107
ii EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN SEGAR KOMPOSISI 20,7% : 9,3% PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Esti Nugraheni NIM : 068114124 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

ii 

 

EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM

RAMUAN SEGAR KOMPOSISI 20,7% : 9,3%

PADA MENCIT BETINA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Esti Nugraheni

NIM : 068114124

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010

Page 2: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

iii 

 

Page 3: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

iv 

 

Page 4: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

 

Kadang aku merasa sendirian....

Jiwaku tertekan... Kekhawatiran menghimpit ku...

Pencobaan menghadang langkahku...

Tetapi Tuhan Yesus berkata kepadaku:

” Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan

kanan-Ku yang membawa kemenangan.” Yesaya 41:10

”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa

dan permohonan dengan ucapan syukur” Filipi 4:6

Kupersembahkan karya ini untuk :

Yesus Kristus, seorang Bapa dan sahabatku bagiku,

Bapak dan ibu tercinta,

Adikku Hery dan Toni tersayang,

Sahabat dan almamaterku yang kubanggakan

sebagai ungkapan rasa sayang dan kasihku 

Page 5: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

vi 

 

vi

Page 6: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

vii 

 

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas pertolongan dan kasih

setiaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi

ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di

Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta; sekaligus sebagai

upaya untuk memperdalam wawasan berpikir serta menambah wacana di dunia

farmasi pada umumnya.

Pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, untuk itu pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Ibu Rita Suhadi, M. Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak Ipang Djunarko, S. Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing atas

bimbingan, pengarahan, dan dukungan selama penelitian sampai

penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M. Si., selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Mulyono, Apt., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu yang tercinta atas seluruh kasih sayang, dukungan, nasihat,

doa dan perhatiannya hingga aku menjadi sekarang ini.

Page 7: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

viii 

 

6. Hery Nugraha dan Toni Irawan atas dukungan dan canda tawa yang

menjadi penghiburanku.

7. Setyo Tri Atmojo atas kasih sayang, perhatian, penghiburan, doa dan

bantuannya selama ini.

8. Keluarga besarku : Mbah Kakung, Mbah Putri, Pakdhe dan Budhe Yanto

serta anggota keluarga yang lain, terimakasih atas kasih sayang dan

dukungannya selama ini.

9. Teman-teman seperjuangan Helen Tanujaya dan Fidela Antonisca Nitasari

atas dukungan, keceriaan dan kerjasama yang telah kita jalani bersama.

10. Teman-teman FKK B 2006 : Dewi, Tanti, Anna, Oline, Ricky dan Yustin,

untuk semangat dan bantuannya selama ini. Senang bekerjasama dengan

kalian selama ini, banyak moment yang dikenang bersama kalian.

11. Teman-teman kos : Mba Aster, mba Putri, Ana, Aga, Jeanet, Titik, Lulu,

Novi, Tere untuk semangat, dukungan, keceriaan dan penghiburannya

selama ini. Senang bersama kalian. Keceriaan kalian membuatku

semangat.

12. Teman-teman KOMPA GKJ Cawas: Mba Wuri, Siwi, Naomi, mba Mita,

Ratih, Apri, Nanang, Pras dan David atas doa dan dukungannya selama

ini.

13. Mas Lilik atas bantuan dan dukungannya dalam mengerjakan skripsi ini.

14. Pak Heru, Mas Parjiman, Mas Wagiran, Mas Sigit dan Mas Yuwono yang

banyak telah membantu dalam penelitian.

Page 8: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

ix 

 

15. Kakak angkatan : Mba Ika dan Ci Yesika yang telah mentransferkan

ilmunya.

16. Semua pihak yang telah membantu penulis.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu, penulis menharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, Januari 2010

Penulis

Page 9: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

 

Page 10: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

xi 

 

INTISARI

Jamu kunyit asam ramuan segar dibuat dari rimpang kunyit dan daging buah asam jawa. Sebelumnya telah dilakukan pengujian daya analgesik jamu kunyit asam ramuan segar komposisi 20% : 10% dan hasilnya dari ketiga peringkat dosis memiliki persen penghambatan di bawah 50%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jamu kunyit asam ramuan segar komposisi 20,7% : 9,3% memiliki efek dan daya analgesik serta mengetahui berapa efek dan dayanya.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian acak lengkap pola searah. Pengujian daya analgesik menggunakan metode rangsang kimia. Hewan uji dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok I (aquadest sebagai kontrol negatif), kelompok II (asetosal sebagai kontrol positif), kelompok III-V yaitu perlakuan jamu kunyit asam ramuan segar dosis 1.365; 2.730; 5.460 mg/kg BB. Asam asetat (25 mg/kg BB) diinjeksikan secara intraperitoneal setelah 30 menit pemberian senyawa uji. Respon geliat diamati tiap 5 menit selama 60 menit. Jumlah kumulatif geliat diubah ke dalam bentuk % penghambatan terhadap geliat dengan persamaan Handersot dan Forsaith.

Data yang diperoleh dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan dengan ANOVA satu arah dan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamu ramuan segar komposisi 20,7% : 9,3% memiliki efek analgesik yaitu pada dosis 5460 mg/Kg BB sebesar 59,78% (Anonim, 1991) dan memiliki daya analgesik pada ketiga peringkat dosis masing-masing sebesar 40,58%; 47,46% dan 59,78%.

Kata kunci: kunyit asam, segar, metode rangsang kimia, efek analgesik, daya analgesik

 

 

 

 

 

Page 11: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

xii 

 

ABSTRACT

Fresh blended sour turmeric tonic is tonic that is made from turmeric rhizome and tamarind. An analgetic capacity test had been conducted previously, and the result of which shows that those three dose-levels give suppressing rate under 50%. This research aims to find out whether fresh blend sour turmeric tonic composition 20,7% : 9,3% have the analgesic effect and analgesic capacity and also to find out how much their analgesic effect and analgesic capacity.

This is a pure experimental research with one-way pattern, random, complete research design. The method used for the test of analgesic capacity is chemistry stimulant method. The experimented animals are divided into five groups. Group I (aqueduct as negative control), group II ( asetosal as positive control), groups III-V are the conduction of fresh blend sour turmeric tonic at the dosages of 1.365; 2.730; 5.460 mg/Kg BB. Acetate acid (25 g/kg BB) was injected interperitonially after the test material was given 30 minutes earlier. The behavior responses of the experimented animals were being observed in every five minutes for 60 minutes. The total of behavior cumulative then was changed into the form of barrier percentage toward the behavior with the equation of Handersot and Forsaith.

Then, the data obtained was analyzed with Kolmogorov-Smirnov and continued with one-way ANOVA and Scheffe test which might be trusted up to 95%.

The research result reveals that the fresh blend sour turmeric tonic composition 20,7% : 9,3% has the analgesic effect 59,78% at the dosage of 5460 mg/Kg BB (Anonim, 1991) and has the analgesic capacity each 40,58%; 47,46% and 59,78% at the three dose-levels.

   

Key words: sour turmeric, fresh, chemistry stimulant method, analgesic effect, analgesic capacity

 

 

Page 12: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

xiii 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................ vi

PRAKATA ........................................................................................................... ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................. .............................................. x

INTISARI......................................... .................................................................... xi

ABSTRACT.............................. ............................................................................ xii

DAFTAR ISI................... ................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL.............................. ............................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR............... ........................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN......................... .............................................................. xx

BAB I. PENGANTAR............ .............................................................................. 1

A.Latar Belakang............. ............................................................................ 1

1. Permasalahan ..................................................................................... 3

2. Keaslian penelitian ............................................................................. 3

3. Manfaat yang diharapkan ................................................................... 5

B. Tujuan penelitian .................................................................................... 5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA................................................................... 6

A. Obat tradisional ...................................................................................... 6

B. Kunyit .................................................................................................... 7

Page 13: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

xiv 

 

1. Keterangan botani .............................................................................. 7

2. Morfologi tanaman ............................................................................. 8

3. Kandungan kimia ............................................................................... 8

4. Kurkumin ........................................................................................... 8

C. Asam Jawa ........................................................................................... 11

1. Keterangan botani ............................................................................ 11

2. Kandungan kimia ............................................................................. 11

3. Khasiat dan kegunaan ...................................................................... 11

D. Komposisi Optimum Ekstrak Rimpang Kunyit dan Ekstrak Daging

Buah Asam Jawa 20,7% : 9,3% .......................................................... 12

E. Nyeri ..................................................................................................... 15

F. Analgetika ............................................................................................. 22

1. Analgesik narkotik ........................................................................... 22

2. Analgesik non narkotik .................................................................... 23

G. Asetosal ............................................................................................... 26

H. Metode-metode Pengujian Daya Analgesik ........................................ 27

1. Golongan analgesik narkotik............................................................ 27

2. Golongan analgesik non narkotik..................................................... 30

I. Landasan Teori ...................................................................................... 32

J. Hipotesis ................................................................................................ 33

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................... 34

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 34

B. Variable Penelitian ............................................................................... 34

Page 14: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

xv 

 

1. Variabel utama ................................................................................. 34

2. Variabel pengacau ............................................................................ 34

3. Definisi operasional ......................................................................... 35

C. Bahan Penelitian .................................................................................. 36

D. Alat Penelitian ..................................................................................... 36

E. Jalan Penelitian ..................................................................................... 37

1. Pembuatan larutan CMC Na 1% ...................................................... 37

2. Pembuatan larutan asam asetat 1% .................................................. 37

3. Pembuatan suspensi asetosal dalam CMC Na 1% ........................... 37

4. Penetapan dosis asetosal .................................................................. 37

5. Penetapan dosis asam asetat ............................................................. 38

6. Penetapan kriteria geliat ................................................................... 39

7. Penetapan selangwaktu pemberian rangsang ................................... 39

8. Seleksi hewan uji ............................................................................. 40

9. Penetapan dosis jamu kunyit asam ramuan segar ............................ 40

10. Perhitungan kebutuhan bahan jamu kunyit asam ramuan segar .... 41

11. Pembuatan jamu kunyit asam ramuan segar .................................. 42

11. Uji daya analgesik .......................................................................... 42

F. Analisis Hasil ...................................................................................... 43

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 44

A. Identifikasi Rimpang Kunyit dan Buah Asam Jawa ......................... 44

B. Efek Analgesik Jamu Kunyit Asam Ramuan Segar .......................... 44

C. Daya Analgesik Jamu Kunyit Asam Ramuan Segar ......................... 50

Page 15: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

xvi 

 

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 58

A. Kesimpulan .......................................................................................... 58

B. Saran .................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 60

LAMPIRAN ........................................................................................................ 64

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 87

Page 16: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

xvii 

 

DAFTAR TABEL

Tabel I Komposisi ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah

asam jawa 20,7% : 9,3% ............................................................... 12

Tabel II Data % penghambatan pada percobaan dan SLD ......................... 13

Tabel III Rata-rata jumlah kumulatif geliat dan rata-rata %

penghambatan geliat terhadap kontrol negatif .............................. 48

Tabel IV Rata-rata jumlah kumulatif geliat dan rata-rata % perubahan

daya analgesik terhadap kontrol positif......................................... 50

Tabel V Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan geliat

terhadap kontrol negatif pada kelompok perlakuan ...................... 52

Tabel V Hasil análisis uji Scheffe % penghambatan geliat terhadap

kontrol negatif pada kelompok perlakuan ..................................... 53

Tabel VI Jumlah geliat hewan uji setelah pemberian asam asetat pada

kelompok perlakuan jamu kunyit asam ramuan segar komposisi

20,7% : 9,3% .................................................................................. 71

Tabel VII Data % penghambatan terhadap kontrol negatif dan hasil

statistiknya pada perlakuan jamu kunyit asam ramuan segar

komposisi 20,7% : 9,3% ................................................................. 77

Tabel VIII Data % perubahan daya analgesik terhadap kontrol positif dan

hasil statistiknya pada perlakuan jamu kunyit asam ramuan

segar komposisi 20,7% : 9,3% ....................................................... 82

Page 17: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

xviii 

 

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Rimpang kunyit ............................................................................. 7

Gambar 2 Struktur kurkumin ......................................................................... 8

Gambar 3 Struktur demetoksikurkumin ......................................................... 9

Gambar 4 Struktur bisdemetoksikurkumin .................................................... 9

Gambar 5 Struktur senyawa kurkumin .......................................................... 10

Gambar 6 Buah asam jawa ............................................................................ 11

Gambar 7 Grafik hubungan komposisi campuran ekstrak rimpang kunyit dan

ekstrak daging buah asam jawa vs daya penghambatan ............... 14

Gambar 8 Proses pembentukan eicosanoid dari asam arakhidonat

melalui jalur siklooksigenase dan lipoksigenase........................... 17

Gambar 9 Transmisi dan transformasi nyeri .................................................. 19

Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa

nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21

Gambar 11 Penghambatan sintesis eicosanoid oleh analgetika ....................... 25

Gambar 12 Struktur asetosal ............................................................................ 26

Gambar 13 Diagram batang rata-rata % penghambatan geliat terhadap

kontrol negatif pada kelompok perlakuan ..................................... 49

Gambar 14 Diagram batang rata-rata % penghambatan geliat terhadap

kontrol positif pada kelompok perlakuan ...................................... 51

Gambar 15 Bagan efek analgesik..................................................................... 55

Page 18: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

xix 

 

Gambar 16 Larutan jamu kunyit asam ramuan segar ...................................... 66

Gambar 17 Mencit tidak menggeliat ................................................................ 66

Gambar 18 Geliat mencit yang diamati ........................................................... 66

Page 19: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

xx 

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil determinasi rimpang kunyit ..................................................... 64

Lampiran 2. Hasil determinasi asam jawa ............................................................. 65

Lampiran 3. Gambar larutan jamu kunyit asam ramuan segar, mencit tidak

menggeliat dan geliat mencit yang diamati ....................................... 66

Lampiran 4. Tata cara analisis hasil dengan SPSS ................................................ 67

Lampiran 5. Data jumlah geliat dan hasil analisis statistik pada kontrol negatif,

kontrol positif, perlakuan jamu kunyit asam ramuan segar

komposisi 20,7% : 9,3% ................................................................... 71

Lampiran 6. Data % penghambatan geliat terhadap kontrol negatif dan hasil

analisis statistiknya pada perlakuan jamu kunyit asam ramuan

segar komposisi 20,7% : 9,3% .......................................................... 77

Lampiran 7. Data % perubahan daya analgesik terhadap kontrol positif dan

hasil analisis statistiknya pada perlakuan jamu kunyit asam

ramuan segar komposisi 20,7% : 9,3% ............................................. 82

Page 20: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

 

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan

dan berkaitan dengan kerusakan jaringan (Roach, 2004). Nyeri merupakan suatu

gejala yang umum dan sering terjadi mengikuti satu atau lebih penyakit.

Timbulnya rasa nyeri tersebut membuat seseorang berusaha untuk mencari

pengobatan agar rasa nyeri tersebut dapat berkurang.

Usaha untuk mengurangi rasa nyeri tersebut salah satunya yaitu dengan

pengobatan. Konsep “back to nature” yang ada sekarang ini membuat masyarakat

lebih memilih obat tradisional dalam pengobatan. Obat tradisional sering

digunakan sebagai preventif, promotif dan rehabilitatif karena masyarakat

percaya bahwa penggunaan obat tradisional lebih aman dibandingkan obat sintesis

(Oemijati, 1992).

Salah satu macam pengobatan tradisional yaitu dengan ramuan berbahan

dasar tumbuh-tumbuhan. Jamu ramuan segar merupakan jamu yang diolah dengan

cara sederhana dan tradisional yaitu dengan memeras sari yang terkandung dalam

jamu kemudian dicampur dengan air matang (Suharmiati dan Handayani, 2001).

Rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dan buah asam jawa

(Tamarindus indica Linn.) adalah contoh dari tanaman obat yang dikembangkan

menjadi obat tradisional. Rimpang kunyit memiliki kandungan kurkumin yang

mempunyai aktifitas sebagai antiinflamasi yang salah satu manifestasinya adalah

nyeri (Rengganis, 2004). Menurut Stankovic (2004) komponen kurkumin relatif

Page 21: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

 

stabil pada suasana asam, sehingga buah asam jawa juga digunakan karena

mengandung asam tartrat, asam malat dan asam sitrat untuk menstabilkan

senyawa tersebut (Soedibyo, 1998).

Metode yang digunakan untuk menguji efek dan daya analgesik dalam

penelitian ini adalah metode rangsang kimia, karena dengan metode rangsang

kimia, baik analgesik pusat maupun analgesik perifer dapat terdeteksi, sehingga

metode ini direkomendasikan sebagai metode untuk skrining efek dan daya

analgesik suatu senyawa uji (Vogel, 2002).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2009) bahwa jamu

ramuan segar komposisi 20% : 10% memiliki daya analgesik yaitu pada dosis

1365 mg/Kg BB sebesar 37,00%; 2730 mg/Kg BB sebesar 46,43%; dan dosis

5460mg/Kg BB sebesar 49,57%. Berdasarkan penelitian lain yaitu Fadeli (2008)

menyatakan bahwa komposisi optimum campuran ekstrak kunyit dan ekstrak

buah asam jawa dengan metode Simplex Lattice Design adalah 20,7% : 9,3%

karena dapat menghasilkan % penghambatan sebesar 65,91579 % jika diminum

pada dosis 2730 mg/Kg BB. Kemudian disarankan penelitian lebih lanjut lagi

tentang perbandingan jamu kunyit asam segar dengan komposisi 20,7% : 9,3%.

Untuk itu pada penelitian ini akan diteliti mengenai daya analgesik jamu

kunyit asam segar dengan komposisi optimum 20,7% : 9,3%. Dengan

menggunakan komposisi yang optimum diharapkan dapat menghasilkan daya

analgesik yang lebih baik sehingga dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Page 22: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

 

1. Permasalahan

a. Apakah jamu kunyit asam ramuan segar komposisi 20,7% : 9,3% memiliki

efek analgesik dan berapakah efeknya?

b. Apakah jamu kunyit asam ramuan segar komposisi 20,7% : 9,3% memiliki

daya analgesik dan berapakah dayanya?

2. Keaslian penelitian

Penelitian mengenai Efek dan Daya Analgesik Jamu Kunyit Asam Ramuan

Segar Komposisi 20,7% : 9,3% pada Mencit Betina sejauh penelusuran

penulis belum pernah dilakukan. Penelitian yang pernah dilakukan yaitu

antara lain:

a. Uji Daya Analgesik Jamu Kunyit Asam Instan dan Jamu Kunyit Asam

Ramuan Segar pada Mencit Putih Betina (Rahmawati, 2009) dan dapat

disimpulkan bahwa jamu kunyit asam instan memiliki daya analgesik yaitu

pada dosis 4.550 mg/Kg BB sebesar 46,25 %; dosis 9.100 mg/Kg BB

sebesar 45,90 %; dan 18.200 mg/Kg BBsebesar 70,68 %. Jamu ramuan

segar komposisi 20% : 10% memiliki daya analgesik yaitu pada dosis

1365 mg/Kg BB sebesar 37,00%; 2730 mg/Kg BB sebesar 46,43%; dan

dosis 5460 mg/Kg BB sebesar 49,57%, serta disimpulkan bahwa jamu

kunyit asam instan dan ramuan segar tidak memiliki perbedaan daya

analgesik.

b. Daya Analgesik dari Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit dan Ekstrak

Daging Buah Asam Jawa dengan Metode Simplex Lattice Design (Fadeli,

2008) dan dapat disimpulkan bahwa dosis efektif dari campuran ekstrak

Page 23: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

 

rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa dengan komposisi 20

% : 10 % adalah 2730 mg/Kg BB. Komposisi optimum campuran ekstrak

kunyit dan ekstrak buah asam jawa dengan metode Simplex Lattice Design

adalah 20,7% : 9,3% karena dapat menghasilkan % penghambatan sebesar

65,91579% jika diminum pada dosis 2730 mg/Kg BB.

c. Validasi Penetapan Kadar Parasetamol Tercampur Kunyit Asam dalam

Plasma dengan Metode Kolorimetri Menggunakan Senyawa Pengkopling

Vanili (Vidiani, 2006) dan disimpulkan bahwa penetapan kadar

parasetamol tercampur kunyit asam dalam plasma dengan metode

kolorimetri menggunakan senyawa pengkopling vanilin mempunyai

spesifisitas, akurasi dan presisi yang baik.

a. Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma domestica Val.) Pada

Tikus Putih Jantan Jalur Wistar (Rustam, 2007) dan dapat disimpulkan

bahwa ekstrak etanol kunyit dengan berbagai dosis memperlihatkan efek

antiinflamasi dan pada dosis tinggi (1000 mg/Kg) dapat menekan udem

sebesar 78,37%.

b. Efek Analgetika Infusa Daun Asam Jawa pada Mencit Putih Betina

(Lestari, 2006) dan disimpulkan bahwa 4 kelompok dosis (19,65 g/Kg BB;

22,50 g/Kg BB; 25,76 g/Kg BB; 38,64 g/Kg BB) infusa daun asam Jawa

mempunyai efek analgetika dengan besar proteksi berturut-turut sebesar

51,15%; 61,27%; 72,92% dan 68,43%.

Page 24: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

 

3. Manfaat yang diharapkan

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan informasi bagi

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kefarmasian yaitu

mengenai penggunaan obat tradisional yang berkhasiat sebagai analgesik,

salah satunya yaitu jamu kunyit asam ramuan segar.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat tentang penggunaan jamu kunyit asam ramuan segar yaitu

mengenai dosis efektif dalam praktek kefarmasian yang dapat memberikan

efek dan daya analgesik.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk menambah informasi mengenai khasiat jamu kunyit asam

ramuan segar yang dapat digunakan sebagai analgesik.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui apakah jamu kunyit asam ramuan segar komposisi

20,7% : 9,3% memiliki efek analgesik dan mengetahui berapa efeknya.

b. Untuk mengetahui apakah jamu kunyit asam ramuan segar komposisi

20,7% : 9,3% memiliki daya analgesik dan mengetahui berapa dayanya.

Page 25: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

 

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Obat Tradisional

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

kesehatan menyebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan

yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian

(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun digunakan

untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim, 1992). Obat tradisional

telah diterima secara luas di negara-negara yang tingkat ekonominya rendah

sampai sedang. Bahkan di beberapa negara berkembang obat tradisional telah

dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan kesehatan

strata pertama. Sementara itu di banyak negara maju penggunaan obat tradisional

makin populer (Anonim, 2007).

Obat tradisional atau lebih dikenal dengan nama jamu atau obat asli

Indonesia (OAIN) sudah dikenal sejak zaman nenek moyang kita dan tumbuh

berkembang sejalan dengan perkembangan yang terjadi di negara kita. Oleh

karena itu, jamu merupakan warisan nenek moyang yang perlu dikembangkan

utamanya untuk menunjang upaya meningkatkan kesehatan masyarakat baik

digunakan untuk tujuan pencegahan (preventif), peningkatan (promotif), maupun

pengobatan (kuratif) (Soegiharjo, 2002).

Jamu ramuan segar merupakan jamu yang diolah dengan cara sederhana dan

tradisional, yang secara umum pengolahannya dibedakan menjadi dua macam,

yaitu dengan merebus seluruh bahan atau dengan cara mengambil/memeras sari

Page 26: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

 

yang terkandung dalam jamu kemudian dicampur dengan air matang (Suharmiati,

2001). Sedangkan menurut Wisely (2008) menyatakan bahwa jamu ramuan segar

menurut responden adalah jamu yang dibuat sendiri dengan cara direbus atau

diremas dan dibuat dari bahan-bahan alami, jamu gendong, jamu berbentuk cair

yang dapat langsung diminum tanpa perlu diolah lagi, jamu yang bukan buatan

pabrik dan tidak dikemas.

B. Kunyit

Gambar 1. Rimpang kunyit (Sunarto, 2009).

1. Keterangan botani

Kunyit (Curcuma domestica, Val) termasuk dalam familia Zingiberaceae

(Rukmana, 1999). Di Indonesia dikenal sebagai kunyit. Di Jawa Tengah

disebut kunir. Di Nusa Tenggara disebut kunyik. Di Sumatera disebut kakunye.

Di Kalimantan dikenal sebagai henda. Di Sulawesi disebut uinida. Di Maluku

disebut kurlai (Anonim, 1977).

Page 27: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

 

2. Morfologi tanaman

Kunyit merupakan tanaman semak, mempunyai batang semu dan basah,

tingginya sekitar 1 m dan bunganya muncul dari pucuk batang semu dengan

panjang sekitar 10-15 cm dan berwarna putih. Daunnya mirip dengan tumbuh-

tumbuhan jenis pisang-pisangan, berbentuk lanset memanjang, ujung dan

pangkal runcing, tepi rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12,5 cm, pertulangan

menyirip, warna hijau pucat. Rimpangnya memiliki banyak cabang dengan

kulit luarnya berwarna jingga kecoklatan. Buah daging rimpang kunyit

berwarna merah jingga kekuning-kuningan (Soedibyo, 1998).

3. Kandungan kimia

Kunyit mengandung kurkumin, demetoksikurkumin, bisdemetoksikurkumin,

minyak atsiri (turmeron, zingiberon, seskuiterpen alkohol), pati, tanin, damar,

zat pahit, dan minyak lemak ( Anonim, 1977; Soedibyo, 1998).

4. Kurkumin

O O

HO

H3CO

OH

OCH3

Gambar 2. Struktur Kurkumin (Majeed, 1995)

Kurkumin merupakan senyawa kandungan utama tanaman kunyit. Kurkumin

murni sangat sulit diperoleh langsung dari kunyit karena sering kali tercampur

dengan dua turunannya yaitu desmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin

(Bone dan Mills, 2000). Tiga kurkuminoid utama yang telah diisolasi dari

Page 28: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

 

kunyit adalah kurkumin, desmetoksikurkumin, dan bidesmetoksikurkumin.

Ketiganya memberikan warna kuning pada Curcuma domestica, terutama pada

rhizomanya (Majeed, 1995).

HO

O OH

OMe

OH  

Gambar 3. Struktur Desmetoksikurkumin (Cashman, 2008).

 

HO

O OH

OH  

Gambar 4. Struktur Bidesmetoksikurkumin (Cashman, 2008).

Kurkuminoid adalah komponen yang terdapat dalam kunyit, yang terkait secara

kimia dengan bahan utamanya, yaitu kurkumin. Kurkuminoid merupakan

bahan aktif penting yang bertanggung jawab atas aktifitas biologis dari kunyit.

Aktifitas utama kurkuminoid adalah sebagai antiinflamasi. Tetapi dilaporkan

juga bahwa kurkuminoid mempunyai sifat antioksidan, anti alergi, anti

spasmodik, antibakteri, anti fungi, anti tumor, dan sebagai penyembuh luka

(Majeed, 1995).

Page 29: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

10 

 

Dalam rimpang kunyit terdapat kurkumin yang mempunyai kemampuan

menghambat produksi prostaglandin dan leukotrien sebagai mediator nyeri

(Bone, 2000). Kurkumin memiliki aktivitas penghambat siklooksigenase

(COX) sebesar 79% (Van der Goot, 1997), dan diduga bersifat COX-2 selektif,

berdasarkan sifat tidak toksik pada gastrointestinal meskipun pada dosis tinggi

(Kawamori, 1999).

Kurkumin praktis tidak larut dalam air pada pH netral dan pH asam, tetapi larut

dalam pH basa. Komponen kurkumin relatif stabil pada suasana asam

(Stankovic, 2004). Gugus-gugus hidroksi pada kurkumin sangat penting

peranannya dalam aktivitas antiinflamasi (Majeed, 1995).

Gambar 5. Struktur senyawa kurkumin (Majeed, 1995)

Keterangan gambar: 1. Gugus-gugus para hidroksil 2. Gugus keto 3. Ikatan rangkap

Page 30: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

11 

 

C. Asam Jawa

Gambar 6. Buah Asam Jawa (Putri, 2009).

1. Keterangan Botani

Asam jawa (Tamarindus indica Linn) termasuk dalam famili Leguminose,

ekstrak daging buah asam jawa dikenal dengan Tamarindus Pulpa Extractum.

Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama asam jawa, sedangkan di Jawa

dikenal dengan asem, di Sunda dikenal dengan celangi dan tangkal asem.

Nama umum / Inggrisnya adalah tamarind (Hutapea, 1994).

2. Kandungan kimia

Daging buah asam jawa antara lain mengandung asam tartrat, asam malat,

asam sitrat, asam suksinat, asam asetat, pektin, dan gula invert (Soedibyo,

1998).

3. Khasiat dan kegunaan

Daging buah asam jawa berkhasiat sebagai laksan. Adapun kegunaannya

adalah untuk mencegah dan mengatasi nyeri haid (jika dicampur bersama

kunyit), demam, eksem, kegemukan, pencahar (berkurang khasiatnya bila

dimasak), sakit perut, sariawan, wasir dam rematik (obat luar) (Soedibyo,

1998).

Page 31: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

12 

 

D. Komposisi Optimum Ekstrak Rimpang Kunyit dan Ekstrak Daging

Buah Asam Jawa 20,7% : 9,3%

Tabel I. Komposisi ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa untuk tiap formula

Komposisi

I (K1)

(100%:0%)

Komposisi II (K2)

(75%:25%)

Komposisi III (K3)

(50%:50%)

Komposisi IV (K4)

(25%:75%)

Komposisi V (K5)

(0%:100%)

Kunyit 25% 20% 15% 10% 5% Asam Jawa

5% 10% 15% 20% 25%

Dalam metode SLD 2 komponen, setelah didapatkan hasil pengukuran

terhadap respon analgesik maka terlebih dahulu dihitung persamaan SLD dari

respon tersebut. Berdasarkan perhitungan metode SLD maka persamaan yang

diperoleh adalah :

Y = 59,69 (A) + 34,73 (B) + 65,28 (A) (B)

Keterangan : Y : % penghambatan geliat A : komposisi ekstrak rimpang kunyit B : komposisi ekstrak daging buah asam Jawa

(Fadeli, 2008).

Page 32: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

13 

 

Dengan persamaan yang diperoleh maka didapat dua data yaitu data

percobaan dan data teoritis.

Tabel II. Data % penghambatan pada percobaan dan SLD

Komp.1 Komp.2 Komp.3 Komp.4 Komp.5 Perc. 59,69  71,90 63,53 41,19  34,73SLD 59,69  65,69 63,53 53,21  34,73

Keterangan : Komp. : komposisi Percobaan : % penghambatan yang diperoleh dari hasil percobaan dengan metode

rangsang kimia SLD : % penghambatan yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan

persamaan Simplex Lattice Design (Fadeli, 2008).

Berdasarkan data yang diperoleh, komposisi optimum ekstrak rimpang

kunyit : ekstrak daging buah asam jawa adalah 69% : 31% dari 100% campuran

ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa. Komposisi yang

digunakan merupakan campuran dari ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging

buah asam jawa sebanyak 30%, sehingga komposisi ekstrak rimpang kunyit :

ekstrak daging buah asam jawa yang memberikan efek analgesik optimum adalah

20,7% : 9,3%. Komposisi ini memberikan daya analgesik sebesar 65,5791% jika

diminum pada dosis 2730 mg/Kg BB. Sehingga komposisi 20,7% : 9,3%

merupakan komposisi ekstrak rimpang kunyit : ekstrak daging buah asam jawa

yang memberikan efek analgesik optimum (Fadeli, 2008).

Page 33: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

14 

 

Gambar 7. Grafik hubungan komposisi campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa vs daya penghambatan (Fadeli, 2008).

Berdasarkan gambar 13 kita dapat melihat bagaimana profil efek analgesik

ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa. Profil efek analgesik

ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa membuka ke bawah

(cembung) dapat dikatakan bahwa semakin rendah komposisi kunyit dalam

campuran maka daya penghambatan (% penghambatan) akan semakin kecil.

Bentuk kurva cembung mengindikasikan bahwa campuran ekstrak rimpang kunyit

dan ekstrak daging buah asam jawa membawa efek yang meningkatkan daya

penghambatan (Fadeli, 2008).

Berdasarkan perhitungan dengan metode Fhitung didapatkan hasil bahwa

persamaan SLD untuk % penghambatan geliat dari campuran ekstrak rimpang

kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa regresi. Fhitung yang diperoleh adalah

sebesar 3,9549, sedangkan F tabel yang diperoleh adalah 3,222, sehingga Fhitung

lebih besar daripada F tabel yang berarti ada regresi. Hal ini berarti persamaan

yang diperoleh dengan metode SLD dapat digunakan untuk menghitung

Page 34: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

15 

 

komposisi campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa

yang mempunyai daya analgesik (Fadeli, 2008).

E. Nyeri

Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan

dan berkaitan dengan kerusakan jaringan. Nyeri bersifat individual dan ambang

nyeri pada setiap orang berbeda-beda (Roach, 2004). Ambang nyeri didefinisikan

sebagai tingkat (level) dimana nyeri dirasakan untuk pertama kali. Nyeri timbul

jika rangsang mekanik, termal, kimia, atau listrik melampaui suatu nilai ambang

tertentu (nilai ambang nyeri). Adanya kerusakan jaringan akan mengakibatkan

pembebasan mediator nyeri yang menyebabkan perangsangan reseptor nyeri

(Mutschler, 1999).

Menurut tempat terjadinya, nyeri terbagi atas nyeri somatik dan nyeri dalam

(viseral). Dikatakan nyeri somatik apabila rasa nyeri berasal dari kulit, otot,

persendian, tulang, atau dari jaringan ikat. Nyeri somatik dibagi atas dua kualitas

yaitu nyeri permukaan dan nyeri dalam. Disebut nyeri permukaan apabila

rangsang bertempat di dalam kulit, sedangkan disebut nyeri dalam apabila

rangsang berasal dari otot, persendian tulang dan jaringan ikat. Nyeri dalam

(viseral) atau nyeri perut terjadi antara lain pada tegangan organ perut, kejang otot

polos, aliran darah kurang dan penyakit yang disertai radang (Mutschler, 1999).

Berdasarkan perjalanannya, nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri yang

sifatnya akut dan kronis. Pada nyeri yang sifatnya akut umumnya terjadi beberapa

saat setelah terjadinya lesi atau trauma jaringan, berlangsung singkat dan biasanya

Page 35: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

16 

 

cepat membaik bila diberi obat pengurang rasa nyeri (analgetika). Bila diberikan

stimulus nyeri, maka rasa nyeri akan timbul dalam waktu kira-kira 0,1 detik. Rasa

sakit akut juga digambarkan dengan banyak nama pengganti, seperti rasa sakit

tajam, rasa tertusuk, rasa sakit cepat, rasa sakit elektrik, dan sebagainya (Anonim,

1991; Guyton dan Hall, 1996).

Nyeri yang kronik umumnya berhubungan dengan terjadinya lesi jaringan

yang bersifat permanen, atau dapat sebagai kelanjutan dari nyeri akut yang tidak

ditangani dengan baik. Nyeri yang kronik umumnya berhubungan dengan

terjadinya lesi jaringan yang bersifat permanen, atau dapat sebagai kelanjutan dari

nyeri akut yang tidak ditangani dengan baik. Nyeri kronik ini biasanya

berlangsung lama, atau biasanya terjadi selama lebih dari 6 bulan. Rasa sakit

kronik timbul setelah satu detik atau lebih dan kemudian rasa sakit ini secara

perlahan bertambah untuk selama beberapa detik dan kadang kala sampai

beberapa menit. Rasa sakit kronik diberi banyak nama tambahan seperti rasa sakit

terbakar, rasa sakit pegal, rasa sakit berdenyut-denyut, rasa sakit mual, dan rasa

sakit lambat (Anonim, 1991; Guyton, 1993).

Eicosanoid merupakan produk metabolit dari asam arakhidonat. Eicosanoid

diturunkan melalui jalur lain dari fosfolipid. Eicosanoid terlibat dalam mengatur

proses fisiologi dan beberapa diantaranya merupakan mediator dan modulator

yang sangat penting dalam reaksi inflamasi. Eicosanoid yang pokok yaitu

prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien. Sel yang mengalami kerusakan dapat

menstimulus pelepasan eicosanoid (Rang dkk, 2003).

Page 36: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

17 

 

Gambar 8. Proses pembentukan eicosanoid dari asam arakhidonat melalui jalur siklooksigenase dan lipooksigenase (Rang dkk, 2003).

Fosfolipid

Asam Arakhidonat

LTA4

LTB4 (kemotaksin)

LTC4

(bronkokonstriktor)

LTD4

LTE4

Siklik endoperoksid

Siklooksigenase

5-lipoksigenase

5-HPETE

Tromboksan A2 (trombotik, vasokonstriktor)

PGI2 (vasodilator, hiperalgesik, menghambat agregasi platelet

PGE2 (vasodilator, hiperalsik)

PGD2 (menghambat agregasi platelet,

vasodilator)

PGF2α (bronkokon-striksi, kontraksi myometrial

12-lipoksigenase

15-lipoksigenase

12- HETE

Lipoksin A dan B

Fosfolipase A2

Page 37: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

18 

 

Asam arakhidonat dimetabolisme melalui beberapa jalur yaitu:

1. melalui asam siklooksigenase (COX) yang terdiri dari dua bentuk yaitu COX-

1 dan COX-2. Enzim ini yang memulai biosintesis asam arakhidonat menjadi

prostaglandin dan tromboksan.

2. melalui berbagai macam lipoksigenase yang memulai sintesis leukotrien dan

lipoksi dan senyawa lain.

(Rang dkk, 2003).

Efek dari PGE2 tergantung pada tiga reseptor mana yang diduduki oleh

prostanoid. Istilah “prostanoid” meliputi prostaglandin (PG) dan tromboksan

(TX). PGE2 sangat menonjol pada respon inflamasi dan dia adalah mediator

timbulnya demam. Efek utama dari 3 reseptor PGE2 :

a. Reseptor EP1 : kontraksi otot polos pada bronkial dan GIT

b. Reseptor EP2 : relaksasi pada otot polos bronkial, vaskular dan GIT

c. Reseptor EP3 : menghambat sekresi asam lambung, meningkatkan sekresi

mukus lambung, kontraksi otot polos GIT dan uterus, menghambat

lipolisis dan pelepasan neurotransmitter autonomik.

(Rang dkk, 2003).

Page 38: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

19 

 

Gambar 9. Transmisi dan Transformasi Nyeri (Mutschler dan Derrendorf, 1995).

Yang termasuk zat nyeri dengan potensi kecil adalah ion hydrogen. Pada

penurunan nilai pH di bawah 6 selalu terjadi rasa nyeri yang meningkat pada

kenaikan konsentrasi ion H+ lebih lanjut. Kerja lemah yang mirip dipunyai juga

oleh ion kalium yang keluar dari ruang intrasel setelah terjadi kerusakan jaringan

dan dalam interstitium pada konsentrasi >20 mmol/liter menimbulkan rasa nyeri.

Demikian pula berbagai neurotransmitter dapat bekerja sebagai zat nyeri pada

kerusakan jaringan. Histamin pada konsentrasi reltif tinggi (10-8 g/l) terbukti

sebagai zat nyeri (Mutschler dan Derrendorf, 1995).

Rangsang nyeri diterima oleh reseptor khusus yang disebut reseptor nyeri

(nosiseptor). Reseptor nyeri berupa saraf khusus dengan ujungnya yang bebas

sehingga dapat menerima rangsang sensasi lain. Secara fungsional, reseptor nyeri

Rangsangan atau noksius

Kerusakan jaringan

Pembebasan: H+ (pH <6)

K+ (>20 mmol/L) Asetilkolin Serotonin Histamin

Pembentukan: (misalnya : bradikinin)

Prostaglandin

Sensibilitas reseptor

Nyeri lama Nyeri pertama

Page 39: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

20 

 

dibedakan menjadi dua jenis reseptor yang dapat menyusun dua sistem serabut

yang berbeda yaitu:

a. Mekanoreseptor, yang meneruskan nyeri permukaan melalui serabut A-

delta bermielin

b. Termoreseptor, yang meneruskan nyeri kedua melalui serabut-serabut C

yang tidak bermielin (Mutschler dan Derrendorf, 1995).

Serabut A-delta merupakan saraf unimodal dan memiliki myelin pada

aferan. Kecepatan penghantaran listriknya 2-30 m/s. Reseptor ini merespon

rangsang mekanik dan termal serta memproduksi nyeri yang terlokalisasi. Serabut

C merupakan saraf polimodal yang tidak bermyelin sehingga daya hantar

listriknya lebih lambat menjadi sekitar 0,5-2 m/s. Reseptor ini merespon stimulus

mekanik, termal, dan secara khusus kimiawi (Anonim, 2001).

Proses penghantaran nyeri adalah sebagai berikut: potensial aksi (impuls

nosiseptif) yang terbentuk pada reseptor nyeri diteruskan melalui serabut saraf

aferen ke dalam akar dorsal sumsum tulang belakang. Di tempat ini juga terjadi

reflex somatic dan vegetaif awal melalui interneuron serta penghambatan nyeri

menurun pada serabut aferen. Serabut-serabut yang berakhir dalam daerah

formation reticularis menimbulkan reaksi vegetatif. Tempat kontak yang lain

adalah thalamus opticus. Di sini impuls diteruskan ke gyrus postcontralis (celah

sentral belakang), tempat lokalisasi nyeri, juga ke system limbik yang terlibat

dalam penilaian nyeri. Kemudian otak kecil dan otak besar sama-sama melakukan

reaksi perlindungan dan reaksi menghindar yang terkoordinasi.

Page 40: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

21 

 

Proses terjadinya nyeri adalah sebagai berikut:

Keterangan: : impuls penghantaran nyeri yang meningkat : reaksi nyeri : inhibisi nyeri endogen

Gambar 10. Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen (Mutschler, 1999).

Lokalisasi nyeri

Korteks

Thalamus opticus

Formatio reticularis

Sumsum tulang

Reseptor nyeri

Pembebasan mediator

Otak kecil 

Rangsang nyeri

Sistem limbik

Rasa nyeri

Reaksi vegetatif

Refleks

Reaksi pertahanan

Page 41: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

22 

 

F. Analgetika

Analgetika adalah senyawa yang dalam dosis terapetik meringankan atau

menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi umum (Mutschler, 1986). Efek

ini dapat dicapai dengan berbagai cara, seperti menekan kepekaan reseptor

terhadap rangsang nyeri mekanik, termik listrik, atau kimiawi di pusat atau

dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin sebagai mediator sensasi

nyeri (Anonim, 1991).

Metode-metode pengujian aktivitas analgetika dilakukan dengan menilai

kemampuan zat uji untuk menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi

pada hewan percobaan (mencit, tikus, marmot), yang meliputi induksi secara

mekanik, termik, elektrik dan secara kimia. Pada umumnya daya kerja analgetika

dinilai pada hewan dengan mengukur besarnya peningkatan stimulus nyeri yang

harus diberikan sampai ada respon nyeri atau jangka waktu ketahanan hewan

terhadap stimulus nyeri atau juga peranan frekuensi respon nyeri (Anonim, 1991).

Analgesik dibagi menjadi dua golongan yaitu analgesik narkotik dan

analgesik non narkotik (Turner, 1965).

1. Analgesik narkotik

Golongan analgesik narkotik mengubah efek impuls nyeri pada system

saraf pusat (SSP). Kesadaran akan nyeri mungkin tetap ada atau berkurang,

tetapi kemampuan untuk menafsirkan, menggabungkan, dan bereaksi terhadap

nyeri menurun karena adanya sedasi, eufori, dan penurunan keresahan dan

penderitaan (Hite, 1995). Obat-obat golongan narkotik melibatkan mekanisme

Page 42: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

23 

 

kerja yang identik dan menstimulasi reseptor opioat, menyebabkan profil kerja

analgesik golongan ini sangat mirip (Mutschler dan Derrendorf, 1995).

Analgesik narkotik terdiri dari beberapa kelompok antara lain :

a. Analgetik narkotik opioid alamiah, yaitu obat yang diperoleh dari baha-

bahan alamiah, misal: morfin, kodein dan tebain.

b. Analgetik narkotik opioid semi sintetik, merupakan derivat dari morfin,

misal: heroin, dihidromorfin, hidrokodon.

c. Analgetik narkotik opioid sintetik, obat ini secara kimia tidak berhubungan

dengan morfin, tetapi efek farmakologiknya sama.

d. Kelompok antagonis opioid, merupakan obat pilihan pada keracunan akut

opioid, bekerja dengan cara menggeser obat agonis dari reseptor opioid

(Sutedjo, 2008).

2. Analgesik non narkotik

Obat-obat ini meringankan rasa nyeri tanpa menurunkan kesadaran dan

tidak menyebabkan ketergantungan seperti penggunaan analgetika narkotik

(Roach, 2004). Analgesik non-narkotik mempunyai antivitas antipiretik, di

samping meringankan nyeri. Obat-obat golongan ini terbukti mempengaruhi

metabolisme atau kerja sejumlah mediator biokimia dan sel pada proses

peradangan. Mekanisme kerjanya yakni menghambat atau menghalangi

biosintesis prostaglandin dan metabolisme bersangkutan yang merupakan

penyebab nyeri, demam, dan radang. Analgesik non narkotik mempunyai

mekanisme perifer maupun sentral dalam meredakan nyeri (Hite, 1995).

Page 43: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

24 

 

Ada beberapa kelompok analgetik antipiretik antara lain :

a. Kelompok salisilat dan garam-garamnya (asam salisilat, Na Salisilat,

Salisilamid, methyl salisilad).

b. Kelompok parasetamol / para aminofenol dan derivatnya (fenacetin,

asetaminofen, hidroksi asetanilid)

c. Kelompok pirazolon (antipirin, aminopirin, fenilbutason, dipiron /

metampiron, piramidon, amidopirin)

d. Derivat asam propionat (fenbufen, fenoprofen, ibuprofen, ketoprofen,

naproksen)

e. Derivat asam antranilat (asam mefenamat, asam meklofenamat, asam

flufenamat) (Sutedjo, 2008).

Page 44: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

25 

 

Gambar 11. Penghambatan sintesis eicosanoid oleh analgetika (Rang dkk, 2003).

LTA4

LTB4 (kemotaksin)

LTC4

(bronkokonstriktor)

LTD4

LTE4

5-HPETE

Tromboksan A2 (trombotik, vasokonstriktor)

Inhibitor fosfolipid kortikosteroid

NSAID, ASA

Inhibitor lipoksigenase

Inhibitor sintesis TXA2

Antagonis TXA2

Antagonis PG

Antagonis reseptor leukotrien

Fosfolipid

Asam Arakhidonat

Siklik endoperoksid

PGI2 (vasodilator, hiperalgesik, menghambat agregasi platelet

PGE2 (vasodilator, hiperalsik)

PGD2 (menghambat agregasi platelet,

vasodilator)

PGF2α (bronkokon-striksi, kontraksi myometrial

12-lipoksigenase

15-lipoksigenase

12- HETE

Lipoksin A dan B

Siklooksigenase

5-lipoksigenase

Fosfolipase A2

Page 45: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

26 

 

G. Asetosal

COOH

OCOCH3

Gambar 12. Struktur Asetosal (Anonim, 1995).

Asetosal memiliki pemerian hablur putih, umumnya seperti jarum atau

lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau berbau lemah.

Asetosal stabil di udara kering, di dalam udara lembab secara bertahap terhidrolisa

menjadi asam salisilat dan asam asetat. Asetosal sukar larut dalam air, mudah

larut dalam etanol, larut dalam kloroform dan eter, agak sukar larut dalam eter

mutlak (Anonim, 1995).

Asam salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin adalah

analgetika antipiretika dan anti-inflamasi yang sangat luas banyak digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas (Wilmana, 1995). Aspirin merupakan senyawa

standar yang digunakan dalam menilai efek obat sejenis (Dipalma, 1990). Aspirin

merupakan salah satu obat yang paling sering digunakan untuk meredakan nyeri

ringan sampai sedang (Katzung, 2001).

Asetosal merupakan analgetika yang efektif, dengan durasi kira-kira 4 jam

(Neal, 1997). Asetosal akan diabsorbsi selama 5-30 menit setelah pemberian oral

dan pada dosis tunggal akan mencapai kadar plasma puncak 19 setelah 1-3 jam.

Dosis yang biasa digunakan antara 325-650 mg (McEvoy, 2005).

Asetosal bekerja dengan menghambat aktivitas prostaglandin G/H sintetase

atau yang dikenal lazim sebagai enzim siklooksigenase (COX). Enzim

Page 46: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

27 

 

siklooksigenase merupakan katalisator pada tahap pertama pembentukan

prostaglandin dan tromboksan dari asam arakhidonat. Enzim siklooksigenase

terdiri dari isoenzim yaitu siklooksigenase I dan siklooksigenase II. Asetosal

relatif lebih selektif terhadap enzim siklooksigenase tipe I. Pada enzim

siklooksigenase tipe I, asetosal bekerja dengan mengasetilasi gugus hidroksil serin

pada posisi 529 dari rantai polipeptida sehingga dapat menghambat masuknya

substrat dari sisi enzim akibat rintangan sterik sehingga menyebabkan hilangnya

aktivitas enzim secara irreversibel. Dengan hilangnya aktivitas enzim

siklooksigenase maka pembentukan mediator nyeri dapat dihambat sehingga nyeri

yang dirasakan dapat berkurang. Asetosal juga dapat menghambat aktivitas enzim

siklooksigenase tipe II dengan cara berbeda yaitu dengan cara mengubah produk

asam arakhidonat yang seharusnya prostaglandin G1 menjadi asam 15

hidroksieisosatetraenoik (Dollery, 1999).

H. Metode-metode Pengujian Daya Analgetik

Pengujian daya analgesik dapat menggunakan berbagai metode. Berdasarkan

jenis analgetika, metode pengujian efek analgesik dibagi menjadi 2 (Turner,

1965), yaitu:

1. Golongan analgesik narkotika

a. Metode jepitan ekor

Sekelompok mencit diinjeksi dengan senyawa uji secara subkutan atau

intravena. Setelah 30 menit, jepitan dipasang selama 30 detik pada bagian

pangkal ekor yang telah dilapisi karet tipis. Respon yang diamati yaitu ada

Page 47: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

28 

 

tidaknya usaha dari hewan uji untuk melepaskan diri dari jepitan tersebut.

tersebut, namun pada hewan yang tidak diberi analgesik akan berusaha

untuk melepaskan diri dari jepitan tersebut (Turner, 1965).

b. Metode rangsang panas

Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan mencit yang telah diberi

senyawa uji di atas pelat panas (hot plate) yang bersuhu 550 -55,50 C.

Respon yang diamati yaitu ketika hewan uji mengangkat, menjilat telapak

kakinya dan kemudian melompat dari lempeng panas (Turner, 1965).

c. Metode pengukuran tekanan

Alat yang digunakan pada metode ini menggunakan dua buah syringe

yang dihubungkan kedua ujungnya, bersifat elastis, fleksibel, serta terdapat

pipa plastik yang diisi dengan cairan. Pipa tersebut kemudian dihubungkan

dengan manometer. Syringe yang pertama diletakkan dengan posisi

vertikal dengan ujungnya menghadap ke atas. Ekor tikus diletakkan di

bawah penghisap syringe. Pada saat tekanan diberikan pada penghisap dari

syringe kedua, maka tekanan ini akan berhubungan dengan sistem hidrolik

pada syringe yang pertama lalu pada ekor hewan uji. Tekanan yang sama

diberikan pada syringe kedua yang dapat meningkatkan tekanan pada ekor

hewan uji. Respon yang timbul akan tercatat pada manometer ketika

hewan uji meronta-ronta kemudian mengeluarkan suara (mencicit) sebagai

tanda kesakitan (Turner, 1965).

Page 48: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

29 

 

d. Metode potensi petidin

Metode ini memerlukan hewan uji dalam jumlah banyak. Tiap kelompok

hewan uji terdiri dari 20 ekor, setengah kelompok dibagi menjadi tiga

bagian yang diberi petidin dengan peringkat dosis yaitu 2, 4, dan 8 mg/kg.

Setengah kelompok yang lain petidin, yang lain, petidin dan senyawa uji

dengan dosis 25% dari LD50. Persen daya analgesik dapat dihitung

dengan bantuan metode rangsang panas (Turner, 1965).

e. Metode antagonis nalorfin

Metode ini digunakan untuk mengetahui aksi dari obat-obat seperti morfin.

Hewan uji yang dapat digunakan pada metode ini yaitu tikus, mencit, dan

anjing. Hewan uji diberi obat dengan dosis toksik lalu diikuti pemberian

nalorfin (0,5 – 10,0 mg/Kg BB) secara intravena (Turner, 1965).

f. Metode kejang oksitosin

Oksitosin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitori

posterior, yang dapat menyebabkan kontraksi uterin sehingga

menimbulkan kejang pada tikus. Respon berupa kejang tersebut meliputi

kontraksi abdominal, sehingga dapat menarik pinggang dan kaki hewan uji

ke belakang. Penurunan jumlah kejang dapat diamati dan nilai ED50 dapat

diperkirakan (Turner, 1965).

g. Metode pencelupan pada air panas

Metode ini dilakukan dengan cara mencelupkan ekor mencit pada air

bertemperatur 58o C, dimulai 15 menit setelah diinjeksikan zat uji secara

intraperitoneal. Pencelupan diulang setiap 30 menit. Respon mencit

Page 49: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

30 

 

terlihat pada hentakan ekornya untuk menghindari air panas (Turner,

1965).

2. Golongan analgesik non narkotika

a. Metode rektodolorimetri

Pada metode ini hewan uji tikus diletakkan dalam sebuah kandang yang

dibuat khusus dengan menggunakan alas tembaga yang kemudian

dihubungkan dengan sebuah gulungan yang berfungsi sebagai

penginduksi. Ujung lain dari gulungan tersebut dihubungkan dengan

silinder elektroda tembaga. Pada gulungan bagian atas terdapat konduktor

yang dihubungkan dengan sebuah volmeter yang sensitif untuk dapat

mengubah 0,1 volt. Teriakan mencit dapat timbul dengan pemberian

tegangan sebesar 1 sampai 2 volt (Turner, 1965).

b. Metode podolorimetri

Pengujian daya analgesik menggunakan metode ini dengan memberikan

aliran listrik pada kandang yang ditempati hewan uji. Hewan uji diletakkan

dalam kandang yang alasnya terbuat dari kepingan metal, sehingga bisa

mengalirkan listrik. Respon yang timbul yaitu teriakan dari hewan uji

tersebut. Pengukuran dilakukan dengan selang waktu 10 menit selama 1

jam (Turner, 1965).

c. Metode rangsang kimia

Pada metode ini digunakan rangsang kimia berupa zat kimia yang

diberikan secara intraperitoneal pada mencit yang sudah diberi senyawa uji

secara oral pada selang waktu tertentu. Zat kimia yang biasa digunakan

Page 50: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

31 

 

untuk menimbulkan rasa nyeri yaitu fenilkuinon. Respon mencit terhadap

rangsang nyeri ini berupa geliat yaitu kontraksi perut disertai tarikan kedua

kaki ke belakang dan perut menempel pada lantai. Metode ini peka untuk

pengujian senyawa-senyawa analgesik non narkotik. Selain itu, metode ini

cukup sederhana, mudah dilakukan, dan cukup peka untuk pengujian

senyawa-senyawa yang memiliki daya analgesik lemah. Daya analgesik

dihitung dengan persamaan menurut Handershot dan Forsaith (1959)

sebagai berikut:

% penghambatan terhadap geliat = 100 – (P/K x 100%)

Keterangan: P : jumlah geliat mencit pada kelompok perlakuan K : rata-rata jumlah geliat mencit pada kelompok kontrol

Menurut Vogel (2002) dengan metode rangsang kimia, baik analgesik

pusat maupun analgesik perifer dapat terdeteksi, sehingga metode ini

direkomendasikan sebagai metode untuk skrining efek dan daya analgesik

suatu senyawa uji. Obat-obat seperti klonidin, haloperidol juga

menunjukkan aktivitas pada metode ini. Karena kurangnya spesifisitas

maka diperlukan perhatian dalam menginterpretasikan hasil sampai tes lain

telah dilakukan. Meskipun demikian, terjadi hubungan baik antara potensi

analgesik yang ditunjukkan dengan geliat dan potensi kliniknya.

Page 51: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

32 

 

I. Landasan Teori

Nyeri merupakan perasaan sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan

dan berkaitan dengan kerusakan jaringan (Roach, 2004).   Menurut Mutschler

(1999) nyeri timbul jika rangsang mekanik, termal, kimia, atau listrik melampaui

suatu nilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri). 

Metode rangsang kimia dengan cara memberikan rangsang kimia berupa

asam asetat yang diberikan secara intraperitoneal pada mencit yang sudah diberi

jamu kunyit asam ramuan segar secara oral pada selang waktu tertentu. Respon

mencit terhadap rangsang nyeri ini berupa geliat yaitu kontraksi perut disertai

tarikan kedua kaki ke belakang dan perut menempel pada lantai. Metode rangsang

kimia dapat mendeteksi analgesik pusat maupun analgesik perifer, sehingga

metode ini direkomendasikan sebagai metode untuk skrining efek dan daya

analgesik suatu senyawa uji (Vogel, 2002).

Jamu kunyit asam ramuan segar diperoleh dari rimpang kunyit dan daging

buah asam jawa. Kunyit memiliki kandungan senyawa kurkumin yang

mempunyai aktifitas sebagai antiinflamasi. Kurkumin mempunyai kemampuan

menghambat produksi prostaglandin dan leukotrien sebagai mediator nyeri (Bone,

2000). Kurkumin stabil dalam suasana asam. Asam jawa mengandung asam

tartrat, asam malat dan asam sitrat yang dapat menstabilkan kurkuminoid dalam

kunyit.

Jamu ramuan segar merupakan jamu yang diolah dengan cara sederhana dan

tradisional, yang secara umum pengolahannya dibedakan menjadi dua macam,

yaitu dengan merebus seluruh bahan atau dengan cara mengambil/memeras sari

Page 52: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

33 

 

yang terkandung dalam jamu kemudian dicampur dengan air matang (Suharmiati,

2001).

Aspirin menghambat sintesis prostaglandin melalui asetilasi. Asetosal

menghambat enzim siklooksigenase dengan mengasetilasi gugus aktif serin dari

enzim ini sehingga konversi asam arakhidonat menjadi prostaglandin dan

tromboksan akan terganggu, sehingga rasa nyeri dapat berkurang (Dollery, 1999).

Komposisi 20,7% : 9,3% merupakan komposisi ekstrak rimpang kunyit :

ekstrak daging buah asam jawa yang memberikan efek analgesik optimum

(Fadeli, 2008).

J. Hipotesis

Jamu kunyit asam ramuan segar komposisi 20,7% : 9,3% mempunyai efek

dan daya analgesik terhadap mencit betina yang terinduksi asam asetat.

Page 53: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

34 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan penelitian acak lengkap pola searah.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel utama

Variabel utama pada penelitian ini terdiri dari:

a. variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis jamu kunyit asam

ramuan segar.

b. variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah banyaknya geliat

selama 60 menit yang menggambarkan penghambatan akibat asam asetat

yang digunakan untuk menunjukkan efek dan daya analgesik jamu kunyit

asam ramuan segar.

Page 54: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

35 

 

2. Variabel pengacau

Variabel pengacau pada penelitian ini terdiri dari:

a. variabel pengacau terkendali

Pada penelitian ini terdapat variabel pengacau yang harus dikendalikan

yaitu: hewan uji mencit putih betina galur Swiss, umur 1,5-3 bulan, berat

badan 20-30 gram, dan jalur pemberian secara oral.

b. variable pengacau tak terkendali

Pada penelitian ini variabel pengacau yang tidak dapat dikendalikan

yaitu kondisi patologis mencit.

3. Definisi operasional

a. Dosis jamu kunyit asam ramuan segar yaitu sejumlah miligram rimpang

kunyit dan buah asam per kilogram berat badan dengan komposisi 20,7% ;

9,% yang dilarutkan dalam aquadest dan diberikan secara oral (1365,

2730, dan 5460 mg/Kg BB).

b. Daya analgesik adalah kemampuan suatu zat tertentu dalam menghambat

geliat dibandingkan kontrol positif.

c. Efek analgesik adalah kemampuan suatu zat tertentu dalam menghambat

geliat dibandingkan kontrol negatif.

d. Jamu kunyit asam ramuan segar adalah jamu kunyit asam yang dibuat

dengan cara merebus rimpang kunyit yang telah diparut dan buah asam

segar, kemudian diperas untuk memisahkan sari jamu kunyit asam dari

ampasnya (Wisely, 2008).

Page 55: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

36 

 

C. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Rimpang kunyit dan buah asam jawa yang diperoleh dari Banjarejo,

Kedungampel, Cawas, Klaten untuk membuat jamu kunyit asam ramuan

segar.

2. Asetosal murni (Brataco, Chemica) sebagai kontrol positif

3. Asam asetat sebagai zat penginduksi nyeri

4. Aquadest

5. Mencit putih betina galur Swiss (umur 1,5-3 bulan dengan berat badan 20-30

gram) diperoleh dari LPPT, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

D. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi :

1. Neraca analitik (Mettler Toledo)

2. Spuit peroral dan injeksi intraperitoneal 1 ml (Terumo)

3. Stopwatch

4. Kotak kaca

5. Kompor listrik (Thermolyne)

6. Alat-alat gelas

7. Alat-alat pembuatan jamu : parutan, saringan, pisau, dan sendok

Page 56: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

37 

 

E. Jalan Penelitian

1. Pembuatan larutan CMC Na 1 %

Larutan CMC Na 1 % dibuat dengan cara menimbang secara seksama 1 gram

CMC Na dan ditaburkan sedikit demi sedikit diatas air panas sambil diaduk

hingga mengembang. Lalu dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan

ditambah air hingga 100 ml.

2. Pembuatan larutan asam asetat 1%

Larutan asam asetat dibuat dari asam asetat glacial (100%) dengan cara

pengenceran menggunakan rumus V1 C1 = V2 C2. Sebanyak 0,25 ml asam

asetat 100% diencerkan dengan aquadest hingga volume 25,0 mL

menggunakan labu ukur 25 ml.

3. Pembuatan suspensi asetosal dalam CMC Na 1%

Asetosal yang akan digunakan sebagai kontrol positif dibuat dengan

menimbang secara seksama sejumlah asetosal dan disuspensikan dalam CMC

Na 1 % sesuai dengan volume yang akan dibuat.

4. Penetapan dosis asetosal

Asetosal digunakan sebagai kontrol positif dalam penelitian ini adalah

asetosal murni. Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa dosis asetosal untuk

orang dewasa (50 kg) adalah 0,5 gram. Supaya dosis tersebut dapat

dikonversikan ke mencit, maka terlebih dahulu dihitung dosis untuk manusia

70 kg sebagai berikut:

Dosis untuk manusia 70 kg = 70 kg/50 kg x 0,5 g

= 0,7 g

Page 57: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

38 

 

Jika dosis tersebut dikonversikan ke mencit 20 g dengan angka konversi

0,0026 maka diperoleh sebagai berikut:

Dosis untuk mencit 20 g = 0,0026 x 0,7 g

= 1,82 x 10-3 g

maka dosis asetosal = 1000 g/20 g x 1,82 x 10-3

= 0,091 g/kg BB

= 91 mg/Kg BB

Untuk menetapkan dosis asetosal digunakan 3 peringkat dosis. Dosis hasil

perhitungan digunakan sebagai dosis tengah, 2 dosis lainnya diperoleh

dengan cara menentukan kelipatannya. Angka kelipatan yang digunakan yaitu

kelipatan 2 sehingga diperoleh dosis 250, 500, dan 1000 mg. Setelah

dikonversikan ke mencit diperoleh dosis 45,5; 91; 182 mg/Kg BB. Dosis

asetosal yang dipilih yaitu 91 mg/Kg BB dengan % penghambatan geliat

sebesar 44,51%. Dosis tersebut digunakan dalam penelitian ini karena

merupakan dosis yang lazim digunakan manusia (Rahmawati, 2009).

5. Penetapan dosis asam asetat

Menurut Williamson (1996) asam asetat kadar 1-3 % digunakan sebagai iritant

yang menyebabkan nyeri pada pengujian daya analgesik dengan metode geliat.

Penentuan dosis asam asetat bertujuan untuk menentukan dosis efektif asam

asetat yang dapat memberikan jumlah geliat yang cukup dan mudah untuk

diamati. Peringkat dosis yang digunakan yaitu 25, 50, dan 100 mg/Kg

BBdengan konsentrasi 1%. Ketiga dosis tersebut diinjeksikan secara

interaperitoneal kepada masing-masing kelompok hewan uji. Geliat mencit

Page 58: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

39 

 

diamati setiap 5 menit selama 60 menit. Dosis yang dipilih adalah dosis yang

memberikan geliat tidak terlalu banyak, sehingga tidak kesulitan dalam

pengamatan, tetapi juga tidak terlalu sedikit sehingga bila sebelumnya diberi

perlakuan analgetika masih memberikan geliat sampai kurang lebih 1 jam.

Dosis efektif asam asetat yang dipilih untuk memberikan rangsang nyeri pada

uji selanjutnya yaitu 25 mg/Kg BB. Dosis asam asetat 25 mg/Kg BB dipilih

karena pada dosis tersebut sudah mampu menimbulkan respon geliat yang

memudahkan pengamatan. Selain itu, pada dosis 25 mg/Kg BB ini memiliki

jumlah geliat yang lebih banyak dibandingkan dosis 50 mg/Kg BB dan 100

mg/Kg BB (Rahmawati, 2009).

6. Penetapan kriteria geliat

Kriteria geliat ditetapkan untuk mendapatkan geliat yang sama sehingga pada

saat penelitian, geliat yang diamati tidak berbeda-beda dan akan diperoleh

hasil yang valid. Gerakan mencit yang dianggap sebagai geliat adalah kedua

kakinya ditarik ke belakang dan tubuhnya memanjang serta pada bagian

perutnya menempel pada alas tempat berpijak (Rahmawati, 2009).

7. Penetapan selang waktu pemberian rangsang

Selang waktu pemberian rangsang ditetapkan untuk mengetahui rentang waktu

antara pemberian rangsang nyeri dengan pemberian larutan uji yang digunakan

sebagai analgesik. Diharapkan pada selang waktu tersebut, larutan uji yang

diberikan secara per oral telah mengalami absorbsi dan bila diberikan rangsang

nyeri berupa asam asetat, larutan uji dapat menimbulkan efek dan respon geliat

hewan uji akan berkurang.

Page 59: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

40 

 

Rentang waktu yang diujikan adalah 5, 10, 15 dan 30 menit. Sebanyak 12 ekor

hewan uji, yang telah dipuasakan ± 18-22 jam dibagi ke dalam 4 kelompok.

Hewan uji diberikan asetosal dengan dosis 91 mg/Kg BB secara per oral

kemudian setelah selang waktu tiap kelompok (5, 10, 15, dan 30 menit) diinjeksi

dengan asam asetat 1% secara intraperitoneal menggunakan dosis efektif asam

asetat yang diperoleh dari penetapan dosis asam asetat.

Dalam penelitian ini selang waktu pemberian rangsang yang dipilih yaitu 30

menit, karena pada selang waktu 30 menit, respon geliat yang diperoleh

cukup sedikit dan juga menurut McEvoy (2005), 30 menit merupakan waktu

yang diperlukan untuk absorbsi asetosal (Rahmawati, 2009).

8. Seleksi hewan uji

Hewan uji yang digunakan yaitu mencit putih betina galur Swiss, berumur

1,5-3 bulan, dengan berat badan 20-30 gram. Semua hewan uji dipelihara

dengan kondisi dan perlakuan yang sama meliputi pakan, minum, dan

kandang. Sebelum diberi perlakuan, semua hewan uji diadaptasikan terlebih

dahulu dengan kondisi yang sama dan dipuasakan terlebih dahulu selama 18-

22 jam tanpa diberi makan, hanya diberi minum saja. Hal ini bertujuan untuk

mengurangi variasi akibat adanya makanan.

9. Penetapan dosis jamu kunyit asam ramuan segar

Dalam penelitian ini, jamu kunyit asam ramuan segar dibuat dengan komposisi

20,7% : 9,3%.

Kunyit : 20,7% x 25 g = 5,175 g

Asam : 9,3% x 25 g = 2,325 g

Page 60: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

41 

 

Sehingga dosis untuk manusia dewasa (50 kg) adalah 7,5 g/50 kg BB. Supaya

dosis tersebut dapat dikonversikan ke mencit, maka dihitung dosis untuk manusia

70 kg sebagai berikut:

Dosis untuk manusia 70 kg = 70 kg/50 kg x 7,5 g

= 10,5 g

Jika dosis tersebut dikonversikan ke mencit 20 g dengan angka konversi 0,0026

maka diperoleh sebagai berikut:

Dosis mencit 20 g : 10,5 g/70 kg BB x 0,0026

: 0,0273 g/20g BB

: 27,3 mg/20g BB

: 1365 mg/Kg BB

Dosis 1365 mg/Kg BB merupakan dosis terapi. Dalam penelitian ini ditetapkan 3

peringkat dosis, dengan cara menentukan kelipatannya. Angka kelipatan yang

digunakan sebesar 2 kalinya, sehingga diperoleh 3 peringkat dosis yaitu

1365mg/Kg BB (1 x 1365 mg/Kg BB); 2730 mg/Kg BB (2 x 1365 mg/Kg BB);

dan 5460 mg/Kg BB (2 x 2730 mg/Kg BB).

10. Perhitungan kebutuhan bahan jamu kunyit asam ramuan segar

Konsentrasi larutan jamu kunyit asam ramuan segar yaitu:

V x C = D x BB

0,5 ml x C = 5460mg/Kg x 20 g

 

C = 218,4 mg/ml

Page 61: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

42 

 

Larutan jamu ramuan segar kunyit asam dibuat dalam 100 ml sehingga

konsentrasi yang diperoleh adalah 21,84 g/100 ml.

Komposisi kunyit : asam = yang digunakan yaitu 20,7% : 9,3% .

Kunyit : 20,7/30 x 21,84 g = 15,07 g

Asam : 9,3/30 x 21,84 g = 6,77 g

11. Pembuatan jamu kunyit asam ramuan segar

Rimpang kunyit (bagian empu) dipisahkan dari bagian kunyit yang lain

kemudian dikupas dan dicuci. Pencucian dilakukan sebentar saja. Setelah itu,

kunyit diparut kemudian ditimbang sebanyak 15,07 g, sedangkan asam jawa

dikeluarkan dari kulitnya dan dipisahkan dari bijinya lalu ditimbang sebanyak

6,77 g. Kemudian mendidihkan aquadest. Setelah mendidih, parutan kunyit

dan daging buah asam jawa dimasukkan ke dalam aquadest yang telah

mendidih. Kemudian direbus selama 10 menit sambil diaduk-aduk. Setelah

itu, dipisahkan antara larutan dan ampasnya dengan disaring.

12. Uji daya analgesik

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 ekor. Hewan uji

dibagi secara acak menjadi 5 kelompok meliputi: kelompok I yaitu kontrol

negatif digunakan aquadest, kelompok II yaitu kontrol positif digunakan asetosal

dosis 91 mg/Kg BB, kelompok III-V yaitu kelompok perlakuan jamu ramuan

segar kunyit asam dengan 3 peringkat dosis yaitu 1365; 2730; 5460 mg/Kg BB.

Hewan uji diberi perlakuan secara oral dengan larutan uji dan setelah 30 menit

diinjeksi dengan asam asetat 1% secara intraperitoneal. Pengujian daya analgesik

dilakukan dengan pengamatan respon nyeri berupa geliat setelah mencit diinjeksi

asam asetat. Pengamatan dilakukan tiap lima menit selama 60 menit. Persen

Page 62: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

43 

 

penghambatan terhadap rasa nyeri dari masing-masing perlakuan dihitung

dengan persamaan Handersot dan Forsaith yaitu :

% penghambatan terhadap rasa nyeri = 100 – [(P/K) x 100]

Keterangan :

P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah perlakuan K = jumlah rata-rata geliat hewan uji kontrol negatif

Perubahan persen penghambatan geliat terhadap asetosal dosis 91 mg/Kg BB

sebagai kontrol positif pada tiap kelompok perlakuan dihitung dengan rumus:

Keterangan:

P = % penghambatan terhadap geliat pada setiap kelompok perlakuan Kp = rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada kelompok kontrol positif

F. Analisis Hasil

Data yang diperoleh dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov untuk melihat

distribusi data. Jika data terdistribusi normal dan variansi homogen maka dilanjutkan

dengan ANOVA satu arah kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe dengan taraf

kepercayaan 95% untuk melihat perbedaan antar kelompok tersebut bermakna

(p<0,05) atau tidak bermakna (p > 0,05).

Data hasil uji daya analgesik jamu kunyit asam ramuan segar dianalisis dengan

uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat perbedaan antara kelompok

perlakuan jamu kunyit asam ramuan segar dengan faktor dosis jamu kunyit asam

ramuan segar dan untuk melihat perbedaan antara kelompok perlakuan jamu kunyit

asam ramuan segar dengan kelompok kontrol negatif maupun kontrol positif.

Page 63: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

44 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Rimpang Kunyit dan Buah Asam Jawa

Pada penelitian ini digunakan rimpang kunyit dan daging buah asam jawa

sebagai bahan untuk membuat jamu kunyit asam ramuan segar. Rimpang kunyit

dan buah asam jawa tersebut harus diidentifikasi terlebih dahulu untuk

memastikan bahwa bahan yang digunakan benar-benar rimpang kunyit dan buah

asam jawa.

Identifikasi rimpang kunyit dan buah asam jawa dilakukan di bagian Biologi

Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Berdasarkan hasil

identifikasi, diperoleh bahwa bahan yang digunakan dalam pembuatan jamu

kunyit asam ramuan segar adalah rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dan

buah asam jawa (Tamarindus indica L.)

B. Efek Analgesik Jamu Kunyit Asam Ramuan Segar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jamu kunyit asam ramuan

segar komposisi 20,7% : 9,3% memiliki efek analgesik dan berapakah efeknya

serta untuk mengetahui apakah jamu kunyit asam ramuan segar komposisi 20,7%

: 9,3% memiliki daya analgesik dan berapakah dayanya.

Metode yang digunakan untuk menguji efek dan daya analgesik dalam

penelitian ini adalah metode rangsang kimia. Menurut Vogel (2002) dengan

metode rangsang kimia, baik analgesik pusat maupun analgesik perifer dapat

terdeteksi, sehingga metode ini direkomendasikan sebagai metode untuk skrining

Page 64: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

45 

 

efek dan daya analgesik suatu senyawa uji. Selain itu metode ini cukup sederhana,

mudah dilakukan, dan cukup peka untuk pengujian senyawa-senyawa yang

memiliki daya analgesik lemah (Turner, 1965).

Subjek uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mencit betina, karena

mencit betina lebih sensitif merasakan nyeri (ambang nyeri lebih rendah), selain

itu jamu kunyit asam biasanya digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri selama

haid. Asam asetat diinjeksikan pada mencit betina sebagai zat kimia pemberi

rangsang nyeri. Asam asetat dapat menyebabkan nyeri karena menurunkan pH

jaringan akibat adanya pembebasan H+. Adanya penurunan pH tersebut

mengakibatkan terjadinya iritasi pada jaringan lokal. Rasa nyeri yang terjadi dapat

ditunjukkan dengan adanya respon mencit berupa geliat. Pemberian senyawa yang

memiliki efek analgesik dapat menekan atau mengurangi rasa nyeri yang muncul

sehingga respon geliat semakin sedikit. Respon geliat diamati tiap lima menit

selama 60 menit setelah pemberian asam asetat.

Data yang diperoleh berupa jumlah kumulatif geliat pada tiap kelompok

perlakuan. Jumlah kumulatif geliat diubah ke dalam % penghambatan terhadap

geliat dengan persamaan Handersot-Forsaith dan diuji secara statistik

menggunakan Kolmogorov-Smirnov untuk melihat apakah data terdistribusi

normal atau tidak. Kemudian dilanjutkan dengan ANOVA satu arah untuk melihat

adanya perbedaan antar kelompok perlakuan dan dilanjutkan uji Scheffe dengan

taraf kepercayaan 95% untuk melihat dimana letak perbedaan antar kelompok

perlakuan.

Page 65: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

46 

 

Pada pengujian efek dan daya analgesik ini, jamu ramuan segar yang

digunakan dibuat dari rimpang kunyit dan daging buah asam jawa. Bagian kunyit

yang dipilih untuk membuat jamu kunyit asam ramuan segar ini adalah bagian

utama (empu) karena bagian ini lebih kuning dari bagian yang lain (cabangnya)

sehingga diperkirakan mengandung lebih banyak kurkumin. Setelah dipisahkan

dari bagian kunyit yang lain, empu kunyit ini dikupas kemudian dicuci.

Pencuciannya sebentar saja karena warna kuning dari kunyit dapat ikut terbawa

air dan diperkirakan akan mempengaruhi kadar kurkumin di dalam kunyit. Setelah

dicuci, kunyit lalu diparut kemudian ditimbang. Demikian juga dengan asam jawa

dikupas lalu diambil dagingnya kemudian ditimbang. Setelah itu, parutan kunyit

direbus bersama daging buah asam jawa dalam air yang mendidih selama 10

menit sambil diaduk-aduk. Waktu perebusan 10 menit dianggap waktu yang

optimum karena jika direbus terlalu lama, panas dapat merusak senyawa aktif

kurkumin. Pengadukan di sini berfungsi agar sari kunyit dan asam dapat keluar.

Selanjutnya, jamu didinginkan kemudian disaring untuk memisahkan jamu kunyit

asam dengan ampas kunyit dan asam. Jadi, jamu kunyit asam ramuan segar adalah

jamu kunyit asam yang dibuat dengan cara sederhana dan selalu dibuat baru.

Pengujian daya analgesik jamu kunyit asam ramuan segar dilakukan sesuai

dengan hasil uji pendahuluan yang dilakukan oleh Rahmawati (2009). Uji

pendahuluan tersebut antara lain : penetapan dosis asetosal, penetapan dosis asam

asetat dan penetapan waktu pemberian rangsang. Dosis asam asetat yang

digunakan sebagai pemberi rangsang nyeri yaitu 25 mg/Kg BB dengan

konsentrasi 1% dan selang waktu pemberian rangsang yaitu 30 menit. Asetosal

Page 66: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

47 

 

digunakan sebagai kontrol positif dengan dosis 91 mg/Kg BB. Digunakan asetosal

karena asetosal merupakan obat analgesik-antiinflamasi yang sering digunakan.

Selain itu asetosal mempunyai mekanisme penghambatan yang hampir sama

dengan kurkumin yaitu menghambat enzim siklooksigenase (COX), sedangkan

kurkumin menghambat enzim siklooksigenase (COX) dan enzim lipoksigenase.

Kontrol negatif yang digunakan yaitu aquadest karena digunakan sebagai pelarut

jamu kunyit asam ramuan segar. Peringkat dosis jamu ramuan segar yaitu 1365;

2730; 5460 mg/Kg BB.

Dalam pengujian daya analgesik jamu kunyit asam ramuan segar, hewan uji

dibagi dalam lima kelompok terdiri dari kelompok I yaitu kontrol negatif berupa

aquadest; kelompok II yaitu kontrol positif berupa asetosal dosis 91 mg/Kg BB;

kelompok III-V yaitu kelompok perlakuan jamu kunyit asam ramuan segar dosis

1365, 2730, dan 5460 mg/Kg BB.

Kurkumin dalam kunyit merupakan senyawa yang bertanggungjawab

menghasilkan efek dan daya analgesik. Kurkumin tersebut dapat menghambat

enzim siklooksigenase (COX) dan lipoksigenase, sehingga perubahan asam

arakhidonat menjadi endoperokside siklik terganggu dan biosintesis prostaglandin

serta leukotrien sebagai mediator kimiawi tidak dapat diproduksi (Bengmark,

2006). Oleh karena itu, rangsang nyeri dapat dihambat dan rasa nyeri dapat

ditekan.

Page 67: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

48 

 

Tabel III. Rata-rata jumlah kumulatif geliat dan rata-rata % penghambatan geliat terhadap kontrol negatif

Kelompok perlakuan

Rata-rata jumlah kumulatif geliat

(X ± SE)

Rata-rata % penghambatan geliat terhadap kontrol

negatif (X ± SE)

I 46,00 ± 5,35 0,00 ± 11,62 II 6,50 ± 2,04 bb 85,87 ± 4,44bb III 27,33 ± 4,57 btb 40,58 ± 9,94btb IV 24,17 ± 4,80bb 47,46 ± 10,44bb V 18,50 ± 4,86bb 59,78 ± 10,57bb

Keterangan:

bb : berbeda bermakna (p < 0,05) btb : berbeda tidak bermakna (p > 0,05) X : rata-rata SE : standar error I : kontrol negatif (aquadest 25 g/Kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/Kg BB) III : jamu kunyit asam ramuan segar 1365 mg/Kg BB IV : jamu kunyit asam ramuan segar 2730 mg/Kg BB V : jamu kunyit asam ramuan segar 5460mg/Kg BB

Dari data pada tabel III menunjukkan bahwa jumlah geliat berbanding

terbalik dengan % penghambatan terhadap geliat. Semakin banyak geliat berarti

semakin kecil % penghambatan senyawa uji terhadap geliat atau semakin kecil

daya analgesiknya. Dari data dapat dilihat bahwa dengan peningkatan dosis jamu

kunyit asam ramuan segar dapat meningkatkan efek analgesik jamu kunyit asam

ramuan segar. Hal tersebut dapat dilihat dengan meningkatnya % penghambatan.

Kelompok kontrol negatif memiliki jumlah geliat yang paling banyak dibanding

kelompok lainnya. Kelompok kontrol positif diberi asetosal dan kelompok

perlakuan yang diberi ramuan segar mengalami penurunan jumlah geliat

dibandingkan kelompok kontrol negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa

Page 68: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

49 

 

asetosal dan jamu kunyit asam ramuan segar mampu menghambat respon geliat

mencit.

Rata-rata % penghambatan geliat terhadap kontrol negatif pada kelompok

perlakuan dapat pula digambarkan sebagai diagram batang (gambar 13) yang

menggambarkan bahwa jamu kunyit asam ramuan segar dalam berbagai peringkat

dosis mempunyai persen penghambatan.

Gambar 13. Diagram batang rata-rata % penghambatan geliat terhadap kontrol negatif pada kelompok perlakuan

Keterangan : I : kontrol negatif (Aquadest 25 g/Kg BB) II : kontrol positif (Asetosal 91 mg/Kg BB) III : jamu kunyit asam ramuan segar 1365 mg/Kg BB IV : jamu kunyit asam ramuan segar 2730 mg/Kg BB V : jamu kunyit asam ramuan segar 5460mg/Kg BB

Page 69: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

50 

 

C. Daya Analgesik Jamu Kunyit Asam Ramuan Segar

Dari hasil perhitungan % penghambatan terhadap geliat juga dapat

dihitung % perubahan daya analgesik jamu kunyit asam ramuan segar terhadap

kontrol positif yaitu asetosal 91 mg/Kg BB. Data % perubahan daya analgesik

dapat dilihat pada tabel IV.

Tabel IV. Rata-rata jumlah kumulatif geliat dan rata-rata % perubahan daya analgesik terhadap terhadap kontrol positif

Kelompok perlakuan Rata-rata jumlah kumulatif geliat

(X ± SE)

Rata-rata % perubahan daya analgesik terhadap kontrol

positif (X ± SE)

I 46,00 ± 5,35bb -100,00 ± 13,53bb II 6,50 ± 2,04 -0,00 ± 5,18 III 27,33 ± 4,57 btb -52,74 ± 11,58btb IV 24,17 ± 4,80btb -44,72 ± 12,16btb V 18,50 ± 4,86btb -30,38 ± 12,31btb

Keterangan: bb : berbeda bermakna (p < 0,05) btb : berbeda tidak bermakna (p > 0,05) X : rata-rata SE : standar error I : kontrol negatif (aquadest 25 g/Kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/Kg BB) III : jamu kunyit asam ramuan segar 1365 mg/Kg BB IV : jamu kunyit asam ramuan segar 2730 mg/Kg BB V : jamu kunyit asam ramuan segar 5460mg/Kg BB

Rata-rata % perubahan daya analgesik pada kelompok perlakuan dapat

juga dilihat pada diagram batang (gambar 14) yang menggambarkan bahwa

perlakuan dibandingkan dengan kontrol positif akan menunjukkan hasil yang

negatif.

Page 70: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

51 

 

Gambar 14. Diagram batang rata-rata % perubahan daya analgesik pada kelompok perlakuan

Keterangan : I : kontrol negatif (Aquadest 25 g/kg BB) II : kontrol positif (Asetosal 91 mg/Kg BB) III : jamu kunyit asam ramuan segar 1365 mg/Kg BB IV : jamu kunyit asam ramuan segar 2730 mg/Kg BB V : jamu kunyit asam ramuan segar 5460mg/Kg BB

Pada gambar 14 dapat dilihat bahwa perubahan % daya analgesik terhadap

kontrol positif menghasilkan hasil negatif. Hal tersebut juga dapat dilihat pada

tabel IV terlihat bahwa perubahan % daya analgesik jamu kunyit asam ramuan

segar dibandingkan dengan asetosal pada ketiga peringkat dosis berturut-turut

adalah -52,74%, -44,72%, dan -30,38%. Perubahan % daya analgesik untuk ketiga

peringkat dosis lebih kecil dibandingkan dengan asetosal. Hal ini menunjukkan

bahwa ketiga peringkat dosis kurang efektif dibanding asetosal.

Page 71: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

52 

 

Data % penghambatan terhadap geliat kemudian dianalisis menggunakan

ANOVA satu arah dan uji Scheffe untuk mengetahui ada perbedaan atau tidak.

Tabel V. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan geliat terhadap kontrol negatif pada kelompok perlakuan

Sumber variansi Jumlah kuadrat

Derajat bebas

Rata-rata kuadrat

F hitung

Probabilitas

Antar perlakuan 26957.898 4 6739.474

12.002 .000 Eror dalam percobaan (dalam kelompok)

14037.749 25 561.510

Total 40995.647 29

Dari hasil analisis variansi satu arah (tabel V) diperoleh probabilitasnya

lebih kecil dari 0,05 (p ≤ 0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antar

kelompok tersebut. Selanjutnya data diuji lagi dengan uji Scheffe dengan taraf

kepercayaan 95 % untuk mengetahui antara kelompok perlakuan mana yang

menunjukkan perbedaan atau untuk mengetahui letak perbedaan antar kelompok

perlakuan.

Page 72: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

53 

 

Tabel VI. Hasil analisis uji Scheffe % penghambatan geliat terhadap kontrol negatif pada kelompok perlakuan

Kelompok Perlakuan

I II III IV V

I - bb btb bb bb II bb - btb btb btb III btb btb - btb btb IV bb btb btb - btb V bb btb btb btb -

Keterangan: bb : berbeda bermakna (p < 0,05) btb : berbeda tidak bermakna (p > 0,05) I : kontrol negatif (aquadest 25 g/kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/Kg BB) III : jamu kunyit asam ramuan segar 1365 mg/Kg BB IV : jamu kunyit asam ramuan segar 2730 mg/Kg BB V : jamu kunyit asam ramuan segar 5460mg/Kg BB

Dari hasil uji Scheffe tabel VI dapat diketahui bahwa kontrol negatif

memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kontrol positif. Kontrol negatif juga

memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kelompok perlakuan jamu kunyit

asam ramuan segar dosis 2730 mg/Kg BB dan dosis 5460 mg/Kg BB. Dari kedua

pernyataan di atas berarti bahwa dengan pemberian asetosal dan dua peringkat

dosis jamu kunyit asam ramuan segar tersebut mampu menghambat geliat mencit

akibat induksi asam asetat. Menurut Vogel (2002) dikatakan bahwa jamu kunyit

asam ramuan segar dosis 1365 mg/Kg BB, 2730 mg/Kg BB dan dosis 5460

mg/Kg BB memiliki efek analgesik tetapi efeknya lemah, tetapi dapat dikatakan

pula bahwa hanya dosis 5460 mg/Kg BB yang memiliki efek analgesik

(Anonim,1991).

Dari hasil analisis dapat diketahui juga bahwa kontrol positif memiliki

perbedaan yang tidak bermakna dengan semua kelompok perlakuan jamu kunyit

Page 73: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

54 

 

asam ramuan segar. Jadi pada jamu kunyit asam ramuan segar dosis 1365 mg/Kg

BB, 2730 mg/Kg BB dan 5460 mg/Kg BB memiliki daya analgesik. Untuk dosis

2730 mg/Kg BB dan 5460 mg/Kg BB dapat dikatakan memiliki daya analgesik

yang setara dengan asetosal dosis 91 mg/Kg BB, tetapi untuk dosis1365 mg/Kg

BB tidak dapat dikatakan memiliki daya analgesik setara dengan asetosal dosis 91

mg/Kg BB. Hal tersebut dikarenakan ada kejanggalan yaitu pada dosis 1365

mg/Kg BB berbeda tidak bermakna dengan kontrol negatif dan kontrol positif.

Sehingga dapat dikatakan pada dosis 1365 mg/Kg BB mempunyai efek analgesik

yang sama dengan kontrol negatif dan mempunyai daya analgesik yang sama

dengan kontrol positif. Jadi kemampuan dalam menghambat nyeri tidak lebih baik

daripada kontrol negatif dan tidak sebaik kontrol positif. Sehingga dapat dikatakan

bahwa efek analgesik jamu kunyit asam ramuan segar dosis 1365 mg/Kg BB

diantara efek analgesik kontrol negatif dan tidak sebaik daya kontrol positif.

Untuk menentukan apakah jamu kunyit asam ramuan segar memiliki efek

analgesik atau tidak, menurut Anonim (1991) menyatakan bahwa pada pengujian

efek analgesik menggunakan rangsang kimia adanya efek analgesik dinyatakan

dengan persen penghambatan lebih dari 50%. Sedangkan menurut Vogel (2002),

dikatakan memiliki efek analgesik lemah jika memiliki persen penghambatan

kurang dari 70%. Persen penghambatan pada perlakuan jamu kunyit asam ramuan

segar dosis 1365 mg/Kg BB; 2730 mg/Kg BB dan 5460mg/Kg BB berturut-turut

adalah 40,58%, 47,46% dan 59,78%. Persen penghambatan asetosal sebesar

85,87%. Dari hal tersebut di atas maka asetosal dan kelompok perlakuan dengan

dosis 5460 mg/Kg BB yang memiliki efek analgesik (Anonim, 1991). Sedangkan

Page 74: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

55 

 

dosis 1365 mg/Kg BB dan 2730 mg/Kg BB tidak memiliki efek analgesik karena

% penghambatannya kurang dari 50%. Sedangkan menurut Vogel (2002), pada

dosis 1365 mg/Kg BB, 2730 mg/Kg BB dan 5460mg/Kg BB memiliki efek

analgesik lemah karena efek analgesiknya kurang dari 70%.

Jamu kunyit asam ramuan segar dosis 1365 mg/Kg BB dan 2730 mg/Kg

BB tidak memiliki efek analgesik karena karena % penghambatannya kurang dari

50% (Anonim, 1991). Sedangkan menurut Vogel (2002), pada dosis tersebut

memiliki efek analgesik lemah karena efek analgesiknya kurang dari 70%.

Berikut ini adalah bagan persen penghambatan yang memiliki efek

analgesik maupun yang tidak memiliki efek analgesik:

% penghambatan

Keterangan : : memiliki efek analgesik lemah karena persen penghambatan kurang dari 70% (Vogel, 2002).

: memiliki efek analgesik lemah karena persen penghambatan lebih dari 70% (Vogel, 2002).

: tidak memiliki efek analgesik karena persen penghambatan kurang dari 50% (Anonim, 1991).

: memiliki efek analgesik karena persen penghambatan lebih dari 50% (Anonim, 1991).

Gambar 15. Kriteria efek analgesik

Pada semua kelompok perlakuan jamu kunyit asam ramuan segar yaitu

dosis 1365 mg/Kg BB, 2730 mg/Kg BB dan 5460 mg/Kg BB menunjukkan

perbedaan yang tidak bermakna dengan asetosal sehingga dapat dikatakan pada

ketiga peringkat dosis tersebut memiliki daya analgesik, hanya saja untuk dosis

0% 50% 70% 100%

Page 75: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

56 

 

1365 mg/Kg BB memiliki daya analgesik yang besarnya tidak sama seperti yang

sudah dijelaskan di atas.

Menurut hasil penelitian (uji Scheffe), ketiga peringkat dosis yaitu dosis

1365 mg/Kg BB, 2730 mg/Kg BB dan 5460 mg/Kg BB menunjukkan hubungan

berbeda tidak bermakna. Namun dari ketiga dosis tersebut hanya dosis 5460

mg/Kg BB yang memiliki efek analgesik karena mempunyai persen

penghambatan lebih dari 50% yaitu 59,78% (Anonim, 1991). Untuk itu dalam

penelitian ini, dosis yang disarankan untuk dikonsumsi agar memberikan efek

analgesik adalah dosis ketiga yaitu dosis 5460 mg/Kg BB.

Dalam penelitian Rahmawati (2009), jamu kunyit asam ramuan segar

komposisi 20% : 10% pada ketiga peringkat dosis tidak memiliki efek analgesik

menurut Anonim (1991) karena persen penghambatannya kurang dari 50%.

Menurut Vogel (2002), jamu kunyit asam ramuan segar komposisi 20% : 10%

pada ketiga peringkat dosis memiliki efek analgesik lemah karena persen

penghambatannya kurang dari 70%. Sedangkan dalam penelitian ini, jamu kunyit

asam ramuan segar komposisi 20,7% : 9,3% pada peringkat dosis ketiga dapat

dikatakan memiliki efek analgesik menurut Anonim (1991) karena memiliki

persen penghambatan lebih dari 50%.

Metode rangsang kimia yang digunakan untuk uji daya analgesik jamu

kunyit asam ramuan segar ini, memiliki kelemahan yaitu bahwa bila hasil uji

suatu zat menunjukkan adanya daya penghambatan terhadap geliat, belum pasti

hal tersebut akibat adanya aktivitas analgesik dari senyawa uji. Menurut Turner

(1965), adanya kemampuan menghambat geliat bisa terjadi karena senyawa uji

Page 76: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

57 

 

tidak hanya memiliki efek analgesik tetapi juga memiliki efek antihistamin,

parasimpatomimetik, atau simpatomimetik. Oleh karena itu, untuk membuktikan

adanya efek analgesik dari senyawa uji, perlu dilakukan uji analgesik dengan

metode lain yang lebih spesifik, seperti rektodolorimetri dan podolorimetri.

Untuk jamu kunyit asam ramuan segar dosis 2730 mg/Kg BB dapat

dikembangkan menjadi dosis efektif jamu kunyit asam ramuan segar dengan

dikonsumsi secara berulang. Hal tersebut dikarenakan jamu kunyit asam ramuan

segar pada dosis 2730 mg/Kg BB sudah memiliki perbedaan yang bermakna

dengan kontrol negatif dan berbeda tidak bermakna dengan kontrol positif, atau

dengan kata lain pada dosis 2730 mg/Kg BB sudah memiliki efek dan daya

analgesik.

Page 77: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

58 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan acuan Anonim (1991), jamu kunyit asam ramuan segar

komposisi 20,7% : 9,3% memiliki efek analgesik pada dosis 5460 mg/Kg BB

sebesar 59,78%. Sedangkan menurut acuan Vogel (2002), jamu kunyit asam

ramuan segar komposisi 20,7% : 9,3% pada semua peringkat dosis memiliki

efek analgesik tetapi lemah karena memiliki persen penghambatan kurang

dari 70%.

2. Jamu kunyit asam ramuan segar komposisi 20,7% : 9,3% memiliki daya

analgesik pada dosis 1365 mg/Kg BB, 2730 mg/Kg BB dan 5460 mg/Kg BB

masing-masing sebesar 40,58%; 47,46% dan 59,78%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka untuk penelitian selanjutnya

disarankan:

1. Optimasi proses pembuatan jamu kunyit asam ramuan segar.

2. Penghitungan volume akhir jamu karena dapat mempengaruhi konsentrasi

jamu kunyit asam ramuan segar.

3. Uji efek dan daya analgesik jamu kunyit asam ramuan segar dengan metode

lain yaitu rektodolorimetri dan podolorimetri.

Page 78: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

59 

 

4. Penetapan kadar senyawa kurkumin pada jamu kunyit asam ramuan segar.

5. Penelitian mengenai efek dan daya analgesik jamu kunyit asam ramuan segar

komposisi 20,7% : 9,3% dengan menggunakan dosis berulang.

Page 79: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

60 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid I, 47, 51, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Uji

Klinik Kelompok Kerja Ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyt Medica, Jakarta

Anonim, 1992, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992

tentang Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1995, Materia Medika, jilid VI, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta Anonim, 1995, Farmakope Indonesia IV, 31, Departemen Kesehatan Indonesia,

Jakarta Anonim, 2001, Daftar Obat Alam (DOA), edisi II, 120, Ikatan Sarjana Farmasi

Indonesia Badan Pimpinan Daerah Jawa Tengah Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia Dewan Pimpinan Daerah Jawa Tengah, Semarang

Anonim, 2007, Keputusan Menteri kesehatan republik Indonesia No.

381/menes/SK/III/2007 tentang Kebijakan Obat Tradisional Nasional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Bengmark, S., 2006, The Effect of Curcumin (Active Substance of Turmeric) on

the Acetic-Acid Induced Visceral Nociception in Rats, Pakistan Journal of Biological Science, 314

Bone, K. dan Mills, S., 2000, Principles and Practice of Phytotherapy, 569, 571,

Churchill Livingstone, New York Chasman, 2008, BMC Neuroscience, http://biomedcentral.com/content/figures,

diakses tanggal tanggal 21 Desember 2009 Dipalma J. R. dan Digregorio G. J., 1990, Basic Pharmacology in Medicine, 3rd

ed, 309, McGraw-Hill International Editions, Singapura Dollery, C., 1999, Therapeutic Drugs, 2nd ed, 216-217, Churchill Livingstone,

New York Fadeli Y., 2008, Daya Analgesik dari Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit dan

Ekstrak Daging Buah Asam Jawa dengan Metode Simplex Lattice Design, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Page 80: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

61 

 

Guyton, A. C., 1993, Textbook of Medical Physiology, diterjemahkan oleh Tengadi, K. A., 307-313, EGC, Jakarta

Guyton, A. C., and Hall, 1996, Textbook of Medical Phisiology, diterjemahkan

oleh Tengadi, L., Setiawan, I., Santosa, A., Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Bagian II, 76, 761-762, 443, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Hite, G.J., 1995, Analgesik, dalam W.O. Foye, Principles of Medicinal Chemistry,

diterjemahkan oleh Rasyid, R., Firma, K., Haryanto, Suwarno, T., dan Mursadad, A,. Edisi II, 483-487, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Hutapea, J.R., 1994, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, jilid III, 287-289,

Depkes RI, Jakarta Katzung, B. G., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh Sjabana

D., 545, Salemba Medika, Jakarta Kawamori, T., Lubet, R., Steele, V.E., Kellof, G.J., Kakey, R.B., Rao., C.V., and

Reddy, B.S., 1999, Chemopreventive Effect of Curcumin, a Naturally Occuring Anti-Infalammatory Prevent, during the Promotion/Progession Stages of Colon Cancer, Cancer Res., 59, 567- 601.

Lestari, C.M., 2006, Efek Analgetika Infusa Daun Asam Jawa (Tamarindus

indica, Linn) pada Mencit Betina, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Jogjakarta

Majeed, 1995, Curcuminoids: Antioxidant Phytonutrients, 9, 24, 33-63, 67,

Nutrisciecs Publisher Inc, New Jersey. McEvoy, G. K., 2005, AHFS Drug Information, 1951, Authority of the Board of

The American Society of Health-System Pharmacists, USA Mutschler, E, 1986, Arzneimitteewirkungen, diterjemahkan oleh Widianto, M.B.

dan Ranti, A.S., dalam Dinamika Obat, edisi IV, 177-183, 193-197, Penerbit ITB, Bandung.

Mutschler, E., dan Derrendorf, H., 1995, Drug Action, 149-165, CRC Press,

Stuttgart Neal, M. J., 1997, Medical Pharmacology at a Glance, 3rd ed, 70, Blackwell

Science, London

Page 81: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

62 

 

Oemijati, 1992, Uji Klinik Obat Tradisional, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Putri, 2009, Mari Mengenal, http://putrixue.wordpress.com, diakses tanggal 16 Desember 2009

Rang H.P., Dale M.M., Ritter J.M., and Moore P.K., 2003, Pharmacology, 5th edition, 562-572, Churchill Livingstone, London

Rahmawati R. I., , 2009, Uji Daya Analgesik Jamu Kunyit Asam Instan dan Jamu Kunyit Asam Ramuan Segar pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Rengganis, I., 2004, Peranan Antihistamin pada Inflamasi Alergi, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia www.kalbe.co.id diakses tanggal 16 Desember 2009

Roach, S. S., 2004, Introductory Clinical Pharmacology, 7th edision, 150, Lippincott Williams & Wilkins, New York

Rukmana, Rahmat, 1994, Kunyit, 13-15, Kanisius, Yogyakarta

Rustam, E., Atmasari, I., dan Yanwirasti, 2007, Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma domestica Val.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi,12 (2), 112-115

Soegiharjo, C.J., 2002, Perkembangan Obat Tradisional dan Pembuatan Obat Tradisional, dalam Risalah Seminar Sehari Menyambut Dies Natalis Fakultas Farmasi, 3-5, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Soedibyo, M., 1998, Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, 230-231, Balai Pustaka, Jakarta

Stankovic, I., 2004, Curcumin Chemical And Technical Assessment (CTA), 4-5,

ftp://ftp.fao.org/es/esn/jecfa/cta/CTA_61_Curcumin.pdf diakses tanggal 10 Desember 2008

Suharmiati, dan Handayani, L., 1998, Bahan Baku, Khasiat, dan Cara

Pengolahan Jamu Gendong: Studi Kasus di Kotamadya Surabaya, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, www.tempo.co.id diakses tanggal 16 Desember 2009

Sunarto, E., 2009, Manfaat Kunyit, http://sunartoedris.wordpress.com, diakses

tanggal 16 Desember 2009

Page 82: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

63 

 

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting : Khasiat penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan ke-2, 295-310, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Turner R. A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, Academic Press, New

York Van der Goot H, 1997, The chemistry and qualitative structure-activity

relationships of curcumin, in Recent Development in Curcumin Pharmacochemistry, Procedings of The International Symposium on Curcumin Pharmacochemistry (ISCP), August 29-31, 1995, edited by Suwijyo Pramono, Aditya Media, Yogyakarta Indonesia

Vidiani. Y, Vani Dwi, 2006, Validasi Penetapan Kadar Parasetamol Tercampur

Kunyit Asam dalam Plasma dengan Metode Kolorimetri Menggunakan Senyawa Pengkopling Vanili, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Jogjakarta

Vogel G., H., 2002, Drug Discovery and Evaluation, 716, Springer, Germany

Williamson, E. M., Okpako, D. T., dan Evans, F. J., 1996, Selection, Preparation, and Pharmacological Evaluation of Plant Material, 145, John Wiley & Sons, New York

 Wilmana, P.F., 1995, Analgesik Antiinflamasi Non Steroid dan Obat Pirai dalam

Ganiswara, S. G., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 210-212, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Wisely, 2008, Studi Tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasarkan Informasi

pada Kemasan dan Alasan Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan pada Masyarakat Desa Maguwoharjo, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Page 83: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

LAMPIRAN

Page 84: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

64

Page 85: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

65

Page 86: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

66

Lampiran 3. Gambar larutan jamu kunyit asam ramuan segar, mencit tidak

menggeliat, dan geliat mencit yang diamati

. Gambar 16. Larutan jamu kunyit asam ramuan segar

Gambar 17. Mencit tidak menggeliat

Gambar 18. Geliat mencit yang diamati

Page 87: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

67

Lampiran 4. Tata cara analisis hasil dengan SPSS

a. Menguji pengaruh dosis jamu kunyit asam terhadap jumlah geliat hewan uji

Ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Dosis jamu merupakan variabel bebas (faktor)

2. Jumlah geliat merupakan variabel tergantung

Proses pengujian:

• Buka SPSS

• Dari menu Analyze, pilih submenu Nonparametric Test, lalu pilih Sample

K-S

Pengisian:

− Masukkan variabel tergantung ke variabel test list

− Tekan OK

• Dari menu Dari menu Analyze, pilih submenu Compare Means, lalu pilih

Means

Pengisian:

− Masukkan variabel tergantung ke independent list dan masukkan variabel

bebas ke dependent list

− Tekan OK

• Dari menu Dari menu Analyze, pilih submenu Compare Means, lalu pilih

One-way ANOVA

Pengisian:

− Masukkan variabel bebas ke dependent list dan variable tergantung ke faktor

− Tekan OK

Page 88: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

68

• Dari menu Dari menu Analyze, pilih submenu Compare Means, lalu pilih

One-way ANOVA, kemudian pilih Post Hoc dan pilih Scheffe

Pengisian:

− Masukkan variabel bebas ke dependent list dan variable tergantung ke faktor

− Tekan OK

b. Menguji pengaruh dosis jamu kunyit asam terhadap % penghambatan geliat

Ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Dosis jamu merupakan variabel bebas (faktor)

2. Persen penghambatan geliat merupakan variabel tergantung

Proses pengujian:

• Buka SPSS

• Dari menu Analyze, pilih submenu Nonparametric Test, lalu pilih Sample

K-S

Pengisian:

− Masukkan variabel tergantung ke variabel test list

− Tekan OK

• Dari menu Dari menu Analyze, pilih submenu Compare Means, lalu pilih

Means

Pengisian:

− Masukkan variabel tergantung ke independent list dan masukkan variabel

bebas ke dependent list

− Tekan OK

Page 89: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

69

• Dari menu Dari menu Analyze, pilih submenu Compare Means, lalu pilih

One-way ANOVA

Pengisian:

− Masukkan variabel bebas ke dependent list dan variable tergantung ke faktor

− Tekan OK

• Dari menu Dari menu Analyze, pilih submenu Compare Means, lalu pilih

One-way ANOVA, kemudian pilih Post Hoc dan pilih Scheffe

Pengisian:

− Masukkan variabel bebas ke dependent list dan variable tergantung ke faktor

− Tekan OK

c. Menguji pengaruh dosis jamu kunyit asam terhadap % perubahan daya analgesik

Ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Produk jamu dan dosis jamu merupakan variabel bebas (faktor)

2. Persen perubahan daya analgesik geliat merupakan variabel tergantung

Proses pengujian:

• Buka SPSS

• Dari menu Analyze, pilih submenu Nonparametric Test, lalu pilih Sample

K-S

Pengisian:

− Masukkan variabel tergantung ke variabel test list

− Tekan OK

• Dari menu Dari menu Analyze, pilih submenu Compare Means, lalu pilih

Means

Page 90: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

70

Pengisian:

− Masukkan variabel tergantung ke independent list dan masukkan variabel

bebas ke dependent list

− Tekan OK

• Dari menu Dari menu Analyze, pilih submenu Compare Means, lalu pilih

One-way ANOVA

Pengisian:

− Masukkan variabel bebas ke dependent list dan variable tergantung ke faktor

− Tekan OK

• Dari menu Dari menu Analyze, pilih submenu Compare Means, lalu pilih

One-way ANOVA, kemudian pilih Post Hoc dan pilih Scheffe

Pengisian:

− Masukkan variabel bebas ke dependent list dan variable tergantung ke faktor

− Tekan OK

Page 91: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

71

Lampiran 5. Data jumlah geliat dan hasil analisis statistik pada kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan jamu kunyit asam ramuan

segar komposisi 20, 7% : 9,3

Tabel VI. Jumlah geliat hewan uji setelah pemberian asam asetat pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam ramuan segar komposisi 20, 7% : 9,3

Waktu (menit)

Aquadest Asetosal Dosis I (1365 mg/kg BB) I II III IV V VI I II III IV V VI I II III IV V VI

0-5 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 8 3 1 4 0 7 5-10 1 10 5 3 10 3 0 2 0 0 0 0 14 8 3 8 2 3 10-15 0 7 8 8 9 3 0 4 1 3 0 0 5 9 4 1 0 7 15-20 8 0 4 8 7 5 1 0 0 6 2 0 5 6 1 5 0 1 20-25 2 1 5 5 7 6 1 0 0 1 0 2 1 2 1 0 1 0 25-30 5 1 3 6 7 7 0 0 0 2 1 0 1 0 5 0 1 0 30-35 7 3 1 0 0 5 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 4 0 35-40 7 6 2 3 2 3 0 2 0 0 0 0 4 5 2 0 3 0 40-45 2 4 4 2 3 2 0 0 0 0 1 0 1 2 0 3 2 0 45-50 4 1 1 0 2 2 0 1 0 0 1 0 0 4 0 2 2 0 50-55 4 4 2 1 1 2 0 2 0 0 1 0 2 1 2 1 3 0 55-60 0 5 4 0 0 5 0 1 1 1 0 0 1 1 2 0 0 0

TOTAL 40 43 39 36 49 43 2 12 2 13 7 3 42 41 21 24 18 18

Page 92: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

72

Waktu (menit)

Dosis II (2730 mg/kg BB) Dosis III (5460 mg/kg BB) I II III IV V VI I II III IV V VI

0-5 7 0 0 2 0 5 4 2 1 2 0 1 5-10 10 3 2 6 3 3 22 6 4 4 12 4 10-15 7 4 0 0 2 2 13 10 6 7 15 6 15-20 4 2 0 4 7 2 6 6 7 8 18 10 20-25 5 0 6 0 1 0 1 4 5 5 12 2 25-30 0 1 3 1 5 3 1 0 7 4 5 5 30-35 5 0 3 2 3 0 6 2 2 3 6 3 35-40 0 1 1 0 1 0 0 2 3 6 8 0 40-45 2 0 4 1 0 0 1 1 2 0 0 5 45-50 3 1 1 2 0 1 2 2 4 0 5 3 50-55 1 0 1 1 2 0 0 1 0 1 2 6 55-60 2 0 2 5 0 0 0 1 1 1 1 2

TOTAL 46 12 23 24 24 16 39 18 23 6 17 8

Page 93: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

73

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

geliat

N 30

Normal Parametersa,,b Mean 24.5000

Std. Deviation 16.60442

Most Extreme Differences Absolute .179

Positive .179

Negative -.088

Kolmogorov-Smirnov Z .979

Asymp. Sig. (2-tailed) .294

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

geliat * perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Report

geliat

perlakuan Mean N Std. Deviation

aquadest 46.0000 6 13.09962

asetosal 91 mg/Kg BB 6.5000 6 5.00999

dosis 1365 mg/Kg BB 27.3333 6 11.20119

dosis 2730 mg/Kg BB 24.1667 6 11.77143

dosis 5460 mg/Kg BB 18.5000 6 11.91218

Total 24.5000 30 16.60442

Page 94: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

74

Oneway

ANOVA

geliat

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 4982.333 4 1245.583 10.335 .000

Within Groups 3013.167 25 120.527

Total 7995.500 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

geliat

Scheffe

(I) perlakuan (J) perlakuan

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

aquadest asetosal 91 mg/Kg

BB

39.50000* 6.33842 .000 18.4446 60.5554

dosis 1365 mg/Kg

BB

18.66667 6.33842 .102 -2.3888 39.7221

dosis 2730 mg/Kg

BB

21.83333* 6.33842 .039 .7779 42.8888

dosis 5460 mg/Kg

BB

27.50000* 6.33842 .006 6.4446 48.5554

asetosal 91 mg/Kg

BB

aquadest -39.50000* 6.33842 .000 -60.5554 -18.4446

dosis 1365 mg/Kg

BB

-20.83333 6.33842 .054 -41.8888 .2221

dosis 2730 mg/Kg

BB

-17.66667 6.33842 .135 -38.7221 3.3888

dosis 5460 mg/Kg

BB

-12.00000 6.33842 .481 -33.0554 9.0554

Page 95: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

75

dosis 1365 mg/Kg

BB

aquadest -18.66667 6.33842 .102 -39.7221 2.3888

asetosal 91 mg/Kg

BB

20.83333 6.33842 .054 -.2221 41.8888

dosis 2730 mg/Kg

BB

3.16667 6.33842 .992 -17.8888 24.2221

dosis 5460 mg/Kg

BB

8.83333 6.33842 .746 -12.2221 29.8888

dosis 2730 mg/Kg

BB

aquadest -21.83333* 6.33842 .039 -42.8888 -.7779

asetosal 91 mg/Kg

BB

17.66667 6.33842 .135 -3.3888 38.7221

dosis 1365 mg/Kg

BB

-3.16667 6.33842 .992 -24.2221 17.8888

dosis 5460 mg/Kg

BB

5.66667 6.33842 .936 -15.3888 26.7221

dosis 5460 mg/Kg

BB

aquadest -27.50000* 6.33842 .006 -48.5554 -6.4446

asetosal 91 mg/Kg

BB

12.00000 6.33842 .481 -9.0554 33.0554

dosis 1365 mg/Kg

BB

-8.83333 6.33842 .746 -29.8888 12.2221

dosis 2730 mg/Kg

BB

-5.66667 6.33842 .936 -26.7221 15.3888

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 96: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

76

Homogeneous Subsets

geliat

Scheffea

perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

asetosal 91 mg/Kg BB 6 6.5000

dosis 5460 mg/Kg BB 6 18.5000

dosis 2730 mg/Kg BB 6 24.1667

dosis 1365 mg/Kg BB 6 27.3333 27.3333

aquadest 6 46.0000

Sig. .054 .102

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.

Page 97: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

77

Lampiran 6. Data % penghambatan geliat terhadap kontrol negatif dan hasil analisis statistiknya pada perlakuan jamu kunyit asam ramuan

segar komposisi 20,7% : 9,3%

Tabel VII. Data % penghambatan terhadap kontrol negatif dan hasil analisis statistiknya pada perlakuan jamu kunyit asam ramuan

segar komposisi 20, 7% : 9,3%

REPLIKASI KELOMPOK PERLAKUANAquadest Asetosal Dosis I (1365

mg/kg BB) Dosis II (2730

mg/kg BB) Dosis III (5460

mg/kg BB) I -19,56 95,65 8,700 0,00 15,22 II -15,22 95,65 10,87 73,91 60,87 III 17,39 73,91 54,35 50,00 50,00 IV -39,13 71,74 47,83 47,83 86,96 V 26,09 84,78 60,87 47,83 63,04 VI 30,43 93,48 60,87 65,22 82,61

X + SE 0,00 + 11,62 85,87 + 4,44 40,58 + 9,94 47,46 + 10,44 59,78 + 10,57

Page 98: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

78

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

penghambatan

N 30

Normal Parametersa,,b Mean 46.7397

Std. Deviation 36.09602

Most Extreme Differences Absolute .179

Positive .088

Negative -.179

Kolmogorov-Smirnov Z .979

Asymp. Sig. (2-tailed) .293

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

penghambatan *

perlakuan

30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Report

penghambatan

perlakuan Mean N Std. Deviation

aquadest .0000 6 28.47625

asetosal 91 mg/Kg BB 85.8683 6 10.89124

dosis 1365 mg/Kg BB 40.5817 6 24.34979

dosis 2730 mg/Kg BB 47.4650 6 25.58983

dosis 5460 mg/Kg BB 59.7833 6 25.89602

Page 99: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

79

Report

penghambatan

perlakuan Mean N Std. Deviation

aquadest .0000 6 28.47625

asetosal 91 mg/Kg BB 85.8683 6 10.89124

dosis 1365 mg/Kg BB 40.5817 6 24.34979

dosis 2730 mg/Kg BB 47.4650 6 25.58983

dosis 5460 mg/Kg BB 59.7833 6 25.89602

Total 46.7397 30 36.09602

Oneway

ANOVA

penghambatan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 23545.400 4 5886.350 10.335 .000

Within Groups 14239.357 25 569.574

Total 37784.757 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

penghambatan

Scheffe

(I) perlakuan (J) perlakuan

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

aquadest asetosal 91 mg/Kg

BB

-85.86833* 13.77890 .000 -131.6401 -40.0966

dosis 1365 mg/Kg

BB

-40.58167 13.77890 .102 -86.3534 5.1901

Page 100: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

80

dosis 2730 mg/Kg

BB

-47.46500* 13.77890 .039 -93.2368 -1.6932

dosis 5460 mg/Kg

BB

-59.78333* 13.77890 .006 -105.5551 -14.0116

asetosal 91 mg/Kg

BB

aquadest 85.86833* 13.77890 .000 40.0966 131.6401

dosis 1365 mg/Kg

BB

45.28667 13.77890 .054 -.4851 91.0584

dosis 2730 mg/Kg

BB

38.40333 13.77890 .135 -7.3684 84.1751

dosis 5460 mg/Kg

BB

26.08500 13.77890 .481 -19.6868 71.8568

dosis 1365 mg/Kg

BB

aquadest 40.58167 13.77890 .102 -5.1901 86.3534

asetosal 91 mg/Kg

BB

-45.28667 13.77890 .054 -91.0584 .4851

dosis 2730 mg/Kg

BB

-6.88333 13.77890 .992 -52.6551 38.8884

dosis 5460 mg/Kg

BB

-19.20167 13.77890 .746 -64.9734 26.5701

dosis 2730 mg/Kg

BB

aquadest 47.46500* 13.77890 .039 1.6932 93.2368

asetosal 91 mg/Kg

BB

-38.40333 13.77890 .135 -84.1751 7.3684

dosis 1365 mg/Kg

BB

6.88333 13.77890 .992 -38.8884 52.6551

dosis 5460 mg/Kg

BB

-12.31833 13.77890 .936 -58.0901 33.4534

dosis 5460 mg/Kg

BB

aquadest 59.78333* 13.77890 .006 14.0116 105.5551

asetosal 91 mg/Kg

BB

-26.08500 13.77890 .481 -71.8568 19.6868

dosis 1365 mg/Kg

BB

19.20167 13.77890 .746 -26.5701 64.9734

dosis 2730 mg/Kg

BB

12.31833 13.77890 .936 -33.4534 58.0901

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 101: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

81

Homogeneous Subsets

penghambatan

Scheffea

perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

aquadest 6 .0000

dosis 1365 mg/Kg BB 6 40.5817 40.5817

dosis 2730 mg/Kg BB 6 47.4650

dosis 5460 mg/Kg BB 6 59.7833

asetosal 91 mg/Kg BB 6 85.8683

Sig. .102 .054

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.

Page 102: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

82

Lampiran 7. Data % perubahan daya analgesik terhadap kontrol positif dan hasil analisis statistiknya pada perlakuan jamu kunyit

asam ramuan segar komposisi 20, 7% : 9,3%

Tabel VIII. Data % perubahan daya analgesik terhadap kontrol positif dan hasil analisis statistiknya pada perlakuan perlakuan jamu kunyit asam ramuan segar komposisi 20, 7% : 9,3%

REPLIKASI KELOMPOK PERLAKUAN

Aquadest Asetosal Dosis I (1365 mg/kg BB)

Dosis II (2730 mg/kg BB)

Dosis III (5460 mg/kg BB)

I -122,78 11,39 -89,87 -100,00 -82,28 II -117,72 11,39 -87,34 -13,93 -29,11 III -79,75 -13,93 -36,71 -41,77 -41,77 IV -145,57 -16,46 -44,30 -44,30 -1,27 V -69,62 -1,27 -29,11 -44,30 -26,59 VI -64,56 8,86 -29,11 -24,05 -3,80

X + SE -100,00 + 13,53 -0,00 + 5,18 -52,74 + 11,58 -44,72 + 12,16 -30,38 + 12,31

Page 103: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

83

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

perubahan

N 30

Normal Parametersa,,b Mean -45.5697

Std. Deviation 42.03546

Most Extreme Differences Absolute .179

Positive .088

Negative -.179

Kolmogorov-Smirnov Z .979

Asymp. Sig. (2-tailed) .293

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

perubahan * perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Report

perubahan

perlakuan Mean N Std. Deviation

aquadest -100.0000 6 33.16188

asetosal 91 mg/Kg BB -.0033 6 12.68506

dosis 1365 mg/Kg BB -52.7400 6 28.35752

dosis 2730 mg/Kg BB -44.7250 6 29.80002

dosis 5460 mg/Kg BB -30.3800 6 30.15804

Total -45.5697 30 42.03546

Page 104: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

84

Oneway

ANOVA

perubahan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 31930.830 4 7982.708 10.334 .000

Within Groups 19311.595 25 772.464

Total 51242.425 29 Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

perubahan

Scheffe

(I) perlakuan (J) perlakuan

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

aquadest asetosal 91 mg/Kg

BB

-99.99667* 16.04643 .000 -153.3009 -46.6925

dosis 1365 mg/Kg

BB

-47.26000 16.04643 .102 -100.5642 6.0442

dosis 2730 mg/Kg

BB

-55.27500* 16.04643 .039 -108.5792 -1.9708

dosis 5460 mg/Kg

BB

-69.62000* 16.04643 .006 -122.9242 -16.3158

asetosal 91 mg/Kg

BB

aquadest 99.99667* 16.04643 .000 46.6925 153.3009

dosis 1365 mg/Kg

BB

52.73667 16.04643 .054 -.5675 106.0409

Page 105: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

85

dosis 2730 mg/Kg

BB

44.72167 16.04643 .135 -8.5825 98.0259

dosis 5460 mg/Kg

BB

30.37667 16.04643 .481 -22.9275 83.6809

dosis 1.365 mg/Kg

BB

aquadest 47.26000 16.04643 .102 -6.0442 100.5642

asetosal 91 mg/Kg

BB

-52.73667 16.04643 .054 -106.0409 .5675

dosis 2730 mg/Kg

BB

-8.01500 16.04643 .992 -61.3192 45.2892

dosis 5460 mg/Kg

BB

-22.36000 16.04643 .746 -75.6642 30.9442

dosis 2.730 mg/Kg

BB

aquadest 55.27500* 16.04643 .039 1.9708 108.5792

asetosal 91 mg/Kg

BB

-44.72167 16.04643 .135 -98.0259 8.5825

dosis 1365 mg/Kg

BB

8.01500 16.04643 .992 -45.2892 61.3192

dosis 5460 mg/Kg

BB

-14.34500 16.04643 .936 -67.6492 38.9592

dosis 5.460 mg/Kg

BB

aquadest 69.62000* 16.04643 .006 16.3158 122.9242

asetosal 91 mg/Kg

BB

-30.37667 16.04643 .481 -83.6809 22.9275

dosis 1365 mg/Kg

BB

22.36000 16.04643 .746 -30.9442 75.6642

dosis 2730 mg/Kg

BB

14.34500 16.04643 .936 -38.9592 67.6492

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 106: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

86

Homogeneous Subsets

perubahan

Scheffea

perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

aquadest 6 -100.0000

dosis 1365 mg/Kg BB 6 -52.7400 -52.7400

dosis 2730 mg/Kg BB 6 -44.7250

dosis 5460 mg/Kg BB 6 -30.3800

asetosal 91 mg/Kg BB 6 -.0033

Sig. .102 .054

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.

Page 107: EFEK DAN DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN … · Gambar 10 Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen 21 Gambar 11 Penghambatan

87

BIOGRAFI PENULIS

Penulis mempunyai nama lengkap Esti Nugraheni,

dilahirkan di kota Klaten pada tanggal 9 September 1988

dari pasangan Bapak Sunarto dan Ibu Kirmini, S. Pd.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan taman kanak-

kanak di TK Pertiwi Tugu II Cawas, Klaten pada tahun

1994. Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan

Sekolah Dasar di SD N Tugu II, Cawas, Klaten hingga

tahun 2000. Penulis telah melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah di SMP

Negeri 1 Cawas, Klaten pada tahun 2000 hingga tahun 2003 dan SMA Negeri 1

Klaten pada tahun 2003 hingga tahun 2006. Setamat SMA, penulis melanjutkan

pendidikan S1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada

tahun 2006 hingga tahun 2010.

Semasa kuliah penulis pernah menjadi asisten Praktikum Mikrobiologi,

Praktikum Farmakognosi Fitokimia I dan Praktikum Farmakognosi Fitokimia II.

Penulis juga pernah menjadi pengurus dalam UKF Kerohanian PMK Apostolos

tahun 2006-2007. Penulis juga pernah bergabung dalam kepanitiaan INSADHA

tahun 2008 dan kepanitiaan Kampanye Infomasi Obat tahun 2008.