Upload
haxuyen
View
263
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MENGGUNAKAN ALAT
PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG
DI MTS MIFTAHUL FALAH DEMAK TAHUN PELAJARAN 2008/2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah
Jurusan Tadris Matematika
Oleh:
NI’MAH MAULIDAH NIM. 3 1 0 4 2 4 4
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2009
ii
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Semarang, 09 Januari 2009 Lamp : 4 (Empat) Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.
An. Sdri. Ni’mah Maulidah Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka saya menyatakan bahwa skripsi saudari: Nama : Ni’mah Maulidah NIM : 3104244 Jurusan : Tadris Matematika Judul Skripsi : Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Jigsaw dengan Menggunakan Alat Peraga terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di MTs Miftahul Falah Demak Tahun Pelajaran 2008/2009.
Telah melalui proses bimbingan, selanjutnya saya mohon agar skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqosahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing I Pembimbing II Minhayati Saleh, M.Sc. H. Mursid, M.Ag. NIP. 150 378 228 NIP. 150 318 583
iii
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
PENGESAHAN
Skripsi saudari : Ni’mah Maulidah NIM : 3104244 (043511244) Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Jigsaw dengan Menggunakan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di MTs Miftahul Falah Demak Tahun Pelajaran 2008/2009.
Telah dimunaqosahkan oleh dewan penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude/baik/cukup, pada tanggal: 23 Januari 2009. Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana strata 1 tahun akademik 2008/2009. Semarang, 23 Januari 2009 Ketua Sidang Sekretaris Sidang Dra. Miswari, M.Ag. Hj. Tuti Qurrotul Aini, M.SI. NIP. 150 274 337 NIP. 150 279 729 Penguji I Penguji II Drs. H. Soediyono, M.Pd. Anis Sundusiyah, M.Pd., M.A. NIP. 150 170 728 NIP. 150 327 114 Pembimbing I Pembimbing II Hj. Minhayati Saleh, M.Sc. H. Mursid, M.Ag. NIP. 150 378 228 NIP. 150 318 583
iv
ABSTRAK Ni’mah Maulidah (3104244). Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan Menggunakan Alat Peraga terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di MTs Miftahul Falah Demak Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi. Semarang: Program Strata I Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang tabung dan kerucut di MTs Miftahul Falah Demak. Populasi pada penelitian ini adalah kelas IX MTs Miftahul Falah Desa Betahwalang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Pada pengambilan sampel digunakan metode cluster sampling, diperoleh kelas IX B sebagai kelas eksperimen (model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga) dan kelas IX C sebagai kelas kontrol (pembelajaran konvensional). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, pada desain eksperimen peneliti dapat membandingkan kelompok subjek yang mendapatkan perlakuan (kelas eksperimen) dan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan (kelas kontrol).
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan berupa metode dokumentasi dan metode tes. Dari metode dokumentasi diperoleh data-data mengenai kelas eksperimen, kelas kontrol dan kelas uji coba instrumen. Tes diberikan setelah peserta didik kelas eksperimen diberi perlakuan dan tes tersebut juga diberikan pada kelas kontrol. Sebelum tes tersebut diberikan, terlebih dahulu tes diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda pada kelas uji coba instrumen.
Sebelum hasil penelitian dianalisis dengan uji-t, terlebih dahulu tes tersebut diuji prasyarat dengan uji normalitas dan uji humogenitas. Pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t. diperoleh thitung = 2,811 dan dari tabel distribusi t diperoleh ttabel = 1,66 dengan 05.0=α dan dk = 34 + 34 - 2 = 66. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel, jadi H1 : µ1 > µ2 diterima. Artinya, bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga pada materi bangun ruang tabung dan kerucut berbeda secara nyata dari rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata kelas eksperimen x = 65.67 dan rata-rata kelas kontrol x = 58,7. Hal tersebut nampak bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga pada materi bangun ruang tabung dan kerucut lebih baik dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang tabung dan kerucut.
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau telah diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.
Semarang, 09 Januari 2009
Deklarator,
Ni’mah Maulidah NIM. 3 1 0 4 2 4 4
vi
MOTTO
وتعاونوا على البر والتقوى وال تعاونوا على اإلثم والعدوان
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
(Q.S. Al-Maidah: 02)
PERSEMBAHAN
vii
Untaian kata takkan mampu melukiskan kebahagian atas segala
rahmat, hidayah serta karunia-Mu hingga tersusun sebuah karya sederhana
ini. Dengan segala kerendahan hati, karya ini kupersembahkan kepada:
Abah Nur Salim dan Ibu Istiadzah tercinta, yang dengan tulus
mencurahkan kasih sayang, bimbingan, perhatian, dan do’anya untukku.
Simbah putri serta keluarga yang dengan tulus mencurahkan kasih
sayang.
Mas Iqbal, adek-adekku (Meli, Nafi, Irkham dan Farah imut) sebagai
tanda kasih sayang.
Sahabat-sahabat sejatiku (Afida, Mba Ida, Ami, Rima, Arifin, Aunur,
Husin) segalanya begitu indah dengan kasih sayang serta persahabatan.
KATA PENGANTAR
viii
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan ridha-Nya
kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul, Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw
dengan Menggunakan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada
Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di MTs Miftahul Falah Demak Tahun
Pelajaran 2008/2009. Shalawat dan salam senantiasa tersanjung kepada Nabi
Agung Muhammad SAW Sang Penuntun Umat, beserta keluarganya, sahabat, dan
umatnya.
Pada kesempatan ini, perkenankan penulis sampaikan rasa terima kasih
yang tiada hingga kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung dalam
proses penyusunan skripsi penulis, terutama kepada:
1. Prof. Dr. Abdul Jamil, M.A. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang beserta para Stafnya.
3. Hj. Minhayati Saleh, M.Sc. dan H. Mursid, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing
I dan II, yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
4. Ir. Agung Handayanto, M.Kom. yang berkenan meluangkan waktu, tenaga
dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis.
5. Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali ilmu
pengetahuan kepada penulis.
6. Kepala MTs Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak, Fathur Rohman,
S.Ag. yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.
7. Istirokhah, S.pd. selaku guru matematika kelas IX dan seluruh civitas
akademik di lingkungan MTs Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak,
yang berkenan membantu dan mengarahkan penulis dalam proses penelitian.
8. Kedua orang tua tercinta beserta keluarga yang dengan tulus membantu serta
mencurahkan do’a untuk penulis.
9. Abah Asif, Ibu Ma’unah, Ayah Azka (alm), Ibu Rohmah yang senantiasa
memberikan nasehat pada penulis.
ix
10. Sahabat-sahabatku (Mba Ida, Dek Liyah, Asturiyah, Dek Rika, Fatin, Afida,
Latif, Ami, Rima, Aunur, Arifin, Husin dan temen-temen tadris matematika
‘04)
Tak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain untaian rasa
terima kasih dan iringan do’a, semoga Allah SWT membalas semua amal
kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya balasan. Akhirnya, penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Semarang, 09 Januari 2009
Penulis,
Ni’mah Maulidah NIM. 3 1 0 4 2 4 4
DAFTAR ISI
x
HALAMAN JUDUL ...……………………………………………………. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………… ii PENGESAHAN ………………………………………………………....... iii ABSTRAK ………………………………………………………………... iv DEKLARASI ……………………………………………………………... v MOTTO ...………………………………………………………………… vi PERSEMBAHAN ..………………………………………………………. vii KATA PENGANTAR ……………………………………………………. viiiDAFTAR ISI ……………………………………………………………… x DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xiiiDAFTAR TABEL ………………………………………………………… xv DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... xvi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………
B. Identifikasi Masalah…………………………………...
C. Pembatasan Masalah…………………………………..
D. Rumusan Masalah……………………………………..
E. Manfaat Penelitian…………………………………….
1
3
4
6
6
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori………………………………………… 8
1. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Jigsaw………………………………………………
a. Cooperative Learning (Pembelajaran
Kooperatif)…………………………………….
b. Cooperative Learning Tipe Jigsaw…………...
2. Alat Peraga…………………………………………
a. Alat peraga dua dan tiga dimensi……………...
b. Alat peraga yang diproyeksi…………………..
8
8
13
16
17
18
xi
3. Bangun Ruang Sisi Lengkung ……………….……
a. Unsur-unsur tabung dan kerucut………….…..
b. Luas permukaan dan volume pada tabung dan
kerucut…………………………………………
4. Hasil Belajar………………………………………..
a. Pengertian Belajar……………………………..
b. Hasil Belajar…………………………………...
19
19
21
26
26
28
B. Kajian Penelitian yang Relevan ……………….……… 29
C. Pengajuan Hipotesis…………………………………… 31
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian……………………………………… 32
B. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………. 32
C. Variabel Penelitian…………………………………….. 32
D. Metode Penelitian……………………………………... 32
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel…. 33
F. Teknik Pengumpulan Data……………………………. 34
G. Analisis Uji Coba Instrument…………………………. 35
1. Validitas ...………………………………………..
2. Reliabilitas ……………………………………….
3. Tingkat kesukaran………………………………...
4. Daya Beda (indeks diskriminasi)…………………
35
36
37
37
H. Analsis Data…………………………………………… 38
1. Uji Prasyarat………………………………………
a. Uji Normalitas………………………………..
b. Uji Homogenitas……………………………..
2. Uji-t……………………………………………….
38
38
40
41
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ………………………. 43
1. Analisis Uji Coba Instrumen …………………….. 43
xii
a. Analisis Validitas ……………………………..
b. Analisis Reliabilitas …………………………..
c. Analisis Tingkat Kesukaran ………………….
d. Analisis Daya Beda …………………………..
2. Data Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen.
3. Data Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol …..
4. Data Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas
Eksperimen ……………………………………….
5. Data Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol ….
43
43
43
44
44
45
47
48
B. Pengujian Hipotesis ………………………………….. 49
1. Uji Prasyarat ………………………………………
a. Uji Normalitas Data …………………………..
b. Uji Homogenitas Data ………………………..
2. Pengujian Hipotesis ………………………………
49
49
50
50
C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………. 51
1. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Tes Awal (Pre
Test) ………………………………………………
2. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Tes Akhir (Post
Test) ……………………………………………….
51
52
D. Keterbatasan Penelitian ………………………………. 52
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan …………………………………………….. 53
B. Saran-Saran ………………………………………….. 53
C. Penutup ……………………………………………… 54
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 2 : Soal Tes Awal (Pre Test)
Lampiran 3 : Kunci Jawaban Soal Tes Awal (Pre Test)
Lampiran 4 : Soal Tes Akhir (Post Test)
Lampiran 5 : Kunci Jawaban Soal Tes Akhir (Post Test)
Lampiran 6 : Daftar Peserta Didik Kelas Uji Coba Instrumen
Lampiran 7 : Soal Uji Coba
Lampiran 8 : Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Butir
Soal
Lampiran 9 : Penghitungan Validitas Butir Soal
Lampiran 10 : Penghitungan Reliabilitas Butir Soal
Lampiran 11 : Penghitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal
Lampiran 12 : Penghitungan Daya Beda Butir Soal
Lampiran 13 : Pembagian Kelompok Asal Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Pada Kelas Eksperimen
Lampiran 14 : Hasil Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Lampiran 15 : Hasil Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Lampiran 16 : Uji Normalitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen
Lampiran 17 : Uji Normalitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol
Lampiran 18 : Uji Normalitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen
Lampiran 19 : Uji Normalitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol
Lampiran 20 : Uji Homogenitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen
Lampiran 21 : Uji Homogenitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol
Lampiran 22 : Uji Homogenitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen
Lampiran 23 : Uji Homogenitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol
Lampiran 24 : Hasil Test Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Lampiran 25 : Uji-t
Lampiran 26 : Tabel Harga Kritik dari r Product-Moment
Lampiran 27 : Tabel Harga Kritik Chi-Kuadrat
xiv
Lampiran 28 : Tabel Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke z
Lampiran 29 : Tabel Nilai Persentil untuk Distribusi t
Lampiran 30 : Piagam PASSKA Institut
Lampiran 31 : Piagam PASSKA Fakultas
Lampiran 32 : Piagam KKN
Lampiran 33 : Surat Keterangan Bebas Kuliah
Lampiran 34 : Surat Keterangan Ko Kurikuler
Lampiran 35 : Transkip Ko Kurikuler
Lampiran 36 : Penunjukan Pembimbing
Lampiran 37 : Surat Ijin Riset
Lampiran 38 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 39 : Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR TABEL
xv
1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatf…………………. 12
2. Data Validitas Butir Soal……………………………………………. 43
3. Data Tingkat Kesukaran Butir Soal …………………………………. 44
4. Data Daya Beda Butir Soal …………………………………………. 44
5. Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Kelas Tes Awal (Pre Test)
Eksperimen …………………………………………………………..
45
6. Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas
Kontrol ………………………………………………………………
46
7. Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Test Akhir (Post Test) Kelas
Eksperimen ………………………………………………………….
47
8. Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Test Akhir (Post Test) Kelas
Kontrol ………………………………………………………………
48
9. Daftar Hasil Uji Normalitas Uji Awal (Pre Test) Dan Tes Akhir
(Post Test) ……………………………………………………………
50
10. Daftar Hasil Uji Homogenitas Uji Awal (Pre Test) Dan Tes Akhir
(Post Test) ……………………………………………………………
50
DAFTAR GAMBAR
xvi
1. Perpindahan Perpindahan Kelompok Asal ke Kelompok Ahli pada
Cooperative Learning Tipe Jigsaw …………………………………..
14
2. Histogram Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen……………. 45
3. Histogram Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol………………... 46
4. Histogram Nilai Test Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen…………. 48
5. Histogram Nilai Test Akhir (Post Test) Kelas Kontrol……………… 49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya pencapaian pendidikan yang berkualitas, pemerintah
telah mengubah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan
sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta
didik.1
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan paradigma
baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap
satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan
proses belajar-mengajar di sekolah. Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) guru diharapkan dapat menciptakan suasana baru
di dalam proses kegiatan belajar mengajar, agar peserta didik lebih mudah
untuk menerima materi yang akan disampaikan.
Kegiatan belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting
dalam proses pendidikan di sekolah, sehingga peserta didik diharapkan aktif
berpartisipasi dengan melibatkan intelektual dan emosionalnya dalam proses
belajar mengajar, keaktifan disini berarti keaktifan mental walaupun untuk
maksud tersebut sedapat mungkin dipersyaratkan keterlibatan langsung
keaktifan fisik dan tidak hanya berfokus pada satu sumber informasi yaitu
guru yang hanya mengandalkan satu sumber komunikasi.
Seringnya rasa takut peserta didik yang muncul untuk melakukan
komunikasi dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga
1E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 2, hlm. 20.
2
kembali pada rendahnya prestasi belajar peserta didik. Maka perlu adanya
usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengandalkan komunikasi yaitu
antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik.
Model cooperative learning tipe jigsaw merupakan salah satu model
pembelajaran yang melatih peserta didik untuk saling bekerjasama dalam
memecahkan masalah. Pada model pembelajaran ini peserta didik dibagi
manjadi beberapa kelompok yang heterogen, setiap anggota kelompok
bertanggung jawab untuk mempelajari dan memahami materi atau soal yang
sudah diberikan dan mereka juga bertanggung jawab untuk menjelaskan
materi atau soal tersebut pada anggota kelompoknya. Pada diskusi kelompok
ahli peserta didik dituntut untuk aktif berinteraksi dengan anggota
kelompoknya supaya mereka dapat memahami materi yang sudah diberikan
atau yang sudah menjadi tanggung jawab masing-masing peserta didik.
Pembelajaran kooperatif berjalan dengan baik dan dapat diaplikasikan
untuk semua jenis kelas, termasuk khusus kelas anak-anak berbakat, dan
bahkan untuk kelas yang tingkatan kecerdasan “rata-rata”, dan khususnya
sangat diperlukan dalam kelas yang heterogen dengan berbagai tingkat
kemampuan.2
Dalam pembelajaran matematika peserta didik akan lebih mudah
memahami materi apabila dalam penyampaiannya guru menggunakan alat
bantu atau alat peraga. Alat peraga juga merupakan media pengajaran yang
mengandung atau membawakan konsep-konsep yang akan dipelajari. Alat
peraga dapat menyajikan hal-hal yang abstrak dalam bentuk benda-benda atau
fenomena-fenomena konkrit yang dapat dilihat, dipegang, diubah-ubah,
sehingga hal-hal abstrak lebih mudah dipahami.
Melalui alat peraga diharapkan dapat menciptakan kegiatan belajar
yang efektif, sehingga peserta didik lebih tertarik untuk mempelajari
matematika karena pada kenyataannya mereka beranggapan bahwa
matematika merupakan salah satu pelajaran yang sulit dipahami.
2Robert E. SLavin, Cooperatif LearningTeory, Riset dan Praktik, Terj. Nurulita Yusron (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 5.
3
MTs Miftahul Falah merupakan salah satu sekolah swasta yang
terletak di Desa Betahwalang, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak,
dimana penempatan kelasnya terbagi menjadi beberapa kelas. Dalam
pembagian tersebut tidak membedakan antara kelas unggulan, sedang,
maupun biasa, akan tetapi terbagi merata. Tiap kelas terdapat peserta didik
yang unggul, sedang, dan biasa. Pada proses belajar-mengajar masih
menggunakan pembelajaran konvensional.
Proses belajar mengajar konvensional umumnya berlangsung satu
arah yang merupakan transfer atau pengalihan pengetahuan, informasi, norma,
nilai dan lain-lainnya dari seorang guru pada peserta didik. Proses seperti itu
dibangun atas dasar anggapan bahwa peserta didik ibarat bejana kosong atau
kertas putih. Guru atau pengajarlah yang harus mengisi bejana tersebut atau
menulis apapun dikertas putih tersebut.3 Dengan pembelajaran konvensional
peserta didik tidak bisa menerima dan memahami materi dengan mudah.
Karena peserta didik hanya diberi materi, contoh kemudian mengerjakan soal.
Pemilihan model dalam pembelajaran dan penggunaan alat peraga
dilaksanakan supaya dapat memberi kemudahan pada peserta didik untuk
memahami materi dan meningkatkan hasil belajar peserta didik, terutama
pada pelajaran matematika.
Sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, maka
akan dilakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan Menggunakan Alat Peraga
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bangun Ruang Sisi
Lengkung di MTs Miftahul Falah Demak Tahun Pelajaran 2008/2009”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat diketahui
beberapa masalah yang muncul dan harus diselesaikan bersama.
Permasalahan yang muncul adalah:
3Hisyam, Zaini, et.al., Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: CTDS IAIN Sunan Kalijaga, 2002), hlm. 97.
4
1. Pembelajaran konvensional tidak dapat memberikan pemahaman yang
lebih mudah pada peserta didik sehingga mereka beranggapan bahwa
matematika merupakan salah satu pelajaran yang sulit dipahami.
2. Materi pelajaran yang bersifat abstrak memerlukan alat bantu yang lebih
nyata agar lebih mudah dipahami peserta didik.
3. Guru belum memperoleh cara mengajar yang efektif untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik dalam pelajaran matematika.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahpahaman tentang penafsiran dari judul di
atas, maka penulis jelaskan istilah-istilah pokok yang terkandung dalam judul
skripsi, sebagai berikut.
1. Efektivitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif
berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur atau
mujarab dapat membawa hasil.4 Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian
antara orang yang melakukan tugas dengan sasaran yang dituju, dapat
dikemukakan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua
tugas pokok tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi
aktif dari anggota.5 Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah
model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan
menggunakan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada materi bangun ruang sisi lengkung khususnya pada tabung dan
kerucut.
2. Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah
pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari
4Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001),
Cet. 1, hlm. 284. 5E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
hlm. 82.
5
hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih
efektif dan efisien.6
3. Cooperative learning
Cooperative learning adalah sebuah grup kecil yang bekerja
bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a
problem), melengkapi latihan (complete a taks), atau untuk mencapai
tujuan tertentu (accomplish a common goal).7
4. Cooperative learning tipe jigsaw
Yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah
model pembelajaran dimana peserta didik dibagi menjadi beberapa tim
yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 peserta didik dengan karakteristik
yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada peserta didik dalam
bentuk teks; dan tiap peserta didik bertanggung jawab untuk mempelajari
suatu bagian dari bahan akademik tersebut. Para anggota dari berbagai
tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu
bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling
membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan peserta didik
semacam itu disebut “kelompok pakar” (expert group) atau “kelompok
ahli”. Selanjutnya peserta didik yang berada dalam kelompok pakar
kembali ke kelompok semula (homes teams) atau kelompok asal untuk
mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam
kelompok pakar.8
5. Alat peraga
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai
alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif.
Melalui alat peraga peserta didik dapat dengan mudah memahami materi
6Amin Suyitno, “Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di
SMP”, Makalah, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006), hlm.1, t.d. 7Mutadi, “Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika”, hlm. 15, t.d. 8Nurhadi, et.al., Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2004), hlm. 65.
6
yang akan disampaikan khususnya pada pelajaran matematika, karena
pada umumnya matematika akan sulit dipahami bila materi diberikan
secara abstrak. Alat peraga pada penelitian ini digunakan untuk
menjelaskan materi tentang bangun ruang sisi lengkung khususnya pada
tabung dan kerucut.
6. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tindak mengajar.9 Untuk melihat hasil belajar peserta didik dapat
diketahui dengan memberikan tes.
7. Bangun ruang sisi lengkung
Pada bab bangun ruang sisi lengkung terdapat tiga bagian yaitu,
tabung, kerucut, dan bola, yang mana dalam penelitian nantinya hanya
akan membahas tentang unsur-unsur, luas permukaan dan volume pada
tabung dan kerucut.
D. Rumusan Masalah
Setelah memperhatikan latar belakang masalah dan identifikasi
masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan pada penelitian adalah
apakah model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan
menggunakan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada materi bangun ruang tabung dan kerucut di MTs Miftahul Falah
Demak?
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peserta Didik
a. Meningkatkan rasa percaya diri, tanggung jawab, kerjasama, dan
keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
9Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002),
hlm.3.
7
b. Peserta didik lebih mudah untuk memahami materi dan merasa
senang belajar matematika, khususnya pada materi bangun ruang sisi
lengkung.
c. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam pelajaran
matematika, khususnya pada materi bangun ruang sisi lengkung.
2. Bagi Guru
Guru termotivasi untuk memilih dan menentukan model
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi.
3. Bagi Sekolah
Diperoleh panduan inovatif model pembelajaran cooperative
learning tipe jigsaw yang diharapkan dapat dipakai di kelas-kelas lainnya
di MTs Miftahul Falah.
4. Bagi peneliti
a. Mendapat pengalaman langsung bagaimana penggunaan model
pembelajaran yang baik dan menyenangkan terutama pada
pelaksanaan cooperative learning tipe jigsaw untuk mata pelajaran
matematika di MTs.
b. Memberi bekal agar peneliti sebagai calon guru matematika siap
melaksanakan tugas di lapangan, sesuai kebutuhan lapangan.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah
pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari
hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif
dan efisien.1
a Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif)
Cooperative learning adalah sebuah grup kecil yang bekerja
bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a
problem), melengkapi latihan (complete a taks), atau untuk mencapai
tujuan tertentu (accomplish a common goal).2
Nurhadi dan kawan-kawan menjelaskan pembelajaran
kooperatif sebagai berikut:
1) Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara
sadar menciptakan interaksi yang silih asah (saling mencerdaskan)
sehingga sumber belajar bagi peserta didik bukan hanya dari guru
dan buku ajar tetapi juga sesama peserta didik.
2) Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara
sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi
antar sesama peserta didik.
3) Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara
sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh (saling
tenggang rasa) untuk menghindari ketersinggungan dan
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.3
1Amin Suyitno, “Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di
SMP”, Makalah, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006), hlm.1, t.d. 2Mutadi, “Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika”, hlm. 15, t.d. 3Nurhadi, et.al., Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2004), hlm. 60-61.
9
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja
menciptakan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antara
sesama peserta didik untuk memecahkan masalah dalam kelompok.
Di dalam kelas kooperatif peserta didik belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 peserta didik yang
sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras,
dan satu sama lain saling membantu.4 Tujuan dibentuknya kelompok
tersebut adalah untuk memberi kesempatan pada semua peserta didik
untuk terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.
Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah
mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling
membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.
Pengelompokan heterogenitas (kemacamragaman) merupakan
ciri-ciri yang menonjol dalam pembelajaran cooperative learning.
Kelompok tersebut bisa dibuat dengan memperhatikan
keanekaragaman gender, latar belakang agama, sosio ekonomi, dan
etnik, serta kemampuan akademis. Dalam hal kemampuan akademis,
kelompok pembelajaran cooperative learning biasanya terdiri dari satu
orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan
sedang dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang.5
Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong-royong
dalam pendidikan adalah falsafah Homo Homini Secius.6 Berlawanan
dengan teori Darwin,7 falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah
makhluk sosial. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting
4Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
prestasi pustaka, 2007), hlm. 41. 5Anita Lie, Cooperatif Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang
Kelas, (Jakarta: Gramedia, 2004), hlm. 41. 6Ibid., hlm. 28. 7Teori Darwin mengatakan bahwa siapa yang kuat adalah yang menang dan bertahan
dalam kehidupan.
10
artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama, tidak akan ada
individu, keluarga, organisasi, atau sekolah.
Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Quran surat Al-Maidah
ayat 2 tentang tolong menolong.
ىلعاونواعتو ربلا ىوقتلاو الو اونواعت ىلع مثإلا ناودعلاو “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (Q.S. Al-Maidah: 02)” 8 Dari ayat di atas dijelaskan bahwa tolong menolong dalam hal
kebajikan sangat dianjurkan, dan begitu pula sebaliknya. Dalam
pembelajaran kooperatif peserta didik secara aktif bekerjasama dalam
kelompok untuk saling membantu dalam memecahkan masalah,
sehingga mereka akan lebih mudah untuk menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
Model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan
sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran
yang membedakannya dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan
dengan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning
dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih
efektif. 9
Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua
belajar kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai
hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong
harus diterapkan,10 diantaranya adalah:
1) Saling ketergantungan positif, keberhasilan suatu kelompok dalam
memecahkan masalah sangat bergantung pada usaha setiap
anggotanya.
8Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT.
Karya Toha Putra, 1989), hlm. 156. 9Anita Lie, op.cit., hlm. 29. 10Ibid., hlm. 31.
11
2) Tanggung jawab perseorangan, setiap peserta didik mempunyai
tanggung jawab untuk menyelesaikan dan memahami materi yang
yang sudah diberikan.
3) Tatap muka, kegiatan interaksi ini akan memberikan peserta didik
hasil yang menguntungkan bagi semua anggota. Hasil pemikiran
beberapa orang akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu
orang saja. Dan hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada
jumlah hasil masing-masing anggota.
4) Komunikasi antar anggota, keberhasilan suatu kelompok juga
bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling
mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan
pendapat.
5) Evaluasi proses kelompok, evaluasi ini dilakukan untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka
agar selanjutnya bisa bekerja sama lebih efektif.
Disamping lima unsur yang dijelaskan oleh Roger dan David
Johnson juga terdapat unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif.
Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif tersebut adalah.
1) Peserta didik dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa
mereka “sehidup sepenanggungan bersama”.
2) Peserta didik bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam
kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
3) Peserta didik haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam
kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
4) Peserta didik haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang
sama diantara anggota kelompoknya.
5) Peserta didik akan dikenakan evaluasi atau diberikan
hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua
anggota kelompok.
6) Peserta didik berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
12
7) Peserta didik akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan
keterampilan sosial.11
Menurut Muslimin Ibrahim, terdapat enam langkah utama atau
tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran
kooperatif.12
Tabel 1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
Fase Tingkah laku guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi peserta didik.
Fase-2
Menyajikan informasi.
Fase-3
Mengorganisasikan peserta
didik kedalam kelompok-
kelompok belajar.
Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi
peserta didik belajar.
Guru menyajikan informasi kepada
peserta didik dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan
bacaan.
Guru menjelaskan kepada peserta
didik bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien.
11Muslimin Ibrahim, et.al., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya, 2000), hlm. 7. 12Ibid., hlm. 11.
13
Fase-4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar.
Fase-5
Evaluasi.
Fase-6
Memberikan penghargaan.
Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka.
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjasama.
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu.
b Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-
kawannya dari Universitas Texas. Melalui jigsaw, kelas dibagi menjadi
beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 peserta didik
dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan
kepada peserta didik dalam bentuk teks; dan tiap peserta didik
bertanggungjawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan
akademik tersebut. Para anggota dari berbagai tim yang berbeda
memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik
yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu
mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan peserta didik semacam itu
disebut “kelompok pakar” (expert group) atau “kelompok ahli”.
Selanjutnya peserta didik yang berada dalam kelompok pakar kembali
ke kelompok semula (homes teams) atau kelompok asal untuk
mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam
14
kelompok pakar.13 Pada proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat dijelaskan dengan gambar berikut.
Kelompok asal
Kelompok Ahli
Gambar 1. Perpindahan Kelompok Asal ke Kelompok Ahli pada
Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Keterangan pada gambar di atas:
Kelompok asal : kelompok yang dibentuk oleh guru berdasarkan
karakteristik peserta didik yang heterogen. Setiap
anggota dalam kelompok mendapat soal yang
berbeda.
: perpindahan kelompok, dari kelompok asal ke
kelompok ahli.
Kelompok ahli : kelompok yang terbentuk dari kelompok asal yang
mendapatkan materi atau soal yang sama.
Kunci jigsaw adalah interdependensi; tiap peserta didik
bergantung pada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi
yang diperlukan supaya dapat berkinerja dengan baik pada saat
penilaian.14
Sebelum guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw terlebih dahulu
13Nurhadi, dkk, op.cit., hlm. 65. 14Robert E. SLavin, Cooperatif LearningTeory, Riset dan Praktik, Terj. Nurulita Yusron
(Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 237.
♠ ♣ ♥ ♦ ●
♠ ♣ ♥ ♦ ●
♠ ♣ ♥ ♦ ●
♠ ♣ ♥ ♦ ●
♠ ♣ ♥ ♦ ●
♣ ♣ ♣ ♣ ♣
♠ ♠ ♠ ♠ ♠
♥ ♥ ♥ ♥ ♥
♦ ♦ ♦ ♦ ♦
● ● ● ● ●
15
guru membentuk kelompok asal. Dalam pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw terdapat dua macam kelompok yaitu kelompok asal dan
kelompok ahli. Pembentukan kelompok asal biasanya dilakukan oleh
guru, setiap kelompok asal terdiri dari 5-6 peserta didik. Terdapat
beberapa petunjuk dalam menetapkan kelompok asal.
1) Merangking peserta didik
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan prestasi akademik
peserta didik pada semester sebelumnya. Selain itu dapat juga
melalui hasil ulangan sebelumnya.
2) Menentukan jumlah kelompok
Setiap kelompok hendaknya terdiri dari 5-6 peserta didik
dengan kemampuan heterogen.
3) Membentuk kelompok kooperatif
Menentukan anggota kelompok diusahakan agar
kemampuan peserta didik dalam kelompok adalah heterogen dan
kemampuan antar satu kelompok yang dengan kelompok lainnya
relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif
perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang
sosial. Apabila dalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang
relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada
prestasi akademik.
Sebagai suatu proses pembelajaran, terdapat juga langkah-
langkah pembelajaran yang harus dilakukan agar proses belajar-
mengajar dapat dilaksanakan dan memberikan hasil sesuai dengan apa
yang diharapkan. Langkah-langkah pembelajaran pada cooperative
learning tipe jigsaw adalah sebagai berikut.
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Guru menjelaskan materi.
3) Guru meminta peserta didik membentuk kelompok (kelompok
asal) yang sudah ditetapkan.
4) Tiap kelompok diminta untuk menunjuk ketua kelompok.
16
5) Guru memberikan lembar ahli pada ketua kelompok, kemudian
dibagikan pada anggotanya.
6) Tiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mengerjakan dan
memahami bagian yang sudah diberikan.
7) Perpindahan kelompok (dari kelompok asal ke kelompok ahli).
8) Untuk peserta didik yang mendapatkan soal sama, bertemu dan
berdiskusi dalam kelompok ahli untuk menyelesaikan soal tersebut.
9) Guru membantu dan mengarahkan peserta didik dalam proses
diskusi
10) Perpindahan kelompok (dari kelompok ahli kembali ke kelompok
asal).
11) Dari kelompok ahli peserta didik kembali ke kelompok asal, dalam
kelompok asal tiap peserta didik bertanggung jawab menjelaskan
pada anggota kelompoknya.
2. Alat Peraga
Alat bantu mengajar merupakan semua alat yang dapat digunakan
untuk membantu peserta didik melakuakan proses belajar, sehingga
kegiatan belajar menjadi lebih efisien dan efektif.15 Dengan bantuan
berbagai alat, maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkrit, mudah
dipahami, hemat waktu dan tenaga, dan hasil belajar lebih bermakna. Agar
pemanfaatan dan penggunaan alat peraga menjadi efektif maka strategi
pendayagunaannya harus memperhatikan kesesuaian media/alat peraga
dengan tujuan pembelajaran, materi, strategi pembelajaran, kondisi, dan
kebutuhan peserta didik.16
Alat bantu belajar disebut juga alat peraga atau media belajar. Alat
peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Melalui alat
15Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 51. 16 Madrasah Development Center Kanwil Depag Jateng, Modul Matematika Training of
Trainer (TOT) Pembuatan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran MIPA bagi Guru Pamong KKG MI Provinsi Jateng, 2007, hlm. 53-54, t.d.
17
peraga peserta didik dapat dengan mudah memahami materi yang telah
disampaikan khususnya pada pelajaran matematika, karena pada umumnya
matematika akan sulit dipahami bila materi diberikan secara abstrak. Alat
peraga sering disebut dengaan audio visual, karena alat peraga dapat
diketahui atau diserap oleh mata dan telinga.17
Alat peraga juga merupakan media pengajaran yang mengandung
atau membawakan konsep-konsep yang akan dipelajari. Alat peraga dapat
menyajikan hal-hal yang abstrak dalam bentuk benda-benda atau
fenomena-fenomena konkrit yang dapat dilihat, dipegang, diubah-ubah,
sehingga hal-hal abstrak lebih mudah dipahami.
Alat peraga dalam proses belajar mengajar dibedakan menjadi alat
peraga dua dan tiga dimensi dan alat peraga yang diproyeksi.18
a. Alat peraga dua dimensi dan tiga dimensi
1) Alat peraga dua dimensi
Alat peraga dua dimensi adalah alat peraga yang
mempunyai ukuran panjang dan lebar. Yang termasuk alat peraga
dua dimensi adalah.
a). Bagan
Bagan adalah gambaran dari sesuatu yang dibuat dari garis
dan gambar. Bagan bertujuan untuk memperhatikan hubungan,
perkembangan, perbandingan dan lain-lain.
b). Grafik
Grafik adalah penggambaran data berangka, bertitik,
bergaris, bergambar yang memperhatikan hubungan timbal
balik informasi secara statistik.
c). Poster
17Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2000), hlm. 99. 18Ibid., hlm.100-103.
18
Poster merupakan penggambaran yang ditujukan sebagai
pemberitahuan, peringatan, maupun penggugah selera yang
biasanya berisi gambar-gambar.
d). Gambar mati
Sejumlah gambar, foto, lukisan, baik dari majalah, buku,
koran atau dari sumber lain yang dapat digunakan sebagai alat
bantu pengajaran.
e). Peta datar
Peta datar adalah gambaran rata suatu permukaan bumi
yang mewujudkan ukuran dan kedudukan yang kecil dilakukan
dalam garis, titik dan lambang. Peta datar banyak digunakan
sebagai alat peraga dalam pelajaran ilmu bumi dan
kependudukan.
f). Papan tulis
Peranan papan tulis dan papan lainnya masih tetap
digunakan guru, sebagai alat yang praktis dan ekonomis dalam
proses belajar mengajar.
2) Alat peraga tiga dimensi
Alat peraga tiga dimensi adalah alat peraga yang
mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi. Yang termasuk alat
peraga tiga dimensi adalah.
a). Peta timbul
Peta timbul pada dasarnya peta datar yang dibentuk dengan
tiga dimensi. Dibuat dari tanah liat atau bubur kertas.
b). Globe
Globe merupakan model penampang bumi yang dilukiskan
dalam bentuk benda bulat. Globe adalah alat peraga yang tepat
untuk menunjukkan negara-negara di dunia.
b. Alat peraga yang diproyeksi adalah alat peraga yang menggunakan
proyektor sehingga gambar nampak pada layar. Alat peraga yang
diproyeksikan antara lain:
19
1) Film
Film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan ke
layar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan urutan
tingkatan yang berjalan terus sehingga menggambarkan pergerakan
secara normal.
2) Slide dan filmstrip
Slide dan film strip adalah gambar yang diproyeksikan
yang dapat dilihat dengan mudah oleh peserta didik di dalam kelas.
Suatu slide adalah sebuah gambar transparan (tembus sinar) yang
diproyeksikan oleh cahaya melalui proyektor.
Alat peraga yang digunakan untuk menjelaskan materi bangun
ruang sisi lengkung pada tabung dan kerucut adalah dengan membuat
jaring-jaring tabung dan kerucut yang merupakan bentuk dari alat peraga
dua dimensi, sehingga peserta didik dapat mengetahui unsur-unsur pada
tabung dan kerucut; jari-jari, diameter, tinggi, mengetahui dan menghitung
luas selimut dan luas permukaan dan sebuah model tabung dan kerucut
yang merupakan salah satu bentuk dari alat peraga tiga dimensi, digunakan
untuk mengetahui dan menghitung volume.
3. Bangun Ruang Sisi Lengkung
Bentuk bangun ruang sisi lengkung banyak kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya bentuk tabung seperti kaleng kemasan
makanan atau minuman, bentuk kerucut seperti tempat es krim, bentuk
bola seperti globe dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini akan dibahas
bangun ruang tabung dan kerucut.
a. Unsur-Unsur tabung dan kerucut
1) Unsur-Unsur pada Tabung
O
C A B
P Q
O
20
Gambar sebuah tabung di atas merupakan bentuk dari
gambar dua dimensi. Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi
oleh dua lingkaran berhadapan yang kongruen (sama dan
sebangun), sejajar dan dua titik pada kedua lingkaran yang
bersesuaian saling dihubungkan dengan garis lurus.19
Tabung atau silinder mempunyai sisi alas (alas) dan sisi
atas (tutup) berbentuk lingkaran yang sejajar dan kongruen, dan
sisi lengkung (selimut tabung).20
Garis OA, OB, dan OC disebut jari-jari alas tabung.
Garis AB disebut diameter atau garis tengah alas.
Garis BQ atau AP disebut tinggi tabung.
2) Unsur-Unsur pada Kerucut
Gambar sebuah kerucut di atas merupakan bentuk dari
gambar dua dimensi. Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi
oleh garis pelukis yang ujungnya bergerak mengelilingi sisi alas
berupa lingkaran dan pangkalnya diam dititik puncak kerucut.21
Kerucut mempunyai alas yang berbentuk lingkaran dan sisi
lengkung yang disebut selimut kerucut.
Garis, OA, OB, dan OC disebut jari-jari alas kerucut.
Garis AB disebut diameter atau garis tengah alas kerucut.
Garis TO disebut tinggi kerucut.
19Syamsul Junaidi dan Tatag Yuli Eko Siswono, Matematika SMP Untuk Kelas VIII 2, (jakarta: Erlangga, 2004), hlm.200.
20M. Choliq Adinawan dan Sugijono, Matematika SMP jilid 3A kelas IX, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 65.
21Syamsul Junaidi dan Tatag Yuli Eko Siswono., loc. Cit.
A B
C
T
O
21
B
C
Garis TA dan TB, yaitu garis yang menghubungkan titik pucuk
kerucut dengan titik pada keliling alas disebut garis pelukis
kerucut.
Pada gambar kerucut terdapat garis pelukis (s) yang juga
merupakan hypotenusa dari segi tiga siku-siku sehingga hubungan
antara jari-jari, tinggi, dan garis dapat dinyatakan dengan
menggunakan teorema pythagoras, diperoleh:
s2 = t2 + r2 atau s = 22 rt +
b. Luas Permukaan dan Volume pada Tabung dan Kerucut
1) Luas Permukaan dan Volume Tabung
a). Luas permukaan tabung
Gambar di atas adalah jaring-jaring tabung yang
merupakan bentuk dari gambar dua dimensi. Dari gambar
tersebut dapat diamati bahwa jaring-jaring selimut (sisi
lengkung) tabung berbentuk persegipanjang dengan ukuran
sebagai berikut.
Panjang selimut tabung = keliling lingkaran alas tabung (2π r).
Lebar selimut tabung = tinggi tabung (t).
r 2K π=
r
r
t
t
r
s
22
Berdasarkan uraian di atas, luas selimut tabung dapat
ditentukan dengan cara berikut ini.
Luas selimut tabung = keliling alas × tinggi
= 2π r × t
= 2 π r t
Jadi, luas selimut tabung adalah 2 π r t
Setelah diperoleh rumus untuk luas selimut tabung,
maka dapat ditentukan pula rumus luas seluruh permukan
tabung,22 yaitu sebagai berikut.
Luas permukaan tabung = luas alas + luas tutup + luas
selimut
= π r2 + π r2 + 2 π r t
= 2 π r2 + 2 π r atau
= 2 π r (r + t).
Jadi, luas permukaan tabung adalah 2 π r (r + t).
Keterangan: r = jari-jari
t = tinggi
π =722 atau 3,14
Contoh:
Panjang jari-jari alas sebuah tabung 14 cm dan tingginya 15
cm. Hitunglah luas selimut dan luas permukaan tabung tersebut
dengan π =722 !
Jawab:
Luas selimut = 2 π r t
= 2 ×722 × 14 × 15
= 1320 cm 2
Luas permukaan selimut = 2 π r (r + t)
22M. Choliq Adinawan dan Sugijono, op.cit., hlm. 71.
23
= 2 ×722 × 14 (14 + 15)
= 2552 cm 2
Jika tidak terdapat keterangan mengenai jenis tabung,
tabung yang dimaksud adalah tabung yang memiliki tutup
(tabung lengkap).23
b). Volume tabung
Volume tabung adalah hasil kali luas alas dan tinggi.
Volume tabung = luas alas × tinggi
= π r2 × t
= π r2 t
Jadi, volume tabung adalah π r2 t
Contoh:
Hitunglah volume tabung yang berdiameter 10 cm dan tinggi
15 cm dengan π =3,14!
Jawab:
Volume tabung = π r2 t
= 3,14 × (10)2 × 15
= 4710 cm3
2) Luas Permukaan dan Volume kerucut
a). Luas permukaan kerucut
23Ponco, Sujatmiko, Matematika Kreatif 2, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka), Cet. 1,
hlm. 201
r
A C
B
s
T
AA1
rπ2
T
s s s
O
24
Gambar di atas adalah jaring-jaring selimut kerucut yang
merupakan bentuk dari gambar dua dimensi, setelah kerucut
diiris menurut garis pelukis s. Ternyata jaring-jaring selimut
merupakan sebuah juring lingkaran dengan ukuran sebagai
berikut.
Panjang jari-jari = s (garis pelukis)
Panjang busur = 2πr (keliling lingkaran alas)
Luas selimut dan permukaan kerucut dapat diketahui
dengan perbandingan berikut:
lingkaran kelilingbusur panjang
lingkaran luaskerucutselimut luas
=
s 2πr 2π
s πkerucutselimut luas
2 =
s 2πs r x π 2πkerucutselimut luas
2
=
rsπ=kerucut selimut luas
Jadi, luas selimut kerucut adalah sr π
Berdasarkan rumus luas selimut kerucut, maka dapat
ditentukan luas seluruh permukaan kerucut, yaitu:
Luas permukaan kerucut = luas alas + luas selimut
= π r2 + π r s
= π r (r + s)
Jadi, luas permukaan kerucut adalah π r (r + s)
Keterangan: r = jari-jari
t = tinggi
s = garis pelukis (s = 22 rt + )
π =722 atau 3,14
25
Contoh:
Panjang jari-jari alas sebuah kerucut 3 cm. Jika tinggi kerucut 4
cm dan π =3,14, hitunglah:
a. Luas selimut kerucut,
b. Luas permukaan kerucut.
Jawab:
Untuk menentukan luas selimut kerucut, tentukan terlebih
dahulu panjang garis pelukisnya.
a. s2 = t2 + r2
= 42 + 32
= 16 + 9
s2 = 25
s = 5
Luas selimut kerucut = sr π
= 3,14 × 3 × 5
= 47,1 cm 2
b. luas permukaan kerucut = π r (r + s)
= 3,14 × 3 (3 + 5)
= 75,36 cm 2
b). Volume kerucut
Volume kerucut adalah sepertiga dari volume tabung.
Volume kerucut = 31 volume tabung
= 31 π r2 t
Jadi, volume kerucut adalah 31 π r2 t
Contoh:
Jari-jari alas sebuah kerucut 3,5 cm dan tinggi 15 cm. Jika π
=722 , hitunglah volume kerucut tersebut!
26
Jawab:
Volume kerucut = 31 π r2 t
= 31 ×
722 × (3,5)2 × 15
= 192,5 cm3
4. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud
dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi.
1) Menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungan.24
2) Menurut Clifford T. Morgan berpendapat bahwa “Learning may be
defined as any relatively permanent change in behaviour which
occurs as a result of experience or practice”,25 belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai akibat dari
latihan dan pengalaman.
3) Menurut Jabir Abdul Hamid Jabir, dalam kitabnya Sīkūlūjiyyah
At-Ta’allumi bahwa:
فرعي ملعتلا هناب ريغت ىف ءادالا وا ليدعت يف كولسلا نع قيرط ةربخلا نارملاو
Dinamakan “belajar” dikarenakan adanya perubahan tindakan atau penyesuaian tingkah laku melalui pengetahuan dan latihan.26
24Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), Cet. 3 hlm. 2. 25Clifford T. Morgan dan Richard A. King, Introduction to Psychology, (Tikyo: Grow
Hill, 1971), hlm. 63. 26Jabir Abdul Hamid Jabir, Sīkūlūjiyyah At-Ta’allumi, (Mesir: Daarun Nahdhoh Al-
A’rabiyyah, 1978), hlm. 8.
27
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses yang menimbulkan terjadinya perubahan tingkah laku
(baik fisik maupun psikis seperti: perubahan dalam pengertian
pemecahan suatu masalah/berfikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan,
atau sikap) yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dimana
perubahan tersebut harus relatif mantap (harus merupakan akhir
daripada suatu periode waktu yang sulit ditentukan dengan pasti, tetapi
perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang
mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, ataupun bertahun-
tahun tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan yang
terjadi pada bayi).
Di antara ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian
belajar menurut slameto adalah sebagai berikut.27
1) Perubahan terjadi secara sadar, ini berarti bahwa seseorang yang
belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu sekurang-
kurangnya ia merasakan telah terjadi perubahan dalam dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, ini berarti
bahwa perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, positif
maksudnya dalam perubahan belajar senantiasa bertambah dan
tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa
perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena
usaha individu sendiri.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, ini berarti
bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat
menetap.
27Slameto, op.cit., hlm. 3-4.
28
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, ini berarti bahwa
perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, jika seseorang
belajar sesuatu maka sebagai hasilnya ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap,
keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
b. Hasil Belajar
Disamping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran
juga dapat dilihat dari segi hasil belajar. Asumsi dasar ialah proses
pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal
pula.28 Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tindak mengajar.29
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan
suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini peserta didik membuktikan
keberhasilan belajar, peserta didik menunjukkan bahwa mereka telah
mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil
belajar.
Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam
lingkungan luar sekolah. Dengan kata lain, peserta didik dapat
mentransfer hasil belajar di dalam masyarakat atau di dalam
kehiadupan sehari-hari. Dalam hasil belajar matematika peserta didik
tidak hanya mengetahui dan dapat menyelesaikan soal-soal yang sudah
diberikan tapi mereka juga harus dapat menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari misalnya pada materi bangun ruang, dengan
materi tersebut peserta didik dapat membuat sebuah bangun ruang
dengan ukuran yang diinginkan.
28Nana Sudjana, op.cit., hlm. 37. 29Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya,
2002), hlm.3.
29
Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua
faktor utama yakni faktor dari dalam diri peserta didik dan faktor yang
datang dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan. 30
1) Faktor yang berasal dari dalam peserta didik, antara lain:
(a) Fisiologi, mengenai bagaimana kondisi fisiknya dan kondisi
pancaindera
(b) Psikologi, yang termasuk pada faktor psikologi adalah bakat,
minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif
2) Faktor yang berasal dari luar antara lain:
(a) Lingkungan, yang termasuk pada faktor lingkungan adalah
alam dan sosial
(b) Instrumental, yang termasuk instrumental atau faktor-faktor
yang sengaja dirancang dan dimanipulasi adalah
kurikulum/bahan pelajaran, guru/pengajar, sarana dan fasilitas,
dan administrasi/manajemen.
Menurut Clark bahwa hasil belajar di sekolah 70% dipengaruhi
kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.31 Melalui
alat peraga peserta didik diharapkan dapat meningkatkan
kemampuannya untuk mengaplikasikan matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Untuk mempermudah penyusunan skripsi maka peneliti akan
mendeskripsikan beberapa karya yang mempunyai relevansi dengan judul
skripsi ini. Adapun karya-karya tersebut adalah:
1. Shin’an Musfiqi (4101403017). “Keefektifan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw Pada Pembelajaran Matematika
Beracuan Konstruktivis Terhadap Keterampilan Kooperatif dan Hasil
30Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
hlm. 107. 31Nana Sudjana, op.cit., hlm. 39.
30
Belajar Siswa Kelas X SMAN 6 Semarang Pada Materi Pokok Sistem
Persamaan Linier dan Kuadrat”.(2008), Skripsi jurusan matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
rata-rata hasil belajar dan keterampilan kooperatif tipe STAD dan Jigsaw
pada pembelajaran matematika beracuan konstruktivis serta metode
ekspositori pada materi pokok sistem persamaan linier dan kuadrat kelas X
SMAN 6 Semarang tahun pelajaran 2007/2008. Dalam penelitian skripsi
ini menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajan kooperatif tipe STAD dan Jigsaw lebih baik dari pada
pembelajaran matematika beracuan konstruktivis serta metode
ekspositori.32
2. Risdiyanti (4101904029). “ Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw dan Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar
Matematika Sub Materi Pokok Persegipanjang dan Persegi Pada Siswa
Kelas VII Semester II MTs N Model Pemalang Tahun Pelajaran
2005/2006”, Universitas Negeri Semarang, 2007.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rata-
rata hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI dan metode ekspositori pada peserta didik kelas VII
semester II MTs N model pemalang pada sub pokok bahasan
persegipanjang dan persegi. Dalam penelitian skripsi ini menyimpulkan
bahwa hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model
32Shin’an Musfiqi, “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Team Assisted
Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar Matematika Sub Materi Pokok Persegipanjang dan Persegi Pada Siswa Kelas VII Semester II MTs N Model Pemalang Tahun Pelajaran 2005/2006”, Skripsi Fakultas MIPA (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2008), hlm. ii, t.d.
31
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibanding tipe TAI dan
metode ekspositori.33
C. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis merupakan prediksi terhadap hasil penelitian yang diusulkan.
Hipotesis tersebut diperlukan untuk memperjelas masalah yang diteliti.34
Berdasarkan keterangan di atas dapatlah dimunculkan hipotesis bahwa
model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan
alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
bangun ruang tabung dan kerucut.
33Risdiyanti, “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Team Assisted
Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar Matematika Sub Materi Pokok Persegipanjang dan Persegi Pada Siswa Kelas VII Semester II MTs N Model Pemalang Tahun Pelajaran 2005/2006”, Skripsi Fakultas MIPA (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2007), hlm. ii, t.d.
34Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996), cet 1, hlm. 61.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian kuantitatif yang akan dilaksanakan bertujuan untuk
mengetahui apakah model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw
dengan menggunakan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada materi bangun ruang tabung dan kerucut di MTs Miftahul
Falah Demak.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10-31 Oktober 2008 di MTs
Miftahul Falah Betahwalang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Pada
kelas IX semester I tahun pelajaran 2008/2009.
C. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya
atau berubahnya variabel terikat, dalam penelitian ini variabel bebasnya
adalah pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative learning
tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga.
2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang
tabung dan kerucut.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan kegiatan percobaan
33
untuk meneliti sesuatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi
tertentu, dan setiap gejala yang muncul diamati dan dikontrol secermat
mungkin, sehingga dapat diketahui hubungan sebab-akibat munculnya gejala
tersebut.1 Dalam desain eksperimen peneliti dapat membandingkan kelompok
subjek yang mendapatkan perlakuan dan kelompok yang tidak mendapatkan
perlakuan.2 Bila dari analisis ternyata terdapat perbedaan hasil yang
signifikan antara kedua kelompok, maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan
tersebut mempunyai pengaruh terhadap keluaran atau hasil yang diperoleh
subjek.
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian
ini mengambil populasi semua peserta didik kelas IX semester I MTs
Miftahul Falah Demak, sebanyak 102 peserta didik yang terbagi menjadi
tiga kelas yaitu kelas IX A sebanyak 34 peserta didik, kelas IX B
sebanyak 34 peserta didik dan kelas IX C sebanyak 34 peserta didik.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih
dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat
mewakili populasinya.3 Dalam penelitian ini sampel diambil dari kelas
IX semester I MTs Mifatahul Falah Demak. Diperoleh kelas IX B
sebagai kelas eksperimen (dengan model pembelajaran cooperative
learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga) dan kelas IX C
sebagai kelas kontrol (dengan pembelajaran konvensional).
3. Teknik Pengambilan Sampel
1Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1996), hlm. 135. 2Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,
(Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996), cet 1, hlm. 115. 3Sugiarto, et.al., Teknik Sampling, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cet. 3,
hlm.2.
34
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan
teknik cluster sampling, metode cluster sampling adalah metode yang
digunakan untuk memilih sampel yang berupa kelompok dari beberapa
kelompok (groups atau cluster) dimana setiap kelompok terdiri atas
beberapa unit yang lebih kecil (elemenst). Jumlah elements dari masing-
masing kelompok jumlahnya bisa sama maupun berbeda. Kelompok-
kelompok tersebut dapat dipilih baik dengan menggunakan metode acak
sederhana maupun acak sisetematis dengan pengacakan pada kelompok
pertamanya saja. 4
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif menggunakan angka sebagai
ukuran data. Tujuannya adalah untuk memberikan deskripsi statistik,
hubungan atau penjelasan.5 Teknik pengumpulan data merupakan cara
bagaimana dapat memperoleh data, sehingga dari data tersebut dapat
memberikan deskripsi statistik, hubungan atau penjelasan mengenai apa yang
sedang diteliti. Untuk memperoleh data tersebut dapat digunakan metode
sebagai berikut:
1. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.6
Metode ini digunakan untuk memperoleh daftar nama peserta
didik yang termasuk dalam populasi dan sampel penelitian, serta untuk
memperoleh data nilai peserta didik pada mata pelajaran matematika.
Data tersebut digunakan untuk membentuk kelompok asal pada model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw.
4Ibid., hlm. 90. 5Ibnu Hadjar, op.cit., hlm. 169. 6Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta 2006), hlm. 231.
35
2. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.7
Metode ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan peserta
didik dalam memahami materi yang sudah diberikan dan mengambil data
hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang tabung dan kerucut.
Dari data tersebut peneliti dapat mengetahui hasil belajar peserta didik
baik dari kelompk eksperimen maupun kelompok kontrol.
Tes diberikan setelah kelompok eksperimen dikenai perlakuan
dan diberikan pula pada kelas kontrol. Sebelum tes diberikan, soal tes
terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas,
daya beda dan tingkat kesukaran dari tiap-tiap butir soal. Jika ada butir-
butir tes yang tidak valid maka dilakukan perbaikan-perbaikan pada butir
soal tersebut. Tes yang sudah melewati tahap perbaikan dan valid, akan
diberikan pada kelas sampel.
G. Analisis Uji Coba Instrument
Sebelum soal tes digunakan mengukur kemampuan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu soal tes diujicobakan. Uji coba
dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat
kesukaran dari tiap-tiap butir soal.
1. Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen itu mampu
mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menghitung validitas butir
soal digunakan rumus korelasi product moment,8 sebagai berikut.
7Ibid., hlm. 150. 8Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
hlm., 72.
36
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑−−
−=
2222xy
YYNXXN
YXXYNr
Keterangan:
rxy = Koefisien antara X dan Y
N = Banyaknya peserta tes
X = Skor item tiap nomor
Y = Jumlah skor total
Hasil penghitungan rxy dibandingkan dengan tabel kritik r product
moment dengan taraf signifikan 5 %. Jika rhitung > rtabel maka item
tersebut valid.
2. Reliabilitas
Apabila suatu alat ukur dapat memberikan hasil yang tetap atau
konstan maka alat ukur ini dikatakan reliabel, artinya apabila alat ukur itu
dikenakan pada sejumlah obyek yang sama hasilnya relatif sama. Rumus
yang digunakan untuk mencari reliabilitas pada penelitian ini adalah
rumus K – R . 20.9
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−= ∑
2
2
11 SpqS
1n
nr
Dimana:
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan.
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
(q = 1 - p)
∑pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Dengan rumus varians sebagai berikut:
9Ibid., hlm. 101.
37
2S =N
NY)(Y
22 ∑−∑
3. Tingkat kesukaran
Untuk mendapatkan soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar maka soal dalam penelitian ini dicari indeks kesukaran soal.
Jawaban terhadap butir item soal bentuk essay atau uraian secara teoritis
tidak ada yang salah mutlak, sehingga derajat kebenaran jawaban
tersebut akan berperingkat sesuai dengan masing-masing perserta didik.
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Soal dengan p: 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
b. Soal dengan p: 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
c. Soal dengan p: 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
Adapun rumus tingkat kesukaran10 yang digunakan adalah
sebagai berikut.
JSBP =
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu betul
JS = jumlah seluruh peserta
4. Daya Beda (indeks diskriminasi)
Daya Beda (indeks diskriminasi) digunakan untuk mengetahui
kemampuan suatu soal dalam membedakan antara peserta didik yang
pandai dengan peserta didik yang kurang pandai. Daya pembeda dalam
menguji tes dalam penelitian ini digunakan rumus:
JBBB
JABAD −=
Keterangan:
10Ibid., hlm. 208.
38
D = Indek daya beda
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
Dengan klasifikasi daya pembeda:
D = 0,00-0,20 : jelek
D = 0,20-0,40 : cukup
D = 0,40-0,70 : baik
D = 0,70-1,00 : baik sekali
D = Negatif semuanya tidak baik, semua butir soal yang mempunyai
nilai D negatif sebaiknya dibuang saja
H. Analsis Data
Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan dalam
suatu penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil
penelitian.
1. Uji Prasyarat
Sebelum peneliti menentukan teknik analisis statistik yang
digunakan, terlebih dahulu peneliti memeriksa keabsahan sampel. Cara
yang digunakan untuk memeriksa keabsahan sampel tersebut adalah
dengan uji normalitas dan uji homogenitas.11
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas
data dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat dengan prosedur
sebagai berikut:
11Suharsimi Arikunto, 2006, op. cit., hlm. 314.
39
1) Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar dikurangi data
terkecil.
2) Menentukan banyak kelas interval (k) dengan menggunakan
aturan sturges.
k = 1 + (3,3) log n
3) Menentukan panjang interval (P), dengan rumus:
KelasBanyak
(R) RentangP =
4) Membuat tabel distribusi frekuensi.
5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval.
6) Menghitung rata-rata xi ( x ), dengan rumus:
x∑∑=
i
ii
fxf
Keterangan:
fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda xi
xi = tanda kelas interval
7) Menghitung varians, dengan rumus:
( )
( )1nnxfxfn
s2
ii2
ii2
−
−= ∑∑
8) Menguitung nilai Z, dengan rumus:
s
x-xZ =
x = batas kelas
x = rata-rata
s = standar deviasi
9) Batas luas daerah diperoleh dari tabel “luas daerah dibawah
lengkung normal standardar 0 ke z”, yang berasal dari nilai Z.
10) Menentukan luas daerah tiap kelas interval.
11) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan rumus:
fh = n x luas daerah dengan n adalah jumlah sampel.
40
12) Membuat daftar frekuensi yang diobservasi (fo), dengan
frekuensi yang diharapkan (fh).12
13) Menghitung nilai Chi Kuadrat (χ2), dengan rumus13
χ2 ( )∑= fhfh-fo 2
14) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini, data
disusun dalam daftar distribusi frekuuensi yang terdiri atas k
buah kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria
pengujian digunakan rumus: dk = k - 3, dimana k adalah
banyaknya kelas interval, dan taraf nyata α = 0,05.
15) Menentukan harga χ2tabel.
16) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian:
Jika χ2hitung > χ2
tabel maka data tidak berdistribusi normal dan
sebaliknya jika χ2hitung < χ2
tabel maka data berdistribusi normal.14
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
tersebut homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data dilakukan
dengan uji Bartlett dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Data dikelompokkan untuk menentukan frekuensi varians dan
jumlah kelas.
2) Membuat tabel Uji Bartlett seperti tersebut di bawah ini.
12Ibid., hlm. 318. 13Ibid., hlm. 290. 14Ibid., hlm. 320.
kelas bk Z Batas luas daerah
Luas daerah
fh fo ( )fh
fh-fo 2
41
Harga-harga yang perlu untuk uji barlett15 Ho : 22
221 ........ kσσσ ==
Sempel ke dk 1/dk si2 Log si
2 (dk) Log si2
1 n1-1 1/(n1-1) s12 Log s1
2 (n1-1) Log s12
2 n2-1 1/(n2-1) s22 Log s2
2 (n2-1) Log s22
…. …. …….. … …. ……….
K nk-1 1/(nk-1) sk2 Log sk
2 (nk-1) Log sk2
Jumlah ∑ (ni-1) ∑1/( ni-1) ∑( ni-1)Log si2
Dimana ni: frekuensi kelas ke-i
si: variansi kelas ke-i
a) Menguji variansi gabungan dan semua sampel:
s2 = ∑ (ni-1) si2 / ∑ (ni-1)
b) Menghitung satuan B dengan rumus:
B = (Log s2) ∑ (ni-1)
c) Menghitung X2 dengan rumus:
χ2 = (In10) {B-∑(ni-1) Log si2}
d) Membandingkan χ2hitung dengan χ2
tabel peluang ( α−1 ) dan dk =
(k - 1) apabila χ2hitung < χ2
tabel maka data berdistribusi homogen.
2. Uji-t
Teknik statistik yang digunakan untuk menentukan taraf
signifikansi perbandingan (membandingkan nilai rata-rata suatu
kelompok dengan rata-rata kelompok yang lain) adalah uji-t atau t-test.16
Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah:
H 0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
Rumus yang digunakan dalam uji-t atau t-test adalah.17
15Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: PT. Tarsito, 2001), cet. 6, hlm.262. 16Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan,
(Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996), cet. 1. hlm. 251 17Sudjana, op.cit., hlm. 239.
42
21
21
n1
n1s +
Χ−Χ=t
dengan
( ) ( )2nn
s 1n s 1ns21
222
2112
−+−+−
=
Keterangan:
t = statistik t.
1X = rata-rata hasil tes peserta didik pada kelas eksperimen
2X = rata-rata hasil tes peserta didik pada kelas kontrol
s12 = varians kelas eksperimen
s22 = varians kelas control
n1 = banyaknya peserta didik pada kelas ekperimen
n2 = banyaknya peserta didik pada kelas kontrol
Kriteria pengujian yang berlaku adalah: terima H 0 jika t < t α−1
dan tolak H 0 jika t mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan
untuk t ialah (n1 +n 2 -2) dengan peluang ( α−1 ).18
18Ibid., hlm. 243.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Analisis Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan terhadap kelas uji coba yaitu pada
peserta didik kelas IX A, jumlah soal adalah 25 soal pilihan ganda. Berikut
ini adalah hasil analisis uji coba.
a. Analisis Validitas
Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda butir soal pada lampiran 8, diperoleh hasil
sebagai berikut.
Tabel 2. Data Validitas Butir Soal
Krteria ttabel No Soal Jumlah Prosentase
Valid
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 13, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 22, 23, 25
20 80%
Invalid
0,339
5, 12, 14, 21, 24 5 20%
b. Analisis Reliabilitas
Hasil penghitungan koefisien reliabilitas 20 butir soal diperoleh
r11= 0,773. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 10.
c. Analisis Tingkat Kesukaran
Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda butir soal pada lampiran 8, diperoleh data
tingkat kesukaran sebagai berikut.
44
Tabel 3. Data Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase
Sulit
Sedang Mudah
-
1, 2, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25
3, 4, 7, 10, 15, 23
19
6
76%
24%
d. Analisis Daya Beda
Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda butir soal pada lampiran 8, diperoleh daya
beda sebagai berikut.
Tabel 4. Data Daya Beda Butir Soal
Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase
Jelek
Cukup
Baik
Baik sekali
2, 4, 5, 8, 10, 12, 14, 15, 19, 24
1, 3, 6, 7, 9, 13, 16, 18, 20, 21,
22, 23, 25
11, 17
-
10
13
2
40%
52%
8%
2. Data Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen
Tes awal (pre test) yang diberikan pada kelas eksperimen sebelum
peserta didik diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw dengan menggunakan alat peraga mencapai nilai tertinggi 80 dan
nilai terendah 40. Rentang nilai (R) adalah 40, banyaknya kelas interval
diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 7, dari penghitungan pada
uji normalitas diperoleh (∑f i x i ) = 2001, (∑f i x 2i ) = 121127 sehingga nilai
rata-rata tes awal (pre test) kelas eksperimen x = 58,9 dengan simpangan
baku (s) = 10,09389961. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran
16.
45
Tabel 5. Daftar Distribusi Frekuensi
Dari Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen
No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
1 40 – 46 4 11.8
2 47 – 53 6 17.6
3 54 – 60 11 32.4
4 61 – 67 6 17.6
5 68 – 74 4 11.8
6 75 – 81 3 8.8
Jumlah 34 100
Untuk memberi gambaran yang lebih luas, maka daftar
penghitungan distribusi frekuensi dapat dibuat histogramnya.
Y 12 - 10 - 8 - 6 - 4 - 2 - 0 - X 39.5 46.5 53.5 60.5 67.5 74.5 81.5
Gambar 2. Histogram Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen
3. Data Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol
Tes awal (pre test) yang diberikan pada kelas kontrol dengan
pembelajaran konvensional mencapai nilai tertinggi 80 dan nilai terendah
40. Rentang nilai (R) adalah 40, banyaknya kelas interval diambil 6 kelas,
panjang kelas interval diambil 7, dari penghitungan pada uji normalitas
46
diperoleh (∑f i x i ) = 1980, (∑f i x 2i ) = 117900 sehingga nilai rata-rata tes
awal (pre test) kelas kontrol x = 58,2 dengan simpangan baku (s) =
8,866206949. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 17.
Tabel 6. Daftar Distribusi Frekuensi
Dari Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol
No Interval kelas Frekuensi Frekuensi relatif (%)
1 40 – 46 3 8.8
2 47 – 53 6 17.6
3 54 – 60 14 41.3
4 61 – 67 6 17.6
5 68 – 74 3 8.8
6 75 – 81 2 5.9
Jumlah 34 100
Untuk memberi gambaran yang lebih luas, maka daftar
penghitungan distribusi frekuensi dapat dibuat histogramnya.
Y 14 - 12 - 10 - 8 - 6 - 4 - 2 - 0 - X 39.5 46.5 53.5 60.5 67.5 74.5 81.5
Gambar 3. Histogram Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol
47
4. Data Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen
Tes akhir (post test) yang diberikan pada kelas eksperimen setelah
peserta didik diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw dengan menggunakan alat peraga pada materi bangun ruang tabung
dan kerucut mencapai nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 45. Rentang
nilai (R) adalah 50, banyaknya kelas interval diambil 6 kelas, panjang
kelas interval diambil 9, dari penghitungan pada uji normalitas diperoleh
(∑f i x i ) = 2233, (∑f i x 2i ) = 150565 sehingga nilai rata-rata tes akhir (post
test) kelas eksperimen x = 65,67 dengan simpangan baku (s) =
10,88429669. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 18.
Tabel 7. Daftar Distribusi Frekuensi
Dari Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen
No Interval kelas Frekuensi Frekuensi relatif (%)
1 45 – 53 4 11.8
2 54 – 62 10 29.4
3 63 – 71 11 32.3
4 72 – 80 6 17.7
5 81 – 89 2 5.9
6 90 – 98 1 2.9
Jumlah 34 100
Untuk memberi gambaran yang lebih luas, maka daftar
penghitungan distribusi frekuensi dapat dibuat histogramnya.
48
Y 12 - 10 - 8 - 6 - 4 - 2 - 0 - X 44.5 53.5 62.5 71.5 80.5 89.5 98.5
Gambar 4. Histogram Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen
5. Data Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol
Tes akhir yang diberikan pada kelas kontrol dengan pembelajaran
konvensional pada materi bangun ruang tabung dan kerucut mencapai nilai
tertinggi 85 dan nilai terendah 45. Rentang nilai (R) adalah 40, banyaknya
kelas interval diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 7, dari
penghitungan pada uji normalitas diperoleh (∑f i x i ) = 1996, (∑f i x 2i ) =
119647 sehingga nilai rata-rata tes akhir (post test) kelas kontrol x =58,7
dengan simpangan baku (s)=8,651604902. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 19.
Tabel 8 Daftar Distribusi Frekuensi
Dari Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol
No Interval kelas Frekuensi Frekuensi relatif (%)
1 45 – 51 8 23.5
2 52 – 58 9 26.5
3 59 – 65 11 32.4
4 66 – 72 4 11.8
5 73 – 79 1 2.9
6 80 – 86 1 2.9
Jumlah 34 100
49
Untuk memberi gambaran yang lebih luas, maka daftar
penghitungan distribusi frekuensi dapat dibuat histogramnya.
Y 12 - 10 - 8 - 6 - 4 - 2 - 0 - X 44.5 51.5 58.5 65.5 72.5 79.5 86.5
Gambar 5. Histogram Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol
.
B. Pengujian Hipotesis
1. Uji Prasyarat
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan
uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data
dilakukan dengan uji Chi kuadrat, sedangkan uji homogenitas dilakukan
dengan uji Bartlett.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Untuk menentukan kriteria
pengujian digunakan rumus: dk = k – 3, dimana k adalah banyaknya
kelas interval, dan taraf nyata α = 0,05. Jika χ2hitung > χ2
tabel maka data
tidak berdistribusi normal dan sebaliknya jika χ2hitung < χ2
tabel maka data
berdistribusi normal. Untuk mengetahui lebih jelas tentang uji
normalitas tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) dapat dilihat pada
50
lampiran 16 sampai lampiran 19. Dari uji normalitas pada hasil tes
awal (pre test) dan tes akhir (post test) adalah sebagai berikut.
Tabel 9. Daftar Hasil Uji Normalitas
Tes Awal ( Pre Test) Dan Tes Akhir (Post Test)
No Kelas Kemampuan χ2hitung χ2
tabel Keterangan
1 Eksperimen Pre test 2.7046 7.81 Normal
2 Kontrol Pre test 3.5116 7.81 Normal
3 Eksperimen Post test 1.855 7.81 Normal
4 Kontrol Post test 4.4678 7.81 Normal
b. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah
data tersebut homogen atau tidak. Dengan kriteria pengujian apabila
χ2hitung < χ2
tabel untuk taraf nyata α = 0,05 dan dk = (k-1) maka data
berdistribusi homogen. Untuk mengetahui lebih jelas tentang uji
homogenitas tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) dapat dilihat
pada lampiran 20 sampai lampiran 23. Dari uji homogenitas pada hasil
tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) adalah sebagai berikut.
Tabel 10 Daftar Hasil Uji Homogenitas
Tes Awal ( Pre Test) Dan Tes Akhir (Post Test)
No Kelas Kemampuan χ2hitung χ2
tabel Keterangan
1 Eksperimen Pre test 7.6976 11.1 Homogen
2 Kontrol Pre test 8.2426 11.1 Homogen
3 Eksperimen Post test 0.9072 11.1 Homogen
4 Kontrol Post test 6.6253 11.1 Homogen
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat, pengujian kemudian dilakukan
dengan pengujian hipotesis. Dalam pengujian hipotesis ini dipakai nilai tes
akhir (post test) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan secara
signifikan antara rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
51
peserta didik diberi perlakuan, untuk mengetahui terjadi tidaknya
perbedaan rata-rata setelah diberi perlakuan maka digunakan uji-t dengan
uji pihak kanan dimana hipotesis nol dan tandingannya adalah sebagai
berikut:
H 0 : µ1 = µ2; artinya bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas
eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat
peraga pada materi bangun ruang tabung dan kerucut tidak
berbeda secara nyata dari rata-rata hasil belajar peserta didik
kelas kontrol.
H1 : µ1 > µ2; artinya bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas
eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat
peraga pada materi bangun ruang tabung dan kerucut berbeda
secara nyata dari rata-rata hasil belajar peserta didik kelas
kontrol.
Berdasarkan hasil penghitungan. uji-t diperoleh thitung = 2,8117
sedangkan ttabel = 1,66 dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk = 66 (lihat
lampiran 25). Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel, jadi H 0 : µ1 = µ2
ditolak dan H1 : µ1 > µ2 diterima. Hal ini berarti bahwa rata-rata hasil
belajar peserta didik kelas eksperimen yang diajar dengan model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat
peraga pada materi bangun ruang tabung dan kerucut berbeda secara nyata
dari rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Tes Awal (Pre Test)
Berdasarkan penghitungan Chi kuadrat dan uji bartlett, tes awal
(pre test) dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
normal dan homogen. Hal ini dapat dikatakan bahwa kondisi awal peserta
52
didik sebelum diajar dengan menggunakan model pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga adalah
setara atau sama. Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh nilai rata-rata
untuk kelas IX B (kelas eksperimen) adalah 58,9 dan Standar Deviasi
(SD) = 10,09 sedangkan rata-rata untuk kelas IX C (kelas kontrol) adalah
58,2 dan Standar Deviasi (SD) = 8,87.
2. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Tes Akhir(Pos Test)
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar yang
diperoleh peserta didik dengan model pembelajaran cooperative learning
tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga (kelas eksperimen) mencapai
rata-rata 65,67 dan Standar Deviasi (SD) = 10,88 sedangkan untuk hasil
belajar yang diperoleh peserta didik dengan pembelajaran konvensional
(kelas kontrol) mencapai rata-rata 58,70 dan Standar Deviasi (SD) = 8,65.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata peserta didik kelas
eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw dengan menggunakan alat peraga pada materi bangun ruang tabung dan
kerucut (kelas eksperimen) x = 65,67 sedangkan nilai rata-rata peserta didik
kelas kotrol x = 58,7. Dengan demikian hasil belajar peserta didik yang diajar
dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan
menggunakan alat peraga (kelas eksperimen) lebih baik.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini masih terdapat kekurangan yaitu
pada waktu penyelesaian soal pada kelompok ahli peserta didik membutuhkan
waktu yang lebih lama, sehingga mengakibatkan pelaksanaan skenario
pembelajaran tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
53
BAB V
PENUTUP A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap peserta didik kelas
IX semester I MTs Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak tahun pelajaran
2008/2009, diperoleh kesimpulan bahwa:
Terdapat perbedaan antara rata-rata hasil belajar peserta didik kelas
eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw dengan menggunakan alat peraga pada materi bangun ruang tabung dan
kerucut dengan rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol. berdasarkan
hasil penghitungan diperoleh rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar
dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan
menggunakan alat peraga x = 65,67 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar peserta
didik kelas kontrol x = 58,7. Hal tersebut nampak bahwa rata-rata hasil belajar
peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw dengan menggunakan alat peraga lebih baik dari rata-rata hasil belajar
peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Hal ini berarti
bahwa model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan
menggunakan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
pada materi bangun ruang tabung dan kerucut.
B. Saran-saran
Berkaitan dengan pembahasan hasil penelitian, bahwa model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan kenyataan yang ada,
maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
54
1. Agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik, sebaiknya
guru dapat memilih dan menerapkan model dan strategi pembelajaran yang
baik dan tepat.
2. Dalam proses pembelajaran matematika, sebaiknya guru mengajar dengan
pembelajaran kooperatif, yang dapat menumbuhkan aktivitas peserta didik
dalam proses pembelajaran yang dapat mengakibatkan hasil belajar
matematika peserta didik dapat meningkat.
3. Khusus pada para guru, hendaknya pembelajaran kooperatif ini juga
dikembangkan pada materi lainnya yang cocok untuk menarik minat peserta
didik belajar matematika.
C. Penutup
Demikian skripsi ini penulis susun, penulis menyadari bahwa skripsi
ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Karenanya dengan kerendahan hati,
kritik dan saran yang membangun dari pembaca menjadi harapan penulis. Semoga
bermanfaat. Amin
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1996.
Adinawan, M. Cholik dan Sugijono, Matematika, Jakarta: Erlangga, 2007.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
_____________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, Cet. 13.
Clifford T. Morgan dan Richard A. King, Introduction to Psychology, Tikyo: Grow Hill, 1971.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1989.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002.
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Kelas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
____________, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. 2.
Hajar, Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996, cet. 1.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Ibrahim, Muslimin, et.al., Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2000.
Jabir Abdul Hamid Jabir, Sīkūlūjiyyah At-Ta’allumi, Mesir: Daarun Nahdhoh Al-A’rabiyyah, 1978.
Junaidi, Syamsul dan Tatag Yuli Eko Siswono, Matematika SMP Untuk Kelas VIII 2, Jakarta: Erlangga, 2004.
Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001.
Lie, Anita, Cooperatif Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: Gramedia, 2004.
Madrasah Development Center Kanwing Depag Jateng, “Modul Matematika Training of Trainer (TOT) Pembuatan Dan Pemanfaatan Media Pembelajaran MIPA bagi Guru Pamong KKG MI Provinsi Jateng”, 2007, t.d.
Mutadi, “Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika”, t.d.
Nurhadi, dkk, Pemebelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, Malang: Universitas Negeri Malang, 2004.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1984.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, Cet. 3.
Slavin, Robert E. Cooperatif Learning Teory, Riset dan Praktik, Terj. Nurulita Yusron, Bandung: Nusa Media, 2008.
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: PT. Tarsito, 2001, cet. 6.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo, 2000, Cet. 5.
Sugiarto, et.al., Teknik Sampling, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003, Cet. 3.
Sujatmiko, Ponco, Matematika Kreatif Konsep dan Terapannya 2, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2005.
Suyitno, Amin, “Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di SMP”, Makalah, Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006, t.d.
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: prestasi pustaka, 2007.
Zaini, Hisyam, et.al., Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: CTDS IAIN Sunan Kalijaga, 2002.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP 1.a)
Sekolah : MTs Miftahul Falah Demak Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : IX/ I Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta
menentukan ukuranya Kompetensi Dasar : 2.1 Mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan
bola Indikator : Menyebutkan unsur-unsur; jari-jari, diameter, tinggi,
sisi, dan alas pada tabung dan kerucut. A. Tujuan pembelajaran
Dengan menggunakan model tabung dan kerucut, peserta didik dapat menyebutkan unsur-unsur; jari-jari, diameter, tinggi, sisi dan alas.
B. Materi ajar Unsur-unsur pada tabung dan kerucut
C. Metode pembelajaran
1. Model pembelajaran : cooperative learning tipe jigsaw. 2. Metode pembelajaran : ceramah, diskusi dan tanya jawab.
D. Langkah-langkah pembelajaran
1. Pendahuluan a. Guru mengawali dengan salam pembuka dan do’a. b. Apersepsi: tanya jawab mengenai bentuk tabung dan kerucut disekitar
kita. c. Mengingatkan kembali tentang lingkaran dan persegi panjang. d. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti a. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga. b. Guru meminta peserta didik membentuk kelompok (kelompok asal)
yang sudah ditetapkan. c. Tiap kelompok diminta untuk menunjuk ketua kelompok.
d. Guru memberikan lembar ahli pada ketua kelompok, kemudian dibagikan pada anggotanya.
e. Tiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mengerjakan dan memahami bagian yang sudah diberikan.
f. Perpindahan kelompok (dari kelompok asal ke kelompok ahli). g. Untuk peserta didik yang mendapatkan soal sama, bertemu dan
berdiskusi dalam kelompok ahli untuk menyelesaikan soal tersebut. h. Guru membantu dan mengarahkan peserta didik dalam proses diskusi. i. Perpindahan kelompok (dari kelompok ahli kembali ke kelompok
asal). j. Dari kelompok ahli peserta didik kembali ke kelompok asal, dalam
kelompok asal tiap peserta didik bertanggung jawab menjelaskan pada anggota kelompoknya.
3. Penutup a. Guru membimbing peserta didik memyimpulkan materi yang sudah
dipelajari. b. Evaluasi. c. Guru memberikan tugas rumah. d. Memotivasi peserta didik dan diakhiri dengan salam penutup.
E. Alat dan sumber belajar Alat tulis, penggaris, jangka dan Buku paket matematika kelas IX semester I.
F. Penilaian Tes awal : Lesan Essay Tes proses : Pengamatan Tes akhir : Tertulis Essay
Demak, 14 Oktober 2008 Mengetahui, Guru kelas/pengajar Peneliti (Istirokhah, S.Pd.) (Ni’mah Maulidah)
LEMBAR AHLI
1. Gambarlah jaring-jaring tabung, bila diketahui jari-jari tabung adalah 7 cm
dan tinggi 9 cm!
2. Gambarlah jaring-jaring kerucut, jika diketahui jari-jari kerucut adalah 3,5 cm
dan tinggi 7 cm!
3. Gambarlah sebuah tabung bila diketahui keliling lingkaran adalah 22 cm dan
tinggi 8 cm!
4. Sebuah kerucut memiliki panjang garis pelukis 10 cm dan keliling lingkaran
alas 22 cm, tentukan jari-jari alas kerucut tersebut!
5. Sebuah kerucut mempunyai tinggi 7 cm dan keliling alas adalah 44 cm.
Tentukan jari-jari kerucut!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1.b)
Sekolah : MTs Miftahul Falah Demak Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : IX/ I Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta
menentukan ukuranya.
Kompetensi Dasar : 2.2 Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola.
Indikator : Menghitung luas selimut tabung dan kerucut. A. Tujuan pembelajaran
Peserta didik dapat menghitung luas selimut dan volume tabung. B. Materi ajar Luas selimut tabung dan kerucut. C. Metode pembelajaran
1. Model pembelajaran : cooperative learning tipe jigsaw 2. Metode pembelajaran : ceramah, diskusi dan tanya jawab
D. Langkah-langkah pembelajaran 1. Pendahuluan
a. Guru mengawali dengan salam pembuka dan do’a. b. Apersepsi: tanya jawab mengenai materi sebelumnya. c. Membahas pekerjaan rumah. d. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti a. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga. b. Guru meminta peserta didik membentuk kelompok (kelompok asal)
yang sudah ditetapkan. c. Tiap kelompok diminta untuk menunjuk ketua kelompok. d. Guru memberikan lembar ahli pada ketua kelompok, kemudian
dibagikan pada anggotanya. e. Tiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mengerjakan dan
memahami bagian yang sudah diberikan. f. Perpindahan kelompok (dari kelompok asal ke kelompok ahli). g. Untuk peserta didik yang mendapatkan soal sama, bertemu dan
berdiskusi dalam kelompok ahli untuk menyelesaikan soal tersebut. h. Guru membantu dan mengarahkan peserta didik dalam proses diskusi.
i. Perpindahan kelompok (dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal).
j. Dari kelompok ahli peserta didik kembali ke kelompok asal, dalam kelompok asal tiap peserta didik bertanggung jawab menjelaskan pada anggota kelompoknya.
3. Penutup a. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi yang sudah
dipelajari. b. Evaluasi kemudian guru memberi tugas rumah. c. Memotivasi peserta didik dan diakhiri dengan salam penutup.
E. Alat dan sumber belajar Alat tulis, penggaris, jangka dan Buku paket matematika kelas IX semester I.
F. Penilaian Tes awal : Lesan Essay Tes proses : Pengamatan Tes akhir : Tertulis Essay
Demak, 17 Oktober 2008 Mengetahui, Guru kelas/pengajar Peneliti (Istirokhah, S.Pd.) (Ni’mah Maulidah)
LEMBAR AHLI
1. Panjang jari-jari sebuah tabung 14 cm, jika tinggi tabung 10 cm dan 722
=π ,
tentukan :
a. Panjang selimut tabung!
b. Lebar selimut tabung!
2. Tabung dengan diameter alasnya 14 cm, tinggi tabung 10 cm dan 722
=π ,
maka luas selimut tabung adalah?
3. Sebuah gelas berbentuk tabung tanpa tutup dengan jari-jari lingkaran alas
gelas 3,5 cm, tinggi 6 cm, tentukan luas permukaan gelas tersebut jika
diketahui 722
=π !
4. Diameter sebuah kerucut adalah 10 cm, hitunglah panjang garis pelukis dan
luas permukaan kerucut, jika diketahui tinggi kerucut adalah 12 cm dan
14,3=π !
5. Panjang jari-jari alas sebuah kerucut adalah 7 cm dan panjang garis pelukisnya
20 cm, tentukan:
a. Tinggi kerucut tersebut!
b. Panjang busur pada jaring-jaring selimut!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1.c)
Sekolah : MTs Miftahul Falah Demak Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : IX/ I Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta
menentukan ukuranya.
Kompetensi Dasar : 2.2 Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola.
Indikator : Menghitung volume tabung dan kerucut. A. Tujuan pembelajaran
Peserta didik dapat menghitung volume tabung dan kerucut. B. Materi ajar Volume tabung dan kerucut. C. Metode pembelajaran
1. Model pembelajaran : cooperative learning tipe jigsaw. 2. Metode pembelajaran : ceramah, diskusi dan tanya jawab.
D. Langkah-langkah pembelajaran 1. Pendahuluan
a. Guru mengawali dengan salam pembuka dan do’a. b. Apersepsi: tanya jawab mengenai materi sebelumnya. c. Membahas pekerjaan rumah. d. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti a. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga. b. Guru meminta peserta didik membentuk kelompok (kelompok asal)
yang sudah ditetapkan. c. Tiap kelompok diminta untuk menunjuk ketua kelompok. d. Guru memberikan lembar ahli pada ketua kelompok, kemudian
dibagikan pada anggotanya. e. Tiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mengerjakan dan
memahami bagian yang sudah diberikan. f. Perpindahan kelompok (dari kelompok asal ke kelompok ahli). g. Untuk peserta didik yang mendapatkan soal sama, bertemu dan
berdiskusi dalam kelompok ahli untuk menyelesaikan soal tersebut. h. Guru membantu dan mengarahkan peserta didik dalam proses diskusi.
i. Perpindahan kelompok (dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal).
j. Dari kelompok ahli peserta didik kembali ke kelompok asal, dalam kelompok asal tiap peserta didik bertanggung jawab menjelaskan pada anggota kelompoknya.
3. Penutup a. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi yang sudah
dipelajari. b. Evaluasi kemudian guru memberi tugas rumah. c. Memotivasi peserta didik dan diakhiri dengan salam penutup.
E. Alat dan sumber belajar Alat tulis, penggaris, jangka dan Buku paket matematika kelas IX semester I.
F. Penilaian Tes awal : Lesan Essay Tes proses : Pengamatan Tes akhir : Tertulis Essay
Demak, 21 Oktober 2008 Mengetahui, Guru kelas/pengajar Peneliti (Istirokhah, S.Pd.) (Ni’mah Maulidah)
LEMBAR AHLI
1. Hitunglah volume tabung yang diameternya 7 cm dan tinggi 10 cm dengan
nilai 722
=π !
2. Sebuah tabung berisi 770 cm 3 zat cair, panjang jari-jari alas tabung 7 cm.
Hitunglah tinggi zat cair itu dengan nilai 722
=π !
3. Panjang jari-jari alas sebuah kerucut 3 cm, jika tinggi kerucut 4 cm dan
14,3=π , hitunglah volume kerucut tersebut!
4. Jari-jari alas sebuah kerucut 5 cm, tinggi 12 cm, dan 14,3=π , hitunglah:
a. Garis pelukis tersebut!
b. Volume kerucut!
5. Volume suatu kerucut 462 cm 3 . Jika tinggi kerucut 9 cm dan722
=π ,
hitunglah jari-jari alas kerucut tersebut!
Lampiran 2
SOAL TES AWAL (PRE TEST)
1. Di bawah ini yang termasuk bentuk tabung adalah …
a. Topi
b. Kaleng
c. Bola
d. Cetakan tumpeng
2. Di bawah ini yang termasuk bentuk kerucut adalah …
a. Topi
b. Kaleng
c. Bola
d. Cetakan tumpeng
3. Tabung mempunyai…sisi
a. 2 buah b. 3 buah c. 4 buah d. 5 buah
4. Kerucut mempunyai...sisi
a. 2 buah b. 3 buah c. 4 buah d. 5 buah
5. Tabung memiliki dua sisi yang sama dan sebangun (kongruen), yaitu…
a. Dua lingkaran yang sama dan sebangun (kongruen)
b. Dua persegi yang sama dan sebangun (kongruen)
c. Dua segitiga yang sama dan sebangun (kongruen)
d. Dua persegi panjang yang sama dan sebangun (kongruen)
6. Kerucut memiliki sisi alas yang berbentuk…
a. Lingkaran b. Persegi c. Segitiga d. Persegi panjang
7. Bentuk selimut tabung adalah…
a. Lingkaran b. Persegi c. Juring lingkaran d. Persegi panjang
8. Bentuk selimut kerucut adalah…
a. Lingkaran b. Persegi c. Juring lingkaran d. Persegi panjang
9. Bentuk alas pada tabung dan kerucut adalah …
a. lingkaran b. Persegi c. Segitiga d. Persegi panjang
10. jika sebuah lingkaran memiliki diameter 7 cm, maka jari-jari lingkaran
tersebut adalah …
a. 3,5 cm b. 5 cm c. 7 cm d. 15 cm
11. Sebuah selimut tabung yang berbentuk persegi panjang, memiliki panjang 12
cm dan lebar 4 cm, berapa luas selimut tabung tersebut…
a. 3 cm b. 12 cm c. 16 cm d. 48 cm
12. Tutup tabung yang berbentuk lingkaran memiliki jari-jari 7 cm dan 722
=π ,
berapa keliling tutup tersebut…
a. 7 cm b. 14 cm c. 22 cm d. 44 cm
13. Jika sebuah tabung memiliki luas sisi atas (tutup) 22 cm 2 , maka luas alas
tabung tersebut adalah…
a. 11 cm b. 22 cm c. 44 cm d. 66 cm
14. Luas selimut sebuah tabung yang berbentuk persegi panjang adalah 54 cm 2 ,
jika diketahui lebar selimut tabung 6 cm maka panjang selimut tabung tersebut
adalah…
a. 8 cm b. 18 cm c. 27 cm d. 9 cm
15. Keliling lingkaran yang berdiameter 20 cm, dengan 14,3=π adalah…
a. 62,8 cm b. 125,6 cm c. 68,8 cm d. 82,6 cm
16. Sebuah figura berbentuk persegi panjang dengan luas 45 cm 2 , jika panjang
figura tersebut 9 cm maka lebarnya adalah …
a. 4 cm b. 5 cm c. 6 cm d. 7 cm
17. Luas lingkaran yang berjari-jari 7 cm adalah …
a. 22 cm 2 b. 44 cm 2 c. 154 cm 2 d. 308 cm 2
18. Luas lingkaran yang berdiameter 14 cm adalah …
a. 44 cm 2 b. 154 cm 2 c. 198 cm 2 d. 308 cm 2
19. Lingkaran yang luasnya 154 cm 2 , dengan 722
=π , panjang jari-jarinya adalah
a. 24 cm b. 14 cm c. 10 cm d. 7 cm
20. Keliling persegi panjang dengan panjang 12 cm dan lebar 4 cm adalah ...
a. 4 cm b. 12 cm c. 16 cm d. 32 cm
Lampiran 3
KUNCI JAWABAN
SOAL TES AWAL (PRE TEST)
1. B 11. D
2. D 12. D
3. B 13. B
4. A 14. D
5. A 15. A
6. A 16. B
7. D 17. C
8. C 18. B
9. A 19. D
10. A 20. D
Lampiran 4
SOAL TES AKHIR (POST TEST)
Mata pelajaran : Matematika
Kelas : IX
Materi : Bangun Ruang Sisi Lengkung
Waktu : 80 menit
I. Petunjuk umum
1. Tulislah nama, nomor, kelas, dilembar jawaban instrument.
2. Pilihlah jawaban yang paling tepat pada lembar soal.
3. Periksalah pekerjaan anda sebelum lembar jawaban diserahkan.
II. Petunjuk khusus
Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada
lembar jawaban.
1. Volume tabung disamping adalah…
a. tr 2
21 π
b. rtπ
c. rtπ2
d. tr 2π
2. Tabung dengan diameter alas 14 cm dan tinggi 10 cm, maka luas selimut
tabung adalah ...
a. 440 cm 2 b. 320 cm 2 c. 220 cm 2 d. 120 cm 2
3. Jika tinggi tabung adalah 16 cm dan jari-jari lingkaran alas tabung adalah
7 cm, maka luas permukaan tabung adalah…
a. 1112 cm 2 b. 1012 cm 2 c. 858 cm 2 d. 704 cm 2
4. Sebuah tabung berjari-jari 14 cm, jika tinggi tabung 10 cm maka panjang
selimut tabung adalah…
a. 22 cm b. 44 cm c. 66 cm d. 88 cm
t
r
5. Suatu tabung tanpa tutup memiliki jari-jari alas 6 cm dan tinggi 10 cm,
jika 14,3=π maka luas permukaan tabung tanpa tutup adalah…
a. 602,88 cm 2 b. 489,84 cm 2 c. 378,80 cm 2 d. 301,44 cm 2
6. Sebuah tabung berjari-jari 7 cm dan tinggi 24 cm, luas selimut tabung
tersebut adalah…
a. 1056 cm 2 b. 1012 cm 2 c. 1116 cm 2 d. 2332 cm 2
7. Volume tabung yang diukur diameternya adalah 10 cm, tinggi 4 cm dan
14,3=π adalah…
a. 413 cm 3 b. 157 cm 3 c. 314 cm 3 d. 571 cm 3
8. Tabung dengan diameter alas 14 cm dan tinggi 10 cm, maka volume
tabung adalah…
a. 1540 cm 3 b. 1520 cm 3 c. 2323 cm 3 d. 1012 cm 3
9. Voleme tabung yang berdiameter 7 cm dan tinggi 10 cm dengan 722
=π
adalah…
a. 320 cm 3 b. 440 cm 3 c. 538 cm 3 d. 385 cm 3
10. Suatu kaleng berbentuk tabung berisi 462 cm 3 minyak, jika jari-jari
alasnya 7 cm, maka tinggi kaleng tersebut adalah…
a. 2 cm b. 3 cm c. 4 cm d. 5 cm
11. Luas selimut kerucut pada gambar
disamping adalah...
a. rsπ2
b. sπ2
c. rsπ
d. 2sπ
12. Luas selimut kerucut yang garis pelukisnya 10 cm dan diameter alasnya 12
cm adalah...
a. 3,14 × 12 ×10 × 1 cm 2 c. 3,14 × 6 × 5 × 1 cm 2
b. 3,14 × 12 × 5 × 1 cm 2 d. 3,14 × 6 ×10 × 1 cm 2
r
s
13. Luas selimut kerucut yang berjari-jari 7 cm, tinggi 24 cm dan 722
=π
adalah...
a. 11 cm 2 b. 220 cm 2 c. 225 cm 2 d. 550 cm 2
14. Jari-jari alas suatu kerucut 5 cm, tinggi 12 cm dan 14,3=π , luas seluruh
permukan kerucut tersebut adalah...
a. 62,80 cm 2 b. 78,50 cm 2 c. 204,10 cm 2 d. 282,60 cm 2
15. Suatu kerucut mempunyai panjang garis pelukis 13 cm, dan keliling
alasnya 13,4 cm, jika 14,3=π maka tinggi kerucut adalah...
a. 5 cm b. 7 cm c. 10 cm d. 12 cm
16. Sebuah kerucut jari-jari alasnya 5 cm, panjang garis pelukis 13 cm jika
14,3=π maka luas kerucut seluruhnya adalah...
a. 182,6 cm 2 b. 282,6 cm 2 c. 162,4 cm 2 d. 262 cm 2
17. Jari-jari alas kerucut 9 cm, jika panjang garis pelukisnya 15 cm maka
tingginya adalah...
a. 10 cm b. 11 cm c. 12 cm d. 13 cm
18. Jari-jari kerucut 7 cm, tingginya 12 cm maka isi kerucut...
a. 88 cm 3 b. 264 cm 3 c. 616 cm 3 d. 1232 cm 3
19. Sebuah kerucut diameternya 20 cm, tingginya 12 cm ( 14,3=π ) volume
kerucut ...
a. 125,6 cm 3 b. 251,2 cm 3 c. 743,6 cm 3 d. 1256,0 cm 3
20. Volum sebuah kerucut adalah 314 cm, jika jari-jari alasnya 5 cm dan
14,3=π , maka panjang garis pelukisnya adalah...
a. 4 cm b. 12 cm c. 13 cm d. 20 cm
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN
SOAL TES AKHIR (POST TEST)
1. D 11. C
2. A 12. D
3. B 13. D
4. D 14. D
5. B 15. D
6. A 16. B
7. C 17. C
8. A 18. C
9. D 19. D
10. B 20. C
Lampiran 6
Daftar Peserta Didik Kelas Uji Coba Instrumen
No Nama 1 Abdul Ghofar 2 Adelina Qurrotul Aini 3 Ahmad Risal Arif 4 Alfa Shinta Nur Aini 5 Ali Murtadlo 6 Aminuddun 7 Anita Sholekhah 8 Deki Siswanto 9 Dewi Hajar 10 Dewi Susanti 1 Durrotun Nasehah 12 Hasan Ali Ismail 13 Heriyanto 14 Immatul Khotimah 15 Jumlatul Fawaidah 16 Khariroh 17 Mabrur Syarif 18 Muhammad Zaini 19 Nadhiroh 20 Nazwar Akhiyak 21 Nur Qosim 22 Qurrotul Ainiyah 23 Risa Qurrotul Ainiyah 24 Robaus Sholeh 25 Rois Taufiqin 26 Roudhatul Aliyah 27 Sirojun Anas 28 Siti Barokah 29 Siti Zulaikhah 30 Slamet Agung Santoso 31 Syaiful Ulum 32 Symsul Arifin 33 Umi Salamah 34 Waqifatur Rohmah
Lampiran 7
SOAL UJI COBA
Mata pelajaran : Matematika
Kelas : IX
Materi : Bangun Ruang Sisi Lengkung
Waktu : 80 menit
III. Petunjuk umum
1. Tulislah nama, nomor, kelas, dilembar jawaban instrument
2. Pilihlah jawaban yang paling tepat pada lembar soal
3. Periksalah pekerjaan anda sebelum lembar jawaban diserahkan
IV. Petunjuk khusus
Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada
lembar jawaban.
1. Volume tabung disamping adalah…
a. tr 2
21 π
b. rtπ
c. rtπ2
d. tr 2π
2. Tabung dengan diameter alas 14 cm dan tinggi 10 cm, maka luas selimut
tabung adalah ...
a. 440 cm 2 b. 320 cm 2 c. 220 cm 2 d. 120 cm 2
3. Jika tinggi tabung adalah 16 cm dan jari-jari lingkaran alas tabung adalah
7 cm, maka luas permukaan tabung adalah…
a. 1112 cm 2 b. 1012 cm 2 c. 858 cm 2 d. 704 cm 2
4. Sebuah tabung berjari-jari 14 cm, jika tinggi tabung 10 cm maka panjang
selimut tabung adalah…
t
r
a. 22 cm b. 44 cm c. 66 cm d. 88 cm
5. Pernyataan berikut tentang tabung benar, kecuali…
a. Jari-jari lingkaran alas dan lingkaran atas besarnya sama.
b. Mempunyai dua buah rusuk.
c. Mempunyai dua buah bidang sisi
d. Merupakan prisma tegak segi banyak beraturan yang bidang alasnya
berupa lingkaran.
6. Suatu tabung tanpa tutup memiliki jari-jari alas 6 cm dan tinggi 10 cm,
jika 14,3=π maka luas permukaan tabung tanpa tutup adalah…
a. 602,88 cm 2 b. 489,84 cm 2 c. 378,80 cm 2 d. 301,44 cm 2
7. Sebuah tabung berjari-jari 7 cm dan tinggi 24 cm, luas selimut tabung
tersebut adalah…
a. 1056 cm 2 b. 1012 cm 2 c. 1116 cm 2 d. 2332 cm 2
8. Volume tabung yang diukur diameternya adalah 10 cm, tinggi 4 cm dan
14,3=π adalah…
a. 413 cm 3 b. 157 cm 3 c. 314 cm 3 d. 571 cm 3
9. Tabung dengan diameter alas 14 cm dan tinggi 10 cm, maka volume
tabung adalah…
a. 1540 cm 3 b. 1520 cm 3 c. 2323 cm 3 d. 1012 cm 3
10. Voleme tabung yang berdiameter 7 cm dan tinggi 10 cm dengan 722
=π
adalah…
a. 320 cm 3 b. 440 cm 3 c. 538 cm 3 d. 385 cm 3
11. Suatu kaleng berbentuk tabung berisi 462 cm 3 minyak, jika jari-jari
alasnya 7 cm, maka tinggi kaleng tersebut adalah…
a. 2 cm b. 3 cm c. 4 cm d. 5 cm
12. Tinggi suatu kaleng berbentuk tabung yang berisi penuh zat cair sebanyak
785 cm 3 berdiameter 10 cm adalah…
a. 20 cm b. 15 cm c. 10 cm d. 5 cm
13. Luas selimut kerucut pada gambar
disamping adalah...
a. rsπ2
b. sπ2
c. rsπ
d. 2sπ
14. Pernyataan berikut yang benar adalah...
a. Kerucut mempunyai dua buah bidang sisi
b. Kerucut mempunyai tiga buah rusuk
c. Kerucut merupakan bangun ruang berbentuk prisma tegak segi-banyak
beraturan yang bidang alasnya berupa lingkaran
d. Tinggi kerucut disebut juga garis pelukis kerucut
15. Luas selimut kerucut yang garis pelukisnya 10 cm dan diameter alasnya 12
cm adalah...
a. 3,14 × 12 ×10 × 1 cm 2 c. 3,14 × 6 × 5 × 1 cm 2
b. 3,14 × 12 × 5 × 1 cm 2 d. 3,14 × 6 ×10 × 1 cm 2
16. Luas selimut kerucut yang berjari-jari 7 cm, tinggi 24 cm dan 722
=π
adalah...
a. 11 cm 2 b. 220 cm 2 c. 225 cm 2 d. 550 cm 2
17. Jari-jari alas suatu kerucut 5 cm, tinggi 12 cm dan 14,3=π , luas seluruh
permukan kerucut tersebut adalah...
a. 62,80 cm 2 b. 78,50 cm 2 c. 204,10 cm 2 d. 282,60 cm 2
18. Suatu kerucut mempunyai panjang garis pelukis 13 cm, dan keliling
alasnya 13,4 cm, jika 14,3=π maka tinggi kerucut adalah...
a. 5 cm b. 7 cm c. 10 cm d. 12 cm
19. Sebuah kerucut jari-jari alasnya 5 cm, panjang garis pelukis 13 cm jika
14,3=π maka luas kerucut seluruhnya adalah...
a. 182,6 cm 2 b. 282,6 cm 2 c. 162,4 cm 2 d. 262 cm 2
r
s
20. Jari-jari alas kerucut 9 cm, jika panjang garis pelukisnya 15 cm maka
tingginya adalah...
a. 10 cm b. 11 cm c. 12 cm d. 13 cm
21. Luas permukaan kerucut dengan jari-jari alas 6 cm, tinggi 8 cm dan
14,3=π adalah...
a. 301,44 cm 2 b. 188,40 cm 2 c. 113,04 cm 2 d. 100,48 cm 2
22. Jari-jari kerucut 7 cm, tingginya 12 cm maka isi kerucut...
a. 88 cm 3 b. 264 cm 3 c. 616 cm 3 d. 1232 cm 3
23. Sebuah kerucut diameternya 20 cm, tingginya 12 cm ( 14,3=π ) volume
kerucut ...
a. 125,6 cm 3 b. 251,2 cm 3 c. 743,6 cm 3 d. 1256,0 cm 3
24. Volum kerucut yang diameter alasnya 20 cm dan tingginya 24 cm dengan
pendekatan nilai 14,3=π adalah...
a. 7536 cm 3 b. 5024 cm 3 c. 2512 cm 3 d. 1105 cm 3
25. Volum sebuah kerucut adalah 314 cm, jika jari-jari alasnya 5 cm dan
14,3=π , maka panjang garis pelukisnya adalah...
a. 4 cm b. 12 cm c. 13 cm d. 20 cm
Lampiran 8
Validitas, Reliabilitas, Tingkat kesukaran dan Daya Beda Butir Soal Nomor Soal No Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 1 1 1 4 0 1 0 1 1 1 1 1 5 1 0 1 0 1 1 0 1 6 1 1 1 0 0 1 1 1 7 1 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1 1 1 0 1 1 0 9 1 1 1 1 0 1 1 1 10 0 0 0 1 1 1 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 0 1 0 0 1 1 13 1 1 1 1 0 1 1 1 14 1 1 1 1 1 1 1 0 15 0 0 1 1 1 0 0 0 16 1 1 1 1 1 0 0 1 17
kelo
mpo
k At
as
1 0 1 0 1 1 1 1 18 0 1 1 1 0 1 1 1 19 1 1 1 1 0 0 0 1 20 1 1 1 1 1 1 1 0 21 1 1 1 1 1 1 1 1 22 1 0 1 1 0 0 1 1 23 1 1 0 1 0 1 1 0 24 1 1 1 0 0 1 0 1 25 0 1 1 1 0 0 1 0 26 1 0 0 1 1 1 1 1 27 0 1 0 1 0 0 1 1 28 0 0 1 0 1 1 0 1 29 1 1 0 1 1 0 1 0 30 0 0 1 1 1 1 0 0 31 0 0 0 0 0 0 1 1 32 1 1 1 0 1 1 0 1 33 0 0 0 0 1 0 0 0 34
Kelo
mpo
k Ba
wah
0 0 0 0 0 0 0 0 ΣX 23 23 24 25 18 23 24 23 ΣX2 23 23 24 25 18 23 24 23 ΣXY 390 389 403 419 287 394 407 388 rxy 0.426 0.41 0.393 0.41 0.047 0.488 0.457 0.395
rtabel 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 Valid
itas
Kriteria Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid BA 14 13 14 14 10 14 14 13 BB 9 10 10 11 8 9 10 10 JA 17 17 17 17 17 17 17 17 JB 17 17 17 17 17 17 17 17 DP 0.294 0.176 0.235 0.176 0.118 0.294 0.235 0.176
Day
a Pe
mbe
da
Kriteria Cukup Jelek Cukup Jelek Jelek Cukup Cukup Jelek B 23 23 24 25 18 23 24 23 JS 34 34 34 34 34 34 34 34 P 0.676 0.676 0.706 0.735 0.529 0.676 0.706 0.676 Ti
ngka
t Ke
suka
ran
Kriteria Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang p 0.676 0.676 0.706 0.735 0.529 0.676 0.706 0.676 q 0.324 0.324 0.294 0.265 0.471 0.324 0.294 0.324
pq 0.219 0.219 0.208 0.195 0.249 0.219 0.208 0.219
Rel
iabi
litas
Kriteria Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai dibuang Dipakai Dipakai Dipakai
Nomor Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
22 24 21 12 22 13 25 23 23 23 22 24 21 12 22 13 25 23 23 23
374 403 360 169 382 212 419 391 396 387 0.413 0.393 0.433 -0.307 0.535 0.105 0.41 0.441 0.519 0.379 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid 14 12 14 5 13 8 14 14 15 14 8 12 7 7 9 5 11 9 8 9
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
0.353 0 0.412 -0.118 0.235 0.176 0.176 0.294 0.412 0.294 Cukup Jelek Baik Jelek Cukup Jelek Jelek Cukup Baik Cukup
22 24 21 12 22 13 25 23 23 23 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
0.647 0.706 0.618 0.353 0.647 0.382 0.735 0.676 0.676 0.676 Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang 0.647 0.706 0.618 0.353 0.647 0.382 0.735 0.676 0.676 0.676 0.353 0.294 0.382 0.647 0.353 0.618 0.265 0.324 0.324 0.324 0.228 0.208 0.236 0.228 0.228 0.236 0.195 0.219 0.219 0.219
Dipakai Dipakai Dipakai dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
Nomor Soal 19 20 21 22 23 24 25
Y Y2
1 1 0 1 1 1 1 23 529 1 1 1 1 1 1 1 23 529 1 1 0 1 1 1 1 22 484 1 1 1 1 1 1 1 21 441 1 1 1 1 1 1 1 20 400 1 1 1 1 1 0 0 20 400 0 1 1 1 1 0 1 20 400 1 1 0 0 1 1 1 19 361 1 1 0 1 1 0 0 18 324 1 0 1 0 1 0 1 17 289 1 0 0 1 0 0 0 17 289 1 1 1 1 0 1 1 17 289 0 0 0 1 1 0 1 16 256 1 0 0 0 1 0 1 16 256 0 1 1 1 1 1 1 16 256 0 1 1 1 1 1 1 16 256 1 1 0 1 1 1 1 16 256 0 0 0 0 1 0 0 15 225 1 1 0 1 1 0 1 15 225 0 1 0 1 0 0 1 15 225 1 1 0 0 0 0 0 15 225 1 0 0 1 1 1 1 15 225 1 1 0 1 0 0 0 15 225 1 1 1 0 0 0 1 14 196 1 0 0 1 1 0 1 14 196 0 1 1 0 0 1 0 14 196 1 0 0 1 1 1 1 14 196 1 1 0 1 1 0 1 14 196 1 0 1 0 0 1 0 13 169 0 0 0 1 1 1 1 13 169 1 0 0 1 1 0 0 12 144 0 1 1 0 0 1 0 11 121 0 0 1 0 1 1 0 7 49 0 0 0 0 0 1 0 3 9
23 21 14 23 24 18 22 536 9006 23 21 14 23 24 18 22
390 364 229 392 402 283 376 0.426 0.492 0.122 0.457 0.377 -0.011 0.444 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid 13 13 9 14 15 10 14 10 8 5 9 9 8 8 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
0.176 0.294 0.235 0.294 0.253 0.118 0.353 Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek Cukup
23 21 14 23 24 18 22 34 34 34 34 34 34 34
0.676 0.618 0.412 0.676 0.706 0.529 0.647 Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang 0.706 0.647 0.412 0.676 0.706 0.529 0.647 k = 20 0.294 0.353 0.588 0.324 0.294 0.471 0.353 ∑pq = 4.338 0.208 0.236 0.242 0.219 0.208 0.249 0.228 S2 = 16.356
Dipakai Dipakai dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai r11 = 0.773
Lampiran 9
Penghitungan Validitas Butir Soal
Rumus
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑−−
−=
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Berikut ini adalah penghitungan validitas butir soal nomor 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. Jika rxy > rtabel maka butir soal valid.
No X Y X2
Y2
XY 1 1 23 1 529 23 2 1 23 1 529 23 3 1 22 1 484 22 4 0 21 0 441 0 5 1 20 1 400 20 6 1 20 1 400 20 7 1 20 1 400 20 8 1 19 1 361 19 9 1 18 1 324 18 10 0 17 0 289 0 11 1 17 1 289 17 12 1 17 1 289 17 13 1 16 1 256 16 14 1 16 1 256 16 15 0 16 0 256 0 16 1 16 1 256 16 17 1 16 1 256 16 18 0 15 0 225 0 19 1 15 1 225 15 20 1 15 1 225 15 21 1 15 1 225 15 22 1 15 1 225 15 23 1 15 1 225 15 24 1 14 1 196 14 25 0 14 0 196 0 26 1 14 1 196 14 27 0 14 0 196 0 28 0 14 0 196 0 29 1 13 1 169 13 30 0 13 0 169 0 31 0 12 0 144 0 32 1 11 1 121 11 33 0 7 0 49 0 34 0 3 0 9 0 ∑ 23 536 23 9006 390
})536()9006(34}{)23()23(34{)536)(23()390(34
22 −−
−=xyr
= 0.426
Pada tabel harga kritik dari r product moment dengan %5=α dan n = 34 diperoleh 339.0=r . Karena rxy > rtabel, maka soal nomor 1 valid.
Lampiran 10
Penghitungan Reliabilitas Butir Soal
Rumus
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−= ∑
2
2
11 SpqS
1n
nr
Keterangan
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S 2 = varians total
Berikut ini adalah penghitungan reliabilitas butir soal, Jika r11 > rtabel maka
instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis uji coba diperoleh
∑pq = pq 1 + pq 2 + pq 3 + pq 4 + ... + pq 20
= 0,219 + 0,219 + 0,208 + 0,195 + ... + 0,228
= 4,338
2S =N
NY)(Y
22 ∑
−∑
3434
)536(90062
−=
34
88,84499006 −=
2S 356,16=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−= ∑
2
2
11 SpqS
1n
nr ⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛ −⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−=
356,16338,4356,16
12020
= 1,0526 × 0,7347
= 0,7733
Pada tabel harga kritik dari r product moment dengan %5=α dan n = 34
diperoleh 339,0=r . Karena r11 > rtabel maka instrument tersebut reliabel.
Lampiran 11
Penghitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal
Rumus
JSBP =
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu betul
JS = jumlah seluruh peserta
Kriteria
1) Soal dengan p: 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
2) Soal dengan p: 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
3) Soal dengan p: 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
Berikut ini adalah penghitungan tingkat kesukaran butir soal nomor 1, untuk
butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama.
Kelompok Atas Kelomok Bawah No Skor No Skor 1 1 18 0
2 1 19 1
3 1 20 1 4 0 21 1 5 1 22 1 6 1 23 1 7 1 24 1 8 1 25 0 9 1 26 1 10 0 27 0 11 1 28 0 12 1 29 1 13 1 30 0 14 1 31 0 15 0 32 1 16 1 33 0 17 1 34 0
Jumlah 14 Jumlah 9
676.034
914=
+=P
Berdasarkan pada kriteria di atas, maka soal nomor 1 mempunyai tingkat
kesukaran yang sedang.
Lampiran 12
Penghitungan Daya Beda Butir Soal
Rumus
JBBB
JABAD −=
Kriteria
D = 0,00-0,20 : jelek
D = 0,20-0,40 : cukup
D = 0,40-0,70 : baik
D = 0,70-1,00 : baik sekali
Berikut ini adalah penghitungan daya beda butir soal nomor 1, untuk butir
soal yang lain dihitung dengan cara yang sama.
Kelompok Atas Kelomok Bawah No Skor No Skor 1 1 18 0
2 1 19 1
3 1 20 1 4 0 21 1 5 1 22 1 6 1 23 1 7 1 24 1 8 1 25 0 9 1 26 1 10 0 27 0 11 1 28 0 12 1 29 1 13 1 30 0 14 1 31 0 15 0 32 1 16 1 33 0 17 1 34 0
Jumlah 14 Jumlah 9
294.0179
1714
=−=−=JBBB
JABAD
Berdasarkan pada kriteria di atas, maka soal nomor 1 mempunyai tingkat
kesukaran yang cukup.
Lampiran 13
Pembagian Kelompok Asal Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Pada Kelas Eksperimen
Kelompok Nama Nilai Abdul Wahab 75 Ainur Rofiq 60 Fiqi Islahiyati 60 Anik Khunaifah 50
A Nur Aliyah 45
Agustina Eka Prameswari 70 Ahmad Syafi’i 65 Hasan Taufiqi 55 Dewi Syafa’atul Ummah 50
B Syamsul Ma’arif 40
Ahmad Syamsul Hadi 75 Jamilatun Nafisah 65 Iwan Maulana Syarifuddin 60 Jamaluddin Anas 50
C Syarifatul Jannah 50
Ika Zulianingsih 70 Nur Kholis 65 Khoirotun Nisa’ 60 Syarif Hidayatullah 55
D Suratih 35
Robbih Ikhsani 70 Mazidatul Mukafaah 65 Siti Fatimah 60 Mukayyan 50
E Ahmad Anam 45
Sholahuddin 70 Nurul Hani’atun Nikmah 65 Nailul Manna 60 Nur Khariroh 50
F Sholekhatun 50
Syamsul Arifin 80 Zulaikhah 65 Siti Khumayah 60
G Burhanuddin 50
Lampiran 14
Hasil Nilai Tes Awal (Pre Test)
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol NO NAMA NILAI NAMA NILAI
1 Abdul Wahab 70 Agus Khozinul Falah 60 2 Agustina Eka Prameswari 75 Ahmad Faruq Afifuddin 60 3 Ahmad Anam 40 Ali Mahmudi 65 4 Ahmad Syafi’i 65 Aminatuz Zuhriyah 65 5 Ahmad Syamsul Hadi 60 Anita Ulfa 50 6 Ainur Rofiq 50 Arif Hidayat 50 7 Anik Khunaifah 65 Arif Musyafirul 40 8 Burhanuddin 50 Ayu Prasetyaningtiyas 60 9 Dewi Syafa’atul Ummah 50 Dona Nur Khafidloh 75 10 Fiqi Islahiyati 60 Fatkiyatus Sholekhah 60 11 Hasan Taufiqi 55 Heri Mulyawan 55 12 Ika Zulianingsih 65 Hidayatullah 65 13 Iwan Maulana Syarifuddin 60 Ida Fitriyani 50 14 Jamaluddin Anas 50 Ismatul Ulfa 60 15 Jamilatun Nafisah 80 Lailatus Sa’adah 55 16 Khoirotun Nisa’ 60 Miftahul Huda 60 17 Mazidatul Mukafaah 65 Muhamad Syafi’i 70 18 Mukayyan 55 Munadhiroh 50 19 Nailul Manna 60 Mustofa 45 20 Nur Aliyah 55 Muzaidi 60 21 Nur Khariroh 55 Nur Hidayah 70 22 Nur Kholis 70 Rizal Fahruddin 50 23 Nurul Hani’atun Nikmah 65 Roudlotul Munawaroh 55 24 Robbih Ikhsani 70 Saikul Hadi 45 25 Sholahuddin 70 Sholekhatun 50 26 Sholekhatun 50 Siti Rosidah 55 27 Siti Fatimah 55 Siti Syafa’ah 65 28 Siti Khumayah 65 Slamet Raharjo 65 29 Suratih 45 Sofiyan 55 30 Syamsul Arifin 80 Susi Shofiyanti 70 31 Syamsul Ma’arif 45 Syafa’ati 65 32 Syarif Hidayatullah 45 Syarif Hasyim Jamalul Lail 80 33 Syarifatul Jannah 50 Uswatun Hasanah 60 34 zulaikhah 60 Zainal Mustofa 55
Lampiran 15
Hasil Nilai Tes Akhir (Post Test)
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol NO NAMA NILAI NAMA NILAI
1 Abdul Wahab 80 Agus Khozinul Falah 60 2 Agustina Eka Prameswari 85 Ahmad Faruq Afifuddin 55 3 Ahmad Anam 45 Ali Mahmudi 60 4 Ahmad Syafi’i 70 Aminatuz Zuhriyah 65 5 Ahmad Syamsul Hadi 70 Anita Ulfa 55 6 Ainur Rofiq 55 Arif Hidayat 50 7 Anik Khunaifah 70 Arif Musyafirul 45 8 Burhanuddin 50 Ayu Prasetyaningtiyas 60 9 Dewi Syafa’atul Ummah 60 Dona Nur Khafidloh 75 10 Fiqi Islahiyati 65 Fatkiyatus Sholekhah 60 11 Hasan Taufiqi 75 Heri Mulyawan 55 12 Ika Zulianingsih 70 Hidayatullah 65 13 Iwan Maulana Syarifuddin 60 Ida Fitriyani 50 14 Jamaluddin Anas 55 Ismatul Ulfa 60 15 Jamilatun Nafisah 85 Lailatus Sa’adah 55 16 Khoirotun Nisa’ 65 Miftahul Huda 60 17 Mazidatul Mukafaah 70 Muhamad Syafi’i 70 18 Mukayyan 65 Munadhiroh 50 19 Nailul Manna 75 Mustofa 45 20 Nur Aliyah 55 Muzaidi 60 21 Nur Khariroh 55 Nur Hidayah 70 22 Nur Kholis 80 Rizal Fahruddin 50 23 Nurul Hani’atun Nikmah 65 Roudlotul Munawaroh 55 24 Robbih Ikhsani 75 Saikul Hadi 45 25 Sholahuddin 75 Sholekhatun 50 26 Sholekhatun 55 Siti Rosidah 55 27 Siti Fatimah 60 Siti Syafa’ah 65 28 Siti Khumayah 65 Slamet Raharjo 65 29 Suratih 50 Sofiyan 55 30 Syamsul Arifin 95 Susi Shofiyanti 70 31 Syamsul Ma’arif 60 Syafa’ati 70 32 Syarif Hidayatullah 50 Syarif Hasyim Jamalul Lail 85 33 Syarifatul Jannah 70 Uswatun Hasanah 55 34 zulaikhah 60 Zainal Mustofa 55
Lampiran 16
Uji Normalitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen
1. Rentang nilai (R) = 80 – 40 = 40
2. Banyak kelas interval (k) = 1 + 3,3 log 34 = 6,05 = 6
3. Panjang kelas interval (p) = 640 = 6,67 = 7
4. Tabel distribusi skor nilai tes awal (pre test) kelas eksperimen
Kelas fi Xi xi 2 fi. xi fi. xi 2
40 – 46 4 43 1849 172 7396
47 – 53 6 50 2500 300 15000
54 – 60 11 57 3249 627 35739
61 – 67 6 64 4096 384 24576
68 – 74 4 71 5041 284 20164
75 – 81 3 78 6084 234 18252
jumlah 34 363 22819 2001 121127
x = 9,5834
2001fxf
i
ii ==∑
∑
( )
( )1xfxf
s2
ii2
ii2
−
−= ∑∑
nnn
= 1122
)2001(12112734 2−×
= 8868093,1011122
114317=
s = 8868093,101 = 10,09389961
5. Tabel daftar nilai frekuensi observasi kelas eksperimen
Kelas bk Z Batas ldLuas
daerah fh fo ( )
fhfh-fo 2
39,5 - 1,92 0,4726
40 – 46 0,0819 2.7846 4 0,5305
46,5 - 1,23 0,3907
47 – 53 0,1853 6,3002 6 0,0143
53,5 - 0,54 0,2054
54 – 60 0,269 9,146 11 0,3758
60,5 0,16 0,0636
61 – 67 0,2387 8,1158 6 0,5516
67,5 0,85 0,3023
68 – 74 0,1371 4,6614 4 0,0938
74,5 1,55 0,4394
75 – 81 0,0481 1,6354 3 1,1386
81,5 2,24 0,4875
2,7046
Z = 92,109,10
9,585,39−=
−
Luas daerah = 0,4726 – 0,3907 = 0,0819
fh = 34 × 0,0819 = 2,7846
Dari penyelesaian diatas diperoleh χ2 = 2,7046
Dengan α = 0,05 dan dk = k – 3 = 6 – 3 = 3, dari tabel distribusi
Chi kuadrat diperoleh χ2(0.95)(3) = 7,81. Karena χ2
hitung < χ2tabel maka data
tersebut berdistribusi normal.
Lampiran 17
Uji Normalitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol
1. Rentang nilai (R) = 80 – 40 = 40
2. Banyak kelas interval (k) = 1 + 3,3 log 34 = 6,05 = 6
3. Panjang kelas interval (p) = 640 = 6,67 = 7
4. Tabel distribusi skor nilai tes awal (pre test) kelas kontrol
Kelas fi xi xi 2 fi. xi fi. xi 2
40 – 46 3 43 1849 129 5547
47 – 53 6 50 2500 300 15000
54 – 60 14 57 3249 798 45486
61 – 67 6 64 4096 384 24576
68 – 74 3 71 5041 213 15123
75 – 81 2 78 6084 156 12168
jumlah 34 363 22819 1980 117900
x = 2,5834
1980fxf
i
ii ==∑
∑
( )( )1
xfxf s
2ii
2ii2
−
−= ∑∑
nnn
= 1122
)1980(11790034 2−×
= 60962567,78112288200
=
s = 60962567,78 = 8,866206949
5. Tabel daftar nilai frekuensi observasi kelas kontrol
Kelas bk Z Batas ldLuas
daerah fh fo ( )
fhfh-fo 2
39,5 - 2,11 0,4826
40 – 46 0,076 2,584 3 0,0669
46,5 - 1,32 0,4066
47 – 53 0,2047 6,9598 6 0,1324
53,5 - 0,53 0,2019
54 – 60 0,3045 10,353 14 1,2847
60,5 0,26 0,1026
61 – 67 0,2505 8,517 6 0,7438
67,5 1,05 0,3531
68 – 74 0,114 3,876 3 0,1979
74,5 1,84 0,4671
75 – 81 0,0286 0,9724 2 1,0859
81,5 2,63 0,4957
3,5116
Z = 11,286,8
2,585,39−=
−
Luas daerah = 0,4826 – 0,4066 = 0,076
fh = 34 × 0,076 = 2,584
Dari penyelesaian diatas diperoleh χ2 = 3,5116
Dengan α = 0,05 dan dk = k – 3 = 6 – 3 = 3, dari tabel distribusi
Chi kuadrat diperoleh χ2(0.95)(3) = 7,81. Karena χ2
hitung < χ2tabel maka data
tersebut berdistribusi normal.
Lampiran 18
Uji Normalitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen
1. Rentang nilai (R) = 95 – 45 = 50
2. Banyaknya kelas interval (k) = 1 + 3,3 log 34 = 6,05 = 6
3. Panjang kelas interval (p) = 6
50 = 8,33 = 9
4. Tabel distribusi skor nilai tes akhir (post test) kelas eksperimen
Kelas fi xi xi 2 fi. xi fi. xi 2
45 – 53 4 49 2401 196 9604
54 – 62 10 58 3364 580 33640
63 – 71 11 67 4489 737 49379
72 – 80 6 76 5776 456 34656
81 – 89 2 85 7225 170 14450
90 – 98 1 94 8836 94 8836
jumlah 34 429 32091 2233 150565
x = 67,6534
2233fxf
i
ii ==∑
∑
( )( )1
xfxf s
2ii
2ii2
−
−= ∑∑
nnn
= 1122
)2233(15056534 2−×
= 4679144,1181122
132921=
s = 4679144,118 = 10,88429669
5. Tabel daftar nilai frekuensi observasi kelas eksperimen
Kelas bk Z Batas ldLuas
daerah fh fo ( )
fhfh-fo 2
44,5 -1,95 0,4744
45 – 53 0,1058 3,5972 4 0,0451
53,5 -1,12 0,3686
54 – 62 0,2545 8,653 10 0,2097
62,5 -0,29 0,1141
63 – 71 0,2841 9,6594 11 0,1860
71,5 0,44 0,1700
72 – 80 0,2431 8,2654 6 0,6209
80,5 1,36 0,4131
81 – 89 0,0726 2,4684 2 0,0889
89,5 2,19 0,4857
90 – 98 0,013 0,442 1 0,7044
98,5 3,02 0,4987
jumlah 1,855
Z = 95,188,10
67,655,44−=
−
Luas daerah = 0,4744 – 0,3686 = 0,1058
fh = 34 × 0,1058 = 3,5972
Dari penyelesaian diatas diperoleh χ2 = 1,855
Dengan α = 0,05 dan dk = k – 3 = 6 – 3 = 3, dari tabel distribusi
Chi kuadrat diperoleh χ2(0.95)(3) = 7,81. Karena χ2
hitung < χ2tabel maka data
tersebut berdistribusi normal.
Lampiran 19
Uji Normalitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol
1. Rentang nilai (R) = 85 – 45 = 40
2. Banyaknya kelas interval (k) = 1 + 3,3 log 34 = 6,05 = 6
3. Panjang kelas interval (p) = 640 = 6,67 = 7
4. Tabel distribusi skor nilai tes awal (post test) kelas kontrol
Kelas fi xi xi 2 fi. xi fi. xi 2
45 – 51 8 48 2304 384 18432
52 – 58 9 55 3025 495 27225
59 – 65 11 62 3844 682 42284
66 – 72 4 69 4761 276 19044
73 – 79 1 76 5776 76 5776
80 – 86 1 83 6889 83 6886
jumlah 34 393 26599 1996 119647
x = 70,5834
1996fxf
i
ii ==∑
∑
( )( )1
xfxf s
2ii
2ii2
−
−= ∑∑
nnn
= 1122
)1996(11964734 2−×
= 85026738,74112283982
=
s = 85026738,74 = 8,651604902
5. Tabel daftar nilai frekuensi observasi kelas kontrol
Kelas bk Z Batas ldLuas
daerah fh fo
( )fh
fh-fo 2
44,5 -1,64 0,4495
45 – 51 0,1528 5,1952 8 1,5143
51,5 -0,83 0,2967
52 – 58 0,2887 9,8158 9 0,0678
58,5 -0,02 0,0080
59 – 65 0,2932 9,9688 11 0,1067
65,5 0,79 0,2852
66 – 72 0,1589 5,4026 4 0,3641
72,5 1,59 0,4441
73 – 79 0,0477 1,6218 1 0,2383
79,5 2,40 0,4918
80 – 86 0,0075 0,255 1 2,1766
86,5 3,21 0,4993
jumlah 4,4678
Z = 64,165,8
7,585,44−=
−
Luas daerah = 0,4495 – 0,2967 = 0,1528 (tabel)
fh = 34 × 0,1528 = 5,1952
Dari penyelesaian diatas diperoleh χ2 = 4,4678
Dengan α = 0,05 dan dk = k – 3 = 6 – 3 = 3, dari tabel distribusi
Chi kuadrat diperoleh χ2(0.95)(3) = 7,81. Karena χ2
hitung < χ2tabel maka data
tersebut berdistribusi normal
Lampiran 20
Uji Homogenitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen
1. Tabel varian-varian dari frekuensi data tes awal (pre test) kelas eksperimen
Kelompok Frekuensi
1 2 3 4 5 6
1 40 50 55 65 70 75
2 45 50 55 65 70 80
3 45 50 55 65 70 80
4 45 50 55 65 70
5 50 55 65
6 50 60 65
7 60
8 60
9 60
10 60
11 60
Jumlah 175 300 635 390 280 235
Rata-rata 43,75 50 57,73 65 70 78,33
s 2i 6,25 0 6,8182 0 0 8,3334
s 21 =
1)( 2
−−∑
nXX
14
)75,4345()75,4345()75,4345()75,4340( 2222
−−+−+−+−
=
= 25,6375,18
=
2. Tabel uji bartlett
Tabel uji Bartlett H 0 = 222
21 ... kσσσ ===
Sampel dk 1/dk s 2i dk. s 2
i log s 2i dk.log s 2
i
1 3 0,33 6,25 18,75 0,7959 2,3877
2 5 0,2 0 0 0 0
3 10 0,1 6,8182 68,182 0,8337 8,337
4 5 0,2 0 0 0 0
5 3 0,33 0 0 0 0
6 2 0,5 8,3334 16,6668 0,9208 1,8419
Jumlah 28 1,66 21,4016 103,5988 2,5504 12,5663
6999,3285988.103
)1()1( 2
2 ==−Σ
−Σ=
nsn
s i
B = (Log s2) ∑ (ni-1)
= (log 3,6999) 28
= 15,9093
χ2 = (ln 10) {B - ∑ ( ni-1) log s 2
i }
= (2,3026) (15,9093 – 12,5663)
= (2,3026) (3,343)
= 7,6976
Dengan 05,0=α dan dk = k -1 = 6 – 1 = 5 dari daftar tabel
distribusi Chi kuadrat diperoleh χ2)5(95.0 = 11,1. Karena χ2
hitung < χ2tabel maka
data tersebut berdistribusi homogen.
Lampitan 21
Uji Homogenitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol
1. Tabel varian-varian dari frekuensi data tes awal (pre test) kelas kontrol
Kelompok Frekuensi
1 2 3 4 5 6
1 40 50 55 65 70 75
2 45 50 55 65 70 80
3 45 50 55 65 70
4 50 55 65
5 50 55 65
6 50 55 65
7 60
8 60
9 60
10 60
11 60
12 60
13 60
14 60
Jumlah 130 300 810 390 210 155
Rata-rata 43,33 50 57,85 65 70 77,5
s 2i 8,3334 0 6,5935 0 0 12,5
s 21 =
13)33,4345()33,4345()33,4340(
1)( 2222
−−+−+−
=−
Χ−ΧΣn
= 33335,826667,16
=
2. Tabel uji bartlett
Tabel uji Bartlett H 0 = 222
21 ... kσσσ ===
Sampel dk 1/dk s 2i dk. s 2
i log s 2i dk.log s 2
i
1 2 0,5 8,3334 16,6668 0,9208 1,8416
2 5 0,2 0 0 0 0
3 13 0.07 6,5935 85,7155 0,8191 10,6483
4 5 0,2 0 0 0 0
5 2 0,5 0 0 0 0
6 1 1 12,5 12,5 1,0969 1,0969
Jumlah 28 2,47 27,4269 114,8823 2,8368 13,5868
1029,4288823,114
)1()1( 2
2 ==−Σ
−Σ=
nsn
s i
B = (Log s2) ∑ (ni-1)
= (log 4,1029) 28
= 17,1665
χ2 = (ln 10) {B - ∑ ( ni-1) log s 2
i }
= (2,3026) (17,1665 – 13,5868)
= (2,3026) (3,5797)
= 8,2426
Dengan 05,0=α dan dk = k - 1 = 6 – 1 = 5 dari daftar tabel
distribusi Chi kuadrat diperoleh χ2)5(95.0 = 11,1. Karena χ2
hitung < χ2tabel maka
data tersebut berdistribusi homogen.
Lampiran 22
Uji Homogenitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen
1. Tabel varian-varian dari frekuensi data tes akhir (post test) kelas eksperimen
Kelompok Frekuensi
1 2 3 4 5 6
1 45 55 65 75 85 95
2 50 55 65 75 85
3 50 55 65 75
4 50 55 65 75
5 55 65 80
6 60 70 80
7 60 70
8 60 70
9 60 70
10 60 70
11 70
Jumlah 195 575 745 460 170 95
Rata-rata 48,75 57,5 67,73 76,67 85 95
s 2i 6,25 6,94 6,8182 6,6667 0 0
s 21 =
14)75,4850(3)75,4845(
1)( 222
−−+−
=−
Χ−ΧΣn
= 25,6375,18
=
2. Tabel uji bartlett
Tabel uji Bartlett H 0 = 222
21 ... kσσσ ===
Sampel dk 1/dk s 2i dk. s 2
i log s 2i dk.log s 2
i
1 3 0,33 6,25 18,75 0,7959 2,3877
2 9 0,11 6,94 62,46 0,8413 7,5717
3 10 0,1 6,8182 68,182 0,8337 8,337
4 5 0,2 6,6667 33,3335 0,8239 4,1195
5 1 1 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0
Jumlah 28 1,74 26,6749 182,7255 3,2948 22,4159
525910714,6287255,182
)1()1( 2
2 ==−Σ
−Σ=
nsn
s i
B = (Log s2) ∑ (ni-1)
= (log 6,525910714) 28
= 22,8099
χ2 = (ln 10) {B - ∑ ( ni-1) log s 2
i }
= (2,3026) (22,8029 – 22,4159)
= (2,3026) (0,394)
= 0,9072
Dengan 05,0=α dan dk = k - 1 = 6 – 1 = 5 dari daftar tabel
distribusi Chi kuadrat diperoleh χ2)5(95.0 = 11,1. Karena χ2
hitung < χ2tabel maka
data tersebut berdistribusi homogen.
Lampiran 23
Uji Homogenitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol
1. Tabel varian-varian dari frekuensi data tes akhir (Post Test) kelas kontrol
Kelompok Frekuensi
1 2 3 4 5 6
1 45 55 60 70 75 85
2 45 55 60 70
3 45 55 60 70
4 50 55 60 70
5 50 55 60
6 50 55 60
7 50 55 60
8 50 55 65
9 55 65
10 65
11 65
Jumlah 385 495 680 280 75 85
Rata-rata 48,125 55 61,82 70 75 85
s 2i 6,6964 0 6,36364 0 0 0
s 21 =
18)125,4850(5)125,4845(3
1)( 222
−−+−
=−
Χ−ΧΣn
= 6964,67875,46
=
2. Tabel uji bartlett
Tabel uji Bartlett H 0 = 222
21 ... kσσσ ===
Sampel dk 1/dk s 2i dk. s 2
i log s 2i dk.log s 2
i
1 7 0,14 6,6964 46,8748 0,8258 5,7806
2 8 0,125 0 0 0 0
3 10 0,1 6,36364 63,6364 0,8037 8,037
4 3 0,33 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0
Jumlah 28 0,695 13,06004 110,5112 1,6295 13,8176
9468,3285112.110
)1()1( 2
2 ==−Σ
−Σ=
nsn
s i
B = (Log s2) ∑ (ni-1)
= (log 3,9468) 28
= 16,6949
χ2 = (ln 10) {B - ∑ ( ni-1) log s 2
i }
= (2,3026) (16,6949 – 13,8176)
= (2,3026) (2,8773)
= 6,6253
Dengan 05,0=α dan dk = k -1 = 6 – 1 = 5 dari daftar tabel
distribusi Chi kuadrat diperoleh χ2)5(95.0 = 11,1. Karena χ2
hitung < χ2tabel maka
data tersebut berdistribusi homogen.
Lampiran 24
Hasil Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas eksperimen Kelas kontrol No
x 1 x 21 x 2 x 2
2 1 80 6400 60 3600 2 85 7225 55 3025 3 45 2025 60 3600 4 70 4900 65 4225 5 70 4900 55 3025 6 55 3025 50 2500 7 70 4900 45 2025 8 50 2500 60 3600 9 60 3600 75 5625 10 65 4225 60 3600 11 75 5625 55 3025 12 70 4900 65 4225 13 60 3600 50 2500 14 55 3025 60 3600 15 85 7225 55 3025 16 65 4225 60 3600 17 70 4900 70 4900 18 65 3600 50 2500 19 75 4900 45 2025 20 55 3025 60 3600 21 55 3025 70 4900 22 80 6400 50 2500 23 65 4225 55 3025 24 75 5625 45 2025 25 75 5625 50 2500 26 55 3025 55 3025 27 60 3600 65 4225 28 65 4225 65 4225 29 50 2500 55 3025 30 95 9025 70 4900 31 60 3600 70 4900 32 50 2500 85 7225 33 70 4900 55 3025 34 60 3600 55 3025
Jumlah 2240 151950 2000 120350 Rata-rata 65,88235294 58,82352941
Lampiran 25
UJI-t
Berdasarkan daftar nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
diketahui bahwa:
n1 = 34 21xΣ = 151950
n2 = 34 22xΣ = 120350
1xΣ = 2240 1X = 65,88
2xΣ = 2000 2X = 58,82
1. Menghitung varian kelas eksperimen dan varian kelas kontrol
)134(34)2240()151950(34
)1()( 2
11
21
2112
1 −−
=−Σ−Σ
=nn
xxns
333450176005166300
×−
=
531,1321122
148700==
51,11531,132 ==s
)134(34)2000()120350(34
)1()( 2
22
22
2222
2 −−
=−Σ−Σ
=nn
xxns
333440000004091900
×−
=
907,81112291900
==
05,9907,81 ==s
2. Menghitung varians gabungan
( ) ( )23434
907,81)134(531,132)134(2nn
s1n s 1ns21
222
2112
−−−+−
=−+
−+−=
66
931,2702523,4373 +=
219,10766
454,7076==
3546,10219,107 ==s
3. Menghitung uji-t
341
3413546,10
82,5888,65
n1
n1s
21
21
+
−=
+
Χ−Χ=t
058823529,03546,1006,7
=
2425,03546,10
06,7×
=
8117,25109,2
06,7==
Dari daftar distribusi t dengan peluang 0,95 dan dk = (34 + 34 – 2) =
66, diperoleh t )95.0( = 1,66. Dari hasil penghitungan uji-t diperoleh t = 2,8117
dan ini lebih besar dari t = 1,66, jadi H 0 : µ1 = µ2 ditolak, dan H 1 : µ1 > µ2
diterima. Ini berarti bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas
eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw dengan menggunakan alat peraga pada materi bangun ruang tabung dan
kerucut berbeda secara nyata dari rata-rata hasil belajar peserta didik kelas
kontrol.
Lampiran 26
Tabel Harga Kritik dari r Product-Moment
Lampiran 27
Tabel Harga Kritik Chi-Kuadrat
Lampiran 28
Tabel Luas di Bawah Lengkung Normal Standar dari 0 ke z
Lampiran 29
Tabel Nilai Persentil untuk Distribusi t
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ni’mah Maulidah Tempat/Tanggal Lahir : Demak, 01 Nopember 1987 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Desa. Betahwalang, Rt. 01 Rw. IV Kec. Bonang,
Kab. Demak Riwayat Pendidikan :
1. MI Miftahul Falah Lulus Tahun 1998 2. MTs Miftahul Falah Lulus Tahun 2001 3. MA Futuhiyyah-2 Lulus Tahun 2004 4. Masuk IAIN Walisongo Semarang pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris
Matematika Tahun 2004
Demikian riwayat hidup penulis ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk
digunakan sebagaimana mestinya
Semarang, 09 Januari 2009
Penulis,
Ni’mah Maulidah NIM. 3 1 0 4 2 4 4