114
EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME PEMBIMBING MANASIK HAJI PADA KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 Skripsi Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Elis Sya’adah NIM : 1113053000089 KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1439H

EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM

MENINGKATKAN PROFESIONALISME

PEMBIMBING MANASIK HAJI PADA KANWIL

KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTEN

TAHUN 2016

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Elis Sya’adah

NIM : 1113053000089

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M/1439H

Page 2: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan
Page 3: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan
Page 4: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan
Page 5: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

i

ABSTRAK

Elis Sya’adah, 1113053000089, Efektivitas Pelatihan Sertifikasi dalam

Meningkatkan Profesionalisme Pembimbing Manasik Haji pada Kanwil

Kementerian Agama Provinsi Banten Tahun 2016, Dosen Pembimbing Prof.

Dr. H. Murodi, MA

Haji merupakan proses ibadah yang melibatkan banyak pihak dalam

pelaksanaannya, untuk menjadi jemaah haji yang mabrur tentu sangat diperlukan

bimbingan manasik. Bimbingan manasik yang benar dan sesuai syariah islam

pasti akan menghasilkan jemaah haji yang mandiri dan mabrur. Namun sangat

disayangkan dalam mewujudkan suksesnya penyelengaraan ibadah haji dimensi

kompetensi pembimbing ibadah masih rendah diantaranya yakni materi

bimbingan, metode bimbingan, sarana, prasarana, kepanitiaan dan

mengedepankan aspek spiritual dalam perjalanan ibadah haji. Seelain itu,

penemuan fakta pembimbing manasik minim bersertifikat dengan rata-rata indeks

sebesar 41,7 persen. Hal ini yang menjadi alasan kuat diselenggarakannya

pelatihan sertifikasi. Proses bimbingan manasik tentu tidak terlepas dari sosok

pembimbingnya sendiri. Untuk itu, pembimbing dituntut mengikuti pelatihan

sertifikasi professional dalam bidang manasik haji. Kanwil Kementrian Agama

Provinsi Banten merupakan lembaga kementrian agama tingkat provinsi yang

menyelenggarakan pelatihan sertifikasi bagi pembimbing manasik haji. Hal ini

merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas bimbingan

manasik khusunya di Banten. Inilah yang mendorong penulis untuk melakukan

penelitian di Kanwil Kementrian Agama Provinsi Banten.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur efektivitas dari pelatihan

sertifikasi dalam meningkatkan profesionalisme pembimbing manasik haji pada

Kanwil Kementrian Agama Provinsi Banten yang dilihat dari beberapa aspek

yakni materi, media, peserta, pembimbing, waktu dan metode yang digunakan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yang

mana metode ini menghasilkan data deskriptif berupa hasil wawancara dan

pengambilan dokumen-dokumen di lapangan.

Dari hasil penelitian penulis temukan bahwa pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik yang telah diselenggarakan oleh Kanwil Kementria Agama

Provinsi Banten dinilai efektif. Hal tersebut diukur dari tercapainya tujuan dari

pelaksanaan sertifikasi yang bisa dilihat dari aspek yang telah penulis sebutkan di

atas sehingga pembimbing dianggap profesioanal dengan memenuhi standar

kompetensi yang telah ditentukan. Kemudian berhasilnya penyelenggaraan

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik oleh Kanwil Kementrian Agama

Provinsi Banten dapat dilihat dari antusias peserta pelatihan sertifikasi yang

semakin bertambah. Kemudian pelaksanaan dan rencana yang dibuat berlangsung

sesuai tanpa ada kendala dan hambatan. Dengan demikian pembimbing manasik

tidak diragukan lagi kemampuannya dalam membimbing para calon jemaah haji.

Karena sudah memiliki sertifikat professional dalam bidang manasik haji.

Kata kunci :Efektivitas, Pelatihan, Sertifikasi, Profesionalisme, Pembimbing

Manasik Haji, Kanwil Kementerian Agama

Page 6: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang telah

mengatur, membimbing semua hamba-Nya, sekaligus ketentuan hidup yang harus

dilalui sebagai makhluk ciptaan-Nya senantiasa memberikan berbagai nikmat

kepada insane semua. Semoga dengan kenikmatan iman, islam, dan ihsan selalu

tersimpan dalam diri kita sebagai cerminan manusia yang bertaqwa.

Alhamdulillahhirabbil’alamin, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul“Efektivitas Pelatihan Sertifikasi dalam Meningkatkan

Profesionalisme Pembimbing Manasik Haji pada Kanwil Kementerian Agama

Provinsi Banten Tahun 2016’’, dengan baik, yang disusun untuk memenuhi

persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan bukansemata-mata

dari pribadi penulis, namun atas izin Allah SWT, dan bantuan dari semua pihak

yang turut andil dalam memberikan do’a, moril, materi, serta keikhlasan dalam

membimbing penulis. Oleh karena itu hanya ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya yang dapat penulis hanturkan kepada :

1. Dr. Arief Subhan, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto, M.Ed. Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik, Dr. Roudhonah, MA., selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi, Dr. Suhaimi, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

Page 7: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

iii

2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah

serta selaku Dosen Penasihat Akademik , dan Drs. Sugiharto, MA., selaku

Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah.

3. Prof. Dr. Murodi, MA.,selaku dosen pembimbing dalam menyusun skripsi,

dan juga telah meluangkan waktunya untuk mengoreksi, membimbing,

serta mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi guna mendapatkan

hasil skripsi yang baik.

4. Seluruh dosen yang telah memberikan dan meridhoi ilmunya kepada

penulis selama menempuh perkuliahan di Jurusan Manajemen Dakwah,

Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah (MHU) Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Orangtua tercinta Appa Ipar Wijaya, Mama Rositawati, Teh Ika, A Riki,

dan Adik tersayang Neng Dina dan seluruh keluarga yang selalu

memberikan do’a, motivasi, memberikan kasih sayang, arahan, serta selalu

sabar dan percaya kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan

skripsi ini. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin

6. Bapak H. Tb. Juwaeni, M.Ag, selaku pemateri dan narasumber yang telah

meluangkan waktunya, membantu dan memberikan arahan dalam

penyusunan skripsi.

7. Bapak Dr. H. Deni Rusli, M.Si, selaku Kasi Pembinaan Haji yang sudah

berkenan membantu dan meluangkan waktunya serta memberikan arahan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Page 8: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

iv

8. Bapak Irfan, Bapak H. Damahuri, Ibu Novi serta seluruh staff Kanwil

Kemenag Prov. Banten yang telah membantu dan memudahkan penulis

dalam memperoleh data.

9. Seluruh tim penguji yang telah mengarahkan, membantu dalam

penyelesaian skripsi.

10. Seluruh staff Perpustakaan Utama dan staff Perpustakaan Fakultas yang

membantu dalam penyedian buku-buku referensi dalam menyusun skripsi.

11. Sahabat terbaik Only Ladies (Choi, Jannah, Bullah, Akur, Hani, Rifa, Mei)

yang mendukung, memberikan semangat dan memberikan inspirasi dalam

menyusun skripsi.

12. Seluruh keluarga Besar Jurusan Manajemen Dakwah angkatan 2013 dan

seluruh teman-teman seperjuangan MHU 2013, serta kepada Bowo, Ka

Pya, Atun, Tiah yang telah membantu dan menginspirasi penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

13. Seluruh keluarga besar Kahfi BBC Motivator School, khususnya angkatan

17 yang selalu memberikan semangat, dukungan serta do’a-do’anya.

14. Semua Pihak yang telah membantu memberikan kontribusi terhadap

penyelesaian skripsi ini tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak

mengurangi rasa hormat penulis, Semoga seluruh kontribusinya dicatat

sebagai amal shaleh oleh Allah SWT, Aamiin.

Jakarta, 28 Agustus 2017

Penulis

Page 9: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... iKATA PENGANTAR.................................................................................... iiDAFTAR ISI................................................................................................... vDAFTAR GAMBAR...................................................................................... viiDAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 8C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 9D. Metedologi Penelitian .................................................................... 10E. Tinjauan Pustaka............................................................................ 14F. Sistematika Penulisan .................................................................... 16

BAB II LANDASAN TEORITIS TENTANG EFEKTIVITASPELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJIPROFESIONALISME .................................................................... 18

A. Konsep Dasar Efektivitas ............................................................... 181. Pengertian Efektivitas .............................................................. 182. Pengukuran Efektivitas ............................................................ 20

B. Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ........................... 231. Pelatihan

a. Pengertian Pelatihan........................................................... 23b. Jenis-jenis Pelatihan ........................................................... 26

2. Sertifikasi ................................................................................. 28a. Definisi Sertifikasi ............................................................ 28b. Tujuan Sertifikasi .............................................................. 29c. Manfaat Sertifikasi ............................................................ 30

3. Pembimbing Manasik Haji....................................................... 31C. Profesionalisme .............................................................................. 34

1. Pengertian Profesionalisme ...................................................... 342. Faktor-faktor yang Mendukung Sikap Profesionalisme........... 38

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH KEMENTERIANAGAMA PROVINSI BANTEN..................................................... 40

A. Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten .... 40B. Visi dan Misi.................................................................................. 43C. Tujuan ............................................................................................ 43D. Tugas dan Fungsi ........................................................................... 44E. Struktur Organisasi ........................................................................ 46F. Tugas dan Sasaran Bidang Haji danUmroh ................................... 47G. Pemateri Pelatihan Sertifikasi ........................................................ 49

Page 10: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

vi

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA ....................... 53A. Penyelenggaraan Pelatihan SertifikasiPembimbing Manasik Haji

Pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Banten .......... 53B. Meningkatkan Profesionalisme Pembimbing Manasik pada Kanwil

Provinsi Banten.............................................................................. 59C. Efektivitas Pelatihan Sertifikasi Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Pembimbing Manasik Haji pada Kantor WilayahKementrian Agama Provinsi Banten Tahun 2016 ......................... 65

BAB V PENUTUP.......................................................................................... 73A. Kesimpulan .................................................................................... 73B. Saran-saran..................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 76LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

vii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 3.1 Struktur Kantor Wilayah Kemetrian Agama ProvinsiBanten………………………………………………………….. 45

2. Gambar 3.2 Struktur Organisasi Bidang Penyelenggara Haji danUmroh.…………………………………………………………. 46

Page 12: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.3 Narasumber Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik HajiOleh Kementrian Agama Kantor Wilayah ProvinsiBanten………........................ 48

2. Tabel 4.1 Jumlah Peserta Pelatihan Sertifikasi Dilihat Dari Segi LatarBelakang ……………………64

Page 13: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Haji secara etimologi berasal dari bahasa Arab ( (حج yang artinya

menyengaja, menuju dan mengunjungi. Sementara secara istilah haji

adalah mengunjungi Mekkah untuk mengerjakan ibadah tawaf, sa’i, wukuf

di Arafah, dan ibadah-ibadah lain untuk memenuhi perintah Allah dan

mengharapkan keridhoannya.1

Haji merupakan ibadah yang sudah dilakukan sejak jaman

terdahulu oleh seluruh umat di dunia.Pada zaman dahulu bangsa Arab pra

Islam sudah melaksanakan ibadah haji ke Ka’bah, sebelum syariat Islam

menetapkannya menjadi rukunIslam yang ke lima. Seluruh pendatang dari

penjuru Jazirah Arab turut melaksanakan ibadah haji.Bulan haji ketika itu

disebut sebagai bulan haram, artinya bulan yang di haramkan melakukan

peperangan dan gencatang senjata di sekitar tanah suci.2

Pelaksanaan ibadah haji ke tanah suci ini ternyata banyak

memberikan anugerah nikmat bagi setiap kaum, khususnya kaum Quraisy

saat itu. Menyadari hal itu, kaum Quraisy bahu-membahu menjamu

jemaah haji, menyambut dan memuliakan jemaah haji sebagai tamu di

Baitullah. Apalagi haji membutuhkan perjalanan yang panjang untuk pergi

dan pulang, membutuhkan persiapan fisik yang kuat serta finansial yang

1Muhammad Najmuddin Zuhdi & Muh. Luqman Arifin, 125 Masalah Haji,(Solo: Tiga Serangkai,2008), cet. 1 hal, 54

2Husni Al-Khartubhi, Sejarah Ka’bah, , (jakarta: TORUS Khasanah Pustaka Islam, 2013), cet 1,hal 199.

Page 14: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

2

cukup, bahkan perjalanan ibadah haji diibaratkan seperti kita hendak pergi

berperang pada saat itu.3

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke lima yang menjadi

dambaan setiap muslim untuk melaksanakannya bagi yang telah

memenuhi persyaratan mampu atau istitha’ah. Istita’ah itu ada tiga yang

meliputi kemampuan fisik yang sehat selama dalam perjalanan dan

pelaksanaan ibadah haji, memiliki biaya haji yaitu biaya keberangkatan

dan kepulangan serta biaya hidup selama di Arab Saudi, dan

adanyajaminan keamanan selama dalam perjalanan dan selama di Arab

Saudi.4Sebagaimana firman Allah swt :

لا سبی ھ إلی

‘’mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah’’(QS.Al-Imran : 97)

Selain itu, kewajiban berhaji bagi umat muslim hanya sekali

seumur hidup. Bagi yang sudah menunaikannya, maka haji berikutnya

hanya di sunnahkan. Seperti dalam hadist bahwa

عام : آكل فقال رجل ا, فقام و فحج الحج م علیك كتب الله إن اس ھاالن یاآی

ل یارسو ت ب ج و م ل نع مالله ؟ قال : لوقلت ت طع ت موما اس ج الح ة ر ع و ط ت فھو اد ز ن فم

مسلم) (اخرجھ

‘’Rasulullah saw bersabda : wahai manusia, sesungguhnya Allahtelah mewajibkan haji atas kalian, maka laksankanlah haji. Lalu salahseorang sahabat bertanya apakah kewajiban haji itu setiap tahun wahaiRasulullah? Rasulullah menjawab : kalau saya menjawab ‘’ya’’ tentumenjadi kewajiban kalian (setiap tahun) yang memiliki kemampuan

3Ali Husni Al-Khartubhi, Sejarah Ka’bah,, hal, 200.4Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan Ibadah Haji, (Jakarta:

Pustaka Cendikia, 2016), hal. 26

Page 15: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

3

(istita’ah). Kewajiban (menunaikan haji hanya sekali)apabila menambahitu sunnah.’’(HR. Abu Daud, Ahmad, dan Hakim).5

Dalam pelaksanaannya, umat muslim perlu mengetahui syarat,

rukun dan wajib haji yang dianjurkan bahkan disunnahkan setiap calon

jemaah agar pelaksanaan ibadahnya sesuai dengan ajaran dan syariat

islam.Adapun rukun, wajib, sunnah dan amalan ibadah haji yang

dijelaskan dalam Fiqh sebagai berikut :

ض ر الف و ن ك الر ب اج والو م ز يواللا ن ع م ب فإ ن ج الح ا ب ب ي ف الا د اح و

ب الحج د فس ما ی رض اوالف كن فالر ب اج الو ن ع ف ل ت خ ی ھ ی ف كن الر ت ر ی ولا ھ ك ج ب ر م بد

ی ولكن ھ ك ر ت ب الحج د فس ی مالا ب اوالواج دم ب ھ ترك ر ب ج بذ ي ب ة خ شا

Artinya : ‘’Rukun, fardhu dan wajib adalah satu makna kecualidalam bab haji dimana rukun dan wajib memiliki arti yang berbeda, rukunatau fardhu ialah suatu amalan yang apabila ditinggalkan akanmerusak/membatalkan haji dan tidak dapat diganti dengan Dam.Sedangkan wajib adalah sesuatu yang merusak haji tetapi dapat digantiyakni dengan memotong kambing.’’6

Selain mengetahui tentang syarat, rukun dan wajib haji tentu perlu

diketahui pula bahwa haji memiliki tiga jenis tatacara pelaksanaannya,

diantaranya : 1) Haji Tamattu (haji yang mengerjakan umrah terlebih

dahulu, baru mengerjakan haji).2) Haji Ifrad (haji yang hanya

mengerjakan haji saja) biasanya pelaksanaan haji dengan cara ini menjadi

pilihan bagi jemaah haji yang kedatangannya di Mekkah sudah mendekati

waktu wukuf. 3) Haji Qiran (haji yang mengerjakan haji dan umrah di

dalam satu niat dan satu pekerjaan sekaligus), pelaksanaan haji dengan

cara ini dapat menjadi pilihan terutama bagi jemaah yang karena sesuatu

5Muhammad Najmuddin Zuhdi & Muh. Luqman Arifin, 125 Masalah Haji, (Solo: Tiga Serangkai,2008), cet. 1 hal, 54

6Bakar Ismail, Al-Fiqh Wadhih Minal Kitab Wasunnah, jilid 1, (Dar-Al Mannar : 1990)hal 601

Page 16: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

4

hal tidak dapat lagi melanjutkan haji tamattu atau haji ifrad, termasuk di-

antaranya jemaah haji sakit yang waktunya sangat terbatas.7

Dari ketiga jenis tatacara berhaji tersebut, maka menunjukan

bahwa setiap muslim bebas memilih salah satu dari ketiga jenis ibadah haji

yang akan ditunaikan dengan keutamaannya masing-masing. Dengan

demikian, maka perlu bagi setiap calon jemaah melakukan bimbingan

manasik untuk penguasaan keilmuan berhaji dan umroh.

Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008

pada Bab VII tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana yang

telah diubah. Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun

2009, mengamanatkan bahwa pemerintah berkewajiban melakukan

pembinaan Ibadah Haji, pelayanan akomodasi, transportasi, kesehatan

perlindungan dan keamanan dalam rangka memenuhi hak jemaah

haji.8Cara pemerintah untuk memenuhi hak jemaah yaitu dengan

memberikan bimbingan sesuai fiqih haji dan pembimbing manasik yang

berkompeten.

Setiap pelaksanaan bimbingan manasik haji haruslah secara kaffah

(menyeluruh) dan optimal dari pemberian materi dan tata caranya,sehingga

calon jemaah menjadi haji yang mandiri dan mabrur. Maka dalam

menyelenggarakan proses bimbingan manasik tentu membutuhkan

peranan penting seorang pembimbing manasik haji. Pembimbing manasik

adalah warga Negara Indonesia yang beragama islam, memiliki

kemampuan pengetahuan dan teknis di bidang bimbingan manasik

7Mucholih Djimun, Pola Bimbingan Manasik Calon Jamaah Haji (Panduan Pembimbing BagiKUA Kecamatan),(jakarta:2007), hal. 35-51

8Kartono, Petunujuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta: 2011), h. 3.

Page 17: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

5

haji.9Karena kebijakan-kebijakan tentang penyelenggaraan haji ini

dinamis, maka disinilah alasan penting hadirnya sosok pembimbing

manasik yang tidak sekedar membimbing tapi juga sebagai penyampai

informasi ter-update untuk kemudian calon jemaah ikuti serta taati.

Karena sosok pembimbing manasik dalam bimbingan manasik haji

dianggap penting, maka pembimbing manasikdapat dikategorikan menjadi

dua yakni pembimbing manasikregular yang secara formal ditunjuk oleh

pemerintah dan pembimbing manasik haji informal yang ditunjuk oleh

KBIH yaitu pembimbing manasik haji khsusus.Seperti yang dilansir dalam

kominfo Jatim bahwasannya pembimbing manasik haji dari pemerintah

biasanya pintar dalam tehnik mengajar namun kurang dalam keilmuan,

sementara dari KBIH keilmuannya banyak tapi justru tehnik mengajarnya

yang kurang.10Oleh karena itu, kegiatan ibadah haji merupakan tugas

bersama, artinya tidak hanya menjadi tugas pemerintah akan tetapi juga

masyarakat. Peran publik, termasuk KBIH menjadi bagian penting dalam

suksesnya penyelenggaraan ibadah haji.

Namun sangat disayangkan dalam mewujudkan suksesnya

penyelengaraan ibadah haji dimensi kompetensi pembimbing ibadah

masih rendah diantaranya yakni materi bimbingan, metode bimbingan,

sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritual dalam

perjalanan ibadah haji.Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kabid

Litbang Aliran dan Pelayanan Keagamaan Kemenag Kustini yang menjadi

9Abdul Choliq, Pedoman Sertifikasi(Penyuluhan dan Pembimbing Manasik Haji ProvinsiBanten2015), Serang, 21 November 2015. Hal 3

10Dinas Komunikasi dan Informatika. ‘’Optimalkan Layanan, Pembimbing HajiDisertifikasi.’’ diakses pada 9 Juni dari http://kominfo.jatimprov.go.ig/ 2014

Page 18: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

6

alasan kuat diselenggarakannya sertifikasi. Beliau mengatakan bahwa ada

penemuan fakta pembimbing manasik minim bersertifikat dengan rata-rata

indeks sebesar 41,7 persen. Sedangkan beberapa syarat seperti sudah

pernah berhaji dan mengantungi ijazah S1 berada di angka 92,3 persen dan

91,3 persen. Padahal idealnya adalah 70 persen untuk index manasik

nasional secara keseluruhan.11

Berdasarkan informasi rendahnya tingkat kompetensi serta

pemahaman yang kurang secara komprehensip dari pembimbing manasik

tentang manasik haji, maka diselenggarakanlah sertifikasi bimbingan

manasik secara professional yang dilaksanakan oleh pemerintah,

masyarakat baik perorangan maupun kelompok bimbingan, yang

diperlukan sertifikasi bagi penyuluh dan pembimbing manasik haji. Maka

diberikanlah diklat pelatihan sertikikasi selama 10 hari fulltime belajar

semua hal yang berkaitan dengan perhajian.

Ketentuan ini mengacu pada pasal 15 Ayat (1) peraturan menteri

agama nomor 14 tahun 2012 dimana pemerintah wajib memberikan

bimbingan kepada jemaah haji sejak sebelum keberangkatan, selama

dalam perjalanan, selama di Arab Saudi, sampai dengan kepulangan ke

Indonesia. Serta mengacu pada keputusan Direktur Jendral Penyelenggara

Haji dan Umroh Nomor : D/223 Tahun 2015 tentang Pedoman Sertifikasi

Pembimbing Manasiki Haji.Dengan ketentuan yang telah ditetapkan ini

11Hafidz Muftisany,, ‘’ Materi Manasik Haji akan Ditambah.’’ Artikel diakses pada 14-November 2016 dari http://www.republika.co.id/berita/koran/khazanah-koran/16/01/02/o0bn4d1diakes pada 14 November 2016 pada pukul 20.00 WIB.

Page 19: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

7

diharapkan mampu menghasilkan pemegang sertifikasi yang berhak

menjadi pembimbing manasik haji dan umroh.12

Pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji inimerupakan

sebuahupaya pemerintah dalam peningkatan kualitas yang terus dilakukan,

meliputi penyempurnaan sistem dan manajemen penyelenggaraan haji

serta sarana prasarana pendukungnya agar calon jemaah haji lebih siap

mandiri. Sebagaimana yang diungkapkan oleh KASI Penyelenggara Haji

Umroh Provinsi Banten H. Juwaeni sekaligus pemateri saat sertifikasi

menyampaikan saat penulis mewawancarainya : ‘’tujuan sertifikasi ini

sebagai ikhtiar untuk membentuk para pembimbing yang bermutu dalam

melayani jemaah haji, selain itu kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka

penyeragaman dari segi pelaksanaan, materi yang disampaikan, metode

dan lain sebagainya agar efektif, efesien serta selaras. Sehingga goal dari

pelaksanaan ini adalah mandiri yang artinya calon jemaah paham sekali

tatacaranya berhaji dan umroh. Tidak hanya itu tapi juga untuk

mengantisipasi aksi penipuan-penipuan terhadap keberangkatan haji dan

umroh yang banyak terjadi dewasa ini’’

Sementara menurut salah satu peserta sertifikasi pembimbing

manansik haji dan umroh Pak Fudail yang telah penulis wawancarai

menyampaikan bahwa ’’sebagai peserta tentu pelatihan yang kita jalani

selama 10 hari mendapatkan nilai tambah pengetahuan, wawasan umum

khusunya terkait tentang pengayoman, bimbingan serta teori secara umum,

manasik haji, pengetahuan regulasi, bertukar pikiran dan pengalaman dan

12Abdul Choliq, pedoman sertifikasi (penyuluhan dan pembimbing manasikhaji provinsibanten tahun 2015), (Jakarta :2015), hal. 1

Page 20: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

8

pelatihan ini menurut saya sangat penting dalam hal menambah wawasan,

apalagi kita dari berbagai latar belakang dan saya rasa ini merupakan

kegiatan yang manfaat’’.13

Program sertifikasi ini dimaksudkan untuk membangun sensitivitas

dan kemampuan pembimbing manasik haji dan umroh yang profesional.

Untuk itu, setiap individu pembimbing manasik haji harus memahami

tugas, fungsi dan metodologi pembimbing manasik haji sebagai bekal serta

standar kompetensi untuk menunjang pelaksanaan kerja dan pemberian

pelayanan maupun kebijakan-kebijakan pembimbing manasik haji pada

masa yang akandatang.

Dengan latar belakang di atas, maka penulis melakukan penelitian

tentang ‘’Efektivitas Pelatihan Sertifikasi Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Pembimbing Manasik Haji Pada Kanwil Kementerian

Agama Provinsi Banten Tahun 2016’’

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di latar belakang, skripsi ini

akan mengkaji tentang efektivitas pelatihan sertifikasi dalam

meningkatkan profesionalisme pembimbing manasik haji pada Kanwil

Kementerian Agama Provinsi Banten tahun 2016 untuk melakukan

perbaikan pada pelatihan sertifikasi selanjutnya.

13Wawancara pribadi Pak Fudail sebagai peserta pelatihan sertifikasi, Tangerang, 25 Juli2017 pada pukul 15. 20 WIB

Page 21: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

9

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

sebagai berikut :

a. Bagaimana penyelenggaraan pelatihan sertifikasi yang

diselenggarakan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi

Banten?

b. Bagaimana meningkatkan profesioanlisme pembimbing manasik

haji pada Kanwil Kementrian Agama Provinsi Banten ?

c. Bagaimana efektivitas pelatihan sertifikasi dalam meningkatkan

profesionalisme pembimbing manasik pada Kanwil Kementerian

Agama Provinsi Banten tahun 2016?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana hasil dari berlangsungnya

penyelenggaraan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji.

b. Untuk mengetahui profesionalisme pembimbing manasik haji.

c. Untuk mengukur efektivitas pelatihan sertifikasi dalam

meningkatkan profesionalisme pembimbing manaisk haji pada

Kanwil Kemeneterian Agama Provinsi Banten 2016.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat akademis

Page 22: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

10

1) Untuk memberikan kontribusi positif dalam bidang studi ilmu

dakwah dan komunikasi

2) Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa fakultas

dakwah dan ilmu komunikasi tentangEfektivitas Pelatihan

Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Di Kanwil Kementrian Agama Provinsi

Banten Tahun 2016.

b. Manfaat praktis

1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian yang menarik,

bermanfaat serta dapat menambah wawasan keilmuan,

khususnya bagi penulis dan umunya bagi pembaca.

2) Penulis berharap agar penelitian ini menjadi masukan serta

bahan evaluasi bagi pelaksana program pelatihan sertifikasi

haji serta diharapkan dapat menjadi koreksi bagi Kantor

Wilayah Kementrian Agama Provinsi Banten selaku

penyelenggara maupun peserta pembimbing manasik.

D. Metodologi Penelitian

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dan jenis data yang

diperlukan, maka penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Peneliti

berusaha mengumpulkan data yang akurat dengan cara melakukan

observasi, wawancara dan lain sebagainya kepada objek yang akan diteliti.

Page 23: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

11

1. Jenis Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, jenis penelitian yang

digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif.Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal.14 Sementara metode

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati.15

Dengan memilih metode kualitatif ini, peneliti mengharapkan

dapat memperoleh data yang tepat dan akurat.Melalui metode ini juga

nantinya peneliti juga mengharapkan dapat mendeskripsikan dalam

saebuah tulisan ilmiah.

2. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalahEfektivitas Pelatihan Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji Dalam Meningkatkan Profesionalisme Di

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi BantenTahun 2016, dan

Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Banten khususnya

Bidang Penyelenggara Haji Dan Umroh selaku panitia penyelenggara

dalam pelatihan sertifikasi pada tahun 2016.

14Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, (Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu AdministrasiLembaga Administrasi Negara, 2004), h.23.

15Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet. ke-XXVI, h. 3.

Page 24: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

12

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di Kantor Wilayah Kementrian Agama

Provinsi Banten yang beralamat di Jl. Palima - KP3B Jalan Syeikh

Nawawi Al-Bantani Blok Vertikal No. 1 Serang 42171. Waktu

penelitiannya yakni pada April 2017 sampai Juli 2017.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan

lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain.16 Adapun teknik analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Analisis Kualitatif :upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milih datanya menjadi satuan

yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.17Artinya ada proses pemilihan,

penyaringan dan pengolahan data yang diperoleh untuk menjadikan

sebuah karya ilmiah oleh penulis.

16Sugiyono,MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D,(Bandung:Alfabeta), 2010,h.88

17Lexy Moleong, MetodologiPenelitianKualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet.ke-XXVI, h. 248

Page 25: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

13

5. Teknik Pengumpulan Data

Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer

atau sumber data pertama di lapangan.18 Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a) Observasi

Observasi atau pengamatan adalah adalah metode pengumpulan

data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian.Data-data

penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa

data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui

penggunaan panca indra.19

b) Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.20

c) Dokumentasi

Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa laporan

ke-efektifitasan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji

dalam meningkatkan profesioanlisme di Kantor Wilayah

Kementrian Agama Provinsi Banten Tahun 2016.Selain itu

18M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, (Jakarta,: KencanaPrenada MediaGrup, 2013), h. 128.

19M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, h. 13320Lexy Moleong,MetodologiPenelitianKualitatif, hal.186

Page 26: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

14

peneliti mengumpulkan berkas-berkas yang berkaitan dengan

kejadian-kejadian dalam penyelesaian penelitian.

d) Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dalam penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan data sekunder melalui pengumpulan data-data yang

relevan dari literatur yang sudah ada khususnya yang

berhubungan dengan pokok masalah yang diteliti.

E. TinjauanPustaka

Dalam menyusun skripsi, maka langkah awal yang penulis tempuh

yakni dengan mengkaji pustaka-pustaka sebelumnya dan penulis jadikan

sebagai tinjauan pustaka dan acuan yang membantu dalam penelitian.

Selain itu penulis juga melakukan tinjauan pustaka ke Perpustakaan

Umum Uin Syahif Hidayatullah Jakarta, yang mana Karya Ilmiah (skripsi)

tersebut penulis anggap sebagai bahanreferensi yang berkaitan dengan

pembahasan yang akan di angkat pada Karya Ilmiah ini, yakni di-

antaranya :

1. Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Pada

Kanwil Agama DKI Jakarta Tahun 2014, oleh Siti Khodijah

Nurfitri mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Manajemn Dakwah. Tahun

skripsi 1436 H/ 2015 M. Menurut penulis, didalam skripsinya

dituliskan bagaimana mengolah sebuah pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik haji di Kanwil Agama DKI Jakarta Tahun

Page 27: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

15

2014, namun yang penulis tuliskan dalam skripsi ini adalah

bagaimana proses dalam penyelenggaraan pelatihan sertifikasi

yang dilakukan Kanwil Serang Tahun 2016. Serta sebagai

pembanding dalam kegiatan pelatihan sertifikasi.

2. Efektifitas Komunikasi Organisasi Kepemimpinan Di Kantor

Walikota Tangerang Dalam Menerapkan Motto Akhlakul Karimah,

oleh Rizal Fikri mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam. Tahun skripsi 1436 H/ 2014 M. Menurut

penulis dalam skripsinya dituliskan mengenai ke-efektifan

komunikasi kepada organisasi terhadap penetapan motto akhlakul

karimah, namun yang penulis tuliskan dalam hasil penelitian ini

adalah proses ke-efektifan dalam sebuah pelatihan sertifikasi dalam

meningkatkan profesioalisme. Serta dijadikan bahan referensi dan

khasanah keilmuan terkait efektivitas dan profesionalisme.

3. Jurnal Efektifitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Dalam Pelayanan

Publik Di Kantor Kelurahan Kolongan Kecamatan Tomohon, oleh

Sinta Bonica Moningka vol 1 no 4 tahun 2014. Dalam jurnalnya

membahas tentang efektivitas kerja Pelayanan aparatur pemerintah

sebagai abdi Negaradalam memberikan public service kepada

masyarakat, namun yang penulis tuliskan dalam penelitian ini

adalah pengukuran efektivitas untuk dijadikan bahan acuan dalam

melakukan pengukuran efektifitas tentang pelatihan sertifikasi

Page 28: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

16

pembimbing manasik haji dalam meningkatkan profesionalisme di

kantor wilayah kementrian agama provinsi banten tahun 2016.

4. Jurnal Efektifitas Program Kesejahteraan Sosial Aanak Balita

dalam Memenuhi Hak Anak Balita dari Keluarga Miskin, oleh

Marina Ayu Prihatmanti vol 1 no 1 januari 2013. Dalam jurnalnya

membahas tentang ke-efektifitasan program bagi PKSAB sebagai

upaya melindungi anak sejak dini. Namun yang penulis tulis dalam

penelitiannya adalah efektivitas pelatihan sebagai arahan bagi

penulis serta menginspirasi penulis dalam menyusun penelitian.

F. Sitematika Penulisan

Agar lebih terarah dalam pembahasan dan gambaran sederhana

yang memudahkan penulis dalam penelitian, maka penulis akan membuat

sistematika penulisan yang tersusun dalam bab lima, yang masing-masing

memiliki sub-sub dengan susunan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini meliputi : Latar Belakang Masalah, Batasan dan

Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Metodologi Penelitian, Tinjauan

Pustaka, dan Sitematika Penulisan.

BAB II TINJAUN TEORITIS

Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang landasan teori dari

variabel-variabel yang mendukung terlaksananya penelitian. Bab ini juga

membahas mengenai, pengertian pelatihan, jenis-jenis pelatihan,

pengertian sertifikasi, pengertian efektifitas, pengukuran efektifitas,

Page 29: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

17

pengertian profesionlisme, dan factor-faktor yang mendukung

profesionalisme. Serta aspek umum pembimbing manasik haji.

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN

AGAMA PROVINSI BANTEN

Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai

sejarah, visi, misi, tujuan, Tugas dan fungsi, sasaran, pemateri pelatihan

sertifikasi dan struktur organisasi Kantor Wilayah Kementrian Agama

Provinsi Banten.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan dibahas lebih jauh mengenai bagaimana proses

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji dalam meningkatkan

profesiolisme di Kantor Wilayah Provinsi Banten, serta ke-efektifan

pelatihan sertifikasi dalam meningkatkan profesionalisme yang meliputi

persyaratan peserta dan narasumber pelatihan sertifikasi, beberapa

indikator yang digunakan untuk mengukur efekstifitas kegiatan.

BAB PENUTUP

Dalam bab ini merupakan bagian akhir dari seluruh rangkaian

penelitian, yang berisikan kesimpulan dari hasil pnelitian yang telah

dilakukan penulis dan saran yang diberikan dalam penelitian ini.

Page 30: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

18

BAB II

LANDASAN TEORITIS TENTANG EFEKTIVITAS

PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM MENINGKATKAN

PROFESIONALISME PEMBIMBING MANASIK HAJI

A. Konsep Dasar Efektifitas

1. Pengertian Efektifitas

Efektifitas secara bahasa berdasarkan Kamus Besar Bahasa

Indonesia berasal dari kata efektif yang artinya a) ada efeknya (akibat,

pengaruh, kesan), b) manjur atau mujarab, c) dapat membawa hasil,

berhasil guna (usaha, tindakan).1Efektititas juga secara bahasa berasal dari

bahasa inggris effective yang artinya berhasil atau sesuatu yang dilakukan

dengan baik.Lalu efektifitas dipopulerkan yang secara definisi artinya

ketetapan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan.2

Mengenai pengertian efektifitas, ada beberapa ahli yang

berpendapat :Menurut H. Emerson menjelaskan bahwa efektifitas adalah

pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya.3

Menurut Agung Kurniawan mendefinisikan bahwa efektifitas

adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program

1Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : BalaiPustaka,1996), hal.219

2 Hidayat,Efektivitas Kinejrja Karyawan,(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1986), hal 303Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen, (Jakarta: Gunung

Agung, 1985), Cet-6, Hal. 15

Page 31: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

19

atau misi) dari pada suatu organisasi atau sejenisnya tanpa adanya tekanan

atau ketegangan diantara pelaksanaannya.4

Steers mengungkapkan bahwa efektivitas adalah jangkauan usaha

suatu program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana

tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara

dan sumber daya itu, serta tanpa memberikan tekanan yang tidak wajar

terhadap pelaksanaannya.5

Van Fleet (1988) memberikan penjelasan bahwa efektifitas berarti

melaksankaan sesuatu dengan benar dengan cara dan waktu yang tepat.6

Peter F. Drucker (1976) berpendapat bahwa efektifitas adalah

kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat, dimana seorang manajer

yang memilih pekerjaan yang benar untuk dioperasikan.7

Efektifitas dilakukan untuk mengukur seberapa jauh keberhasilan

atas usaha yang telah tercapai.Jika hasil usaha mendekati sasaran, itu

berarti semakin tinggi tingkat efektifitasnya.Efektifikasi juga berarti

kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat dan memilih pekerjaan

yang benar untuk dikerjakan.

Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dapat

disimpulkan bahwa efektivitas merupakan sebuah alat ukur yang

menyatakan sejauh mana suatu organisasi atau instansi mampu mencapai

tujuan dan sasarannya dengan tepat, sesuai rencana, tanpa adanya tekanan

dari pihak manapun.

4Agung Kurniawan,Transformasi Pelayanan Public,(Yogyakarta:Pembaruan, 2005), hal. 1095Streers,Efektifitas Organisasi(Kaidahperilaku:Seni Manajemen),(Jakarta : Erlangga,

1985), Hal. 876Streers,Efektifitas Organisasi, hal 877 Siswanto, Pengantar Manajemen,(Jakarta : Bumi Aksara, 2012), cet-8, hal. 19

Page 32: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

20

Maka dengan demikian, usaha untuk mengevaluasi terlaksananya

suatu kegiatan, dapat dilakukan melalui konsep efektifitas. Konsep ini

merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melihat perubahan

yang terjadi. Sehingga sebuah instansi mampu menentukan apakah perlu

dilakukan perbaikan dan perubahan atau tidak terhadap suatu kegiatan.

2. Pengukuran Efektifitas

Mengukur tingkat efektifitas dalam sebuah kegiatan bukanlah

suatu hal yang sangat sederhana, karena efektifitas dapat dikaji dari

berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa yang menilai dan

menginterpretasikannya. Selain itu dapat juga dengan cara

membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata

yang telah diwujudkan.

Maka dalam mencapai efektifitas sebuah kegiatan, haruslah ada

syarat-syarat yang harus terpenuhi sebagai berikut :

a. Berhasil guna artinya suatu kegiatan terlaksana telah sesuai

dengan rencana yang ditetapkan.

b. Ekonomis artinya dalam usaha menyampaikan efektif itu maka

biaya, tenaga kerja, material, peralatan, waktu, ruangan dan

sebagainya yang telah dipergunakan dan ditetapkan dalam

perencanaan sebelumnya, sehingga tidak adanya pemborosan atau

penyelewengan.

Page 33: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

21

c. Pelaksana kerja yang bertanggung jawab artinya seluruh sumber

daya yang dipergunakan telah dimanfaatkan dengan tepat dan

dilaksankan sesuai dengan tanggung jawab yang ditetapkan.

d. Pembagian kerja yang nyata artinya pelaksanaan kerja dibagi

sesuai dengan kemapuannya kerja dan waktu yang telah

disediakan.

e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab artinya wewenang

harus seimbang dengan tanggung jawab yang dibebankan.

f. Prosedur kerja yang praktis artinya sasaran yang menjadi target

haruslah efektif dan ekonomis, pelaksanaan kerja juga dapat

bertanggung jawabserta pelayanan kerja yang memuaskan.

Sehingga kegiatan operasional tersebut dapat dilaksanakan

dengan lancar.8

Sedangkan menurut Ducan, mengukur efektifitas itu, dapat dilihat

dari 3 aspek sebagai berikut :

a. Pencapaian tujuan, pencapain dari keseluruhan tujuan akhir

dimana proses tersebut diperlukan tahapan-tahapan dalam kurun

waktu tertentu agar tujuan tercapai dengan efektif dan efesien.

Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor yakni: jangkawaktu,

sasaran yang merupakan target kongkrit.

b. Integrasi, integrasi merupakan pengukuran terhadap tingkat

kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi,

8Sujadi FX,Organisasi dan Manajemen Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen,(Jakarta:CVMasaguna,1990), Cet ke-3, hal 36-39

Page 34: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

22

pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai

macam organisasi lainnya.

c. Adaptasi, adaptasi merupakan kemampuan organisasi untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Demikian,

digunakanlah tolak ukur proses pengadaan dan pengisian tenaga

kerja.9

Selain itu, Drs. Enjang AS, M.Ag, M.Si dan Aliyudin, S.Ag, M.Ag

dalam bukunya dasar-dasar ilmu dakwah juga mengungkapkan

pendapatnya terkait unsur-unsur dakwah yang dijadikan sebagai tolah ukur

dalam pengukuran efektifitas, sebagai berikut :

a. Da’i adalah orang yang mengajak atau orang yang melakukan

kegiatan dakwah, da’I diibaratkan sebagai seorang guide atau

pemandu yang memberikan petunjuk kepada orang lain.

b. Mad’u atau sasaran objek dakwah, yakni individu, kelompok,

golongan umat manusia yang Allah bebani untuk menjalankan

Agama Ialam.

c. Mau’du atau pesan, materi atau segala sesuatu yang disampaikan

oleh da’i atau narasumber kepada objek dakwah atau peserta.

d. Media atau wasilah yaitu yang dapat menghantarkan tercapainya

kepada sesuatu yang dimaksud. Alat yang digunakan untuk

menjadi saluran yang dapat menghubungkann ide dengan mad’u.

Sehingga pesan dakwah sampai kepada mad’u melalui media yang

digunakan.

9 Marina Ayu Prihatmanti,Jurnal Kebijakan Dan Manajemen Public(Efektivitas ProgramKesejahteraan Social Anak Balita PKSAB Di Taman Anak Sejahtera DR. Soetumo Surabaya), vol1 No 1,Surabaya 2013

Page 35: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

23

e. Metode atau uslub yakni sebagai bahan acuan dan pertimbangan

bagi da’i dalam melaksanakan kegiatan dakwah termasuk dalam

menentukan cara penyampaian pesan dakwah.

f. Tujuan dakwah adalah hal tertentu yang ingin dicapai. Tujuan ini

dimaksudkan sebagai pemberi arahan dan pedoman bagi gerak

kegiatan dakwah.10

Dari berbagai definisi-definisi dan pengukuran efektifitas yang

dikemukakan di atas, maka penulis menggunakan teori pengukuran

efektifitas sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Drs. Enjang AS,

M.Ag, M.Si dan Aliyudin, S.Ag, M.Ag yakni :

a. Da’i

b. Mad’u atau objek dakwah

c. Materi atau mau’du

d. Media

e. Metode

f. Tujuan

Dengan menggunakan teori ini diharapkan dapat mengukur

efektifitas. Dalam hal ini adalah efektifitas pelatihan sertifikasi dalam

meningkatkan profesionalisme pembimbing manasik haji pada Kanwil

Kementerian Agama Provinsi Banten.

B. Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

1. Pelatihan

a. Pengertian Pelatihan

10Enjang & Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung, Widya Padjajaran : 2009), hal. 73-98

Page 36: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

24

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pelatihan diartikan sebagai

pembelajaran untuk membiasakan atau memperoleh sesuatu

keterampilan.Sementara dalam bahasa inggris istilah pelatihan

diterjemahkan dari kata ‘’training’’.Secara harfiah akar kata ‘’training’’

adalah ‘’train’’ yang berarti 1) memberi pelajaran dan praktik (give

teaching and practice),2) menjadikan berkembang dalam arah yang

dikehendaki (cause to grow in a required direction),3) persiapan

(preparation),4) praktik (practice).11 Pengertian ini mengadung arti bahwa

pelatihan merupakan proses pembelajaran yang disertai praktik untuk

meningkatkan keterampilan dan menambah wawasasan individu dalam

mengerjakan sesuatu.

Pendapat Siagian menyebutkan bahwa pelatihan adalah suatu

proses pendidikan jangka pendek bagi para karyawan operasional untuk

memperoleh keterampilan tehnis operasinal secara sistematis.12Artinya

pelatihan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan

kemampuannya yang didasari pengetahuan dan sikap setelah mengikuti

suatu pelatihan.

Menurut Dessler bahwa pelatihan itu memberikan karyawan baru

pun karyawan lama keterampilan yang mereka butuhkan dalam

menjalankan pekerjaan mereka yang sekarang.Sehingga karyawan mampu

11Suparno Eko Widodo,Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia,(Yogyakarta:PustakaPelajar,2015), cet II, hal. 80

12Yosep satrio wicaksono,Jurnal Bisnis Dan Manajemen(Pengaruh Pelatihan Dan PengembanganSumber Daya Manusia Dalam Rangka Meningkatkan Semangat Kinerja Karyawan),vol 3 no 1, Malang 2016.

Page 37: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

25

bersaing, lebih produktif serta mampu mencapai tujuan dari suatu

perusahaan atau instansi tertentu.13

Menurut Omar Hamalik pelatihan juga diberikan dalam bentuk

pemberian bantuan.Bantuan dalam hal ini dapat berupa pengarahan,

bimbingan, fasilitas, penyampaian informasi, latihan keterampilan,

pengorganisasian suatu lingkungan belajar, dimana peserta sendiri telah

memiliki potensi dan pengalaman sehingga peserta mau untuk melakukan

kegiatan pelatihan dan perbaikan untuk dirinya sendirinya.14

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan

merupakan sebuah proses pendidikan jangka pendek untuk meningkatkan

pengetahuan, wawasan dan keterampilan pada seorang karyawan, dimana

pelatihan ini meliputi pengubahan sikap karyawan sehingga karyawan

dapat melakukan pekerjaannya lebih efektif.Selain itu, pelatihan juga

dapat dilakukan pada semua tingkat dalam organisasi baik tingkat

bawah/rendah, pelatihan juga bisa dilangsungkan di tempat kerja atau

tempat yang distimulasikan sebagai tempat kerja. Oleh karena itu,

pelatihan sangat dibutuhkan untuk karyawan dalam mencapai tujuan-

tujuannya dan membantu mengembangkan keterampilan melalui

pengalaman-pengalaman.

Demi mencapai sebuah tujuan bersama maka istilah pelatihan erat

kaitannya dengan pengembangan terhadap karyawan, karena itu semua

merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan

dalam kemampuan dan pengetahuannya. Dimana pengembangan secara

13Suparno Eko Widodo,Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, hal.8114Suparno Eko Widodo,Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia,hal.81

Page 38: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

26

spesifik berfokus pada pusat proses yang menentukan keberhasilan

organiasi di masa yang akan datang. Sementara pelatihan secara spesifik

berfokus pada pemberian keterampilan khusus yang membantu karyawan

memperbaiki kekurangannya dalam bekerja.

b. Jenis-jenis Pelatihan

Menurut Akrani dalam Kaswan, ada empat jenis pelatihan yang

berbeda. Pelatihan-pelatihan itu adalah sebagai berikut :

1) Introduction training (pelatihan pekerjaan)

Bertujuan untuk mengenalkan sebuah organisasi atau instansi

tertentu kepada karyawan yang baru diangkat dan memberikan

informasi kepada karyawan.Ini merupakan pelatihan yang

singkat dan informatif yang diberikan segera setalah karyawan

bergabung dengan organisasi atau instansi tersebut.

2) Job training (pelatihan pekerjaan)

Berkaitan dengan pekerjaan khusus, dan tujuannya adalah

memberi informasi dan petunjuk yang sesuai kepada karyawan

sehingga memungkinkan mereka melaksanakan pekerjaan

secara sistematis, tepat, efesien, dan akhirnya dengan percaya

diri.

3) Training for promotion (pelatihan untuk promosi)

Pelatihan yang diberikan setelah promosi tetapi sebelum

bergabung pada posisi yang lebih tinggi. Tujuannya adalah

Page 39: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

27

memberi kesempatan kepada karyawan untuk melakukan

penyesuaian diri dengan tugas pekerjaan di level lebih tinggi.

4) Refreshing training (pelatihan penyegaran)

Memperbarui keterampilan professional, informasi dan

pengalaman seseorang yang menduduki posisi eksekutif

penting.

5) Training for managerial development (pelatihan untuk

pengembangan manajerial)15

Seluruh pelatihan yang diberikan kepada manajer bertujuan

agar meningkatkan efesiensinya, dengan demikian

memungkinkan mereka menerima posisi yang lebih

tinggi.Maka dari itu, perusahaan juga harus menyediakan

semua jenis pelatihan untuk kebutuhan seluruh karyawannya.

Selain itu, ada pendapat lain menurut Soeparno dalam bukunya

Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia yang menjelaskan

bahwa jenis-jenis pelatihan yang bisa dilakukan dalam organisasi antara

lain adalah :

1) On the job training (pelatihan dalam kerja)

Karyawan yang segera memulai tugasnya dan belajar sambil

bekerja, atau dengan memperhatikan orang lain

mengerjakannya terlebih dahulu kemudian menirunya, dimana

semua dilakukan langsung di tempat kerjanya.

2) Apprenticeship (magang)

15 Kaswan, Pelatihan dan Pengembangan Untuk Meningktakan KinerjaSDM,(Bandung:ALFABETA,2013), Cet II, hal. 213-214

Page 40: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

28

Karyawan baru yang pada waktu tertentu bekerja di damping

oleh seorang ahli yang berpengalaman untuk mendapatkan

keterampilan dan mengenal prosedur yan benar.

3) Off the job training (pelatihan diluar kerja)

Program pelatihan internal dan eksernal untuk

mengembangkan berbagai macam keterampilan dan

meningkatkan kemampuan karyawan dilakukan di luar tempat

kerjanya.

4) Vestibule training (pelatihan di tempat mirip sesungguhnya)

Program pelatihan yang dilakukan di sekolah, tetapi karyawan

diberikan instruksi dan perlengkapan yang mirip dengan yang

dilakukan di tempat kerjanya.

5) Job stimulation (stimulasi kerja)16

Program pelatihan yang dilakukan dengan menggunakan

peralatan dan penugasan yang mirip dengan peralatan dan

kondisi yang sesungguhnya yang biasa mereka hadapi di

pekerjaannya, sehingga karyawan dapat mempelajari

keterampilannya sebelum ia melakukan pekerjaan yang

sesungguhnya.

2. Sertifikasi

a. Definisi Sertifikasi

16Suparno Eko Widodo,Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, hal 87

Page 41: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

29

Sertifikasi adalah pemberian sertifikat pembimbing manasik haji

melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi

Agama Islam Negeri yang Ditunjuk oleh Kementrian Agama.17 Sehingga

melaui proses kegiatan ini, pembimbing manasik haji diakui

kredibilitasnya dalam bidang bimbingan manasik.

Program sertifikasi ini tentu berdasarkan keputusan Direktur

Jendral Penyelenggara Haji dan Umroh pada pasal 15 Ayat (1) peraturan

menteri agama nomor 14 tahun 2012 dimana pemerintah wajib

memberikan bimbingan kepada jemaah haji sejak sebelum keberangkatan,

selama dalam perjalanan, selama di Arab Saudi, sampai dengan

kepulangan ke Indonesia. Serta mengacu pada keputusan Direktur Jendral

Penyelenggara Haji dan Umroh Nomor : D/223 Tahun 2015 tentang

Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasiki Haji.18Dengan demikian

diharapkan melalui kegiatan tersebut, mampu menunjang pembimbing

manasik yang profesionalisme.

b. Tujuan sertifikasi yakni :

1) Meningkatkan kualitas, kreatifitas, dan integritas pembimbing

manasik agar mampu melakukan aktualisasi potensi diri dan

tugasnya secara professional guna mewujudkan calon jemaah

haji mandiri dalam hal ibadah dan perjalanan.

2) Memberikan pengakuan dan perlindungan atas profesional

pembimbing manasik dalam melaksanakan tugas, tanggung

17Abdul Choliq, Pedoman Sertifikasi Penyuluhan dan Pembimbing Manasik Haji Provinsi BantenTahun 2015, (Serang:20015), Hal 3-5

18Abdul Choliq, Pedoman Sertifikasi Penyuluhan d an Pembimbing Manasik Haji ProvinsiBanten Tahun 2015, (Serang:20015),

Page 42: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

30

jawab, dan kewenangannya dalam memberikan bimbingan

manasik sesuai ketentuan pemerintah.

3) Menstandarisasikan kompetensi pembimbing agar dapat

memberikan jaminan kualitas pelayanan di bidang bimbingan

manasik.

4) Menjadi mediasi bagi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah dalam mewujudkan penjaminan mutu (quality

assurance) bagi pembimbing manasik baik yang ada di

Pemerintah maupun masyarakat.19

c. Manfaat sertifikasi :

1) Sebagai sarana pembentukan pembimbing haji profesional, yang

mampu mengaktualisasikan tujuan Penyelenggaraan ibadah haji

dengan meningkatkan pengetahuan dan praktik manasik serta

kompetensi lainnya dalam penyelenggaraan ibadah haji.

2) Sebagai dasar kualifikasi pengetahuan dan tingkat penguasaan

materi dalam pelaksanaan bimbingan manasik sesuai standar

yang ditetapkan pemerintah.

3) Sebagai syarat pendirian kelompok bimbingan sekaligus

kredibilitas bagi perorangan maupun kelompok dalam

melakukan tugas bimbingan manasik.

19Abdul Choliq, Pedoman Sertifikasi Penyuluhan d an Pembimbing Manasik Haji ProvinsiBanten Tahun 2015, (Serang:20015),

Page 43: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

31

4) Sebagai jaminan kewenangan dan kualitas pemberian bimbingan

bagi jemaah haji Indonesia dalam memperoleh pelayanan

bimbingan manasik sesuai ketentuan syariat agama islam.20

3. Pembimbing Manasik Haji

Pembimbing manasik haji terdiri dari tigakata yakni: pembimbing,

manasik danhaji. Istilah pembimbing menurut kamus bahasa Indonesia

berasal dari kata bimbing dengan imbuhan kata depan pe- yang artinya

orang atau pelaku pembimbing.21Artinya seseorang yang melakukan

bimbingan terhadap orang lain dalam suatu proses kegiatan atau

pembelajaran. Karena menurut Nana Syaodah dalam landasan psikologi

proses pendidikan, bimbingan merupakan suatu usaha untuk membantu

perkembangan individu secara optimal yang diberikan dalam situasi yang

bersifat demokratis bukan situasi otoriter.22 Artinya peserta juga ikut andil

dan berperan dalam proses pembelajar dan berhak untuk berargumen.

Oleh karena itu, peran pembimbing dalam kegiatan belajar sangat

penting, khusunya dalam pembelajaran orang dewasa.Hal ini dikarenakan

selain pembimbing menjadi seorang pamong belajar tapi juga berusah

bertindak sebagai warga kelompok belajar. Agar proses belajar berjalan

dengan efektif sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang

memberikan peserta didik kesempatan mengembangkan diri dan

pemikirannya.

20Abdul Choliq, Pedoman Sertifikasi Penyuluhan d an Pembimbing Manasik Haji ProvinsiBanten Tahun 2015, (Serang:20015),

21Poerwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003), hal 37722Abdul Choliq,Tugas, Fungsi Dan Metodologi Pembimbing Manasik Haji,Jakarta :

November 2015. Cet-2, Hal 9

Page 44: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

32

Kemudian kata manasik berasal dari bentuk jamak (منا سك) yang

artinya tata cara ibadah.23 Secara istilah menurutHarahap Sumuran

menerangkanbahwa manasik adalah tata cara pelaksanaan ibadah haji atau

hal–halperibadatan yang berkaitan dengan ibadah haji : melaksanakan

ihram danmiqat yang telah ditentukan, thawaf, sa’i, wukuf di arafah, mabit

dimuzdalifah, melempar jumrah dan lain sebagainya.24

Sementara haji secara etimologi berasal dari bahasa Arab ( (حج

yang artinya menyengaja, menuju dan mengunjungi.Sementara secara

istilah haji adalah mengunjungi Mekkah untuk mengerjakan ibadah tawaf,

sa’i, wukuf di Arafah, dan ibadah-ibadah lain untuk memenuhi perintah

Allah dan mengharapkan keridhoannya.25Jadi manasik haji adalah tata cara

pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan buku paket bimbingan manasik dan

perjalanan haji yang dikeluarkan oleh Kementrian Agama.26

Dengan demikian bahwa pembimbing manasik haji adalah warga

Negara Indonesia yang beragam islam, memiliki kemampuan pengetahuan

dan teknis di bidang bimbingan manasik haji.27Sehingga pembimbing

mampu menjadi pembimbing manasik haji yang professional. Dimana

dalam proses penyampaian materi dan praktik manasik haji dengan

permasalahan-permasalahan yang mungkin saja terjadi bisa diatasi dengan

23Gus Arifin, ensiklopedia fiqih haji dan umroh,(Jakarta : PT. Elex Media Komputindo,2002), hal. 377

24Harahap Sumuran, Kamus Istilah Haji Dan Umrah(Jakarta : Mitra Abadi Press ,2008)h.362

25Muhammad Najmuddin Zuhdi & Muh. Luqman Arifin, 125 Masalah Haji,(Solo: TigaSerangkai, 2008), cet. 1 hal, 54

26Abdul Choliq, Pedoman Sertifikasi Penyuluhan dan Pembimbing Manasik HajiProvinsi Banten Tahun 2015, (Serang:20015), hal 3

27Abdul Choliq, Pedoman Sertifikasi Penyuluhan dan Pembimbing Manasik HajiProvinsi Banten Tahun 2015,hal 3

Page 45: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

33

sebaik mungkin. Apalagi dengan persoalan-persoalan yang semakin

dinamis, disini pembimbing harus terus dapat mengupdate serta mengkaji

keilmuan yang lebih mendalam untuk mengatasi persoalan dan

permasalahan yang ada.

Pembimbing manasik haji mempunyai tugas pokok untuk

melakukan bimbingan serta mengenalkan keluruhan manasik haji kepada

seluruh calon jemaah haji.Pembimbing haji selain menjadi petujuk jalan

bagi calon jemaah haji tapi juga bertugas untuk menjadikan calon jemaah

yang mandiri, artinya calon jemaah haji tidak banyak menggantungkan diri

dengan pembimbing dan berusaha untuk menggantungkan diri pada diri

sendiri dalam banyak hal. Oleh karena itu, seorang pembimbing harus

memenuhi syarat-syarat berikut :

1. Menguasai fikih manasik secara benar serta dapat

mempraktikannya, artinya selain mahir dalam keilmuan fiqih

secara teoritis tapi juga mampu meragakan dengan jelas teori

dan materi tersebut.

2. Menguasai ilmu mendidik, artinya seorang pembimbing juga

harus mempunya strategi pembelajar terhadap orang dewasa

khusunya, bagaimana cara agar pesan dalam proses bimbingan

tersebut sampai kepada jemaah.

3. Menguasai ilmu kepemimpinan, artinya seornag pembimbing

harus mampu berperan sebagai pemimpin dalam pelaksanaan

ibadah haji untuk mengarahkan dan mengayomi jemaah.

Page 46: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

34

4. Menguasai bahasa yang dibutuhkan, artinya pembimbing harus

bisa berkomunikasi dengan bahasa yang digunakan pada daerah

tersebut agar mudah dalam segala halnya.

5. Menguasai psikologi atau perkembangan jiwa peserta calon

jemaah haji.28Artinya pembimbing mampu menyesuaikan

dirinya dengan jemaahnya. Hal ini penting, agar pembimbing

bisa menyikapi jemaah dengan selayaknya.

Jadi, pelatihan sertifikasi kepada pembimbing manasik haji

merupakan proses pembelajaran jangka pendek untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dengan memberikan sertifikasi professional

kepada pembimbing manasik haji. Karena sebuah pelatihan belum tentu

disertakan dengan pemberian sertifikasi profesional, tapi sertifikasi

professional itu sudah pasti disertai dengan proses pelatihannya. Dengan

demikian profesi pembiming manasik mempunyai legalitas dalam

melakukan bimbingan manasik kepada calon jemaah haji.

C. Profesionalisme

1. Pengertian Profesionalisme

Professional berasal dari kata profesi yang berarti secara analogis

‘’mampu’’ atau ‘’ahli’’.Profesi adalah suatu pekerjaan yang di dasarkan

atas studi intelektual dan latihan yang khusus, sedangkan professional

adalah sederajat atau standar performance (ability and attitude) anggota

28Abdul Choliq, Tugas, Fungsi Dan Metodelogi Pembimbing Manasik Haji,(Serang:2015), Hal 11

Page 47: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

35

profesi yang mencerminkan adanya kesesuaian dengan kode etik profesi.29

Sementara profesionalisme dapat diartikan sebagai perilaku,cara, kualitas,

yang menjadi ciri suatu profesi atau orangyang profesional. Lalu, menurut

Kaarta Sasmita hal ini merupakan wujud dari upaya peningkatan

pelayanan yang pemerintah berikan, baik memeratakanmaupun

meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat yakni dengan

profesionalisme.Maka dari itu profesionalismepegawai merupakan salah

satu unsur utama dalammembangun suatu pelayanan yang berkualitas.30

Menurut Prof Muhajir (2010), secara historis profesi memiliki arti

yang berasal dari kata ‘’profesio’’(latin) bermakna ‘’ikrar’’. Karena

diawali di lingkungan gereja, maka profesi adalah sebuah pekerjaan dan

sikap yang mulia (suci).31Sementara profesional adalah bersangkutan

dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya

serta mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.32Maka

dapat dikatakan bahwa seseorang yang disebut sebagai professional itu

jika profesionalisme tersebut membawa peningkatan kompetensi atau

kemampuan serta memberlakukan standart etika.33Artinya seseorang yang

profesionalisme akan dipercaya berdasarkan kemampuan yang diakui

melalui profesi yang digeluti. Hal tersebut didukung pula dengannorma-

norma atau kaidah yang ditetapkan oleh disiplin ilmu pengetahuan dan

29Pupuh Fathurohman & Aan Suryana,Guru Profesional,(bandung: Refika ADITAMA,2012).hal 3

30Ayu Retno Kumala Dewi,PengaruhProfesionalismePegawai Terhadap KualitasPelayanan Kepada Pasien Rawat Inap Di RSUD DR.ABDOER RAHEM KabupatenSitubondo,(Kalimantan : Universitas Jember,2013). Hal 4

31Pupuh Fathurohman & Aan Suryana,Guru Profesional,hal. 332Syafruddin Nudin & basyiruddin Usman,Guru Profesional dan Implementasi

Kurikulum,(Jakarta: CIPUTRA PERS,2002), hal. 1533Ayu Retno Kumala Dewi,Pengaruh Profesionalisme. Hal 5

Page 48: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

36

suatu organisasi yang harus dipatuhi oleh pejabat fungsional didalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai standar etika.

Menurut Sudarwan Danim menyatakan bahwa, Profesionalisme

dapat diartikan sebagai komitmen para anggota suatu profesi untuk

meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus

mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan

pekerjaan sesuai dengan profesinya itu.34 Sehingga ahli dalam bidang

tersebut dan selalu melakukan inovasi dan kualitas yang baik dalam setiap

pelayanan, proses dan cara kerjanya.

Jadi kesimpulannya profesionalisme adalah ciri dari seseorang

yang memiliki keahlian di bidang tertentu yang di akui kredibilitasnya.

Salah satu bentuk pengakuan masyarakat dan kredibilitasnya yakni dengan

adanya sertifikat profesi yang dimiliki oleh orang tersebut.

Secara akademis, profesi memiliki ciri atau karatreristik yang

melekat dalam diri seorang profesional, di antaranya :

1. Profesi adalah pekerjaan yang merupakan panggilan jiwa dan

panggilan hidup.

2. Profesi adalah pekerjaan yang dikerjakan full time.

3. Profesi adalah pekerjaan yang berdasarkan hasil

pendiidkan/latihan keahlian yang telah dipelajari secara

universal.

4. Profesi adalah pekerjaan yang memilih keahlian/kemampuan

diagnostik dan kecakapan aplikatif.

34Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta:Prenada Media, 2002).hal105

Page 49: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

37

5. Profesi adalah pekerjaan yang memiliki klien dan kode etik

khusus, dan sebagainnya.35

Sementara menurut Rochman Natawidjaja, ada beberapa kriteria

sebagai ciri suatu profesi:

a. Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas.

b. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya

dengan program dan jenjang pendidikan yang baku serta

memiliki standarakademik yang memadai dan yang

bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan

yang melandasi profesi itu.

c. Ada organisasi yang mewadahi para pelakunya untuk

mempertahankan dan memperjuangkan eksistensi dan

kesejateraannya.

d. Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku para pelakunya

dalam memperlakukan kliennya. Ada sistem imbalan terhadap

jasa layanannya yang adil dan baku.

e. Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa dan awam)

terhadap pekerjaan itu sebagai suatu profesi.36

Lalu, Suhrawardi K Lubis menyatakan bahwa, “Profesionalisme

biasanya dipahami sebagai kualitas yang wajib dimiliki untuk

meningkatkan kualitas pelayanan, maka pegawai perlu memiliki ciri-ciri

profesional antara lain adalah :

35Syafruddin Nudin & basyiruddin Usman,Guru Profesional dan ImplementasiKurikulum,hal 2

36Syafruddin Nudin & basyiruddin Usman,Guru Profesional dan ImplementasiKurikulum, hal17

Page 50: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

38

“(1) Punya keterampilan tinggi dalam satu bidang, serta kemahiran

dalam mempergunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam

pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang nya, (2)

Punya ilmu dan pengetahuan serta kecerdasan dalam menganalisa

suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi, cepat dan tepat

serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar

kepekaan, (3) Punya sikap berorientasi ke depan, sehingga punya

kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang

terentang dihadapannya, (4) Punya sikap mandiri berdasarkan

keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan

menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih

yang terbaik bagi dirinya dan perkembangan pribadinya.”37

2. Faktor-faktor yang mendukung sikap profesionalisme

a. Performance

Performance berasal dari bahasa inggris yang artinya sebuah

pertujukan atau bentuk tindakan, penampilan bahkan pekerjaan

yang telah dicapai atau dilaksanakan.Performance dalam

profesionalisme berarti kualitas kerja karyawan untuk mencapai

hasil yang baik sehingga mendapatkan sebuah penghargaan

sebagai bentuk apresiasi untuk prestasi yang diperoleh.

b. Akuntabilitas aparatur

Akuntabilitas aparatur adalah pertanggung jawaban seorang

pegawai pemerintah yang mampu untuk menjelaskan suatu

37Suhrawardi K Lubis,Etika Profesi Hukum,(Jakarta:Sinar Grafika,1994), hal 10

Page 51: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

39

kondisi, pengambilan keputusan yang diambil serta berbagai

aktifitas lainnya secara professional.

c. Loyalitas pegawai

Kesetiaan pegawai menghabiskan waktunya demi pekerjaannya

yang dilakukan secara sukarela dan tanpa tekanan.

d. Kemampuan pegawai38

Keterampilan pegawai dalam meyelesaikan tugas atau suatu

pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

38Yesy Andriani, eJournal Administrasi Negara (Profesionalisme Kerja Pegawai DalamPenyelenggaraan Administrasi Pelayanan Publik Di Kecamatan Samarinda Utara KotaSamarinda), Volume 4, Nomor 1, 2016. Hal 2322

Page 52: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

40

BAB III

GAMBARANUMUM

KANTOR WILAYAH KEMENTRIAN AGAMA PROVINSI BANTEN

A. SejarahKantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten

Berdirinya Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Banten

berdasarkan KeputusanMenteri Agama RI Nomor 450/Tahun 2001 tanggal

9 Oktober 2001. Saat itu, Kepala kanwil pertama yang diangkat adalah

Bapak Drs. H. M. Suroh, M.Siyang telah ditetapkan berdasarkan surat

Keputusan Menteri Agama No. B.II/3/678/2002 pada tanggal 26 Maret

2002, yang kemudian dilantik pada 17 April 2002di Gedung Negara

Provinsi Banten oleh Gubernur Banten Bapak Dr. H. D.Munandar, -MSc,

M.Eng. Dengan mewilayahi enam Kantor Departemen Agama Tingkat

Kabupaten dan Kota antar lain :

1. Kantor Departemen Agama Kabupaten Serang

2. Kantor Departemen Agama Kabupaten Tangerang

3. Kantor Departemen Agama Kabupaten Pandeglang

4. Kantor Departemen Agama Kabupaten Lebak

5. Kantor Departemen Agama Kota Tangerang

6. Kantor Departemen Agama Kota Cilegon

Departemen Agama Kantor Wilayah Provinsi Banten untuk

sementra telah mendapat pinjaman gedung yang cukup representative

sebagai pusat kegiatan pelayanan bagi masyarakat yakni di PSBB (Pusat

Sumber Belajar Bersama) Man 2 Kota Serang yang beralamat dijalan

Page 53: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

41

Ciwaru-Raya dekat komplek Depag. Selama kurang lebih tiga tahun

beroperasi melayani masyarakat terkait keagamaan.

Selanjutnya sekitar tahun 2005 hingga 2006 dengan dana APBN

(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dibangunlah Kantor Wilayah

Kementrian Agama Prov. Banten di KP3B Jalan Syekh Nawawi Al-

Bantani Blok Instansi Vertical No. 1 Serang 42171 yang luasnyasekitar 3

Hektar. Namun lahan ini bukan milik Kementrian Agama melainkan

Pemerintah Daerah Provinsi Banten yang sudah digunakan sejak tahun

2002 hingga saat ini sudah 16 tahun Kanwil Provinsi Banten ini berdiri

dan melayani.

Setelah cukup lama Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten

bertempat di sebelah kantor Pemerintahan Provinsi dan kantor Dewan

Perwakilan Rakyat, maka pada tanggal 10 Oktober 2016 dilantiklah kepala

kanwil baru yakni Dr. H. A. Bazari Syam, M.Pd.I dengan sederet pejabat

struktural eselon II di lingkungan Kementerian Agama RI.

Sebagai instansi pemerintah yang menagani bidang keagamaan

Provinsi Banten, Departemen Agama Kantor Wilayah Provinsi Banten

menghendaki agar upaya pembangunan yang dilakukannya dapat berjalan

dengan baik sesuai rencana, serta sesuai harapan masyarakat yakni

menyentuhsendi-sendi kehidupan beragama masyarakat secara berhasil

guna dan berdaya guna.

Untuk mencapai keinginan tersebut, Departemen Agama Kantor

Wilayah Provinsi Banten telah berupaya melakukan perumusan program

kerja secara sistematis, terencana, dan terpadu dengan senantiasa

Page 54: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

42

mengacup ada kebutuhan masyarakat di lapangan, serta mengakomodir

seluruh kepentingan sebagai kelompok masyarakat dalam keaagamaan.

Selain itu, program dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan tingkat

pemahaman masyarakat menyangkut soal-soal keagamaan yang

dihadapinya. Dengan tujuan, agar masyarakat dapat dengan mudah diajak

berpartisipasi dan berperaan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan

pemerintah.1

Adapun yang terlibat dalam mendirikan Kanwil Kemenag Prov.

Banten diantaranya yakni dari Kementrian Agama pusat. Kemudian dari

segi dana mendapat dukungan dari Gubernur , Pemerintah Daerah sendiri,

termasuk juga semua apatur yang bekerja saat itu mendukung berdirinya

Kanwil Kementrian Agama Prov. Banten. Sebab jika sebuah instansi tidak

memiliki fasilitas yang memadai dan layak itu akan mempersulit proses

operasional kegiatan.

Berdirinya Kantor Wilayah Kementrian Prov. Banten ini

merupakan kebutuhan dan tugas pemerintah untuk melayani dalam bidang

agama yang berada di wilayah provinsi baik itu berkaitan dengan dakwah,

penyuluhan agama, pernikahan, haji, pendidikan agama islam dan lain

sebagainya. Karena kantor wilayah ini vertical berada di provinsi dan

membawahi Kemenag Kabupaten Kota dan Daerah, Kua, Madrasah.

Selainitu, juga sebagai alat koordinasi dengan pusat, karena pusat tidak

1Damanhuri, Departemen Agama Kantor Wilayah Provinsi Banten Laporan KegiatanSemester 1, (Banten : 2002). Hal 1-7

Page 55: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

43

bisa menyampaikan secara langsung informasi dan lainnya maka Kanwil

Kemenag Prov. Banten-lah yang menjembatani.2

B. VisidanMisi3

1. Visi

‘’ Terwujudnya Masyarakat Banten yang Taat Beragama, Rukun,

Cerdas dan Sejahtera Lahir Batin dalam Rangka Mewujudkan Indonesia

yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan

GotongRoyong”

2. Misi

a. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pelayanan

Administrasi.

b. Mewujudkan Pelayanan, Bimbingan Kehidupan dan Kerukunan

Umat Beragama.

c. Mewujudkan Pelayanan, Pengembangan, Pendidikan Agama

dan Keagamaan.

C. Tujuan

1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan

Pelayanan Administrasi yang Prima.

2. Meningkatkan Pelayanan, Bimbingan Kehidupan dan Kerukunan

Umat Beragama.

3. Meningkatkan Bimbingan, Pengembangan, Pendidikan Agama dan

Keagamaan.4

2Wawancara Pribadi denganH.DamanhuriS.AgsebagaiKabagInformasi&Humasterdahulupada 4 September 2017 padapukul09.12 WIB

33http://banten.kemenag.go.id/sejarah-kementerian-agama/diaksespada 13 Juli 2017Padapukul 15.28 WIB

Page 56: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

44

D. Tugas dan Fungsi

1. Tugas pelayanan pemerintah dibidangkeagamaan di Banten

tersebut meliputi:

a. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang urusan

agama Islam.

b. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang

penyelenggaraan haji serta pengembangan zakat dan wakaf .

c. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang

penyelenggaraan pendidikan pada madrasah dan pendidikan

agama Islam pada sekolah umum serta sekolah luar biasa.

d. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang pendidikan

keagamaan dan pondok pesantren.

e. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang

penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada masyarakat

dan pemberdayaan masjid.

f. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang

masyarakat Kristen.

g. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang

masyarakat Katolik.

h. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang

masyarakat Hindu.

i. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang

masyarakat Buddha.

4http://banten.kemenag.go.id/sejarah-kementerian-agama/diaksespada 13 Juli 2017Padapukul 15.35 WIB

Page 57: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

45

j. Tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada

seluruh satuan organisasi atau satuan kerja di lingkungan

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten.5

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut juga menyelenggarakan

fungsi, yaitu :

a. Perumusan visi, misi dan kebijakan teknis dibidang

pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama kepada

masyarakat di Provinsi Banten.

b. Pembinaan, pelayanan dan bimbingan masyarakat Islam, haji

dan umrah, pengembangan zakat dan wakaf, pendidikan

agama dan keagamaan pondok pesantren, pendidikan agama

dan keagamaan pada masyarakat dan pemberdayaan masjid,

serta urusan dan pendidikan agama serta bimbingan

masyarakat Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha sesuai

peraturan perundangan-undangan.

c. Perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan

administrasi dan informasi.

d. Pembinaan kerukunan umat beragama.

e. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian dan

pengawasan program.

5http://banten.kemenag.go.id/sejarah-kementerian-agama/diaksespada 13 Juli 2017Padapukul 15.35 WIB

Page 58: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

46

f. Pelaksanaan hubungandenganpemerintahdaerah,

instansiterkaitdanlembagamasyarakatdalamrangkapelaksanaa

ntugasKementerian di ProvinsiBanten.6

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan susunan bagian dan posisi dari

sebuah organisasi yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya demi

mencapai tujuan bersama. Dengan demikian maka struktur organisasi

sangatlah penting, agar suatu kegiatan terlaksana dengan terarah dan

terkontrol. Adapun struktur organisasi Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi Banten sebagai berikut :

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kemeterian Agama Provinsi Banten7

6http://banten.kemenag.go.id/sejarah-kementerian-agama/diaksespada 13 Juli 2017Padapukul 15.35 WIB

7http://banten.kemenag.go.id/sejarah-kementerian-agama/diaksespada 13 Juli 2017Padapukul 16.05 WIB

Page 59: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

47

Gambar 3.2

Struktur Organisasi Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah8

F. Tugas dan Sasaran Bidang Haji dan Umrah9

1. Tugas

a. MeningkatnyaPelayanan Haji DalamNegeri

1) Jumlah Peserta Pengembangan SDM

2) Pengelola haji di provinsi

3) Jumlah dokumen haji yang standar

4) Jumlah jemaah haji yang terlayani pada

pemberangkatan/pemulangan

5) Jumlah perlengkapan haji tersalurkan tepat waktu

6) Jumlah perlengkapan identitas kloter (sal) yang disediakan

8Wawancara Pribadi Pak Irfansebagaiseksipembinaan haji danumroh, serang, 20Juli 201799http://banten.kemenag.go.id/sejarah-kementerian-agama/diaksespada 13 Juli 2017

Padapukul 15.28 WIB

KEPALA KANTOR WILAYAHPROV. BANTEN

Dr. H. BazarySyam, M.Pd.INIP. 196404031991031004

KEPALA BIDANGPENYELENGGARA HAJI DAN

UMRAHDrs. UbikBaehaqie, M.si

NIP. 196404241992031002

KASI AKOMODASI,TRASNPORTASI DANPERLENGKAPAN HAJIHumaedi Hakim, S.PdI

• NIP. 197705152003121001

KASI PENGELOLA KEUANGANHAJI

MokhamadApipi, SE. M.ABNIP. 197303200212001

KASI INFORMASI HAJINiaRahayu, S.Ag

NIP.196304151991032001

KASI PEMBINAAN HAJI DANUMRAH

Drs. DeniRusli, M.siNIP. 19801241994031002

KASI PENDAFTARAN HAJIDAN UMRAH

H. Seiko, S.SosNIP. 197810122002121003

H. Ade BaijuriNIP. 198207082002121001

RuiyahRasmanNIP. 19781152002122007

SubadruzamanNIP. 19780316200212100

H. SuhadiNIP.1967071020021

NurulHilmiNIP. 198402052011011006

Muhayyidin Abdul W

Asep Ahmad FaoziNIP. 197203011998031002

E.NurhayatiNIP. 196910141991032001

N.MakfiyatiNIP. 19741072002122001

H. IrfanLirisfana, Lc

H. kokoHarmokoNIP.

197911012009011007

AsepDaniNIP. 197407272008011014

H. Nuke AuliaMelawatiNIP. 19851129201120110

Page 60: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

48

b. Meningkatnya Kualitas Pembinaan Haji dan Umrah

1) Jumlah calon petugas haji yang mengikuti seleksi

2) Jumlah petugas haji provinsi yang terbina

3) Jumlah penyuluh dan pembimbing manasik haji yang terbina

4) Jumlah penyuluh dan pembimbing manasik haji yang memiliki

sertifikat

5) Jumlah PPIU se-Provinsi yang terbina

c. Meningkatnya Kualitas Pengelolan Dana Haji

1) Jumlah dokumen RKA PAOH (Rencana Kerja dan Anggaran

Penyelenggara Anggaran Operasional Haji)

2) Jumlahdokumenpelaksanaan

3) Anggaran PAOH satker yang akuntabel

4) Jumlahdokumenlaporankeuangankonsolidasi

5) Jumlahlaporan BMH satker yang standar

d. Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Tugas TeknisLainnya

1) Jumlah dokumen RKA program PHU

2) Jumlah laporan hasil evaluasi

3) Jumlah laporan kinerja

4) Bulan layanan perkantoran

5) Jumlah unit sarana dan prasarana yang memadai

6) Bulan layanan operasional dan pemeliharaan siskohat yang

memadai

7) Jumlah media informasi (Cetak dan Elektronik)

8) Jumlah media informasi (Pamflet)

Page 61: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

49

9) Jumlah media informasi (Brosur)

10) Jumlah media Informasi (Peserta Sosialisasi)10

2. Sasaran

a. Sasaran utama pedoman sertifikasi pembimbing manasik haji

adalah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN)

Meliputi : UIN/IAIN, Kanwil Kemenag Provinsi, Pembimbing

Manasik Haji dan Peserta Sertifikasi.

b. Sasaran dan target pembimbing sertifikasi seluruh Indonesia

sebanyak 4.000 orang yang terdiri dari PNS dan Non PNS.

c. Sasaran sebagaimana yang dimaksud pada ayat (6), didasarkan atas

rasio ideal pembimbing yaitu satu : 45 orang, dari kuota jemaah

haji regular yang kurang lebih 155.200 orang.11

G. Pemateri Pelatihan Sertifikasi

Berikut ini pembimbing yang menjadi narasumber ketika proses

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji oleh Kementrian Agama

Kantor Wilayah Provinsi Banten.

Tabel 3.3

NO NAMA MATERI JABATAN

1 Prof. Dr. H. Abdul Jamil,MANIP. 195704141982031003

Pembukaan dan Kebijakan

Penyelenggaraan Haji Di Arab Saudi/

Ta’limatul Hajj

Dirjen PHUKemenang RI

10Wawancara PribadiBidangInformasidanUmumpada 14 Agustus 2017 padapukul 10.30WIB

11Abdul Choliq, PedomanSertifikasi(PenyuluhandanPembimbingManasik Haji ProvinsiBanten2015),Serang, 21 November 2015.hal 4

Page 62: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

50

2 Drs. H. Agus Salim, M.PdNIP. 196408171989031002

Sosialisasi Kebijakan dan Regulasi Baru

Umroh 2016KaKanwil

Kemenag Prov.Banten

3 Dr. MuhajirinYanis, M.Pd.INIP. 196804281994031001 Kebijakan Pelayanan, Pembinaan dan

Perlindungan Jemaah Umrah

DirekturPembinaan Haji

danUmrah

4 Hj. Sri Ilham Lubis,Lc.,M.PdNIP. 196612251993032002

Manajement Penyelenggara Haji Dan

Umrah

DirekturPelayananLuar

NegeriKemenag RI

5 Drs. H. Ahda Barori AS,MMNIP. 195807251989031001

- DirekturPelayanan HajiDalam Negeri

6 Drs. H. Mahmudi, M.SiNIP. 196410081986031001 Pembuatan Rencana Kerja Operasional Kabag TU

KanwilKemenag Prov.

Banten

7 H. Lukmanul Hakim, M.SiNIP. 197209041993031002 Manajement Pembimbing Manasik Haji

dan Tugas Fungsi Pembimbing Manasik

Haji

Kepala BidangPHU Kanwil

Kemenag Prov.Banten

8 Dr. Ali Rokhmad, M.PdNIP. 196607061994031003 Problematika Penyelenggaraan Ibadah

Haji

KaSubditPembinaan

Page 63: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

51

9 H. Didin Aliyudin,M.AkNIP. 196311101984091001 Kebijakan Pelayanan Kesehatan Jemaah

Haji

Kabid P2PLDinkes Banten

10 H. Khoiriji MD, S.S.os.,MMNIP. 196111111983031024

- KaSubditPetugas Haji

11 Drs. KH. Mukhtar IlyasPerjalanan Haji, Pengenalan Situs Islam

dan Sirah Nabawiyah

Ketua FormKelompokBimbingan

12 Drs. H. Tb Juwaeni, M.AgNIP. 196408151989031001 Problematika dan Alternatif Solusi

Ibadah Umrah

Kasi PembinaanHaji danUmrah

13 Prof. Dr. H. Tihami,MA.,MMNIP.195108151981031004

Tradisi dan Kultur Social Budaya Arab

Dosen IAIN“SMH” Banten

14 Prof. Dr. H. E. SyibliSyarjaya, Lml.,MMNIP. 195007051983031001

Fikih Haji Dosen IAIN“SMH” Banten

15 Prof. Dr. H. SuparmanUsman Bimbingan Manasik Haji Serta Ziarah Pensiunan

Dosen IAIN“SMH” Banten

16 Dr. H. WawanWahyudinNIP. 196201011985031008 Praktik Manasik Haji Dosen IAIN

“SMH” Banten

17 Dr. Hj. Hunaenah, M.PdNIP. 196704141993032003 Psikologi Kominikasi Masa Dosen IAIN

Page 64: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

52

“SMH” Banten

18 Dr. H. A. M. Romly,M.HumNIP. 150192324

Micro Guiding Ketua MUIProv. Banten

19 Dr. Syamsudin, M.PdNIP. 195503071980031003 Strategi dan Metodologi Pembimbingan

Manasik Haji Di Tanah Air dan Arab

Saudi

Dosen IAIN“SMH” Banten

20 Dr. H. Ikhwan Hadiyin,M.PdNIP. 196005131992031001

Percakapan Bahasa Arab dan Inggris Dosen IAIN“SMH” Banten

SumberdiolahdariKementerian Agama Prov. Banten

Page 65: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

51

BAB IV

EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM MENINGKATKAN

PROFESIONALISME PEMBIMBING MANASIK HAJI

A. Penyelenggaraan Pelatihan Sertifikasi kepada Pembimbing Manasik Haji

oleh Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Banten

Pelatihan sertifikasi diselenggarakan pada bulan Maret 2016 di

Hotel Ladien Serang yang kurang lebih diikuti oleh 150 peserta.Peserta

sertifikasi ini juga datang dari berbagai latar belakang pekerjaan dan

pendidikan yang berbeda-beda.1

Dasar untuk melaksanakan proses seleksi itu berarti sudah ada

intruksi langsung dari pusat untuk melaksanakan kegiatan pelatihan

sertifikasi. Setelah adanya intruksi, barulah mengacu pada proses

tahapan-tahapan seleksi untuk menyiapkan panitia seleksi. Kemudian

diinformasikan ke kabupaten kota, ke masyarakat baik itu KBIH, Majlis

Taklim dan Ormas Lainnya melalui Kementrian Agama atau Departemen

Agama dan Paguyuban. Kemudian berlanjut dengan proses pendaftaran

dan seleksi administrasi, bagi peserta yang telah memenuhi persyaratan

maka berhak untuk mengikuti sertifikasi. Tahap selanjutnya diumumkan

dan dibuat surat keterangan siapa saja peserta yang lulus dalam seleksi.

Lalu, menjadwalkan pelaksanaan seleksi dengan meneliti dan memeriksa

peserta yang sudah lolos seleksi dan berhak menerima sertifikat.2

1 Wawancara pribadi H. Juwaeni sebagai Kasi PHU, Serang, 21 April 2017 pada pukul10.11 WIB

2 Wawancara pribadi H. Deni Rusli sebagai Kasi PHU, serang, 19 Juli 2017 pada pukul09.15 WIB

Page 66: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

52

Dengan serangkaian proses perekrutan dan penyeleksian peserta

pelatihan sertifikasi. Maka dengan demikian, dilakukanlah eliminasi

peserta karena kouta yang terbatas sebanyak 50 peserta. Sehingga peserta

yang lulus itu sebanyak 100 untuk satu angkatan pelatihan sertifikasi dan

yang aktif sebanyak 98 peserta seperti yang disampaikan oleh Pak H. Tb.

Juwaeni, M.Ag selaku pemateri.3

Begitupun dengan narasumber dan asesor pada pelatihan sertifikasi

juga memiliki persyaratan tertentu. Maka baik peserta maupun

narasumber dan asesor ada proses rekrutmen dan eliminasi. Dengan

demikian diharapkan baik narasumber maupun asesor memiliki

kompetensi di bidang perhajian untuk melatih, membimbing dan

menghasilkan para pembimbing manasik yang professional.Sebagaimana

yang telah ditetapkan dalam keputusan Dirjen Penyelengaraan Haji dan

Umrah, pada pasal 8 ayat 3 yakni4 :

1. Tata kerja

a. Organisasi penyelenggara yang bertugas :

1) Koordinator yaitu memberikan masukan dan arahan

pelaksanaan program sertifikasi pembimbing

manasik haji

2) Panitia pelaksana yaitu merencanakan,

melaksanakan kegiatan dengan menyusun panduan

dan jadwal kegiatan, memfasilitasi, menetapkan

calon peserta, dan melaporkan kegiatan sertifikasi

3Wawancara pribadi H. Juwaeni sebagai Kasi PHU4 Wawancara pribadi H. Juwaeni sebagai Kasi PHU

Page 67: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

53

kepada Kepala Kantor Wilayah kementrian Agama

Provinsi.

3) Asesor yaitu melakukan verifikasi data dan

persyaratan calon peserta, menilai tugas, dan

merekomendasikan kelulusan peserta, dan

4) Narasumber yaitu memberikan materi pembelajaran

pembekalan kepada peserta sesuai jadwal yang

disusun oleh panitia pelaksana.5

b. Dalam melaksankana tugas sebagaimaa dimaksud ayat (1)

huruf a sampai d, penyelenggara sertifikasi memiliki

kewenangan :

1) Koordinator mengusulkan perubahan materi dan

narasumber.

2) Panitia pelaksana yaitu mengatur proses pelaksanaan

kegiatan sertifikasi dan penggunaan anggaran.

3) Asesor yaitu menilai keabsahan data dan

merekomendasikan calon peserta yang memenuhi

kualifikasi yang diisyaratkan serta rekomendasi atas

kelulusan peserta sertifikasi.

4) Narasumber yaitu menyusun dan menyajikan materi

sesuai dengan kurikulum dan silabi dengan

5Wawancara pribadi Pak H. Juwaeni sebagai Kasi PHU, Serang, 28 April 2017 padapukul 08.23 WIB

Page 68: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

54

metodelogi orang dewasa (andragogy dan

participatory)6

2. Persyaratan peserta dan Narasumber

Persyaratan Peserta

a. Persyaratan umum

1) Mengajukan permohonan dilampiri rekomendasi kepala

kantor kementrian agama kabupaten atau kota

2) Membuat pernyataan pernah menjadi pembimbing

manasik haji

3) Mengisi formulir pendaftaran dan instrument portopolio,

dengan melampirkan :

a) Foto copy ijazah s1 atau sederajat

b) Foto copy ktp dan kartu keluarga

c) Usia minimal 30 maksimal 56 tahun (dihitung mulai

berlangsung kegiatan sertifikasi)

d) Foto berwarna, latar belakang merah 3x4= 2 lembar

e) Surat keterangan sehat dari dokter pemerintah

b. Persyaratan khusus

1. Jujur, bertanggung jawab, berakhlak mulia, memiliki

dedikasi dan nasionalisme

2. Pernah menjadi pembimbing manasiuk minimal 2 tahun

3. Mampu berkomunikasi bahasa inggris atau bahasa Arab

Persyaratan narasumber dan asesor7

6 Wawancara pribadi Pak H. Juwaeni sebagai Kasi PHU, Serang, 28 April 2017 padapukul 08.23 WIB

Page 69: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

55

1. Narasumber sertifikasi adalah tenaga ahli yang memiliki

kompetensi keilmuan dan praktik manasik

2. Narasumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

memenuhi persyaratan :

a. Tenaga akademik pangkat minimal lektor atau

pendidikan S2 bidang ilmu Agama Islam

b. Pejabat atau pegawai kementrian Agama, pangkat

minimal Pembina IV/a baik pusat maupun daerah

menguasai materi dan pengalaman manasik serta

bidang tertentu sesuai materi yang diampu

c. Menguasai metode dan pendekatan cara belajar

orang dewasa

c. Asesor adalah tenaga ahli yang memiliki kopetensi dalam

melakukan veripikasi persyaratan peserta veripikasi dan

penilaian sebagai dasar menentukan kelulusan peserta

pembimbing manasik

d. Asesor sebagaimana dimaksud pada ayat 3 harus memenuhi

persyaratan :

1) Dosen aktif perguruan tinggi agama islam negri PTAIN

2) Pejabat terkait, khususnya pada bidang penyelenggara

haji dan Umroh kanwil kementrian agama provinsi

3) Pendidikan minimal S2

7Abdul Choliq, Pedoman Sertifikasi Penyuluhan dan Pembimbing Manasik Haji ProvinsiBanten Tahun 2015,hal 5-6

Page 70: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

56

4) Memiliki kompetensi yang memadai dalam

pendampingan kebahasaan dan pengetahuan teknis

perhajian

5) Pembentukanya dilaksanakan di masing-masing

provinsi dengan prosedur sesuai ketentuan.8

Setelah ditetapkan peserta serta narasumber dan asesor, tahap

selanjutnya yakni mengikuti tes tulis, tes wawancara pelatihan sertifikasi

dan berhak mengikuti pelatihan selama 10 hari full day dengan silabus

yang telah disusun. Dengan jam pembelajaran yang dimulai dari jam 7.30

hingga pukul 22.00 WIB dan 2 jam pelajaran untuk setiap materi. Selama

5 sampai 7 hari peserta benar-benar diberikan berbagai macam materi

baik berkaitan dengan regulasi, studi kasus, kultur budaya Arab serta

secara ilmu fiqihnya. Kemudian dilanjutkan dengan praktik di lapangan

manasik selama kurang lebih 3 sampai 5 hari di luar gedung.9Menurut H.

Juwaeni sebagai pemateri mengungkapkan ‘’mulai dari perjalanan

recruitment yang sangat antusias dari peserta hingga berlangsung

pelatihan bersama dalam satu gedung, membuka ketekatan emosional

antar peserta, pelakasan, pengawas bahkan narasumber sekalipun. Hal

tentu respon yang sangat positif, itu berarti tanda bahwa pelaksanaan

pelatihan sertifikasi ini sukses diselenggarakan’’10

Kasi PHU yang baru yakni Bapak Dr.H. Deni Rusli, M.si

menyampaikan bahwa‘’ Sesuai amanat UUD No. 13 tahun 2008 tentang

8 Wawancara pribadi Pak H. Juwaeni sebagai Kasi PHU, Serang, 28 April 2017 padapukul 08.23 WIB

9Wawancara pribadi Pak Fudail sebagai peserta pelatihan sertifikasi, Tangerang, 25 Juli2017 pada pukul 15. 20 WIB

10Wawancara pribadi Pak H. Juwaeni

Page 71: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

57

penyelenggaraan ibadah haji dan peraturan lainnya bahwa memang

idealnya dan sebaiknya yang menjadi pembimbing ibadah haji dan umroh

itu sudah memiliki sertifikat, hal ini dikarenakan menyangkut kepada

kualitas dan kesempurnaan melaksankan ibadah haji. Jadi, dibutuhkan

seorang pembimbing ibadah yang memilki ilmu dan pengetahuan haji

umroh termasuk memiliki keterampilan, kemampuan, keahlian dalam

manasik. Karena ibadah haji, diragakantidak hanya secara keilmuan,

sebagai contoh bagaimana niat di atas pesawat, bagaimana cara memakai

kain ihrom dan lain sebagainya yang harus diperagakan dan praktikan.

Lalu apa saja larang-larangan dalam berhaji, sunnah, afdol dan masih

banyak lagi. Jika perlu roll play-kan atau stimulasikan suasana hipup-

pikuknya di Tanah Haram.Maka jangan sampai, ketika niat ihram dari

miqot sudah selesai tapi masih mengenakan celana dalam maka itu tidak

sah dan harus diperhatikan jika perlu diperiksa ulang. Maka dengan

sertifikasi diharapkan pembimbing ibadah mampu memiliki

keterampilam, keahlian, kecakapan, untuk memperagakan dan

mempraktikan sehingga apa yang disampaikan dalam bentuk

pengetahuan bisa dilihat.’’11

B. Meningkatkan Profesionalisme Pembimbing Manasik pada Kanwil

Provinsi Banten

Untuk menjadi yang professional di bidang tertentu perlu adanya

lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan

11Wawancara pribadi Dr. H. Deni Rusli, M.si, Serang, 17 Juli 2017

Page 72: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

58

program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki

standarakademik yang memadai dan bertanggung jawab tentang

pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu.

Begitupun untuk menjadi seorang pembimbing manasik yang

professional perlu adanya proses pendidikan jangka pendek yang

diselenggarakan oleh suatu lembaga yakni pemerintah khususnya

Kementrian Agama guna meningkatkan kemampuan serta

mengembangkan pola pikir para pembimbing, yakni melalui pelatihan

sertifikasi. Selain untuk meningkatkan kemampuan tapi pembimbing juga

menjadi profesionalisme, sehingga mampu memberikan bimbingan

manasik secara komprehensif kepada seluruh calon jemaah haji.

Dilihat dari nilai kompetensi dasar, kompetensi inti dan

kompetensi penunjang peserta pelatihan sertifikasi dinyatakan bahwa

peserta lulus dengan hasil yang baik dan memuaskan. Nilai ini dapat

menunjukan bahwa pembimbing manasik telah sesuai standar ketetapan

yang professional. Sebanyak 35 orang memperoleh predikat memuaskan

dengan nilai 81-90 dan 63 orang yang memperoleh predikat baik dengan

nilai 70-80 dan 2 orang peserta yang dinyatakan tidak lulus.12 Berarti ada

98 jumlah pembimbing manaisk haji yang telah bersertifikat.

Pembimbing manasik dinyatakan lulus berarti pembimbing yang

sudah memenuhi kriteria professional dan syarat-syarat yang telah

ditentukan pada proses perekrutan di awal dalam menguasai seluruh

12Wawancara pribadi Pak H. Irfan Lirisfana, Lc sebagai sesi pembinaan haji dan umroh,serang, 19 Juli2017

Page 73: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

59

kompetensi yang diujikan seperti yang di telah dikemukakan oleh

Suhrawardi K. Lubis bahwa :

1. Pembimbing sudah memahani konsep dan praktik manasik haji,

selain mahir dalam fiqih haji maka harus dilengkapi dengan

pengalaman, dan peragaannya sebagai contoh memakai kain

ihrom, lalu bagaimana cara melempar jamarot dan peragaan

lainnya dengan benar. Kemudian, Pembimbing sudah menguasai

manajemen dan metodelogi bimbingan manasik artinya

pembimbing tidak hanya menguasai keilmuan tapi juga mampu

menciptakan suasana bimbingan manasik yang menarik dan tidak

monoton. Selain itu, Pembimbing sudah memahami betul filosofi

dan hikmah manasik haji. Artinya pembimbing sudah masuk

dalam kategori ciri profesinalisme pada poin pertama yakni

memiliki keterampilan yang tinggi dalam satu bidang.

2. Pembimbing sudah betul memahami character building dalam

bimbingan haji sehingga pembimbing mampu menyikapi dan

menyesuaikan diri dengan latar belakang dan karakter jemaah.

Pembimbing sudah memahami tuga sdan kebijakan

penyelenggara haji Indonesia dan Arab Saudi, pembimbing harus

terus up to date persoalan haji, regulasi dan dalam keilmuannya,

sebab haji itu dinamis sehingga perlu untuk terus melakukan

kajian dan analisa secara syariat islam. Itu artinya pembimbing

sudah masuk dalma kategori ciri profesionalisme pada point dua

Page 74: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

60

bahwa pembimbing harus memiliki ilmu dan kecerdasan

menganalisa suatu masalah.

3. Mampu bekerjasama dengan pihak lain dan menyusun rencana

kerja manasik haji. Tidak bersikap otoriter tapi pembimbing yang

profesional tentu mampu bersikap demokratis dan fleksibel.13 Hal

ini dilihat dari respon positif, sikap terbuka yang diberikan kepada

pelaksana, penyelenggara dan narasumber.

4. Sikap mandiri pembimbing manasik dapat dilihat dari caranya

mengatasi dan mengambil keputusan yang tepat ketika dalam

situasi yang mendesak, seperti contoh yang sering terjadi di

lapangan calon jemaah tidak mau pergi haji jika tidak satu kamar

bersama istrinya dan kasus-kasus lain yang dihadapkan kepada

pembimbing manasik.14

Jadi pembimbing manasik yang professional harus multi tasking,

multi skill dalam mengahadapi dan memprediksikan persoalan-persoalan

yang mungkin terjadi di lapangan.Dari semua yang telah diujikan kepada

peserta sertifikasi tenyata sudah sesuai dengan ciri-ciri pembimbing

professional yang telah dikemukan oleh Suhrawardi K Lubis.

Dengan demikian Pak Dr. H. Deni Rusli, M.si memberikan

tanggapan tentang meningkatkan profesionalisme, menurutnya ‘’ Seorang

pembimbing haji itu harus memilki kemampuan dan keahlian.Maka

secara administrasi pembimbing yang professional harus memiliki

sertifikat ibadah haji dan umroh.Secara subtansi ke perhajian dan

13 Wawancara pribadi Dr. H. Deni Rusli, M.si, Serang, 17 Juli 201714 Wawancara pribadi Dr. H. Deni Rusli, M.si, Serang, 17 Juli 2017

Page 75: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

61

pengumrohan harus selalu up to date dengan permasalah haji dan

umroh.Karena dalam perhajian setiap saat selalu ada perubahan-

perubahan.sebagai contoh : ketika gelombang satu dari madinah

kemudian miqot di Bir-Ali dan di Zhulhulaifah itu tidak ada satu pun bus

yang bablas. Bus yang sudah sampai ke Bir-Ali maka itu tandanya

jemaah sudah melakukan miqot.Namun saat ini sudah tidak berlaku lagi

peraturan tersebut. Contoh lain masalah catering, pemondokan. Dulu

ketika di Mekah selama 28-30 hari harus membawa bekal tapi saat ini

sudah tidak perlu lagi karena sudah ada petugas yang akan mengurus

makanan. Selain itu, menyangkut masalah-masalah regulasi yang biasa

disebut taklimatul hajj yang selalu berubah-ubah baik itu naqobah,

muassasah, kemudian maktab dan sebagainya.Penting untuk pembimbing

manasik meng-update terus informasi terkait haji baik dari konteks

regulasi maupun konteks realita di Saudi Arabia.Adapun yang ke 2

Subtansinya adalah ibadah dan manasik. Bisa jadi ada hal-hal yang

dianggap baru terkait persoalan-persoalan subtansi haji contoh

umpamanya adalah adanya mina jaded. Jika dikatakan mina itu mesti

tempat yang di kelilingi oleh bukit-bukit yang ada. Lalu bagaiamna

dengan area yang tidak di kelilingi bukit, apakah itu area mina ?dan ini

masih ada yang mempermasalahkan sah atau tidak. Dengan demikian,

maka ada orang yang menganalogikan yang penting deket tanahnya

dengan armina, yang paling penting tanahnyanempel dan tidak terhalang

bukit lain. Maka dianggap sah-lah minat jaded itu. Adapun masalah lain

seperti haid dan belum melakukan haji wada atau belum awaf ifadoh

Page 76: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

62

bagaimana itu? Maka ada mudakarah perhajian, untuk menekan darah

agar tidak menetes.Maka seorang pembimbing harus terus mempelajari,

mengkaji, mencari dan menganalisa baik dari konteks hal-hal yang

menyangkut perhajian secara fiqhiyah yang sudah ada atau bentuk hasil

mudakarah karena wilayah fiqhih terus dinamis, dan disesuaikan dengan

kondisi agar memudahkan seseorang untuk beribadah.’’15

Selain itu, pak H. Tb. Juwaeni sebagai pemateri juga ikut

menanggapi hal ini menurutnya‘’ seorang pembimbing dan petugas yang

professional tidak boleh memiliki jiwa otoriter. Pembimbing atau

petugas mesti memposisikan dirinya dan peserta sebagai orang dewasa,

meskipun peserta pelatihan sertifikasi maasih kosong dalam

keilmuannya, pengetahuan, wawasan dan pengalamannya dalam umroh

dan haji.Tapi kita tidak boleh menyinggung hal yang lebih mendalam

apalagi menyangkut hal pribadi kepada peserta.Justru kita yang

mengklaim sendiri sebagai hodimul hujjah (pelayan jemaah haji).Jemaah

haji yang notaben dan background haterogen.Itu semua mesti dilayani

dengan baik-baik apalagi peserta yang berbeda seperti buta huruf kita

harus bisa menanganinya bagaimana selaku pembimbing atau petugas,

begitu juga kepada yang intelektual bagaimana pembimbing atau petugas

menyikapinya dan posisikan mereka dengan lininya masing-masing.

Artinya bagaimana kita selaku pembimbing atau petugas menyesuaikan

diri dengan jemaah’’16

15 Wawancara pribadi Dr. H. Deni Rusli, M.si, Serang, 17 Juli 201716 Wawancara pribadi H.Tb. Juwaeni, M.Ag, serang 13-Juni 2017

Page 77: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

63

C. Efektivitas Pelatihan Sertifikasi dalam Meningkatkan Profesionalisme

Pembimbing Manasik Haji pada Kantor Wilayah Kementrian Agama

Provinsi Banten Tahun 2016

Dilihat dari observasi dan berdasarkan data-data yang penulis

dapatkan selama melakukan penelitian mengenai pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik haji melalui wawancara dan observasi. Langkah

selanjutnya adalah menganalisa antara teori dengan kenyataan dilapangan.

Dalam melaksanakan penelitian, penulis menilai bahwa dengan

terlaksananya pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang telah

diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kemetrian Agama Prov. Banten

merupakan bukti suksesnya menjadikan pembimbing manasik yang

profesional. Karena menurut H. Emerson jika sasaran dan tujuan yang

telah ditentukan sesuai dengan yang direncanakan sudah tercapai maka

dapat dinilai bahwa kegiatan tersebut efektif.

Dapat dilihat dari tercapainya tujuan dari pelatihan sertifikasi bagi

pembimbing manasik haji yang telah ditetapkan sebagai tolak ukur bahwa

peserta sebelum mengikuti pelatihan dan sesudah pelatihan mengalami

peningkatan kualitas bimbingan manasik haji. Selain itu efektivitasnya

dapat dilihat dari nilai hasil pra pelatihan dan pasca pelatihan yang

mengalami perubahan sebagai bukti bahwa pelatihan sertifikasi dalam

meningkatkan profesionalisme pembimbing manasik haji dinilai efektif.

Selanjutnya, untuk mengukur efektifitas atau tidaknya pelatihan

sertifikasi dalam meningkatkan profesionalisme pembimbing manasik haji

Page 78: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

64

dapat dilihat dari beberapa indikator menurut Drs. Enjang AS, M.Ag, M.Si

dan Aliyudin, S.Ag, M.Ag, yakni :

Pertama, pemateri atau narasumber berasal dari pemerintahan,

dosen dan akademisi yang berkompeten di bidang haji. Dengan jumlah 20

narasumber yang disesuaikan dengan kebutuhan dan materi yang akan

disampaikan. Setiap materi disampaikan oleh satu orang pemateri yang

ahli di bidang tersebut.Dari 20 pemateri ada beberapa pemateri beserta

materi yang diberikan pada pelatihan sertifikasi yakni :

a. Drs. H. Mahmudi, M.Si, jabatan sebagai Ka Bag TU Kanwil

Kemenag Provinsi Banten dan materi yang disampaikan Program

Sertifikasi Penyuluh Dan Pembimbing Manasik HajiTahun 2016.

b. Drs. H. Moh. Agus Salim, M.Pd, jabatan sebagai Kanwil Kemenag

Provinsi Banten dan materi yang disampaikan Sosialisasi

Kebijakan Dan Regulasi Baru Umroh 2016

c. H. Lukmanul Hakim, jabatan sebagai Kepala Bidang

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Provinsi

Banten dan materi yang Disampaikan manajement Pembimbing

Manasik Haji.

d. H. Tb. Juwaeni, jabatan sebagai Kasi Pembinaan Haji dan Umrah

Kanwil Kemenag Provinsi Banten dan materi yang di sampaikan

Problematika Dan Alternatif Solusi Ibadah Umrah17

Menurut Dr. H. Deni Rusli M.si sebagai Kasi PHU ‘’tentu yang

menjadi narasumber harus yang professional, bisa dilihat dari proses

17 Wawancara pribadi Pak H. Irfan Lirisfana, Lc sebagai sesi pembinaan haji dan umroh,serang, 20 Juli2017

Page 79: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

65

seleksi narasumber melalui dua tahapan yakni tes tulis dan wawancara.’’

Hal ini dapat dinilai efektif dari carates pemilihan pemateri atau

narasumber, sehingga tidak ada unsur kecurangan. Pemateri yang

dinyatakan lulus maka berhak untuk menjadi narasumber selama pelatihan

sertifikasi.

Kedua, Adapun peserta pelatihan sertifikasi tahun 2016 yang telah

diselenggarakan Kawil Prov. Banten sebanyak 150 namun yang

dinyatakan lulus 100 dan 50 tereliminasi. Dari 100 peserta itu ada dua

orang dinyatakan gagal sehingga peserta yang telah mendapatkan

sertifikasi hanya 98 orang.98 peserta ini berasal dari berbagai macam latar

belakang diantaranya kepala KUA, Kepala Kemenag, guru, penyuluh,

KBIH, peguyuban, dan ormas-ormas.18

Berikut tabel yang menjelaskan jumlah peserta pelatihan sertifikasi

dilihat dari segi latar belakang yang lulus sebagai peserta sertifikasi

pembimbing manasik haji di Kantor Wilayah Prov. Banten

Tabel 4.1

Pekerjaan Jumlah

PNS 39

ORMAS-ORMAS 3

KBIH/ PEGUYUBAN 56

Sumber diolah dari Kementerian Agama Prov. Banten

Berdasarkan tabel di atas maka proses perekrutan pelatihan

sertifikasi ini dinilai efektif karena terbuka untuk semua kalangan. Bebas

18Wawancara pribadi Pak H. Juwaeni sebagai Kasi PHU, Serang, 28 April 2017 padapukul 08.23 WIB

Page 80: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

66

bagi siapapun tanpa terkecuali untuk ikut serta mengikuti tahapan-

tahapannya dan persyaratannya hingga dapat dinyatakan lulus seleksi.

Ketiga, ada 2 subtansi materi pokok yang diberikan yakni subtansi

dengan regulasi dan birokasi serta materi yang subtansinya manasik haji.

Namun secara umum materi yang telah diberikan bisa diklasifikasikan

menjadi empat, yakni :

a. Materi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi pembimbing

manasik haji dalam menciptakan suasana bimbingan yang

kondusif, kode etik pembimnimg haji dimulai dari pengertian,

tujuan, hingga sumpah pembimbing manasik haji Indonesia, nilai-

nilai dasar operasional, hubungan pembimbing dengan jemaah,

hubungan pembimbing dengan pemerintah, pelaksana,

penyelenggara dan lain sebagainya.

b. Materi yang berkaitan dengan fiqih, konsep dan praktik manasik

serta hikmah dan filosofi dari manasik haji dan problem solving

dari persoalan-persoalan haji yang sering dan mungkin terjadi di

lapangan.

c. Materi yang berkaitan dengan regulasi, kebijakan haji Indonesia

dan arab Saudi, kebijakan pembinaan, pelayanan kesehatan jemaah

haji,

d. Materi yang berkaitan dengan strategi dan metodelogi pembimbing

manasik haji dalam melakukan bimbingan manasik dengan jemaah,

Page 81: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

67

cara apa yang perlu digunakan agar materi tersampaikan dengan

tepat kepada jemaah.19

Dari ke-empat klasifikasi materi ini dapat dinilai bahwa materi

yang diberikan sudah efektif karena pembimbing manasik diharuskan

menguasai serta paham secara keilmuan juga paham cara menyampaikan

materi bimbingan yang menarik perhatian jemaah.

Waktu pelaksanaan pembelajaran 1 hari kerja atau 6 jam pelajaran

dan masing-masing materi diberikan waktu 2 jam pelajaran. Jika

dirincikan dalam sehari ada 3 materi yang disampaikan oleh narasumber

kepada peserta sertifikasi .Seluruh jadwal sudah tercantum dalam rundown

acara, dan apabila ada hal yang menghambat tindakan yang diambil adalah

dengan mengalihkan acara atau dibubarkan. Apabila waktu belajar yang

diberikan kepada peserta pelatihan sertifikasi lebih dari 6 jam dalam sehari

dinilai tidak efektif karena peserta akan merasa jenuh. Maka dari itu, setiap

2 jam pelajaran selesai selalu diselangi dengan coffee morning, coffe break

dan ishoma.20

Keempat, media yang digunakan selama pelatihan sertifikasi

berlangsung yakni in fokus, video-video baik di asrama haji maupun di

tanah suci, berita-berita, kasus-kasus dan power point.Selain itu, peserta

sertifikasi juga dilengkapi dengan buku pedoman, modul, taklimatul hajj,

serta buku literatur terkait haji.Media ini digunakan untuk membantu

19Wawancara pribadi Dr. H. Deni Rusli M.si sebagai Kasi PHU, serang, pada tanggal 17Juli 2017

20Wawancara pribadi Pak H. Juwaeni sebagai Kasi PHU, Serang,, 13 Juni 2017 pada pukul10.10 WIB

Page 82: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

68

memberikan gambaran dan pengembangan dari materi yang diberikan agar

menarik dan tidak monoton.21

Kelima, Untuk menunjang ke-efektifan pelatihan sertifikasi maka

narasumber dalam menyampaikan materinya menggunakan beberapa

metode, diantaranya : metode ceramah, metode tanya jawab, metode

curhat pendapat (brainstorming), metode lebah berpindah (buzz group),

metode bermain peran (sosiodrama), metode simulasi, metode problem

solving (studi kasus), metode demostrasi, metode diskusi, dan metode

tutorial. Sementara untuk bimbingan manasiknya melalui micro guiding

yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi dan

komunikasi.Sehingga pembimbing manasik haji dan umroh mampu

mengatasi permasalahan haji yang melingkupinya melalui micro guiding

sebagai solusi analisa. Selain itu, metodologi pembimbingan dengan

pendekatan sainstifik yaitu suatu pendekatan bimbingan yang memiliki

tahapan : observing (pengamatan), questing (mempertanyakan/menanya),

experimenting (mencoba), associating (mengkaitkan/menalar),

communicating/networking (menyaji).22

Menurut H. Deni Rusli ‘’metode kasus sangat menarik, karena hal

sepele saja itu bisa menjadi penyebab bagi jemaah tidak mau beragkat haji,

sebagai contoh jemaah ingin satu kamar dengan istrinya atau banyak hal

lainnya tanpa diduga’’permasalahan yang sepele ini bisa berakibat fatal

jika pembimbing tidak mampu mengatasinya.

21Wawancara pribadi Pak H. Juwaeni sebagai Kasi PHU22Abdul Choliq, Pedoman Sertifikasi Penyuluhan dan Pembimbing Manasik Haji Provinsi

Banten Tahun 2015,hal 2

Page 83: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

69

Dengan demikian metode-metode yang diberikan dan diajarkan

narasumber kepada peserta menjadi salah satu upaya yang memudahkan

pembimbing memberikan pemahaman kepada calon jemaah.

Keenam, tujuan dari kegiatan ini merupakan sebuah upaya dalam

meningkatkan profesionalisme pembimbing manasik haji. Sehingga goal

yang telah dicapai seluruh calon jemaah haji khusunya daerah Banten

menerima bimbingan yang sangat baik dari pembimbing manasik haji

yang professional.

Menurut salah satu peserta yang lulus pelatihan sertifikasi yang

penulis temui dan wawancarai tentang efektifitas pelatihan tersebut. Beliau

menyampaikan bahwa ‘’dinilai dari efektif atau tidakmenurut saya

kegiatan ini sangat efektif dan bermanfaat, selain mendapatkan

pengetahuan dan wawasan baru tapi juga mendapatkan pengalaman baru,

bertemu dengan orang-orang yang baru serta suasana yang baru.Apalagi

jika kegiatan ini konsisten dilaksanakan setiap tahun. Maka akan semakin

banyak pembimbing manasik yang mampu membimbing jumlah jemaah

haji Indonesia sebanyak 155.200 orang’23

Meskipun dinilai efektif, bukan berarti pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik dalam meningkatkan profesionalisme tidak ada

kekurangan. Hal ini disampaikan oleh Kasi PHU saat penulis wawancarai

‘’Karena ada 2 tahapan tes wawancara dan tulis maka pola yang

digunakan untuk seleksi itu menurut saya sudah efektif. Efektivitas

pelaksanannya sudah bagus dan efektif.namun yang kurang dan sangat

23Wawancara pribadi H. Muh.Fudhail Rahman, Lc, MA

Page 84: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

70

disayangkan adalah kuota yang terbatas dari pelatihan sertifikasi dan alat

peraga untuk latihan manasik yang minim sekali’’24

Uraian yang disampaikan Kasi PHU merupakan sebuah hambatan

dan bahan evaluasi untuk perbaikan dalam penyelenggaraan pleatihan

dikemudian hari.Dan yang sangat diharapkan oleh Kasi PHU maupun para

peserta yakni kegiatan berlangsungn setiap tahun secara konsisten.

24 Wawancara pribadi Dr. H. Deni Rusli, M.si, Serang, 17 Juli 2017

Page 85: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

71

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya sebagai upaya dari

hasil pembahasan penulisan skripsi ini yang telah melakukan pengamatan

dan wawancara serangkaian efektivitas pelatihan sertifikasi pembimbing

manasik haji dalam meningkatkan profesionalisme di Kantor Wilayah

Provinsi Banten tahun 2016. Maka penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa :

1. Penyelenggaraan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji dinilai

efektif itu ditandai dengan semakin meningkatnya antusis masyarakat

mengikuti pelatihan ini. Penyelenggaraan pelatihan berjalan sesuai

dengan mekanisme dan prosedur yang ditetapkan. respon positif dari

peserta dengan sikap terbuka, saling menghargai dan komunikasi yang

baik antara peserta dan penyelenggara bahkan kedekatannya semakin

bertambah secara psikologi karena bersama-sama berbaur mengikuti

pelatihan di asrama selama 10 hari. Sikap ini memudahkan para

pegawai dan masyarakat menyampaikan ide serta gagasannya satu

sama lainnya.

2. Selanjutnya peningkatan profesionalisme peserta pelatihan sertifikasi

sudah dapat dikatakan efektif terwujud dari nilai kompetensi dasar,

kompetensi inti dan kompetensi penunjang peserta pelatihan sertifikasi

yang lulus dengan hasil baik dan memuaskan. Nilai ini dapat

menunjukan pembimbing manasik telah sesuai standar ketetapan yang

Page 86: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

72

professional. Artinya pembimbing manasik tidak hanya paham dari sisi

keilmuan fiqihnya saja tapi juga menguasai, memahami tehnik

bimbingan orang dewasa yang tepat dan tanggap terhadap berbagai

kondisi apapun.

3. Kemudian, efektivitas pelatihan sertifikasi dalam meningkatkan

profesionalisme pembimbing manasik haji bisa dikatakan sudah

efektif. Pengukuran efektivitas pelatihan sertifikasi tersebut, dinilai

efektif dari tercapainya tujuan yang telah direncanakan dan semua

indikator pada penyelenggaraan tersebut, baik peserta, narasumber atau

pemateri, metode dan materi serta media yang digunakan.

Baik peserta, narasumber dan pengawai serta petugas

mengaharapkan dengan adanya sertifikasi ini kualitas bimbingan manasik

haji Indonesia khususnya Banten mengalami peningkatan yang baik.

B. SARAN

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada pemimpin dan pegawai di

Kantor Wilayah Kemetrian Agama Provinsi Banten khusunya bidang

penyelenggara haji dan umroh. Penulis ingin menyampaikan masukan dan

saran kepada pemimpin dan pegawai di Kantor Wilayah Kemetrian Agama

Provinsi Banten khusunya bidang penyelenggara haji dan umroh, sebagai

berikut:

1. Kuota peserta agar diupayakan serta ditambah mengingat

semakin banyaknya antusias calon jemaah haji pergi ke Tanah

Page 87: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

73

Suci. Serta dipenuhinya alat peraga untuk mendukung proses

latihan manasik khususnya di daerah Provinsi Banten.

2. Dalam penyempaian materi agar peserta diberikan 70% praktik

lapangan dan 30% teori sesuai dengan yang telah di tetapkan.

Untuk memaksimalkan pelayanan bimbingan manasik.

3. Terus berupaya memberikan pelayanan yang baik dan sepenuh

hati kepada seluruh calon jemaah tanpa pandang bulu.

4. Selalu berusaha mempertahankan pelayan haji yang sudah baik

dan meningkatkan pelayanan yang kurang baik.

5. Mahasiswa khusunya jurusan manajemen dakwah konsentrasi

manajemen haji dan umroh dilibatkan dan ikut sertakan sebagai

pengalaman baru serta wawasan dan menambah wawasan

praktik di lapangan.

Page 88: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

74

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Yesy, eJournal Administrasi Negara (Profesionalisme Kerja Pegawai

Dalam Penyelenggaraan Administrasi Pelayanan Publik Di Kecamatan

Samarinda Utara Kota Samarinda).Volume 4.Nomor 1.2016.

Arifin, Gus, Ensiklopedia Fiqih Haji Dan Umroh,(Jakarta : PT. Elex Media

Komputindo.2002

Ayu, Marina Prihatmanti, Jurnal Kebijakan Dan Manajemen Public(Efektivitas

Program Kesejahteraan Social AnakBalita PKSAB Di Taman Anak

Sejahtera DR. Soetumo Surabaya). vol 1 No 1. Surabaya.2013

Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta,: Kencana

Prenada Media Grup.2013.

Choliq, Abdul, Pedoman Sertifikasi (Penyuluhan Dan Pembimbing Manasik haji

Provinsi Banten Tahun 2015). Jakarta,2015.

Damanhuri, Departemen Agama Kantor Wilayah Provinsi Banten Laporan

Kegiatan Semester 1, Banten : 2002

Danim, Sudarwan, PengembanganProfesi Guru. Jakarta :Prenada Media, 2002.

Dewi, Ayu Retno Kumala, Pengaru hProfesionalisme Pegawai Terhadap

Kualitas Pelayanan Kepada Pasien Rawat Inap Di RSUD DR.ABDOER

RAHEM Kabupaten Situbondo. Kalimantan :Universitas Jember,2013.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta : Balai Pustaka, 1996.

Djimun, Mucholih, Pola Bimbingan Manasik Calon Jamaah Haji (Panduan

Pembimbing Bagi KUA Kecamatan). Jakarta, 2007.

Page 89: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

75

Dinas Komunikasi dan Informatika. ‘’Optimalkan Layanan, Pembimbing Haji

Disertifikasi.’’ Diakses pada 9 Junidarihttp://kominfo.jatimprov.go.ig/

2014

Enjang & Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, Bandung, Widya Padjajaran :

2009.

Fathurohman, Pupuh dan Aan Suryana, Guru Profesional. Bandung : Refika

ADITAMA, 2012.

FX, Sujadi, Organisasi dan Manajemen Penunjang Berhasilnya Proses

Manajemen. Jakarta : CV Masaguna. Cet ke-3, 1990.

Handayaningrat, Soewarno, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen.

Jakarta: Gunung Agung. Cet-6, 1985.

Hidayat. Efektivitas Kinejrja Karyawan. Yogyakarta : Gajah Mada University

Press, 1986.

Irawan, Prasetya, Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta :Sekolah Tinggi Ilmu

Administrasi Lembaga Administrasi Negara, 2004.

Ismail, Bakar, Al-Fiqh Wadhih Minal Kitab Wasunnah, jilid 1, (Dar-Al Mannar :

1990). hal 601

Kaswan.Pelatihan dan Pengembangan Untuk Meningktakan Kinerja SDM.

Bandung : ALFABETA. Cet II, 2013.

Kartono, Ahmad, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan Ibadah Haji.

Jakarta: Pustaka Cendikia, 2016.

Kartono, Petunujuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji. Jakarta, 2011.

Kurniawan, Agung, Transformasi Pelayanan Public. Yogyakarta :Pembaruan,

2005.

Page 90: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

76

Khartubhi, Husni, Sejarah Ka’bah. Jakarta: TORUS Khasanah Pustaka

Islam.2013, cet 1

Lubis, K Suhrawardi, Etika Profesi Hukum,Jakarta : SinarGrafika, 1994.

Moleong, LJ, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya. cetke-XXVI, 2009.

Muftisany, Hafidz, ‘’ Materi Manasik Haji akan Ditambah.’’ Artikel diakses pada

14 November 2016 dari

http://www.republika.co.id/berita/koran/khazanahkoran/16/01/02/o0bn41

Nudin, Syafruddin dan basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi

Kurikulum. Jakarta : CIPUTRA PERS, 2002.

Satriowicaksono, Yosep, Jurnal Bisnis Dan Manajemen (Pengaruh Pelatihan

Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Rangka

Meningkatkan Semangat Kinerja Karyawan. vol 3 no 1,Malang, 2016.

Siswanto. Pengantar Manajemen. Jakarta :BumiAksara, 2012, cet-8.

Sumuran, Harahap, Kamus Istilah Haji Dan Umrah. Jakarta :MitraAbadi Press,

2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta, 2010.

Streers. Efektifitas Organisasi (Kaidah perilaku : Seni Manajemen. Jakarta

:Erlangga, 1985.

Poerwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : BalaiPustaka, 2003.

Wawancara pribadi H. Juwaeni sebagai Kasi PHU, Serang, 21 April 2017

padapukul 10.11 WIB

Page 91: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

77

Wawancara pribadi H. Deni Rusli sebagai Kasi PHU, serang, 19 Juli 2017

padapukul 09.15 WIB

Wawancara pribadi Pak Fudail sebagai peserta pelatihan sertifikasi, Tangerang, 25

Juli 2017 padapukul 15. 20 WIB

Wawancara pribadi Pak H. Irfan Lirisfana, Lc sebagai seksi pembinaan haji dan

umrah, serang, 19 Juli2017

Wawancara pribadi dengan H. DamanhuriS.Ag sebagai Kabag Informasi &

Humas terdahulu pada 4 September 2017 pada pukul 09.12 WIB

Widodo, Eko Suparno, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta :PustakaPelajar. cet II, 2015.

Zuhdi, Najmuddin Muhammad & Muh. Luqman Arifin. 125 Masalah Haji,Solo:

Tiga Serangkai, 2008,cet. 1.

Page 92: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan
Page 93: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan
Page 94: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan
Page 95: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

Daftar pertanyaan penelitian skripsi

Wawancara (1)

Narasumber : H. Tb Juwaeni, M.Ag

Tempat : Kanwil Kementerian Agama, Ruang Bidang Haji dan Umroh

Tanggal dan Waktu : 21 April 2017, pukul 15.15-17.00 WIB

1. Apa yang melatar-belakangi adanya sertifikasi ?

Jawab : Haji sekali seumur hidup dan jemaah baru pertama kali berhaji, maka

banyak jemaah yang merasa kebingungan saat berada di mekkah. Dengan

demikian diadakannya bimsik yang diselenggarakan olah pemerintah di Kantor

Urusan Agama 8x dan 2x kemenag dan masyarakat oleh KBIH. Sebenarnya

kita bersinergi antara pemerintah dengan masyarakat, namun karena tidak

seimbangnya pembimbing dengan yang dibimbing disebabkan jemaah yang

banyak. Dalam rangka penyeragaman dari segi pelaksanaan, materi yang

disampaikan, metode dan lain sebagainya maka dilaksankanlah sertifikasi agar

efektif dan efesien serta selaras. Jadi selama ini kadang-kadang bimsik

kemelaut begitu saja, apalagi dengan latar belakang jemaah yang kurang

pendidikannya atau manulan, sepuh sehingga kurang merespon bimsik, berbeda

dengan orang yang cendikiawan, intelegent akan mudah menagkap materi

bimsik. Tapi jemaah banten khususnya banyak yang berasal dari pelosok-

pelosok. Tidak untuk keluar jawa, Di sekitar jawa aja masih kebingunagan.

Inilah potret jemaah Indonesia. Maka diadakanlah sertifikasi supaya para

Page 96: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

pembimbing ketika menunaikan tugas mempunyai bekal untuk disampaikan

tidak kegelapan bahan, setidaknya standra ilmunya sudah mereka kuasai. Hal

ini merupakan sebuah upaya dari pemerintah.

2. Mengapa sertifikasi itu program pemerintah ?

Jawab : Haji itu merupakan tugas nasional, dan Kementerian Agama

merupakan koordinatornya. Selama ini ibadah haji berdasarkan UUD no 13

tahun 2008 bahwa intinya itu ada tiga : pembinaan, pelayanan dan

perlindungan. Jemaah haji itu diolah oleh pemerintah sedemikian rupa. Maka

diatara unsure pembinaan itu tidak hanya sebatas membina ketika di indonesia,

perlajanan, tanah suci, tetapi ingin secara komprehensip menyeluruh di urus

pemerintah. Perjalan haji bukan hanya sekedar perjalan biasa, namun ada

tuntunan syarat, rukun wajib sunnahnya, tertentu sesuai dengan fikih haji.

Seperti sabda Rasulullah saw : ‘’khudu anny manasikakum ‘’.

3. Dimana pelaksanaan pelatihan sertifikasi ?

Jawab : acara ini diselenggarakan di Hotel Le-dien Serang di Jl. Jendral

Sudirman No.88 Sumuepeucung Kec. Serang, kota Serang, Banten

4. Kapan pelatihan tersebut diselenggarakan ?

Jawab : diselenggarakanya pelatihan sertfikasi pembimbing manasik ini

sekitar bulan Maret 2016

5. Siapa saja yang ikut serta dalam kegiatan ini ?

Jawab : Pesreta sertifikasi ini datang dari berbagai unsur diantaranya Kbih,

Kankemenag, Kepala Kua, Kasi Phu, dari Pondok Pesantren, Ormas. Terbuka

Page 97: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

untuk masyarakat namun dengan proses penyeleksian tes bagi peserta yang

memenuhi persyaratan, karena karena kouta juga terbatas sehingga harus

adanya eleminasi apalagi bagi peserta yang belum berhaji sebab ini manasik

subtansinya sehingga peserta sertifikasi salah satu syaratnya sudah berhaji.

6. Bagaimana penyelenggaraan sertifikasi ?

Jawab : Masyarakat sangat antusias dalam keikut-sertaan dan ini menjadi

alasan mengapa dipandang cukup oleh kita

Wawancara (2)

Narasumber : Dr. H. Deni Rusli, M.Si

Tempat : Kanwil Kementerian Agama, Ruang Bidang Haji dan Umroh

Tanggal dan Waktu :17 Juli, pukul 09.00-10.15 WIB

1. Menurut pendapat bapak, Bagaimana deskripsikan penyelenggarann pelatihan

sertifikasi ?

Jawab : Sesuai amanat UUD No 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan

ibadah haji dan peraturan lainnya bahwa memang idealnya dan sebaiknya

yang menjadi pembimbing ibadah haji dan umroh itu sudah memiliki

sertifikat, karena ini meyangkut kepada kualitas dan kesempurnaan

melaksankan ibadah haji, jadi dibutuhkan seorang pembimbing ibdaah yang

memilki ilmu dan pengetahuan haji dan umroh termasuk memiliki

keterampilan, kemampuan, keahlian dalam manasik. Karena ibadah haji itu

Page 98: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

diragakan, contoh bagaimana niat di pesawat, bagaimana cara memakai kain

ihram dan sebagainya harus diperagakan dan praktikan seperti apa dan apa

saja larang-larangannya. Maka dengan sertifikasi itu diharapkan si

pembimbing ibadah itu memiliki keterampilam, keahlian, kecakapan, untuk

memperagakan dan mempraktikan sehingga apa yang disampaikan dalam

bentuk pengetahuan bisa dilihat.

2. Apa ada hambatan yang terjadi selama pelatihan sertifikasi ?

Jawab : Tidak ada, Sertifikasi ini tentu antara peminat yang banyak dengan

kuota yang disediakan terbatas. Maka panitian harus menselsksi dengan ketat

hati-hati agar pesyaratan yang dibutuhkan terpenuhi. Sehingga

pelaksanaannya berjalan baik, karena persyaratan utama dalam kegiatan ini

sseorang bisa menjadi pembimbing haji maupun umroh.

3. Apa yang perlu ditingkatkan dalam kegiatan ini ?

Jawab : Yang perlu ditingkatkan yakni antara materi dalam bentuk teori dan

praktik. Seharusnya materi 30% dan praktik 70% karena keterbatasan alat

peraga / miniature jadi di tukar menjadi materi teori 70% dan praktik 30%.

4. Bagaimana cara menigkatkan prodesionalisme pegawai dan narasumber ?

Jawab : Seorang pembimbing haji itu harus memilki kemampuan dan

keahlian. Maka secara administrasi pembimbing yang professional harus

memiliki sertifikat ibadah haji dan umroh. Secara subtansi ke perhajian dan

pengumrohan harus selalu up to date dengan permasalah haji dan umroh.

Karena dalam perhajian setiap saat selalu ada perubahan-perubahan. Yang ke

Page 99: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

2 Subtansinya ibadah dan manasiknya bisa jadi ada hal-hal yang dianggap

baru terkait persoalan-persoalan subtansi haji contoh umpama nya adalah

adanya mina jaded. Kalo yang namanya mina itu mesti tempay yang di

kelilingi oleh bukit-bukit yang ada dan jika area yang tidak di kelilingi bukit

itu apkaah itu area mina ? dan ini masih ada yang mempermasalahkan sah

atau tidak. Maka ada orang yang menganalogikan yang pening deket deketlah

tanah nya dengan armina yang paling penting tanahny anempel dan tidak

terhalang bukit lain maka dianggap syahlah minat jaded itu.

5. Bagaimana efektifitas sertifikasi ?

Jawab : Karena ada 2 tahapan maka pola yang digunakan untuk seleksi itu

menurut saya sudah efektif. Efektifitas pelaksanaanya sudah bagus dan

efektif. namun yang kurang dan disayangkan adalah kuota yang terbatas dari

pelatihan sertifikasi.

Wawacara (3)

Narasumber : H. Tb. Juwaeni, M.Ag

Tempat : Kanwil Kementerian Agama, Ruang Bidang Penyuluhan

Agama Islam

Tanggal dan Waktu : 13 Juni, pukul 10.05-11.30 WIB

1. Siapa saja yang dibina selama pelatihan sertifikasi ? dan berapa jumlah

pesertanya ?

Page 100: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

Jawab : Yang dibina oleh Kanwil Kemenag Provinsi Banten yakni :-

pembimbing di Kan Kemenag, Pembimbing Di KUA, Pembimbing Di KB,

Juga Pembimbing di PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh) jadi

terbuka untuk pelatihan sertifikasi ini. Setiap angkatan itu peserta yang

mendaftra sekitar 150 orang, dalam proses seleksi administrasi peserta akan di

eliminasi sebanyak 50 jadi total yang mengikuti pelatihan hanya 100 peserta

dan banten sduah 2x mengikuti pelatihan sertifikasi ini. Berarti jumlah peserta

dari banten yang telah mengikuti pelatihann sebanyak 200. Dalam pelatihan

sertifikasi tahun 2016 peserta berjumlah 100 itu gugur 2, jadi sisanya

berjumlah 98 pembimbing yang bersertifkat.

2. Bagaimana pendapat bapak tentang efektif tidaknya penyelenggaraan ini?

Jawab : Mulai darI perjalanan recruitment yang begitu antusias dan banyak,

lalu peserta dibuang dan tidak lulus kemudian tahun berikutnya ikut serta lagi

dan datang lagi. Saat pembelajaran peserta full day selama 10 hari tidak keluar

gedung pelatihan dan benar-benar tidak terkena sinar matahari sedikit pun

kecuali saat praktik di kanwil provinsi, namun justru mendapatkan respon

positif dari peserta, ada salah satu peserta yang menyatakan bahwa selama

bertemunya mereka dengan hasil belajar di luar hegeri, di Madinah, Mesir

atau lainnya tentang regulasi kosong sehingga mereka senang sekali ketika

mendapatkan pengetahuan baru yang sangat bermanfaat. Kemudian kata

orang pemerintahan Kua, Kankemenag dan pesertanya berbaur bersama

selama 10 hari sehingga baik dari pihak peserta maupun pemerintah saling

Page 101: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

mengisi satu sama lain dalam khasanah keilmuan. Mereka memandang

kegiatan ini merupakan ilmu yang gratis justru peserta malah dibayar uang

duduknya dan mendapatkan ilmu selama 10 hari itu. Saya selaku narasumber

sekaligus fasilitator dari pihak pemerintah saya selalu ikut serta menemani

selama berlangsung nya pelatihan dari mulai teori dasar yang ada pada silabus

sampai pada praktek saya ikut terus. Hal ini dilakukan sebagai tufoksi selaku

kasi pembinaan haji dan umroh. Jadi mereka yang tadinya kurang kenal

kurang dekat karena 10 hari bersama mengikuti pelatihan mereka sikapnya

menjadi semakin baik, pdalah secara keilmuan mereka lebih tinggi apalagi

lulusan dari universitas luar negeri tapi karena kami perlakukan dengan

professional, respon mereka kepada kami pun hormat sekali padalah yang

kami lakukan hanya memberikan pelayanan seperlunya. Contoh missal nya

dari segi ketepatan waktu dan pengelolaannya, mereka sangat sensitive.

Apabila ada waktu kosong segera harus di tutup dan sebelum mansuk pada

meteri selanjutnya narasumer itu harus usdah segera dihubungi dan jik terjadi

hambatan atau tidak bisa datang. maka harus ada yang menggantikan dan bisa

maju dari narasumber lain khususnya para dosen iain yang bekerjama dengan

PHU yang piket saat itu

3. Apakah ada hambatan dari jemaah selama materi ?

Jawab : Tidak ada, justru mereka terbuka dan memang harus begitu. Seorang

pembimbing baik petugas tidak boleh memiliki jiwa otoriter tapi kita mesti

memposisikan mereka sebagai orang dewasa meskipun mereka kosong dalam

Page 102: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

keilmuannya, pengetahuan dan wawasannya dan pengalamannya dalam

umroh dan haji. Tapi kita tidak boleh menyinggung hal yang lebih dalam

menyangkut pribadi kepada peserta. Justru kita yang mengklaim sendiri

sebagai (hodimul hujjah) pelayan jemaah haji. Jemaah haji dengan notaben

dan background yang bermacam-macam itu semua mesti dilayani dengan

baik-baik apalagi yang berbeda seperti buta huruf kita harus bisa

menanganinya bagaimana selaku pembimbing atau petugas, begitu juga

kepada yang intelektual bagaimana pembimbing atau petugas menyikapinya

dan posiiskan mereka dengan lininya masing-masing. Artinya bagaimana kita

selaku pembimbing atau petugas menyesuaikan diri dengan jemaah.

Page 103: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

Foto bersama Bapak Dr. H. Deni Rusli

Foto struktur di ruang Bidang Haji dan Umroh

Page 104: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

SURAT KEPUTUSANKEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTEN

NOMOR : Kw.28.3/02/Hj.01/ 1148 /2016

Tentang :

PENETAPAN PANITIA PELAKSANA, NARASUMBER, ASSESOR, MODERATOR, DAN PESERTAPELAKSANAAN SERTIFIKASI PENYULUH DAN PEMBIMBING MANASIK HAJI

TAHUN 2016

KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA BANTEN

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kualitas, kreativitas dan integritas Penyuluh danPembimbing Manasik Haji serta pelayanan terhadap calon jamaah haji yangprofesional, perlu diadakan kegiatan Pelaksanaan Sertifikasi Penyuluh danPembimbing Manasik Haji;

b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan di maksud pada huruf a di atas, perlu ditetapkan Panitia Pelaksana, Narasumber, Assesor, Moderator, dan Peserta yangditetapkan dengan Surat Keputusan;

c. bahwa mereka yang namanya tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini,dipandang cakap dan memenuhi syarat untuk melaksanakan tugas-tugas dimaksud.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 428);

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan, (Lembaran Negara RI Tahun 2004nomor 66, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor : 4400) ;

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2008 tentang PenyelenggaraanIbadah Haji (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor : 60, Tambahan a Negara RINomor 4 Perubahan 4845) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang RINomor : 34 Tahun 2009 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang RINomor : 34 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-undang RI Nomor : 2 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-undangRI Nomor : 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadiUndang-undang (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor : 142, TambahanLembaran Negara RI Nomor : 5061);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2012 tentangPelaksanaan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2008 tentangPenyelenggaraan Ibadah Haji;

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 83 Tahun 2015 tentang KementerianAgama;

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 42 Tahun 2002 tentang pedomanpelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembar Negara RI Nomor :37 Tahun 2003, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 4214),sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor : 72 Tahun2004 (Lembar Negara Republik Indonesia Nomor : 92 Tahun 2004, Tambahan LNRINomor 4418);

8. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama.

9. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;

10. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Agama Nomor 15 Tahun 2012 tentangPenyelenggaraan Ibadah Haji Khusus;

11. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 tentang PejabatPerbendaharaan Negara pada Kementerian Agama;

Page 105: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

12. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentangPerubahan atas Peraturan Menteri Agama No. 14/2012 tentang PenyelenggaraaanIbah Haji Reguler;

13. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 tentangPenyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah;

14. Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor: D/223 Tahun2015 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Direktur JenderalPenyelenggaraan Haji dan Umrah.

Memperhatikan : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Banten Tahun Anggaran 2016, Nomor : DIPA-025.09.2.648638/2016 tanggal07 Desember 2015. Program 025.09.06, Kegiatan 2148.001.002, 021.C Akun : 521211,521213, 522141, 522151, 524111, 524114.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTENTENTANG PENETAPAN PANITIA PELAKSANA, NARASUMBER, ASSESOR, MODERATOR,DAN PESERTA PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENYULUH DAN PEMBIMBING MANASIKHAJI DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTENTAHUN 2016.

Pertama : Menetapkan Panitia Pelaksana, Narasumber, Assesor, Moderator, dan Peserta KegiatanPelaksanaan Sertifikasi Penyuluh dan Pembimbing Manasik Haji di lingkungan KantorWilayah Kementerian Agama Provinsi Banten dengan susunan sebagaimana tercantumpada Lampiran, I, II, III, IV, dan V Surat Keputusan ini.

Kedua : Tugas Pokok Panitia Pelaksana, Narasumber, Assesor, dan Moderator sebagaimanadimaksud pada Diktum pertama adalah sebagai berikut :

1. Tugas Panitia Pelaksana yaitu merencanakan dan melaksanakan kegiatan denganmenyusun panduan dan jadwal kegiatan, memfasilitasi, menetapkan calon peserta,dan melaporkan kegiatan sertifikasi kepada Kepala Kantor Wilayah kementerianAgama Provinsi Banten.

2. Tugas Narasumber yaitu memberikan materi pembelajaran/pembekalan kepadapeserta sesuai jadwal yang disusun oleh panitia pelaksana.

3. Tugas Moderator yaitu memandu dan mengalokasikan waktu penyampaian materidan tanya jawab/diskusi serta membuat kesimpulan materipembelajaran/pembekalan yang disampaikan oleh narasumber sesuai jadwal yangdisusun oleh panitia pelaksana.

4. Tugas Assesor yaitu melakukan verifikasi data dan persyaratan calon peserta,menilai tugas, serta merekomendasikan kelulusan peserta.

Ketiga : Kegiatan Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ini dilaksanakan padatanggal 08 Maret s/d 17 Maret 2016 bertempat di Le Dian Hotel Jl. Jend. SudirmanNo.88 Serang.

Page 106: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

Keempat : Kepada Panitia Pelaksana, Narasumber, Assesor, Moderator, dan Peserta diberikan :

1. Honorarium Panitia Pelaksanaa. Honor Penanggungjawab Rp. 450.000,- /OKb. Honor Ketua Rp. 400.000,- /OKc. Honor Sekretaris Rp. 300.000,- /OKd. Honor Anggota Rp. 300.000,- /OK

2. Honorarium Narasumbera. Honor Honor Narasumber Es I Rp. 1. 200.000,- /OJb. Honor Narasumber Es II Rp. 1. 000.000,- /OJc. Honor Narasumber Es III Rp. 900.000,- /OJ

3. Honor Assesor Rp. 200.000,- Org/Peserta

4. Honor Moderator Rp. 700.000,- /Kali

5. Uang Saku Peserta dan Panitia Rp. 85.000,- /OH

6. Transpor Peserta dan Panitia Rp. 100.000,- /OT

Kelima : Segala Pembiayaan yang timbul akibat kegiatan ini, dibebankan pada Daftar IsianPelaksanaan Anggaran (DIPA) Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor : DIPA-025.09.2.648638/2016 tanggal 07 Desember 2015. Program 025.09.06, Kegiatan2148.001.002, 021.C Akun : 521211, 521213, 522141, 522151, 524111, 524114.

Keenam : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapatkekeliruan dalam penetapan ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : SerangPada tanggal : Februari 2016

Kepala,

Drs. H. Moh. Agus Salim, M.PdNIP.196408171989031002

Tembusan :1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI di Jakarta;2. Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI di Jakarta;3. Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI di Jakarta;4. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI di Jakarta;5. Kepala Kanwil DJPBN XI Provinsi Banten di Serang;6. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Serang di Serang.

Page 107: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

Lampiran I

Keputusan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi BantenNomor : Kw.28.3/02/ Hj.01/ /2016Kegiatan : Pelaksanaan Sertifikasi Penyuluh dan Pembimbing Manasik Haji

Di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten Tahun 2016Tanggal : Februari 2016

SUSUNAN PANITIAPELAKSANAAN SERTIFIKASI PENYULUH DAN PEMBIMBING MANASIK HAJI

DI LINGKUNGAN KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTENTAHUN 2016

NO N A M A NIP JABATAN KETERANGAN

1 H. Lukmanul Hakim, S.Ag., M.Si 197209041993031002 PenanggungJawab

Kepala Bidang Peny. Hajidan Umrah

2 N. Makfiyati 197401072002122001 Ketua JFU Penyusun BanhanPengawasan PIHK/PPIU

3 H. Koko Harmoko 197911012009011007 Sekretaris JFU Penyusun LaporanPengendali BPS BPIH

4 Asep Akhmad Faozi 197203011998031002 Anggota JFU Penyusun BahanMateri Bimbingan

5 Hj. Sri Suryanti 196812191998031002 Anggota JFU Analis DokumenPerizinan PIHK

6 E. Nurhayati 196910141991032001 Anggota JFU Pengevaluasi KinerjaPetugas

7 Nurul Hilmi 198402052011011006 Anggota JFU Penyusun BahanKebijakan

8 H. Suhandi 196707102002121003 Anggota JFU Caraka

9 H. Irfan Lirisfana, Lc - Anggota Pelaksana PembinaanHaji dan Umrah

10 Muhyiddin Abdul Wasie - Anggota Pelaksana Pendaftarandan Dokumen Haji

11 Ahmad Husin - Anggota Dosen IAIN “SMH” Banten

Ditetapkan di : SerangPada tanggal : Februari 2016

Kepala,

Drs. H. Moh. Agus Salim, M.PdNIP. 196408171989031002

Page 108: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

Lampiran II

Keputusan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi BantenNomor : Kw.28.3/02/ Hj.01/ /2016Kegiatan : Pelaksanaan Sertifikasi Penyuluh dan Pembimbing Manasik Haji

Di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten Tahun 2016Tanggal : Februari 2016

DAFTAR NARASUMBERPELAKSANAAN SERTIFIKASI PENYULUH DAN PEMBIMBING MANASIK HAJI

DI LINGKUNGAN KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTENTAHUN 2016

NO NAMA NIP JABATAN

1 Prof. Dr. H. Abdul Jamil, MA 195704141982031003 Dirjen PHU Kemenang RI

2 Drs. H. Agus Salim, M.Pd 196408171989031002 KaKanwil Kemenag Prov. Banten

3 Dr. Muhajirin Yanis, M.Pd.I 196804281994031001 Direktur Pembinaan Haji dan Umrah

4 Hj. Sri Ilham Lubis, Lc.,M.Pd 196612251993032002 Direktur Pelayanan Luar NegeriKemenag RI

5 Drs. H. Ahda Barori AS, MM 195807251989031001 Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri

6 Drs. H. Mahmudi, M.Si 196410081986031001 Kabag TU Kanwil Kemenag Prov.Banten

7 H. Lukmanul Hakim, M.Si 197209041993031002Kepala Bidang PHU Kanwil Kemenag

Prov. Banten

8 Dr. Ali Rokhmad, M.Pd 196607061994031003 Ka Subdit Pembinaan

9 H. Didin Aliyudin,M.Ak 196311101984091001 Kabid P2PL Dinkes Banten

10 H. Khoiriji MD, S.S.os., MM 196111111983031024 Ka Subdit Petugas Haji

11 Drs. KH. Mukhtar Ilyas - Ketua Form Kelompok Bimbingan

12 Drs. H. Tb Juwaeni, M.Ag 196408151989031001 Kasi Pembinaan Haji dan Umrah

13 Prof. Dr. H. Tihami, MA.,MM 195108151981031004 Dosen IAIN “SMH” Banten

14 Prof. Dr. H. E. Syibli Syarjaya, Lml.,MM 195007051983031001 Dosen IAIN “SMH” Banten

15 Prof. Dr. H. Suparman Usman - Pensiunan Dosen IAIN “SMH” Banten

16 Dr. H. Wawan Wahyudin 196201011985031008 Dosen IAIN “SMH” Banten

17 Dr. Hj. Hunaenah, M.Pd 196704141993032003 Dosen IAIN “SMH” Banten

18 Dr. H. A. M. Romly, M.Hum 150192324 Ketua MUI Prov. Banten

19 Dr. Syamsudin, M.Pd 195503071980031003 Dosen IAIN “SMH” Banten

20 Dr. H. Ikhwan Hadiyin, M.Pd 196005131992031001 Dosen IAIN “SMH” Banten

Ditetapkan di : SerangPada tanggal : Februari 2016

Kepala,

Drs. H. Moh. Agus Salim, M.PdNIP. 196408171989031002

Page 109: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

Lampiran III

Keputusan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi BantenNomor : Kw.28.3/02/ Hj.01/ /2016Kegiatan : Pelaksanaan Sertifikasi Penyuluh dan Pembimbing Manasik Haji

Di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten Tahun 2016Tanggal : Februari 2016

DAFTAR MODERATORPELAKSANAAN SERTIFIKASI PENYULUH DAN PEMBIMBING MANASIK HAJI

DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTENTAHUN 2016

NO NAMA NIP JABATAN

1 H. Seiko 197810122002121003 Kepala Seksi Pendaftaran danDokumen Haji

2 Hj. Nia Rahayu 196304151991032001 Kepala Seksi Informasi Haji

3 H. Yadi Mulyawardi 197703142008011013 JFU Pengembang Dana Haji

4 H. Ade Baijuri 198207082002121000 JFU Penyusun Perlengkapan Haji

5 Asep Dani 197407272008011014 JFU Pengembang Dana Haji

6 Nuke Aulia Melawati 198511292011120110 JFU Penyusun LaporanKeuangan

7 Ruiyah Rasman 197801152002122007 JFU Pengelola Akomodasi Haji

Ditetapkan di : SerangPada tanggal : Februari 2016

Kepala,

Drs. H. Moh. Agus Salim, M.PdNIP. 196408171989031002

Page 110: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

Lampiran IV

Keputusan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi BantenNomor : Kw.28.3/02/ Hj.01/ /2016Kegiatan : Pelaksanaan Sertifikasi Penyuluh dan Pembimbing Manasik Haji

Di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten Tahun 2016Tanggal : Februari 2016

DAFTAR ASSESORPELAKSANAAN SERTIFIKASI PENYULUH DAN PEMBIMBING MANASIK HAJI

DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTENTAHUN 2016

NO N A M A NIP JABATAN

1 Dr. H. Masrukhin Muhsin, Lc., M.A 197202021999031004 Dosen IAIN “SMH” Banten

2 Dr. H. Sanusi, M.A 197802252008011009 Dosen IAIN “SMH” Banten

3 H. Mokh. Apipi 197303232002121001Kepala Seksi Pengelolaan

Keuangan Haji

4 H. Zarkoni 197204162002121005 Kepala Seksi Akomodasi,Transportasi dan Perlengkapan

Haji

Ditetapkan di : SerangPada tanggal : Februari 2016

Kepala,

Drs. H. Moh. Agus Salim, M.PdNIP. 196408171989031002

Page 111: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

Lampiran V

Keputusan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi BantenNomor : Kw.28.3/02/ Hj.01/ /2016Kegiatan : Pelaksanaan Sertifikasi Penyuluh Pembimbing Manasik Haji

Di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten Tahun 2016Tanggal : Februari 2016

DAFTAR PESERTAPELAKSANAAN SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI

DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTENTAHUN 2016

NO N A M A UTUSAN PROV/KAB/KOTA

1 Drs. Badrudin IAIN “SMH” Banten Banten

2 H. Ridho IPHI Banten

3 H. Agus Sukirno, S.Ag.,M.Pd IAIN “SMH” Banten Banten

4 Dr. H. Amas Tajudin, S.Ag.,MM IPHI Banten

5 Hj. Eva Hudoifah, S.Ag IPHI Banten

6 Drs. Nursa’ad, MM.Pd KUA Kec. Anyar Kab. Serang

7 Drs. H. Imam Mujahid Sy KUA Kec. Kopo Kab. Serang

8 H. Muhammad Munawar Halili,SE

KB Al Munawar Banie Amin Kab. Serang

9 H. Ubaedillah, Lc KB Robiatul Adawiyah Kab. Serang

10 Drs. H. A. Farid, M.Si KUA Kec. Padarincang Kab. Serang

11 Muhamad Robi Ulfi KB Al-Huda Kab. Serang

12 Samsul Hadi, S.SOS., M.Pd Penyuluh KanKemenag Kab. Serang

13 H. Gozali, S.SOS KUA Kec. Kibin Kab. Serang

14 Muhamad Jayadi, S.Pd.I KUA Kec. Binuang Kab. Serang

15 Edi Wijaya Penyuluh KanKemenag Kab. Pandeglang

16 H. Iwan Setiawan KB Nurhalimah Kab. Pandeglang

17 H. Asep Mulyadi Penghulu Kab. Pandeglang

18 H. Cholid KanKemenag Kab. Pandeglang

19 Drs. H. Taofiq Firdaus KUA Kec. Cijaku Kab. Lebak

20 H. Suryanto, S.SOS.I Penyuluh KanKemenag Kab. Lebak

21 Drs. H. Ma’mun Sanusi, M.Pd.I KUA Kec. Bayah Kab. Lebak

22 H. Abdullah Al Hadad, S.Ag., M.Si KUA Kec. Sajira Kab. Lebak

23 H. Agus Salim, M.Si KUA Kec. Cigemblong Kab. Lebak

24 H. Endin Hasanudin, S.Pd.I KB Al Ma’rifat Kab. Lebak

25 Drs. H. Ade Muslih Penyuluh KanKemenag Kab. Lebak

Page 112: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

NO N A M A UTUSAN PROV/KAB/KOTA

26 Bisri, S.H.I KUA Kec. Sobang Kab. Lebak

27 Aminin Nurdin, S.Ag KUA Kec. Muncang Kab. Lebak

28 Drs. H. Lili Hasanudin KUA Kec. Banjarsari Kab. Lebak

29 H. abdul Aziz KB Al Arobiyah Kab. Lebak

30 H. Komar Jaya, S.Ag KUA Kec. Curug Kab. Tangerang

31 Drs. H. Rohimin KUA Kec. Pasar Kemis Kab. Tangerang

32 H. Ajat Sudrajat, S.Pd.I KUA Kec. Mauk Kab. Tangerang

33 H. Ahmad Rifaudin, S.Ag.,M.Pd KanKemenag Kab. Tangerang

34 Drs. H. Musa Hidayat, MM KanKemenag Kab. Tangerang

35 H. Nurkholiq, S.Ag.,MM KUA Kec. Balaraja Kab. Tangerang

36 Hj. Khaeroyaroh, S.Ag Penyuluh Kec. Pasar Kemis Kab. Tangerang

37 Drs. H. Abdullah KB An-NabilahKab. Tangerang

38 Drs. Amrullah, M.Si KanKemenag Kab. Tangerang

39 Drs. H. Hasanudin, M.Pd KUA Kec. Pakuhaji Kab. Tangerang

40 H. Nuryani, S.Ag KUA Kec. Kelapa Dua Kab. Tangerang

41 H. Sukron Mamun, SE KB Al-Syukroniyah Kab. Tangerang

42 H. Masykur, S.Ag KUA Kec. Teluknaga Kab. Tangerang

43 Hj. Soleha, S.Ag Penyuluh Kec. Legok Kab. Tangerang

44 H. Jurjani KB. Roudhatul Hasanah Kab. Tangerang

45 Drs. H. Miftahudin KUA Kec. Sepatan Kab. Tangerang

46 H. Haetami, S.SOS.I KB. Shohibul Barokah Kab. Tangerang

47 H. Muslim, S.Ag KUA Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang

48 H. Dasman, S.Ag KUA Kec. Cikupa Kab. Tangerang

49 Dra. Hj. Rohmaniah KB tarbiyatul Mubtadiin Kab. Tangerang

50 Dra. Hj. Maesaroh Penyuluh Kec. sepatan Kab. Tangerang

51 Drs. H. Edy suherman, MA KUA Kec. Solear Kab. Tangerang

52 H. Hasanudin, S.SOS Penyuluh Agama Islam Kota Tangerang

53 Drs. H. Arief Fachrudin, M.Pd Kasi KanKemenag Kota Tangerang

54 Ahmad Syauqi KB Nurul Barkah Kota Tangerang

55 H. M. Arif, S.Ag Kepala KUA Kota Tangerang

56 H. Iin Solihin, S.Ag Penghulu Kota Tangerang

57 Edi Rohaedi, S.Ag Penghulu Kota Tangerang

58 H. Ridwan S.Ag Kepala KUA Kota Tangerang

59 H. Anshari, S.Ag Kepala KUA Kota Tangerang

Page 113: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

NO N A M A UTUSAN PROV/KAB/KOTA

60 H. Hasan Basri, S.Ag Penghulu Kota Tangerang

61 H. Saeful Bachri KB Al Hasyimiyah Kota Tangerang

62 Moh Anas, S.Ag Kepala KUA Kota Tangerang

63 H. Burhanudin, S.Ag Penghulu Kota Tangerang

64 H. Andi Fahrizal, S.Ag Penghulu Kota Tangerang

65 Dr. Agus Sarwanto PPIU Tunas Imani Kota Tangerang

66 H. Hamdan KB Babussalam Kota Tangerang

67 Ali Suryadi, S.Ag Kepala KUA Kota Tangerang

68 Ir. Agus Sutanto PPIU Tunas Imani Kota Tangerang

69 H. Mir Syafe’i Kepala KUA Kota Tangerang

70 H. Jaelani KB Al-Fitroh Kota Tangerang

71 H. Lukman Hakim Kepala KUA Kota Tangerang

72 Dra. Hj. Sri Latifah KB Al-Fitroh Kota Tangerang

73 Drs. H. Isra Hidayah KB Al Hidayah Kota Tangerang

74 H. Nurdin Kepala KUA Kota Tangerang

75 Ahmad Rofikul KanKemenag Kota Cilegon

76 H. Abdul Rojak, S.Pd.I KB Al Inayah Kota Cilegon

77 Untung Sudirman KanKemenag Kota Cilegon

78 Drs. H. Abu Nasor, M.Si Kasi Pakis KanKemenag Kota Cilegon

79 H. A. Holilurrohman, S.Th.I KUA Kec. Jombang Kota Cilegon

80 Hj. Sahiyah, S.Pd.I., MM.Pd.I Penyuluh Agama Kota Cilegon

81 Ahmad Suja’i Penyuluh Agama Kota Cilegon

82 H. Udin Najmudin, Lc., M.Sy KUA Kec. Cipocok Jaya Kota Serang

83 H. Roby Shahri, S.Ag., M.Sy KUA Kec. Curug Kota Serang

84 H. Iful Saiful Ma’arif, S.Ag KanKemenag Kota Serang

85 Yatna Supratna, S.Ag., MA KUA Kec. Kasemen Kota Serang

86 H. Holilurrohman KB Umi Kasmiah Jamal Kota Serang

87 M. Syahbudin, S.Ag., M.Pd.I KanKemenag Kota Serang

88 H. Khanafi, S.Ag KUA Kec. Taktakan Kota Serang

89 Drs. H. Yahya, M.Sy KUA Kec. Kasemen Kota Serang

90 Fawaz Ahmad Mansur KB Al Ikhlas Kota Serang

91 H. Junaro, S.Ag KUA Kec. Walantaka Kota Serang

92 H. Hasanudin, S.Ag., MM.Pd KanKemenag Kota Serang

Page 114: EFEKTIVITAS PELATIHAN SERTIFIKASI DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49025...sarana, prasarana, kepanitiaan dan mengedepankan aspek spiritu al dalam perjalanan

NO N A M A UTUSAN PROV/KAB/KOTA

93 Wachju Widayana, SQ., MA KanKemenag Kota Serang

94 Drs. H. Mohammad Saman,M.Ag

KB Labbaika Kota Tangerang Selatan

95 H. sanusi, S.Ag Penyulu Agama Kota Tangerang Selatan

96 H. M. Nasharuddin Syarbini KanKemenag Kota Tangerang Selatan

97 Drs. H. Syamsudin KUA Kec. Serpong Kota Tangerang Selatan

98 Lutfi Gustav Heru Cahya KB Mujahidin Kota Tangerang Selatan

99 Dr. H. Yahya Iskandar, M.Pd KanKemenag Kota Tangerang Selatan

100 H. Mohamad Zaenuri, S.Si KB Al Hidayah Kota Tangerang Selatan

Ditetapkan di : SerangPada tanggal : Februari 2016

Kepala,

Drs. H. Moh. Agus Salim, M.PdNIP. 196408171989031002