Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JAPB : Vol. 2, No. 2, November 2019 421
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PELAYANAN ADMINISTRASI
TERPADU KECAMATAN (PATEN)
DI KECAMATAN JARO KABUPATEN TABALONG
Ai Sri Wahyuni ; Rahmi Hayati)* ; Safrul Rijali)**
[email protected]) ; [email protected]) ;
ABSTRAK
Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) adalah penyelenggaraan pelayanan publik dikecamatan yang proses pengelolaannya mulai dari permohonan
sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat. Satu tempat disini
berarti cukup melalui satu meja atau loket pelayanan. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Efektivitas Pelayanan Administrasi
Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong. Metode yang
dipakai dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dengan cara wawancara dan angket.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Efektivitas Pelaksanaan Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan PATEN yaitu meningkatkan
kualitas pelayanan dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dilihat dari kriteria
efektivitas dari faktor waktu, faktor kecermatan dan faktor gaya pemberian pelayanan dapat dikategorikan sudah Efektif dengan persentasi sebanyak 54%.
Kata Kunci : Efektivitas Pelayanan; Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan ;
PATEN
JAPB : Vol. 2, No. 2, November 2019 422
EFFECTIVENESS IMPLEMENTATION OF INTEGRATED ADMINISTRATIVE
SERVICES SUBDISTRICT (PATENT) IN KECAMATAN JARO KABUPATEN
TABALONG
ABSTRACT
Integrated Administrative Services Subdistrict (PATENT) is the implementation of public
services in the Sub-district whose management process from the application to the phase
of the publication of documents is done in one place. One place here means enough
through a table or service counter.
This research was conducted in Kecamatan Jaro office of Kabupaten Tabalong. This
research aims to know and analyze the effectiveness of integrated Administrative
Services sub-district (PATENT) in Kecamatan Jaro of Kabupaten Tabalong. The
methods used in this study use qualitative descriptive methods. Collection of data by
interview and poll.
The results of this study showed that the effectiveness of the implementation of
integrated Administrative Services subdistrict (PATENT) in Kecamatan Jaro of
Kabupaten Tabalong has been running well and in accordance with the purpose of the
PATENT namely improving the quality of service and Bring closer service to the
community seen from the effectiveness criteria of the time factor, the accuracy factor and
the style of giving service factors can be categorized as effective by a percentage of 54%.
Keyword: Effectiveness Of Service; Integrated Administrative Services Sub-
district; Patent
JAPB : Vol. 2, No. 2, November 2019 423
PENDAHULUAN
Pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan atau pelayanan
administrasi yang disediakan
penyelenggara pelayanan publik
(Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009).
Penyelenggara pelayanan publik
merupakan upaya negara untuk
memenuhi kebutuhan dasar dan hak-
hak sipil setiap warga negara atas
barang, jasa dan pelayanan administrasi
yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik, sehingga efektivitas
suatu sistem pemerintahan sangat
ditentukan oleh baik buruknya
penyelenggaraan pelayanan
publik.Kecamatan merupakan cakupan
wilayah dari Kabupaten/Kota dan
merupakan bagian dari penyelenggara
pelayanan publik. Pemerintah
kecamatan sebagai salah satu unit
organisasi pemerintah daerah
mempunyai kedudukan yang strategis
karena berada di garis depan (front line)
yang berhadapan langsung dengan
masyarakat dengan berbagai macam
latar belakang, kebutuhan dan tuntutan
yang selalu berubah dan berkembang.
Untuk mewujudkan kecamatan sebagai
pusat pelayanan masyarakat bagi badan
pelayanan terpadu di Kabupaten maka
dibentuklah Pelayanan Administrasi
Terpadu Kecamatan (PATEN). Pusat
pelayanan yang dimaksudkan adalah
kecamatan harus mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara
proporsional berdasarkan kriteria dan
skala kecamatan dibidang perizinan dan
non perizinan. Menurut Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun
2010 Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan (PATEN) adalah
penyelenggaraan pelayanan publik
dikecamatan yang proses
pengelolaannya mulai dari permohonan
sampai ke tahap terbitnya dokumen
dilakukan dalam satu tempat. Satu
tempat disini berarti cukup melalui satu
meja atau loket pelayanan. Maka dalam
mewujudkan pelayanan yang prima dan
sesuai dengan tujuan dari PATEN maka
pelaksanaan PATEN di Kecamatan Jaro
Kabupaten Tabalong diharapkan
mampu memberikan dampak
peningkatan pelayanan yang cukup
signifikan di berbagai aspek yang
melipiti dari segi pelayanan
sumberdaya manusia, fisik, segi proses
dan ketersediaan informasi.
Berdasarkan observasi sementara
di Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong
mengenai Pelayanan Administrasi
Terpadu Kecamatan ( PATEN ) di
Kecamatan Jaro masih ada yang
mengatakan sebagian sudah cukup baik
dan ada yang mengatakan kurang baik.
Dalam realitas di lapangan ditemukan
beberapa aspek yang mempengaruhi
penyelenggaraan pelayanan publik
yaitu PATEN yang ada di Kantor
Kecamatan Jaro yang diukur dari
indikator efektivitas pelayanan yaitu
faktor waktu, faktor kecermatan dan
faktor gaya pemberian pelayanan,
seperti contohnya pelayanan Non
perizinan yang meliputi Surat
Keterangan Pindah, KTP,Kartu
Keluarga dan Akta Kelahiran dan lain-
lain. Dalam pelaksanaannya masih
ditemui beberapa kendala yakni dari
faktor waktu dari segi kecepatan dan
ketepatan dalam penerbitan dokumen
seperti Akta Kelahiran, Akta Kematian,
Surat Keterangan Pindah lainnya masih
mengalami keterlambatan disebabkan
JAPB : Vol. 2, No. 2, November 2019 424
di kecamatan Jaro hanya bisa
menerbitkan dokumen berupa Kartu
Keluarga dan KTP saja, sedangkan
untuk dokumen berupa Akta Kelahiran,
Akta Kematian, dan Surat Keterangan
Pindah penerbitannya dilakukan di
Kabupaten maka para operator PATEN
harus menunggu berkas lebih banyak
lagi untuk dibawa ke Kabupaten
dikarenakan kendala anggaran, untuk
itu masyarakat harus membawa
berkasnya sendiri ke kabupaten jika
masyarakat sangat membutuhkannya
dalam waktu cepat . Dari faktor
kecermatan berdasarkan ketelitin dan
berhati-hati dalam melakukan
pelayanan sudah dilakukan dengan
sebaik mungkin namun harus
ditingkatkan lagi karena ada salah satu
oprator PATEN masih kurang teliti
dalam meneliti berkas masyarakat.
Sedangkan dari faktor gaya pemberian
pelayanan dari segi sikap & prilaku,
cara berbicara dan penampilan sudah
terterap dengan baik.
A. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan
menganalisis Efektivitas Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan
(PATEN) di Kecamatan Jaro
Kabupaten Tabalong
B. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini mendukung teori
Efektivitas oleh Sondang P. Siagian,
1996:60 mengatakan bahwa
efektivitas dapat diukur melalui : 1.
Faktor Wa ktu 2. Faktor
Kecermatan 3. Faktor Gaya
Pemberian Pelayanan.
b. Mendukung penelitian terdahulu
oleh Rani Anova Dewi (2016) sudah
efektif, Andri Mukti Sasongko,
S.STP, M.Si (2018), sudah efektif
(Hayati, 2017) sudah efektif, Dayu
Avivantoro (2017) sudah efektif,
(Suriyani, 2017) sudah efektif, Tias
Vela Erdina (2017) sudah efektif.
c. Tidak mendukung penelitian oleh
Muhammad Arif Nurrahman (2018)
belum efektif,
Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan bagi
pengembangan ilmu administrasi
negara dan penerapan ilmu
administrasi negara khususnya di
bidang pelayanan publik terkait
efektivitas pelaksanaan administrasi
terpadu kecamatan (PATEN)
b. Penelitian ini diharapkan dapat
sebagai masukan bagi Pemerintah
Kecamatan Jaro untuk menemukan
kelebihan dan kekurangan dan terus
melakukan perbaikan dalam
pelaksanaan PATEN
LANDASAN TEORI
1. Efektivitas
Efektivitas pada dasarnya
menunjukan pada taraf pencapaian
hasil, sering atau senantiasa dikaitkan
dengan pengertian efisien, meskipun
sebenarnya ada perbedaan diantara
keduanya. Efektivitas menekankan
pada hasil yang dicapai, efektivitas
merupakan gambaran seberapa jauh
target dapat tercapai yang dapat dilihat
dari kualitas yang memadai. Kata
efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu
effective yang berarti berhasil atau
sesuatu yang dilakukan berhasil dengan
baik. Efektivitas pada dasarnya
mengacu pada sebuah keberhasilan atau
pencapaian tujuan. Efektivitas
merupakan salah satu pencapaian yang
ingin diraih oleh sebuah organisasi.
Efektivitas tidak dapat disamakan
dengan efisiensi. Karena keduanya
JAPB : Vol. 2, No. 2, November 2019 425
memiliki arti yang berbeda, walaupun
dalam berbagai penggunaan kata
efisiensi lekat dengan kata efektivitas.
Efisiensi mengandung pengertian
perbandingan antara biaya dan hasil,
sedangkan efektivitas secara langsung
dihubungkan dengan pencapaian
tujuan. Siagian (2001:24) memberikan
definisi sebagai berikut “Efektivitas
adalah memanfaatkan sumber daya,
sarana dan prasarana dalam jumlah
tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan
sejumlah barang atau jasa kegiatan
yang dijalankannya”. Amirullah dan
Rabdyah Hanafi (2002) Efektivitas
menunjukan kemampuan suatu
perusahaan dalam mencapai sasaran
yang telah ditetapkan secara tepat.
Pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan dan ukuran maupun standar
yang berlaku mencerminkan suatu
perusahaan tersebut telah
memperhatikan efektivitas
operasionalnya. Ravianto dalam
Masruri (2014), pengertian efektifitas
adalah seberapa baik pekerjaan yang
dilakukan, sejauh mana orang
menghasilkan keluaran sesuai dengan
yang diharapkan. Abdurahmat dalam
othenk (2008:7) efektivitas adalah
pemanfaatan sumber daya, sarana dan
prasarana dalam jumlah tertentu yang
secara sadar ditetapkan sebelumnya
untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan
tepat pada waktunya. Bungkaes (2013),
efektifitas adalah hubungan antara
output dan tujuan. Dalam artian
efektifitas merupakan ukuran seberapa
jauh tingkat output, kebijakan dan
prosedur dari organisasi mencapai
tujuan yang ditetapkan. Dalam
pengertian teoritis atau praktis, tidak
ada persetujuan yang universal
mengenai apa yang dimaksud dengan
“Efektifitas”. Bagaimanapun definisi
efektifitas berkaitan dengan pendekatan
umum. Bila ditelusuri efektifitas berasal
dari kata dasar efektif yang artinya :
(1). Ada efeknya (pengaruhnya,
akibatnya, kesannya) seperti: manjur;
mujarab; mempan; (2). Penggunaan
metode/cara, sarana/alat dalam
melaksanakan aktivitas sehingga
berhasil guna (mencapai hasil yang
optimal). Gibson et.al dalam Bungkaes
(2013) pengertian efektifitas adalah
penilaian yang dibuat sehubungan
dengan prestasi individu, kelompok,
dan organisasi. Makin dekat prestasi
mereka terhadap prestasi yang
diharapkan (standar), maka makin lebih
efektif dalam menilai mereka.
Gibson dalam Tangkilisan
(2005:65) mengatakan hal yang
berbeda bahwa efektivitas organisasi
dapat pula diukur melalui :
1. Kejelasan tujuan yang hendak
dicapai
2. Kejelasan strategi pencapaian
tujuan
3. Proses analisis dan perumusan
kebijaksanaan yang mantap
4. Perencanaan yang matang
5. Penyusunan program yang tepat
6. Tersedianya sarana dan prasarana
7. Sistem pengawasan dan
pengendalian yang bersifat
mendidik
Efektivitas kerja organisasi
sangat tergantung dari efektivitas kerja
dari orang-orang yang bekerja di
dalamnya. Sangat sulit untuk mengukur
efektivitas kerja, karena penilaiannya
sangat subjektif dan sangat tergantung
pada orang yang menerima pelayanan
tersebut. Kesukarannya terletak pada
penarikan generaliasi yang akhirnya
berlaku umum dan dapat diterima oleh
JAPB : Vol. 2, No. 2, November 2019 426
setiap orang. Artinya, meskipun
individual sifatnya, ada beberapa
kriteria yang dapat digunakan untuk
mengukur efektivitas kerja dari
organisasi yang memberikan pelayanan
(Sondang P. Siagian, 1996:60) antara
lain :
1. Faktor waktu
Faktor waktu di sini maksudnya
adalah ketepatan waktu dan kecepatan
waktu dari pelayanan yang diberikan
oleh pemberi pelayanan. Hanya saja
penggunaan ukuran tentang tepat
tidaknya atau cepat tidaknya pelayanan
yang diberikan berbeda dari satu orang
ke orang lain. Terlepas dari penilaian
subjektif yang demikian, yang jelas
ialah faktor waktu dapat dijadikan
sebagai salah satu ukuran efektivitas
kerja.
2. Faktor kecermatan
Faktor kecermatan dapat
dijadikan ukuran untuk menilai tingkat
efektivitas kerja organisasi yang
memberikan pelayanan. Faktor
kecermatan disini adalah faktor
ketelitian dari pemberi pelayanan
kepada pelanggan. Pelanggan akan
cenderung memberikan nilai yang tidak
terlalu tinggi kepada pemberi pelayan,
apabila terjadi banyak kesalahan dalam
proses pelayanan, meskipun diberikan
dalam waktu yang singkat.
3. Faktor gaya pemberian pelayanan
Gaya pemberian pelayanan
merupakan salah satu ukuran lain yang
dapat dan biasanya digunakan dalam
mengukur efektivitas kerja. Yang
dimaksud dengan gaya disini adalah
cara dan kebiasaan pemberi pelayanan
dalam memberikan jasa kepada
pelanggan. Bisa saja si pelanggan
merasa tidak sesuai dengan gaya
pelanggan yang diberikan oleh pemberi
pelayanan. Jika berbicara tetang sesuatu
hal yang menyangkut kesesuaian,
sesungguhnya apa yang dibicarakan
termasuk hal yang tidak terlepas
kaitannya dengan nilai-nilai sosial yang
dianut oleh orang yang bersangkutan.
Dari beberapa pendapat diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu
hal dapat dikatakan efektif apabila hal
tersebut sesuai dengan dengan yang
dikehendaki. Artinya, pencapaian hal
yang dimaksud merupakan pencapaian
tujuan dilakukannya tindak-tindakan
untuk mencapai hal tersebut. Efektivitas
dapat diartikan sebagai suatu proses
pencapaian suatu tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Suatu usaha
atau kegiatan dapat dikatakan efektif
apabila usaha atau kegiatan tersebut
telah mencapai tujuannya. Apabila
tujuan yang dimaksud adalah tujuan
suatu instansi maka proses pencapaian
tujuan tersebut merupakan keberhasilan
dalam melaksanakan program atau
kegiatan menurut wewenang, tugas dan
fungsi instansi tersebut.
2. Pelayanan Publik
Menurut Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik mendefinisikan Pelayanan
publik merupakan kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan pelayanan
administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Undang-undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
JAPB : Vol. 2, No. 2, November 2019 427
memaparkan bahwa ruang lingkup
pelayanan publik dapat digolongkan ke
dalam dua bentuk, yaitu:
a. Pelayanan Barang dan Jasa
Publik. Pelayanan pengadaan dan
penyaluran barang dan jasa publik bisa
dikatakan mendominasi seluruh
pelayanan yang disediakan pemerintah
kepada masyarakat.
b. Pelayanan Administratif
Pelayanan publik dalam kategori
ini meliputi tindakan administratif
pemerintah yang diwajibkan oleh
negara dan diatur dalam perundang-
undangan dalam rangka mewujudkan
perlindungan pribadi, keluarga,
kehormatan, dan harta benda juga
kegiatan administratif yang dilakukan
oleh instansi nonpemerintah yang
diwajibkan oleh negara dan diatur
dalam perundang-undangan serta
diterapkan berdasarkan perjanjian
dengan penerima pelayanan. Pelayanan
adalah suatu tindakan yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan orang lain
(konsumen, pelanggan, tamu, pasien,
penumpang, dan lain-lain) pada tingkat
pemuasannya hanya dapat dirasakan
oleh orang yang melayani dan dilayani.
Pelayanan Publik yang baik
dapat dinilai dari hasil pelayanannya
apakah sesuai atau tidak dengan tujuan
awal pelayanan itu diberikan. Hal ini
merupakan efektivitas pelayanan
publik. Menurut Emerson yang dikutip
Soewarno (1996:16) bahwa” Efektivitas
Pelayanan Publik merupakan
pengukuran dalam arti tercapainya
sasaran dan tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya”. Sondang P.
Siagian (1997:151), “Efektivitas
pelayanan publik berarti penyelesaian
pekerjaan tepat pada waktu yang telah
ditentukan, artinya pelaksanaan sesuatu
tugas dinilai baik atau tidak sangat
tergantung pada penyelesaian tugas
tersebut dengan waktu yang telah
ditetapkan”. Abidin (2010:71)
mengatakan bahwa pelayanan publik
berkualitas bukan hanya mengacu pada
pelayanan itu semata, tetapi juga
menekankan pada proses
penyelenggaraan atau pendistribusian
pelayanan itu sendiri hingga ke tangan
masyarakat sebagai konsumen. Aspek-
aspek kecepatan, ketepatan,
kemudahan, dan keadilan menjadi alat
untuk mengukur pelayanan publik
kepada masyarakat harus
memperhatikan aspek kecepatan,
ketepatan, kemudahan dan keadilan.
Aspek pelayanan kepada
masyarakat inilah yang menjadi salah
satu tugas dan fungsi administrasi
negara. Sebagaimana dinyatakan dalam
Kepmenpan Nomor 63 Tahun 2003
tentang pedoman penyelenggaraan
pelayanan umum, merupakan
perwujudan dari fungsi aparatur negara
sebagai abdi masyarakat disamping
sebagai abdi negara, sehingga
penyelenggaraannya perlu terus
ditingkatkan sesuai dengan sasaran
pembangunan yang dimaksud.
3. Efektivitas Pelayanan Publik
Pelayanan Publik yang baik
dapat dinilai dari hasil pelayanannya
apakah sesuai atau tidak dengan tujuan
awal pelayanan itu diberikan. Hal ini
merupakan efektivitas pelayanan
publik. Menurut Emerson yang dikutip
Soewarno (1996:16) bahwa” Efektivitas
Pelayanan Publik merupakan
pengukuran dalam arti tercapainya
sasaran dan tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya”.
JAPB : Vol. 2, No. 2, November 2019 428
Sedangkan Sondang P. Siagian
(1997:151), “Efektivitas pelayanan
publik berarti penyelesaian pekerjaan
tepat pada waktu yang telah ditentukan,
artinya pelaksanaan sesuatu tugas
dinilai baik atau tidak sangat tergantung
pada penyelesaian tugas tersebut
dengan waktu yang telah ditetapkan”.
Abidin (2010:71) mengatakan
bahwa pelayanan punlik berkualitas
bukan hanya mengacu pada pelayanan
itu semata, tetapi juga menekankan
pada proses penyelenggaraan atau
pendistribusian pelayanan itu sendiri
hingga ke tangan masyarakat sebagai
konsumen. Aspek-aspek kecepatan,
ketepatan, kemudahan, dan keadilan
menjadi alat untuk mengukur pelayanan
publik kepada masyarakat harus
memperhatikan aspek kecepatan,
ketepatan, kemudahan dan keadilan.
Aspek pelayanan kepada
masyarakat inilah yang menjadi salah
satu tugas dan fungsi administrasi
negara. Sebagaimana dinyatakan dalam
Kepmenpan Nomor 63 Tahun 2003
tentang pedoman penyelenggaraan
pelayanan umum, merupakan
perwujudan dari fungsi aparatur negara
sebagai abdi masyarakat disamping
sebagai abdi negara, sehingga
penyelenggaraannya perlu terus
ditingkatkan sesuai dengan sasaran
pembangunan yang dimaksud.
4. Pelayanan Administrasi
Terpadu Kecamatan (PATEN)
Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan disingkat PATEN adalah
penyelenggaraan Pelayanan Publik di
Kecamatan dari tahap permohonan
sampai ketahap terbitnya dokumen
dalam satu tempat. Satu tempat ini
disini berarti cukup melalui satu meja
atau loket pelayanan. sistem ini
memposisikan warga masyarakat hanya
berhubungan dengan petugas
meja/loket pelayanan dikecamatan.
Ketika warga masyarakat datang ke
kantor kecamatan untuk melakukan
pengurusan pelayanan administrasi,
masyarakat tidak perlu lagi mendatangi
setiap petugas yang berkepentingan,
seperti kepala seksi, sekretaris
kecamatan dan camat. Warga cukup
menyerahkan berkas ke petugas
meja/loket pelayanan, duduk menunggu
sejenak kemudian dipanggil untuk
menerima dokumen yang sudah selesai.
Setelah itu melakukan pembayaran
(bila ada tarif yang harus dibayar).
PATEN diselenggarakan dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan
dengan cara mendekatkan pelayanan
kepada masyarakat. Peningkatan
kualitas pelayanan inti terutama terlihat
dari aspek waktu dan aspek biaya
pelayanan yang lebih cepat dan terukur
dengan jelas. Sebagaimana yang
diamanatkan dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010
tentang Pedoman Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan
(PATEN) bahwa pada seluruh
Kecamatan se Indonesia pada Tahun
2014 di harapkan sudah dapat
ditetapkan sebagai Penyelenggara
Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan (PATEN).
Asas PATEN sebagai bagian
dari upaya peningkatan kualitas
pelayanan publik, khususnya jenis
pelayanan administrasi, maka PATEN
menganut asas-asas pelayanan publik
sesuai dengan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2009 tentang pelayanan
publik, antara lain :
JAPB : Vol. 2, No. 2, November 2019 429
a. Kepentingan umum yang berarti
pemberian pelayanan oleh
petugas pelaksana oleh petugas
pelaksana PATEN tidak boleh
mengutamakan kepentingan
pribadi atau golongan.
b. Kepastian hukum berarti ada
jaminan bagi terwujudnya hak
dan kewajiban antara penerima
pelayanan (warga masyarakat)
dan pemberi pelayanan
(kecamatan) dalam
penyelenggaraan PATEN.
c. Kesamaan hak berarti pemberian
pelayanan dalam PATEN tidak
membedakan suku, ras, agama,
golongan, gender, dan status
ekonomi.
d. Keseimbangan hak dan
kewajiban berarti pemenuhan hak
itu harus sebanding dengan
kewajiban yang harus
dilaksanakan, baik oleh pemberi
maupun penerima pelayanan.
e. Keprofesionalan berarti setiap
pelaksanan PATEN harus
memiliki Kompetensi yang
sesuai dengan bidang tugasnya.
f. Partisipatif berarti peningkatan
peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan PATEN dengan
memperhatikan aspirasi,
kebutuhan dan harapan
masyarakat.
g. Persamaan perlakuan/ tidak
diskriminatif berarti dalam
penyelenggaraan PATEN, setiap
warga masyarakat berhak
memperoleh pelayanan yang adil.
h. Keterbukaan berarti setiap
penerima pelayanan dapat
dengan mudah mengakses dan
memperoleh informasi tentang
PATEN.
i. Akuntabilitas berarti proses
penyelenggaraan PATEN harus
dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
j. Fasilitas dan perlakuan khusus
bagi kelompok rentan berarti ada
pemberian kemudahan terhadap
kelompok rentan sehingga
tercipta keadilan dalam
pelayanan.
k. Ketepatan waktu berarti
penyelesaian setiap jenis
pelayanan yang dikelola
dilakukan tepat waktu sesuai
dengan standar pelayanan
PATEN.
l. Kecepatan, kemudahan, dan
keterjangkauan berarti setiap
jenis pelayanan dalam PATEN
dilakukan secara cepat, mudah,
dan terjangkau oleh warga
masyarakat penerima pelayanan.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini
menggunakan metode Kualitatif
Diskriptif, yang ditujukan untuk
menggambarkan dan menekankan pada
pengungkapan secara menyeluruh dari
fenomena-fenomena yang ada, baik
bersifat alamiah maupun rekayasa
manusia, yang lebih memperhatikan
mengenai karakteristik, kualitas,
keterkaitan antar kegiatan. Jenis
penelitian deskriptif ini dianalisa
melalui observasi, dokumen-dokumen
tertulis, wawancara maupun angket.
Agar data yang diperoleh valid dan
mampu menjawab pertanyaan-
pertanyaan maupun permasalahan-
permasalahan penelitian serta mampu
mencapai tujuan penelitian, maka
ditentukan teknik pengumpulan data.
JAPB : Vol. 2, No. 2, November 2019 430
Untuk memperoleh data dalam
penelitian ini digunakan prosedur
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi
Pengumpulan data secara
langsung terhadap fenomena atau
kejadian yang sedang berlangsung
dengan jalan pengamatan. Metode
ini digunakan untuk mengamati
keadaan responden yang tidak
secara mudah dapat ditangkap
melalui angket.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan
metode pengumpulan data-data
sekunder yang berhubungan
dengan masalah penelitian dalam
kaitannya untuk melengkapi data
primer. Dapat berupa buku
registrasi pelayanan Non-Perizinan
, pedoman PATEN, gambar-
gambar dilapangan dan hasil
penelitian terdahulu yang meneliti
tentang Efektivitas pelaksanaan
PATEN, serta dokumentasi lain
yang relevan.
3. Wawancara
Wawancara merupakan
teknik pengumpulan data dengan
cara peneliti mengajukan
pertanyaan secara lisan kepada
informan dan responden untuk
mendapatkan informasi yang
relevan. Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan jenis
wawancara semiterstruktur sebagai
salah satu teknik pengumpulan
datanya
4. Angket
Angket merupakan daftar
pertanyaan (Kuensioner),
Pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi daftar
pertanyaan kepada responden.
Dalam penelitian ini peneliti akan
menggunakan angket tertutup
secara langsung , artinya
responden harus memiliki jawaban
yang telah disediakan dalam
angket. Kuensioner ini diberikan
kepada masyarakat yang menerima
pelayanan PATEN.
Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah Analisis Data Kualitatif
Mohammad Ali. Mohammad Ali
secara umum menjelaskan bahwa
penelitian adalah suatu cara untuk
memahami sesuatu dengan melalui
usaha mencari bukti-bukti yang
muncul sehubungan dengan
masalah itu, yang dilakukan secara
hati-hati sehingga diperoleh
pemecahan. Dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
(Mohammad Ali 1985:184)
Keterangan :
P = Presentasi
F = Jumlah Jawaban
N = Jumlah
Responden
Dimana :
76 - 100 : Sangat Efektif
51 - 75 : Efektif
26 - 50 : Kurang Efektif
0 - 25 : Tidak Efektif
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pada tabel
rekapitulasi tanggapan responden
tentang Efektivitas Pelaksanaan
Pelayanan Administrasi Terpadu
P=X 𝐹
𝑁 100%
JAPB : Vol. 2, No. 2, November 2019 431
Kecamatan ( PATEN ) di Kecamatan
Jaro yaitu yang mengatakan sangat
Efektif dengan persentasi 54%, Efektif
dengan persentasi 20,5%, Kurang
Efektif dengan persentasi 22,7%, dan
yang mengatakan Tidak Efektif dengan
persentasi 2,7%.
Berdasarkan hasil analisis
penelitian yang dilakukan maka dapat
disimpulkan dari hasil rekapitulasi
tanggapan responden tentang efektivitas
pelaksanaan pelayanan administrasi
terpadu kecamatan (PATEN) dalam
kategori dari ( Mohammad Ali 1985:184
) dapat dikriteriakan “Efektif “ dengan
persentasi 54%.
Tabel : Rekap Hasil tanggapan responden
tentang Penelitian Pelaksanaan Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan
(PATEN) di Kecamatan Jaro
No
Daftar
Pertanyaa
n
Persentasi ( % )
S.E E K.
E T.E
1 Faktor
waktu 33,3%
15% 46,7%
5%
2 Faktor
kecermatan 55% 25%
16,6%
3,3%
3
Faktor gaya
pemberian
pelayanan
73,7%
21,6%
5% 0%
Jumlah 162%
61,6%
68,3%
8,3%
Rata-rata 54
%
20,5
%
22,7
%
2,7
%
Berdasarkan hasil analisis penelitian
yang dilakukan diatas dengan
menggunakan teori Sondang P.Siagian
(1996:60) tentang kriteria efektivitas
yaitu : Faktor waktu, Faktor Kecermatan
dan Faktor gaya pemberian pelayanan.
Faktor waktu adalah faktor
yang paling penting untuk mewujudkan
suatu keefektivitasan dalam suatu
organisasi, agar meningkatkan kualitas
pelayanan dan mendekatkan pelayanan
kepada masyarakat sudah di lakukan
dengan baik namun untuk faktor waktu
dari segi kecepatan dan ketepatannya
masih di katakan kurang efektif dilihat
dari para operator PATEN untuk
mengurus penerbitan dokumen harus
menunggu berkas untuk lebih banyak dan
dibawa ke Kabupaten dan terkendala
anggaran Sppd untuk mengurus dokumen
tersebut ke Kabupaten. Maka dapat
disimpulkan dari tanggapan responden
dan hasil wawancara tentang efektivitas
pelaksanaan pelayanan administrasi
terpadu kecamatan (PATEN) masih
kurang efektif.
Dalam faktor kecermatan dari segi
ketelitian dan berhati-hati sudah
dilakukan dengan baik dan dikatakan
sudah efektif, didukung dari hasil
penyebaran angket dan wawancara dari
para responden. Berdasarkan hasil
analisis tentang faktor kecermatan ini
para operator PATEN kecamatan Jaro
sudah melakukan pelayanan dengan
baik dan efektif dari hasil pengamatan
penulis para operator sudah teliti dan
berhati-hati dalam memeriksa berkas
yang masuk dan walaupun ada salah
satu operator yang bisa melakukan
kesalahan. Maka dapat disimpulkan
dari faktor kecermatan ini sudah efektif.
Dalam faktor gaya pemberian
pelayanan dari segi sikap, gaya
berbicara dan penampilan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dan
mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat dilakukan dengan sangat
baik dan sangat efektif. Didukung dari
hasil penyebaran angket dan
wawancara kepada responden bahwa
pelayanan yang d laksanakan di
kecamatan jaro sangat sopan dan
beretika dari segi penyampaian dan
penampilanpun sangat sesuai dengan
gaya pemberian pelayanan yang baik.
JAPB : Vol. 2, No. 2, November 2019 432
Maka dapat disimpulkan dari faktor
gaya pemberian pelayanan ini sangat
efektif.
Dari hasil analisis penelitian
tentang efektivitas pelaksanaan
pelayanan administrasi terpadu
kecamatan (PATEN) dilihat dari
kriteria efektivitas yaitu faktor waktu,
faktor kecermatan dan faktor gaya
pemberian pelayanan dapat dikatakan
sudah efektif, namun ada beberapa
faktor yang belum berjalan dengan baik
dan belum efektif, yaitu faktor waktu.
Faktor Waktu masih belum bisa
diterapkan dalam pelaksanaan PATEN
di kecamatan jaro dalam faktor waktu
ini masih terdapat banyak keluhan dari
masyarakat tentang penerbitan
dokumen yang masih tidak tepat dan
cepat dalam penerbitannya. Dilihat dari
tujuan PATEN yaitu untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dan
mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat kecamatan jaro masih
belum bisa mencapai tujuan itu. Dalam
faktor waktu ini masih terdapat kendala
yang harus dihadapi oleh para operator
PATEN di Kecamatan Jaro seperti
halnya dalam penerbitan suatu
dokumen tidak bisa diukur cepat
tedaknya penyelesaiannya dikarenakan
petugas harus mengumpulkan berkas
masyarakat yang ingin membuat
dokumen tersebut agar terkumpul lebih
banyak dan untuk tujuan PATEN yaitu
mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat dari segi faktor waktu ini
belum bisa di katakan efektif karena
untuk masyarakat yang membutuhkan
dokumen dalam waktu cepat,
masyarakat harus mengurus sendiri
pembuatan dokumen tersebut ke
Kabupaten. Dari faktor kecermatan
pelaksanaan PATEN di kecamatan jaro
juga mendapatkan persentasi yang
masih rendah tetapi masih masuk
kedalam kategori efektif, namun di
dalam faktor kecermatan ini masih
terdapat sedikit kesalahan yang
dlakukan oleh salah satu oprator
PATEN itu sendiri yakni
menghilangkan berkas masyarakat yang
sudah masuk ke kecamatan dan
kesalahan dalam penerbitan
dokumennya. Untuk faktor gaya
pemberian pelayanan pelaksanaan
PATEN di Kecamatan Jaro sudah
menerapkan indikator ini dan
mendapatkan respon yang baik dari
masyarakat yang melakukan pelayanan
ke Kecamatan dari faktor gaya
pemberian pelayanan sudah mendukung
penelitian dari Sondang P. Siagian
(1996:60)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
tentang efektivitas pelaksanaan
pelayanan administrasi terpadu
kecamatan (PATEN) di Kecamatan
Jaro Kabupaten Tabalong. Maka
peneliti menarik kesimpulan bahwa
pelaksanaan PATEN di Kantor
Kecamatan Jaro di kategorikan sudah
efektif dengan persentasi 54%. Adapun
saran dari peneliti kepada pihak
kecamatan 1) agar diberikan anggaran
untuk perjalanan dinas ke Kabupaten
dalam mengurus berkas masyarakat
agar tidak ada keterlambatan dalam
penerbitan berkas dan agar sesuai
dengan tujuan PATEN tersebut, 2)
memberikan pelatihan dan pengarahan
kepada para opreator PATEN agar tidak
melakukan kesalahan dalam pembuatan
dokumen dan agar lebih teliti lagi
dalam pemeriksaan berkas masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
JAPB : Vol. 2, No. 2, November 2019 433
Abidin, Z.S. (2010). Kebijakan Publik.
Jakarta: Yayasan Pancur Siwah.
Agung, K. (2005). Transformasi
Pelayanan Publik. Yogyakarta :
Pembaharuan
Atep Adya Barata. (2003). Dasar-dasar
Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Avivantoro, D (2017). Efektivitas
Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan (PATEN) di
Kecamatan Puger Kabupaten Jember
https://repository.unej.ac.id
Dewi, R.A (2016). Efektivitas
Pelaksanaan Pelayanan
Administrasi Terpadu
Kecamatan (PATEN) Di Kecamatan Kutoarjo
Kabupaten Purworejo.
https://eprints.uns.ac.id
Erdina T.V, Hariani D (2017). Analisis
Efektivitas Organisasi Dalam Program Pelayanan
Administrasi Terpadu
Kecamatan (PATEN) Di
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
https://ejournal3.undip.ac.id
Hayati, R. (2017). Kualitas Pelayanan
Ibu Hamil Peserta Jamkesda Di
Puskesmas Malinau Kecamatan
Loksado Kabupaten Hulu
Sungai Selatan. Jurnal PubBis,
69-79.
Moenir, H.A.S. (2002). Manajemen
Pelayanan Umum di
Indonesia. Jakarta : Bumi
Aksara
Nurrahman, M.A (2018). Efektivitas Pelaksanaan Pelayanan
Administrasi Terpadu
Kecamatan (PATEN) Di
Kecamatan Sambutan Kota Samarinda
https://ar.mian.fisip-
unmul.ac.id
Ratminto & Atik septi Winarsih.
2006. Manajeman Pelayanan.
Jakarta: Pustaka Pelajar
Siagian, Sondang P. 1997. Filsafat
Administrasi. Jakarta: PT
Toko Gunung Agung
Siagian, Sondang P. 2001.
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara
Sinambela L.P. (2006). Reformasi
Pelayanan Publik, Teori,
Kebijakan dan Implementasi.
Jakarta : Bumi Aksara
Soewarno, Handayaningrat. (1996).
Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen.
Jakarta : Gunung Agung
Sutopo, H.B. 2006. Metodologi
Penelitian Kualitatif.
Surakarta: Universitas Sebelas
Maret
Suriyani, E. (2017). Efektivitas
Pelayanan Pembuatan Kartu
Tanda Penduduk Elektronik
(Ktp-El) Di Kantor
Kecamatan Bintang Ara
Kabupaten Tabalong. Jurnal
PubBis, 2(2), 150-160.
JAPB : Vol. 2, No. 2, November 2019 434