Upload
dinhtuyen
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN ETOS KERJA PERSONIL KOMANDO
PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA (KODIKAU)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh
Fenti Agustias Hasibuan NIM 1 0 8 0 5 2 0 0 0 0 0 6
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1434 H./ 2013 M.
iv
ABSTRAK
Fenti Agustias Hasibuan NIM: 10805200006 Efektivitas Bimbingan Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Etos Kerja Personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU)
Bimbingan rohani Islam adalah segala bentuk kegiatan atau proses pemberian bantuan kepada individu dan kelompok yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dengan tujuan agar dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah untuk menjalankan hidupnya dengan selaras, serasi dan seimbang, sesuai dengan ajaran agama Islam sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Keberhasilan suatu bimbingan dapat dilihat dari terlaksana sesuai fungsinya, fungsi dari bimbingan rohani Islam sebagai sumber yang memberikan pemahaman, sebagai upaya memelihara, memberikan arahan dan membantu individu dalam memecahkan masalahnya sesuai dengan ajaran agama Islam. Bekerja merupakan kebutuhan bagi setiap umat muslim, dengan bekerja ia akan memenuhi kebutuhan hidupnya, bekerja juga merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT, setiap umat muslim harus memiliki etos kerja karena itu kegiatan bimbingan rohani Islam dapat memberikan motivasi bagi para personil dan efektif dalam menumbuhkan etos kerja personil. Kegiatan bimbingan rohani Islam bagi para personil TNI AU merupakan hal yang harus terus dilakukan, karena kegiatan ini sangat positif bagi para personil, dengan adanya kegiatan ini para personil mendapatkan ketenangan dalam menjalani kehidupannya baik dalam lingup keluarga, sosial maupun pekerjaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja personil, kegiatan bimbingan rohani Islam yang rutin dan berkesinambungan akan dapat mengahasilkan tujuan yang hendak dicapai. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskritif dengan pendekatan kualitatif, dalam pengumpulan data penulis menggunakan tekhnik observasi dan wawancara dimana penulis terjun langsung ke lapangan melakukan pendekatan dengan pembimbing dan terbimbing sehingga penulis mendapatkan informasi. Dalam kegiatan pemberian bimbingan pembimbing memberikan materi yang bersifat keagamaan yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits. Sedangkan efektifitas bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja dilakukan dengan metode langsung (ceramah Islam, Ceramah Kejuangan, Pembacaan Al-Quran), dan metode tidak langsung (memberikan modul atau selembaran Foto Copyan yang berisi pemahaman keagamaan dan pemberian motivasi dalam bekerja). Hasil penelitian yang diperoleh adalah kegiatan bimbingan rohani Islam sangat efektif dalam menumbuhkan etos kerja para personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU), hal ini terlihat dari para personil yang semakin giat dalam bekerja dan beribadah.
v
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala karunia dan hidayahnya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis
berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul : ”EFEKTIVITAS BIMBINGAN
ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN ETOS KERJA PERSONIL
KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA (KODIKAU)” dan dapat
diselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia ke jalan yang diridhoi
Allah SWT.
Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakutas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah
Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana komunikasi
Islam ( S. Kom. I )
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua penulis
ayahanda (alm) Muhammad Yusuf Hasibuan dan Ibunda (alm) Yulianti. yang
telah berpengaruh besar dalam perjalanan hidup penulis sampai saat ini, berkat
doa, dan dukungan baik moril maupun materil karena merekalah penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
vi
Penulis menyadari skripsi ini, tidaklah mungkin dapat terselesaikan tanpa
dukungan dan dorongan berbagai pihak, oleh karena itu penulis menghanturkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. DR. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam yang telah membekali ilmu, pengalaman dan motivasinya
kepada penulis
3. Drs. Sugiharto, M.A selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam
4. DR. Suhaimi, M. Si selaku Penasehat Akademik Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam
5. Prof. Dr. HJ. Ismah Salman, M.Hum selaku Dosen Pembimbing sripsi, yang
telah memberikan perhatian, saran, dan meluangkan serta mengorbankan
waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat
bagi penulis.
6. Seluruh staf Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah
banyak memberikan bantuan keilmuwan bagi penulis, hingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh pegawai perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
baik Utama maupun Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan
dalam penyusunan skripsi ini.
vii
8. Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIK AU), khususnya kepada
bapak Muttaqin dan pengurus Bintal lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan
nama satu-persatu, serta para personil KODIK AU yang telah berpartisipasi
dalam pengisian angket penulis.
9. Kepada segenap keluarga penulis Ferial Umar Hasibuan, Febiyanti Hasibuan,
Fitri Melati Hasibuan, Arli Yanatri Zainsty, Julvan Tanjung, Farel Janata
Zainsty, Annahli Janati Zainsty, Hasan Arrais Zainsty, Sina Aqila Tanjung,
serta sanak keluarga lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu,
yang telah memberikan dukungannya baik moril dan materil dengan segenap
hati yang tulus dan ikhlas, hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Senyum dan canda kalian adalah penyemangat terbesar bagi penulis.
10. Kepada teman-teman seperjuangan yang selalu membantu dan memberikan
nasihat serta masukan kepada penulis diantaranya : Netta Andini, Indah
Lucanty, Siti Nurjanah, Firda Yunita, Titian Wahyu, Havievah, Sundus
Muharahma, Ike Pratiwi, Putri Ratna Wulan, Nina Riyanti, Aisyah Saftarini,
Siti Serly, Nurul Fitri, Syarifah Amini, Abdul Rosyid, Oki, M Boy capah, Try
Prasetyo, Zulkifli, Junaedi, Wisnu, Dannu, dan teman- teman lain yang tidak
bisa penulis sebutkan satu-persatu namun tetap kontribusi mereka akan selalu
penulis kenang dan hanya untaian doalah yang dapat penulis hanturkan kepada
mereka agar segala yang telah mereka lakukan diberikan ganjaran pahala yang
berlipat ganda dari Allah SWT.
viii
Penulis sadar dan yakin, bahwasanya skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Akan tetapi meski demikian, penulis tetap berharap semoga hasil
dari skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Akhirnya penulis hanya dapat berharap dan memohon kepada Allah SWT,
semoga apa yang telah dilakukan menjadi amal shaleh dan mendapat ganjaran
pahala yang berlipat ganda. Dan semoga penulis dapat bertambah wawasan.
Amin Yaa Robbal Alamin
Jakarta, 27 Mei 2013
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR .......................... iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Pembatasan danPerumusan Masalah ........................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................... 8
D. Tinjauan Kepustakaan ................................................................. 9
E. Metodelogi Penelitian ................................................................. 11
F. Sistematika Penelitian ................................................................. 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Efektifitas ...................................................................... 18
1. Pengertian Efektifitas ............................................................. 18
2. Pengukuran Keefektifan ......................................................... 19
B. Bimbingan Rohani Islam. ........................................................... 21
1. Pengertian Bimbingan Rohani Islam. ..................................... 21
2. Tujuan Bimbingan Rohani Islam. ........................................... 27
3. Fungsi Bimbingan Rohani Islam. ........................................... 29
4. Metode Bimbingan Rohani Islam............................................ 30
C. Etos Kerja .................................................................................. 33
1. Pengertian Etos Kerja ............................................................. 33
2. Fungsi dan Tujuan Etos Kerja ................................................ 36
x
3. Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja ................................. 37
4. Indikasi Orang Beretos Kerja Tinggi ..................................... 39
5. Ciri Etos Kerja Muslim.............................................................. 40
BAB III: GAMBARAN UMUM KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN
UDARA (KODIKAU) DAN KEGIATAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM
A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya ...................................... 50
B. Letak Geografis............................................................................ 52
C. Visi dan Misi ............................................................................. 52
D. Tugas Pokok dan Fungsi............................................................... 53
E. Pembimbing Rohani Islam........................................................... 54
F. Terbimbing Rohani Islam............................................................. 54
G. Aktivitas Bimbingan Rohani Islam............................................... 54
H. Struktur Organisasi .................................................................... 55
BAB IV: TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Informan .................................................................. 56
B. Bimbingan Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Etos Kerja ..... 69
C. Efektifitas Bimbingan Rohani Islam Dalam Menumbuhkan
Etos Kerja .................................................................................. 72
D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat................................. 77
BAB V: PENUTUP:
A. Kesimpulan .............................................................................. 80
B. Saran ........................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan antara satu dan lainnya di dalam masyarakat, selain itu
dalam menjalani kehidupannya ia memiliki kebutuhan yang harus
dipenuhi, diantaranya adalah kebutuhan jasmani dan juga kebutuhan
rohani. Kedua kebutuhan ini harus dipenuhi secara seimbang. Jika
manusia hanya memenuhi kebutuhan jasmaninya saja, maka ia tidak akan
bisa mengendalikan hidupnya dengan baik. Karena itu kebutuhan rohani
juga harus dipenuhi, dalam memenuhi kebutuhan rohani agama adalah
cara manusia mengenal rohani nya yang berkaitan dengan batin dan hati
nuraninya.
Agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas
kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci, kita
sebagai umat yang beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus
meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani
yang sempurna kesuciannya. Agama adalah salah satu pegangan bagi umat
manusia, kita dapat meyakini bahwa agama adalah kepercayaan akan
adanya Tuhan yang menurunkan wahyu kepada para nabi-Nya untuk umat
manusia demi kebahagiaannya di dunia dan akhirat.
2
Agama juga dapat membimbing individu dalam memilih dan
menjalani suatu keputusan yang telah diambil, salah satunya adalah
bekerja. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri
dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh orang yang bersangkutan.1
Agama merupakan sumber gerak yang dinamis untuk mencapai
suatu kemajuan. Agama melarang pemeluknya malas, boros, berlebihan
dan bersikap hedonisme yaitu bersikap hanya memikirkan kenikmatan
duniawi saja, dan selalu berfoya-foya. Oleh sebab itu, umat yang
beragama hendaknya selalu bekerja keras dan memiliki etos kerja,
Memiliki etos kerja dan semangat bekerja keras merupakan ajaran agama.
Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 105 yang berbunyi
:
Dan katakanlah : "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan" (QS At-Taubah, 9 : 105).2
Islam selalu mengajarkan umatnya agar didalam hidup harus selalu
mempunyai arah dan tujuan, dalam mewujudkan tujuan itu manusia
dituntut untuk selalu beribadah bekerja keras dengan mengandalkan
1 Mohammad As’ad, Psikologi Industry, (Yogyakarta: Libery, 2003). 2Departemen Agama RI, Terjemah Dan Tajwid Disertai Tafsir Ringkas Ibnu Katsir,
(Jakarta : 2009), h. 204
3
kemampuan yang dimilikinya, tidak hanya diam dan mengharapkan
hidupnya akan berubah tanpa diimbangi usaha yang dilakukan, maka
tujuan tersebut tidak akan tercapai. Sebagaimana firman Allah dalam surat
Ar’rad ayat 11 yang berbunyi:
Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS Ar’rad: 11)3
Manusia membutuhkan untuk bekerja dan berbahagia serta sukses
dalam suatu jabatan tertentu. Biasanya pekerjaan atau jabatan ini adalah
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya. Untuk meraih serta
memegang suatu jabatan yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya,
seseorang harus mampu untuk membuat suatu rencana dan keputusan
sendiri dalam karir dimasa depanya4. Karena itu agama memerintahkan
umatnya bekerja untuk menompang kehidupannya. Selain itu didalam
bekerja manusia bisa memanfaatkan apa yang ada didalam tubuhnya,
3 Departemen Agama RI, Terjemah Dan Tajwid Disertai Tafsir Ringkas Ibnu Katsir,
(Jakarta : 2009), h. 250 4 Dewa Ketut Sukardi, Pendekatan Konseling karir, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989),
Cet. 1, h. 11.
4
menggunakan pikirannya dan juga fisiknya, dengan begitu manusia dapat
mengasah kemampuannya secara optimal tentu dengan porsi yang sesuai
artinya bekerja tidak berlebihan tetapi juga tidak bermalas-malasan.
Dalam membuat suatu rencana dan keputusan ini setiap individu
dapat menjadikan agama sebagai pedoman maupun pegangan, agar
rencana dan keputusan yang dipilih dapat dipertanggung jawabkan dengan
baik, juga dapat memberikan pandangan terhadap individu dalam memiliki
etos kerja, jika seseorang sudah mengamalkan perintah agama dengan baik
maka akan menimbulkan etos kerja yang baik pula.
“Menurut Abraham H. Maslow setiap orang mempunyai Kebutuhan mempertinggi kapisitas kerja (Self actualization). Yaitu setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi”.5
Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) adalah satu
kesatuan instansi pemerintahan yang bertugas menyelenggarakan
pendidikan pertama, pembentukan, pengembangan, spesialisasi, peralihan
dan pendidikan lain guna meningkatkan mutu personil TNI AU serta
menyelenggarakan pengembangan sistem pendidikan, didaktik, metodik
pendidikan, dan ilmu pengetahuan kedirgantaraan serta pembinaan potensi
dirgantara di lingkungan Kodikau dan jajarannya. Tentara Nasional
5 Abraham H. Maslow, Motivasi Dan Kepribadian, ( Jakarta: Midas Surya Grafindo,
1993), Cet. 2, h. 165.
5
Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU) adalah bagian dari Tentara Nasional
Indonesia yang bertugas mempertahankan negara melaksanakan tugas TNI
dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara serta
melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.
Para Anggota TNI Adalah Insan hamba Tuhan yang memiliki
kesadaran beragama sebagai manusia sosial yang beriman kepada Tuhan
Yang Maha Esa, sebagai pemeluk agama yang mengakui kebesaran Tuhan
Yang Maha Kuasa, serta sadar bahwa melaksanakan tugas dengan baik
berarti melaksanakan amanat Tuhan yakni dengan mengamalkan ajaran-
ajaran agama yang diajarkan baik di lingkungan rumah tangga,
masyarakat, dalam kedinasan maupun kehidupan pribadi guna mencapai
keberhasilan dunia dan akherat.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu personil
membutuhkan bimbingan kerohaniaan untuk menyeimbangkan kebutuhan
rohani dan jasmaninya. Kegiatan bimbingan rohani Islam ini selain
memberikan motivasi, menumbuhkan rasa cinta kepada Tuhan juga
diharapkan dapat menumbuhkan etos kerja, agar para personil mampu
mengamalkan ibadahnya melalui bekerja.
Etos kerja dapat diartikan sebagai pandangan bagaimana
melakukan kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil atau mencapai
kesuksesan. Sedangkan apa yang dimaksud dengan bimbingan rohani.?
Bimbingan rohani adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami
6
kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang
tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran dan
penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, bimbingan
rohani ini dilakasanakan maka sasarannya sudah tentu pemberian
kecerahan batin sesuai dengan ajaran agama.
Pelaksanaan Bimbingan rohani Islam di KODIKAU dilakukan
rutin yaitu pada hari Rabu pukul 08.00-10.00 yang diikuti oleh seluruh
personil yang beragama Islam. Bimbingan rohani Islam ini terdiri dari
bimbingan sholat (sholat wajib dan sunnah), bimbingan baca tulis Al-
Quran dan berdakwah (ceramah Islam).
Bimbingan dan rohani Islam di lingkungan KODIKAU ini
diharapkan dapat menumbuhkan etos kerja bagi para personil agar para
personil sadar akan kewajibannya yaitu menjadi hamba Allah dengan
melaksanakan perintah agama dan kewajibannya sebagai personil TNI
yaitu bekerja dengan penuh tanggung jawab melindungi negara Indonesia.
Berbagai fenomena yang terjadi pada zaman modern saat ini,
memberikan indikasi dan memperlihatkan bahwa nilai keagamaan dan
nilai moral sudah tidak dijalankan bahkan seringkali di kesampingkan.
Sering kita dengar bahwa di dalam lingkungan TNI tidak sedikit anggota
TNI yang melalaikan tugasnya, tidak bekerja dengan sungguh-sungguh
dan menyalahgunakan kekuasaannya, selain itu banyak juga para TNI
yang tidak disiplin hal ini terlihat dari banyaknya anggota yang keluar
7
kantor untuk keperluan pribadi pada jam kerja. Karena itu bimbingan
rohani Islam di lingkungan TNI diharapkan dapat menumbuhkan etos
kerja personil.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui
Efektivitas bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja
personil KODIKAU dalam bentuk karya ilmiah yang berjudul
“Efektivitas Bimbingan Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Etos
Kerja Personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU)”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian skripsi ini tidak mengalami perluasan masalah dan
melebar dari topik permasalahan, maka penulis perlu membuat batasan
masalah yang akan dibahas, pembahasan tersebut dibatasi yaitu sebagai
berikut: Efektivitas Bimbingan Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Etos
Kerja Personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU).
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah pada
skripsi ini penulis uraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
8
1. Bagaimana metode bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos
kerja personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) ?
2. Apakah bimbingan rohani Islam efektif dalam menumbuhkan etos
kerja personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah diatas maka tujuan
dari penelitian yang hendak dicapai adalah :
a. Untuk mengetahui bagaimana metode bimbingan rohani Islam dalam
menumbuhkan etos kerja personil Komando Pendidikan Angkatan
Udara (KODIKAU).
b. Untuk mengetahui keefektifan bimbingan rohani Islam dalam
menumbuhkan etos kerja personil Komando Pendidikan Angkatan
Udara (KODIKAU).
2. Manfaat Penelitian
a. Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi
mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, khususnya jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam agar dapat mengetahui efektivitas
bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja personil
Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU).
b. Praktis
9
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi
Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) agar dapat
menumbuhkan etos kerja para personilnya dan membantu
mengembangkan dan memperbaiki program kerja serta evaluasi
kegiatan di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU).
D. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini melakukan tinjauan pustaka dengan tujuan bahwa penulisan
skripsi ini bukan merupakan hasil dari skripsi sebelumnya, berikut ini judul-
judul skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka :
1. “Upaya pemulung Terhadap Etos Kerja dan Pengamatan Agama Dalam
Meningkatkan Kualitas Hidup Di Kelurahan Jurang Mangu Barat Pondok
Aren Tanggerang.”
Disusun Oleh Gatot Subroto, NIM: 0054019966. Jurusan: Pengembangan
Masyarakat Islam. Fakultas Dakwah dan Kominukasi. Adapun penelitian
tersebut menjelaskan upaya pemulung terhadap etos kerja dan pengamatan
agama dalam meningkatkan kualitas hidup di Kelurahan Jurang Mangu
Barat Pondok Aren Tanggerang. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kualitatif dengan subjek penelitiannya pemulung dan objeknya
adalah etos kerja dan pengamalan agama pemulung dalam meningkatkan
kualitas hidup. Peneltian ini mendeskripsikan tentang dalam bidang
keagaamaan para pemulung memiliki pengetahuan yang kurang, namun
bukan berarti dengan pengetahuan yang kurang mereka tidak mengerjakan
10
perintah agama misalnya mengerjakan ibadah sholat, mereka menganggap
sholat dapat sholat bisa menjadi motivasi mereka dalam bekerja.
2. “Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam dalam meningkatkan Etos kerja
Kepolisian di Polres Jakarta Pusat”
Disusun oleh Cintya Puspita Sari, NIM: 106052001950. Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, adapun penelitian tersebut menjelaskan tentang bagaimana
pelaksanaan bimbingan rohani Islam dalam meningkatkan etos kerja
Kepolisian di Polres Jakarta Pusat, metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif, dimana subjeknya adalah bimbingan rohani
Islam dan objeknya adalah etos kerja Kepolisian. Penelitian ini
mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan bimbingan rohani dalam
meningkatkan etos kerja Kepolisian, karena dalam badan lembaga seperti
Kepolisian memerlukan bimbingan rohani Islam untuk menyeimbangkan
tugas manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk yang beragama,
pelaksanaan bimbingan rohani Islam ini berjalan efektif.
3. “Efektivitas Dakwah Yayasan Nanda Dian Nusantara Dalam
Meningkatkan Pengalaman Keagamaan Komunitas Pemulung Di Pasar
Induk Kramat Jati Jakarta Timur.”
Disusun Oleh Laila Yulianis, NIM: 104051001907. Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam. Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, adapun penelitian
tersebut menjelaskan tentang bagaimana Efektivitas Dakwah Yayasan
Nanda Dian Nusantara Dalam Meningkatkan Pengalaman Keagamaan
11
Komunitas Pemulung Di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskritif
dimana dalam penelitian ini penulis menggunakan teori efektivitas,
dakwah dan pengamalan keagamaan untuk melihat seberapa besar dan
efektif atau tidaknya kegiatan Dakwah yang dilakukan Yayan Nanda Dian
Nusantara.
Berbeda dari pembahasan-pembahasan skripsi diatas skripsi kali
ini menekankan pada Efektivitas Bimbingan Rohani Islam Dalam
Menumbuhkan Etos Kerja Personil Komando Pendidikan Angkatan Udara
(KODIK AU).
E. Metedologi Penelitian
1. Pendekatan dan Metedologi penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode
deskritif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskritif dapat diartikan
sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak.6
Pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa
pertimbangan. Pertama, menyesuaikan pendekatan kualitatif lebih
mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua,
pendekatan ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara
6 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 1998), Cet. 8, h. 63.
12
peneliti dan responden. Ketiga, pendekatan ini lebih peka dan dapat
lebih menyesuaikan diri dengan pola-pola nilai yang dihadapi.
Dan kegiatan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini
adalah mengumpulkan data yang erat hubungannya dengan efektivitas
bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja berupa data
apa adanya ketika penelitian dilakukan.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini tekhnik pengambilan sampling yang
digunakan yaitu purposive sampling adalah sampel yang dipilih
dengan cermat sehingga relevan dengan desain penelitian. Sampling
purposive dilakukan dengan mengambil orang-orang yang benar –
benar terpilih oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh
sampel itu. Misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa
yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.
a. Subjek penelitian
Adapun subjek penelitian ini adalah 3 pembimbing rohani Islam
Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU), 4 personil
Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU).
b. Objek penelitian
13
Objek penelitian ini adalah Efektivitas bimbingan rohani Islam
dalam menumbuhkan etos kerja personil Komando Pendidikan
Angkatan Udara (KODIKAU).
3. Waktu dan tempat penelitian
a. Waktu
Waktu penelitian penulis laksanakan di jam kerja yakni
diantara jam 08.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB. Penulis
melakukan penelitian sejak Agustus 2012 sampai dengan Februari
2013.
b. Tempat penelitian
Penulis melakukan penelitian di Komando Pendidikan
Angkatan Udara (KODIKAU) yang beralamatkan di Jl. Golf Raya
Halim Perdana Kusuma. Jakarta 13610
4. Sumber Data Penelitian
a. Data Primer, yaitu data yang berasal langsung dari sumbernya,
baik dari pembimbing rohani Islam, para personil maupun
seluruh personil.
b. Data sekunder, yaitu data tidak langsung berupa dokumen
dokumen yang dapat menunjang kelengkapan data untuk
penelitian.
5. Tekhnik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data-data dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu:
a. Wawancara
14
Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara langsung
kepada pembimbing rohani Islam, dan para personil. Wawancara
ini dilakukan secara terus menerus hingga penulis mendapatkan
data yang akurat. Jenis wawancara yang peneliti gunakan adalah
wawancara terbuka yaitu suatu wawancara yang para subjeknya
tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui apa
maksud dan tujuan diadakannya wawancara itu, dan wawancara
terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya telah
menciptakan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan.
b. Observasi
Pada penelitian ini pengumpulan data akan dilakukan
menggunakan tekhnik observasi dimana penulis melakukan
pengamatan langsung terhadap fenomena yang ada atau situasi
yang erat kaitannya dengan tujuan penelitian pada saat kegiatan
bimbingan rohani Islam.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen,
yakni menggunakan data-data dan sumber-sumber yang ada
hubungannya dengan masalah yang dibahas. Sedangkan data-data
ini, penulis peroleh dari profile company, arsip-arsip maupun
15
diktat-diktat yang berhubungan dengan masalah penelitian di
Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU).
6. Analisis Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih muda dibaca dan diinterpretasikan, data data yang
telah dikumpulkan diolah melalui beberapa tahap yaitu dibaca,
dipelajari dan ditelaah. Setelah itulangkah selanjutnya membuat
abstraksi dengan tujuan untuk membuat rangkuman inti.
Pada bagian analisa data penulis akan menyajikan data dengan
terlebih dahulu mengelola data melalui proses secara sistematis, yaitu
dengan menyusun semua data yang telah diperoleh dari hasil
wawancara, observasi, ataupun dokumentasi. Setelah data diperoleh
kemudian dilakukan penyajian secara deskritif yaitu dengan
penjabaran dari hasil temuan lapangan berupa kata-kata tertulis atau
lisan. Oleh karena itu di dalam penelitian ini penulis menggunakan
analisis deskritif.
7. Tekhnik Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini maka penulis
mengacu pada “Pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis dan
disertasi)” yang disusun oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
diterbitkan oleh CEQDA (Center for Quality Development and
Asurance), 2007.
16
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran jelas tentang hal-hal yang diuraikan
penulisan skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan ke dalam
lima bab, masing-masing bab dibagi dalam sub bab dengan rincian sebagai
berikut :
BAB I : Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metedologi
penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis, yang meliputi pengertian efektifitas,
pengukuran keefektifan, pengertian bimbingan rohani Islam, tujuan
dan fungsi bimbingan rohani Islam, metode bimbingan rohani
Islam, pengertian etos kerja, fungsi dan tujuan etos kerja, unsur-
unsur etos kerja, dan ciri etos kerja muslim.
BAB III : Temuan Penelitian, membahas tentang gambaran umum
Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU), yang
meliputi sejarah dan latar belakang berdirinya KODIKAU, visi dan
misi KODIKAU, struktur organisasi KODIKAU, dan program
kerja KODIKAU.
BAB IV : Analisa Hasil Temuan, menjelaskan Efektivitas bimbingan rohani
Islam dalam menumbuhkan etos kerja personil Komando
Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU)
BAB V : Penutup, berisi kesimpulan dan saran dari penulis.
18
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Efektifitas
1. Pengertian Efektifitas
Secara etimologi kata efektifitas diambil dari kata efek yang
artinya akibat atau pengaruh, dan dari kata efektif yang artinya ada akibat
atau pengaruh dari sesuatu, membawa hasil, dan efektifitas itu sendiri
berarti keadaan berpengaruh, keberhasilan, tentang usaha atau tidakan.
Efektifitas berhubungan dengan penentuan apakah tujuan yang telah
ditetapkan telah tercapai atau tdak. 1
Mengenai pengertian efektifitas, berikut merupakan pendapat dari
beberapa ahli diantaranya:
a. Fx Suwarto, menerangkan bahwa efektif yang dimaksudkan adalah
“ada efeknya (pengaruh, akibat, kesan), dan penggunaan sebuah
metode atau cara dalam melaksanakan aktifitas sehingga berhasil, guna
mencapai hasil yang optimal. 2
b. Suharto, menerangkan bahwa efektifitas merupakan keterangan yang
artinya ukuran hasil tugas atau keberhasilan dalam pencapaian tujuan.3
1Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B) Departement
Pendidikan dan kebudayaan, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. ke-vii, edisi ke-2, h. 284.
2 Fx Suwarto, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta, 1999), Cet. ke-1, h.1.
3 Hasan Shadly, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1990), Cet. ke-8, h. 207.
19
Dari beberapa pengertian-pengertian efektifitas diatas dapat
disimpulkan bahwa secara umur efektifitas adalah merupakan suatu
tingkat keberhasilan dari segi tercapai atau tidaknya sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan, semakin mendekati sasaran dan tujuan berarti
semakin tinggi pula tingkat ke efektifannya.
Efektifitas berkaitan juga dengan keberhasilan tujuan, penetapan
standar, proffesionalitas, penetapan sasaran, keberadaan program,
pemberian materi, berkaitan dengan metode atau cara dan sarana serta
fasilitas yang disediakan. Jadi kegiatan bimbingan rohani Islam dapat
dikatakan efektif jika dapat menumbuhkan etos kerja personil di Komando
Pendidikan Angkatan Udara (KODIK AU).
2. Pengukuran Keefektifan
Menurut FX Suwarto dalam upaya mengukur sejauh mana tingkat
keefektifan, terdapat dua pendekatan dalam hal pengukuran keefektifan,
diantaranya yaitu:
a. Pendekatan tujuan yang menekankan pada pentingnya pencapaian
tujuan sebagai kriteria penilaian keefektifan. Pendekatan ini
digunakan secara luas dalam usaha mengevaluasi dan mengukur
tingkat keefektifan, dalam praktek pendekatan menurut tujuan yang
banyak digunakan adalah manajemen berdasarkan sasaran
(manajement by objektive) adalah suatu program yang mencakup
tujuan-tujuan yang khas yang ditentukan secara partisipatif, untuk
20
suatu kurun waktu tertentu dengan umpan balik mengenai
kemajuan-kemajuan tujuan organisasi tersebut.
b. Pendekatan teori sitem, yaitu pendekatan yang menekankan
pentingnya adaptasi tuntutan ekstern sebagai kriteria penilaian
keefektifan dalam pendekatan teori sistem ini dapat dilihat secara
intern dan ekstern, intern yaitu dengan cara melihat bagaimana
manfaat orang dan organisasi, sedangkan ekstern yaitu dapat
menghubungkan transaksi organisasi dengan orang atau lembaga
lain.
c. Pendekatan teori multipel kontituensi, yaitu organisasi dapat
dikatan efektif bila dapat terpenuhi tuntutan dari konstitusi yang
terdapat dalam lingkungan organisasi, yaitu konstituensi yang
menjadi pendukung kelanjutan eksistensi organisasi tersebut. 4
Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan pendekatan tujuan
untuk mengukur efektifitas bimbibingan rohani Islam dalam
menumbuhkan etos kerja, pendekatan tujuan ini menganalisa tujuan dari
diadakannya kegiatan bimbingan rohani Islam di KODIKAU
Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapainya tindaknya
sasaran yang telah ditetapkan. Hasil yang makin mendekati sasaran berarti
makin tinggi efektivitasnya. Mengarahkan kerja sesuai dengan maksud
dan tujuan merupakan faktor besar dalam membentuk lingkungan kerja
yang mampu melahirkan efektivitas secara keseluruhan.
4 FX. Suwarto, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogya, 1999), Cet. ke-1, h. 5-8.
21
Berdasarkan definisi dan pengertian efektifitas diatas, maka efektifitas
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
fungsinya dan menghasilkan serta tujuan yang diharapkan dapat tercapai
.
B. Pengertian Bimbingan Rohani Islam
1. Pengertian Bimbingan Rohani Islam
Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah terlepas dari berbagai
masalah yang ada di dalam hidupnya, baik masalah yang ringan maupun
berat. Manusia harus mampu menyelesaikan masalah-masalah yang ada,
dalam menyelesaikan masalah tersebut manusia memerlukan bimbingan
dengan tujuan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan
baik dan terarah.
Berbagai para ahli mendefinisikan tentang istilah bimbingan, secara
etimologi Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance
yang berarti menunjukan, memberikan jalan, menuntun, bantuan, arahan,
dan petunjuk.
Kata kerja dari guidance adalah to guide yang artinya menunjukan,
menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk jalan, dan mengemudikan.
Dari berbagai pengertian itu maka yang paling umum digunakan adalah
pengertian “memberikan bimbingan, bantuan, dan arahan. 5
5 M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 5.
22
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia bimbingan adalah petunjuk
untuk mengerjakan sesuatu, tuntunan atau pimpinan.6 Untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih jelas tentang pengertian bimbingan dibawah ini
penulis akan memperlihatkan pengertian bimbingan diantaranya:
1. Menurut DR. Rachman Natawidjaja “Bimbingan adalah suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,
sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara
wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,
dan masyarakat, serta kehidupan umumnya. Dengan demikian ia dapat
mengecap kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangan yang
berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan membantu
individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk
sosial.”7
2. Jear Book Of Education8 mengemukakan bahwa bimbingan adalah suatu
proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk dan
mengembangkan kemampuanya agar memperoleh kebahagiaan pribadi
dan kemanfaatan sosial.
3. Menurut Bimo Walgito dalam bukunya “Bimbingan Penyuluhan di
Sekolah “ menyatakan bahwa bimbingan bantuan atau pertolongan yang
6 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), Cet. ke-3, h. 152. 7 Rachman Natawidjaja, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia, 1990). 8 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 25.
23
diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya, agar
individu atau sekumpulan individu-individu dapat mencapai kesejahteraan
hidupnya.9
4. Menurut Dra. Hallen A, M.Pd. Dalam buku “Bimbingan dan Konseling”,
bimbingan merupakan prosese pemberian bantuan yang terus menerus dari
seorang pembimbing, yang dipersiapkan kepada individu yang
membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang
dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media
dan tekhnik bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai
kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri
maupun lingkungannya.10
5. Menurut W.S. Wingkel memaparkan bimbingan berarti pemberian
bantuan kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara
bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntunan-
tuntunan hidup. Bantuan itu bersifat psikis (kejiwaan) bukan pertolongan
finansiil, media, dan lain sebagainya. Dengan adanya bantuan ini,
seseorang akhirnya dapat mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya
9 Bimo Walgito, Bimbingan Penyuluhan Di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993),
Cet. ke-2, h. 4. 10 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), Cet. ke-3, h.
8.
24
sekarang dan menjadi lebih mapan untuk menghadapi masalah yang akan
dihadapinya kelak.11
Dari beberapa pendapat tersebut penulis dapat mendifinisikan
bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan atau pertolongan
secara berkesinambuangan yang diberikan kepada individu atau kelompok
individu yang membutuhkan bantuan dalam membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapinya serta membantu individu atau sekelompok
individu memahami diri dan lingkungannya agar mereka dapat
mengembangkan potensi yang dimiliknya sendiri dalam upaya mengatasi
berbagai permasalahan.
Dari uraian diatas penulis dapat memahami bahwa bimbingan
dapat diberikan baik untuk menghindari berbagai persoalan atau kesulitan,
bimbingan ini bersifat mencegah (prefentive). Juga dapat diberikan untuk
mengatasi berbagai kesulitan dan permasalahan yang telah menimpa
individu, bimbingan ini bersifat penyembuhan (korektif).
Selanjutnya pengertian Rohani secara Harfiyah berasal dari bahasa
Arab yang diawali dari kata Ruh yang berarti jiwa, perkataan rohani sama
artinya dengan hati, kalbu, jiwa yang mewujudkan sebagai unsur pribadi
yang tidak bisa dilihat oleh panca indera tetapi gejala dalam kerjanya dapat
dirasakan. Dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer dijelaskan bahwa
rohani adalah “kondisi kejiwaan seseorang diamana terbentuk dalam
11 W.S. Winkel, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah, (Jakarta:
Gramedia,1989), h. 17.
25
hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam
budi pekerti seseorang serta melalui hubungan manusia dengan sesama
manusia dengan ajaran agama yang dianutnya.12
Menurut Jamaludin Kafie, dalam bukunya “Psikologi Dakwah”,
menjelaskan rohani adalah bagian dari yang ghoib, dengan roh ini manusia
dapat mengenal dirinya sendiri dan mengenal Tuhan, serta menyadari
keberadaan orang lain (Berkepribadian, berkebutuhan, dan
berkeprimanusian), serta tanggung jawab atas segala tingkah lakunya. 13
Roh menurut Imam Ghazali seperti yang dikutip oleh Jamludin
Kafie mengatakan bahwa roh itu mempunyai dua pengertian, yaitu : roh
jasmani dan roh rohani. Roh jasmani yaitu zat halus yang berpusat di
ruang hati dan menjalar keseluruh ruang urat nadi (pembuluh darah)
selanjutnya tersebar keseluruh tubuh, karenanya manusia dapat bergerak
(hidup) dan dapat merasakan berbagai macam perasaan serta dapat berfikir
atau mempunyai kegiatan-kegiatan hidup kejiwaan. 14
Dari pernayataan diatas penulis dapat mendefinisikan bahwa
rohani adalah jiwa, hati dan qalbu dari manusia yang keberadaannya tidak
terlihat tetapi gejalanya dapat dirasakan, dengan roh ini manusia hidup
sebagai makhluk Tuhan serta menyadari dirinya memiliki nilai keimanan
dan ketaqwaan.
12 Salim dan Yenny, Kamus bahasa Indonesia Kontemporer, h. 12-13. 13 Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Penerbit Indah, 1993), h. 16. 14 Ibid, hal. 16
26
Pengertian Islam sebagai suatu agama yang berasal dari wahyu
Tuhan, menurut Arifin melihat Islam sebagai agama dari dua aspek yaitu:
(a) Aspek Subyektif (pribadi manusia), ialah tingkah laku manusia yang
dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin yang dapat
mengatur dan mengarahkan tingkah laku tersebut kepada pola hubungan
dengan masyarakat, dan alam sekitarnya. Maka disini nilai-nilai
keagamaan telah membudaya dalam batinya dan menjadi rujukan dari
sikap dan orientasi hidup sehari-hari. (b) Aspek Obyektif (doktrinair),
berupa peraturan yang bersifat ilahi yang menuntun orang-orang berakal
budi ke arah ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan hidup didunia, dan
menuju kebahagiaan di akhirat.15
Menurut Prof. DR. Harun Nasution menyatakan Islam agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan untuk masyarakat manusia kepada
Nabi Muhamad SAW, sebagai Rasul. Islam pada hakekatnya membawa
ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi saja, tetapi mengenai
berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang
mengambil berbagai aspek itulah al-Quran dan Hadits.16 Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama Tuhan (Allah) yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dengan ajaran-ajarannya yang
bersumber dari al-Quran dan Hadits untuk membawa manusia mencapai
kebahagiaan didunia dan juga akhirat.
15 Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Golden
Terayon Press, 1994), Cet. ke-4. 16 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1987),
Cet. ke-5, Jilid. 1, h. 24.
27
Dari pengertian-pengertian diatas penulis dapat mendefinisikan bahwa
bimbingan rohani Islam adalah proses pemberian bantuan kepada individu
agar dapat menjalankan hidupnya dengan selaras, serasi dan seimbang, sesuai
dengan ajaran Agama Islam dan petunjuk sang Khalik Allah SWT sehingga
dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Rohani Islam
a. Tujuan Bimbingan Rohani Islam
Dalam melaksanakan bimbingan rohani Islam terhadap
individu maupun kelompok agar mendapatkan hasil yang sesuai
dengan apa yang diharapkan, maka perlu diperhatikan terlebih dahulu
tujuan dari pelaksanaan kegiatan bimbingan rohani Islam tersebut.
Menurut Drs. Samsul Munir Amin, M.A secara umum dan luas
program bimbingan dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi.
2. Membantu individu dalam mencapai kehidupan yang efektif dan
produktif dalam masyarakat.
3. Membantu individu dalam mencapai hidup bersama dengan
individu-individu yang lain.
4. Membantu individu dalam mencapai harmoni antara cita-cita dan
kemampuan yang dimilikinya.17
17 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), Cet. 1,
h. 38.
28
Sedangkan menurut Drs. H.M. Arifin, M.Ed, tujuan bimbingan agama
adalah dimaksudkan untuk membantu si terbimbing supaya memiliki religious
reference (sumber pegangan keagamaan) dalam memecahkan problem.18
Menurut Hamdani Bakran adz-Dzaky menjelaskan bahwa tujuan dari
bimbingan Islam adalah sebagai berikut :
1. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan
keberhasilan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, lapang dada, dan
mendapat pencerahan taufik dan hidayat dari Allah SWT.
2. Untuk menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan kesopanan tingkah
laku yang memberikan manfaat bagi dirinya, lingkungn keluarga maupun
sosial.
3. Untuk menghasilkan kecerdasan emosi pada individu dan berkembang
rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih sayang.
4. Untuk mendapatkan kecerdasan spiritual pada individu, sehingga muncul
dan berkembang rasa ingin untuk taat pada Allah, ketulusan mematuhi
segala perintah-Nya dan tabah menerima ujian-Nya.
5. Untuk menghasilkan potensi ilahiyah sehingga fungsi diri sebagai khalifah
dimuka bumi ini dapat terlaksana dengan baik dan benar.19
Oleh sebab itu, tujuan dari bimbingan rohani Islam ialah suatu
kegiatan bimbingan yang dapat memberikan pemahaman mengenai ajaran-
18 Arifin, Pokok-pokok Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang,
1979), h. 29. 19 M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: PT.
Fajar Pustaka Baru, 2001), Cet. ke-2, h. 221.
29
ajaran ke Islaman sesuai dengan ketentuan Al-Quran dan As sunnah untuk
membantu memecahkan masalah yang timbul.
3. Fungsi Bimbingan Rohani Islam
Menurut Drs. Dewa Ketut Sukardi, dalam bukunya “Dasar-dasar
Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah”, menyebutkan bahwa fungsi
bimbingan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Preventif
Dalam hal ini bimbingan berfungsi sebagai pencegahan terhadap
timbulnya masalah.
2. Fungsi Pemahaman
Dalam hal ini bimbingan berfungsi sebagai sumber yang dapat
menghasilkan pemahaman-pemahaman tentang suatu hal guna
mendapatkan informasi lebih dari permasalahan.
3. Fungsi Perbaikan
Dalam hal ini bimbingan berfungsi dalam menghasilkan solusi
atau jalan keluar dari berbagai permasalahan dengan tujuan
memecahkan masalah yang dihadapi
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Dalam hal ini fungsi bimbingan dapat memelihara dan
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah dan
berkelanjutan dan dapat mengembangkan segala potensi yang dimiliki.
30
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa keberhasilan
suatu bimbingan dapat dilihat dari terlaksana sesuai fungsinya, fungsi
dari bimbingan rohani Islam yaitu sebagai sumber yang memberikan
pemahaman, sebagai upaya memelihara dan membantu
mengembangkan hidup manusia, sebagai tuntunan yang memberikan
arahan sesuai dengan ajaran Islam (Al-Quran) dalam memelihara diri
sehingga terhindar dari berbagai masalah, serta sebagai sumber yang
dapat memberikan pengetahuan mengenai hubungan manusia dengan
Tuhan.20
Dari uraian diatas dapat dipahai bahwa fungsi dari bimbingan rohani
Islam adalah untuk memberikan arahan dan pemahaman keagamaan
kepada individu dan sekelompok individu sesuai dengan ajaran agama
Islam, agar arahan dan pemahaman tersebut dapat membantu individu atau
sekelompok individu dalam memecahkan masalah yang dihadapi, dan
mendapatkan kebahagiaan dunia dan juga kebahagiaan akhirat.
4. Metode Bimbingan Rohani Islam
Kata metode berasal dari bahasa Yunani methodos, yang
merupakan gabungan dari dua kata yaitu meta ialah menuju, melalui,
mengikuti. Dan kata hodos ialah cara jalan, atau arah. Metode dalam
bahasa Arab disebut dengan istilah uslub, tarikh, minhaj, dan nizam. 21
20 Ahmad Hatta, Tafsir Quran Pustaka Dilengkapi Dengan Ababun Nuzul dan
Terjemahan, h. 601 21 Elyas Anten, Injililizi Arabi, (Mesir: Elyas Modern Press, 1951), h. 438.
31
Dalam pengertian yang lebih luas, metode bisa pula diartikan
sebagai segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-
tujuan yang diinginkan.22 Dari uraian diatas metode dapat diartikan dengan
cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Agar dalam proses bimbingan yang dilakukan sesuai dengan
harapan maka seorang pembimbing harus dapat memahami tekhnik dan
metode apa yang harus dilakukan dalam memberikan bimbingan kepada
klien. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan dalam memberikan
bimbingan rohani Islam, berikut penulis akan memberikan uraian beberapa
metode bimbingan rohani Islam diantaranya:
a. Metode Interview (Wawancara)
Adalah salah satu cara atau tekhnik yang digunakan untuk
mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-fakta mental/kejiwaan
(psikis) yang ada pada diri terbimbing atau klien.23
Menurut W.S. Wingkel , interview (wawancara) informasi
merupakan suatu alat untuk memperoleh fakta/data/informasi, jadi terjadi
pertemuan di bawah empat mata dengan tujuan mendapatkan data yang
diperlukan untuk bimbingan.24 Sebagai salah satu cara untuk memperoleh
fakta, metode wawancara masih tetap banyak dimanfaatkan karena
interview bertujuan pada fakta apa yang dikehendaki.
22 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, hal. 120. 23 Ibid, h. 122 24 W.S. Wingkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta: Gramedia,
1989). h. 59.
32
b. Group Guidance (Bimbingan Kelompok)
Adalah cara yang digunakan untuk mengungkapkan jiwa dan
pembinaanya melalui kegiatan ceramah dan seminar. Dalam metode ini
pembimbing mengambil banyak inisiatif dan memegang peranan
instruksional, misalnya bertindak sebagai struktur atau sumber ahli bagi
berbagai macam pengetahuan atau informasi.25
Tujuan utama dari bimbingan kelompok ini adalah penyebaran
informasi mengenai penyesuaian diri dengan berbagai kehidupan klien.
Dengan menggunakan bimbingan kelompok seorang pembimbing dan
terbimbing akan dapat berinteraksi sosial dan dapat mengembangkan sikap
saling perduli dan memperhatikan antara satu dengan yang lainnya,
dengan begitu akan terasa ikatan kekeluargaan dan menumbuhkan sikap
kebersamaan.
c. Metode Direktif
Adalah salah satu tekhnik yang diberikan dan digunakan bagi klien
yang tidak mengerti masalahnya dan mengalami kesulitan dalam
memahami dan memecahkannya.26
Pada metode ini pembimbing memberikan arahan dan memberikan
secara langsung jawaban-jawaban terhadap faktor-faktor yang dianggap
menjadi penyebab timbulnya masalah pada diri terbimbing.
25 W.S. Wingkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, hal. 129. 26 Ibid, h. 130.
33
d. Metode Non- Direktif
Metode ini disebut dengan “client centered” dilakukan dengan
tidak mengarahkan melainkan memberikan kesempatan kepada klien,
sebab pada tekhnik ini pelayanan bimbingan dan konseling memang lebih
banyak berpusat pada diri klien sendiri dan pembimbing hanya membantu
memberikan dorongan dalam memecahkan masalah. Seorang pembimbing
harus mendengarkan permasalahan dengan baik, memberikan waktu dan
kesempatan kepada klien dalam menceritakan permasalahan yang
dihadapinya
Dalam metode non directif ini juga terdapat metode edukatif yaitu
merupakan cara pengungkapan perasaan yang dilakukan dengan
menggunakan cara persuasif (mengajak) sekelompok individu dalam
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang inovatif sesuai dengan
permasalahan yang ada.
C. Pengertian Etos Kerja
Etos kerja berasal dari kata Yunani, dapat mempunyai arti sebagai
sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai
bekerja. Menurut K.H. Toto Tasmara etos kerja adalah totalitas
kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang,
34
meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya
untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high Performance)27 .
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, etos kerja adalah semangat
kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu
kelompok. Secara terminiologis kata etos yang mengalami perubahan
makna yang meluas, digunakan dalam tiga pengertian yang berbeda yaitu:
a. Suatu aturan umum atau cara hidup
b. Suatu tatanan aturan perilaku
c. Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah
laku.28
Etos menurut Clifford Geertz, adalah sikap yang mendasar
terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup. Etos adalah aspek
evaluatif yang bersifat menilai. Etos dibentuk oleh nilai-nilai anutan, maka
agama mendapat perhatian yang lebih tinggi, sebagai sesuatu yang bukan
saja memberikan aspek etis dari kerja, tapi juga megiringnya dalam
implikasi yang ekonomis. Etos kerja dengan demikian, adalah sikap
mental atau cara diri dalam memandang, mempersepsi, menghayati, dan
menghargai sebuah nilai kerja.
Kerja memiliki arti luas dan sempit dalam arti luas kerja mencakup
semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi
27 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Jakarta: PT Dana Bhakti Wakaf, 1995),
Cet. 1, h. 25. 28 Musa Asy’arie Islam. Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Ummat, (Yogyakarta:
Les’i, 1997), Cet. ke-1, h. 3.
35
maupun non materi baik bersifat intelektual maupun fisik, mengenai
keduniaan maupun akhirat. Sedangkan dalam arti sempit, kerja
berkonotasi ekonomi yang persetujuan mendapatkan materi. Jadi
pengertian etos adalah karakter seseorang atau kelompok manusia yang
berupa kehendak atau kemauan dalam bekerja yang disertai semangat yang
tinggi untuk mewujudkan cita-citanya dengan tujuan mendapatkan
kebahagiaan dan kesejahteraan.
Dalam kehidupan pada saat sekarang, setiap manusia dituntut
untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan
bekerja seseorang akan menghasilkan uang, dengan uang tersebut
seseorang dapat membelanjakan segala kebutuhan sehari-hari hingga
akhirnya ia dapat bertahan hidup.
Setiap pekerja, terutama yang beragama islam, harus dapat
menumbuhkan etos kerja secara Islami, karena pekerjaan yang ditekuni
bernilai ibadah. Hasil yang diperoleh dari pekerjaannya juga dapat
digunakan untuk kepentingan ibadah, termasuk didalamnya menghidupi
ekonomi keluarga. Oleh karena itu seleksi memililih pekerjaan dan
menumbuhkan etos kerja yang Islami menjadi suatu keharusan bagi semua
pekerjaan. Adapun etos kerja yang Islami tersebut adalah: niat ikhlas
karena Allah semata, kerja keras dan memiliki cita-cita yang tinggi.
Menurut Max Weber, pakar manajemen, etos kerja diartikan:
perilaku kerja yang etis yang menjadi kebiasaan kerja yang berporoskan
etika, dengan kata lain yang lebih sederhana, etos kerja yaitu semua
36
kebiasaan baik yang berlandaskan etika yang harus dilakukan di tempat
kerja, seperti: disiplin, jujur, tanggung jawab, tekun, sabar, berwawasan,
kreatif, bersemangat, mampu bekerja sama, sadar lingkungan, loyal,
berdedikasi, dan bersikap santun.29
Islam memiliki pandangan sangat positif terhadap etos kerja.
Dalam Islam, kerja bukan semata untuk kerja, kerja tidak murni perkara
profan, tidak hanya perilaku duniawi, bukan hanya mengejar untung dan
gaji, juga bukan semata menepis gengsi, misalnya, dari tudingan sebagai
pengangguran. Islam adalah agama amal atau kerja, maka intinya
ajarannya adalah bahwa hamba mendekati dan berusaha memperoleh ridho
Allah SWT. Melalui kerja atau amal soleh dan dengan memurnikan sikap
menyembah kepada-Nya.
Dari keterangan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa etos
kerja adalah cara pandang , kemauan dan kehendak seseorang dalam
mencapai cita-cita dan mewujudkan segala keinginannya dengan usaha
dan semangat yang dilakukan. Etos kerja juga dapat kita pahami sebagai
kualitas esensial dari kerja seorang individu atau sekelompok orang
termasuk juga suatu bangsa, dimana kualitas tersebut merupakan pancaran
dari sistem nilai serta ide yang mereka yakini.
1. Fungsi dan Tujuan Etos Kerja
29 Mohammad As’ad, Psikologi Industry, (Yogyakarta:Libery,2003), cet. Ke-1, h.85
37
Secara garis besar etos kerja merupakan penggerak dan
motivasi individu dalam melakukan setiap kegiatan yang
mencerminkan dirinya.
Menurut A. Tabrani Rusyan dalam bukunya “Pendekatan
Dalam Proses Belajar dan Mengajar” etos kerja memiliki fungsi:
a. Pendorong timbulnya perbuatan
b. Penggairah dalam aktivitas
c. Penggerak, seperti mobil mesin bagi mobil besar kecilnya motivasi
akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.30
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja
Faktor-faktor yang potensial mempengaruhi terbentuknya etos
kerja selain banyak, tidak jarang dilatarbelakangi oleh kausalitas plural
yang kompleks sehingga memunculkan berbagai kemungkinan.31
Manusia memang makhluk yang sangat kompleks, ia
memilikirasa suka, benci, marah gembira, sedih berani, takut dan lain-
lain. Ia juga mempunyai kebutuhan, kemauan, cita-cita dan angan-
angan. Manusia mempunyai dorongan hidup tertentu, pikiran dan
pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan sikap dan pendirian,
selain itu ia juga mempunyai lingkungan pergaulan dirumah atau
tempat kerjanya. Realitas sebagaimana tersebut tentu mempengaruhi
30 A. Tabrani Rusyan, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung:CV
Remaja Rosdakarya, 1989), Cet. ke-8, h. 63. 31 Ahmad Janan Asifudin, Etos Kerja Islami, (Surakarta: Muhammadiyah Universitas
Press, 2004), h. 29.
38
dinamika kerjanya secara langsung atau tidak langsung. Sebagai misal
rasa benci yang terdapat pada seorang pekerja, ketidakcocokan
terhadap atasan atau teman satu tim, keadaan seperti itu sangat
potensial untuk menimbulkan dampak negatif pada semangat,
konsentrasi dan stabilitas kerja orang yang bersangkutan.
Sebaliknya rasa suka pada pekerjaan, kehidupan keluarga yang
harmonis, keeadaan sosio kultural, sosio ekonomi dan kesehatan yang
baik, akan sangat mendukung kegairahan dan aktivitas kerja. Orang
yang bekerja sesuai dengan bidang dan cita-cita dibandingkan dengan
orang yang bekerja diluar bidang dan kehendak mereka niscaya tidak
sama dalam antusias dan ketekunan bekerja masing-masing.
Disamping itu faktor lingkungan alam berperan bila keadaan
alam, iklim dan sebagainya berpengaruh terhadap sikap orang kerja
itu. Selain itu terdapat dimensi transendental yaitu dimensi yang
melampaui batas-batas nilai materi yang mendasari etos kerja manusia
hingga dimensi ini kerja dipandang sebagai ibadah. Jalaludin secara
lebih tegas mengemukakan agama dapat menjadi smber motivasi kerja,
karena didorong oleh rasa ketaatan dan kesadaran ibadah. Etos kerja
terpancar dari sikap hidup mendasar manusia terhadap kerja,
konsekuensinya pandangan hidup yang bernilai transenden juga dapat
menjadi sumber motivasi yang berpengaruh serta ikut berperan dalam
proses terbentuknya sikap itu.
39
Nilai-nilai transenden akan menjadi landasan bagi
berkembangnya spiritualitas sebagai salah satu faktor yang efektif
membentuk kepribadian. Etos kerja tidak terbentuk oleh kualitas
pendidikan dan kemampuan semata. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan inner life, suasana batin dan semangat hidup yang terpancar
dari keyakinan dan keimanan ikut menentukan pula. Oleh karena itu
agama (Islam) jelas dapat menjadi sumber nilai dan sumber motivasi
yang mendasari aktivitas hidup, termasuk etos kerja pemeluknya.
3. Indikasi-indikasi Orang Beretos Kerja Tinggi
Adapun indikasi-indikasi orang yang beretos kerja tinggi pada
umumnya meliputi sifat-sifat:
1. Kesetiaan Tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan dan
mengamalkan segala sesuatu yang ditaati dengan penuh tanggung
jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam
sikap dan tingkah laku sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
2. Prestasi Kerja, Suatu hasil yang secara nyata dapat dicapai dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
3. Tanggung Jawab, Kesanggupan seorang untuk menyelesaikan
pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan
tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan
yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.
40
4. Kejujuran, Ketulusan hati seorang dalam melaksanakan tugas dan
kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang
diberikan kepadanyaa
5. Kerja Sama, Kemampuan seorang untuk bekerja bersama-sama
dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang
ditentukan, sehingga mencapai dayaguna dan hasil guna yang
sebesar-besarnya.
6. Prakarsa, Kemampuan seorang untuk mengambil keputusan,
langkah-langkah atau melaksanakan sesutu tindakan yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu
perintah dari atasannya.
7. Kepemimpinan, Kemampuan seorang untuk meyakinkan orang
lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk
melaksanakan tugas pokoknya.
4. Ciri Etos Kerja Muslim
Menurut H. Toto Tasmara ciri-ciri orang yang mempunyai etos
kerja akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya, diantaranya
sebagai berikut:
a. Memiliki jiwa kepemimpinan (leadership)
Kepemimpinan berarti kemampuan untuk mengambil posisi
dan sekaligus memainkan peran, sehingga kehadiran dirinya
memberikan pengaruh pada lingkungannya. seorang pemimpin
41
adalah seorang yang mempunyai personalitas yang tinggi.
Integritasnya terhadap keyakinan tauhid, berjuang dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kepemimpinan dalam etos
kerja artinya setiap personil diharapkan memiliki sifat
kepemimpinan dimana personil TNI AU mampu dalam memimpin
baik untuk dirinya sendiri maupun untuk rekan kerjanya.
b. Selalu berhitung
Sebagaimana Rosullulah bersabda
اعلم لدنيأك اكنك تعيأ شبدا واعآل لمخرتأك كنك تموأغ تد “Bekerjalah untuk duniamu, seakan-akan engkau akan
hidup selama-lamanya, dan beribadahlah untuk akhirat seakan-
akan engkau akan mati esok” Dari sabda Rosullulah tersebut
memberikan penjelasan bahwa manusia harus selalu berhitung atas
waktu yang dimilikinya, komitmen pada janji dan disiplin pada
waktu merupakan citra seorang muslim sejati. Selalu berhitung
bagi seorang TNI mengindikasikan kualitas bekerja, selalu
berhitung juga berarti tidak membuang buang waktu yang dimiliki,
selain itu selalu berhitung dalam pekerjaan dapat membantu
personil membuat target pencapaian sebagai personil TNI AU.
c. Menghargai waktu
42
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menghargai dan
menggunakan waktu sebaik mungkin, karena waktu tidak akan
pernah diputar kembali. Menghargai waktu dalam etos kerja
artinya menggunakan waktu yang diberikan dengan sebaik
mungkin dengan cara tidak mengulur ulur waktu dalam
menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan, artinya setiap personil
TNI diharapkan dapat memaksimalkan waktu dan tidak membuang
buang waktu karena tanggung jawabnya terhadap pekerjaan
merupakan prioritas utama yang harus di laksanakan bagi para
personil TNI.
d. Tidak pernah puas dalam berbuat kebaikan (positive improvement)
Merasa puas didalam berbuat kebaikan adalah tanda-tanda
kematian kreativitas, seperti peribahasa yang berbunyi apa yang
akan engkau dapat sesuai dengan apa yang engkau tanam. Maka
setiap manusia harus berbuat kebai kan agar mendapatkan segala
kebaikan pula di dalam hidupnya. Seorang personil TNI
diharapkan dapat memberikan banyak kebaikan kepada dirinya
sendiri, pekerjaannya, keluarganya dan lingkungan sekitarnya,
pencitraan seorang TNI sangatlah penting, karena Tentara Nasional
Indonesia merupakan profesi penting dalam pemerintahan sebagai
alat pertahanan Negara juga pelayan masyarakat, oleh karena itu
sebaiknya seorang personil TNI selalu berbuat kebaikan juga
menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.
43
e. Hidup berhemat dan efisien
Memiliki cara pandang berhemat dan efisien membuat individu
terhindar dari keinginan berfoya-foya dan bersikap hedonisme,
personil TNI hidup berhemat dan efisien juga diharapkan dapat
membentuk personil yang selalu bersikap sederhana artinya dalam
kehidupan sehari hari para personil tidak bersikap mubadzir yaitu
berfoya foya dan mengejar kenikmatan duniawi saja, selain itu juga
tidak menyalahgunakan kekuasaan dan fasilitas yang diberikan dan
serta bertindak transparant sehingga tidak ada bentuk korupsi, kolusi
dan nepotisme.
f. Memiliki jiwa wiraswasta (entrepreneurship)
Memiliki jiwa dan semangat berwiraswasta tinggi, memikirkan
segala fenomena yang ada disekitarnya mewujudkannya dalam bentuk
yang nyata dan realistis. Dalam hal ini personil TNI diharapkan dapat
mampu menciptakan kreasi dan lapangan pekerjaan bagi
lingkungannya tanpa mengkesampingkan tugas utamanya sebagai
seorang personil TNI.
g. Memiliki insting bertanding dan bersaing
Semangat bertanding merupakan sisi lain dari citra seorang
muslim yang memiliki semangat jihad, panggilan untuk bertanding
dalam segala lapangan kebajikan dan meraih prestasi, dihayatinya
dengan penuh rasa tanggung jawab sebagai panggilan Allah. Dalam
etos kerja personil TNI diharapkan memiliki insting bertanding dalam
44
membela Negara kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan
kewajibannya sebagai warga Negara Indonesia dan Tentara Nasional
Indonesia
h. Keinginan untuk mandiri (independent)
Sesungguhnya daya inovasi dan kreativitas hanyalah terdapat
pada jiwa yang merdeka, sedangkan jiwa yang terjajah akan terpuruk
dalam penjara nafsunya sendiri sehingga dia tidak pernah mampu
mengaktualisasikan kemampuan serta potensi yang dimilikinya.
Seorang TNI harus mandiri dalam segala hal baik dalam lingkungn
pekerjaan maupun lingkungan social, hal ini mencerminkan personil
TNI tidak bergantung pada siapapun.
i. Haus untuk memiliki sifat keilmuwan
Sikap orang yang berilmu adalah selalu haus untuk mencicipi
ilmu, karena dia sadar bahwa Rasullulah mewajidkan kepada setiap
muslim untuk mencari ilmu dan menggali ilmu walau ke negeri Cina
sekalipun, bersikap kritis dan objektiv atas ilmu yang didapatnya.
Seorang personil TNI AU harus memiliki wawasan yang luas terhadap
perkembangan Negara nya maupun perkembangan dunia, seorang
personil selalu memiliki rasa haus akan ilmu sehingga ia selalu mau
belajar dan belajar lagi guna mendapatkan wawasan dan ilmu yang
baru.
45
j. Berwawasan Makro – Universal
Dengan memiliki wawasan makro, seorang muslim menjadi
manusia yang bijaksana, mampu membuat pertimbangan yang tepat.
Wawasannya yang luas ini, mendorong dirinya lebih realistis dalam
membuat perencanaan dan tindakan. Para personil TNI AU memiliki
wawasan universal guna mengetahui perkembangan dari dunia,
mengetahui perubahan-perubahan globalisasi yang terjadi dengan
tujuan melindungi negaranya yaitu Kesatuan Republik Indonesia, bila
seorang TNI AU tidak memiliki wawasan yang universal di
khawatirkan akan berpengaruh pada etos kerja, dalam hal ini
contohnya para personil mengetahui batas negaranya apa saja yang
menjadi milik dari Negara yang harus dimiliki dan apa saja ancaman
bagi negaranya.
k. Memperhatikan kesehatan dan gizi
Etos kerja pribadi muslim adalah etos kerja yang sangat erat
kaitannya dengan cara dirinya memelihara kebugaran dan kesegaran
jasmaninya. Men Sana In Corpero Sana, bagi seorang muslim
bukanlah hanya sebagai motto olah raga tetapi dia bagian dari spirit
dan gemuruh jiwanya untuk selalu berprestasi. Seorang personil
diharuskan memperhatikan kesehatannya untuk menunjang dirinya
dalam bekerja, pekerjaan para Tentara Nasional Indonesia lebih
banyak berhubungan dengan kekuatan fisik, jika ia tidak bisa menjaga
46
kesehatan maupun asupan gizi yang baik maka akan berpengaruh pada
kualitas kerjanya.
l. Ulet dan pantang menyerah
Keuletan merupakan modal yang sangat besar didalam
menghadapi segala macam tantangan atau tekanan. Keuletan untuk
personil TNI AU merupakan cerminan kerja keras yang harus dimiliki,
bekerja dengan sungguh sungguh dan mengabdikan dirinya untuk
Negara.
m. Berorientasi pada produktivitas
Seorang muslim harus selalu mengembangkan potensinya agar
mampu menghasilkan dan memberikan sumbangan baik tenaga dan
pikiran, dengan begitu ia akan selalu membiasakan dirinya untuk
selalu produktivitas dalam segala bidang. Berproduktivitas untuk
seorang personil TNI AU artinya mampu menghasilkan pekerjaan
yang berkualitas.
n. Memperkaya jaringan silaturahmi32
Menjalin silaturahmi adalah kewajiban bagi umat muslim
karena dengan mempererat tali silaturahmi berarti seorang muslim
menjalin persaudaraan antar sesama, bagi personil TNI AU
mempererat tali silaturahmi dilakukan dengan personil lainnya,
32 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, hal. 29-59.
47
keluarganya maupun lingkungan sekitarnya. Dengan memperkaya
jaringan silaturahmi para TNI menunjukan bahwa ia adalah makhluk
sosial yang saling membutuhkan antara satu sama lain dalam
kehidupan sehari-hari
Dengan adanya ciri ciri tersebut, setiap muslim akan berupaya
maksimal dalam melakukan pekerjaannya. la berusaha menyelesaikan
setiap tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dan
berusaha pula agar setiap hasil kerjanya menghasilkan kualitas yang
baik dan memuaskan. Dengan kata lain, ia akan menjadi orang yang
terbaik dalam setiap bidang yang ditekuninya. Ada tiga tahapan yang
harus dilakukan seseorang agar prestasi kerja meningkat dan kerjapun
bernilai ibadah yaitu:
1. Kerja keras, ukuran kerja keras adalah kesempatan berbuat, tanpa
pamrih
2. Kerja cerdas. kepasifan dalam menghadapi pekerjaan membatasi
seseorang tidak berusaha meningkatkan kemampuan
profesionalismenya. Profesionalisme biasanya dijadikan ukuran
dalam peningkatan prestasi di setiap pekerjaan.
3. Ikhlas, ukuran ikhlas berdasarkan ajaran Islam. Ikhlas dalam
berkarya adalah kunci kejujuran. Banyak para pekerja yang dalam
pekerjaannya tekun dan cerdas namun tidak ikhlas yang pada
akhirnya menjadi petaka.
48
Sikap kerja keras dan berusaha untuk mengubah nasib, rajin,
dan sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan merupakan anjuran
dan kewajiban bagi insan yang beragama Islam. Agama merupakan
motivasi dan sumber gerak serta dinamika dalam mewujudkan etos
kerja. Islam menyuruh manusia untuk bekerja dan mengubah nasibnya
sendiri. Manusia wajib berusaha dan berikhtiar untuk mewujudkan
kesejahteraan dan kebahagiaan masing-masing. Memang hanya
manusia yang mau berusaha, bekerja keras, dan sungguh-sungguh
yang akan meraih prestasi, baik kesuksesan hidup di dunia maupun di
akhirat. Ada beberapa sikap mental yang mencerminkan sikap ini
antara lain:
a. Proaktif, yaitu sikap yang ingin mengubah lingkungan, mengubah
keadaan yang ada, atau membuat suasana lebih kondusif.
b. Memulai suatu pekerjaan dengan setelah sempurna dalam pikiran.
Kegiatan seperti ini kegiatan yang mengacu kepada visi, misi dan
tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Hal ini
menggambarkan bahwa pekerjaan tersebut tergantung niat masing-
masing.
c. Selesai mengerjakan suatu pekerjaan beralihlah kepada yang lain.
Kita harus selalu mengatur waktu untuk mengerjakan pekerjaan
sehingga tidak ada waktu yang terbuang, membuat nilai waktu itu
maksimal, baik untuk urusan dunia ataupun akhirat.
d. Mewujudkan Sinergi, saling bekerjasama mencapai tujuan.
49
e. Sibuk memperbaiki diri sendiri, tidak memiliki waktu untuk
mencela orang lain.
Dalam Islam setiap perbuatan manusia mempunyai nilai
positif bagi kehidupan manusia. Karena itu setiap muslim tatkala
melakukan kegiatan, harus ada nilai tambah yang bermanfaat, baik
bagi dirinya ataupun orang lain.
50
BAB III GAMBARAN UMUM KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA
(KODIKAU) DAN KEGIATAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM
A. Sejarah dan Latar Belakang berdirinya (KODIKAU) Komando Pendidikan TNI Angkatan Udara, disingkat Kodikau adalah
Komando Utama Pembinaan TNI AU yang berkedudukan langsung dibawah
Kepala Staf Angkatan Udara. Kodikau bertugas menyelenggarakan pendidikan
pertama, pembentukan, pengembangan, spesialisasi, peralihan dan pendidikan
lain guna meningkatkan mutu personel TNI AU serta menyelenggarakan
pengembangan sistem pendidikan, didaktik, metodik pendidikan, dan ilmu
pengetahuan kedirgantaraan serta pembinaan potensi dirgantara di lingkungan
Kodikau dan jajarannya.
Setelah kemerdekaan diproklamirkan, para pejuang segera merebut
obyek-obyek vital dari Jepang termasuk pesawat-pesawat dengan jenis Ki-51
Guntai, Ki-43 Hayabusa, Ki-36/55 Cukui, Ki-5 Y1 Curen dan Ki-79 B
Nishikoren, Dakota, Avro Anson dan PBY-5A Catalina. Kemudan pesawat-
pesawat tersebut diperbaiki dengan fasilitas dan materiil yang serba kurang.
Namun dengan tekad yang kuat dari para pejuang tersebut, pesawat Curen
berhasil diterbangkan oleh Bapak Agustinus Adisutjipto, disusul kemudian
dengan berhasilnya pesawat Nishikoren mengudara.
51
Pada masa itu, sangat dibutuhkan penerbang-penerbang untuk mengawaki
pesawat-pesawat peninggalan Jepang, sementara penerbang yang ada sangat
terbatas. Untuk itu didirikan Sekolah Penerbang yang bersifat darurat di
Pangkalan Udara Maguwo pada tanggal 15 November 1945 yang dipimpin oleh
Bapak Agustinus Adisutjipto. Setelah sekolah ini dibuka, disusul dengan
penggabungan pendidikan penerbangan di Pangkalan Udara Bugis Malang yang
bersifat kursus kilat. Siswa-siswanya terdiri dari bekas siswa Aspirant Vrijiwillig
Kortverband, yang telah memiliki Klein Brevet, bekas siswa pendidikan
Vrijwillig Vlieger Corp (VVC, bekas siswa Aspirant Onder Officer Kortverband
Keerling Vlieger yang belum mendapat brevet maupun pemuda-pemuda pejuang
lainnya yang sama sekali belum pernah menerima pendidikan penerbang.
Sekolah ini bersifat “Dual Mission” yang artinya disamping melaksanakan
latihan-latihan terbang juga melakukan tugas-tugas operasi, baik pesawatnya
maupun siswa dan instrukturnya . Hasil pendidikan penerbang pertama ini
kemudian diikutsertakan dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Dengan perkembangan tugas dan fungsi Angkatan Udara, maka
diperlukan peningkatan personel secara kualitas maupun kuantitas, sehingga
Pimpinan Angkatan Udara mendirikan berbagai pendidikan, pendidikan yang
diselenggarakan oleh TNI AU adalah merupakan dibawah pimpinan Komando
Pendidikan Angkatan Udara.
52
B. Geografi Lanud Halim Perdanakusuma
Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) yang terletak di
Jakarta Timur memiliki letak geografis dengan koordinat 106,54 derajat Bujur
Timur dan 6,15 derajat Lintang Selatan,
Batas-batas sebelah Utara Jl. H. Sulaiman, Kelurahan Cipinang Melayu.
Sebelah Timur Kali Sunter, Kelurahan Jatiwaringin. Sebelah Selatan Jl. Raya
Pondok Gede, Kelurahan Lubang Buaya. Dan sebelah Barat berbatasan dengan
Kali Cipinang, Kelurahan Kebon Pala.
C. Visi dan Misi Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIK AU)
a. Visi Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIK AU)
Terwujudnya sumber daya manusia TNI Angkatan Udara yang berjiwa
Sapta Marga, profesional, berdaya guna dan berhasil guna agar mampu
menghadapi tantangan tugas-tugas kedepan.1
b. Misi Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIK AU)
Guna mewujudkan visi Kodikau, maka ditetapkan misi Kodikau sebagai
berikut :
1) Melaksanakan pendidikan pertama, pembentukan, pengembangan,
spesialisasi, peralihan serta pendidikan lain secara professional.
2) Melaksanakan pengkajian, pengembangan dan pembinaan sepuluh
komponen pendidikan dalam rangka menciptakan ide-ide inovatif dan
kreatif untuk kepentingan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan.
1 Wawancara Pribadi dengan Bapak Mutaqin, Jakarta 01 Agustus 2012. Pukul 14.00.
53
3) Meningkatkan kerja sama bidang pendidikan dengan instansi terkait
didalam dan diluar TNI Angkatan Udara untuk kepentingan
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan.
4) Meningkatkan fungsi perencaan, pengendalian dan pengawasan internal
di lingkungan Kodikau melalui penerangan sistem akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah.
D. Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas pokok sibintal (bimroh) adalah sebagai berikut:
a. Sibintal adalah staf pelaksanaan kadispers dalam melaksanakan
pelaksanaan personel di bidang pembinaan rohani
b. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Sibintal mempunyai tugas kewajiban
sebagai berikut:
1) Melaksanakan pembinaan rohani yang terdiri atas rohani Islam,
Khatolik, Protestant, Hindu, dan Budha
2) Melaksanakan pembinaan mental tradisi dan kejuangan
3) Memberikan penjelasan dan bantuan untuk pernikahan
4) Memberikan bantuan dalam pelaksanaan pemakaman
c. Sibintal dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh subseksi pembinaan
tradisi, disingkat Subsibintra
d. Sibintal dipimpin oleh kepala seksi pembinaan mental disingkat Kasibintal.
Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada
Kadispers
54
E. Pembimbing Rohani Islam
Pembimbing di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU)
adalah petugas yang memiliki tugas untuk memberikan bimbingan kerohanian
untuk para personil. Pembimbing di KODIKAU berjumlah 3 orang dan memiliki
latar belakang pendidikan Agama.
F. Terbimbing Rohani Islam
Terbimbing adalah jamaah yang mengikuti bimbingan Rohani Islam di
Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) dalam hal ini penulis
mebatasi terbimbing yang menjabat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu
laki-laki berjumlah 18 orang dan perempuan berjumlah 7 orang.
G. Aktivitas Bimbingan Rohani Islam
Aktivitas bimbingan rohani Islam di Komando Pendidikan Angkatan
Udara (KODIKAU), diadakan setiap 1 Minggu sekali yaitu pada hari Rabu pada
pukul 08.00 WIB – 10.00 WIB di Masjid An-Nur, adapun kegiatan bimbingan
rohani Islam ini adalah sholat wajib dan Sunnah berjamaah, pemberian ceramah
Islam dan ceramah kejuangan, dan pembacaan Al-Quran setelah itu diakhiri
dengan pembacaan shalawat nabi.
55
H. Struktur Organisasi (KODIK AU)
56
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini penulis akan memaparkan temuan yang penulis dapatkan
selama penelitian berlangsung di Komando Pendidikan Angkatan Udara
(KODIKAU), diantaranya identifikasi subyek penelitian, identifikasi objek
penelitian serta analisis efektivitas bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan
etos kerja personil.
Kegiatan bimbingan rohani Islam di Komando Pendidikan Angkatan
Udara merupakan agenda wajib yang harus diikuti oleh seluruh personel yang
sudah terjadwal dan merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan spritual
melalui pendekatan-pendekatan agama, selain dari meningkatkan spritual kegiatan
ini juga diharapkan dapat memberikan motivasi atau dorongan bagi para personel
dalam bekerja dan memenuhi kewajibannya sebagai umat beragama dan sebagai
seorang TNI AU.
A. Temuan Penelitian
a. Subyek I Pembimbing
Tabel 01 Pembimbing Rohani Islam
No Nama Usia Jabatan Pendidikan Bimbingan yang
Diberikan
1 Bapak Rosidi 43 Th Kasubdik Sarjana Bimbingan Sholat
57
Bintal
Kodikau
Agama Berjamaah dan
Semangat
Kejuangan
2 Bapak Sukri 43 Th Perwira
Rohani
Kodikau
Sarjana
Agama
Bimbingan
ceramah Islami
dan semangat
kejuangan
3 Achmad
Mukafi
36 Th Perwira
Rohani
Kodikau
Sarjana
Agama
Bimbingan Baca
dan Tulis Al-
Quran
Komando Pendidikan Angkatan Udara memiliki pembimbing
pembimbing rohani Islam diantaranya :
1. Rosidi
Menjabat sebagai pelaksana Kasubdik Bintal KODIKAU.
Adapun beliau merupakan lulusan dari Univeritas IAIN yang sekarang
berubah namanya menjadi UIN Jogjakarta setelah lulus sebagai
Sarjana Agama beliau mendaftarkan diri dan diangkat menjadi
anggota Bintal Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU).
Pria kelahiran 1970 ini dikenal dengan sosok yang berwibawa dan
kharismatik, antusiasme nya terhadap bidang keagamaan membuat
beliau semakin menambah ilmu pengetahuannya, ilmu yang ia
58
dapatkan kemudian ia salurkan di dalam kegiatan bimbingan rohani
Islam di KODIKAU.
Pada kegiatan bimbingan rohani Islam Bapak Rosidi
memberikan bimbingan solat dimana beliau menjadi imam,
memastikan bahwa semua terbimbing melakukan sholat berjamaah
pada waktunya. Keutamaan sholat bagi beliau adalah salah satu ibadah
yang dapat memacu para personil dalam bekerja. Telah diketahui
bahwa sholat merupakan tiang agama dan merupakan kewajiban yang
tidak boleh ditinggalkan seperti dalam ayat berikut ini :
وأقیموا الصالة وآتوا الزكاة واركعوا مع الراكعین
Artinya: “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah
beserta orang-orang yang rukuk.” (QS.Al- Baqarah : 43)1
قضیتم الصالة فاذكروا اللھ قیاما وقعودا وعلى جنوبكم فإذا فإذا اطمأننتم فأقیموا الصالة إن الصالة كانت على المؤمنین كتابا
موقوتا
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat (mu),
ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu
berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka
dirikanlah sholat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya sholat
itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman.” (QS.An- Nisa :103)2
1 Departemen Agama RI, Terjemah Dan Tajwid Disertai Tafsir Ringkas Ibnu
Katsir, (Jakarta : 2009), h. 7 2 Departemen Agama RI, Terjemah Dan Tajwid Disertai Tafsir Ringkas Ibnu
Katsir, (Jakarta : 2009), h. 103
59
Menurut bapak Rosidi Setiap orang yang mengejar materi
tanpa mengerjakan ibadah adalah termasuk mereka golongan
manusia yang sia-sia, karena kita hidup tidak di dunia saja
melainkan juga di akhirat. Begitupun sebaliknya orang orang yang
gemar beribadah tapi tidak melaksanakan kewajiban lainnya yaitu
bekerja adalah merupakan golongan manusia yang merugi dan
tidak bermanfaat. Seseorang yang sibuk bekerja sehingga
meninggalkan shalat lima waktu, tidak sesuai dengan Islam.
Rasulullah saw bersabda yang artinya,
اعلم لدنيأك اكنك تعيأ شبدا واعآل لمخرتأك كنك تموأغ تد Artinya: ”kerjakanlah untuk kepentingan duniamu seolah-olah
kamu akan hidup selama-lamanya, tetapi kerjakanlah untuk
kepentingan akhiratmu seolah-olah kamu akan mati
besok.”(H.R.Ibnu Asakin).3
Karena itu melaksanakan ibadah dan melaksanakan
pekerjaan harus seimbang. Ibadah merupakan cara untuk
memberikan dorongan ataupun motivasi bagi para personil dalam
melaksanakan pekerjaannya, dengan melaksanakan ibadah secara
teratur seorang personil diharapkan akan mampu mengkonsep
dirinya sendiri dalam menjauhi larangan larangan agama dan tidak
melanggar peraturan dari KODIKAU.
3 Wawancara Pribadi, dengan bapak Rosidi, Jakarta 12 September 2012, Pukul
14.00
60
Bimbingan sholat yang diberikan adalah bimbingan sholat
wajib dan sholat sunnah berjamaah yaitu sholat dhuha dan sholat
Dzuhur.
2. Sukri Sapulaha
Menjabat sebagai Perwira Rohani Kodikau, beliau
merupakan salah satu pembimbing rohani Islam sejak tahun 2011
sampai dengan sekarang, pria kelahiran tahun 1970 ini merupakan
lulusan Sarjana Agama dari IAIN Jogjakarta, beliau aktif dalam
mengikuti kegiatan pemuda masjid dan Majlis Ta’lim. Hal ini
membuat pengetahuan tentang agama beliau semakin bertambah dan
mengasah potensi yang dimiliki, oleh sebab itu beliau sangat mahir
dalam menyampaikan ceramah ceramah keagamaan dalam kegiatan
bimbingan rohani Islam di Kodikau.
Menurut Bapak sukri ceramah merupakan dakwah Islam yang
sangat diperlukan dalam memberikan bimbingan bagi para personel.
Seperti diketahui Dakwah tidak hanya terbatas pada ceramah agama
dan tabligh akbar. Segala usaha dan upaya yang kita lakukan untuk
mencapai tujuan-tujuan dakwah sebagaimana tersebut diatas adalah
dakwah. Karena itu, dakwah sebetulnya bisa dilakukan dengan
berbagai macam cara, mulai dari yang paling sederhana seperti
memberi nasihat kepada teman kita, memberikan sedikit ilmu yang
61
kita ketahui kepada orang lain, atau memberikan keteladanan yang
baik.4
Sabda Rasulullah saw:
بلغوا عني ولو أیة
Artinya : “Sampaikan dariku meski hanya satu ayat”.
Jika engkau tahu satu ayat, sampaikan satu ayat. Jika engkau
tahu dua ayat, sampaikan dua ayat. Demikian seterusnya. Jangan
sampai kita tahu satu ayat apalagi lebih tetapi kita diam saja atau
bahkan menyembunyikannya.
Dalam kegiatan pemberian ceramah ini pembimbing
memberikan materi yang berasal dari Al-Quran maupun hadits dalam
bentuk buku modul maupun selebaran fotocopy an hal ini
dimaksudkan agar setiap personel dapat memahami materi yang
diberikan. Kegiatan ceramah yang dilakukan selain untuk memberikan
pengetahuan agama juga sebagai sarana memberikan motivasi bekerja
untuk para personel hal ini dilakukan dengan harapan para personil
semakin giat dalam bekerja. Selain ceramah Islam, kegiatan
bimbingan lainnya yang diberikan oleh bapak Sukri adalah semangat
kejuangan dimana materi yang diberikan berkenaan dengan tugas dan
tanggung jawab personil sebagai insan yang beragama juga sebagai
anggota TNI, pembimbing menyerukan motivasi dan dorongan bagi
4 Wawancara pribadi dengan bapak Sukri, 19 September 2012, pukul 14.00
62
para personil, memberikan wejangan yang sifatnya agar para personil
semakin giat dalam bekerja, bekerja yang dimaksud bukan hanya
bekerja mengejar materi dan jabatan tetapi bekerja yang juga bernilai
ibadah.
3. Achmad Mukafi
Menjabat sebagai Perwira Rohani Kodikau, beliau merupakan
salah satu pembimbing rohani sejak Maret 2012 sampai dengan
sekarang, pria kelahiran tahun 1977 ini merupakan lulusan Sarjana
Agama IAIN Jakarta. Beliau sering menambah pengetahuan
keagamaannya dengan membaca buku-buku Islam, kemampuan
menguasai ilmu Al-Quran membuat ia dipercaya menangani dan
membimbing personil yang tidak atau belum bisa membaca dan
menulis Al-Quran. Dalam kegiatan Biasanya dalam membimbing
personil itu beliau memberikan jam khusus diluar jam kegiatan
bimbingan rohani Islam, sampai sekarang ini banyak personil yang
sudah mampu membaca dan menulis Al-Quran, pembimbing juga
mengajarkan tajwid, makhorijul harfi, dan diajarkan tata cara menulis.
Media dan alat yang digunakan dalam proses bimbingan ini adalah
ayat-ayat al-Qur’an, Hadist nabi dan pengetahuan umum yang
berkenaan dengan kecerdasan spiritual.
Kegiatan membaca Al-Quran dilakukan setelah melakukan
sholat Dhuha berjamaah, pembimbing memimpin dalam membaca Al-
quran dan kemudiaan diikuti oleh para personel, selain membcakan
63
ayat Al-quran juga dibacakan artinya hal ini dilakukan dengan tujuan
para personil memahami kandungan dari ayat tersebut. Dalam
perjalanan kegiatan ini para personil lainnya juga diberikan
kesempatan memimpin dalam membacakan Al-Quran dengan begitu
para personil dapat melatih sikap kepemimpinan dan juga dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki. 5
Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa seecara umum
pembimbing memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang luas, serta
mempunyai kemampuan dalam bidangnya khususnya dalam bidang
keagamaan.
Kalau kita lihat data yang ada pada tabel 1 diatas bahwa semua
pembimbing rohani Islam di Komando Pendidikan Angkatan Udara
adalah mereka yang memiliki gelar Sarjana Agama, hal ini sesuai
dengan bidang dan kemampuan yang dimiliki oleh pembimbing untuk
memberikan bimbingan rohani Islam kepada para personil secara
proffesional.
Dengan berbagai macam pengalaman mereka dan mengingat
posisi mereka di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU),
penulis menganggap mereka lebih tau tentang informasi yang
diharapkan oleh penulis dan memudahkan penulis mendapatkan
temuan atau hasil penelitian, karena itu penulis memutuskan untuk
menjadikannya subyek I dalam penelitian ini.
5 Wawancara dengan bapak Akmad Mukafi, Jakarta, 03 Oktober 2012. Pukul
14.00
64
b. Subyek II Terbimbing yaitu Personil TNI AU Komando Pendidikan
Angkatan Udara (KODIKAU).
Dalam penelitian ini penulis membatasi pada terbimbing bagian
PNS atau Pegawai Negeri Sipil, hal ini bertujuan untuk mempermudah
penulis dalam melakukan penelitian karna setelah penulis melakukan
observasi personil Kodikau yang rutin dan tidak pernah absen kecuali
pada hari besar adalah personil bagian PNS.
Adapun deskripsi terbimbing sebagai berikut:
Tabel 02 Terbimbing berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-Laki 18
2 Perempuan 7
Jumlah 25
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terbimbing laki laki
berjumlah 18 orang dan terbimbing perempuan berjumlah 7 orang.
Tabel 03 Terbimbing Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah
1 24-28 8
2 29-33 3
3 34-38 5
4 39-43 2
5 44-48 5
6 49-55 2
Jumlah 25
65
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas
terbimbing berada di kisaran usia 25-30 tahun, yang mana pada
usia ini dikatakan sebagai usia produktif.
Yang menjadi fokus subyek II dalam penelitian ini adalah
empat personil TNI AU, pengambilan subyek didasarkan karena
keempat personil penulis mengamati kehadirannya cukup baik dan
aktif dalam setiap kegiatan bimbingan rohani Islam, hal ini
memudahkan penulis dalam mengamati serta mengambil data
dalam kelengkapan penelitian, berikut merupakan identitas para
personil :
a. Partiman
Beliau dilahirkan di Purworejo pada tanggal 7 Maret 1980,
menjadi anggota TNI AU merupakan cita cita sejak ia kecil,
kecintaannya kepada Tentara Republik Indonesia ia dapatkan
dengan melihat almarhum ayahnya yang juga seorang TNI AU,
dalam pengamatan penulis beliau merupakan salah satu
personil yang aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan rohani
Islam.
Menurut bapak Partiman selama ia mengikuti kegitan
bimbingan ia merasa tenang
“saya selalu rutin mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam, karena setiap kali saya mengikuti bimbingan ini saya merasa tenang, menjadi jauh lebih baik dan bekerja pun menjadi tanpa
66
beban, karna itu kegiatan bimbingan rohani Islam disini harus terus dilaksanakan”. 6
Personil merasakan adanya perbedaan ketika mendapat
bimbingan dia merasa tenang, menjadi jauh lebih baik dan
bekerja tanpa beban. Karena sudah dijelaskan bahwa fungsi
dari bimbingan salah satunya adalah:
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan ini dapat membantu para individu dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah dan berkelanjutan.7
Ketenangan dan ketentraman merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi etos kerja para personil, jika ia
merasa tenang dan tentram, maka dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tanpa beban.
b. R. Ghufron
Beliau dilahirkan di Lumajang pada tanggal 7 September
1973, beliau sudah menjadi TNI AU selama 16 Tahun, melihat
keinginan orang tua yang mengharapkan beliau menjadi
anggota TNI maka beliau dengan sangat terpaksa mengikuti
keinginan orang tuannya, setelah sekian lama mengabdikan diri
menjadi TNI pada akhirnya beliau jatuh cinta pada profesi ini.
Dalam pengamatan penulis beliau merupakan salah satu
6 Wawancara pribadi dengan bapak Partiman, Jakarta 21 September 2012, pukul
15.00 7 Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 26-27.
67
personil yang aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan rohani
Islam.
Menurut bapak Guhfron sebelum mendapatkan bimbingan
dia merasa bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya,
“sebelum saya mengikuti bimbingan saya merasa bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup aja, bekerja kan dapat gaji ya, jadi saya rajin bekerja, tapi setelah saya mengikuti bimbingan rohani Islam saya sadar bahwa bekerja merupakan salah satu cara kita beribadah kepada Tuhan, dengan kita bekerja berarti kita telah melaksanakan kewajiban kita sebagai umat manusia, saya juga bersyukur karna setelah saya pikir-pikir saya termasuk orang yang beruntung, walaupun saya tidak minat menjadi TNI, tapi rejeki saya ternyata ya dari sini”8 Disini terlihat bahwa bimbingan rohani ini membantu
mengarahkan personil ke arah yang lebih baik, karena prinsip
bimbingan:
Menurut M. Arifin bimbingan berarti menunjukan atau memberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya dimasa kini dan masa mendatang.9
Dari keterangan diatas maka terlihat bahwa kegiatan
bimbingan rohani Islam yang dilakukan dapat memberikan
pencerahan untuk menuntun seseorang menemukan arah dan
tujuan.
8 Wawancara pribadi dengan bapak Ghufron, Jakarta 26 September 2012, pukul
10.00. 9 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama,
(Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1998), Cet. Ke-6, h-1.
68
c. M. Ardiansyah
Beliau di lahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Oktober 1970 ,
beliau sudah menjadi anggota TNI AU selama 20 Tahun,
Dalam pengamatan penulis beliau merupakan salah satu
personil yang aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan rohani
Islam. Menurut beliau kegiatan bimbingan rohani Islam dapat
memberikan motivasi dalam bekerja dan menumbuhkan etos
kerja.
“Saya sangat antusias dalam mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam ini, karena setiap kali saya mengikuti kegiatan ini saya sangat bersemangat dalam menjalankan tugas dan kewajiban saya sebagai seorang TNI, kegiatan ini sangat positif dilakukan karena dapat memberikan motivasi bagi kami para personil, oh iya selain itu saya merasa memiliki etos kerja saya semakin baik setelah mengikuti kegiatan ini”. 10
Dari keterangan diatas terlihat bahwa kegiatan bimbingan
rohani Islam dapat memberikan motivasi dan menumbuhkan
etos kerja. Karena di dalam kegiatan bimbingan dapat
memberikan solusi dan membantu mengembangkan dirinya.
d. Siti Mulyaningsih
Beliau dilahirkan di Semarang pada tanggal 26 November
1971, beliau sudah menjadi anggotaTNI AU selama 16 tahun,
ia selalu antusias dalam bekerja, karena menurutnya profesi
nya saat ini merupakan pekerjaan yang mulia dalam menjaga
kesatuan Republik Indonesia. Dalam pengamatan penulis
10 Wawancara pribadi dengan Bapak M. Ardiansyah. Jakarta, 03 Oktober 2012,
pukul 10.00
69
beliau merupakan salah satu personil yang aktif dalam
mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam. Menurut beliau
kegiatan bimbingan rohani Islam dapat menjadi pengingat
“Saya merasa semangat dalam bekerja dan beribadah, saat semangat kerja saya menurun begitu diingatkan lagi dengan kegiatan bimbngan rohani Islam, maka semangat kerja saya tumbuh kembali”.11
Dari keterangan diatas terlihat bahwa kegiatan bimbingan
rohani Islam dapat menjadi pengingat dan penegur untuk
personil yang kehilangan semangat dalam bekerja maupun
yang sedang lalai dalam melaksanakan tugasnya
Dalam melakukan penelitian yang penulis lakukan adalah
pendekatan kepada para personil secara individu dengan
melakukan percakapan pribadi atau wawancara agar dapat
mengetahui informasi yang ada.
B. Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Etos Kerja Personil Komando
Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU)
Bimbingan rohani Islam disini adalah salah satu hak perawatan
personil yang diberikan oleh dinas TNI AU kepada seluruh prajurit TNI AU.
bimbingan rohani Islam termasuk sarana untuk menambah pengetahuan
tentang Islam dan sebagai sarana untuk memberikan motivasi kerja bagi para
11 Wawancara pribadi dengan ibu Siti Mulyaningsih, Jakarta, 10 Oktober 2012,
pukul 09.00
70
personil. Bimbingan rohani Islam di komando pendidikan angkatan udara
(KODIK AU) bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan bagi
personil, guna untuk tercapainnya tugas pokok TNI AU. Artinya disini
bimbingan rohani Islam memfokuskan tujuannya untuk memberikan
pengetahuan keagaamaan dan memberikan motivasi bagi para personil dalam
melakukan tugasnya bekerja sebagai Tentara Republik Indonesia.12
Bimbingan rohani Islam dilaksanakan 1 kali dalam 1 minggu, setiap
hari Rabu waktu bimbingan pukul 08.00 -10.00 dengan durasi 2 jam. Dan
bertempat di Masjid satuan An-Nur. Adapun kegiatan bimbingan rohani Islam
tersebut memiliki beberapa kegiatan diantaranya menyampaikan materi –
materi tentang Islam (aqidah, fiqih,dll), tanya –jawab tentang pengetahuan
Islam,renungan dan nasehat – nasehat bijak untuk para personil, yang
dilanjutkan dengan memberikan ceramah mengenai semangat kejuangan,
ceramah semangat kejuangan ini materi yang disampaikan berisi motivasi
serta arahan untuk selalu bekerja dengan giat dan baik. Para personil
diharapkan dapat memiliki pandangan yang baik dalam bekerja, hal ini
dilakukan dengan tujuan agar para personil khususnya yang beragama muslim,
segala bentuk pekerjaan yang dilakukan sarat akan makna beribadah.
Setelah itu dilanjutkan dengan shalat Dhuha bersama di masjid satuan,
dilanjutkan dengan pembacaan Al-Quran. Selain pembimbing para personil
juga diberikan kesempatan untuk memberikan ceramah dengan tujuan dapat
12 Wawancara pribadi dengan bapak Rosidi, Jakarta 12 September 2012, pukul
15.00.
71
mengembangkan potensi yang dimiliki, para personil bergantian memberikan
ceramah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Mengenai bentuk efektifitas bimbingan rohani Islam yang peneliti
dapatkan dari para pembimbing bahwa kegiatan bimbingan rohani Islam ini
menggunakan metode langsung (metode berkomunikasi langsung/tatap muka)
baik secara individu maupun kelompok antara pembimbing dan terbimbing
dan metode tidak langsung. Untuk mempermudah pembimbing melakukan
bimbingan dalam menumbuhkan etos kerja personil, berikut beberapa metode
yang bisa digunakan:
1. Metode langsung
Metode secara langsung ini dilakukan dengan tujuan materi yang
disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para personil, metode
langsung ini dilakukan secara kelompok maupun individual.13
a. Kelompok, yakni pembimbing secara langsung memberikan materi
di depan para personil, dengan bantuan media berupa microfon.
Metode langsung secara kelompok dilakukan pada kegiatan
pemberiaan tausyiah dan ceramah, sholat Dhuha berjamaah,
membaca surat Yasin dan kegiatan pembacaan shalawat. Metode ini
juga dapat membimbing personil agar dapat bersosialisasi dengan
personil lainnya dan dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya.
13 Wawancara pribadi dengan Bapak Rosidi, Jakarta 12 September 2012
72
b. Individual, yakni pembimbing secara langsung mengamati dan
melakukan observasi langsung. metode langsung secara individu
dilakukan pada saat kegiatan memberikan bimbingan bagi personil
yang belum mampu membaca dan menulis Al-Quran, selain itu juga
pada saat kegiatan tanya jawab interaktif dimana pembimbing
memberikan pertanyaan tentang materi yang telah diberikan.
c. Metode tidak langsung
Metode ini menggunakan media massa, disini pembimbing
memberikan modul atau selembar fotocopyan yang berisi materi-
materi yang akan diberikan.
C. Efektifitas Bimbingan Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Etos Kerja
Personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU).
Efektifitas hanya mengkaji output, ketika membicarakan efektifitas
kita tidak memperdulikan berapa banyak sumber daya yang dibutuhkan.
Tidak perduli berapa banyak input berupa waktu, energi maupun bahan yang
dibutuhkan, ukuran efektifitas hanyalah jumlah output yang dihasilkan, makin
banyak output yang layak dari sejumlah output yang dihasilkan maka dapat
dikatakan efektif. Pengukuran efektivitas organisasi dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai pendekatan yang berbeda, mengasumsikan bahwa
organisasi akan menugaskan input yang berasal dari lingkungannya melalui
suatu proses internal menjadi output yang akan dilemparkan kembali
kelingkungannya.
73
Akan tetapi untuk mengkaji output alangkah baiknya kita mengetahui
dahulu apa saja tujuan utama dari suatu kegiatan yang akan dikaji
keefektifitasannya, agar terlihat dahulu kriteria-kriteria yang menunjang
pencapaian tujuan.
Tujuan bimbingan rohani Islam di Komando Pendidikan Angkatan
Udara (KODIKAU) diantaranya:
a. Meningkatkan Iman dan Taqwa bagi personil Kodikau guna tercapainya
tugas pokok TNI AU.
b. Memenuhi kebutuhan spritual
c. Menggali atau mengasah potensi yang dimiliki personil
d. Menumbuhkan semangat dan memberikan motivasi kerja bagi para
personil
e. Membina akhlak para personil
f. Mempererat tali silaturahmi antar sesama personil 14
Dari kegiatan bimbingan yang diberikan sudah sangat efektif menurut
hasil wawancara dan obeservasi yang peneliti lakukan, kegiatan sholat
berjamaah, penyampaian dakwah dan pembacaan Al-Quran dilakukan rutin
dan sudah sangat lama sehingga menghasilkan suatu tujuan yang inggin
dicapai.
Sofyan S Wilis, mengatakan bahwa agama amat menyentuh iman,
taqwa dan akhlak. Jika iman kuat maka ibadah akan lancar termasuk berbuat
14 Wawancara Pribadi dengan Bapak Rosidi, Jakarta, 12 September 2012.
74
baik dengan sesama, dan bekerja dengan giat. Dengan kata lain kuatnya iman
dan lancarnya ibadah akan memudahkan seorang individu untuk
mengendalikan dirinya agar selalu beribadah.15
Etos kerja tidak terbentuk oleh kualitas pendidikan dan kemampuan
semata. Faktor-faktor yang berhubungan dengan inner life, suasana batin dan
semangat hidup yang terpancar dari keyakinan dan keimanan ikut
menentukan pula. Oleh karena itu agama (Islam) jelas dapat menjadi sumber
nilai dan sumber motivasi yang mendasari aktivitas hidup, termasuk etos
kerja pemeluknya.
Ciri seorang personil dapat dikatakan memiliki etos kerja apabila ia
memenuhi unsur-unsur dibawah ini:
a. Cara Pandang
Bekerja sangatlah penting sebagaimana pentingnya ibadah,
bekerja juga merupakan salah satu ciri orang bertaqwa yakni sebuah
ketaatan kepada sang Kholik, karena orang yang bekerja dan
berpenghasilan akan sanggup memberi makan, pakaian, dan tempat
tinggal kepada keluarga yang ditanggungnya. Islam mewajibkan kepada
semua pengikutnya untuk bekerja, di dalam islam tidak diizinkan adanya
kaum yang menjauhkan diri dari pencaharian rizki dan hanya berpangku
tangan atau mengharapkan dikasihani oleh orang lain.
15 Sofyan S. Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, (Bandung: Alfabet
IKAPI), h. 38.
75
b. Motivasi kerja
Motivasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas manusia
karena motivasi merupakan hal yang dapat menyebabkan, menyalurkan,
dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja, giat dan antusias
untuk mencapai hasil yang optimal.
c. Disiplin Kerja
Disiplin kerja adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu mentaati
tata tertib. sedangkan disiplin dalam bekerja adalah sikap kejiwaan
seorang personil yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau
memenuhi segala peraturan yang telah ditentukan, kedisiplinan dalam
bekerja antara lain tercermin melalui sikap tanggung jawab terhadap apa
yang menjadi tanggung jawabnya sehingga personil itu mampu
menghargai waktu, rajin mengerjakan apa yang menjadi tugasnya serta
mampu memenuhi segala peraturan dan tata tertib dimana ia bekerja.
d. Produktivitas
Produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental
yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana hari
ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari
hari kemarin. Seorang personil dituntut untuk dapat menghasilkan suatu
ide atau gagasan baru dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
Apabila seorang personil memiliki atau memenuhi unsur-unsur
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ia memiliki kualitas yang baik,
76
agar seorang personil selalu memiliki etos kerja maka diperlukan adanya
bimbingan yang bersifat rohani.
Membicarakan tentang efektivitas berarti melihat ada tidaknya
efek yang diberikan oleh kegiatan bimbingan rohani Islam dalam
menumbuhkan etos kerja personil. Berikut akan dijelaskan apa saja
bentuk kegiatan dan efeknya bagi etos kerja para personil :
a. Kegiatan ceramah islami dan ceramah kejuangan
Dalam melaksanakan ceramah Islami maupun kejuangan
para personil diberikan kesempatan untuk terjun langsung atau ikut
memberikan ceramah sesuai dengan jadwal yang ditentukan, hal ini
bertujuan agar para personil dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya, dalam hal ini setiap personil diberikan wawasan dan
pengetahuan tentang ajaran Islam, serta diberikan motivasi dan
pandangan dalam bekerja, bahwasanya bekerja adalah juga
merupakan ibadah maka setiap personil hendaknya bekerja dengan
ikhlas semata mata mengharapkan ridho dari Allah SWT, terdapat
adanya perubahan setelah mengikuti kegiatan ceramah Islami dan
kejuangan ini para personil menjadi antusias dalam bekerja, hal ini
terlihat dari kedisiplinan dan ketaaatan dalam bekerja dan beribadah
b. Sholat Dhuha
Dalam melaksanakan kegiatan sholat Dhuha para personil
diberikan jadwal untuk menjadi imam secara bergantian, dengan
77
tujuan agar para personil memiliki nilai kepemimpinan. Sholat
Dhuha berjamaah ini juga melatih kedisiplinan para personil dalam
beribadah, hal ini terlihat dari banyaknya personil yang melakukan
sholat Dhuha berjamaah meskipun bukan pada saat jam kegiatan
pemberian bimbingan, semakin giat dalam melaksanakan juga
mendorong personil semakin giat dalm bekerja, karena dengan
beribadah yang tekun dan pemahaman keagamaan yang baik akan
dapat menumbuhkan pandangan etos kerja yang baik terhadap
personil.
c. Pembacaan Al-Quran dan Hadits
Dalam melaksanakan pembacaan Al-Quran dan Hadits
kepada para personil diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
membina akhlak serta mental para personil agar senantiasa selalu
berada dalam koridor ajaran Islam. dari kegiatan ini terlihat setelah
mengikuti kegiatan para personil saling menjaga silaturahmi, bekerja
dengan menggunakan etika artinya bekerja dilakukan dilakukan
dengan cara yang benar tidak mengganggu kenyamanan orang lain,
sesuai aturan dan dapat menghasilkan ide ide kreatif.
D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Dalam setiap pelaksaan suatu kegiatan tentunya akan selalu
dihadapkan dengan faktor penghambat yang akan mengganggu jalannya
78
kegiatan dan faktor pendukung yang akan membantu kelancaran dalam dalam
rangka tercapainya tujuan kegiatan.
Begitu juga dengan kegiatan bimbingan rohani Islam menemukan
faktor penghambat dan faktor pendukung diantaranya:
1. Faktor penghambat
a. Kegiatan bimbingan rohani Islam di Komando Pendidikan Angkatan
Udara (KODIKAU), memiliki durasi waktu yang sedikit dalam
pelaksanaan kegiatan.
b. Karena Komando Pendidikan Angkatan udara merupakan lembaga
pemerintahan maka terkadang waktu kegiatan terbentur dengan acara
lembaga ataupun pemerintahan.
c. Fasilitas dan tempat yang digunakan dalam memberikan materi
kurang mencukupi.
2. Faktor Pendukung
a. Dalam pelaksanaan kegiatan suatu bukan hanya kegiatan yang bagus
tetapi staff pelaksana yang berkualitas juga menjadi faktor yang
menentukan dalam mensukseskan kegiatan. Komando Pendidikan
Angkatan Udara (KODIKAU) dalam hal ini memiliki tim
pembimbing yang berkualitas yang mempunyai kemampuan dan
keahlian yang dapat memberikan bimbingan rohani Islam.
b. Dari pihak personilnya sendiri yang antusias dan giat dalam
mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam ini, apabila personil giat
maka kegiatan bimbingan ini terus berjalan sesuai dengan fungsinya.
79
Dalam suatu proses kegiatan faktor penghambat harus segera
mungkin dihilangkan agar usaha yang dilakukan tidaklah menjadi
sia-sia. Dan begitu juga dengan faktor pendukung dalam hal ini
penyelenggara kegiatan harus terus melakukan evaluasi untuk
menemukan dan terus mencari faktor apa saja yang menjadi
pendukung kegiatan bimbingan rohani Islam.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan rohani Islam disini adalah salah satu hak perawatan personil
yang diberikan oleh dinas TNI AU kepada seluruh prajurit TNI AU.
bimbingan rohani Islam termasuk sarana untuk menambah pengetahuan
tentang Islam dan sebagai sarana untuk memberikan motivasi kerja bagi para
personil. Bimbingan rohani Islam di komando pendidikan angkatan udara
(KODIK AU) bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan bagi
personil, guna untuk tercapainnya tugas pokok TNI AU.
Dari hasil penelitian skripsi yang berjudul efektifitas bimbingan rohani
Islam alam menumbuhkan etos kerja personil Komando Pendidikan Angkatan
Udara (KODIKAU), akhirnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada dasarnya materi yang disampaikan merupakan pengetahuan yang
bersumber dari agama diantaranya Al-quran dan Hadits, metode yang
dilakukan agar kegiatan bimbingan rohani Islam berjalan efektif yaitu
metode langsung/ tatap muka, metode inidilakukan pada kegiatan
pemberiaan tausyiah dan ceramah, sholat Dhuha berjamaah, membaca
surat Yasin dan kegiatan pembacaan shalawat. Metode tidak langsung
disini pembimbing memberikan modul atau selembar fotocopyan yang
berisi materi-materi yang akan diberikan.
81
2. Dari penelitian yang telah dilakukan, maka bimbingan rohani Islam telah
efektif, hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan beberapa responden
yaitu anggota dan pembimbing yang menyatakan bahwa mereka merasa
adanya manfaat dan tercapainya tujuan.
3. Selain dapat membina dan memberikan pengetahuaan keagamaan
kegiatan bimbingan rohani Islam juga dapat menumbuhkan etos kerja,
hal ini terlihat dari hasil wawancara dan juga hasil observasi. Kegiatan
ini memacu para personil semakin giat dalam beribadah dan bekerja.
B. Saran
Dari pemaparan diatas, sebagai pelengkap dari penelitian ini, maka disini
penulis akan memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Kalau dilihat dari secara kegiatan, sebaiknya para pembimbing
memberikan kegiatan bimbingan dengan metode-metode yang menarik
agar para personil tidak merasa jenuh dalam mengikuti kegiatan ini.
2. Untuk terbimbing atau personil, agar dapat benar-benar mengamalkan
apa yang telah didapat khususnya mengimplementasikan ilmu yang
didapat dalam pekerjaannya agar pekerjaan yang dilakukan sarat akan
makna ibadah.
DAFTAR PUSTAKA
A. Hallen. Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching: 2005).
Anorasa, Pandji. Psikologi Kerja, (Jakarta: Rinekha Cipta, 2001).
Arifin, M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1987).
-------- M. Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979).
As’ad, Mohammad. Psikologi Industry, (Yogyakarta: Libery, 2003).
B. Hurllock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 2005).
Bachtiar, Wardi. Metedologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997).
Hadi, Sutrisno. Metedologi Research, (Yogyakarta: Andi Ofset, 1992).
Hasibuan, Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Askara, 2001).
Hatta, Ahmad. Tafsir Qur’an Dilengkapi Dengan Ababun Nujul dan Terjemahan.
Hidayati, Nurul. Metedologi Penelitian Dakwah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006).
Islam, Musya Asy’arie. Etos Kerja dan Pemberdayan Ekonomi Umat, (Yogyakarta: Les’i 1997).
Kafie, Jamaludin. Psikologi Dakwah, (Surabaya: Penerbit Indah, 1993).
Luthfi, M. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008).
Munir, Amin Samsul. Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010).
Nasution, Harun. Islam Di Tinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1987).
Nata, Widjaja Rachman. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesi, 1990).
Nawawi, Hadri. Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada UniversityPress, 1998).
Peter, F.Drucker. Bagaimana Menjadi Eksekutif Yang Efetif, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1986).
Rusyan, A. Tabrani. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengjar, (Bandung: CV Remaja Rosdakarya, 1989).
Salim, Yenny. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Shadly, Hasan. Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1990).
Sukardi, Dewa Ketut. Pendekatan Konseling Karir, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989).
Suwarto, Fx. Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1999).
Tasmara, Toto. Etos Kerja Pribadi Muslim. (Jakarta: PT.Dana Bhakti Wakaf, 1995).
Walgito, Bimo. Bimbingan Penyuluhan Di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Ofset, 193).
Wingkel, WS. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah Menengah, (Jakarta: Gramedia, 1989).
DAFTAR WAWANCARA
Nama : Rosidi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 43 Tahun
Jabatan : Kasubdik Bintal KODIKAU
Pendidikan Terakhir : S1
1. Tanya: sudah berapa lama anda menjadi pembimbing di Komando
Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) ?
Jawab: Saya menjadi pembing sudah 3 tahun sejak 2010
2. Tanya: Apa tujuan dari diadakannya bimbingan rohani Islam di
Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIK AU) ?
Jawab : Tujuan bimbingan rohani Islam di Komando Pendidikan
Angkatan Udara (KODIKAU) diantaranya: Meningkatkan Iman dan
Taqwa bagi personil Kodikau guna tercapainya tugas pokok TNI
AU. Memenuhi kebutuhan spritual. Menggali atau mengasah potensi
yang dimiliki personil. Menumbuhkan semangat dan memberikan
motivasi kerja bagi para personilMembina akhlak para personil. Dan
Mempererat tali silaturahmi antar sesama personil
3. Tanya: Apa sajakah kegiatan yang diberikan dalam proses
bimbingan rohani Islam di KODIKAU ini ?
Jawab: kegiatan yang diberikan sangat banyak ada pemberian
ceramah Islam dan Kejuangan, membaca Al-Quran dan Kegiatan
Sholat berjamaah, pada kegiatan bimbingan ini saya bertugas
memberikan bimbingan sholat dimana rutin dilaksanakan sholat
Dhuha Berjamaah, saya memastikan bahwa semua personil yang
mengikuti kegiatan ini melakukan sholat berjamaah, tapi bagi
personil perempuan yang sedang berhalangan mereka tetap datang
tetapi tidak melaksanakan sholat hanya ikut mendengarkan ceramah
Islam saja.
4. Tanya: Berapa kali dalam seminggu bimbingan rohani Islam ini
dilakukan dan berapa lama durasi yang dibutuhkan dalam
memberikan bimbingan?
Jawab: kegiatan bimbingan rohani Islam ini dilakukan pada hari
Rabu pukul 08.00 sampai dengan pukul 10.00 berdurasi 2 jam
5. Tanya: Apa saja materi yang anda sampaikan, dan metode apa yang
digunakan?
Jawab: Dalam pemberian bimbingan materi yang disampaikan
semuanya bersumber dari ajaran agama Islam untuk menambah
pengetahuaan keagamaan personil. Dalam memberikan bimbingan
saya bertugas memberikan bimbingan sholat selain melakukan sholat
berjamaah saya juga memberikan modul atau secarik kertas yang
isinya tuntunan sholat juga ayat-ayat yang memerintahkan kewajiban
tentang melaksanakan sholat, sholat merupakan tiang agama
mba..seseorang yang sibuk bekerja sehingga meninggalkan sholat
lima waktu tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam memberikan metode yang digunakan adalah metode yang
sifatnya langsung dan berkelompok.
6. Tanya: Apa saja kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
memberikan bimbingan?
Jawab: Dalam setiap kegiatan tentu ada kendalanya, tapi selama
saya memberikan bimbingan disini tidak ada kendala yang
signifikan paling hanya durasi atau waktu yang kurang untuk
memberikan bimbingan.
7. Tanya : Menurut Bapak apakah setiap personil harus memiliki etos
kerja?
Jawab : Tentu siapapun manusia yang bekerja harus memiliki etos
kerja, khususnya bagi para personil ia harus memiliki etos kerja agar
pekerjaan yang dilakukannya berkualitas dan bermanfaat bagi
dirinya maupun bagi Negara Republik Indonesia.
8. Tanya : Jenis kegiatan bimbingan rohani Islam apa saja yang
dilakukan disini dan dapat menumbuhkan etos kerja para personil ?
Jawab : Ada banyak kegiatan disini yang dapat menumbuhkan etos
kerja, semua kegiatan bimbingan rohani Islam baik itu bimbingan
sholat, membaca Al-Quran maupun ceramah Islam dan kejuangan,
kegiatan ini tentunya memberikan hasil yang positif untuk
mendorong dan memotivasi para personil agar bekerja dengan lebih
giat.
9. Tanya : Menurut Bapak adakah perbedaan yang terlihat dari para
personil setelah melakukan kegiatan bimbingan rohani Islam dalam
melaksanakan pekerjaannya?
Jawab: Saya melihat para personil semakin giat dalam bekerja dan
beribadah, sholat berjamaah rutin dilakukan tidak hanya pada saat
jam kegiatan bimbingan, tetepi juga pada saat sholat Dzuhur para
personil juga berjamaah, selain itu mereka juga menerapkan etika
dalam bekerja saling menghargai antar sesama personil dan menjaga
tali silaturahmi.
10. Tanya: Adakah indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam
memberikan bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos
kerja personil ?
Jawab: Dalam memberikan bimbingan ini saya ada indikator yang
saya terapkan diantaranya: personil giat dalam melaksanakan ibadah,
adanya semangat yang tinggi dalam bekerja, memahami tugas dan
tanggung jawabnya sebagai anggota TNI AU. Bermanfaat bagi
lingkungannya baik dalam lingkungan sosial, keluarga maupun
pekerjaan.
Jakarta, 12 September 2012
Pewawancara Yang Diwawancara
DAFTAR WAWANCARA
Nama : Sukri Sapulaha
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 43 Tahun
Jabatan : Perwira Rohani
Pendidikan Terakhir : S1
1. Tanya: sudah berapa lama anda menjadi pembimbing di Komando Pendidikan
Angkatan Udara (KODIKAU) ?
Jawab: kurang lebih 2 Tahun sejak bulan maret 2011
2. Tanya: Apa tujuan dari diadakannya bimbingan rohani islam di Komando Pendidikan
Angkatan Udara (KODIK AU) ?
Jawab : Untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan bagi personil KODIKAU
guna tercapainya tugas pokok TNI AU , selain itu juga memberikan pengetahuan
keagaamaan, memberikan bimbingan dan metovasi dalam bekerja.
3. Tanya: Apa sajakah kegiatan yang diberikan dalam proses bimbingan rohani Islam di
KODIKAU ini ?
Jawab: Ada Banyak kegiatan ya mba tapi yang paling rutin itu ya pada hari Rabu jam
08.00 sampai jam 10.00 di Masji An-Nur, kegiatan yang dilakukan sholat Dhuha
berjamaah, kegiatan pembacaan Al-quran dan ceramah Islam. Tapi selain itu juga ada
kegiatan pelaksanaan hari besar Islam misalnya Maulid Nabi, peringatan Isra Miraj
dan Sholat Id.
4. Tanya: Berapa kali dalam seminggu bimbingan rohani islam ini dilakukan dan berapa
lama durasi yang dibutuhkan dalam memberikan bimbingan?
Jawab: Seminggu hanya satu kali pada hari rabu jam 08.00 sampai dengan jam 10.00
di Masjid An-Nur dengan durasi waktu 2 jam.
5. Tanya: Apa saja materi yang disampaikan, dan metode yang digunakan?
Jawab: Materi yang diberikan
Ada bimbingan Sholat, membaca Al-Quran, Ceramah Islam dan Kejuangan, tapi saya
memberikan ceramah Islam disini. Materi yang saya bawakan semua bersumber dari
Al-Quran dan Hadits lalu kemudiaan sampaikan kepada seluruh jamaah, tiap minggu
tentunya mengangkat tema yang berbeda beda, metode yang dilakukan adalah metode
langsung berupa tanya jawab dan metode tidak langsung dengan memberikan buku
modul atau selebaran foto copyan yang isinya materi-materi yang akan dibawakan.
6. Tanya: Apa saja kendala dan hambatan yang dihadapi dalam memberikan
bimbingan?
Jawab: Sejauh ini tidak ada hambata yang saya rasakan . semuanya berjalan seperti
yang diinginkan para pembimbing dan terbimbing saling mendukung terlaksananya
kegiatan bimbingan rohani Islam ini.
7. Tanya : Menurut Bapak apakah setiap personil harus memiliki etos kerja?
Jawab : Tentu seorang personil harus memiliki etos kerja, dengan begitu ia dapat
melaksankan tugasnya sebagai anggota personil TNI AU.
8. Tanya : Jenis kegiatan bimbingan rohani Islam apa saja yang dilakukan disini dan
dapat menumbuhkan etos kerja para personil ?
Jawab : Pada dasarnya semua kegiatan bimbingan rohani Islam disini dapat
menumbuhkan etos kerja, karena segala bentuk kegiatan yang diberikan memotivasi
dan sebagai penggerak para personil agar lebih giat dalam bekerja dan beribadah,
bentuk kegiatannya pembacaan Al-Quran, pemberian ceramah Islam dan kejuangan
serta melaksanakan Shalat Dhuha Berjamah.
9. Tanya : Menurut Bapak adakah perbedaan yang terlihat dari para personil setelah
melakukan kegiatan bimbingan rohani Islam dalam melaksanakan pekerjaannya?
Jawab: Ya, saya melihat adanya perbedaan disini, para personil semakin giat dalam
bekerja dan beribadah karena menurut saya kegiatan ini bernilai positif, selain itu
karna kegiatan ini rutin dilakukan secara berkesinambungan tentunya para personil
yang giat dalam mengikuti kegiatan ini memiliki perubahan perubahan dalam bekerja.
10. Tanya: Adakah indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam memberikan
bimbingan rohani islam dalam menumbuhkan etos kerja personil ?
Jawab: semangat kerja personil, tidak adanya pelanggaran yang dilakukan oleh
personil KODIKAU , menumbuh semangatkan bahwa bekerja adalah ibadah.
Jakarta, 19 September 2012
Pewawancara Yang Diwawancara
DAFTAR WAWANCARA
Nama : Achmad Mukafi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 36 Tahun
Jabatan : Perwira Rohani
Pendidikan Terakhir : S1
1. Tanya: sudah berapa lama anda menjadi pembimbing di Komando Pendidikan
Angkatan Udara (KODIKAU) ?
Jawab: kurang lebih 2 tahun
2. Tanya: Apa tujuan dari diadakannya bimbingan rohani islam di Komando Pendidikan
Angkatan Udara (KODIK AU) ?
Jawab : untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan bagi para personil, meberikan
pengetahuan keagamaan dan membina para personil agar selalu berada di jalan yang
benar untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
3. Tanya: Apa sajakah kegiatan yang diberikan dalam proses bimbingan rohani Islam
di KODIKAU ini ?
Jawab: Melaksanakan Sholat berjamaah, membacakan Al-Quran dan ceramah Islam
juga ceramah kejuangan yang rutin dilakukan.
4. Tanya: Berapa kali dalam seminggu bimbingan rohani islam ini dilakukan dan berapa
lama durasi yang dibutuhkan dalam memberikan bimbingan?
Jawab: seminggu dilakukan hanya satu kali pada hari rabu jam 08.00 sampai jam
10.00 berdurasi 2 jam
5. Tanya: Apa saja materi yang disampaikan, dan metode yang digunakan?
Jawab: Materi yang disampaikan bersumber dari AlQuran dan seluruh pengetahuan
agama, yang sifatnya memberikan wejangan serta motivasi dalam bekerja dan
beribadah, saya dalam kegiatan ini khusus memberikan bimbingan membaca Al-
Quran pada hari rabu, biasanya dalam kegiatan ini para personil juga ikut memimpin
membacakan ayat Al-quran secara bergantian agar mereka dapat mengembangkan
potensi yang dimiliki, dengan begitu terlihat mana anggota personil yang bisa dan
paham membaca Al-Quran dan mana yang belum. Bagi para personil yang belum bisa
saya memberikan jam khusus diluar jam kegiatan.
6. Tanya: Apa saja kendala dan hambatan yang dihadapi dalam memberikan
bimbingan?
Jawab: Durasi waktu yang diberikan masih kurang
7. Tanya : Menurut Bapak apakah setiap personil harus memiliki etos kerja?
Jawab : oh iya tentu harus etos kerja harus dimiliki agar para personil semakin giat
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
8. Tanya : Jenis kegiatan bimbingan rohani Islam apa saja yang dilakukan disini dan
dapat menumbuhkan etos kerja para personil ?
Jawab : semua kegiatan bimbingan rohani Islam disini dapat menumbuhkan etos
kerja karena semua kegiatan dapat memotivasi dan memberikan pemahaman kepada
para personil agar giat dalam bekerja dan beribadah
9. Tanya : Menurut Bapak adakah perbedaan yang terlihat dari para personil setelah
melakukan kegiatan bimbingan rohani Islam dalam melaksanakan pekerjaannya?
Jawab: oh iya ada perbedaan yang terlihat, personil tentu memiliki sifat dan
karakteristik masing masing, ada yang hanya giat dalam beribadah tetapi tidak dalam
bekerja, ada juga yang giat sekali dalam bekerja tapi tidak melaksanakan ibadah,
dengan adanya kegiatan bimbingan rohani Islam ini yang rutin dilakukan, mereka jadi
berubah, kegiatan ibadah dan bekerja menjadi lebih seimbang.
10. Tanya: Adakah indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam memberikan
bimbingan rohani islam dalam menumbuhkan etos kerja personil ?
Jawab: indikator yang ingin dicapai adalah adanya semangat kerja yang meningkat
dari para persinil KODIKAU dalam bekerja,
Jakarta, 03 Oktober 2012
Pewawancara Yang Diwawancara
DAFTAR WAWANCARA
Nama : Partiman
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Purwerejo, 07 Maret 1980
Jabatan : PNS KODIKAU
Pendidikan Terakhir : S1
1. Tanya: Sudah berapa lama anda menjadi TNI AU?
Jawab: 10 Tahun
2. Tanya: Apakah menjadi seorang TNI AU adalah keinginan anda?
Jawab: Iya mba betul sekali, dulu saya selalu ingin menjadi seorang TNI
AU karena melihat ayah saya yang juga seorang TNI AU, menurut saya
profesi ini sangat membanggakan
3. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang bimbingan rohani Islam?
Jawab: Kegiatan pemberian bimbingan spiritual yang di berikan oleh
dinas TNI AU , kepada seluruh personil.
4. Tanya: Sudah berapa lama anda mengikuti bimbingan rohani Islam ini?
Jawab: 10 Tahun
5. Tanya: Bagaimana tingkat pengetahuan anda setelah mengikuti
bimbingan rohani Islam ini?
Jawab: Tingkat pengetahuan saya semakin bertambah, karena setiap
mengikuti bimbingan ini materi yang diberikan itu beda-beda, ilmu yang
didapat pun semakin banyak dan berfariasi
6. Tanya: Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan dalam proes bimbingan
rohani Islam ini?
Jawab: Bimbingan sholat, baca dan tulis Al-Quran, Dakwah Islah,
ceramah kejuangan, dan membaca surat Yasin
7. Tanya: Materi apa saja yang diberikan oleh pembimbing rohani Islam?
Jawab: Materi sesuai tema yang diberikan , tetapi biasanya kita dapet
modul atau selebaran fotocopyan yang berisi pengetahuan keagamaan
seperti misalnya ayat-ayat Al-Quran maupun hadits
8. Tanya: Apakah anda dapat menyerap dan memahami materi yang
diberikan ?
Jawab: Iya saya bisa
9. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang Etos kerja?
Jawab: Pandangan terhadap nilai-nilai dalam bekerja dan Semangat
dalam bekerja
10. Tanya: Apakah seorang TNI AU harus memiliki Etos kerja?
Jawab: Oh iya pasti setiap personil harus memiliki etos kerja agar bisa
bekerja dan mengabdikan diri terhadap negara
11. Tanya: Menurut anda apakah kegiatan bimbingan rohani Islam ini dapat
menumbuhkan etos kerja anda?
Jawab: Iya sangat dapat menumbuhkan karena kegiatan ini memberikan
pengetahuan terhadap nilai-nilai keagamaan dan juga nilai-nilai bekerja
menurut pandangan Islam
12. Tanya: Apa yang anda rasakan semenjak anda mengikuti bimbingan
rohani Islam ini?
Jawab: Saya selalu rutin mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam,
karena setiap kali saya mengikuti bimbingan ini saya merasa tenang,
menjadi jauh lebih baik dan bekerja pun menjadi tanpa beban, karna itu
kegiatan bimbingan rohani Islam ini harus terus dilaksanakan.
13. Tanya: Apa yang anda harapkan setelah mengikuti bimbingan rohani
Islam ini terhadap etos kerja anda ?
Jawab: Saya berharap etos kerja saya semakin baik, semangat dan
kemauan saya dalam bekerja juga semakin baik selain itu saya berharap
iman saya semakin bertambah kepada Allah SWT
14. Tanya : Menurut anda setelah mengikuti bimbingan rohani Islam ini
adakah perubahan yang anda rasakan terhadap sikap anda dalam bekerja ?
Jawab : Setelah saya mengikuti bimbingan saya merasa semakin
bersemangat dalam bekerja, saya juga semakin dekat dengan sesama
personil dan lebih bersabar dalam segala hal
15. Tanya: Selama mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam ini adakah
faktor penghambat dan faktor pendukung yang anda rasakan ?
Jawab: Faktor penghambatnya sih jam nya aja yang kurang, faktor
pendukungnya tempat nya bagus dan fasilitas nya juga bagus sehinnga
para personil jadi nyaman dalam mengikuti bimbingan
Jakarta,
Pewawancara Yang Diwawancara
DAFTAR WAWANCARA
Nama : R. Ghufron
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Lumajang, 07 September 1973
Jabatan : PNS KODIKAU
Pendidikan Terakhir : S1
1. Tanya: sudah berapa lama anda menjadi TNI AU?
Jawab: 16 Tahun
2. Tanya: Apakah menjadi seorang TNI AU adalah keinginan anda?
Jawab: Iya
3. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang bimbingan rohani Islam?
Jawab: Proses pemberian pemngetahuan keagamaan untuk meningkatkan
imtaq bagi para personil yang diberikan oleh dinas TNI AU
4. Tanya: Sudah berapa lama anda mengikuti bimbingan rohani Islam ini?
Jawab: 16 Tahun
5. Tanya: bagaimana tingkat pengetahuan anda setelah mengikuti bimbingan
rohani Islam ini?
Jawab: Semakin bertambah khususnya pengetahuan tentang keagamaan
dan yang bersifat spiritual
6. Tanya: Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan dalam proes bimbingan
rohani Islam ini?
Jawab: Ada banyak, Sholat berjamaah, Membaca Al-Quran, Ceramah
kejuangan, Ceramah Islam, Pembacaan Sholawat Nabi, dan membaca
Yasin
7. Tanya: Materi apa saja yang diberikan oleh pembimbing rohani Islam?
Jawab: Materinya tentang semangat kejuangan sama ceramah Islam,
temanya ganti-ganti sesuai moment yang sedang berlangsung
8. Tanya: Apakah anda dapat menyerap dan memahami materi yang
diberikan ?
Jawab: Tentu saja dapat
9. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang Etos kerja?
Jawab: Etos Kerja adalah cara pandang seseorag terhadap nilai-nilai
bekerja dan juga sikap sseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya
10. Tanya: Apakah seorang TNI AU harus memiliki Etos kerja?
Jawab: Tentu saja, karna seorang TNI adalah alat pemerintahan yang juga
bertugas melindungi negara dan sebagai contoh dimasyarakat, karena itu
seorang TNI harus memiliki etos kerja yang baik agar pekerjaan yang
dilakukan bernilai positif da produktif.
11. Tanya: Menurut anda apakah kegiatan bimbingan rohani Islam ini dapat
menumbuhkan etos kerja anda?
Jawab: Iya, dapat sekali menumbuhkan etos kerja dan menumbuhkan
iman dan ketaqwaan terhadap sang pencipta
12. Tanya: Apa yang anda rasakan semenjak mengikuti bimbingan rohani
Islam ini ?
Jawab: Sebelum saya mengikuti bimbingan saya merasa bekerja hanya
untuk memenuhi kebutuhan hidup aja, bekerja kan dapat gaji ya, jadi saya
rajin bekerja, tapi setelah saya mengikuti bimbingan ini saya sadar bahwa
bekerja merupakan salah satu cara kita beribadah kepada Tuhan, dengan
kita bekerja berarti kita telah melaksanakan kewajiban kita sebagai umat
manusia, saya juga bersyukur karena setelah saya pikir-pikir saya
termasuk orang yang beruntung, walaupun saya tidak minat menjadi TNI,
tapi rejeki saya ternyata ya dari sini.
13. Tanya: apa yang anda harapkan setelah mengikuti bimbingan rohani Islam
ini terhadap etos kerja?
Jawab: Saya berharap etos kerja saya semakin meningkat, semakin giat
dalam bekerja, lebih produktif lagi dan mengabdikan diri kepada
KODIKAU
14. Tanya : Menurut anda setelah mengikuti bimbingan rohani Islam ini
adakah perubahan yang anda rasakan terhadap sikap anda dalam bekerja ?
Jawab : Perubahan nya banyak tetapi yang paling saya rasakan adalah
semakin hari semakin bertambah kemauan saya untuk bekerja lebih giat
lagi.
15. Tanya : Selama mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam ini adakah
faktor penghambat dan pendukung yang anda rasakan?
Jawab : Faktor pendukunya pembimbing sangat komunikatif terhadap
personil, jadi para personil ga segan dalam bertanya, faktor
penghambatnya terlalu sedikit durasi bimbingannya
Jakarta,
Pewawancara Yang Diwawancara
DAFTAR WAWANCARA
Nama : M. Ardiansyah
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 01 Oktober 1970
Jabatan : PNS KODIKAU
Pendidikan Terakhir : S1
1. Tanya: sudah berapa lama anda menjadi TNI AU?
Jawab: 20 Tahun
2. Tanya: Apakah menjadi seorang TNI AU adalah keinginan anda?
Jawab: Iya keinginan dan cita-cita saya
3. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang bimbingan rohani Islam?
Jawab: Kegiatan pemberian bimbingan yang dapat meningkatkan iman
dan taqwa bagi seluruh personil yang bersumber dari ajaran agama Islam
dan merupakan hak personil yang diberikan oleh dinas TNI AU
4. Tanya: Sudah berapa lama anda mengikuti bimbingan rohani Islam ini?
Jawab: 20 Tahun
5. Tanya: bagaimana tingkat pengetahuan anda setelah mengikuti bimbingan
rohani Islam ini?
Jawab: Semakin bertambah setiap harinya
6. Tanya: Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan dalam proes bimbingan
rohani Islam ini?
Jawab: Ceramah Islah, ceramah kejuangan, sholat berjamaah, yasinan,
sholawatan dan membaca Al-Quran
7. Tanya: Materi apa saja yang diberikan oleh pembimbing rohani Islam?
Jawab: Banyak materinya mba.. biasanya dikasih selebaran kertas
fotocopyan atau buku modul isinya tentang pengetahuan keagamaan ayat-
ayat Al-Quran dan hadits
8. Tanya: Apakah anda dapat menyerap dan memahami materi yang
diberikan ?
Jawab: Iya dapat
9. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang Etos kerja?
Jawab: Etos Kerja adalah pandangan kita terhadap nilai pekerjaan dan
cara kita menerapkan nya dalam pekerjaan
10. Tanya: apakah seorang TNI AU harus memiliki Etos kerja?
Jawab: Tentu saja semua nya harus memiliki etos kerja agar dapat bekerja
dengan baik
11. Tanya: Menurut anda apakah kegiatan bimbingan rohani Islam ini dapat
menumbuhkan etos kerja anda?
Jawab: Iya dapat karena bimbingan rohani Islam ini selalu memberikan
pengetahuan keagamaan tentang nilai-nilai dalam bekerja dimana bekerja
merupakan ibadah dan kewajiban kita sebagai seorang muslim, selain itu
juga bimbingan ini memberikan wejangan tentang kedisplinan dalam
bekerja serta memotivasi parapersonil.
12. Tanya: Apakah yang anda rasakan semenjak mengikuti bimbingan
rohani Islam ini?
Jawab: Saya sangat antusias dalam mengikuti kegiatan bimbingan rohani
Islam ini, karena setiap kali saya mengiuti kegiatan ini saya merasa
bersemangat dalam menjalankan tugas dan kewajiban saya sebagai
seorang TNI, kegiatan ini sangat positif dilakukan karena dapat
memberikan motivasi bagi kami, oh iya.. selain itu saya merasa memiliki
etos kerja yang semakin baik.
13. Tanya: Apa yang anda harapkan setelah mengikuti bimbingan rohani
Islam ini terhadap etos kerja anda?
Jawab: Saya berharap etos kerja saya semakin meningkat
14. Tanya : Menurut anda setelah mengikuti bimbingan rohani Islam ini
adakah perubahan yang anda rasakan terhadap sikap anda dalam bekerja ?
Jawab : ya ada, jadi semakin giat lagi dalam melaksanakan tugas yang
diberikan atasan KODIKAU
15. Tanya : selama mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam ini adakah
faktor penghambat dan pendukung yang anda rasakan?
Jawab : Faktor penghambatnya tidak ada, faktor pendukung nya media
dan tempat bimbingannya menunjang.
Jakarta,
Pewawancara Yang Diwawancara
DAFTAR WAWANCARA
Nama : Siti Mulyaningsih
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 26 November 1971
Jabatan : PNS KODIKAU
Pendidikan Terakhir : S2
1. Tanya: Sudah berapa lama anda menjadi TNI AU?
Jawab:16 Tahun
2. Tanya: Apakah menjadi seorang TNI AU adalah keinginan anda?
Jawab: Ya benar sekali saya selalu ingin menjadi seorang TNI
3. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang bimbingan rohani Islam?
Jawab: Bimbingan Rohani Islam adalah salah satu hak perawatan
personil yang diberikan oleh dinas TNI AU kepada seluruh personil
TNI AU guna memberikan bimbingan dan pengetahuan keagamaan
dalam menjalani kehidupan dan mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat
4. Tanya: Sudah berapa lama anda mengikuti bimbingan rohani Islam
ini?
Jawab: Selama masa dinas saya 16 Tahun
5. Tanya: Bagaimana tingkat pengetahuan anda setelah mengikuti
bimbingan rohani Islam ini?
Jawab: Setelah mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam ini saya
merasa semakin bertambah tingkat pengetahuan saya terhadap
agama maupun terhadap nilai-nilai kehidupan dan pekerjaan saya
6. Tanya: Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan dalam proes
bimbingan rohani Islam ini?
Jawab: Kegiatan Membaca Al-Quran, Sholat berjamaah, ceramah
Islam atau ceramah Kejuangan, kadang-kadang juga membacakan
surat Yasin
7. Tanya: Materi apa saja yang diberikan oleh pembimbing rohani
islam?
Jawab: Materi bervariasi tergantung jenis bimbingan tetapi semua
materi berasal dari ajaran agama Islam
8. Tanya: Apakah anda dapat menyerap dan memahami materi yang
diberikan ?
Jawab: Iya saya dapat menyerap dan memahami materi yang
disampaikan karena media yang digunakan menurut saya sudah
sangan baik.
9. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang Etos kerja?
Jawab: Etos kerja adalah cara pandang kita terhadap nilai kerja ,
semangat dan kemauan untuk bekerja
10. Tanya: Apakah seorang TNI AU harus memiliki Etos kerja?
Jawab: Setiap personil TNI harus memiliki etos kerja
11. Tanya: Menurut anda apakah kegiatan bimbingan rohani Islam ini
dapat menumbuhkan etos kerja anda?
Jawab: Ya benar sekali, bimbingan rohani Islam menumbuhkan
etos kerja karena dalam kegiatan ini memberikan pengetahuan
tentang nilai-nilai keagamaan dimana didalamnya diberikan
pengetahuan tentang bekerja menurut ajaran Islam adalah ibadah,
sehingga saya jadi semakin mengerti tentang bagaimna seharusnya
saya bekerja
12. Tanya: Apakah yang anda rasakan semenjak mengikuti bimbingan
rohani Islam ?
Jawab: saya merasa semangat dalam bekerja dan beribadah, saat
semangat kerja saya menurun begitu diingatkan lagi dengan kegiatan
bimbngan rohani Islam, maka semangat kerja saya tumbuh kembali
13. Tanya: apa yang anda harapkan setelah mengikuti bimbingan rohani
Islam ini terhadap etos kerja?
Jawab: yang diharapkan pertama kali adalah meningkatnya imtaq
dan dibarengi dengan semangat kerja untuk mengabdikan diri
kepada negar a dan memberikan yang terbaik kepada dinas
KODIKAU
14. Tanya : Menurut anda Setelah mengikuti bimbingan rohani Islam
ini adakah perubahan yang anda rasakan terhadap sikap anda dalam
bekerja ?
Jawab : ooh iya saya merasa semakin giat lagi dalam bekerja,
semangat datang kekantor dan berusaha untuk selalu bekerja dengan
baik
15. Tanya : selama mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam ini
adakah faktor penghambat dan pendukung yang anda rasakan?
Jawab : saya merasa tidak ada apapun hambatan yang berarti.
Faktor pendukungnya medianya memadai
Jakarta, 10 Oktober 2012
Pewawancara Yang Diwawancara
Gambar i Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU)
Gambar ii Masjid An-Nur
Gambar iii Wawancara dengan salah satu pembimbing
Gambar iv Wawancara dengan salah satu pembimbing
Gambar v
Kegiatan Ceramah Islam
Gambar vi Kegiatan Ceramah Kejuangan Dengan Membawa Modul
Gambar vii
Kegiatan Pembacan Shalawat
Gambar viii
Kegiatan Shalat Berjamaah
Gambar ix
Kegiatan Berjabat Tangan Untuk Menjalin Silaturahmi
Gambar x Wawancara Dengan Salah Satu Personil
Gambar xi
Foto Penulis Bersama Pembimbing dan Terbimbing