Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN UTSMANI ANAK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN DI TPQ AT-TAQWA CILEDUG
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Oleh: Malihatul Mu’anisah
NIM. 13311203
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA 1438 H / 2017 M
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ, transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini :
1. Konsonan
th : ط a : ا
zh : ظ b : ب
‘ : ع t : ت
gh : غ ts : ث
f : ف j : ج
q : ق h: ح
k : ك kh : خ
l : ل d : د
m : م dz : ذ
n : ن r : ر
w : و z : ز
h : ه s : س
‘ : ء sy : ش
y : ي sh : ص
dh : ض
2. Vokal
Vokal tunggal vokal panjang vokal
rangkap
Fathah : a أ: â ي... : ai
Kasrah : i ي : î :و... : au
Dhammah : u و : û
3. Kata sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam
qamariyah(ال)
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam(ال)
qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan
bunyinya. Contoh :
al-Madînah : المد ینة al-Baqarah : البقرة
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam(ال)
syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال)
syamsiyah ditransliterasikan sesuai dengan
aturan yang digariskan di depan dan sesuai
dengan bunyinya. Contoh :
as-Sayidah : السید ة ar-Rajul : الرجل
ad-Dârimî :الدارمي asy-Syams: الشمس
c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab
digunakan lambang ( ◌), sedangkan untuk alih
aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan cara menggandakan huruf yang
bertanda tasydîd. Aturan ini berlaku secara
umum, baik tasydîd yang berada di tengah
kata, di akhir kata ataupun yang terletak
setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-
huruf syamsiyah. Contoh :
فھاء Âmannâ Billâhi:أمنا باللہ -Âmana as : أمن الس
Sufahâ’u
كع inna al-Ladzîna : إن الذ ین -wa ar : والر
Rukka’i
d. Ta Marbûthah ( ة )
Ta Marbûthah ( ة ) apabila berdiri sendiri,
waqaf atau diikuti oleh kata sifat (na’at),
maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf “h”. Contoh:
-al : الجامعة الإسلامیة al-Af’idah : الأفئدة
Jâmiah al-Islâmiyyah.
Sedangkan Ta Marbûthah ( ة ) yang diikuti
atau disambungkan (di-washal) dengan kata
benda (isim), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “ t” . Contoh:
: الأیة الكبرى .Âmilatun Nâshibah : عاملة ناصبة
al-Âyat al-Kubrâ.
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal
huruf kapital, akan tetapi apabila telah dialih
aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD) bahasa
Indonesia, seperti penulisan awal kalimat,
huruf awal nama tempat, nama bulan, nama
diri, dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku
pada EYD berlaku pula dalam alih aksara
ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak
tebal (bold) dan ketentuan lainnya.adapun
untuk nama diri dan yang diawali dengan
kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital
adalah awal nama diri, bukan kata
sandangnya. Contoh : ‘Âlî Hasan al-Âridh,
al-‘Âsqallânî, al-Farmawî dan seterusnya.
Khusus untuk penulisan kata Alqur’an dan
nama nama surahnya menggunakan huruf
kapital. Contoh: Al-Qur’an, Al-Baqarah, Al-
Fâtihah dan seterusnya.
MOTTO
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S. Luqman [31]: 14)
KATA PENGANTAR
Sebagai ucapan rasa syukur, al-hamdulillah
penulis panjatkan kepada Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis, khususnya
berupa kekuatan, kesabaran dan kesempatan untuk
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis
tujukan kepada baginda Rasulullah Muhammad saw
yang telah menjadi suri tauladan dalam menjalani hidup
dan kehidupan di dunia ini. Demikian pula kepada
keluarga dan para sahabatnya.
Penulis menyadari sekali, bahwa proses penyelesaian
skripsi ini telah melibatkan banyak pihak, sekaligus
mendapatkan sumbangan dari mereka, baik yang bersifat
materi, fikiran, fasilitas, motivasi dan lain sebagainya
yang rasanya sulit diungkapkan satu persatu. Tanpa
mengurangi arti penghargaan dan rasa terimakasih
kepada semua pihak, berikut ini secara jhusus penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang seluas-luasnya
kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA.,
selaku Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta.
2. Dr. Hj. Umi Khusnul Khatimah, M.Ag., selaku
Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan pada Program Sarjana (S1) IIQ
Jakarta dengan berbagai fasilitasnya.
3. Dr. H. Ahmad Dimyati Badruzzaman, MA.,
selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan kritik dan arahan kepada penulis.
4. Bapak dan Ibu Dosen pengajar di Program
Sarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
khususnya yang telah memberikan berbagai ilmu
pengetahuan dan wawasan kepada penulis selama
menjalani masa perkuliahan.
5. Seluruh staf bagian Tata Usaha Fakultas
Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
yang telah memberikan banyak informasi terkait
perkuliahan dan pengurusan penyelesaian skripsi
serta kemudahan pengurusan administrasi kepada
penulis.
6. Pimpinan dan staf perpustakaan Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta yang telah mempermudah
penulis dalam memgakses berbagai informasi
dan referensi dalam penyelesaian skripsi penulis.
7. Kepada pimpinan TPQ At-Taqwa Ciledug,
beserta para dewan guru yang telah memeberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengadakan
penelitian di tempat tersebut.
8. Orang tua penulis ayahanda Basiran dan ibunda
Rodiyatun yang tidak pernah lelah memberikan
perhatian, dukungan yang sangat besar baik moril
maupun materil dan yang paling utama adalah
do’a yang tiada henti.
9. Saudara-saudara penulis yaitu Achmad Fa’iq dan
Muhammad Roihan yang tidak pernah bosan
dalam memberikan dukungan, semangat dan
bantuan baik moril maupun materil kepada
penulis.
10. Sahabat-sahabat dan rekan-rekan mahasiswa
serta semua pihak yang telah memberikan
motivasi dan partisipasi secara langsung maupun
tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa meskipun skripsi ini
merupakan hasil kerja keras dan upaya maksimal, namun
sebagai manusia biasa tentu masih banyak ditemukan
kelemahan dan kekurangan dalam skripsi ini, sekaligus
membuka peluang bagi para pembaca untuk mengkritik
dan mengoreksi kelemahhan dan kekurangan tersebut,
terutama bagi mereka yang menekuni bidang pendidikan
Al-Qur’an. Akhirnya hanya kepada Allah swt penulis
berserah diri dan menggantungkan seluruh harapan.
Semoga usaha penulis dan peran serta semua pihak yang
terkait yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu
namanya dalam skripsi ini, semoga bernilai ibadah dan
mendapat pahala serta ganjaran yang berlipat ganda dari
Allah swt.
Jakarta, 08 Agustus 2017 Penulis,
Malihatul Mu’anisah NIM. 13311203
xiii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING i
PENGESAHAN ii
SURAT PERNYATAAN iii
PEDOMAN TRANSLITERASI iv
MOTTO viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvi
ABSTRAK xvii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 8
C. Pembatasan Masalah 10
D. Perumusan Masalah 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 10
F. Tinjauan Pustaka 11
G. Metodologi Penelitian 17
H. Sistematika Penulisan 19
BAB II KAJIAN TEORI 21
A. Tinjauan Metode Utsmani 21
1. Pengertian Metode Utsmani 21
xiv
2. Sejarah Metode Utsmani 22
3. Karakteristik Metode Utsmani 23
4. Buku Pedoman Metode Utsmani 24
5. Media Pembelajaran Metode Utsmani 36
6. Prosedur Pengajaran Metode Utsmani 37
B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an 44
1. Pengertian Kemampuan 44
2. Pengertian Membaca Al-Qur’an 45
3. Tingkatan dalam Membaca Al-Qur’an 49
4. Keutamaan Membaca Al-Qur’an 51
5. Fungsi Al-Qur’an 56
6. Adab Membaca Al-Qur’an 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 65
A. Tempat dan Waktu Penelitian 65
B. Jenis Penelitian dan Pendekatan 65
C. Sumber Data 68
D. Jenis Data 68
E. Teknik Pengumpulan Data 69
F. Analisis Data 72
BAB IV HASIL PENELITIAN 74
A. Gambara Umum TPQ At-Taqwa 74
1. Sejarah Berdirinya TPQ At-Taqwa 74
2. Visi, Misi, dan Tujuan 75
xv
3. Letak Geografis 75
B. Kegiatan TPQ At-Taqwa 76
1. Kegiatan TPQ At-Taqwa 76
2. Tenaga Pengajar 78
3. Sarana-Prasarana 79
C. Penerapan Metode Utsmani di TPQ At-Taqwa 80
1. Data Santri TPQ At-Taqwa 80
2. Partisipasi Santri dalam Belajar dengan Metode
Utsmani 94
3. Prestasi santri TPQ At-Taqwa 95
4. Kendala dalam Penerapan Metode Utsmani 99
5. Efektifitas Penerapan Metode Utsmani di TPQ
At-Taqwa 100
BAB VPENUTP 106
A. Kesimpulan 106
B. Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 107
LAMPIRAN-LAMPIRAN 112
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal harian santri TPQ At-Taqwa 76
Tabel 2 Tenaga pengajar TPQ At-Taqwa 78
Tabel 3 Data santri TPQ At-Taqwa 80
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang
senantiasa terjaga kemurniannya dan terjamin
pemeliharaannya. Al-Qur’an merupakan kitab suci yang
diturunkan kepa Nabi Muhammad saw melalui malaikat
Jibril as. Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang
menjadi petunjuk bagi siapa yang membaca,
mempercayainya, dan mengamalkannya.
Al-Qur’an secara etimologi قراءة – یقرأ –قرا– berarti sesuatu yang dibaca. Arti iniوقراناmenunjukkan anjuran kepada umat Islam untuk membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an bentuk mashdar dari
القراءة yang berarti menghimpun atau mengumpulkan. Sedangkan secara terminologi Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril a.s diawali surah Al-Fatihah dan diakhiri surah An-Nas
2
yang disampaikan kepada umat Islam dari generasi ke generasi tanpa ada perubahan.1
Membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, akan
mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Al-Qur’an merupakan bacaan yang indah dibaca dalam situasi apa dan kondisi yang bagaimanapun. Al-Qur’an sungguh menyejukkan dibaca dalam keadaan suka maupun duka, secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dirumah maupun di tempat-tempat ibaadah, bahkan didalam kendaraan sekalipun.2
ھ ف ۱۷ ۥوقرءانھ ۥعلینا جمعھ إن ۱۸ ۥقرءانھ ٱتبع فإذا قرأن“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.”(Q.S. Al-Qiyamah [75]: 17-18)
٤ترتیلا ٱلقرءان ورتل “Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.”3(Q.S. Al-Qiyamah [73]: 4)
1Anshori, Ulumul Qur’an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan, (Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada, 2013), Cet. Ke-1, h. 2 & 17 2Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) cet. ke. 2, h. 29 3Kementerian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur’an Terjemah,(Jakarta: Pustaka Jaya Ilmu) h. 597
3
Pembelajaran Al-Qur’an sudah seharusnya diajarkan
kepada anak sejak usia dini. Memperkenalkan bacaan
Al-Qur’an dengan baik dan benar yakni dalam hal tata
cara membacanya, letak panjang pendeknya serta
keluasan dalam pengucapan huruf. Kemudahan Al-
Qur’an sebagai pelajaran secara menyeluruh sudah
diterangkan dengan Firman Allah SWT yaitu:
دكر ٱلقرءان ولقد یسرنا كر فھل من م ۱۷للذ“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran.”(QS. Al-Qamar [54]:17)
Mengajarkan Al-Qur’an kepada anak merupakan
salah satu diantara syi’ar Islam yang telah dibudayakan
diberbagai daerah. Ayat ayat Al-Qur’an yang
ditanamkan kedalam hati sejak dini akan menjadikan
anak menjadi manusia yang baik dikemudian hari. Akan
mendapat pahala Bagi yang belajar Al-Qur’an serta
mempelajari Al-Qur’an.
وعن ابن مسعود رضي االله عنه، قال: قال رسول االله صلى االله عليه وسلم: ((لا ين: رجل آتاحسد ا نتـ ه االله مالا، فسلطه على هلكته في الحق، ورجل آتاه لا في اثـ
االله الحكمة، فـهو يـقضي بها ويـعلمها)).متـفق عليه.“Dari Ibnnu Mas’ud r.a., ia berkata: “Rasulullah saw telah bersabda: “Tidak boleh ada cita-cita
4
untuk mendapatkan nikmat seperti orang lain kecuali dalam dua hal yaitu: terhadap seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah kemudian ia pergunakan untuk membela kebenaran, dan terhadap seseorang yang dikaruniai ilmu pengetahuan kemudian ia mengamalkan dan mengajarkannya.” (Muttafaqun ‘Alaih)4
Membaca Al-Qur’an sudah seharusnya ditanamkan
dalam diri, ditanamkan dalam hati.
“Hati yang menerima Agama dan mendorong kuat
untuk mengamalkannya, itulah hati yang hidup, yang
masih menampakkan fungsinya. Hati beriman harus
melahirkan budaya tutur kata yang baik.”5
Kemudahan bagi orang yang berilmu sudah tersirat
didalam Hadits berikut:
م , قال : هريـرة رضي االله عنه : أن رسول االله صلى االله عليه وسل بي وعن أ طريـقا يـلتمس فيه علما, سهل االله له طريـقا الى الجنة)) رواه مسلم.((ومن سلك
4Ahmad Muhammad Yusuf, Ensiklopedi Tematis Ayat Al-Qur’an dan Hadits, (Jakarta: Widya Cahaya, 2009) Jilid 2. h. 7 5Rif’at Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, (Jakarta: Amzah, 2011) cet. ke. 1, h. 185
5
“Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah saw telag bersabda: “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga.”6(H.R. Muslim) Al-Qur’an dan Hadits merupakan sumber pokok Islam yang memainkan peran ganda dalam penciptaan dan pengembangan ilmu-ilmu, peran tersebut adalah: pertama, prinsip-prinsip semua ilmu dipandang kaum Muslimin terdapat dalam Al-Qur’an. Kedua, Al-Qur’an dan Hadits menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan ilmu dengan menekankan kebajikan dan keutamaan menuntut ilmu, pencarian ilmu dalam segi apapun pada akhirnya akan bermuara pada penegasan Tauhid.7
Membaca dapat memberikan pengetahuan luas
dalam kehidupan. “membaca merupakan melihat serta
memahami suatu tulisan atau uraian.”8
Untuk menanamkan nilai-nilai Agama kepada anak,
alangkah baiknya apabila orangtua menyekolahkan ke
TK (Taman Kanak-kanak) atau TPQ (Taman Pendidikan 6Ahmad Muhammad Yusuf, Ensiklopedi Tematis Ayat Al-Qur’an dan Hadits, Jilid 2. h. 11 7Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta, Rajawali Pers, 2016) cet. ke. 14, h. 32-33 8M.B.Ali T.Deli, (ed)., Kamus Bahasa Indonesia, (Bandung: Citra Umbara, 1997), h. 53
6
Al-Qur’an). Karena TK/TPQ mempunyai peranan yang
sangat penting dalam mengembangkan kesadaran
beragama anak.
Melalui TK/TPQ anak-anak dipersiapkan menjadi
warga dan calon pemimpin yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT.
“Keberhasilan suatu pendidikan ditentukan beberapa
faktor diantaranya, faktor guru, faktor siswa, sarana,
alat dan media yang tersedia, faktor lingkungan, serta
pemilihan metode”9
Untuk merangsang minat anak dalam belajar
membaca Al-Qur’an diperlukan metode khusus agar
lebih mudah, cepat, efisien dan efektif. Dari setiap
lembaga Pendidikan Al-Qur’an pasti menggunakan
metode dalam kegiatan belajar mengajar. Metode
tersebut diantaranya:
1. Metode Iqro’ Metode Iqro’ adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang menekankan langsung pada latihan membaca. Metode Iqro’ disusun oleh Ustadz
9Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013) cet. ke. 10, h. 52
7
As’ad Humam di Yogyakarta. Adapun metode ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena hanya ditekankan pada bacaannya dengan sistem cara belajar santri aktif (CBSA)10.
2. Metode Talaqqi
Merupakan metode yang mudah cepat, tepat, dan praktis. Metode ini juga merupakan metode pendidikan klasikal yang membutuhkan pembimbing dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Mempelajari Al-Qur’an akan sempurnaa jika lewat talaqqi melalui seorang guru yang sudah bisa membaca Al-Qur’an11.
3. Metode Utsmani Merupakan cara belajar baca tulis Al-Qur’an yang memakai tata cara membaca kaidah tulisan (rasm) mushaf Al-Qur’an Utsmani dengan mudah dan menyenangkan.
Munculnya metode-metode tersebut didasari dari
perbedaan latar belakang dan tuntutan masyarakat yang
10As’ad Humam, Buku Iqro’ Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur’an, (Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus “AMM”, 2000), Jilid 1, h. 6 11Fayumi Al-Maliki, Metode Talaqqi 3 Hari Pintar Membaca Al-Qur’an Dilengkapi Juz’amma, (Jakarta: Qulltum Media, 2009) cet. ke 1, h. 6
8
mengharapakan agar anak mampu membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar dalam waktu yang tidak lama.
Dari beberapa paparan mengenai metode, Metode
Utsmani merupakan metode pertama kali dikembangkan
pada tahun 1995 oleh Lembaga Bimbingan Al-Qur’an
Al-Utsmani Jakarta.
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) At-Taqwa
Ciledug merupakan lembaga non formal yang
menggunakan metode Utsmani Anak dimulai dari usia 3-
11 tahun. Untuk itu berdassarkan latar belakang ini,
peneliti tertarik memilih judul “Efektifitas Penggunaan
Utsmani Anak Dalam Kemampuan Membaca Al-
Qur’an Di TPQ At-Taqwa Ciledug.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa
masalah, yaitu:
1. Apakah terdapat hubungan antara metode
Utsmani Anak dengan kemampuan membaca Al-
Qur’an anak
9
2. Apakah terdapat factor penghambat dan
pendukung dalam keberhasilan membaca Al-
Qur’an dengan metode Utsmani Anak
3. Kefektifan penggunaan metode Utsmani Anak
dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-
Qur’an anak
4. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan membaca Al-Qur’an pada anak
5. Peran lemabaga Utsmani dengan metode
Utsmani Anak dalam meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur’an anak
6. Minimnya anak dalam membacaAl-Qur’an
secara fasih dan tartil
7. Perlunya penggunaan metode yang tepat agar
pembelajaran Al-Qur’an lebih memudahkan anak
untuk memahaminya
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka
penulis membatasi penelitian ini khusus pada
10
Penggunaan metode Utsmani Anak dalam meningkatkan
kemampuan membaca Al-Qur’an anak.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, dapat
dirumuskan Seberapa besarkah tingkat keefektifan
penggunaan metode Ustmani Anak dalam meningkatkan
kemampuan membaca Al-Qur’an anak di TPQ At-
Taqwa Ciledug.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
adalah untuk mengetahui ada tidaknya efektifitas
penggunaan Metode Utsmani Anak dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an
anak di TPQ At-Taqwa Ciledug.
2. Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian dapat menjadi pengetahuan
tentang keefektifan Metode Utsmani Anak
terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an.
11
b. Hasil penelitian ini sedikit banyak dapat
memberikan kontribusi dalam pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya dalam metode
pengajaran Al-Qur’an.
F. Tinjauan Pustaka
1. Iya Alfiah, lulusan Fakultas Tarbiyah Program
Penidikan PAI dari Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta pada tahun 2008 dengan skripsi yang
berjudul “Hubungan Metode Qiroati Dengan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak Di
Fathullah UIN Jakarta” dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif
dengan mengambil sampel keseluruhan santri
yang berjumlah 10 orang.
Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara, dan angket. Teknik
analisis data menggunakan rumus “r” Product
Moment dengan hasil hitung atau rxy=0,267
dengan membandingkan r table pada taraf
signifikan 5% = 0,632 ˃ 0,267
Sedangkan taraf 1% = 0,765 ˃ 0,267
12
Dari data yang diperoleh maka penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa r˳ lebih kecil dari rt
lebih besar baik pada taraf 5% maupun pada taraf
1%. Maka hipotesis alternative ditolak sedangkan
hipotesis nihil diterima.
Adapun persamaan peneliti dengan
skripsi diatas adalah sama-sama meneliti tentang
metode untuk kemampuan anak dalam membaca
Al-Qur’an. Adapun perbedaannya peneliti
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
2. Zakiyah, lulusan Fakultas Tarbiyah Program
Penidikan PAI dari Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta pada tahun 2012 dengan judul skripsi
“Pengaruh Metode QLC Terhadap Kemampuan
Membaca Al-Qur’an” penelitian yang dilakukan
terhadap peserta didik di Lembaga Qur’an
Learning Centre, Buncit Raya Jakarta
Selatandengan populasi 262 dengan mengambil
sampel 26 orang.
Jenis penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kuantitatif. Teknik
13
pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara, angket, dan dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan rumus “r” Product
Moment. Dengan memperoleh hasil hitung (rxy)
0,598 dengan membandingkan pada taraf
siginifikan 5% = 0,388 ˂ 0,598 dan 1% = 0,496 ˂
0,598 Hipotesis Alternatif (Ha) diterima
sedangkan Hipotesis Nihil (Ho) ditolak.
Dari penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antara metode QLC terhadap
kemampuan membaca Al-Qur’an dengan
tingkatan sedang atau cukupan.
Adapun persamaan peneliti dengan
skripsi diatas adalah sama-sama meneliti tentang
metode untuk kemampuan anak dalam membaca
Al-Qur’an. Adapun perbedaannya peneliti
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
3. Wike Ulandari, lulusan Fakultas Tarbiyah
Program Penidikan PAI dari Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta pada tahun 2015 dengan
judul skripsi “Efektifitas Metode Ummi Terhadap
14
Kemampuan Membacan Membaca Al-Qur’an di
SDIT Al-Hamidiyah Pancoran Depok Jabar”
subjek penelitian kelas 4 dengan populasi 24
orang dan digunakan juga sebagai sampel.
Jenis penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kuantitatif. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi,
kuesioner, dan wawancara. Teknik analisis data
menggunakan rumus “r” Product Moment.
Dengan memperoleh hasil hitung 1,63.
Kemudian membandingkan antara r hitung
dengan r table pada taraf signifikan:
5% = 0,444 ˂ 1,63
1% = 0,561 ˂ 1,63
Dengan demikian dari hasil perhitungan
diatas r hitung lebih besar dari r table pada taraf
signifikan 5% maupun 1%. Maka, hipotesis
alternative (Ha) menyatakan terdapat hubungan
yang signifikan.
15
Adapun persamaan peneliti dengan
skripsi diatas adalah sama-sama meneliti tentang
metode untuk kemampuan anak dalam membaca
Al-Qur’an. Adapun perbedaannya peneliti
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
4. Nenden Fachriyah, lulusan Fakultas Tarbiyah
Program Penidikan PAI dari Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta pada tahun 2016 dengan
judul skripsi “Penerapan Metode Bagdadi dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
di TPQ Al-Muhajirin Bukit Pamulang Indah.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif
dengan teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi, dan tes lisan bacaan Al-
Qur’an. Teknik analisis data melalui triangulasi
data. Dengan hasil penelitian mennunjukkan
bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an dengan
diiringi pembelajaran Metode Bagdadi cukup
baik.
Adapun persamaan peneliti dengan
skripsi diatas adalah sama-sama meneliti tentang
metode untuk kemampuan anak dalam membaca
16
Al-Qur’an dan teknik analisis data melalui
triangulasi data.
5. Fitriani, lulusan Fakultas Tarbiyah Program
Penidikan PAI dari Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta pada tahun 2016 dengan judul skripsi
“Penggunaan Metode Iqro terhadap
Kemampuan Anak dalam Membaca Al-Qur’an
secara Fasih dan Tartil” penelitian dilakukan di
TPQ Nurul Hikmah Gandul Cinere Depok
dengan populasi 84 siswa dan sampel yang
diambil 21 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket, observasi wawancara,
analisa data dan studi dokumentasi.
Menggunakan rumus korelasi Product Moment.
Dapat disimpulkan hasil penelitian
bbahwa terdapat korelasi positif yang signifikan
antara Metode Iqro dan Kemampuan Anak
dalam Membaca Al-Qur’an secara fasih dan
tartil. Dapat dibuktikan dengan melihat pada taraf
signifikan 1% r˳ adalah lebih besar dari pada r
table dengan memperoleh angka korelasi sebesar
0,459.
17
Adapun persamaan peneliti dengan
skripsi diatas adalah sama-sama meneliti tentang
metode untuk kemampuan anak dalam membaca
Al-Qur’an. Adapun perbedaannya peneliti
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
G. Metodologi Penelitian
1. Tempat dan Waktu penelitian
a. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TPQ At-Taqwa
Pondok Surya Ciledug
b. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan untuk
mengumpulkan berbagai data yang akan
dilakukan oleh peneliti. Dengan pendekatan
penelitian kualitatif.
“Penelitian Kualitatif adalah suatu penelitian
yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas
social, sikap, kepercayaan, persepsi,
18
pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.”12
2. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Yaitu suatu teknik atau cara pengumpulan
data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Observasi ini diperoleh mengamati secara
langsung objek dan subjek yang ada di TPQ
At-Taqwa Pondok Surya Ciledug.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu
pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan berdasarkan tujuan
penelitian. Dengan bertatap muka dengan
narasumber.
c. Dokumentasi
12Nana Syaodih Sukmadinata., Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005) cet. ke. 1, h. 60
19
Merupakan pengumpulan data dalam
penelitian yang dilakukan. Dokumen yang
berupa dokumen resmi dan foto-foto tersebut
dipergunakan
d. Tes Lisan Bacaan Al-Qur’an
Peneliti melakukan tes bacaan Al-Qur’an
pada jam kegiatan membaca Al-Qur’an
berlangsung. Adapun kriteria penelitian yang
digunakan di TPQ At-Taqwa yakni
kelancaran, tajwid, dan fasih.
H. Sistematika Penulisan
Penjelasan tentang bagian-bagian yang akan ditulis
di dalam penelitian secara sistematis13. Sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan, yang memuat latar
belakang masalah, Identifikasi Masalah,
Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan
13Huzaemah T. Yanggo, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, (Jakarta: IIQ Press, 2011), cet. ke. 2, h. 22
20
Pustaka, Metodologi Penelitian, Sistematika
Penulisan
Bab II : Kajian Teori, yang berisikan mengenai
pengertian hadits, konteks hadits tentang
keutamaan belajar Al-Qur’an, manfaat
mempelajari hadits, pengertian motivasi, factor
pendukung dan factor penghambat dalam
menghafal Al-Qur’an, pengertian Al-Qur’an,
tujuan menghafal Al-Qur’an, manfaat menghafal
Al-Qur’an, prinsip-prinsip menghafal Al-Qur’an.
Bab III : Metodologi Penelitian, yang berisikan
metode penelitian, tempat dan waktu penelitian,
jenis dan pendekatan penelitian, variabel
penelitian, sumber data penelitian, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis
data.
Bab IV : Hasil Penelitian, yang berisikan
gambaran umum objek penelitian, deskripsi data,
analisis data, dan interpretasi data.
Bab V : Penutup, yang berisikan kesimpulan dan
saran.
20
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
1. Pengertian Kemampuan
Kemampuan juga dapat disebut dengan
kecerdasan. “Kecerdasan adalah sebagai suatu
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi dalam kehidupan manusia12”.
“Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
pengertian kemampuan adalah kesanggupan,
kecakapan, kekuatan13”.
Edward Lee Thorndike merupakan psikologi Amerika Serikat mengklasifikasikan tiga tipe kecerdasan, yaitu:
a. Kecerdasan riil, kemampuan individu untuk menghadapi situasi dan benda riil. Seperti batu, pasir, jagung.
12Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), cet. ke. 2, h. 150 13http://kbbi.web.id/mampu, di akses tanggal 24 Mei 2017 pukul 14:14
21
b. Kecerdasan abstrak, kemampuan manusia untuk mengerti kata, bilangan, huruf, symbol, dan rumus.
c. Kecerdasan social, kemampuan individu untuk meghadapi dan mereaksi situasi social atau hidup di masarakat14.
Dengan ketiga kecerdasan tersebut seseorang
akan disebut sebagai orang cerdas. Dengan demikian
kesuksesan belajar anak dalam membaca Al-Qur’an
akan dipengaruhi oleh kecerdasan yang dimilikinya
terhadap sesuatu yang dipelajari.
2. Pengertian Membaca Al-Qur’an
Pengertian membaca di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “melihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
melisankan atau hanya dalam hati)15”.
14Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, h. 149 15http://kbbi.web.id/mampu, di akses tanggal 25 Mei 2017 pukul 21:45
22
“Membaca adalah perpaduan antara kinerja qalbu
dan akal untuk menelaah, menganalisa,
memahami, mendalami, menyelami,
mengamalkan dan mengambil hikmah dalam
kehidupan16
Thomas Carlyle dalam Widya, “membaca
merupakan segala sesuatu yang telah dilakukan,
dipikirkan, dicapai, atau dihayati oleh umat
manusia tersimpan dalam halaman-halaman
buku17”.
“Membaca adalah satu keterampilan dalam
menemukan sesuatu yang kita cari dalam bacaan.
16Shohibul Faroji, Panduan Menuju Pencerahan Ruhani, (Ciputat: ILC Islamic Learning Centre, 2007), cet. ke. 1, h. 61 17A. Widya Martaya, Seni Membaca Untuk Studi, (Yogyakarta: Kanisuius, 1999), cet. ke. 1, h. 137
23
Tujuannya adalah menangkap bahasa yang
tertulis dengan tepat dan teratur18”.
Pada hakikat manusia dilahirkan dalam keadaan
tidak mengetahui apa-apa namun dalam penciptaannya
dilengkapi dengan organ tubuh yang sempurna seperti
akal pikiran, penglihatan, pendengaran, dan hati.
Sebagaimana Firman Allah SWT:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (Q.S. An-Nahl [16]: 78)
Adapun pengertian Al-Qur’an terdapat beberapa
pendapat yaitu:
18Ninik M. Kuntarto, Cermat Dalam Berbahasa Teliti Dalam Berfikir, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010), cet. ke. 8, h. 221
24
a. Menurut Muhammad Amin Suma
“Al-Qur’an adalah kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw19”.
b. Menurut Manna Khalil al-Qattan
“Qur’an adalah kalam atau firman Allah yang
diturunkan kepada Muhammad saw yang
pembacaannya merupakan suatu ibadah20”.
c. Menurut Sa’dulloh
Al-Qur’an adalah kitab suci yang terakhir diturunkan Allah SWT dengan perantara malaikat Jibril a.s. kepada Nabi Muhammad saw sebagai kunci dan kesimpulan dari semua kitab suci yang pernah diturunkan Allah SWT kepada Nabi dan Rasul yang diutus Allah sebelum Nabi Muhammad saw.21
19Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an, h. 25 20Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2011), cet. ke. 14, h. 17 21Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2008), cet. ke. 1, h. 1
25
d. Achmad Gholib
Al-Qur’an adalah sebah kitab suci yang
terdiri dari 114 surat yang bervariasi panjang
pendeknya, dari yang hanya beberapa baris
sampai yang tersiri dari beberapa halaman.22
Dengan demikian, membaca Al-Qur’an
merupakan proses kinerja akal secara sadar oleh
manusia dengan diiringi kinerja qalbu dalam setiap
hukum bacaan serta diiringi cara menelaah,
mendalami, juga pada taraf menghayati kandungan
didalamnya. Membaca Al-Qur’an juga akan
mendapatkan pahala dari masing-masing hurufnya.
3. Tingkatan dalam Membaca Al-Qur’an
Menurut para ulama qurra’ (ahli qiraat), bahwa
tingkatan membaca Al-Qur’an itu ada empat
tingkatan, yaitu:
22Achmad Gholib, Studi Islam Pengantar Memahami Agama, Al-Qur’an Al-Hadits dan Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Faza Media, 2006), cet. ke. 2, h. 37
26
a. At-Tahqiq ( التحقیق)
Membaca dengan tempo yang sangat pelan
yang azim digunakan dalam proses belajar
mengajar Al-Qur’an untuk pemula.
b. At-Tartil ( الترتیل )
Membaca dengan pelan, dengan
menggunakan kaidah tajwid serta
mentadabburi.
Tingkatan bacaan ini yang paling bagus
karena dengan bacaan itulah Al-Qur’an
diturunkan. Allah SWT berfirman:
“Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan”. (Q.S. Al-Muzzammil [73]:4)
c. Al-Hadr (الحدر)
Membaca dengan cepat dan tetap
mempraktekkan tajwidnya.
و�ه�و� الأس�ر�ع� ف�ي� الق�ر�اءة� م�ع� م�ر�اع�اة� الأح�كام
“Bacaan cepat dengan tetap menjaga hukum
tajwidnya”.
27
d. At-Tadwir ( التدویر)
Membaca antara tartil dan hard (tidak terlalu
cepat dan tidak terlalu lambat).
و�ه�و� م�ر�تب�ة م�ت�و�س�طة ب�ي�ن� التر�ت�ي�ل و�الح�د�ر
“Bacalah yang sedang tidak terlalu cepat
atau tidak terlalu lambat, pertengeahan
antara al-hadr dan at-tartil”.
4. Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an memiliki keutamaan yang
besar, memiliki kedudukan dan derajat yang tinggi di
sisi Allah SWT serta memperoleh pahala yang besar.
Al-Qur’an merupakan zikir yang paling baik dan Al-
Qur’an akan memeberikan syafa’at di akhirat nanti.
Terdapat hadits Nabi saw yang menyebutkan
keutamaan membaca Al-Qur’an, yaitu:
a. Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang
akan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT:
ن�ة و�الح�س�ن�ة م�ن� قر�أ ح�ر�فا م�ن� ك�ت�اب االله ت�ع�الى فله� ح�س�لم ح�ر�ف� و�لك�ن� أل�ف� ح�ر�ف� و�لام� بع� شر أم�ثال�ه�ا لا أقو�ل آ
ح�ر�ف� و�م�ي�م� ح�ر�ف�. رواه الترمذي
28
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Qur’ab, dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan kebaikan itu akan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”. (H.R. At-Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud)
.رواه البخاريو�ع�ل�م�ه� خ�ي�ر�كم� ت�ع�ل�م� م�ن� القر�ان “Sebaik-baik kamu sekalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya”. (H.R. Bukhari)
Diriwayatkan dari ibunda Aisyah r.a yang
mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda:
الب�ر�ر�ة� و�الذ�ي� ي�قر�ا بالقر�ان� م�ع� السفر�ة� الك�ر�ام الم�اه�ر� . رواه مسلمش�اق له� أج�ر�ان� و�ي�ت�ت�ع�ت�ع� ف�ي�ه� و�ه�و� ع�لي�ه� القر�ان
“Orang yang mahir tentang Al-Qur’an akan bersama para (malaikat) utusan mulia nan baik-baik. Adapun orang yang membaca Al-Qur’an sambil terbata-bata dan berat membacanya, ia dapatkan dua pahala”. (H.R. Muslim)
Mengingat adanya kedudukan tinggi yang
dijanjikan oleh baginda Nabi saw kepada orang
29
yang mahir Al-Qur’an, beliau menganjurkan
kepada kita agar selalu membaca Al-Qur’an.
b. Ketika di dunia, orang yang membaca Al-
Qur’an akan memperoleh rahmat dan
ketenteraman serta dikelilingi oleh para
malaikat.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, yang
berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
م�ااج�ت�م�ع� قو�م� ف�ي� ب�ي�ت� م�ن� ب�ي�و�ت� االله ت�ع�الى ي�ت�لو�ن ك�ت�اب� االله و�ي�ت�د�ار�س�و�ن�ه� ب�ي�ن�ه�م� ا�لا� ن�ز�لت� ع�لي�هم� السك�ي�ن�ة و�غش�ي�ت�ه�م�
ع�ن�د�ه�.الرح�م�ة و�ح�ف�ت�ه�م� الم�لائ�كة و�ذكر�ه�م� االله ف�ي�م�ن� “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca Kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, para malaikat mengitari mereka, dan Allah menyebut mereka di hadapan makhluk yang berada di sisi-Nya”. (H.R. Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Turmudzi)
c. Allah SWT juga akan mengangkat derajat
manusia dengan Al-Qur’an.
30
Diriwayatkan dari Umar bin Khattab r.a
bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
به�ذا الك�ت�اب قو�م� و�ي�ض�ع� به� آخ�ري�ن�. ا�ن� االله ي�ر�فع� “Sesungguhnya dengan Kitab Al-Qur’an ini Allah tinggikan suatu kaum dan dengannya pula Dia rendahkan yang lain”. (H.R. Muslim, Ibnu Majah, Ahmad, Baihaqi, dll)
Seseorang juga akan memiliki derajat yang
tinggi di akhirat nanti sesuai dengan sejauh dan
sebanyak mana ayat yang dibacanya ketika di
dunia. Ririwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a
bahwasannya Rasulullah saw bersabda:
ي�قال ل�ص�اح�ب القر�ان� ا�قر�أ و�ار�ت�ق و�ر�تل كم�ا كن�ت� ت�ر�تل ف�ي� الدن�ي�ا فا�ن� م�ن�زلت�ك� ع�ن�د� اخ�ر اي�ة� ت�قر�ابه�ا.
“diperintahkan kepada orang yang (ketika masih di dunia) membaca Al-Qur’an, ‘Bacalah dan naiklah (ke dalam surga)! Bacalah secara tartil sebagaimana kamu membacanya secara tartil di dunia! Sesungguhnya kedudukanmu sesuai dengan ayat terakhir yang kamu baca”. (H.R. Abu Dawud dan Turmudzi)
31
Masuk ke dalam keluarga Allah SWT.
Diriwayatkan dalam hadits shahih dari Anas r.a
bahwasannya Rasulullah saw bersabda:
الناس ق�ي�ل م�ن� ه�م� ي�ار�س�و�ل االله؟ قال ا�ن� االله أه�ل�ي�ن� م�ن� ت�ه�.أه�ل القر�ا، لأه�ل االله و�خ�اص
“Allah memiliki keluarga dari kalangan manusia”. Ada yang bertanya, “Siapa mereka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ahlul Qur’an. Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang istimewa-Nya”. (H.R. Ibnu Majah, Ahmad, dan Nasa’i)
Ahlul Qur’an yang dimaksud adalah orang
yang senantiasa mempelajari, membaca,
menghafalkan dan mengamalkan Al-Qur’an,
itulah keluarga Allah.
d. Al-Qur’an akan menjadi syafa’at bagi kita
kelak di akhirat.
Diriwayatkan dari Abu Umamah r.a bahwa ia
berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah saw
bersabda:
ا�قر�ءوا القر�ان فا�نه� ي�ات�ي� ي�و�م� الق�ي�ام�ة� ش�ف�ي�ع�ا ل�أص�ح�ابه�.
32
“Bacalah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi pembacanya”. (H.R. Muslim dan Thabrani)
5. Fungsi Al-Qur’an
Secara umum, fungsi Al-Qur’an adalah untuk memberikan pedoman bagi umat manusia agar mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat. Sementara itu, fungsi Al-Qur’an menurut para ulama adalah sebagai petunjuk (al-huda), pemberi kasih sayang (al-rahmah), menjadi pembeda (al-furqan), menjadi penjelas (at-tibyan), menjadi kabar gembira (al-busyra), pembenaran (al-mushaddiq), pemberi cahaya (an-nur), sebagai obat penyejuk hati (syifaun lima fish-shudur), dan pemberi nasihat (al-mauidzah).23 Berikut penjelasannya:
a. Sebagai petunjuk (al-huda) Al-Qur’an berfungsi sebagai pemberi petunjuk bagi orang yang beriman dan bertakwa dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Firman Allah SWT:
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 2)
23Dede Ahmad Ghazali dan Heri Gunawan, Studi Islam Suatu Pengantar dengan Pendekatan Interdisipliner, (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2015), cet. ke. 1, h.93
33
Takwa Yaitu memelihara diri dari siksaan
Allah dengan mengikuti segala perintah Nya dan
menjauhi segala larangan Nya tidak cukup
diartikan dengan takut saja.
b. Pemberi kasih sayang (al-rahmah)
Al-Qur’an berfungsi sebagai pemberi kasih
sayang adalah keberuntungan yang diberikan
Allah SWT dalam bentuk kasih sayang.
Firman Allah SWT:
“Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmat, Menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan”. (Q.S. Luqman [31]: 2-3)
c. Menjadi pembeda (al-furqan)
34
Al-Qur’an berfungsi untuk membedakan
antara yang hak dan yang bathil, antara yang
benar dengan yang salah24. Firman Allah
SWT:
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 185)
d. Menjadi penjelas (at-tibyan)
Sebagai penjelas segala sesuuatu yang
disampaikan Allah. Firman Allah SWT:
24Atang Abd Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2010), cet. ke. 12, h. 71
35
“(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. An-Nahl [16]: 89)
e. Menjadi kabar gembira (al-busyra)
Berfungsi sebagai memberi kabar gembira
bagi setiap hamba-Nya yang telah berbuat
baik. Firman Allah SWT:
“(Surat) ini adalah ayat-ayat Al Quran, dan (ayat-ayat) kitab yang menjelaskan, Untuk menjadi petunjuk dan berita gembira untuk orang-orang yang beriman”. (Q.S. An-Naml [27]: 1-2)
36
f. Pembenaran (al-mushaddiq)
Berfungsi sebagai pembenar terhadap semua
kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan
terdahulu. Al-Qur’an memberikan pengakuan
terhadap kitab-kitab tersebut bahwa
semuanya berasal dari Allah SWT. Firman
Allah SWT:
“Dia menurunkan Al kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil”. (Q.S. Ali-Imran [3]: 3)
g. Pemberi cahaya (an-nur)
Berfungsi untuk menerangi kegelapan
kehidupan dalam menempuh jalam menuju
keselamatan dan kebahagiaan yang hakiki
baik di dunia maupun di akhirat. Firman
Allah SWT:
37
“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran)”. (Q.S. An-Nisa [4]: 174)
h. Sebagai obat penyejuk hati (syifaun lima fish-
shudur)
Berfungsi sebagai obat penyejuk hati atau
penawar yang gersang lagi sakit dengan
membacanya terus-menerus, memahaminya,
dan mengamalkan ajarannya. Firman Allah
SWT:
“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Q.S. Yunus [10]: 57)
38
i. Pemberi nasihat (al-mauidzah) Berfungsi sebagai pembimbing bagi umat Islam agar mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Firman Allah SWT:
“(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. Ali-Imran [3]: 138)
6. Adab Membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an bukanlah sekedar teks yang memiliki
keindahan dari beragam sisi, namun ia juga memiliki
nilai religious. Al-Qur’an laksana lentera dalam
menerangi perjalanan umat Islam selama hidup di
dunia.
Para ulama telah banyak memaparkan tatakrama dan etika membaca Al-Qur’an didalam karyanya seperti, Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin, Imam An-Nawawi dalam kitabnya At-Tibyan Fi Adabi Hamalatul Al-Qur’an, Imam Hasan Al-Banna dalam kitabnya Al-Ma’tsurat, dan Nabih Abdu Rabbih dalam kitabnya Kaifa Nahya bi Al-Qur’an.
39
Berikut beberapa tatakrama yang disarankan para ulama serta dianjurkan untuk jadi perhatian bagi orang yang membaca Al-Qur’an, yaitu25:
a. Berwudhu terlebih dahulu b. Membaca di tempat yang bersih dan suci c. Membaca dengan khusyu’ tenang dan penuh
hormat d. Bersiwak e. Membaca ta’awudz, berdasarkan Firman
Allah SWT:
“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”.
f. Membaca basmalah g. Membaca denngan tartil
25Nasaruddin Umar, Mengungkap Makna-makna Tersembunyi Al-Qur’an, (Jakarta: Al-Ghazali Center, 2008), cet. ke. 1, h. 215-216
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di TPQ At-Taqwa
yang beralamat di Pondok Surya Karang Tengah
Tangerang.
B. Jenis Penelitian
Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lainnya, secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.26
Penilitian ini menggunakan rancangan penelitian
kualitatif, mulai dari gagasan, pengumpulan data serta
sampai kepada kesimpulan.
Pada skripsi ini penelitian yang digunakan oleh
penulis adalah bersifat “Triangulasi Analisis yaitu,
memverifikasi data dengan berbagai sumber data lain 26Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2010), cet. ke. 27, h. 6
41
yang ditemukan27”. Sedangkan analisis adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya.
“Menurut Sugiyono dalam Syamsuri, teknik
pengumpulan data bersifat triangulasi yaitu
menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara
gabungan berdasarkan fakta yang ditemukan dilapangan
dan kemudian di konstruksikan menjadi hipotesis dan
teori28”.
Dengan demikian penelitian triangulasi analisis
adalah suatu penelitian dengan menggunakan
pengumpulan data yang bermacam-macam cara kepada
sumber data yang sama dengan mengajukan berbagai
macam variasi pertanyaan, dapat mengeceknya dengan
berbagai macam sumber data, dan data dari lapangan 27Huzaemah T. Yanggo, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, h. 22 28Syamsul Bahri & Fakhry Zamzam, Model Penelitian Kuantitatif Berbasis Sem-Amos, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), cet. ke. 1, h. 4
42
yakni data yang penulis dapatkan dari tempat penelitian
yakni TPQ At-Taqwa Ciledug. Dalam hal ini penulis
akan menyajikan apa adanya sehingga diperoleh hasil
dan keadaan yang sebenar-benarnya.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan peneliti adalah:
1. Data primer, data yang diperoleh langsung dari
informan yaitu, transkip hasil wawancara, dan
hasil temuan-temuan saat proses pelaksanaan
penelitian.
2. Data sekunder, data yang diperoleh dari teknik
pengumpulan data yang menunjang data primer
yang bersumber dari buku, jurnal, literatur, dan
dokumen lain yang berhubungan dengan
penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitian ini adalah teknik Triangulasi
yaitu: observasi, wawancara mendalam, dokumentasi,
serta tes lisan bacaan Al-Qur’an. “Wawancara adalah
43
cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan
secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta
tujuan yang telah ditentukan29.
Informasi yang akan dikumpulkan melalui teknik
wawancara ini meliputi, sejarah berdirinya TPQ At-
Taqwa, Penggunaan Metode Utsmani di TPQ At-Taqwa,
serta tujuan akhir yang ingin dicapai dari kegiatan-
kegiatan di TPQ At-Taqwa.
Dalam mengumpulkan data tersebut, peneliti
menggunakan jenis wawancara berstruktur dengan
melakukan Tanya jawab dengan pihak-pihak yang
diperlukan yakni, pendiri TPQ At-Taqwa Ciledug, wali
kelas Utsmani 1, wali kelas Utsmani 2, wali kelas
Utsmani 3, kenaikan level Juz’amma dan kenaikan pada
level Al-Qur’an, wali murid, serta peserta didik,
sehingga dapat diperoleh data yang lebih lengkap dan
mendalam. Anas Sudijono, sebelum melakukan
wawancara, terlebih dahulu wawancara dipersiapkan
29Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), cet. ke. 14, h. 82
44
secara matang yaitu dengan berpegang teguh pada
panduan wawancara30.
Pengamatan (Observation) juga digunakan oleh
peneliti sebagai metode utama dalam pengumpulan data
disamping wawancara yang mendalam. Menurut
Raymond dalam Prasetyo, terdapat empat jenis observasi
dan partisipan, dalam hal ini peneliti memilih jenis
observasi dan partisipan dengan Participant as observer
(Partisipan sebagai observer), yaitu peneliti ikut serta
secara penuh pada aktivitas-aktivitas dalam kelompok
yang dipelajari, tetapi ia menyatakan dirinya jelas-jelas
sebagai peneliti (observer), dan pemberitahuannya itu
tidak kepada semua anggota kelompok, melainkan hanya
kepada pemimpin kelompok saja31.
Dokumentasi, yang merupakan pengumpulan data
dalam penelitian yang dilakukan. Dokumen yang berupa
dokumen resmi dan foto-foto tersebut dipergunakan,
mengingat sumber data tersebut merupakan sumber data
yang dapat diterima secara akurat.
30Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, h. 83 31Prasetyo Irawan, dkk., Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), cet. ke. 5, h. 8.9
45
Untuk menguatkan hasil penelitian, maka peneliti
juga menggunakan tes lisan bacaan bertingkat Utsmani
1,2,3, dan kenaikan level Al-Qur’an dengan kriteria
penilaian yang telah ditetapkan oleh lembaga TPQ At-
taqwa sehingga pada nantinya akan diperoleh hasil
perhitungan dari kemampuan anak dalam membaca Al-
Qur’an denggan menggunakan Metode Utsmani.
Pengumpulan data dengan teknik triangulasi tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:
Macam Teknik Pengumpulan Data
Triangulasi/gabungan
Observasi Partisipan
Wawancara Berstruktur
Dokumentasi
46
E. Pengecekkan Keabsahan Data
Dalam penelitian, setiap hal temuan di cek
keabsahannya agar hasil penelitiannya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat
dibuktikan keabsahannya.
Untuk pengecekkan keabsahan temuan ini, teknik
yang dipakai oleh penelitii adalah triangulasi.
“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dan
yang memanfaatkan sessuatu yang lain dari luar untuk
keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding
terhadap data itu32”.
Adapun desain triangulasi dalam penelitian ini,
dapat digambarkan sebagai berikut:
32Sunardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1990), cet. ke. 1, h. 94
47
F. Analisis Data
“Teknik analisa yang disebut sebagai pengolahan
data memberi informasi tentang cara menganalisa
data yang dikumpulkan33”.
Teknik analisis data yang digunakandalam penelitian
kualitatif mencakup transkip hasil wawancara, reduksi
data, analisis, interpretasi data, dan triangulasi. Dari hasil
analisis data tersebut yang kemudian dapat ditarik
33Prasetya Irawan, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: DiaFisip UI, 2006), cet. ke. 1, h. 14
Data Dokumentasi
Informan 1
Informan 2
Informan 3
Informan 4
Situasi Lapangan (Observasi)
48
kesimpulan. Berikut adalah teknik analisis data yang
digunakan oleh peneliti:
1. Reduksi Data, suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi
data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir
dapat ditarik dan di verifikasi.
2. Analisis, penyelidikan terhadap suatu peristiwa
(karangan, pebuatan, dan sebagainya) untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya.
3. Interpretasi data, suatu deskripsi dan ungkapan
mencoba untuk menggali pengetahuan tentang
sebuah data atau peristiwa melalui pemikiran
yang lebih mendalam.
4. Triangulasi, juga sebagai teknik untuk mengecek
keabsahan data.
5. Kesimpulan, setelah semua data terkumpul,
peneliti menyelidiki data secara cermat dan teliti
untuk menguji kebenarannya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum TPQ At-Taqwa
1. Sejarah Berdirinya TPQ At-Taqwa
Pada tahun 2000 belum ada penamaan TPQ
dalam pengajian namun telah ada pengajian biasa
anak-anak dengan jumlah anak murid yang masih
sedikit dan pengajar yang masih sedikit dengan
jadwal ngaji yang terkadang banyak yang hadir
dan terkadang pula banyak yang tidak hadir
berjalan setahun dua tahun yang bersamaan
dengan munculnya penamaan pada TPQ. Dengan
jumlah anak murid yang semakin bertambah
sekitar 60 sampai 70 anak maka mendapatkan
perhatian dari Dewan Kemakmuran Masjid
(DKM) dengan memberikan nama TPQ
walaupun pada waktu itu belum didaftarkan ke
Departemen Agama (DEPAG) dengan pendiri
TPQ pada waktu itu adalah Ustadz Kardi,
Ustadzah Siti Sa’adah, dan Ustadzah Erni. Pada
waktu itu masih memakai Juz’amma, dengan
adanya Ustadzah Siti Sa’adah yang rajin
mengikuti pelatihan tahsin Qur’an mengenai
Utsmani maka mulailah menggunakan Utsmani
di TPQ At-Taqwa hingga sekarang.
2. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi : Menjadi anak didik terbiasa dengan
nilai-nilai Islam.
Misi : Menanamkan pemahaman dasar-dasar
dan akhlak Islam serta mengajarkan
kemampuan membaca Al-Qur’an sejak
dini kepada anak didik.
Tujuan : Memberi bekal dasar bagi santri agar
dapat membaca Al-Qur’an dengan baik
dan benar sesuai Ilmu tajwid, serta
menanamkan akhlak dasar keislaman
yang kuat.
3. Letak Geografis
TPQ At-Taqwa mempunyai lokasi di
Ciledug. Alamat lengkapnya di Pondok Surya
Karang Tengah Tangerang.
B. Kegiatan TPQ At-Taqwa
1. Kegiatan TPQ At-Taqwa
Adapun kegiatan dan jadwal pembelajaran di
TPQ At-Taqwa adalah setiap hari senin sampai
dengan kamis dengan pembagian jam dan
kelasnya sebagai berikut:
No. Jam Kelas
1 08:00-09:30 B1
2 16:30-17:45 A1-A15
3 17:30-19:00 C1-C4
Adapun kegiatan pembelajaran di TPQ At-
Taqwa dijadwalkan setiap hari senin sampai
kamis disetiap kelasnya adalah sebagai berikut:
a. Jam 08:00-09:30 / Kelas B1
No. Hari Kegiatan Pembelajaran
1 Senin Mengaji Utsmani dan menulis
tahsinul kitabah
2 Selasa Mengaji Utsmani dan menulis
buku modul TPA
3 Rabu Mengaji Utsmani dan menulis
buku modul TPA
4 Kamis
Bebas (menghafal, praktek
wudhu, praktek shalat, kreativitas
dan games)
b. Jam 16:30-17:45 / Kelas A1-A15
No. Hari Kegiatan Pembelajaran
1 Senin
Membaca do’a, muroja’ah,
menambah hafalan 1 ayat, dan
menulis
2 Selasa
Membaca do’a, muroja’ah,
menambah hafalan 1 ayat, dan
menulis
3 Rabu
Membaca do’a, muroja’ah,
menambah hafalan 1 ayat, dan
menulis
4 Kamis
Bebas (menghafal, praktek
wudhu, praktek shalat,
kreativitas dan games)
c. Jam 17:30-19:00 / Kelas C1-C4
No. Hari Kegiatan Pembelajaran
1 Senin
Membaca do’a, muroja’ah,
menambah hafalan 1 ayat,
menulis, dan Fiqih
2 Selasa
Membaca do’a, muroja’ah,
menambah hafalan 1 ayat,
menulis, dan Fiqih, dan kisah
para Nabi
3 Rabu
Membaca do’a, muroja’ah,
menambah hafalan 1 ayat,
menulis, Fiqih, dan kisah para
Nabi
4 Kamis
Bebas (menghafal, praktek
wudhu, praktek shalat, kreativitas
dan games)
2. Tenaga Pengajar
No. Nama Guru Mengajar Sejak Tahun
1 Retno Wulan 2007 2 Mundakir 2008 3 Suryatini 2008 4 Mukarramah Nur Afifah 2008
5 Rini Norma Yunita 2013 6 Sumiatin 2013 7 Erni Ernawati 2014 8 Putri Efriyani 2014 9 Murni Ariyani 2014 10 Mamay Mutiara 2015 11 Ulfatul Hasanah 2016 12 Sri Wahyuni 2016 13 Mar’atul Qorita 2016 14 Kurniati Fazriah 2016 15 Anasty Nurahmalia 2016 16 Ifa Fauziah 2016 17 Ikhlasiah As’ar 2016 18 Ade Irma Hakiki 2016 19 Nur Khoidah 2017 20 Silvi Agustina 2017
3. Sarana-Prasarana
Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) At-
Taqwa menyediakan sarana penunjang untuk
TPQ At-Taqwa dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran berlangsung. Sarana penunjang
tersebut meliputi:
a. Masjid
b. Aula Masjid 3 tingkat (tingkat 3 dalam
tahap pembangunan)
c. Meja belajar
d. Papan tulis
e. Spidol
f. Kipas angin
g. Seragam
h. Kitab
i. Kamat mandi
C. Penerapan Metode Utsmani Anak di TPQ At-
Taqwa
1. Data Santri TPQ At-Taqwa Tahun 2016-2017
a. Data Santri A1 No. Nama Santri 1 Aliya Nadiya Putri Arya 2 Chalista Nathania Winata 3 Dzikrie Kyus Khairy 4 Faiz Ahmad Maulana 5 Faiz Harits Ibrahim 6 Fathan Sefulloh 7 Halwa Akmaliyah Azhar 8 Hayu Salsabila Ibrohim 9 Izlali Janeta 10 Izzatunnisa Tazkia Zauhar 11 M. Alzam Setiawan 12 Raisa Malika Mulki 13 Saputra Ramadhani 14 Tasya Zivanna
b. Data Santri A2 No. Nama Santri 1 Avika Salwa A. 2 Farhan Halilullah 3 Fathin Azzam 4 Quisha Azzahra 5 Janeeta Shazia Elhanaf 6 Kai Arya Wisanggeni 7 Melvin Augusta 8 Rahadian 9 Rakha Fathi Ibrahim 10 Reval Amelio 11 Hayyan Bravia Hayfa 12 Achmad Noor Hafizh 13 Aisyah Chayra Nadhifa 14 Alfin Setio Budi
15 Zakia Syifa Azzahra 16 Aghira Putri 17 Dannish Al Riffath 18 Dimas Adrian Nugraha 19 Faith El Fathin Ridwan 20 Ghazya Andini Putri 21 R. Bimasakti Zulfa 22 M. Fathan Al Ma’san Zhafar 23 Najwan Rasydan 24 Naswa Nazzarah 25 Qoryna Qudsya Qubais 26 Tsabitha Hilwa Imanita 27 Zaki Almair Firdaus 28 Muhammad Keandra
15 Alifka Zahra 16 Cikal Adyaksa Sofyan 17 Izyan Malik Ariezta 18 Khairunnisa Nadhifah Afza 19 Malika Putri Yohansyah 20 Mutiara Shaliha Ramadhani 21 Rasyid Rizqi Nugroho 22 Riza Triputra 23 Zamzamy Al Fath Kadavi
c. Data Santri A3 No. Nama Santri 1 Darryl Al Ghifari 2 Haziq Azzikri Ridwan 3 Irbadh 4 M. Fathur Oziel 5 Nabila Halwa Qonita 6 Neisya Amelia 7 Raffah Ardiansyah 8 Raisa Abdel M. 9 Fayzan Putra M. 10 Husna Syakir 11 Raihan Naufal 12 Farizka Prasetyo Putri
d. Data Santri A4
No. Nama Santri 1 Abdullah Azzam 2 Adelia Juniar Putri 3 Alvin Ramadhan 4 Amily Salsabila 5 Annisa Aurel Apriliani 6 Arsyakhaila Galuh 7 Azka Khanza Azzahra 8 Chandratyas Zahra 9 Filza Shelia Awinata 10 Khaira Maharani 11 Khuzaima Arzeta Setiawan 12 Liya Zafira 13 M. Aryo Bintang Pradinata 14 M. Fauzan Rakha 15 Najla Rafeyfa Asya 16 Fadlan Aslam F. 17 Rasya Hararia 18 Reva Syawalita 19 Siti Farihah 20 Syafira Zahra Ramadhani
e. Data Santri A5 No. Nama Santri 1 Aldi Nur Hakiki 2 Alvin Farelli 3 Amelia Cindy Pinkan 4 Chelsea Shinta Calista 5 Farah Khairunnisa 6 Helmi Khairul Basyar
7 Keyza Azwaja Afiat 8 Khalifa Arkana 9 M. Khaidir Fanani 10 Abiyyuda Tabriza 11 Nabila Hasna 12 Nasywa Nizzatul Ulya 13 Raffa Rahmatul Atla 14 Rafi Shahizinda 15 Raihan Kavindra 16 Reyfani Rifan 17 Shakila Aprilia 18 Zahra Nur Fazria
f. Data Santri A6 No. Nama Santri 1 Aldiansyah Pratama 2 Arjun Kusuma 3 Aura Syafa 4 Fajar Juliansyah 5 Habiburrahman El Shirazy 6 M. Azzam Ramadhan 7 Mazaya Naura Kartika 8 Mickael Dharmawan 9 Putri 10 Rafeyfa Asila M. 11 Rakha Arrayan 12 Razita Arij 13 Vinoty Aurelza 14 Qisma Qolbiya Qubais
15 Anisa Naila 16 Jihan Khansa Kamila 17 Shanaya Alearayda 18 Melati Dwi Pebriyanti
g. Data Santri A7 No. Nama Santri 1 Bintang Nurmansyah 2 Muhammad Munzul H. 3 Hummam Assyadillah 4 Arief Rahwanda T. 5 Keanu Mikala Al Fatih 6 M. Alvino Ramadhan 7 M. Arvin 8 M. Gatar Nur Qahhar 9 Maulidina Alfi Karim 10 Mia Aulia Fazrah 11 Prana Pramudya Putra 12 Rafa Azmi Syah Putra 13 Rafi Zafran Syah Putra 14 Rijalul Azmi 15 Romy Lazuardy 16 Syakira Adhwa 17 Caesar Ibrahim 18 Rezka Haedar Ali
h. Data Santri A8 No. Nama Santri 1 Aisyah Habibah Zhafirah 2 Anis Choirunnisa 3 Diana Nabila Fitriani
4 Fahmi Abdurrahman 5 Kayla Putri Magfiroh 6 Kayla Putri Nasiha 7 M. Alfin Maulana 8 M. Arkan Putra Setiawan 9 M.Fito Nurhafidz 10 M. Raditya Rizki A. 11 Muhammad Fadhlan 12 Nia Nuradya N. 13 Panji Satria Al Fatih 14 Renaldi Valendri 15 Abbu Kasyafadin 16 Azzam Muzaky
i. Data Santri A9 No. Nama Santri 1 Aalyssa Salyida Chairani 2 Abdiel Ivander Helmansyah 3 Adelia Siti Permata 4 Al Fariski Faturahmansyah 5 Al Rasya Putra Ramadhan 6 Amanda Jasmine 7 Difta Anastasya 8 Irsyad Yudiawan 9 Izzalaith Rasyaachdan 10 Khaira Naikhotul Izza 11 M. Afif Permana 12 Nadiah Syawal 13 Rangga Imani Pasha 14 Singgih Eka Prakoso
15 Sugali Norin
j. Data Santri A10 No. Nama Santri 1 Aurelia Zahra 2 Kamal Yazid 3 Kevin Ferdinan 4 M. Abiyan Kafi 5 M. Adnan Novizar 6 Raina Shazneen 7 Raisa Syahida Kamila R. 8 Syafa Maulida H. 9 Tesya Aura Zahrani 10 Risda Syakania R. 11 Raisa Rizki Andini 12 Abdul Malik Matjik 13 Harits Ghifar Musyafak 14 Fairuz Prasetyo Putra 15 Bagus Prasetyo 16 Muhammad Shafwan 17 Zara H.D Akeela
k. Data Santri A11 No. Nama Santri 1 Aida Syawalani 2 Alif Miftha 3 Chaira Dewi Kaila N. 4 Defara Widiawan 5 Habib Said Pamungkas 6 Kaisar Adi Mahendra 7 Kevin Dian Kusuma
8 M. Dafa Danendra 9 M. Fachri Fahrizal 10 Nafahatus Sahariya 11 Rakha Amelio 12 Siti Maryani Yap 13 Vito Aditia
l. Data Santri A12 No. Nama Santri 1 Agung Prayoga 2 Arfajah Annisa 3 Arifa Qurotul Ainin 4 Arina Eka Rahmawati 5 Dava Adi Putra 6 Jibran Al-Fathir 7 M. Alfian Rizqiyanto 8 Melisa Rahmawati 9 Putra Satria Ramadhan 10 Rafif Nauval Riyadi 11 Sembilan Benua 12 Haikal Vikra 13 Siti Rakhma Annisa A. 14 Zafira Mutia Hakim 15 Daniel Aprianto N.
m. Data Santri A13 No. Nama Santri 1 Abdil Ahmad Ramadhan 2 Arkan Lutfianto 3 Danu Nur Muhammad 4 Deraga Basithu Qowiy
5 Lulu Sahla Gaisani 6 M. Dean Arya Satya 7 M. Nabil 8 M. Rafly 9 Raja Riky Gunawan 10 Rasya Afia Aufa 11 Rasyad Khalid Ibrahim 12 Septi Fatimah 13 Ahmad Fadlurhaman Rizki 14 Najla Muthia Matjik 15 Bayu Ardiansyah 16 Muhammad Hafizh 17 Afgansyah Bagaskara
n. Data Santri A14 No. Nama Santri 1 Khautal Nayotama 2 Ahmad Yaseer 3 Alfredo Benfie 4 Anju Guthia Mu’tsakina 5 Fahmi Firmansyah 6 Fayyadh Syafiq M. 7 Halwa Kamilah 8 M. Raby Rostian 9 M. Riztyo 10 Annisa Kayla Fitriani 11 Laninditya Nayla 12 Almira Nadin Putri 13 Siti Sarah 14 Hafidz
15 Asyifa Zahra A. 16 Sakha Muhammad F.
o. Data Santri A15 No. Nama Santri 1 Aaliyah Devina 2 Alexa Diva Putri Alaya 3 Azkia Azzahra 4 Chika Najwa Khalisa 5 Fazle Maula 6 Ilham Saputra 7 Ine Jazila Najmi 8 Noorasya Shara 9 Rafi Sakha Putra Setiawan 10 Ridho Prasetyo 11 Rizki Surya Saputra 12 Salsabila Aulia Putri 13 Silvia Ramadhani 14 Marsha Raihan Aulia 15 Ahmad Yusuf Al Fatayah 16 Marsya Marsela
a. Data Santri B1 No. Nama Santri 1 Nayya Shayla Nadiah 2 Aisya Khairani 3 Annisa Hasanah 4 M. Agha Baiquny 5 M. Yazid Abdillah 6 Rizqi Darmawan 7 Tania Adine Zhafira
8 Jameela Fairuz Barkah 9 Hafizh Irsyad Yasir
b. Data Santri B2 No. Nama Santri 1 Aura Ayu Azzahra 2 M. Ibrahim 3 Rizky Fathullah
c. Data Santri C1 No. Nama Santri 1 Ahmad Nabil Alamsyah 2 Aura Cinta Arfani 3 Danu Raditya 4 Ghian Arfa Zibama 5 M. Abizar Al Ghifary 6 Ria Septiana Ramadhan 7 Shabrina Mahya Kamil 8 Shakila Fazilatun 9 Aretha Danastri F. 10 Fairus Nasywa 11 Alya Hanasywa 12 Sri Ayu Pubra Sari 13 Falisha Shamim S.
d. Data Santri C2 No. Nama Santri 1 Asyifa Anggraini 2 Awal Tegar Setiawan 3 Dhani Rahmawan
4 Farhan Yasir Yazid 5 Gilang Fathur Rasyid 6 M. Azzam Muzaki 7 M. Ibnu Saputra 8 Rahmah Karenina 9 Rayayi Na’afi Firmanto 10 Safina Prisilia 11 Siti Mashfufah A. 12 Azka Syafira
e. Data Santri C3 No. Nama Santri 1 Ade Khoirunnisa 2 Adinda Asmarani 3 Anisa Diandra Zahra 4 Dewi Ageng 5 Dhita Fitriani 6 Fara Andrea 7 Hafidzah Najwa 8 Jamilatun Munirah 9 Levina Syifa 10 Lulu Mufid Azzahro 11 Najwa Ully Nimah 12 Safira Alidiana W. 13 Siti Hajar Saputri 14 Surayya Sania 15 Syifa Nurlita
f. Data Santri C4 No. Nama Santri 1 Andika Rohim
2 Arif Rahman Hakim 3 Daffa Azmi R. 4 Fathin Raflin Radeva 5 M. Fawwaz Azmi 6 R. Adam K. 7 Raja Al Fitra 8 Ramdani 9 Wahyu Reza 10 Yazid Sabil 11 Yogi Fadillah 12 Zidan Maulana
Pelaksanaan Metode Utsmani anak dalam rangkaian
pembelajaran di TPQ At-Taqwa tidak dengan bernyanyi
seperti halnya lembaga Al-Utsmani buat melainkan
dengan membaca seperti biasa, ditunjuk murid dan juga
dibantu oleh guru, setiap anak membaca 2 baris saja,
walaupun tidak memakai nyanyian tetapi pembelajaran
Utsmani tetap efektif. Pelaksanaan Metode Utsmani
dikategorikan berdasarkan usia, bukan berdasarkan jilid
1, jilid 2, jilid 3, hal ini dikarenakan daya serap anak
didik yang berbeda, untuk anak didik yang rajin masuk
dan selalu membacanya dirumah maka buku Utsmani
Jilid 1,2 dan 3 akan cepat selesai dalam waktu 2 tahun
saja. Dalam pembelajaran di kelas terdapat berbagai
macam anak yang masih berada pada jilid 1, jilid, 2, jilid
3, dan juga sudah ada anak didik yang berada pada tahap
Al-Qur’an. Menurut salah satu guru dari hasil
wawancara peneliti bahwa anak yang cepat pada tahap
Al-Qur’an mendapatkan beberapa faktor pendukung
selain semangat dari dalam diri anak didik yang selalu
membaca terlebih dahulu dirumah sebelum disetorkan
kepada guru, juga mendapat faktor pendukung dari
orang tua yang selalu mengontrol perkembangan
membaca Al-Qur’an anak.
2. Partisipasi Santri dalam Belajar dengan
Metode Utsmani
Dalam pembelajaran Al-Qur’an di TPQ At-
Taqwa dengan menggunakan Metode Utsmani
berdasarkan pengamatan peneliti yang terjun
langsung dalam kegiatan observasi selama
pembelajaran di kelas adalah dengan semangat,
ketika ada teman yang sedang menyetorkan
bacaan Utsmani maka teman yang lainnya
menunggu giliran sambil menulis arab baik
menulis huruf terpisah maupun menulis huruf
sambung dengan kitab yang sudah dipersiapkan
oleh TPQ At-Taqwa sesuai dengan
kemampuannya masing-masing, setelah tugas
menulis selesai maka santri menanyakan giliran
membaca Utsmani dengan semangat ini
dibuktikan saat jam membaca Utsmani santri
tersebut menanyakan kepada Guru kapan giliran
saya baca bu.
3. Prestasi Santri At-Taqwa
TPQ At-Taqwa berprestasi didalam berbagai
bidang antara lain:
1. Juara I: Lomba Hafalan Surat-Surat
Pendek Kategori A dalam acara Maulid
Nabi Muhammad saw 1430 H, Remaja
Masjid Al-Istiqomah, Bangun Reksa
Indah I, 9 Maret 2009
2. Juara II: Lomba Hafalan Surat-Surat
Pendek Kategori A dalam acara Maulid
Nabi Muhammad saw 1430 H, Remaja
Masjid Al-Istiqomah, Bangun Reksa
Indah I, 9 Maret 2009
3. Juara III: Lomba Hafalan Surat-Surat
Pendek Kategori A dalam acara Maulid
Nabi Muhammad saw 1430 H, Bangun
Reksa Indah I, 9 Maret 2009
4. Juara III: Lomba Hafalan Surat-Surat
Pendek Kategori A dalam acara Maulid
Nabi Muhammad saw 1430 H, Remaja
Masjid Al-Istiqomah, Bangun Reksa
Indah I, 9 Maret 2009
5. Juara III: Lomba Hafalan Surat-Surat
Pendek Kategori B dalam acara Maulid
Nabi Muhammad saw 1430 H, Remaja
Masjid Al-Istiqomah, Bangun Reksa
Indah I, 9 Maret 2009
6. Juara I: Lomba Hafalan Surat-Surat
Pendek Kategori A dalam acara Maulid
Nabi Muhammad saw 1431 H, Remaja
Masjid Al-Istiqomah, Bangun Reksa
Indah I, 21 Februari 2010
7. Juara III: Lomba Hafalan Surat-Surat
Pendek Kategori A dalam acara Maulid
Nabi Muhammad saw 1431 H, Remaja
Masjid Al-Istiqomah, Bangun Reksa
Indah I, 21 Februari 2010
8. Juara III: Hifdzil Qur’an tingkat TPQ di
Masjid Al-Madinah Karang Tengah, 3
April 2011
9. Juara I: Lomba Mewarnai dalam acara
Gebyar Muharram 1434 H di Yayasan
Mutiara Iman pada tahun 2012
10. Juara I: Lomba Hafalan Surat Pendek
dalam acara Gebyar Muharram 1434 H,
Ciledug, 9 Desember 2012
11. Juara II: Lomba Hafalan Surat Pendek
dalam acara Gebyar Muharram 1434 H di
Yayasan Mutiara Iman, Ciledug, 9
Desember 2012
12. Juara III: Lomba Nasyid dalam acara
Gebyar Muharram 1434 H, Ciledug, 9
Desember 2012
13. Juara III: Lomba Hafalan Surat Pendek
dalam acara Gebyar Muharram 1434 H di
Yayasan Mutiara Iman, Ciledug, 9
Desember 2012
14. Juara II: Lomba Kaligrafi dalam acara
Gema Muharram Peringatan Tahun Baru
Islam 1435 H di Masjid Al-Madinah CBD
Ciledug Tangerang, 23 November 2013
15. Juara III: Lomba Adzan dalam acara
Gema Muharram Peringatan Tahun Baru
Islam 1435 H di Masjid Al-Madinah CBD
Ciledug Tangerang, 23 November 2013
16. Juara III: Lomba Kaligrafi dalam acara
Gema Muharram Peringatan Tahun Baru
Islam 1435 H di Masjid Al-Madinah CBD
Ciledug Tangerang, 23 November 2013
17. Juara III: Loma Hifdzil Qur’an Juz 30
dalam acara Gema Muharram Peringatan
Tahun Baru Islam 1435 H di Masjid Al-
Madinah CBD Ciledug Tangerang, 23
November 2013
18. Juara I: Lomba Kaligrafi dalam acara
Gema Maulid Nabi Muhammad saw 1435
H di TK/TPA MI Al-Munasirin Karang
Tengah, 2 Februari 2014
19. Juara I: Lomba Busana Muslim dalam
acara Gema Maulid Nabi Muhammad
saw 1435 H di TK/TPA MI Al-Munasirin
Karang Tengah, 2 Februari 2014
20. Juara II: Lomba Hafalan Surat-surat
Pendek dalam acara Gema Maulid Nabi
Muhammad saw 1435 H di TK/TPA MI
Al-Munasirin Karang Tengah, 2 Februari
2014
4. Kendala dalam Penerapan Metode Utsmani
Didalam merealisasikan penerapan Metode
Utsmani di TPQ At-Taqwa terdapat kendala yang
dihadapi yaitu pada jilid 3 latihan 7 terdapat
beberapa bacaan diluar kaidah hal ini
dikarenakan adanya daya serap anak didik yang
berbeda yang belum sepenuhnya memahami
banyak teori dan memperaktekkannya.
5. Efektifitas Penerapan Metode Utsmani di
TPQ At-Taqwa
Keefektifan Metode Utsmani di TPQ At-
Taqwa terlihat dari hasil wawancara kepada bu
noni selaku …. menyatakan bahwa anak akan
cepat selesai buku Utsmani dengan 3 jijlid pada
waktu 2 tahun apabila anak didik rajin masuk dan
sering membacanya dirumah, peneliti juga
wawancara kepada wali murid dengan hasil
wawancara adalah….. dan peneliti juga
mengadakan tes membaca Al-Qur’an santri untuk
sebagai pelengkap data penelitian dengan
membaca beberapa surat pertama Q.S. An-Nisa
[4]: 131-134 kedua Q.S. Al-Kafirun [109]: 1 dan
ketiga Q.S. An-Nashr [110]: 1dengan kriteria
penilaian sebagai berikut:
a. Kriteria Penilaian Makharijul Huruf
A = 9(sangat baik) = Jika santri mengucapkan
makharijul huruf dengan sangat baik
B = 8(baik) = Jika santri mengucapkan
makharijul huruf dengan baik
C = 7(cukup baik) = Jika santri mengucapkan
makharijul huruf dengan cukup baik
K = 6(kurang baik) = Jika santri
mengucapkan makharijul huruf dengan
kurang baik
b. Kriteria Penilaian Tajwid
A = 9(sangat baik) = Jika santri membaca
tajwid dengan sangat baik
B = 8(baik) = Jika santri membaca tajwid
dengan baik
C = 7(cukup baik) = Jika santri membaca
tajwid dengan cukup baik
K = 6(kurang baik) = Jika santri membaca
tajwid dengan kurang baik
c. Kriteria Penilaian Kelancaran
A = 9(sangat baik) = Jika santri membaca
dengan sangat lancar
B = 8(baik) = Jika santri membaca dengan
lancar
C = 7(cukup baik) = Jika santri membaca
dengan cukup lancar
K = 6(kurang baik) = Jika santri membaca
dengan kurang lancar
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis
lakukan di TPQ At-Taqwa dengan menggunakan
Metode Utsmani Anak, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut: Pelaksanaan Metode Utsmani Anak
di TPQ At-Taqwa berlangsung dengan sangat baik
dikarenakan tenaga pengajar sudah mengetahui
prosedur pengajaran dan juga mempunyai jadwal
tahsin sehingga bertambahnya pengetahuan. Hasil tes
membaca Al-Qur’an baik dari kategori Makharijul
Huruf, Tajwid maupun Kelancaran menunjukkan
dengan sangat baik.
B. Saran Berdasarkan temuan selama pelaksanaan proses
penelitian, pelaksanaan Metode Utsmani Anak dalam
meningkatkan keefektifan membaca Al-Qur’an,
maka penulis menyarankan bahwa tetap terus
menekankan terhadap nama tajwid sehingga santri
dapat mengingatnya selalu.
107
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. B, dan T.Deli, (ed)., Kamus Bahasa Indonesia, Bandung: Citra Umbara, 1997
Al-Qattan, Manna Khalil, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2011
Anshori, Ulumul Qur’an Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, Jakarta: Rajawali Pers 2016
Anwar, Effendi, Bimbingan Tahsin & Tajwid Al-Qur’an Utsmani Anak, Jakarta: Cahaya Qur’ani Press
Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta: Rajawali Pers, 2016
Faisah, Sanapiah, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi, Malang: Yayasan Asah Asih Asuh, 1990
Faroji, Shohibul, Panduan Menuju Pencerahan Ruhani, Ciputat: ILC Islamic Learning Centre, 2007
Ghazali, Dede Ahmad dan Heri Gunawan, Studi Islam Suatu Pengantar dengan Pendekatan Interdisipliner, Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2015
108
Gholib, Achmad, Studi Islam Pengantar Memahami Agama, Al-Qur’an Al-Hadits dan Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Faza Media, 2006
Hakim, Atang Abd dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2010
Haq, Abu Abdil, Bimbingan Tahsin & Tajwid Al-Qur’an Utsmani Anak, Jakarta: Cahaya Qur’ani Press
http://kbbi.web.id/mampu, di akses pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 14:1
http://kbbi.web.id/mampu, di akses pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 21:45
http://www.scribd.com/doc/72540389/Metode-Utsmani, diakses tanggal 7 Juli 2017 pukul 06:05
Irawan, Prasetya, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: DiaFisip UI, 2006
Irawan, Prasetyo, dkk., Metode Penelitian, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009
Kementerian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur’an Terjemah, Jakarta: Pustaka Jaya Ilmu
109
Kuntarto, Ninik M., Cermat Dalam Berbahasa Teliti Dalam Berfikir, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010
Martaya, A. Widya, Seni Membaca Untuk Studi, Yogyakarta: Kanisuius, 1999
Muhammad, Abu Abdullah bin Ismail, Ensiklopedia Hadits Shahih Bukhari 2, Jakarta: Almahira, 2012
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2010
Muslim, Abu al-Husain bin al-Hajjaj al-Qusyairi, Ensiklopedia Hadits Shahih Muslim 1, Jakarta: Almahira, 2012
Nawawi, Rif’at Syauqi, Kepribadian Qur’ani, Jakarta: Amzah, 2011
Prawira, Purwa Atmaja, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014
Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani, 2008
110
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2013
Setiyadi, Ag Bambang, Metode Penelitian Untuk Pengajaran Bahasa Asing, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2015
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2005
Suma, Muhammad Amin, Ulumul Qur’an, Jakarta: Rajawali Pers, 2014
Umar, Nasaruddin, Mengungkap Makna-makna Tersembunyi Al-Qur’an, Jakarta: Al-Ghazali Center, 2008
Wahid, Ramli Abdul, Ulumul Qur’an edisi revisi, Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada
Yanggo, Huzaemah T, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Jakarta: IIQ Press, 2011
111
Yusuf, Ahmad Muhammad, Ensiklopedi Tematis Ayat Al-Qur’an dan Hadits, Jakarta: Widya Cahaya, 2009
WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN UTSMANI ANAK
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN DI TPQ AT-TAQWA
CILEDUG
_____________________________________________
Hari / Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Yang diwawancarai : Pendiri TPQ At-Taqwa
Pertanyaan:
1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya TPQ
At-Taqwa?
2. Apa saja visi, misi, dan tujuan TPQ At-
Taqwa?
3. Dalam TPQ At-Taqwa terdapat berapa
jenjang usia? Dan apakah disetiap jenjang
usia kelas dan jamnya dibedakan?
4. Sudah sejauh mana tingkat efektifitas
pembelajaran Metode Utsmani Anak?
WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN UTSMANI ANAK
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN DI TPQ AT-TAQWA
CILEDUG
_____________________________________________
5. Apa yang melatarbelakangi adanya Metode
Utsmani Anak dalam pembelajaran di TPQ
At-Taqwa?
6. Apa tujuan menerapkan Metode Utsmani
Anak di TPQ At-Taqwa?
7. Seberapa besar pengaruh Metode Utsmani
Anak terhadap tingkat membaca Al-Qur’an?
8. Apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran
Utsmani?
9. Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam
pembelajaran Metode Utsmani Anak di TPQ
At-Taqwa?
10. Bagaimana proses pembagian jadwal belajar?
11. Bagaimana antusiasme masyarakat dengan
adanya TPQ At-Taqwa?
12. Apa saja prestasi yang sudah dicapai oleh
TPQ At-Taqwa?
WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN UTSMANI ANAK
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN DI TPQ AT-TAQWA
CILEDUG
_____________________________________________
13. Apakah tahu sejarah dari pembuatan buku
Metode Utsmani Anak?
14. Apa yang menjadi karakteristik dari Metode
Utsmani Anak?
15. Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan
dari Metode Utsmani Anak?
16. Kendala apa saja yang dihadapi TPQ selama
menggunakan Metode Utsmani Anak?
17. Secara kualitas, bagaimana perbandingan
Metode Utsmani Anak dengan Metode yang
lain?
Hari / Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Yang diwawancarai : Wali Kelas
WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN UTSMANI ANAK
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN DI TPQ AT-TAQWA
CILEDUG
_____________________________________________
Pertanyaan:
1. Bagaimana penerapan Metode Utsmani Anak
dalam kegiatan pembelajaran di TPQ At-
Taqwa?
2. Apakah ada kendala dalam menerapkan
Metode Utsmani Anak di TPQ At-Taqwa?
Lalu, bagaimana solusinya?
3. Mengapa Metode Utsmani Anak menjadi
pilihan dalam pembelajaran di TPQ At-
Taqwa?
4. Seberapa besar pengaruh Metode Utsmani
Anak terhadap tingkat Membaca Al-Qur’an?
5. Bagaimana menurut Bapak/Ibu Guru dengan
membandingkan Metode Utsmani dengan
Metode yang lain?
WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN UTSMANI ANAK
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN DI TPQ AT-TAQWA
CILEDUG
_____________________________________________
Hari / Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Yang diwawancarai : Wali Murid
WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN UTSMANI ANAK
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN DI TPQ AT-TAQWA
CILEDUG
_____________________________________________
Pertanyaan:
1. Sudah berapa lama anak belajar di TPQ At-
Taqwa?
2. Apa faktor yang mempengaruhi minat
orangtua untuk mengikuti pembelajaran di
TPQ At-Taqwa?
3. Perubahan nyata apa yang terdapat pada
anak setelah belajar di TPQ At-Taqwa?
4. Sudah sejauh mana peran TPQ At-Taqwa
dalam meningkatkan Membaca Al-Qur’an
anak?
5. Apakan ibu sering memantau bacaan Al-
Qur’an anak ibu sewaktu dirumah?
Dan, Apakah ibu sering menanyakan
perkembangan bacaan Al-Qur’an kepada
Guru? Atau bisa didapatkan dengan buku
prestasi?
WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN UTSMANI ANAK
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN DI TPQ AT-TAQWA
CILEDUG
_____________________________________________
6. Apakah ada kendala yang ibu hadapi dalam
membimbing bacaan Al-Qur’an anak ibu
sewaktu dirumah?
7. Apa harapan ibu selaku wali murid terhadap
adanya lembaga TPQ At-Taqwa ini untuk
kedepannya?
Hari / Tanggal :
Tempat :
WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN UTSMANI ANAK
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN DI TPQ AT-TAQWA
CILEDUG
_____________________________________________
Waktu :
Yang diwawancarai : Peserta didik
Pertanyaan:
1. Kenapa mau belajar di TPQ At-Taqwa?
2. Metode Utsmani Anak yang digunakan
susah untuk difahami atau mudah? Apa
yang menjadi susah dalam memahami?
Dan, apa yang menjadi mudah dalam
memahami?
3. Kegiatan apa saja selama belajar di TPQ
At-Taqwa?