berlebihan dapat terjadi sebagai respon terhadap kesepian,

berduka/depresi, dapat merupakan respon terhadap rangsangan dari luar, ex: Iklan

makanan/kenyataan bahwa ini adalah waktu makan.

4) Fisiologi : Energi yang dikeluarkan menurun dengan bertambahnya usia, dan ini sering

menyebabkan peningkatan berat badan pada usia pertengahan, Ex: kelainan endokrin /

seperti Hipotiroidy bertanggung jawab untuk obesitas.

Adapun penyebab dasarnya faktor etiologi primer dari obesitas adalah konsumsi kalori yang

berlebihan dari energy yang dibutuhkan (mary coutney moore, 1994).

Kegemukan disebabkan oleh ketidak imbangan kalori yang masuk dibanding yang keluar.

Kalori diperoleh dari makanan sedangkan pengeluarannya melalui aktivitas tubuh dan

olah raga. Kalori terbanyak (60-70%) dipakai oleh tubuh untuk kehidupan dasar seperti

bernafas, jantung berdenyut dan fungsi dasar sel. Besarnya kebutuhan kalori dasar ini

ditentukan oleh genetik atau keturunan. Namun aktifitas fisik dan olah raga dapat

meningkatkan jumlah penggunaan kalori keseluruhan. 

Page 6: Edit Makalah Obesitas Finishing

Jadi ketidak imbangan kalori ini dapat ditentukan oleh faktor keturunan tapi dipicu oleh pola

hidup dan lingkungan. Kebiasaan hidup santai, malas bergerak, selalu dibantu oleh orang

lain (pembantu/supir) atau alat (remote/ handphone/ eskalator/ kendaraan)  dan makan

berlebihan akan meningkatkan asupan dan menurunkan luaran kalori.

F. Gejala Obesitas

Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa

menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun

penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada

saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu),

sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.

Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah

dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).

Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.

Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit

dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara

efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema

(pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan

kaki.

Kegemukan dapat diketahui dengan mengukur jumlah lemak seluruh tubuh menggunakan

alat impedans atau mengukur ketebalan lemak di tempat-tempat tertentu menggunakan

alat kaliper. Selain itu lemak di sekitar perut dapat diukur dengan menggunakan meteran.

Secara sederhana kegemukan dapat dihitung dengan menghitung Indeks Massa Tubuh,

yaitu membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan dikuadratkan (m2) atau

 IMT =  .

Perhitungan ini tidak berlaku bagi atlet, ibu hamil dan anak-anak.

G. Jenis-Jenis Obesitas

Page 7: Edit Makalah Obesitas Finishing

Obesitas biasanya didefinisikan sebagai kelebihan berat lebih dari 120% dari berat badan

ideal (BBI) atau berat badan yang diinginkan. Ada 3 derajat obesitas yaitu:

a. Ringan 120% - 140% BBI

b. Sedang 141% - 200% BBI

c. Berat/Abnormal >200% BBI

H. Faktor Yang Mempengaruhi Obesitas

Faktor makanan ini merupakan yang terpenting untuk terjadinya kegemukan baik sebagai

penyebab tunggal maupun penyakit lainnya. Ketidakseimbangan antara masukan kaliori

dan pemakaian dapat disebabkan banyak faktor, antara lain:

1. Aktifitas Fisik

Pada umumnya seseorang yang gemuk kurang aktif daripada seseorang dengan berat badan

normal. Aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran

yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental serta memanfaatkan

kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik secara teratur

yang dilakukan paling sedikit 30 menit/hari. Jika lebih banyak waktu yang dipergunakan

untuk beraktifitas fisik, maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak (admin, 2008).

2. Meningkatnya konsumsi zat gizi (asupan makanan)

Terutama zat gizi makro yang menyebabkan kegemukan bila dimakan secara berlebihan, zat

gizi ini akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh dan akan meningkatkan berat badan

secara keseluruhan. Adapun zat gizi makro yang dapat mempengaruhi kenaikan berat

badan jika dikonsumsi berlebihan antara lain:

a. Karbohidrat

Karbohidrat memang merupakan peranan penting dalam alam karena merupakan sumber

energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relative murah. Semua karbohidrat

berasal dari tumbuh-tumbuhan. Fungsi utama karbohidrat adalah Sumber energi pemberi

rasa manis dari makanan, penghemat protein, mengatur metabolisme lemak, membantu

pengeluaran feces (altemaster, 2003).

Dalam diet seimbang, dianjurkan 50-60 % kebutuhan kalori berasal dari karbohidrat,

kegunaan utama energi. Kegunaan lainnya sebagai energy cadangan, komponen struktur

sel, dan sumber serat (Sayogo, 2006).

b. Protein

Page 8: Edit Makalah Obesitas Finishing

Protein adalah molekul makro dan merupakan bagian terbesar setelah air. Protein terdiri atas

rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptide.

Protein ini mempunyai fungsi khusus yang tidak tergantikan oleh zat lain, yaitu

membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.

Kebutuhan protein remaja berkisar antara 44-59 gr/hari. Tergantung pada jenis kelamin dan

umur. Protein juga menyuplai sekitar 12-14% asupan energi selama masa anak dan

remaja (Suandi, 2003).

c. Lemak

Lemak merupakan salah satu zat gizi makro yang berfungsi sebagai sumber energi, lemak

juga menghasilkan 9 kal/gr nya, sebagai pelumas yaitu membantu pengeluaran sisa-sisa

pencernaan dan metabolism, memelihara suhu tubuh dan pelindung organ-organ vital.

Depkes RI menganjurkan untuk mengkonsumsi lemak kurang dari 25% total energi per

hari (Sayogo, 2006).

Faktor-faktor lain dapat dibagi menjadi tiga faktor, yaitu:

a. Faktor genetik.

Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota

keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang

bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya

hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor

genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

b. Faktor lingkungan.

Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan

seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk

perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan

serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola

genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.

c. Faktor psikis.

Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya.

Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salah satu

bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.

Page 9: Edit Makalah Obesitas Finishing

Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita

obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta

rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.

d. Faktor kesehatan.

Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:

Hipotiroidisme

Sindroma Cushing

Sindroma Prader-Willi

Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.

e. Faktor obat-obatan.

Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan

penambahan berat badan.

f. Faktor perkembangan .

Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya

jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi

gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak

dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak

dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara

mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.

g. Aktivitas fisik.

aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari men Resiko

Kesehatan yang berhubungan dengan Obesitas

NO Hal/Tipe Masalah Simtom

1 Kardiovaskuler Hipertensi: Jantung Koroner, vena varicose, sindrom

pickwickian

2 Endokrin dan reproduktif Non-DM (tergantung insulin), Amenore, Infertilitas,

Pre-Eklampsia

3 Gastrointestinal Kolesistitis dan Kolelitiasis, Fatty Liver

4 Psikiatri dan Sosial Diskriminasi

Page 10: Edit Makalah Obesitas Finishing

5 Muskuloskeletal & Dermis Osteoarthritis, iritasi, infeksi (lipatan kulit, striae)

6 Keganasan Kanker Kolon, Rectum, Prostat, empedu, Buah dada,

Uterus, Ovarium

Cara Penanganan Obesitas

Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang paling

penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga penting dalam

mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan

perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat.

Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita dan resiko

kesehatannya dengan cara menghitung BMI. Resiko kesehatan yang berhubungan

dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI :

1. Resiko rendah : BMI < 27

2. Resiko menengah : BMI 27-30

3. Resiko tinggi : BMI 30-35

4. Resiko sangat tinggi : BMI 35-40

5. Resiko sangat sangat tinggi : BMI 40 atau lebih.

Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-

beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita.

1. Penderita dengan resiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang (1200-1500 kalori/hari

untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria) disertai dengan olah raga.

2. Penderita dengan resiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (800-1200

kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga.

3. Penderita dengan resiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat anti-

obesitas disertai diet rendah kalori dan olah raga.

Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yang harus

dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan :

a. Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin,

mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.

b. Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara

perlahan dan stabil.

Page 11: Edit Makalah Obesitas Finishing

c. Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan

kesehatan secara menyeluruh.

d. Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat

badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian

berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan

aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu

menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan

perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan

rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan.

Pengukuran Tingkat Obesitas

a.      Pe pengukuran Secara Antropometri

1. Body Mass Index (BMI) Body Mass Index (BMI)

Adalah sebuah ukuran “berat terhadap tinggi” badan yang umum digunakan untuk

menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori Underweight (kekurangan berat badan),

Overweight (kelebihan berat badan) dan Obesitas (kegemukan).

2. RLPP (rasio lingkar pinggang dan pinggul)

Untuk menilai timbunan lemak perut dapat digunakan cara lain, yaitu dengan mengukur rasio

lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) atau mengukur lingkar pinggang (LP).

Rumus yang digunakan cukup sederhana yaitu : Sebagai patokan, pinggang berukuran ≥

90 cm merupakan tanda bahaya bagi pria, sedangkan untuk wanita risiko tersebut

meningkat bila lingkar pinggang berukuran ≥ 80 cm. Jadi “Jangan hanya menghitung

tinggi badan, berat badan dan IMT saja, lebih baik jika disertai dengan mengukur lingkar

pinggang”.

3. Indeks BROCCA

Salah satu cara lain untuk mengukur obesitas adalah dengan menggunakan indeks Brocca,

dengan rumus sebagai berikut:

Bila hasilnya: 90-110% = Berat badan normal 110-120% = Kelebihan berat badan

(Overweight) > 120% = Kegemukan (Obesitas)

6.    Mekanisme Terjadiny C.    PENATALAKSANAAN

Page 12: Edit Makalah Obesitas Finishing

Penatalaksanaan obesitas dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:  pengobatan dasar dan

pengobatan terhadap komplikasinya.

Pengobatan Dasar

1. Diet.

Dianjurkan diet dengan rendah kalori tetapi cukup gizi,  ialah 1520 kalori/kg.bb.,dengan

komposisi 20% protein, 65% karbohidrat dan 15% lemak, komposisi tersebut mirip

dengan komposisi diet B1 dari Askandar. Diet yang tak lazim misalnya diet hanya

dengan protein saja (tiger diet), diet tidak makan nasi sama sekali, pada saat sekarang ini

tidak sesuai lagi.

2. Olah Raga.

Di samping mempercepat metabolisme, juga dapat membuat kondisi tubuh lebih segar dan

dapat menambah estetika. Olah raga dimaksudkan agar jumlah kalori yang dikeluarkan

tubuh lebih banyak daripada jumlah kalori yang masuk. Dengan olah raga yang baik

akan terjadi peningkatan metabolisme.

3. Obat-obatan.

Obat-obatan yang banyak digunakan untuk obesitas terdiri dari obat penahan nafsu makan di

antaranya alah golongan amfetamin, obat yang meningkatkan/mempercepat metabolisme

tubuh misalnya preparat tiroid, obat pemacu keluarnya cairan tubuh misalnya diuretika;

pencahar. Namun obat-obat tersebut bila digunakan dalam jangka panjang akan

menyebabkan efek samping sangat merugikan tubuh. Oleh karena itu penggunaannya

sebaiknya disertai kontrol ketat.

4. Pembedahan.

Operasi jejuno-ileal by-pass dilakukan memotong sebagian usus halus yang menyerap

makanan, tetapi resikonya cukup besar sehingga hal tersebut harus dilakukan dengan

indikasi yang cukup kuat, yaitu apabila obesitas tak dapat diobati dengan tindakan

konservatif. Operasi pengambilan jaringan lemak (adipektomi), lebih cenderung bersifat

estetika.

Page 13: Edit Makalah Obesitas Finishing

Skema di atas merupakan algoritma penanganan obesitas pada dewasa. Penanganan

obesitas tida memerlukan farmakoterapi selama orang tersebut mendapatkan hasil yang

mencukupi (penurunan berat badan > 0,5 kg perminggu setelah perubahan gaya hidup).

Page 14: Edit Makalah Obesitas Finishing

Pilihan obat yang dapat digunakan pun sangat terbatas karena banyaknya efek samping

yang berbahaya dengan konsumsinya. Secara garis besar ada tiga tahap utama dalam

perubahan gaya hidup pasien obesitas yaitu :

- Peningkatan aktivitas fisik, sehingga pengeluaran energi akan meningkat juga. Aktivitas

fisik ditingkatkan secara gradual bagi pasien obesitas dan dapat berbentuk dalam

berbagai hal, diantaranya berjalan, berkebun, hingga olahraga tim/individual. Targetnya

adalah mengerjakan minimal 30 menit kegiatan fisik sedang tiap harinya.

- Terapi kebiasaan. Terapi ini dapat membantu perubahan dalam asupan makanan pasien

obesitas. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain : self-monitoring, manajemen

stres, dan dukungan sosial. Terapi ini dimaksudkan pula untuk membantu pasien tersebut

beradaptasi dengan perubahan diet dan aktivitasnya.

- Modifikasi diet. Asupan kalori pasien harus dikurangi sekitar 500-1000 kalori dari

levelnya sekarang, dengan batas terendah adalah asupan 800 kkal/hari. Umumnya

digunakan kisaran 1000-1200 kkal/hari untuk wanita dan 1200-1600 kkal/hari untuk pria.

Page 15: Edit Makalah Obesitas Finishing

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang

berlebihan. kegemukan adalah dampak dari konsumsi energy yang berlebihan, dimana

energy yang berlebihan tersebut dapat disimpan didalam tubuh sebagai lemak, sehingga

akibatnya dari waktu ke waktu badan akan bertambah berat disamping faktor kelebihan

konsumsi energi, faktor keturunan juga mempunyai andil dalam kegemukan.

B. Saran

Untuk  mencegah penyakit ini, maka perlu diseimbangkan antara kelebihan dan keluaran

kalori yang digunakan oleh tubuh.

Untuk para pembaca agar selalu menjaga keseimbangan tubuh sesuai dengan lingkungan dan

aktifitasnya sehari-hari.

ingkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang

tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi

makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan

mengalami obesitas.

Adapun faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam obesitas adalah gaya hidup dan konsumsi

pangan, gaya hidup sendetari (unsur gerak fisik sangat minim), beban mental (stress) dan

lingkungan.

Seseorang dapat dikatakan obesitas jika berat badan pada laki-laki melebihi 15%  dan wanita

melebihi 20% dari berat badan ideal menurut umurnya.

Pada orang yang menderita obesitas, organ-organ tubuh harus bekerja lebih berat, karena

harus membawa kelebihan berat badan yang tidak memberikan manfaat langsung, dan

karena itu akan merasa lebih gerah.

Page 16: Edit Makalah Obesitas Finishing

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Syaiful. 2005. Obesitas dalam Masyarakat.Jakarta: Yudhistira.Ibrahim, Anwar. 2008. Obesitas. Surabaya: Pariwara.Suardi. 2010. Pengertian Obesitas. Diunduh di http://www.pediatrik.com, tanggal 19

September 2013Jodi, M. 2009. Etiologi Obesitas. Diunduh di http://www.infokedokteran.net tanggal 21

September 2013Tim Webster. 2010. Obesitas. Diunduh di http://www.obesitas.web.id tanggal 20 September

2013.Barbara C long. (1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung.Doengoes, E. M. (2000). “Rencana Asuhan Keperawatan”. Edisi 3, EGC : Jakarta.Http:// metro.vivakepnews.com//Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media

Aescullapius. NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2005-2006Wong & Whaley’s. (2002). “Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik” Edisi 4, EGC: Jakarta.Manuaba, I.A. 2004. Dampak Buruk Obesitas.Efendy,Y.H 2004. Tinjauan Sekilas Tentang Obesitas. Jurnal Jurusan Gizi dan Masyarakat

dan Sumber Daya Masyarakat, Vol. 1, No.1, Bogor : Institute PertanianBogorBarlow, S., dan Dietz, W. (2002). "Obesity Evaluation and Treatment: Expert Committee

Recommendations." Pediatrics 102(3):1–11. "Obesitas Evaluasi dan Pengobatan: Rekomendasi Komite Ahli." Pediatrics 102 (3) :1-11.

Ebbeling, Cara B.; Pawlak, Dororta B.; and Ludwig, David S. (2002). "Childhood Obesity: Public-Health Crisis, Common Sense Cure." Lancet 360:473–482. "Anak Obesitas: Masyarakat-Kesehatan Krisis, Cure Common Sense." Lancet 360:473-482.

reso

Page 17: Edit Makalah Obesitas Finishing
Page 18: Edit Makalah Obesitas Finishing
Page 19: Edit Makalah Obesitas Finishing
Page 20: Edit Makalah Obesitas Finishing

1.