Upload
others
View
48
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
i
EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN IPA TERPADU
BERBASIS ANDROID TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
MATERI CAHAYA DAN ALAT OPTIK PADA SISWA
KELAS VIII MTS NU UNGARAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh:
JILAN RIZKIANA PANGESTUTI
NIM. 23060160016
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2019
i
EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN IPA TERPADU
BERBASIS ANDROID TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
MATERI CAHAYA DAN ALAT OPTIK PADA SISWA
KELAS VIII MTS NU UNGARAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh:
JILAN RIZKIANA PANGESTUTI
NIM. 23060160016
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2019
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Hal : Naskah Skripsi
Lamp : 4 eksemplar
Saudari : Jilan Rizkiana Pangestuti
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum. Wr.Wb.
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami
kirimkan naskah skripsi saudara/saudari:
Nama : Jilan Rizkiana Pangestuti
NIM : 23060150016
Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ Tadris Ilmu Pengetahuan Alam
Judul : EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN IPA TERPADU
BERBASIS ANDROID TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
MATERI CAHAYA DAN ALAT OPTIK PADA SISWA KELAS
VIII MTS NU UNGARAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019.
Dengan ini kami mohon skripsi saudara/saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 14 Juli 2019
Pembimbing
Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
NIP. 19740630 200912 1001
iv
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Jilan Rizkiana Pangestuti
NIM : 23060150016
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain
yang berpendapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 14 Juli 2019
Yang menyatakan
Jilan Rizkiana P.
NIM. 23060150016
v
MOTTO
من جد وجد“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan
(kesusksesan)”
من صرب ظفر“Barang siapa yang bersabar, maka dia akan beruntung”
من سار عىل ادلرب وصل
“Barang siapa berjalan pada jalannya, maka dia akan sampai (pada tujuannya)”
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas kelimpahan rahmat serta karunia-Nya,
skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua Orang Tuaku Bapak Ismuji dan Ibu Tri Haryanti tercinta, yang
senantiasa mendoakan, mendidik, merawat, mencurahkan kasih sayang dan
memberikan dukungan penuh dalam menggapai cita-citaku. Semoga Allah
SWT. Senantiasa memberikan keberkahan dalam setiap langkah keluarga
kita.
2. Keempat adikku tercinta, introvet boy Wisnu Akbar fastawa, si ganteng
Irsyad Tuwassi’ul Arzaqi, hitam-manisku M. Ramadhan Musyafa, dan si
bungsu Lambang Anugrah Pamungkas, semoga selalu diberikan kesehatan
serta kemudahan dalam menuntut ilmu dunia maupun akhirat, dan selalu
berada di bawah lindungan-Nya.
3. Kakak-kakak sepupuku tersayang, Ika Suryaningsih, Syarifatun Inayah, Mei
Indriyani, Febri Rahayu, dan Siti Tutur Resmi, yang selalu mengingatkan
dikala berjalan kearah yang salah tanpa tujuan. Semoga selalu diberikan
kelancaran dalam segala urusannya.
4. Keluarga besar Karmidi Squad Gedang Anak, yang senantiasa mencurahkan
doa-doa nya untuk kelancaran dan keberkahan mencari ilmu di IAIN Salatiga.
5. Keluarga besar Simbah Harjo Utomo, yang senantiasa memberikan semangat
dukungan moril dan riil dalam mengejar impian dan cita-citaku, semoga
diberikan kelancaran dalam segala urusannya.
vii
6. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi,
semoga selalu diberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran dalam
mengemban tugas-tugas beliau.
7. Bapak Arif Billah, M.Pd. dan Ibu Anggun Zuhaida, M.Pd. selaku dosen
Tadris IPA yang selalu mendampingi dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat
demi terwujudnya sampai tahap saat ini.
8. Keluarga besar Scientist In Laga yang tidak dapat disebutkan satu persatu
mulai dari dosen pembimbing, dosen pengajar, adik-adik tingkat yang telah
menyalurkan ilmu selama kurang lebih 4 tahun terakhir ini semoga ilmu yang
didapatkan menjadi amal ibadah dari beliau-beliau sekalian.
9. Keluarga besar MTs NU Ungaran, kepala sekolah, jajaran staf kepengurusan
serta para guru pengajar yang telah memberikan motivasi dukungan dan ijin
melakukan penelitian, hingga dapat menghasilkan karya tulis berwujud
skripsi ini dengan baik.
10. Sahabat-sahabat tersayangku, Iwan, Yanto, Zaeni, Ulia, Choti, Marya, Intan,
Ayuk, Intan Sari, Eva, Zuni dan Faridah yang selalu menjadi penyemangat
untuk kemudian menjadi kehidupan remaja menuju dewasaku ini indah
dengan arti persahabatan yang bak seperti keluarga sendiri. Semoga diberikan
kesuksesan dalam meraih impian dan cita-citanya.
11. Teman-temanku mulai dari bangku TK hingga perkuliahan ini yang
senantiasa memberikan semangat dan doanya.
12. Terakhir kepada semua pihak yang selalu penulis repotkan dalam hal apapun
terlebih dalam penyusunan skripsi ini.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah senantiasa memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektivitas Media Pembelajaran IPA
Terpadu Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Cahaya dan Alat Optik
Pada Siswa Kelas VIII MTs NU Ungaran Tahun Pelajaran 2018/2019” dengan baik.
Sebagaimana skripsi ini diajukan dan disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Tadris Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari akhir kelak.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini adanya keterbatasan dan
banyak kekurangan, jauh dari kata sempurna. Dalam penyusunan skripsi ini penulis
mengakui banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
3. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S1 Tadris
Ilmu Pengetahuan Alam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
ix
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S1 Tadris
Ilmu Pengetahuan Alam Institut Agama Islam Negeri Salatiga periode 2015-
2019 sekaligus dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan ilmu,
bimbingan dan arahan hingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak Arif Billah, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik tahun 2015-
2018 yang selalu memberikan bimbingan, arahan serta motivasi.
6. Ibu Rini Verary Shanti, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik saat ini
yang telah memberikan bimbingan serta arahnnya.
7. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa, semangat,
dukungan serta motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.
8. Sahabat dan Teman-teman yang telah memberikan semangat dan turut
membantu dalam selesainya Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini, oleh karena itu dalam kesempatam kali ini penulis
mengharapkan kritik dan saran sehingga penulis dapat memperbaiki penyusunan
suatu karya tulis ilmiah yang akan datang dan menjadi lebih baik lagi. Penulis
memohon maaf atas segala kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam
skripsi ini. Menjadi harapan besar bagi penulis skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya bagi pembaca sekalian.
Salatiga, 14 Juli 2019
Jilan Rizkiana P.
NIM. 23060150016
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .................................................... iii
HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN ........................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
ABSTRAK .......................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
C. Tujuan penelitian ......................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
1. Manfaat Teoritis ..................................................................................... 9
2. Manfaat Praktis ...................................................................................... 9
E. Definisi Operasional................................................................................... 10
1. Efektivitas ............................................................................................ 10
2. Media Pembelajaran ............................................................................. 11
3. Android ................................................................................................ 11
4. Alat Optik Mata Manusia ..................................................................... 12
5. Pembelajaran IPA Terpadu .................................................................. 12
6. Hasil Belajar ......................................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12
xi
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 14
A. Landasan Teori ........................................................................................... 14
1. Efektivitas ........................................................................................... 14
2. Media pembelajaran ............................................................................. 16
3. Android ................................................................................................. 25
4. Media Pembelajaran Powerpoint ......................................................... 32
5. Hasil Belajar Kognitif .......................................................................... 33
6. Alat Optik pada Mata Manusia ............................................................ 35
B. Kajian Pustaka ............................................................................................ 48
C. Kerangka Berfikir....................................................................................... 54
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 57
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 57
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 58
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 61
1. Populasi ................................................................................................ 61
2. Sampel .................................................................................................. 61
D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 62
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 62
F. Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................................... 65
1. Uji Validitas ......................................................................................... 65
2. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 67
3. Taraf Kesukaran ................................................................................... 68
4. Daya Pembeda ...................................................................................... 69
G. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 70
1. Teknik Tes ............................................................................................ 70
2. Dokumentasi ....................................................................................... 71
H. Teknik Analisi Data ................................................................................... 71
1. Uji Normalitas ...................................................................................... 72
2. Uji Homogenitas .................................................................................. 73
3. Uji-t ...................................................................................................... 74
xii
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA .................................................... 76
A. Deskripsi Data ............................................................................................ 76
1. Hasil Belajar Awal (Pretest) ................................................................ 77
2. Hasil Belajar Akhir (Posttest) .............................................................. 81
B. Analisis Data .............................................................................................. 85
1. Uji Coba Instrumen .............................................................................. 85
2. Analisis Data ........................................................................................ 88
C. Pembahasan ................................................................................................ 94
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 97
A. Kesimpulan ................................................................................................ 97
B. Saran .......................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 99
LAMPIRAN ....................................................................................................... 102
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kerangka Penelitian ............................................................................... 55
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ............................................................................. 58
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................................... 60
Tabel 3.3 Kisi-Kisi dan Indikator Instrumen Soal ................................................. 64
Tabel 3.4 Kategori Validitas .................................................................................. 66
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran .................................................................. 68
Tabel 3.6 Kategori Daya Pembeda ........................................................................ 69
Tabel 4.1 Hasil Belajar Awal (Pretest) Kelas Kontrol dan Eksperimen................ 77
Tabel 4.2 Keragaman Hasil Belajar Pretest Ranah Kognitif
Kelas Kontrol dan Eksperimen .............................................................. 78
Tabel 4.3 Analisis Hasil Belajar Pretest Ranah Kognitif
Kelas Kontrol dan Eksperimen .............................................................. 79
Tabel 4.4 Hasil Belajar Akhir (Posttest) Kelas Kontrol dan Eksperimen ............. 81
Tabel 4.5 Analisis Hasil Belajar Posttest Ranah Kognitif
Kelas Kontrol dan Eksperimen .............................................................. 83
Tabel 4.6 Kategori Validitas .................................................................................. 85
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Butir Soal dengan SPSS 16.0 .................................. 86
Tabel 4.8 Analisis Data Uji Validitas Soal ............................................................ 87
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal dengan SPSS 16.0 .............................. 88
Tabel 4.10 Kriteria Tingkat Reliabel ..................................................................... 88
Tabel 4.11 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal .............................................. 89
Tabel 4.12 Kategori Daya Pembeda....................................................................... 89
Tabel 4.13 Hasil Uji Pembeda Butir Soal .............................................................. 90
Tabel 4.14 Uji Normalitas dengan SPSS 16.0 ....................................................... 91
Tabel 4.15 Normalitas Kelas Kontrol dan Eksperimen ......................................... 92
Tabel 4.16 Test of Homogeneity of Variances ....................................................... 92
Tabel 4.17 Hasil Uji-t ............................................................................................. 94
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampilan Depan Media Pembelajaran Interaktif ............................... 30
Gambar 2.2 Tampilan Home Media Pembelajaran Interaktif ................................ 31
Gambar 2.3 Tampilan Ikon Media Pembelajaran Interaktif .................................. 31
Gambar 2.4 Bagian-bagian Mata ........................................................................... 36
Gambar 2.5 Mata penderita Miopi ......................................................................... 42
Gambar 2.6 Mata penderita Hipermetropi ............................................................. 43
Gambar 2.7 Kacamata cembung dan cekung ......................................................... 44
Gambar 2.8 Mata penderita Astigmatisma ............................................................ 44
Gambar 2.9 Kondisi mata penderita katarak .......................................................... 45
Gambar 2.10 Penderita Buta Warna....................................................................... 46
Gambar 2.11 Contoh untuk Uji Ishihara ................................................................ 46
Gambar: 2.12 Penderita Mata Juling ...................................................................... 47
Gambar: 2.13 Penderita Kertomalasia ................................................................... 48
Gambar 4.1 Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen......................................... 80
Gambar 4.2 Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol .............................................. 80
Gambar 4.3 Frekuensi Nilai Prostest Kelas Eksperimen ....................................... 84
Gambar 4.4 Frekuensi Nilai Prostest Kelas Kontrol ............................................ 84
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Responden Kelas Kontrol dan Eksperimen ................ 102
Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol ........................................................................... 103
Lampiran 3 RPP Kelas Eksperimen ..................................................................... 114
Lampiran 4 Soal Pre-Test dan Post-Test .............................................................. 124
Lampiran 5 Kunci Jawaban .................................................................................. 129
Lampiran 6 Hasil Lembar Jawaban Kelas Kontrol .............................................. 130
Lampiran 7 Hasil Lembar Jawaban Kelas Eksperimen ....................................... 131
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Soal .................................................................... 132
Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Soal ................................................................ 133
Lampiran 10 Hasil Uji Daya Pembeda Soal ........................................................ 134
Lampiran 11 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal .................................................. 136
Lampiran 12 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 138
Lampiran 13 Hasil Uji Homogenitas ................................................................... 138
Lampiran 14 Hasil Uji T-Test .............................................................................. 139
Lampiran 15 Materi Media PowerPoint .............................................................. 140
Lampiran 16 Foto Kegiatan ................................................................................. 144
Lampiran 17 Surat Penelitian ............................................................................... 148
Lampiran 18 Lembar Konsultasi Pembimbing .................................................... 149
Lampiran 19 Surat Kredit Kegiatan ..................................................................... 152
Lampiran 20 Surat Pengajuan Pembimbing ......................................................... 158
Lampiran 21 Surat Pernyataan Publikasi Skripsi ................................................. 159
Lampiran 22 Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................... 160
Lampiran 23 Identitas Mahasiswa ....................................................................... 161
xvi
ABSTRAK
Rizkiana Pangestuti, Jilan. 2019. Efektivitas Media Pembelajaran IPA Terpadu
Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Cahaya dan Alat
Optik Pada Siswa Kelas VIII MTs NU Ungaran Tahun Pelajaran
2018/2019. Skripsi: Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci: efektivitas, media pembelajaran, IPA terpadu dan hasil belajar.
Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui keefektivitasan
media pembelajaran IPA terpadu berbasis android terhadap hasil belajar
IPA materi cahaya dan alat optik. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa
kelas VIII MTs NU Ungaran tahun pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasi
experiment. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII,
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik
Simple Random Sampling. Kelas VIII A sebagai kelas kontrol dengan
menggunakan media pembelajaran Powerpoint dan kelas VIII C sebagai
kelas eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran berbasis
Android. Teknik pengumpulan data dengan tes berupa soal pilihan ganda
dan metode pengambilan data dilakukan pretest-posttest soal, yang telah
di uji keabsahannya melalui uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran
dan daya pembeda soal. Adapun teknik analisis data penelitian adalah
dengan uji t-test menggunakan program SPSS 16.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai thitung (-13,801) ˂ ttabel (2,001)
dan P Value (0,000) ˂ 0,05, maka hipotesis Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran IPA terpadu berbasis
android efektif terhadap hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik
pada kelas VIII di MTs NU Ungaran Tahun Pelajaran 2018/2019.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses mempersiapkan kualitas manusia
dan mengantarkan manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dapat diimplementasikan dalam sebuah pembangunan karakter bangsa.
Selain itu, pendidikan menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan
kepribadian, peradaban, dan kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1
(1) berbunyi bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Pemerintah Indonesia terus berupaya memperbaiki pendidikan yang
masih belum ideal untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan salah
satunya dengan penerapan Kurikulum 2013, pemerintah mengharapkan
Kurikulum 2013 ini mampu menjadi wadah untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas pendidikan berbasis kompetensi dan karakter.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan untuk
menyempurnakan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006 yang dianggap belum mampu menjawab tantangan
2
perkembangan zaman. Tujuan dari Kurikulum 2013 adalah untuk mengatasi
masalah dan tantangan berupa kompetisi riil yang dibutuhkan oleh dunia kerja,
globalisasi ekonomi pasar bebas, membangun kualitas manusia Indonesia yang
berakhlak mulia dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan
pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik pada Kurikulum 2013 menekankan
dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan ilmiah. Adapun pendekatan saintifik dalam pembelajaran meliputi
sebagai berikut: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mengomunikasikan dalam semua mata pelajaran (Saputro,
2017: 6).
Pelaksanaan dalam pendidikan selalu menghadapi kendala misalnya
dalam hal rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia dapat dilihat dari survei yang dilakukan oleh Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS), pada bidang Sains Indonesia
mendapatkan skor 397 dengan memperoleh nomor urut 45 dari 48 negara pada
tahun 2015.
Rendahnya hasil belajar sains disebabkan karena kurang tepatnya
penggunaan media pembelajaran yang dipilih dalam proses pembelajaran,
kurikulum yang padat, dan kurangnya keselarasan siswa itu sendiri, atau sifat
konveksional dimana siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran secara
langsung (Suharsimi, 2012: 71).
3
Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran salah satunya yaitu
melalui penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan
seperangkat alat bantu yang dapat digunakan sebagai sumber belajar oleh guru
dalam menyampaikan materi kepada siswa secara efektif dan efisien. Media
pembelajaran juga dapat membantu siswa berkonsentrasi dan fokus terhadap
materi pelajaran.
Menurut Asyar (2011) dalam hal pemanfaatan media pembelajaran,
selain kreativitas pendidik, pertimbangan instruksional juga menjadi salah satu
faktor yang menentukan. Penggunaan media pembelajaran berkaitan erat dengan
peningkatan kualitas belajar sehingga dapat meningkatkan hasil kognitif pada
siswa. Saat ini guru belum mampu menggunakan media pembelajaran secara
optimal, tanpa mempertimbangkan kemudahan penggunaan serta keefektivan
dan keefisienan.
Media pembelajaran memiliki manfaat khusus yang dapat dijadikan
pertimbangan sebagai bahan penelitian, diantaranya: (1) Penyampaian materi
dapat diseragamkan, (2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, (3) Proses
belajar siswa, mahasiswa lebih interaktif, (4) Jumlah waktu belajar mengajar
dapat dikurangi, (5) Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, (6)
Kualitas belajar siswa, mahasiswa dapat ditingkatkan, (7) Peran guru dapat
berubah kearah yang positif dan lebih produktif.
Dunia pendidikan, dalam perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi telah mendorong penciptaan inovasi-inovasi pembelajaran yang
dapat menjadi solusi untuk menfasilitasi siswa untuk dapat belajar dimana saja
4
dan kapan saja tanpa dibatasi ruang dan waktu dengan mudah dan terjangkau
(Rukhiyat, 2014: 108).
Perkembangan media saat ini tidak hanya media cetak dan media
berbasis komputer saja, tetapi sudah mulai merambah pada media berbasis
perangkat mobile atau yang sering disebut dengan mobile learning. Kemampuan
dan teknologi telepon genggam sebagai media komunikasi dan informasipun
terus meningkat dan berinovasi sehingga saat ini kita lebih mengenalnya sebagai
smartphone. Operating System (OS) yang terdapat pada smartphone-pun
bermunculan dengan versi yang berbeda dan memiliki keunggulannya masing-
masing. Beberapa OS yang familiar di tengah masyarakat Indonesia saat ini
adalah Android, iOS, Windows Phone, Java ME, Symbian, Blackberry, dan
Samsung. Beberapa dekade terakhir, kepemilikan smartphone semakin
meninggkat. Hal ini disebabkan semakin terjangkaunya harga perangkat-
perangkat ini dalam lingkungan masyarakat. Semakin banyaknya masyarakat
yang memiliki dan menggunakan perangkat mobile, maka akan membuka
peluang penggunaan perangkat berteknologi dalam dunia pendidikan.
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting karena tanpa melalui
pendidikan, proses transformasi dan aktualisasi pengetahuan sulit untuk
diwujudkan. Demikian pula dengan sains sebagai bentuk pengetahuan ilmiah
dalam pencapaiannya harus melalui proses pendidikan yang ilmiah pula. Oleh
karena itu, Islam menekankan akan pentingnya belajar baik melalui aktivitas
membaca, menelaah, meneliti segala sesuatu yang terjad di alam raya ini.
5
Belajar adalah suatu aktivitas dimana terdapat sebuah proses dari tidak
tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa
untuk mencapai hasil yang optimal. Jadi, belajar merupakan perubahan yang
relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari
pengalaman atau latihan yang diperkuat (Ramayulis, 2002: 14).
Pandangan Al-Qur’an terhadap aktivitas pembelajaran, antara lain dapat
dilihat dalam kandungan ayat 31-33 surah Al-Baqarah:
ن كنت ؤلء ا آ دم الساء كمها ثم عرضهم عىل الملئكة فقال آنبئون بأساء ه وعلم
مك آنت العلمي الحكمي ۞ قال ي آ دم نممتنا ا لم ما عل
بحانك ل عل لنا ا صادقي ۞ قالوا س
وآعل ما والر م اوا ن آعل غيب السمم قال آلم آقل لك ا ائ ا آنبأه بأس م فلمم آنبئم بأسائ
تبدون وما كنت تكتمون ۞
“Dan dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya,
kemudian diperlihatkan kepada malaikat seraya berfirman, “Sebutkan kepada-
Ku nama semua (benda) ini, jika kamu memang orang-orang yang benar! ۞
Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah yang Maha
Mengetahui, Maha Bijaksana” ۞ Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah
kepada mereka nama-nama itu!” Setelah Adam menyebutkan nama-nama benda
itu, Allah berfirman, “Bukanlah telah Ku katakan kepadamu bahwa
6
sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan Aku mengetahui apa
yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?” ۞ (Baqarah: 31-33).
Ramayulis menjelaskan di dalam bukunnya “Bahwa Allah telah
mengajarkan berbagai konsep dan pengertian serta memperkenalkan kepada
nabi Adam AS sejumlah nama-nama benda alam (termasuk lingkungan) sebagai
salah satu sumber pengetahuan yang dapat diungkapkan melalui bahasa. Dengan
demikian maka nabi Adam AS telah diajarkan menangkap konsep dan
memaparkannya kepada pihak lain. Nabi Adam AS pada saat itu telah menguasai
simbol sebagai saran berfikir (termasuk menganalisis), dan dengan simbol itu ia
bisa berkomunikasi menerima transformasi pengetahuan, ilmu, internalisasi nilai
dan sekaligus melakukan telaah ilmiah” (Ramayulis: 21).
Penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar dan proses
pembelajaran merupakan aktivitas yang melekat secara intern maupun harfiah
dalam diri manusia. Sebagai mana Allah telah menugaskan kepada kita yaitu
para manusia untuk menjadi khalifah di bumi, dan yang paling penting manusia
tidak bisa dan tidak pasti terlibat secara alamiah dengan proses pembelajaran.
Peneliti telah melakukan wawancara dengan salah satu guru dari MTs
NU Ungaran, permasalahan yang sering kali dihadapi adalah rendahnya hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini disebabkan karena siswa kurang
memahami konsep materi yang telah di ajarkan oleh guru mata pelajaran.
Kurangnya pemahaman konsep pada materi yang dipelajari dikarenakan oleh
salah satunya yaitu rendahnya minat siswa dalam mata pelajaran IPA. Minat
siswa yang dinilai rendah merupakan hal yang perlu kita perhatikan sebagai
7
bahan acuan dalam meningkatkan hasil belajar IPA terhadap materi pelajaran
sehingga dapat di tindaklanjuti oleh setiap tenaga pendidik kedepannya.
Topik alat optik mata manusia merupakan salah satu materi yang
diajarkan di bangku SMP/MTs kelas VIII semester 2. Salah satu masalah yang
sering muncul pada setiap tahun yang dihadapi oleh pendidik dalam
pembelajaran alat optik mata manusia adalah penguasaan konsep yang dicapai
siswa masih rendah. Ditambahnya dengan media pembelajaran yang dapat
dibilang kurang optimal dalam penggunaan pemanfaatanya. MTs NU Ungaran
sendiri belum terdapat media pembelajaran yang mampu meningkatkan kualitas
belajar siswa pada materi cahaya dan alat optik. Namun, terdapat laboraturim
komputer yang sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar.
Berbagai fenomena empirik yang telah dikemukakan di atas, sehingga
penulis dapat merumuskan judul penelitian yaitu: “Efektivitas Media
Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar IPA
Materi Cahaya dan Alat Optik Pada Siswa Kelas VIII MTs NU Ungaran
Tahun Pelajaran 2018/2019”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang di atas, maka penulis
mengemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
8
1. Bagaimana hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik melalui media
pembelajaran powerpoint pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran tahun
pelajaran 2018/2019?
2. Bagaimana hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik melalui media
pembelajaran IPA Terpadu berbasis Android pada siswa kelas VIII MTs NU
Ungaran tahun pelajaran 2018/2019?
3. Apakah media pembelajaran IPA Terpadu berbasis Android efektif terhadap
hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs
NU Ungaran tahun pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh
penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik melalui media
pembelajaran powerpoint pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran tahun
pelajaran 2018/2019.
2. Mengetahui hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik melalui media
pembelajaran IPA Terpadu berbasis Android pada siswa kelas VIII MTs NU
Ungaran tahun pelajaran 2018/2019.
3. Mengetahui efektivitas media pembelajaran IPA Terpadu berbasis Android
terhadap hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas
VIII MTs NU Ungaran tahun pelajaram 2018/2019.
9
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang terkait, baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan dampak positif dalam usaha untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan alam, khususnya yang berkaitan dengan
perkembangan kemajuan teknologi dalam pendidikan di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak, diantaranya:
a. Bagi Guru
Adanya pemanfaatan media pembelajaran IPA Terpadu berbasis
android pada materi cahaya dan alat optik dapat memperbaiki
pembelajaran IPA di dalam kelas dan sebagai alat bantu mengajar untuk
guru dan calon guru.
b. Bagi Siswa
Adanya pemanfaatan media pembelajaran IPA Terpadu berbasis
android dapat menjadi salah satu metode pembelajaran yang mampu
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat mencapai tingkat
kompetensi yang diharapkan dan menumbuhkan ketertarikan siswa
pada mata pelajaran IPA.
10
c. Bagi Sekolah
Adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan media
pembelajaran alternatif bagi sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Dengan menerapkan media pembelajaran berbasis android
khususnya pada pembelajaran IPA Terpadu.
d. Bagi Peneliti
Pengalaman secara langsung dalam melakukan pembelajaran IPA
menggunakan media pembelajaran IPA Terpadu berbasis android, dapat
menjadikannya sebagai acuan agar dapat membuat media pembelajaran
yang lebih efektif dan efisien, serta berkontribusi dalam dunia
pendidikan.
e. Bagi Mahasiswa
Adanya hasil penelitian ini dapat menjadikannya sebagai bahan
referensi dalam mengukur keefektivan penggunaan media pembelajaran
berbasis android.
E. Definisi Operasional
Istilah-istilah yang perlu didefinisikan secara operasional dalam penelitian
ini antara lain:
1. Efektivitas
Efektivitas adalah taraf tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan.
Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran
yang telah ditetapkannya.
11
Oleh karena itu tingkat efektivitas dapat diukur dan dilihat dari ketercapaian
tujuan dari program tersebut.
2. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
menyalurkan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
yang disengaja, bertujuan dan terkendali.
Dapat dikatakan media pembelajaran merupakan salah satu perangkat
penting dalam proses belajar yang berguna sebagai sumber pesan dan materi
oleh guru kepada siswa secara efisien dan efektif.
3. Android
Android adalah nama dari salah satu varian sistem operasi yang berbasis
kernel lnux yang khusus diperuntukkan untuk perangkat telepon selular
dengan fitur layar sentuh (Touchscreen).
Telepon selular yang bersistem operasikan android merupakan telepon
selular yang paling diminati oleh masyarakat, karena android menyediakan
kelebihan seperti sifat open source yang memberikan kebebasan para
pengembang aplikasi sehingga dapat menciptakan aplikasi unik sesuai
keinginan.
4. Alat Optik Mata Manusia
Alat optik mata manusia merupakan sub tema dari alat optik pada bab 5 pada
buku siswa ilmu pengetahuan alam kelas VIII untuk SMP/MTs yang
didalamnya menjelaskan mengenai macam-macam alat optik. Mata manusia
12
merupakan salah satu alat optik yang ada pada anggota tubuh manusia yang
berfungsi sebagai alat indera.
5. Pembelajaran IPA Terpadu
Pembelajaran IPA terpadu adalah pembelajaran yang memadukan beberapa
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam tiap pertemuannya.
Pembelajaran IPA dikatakan terpadu apabila dalam pembelajaran terdapat
bagian yang diintegrasikan/dipadukan.
Oleh karena itu pembelajaran IPA terpadu merupakan suatu proses
pembelajaran yang menghubungkan atau menyatupadukan berbagai ilmu
bidang kajian IPA menjadi satu kesatuan bahasan.
6. Hasil Belajar
Hasil belajar bukanlah suatu ukuran, tetapi dapat diukur setalah melakukan
kegiatan belajar. Keberhasilan seseorang dalam mengikuti program
pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar seseorang tersebut.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari bagian awal,
bagian inti dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo,
judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
penelitian, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak.
Adapun sistematika bagian inti dari skripsi terdiri dari lima bab, yaitu:
Bab I pendahuluan, pada bab ini memuat uraian yang berisi latar belakang
13
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
operasional, dan sistematika penulisan.
Bab II landasan teori berisi tentang landasan teori (telaah teoritik
terhadap pokok permasalahan/variabel penelitian), kajian pustaka (kajian
terdahulu), dan hipotesis penelitian.
Bab III metode penelitian membahas tentang jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen
penelitian, uji coba instrumen penelitian, metode pengumpulan data dan teknik
analisis data.
Bab IV deskripsi dan analisis data. Pada bab ini memuat uraian yang
berisi tentang deskripsi data, analisis data dengan adanya uji coba instrumen
dan analisis data yang diperoleh ketika penelitian serta pembahasan dari
penelitian yang dilakukan.
Bab V penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Bab ini menjadi
pokok bahasan penting dimana hasil dari penelitian yang dilakukan akan
disimpulkan dengan menelaah hasil yang diperoleh.
Selanjutnya pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-
lampiran dan daftar riwayat hidup peneliti.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
Menurut J.M. Echols dalam Yulitta (2004: 16) istilah
efektivitas berasal dari bahasa inggris “efectivity” (kata sifat) yang
berarti dengan hasil baik, dengan berhasil, efektif. Sedangkan dalam
kamus kontemporer efektivitas sama dengan keefektivan yang
berarti usaha atau tindakan yang membawa hasil. Efektivitas
merupakan suatu pengukuran dalam arti tercapaianya tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya, maka efektivitas dapat di definisikan dengan
melakukan pekerjaan yang benar (Drucker dalam Bram, 2005: 4).
Menurut Arikunto (2012: 51) efektivitas berarti berhasil atau
tepat guna. Efektivitas adalah taraf tercapainya suatu tujuan yang telah
ditentukan. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai
tidaknya sasaran yang telah ditetapkannya.
Secara umum para ahli sepakat mendefinisikan efektivitas
sebagai tingkat pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Efektivitas juga bisa diartikan sebagai pengukuran
keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
15
Oleh karena itu tingkat efektivitas dapat diukur dan dilihat dari
ketercapaian tujuan dari suatu program tersebut.
b. Efektivitas Pembelajaran
Kata efektif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2019)
diartikan sebagai dapat membawa hasil, berhasil guna, dan adanya
akibat. Suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuan
yang ingin dicapai. Menciptakan kondisi belajar yang efektif penting
dilakukan oleh guru, hal ini mengingat belajar yang efektif dapat
membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan
sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Pembelajaran
yang efektif tidak hanya dilihat dari hasil evaluasi yang dicapai oleh
peserta didik, tetapi juga mampu memberikan pemahaman yang baik,
ketekunan dalam belajar, kedisiplinan, semangat tinggi serta rasa
senang dan nyaman saat belajar maupun mempelajari sesuatu.
Efektivitas media pembelajaran sendiri diartikan suatu
bentuk pengukuran terhadap perubahan-perubahan hasil belajar
setelah peserta didik mendapatkan perlakuan semu berupa
eksperimentasi dari media pembelajaran yang digunakan.
Menurut Mulyasa (2008: 82) menyatakan bahwa efektivitas
adalah adanya kesesuaian antara orang yang melakukan tugas dengan
sasaran yang dituju. Bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan
dan manfaatkan sumber daya dalam usaha untuk mewujudkan tujuan
16
operasional. Sehingga efektivitas pembelajaran dapat diartikan sebagai
sejauh mana suatu pembelajaran mencapai tujuan yang direncanakan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
keefektivan suatu media pembelajaran tergantung dari hasil yang
telah dicapai, artinya media pembelajaran dikatakan efektif jika hasil
belajar yang telah dicapai menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.
Tingkat keefektivan suatu media dapat dilihat dari tingkat
pemahaman peserta didik melalui hasil belajar yang telah dicapai.
Semakin besar perubahan hasil belajar yang telah tercapai, maka
semakin besar pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan,
semakin tinggi pula efektivitas media pembelajaran yang digunakan.
2. Media Pembelajaran
a. Definisi Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin adalah bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti sesuatu yang berada di
tengah (antara dua pihak), perantara, atau pengantar. Dalam bahasa
Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) dalam Azhar Arsyad
(2009: 3) mengatakan bahwa “Media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan,
atau sikap”.
17
Yusuf Hadi Miarso dalam bukunya Rusman (2013: 160) yang
menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, betujuan dan
terkendali.
Ega Rima W. menyebutkan dalam bukunya (2016: 3)
menyebutkan bahwa “Media pembelajaran merupakan alat dan teknik
yang digunakan sebagai perantara komunikasi seorang guru dengan
siswa. Media pembelajaran digunakan dalam rangka mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pembelajaran di sekolah”.
Berdasarkan pengertian media pembelajaran yang di kemukakan
oleh para ahli, disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah salah
satu perangkat penting yang menjadi sarana maupun prasarana dalam
proses belajar yang berguna sebagai sumber pesan dan materi oleh guru
kepada siswa secara efisien dan efektif demi tercapainya tujuan belajar.
b. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Menurut Gerlach dan Ely dalam buku Azhar Arsyad (2011: 12),
ada tiga ciri sebuah media dapat dikatakan sebagai media pembelajaran,
yaitu:
1) Fiksatif
18
Media merekam, menyimpan, melestarikan dan
merekomendasikan suatu peristiwa atau obyek. Obyek atau
kejadian yang sudah direkam dengan format media yang ada, dapat
digunakan setiap saat, bahkan dapat ditransfer ke dalam format
lainnya.
2) Manipulatif
Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena
media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu
lama dapat disajikan dalam waktu sekejap. Kejadian yang
berlangsung begitu cepat, dapat disajikan kepada siswa dalam
waktu yang lambat.
3) Distributif
Memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditranspostasikan
melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan
kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama mengenai kejadian itu.
c. Jenis Media Pembelajaran
Berdasarkan klasifikasinya, media pembelajaran memiliki
karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik tersebut dapat dilihat melalui
tampilan media yang disajikan.
Menurut Azhar Arsyad (2009: 29) “Dalam perkembangannya
media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi”. Begitu pula
media pembelajaran ditampilkan menurut kemampuan media tersebut
19
untuk memberi atau membangkitkan rangsangan indera penglihatan,
pendengaran, pengecapan maupun penciuman. Dari karakteristik media
pembelajaran yang terus seiring dengan perkembangan jaman, maka
guru dapat memilih menggunakan suatu media pembelajaran yang
menyesuaikan situasi pembelajaran.
Ega Rima W. (2016: 4-8), mengklasifikasikan media
pembelajaran berdasarkan karakteristik atau fitur spesifik yang dimiliki
oleh sebuah media pembelajaran, diantaranya:
1) Media Visual
Sebuah media yang memiliki beberapa unsur berupa garis, bentuk,
warna dan tekstur dalam penyajiannya. Media visual dapat
menampilkan keterkaitan isi materi yang ingin disampaikan.
2) Audio Visual
Media yang dapat menampilkan unsur gambar dan suara secara
bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau informasi.
Media ini dapat mengungkapkan obyek dan peristiwa seperti
keadaan yang sesungguhnya.
3) Komputer
Komputer merupakan sebuah perangkat yang memiliki aplikasi-
aplikasi menarik yang dapat dimanfaatkan oleh guru atau siswa
dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran
berbasis komputer merupakan sebuah kegiatan yang menggunakan
software.
20
4) Microsoft Power Point
Microsoft Power Point merupakan salah satu aplikasi atau
perangkat lunak yang diciptakan khusus untuk menangani
perancangan presentasi grafis dengan mudah dan cepat. Aplikasi
ini sangat populer dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan.
5) Internet
Internet merupakan salah satu media komunikasi yang banyak
digunakan untuk beberapa kepentingan. Internet juga dapat
membantu dalam membuka wawasan dan pengetahuan siswa.
6) Multimedia
Multimedia merupakan perpaduan berbagai bentuk elemen
informasi yang digunakan sebagai sarana menyampaikan tujuan
tertentu. Elemen informasi yang dimaksud diantaranya teks, grafis,
foto, animasi, audio, dan video.
Sedangkan menurut Cecep dan Bambang (2013: 29), media
pembelajaran berdasarkan perkembangan teknologi dapat
dikelompokkan menjasi empat kelompok, yaitu:
1) Media hasil teknologi cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi seperti buku dan materi bisual statis, terutama
melalui proses percetakan mekanis atau fotografis. Teknologi ini
menghasilkan materi dalam bentuk salinan cetak
21
2) Media hasil teknologi Audio Visual
Teknik audio visual merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis
dan elektronik. Ciri utama media ini sebagai berikut:
a) Menyajikan visualisasi dinamis.
b) Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan.
c) Merupakan representasi fisik dari gagasan abstrak.
d) Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan
kognitif.
e) Umumnya berorientasi pada guru dengan keterlibatan siswa
rendah.
3) Media hasil teknologi berbasis komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang
berbasis micro-processor.
4) Media hasil gabungan Taknologi Cetak dan Komputer
Teknologi gabungan adalah cara untuk menyampaikan materi yang
menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang
dikendalikan oleh komputer.
d. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
22
Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi yang
dikemukakan oleh para ahli diantaranya, fungsi media pembelajaran
menurut Sutikno (2013: 107) diuraikan sebagai berikut:
1) Membantu mempercepat pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran.
2) Menperjelas penyajian siswa.
3) Mengatasi keterbatasan ruang.
4) Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.
5) Waktu pembelajaran yang bisa disesuaikan.
6) Mengurangi kebosanan siswa dalam proses pembelajaran.
7) Meningkatkan motivasi belajar siswa.
8) Melayani ragam gaya belajar siswa.
9) Meningkatkan kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Levie dan Lentz dalam Arsyad (2011: 16-17) mengemukakan
empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1) Fungsi atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna yang ditampilkan dalam
materi pelajaran.
2) Fungsi afektif, fungsi media visual dapat terlihat dari tingkat
kenikmatan siswa, menggugah perasaan, respon ketika proses
belajar mengajar berlangsung.
23
3) Fungsi kognitif, media visual dapat mengungkapkan bahwa
lambang visual atau gambar memperlancar tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi yang terkandung dalam
gambar.
4) Fungsi kompensatoris, fungsi media adalah untuk
mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan
memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan
secara verbal.
Arsyad (2011: 25-27) mengungkapkan manfaat praktis dari
penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran, sebagai
berikut:
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses
dan hasil belajar;
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga menimbulkan motivasi belajar, interaksi
yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya;
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,
dan waktu;
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.
Pemanfaatan media pembelajaran merupakan salah satu cara
untuk memotivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat para
24
ahli yang menyatakan fungsi dari media pembelajaran, yaitu: (1)
menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada
isi pelajaran, (2) menumbuhkan motivasi belajar siswa, dan (3)
meningkatkan motivasi belajar siswa. Sehingga proses pembelajaran di
kelas menjadi menarik, menyenangkan, dan siswa akan lebih
memahami materi yang disampaikan.
Melalui pemanfaatan penggunaan media pembelajaran secara
baik dan maksimal, seorang pendidik tidak lagi menjadi satu-satunya
sumber belajar secara langsung bagi siswa. Berdasarkan pengertian dan
fungsi penggunaan media pembelajaran di atas, diperoleh bahwa media
pembelajaran yaitu sarana dan prasarana guna membantu dalam
menyampaikan pelajaran agar lebih mudah dalam proses pembelajaran
demi tercapainya tujuan belajar.
e. Karakteristik Pembelajaran Interaktif
Menurut Daryanto (2010: 114-117), Teknik penggunaan media
pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu:
1) Penggunaan media berdasrakan tempat
a) Penggunaan di kelas
Guru ketika merencanakan media harus melihat tujuan yang akan
dicapai, materi pembelajaran mendukung dan strategi belajar
mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.
b) Penggunaan di luar kelas
25
Media yang digunakan diluar kelas tidak secara langsung
dikendalikan oleh guru atau melalui pengontrolan oleh orang tua
siswa.
2) Variasi Penggunaan media
a) Media digunakan secara perorangan
Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk penggunaan
yang jelas sehingga orang dapat menggunakan secara mandiri.
b) Media digunakan secara berkelompok
Pembelajaran dapat berlangsung dengan jumlah siswa yang cukup
banyak atau kelompok. Media dirancang untuk digunakan juga
memerlukan buku petunjuk. Buku petunjuk ini ditujukan kepada
kelompok tutor atau guru.
3. Android
a. Pengertian Android
Android adalah nama dari salah satu varian sistem operasi yang
berbasis kernel linux yang khusus diperuntukkan untuk perangkat
telepon selular dengan fitur layar sentuh (Touchscreen), contohnya
sepeti smartphone serta tablet (Budisetyo, 2018: 1).
Menurut Ditto (2016: 38), sistem operasi dapat diilustrasikan
sebagai jembatan antara device dan penggunanya, sehingga pengguna
dapat berinteraksi dengan device-nya dan menjalankan aplikasi-aplikasi
yang tersedia pada device.
26
Android juga merupakan sebuah platform terbuka yang
memungkinkan pengembang menciptakan aplikasi sesuai dengan
keinginan mereka. Android dapat di distribusikan dengan dua jenis, (1)
yang mendapat dukungan penuh dari google atau Google Mail Service
(GMS), (2) yang tidak mendapat dukungan langsung dari google atau
Open Headset Distribution (OHD). Android mempunyai aplikasi-
aplikasi yang mempunyai cara kerja dan fungsi yang berbeda dengan
tujuan yang sama yaitu dapat mempermudah pekerjaan manusia.
Menurut Arif Akhbarul (2013: 4-5), komponen aplikasi merupakan
bagian penting dari sebuah android. Setiap komponen mempunyai
fungsi yang berbeda, dan akan berkaitan maupun berhubungan antara
komponen satu dengan komponen yang lainnya. Berikut ini komponen
aplikasi yang harus diketahui, yaitu:
1) Activities
Activity merupakan satu halaman antarmuka yang bisa digunakan
oleh user untuk berinteraksi dengan aplikasi. Biasanya dalam satu
activity terdapat button, spinner, list view, edit text, dan sebagainya.
2) Services
Services merupakan komponen aplikasi yang dapat berjalan secara
background, aplikasi pemutar musik atau radio juga memanfaatkan
servis supaya aplikasinya bisa tetap berjalan meskipun pengguna
melakukan aktivitas dengan aplikasi lain.
3) Contact Provider
27
Untuk mengelola data sebuah aplikasi, misalnya kontak telepon.
Siapapun bisa membuat aplikasi Android dan dapat mengakses
kontak yang tersimpan pada sistem Android.
4) Broadcast Receiver
Sebagai bahasa terjemahan yaitu penerima pesan. Kasus baterai
lemah merupakan kasus yang sering dialami handphone Android.
Sistem Android dirancang untuk menyampaikan “pengumuman”
secara otomatis jika baterai habis maupun lemah.
Android merupakan sistem operasi yang dirancang oleh salah satu
pemilik situs terbesar di dunia. Seiring berjalannya waktu, Android
telah berevolusi menjadi sistem yang luar biasa yang telah diminati oleh
banyak pengguna smartphone karena memiliki banyak kelebihan.
Namun, dibalik popularitasnya platform android yang disebut sebagai
teknologi tercanggih ini pastilah memiliki kekurangan.
Menurut Zuliana dan Irwan P. (2013: 2), berikut adalah kelebihan
dan kelemahan Android:
1) Kelebihan Android
a) Complet Platform (Lengkap)
Para pengembang dapat melakukan pendekatan yang komprehensif
ketika sedang mengembangkan platform android.
b) Open Source Platform (Bersifat Terbuka)
Android yang berbasis linux yang bersifat terbuka (Open Source)
maka dengan mudah akan dapat dikembangkan oleh siapa saja.
28
c) Free Platform
Android merupakan platform yang bebas untuk para pengembang.
Tidak ada biaya untuk membayar 35 lisensi atau biaya royalti.
d) Sistem Aplikasi Merakyat
Ponsel Android tentu berbeda dengan IPhone Operating System
(IOS) yang terbatas pada gadget dari Apple, maka Android punya
banyak produsen, dengan gadget andalan masing-masing.
2) Kelemahan Android
a) Android selalu terhubung dengan Internet. Handphone
bersistem Android ini sangat memperlukan koneksi internet
yang aktif.
b) Banyaknya iklan yang terpampang di atas atau di bawah
aplikasi. Walaupun tidak ada pengaruhnya dengan aplikasi
yang sedang dipakai tetapi iklan ini sangat mengganggu.
c) Tidak hemat daya beterai.
b. Media Pembelajaran Berbasis Android
Media pembelajaran dapat dibuat dan dirancang sesuai dengan
perkembangan teknologi yang berkembang saat ini. Media
pembelajaran berbantukan teknologi dan informasi (TIK) dapat
digunakan untuk menjadikan pembelajaran menjadi menarik dan
memberikan dampak yang positif terhadap performa akademik berupa
motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik (Chuang, 2014).
29
Dalam PP No 32 Tahun 2013 pasal 19 ayat (1) disebukan bahwa
“kegiatan pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
peserta didik”. Dari uraian diatas, media pembelajaran berbantukan
teknologi dan informasi (TIK) dapat menjadi salah satu bagian fasilitas
yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Perkembangan media pembelajaran saat ini tidak hanya media
cetak saja, tetapi sudah mulai merambah pada media pembelajaran
berbasis perangkat mobile atau yang sering disebut dengan mobile
learning. Perangkat mobile yang saat ini mengalami tren perkembangan
yang sangat pesat adalah android. Penggunaan android di Indonesia
pada tahun 2018 mencapai 66% dari seluruh pengguna smartphone
(Pew Research Center, 2018).
Media pembelajaran berbasis android merupakan media yang
diperuntukkan bagi peserta didik dengan menggabungkan unsur teks,
gambar dan suara ke dalam suatu perangkat yang hampir pada saat ini
digunakan oleh peserta didik yaitu smartphone dengan sistem operasi
android. Penggunaan media pembelajaran sejenis ini berpotensi untuk
membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif
dan motivasi belajar peserta didik. Serta memungkinkan peserta didik
belajar tidak terbatas oleh waktu dan tempat dengan aplikasi yang
menarik.
30
Informasi yang didapat lebih mudah dipahami dengan cara
menvisualisasikannya menjadi gambar bergerak atau simbol yang
terlihat seperti nyata dan jelas. Salah satu topik pada mata manusia
pelajaran IPA akan menjadikan aplikasi ini sebagai sumber ilmu yang
menarik dan efisien. Semakin banyaknya masyarakat yang memiliki
dan menggunakan perangkat smartphone dengan sistem operasi
android membuka peluang penggunaan perangkat teknologi bergerak
dalam dunia pendidikan. Dibawah ini adalah tampilan media
pembelajaran interaktif IPA Terpadu materi alat optik mata manusia.
Gambar 2.1 Tampilan depan Media Pembelajaran Interaktif
Sumber: (Billah, 1: 2018)
31
Gambar 2.2 Tampilan Home
Media Pembelajaran Interaktif IPA
Sumber: (Billah, 2: 2018)
Gambar 2.3 Tampilan Ikon
Media Pembelajaran Interaktif IPA
Sumber: (Billah : 2018)
Media pembelajaran interaktif yang digunakan oleh peneliti
merupakan sebuah aplikasi android yang diperuntukkan bagi siswa
sekolah menengah pertama. Media pembelajaran ini diberi nama media
pembelajaran interaktif alat optik mata manusia. Media pembelajaran
dibuat dan dikembangkan oleh salah satu dosen IAIN Salatiga yaitu
32
Arif Billah, M.Pd. Pembuatan media pembelajaran interaktif berbasis
Android yang pemilihan materi sesuai dengan Kurikulum 2013. Dalam
penerapan Kurikulum 2013 dimana siswa dituntut untuk aktif dalam
proses pembelajaran di kelas. Dengan adanya media pembelajaran
berbasis Android, dimaksudkan dapat membantu siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar yang aktif dan belajar mandiri.
4. Media Pembelajaran Berbasis Powerpoint
Microsoft Powerpoint atau Microsoft Office Powerpoint adalah sebuah
program komputer yang digunakan untuk mempresentasikan suatu materi
yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam satu kesatuan paket aplikasi
perkantoran. Microsoft Powerpoint merupakan program aplikasi yang
digunakan untuk membuat presentasi yang berupa teks, tebal, gambar,
grafik diagram dan sebagainya (Gunawan, 2009: 334).
Menurut Purnomo (2007: 1) Powerpoint adalah program aplikasi yang
banyak digunakan untuk keperluan presentasi, baik berupa seminar, promo
sebuah produk, maupun kegiatan yang bersifat ilmiah yang melibatkan
banyak peserta.
Aplikasi ini sangat banyak dan mudah untuk digunakan, apalagi oleh
kalangan perkantoran atau pebisnis, para pendidik, peserta didik dan
trainer. Proses pendidikan dan pembelajaran, guru sebagai tenaga pendidik
juga bisa menggunakan program powerpoint sebagai media untuk
menyampaikan materi pembelajaran. Mempresentasikan materi dalam
33
powerpoint, tentunya harus menggunakan komponen lainya seperti LCD
dan komputer ataupun Laptop. Tanpa adanya komponen tersebut, maka data
powerpoint yang telah dirancang tidak dapat disajikan di depan peserta
didik.
5. Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar merupakan bagian penting dalam pembelajaran. Menurut
Nana Sudjana (2014: 3), Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih
luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Dimyati dan
Mudjiono dalam bukunya mengatakan hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar (2013: 3-4).
Benjamin S. dikutip dalam buku (Dimyati dan Mudjiono, 2013: 26-27)
menyebutkan 6 jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang
hal yang dipelajari.
c. Penerapan, mencakup menerapkan kemampuan metode dan kaidah
untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
34
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
baik.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.
Sedangkan menurut David R. Krathwohl (2002: 214), dimensi proses
kognitif dibagi menjadi enam kategori yaitu:
a. Mengingat (C1), proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang
dibutuhkan dari memori jangka panjang, pengetahuan yang dibutuhkan
meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, atau metakognitif,
atau kombinasi dari beberapa pengetahuan ini.
b. Memahami (C2), yaitu mengkontruksi makna dari materi pembelajaran,
termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.
c. Mengaplikasikan (C3), yaitu menerapkan atau menggunakan suatu
prosedur dalam keadaan tertentu.
d. Menganalisis (C4), yaitu memecah materi menjadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan antar bagian-bagian tersebut
dan keseluruhan struktur atau tujuan.
e. Mengevaluasi (C5), yaitu mengambil keputusan berdasarkan kriteria
atau standar.
f. Mencipta (C6), yaitu memadukan pengetahuan yang diterima untuk
membuat suatu produk yang baru dan orisinil.
35
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta
didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan
tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar
dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan
data pembuktian yang menunjukkan tingkat kemampuan peserta didik
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam
penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif IPA tingkat SMP/MTs
yang mencakup empat tingkatan yaitu dari C1 hingga C4.
6. Alat Optik pada Mata Manusia
Mata merupakan salah satu organ yang dimiliki oleh manusia. Mata
berfungsi sebagai indera penglihatan. Bagian depan bola mata mempunyai
kelengkungan yang lebih cembung sehingga terdapat bentuk dengan dua
kelengkungan berbeda. Diameter bola mata manusia ± 2,5cm. Struktur bola
mata terdiri atas tiga lapisan yang memiliki fungsi berbeda. Tiga lapisan
tersebut adalah Sklera (lapisan luar), Koroid (lapisan tengah), dan Retina
(lapisan dalam).
36
Gambar 2.3 Bagian-bagian Mata
Sumber: Billah, 3: 2018
A. Bagian-bagian Mata Manusia:
Organ ini tersusun atas beberapa bagian yang berbeda yang masing-
maisng bagian memiliki fungsi yang berbeda pula. Berikut adalah bagian-
bagian mata beserta dengan fungsinya:
1. Kornea
Kornea adalah selaput bening mata yang bersifat tembus cahaya dan
merupakan lapisan jaringan yang menutup bola mata sebelah depan.
Kornea termasuk bagian dari sklera yang berada di depan. Fungsi kornea
antara lain:
a. Melindungi bagian yang sensitif yang berada dibelakang, dan
b. Membantu lensa mata dalam membiaskan dan memfokuskan
bayangan pada retina.
2. Iris
37
Iris termasuk bagian dari koroid yang berada di belakamg kornea. Iris
mempunyai permukaan yang relatif datar dengan celah yang berbentuk
bukat di tengahnya, yang diseut dengan pupil. Iris merupakan bagian
berwarna pada mata. Warna biru, coklat, maupun hitam mata seseorang
sesuai warna iris yang dimilikinya. Fungsi iris antara lain:
a. Melindungu refleksi cahaya dalam mata, dan
b. Mengendalikan lebar pupil dalam mengatur banyaknya cahaya yang
masuk ke dalam bola mata, saat terang iris akan mempersempit
pupil, dan disaat gelap maka iris akan memperlebar pupil.
3. Pupil
Pupil adalah lubang atau celah yang terletak di pusat iris. Lebar celah
pupil diatur oleh iris. Lubang ini akan nampak berwarna hitam karena
cahaya yang terserap masuk ke dalam mata. Setelah cahaya melewati
kornea, selanjutnya cahaya akan menuju ke pupil. Fungsi pupil antara
lain untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya
yang masuk redup, otot-otot iris akan berkontraksi sehingga celah pupil
akan melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih banyak. Berlaku
sebaliknya, jika cahaya yang terang masuk melalui celah pupil maka
pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau
tidak berlebihan.
38
4. Aqueous Humor
Aqueous humor adalah cairan bening yang dihasilkan oleh badan
silindris dan mengisi bagian depan lensa. Cairan ini terletak diantara
lensa mata dan kornea. Fungsi dari aqueous humor ini antara lain:
a. Menjaga tekanan
b. Memberi nutrisi bagi mata
c. Ikut membiaskan cahaya yang masuk ke mata, dan
d. Menjaga bentuk kantong depan bola mata.
5. Otot Siliaris
Otot siliaris adalah Cincin dari otot lurik yang lembut yang berada di
mata manusia. Otot siliaris berfungsi membantu lensa mata dalam
menipis (memipih) dan menebal (mencembung) menyesuaikan jarak
benda yang dilihat. Saat mata melihat benda jauh, otot siliaris
mengendur sehingga akan menyebabkan lensa mata menipis, dan
sebaliknya.
6. Lensa Mata
Lensa mata berupa lensa bikonveks (cembung depan-belakang), tidak
memiliki warna dan hampir transparan sempurna dengan memiliki tebal
sekitar 4 mm dan berdiameter 9 mm. Lensa mata berfungsi untuk
membiaskan dan memfokuskan cahaya yang masuk agar tepat di retina.
Lensa mata dapat menebal dan menipis menyesuaikan jarak banda yang
dilihat. Kemampuan lensa mata untuk menebal dan menipis disebut
dengan daya akomodasi.
39
7. Retina
Retina atau selaput jala merupakan lapisan terdalam mata yang banyak
mengandung sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya (fotoreseptor).
Fungsi retina antara lain menerima cahaya yang terfokus dari lensa dan
tempat terbentuknya bayangan. Di dalam retina, cahaya diubah menjadi
sinyal yang akan dikirimkan ke otak. Ada dua jenis sel fotoreseptor yaitu
sel batang dan sel kerucut.
a. Sel Kerucut (Konus)
Sel kerucut peka terhadap intensistas cahaya yang tinggi, oleh
karena itu sel kerucut tidak berfungsi pada penglihatan di malam
hari. Sel kerucut terdiri dari sel yang peka terhadap warna merah,
biru dan hijau. Retina mata pada manusia mengandung sekitar 6 juta
sel kerucut.
b. Sel Batang (Basil)
Sel batang peka terhadap rangsang intensitas cahaya rendah dan
tidak peka terhadap warna. Sel-sel batang mengandung pigmen yang
disebut rodopsin, yaitu senyawa vitamin A dan protein.
Pembentukan kembali rodopsin memerlukan waktu yang disebut
adaptasi gelap atau adaptasi rodopsin.
8. Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat pembungkus lapisan luar bola mata.
Jaringan ikat ini kuat dan memiliki warna putih, dan merupakan bagian
terluar yang melindungi bola mata. Fungsi sklera diantaranya:
40
a. Melindungai struktur mata yang sangat halus, dan
b. Membantu mempertahankan bentuk biji mata.
9. Koroid
Koroid merupakan lapisan tengah yang mengandung pembuluh darah
dan pigmen. Pembuluh darah mensuplai mutrisi bagi mata dan pigmen
berfungsi menyerap refleksi cahaya pada mata.
10. Vitreous Humor
Vitreous humor adalah cairan yang mengisi bagian belakang lensa mata
(isi bola mata). Fungsi dari vitreous humor adalah menjaga bentuk dan
tekanan bola mata. Viterous humor mengandung air sekitar 99%. Sisa
1% meliputi dua komponen, kolagen dan asam hialuronat, yang
memberi bentuk dan konsistensi mirip gel karena kemampuannya
mengikat banyak air.
11. Saraf Optik
Saraf optik adalah saraf yang mengatur indera penglihatan. Saraf optik
berfungsi mengirim informasi yang dihasilkan oleh retina menuju otak.
12. Bintik Kuning
Bintik kuning (Makula lutea) adalah bagian retina yang memiliki
pigmen kuning dan terdapat fovea sentralis yang mengandung sel konus
dan sangat peka dalam menerima rangsangan cahaya.
13. Bintik Buta
Bintik buta adalah bagian yang tidak mengandung sel-sel fotoreseptor.
Bintik buta adalah daerah awal saraf optik meninggalkan bola mata.
41
Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak
menanggapi rangsangan cahaya.
B. Proses Melihat
Tahapan jalannya rangsangan berupa cahaya masuk ke mata
kemudian dikirimkan ke otak adalah sebagai berikut:
1. Cahaya dipantulkan oleh benda di tangkap mata, kemudian
menembus kornea, aqueous humor, dan diteruskan ke pupil.
2. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus
lensa mata dan vitreous humor.
3. Daya akomodasi lensa pada mata mengatur pembiasan dan
pemfokusan cahaya agar bayangan benda jatuh tepat di bintik kuning
pada retina.
4. Pada retina, cahaya akan diterima oleh sel kerucut dan sel batang
kemudian terbentuk bayangan nyata, terbalik dan diperkecil.
5. Oleh sel-sel khusus di retina, bayangan diubah menjadi sinyal
elektrik (implus), lalu impuls ini dikirim ke otak melalui saraf optik.
6. Impuls akan diterjemahkan oleh otak sehingga kita bisa mengetahui
apa yang kita lihat.
C. Gangguan pada Mata
Mata dapat mengalami adanya gangguan penglihatan. Gangguan
pada penglihatan adalah suatu keadaan mata yang dinilai tidak normal
atau diluar dari mata normal dalam proses melihat. Dibawah ini adalah
beberapa gangguan pada mata manusia:
42
1. Rabun Jauh (Miopi)
Penderita miopi tidak mampu melihat benda yang berada pada jarak
jauh dengan jelas, dia dapat melihat benda jauh pada jarak tertentu
kurang dari tak hingga. Hal ini dikarenakan bayangan yang terbentuk
jatuh di depan retina. Kacamata negatif (lensa cekung) dapat
menolong penderita miopi karena lensa cekung akan dapat membuat
cahaya menyebar sebelum cahaya masuk ke mata. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat ada gambar dibawah ini:
Gambar 2.4 Mata penderita Miopi
Sumber:(https://www.google.com/Mata-penderita-miopi.jpg)
Titik Jauh (PR) < tak hingga
Rumus kekuatan lensa kacamatanya: P = − 𝟏𝟎𝟎𝑷𝑹
Keterangan:
P = Kekuatan lensa (dioptri)
PR = Punctum Remotun (Titik Jauh)
2. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Penderita hipermetropi tidak mampu melihat benda yang berada
pada jarak dekat dengan jelas, dia dapat melihat benda dekat dengan
jelas pada jarak tertentu (lebih dari 25 cm). Hal ini dikarenakan
43
bayangan yang terbentuk jauh di belakang retina. Kacamata positif
(lensa cembung) dapat menolong penderita hipermetropi karena
lensa cembung akan dapat mengumpulkan cahaya sebelum masuk
ke mata. Dengan demikian, bayangan yang jelas terbentuk di retina.
Gambar 2.5 Mata penderita Hipermetropi
Sumber:(https://www.google.com/Mata-penderita-hipermetropi.jpg)
Titik Dekat (PP) > 25 cm
Rumus kekuatan lensa kacamatanya: P = 𝟏𝟎𝟎𝒔 - 𝟏𝟎𝟎𝑷𝑷
Keterangan:
P = kekuatan lensa (dioptri)
PP = Punctum Proximum (Titik Dekat)
s = jarak benda dari mata (cm), (s = 25 cm)
3. Rabun Tua (Presbiopi)
Presbiopi (rabun tua) biasanya dipengaruhi faktor usia. Presbiopi
dapat disebabkan karena berkurangnya daya akomodasi mata. Mata
tidak mampu melihat dengan jelas benda berjarak dekat maupun
jauh. Titik Jauhnya (PR) < tak berhingga, dan titik dekatnya (PP) >
25 cm. Presbiopi dapat dibantu dengan menggunakan kacamata
rangkap (bifokal), yaitu kacamata cembung dan cekung.
44
Gambar 2.6 Kacamata cembung dan cekung
Sumber: (http://obatmatapresbiopialami.shorturlgoogle.com/)
4. Astigmatisma
Astigmatisma atau mata silindris terjadi karena bentuk kornea atau
lensa mata yang terlalu cembung di salah satu sisinya. Akibatnya,
sebuah titik akan dapat terlihat sebagai garis. Sehingga tidak dapat
memberikan gambaran atau bayangan garis vertikal dengan
horisontal secara bersamaan. Penderita astigmatisma dibantu dengan
kacamata berlensa silinder.
Gambar 2.7 Mata penderita Astigmatisma
Sumber:(https://www.google.com/Mata-penderita-astimatisma.jpg)
5. Katarak
Katarak atau bular mata merupakan salah satu gangguan penglihatan
yang ditandai dengan mengeruhnya lensa mata sehingga menghalangi
masuknya cahaya pada retina. Kondisi ini umumnya terjadi pada lansia,
dan bisa terjadi pada salah satu ataupun kedua mata sekaligus. Meski
45
demikian, katarak bukan jenis penyakit menular. Kelainan pada mata
ini dapat diatasi dengan prosedur operasi sederhana.
Gambar 2.8 Kondisi mata penderita katarak
Sumber: Billah, 5: 2018
6. Glaukoma
Glaukoma disebabkan oleh peningkatan abnormal pada tekanan fluida
mata, dapat menyebabkan pengurangan suplai darah ke mata sehingga
membuat kebutaan. Kerusakan mata yang ditimbulkan oleh glaukoma
pada umumnya tidak dapat diobati secara total (penglihatan tidak bisa
sepenuhnya normal kembali). Beberapa pengobatan yang dapat
dilakukan untuk megurangi tekanan intraokular pada mata dan
mencegah meluasnya kerusakan pada mata antara lain melalui obat
tetes mata, obat-obatan yang diminum, pengobatan laser, atau prosedur
operasi.
7. Buta Warna
46
Buta warna merupakan suatu kelainan mata disebabkan
ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu warna
tertentu. Gangguan ini bersifat menurun.
Gambar 2.9 Penderita Buta
Warna
Sumber: Billah, 6: 2018
Buta warna dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ada buta warna total
dan buta warna sebagian. Buta warna total hanya mampu melihat warna
hitam dan putih saja, sedangkan buta warna sebagian tidak dapat
melihat warna tertentu, diantaranya merah, hijau, ataupun biru. Salah
satu cara untuk menguji buta warna atau tidaknya seseorang adalah Uji
Ishihara.
Gambar 2.10 Contoh untuk Uji Ishihara
Sumber: (https://www.uji-kepekaan-mata-terhadap-warna-tes-
ishihara)
47
8. Juling
Juling (Strabismus) adalah kelainan mata yang disebabkan oleh
ketidakserasian otot-otot mata. Pada anak-anak, strabismus dapat
dipicu oleh mata yang bekerja terlalu berat dalam mengatasi masalah
penglihatan, seperti rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme.
Gambar: 2.11 Penderita Mata
Juling
Sumber: Billah, 7: 2018
Penyebab mata juling yang terjadi saat dewasa, antara lain: Botulisme,
Cedera pada mata, Cedera kepala, Stroke, Sindrom Guillain-Barre,
Penyakit Grave, dan Diabetes. Salah satu pengobatan mata juling
adalah dengan prosedur operasi.
9. Keratomalasia
Keratomalasia (Xeroftalmia, Keratis Xerotik) merupakan suatu kondisi
dimana kornea mengering dan keruh karena kekurangan vitamin A,
kalori, dan protein. Biasanya keratomalasia menyerang kedua mata.
Gejalanya, pada awal ditandai dengan berkurangnya penglihatan saat
keadaan gelap, mata menjadi kering (xeroftalmia), disertai pula dengan
48
pembentukan kerutan, kekeruhan dan perlunakan kornea yang disebut
dengan keratomalasia.
Gambar: 2.12 Penderita
Kertomalasia
Sumber: Billah, 8: 2018
Kekurangan vitamin A yang parah pada konjugtiva menunjukkan
adanya endapan kering dan berbusa yang berwarna abu-keperakan. Bila
tidak dilakukan pengobatan yang tepat maka perlunakan kornea bisa
mengakibatkan infeksi, perubahan jaringan yang bersifat degeneratif,
dan mengalami perforasi, sehingga menyebabkan kebuatan.
B. Kajian Pustaka
Berikut adalah penelitian-penelitian yang relevan terkait dengan yang akan
di teliti:
1. Rofifah Nur Mufidah (2014) melakukan penelitian yang berjudul
“Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Android Aritmatika
Digital dalam Model Discovery Based Learning Terhadap Prestasi Belajar
Sistem Komputer Kelas X Multimedia SMKN 6 Surakarta” melakukan
pendekatan quasi eksperimental. Teknik penguumpulan data menggunakan
metode tes untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar, sedangkan metode
observasi untuk mengetahui perbedaan aktivitas. Hasil dari penelitian ini
adalah dengan metode tes penggunaan media pembelajaran berbasis
android dengan model discovery based learning lebihi efektif, dengan
49
peningkatan nilai gain sebesar 0,70. Sedangkan pembelajaran konvensional
memberikan peningkatan 0,40. Terdapat perbedaan aktivitas siswa, kelas
eksperimen dengan presentase 79,75% termasuk ke dalam aktivitas siswa
kategori baik dan kelas kontrol dengan presentase 63,50% yang termasuk
ke dalam kategori aktivitas siswa cukup.
2. Subono (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas
Penggunaan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Mata Pelajaran
Sistem Kendali Elektronik di SMK Negeri 2 Sragen” menggunakan metode
eksperimen dengan dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen
masing-masing 30 orang siswa. Teknik pengumpulan data dengan metode
tes dan angket. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan media
pembelajaran multimedia interaktif lebih baik dari pada media konvensional
dengan nilai perbandingan kelas eksperimen rata-rata sebesar 82,17.
Sedangkan kelas kontrol rata-rata sebesar 68,33. Hal ini membuktikan
bahwa pembelajaran menggunakan multimedia interaktif lebih efektif
dibandingkan media konvensional.
3. Asih Nur Bayani (2015) melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Komputer pada Materi Suhu
dan Kalor untuk Siswa Kelas X” menggunakan metode kuasi eksperimen
(eksperimen semu) dengan desain penelitian Randomized Cobtrol Group
Pretest-Postes Design dilaksanakan di SMA N Kebakkramat. Teknik
pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dengan 2 kelas
yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol diberikan perlakuan
50
dengan menggunakan media powerpoint sedangkan kelas eksperimen
diberikan perlakukan menggunakan media CAI (Computer Assisted
Instruction). Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen
tes pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor gain
ternormalisasi pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol,
sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media CAI (Computer
Assisted Instruction) efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif
siswa pada materi suhu dan kalor.
4. Dhian Yogo Prabowo, Eko Supraptono dan Roni Syafi’i (2016) dalam
penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Aplikasi Berbasis Android
Menggunakan API Gesture untuk Mengenal Aksana Korea” telah
mengembangkan aplikasi yang dapat meningkatkan hasil belajar mengenal
aksara Hangeul. Metode yang digunakan adalah Research and Development
(R&D) dengan desain penelitian one shot case study dengan jumlah 45
siswa. Teknik analisis yang digunakan yaitu Uji-t dalam menguji hipotesis
dan Uji-Gain dalam mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah
menggunakan aplikasi android. Hasil dari penelitian ini bahwa dalam Uji-t
penggunaan aplikasi android lebih besar dari 80, dalam Uji-Gain
memperoleh angka 59,57% berada dalam rentang 0,3 ≤ g ≤ 0,7
dikategorikan sedang, dan dengan menggunakan aplikasi berbasis android
ini siswa merasa senang dan tertarik. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan
aplikasi berbasis android untuk mengenal aksara korea efektif dalam
meningkatkan hasil belajar dan minat siswa.
51
5. Joko Handhika (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas
Media Pembelajaran IM3 ditinjau dari Motivasi Belajar” melakukan
penelitian eksperimen terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen I dengan
menggunakan media pembelajaran IM3 berbasis flash, sedangkan kelas
eksperimen II diberikan perlakuan media pembelajaran Ms.Powerpoint.
Didapat hasil rata-rata prestasi siswa kelas eksperimen I lebih baik (80,625)
dibandingkan dengan rata-rata prestasi siswa kelas eksperimen II
menggunakan powerpoint (76,176). Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media pembelajaran IM3 efektif untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dibandingkan dengan media pembelajaran powerpoint.
6. Yogo D.Prasetyo, dkk. (2015) dalam penelitian mereka yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android
Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMA” melakukan penelitian
quasi eksperimen dengan menggunakan dua kelas di SMAN 1 Banguntapan,
Yogyakarta, yaitu kelas eksperimen diberikan media pembelajaran berbasis
android dan kelas kontrol dengan media konvensional. Didapat dari
penelitian ini kelas eksperimen rata-rata nilai lebih besar sebesar 80,021
sedangkan kelas kontrol rata-rata nilai mencapai 77,183. Ini membuktikan
bahwa media pembelajaran kimia berbasis android dapat memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa
SMA.
7. Mia Aina (2013) dalam penelitianya yang berjudul “ Efektivitas
Pemanfaatan Multimedia Interaktif Pembelajaran IPA-BIOLOGI dalam
52
Meningkatakan Motivasi Belajar Siswa Pria dan Wanita SMP 19 Kota
Jambi” melakukan penelitian True Eksperiment Design dengan desain
penelitian Pretest-Postet Control Group Design, analisis data menggunakan
Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Regresi Sederhana, Uji Beda, Uji
Koordinasi dan Uji Anova Dua Jalur. Dari hasil penelitian data dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemanfaatan multimedia interaktif
pembelajaran IPA-Biologi terhadap kemampuan kognitif siswa pria dan
wanita dan terdapat interaksi antara pemanfaatan multimedia interaktif dan
motivasi siswa pria dan wanita SMP 19 Kota Jambi.
8. Abu Yazid Bustomi (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Aplikasi
Pembelajaran Pasca Indra pada Manusia Berbasis Android” melakukan
penelitian dengan model Multimedia Development Life Cycle (MDLC).
Pengambilan data dengan 3 metode yaitu, wawancara, observasi dan
dokumentasi. Hasil penelitian ini berupa aplikasi pembelajaran panca indra
pada manusia berbasis android dan dinyatakan kayak dengan metode
kuisioner. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi teknologi
multimedia yang memiliki potensi besar dalam mewujudkan tujuan proses
belajar mengajar.
9. Fatma Sukmawati (2016) dalam penelitianya yang berjudul
“Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Biologi SMP Berbasis Android
untuk Bekal Menghadapi UAN di SMP Islam Bakti 1 Surakarta” telah
mengembangkan aplikasi pembelajaran biologi SMP berbasis android
untuk bekal menghadapi UAN di SMP Islam Bakti 1 Surakarta.
53
Pengembangan media pembelajaran ini, dilakukan beberapa tahap. Model
pengembangan yang digunakan mengacu pada model pengembangan
ADDIE yaitu, analysis, design, develpoment, implementation dan
evaluation. Hasil pengembangan berupa aplikasi Android yang memuat
materi biologi SMP, bisa dijadikan salah satu alternatif bagi siswa SMP
dalam mempelajari biologi SMP.
10. Retno Dian Anggraeni dan Rudy Kustijono (2013) dalam penelitianya yang
berjudul “Pengembangan Media Animasi Fisika pada Materi Cahaya
dengan Aplikasi Flash Berbasis Android” telah mengembangkan sebuah
aplikasi Flash berbasis android pada materi cahaya untuk dipergunakan
sebagai media pembelajaran animasi menarik kelas VIII. Jenis penelitian
yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan, dengan langkah
penelitian meliputi tahap studi pendahuluan, yaitu studi pustaka, survei
lapangan, dan penyusunan draf produk, serta tahap pengembangan dengan
uji coba terbatas. Hasil dari penelitian ini adalah dalam mengembangan
media animasi fisika dengan aplikasi flash berbasis android harus
memperhatikan; kesesuaian dengan tema, penampilan avatar, kombinasi
warna teks dengan background, pergerakan obyek, kemampuan media
menyesuaikan ukuran layar, dan penggunaan bahasa. Penilaian dari ahli
materi dan ahli media menyatakan bahwa media sangat baik (91,03%) dan
respon siswa terhadap media adalah sangat baik (91,72%). Dari hasil
penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan media animasi
54
fisika pada materi cahaya dengan aplikasi flash berbasis android sangat baik
untuk penggunaannya.
Adanya penelitian-penelitian yang relevan di atas maka, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa selama ini belum ada yang mengkaji mengenai
efektivitas media interaktif IPA Terpadu berbasis android terhadap hasil
belajar IPA materi alat optik mata manusia. Penelitian yang peneliti lakukan
sekarang adalah meneliti keefektivitasan suatu media pembelajaran berbasis
andorid yang berjudul “Efektivitas Media Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis
Android Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Cahaya dan Alat Optik pada
Siswa Kelas VIII MTs NU Ungaran tahun pelajaran 2018/2019”.
C. Kerangka Berfikir
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu keterbatasan
pendidik dalam menyampaikan informasi maupun keterbatasan jam pelajaran
di kelas. Media berfungsi sebagai sumber informasi materi pembelajaran
maupun sebagai sumber soal latihan. Kenyataan yang telah banyak terjadi pada
kalangan peserta didik saat ini salah satunya yaitu, ketika datang sebuah soal
yang di kiranya sukar mereka akan langsung mencari jawaban yang bukan lagi
membuka buku pelajaran maupun catatan melainkan dengan mencari jawaban
di dunia maya atau sosial media berupa google.
Media pembelajaran berbasis android menjadi salah satu alternarif media
pembelajaran yang cukup baik. Dengan pemanfaatan android sebagai media
pembelajaran akan dapat membantu meningkatkan pemahaman peserta didik
55
karena cara belajar yang efisien, lebih di kira efektif dan tidak membutuhkan
waktu yang terikat seperti dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Apabila
peserta didik dapat meningkatkan pemahaman akan mata pelajaran maka akan
meningkat pula hasil belajar pada ranah kognitif.
Hasil belajar dikatakan efektif apabila memenuhi syarat ketuntasan belajar,
yaitu jika peserta didik mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau
dnegan mencapai tujuan pembelajaran minimal 75% dari seluruh tujuan
pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik
yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 70% sekurang-kurangnya
85% dari jumlah peserta didik yang ada di dalam kelas tersebut. Adapun
kerangka berpikir dalam penelitian seperti:
Group Pretest Treatment Posstest
Experiment Group T1 X1 T2
Control Group T1 X2 T2
Tabel 2.1 Kerangka Berpikir
Sumber: Sugiyono, 2014: 112
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua kelas. Kelas pertama
sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol. Kelas
eksperimen merupakan kelas dengan perlakuan media pembelajaran berbasis
android pada materi cahaya dan alat optik. Kelas kontrol merupakan kelas
dengan media powerpoint pada materi cahaya dan alat optik di MTs NU
Ungaran.
56
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan hasil kajian pustaka dan kerangka pemikiran diatas maka
dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah:
Ho: Pembelajaran menggunakan media pembelajaran IPA terpadu berbasis
android tidak efektif terhadap hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik
pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran.
Ha: Pembelajaran menggunakan media pembelajaran IPA terpadu berbasis
android efektif terhadap hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada
siswa kelas VIII MTs NU Ungaran.
57
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan
uji statistik data numerik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
Kuasi Eksperimen (Quasi Experiment), adalah penelitian yang mendekati
percobaan sungguhan dimana peneliti tidak memungkinkan untuk
mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan kecuali dari
beberapa variabel tersebut.
Pelaksanaan penelitian ini, sampel akan di bagi menjadi dua yaitu
kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan
media pembelajaran berbasis android dan kelompok kontrol diberikan
perlakuan dengan menggunkaan media powerpoint. Kemudian setelah
diberikan perlakuan kedua kelompok tersebut diberikan tes akhir.
Selanjutnya skor tes tersebut di analisis untuk menguji hipotesis penelitian.
Sehingga dapat diketahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar peserta
didik pada materi yang di teliti antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol.
Desain penelitian yang digunakan yaitu Control-Group Pretest-Posttest
Design yaitu terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian
diberi pre-tes untuk mengetahui keadaan awal, adakah perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pre-tes yang baik
58
adalah apabila nilai kelompok eksperimen dan nilai kelompok kontrol
tidak berbeda secara signifikan.
Secara rinci desain Control Group Pretest-Posttest Design dengan
menggunakan model rancangan eksperimen ini dapat disajikan
sebagai berikut:
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian
Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O3 X2 O4
Sumber: Sugiyono, 2014: 112
Keterangan:
X1 : Perlakuan dengan media pembelajaran berbasis android
X2 : Perlakuan dengan media pembelajaran berbasis
powerpoint
O1 dan O3 : Tes Awal
O2 dan O4 : Tes Akhir
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs NU Ungaran Kabupaten
Semarang pada mata pelajaran IPA-Fisika materi cahaya dan alat optik.
Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan, mulai bulan Maret sampai
dengan bulan Juni 2019.
59
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yakni tahap persiapan, tahap
pelaksanaan serta tahap pengolahan data dan penyusunan laporan.
Penjelasan dari tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan-kegiatan permohonan
pembimbing, pengajuan proposal penelitian, penyusunan materi
pembelajaran, penyusunan media pembelajaran berbasis android,
validasi materi, penyusunan RPP, LKS dan instrumen tes kognitif oleh
ahli serta perizinan penelitian. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan
selama bulan Maret pada tahun 2019.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan pemilihan sampel dan
pengambilan data, meliputi uji coba instrumen serta pelaksanaan
penelitian dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media
berbasis android pada materi cahaya dan alat optik. Kegiatan ini
dilakukan bulan April pada tahun 2019.
3. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan
Pada tahap ini, dilakukan analisis data hasil penelitian, penarikan
kesimpulan dan penyusunan laporan hasil penelitian. Kegiatan ini
dilakukan pada bulan Mei hingga selesai. Adapun jadwal pelaksanaan
penelitian secara terperinci terdapat pada tabel berikut:
60
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan penelitian
No Tahap
Pelaksanaan
Maret April Mei Juni
Min
ggu 1
-2
Min
ggu 3
-4
Min
ggu 1
-2
Min
ggu 3
-4
Min
ggu 1
-2
Min
ggu 3
-4
Min
ggu 1
-2
Min
ggu 3
-4
1. Persiapan
Pengajuan judul
Permohonan pembimbing,
Pengajuan proposal
penelitian
Penyusunan materi
Penyusunan media
Validasi materi
Penyusunan RPP
Penyusunan LKS dan
Instrument tes kognitif
Validasi instrumen oleh
ahli
Izin penelitian
2. Pelaksanaan
Uji Coba Instrumen
Pelaksanaan Penelitian
3. Analisan Data
4. Pembuatan Laporan
Final Laporan
Konsultasi dan Revisi
Ujian Skripsi
61
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Budiyono (2018: 40) populasi adalah keseluruhan objek
yang diteliti. Jadi populasi adalah keseluruhan objek penelitian nilai-
nilai gejala atau peristiwa sebagai yang sumber data yang jumlahnya
banyak. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs
NU Ungaran tahun pelajaran 2018/2019. Populasi penelitian merupakan
total keseluruhan jumlah peserta didik kelas VIII MTs NU Ungaran
Tahun Pelajaran 2018/2019 adalah 185 orang.
2. Sampel
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi (2012: 118). Pernyataan di atas
dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil dari jumlah dan wakil
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang sedikit. Pada
penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik simple random
sampling.
Menurut Sugiyono (2001: 57) teknik simple random sampling
adalah teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu. Melalui teknik ini, maka setiap kelas yang berada dalam
populasi dapat terjangkau dan memperoleh kesempatan yang sama
sebagai sampel penelitian.
62
Teknik pengambilan sampel penelitian ini yaitu mengambil dua
kelas dari keseluruhan kelas yang ada, dengan rinciannya sebagai
berikut satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai
kelas kontrol. Telah terpilih kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan kelas
VIII C sebagai kelas eksperimen.
D. Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2006: 166) variabel adalah objek penelitian yang
bervariasi. Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber obyek pengamatan
dan sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Ada dua
variabel dalam penelitian ini yaitu variabel terikat dan variabel bebas.
Menurut Deni (2016: 109) Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Media pembelajaran berbasis android dan media Powerpoint sebagai
variabel bebas. Sedangkan variabel terikatnya yaitu hasil belajar IPA materi
alat optik mata manusia pada siswa kelas VIII dalam ranah kognitif.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Budiyono (2018: 51) instrumen yang baik harus valid dan
reliabel. Kecuali itu, instrumen-instrumen yang baik harus terdiri dari butir-
butir yang baik pula. Persyaratan butir yang baik, tergantung kepada jenis
63
instrumen yang dipilih. Menurut Sukardi (2009: 75) fungsi instrumen
penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti
sudah menginjak pada langkah pengumpulan data di lapangan.
Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas satu instrumen yaitu
instrumen penelitian kognitif. Pengukuran ranah kognitif menggunakan
test. Adapun langkah-langkah penyusunan test sebagai berikut:
a) Spesifikasi materi berdasarkan kurikulum
b) Pembuatan alat ukur sesuai indikator
c) Pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan
d) Soal-soal yang disusun mengangkut soal-soal yang mencakup 4 jenjang
yaitu C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), C4
(analisis).
e) Penyusunan butir soal
f) Pengujian kesahihan butir soal dilakukan dengan uji validitas dan uji
reabilitas
Instrumen teknik tes yang berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui
keefektivitasan media pembelajaran IPA terpadu berbasis android terhadap
hasil belajar ipa materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU
Ungaran tahun pelajaran 2018/2019 menggunakan tes bersifat soal pilihan
ganda yang berjumlah 20 butir. Soal yang sama diberikan kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Sebelum instrumen penelitian ini layak digunakan sebagai alat
pengumpul data, maka terlebih dahulu harus diuji cobakan melalui uji
64
validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran dan uji daya pembeda. Soal
yang diujikan berjumlah 35 butir soal. Kisi-kisi instrumen tes yang
dugunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi dan Indikator Instrumen Soal
No Indikator
Aspek Kognitif
Jml
C1 C2 C3 C4
1 Menyebutkan
struktur dan fungsi
bagian mata
manusia
1*, 2, 4,
5, 6
5
2 Menjelaskan
prinsip kerja mata
manusia
3, 7 35* 3
3 Menyelidiki
pembentukan
bayangan pada
mata manusia
11* 8 29* 3
4 Membedakan
pengamatan tanpa
akomodasi dan
dengan akomodasi
maksimum
10* 9, 26 20 4
5 Menjelaskan
gangguan pada
mata manusia
13, 14,
15, 17*,
27, 31*
12, 30,
32*,
33*
16*, 18*,
19*,
21*,
22,
23,
24,
25,
28*,
34
20
Jumlah 13 9 6 7 35
Persentase 37,14% 25,72% 17,14% 20% 100%
F. Uji Coba Instrumen Penelitian
65
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data atau mengukur itu valid. Meteran yang valid dapat
digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang
alat untuk mengukur panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika
digunakan untuk mengukur berat (Sugiyono. 2016: 121).
Menurut (Arikunto, 2010: 211) sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur yang diinginkan. Sebuah instrumen dapat
dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang
validitas yang dimaksud. Instrumen teknik tes ini, dilakukan beberapa
pengujian antara lain:
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2010: 211) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen. Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti mempunyai validitas yang rendah.
Kriteria soal dalam sebuah penelitian yang valid akan digunakan
penelitian, sedangkan soal yang tidak valid akan di buang atau didrop.
Jadi validitas suatu instrumen berhubungan dengan tingkat akurasi dari
suatu alat ukur mengukur apa yang akan diukur.
Hasil validitas lapangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
product moment dari Pearson. Uji validitas dilakukan untuk
66
memandingkan hasil perhitungan rxy dengan rtabel pada tafar signifikansi
5% dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom atau derajat
kebebasan yaitu dk = n-2. Ketentuan kategori validitas lapangan
didasarkan sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kategori Validitas
Ketentuan Nilai rtabel Kategori
rhitung ≥ rtabel Valid
rhitung ˂ rtabel Tidak Valid
Pada soal-soal yang berbentuk objektif, skor item diberikan 1 point
jika jawaban benar dan 0 jika jawaban salah. Syarat minimum untuk
dianggap memenuhi syarat adalah apabila rtabel = 0,334. Uji validitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Package
Social Science (SPSS) 16.0 for windows dengan kriteria uji bila
correlated item-total correlation lebih besar dibandingkan dengan
0,334 maka data merupakan valid.
67
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat keajegan atau kestabilan dari hasil
pengukuran. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan
ajeg memberikan data sesuai dengan kenyataan (Arikunto, 2012: 100).
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu
informasi cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data. Uji reliabilitas instrumen diperlukan untuk
mendapatkan data sesuai dengan menggunakan program Statistical
Package Social Scienci (SPSS) 16.0 for Windows dengan menggunakan
metode “Alpha Cronbach” yang diukur berdasarkan skala Alpha
Cronbach’s mulai dari 0 sampai 1. Uji reliabilitas dalam penelitian ini
dilakukan untuk menguji instrumen tes hasil belajar. Instrumen
dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka
digunakan untuk kemantapan alpha yang diinterpretasikan sebagai
berikut:
a. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai 0,20 berarti kurang reliabel.
b. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai 0,40 berarti agak reliabel.
c. Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai 0,60 berarti cukup reliabel.
d. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai 0,80 berarti reliabel.
e. Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai 1,00 berarti sangat reliabel.
Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada
sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan
menjumlah skor setiap nomor soal (Sugiyono, 2014:192).
68
3. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam
menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan
dengan betul. Jika banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab
dengan benar maka taraf kesukaran tes tersebut tinggi. Taraf kesukaran
tes dinyatakan dengan P dan dicari dengan rumus (Arikunto, 2016:176)
Keterangan:
P = taraf kesukaran tes
B = subjek yang menjawab benar
J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes
Tingkat kesukaran yang baik adalah P= 0,5
Tingkat kesukaran (p) sebenarnya merupakan nilai rata-rata dari
kelompok peserta tes. Oleh karena itu, tingkat kesukaran (p) sebenarnya
adalah rata-rata dari suatu distribusi skor kelompok dari suatu soal
(Surapranata, 2004:19). Tingkat kesukaran biasanya dibedakan menjadi
tiga kategori seperti nampak pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.6 Kategori Tingkat Kesukaran
Nilai p Kategori
p ˂ 0.3 Sukar
0.3 ≤ p ≤ 0.7 Sedang
p ˃ 0.7 Mudah
Sumber: Surapranata, 2004:21
69
4. Daya Pembeda
Menurut Arikunto (2016:177), yang dimaksud dengan daya
pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan antara
subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai. Rumus yang
digunakan setiap butir tes adalah:
Keterangan:
D = daya pembeda butir soal
BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
JA = banyaknya subjek kelompok atas
BB = banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab benar
JB = banyaknya subjek kelompok bawah.
Daya Pembeda ini dapat dilihat pada SPSS 16.0 dari nilai pearson
correlation uji validitas. Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan
pada Tabel 3.6 berikut ini (Arikunto, 2010:177):
Tabel 3.7 Kategori Daya Pembeda
Daya Pembeda (D) Kategori
0,00 – 0,20 Buruk
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Sumber: Arikunto, 2010:177
70
G. Metode Pengumpulan Data
1. Teknik Tes
Menurut Sugiyono, Tes merupakan pengukuran yang objektif dan
standar (2016: 243). Tes banyak digunakan dalam penelitian tindakan
kelas, atau penelitian tindakan yang berwujudkan meningkatkan
kemampuan kognitif siswa. Teknik tes digunakan untuk mengambil
data tentang hasil belajar ranah kognitif. Tes berbentuk tes obyektif
yaitu bentuk pilihan ganda (Multiple Choice Test). Tes pilihan ganda
biasanya dengan jumlah 35 butir soal yang disusun berdasarkan kisi-kisi
instrumen yang mencakup tingkat pemahaman kognitif siswa yaitu C1
(pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), C4 (analisis). Dengan
taraf kesukaran yaitu mudah, sedang dan sulit.
Pengumpulkan data yang di perlukan adalah instrumen tes dalam
ranah kognitif siswa berupa tes tertulis disusun oleh peneliti berdasarkan
materi cahaya dan alat optik. Instrumen tes terlebih dahulu
dikonsultasikan kepada ahli sebelum diuji cobakan kepada peserta didik,
dalam penelitian ini adalah pembimbing. Instrumen tes direvisi sesuai
dengan koreksi dan saran yang diberikan kemudian di uji cobakan
kepada siswa dengan kelas yang tidak menjadi sampel dalam penelitian.
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian
ini adalah soal tes Pre-test (tes awal) dan Post-test (tes akhir). Tes awal
diberikan sebelum proses pembelajaran berlangsung, ini bertujuan
untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Tes akhir diberikan setelah
71
proses pembelajaran berlangsung, ini bertujuan untuk mengetahui
keberhasilan penerapan media pembelajaran berbasis android mata
pelajaran IPA. Tes yang digunakan sebanyak 35 butir soal. Uji
instrumen tes menggunakan uji validasi, uji reliabilitas, taraf kesukaran
dan daya pembeda. Didapat 20 butir soal yang siap menjadi instrumen
dalam penelitian.
2. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Pelaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-
benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian, dsb (Arikunto, 2010: 201).
Dokumentasi adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data
dengan cara melihat secara nyata hasil belajar peserta didik MTs NU
Ungaran dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis Android maupun konvensional. Dalam penelitian
ini, dengan menggunakan metode dokumentasi peneliti mendapatkan:
a. Data nilai tes
b. Foto-foto kegiatan belajar mengajar
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan uji-t. Uji-t adalah salah satu teknik analisis data yang
72
digunakan untuk menguji kesamaan dua rata-rata, yang digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara dua buah data.
Penelitian ini menggunakan 2 sampel sehingga untuk pengujian
hipotesis dilakukan dengan metode independent sample t test untuk menguji
perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang menggunakan media
pembelajaran berbasis android dengan peserta didik yang menggunakan
media pembelajaran powerpoint. Kriteria penetapan dan penolakan
hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan analisis uji-t. Ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi sebelum uji-t dilakukan, antara lain:
1. Uji Normalitas
Menurut Sugiyono (2007:159) Uji normalitas ini digunakan
untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi
yang terdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan untuk
uji normalitas adalah rumus Kolmogorv-Smirnov, yaitu:
Keterangan:
KS = harga Kolmogorv-Smirnov yang dicari
n1 = jumlah sampel yang diperoleh
n2 = jumlah sample yang diharapkan
Uji normalitas tidak hanya menggunakan rumus Kolmogorv-
Smirnov, tetapi uji normalitas dapat menggunakan rumus Shapiro
Wilk. Uji Shapiro Wilk adalah sebuah metode atau rumus
73
perhitungan sebaran data yang dibuat oleh Shapiro dan Wilk.
Metode ini adalah metode uji normalitas yang efektif dan valid
digunakan untuk sampel berjumlah kecil.
2. Uji Homogenitas
Menurut Winarsunu (2017:100) Uji homogenitas digunakan
untuk menguji apakah dalam sebuah model t-test data homogen atau
tidak. Apabila homogenitas terpenuhi maka peneliti dapat
melakukan pada tahap analisa data lanjutan, apabila tidak maka
harus ada pembetulan-pembetulan metodologis. Adapun rumus
untuk menguji homogenitas adalah:
Peneliti menggunakan progam komputer SPSS 16.0 for windows
untuk memudahkan perhitungan dalam penelitian. Taraf signifikasi
yang digunakan adalah 𝛼 = 0,05. Uji homogenitas menggunakan
SPSS 16.0 One Way Anova dengan kriteria yang digunakan untuk
mengambil kesimpulan apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel maka
memiliki varian yang homogen. Akan tetapi apabila Fhitung lebih
besar dari Ftabel, maka varian tidak homogen (Sugiyono, 2014:276).
74
3. Uji t
Pengujian hipotesis dengan bantuan SPSS adalah Independent
Sample T Test. Independent Sample T Test digunakan untuk menguji
signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Tes ini juga digunakan
untuk menguji pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependent. Adapun rumus uji-t sebagai berikut:
dengan
Keterangan:
= Rata-rata pada distribusi sampel 1
= Rata-rata pada distribusi sampel 2
= Nilai varian pada distribusi sampel 1
= Nilai varian pada distribusi sampel 2
= Jumlah individu pada sampel 1
= Jumlah individu pada sampel 2
Hipotesisnya dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji
dua pihak). Menurut Sugiyono (2014:120) H0 : μ1 = μ2 tidak ada
perbedaan peningkatan hasil belajar peserta didik antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Ha : μ1 ≠ μ2 ada perbedaan
peningkatan hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
Keterangan:
75
μ1 : Rata-rata kemampuan awal hasil belajar IPA materi cahaya dan
alat optik dengan menggunakan media pembelajaran power point
μ2 : Rata-rata kemampuan awal hasil belajar IPA materi cahaya dan
alat optik menggunakan media pembelajaran berbasis android
Hipotesis dalam uji t ini membandingakan antara t hitung
dengan t tabel. Apabila terdapat nilai t hitung positif maka t hitung
˃ t tabel dapat dikatakan ada perbedaan bermakna. Apabila nilai t
hitung negatif, dapat dikatakan ada perbeadaan bermakna jika t
hitung ˂ t tabel (Sugiyono, 2001: 56).
Kesimpulannya Ho ditolak apabila nilai signifikansi < 0,05
dan Ho diterima apabila nilai signifikansi ≥ 0,05. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho: Pembelajaran menggunakan media pembelajaran IPA terpadu
berbasis android tidak efektif terhadap hasil belajar IPA materi
cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran.
Ha: Pembelajaran menggunakan media pembelajaran IPA terpadu
berbasis android efektif terhadap hasil belajar IPA materi
cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran.
76
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data
Peneliti melakukan pengambilan data yang diperlukan dengan
adanya sampel dari suatu sekolahan. Penelitian dilakukan di MTs NU
Ungaran pada tahun 2019 dengan dua sampel kelas yang terdiri dari kelas
VIII A dan kelas VIII C. Berlaku ketentuan bahwa kelas VIII A yang
berjumlah 30 peserta didik sebagai kelas kontrol dan kelas VIII C dengan
jumlah 30 peserta didik sebagai kelas eksperimen. Pengambilan data
dilakukan pada tanggal 19 Maret sampai 22 April 2019.
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media
pembelajaran berbasis android dan media powerpoint. Sedangkan variabel
terikatnya adalah hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada siswa
kelas VIII dalam ranah kognitif.
Data yang dideskripsikan berupa data hasil belajar awal (pretest) dan
hasil belajar akhir (posttest). Hasil pengambilan data tersebut kemudian
dihitung adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar pada
peserta didik untuk mengetahui keefektivitasan penggunaan media
pembelajaran berbasis android mata pelajaran IPA Terpadu materi cahaya
dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran Tahun Pelajaran
2018/2019.
77
1. Hasil Belajar Awal (Pretest)
Data hasil pretest peserta didik diperoleh sebelum peserta didik
mendapat perlakuan. Pengambilan data ini dilakukan pada 2 kelas yaitu
kelas kontrol yang berjumlah 30 peserta didik sama dengan kelas
eksperimen. Didapatkan data hasil belajar awal kelas kontrol dan kelas
eksperiemen adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Hasil Belajar Awal (Pretest) Kelas Kontrol
Dan Eksperimen
No Pretest
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
1 30 45
2 35 55
3 40 40
4 20 35
5 40 40
6 20 45
7 25 55
8 35 60
9 55 60
10 60 40
11 30 35
12 40 40
13 40 40
14 35 40
15 55 45
16 35 45
17 35 45
18 45 50
19 40 50
20 40 55
21 45 65
22 50 50
78
23 50 55
24 55 40
25 60 45
26 65 40
27 40 40
28 35 45
29 35 50
30 45 50
Adapun rata-rata hasil belajar awal (Pretest) mata pelajaran IPA
yang telah dihitung dengan perhitungan statistik menggunakan bantuan
SPSS 16.0 for windows, adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2 Keragaman Hasil Pretest ranah Kognitif kelas
kontrol dan eksperimen
Kelas Media
Pembelajaran
Hasil
Belajar
Rata-
Rata
Med Min Maks
Kontrol Powerpoint Kognitif 41.16 40 20 65
Eksperimen Android Kognitif 46.66 45 35 65
Tabel 4.3 Analisis Hasil Pretest ranah kognitif pada
kelas kontrol dan eksperimen
Statistics
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
N Valid 30 30
Missing 0 0
Mean 41.1667 46.6667
Median 40.0000 45.0000
Mode 35.00a 40.00
Std. Deviation 11.34744 7.69385
Variance 128.764 59.195
Minimum 20.00 35.00
Maximum 65.00 65.00
Sum 1235.00 1400.00
79
Berdasarkan dari tabel di atas, dapat diinterpretasikan hasil belajar
awal (pretest) peserta didik pada aspek kognitif, kelas kontrol maupun
kelas eksperimen tidak signifikan perbedaannya yaitu nilai rata-rata
sebesar 41,16 : 46,66. Jika dilihat dari standar deviasinya kelas
eksperimen lebih kecil di bandingakan dengan kelas kontrol, yaitu
7,693 untuk kelas eksperimen dan 11,347 untuk kelas kontrol.
Dapat diketahui bahwa frekuensi nilai terendah sampai nilai
tertinggi. Berikut disajikan grafik frekuensi nilai pretest kelas kontrol
dan kelas eksperimen.
Gambar 4.1 Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
80
Gambar 4.2 Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol
Gambar 4.1 menunjukkan frekuensi pada kelas eksperimen bahwa
nilai 40 mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 9 peserta didik. Sedangkan
pada gambar 4.2 menunjukkan frekuensi pada kelas kontrol dengan
nilai 35 dan 40 mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 7 peserta didik. Hal
ini menunjukkan bahwa setelah proses pembelajaran, kemampuan
belajar IPA peserta didik kelas kontrol lebih bervariasi jika
dibandingkan dengan kemampuan kelas eksperimen.
2. Hasil Belajar Akhir (Posttest)
Data hasil posttest peserta didik diperoleh setelah peserta didik
mendapatkan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan media
pembelajaran berbasis android untuk kelas eksperimen dan
pembelajaran menggunakan media pembelajaran powerpoint untuk
81
kelas kontrol. Didapatkan hasil belajar akhir (Posttest) kelas kontrol
dan kelas eksperimen sebagai berikut.
Tabel 4.4 Hasil Belajar Akhir (Posttest) Kelas Kontrol
dan Eksperimen
No Posttest
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
1 70 80
2 75 80
3 70 70
4 65 65
5 80 65
6 80 85
7 80 70
8 75 75
9 70 75
10 70 75
11 70 75
12 70 80
13 75 80
14 70 70
15 75 70
16 60 65
17 70 70
18 70 75
19 70 75
20 65 80
21 80 85
22 80 85
23 75 90
24 65 95
25 80 70
26 80 60
27 80 75
82
28 80 60
29 70 75
30 75 75
Adapun data yang didapat yaitu rata-rata hasil belajar akhir (posttest)
yang telah dihitung dengan perhitungan statistik dengan bantuan SPSS
16.0 for windows, adalah sebagai berikut.
Tabel 4.5 Analisis Hasil Posttest ranah kognitif pada
kelas kontrol dan eksperimen
Statistics
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
N Valid 30 30
Missing 0 0
Mean 73.1667 75.0000
Median 72.5000 75.0000
Mode 70.00 75.00
Std. Deviation 5.64516 8.20008
Variance 31.868 67.241
Minimum 60.00 60.00
Maximum 80.00 95.00
Sum 2195.00 2250.00
Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil belajar akhir (posttest) yang
diperoleh peserta didik menunjukkan hasil pencapaian nilai rata-rata
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 75:73.
Sedangkan untuk nilai minimum kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki nilai yang sama, yaitu 60. Standar deviasi kelas eksperimen
83
yang lebih tinggi dibandingakan kelas kontrol yaitu nilai kelas
eksperimen 8,200 dan kelas kontrol 5,645.
Dan diketahui frekuensi nilai terendah dan nilai tertinggi kelas
eksperimen maupun kelas kontrol disajikan pada gambar 4.3 dan
gambar 4.4 dibawah ini.
Gambar 4.3 Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Gambar 4.4 Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol
84
Gambar 4.3 dan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa kelas eksperimen
memiliki nilai maksimum yaitu 95 dengan seorang peserta didik dan
frekuensi tertinggi pada nilai 75 sebanyak 9 peserta didik. Sedangkan
nilai maksimum pada kelas kontrol yaitu 80 dengan 9 peserta didik dan
mendapatkan frekuensi tertinggi sebanyak 11 peserta didik pada nilai
70. Nilai minimum yang dicapai pada setiap kelas sama yaitu dengan
nilai 60.
B. Analisis Data
1. Uji Coba Instrumen
a. Validitas
Uji validitas dilakukan untuk memandingkan hasil
perhitungan rxy dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan
terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom atau derajat
kebebasan yaitu dk = n-2. Ketentuan kategori validitas lapangan
didasarkan sebagai berikut:
Tabel 4.6 Kategori Validitas
Ketentuan Nilai rtabel Kategori
rhitung ≥ rtabel Valid
rhitung ˂ rtabel Tidak Valid
Sebelum diadakan penelitian, peneliti menguji cobakan
instrumen penelitian terlebih dahulu. Tes tertulis dalam penelitian ini
berbentuk pilihan ganda dengan 35 butir soal. Setelah soal-soal
tersebut disetujui oleh pembimbing dan guru mata pelajaran
selanjutnya soal-soal tersebut diuji cobakan kepada peserta didik
85
dengan kelas yang berbeda selain kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Berdasarkan uji validitas soal yang diujikan pada kelas
VIII B MTs NU Ungaran dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0
for windows didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Butir Soal dengan SPSS 16.0
No.
Soal rhitung rtabel Kategori Keterangan
1 0.231 0.334 Tidak Valid Drop
2 0.556 0.334 Valid Pakai
3 0.695 0.334 Valid Pakai
4 0.357 0.334 Valid Pakai
5 0.345 0.334 Valid Pakai
6 0.695 0.334 Valid Pakai
7 0.753 0.334 Valid Pakai
8 0.427 0.334 Valid Pakai
9 0.426 0.334 Valid Pakai
10 0.154 0.334 Tidak Valid Drop
11 0.297 0.334 Tidak Valid Drop
12 0.637 0.334 Valid Pakai
13 0.351 0.334 Valid Pakai
14 0.547 0.334 Valid Pakai
15 0.510 0.334 Valid Pakai
16 0.288 0.334 Tidak Valid Drop
17 0.243 0.334 Tidak Valid Drop
18 0.127 0.334 Tidak Valid Drop
19 0.278 0.334 Tidak Valid Drop
20 0.370 0.334 Valid Pakai
21 0.225 0.334 Tidak Valid Drop
22 0.527 0.334 Valid Pakai
23 0.422 0.334 Valid Pakai
24 0.695 0.334 Valid Pakai
25 0.524 0.334 Valid Pakai
26 0.330 0.334 Valid Pakai
27 0.402 0.334 Valid Pakai
28 0.101 0.334 Tidak Valid Drop
29 0.317 0.334 Tidak Valid Drop
30 0.363 0.334 Valid Pakai
31 0.090 0.334 Tidak Valid Drop
32 0.318 0.334 Tidak Valid Drop
33 0.106 0.334 Tidak Valid Drop
86
34 0.660 0.334 Valid Pakai
35 0.280 0.334 Tidak Valid Drop
Sumber:Data Peneliti
Tabel 4.8 Analisis Data Uji Validitas Soal
Tingkat
Kevalidan Nomor Soal Total
Persentase
(%)
Valid 2,3,4,5,6,7,8,9,12,13,14,15,
20,22,23,24,25,26,27,30,34 21 60%
Tidak Valid 1,10,11,16,17,18,19,21,28,
29,31,32,33,35 14 40%
Jumlah 35 100%
Tabel 4.7 dan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa persentase 60%
dengan jumlah soal 21 butir dinyatakan valid dan terdapat 14 butir
soal dengan persentase 40% dinyatakan tidak valid. Kategori
validitas diketahui bahwa jika rhitung ≥ rtabel maka akan dikatakan
valid dan jika rhitung ˂ rtabel maka dikatakan tidak valid. Namun,
peneliti hanya mengambil 20 butir soal karena sudah mencapai
indikator yang ingin dicapai.
b. Reliabilitas
Berdasarkan hasil analisis terhadap 21 butir soal yang
dikatakan valid, kemudian dilakukan uji reliabilitas dengan statistika
menggunakan SPSS 16.0 for windows maka diperoleh hasil
reliabilitas seperti pada tabel berikut.
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Soal
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.720 36
87
Dari tabel 4.9 diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0,720 nilai ini kemudian masukkan dalam kriteria tingkat reliabilitas
seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.10 Kriteria Tingkat Reliabel
Nilai Alpha Cronbach’s Tingkat Reliabel
0,00 – 0,20 Kurang Reliabel
0,21 – 0,40 Agak Reliabel
0,41 – 0,60 Cukup Reliabel
0,61 – 0,80 Reliabel
0,81 – 1,00 Sangat Reliabel
Maka uji reliabilitas ini didapatkan bahwa nilai 0,720
termasuk kriteria tingkat reliabel dimana soal dikatakan reliabel.
c. Tingkat Kesukaran
Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran pada uji coba
tes tertulis dalam ranah kognitif dengan menggunakan SPSS 16.0 for
windows diperoleh hasil tingkat kesukaran soal seperti pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.11 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal
No Kriteria Nomor Soal Jmlh Presentase
(%)
1 Mudah 1,10,11,16,17,18,20,
28,31,33,35 11 31,43%
2 Sedang 2,4,5,8,9,13,15,19,21,
23,26,27,29,30,32 15 42,86%
3 Sukar 3,6,7,12,14,22,24,25,
34 9 25,71%
Total 35 100%
Tabel 4.11 disimpulkan bahwa terdapat 11 butir soal
persentase 31,43% termasuk soal mudah, dan sebanyak 15 butir soal
88
dikatakan sedang. Selanjutnya sebanyak 9 butir soal dengan
persentase paling kecil yaitu 25,71% dikatakan soal sukar.
d. Daya Pembeda
Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada Tabel
4.12 berikut ini (Arikunto, 2011:177):
Tabel 4.12 Kategori Daya Pembeda
Daya Pembeda (D) Kategori
0,00 – 0,20 Buruk
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Sumber: Arikunto, 2011:177
Berdasarkan dengan kategori daya pembeda di atas, peneliti
mendapatkan hasil uji daya pembeda pada 35 butir soal. Berikut ini
adalah tabel hasil uji pembeda butir soal dengan menggunakan rhitung.
Tabel 4.13 Hasil Uji Pembeda Butir Soal
Kriteria Daya
Pembeda Nomor Soal Jmlh
Persentase
(%)
Baik Sekali 7,20 2 5,71%
Baik 2,3,6,8,9,12,14,15,22
,23,24,25,34 13 37,14%
Cukup 1,4,5,11,13,16,17,19,
21,26,27,29,30,32,35 15 42,86%
Buruk 10,18,28,31,33 5 14,29%
Total 35 100%
Dilihat dari tabel 4.13 kriteria daya pembeda paling tinggi
jumlahnya sebanyak 15 butir soal pada kriteria cukup, selanjutnya
89
sebanyak 13 butir soal pada kriteria baik. Kriteria buruk lebih
banyak butir soal yang mencakup kedalamnya sebanyak 5 soal
dibandingkan dengan kriteria baik sekali hanya diperoleh sebanyak
2 butir soal.
2. Analisis Data (Tes)
Analisis data yang digunakan untuk menguji data yaitu dengan
menggunakan uji-t. Pengujian menggunakan uji-t terdapat syarat-syarat
yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum pengujian. Adapun
pengujian prasyarat analisis dilakukan sebelum melakukan analisis
data. Hasil uji prasyarat analisis diasjikan berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini menggunakan rumus Kolmogorov-
Smirnov perhitungannya dengan bantuan program komputer SPSS
16.0. untuk mengetahui normal tidaknya adalah jika sig ˃ 0,05 maka
normal dan jika sig ˂ 0,05 dapat dikatakan tidak normal. Caranya
adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:
Ho : Tidak ada perbedaan penggunaan media pembelajaran IPA
Terpadu berbasis android dengan penggunaan media pembelajaran
powerpoint terhadap hasil belajar IPA
90
Ha : Ada perbedaan penggunaan media penggunaan media
pembelajaran IPA Terpadu berbasis android dengan penggunaan
media pembelajaran powerpoint terhadap hasil belajar IPA.
Adapun hasil perhitungan yang diperoleh sebagai berikut:.
Tabel 4.14 Uji Normalitas dengan SPSS 16.0
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-
Smirnova Sha piro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil
Posttest
Kontrol .186 30 .010 .924 30 .342
Eksperimen .167 30 .033 .960 30 .316
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber:SPSS 16.0
Tabel 4.15 Normalitas kelas Kontrol dan Eksperimen
Kelas rhitung rtabel Keterangan
Kontrol 0,342 0,05 Normal
Eksperimen 0,316 0,05 Normal
Berdasarkan tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa semua data
yang berasal dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen
terdistribusi normal. Kelas kontrol dengan rhitung 0,342 dan kelas
eksperimen dengan rhitung 0,316 dengan ˃ rtabel 0,05.
b. Uji Homogenitas
Uji ini juga digunakan sebagai syarat dalam analisis
independen sampel t-test dan Anova. Untuk mengetahui homogen
atau tidaknya didapat jika nilai sig. ˃ 0,05 maka dikatakan
91
terdistribusi homogen sedangkan jika nilai sig. ˂ 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa tidak terdistribusi homogen. Berikut adalah hasil
uji homogenitas dengan menggunakan perhitungan berbantukan
SPSS 16.0:
Tabel 4.16 Test of Homogeneity of Variances
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Pretest .901 7 20 .525
Posttest 2.181 7 20 .081
Berdasarkan tabel 4.16 didapat nilai sig. hasil Pretest dan
Posttest yang berasal dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen
diperoleh F hitung nya 0,901 dan 2,181˂ F tabel (3,492) dan
signifikansi (0,525 dan 0,081) ˃ 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusikan homogen.
c. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis telah diuraikan pada landasan teori serta
kerangka berfikir dalam penelitian. Hipotesisnya dirumuskan dalam
bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak). Hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Ho: Pembelajaran menggunakan media pembelajaran IPA terpadu
berbasis android tidak efektif terhadap hasil belajar IPA materi
cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran.
92
Ha: Pembelajaran menggunakan media pembelajaran IPA terpadu
berbasis android efektif terhadap hasil belajar IPA materi
cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran.
Kesimpulannya Ho ditolak apabila nilai signifikansi < 0,05 dan
Ho diterima apabila nilai signifikansi ≥ 0,05. Dengan ketentuan
apabila terdapat nilai t hitung positif maka t hitung ˃ t tabel dapat
dikatakan efektif. Apabila nilai t hitung negatif, dapat dikatakan
efektif jika t hitung ˂ t tabel. Perhitungan dilakukan dengan
memanfaatkan program SPSS 16.0, sebagai berikut.
Tabel 4.17 Hasil Uji-t
Hasil Belajar Mean df thitung ttabel
Sig. (2-
tailed)
Ket
Post
test
Kontrol 46,66 58 -13,801 2.001
.000
Ho
Ditolak Eksperimen
75.00 58 .000
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, menunjukkan hasil belajar
Posttest siswa dengan thitung -13,801 ˂ ttabel 2,001 dan P Value (0,000)
˂ 0,05. Maka dapat diputus kan bahwa Ho ditolak sehingga Ha dapat
diterima. Keputusan tersebut membuktikan bahwa Pembelajaran
menggunakan media pembelajaran IPA terpadu berbasis android
efektif terhadap hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada
siswa kelas VIII MTs NU Ungaran.
93
C. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran IPA
Terpadu berbasis Android lebih efektif digunakan untuk pembelajaran IPA
materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran
dibandingkan dengan media pembelajaran menggunakan Powerpoint.
Keunggulan yang dimiliki oleh media pembelajaran IPA materi cahaya dan
alat optik mata manusia ini antara lain: (1) tampilan yang menarik, (2)
memungkinkan siswa secara langsung berinteraksi dengan media, (3)
mempermudah dalam belajar dikarenakan efisien waktu, dan (4) di
Indonesia sudah sebagian besar siswa yang duduk dibangku sekolah
menengah pertama telah memilki Handphone bersistem Android. Lebih
menariknya suatu media pembelajaran maka akan menarik minat siswa pula
dalam menggunakan media tersebut. Hal ini membuat pembelajaran yang
menggunakan multimedia lebih efektif dan makin digemari oleh banyak
kalangan siswa.
Kajian pustaka yang telah peneliti paparkan pada bab dua memiliki
kesamaan dalam metode yang digunakan, teknik pengambilan sampel,
maupun dalam menganalisis data hasil penelitian. Penggunaan media
pembelajaran yang berbasis android tidak banyak ditemukan dalam
penelitian-penelitian yang dimaksudkan hampir sama dalam penelitian ini.
Media pembelajaran yang berbasiskan android dalam penelitian ini
sangatlah berbeda dari media-media yang di paparkan dalam kajian pustaka.
Perbedaan ini berdasarkan dalam jangka waktu yang digunakan dalam
94
proses pembelajaran, dan materi yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan materi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam menerapkan
Kurikulum 2013 terbaru.
Media pembelajaran IPA Terpadu berbasis android ini memiliki
fitur-fitur tampilan lebih menarik dan menampilkan gambaran nyata
mengenai mata manusia dibandingkan dengan aplikasi-aplikasi
pembelajaran yang sudah ada. Biasanya guru menunjukkan menggunakan
torso (alat bantu) sebagai media. Namun dengan adanya media
pembelajaran IPA Terpadu materi cahaya dan alat optik ini, siswa lebih
tertarik dan meningkatkan hasil belajar IPA. Media pembelajaran ini, juga
menuntut siswa untuk aktif dalam berinteraksi dengan guru, maupun teman
sekelas. Karena kelebihan dari media pembelajaran IPA Terpadu ini adalah
mereka dapat mengakses aplikasi ini hanya dengan satu klik di Playstore.
Dengan begitu siswa sudah bisa menikmati pembelajaran sekaligus
permainan dalam media tersebut sehingga tidak mudah merasakan bosan.
Rasa bosan inilah yang sering dijumpai di dalam kelas yang masih
menggunakan media pembelajaran konvensional maupun Powerpoint
sekalipun. Guru yang dapat berbicara di depan, siswa mendengarkan dan
nantinya akan timbul rasa bosan kemudian berdampak ketidak nyamanan
pada suatu mata pelajaran. Menurunnya minat siswa untuk belajar akan
berdampak pula dengan menurunnya hasil belajar siswa itu sendiri. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa maka guru harus dapat melihat peluang
yang bagus untuk menjadikan media pembelajaran berbasis android sebagai
95
sumber pembelajaran yang lebih menarik. Penggunaan media pembelajaran
IPA Terpadu berbasis Android efektif terhadap hasil belajar IPA materi
cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran 2018/2019.
Hal tersebut senada dengan hasil penelitian Saputro, B. et. al. (2019)
yang menunjukkan bahwa pembelajaran tafsir sains terpadu berbasis
program studi efektif terhadap hasil belajar. Hasil penelitian lainnya oleh
Saputro, B. et. al. (2019) menunjukkan bahwa tahapan konsep isyarat ilmiah
efektif terhadap hasil belajar tafsir sains terpadu.
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil uji dan analisis data pada efektivitas media
pembelajaran IPA Terpadu berbasis Android terhadap hasil belajar IPA
materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas VIII MTs NU Ungaran tahun
pelajaran 2018/2019, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas kontrol
dengan menggunakan media pembelajaran Powerpoint memiliki nilai
rata-rata Pretest 41,16 dan nilai rata-rata Posttest 73,16, nilai tertinggi
80 dan nilai terendah mencapai 60.
2. Hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas
eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran berbasis
Android memiliki nilai rata-rata Pretest 46,66 dan nilai rata-rata Posttest
75,00, nilai tertinggi mencapai 95 dan nilai terendah 60.
3. Media pembelajaran IPA Terpadu berbasis Android efektif
terhadap hasil belajar IPA materi cahaya dan alat optik pada siswa kelas
VIII MTs NU Ungaran dengan nilai thitung -13,801 ˂ ttabel 2,001 dan P
Value (0,000) ˂ 0,05, maka hipotesis Ha diterima.
97
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa media interaktif IPA berbasis Android dapat menarik
siswa untuk lebih giat dalam belajar, dan dapat menjadikan media
pembelajaran ini sebagai alat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada guru mata pelajaran IPA agar dapat menggunakan media
interaktif IPA terpadu berbasiskan Android sebagai bahan ajarnya
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Kepada siswa agar bertindak lebih aktif dalam proses pembelajaran
sehingga guru mampu menilai dimana letak ketidakpahaman siswa
dalam menerima pembelajaran.
3. Kepada peneliti agar mampu mengembangkan serta mengevaluasikan
penelitian yang serupa dengan sampel yang lebih luas lagi sehingga
dapat menjadi media pembelajaran interaktif yang menjadi rujukan.
98
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Kuantitatif Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. KBBI Darling. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, (Online),
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/efektif., diakses pada tanggal 19 Juni
2019).
Billah, Arif. 2018. Konsep Dasar Fisika: Untuk Mahasiswa PGMI/PGSD dan
Pendidik Mata Pelajaran IPA. Surakarta: Oase Pustaka.
Billah, Arif. 2018. Media Pembelajaran Interaktif Alat Optik Mata Manusia.
Salatiga: RUSH Media.
Bram, Yudi Farola. 2005. Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah Satu Stratergi
Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan PT Rambang Dengan
Menggunakan Metode CPIC Model. Jurnal Manajemen dan Bisnis
Sriwijaya Vol 3 No. 6. Hlm. 1-23.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Dimyati, dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fatimah, dan Nani Ratnaningsih. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran
Menggunakan Software Adobe Flash Professional CS6 pada Materi Gula
dan Hasil Olahnya. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Teknik Boga Vol 6 No.
1.
Harjanto, Arif. 2014. Rancang Bangun Computer Assited Instruction (CAI)
Sebagai Media Pembelajaran Dalam Mata Pelajaran Fisika Sekolah
Menengah Atas. Semarang: JSINBIS (Jurnal Sistem Informasi Bisnis), Vol
1 No. 3. Hlm 177-122.
Huda, Arif Akhbarul. 2013. LIVE Coding 9 Aplikasi Android Buatan Sendiri.
Surakarta: Penerbit Andi.
99
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum
2013: Memahami Berbagai Aspek Dalam Ilmu Kurikulum 2013. Jakarta:
Pena.
Khairuman, dkk. 2017. Pengembangan Media Animasi Interaktif Pada Materi Laju
Reaksi. Mataram: Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen”. Vol.3
No.1. Hlm. 267-273.
Mulyasa, Enco. 2008. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan
Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mukhammad, dkk. 2016. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Cross
Platform Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas VIII Semester II di SMP N
3 Malang. Malang: Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran. Vol. 1.
No.1. Hlm. 330-337.
Murtadla, Muthahhari. 2002. Manusia dan Alam Semesta. Jakarta: Lentera.
Nova Dela I.S. 2011. Pemanfaatan Media Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Pada SMP Negeri 5 Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial
UNNES.
Rahmawan P, Ditto. 2016. Pengembangan Game Edukatif Berbasis Android
Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi Di Kelas XII IPS SMA Negeri 1
Imogiri Pada Materi Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa. Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UNY.
Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Rayanda A. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: GP.
Press.
Rima Wati, Ega. 2016. Ragam Media Pembelajaran. Surabaya: Kata Pena.
Rusman. 2013. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Saputro, Budiyono. 2014. Pembelajaran IPA Terpadu Pendekatan Praktikum.
Salatiga: STAIN Salatga Press.
Saputro, Budiyono. 2017. Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial
Keagamaan Masyarakat Kampung Mualaf. Jakarta: Rajawali Pers.
Saputro, B., Mas’ud, M., Saputro, H. & Kuswaya A. 2019. Learning effectiveness of Departement-Based Integrated Science Interpretation. IOP Conf. Series:
Journal of Physics: conf.series 1233(2019)012082: 1-8.
100
Saputro, B., Marjuni, K.N., Kuswaya, A., Saputro, H. & Fadly, W. 2019.
Developing Stages For The Scientific Cues Consept in The Intregated
Science Tafseer Learning Model. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia: 8(1):
63-74.
Satyaputra dan Aritonang. 2014. Beginning Android Programming with ADT
Budle. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sudjana, Nana. 2014. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Perkasa
Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi
Hasil Tes. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sutikno, M. Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.
Tri Mulyani, dkk. 2015. Implementasi Pendekatan Scientifik Dengan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Based Problem Learning) Dalam
Peningkatan Pembelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Sruweng
Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Winarsunu, Tulus. 2017. Statistika dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan.
Malang: UMM Press.
Zuliana dan Irwan Padli. 2013. Aplikasi Pusat Panggilan Tindakan Kriminal di
Kota Medan Berbasis Android. Jurnal Nasional Informatika 2013. IAIN
Sumatera Utara Medan Hlm 1-8.
101
LAMPIRAN 1 DAFTAR NAMA RESPONDEN KELAS KONTROL DAN
EKSPERIMEN
NAMA RESPONDEN
No.
Absen Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
1 ABDULFATAH IBNU ZAKI ACHIRA FERY HAPSARI
2 ABELLINA LANGGENG P. ADHTYA ULLIN WAHYU
3 AIRLANGGA ADITYA CAESAR P.
4 AJI MUHAMMAD RIZKI AGRESTINA SETEVANI P.
5 ANDIKA RYAN EFENDI AMANDA CHERLIA PUTRI
6 ANISA MAY RAHMAWATI ANDRE SUKO AMANDO
7 ARYA SETYA AGUNG ARDIAN RIZKI IRAWAN
8 ASRIL FAHRI RAMADHAN ARISTA DWI PUTRI SABILA
9 AZLA NADIYA R. ARLENSKY AVALLEN
10 CITRA DILA ANTONITA AUDIA KEENAN FARI Z A.F
11 DIMAS AULIA RARASWATI
12 ALFITA RIFQI AGNIA AZYNADDIN RIDHO R.
13 ERLANGGA NUR M. CHUSNULMUARIF
14 FAJAR ARDIYANSYAH F.K DEVA AMANDA AULIA
15 FERRY JATI KUSUMA DWI PANCA NEGARA
16 ILHAM AKKBAR R. DWI SEPTIA ANASTASYA
17 KEYSA CHIKAL NA SEKHA ERLINDA CANDRAWATI
18 MAULANA CHABIBIL ULA ERNI SEPTIYANINGSIH
19 M. MIFTAKHUL HUDA FAHMI WAFAUSHOLA
20 MUHAMAD ALWI ASGAF GEGER MUJI NUGROHO
21 MUHAMMAD DIMAS AL K. HELGA LAUDA ADINATA
22 MUHAMMAD HAIKAL A. HILDA DAMAYANTI
23 MUHAMMAD IQBAL Z. IKA ISMATULHAWA
24 MUHAMMAD WAHYU P. INTAN RIZQIANA
25 M. RAMDHAN MUSTOFA ISSAR PRASETYO SADEWO
26 NAJWA HENNI SYAFAATI MARETHA AKHIFATUL
27 NEO GOHAN SAPUTRA MUHAMMAD ABDUL AZIZ
28 NIKEN ARTA PRIMA M. RAIHAN ALHUDA
29 OKY AFIF FERDINAN RAFLI ARIF ADITYA
30 OLIVIA ARTANTI RIKA AMALIA ROSA
128
LAMPIRAN 5 KUNCI JAWABAN
UJI SOAL
1. D
2. C
3. C
4. D
5. C
6. D
7. D
8. A
9. C
10. C
11. A
12. D
13. B
14. B
15. C
16. B
17. D
18. D
19. D
20. B
21. A
22. C
23. D
24. B
25. C
26. D
27. D
28. A
29. D
30. A
31. C
32. B
33. C
34. A
35. B
Soal PrePost-Test
1. C
2. C
3. D
4. D
5. D
6. A
7. C
8. C
9. B
10. D
11. B
12. B
13. C
14. D
15. B
16. C
17. D
18. D
19. A
20. A
133
LAMPIRAN 8 HASIL UJI VALIDITAS SOAL
HASIL UJI VALIDITAS SOAL
No.
Soal rhitung rtabel Keterangan
1 0.231 0.334 Tidak Valid
2 0.556 0.334 Valid
3 0.695 0.334 Valid
4 0.357 0.334 Valid
5 0.345 0.334 Valid
6 0.695 0.334 Valid
7 0.753 0.334 Valid
8 0.427 0.334 Valid
9 0.426 0.334 Valid
10 0.154 0.334 Tidak Valid
11 0.297 0.334 Tidak Valid
12 0.637 0.334 Valid
13 0.351 0.334 Valid
14 0.547 0.334 Valid
15 0.510 0.334 Valid
16 0.288 0.334 Tidak Valid
17 0.243 0.334 Tidak Valid
18 0.127 0.334 Tidak Valid
19 0.278 0.334 Tidak Valid
20 - 0.334 Valid
21 0.225 0.334 Tidak Valid
22 0.527 0.334 Valid
23 0.422 0.334 Valid
24 0.695 0.334 Valid
25 0.524 0.334 Valid
26 0.330 0.334 Valid
27 0.402 0.334 Valid
28 0.101 0.334 Tidak Valid
29 0.317 0.334 Tidak Valid
30 0.363 0.334 Valid
31 0.090 0.334 Tidak Valid
32 0.318 0.334 Tidak Valid
33 0.106 0.334 Tidak Valid
34 0.660 0.334 Valid
35 0.280 0.334 Tidak Valid
134
LAMPIRAN 9 HASIL UJI RELIABILITAS SOAL
HASIL UJI RELIABILITAS SOAL
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.720 36
135
LAMPIRAN 10 HASIL UJI DAYA PEMBEDA SOAL
HASIL UJI DAYA PEMBEDA SOAL
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Soal1 18.0750 29.507 .154 .807
Soal2 18.5250 27.538 .490 .795
Soal3 18.7250 27.538 .647 .791
Soal4 18.4250 28.558 .274 .804
Soal5 18.2750 28.717 .255 .805
Soal6 18.7250 27.487 .660 .791
Soal7 18.7500 27.423 .724 .790
Soal8 18.3750 28.189 .345 .801
Soal9 18.4750 28.256 .337 .801
Soal10 18.0000 29.846 .108 .808
Soal11 18.1250 29.087 .226 .805
Soal12 18.7000 27.600 .595 .793
Soal13 18.4500 28.613 .265 .804
Soal14 18.6250 27.830 .474 .796
Soal15 18.5750 27.840 .446 .797
Soal16 18.1500 29.156 .200 .806
Soal17 18.0000 29.487 .218 .805
Soal18 17.9500 30.049 .083 .808
Soal19 18.2250 29.051 .200 .807
Soal20 18.0750 33.558 -.765 .834
136
Soal21 18.2000 29.292 .157 .808
Soal22 18.6250 27.779 .485 .796
Soal23 18.5000 28.256 .340 .801
Soal24 18.7250 27.384 .687 .790
Soal25 18.6500 28.028 .447 .797
Soal26 18.2500 28.705 .263 .804
Soal27 18.2250 28.435 .324 .802
Soal28 18.0250 30.076 .030 .810
Soal29 18.2750 28.922 .215 .806
Soal30 18.4750 28.512 .287 .803
Soal31 18.0750 29.969 .043 .811
Soal32 18.4750 28.820 .228 .806
Soal33 17.9750 30.025 .069 .809
Soal34 18.7250 27.743 .594 .793
Soal35 18.1750 29.071 .210 .806
137
LAMPIRAN 11 HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN SOAL
HASIL TINGKAT KESUKARAN SOAL
Statistics
N
Mean Valid Missing
Soal1 40 0 .8250
Soal2 40 0 .3750
Soal3 40 0 .1750
Soal4 40 0 .4750
Soal5 40 0 .6250
Soal6 40 0 .1750
Soal7 40 0 .1500
Soal8 40 0 .5250
Soal9 40 0 .4250
Soal10 40 0 .9000
Soal11 40 0 .7750
Soal12 40 0 .2000
Soal13 40 0 .4500
Soal14 40 0 .2750
Soal15 40 0 .3250
Soal16 40 0 .7500
Soal17 40 0 .9000
Soal18 40 0 .9500
Soal19 40 0 .6750
138
Soal20 40 0 .8250
Soal21 40 0 .7000
Soal22 40 0 .2750
Soal23 40 0 .4000
Soal24 40 0 .1750
Soal25 40 0 .2500
Soal26 40 0 .6500
Soal27 40 0 .6750
Soal28 40 0 .8750
Soal29 40 0 .6250
Soal30 40 0 .4250
Soal31 40 0 .8250
Soal32 40 0 .4250
Soal33 40 0 .9250
Soal34 40 0 .1750
Soal35 40 0 .7250
139
LAMPIRAN 12 HASIL UJI NORMALITAS
HASIL UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-
Smirnova Sha piro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil
Posttest
Kontrol .186 30 .010 .924 30 .342
Eksperimen .167 30 .033 .960 30 .316
a. Lilliefors Significance Correction
LAMPIRAN 13 HASIL UJI HOMOGENITAS
HASIL UJI HOMOGENITAS
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Pretest .901 7 20 .525
Posttest 2.181 7 20 .081
140
LAMPIRAN 14 HASIL UJI T-TEST
HASIL UJI T-TEST
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil_Posttest Kelas_Kontrol 30 46.6667 7.69385 1.40470
Kelas_Eksperimen 30 75.0000 8.20008 1.49712
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil_
Post
test
Equal
variances
assumed
.070 .792 -13.801 58 .000 -28.33333 2.05294 -32.44274 -24.22393
Equal
variances
not
assumed
-13.801 57.766 .000 -28.33333 2.05294 -32.44309 -24.22357
145
LAMPIRAN 16 FOTO KEGIATAN
Gambar 1. Pembelajaran Kelas Kontrol
Gambar 2. Pengerjaan Soal Post-Test Kelas Kontrol
146
Gambar 3. Pengerjaan Soal Pre-Test Kelas Kontrol
Gambar 4. Pembelajaran IPA dengan Media berbasis Android
147
Gambar 5. Pembelajaran IPA dengan Media berbasis Android
Gambar 6. Percobaan Pengerjaan Soal lewat aplikasi
162
LAMPIRAN 23 IDENTITAS MAHASISWA
CURRICULUM VITAE
Nama : Jilan Rizkiana Pangestuti
Tempat,Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 12 Februari 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Mahasiswa
Agama : Islam
Alamat : RT 04/RW 01 Gedang Anak, Kec.
Ungaran Timur,
Kab. Semarang
Nomor Telepon : 085640067267
Email : [email protected]
Pendidikan Terakhir : SMA Islam Bina Insani, Susukan
RIWAYAT PENDIDIKAN
JENJANG NAMA SEKOLAH TAHUN LULUS
TK-RA RA AL Hikmah Gedang Anak 2003
SD/MI MI Hidayatul Athfal Gedang Anak 2009
SMP/MTs MTs NU Ungaran 2012
SMA/SMK/MA SMA Islam Bina Insani Susukan 2015
PERKULIAHAN IAIN Salatiga Sekarang
PENGALAMAN ORGANISASI
NAMA ORGANISASI JABATAN PERIODE
OSIS Pengurus 2013/2014
PRAMUKA Pradana Putri 2013/2014
HMJ Pengurus 2015/2016
HMJ Bendahara 2016/2017
TEENEFOUR Wakil Ketua Umum 2017-Sekarang
WARESAGA Sekretaris 2018-Sekarang