123
i EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT Persea americana Mill. TERHADAP ALT-AST TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Jolinna Michelia Bitti NIM : 118114040 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

i

EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT

Persea americana Mill. TERHADAP ALT-AST TIKUS

TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

(S.Farm) Program Studi Farmasi

Oleh :

Jolinna Michelia Bitti

NIM : 118114040

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

1 Petrus 5 : 6-7

Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya

kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara

kamu

Amsal 2 : 6

Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang

pengetahuan dan kepandaian

Amsal 16 : 3

Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala

rencanamu

Kupersembahkan karya ini untuk :

Tuhan Yesusku yang telah menopang dan mengangkatku saat aku jatuh dan

mulai putus asa

Papa, Mama, Cyndi dan Fandy atas motivasi dan doanya

Sahabat-sahabatku yang selalu setia menemaniku

Almamaterku tercinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah Tritunggal atas kasih, penyertaan dan berkatnya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efek Hepatoprotektif

Pemberian Infusa Kulit Persea Americana Mill. Terhadap ALT-AST Tikus

Terinduksi Karbon Tetraklorida” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa

selama pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini banyak pihak-pihak yang telah

membantu dalam melancarkan penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. sebagai Dosen Pembimbing skripsi atas

waktu dan segala kesabaran dalam membimbing, memberi masukan dan

motivasi kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi

3. Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. sebagai Dosen Penguji skripsi atas

bantuan dan masukan demi kemajuan skripsi ini

4. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK sebagai Dosen Penguji skripsi atas bantuan dan

masukan demi kemajuan skripsi ini

5. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas

Farmasi yang telah memberikan ijin dalam penggunaan semua fasilitas

laboratorium untuk kepentingan penelitian skripsi ini

6. Bapak Suparjiman selaku laboran Farmakologi Toksikologi, Bapak Heru

Purwanto selaku laboran Biofarmasetika, Bapak Kayatno selaku laboran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

viii

Laboratorium Biokimia dan Fisiologi Manusia, Bapak Wagiran selaku laboran

Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Bapak Sigit selaku pengelola kebun

obat, dan Bapak Otok selaku pengelola gudang farmasi

7. Christiansen Molle yang menemani beberapa waktu dalam pelaksanaan

penelitian serta selalu memberikan semangat, doa dan motivasi kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi

8. Teman-teman tim kulit Persea americana Mill. Maria Desita Putri, Angeline

Syahputri, MM. Risa Puspitasari, Lusia Drikti G, Theresia Eviani, Fransisca

A, Bernadet Brigita PW, Margareta Tri Nova, Paramita Liong, Gemah RP,

Brigita Wina RP, Asi Putriati, Vivo Puspitasari, Ester Rina DA, atas kerja

sama, bantuan, suka duka dan perjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini

sampai akhir

9. Sahabat-sahabat Mendes Maria Desita Putri, Angeline Syahputri, Marcellina

Avistya yang selalu mendengar keluh kesah dan memberikan dukungan serta

motivasi selama penyusunan skripsi

10. Sahabat-sahabat Godelva Cindy Yunitasari Onthoni, Yurieke Sukma, Ekaryn

Priskila Kiding Allo yang memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis

11. Kakak – kakakku tersayang Dwi Lestari, Theresia Wiwit, Novita Eka, Ayub

Pasomba, Chris Sohilait yang selalu menemani saat suka duka dan

memberikan motivasi

12. Tim KBU GKI Gejayan yang menjadi keluargaku di Yogyakarta Bapak

Petrus Matruty sebagai Bapak “kedua” yang memberikan motivasi dan

nasehat, Ka Raisha, Nike, Ka Ema, Eka, Uchy, Ka Irza, Kak Theo, Unang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS ................................................................ v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ................. vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

INTISARI ........................................................................................................... xviii

ABSTRACT ........................................................................................................... xix

BAB I PENGANTAR .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

1. Permasalahan ............................................................................................. 4

2. Keaslian penelitian .................................................................................... 5

3. Manfaat penelitian ..................................................................................... 5

B. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6

1. Tujuan umum ............................................................................................. 6

2. Tujuan khusus ............................................................................................ 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

xi

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ...................................................................... 7

A. Hati ................................................................................................................. 7

1. Anatomi dan fisiologi hati ......................................................................... 7

2. Kerusakan hati ........................................................................................... 9

B. Alanin aminotransferase (ALT) dan Aspartat aminotransferase (AST) ....... 12

C. Hepatotoksin ................................................................................................. 13

D. Karbon tetraklorida ....................................................................................... 14

E. Tanaman Persea americana Mill .................................................................. 16

1. Taksonomi ................................................................................................. 16

2. Sinonim ..................................................................................................... 17

3. Nama Lain ................................................................................................. 17

4. Morfologi .................................................................................................. 17

5. Kandungan kimia ...................................................................................... 18

6. Khasiat dan kegunaan ............................................................................... 18

F. Infundasi ........................................................................................................ 19

G. Landasan Teori ............................................................................................. 19

H. Hipotesis ....................................................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 22

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................... 22

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................... 22

1. Variabel utama ......................................................................................... 22

2. Variabel pengacau ................................................................................... 22

3. Definisi operasional ................................................................................. 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

xii

C. Bahan Penelitian ........................................................................................... 23

1. Bahan utama ............................................................................................ 23

2. Bahan kimia ............................................................................................. 24

D. Alat atau Instrument Penelitian .................................................................... 25

E. Tata Cara Penelitian ...................................................................................... 26

1. Determinasi Persea americana Mill ......................................................... 26

2. Pengumpulan bahan .................................................................................. 26

3. Pembuatan serbuk kulit Persea americana Mill ....................................... 26

4. Penetapan kadar air serbuk kulit Persea americana Mill. ....................... 26

5. Pembuatan infusa kulit Persea americana Mill ........................................ 27

6. Pembuatan larutan karbon tetraklorida dengan konsentrasi 50% ............. 27

7. Uji Pendahuluan ........................................................................................ 28

8. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ................................................. 30

9. Pembuatan serum ...................................................................................... 31

10. Pengukuran aktivitas ALT serum pada saat Orientasi ............................ 31

F. Tata Cara Analisis Hasil ................................................................................ 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 33

A. Penyiapan Bahan .......................................................................................... 33

1. Hasil determinasi Persea americana Mill.............................................. 33

2. Penetapan kadar air serbuk kulit Persea americana Mill ...................... 33

B. Uji Pendahuluan ......................................................................................... 34

1. Penetapan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida ................................. 34

2. Penetapan dosis dan lama pemejanan infusa kulit P americana Mill .... 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

xiii

3. Penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji ..................................... 35

C. Hasil Uji Efek Hepatoprotektif Infusa Kulit Persea americana Mill ......... 38

1. Kontrol negatif olive oil dosis 2 ml/kgBB ............................................. 43

2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida (CCl4) dosis 2 ml/kgBB ....... 43

3. Kontrol infusa kulit Persea americana Mill. dosis 1600 mg/kgBB ...... 45

4. Kelompok perlakuan infusa kulit Persea americana Mill. dosis

362,8/kgBB; 761,9 mg/kgBB, dan 1600 mg/kgBB ................................... 46

D. Rangkuman Pembahasan ............................................................................ 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 54

A. Kesimpulan ................................................................................................. 54

B. Saran ........................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56

LAMPIRAN ........................................................................................................... 59

BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................... 104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I Komposisi dan Konsentrasi reagen ALT ....................................... 24

Tabel II Komposisi dan Konsentrasi reagen AST ........................................ 25

Tabel III Purata ± SE aktivitas ALT pada serum tikus jantang galur

Wistar setelah pemberian karbon tetraklorida (CCl4) dosis 2

mL/kgBB pada waktu pencuplikan darah (n=3) ............................ 36

Tabel IV Hasil Uji Scheffe aktivitas ALT pada serum tikus jantan galur

Wistar setelah pemberian karbon tetraklorida (CCl4) dosis 2

ml/kgBB pada waktu pencuplikan darah ........................................ 37

Tabel V Purata ± SE aktivitas ALT-AST serum tikus galur Wistar dan

% hepatoprotektif setelah praperlakuan infusa kulit Persea

americana Mill. selama enam hari dan pada hari ketujuh

diinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB ............................ 39

Tabel VI Hasil Uji Mann-Whitney aktivitas ALT pada serum tikus

jantan galur Wistar setelah praperlakuan infusa kulit Persea

americana Mill. selama enam hari dan pada hari ketujuh

diinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB ............................ 41

Tabel VII Hasil Uji Mann-Whitney aktivitas AST pada serum tikus

jantan galur Wistar setelah praperlakuan infusa kulit Persea

americana Mill. selama enam hari dan pada hari ketujuh

diinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB ............................ 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Mikroskopik Hati ............................................................... 8

Gambar 2 Struktur Karbon Tetraklorida ......................................................... 14

Gambar 3 Mekanisme Biotransformasi dan Oksidasi Karbon

Tetraklorida .................................................................................... 15

Gambar 4 Diagram batang aktivitas ALT pada serum tikus jantan galur

Wistar setelah pemberian karbon tetraklorida (CCl4) dosis 2

mL/kgBB pada waktu pencuplikan darah ...................................... 36

Gambar 5 Diagram batang aktivitas ALT pada serum tikus jantan galur

Wistar setelah praperlakuan infusa kulit Persea americana

Mill. selama enam hari dan pada hati ketujuh diinduksi

karbon tetraklorida dosis 2mL/kgBB ............................................. 40

Gambar 6 Diagram batang aktivitas AST pada serum tikus jantan galur

Wistar setelah praperlakuan infusa kulit Persea americana

Mill. selama enam hari dan pada hati ketujuh diinduksi

karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB ............................................ 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto kulit Persea americana Mill. .......................................... 60

Lampiran 2 Foto serbuk kulit Persea americana Mill ............................... 60

Lampiran 3 Foto Infusa kulit Persea americana Mill. ............................... 60

Lampiran 4 Foto hasil determinasi makroskopik kulit Persea

americana Mill. ...................................................................... 61

Lampiran 5 Surat Pengesahan determinasi tanaman Persea

americana Mill. ...................................................................... 62

Lampiran 6 Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics

Commitee (MHREC) .............................................................. 63

Lampiran 7 Surat Penetapan kadar air serbuk kulit Persea americana

Mill. ........................................................................................ 64

Lampiran 8 Analisis statistik aktivitas ALT serum pada uji

pendahuluan penentuan dosis hepatotoksin karbon

tetraklorida dosis 2 mL/kgBB ................................................. 65

Lampiran 9 Analisis statistik aktivitas ALT serum perlakuan infusa

kulit Persea americana Mill. setelah induksi karbon

tetraklorida dosis 2 mL/kgBB ................................................. 68

Lampiran 10 Analisis statistik aktivitas AST serum perlakuan infusa

kulit Persea americana Mill. setelah induksi karbon

tetraklorida dosis 2 mL/kgBB ................................................. 84

Lampiran 11 Perhitungan penetapan peringkat dosis infusa kulit Persea

americana Mill. pada kelompok perlakuan .......................... 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

xvii

Lampiran 12 Perhitungan konversi dosis untuk manusia ......................... 101

Lampiran 13 Perhitungan Efek Hepatoprotektif ALT ............................... 102

Lampiran 14 Perhitungan Efek Hepatoprotektif AST ................................ 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

xviii

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hepatoprotektif

pemberian dan dosis efektif serta ada tidaknya kekerabatan antara dosis

pemberian infusa kulit alpukat (Persea americana Mill.) terhadap aktivitas ALT-

AST serum tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

Jenis penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan rancangan acak

lengkap pola searah. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur Wistar, umur

2-3 bulan, berat badan ± 150 – 250 gram. Tikus dibagi secara acak ke dalam enam

kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus.

Kelompok I (kontrol hepatotoksin) diberi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB secara

intraperitonial. Kelompok II (kontrol negatif) diberi olive oil 2 mL/kgBB.

Kelompok III (kontrol infusa) diberi infusa kulit Persea americana Mill. dosis

1600 mg/kgBB selama enam hari berturut-turut. Kelompok IV-VI (perlakuan)

berturut-turut diberi infusa kulit alpukat (Persea americana Mill.) dengan dosis

362,8; 761,9; dan 1600 mg/kgBB secara peroral sekali sehari selama enam hari

berturut-turut, pada hari ke tujuh semua kelompok perlakuan diberi induksi

karbon tetraklorida 2 mL/kgBB secara intraperitonial. Dua puluh empat jam

paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata

untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST serum di analisis

dengan menggunakan statistik Kruskal Wallis dan Uji Mann-Whitney

Berdasarkan hasil yang diperoleh, pemberian infusa kulit Persea americana

Mill. memiliki pengaruh hepatoprotektif dengan dosis efektif sebesar 362,8

mg/kgBB yang dapat menurunkan aktivitas ALT-AST serum dan juga diketahui

bahwa antara dosis pemberian dengan aktivitas ALT-AST serum tidak memiliki

kekerabatan

Kata kunci : Persea americana Mill., infusa, efek hepatoprotektif, karbon

tetraklorida, aktivitas serum ALT-AST

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

xix

ABSTRACT

The aim of this study is to know the hepatoprotective effect and the effective dose

of avocado peel (Persea americana Mill.), also to find the relationship between

the dosage of infusion of avocado peel (Persea americana Mill.) toward AST-

ALT level in male Wistar rats induced by carbon tetrachloride.

This research is pure experimental with randomized complete direct

sampling design. This study used male wistar rats, age 2-3 months, with the body

weight about 150-250 grams. The total of rats were divided randomly into six

treatment groups, each group consist of 5 rats. Group I (hepatotoxin control) was

given carbon tetrachloride 2 mL/kgBW intraperitonial. Group II (negative control)

was given olive oil 2 mL/kgBW. Group III (infusion control) was given infusion

of avocado’s peel (Persea americana Mill.) with dose 1600 mg/kgBW for six

consecutive days. Group IV-VI (treatment group) was given infusion of avocado

peel (Persea americana Mill.) with doses of 362.8; 761.9; and 1600 mg/kgBW

orally once daily for six consecutive days, and in the seventh day all treatment

group were given carbon tetrachloride, of 2 mL/kgBW intraperitonial as

induction of hepatotoxicity. Twenty-four hours after the induction of carbon

tetrachloride, blood samples were taken from the rats through orbital sinus in the

eye, to measure the activity of ALT-AST serum. The activity of ALT-AST serum

were analyzed statistically by using Kruskal-Wallis and Mann-Whitney test.

Based on the data results, the administration of Persea americana Mill. peel

infusion had hepatoprotective effect with an effective dose of 362.8 mg/kgBW

which can decrease the activity of AST and ALT serum, and also there was no

relationship between the variation of administration doses of infusion of

avocado’s peel with the activities of ALT-AST serum.

Keywords : Persea americana Mill., infusion, hepatoprotective effect, carbon

tetrachloride, ALT-AST serum activities

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Hati adalah organ vital terbesar di dalam tubuh berwarna merah

kecoklatan. Hati memiliki fungsi diantaranya yaitu membantu dalam proses

regulasi, metabolisme dan detoksifikasi. Fungsi hati sebagai detoksifikasi yaitu

untuk membersihkan darah dari adanya zat-zat asing seperti senyawa kimia, obat-

obatan, dan lain-lain yang sifatnya berbahaya bagi tubuh yang mana zat tersebut

akan diekskresikan keluar tubuh sehingga darah yang dialirkan keseluruh tubuh

bebas dari zat-zat asing. Jika hati mengalami kerusakan, maka proses regulasi,

metabolisme dan detoksifikasi tidak berjalan dengan baik. Kerusakan hati dapat

ditimbulkan oleh adanya induksi senyawa kimia, obat-obatan maupun virus. Salah

satu bentuk kerusakan yang terjadi pada organ hati, yaitu steatosis. Steatosis

(perlemakan hati) merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Sekitar 20 –

30% populasi orang dewasa di dunia menderita perlemakan hati (Nseir, Hellou,

Assy, 2014)

Membran sel mempunyai penyusun utama, yaitu lipid dan protein.

Fosfolipid adalah lipid yang menyusun membran yang mana merupakan molekul

yang bersifat amfipatik (memiliki daerah hidrofilik dan hidrofobik). Membran sel

juga tersusun dari asam lemak khususnya asam lemak rantai panjang tak jenuh

yang mana sangat rentan terhadap radikal bebas. Jumlah asam lemak dalam

bentuk fosfolipid dalam membran retikulum endoplasmik akan terus berkurang

jika diinduksi karbon tetraklorida secara terus-menerus. Karbon tetraklorida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

2

merupakan senyawa model hepatotoksin yang menginduksi terjadinya perlemakan

hati. Pemberian dosis tinggi karbon tetraklorida (CCl4) dapat merusak retikulum

endoplasmik, mengakumulasi lipid, mengurangi sintesis protein, menurunkan

bobot badan, mengacaukan proses oksidasi, menyebabkan pembengkakan hati

sehingga berat hati menjadi bertambah dan jika diberikan dalam jangka waktu

yang panjang akan menyebabkan nekrosis sentrilobular serta degenerasi melemak.

Di dalam retikulum endoplasmik hati karbon tetraklorida (CCl4) dimetabolisme

oleh sitokrom P450 2E1 (CYP2E1) menjadi radikal bebas triklorometil (•CCl3).

(Panjaitan, Handharyani, Chairul, Masriani, Zakiah, Manalu, 2007).

Enzim yang mengkatalisis pemindahan gugus amino secara reversibel

antara asam amino dan alfa-keto adalah enzim aminotransferase. Enzim ini akan

keluar dari sel dan masuk kedalam sistem peredaran darah jika terjadi gangguan

fungsi hati yang disebabkan oleh perubahan permeabilitas membran sel yang

mana akan membuat kadar enzim aminotransferase dalam darah akan meningkat.

Enzim yang paling sering dihubungkan dengan adanya kerusakan sel hati adalah

alanine aminotransferase (ALT) yang disebut juga SGPT dan aspartat

aminotransferase (AST) yang disebut juga SGOT (Hapsari, 2011).

Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan tumbuhan, terdapat

30.000 jenis tumbuhan dari total 40.000 jenis tumbuhan di dunia yang mana 940

jenis diantaranya memiliki khasiat sebagai obat herbal (jumlah ini merupakan

90% dari jumlah tumbuhan obat di asia) (Masyhud, 2010). Alpukat (Persea

americana Mill.) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang tumbuh di wilayah

Indonesia. Alpukat merupakan buah musiman yang mempunyai struktur daging

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

3

buah yang tebal berwarna hijau kekuningan dan rasa yang enak membuat buah ini

banyak digemari masyarakat luas. Selain dikonsumsi, alpukat juga secara

tradisional digunakan untuk mengobati hipertensi, peradangan, kanker,

hepatotoksisitas (Arukwe, Amadi, Duru, Agomuo, Adindu, Odika, et al., 2012).

Senyawa flavonoid pada Persea americana Mill. bersifat sebagai antioksidan

yang dapat mengurangi pembentukan dan mengikat radikal bebas (Vinha,

Moreira, Barreira, 2013). Di dalam kulit dan biji alpukat kaya akan katekin,

procyanidin dan hydroxycinnamic acid (Rodriquez-Carpena, Morcuende,

Andrade, Kylli, Estevez, 2011). Menurut penelitian Kosinska, Karamac, Estrella,

Hernandez, Bartolome, Dykes (2012) menyatakan bahwa ekstrak metanol biji

alpukat terdapat senyawa flavonoid seperti 3-O-caffeoylquinic, 3-Op-

coumaroylquinic acid dan procyanidin A trimer dan pada ekstrak metanol kulit

alpukat mengandung 5-O-caffeoylquinic acid dan turunan quercetin yang mana

jika dibandingkan ekstrak keduanya, ekstrak kulit alpukat memiliki kandungan

senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan ekstrak biji

alpukat. Penelitian Vinha, et al., (2013) melaporkan biji alpukat mengandung

jumlah fenolat, flavonoid dan vitamin E lebih tinggi dibandingkan kulit alpukat.

Pada kulit alpukat mengandung karotenoid dan vitamin C lebih tinggi

dibandingkan biji alpukat. Pada penelitian Putri (2013) dilaporkan bahwa infusa

biji Persea americana Mill. (Alpukat) dapat memberikan efek hepatoprotektif

pada tikus jantan yang terinduksi karbon tetraklorida. Oleh sebab itu, penelitian

ini akan melihat pengaruh infusa kulit Persea americana Mill. pada tikus jantan

yang terinduksi karbon tertraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

4

Pada penelitian ini menggunakan infusa kulit Persea americana Mill..

Teknik penggunaan serbuk kulit Persea americana Mill. sangat sederhana dengan

menyeduh serbuk kulit Persea americana Mill. dengan menggunakan air panas

dan air seduhannya dapat dikonsumsi. Menurut Xu, Chen, Liu, Zhang, Jiang, Ye

(2008) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa mineral dan kandungan fenolik

(flavanon glycosid, polymethoxyl flavon dan asam fenolat) dan juga aktivitas

antioksidan dapat diperoleh melalui ektraksi menggunakan air.

Penelitian ini dilakukan dengan pemberian jangka panjang infusa kulit

Persea americana Mill. pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon

tetraklorida sehingga dapat ditentukan dosis yang paling efektif untuk

memberikan efek hepatoprotektif.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah pemberian infusa kulit Persea americana Mill. mempunyai pengaruh

hepatoprotektif dalam menurunkan aktivitas ALT-AST tikus jantan galur

Wistar terinduksi karbon tetraklorida ?

2. Berapakah dosis paling efektif pemberian infusa kulit Persea americana Mill.

terhadap penurunan aktivitas ALT-AST tikus jantan galur Wistar terinduksi

karbon tetraklorida ?

3. Adakah kekerabatan antara dosis pemberian infusa kulit Persea americana

Mill. dengan aktivitas ALT-AST pada tikus jantan galur Wistar terinduksi

karbon tetraklorida ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

5

2. Keaslian penulisan

Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan Persea americana

Mill. diantaranya : Arukwe, et al., (2012) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa

selain untuk dikonsumsi, alpukat secara tradisional digunakan untuk mengobati

hipertensi, peradangan, kanker dan hepatotoksisitas. Penelitian Vinha, et al.,

(2013) melaporkan senyawa flavonoid pada Persea americana Mill. bersifat

sebagai antioksidan yang dapat mengurangi pembentukan dan mengikat radikal

bebas. Kosinska, et al., (2012) melaporkan dalam penelitiannya bahwa ekstrak

kulit alpukat memiliki kandungan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan lebih

tinggi dibandingkan ekstrak biji alpukat. Penelitian Putri (2013) melaporkan

bahwa infusa biji Persea americana Mill. (Alpukat) dapat memberikan efek

hepatoprotektif pada tikus jantan yang terinduksi karbon tetraklorida. Penelitian

Xu, et al., (2008) menjelaskan bahwa bahwa mineral dan kandungan fenolik

(flavanon glycosid, polymethoxylat flavon dan asam fenolik) dan juga aktivitas

antioksidan dapat diperoleh melalui ektraksi menggunakan air. Sejauh

penelusuran pustaka yang dilakukan oleh peneliti, penelitian mengenai pemberian

infusa jangka panjang kulit Persea americana Mill. terhadap ALT-AST tikus

terinduksi karbon tetraklorida belum pernah dilakukan.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan mengenai

pengaruh pemberian jangka panjang infusa kulit Persea americana Mill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

6

terhadap parameter aktivitas ALT-AST organ hati tikus yang terinduksi

karbon tetraklorida.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dosis

efektif penggunaan infusa kulit Persea americana Mill. yang diperoleh

dalam penelitian sebagai alternatif pengobatan penyakit hati (liver) untuk

menurunkan aktivitas ALT-AST.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh

hepatoprotektif pemberian jangka panjang infusa kulit Persea americana Mill.

pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

2. Tujuan khusus

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jangka

panjang infusa kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST

tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis paling efektif pemberian

jangka panjang infusa kulit Persea americana Mill. sebagai hepatoprotektif

pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

c. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kekerabatan antara

dosis pemberian infusa kulit Persea americana Mill. dengan aktivitas ALT-

AST pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Hati

1. Anatomi dan fisiologi hati

Hati adalah organ terbesar di dalam tubuh berwarna coklat dengan berat ±

1½ kg (Syaifuddin, 2006). Hati terletak di kuadran kanan atas abdomen pada

ruang peritoneum tepat dibawah sisi kanan diafragma dan di bawah rongga dada.

Hati di bungkus oleh suatu simpai fibrosa (McPhee dan Ganong, 2010) dan secara

luas dilindungi iga-iga (Pearce, 2009).

Hati terbagi menjadi dua belahan utama, kanan dan kiri. Permukaan atas

berbentuk cembung dan terletak dibawah diafragma : permukaan bawah tidak rata

dan memperlihatkan lekukan disebut fisura transversus, dimana permukaannya

dilintasi oleh berbagai pembuluh darah yang keluar-masuk hati. Fisura

longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah (Pearce,

2009). Hati menerima hampir 25% curah jantung, yaitu sekitar 1500 mL darah per

menit melalui dua sumber yaitu (1) aliran vena dari vena porta yang mana sangat

penting bagi kinerja fungsi hati dalam tubuh dan (2) darah arteri dari arteri

hepatika yang penting untuk oksigenasi hati dan yang mendarahi sistem empedu

(McPhee dan Ganong, 2010). Arteri hepatika mempunyai kejenuhan oksigen 95%

- 100% sedangkan pada vena porta memiliki kejenuhan oksigen sebesar 70%

(Syaifuddin, 2006). Pembuluh- pembuluh ini (arteri hepatika dan vena porta)

menyatu di dalam hati dan aliran darah gabungan keluar melalui vena-vena sentral

(vena terminal) yang bermuara ke dalam vena hepatika dan akhirnya ke vena cava

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

8

inferior. Vena porta membawa darah vena dari usus halus yang kaya akan nutrien

serta obat dan racun langsung ke dalam hati (McPhee dan Ganong, 2010). Vena

porta terbentuk dari vena lienalis dan vena mesenterika superior (Pearce, 2009).

Gambar 1. Struktur mikroskopik hati (McPhee dan Ganong, 2010)

Lobulus adalah lobus hati yang dibagi menjadi beberapa struktur. Lobulus

berbentuk heksagional yang terdiri dari lempeng-lempeng sel hati yang berbentuk

kubus yang mengelilingi vena sentralis secara radial (Gambar 1). Di sela-sela

lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang disebut sinusoid yang mana

adalah cabang dari vena porta dan arteri hepatika. Sinusoid dibatasi oleh sel

fagositik atau sel Kupffer. Sel kupffer merupakan sistem retikuloendotel, berfungsi

sebagai sistem pertahanan yang akan menelan bakteri dan benda asing lain dalam

darah (Price dan Wilson, 2005). Sekitar 30% dari semua sel dihati adalah sel

retikuloendotel dan sekitar 33% dari sel ini adalah sel Kupffer. Sistem

retikuloendotel hanya membentuk 2-10% protein dari total di hati. Disfungsi sel

retikuloendotel juga berperan menyebabkan nekrosis hepatosit dan fibrosis hati

pada penyakit hati kronik (McPhee dan Ganong, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

9

Hati adalah organ utama pertahanan terhadap invasi bakteri dan agen

toksik. Hati memiliki fungsi dan kerja yang banyak dan kompleks. Hati berfungsi

dalam metabolisme bahan makan seperti karbohidrat, protein dan lemak. Hati juga

berfungsi untuk menyimpan vitamin, besi dan tembaga; juga sebagai tempat

konjugasi dan ekskresi steroid adrenal dan gonad dan detoksifikasi zat endogen

dan eksogen. Fungsi detoksifikasi ini dilakukan oleh enzim-enzim hati yang

melakukan oksidasi, reduksi dan hidrolisis atau konjugasi zat-zat yang

membahayakan dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif.

Zat-zat endogen seperti indol, skatol dan fenol yang mana dihasilkan dari hasil

kerja bakteri pada asam amino dalam usus besar dan zat-zat eksogen seperti

morfin, fenobarbital, karbon tetraklorida dan obat-obat/senyawa kimia lainnya

(Price dan Wilson, 2005).

2. Kerusakan hati

Hati merupakan organ terbesar tubuh yang sering menjadi organ target

cedera akibat senyawa kimiawi karena (1) sebagian besar xenobiotik yang masuk

ke tubuh melalui saluran gastrointestinal, setalah melalui penyerapan akan

diangkut oleh pembuluh darah portal ke hati sehingga hati menjadi organ pertama

perfusi oleh bahan kimia yang diserap di dalam tubuh dan terkena xenobiotik

konsentrasi tinggi (2) metabolisme xenobiotik dengan konsentrasi tinggi ini terjadi

sebagian besar di sitokrom P450 pada sistem monooksigenase. Biotransformasi

xenobiotik bertindak sebagai reaksi detoksifikasi namun banyak juga yang

mengalami reaksi oksidatif menghasilkan metabolit reaktif yang dapat

menginduksi lesi pada hati. Wilayah sentrilobular sering menjadi target sasaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

10

kerusakan karena didalamnya terdapat sel hepatosit yang memiliki banyak

sitokrom P450 yang mana sebagai tempat memproduksi metabolit reaktif terbesar

(3) xenobiotik dan sebagai besar empedu yang diserap dalam usus, diangkut

kembali ke hati melalui sirkulasi portal hati yang mana akan meningkatkan

konsentrasi xenobiotik dalam hepatosit (Hodgson, 2010).

Kerusakan hati dapat terjadi akibat paparan racun maupun bahan kimia

seperti senyawa industri, pestisida dan obat-obatan. Bahan kimia seperti karbon

tetraklorida dan parasetamol. Kerusakan hati dapat bersifat akut maupun kronis.

Berbagai kerusakan hati, diantaranya :

a. Perlemakan hati (steatosis)

Perlemakan hati atau steatosis adalah proses abnormal akumulasi

lemak pada hepatosit terutama trigliserida, ini karena terjadi

ketidakseimbangan antara penyerapan trigliserida ekstrahepatik dan sekresi

trigliserida hepatik (lipoprotein yang dan katabolisme asam lemak).

Akumulasi lipid terjadi akibat gangguan sintesis dan sekresi lipoprotein. Lipid

yang berlebih dapat disebabkan kelebihan asam lemak bebas dari jaringan

adiposa atau dapat dikatakan terjadi gangguan pelepasan trigliserida dari hati

ke plasma (Hodgson, 2010).

Perlemakan hati merupakan respon toksisitas yang mana akan

mengganggu sintesis protein akibat paparan hidrazin, etionin dan tetrasiklin

atau dengan kombinasi dengan karbon tetraklorida. Perlemakan hati ini

bersifat reversibel (Timbrell, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

11

b. Fibrosis dan sirosis hati

Senyawa kimia hepatotoksik dapat menyebabkan kerusakan hepatosit

yang mengakibatkan fibrosis hati. Fibrosis ditandai oleh deposisi kolagen,

proteoglikan, glikoprotein dan bahkan dapat terjadi fibrosis kronis pada

pembentukan matriks ekstraseluler (ECM). Setelah terjadi paparan racun, sel-

sel stelat hati (HSC) akan berdiferensiasi menjadi sel-sel fibroblast (seperti

mengeluarkan komponen dari matriks ekstraseluler). Fibrosis yang luas dapat

merusak bentuk hati dan mengganggu aliran darah yang mana akan

mengakibatkan kerusakan hari yang bersifat irreversibel. Reversibilitas

fibrosis mungkin terjadi jika sel stelat hati (HSC) mengalami apoptosis, terjadi

kerusakan matriks ekstraseluler dan regenerasi hepatosit (Hodgson, 2010).

Sirosis dapat terjadi akibat paparan senyawa yang bersifat hepatotoksik

yang ditandai dengan fibrosis yang meluas dan terbentuk jaringan parut.

Sirosis yang disebabkan cedera kronis akibat senyawa kimia toksik dapat

mengakibatkan akumulasi matriks ekstraseluler yang menyebabkan terjadi

pembatasan aliran darah yang mana akan menghambat proses metabolisme

dan detoksifikasi pada hati. Kerusakan seperti ini akan menyebabkan

kerusakan yang berlanjut dan akhirnya menyebabkan gagal hati (Hodgson,

2010).

c. Kolestasis

Kolestasis terjadi karena penekanan atau penghentian aliran empedu.

Inflamasi atau penyumbatan saluran empedu disebabkan oleh retensi garam

empedu serta akumulasi bilirubin yang mana akan menyebabkan penyakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

12

kuning (jaundice). Kolestasis juga terjadi karena adanya perubahan membran

permeabilitas hepasosit atau canaliculi empedu. Pembentukan empedu terjadi

tergantung pada transportasi ATP empedu ke lumen canaliculi. Senyawa/

bahan kimia memiliki efek pada permeabilitas membran dan mengganggu

gradient Na+ dan K

+ dapat menyebabkan kolestasis (Hodgson, 2010).

d. Nekrosis

Nekrosis bersifat irreversibel akibat hilangnya fungsi sel normal pada

hati. Nekrosis biasanya adalah cedera akut dan hanya mempengaruhi beberapa

hepatosit (nekrosis fokal) atau melibatkan seluruh lobus (nekrosis masif).

Kematian sel terjadi bersamaan dengan pecahnya membran plasma yang

didahului dengan perubahan morfologis seperti pembengkakan seluler

mitokrondria dengan gangguan krista, melarutnya organel sel dan

mengkerutnya inti sel. Di daerah yang mengalami nekrosis terjadi peningkatan

eosinofil dan respon imun. Peristiwa yang dapat menyebabkan perubahan ini

meliputi terikatnya metabolit reaktif protein dan lemak tak jenuh

mengakibatkan peroksidasi lemak dan kerusakan membran, gangguan

homeostasis Ca2+

, inferensi jalur metabolisme, pergeseran keseimbangan Na+

dan K+ dan penghambatan sintesis protein. Nekrosis yang meluas dapat

menyebabkan kerusakan hati yang parah dan kegagalan hati (Hodgson, 2010).

B. Alanin aminotransferase (ALT) dan Aspartat aminotransferase (AST)

Enzim yang sering berhubungan dengan kerusakan hepatoselular adalah

aminotransferase, diantaranya adalah Alanin aminotransferase (ALT) dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

13

Aspartat aminotransferase (AST). Kedua enzim ini dikatakan enzim hati karena

tingginya konsentrasi enzim ini dalam sel hepatosit (Sacher dan McPherson,

2004). Enzim ALT berfungsi mengkatalisis pemindahan alanine menjadi bagian

dari gugus keton pada α-ketoglutarate sehingga menghasilkan pyruvate dan

glutamate sedangkan enzim AST berfungsi mengkatalisis pemindahan aspartate

menjadi bagian dari gugus keton pada α-ketoglutarate sehingga menghasilkan

oxaloacetate dan glutamate (Thapa dan Walia, 2007).

Enzim ALT utamanya terdapat dalam sitosol khususnya di sel hepatosit.

Enzim ALT adalah enzim spesifik yang digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya gangguan hati. Enzim AST terdapat dalam sitosol dan mitokondria yang

mana jumlahnya tinggi pada sel-sel organ jantung, jaringan otot, ginjal dan otak

(Thapa dan Walia, 2007). Selain ALT-AST ada beberapa enzim lainnya yang

dapat digunakan untuk mengetahui adanya kerusakan hati seperti enzim Fosfatase

Alkali (ALP) dan gama-glutamil transpeptidase (GGT) (Sacher dan McPherson,

2004).

C. Hepatotoksin

Hepatotoksin diklasifikasikan menjadi :

1. Hepatotoksin teramalkan (tipe A)

Hepatotoksin tipe A merupakan suatu senyawa atau obat yang

mempengaruhi sebagian besar individu yang mana akan memberikan efek

toksik jika ditelan dalam jumlah yang cukup. Jenis hepototoksin ini

bergantung pada jumlah dosis yang diberikan. Beberapa obat/senyawa tipe ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

14

adalah parasetamol (asetaminofen), karbon tetraklorida, salisilat, tetrasiklin

dan metotrexat (Forrest, 2006).

2. Hepatotoksin tak teramalkan (tipe B)

Hepatotoksin tipe B merupakan suatu senyawa atau obat yang jika

diberikan pada orang-orang tertentu akan memberikan efek toksik.

Hepatotoksin jenis ini tidak bergantung pada dosis pemberian. Contoh

senyawa/ obat jenis ini adalah klorpromazin, halotan dan isoniazid (Forrest,

2006).

D. Karbon Tetraklorida

Gambar 2. Struktur Karbon Tetraklorida (pubchem.ncbi.nlm.nih.gov)

Karbon tetraklorida (Gambar 2) adalah cairan jernih, mudah menguap,

memiliki bau yang khas dan memiliki berat molekul 153,82 (Direktorat Jenderal

Pengawasan Obat dan Makanan, 1995). Ketoksikan karbon tetraklorida lebih

dipelajari secara ekstensif dibandingkan dengan hepatotoksin yang lain.

Ketoksikan karbon tetraklorida bergantung pada aktivasi metabolik CYP2E1. Hati

menjadi target utama efek toksisitas karbon tetraklorida karena mengandung

banyak sitokrom P450. Karbon tetraklorida dengan dosis rendah dapat

menyebabkan perlemakan di hati dan kehancuran sitokrom P450. Kerentanan

ketoksikan sitokrom P450 berada pada daerah sentrilobular dan mid-zona hati.

Pada tikus, isozim yang selektif adalah CYP2E1. Kerusakan CYP2E1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

15

dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia, semakin banyak oksigen maka

kerusakan yang terjadi akan semakin besar. Kerusakan/kehancuran ini disebabkan

oleh radikal trikloroperoxi yang mana lebih reaktif daripada radikal triklorometil

(•CCl3) (Timbrell, 2009).

Gambar 3. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi karbon tetraklorida

(Timbrell, 2009)

Dalam prosesnya pada gambar 3, CYP2E1 bersifat reduktif dan

mengkatalis penambahan elektron yang mana akan memungkinkan pembelahan

hemolitik, hilangnya ion klorida dan pembentukan radikal triklorometil (•CCl3).

Radikal triklometil akan mengalami salah satu reaksi. Atom hidrogen dari donor

(berasal dari metilen) akan menjembatani reaksi antara radikal triklorometil

dengan asam lemak tak jenuh atau protein yang mana akan menghasilkan ikatan

kovalen. Radikal kovalen triklorometil ini akan kembali mengikat lemak

mikrosomal dan protein dan akan bereaksi langsung dengan membran fosfolipid

dan kolesterol yang mana akan menimbulkan efek toksik. Hasil lainnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

16

kloroform yang dikenal sebagai metabolit karbon tetraklorida. Hasil lainnya juga

adalah produksi metabolit radikal yang reaktif (tidak stabil) dengan bantuan O2

mengakibatkan terjadi peroksidasi lipid. Pembentukan peroksidasi lipid ini akan

menghasilkan pemecahan lemak tak jenuh dan dari pemecahan lemak tak jenuh

ini akan memberikan senyawa karbonil seperti 4-hydroxynonenal dan

hydroxyalkenal lainnya. Dimana senyawa-senyawa ini akan menghambat sintesis

protein dan menghambat enzim glukosa-6-fosfat (Timbrell, 2009).

Satu sampai tiga jam setelah pemejanan karbon tetraklorida,

trigliserida akan menumpuk di hepatosit dan terlihat droplet lemak. Lemak yang

berada di hati akan menghambat sintesis protein yang mengakibatkan produksi

kompleks lipoprotein menurun sehingga pengangkutan lemak keluar dari hati

menjadi terhambat, hal ini akan menyebabkan perlemakan hati (steatosis)

(Timbrell, 2009). Kerusakan hati dapat memicu terjadinya cedera membran

hepatosit yang dapat menyebabkan keluarnya isi sel ke dalam aliran darah,

diantaranya adalah enzim ALT-AST. Enzim ALT-AST secara normal berada di

dalam sel namun jika terjadi kerusakan sel hepatosit enzim ini akan keluar dan

masuk ke dalam aliran darah. Pada penyakit hati, kadar serum ALT dan AST akan

naik maupun turun secara bersamaan (Sacher dan McPherson, 2004). Menurut

penelitian Cao, Li, Chen, Cai, Tu (2014) aktivitas serum ALT-AST pada tikus

yang terinduksi karbon tetraklorida akan meningkat 3 – 4 kali dari nilai normal.

Hal ini menegaskan bahwa penginduksian karbon tetraklorida dapat

meningkatkan aktivitas serum ALT-AST.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

17

E. Persea americana Mill.

1. Taksonomi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae (famili Laurel)

Genus : Persea Mill.

Spesies : Persea americana Mill. (Alpukat)

(USDA, 2014).

2. Sinonim

Persea gratissima Gaertn.f., Persea drymifolia Schlecht. & Cham., Persea

nubigena L.O. Williams (Proseanet, 2014).

3. Nama lain

Amerika: avocado; Burma: htaw bat, kyese; Inggris: alligator pear, avocado,

avocado-pear, butter fruit; Perancis: avocat, avocatier, zabelbok, zaboka;

Filipina: avocado; Jerman: Alligatorbirne, Avocadobirne; Indonesia: adpukat,

avokad; Malaysia: apukado, avocado; Spanyol: aguacate, pagua; Thailand:

awokado; Vietnam: bo, lê dâù (Yasir, Das, Kharya, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

18

4. Morfologi

Pohon alpukat (Persea americana Mill.) berwarna hijau dengan tinggi

mencapai 20 m. Mempunyai daun tunggal, tersusun spiral, tepi daun rata;

panjang tangkai daun 1,5 – 5 cm; daun berbentuk eplips hingga lanset, bulat

telur hingga bulat telur sungsang, panjang daun 5 - 40 cm dan lebar 3 – 15 cm,

permukaan atas daun diselaputi lilin. Perbungaan berupa tongkol majemuk

(malai) yang muncul di ujung cabang; bunga banci tersusun atas 3 daun

mahkota, memiliki bau harum; perhiasan bunga tersusun atas dua lingkaran;

benang sari 9 di dalam 3 lingkaran; kumpulan benang sari di bagian dalam

mengeluarkan 2 nektar dibagian dasarnya; putik terdiri atas satu ruang bakal

buah, tangkai kepala putik ramping dengan kepala putik tunggal (simple

papillate stigma). Buah besar berdaging dan berair, berbiji tunggal, permukaan

buah halus, panjang 7 -20 cm. buah besar dan bulat, dilapisi dua lapisan dan

dua kotiledon besar yang melindungi embrio kecil (Proseanet, 2014).

5. Kandungan kimia

Buah dan daun alpukat (Persea americana Mill.) mengandung beberapa

kandungan fitokimia seperti saponin, tannin, flavonoid, alkaloid, fenol dan

steroid (Arukwe, et al., 2012). Di dalam kulit dan biji alpukat kaya akan

katekin, procyanidin dan hydroxycinnamic acid (Rodriquez-Carpena, et al.,

2011). Biji alpukat mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder seperti

alkaloid, triterpenoid, tannin, flavonoid dan saponin (Marlinda, Sangi dan

Wuntu, 2012). Kulit alpukat mengandung 5-O-caffeoylquinic acid dan turunan

quercetin (Kosinska, et al., 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

19

6. Khasiat dan kegunaan

Secara tradisional biji Persea americana Mill. digunakan untuk

mengobati diare, disentri, sakit gigi, parasit didaerah usus, perawatan kulit dan

kecantikan. Daun Persea americana Mill. dilaporkan memiliki aktivitas anti-

inflamasi dan analgesik (Idris, Ndukwe dan Gimba, 2009). Ekstrak daunnya

digunakan untuk antihipertensi dan diuretik. Secara tradisional biji Persea

americana Mill. digunakan untuk pengobatan hipertensi (Asaolu, Fisayo,

Sunday, Olugbenga, Aluko, Tola, 2010). Menurut penelitian Putri (2013) biji

Persea americana Mill. memiliki efek hepatoprotektif.

F. Infundasi

Infundasi adalah salah satu metode ekstraksi yang merupakan proses

penarikan suatu kandungan kimia yang dapat larut dalam pelarut cair tertentu

sehingga dapat terpisah dari bahan yang tidak larut. Infundasi dilakukan untuk

menyari kandungan senyawa aktif yang larut dalam air yang diperoleh dari bahan-

bahan nabati pada suhu 90oC selama 15 menit. Hasil proses infundasi disebut

infusa (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986). Setelah itu,

dilakukan penyerkaian kain flannel menggunakan air panas tambahkan air panas

secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa yang dikehendaki

(Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).

G. Landasan Teori

Kerusakan hati dapat terjadi secara akut maupun kronis. Jenis-jenis

kerusakan hati meliputi steatosis (perlemakan hati), fibrosis dan sirosis, kolestasis

dan nekrosis. Kerusakan hati terjadi karena adanya paparan senyawa/bahan kimia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

20

toksik, obat-obatan dan sebagainya. Senyawa atau obat dalam dosis tinggi yang

dapat merusak hati misalnya adalah karbon tetraklorida dan parasetamol. Karbon

tetraklorida adalah senyawa model hepatotoksin yang dapat menimbulkan

perlemakan hati. Sitokrom P450 2E1 akan mengkatalis karbon tetraklorida

menjadi radikal triklorometil yang akan berikatan dengan asam lemak tak jenuh

dan protein menghasilkan ikatan kovalen yang akan mengakibatkan terjadi

ketoksikan. Selain itu radikal triklorometil (•CCl3) yang di bantu oleh O2 akan

menghasilkan peroksidasi lipid yang mana akan menurunkan produksi lipoprotein

sehingga terjadi akumulasi lemak dalam hati, hal inilah yang mengakibatkan

terjadinya perlemakan hati (steatosis) (Timbrell, 2009). Gangguan pada hati dapat

menyebabkan permeabilitas sel hepatosit terganggu, jika terjadi cedera pada sel

hepatosit dapat mengakibatkan isi sel akan keluar dan masuk kedalam aliran

darah. Enzim ALT-AST merupakan salah satu diantaranya. Jika terjadi cedera sel,

enzim ALT-AST yang normalnya berada di dalam sel akan keluar dan masuk ke

dalam aliran darah. Kenaikan aktivitas ALT-AST sebanding dengan tingkat

kerusakan hati.

Menurut penelitian Vinha, et al., (2013) biji dan kulit alpukat (Persea

americana Mill.) mengandung fenolat, flavonoid, karotenoid, vitamin C, dan

vitamin E. Senyawa flavonoid pada Persea americana Mill. bersifat sebagai

antioksidan yang dapat mengurangi pembentukan dan mengikat radikal bebas.

Fenolik dan antioksidan lainnya dapat diperoleh melalui ekstraksi menggunakan

air (Xu, et.al., 2008). Pada penelitian Putri (2013) melaporkan bahwa biji Persea

americana Mill. memiliki efek hepatoprotektif. Pada penelitian ini diharapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

21

kandungan fenolat, flavonoid dan vitamin C dari ekstrak kulit Persea americana

Mill. ini dapat menghambat pembentukan radikal triklorometil (•CCl3) sehingga

dapat mengurangi efek toksik karbon tetraklorida.

H. Hipotesis

Pemberian jangka panjang infusa kulit Persea americana Mill. dapat

menurunkan aktivitas ALT-AST serum pada tikus jantan galur Wistar terinduksi

karbon tetraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan penelitian acak lengkap pola searah.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel- variabel yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Variabel utama

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi dosis pemberian

jangka panjang infusa kulit Persea americana Mill. pada tikus jantan galur

Wistar terinduksi karbon tetraklorida

b. Variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah aktivitas ALT-AST pada

tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali

Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi hewan

uji yaitu tikus jantan galur Wistar dengan berat badan 150-250 g dan umur

2-3 bulan, frekuensi pemberian infusa kulit Persea americana Mill. satu

kali sehari selama enam hari berturut-turut dengan waktu pemberian yang

sama. Cara pemberian senyawa pada tikus dilakukan secara peroral dan

bahan uji yang digunakan berupa kulit Persea americana Mill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

23

b. Variabel pengacau tak terkendali

Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi

patologis dari tikus jantan galur Wistar yang digunakan.

3. Definisi operasional

a. Infusa kulit Persea americana Mill. Konsentrasi infusa kulit Persea

americana Mill. 100% diperoleh dengan cara menginfundasi 8 gram serbuk

kering kulit Persea americana Mill. dalam 100,0 mL air pada suhu 90oC

selama 15 menit

b. Efek hepatoprotektif. Didefinisikan sebagai kemampuan infusa kulit Persea

americana Mill. pada dosis tertentu untuk menurunkan aktivitas ALT-AST

pada serum tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida

c. Pemberian jangka panjang. Pemberian infusa kulit Persea americana Mill.

dilakukan satu kali sehari selama enam hari berturut-turut dengan waktu

pemberian yang sama

d. Dosis efektif. Dosis terkecil dari infusa kulit Persea americana Mill. yang

dapat menurunkan aktivitas ALT-AST pada serum tikus jantan galur Wistar

yang terinduksi karbon tetraklorida

C. Bahan Penelitian

1. Bahan utama

a. Hewan uji yang digunakan berupa tikus jantan galur Wistar dengan umur 2-

3 bulan dan berat badan 150-250 g yang diperoleh dari Laboratorium Imono

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Kulit Persea americana Mill. yang di peroleh dari depot es di Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

24

2. Bahan kimia

a. Bahan hepatotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida yang

diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

b. Aquades sebagai pelarut yang digunakan untuk pembuatan sediaan uji

infusa kulit Persea americana Mill. yang diperoleh dari Laboratorium

Kimia Organik Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

c. Aqua bidestilata yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis

Instrumental Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

digunakan sebagai blanko pada pengujian aktivitas AST-ALT

d. Kontrol negatif yang digunakan adalah olive oil Bertoli®

yang diperoleh dari

Supermarket Mirota Kampus, Yogyakarta.

e. Pelarut Hepatoksin yang digunakan adalah olive oil Bertoli®

f. Reagen ALT

Reagen serum yang digunakan adalah reagen ALT Abbott. Komposisi dan

Konsentrasi dari reagen ALT adalah sebagai berikut.

Tabel I. Komposisi dan Konsentrasi reagen ALT

Komposisi Konsentrasi

R1 : β-NADH 0,16 mg/mL

Lactate dehydrogenase 2,57 U/mL

L-Alanine 392 mmol/L

R2 : α-Ketoglutaric acid 77 mmol/L

L-Alanine 1.000 mmol/L

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

25

g. Reagen AST

Reagen serum yang digunakan adalah reagen ALT Abbott. Komposisi dan

Konsentrasi dari reagen AST adalah sebagai berikut.

Tabel II. Komposisi dan Konsentrasi reagen AST

Komposisi Konsentrasi

R1 : β-NADH 0,16 mg/mL

Malate Dehydrogenase 0,64 U/mL

Lactate dehydrogenase 0,64 U/mL

L-Aspartate 232 mmol/L

R2 : α-Ketoglutarate 51,3 mmol/L

L-Aspartate 100 mmol/L

D. Alat atau Instrumen Penelitian

Alat-alat pembuat serbuk kering kulit Persea americana Mill. antara lain :

oven, mesin penyerbuk, timbangan elektrik. Alat-alat infusa kulit Persea

americana Mill. antara lain : panci enamel, heater, termometer, gelas ukur,

stopwatch, timbangan elektrik, corong. Alat-alat uji hepatoprotektif anatar lain :

Seperangkat alat gelas berupa Beaker glass, gelas ukur, tabung reaksi, labu ukur,

pipet tetes, batang pengaduk (Pyrex Iwaki Glass®). Timbangan elektrik Mettler

Toledo®, sentrifuge Centurion Scientific®, vortex Genie Wilten®, spuit per oral dan

syringe 3 cc Terumo®, spuit intraperotonial dan syringe 1 cc Terumo®, pipa

kapiler, tabung Eppendorf, Microlab 200 Merck®.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

26

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi Persea americana Mill.

Determinasi kulit Persea americana Mill. dilakukan dengan cara mencocokan

ciri-ciri makroskopis kulit Persea americana Mill. yang berasal dari depot es di

Yogyakarta dengan literatur yang diperoleh (Agrilink, 2001).

2. Pengumpulan bahan

Bahan uji yang akan digunakan adalah serbuk kulit Persea americana Mill.

yang berwarna kuning kecoklatan. Pengumpulan kulit Persea americana Mill.

dikumpulkan pada bulan Juni – Juli 2014.

3. Pembuatan serbuk kulit Persea americana Mill.

Kulit Persea americana Mill. dibersihkan dari sisa-sisa daging buah

yang menempel lalu di cuci hingga bersih. Setelah itu kulit di potong/ di robek

kecil-kecil dan diangin-anginkan sehingga kulit tidak nampak terlalu basah

lalu dioven pada suhu 50oC selama 24 jam. Setelah kering, kulit dibuat serbuk

dan diayak dengan ayakan no. 40 agar kandungan fitokimia yang terkandung

dalam kulit Persea americana Mill. lebih mudah terekstrak karena luas

permukaan serbuk dengan pelarut semakin besar.

4. Penetapan kadar air serbuk kulit Persea americana Mill.

Proses penetapan kadar air serbuk kulit Persea americana Mill.

dilakukan dengan menggunakan alat moisture balance. Serbuk ditimbang dan

dicatat sebagai bobot sebelum dipanaskan. Lalu serbuk kulit Persea

americana Mill. dipanaskan selama 15 menit pada suhu 105˚C. Kemudian

serbuk ditimbang kembali sebagai bobot sesudah pemanasan. Selisih bobot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

27

sebelum pemanasan dan sesudah pemanasan merupakan kadar air dari sampel

yang diteliti.

5. Pembuatan infusa kulit Persea americana Mill.

Penelitian ini mengacu pada penelitian Putri (2013) mengenai Efek

Hepatoprotektif Infusa biji Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-

AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida yang mana peneliti

tersebut menggunakan 8 gram serbuk dan 116 mL.

Dalam penelitian ini, infusa kulit Persea americana Mill dibuat dengan

mengambil sebanyak 8 g serbuk kulit Persea americana Mill. dimasukkan ke

dalam panci enamel lalu dibasahi terlebih dahulu dengan 16 mL aqudest lalu

di tambahkan lagi dengan 100,0 mL aquadest. Campuran ini kemudian

dipanaskan diatas heater pada suhu 90oC selama 15 menit. Waktu 15 menit

terhitung pada saat campuran mencapai suhu 90oC. lalu menyiapkan corong

yang telah diberi kain flannel. Kain flannel sebelum di tuang infusa kulit

Persea americana Mill. terlebih dahulu dijenuhkan dengan aquades panas.

Setelah itu hasil infusa disaring, diperas dan ditampung dalam labu ukur 100

mL, jika kurang tambahkan aquades panas melalui kain flannel hingga tanda

batas. Infusa kulit Persea americana Mill. dibuat dengan konsentrasi 8%.

6. Pembuatan larutan karbon tetraklorida dengan konsentrasi 50%

Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50% didasarkan pada

penelitian Janakat dan Al-Merie (2002) yang mana perbandingan volume

karbon tetraklorida dan olive oil (sebagai pelarut) adalah 1 : 1. Volume karbon

tetraklorida dan olive oil dibuat sama pada saat akan dicampurkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

28

7. Uji Pendahuluan

a. Penetapan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida

Penetapan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida didasarkan pda

penelitian Janakat dan Al-Merie (2002) yang menjelaskan bahwa dosis

karbon tetraklorida yang dapat menyebabkan terjadinya hepatotoksik

adalah 2 mL/kgBB. Dosis ini diketahui mampu merusak sel-sel hepar pada

tikus jantan galur Wistar yang ditunjukkan melalui peningkatan aktivitas

ALT-AST tetapi tidak menimbulkan kematian hewan uji. Menurut

penelitian Cao, et.al., (2014) aktivitas serum ALT-AST pada tikus yang

terinduksi karbon tetraklorida akan meningkat 3 – 4 kali dari nilai normal.

Penelitian Nurcahyanti (2013) menjelaskan peningkatan ALT-AST

sebesar 3 – 5 kali dari kondisi awal mampu menyebabkan terjadinya

kerusakan sel pada hati tikus.

b. Penetapan dosis infusa kulit Persea americana Mill.

Berdasarkan penelitian Putri (2013) konsentrasi infusa serbuk biji

Persea americana Mill. yang digunakan sebesar 8g/100mL yang mana

akan dilanjutkan pada penelitian ini dengan membuat konsentrasi infusa

kulit Persea americana Mill. sebesar 8%.

Peringkat dosis yang digunakan didasarkan pada pengobatan yang

biasa digunakan pada masyarakat, yaitu sekitar ± 2 sendok makan atau

setara dengan 4 gram serbuk kulit Persea americana Mill. yang direbus

dengan 250 ml air. Maka dosis perlakuan yang digunakan adalah 4 g/70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

29

kgBB manusia. Konversi dosis tikus (manusia 70 kg ke tikus 200g) =

0,018.

Dosis untuk 200 g tikus = 0,018 x 4g = 0,72 g/200 g BB = 360 mg/kg BB.

Konsentrasi maksimal infusa kulit Persea americana Mill. yang dibuat

adalah 8 g/100 ml, dengan asumsi berat badan maksimal hewan uji adalah

250 g dan volume pemberian maksimal infusa secara p.o = 5 ml.

Berdasarkan perhitungan :

D x 250 g = 8 g/ 100ml x 5 ml

D = 1600 mg/kg BB, dosis ini merupakan dosis tinggi perlakuan. Untuk

mendapatkan dosis tengah perlakuan, terlebih dahulu dihitung faktor

kelipatan dari dosis rendah dan dosis tinggi yang sudah diperoleh.

Perhitungan faktor kelipatan sebagai berikut :

n = jumlah peringkat dosis yang digunakan. Penelitian ini menggunakan 3

peringkat dosis maka n = 3, sehingga perhitungannya sebagai berikut.

= 2,1 (Faktor Kelipatan)

Berdasarkan faktor kelipatan yang diperoleh maka dosis tengah dan dosis

rendah perlakuan ditentukan sebagai berikut :

D = 1600 mg/ kg BB : 2,1 = 761,9 mg/ kg BB (dosis tengah)

D = 761,9 mg/ kg BB : 2,1 = 362,8 mg/ kg BB (dosis rendah)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

30

c. Penetapan waktu pencuplikan darah

Pada penelitian Janakat dan Al-Merie (2002) dan Nurcahyanti

(2013) menjelaskan bahwa waktu optimum kenaikan serum ALT-AST

terjadi pada waktu 24 jam. Pada penelitian ini dilakukan orientasi dengan

3 cuplikan, yaitu jam 0, 24, dan 48 jam setelah pemejanan karbon

tetraklorida. Hal ini dilakukan untuk melihat profil kenaikan serum ALT.

Dalam orientasi menggunakan tiga kelompok perlakuan waktu dan

disetiap kelompok menggunakan lima ekor tikus. Pengambilan darah

dilakukan melalui sinus orbitalis mata. Lima ekor tikus ini diambil

darahnya masing-masing pada jam ke 0, 24, dan 48 jam setelah pemejanan

karbon tetrakorida untuk diukur aktivitas serum ALT.

8. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji

Sejumlah tiga puluh ekor tikus dibagi secara acak ke dalam enam

kelompok perlakuan yang masing-masing perlakuan sejumlah lima ekor tikus.

Kelompok I (kontrol hepatotoksin) diberi campuran karbon tetraklorida dan

olive oil (sebagai pelarut) dengan perbandingan 1 : 1 dengan dosis 2 mL/kgBB

secara intraperitonial. Kelompok II (Kontrol negatif olive oil) diberi olive oil

sebanyak 2 mL/kgBB secara intraperitonial. Kelompok III (Kontrol Infusa)

diberi infusa kulit Persea americana Mill. dosis 1600 mg/kg BB secara per

oral selama 6 hari berturut-turut. Kelompok IV (dosis 362,8 mg/kg BB) diberi

infusa kulit Persea americana Mill. secara per oral. Kelompok V (dosis 761,9

mg/kg BB) diberi infusa kulit Persea americana Mill. secara per oral.

Kelompok VI (dosis 1600 mg/kg BB) diberi infusa kulit Persea americana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

31

Mill. secara per oral. Semua perlakuan dilakukan sekali sehari selama enam

hari berturut-turut.

Pada hari ke tujuh kelompok perlakuan IV-VI diberi larutan karbon

tetraklorida dosis 2 mL/kg BB secara per oral. Dua puluh empat jam paska di

induksi karbon tetraklorida tikus diambil darahnya melalui sinus orbitalis pada

mata, dan diukur aktivitas ALT-AST pada serum.

9. Pembuatan serum

Darah diambil melalui bagian sinus orbitalis mata tikus dan di tampung

dalam tabung Eppendorf. Darah didiamkan selama kurang lebih 15 menit dan

disentrifugasi dengan kecepatan 8000 rpm selama 15 menit. Kemudian

diambil bagian supernatannya (serum).

10. Pengukuran aktivitas ALT serum pada orientasi

Alat yang digunakan untuk mengukur aktivitas ALT serum adalah

Microlab 200 Merck®. Sebelum melakukan pengukuran sampel, alat di flushing

dengan menggunakan aqua bidestilata selama ± 30 menit.

Analisis fotometri ALT dilakukan dengan cara : 100 µl serum dicampur

dengan 1000 µl reagen I lalu di vortex selama 5 detik, didiamkan selama 2

menit, setelah itu dicampur dengan 250 µl reagen II, kemudian di vortex

selama 5 detik dan dibaca serapan setelah 1 menit. Aktivitas ALT serum

dinyatakan dalam U/L.

Pengukuran aktivitas ALT serum saat orientasi dilakukan di

Laboratorium Biokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

32

Yogyakarta dan pengukuran aktivitas ALT-AST serum saat penelitian

dilakukan di Laboratorium Parahita Yogyakarta.

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data aktivitas ALT-AST dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov untuk

mengetahui normalitas data pada masing-masing kelompok perlakuan. Nilai

normal suatu data ditunjukkan dengan nilai p>0,05. Apabila hasil analisis statistik

Kolmogorov-Smirnov aktivitas ALT-AST menunjukkan distribusi data normal,

dilanjutkan dengan analisis One Way Anova dengan tingkat kepercayaan 95%.

Analisis ini digunakan untuk melihat homogenitas data. Apabila hasil tersebut

menunjukkan nilai signifikansi (p>0,05), berarti data tersebut homogen.

Kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk mengetahui kebermaknaan

perbedaan antar kelompok. Perbedaan bermakna (signifikan) dinyatakan dengan

nilai p<0.05 dan tidak bermakna (tidak signifikan) jika nilai p>0.05.

Data aktivitas ALT-AST serum yang diperoleh pada kelompok diketahui

tidak normal maka dilakukan analisis data menggunakan Kruskal-Wallis dan

dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk melihat kebermaknaan perbedaan

antar kelompok. Perbedaan bermakna (signifikan) dinyatakan dengan nilai p<0.05

dan tidak bermakna (tidak signifikan) jika nilai p>0.05.

Perhitungan persen efek hepatoprotektif terhadap hepatotoksin karbon

tetraklorida diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

x 100%

X 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan dosis

efektif serta ada tidaknya kekerabatan antara dosis pemberian jangka panjang

infusa kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus jantan

galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida.

A. Penyiapan Bahan

1. Hasil determinasi kulit Persea americana Mill.

Determinasi bahan uji bertujuan untuk memastikan bahwa kulit Persea

americana Mill. yang diperoleh telah sesuai dengan literatur yang ada

sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penyiapan bahan uji.

Determinasi dilakukan secara makrokopis dengan membandingkan buah

Persea americana Mill. yang diperoleh dari depot es di Yogyakarta dengan

literatur (Agrilink, 2001). Berdasarkan perbandingan bentuk, warna kulit,

ketebalan kulit, permukaan kulit, ketebalan daging buah dan berat buah, hasil

yang diperoleh menunjukkan bahwa buah Persea americana Mill. yang di

peroleh dari depot es adalah benar buah Persea americana Mill.

2. Penetapan kadar air serbuk kulit Persea americana Mill.

Penetapan kadar air bertujuan untuk mengetahui kadar air pada serbuk

kulit Persea americana Mill. yang akan digunakan. Menurut Farmakope

Indonesia IV kadar air yang baik pada serbuk kering adalah kurang dari 10%.

Penetapan kadar air ini dilakukan menggunakan alat moisture balance dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

34

metode susut pengeringan atau gravimetri. Serbuk kulit Persea americana

Mill. yang sudah ditimbang dipanaskan pada suhu 105oC selama 15 menit,

yang mana diperkirakan dengan suhu dan waktu seperti ini kadar air di dalam

serbuk akan berkurang. Setelah itu serbuk kembali ditimbang. Selisih bobot

sebelum dan sesudah pemanasan merupakan kadar air serbuk. Berdasarkan

hasil pengujian, kadar air pada serbuk kulit Persea americana Mill. yang

digunakan sebesar 7,1 %. Hal ini menunjukkan bahwa serbuk kulit Persea

americana Mill. telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

B. Uji Pendahuluan

1. Penetapan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida

Penetapan dosis hepatotoksik bertujuan untuk mengetahui dosis efektif

karbon tetraklorida yang dapat menimbulkan perlemakan hati (steatosis).

Berdasarkan penelitian Janakat dan Al-Merie (2002) dosis karbon tetraklorida

yang dapat menyebabkan terjadiya steatosis sebesar 2 mL/kgBB tikus. Dosis

ini mampu merusak sel-sel hepar pada tikus jantan galur Wistar yang

ditunjukkan melalui peningkatan aktivitas ALT-AST namun tidak

menimbulkan kematian hewan uji. Menurut penelitian Cao, et.al., (2014) tikus

terinduksi karbon tetraklorida yang mengalami perlemakan hati (steatosis)

aktivitas serum ALT-AST akan meningkat 3 – 4 kali dari nilai normal.

2. Penetapan dosis dan lama pemejanan infusa kulit Persea americana Mill.

Penetapan dosis dan lama pemejanan infusa adalah untuk mengetahui

penggunaan dosis dan lama pemberian infusa kulit Persea americana Mill.

yang akan dipejankan ke tikus. Penetapan dosis dan lama pemejanan infusa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

35

mengacu pada penelitian Putri (2013), yang mana dosis tertinggi sebesar 1600

mg/kgBB, dosis tengah sebesar 761,9 mg/kgBB dan dosis rendah sebesar

362,8 mg/kgBB. Hewan uji akan dipejankan infusa kulit Persea americana

Mill. selama enam hari dan pada hari ketujuh akan diinduksi hepatotoksin

karbon tetraklorida 50% dengan dosis 2 mL/kgBB.

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian Putri (2013)

yang mana hetatotoksin yang digunakan sama yaitu karbon tetraklorida namun

sediaan infusa yang digunakan berbeda.

3. Penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji

Penentuan waktu pencuplikan darah bertujuan untuk melihat efek

maksimal hepatotoksik dari senyawa karbon tetraklorida. Senyawa model

hepatotoksin ini diinduksikan pada tikus dengan dosis 2 mL/kgBB dengan

selang waktu 0, 24 dan 48 jam. Ketoksikan karbon tetrakorida dapat dilihat

dari kenaikan aktivitas ALT-AST pada serum darah tikus. Hasil penetapan

pencuplikan darah berdasarkan kenaikan ALT dapat dilihat pada tabel III dan

gambar 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

36

Tabel III. Purata ± SE aktivitas ALT pada serum tikus jantan galur Wistar

setelah pemberian karbon tetraklorida (CCl4) dosis 2 mL/kgBB pada

waktu pencuplikan darah (n=3)

Selang Waktu (jam) Purata aktivitas serum ALT ± SE (U/L)

0 72,3 ± 5,8

24 217,3 ± 2,7

48 90,3 ± 3,8

Keterangan. SE : Strandar Error

Gambar 4. Diagram batang aktivitas ALT pada serum tikus jantan galur Wistar

setelah pemberian karbon tetraklorida (CCl4) dosis 2 mL/kgBB pada

waktu pencuplikan darah

Berdasarkan hasil statistik uji Kolmogorov-Smirvov menunjukkan bahwa

data terdistribusi normal dan variansi data homogen sehingga dapat berlanjut

pada pengukuran satu arah (oneway anova). Dari hasil analisis data aktivitas

ALT menunjukkan signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat

perbedaan yang bermakna dari ketiga kelompok waktu ini. Untuk mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

37

kebermaknaan tiap kelompok waktu pencuplikan darah dilakukan Uji Schffe

yang mana hasilnya dapat dilihat pada tabel IV.

Tabel IV. Hasil Uji Schffe aktivitas ALT pada serum tikus jantan galur Wistar

setelah pemberian karbon tetraklorida (CCl4) dosis 2 mL/kgBB pada

waktu pencuplikan darah

Selang Waktu (jam) 0 24 48

0 BB BTB

24 BB BB

48 BTB BB

Keterangan. BB : Berbeda Bermakna (p<0,05), BTB : Berbeda Tidak

Bermakna (p>0,05)

Kenaikan signifikan aktivitas ALT terjadi pada jam ke 24 seperti yang

terlihat pada tabel III dengan purata kenaikan mencapai 217,3 ± 2,7 U/L. Pada

gambar 4 dan tabel IV terlihat perbedaan yang bermakna yang mana terjadi

kenaikan yang signifikan pada aktivitas ALT pada jam ke 24 sedangkan pada

jam ke 48 terjadi penurunan. Penurunan aktivitas ALT pada jam ke 48

dinyatakan berbeda tidak bermakna jika dibandingkan dengan jam ke 0, ini

artinya pada jam ke 48 fungsi hati mulai kembali normal. Saat orientasi hanya

dilakukan pengukuran enzim ALT karena enzim ini lebih spesifik pada hati

dan dapat dikatakan naik turunnya enzim ALT pada penyakit hati akan

berbanding lurus dengan kenaikan dan penurunan enzim AST.

Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas karbon tetraklorida yang

memberikan efek hepatotoksik terjadi pada jam ke 24 yang ditandai dengan

kenaikan aktivitas ALT serum yang signifikan pada jam tersebut. Untuk itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

38

penetapan waktu pencuplikan darah dilakukan pada jam ke 24 setelah

diinduksi karbon tetraklorida.

C. Hasil Uji Efek Hepatoprotektif Infusa Kulit Persea americana Mill.

Efek hepatoprotektif dapat dilihat dengan menggunakan paremater ada

tidaknya penurunan aktivitas ALT-AST serum setelah praperlakuan infusa kulit

Persea americana Mill. yang akan dibandingkan dengan kontrol karbon

tetraklorida dosis 2 mL/kgBB dan kontrol olive oil dosis 2 mL/kgBB. Satuan

aktivitas ALT-AST serum adalah U/L. Hasil pengukuran purata ± aktivitas ALT-

AST serum dapat dilihat pada tabel V, gambar 4 dan 5.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan bahwa data ALT-AST serum normal. Berdasarkan uji Oneway, data

ALT-AST serum menunjukkan variansi yang tidak homogen dengan uji Levene

0,001 (ALT-serum) dan 0,000(AST-serum) (p<0,05) untuk itu akan dilanjutkan

dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis untuk melihat kerbermaknaan data ALT-

AST serum. Dari hasil uji Kruskal-Wallis diperoleh signifikasi sebesar 0,001

(ALT-serum) dan 0,000 (AST-serum) (p<0,05) untuk itu akan dilanjutkan dengan

uji Mann-Whitney pada tabel VI dan tabel VII.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

39

Tabel V. Purata ± SE aktivitas ALT-AST serum tikus galur Wistar dan %

hepatoprotektif setelah praperlakuan infusa kulit Persea americana Mill.

selama enam hari dan pada hati ketujuh diinduksi karbon tetraklorida

dosis 2mL/kgBB.

Kel

.

Perlakuan Purata aktivitas ALT ±

SE (U/L)

Efek Hepatoprotektif (%)

ALT AST ALT AST

I Kontrol karbon

tetraklorida 2

mL/kgBB

246,8 ±

10,2

762,2 ±

43,1

- -

II Kontrol olive oil 2

mL/kgBB

81,6 ± 3,1 127,8 ±

7,3

- -

III Kontrol Infusa kulit

Persea americana Mill.

1600 mg/kgBB

120,2 ± 3,1 120,0 ±

5,7

- -

IV Infusa kulit Persea

americana Mill. 362,81

mg/kgBB + CCl4 2

mL/kgBB

137,3 ±

17,1

459,4 ±

54,1

66,3 47,7

V Infusa kulit Persea

americana Mill. 761,90

mg/kgBB + CCl4 2

mL/kgBB

144,2 ± 7,1 575,2 ±

68.1

62,1 29,5

VI Infusa kulit Persea

americana Mill. 1600

mg/kgBB + CCl4 2

mL/kgBB

130,7 ±

17,4

681,1 ±

72,1

70,3 12,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

40

Gambar 5. Diagram batang aktivitas ALT pada serum tikus jantan galur Wistar

setelah praperlakuan infusa kulit Persea americana Mill. selama enam hari

dan pada hati ketujuh diinduksi karbon tetraklorida dosis 2mL/kgBB

Gambar 6. Diagram batang aktivitas AST pada serum tikus jantan galur Wistar

setelah praperlakuan infusa kulit Persea americana Mill. selama enam hari

dan pada hati ketujuh diinduksi karbon tetraklorida dosis 2mL/kgBB

Keterangan Gambar 4 dan 5. Dosis 1 : 362,8 mg/kgBB; Dosis 2 : 761,9 mg/kgBB;

Dosis 3 : 1600 mg/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

41

Tabel VI. Hasil Uji Mann-Whitney aktivitas ALT pada serum tikus jantan galur

Wistar setelah praperlakuan infusa kulit Persea americana Mill. selama

enam hari dan pada hari ketujuh diinduksi karbon tetraklorida dosis

2mL/kgBB

Kontrol

CCl4 2

mL/kgBB

Kontrol

Olive Oil 2

mL/kgBB

Kontrol

Infusa kulit

Persea

americana

Mill. 1600

mg/kgBB

Infusa kulit

Persea

americana Mill

362,8 mg/kgBB

+ CCl4 2

mL/kgBB

Infusa kulit

Persea

americana

Mill 761,9

mg/kgBB +

CCl4 2

mL/kgBB

Infusa kulit

Persea

americana

Mill 1600

mg/kgBB +

CCl4 2

mL/kgBB

Kontrol karbon

tetraklorida 2

mL/kgBB

BB

BB

BB BB BB

Kontrol Olive Oil

2 mL/kgBB

BB BB BB BB BB

Kontrol Infusa

kulit Persea

americana Mill.

1600 mg/kgBB

BB BB BTB BB BTB

Infusa kulit

Persea americana

Mill 362,8

mg/kgBB + CCl4

2 mL/kgBB

BB BB BTB BTB BTB

Infusa kulit

Persea americana

Mill 761,9

mg/kgBB + CCl4

2 mL/kgBB

BB BB BB BTB

BTB

Infusa kulit

Persea americana

Mill 1600

mg/kgBB + CCl4

2 mL/kgBB

BB BB BTB BTB BTB

Keterangan. BB : Berbeda Bermakna (p<0,05), BTB : Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

42

Tabel VII. Hasil Uji Mann-Whitney aktivitas AST pada serum tikus jantan galur

Wistar setelah praperlakuan infusa kulit Persea americana Mill. selama

enam hari dan pada hari ketujuh diinduksi karbon tetraklorida dosis

2mL/kgBB

Keterangan. BB : Berbeda Bermakna (p<0,05), BTB : Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)

Kontrol

CCl4 2

mL/kgB

B

Kontrol

Olive Oil

2

mL/kgB

B

Kontrol

Infusa kulit

Persea

americana

Mill. 1600

mg/kgBB

Infusa kulit

Persea

americana Mill

362,8 mg/kgBB

+ CCl4 2

mL/kgBB

Infusa kulit

Persea

americana Mill

761,9 mg/kgBB

+ CCl4 2

mL/kgBB

Infusa kulit

Persea

americana Mill

1600 mg/kgBB

+ CCl4 2

mL/kgBB

Kontrol karbon

tetraklorida 2

mL/kgBB

BB

BB

BB BTB BTB

Kontrol Olive

Oil 2 mL/kgBB

BB BTB BB BB BB

Kontrol Infusa

kulit Persea

americana

Mill. 1600

mg/kgBB

BB BTB BB BB BB

Infusa kulit

Persea

americana Mill

362,8 mg/kgBB

+ CCl4 2

mL/kgBB

BB BB BB BTB BTB

Infusa kulit

Persea

americana Mill

761,9 mg/kgBB

+ CCl4 2

mL/kgBB

BTB BB BB BTB

BTB

Infusa kulit

Persea

americana Mill

1600 mg/kgBB

+ CCl4 2

mL/kgBB

BTB BB BB BTB BTB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

43

1. Kontrol negatif olive oil dosis 2 mL/kgBB

Kontrol negatif olive oil bertujuan untuk melihat pengaruh olive oil yang

digunakan sebagai pelarut hepatotoksin karbon tertaklorida dalam peningkatan

aktivitas ALT-AST serum. Dosis penggunaan olive oil yaitu sebesar 2

mL/kgBB.

Penelitian Nurcahyanti (2013) dan Putri (2013) melaporkan bahwa

penggunaan olive oil dosis 2 mL/kgBB sebagai pelarut hepatotoksin karbon

tetraklorida tidak menimbulkan efek hepatotosik pada tikus jantan galur

Wistar. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti juga menggunakan olive oil

sebagai pelarut karbon tetraklorida. Aktivitas ALT serum kontrol olive oil

dosis 2 mL/kgBB yang diperoleh sebesar 81,6 ± 3,1 U/L sedangkan pada

aktivitas AST serum yang diperoleh sebesar 127,8 ± 7,3 U/L (tabel V).

2. Kontrol hepatotoksin karbon tertraklorida (CCl4) dosis 2 mL/kgBB

Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida berfungsi untuk melihat

pengaruh pemberian karbon tetraklorida dosis tinggi terhadap kerusakan hati.

Hasil kontrol hepatotoksin akan digunakan untuk melihat pengaruh pemberian

infusa kulit Persea americana Mill.. Pengaruh pemberian hepatotoksin dapat

dilihat dengan menggunakan tolak ukur kenaikan ALT-AST serum. Karbon

tetraklorida merupakan senyawa model hepatotoksin yang dapat menimbulkan

kerusakan hati berupa perlemakan lemak (steatosis). Dalam penelitian ini

digunakan karbon tertraklorida dengan dosis 2 mL/kgBB yang disuntikkan

secara intraperotonial pada tikus dan pencuplikan darah di lakukan pada hari

berikutnya (jam ke-24). Pemberian secara intraperitoneal dimaksudkan agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

44

cairan CCl4 dapat terabsorbsi lansung ke dalam pembuluh darah melalui

cairan intraperitoneal tanpa melalui saluran pencernaan yang mana nantinya

cairan CCl4 akan rusak oleh adanya enzim pencernaan.

Menurut penelitian Cao, et.al., (2014) aktivitas ALT serum pada tikus

yang terinduksi karbon tetraklorida akan meningkat kurang lebih 3 kali dari

nilai normal sedangkan pada aktivitas AST serum tikus akan meningkat

kurang lebih hingga 4 kali dari nilai normal dan setelah diuji histologinya

terjadi kerusakan hati ringan berupa perlemakan lemak (steatosis). Penelitian

Nurcahyanti (2013) juga menjelaskan peningkatan ALT serum kurang lebih

sebesar 3 kali dari nilai awal (kontrol) sedangkan pada AST serum terjadi

peningkatan kurang lebih hingga 5 kali dari nilai normal yang mana mampu

menyebabkan terjadinya kerusakan hati ringan pada hati tikus yang diinduksi

karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB.

Berdasarkan hasil, aktivitas serum ALT kontrol olive oil yang diperoleh

sebesar 81,6 ± 3,1 U/L sedangkan pada serum AST kontrol olive oil yang

diperoleh sebesar 127,8 ± 7,3 U/L. Aktivitas serum ALT-AST kontrol

hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/kgBB berturut-turut 246,8 ± 10,2 U/L

dan 762,2 ± 43,1 U/L. Pada uji Mann-Whitney pada tabel VI dan tabel VII

diketahui terdapat perbedaan yang bermakna antara kontol hepatotoksin

karbon tetraklorida dengan kontrol olive oil.

Pada tabel V dan gambar 5 terjadi kenaikan aktivitas ALT serum

mencapai 3 kali dari nilai kontrol negatif olive oil dosis 2 mL/kgBB

sedangkan pada tabel V dan gambar 6 aktivitas AST serum meningkat hingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

45

5 kali dari nilai kontrol negatif olive oil. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa senyawa hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB dapat

menyebabkan kerusakan hati ringan ini ditandai dengan adanya peningkatan

aktivitas ALT-AST serum.

3. Kontrol infusa kulit Persea americana Mill. dosis 1600 mg/kgBB

Kontrol sediaan infusa bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian

infusa kulit Persea americana Mill. pada tikus jantan galur Wistar tanpa

diinduksi hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB. Pada penelitian

ini digunakan infusa kulit Persea americana Mill. dosis tinggi yaitu 1600

mg/kgBB. Dosis tinggi atau dosis III yang digunakan untuk mewakili dosis I

dan dosis II yang mana dosis ini dianggap memiliki kandungan senyawa

dalam infusa yang tinggi sehingga diharapkan memberikan efek

hepatoprotektif secara maksimal dalam menurunkan kenaikan aktivitas ALT-

AST yang disebabkan oleh senyawa hepatotoksin karbon tetraklorida

Pada pembuatan infusa kulit Persea americana Mill. digunakan pelarut

aquadest. Menurut penelitian Avista (2014) mengenai Efek hepatoprotektif

Infusa daun Swietenia mahagoni (L.) Jacq. pada tikus jantan terinduksi karbon

tetraklorida, penggunaan aquadest sebagai pelarut infusa yang digunakan

selama enam hari tidak memberikan efek hepatotoksik.

Aktivitas serum ALT dan AST yang diperoleh dari kontrol infusa kulit

Persea americana Mill. berturut-turut adalah sebesar 120,2 ± 3,1 U/L dan

120,0 ± 5,7 U/L (tabel V). Pada uji Mann-Whitney, aktivitas ALT-AST serum

kontrol infusa kulit Persea americana Mill. jika dibandingkan dengan kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

46

hepatototoksin karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB menunjukkan perbedaan

yang bermakna dan untuk aktivitas serum ALT jika dibandingkan dengan

kontrol olive oil dosis 2 mL/kgBB (81,6 ± 3,1 U/L) memiliki perbedaan yang

bermakna (tabel VI), dimana terjadi kenaikan serum ALT namun tidak

merusak sel hati seperti halnya hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2

mL/kgBB sedangkan pada aktivitas serum AST jika dibandingkan dengan

kontrol olive oil dosis 2 mL/kgBB (127,8 ± 7,3 U/L) memiliki perbedaan yang

tidak bermakna (tabel VII) yang artinya pemberian infusa kulit Persea

americana Mill. dosis 1600 mg/kgBB tidak bersifat hepatotoksik terhadap sel

hati tikus jantan galur Wistar.

4. Kelompok perlakuan infusa kulit Persea americana Mill. dosis 362,8;

761,9 dan 1600 mg/kgBB

Dalam kelompok perlakuan infusa kulit Persea americana Mill.,

penurunan aktivitas ALT-AST serum menjadi tolak ukur untuk mengevaluasi

terjadinya efek hepatoprotektif. Kelompok IV merupakan kelompok

praperlakuan dengan menggunakan dosis sebesar 362,8 mg/kgBB. Aktivitas

ALT – AST serum dosis ini dapat dilihat pada tabel V secara berturut-turut

137,3 ± 17,1 U/L dan 459,4 ± 54,1 U/L. Pada uji Mann-Whitney, kelompok

IV aktivitas ALT-AST serum memiliki perbedaan yang bermakna terhadap

kontrol karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB dan olive oil dosis 2 mL/kgBB

(tabel VI dan tabel VII). Hasil ini menunjukkan bahwa infusa kulit Persea

americana Mill. dosis 362,8 mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektif namun

belum dapat mengembalikan fungsi hati pada keadaan normal dari kerusakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

47

yang terjadi, ini di tunjukkan dengan penurunan aktivitas ALT serum yang

belum kembali seperti keadaan semula (seperti nilai kontrol olive oil). Efek

hepatoprotektif infusa kulit Persea americana Mill. dosis 362,8 mg/kgBB

pada aktivitas ALT sebesar 66,3% dan pada aktivitas AST sebesar 47,7%.

Perlakuan infusa kulit Persea americana Mill. dosis 761,9 mg/kgBB

memiliki aktivitas ALT serum sebesar 144,2 ± 7,1 dan aktivitas AST serum

sebesar 575,2 ± 68,1 (tabel V). Dalam uji Mann-Whitney, aktivitas ALT

serum yang dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida,

kontrol olive oil dan kontrol sediaan infusa kulit Persea americana Mill. dosis

1600 mg/kgBB memiliki perbedaan yang bermakna (tabel VI). Terjadi

penurunan aktivitas ALT serum jika dibandingkan dengan kontrol karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kgBB. Aktivitas AST serum dosis ini jika

dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/kgBB

memiliki perbedaan yang tidak bermakna sedangkan jika dibandingkan

dengan kontrol olive oil 2 mL/kgBB dan kontrol sediaan infusa memiliki

perbedaan yang bermakna (tabel VII). Walaupun aktivitas AST serum cukup

tinggi namun yang menjadi tolak ukur pada penelitian ini dispesifikkan pada

ALT serum dikarenakan ALT serum lebih spesifik berada di dalam hati

dibandingkan AST serum yang keberadaan utamanya pada jantung, jaringan

otot, ginjal dan otak. Hasil ini menunjukkan bahwa infusa kulit Persea

americana Mill. mampu memberikan efek hepatoprotektif namun belum dapat

mengembalikan fungsi hati pada keadaan normal kembali dari kerusakan hati

yang terjadi. Efek hepatoprotektif infusa kulit Persea americana Mill. dosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

48

761,9 mg/kgBB pada aktivitas ALT sebesar 62,1% dan pada aktivitas AST

sebesar 29,5 %.

Perlakuan infusa kulit Persea americana Mill. dosis 1600mg/kgBB

memiliki aktivitas ALT-AST serum berturut-turut sebesar 130,7 ± 17,4 U/L

dan 681,1 ± 72.1 U/L (tabel V). Dalam uji Mann-Whitney, aktivitas ALT

serum jika dibandingkan dengan kontrol karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

dan kontrol olive oil 2 mL/kgBB memiliki perbedaan yang bermakna

sedangkan jika dibandingkan dengan kontrol sediaan infusa kulit Persea

americana Mill. dosis 1600 mg/kgBB memiliki perbedaan yang tidak

bermakna (tabel VI). Terjadi penurunan aktivitas ALT namun belum kembali

seperti semula (seperti olive oil). Aktivitas AST serum jika dibandingkan

dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB memiliki

perbedaan yang tidak bermakna sedangkan jika dibandingkan dengan kontrol

olive oil 2 mL/kgBB dan kontrol sediaan infusa kulit Persea americana Mill.

dosis 1600 mg/kg BB memiliki perbedaan yang bermakna (tabel VII). Hasil

ini menunjukkan infusa kulit Persea americana Mill. mampu memberikan

efek hepatoprotektif namun belum dapat memgembalikan fungsi hati kembali

pada keadaan normal dari terjadinya kerusakan hati. Efek hepatoprotektif

infusa kulit Persea americana Mill. dosis 1600mg/kgBB pada aktivitas ALT

sebesar 70,3% dan pada aktivitas AST sebesar 12,8 %.

Dalam uji Mann-Whitney, ketiga perlakuan dosis infusa kulit Persea

americana Mill. ini, yaitu dosis 362,8 ; 761,9 dan 1600 mg/kgBB jika

dibandingkan satu sama lain memiliki perbedaan yang tidak bermakna. Ketiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

49

dosis ini menunjukkan tidak ada kekerabatan antara dosis perlakuan dengan

aktivitas yang dihasilkan yang artinya dengan adanya peningkatan dosis,

aktivitas dalam menurunkan ALT-AST serum pada ketiga dosis ini sama.

Hasil % hepatoprotektif pada kelompok perlakuan infusa kulit Persea

americana Mill. dosis 362,8; 761,9 dan 1600 mg/kgBB berturut-turut

menghasilkan % hepatoprotektif pada aktivitas ALT sebesar 66,3 %; 62,1 %

dan 70,3 % sedangkan pada aktivitas AST sebesar 47,7 %; 29,5 %; dan 12,8

% (tabel V). Berdasarkan hasil % hepatoprotektif dan aktivitas ALT-AST

serum (tabel VI dan VII), perbandingan ketiga dosis ini menunjukkan hasil

berbeda tidak bermakna yang artinya ketiga dosis memiliki aktivitas yang

sama. Dengan demikian, dosis 362,8 mg/kgBB merupakan dosis efektif yang

dapat menurunkan aktivitas ALT-AST dengan tingkat kerusakan yang paling

rendah. Dosis I (362,8 mg/kgBB) dipilih sebagai dosis yang paling efektif

karena didukung dengan adanya aktivitas AST yang mana pada dosis I dapat

memberikan nilai % hepatoprotektif terbesar

Perlu dilakukan penelitian kembali mengenai dosis pemberian infusa

kulit Persea americana Mill. dengan dosis di bawah 362,8 mg/kgBB yang

berfungsi untuk melihat apakah dengan dosis pemberian yang lebih kecil

dapat menurunkan aktivitas ALT-AST serum tikus yang terinduksi karbon

tetraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

50

D. Rangkuman Pembahasan

Penelitian ini menggunakan tiga variasi dosis kelompok perlakuan

diantaranya dosis 362,8; 761,9 dan 1600 mg/kgBB. Ketiga dosis ini mampu

menurunkan aktivitas serum ALT-AST serum tikus jantan yang mana tolak ukur

yang digunakan adalah % hepatorotektif. Persen hepatoptotektif masing-masing

dosis bertutut-turut pada aktivitas ALT sebesar 66,3; 62,1 dan 70,3 % dan

aktivitas AST sebesar 47,7; 29,5; dan 12,8 %.

Hasil efek hepatoprotektif kelompok perlakuan infusa kulit Persea

americana Mill. dosis 362,8 mg/kgBB menunjukkan efek yang paling baik.

Berdasarkan analisis pengujian statistik (uji Mann-Whitney) aktivitas ALT serum

kelompok perlakuan infusa kulit Persea americana Mill. dosis 362,81 mg/kg BB

jika dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2

mL/kgBB dan kontrol olive oil dosis 2 mL/kgBB menunjukkan hasil yang berbeda

bermakna sedangkan jika dibandingkan dengan kontrol sediaan infusa memiliki

perbedaan yang bermakna. Hasil ini didukung dengan adanya aktivitas AST

serum yang jika dibandingkan dengan kontrol karbon tetraklorida dosis 2

mL/kgBB, kontrol olive oil 2 mL/kgBB dan kontrol sediaan infusa kulit Persea

americana Mill. memiliki kerberbedaan yang bermakna. Hasil ini menunjukkan

bahwa pemberian infusa kulit Persea americana Mill. dosis 362,81 mg/kgBB

dapat menurunkan aktivitas ALT-AST serum namun belum dapat mengembalikan

hati pada kondisi normal dari kerusakan yang ditimbulkan oleh karbon

tetraklorida dosis 2 mL/kgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

51

Aktivitas ALT serum pada kontrol infusa kulit Persea americana Mill.

dosis 1600 mg/kgBB memiliki perbedaan yang bermakna jika dibandingkan

dengan kontrol olive oil 2 mL/kgBB sedangkan pada aktivitas AST serum, kontrol

infusa kulit Persea americana Mill. dosis 1600 mg/kgBB yang dibandingkan

dengan kontrol olive oil 2 mL/kgBB memiliki keberbedaan yang tidak bermakna.

Ini menunjukkan bahwa kontrol infusa kulit Persea americana Mill. dosis 1600

mg/kgBB mempengaruhi aktivitas enzim dengan adanya peningkatan aktivitas

ALT, namun kontrol sediaan infusa ini tidak merusak hati seperti hepatotoksin

karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB.

Terjadinya penurunan aktivitas serum ALT-AST serum terhadap aktivitas

hepatotoksin karbon tetraklorida mungkin terjadi karena adanya aktivitas

antioksidan dari infusa kulit Persea americana Mill.. Mekanisme ketoksikan

dipengaruhi oleh enzim CYP2E1. Enzim CYP2E1 bersifat sebagai pereduksi dan

mengkatalis penambahan elektron yang memungkinkan pembelahan hemolitik,

hilangnya ion hidrogen dan pembentukan radikal bebas (•CCl3). Reaksi antara

radikal triklorometil dengan asam lemak tak jenuh atau protein dijembatani oleh

atom hidrogen dari reaksi metilen yang mana menghasilkan suatu ikatan kovalen.

Kemudian akan kembali mengikat lemak mikrosomal dan protein yang mana ini

dapat menimbulkan efek toksik. Hasil lainnya dimana terjadi produksi metabolit

radikal yang reaktif (tidak stabil) dengan bantuan O2 mengakibatkan terjadinya

peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid ini menghasilkan pemecahan lemak tak jenuh

yang akan membentuk senyawa karbonil seperti 4-hydroxynonenal dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

52

hydroxyalkenal lainnya yang mana senyawa-senyawa ini akan menghambat

sintesis protein menghambat enzim glukosa-6-fosfat (Timbrell, 2009).

Setelah satu sampai tiga jam pemejanan hepatotoksin karbon tetraklorida,

trigliserida akan menumpuk di dalam hepatosit dan terlihat droplet lemak. Lemak

ini akan menghambat sintesis protein yang mengakibatkan produksi lipoprotein

menurun yang mana pengangkutan lemak keluar hati akan terhambat, lemak

teakumulasi di dalam hati maka inilah yang menyebabkan terjadinya perlemakan

lemak (steatosis) (Timbrell, 2009). Kerusakan hati dapat memicu terjadinya

cedera membran hepatosit yang dapat menyebabkan keluarnya isi sel ke dalam

aliran darah, diantaranya adalah enzim ALT-AST yang mana jumlah kedua enzim

ini akan meningkat di dalam darah. Pada penyakit hati, kadar serum ALT dan

AST akan naik maupun turun secara bersamaan (Sacher dan McPherson, 2004).

Selain karbon tetraklorida hepatotoksin lainnya yang dapat merusak sel

hati adalah parasetamol. Parasetamol adalah senyawa model yang terlibat dalam

nekrosis sel-sel hepatosit. Hati memetabolisme parasetamol dalam bentuk produk

glukuronida, sulfat dan metabolit lainnya yang akan diekskresikan melalui urine.

Sebagian kecil acetaminophen dimetabolisme oleh sitokrom P450 menjadi N-

acetyl-p-benzoquinone imine (NAPQI) yang bersifat radikal bebas. NAPQI adalah

elektrofil agen pengoksidasi kuat yang biasanya didetoksifikasi oleh Glutation

tereduksi (GSH) dalam hati (Forouzandeh, Azemi, Rashidi, Goudarzi, Kalantari,

2013). NAPQI yang berlebih ini akan berikatan kovalen dengan mengikat sel-sel

protein dan menginduksi disfungsi mitokondria, peroksidasi lipid, stress oksidatif

dan fragmentasi DNA yang pada akhirnya dapat menyebabkan nekrosis sel-sel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

53

hepatosit, kerusakan hati bahkan dapat menimbulkan kematian (Li, Chen, Wang,

Xu, 2013).

Infusa kulit Persea americana Mill. dapat menurunkan aktivitas ALT-AST

serum. Antioksidan seperti senyawa flavonoid, fenolat, karotenoid, vitamin C dan

vitamin E memungkinkan dapat mengurangi kerusakan hati yang akan terjadi

akibat paparan hepatotoksin karbon tetraklorida dengan mengikat radikal

trilkorometil dari karbon tetraklorida yang mana menyebabkan tidak terjadinya

efek toksik. Selain itu, infusa kulit Persea americana Mill. mungkin dapat

melindungi hati dengan cara meningkatkan sintesis enzim GSH. Enzim GSH ini

dalam mekanismenya akan menentralisir radikal bebas triklorometil sehingga hati

akan terlindung dari kerusakan yang disebabkan oleh hepatotoksin karbon

tetraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis statistik yang diperoleh, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Pemberian infusa kulit Persea americana Mill. mempunyai efek

hepatoprotektif dalam menurunkan aktivitas ALT-AST serum tikus jantan

galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB

2. Dari ketiga dosis kelompok perlakuan, dosis pemberian infusa kulit Persea

americana Mill. yang memiliki efek hepatoprotektif yang paling efektif

dalam menurunkan aktivitas ALT-AST serum adalah dosis 362,8

mg/kgBB

3. Di dalam penelitian ini, dosis pemberian infusa kulit Persea americana

Mill. dengan aktivitas ALT-AST serum tikus jantan galur Wistar yang

terinduksi karbon tetraklorida tidak menunjukkan adanya kekerabatan

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai :

1. Pengaruh pemberian infusa Persea americana Mill. pada tikus yang

terinduksi karbon tetraklorida dengan dosis yang lebih kecil dari 362,81

mg/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

55

2. Pengaruh pemberian infusa kulit Persea americana Mill. pada tikus jantan

galur Wistar yang terinduksi hepatotoksin lainnya seperti parasetamol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

56

Daftar Pustaka

Agrilink., 2001, Suplement to Avocado Information Kit, Queensland Horticulture

Institute, Departement of Primary Industry, Queensland.

Arukwe, U., Amadi, B.A., Duru, M.K.C., Agomuo, E.N., Adindu, E.A., Odika,

P.C., et al., 2012, Chemical Composition of Persea americana Leaf, Fruit

and Seed, IJRRAS 11(2), 347.

Asaolu., Fisayo, M., Asaolu., Sunday, S., Olugbenga O,A., Aluko., Tola, B.,

2010, Hypolipemic effects of methanolic extract of Persea americana seeds

in hypercholestrolemic rats, Journal of Medicine and Medical Sciences, vol.

1 (4) pp. 126-128.

Avista, A.D., 2014, Efek Hepatoprotektif Infusa Daun Swietenia mahagoni (L.)

Jacq. Pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida, Skripsi, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Cao, G., Li, Q., Chen, X., Cai, H., Tu, S., 2014, Hepatoprotective Effect of

Superfine Particles of Herbal Medicine against CCl4-Induced Acute Liver

Damage in Rats, BioMed Research International., vol. 2014.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986, Sediaan Galenik,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Farmakope Indonesia,

Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 1169.

Forouzandeh, H., Azemi, M.E., Rashidi, I., Goudarzi, M., Kalantari, H., 2013,

Study of the Protective Effect of Teucrium polium L. Extract on

Acetaminophen-induced Hepatotoxicity in Mine, Irinian Journal of

Pharmaceutical Research, 12 (1) : 123-129.

Forrest, E., 2006, Hepatic Disorders, Edisi 2, Pharmaceutical Press, London, pp.

193, 201 – 202.

Hapsari, A.B., 2011, Pengaruh Pemberian Simunox Terhadap Kadar AST dan

ALT pada Manusia Sehat, Karya Tulis Ilmiah, Universitas Diponegoro,

Semarang.

Hodgson, E., 2010, A Textbook of Modern Toxicology, 4th

ed, John Wiley and

Sons, Inc, USA, pp. 277-282.

Idris, S., Ndukwe, G. I., Gimba, C.E., 2009, Preliminary Phytochemical Screening

and Antimicrobial Activity of Seed Extracts of Persea Americana (Avocado

Pear), Bayero Journal of Pure and Applied Sciences., 2 (1): 173-176.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

57

Janakat, S., Al-Merie H., 2002, Optimization of the dose and route of injection,

and characterization of the time course of carbon tetrachloride-induced

hepatotoxicity in the rat, J. Pharmacol Toxicol Methods., 48 (1): 41-4.

Konsinska, A., Karamac M., Estrella, I., Hernandez, T., Bartolome, B., Dykes,

G.A., 2012, Phenolic Compound Profiles and Antioxidant Capacity of

Persea americana Mill. Peels and Seeds of Two Varieties, J.Agric. Food

Chem., 60 (18): 4613-4619.

Li, G., Chen, J.B., Wang, C., Xu, Z., Nie, H., Qin, X.Y., Chen, X.M., Gong, Q.,

2013, Curcumin protects against acetaminophen-induced apoptosis in

hepatic injury, World J Gastroenterol, 19 (42) : 7440-7446.

Marlinda, M., Sangi, M.S., Wuntu, A.D., 2012, Analisis Senyawa Metabolit

Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea

americana Mill.), Jurnal MIPA UNSRAT online., 1 (1) 24-28.

Masyhud., 2010, Lokakarya Nasional Tanaman Obat Indonesia, Departemen

Kehutanan, http://www.dephut.go.id/index.php/news/details/7043 , diakses

tanggal 3 September 2014.

McPhee, S.J., Ganong, W.F., 2010, Patofisiologi penyakit : pengantar menuju

kedokteran klinis, edisi 5, EGC, Jakarta, hal. 419-422.

Nseir, W., Hellou, E., Assy, N., 2014, Role of diet and lifestyle changes in

nonalcoholic fatty liver disease, World Journal of Gastroenterology, 20

(28): 9338-9344.

Nurcahyanti, N.C., 2013, Efek Hepatoprotektif Infusa Daun Macaranga tanarius

L. pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida, Skripsi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Panjaitan, R.G.P., Handharyani, E., Chairul, Masriani, Zakiah, Z., Manalu, W.,

2007, Pengaruh Pemberian Karbon Tetraklorida terhadap fungsi hati dan

ginjal tikus, Makara, kesehatan, Vol. 11, No. 1: 11-16

Pearce, E.C., 2009, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, PT. Gramedia,

Jakarta, hal. 243-247.

Price, S.A., Wilson, L.M., 2005, Patofisiologi : Konsep klinik proses-proses

Penyakit, Edisi 6, Bagian 1, EGC, Jakarta, hal. 472-476.

Proseanet, 2014, Persea americana,

http://www.proseanet.org/florakita/browser.php?docsid=940, diaskses 23

April 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

58

Pubchem, 2014, Carbon Tetrachloride,

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/summary/summary.cgi?cid=5943&loc=ec

_rcs, diakses tanggal 23 April 2014.

Putri, N.L.P.D.P., 2013, Efek Hepatoprotektif Infusa biji Persea americana Mill.

terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon

tetraklorida, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Rodriquez-Carpena, J. G., Morcuende, D., Andrade, M. J., Kylli, P., Estevez, M.,

2011, Avocado (Persea americana Mill.) phenolics, in vitro antioxidant and

antimicrobial activities, and inhibition of lipid and protein oxidation in

porcine patties, PubMed, pp 59(10): 5625-5635.

Sacher, R.A., McPherson, R.A., 2004, Tinjauan Klinis hasil pemeriksaan

Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta, hal : 361,361,369, 370.

Syaifuddin, H., 2006, Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, edisi 3,

EGC, Jakarta, hal. 179.

Thapa, B.R., Walia, A., 2007, Liver Function Tests and their Interpretation,

Indian Journal of Pediatrics, vol. 74.

Timbrell, J.A., 2009, Principles of Biochemical Toxicology, 4th

ed., Informa

healthcare, USA, PP. 195-201, 308-311

USDA, 2014, Persea americana Mill., last modified,

http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=PEAM3, diakses tanggal 20

Agustus 2014.

Vinha A.F., Moreira J., Barreira S.V.P., 2013, Physicochemical Parameters,

Phytochemical Composition and Antioxidant Activity of the Algarvian

Avocado (Persea americana Mill.), Journal of Agricultural Science, vol. 5

No.12.

Xu, G.H., Chen, J.C., Liu, D.H., Zhang, Y.H., Jiang, P., Ye, X.Q., 2008, Minerals,

phenolic compounds, and antioxidant capacity of citrus peel extract by hot

water, J Food Sci., 73 (1):C11-8.

Yasir, M., Das, S., Kharya, M.D., 2010, The phytochemical and pharmacological

profile of Persea americana Mill, Pharmacogn Rev., 4(7): 77-84.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

60

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto kulit Persea americana Mill.

Lampiran 2. Foto serbuk kulit Persea americana Mill.

Lampiran 3. Foto Infusa kulit Persea americana Mill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

61

Persea americana Mill. jenis Endranol (Agrilink, 2001)

Lampiran 4. Foto hasil determinasi makroskopik buah Persea americana Mill.

a. Bentuk : Seperti buah pear

b. Warna kulit : Hijau tua saat matang

c. Ketebalan kulit : Tebal

d. Permukaan Kulit : Relatif halus

e. Ketebalan daging buah : 77 %

f. Berat buah : 320 - 470 g

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

62

Lampiran 5. Surat pengesahan determinasi tanaman Persea americana Mill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

63

Lampiran 6. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethnics

Committee (MHREC)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

64

Lampiran 7. Surat penetapan kadar air serbuk kulit Persea americana Mill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

65

Lampiran 8. Analisis statistik aktivitas ALT serum pada uji pendahuluan

penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT_0_jam 3 72.3333 10.06645 63.00 83.00

ALT_24_jam 3 2.1733E2 4.72582 212.00 221.00

ALT_48_jam 3 90.3333 6.50641 84.00 97.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ALT_0_jam ALT_24_jam ALT_48_jam

N 3 3 3

Normal Parametersa Mean 72.3333 217.3333 90.3333

Std. Deviation 10.06645 4.72582 6.50641

Most Extreme

Differences

Absolute .219 .304 .187

Positive .219 .219 .187

Negative -.189 -.304 -.181

Kolmogorov-Smirnov Z .380 .527 .324

Asymp. Sig. (2-tailed) .999 .944 1.000

a. Test distribution is Normal.

Oneway

Descriptives

ALT

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

ALT 0 jam 3 72.3333 10.06645 5.81187 47.3269 97.3398 63.00 83.00

ALT 24 jam 3 2.1733E2 4.72582 2.72845 205.5938 229.0729 212.00 221.00

ALT 48 jam 3 90.3333 6.50641 3.75648 74.1705 106.4961 84.00 97.00

Total 9 1.2667E2 68.74773 22.91591 73.8225 179.5108 63.00 221.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

66

Test of Homogeneity of Variances

ALT

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.742 2 6 .515

ANOVA

ALT

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 37478.000 2 18739.000 338.657 .000

Within Groups 332.000 6 55.333

Total 37810.000 8

Post Hoc Test

Multiple Comparisons

ALT

Scheffe

(I) Perlakuan

(J)

Perlakuan

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

ALT 0 jam ALT 24 jam -145.00000* 6.07362 .000 -164.4797 -125.5203

ALT 48 jam -18.00000 6.07362 .067 -37.4797 1.4797

ALT 24 jam ALT 0 jam 145.00000* 6.07362 .000 125.5203 164.4797

ALT 48 jam 127.00000* 6.07362 .000 107.5203 146.4797

ALT 48 jam ALT 0 jam 18.00000 6.07362 .067 -1.4797 37.4797

ALT 24 jam -127.00000* 6.07362 .000 -146.4797 -107.5203

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

67

Homogeneous Subsets

ALT

Scheffe

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

ALT 0 jam 3 72.3333

ALT 48 jam 3 90.3333

ALT 24 jam 3

217.3333

Sig. .067 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

68

Lampiran 9. Analisis statistik aktivitas ALT serum perlakuan infusa kulit

Persea americana Mill. setelah induksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kontrol_CCl4 5 2.4684E2 22.87855 221.00 270.00

Kontrol_Olive_Oil 5 81.6000 6.87750 70.00 88.00

Kontrol_Sediaan 5 1.2020E2 6.87568 113.80 131.00

Dosis_1 5 1.3726E2 38.22398 94.10 172.80

Dosis_2 5 1.4420E2 15.90472 128.00 164.10

Dosis_3 5 1.3068E2 38.96950 99.50 194.50

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kontrol_CCl4

Kontrol_Olive_Oi

l

Kontrol_Sediaa

n Dosis_1 Dosis_2 Dosis_3

N 5 5 5 5 5 5

Normal

Parameter

sa

Mean 246.8400 81.6000 120.2000 1.3726E2 1.4420E2 1.3068E2

Std.

Deviation 22.87855 6.87750 6.87568 3.82240E1 1.59047E1 3.89695E1

Most

Extreme

Difference

s

Absolute .241 .323 .247 .323 .211 .220

Positive .241 .176 .247 .251 .211 .220

Negative -.239 -.323 -.176 -.323 -.198 -.212

Kolmogorov-Smirnov Z .539 .723 .553 .723 .473 .493

Asymp. Sig. (2-tailed) .934 .673 .920 .673 .979 .968

a. Test distribution is

Normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

69

ANOVA

ALT

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 76287.138 5 15257.428 23.774 .000

Within Groups 15402.632 24 641.776

Total 91689.770 29

Oneway

Descriptives

ALT

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

Kontrol CCl4 5 2.4684E2 22.87855 10.23160 218.4325 275.2475 221.00 270.00

Kontrol Olive Oil 5 81.6000 6.87750 3.07571 73.0605 90.1395 70.00 88.00

Kontrol Sediaan 5 1.2020E2 6.87568 3.07490 111.6627 128.7373 113.80 131.00

Dosis 1 5 1.3726E2 38.22398 17.09429 89.7987 184.7213 94.10 172.80

Dosis 2 5 1.4420E2 15.90472 7.11281 124.4517 163.9483 128.00 164.10

Dosis 3 5 1.3068E2 38.96950 17.42769 82.2930 179.0670 99.50 194.50

Total 30 1.4346E2 56.22914 10.26599 122.4670 164.4596 70.00 270.00

Test of Homogeneity of Variances

ALT

Levene Statistic df1 df2 Sig.

6.153 5 24 .001

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

70

Post Hoc

Multiple Comparisons

ALT

Scheffe

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol CCl4 Kontrol Olive Oil 165.24000* 16.02219 .000 107.2422 223.2378

Kontrol Sediaan 126.64000* 16.02219 .000 68.6422 184.6378

Dosis 1 109.58000* 16.02219 .000 51.5822 167.5778

Dosis 2 102.64000* 16.02219 .000 44.6422 160.6378

Dosis 3 116.16000* 16.02219 .000 58.1622 174.1578

Kontrol Olive Oil Kontrol CCl4 -165.24000* 16.02219 .000 -223.2378 -107.2422

Kontrol Sediaan -38.60000 16.02219 .357 -96.5978 19.3978

Dosis 1 -55.66000 16.02219 .066 -113.6578 2.3378

Dosis 2 -62.60000* 16.02219 .028 -120.5978 -4.6022

Dosis 3 -49.08000 16.02219 .136 -107.0778 8.9178

Kontrol Sediaan Kontrol CCl4 -126.64000* 16.02219 .000 -184.6378 -68.6422

Kontrol Olive Oil 38.60000 16.02219 .357 -19.3978 96.5978

Dosis 1 -17.06000 16.02219 .947 -75.0578 40.9378

Dosis 2 -24.00000 16.02219 .810 -81.9978 33.9978

Dosis 3 -10.48000 16.02219 .994 -68.4778 47.5178

Dosis 1 Kontrol CCl4 -109.58000* 16.02219 .000 -167.5778 -51.5822

Kontrol Olive Oil 55.66000 16.02219 .066 -2.3378 113.6578

Kontrol Sediaan 17.06000 16.02219 .947 -40.9378 75.0578

Dosis 2 -6.94000 16.02219 .999 -64.9378 51.0578

Dosis 3 6.58000 16.02219 .999 -51.4178 64.5778

Dosis 2 Kontrol CCl4 -102.64000* 16.02219 .000 -160.6378 -44.6422

Kontrol Olive Oil 62.60000* 16.02219 .028 4.6022 120.5978

Kontrol Sediaan 24.00000 16.02219 .810 -33.9978 81.9978

Dosis 1 6.94000 16.02219 .999 -51.0578 64.9378

Dosis 3 13.52000 16.02219 .980 -44.4778 71.5178

Dosis 3 Kontrol CCl4 -116.16000* 16.02219 .000 -174.1578 -58.1622

Kontrol Olive Oil 49.08000 16.02219 .136 -8.9178 107.0778

Kontrol Sediaan 10.48000 16.02219 .994 -47.5178 68.4778

Dosis 1 -6.58000 16.02219 .999 -64.5778 51.4178

Dosis 2 -13.52000 16.02219 .980 -71.5178 44.4778

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

71

Homogeneous

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank

ALT Kontrol CCl4 5 28.00

Kontrol Olive Oil 5 3.00

Kontrol Sediaan 5 12.60

Dosis 1 5 16.00

Dosis 2 5 18.80

Dosis 3 5 14.60

Total 30

ALT

Scheffe

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Kontrol Olive Oil 5 81.6000

Kontrol Sediaan 5 1.2020E2 1.2020E2

Dosis 3 5 1.3068E2 1.3068E2

Dosis 1 5 1.3726E2 1.3726E2

Dosis 2 5 1.4420E2

Kontrol CCl4 5 2.4684E2

Sig. .066 .810 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

72

Test Statisticsa,b

ALT

Chi-Square 21.475

Df 5

Asymp. Sig. .001

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Kontrol CCl4 5 8.00 40.00

Kontrol Olive Oil 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

73

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Kontrol CCl4 5 8.00 40.00

Kontrol Sediaan 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

74

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Kontrol CCl4 5 8.00 40.00

Dosis 1 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Kontrol CCl4 5 8.00 40.00

Dosis 2 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsb

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

75

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Kontrol CCl4 5 8.00 40.00

Dosis 3 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

76

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Kontrol Olive Oil 5 3.00 15.00

Kontrol Sediaan 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

77

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Kontrol Olive Oil 5 3.00 15.00

Dosis 1 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Kontrol Olive Oil 5 3.00 15.00

Dosis 2 5 8.00 40.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

78

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Kontrol Olive Oil 5 3.00 15.00

Dosis 3 5 8.00 40.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

79

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Kontrol Sediaan 5 5.00 25.00

Dosis 1 5 6.00 30.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U 10.000

Wilcoxon W 25.000

Z -.522

Asymp. Sig. (2-tailed) .602

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .690a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

80

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Kontrol Sediaan 5 3.20 16.00

Dosis 2 5 7.80 39.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U 1.000

Wilcoxon W 16.000

Z -2.402

Asymp. Sig. (2-tailed) .016

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .016a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

81

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Kontrol Sediaan 5 5.40 27.00

Dosis 3 5 5.60 28.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U 12.000

Wilcoxon W 27.000

Z -.104

Asymp. Sig. (2-tailed) .917

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Dosis 1 5 5.60 28.00

Dosis 2 5 5.40 27.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

82

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U 12.000

Wilcoxon W 27.000

Z -.104

Asymp. Sig. (2-tailed) .917

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Dosis 1 5 5.40 27.00

Dosis 3 5 5.60 28.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U 12.000

Wilcoxon W 27.000

Z -.104

Asymp. Sig. (2-tailed) .917

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

83

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.4346E2 56.22914 70.00 270.00

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Dosis 2 5 6.60 33.00

Dosis 3 5 4.40 22.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U 7.000

Wilcoxon W 22.000

Z -1.149

Asymp. Sig. (2-tailed) .251

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .310a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

84

Lampiran 10. Analisis statistik aktivitas AST serum perlakuan infusa kulit

Persea americana Mill. setelah induksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kontrol_CCl4 5 7.6222E2 96.48493 666.00 867.60

Kontrol_Olive_Oil 5 1.2782E2 16.34494 106.10 147.00

Kontrol_Sediaan 5 1.1996E2 12.70189 105.90 135.90

Dosis_1 5 4.5944E2 121.06497 353.40 594.00

Dosis_2 5 5.7522E2 152.21127 462.40 838.40

Dosis_3 5 6.8106E2 161.17470 556.30 866.80

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kontrol_CCl4

Kontrol_Olive_

Oil Kontrol_Sediaan Dosis_1 Dosis_2 Dosis_3

N 5 5 5 5 5 5

Normal

Parametersa

Mean 762.2200 127.8200 119.9600 4.5944E2 5.7522E2 6.8106E2

Std.

Deviatio

n

96.48493 16.34494 12.70189 1.21065E2 1.52211E2 1.61175E2

Most Extreme

Differences

Absolute .302 .229 .223 .271 .327 .358

Positive .302 .156 .223 .271 .327 .358

Negative -.257 -.229 -.198 -.252 -.229 -.250

Kolmogorov-Smirnov Z .676 .512 .498 .606 .730 .801

Asymp. Sig. (2-tailed) .751 .956 .965 .856 .661 .542

a. Test distribution is

Normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

85

Oneway

Descriptives

AST

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

Kontrol

CCl4 5 7.6222E2 96.48493 43.14937 642.4181 882.0219 666.00 867.60

Kontrol

Olive Oil 5 1.2782E2 16.34494 7.30968 107.5251 148.1149 106.10 147.00

Kontrol

Sediaan 5 1.1996E2 12.70189 5.68046 104.1885 135.7315 105.90 135.90

Dosis 1 5 4.5944E2 121.06497 54.14190 309.1180 609.7620 353.40 594.00

Dosis 2 5 5.7522E2 152.21127 68.07095 386.2247 764.2153 462.40 838.40

Dosis 3 5 6.8106E2 161.17470 72.07952 480.9352 881.1848 556.30 866.80

Total 30 4.5429E2 274.83143 50.17712 351.6629 556.9104 105.90 867.60

Test of Homogeneity of Variances

AST

Levene Statistic df1 df2 Sig.

7.027 5 24 .000

ANOVA

AST

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1896276.575 5 379255.315 30.943 .000

Within Groups 294160.480 24 12256.687

Total 2190437.055 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

86

Post Hoc

Multiple Comparisons

AST

Scheffe

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol CCl4 Kontrol Olive Oil 634.40000* 70.01910 .000 380.9418 887.8582

Kontrol Sediaan 642.26000* 70.01910 .000 388.8018 895.7182

Dosis 1 302.78000* 70.01910 .012 49.3218 556.2382

Dosis 2 187.00000 70.01910 .251 -66.4582 440.4582

Dosis 3 81.16000 70.01910 .926 -172.2982 334.6182

Kontrol Olive Oil Kontrol CCl4 -634.40000* 70.01910 .000 -887.8582 -380.9418

Kontrol Sediaan 7.86000 70.01910 1.000 -245.5982 261.3182

Dosis 1 -331.62000* 70.01910 .005 -585.0782 -78.1618

Dosis 2 -447.40000* 70.01910 .000 -700.8582 -193.9418

Dosis 3 -553.24000* 70.01910 .000 -806.6982 -299.7818

Kontrol Sediaan Kontrol CCl4 -642.26000* 70.01910 .000 -895.7182 -388.8018

Kontrol Olive Oil -7.86000 70.01910 1.000 -261.3182 245.5982

Dosis 1 -339.48000* 70.01910 .004 -592.9382 -86.0218

Dosis 2 -455.26000* 70.01910 .000 -708.7182 -201.8018

Dosis 3 -561.10000* 70.01910 .000 -814.5582 -307.6418

Dosis 1 Kontrol CCl4 -302.78000* 70.01910 .012 -556.2382 -49.3218

Kontrol Olive Oil 331.62000* 70.01910 .005 78.1618 585.0782

Kontrol Sediaan 339.48000* 70.01910 .004 86.0218 592.9382

Dosis 2 -115.78000 70.01910 .739 -369.2382 137.6782

Dosis 3 -221.62000 70.01910 .114 -475.0782 31.8382

Dosis 2 Kontrol CCl4 -187.00000 70.01910 .251 -440.4582 66.4582

Kontrol Olive Oil 447.40000* 70.01910 .000 193.9418 700.8582

Kontrol Sediaan 455.26000* 70.01910 .000 201.8018 708.7182

Dosis 1 115.78000 70.01910 .739 -137.6782 369.2382

Dosis 3 -105.84000 70.01910 .804 -359.2982 147.6182

Dosis 3 Kontrol CCl4 -81.16000 70.01910 .926 -334.6182 172.2982

Kontrol Olive Oil 553.24000* 70.01910 .000 299.7818 806.6982

Kontrol Sediaan 561.10000* 70.01910 .000 307.6418 814.5582

Dosis 1 221.62000 70.01910 .114 -31.8382 475.0782

Dosis 2 105.84000 70.01910 .804 -147.6182 359.2982

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

87

Homogeneous

AST

Scheffe

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Kontrol Sediaan 5 1.1996E2

Kontrol Olive Oil 5 1.2782E2

Dosis 1 5 4.5944E2

Dosis 2 5 5.7522E2 5.7522E2

Dosis 3 5 6.8106E2 6.8106E2

Kontrol CCl4 5 7.6222E2

Sig. 1.000 .114 .251

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank

AST Kontrol CCl4 5 26.00

Kontrol Olive Oil 5 6.40

Kontrol Sediaan 5 4.60

Dosis 1 5 15.80

Dosis 2 5 17.80

Dosis 3 5 22.40

Total 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

88

Test Statisticsa,b

AST

Chi-Square 23.539

df 5

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Kontrol CCl4 5 8.00 40.00

Kontrol Olive Oil 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

89

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Kontrol CCl4 5 8.00 40.00

Kontrol Sediaan 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

90

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Kontrol CCl4 5 8.00 40.00

Dosis 1 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Kontrol CCl4 5 7.40 37.00

Dosis 2 5 3.60 18.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

91

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U 3.000

Wilcoxon W 18.000

Z -1.984

Asymp. Sig. (2-tailed) .047

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .056a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Kontrol CCl4 5 6.60 33.00

Dosis 3 5 4.40 22.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U 7.000

Wilcoxon W 22.000

Z -1.149

Asymp. Sig. (2-tailed) .251

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .310a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

92

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Kontrol Olive Oil 5 6.40 32.00

Kontrol Sediaan 5 4.60 23.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U 8.000

Wilcoxon W 23.000

Z -.940

Asymp. Sig. (2-tailed) .347

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .421a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

93

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Kontrol Olive Oil 5 3.00 15.00

Dosis 1 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Kontrol Olive Oil 5 3.00 15.00

Dosis 2 5 8.00 40.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

94

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Kontrol Olive Oil 5 3.00 15.00

Dosis 3 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

95

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Kontrol Sediaan 5 3.00 15.00

Dosis 1 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

96

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Kontrol Sediaan 5 3.00 15.00

Dosis 2 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Kontrol Sediaan 5 3.00 15.00

Dosis 3 5 8.00 40.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

97

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Dosis 1 5 4.60 23.00

Dosis 2 5 6.40 32.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U 8.000

Wilcoxon W 23.000

Z -.940

Asymp. Sig. (2-tailed) .347

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .421a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

98

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Dosis 1 5 4.20 21.00

Dosis 3 5 6.80 34.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U 6.000

Wilcoxon W 21.000

Z -1.358

Asymp. Sig. (2-tailed) .175

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .222a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 4.5429E2 274.83143 105.90 867.60

Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

99

Mann-Whitney Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Dosis 2 5 3.80 19.00

Dosis 3 5 7.20 36.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U 4.000

Wilcoxon W 19.000

Z -1.776

Asymp. Sig. (2-tailed) .076

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .095a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

100

Lampiran 11. Perhitungan penetapan peringkat dosis infusa kulit Persea

americana Mill. pada kelompok perlakuan

Penetapan peringkat dosis :

Konsentrasi infusa kulit Persea americana Mill. sebesar 8% (Putri, 2013)

Bobot tikus yaitu 250 g

Pemberian infusa secara per oral pada tikus yaitu 5 mL

Penentuan dosis rendah infusa kulit Persea americana Mill. di dasarkan pada

penggunaan rebusan kulit Persea americana Mill. di masyarakat sebesar 4

g/hari.

Dosis manusia 70 kgBB = 4 g

Konversi dosis manusia 70 kg ke tikus 200 g = 0,018

Dosis untuk tikus 200 gBB = 0,018 x 4 g = 0,72 g/200 gBB = 360 mg/kgBB

Penetapan dosis tertinggi infusa kulit Persea americana Mill.

D X BB = C X V

dosis x berat badan tikus = konsentrasi infusa x volume pemberian

D x 250 g = 8g/100 mL x 5 mL

Dosis = 1600 mg/kgBB

Penetapan dosis tengah di dasarkan pada faktor kelipatan dari kedua dosis,

dengan nilai n = 3

Faktor kelipatan =

= 2,1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

101

Dosis tengah = 1600 mg/kgBB : 2,1 = 761,9 mg/kgBB

Dosis rendah = 761,9 mg/kgBB : 2,1 = 362,8 mg/kgBB

Lampiran 12. Perhitungan konversi dosis untuk manusia

Konversi tikus 200 g ke manusia 70 kgBB = 56,0

Penetapan Dosis Infusa Kulit Persea americana Mill. :

Dosis manusia = dosis tikus 200 gBB x angka konversi ke manusia

1. Infusa Kulit Persea americana Mill. dosis 362,8 mg/kgBB

362,8 mg/kgBB = 0,3628 g/kgBB

= 0,0003628 g/gBB x 200 gBB

= 0,07256 g/200 gBB x 56

= 4,06336 g/70 kgBB

= 2,9024 g/50 kgBB

2. Infusa Kulit Persea americana Mill. dosis 761,9 mg/kgBB

761,9 mg/kgBB = 0,7619 g/kgBB

= 0,0007619 g/gBB x 200 gBB

= 0,15238 g/200 gBB x 56

= 8,53328 g/70 kgBB

= 6,0952 g/50 kgBB

3. Infusa Kulit Persea americana Mill. dosis 1600 mg/kgBB

1600 mg/kgBB = 1,6 g/kgBB

= 0,0016 g/gBB x 200 gBB

= 0,32 g/200 gBB x 56

= 17,92 g/70 kgBB

= 12,8 g/50 kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

102

Lampiran 13. Perhitungan Efek Hepatoprotektif ALT

Rumus perhitungan efek hepatoprotektif bila olive oil di asumsikan

memiliki efek hepatoprotektif sebesar 100 %

x 100%

Berdasarkan rumus tersebut, maka perhitungan efek hepatoprotektif setiap

kelompok perlakuan adalah sebagai berikut.

1. Kelompok Perlakuan Infusa Kulit Persea americana Mill. dosis 362,8

mg/kgBB + Induksi Karbon Tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

x 100% = 66,3 %

2. Kelompok Perlakuan Infusa Kulit Persea americana Mill. dosis 761,9

mg/kgBB + Induksi Karbon Tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

x 100% = 62,1 %

3. Kelompok Perlakuan Infusa Kulit Persea americana Mill. dosis 1600

mg/kgBB + Induksi Karbon Tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

x 100% = 70,3 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

103

Lampiran 14. Perhitungan Efek Hepatoprotektif AST

Rumus perhitungan efek hepatoprotektif bila olive oil di asumsikan

memiliki efek hepatoprotektif sebesar 100 %

X 100%

Berdasarkan rumus tersebut, maka perhitungan efek hepatoprotektif setiap

kelompok perlakuan adalah sebagai berikut.

1. Kelompok Perlakuan Infusa Kulit Persea americana Mill. dosis 362,8

mg/kgBB + Induksi Karbon Tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

x 100% = 47,7 %

2. Kelompok Perlakuan Infusa Kulit Persea americana Mill. dosis 761,9

mg/kgBB + Induksi Karbon Tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

x 100% = 29,5 %

3. Kelompok Perlakuan Infusa Kulit Persea americana Mill. dosis 1600

mg/kgBB + Induksi Karbon Tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

x 100% = 12,8 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: EFEK HEPATOPROTEKTIF PEMBERIAN INFUSA KULIT · paska induksi karbon tetraklorida, darah diambil melalui sinus orbitalis mata untuk diukur aktivitas ALT-AST serum. Aktivitas ALT-AST

104

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Efek Hepatoprotektif

Pemberian Infusa Kulit Persea americana Mill.

terhadap ALT-AST Tikus Terinduksi Karbon

Tetraklorida” memiliki nama lengkap Jolinna

Michelia Bitti. Penulis lahir di Jayapura pada tanggal

2 Maret 1993, merupakan anak pertama dari

pasangan Obed Bitti dan Elisabeth Arung Pasulu.

Penulis mengawali pendidikan di TK Sandhi Putra

Jayapura (1998-1999) kemudian melanjutkan

pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD YPPK

Kristus Raja Dok V Jayapura (1999-2005). Pendidikan Sekolah Menengah

Pertama ditempuh oleh penulis di SMP Negeri 1 Jayapura (2005-2008) kemudian

melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Jayapura

(2008-2011). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2011. Semasa kuliah

penulis aktif di dalam beberapa kegiatan kepanitiaan dan unit kegiatan fakultas

antara lain sebagai anggota Paduan Suara “Veronika” Fakultas Farmasi Sanata

Dharma. Penulis pernah menjabat sebagai koordinator divisi dana dan usaha serta

konsumsi pada pelaksanaan aksi hari kesehatan dan lingkungan hidup (2012),

anggota divisi dana dan usaha Pharmacy Performance and Event Cup (2012),

volunteer Desa Mitra (2013), among tamu Sarasehan Spiritualitas Ignasian (2013

dan 2014), Bendahara Kampanye Informasi Obat (KIO) (2013). Penulis pernah

menjadi asisten praktikum Farmasi Komunitas (2014). Selain itu, penulis

merupakan peserta Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang didanai Hibah

oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) tahun 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI