Upload
trankhuong
View
231
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI HUMAS PEMKOT TANGERANG DALAM
IMPLEMENTASI APLIKASI “TANGERANG LIVE”
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:
Ibtisamah Nur Rosyidah
NIM. 11130510002019
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M / 1438 H
i
ABSTRAK
Ibtisamah Nur Rosyidah
NIM. 1113051000209
Efektivitas Komunikasi Humas Pemkot Tangerang dalam Implementasi
Aplikasi Tangerang LIVE
Dalam menerapkan konsep kota yang berbasis teknologi saat ini (e-city).
Pemerintah Kota Tangerang berinovasi ikut serta dalam membangun smart city
dengan menciptakan sebuah aplikasi pelayanan berbasis online yang diberi nama
Sesuai dengan tag line Kota Tangerang sendiri, yaitu “Tangerag LIVE”. Proyek
smart city berdampak pada kualitas hidup warga dengan tujuan menjadikan
masyarakatnya menjadi lebih cerdas, sehat dan efisien dalam memperoleh
informasi dan pelayann dari pemerintahnya. Maka dari itu, masyarakat juga
dituntut untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan dan penyelenggaraan
kota, serta menjadi pengguna kota yang aktif.
Dengan banyaknya tumpang tindih peran dan fungsi antara Humas dan
Kominfo di instansi dan lembaga lainnya, Humas dan Kominfo di Pemkot
Tangerang justru bisa bekerjasama dan jalan beriringan. Dalam implementasi
sebuah program pemerintahyang dirancang untuk masyarakat dibutuhkan pola
komunikasi yang baik untuk menciptakan komunikasi yang efektif dan efisien
demi mencapai tujuan organisasi.Hasil yang semakin mendekati sasaran atau
tujuan berarti semakin tinggi tingkat efektivitasnya.
Dalam penelitian ini, timbul beberapa masalah yang diangkat oleh penulis.
Pertama, Bagaimana kegiatan komunikasi dan publikasi aplikasi Tangerang LIVE
oleh Humas Pemkot Tangerang, kedua, Bagaimana respon masyarakat kota
Tangerang mengenai aplikasi Tangerang LIVE?
Dalam peneltian ini, peneliti menggunakan teori Model komunikasi PR
Two Way Asymmetrical Communication. Grunig menjelaskan bahwa model in
merupakan cara PR untuk mengubah sikap publik dengan tujuan atau sasaran
organisasi. Persuasi dalam teori ini dianggap sebagai tujuan utama dan dijalankan
melalui komunikasi dua arah dengan efek yang tidak seimbang (imbalanced
effect). Dalam model ini memiliki tujuan untuk mengajak dan mendapatkan
dukungan dari publik.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif,
yaitu menggambarkan dan memberikan pemaparan serta memberi penjelasan
mengenai yang diteliti berdasarkan wawancara mendalam serta analisis yang
diperoleh dalam penelitian terhadap aktivitas Humas Pemkot Tangerang dalam
mengomunikasikan aplikasi Tangerang LIVE.
Dari data yang ditemukan, peneliti menemukan beberapa temuan, antara
lain adalah proses komunikasi yang dilakukan Humas dan Kominfo Pemkot
Tangerang dalam menyebarluaskan terkait program pemerintah tersebut, lalu
respon masyarakat kota Tangerang mengenai aplikasi Tangerang LIVE, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa proses komunikasi yang dilakukan selama ini
dinilai efisien tetapi kurang efektif.
Kata kunci: Humas, Aplikasi Tangerang LIVE, Komunikasi, Efektif.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, shalawat beserta salam semoga selalu dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatNya dari jaman
jahiliyyah menuju jaman kepintaran.
Begitu banyak kesan dan manfaat yang dirasakan oleh penulis saat
menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “Efektivitas Komunikasi Humas Pemkot
Tangerang dalam implementasi aplikasi Tangerang LIVE”.Dalam menyelesaikan
skripsi ini peneliti tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga mendapatkan
pelajaran bahwa tidak ada kesuksesan tanpa adaya usaha dan kerja keras.
Selama proses penelitian skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bantuan,
bimbingan dan dukungan baik secara moril maupun akademis dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi
2. Dr, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I, Dr. Roudhonah
M.A. selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Suhaimi M.Si selaku Wakil
Dekan III, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Drs. Masran, M.A. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekertaris
iii
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi.
4. Bu Nunung Khairiyah, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah bersedia membimbing dan telah memberi banyak member
masukan serta saran selama penulisan skripsi ini.
5. Bu Naschiha, MA selaku dosen pembimbing akademik.
6. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah berjasa dalam memberikan ilmunya kepada penulis selama
empat tahun duduk dibangku perkuliahan.
7. Seluruh staf dan karyawan yang ada di Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Perpustakaan Utama dan juga Akademik
Mahasiswa yang telah melayani prosedur penggunaan pelayanan
fasilitas belajar dengan baik.
8. Papa dan Mama tercinta, M.Saifudin Zuhri dan Muksaromah Saleh
yang sangat luar biasa mendampingi penulis untuk bisa meraih
pendidikan setinggi-tingginya, untuk do’a, cinta, dukungan, kasih
sayang yang tidak henti-hentinya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Kakak dan Adik yang amat penulis sayangi, Dianita Nur Fadhillah
dan Muhammad Akmal Zuhri yang banyak memberikan semangat,
dan dukungan yang tiada henti.
10. Ibu Yunita Virdianti Prasetya selaku Kepala Sub.Bagian Humas
Pelayanan Informasi Publik Pemkot Tangerang yang telah
mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian langsung di
iv
bagian Humas pemkot Tangerang dan telah banyak membantu
peneliti dalam memperoleh data penelitian dan sekaligus sebagai
narasumber kunci dalam penelitian ini.
11. Bapak Adi Dzukifli selaku Kepala Bidang Pengembangan Aplikasi
Manajemen Pemerintahan, Dinas Kominfo Pemerintah Kota
Tangerang yang telah memberikan data berupa hasil wawancara
dan dokumentasi seputar aplikasi Tangerrang LIVE.
12. Seluruh staff bagian Humas Pemkot Tangerang dan teman-teman
magang di bagian Humas Pemkot Tangerang.
13. Seluruh narasumber pendukung dalam penelitian ini.
14. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia
(IMKI) PPT UIN Jakarta, Ikatan Remaja Masjid Fathulah
(IRMAFA), dan PMII komfakda terimakasih atas pengalaman
organisasi yang tak terlupakan.
15. Sahabat tercinta yang banyak membantu, mendukung dan memberi
semangat kepada peneliti. Kepada Farha Attaqia, Winarni, Siti
Farhatul Uyun, serta teman-teman Let’s Trip: Ka Defri, Ka Fazri
dan Ka Andi. See u on top!
16. Kawan-kawan seperjuangan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam angkatan 2013 khususnya kelas KPI E yang telah
memberikan dukungan dan semangat dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
v
17. Kawan-kawan KKN Securah UIN Jakarta 2016, yang telah sama-
sama mengukir sejuta cerita kuliah kerja nyata di Kp. Kalongdagul
dan Garisul, Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor.
18. Dan semua pihak yang terlibat namun tidak dapat disebutkan satu
persatu, terimakasih banyak dan semoga amal dan kebaikan dibalas
oleh Allah SWT. Amiin
Akhir kata, semoga karya tulis skripsi ini dapat bermanfaat baik dari segi
akademis maupun dari segi praktis.Mohon maaf jika terdapat kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan.
Jakarta, 25 Oktober 2017
Ibtisamah Nur Roosyidah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... viii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ....................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 8
E. Metodologi Penelitian ............................................................................................. 8
F. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 11
G. Teknik Keabsahan Data ........................................................................................ 11
H. Pedoman Penelitian ............................................................................................... 12
I. Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 12
J. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 14
BAB II .............................................................................................................................. 17
LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL ................................. 17
A. Pengertian Efektivitas Komunikasi ....................................................................... 17
1. Komunikasi Efektif ........................................................................................... 20
2. Indikasi Komunikasi Efektif ............................................................................. 21
B. Hubungan Masyarakat (Humas) ........................................................................... 22
1. Definisi Hubungan Masyarakat ........................................................................ 22
2. Fungsi Hubungan Masyarakat .......................................................................... 24
3. Tugas Hubungan Masyarakat ............................................................................ 25
C. Hubungan Masyarakat Pemerintahan ................................................................... 29
1. Definisi Hubungan Masyarakat Pemerintahan.................................................. 29
2. Tugas Hubungan Masyarakat Pemerintah ........................................................ 30
D. Model komunikasi PR Two Way Asymmetrical Communication........................ 31
E. Pengertian Implementasi ....................................................................................... 34
vii
F. Tangerang LIVE ................................................................................................... 36
BAB III ............................................................................................................................. 40
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ............................................................ 40
A. Gambaran Umum Kota Tangerang ....................................................................... 40
1. Sejarah Kota Tangerang .................................................................................... 40
2. Visi Misi Kota Tangerang ................................................................................. 47
3. Logo Kota Tangerang (bentuk dan arti lambang) ............................................. 48
B. Gambaran Umum Bagian Humas Kota Tangerang 2016 ..................................... 51
1. Struktur organisasi bagian humas kota tangerang ............................................. 51
2. Identifikasi Struktur Organisasi Humas Pusat Pemerintahan Kota Tangerang . 52
3. Peran, Tugas dan Program Kehumasan Pemkot Tangerang ............................. 70
BAB IV ............................................................................................................................. 73
TEMUAN DAN ANALISIS ........................................................................................... 73
A. Proses Komunikasi Aplikasi Tangerang LIVE oleh Humas Pemerintah Kota
Tangerang (Teori S-M-C-R-E) ..................................................................................... 73
1. Who (siapa komunikatornya) ............................................................................ 74
2. Says what (pesan apa yang disampaikan) ......................................................... 75
3. in which channel (saluran apa yang digunakan) ............................................... 78
4. To whom (siapa komunikannya) ....................................................................... 85
5. With what effect (efek apa yang didapat) .......................................................... 86
B. Efektivitas Komunikasi Humas Pemkot Tangerang Dalam Implementasi Aplikasi
Tangerang LIVE ........................................................................................................... 89
C. Konfirmasi Temuan dengan Teori ........................................................................ 95
BAB V ............................................................................................................................ 100
PENUTUP ...................................................................................................................... 100
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 100
B. Saran ................................................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 103
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Logo Kota Tangerang ...................................................................... 48
Gambar 3. 2 Struktur organisasi bagian Humas Kota Tangerang ......................... 51
Gambar 4. 1 Daftar aplikasi Pemerintah Kota Tangerang .................................... 77
Gambar 4. 2 Tampilan aplikasi Tangerang LIVE ................................................. 77
Gambar 4. 3 Pemberitaan mengenai aplikasi Tangerag LIVE di website Pemkot
Tangerang .............................................................................................................. 83
Gambar 4. 4 pemberitaan mengenai aplikasi Tangerang LIVE di Twitter
@TangerangLIVE ................................................................................................. 83
Gambar 4. 5 pemberitaan mengenai aplikasi Tangerang LIVE di akun twitter
@TangerrangTV ................................................................................................... 84
Gambar 4. 6 pemberitaan mengenai aplikasi Tangerang LIVE di instagram
@kominfo_tng ...................................................................................................... 84
Gambar 4. 7 pemberitaan mengenai aplikasi Tangerang LIVE di instagram
@livemagz ............................................................................................................ 85
Gambar 4. 8 aplikasi Tangerang LIVE di play store ............................................ 87
Gambar 4. 9 data pengguna aplikasi Tangerang LIVE di berbagai kecamatan di
Kota Tangerang ..................................................................................................... 88
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Jumlah pemberitaan topik Smart City tahun 2016-2017 ..................... 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia.Sebab dengan komunikasi manusia bisa saling
berinteraksi dan saling bertukar informasi.Komunikasi juga ikut berperan
serta dalam berjalannya sebuah organisasi. Tanpa adanya komunikasi
maka akan sulit untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal.
Namun, untuk menciptakan sebuah organisasi yang baik dan juga untuk
mencapai tujuan secara maksimal diperlukan metode komunikasi yang
baik dan juga untuk mencapai tujuan secara maksimal diperlukan metode
komunikasi yang baik agar tercipta komunikasi yang efektif dan efisien.
Dalam sebuah organisasi dibutuhkan pola komunikasi yang baik
untuk menciptakan komunikasi yang efektif dan efisien komunikasi efektif
dan efisien dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Pola komunikasi
antara pemerintah dan masyarakatnya (down ward) atau masyarakat
kepada pemerintahnya (up ward)
Adanya unit kehumasan pada setiap instansi pemerintahan
merupakan suatu keharusan fungsional dalam rangka penyebaran tentang
aktivitas instansi tersebut baik ke dalam maupun ke luar yaitu kepada
2
masyarakat pada umumnya. Humas merupakan suatu alat untuk
memperlancar jalannya interaksi serta penyebaran informasi melalui pers,
radio, televisi dan media lainnya.1
Humas sebagai perantara atau penyambung lidah antara
masyarakat dan pemerintah seyogyanya memiliki sifat yang adil dan
terbuka dan mampu menjadi mediator pada setiap masukan dari
masyarakat kepada atasan. Setiap masukan dari masyarakat sebelum
disampaikan kepada atasan hendaknya ditampung, dipelajari, dan diamati
sebelum diteruskan kepada atasan. Sebagaimana fungsi Humas yaitu
menciptakan keserasian antara masyarakat dan pemerintah maka, Humas
harus melayani segala laporan-laporan dan masukan-masukan yang
diterima serta tidak menutup-nutupi segala informasi baik dari intern
(lembaga pemerintah) maupun ekstern (masyarakat).2
Dengan kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi saat ini
manusia berharap untuk hidup lebih mudah dan lebih sehat.Keinginan dan
kenyamanan untuk hidup lebih mudah dan sehat menjadi suatu impian
masyarakat. Namun dengan banyaknya penduduk,bentukan kota dan
tingkat kepadatan yang tinggi menjadi suatu hambatan untuk mencapai
kualitas hidup tersebut.Untuk menjawab keinginan manusia akan kualitas
hidup yang mudah dan sehat maka muncul berbagai metode dan strategi
untuk mencapai hal tersebut, salah satu metode tersebut adalah konsep
perencanaan kota cerdas atau biasa disebut Smart City.
1H.A.W Widjaja, komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002)
h.63. 2H.A.W Widjaja, komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h.95.
3
Smart city adalah sebuah konsep kota cerdas yang dapat membantu
masyarakat mengelola sumber daya yang sudah ada dengan efektif, efisien
dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat. Informasi
tersebut dapat diakses melaui controlling room. Smart city merupakan
konsep perencanaan kota dengan memanfaatkan perkembangan teknologi
yang akan membuat hidup lebih mudah dan sehat dengan tingkat efisiensi
dan efektifitas yang tinggi.3
Aplikasi Tangerang LIVE merupakan sebuah perwujudan dari
konsep smart city yang mengacu kepada pemanfaatan teknologi internet
dalam mewujudkan kota Tangerang yang lebih cerdas. Aplikasi
inimerupakan aplikasi yang berbasiskan teknologi internet. Dengan adanya
aplikasi “Tangerang LIVE” tersebut pemerintah secara tidak langsung
mengajak masyarakat untuk mendapatkan hidup yang lebih mudah dan
efisien dalam memperoleh informasi yang tepat.
Istilah “Tangerang LIVE” dipilih sebagai slogan Kota Tangerang
yang baru memiliki arti mendalam. LIVE adalah singkatan dari Liveable,
Investable, Visitable, dan e-City. 4 hal itu adalah visi misi Pak Walikota
dalam membangun Kota Tangerang. Liveable, artinya kota yang layak
huni. Investable, kota primadona bagi investor. Visitable, kota wisata dan
e-City yaitu kota berbasis teknologi berbasis elektronik. Slogan LIVE
bukan berarti menghapus slogan Kota Tangerang yang sebelumnya, yakni
3http://m.kompasiana.com/olho/smart-city-dan-implementasinya-di-
indonesia_587dba192bb0bd6530e976dc
4
Berakhlaqul Karimah. Tapi slogan “LIVE” hanya untuk memudahkan
masyarakat dalam memahami grand design Pak Walikota.4
“Tangerang LIVE” merupakan suatu aplikasi berbasis teknologi
yang merupakan perwujudan dari konsep e-city atau smart city 2.0. Di
dalam “Tangerang LIVE” memuat berbagai aplikasi seperti aplikasi Laksa
(Layanan Aspirasi Kotak Saran Anda), aplikasi layanan mobil ambulans
dan jenazah gratis, aplikasi simpati RS (Sistem Informasi Tempat Tidur
Rumah Sakit), dan berbagai aplikasi lain seperti pencari kerja online, dan
aplikai segar (Sistem Informasi Harga Pasar).5
Dengan diterapkannya konsep Tangerang Smart City tidak terlepas
dari peran Humas Pemkot Tangerang yang telah mendedikasikan
kinerjanya dalam implementasi aplikasi “Tangerang LIVE”.
Dalam penerapannya konsep Smart City 2.0 melalui aplikasi
Tangerang LIVE ini, Pemerintah kota Tangerang meraih penghargaan
Publik Relation Indonesia Awards (PRIA) 2017 yang berlangsung di
Convention Hall Hotel Harris, Sunset Road, Kuta, Bali, Jumat
(24/3/2017), dengan kategori program digital terbaik (Tangerang LIVE).
Dalam ajang tersebut empat gelar juara berhasil diraih pemerintah Kota
Tangerang, yaitu: kategori Digital Public Relations, Departement Public
Relations, Media Internal untuk kategori cetak, dan Media Relations.
Melalui program tersebut pemkot Tangerang bermaksud mengembangkan
4https://tangerangonline.id/2016/02/16/tangerang-live-bukan-sekadar-slogan-baru/
(diaksespada: 20 Juni 2017) 5http://m.bantenhits.com/advertorial/52279/pemkot-tangerang-terus-kembangkan-
tangerang-smart-city
5
Tangerang Smart City 2.0 yang difokuskan untuk peningkatan kualitas
pelayanan publik bagi masyarakat di Kota Tangerang. Capaian ini adalah
sebuah kerja sama tim antara humas maupun dinas kominfo kota
Tangerang. Keduanya saling melengkapi, Humas berperan
mengomunikasikan kebijakan dan program pembangunan, sementara
untuk diseminasi atau penyebarluasan informasi menjadi pekerjaan dinas
kominfo.
Dengan diciptakannya aplikasi Tangerang LIVE sebagai
perwujudan dari konsep smart city kota Tangerang tidak terlepas dari
peran Humas Pemkot Tangerang yang bertugas dalam
mengomunikkasikan dan mempublikasikan kebijakan pemerintah tersebut
kepada masyarakat melalui media humas. Dengan adanya program
“Tangerang LIVE” tersebut pemerintah secara tidak langsung mengajak
masyarakat untuk lebih dapat melek teknologi agar tercapai hidup yang
lebih mudah dan efisien dalam memperoleh informasi yang tepat.
Membangun Humas bertujuan untuk membangun akuntabilitas.
Apabila pemerintahnya sudah akuntable, masyarakatnya juga tergerak
menjadi bagian dari pemerintah dalam membangun kotanya. Humas
berperan untuk memberikan masukan kepada pimpinan/atasan, seperti
yang dirasakan masyarakat, dan memberikan masukan kepada masyarakat
tentang maksud dan tujuan pembangunan dan pengembangan, agar
masyarakat tidak merasa asing. Humas menjadi mediator yang mampu
menserasikan antara apa yang diharapkan dan apa yang diwujudkan,
6
mempertemukan kepentingan bersama lembaga/instansi dan khalayak.
Mengingat tujuan dan fungsi Humas adalah menciptakan keharmonisan
antara instansi/lembaga dengan khalayak (masyarakat) maka
keharmonisan tersebut akan menciptakan pula iklim yang terus menerus
positif dalam pengertian kreatif, produktif, progresif antara kedua belah
pihak.6
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
tentang Efektivitas Komunikasi Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam
implementasi aplikasi Tangerang LIVE. Di samping banyaknya
permasalahan tumpang tindih peran dan fungsi antara Humas dan Kominfo
di instansi dan lembaga lainnya, Humas dan Kominfo di Pemkot
Tangerang justru bisa bekerjasama dan berjalan beriringan, maka tak heran
bila dalam ajang penghargaan Public Relation Indonesia Awards tersebut
banyak kategori penghargaan di bidang media maupun Humas yang diraih
oleh Pemkot Tangerang.
Program “Tangerang LIVE” yang juga menjadi fokus peneliti
merupakan aplikasi yang dinilai peneliti sangat unik dan menarik. Dengan
menggunakan media Internet yang merupakan teknologi masa kini yang
mudah dan efisien dalam mengaksesnya, masyarakat Kota Tangerang
tidak hanya diberi keleluasaan dan kemudahan untuk mendapatkan
informasi seputar Kota Tangerang, pada aplikasi ini pula pemerintah
memberikan pelayanan berbentuk aplikasi berbasis internet yang mana
6H.A.W Widjaja, komunikasi dan Hubungan Masyarakat,h.101.
7
masyarakat dapat merasakan pelayanannya langsung dalam bentuk online,
seperti mengajukan berbagai macam izin demi menghindari berbagai
prakter pungutan liar perizinan di Kota Tangerang langsung dengan mudah
hanya dengan mengikuti instruksi yang ada dan mengisi data melalui
aplikasi ini.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini yakni pada
Efektivitas Komunikasi Humas Pemkot Tangerang dalam Implemetasi
Aplikasi Tangerang LIVE.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan
masalah yang akan diteliti adalah:
a. Bagaimana kegiatan komunikasi dan publikasi aplikasi Tangerang
LIVE oleh Humas Pemkot Tangerang?
b. Bagaimana respon masyarakat kota Tangerang mengenai aplikasi
Tangerang LIVE?
C. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui Efektifitas Komunikasi Humas Pemkot
Tangerang dalam implementasi aplikasi Tangerang LIVE
2) Bagaimana respon masyarakat kota Tangerang mengenai aplikasi
Tangerang LIVE?
8
D. Manfaat Penelitian
Peneliti mengharapkan agar penelitian ini dapat memberikan
manfaat secara:
a. Secara Teoritis, yaitu memberikan sumbangan wawasan keilmuan,
khususnya mengenai kajian ilmu dalam bidang pengembangan
pelayanan publik yang dilakukan oleh humas pemkot kota
Tangerang melalui aplikasi berbasis internet “Tangerang LIVE”
b. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dan manfaat dalam perkembangan kajian humas bagi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
Dalam tataran praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
rujukan bagi praktisi, humas, serta pihak-pihak yang terlibat dalam
dunia sosial kemasyarakatan agar lebih memperhatikan bagaimana
efektivitas komunikasi Humas Pemkot Tangerang dalam implemetasi
aplikasi Tangerang LIVE.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif. Krik dan Miller
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial secara fudamental bergantung pada
9
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan
dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahannya.7
Maka pada penelitian ini, peneliti akan mengamati yang
berhubungan dengan Humas Pemkot Tangerang dan aplikasi
Tangerang LIVE melalui teknik pengumpulan data wawancara,
dokumentasi, dan observasi langsung pada aktifitas humas yang terkait
dengan efektifitas komunikasi Humas Pemkot Tangerang dalam
implementasi aplikasi “Tangerang LIVE”.
2. Metode penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus.
Penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti fenomena
kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang
sebenarnya, dengan menggunakan berbagai sumber data.8
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Humas Pemkot Tangerang
selaku unit yang mengomunikasikan atau mempublikasikan kebijakan
dan program pembangunan. Sedangkan objek penelitiannya adalah
Efektifitas Komunikasi Humas Pemkot Tangerang pada implementasi
aplikasi “Tangerang LIVE”.
7Dr. Lexy J. Moleong, M. A. Metode Penelitian Kualitatif, h.3
8Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd, Metode Penelitan Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013), h.121.
10
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara Mendalam
Wawancara akan dilakukan peneliti secara langsung dengan
orang-orang yang dianggap perlu dan mewakili dalam penelitian
ini. Wawancara ini bertujuan untuk menggali keterangan yang
mendalam seputar topik yang terkait dalam permasalahan ini
sehingga terkumpul informasi yang diperlukan oleh peneliti.
b. Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian
ini dapat diamati peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dapat
dihimpun peneliti melalui panca indera.
Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pengamatan
lansung terhadap pola komunikasi Humas Pemerintah Kota
Tangerang dalam mengomunikasikan atau mempublikasikan
aplikasi Tangerang LIVE kepada masyarakat Kota Tangerang
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara
mengalir atau mengambil data-data catatan, dokumentasi,
administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal
ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-
arsip dari perusahaan yang diteliti berupa hasil wawancara dan foto
kegiatan lembaga pemerintah tersebut.9
9Nasution , Metodoligi research Penelitian Ilmi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) h.143.
11
F. Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman mengemukakan tiga tahapan yang harus
dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu reduksi
data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.10
Berikut penjelasannya:
a. Reduksi Data
Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari tema dan
polanya.11
b. Paparan Data
Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun dan
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.12
c. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan disajikan dalam bentuk deskriptif dengan berpedoman
pada kajian peneliti.
G. Teknik Keabsahan Data
Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif.
Karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat
penting. Melalui keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian
kualitatif dapat tercapai. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan
keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Adapun triangulasi
10
Imam Gunawan, S. Pd., M. Pd, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h.210. 11
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2007), hal.92 12
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tantangan Metode-Metode Baru, (Jakarta: UI Press), h.17.
12
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
perbandingan terhadap data itu.13
Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan
triangulasi dengan sumber. Menurut Patton, triangulasi dengan sumber
berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melaui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif.14
Triangulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada penelitian ini
yaitu membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.
H. Pedoman Penelitian
Penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA
(Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
I. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian terkadang ada tema yang berkaitan dengan
penelitian yang peneliti teliti sekalipun arah dan tujuan yang diteliti
berbeda. Untuk dijadikan rujukan awal peneliti menemukan beberapa
13
Lexy. J. Moleong, MetodePenelitianKualitatif, h.330. 14
Lexy. J. Moleong, MetodePenelitianKualitatif, h.29.
13
sumber kajian lain yang lebih terdahulu yang membahas terkait strategi
Humas.
Rujukan pertama berjudul “Peranan Hubungan Masyarakat
(HUMAS) MPR RI dalam Mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa tahun
2014” olehMochammad Kahfi (UIN Jakarta 2014). Skripsi ini membahas
tentang bagaimana peran Biro Humas MPR RI dalam mensosialisasikan
Empat Pilar Bangsa tahun 2014 dan apa saja kegiatan Humas MPR RI
dalam mensosialisasikan program terebut. Persamaan pada penelitian ini
adalah sama-sama membahas tentang Humas pada instansi pemerintahan
dan sama-sama membahas tentang peran humas pemerintahan dalam
mengomunikasikan program atau kebijakan pemerintah.
Rujukan kedua berjudul “Strategi PR Kebab Turki Baba Rafi
dalam memperoleh penghargaan Asia Top 10 Young Entrepreneur” oleh
Tania ( UIN Jakarta tahun 2014). Skripsi ini membahas tentang bagaimana
strategi PR Kebab Turki Baba Rafi dalam upayanya meningkatkan
penjualan dan menumbuhkembangkan franchise-nya. Ada strategi dari
pada Kebab Turki Baba Rafi sehingga Kebab Turki Baba Rafi bisa
mendapatkan penghargaan Asia Top 10 Young Entrepreneur. Persamaan
pada penelitian ini adalah keduanya sama-sama membahas tentang strategi
PR dalam memperoleh suatu penghargaan di bidangnya, pada penelitian
Kebab Turki Baba Rafi ini penghargaan yang diperolehnya berupa
penghargaan Asia Top 10 Young Entrepreneur dan pada penelitian ini
adalah fokus penghargaan yang didapatkan oleh Pemkot Tangerang yaitu
penghargaan public relations indonesia awards 2017 Tangerang LIVE
14
terbaik kategori program digital. Kemudian, Perbedaan pada penelitian ini
dengan sebelumnya terletak pada subjeknya. Dimana subjek pada
penelitian sebelumnya adalah Public relation KebabTurki Baba Rafi dan
pada penelitian ini subjeknya adalahHumas Pemkot Tangerang.
Rujukan ketiga berjudul “Efektivitas Komunikasi Organisasi
Kepemimpinan Di Kantor Walikota Tangerang Dalam Menerapkan Motto
Akhlakul Karimah” oleh Rizal Fikri (UIN Jakarta tahun 2014). Skripsi ini
membahas tentag efektivitas komunikasi organisasi dalam penerapan
motto akhlakul karimah di kantor walikota Tangerang pada era Wahidin
Halim. Persamaan pada penelitian ini adalah subjeknya mengenai
Pemerintah Kota Tangerang, namun dalam penelitian ini penelitian lebih
dikhususkan pada Humas Pemkot Tangerang, selanjutnya persamaan pada
kedua penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai efektivitas
komunikasi. Perbedaan ada penelitian ini dan sebelumnya yaitu terletak
pada objek ang diteliti, pada penelitian ini objeknya mengenai Aplikasi
Tangerang LIVE dan pada penelitian sebelumnya objek yang diteliti yaitu
penerapan motto akhlakul karimah dalam organisasi Pemerintah Kota
Tangerang.
J. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini ditujukan untuk memudahkan
pemahaman tentang penelitian ini, maka peneliti membagi skripsi ini
menjadi lima bagian yang terdiri atas bab per bab yang berkaitan dan
15
merupakan satu kesatuan yang utuh dari skripsi ini. Adapun sistematika
penelitiannya sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini dibahas pendahuluan yang meliputi Latar
Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Metodologi Penelitian, Teknik Analisis Data,
Pedoman Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika
Penulisan.
BAB II Landasan Teori dan Kerangka Konseptual
Dalam bab ini akan diuraikan landasan-landasan teori dan
kerangka konseptual yang akan digunakan dalam penelitian
ini, pertama konseptualisasi mengenai Pengertian
Efektivitas Komunikasi (komunikasi efektif, indikasi
komunikasi efektif. Kedua, konseptualisasi mengenai
Humas; (pengertian humas, fungsi humas dan tugas
humas). Ketiga, konseptualisasi mengenai Humas
Pemerintahan; (definisi Humas Pemerintah, tugas Humas
Pemerintah). Keempat, landasan teori komunikasi PR Two
Way Assimetrical Communication. Kelima, pengertian
Implementasi. Keenam, konseptualisasi mengenai aplikasi
“Tangerang LIVE”.
16
BAB III Gambaran Umum ObjekPenelitian
Dalam bab ini penulis akan menjabarkan gambaran umum
objek penelitian yaitu: Gambaran umum kota Tangerang
dan gambaran umum bag.Humas Pemkot Tangerang
(struktur organisasi Humas Pemkot Tangerang, identifikasi
struktur organisasi Humas Pemkot Tangerang).
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Dalam bab ini penulis menguraikan hasil observasi yang
telah diperoleh, mulai dari data-data dan hasil wawancara.
Kemudian analisis data dari sumber-sumber yang telah
penulis peroleh dalam lokasi penelitian. Lalu penulis
mengaplikasikan teori yang ada dengan hasil yang
didapatkan selama penelitian.
BAB V Kesimpulan dan Penutup
Dalam bab ini akan ditarik kesimpulan dari hasil temuan
penelitian serta memberikan saran sebagai bahan
pertimbangan.
17
17
BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Pengertian Efektivitas Komunikasi
Efektivitas merupakan suatu keadaan yang menunjukkan tingkat
keberhasilan atau kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan.
Sedangkan komunikasi adalah sebagai proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan akibat
tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Efektivitas Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian pesan yang mampu mencapai tujuan dari
isi pesan tersebut dan memberikan umpan balik (feed back) atau reaksi
sehingga pesan pun berhasil tersampaikan dan menimbulkan sebuah
komunikasi yang efektif.
Menurut Jalaluddin Rahmat, efek dapat terjadi pada tataran yaitu:
1) Efek Kognitif, yaitu terjadi jika ada perubahan pada apa
yang diketahui, dipahami, dan dipersepsi oleh khalayak.
Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,
kepercayaan, atau informasi.
2) Efek Afektif, yaitu timbul jika ada perubahan pada apa
yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak, yang
meliputi segala yang berkaitan dengan emosi, sikap, serta
nilai.
18
3) Efek Behavioral, yaitu merujuk pada perilaku nyata yang
dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan,
atau kebiasaan tindakan berperilaku.1
efektivitas tidak boleh lepas dari: faktor tujuan, faktor manusia,
faktor nilai-nilai dan faktor sistem organisasi itu sendiri yang
dihubungkan dengan kondisi waktu, target, jumlah, dan kualitas. Dengan
demikian efektivitas ternyata bersifat multidimensional, sehingga strategi
yang dipilih untuk meningkatkan efektivitas tergantung pada kekhususan
atau spesifikasi faktor dari permasalahan yang hendak dipecahkan. Yang
perlu digaris bawahi bahwa sesuatu yang efektif belum tentu efisien,
demikian sebaliknya sesuatu yang efisien belum tentu efektif, namun perlu
ditegaskan kembali bahwa jika sesuatu kegiatan atau aktivitas telah
terbukti ketidak efektifannya maka tidak perlu lagi mempersoalkan
efisiensinya.
Efektivitas bukan sesuatu yang mudah untuk dinilai secara
objektif. Memang, secara sederhana efektivitas dapat didefinisikan sebagai
sejauh mana suatu organisasi, badan, lembaga atau individu mampu
merealiasasikan berbagai tujuannya. Secara ringkas, setidaknya ada empat
pendekatan yang berkembang untuk menetapan kriteria efektifitas:2
1) pendekatan sasaran (Goal attainmet)
pendekatan ini menekankan bahwa suatu organisasi atau
kegiatan dikatakan efektif bila mampu mewujudkan berbagai
tujuannya dengan baik. Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh
1WahyuIlaihi, M.A., KomunikasiDakwah, PT. RemajaRosdakarya, Bandung, 2010, Cet. 1,
hal. 21. 2 Kusdi, teori organisasi dan administrasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009) hal.92
19
mana suatu lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak
dicapai.
2) pendekatan sistem
pendekatan ini lebih menekankan kepada proses.
Pendekatan ini mendefinisikan efektivitas sebagai suatu
kemampuan oranisasi untuk memperoleh input, memproses input
tersebut, menyalurkan output, sekaligus mempertahankan stabilitas
dan keseimbangan di dalam sistem.
3) strategic Constituency
pendekatan ini mendefinisikan bahwa efektivitas organisasi
merupakan kemampuan untuk memuaskan berbagai tuntutan dari
konstituen, yaitu berbagai pihak yang secara strategis menentukan
kelangsungan hidup organisasi tersebut.
4) Competing Value
Menurut pendekatan ini bahwa setiap organisasi pada
dasarnya harus memiliki preferensi tentang titik berat ukuran
efektivitasnya.Pendekatan ini menemukan empat tipe ukuran
efektivitas yang masing-masing dapat disesuaikan dengan
organisasi, bergantung pada jenis oranisasi itu sendiri dan
posisinya dalam life cycle. Jadi menurut definisi ini, efektivitas
organisasi adalah sejauh mana organisasi mencapai berbagai
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, di mana penetapan
sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan itu mencerminkan konstituensi
20
strategis kepentingan subjektif penilai dan tahap pertumbuhan
organisasi.
Bisa disimpukan bahwa efektivitas adalah tolak ukur sejauh mana
sebuah program dapat mencapai tujuan atau sasarannya. Berbekal
pemaparan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendekatan dalam
menentukan efektivitas yang paling relevan dengan penelitian ini adalah
pendekatan Goal Attaintment atau yang disebut sebagai pendekatan
sasaran.
Alasan mengapa peneliti menggunakan pendekatan goal attaitment
atau pendekatan sasaran adalah karena penelitian ini ingin melihat
efektivitas komunikasi yang dilakukan Humas Pemkot Tangerang dalam
mempublikasikan program pemerintah kota tangerang (aplikasi Tangerang
LIVE) pada khalayak. Jadi untuk mengetahui efektif atau tidaknya
program tersebut dalam bentuk jumlah downloader atau pengguna,
peneliti harus mengetahui bagaimana proses komunikasi dan publikasi
terkait aplikasi tersebut yang dilakukan Humas Pemkot Tangerang dan
bagaimana efek yang ditangkap dari khalayaknya.
1. Komunikasi Efektif
Efektiftidaknya sebuah komunikasi bisa kita lihat dengan
indikator sebagai berikut:
a. Perbedaan persepsi
b. Reaksi emosional, emosi ini bisa dalam bentuk marah,
benci, mempertahankan persepsi, malu, takut, yangakan
berpengaruh dalam memahami pesan yang sedang
21
disampaikan kepada komunikan. Pendekatan yang terbaik
dalam hubungan emosi adalah menerimanya sebagai dari
proses komunikasi dan mencoba untuk memahaminya
ketika emosi menimbulkan masalah.
c. Ketidak-konsistenan komunikasi verbal dan nonverbal
yaitu, mencakup semua stimulus dalam suatu peristiwa
komunikasi baik yang dihasilkan oleh manusia maupun
lingkungan.
d. Kecurigaan. Seorang komunikan mempercayai atau
mencurigai suatu pesan pada umumnya merupakan fungsi
kredibilitas dari pengiriman dan pemikiran dari penerima
pesan.3
2. Indikasi Komunikasi Efektif
Steward L Tubbs, mengemukakan bahwa komunikasi dapat
dikatakan efektif apabila ada lima indikasi berikut:
1) Pengertian, penerimaan yang cermat dari isi stimulasi
seperti apa yang dimaksud oleh komunikator
2) Kesenangan, komunikasi ini juga disebut dengan
komunikasi fasis (phatic communication) yang
dimaksuduntuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi
menjadikan hubungan antar individu menjadi hangat, akrab
dan menyenangkan.
3WahyuIlaihi, M.A., KomunikasiDakwah, PT. RemajaRosdakarya, Bandung, 2010, Cet. 1,
hal. 164.
22
3) Pengaruh pada sikap, komunikasi juga sering dilakukan
untuk mempengaruhi orang lain, seperti seorang khotib
yang ingin membangkitkan sikap keagamaan dan
mendorong jamaah dapat beribadah dengan baik atau
seorang politisi yang ingin menciptakan citra yang baik
kepada publik pemilihnya, dan lain-lain.
4) Hubungan sosial yang makin baik, komunikasi juga
ditunjukkan untuk menumbuhkan hubungan sosial
yangbaik. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat
bertahan hidup sendiri, untuk itu manusia selalu
berkeinginan untuk berhubungan dengan orang lain secara
positif.
5) Tindakan, tindakan persuasi dalam komunikasi digunakan
untuk mempengaruhi sikap persuasif, juga diperlukan untuk
memperoleh tindakan yang dikehendaki komunikator.
Dalam hal ini, efektivitas komunikasi biasanya diukur dari
tindakan nyata oleh komunikan.4
B. Hubungan Masyarakat (Humas)
1. Definisi Hubungan Masyarakat
Dalam sebuah organisasi komersial maupun non komersial
keberadaan Hubungan Masyarakat cukup diperhitungkan
keberadaannya. Humas diartikan sebagai salah satu kegiatan dari
Public Relation yang menangani hubungan antara lembaga dengan
4WahyuIlaihi, M.A., KomunikasiDakwah, PT. RemajaRosdakarya, Bandung, 2010, Cet. 1,
hal. 157
23
masyarakat. Humas memiliki ruang lingkup yang terbatas,
sedangkan public relation memiliki ruang lingkup yang luas.
Humas hanya menyampaikan pesan kepada masyarakat, sedangkan
public relation sangat berperan aktif baik urusan intern maupun
ekstern yakni untuk membangun relasi dengan masyarakat
luas.Kesamaan Humas dan Public Relation yakni sama-sama
mambangun komunikasi dua arah antara masyarakat dan lembaga.
Menurut British Institute of Public Relation (IPR) humas
adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat
baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi
dengan segenap khalayaknya.5
Menurut Frank Jefkins, humas adalah semua bentuk
komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar
antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian. Tetapi tidak hanya mencapai saling pengertian saja,
melainkan ada tujuan khusus seperti penanggulangan masalah-
masalah komunikasi yang memerlukan suatu perubahan tertentu,
misalnya mengubah sikap yang negatif menjadi positif.6
Dengan demikian, Humas dapat diartikan sebagai upaya
berkesinambungan guna menciptakan pengertian publik yang lebih
baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap
5 Frank Jefkins, Public Relation, (Jakarta: Erlangga, 2003), Edisi ke-5, h.9.
6 Frank Jefkins, Public Relation,h.10.
24
suatu organisasi/individu. Selain itu Humas juga melakukan
kegiatan komunikasi baik kepada internal maupun eksternal pada
sebuah organisasi atau perusahaan. Humas bertanggungjawab
memberikan informasi, meyakinkan, meraih simpati, dan
memberikan ketertarikan masyarakat untuk membuat masyarakat
mengerti dan menerima sebuah situasi.
2. Fungsi Hubungan Masyarakat
Humas memiliki fungsi timbal balik, ke luar dan ke dalam.
Ke luar ia harus mengusahakan sikap dan gambaran masyarakat
yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau
lembaganya. Ke dalam, ia berusaha mengenali, mengidentifikasi
hal-hal yang dapat menibulkan sikap dan gambaran negatif dalam
masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan itu dijalankan.
Dapat dikatakan, ia berperan dalam membina hubungan baik antara
lembaga atau organisasinya dengan masyarakat atau dengan media
massa. Fungsi utama Humas adalah mengatur lalu lintas dan
sirkuasi informasi internal eksternal dengan memberikan informasi
serta penjelasan seluas mungkin kepada publik mengenai
kebijakan, program, tindakan suatu organisasi agar dapat dipahami
sehingga memperoleh public support and public acceptance.7
Betrand R. Canfield dalam bukunya Public Relation Principles
and Problems, ia mengemukakan fungsi Humas sebagai berikut:
7 F. rachmadi, Public Relation: Teori dan Praktek. Aplikasi dalam Badan Usaha Swasta
dan Lembaga Pemerintah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h.22.
25
a. It should serve the public’s interest (mengabdi kepada
kepentingan umum). Hal ini dtekankan karena adanya
anggapan pejabat Humas sebagai orang “sewaan” orang-
orang kaya yang menginginkan orang-orang miskin tetap
hidup melarat. Yang dimaksud orang kaya adalah para
manajer dan orang-orang miskin adalah khalayak.
b. Maintain good communication (memelihara komunikasi
yang bak). Memelihara hubungan komunikatif antara
pejabat Humas dengan publik baik internal maupun
ekstenal dan dengan manajer beserta stafnya, dilakukan
secara timbal balik yang dilandasi empati sehingga
menimbulkan rasa simpati.
c. Stress good morals and manners (menitikberatkan moral
dan perilaku yang baik). Ditekankannya moral dan perilaku
yang baik ialah semata-mata untuk menjaga citra organisasi
di hadapan publiknya.8
3. Tugas Hubungan Masyarakat
Menurut Cutlip, Center, dan Brown dalam bukunya “Effective
Public Relations” tugas Humas mencangkup sepuluh ketegori ini:
a. Writing and Editing: membuat newsrelease yan disiarkan
dan dicetak, newsletter untuk wartawan dan stakeholder
eksternal, website dan pesan di media lainnya, laporan
8 Onong Uchana Effendy, Hubungan Masyaraka: Suatu Studi Komunikasi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakara, 2002), Cet ke-6, h.35.
26
tahunan, naskah pidato, brosur, film, dan slide show, artikel
publikasi, iklan institusi, dan lain-lain.
b. Media Relation and Placement: menghubungi pihak media,
freelance writer, dan publikasi perdagangan secara intens
agar mereka mempublikasikan dan menyiarkan berita dan
feature mengenai organisasi, merespon permintaan media
akan informasi, mengklarifikasi, isu dan memberikan akses
media kepada sumber yang dapat memiliki otoritas.
c. Research, mencari informasi mengenai opini publik,
kecenderungan, isu yang sedang naik, iklim politik dan
pemerintahan, kelompok kepentingan dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan stakeholder organisasi.
d. Management and Administration: memogramkan dan
merencanakan kolaborasi dengan manajer lain, mengetahui
kebutuhan-kebutuhan, menentukan prioritas, mengatur
tujuan dan sasaran, membangun strategi dan taktik.
Mengadministrasi personal, keuangan, dan jadwal program.
e. Counseling, memberikan masukan kepada top management
mengenai keadaaan sosial, politik dan regulasi; member
konsultasi kepada manajeman tentang bagaimana
menghindari dan merespon kritik, dan bekerja sama dengan
pembuat keputusan dengan memberikan masukan
mengenai strategi dalam menjaga atau merespon isu dan
krisis.
27
f. Special Event: menyiapkan dan menyusun konferensi pers,
convention, open house, grand opening, perayaan ulang
tahun, acara amal, kontes, program penghargaan dan
special event lainnya.
g. Speaking: mengajarkan orang-orang dalam berbicara dan
mengatur pembicara yang terisi dalam podium sebelum
pembicara utama muncul
h. Production: membangun komunikasi dan menggunakan
pengetahuan dan keahlian multimedia, termasuk seni,
fotografi, tipografi tampilan layar komputer, merekam dan
mengubah video dan mempersiapkan presentasi
audiovisual.
i. Training: menyiapkan executive spokeperson untuk
berhubugan dengan media dan membuat kesan kepada
publik. Melatih orang-orang dalam organisasi untuk
meningkatkan kemampuan menulis dan berkomunikasi,
membantu mengenalkan perubahan budaya, kebijakan,
struktur dan proses organisasi.
j. Contact: melayani sebagai penghubung dengan media,
komunitas, dan kelompok eksternal dan kelompok internal
lainnya, mendengarkan, menegosiasi, mengendalikan
konflik dan mendapatkan kesepakatan sebagai mediator
antara organisasi dan stakeholder yang penting,
28
menyusunpertemuan dan sambutan sebagai tuan rumah
kepada para tamu.9
Tugas pokok Humas menurut A.W. Widjaja dalam bukunya
yang berjudul “Komunikasi dan Hubungan Masyarakat” antara
lain:
a. Pengumpulan dan Pengolahan Data
1) Mengumpulkan data untuk keperluan informai
2) Mengolah data
3) Menyajikan dan sehingga siap digunakan
4) Mengarsipkan data sehingga sewaktu-waktu dapat
digunakan kembali
5) Melayani kebutuhan data bagi yang
memerintahkan
6) Membuat kliping dari seluruh media massa
b. Penerangan
1) Menyebarkan informasi
2) Mengadakan hubungan dengan media massa
3) Mengadakan pemberian kehumasan
4) Membuat dokumentasi kegiatan lembaga
5) Menyelengggarakan pemeran
6) Memberikan pelayanan informasi dengan
menyajikan berita-berita dan kliping
7) Mentranskip rekaman pidato dan mengarsipkannya
9 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, (New Jersey:
Pearson Prentice Hall, 2006), 9th
Edition, h.34.
29
8) Mengalbumkan foto-foto kegiatan
9) Mengikuti kunjungan kerja pejabat/pimpinan
10) Mengadakan wisata pers ke objek yang telah
ditenukan
c. Publikasi
1) Menerbitkan warta harian, mingguan, majalah
bulanan,dan folder (leaflet)
2) Menerbitkan buku kerja
3) Menerbitkan kalender kerja
4) Ikut serta menyelenggarakan pameran, antara lain
pameran pembangunan.10
C. Hubungan Masyarakat Pemerintahan
1. Definisi Hubungan Masyarakat Pemerintahan
Humas dalam lembaga pemerintah merupakan suatu
keharusan fungsional dalam rangka tugas penyebaran informasi
tentang kebijakan,program, dan kegiatan lembaga pemerintah
kepada masyarakat. Pada umumnya humas diklarifikasikan
menurut jenis organisasi yakni humas pemerintahan, humas
perusahaan, dan humas internasional. Dalam Humas pemerintahan,
Sam Black dalam bukunya “Practical Public Relation”,
10
.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), Cet ke-2, h.57-59.
30
mengklarifikasikan humas menjadi humas pemerintahan pusat dan
humas pemerintahan daerah.11
Humas pemerintah diarahkan untuk hubungan dengan
media, masalah umum, dokumentasi dan publikasi. Demikian juga
dengan namanya selain Divisi Humas, dikenal juga Sekertaris Pers,
Divisi Informasi dan Komunikasi, Bagian Umum, Pusat
Dokumentasi dan Publikasi. Kegiatan-kegiatan yang biasanya
dilakukan humas adalah konferensi pers, membuat press release,
press cliing, pameran, menerbitkan media intern, mengorganisir
pertemuan dengan masyarakat, penerangan melalui berbagai media
komunikasi bagi masyarakat, mendokumentasi semua kegiatan
instansi, mengorganisir kunjungan para pejabat, dan menerima
keluhan masyarakat.12
2. Tugas Hubungan Masyarakat Pemerintah
Humas pemerintah bertugas memberikan informasi dan
penjelasan kepada publik mengenai kebijakan dan langkah yang
diambil oleh pemerintah serta mengusahakan timbulnya hubungan
yang harmonis antara lembaga dengan publik. Pada dasarnya tugas
humas pemerintah adalah:
a. Memberikan penerangan dan pendidikan kepada
masyarakat tentang kebijakan, langkah-langkah, dan
tindakan-tindakan pemerintah, serta memberikan layanan
11
Onong Uchana Effendy, Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikasi, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-6, h.38-39.
12Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Hubungan Masyarakat, (Bogor Selatan: Ghalia
Indonesia, 2002), h.37.
31
informasi yang diperlukan kepada masyarakat secara
terbuka.
b. Memberi bantuan kepada media berita berupa bahan-bahan
informasi mengenai kebijakan dan langkah-langkah serta
tindakan pemerintah, termasuk fasilitas peliputan kepada
media berita untuk acara-acara resmi yang penting.
c. Mempromosikan kemajuan pembangunan ekonomi dan
kebudayaan yang telah dicapai oleh bangsa kepada
khalayak di dalam negeri maupun luar negeri.
d. Memonitor pendapat umum tentang kebijakan pemerintah
selanjutnya menyampaikan tanggapan masyarakat dalam
bentuk feedback kepada pimpinan instansi-instansi
pemerintah yang bersangkutan sebagai input.13
D. Model komunikasi PR Two Way Asymmetrical Communication
Praktisi Humas yang mempraktikan model ini menggunakan hasil
riset untuk mengembangkan pesan-pesan sekitarnya lebih mudah untuk
membujuk publik agar publik berpikir, bersikap dan bertindak sesuai
dengan harapan-harapan organisasi. Model ini disebut juga sebagai model
persuasi ilmiah yang menggunakan hasil-hasil penelitian tentang sikap,
misalnya untuk merancang pesan.
13
I Gusti Ngurah Putra, Manajemen Hubungan Masyarakat, (Jogjakarta: Penerbitan Universitas Atmajaya Yogyakarta, 1999), Cet ke-1, h.78.
32
Model ini menurut Grunig dan Hunt diasosiasikan dengan praktik
yang dilakukan Edward Bernays pada pertengahan 1920 hingga 1950.14
Dalam model asimetris dua arah, praktisi PR berperan sebagai mediator
antara organisasi dan publik mereka.Model ini menerapkan metode riset
ilmu sosial untuk meningkatkan efektivitas persuasi dari pesan yang
disampaikan.Praktisi public relations dengan model ini menggunakan
survei, wawancara, dan fokus group untuk mengatur serta menilai publik
sehingga mereka bisa merancang program PR yang bisa memperoleh
dukungan dari publik. Walaupun timbal balik (feedback) dari semua itu
dipertimbangkan ke dalam proses pembuatan program, namun organisasi
dengan model ini lebih tertarik mengenai cara publik menyesuaikan diri
dengan mereka ketimbang sebaliknya, organisasi yang menyesuaikan
dengan kepentingan publik.15
Grunig menjelaskan bahwa model in
merupakan cara PR untuk mengubah sikap publik dengan tujuan atau
sasaran organisasi.
Grunig menjelaskan bahwa model ini merupakan cara PR untuk
mengubah sikap publik dengan tujuan atau sasaran organisasi.16
Menurut
Wilco, riset yang digunakan dalam model ini ialah formatif dan evaluative.
Formatif, untuk membantu merencanakan suatu aktivitas dan memilih
sasaran-sasaran dan evaluative jika sasaran tersebut telah dicapai. Mathee
14
Keith Butterick. Pengantar Public relations Teori dan Praktik. (Jakarta: PT.Rajagrafindo, 2012) h.32.
15 Lattimore, Dan Baskin, Otis Heiman, Suzzete T. Toth, Elisabeth L. Public relations
Profesi dan Praktik, (Jakarta : Salemba Humanika, 2010) h.59 16
Grunig,dkk. Models of Public relations and Communication dalam Grunig, James E. (ed.). Excellence in Public relations and Communication Management.(New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, 1992) h.39.
33
menjelaskan feedback yang didapat dari riset semata-mata digunakan
untuk menentukan pesan pesan persuasive yang lebih baik. Persuasi ini
dianggap sebagai tujuan utama dan dijalankan melalui komunikasi dua
arah dengan efek yang tidak seimbang (imbalanced effect). Dalam model
ini kebanyakan dipraktikkan pada competitive business dan agencies yang
memiliki tujuan untuk mengajak dan mendapatkan dukungan dari publik.17
Model ini lebih baik dari model komunikasi yang satu arah.
Komunikasi berperan untuk pengumpulan informasi tentang publik untuk
pengambilan keputusan manajemen.Walau umpan balik dari publik
diperhatikan, namun pesan-pesan komunikasi organisasi lebih banyak
berusaha agar public beradaptasi dengan organisasi, bukan sebaliknya.
Melalui model ini Humas membantu organisasi mempersuasi publik untuk
berfikir dan berperilaku seperti yang dikehendaki organisasi. Dalam model
ini, Humas menggunakan metode ilmiah (seperti polling,interview) untuk
mengukur sikap publik, sehingga organisasi dapat men-design program
yang bisa mendapatkan dukungan publik. Namun informasi dari publik
tidak digunakan untuk memodifikasi tujuan, misi, kebijakan, atau
prosedur-prosedur yang dilakukan organisasi.Fungsi komunikasi tidak
termasuk mempersuasi memanejemen untuk mengubah pemikiran dan
tindakan-tindakannya terhadap kebijakan atau isu-isu tertentu.Sehingga
organisasi tetap memosisiskan diri di atas publiknya. Dalam istilah teori
permainan, organisasi bertindak sebagai “zero zum game” your
17
Lattimore, Dan., Otis Baskin., Suzette T. Heiman., dan Elizabeth L. Toth. Public relations: Profesi dan Praktik, Penerjemah Afrianto Daud. (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010) h.15.
34
organization “wins” only if the public or publics”lose”. (organisasi
merasa “menang” hanya jika publik “kalah”). Di sini terjadi relasi jangka
pendek.
Praktisi public relation dengan model ini menggunakan survey,
wawancara, dan fokus grup untuk mengukur serta menilai publik sehingga
mereka bisa merancang program public relation yang bisa memperoleh
dukungan dari publik kunci. Walaupun timbal balik (feedback) dari semua
itu dipertimbangkan ke dalam proses pembuatan program, namun
organisasi dengan model ini masih lebih tertarik mengenai bagaimana
publik menyesuasikan diri dengan mereka ketimbang sebaliknya,
organisasi yang menyesuaikan denagn kepentingan publik sebagaimana di
atas.18
E. Pengertian Implementasi
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan
dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai
dan sikap. Implementasi dapat berarti “put something into effect”,
(penerapan sesuatu yang memberikan efek/dampak).19
Esensinya implementasi adalah suatu proses, suatu aktifitas yang
digunakan untuk mentransfer ide/gagasan, progam atau harapan-harapan
18
Rachmat Kuyantono, Teknik Praktisi Riset Komunikasi: Disertai contoh Praktis Riset Media, Public relation, Ascertising, Komunikasi Organisasi, Organisasi Pemasaran, cet. IV, (Jakarta: Kenana, 2009), hlm.296-297.
19 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya), h.31.
35
yang dituangkan dalam bentuk desain perencanaan suatu program dan
dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut.
Implementasi kebijakan sesungguhnya bukanlah sekedar
bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan
politik ke dalam prosedur-prosedur rutin lewat saluran-saluran birokrasi,
melainkan lebih dari itu, ia bersangkutan dengan masalah konflik,
keputusan dan siapa yang memperoleh apa dari suatu kebijakan ( Merilee
S. Grindle ). Oleh sebab itu tidak terlalu salah jika dikatakan implementasi
kebijakan merupakan aspek yang penting dari keseluruhan proses
kebijakan, bahkan Udoji dengan tegas menyatakan “pelaksanaan kebijakan
adalah sesuatu yang penting, bahkan jauh lebih penting daripada proses
pembuatan kebijakan, karena kebijakan itu sebatas impian atau rencana
bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak di implementasikan.20
Dengan demikian kebijakan hanyalah merupakan sebuah awal dan
belum dapat dijadikan indikator dari keberhasilan pencapaian maksud dan
tujuan. Proses yang jauh lebih esensial adalah pada tataran implementasi
kebijakan yang ditetapkan. Karena kebijakan tidak lebih dari suatu
perkiraan akan masa depan yang masih bersifat semu, abstrak, dan
konseptual. Namun ketika telah masuk di dalam tahapan implementasi dan
terjadi interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi kebijakan,
barulah keberhasilan maupun ketidak-berhasilan kebijakan akan diketahui.
20
Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijakan, Edisi Kedua, PT Bumi Aksara, 2004 hlm 35.
36
F. Tangerang LIVE
Pemerintah Kota Tangerang meluncurkan aplikasi Tangerang Live,
Rabu (17/8/2016).Aplikasi yang dapat diakses di android berguna untuk
memudahkan masyarakat dslam mencari informasi maupun mencari kerja
di Kota Tangerang.
Slogan Kota Tangerang yang baru memiliki arti mendalam. LIVE
adalah singkatan dari Liveable, Investable, Visitable, dan e-City.
Tangerang LIVE adalah portal aplikasi android Pemerintah Kota
Tangerang. Tangerang LIVE memuat beberapa fitur aplikasi seperti LIVE
News, LAKSA, Siap Kerja, SEGAR, e-Paper, dan lain-lain.
a. Aplikasi LIVE News - berisi tentang berita-berita Permerintahan
Kota Tangerang, mulai dari kegiatan Walikota, Wakil Walikota,
Sekretaris Daerah hingga program dinas dan instansi terkait
lainnya. Setiap harinya, berita yang disajikan merupakan yang
terbaru sesuai dengan kegiatan yang sedang berjalan atau
dilaksanakan.
b. Aplikasi LAKSA (Layanan Aspirasi Kotak Saran Anda) -
merupakan media komunikasi yang berfungsi untuk menerima
laporan dari masyarakat yang masuk sehingga dapat direspon
dengan cepat oleh Dinas terkait. Masyarakat bisa menyampaikan
laporan seperti macet, banjir, penumpukan sampah, jalan rusak
atau lainnya terkait pelayanan masyarakat. Operator yang bertugas
di Tangerang LIVE Room akan langsung menghubungi petugas di
lapangan agar menindaklanjutinya secara langsung. Jika setelah
37
selesai, maka akan difoto dan disampaikan untuk bisa diketahui
oleh pelapor.
c. Darurat 112 - Layanan Nomor Tunggal Panggilan Darurat 112
merupakan layanan panggilan tunggal terpadu hasil kerjasama
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah untuk pelayanan
kecelakaan darurat seperti kebakaran, keamanan, dan ambulans.
Layanan ini terintegrasi dengan operator seluler dan penyelenggara
local sehingga dapat diakses secara gratis.
d. Aplikasi Siap Kerja (Pencaker/Pencari Kerja) - Siap Kerja berisi
tentang aplikasi Pencari Kerja (Pencaker) yang disiapkan oleh
Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang. Aplikasi pencaker ini
memberikan kemudahan karena sudah menghimpun info lowongan
kerja secara khusus. Bagi warga Kota Tangerang, maka bisa
mengirim lamaran secara otomatis dengan mengklik kanal kirim
CV sesuai data diri di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil atau
saat membuat Kartu Kuning.
e. Aplikasi E-Paper - e-Paper adalah koran digital milik Pemerintah
Kota Tangerang yang berisi mengenai kegiatan Walikota, Wakil
Walikota, Sekretaris Daerah, Organisasi Perangkat Daerah (OPD),
DPRD, PKK hingga kegiatan masyarakat lainnya yang juga
disajikan dalam bentuk Koran bernama Kota Benteng. Aplikasi ini
dibuat untuk memudahkan masyarakat yang ingin membaca Kota
Benteng dalam bentuk e-paper.
38
f. Aplikasi Harga Pasar - SEGAR atau Sistem Informasi Harga Pasar
merupakan aplikasi yang baru dibuat dan diluncurkan bertepatan
dengan perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 71
Tahun. Di dalam aplikasi ini, masyarakat bisa mengetahui harga
bahan pokok di sejumlah pasar tradisional seperti Pasar Anyar,
Pasar Bandeng, Pasar Jatiuwung, Pasar Malabar, Pasar Poris dan
Pasar Ramadani.
g. Aplikasi Simpati RS - Simpati RS (Sistem Informasi Tempat Tidur
Rumah Sakit) merupakan sistem yang menyediakan informasi
ketersediaan tempat tidur di setiap rumah sakit yang bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan. Fitur Simpati RS pada aplikasi tangerang
LIVE memuat informasi dan ketersediaan tempat tidur rumah sakit
berdasarkan kelas.
h. Aplikasi Perijinan Online - Layanan perizinan online adalah
aplikasi untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan dalam
hal mengajukan berbagai macam izin, serta menghindari berbagai
prakter pungutan liar perizinan di Kota Tangerang.
i. Aplikasi PBB - Berisi aplikasi-aplikasi layanan publik yang
dikelola oleh Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang
diantaranya iPBB dan Cek Status Pelayanan PBB.
39
j. Aplikasi Cek NIK - Layanan ini dapat digunakan untuk melakukan
pengecekan apakah NIK terdaftar di database Disdukcapil Kota
Tangerang.21
21
https://play.google.com/store/apps/details?id=id.go.tangerangkota.tangeranglive&hl=in (diakses pada: 20 Juni 2017)
40
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kota Tangerang
1. Sejarah Kota Tangerang
Berdirinya Kota Tangerang tidak lepas dari sejarah
perjuangan Kesultanan Banten melawan Kolonialisme Belanda.
Nama “Tangerang” yang menunjuk kepada suatu daerah yang
berada di bantaran sungai Cisadane, yang dahulu dikenal dengan
nama Untung Jawa, lahir dari beberapa kejadian pada masa lampau
hingga akhirnya resmi disebut “TANGERANG”.
Sejarah mencatat lahirnya Tangerang bermula dari sebutan
kepada sebuah bangunan tugu berbahan dasar bambu yang
didirikan oleh Pangerang Soegiri, putra Sultan Ageng Tirtayasa
dari Kesultanan Banten.Tugu tersebut terletak di bagian Barat
Sungai Cisadane yang diyakini saat ini berada di wilayah kampung
Gerendeng. Oleh masyarakat sekitar, bangunan tugu tersebut
disebut "tengger" atau "tetengger" yang dalam bahasa sunda berarti
tanda atau penanda.
Sesuai dengan julukannya, fungsi dari tugu tersebut
memang sebagai penanda pembagian wilayah antara Kesultanan
Banten dengan pihak VOC Belanda.Dimana, wilayah
kesultananBanten berada di sebelah barat dan wilayah yang di
kuasai VOC di sebelah timur sungai Cisadane.
41
Hingga pada sekitar tahun 1652.Kala itu penguasa Banten
mengangkat tiga orang maulana, yang diberi pangkat Aria. Ketiga
maulana tersebut merupakan kerabat jauh Sang Sultan yang berasal
dari Kerajaan Sumedang Larang, bernama Yudhanegara,
Wangsakara dan Santika. Ketiganya diminta dan diutus untuk
membantu perekonomian Kesultanan Banten dengan melakukan
perlawanan terhadap VOC yang semakin merugikan Kesultanan
Banten dengan sistem monopoli dagang yang diterapkannya.
Pada perjuangannya ketiga maulana tersebut membangun
benteng pertahanan hingga mendirikan pusat pemerintahan
kemaulanaan yang menjadi pusat perlawanan terhadap VOC di
daerah Tigaraksa.Namun, dalam pertempuran melawan VOC,
ketiga maulana gugur satu demi satu. Aria Santika wafat pada
tahun 1717 di Kebon Besar Kec. Batuceper, Aria Yudhanegara
wafat pada tahun 1718 di Cikolol dan pada tahun yang sama Aria
Wangsakara menutup usia di Ciledug dan dimakamkan di
Lengkong Kiai.
Daerah di sekitar benteng pertahanan yang dibangun oleh
ketiga maulana disebut masyarakat sekitar dengan istilah daerah
Benteng.Hal ini turut mendasari sebutan Kota Tangerang yang
dikenal dengan sebutan Kota Benteng.
Beralih ke latar belakang berubahnya istilah "Tangeran"
menjadi "Tangerang". Hal ini bermula pada tanggal 17 April 1684,
pada saat ditandatanganinya perjanjian antara Sultan Haji atau
42
Sultan Abunnashri Abdulkahar putra Sultan Ageng Tirtayasa
pewaris Kesultanan Banten dengan VOC. Pada salah satu pasal
perjanjian tersebut menyebutkan bahwa wilayah yang kala itu
dikenal dengan “Tangeran” sepenuhnya menjadi milik dan
ditempati oleh VOC.
Dengan adanya perjanjian tersebut, daerah Tangerang
seluruhnya masuk kekuasaan Belanda.Kala itu, tentara Belanda
tidak hanya terdiri dari bangsa asli Belanda tetapi juga merekrut
warga pribumi di antaranya dari Madura dan Makasar yang di
antaranya ditempatkan di sekitar wilayah benteng. Tentara VOC
yang berasal dari Makasar tidak mengenal huruf mati, dan terbiasa
menyebut “Tangeran” dengan “Tangerang”.Kesalahan ejaan dan
dialek inilah yang diwariskan dari generasi ke generasi bahkan
hingga saat ini.
Berlanjut ke masa pemerintahan awal di Tangerang pasca
ditandatanganinya perjanjian Banten dengan VOC. Kala itu,
Pemerintah Belanda membentuk pemerintahan kabupaten yang
lepas dari Kesultanan Banten di bawah pimpinan seorang bupati.
Para bupati yang pernah memimpinan Tangerang di era
pemerintahan Belanda pada periode tahun 1682-1809
adalah Kyai Aria Soetadilaga I-VII.
Setelah pemerintahan keturunan Aria Soetadilaga, Belanda
menghapus pemerintahan ini dan memindahkannya ke
43
Batavia.Kemudian Belanda membuat kebijakan, sebagian tanah di
Tangerang dijual kepada orang-orang kaya di Batavia.
Nama wilayah Tangerang menjadi nama resmi pertama kali
pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945. Pemerintah
Jepang saat itu sempat melakukan pemindahan pusat pemerintahan
Jakarta Ken (wilayah administratif setingkat Kabupaten) ke
Tangerang yang dipimpin oleh Kentyo M. Atik Soeardi. Peristiwa
ini berdasarkan kepada keputusan Gunseikanbu, yang merupakan
pimpinan Departemen Militer Jepang, tanggal 9 boelan 11 hoen
syoowa 18 (2603) Osamu Sienaishi 1834. Keputusan tersebut juga
akhirnya menunjuk Atik Soeardi untuk menjabat pembantu Wakil
Kepala Gunseibu Jawa Barat dan Raden Pandu Suradiningrat
menjadi Bupati Tangerang (1943-1944).
Seiring berjalannya waktu, daerah Tangerang yang kala itu
berbentuk Kabupaten Daerah Tingkat II mengalami perkembangan
yang sangat pesat.Letaknya yang berbatasan langsung dengan Ibu
Kota menjadikan beberapa kecamatan yang berbatasan langsung
menjadi pusat segala kegiatan baik Pemerintah, Ekonomi, industri
dan Perdagangan, Politik, Sosial Budaya.
Hal tersebut mendasari pemerintah memandang perlu untuk
mengatur penyelenggaraan pemerintahan secara khusus. Maka
pada tanggal 28 Februari 1981 keluar Peraturan Pemerintah Nomor
50 Tahun 1981 tentang Pembentukan Kota Administratif
Tangerang, dengan demikian Kecamatan Tangerang, Kecamatan
44
Batuceper, Kecamatan Ciledug, Kecamatan Benda dan Kecamatan
Jatiuwung masuk ke dalam Wilayah Kota Administratif
Tangerang.
Dalam perjalanan kurun waktu 12 Tahun Kota
Administratif Tangerang kembali menunjukan perkembangan dan
pertumbuhan yang sangat pesat disegala bidang, baik dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan
pembinaan kemasyarakatan. Dinamika kehidupan perekonomian
kota ditandai dengan berkembangnya unit-unit usaha dan
perdagangan termasuk pertumbuhan jumlah penduduk yang
mencapai 921.848 jiwa, dengan laju pertumbuhan mencapai 8,27
% yang diakibatkan derasnya arus urbanisasi yang pada akhirnya
berpengaruh bagi kehidupan sosial - politik, budaya dan
perekonomian masyarakat.
Perkembangan tersebut sejalan dengan Peraturan Daerah
(Perda) Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 4 Tahun
1985 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota yang
peruntukannya sebagai daerah industri, perumahan, perdagangan,
dan jasa dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional.
Dengan struktur Pemerintahan yang masih berbentuk Kota
Administratif sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 650/SK-39-
Pemda/1983 tanggal 14 Maret 1983 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Wilayah Kota Administratif Tangerang, mengalami
45
berbagai kesulitan karena terbatasnya kewenangan pemerintah kota
pada waktu itu.
Selanjutnya Surat Keputusan Gubernur tersebut dijabarkan
melaluiSurat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Tangerang Nomor : 188.45/SK.40-HUK/1984 tanggal 17 Maret
1984 tentang Pelimpahan Pelaksanaan Tugas dan Kewenangan
Bupati Kepala Daerah Tingkat II Tangerang kepada Walikota
Administratif Tangerang.
Dengan perubahan struktur Pemerintah Kota Administratif
tetap tidak dapat mendukung dinamika pelayanan yang dibutuhkan
oleh masyarakat Kota Tangerang, terlebih lagi aparat Pemerintah
Kota hanya berjumlah 737 orang yang terdiri dari 331 PNS dan
406 status magang/honor daerah. Untuk itulah dalam rangka
menunjang pelaksanaan pembinaan dan pengelolaan Kota
Administratif diperlukan struktur Pemerintahan yang lebih tinggi
dari status Kota Administratif yaitu dengan membentuk daerah
otonom Kotamadya Daerah Tingkat II yang mengatur rumah
tangganya sendiri.
Adapun Walikota Administratif Tangerang yang telah
menjabat mulai terbentuk Kota Administratif adalah :
1. Periode 1982-1986 : Bapak KARSO PERMANA, BA
2. Periode 1986-1990 : Bapak Drs. H. YITNO
3. Periode 1990-1993 :Bapak Drs. H. DJAKARIA
MACHMUD
46
Proses pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II
Tangerang diawali dengan adanya aspirasi sejumlah tokoh
masyarakat yang disampaikan kepada Bpk. Drs. H. YITNO
sebagai Walikota Administratif Tangerang kemudian direstui oleh
Bapak H. TADJUS SOBIRIN sebagai Bupati Kepala Daerah
Tingkat II Tangerang pada waktu itu, selanjutnya diproses melalui
DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang.
Proses pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II
Tangerang secara keseluruhan berlangsung selama 5 tahun 8 bulan
27 hari yaitu sejak tanggal 1 Juni 1987 sampai dengan 28 Februari
1993 dan secara resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang
menjadi Daerah Otonom Ke-25 di Jawa Barat dan Ke-312 se
Indonesia. Selanjutnya Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang
diresmikan oleh Bapak Jenderal TNI (Pur) RUDINI (Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia) pada hari Minggu tanggal 28
Februari 1993 bertepatan dengan bulan Suci Ramadhan 1413 H
sekaligus melantik Bapak Drs. H. DJAKARIA MACHMUD
sebagai Pejabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II
Tangerang.
Satu tahun kemudian, berdasarkan hasil pemilihan DPRD
Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang Bapak Drs. H.
DJAKARIA MACHMUD terpilih sebagai Walikotamadya Kepala
Daerah Tingkat II Tangerang yang pertama. Adapun urutan
47
Walikotamadya Kepala Derah Tingkat II Tangerang adalah sebagai
berikut :
1) Tahun 1993 – 1998 :Bpk Drs. H. DJAKARIA
MACHMUD
2) Tahun 1998 – 2003 : Bpk Drs. H. MOCH. THAMRIN
3) Tahun 2003 – 2013 : Bpk Drs. H. WAHIDIN HALIM
4) Tahun 2013 – Sekarang :Bpk H. ARIEF R. WISMANSYAH,
B.Sc., M.Kes.
Demikian sejarah singkat berdirinya Kotamadya Daerah
Tingkat II Tangerang dan sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-
undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 32 tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah maka sebutan Kotamadya Daerah
Tingkat II Tangerang menjadi Kota Tangerang.Letak astronomis dan
Batas Wilayah Kota Tangerang.1
2. Visi Misi Kota Tangerang2
a. Visi Kota Tangerang
“Terwujudnya kota tangerang yang maju, mandiri, dinamis,
dan sejahtera, dengan masyarakat yang berakhlakul karimah.”
b. Misi kota Tangerang
Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, akuntabel, dan
transparan didukung dengan struktur birokrasi yang
berintegritas, kompeten, dan professional.
1 Hubungan Masyarakat (Humas) Kota Tangerang, 2017
2www.tangerangkota.go.id
48
Penjelasan misi:
1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing
tinggi
2) Mengembangkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan
kesejahteraan sosial demi terwujudnya masyarakat yang
berdaya saing di era globalisasi
3) Meningkatkan pembangunan sarana perkotaan yang
memadai dan berkualitas
4) Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman.
3. Logo Kota Tangerang (bentuk dan arti lambang)
Gambar 3.1 Logo Kota Tangerang
Lambang daerah berbentuk perisai dengan warna hijau
Motto "BHAKTI KARYA ADHI KERTARAHARJA", artinya
adalah semangat pengabdian dalam bentuk Karya
Pembangunan untuk kebesaran negeri dan kemakmuran serta
kesejahteraan wilayah
49
Didalam lambang tersebut terdapat lukisan-lukisan yang
merupakan unsur-unsur sebagai berikut:
a. Bintang :
1) Melambangkan keagamaan
2) Melambangkan pula bahwa masyarakat Kotamadya Dati
II Tangerang adalah agamis
b. Roda Mesin :
Melambangkan bahwa Kotamadya Daerah Tingkat II
Tangerang adalah merupakan roda industry
c. Landasan Pacu (Run Way) :
Melambangkan adanya Bandara Internasional
Soekarno-Hatta yang sekaligus melambangkan semangat pacu
untuk mencapai cita-cita Pembangunan yang luhur sebagai
daerah penyangga Ibu Kota Negeri RI
d. Riak Air :
Melambangkan adanya Sungai Cisadane yang
memberikan manfaat dan kesuburan bagi masyarakat
Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang
e. Gerigi Roda Besi, Padi dan Kapas :
Melambangkan Tanggal, bulan dan Tahun Proklamasi
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dengan penjelasan sebagai
berikut :
50
1) Tujuh belas gerigi roda besi melambangkan tanggal
tujuh belas
2) Delapan Bunga Kapas melambangkan bulan delapan
3) Empat puluh lima butir padi melambangkan tahun
empat lima
4) Dua Lingkaran didalam Roda Besi melambangkan
tahun lahirnya Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang
pada bulan Februari
f. Jumlah Gelombang, Riak Air, Dua buah lingkaran dalam
roda mesin, tanda batas landasan dan lampu landasan :
Melambangkan tanggal, bulan dan tahun Hari Jadi
Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang yaitu
pada tanggal 28 Februari 1993 dengan penjelasan sebagai
berikut :
1) Dua puluh delapan gelombak riak air melambangkan
tanggal dua puluh delapan.
2) Dua buah lingkaran dalam roda mesin melambangkan
bulan dua
3) Sembilan tanda batas di dalam Run Way segi tiga lampu
landasan melambangkan tahun sembilan puluh tiga
g. Arti warna dalam lambang daerah adalah :
1) Warna Hijau mempunyai arti kemakmuran dan
kesuburan
51
2) Warna Kuning mempunyai arti keadilan, kekuasaan,
kewibawaan dan keagungan
3) Warna Hitam mempunyai arti keteguhan dan ketabahan
4) Warna Biru mempunyai arti kesetiaan dan kebijaksanaan
5) Warna Putih mempunyai arti kesucian dan kebersihan
6) Warna Merah mempunyai arti keberanian3
B. Gambaran Umum Bagian Humas Kota Tangerang 2016
1. Struktur organisasi bagian humas kota tangerang
Gambar 3.2 Struktur organisasi bagian Humas Kota Tangerang
3www.tangerangkota.go.id
Sekertaris
daerah kota
Tangerang
Asisten
Administrasi
Umum
Kepala Bagian
Humas
Kassubbag
Protokol
Kasubbag
Peliputan dan
Pemberitaan
Kassubbag
Pelayanan
Informasi
Staff
52
2. Identifikasi Struktur Organisasi Humas Pusat Pemerintahan
Kota Tangerang
Susunan organisasi, tugas, fungsi serta tata kerjabagian
Hubungan MasyarakatPemeritah Kota Tangerang tertuang dalam
peraturan walikota tangerangnomor 55 pasal 39 sampai dengan
pasal 42 tahun 2016 sebagaimana berikut:
a. Tugas dan Fungsi Asisten Administrasi Umum dalam
Lingkup Hubungan Masyarakat dan Protokol.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai fungsi:
1) Pengoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah
Daerah di bidang hubungan masyarakat dan protokol;
2) Pengoordinasian pelaksanaan kebijakan Pemerintah
Daerah di bidang hubungan masyarakat dan protokol;
3) Penyelenggaraan peliputan dan pemberitaan kegiatan
Walikota/Wakil Walikota/Sekretaris Daerah;
4) Penyelenggaraan publikasi kegiatan dan pemberian
informasi mengenai kebijakan Walikota/Wakil
Walikota/Sekretaris Daerah;
5) Penyelenggaraan pelaksanaan tugas Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pemerintah Daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
53
6) Pengoordinasian Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID) Pembantu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
7) Pelaporan.
Bagian Hubungan Masyarakat dipimpin oleh
seorang Kepala Bagian Hubungan Masyarakat yang berada
di bawah dan bertanggungjawab kepada Asisten Bidang
Administrasi Umum.
b. Tugas Sub Bagian Peliputan dan Pemberitaan
1) Melakukan penyusunan usulan rencana kegiatan Sub
Bagian Peliputan dan Pemberitaan berdasarkan tugas,
permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan
Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran
Sekretariat Daerah;
2) Melakukan pengumpulan serta pengolahan data dan
bahan yang diperlukan dalam rangka penyusunan
konsep pedoman serta petunjuk teknis pembinaan,
pengendalian dan koordinasi penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang berkenaan dengan peliputan
dan pemberitaan kegiatan Walikota/Wakil
Walikota/Sekretaris Daerah yang tidak dapat diekspos
atau diikuti secara langsung oleh masyarakat serta
pengumpulan informasi mengenai peristiwa-peristiwa
54
dan perkembangan dinamika kehidupan masyarakat di
Daerah;
3) Melakukan penyusunan konsep pedoman serta petunjuk
teknis pembinaan, pengendalian dan koordinasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berkenaan
dengan peliputan dan pemberitaan kegiatan
Walikota/Wakil Walikota/Sekretaris Daerah yang tidak
dapat diekspos atau diikuti secara langsung oleh
masyarakat serta pengumpulan informasi mengenai
peristiwa-peristiwa dan perkembangan dinamika
kehidupan masyarakat di Daerah;
4) Melakukan pengkajian dan penelitian terhadap
permasalahan-permasalahan yang berkenaan dengan
peliputan dan pemberitaan kegiatan Walikota/Wakil
Walikota/Sekretaris Daerah yang tidak dapat diekspos
atau diikuti secara langsung oleh masyarakat serta
pengumpulan informasi mengenai peristiwa-peristiwa
dan perkembangan dinamika kehidupan masyarakat di
Daerah;
5) Melakukan pengkajian dan penelitian terhadap
permasalahan-permasalahan yang berkenaan dengan
publikasi kegiatan dan pemberian informasi mengenai
kebijakan Walikota/wakil Walikota;
55
6) Melakukan penyusunan konsep kebijakan Pemerintah
Daerah yang berkenaan dengan peliputan dan
pemberitaan kegiatan Walikota/Wakil
Walikota/Sekretaris Daerah yang tidak dapat diekspos
kepada atau diikuti secara langsung oleh masyarakat
serta pengumpulan informasi mengenai peristiwa-
peristiwa dan perkembangan dinamika kehidupan
masyarakat di Daerah;
7) Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan
pemerintahan daerah yang berkenaan dengan peliputan
dan pemberitaan kegiatan Walikota/Wakil
Walikota/Sekretaris Daerah yang tidak dapat diekspos
atau diikuti secara langsung oleh masyarakat serta
pengumpulan informasi mengenai peristiwa-peristiwa
dan perkembangan dinamika kehidupan masyarakat di
Daerah;
8) Melakukan penyusunan konsep kebijakan yang
diperlukan dalam rangka pengoordinasian perumusan
kebijakan Pemerintah Daerah yang berkenaan dengan
peliputan dan pemberitaan kegiatan Walikota/Wakil
Walikota/Sekretaris Daerah yang tidak dapat diekspos
atau diikuti secara langsung oleh masyarakat serta
pengumpulan informasi mengenai peristiwa-peristiwa
56
dan perkembangan dinamika kehidupan masyarakat di
Daerah;
9) Melakukan penyiapan rapat koordinasi dan kegiatan-
kegiatan lainnya dalam rangka pengoordinasian
perumusan kebijakan Pemerintah Daerah yang
berkenaan dengan peliputan dan pemberitaan kegiatan
Walikota/Wakil Walikota/Sekretaris Daerah yang tidak
dapat diekspos atau diikuti secara langsung oleh
masyarakat serta pengumpulan informasi mengenai
peristiwa-peristiwa dan perkembangan dinamika
kehidupan masyarakat di Daerah, serta melakukan
pemantauan, pengawasan dan pembinaan terhadap
pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah yang telah
ditetapkan dalam rapat koordinasi;
10) Melakukan pemberian fasilitasi dan pelayanan
administrasi kepada seluruh Perangkat Daerah dan
instansi lainnya dalam rangka pelaksanaan kebijakan
Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Pusat yang berkenaan dengan peliputan dan
pemberitaan kegiatan Walikota/Wakil
Walikota/Sekretaris Daerah yang tidak dapat diekspos
atau diikuti secara langsung oleh masyarakat serta
pengumpulan informasi mengenai peristiwa-peristiwa
57
dan perkembangan dinamika kehidupan masyarakat di
Daerah;
11) Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
pemerintahan daerah yang berkenaan dengan peliputan
dan pemberitaan kegiatan Walikota/Wakil
Walikota/Sekretaris Daerah yang tidak dapat diekspos
atau diikuti secara langsung oleh masyarakat serta
pengumpulan informasi mengenai peristiwa-peristiwa
dan perkembangan dinamika kehidupan masyarakat di
Daerah;
12) Melakukan penyiapan peralatan dan personil dalam
rangka peliputan dan pemberitaan kegiatan
Walikota/Wakil Walikota/ Sekretaris Daerah yang tidak
dapat diekspos atau diikuti secara langsung oleh
masyarakat;
13) Melakukan kegiatan peliputan dan pemberitaan
terhadap kegiatan Walikota/Wakil Walikota/Sekretaris
Daerah dengan menggunakan peralatan-peralatan audio,
video dan audiovisual yang tidak dapat diekspos atau
diikuti secara langsung oleh masyarakat;
14) Melakukan kegiatan pengumpulan informasi mengenai
perkembangan dinamika kehidupan masyarakat dan
opini publik di Daerah yang berpengaruh terhadap
kebijakan Pemerintah Daerah, baik secara langsung
58
maupun melalui pemberitaan dalam media cetak dan
media elektronik;
15) Melakukan kegiatan pengolahan hasil-hasil
pengumpulan informasi mengenai peristiwa-peristiwa
dan perkembangan dinamika kehidupan masyarakat di
Daerah yang berpengaruh terhadap kebijakan
Pemerintah Daerah dalam bentuk kliping, rekaman
audio, rekaman video, film dan lain-lain;
16) Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
pemerintah daerah yang berkenaan dengan publikasi
kegiatan dan pemberian informasi mengenai kebijakan
Walikota/Wakil Walikota;
17) Melakukan penyiapan bahan-bahan dan data yang
diperlukan dalam rangka penyusunan konsep berita
kegiatan Walikota/Wakil walikota;
18) Melakukan penyusunan konsep berita kegiatan
Walikota/Wakil Walikota ;
19) Melakukan publikasi berita kegiatan Walikota/Wakil
Walikota melalui media cetak dan media elektronik;
20) Melakukan penghimpunan bahan-bahan dan data yang
diperlukan dalam rangka pemberian informasi
mengenai kebijakan Walikota/Wakil Walikota kepada
kalangan pers dan masyarakat dalam kaitannya dengan
perkembangan dinamika pemerintahan daerah dan
59
kehidupan masyarakat serta opini publik di Daerah
yang berpengaruh terhadap kebijakan Pemerintah
Daerah;
21) Melakukan pengumpulan data dari Perangkat Daerah
dan Instansi/lembaga pemerintahan/swasta dan
penyiapan informasi dalam rangka counter issue, Hak
Jawab, dan Hak Koreksi terhadap opini publik/isu-isu
yang berkembang di tengah-tengah masyarakat;
22) Melakukan penyelenggaraan jumpa pers dalam rangka
pemberian informasi mengenai kebijakan
Walikota/Wakil Walikota dalam kaitannya dengan
perkembangan dinamika pemerintahan dan kehidupan
masyarakat serta opini publik di Daerah yang
berpengaruh terhadap kebijakan Pemerintah Daerah;
23) Melakukan penyiapan bahan-bahan dan data yang
diperlukan dalam rangka penyusunan rencana pendirian
serta pengembangan prasarana dan sarana Crisis Center
Pemerintah Daerah;
24) Melakukan pendirian serta pengembangan prasarana
dan sarana Crisis Center Pemerintah Daerah;
25) Melakukan pengelolaan prasarana dan sarana Crisis
Center Pemerintah Daerah;
26) Melakukan pengumpulan data dari Perangkat Daerah
dan Instansi/lembaga pemerintahan/swasta dan
60
penyiapan informasi dalam rangka counter issue, Hak
Jawab, dan Hak Koreksi terhadap opini publik/isu-isu
yang berkembang di tengah-tengah masyarakat;
27) Melakukan penyelenggaraan jumpa pers dalam rangka
pemberian informasi mengenai kebijakan
Walikota/Wakil Walikota dalam kaitannya dengan
perkembangan dinamika pemerintahan dan kehidupan
masyarakat serta opini publik di Daerah yang
berpengaruh terhadap kebijakan Pemerintah Daerah;
28) Melakukan penyiapan bahan-bahan yang berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan kedinasan Sub Bagian
Peliputan dan Pemberitaan dalam rangka penyusunan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan laporan
kedinasan lainnya yang berkenaan dengan Bagian
Hubungan Masyarakat;
29) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
kegiatan Sub Bagian Peliputan dan Dokumentasi; dan
30) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang
tugasnya.
c. Tugas Sub Bagian Protokol
1) Melakukan penyusunan usulan rencana kegiatan Sub
Bagian Protokol berdasarkan tugas, permasalahan dan
regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis
serta Rencana Kerja dan Anggaran Sekretariat Daerah;
61
2) Melakukan pengumpulan serta pengolahan data dan
bahan yang diperlukan dalam rangka penyusunan
konsep pedoman serta petunjuk teknis pembinaan,
pengendalian dan koordinasi penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang berkenaan dengan
keprotokolan;
3) Melakukan penyusunan konsep pedoman serta petunjuk
teknis pembinaan, pengendalian dan koordinasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berkenaan
dengan keprotokolan;
4) Melakukan pengkajian dan penelitian terhadap
permasalahan-permasalahan yang berkenaan dengan
keprotokolan;
5) Melakukan penyusunan konsep kebijakan Pemerintah
Daerah yang berkenaan dengan keprotokolan;
6) Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan
pemerintahan daerah yang berkenaan dengan
keprotokolan;
7) Melakukan penyusunan konsep kebijakan yang
diperlukan dalam rangka pengoordinasian perumusan
kebijakan Pemerintah Daerah yang berkenaan dengan
keprotokolan;
8) Melakukan penyiapan rapat koordinasi dan kegiatan-
kegiatan lainnya dalam rangka pengoordinasian
62
perumusan kebijakan Pemerintah Daerah yang
berkenaan dengan keprotokolan, serta melakukan
pemantauan, pengawasan dan pembinaan terhadap
pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah yang telah
ditetapkan dalam rapat koordinasi;
9) Melakukan pemberian fasilitasi dan pelayanan
administrasi kepada seluruh Perangkat Daerah dan
instansi lainnya dalam rangka pelaksanaan kebijakan
Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Pusat yang berkenaan dengan keprotokolan;
10) Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
pemerintahan daerah yang berkenaan dengan
keprotokolan;
11) Melakukan penyusunan acara dalam rangka upacara
pelantikan pejabat, rapat-rapat dinas dan pertemuan-
pertemuan di lingkungan Pemerintah Daerah yang
memerlukan pelayanan yang bersifat protokoler;
12) Melakukan pengaturan persiapan penyelenggaraan rapat
atau pertemuan kedinasan lainnya yang memerlukan
pelayanan yang bersifat protokoler;
13) Melakukan penyiapan bahan-bahan dan data dalam
rangka penyusunan konsep naskah pidato Walikota,
Wakil Walikota dan Sekretaris Daerah;
63
14) Melakukan penyusunan konsep naskah pidato Walikota,
Wakil Walikota, dan Sekretaris Daerah;
15) Melakukan pembuatan notulen dalam penyelenggaraan
rapat-rapat dinas di lingkungan Pemerintah Daerah
yang memerlukan pelayanan yang bersifat protokoler;
16) Melakukan persiapan penyelenggaraan penerimaan
tamu-tamu Pemerintah Daerah, tamu-tamu Negara,
serta tamu-tamu perwakilan negara sahabat;
17) Melakukan pengaturan dan penyiapan akomodasi, acara
perjalanan dan kendaraan bagi tamu-tamu Pemerintah
Daerah, tamu-tamu Negara, serta tamu-tamu perwakilan
negara sahabat;
18) Melakukan penyusunan jadwal dan acara perjalanan
dinas Walikota, Wakil Walikota dan Sekretaris Daerah;
19) Melakukan pembinaan dalam rangka mewujudkan
tertib administrasi dalam pelaksanaan kegiatan
kedinasan Sub Bagian Protokol;
20) Melakukan penyusunan konsep Rancangan Peraturan
Daerah/Rancangan Peraturan Walikota/Rancangan
Keputusan Walikota yang berkaitan dengan
keprotokolan;
21) Melakukan penyiapan bahan-bahan yang berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan kedinasan Sub Bagian
Protokoldalam rangka penyusunan Laporan Kinerja
64
Instansi Pemerintah dan laporan kedinasan lainnya yang
berkenaan dengan Bagian Umum;
22) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
kegiatan Sub Bagian Protokol; dan
23) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang
tugasnya.
d. Tugas Sub Bagian Pelayanan Informasi
1) Melakukan penyusunan usulan rencana kegiatan Sub
Bagian Pelayanan Informasi berdasarkan tugas,
permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan
Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran
Sekretariat Daerah;
2) Melakukan pengumpulan serta pengolahan data dan
bahan yang diperlukan dalam rangka penyusunan
konsep pedoman serta petunjuk teknis pembinaan,
pengendalian dan koordinasi penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang berkenaan dengan pelayanan
informasi publik dan pengelolaan informasi sesuai
dengan mekanisme internal Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi Pemerintah Daerah serta penerimaan
pengaduan masyarakat;
3) Melakukan penyusunan konsep pedoman serta petunjuk
teknis pembinaan, pengendalian dan koordinasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berkenaan
65
dengan pelayanan informasi publik dan pengelolaan
informasi sesuai dengan mekanisme internal Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi Pemerintah
Daerah serta penerimaan pengaduan masyarakat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;;
4) Melakukan pengkajian dan penelitian terhadap
permasalahan-permasalahan yang berkenaan dengan
pelayanan informasi publik dan pengelolaan informasi
sesuai dengan mekanisme internal Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi Pemerintah Daerah serta
penerimaan pengaduan masyarakat;
5) Melakukan penyusunan konsep kebijakan Pemerintah
Daerah yang berkenaan dengan pelayanan informasi
publik dan pengelolaan informasi sesuai dengan
mekanisme internal Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi Pemerintah Daerah serta penerimaan
pengaduan masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
6) Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan
pemerintahan daerah yang berkenaan dengan pelayanan
informasi publik dan pengelolaan informasi sesuai
dengan mekanisme internal Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi Pemerintah Daerah serta penerimaan
66
pengaduan masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
7) Melakukan penyusunan konsep kebijakan yang
diperlukan dalam rangka pengoordinasian perumusan
kebijakan Pemerintah Daerah yang berkenaan dengan
pelayanan informasi publik dan pengelolaan informasi
sesuai dengan mekanisme internal Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi Pemerintah Daerah serta
penerimaan pengaduan masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
8) Melakukan penyiapan rapat koordinasi dan kegiatan-
kegiatan lainnya dalam rangka pengoordinasian
perumusan kebijakan Pemerintah Daerah yang
berkenaan dengan pelayanan informasi publik dan
pengelolaan informasi sesuai dengan mekanisme
internal Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
Pemerintah Daerahsesuai dengan peraturan perundang-
undangan, serta melakukan pemantauan, pengawasan
dan pembinaan terhadap pelaksanaan kebijakan
Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan dalam rapat
koordinasi;
9) Melakukan pemberian fasilitasi dan pelayanan
administrasi kepada seluruh Perangkat Daerah dan
instansi lainnya dalam rangka pelaksanaan kebijakan
67
Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Pusat yang berkenaan dengan pelayanan
informasi publik dan pengelolaan informasi sesuai
dengan mekanisme internal Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi Pemerintah Daerah serta penerimaan
pengaduan masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
10) Melakukan penerimaan terhadap pengaduan masyarakat
yang berkenaan dengan penyelenggaraan pemerintahan
daerah ;
11) Melakukan penyampaian pengaduan masyarakat yang
berkenaan dengan penyelenggaraan pemerintahan
daerah kepada Perangkat Daerah yang terkait;
12) Melakukan monitoring atas tindak lanjut yang
dilakukan oleh Perangkat Daerah yang bersangkutan
terhadap pengaduan masyarakat yang telah disampaikan
kepadanya;
13) Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
pemerintahan daerah yang berkenaan dengan pelayanan
informasi publik dan pengelolaan informasi sesuai
dengan mekanisme internal Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi Pemerintah Daerah serta penerimaan
pengaduan masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
68
14) Melakukan penyusunan Daftar Informasi Publik dalam
rangka penyusunan database informasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
15) Melakukan pengumpulan bahan dan data dari PPID
Pembantu;
16) Melakukan pengolahan, dan pengkompilasian bahan
dan data untuk didokumentasikan menjadi bahan
informasi publik;
17) Melakukan koordinasi dengan Perangkat Daerah yang
membidangi urusan Komunikasi dan Informatika dalam
rangkapemberitaan informasi yang telah dikuasai
apabila belum bisa dilakukan secara mandiri;
18) Melakukan pencetakan dan penggandaan informasi dan
dokumentasi (soft/hard copy);
19) Melakukan pengoordinasian dan penyimpanan
informasi yang telah dikuasai;
20) Melakukan penyediaan dan pemberian pelayanan
informasi kepada publik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
21) Melakukan verifikasi bahan informasi publik;
22) Menyiapkan bahan-bahan uji konsekuensi atas
informasi yang dikecualikan;
23) Melakukan pemutakhiran informasi dan dokumentasi;
69
24) Melakukan pengelolaan Aplikasi PPID Pemerintah
Daerah pada Website Pemerintah Daerah;
25) Melakukan penyediaan informasi dan dokumentasi
untuk diakses oleh masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
26) Melakukan penyusunan Laporan Pelayanan Informasi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
27) Melakukan penyiapan bahan dalam rangka koordinasi
dengan PPID Pembantu, baik secara berkala maupun
insidentil;
28) Melakukan pengkajian kebutuhan dan penyusunan
rencana kebutuhan prasarana dan sarana dalam rangka
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas PPID sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
29) Melakukan pengadaan prasarana dan sarana dalam
rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugas PPID
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
30) Melakukan penyusunan StandarOperating Procedure
(SOP) PPID sebagai salah satu kelengkapan yang
diperlukan untuk mempermudah PPID dalam
mengelola dan pemberian layanan informasi kepada
masyarakat;
31) Melakukan penyusunan konsep Rancangan Peraturan
Walikota/Rancangan Keputusan Walikota yang
70
berkaitan dengan pelayanan informasi publik dan
pengelolaan informasi oleh Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi Pemerintah Daerah;
32) Melakukan penyusunan konsep Rancangan Peraturan
Walikota/Rancangan Keputusan Walikota yang
berkaitan dengan pelayanan informasi publik dan
pengelolaan informasi oleh Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi Pemerintah Daerah;
33) Melakukan penyiapan bahan-bahan yang berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan kedinasan Sub Bagian
Pelayanan Informasidalam rangka penyusunan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah dan laporan kedinasan
lainnya yang berkenaan dengan Bagian Hubungan
Masyarakat;
34) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
kegiatan Sub Bagian Pelayanan Informasi; dan
35) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang
tugasnya.
3. Peran, Tugas dan Program Kehumasan Pemkot Tangerang
Begitu strategis peran Humas Pemerintah dalam menjebatani
organisasi dengan masyarakat yang menjadi publik utamanya.Peran
strategis ini juga ditandai dengan berbagaimacam dasar hukum
berbentuk Undang-undang hingga Peraturan Menteri (Permen) yang
turut mengkoridori kerja humas pemerintah. Sebagai contoh, sebut saja
71
Peraturan Menteri PAN & RB (Permenpan RB) yang memberikan
petunjuk teknis mengenai Tata Kelola Humas Pemerintah (No.
30/2011) dan Pedoman Infrastruktur Humas Pemerintah (No. 31/
2011) bahkan sistematika kerja audit humas pemerintah pun tak luput
dari pedoman Permenpan RB (No.27/ 2011).
Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menginduk kepada
Kementerian Dalam Negeri (Mendagri), maka berlaku pula
Permendagri 13/ 2011 mengenai pelaksanaan Tugas Kehumasan di
Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah.Pentingnya posisi humas dalam lembaga pemerintahan, dalam
Permendagri tersebut disebutkan Pejabat Kehumasan di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bertindak sebagai juru bicara
Bupati/Walikota.
Program Kehumasan pada Pemkot Tangerang terdiri atas:
a. Pengelolaan Opini dan Aspirasi masyarakat, dimana
memfasilitasi peran aktif masyarakat Pemkot menyediakan
call center, pengelolaan sosial media resmi, aplikasi LIVE
dan pengukuran pemberitaan melalui media monitoring.
b. Pengelolaan Informasi yang mencakup penyenggaraan ke
PPID-an, Ruang Pusat Kendali Kota dan website resmi
pemerintah.
c. Penyediaan Konten Informasi dan Strategi Pemberitaan/
agenda setting, melalui kegiatan peliputan yang disajikan
72
melalui release dan informasi dari Media Internal yang
dikelola secara internal.
d. Penguatan Sumberdaya dan Komunikasi Publik serta
Penyediaan Akses Informasi .
e. layanan media relations dengan disediakannya press room,
media center, kerjasama media, Jumpa Pers/ Press Tour,
media Gathering dan meningkatkan hubungan informas/
personal antara praktisi humas Pemkot dengan rekan media.
f. Penguatan Suberdaya dan Komunikasi Publik dan
Penyediaan Akses Informasi melalui kegiatan tahunan
Forum Kehumasan, Pembinaan Agen Informasi dan
Pembinaan Kelompok Informasi Masyarkat (KIM) dan
Bimtek PPID. 4
4 Sumber: Humas Pemkot Tangerang 2017
73
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
A. Proses Komunikasi Aplikasi Tangerang LIVE oleh Humas Pemerintah
Kota Tangerang (Teori S-M-C-R-E)
Sebagai bagian dari pemerintahan, Humas Pemkot Tangerang
berfungsi memberikan pengenalan identitas (keungguan atau kinerja) kepada
masyarakat. Humas Pemkot Tangerang memiliki peran yang kuat untuk
mempublikasikan, menyampaikan sesuatu atau meyakinkan publik mengenai
program atau kebijakan pemerintah yang dimiliki.
Tugas Humas Pemkot Tangerang dalam penciptaan aplikasi
Tangerang LIVE yang digagas oleh Walikota dan Dinas Kominfo Pemkot
Tangerang secara utuh adalah merencanakan dan mengembangkan
komunikasi yang lebih bersisfat up to down, guna memperlancar tujuan
utama dari Humas dan Pemerintah kota Tangerang tersebut yaitu
mempublikasikan kepada masyarakat kota Tangerang mengenai aplikasi
Tangerang LIVE.
Peranan Humas sebagai komunikator sangatlah penting. Peranan
komunikator akan mempengaruhi perubahan sikap, tingkah laku, atau
ketertarikan khalayak yang dituju (komunikan) apabila khalayak tersebut
merasa nyaman dan tertarik dengan apa yang disampaikan. Jadi dalam proses
komunikasi keterkaitan antara komunikator, komunikan dan pesan yang
disampaikan sangatlah mempengaruhi hasil akhir (efek) pada implementasi
program itu sendiri.
74
Menurut Harold D Lasswell, dalam proses komunikasi sebenarnya menjawab
pertanyaan: who says what in which channel to whom with what effect (siapa
mengatakan apa kepada siapa melalui saluran apa dengan efek apa). Berikut
ini adalah penjelasan dan temuan peneliti di lapangan:
1. Who (siapa komunikatornya)
Humas sebagai bagian dari suatu badan/lembaga/instansi merupakan
perpanjangan lidah atau sebagai penyebar luas informasi dan publikasi ke
masyarakat. Tidak hanya mediator dalam mempublikasikan kepada
masyarakat kota Tangerang saja namun, Humas Pemkot Tangerang juga turut
aktif mengangkat isu terkait program-program atau produk pelayanan yang
digagas oleh Pemerintah Kota Tangerang kepada dunia luar. Dengan dibantu
oleh Dinas Kominfo Pemerintah Kota Tangerang sebagai pencipta dan
pengelola program pelayanan baru pemerintah yang berbasis digital
“Tangerang LIVE”. Sebagaimana dalam wawancara oleh Ibu Yunita selaku
kepala sub.bagian Humas Pelayanan informasi publik mengatakan:
“Humas sedikit langsung memang terlibat tapi tidak terlibat
langsung dalam pengembangan dan pembuatan, maintenance itu
semua di kominfo tapi kita lebih banyak ke support untuk bahan,
misalkan di dalam aplikasi Tangerang LIVE itu kan ada berita nah itu
humas tuh yang untuk release-release yg ada. Di humas kita lebih
banyak di konten dan didalam publikasi sebetulnya fungsi kehumasan
pemerintah itu mempublikasikan kegiatan pembangunan.Nah, fungsi
publikasi di kita itu dipegang oleh 2, ada kominfo, ada humas.Di
humas itu publikasinya ada di peliputan dan pemberitaan kaitannya
media relation, berita-berita yang kita sebarkan di media. Nah kalo di
kominfo ada bidang langsung khusus untuk publikasi namanya bidang
desiminasi informasi dan komunikasi publik di bidang ini semuanya
ada kepala sesi desiminasi media elektronik, informasi media cetak
dan pengembangan kemitraan komunikasi publik ini juga sama
75
kerjanya untuk mempublikasikan kegiatan kita, termasuk didalamnya
juga mempublikasikan terkait aplikasi Tangerang LIVE itu.”1
Dalam wawancara oleh Ibu Yunita selaku kasubbag Humas dapat
disimpulkan bahwa aplikasi Tangerang LIVE sebagai program pemerintah
dalam menunjang kemudahan pelayanan bagi masyarakat Kota Tangerang
sudah dirumuskan secara matang sebelum akhirnya dibuat dan dipublikasikan
ke masyarakat. Walikota Tangerang (Bapak Arief Wismansyah) pastinya
sudah mengadakan sebuah pertemuan dalam membahas aplikasi tersebut agar
pengelolaan dan sosialisasi kebijakan aplikasi tersebut bisa lebih terorganisir
dengan baik, maka semua lapisan struktur dalam pemerintahan juga turut
digerakkan karena ini merupakan perwujudan dari sebuah konsep smart city
bagi kota Tangerang, maka semua ikut berperan juga dalam membangun kota
Tangerang yang lebih smart yaitu salah satunya dengan menerapkan
teknologi digital dalam menunjang pelayanan bagi masyarakatnya.
2. Says what (pesan apa yang disampaikan)
Dalam penelitian ini program pemerintah kota Tangerang yang
disampaikan kepada khalayak yaitu mengenai aplikasi Tangerang LIVE yang
mana aplikasi tersebut merupakan salah satu perwujudan dari konsep smart
city kota Tangerang 2.0. Di dalam “Tangerang LIVE” memuat berbagai fitur
aplikasi seperti aplikasi Laksa (Layanan Aspirasi Kotak Saran Anda), aplikasi
layanan mobil ambulans dan jenazah gratis, aplikasi simpati RS (Sistem
1 Hasil wawancara dengan narasumber Ibu Yunita Virdianti Prasetya selaku kepala
sub.bagian humas pelayanan informasi public tanggal 23 Agustus 2017
76
Informasi Tempat Tidur Rumah Sakit), pencari kerja online,aplikai segar
(Sistem Informasi Harga Pasar), cek NIK, dll.2
Tujuan dirilisnya aplikasi Tangerang LIVE ini bukan lain adalah
untuk mengefektifkan kinerja serta program-program Pemerintah Kota
Tangerang agar program dan informasi tersebut lebih mudah untuk diakses
masyarakat dan mempermudah pertukaran inforasi dua arah dari pemerintah
kepada masyarakat maupun sebaliknya, maka dibentuklah aplikasi Tangerang
LIVE ini sebagai aplikasi yang didalamnya terintegrasi fitur-fitur pelayanan
online bagi masyarakat kota Tangerang. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibu
Yunita selaku kepala sub.bagian Humas Pelayanan informasi publik
mengatakan:
“Jadi pertamanya di tahun 2012 sudah banyak aplikasi-
aplikasi di kita yang semuanya itu tak terkoneksi, tidak terintegrasi.
Aplikasinya banyak ada untuk internal pemerintahan, ada aplikasi
yang untuk dilempar ke masyarakat untuk mempermudah masyarakat
berhubungan dengan kita atau juga aplikasi yag dimanfaatkan untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat. Nah ini semua aplikasi-
aplikasi ini tidak terkoneksi satu sama lain dan akhirnya pada akhir
tahun 2014 ada blue print tentang TIK smart city semua aplikasi ini
digabung. Nah termasuk juga ini adalah salah satu ide dan juga arahan
pak walikota.Waktu itu untuk mempermudah masyarakat
memanfaatkan aplikasi jadi, beberapa aplikasi untuk masyarakat ini
digabungkan jadi satu di dalam Tangerang LIVE. Jadi, sebelumnya
tuh LAKSA (layanan kotak saran anda) salah satu fiturnya ini kan
aplikasi untuk pertanyaan masyarakat dll itu sendiri tadinya, laksa
sendiri, cek NIK sendiri. Nah jadi untuk mempermudah satu kali
download udah ada semua pak wali bilang waktu itu jadi akhirnya
digabungkan di aplikasi itu (Tangerang LIVE).”3
2http://m.bantenhits.com/advertorial/52279/pemkot-tangerang-terus-kembangkan-tangerang-
smart-city 3 Hasil wawancara dengan narasumber Ibu Yunita Virdianti Prasetya selaku kepala
sub.bagian humas pelayanan informasi public tanggal 23 Agustus 2017
77
Bisa disimpulkan dari wawancara di atas, ternyata pada awalnya
aplikasi dari pemerintah kota tangerang ini banyak dan tidak terintegrasi, lalu
dengan gagasan dari Pak Walikota Arief Wismansyah agar aplikasi-aplikasi
milik Pemerintah Kota Tangerang yang ada agar disatukan atau
diintegrasikan dalam satu aplikasi, jadi untuk satu kali download masyarakat
sudah dapat menggunakan berbagai macam fitur pelayanan dan informasi
secara online di dalam satu aplikasi. Berikut contoh aplikasi yang dimiliki
Pemerintah Kota Tangerang untuk eksteral publik.
Gambar 4.1 Daftar aplikasi Pemerintah Kota Tangerang
Gambar 4.2 Tampilan aplikasi Tangerang LIVE
78
3. in which channel (saluran apa yang digunakan)
Dalam Humas sendiri, saluran yang digunakan dalam
mempublikasikan/mengomunikasikan aplikasi Tangerang LIVE kepada
masyarakat yaitu melalui media humas, melalui peliputan dan pemberitaan di
media-media cetak baik itu media cetak lokal maupun nasional. Karena
aplikasi Tangerang LIVE ini merupakan produk digital dan terobosan baru
yag dimiliki Pemkot Tangerang maka publikasi tidak hanya terfokus pada
bagian Humas saja tapi juga dinas lain yang turut bersinergi dalam
mensukseskan program Pemkot Tangerang ini, salah satunya yaitu dinas
kominfo. Dinas Kominfo Pemkot Tangerang tidak hanya bekerja sebagai
pengolah dan pengaya fitur-fitur yang ada dalam aplikasi tersebut tetapi juga
sedikit banyak ikut mensosialisasikan kepada masyarakat terkait aplikasi
Tangerang LIVE ini. Sebagaimana dalam wawancara oleh Pak Adi Dzukifli
selaku kepala bidang pengembangan aplikasi menajemen pemerintahan Dinas
Kominfo Pemkot Tangerang mengatakan:
“kami juga mensosialisasikan kurang lebih sama dengan apa
yang dilakukan oleh humas hanya bedanya kami menggunakan sosial
media jadi teknologi ya yang kami gunakan itu di kominfo ada
Tangerang TV, ada temen2 tangerang LIVE room yang mengelola
akun resmi sosial media pemerintah kota, juga melalui Koran kota
benteng, majalah LIVE magazine yang ditaruh di hotel-hotel,
memang ada perbedaan tapi hanya media sih yang berbeda tapi
tujuannya sama bagaimana memperkenalkan aplikasi ini.”4
Dari hasil wawancara oleh Pak Adi Dzukifli selaku kepala bidang
pengembangan aplikasi menajemen pemerintahan Dinas Kominfo Pemkot
4 Hasil wawancara dengan narasumber Bapak Adi Dzukifli selaku kepala bidang
pengembangan aplikasi menajemen pemerintahan, Dinas Kominfo Pemerintah Kota Tangerang tanggal 29 Agustus 2017
79
Tangerang dapat kita ketahui bahwasannya dinas Kominfo turut membantu
dalam hal mengomunikasikan atau mempublikasikan terkait aplikasi
Tangerang LIVE ini kepada masyarakat melalui media digital agar lebih bisa
menjangkau ruang yang lebih luas dan agar lebih teroptimalkannya kegitan
publikasi aplikasi pelayanan pemerintah tersebut.
a. Media Publikasi Humas
Berikut media yang digunakan oleh Humas pemkot Tangerang
dalam mempublikasikan aplikasi Tangerang LIVE
1) media cetak
koran daerah, seperti: koran Tangerang express, koran
satelit news, koran Tangerang Raya, koran Banten pos,
koran Tangsel Pos, koran Radar Banten.
Koran nasional, seperti: Koran Jakarta, Pos kota,
Republika, dll.
Majalah: tempo
Dalam pelaksanaan publikasi aplikasi Tangerang LIVE yang
dilakukan oleh Humas Pemkot Tangerang memanfaatkan media
cetak lokal dan nasional. Media cetak digunakan dalam proses
publikasi karena merupakan salah satu media Humas, selain media
lokal dari Tangerang sendiri dalam mempublikasikan program
Pemerintah Kota Tangerang, Humas juga bekerja sama dengan
media cetak nasional sehingga penyebaran informasi bisa
mencangkup khalayak yang lebih luas di luar daerah Kota
Tangerang.
80
Pemilihan media cetak sebagai media publikasi juga
didasarkan pada efektifitasnya yang bisa mencangkup semua
kalangan baik itu remaja, dewasa, dan orang tua karena tak dapat
dipugkiri, walau berada dalam era informasi yang sudah lebih maju
saat ini dan beralih ke era digitalisasi namun masih banyak juga
masyarakat terutama usia 50 tahun ke atas yang lebih suka
mendapatkan informasi melalui koran ketimbang menatap layar
smart phone atau komputer untuk membaca informasi secara
online. Berikut pemberitaan di media cetak mengenai lokal dan
nasional mengenai aplikasi Tangerang LIVE sepanjang tahun 2016
sampai pertengahan tahun 2017:5
JUMLAH PEMBERITAAN TOPIK SMART CITY 2016
SEPTEMBER
No Date Title Media Type Media
Name
Page /
Link
1 9/17/2016 Aplikasi Tangerang
LIVE Berbasis Android
Koran
Daerah
Tangerang
Ekspress 10
2 9/21/2016 Telkomsel Hadirkan T-
Bike dan T-Drive
Koran
Nasional
Koran
Jakarta 6
OKTOBER
No Date Title Media
Type
Media
Name
Page /
Link
1 10/20/2016 Badung Belajar Smart
City ke Kota Tangerang
Koran
Daerah
Tangerang
Ekspress 10
5 Sumber: Humas Pemerintah Kota Tangerang
81
2 10/20/2016
Bupati Badung Kagum
Terhadap Pengembangan
Smart City
Koran
Daerah
Tangerang
Raya 2
3 10/26/2016 Smart City, Solusi
Percepatan Pembangunan
Koran
Daerah
Satelit
News 2
4 10/26/2016 Arief Sebut Smart City
Percepat Pembangunan
Koran
Daerah
Banten
Pos 4
5 10/26/2016 Arief Bagikan Ilmu Smart
City
Koran
Daerah
Tangerang
Ekspress 9
6 10/26/2016 Smart City Percepat
Pembangunan
Koran
Daerah
Tangsel
Pos 12
7 10/27/2016 Dalam Menerapkan
Smart City
Koran
Nasional Pos Kota 00A2
NOVEMBER
No Date Title Media
Type
Media
Name
Page /
Link
1 11/1/2016 Jadi Pilot Project Smart
City
Koran
Daerah
Radar
Banten 15
2 11/14/2016
Banyak Kab/Kota Adopsi
Smart City Kota
Tangerang
Majalah
Mingguan
Majalah
Tempo
(Ind)
24
3 11/17/2016
Pemkab Sleman Adopsi
Aplikasi Tangerang
Smart City
Koran
Daerah
Tangerang
Raya 2
4 11/28/2016 Ribuan Warga Koran
Daerah
Banten
Pos 5
82
JUMLAH PEMBERITAAN TOPIK SMART CITY PER 30 MEI 2017
MEI
No Date Title Media
Type
Media
Name
Page /
Link
1 5/6/2017 Smart City Kota
Tangerang Lulus Seleksi
Koran
Daerah
Tangerang
Ekspress 10
2 5/8/2017
Kota Tangerang Lulus
Seleksi Gerakan Menuju
100 Smart City
Koran
Daerah
Satelit
News 2
3 5/9/2017 Kota Tangerang Lulus
Seleksi Smart City
Koran
Daerah
Banten
Pos 4
4 5/24/2017
WaIi Kota Tangerang
Smart City Buat Layanan
Publik Efektif
Koran
Nasional Republika 22
Tabel 4.1 Jumlah pemberitaan topik Smart City tahun 2016-2017
83
b. Media Publikasi Kominfo
Website Pemerintah Kota Tangerang
Gambar 4.3 Pemberitaan mengenai aplikasi Tangerag
LIVE di website Pemkot Tangerang
Akun sosial media instagram dan twitter
Gambar 4.4 pemberitaan mengenai aplikasi Tangerang LIVE
di Twitter @TangerangLIVE
84
Gambar 4.5 pemberitaan mengenai aplikasi Tangerang LIVE di
akun twitter @TangerrangTV
Gambar 4.6 pemberitaan mengenai aplikasi Tangerang LIVE di
instagram @kominfo_tng
85
Gambar 4.7 pemberitaan mengenai aplikasi Tangerang
LIVE di instagram @livemagz
4. To whom (siapa komunikannya)
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwasannya dalam
pemberitaan di media cetak yang merupakan media humas, koran sendiri
merupakan media yang bisa diakses oleh semua kalangan remaja ataupun
orang tua karena media cetak merupakan media informasi yang bisa
menyentuh semua kalangan. Namun, khalayak khusus yang disasar dalam
penciptaan aplikasi Tangerang LIVE ini adalah mereka yang berusia 45 tahun
ke bawah atau masyarakat generasi Y dan generasi Z. Karena dilihat dari
pengguna aktif internet saat ini dinilai pada rentan usia 45 tahun kebawah.
Namun, pelayanan yang berbentuk langsung juga tidak akan sepenuhnya
dihapuskan karena tidak semua masyarakat di Kota Tangerang semuanya
mengakses internet. Seperti yang dikatakan Pak Adi Dzukifli selaku kepala
86
bidang pengembangan aplikasi menajemen pemerintahan, Dinas Kominfo
Pemkot Tangerang mengatakan:
“tidak semua masyarakat itu tersentuh oleh teknologi contoh
misalnya yang usia 45 tahun ke atas kan mereka kan generasi generasi
baby boomers atau generasi gen x kalo yang muda muda ini gen z.
jadi memang perbedaan perbedaan umur itu segmentasinya berbeda
memang tidak semua sasaran aplikasi Tangerang LIVE ini untuk
semuanya. Aplikasi Tangerang LIVE ini lebih banyak disasar itu
untuk pasar-pasarnya yang 45 tahun ke bawah, jadi kalau untuk yang
tua-tua biar dapet informasi dari anaknya.6
5. With what effect (efek apa yang didapat)
Efek dari pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator akan timbul
pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Efek yang diharapkan oleh
Pemerintah Kota Tangerang adalah semakin banyak masyarakat kota
Tangerang yang tahu dan mengerti dengan aplikasi Tangerang LIVE sehinga
teroptimalkannya penggunaan aplikasi tersebut, karena aplikasi tersebut
dibuat sebagai pengembangan pelayanan bagi masyarakat oleh Pemerintah
Kota Tangerang.
Dari awal pembuatan aplikasi sampai pertengahan tahun 2017 aplikasi
Tangerang LIVE masih terus dipublikasikan kepada masyarakat. Sebagai
efek dari upaya yang dilakukan Humas dan bekerjasama dengan Kominfo
pemkot Tangerang dalam mempublikasikan aplikasi tersebut dapat kita lihat
hasilnya bahwa dalam setahun ini dari awal pembuatannya yaitu pada
Agustus 2016 sampai saat ini (pertengahan tahun 2017) pengguna aplikasi
6Wawancara dengan Pak Adi Dzukifli selaku kepala bidang pengembangan aplikasi
menajemen pemerintahan, Dinas Kominfo Pemkot Tangerang
87
Tangerang LIVE ini sudah mencapai 10 ribu downloader, ini dapat dilihat
dari data yang saya peroleh dari google play store yang diakses pada 13
september 2017 dengan sebaran data pengguna fitur aplikasi laksa di wilayah
kota Tangerang sebagai berikut:7
Gambar 4.8 aplikasi Tangerang LIVE di play store
7Sumber: Dinas Kominfo Pemerintah Kota Tangerang
88
Gambar 4.9 data pengguna aplikasi Tangerang LIVE di berbagai kecamatan
di Kota Tangerang
Dari data yang peneliti dapatkan dari google play store dapat terlihat
bahwasannya efek dari publikasi aplikasi Tangerang LIVE yang dilakukan
humas bersama kominfo pemkot tangerang selama satu tahun dinilai masih
jauh dari target, dari data yang didapatkan yakni sudah 10 ribu downloader
dari kurang lebih 2 juta penduduk di Kota Tangerang dan tak dipungkiri juga
masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang aplikasi ini atau
belum tertarik untuk mendownload-nya. Seperti yang diungkapkan oleh
saudara Rizky Zamaluddin Manaf mahasiswa UIN Jkt 2013 mengatakan:
“Sebenarnya saya juga tidak tahu banyak paling pernah baca-
baca gitu dari koran di kelurahan itu ada laksa. kalo dari temen gak
ada sih ya karna kalo pemerintah kota Tangerang itu kan
penyuluhannya itu gak sampe ke RT/RW paling dari koran yang
sampai di kelurahan doang jadi orang-orang di pinggiran seperti
rumah saya yang dipinggiran itu kan gak pada tau dengan adanya
aplikasi ini. kalau setau saya sih tetangga-tetangga kayaknya juga gak
banyak yang tau memang karena dirasa kurangnya sosialisasi dari
pemerintah kota tangerang juga.”
89
Dari hasil wawancara dengan saudara Rizky Zamaludin di atas dapat
diambil kesimpulan bahwasannya sosialisasi lewat media cetak dan
elektronik yang selama ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang dirasa
belum teroptimalkan dan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat kota
Tangerang, ataupun bila ada yang mengetahui tapi tidak tertarik untuk
mendownload aplikasi tersebut, padahal pembuatan aplikasi tersebut tidaklah
lain untuk mempermudah proses pelayanan, pembangunan dan
mempermudah masyarakat kota Tangerang untuk mendapatkan pelayanan,
informasi dan tanggapan langsung dari pemerintah kota Tangerang. Jadi
sebagai bentuk pelayanan komunikasi 2 arah yang ingin dibangun
pemerintah.
Saudara Rizky menjelaskan bahwa akan lebih optimal apabila
komunikasi yang dilakukan Humas lebih menyentuh langsung ke masyarakat
dengan turun ke lapangan dan mensosialisasikan program pelayanan
pemerintah yang berbasis digital ini agar masyarakat lebih paham dan lebih
tertarik lagi untuk menggunakannya.
B. Efektivitas Komunikasi Humas Pemkot Tangerang Dalam Implementasi
Aplikasi Tangerang LIVE
Pencapaian yang sebenarnya dalam pembuatan aplikasi Tangerang
LIVE ini adalah dengan teroptimalkannya penggunaan aplikasi tersebut.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Yunita selaku kepala sub.bagian
Humas Pelayanan informasi publik dalam wawancaranya beliau mengatakan:
“sebetulnya bukan hambatan sebetulnya tantangan, karena
bagaimana caranya mengedukasi atau juga memberitahu dan juga
90
mengajak masyarakat untuk sama-sama memanfaatkan ini karena kan
tentunya sudah dibangun sedemikian rupa dengan berbagai macam
manfaat kalau tidak dimanfaatkan oleh masyarakat kan percuma. Nah,
dengan jumlah downloader/pengguna aktif kita masih ingin terus
memanfaaatkan, kalau memang awal-awal tahun 2017 bulan februari
kalau tidak salah masih 6 ribuan yang baru download dengan jumlah
oang, 1,9 juta penduk kota tangerang itu masih jauh dari harapan tapi
juga harus digarisbawahi penduduk kota tangerang yang jumlahnya
1,9 atau hampir 2 juta ini juga bukan semua dalam usia yang aktif
menggunakan perangkat digital nah, tentunya kita tetap terus ingin
lebih mensosialisasikan lagi agar masyarakat bisa memanfaatkan dan
apa yang kita buat ini juga bisa berguna bagi masyarakat luas. Jadi
tantangannya yaitu tadi supaya lebih banyak yang download lagi.8
Dari wawancara peneliti dengan kepala sub.bagian Humas Pelayanan
informasi publik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasannya hasil dari
publikasi aplikasi Tangerang LIVE yang dilakukan Pemerintah Kota
Tangerang tersebut memang masih jauh dari harapan dengan jumlah
masyarakat kota Tangerang yang mencapai hampir dua juta dengan pengguna
aktif internet (usia dibawah 50 tahun) kurang lebih 1,2 juta penduduk, baru
10 ribu yang mendowload aplikasi tersebut
Namun, dalam menilai efektivitas kinerja Humas Pemerintah Kota
Tangerang dalam mengomunikasikan aplikasi Tangerang LIVE ini peneliti
menggunakan beberapa indikator komunikasi efektif dan mengaitkannya
dengan penemuan dilapangan, sebagai berikut:
a. Pemahaman
“ialah kemampuan memahami pesan secara cermat
sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator.”9Tujuan dari
komunikasi adalah terjadinya pengertian bersama dan untuk
8Wawancara oleh Ibu Yunita selaku kepala sub.bagian Humas Pelayanan informasi public
9Suranto AW, Komunikasi Efektif Mendukung Kinerja Perkantoran, www.uny.ac.id.
91
sampai pada tujuan itu, maka seorang komunikator maupun
komunikan harus sama-sama mengerti fungsinya masing-
masing.Komunikator mampu menyampaikan pesan sedangkan
komunikan mampu menerima pesan yang disampaikan
komunikator.
Dalam penelitian ini, dari hasil wawancara dengan beberapa
narasumber yang merupakan masyarakat kota Tangerang peneliti
menilai bahwa pesan yang disampaikan Humas Pemkot
Tangerang dalam menyampaikan aplikasi Tangerang LIVE dapat
dipahami dalam hal kegunaan dan fungsinya, apalagi dengan
dibantu dinas Kominfo dalam hal publikasi lewat sosial media
yang daya jagkaunya lebih luas. Dalam hal menjalankan fungsi
pelayanan dari aplikasi ini juga dinilai sangat mudah karena user
atau pengguna hanya tinggal mengisi data dan mengikuti prosedur
yang dijelaskan di dalam aplikasi tersebut yang dinilai sangat
mudah dimengerti dan diikuti.
b. Kesenangan
“yakni apabila proses komunikasi itu selain berhasil
menyampaikan informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana
menyenangkan kedua belah pihak.”10
Suasana yang menyenangkan
kedua belah pihak juga bisa diartikan dengan bagaimana jalannya
komunikasi, bagaimana komunikasi tersebut berlangsung, apabila
komunikasi dikatakan menyenangkan maka komunikasi dapat
10
Suranto AW, Komunikasi Efektif Mendukung Kinerja Perkantoran, www.uny.ac.id.
92
berjalan dengan baik dan pesan dari komunikasi tersebut bisa
disampaikan dengan optimal sehingga dapat menguntungkan bagi
kedua belah pihak.
Dalam penyampaian terkait aplikasi Tangerang LIVE ini,
Humas dibantu Kominfo dinilai baik dalam
mengomunikasikannya kepada masyarakat, karena ini memang
merupakan produk Pemerintah Kota Tangerang yang
kegunaannya bukan lain untuk meningkatkan kualitas pelayanan
untuk masyarakat kota Tangerang, tentunya hal ini disambut baik
oleh Humas Pemkot Tangerang, apalagi melalui aplikasi ini
Pemerintah Kota Tangerang banyak meraih penghargaan di
bidang pembangunan kota yang cerdas atau smart city dan
menjadi role model pemerintah tingkat 2 yang menggunakan
aplikasi digital dalam menngkatkan kualitas pelayanan publik.
Dan untuk masyarakat sendiri juga sebetulnya sangat
mengapresiasi program pemerintah tersebut karena ini juga
memudahkan mereka dalam mendapatkan pelayanan dan
informasi dari pemerintah, namun tidak dapat dipungkiri sikap
atau feed back yang diterima oleh masyarakat tentunya juga akan
menghasilkan efek yang berbeda-beda.
c. Pengaruh pada sikap
Tujuan berkomunikasi adalah memengaruhi sikap. Jika dengan
berkomunikasi dengan orang lain, kemudian terjadi perubahan
pada perilakunya, maka komunikasi yang terjadi adalah efektif,
93
dan jika tidak terjadi perubahan pada perilaku maka komunikasi
yang terjadi adalah tidak efektif.
Dalam penelitian ini peneliti menilai bahwa pesan yang
disampaikan komunikator dalam hal ini Humas Pemkot
Tangerang dalam menyampaikan aplikasi Tangerang LIVE
kepada masyarakat kota Tangerang dinilai kurang optimal karena
banyak masyarakat yang juga belum tersentuh dengan adanya
pemberitaan terkait aplikasi Tangerang LIVE tersebut atau ada
juga masyarakat yang sudah tau tapi hanya sekedar tahu saja tidak
ada gerakan atau keinginan lebih anjut untuk mendownloadnya.
Jadi efek yang sampai kemasyarakat dinilai kurang efektif karena
hanya menyentuh kognitif dan afektif masyarakat saja tidak
sampai kepada behavioral/tindakannya.
d. Hubungan yang makin baik
“bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak
sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal.”11
Dari kegiatan publikasi dan komunikasi terkait aplikasi
Tangerang LIVE, sudah barang tentu menjadikan hubungan antara
pemerintah dan masyarakat ini menjadi baik, apalagi pelayanan
yang diberikan merupakan layanan yang bersifat 2 arah, yang bisa
langsung dikomentari oleh masyarakat dan mendapatkan feed
back langsung dari pejabat pemerintahan. Kalau dahulu untuk
melayangkan kritik atau tanggapan kepada pemerintah dirasa
11
Suranto AW, Komunikasi Efektif Mendukung Kinerja Perkantoran, www.uny.ac.id.
94
sangat sulit untuk mendapat feed back karena keterbatasan ruang
dan waktu, namun saat ini di era digital seperti sekarang ini hanya
dengan memantau aplikasi layanan kotak saran (LAKSA)
Pemerintah Kota Tangerang sudah tau apa saja komentar dan
tanggapan yang masuk dan bisa langsung ditanggapi langsung
melalui aplikasi tersebut.
Dari hasil penelitian dan analisis peneliti di atas dapat disimpulkan
bahwa pengguna aplikasi Tangerang LIVE yang nyatanya belum mencapai
angka yang diharapkan. Dari jumlah penduduk kota Tangerang yang lebih
dari 2 juta penduduk, dengan jumlah penduduk usia produktif yang berkisar
kurang lebih 1,2 juta penduduk, hanya 10 ribu yang telah mendownload
aplikasi tersebut.
Terlepas dari kurang optimalnya kinerja yang dilakukan Humas
Pemkot Tangerang dalam mengomunikasikan aplikasi Tangerang LIVE dan
jumlah pengguna aplikasi tersebut, dapat kita lihat efek atau hasil positif dari
pembuatan aplikasi Tangerang LIVE ini yaitu berdampak dengan semakin
baiknya kinerja pelayanan pemerintah, mudahya pertukaran infomasi dari
masyarakat kepada pemerintah maupun sebaliknya, tapi juga aplikasi
Tangerang LIVE ini menjadi suatu kebanggaan bagi Pemerintah Kota
Tangerang dalam mendapatkan penghargaan-penghargaan dan sebagai salah
satu bentuk sosialisasi kepada dunia luar agar mereka melihat bagaimana
usaha Pemerintah Kota Tangerang sebagai pemerintah lokal pemerintah
tingkat 2 kota trus memiliki keinginan yang kuat untuk melayani masyarakat
sehingga melahirkan sebuah aplikasi yang ternyata dinilai mungkin bisa
95
menjawab kebutuhan masyarakat akan informasi dan bisa menjadi contoh
atau role model smart city di daerah-daerah di Indonesia.
Dari penjabaran peneliti diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses
komunikasi atau publikasi aplikasi Tangerang LIVE yang dilakukan Humas
Pemkot Tangerang ini efisien tetapi kurang efektif yaitu berarti baik dalam
memanfaatkan sumberdaya (input) tetapi tidak mencapai sasaran.
C. Konfirmasi Temuan dengan Teori
Dalam penelitian efektivitas komunikasi Humas Pemkot Tangerang
dalam implementasi aplikasi Tangerang LIVE, peneliti memfokuskan kajian
penelitian ini pada bagaimana upaya komunikasi aau publikasi aplikasi
Tangerang LIVE yang dilakukan Humas, dalam hal ini upaya tersebut berupa
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan Humas dengan media massa, dan porsi
kerja humas dalam implementasi aplikasi Tangerang LIVE tersebut.
Dalam hal ini, peneliti menemukan beberapa temuan yang terkait
dengan fokus penelitiaan.Setelah peneliti konfirmasi dengan model
komunikasi PR two way asymmetrical yang menjadi acuan peneliti, ternyata
terdapat keterkaitan.
1. Model komunikasi yang digunakan Humas Pemkot Tangerang
dengan Teori Two Way Asymmetrical Communication
Dalam pembahasan mengenai efektivitas komunikasi aplikasi
Tangerang LIVE oleh Humas Pemkot Tangerang, telah dijelaskan di
atas bahwa Humas pemkot Tangerang tidak hanya terbatas
mempublikasikan terkait aplikasi tersebut dalam media cetak saja tapi
96
ada pula strategi-strategi yang dilakukan Humas pemkot Tangerang
dalam memperkenalkan aplikasi tersebut kepada masyarakat luas
salah satunya dengan mengikuti aplikasi tersebut dalam ajang-ajang
penghargaan aplikasi digital, dalam ajang penghargaan pemerintah
atau publik relation lainnya.
Walau dalam implementasinya Humas Pemkot Tangerang
menerima segala tanggapan dari masyarakat terkait aplikasi ini dan
menjadi mediator antara pemerintah dengan publik, namun dalam
perumusan, pembuatan dan pengelolaan program pemerintah tersebut,
pemerintah lebih menekankan agar bagaimana publik bisa beradaptasi
dan mengikuti perkembangan yang ada dan apa yang dibuat
pemerintah bisa dipergunakan dengan maksimal oleh publik
sasarannya. Jadi dalam hal ini peran Humas selain mempublikasi
terkait aplikasi ini, ia juga mempersuasi publik untuk mengikuti dan
melakukan sesuai keinginan pemerintah yaitu menggunakan aplikasi
ini dengan maksimal.
Dalam analisis mengenai peran humas pemkot Tangerang
dalam mempublikasi aplikasi tangerang LIVE ini, komunikasi yang
dilakukan humas dalam implemetasi aplikasi tersebut peneliti nilai
sesuai dengan model komunikasi asimetris dua arah (two way
asymmetrical communicaton) oleh Grunig dan Hunt. Model tersebut
merupakan model komunikasi 2 arah yang menyatakan bahwa
komunikasi berperan untuk pengumpulan informasi tentang publik
untuk pengambilan keputusan manajemen.Walau umpan balik dari
97
publik diperhatikan, namun pesan-pesan komunikasi organisasi lebih
banyak berusaha agar publik beradaptasi dengan organisasi, bukan
sebaliknya.Melalui model ini Humas membantu organisasi
mempersuasi publik untuk berfikir dan berperilaku seperti yang
dikehendaki organisasi. Dalam model ini, Humas menggunakan
metode ilmiah (seperti polling, interview) untuk mengukur sikap
publik, sehingga organisasi dapat men-design program yang bisa
mendapatkan dukungan publik. Namun informasi dari pubik tidak
digunakan untuk memodifikasi tujuan, misi, kebijakan, atau prosedur-
prosedur yang dilakukan organisasi. Fungsi komunikasi tidak
termasuk mempersuasi memanejemen untuk mengubah pemikiran dan
tindakan-tindakannya terhadap kebijakan atau isu-isu
tertentu.Sehingga organisasi tetap memosisiskan diri di atas
publiknya.
Humas pemkot Tangerang menginginkan agar masyarakat
mengikuti apa yang telah pemeritah berikan kepada mereka yaitu
memaksimalkan penggunaan pelayanan dalam aplikasi Tangerang
LIVE. Walaupun pelayanan publik secara langsung atau tidak dengan
menggunakan media digital tidak dihapuskan, namun Humas Pemkot
Tangerang beserta Diskominfo Pemkot Tangerang terus
mengupayakan agar bagaimana aplikasi ini bisa diketahui dan bisa
dijalankan oleh masyarakat secara aktif karena aplikasi ini juga
merupakan aplikasi perwujudan dari konsep Tangerang smart city.
Jadi Pemerintah Kota Tangerang tidak hanya ingin kotanya saja yang
98
menjadi smart tapi juga masyarakatnya menjadi masyarakat yang
cerdas.
Dari analisa yang telah dijabarkan tersebut menurut peneliti
model ini dengan dikaitkan dengan penelitian yang ada dinilai sebagai
hal yang positif karena dengan masyarakat mengikuti perkembangan
zaman dan mempergunakan aplikasi yansg telah dibuatkan
pemerintah kota tangerang dalam menunjang kegiatan pembangunan
dan pelayanan yang ada diharapkan masyarakat akan lebih maju,
pelayanan pemerintah untuk masyarakatnya semakin baik, dan
pelayanan juga infomasi yang didapatkan akan lebih mudah.
Jadi bukanlah hal yang dinilai peneliti buruk apabila
pemerintah mendesign sebuah program baru untuk mempersuasi
publik agar menggunakannya dengan maksimal tanpa dirumuskan
dulu dengan keinginan publik atau dengan dilakukan observasi
kepada masyarakat terlebih dahulu, karena peneliti menilai ini adalah
sebuah terobosan baru bagi kota-kota di Indonesia dalam
meningkatkan mutu pelayanan serta kemudahan dalam mendapatkan
informasi apalagi dengan keinginan pemerintah dalam mewujudkan
smart city tersebut patut diapresiasi dengan mengoptimalkan apa yang
telah dibuat pemerintah. Jadi tidak hanya kotanya yag cerdas,
pemerintahnya yang cerdas, tapi masyarakatnya juga harus cerdas.
Namun dari banyak penghargaan dan apresiasi dunia luar pada
aplikasi pemerintah Kota Tangerang tersebut juga menjadi introspeksi
bagi Pemerintah Kota Tangerang aplikasi yang dinilai sangat baik
99
tersebut nyatanya juga belum teroptimalkan penggunaanya oleh
masyarakat kota Tangerang sendiri, ini sebagai introspeksi bahwa
ternyata kurangnya publikasi dan sosialisasi yang dilakukan selama
ini.
100
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya sebagai upaya dari
hasil pembahasan dan penulisan skripsi ini, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Komunikasi yang dilakukan telah berjalan secara efektif. Hal tersebut
terlihat dari bagaimana proses komunikasi proses komunikasi dan
publikasi yang dilakukan oleh humas dan dinas kominfo pemkot
tangerang dinilai sangat rapih dan terorganisir hal tersebut dapat
terlihat dari pembagian media publikasi yang dikelola oleh masing-
masing departemen sehingga proses publikasi dapat terfokus pada
bidang masing-masing dan penyebar luasan program dapat lebih luas
lagi dalam menyentuh khalayak, dan juga sikap pak walikota Arief
R.Wismansyah sendiri yang sangat terbuka dalam memberikan arahan
terkait pembuatan aplikasi tersebut dengan menggabungkan beberapa
fitur pelayanan online dalam satu aplikasi, selain itu juga proses
komunikasi yang dinilai peneliti cukup baik yaitu bagaimana humas
juga turut mengangkat aplikasi tersebut sebagai terobosan baru konsep
smart city kota tangerang kepada dunia luar sehingga mendapatkan
apresiasi yang cukup baik dari dunia luar.
2. Dalam implementasi aplikasi Tangerang LIVE ini dinilai tidak efektif.
Itu ditandai dengan jumlah pengguna atau downloader yang masih
101
jauh dari sasaran. Dan dapat dinilai juga dengan penilaian sebagian
masyarakat yang sudah mengetahui tetapi tidak tetarik untuk men-
download aplikasi tersebut. Jadi proses pengenalan program
pemerintah tersebut hanya sampai pada efek kognitif dan afektif
masyarakat saja tapi tidak sampai efek tindakan (behavior) masyarakat
mendownloadnya
3. Proses komunikasi dalam implementasi aplikasi Tangerang LIVE oleh
humas pemkot tangerang ini dinilai peneliti sesuai dengan model
komunikasi asimetris dua arah (two way asymmetrical communicaton)
oleh Grunig dan Hunt yang mana melalui model ini Humas membantu
organisasi mempersuasi publik untuk berfikir dan berperilaku seperti
yang dikehendaki organisasi. Dalam Humas pemkot Tangerang
mereka juga menginginkan agar masyarakat mengikuti apa yang telah
pemerintah berikan kepada mereka yaitu memaksimalkan penggunaan
pelayanan dalam aplikasi Tangerang LIVE. Walau pada kenyataannya
penguna aplikasi tersebut masih jauh dari sasaran dan adapula
masyarakat yang tidak tertarik untuk mengunduhnya namun proses
komunikasi dan publikasi masih terus digencarkan oleh pemerintah
kota tangerang.
B. Saran
1. Hendaknya pemerintah lebih cermat dalam menanggapi respon
masyarakat terkait program-program yang dibuat, karena
pembuatan aplikasi tersebut tidak lain adalah untuk memudahkan
masyarakat mendapatkan informasi secara 2 arah dan juga
102
pelayanan dari pemerintah, jadi respon dan efek dari masyarakat
sangat dibutuhkan untuk terus koreksi kinerja pemerintah dan agar
pemerintah dapat menentukan strategi apa kedepannya yang harus
digunakan agar program pemerintah tersebut lebih optimal lagi..
2. Sebaiknya kegiatan publikasi aplikasi tangerang LIVE ini
dilakukan dengan turun secara langsung kepada masyarakat untuk
mempersuasi masyarakat agar mayarakat lebih tertarik lagi untuk
mengunduhnya dan menggunakannya secara optimal.
3. Dalam menjalankan pelayanan terhadap publik peran para staff
dalam pemerintahan harus saling bersinergi dan semangat dalam
menjalankan tugasnya.
4. Input atau saran dari masyarakat haruslah diterima dan dikelola
dengan baik sebagai introspeksi dalam memperbaiki kinerja dan
pelayanan terhadap publik.
103
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan jurnal:
Abdul Wahab, Solichin, Analisis Kebijakan, PT Bumi Aksara. Edisi Kedua.
2004.
Budi,Winarno. Teori dan praktek kebijakan publik.Media
Pressindo.Yogyakarta, 2007.
Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi,Teori, paradigma, dan discourse
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
Effendy, Onong Uchana, Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakara, Cet ke-6, 2002.
F. rachmadi, Public Relation: Teori dan Praktek. Aplikasi dalam Badan
Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintah.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Gunawan, Imam, Metode Penelitan Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013.
H.A.W Widjaja, komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2002.
Ilaihi, Wahyu. Komunikasi Dakwah, Bandung: PT. RemajaRosdakarya. Cet.
1, 2010.
Jefkins, Frank, Public Relation. Jakarta: Erlangga, Edisi ke-5, 2003.
Kusdi, teori organisasi dan administrasi.Jakarta: Salemba Humanika, 2009.
Kusumastuti, Frida.Dasar-dasar Hubungan Masyarakat. Bogor Selatan:
Ghalia Indonesia, 2002.
Miles, dkk.Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tantangan Metode-Metode
Baru, Jakarta: UI Press.
104
Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1997.
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution , Metodoligi research Penelitian Ilmi. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Putra, I GustiNgurah, Manajemen Hubungan Masyarakat. Jogjakarta:
Penerbitan Universitas Atmajaya Yogyakarta. Cet ke-1, 1999.
Scott M. Cutlip, dkk. Effective Public Relations.New Jersey: Pearson Prentice
Hall. 9th
Edition, 2006.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2007.
Widodo, Joko. Analisis kebijakan publik. Bayumedia Publishing. Malang,
2007.
105
Sumber online:
http://m.kompasiana.com/olho/smart-city-dan-implementasinya-di-
indonesia_587dba192bb0bd6530e976dc
http://m.bantenhits.com/advertorial/52279/pemkot-tangerang-terus-
kembangkantangerang-smart-city
https://play.google.com/store/apps/details?id=id.go.tangerangkota.tangerangli
ve&hl=in
www.tangerangkota.go.id
http://m.bantenhits.com/advertorial/52279/pemkot-tangerang-terus-
kembangkan-tangerang-smart-city
Suranto AW, Komunikasi Efektif Mendukung Kinerja Perkantoran, diakses
pada 5 september 2017 dari www.uny.ac.id.
sumber lain:
Divisi Humas kota Tangerang.
pasal 43 peraturan Walikota Tangerang nomor 21.
Transkip wawancara dengan Ibu Yunita Virdianti Prasetya (kepala
sub.bagian humas pelayanan informasi public) tanggal 23 Agustus 2017
1. Bagaimana awalnya aplikasi Tangerang LIVE ini dikomunikasikan kepada
organisasi?
J: awal ceritanya karna Pemkot semenjak awal tahun 2009/2012 sampai
masalah smart city ini bisa mencuat, jadi pertamanya di tahun 2012 sudah
banyak aplikasi-aplikasi di kita yang semuanya itu tak terkoneksi, tidak
terintegrasi. Aplikasinya banyak ada untuk internal pemerintahan, ada
aplikasi yang untuk dilempar ke masyarakat untuk mempermudah
masyarakat berhubungan dengan kita atau juga aplikasi yang dimanfaatkan
untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Nah ini semua
aplikasi-aplikasi ini tidak terkoneksi satu sama lain dan akhirnya pada
akhir tahun 2014 ada blue print tentang TIK smart city semua aplikasi ini
digabung. Nah termasuk juga ini adalah salah satu ide dan juga arahan pak
walikota. Waktu itu untuk mempermudah masyarakat memanfaatkan
aplikasi jadi, beberapa aplikasi untuk masyarakat ini digabungkan jadi satu
di dalam Tangerang LIVE. Jadi, sebelumnya tuh LAKSA (layanan kotak
saran anda) salah satu fiturnya ini kan aplikasi untuk pertanyaan
masyarakat dll itu sendiri tadinya, laksa sendiri, cek NIK sendiri. Nah jadi
untuk mempermudah satu kali download udah ada semua, pak wali bilang
waktu itu jadi akhirnya digabungkan di aplikasi itu (Tangerang LIVE).
Nah, jadi untuk internal sendiri untuk pemerintah itu ya tadi yang saya
ceritain sebenarnya aplikasi itu sudah 64 aplikasi yang ada di pemerintah
Kota Tangerang tidak semua aplikasi itu untuk internal kita tapi ada juga
yang dibuat untuk masyarakat, itulah kenapa di dinas kominfo yang
membawahi tentang smart city/e-city kota Tangerang tuh dibagi 2, ada
kepala bidang pengembangan aplikasi pelayanan publik dan ada kepala
bidang aplikasi menejemen pemerintahan. Karna aplikasi di Kota
Tangerang itu ada yang untuk internal, ada untuk eksternal publik. Yang
internal yaitu tadi absensi karyawan trus perencanaan internal keuangan,
itu kan bukan untuk publik. Nah, kalo ini bener-bener pelayanan
masyarakat yaitu tadi: laksa, cek rumah sakit, cek harga pasar (segar) yang
ada semua di Tangerang LIVE itu di bawah pengembangan aplikasi
pelayanan publik. Jadi sosialisasinya sebenarnya tentu saja saat kita ingin
memberikan informasi keluar tentunya orang dalam harus tau duluan,
karna sebetulnya kekuatan internal ini bisa jadi salah satu cara
mensosialisasikan karna itu adalah pihak terdekat dengan instansi, bagian
dari instansi, juga bisa mengomunikasikan kepada masyarakat, ya minimal
hal terdekat dulu kalau tidak keluarga/karyawan
2. Dalam menjalankan aplikasi Tangerang LIVE siapa2 saja yang berperan di
dalamnya selain Humas?
J: sebenarnya Humas sedikit langsung memang terlibat tapi tidak terlibat
langsung dalam pengembangan dan pembuatan, maintenance itu semua di
kominfo tapi kita lebih banyak ke support untuk bahan, misalkan di dalam
aplikasi Tangerang LIVE itu kan ada berita nah itu humas tuh yang untuk
membuat release2 (konten) kita lebih banyak di konten dan didalam
publikasi sebetulnya fungsi kehumasan pemerintah itu mempublikasikna
kegiatan pembangunan. Nah, fungsi publikasi di kita itu dipegang oleh 2,
ada kominfo, ada humas. Di humas itu publikasinya ada di peliputan dan
pemberitaan kaitannya media relation, berita2 yang kita sebarkan di media.
Nah kalo di kominfo ada bidang langsung khusus untuk publikasi
namanya bidang desiminasi informasi dan komunikasi publik di bidang ini
semuanya ada kepala sesi desiminasi media elektronik, informasi media
cetak dan pengembangan kemitraan komunikasi publik ini juga sama
kerjanya untuk mempublikasikan kegiatan kita, termasuk didalamnya juga
mempublikasikan terkait aplikasi Tangerang LIVE itu
3. Apa atar belakang dipilihnya nama Tangerang LIVE?
J: sebenarnya ini satu kesatuan, bisa dikatakan ini brandingnya Kota
Tangerang karna pada masa kepemimpinan Pak Arief ini mengembangkan
brand program Tangerang LIVE (liveable, investable, visitable dan e-city)
dan semuanya akhirnya diberi branding dengan nama “LIVE” dan juga
dari komen room kita namanya Tangerang LIVE room itu diresmiinnya
tanggal 28 februari waktu ulang tahun ke-23 kota Tangerang tahun 2016
nah, setelah itu bulan agustus bertepatan dengan ulang tahun ke 71
dilaunchinglah aplikasi Tangerang LIVE itu. Jadi namanya itu karna
branding aja biar jadi satu kesatuan.
4. Adakah perbedaan aplikasi Tangerang LIVE ini dengan aplikasi online
milik pemerintah di daerah2 lainnya di Indonesia?
J: sebenarnya tidak akan sama persis karna ini juga sebetulnya bagian dari
inovasi pemerintah kota Tangerang terus juga disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat dan juga perkembangan dunia saat ini, jadi kita juga
menanggapi perkembangan era digital, era informasi pemerintah kota
tangerang berinovasi dikaitkan juga dengan kebutuhan masyarakat akan
infomasi yang diperlukan masyarakat. Nah trus kalau daerah lain punya
pastinya juga akan berbeda walaupun nanti sedikit banyak akan ada yang
sama misalkan, klunya Jakarta itu kan aplikasi yang dibuat untuk
pemerintah supaya cepat merespon masukan dari masyarakat, di Jakarta
punya klu, kita punya laksa gitu. Sedikit banyak sama tapi ada bedanya
juga. Ini lebih ke inovasi tiap2 daerah trus juga hasil tiap daerah ini
merespon terhadap berkembangnya era, berkembangnya dunia saat ini
akan kebutuhan masyarakat.
5. Apa yang menjadi tujuan/sasaran dari aplikasi Tangerang LIVE?
J: untuk mempermudah masyarakat dalam mencari informasi mengenai
apapun yang ada di pemerintah kota tangerang terutama di pelayanan
pemerintah kota tangerang, karena disitu kan ada pembuatan ijin online,
trus juga untuk cek rumah sakit, cek harga pasar, pengen tau pbb, pengeen
tau NIK-nya bener atau engga kan semua ada di situ, termasuk juga
komunikasi dua arahnya dimana masyarakat bisa memberikan masukan,
bisa mamberikan pertanyaan dan kita menjawab jadi ini bukan hanya
komunikasi satu arah tapi komunikasi 2 arah yang diharapkan. Jadi,
mudah2an aplikasi ini diharapan bisa membantu mendukung kita di dalam
memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat
6. Apa saja prestasi yang telah di dapatkan pemkot Tangerang melalui
aplikasi Tangerang LIVE ini?
J: sebetulnya satu kesatuan aplikasi itu di dalam program pemeritah kota
Tangerang dalam mengembangkan kota e-city atau kota berbasis e-city
jadi sebetulnya secara garis besar prestasi-prestasi itu merupakan apresiasi
yang diberikan pihak luar terhadap apa yang kita lakukan dan kalau dari
perjalannannya ini. Alhamdulillah yang namanya inovasi kan pasti
berbuah manis kalau memang kita serius menjalankannya dan juga kalau
lihat manfaatnya masyarakat bisa merasakan, kalu dari awal sih kita
buktinya dari tahun 2015 kita sudah bisa memenangkan index kota cerdas
Indonesia (IKCI) kota Tangerang ini dari majalah kompas, kita 3 besar di
urutan kedua di pemerntah di seluruh Indonesia, open gorvement ini dari
dunia e-commerce singapura jadi, apresiasinya sudah sampai internasional
ebenarnya dari open gorvement kita menjadi salah satu pemenang dari 3
kota di Indonesia yang sudah mengembangkan e-city, belum lagi dari
media2 seperti: i-news TV, SINDO, PR Indonesia, dari media2 juga yang
memang meng-capture usaha usaha kita dalam bidang e-city in ya
Alhamdulillah udah banyak penghargaan2 di bidang e-city yang udah kita
dapetin. Jadi ini tidak terlepas dari program e-city sebagai rogram
besarnya. Nah alikasi Tangerang LIVE ini bagian dari itu
7. Strategi apa yang digunakan Humas dalam meraih prestasi tersebut
J: sebenarnya strategi khusus sih tidak ada karena kita ini sudah
berdasarkan kegiatan, apa yang kita lakukan itu kegiatan humas itu
berdasarrkan rencana anggaran yang sudah diatur satu tahun sebelumnya,
kita udah punya beberapa kegiatan di dalamnya dan secara khusus
memang strategi gaada tapi kita memiliki strategi yang lebih teknikal jadi
kalo secara brand besar untuk mensoaialisaisikan Tangerang LIVE tidak
seperti itu, jadi misalkan kayak hari ini walikota punya jadwal untuk
talkshow di media apa nah, kebetulan kalau kita liat secara analisa kasar
kita nih di humas yang namnya e-city ini sebetulnya trend, trend
pemerintah daerah karna yaitu tadi perkembangan dunia, perkembangan
zaman sekarang kan udah era digital, udah era informasi akhirnya jadi
trend nasional dan kita ingin dong tangerang ini muncul ke permukaan
dengan tanggap terhadap perkembangan zaman, nah, makannya sering kita
ketengahkan di dalam bebrapa talk show pak wali artaupun juga di dalam
pemberitaan media, di dalam kerja sama media kita di bidang advertorial
untuk secara khusus mengangkat isu tentang e-city kota tangerang atau
smart city kota Tangerang salah satunya adalah dengan aplikasi Tangerang
LIVE
8. Kendala apa saja yang ditemukan dalam pelaksanaan kebijakan aplikasi
Tangerang LIVE?
J: sebetulnya bukan hambatan sebetulnya tantangan, karena bagaimana
caranya mengedukasi atau juga memberitahu dan juga mengajak
masyarakat untuk sama-sama memanfaatkan ini karena kan tentunya
sudah dibangun sedemikian rupa dengan berbagai macam manfaaat kalau
tidak dimanfaatkan oleh masyarakat kan percuma. Nah, dengan jumlah
downloader/pengguna aktif kita masih ingin terus memanfaaatkan, kalau
memang awal2 tahun 2017 bulan februari kalau tidak salah masih 6 ribuan
yang baru download dengan jumlah oang, 1,9 juta penduduk Kota
Tangerang itu masih jauh dari harapan tapi juga harus digarisbawahi
penduduk Kota Tangerang yang jumlahnya 1,9 atau hampir 2 juta ini juga
bukan semua dalam usia yang aktif manggunakan perangkat digital nah,
tentunya kita tetap terus ingin lebih mensosialisasikan lagi agar
masyarakat bisa memanfaatkan dan apa yang kita buat ini juga bisa
berguna bagi masyarakat luas. Jadi tantangannya yaitu tadi supaya lebih
banyak yang download lagi. Makannya pak wali seringkali dalam acara2
beliau misalkan seperti kemarin di tarawih keliling bulan puasa beliau
langsung mendemokan cara pengguaan aplikasi ini, jadi masyarakat bisa
tahu “oh..seperti itu” jadi misalkan beliau langsung telpon 112 kan ada
telpon darurat tuh untuk ambulans dan mobil jenazah beliau coba telpon
langsung dan ambulans-nya langsung dateng segala macam kan diliat tuh
sama masyarakat “ternyata oh memang ada gitu”
9. Apakah ibu pribadi pernah menssosialisasikan aplikasi Tangerang LIVE
ini di jejaring social milik ibu?
J: kalau di medsos saya pribadi iyaa selalu juga saya pribadi mewakili kita
untuk melombakan aplikasi ini di PR Indonesia award nah itu salah satu
cara kita dari humas untuk bisa memunculkan nama aplikasi ini dan
alhamdulilalh dewan juri waktu itu yag saya tanggap malihat manfaatnya
yang banyak bagi masyarakat dan ini terobosan baru bagi bidang
pemerintahan terutama pemerintah daerah dan akhirnya aplikasi
Tangerang LIVE ini memnangkan PR Indonesia dengan mengalahkan
aplikasi2 e-commerce salah satunya kapanlagi.com kita menang silver dia
daper browns ya itu suatu kebanggan lah dari kita, trus juga genius kalah
salma kita. Mungkin mereka melihat bagaimana usaha pemerintah kota
tangerang sebagi pemerintah local peerintah tingkat 2 kota trus memiliki
keinginan yang kuat untuk melayani masyarakat sehingga melahirkan
sebuah aplikasi yang ternyata dinilai mungkin bisa menjawab kebutuhan
masyarakat akan infoormasi
10. Apa saja yag dilakukan Humas pemkot tangerang dalam menaikan aplikasi
Tangerag LIVE ini dalam ajang-ajang berprestasi ditinggat nasional
maupun internasional?
J: strategi yang dilakukan humas yakni mengemas bagaiman cara agar
aplikasi ini bisa mempunai nilai lebih, ini harus betul2 dipikirkan,
misalkan caranya pertama kan kita kalau dalam kejuaraan2 itu kan kita
membuat proposal, dari mulai proposal kan kita menyiapkan hal hal yang
menjadi kekuatan dari aplikasi ini nah ini strategi humas juga yang dipaki
keywordnya apa aplikasi in kalau berkali kali kita naikan beberapa kali
saya selalu mengatakan kalau aplikasi ini integrated (integrated
application) trus juga aplikasi 2 arah yang bisa dimanafaaatkan untuk
masyarakat, integrasinya karena semua aplikasi jadi satu, satu kali
download semuanya sudah ada disana. Jadi pemilihan keyword,
meyiapkan proposalnya, kalau kita presentasinya kalau memang
diperlukan presentasi pokoknya bagaimana caranya mengemas dan
meyampaikan bagaimana aplikasi ini unggul dibanding yang lain.
11. Apakah pernah dilakukan monitoring atau evaluasi terkait aplikasi
Tangerang LIVE ini?
J: monitoring dan evaluasi semuanya da di kominfo jadi kalo misalkan
mau liat dari google dari analitiknya tentang berapa orang yang sudah
mendowload atau berapa orang yang aktif memanfaatkan trus berapa
banyak message yang masuk untuk laksa dll nanti bisa diliat di kominfo.
trus juga saya ga tahu secara teknis bagaimana cara melihatnya tapi bisa di
lihat di play store juga berapa jumlah yang sudah mendownload trus
misalkan cari perbandingan aplikasi serupa di daerah lain, jangan samakan
dengan DKI Jakarta karna Jakarta sih provinsi mungkin nanti bisa cari
aplikasi lain misalkan yang ada di kota Bandung atau yag ada di Bogor
coba bandingkan tapi perbandingannya tentunya lihat juga dari jumlah
penduduk jadi jumlah yang download per jumalh penduduk jadi kelihatan
perbandingannya
12. Saran agar aplikasi in lebih bisa dikenal masyarakat kota Tangerang
J: aplikasi ini terus berkembang, terakhir ini akan masuk lagi yang e-
plesiran dan masih akan terus dikembangan jadi nanti tuh inginnya seperti
seperti zumato atau force square jadi ada beberapa tiik kuliner nah, itu
udah satu dimasukin sama kominfo dan aplikasi ini akan terus berkembang
dan inginnya sih seiring berjalannya waktu perkembangan fitur2 yang ada
di aplikasi ini juga berbanding lurus dengan masyarakat merasakan
manfaat dari aplikasi ini. Kita juga akan terus mengkomunikasikan
aplikasi ini bukan hanya mengenalkan tapi juga memaintance baik itu
termasuk dari apa yag disampakan pak wali dalam beberapa wawancara
atu pun juga pidato beliau akan terus disosialisikan oleh beliau oleh kita
juga akan terus kita ssosialisasikan dengan berbagai macam kegiatan yang
ada di humas salah satunya yaitu advertorial trus juga media relation kita
itu akan terus dimanfaatkan karna ini salah satu hal yang dimiliki kota
Tangerang apresiasinya sebenarnya bukan mengharapkan penghargaan
dari pihak luar, justru apresiasinya adalah semangat kita untuk terus
mengkomunikasikan mensosialisasikan aplikasi ini.
Transkip wawancara dengan pak Adi Dzukifli (kepala bidang
pengembangan aplikasi manajemen pemerintahan, Dinas KOMINFO
Pemkot Tangerang) 29 Agustus 2017.
1. Bisakah bapak jelaskan terkait latar belakang aplikasi Tangerang LIVE?
J: latar belakang pembuatan aplikasi tangerang LIVE itu awalnya tidak ada
aplikasi Tangerang LIVE, yang ada itu adalah aplikasi laksa, jadi cikal
bakal Tangerang LIVE itu namanya aplikasinya laksa (layanan aspirasi
kotak saran anda) itu adalah media dimana masyarakat bisa berinteraksi
menyampaikan keluhan, apresiasi, informasi kepada pemerintah kota. Di
laksa ini yang aplikasi android itu merupakan hasil evolusi dari laksa
sebelumnya, sebelumnya laksa iu based on sms nah kemudian seiring
berkembangan zaman, berkembang menjadi aplikasi android laksa. Laksa
dirilis tahun 2016 bulan Februari kemudian bulan maret kita ada aplikasi
lagi, aplikasi siap kerja trus kita mengeluarkan lagi aplikasi2 lain, lama-
lama kita melihat menjadi tidak eektif buat masyarakat untuk mendapatkan
layanan. Mengapa? Karena buat menyampaikan keluhan download
aplikasi laksa, untuk mencari kerja download aplikasi siap kerja, untuk
informasi harga pasar download aplikasi segar, itu amat sangat tidak
efektif jadi arahan pak wali (saya lupa bulan apa persisnya) di merge
(digabung) semua aplikasi-aplikasi yang ada menjadi portal layanan
disebutnya adalah aplikasi Tangerang LIVE. Nah, sekarang Tangerang
LIVE sudah mulai berevolusi menjadi aplikasi super ada banyak (kalau di
IT itu disebutnya super aplikasi) kenapa disebut super aplikasi? Karena
banyak sekali layanan layanan menu-menu yang sebetulnya itu adalah
aplikasi yang berdiri sendiri cuma dijadikan satu. Nah, jadi itu latar
belakangnya kita ingin mengefektifkan layanan kepada masyarakat, kedua
juga supaya memperrmudah kami pemerintah kota untuk melakukan
sosialisasi karena kan kalau satu2 kan repot. Nah, init tuh dulu terinsprasi
dari portal go-jek kalau dari layout kan keliatan ya agak2 mirip sama go-
jek, ada banner, mungkin sekarang kalau di Tangerang LIVE ada jadwal
solat, di bawahnya ada aplikasi-aplikasi ya kurang lebih sama lah dengan
go-jek karna memang yang kami lakukan di pemerintah kota itu mencoba
melihat perkembangan teknologi sama tren karna kalau kita gak ngikutin
tren mau apa.
2. Apa latar belakang terpilihnya nama Tangerang LIVE pada aplikasi ini?
J: Tangerang LIVE itu sebenrnya yang memberikan nama pak wali, karna
tagline pembangunan beliau dari 5 tahun ini dari tahun 2013-2018 adalah
Tangerang LIVE yang isinya Liveable, Investible, Visitable, E-Cit. nah,
kenapa Tangerang LIVE yang dipilih? Satu, adalah arahan dari beliau.
Kedua, memang isinya dari Tangerang LIVE itu mencerminkan LIVE itu.
Liveable (layak dihuni) kita informasikan di situ bahwa ada faktor
keamanan bahwa aman kota Tangerang, nyaman itu kan berarti
masyarakat bisa menyampaikan sesuatu gak usah sampai ke koran, gak
usah sampai ke media sosial, twitter bahwa *maaf kalo boleh saya sebut*
satu kota yang jauh dari bumi karena macetya, jangan sampai kota
Tangerang di sebut kayak gitu walaupun pernah salah satu daerah di Kota
Tangerang di kecamatan tertentu yang berbatasan langsung dengan
Tangerang Selatan dibilang sama jauhnya dengan jauhnya kota yang
disebut planet tadi, itu pernah juga jadi rame di kaskus. Jadi gitu
Tangerang LIVE, investiblenya kita ada menu perizinan, visitablenya kita
ada menu baru namanya e-plesiran yang isinya tempat hang out buat anak-
anak muda ataupun anak-anak tua. E-plesiran itu baru dirlis pada tanggal
16 agustus dalam rangka kemerdekaan HUT RI ke-72. Jadi semua yang
ada hubungan dengan masyarakat nanti akan adanya hanya dalam alplikasi
Tangerang LIVE, kalau ada layanan lain yang ada di luar yang dirilis oleh
pemerintah kota Tangerang tapi bukan Tangerang LIVE itu bisa dipastikan
itu bukan dari pemerintah kota dan informasinya tidak bisa kami
mempertanggungjawabkan secara utuh.
3. Apakah terdapat perbedaan konsep e-city di pemkot Tangerang dengan
daerah2 lainnya di Indonesia?
J: sebenernya sih kalau kami pemerintah kota lebih senang menyebutnya
dengan kota cergas (kepanjangan dari cerdas dan gergas) salah satu konsep
dari e-city/smat city/kota cergas itu adalah kearifan lokal jadi, kalau
berbeda, ya pasti berbeda karna ya sama seperti anak manusia adalah
setiap anak adalah unik setiap anak adalah berbeda. Sama kota /kabupaten
juga berbeda jadi smart city yag dikembangkan juga pasti berbeda engga
mungkin smart city/e-city yang dikembangkan di Kota Tangerang itu akan
sama dengan smart city yang dikebangkan di kota Samarinda. Karna
kenapa? Karna samarinda kan jauh di Kalimantan jadi punya karakteristik
penduduk yang berbeda, punya topologi geografi yang berbeda punya
budaya yang berbeda yang pasti nama aplikasi gak akan sama, contoh kalu
di samarinda nama aplikasinya e-plesiran karna e-plesiran itu diambil dari
bahasa sunda yang artinya jalan-jalan. Jadi memang secara konsep utuh
sama smart city yaitu bagaimana masyarakat kotanya nyaman dan
bagaimana kotanya bisa menyelesaikan setiap permasalahan kota dengan
cara yang cerdas baik dengan bantuan ataupun tanpa bantuan dari teknlogi
karna, smart city/e-city itu it’s not about IT (bukan hanya sekedar IT) tapi
juga banyak peran disitu contoh yang dilaksanakan banyuwangi itu kan
smart city juga mereka mempromosikan kotanya engga dengan IT kan
artinya bukan dengan membangun comment centre seperti bandung kan
engga, mereka membangun kotanya dengan menciptakan festival-festival
sampe ada istilahnya festifal kasur, bayangkan di banyuwangi ada satu hari
semua penduduk ngeluarin kasurnya itu dijadikan festifal yaitu tadi konyol
tapi kan unik dan akhrinya kan jadi daya tarik tersendiri yaitu yang kita
sebut dengan smart. Jadi konsep e-city di kita memang secara konsep
sama tapi secara implementasi berbeda .
4. Bagaimana sistem kerja dinas Kominfo dalam mengelola aplikasi TL?
J: kalu di KOMINFO itu terdiri dari beberapa section, section yang
pertama, itu yang kaitannya dengan developing aplikasi jadi bagaimana
pengkayaan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi itu sendiri selain perbaikan
seala macem ya, tapi yang pasti kita di kominfo itu secara tupoksi karna
kami berhubungan di bidang IT langsung menyentuh teknologi jadi kami
punya peran untuk membangun fitur-fitur baru/memperkaya fitur, yang
kedua, mengevaluasi. Belum tentu semua fitur itu semua dipake sama
masyarakat jadi kedepan kita akan mengevaluasi fitur mana yang tidak
efektif nah, itu akan direduksi/akan dimerge terus. yang ketiga, itu setelah
memperkaya fitur dan mengevauasi kami juga mensosialisasikan kurang
lebih sama dengan apa yang dilakuan oleh humas hanya bedanya kami
menggunakan social media jadi, teknologi ya yang kami gunakan itu di
kominfo ada Tangerang TV, ada temen2 tangerang LIVE room yang
mengelola akun resmi social media pemerintah kota, juga melalui koran
kota benteng, majalah LIVE magazine yang ditaruh di hotel-hotel,
memang ada perbedaan tapi hanya media sih yang berbeda tapi tujuannya
sama bagaimana memperkenalkan aplikasi ini.
5. Kendala apa saja yag dihadapi dalam pelaksanaan kebijakan aplikasi TL?
J: kalau kendala secara teknis aplikasi ini masih limited edition untuk versi
android jadi, temen teman yang pake ios belum bisa pake ini. Yang kedua
tidak semua masyarakat itu tersentuh oleh teknologi contoh misalnya yang
usia 40-50 tahun ke atas kan mereka kan generasi generasi baby boomers
atau generasi gen x kalo yang muda muda ini gen z. jadi memang
perbedaan perbedaan umur itu segmentasinya berbeda memang tidak
semua sasaran aplikasi Tangeang LIVE ini untuk semuanya. Aplikasi
Tangerang LIVE ini lebih banyak disasar itu untuk pasar-pasarnya yang 45
tahun ke bawah, jadi kalau untuk yang tua-tua biar dapet informasi dari
anaknya contoh, misalnya emaknya dapet informasi dari anaknya yang
masih sekolah. Jadi memang ada segmentasi tapi untuk yang tua-tua itu
kita punya media lain tadi kayak koran kota benteng kan orang usia 45 ke
atas lebih gemar untuk membaca dibandingkan dengan membaca di tab
atau di handphone.
Transkip wawancara dengan saudara Rizky Zamaludin (Mahasiswa KPI
UIN Jakarta 2013) 28 Agustus 2017
1. sudah berapa lama tinggal dan menetap di kota Tangerang?
J: sekitar tahun 1995-1996 saat setelah pindah dari daerah Rawa Belong-
Jakarta Barat. Sekarang saya tinggal di daerah kreok kecamatan Larangan
Kota Tangerang
2. apakah anda mengetahui tetang aplikasi Tangerang LIVE?
J: ya cukup tau
3. Dari mana anda mengetahui aplikasi Tangerang LIVE ini dan coba
Sebutkan pelayanan apa saja yang anda ketahui yang ada di dalam aplikasi
tersebut
J: sebenarnya saya juga tidak tahu banyak paling pernah baca-baca gitu di
Koran dari kelurahan itu ada laksa
4. Apakah anda sudah mendownload aplikasi Tangerang LIVE?
J: karna saya tidak download maka saya gak tahu
5. Apakah anda pernah mendengar mengenai aplikasi tangerang LIVE ini
dari teman atau dari mulut ke mulut?
J: kalo dari temen gak ada sih ya karna kalo pemerintah kota Tangerang itu
kan penyuluhannya itu gak sampe ke RT/RW paling darikelurahan doang
jadi orang2 dipinggirran seperti rumah saya yang dipinggiran itu kan gak
pada tau dengan adanya aplikasi ini.
6. apakah teman-teman di sekitar anda ada yang anda ketahui telah
mendownload aplikasi ini?
J: kalu setau saya sih tetangga-tetangga kayaknya juga gak banyak yang
tau memnag karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah Kota Tangerang
juga
7. apakah anda mengetahui atau pernah mendengar penghargaan2 yang
pernah di raih pemkot Tangerang dalam mewujudkan konsep e-city?
J: kalo publikasi tentang Tangerang LIVE gitu saya gak pernah tau karena
kurangnya sosialisasi taunya itu karena saya tau sendiri gitu dating ke
kelurahan baca Koran trus korannya ada berita tentang penghargaan gitu
dan banyak, jadi ya taunya dari koran2 gitu aja
8. apakah setelah wawancara ini dan mengetahui sedikitnya tentang aplikasi
Tangerang LIVE apakah anda berminat untu mndowloadnya?
J: saya cukup tertarik, karna saya ingin menyukseskan salah satu program
Pak Arief dengan adanya aplikas ini mengaa tidak kita manfaatkan untuk
membangun kota tangerang yang lebih baik
9. apa saran anda untuk pemerintah kota Tangerang agar aplikasi ini bisa
lebih dikenal luas oleh masyarakat kota Tangerang
j: kalau untuk pengenalan aplikasi ini seharusnya ada sosialisasi yang lebih
terorganisir sehingga semua lapisan masyarakat bisa lebih tau bahwa kota
Tangerang punya aplikasi Tangerang LIVE ini sehingga bisa digunakan
lebih baik lagi. Seperti penyuluhan lewat RT/RW, karna kan sekarang
masyarakat udah pada punya gadget tuh penyuluhan lewat rt/rw harus di
perbanyak lagi
10. bagaimana menurut anda pembangunan pada masa kepemimpinan pak
arief saat ini apalagi dengan digaungkannya konsep smart city?
J: kalo pembangunan saat ini saya kira sudah cukup bagus ya,
pebangunannya juga sudah merata sampai ke desa2 pinggiran kota
Tangerang, bukti nyata yang saya rasakan yaitu seperti pengindahan jalan
dikasih mural, lampu2 jalan juga sudah terasa sampai ke pinggiran Kota
Tangerang.
Foto bersama Ibu Yunita V.Prasetya (Kepala Sub.Bagian Humas
Pelayanan Informasi Publik Pemkot Tangerang)
Foto bersama Pak Adi Dzukifli (kepala bidang pengembangan aplikasi
menajemen pemerintahan, Dinas KOMINFO Pemkot Tangerang)
Foto bersama saudara Rizky Zamaludin (Mahasiswa KPI UIN Jakarta 2013)