Upload
rhitta-orchid
View
246
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/15/2019 editan exodonti
1/29
1
PENDAHULUAN
Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang alveolar. Ekstraksi
gigi dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik sederhana dan teknik pembedahan.
Teknik sederhana dilakukan dengan melepaskan gigi dari perlekatan jaringan lunak
menggunakan elevator kemudian menggoyangkan dan mengeluarkan gigi di dalam soket dari
tulang alveolar menggunakan tang ekstraksi. Sedangkan teknik pembedahan dilakukan
dengan pembuatan flep, pembuangan tulang disekeliling gigi, menggoyangkan dan
mengeluarkan gigi di dalam soket dari tulang alveolar kemudian mengembalikan flep ke
tempat semula dengan penjahitan. Teknik sederhana digunakan untuk ekstraksi gigi erupsi
yang merupakan indikasi, misalnya gigi berjejal. Ekstraksi gigi dengan teknik pembedahan
dilakukan apabila gigi tidak bisa diekstraksi dengan menggunakan teknik sederhana,
misalnya gigi ankilosis.
Dalam prakteknya, ekstraksi gigi harus mengikuti prinsip-prinsip yang akan memudahkan
dalam proses ekstraksi gigi dan memperkecil terjadinya komplikasi ekstraksi gigi.
EKSTRAKSI GIGI PERMANEN
Indikasi Ekstraksi Gigi
Banyak alasan yang menyebabkan gigi perlu diekstraksi dari soketnya. Meskipun
perkembangan kedokteran gigi sekarang ini lebih menekankan untuk sedapat mungkin
mempertahankan gigi pada kavitas oral, pada beberapa kasus, ekstraksi gigi masih
merupakan treatment of choice.
Indikasi pencabutan gigi berdasarkan Peterson, 2003 meliputi:
1. Karies yang meluas pada kasus karies yang meluas sehingga menyebabkan kesulitandalam merestorasi, ekstraksi merupakan pilihan terapi untuk mengurangi
kemungkinan meluasnya infeksi ke jaringan lain.
2. Nekrosis pulpa Untuk mempertahankan gigi pada soketnya, gigi yang nekrosismemerlukan terapi perawatan saluran akar yang relatif memakan waktu lama
sehingga beberapa pasien menolak dilakukannya perawatan endodontik. Pada kasus
demikian, ekstraksi merupakan terapi pilihan. Demikian pula untuk kasus kegagalan
terapi endodontik, di mana terapi endodontik telah dilakukan namun gagal
mengurangi rasa sakit atau memberikan drainase
8/15/2019 editan exodonti
2/29
2
3. Penyakit periodontal yang parah pada kasus periodontitis dengan kehilangan tulangdan mobilitas gigi yang irreversible, ekstraksi merupakan indikasi.
4. Keperluan orthodontik pasien yang akan mendapatkan perawatan orthodontik seringkali dikonsulkan untuk dilakukan ekstraksi pada gigi premolar I atau II dengan tujuan
menyediakan ruangan yangcukup untuk gigi.
5. Malposisi gigi malposisi gigi yang sering menyebabkan trauma jaringan lunak disekitarnya merupakan indikasi ekstraksi. Sebagai contoh, gigi molar 3 maksila yang
seringkali tumbuh bukoversi sehingga menyebabkan trauma pada mukosa bukal.
Malposisi gigi lain yang diindikasikan untuk dilakukan ekstraksi adalah gigi yang
mengalami ekstrusi akibat kehilangan gigi lawannya dan menyebabkan terlalu
kecilnya ruangan bagi gigi artificial apabila akan dilakukan pembuatan prostetik
untuk rahang pada regio lawannya.
6. Fraktur gigi tidak semua kasus fraktur gigi diindikasikan untuk pencabutan. Namun,untuk kasus fraktur akar terutama kasus fraktur pada 1/3 apikal merupakan indikasi
ekstraksi gigi.
7. Ekstraksi preprostetik ekstraksi preprostetik dilakukan apabila gigi mempengaruhidesain dan penempatan protesa, baik gigi tiruan lengkap, sebagian, maupun cekat.
8. Gigi impaksi ekstraksi merupakan indikasi bagi gigi yang impaksi dengan alasandapat mengubah posisi geligi yang lain, melukai jaringan lunak, ataupun mengalami
inflamasi.
9. Gigi supernumerary, gigi supernumerary yang seringkali impaksi umumnyadiekstraksi karena mungkin mengganggu erupsi benih gigi lain di sekitarnya dan
memiliki potensi untuk menyebabkan displacement atau resorpsi gigi sekitarnya
tersebut.
10. Terapi preradiasi pasien yang akan mendapatkan terapi radiasi untuk tumor di sekitarleher kepala dan memiliki geligi yang mengalami kerusakan perlu mendapatkan terapi
preradiasi berupa ekstraksi gigi karena dikhawatirkan gigi pasien akan mengalami
osteo radio nekrosis pada saat terapi radiasi.
11. Geligi yang terlibat pada fraktur rahang ekstraksi geligi yang terlibat pada frakturrahang dengan keadaan trauma dan luksasi padasekitar jaringan tulang perlu
diekstraksi untuk mencegah infeksi.
12. Estetik Pasien dengan staining pada gigi atau fluorosis mungkin menginginkan gigidengan keluhan tersebut diekstraksi.
8/15/2019 editan exodonti
3/29
3
13. EkonomiFaktor ekonomi merupakan faktor terakhir yang cukup mempengaruhiindikasi untuk pencabutan. Apabila pasien tidak mau atau tidak mampu untuk
melakukan terapi yang dapa tmempertahankan keadaan gigi, maka ekstraksi
diindikasikan untuk dilakukan pada pasien tersebut.
Kontra indikasi Pencabutan Gigi
Secara umum, kontra indikasi pencabutan gigi dibagi atas kontra indikasi sistemik dan
kontra indikasi lokal. Pencabutan gigi menjadi kontra indikasi bagi pasien- pasien dengan
kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan bagi pasien sehingga pecabutan gigi harus
ditangguhkan sampai pasien mendapatkan terapi tambahan dan dinyatakan terbebas dari
kasus lain yang menyebabkan pencabutan tidak dapat dilakukan.
1. Kontra indikasi SistemikKontra indikasi sistemik meliputi kondisi sistemik pasien yang tidak memungkinkan
pasien untuk mendapatkan terapi bedah, seperti pasien dengan uncontrolled metabolic
diseases, seperti diabetes yang tidak terkontrol dan penyakit ginjal yang parah. Pasien dengan
leukemia atau limfoma yang tidak terkontrol juga merupakan kontra indikasi untuk ekstraksi
gigi karena berpotensi cukup besar untuk mengalami komplikasi infeksi dan perdarahan
berat.Pasien dengan penyakit jantung yang tidak terkontrol pun harus menunda ekstraksi
giginya hingga penyakit tersebut terkontrol. Begitu pula pada pasien dengan hipertensi yang
tidak terkontrol karena dapat menyebabkan perdarahan yang persisten, akut myocardial
insuffiensi,dan cerebrovascular accident .
Kehamilan relatif merupakan kontraindikasi pencabutan. Pencabutan pada wanita
hamil dapat dilakukan pada akkhir trimester awal, trimester kedua, dan awal trimester akhir.
Namun,tindakan yang lebih ekstensif harus ditunda sampai kelahiran. Pasien hemophilia atau
pasien dengan platelet disorder tidak boleh dilakukan ekstraksi gigi hingga koagulopati yang
diderita dinyatakan sembuh.
2.Kontra indikasi Lokal
Kondisi- kondisi yang termasuk dalam kontra indikasi lokal dari pencabutan gigi adalah:
a. Ekstraksi pada area radiasi b. Gigi pada area tumor malignanc. Perikoronitis maupun radang akut lainnyad. Gigi dengan abses dentoalveolar.
8/15/2019 editan exodonti
4/29
4
Armamentarium Ekstraksi Gigi
Dental Elevator
Terdiri dari pegangan (handle), shank, dan mata pisau (blade). Shank dari elevator
menghubungkan gagang dengan blade Sh an k secara umum memiliki ukuran yang cukup
besar dan kuat untuk mentransmisikan gaya dari gagang menuju blade. Blade dari elevator
merupakan ujung yang bekerja untuk mentransmisikan gaya ke gigi, tulang, atau keduanya
Fungsi :
1. Meluksasi (melonggarkan) gigi dari tulang di sekelilingnya2. Melebarkan tulang alveolar. Dengan mempeluas tulang bucocortical, operator
memfasilitasi pengangkatan gigi yang memiliki jalur pengangkatan yang terbatas
Indikasi penggunaan elevator:
1. Ekstraksi gigi yang tak dapat dicabut dengan tang.2. Menggoyangkan gigi sebelum penggunaan dengan tang.3. Mengeluarkan sisa akar4. Memecah gigi.5. Mengangkat tulang inter radikuler (cryer)6. Memisahkan gigi dengan gingiva sebelum penggunaan dengan tang (bein)
Syarat menggunakan elevator :
1. Jangan menggunakan gigi yang berdekatan sebagai titik fulkrum2. Jangan menggunakan dinding bukal sebagai titik fulkrum3. Jangan menggunakan dinding lingual sebagai titik fulkrum4. Harus selalu menggunakan jari tangan sebagai fiksasi untuk menjaga kalau
elevator meleset.
Tiga tipe dasar elevator :
1. Tipe lurus atau gouge type (mencungkil)2. Tipe triangle atau pennant-shape type3. Pick-type
8/15/2019 editan exodonti
5/29
5
A. Straight elevatorB dan C mata pisau dari straight elevator yang konkaf
Elevator lurus
Bentuk dari blade elevator tipe lurus ini dapat digunakan pada aspek posterior mulut.
Elevator lurus berukuran kecil digunakan untuk meluksasi gigi yang sudah erupsi sebelum
penggunaan tang ekstraksi. Elevator lurus yang lebih besar digunakan untuk memindahkan
akar dari soketnya dan meluksasi gigi yang memiliki ruang yang lebar.
Elevator triangular atau pennent-shape
Elevator ini tersedia sepasang : kanan dan kiri. Elevator triangular berguna ketika
patahan akar gigi tertinggal dalam soket. Contohnya adalah ketika molar pertama mandibula
mengalami fraktur dan meninggalkan akar distal dalam soket tetapi akar mesial ikut lepas
bersama mahkota. Ujung dari elevator triangular ditempatkan dalam soket, dengan bagian
shank bersandar pada lempeng tulang bagian bukal. Kemudian diputar dengan tipe rotasi
whenel-and-axle, dengan ujung elevator yang tajam meengikat sementum dari akar distal
yang tersisa; kemudian elevator diputar dan akar dikeluarkan. Elevator triangular memiliki
banyak tipe dan angulasi, tetapi tipe yang paling sering digunakan adalah Cryer.
Triangular shaped elevator (cryer)
8/15/2019 editan exodonti
6/29
6
Elevator pick-type
Digunakan untuk memindahkan akar. Elevator pick-type yang berat adalah crane
pick. Instrument ini digunakan sebagai pengungkit untuk mengeluarkan patahan akar dari
soketnya. Ada pula tipe root tip pick atau elevator apeks. Elevator ini digunakan untuk
mengeluarkan ujung akar kecil dari soketnya.
TANG EKSTRAKSI
Merupakan instrument yang digunakan untuk mengeluarkan gigi dari tulang alveolar.
Instrumentini didesain dalam berbagai macam gaya dan bentuk untuk beradaptasi pada
berbagai macam gigi saat digunakan.
Komponen
Komponen dasar dari tang ekstraksi adalah gagang, engsel, dan paruh. Gagang
memiliki ukuran yang memadai untuk digenggam dengan nyaman dan mampu memberikan
tekanan dan ungkitan yang cukup untuk mencabut gigi yang dikehendaki. Gagangnya
memiliki permukaan yang bergerigi sehingga dapat digenggam dengan mantap dan mencegah
terjadinya selip.
Gagang dari tang memiliki cara genggam yang berbeda, tergantung pada posisi gigi
yang akan dicabut. Tang untuk maksila (Gbr. A) digenggam dengan telapak tangan berada
dibawah tang sehingga paruh diarahkan menuju superior. Tang yang digunakan untuk geligi
mandibula (Gbr. B) digenggam dengan telapak tangan berada di atas tang sehingga paruh
ditujukan ke bawah menuju gigi. Gagang dari tang biasanya lurus tetapi ada juga yang
melengkung.
8/15/2019 editan exodonti
7/29
7
A .
B.
Engsel dari tang, seperti shank pada elevator, meerupakan mekanisme
untuk menghubungkan gagang dengan paruh. Engsel mentransfer dan mengkonsentrasikan
kekuatan yang diberikan pada gagang menuju paruh. Terdapat satu perbedaan style yang
jelas pada tang: tang tipe Amerika yang biasa adalah engsel berada pada arah horizontal dan
penggunaannya sesuai dengan yang telah dijelaskan. Sedangkan tang Inggris lebih memilih
engsel vertical dan tangan menggenggam dalam arah vertical.
8/15/2019 editan exodonti
8/29
8
Paruh dari tang ekstraksi merupakan bagian yang memiliki variasi paling benyak.
Paruh didesain untuk beradaptasi dengan akar gigi pada hubungan antara mahkota dengan
akar.penting untuk diingat bahwa paruh dari tang didesain untuk beradaptasi dengan akar gigi
dan bukan dengan mahkota gigi. Untuk itu, paruh yang berbeda-beda didesain untuk gigi
berakar satu, gigi berakar dua, dan gigi berakar tiga. Variasi desain dari ujung paruh akan
beradaptasi mendekati berbagai macam formasi akar, menurunkan terjadinya fraktur akar.
Semakin dekat paruh tang beradaptasi dengan akar gigi, semakin efisien ekstraksi yang
dilakukan dan kemungkinan terjadinya komplikasi semakin kecil.
Variasi desain yang terakhir dari paruh adalah lebarnya. Beberapa tang memiliki
ukuran yang sempit, karena kegunaan utamanya adalah untuk mencabut gigi dengan ukuran
kecil, contohnya incisivus. Tang lainnya berukuran lebih lebar, karena di desain untuk
mencabut gigi yang lebih besar, contohnya gigi molar. Tang yang didesain untuk mencabut
incisivus rahang bawah dapat digunakan untuk mencabut gigi molar rahang bawah, tetapi
paruhnya terlalu sempit sehingga tidak efisien dalam penggunaannya. Tang untuk gigi molar
juga tidak akan beradaptasi pada ruang sempit yang dimiliki oleh incicivus rahang bawah dan
oleh karena itu tidak dapat digunakan dalam situasi tersebut.
Paruh dari tang membelok sehingga dapat ditempatkan sejajar dengan sumbu panjang
gigi, dengan gagang pada posisi yang nyaman. Oleh karena itu, paruh dari tang maksila
biasanya sejajar dengan gagang. Tang molar maksila diimbangi dengan bentuk bayonet untuk
memudahkan operator mencapai aspek posterior mulut dan tetap menjaga paruh sejajar
dengan sumbu panjang gigi. Paruh dari tang mandibula tegak lurus dengan gagang, sehingga
operator dapaat mencapai gigi rahang bawah dan mempertahankan posisi yang nyaman dan
terkontrol
TANG MAKSILA
8/15/2019 editan exodonti
9/29
9
Pencabutan gigi maksila membutuhkan instrument yang didesain untuk gigi berakar
satu dan tiga. Gigi incisivus, caninus, dan premolar rahang atas dianggap sebagai gigi berakar
satu. Premolar satu maksila memiliki bifurkasi akar, tetapi karena bifurkasi terdapat padi
sepertiga apical, tidak mempengaruhi desain dari tang. Molar maksila biasanya memiliki
trifurkasi dan oleh karena itu membutuhkan tang ekstraksi, yang beradaptasi pada konfigurasi
akar.
Gigi maksila berakar satu biasanya dicabut dengan menggunakan tang universal
maksila, biasanya no. 150.tang no. 150 terlihat sedikit melengkung bila dilihat dari samping
dan terlihat lurus ketika dilihat dari atas. Paruh dari tang melengkung dan bertemu hanya
pada bagianujungnya. Tang no. 150 yang sedikit melengkung mempermudah operator
mencapai tidak hanya incisivus tetapi juga premolar. Paruh dari tang 150 telah dimodifikasi
sedikit membentuk tang no.150A. tang no.150A berguna untuk gigi premolar maksila dan
tidak dapat digunakan untuk gigiincisivus, karena adaptasinya terhadap gigi incisivus kurang
memadai.
8/15/2019 editan exodonti
10/29
10
Sebagai tambahan terhadap tang no.150, tang lurus juga tersedia. Tang no. 1, yang dapat
digunakan untuk gigi incisivus dan caninus maksila, lebih mudah digunakan dari pada tang
no.150 untuk incisivus.
Gigi molar maksila merupakan gigi berakar tiga dengan satu akar palatal dan bifurkasi bukal.
Oleh karena itu tang yang dapat beradaptasi dengan molar maksila harus memiliki permukaan
yang halus dan cekung untuk akar palatal dan paruh dengan desain pointed yang akan sesuai
dengan bifurkasi bukal pada paruh bukal. Sehingga tang molar ada sepasang: kiri dan kanan.
Tang molar maksila yang paling sering digunakan adalah no. 53 kanan dan kiri. Tang ini
didesain untuk fit secara anatomis disekitar paruh palatal, dan paruh pointed pada bagian
bukal beradaptasi ke dalam bifurkasi. Paruh didesain offset untuk mendapat posisi yang
sesuai.
8/15/2019 editan exodonti
11/29
11
Variasi desain terdapat pada tang no. 88 kanan dan kiri, yang memiliki bentuk paruh yang
lebihpanjang, menonjol, dan pointed Tang ini dekenal sebagai tang upper cowhorn. Berguna
untuk molar maksila yang mahkotanya sudah mengalami kerusakan yang parah.
Paruh pointed yang lebih tajam dapat mencapai lebih dalam menuju trifurkasi ke dentin.
Kerugian utamnya adalahtang ini dapat menghancurkan tulang alveolar, dalam
penggunaannya harus hati-hati, fraktur dalam jumlah besar dari tulang alveolar bukal dapat
terjadi.
Kadang-kadang, molar kedua dan ketiga maksila hanya memiliki satu akar yang berbentuk
kerucut. Pada situasi ini, tang dengan paruh yang halus dan lebar yang offset dari
gagangnya dapat berguna. Tang no. 210 S menunjukkan desain ini. Variasi desain lainnya
ditunjukkan dalam tang maksila offset dengan paruh yang sangat sempit. Tang ini digunakan
untuk mencabut premolar yang kecil dan incisivus mandibula. Tang ini. N0. 286, juga
dikenal dengan tang ujung akar.
Versi yang lebih kecil dari tang no.150, tang no.150S. digunakan untuk pencabutan gigi
sulung. Tang ini beradaptasi baik terhadap semua gigi sulung maksila dan dapat digunakan
sebagai tang gigi sulung universal.
TANG MANDIBULA
Ekstraksi pada gigi mandibula membutuhkan tang yang dapat digunakan untuk gigi
berakar satu untuk incisivus, caninus, dan premolar, dan juga gigi berakar dua untuk molar.
Tang yang sering digunakan untuk gigi berakar satu adalah tang universal rahang bawah, atau
tang no. 151. Memiliki gagang mirip tang no. 150, tetapi paruhnya menuju ke bawah untuk
gigi mandibula. Paruhnya halus dan sempit dan bertemu hanya pada ujungnya. Sehingga
paruh dapat beradaptasi dengan cervical line dari gigi dan mencengkram akar.
Tang posterior kiri RB
8/15/2019 editan exodonti
12/29
12
Tang no. 151A telah mengalami sedikit modifikasi untuk gigi premolar mandibula.
Tang ini tidak dapat digunakan untuk gigi mandibula lainnya, karena bentuknya mencegah
adaptasi terhadap akar gigi.
English dari tang berengsel-vertikal terkadang digunakan untuk gigi berakar satu
dimandibula. Kekuatan yang besar dapat dihasilkan dengan tang ini, jika tidak digunakan
dengan hati-hati insidensi terjadinya fraktur akar tinggi dengan menggunakan instrument ini.
Oleh karena itu tang ini jarang digunakan.
Molar mandibula memiliki bifurkasi, gigi berakar dua yang membutuhkan tang yang
dapat beradaptasi secara anatomis dengan gigi. Karena bifurkasi terdapat pada kedua sisi
lingual dan bukal, hanya satu macam tang molar yang dibutuhkan untuk kanan dan kiri.
Tang molar mandibula yang paling berguna adalah no. 17. Tang ini biasanya memiliki
gagang yang lurus, dan paruhnya mengarah secara oblik ke bawah. Paruh memiliki ujung
bilateral tajam pada pusatnya untuk beradaptasi ke dalam bifurkasi dari gigi molar. Karena
ujungnya yang tajam, tang no.17, tidak dapat digunakan pada gigi molar, dengan akar yang
bergabung membentuk akar kerucut. Untuk tujuan ini tang no. 222 dapat digunakan. Mirip
dengan desain tang no. 17, tetapi paruhnya lebih pendek dan tidak memiliki ujung yang
tajam. Gigi yang paling sering menggunakan tang no.222 adalah molar ketiga mandibula
yang telah erupsi.
Variasi desain utama dari tang molar mandibula adalah no. 23, yang juga disebut tang
cowhorn. Instrument ini didesain dengan dua paruh yang tajam dan berat yang akan masuk ke
dalam bifurkasi dari molar rahang bawah. Setelah tang berada pada posisi yang sesuai, gigi
Diangkat dengan menekan gagang dari tang bersamaan dengan kuat. Paruh ditekan ke dalam
bifurkasi, menggunakan lempeng kortikal bukal dan lingual sebagai fulcrum, dan gigi
tertekan keluar dari soket. seperti halnya tang English style yang tidak sesuai maka tang
cowhorn dapat meningkatkan insidensi efek yang tidak diinginkan, seperti fraktur pada tulang
alveolar.
Tang no. 151 juga dapat diadaptasikan pada gigi susu. Tang no. 151S memiliki
desain yang sama sepeerti no. 151 tetapi memiliki skala yang lebih kecil untuk
mengadaptasikannya dengan gigi sulung. Tang ini dapat digunakan untuk mencabut semua
gigi sulung mandibula .
Instrumen pendukung ekstraksi
8/15/2019 editan exodonti
13/29
13
Instrumen Untuk Insisi Jaringan Sebagian besar prosedur bedah dimulai dengan insisi. Paling
banyak digunakan handle scalpel no. 3 handle dan no. 7 handle yang lebih besar dan tipis
Scalple handle no.3
Scalple handle no.7
Mata pisau Scalpel yang biasa dipakai untuk bedah intraoral adalah pisau no. 15.
Selain itu, mata pisau no. 11 dan 12 juga sering digunakan untuk intraoral.
Blade no 11,blade no 12, blade no 15
Instrumen Untuk Mengangkat Mukoperiosteum
Instrumen yang umum digunakan adalanh no. 9 Molt periosteal elevator . Instrumen
ini memiliki ujung yang tajam, lancip, rata, dan lebar.
Periosteal elevator dapat digunakan untuk mereflek jaringan lunak dengan 3 cara:
8/15/2019 editan exodonti
14/29
14
1. Ujung lancip digunakan pada gerakan membongkar untuk mengangkat jaringanlunak.
2. Memisahkan periosteum dari tulang di bawahnya.3. Gaya tarikan, atau mengikis. Instrumen yang sering digunakan adalah Woodson
periosteal elevator no.1 untuk menghilangkan jaringan lunak melewati sulkus
gingival.
Instrumen untuk Meretraksi Jaringan Lunak
Retraktor pipi yang paling terkenal adalah (1) right-angle Austin retractor (gbr 6-7) dan (2)
offset broad Minnesota retractor . Kedua retraktor ini dapat menarik pipi dan flap
mukoperiosteal secara stimultan.
Weider tongue retractor adalah berbentuk hati yang bergigi tajam pada satu sisi sehingga
dapat melawan lidah lebih kuat serta menarik secara medial dan anterior .
Towel clip dapat digunakan untuk menahan lidah. Saat prosedur biopsi pada posterior lidah,
menahan lidah anterior dengan towel clips
8/15/2019 editan exodonti
15/29
15
Instrumen untuk Mengatur Hemorragi
Ketika suatu perdarahan membutuhkan pengaturan yang lebih dari sekedar tekanan,dapat
digunakan hemostat . Hemostat yang biasa digunakan pada bedah mulut adalah hemostat
lengkung.
Instrumen untuk Menggenggam Jaringan
Adson forceps terlalu pendek untuk bekerja pada daerah posterior mulut. Tang yanglebih
panjang dengan bentuk yang serupa adalah Stillies forceps.
Terdapat juga Allis forceps
Tang jaringan Russian memiliki bentuk besar dan berujung
Adson forcep, allis forcep, russian forcep.
8/15/2019 editan exodonti
16/29
16
Instrumen untuk Mengambil Tulang
Rongeur Forceps
Instrumen yang umum digunakan untuk mengambil tulang adalah Rongeur forceps.
Instrumen ini memiliki mata pisau tajam. Desain utama dari Rongeur forceps ini adalah (1)
side-cutting forceps (Gbr. 4A), (2) side-cutting and end-cutting forceps(Gbr. 1A).
Chisel dan Mallet
Bone F il e
Digunakan untuk menghaluskan permukaan tulang sebelum menutup kembali flap
mukoperiosteal.
Bur dan Handpiece
Metode terakhir untuk membuang tulang adalah dengan bur dan handpiece
8/15/2019 editan exodonti
17/29
17
Instrumen untuk Mengambil jaringan lunak dari Kerusakan Tulang
Kegunaan utamanya untuk mengangkat granuloma atau kista kecil dari lesi periapikal, dapat
juga untuk mengambil jaringan granulasi debris kecil dari soket gigi.
Instrumen untuk Menjahit Mukosa.
Needle Holder
Needle holder dipegang dengan ibu jari dan jari manis. Jari telunjuk dan jari tengah untuk
mengontrol pergerakan.
Needle
Jarum yang digunakan untuk menurup mukosa insisi biasalnya jarum kecil setengahbulat
atau three eights- circle.
.
Suturing Material
Terdapat berbagai macam material jahit berdasarkan ukuran, resorbabilitas, dan monofilamen
atau polifilamen. Ukuran yang biasa digunakan untuk menjahit mukosal oral adalah 3-0
(000). Nomer benang yang lebih besar adalah 2-0 atau 0. Sutura nomer 6-0, sutura no.3-0
cukup besar untuk mencegah robeknya mukosa dan kuat untuk menahan tekanan pada
intraoral.
8/15/2019 editan exodonti
18/29
18
Benang jahit ada yang resorbalbe atau nonresorbable benang jahit nonresorbable contohnya
sutra, nilon, dan stainless steel. Gut atau chromic gut , nilon, dan stanlesssteel adalah benang
monofilamen. Sutra, asam poligilokolik dan poliaktitik adalah benang polifilamen.Benang
jahit yang umum untuk kavitas oral adalah sutra hitam no.3-0.
Gunting
Instrument untuk penghisapan
1. Surgical suction : alat yang memiliki lubang yg lebih kecil dari alat penghisap padakedokteran gigi umumnya.
Fungsi : memberikan visualisasi yang cukup saat operasi dengan menghisap
darah,saliva,dan larutan irigasi.
2. Fraser suction : alat hisap yang memiliki lubang pada bagian gagang yang dapatditutup sesuai keperluan
a. surgical section
b. fraser suction
Instrument untuk memindahkan instrument steril
Transfer forceps, tang yang memiliki jepitan yang berat dan membelok ke kanan. Biasa
disimpan pada wadah berisi larutan antibakteri seperti glutaral dehide.
Fungsi : memindahkan alat instrument dari satu area ke area lainnya
8/15/2019 editan exodonti
19/29
19
Instrument untuk irigasi
Menggunakan syringe plastik yang besar dengan jarum 18-gauge tumpul yangbiasanya
digunakan untuk irigasi. Jarumnya harus tumpul dan halus sehingga tidak melukai jaringan
lunak, dan memiliki sudut untuk mengarahkan aliran irigasi supaya lebih efisien.
A.Suntikan bulb atau regular
B. Auto-loaded syringe
INSTRUMENT TRAY SYSTEM
Banyak operator menggunakan metode “tray” untuk menyusun instrument. Standar set dari
instrument adalah dikemas bersama, sterilisasi, dan dibuka saat melakukan operasi. Alat-alat
ekstraksi dasar antara lain syringe lokal anastesi, jarum, cartridge lokal anastesi, elevator
Woodson, kuret periapikal, elevator lurus yang kecil dan besar, sepasang college pliers,
8/15/2019 editan exodonti
20/29
20
curved hemostat , penjepit handuk, retractor Austin, suction, gauze. Tang yang dibutuhkan
akan ditambahkan pada tray ini.
Tray yang digunakan untuk pembedahan ekstraksi termasuk instrument-instrumen dalam
basic extraction tray ditambah needle holder dan suture, sepasang suture scissors, elevator
periosteal, blade hand le dan blade, tang jaringan Adson, bone file, retractor lidah, root tip
pick, tang jaringan Rusia, sepasang elevator Cryer, rongeur, handpiece dan bur. Instrument-
instrumen ini dapat digunakan untuk insisi dan refleksi jaringan lunak, pengangkatan tulang,
membelah gigi, pengangkatan akar, debridement luka, dan penjahitan jaringan lunak.
Biopsy tray temasuk basic tray ditambah blade handle dan blade, needle holder dan suture,
suture scissors, gunting Metzenbaum, tang jaringan Allis, tang jaringan Adson, curved
hemostat. Alat-alat ini dapat digunakan untuk insisi dan diseksi dari specimen jaringan
lunak dan penutupan luka dengan penjahitan
Tray setelah operasi membutuhkan instrument untuk mengirigasi daerah pembedahan dan
melepaskan jahitan. Biasanya termasuk gunting, college pliers irrigation, syringe,
applicatorsticks, gauze, dan suction.
Instrument dapat diletakkan pada nampan datar, dikemas dengan kertas sterilisasi, dan
disterilisasi. Ketika siap digunakan, tray dibawa ke ruang operasi, dibuka, dan instrument
dapat digunakan. System ini membutuhkan autoclave yang lebih besar untuk mengakomodasi
tray.
Teknik ekstraksi gigi permanen
Gigi yang erupsi bisa diekstraksi dengan salah satu dari dua teknik utama, yaitu tertutup dan
terbuka. Teknik tertutup juga dikenal sebagai teknik simple forceps. Teknik terbuka dikenal
jugasebagai teknik operasi atau flap.
Teknik yang benar seharusnya menghasilkan ekstraksi yang atraumatik, dan sebaliknya pada
teknik operasi yang telah dapat mengakibatkan ekstraksi yang traumatik.Teknik apapun yang
dipilih, ada tiga syarat utama yang diperlukan untuk mendapatkan ekstraksi yang baik yaitu,
1. Akses dan dan visualisasi pada daerah yang akan di ekstraksi.2. Jalur yang tidak terhalang unuk mengekstraksi gigi3.
Penggunaan gigi tenaga yang terkontrol
8/15/2019 editan exodonti
21/29
21
Langkah umum pada prosedur ekstraksi tertutup:
1. Melonggarkan perlekatan jaringan lunak ke gigi2. Luksasi gigi dengan menggunakan dental elevator3. Adaptasi forceps terhadap gigi4. Luksasi gigi dengan forceps5. Pecabutan gigi pada socketnya.
Hal- yang perlu diperhatikan ketika ekstraksi antara lain:hal
1. Posisi saat ekstraksi.
a. Untuk ekstraksi gigi maxilla, dental chair diposisikan sekitar 60 derajat terhadaplantai
b. Selama ekstraksi pada kuadran maxilla sebelah kanan, kepala pasien seharusnyamengarah ke operator, sehingga akses yang cukup dan visualisasi bisa didapatkan.
c. Untuk ekstraksi gigi anterior maxilla, kepala pasien harus diposisikan lurus kedepand. Pada ekstraksi kuadran maxilla sebelah kiri, kepala pasien hanya sedikit diarahkan ke
operator .
e.
Untuk ekstraksi mandibula, pasien harus diposisikan lebih tegak lurus sehingga ketikamulut dibuka, occlusal plane sejajar dengan lantai.
f. Posisi kursi harus lebih rendah dari pada posisi kursi saat ekstraksi gigi permanen, danlengan operator pada sudut 120 derajat pada siku.
8/15/2019 editan exodonti
22/29
22
Gambar
a. Posisi ekstraksi gigi-gigi rahang atas. b. Posisi ekstraksi gigi-gigi rahang bawah kuadran kiri.c. Posisi ekstraksi gigi-gigi bawah kuadran kanan
2. Peran non-working hand.a. Membantu melindungi gigi sekitarnya dari foeceps
b. Membantu menstabilkan posisi kepala pasien selama proses ekstraksic. Memiliki peran penting pada saat ekstraksi gigi mandibula karena tangan kiri
menyokong dan menstabilkan posisi rahang bawah ketika ekstraksi dilakukan.
Teknik ekstraksi untuk gigi rahang atas
1. Gigi incisivus Rahang AtasGigi incisivus RA diekstraksi menggunakan upper universal forceps (no. 150) walaupun
forceps lain bisa digunakan. Gerakan awal pada ekstraksi ini harus pelan, konstan dan tegas
pada arah labial yang akan memperluas crestal buccal bone. Setelah itu dilakukan gerakan memutar
yang lebih pelan. Gerakan memutar tersebut harus diminimalisasi pada ekstraksi gigi insisif
lateral terutama jika ada lekukan pada gigi.
8/15/2019 editan exodonti
23/29
23
2. Gigi kaninus rahang atas Untuk ekstraksi gigi caninus rahang atas, dianjurkan untukmenggunakan upper universal forceps (no. 150). Gerakan awal ekstraksi gigi caninus
dilakukan pada aspek buccal dengan tekanan ke arah palatal. Sedikit gaya berputar
pada forceps mungkin berguna untuk memperluas socket gigi, terutama jika gigi
sebelahnya tidak atau telah di ekstraksi.Setelah gigi terluksasi dengan baik, gigi bisa
di cabut dari socket ke arah labial-incisal dengan labial tractional forceps
8/15/2019 editan exodonti
24/29
24
3. Gigi premolar 1 Rahang Atas, ekstraksi gigi ini dilakukan dengan upper universalforceps (no. 150). Sebagai alternatif, bisa juga digunakan forceps no. 150A. gigi harus
diluksasi sebanyak mungkin dengan menggunakan elevator lurus. Gaya berputar
harus dihindari pada gigi ini agar tidak terjadi fraktur akar.
4. Gigi premolar 2 Rahang Atas, forceps yang direkomendasikan untuk ekstraksi gigi iniadalah forceps no. 150 atau 150A. gigi ini memiliki akar yang kuat, sehingga
pergerakan yang kuat bisa diberikan pada ekstraksi gigi ini
8/15/2019 editan exodonti
25/29
25
5. Gigi molar Rahang AtasForceps no. 53 R dan 53 L biasanya digunakan untuk ekstraksi gigi molar rahang atas. Paruh
pada forceps ini memiliki bentuk yang pas pada bifurkasi buccal. Beberapa dokter gigi
memilih untuk menggunakan forceps no. 89 dan 90 atau yang biasa disebut upper cowhorn
forceps. Kedua forceps tersebut biasa digunakan untuk gigi molar yang memiliki karies yang
besar atau restorasi yang besar. Untuk mengekstraksi gigi molar ketiga yang sudah erupsi,
biasanya menggunakan forceps 210 S yang bisa dgunakan untuk sebelah kiri atau kanan.
Pergerakan dasar ekstraksi gigi molar biasanya menggunakan tekanan yang kuat buccal dan
palatal, akan tetapi gaya yang diberikan pada buccal lebih besar dibandingkan yang ke arah
palatal. Gaya rotational tidak digunakan pada ekstraksi gigi ini karena gigi molar rahang atas
memiliki 3 akar.
8/15/2019 editan exodonti
26/29
26
Teknik ekstraksi gigi Rahang Bawah
Ekstraksi Rahang bawah dianjurkan untuk menggunakan bite block. Selain itu, tangan
operator juga harus selalu menyokong rahang bawah.
1. Gigi anterior rahang bawah
Lower universal forceps (no. 151) biasanya digunakan untuk ekstraksi gigi rahang bawah
anterior. Pergerakan ekstraksi biasanya dilakukan ke arah labial dan lingual, dengan
menggunakan tekanan yang sama besar. Gigi dicabut menggunakan tractional forceps pada
arah labial-incisal.
2. Gigi premolar rahang bawah
8/15/2019 editan exodonti
27/29
27
Pada ekstraksi gigi premolar rahang bawah, biasanya digunakan juga forceps no. 151. Akan
tetapi forceps no. 151A bisa dijadikan alternatif. Pergerakan awal diarahkan keaspek buccal
lalu kembali ke aspek lingual dan akhirmya berotasi. Pergerakan rotasi sangat diperlukan
pada ekstraksi gigi ini.
3. Gigi molar Rahang BawahForceps no. 17 biasanya digunakan untuk ekstraksi gigi ini. Pergerakan kuat pada arah
buccolingual digunakan untuk memperluas socket gigi dan memberikan kemudahan gigi
untuk di ekstraksi pada arah bucco occlusal. Untuk mengekstraksi gigi molar ketiga yang
telah erupsi, biasanya digunakan forceps no. 222
Penatalaksanaan Pasien yang Mengalami Pendarahan Pasca Ekstraksi
Yang pertama harus kita lakukan adalah tetap bersikap tenang dan jangan panik.
Berikan penjelasan pada pasien bahwa segalanya akan dapat diatasi dan tidak perlu khawatir.
Alveolar roozing adalah normal pada 12-24 jam pasca ekstraksi gigi. Penanganan awal yang
kita lakukan adalah melakukan penekanan langsung dengan tampon kapas atau kassa pada
daerah perdarahan supaya terbentuk bekuan darah yang stabil. Sering hanya dengan
melakukan penekanan, perdarahan dapat diatasi.
Jika ternyata perdarahan belum berhenti, dapat kita lakukan penekanan dengan
tampon yang telah diberi anestetik lokal yang mengandung vasokonstriktor (adrenalin).
Lakukan penekanan atau pasien diminta menggigit tampon selama 10 menit dan periksa
8/15/2019 editan exodonti
28/29
28
kembali apakah perdarahan sudah berhenti. Bila perlu, dapat ditambahkan pemberian bahan
absorbable gelatinesponge (alvolgyl / spongostan) yang diletakkan di alveolus serta lakukan
penjahitan biasa.
Bila perdarahan belum juga berhenti, dapat kita lakukan penjahitan pada soket gigi
yang mengalami perdarahan tersebut. Teknik penjahitan yang kita gunakan adalah teknik
matras horizontal dimana jahitan ini bersifat kompresif pada tepi-tepi luka. Benang jahit yang
digunakan umumnya adalah silk 3.0, vicryl® 3.0, dan catgut 3.0.
Pada perdarahan yang sangat deras misalnya pada terpotongnya arteri, maka kita
lakukan klem dengan hemostat lalu lakukan ligasi, yaitu mengikat pembuluh darah dengan
benang atau dengan kauterisasi.
Pada perdarahan yang masif dan tidak berhenti, tetap bersikap tenang dan siapkan
segerahemostatic agent seperti asam traneksamat. Injeksikan asam traneksamat secara
intravena atauintra muskuler.
Intruksi Pasca Ekstraksi Gigi Permanen
Yang pertama yang harus di instruksikan adalah pasien diintruksikan menggigit
tampon selama kurang lebih 30 menit, jika minum jangan mengunakan sedotan selama 24
jam pertama, sikat gigi seperti biasa akan tetapi jangan menggunakan mouthwash pada hari
ekstraksi, minumlah obat penghilang rasa sakit yang telah diresepkan sebelumnya oleh dokter
gigi dan jika rasa sakit bertambah setelah 48 jam atau ada perubahan abnormal, segera
hubungi dokter.
Komplikasi Saat ekstraksi gigi permanen dan penanganannya
Untuk menghindari terapirasi atau tertelannya gigi atau fragmen gigi ke dalam paru-paru,
kebanyakan dokter menempatkan 4x4 inh gauze di dalam rongga mulut. Sebelum
menempatkan gauze tersebut, dokter harus menjelaskan tujuan penggunaannya pada pasien
dan meminta persetujuan pasien untuk pemasangannya. Jika gigi masuk ke saluran
pencernaan segera rujuk kedokter spesialis.
Komplikasi pasca ekstraksi gigi permanen dan penanganannya
Perdarahan pasca ekstraksi umumnya disebabkan oleh faktor lokal, seperti :
trauma yang berlebihan pada jaringan lunak mukosa yang mengalami peradangan pada
daerah ekstraksi, tidak dipatuhinya instruksi pasca ekstraksi oleh pasien, tindakan pasien
8/15/2019 editan exodonti
29/29
seperti penekanan soket oleh lidah dan kebiasaan menghisap-hisap, kumur-kumur yang
berlebihan, memakan makanan yang keras pada daerah ekstraksi.
Faktor lokal
Setelah tindakan ekstraksi gigi yang menimbulkan trauma pada pembuluh darah,
hemostasis primer yang terjadi adalah pembentukan platelet plug (gumpalan darah)
yangmeliputi luka, disebabkan karena adanya interaksi antara trombosit, faktor-faktor
koagulasi dan dinding pembuluh darah. Selain itu juga ada vasokonstriksi pembuluh darah.
Luka ekstraksi jugamemicu clotting cascade dengan aktivasi thromboplastin, konversi dari
prothrombin menjadi thrombin, dan akhirnya membentuk deposisi fibrin.
Perdarahan pasca ekstraksi gigi biasanya disebabkan oleh faktor lokal, tetapi kadang
adanyaperdarahan ini dapat menjadi tanda adanya penyakit hemoragik.
Beberapa penyakit sistemik yang mempengaruhi terjadinya perdarahan
1.Penyakit kardiovaskuler