Upload
haryadi-dwi-putra
View
315
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
css
Citation preview
EFEK SAMPING MOOD STABILIZER
Oleh : Ika Aninda Dzulisa, S.Ked
G1A107015
Dosen Pembimbing :dr. Victor Eliezer, Sp. KJ
PENDAHULUAN
Mood stabilizer adalah obat yang berfungsi untuk mempertahankan stabilitas suasana perasaan, terutama mencegah munculnya kondisi manik pada gangguan afektif bipolar.
Lithium karbonat merupakan obat antimania atau mood stabilizer.
Obat lain yang belakangan diketahui efektif adalah carbamazepin, asam valproat dan antipsikosis atipikal olanzapin.
Banyak data yang menunjukkan manfaat lithium, namun banyak data pula yang mengharuskan untuk mempertimbangkan penggunaan dua antikonvulsan ini.
Hal ini dikarenakan adanya kesesuaian (compatibility) antara pasien dengan efek samping obat yang relevan.
PEMBAHASAN Lithium
Farmakokinetik Absorbsi lengkap dalam 6 – 8 jam kadar plasma dicapai dalam 30 menit sampai 2 jam. Volume distribusi 0,5 L/kg, ekskresi terutama lewat urin dengan waktu paruh eliminasi 20 jam.
Farmakodinamik Efek pada elektrolit dan transfor ion Efek pada neurotransmitter Efek pada second messengers
IndikasiSebagai obat untuk gangguan
bipolar terutama pada fase manik dan untuk pengobatan penunjang.
Pengobatan jangka panjang terbukti menurunkan insidens percobaan bunuh diri/bunuh diri.
Lithium juga dapat dikombinasikan dengan valproate dan olanzapine.
Efek Samping Lebih dari 75% pasien menunjukkan
efek samping pengobatan menggunakan lithium.
Efek yang sering terjadi pada sistem renal adalah poliuria, polidipsia, nefritis kronik dan glomerulopati minimal.
Pasien yang mendapat lithium harus menghindari keadaan dehidrasi yang dapat meningkatkan nefrotoksisitasnya. Jika poliuria masih tetap ada, dosis litium dapat dikurangi sesegera mungkin.
Efek pada sistem saraf pusat (tremor, kehilangan daya ingat, koreatetosis, hiperaktifitas motorik, ataksia, disartria dan afasia), efek metabolik (penambahan berat badan), efek pada gastrointestinal (diare), efek dermatologis (akne, psoriasis), dan efek tiroid dimana lithium akan menurunkan fungsi tiroid (gondok, miksedema) namun masih bersifat reversibel.
Pemeriksaan AwalPermeriksaan kesehatan secara
umumKadar nitrogen ureum (BUN) dan
kreatinin dalam darahPemeriksaan fungsi tiroidElektrokardiogram (EKG)Tes kehamilan
Pemeriksaan Laboratorium Kadar lithium serum
Minimal setiap 6 bulan sekali pada pasien yang stabil dan kapan pun terjadi perubahan status klinis.
Fungsi ginjalPada 6 bulan pertama perlu dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal setiap 2 sampai 3 bulan sekali. Kemudian setiap 6 sampai 12 bulan sekali.
Fungsi tiroidPada 6 bulan pertama perlu dilakukan pemeriksaan minimal satu sampai dua kali. Kemudian setiap 6 sampai 12 bulan sekali.
DIVALPROEX/VALPROATE/ASAM VALPROATE
Farmakokinetik Pemberian valproate per oral cepat
diabsorpsi dan kadar maksimal serum tercapai setelah 1 – 3 jam.
Dengan masa paruh 8 – 10 jam, kadar darah stabil setelah 48 jam terapi.
Kira – kira 70% dari dosis valproate dieksresikan urin dalam 24 jam.
Efek Samping Gangguan saluran cerna berupa anoreksia, mual,
dan muntah terjadi pada 16% kasus.
Efek terhadap SSP berupa kantuk, ataksia dan tremor, menghilang dengan penurunan dosis.
Gangguan pada hati berupa peninggian aktifitas enzim-enzim hati, dan sesekali terjadi nekrosis hati yang sering berakibat fatal.
Kira-kira 60 kasus kematian telah dilaporkan akibat penggunaan obat ini.
Pemeriksaan Awal Sebelum memberikan pengobatan,
lakukan pemeriksaan secara umum, khususnya jika ada abnormalitas fungsi hepar, hematologi dan perdarahan.
Dapatkan hasil yang jelas dari tes fungsi hati dan pengukuran hematologi
Pemeriksaan Laboratorium Pasien sebaiknya diberitahukan tentang tanda
dan gejala disfungsi hati dan gangguan hematologi dan perintahkan pasien untuk segera menemui dokter jika ditemukan gejala tersebut.
Perlu dilakukan pemeriksaan klinis, termasuk tes hematologi dan fungsi hepar, minimal setiap 6 bulan sekali.
Kadar valproate dalam darah sebaiknya diperiksa jika ditemukan adanya indikasi klinis.
CARBAMAZEPINE
Efek Samping Seperempat dari jumlah pasien yang diobati
mengalami efek samping.
Efek samping yang terjadi setelah pemberian obat jangka lama berupa pusing, vertigo, ataksia, diplopia, dan penglihatan kabur. mual, muntah, diskrasia darah yang berat (anemia aplastik, agranulositosis) dan reaksi alergi berupa dermatitis, eosinofilia, limfadenopati, dan splenomegali.
Gejala intoksikasi akut carbamazepin dapat berupa stupor atau koma, pasien iritabel, kejang dan depresi nafas.
Belum ada bukti bahwa pengobatan jangka panjang dengan asam/garam valproate atau carbamazepin menurunkan resiko percobaan bunuh diri/bunuh diri pada pasien gangguan bipolar.
Pemeriksaan Awal Pemeriksaan hitung darah lengkap (CBC),
faal hati (LDH, SGOT, SGPT, bilirubin, alkalin phosphatase) dan pemeriksaan fungsi ginjal.
Pemeriksaan elektrolit darah juga diperlukan, khususnya pada pasien yang lebih muda yang memiliki resiko tinggi terjadinya hiponatremia.
Pemeriksaan kesehatan secara umum serta pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Laboratorium Selama 2 minggu pada 2 bulan pertama
dilakukan pemeriksaan CBC, platelet dan gungsi hati.
Jika hasil laboratorium menunjukkan hasil yang normal dan tidak ada gejala supresi sumsum tulang atau hepatits, sebaiknya tetap dilakukan pemeriksaan pemeriksaan hitung darah dan fungsi hati paling sedikit dalam 3 bulan
OLANZAPINE
Farmakodinamik Merupakan derivat tienobenzodiazepin,
struktur kimianya mirip klozapin.
Olanzapin memiliki afinitas terhadap reseptor dopamin, reseptor serotonin, muskarinik, histamin dan reseptor alfa 1.
Farmakokinetik Olanzapine diabsorpsi dengan baik setelah pemberian obat oral, dengan kadar plasme tercapai setelah 4 – 6 jam pemberian dan diekskresi melalui urin.
Indikasi Indikasi utama adalah mengatasi gejala
negatif maupun positif dan sebagai antimania.
Obat ini juga menunjukkan efektivitas pada pasien depresi dengan gejala psikotik.
Efek Samping Dalam jangka waktu yang pendek,
somnolen adalah efek samping yang paling sering ditemukan.
Efek lain berupa konstipasi, mulut kering, dan peningkatan berat badan.
Selama dosis titrasi, olanzapine dapat menyebabkan hipotensi ortostatik yang berhubungan dengan pusing, takikardi, dan pada beberapa pasien didapatkan sinkop.
LAMOTRIGINE
Farmakodinamik Mekanisme kerjanya adalah melalui
inaktivasi kanal Na+, Ca+, dan mencegah pelepasan neurotransmitter glutamat dan aspartat.
Farmakokinetik Lamotrigin diabsorpsi sempurna 2,5 jam
setelah pemberian oral . Volume distribusinya 1 – 1,4 L/kg. Hanya 55% yang terikat pada protein
plasma. Lamotrigin diekskresikan melalui urin. Waktu paruhnya 24 jam.
Efek Samping Sakit kepala, nausea, kulit kemerahan (terutama
bila dikombinasikan dengan asam valproat), diplopia, dan somnollen.
Penggunaan lamotrigin pada anak-anak harus diwaspadai karena dapat terjadi dermatitis yang mengancam jiwa
Lamotrigin memiliki efek teratogenik Asam valproat dapat meningkatkan waktu paruh
lamotrigin, sehingga pada pasien yang menggunakan asam valproat, dosis lamotrigin harus diturunkan 25 mg/hari.
Lamotrigin juga meningkatkan dosis carbamazepin.
KESIMPULAN
Efek samping dari penggunaan mood stabilizer memilik beberapa efek samping, mulai dari efek samping yang ringan sampai yang dapat menyebabkan kematian.
perlu dilakukan pemeriksaan klinis lengkap serta pemeriksaan lainnya seperti pemeriksaan faal hati, fungsi ginjal dan lain-lain.
Pemeriksaan rutin terhadap kadar obat mood stabilizer dalam darah perlu dilakukan secara rutin untuk memantau kadar maksimumnya.
TERIMA KASIH