20
Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 1 Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 Rahma Ningsih 1 , Ahmad Amin,M.Si 2 . dan Ovilia Putri Utami Gumay,M.Pd.Si 3 e-mail : [email protected] STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Peneliti oleh Rahma Ningsih, NPM 4114034 berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019” dengan Pembimbing Utama Ahmad Amin, M.Si dan Pembimbing Pendamping Ovilia Putri Utami Gumay, M.Pd.Si. ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Efektivitas Model Discovery Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/ 2019. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah kemampuan berpikir kritis siswa setelah mengikuti model Discovery Learning dalam kategori baik? Bagaimana aktivitas siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning? Bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran discovery learning? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Xaverius Lubuklinggau. Populasi nya adalah siswa kelas VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/ 2019 yang berjumlah 111 siswa dan sampel nya adalah kelas VIII B yang berjumlah 29 siswa. Metode penelitian yang digunakan penelitian Quasi eksperimen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik analisis data dengan teknik tes rubrik kemampuan berpikir kritis, observasi, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas model discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis sebesar 57,84% dalam kategori baik, aktivitas pembelajaran siswa dalam kategori aktif sebesar 72,32% dan respon siswa terhadap pembelajaran dalam kategori baik sebesar 70,13%. Kata kunci: Efektivitas, Kemampuan Berpikir Kritis, Discovery Learning

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 1

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas VIII SMP Xaverius

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019

Rahma Ningsih

1, Ahmad Amin,M.Si

2. dan Ovilia Putri Utami

Gumay,M.Pd.Si3

e-mail : [email protected] STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU

Peneliti oleh Rahma Ningsih, NPM 4114034 berjudul “Efektivitas Model

Pembelajaran Discovery Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

kelas VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019” dengan

Pembimbing Utama Ahmad Amin, M.Si dan Pembimbing Pendamping Ovilia

Putri Utami Gumay, M.Pd.Si.

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Efektivitas Model Discovery Learning terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/

2019. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah kemampuan berpikir kritis

siswa setelah mengikuti model Discovery Learning dalam kategori baik? Bagaimana

aktivitas siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model discovery

learning? Bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran discovery learning?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model discovery learning terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Xaverius Lubuklinggau. Populasi nya

adalah siswa kelas VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/ 2019 yang

berjumlah 111 siswa dan sampel nya adalah kelas VIII B yang berjumlah 29 siswa.

Metode penelitian yang digunakan penelitian Quasi eksperimen. Teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik analisis data

dengan teknik tes rubrik kemampuan berpikir kritis, observasi, dan angket. Hasil

penelitian menunjukkan efektivitas model discovery learning terhadap kemampuan

berpikir kritis sebesar 57,84% dalam kategori baik, aktivitas pembelajaran siswa dalam

kategori aktif sebesar 72,32% dan respon siswa terhadap pembelajaran dalam kategori

baik sebesar 70,13%.

Kata kunci: Efektivitas, Kemampuan Berpikir Kritis, Discovery Learning

Page 2: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 2

A. Pendahuluan

Penguasaan materi oleh siswa dapat ditunjukkan melalui proses

berpikirnya. Proses berpikir merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam

pembelajaran. Ritdamaya dkk (2015:124) keterampilan berpikir kritis bukanlah

keterampilan bawaan sejak lahir sehingga keterampilan ini dapat diterapkan

dilatih dan dikembangkan melalui proses dan asesmen pembelajaran. Dalam

proses pembelajaran guru sebagai mediator dan fasilitator mendesain dan

menerapkan pendekatan, model atau strategi yang dapat memfasilitasi dan

meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Berpikir kritis merupakan suatu proses kemampuan seseorang yang

berguna untuk merumuskan jawaban atau mencari solusi dalam memecahkan

suatu masalah. Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu kompetensi

pembelajaran fisika.

Berdasarkan observasi di SMP Xaverius Lubuklinggau pada hari sabtu 27

januari 2018 dengan melakukan wawancara dengan guru bidang study fisika kelas

VIII SMP Xaverius yaitu ibu Yustina Sumartini, S.Pd. menjelaskan bahwa siswa

mengalami kesulitan ketika diberi soal-soal tentangkemampuan berpikir kritis.

Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa menyelesaikan soal yang

membutuhkan aspek pemahaman, perencanaan, penyelesaian, dan menemukan

hasil. Karena tes yang digunakan hanya mengukur kemampuan siswa pada aspek

berpikir tepat yaitu cukup dengan hanya paham saja dan sesuai dengan teks book,

bukan pada aspek penemuan hal baru. Guru mengoreksi jawaban siswa hanya

berdasarkan pada jawaban yang sudah ada di buku paket ataupun buku LKS

sehingga siswa cenderung menyalin jawaban yang ada dibuku dengan hanya

menggantikan angka-angkanya saja, siswa menjadi kurang mandiri dan kurang

kritis dalam memecahkan masalahnya.

Selain proses pembelajaran yang dilakukan, kita juga ketahui bahwa siswa

memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dalam menyelesaikan masalah

dalam belajar dan lain sebagainya serta memiliki kecerdasan yang berbeda pula.

Sehingga guru perlu memberikan sesuatu yang berbeda dengan jalan membuka

pikiran peserta didik agar dapat berpikir secara terbuka, memiliki pandangan yang

beragam dan wawasan yang lebih luas dalam proses pembelajaran. Fisika diakui

penting, tetapi sulit dipelajari. Maka tidak jarang siswa yang awalnya menyukai

pelajaran fisika, beberapa bulan kemudian menjadi acuh sikapnya.

Adapun upaya untuk mengatasi masalah tesebut, maka diperlukan model

pembelajaran yang dapat membentuk siswa aktif serta mampu mengembangkan

kemampuan berpikir kritis. Salah satu model yang diharapkan sesuai dengan hal

tersebut adalah model Discovery Learning.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas menjadi sangat menarik

untuk diteliti, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa kelas VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2018/2019”.

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

Page 3: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 3

1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan model Discovery Learning kelas VIII SMP Xaverius

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan model Discovery Learningkelas VIII SMP Xaverius

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019.

3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap model Discovery Learningkelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019.

B. Deskripsi Konseptual

1. Efektivitas Pembelajaran

Menurut Dewi (2017:97) Efektivitas merupakan suatu pekerjaan yang

dilakukan secara cermat dan tepat pada waktunya sesuai dengan apa yang telah

direncanakan. Efektivitas dalam pembelajaran diartikan sebagai kemampuan

seseorang atau beberapa orang dalam mengelola dan mendesain suatu organisasi

untuk memotivasi peserta didik agar dapat menjadi manusia yang kreatif dan

mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Menurut Saifudin (2014:112)

pembelajaran efektif adalah apabila terciptanya suasana yang menimbulkan

konsentrasi belajar siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

efektivitas pembelajaran adalah gambaran dalam proses pembelajaran yang

menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh siswa setelah proses pembelajaran

berlangsung serta mampu memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam belajar

untuk mencapai tujuan.

Menurut Mutmainnah (2017:71) efektivitas pembelajaran dapat di

tentukan oleh 4 indikator, antara lain: 1. Kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran baik. 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran aktif. 3. Respon positif

siswa dalam pembelajaran 4. Hasil belajar siswa tuntas secara klasikal.

Menurut Miarso (2004:460) indikator yang dapat digunakan untuk

menentukan efektivitas dalam proses pembelajaran adalah : 1. Pengorganisasian

materi yang baik, 2. Komunikasi yang efektif, 3. Penguasaan dan antusiasme

terhadap materi pembelajaran, 4. Sikappositif terhadap siswa, 5. Pemberian

nilai yang adil, 6. Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran,dan7. Hasil

belajar siswa yang baik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa indikator

efektivitas pembelajaran yaitu : 1. Komunikasi yang efektif, 2. Penguasaan dan

antusiasme terhadap materi pembelajaran, 3. Sikap positif terhadap siswa.

2. Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Steven (dalam Haryani, 2012:167), berpikir kritis adalah berpikir

dengan benar dalam memperoleh pengetahuan yang relevan dan reliabel. Berpikir

kritis adalah berpikir nalar, reflektif, bertanggungjawab, dan mahir berpikir. Dari

definisi Steven ini seseorang yang berpikir kritis dapat menentukan informasi

yang relevan dan dapat membuat kesimpulan yang tepat.

Berpikir kritis menurut Langrehr (dalam Jayadipura, 2014:125) sebagai

berpikir evaluatif yang melibatkan kriteria yang relavan dalam mengakses

informasi disertai dengan ketepatan, relevansi, kepercayaan, ketegapan, dan bias.

Begitu juga menurut Ennis (dalam Fatmawati dkk, 2014:913) berpikir kritis

Page 4: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 4

adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada

pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.

Berikutnya Fithriyah (2016:582) menerangkan bahawa indikator-indikator

yang dapat digunakan dalam menginvestigasi kemampuan berpikir kritis salah

satunya adalah indikator kemampuan berpikir kritis dari Facionce, antara lain

interpretasi (interpretation), analisis (analysis), evaluasi (evaluation), inferensi

(inference), eksplikasi (explanation), dan regulasi diri (self-regulation).

a. Interpretasi adalah kemampuan yang dapat memahami dan

mengekspresikan makna dari permasalahan.

b. Analisis adalah kemampuan yang dapat mengidentifikasi dan

menyimpulkan hubungan dari pertanyaan, konsep, deskripsi atau bentuk

lainnya.

c. Evaluasi adalah kemampuan yang dapat mengakses kredibilitas

pernyataan/representasi serta mampu mengakses secara logika hubungan

antar pernyataan, deskripsi, maupun konsep.

d. Inferensi adalah kemampuan yang dapat mengidentifikasi dan

mendapatkan unsur-unsur yang dibutuhkan dalam menarik kesimpulan.

e. Eksplikasi adalah kemampuan dapat menetapkan dan memberikan alasan

secara logis berdasarkan hasil yang diperoleh.

f. Regulasi diri adalah kemampuan untuk memonitor aktivitas kognitif

seseorang, unsur-unsur yang digunakan dalam aktifitas menyelesaikan

permasalahan, khususnya dalam menerapkan kemampuan dalam

menganalisis dan mengevaluasi. Keenam indikator keterampilan berpikir

kritis yang dikembangkan Facionce diuraikan menjadi beberapa subskill

seperti pada tabel 2.1

Tabel 2.1

Indikator keterampilan berpikir kritis facionce

No Aspek Keterampilan

Berpikir Kritis

Indikator

1. Interpretasi a.dapat menggambarkan permasalahan

yang diberikan

b.dapat menuliskan makna permasalahan

dengan jelas dan tepat

c.dapat menuliskan apa yang diketahui dan

ditanyai soal dengan tepat dan lengkap

2. Analisis a.dapat menuliskan hubungan konsep-

konsep yang digunakan dalam

menyelesaikan soal

b.dapat menuliskan apa yang harus

dilakukan dalam menyelesaikan soal

c.dapat membuat model matematis dari

soal yang diberikan dengan tepat dan

lengkap

3. Evaluasi a.dapat menuliskan penyelesaian soal

secara tepat, lengkap dan benar

b.menggunakan strategi yang tepat dalam

menyelesaikan soal, lengkap dan benar

dalam melakukan perhitungan

Page 5: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 5

/penjelasan

4. Inferensi a.dapat menarik kesimpulan dari apa yang

ditanyakan secara logis

b.dapat menduga alternati lain

c.dapat membuat kesimpulan dengan tepat

sesuai dengan konteks soal dan lengkap

5. Eksplikasi a.dapat menuliskan hasil akhir dengan

tepat dan memberikan alasan tentang

kesimpulan yang diambil secara tepat

dan benar

b.dapat memberikan alasan tentang

kesimpulan yang diambil

6. Regulasi diri a.dapat melakukan tinjauan ulang secara

tepat sesuai dengan konteks soal dan

lengkap

Fithriyah (2016:583)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwaindikator

yang akan diukur untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII

SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 dapat dilihat pada tabel

2.2 sebagai berikut

Tabel 2.2

Indikator yang digunakan Dalam Penelitian

No Aspek Keterampilan

Berpikir Kritis

Indikator

1. Interpretasi Dapat menuliskan apa yang diketahui

dan ditanyakan soal dengan tepat dan

lengkap pada materi usaha dan energi

2. Analisis Dapat membuat model matematis dari

soal yang diberikan dengan tepat dan

lengkap pada materi usaha dan energi

3. Evaluasi Dapat menggunakan strategi yang tepat

dalam menyelesaikan soal, lengkap dan

benar dalam melakukan perhitungan

atau penjelasan pada materi usaha dan

energi

4. Inferensi Dapat membuat kesimpulan dengan

tepat sesuai dengan konteks soal dan

lengkap

5. Eksplikasi Dapat menuliskan hasil akhir dengan

tepat dan memberikan alasan tentang

kesimpulan yang diambil secara tepat

dan benar

6. Regulasi Diri Dapat melakukan tinjauan ulang secara

tepat sesuai dengan konteks soal dan

lengkap

Page 6: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 6

Sumber : (Modifikasi Facionce dalam Fithriyah, 2016:583)

3. Energi

1. energi kinetik

Untuk menghitumg besar energi kinetik benda,

( )(

)

Usaha pada persamaan ini merupakan suatu usaha yang diperlukan

untuk menghasilkan perubahan kelajuan benda, yang berarti sama dengan

besarnya energi kinetik yang dimiliki benda pada saat kelajuannya sama

dengan .

Dengan demikian energi kinetik dapat dirumuskan sebagai berikut

( Karim dkk, 2008:188).

Keterangan

= Energi Kinetik (J)

= Massa Benda (kg)

= Kecepatan Benda (m/s)

2. Energi Potensial

Energi potensial yang dimaksud adalah energi potensial gravitasi.

Energi potensial gravitasi adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda

karena ketinggiannya terhadap suatu bidang acuan tertentu. jadi energi

potensial gravitasi dirumuskan sebagai

Keterangan

= energi potensial gravitasi (J)

= massa benda (kg)

= percepatan gravitasi (m/s2)

= ketinggian benda dari bidang acuan (m)

ada jenis energi potensial lainnya disamping gravitasi energi potensial

pegas, pegas memiliki energi potensial. Energi potensial pegas adalah

energi potensial yang dimiliki benda karena sifat elastis benda.

3. Energi Mekanik

Secara matematis persamaan energi mekanik dapat dituliskan sebagai berikut.

(Karim dkk, 2008:186)

Keterangan = energi mekanik (J)

= energi potensial (J)

= energi kinetik (J)

4. Model Discovery Learning

Page 7: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 7

Budiningsih (dalam Mustaming, dkk 2015:84) mengemukakan Model

pembelajaran discovery learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan,

melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan, Hudoyo

(dalam Mustaming, dkk 2015:85) mendefinisikan model pembelajaran Discovery

Learning merupakan proses belajar yang memungkinkan siswa menemukan untuk

dirinya melalui suatu rangkaian pengalaman-pengalaman konkrit. Jadi materi

yang dipelajari disajikan dalam bentuk final.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model

Discovery Learning adalah model pembelajaran yang menekankan proses mental

pada siswa untuk menemukan dan mengalami proses pembelajaran dengan sendiri

sehingga membangkitkan motivasi belajar siswa.

5. Langkah-langkah Pembelajaran Discovery Learning

Menurut Lefudin (2017:108) langkah-langkah model Discovery Learning

adalah sebagai berikut: 1. Siswa dihadapkan pada problem-problem yang

menimbulkan suatu perasaan gagal di dalam dirinya ini dimulai proses inquiry, 2.

Siswa mulai menyelidiki problem itu secara individual, 3. Siswa berusaha

memecahkan problem dengan menggunakan pengetahuan yang sebelumnya, 4.

Siswa menunjukkan pengertian dari generalisasi itu, dan 5. Siswa menyatakan

konsepnya atau prinsip-prinsip dimana generalisasi itu didasarkan.

Langkah-langkah Discovery Learning menurut Syah (dalam Setiani dan

Priansa, 2015: 216) yaitu:

1. Stimulasi / Pemberian Ransangan (Stimulation)

2. Pernyataan/ Identifikasi Masalah (Problem statement)

3. Pengumpulan Data (Data Collection)

4. Pengolahan Data (Data Processing)

5. Pembuktian (Verification)

6. Menarik Kesimpulan atau Generalisasi (Generalization)

Berdasarkan beberapa langkah-langkah pembelajaran model Discovery

Learning di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran model

Discovery Learning dengan tahapan sebagai berikut: 1.stimulasi atau pemberi

rangsangan (Stimulation) yaitu: guru bertanya tentang apa yang diketahui siswa

tentang materi prasyarat, 2. pernyataan atau identifikasi masalah (problem

statemen) yaitu: bila siswa belum mampu menjawabnya, guru memberikan contoh

permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, 3. pengumpulan data

(data collection) yaitu: a) guru membentuk kelompok yang heterogen terdiri dari

5-6 orang siswa dalam satu kelompok, b) guru memberikan lembar kegiatan siswa

(LKS), 4. pengolahan data (data processing) yaitu: siswa mencermati dan

menjawab pertanyaan yang ada pada lembar kegiatan siswa (LKS), kemudian

menuliskan hasil analisisnya dalam LKS, 5. Pembuktian (verification) yaitu: guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep, teori, (LKS)

melalui contoh-contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari, dan 6. menarik

kesimpulan/generalisasi (generalization) yaitu: a) siswa dapat menyimpulkan

konsep atau teori tentang materi,.

6. Aktivitas Belajar

Menurut Wijaya (2015:41) aktivitas belajar adalah suatu kegiatan individu

yang dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik pada diri individu karena

adanya interaksi antara individu dengan individu dan interaksi individu dengan

Page 8: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 8

lingkungan. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah

satu indikator keinginan siswa untuk belajar.

Adapun menurut Sudjana (dalam Santoso dkk, 2015:14) aktivitas belajar

adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Kusuma dan Aisyah,

2012:46) aktivitas diartikan sebagai “keaktifan, kegiatan, kesibukan”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas

belajar adalah suatu kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dengan cara

memperhatikan setiap kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran dan

kegiatan siswa yang membawa kearah yang lebih baik.

7. Respon

Respon adalah penerimaan, tanggapan dan aktivitas siswa selama

pembelajaran melalui model yang digunakan (Zulhelmi, 2009:11).

C. Metodologi penelitian

1. Metode Penelitian

Arikunto (2010:203) menyatakan bahwa metode penelitian adalah cara

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Jenis

penelitian ini adalah quasi eksperimen. Quasi eksperimen yang melibatkan satu

kelompok sampel, dimana peneliti memberikan perlakuan pada kelas eksperimen.

Desain dalam penelitian ini menggunakan pola desain Pre-test dan Post-

test Group. Dalam desain ini test dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum

perlakuan dan sesudah perlakuan. Menurut Arikunto (2010:124) desain

penelitian dapat dilihat pada tabel 2.5.

Tabel 2.5

Desain Penelitian

Pre-test Treatment Post-test

O1 X O2

Keterangan :

O1 = Tes Awal (Pre-test)

O2 = Tes Akhir (Post-test)

X = Perlakuan (Treatment) Model Pembelajaran Discovery Learning

2. Populasi Penelitian

Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Menurut Sugiyono (2010:61) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan definisi di atas maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi

adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Xaverius Lubuklinggau.

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2012:62). Sedangkan menurut Arikunto (2010:174) sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian

inidiambil secara acak(Simple Random Sampling) dengan carapengundian.

Page 9: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 9

Sample Random adalah setiap sampel memberikan peluang yang sama diantara

populasi. Sampel pada penelitian ini yaitu kelas VIII B yang berjumlah 29 siswa.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Teknik Tes

Tes digunakan memperoleh dan mengukur data tentang berpikir kritis

siswa pada kelas yang dilakukan pada penelitian. Tes ini dilakukan pada kelas

sampel dengan bentuk soal essay.

2. Teknik non Tes

Teknik pengumpulan data nontes yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan dua instrumen yaitu:

a. Observasi Aktivitas Siswa

Menurut Arikunto observasi atau yang disebut pula dengan

pengamatan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara

langsung.

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini berupa instrumen

observasi aktivitas siswa. Instrumen observasi aktivitas siswa yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 9 item, dilakukan pada setiap

proses pembelajaran.

b. Angket Respon Siswa

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,

2010:194). Pada penelitian ini terdapat 16 pertanyaan yang digunakan

dan telah disesuaikan dengan tahapan-tahapan pada model pembelajaran

Discovery Learning.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar

berpikir kritis yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu

1. Analisis data tes

Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa maka

dilakukan dengan penskoran rubrik berikut ini :

a. Rubrik penskoran kemampuan berpikir kritis

Untuk memperoleh data kemampuan berpikir kritis, dilakukan

penskoran terhadap jawaban siswa tiap butir soal. Pedoman

penskoran kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada tabel 2.7.

Tabel 2.7

Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

No Indikator Deskriptor Skor

1. Interpretasi Tidak menulis yang diketahui dan yang

ditanyakan

0

Menulis yang diketahui dan yang

ditanyakan dengan tidak tepat

1

Menulis yang diketahui saja dengan tepat

atau yang ditanyakan saja dengan tepat

2

Menulis yang diketahui dari soal dengan

tepat tetapi kurang lengkap

3

Page 10: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 10

Menulis yang diketahui dan ditanyakan

dari soal dengan tepat dan lengkap

4

2. Analisis Tidak membuat model matematis dari soal

yang diberikan

0

membuat model matematis dari soal yang

diberikan tetapi tidak tepat

1

membuat model matematis dari soal yang

diberikan dengan tepat tanpa memberikan

penjelasan

2

membuat model matematis dari soal yang

diberikan dengan tepat tetapi ada

kesalahan dalam penjelasan

3

membuat model matematis dari soal yang

diberikan dengan tepat dan memberi

penjelasan yang benar dan lengkap

4

3. Evaluasi Tidak menggunakan strategi dalam

menyelesaikan soal

0

Menggunakan strategi yang tidak tepat dan

tidak lengkap dalam menyelesaikan soal

1

Menggunakan strategi yang tepat dalam

menyelesaikan soal tetapi tidak lengkap,

atau menggunakan strategi yang tidak

tepat tetapi lengkap dalam menyelesaikan

soal

2

Menggunakan strategi yang tepat dalam

menyelesaikan soal, lengkap tetapi

melakukan kesalahan dalam perhitungan

atau penjelasan

3

Menggunakan strategi yang tepat dalam

menyelesaikan soal, lengkap dan benar

dalam melakukan perhitungan atau

penjelasan

4

4. Inferensi Tidak membuat kesimpulan 0

Membuat kesimpulan yang tidak tepat dan

tidak sesuai dengan konteks soal

1

Membuat kesimpulan yang tidak tepat

meskipun disesuaikan dengan konteks soal

2

Membuat kesimpulan dengan tepat sesuai

dengan konteks tetapi tidak lengkap

3

Membuat kesimpulan dengan tepat sesuai

dengan konteks soal dan lengkap

4

5. Eksplikasi Tidak dapat menuliskan hasil akhir dan

memberikan alasan tentang kesimpulan

yang diambil

0

Dapat menuliskan hasil akhir tetapi tidak

tepat, dan tidak menuliskan alasan tentang

kesimpulan yang diambil

1

Page 11: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 11

Dapat menuliskan hasil akhir dengan tepat

tetapi tidak memberikan alasan tentang

kesimpulan yang diambil

2

menuliskan hasil akhir dengan tepat tetapi

memberikan alasan tentang kesimpulan

yang tidak tepat

3

menuliskan hasil akhir dengan tepat dan

memberikan alasan tentang kesimpulan

yang diambil secara tepat dan benar

4

6. Regulasi diri Tidak melakukan tinjauan ulang terhadap

jawaban yang dituliskan

0

melakukan tinjauan ulang terhadap

jawaban secara tidak tepat dan tidak sesuai

dengan konteks soal

1

melakukan tinjauan ulang yang tidak tepat

terhadap jawaban meskipun sesuai dengan

konteks soal

2

Memberikan tinjauan ulang dengan tepat,

sesuai dengan konteks tetapi tidak lengkap

3

Melakukan tinjauan ulang secara tepat,

sesuai dengan konteks soal dan lengkap

4

Skor Minimal = 0

Sumber : (Modifikasi Facionce dalam Karim, 2015:96)

Soal untuk mengukur kemampuan berpikir kritis berjumlah 6 soal

dengan skor maksimal 56.

Untuk menghitung nilai setiap siswa dengan menggunakan rumus : Nilai

=

x 100

1) Mencari rentang kelas dengan rumus

R = Skor maksimal – skor minimal = 56 – 0 = 56

2) Banyak skor = 4

3) Mencari panjang kelas interval =

=

= 14

Tabel 2.8

Kategori Kemampuan Berpikir Kritis

Rentang Skor Nilai Akhir Siswa Kategori

43 – 56 76,7 - 100 Sangat Baik

29 – 42 51,7 – 75 Baik

15 – 28 26,7 – 50 Cukup

0 – 14 0 – 25 Kurang Baik

2. Analisis data non tes

a. Analisis data instrumen aktivitas siswa

Besarnya nilai yang diperoleh siswa merupakan persentase

maksimum ideal yang seharusnya dicapai. Data aktivitas siswa dicatat

Page 12: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 12

dalam lembar observasi dengan menggunakan skala guttman sehingga

observer dapat memberi tanda cek list ( ) pada setiap deskriptor yang

muncul. Sehingga dengan begitu peneliti bisa mengetahui aktivitas siswa

saat pembelajaran. Data analisis dengan menggunakan rumus sebagai

berikut menurut Purwanto (dalam Widodo dan Widayanti, 2013:34)

NP =

x 100

Keterangan :

NP : Nilai persentasi yang dicari atau diharapkan

SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

R : Skor mentah yang diperoleh siswa

100 : Bilangan tetap

Untuk menghitung respon dengan menggunakan rumus

Nilai =

x 100

1) Mencari rentang kelas dengan rumus

Skor maksimal = banyaknya indikator (9) x 4 = 36

2) Banyak skor = 4

3) Mencari panjang kelas interval =

=

= 9

Tabel 2.9

Kategori Keaktifan Siswa

Rentang Kategori Persentase Keaktifan Kategori

27 R 36 75% p 100% Sangat aktif

18 R 27 50% p 75% Aktif

9 R 18 25% p 50% Kurang aktif

0 R 9 % p 25 % Tidak aktif

Sumber (Modifikasi Widodo dan Widayanti, 2013:34)

b. Analisis data instrumen angket respon siswa

Angket respon siswa digunakan untuk dapat mengukur pendapat

siswa terhadap ketertarikan, perasaan senang serta kemudahan dalam

memahami komponen-komponen. Angket respon siswa deberikan

kepada siswa setelah seluruh KBM selesai dilaksanakan dengan

menggunakan lembar angket siswa. Derajat penilaian siswa terhadap

suatu pertanyaan terbagi kedalam 4 (empat) kategori yang tersusun

secara bertingkat, mulai dari sangat tidak baik (STB), tidak baik (TB),

baik (B), dan sangat baik (SB) atau dapat juga disusun sebaliknya.

Pembobotan yang paling sering digunakan adalah : untuk

pernyataan positif, jawaban : SB skornya 4, B skornya 3, TB skornya 2,

dan STB skornya 1. Untuk pernyataan negatif, jawaban : SB skornya 1, B

skornya 2, TB skornya 3 dan STB skornya 4.

Persentase respon siswa dihitung dengan menggunakan rumus:

Nilai =

x100%

1) Mencari rentang kelas dengan rumus

Skor maksimal = banyaknya indikator (16) x 4 = 64

R = Skor maksimal – skor minimal = 64 – 0 = 64

2) Banyak skor = 4

Page 13: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 13

3) Mencari panjang kelas interval =

=

= 16

Tabel 3.1

Kategori Respon Siswa

Rentang Skor Skor Akhir Kategori

49 - 64 76,5 – 100 Sangat Baik

33 – 48 51,5 – 75 Baik

17 – 32 26,5 – 50 Cukup

0 – 16 0 – 25 Kurang Baik

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Data Hasil Pre-test

a. Nilai rata-rata

Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

terhadap materi pokok bahasan usaha dan energi sebelum diberi

perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning. Hasil pre-test dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Rata-rata Hasil Pre-test Kemampuan Berpikir Kritis

No Perhitungan Hasil

1 Kemampuan Berpikir Kritis 16,02868 %

Tabel 4.2

Distribusi Kategori Kemampuan Berpikir kritis

No Kategori Berpikir Kritis

Jumlah Siswa

1 Kurang Baik 29

2 Cukup 0

3 Baik 0

4 Sangat Baik 0

2. Data Hasil Post-test

Post-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa

terhadap materi pokok bahasan usaha dan energi sesudah diberi perlakuan

dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Berikut

hasil dari tes akhir (pot-tes) kelas VIII B pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Rata-rata Hasil Post-test Kemampuan Berpikir Kritis

No Perhitungan Hasil

1 Kemampuan Berpikir Kritis 57,84153 %

Tabel 4.4

Page 14: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 14

Distribusi Kategori Kemampuan Berpikir kritis

No Kategori Berpikir Kritis

Jumlah Siswa

1 Kurang Baik 2

2 Cukup 3

3 Baik 18

4 Sangat Baik 3

3. Hasil Analisis Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil perhitungan rekapitulasi hasil observasi siswa

yang dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dapat dilihat

pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Rekapitulasi Hasil Analisis Data Observasi

Pertemuan I Pertemuan II Interpretasi

Keterangan % Keterangan %

Aktif 73,72 % Aktif 70,93 % Meningkat

4. Data Hasil Respon Siswa

Berdasarkan hasil perhitungan, rekapitulasi hasil perhitungan angket

respon siswa dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Rekapitulasi Hasil Analisis Angket Respon Butir

Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Jumlah 77 88 80 73 61 85 73 72 79 79 76 73 66 78 81 72

Kategori B SB B B B SB B B B B B B B B B B

Keterangan

SB = Sangat Baik C = Cukup

B = Baik KB = Kurang Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat respon siswa perbutir

pernyataan semuanya berada dalam kategori baik dan sebagian dalam

73,72%

70,93%

jumlah siswa24

jumlah siswa26

Aktivitas Siswa

Page 15: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 15

kategori sangat baik dengan rata-rata sebesar 70,13 terdapat 14 pernyataan

pada butir angket respon yang berada dalam kategori baik yaitu pada butir

1,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16, sedangkan ada 2 butir pernyataan

angket respon siswa dalam kategori sangat baik yaitu pada butir 2 dan 6.

E. Pembahasan

Uraian aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran pada

pertemuan pertama sampai kedua sebagai berikut:

a. Pertemuan pertama (Selasa, 07 Agustus 2018)

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama berlangsung selama

2x40 menit (dua jam pelajaran) di kelas VIII B. Kegiatan pembelajaran

dimulai dengan membaca doa bersama. Peneliti mengecek daftar hadir

siswa, dan menyiapkan siswa untuk memulai pembelajaran. Pada

pertemuan pertama ini seluruh siswa hadir.

Adapun rata-rata aktivitas siswa selama proses pembelajaran

dengan model discovery learning pada pertemuan pertama ini selama

observer mengamati sebesar 73,72%.

b. Pertemuan kedua (Jum’at, 10 Agustus 2018)

Rata-rata aktivitas kelas eksperimen selama dua kali pertemuan

adalah 70,93% dengan kriteria aktif.

Pada pertemuan pertama di kelas eksperimen dilihat pada lembar

aktivitas siswa bahwa rata-rata aktivitas siswa adalah 73,72% dengan

kriteria aktif. Pada pelaksanaan pembelajaran berlangsung siswa aktif

dalam proses pembelajaran.

Pada pertemuan kedua tampak ada peningkatan aktivitas yang lebih

baik hal ini terlihat dari kekompakkan dan keakifan siswa dalam

melaksanakan pembelajaran. Adapun aktivitas siswa pada pertemuan

kedua ini yaitu 70,93% dengan kriteria aktif. Ini berarti dengan

diterapkannya model pembelajaran Discovery Learning siswa mulai

merasa tertarik dan akitf ketika proses pembelajaran berlangsung.

Adapun persentase rata-rata untuk masing-masing indikator pada

peretemuan pertama aktivitas siswa yang diamati oleh observer 1, observer

2, observer 3, observer 4 dan observer 5 yaitu pada langkah-langkah

pembelajaran discovery learning. Pada langkah Stimulation (pemberi

rangsangan) dengan indikator siswa penuh perhatian dalam kegiatan

belajar aktivitas siswa sebesar 77,08%, pada langkah Problem Statement

(pernyataan/ identifikasi masalah) dengan indikator siswa bertanya kepada

guru/ teman tentang hal-hal yang kurang jelas sebesar 79,17%, pada

langkah Data Collection (pengolahan data) dengan indikator siswa

melakukan melakukan kerja sama yang aktif dan terarah dalam kelompok

sebesar 76,07%, sedangkan pada indikator siswa antusias belajar

kelompok serta mampu mengendalikan diri dari kegaduhan sebesar

79,17%, selanjutnya pada langkah pembelajaran Data Processing

(pengolahan data) dengan indikator siswa mau berbagi dengan anggota

kelompok sebesar 83,33%, sedangkan pada indikator siswa mampu

memecahkan masalah dalam kelompok sebesar 78,13%. Kemudian pada

langkah verification (pembuktian) dengan indikator siswa berani

mengemukakan pendapat atau gagasan sebesar 73,96%, sedangkan pada

indikator respon positif terhadap siswa yang melakukan presentasi,

Page 16: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 16

bertanya, memberikan tanggapan atau menyanggah sebesar 58,83%.

Selanjutnya pada langkah pembelajaran menarik kesimpulan dengan

indikator siswa mau menyimpulkan hasil diskusi sebesar 58,33%.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer didapat bahwa

persentase aktivitas siswa tertinggi berada pada indikator siswa mau

berbagi dalam anggota kelompok yang termasuk dalam langkah keempat

discovery learning yaitu pada langkah data processing (pengolahan data)

dimana guru memberikan materi prasyarat tentang materi yang akan

dipelajari. Sedangkan persentase terkecil berada pada indikator siswa mau

menyimpulkan hasil diskusi yang termasuk dalam langkah terakhir model

discovery learning yaitu pada langkah generalization (menarik

kesimpulan), hal tersebut terlihat ketika peneliti meminta untuk

menyimpulkan hasil akhir pada lembar kerja siswa pada masing-masing

aktivitas hanya beberapa orang siswa yang mau memberikan kesimpulan

terhadap materi yang dipelajari.

Berdasarkan analisis angket respon siswa terhadap pembelajaran

discovery learning diperoleh bahwa rata-rata respon siswa terhadap 16

indikator angket yang terdiri dari 24 orang dalam kategori baik sebesar

73,72%. Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat ada 14 indikator pernyataan

yang berada dalam kategori baik, sedangkan kategori sangat baik sebanyak

2 indikator pernyataan.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Kemampuan Berpikir kritis siswa setelah mengikuti pembelajaran model

discovery learning dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata

skor kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 57,84%.

2. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan model

discovery learning dalam kategori aktif. Hal ini ditunjukkan dengan rata-

rata persentase aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama sebesar

73,72%. Pada pertemuan kedua aktivitas belajar siswa sebesar 70,93%.

3. Respon yang diberikan siswa terhadap pembelajaran dengan model

discovery learning dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata

persentase siswa yang memberikan respon sebesar 70,13 %.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa model

discovery learning efektif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa serta

aktivitas dan respon siswa dalam kategori aktif dan baik.

B. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan guna pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning

adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran discovery learning perlu disosialisasikan agar dapat

digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran fisika agar siswa lebih

aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

2. Guru diharapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif sehingga

terjalin komunikasi yang baik antara siswa dengan siswa ataupun antara

guru dengan siswa.

Page 17: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 17

3. Model pembelajaran discovery learning ini perlu diterapkan pada materi

yang lain sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian

ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Astuti, dkk. 2016. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui

Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pada Mata Kuliah

Filsafat Sains. e-Journal JPF Universitas Muhammadia Metro. 3(1), 68-75

Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran Dalam

Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: CV Budi Utama

Dewi. 2017. Efektivitas Model Role Playing dalam Meningkatkan Kompetensi

Mahasiswa pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan. e-Journal

Pendidikan Ekonomi Universitas Muhammadia Metro. 3(2), 95-104

Dimyanti dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Fatmawati, Dkk. 2014. Analisis Berpikir Kritis Siswa Dalam Pemecahan Masalah

Matematika Berdasarkan Polya Pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat.

e-Journal Elektronika Pembelajaran Matematika. 3(2), 95-104

Fithariyah, dkk. 2016. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX-D

SMPN 17 Malang. Paper dipresentasikan di Konferensi Nasional

Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) Universitas

Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Haeruman, Dkk. 2017. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Self-Confidence Ditinjau dari

Kemampuan Awal Matematis Siswa SMA di Bogor Timur. e-Journal

JPPM 10(2), 158-168 .

Haris dan Jihad. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Haryani. 2012. Membentuk Siswa Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran

Matematika. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika

FMIPA UNY Yogyakarta. 9(2), 899-910.

Jayadipura. 2014. Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Matematik. Prosiding

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Programm Pasca Sarjana Stkip

Siliwangi Bandung. 3(2),

Page 18: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 18

Johnson. 2007. Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar

Mengajar Mengasyikan Dan Bermakna. MLC

Karim, Nomaya. 2015. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran

Matematika dengan Menggunakan Model Jucuma di sekolah Menengah

Pertama. 3(1), 92-104

Kusuma dan Aisyah. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akutansi Siswa

Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Wonosari. e-Journal Pendidikan Akutansi

Indonesia. X(2), 43-63

Lefudin. 2017. Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi Dengan Model

Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran Dan

Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish CV Budi Utama

Miarso. 2004. menyemai benih teknologi pendidikan. Jakarta. Prenadamedia

group

Mubarok dan Sulistyo. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Discovery

Learning terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X TAV Pada Standar

Kompetensi Melakukan Instalasi Sound System di SMK Negeri 2

Surabaya. e-Journal Pendidikan Teknik Elektro. 3(1), 215-221

Mustaming, Dkk. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Memperbaiki

Unit Kopling dan Komponen-Komponen Sistem Pengoperasiannya

Dengan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas XI Otomotif SMK Negeri 2 Tarakan. e-Journal Pendidikan

Vokasi: teori dan praktek. 3(1), 81-95

Mutmainnah 2017. Efektivitas Strategi Pembelajaran Group To Group Exchange

Pada Materi Himpunan di MTS Nurul Ihsan. e-Journal Program Studi

Pendidikan Matematika. 3(2), 69-77

Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian (untuk

mahasiswa s-1, s-2, dan s-3). Bandung: Alfabeta

Ritdamaya dan Suhandi. 2015. Konstruksi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Kritis Terkait Materi Suhu Dan Kalor. JPPPF- Jurnal Penelitian dan

Pengembangan Pendidikan Fisika. 2(2), 87-96

Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Rohmawati. 2015. Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia Dini. 9(1),

15-32

Saifudin, 2014. Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis. Yogyakarta.

Deepublish.

Page 19: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 19

Santoso, Amriki, Dkk. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar dan Aktifitas Kelas

Melalui Lesson Study. Didaktis. 15(2), 13-23

Sari, Dkk. 2017. Aktivitas Belajar Siswa Pada materi Struktur Atom Kelas X MIA

Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Pontianak. Jurnal Ilmiah. 5(1), 45-53

Setiani dan Priansa. 2015. Manajemen Peserta Didik Dan Model Pembelajaran.

Bandung: Alfabeta

Shobirin Ma’as. 2016. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 Di Sekolah

Dasar. Yogyakarta: CV Budi Utama

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Sumbogo. 2016. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika

Menggunakan Media CD Pembelajaran disertai Pemberian Tugas pada

Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banjar Margo. Jurnal Pendidikan

Matematika FKIP Univ. 5(2), 180-186

Suprihatihingrum Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media

Suryana, 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep Siwa. Artikel ilmiah

alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau. Diakses dari, Email:

[email protected]

Tahir, Dkk. 2015. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

Berbasis Pendekatan Saintifik terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Topik

Program Linear di Kelas XI SMK YPPK Asisi Sentasi Kabupaten

Jayapura Ditinjau Dari Motivasi Belajar. Jurnal Ilmiah Matematika dan

Pembelajarannya. 1(2), 2-14

Wicaksana, Mardiana, Dkk. 2016. Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dengan Pendekatan Saintifik Pada Materi

Himpunan Ditinjau Dari Adversity Quotient (AQ) siswa. Jurnal Elektronik

Pembelajaran Matematika. 4(3), 258-269

Widodo dan Widayanti. 2013. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dengan

Metode Problem Based Learning Pada Sisswa Kelas VII A MTS Negeri

Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal fisika

indonesia. 49(17), 32-35

Wijaya. 2015. Hubungan Kemandirian dengan Aktivitas Belajar Siswa. Jurnal

Penelitian Tindakan dan Bimbingan Konseling. 1(3), 40-45

Yati, Budiarti, Dkk. 2015. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam

Memecahkan Soal Pada Materi Virus Di SMA Negeri 3 Kota Jambi.

Program Study Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jambi.

Zulfa Umi. 2010. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Al Ghazali Press

Page 20: Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RAHMA.pdfEfektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VIII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 (Oktober, 2018) Page 20

Zulhelmi. 2009. Penilaian Psikomotor dan Respon Siswa dalam Pembelajaran

Sains Fisika Melalui Penerapan Penemuan Tebimbing di SMP Negeri 20

Pekan Baru. Jurnal Geliga Sains Program Studi Pendidikan Fisika FKIP

Universitas Riau. 3(2), 8-13