82
93 1. PENDAHULUAN Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), pengalokasian sumberdaya merupakan permasalahan yang mendasar dalam penganggaran sektor publik. Keterbatasan sumber- daya sebagai akar masalah utama dalam peng- alokasian anggaran sektor publik dapat diatasi dengan pendekatan ilmu ekonomi melalui berbagai teori. Tuntutan untuk mengubah struktur belanja menjadi semakin kuat, khususnya pada daerah- daerah yang mengalami kapasitas fiskal rendah (Halim, 2001). Pergeseran komposisi belanja merupakan upaya logis yang dilakukan pemerintah daerah setempat dalam rangka meningkatkan tingkat kepercayaan publik. Pergesaran ini ditujukan untuk peningkatan EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM, DAN DANA KHUSUS PADA BELANJA MODAL DI KOTA DAN KABUPATEN SUMATERA UTARA Anggiat Situngkir *) John Sihar Manurung **) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan Abstract The purpose of this research is to find out and to analyze whether Local Own Revenue, General Alocation Fund, Special Alocation Fund influence the Capital Expenditure in North Sumatera Province. The analyze method that is used in this research is quantitative method with multiple linier regression with bring about classical assumption test before finding out the best linier model. The variable used in this research are Local Own Revenue, General Alocation Fund, Special Alocation Fund as independent variable and the Capital Expenditure as dependent variable. The population is 33 regencies and cities in North Sumatera, and by using purposive sampling technique, 19 regencies and cities in North Sumatera Province the year 2004 up to year 2007 are chosen as samples. The result proof that Local Own Revenue, General Alocation Fund, Special Alocation Fund influence significanly and simultaneously the Capital Expenditure of regencies and cities in North Sumatera. Adjusted R 2 expressed that 70,9% influence given by Independent variables. The rest 29,1% influence given by other variables is not mentioned in this research model, Partially Local Own Revenue, General Alocation Fund, Special Alocation Fund variable influence Capital Expenditure. This implies to the heads of regencies and cities goverment that General Alocation Fund is a means of even distribution due to fiscal gap, fiscal needs and fiscal capacities determinant to meet the composition of capital expenditure of Regencies and cities in North Sumatera Province. Keywords: Regional Own Revenue, Alocation Fund, and Capital Expenditure. *) Anggiat Situngkir, Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan (Penulis Utama) **) John Sihar Manurung, Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan Kajian Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Desember 2009: 93-103 ISSN 1907 - 1442

EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

93

1. PENDAHULUANDalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD), pengalokasian sumberdayamerupakan permasalahan yang mendasar dalampenganggaran sektor publik. Keterbatasan sumber-daya sebagai akar masalah utama dalam peng-alokasian anggaran sektor publik dapat diatasidengan pendekatan ilmu ekonomi melalui berbagai

teori. Tuntutan untuk mengubah struktur belanjamenjadi semakin kuat, khususnya pada daerah-daerah yang mengalami kapasitas fiskal rendah(Halim, 2001).

Pergeseran komposisi belanja merupakan upayalogis yang dilakukan pemerintah daerah setempatdalam rangka meningkatkan tingkat kepercayaanpublik. Pergesaran ini ditujukan untuk peningkatan

EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH,PENGALOKASIAN DANA UMUM, DAN DANA KHUSUS

PADA BELANJA MODALDI KOTA DAN KABUPATEN SUMATERA UTARA

Anggiat Situngkir*)

John Sihar Manurung**)

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan

Abstract

The purpose of this research is to find out and to analyze whether Local Own Revenue,General Alocation Fund, Special Alocation Fund influence the Capital Expenditure in NorthSumatera Province. The analyze method that is used in this research is quantitative methodwith multiple linier regression with bring about classical assumption test before finding out thebest linier model. The variable used in this research are Local Own Revenue, General AlocationFund, Special Alocation Fund as independent variable and the Capital Expenditure as dependentvariable. The population is 33 regencies and cities in North Sumatera, and by using purposivesampling technique, 19 regencies and cities in North Sumatera Province the year 2004 up toyear 2007 are chosen as samples. The result proof that Local Own Revenue, General AlocationFund, Special Alocation Fund influence significanly and simultaneously the Capital Expenditureof regencies and cities in North Sumatera. Adjusted R2 expressed that 70,9% influence givenby Independent variables. The rest 29,1% influence given by other variables is not mentionedin this research model, Partially Local Own Revenue, General Alocation Fund, Special AlocationFund variable influence Capital Expenditure. This implies to the heads of regencies and citiesgoverment that General Alocation Fund is a means of even distribution due to fiscal gap,fiscal needs and fiscal capacities determinant to meet the composition of capital expenditureof Regencies and cities in North Sumatera Province.

Keywords: Regional Own Revenue, Alocation Fund, and Capital Expenditure.

*) Anggiat Situngkir, Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan (Penulis Utama)

**) John Sihar Manurung, Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan

Kajian Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Desember 2009: 93-103 ISSN 1907 - 1442

Page 2: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

94 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 93-103

investasi modal dalam bentuk aset tetap, semakintinggi tingkat investasi modal diharapkan mampumeningkatkan kualitas layanan publik, karena ituanggaran belanja modal merupakan prasyarat utamadalam memberikan pelayanan publik oleh pemerintahdaerah.

Selama ini belanja daerah lebih banyakdigunakan untuk belanja rutin yang relatif kurangproduktif. Saragih (2003) menyatakan bahwapemanfaatan belanja hendaknya dialokasikan untukhal-hal produktif, misal untuk melakukan aktivitaspembangunan.

Kebijakan otonomi daerah merupakan pendele-gasian kewenangan yang disertai dengan penye-rahan dan pengalihan pendanaan, sarana danprasarana dan sumber daya manusia (SDM) dalamkerangka desentralisasi fiskal. Menurut Mardiasmo(2002) saat ini masih banyak masalah yang dihadapipemerintah daerah terkait dengan upaya mening-katkan penerimaan daerah. Keterbatasan infrastruktur seperti sarana dan prasarana yang tidakmendukung untuk investasi menimbulkan perta-nyaan bagaimana sebenarnya alokasi PAD terhadapAnggaran belanja modal, Apakah karena PAD yangrendah atau alokasi yang kurang tepat?. StudiAbdullah (2004) menemukan adanya perbedaanpreferensi antara eksekutif dan legislatif dalampengalokasian spread PAD ke dalam belanjasektoral. Alokasi untuk infrastruktur dan DPRDmengalami kenaikan, tapi alokasi untuk belanjamodal justru mengalami penurunan. Abdullah (2004)menduga power legislatif yang sangat besarmenyebabkan diskresi atas penggunaan spread PADtidak sesuai dengan preferensi publik.

Abdullah & Halim (2004) menemukan bahwasumber pendapatan daerah berupa PAD dan danaperimbangan berpengaruh terhadap belanja daerahsecara keseluruhan. Meskipun proporsi PADmaksimal hanya sebesar 10% dari total pendapatandaerah, kontribusinya terhadap pengalokasiananggaran cukup besar, terutama bila dikaitkandengan kepentingan politis (Abdullah, 2004).

Dana Alokasi Umum, adalah dana yang berasaldari APBN yang dialokasikan dengan tujuanpemerataan keuangan antar daerah untuk membiayaikebutuhan pengeluarannya didalam rangka pelak-sanaan desentralisasi. Berdasarkan penelitianempiris yang dilakukan oleh Holtz-Eakin et. al.

(1985) dalam Darwanto dan Yustikasari (2007)menyatakan bahwa terdapat keterkaitan sangat eratantara transfer dari pemerintah pusat dengan belanjapemerintah daerah.

Dana Alokasi Khusus, merupakan dana yangberasal dari APBN dan dialokasikan ke daerahkabupaten/kota untuk membiayai kebutuhan tertentuyang sifatnya khusus, tergantung tersedianya danadalam APBN (Suparmoko;2002). DAK juga memilikipengaruh terhadap anggaran belanja modal, karenaDAK ini juga cenderung akan menambah aset tetapyang dimiliki oleh pemerintah guna meningkatkanpelayanan publik.

Menurut Darwanto dan Yustikasari (2007) bahwaPertumbuhan Ekonomi, PAD dan DAU berpengaruhpositif terhadap pengalokasian belanja modal dalamABPD dan secara parsial DAU dan PAD berpengaruhsecara signifikan terhadap anggaran belanja modal,sedangkan pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruhsecara signifikan. Penelitian ini menguji kembalipenelitian-penelitian sebelumnya dengan menam-bahkan variabel Dana Alokasi Khusus dengan objekserta periode waktu penelitian yang berbeda danmenghilangkan variabel pertumbuhan ekonomikarena tidak berpengaruh signifikan.

Originalitas Penelitian. Penelitian ini meru-pakan penelitian relasional yang akan mengujipengaruh, DAU, DAK dan PAD terhadap AnggaranBelanja Modal pada Pemko/Pemkab Sumatera Utaradan merupakan replikasi dari penelitian yangdilakukan oleh Darwanto dan Yustikasari (2007).Perbedaan penelitian ini dengan yang dilakukanoleh Darwanto terletak pada variabel yang ditelitidengan menghilangkan variabel pertumbuhanekonomi dan menambah variabel Dana AlokasiKhusus serta objek dan periode waktu penelitianyang berbeda.

Penyusunan Anggaran Sektor Publik diIndonesia. Anggaran merupakan pernyataanmengenai estimasi kinerja yang hendak dicapaiselama periode waktu tertentu yang dinyatakandalam ukuran finansial, sedangkan penganggaranadalah proses atau metode untuk mempersiapkansuatu anggaran (Mardiasmo, 2002).

Proses pembuatan keputusan pengalokasianbelanja modal menjadi sangat dinamis karenaketerbatasan sumber daya yang dimiliki sertaterdapat banyak pihak dengan kepentingan dan

Page 3: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Situngkir dan Manurung: Efek Memiliki Pendapatan Daerah 95

preferensi yang berbeda (Rubin, 1993). Pengang-garan setidaknya mempunyai tiga tahapan, yakni(1) perumusan proposal anggaran, (2) pengesahanproposal anggaran, (3) pengimplementasiananggaran yang telah ditetapkan sebagai produkhukum (Samuel, 2000). Sedangkan menurut VonHagen (2005) penganggaran terbagi ke dalam empattahapan, yakni excecutive planning, legislativeapproval, excecutive implementation, dan ex postaccountability. Pada kedua tahapan pertama terjadiinteraksi antara eksekutif dan legislatif dan politikanggaran paling mendominasi, sementara pada duatahap terakhir hanya melibatkan birokrasi sebagaiagent.

Penyusunan APBD dilakukan terlebih dahuludibuat kesepakatan antara eksekutif dan legislatiftentang Kebijakan Umum APBD dan Prioritas &Plafon Anggaran yang akan menjadi pedoman untukpenyusunan anggaran pendapatan dan anggaranbelanja. Eksekutif membuat rancangan APBD dandiserahkan kepada legislatif untuk dipelajari dandibahas bersama-sama sebelum ditetapkan sebagaiPeraturan Daerah (Perda). Dalam perspektifkeagenan, hal ini merupakan bentuk kontrak(incomplete contract), yang menjadi alat bagilegislatif untuk mengawasi pelaksanaan anggaranoleh eksekutif.

Pengalokasian sumberdaya ke dalam belanjamodal (capital expenditure) merupakan sebuahproses yang sarat dengan kepentingan-kepentinganpolitis. Anggaran ini sebenarnya dimaksudkan untukmemenuhi kebutuhan publik akan sarana danprasarana umum yang diberikan secara cuma-cumaoleh pemerintah daerah. Namun, adanya kepen-tingan politik dari lembaga legislatif yang terlibatdalam proses penyusunan anggaran menyebabkanalokasi belanja modal terdistorsi dan sering tidakefektif dalam memecahkan permasalahan dimasyarakat (Keefer dan Khemani, 2003). Dalamkonteks pengelolaan keuangan daerah, anggaranbelanja modal sangat berkaitan dengan perencanaankeuangan jangka panjang, terutama pembiayaanuntuk pemeliharaan aset tetap yang dihasilkan daribelanja modal tersebut. Konsep Multi-TermExpenditure Framework (MTEF) menyatakan bahwakebijakan belanja modal harus memperhatikankemanfaatan (usefulness) dan kemampuankeuangan pemerintah daerah (budget capability)

dalam pengelolaan aset tersebut dalam jangkapanjang (Allen dan Tommasi, 2001). Sesuai aturanAPBD dan tujuan otonomi daerah, bahwa hakekatAnggaran Daerah adalah merupakan alat untukmeningkatan pelayanan publik dan kesejahteraanmasyarakat, maka APBD harus benar-benarmenggambarkan perangkaan ekonomis yangmencerminkan kebutuhan masyarakat untukmemecahkan masalahnya dan meningkatkankesejahteraannya.

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satusumber penerimaan yang harus selalu terus menerusdi pacu pertumbuhannya disebut Pendapatan AsliDaerah. Pasal 157 UU No. 32 Tahun 2004 dan pasal6 UU No. 33 Tahun 2004 menjelaskan bahwa sumberPendapatan Asli Daerah terdiri: Pajak Daerah,Retribusi Daerah, Hasil pengelolaan kekayaandaerah yang dipisahkan dan lain-lain PendapatanAsli Daerah (PAD) yang sah.

Menurut Undang-undang No. 33 tahun 2004pasal 1, “Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaanyang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalamdaerahnya sendiri yang dipungut berdasarkanperaturan daerah sesuai dengan peraturan per-undang-undangan yang berlaku”. Pendapatan AsliDaerah merupakan sumber penerimaan daerah yangasli digali di daerah yang digunakan untuk modaldasar pemerintah daerah dalam membiayaipembangunan dan usaha-usaha daerah untukmemperkecil ketergantungan dana dari pemerintahpusat.

Dana Alokasi Umum. Dalam pengaturankeuangan menurut UU Nomor 25 tahun 1999 adalahprovisi berupa transfer antar pemerintah dari pusatke kabupaten dan kota yang disebut dengan danaalokasi umum dan dana alokasi khusus. DanaAlokasi Umum adalah merupakan transfer yangbersifat umum (block grant) yang diberikan kepadasemua kabupaten dan kota untuk tujuan mengisikesenjangan antara kapasitas dan kebutuhanfiskalnya dan didistribusikan dengan formulaberdasarkan prinsip-pinsip tertentu yang secaraumum mengindikasikan bahwa daerah miskin danterbelakang harus menerima lebih banyak dari padadaerah kaya. Dengan kata lain tujuan alokasi DAUadalah dalam rangka pemerataan kemampuanpenyediaan pelayanan publik antar pemda diIndonesia (Kuncoro 2004)

Page 4: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

96 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 93-103

Berdasarkan penelitian empiris yang dilakukanoleh Holtz-Eakin et al. (1985) dalam Darwanto danYustikasari (2007) menyatakan bahwa terdapatketerkaitan sangat erat antara transfer daripemerintah pusat dengan belanja pemerintah daerah.

Dana Alokasi Khusus. Dana Alokasi Khususadalah dana yang bersumber dari pendapatan APBNyang dialokasikan kepada daerah tertentu dengantujuan untuk membantu mendanai kegiatan khususyang merupakan urusan daerah dan sesuai denganprioritas nasional. Diprioritaskan untuk membantudaerah-daerah dengan kemampuan keuangandibawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanaikegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisikpelayanan dasar masyarakat yang telah merupakanurusan daerah. DAK merupakan dana yang berasaldari APBN dan dialokasikan ke daerah kabupaten/kota untuk membiayai kebutuhan tertentu yangsifatnya khusus, tergantung tersedianya dana dalamAPBN (Suparmoko 2002).

Belanja Modal dalam Anggaran Daerah.Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untukperolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberimanfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanjamodal meliputi antara lain belanja modal untukperolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatandan aset tak berwujud (PP Nomor 24 Tahun 2005).

Menurut Halim (2004), belanja modal merupakanbelanja yang manfaatnya melebihi satu tahunanggaran dan akan menambah aset atau kekayaandaerah serta akan menambah belanja yang bersifatrutin seperti biaya pemeliharaan. Belanja modalmemiliki karakteristik spesifik menunjukkan adanyaberbagai pertimbangan dalam pengalokasiannya.

Dari penelitian terdahulu yang terkait denganpenelitian ini diantaranya. Sulistiawan (2005)meneliti pengaruh DAU dan PAD terhadap BelanjaPemerintah dan menemukan bahwa DAU dan PADberpengaruh signifikan terhadap belanja daerah.Maimunah (2004) melakukan penelitian tentangFlypaper Effect Pada DAU dan PAD terhadap belanjadaerah Kabupaten/Kota di Sumatera dan menemu-kan besarnya nilai DAU dan PAD berpengaruh positifterhadap belanja daerah dan ada Pengaruh flypapereffect dalam memprediksi belanja daerah periodeke depan

Penelitian Darwanto (2007) meneliti tentangpengaruh pertumbuhan ekonomi, PAD dan DAU

terhadap alokasi belanja modal dan menemukansecara simultan Pertumbuhan Ekonomi, PAD danDAU berpengaruh sinifikan terhadap alokasi belanjamodal sedangkan secara parsial pertumbuhanekonomi tidak berpengaruh signifikan.

Kerangka Konseptual. PAD adalah pendapatanasli daerah yang berasal dari hasil pajak daerah,hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaandaerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah,dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerahyang sah.

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah merupakantransfer yang bersifat umum (block grant) untukmengatasi masalah ketimpangan horizontal (antardaerah) dengan tujuan utama pemerataan kemam-puan keuangan antar daerah.

DAK adalah merupakan transfer yang bersifatkhusus untuk mengatasi masalah khusus dengandana pendampingan dari APBN dengan tujuanutama pembangunan nasional.

Anggaran Belanja Modal adalah pengeluarananggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnyayang memberi manfaat lebih dari satu periodeakuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanjamodal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan,peralatan dan aset tak berwujud (PP Nomor 24 Tahun2005).

Pemerintah daerah mengalokasikan dana dalambentuk anggaran belanja modal dalam APBD untukmenambah aset tetap. Alokasi belanja modal inididasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana danprasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugaspemerintahan maupun untuk kualitas pelayananpublik. Besarnya belanja modal yang dialokasikanpemerintah daerah dalam APBD tentu sangatdipengaruhi oleh posisi keuangan pada daerahtersebut.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Tujuan Penelitian. Sesuai masalah penelitianmaka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Page 5: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Situngkir dan Manurung: Efek Memiliki Pendapatan Daerah 97

dan menganalisa Pendapatan Asli Daerah, DanaAlokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus berpe-ngaruh terhadap Anggaran Belanja Modal.

Hipotesis Penelitian. Berdasarkan latarbelakang masalah, dan tujuan penelitian, makahipotesis penelitian dapat dikemukakan sebagaiberikut “Pendapatan Asli Daerah, Dana AlokasiUmum dan Dana Alokasi Khusus berpengaruhterhadap Anggaran belanja modal”.

2. METODE PENELITIANJenis Penelitian. Penelitian ini merupakan

penelitian yang menguji teori-teori melalui pengukuranvariabel penelitian dengan angka dan melakukananálisis data dengan prosedur statistik. Tujuanpenelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian yangberkaitan dengan variabel yang diteliti. Hasilpengujian data digunakan sebagai dasar untukmenarik kesimpulan penelitian, mendukung ataumenolak hipotesis yang dikembangkan dari telaahteoritis. Penelitian ini akan mengindentifikasibagaimana variabel independen mempengaruhivariabel dependen.

Lokasi Penelitian dan Sampel. Lokasipenelitian ini di Propinsi Sumatera Utara untukkabupaten dan kota. Dari 33 daerah kota dankabupaten di seluruh Pemerintahan Kota/Kabupatendi Provinsi Sumatera Utara terdapat 33 kabupatendan kota dan hanya sebanyak 19 yang memenuhikriteria untuk ditetapkan sebagai sampel penelitiandari pengamatan tahun 2004-2007. Penarikansampel menggunakan purposive sampling dengankriteria yaitu: (1) Daerah Kabupaten dan Kota diProvinsi Sumatera Utara yang mempublikasikanlaporan keuangannya secara konsisten dari tahun2004-2007; (2) Pemerintah daerah kabupaten dankota yang tidak dimekarkan pada kurun waktu 2004-2007. Dari 33 daerah kota dan kabupaten yangdijadikan populasi, hanya sebanyak 19 yangmemenuhi kriteria untuk ditetapkan sebagai sampelpenelitian (Tabel.1).

Metode Pengumpulan Data. Data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah data sekunderbersumber dari dokumen laporan APBD yangdiperoleh dari situs Dirjen Perimbangan KeuanganPemerintah Daerah melalui www.depkeu.djpk.go.id.dan BPS Sumut melalui www.bps.go.id/sumut. Jadi

teknik pengumpulan data adalah dokumentasi danobservasi.

Defenisi dan Pengukuran Variabel. Variabelbebas (Independent Variable) yang digunakan dalampenelitian ini yaitu PAD, DAU dan DAK. Variabelterikat (dependent variable) yang merupakanperhatian utama adalah anggaran belanja modal.Untuk menjelaskan variabel-variabel yang sudahdiidentifikasi sebagai berikut:

1) PAD, Total realisasi penerimaan daerah yangbersumber dari hasil pajak daerah, retribusidaerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yangdipisahkan dan lain-lain penerimaan PAD yangsah dengan menggunakan skala rasio.

2) DAU, Total dana transfer yang bersifat umum(block grant) untuk mengatasi masalahketimpangan horizontal (antar daerah) dengantujuan utama pemerataan kemampuan keuanganantar daerah dengan menggunakan skala rasio.

3) DAK adalah total dana transfer dari pemerintahpusat bersifat khusus dengan menggunakanskala rasio.

4) Anggaran Belanja Modal adalah total anggaranpengeluaran yang dilakukan dalam rangkapembentukan modal yang sifatnya menambahaset tetap/inventaris yang memberikan manfaatlebih dari satu periode akuntansi denganmenggunakan skala rasio.

Uji Asumsi Klasik. Sebelum dilakukan pengujianhipotesis dengan menggunakan analisis regresimaka diperlukan pengujian asumsi klasik meliputi:(1) Uji Normalitas; (2) Uji Multikolinieritas; (3) UjiHeteroskedastisitas; (4) Uji Autokorelasi.

Model Pengujian Hipotesis. Pengujianhipotesis dilakukan dengan menggunakan modelanalisis regresi berganda bertujuan untuk mem-prediksi kekuatan pengaruh seberapa variabelindependen terhadap variabel dependen (Sekaran,1992). Dalam penelitian ini digunakan tingkatsignifikansi (? ) 0,05 atau 5 %. Untuk menguji apakahhipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, makadilakukan pengujian terhadap variabel-variabelpenelitian dengan cara menguji secara simultandengan menggunakan uji statistik F dan sedangkanuntuk menguji masing-masing variabel secaraparsial, dilakukan dengan uji signifikansi parameterindividual (uji t statistik).

Page 6: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

98 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 93-103

Model regresi yang digunakan adalah :

dimana :

Y = Anggaran belanja modal (BM)

= Konstanta

= Slope atau koefisien regresi

PAD = Pendapatan Asli Daerah

DAU = Dana Alokasi Umum

DAK = Dana Alokasi Khusus

e = error

3. HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Deskripsi Data Penelitian. Berdasarkan Tabel3.1 dapat dilihat bahwa dari jumlah N sampelsebanyak 76, dimana rata-rata jumlah PADKabupaten Kota di Sumut sebanyak Rp.30.728Milyar dengan jumlah PAD terendah sebesarRp.4.262 Milyar dan tertinggi sebanyak Rp.324.263Milyar dengan standar deviasi Rp.64.162 Milyar darirata-rata. PAD menggambarkan kemampuan Pemda/Pemko menggali potensi yang yang ada untukmeningkatkan pendapatan daerahnya dalammerealisasikan PAD yang direncanakan guna untukmembiayai daerah pemerintahannya, berdasarkanpotensi riil daerah. Secara keseluruhan PADPropinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan.Peningkatan Pendapatan Asli Daerah ini merupakanakibat perkembangan pesat pajak daerah danretribusi daerah. Rata-rata jumlah DAU KabupatenKota di Sumut sebanyak 287.920 Milyar Rupiahdengan jumlah DAU terendah sebesar 93.121 MilyarRupiah dan DAU tertinggi sebanyak 748.707 MilyarRupiah dengan standar deviasi 156.944 MilyarRupiah dari rata – rata. Rata-rata jumlah DAKKabupaten Kota di Sumut sebesar 21.436 MilyarRupiah dengan jumlah DAK terendah sebesar 4Milyar Rupiah dan DAK tertinggi sebanyak 66.721Milyar Rupiah dengan standar deviasi 16.880 MilyarRupiah dari rata – rata. Sedangkan rata – rataanggaran belanja modal sebesar 88.76 Milyar Rupiahdengan jumlah anggaran belanja modal terendahsebesar Rp. 7.10 Milyar dan tertinggi sebesar Rp.435.00 Milyar dengan standar deviasi 78.38 dari rata–rata.

Analisis Data. Untuk menguji apakah datapenelitian ini terdistribusi normal atau tidak dideteksimelalui 2 cara yaitu analisis grafik dan analisisstatistik (uji One sample Kolmogorov Smirnov).Analisis Grafik, berdasarkan pada hasil grafik terlihatbahwa titik-titik yang menyebar disekitar garisdiagonalnya maka dapat dinyatakan bahwa residualterdistribusi normal. Uji Statistik, dari hasil uji onesample Kolmogorov Smirnov Test terlihat besarnyanilai Kolmogorov- Smirnov adalah 0.844 dansignifikansinya pada 0.475 dan nilainya jauh diatasá = 0.05 Dalam hal ini berarti H0 diterima yang berartidata residual berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas, hasil uji multikolinearitasmenunjukkan nilai Variance Inflation Factor (VIF)dibawah angka 10 (VIF<10). Hal ini berarti bahwaregresi yang dipakai untuk ke 3 (tiga) variabelindependen diatas tidak terdapat persoalanmultikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas, hasil uji Glesjermenunjukkan koefisien parameter untuk variabelindependen tidak ada yang signifikan PAD (X1)dengan tingkat signifikansi 0.089, DAU (X2) dengantingkat signifikansi 0.542 dan DAK (X3) dengantingkat signifikansi 0.343. Maka dapat disimpulkanmodel regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi, Hasil uji autokorelasimenunjukkan nilai statistik Durbin-Watson (D-W)sebesar 1,642, maka disimpulkan bahwa tidak terjadiautokorelasi baik positif maupun negatif (angka D-W antara -2 dan +2).

Hasil Analisis, nilai Adjusted R Square sebesar0,709. Hal ini menunjukkan bahwa 70,9 % variabelanggaran belanja modal dapat dijelaskan oleh variabelindependen, sisanya sebesar 29,1% dipengaruhioleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh modelpenelitian ini.

Model Uji HipotesisUji Signifikan Simultan (Uji F), secara simultan

variabel Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umumdan Dana Alokasi Khusus berpengaruh terhadapanggaran belanja modal pada Kabupaten/Kota diSumatera Utara. Dari uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar61,966 sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95%(a = 0,05) adalah 2,52. Hal ini berarti bahwa nilaiFhitung>Ftabel (61,966 >2,52). Hal ini memberikan arti

Page 7: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Situngkir dan Manurung: Efek Memiliki Pendapatan Daerah 99

bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah, Dana AlokasiUmum dan Dana Alokasi Khusus berpengaruhterhadap anggaran belanja modal di Kabupaten/Kotadi Sumatera Utara. Dengan demikian hipotesis yangmenyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah, DanaAlokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus tidakberpengaruh terhadap anggaran belanja modal diKabupaten/Kota di Sumatera ditolak (H0 ditolaksedangkan H1 diterima).

Uji Signifikan Parsial (Uji t)Secara parsial Pendapatan Asli Daerah

(PAD), DAU dan DAK berpengaruh terhadapanggaran belanja modal pada Kabupaten/Kota diSumatera Utara dapat diterima.

Hasil perhitungan koefisien regresi meng-gunakan SPSS diperoleh persamaan regresiberganda sebagai berikut:

Model persamaan regresi berganda tersebutbermakna :

1) Nilai konstanta sebesar 16850 artinya apabilanilai variabel Pendapatan Asli Daerah, DanaAlokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus bernilainol, maka Anggaran Belanja Modal sebesar16850 satuan.

2) Variabel Pendapatan Asli Daerah berpengaruhpositif anggaran belanja modal dengan nilaikoefisien sebesar 0.504, artinya setiappertambahan 1 % variabel PAD akan menaikkananggaran belanja modal sebesar 0.504 satuan.

3) Variabel Dana Alokasi Umum berpengaruh positifterhadap anggaran belanja modal dengan nilaikoefisien sebesar 0.191, artinya setiap pertam-bahan 1 % variabel DAU akan menaikkananggaran belanja modal sebesar 0.191 satuan.

4) Variabel Dana Alokasi Khusus berpengaruh positifterhadap anggaran belanja modal dengan nilaikoefisien sebesar 1,633 artinya setiap pertam-bahan 1 % variabel DAK akan menaikkananggaran belanja modal sebesar 1,633 satuan.

Hasil uji menunjukkan bahwa variabel PAD_X1

(4,802>1,980) berpengaruh signifikan terhadapanggaran belanja modal daerah di Sumatera Utaradimana nilai thitung > ttabel. Dengan demikian menerima

H1 dan menolak Ho. Sedangkan variabel Dana AlokasiUmum (X2) dengan arah positif (3,814 > 1,980)berpengaruh signifikan terhadap anggaran belanjamodal daerah di Sumatera Utara dengan nilaithitung>ttabel. Variabel DAK_X3 (4,101>1,980) berpe-ngaruh signifikan terhadap anggaran belanja modaldaerah di Sumatera Utara dimana nilai thitung > ttabel.Dengan demikian menerima H1 dan menolak Ho.

4. SIMPULAN DAN SARAN

SimpulanSecara simultan Pendapatan Asli Daerah, Dana

Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus berpe-ngaruh signifikan terhadap anggaran belanja modaldi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.

Secara parsial hanya variabel Pendapatan AsliDaerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan DanaAlokasi Khusus (DAK) yang berpengaruh signifikanterhadap anggaran belanja modal daerah diKabupaten/Kota di Sumatera Utara. Hasil tersebutkonsisten dengan hasil penelitian Darwanto (2007)yang menyatakan PAD berpengaruh signifikan dalamalokasi belanja modal.

Keterbatasan PenelitianKeterbatasan penelitian ini yaitu : (1) Sampel

dalam penelitian ini dibatasi pada kabupaten/kotatertentu yang memiliki ketersediaan data, yaitu 19kabupaten/ kota di Propinsi Sumatera Utara. Hal inimenyebabkan hasil penelitian hanya berlaku untukkabupaten/ kota yang menjadi sampel penelitian,sehingga belum dapat di generalisasi untuk seluruhKabupaten/Kota di Indonesia; (2) Penelitian ini tidakmemberikan secara rinci alokasi penggunaanPendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umummanakah yang memberikan kontribusi besarterhadap anggaran belanja modal; dan (3) Penelitianini tidak membahas kebijakan pemerintah dalampenyusunan anggaran Belanja Modal.

Saran1) Bagi peneliti berikutnya dimasa mendatang agar

dapat memperluas atau menambah sampelpenelitian seperti sampel dari luar SumateraUtara atau seluruh Indonesia dengan menambahperiode pengamatan.

Page 8: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

100 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 93-103

2) Peneliti berikutnya sebaiknya menambah variabelatau faktor-faktor lain yang mempengaruhiAnggaran belanja modal seperti kebijakanpemerintah daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Richard dan Tommasi, Daniel. 2001. Managinga Public Expenditure: A ReferenceBook for Transition Coutries,: OECDParis.

Darwanto dan Yustikasari, Yulia. 2007. PengaruhPertumbuhan Ekonomi, PendapatanAsli Daerah dan Dana Alokasi Umumterhadap Pengalokasian AnggaranBelanja Modal, Jurnal Akuntansi danKeuangan Sektor Publik, Vol 08 No01. February 2007, BPFE UGM,Yogyakarta.

Departemen Keuangan RI. Kebijakan DesentralisasiFiskal dan Pengelolaan KeuanganDaerah 2009. www.depkeu.djpk.go.id.akses 05 Juni 2009.

Fozzard, Adrian. 2001. The basic budgeting problem:Approaches to resource allocation inthe public sector and their implicationsfor pro-poor budgeting. Center for Aidand Public Expenditure, OverseasDevelopment Institute (ODI). Workingpaper 147. www.odi.org.uk/resources/odi-publications/working-papers/147-resource-allocation-public-sector-pro-poor-budgeting.pdf diakses 1 April 2009

Halim, Abdul & Syukriy Abdullah. 2006. Hubungandan masalah keagenan di pemerintahandaerah: sebuah peluang penelitiananggaran dan akuntansi. JurnalAkuntansi Pemerintah 2(1): 53-64.

Keefer, Philip and Khemani, Democracy, PublicExpenditures, and the Poor. 2003.Word Bank Policy Research WorkingPaper 3164.

Lin, Justin Yifu dan Zhiqiang Liu. 2000. FiscalDecentralization and Economic Growthin China, Economic Development andCultural Change, Chicago.. http://w w w 3 . n c c u . e d u . t w / ~ j t h u a n g /Fiscal%20Decentralization%20and-%20Economic%20Growth.pdf diakses1 April 2009.

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan ManajemenKeuangan Daerah, Andi , Jogyakarta

Rubin, Irene S. 1993. The Politics of PublicBudgeting: Getting and Spending,Borrowing and Balancing. Secondedition. Chatam, NJ: Chatham HousePublishers, Inc.

Samuels, David. 2000. Fiscal horizontalaccountability? Toward theory ofbudgetary “checks and balances” inpresidential systems. University ofMinnesota, Working paper presentedat the Conference on HorizontalAccountability in New Democracies,University of Notre Dame, May.

Stine, William F. 2001. Is Local Government RevenueResponseti Federal Aid Symetrical?Evidence From Pennsylvania CountryGovernment in an era of Retrenchment.National Tax Journal 47.No. 4.

Wong, John D. 2004. The Fiscal Impact of EconomicGrowth and Development on LocalGovernment Capacity, Journal ofPublic Budgeting, Accounting andFinancial Management. Fall. 16.3. Hal: 413-423.

Von, Hagen.2005. Political Economy of FiscalInstitutions, Discussion paper 149,Governance and efficiency ofEconomic System, GESY.

www.bps.go.id/sumut dan www.depkeu.djpk.go.id

Page 9: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Situngkir dan Manurung: Efek Memiliki Pendapatan Daerah 101

Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian

Sumber : www.depkeu.djpk.go.id. 2009.

Page 10: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

102 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 93-103

Lampiran Hasil SPSS

Tabel.2. Statistik Deskriftif

Tabel.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Tabel.4. Uji Signifikan Parsial dan Uji Multikolinearitas

Tabel 3. Uji Signifikan Simultan dan Autokorelasi

Page 11: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Situngkir dan Manurung: Efek Memiliki Pendapatan Daerah 103

Tabel.5 Uji Kolinearitas

Gambar.1 Normalitas dengan Histogram dan P Plot

Gambar.3. Distribusi data

Page 12: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

104

PENGARUH PENERAPAN JIT TERHADAP KINERJADAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PERUSAHAAN

MANUFAKTUR

HadioetomoUPN Veteran Yogyakarta; E-mail: [email protected]

Abstract

Currently organization faced to global competition, characterized by increasingly competitionfrom local and multinational companies for customers in the domestic and global market. Theglobal competition have forced many manufacturing companies to improve theircompetitiveness. Thus, organization have adopted many management models. Just in Time(TQM) is one model have known as better way to improve organization competitiveness. Manystudy implicitly suggested the successful implementation of JIT improve the organizationperformance. However, there appears to be ambivalence surrounding this positive association.Conflicting reports have been published regarding the effectiveness of JIT programs. Thisresearch is aimed to examine the influence of JIT practices on manufacturing plant performanceand competitive advantage. This research used data as part of a larger effort that measuredJIT practices of 60 ISO registered manufactuters plant in DKI, West Java, Central Java, DIJ,and East Java. Regression analysis (multiple and single regression) procedures were performedto measure the influence of TQM and JIT practices on performance and competitive advantage.The result of this research indicates JIT practices significantly improve organizationsperformance, which only three variables of JIT (kanban control system, lot size reduction andJIT scheduling) are significantly improve organizations performance. The result also showedthat plant performance significantly improve competitive advantage.

Keywords: JIT, Manufacturing Performance and Competitive Advantage.

Alamat Korespondensi:Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Jalan SWK 104 (Lingkar Utara)Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55283.

1. PENDAHULUANSaat ini dunia usaha dihadapkan pada per-

saingan global dengan salah satu cirinya adalahmeningkatnya persaingan antar perusahaan baik dipasar domestik maupun di pasar luar negeri.Persaingan tersebut menyebabkan perusahaansemakin dituntut untuk meningkatkan dayasaingnya. Untuk meningkatkan daya saingnya,

banyak perusahaan menerapkan berbagai modelmanajemen. Model manajemen tersebut diantaranyaadalah model manajemen persediaan Just in Time(JIT) ( Ramarapu et al. 1994).

Filosofi JIT didasarkan pada konsep pengirimanbahan mentah (material) serta produksi barang jadidilakukan hanya pada saat dibutuhkan saja.Berdasarkan filosofi tersebut, fokus JIT diarahkan

Kajian Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Desember 2009: 104-113 ISSN 1907 - 1442

Page 13: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Hadioetomo: Pengaruh Penerapan JIT Terhadap Kinerja 105

pada upaya minimisasi persediaan bahan mentah,barang dalam proses, serta barang jadi dengan tujuanuntuk menghemat biaya inventory serta mengurangiberbagai pemborosan (inefisiensi) yang terjadi dalamperusahaan. Dengan demikian, penerapan JIT padasuatu perusahaan didasarkan pada dua prinsip,yaitu: pengurangan pemborosan serta pemanfaatansecara optimal sumberdaya manusia, perlengkapan,material, serta komponen-komponennya dalamsuatu perusahaan. (Vuppalapati et al. 1994).

Studi yang dilakukan oleh Flynn et al. (1995)menyatakan bahwa penerapan JIT akan mening-katkan kinerja kualitas melalui perbaikan prosesumpan balik serta pengungkapan permasalahandalam perusahaan. Sedangkan menurut Krajewskiet al. (1987); Lambrecht & Decaluwe (1988); Luss(1988), serta Lee (1989) dalam Golhar & Stamm(1991) dinyatakan bahwa dalam industri manufaktur,JIT berperan dalam mengurangi inventory sertamemperbaiki tingkat layanan konsumen melaluilevelled production, pengurangan set up time, sertalot sizes. Demikian pula Studi yang dilakukan olehCelley et al. (1986), Crawford et al. (1988), Im & Lee(1989), Golhar, et al. (1990) dalam Golhar & Stamm(1991), menyimpulkan bahwa penerapan JITmemberikan manfaat pengurangan inventory,meningkatnya produktifitas, serta kualitas produkyang lebih baik.

Namun demikian, terdapat berbagai keraguanterkait dengan berbagai manfaat yang diperoleh olehperusahaan yang menerapkan JIT. Studi yangdilakukan oleh Flynn et al. (1997) terhadap berbagaiperusahaan di Amerika dan Jepang, yang mencakupberbagai perusahaan komponen transportasi,elektronika, serta industri mesin-mesin, didapatkantemuan bahwa tidak terdapat hubungan yangsignifikan antara penerapan JIT dengan kinerjamanufaktur.

Penelitian ini mendasarkan pada penelitian yangdilakukan oleh Sakakibara et al. (1997) yangberjudul “The Impact of Just In Time Manufacturingand Its Infrastructure on Manufacturing Perfor-mance”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitianyang dilakukan oleh Sakakibara et al. (1997) adalahditambahkannya keunggulan kompetitif dalam modelpenelitian ini sehingga bisa dibuktikan secara empirisperan penerapan Just In Time (JIT) dalammempengaruhi kinerja perusahaan serta pengaruh

kinerja perusahaan terhadap keunggulan kompetitifperusahaan dikarenakan menurut Flynn et al. (1995)serta Vuppalapati (1995) dinyatakan bahwakeberhasilan suatu perusahaan menerapkan JITdiharapkan mampu mencapai kinerja kualitas optimalatau mampu meningkatkan kinerja operasionalnya,serta studi yang dilakukan oleh Sakakibara et al.(1997) menyatakan bahwa terdapat hubungan antarakinerja perusahaan dengan keunggulan kompetitifperusahaan. Penelitian ini dilaksanakan padaindustri manufaktur karena industri manufakturmerupakan industri yang terdepan dalam inisiatifkualitas (Dertouzos et al. 1989; Womack et al.1990).

Studi mengenai JIT dalam hubungannya dengankinerja perusahaan telah banyak dilakukan diberbagai negara. Misalnya : Amerika Serikat danJepang (Sakakibara et al. 1997). Hasil dari studi-studi tersebut beragam, mungkin dikarenakanadanya perbedaan sifat variabel independen dandependen yang diteliti dan/atau perbedaan dalammetodologi statistik yang digunakan (Wallace danNasser 1995).

Salahsatu karakteristik yang dibahas dalamstudi-studi tersebut adalah JIT yang berkaitandengan kinerja perusahaan. Studi ini akan mem-fokuskan pembahasan kearah pengaruh JIT terhadapkinerja manufaktur (manufacturing performance) dankeunggulan kompetitif perusahaan, khususnyaperusahaan – perusahaan yang telah mendapatkansertifikasi ISO ( International Standard Organization).

Pengaruh Penerapan JIT TerhadapKinerja Perusahaan

Penerapan JIT difokuskan pada usahapelaksanaan proses produksi tanpa ada pemborosan(Bicheno 1991; Brown & Mitchell 1991) melaluipenyederhanaan proses produksi. Penerapankonsep ini dapat kita lihat pada usaha peniadaanatau minimisasi jumlah persediaan sehingga biayapersediaan yang ditanggung perusahaan akanoptimal. Fokus pada minimasasi persediaan bahanbaku, dan barang dalam proses akan berakibat padapengurangan biaya persediaan dan masalah-masalah yang berkaitan dengan efisiensi.

Penerapan konsep manajemen yang difokuskanpada usaha pelaksanaan proses produksi tanpa adapemborosan atau dikenal dengan konsep JIT tersebut

Page 14: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

106 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 104-113

diterapkan melalui berbagai area atau praktik dalamorganisasi. Menurut Flynn, Sakakibara & Schroeder(1995), terdapat empat area atau praktik manajemenorganisasi dalam sistem JIT. Keempat area ataupraktik tersebut meliputi: kanban control system,lot size reduction, set up time reduction serta JITscheduling.

Berbagai literatur menyatakan bahwa JITmenghasilkan beberapa manfaat, seperti misalnya:memperbaiki fleksibilitas, produktivitas, kualitas, leadtime, set up time serta customer responsivenessdan tingkat persediaan (Cowton & Vail, 1994; Curie1992; 1993) dalam Mia (2000). Pendapat yang samadikemukakan pula oleh Johansson (1990) dalam Mia(2000) yang menyatakan bahwa organisasi akantetap menerapkan JIT dikarenakan memberikanmanfaat dalam memperbaiki posisi daya saingnya.Kaplan & Atkinson (1989) dalam Mia (2000),menyatakan bahwa organisasi yang berhasilmenerapkan JIT mendapatkan manfaat yang besarsebagai akibat penghematan finansial secaralangsung dan tidak langsung. Penghematan secaralangsung tersebut misalnya penurunan investasipersediaan. Ketika tingkat persediaan dapatditurunkan, misalnya semula empat bulan menjadisatu bulan penjualan, maka biaya persediaan dapatditurunkan sebesar 75 %. Selanjutnya Balakrishnanet al. (1996) dalam Mia (2000) menyatakan bahwapenerapan JIT berhubungan erat dengan penurunantingkat inventory serta meningkatkan perputaraninventory yang berakibat meningkatnya profitabilitas.Penerapan JIT juga menyebabkan meningkatnyakeuntungan finansial melalui penghematan biayayang disebabkan oleh meningkatnya kualitas produk,pengurangan pemborosan, koordinasi yang lebih baikserta hubungan yang lebih erat antara pelanggandengan pemasok (Cobb 1993) dalam Mia (2000).Studi yang dilakukan oleh Celley et al. (1986),Crawford et al. (1988), Im & Lee (1989), Golhar et al.(1990) dalam Golhar & Stamm (1991) dinyatakanbahwa penerapan JIT memberikan manfaat pengu-rangan inventory, meningkatnya produktivitas, sertakualitas produk yang lebih baik. Flynn et al. (1995)menyatakan bahwa penerapan JIT akan mening-katkan kinerja kualitas melalui perbaikan prosesumpan balik serta pengungkapan permasalahandalam perusahaan.

Menurut Germain, Droge & Spears (1996),dinyatakan bahwa JIT berhubungan erat dengan

kinerja pasar dan finansial. Struktur biaya yang lebihrendah yang dihasilkan oleh penerapan JIT akanberakibat terhadap kinerja keuangan relatip yanglebih baik dibandingkan pesaing, seperti halnyameningkatnya return on investment (ROI). JIT jugamemiliki korelasi positip dengan kinerja pasar yanglebih baik, dikarenakan ketika penerapan JITmeningkat, maka indikator pasar, misalnyapertumbuhan penjualan dan pangsa pasar jugamengalami peningkatan.

Studi yang dilakukan oleh Flynn, Sakakibara,serta Schroeder (1995) menyatakan bahwapenerapan JIT memiliki pengaruh terhadap kinerjakualitas. Pengaruh tersebut ditimbulkan melalui tigahal, yakni: pertama, penerapan JIT yang berpengaruhterhadap penurunan inventory mampu meningkatkankinerja kualitas melalui pengurangan potensikerusakan bahan. Kedua, fokus JIT terhadappengurangan lot sizes menyebabkan semakinbaiknya proses feedback serta mengurangi potensiproduk cacat yang dihasilkan yang diakibatkan olehpermasalahan-permasalahan yang mengakibatkanproses berada diluar kendali. Ketiga, beberapapraktik yang mendukung JIT’s pull system, misalnyapenggunaan tingkat utilisasi mesin yang lebih rendah,akan memberikan manfaat dalam peningkatan kinerjakualitas.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, makahipotesis yang dikemukakan adalah:

Hipotesis 1 : Kanban controll system memilikipengaruh terhadap kinerjaperusahaan

Hipotesis 2 : Lot size reduction memilikipengaruh terhadap kinerjaperusahaan

Hipotesis 3 : Set up time reduction memilikipengaruh terhadap kinerjaperusahaan

Hipotesis 4 : JIT scheduling memiliki pengaruhterhadap kinerja perusahaan.

Pengaruh Kinerja PerusahaanTerhadap Keunggulan Kompetitif

Kinerja organisasi adalah suatu ukuran yangdigunakan untuk mengetahui seberapa jauhorganisasi mengorganisasikan seluruh aspekperusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan

Page 15: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Hadioetomo: Pengaruh Penerapan JIT Terhadap Kinerja 107

(common goal). Porter (1985), mengemukakankeunggulan kompetitif pada dasarnya berkembangdari nilai yang mampu diciptakan oleh suatuperusahaan untuk pembelinya yang melebihi biayaperusahaan dalam menciptakan nilai tersebut.Perusahaan yang dapat mempertahankan kinerjadiatas rata-rata dalam industrinya atau perusahaanyang dapat menciptakan nilai (melalui produk ataujasa) bagi pelanggannya yang melebihi biayapenciptaan nilai tersebut, maka perusahaan tersebutakan mencapai keunggulan kompetitif.

Studi yang dilakukan oleh Sakakibara et al.(1997) menyatakan bahwa terdapat hubungan antarakinerja perusahaan dengan keunggulan kompetitif.Studi tersebut juga menyatakan bahwa perusahaanyang memiliki kinerja yang tinggi akan mampumencapai keunggulan kompetitif. Selanjutnya studiyang dilakukan oleh Flynn et al. (1995) dinyatakanpula bahwa kinerja perusahaan memiliki pengaruhpositip terhadap keunggulan kompetitif perusahaan.Kinerja perusahaan dalam penelitian tersebut diukurberdasarkan perceived quality market outcomesyang berfokus pada persepsi manajemen mengenaikualitas produk dan jasa perusahaan terhadappelanggan, secara relatif, dibandingkan denganpesaingnya.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, makahipotesis yang dikemukakan adalah:

Hipotesis 5 : Kinerja perusahaan memilikipengaruh terhadap keunggulankompetitif perusahaan

2. METODE PENELITIAN

a) Populasi dan SampelPopulasi adalah jumlah keseluruhan elemen

yang akan di teliti (Cooper dan Emory 1995). Dalampenelitian ini yang menjadi populasi adalahperusahaan-perusahaan yang tergabung dalambidang usaha industri manufaktur, meliputi industrikecil, menengah, dan besar. Teknik pengambilansampel dalam penelitian ini adalah purposivesampling. Purposive sampling merupakan teknikpemilihan sampel yang mendasarkan padapertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteriatertentu yang diambil berdasarkan tujuan penelitian

(Sekaran 1992). Adapun kriteria-kriteria yangdigunakan dalam penentuan sampel adalahkepemilikan sertifikasi ISO: 9001 ataupun 14000pada masing-masing perusahaan karena kepemilikanISO mensyaratkan adanya efisiensi perusahaandimana JIT merupakan salah satu metode yangumum digunakan dalam mencapai efisiensi melaluipengurangan pemborosan dalam perusahaan. Datatentang perusahaan-perusahaan yang tergolongdalam industri kecil, menengah, dan besar yangmemiliki sertifikasi ISO dicoba didapatkan dariDepartemen Perindustrian dan Perdagangan,Kementrian Lingkungan Hidup, Profile & Directoryof Indonesian Companies ISO Certificate. 6 th Editiontahun 2006 serta Sucofindo. Responden dalampenelitian ini adalah para manajer operasi yangbekerja pada berbagai perusahaan manufakturtersebut.

b) Definisi Operasional danPengukuran VariabelVariabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Penerapan JIT, Kinerja Perusahaan , sertaKeunggulan Kompetitif pada perusahaan manufakturyang didasarkan atas model penelitian yangdikembangkan oleh Sakakibara, Flynn, Schroeder,& Morris

c) Penerapan JIT ( JIT Practices)Penerapan JIT diukur dengan mendasarkan pada

12 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Flynnet al. (1995). Masing-masing pertanyaan diukurdengan menggunakan skala likert 5 poin. Skor 1mengindikasikan sangat tidak setuju atas penerapanJIT yang ada serta skor 5 mengindikasikan sangatsetuju atas penerapan JIT yang ada.

d) Kinerja Perusahaan (Plant Perfor-mance)Kinerja perusahaan diukur dengan

menggunakan 7 item pertanyaan yangdikembangkan oleh Choi & Eboch (1998). Masing-masing pertanyaan diukur dengan menggunakanskala likert 5 poin. Skor 1 mengindikasikan sangattidak setuju atas kinerja perusahaan yang ada sertaskor 5 mengindikasikan sangat setuju atas kinerjaperusahaan yang ada.

Page 16: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

108 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 104-113

e) Keunggulan Kompetitif (Competi-tive Advantag)Keunggulan kompetitif diukur dengan meng-

gunakan 5 item pertanyaan yang dikembangkan olehFlynn et al. (1995). Masing-masing pertanyaan diukurdengan menggunakan skala likert 5 poin. Skor 1mengindikasikan sangat tidak setuju atas keung-gulan kompetitif perusahaan serta skor 5 meng-indikasikan sangat setuju atas keunggulan kompetitifperusahaan.

3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengumpulan DataPenelitian ini dilakukan dengan cara mail survey,

melalui pengiriman kuesioner kepada para manajeroperasi pada berbagai perusahaan manufaktur diwilayah DKI, Jabar, Jateng, DIJ serta Jatim. Sampelyang dipilih merupakan perusahaan yang telahmendapatkan sertifikasi ISO, baik ISO 9001 maupunISO 14000. Total kuesioner yang dikirimkan keberbagai perusahaan manufaktur tersebut berjumlah100 kuesioner. Periode pengiriman dan pengem-balian kuesioner selama 3 bulan, awal Juli sampaiakhir September 2009. Selama periode tersebut,kuesioner yang kembali kepada peneliti sejumlah69 kuesioner, tetapi yang dapat diolah datanya hanyasejumlah 60 kuesioner, dikarenakan sejumlah 9kuesioner tidak diisi secara lengkap, dengan rincianpengembalian melalui pos sebanyak 44 kuesionerserta pengambilan sendiri jawaban respondensebanyak 16 kuesioner.

Model AnalisisModel analisis dalam penelitian ini menggunakan

model analisis regresi linier berganda dan sederhanadengan bantuan SPSS 11,5 for Windows. Modelregresi linier berganda digunakan untuk mengetahuipengaruh penerapan JIT terhadap kinerja perusahaanserta model regresi sederhana untuk mengetahuipengaruh kinerja perusahaan terhadap keunggulankompetitif perusahaan.

Model regresi linier berganda yang digunakandalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Gujarati2003):

Keterangan:

Y = Variabel dependen

= Konstanta ( nilai Y jikaseluruh koefisien variabelX bernilai 0).

= Slope regresi atau koe-fisien regresi setiap Xi.

= Variabel independen

= Disturbance error

Model regresi linier sederhana yang digunakandalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Gujarati2003):

Keterangan:

Y = Variabel dependen

= Konstanta ( nilai Y jika seluruh koefisienvariabel X bernilai 0).

= Slope regresi atau koefisien regresi X1.

X 1 = Variabel independen

PembahasanHasil analisis regresi terhadap model kinerja

perusahaan sebagai fungsi dari penerapan Just InTime (JIT) menunjukkan nilai F sebesar 4.417,signifikan pada taraf p = 0.004. Dengan mengguna-kan taraf signifikan a = 0.05, nilai tersebutmenunjukkan bahwa secara serempak dimensi -dimensi pada variabel JIT ( kanban controll system,lot size reduction, set up time reduction, serta JITscheduling ) memiliki pengaruh terhadap kinerjaperusahaan. Dengan demikian dapat dinyatakanbahwa secara statistik penerapan Just In Timeberpengaruh positip terhadap kinerja perusahaan.

Selanjutnya, pengujian hipotesis dengan caramenguji secara statistik masing-masing dimensipada variabel JIT dalam model regresi tersebutmenunjukkan bahwa dari keempat dimensi dalamvariabel JIT ternyata hanya tiga dimensi dalamvariabel JIT yang signifikan mempengaruhi kinerjaperusahaan. Dimensi-dimensi tersebut adalahkanban controll system, lot size reduction, serta JITscheduling. Dimensi kanban controll system dengan

Page 17: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Hadioetomo: Pengaruh Penerapan JIT Terhadap Kinerja 109

nilai koefisien regresi sebesar 0.168 pada tingkatsignifikansi p = 0.029, dimensi lot size reductiondengan nilai koefisien regresi sebesar 0.184 padatingkat signifikansi p = 0.048, dimensi set up timereduction dengan nilai koefisien regresi sebesar0.003 pada tingkat signifikansi p = 0.961, sertadimensi JIT scheduling dengan nilai koefisien regresisebesar 0.317 pada tingkat signifikansi p = 0.006.Dengan demikian berarti dimensi dalam variabelJIT yang signifikan mempengaruhi kinerja perusahaanmeliputi kanban controll system, lot size reduction,serta JIT scheduling atau hipotesis yang diterimaadalah hipotesis 1 (H1), hipotesis 2 (H2), danhipotesis 4 (H4), sedangkan hipotesis 3 (H3) ditolak.Hasil uji hipotesis tersebut dapat diartikan bahwakanban controll system, lot size reduction serta JITscheduling berpengaruh positip terhadap kemam-puan perusahaan dalam mencapai kinerjanya.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1 (H1)diketahui bahwa kanban controll system memilikipengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil ujihipotesis ini sejalan dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Flynnet al. (1995) yang menyatakan bahwa terdapatpengaruh positip antara kanban controll systemdengan kinerja kualitas. Hasil penelitian ini jugadidukung oleh hasil penelitian yang dilakukan olehWhite et al. (1999) yang menyatakan bahwa kanbancontroll system memiliki pengaruh positip terhadapkinerja perusahaan yang ditunjukkan oleh mening-katnya kualitas internal, kualitas eksternal sertasemakin baiknya throughput time. Menurut Flynnet al. (1995) kanban control system akan membantuperusahaan dalam mengendalikan inventory dalamperusahaan melalui pengendalian inventory ke pusatkegiatan (shop floor) melalui mekanisme kartukanban (kanban card) dimana setiap kartu kanbanharus selalu dicantelkan pada setiap kontainerinventory, sehingga jumlah inventory pada setiap shopfloor dikendalikan melalui jumlah kartu yang harustersedia pada setiap shop floor. Kartu ini akanberfungsi dalam menyediakan informasi yangdigunakan oleh setiap pusat kegiatan untuk memberitanda kepada pemasok agar segera melakukanpengiriman inventory yang dibutuhkan untuk suatukegiatan proses produksi. Dengan demikian dapatdihindarkan penumpukan inventory yang berlebihanatau perusahaan mampu mengurangi jumlahinventory yang dimilikinya sehingga perusahaan

mampu meningkatkan kinerjanya, misalnya kinerjakualitas melalui pengurangan potensi kerusakanbahan yang berdampak pada potensi menurunnyakinerja kualitas perusahaan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2 (H2)diketahui bahwa lot size reduction memiliki pengaruhterhadap kinerja perusahaan. Hasil uji hipotesis inisejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan olehFlynn et al. (1995) yang menyatakan bahwa terdapatpengaruh positip antara lot size reduction dengankinerja kualitas perusahaan. Flynn et al. (1995)mengemukakan bahwa kemampuan perusahaandalam mengurangi lot size (lot size reduction)berdampak pada meningkatnya kualitas sertakecepatan feed back yang dihasilkan oleh proses-proses yang berlangsung dalam perusahaan. Salahsatu manfaat pokok yang didapatkan oleh peru-sahaan yang menerapkan small lot adalahkemampuannya dalam mencegah timbulnyaberbagai masalah kualitas yang tidak terdeteksi.Sekali proses dalam perusahaan mengalamipermasalahan out of controll akan sulit bagiperusahaan untuk kembali kepada proses state ofcontroll sebelum feed back didapatkan daripemrosesan keseluruhan lot dalam perusahaan.Oleh karenanya, upaya menjaga jumlah lot kecil(small lots) dalam proses-proses yang berlangsungdalam perusahaan akan mengurangi jumlahkecacatan produk yang dihasilkan oleh out of controllprocess yang terjadi dalam perusahaan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 4 (H4)diketahui bahwa JIT scheduling memiliki pengaruhterhadap kinerja perusahaan. Hasil uji hipotesis inisejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan olehFlynn et al. (1995) yang menyatakan bahwa terdapatpengaruh positip antara JIT scheduling dengan kinerjakualitas. Haizer & Render (2004) menyatakan bahwakemampuan perusahaan dalam menyusun jadwalyang efektip (scheduling), serta kemampuannyadalam mengkomunikasikannya di dalam organisasidan pemasok, akan sangat mendukung keberhasilanpenerapan JIT. Kemampuan scheduling yang lebihbaik ini akan meningkatkan kemampuan perusahaandalam memenuhi pesanan konsumen, menurunkaninventory, memproduksi dalam ukuran lot yang lebihkecil serta mengurangi barang dalam proses sehinggameningkatkan kinerja perusahaan.

Hasil analisis regresi terhadap model keunggulankompetitif sebagai fungsi dari penerapan kinerja

Page 18: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

110 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 104-113

perusahaan menunjukkan nilai koefisien regresisebesar 0.367, signifikan pada taraf p = 0.042.Dengan menggunakan taraf signifikan a = 0.05, nilaitersebut menunjukkan bahwa kinerja perusahaanmemiliki pengaruh positip terhadap keunggulankompetitif perusahaan. Selanjutnya, pengujianhipotesis dengan cara menguji secara statistikvariabel kinerja perusahaan dalam model regresitersebut menunjukkan bahwa variabel kinerjaperusahaan dengan nilai koefisien regresi sebesar0.367 pada tingkat signifikansi p = 0.042 signifikanmempengaruhi keunggulan kompetitif perusahaan.Dengan demikian hasil uji hipotesis tersebut dapatdiartikan bahwa kinerja perusahaan berpengaruhpositip terhadap keunggulan kompetitif perusahaan.

Hasil uji hipotesa tersebut sejalan dengan hasilpenelitian yang dilakukan oleh Flynn et al. (1995)yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positipantara kinerja perusahaan dengan keunggulankompetitif perusahaan. Hasil penelitian tersebut jugamenyatakan bahwa perusahaan yang memilikikinerja yang tinggi akan mampu mencapaikeunggulan kompetitif. Porter (1985), mengemu-kakan bahwa keunggulan kompetitif pada dasarnyaberkembang dari nilai yang mampu diciptakan olehsuatu perusahaan untuk pembelinya yang melebihibiaya perusahaan dalam menciptakan nilai tersebut.Perusahaan yang dapat mempertahankan kinerjadiatas rata-rata dalam industrinya atau perusahaanyang dapat menciptakan nilai (melalui produk ataujasa) bagi pelanggannya yang melebihi biayapenciptaan nilai tersebut, maka perusahaan tersebutakan mencapai keunggulan kompetitif.

Secara ringkas, hasil pengujian semua hipotesisdapat dilihat pada Tabel 1.

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa terdapatsatu hipotesa yang tidak didukung dalam penelitianini. Hipotesa tersebut adalah hipotesa 3 (H3)Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3 (H3)diketahui bahwa set up time reduction tidak memilikipengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil ujihipotesis ini tidak sejalan dengan penelitian yangdilakukan oleh Flynn et al. (1995) yang menyatakanbahwa terdapat pengaruh positip antara set up timereduction dengan kinerja kualitas. Hasil uji hipotesisini juga tidak sejalan dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh White et. al. (1999) yang menyatakanbahwa set up time reduction memiliki pengaruhpositip terhadap kinerja perusahaan yang ditunjuk-kan semakin cepatnya throughput time.

Menurut Golhar & Stamm (1991), dinyatakanbahwa kemampuan perusahaan dalam mengurangiset up time menyebabkan perusahaan mampumeningkatkan produktifitasnya, mengurangi waktutunggu, perbaikan kualitas produk, serta perbaikanlayanan terhadap customer. Pada perusahaanmanufaktur, pekerjaan set up selalu memerlukansejumlah pekerjaan substansial serta sejumlah waktuyang mendahului pekerjaan-pekerjaan sesung-guhnya pada pusat-pusat kerja. Berbagai persiapanyang dibutuhkan dalam pekerjaan set up tersebutbiasanya mensyaratkan penghentian mesinsementara waktu. Dengan demikian kemampuanperusahaan dalam menurunkan set up time tentunyasecara signifikan berpengaruh terhadap kinerjaperusahaan yang bersangkutan. Hasil penelitian inimenyatakan bahwa set up time tidak berpengaruhterhadap kinerja perusahaan karena sangatdimungkinkan sebagian besar objek penelitian(perusahaan) dalam penelitian ini adalah perusahaan

Tabel 1Hasil Pengujian Semua Hipotesis

Page 19: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Hadioetomo: Pengaruh Penerapan JIT Terhadap Kinerja 111

yang memiliki tipe proses produksi continousprocess, yang memiliki tipe fixed layout processsehingga sebagian besar perusahaan tersebut jarangmelakukan set up machine yang diperlukan dalamperubahan proses produksi.

4. SIMPULAN DAN SARAN

SimpulanPenerapan Just In Time (JIT) memiliki pengaruh

positip terhadap kinerja perusahaan pada peru-sahaan manufaktur. Selanjutnya, dimensi - dimensidalam variabel JIT yang signifikan mempengaruhikinerja perusahaan meliputi kanban control system,lot size reduction, , serta JIT scheduling atauhipotesis yang diterima adalah hipotesis 1 (H1),hipotesis 2 (H2), dan hipotesis 4 (H4), sedangkanhipotesis 3 (H3) ditolak. Hasil uji hipotesis tersebutdapat diartikan bahwa kanban controll system, lotsize reduction serta JIT scheduling berpengaruhpositip terhadap kemampuan perusahaan dalammencapai kinerjanya serta set up time reduction tidakmemiliki pengaruh positip terhadap kemampuanperusahaan dalam mencapai kinerja perusahaanpada perusahaan manufaktur.

Kinerja perusahaan memiliki pengaruh positipterhadap keunggulan kompetitif perusahaan padaperusahaan manufaktur. Selanjutnya, hasil ujihipotesis dapat diartikan bahwa kinerja perusahaanberpengaruh positip terhadap kemampuan peru-sahaan dalam mencapai keunggulan kompetitifperusahaan pada perusahaan manufaktur.

ImplikasiBagi manajemen perusahaan manufaktur,

khususnya manajemen operasi/ produksi, gunamendukung keberhasilan penerapan JIT perlumemperhatikan dimensi-dimensi dalam variabel JIT(kanban controll system, lot size reduction, , danJIT scheduling) yang signifikan berpengaruh terhadapkinerja perusahaan. Oleh karenanya, diperlukankemampuan perusahaan dalam mengelola kanbancontrol system sehingga membantu perusahaandalam menghindari penumpukan inventory yangberlebihan sehingga perusahaan mampu mening-katkan kinerjanya. Manajemen perusahaan

diharapkan pula memiliki kemampuan dalammengurangi lot size (lot size reduction) yangberdampak pada meningkatnya kualitas sertakecepatan feed back yang dihasilkan oleh proses-proses yang berlangsung dalam perusahaan. sertamencegah timbulnya berbagai masalah kualitas yangtidak terdeteksi. Kemampuan perusahaan dalanmenyusun jadwal yang efektip (scheduling), sertamengkomunikasikannya di dalam organisasi dankepada pemasok merupakan hal penting yang harusdiperhatikan oleh manajemen operasi/ produksidalam mendukung keberhasilan penerapan JIT.Kemampuan scheduling yang lebih baik ini akanmeningkatakan kemampuan perusahaan dalammemenuhi pesanan konsumen, menurunkaninventory, memproduksi dalam ukuran lot yang lebihkecil serta mengurangi barang dalam prosessehingga meningkatkan kinerja perusahaan.

SaranPenelitian ini memiliki berbagai keterbatasan,

oleh karenanya pada kesempatan ini disarankankepada peneliti lain yang tertarik pada topikpenerapan JIT dapat menggunakan keterbatasanyang ada sebagai pengembangan penelitian lebihlanjut.

Bagi penelitian yang akan datang, hendaknyadigunakan sampel dan populasi dalam jumlah dancakupan yang lebih luas, metode survei yangmenggunakan random sampling serta tidak hanyadibatasi pada perusahaan dalam lingkup industrimanufaktur, tetapi juga perusahaan dalam lingkupindustri lainnya sehingga hasil penelitian bisadigeneralisasi pada perusahaan dalam lingkupindustri yang lebih luas serta beragam.

Penelitian ini tidak menguji pengaruh kinerjaperusahaan dalam memediasi pengaruh JIT terhadapkeunggulan kompetitif perusahaan pada perusahaanmanufaktur sehingga dalam penelitian selanjutnyadirekomendasikan untuk melakukan penelitiantentang pengaruh kinerja perusahaan dalammemediasi JIT terhadap kinerja perusahaan.

Terima kasih kepada DP2M Dikti, karenapenelitian ini telah didanai untuk Tahun Anggaran2009.

Page 20: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

112 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 104-113

REFERENSIAdam,E.E. 1994. Alternative Quality Improvement

Practices and OrganizationPerformance. J. Operations Manage12: 27-44.

Bicheno,J. 1991. Implementing JIT : How to CutWaste and Delay in Any ManufacturingOperation, Kempston, Bedford,England: IFS Publications.

Brown, K.A. and Mitchell, T.R. 1991. A Comparisonof Just In Time and BatchManufacturing : The Role ofPerformance Obstacles. Academy ofManagement Journal. 34, 906-917.

Cooper, D.R., Emory, C.W. 1995. BusinessResearch Methods, 5Th ed. RichardDarwin, Chicago

Cooper, D.R., and Schindler, P.S. 2003. BusinessResearch Methods. Mc Graw. Hill,International Edition, New York.

Dertouzos, M.L., Lester, R.K., Solow, RM. 1989.Made in America: Regaining theProductive Edge. MIT Press,Cambridgem, M.A

Filippini, R. 1997. Operations ManagementResearch: Some Reflections onEvolution , Models and EmpiricalStudies in OM. International Journal OfOperations and ProductionsManagement.17, 655-670

Flynn,B.B., Sakakibara,S., Schroeder, R.G. 1995.Relationship between JIT and TQM:Practices and Performance. AcademyManagement Journal. 38, 1325-3160.

Flynn, B.B., Schroeder, R.G. and Sakakibara, S.1994. A Framework For QualityManagement Research and AnAssociated Measurement Instrument.Journal of Operation Management. 9,168-183.

Germain, R., Droge, C., Spears, N. 1996. TheImplications of Just In Time ForLogistics Organization Management

and Performance. Journal of BusinessLogistics. 17, 19-34.

Golhar,D.Y. and C.L. Stamm. 1991. The Just In TimePhilosophy: A Literature Review.International Journal of ProductionResearch. 29 (4), 657-676.

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate DenganProgram SPSS. Penerbit UniversitasDiponegoro, Semarang.

Goetsch, D.L., Davis, S. 1994. Introduction to TotalQuality Productivity andCompetitiveness. Merill, New York.

Gujarati, F. D. 2003. Basic Econometrics.International Edition. McGraw-Hill,Singapore.

Hartono, J.M. 2005. Sistem Teknologi informasi.Pendekatan terintegrasi: KonsepDasar, Teknologi informasi, Aplikasi,Pengembangan dan Pengelolaan.Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Hair, J.R. , Anderson, R.E., Tatahm, RL., and Black,W.C. 2006, Multivariate Data Analysis,5th ed. Upper Saddle River, NJ: PrenticeHall.

Kaplan, R.S., Norton, D.S.P. 1992. The BalancedScorecard Measures That DrivePerformance. Harvard BusinessReview. January/February, 71-79.

Krajewski, L.J., Ritzman, L.P. 1996. OperationsManagement: Strategy and Analysis.Addison Wesley, New York.

Leong, G.K., Synder, D.L., and Ward, P.T. 1990.Research in The Process and Contentof Manufacturing Strategy. OMEGA. 18(2), 109-122.

Maskell Brian, H. 1991. Performance MeasurementFor World Class Manufacturing. OR:Productivity Press, Portland.

Mia, L. 2000. Just In Time Manufacturing,Management Accounting System, andProfitability. Accounting and BusinessResearch. 30 (2), 137-151.

Page 21: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Hadioetomo: Pengaruh Penerapan JIT Terhadap Kinerja 113

Porteus, E.L. 1986. Optimal Lot Sizing, ProcessQuality Improvement and Set up CostReduction. Operation ResearchJournal. 34 (1), 137-144.

Ramarapu, Narender K., Satish Mehra and Mark N.Frolick. 1994. A Comparative Analysisand Review of JIT ImplementationResearch. Journal of Operation andManagement. 15 (1), 39-49.

Render, B., and Heizer, J. 2004. OperationsManagement. Seventh Edition,Pearson Education, Inc., Upper SaddleRiver, New Jersey.

Sakakibara, S., Flynn, B.B, Schroeder, R.G., andMorris, W.T. 1997. The Impact of JustIn Time Manufacturing and ItsInfrastructure on ManufacturingPerformance. Management Science.43 (9), 1246-1257.

Sekaran, U. 2000. Research Methods for Business.Second Edition : John. Willey & Sons,New York.

Sucofindo. 2005. Sertifikasi ISO: 9001. http://www.sucofindo.co.id

Thomas Y. Choi., Karen Eboch. 1998. The TQMParadox: Relations Among TQMPractises, Plant Performance, andCustomer Satisfaction. Journal ofOperations Management, 59-75.

Vuppalapati, Kiran. 1995. JIT and TQM : A Case forJoint Implementation. InternationalJournal of Operation and Management.15, 553-564.

White, R.E., Pearson, J.N., and Wilson, J.R. 1999.JIT Manufacturing: A Survey ofImplementations in Small and LargeU.S. Manufacturers. ManagementScience. 45 (1), 1-15.

Womack, J.P., Jones, D.T., Roos,D. 1990. TheMachine That Change The World.Rawson associates, New York.

Page 22: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

114

PENGARUH RISIKO TERHADAPTINGKAT KEUNTUNGAN PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKJAKARTA

Eko MarwantoAlumni Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Yogyakarta

Abstract

The target of this Research is to know the influence of business risk and finance risk to returnon in Jakarta Stok Exchange. This research took period of 2003-2005.The data was tokenfrom 66 company as sample. The analysis was done by using linear multiple regressionmethod. The result shows that business risk and are simultaneously significant to Return OnInvestment (ROI) . And in partial, business risk and finance risk significantly on the ReturnOn Invesment (ROI).

Keyword : Business & Finance Risk dan ROI

1. PENDAHULUANPerusahaan setiap akhir tahun menyusun atau

membuat laporan keuangan yang mencerminkankinerja perusahaan selama satu tahun, kemudianakan dipublikasikan pada awal tahun berikutnyasekitar bulan maret setelah dilakukan audit olehauditor independen. Laporan keuangan ini terdiri darineraca, laporan laba-rugi, laporan ekuitas pemilik(laporan perubahan modal), laporan arus kas, dancatatan laporan keuangan. Neraca mencerminkannilai aktiva, utang dan modal. Laporan laba rugimerupakan suatu ikhtisar pendapatan dan penge-luaran atau beban, laporan laba rugi mengandunginformasi mengenai hasil usaha perusahaan yaitulaba bersih. Laporan ekuitas pemilik (laporanperubahan modal) menyajikan ikhtisar perubahanyang terjadi dalam ekuitas pemilik. Laporan arus kasmenggambarkan jumlah kas masuk (penerimaan)

dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dan catatanlaporan keuangan. Laporan keuangan tahunantersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak yangberkepentingan antara lain: komisaris, manajer,pemilik (shareholder), karyawan, masyarakat,investor, dan pemerintah.

Laporan keuangan merupakan salah satusumber informasi penting untuk menilai prospekinvestasi di masa yang akan datang. Informasiakuntansi mengenai solvabilitas, likuiditas danprofitabilitas yang terdapat dalam laporan keuanganperusahaan dapat dipakai sebagai dasar pengam-bilan keputusan ekonomi karena informasi tersebutmenunjukkan kinerja perusahaan dari segi ke-uangannya.

Solvabilitas, menunjukkan kemampuan per-usahaan untuk memenuhi segala kewajibankeuangan bila perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio

Kajian Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Desember 2009: 114-127 ISSN 1907 - 1442

Page 23: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Marwanto: Pengaruh Risiko Terhadap Tingkat Keuntungan 115

solvabilitas juga mengukur seberapa besarperusahaan dibiayai dengan utang atau seberapabesar dana dari pemilik atau modal sendiri dibandingkreditor. Likuiditas menunjukkan kemampuanperusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibanjangka pendek terhadap kreditor maupun investor.Profitabilitas, dapat digunakan mengukur efisiensiperusahaan dalam memberikan keuntunganterhadap investor dengan cara membandingkan labadengan kekayaan atau modal yang digunakan untukmeghasilkan laba, rasio-rasio profitabilitas menun-jukkan tingkat keuntungan yang diperoleh per-usahaan (Husnan,1997).

Kinerja perusahaan dapat dinilai dari rasio-rasiokeuangannya, dengan melihat rasio-rasio keuanganyang menggambarkan tentang baik atau buruknyasuatu keadaan atau posisi keuangan suatuperusahaan terutama apabila angka rasio tersebutdibandingkan dengan angka rasio pembanding yangdigunakan sebagai standar. Ternyata apabila rasiotersebut lebih rendah daripada rasio pembandingmaka hal tersebut dapat memberikan gambarankeadaan atau posisi keuangan perusahaan tersebutdalam keadaan tidak baik.

Selain rasio-rasio dari laporan keuangan jugadapat pula diukur tingkat risiko perusahaan yangdihadapi manajemen dalam menjalankan operasionalperusahaan dan risiko tersebut dapat dibandingkandengan tingkat keuntungan yang diperoleh per-usahaan. Risiko Bisnis yang kemungkinan di manaperusahaan tidak dapat menutup biaya operasional-nya. Risiko keuangan yaitu kemungkinan bahwaperusahaan tidak mampu memenuhi kewajibankeuangan sesuai waktu yang ditentukan (jatuhtempo) yang pada ahkirnya akan mengakibatkankebangkrutan pada perusahaan. (Sudjaja, Barlian,2002)

Tingkat keuntungan yang dipoleh perusahaanyang tercermin dari ROI (Return On Investment) yangmenunjukkan seberapa banyak laba yang bisadiperoleh seluruh kekayaan yang dimiliki per-usahaan, dan ROI (Return On Equity) yang mengukurseberapa banyak keuntungan yang menjadi hakpemilik modal sendiri (Husnan,1997).

Hubungan antara risiko dan return yangdiharapkan merupakan hubungan yang bersifatsearah, artinya semakin besar risiko, maka semakinbesar pula tingkat keuntungan yang diharapkan,

demikian seterusnya. Setiap keputusan keuanganharus memperhatikan tingkat risiko yang dapatditerima serta harapan atas berbagai tingkatpengembalian dari tingkat risiko tersebut.

Pasar ModalPasar modal secara umum adalah suatu sistem

keuangan yang terorganisir, termasuk di dalamnyaadalah bank-bank komersial dan semua lembagaperantara di bidang keuangan, serta keseluruhansurat-surat berharga yang beredar (Surnaryah,2000).

Berdasarkan ketentuan undang-Undang PasarModal No.8 Tahun 1995 memberikan pengertianPasar Modal dengan spesifik yaitu kegiatan yangbersangkutan dengan penawaran umum danperdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitandengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga danprofesi yang berkaitan dengan efek (Basir, Saleh,2005).

Jenis Pasar ModalPenjualan saham kepada masyarakat dapat

dilakukan dengan beberapa cara. Umumnyapenjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupunbentuk pasar modal dimana sekuritas tersebutdiperjualbelikan. Jenis-jenis pasar modal tersebutada beberapa macam, yaitu pasar perdana, pasarsekunder, dan bursa paralel.

Pasar Perdana (Primary Market). Pasar perdanaadalah penawaran saham dari perusahaan yangmenerbitkan saham (emiten) kepada pemodalselama waktu yang ditetapkan oleh pihak sebelumsaham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder.Pengertian tersebut menunjukkan bahwa pasarperdana merupakan pasar modal yang memper-dagangkan saham-saham atau sekuritas lainnyayang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum)sebelum saham tersebut dicatatkan dibursa.

Pasar Sekunder (Secondary Market). Pasarsekunder didifinisikan sebagai perdagangan sahamsetelah melewati masa penawaran pada pasarperdana. Jadi pasar sekunder dimana saham dansekuritas lain diperjualbelikan secara luas, melaluimasa penjualan di pasar perdana.

Bursa Paralel. Bursa paralel merupakan suatusistem perdagangan efek yang terorganisasi diluarbursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang

Page 24: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

116 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 114-127

diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Per-dagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibinaoleh Badan Pengawas Pasar Modal.

Manfaat Pasar Modal. Manfaat pasar modaldapat dilihat dari dua sisi makro dan mikro. Dilihatdari sisi makro, peran pasar modal adalah sebagaisarana mobilisasi dan untuk membiayai kegiatanpembangunan dan sarana alokasi masyarakat kesektor produktif. Dari sisi mikro, peran pasar modalmelalui bersa efek adalah menyediakan fasilitaskepada anggotanya agar dapat melaksanakantransaksi efek atau surat berharga dengan cepat danefisien. Pasar modal yang telah berkembang baikmerupakan sarana investasi lain dapat memberikanmanfaat bagi emiten, investor maupun pemerintah.Adapun manfaat pasar modal tersebut adalahsebagai berikut:

a. Bagi Emiten

1). Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlahbesar dan dapat sekaligus diterima olehemiten pada pasar perdana.

2). Manajemen dapat lebih bebas (mempunyaikeleluasaan) dalam mengelola dana yangdiperoleh perusahaan.

3). Solvabilitas perusahaan tinggi sehinggamemperbaiki citra perusahaan dan keter-gantungan terhadap bank-bank kecil. Jangkawaktu dana tidak terbatas.

4). Tidak ada beban finansial yang tetap,profesinalisme manajemen meningkat.

b. Bagi pemerintah

1). Sebagai sumber pembiayaan badan usahamilik Negara sehingga tidak lagi tergantungpada pemerintah.

2). Manjemen badan usaha menjadi lebih baik,manajemen dituntut lebih professional.

3). Meningkatkan pendapatan disektor pajak,penghematan devisa bagi pembiayaanpembangunan serta memperluas lapangankerja.

c. Bagi Lembaga Penunjang

Pasar modal akan mendorong perkembanganlembaga penunjang menjadi lebih profesional danmemberikan pelayanan sesuai dengan bidangmasing-masing.

Insrtumen Pasar Modal. Jenis efek yangumumnya diperdagangkan diklasifikasikan ke dalamtiga bentuk yaitu surat berharga yang bersifatpendanaan tetap (obligasi) dan surat pernyataanutang (option, warrant, bukti right). Semua efek yangdiperdagangkan berjangka panjang. Jika emitenmengeluarkan efek berupa sertifikat, maka biasanyadiperdagangkan di luar bursa, seperti melalui bankpemerintah (Algifari, 2002).

Informasi Akuntansi. Informasi akuntansiberhubungan dengan data keuangan perusahaan,data keuangan keuangan dapat dimanfaatkan olehmanajemen atau pihak yang berkepentingan lainnyaoleh kanena itu informasi akuntansi di golongkanmenjadi 3 yaitu : informasi operasional, informasiakuntansi manajemen, informasi akuntansikeuangan. Informasi akuntansi keuangan atau yangsering disebut informasi keuangan disajikan dalamlaporan keuangan.

Pada Statement of the Accounting PrinciplesBoard No.4 menyatakan bahwa : “ Akuntansi adalahsuatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakandata kuantitatif , terutama yang mempunyai sifatkeuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapatdigunakan dalam pengambilan keputusan-keputusanekonomi dalam memilih alternatif-aternatif dari suatukeadaan “.

Laporan Keuangan. Menutut Standar Akun-tansi No.7: “Laporan keuangan meliputi bagian dariproses pelaporan keuangan, laporan keuangan yanglengkap biasanya meliputi : Neraca, laporan labarugi, laporan perubahan posisi keuangan (yangdisajikan dalam berbagai cara misalnya sebagailaporan arus kas atau laporan arus dana), catatandan laporan lain serta materi penjelas yangmerupakan bagian dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasitambahan yang berkaitan dengan informasi tersebut,informasi keuangan segmen industri dan geografisserta pengungkapan pengaruh perubahan harga “.

Menurut Soegijono & Pasaribu (1995) pengertianlaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansiselama jangka waktu tertentu yang disusun padaakhir periode akuntansi”.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan penyu-sunan dan penyajian laporan keuangan didasarkanpada dua asumsi yaitu : dasar akrual dan

Page 25: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Marwanto: Pengaruh Risiko Terhadap Tingkat Keuntungan 117

kelangsungan usaha. Dasar akrual memberikanpedoman bahwa transaksi diakui pada saat kejadiandan kemudian dicatat dalam catatan akuntansi sertadilaporkan dalam laporan keuangan pada periodeyang bersangkutan. Sedangkan kelangsungan usahamenjelaskan bahwa laporan keuangan biasanyadisusun atas dasar asumsi kelangsungan usahaperusahaan yang berarti bahwa perusahaan akantetap melanjutkan usahanya dimasa depan.

Tujuan Laporan Keuangan. Laporan keu-angan ditujukan untuk menyediakan informasi yangmenyangkut tentang posisi keuangan, kinerja, sertaperubahan posisi keuangan suatu perusahaan yangbermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingandalam mengambil keputusan ekonomi. Meskipundemikian laporan keuangan tidak menyediakansemua informasi yang dibutuhkan pemakai dalamproses pengambilan keputusan ekonomi mereka.Selain untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomipara pemakai, laporan keuangan juga menunjukkanapa yang telah dilakukan manajemen ataumenggambarkan pertanggungjawaban manajemenatas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Menurut Accounting Principal Board (APB) padastatement No 4 AICPA dinyatakan bahwa laporankeuangan mempunyai tiga tujuan yaitu sebagaiberikut:

a. Tujuan Umum

Menyajikan posisi laporan keuangan, hasilusaha dan perubahan posisi keuangan secarawajar sesuai akuntansi berlaku umum.

b. Tujuan Khusus

Memberi informasi tentang kekayaan, kewa-jiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahankekayaan serta informasi lain yang relevan.

c. Tujuan Kualitatif

Merupakan ciri khas yang membuat informasidalam laporan keuangan berguna bagi pemakai,dimana laporan keuangan tersebut memilkiempat karakteristik pokok yaitu : dapat dipahami,relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan.

Menurut SAK pada kerangka dasar penyusunandan penyajian laporan keuangan paragraph 12menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalahmenyediakan informasi yang menyangkut posisikeuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlahbesar pemakai dalam pengambilan keputusanekonomi.

Pemakai Laporan Keuangan. PemakaiLaporan Keuangan secara umum dapat dikelom-pokkan ke dalam dua kelompok (Hanafi dan Halim,2003), yaitu: Pemakai internal dan eksternal.Pemakai internal adalah pihak manajemen yangbertanggungjawab terhadap pengelolaan per-usahaan. Manajemen menbutuhkan laporankeuangan untuk membatu dalam merencanakan danmengontrol operasi perusahaan serta mengelolasumber daya perusahaan. Pemakai eksternal adalahinvestor, kreditor, dan pemakai lain seperti analiskeuangan, pialang saham, pemerintah (berkaitandengan pajak), dan BAPEPAM. Pemakai eksternallebih fokus pada pengembangan dan komunikasidalam pengambilan keputusan.

Standar Akuntansi Keuangan. Laporankeuangan disusun berdasarkan seperangkat standarakuntansi sebagai pedoman dalam menyajikanlaporan keuangan. Pedoman tersebut bergunadalam menyusun laporan keuangan untuk tujuanpelaporan kepada para pemakai di luar manajemenperusahaan, agar laporan keuangan tidak menyesat-kan dan menghindari kesalah pahaman atas konsepdasar, asumsi penalaran dan keterlibatan standarakuntansi keuangan yang berlaku.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, laporankeuangan harus memahami kerangka dasarpenyusunan dan penyajian laporan keuangan yangantara lain tujuan umum, karakteristik kuantitatif,informasi keuangan, dan definisi unsur-unsur laporankeuangan, termasuk pengakuan dan pengukurannya.Standar akuntansi keuangan digunakan sebagaidasar dalam penyusunan laporan keuangan yangmemberikan toleransi fleksibilitas aplikasi denganmengutamakan pendekatan kemajuan penyajian.Standar akuntansi keuangan yang disusun ber-dasarkan prinsip akuntansi telah lazim digunakanuntuk menghindari perbedaan penyusunan laporankeuangan, dikarenakan tujuan masing-masing pihakyang berkepentingan didalamnya. Dengan adanyastandar akuntansi keuangan yang dijadikanpedoman dan diterima serta diakui oleh semua pihakmaka diharapkan pertentangan kepentingan antarapihak eksternal dengan manajemen dalam penyajianlaporan keuangan dapat dihindari.

Page 26: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

118 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 114-127

Analisis Laporan Keuangan. Analisis laporankeuangan mempunyai artian sebagai berikut : analisislaporan keuangan adalah suatu proses yang penuhpertimbangan (judgement process) dalam rangkamembantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasiloperasi perusahaan pada masa sekarang dan masalalu dengan tujuan utama untuk menentukan estimasidan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisidan kinerja perusahaan pada masa mendatang(Prastowo, 2002),

Analisis laporan keuangan merupakan instrumenanalisis prestasi perusahaan yang menjelaskanberbagai hubungan dan indikator keuangan yangditujukan untuk menunjukkan perubahan dalamkondisi keuangan atau prestasi operasi dimasa laludan menggambarkan tren pola perubahan tersebutuntuk kemudian menunjukkan risiko dan peluangyang melekat pada perusahaan yang bersangkutan(Helfert,1999).

Analisis laporan keuangan merupakan carapenting untuk menyatakan hubungan yang bermaknadiantara pos-pos laporan keuangan. Analisis laporankeuangan dihitung dengan membagi rupiah pos yangdilaporkan dengan nilai rupiah pos lainnya yangdilaporkan.

Tujuan Analisis Keuangan. Tujuan utamaanalisis laporan keuangan adalah untuk meng-konversi data menjadi informasi, untuk kemudianmengurangi ketergantungan para pengambilkeputusan pada dugaan murni, tekanan, dan intuisi;mengurangi dan mempersempit lingkup ketidak-pastian tidak bisa dielakkan pada setiap pengambilankeputusan (Prastowo, 2002).

Menurut Simamora (2002), tujuan analisislaporan keuangan adalah memakai informasiakuntansi historis untuk membantu memprediksibagaimana kesejahteraan perusahaan di masadatang. Hasil dari analisis laporan keuangandapat digunakan untuk membatu menginter-pelasikan berbagai hubungan kunci dan kecen-derungan yang dapat memberikan dasar pertim-bangan mengenai potensi keberhasilan di masayang akan datang.

Prosedur Analisis Laporan Keuangan. Dalammenganalisis laporan keuangan ada beberapalangkah yang harus ditempuh oleh analis laporankeuangan, langkah-langkah tersebut adalah sebagaiberikut :

a. Memahami latar belakang data perusahaan

Pemahaman latar belakang data keuangan suatuperusahaan yang akan dianalisis mencakuppemahaman tentang bidang usaha yangdilakukan oleh perusahaan dan kebijakanakuntansi yang dianut dan diterapkan olehperusahaan tersebut.

b. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruhpada perusahaan

Kondisi-kondisi yang perlu dipahami mencakupinformasi mengenai tren (kecenderungan) industridimana perusahaan beroperasi.

c. Mempelajari dan mereview laporan keuangan

Sebelum berbagai teknik analisis laporankeuangan diaplikasikan, perlu dilakukan reviewlaporan keuangan secara menyeluruh. Apabiladipandang perlu, dapat disusun kembali laporankeuangan yang dianalisis.

d. Menganalisis laporan keuangan

Setelah melakukan berbagai langkah yangdikemukakan diatas, maka dengan mengguna-kan metode dan teknik analisis yang ada dapatmenganalisis laporan keuangan dan meng-interpelasikan hasil analisis tersebut (Prastowo,2002).

Risiko. Kenyataan yang dihadapi oleh setiappemodal adalah bahwa di dalam menginvestasikanadanya pemodal selalu dihadapkan pada ketidak-pastian yang lazim disebut dengan risiko. Dalamkeadaan ini pemodal hanya dapat memperkirakanseberapa besar keuntungan yang diharapkan danseberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnyaakan menyimpang dari hasil yang diharapkan.

Menurut teori portofolio, risiko dinyatakansebagai kemungkinan keuntungan menyimpang dariyang diharapkan dua dimensi yaitu menyimpanglebih besar maupun lebih kecil. Dalam hal inimenekan pada perhitungan risiko dalam suatuinvestasi yang dihubungkan dengan tingkatkeuntungan. Apabila risiko dinyatakan sebagaiseberapa jauh hasil yang diperoleh bisa menyimpangdari yang diharapkan ini disebut dengan deviasistandar atau dinyatakan dalam bentuk kuadrat yaituvariance.

Risiko Bisnis yaitu kemungkinan di manaperusahaan tidak dapat menutup biaya operasionalnya.

Page 27: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Marwanto: Pengaruh Risiko Terhadap Tingkat Keuntungan 119

Risiko keuangan yaitu kemungkinan bahwa perusahaantidak mampu memenuhi kewajiban keuangan sesuaiwaktu yang ditentukan (jatuh tempo) yang padaakhirnya akan mengakibatkan kebangkrutan padaperusahaan. (Sudjaja, Barlian, 2002).

Keuntungan Realisasi. Keuntungan realisasi(realized return) merupakan keuntungan yang telahterjadi. Keutungan realisasi dihitung berdasarkan datahistoris. Keuntungan realisasi penting karenadigunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dariperusahaan. Keuntungan realisasi ini bergunasebagai dasar penentuan keuntungan ekspektasi(expected return) dan risiko di masa datang.Keuntungan ekspektasi adalah keuntungan yangdiharapkan akan diperoleh oleh investor di masamendatang. Berbeda dengan keuntungan realisasiyang sifatnya sudah terjadi, keuntungan ekspektasisifatnya belum terjadi.

Tingkat keuntungan realisasi pada perusahaanadalah :

a. ROI (Return On Invesment) adalah kemampuanaktiva menghasilkan laba setelah pajak. ReturnOn Invesment ini menunjukkan seberapa besarkeuntungan yang dapat disubangkan oleh aktivaperusahaan. Dengan kata lain ROI mengukurtingkat pengembalian atas aktiva.

b. ROE (Return On Equity) menunjukkan kemam-puan modal sendiri menghasilkan keuntunganyang tersedia bagi pemegang saham (Husnan,1997). Return On Equity ini menunjukkan rasiolaba bersih terhadap ekuitas saham yangdigunakan untuk mengukur tingkat pengem-balian atas investasi pemegang saham. ROEmenunjukkan efisiensi suatu perusahaan yangdititikberatkan kepada pengamatan sampaiseberapa jauh organisasi perusahaan telahmenggunakan modal sendiri untuk mendapatkankeuntungan. Pengertian modal sendiri yangdigunakan sebagai pengukur efisiensi adalahsejumlah dana yang berasal dari pemilikperusahaan yang bersangkutan. Hal ini berartiROE memberikan ukuran tingkat pengembalianinvestasi bagi pemegang saham.

Hubungan Tingkat Risiko dan Returnyang Diharapkan

Dalam ilmu ekonomi pada umumnya, dan ilmuinvestasi pada khususnya terdapat asumsi dasar

yaitu bahwa investor adalah mahluk yang rasional.Oleh karena itu sebagai investor yang rasional tentutidak akan menyukai ketidakpastian atau risiko.Sikap investor terhadap risiko tergantung kepadapreferensi investor tersebut terhadap risiko. Investoryang lebih berani mengambil risiko investasi yanglebih tinggi, akan diikuti oleh harapan tingkatkeuntungan (return) yang tinggi.

Hubungan antara risiko dan return yangdiharapkan merupakan hubungan yang bersifatsearah, artinya semakin besar risiko, maka semakinbesar pula return yang diharapkan, demikianseterusnya. Setiap keputusan keuangan harusmemperhatikan tingkat risiko yang dapat diterimaserta harapan atas berbagai tingkat pengembaliandari berbagai tingkat risiko tersebut.

Berkaitan dengan sikap investor terhadap risiko,maka terdapat tiga sikap investor mengenai risiko :

a. Risk seeker-investor yaitu investor yang gemarterhadap risiko.

b. Risk neutral-investor yaitu investor yangcenderung bersikap netral terhadap risiko.

c. Risk aveter-investor yaitu investor yangcenderung enggan untuk mengambil risiko.

Tinjauan Penelitian Terdahulu. Hari Bawono(2005), meneliti tentang pengaruh risiko terhadaptingkat keuntungan menemukan bahwa, secarasimultan variabel bisnis dan risiko keuanganberpengaruh secara signifikan terhadap ROI danROE. Sedangkan secara parsial variabel risiko bisnisdan risiko keuangan mempunyai pengaruh signifikanterhadap ROI. Sedangkan terhadap ROE variabelrisiko keuangan tidak mempunyai pengaruhsignifikan, dan variabel risiko bisnis mempunyaipengaruh signifikan.

Buchary Jahja (2002), meneliti tentang risk danreturn pada BUMN sektor industri jasa teleko-munikasi di Jakarta (PT. Telkom dan PT. Indosat)menemukan bahwa, dari analisis besarnya Return(rentabilitas ekonomi) yang dihasilkan dibandingkanbesarnya biaya bunga dari kedua BUMN sektorindustri jasa telekomunikasi, bagi setiap investor danpemilik modal pada periode yang bersangkutanpenggunaan Risk (financial leverage) secarakeseluruhan adalah menguntungkan. Dari analisisIndeffernce Point yang membandingkan EBIT yang

Page 28: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

120 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 114-127

dihasilkan dengan EBIT pada keadaan IndefferencePoint (X) dari kedua BUMN sektor industri jasatelekomunikasi tersebut untuk setiap pemilik modaldan investor secara keseluruhan menunjukan bahwapembelanjaan yang dipenuhi dengan hutang/ obligasi(debt) atau penggunaan risk (financial leverage) akanmenguntungkan perusahaan pada periode yangbersangkutan. Sedangkan dari analisis besarnyaReturn (financial leverage) dengan Return (ROE, EPSdan rentabilitas ekonomi) pada PT. Telkom secarakeseluruhan lemah dan negative. Dengan demikianpenggunaan Risk (financial leverage) pada PT.Telkom kurang menguntungkan bagi perusahaansedangkan pada PT. Indosat secara keseluruhansangat kuat dan positif. Dengan demikian peng-gunaan Risk (financial leverage) pada PT. Indosatdengan periode yang sama akan memperolehkeuntungan besar.

Tujuan Penelitian. Berdasar masalah pene-litian, maka tujuan penelitian adalah untukmengetahui pengaruh risiko bisnis dan risikokeuangan terhadap ROI yang terjadi pada peru-sahaan sektor perbankan yang terdapat di BursaEfek Jakarta periode tahun 2003-2005, dan untukmengetahui pengaruh risiko bisnis dan risikokeuangan terhadap ROE yang terjadi padaperusahaan sektor perbankan yang terdapat diBursa Efek Jakarta periode tahun 2003-2005.

Sesuai latar belakang dan tujuan penelitian,rumusan hipotesis ádalah: Risiko bisnis dan risikokeuangan berpengaruh signifikan terhadap ROI, danRisiko bisnis dan risiko keuangan berpengaruhsignifikan terhadap ROE pada perusahaanperbankan di Bursa Efek Jakarta.

2. METODE PENELITIANPopulasi dan Sampel. Populasi penelitian ini

adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJpada tahun 2003 -2005. Pemilihan sampel penelitianini menggunakan teknik purposive sampling, metodeini termasuk metode penarikan sampel tak acakdimana dalam metode ini tiap elemen dari populasitidak mempunyai kesempatan yang sama untukmenjadi sampel penelitian, sampel penelitian ini akanmemenuhi syarat bila perusahaan tersebut konsistenmemeperoleh laba tiap periodenya.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaanperbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta

periode tahun 2003-2005 sebanyak 134 perusahaan.Pertimbangan memilih populasi perusahaanperbankan karena perusahaan perbankan adalahperusahaan yang paling rentan terhadap perubahanekonomi dan perubahan suku bunga serta perubahankurs mata uang yang akan berpengaruh terhadaplikuiditas perusahaan. Teknik pengambilan sampeldalam penelitian ini adalah dengan menggunakanpurposive sampling, artinya bahwa populasi yangakan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalahanggota populasi yang memenuhi kriteria sampeltertentu sesuai dengan kriteria penelitian (Singgih,2001). Penentuan kriteria sampel diperlukan untukmenghindari timbulnya kekeliruan spesifikasi ataumisspesifikasi dalam penentuan sampel penelitianyang selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasilanalisis. Kriteria yang dipakai sebagai sampelpenelitian ini adalah:

1) Perusahaan yang diteliti adalah perusahaanperbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakartaselama periode 2003-2005.

2) Perusahaan tersebut mempublikasikan laporankeuangan tahunan yang telah di audit secaralengkap per 31 Desember untuk periode 2003-2005.

3) Perusahaan tersebut memperoleh laba positifselama tahun 2003-2005.

4) Terdapat data yang lengkap yang dilaporkan padaakhir periode akuntansi.

Berdasar kriteria di atas di peroleh sampelsebanyak 22 perusahaan ditunjukkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1Prosedur Pemilihan Sampel

Page 29: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Marwanto: Pengaruh Risiko Terhadap Tingkat Keuntungan 121

Data dan Sumber Data. Data yang digunakandalam penelitian ini adalah data laporan keuanganperusahaan. Jenis data yang digunakan adalah datakualitatif, yaitu data yang berbentuk angka. Sumberdata penelitian ini adalah data sekunder yangdiperoleh dari Indonesian Capital Market Directory.

Pengukuran Variabel dan DefinisiOperasional. Dalam penelitian ini digunakan 4variabel, yaitu 2 variabel dependen, dan 2 variabelindependen. Varibel dependen adalah ROI dan ROE,variabel independen adalah Risiko Bisnis dan RisikoKeuangan.

Variabel Dependen. ROI (Y1) menunjukkanseberapa banyaknya laba yang bisa diperoleh dariseluruh kekayaan perusahaan (Husnan, 1997). ROIdapat diukur dengan :

Variabel Independen, terdiri dari Risiko Bisnisdan Risiko Keuangan.

1) Risiko Bisnis (X1) yaitu kemungkinan dimanaperusahaan tidak dapat menutup biaya opera-sionalnya. Risiko bisnis dapat dihitung denganmenggunakan standar deviasi dari laba per-usahaan (Sujaja dan Barlian, 2002).

Keterangan :

SD = Standar Deviasi ( Tingkat Risiko)

X = Laba

U = Rata-rata laba

N = Jumlah

2) Risiko Keuangan (X2) yaitu : kemungkinanbahwa perusahaan tidak mampu memenuhikewajiban keuangan sesuai waktu yangditentukan (jatuh tempo) yang pada akhirnyaakan mengakibatkan kebangkrutan padaperusahaan. (Sudjaja dan Barlian 2002). Risikokeuangan dapat diukur dengan rasio antara totalhutang dengan modal sendiri :

Teknik Analisis Data

a. Regresi Linier Berganda

Teknik regresi linier berganda adalah teknikanalisis yang menjelaskan hubungan antaravariabel dependen dengan variabel independen.Teknik ini digunakan untuk mengetahui apakahvariabel bebas yaitu risiko bisnis dan risikokeuangan berpengaruh terhadap variabel tingkatkeuntungan (variabel terikat).

Persamaan 1:

Y1= bo + bi x1 + b2 x2 + e

Persamaan 2:

Y2 = bo + bi x1 + b2 x2 + e

Keterangan :

Y1 = ROI

Y2 = ROE

X1 = Risiko Bisnis

X2 = Risiko Keuangan

bo = Konstanta

bi dan b2 = Koefisien regresi berganda

e = Kesalahan pengganggu

b. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi-asumsi klasik dilakukanseperti berikut:

1. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah situasi adanyakolerasi variabel-variabel bebas antara satudengan yang lainnya. Dalam hal ini variabel-variabel bebas dikatakan tidak ortogonal.Variabel bebas yang ortogonal adalahvariabel bebas yang nilai korelasi sempurnadiantara variabel bebas (koefisien korelasinya

Page 30: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

122 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 114-127

tinggi atau bahkan 1), maka koefisien-koefisien regresinya menjadi tidak dapatditaksir dan nilai standar error setiapkoefisien menjadi tidak terhingga.

2. Uji Heteroskedastsitas

Heteroskedastsitas yaitu adanya variancegangguan yang sama dari satu observasi keobservasi yang lain atau tidak adanyakorelasi residual dengan variabel bebas.Gejala ini sangat banyak dijumpai pada datawaktu ke waktu berarti model tersebutmengandung gejala heteroskedastsitas.

3. Uji Autokolerasi

Korelasi yang terjadi antara anggotaserangkaian observasi yang diurutkanmenurut waktu (seperti dalam data crosssectional). Bila dalam persamaan regresiterdapat autokorelasi maka penaksiranordinary least square masih tidak bias danmasih tetap konsisten, namun tidak efisien.

Pengujian HipotesisDalam persamaan regresi liniear berganda

tersebut selanjutnya akan dilakukan beberapapengujian yang meliputi uji F statistik dan uji tstatistik. Uji F statistik digunakan untuk mengetahuipengaruh (signifikan) variabel bebas terhadap variabelterikat secara simultan. Uji F menguji koefisienregresi simultan dari variabel bebas dengan variabelterikat melalui formulasi sebagai berikut : (1) Ho(Hipotesis nol ), yang berarti tidak ada pengaruh yangsignifikan secara simultan antara variabel bebas (Xi)terhadap variabel terikat (Yi ) dan (2) Ha (Hipotesisalternatif ), yang berarti ada pengaruh yang signifikansecara simultan antara variabel bebas (Xi ) terhadapvariabel terikat (Yi).

Selanjutnya ditentukan: (1) nilai level of signifikanyaitu sebesar 5%; (2) mencari nilai signifikan F-hitung.Untuk pengambilan keputusan didasarkan pada: Hoditerima apabila F signifikan > a.; dan Ho ditolakapabila F signifikan < a.

Uji t statistik digunakan untuk mengetahuipengaruh (signifikan ) variabel bebas terhadapvariabel terikat secara parsial. Uji t menguji koefisienregresi parsial dari variabel bebas dengan variabelterikat yang langkah-langkahnya: (1) membuatformulasi hipotesis Ho (Hipotesis nol ), yang berarti

tidak ada pengaruh yang signifikan secara simultanantara variabel bebas (Xi ) terhadap variabel terikat(Yi ); (2) Ha (Hipotesis alternatif ), yang berarti tidakada pengaruh yang signifikan secara similtan antaravariabel bebas (Xi ) terhadap variabel terikat (Yi ).Dengan syarat nilai level of signifikan yaitu sebesar5%; Untuk pengambilan keputusan, maka Hoditerima apabila t signifikan > a; dan Ho ditolakapabila t signifikan < a.

3. ANALISIS DAN PEMBAHASANDalam bab ini penulis akan menganalisis data

yang telah terkumpul. Data yang telah dikumpulkantersebut berupa laporan keuangan dari perusahaanperbankan yang listing di Bursa Efek Jakarta Periodetahun 2003 sampai dengan tahun 2005. Hasilpengolahan data berupa informasi untuk men-dapatkan bukti empiris mengenai pengaruh risikoterhadap tingkat keuntungan pada perusahaanperbankan yang terdaftar di bursa efek Jakarta”.

Sesuai permasalahan dan perumusan modelyang telah dikemukakan, serta kepentinganpengujian hipotesis, maka teknik analisis yangdigunakan dalam penelitian ini meliputi analisisdeskriptif dan analisis statistik dengan bantuankomputer melalui program SPSS 10

Analisis Deskriptif. Untuk memberikan gambarandata pada variabel penelitian yang terdiri dari risikokeuangan , risiko bisnis, dan return on investmen,maka dapat dijelaskan dengan analisis deskriptif yangmeliputi nilai mean dan standar deviasi. Berikut akandijelaskan analisis deskriptif yaitu menjelaskandeskripsi data dari seluruh variabel yang akandimasukan dalam model penelitian. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1Hasil Perhitungan Mean Dan Standar

Deviasi Dari Variabel-VariabelPenelitian

Sumber : Data Primer diolah, 2008

Page 31: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Marwanto: Pengaruh Risiko Terhadap Tingkat Keuntungan 123

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat dijelaskanbahwa risiko keuangan selama periode penelitianmemiliki nilai rata-rata sebesar 10,368 artinya rata-rata kemampuan perusahaan untuk memanggunghutang sebesar 10,368 kali dari total modalsendirinya. Sedangkan standar deviasi sebesar3,841 artinya selama periode penelitian, ukuranpenyebaran dari variabel risiko keuangan adalahsebesar 3,841 dari 63 kasus yang terjadi.

Variabel risiko bisnis selama periode penelitianmemiliki nilai rata-rata sebesar 1307294 artinyabahwa selama periode penelitian rata-rata per-usahaan mempunyai kemungkinan tidak dapatmenutup biaya operasionalnya sebesar 1307294.sedangkan standar deviasi sebesar 3963665,6431artinya selama periode penelitian ukuran penyebarandari variabel risiko bisnis adalah sebesar3963665,6431 dari 63 kasus yang terjadi.

Pada variabel return on investment memiliki nilairata-rata sebesar 1,6443 artinya bahwa dariperusahaan yang dijadikan sampel selama periodepenelitian memiliki rata-rata tingkat keuntungansebesar 1,6443 kali dari total aktivanya. Sedangkanstandar deviasi sebesar 1,1227 artinya selamaperiode penelitian, ukuran penyebaran dari variabelreturn on investment adalah sebesar 1,1227 dari 63kasus yang terjadi.

Analistik Statistik. Untuk melakukan pengujianbaik hipotesis pertama dan hipotesis keduadigunakan analisis regresi linier berganda. Analisisini dilakukan dengan bantuan program komputerSPSS 10 for windows, agar dalam model perhitungandiperoleh ketepatan perhitungan.

Pengaruh Risiko Keuangan Dan RisikoBisnis Terhadap ROI Pada PerusahaanPerbankan Di BEJ

Hasil perhitungan terhadap model regresiberganda terhadap faktor-faktor yang mempengaruhireturn on investment pada perusahaan perbankanyang terdaftar di BEJ dapat dilihat dalam Tabel 4.2berikut.

Tabel 4.2Hasil Regresi Pengaruh RisikoKeuangan Dan Risiko Bisnis

Terhadap ROI

Sumber : Data Primer diolah, 2008

Pada penelitian ini digunakan model persamaanregresi linier berganda dengan hasil regresi didapatpersamaan faktor-faktor yang mempengaruhi returnon investment pada perusahaan perbankan di BEJsebagai berikut:

Y = 2,766 - 0,118 C1 + 7,96E-08 C2

Berdasarkan berbagai parameter dalam per-samaan regresi mengenai pengaruh risiko bisnis danrisiko keuangan terhadap return on investment nilaikonstanta (koefisien b0) sebesar 2,766 yang berartibahwa jika tidak ada variabel bebas yang terdiri daririsiko keuangan dan risiko bisnis yang mempengaruhireturn on investment, maka besarnya return oninvestment sebesar 276,6 satuan.

Koefisien regresi risiko keuangan. Risikokeuangan (X1) mempunyai pengaruh yang negatifterhadap return on investment, dengan koefisienregresi sebesar -0,118 yang artinya apabila risikokeuangan meningkat sebesar 1 satuan maka returnon investment akan menurun sebesar 11,8 satuandengan asumsi bahwa variabel risiko keuangan dalamkondisi konstan. Dengan adanya pengaruh yangpositif ini, berarti bahwa antara risiko keuangan danreturn on investment menunjukan hubungan yangberlawanan. Dengan probilitas kesalahan (sig-t)sebesar 0,002 yang nilainya dibawah 0,05 makarisiko bisnis menunjukan bahwa hubungan keduavariabel tersebut adalah signifikan. Artinya setiappeningkatan pada risiko bisnis maka return oninvestment akan semakin menurun, begitu jugasebaliknya.

Page 32: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

124 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 114-127

Koefisien regresi risiko bisnis. Risiko keuangan(X2) mempunyai pengaruh yang positif terhadap returnon investment, dengan koefisien regresi sebesar7,96E-08 yang artinya apabila risiko keuanganmeningkat sebesar 1 satuan maka return oninvestment akan meningkat sebesar 7,96E-06persen dengan asumsi bahwa variabel risiko bisnisdalam kondisi konstan. Dengan adanya pengaruhyang positif ini, berarti bahwa antara risiko keuangandan return on investment menunjukan hubungan yangsearah. Dengan probabiilitas kesalahan (sig-t)sebesar 0,028 yang nilainya diatas 0,05 maka risikokeuangan menunjukan bahwa hubungan keduavariabel tersebut adalah signifikan. Artinya setiappeningkatan pada risiko keuangan maka return oninvestment akan semakin meningkat, begitu jugasebaliknya jika risiko keuangan semakin menurunmaka nilai return on investment semakin menurun.

Uji Asumsi klasik regresi. Terdapat 3penyimpangan asumsi klasik yang dapat terjadidalam penggunaan model regresi linier bergandayaitu : multikolinieritas, heterokesdastisitas danautokolerasi, (Gujarati, 1993). Apabila terjadipenyimpangan asumsi ini, maka model yangdigunakan tidak bersifat BLUE, oleh karena itu perludideteksi terlebih dahulu kemungkinan terjadinyapenyimpangan tersebut.

Uji Multikolinieritas. Menurut Ghozali (2001),uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakahmodel regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (independen). Untuk menguji adatidaknya gejala multikolinieritas digunakan VIF(Variance Inflacition Factor). Jika nilai VIF dibawah10 maka model regresi yang diajukan tidak terdapatgejala multikolinieritas, begitu sebaliknya jika VIFlebih besar 10 maka terjadi gejala multikolinieritas.Hasil uji multikolinieritas dapat ditunjukkan padatabel 4.2 berikut:

Tabel 4.3Uji Multikolinieritas

Sumber : Data Primer diolah, 2008

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas nilai VIF untukkedua variabel bebas yang terdiri dari risiko bisnisdan risiko keuangan memiliki nilai VIF dibawah 10,sehingga model regresi yang diajukan dalampenelitian ini tidak mengandung gejala Multi-kolinieritas.

Uji Heterokesdastisitas. Heteroskedastisitasadalah variasi residual tidak sama untuk semuapengamatan. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahuiapakah terjadi penyimpangan model karena variangangguan berbeda antara satu observasi ke observasilain. Untuk mendeteksi adanya gejala Heteros-kedastisitas digunakan metode rank spearman.Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel4.4 berikut

Tabel 4.4

Sumber : Data Primer diolah, 2008

Dari perhitungan pada Tabel 4.4 diatas nilaisiginifikansi variabel bebas berkorelasi denganresidual dibandingkan 0,05 (a), jika nilai signifi-kansinya lebih kecil dari 0,05 (a) maka terjadi gejalaheteroskesdatisitas, sebaliknya jika nilai sinfi-kansinya lebih besar dari 0,05 (a) maka tidak terjadigejala heteroskesdatisitas. Sehingga pada penelitianini didapat hasil tidak terjadi gejala heteroskes-dastisitas karena besarnya nilai signifikansinya lebihbesar dari 0,05.

Uji Autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untukmengetahui apakah terjadi korelasi antara anggotaserangkaian data observasi yang diurutkan menurutwaktu (time series). Untuk mendeteksi terjadinyaautokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan ujiDW dengan melihat koefisien korelasi DW test.

Page 33: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Marwanto: Pengaruh Risiko Terhadap Tingkat Keuntungan 125

Sumber : Data Primer diolah, 2008

Gambar 4.1 : koefisien korelasi DW test

Dengan nilai batas bawah (dL) 1,54 dan nilaibatas atas (dU) 1,66 serta nilai 4-du adalah 2,34 dannilai 4-dl adalah 2,46 maka berdasarkan analisisregresi linier berganda diketahui bahwa nilai DWsebesar 1,676. Dari gambar 4.1 di atas terlihat bahwanilai DW terletak diantara 1,66 – 2,34, sehingga dapatdisimpulkan bahwa pengujian autokorelasi beradapada daerah bebas autokorelasi.

Hasil Uji regresi secara serentak. Untukmelakukan pengujian hipotesis secara serentakdengan menggunakan uji F. Apabila taraf signifikanF lebih kecil dari á (Sig F < 0,05), maka Ho ditolakatau terdapat pengaruh secara bersama-sama antaravariabel independen terhadap variabel dependen.Tabel 4.5 di bawah ini merupakan hasil dari uji Fyang menggunakan program SPSS 10, yaitu :

Tabel 4.5Hasil Uji Hipotesis Serentak

Sumber : Data Primer diolah, 2008

Dari Tabel 4.5 di atas di dapat taraf signifikansi0,001. Dengan mengambil level signifikan á sebesar5 satuan, maka taraf signifikan 0,001 lebih kecil dariá 5 satuan, (0,000 < 0,05), maka Ha diterima danHo ditolak (hipotesis ditolak). Hal ini menunjukkan

bahwa risiko bisnis dan risiko keuangan secarabersama-sama signifikan terhadap return oninvestment pada perusahaan yang terdaftar di BEJ.Kemudian untuk menunjukkan berapa satuankebijakan hutang yang dapat dijelaskan oleh duavariabel bebasnya dapat dilihat dari Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Sumber : Data Primer diolah, 2008

Dari Tabel 4.6 di atas dapat diketahui koefisiendeterminasi (R2) sebesar 0,220. Dengan nilaikoefisien determinasi sebesar 0,220, maka dapatdiartikan bahwa 22 satuan return on investmentdapat dijelaskan oleh kedua variabel bebas yangterdiri dari risiko bisnis dan risiko keuangan.Sedangkan sisanya sebesar 78 satuan dipengaruhioleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam modelpenelitian ini.

Hasil Uji Regresi secara Parsial. Untukmelakukan pengujian hipotesis secara parsialdengan menggunakan uji t. Apabila taraf signifikan tlebih kecil dari á (Sig t < 0,05), maka Ho ditolakatau terdapat pengaruh secara parsial antara variabelindependen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.7 merupakan hasil dari uji t yangmenggunakan program SPSS 10.

Tabel 4.7Hasil Uji Hipotesis Parsial

Sumber : Data Primer diolah, 2008

Page 34: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

126 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 114-127

Pengujian untuk koefisien risiko keuangan. Hasilperhitungan pada regresi diperoleh nilai pro-babilitasnya sebesar 0,002. dengan mengambil tarafsignifikan sebesar á 5 persen, maka diperolehsignifikansi lebih kecil dari á 5 persen, yaitu 0,002 <0,05. maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya risikokeuangan berpengaruh atau signifikan terhadapreturn on investment.

Pengujian untuk Koefisien risiko bisnis. Hasilperhitungan pada regresi diperoleh nilai proba-bilitasnya sebesar 0,028. dengan mengambil tarafsignifikan sebesar á 5 persen, maka diperolehsignifikansi lebih kecil dari á 5 persen, yaitu 0,028 <0,05. maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya risikokeuangan berpengaruh atau signifikan terhadapreturn on investment.

Pembahasan dan ImplikasiBerdasarkan hasil analisis diatas menunjukan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan yang terdiridari risiko bisnis dan risiko keuangan terhadap returnon investment pada perusahaan manufaktur yangterdaftar di BEJ. Secara parsial variabel risiko bisnisdan risiko keuangan terbukti signifikan terhadap returnon investment.

Tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaantercermin dari ROI yang menunjukan seberapabanyak laba yang bisa diperoleh dari seluruhkekayaan yang dimiliki perusahaan. Hubungan antararisiko dan return yang diharapkan merupakanhubungan yang bersifat searah, artinya semakinbesar risiko maka semakin besar pula tingkatkeuntungan yang diharapkan. Setiap keputusankeuangan harus memperhatikan tingkat risiko yangdapat diterima serta harapan atas berbagai tingkatpengembalian dari berbagai tingkat risiko tersebut.

4. SIMPULAN DAN SARAN

SimpulanBerdasarkan hasil penelitian ditemukan secara

simultan variabel risiko keuangan dan risiko bisnissignifikan terhadap return on investment, demikianjuga secara parsial variabel risiko keuangan danrisiko bisnis signifikan terhadap return on investment.

KeterbatasanPenelitian ini hanya menggunakan risiko

keuangan dan risiko bisnis sebagai faktor yangberpengaruh terhadap ROI. Sampel penelitian yangrelatif kecil dan terbatas pada perusahaanperbankan, maka disarankan, bagi investor yangakan menanamkan modalnya pada perusahaanperbankan sebaiknya memperhatikan risiko lainyaselain bisnis dan risiko keuangan yang dihadapi olehperusahaan tersebut, seperti risiko perpindahansumberdaya manusia yang potensial ke perusahaanlain yang memiliki keahlian dan ketrampilan. Iniadalah risiko non finansial. Hal ini sebagai bahanpertimbangan untuk memprediksi gangguanmempengaruhi besarnya tingkat keuntungan yangdiharapkan. Dengan memperhatikan semua risikoyang mempengaruhi kinerja perusahaan, makadapat menjaga stabilitas perusahaan.

Untuk penelitian berikutnya sebaiknya periodepenelitian yang digunakan ditambah sehinggamenghasilkan informasi yang dapat diperluaskebeberapa sektor perusahaan lain serta dapatmenambahkan variabel bebas lain yang belum ditelitidalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKAAgnes Safir. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan

Perencanaan Perusahaan, PTGramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Algifari. 1997. Analisis Regresi Teori Kasus DanSolusi, BPFE, Yogyakarta.

Algifari, Subagyo. 2002. Bank dan LembagaKeuangan Lainnya. YKPN. Yoyakarta.

Arif Subyantoro, Bambang S. 1998. Statistika II,UPN “Veteran” Yogyakarta, Press.

Bambang Riyanto. 1997. Dasar-DasarPembelanjaan Keuangan , Edisi4,BPFE, Yoyyakarta.

Bawono, Hari. 2005. Analisis Pengaruh RisikoTerhadap Tingkat Keuntungan PadaPerusahaan Manufaktur Yang TerdaftarDi BEJ, Skripsi UPN “Veteran”Yogayakarta.

Page 35: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Marwanto: Pengaruh Risiko Terhadap Tingkat Keuntungan 127

Basir, Saleh. 2005. Aksi Korporasi Strategi UntukMeningkatkan Nilai Saham MelaluiAksi Korporasi. Salemba Empat.Jakarta.

Dwi Prastowo. 2002. Analisis Laporan Keuangan,Edisi Kedua, AMP YKPN, Yogyakarta.

Erich A. Helferd. 1996. Teknik Analisis Keuangan,Edisi Kedua, AMP YKPN, Yogyakarta.

Fred Weston J, Eugene F Bringham. 1994. PenerbitErlangga, Jakarta.

Gujarati, 1994. Ekonometrika Dasar, Cetakan ke 6,Penerbit Erlangga, Jakakata.

Hanafi, M Mahduh, dan Abdul Halim. 2003. AnalisisLaporan Keuangan, Edisi Revisi, UPPAMP YKPN, Yogyakarta.

Henry Simamora. 2002. Akuntansi Manajemen,Edisi II UPP AMP YKPN, Agustus.

Husnan Suad. 1994. Dasar-dasar Teori Portofolio,Analisis Sekuritas AMP YKPN.

Indriyo Gito S, Basri. 1992. Manajemen Keuangan,Edisi III, BPFE, Yogyakarta.

ICMD 2003. Indonesia : Inc, 2006

ICMD 2004. Indonesia : Inc, 2006

ICMD 2005. Indonesia : Inc, 2006

Jahja, Buchary. 2002. Analisis Risk & Return PadaSektor Industri Jasa Telekomunikasidi Jakarta, Media Riset Bisnis danManajemen, Vol. 2, Nomor 2, LPFE,Jakarta.

Jogianto. 1992. Teori Portofolio dan AnalisisInvestasi, BPFE, Yogyakarta.

Munawir. 1995. Analisis Laporan Keuangan, edisi4, Liberty, Yogyakarta.

Ridwan S, Sudjaja, Inge Barlian. 2002. ManajemenKeuangan, edisi 3, PT PrenhalindoJakarta.

Sunariyah. 2000. Pengantar Pengetahuan DasarModal. Edisi 2. UPP AMP YKPN.Yogakarta.

Santoso Singgih. 1995. Mengolah Data Statistik, PT.Elek Media Komputindo KelompokGramedia, Jakarta.

Santoso Singgih. 2001. SPSS Statistik Parametik,Elex Media Komputindo, Jakarta

Sugiyono. 2005. Metote Penelitian Bisnis. CetakanKedelapan, Bandung :Alfabeta.

Soegijono dan Hiras Pasaribu. 1995. PengantarAkuntansi Satu, UPN “ Veteran “,Yoyakarta.

Stice, and Skousen. 2001. Intermediate Accounting,Edisi Pertama, Salemba empat,Jakarta.

___________. 1997. Manajemen Keuangan Buku2, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta.

Page 36: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

128

PENGARUH STRES KERJA TERHADAPHUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN

DAN KEPUASAN KERJA AUDITOR

Muhammad Nur HidayatAlumni UPN Veteran Yogyakarta

Abstract

This study examine the effect of stress to relation between leadership style and job satisfaction.Leader style initiating structure and consideration is used a framework to analyze the effectsof leader behavior in the job satisfaction of the member of auditing team. The samplingtechnique applied is convenience sampling. The number of population are 113 auditor fromBPKP and 29 auditor from BPK. The number of sample are 50 auditor from BPKP and 25auditor from BPK. Research data is primary data collected by sending questionaire direct toBPK office and BPKP office in Yogyakarta. The respondent is auditor in BPK and BPKPYogyakarta. Test hypothesis done by using regrestion analysis with intervening variable. Theresult of this research indicates there is the effect indirect between leadership style and jobsatisfaction pass through a job strees as intervening variable. With standardized estimatednegative value. When job strees is rise, job satisfaction is go down.

Keyword : Leadership style, job strees and satisfaction.

1. PENDAHULUANKesuksesan seorang pemimpin sangat dipe-

ngaruhi oleh waktu, moral, dan etika, termasuk didalamnya budaya. Keberhasilan seorang pemimpinsangat dipengaruhi kepemimpinannya, yangmencakup kemampuan memimpin dan interaksisesama pemimpin, atasan, organisasi ke dalammaupun keluar, serta lingkungannya. Setiappemimpin akan memperlihatkan gaya kepemimpinan-nya ke dalam situasi tertentu, melalui ucapan, sikapdan tingkah laku yang dirasakan diri sendiri maupunoleh orang lain.

Terdapat tiga hal yang sangat menonjol dalammenjalankan organisasi, yaitu mengelola organisasidengan lebih mengutamakan aspek yang ber-hubungan dengan tugas, pekerjaan, produksi;mengelola organisasi dengan lebih mengutamakan

aspek yang berhubungan dengan hubungan antarorang, perasaan, kejiwaan, emosi, kebutuhan,kepercayaan, pergaulan; dan mengelola organisasidengan memperhatikan kedua aspek tersebutsecara bersama-sama. Oleh karena itu ada perilakupemimpin yang lebih mengutamakan aspek pertamasaja; atau ada perilaku pemimpin yang lebihmengutamakan aspek kedua saja; atau ada perilakupemimpin yang mengutamakan kedua aspektersebut. Pada umumnya penelitian dalam kepe-mimpinan memfokuskan untuk membagi perilakupemimpin dalam dua dimensi, yaitu: pemrakarsastruktur (initiating structure) dan perhatian atauconsideration (Howell 1976).

Salah satu model kepemimpinan situasionalyang banyak digunakan dalam penelitian adalahmodel kepemimpinan situasional “path goal” (House

Kajian Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Desember 2009: 128-136 ISSN 1907 - 1442

Page 37: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Hidayat: Pengaruh Stres Kerja 129

dan Mitchel 1974). Path goal diartikan sebagai jalan-tujuan. Menurut path goal theory ini, perilaku seorangpemimpin yang didambakan bawahannya adalahperilaku yang dipandang sebagai salah satu sumberkepuasan, baik untuk kepentingan dan kebutuhansekarang maupun masa depan yang lebih baik. Halini berarti bahwa perilaku pemimpin harus dapatmempengaruhi perilaku dan kinerja bawahannya.Dalam beberapa konsep kepemimpinan dikenalbeberapa gaya kepemimpinan, diantaranya adalahotokratis atau diktator, demokratis, paternalistis, dantransaksional-transformasional.

Berhasil tidaknya pelaksanaan fungsi dantercapainya tujuan bukan hanya disebabkan karenauang, barang, modal dan sumber daya manusia.Tetapi juga karena adanya motivasi dari seluruhkaryawan dalam suatu perusahaan untuk berperanserta secara aktif dan produktif dalam prosesproduksi. Faktor bawahan atau tenaga kerjamemegang peranan yang sangat penting dalamsuatu perusahaan.

Tidak dapat disangkal bahwa stres yang tidakteratasi pasti berpengaruh terhadap prestasi kerja.Kemampuan mengatasi sendiri stres yang dihadapitidak sama pada semua orang. Ada orang yangmemiliki daya tahan yang tinggi menghadapi stres,berarti individu tersebut mampu mengatasi sendiristres. Sebaliknya tidak sedikit orang yang dayatahan dan kemampuannya menghadapi stresrendah. Stres yang tidak teratasi dapat berakibatpada apa yang dikenal dengan “burnout”, suatukondisi mental dan emosional serta kelelahan fisikkarena stres yang berkelanjutan dan tidak teratasi.Dampaknya kepuasan kerja menurun, karena streskerja mengganggu pelaksanaan pekerjaan danbawahan kehilangan kemampuan untuk mengen-dalikannya, sehingga tidak mampu mengambilkeputusan, serta perilaku menjadi tidak menentu danakhirnya bawahan mengalami gangguan, baik fisikmaupun mental.

Pada tingkat tertentu stres itu perlu, karenaapabila tidak ada stres dalam pekerjaan, parabawahan tidak akan merasa ditantang dengan akibatkepuasan kerja menjadi rendah. Sebaliknya denganadanya stres, bawahan merasa perlu mengarahkansegala kemampuannya dalam memenuhi kebutuhankerja, yaitu suatu rangsangan untuk mendorong parabawahan dalam menghadapi tantangan pekerjaan.

Sejalan dengan meningkatnya stres kerja, makakepuasan kerja cenderung meningkat.

Gibson et al. (1996: 36) memberikan pengertianstres kerja sebagai suatu tanggapan penyesuaian,diperantarai oleh perbedaan-perbedaan individu dan/atau proses psikologis, yang merupakan kon-sekuensi diri setiap tindakan dari luar (lingkungan),situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaanpsikologi dan atau fisik berlebihan kepadaseseorang. Dalam arti umum stres adalah suatuketegangan yang memengaruhi emosi, prosespikiran dan kondisi fisik seseorang.

Kepuasan kerja merupakan faktor kritis untukdapat mempertahankan individu yang berkualifikasibaik. Aspek-aspek spesifik yang berhubungandengan kepuasan kerja yaitu kepuasan yangberhubungan dengan gaji, keuntungan, promosi,kondisi kerja, supervisi, praktek organisasi danhubungan dengan rekan kerja (Misener et al. 1996)

Kepuasan kerja dapat dipahami melalui tigaaspek. Pertama, kepuasan kerja merupakan bentukrespon pekerja terhadap kondisi lingkungan kerja.Kedua, kepuasan kerja sering ditentukan oleh hasilpekerjaan atau kinerja. Ketiga, kepuasan kerja terkaitdengan sikap lainnya dan dimiliki oleh setiap pekerja(Luthans 2006). Smith et al. (1996) secara lebih rincimengemukakan berbagai dimensi dalam kepuasankerja yang kemudian dikembangkan menjadiinstrumen pengukur variabel kepuasan terhadap: (1)menarik atau tidaknya jenis pekerjaan yangdilakukan oleh pekerja; (2) jumlah kompensasi yangditerima oleh pekerja; (3) kesempatan untuk promosijabatan; dan (4) kemampuan atasan dalammemberikan bantuan teknis dan dukungan perilakudan dukungan rekan sekerja.

Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan halyang bersifat individual. Setiap individu akan memilikitingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengansistem nilai-nilai yang berlaku bagi dirinya. Inidisebabkan karena adanya perbedaan masing-masing individu. Semakin banyak aspek-aspekdalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginanindividu tersebut, maka semakin tinggi tingkatkepuasan kerja yang dirasakan. Kepuasan kerjaadalah keadaan emosional seseorang yangmenyenangkan atau tidak menyenangkan denganmana karyawan memandang pekerjaan mereka(Handoko 1988:193).

Page 38: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

130 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 128-136

Dewasa ini, perkembangan sektor publik diIndonesia mengalami perkembangan yang sangatcepat. Dengan adanya era reformasi, terdapattuntutan untuk meningkatkan kinerja organisasisektor publik agar lebih berorientasi pada terciptanyagood public and corporate governance. Hal inimenyebabkan pengauditan di sektor publik memilikiperan sangat strategis dalam mewujudkan tujuan-tujuan tersebut. Berdasarkan fenomena tersebutmaka dipandang sangat perlu untuk diadakanpenelitian tentang bagaimana perilaku ketua timpemeriksa yang dapat mempengaruhi kepuasankerja bawahannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Ari Kuncara W(2005) menunjukkan gaya kepemimpinan perhatian(consideration) akan meningkatkan kepuasan kerjaauditor yunior tetapi tidak dimoderasi olehkompleksitas tugas. Hasil ini sesuai denganpenelitian yang dilakukan oleh Jiambalvo dan Pratt(1982) yang mengemukakan bahwa kompleksitastugas tidak dapat memoderasi hubungan gayakepemimpinan dan kepuasan kerja auditor, tetapiBass (1981) mengemukakan bahwa perilakupemimpin dipengaruhi oleh kompleksitas tugas.

Penelitian yang dilakukan oleh Engko danGudono (2007) menunjukkan bahwa auditor yangmemiliki LOC eksternal dan LOC internal akanmendapat kepuasan kerja yang sama terhadap gayakepemimpinan. Penelitian ini tidak mendukungpenelitian yang dilakukan oleh Jiambalvo dan Pratt(1982) yang mengemukakan bahwa interaksi gayakepemimpinan dan kompleksitas tugas tidakberpengaruh terhadap kepuasan kerja.

Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahuipengaruh gaya kepemimpinan terhadap stres kerjadan pengaruh gaya kepemimpinan secara tidaklangsung terhadap kepuasan kerja melalui streskerja sebagai variabel intervening.

Gaya KepemimpinanBeberapa model gaya kepemimpinan menurut

beberapa ahli antara lain Howell (1976) menyebutkandalam kepemimpinan memfokuskan untuk membagiperilaku pemimpin dalam dua dimensi, yaitu :

1) Pemrakarsa struktur (initiating structure) yaitutingkat sejauh mana seorang pemimpinmenentukan dan menstruktur perannya sendiri

dan peran dari para bawahan ke arah pencapaiantujuan-tujuan formal kelompok.

2) Perhatian (consideration) yaitu tingkat sejauhmana seorang pemimpin bertindak dengan cararamah dan mendukung, memperlihatkanperhatian terhadap bawahan, dan memper-hatikan kesejahteraan mereka.

Stres KerjaMenurut Gibson et al. (1996: 339) stres kerja

adalah suatu tanggapan penyesuaian, diperantaraioleh perbedaan-perbedaan individu dan/atau prosespsikologis, yang merupakan konsekuensi diri setiaptindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwayang menetapkan permintaan psikologis dan ataufisik berlebihan kepada seseorang.

Menurut Gibson et al. (1996: 343) untukmengetahui lebih jauh faktor-faktor yang menye-babkan timbulnya stres (stressor) dan kaitannyadengan stres serta konsekuensinya, penyebab stresditempat kerja dikelompokkan ke dalam empatkategori, yaitu : lingkungan fisik, individu, kelompokdan organisasi.

Kepuasan KerjaKepuasan kerja dapat dipahami melalui tiga

aspek. Pertama, kepuasan kerja merupakan bentukrespon pekerja terhadap kondisi lingkunganpekerjaan. Kedua, kepuasan kerja sering ditentukanoleh hasil pekerjaan atau kinerja. Ketiga, kepuasankerja terkait dengan sikap lainnya dan dimiliki olehsetiap pekerja (Luthans 2006). Smith et al. (1996)secara lebih rinci mengemukakan berbagai dimensidalam kepuasan kerja yang kemudian dikem-bangkan menjadi instrumen pengukur variabelkepuasan terhadap (1) menarik atau tidaknya jenispekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, (2) jumlahkompensasi yang diterima pekerja, (3) kesempatanuntuk promosi jabatan, (4) kemampuan atasan dalammemberikan bantuan teknis dan dukungan perilakudan dukungan rekan sekerja. Berdasarkan kerangkateori ada dua hipotesis yang diajukan, yaitu Gayakepemimpinan berpengaruh terhadap stres kerja dangaya kepemimpinan berpengaruh secara tidaklangsung terhadap kepuasan kerja melalui streskerja sebagai variabel intervening.

Page 39: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Hidayat: Pengaruh Stres Kerja 131

Gambar 1Model Penelitian

2. METODE PENELITIAN

Pemilihan Sampel dan PengumpulanData

Penelitian ini menggunakan teknik non probabilitysampling dengan teknik convenience sampling.Penelitian ini memiliki populasi sebanyak 142 auditoryang dibagi atas 113 auditor BPKP dan 29 auditorBPK. Umar 2005 menyebutkan sampel minimalmenurut perhitungan dengan metode Slovin, adalahapabila populasi 142 auditor sampel minimal adalah75. Berarti secara proporsional sampel dari BPKPdiperoleh 60 auditor (113/142 x 75 = 60), sedangkanuntuk BPK diperoleh 15 auditor (29/142 x 75 = 15).

Data penelitian dikumpulkan melalui kuesionerdengan mengantarkan langsung ke responden.Kuesioner disebarkan melalui bagian SDM di BPKdan bagian kepegawaian di BPKP. Semua 75kuesioner yang disebar dapat diterima seluruhnyadari BPK dan BPKP.

Pengukuran VariabelPengukuran kedua dimensi gaya kepemimpinan

menggunakan 17 item pertanyaan untuk keduadimensi dengan menggunakan instrumen yang telahdikembangkan oleh House (1972); Silverthome(2001). Pertanyaan nomor 1,3,5,7,9,11,13,15,16,17untuk mengukur dimensi perhatian (consideration)dan pertanyaan nomor 2,4,6,8,10,12,14 untukmengukur dimensi pemrakarsa struktur (Initiatingstructure) dengan 5 skala likert mulai dari sangattidak setuju (1) sampai sangat setuju (5).

Variabel stres kerja diukur dengan menggunakaninstrumen yang telah digunakan oleh Triaji (2003)

dengan 20 item pertanyaan yang dibagi untuk 4variabel stres yang diukur dengan 5 skala likert.

Variabel kepuasan kerja diukur denganmenggunakan instrumen yang telah digunakan olehTriaji (2003) dengan 15 item pertanyaan yang diukurdengan 5 skala likert.

Pengujian Validitas dan Reliabilitas Pengujian validitas dilakukan dengan metode

korelasi yaitu dengan melihat angka koefisienkorelasi (rxy) dan nilai signifikansinya (probabilitastatistik). Apabila nilai probabilita statistik < level ofsignificant 5% atau 0,05, maka dapat dinyatakanitem tersebut valid, sehingga seluruh pertanyaandalam kuesioner dinyatakan valid. Untuk pengujianreliabilitas dilakukan dengan teknik cronbach alpha.Suatu instrumen penelitian dinyatakan reliabelapabila nilai ralpha > 0,60. Selanjutnya, kuesionertersebut digunakan dalam penelitian.

3. ANALISIS HASIL PENELITIANAnalisis dalam penelitian ini adalah analisis

regresi dengan variabel intervening. Analisis inidigunakan untuk memediasi hubungan antaravariabel independen (stres kerja dan gaya kepe-mimpinan) dengan variabel dependen (kepuasankerja) yang terdapat di BPK dan BPKP perwakilanYogyakarta. Adapun bentuk persamaan regresinyaadalah :

a) SK = a1 + b1GK + e

b) KK = a1 + b1GK + b2SK + e

a) Pengujian Hipotesis Pertama

Tabel 1Hasil Regresi Persamaan I

Page 40: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

132 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 128-136

Hipotesis pertama menunjukkan pada variabelgaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap stres kerja, hal ini ditunjukkandengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 dan inilebih kecil dari tingkat signifikansi hitung sebesar0,05 yang berarti menunjukkan pengaruh yangsignifikan. Dengan koefisien beta sebesar 0,378 yangberarti gaya kepemimpinan mampu memberikankontribusi pengaruh yang signifikan terhadap streskerja auditor sebesar 37,8%.

b) Pengujian Hipotesis Kedua

Tabel 2Hasil Regresi Persamaan II

Hipotesis kedua nilai standardized betapersamaan (2) untuk gaya kepemimpinan -0,347 danstres kerja -0,225 semuanya signifikan. Koefisienregresi hubungan langsung sebesar -0,347, koefisienregresi pengaruh tidak langsungnya yaitu : 0,378 x -0,225 = -0,085 dan total pengaruh gaya kepe-mimpinan ke kepuasan kerja yaitu : -0,347 + (0,378x -0,225) = -0,432.

Bentuk diagram jalur sebagai berikut:

Gambar 2Hubungan gaya kepemimpinan secara

tidak langsung terhadap kepuasan kerjamelalui stres kerja sebagai variabel

intervening

Sumber: Hasil Uji Hipotesis

PembahasanHasil analisis Regresi dengan variabel intervening

menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinanmempunyai pengaruh signifikan terhadap stres kerjaauditor yang terdapat di BPK dan BPKP perwakilanYogyakarta. Hal ini dapat diartikan, jika gayakepemimpinan meningkat dalam arti bahwa, jikapemimpin tim selalu memberikan batasan kepadabawahan (instruksi pelaksanaan tugas, kapan,bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil apa yangakan dicapai), pemimpin tim memperhatikankebutuhan sosial dan emosi bawahannya (kebutuhanpengakuan, kepuasan kerja, dan penghargaan),pemimpin mengorganisasikan kegiatan-kegiatankelompok mereka, pemimpin tim melakukan hal-halkecil yang membuat auditor senang menjadi anggotatim, pemimpin tim memastikan bahwa peranannyadidalam kelompok dipahami oleh auditor, pemimpintim selalu memberikam saran-saran kepada bawahanguna penyelesaian tugas audit, pemimpin timmenjadwalkan pekerjaan yang harus dilakukanbawahan, pemimpin tim memperlakukan semuaauditor setara dengan dirinya, pemimpin timmempertahankan kinerja yang pasti, pemimpin timselalu memberikan perhatian untuk kemajuanbawahannya, pemimpin tim selalu meminta auditoruntuk mematuhi regulasi dan aturan-aturan,pemimpin tim hanya memberikan informasi yangdiperlukan untuk pekerjaan auditor, pemimpin timmenjelaskan cara penyelesaian tugas audit yangharus dilakukan, pemimpin tim selalu menunjukkan

Page 41: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Hidayat: Pengaruh Stres Kerja 133

perhatian dan kepedulian terhadap kesejahteraanbawahan, pemimpin tim memiliki inisiatif untukmelakukan perubahan, pemimpin tim membantumengatasi masalah yang dihadapi bawahan sampaiselesai pelaksanaan tugas audit, dan pemimpin timmembantu bawahan untuk membuat tugasnya lebihmudah dikerjakan, maka stres kerja auditor yangterdapat di BPK dan BPKP perwakilan Yogyakartaakan mengalami peningkatan. Hal ini berartimendukung hipotesis pertama (hipotesis pertamaterbukti) yang menyatakan bahwa gaya kepemim-pinan berpengaruh terhadap stres kerja denganpengaruhnya sebesar 37,8%.

Gaya kepemimpinan dan stres kerja secaraparsial mempunyai pengaruh yang signifikanterhadap kepuasan kerja. Dengan signifikansinyastres kerja, maka dapat dinyatakan , jika stress kerjamenurun dalam arti bahwa, jika penerangan yangkurang di ruang kerja dapat mempengaruhiresponden bekerja dengan baik, suasana yang bisingdan gaduh di lingkungan kerja dapat mempengaruhiresponden untuk berkonsentrasi dalam bekerja, suhudi ruangan kerja terasa kurang kondusif untuk dapatmelakukan pekerjaan dengan baik, respondenmerasa kebersihan di ruang kerja yang respondentempati kurang baik, responden merasa sirkulasiudara dan ventilasi di tempat responden bekerjakurang baik, tidak adanya kejelasan dan ketegasantentang hak dan kewajiban saudara terhadappekerjaan menjadikannya sulit bekerja dengansebaik-baiknya/frustasi, pembagian tugas yang tidakjelas akan mempengaruhi responden dalam bekerja,pekerjaan yang dibebankan kepada respondenterlalu berlebihan sehingga waktu responden tidakcukup untuk menyelesaikan pekerjaan, kurangnyakontrol dari perusahaan terhadap hasil kerjamembuat responden tidak termotivasi dalam bekerja,responden merasa tangung jawab yang dibebankaninstansi kepada tiap individu tidak sama, danresponden merasa kondisi diruang kerja respondenterasa kurang nyaman untuk ditempati makakepuasan kerja akan meningkat. Hal ini berartimendukung hipotesis kedua (hipotesis keduaterbukti) yang menyatakan gaya kepemimpinanmelalui pengaruh tidak langsungnya stres kerjaberpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor denganpengaruh totalnya sebesar 43,2%.

4. SIMPULAN DAN SARAN

SimpulanBerdasarkan analisis dan pembahasan, dapat

ditarik simpulan :

a. Kecenderungan kepemimpinan yang diterapkanBPKP perwakilan Yogyakarta yaitu consideration(perhatian). Hal ini didasarkan pada hasilpenilaian responden terhadap gaya kepemim-pinan (70%) dan (60%) menilai gaya kepemim-pinan perhatian dan inisiasi struktur auditor diBPKP perwakilan Yogyakarta, setuju. Dankecenderungan kepemimpinan yang diterapkanBPK perwakilan Yogyakarta yaitu initiatingstructure (struktur Inisiaisi). Hal ini didasarkanpada hasil penilaian responden terhadap gayakepemimpinan 52% setuju terhadap perhatiandan 60% sangat setuju terhadap struktur inisiasi.

b. Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap streskerja. Hal ini berarti jika gaya kepemimpinanmeningkat, maka stres kerja auditor juga akanmeningkat dan sebaliknya.

c. Gaya kepemimpinan berpengaruh secara tidaklangsung terhadap kepuasan kerja melalui streskerja sebagai variabel intervening. Dengandemikian, jika gaya kepemimpinan meningkat,maka stress kerja meningkat dan mengakibat-kan kepuasan kerja akan menurun.

SaranKarena dari hasil penelitian terdapat penurunan

kepuasan kerja pada saat stres kerja meningkat,maka sebaiknya seorang pemimpin dapat mem-bantu bawahannya dalam mengurangi stres kerja.Hal ini dapat dimulai dari pengurangan stres dilingkungan fisik tempat kerja, yaitu denganpengaturan cahaya yang sesuai, pengaturan suhuyang nyaman untuk bekerja, pengaturan ruanganyang dapat mengurangi efek suara dari luar, menjagakebersihan ruang kerja, pengaturan sirkulasi udarayang baik.

Page 42: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

134 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 128-136

DAFTAR PUSTAKAAs’ad, Moh. 1999. “Psikologi Industri”, Liberty,

Yogyakarta.

Bennis, W. G. 1959. “Leadership theory andadministrative behavior: Theproblem of authority. AdministrativeScience Quarterly.

Davis, Keith, Newstrom John W. 1996. “PerilakuDalam Organisasi”, Edisi 7, Jilid II,Erlangga, Jakarta.

Engko, C. dan Gudono. 2007. “PengaruhKompleksitas Tugas dan Locus ofControl Terhadap HubunganAntara Gaya Kepemimpinan danKepuasan Kerja Auditor”, Thesis,Program Magister Sains Akuntansi,Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Fraser, T. M. 1992. “Kepuasan Kerja DalamOrganisasi”, Erlangga, Jakarta.

Gibson, Ivanchevich, Donelly. 1996. “OrganisasiPerilaku Struktur Proses”, Edisi 8,Erlangga, Jakarta.

Handoko,T. H. 1988. “Manajemen”, edisi 2, BPFE,Yogyakarta.

Heidjrachman dan Husnan. 1995. “ManajemenPersonalia”, Edisi Ketiga, CetakanKedua, BPFE, Yogyakarta.

House, R. J. 1971. “A Path-Goal Theory of LeaderEffectiveness” Administrative pp. 321-338 Science Quarterly., and T. R.Mitchel. 1974, “Path-goal Theory ofLeadership”, Journal of ContemporaryBusiness, pp. 81-97.

Howell, W. C. 1976. “Essentials of Industrial andOrganizational Psychology”, DorseyPress.

Jiambalvo, James dan Jamie Pratt. 1982. “TaskComplexity and LeadershipEffectiveness in CPA Firms”, TheAccounting Review, pp. 734-749.

Martoyo, Susilo. 1994. “Manajemen SumberDaya Manusia III”, BPFE,Yogyakarta.

Soeratno dan Arsyad, Lincoln. 2003. MetodologiPenelitian untuk Ekonomi danBisnis. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian Bisnis”, revisikesepuluh, CV. Alvabeta, Bandung.

Suradinata, Ermaya. 1997. “Pemimpin danKepemimpinan Pemerintahan”,Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Triaji, F. A. 2003. “Pengaruh Stres TerhadapKepuasan Kerja Karyawan padaPerum Damri Unit Bus KotaYogyakarta”, Hasil Penelitian di FEUPN “Veteran” Yogyakarta.

Widagdo, Ari K. 2005. “Pengaruh KompleksitasTugas Terhadap Hubungan antaraGaya Kepemimpinan danKepuasan Kerja di LingkunganBadan Pemeriksa KeuanganPerwakilan IV Yogyakarta”.

Yukl, Gary A. 1998. “Leadership in Organizations”,Terjemahan Jusuf Udaya, Prenhallindo,Jakarta.

Page 43: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Hidayat: Pengaruh Stres Kerja 135

LAMPIRAN:

Persamaan 1

Regression

Persamaan 2

Regression

Page 44: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

136 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 128-136

Page 45: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

137

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMANKENAIKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

INDONESIA

IbrahimUPN Veteran Yogyakarta; Email: [email protected]

Abstract

The Purpose of this research was to test dividend informational content forward market reaction,and to test the variables of corporate specific characteristics that influence market reaction.This study compare market reactions to dividend announcements of Manufacture Firm. Theanalysis uses data from 25 Manufacture Firms during the period 2003-2007. This researchemployed event study method to analyse market reaction and regression analysis to tets theinfluence of the variables of corporate specific characteristics. The empirical result indicatethat dividend announcement convey information to the market. This means that investors inIndonesia Stock Exchange use information of the announcement of the change of dividendpayment to executive dicison making. Other result of the study show that the sixe of companyhas positive influence toward magnitude of market reaction (abnormal return). It has longbeen known that announcements of unexpected changes in dividend payments provideinformation affecting the market values of the companies making the change.

Keywords : Forward market reaction, dividend, Abnormal return.

Alamat korespondensi:

Fakultas Ekonomi UPN Veteran; Jalan SWK 104 Condongcatur, Yogyakarta

1. PENDAHULUANPeningkatan jumlah emiten di pasar modal tidak

lepas dari campur tangan pemerintah dalammembuat kebijakan. Banyak kebijakan yangmendorong perkembangan pasar modal di Indonesiaantara lain kebijakan yang menyederhanakan prosespenerbitan sekuritas bagi perusahaan yang ingin gopublic serta membuka kesempatan yang luas bagiinvestor asing dengan adanya saham untuk tunjukdan membuka kesempatan bagi perusahaan baru

yang belum memiliki laba untuk mencari modal diBursa Efek Indonesia, menyebabkan pertumbuhanyang pesat di BEI.

Keberhasilan pengembangan pasar modal dapattercapai jika pasar modal dapat bekerja secaraefisien, hal ini perlu dikaji secara terus meneruskarena dengan pengembangan pasar modal akansemakin meningkatkan kepercayaan para investordomestik maupun luar negeri dalam melakukaninvestasi di pasar modal. Sumbangan positif yang

Kajian Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Desember 2009: 137-146 ISSN 1907 - 1442

Page 46: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

138 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 137-146

diharapkan dalam pengembangan pasar modaldiantaranya adalah berbagi kebijakan pemerintahyang pada gilirannya dapat meningkatkan peranBursa Efek Indonesia (BEI) dalam menghimpun danadari masyarakat.

Pasar modal merupakan pertemuan antara pihakyang memiliki kelebihan dana dengan pihak yangmembutuhkan dana dengan cara memperjualbelikansekuritas. Sebagai lembaga perantara pasar modalpenting dalam menunjang perekonomian karenapasar dapat mendorong terciptanya alokasi danayang efisien bagi investor pasar modal merupakanalternative investasi yang memberikan return yangoptimal. Untuk itu seorang investor membutuhkaninformasi yang dijadikan pertimbangan dalampengambilan keputusan.

Informasi mengenai perkembangan harga sahamdan volume perdagangan maupun informasi lainmenjadi pedoman dalam membuat keputusan.Ketersediaan informasi yang lengkap menyebabkaninvestor akan mudah menentukan keputusan.Banyak informasi yang diberikan oleh perusahaan,baik informasi laporan keuangan maupun peng-umuman lain seperti pengumuman dividen, peng-umuman right issue, stock splits maupun informasilainnya, informasi seperti ini akan tercermin padaperubahan harga saham disekitar peristiwa itu.

Sebelum terjadi krisis pada bulan Juli 1997perkembangan pasar modal mengalami pertumbuhanyang pesat, namun setelah krisis financial mulaimemukul Indonesia pada akhir tahun 1997, pasarmodal pun merasakan pengaruhnya. IHSG (yangmerupakan cerminan seluruh harga saham yangterdaftar di BEI ) turun dari 637 pada tahun 1996menjadi hanya 398 pada tahun 1998 (pada waktukrisis mencapai puncaknya), dan mulai bangkitkembali pada tahun 2003. Jumlah lembar saham yangtercatat meningkat sangat besar pada waktu krisiskarena banyak perusahaan yang harus menerbitkansaham baru dalam jumlah lembar yang sangat besar(karena harga saham jatuh) untuk menutup kerugianyang sangat besar (terutama sektor perbankan danproperti). Kalau pada tahun 2004 jumlah saham yangterdaftar menurun cukup besar, maka hal tersebutdisebabkan karena banyak perusahaan yangmelakukan reverse split (misal dari 10 lembar sahammenjadi 1 lembar saham). Beberapa bank melakukanreverse split pada tahun 2004.

Model harga saham dengan pertumbuhankonstan menunjukkan bahwa pembayaran dividenyang lebih besar cenderung akan meningkatkanharga saham yang berarti meningkatnya nilaiperusahaan. Namun demikian, pembayaran yangsemakin besar akan dapat mengurangi kemampuanperusahaan dalam investasi, sehingga akanberpotensi menurunkan harga saham perusahaan.Dalam kenyataan di pasar sering terjadi bahwapembayaran dividen meningkat selalu diikuti dengankenaikan harga saham, sedangkan penurunandividen akan diikuti dengan penurunan harga saham.

Modigliani dan Miller (1961), menyatakan bahwapasar akan bereaksi terhadap sinyal yang diberikanoleh manajemen. Reaksi positif akan terjadi apabilainformasi dalam pengumuman dividen tersebutmenimbulkan respon pasar atas harapan tingkatkeuntungan yang lebih besar dimasa mendatang.Sebaliknya, akan menimbulkan reaksi negativeapabila informasi dalam pengumuman dividentersebut menimbulkan respon pasar atas keuntunganyang lebih rendah dimasa mendatang. Kinerjaperusahaan dianggap membaik apabila perusahaanmampu membayar dividen sebesar yang dijanjikanatau perusahaan dapat membayar lebih tinggi yangdiharapkan pemegang saham. Hampir semuaperusahaan yang melakukan pembayaran dividenmemberikan berbagai sinyal tentang prospek dimasayang akan datang. Pelaku pasar yang kurangcanggih akan menerima informasi peningkatandividen begitu saja sebagai sinyal yang baik tanpamenganalisisnya lebih lanjut dan harga sekuritasakan mencerminkan informasi kabar baik ini secarapenuh. Secara divinisi, ini berarti pasar sudah efisienbentuk setengah kuat secara informasi. Sebaliknya,pelaku pasar yang canggih tidak mudah dibodohioleh emiten. Pelaku pasar yang canggih akanmenganalisis informasi dari peningkatan dividenlebih lanjut untuk menentukan apakah benarinformasi tersebut merupakan sinyal yang valid dandapat dipercaya. Artinya investor akan menganalisisapakah pengumuman dividen meningkat tersebutdiumumkan oleh perusahaan yang berprospek atautidak. jika diumumkan oleh perusahaan yangberprospek, maka sinyal ini valid atau bernilaiekonomis, sedangkan jika diumumkan olehperusahaan yang tidak berprospek maka sinyaltersebut tidak valid atau tidak memiliki nilai

Page 47: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Ibrahim: Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Kenaikan Deviden 139

ekonomis, karena pembayaran dividen membutuh-kan cost tinggi hanya perusahaan yang berprospekyang dapat melakukannya. Oleh karena itu investoryang canggih akan bereaksi positif terhadappengumuman dividen meningkat dari perusahaanyang berprospek dan akan bereaksi negativeterhadap pengumuman dividen meningkat dariperusahaan yang tidak berprospek.

Aharony dan Swary (1980), menunjukkan bahwadividen mengandung informasi dan pasar sudahcukup efisien dalam bentuk setengah kuat terhadapinformasi dividen ini terlihat bahwa pasar menyerapinformasi dengan cepat. Aharony dan Swarymenggunakan sampel dividen kuartalan 149perusahaan industri yang tercatat di New York StockExchange (NYSE) 1963-1976, dan dengan meng-gunakan indeks pasar S dan P, mereka menghitungabnormal return selama 10 hari disekitar tanggalpengumuman dividen. Hasil penelitiannya menun-jukkan bahwa pasar bereaksi dalam interval waktu2 hari, yaitu sehari sebelum pengumuman dan seharipada pengumuman dividen. Hasil ini menunjukkanbahwa dividen mengandung informasi, dan pasarsudah cukup efisien dalam bentuk setengah kuatterhadap informasi dividen ini yang terlihat bahwapasar menyerap informasi tersebut dengan cepat.

Woolridge (1982), telah meneliti denganmenggunakan 376 pengumuman dividen dari tahun1971 hingga 1976, hasilnya mendukung bahwa pasarbereaksi terhadap perubahan positif dan negative darinilai dividen secara cepat dalam waktu sehari setelahpengumuman dividen.

Sementara itu Healy dan Palepu (1988), denganmeneliti 131 perusahaan yang membayar dividenpertama kalinya, dan 172 perusahaan yang tidakmembayar dividen yang pertama kalinya, mene-mukan bahwa pengumuman dividen mengandunginformasi bagi pasar.

Dhillon dan Johnson (1994) meneliti reaksi pasarterhadap pengumuman perubahan dividend pay out.Ghosh dan woolridge (1988) meneliti reaksi pasarterhadap pemotongan dividen (dividend cut ) maupunpengumuman penghapusan dividen (dividendomission). Dari semua hasil penelitian di atasmenemukan bukti adanya kandungan informasidividen.

Di Indonesia, penelitian mengenai kandunganinformasi dividen dilakukan diantaranya oleh Amsari

(1993), Soetjipto (1997), Indah Patmawati (1999),Sudjoko (1999), dan Sugeng (2000) dengan hasilyang belum konsisten Indah Patmawati dan Sudjokodari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwapengumuman dividen mengandung informasi,sementara penelitian yang dilakukan oleh Amsari,Soetjipto dan Sugeng tidak menemukan buktiadanya kandungan informasi dividen.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengumuman dividen meningkat berpengaruhterhadap abnormal return dan apakah abnormalreturn dipengaruhi oleh persentase peningkatandividen, ukuran perusahaan, kinerja saham, danrisiko saham.

Teori Signaling HypothesisAda bukti empiris bahwa jika ada kenaikan

dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham.Sebaliknya, penurunan dividen pada umumnyamenyebabkan harga saham turun. Fenomena inidapat dianggap sebagai bukti bahwa para investorlebih menyukai dividen daripada capital gains. TapiMerton miller dan Franco berpendapat bahwa suatukenaikan dividen yang diatas biasanya merupakansinyal kepada para investor bahwa manajemenperusahaan meramalkan suatu penghasilan yangbaik di masa datang. Sebaliknya, suatu penurunandividen atau kenaikan dividen yang dibawahkenaikan normal diyakini investor sebagai suatusinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulitdimasa mendatang. Teori ini sulit dibuktikan secaraempiris, adalah nyata bahwa perubahan dividenmengandung beberapa informasi tapi sulit dikatakanapakah kenaikkan dan penurunan harga setelahadanya kenaikkan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau disebabkanoleh sinyal dan preferensi terhadap dividen. (LukasSetia Atmaja 2003: 287)

Teori Clientele EffectTeori ini menyatakan bahwa kelompok pemegang

saham yang berbeda akan memiliki preferensi yangberbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.Kelompok pemegang saham yang membutuhkanpenghasilan pada saat ini lebih menyukai suatuDividend Payout Ratio yang tinggi. Sebaliknyakelompok pemegang saham yang tidak begitu

Page 48: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

140 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 137-146

membutuhkan uang saat ini lebih suka jikaperusahaan menanam sebagaian laba bersihperusahaan. Bukti empiris menunjukkan bahwa efekdari “clientele” ini ada. Tapi menurut MM hal ini tidakmenunjukkan bahwa dividen besar lebih baik daridividen kecil, demikian sebaliknya. Efek “clientele”ini hanya mengatakan bahwa bagi sekelompokpemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebihmenguntungkan mereka (Lukas Setia Atmaja 2003:288).

Even StudyStudi peristiwa (event study) merupakan studi

yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatuperistiwa (event) yang informasinya dipublikasikansebagai suatu pengumuman. Study ini biasanyadilakukan pengujian kandungan informasi atas suatupengumuman yang dipublikasikan dan pengujiantingkat efisiensi pasar bentuk setengah kuat.Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untukmelihat reaksi dari suatu pengumuman.

Jika suatu pengumuman yang dipublikasikanmengandung kandungan informasi (informationalcontent), maka diharapkan pasar akan bereaksi padawaktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Jika suatu pengumuman ternyata memberiabnormal return berarti bahwa suatu pengumumantersebut mengandung informasi. Dan jika peng-umuman itu bereaksi secara cepat berarti pasarmodal dapat dikatakan efisien secara informasidalam bentuk setengah kuat. Dan jika suatupengumuman memberikan abnormal return danbereaksi secara lama serta berkepanjangan makapasar dapat dikatakan tidak efisian. Jika suatupengumuman tidak memberikan abnormal return,pasar modal dapat dikatakan efisien secara informal.

Abnormal Return (return tidak normal)Return tidak normal (abnormal return) merupakan

kelebihan dari return yang sesungguhnya terjaditerhadap return tidak normal. Return normalmerupakan return ekspektasi (return yang diharap-kan oleh investor). Selain itu return pasar jugadianggap sebagai return normal sehingga merupakanpengurangan bagi return actual untuk menghasilkanreturn tidak normal (Bamber Cheon, 1995 dalamBandi dan Hartono, 2000). Perubahan harga

merefleksikan perubahan kepercayaan rata-ratapasar secara agregat untuk melihat reaksi pasarsaham atas suatu event dapat dianalisis denganmengamati variabilitas return saham (security returnvariability) yang dihitung dari abnormal return suatuperusahaan dibagi varian abnormal. return

Abnormal return umumnya menjadi fokus dalamstudi peristiwa yang mengamati raksi harga atauefisiensi pasar. Dengan demikian hipotesis penelitiandapat dirumuskan:

H1 : Abnormal Return bereaksi terhadap pengu-muman kenaikan dividen.

H2 : Persentase kenaikan dividen, Ukuran peru-sahaan, Kinerja saham, dan Risiko sahammempunyai pengaruh terhadap AbnormalReturn.

2. METODE PENELITIAN

Rancangan PenelitianPenelitian ini menggunakan metode studi

peristiwa (event study) dengan periode pengamatan10 ( t = -10) sebelum pengumuman dividen sampaidengan sepuluh hari ( t = 10 ) setelah pengumumuandividen. Studi ini mempelajari reaksi pasar terhadapsuatu peristiwa dan menganalisis abnormal returndari sekuritas yang mungkin terjadi disekitarpengumuman suatu peristiwa.

Secara garis besar penelitian ini melakukanpengujian hipotesis yang pertama tentang reaksipasar terhadap adanya pengumuman dividenmeningkat dengan sampel perusahaan-perusahaanyang sesuai kriteria peneliti. Untuk menguji hipotesistersebut digunakan uji beda rata-rata: one sample t-test sedangkan model yang digunakan untukperhitungan abnormal return adalah market model.

Untuk pengujian hipotesis yang kedua uji tdilakukan dengan menggunakan suatu model regresiberganda. Model ini digunakan untuk menguji polahubungan antara abnormal return yang diperoleh disekitar tanggal kejadian dengan variabel-variabelkarakteristik perusahaan yaitu persentase kenaikandividen, ukuran perusahaan, kinerja saham, danrisiko saham.

Dari penelitian ini diharapkan terjawab perma-salahan apakah pasar pada Bursa Efek Indonesiabereaksi terhadap adanya pengumuman dividen

Page 49: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Ibrahim: Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Kenaikan Deviden 141

meningkat. Selain itu penelitian ini juga bertujuanuntuk mengetahui apakah event tersebut mengan-dung informasi yang dijadikan dasar bagi pemegangsaham untuk mengambil keputusan.

Populasi dan SampelPopulasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Dan sampel yang digunakandalam penelitian ini adalah perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia danmelakukan pengumuman deviden meningkat daritahun 2003 – 2007.

Metode pengambilan sampel dengan mengguna-kan purposive sampling yaitu pengambilan sampelyang bersifat tidak acak dan dipilih berdasarkanpertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteriatertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Adapunkriteria yang diterapkan dalam pengambilan sampeladalah:

1) Perusahaan mengumumkan pembayaran dividenmeningkat selama periode 2003 – 2006. Untukmembandingkan meningkat atau tidak denganmembandingkan nilai dividen tahun pengamatandengan tahun sebelumnya.

2) Perusahaan tidak melakukan pengumumanlainnya selama periode peristiwa, seperti : stockdividen, stock split, right issue. Hal ini dilakukanuntuk mengurangi efek pengganggu yangdimungkinkan dapat mengurangi validitaspenelitian.

Perusahaan manufaktur yang melakukanpengumuman dividen periode tahun 2003-2007terdapat 88 perusahaan. Dengan adanya purposivesampling sehingga di dapat 30 perusahaan yangmengumumkan dividen meningkat dan tidakmengumumkan stock split, stock dividend an rightissue. Sedangkan 58 perusahaan lainnya tidakmemenuhi kriteria pengambilan sampel atau tidakadanya kelengkapan data.

Identifikasi dan Pengukuran VariabelPenelitian

Return Sesungguhnya

Menghitung return saham harian individual (Rit).

= Return saham i pada periode t

= Harga saham i pada periode t

= Harga saham i pada periode t-1

Return Pasar

Menghitung return pasar harian

= Return pasar harian perusahaan ipada waktu t

= Indeks Harga Saham Gabunganperusahaan i pada waktu t

= Indeks Harga Saham Gabunganperusahaan i pada waktu t-1

Expected Return

Menghitung ekpected return dari periodepengamatan

= Intersep untuk sekuritas i

= Koefisien slope yang merupakan beta darisekuritas i

= Kesalahan residu yang merupakan variabelacak dengan nilai ekspektasinya samadengan 0.

Abnormal Return

Abnormal Return selama periode pengamatan

= Abnormal Return saham i pada periodet

= Return Realisasi saham i pada periodet (pengamatan)

= Return Ekpextasi saham i pada periodet

Page 50: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

142 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 137-146

Menghitung rata-rata abnormal return perhariselama periode pengamatan

AARt = Average Abnormal Return perhari periodepengamatan

Menghitung Cumulative Abnormal Returnselama event period:

ARit = Abnormal Return saham i pada periodet

CAARt = Cumulative abnormal return

Pengujian Statistik (t-test), one sample t-test

Pengujian statistik (t-test) terhadap averageabnormal return pada event period untuk melihatsignifikansi average abnormal return tersebut.Tingkat keyakinan dalam penelitian ini adalah 0,95atau = 0,05. Pengujian tersebut akan dilakukandengan menggunakan software SPSS for windows.

SARi,t diartikan sebagai nilai t-hitung untukmasing-masing abnormal return sekuritas i pada harike t sedangkan SAARt merupakan nilai t hitung untukaverage abnormal return pada hari t selama eventperiod.

Keterangan :

KSE = Kesalahan Standar Estimasi

T = Periode Estimasi

K = Jumlah Sekuritas

Dari pengujian hipotesis pertama dapatdiformulasikan sebagai berikut:

Ho : AR = 0 Abnormal Return tidak bereaksiterhadap pengumuman kenaikan dividen.

Ha : AR ‘“ 0 Abnormal Return bereaksiterhadap pengumuman kenaikan dividen.

Persentase kenaikan dividen

Merupakan merupakan proksi dari informasicontent dari perubahan dividen. Perubahan yanglebih besar dalam kebijakan dividen diasumsikanmengandung lebih banyak informasi. Besarnyadihitung dari persentase selisih antara dividen yangdibayarkan pada event yang diamati dengan dividenyang dibayarkan periode sebelumnya.

Ukuran Perusahaan (size)

Diproksi dari total asset suatu perusahaan.Dengan demikian diperkirakan perusahaan besarakan menarik minat para investor.

Kinerja Harga Saham ( Cumulative Re-turn Movement/CARM )

Merupakan pergerakan harga saham selamaperiode estimasi. Besarnya ditentukan denganmencari kumulatif return yang terjadi selama periodeestimasi.

Risiko saham

Merupakan interpretasi kinerja saham padamasa yang akan datang yang diukur dengan marketmodel beta.

Tahap penelitian selanjutnya dilakukan untukmenguji hipotesis kedua berkaitan dengan polahubungan antara variabel-variabel karakteristik yaitupersentase kenaikan dividen, ukuran perusahaan,kinerja harga saham, dan risiko saham denganabnormal return yang diperoleh pemegang sahamdalam kenaikan dividen dengan Analisis RegresiLinier Berganda.

Page 51: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Ibrahim: Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Kenaikan Deviden 143

3. HASIL ANALISIS DANPEMBAHASAN

Reaksi pasar terhadap pengumumandividen

Pengujian hipotesis apakah pasar bereaksiterhadap pengumuman kenaikan dividen denganmelakukan uji t untuk satu sample (one sample t-test). Pengujian hipotesis ini dimaksudkan untukmelihat apakah terjadi reaksi terhadap pengumumankenaikan dividen

Tabel 1 disajikan ringkasan hasil pengujianterhadap hipotesis pertama dengan menggunakanuji t di sekitar tanggal pengumuman kenaikanpembayaran dividen yaitu 10 hari sebelum dan 10hari sesudah tanggal pengumuman kenaikkanpembayaran dividen.

Tabel.1Hasil pengujian Abnormal Return

Sumber : hasil olah data

Tanda * menunjukkan signifikan

Pada tanggal pengumuman kenaikkan pem-bayaran dividen (t-0) muncul abnormal return negativeyang signifikan hal ini berarti hipotesis nol ditolakbahwa abnormal return tidak bereaksi ditolak.

Hasil uji Abnormal Return

Hasil perhitungan abnormal return selamaperiode peristiwa (event period), menunjukkan adapergerakan yang positif dan negatif, abnormal returnposotif mengidentifikasikan bahwa actual returnsaham tersebut selama periode peristiwa lebih besarnilainya dibandingkan dengan ekspektasi atauexpected return yang diprediksikan para investor,sedangkan abnormal return negatif mengidentifikasi-kan bahwa actual return saham tersebut selamaperiode peristiwa lebih kecil dibandingkan denganekspektasi atau expected return yang diprediksikanoleh para investor. Secara keseluruhan rata-rataabnormal return yang bernilai positif dan negatifselama periode peristiwa yaitu 21 hari hampirseimbang , 10 hari bernilai negatif dan 11 hari bernilaipositif.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Averangeabnormal return muncul pada 21 hari perdaganganselama event period tetapi tidak semuanyasignifikan. Average Abnormal return ternyata munculdengan dua arah yang berbeda yaitu positif dannegative tetapi yang paling banyak muncul adalahabnormal return positif. Pada tanggal pengumumankenaikan pembayaran dividen muncul abnormalreturn negative yang signifikan hal ini menunjukkanbahwa pemegang saham atau pasar bereaksi negatifterhadap pengumuman kenaikkan pembayarandividen. Reaksi pemegang saham yang negatifterhadap pengumuman kenaikkan pembayarandividen kemungkinan disebabkan oleh pemegangsaham menganggap bahwa perusahaan-perusahaantersebut tidak memiliki prospek yang baik untukmasa yang akan datang. Akibatnya para pemegangsaham akan menganggap bahwa kenaikkan dividenyang dibayarkan merupakan kabar buruk.

Dilihat dari nilai CAAR pada hari terakhirperdagangan diperoleh CAAR yang negatif yaitusebesar -0,000870 dan tidak signifikan maka dapatdisimpulkan bahwa adanya pengumuman pemba-yaran dividen meningkat berpengaruh negatif, artinyabelum tentu dengan pengumuman kenaikan dividenakan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

Page 52: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

144 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 137-146

Karakteristik perusahaan danpengaruhnya terhadap abnormal return

Analisis berikutnya adalah pada pengujianhipotesis kedua yang menguji variabel-variabelkarakteristik perusahaan yaitu persentase pening-katan dividen, ukuran perusahaan, kinerja hargasaham, risiko saham berpengaruh secara signifikanterhadap abnormal return.

Regresi Linier Berganda

Hasil perhitungan analisis regresi untuk modelyang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkanpada tabel 2.

Tabel 2Hasil Analisis Regresi Berganda

Sumber : hasil olah data regresi linier berganda

Dari model analisis yang diajukan, makadiperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -0,035 + 7,09E-006 X1 + 0,001 X2 + 0,017 X3+ 0,005 X4

Hasil regresi berganda yang dilakukan terhadapseluruh perusahaan yang menjadi obyek penelitian,diketahui nilai R-Square sebesar 0,181 atau sebesar18,1 % artinya secara keseluruhan variabel bebas hanyadapat menjelaskan perubahan abnormal return sebesar18,1 % sedangkan sisanya sebesar 81,9% dijelaskanoleh variable lain yang tidak terliput dalam model ini.

Dari hasil uji F dapat dianalisis bahwa secarakeseluruhan dari koefisien variabel bebas yaitupersentase kenaikan dividen, ukuran perusahaan,kinerja saham, dan risiko saham mempunyaipengaruh positif signifikan terhadap abnormal returnkarena F signif = 0,004 < á 5%.

Pengujian secara parsial atau individu(uji t)

Untuk analisis parsial secara terperinci dapatdijelaskan sebagai berikut:

Variabel Persentase Kenaikan Dividen ber-pengaruh signifikan dengan Abnormal Return, karenanilai sig atau probabilitasnya yang lebih kecil darisignifikansi 5% yaitu 0.019. Persentase kenaikandividen dalam penelitian ini memiliki pengaruhterhadap abnormal return. Hal ini mengindikasikanadanya kecenderungan bahwa semakin besarkenaikkan dividen yang dibayarkan semakin besarreaksi pemegang saham.

Variabel size atau ukuran perusahaan tidakberpengaruh signifikan terhadap Abnormal Return.Karena nilai probabilitasnya 0,280 lebih besar darisignifikansi 5%. Ukuran perusahaan tidak ber-pengaruh terhadap abnormal return. Dalam penelitianini dihasilkan bahwa ukuran perusahaan tidak berartiterhadap perubahan abnormal return. Pasar tidakbegitu mempertimbangkan ukuran perusahaan dalammengambil keputusan investasi.

Variabel kinerja saham berpengaruh signifikandengan Abnormal Return ditunjukkan dari nilaiprobabilitasnya sebesar 0,020 yang lebih kecil darisignifikansi 5%. Kinerja saham mempengaruhiabnormal return, hal ini menunjukkan bahwa kinerjaharga saham perusahaan bila mengalami pening-katan akan berakibat meningkatnya abnormal returnyang diperoleh investor. Dengan demikian dapatdiperkirakan bahwa perusahaan mengalamipeningkatan earning sebelum menaikkan dividen.

Risiko saham tidak berpengaruh signifikanterhadap Abnormal Return karena nilai proba-bilitasnya lebih besar dari tigkat signifikansi yaitu0,275. Risiko saham tidak berpengaruh terhadapabnormal return, hal ini menunjukkan bahwa investorkurang mempertimbangkan risiko saham dalammengambil keputusan. Atau investor tidak dapatmemprediksikan risiko dari saham-saham tersebut.

Page 53: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Ibrahim: Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Kenaikan Deviden 145

4. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan1) Simpulan yang dapat ditarik dari hasil

pengujian hipotesis pertama adalah pasarbereaksi terhadap adanya pengumumankenaikan pembayaran dividen. Reaksi yangdihasilkan adalah reaksi negatif , inikemungkinan disebabkan oleh pemegangsaham menganggap perusahaan-perusahaan tersebut merupakanperusahaan-perusahaan yang tidak tumbuh.Artinya pasar berasumsi bahwa perusahaan-perusahaan tersebut tidak memiliki prospekyang baik untuk masa yang akan datang.Akibatnya para pemegang saham akanmenganggap bahwa kenaikkan dividen yangdibayarkan merupakan kabar buruk.

2) Berdasarkan perhitungan analisis regresitersebut tampak bahwa R Square yangbesarnya 18,1% berarti abnormal returndapat dijelaskan dengan variabel bebas yangterdiri dari persentase kenaikan dividen,ukuran perusahaan, kinerja saham, danrisiko saham sebesar 18,1%. Sedangkansisanya dijelaskan oleh variabel lainnya yangtidak dapat terdeteksi dalam penelitian ini.

3) Persentase kenaikan dividend dan kinerjaharga saham memiliki pengaruh terhadapreaksi pasar. Sedangkan ukuran perusahaandan risiko saham tidak memiliki pengaruhterhadap reaksi pasar di BEI.

B. SARAN1) Perlunya penggunaan sampel penelitian

yang lebih banyak untuk memberikangambaran reaksi pemegang saham terhadappengumuman perubahan pembayaran yanglebih jelas.

2) Hasil penelitian ini diduga mengarah kepadapengujian efisiensi pasar secara keputusan,khususnya untuk kenaikkan dividen. Olehkarena itu perlu dilakukan penelitian lebihlanjut untuk membuktikan kebenarandugaan tersebut yaitu dengan memasukkanvariabel pertumbuhan perusahaan.

3) Perlunya mempertimbangkan informasiakuntansi yang lain seperti akuisisi dankebijakan perusahaan tentang merjerdisekitar tanggal pengumuman perubahanpembayaran dividen untuk mengurangiconfounding effect.

DAFTAR PUSTAKAAtmaja, Lukas Setia. 2003. Manajemen Keuangan,

penerbit Andi, Yogyakarta.

Brigham, Eugene F. and Houston Joel F. 2001.Manajemen Keuangan, Edisikedelapan, Erlangga.

Darmadji, Tjiptono., Fakhruddin, Hendy M. 2001.Pasar Modal di Indonesia, salembaempat, Indonesia.

Hartono, Jogiyanto. 1999. Teori Portofolio danAnalisis Investasi. Edisi pertama.Yogyakarta: BPFE UGM.

Husnan, Suad. 2005. Dasar-dasar TeoriPortofoliodan Analisis Sekuritas, edisiEmpat, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Kartini. 2003. “Analisis Reaksi Pemegang SahamTerhadap Pengumuman PerubahanPembayaran Dividen di Bursa EfekJakarta”, Journal Siasat Bisnis hal 121-142.

Khoiruddin, Moh. 2004. “Reaksi Pasar TerhadapDividend Announcement Di SektorPerbankan, Studi Kasus Pada BursaEfek Jakarta”, Jurnal Manajemen danAkuntansi, Vol,2, hal 123-137,Yogyakarta.

Marfuah. 2006. “Pengaruh Kecanggihan InvestorTerhadap Ketepatan Reaksi Pasardalam Merespon Pengumuman DividenMeningkat”, Jurnal Akuntansi danAuditing Indonesia, Vol, 10, 183-206,Yogyakarta.

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan, EdisiEmpat, Yogyakarta: BPFE-UGM.

Page 54: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

146 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 137-146

Setiawan, Doddy. Dan Subekti, Siti. 2005. “PengujianEfisiensi Pasar Bentuk Setengah KuatSecara Keputusan: AnalisisPengumuman Dividen Meningkat (studyempiris pada Bursa Efek Jakartaselama krisis moneter)”, Jurnal RisetAkuntansi Indonesia, vol,8,121-137,Yogyakarta.

Setiawan, Doddy. Dan Hartono, Jogiyanto. 2003.“Pengujian Efisiensi Pasar BentukSetengah Kuat Secara Keputusan:Analisis Pengumuman DividenMeningkat”, Jurnal Riset AkuntansiIndonesia, Vol,6,131-144, Yogyakarta.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi danManajemen Portofolio, Yogyakarta:BPFE-UGM.

Page 55: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

147

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERNPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK

Sri RahayuAlumni UPN Veteran Yogyakarta

Abstract

This study aims to determine the effect of audit quality, financial condition, the audit opinionthe previous year, the company’s growth, and the size of the company’s going-concern auditopinion. The sample in this study were manufacturing companies listed in Indonesia StockExchange from 2005 to 2007. The sampling technique is obtained as many as 63 companies.Testing the hypothesis in this study using logistic regression. The research concluded thatthe hypothesis of the first, third, and fifth accepted the proposed audit quality (X1), the auditopinion the previous year (X3), and company size (X5) has positive and significant effect ongoing-concern audit opinion, while the fourth hypothesis proposed rejected the company’sfinancial condition (X2) and the growth of the company (X4) did not affect the going-concernaudit opinion. Variables previous year’s audit opinion is the most dominant variable effect ongoing-concern audit opinion.

Keywords: Financial Condition and Going Concern Audit Opinion.

Alamat Korespondensi: Ngawen Rt 05, Rw. 12 Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta

1. PENDAHULUANHany et. al. (2003) mendefisikan going concern

adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha.Dengan adanya going concern maka suatu badanusaha dianggap akan mampu mempertahankankegiatan usaha dalam jangka waktu panjang, tidakakan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek.Setiawan (2006) menyatakan bahwa going concernsebagai asumsi bahwa perusahaan dapat memper-tahankan hidupnya (going concern) secara langsung

dapat mempengaruhi laporan keuangan. Laporankeuangan yang disiapkan menggunakan dasar goingconcern kemungkinan akan berbeda secarasubstansial dengan laporan keuangan yangdisiapkan pada asumsi bahwa perusahaan tidakgoing concern.

Opini audit going concern merupakan opini yangdikeluarkan auditor untuk memastikan apakahperusahaan dapat mempertahankan kelangsunganhidupnya (SPAP, 2001). Auditor bertanggung jawab

Kajian Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Desember 2009: 147-156 ISSN 1907 - 1442

Page 56: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

148 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

untuk menyediakan informasi yang mempunyaikualitas tinggi yang akan berguna untuk pengambilankeputusan para pemakai laporan keuangan. Kajianatas opini audit going concern dapat dilakukandengan melihat kondisi internal perusahaan, seperti:kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opiniaudit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan,dan ukuran perusahaan.

Kondisi keuangan perusahaan menggambarkantingkat kesehatan perusahaan. Pada perusahaanyang sakit banyak ditemukan indikator masalahgoing concern (Ramadhany, 2004). Kondisi ini dapatdigambarkan dari rasio keuangan yang dapatmemberikan indikasi apakah perusahaan dalamkondisi baik atau tidak. Perusahaan yang baik akanmempunyai profitabilitas yang besar dan cenderungmemiliki laporan keuangan yang sewajarnyasehingga potensi untuk mendapatkan opini yang baikakan lebih besar dibandingkan dengan jikaprofitabilitasnya rendah (Petronela, 2004).

Opini audit going concern tahun sebelumnyaakan menjadi faktor pertimbangan penting bagiauditor untuk mengeluarkan kembali opini audit goingconcern pada tahun berikutnya. Apabila auditormenerbitkan opini audit going concern tahunsebelumnya maka akan semakin besar kemung-kinan perusahaan akan menerima kembali opini auditgoing concern pada tahun berjalan.

Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan labayang tinggi cenderung memiliki laporan sewajarnya,sehingga potensi untuk mendapatkan opini yang baik(opini non-going concern) akan lebih besar. Altman(1968) dalam Petronela (2004) mengemukakanbahwa perusahaan dengan negative growthmengindikasikan kecenderungan yang lebih besarkearah kebangkrutan sehingga perusahaan yang labatidak akan mengalami kebangkrutan.

Mutchler (1985) menyatakan bahwa auditor lebihsering mengeluarkan opini audit going concern padaperusahaan kecil, karena auditor mempercayaibahwa perusahaan besar dapat menyelesaikankesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya.

Berdasarkan latar belakang di atas, makarumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kualitas audit, kondisi keuanganperusahaan, opini audit tahun sebelumnya,pertumbuhan perusahaan, dan ukuran per-usahaan berpengaruh secara simultan terhadap

opini audit going concern?”.

2. Apakah kualitas audit, kondisi keuanganperusahaan, opini audit tahun sebelumnya,pertumbuhan perusahaan, dan ukuranperusahaan berpengaruh secara parsial terhadapopini audit going concern?”.

Tujuan Penelitian ini antara lain:1. Untuk mengetahui hubungan antara kualitas

audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audittahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan,dan ukuran perusahaan terhadap opini auditgoing concern.

2. Untuk mengetahui pengaruh antara kualitasaudit, kondisi keuangan perusahaan, opini audittahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan,dan ukuran perusahaan terhadap opini auditgoing concern.

Manfaat penelitian ini adalah:1. Bagi Investor: Hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai masukan atau pertimbangan bagiinvestor untuk mengambil keputusan dalamberinvestasi.

2. Bagi Perusahaan: Dapat memberi petunjukterhadap kinerja perusahaan untuk menentukankebijakan perusahaan yang lebih baik.

3. Bagi Peneliti: Penelitian ini dapat menambahpengetahuan peneliti dan dapat mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi penerimaanopini audit going concern.

Kerangka Pikir Penelitian:

Page 57: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Rahayu: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit 149

Going ConcernHany et. al. (2003) mendefinisikan going concern

adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha.Dengan adanya going concern maka suatu badanusaha dianggap akan mampu mempertahankankegiatan usaha dalam jangka waktu panjang, tidakakan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek.Petronela (2004) menyatakan kajian atas opini goingconcern dapat dilakukan dengan melihat kondisiinternal perusahaan yang tercermin dalam profita-bilitas, likuiditas, atau respon investor terhadapperusahaan. Prediksi tentang kemungkinan bangkrutatau tidaknya suatu perusahaan termasuk salahsatu komponen keputusan tentang going concern.Setiawan (2006) menyatakan bahwa going concernsebagai asumsi bahwa perusahaan dapat memper-tahankan hidupnya secara langsung dapat mem-pengaruhi laporan keuangan. Laporan keuanganyang disiapkan menggunakan dasar going concernkemungkinan akan berbeda secara substansialdengan laporan keuangan yang disiapkan padaasumsi bahwa perusahaan tidak going concern.

Opini Audit Going ConcernOpini audit going concern merupakan opini yang

dikeluarkan auditor untuk memastikan apakahperusahaan dapat mempertahankan kelangsunganhidupnya (SPAP, 2001). Arens (1997) menyatakanbeberapa faktor yang menimbulkan ketidakpastianmengenai kelangsungan hidup perusahaan adalah:

1. Kerugian usaha yang besar secara berulang ataukekurangan modal kerja.

2. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayarkewajibannya pada saat jatuh tempo dalamjangka waktu yang telah ditetapkan.

3. Kehilangan pelanggan utama, karena terjadinyabencana yang tidak diasuransikan misalnyagempa.

4. Perkara pengadilan, gugatan hukum ataumasalah serupa yang sudah terjadi yang dapatmembahayakan kemampuan perusahaan untukberoperasi.

PSA No.30 memberikan pedoman kepada auditortentang dampak kemampuan satuan usaha dalammempertahankan kelangsungan hidupnya terhadapopini auditor sebagai berikut:

1. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsianmengenai kemampuan satuan usaha dalammempertahankan kelangsungan hidupnya dalamjangka waktu panjang, ia harus:

a. Memperoleh informasi mengenai rencanamanajemen yang ditujukan untuk mengu-rangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut.

b. Menetapkan kemungkinan bahwa rencanatersebut secara efektif dilaksanakan.

2. Jika manajemen memiliki rencana tersebut,langkah selanjutnya yang harus dilakukan olehauditor adalah menyimpulkan (berdasarkanpertimbangan) atas efektivitas tersebut.

a. Jika auditor berkesimpulan rencana tidakefektif, maka auditor menyatakan tidakmemberikan pendapat (disclaimer).

b. Jika auditor berkesimpulan tersebut efektifdan klien mengungkapkan keadaan tersebutdalam catatan atas laporan keuangan, makaauditor menyatakan pendapat wajar tanpapengecualian (unqualified opinion).

c. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebutefektif akan tetapi klien tidak mengung-kapkan keadaan tersebut dalam catatanatas laporan keuangan, maka auditormenyatakan pendapat tidak wajar (adverseopinion).

Kondisi Keuangan PerusahaanMenurut Sartono (1997) analisis keuangan men-

cakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahandan kekuatan dibidang finansial akan sangatmembantu dalam menilai prestasi manajemen masalalu dan prospeknya di masa datang. Rasio tersebutdapat memberikan indikasi apakah perusahaanmemiliki kas yang cukup memadai untuk memenuhikewajiban finansialnya. Kondisi keuangan perusa-haan menggambarkan tingkat kesehatanperusahaan. Pada perusahaan yang sakit banyakditemukan indikator masalah going concern(Ramadhany, 2004). Kondisi ini dapat digambarkandari rasio keuangan yang dapat memberikan indikasiapakah perusahaan dalam kondisi baik atau tidak.Perusahaan yang baik akan mempunyai profitabilitasyang besar dan cenderung memiliki laporankeuangan yang sewajarnya sehingga potensi untukmendapatkan opini yang baik akan lebih besar

Page 58: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

150 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

dibandingkan dengan jika profitabilitasnya rendah(Petronela, 2004).

HipotesisKualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan,

Opini Audit Tahun Sebelumnya, PertumbuhanPerusahaan, dan Ukuran Perusahaan secarasimultan dan Pasial berpengaruh signifikan terhadapOpini Audit Going Concern

2. METODE PENELITIAN

Populasi dan SampelPopulasi yang menjadi objek penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) telahgo public dengan menerbitkan laporan keuangantahunan yang telah diaudit dan dipublikasikan diBursa Efek Indonesia (BEI).

Pemilihan sampel menggunakan metodepurposive sampling, karena sampel yang dipilihsesuai dengan tujuan atau masalah penelitiansehingga dapat memperkecil kesalahan dalamproses pemilihan data. Kriteria sample sebagaiberikut: (1) Auditee yang sudah terdaftar di BEI 1Januari 2005-2007; (2) Auditee yang tidak keluar(delisting) dari BEI selama periode pengamatan2005-2007; (3) Auditee yang mengalami laba setelahpajak yang negatif selama 2005-2007 secaraberturut-turut.

Tabel 1Proses Seleksi Sampel Berdasarkan

Kriteria

Metode Pengumpulan DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidaklangsung dari sumber (perusahaan) tetapi dari laporankeuangan perusahaan manufaktur yang telah di auditor

dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) atausumber data dan informasi yang diperlukan berasaldari Indonesian Capital Merket Directory (ICMD).

Definisi Operasional dan PengukuranVariabel

Opini audit going concern

Opini audit going concern merupakan opini auditmodifikasi yang dalam pertimbangan auditor terdapatketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan ataskelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankanoperasinya (SPAP,2001). Termasuk dalam opini auditgoing concern ini adalah opini audit going concernqualified dan unqualified (Setyarno,2006). Variabelini merupakan variabel dummy dimana opini auditgoing concern diberi kode 1, sedangkan opini auditnon going concern diberi kode 0.

Kualitas Auditor (X1)

Kualitas auditor merupakan probabilitas seorangauditor dapat menemukan dan melaporkan penye-lewengan dalam sistem akuntansi klien (Christina,2003). Dalam penelitian ini kualitas audit diproksikandengan menggunakan skala auditor. Variabel inidiukur dengan menggunakan variabel dummy 1 untukauditor yang berkualitas dan 0 untuk auditor yangkurang berkualitas.

Auditor yang berkualitas adalah audit yangtergolong dalam KAP besar di Indonesia yangterafiliasi dengan KAP yang tergolong dalam TheBig Four antara lain: Price Waterhouse (Drs. VJH.Boentaran Lesmana, Thompson F Batubara,Haryanto Sahari), Deloitte (Hans Tuanakota Mustofa,Halim), Ernst & Young (Prasetio, Sarwoko, Sadjaja),dan KPMG (Sidharta, Widjaja). Penggunaan kriteriaini mengacu pada penelitian Ihsan 2007.

Kondisi Keuangan Perusahaan (X2)

Dalam penelitian ini menggunakan ROE, untukmelihat suatu kondisi keuangan perusahaantersebut. Dimana ROE adalah profitabilitas yangdiperoleh dari hasil laba bersih.

Page 59: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Rahayu: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit 151

Opini Tahun Sebelumnya (X3)

Dalam penelitian ini menggunakan variabeldummy opini audit going concern akan diberi kode1 sedangkan untuk opini audit non going concernakan diberi angka 0.

Pertumbuhan Perusahaan (X4)

Rasio pertumbuhan penjualan yang digunakanuntuk mengukur kemampuan auditee dalampertumbuhan perusahaan. Rasio tersebut sebagaiberikut:

Ukuran Perusahaan (X5)

Variabel untuk mengukur seberapa besar ataukecilnya perusahaan, maka digunakan variabelnatural logaritma dari total aktiva.

3. HASIL PENELITIAN

Statistik DeskriptifSetelah melalui proses pemilihan sampel,

diperoleh jumlah data sebanyak 189 observasi. Hasilanalisis deskriptif antara perusahaan yangmendapatkan opini audit going concern danperusahaan yang mendapat opini audit non goingconcern dapat ditunjukkan pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1

Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadapkualitas auditor rata-rata pada perusahaanmenghasilkan 0.3862. Hasil ini menunjukkan bahwaperusahaan dengan kualitas auditor tinggi cenderungmendapatkan opini audit going concern dibandingkandengan Auditor Rendah.

Hasil deskriptif juga menunjukkan bahwaperusahaan yang mempunyai kondisi keuanganyang diukur dengan ROE menghasilkan 2.1505. Hasilini menunjukkan bahwa perusahaan mempunyaiprofitabilitas yang baik.

Hasil deskriptif terhadap variabel opini audit tahunsebelumnya menghasilkan 0.7831. Hasil inimenunjukkan bahwa perusahaan yang mendapatkanopini audit going concern pada tahun sebelumnyaberpeluang besar untuk mendapatkan opini auditgoing concern pada tahun sekarang.

Begitu juga dengan varibel pertumbuhanperusahaan dan ukuran perusahaan, menghasilkan0.1166 dan 5.3129.

Analisis Regresi LogistikUntuk menguji kelayakan model regresi

digunakan uji Hosmer and Lemeshow, yangdioutputkan dari hasil pengolahan data SPSS 14.00.Kriteria pengujian jika nilai probabilitas > 0,05 makamodel dapat dinyatakan layak dan memenuhiasumsi Goodness of Fit. Hasil Uji Hosmer andLemeshow dapat ditunjukkan pada Tabel 4.2:

Tabel 4.2

Berdasarkan hasil Uji Hosmer and Lemeshow,seperti pada Tabel 4.2 diketahui nilai Sig. Sebesar0,021 <0,05. Dengan demikian model regresi logityang diajukan kurang memenuhi asumsi Goodnessof Fit. Untuk itu perlu dikaji dengan metode yanglain seperti metode 2 Log Likelihood.

Uji Keseluruhan ModelSebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih

dahulu diuji kelayakan dari model regresi logistikyang digunakan. Analisis ini didasarkan pada ujiOmnibus Tetst of Model Coeficient. Jika nilai Chi-Square memiliki probabilitas > 0,05 maka modelregresi tidak layak digunakan. Jika nilai probabilitaschi-square < 0,05 maka model regresi layakdigunakan. Hasil pengujian kelayakan model regresidapat dilihat pada Tabel 4.3:

Page 60: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

152 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

Tabel 4.3 Hasil Uji Kelayakan Model RegresiOmnibus Test of Model Coeficient

Sumber : Data sekunder diolah, 2009

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel-variabel independen dapat digunakan untukmemprediksikan opini audit going concern secarastatistik meyakinkan. Ini terlihat besarnya nilai Chi-Square sebesar 93,882 dengan probabilitas sebesar0,000 < 0,05. Secara keseluruhan model inimenunjukkan model analisis yang lebih baik. Hal inidiketahui adanya penurunan nilai -2 Like lihood padastep. Blok.0 (dengan konstanta saja) yaitu dari nilai197,693 pada blok number 0 menjadi 103,811 padablock number 1 (konstanta + variabel independen)atau terjadi penurunan sebesar 93,882 dengan p-value < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa model regresi logistik layak digunakan.

Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknyamultikolinieritas dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Berdasarkan tabel 4.4 dinyatakan bahwa matrikkorelasi menunjukkan tidak adanya multikolinieritasyang serius antara variabel bebas (independen),sebagaimana terlihat dari nilai korelasi antar variabelbebas yang < 0,8.

Selanjutnya untuk menguji ketepatan prediksidapat ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 4.5

Dari hasil overall classification result untukregresi binary logistic, ternyata lumayan bagus, yaitusebesar 90,5%. Persentase kebenaran untuk opiniaudit dalam kotegori no going concern audit reportyaitu 61% dimana terdapat kesalahan sebanyak 16kasus untuk kategori no going concern audit reportyang masuk dalam kategori going concern auditreport, dan 25 kasus yang dapat diprediksi secarabenar dalam kategori going concern audit report.Persentase kebenaran going concern audit reportsebesar 98,6%, dan sebanyak 2 kasus terjadikesalahan yang termasuk kategori no going concernaudit report.

Pengujian HipotesisUji hipotesis dalam penelitian ini menyatakan

bahwa kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan,opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhanperusahaan dan ukuran perusahaan berpengaruhterhadap opini audit going concern yang dilakukanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Analisis ini dilakukan dengan uji regresi logit(logistic regression) karena memiliki satu variabel

Tabel 4.4Uji

Page 61: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Rahayu: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit 153

dependen yang menggunakan data dummy danmemiliki variabel independen yang diukur denganskala rasio. Secara lengkap hasil uji regresi logitdisajikan dalam Tabel 4.6.

Tabel 4.6Hasil Analisis Data

Hasil Pengujian Hipotesis PertamaUntuk variabel kualitas auditor diperoleh koefisien

regresi positif sebesar 1,505 dan probabilitas sebesar0,032<0,05, berarti kualitas auditor berpengaruhsecara signifikan positif terhadap opini audit goingconcern. Dengan demikian Hipotesis pertama yangmenyatakan “semakin tinggi kualitas auditcenderung meningkatkan kemungkinan penerimaanopini audit going concern” dapat didukung. Hasilpenelitian ini sesuai dengan hasil penelitianRahmawati (2008) yang menemukan bahwa kualitasaudit berpengaruh signifikan terhadap opini auditgoing concern.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitasaudit berpengaruh positif signifikan terhadap opiniaudit going concern. Dengan demikian perusahaanyang menggunakan auditor yang berkualitas akancenderung mendapatkan opini audit going concern.Auditor bertanggung jawab untuk menyediakaninformasi yang mempunyai kualitas tinggi yang akanberguna untuk pengambilan keputusan para pemakailaporan keuangan. Auditor yang mempunyai kualitasaudit yang baik lebih cenderung akan mengeluarkanopini audit going concern apabila klien terdapatmasalah mengenai going concern.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yangdikemukakan oleh Barnes dan Huan (1993)menyatakan bahwa perusahaan yang gagal yangtidak menjelaskan going concern pada opiniauditnya menunjukkan bahwa auditor tersebut lebihmementingkan aspek komersial. Hal ini akanberdampak buruk pada citra auditor dan hilangnya

kepercayaan investor terhadap perusahaanauditan.

Hasil Pengujian Hipotesis Kedua

Pada variabel kondisi keuangan diperolehkoefisien regresi positif sebesar 0,246 danprobabilitas sebesar 0,048>0,05. Dengan demikiankondisi keuangan perusahaan tidak berpengaruhsecara signifikan, karena setiap perusahaan yangditeliti pada periode tertentu tidak mengalamikebangkrutan. Hal ini tidak berdampak padaperusahaan untuk menerima opini audit goingconcern.

Hasil Pengujian Hipotesis KetigaUntuk variabel Opini audit tahun sebelumnya

diketahui nilai koefisien regresi positif sebesar 1,866dan probabilitas sebesar 0,002 yang nilainya dibawah0,05. Dengan demikian dapat didukung. Hasilpenelitian sesuai dengan hasil penelitian Rahmawati(2008) dan Hendrianto (2007) yang menemukanbahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruhsignifikan terhadap opini audit going concern.

Opini audit going concern tahun sebelumnyaakan menjadi faktor pertimbangan penting bagiauditor untuk mengeluarkan kembali opini audit goingconcern pada tahun berikutnya. Apabila auditormenerbitkan opini audit going concern tahunsebelumnya maka akan semakin besar kemung-kinan perusahaan akan menerima kembali opini auditgoing concern pada tahun berjalan.

Hasil Pengujian Hipotesis KeempatUntuk variabel pertumbuhan perusahaan

diketahui nilai koefisien regresi sebesar -0,240 danprobabilitas sebesar 0,677 yang nilainya diatas 0,05.Hal ini tidak didukung. Hasil penelitian ini sesuaidengan hasil penelitian yang dilakukan olehRahmawati (2008) yang menemukan bahwapertumbuhan perusahaan tidak berpengaruhsignifikan terhadap opini audit going concern.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertum-buhan tidak berpengaruh terhadap pemberian opiniaudit. Hal ini terjadi karena pertumbuhan penjualanpada perusahaan tidak diikuti dengan kemampuanperusahaan untuk menghasilkan laba sertameningkatkan saldo labanya, sehingga dari survei

Page 62: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

154 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

yang dilakukan terhadap 63 perusahaan manufakturbanyak ditemukan perusahaan yang walaupunmemiliki nilai total penjualan yang meningkat setiaptahunnya namun tetap saja mengalami rugi ataupunmemiliki nilai saldo laba yang negatif. Berdasarkanhasil yang diperoleh perbandingan jumlah peru-sahaan yang mengalami pertumbuhan positif denganopini audit going concern dengan non going concerntidak terlalu berbeda jauh. Demikian pula halnyauntuk perusahaan yang mengalami pertumbuhannegatif, perbandingan jumlah perusahaan denganopini audit going concern dengan non going concernsebesar 0,24 : 0,21. Nilai pertumbuhan perusahaantidak berpengaruh terhadap pemberian opini auditgoing concern.

Hasil Pengujian Hipotesis Kelima

Hasil analisis secara parsial seperti pada tabel4.6. di atas, untuk variabel ukuran perusahaandiperoleh Nilai koefisien regresi sebesar sebesar0,577 dan probabilitas sebesar 0,012 yang nilainyadi bawah 0,05 (p<0,05). Hal ini berarti terdapatpengaruh yang signifikan positif antara ukuranperusahaan terhadap opini audit going concern padaperusahaan manufaktur di BEI.

Adanya pengaruh positif menunjukkan bahwaperusahaan yang besar akan cenderung menerimaopini audit going concern. Hasil penelitian ini tidaksesuai dengan hasil penelitian Silvi (2007) yangmenemukan bahwa ukuran perusahaan tidakberpengaruh terhadap opini audit going concern.Hasil penelitian juga tidak mendukung denganpendapat Mutchler (1985) yang menyatakan bahwaauditor lebih sering mengeluarkan opini audit goingconcern pada perusahaan kecil, karena auditormempercayai bahwa perusahaan besar dapatmenyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yangdihadapinya. Mutchler et. al. (1997) dalam penelitianfaktor-faktor yang berpengaruh terhadap laporan auditpada perusahaan yang mengalami kebangkrutan.Memberikan bukti empiris bahwa ada hubungannegatif antara ukuran perusahaan dengan pene-rimaan opini audit going concern.

Hal ini disebabkan karena perusahaan besarbelum dapat dipastikan tidak memiliki masalahkeuangan dalam perusahaan. Perusahaan yangbesar justru akan memiliki risiko yang besar, karenaakan lebih sulit dalam mempertahankan besarnya

laba yang diperoleh pada tahun sebelumnya.Perusahaan yang besar belum tentu memberikankinerja yang lebih baik, bahkan pada perusahaan-perusahaan baru, yang informasinya relatif lebihsedikit, akan memiliki pertumbuhan perusahaan yanglebih baik, karena investor terkadang memilihperusahaan yang kecil dengan alasan informasinyalebih privat, belum diketahui oleh investor lain. Halini menyebabkan pada perusahaan kecil cenderungmendapatkan opini non going concern.

4. SIMPULAN DAN SARAN

SimpulanBerdasarkan analisis tersebut diatas dapat

disimpulkan :

1. Dari pengujian statistik secara simultanmenghasilkan simpulan bahwa faktor-faktorkualitas audit, kondisi keuangan perusahaan,opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhanperusahaan dan ukuran perusahaan secarakeseluruhan signifikan mempengaruhi opini auditgoing concern. Sedangkan besarnya pengaruhkeenam variabel bebas tersebut terhadap variabelterikat adalah sebesar 60,4%, dan sisanyasebesar 39,6% dipengaruhi oleh variabel di luarpenelitian.

2. Dari pengujian stasistik secara parsial variabelkualitas audit, kondisi keuangan, opini audit tahunsebelumnya dan ukuran perusahaan berpe-ngaruh secara signifikan positif terhadap opiniaudit going concern pada perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Sedangkan untuk variabel pertumbuhan per-usahaan tidak terbukti berpengaruh secarasignifikan terhadap opini audit going concern.

Keterbatasan PenelitianPenelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan.

Keterbatasan-keterbatasan penelitian ini adalah: (1)untuk variabel pertumbuhan perusahaan dalampenelitian ini, peneliti hanya menggunakan totalpenjualan sebagai proksinya, karena total penjualansudah mencerminkan cost yang bersangkutan.Sehingga, bila terjadi kenaikan dalam nilaikeuntungan (laba) perusahaan, maka hal tersebutdiimbangi dengan kenaikan nilai aset, (2) perusahaan

Page 63: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Rahayu: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit 155

auditan tidak selalu diaudit oleh Kantor AkuntanPublik yang sama selama tiga tahun berturut-turut,dan dalam penelitian ini, peneliti tidak memfokuskanperpindahan perusahaan auditan dari satu KAP keKAP lainnya, dan (3) Proksi yang digunakan untukvariabel reputasi Kantor Akuntan Publik dalampenelitian ini hanya didasarkan pada skala KantorAkuntan Publik, (4) Data yang digunakan sampaitahun 2007.

SaranBerdasarkan simpulan yang telah dikemukakan

diatas, maka saran-saran yang diajukan adalah :

1. Bagi perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkanbahwa kualitas audit, kondisi keuangan, Opiniaudit tahun sebelumnya, dan ukuran perusahaanyang berpengaruh terhadap opini audit goingconcern, maka peneliti menyarankan kepadaperusahaan agar lebih meningkatkan kinerjaperusahaan, menggunakan auditor yangberkualitas serta menghindari adanya opini auditgoing concern.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil,selanjutnya dapat diusulkan saran sebagaiberikut :

a. Penggunaan pertumbuhan perusahaanhendaknya diukur dengan metode yang lebihspesifik untuk menghindari biasnya pertum-buhan penjualan dengan peningkatan labaperusahaan. Pengukuran yang direkomen-dasikan seperti IOS (kesempatan tumbuh)atau Profitabilitas.

b. Menambahkan variabel pergantian auditor,untuk mengontrol variabel kualitas auditor,mengingat perusahaan sering bergantidalam menggunakan jasa auditor.

c. Bagi peneliti mendatang diharapkan dapatmengembangkan penelitian dengan waktupengamatan lebih lama lagi, sehingga hasilpenelitian dapat digeneralisasikan denganlebih baik.

DAFTAR PUSTAKAAmbar. 2007. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Opini

Audit Tahun Sebelumnya terhadapOpini Audit Going Concern (Study padaPerusahaan Manufaktur di BEJ).Skripsi UPN “Veteran” Yogyakarta.

Arga F, dan Linda K. 2007. “Analisis Faktor-FaktorYang Mempengaruhi KecenderunganPenerimaan Opini Audit GoingConcern.” Jurnal Akuntansi & AuditingIndonesia. Vol. 11 No.2. 141-158

Carcello, J.V. and Neal, T.L. 2000. “Audit CommitteeComposition and Auditor Reporting.”The Accounting Review. 117-128.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis MultivariateDengan Program SPSS. BadanPenerbit Universitas Diponegoro.

Hani, Clearly dan Mukhlasin. 2003. “Going Concerndan Opini Audit: Suatu Studi PadaPerusahaan Perbankan di BEJ.”Simposium Nasional Akuntansi VI.1221-1233.

Ihsan. 2007. Pengaruh Kualitas Audit, RasioKeuangan, Opini Audit TahunSebelumnya, PertumbuhanPerusahaan Terhadap Opini AuditGoing Concern.” Skripsi UPN“Veteran”, Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. StandarProfesional Akuntan Publik. Jakarta.Salemba Empat.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 1999. Standar AkuntansiIndonesia Buku Satu, Salemba Empat,Jakarta.

Komalasari. 2006. Analisis Pengaruh KualitasAuditor dan Proxi Going Concernterhadap Opini Auditor. JurnalAkuntansi dan Keuangan, Edisi Juli.

La Salle, Randal, E., dan Anandarajan,. Asokan. 1996.Auditor View on The Type of Audit ReportIssued to Entities With Going ConcernUncertainties. Journal: AccountingHorizons, Vol.10 Juni. Pp 51-72.

Page 64: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

156 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

McKeown, J. Mutchler, J dan Hopwood W. 1991.“Towards an Explanation of AuditorFailure to Modify the Audit of BankruptCompanies”. Auditing. A JournalPractice & Theory. Supplement. 1-13.

Mutchler, J. 1985. “A Multivariate Analysis of TheAuditors Going Concern OpinionDecision.” Journal of AccountingResearchAutumn.

Mutchler, J. F., W. Hopwood, and J.C. Mc Keown.1997. “The Influence of ContraryInformation and Mitigating Factors onAudit Report Decision on BankruptCompanies.” Journal of AccountingResearch. Autumn.

Petronela, Thio. 2004. “Perkembangan GoingConcern Perusahaan DalamPemberian Opini Audit.” Jurnal Balance.47-55.

Rahmawati. 2008. Pengaruh Kualitas Auditor, KondisiKeuangan Perusahaan, Opini AuditTahun Sebelumnya, PertumbuhanPerusahaan dan Profitabilitas terhadapOpini Audit Going Concern. SkripsiUPN “Veteran”, Yogyakarta.

Ramadhany, Alexander. 2004. “Analisis Faktor-Faktor yang MempengaruhiPenerimaan Opini Going Concern padaPerusahaan Manufaktur yangMengalami Financial Distress di BursaEfek Jakarta.” Jurnal Maksi Volume 4.

Riyanto, B. 1995. Dasar-Dasar PembelanjaanPerusahaan, Yogyakarta, BPFE.

Setiawan, Santy. 2006. “Opini Going Concern danPrediksi Kebangkrutan Perusahaan.”Jurnal Ilmiah Akuntansi Volume V No.1, Mei 2006. 59-67.

Setyarno, Eko Budi, Januarti, Indira dan Faisal. 2006.“Pengaruh Kualitas Audit, KondisiKeuangan Perusahaan, Opini AuditTahun Sebelumnya, PertumbuhanPerusahaan terhadap Opini Audit GoingConcern.” Simposium NasionalAkuntansi 9 Padang. 1-25

Silvi. 2007. Pengaruh Reputasi Auditor, PertumbuhanPerusahaan, Opini Audit TahunSebelumnya, Ukuran Perusahaanterhadap Opni Audit Going Concern.Skripsi UPN “Veteran” Yogyakarta.

Page 65: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

157

1. PENDAHULUANPengungkapan laporan keuangan yang disam-

paikan perusahaan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:pengungkapan wajib (enforced/mandatorydisclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntarydisclosure). Pengungkapan wajib yaitu pengung-kapan informasi yang wajib disajikan dalam laporankeuangan sebagaimana yang diatur dalam ketentuanSurat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal(BAPEPAM) No. 02/PM/2002 Tanggal 27 Desember2002. Pengungkapan sukarela yaitu pengungkapanyang disajikan perusahaan selain yang diwajibkanoleh standar akuntansi atau peraturan badanpengawas (Suwardjono, 2006).

Kebijakan penyajian keluasan pengungkapansukarela antara perusahaan yang satu denganperusahaan yang lain berbeda-beda. Perbedaantersebut dipengaruhi oleh karakteristik masing-masing perusahaan. Penentuan karakteristik

perusahaan dalam konteks laporan keuangan dapatditetapkan dengan menggunakan 3 (tiga) kategoripendekatan yaitu: karakteristik yang berhubungandengan struktur (structure), kinerja (performance)dan market (Lang dan Lundholm, 1993 dalamSubiyantoro, 1997). Struktur meliputi ukuran (size)perusahaan dan kemampuan perusahaan untukmelunasi kewajiban atau leverage. Kinerja mencakuplikuiditas perusahaan dan laba (profit). Sedangkanpasar ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifatkualitatif berupa tipe industri, tipe auditor dan statusperusahaan (publik atau non-publik). Zarzeski (1995)menyebutkan bahwa pendekatan pasar dapat jugadilihat secara kuantitatif yang meliputi total penjualanekspor, ukuran perusahaan (total aktiva) dan totalutang, termasuk juga proporsi pemegang saham danumur perusahaan.

Laporan keuangan merupakan sarana yangmemungkinkan pihak luar manajemen suatu

ASOSIASI KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DANKUALITAS PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN

TAHUNAN

Haryanto dan Lady ApriliaUniversitas Diponegoro; [email protected]

Abstract

This study aimed to expand on the relationship between the firm characteristic and the qualityof voluntary disclosures. Especially to analyze financial statement. It can give description ofthe difference on quality disclosure among firm related to their characteristic which is firmsize, leverage ratio, liquidity ratio, company basis, company ages, ownership structure andgood corporate governance, to show the firm situation at their report period. The study findthat the independent variable included into regression model, leverage ratio, liquidity ratio,company basis, company ages, public ownership and foreign ownership were nor significant.Firm size and good corporate governance variable were significant and effected positively tothe quality of voluntary disclosure as dependent variable.

Keywords: Firm characteristics and quality of voluntary disclosure

Kajian Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Desember 2009: 128-136 ISSN 1907 - 1442

Page 66: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

158 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

perusahaan untuk mendapatkan informasi mengenaikondisi perusahaan. Laporan keuangan juga menjadialat utama para manajer untuk menunjukkanefektifitas pencapaian tujuan dan untuk melaksana-kan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi.Informasi yang diperoleh sangat tergantung padasejauh mana tingkat pengungkapan yang disajikandari laporan keuangan. Luas cakupan ataukelengkapan (comprehensiveness) adalah suatubentuk kualitas (Subiyantoro, 1997). Kualitas tampaksebagai atribut-atribut yang penting dari suatuinformasi akuntansi (Imhoff, 1992 dalam Subiyantoro,1997). Dengan kata lain bahwa tingginya kualitasinformasi akuntansi sangat erat asosiasinya dengantingkat kelengkapan pengungkapan laporankeuangan atau kualitas pengungkapan. Dalampenelitian ini kualitas pengungkapan didefinisikandalam pengertian luasnya pengungkapan sukareladalam laporan tahunan.

Meek et. al. (1995) meneliti faktor-faktor yangmempengaruhi pengungkapan sukarela yaitu 3 (tiga)tipe informasi (strategik, non keuangan dankeuangan) dalam laporan tahunan perusahaanmultinasional US, UK dan daratan eropa. Hasilpengujian menunjukkan bahwa secara keseluruhanfaktor-faktor yang menjelaskan luasnya pengung-kapan sukarela adalah besar perusahaan, negaraasal perusahaan, status pendaftaran dan tipe industri.Tingkat pentingnya masing-masing faktor bervariasimenurut tipe informasi yang diungkapkan dalamlaporan tahunan.

Subiyantoro (1997) meneliti hubungan antarakelengkapan pengungkapan laporan keuangandengan karakteristik perusahaan publik di indonesia.Variabel independen yang digunakan yaitu totalaktiva, total penjualan, rasio ungkitan, rentabilitasekonomi, profit margin, rasio likuiditas dan tipeindustri. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya adatiga karakteristik perusahaan yang berpengaruhterhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporankeuangan tahunan, yaitu: total aktiva, rasio ungkitandan rasio likuiditas. Sedangkan total penjualan, rasiorentabilitas, profit margin, dan tipe industri tidakmemiliki hubungan dengan indeks kelengkapanpengungkapan laporan keuangan.

Suripto dan Baridwan (1999), meneliti pengaruhkarakteristik perusahaan terhadap luas pengung-kapan sukarela dalam laporan tahunan. Suripto dan

Baridwan (1999) menggunakan indeks pengung-kapan sebagai variabel dependen. Variabelindependen yang digunakan yaitu, size, rasioungkitan (leverage), rasio likuiditas, basis perusa-haan, waktu terdaftar, penerbitan sekuritas dankelompok industri. Hasil penelitian tersebutmenyatakan bahwa terdapat hubungan antara sizedan penerbitan sekuritas pada tahun berikutnyadengan luas pengungkapan sukarela pada laporantahunan dan tidak terdapat hubungan yang signifikanantara rasio ungkitan (leverage), rasio likuiditas,waktu terdaftar dan kelompok industri serta basisperusahaan dengan luas pengungkapan sukarelapada laporan tahunan. Basis perusahaan dalampenelitian ini adalah tingkat kepemilikan (afiliasi)saham oleh perusahaan modal asing (PMA) danperusahaan modal dalam negeri (PMDN). Afiliasikepemilikan saham oleh perusahaan asing(multinasional) mungkin akan memiliki kualitaspengungkapan yang lebih tinggi daripada yang tidakberafiliasi. Beberapa alasan mengenai dugaan inidapat dijelaskan sebagai berikut, perusahaanberbasis asing mendapatkan pelatihan yang lebihbaik, misalnya dalam bidang akuntansi, dariperusahaan induknya diluar negeri. Kemungkinanterdapat permintaan informasi yang lebih besarkepada perusahaan yang berbasis asing daripelanggan, pemasok, analis dan masyarakat(Susanto, 1994 dalam Marwata 2001).

Marwata (2001) meneliti karakteristik perusaha-an yang berpengaruh terhadap kualitas pengung-kapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaanpublik di Indonesia. Variabel independen yangdigunakan yaitu besar perusahaan, rasio ungkitan,rasio likuiditas, basis perusahaan, umur emiten,penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya,pemilikan publik dan pemilikan asing. Hasilnya,besar perusahaan dan penerbitan sekuritas padatahun berikutnya berkaitan positif yang secara statissignifikan dengan kualitas pengungkapan sukareladalam laporan tahunan, tidak menemukan hubunganantara variabel-variabel ungkitan, likuiditas, basisperusahaan, umur perusahaan di bursa dan strukturkepemilikan dengan kualitas pengungkapan sukareladalam laporan tahunan.

Penelitian Hadi dan Sabeni (2002) menunjukkanbahwa size dan basis perusahaan secara signifikanberpengaruh terhadap luas pengungkapan. Sedang-kan tiga variabel lain, yaitu kepemilikan publik,

Page 67: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Haryanto dan Aprilia: Assosiasi Karakteristik Perusahaan 159

solvabilitas dan likuiditas yang dimasukkan dalammodel ini menunjukkan tidak ada pengaruh denganluas pengungkapan sukarela.

Yularto dan Chariri (2003) meneliti perbandinganluas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiasebelum krisis dan pada periode krisis. Hasilnyamenunjukkan bahwa status perusahaan, besarasset, reputasi kantor akuntan dan umur perusahaanberpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela.Rasio leverage, rasio likuiditas dan persentasepemegang saham tidak berpengaruh terhadap luaspengungkapan sukarela.

Pada beberapa tahun terakhir, pelaporanpenerapan Good Corporate Governance (GCG)merupakan faktor penting untuk diungkapkan olehsetiap perusahaan. Untuk itu, setiap perusahaanharus membuat pernyataan dalam laporan tahunan-nya tentang pelaksanaan penerapan pedoman GCG.Dengan demikian, pemangku kepentingan terutamaregulator dan investor dapat menilai sejauh manapenerapan GCG pada perusahaan tersebut telahdilaksanakan. GCG dalam model penelitian ini diukurmelalui pengungkapan kompensasi dewan komisarisdan dewan direksi secara transparan dalam laporankeuangan. Variabel tersebut ditambahkan dalampenelitian ini karena adanya respon yang sangattinggi terhadap kebutuhan pembentukan sistemGCG. Komunitas internasional masih menempatkanindonesia pada urutan bawah rating implementasiGCG (Kaihatu, 2006).

Pengungkapan Laporan Keuangan. Tujuanlaporan keuangan menurut Standar AkuntansiKeuangan yaitu menyediakan informasi yangmenyangkut posisi keuangan, kinerja, sertaperubahan posisi keuangan suatu perusahaan yangbermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalampengambilan keputusan ekonomi. Disclosurememiliki arti tidak menutupi atau tidak menyem-bunyikan. Jika dikaitkan dengan laporan keuangan,disclosure mengandung arti bahwa laporan keuanganharus memberikan informasi dan penjelasan yangcukup mengenai hasil aktivitas satu unit usaha(Chariri dan Ghozali, 2003). Keputusan mengenaiapa yang akan diungkapkan harus didasarkan padatujuan dasar laporan keuangan.

Besar Perusahaan. Besar perusahaan dinya-takan dalam total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Pada umumnya, perusahaan akan mengungkapkaninformasi lebih banyak daripada perusahaan kecil.Hal tersebut dijelaskan melalui teori agensi yangmenyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biayakeagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil(Jensen dan Meckling, 1976 dalam Marwata 2001).

Rasio Ungkitan. Rasio ungkitan atau biasadisebut rasio solvabilitas (leverage ratio) adalah rasioyang mengukur sejauh mana perusahaan dibiayaidengan utang. Teori keagenan memprediksikanbahwa perusahaan dengan rasio ungkitan yang lebihtinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi,karena biaya keagenan perusahaan dengan strukturmodal yang seperti itu lebih tinggi (Jensen danMeckling, 1976 dalam Marwata 2001). Semakinbesar rasio leverage perusahaan, semakin besarkemungkinan transfer kemakmuran dari krediturkepada pemegang saham dan manajer (Meek et al.,1995).

Rasio Likuiditas. Rasio likuiditas dapatdipandang dari dua sisi. Di satu sisi, rasio likuiditasyang tinggi menunjukkan kuatnya kondisi keuanganperusahaan. Kesehatan perusahaan yang ditunjuk-kan dalam rasio likuiditas yang tinggi diharapkandengan pengungkapan yang lebih luas (Cooke,1989). Perusahaan semacam ini akan cenderunguntuk melakukan pengungkapan informasi yang lebihluas kepada pihak luar karena ingin menunjukkanbahwa perusahaan tersebut kredibel (Cooke, 1989).Sebaliknya, jika likuiditas dipandang oleh pasarsebagai ukuran kinerja, perusahaan yang memilikirasio likuiditas rendah perlu memberikan informasilebih rinci sebagai upaya untuk menjelaskanlemahnya kinerja manajemen (Wallace et al., 1994).

Basis Perusahaan. Basis perusahaan yangdimaksud dalam penelitian ini adalah tingkatkepemilikan saham yang dibagi menjadi 2 (dua),yaitu: perusahaan yang proporsi kepemilikan sahamsebagian besar dimiliki asing dikategorikan berbasisasing yaitu penanaman modal asing (PMA),sementara yang sebagian besar dimiliki domestikdikategorikan berbasis domestik yaitu penanamanmodal dalam negeri (PMDN). Afiliasi perusahaandengan perusahaan asing (multinasional) mungkinakan memiliki kualitas pengungkapan yang lebihtinggi daripada yang tidak berafiliasi.

Beberapa alasan mengenai dugaan ini dapatdijelaskan sebagai berikut: Perusahaan berbasis

Page 68: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

160 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik,misalnya dalam bidang akuntansi, dari perusahaaninduknya di luar negeri. Kemungkinan terdapatpermintaan informasi yang lebih besar kepadaperusahaan yang berbasis asing dari pelanggan,pemasok, analis dan masyarakat (Susanto, 1994dalam Marwata 2001).

Umur Emiten. Umur emiten menunjukkanbahwa perusahaan tetap eksis, mampu bersaing,dan memanfaatkan peluang bisnis dalam suatuperekonomian (Yularto dan Chariri, 2003). Umuremiten atau umur perusahaan kemungkinan memilikiasosiasi positif dengan kualitas pengungkapansukarela. Beberapa hal yang mendasari alasan iniadalah perusahaan yang lebih tua memilikipengalaman lebih banyak dalam mempublikasilaporan keuangan, perusahaan yang memilikipengalaman yang lebih banyak akan lebih menge-tahui kebutuhan konstituennya akan informasitentang perusahaan (Marwata, 2001).

Struktur Pemilikan. Struktur pemilikanperusahaan yang diduga mempengaruhi luasnyapengungkapan sukarela dalam laporan tahunandapat ditinjau dari dua aspek, yaitu: pertama,besarnya pemilikan masyarakat lain (publik)dibandingkan dengan kepemilikan pihak tertentuyang merupakan pihak insider. Proporsi pemilikanoleh publik maksudnya adalah jumlah sahamperusahaan yang dimiliki oleh perusahaan.Perusahaan yaitu pihak individu yang berada diluarmanajemen dan tidak memiliki hubungan istimewadengan perusahaan. Sementara, Perseroan Terbatas(PT) yang memiliki saham perusahaan yangbersangkutan tidak dimaksudkan dalam kategoripublik, karena menjadikan luas pengungkapanlaporan tahunan yang diterbitkan tidak banyakberpengaruh terhadap keputusan manajemen.Marwata (2001) menyebutkan bahwa terdapatkemungkinan bahwa semakin besar pemilikaninsider, akan semakin sedikit informasi yang akandiungkapkan dalam laporan tahunan karena insidermemiliki akses yang luas terhadap informasiperusahaan tanpa harus melalui laporan tahunanyang dipublikasi. Sedangkan semakin besar porsipemilikan publik, maka semakin banyak pihak yangyang membutuhkan informasi tentang perusahaansehingga makin banyak informasi yang dituntut untukdibuka dalam laporan tahunan (Marwata, 2001).

Kedua, besarnya kepemilikan asing dibandingkandengan kepemilikan oleh pihak domestik. Per-usahaan yang sahamnya dimiliki pihak asingmenghadapi tekanan permintaan akan informasi yanglebih banyak. Kemungkinan terdapat permintaaninformasi yang lebih besar kepada perusahaan yangberbasis asing dari pelanggan, pemasok, analis danmasyarakat (Susanto, 1994 dalam Marwata 2001).Makin besar porsi saham yang dimiliki pihak asingmakin beragam informasi yang dibutuhkan sehinggadiperkirakan kualitas pengungkapan sukarelanyajuga meningkat.

Good Corporate Governance. Good CorporateGovernance (GCG) secara definitif merupakan sistemyang mengatur dan mengendalikan perusahaan yangmenciptakan nilai tambah (value added) untuksemua stakeholder (Monks, 2003 dalam Kaihatu2006). Penerapan good corporate governance dapatdilihat melalui pengungkapan kompensasi komisarisdan dewan direksi. Berdasarkan Undang-UndangPerseroan Terbatas (UUPT), salah satunya yangmengandung prinsip good corporate governanceadalah terkait dengan prinsip responsibilitas danakuntabilitas.

Gunarsih (2004) menyebutkan bahwa kompen-sasi pada dasarnya adalah merupakan salah satumekanisme dalam good corporate governance,karena dapat menyamakan kepentingan antarapemilik dengan manajer atau pengelola perusahaan.Namun demikian, apabila tidak berhati-hati, kebijakanini justru dapat kontra produktif. Misalnya pemberianpaket renumerasi terhadap executive perusahaanbisa saja sangat berlebihan, tidak disesuaikandengan kondisi dan kinerja perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskanhipotesis penelitian:

H1 : Semakin besar perusahaan semakin tinggikualitas pengungkapan sukarela dalamlaporan tahunan

H2‘ : Semakin besar rasio ungkitan perusahaansemakin tinggi kualitas pengungkapansukarela dalam laporan tahunan

H3 : Semakin besar rasio likuiditas perusahaansemakin tinggi kualitas pengungkapansukarela dalam laporan tahunan

H4 : Perusahaan berafiliasi perusahaan modalasing (PMA) memiliki kualitas pengungkapansukarela dalam laporan tahunan yang lebih

Page 69: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Haryanto dan Aprilia: Assosiasi Karakteristik Perusahaan 161

tinggi daripada perusahaan berafiliasiperusahaan modal dalam negeri (PMDN).

H5 : Semakin lama perusahaan tercatat di bursasemakin tinggi kualitas pengungkapansukarela dalam laporan tahunan

H6 : Semakin besar proporsi kepemilikan publiksemakin tinggi kualitas pengungkapansukarela dalam laporan tahunan

H7 : Semakin besar proporsi kepemilikan asingsemakin tinggi kualitas pengungkapansukarela dalam laporan tahunan

H8 : Perusahaan yang mengungkapkan kom-pensasi dewan komisaris dan dewan direksisecara transparan memiliki kualitas pengung-kapan sukarela dalam laporan tahunan yanglebih tinggi daripada perusahaan yang tidakmengungkapkan kompensasi dewan komi-saris dan dewan direksi secara transparan.

2. METODE PENELITIANDefinisi dan Pengukuran Variabel. Dalam

penelitian ini variabel dependennya adalah kualitaspengungkapan sukarela (Indeks). Variabel kualitaspengungkapan sukarela diukur dengan indekspengungkapan sukarela yaitu menggunakaninstrumen pengukuran luas pengungkapan sukarela.Semakin banyak item pengungkapan sukarela yangdimuat dalam laporan tahunan berarti semakin besarindeks luas pengungkapan sukarela perusahaan.Daftar item pengungkapan sukarela dalam penelitianini menggunakan item pengungkapan pada penelitianMeek et. al (1995) yang disesuaikan dengan kondisidi Indonesia. Penelitian Meek et. al (1995)menggunakan 85 item pengungkapan sukarela,sedangkan dalam penelitian ini digunakan 32 item.

Variabel independen penelitian ini adalah besarperusahaan, (AKT), diukur dengan menggunakantotal aktiva yang dimiliki perusahaan; rasio ungkitan,(KIT), diukur berdasarkan perbandingan utang dengantotal aktiva; rasio liquiditas, (LIK), diukur berdasarkanperbandingan antara aktiva lancar dengan utanglancar; basis perusahaan, (BAS), merupakanvariabel dummy dengan notasi 0 dan 1, perusahaanmodal dalam negeri (0), perusahaan modal asing(1); umur emiten, (MUR), diukur berdasarkan selisihumur (tahun) antara tahun 2006 dengan tahun firstissue (IPO) di bursa; pemilikan publik, (PUB), diukur

berdasarkan persentase saham yang dimilikimasyarakat (publik) terhadap total saham; pemilikanasing, (ASI), diukur berdasarkan persentase sahamyang dimiliki pihak asing terhadap total saham; GoodCorporate Governance, (GCG), merupakan variabeldummy dengan notasi 0 dan 1. Perusahaan yangtidak mengungkapkan kompensasi dewan komisarisdan dewan direksi secara transparan dalam laporantahunan (0) dan perusahaan yang mengungkapkankompensasi dewan komisaris dan dewan direksisecara transparan dalam laporan tahunan (1).

Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data.Jenis data yang digunakan dalam penelitian iniadalah data dokumenter yaitu laporan tahunan 2006perusahaan publik yang terdaftar dalam IndonesianCapital Market Directory 2007, selain perusahaanyang termasuk dalam kelompok industri keuangan.Data yang digunakan diperoleh dari Pusat ReferensiPasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaanpublik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun2006 dan mempublikasikan laporan keuangan diIndonesian Capital Market Directory 2007, selainperusahaan yang termasuk dalam kelompok industrikeuangan yaitu kategori bank, sekuritas dan asuransidari sampel. Subiyantoro (1997) menyebutkan bahwaperusahaan finansial tidak memiliki karakteristikyang bisa dibandingkan dengan perusahaan nonfinansial (misalnya saja, annual sales) danperusahaan yang tergolong industri keuanganmemiliki perbedaan likuiditas dan solvabilitas yangtinggi (Hadi dan Sabeni, 2002). Sampel yang akandiambil yaitu sebesar 136 perusahaan. Untukmenjamin keterwakilan variabel-variabel yang akandiuji, maka sampel dipilih dengan metodaproportionate stratified sampling metoda tersebutdigunakan untuk memperoleh hasil yang dapatmenggeneralisasi dengan tetap mempertahankanobyektifitas penentuan sampel.

Analisis Data. Untuk menguji pengaruh variabelindependen terhadap variabel dependen, digunakanalat uji regresi berganda, sebagai berikut:

Page 70: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

162 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

3. HASIL DAN PEMBAHASANSignifikansi Model. Hasil perhitungan regresi

berganda (Tabel 1) menunjukkan bahwa R square =0,305, meskipun R square cukup rendah, namunmodel tersebut tetap baik, karena data yangdigunakan adalah data cross sectional. Dari hasilperhitungan tersebut juga menghasilkan Adjusted Rsquare 0,262, ini menunjukkan bahwa seluruhvariabel independen mampu memjelaskan variabeldependen sebesar 26,2% sedang sisanya dijelaskanoleh variabel lain yang tidak termasuk model ini.

Tabel 1Hasil Regresi Signifikasi Model

Hasil Pengujian Hipotesis: PengaruhKarakteristik Perusahaan dan GcgTerhadap Kualitas PengungkapanSukarela Dalam Laporan Tahunan

Hipotesis penelitian ini diuji dengan melakukananalisis regresi berganda. Hasil perhitungan disajikandalam Tabel 2. Signifikansi model regresi mem-berikan dasar untuk menerima atau menolakhipotesis penelitian. Kesimpulan mengenai hipotesissetiap variabel independen ditentukan dengan tanda(positif/negatif) dan signifikansinya denganprobabilitas signifikansi variabel yang bersangkutan.

Hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesisyang dilakukan dengan analisis regresi bergandamenunjukkan bahwa

H1 : Semakin besar perusahaan semakin tinggikualitas pengungkapan sukarela dalamlaporan tahunan.

Hipotesis pertama (H1) dapat diterima. Hasilperhitungan regresi berganda menunjukkanprobabilitas signifikansi untuk AKT sebesar 0,000lebih kecil dari alpha 0,05 dan berpengaruh positifsebesar 0,019.

H2 : Semakin besar rasio ungkitan perusahaansemakin tinggi kualitas pengungkapansukarela dalam laporan tahunan.

Hipotesis kedua (H2) tidak dapat diterima. Hasilperhitungan regresi berganda menunjukkanprobabilitas signifikansi untuk KIT sebesar 0,461lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh positifsebesar 0,006.

H3 : Semakin besar rasio likuiditas perusahaansemakin tinggi kualitas pengungkapansukarela dalam laporan tahunan.

Hipotesis ketiga (H3) tidak dapat diterima. Hasilperhitungan regresi berganda menunjukkanprobabilitas signifikansi untuk LIK sebesar 0,612lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh negatifsebesar -0,002.

H4 : Perusahaan berafiliasi perusahaan asing(PMA) memiliki kualitas pengungkapansukarela dalam laporan tahunan yang lebihtinggi daripada perusahaan berafiliasiperusahaan domestik (PMDN).

Tabel 2Hasil Pengujian Hipotesis

Page 71: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Haryanto dan Aprilia: Assosiasi Karakteristik Perusahaan 163

Hipotesis keempat (H4) tidak dapat diterima.Hasil perhitungan regresi berganda menunjukkanprobabilitas signifikansi untuk BAS sebesar 0,293lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh positifsebesar 0,027.

H5 : Semakin lama perusahaan tercatat di bursasemakin tinggi kualitas pengungkapansukarela dalam laporan tahunan.

Hipotesis kelima (H5) tidak dapat diterima. Hasilperhitungan regresi berganda menunjukkanprobabilitas signifikansi untuk MUR sebesar 0,079lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh negatifsebesar -0,003.

H6 : Semakin besar proporsi kepemilikan publiksemakin tinggi kualitas pengungkapansukarela dalam laporan tahunan.

Hipotesis keenam (H6) tidak dapat diterima. Hasilperhitungan regresi berganda menunjukkanprobabilitas signifikansi untuk PUB sebesar 0,604lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh positifsebesar 0,019.

H7 : Semakin besar proporsi kepemilikan asingsemakin tinggi kualitas pengungkapansukarela dalam laporan tahunan.

Hipotesis ketujuh (H7) tidak dapat diterima. Hasilperhitungan regresi berganda menunjukkanprobabilitas signifikansi untuk ASI sebesar 0,934lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh positifsebesar 0,004.

H8 : Perusahaan yang mengungkapkankompensasi dewan komisaris dan dewandireksi secara transparan memiliki kualitaspengungkapan sukarela dalam laporantahunan yang lebih tinggi daripada perusahaanyang tidak mengungkapkan kompensasidewan komisaris dan dewan direksi secaratransparan.

Hipotesis kedelapan (H8) dapat diterima. Hasilperhitungan regresi berganda menunjukkanprobabilitas signifikansi untuk GCG sebesar 0,000lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh positifsebesar 0,078.

Pembahasan HasilDari delapan variabel independen yang dimasuk-

kan kedalam model regresi, rasio ungkitan (KIT),

rasio likuiditas (LIK), basis perusahaan (BAS), umuremiten (MUR), pemilikan publik (PUB) dan pemilikanasing (ASI) tidak signifikan. Variabel besarperusahaan (AKT) dan good corporate governance(GCG) signifikan dan berpengaruh positif terhadapvariabel dependen yaitu kualitas pengungkapansukarela.

Variabel besar perusahaan memiliki pengaruhpositif dan signifikan terhadap kualitas pengung-kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi bergandamenunjukkan probabilitas signifikansi untuk AKTsebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 danberpengaruh positif sebesar 0,019. Teori agensi yangmenyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biayakeagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil(Jensen dan Meckling, 1976 dalam Marwata 2001).Pengungkapan informasi yang luas pada per-usahaan besar sebagai upaya untuk mengurangibiaya keagenan tersebut. Penelitian sebelumnyayaitu penelitian Meek e.t al. (1995), Subiyantoro(1997), Suripto dan Baridwan (1999), Marwata (2001),Hadi dan Sabeni (2002), Yularto dan Chariri (2003)menemukan bahwa besar perusahaan merupakanvariabel yang paling konsisten berpengaruh signifikandengan kualitas pengungkapan sukarela.

Variabel rasio ungkitan memiliki pengaruh positifnamun tidak signifikan terhadap kualitas pengung-kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi bergandamenunjukkan probabilitas signifikansi untuk KITsebesar 0,461 lebih besar dari alpha 0,05 danberpengaruh positif sebesar 0,006. Teori keagenanmemprediksikan bahwa perusahaan dengan rasioungkitan yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebihbanyak informasi, karena biaya keagenan per-usahaan dengan struktur modal yang seperti itu lebihtinggi (Jensen dan Meckling,1976 dalam Marwata2001). Hasil penelitian ini menunjukkan hal yangsebaliknya. Alasan yang memungkinkan hasil iniyaitu bahwa perusahaan memilki mekanisme lainuntuk mengurangi biaya keagenan selain dengancara pengungkapan informasi dalam laporan tahunansecara luas (Marwata, 2001). Penelitian ini konsistendengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian Meeke.t al. (1995), Suripto dan Baridwan (1999), Marwata(2001), Hadi dan Sabeni (2002), Yularto dan Chariri(2003). Namun, tidak konsisten dengan penelitianSubiyantoro (1997), hal tersebut terjadi kemungkinankarena penelitian sebelumnya terfokus pada

Page 72: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

164 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

pengungkapan wajib. Pengungkapan informasisecara sukarela pada dasarnya dapat berperansebagai pelengkap pengungkapan wajib.

Variabel rasio likuiditas tidak signifikan danberpengaruh negatif terhadap kualitas pengungkapansukarela. Hasil perhitungan regresi bergandamenunjukkan probabilitas signifikansi untuk LIKsebesar 0,612 lebih besar dari alpha 0,05 danberpengaruh negatif sebesar -0,002. Teori mem-prediksikan kesehatan perusahaan yang ditunjukkandalam rasio likuiditas yang tinggi diharapkan denganpengungkapan yang lebih luas (Cooke, 1989).Perusahaan semacam ini akan cenderung untukmelakukan pengungkapan informasi yang lebih luaskepada pihak luar karena ingin menunjukkan bahwaperusahaan tersebut kredibel (Cooke, 1989). Hasilpenelitian ini menunjukkan hal yang sebaliknya. Halitu mungkin disebabkan karena manajemenperusahaan di Indonesia menggunakan mekanismelain diluar pengungkapan sukarela dalam laporantahunan untuk menjelaskan perbedaan kepentingan(conflict of interest) antara pemegang saham, krediturdan manajer perusahaan (Yularto dan Chariri, 2003).Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelum-nya yaitu penelitian Suripto dan Baridwan (1999),Marwata (2001), Hadi dan Sabeni (2002), Yularto danChariri (2003). Namun, tidak konsisten denganpenelitian Subiyantoro (1997).

Variabel basis perusahaan berpengaruh positifnamun tidak signifikan terhadap kualitas pengung-kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi bergandamenunjukkan probabilitas signifikansi untuk BASsebesar 0,293 lebih besar dari alpha 0,05 danberpengaruh positif sebesar 0,027. Penelitian inikonsisten dengan penelitian sebelumnya yaitupenelitian Suripto (1999), Marwata (2001),. Namun,tidak konsisten dengan penelitian Yularto dan Chariri(2003), Hadi dan Sabeni (2002). Hasil ini menunjuk-kan bahwa tidak ada perbedaan antara perusahaanPMDN dan PMA dalam kualitas pengungkapansukarela. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaankomitmen perusahaan dalam penerapan sistemmanajemen.

Variabel umur emiten tidak signifikan danberpengaruh negatif terhadap kualitas pengungkapansukarela. Hasil perhitungan regresi bergandamenunjukkan probabilitas signifikansi untuk MURsebesar 0,079 lebih besar dari alpha 0,05 dan

berpengaruh negatif sebesar -0,003. Penelitian inikonsisten dengan penelitian sebelumnya yaitupenelitian Marwata, (2001) dan Suprito (1999).Namun, tidak konsisten dengan penelitian Yulartodan Chariri (2003). Hal tersebut mungkin disebabkanoleh banyaknya perusahaan dengan umur yangrelatif muda namun telah difasilitasi dengan teknologiyang tinggi sehingga memungkinkan perusahaanuntuk mengungkapkan informasi yang lebih luas.

Variabel pemilikan publik berpengaruh positifnamun tidak signifikan terhadap kualitas pengung-kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi bergandamenunjukkan probabilitas signifikansi untuk PUBsebesar 0,604 lebih besar dari alpha 0,05 danberpengaruh positif sebesar 0,019. Penelitian inikonsisten dengan penelitian sebelumnya yaitupenelitian Marwata (2001), Hadi dan Sabeni (2002),Yularto dan Chariri (2003). Hal tersebut mungkindisebabkan oleh investor publik umumnya adalahinvestor kecil, sehingga tidak banyak mempengaruhikebijakan perusahaan termasuk dalam pengung-kapan informasi. Alasan lainnya yaitu mungkindikarenakan ukuran sampel perusahaan dimungkin-kan tidak dapat menjawab atau merepresentasikanpopulasi sehingga hasil yang diperoleh menjadi bias.

Variabel pemilikan asing berpengaruh positifnamun tidak signifikan terhadap kualitas pengung-kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi bergandamenunjukkan probabilitas signifikansi untuk ASIsebesar 0,934 lebih besar dari alpha 0,05 danberpengaruh positif sebesar 0,004. Penelitian inikonsisten dengan penelitian sebelumnya yaitupenelitian Marwata (2001). Hal tersebut mungkinkarena kepemilikan asing yang relatif kecilnyaproporsi kepemilikan publik dan asing dan jumlahkepemilikan yang tersebar kepada banyak investorsehingga kepemilikan masing-masing investormenjadi sangat kecil untuk dapat mempengaruhikebijakan perusahaan, termasuk dalam pengung-kapan informasi.

Variabel good corporate governance signifikandan berpengaruh positif terhadap kualitas pengung-kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi bergandamenunjukkan probabilitas signifikansi untuk GCGsebesar 0,000 lebih besar dari alpha 0,05 danberpengaruh positif sebesar 0,078. Transparansiberhubungan dengan kualitas informasi yangdisampaikan perusahaan (Kaihatu, 2006). Pene-

Page 73: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Haryanto dan Aprilia: Assosiasi Karakteristik Perusahaan 165

rapan good corporate governance dapat dilihatmelalui pengungkapan kompensasi komisaris dandewan direksi. Berdasarkan Undang-UndangPerseroan Terbatas (UUPT), salah satunya yangmengandung prinsip good corporate governanceadalah terkait dengan prinsip responsibilitas danakuntabilitas. Gunarsih (2004) menyebutkan bahwakompensasi pada dasarnya adalah merupakan salahsatu mekanisme dalam good corporate governance,karena dapat menyamakan kepentingan antarapemilik dengan manajer atau pengelola perusahaan.

4. SIMPULAN DAN SARANSebagi simpulan dari delapan variabel inde-

penden yang dimasukkan kedalam model regresi,rasio ungkitan (KIT), rasio likuiditas (LIK), basisperusahaan (BAS), umur emiten (MUR), pemilikanpublik (PUB) dan pemilikan asing (ASI) tidaksignifikan. Variabel besar perusahaan (AKT) dangood corporate governance (GCG) signifikan danberpengaruh positif terhadap variabel dependen yaitukualitas pengungkapan sukarela. Hasil penelitian iniberbeda dengan, penelitian Subiyantoro (1997) yangmenyatakan bahwa terdapat hubungan atau asosiasiantara rasio ungkitan dan rasio likuiditas dengan luaspengungkapan atau kelengkapan pengungkapan,Yularto dan Chariri (2003), yang menyatakan bahwaterdapat hubungan antara basis dan umur perusaha-an dengan luas pengungkapan sukarela, Hadi danSabeni (2002) yang menyatakan bahwa terdapathubungan antara basis perusahaan dengan luaspengungkapan sukarela.

Penelitian ini mempunyai sejumlah keterbatasanbaik dalam pengambilan sampel maupun dalammetode yang digunakan. Keterbatasan tersebutantara lain adanya unsur subjektifitas dalammengukur kualitas pengungkapan sukarela dalamlaporan tahunan. Kualitas pengungkapan sukareladinilai berdasarkan interpretasi terhadap kandunganinformasi laporan tahunan perusahaan sampel, yangdapat menyebabkan perbedaan penilaian karenakondisi subjektif peneliti. Instrumen penilaiankualitas pengungkapan sukarela tanpa memberikanbobot yang berbeda berdasarkan derajat kerincianinformasi yang diungkapkan oleh perusahaansampel. Suatu perusahaan mendapat nilai yangsama bila mengungkapkan topik pengungkapaninformasi yang sama walaupun dengan derajat

kerincian informasi yang berbeda. Kepemilikan asingdalam penelitian hanya memperhatikan proporsikepemilikan asing tanpa identifikasi apakah pihakasing berupa institusi atau perorangan dan asalpemilik asing tersebut.

Berdasarkan hasil pembahasan, simpulan danketerbatasan penelitian terdapat beberapa saranuntuk perbaikan penelitian selanjutnya yang perludipertimbangkan mendisain checklist yang dapatmengakomodir tingkat kelengkapan item informasiyang diungkapkan secara sukarela oleh perusahaan,meminimalisir unsur subyektifitas dengan melakukanpengecekan ulang oleh orang yang berbeda danpenelitian selanjutnya perlu untuk mencermatidilakukan pemilahan atas data pengelompokkankepemilikan asing yang berupa institusi atauperorangan dan asal pemilik asing tersebut.

REFERENSI

Ahmad, Hamzah dan Ananda Santoso. 1996. KamusPintar Bahasa Indonesia, Penerbit FajarMulya, Surabaya.

Arifin, E. Zaenal. 2006. Dasar-Dasar Penulisan KaryaIlmiah, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.

Arifin. 2003. The Relationship Between CorporateGovernance Structure and the Level ofVoluntary Disclosure. Jurnal BisnisStrategi, Vol.12, Desember.

Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2003. TeoriAkuntansi, Badan Penerbit UniversitasDiponegoro, Semarang.

Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek. 2005.International Accounting, SalembaEmpat, Jakarta. Terjemahan : EdwardTanujaya.

Cooke, T.E. 1989. Disclosure in the CorporateAnnual Reports of SwedishCompanies. Accounting and BusinessResearch, Vol.19, No.74.

Eisenhardt, Kathleen M. 1989. Agency Theory: anAssessment and Review. Academy ofManagement Review, Vol.14, No. 1.

Page 74: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

166 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

Elliot, Robert K. dan Peter D. Jacobson. 1994. Costsand Benefits of Bussines InformationDisclosure. Accounting Horizons,Vol.8, No. 4.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariatedengan Program SPSS, BadanPenerbit Universitas Diponegoro,Semarang.

Ginting, Surya Dharma. 2005. Good CorporateGovernance: Telaah Teoritis. JurnalAkuntansi Bisnis, Vol.3, No.6.

Gulo, Yamotuho. 2000. Analisis Efek LuasPengungkapan Sukarela dalamLaporan Tahunan Terhadap Cost ofEquity Capital Perusahaan. JurnalBisnis dan Akuntansi, Vol.2, No.1.

Gunarsih, Tri. 2004. Good Corporate Covernance Isudan Aplikasinya. Kajian Bisnis, Vol.13,No.3.

Hadi, Nor dan Arifin Sabeni. 2002. Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi LuasPengungkapan Sukarela dalamLaporan Tahunan Perusahaan GoPublik di Bursa Efek Jakarta. JurnalMaksi, Vol.1, Agustus.

Healy, Paul M., dan Krishna G. Palepu. 1998. TheEffect of Firms’ Financial DisclosureStrategies on Stock Price. AccountingHorizons, Vol. 7, No.1.

Hendriksen, Eldon S. 1994. Teori Akuntansi, Erlangga,Jakarta. Terjemahan: Nugroho W.

Hunger, J. David, dan Thomas L. Wheelen. 2003.Manajemen Strategis, Penerbit Andi,Yogyakarta. Terjemahan: JuliantoAgung.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999.Metodologi Penelitian Bisnis untukAkuntansi dan Manajemen, BPFE,Yogyakarta.

Kaihatu, Thomas S. 2006. Good CorporateGovernance dan Penerapannya diIndonesia. Jurnal Manajemen danKewirausahaan, Vol. 8, No.1.

Khomsiyah dan Susanti, 2003. Pengungkapan,Asimetri Informasi dan Cost of Capital.Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.5,Desember.

Mardiyah, Aida Ainul. 2002. Pengaruh InformasiAsimetri dan Disclosure Terhadap Costof Capital. Jurnal Riset AkuntansiIndonesia, Vol.5, Mei.

Marwata. 2001. Hubungan Antara KarakteristikPerusahaan dengan KualitasUngkapan Sukarela dalam LaporanTahunan Perusahaan Publik diIndonesia. Simposium Nasional IV.

Meek, Gary K., Clare B. Roberts, Sidney J. Gray.1995. Factors Influencing VoluntaryAnnual Report Disclosures by U.S., UK.and Continental European MultinationalCorporations. Journal of InternationalBusiness Studies, Third Quarter.

Murni, Siti Asiah. 2004. Pengaruh LuasPengungkapan Sukarela dan AsimetriInformasi Terhadap Cost of EquityCapital Pada Perusahaan Publik diIndonesia,” Jurnal Riset AkuntansiIndonesia, Vol.7, Mei.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2005.Metode Penelitian Kuantitatif: Teori danAplikasi, PT. RajaGrafindo Persada,Jakarta.

Prayogi. 2003. Pengaruh Karakteristik Perusahaanterhadap Luas Pengungkapan SukarelaLaporan Keuangan TahunanPerusahaan yang Terdaftar di BursaEfek Jakarta. Tesis Magister AkuntansiUNDIP, Semarang.

Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian untukBisnis, Salemba Empat, Jakarta.Terjemahan: Kwan Men Yon.

Subiyantoro, Edy. 1997. Hubungan AntaraKelengkapan Pengungkapan LaporanKeuangan Laporan Keuangan denganKarakteristik Perusahaan Publik diIndonesia. Simposium Nasional I.

Page 75: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

Haryanto dan Aprilia: Assosiasi Karakteristik Perusahaan 167

Suripto, Bambang dan Zaki Baridwan. 1999.Pengaruh Karakteristik PerusahaanTerhadap Luas Pengungkapan Sukareladalam Laporan Tahunan. SimposiumNasional II.

Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi PerekayasaanPelaporan Keuangan, BPFE,Yogyakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2005. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentangPerseroan Terbatas, Sinar Grafika,Jakarta.

Wallace, R.S. Olusegun, Kamal Naser dan AraceluMora. 1994. The Relationship BetweenThe Comprehensiveness of CorporateAnnual Reports and FirmCharacteristics in Spain. Accountingand Business Research, Vol.25,No,97.

Widjaya, I.G. Rai. 2006. Hukum PerusahaanPerseroan Terbatas, Mega Poin,Bekasi.

Yularto, Pramudoyu Anton dan Anis Chariri. 2003.Analisis Perbandingan LuasPengungkapan Sukarela dalamLaporan Tahunan Perusahaan yangTerdaftar dii Bursa Efek JakartaSebelum Krisis dan Pada PeriodeKrisis. Jurnal Maksi, Vol.2, Januari.

Zarzeski, Marilyn Taylor. 1996. SpontaneousHarmonization Effects of Culture andMarket Forces on AccountingDisclosures Practices. AccountingHorizons, Vol.10, No.1.

Page 76: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

168

INDEKS ARTIKEL KAJIAN AKUNTANSI

Page 77: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

169

Page 78: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

170

Page 79: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

171

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL

Format penulisan dan prosedur penerbitan artikel dalam Kajian Akuntansi meliputi hal-hal berikut:

Format Penulisan1. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang baik dan benar. Panjang artikel tidak

lebih dari 28 halaman termasuk daftar pustaka

2. Huruf artikel diketik dengan tipe Times New Roman berukuran 11 point pada kertas kuarto (8,5 x 11inch) dengan jarak 2 spasi pada satu permukaan dan diberi nomor urut setiap halaman.

3. Artikel ditulis dengan menggunakan batas margin minimal 1 inch untuk margin atas, bawah, dan keduasisi.

4. Halaman pertama harus memuat judul tidak lebih dari 12 kata, nama penulis, identitas penulis, dandalam bentuk footnote memuat beberapa keterangan mengenai naskah dan alamat koresponden penulisdilengkapi dengan E-mail.

5. Penulisan nama penulis dan tahun buku atau jurnal dari suatu kalimat yang dikutip dapat dituliskan diawal atau di akhir kalimat sepreti ini: Pasaribu (2009) atau (Pasaribu 2009). Penulis lebih dari duadiperoleh dari peneliti dalam negeri: Yuliani dkk. (2008) atau (Yuliana dkk. 2008). Dari buku atau jurnalluar negeri: Anthony et al. (2009) atau (Anthony et al. 2009).

6. Setelah penulisan judul, format penulisan:

a. Artikel Hasil Penelitian (empiris), memuat Abstrak, Key Words, Pendahuluan, Metode Penelitian,Hasil dan Pembahasan, Simpulan dan Daftar Pustaka;

b. Artikel Non Penelitian, memuat Abstrak, Key Word, Pendahuluan, Pembahasan, Simpulan danDaftar Pustaka.

7. Abstrak artikel dapat ditulis berbahasa Indonesia untuk naskah berbahasa Inggris, dan abstrak berbahasaInggris untuk naskah berbahasa Indonesia (dalam satu paragraf tidak lebih dari 200 kata). Abstrakberisi topik bahasan, tujuan penulisan, metode, dan penemuan. Selanjutnya dilengkapi dengan katakunci maksimum 6 kata atau istilah dan cara pengurutannya dari yang spesifik ke yang umum danditulis dalam satu baris.

8. Pendahuluan dari artikel disajikan tanpa judul subbab, kecuali bagian landasan teori dan pengembanganhipotesis serta bagian berikutnya dari artikel, dan diakhiri tujuan penelitian atau hipotesis penelitian.

9. Metode Penelitian harus diuraikan secara terperinci dan jika metode mengacu pada prosedur standar,tulis standarnya; jangan mengacu prosedur praktikum; tidak perlu menguraikan teori metode penelitian,tapi kemukakan penerapan metode yang digunakan; jangan gunakan bentuk kalimat perintah dansingkatan yang sudah standar.

10. Hasil dan Pembahasan. Hasil disajikan secara bersistem sesuai dengan hipotesis penelitian maupuntujuan penulisan. Penjelasan hasil dapat mengacu pada tabel dan atau gambar. Pembahsan harusmenunjukkan hubungan di antara data hasil dan data penelitian.

11. Simpulan. Menyusun simpulan hendaknya tidak mengulang hasil secara verbatim. Memperhatikanketerbatasan hasil temuan. Implikasi dari temuan dapat ditulis, jika penelitian akan dilanjutkan harusjelas yang mana dan bagaimana. Simpulan disampaikan dalam kalimat yang dapat diingat oleh pembaca.Di akhir kalimat diperkenankan menuliskan ucapan tarima kasih kepada yang mendanai penelitiantersebut.

12. Daftar Pustaka. Referensi artikel sedapat mungkin menggunakan pustaka acuan primer (jurnal) lebihbanyak dari 80%, dan sisanya buku terbitan mutakhir (lintas ilmu dalam 10 tahun terakhir). Referensidiketik mengikuti Harvard Style seperti contoh berikut dan diurutkan secara alfabetis dan kronologis.

Page 80: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

172

Buku dengan satu pengarangJordan, R. 2006. Academic Writing Course, 10nd ed., Harlow, Longman.

Buku dengan lebih dari satu pengarangRobbins, Stephen P. & Timothy A. Judge. 2007. Organizational Bihavior,12th, New Jersey: Pearson

Educational Inc.

Horngren, Charles T. & George Foster & Srikant M. Datar. 2006. Cost Accounting: Managerial Emphasis.14th Edition, New Jersey: Prentice Hall-Pearson Education International, Inc.

Bagian dari suatu buku (dalam chapter-chapternya memiliki pengarang-pengarang yangberbeda-beda).Daniels, P. 2007. “Australia’s Foreign Debt: Searching for the Benefits” in, P. Maxwell & S. Hopkins,

Macroeconomics: Contemporary Australian Readings, 7nd ed., Pymble, Harper.

Artikel dari JurnalAbrahamson, A. 2008. “Managerial Fads and Fashions: The Diffusion and Rejection of Innovations”,

Academy of Management Review, 40 (3): 1086-1102.

Artikel di suatu Jurnal sedang menunggu terbit. Artikel di suatu Jurnal sudah diterima, karenasedang menunggu terbit, maka rujukan tersebut bisa ditulis dengan (In press) dalam Dafatar Pustaka.Contoh:

Pasaribu, H. 2010. “Penerapan Informasi Manajemen Biaya dan Komitmen Terhadap PengendalianBiaya dan Kinerja Manajer”: Survei pada BUMN Manufaktur di Indonesia, Jurnal Akuntansidan Keuangan Indonesia 7 (1): (In press).

Artikel dari MajalahJayasankaran, S. 2000. “Malaysia: Miracle Cure”, Far Eastern Economic Review 11 (2): 36-46.

Artikel dari internet dengan pengarangChan, P. 2009. “Same or Different?: A Comparison of the Beliefs Australian and Chinese University

Students Hold About Learning”, Proceedings of AARE conference, Swinburne University.http://www.swin.edu.au/aare/09pap/CHAN 97058.html

Artikel dari Jurnal Elektronik (Electronic Journal). Gunakan informasi dari web site dan artikel.Contoh:

Pasaribu, Hiras. 2010. Corporat Social Rensponsibility dipengaruhi Karakteristik Perusahaan dan SizePerusahaan. Jurnal Kajian Sinerji Sosial Indonesia (online). 205 (2), [diakses 7 Juli2010]: 101-125. Available from Word Wide Web: <http://www.blackwell-Synergi.com/>

Sumber dari internet tanpa pengarang atau penulisKalau tidak ada pengarang dalam Web sebaiknya tidak diacu, karena tidak dapat dipertanggung

jawabkan. Berarti sama dengan sampah. Artinya tulisan-tulisan tersebut tidak melaluimitra bestari.

Sumber dari Media Masa (Koran).Sumber dari media masa atau koran tidak boleh diacu karena tidak melalui mitra bestari.

Page 81: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

173

13. Pembuatan Tabel, Gambar, dan Fitur

a. Dalam pembuatan Tabel, garis horisontal sepanjang halaman yang diperbolehkan hanya tiga, yaitudua pada bagian atas (judul kolom) dan satu pada penutup tabel dan garis vertikal sama sekalitidak diperbolehkan.

b. Diperbolehkan menggunakan Gambar, Figur atau grafik untuk menyajikan data yang sangat banyak.

c. Tabel dan Gambar sebagai penyajian bersama naskah diperbolehkan dicetak pada halaman terpisahsebagai lampiran. Untuk nomor dan nama Tabel ditulisankan diatas Tabel. Untuk nomor dan namaGambar dituliskan di bawah Gambar.

d. Referensi terhadap Tabel atau Gambar harus diberikan pada naskah

e. Tabel atau Gambar sebaiknya dapat diinterpretasikan tanpa harus mengacu ke naskah.

14. Naskah diketik dengan memperhatikan aturan tentang penggunaan tanda baca dan ejaan yang dimuatdalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (Depdikbud, 1987).

Prosedur Penerbitan1. Artikel yang sedang dipertimbangkan untuk dipublikasikan di jurnal atau di penerbit lain tidak dapat

dikirim ke Kajian AKUNTANSI. Penulis harus menyatakan bahwa artikel tidak dikirim atau dipublikasikandi manapun.

2. Artikel yang menggunakan pendekatan survey atau eksperimen, maka tiga kopi dari instrument(kuesioner, kasus, rencana wawancara, dan lainnya) harus disertakan bersama artikel

3. Artikel dikirim dalam bentuk print-out atau dalam CD untuk direview oleh Editor Kajian AKUNTANSI.

4. Editing terhadap naskah hanya akan dilakukan apabila penulis mengikuti kebijakan editorial di atas.

5. Apabila naskah masih perlu direvisi, maka redaksi akan mengirimkan naskah ke penulis melalui EmailKajian AKUNTANSI, dan penulis segera memperbaiki dan mengirimkan kembali ke redaksi.

6. Naskah yang sudah diterima/disetujui, dari redaksi akan diberiktahukan kepada penulis untukdimasukkan dalam penerbitan Kajian AKUNTANSI.

7. Pendapat yang dinyatakan dalam jurnal ini sepenuhnya pendapat pribadi, tidak mencerminkan pendapatredaksi atau penerbit. Surat menyurat mengenai permohonan ijin untuk menerbitkan kembali ataumenterjemahkan artikel dan sebagainya dapat dialamatkan ke Redaksi Kajian AKUNTANSI.

Page 82: EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN …repository.upnyk.ac.id/2383/1/Jurnal_UPN_desember-_2009.pdfEFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM

FORMULIR BERLANGGANANJURNAL KAJIAN AKUNTANSI

Nama : .......................................................................................Universitas/instansi : .......................................................................................Alamat Pengiriman : .......................................................................................

.......................................................................................

.......................................................................................Telp./Fax./E-mail : .......................................................................................Telah mengirimkan uang sebesar Rp. .................................................................... Rincian : Rp. .....................................(Kajian Akuntansi .............Edisi):

Vol.............. Nomor .................. dan ...................Rp. ................................. (Biaya kirim)

Pilihan Berlangganan2 (dua) edisi - Mahasiswa Rp. 50.000,- *)2 (dua) edisi - Umum (Non-mahasiswa) Rp. 80.000,- *)

*) Biaya berlangganan tersebut belum termasuk biaya kirim sebesar:DIY Rp. 15.000,-/2 edisiPulau Jawa (luar DIY) Rp. 25.000,-/2 edisiLuar Pulau Jawa Rp. 40.000,-/2 edisi

Untuk berlangganan, kirimkan formulir ini beserta bukti transfer pembayaran:1) Via surat ke alamat:

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Yogyakarta, Jalan SWK 104,Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55283. Telp. 0274-487273; Hp. 081229459998.

2) Via Fax. 0274-487273 atau 0274-486255

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi telepon (0274) 487273 dan mengirime-mail ke [email protected] atau [email protected]

Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer rekening:

BNI Cab. UPN “Veteran” Condongcatur, YogyakartaNo. Rek. 0039146082

a.n. HIRAS PASARIBU, Dr.Berita: Biaya Berlangganan Kajian AkuntansiG

untin

g di

sin

i