Upload
danghanh
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBUATAN
PASPOR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN KEIMIGRASIAN
(SIMKIM) DI KANTOR IMIGRASI
KELAS I KOTA TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh :
CAHYO TRI WIBOWO
NIM. 6661100686
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, 2014
ABSTRAK
Cahyo Tri Wibowo. 6661100686. Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Dengan Manggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I, Dr. Ayuning Budiati., S.IP., MPPM., Pembimbing 2, Anis Fuad, S.Sos., M.Si. Latar belakang penelitian ini adalah lambatnya pelayanan pembuatan paspor yang ada di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang karena masih banyaknya keluhan dari masyarakat pengguna jasa keimigrasian khususnya pelayanan paspor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang. Teori yang digunakan adalah teori efektivitas menurut Gibson dengan indikator efektivitas yaitu produktivitas, efisiensi, fleksibilitas, keunggulan, pengembangan dan kepuasan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Sampel yang diambil sebanyak 203 orang dengan taraf kesalahan 7% dan menggunakan teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data yaitu kuesioner, studi dokumentasi, studi kepustakaan dan observasi. Dari hasil penelitian diperoleh efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang adalah 71,14% dari yang diharapkan atau dapat dikatakan baik karena mencapai angka diatas 70%. Saran dari peneliti adalah melakukan pengukuran kinerja pelayanan dan memberlakukan sistem target kerja, meningkatkan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pelayanan, meningkatkan sosialisasi prosedur pembuatan paspor, menambah dan memelihara sarana dan prasarana, pengadaan diklat kepada sumber daya manusia, dan memberikan pelayanan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. Kata Kunci : Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian, Efektivitas Pelayanan Publlik
ABSTRACT
Cahyo Tri Wibowo. 6661100686. Effectiveness of passport service using
Immigration Information System (SIMKIM) in the Immigration Office Class I
Tangerang City. Public Administration Department, Social and Political
Sciences Faculty, Sultan Ageng Tirtayasa University. 1st
Advisor, Dr. Ayuning
Budiati., S.IP., MPPM., 2nd
Advisor, Anis Fuad, S.Sos., M.Si.
The background of this research is badly services of the passport in the Immigration Office Class I Tangerang City because it still many complaints from the users related to the immigration service especially passport service. The aim of this research is to find out how big the effectiveness of passport service using Immigration Information System in the Immigrattion Office Class I Tangerang City. This research used effectiveness theory from Gibson’s theory contained indicator effectiveness namely productivity, efficiency, flexibility, excellence, development, and satisfaction. A method of the research is quantitative descriptive method. The samples of this research is 203 person with 7% standart of error and using accidental of sampling techniques. A technique used in collecting data namely by questionnaire, the study of documentation, literature study and observation. From this research obtained the effectiveness of passport service using Immigration Information System in the Immigrattion Office Class I Tangerang City is 71,44%. And it categorized good as it can reach the level of 70%. Advice of researchers is taking measurements of service performance and applying working target, improving planning, organizing, implementation and supervision service, improving socialization passport procedure, adding and maintenance equipment and infrastructure, procuring education and training to human resources, and provide services according to the Standard Operational Procedure (SOP) applied. Keywords : Immigration Information System, Public Service Effectiveness
Alhamdulillahi Robbil’alamin . . .
“ Motivation Gets You Going
And
Habits Gets You There “
“ A Busy Life Makes Prayer Harder
But Prayer Makes A Busy Life Easier ”
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Kedua Orang Tuaku Tercinta
Kakak-kakaku Andhita, (Alm) Andhika, dan Sigit
Keponakanku Tersayang Hayyu
Saudara-saudaraku serta sahabat-sahabat terbaikku...
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaannirrohiim
Assalamu’alaikum wr. wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, para sahabatnya dan
pengikutnya hingga akhir zaman.
Penyusunan skripsi yang berjudul “Efektivitas Pelayanan Pembuatan
Paspor Dengan Menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian
(SIMKIM) Di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang” ini penulis susun
sebagai syarat dalam menempuh mata kuliah skripsi dan untuk memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Dengan segala keterbatasan, penulisan skripsi ini tersusun atas bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materiil.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, pengarahan serta
kerendahan hati. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan
skripsi ini terutama kepada :
ii
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Ibu Mia Dwiana, S.Sos., M.Ikom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., MM., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Ibu Ipah Ema Jumiati S.IP., M.Si., Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
8. Ibu Dr. Ayuning Budiati, S.IP., MPPM., pembimbing I penulis. Terima
kasih telah meluangkan waktu, pikiran, nasihat, arahan, dan bimbingan Ibu
yang sangat bermanfaat bagi penulis. Semoga selalu dalam keadaan sehat
dan lindungan Allah SWT.
9. Bapak Anis Fuad, S.Sos., M.Si., pembimbing II penulis. Terima kasih
telah meluangkan waktu, pikiran, nasihat, arahan, dan bimbingan Bapak
yang sangat bermanfaat bagi penulis. Semoga selalu dalam keadaan sehat
dan lindungan Allah SWT.
iii
10. Bapak Deden M. Haris., M.Si., dosen pembimbing akademik yang
senantiasa memberikan motivasi, bimbingan dan arahan kepada peneliti
selama menjalani perkuliahan.
11. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali
penulis dengan ilmu pengetahuan yang tak terhingga selama perkuliahan.
12. Bapak Apit Priyatna., SH., MH., Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
13. Ibu Siswiyanti Susilawati, SH., Kepala Urusan Kepegawaian yang telah
memberikan izin penelitian kepada penulis.
14. Bapak Ridha Sah Putra, Amd.Im., SH., MH., Kepala Sub Seksi
Komunikasi yang telah memberikan data dan informasi pada skipsi ini.
15. Bapak Ricky Rachmawan, Amd.Im., SH., Kepala Seksi LANTASKIM
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang yang telah memberikan data dan
informasi pada skripsi ini.
16. Seluruh Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang atas semua
bantuan, dukungan, arahan dan yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan data dan informasi kepada peneliti.
17. Untuk Bapak dan Mamah tercinta yang selalu memberikan dukungan
moril dan materil, serta doa yang tak pernah terputus, senantiasa memberi
semangat dan kasih sayang yang tak terukur nilainya. Terima kasih banyak
dan mohon maaf apabila selama ini penulis belum bisa menjadi anak yang
terbaik untuk kalian dan belum bisa membalas kebaikan kalian selama ini.
iv
Juga untuk kakak-kakak dan keponakanku tercinta, yang senantiasa
memberikan dukungan dan motivasi untuk penulis.
18. Untuk sahabat-sahabatku tercinta Ajrina Sari Rohmadani, Tri Sugih
Utami, Vierta Aprilliany, Anin Guswati Eka Putri, Tiana Putri Pratami,
Abdul Yusuf, Pratoro Andi, Rezza Dwi Brammadita, Herly Fajar
Hardiyanto, Agung Tanjung Pribady, Ahmad Suseno, Dwi Ikhwal Fathoni,
Zulhilmi Hutagalung dan Adam Riyadi yang selalu memberikan motivasi
dan canda tawa yang tak terlupakan sampai kapanpun.
19. Untuk kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA
Reguler angkatan 2010.
20. Untuk kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA Non
Reguler angkatan 2010.
21. Serta semua pihak-pihak terkait lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu. Terima kasih atas segala bantuan serta dukungannnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna, hal ini tidak lepas dari keterbatasan kemampuan dan ilmu
pengetahuan yang penulis miliki. Segala saran dan kritik yang bersifat
membangun penulis harapkan dengan senang hati, sehingga dapat bermanfaat dan
berguna untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa yang akan datang.
v
Akhir kata, kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT. Semoga penulisan
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Serang, Desember 2014
Cahyo Tri Wibowo
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
ABSTRACT
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 17
1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................. 18
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 18
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................... 18
vii
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................. 19
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................ 19
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori ....................................................................................... 25
2.1.1 Pengertian Sistem ........................................................................ 25
2.1.2 Pengertian Informasi ................................................................... 30
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Manajemen .................................... 35
2.1.4 Pengertian Efektivitas ................................................................... 38
2.1.5 Indikator Efektivitas ..................................................................... 43
2.1.6 Pengertian Pelayanan Publik ....................................................... 46
2.1.7 Dimensi Kualitas Pelayanan Publik ............................................ 50
2.1.8 Faktor Pendukung Pelayanan Publik ........................................... 53
2.1.9 Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) ............. 58
2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 63
2.3 Kerangka Berfikir .................................................................................. 65
2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 69
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ................................................................................. 70
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ......................................................... 71
3.3 Lokasi Penelitian ................................................................................... 71
viii
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................... 71
3.4.1 Definisi Konsep ........................................................................... 71
3.4.2 Definisi Operasional .................................................................... 72
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................. 73
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 78
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 79
3.7.1 Uji Validitas ................................................................................. 81
3.7.2 Uji Reliabilitas ............................................................................. 82
3.7.3 Uji T-test ...................................................................................... 83
3.8 Jadwal Penelitian .................................................................................. 85
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian .................................................................. 86
4.1.1 Sejarah Singkat Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang .......... 86
4.1.2 Visi dan Misi Kantor Imigrasi Kelas Kota Tangerang ................ 86
4.1.3 Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang ............ 88
4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Imigrasi Kelas I Kota Tangerang ........ 90
4.1.5 Lokasi Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang ......................... 94
4.1.6 Sumber Daya Manusia ................................................................. 94
4.1.7 Direktorat Jenderal Imigrasi ........................................................ 95
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik ............................................................ 96
4.2.1 Uji Validitas ................................................................................. 96
4.2.2 Uji Reliabilitas ............................................................................. 98
ix
4.3 Deskripsi Data ...................................................................................... 99
4.3.1 Identitas Responden ..................................................................... 99
4.3.2 Analisis Data ............................................................................. 101
4.3.2.1 Produktivitas ................................................................. 102
4.3.2.2 Efisiensi ......................................................................... 109
4.3.2.3 Fleksibilitas ................................................................... 115
4.3.2.4 Keunggulan ................................................................... 121
4.3.2.5 Pengembangan .............................................................. 130
4.3.2.6 Kepuasan ....................................................................... 137
4.4 Pengujian Hipotesis ............................................................................ 146
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian ................................................................. 149
4.6 Pembahasan ........................................................................................ 151
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 158
5.2 Saran .................................................................................................... 160
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... xvii
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Statistik Pelayanan Keimigrasian Tahun 2013 ....................................... 9
Tabel 1.2 Statistik Pelayanan Keimigrasian Tahun 2010-2013 .............................. 9
Tabel 1.3 Statistik Pelayanan Keimigrasian Tahun 2007 ..................................... 11
Tabel 1.4 Tingkat Pendidikan Pegawai Imigrasi Tangerang ................................ 15
Tabel 3.1 Operasional Variabel ............................................................................. 72
Tabel 3.2 Skor dalam Penelitian ........................................................................... 74
Tabel 3.3 Instrumen Penelitian ............................................................................. 75
Tabel 3.4 Jadwal Penelititan ................................................................................. 85
Tabel 4.1 Data Pegawai Imigrasi Kelas I Kota Tangerang .................................. 94
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas (Uji Butir Pertanyaan) ............................................ 97
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................ 98
Tabel 4.4 Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 99
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................................ 100
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................ 100
Tabel 4.7 Indikator Skor Hasil Penelitian ........................................................... 151
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Alur Permohonan Paspor .................................................................. 14
Gambar 2.1 Hubungan efektivitas.......................................................................... 40
Gambar 2.2 Ruang Lingkup SIMKIM .................................................................. 61
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ............................................................................... 68
Gambar 4.1 Gedung Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang ............................. 88
Gambar 4.2 Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang ................... 89
Gambar 4.3 Kurva Penolakan dan Penerimaan Hipotesis ................................... 149
xii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Daigram 4.1 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Imigrasi Bekerja
Secara Cepat dalam Memberikan Pelayanan ................................. 103
Diagram 4.2 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Imigrasi Yang
Bekerja Saat Ini Sudah Sesuai Dengan Keahlian Bidangnya
Masing-Masing .............................................................................. 104
Diagram 4.3 Jawaban Responden Mengenai Jumlah Pegawai Yang Ada
Saat Ini Sudah Mampu Melayani Permintaan Pelayanan
Keimigrasian Yang Ada ................................................................. 105
Diagram 4.4 Jawaban Responden Mengenai Kerjasama Pegawai Dalam
Memberikan Pelayanan .................................................................. 107
Diagram 4.5 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Bekerja Secara
Cekatan Dalam Memberikan Pelayanan ........................................ 108
Daigram 4.6 Jawaban Responden Mengenai Penyelesaian atau Penerbitan
Paspor Tepat Waktu ....................................................................... 109
Diagram 4.7 Jawaban Responden Mengenai Waktu Proses Pengurusan
Paspor Sesuai Dengan Ketentuan Yang Berlaku ........................... 111
Diagram 4.8 Jawaban Responden Mengenai Pemanfaatan Teknologi Oleh
Pegawai Memberikan Keakuratan Dalam Pelayanan Paspor ........ 112
Diagram 4.9 Jawaban Responden Mengenai Pemanfaatan Teknologi Oleh
Pegawai Memberikan Kecepatan Dalam Pelayanan Paspor .......... 113
xiii
Diagram 4.10 Jawaban Responden Mengenai Pemanfaatan Fasilitas Kerja
Oleh Pegawai Memberikan Kemudahan Dalam Pelayanan
Paspor .......................................................................................... 114
Daigram 4.11 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Selalu Menyampaikan
Informasi Kepada Masyarakat Setiap Mekanisme Pelayanan
Paspor .......................................................................................... 116
Diagram 4.12 Jawaban Responden Mengenai Informasi Yang Diberikan
Kepada Masyarakat Mudah Dimengerti Oleh Masyarakat ......... 117
Diagram 4.13 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Membantu
Masyarakat Apabila Merasa Kesulitan Terkait Mekanisme
Pembuatan Paspor ....................................................................... 118
Diagram 4.14 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Selalu Menjawab
Dengan Baik Setiap Masalah Atau Komplain Dari
Masyarakat .................................................................................. 120
Diagram 4.15 Jawaban Responden Mengenai Paspor Yang Dihasilkan
Sesuai Dengan Identitas Permohonan Paspor (Tidak Ganda) ..... 121
Daigram 4.16 Jawaban Responden Mengenai Pemberian Ganti Rugi
Apabila Pelayanan Yang Diberikan Tidak Sesuai ....................... 123
Diagram 4.17 Jawaban Responden Mengenai Paspor Yang Dihasilkan
Tidak Mudah Rusak .................................................................... 124
Diagram 4.18 Jawaban Responden Mengenai Kinerja Pegawai Yang
Professional Dalam Memberikan Pelayanan ............................... 125
xiv
Diagram 4.19 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Yang Memberikan
Pelayanan Dapat Diandalkan ....................................................... 126
Diagram 4.20 Jawaban Responden Mengenai Kegiatan Pelayanan Paspor
Di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang Sesuai Dengan
SOP Yang Berlaku ...................................................................... 128
Diagram 4.21 Jawaban Responden Mengenai Kegiatan Pelayanan
Pembuatan Paspor Mudah Dipahami oleh Masyarakat ............... 129
Diagram 4.22 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Menindaklanjuti
Keluhan dari Masyarakat ............................................................. 131
Diagram 4.23 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Mampu Memperbaiki
Kesalahan Yang Terjadi Apabila Dalam Kegiatan Pelayanan
Paspor Terjadi Suatu Kesalahan .................................................. 132
Diagram 4.24 Jawaban Responden Mengenai Adanya Fasilitas Pengaduan
Terhadap Keluhan Atau Komplain .............................................. 133
Diagram 4.25 Jawaban Responden Mengenai Kemudahan Dalam
Menyampaikan Keluhan Atau Komplain .................................... 134
Daigram 4.26 Jawaban Responden Mengenai Adanya Kelengkapan Fasilitas
Seperti Ruang Tunggu, Toilet, Tempat Ibadah dan Area
Parkir Yang Memadai .................................................................. 136
Diagram 4.27 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Bersikap Ramah
Ketika Memberikan Pelayanan .................................................... 137
Diagram 4.28 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Bersikap Sopan
Ketika Memberikan Pelayanan .................................................... 139
xv
Diagram 4.29 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Tidak Pernah
Memandang Bulu/Pilih Kasih dalam Memberikan Pelayanan .... 140
Diagram 4.30 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Tidak Pernah
Menunda-nunda Dalam Memberikan Pelayanan Paspor ............ 142
Diagram 4.31 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Mengerti Kebutuhan
Masyarakat Dalam Kegiatan Pelayanan Paspor .......................... 143
Diagram 4.32 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Mengedepankan
Kepentingan Masyarakat Yang Hendak Melakukan Kegiatan
Pelayanan Paspor Dibandingkan Kepentingan Pribadinya ......... 145
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penelitian
Lampiran 2 Statistik Pelayanan Keimigrasian Tahun 2010-2013
Lampiran 3 Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
Lampiran 4 Angket Penelitian
Lampiran 5 Tabel Jawaban Responden
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas
Lampiran 7 Peraturan Perundang-undangan
Lampiran 8 Standar Operasional Prosedur (SOP) Penerbitan Paspor Baru
Lampiran 9 Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 10 Daftar Bimbingan Skripsi
Lampiran 11 Curriculum Vitae
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke-empat
terdapat 2 dari 4 tujuan negara yaitu “melindungi segenap bangsa indonesia dan
seluruh tumpah darah indonesia dan memajukan kesejahteraan umum”. Dua
tujuan negara tersebut mengandung arti bahwa negara wajib melayani setiap
warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka
meningkatan kesejahteraan masyarakat. Seluruh kepentingan publik harus
dilaksanakan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara yaitu dalam berbagai
sektor pelayanan, terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan
kebutuhan dasar masyarakat. Dengan kata lain seluruh kepentingan yang
menyangkut hajat hidup orang banyak itu harus atau perlu adanya suatu
pelayanan.
Seiring dengan perkembangan, fungsi pemerintahan ikut berkembang, dahulu
fungsi pemerintah hanya membuat dan mempertahankan hukum, akan tetapi
pemerintah tidak hanya melaksanakan undang-undang tetapi berfungsi juga untuk
merealisasikan kehendak negara dan menyelenggarakan kepentingan umum
(public service). Perubahan paradigma pemerintahan dari penguasa menjadi
2
pelayan masyarakat, pada dasarnya pemerintah berkeinginan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik kepada masyarakat.
Hingga saat ini dalam praktek pelayanan publik masih ditemukan adanya
pelayanan yang diwarnai oleh pelayanan yang sulit untuk diakses, prosedur yang
berbelit-belit ketika harus melakukan perizinan tertentu, biaya yang tidak jelas
serta terjadinya praktek pungutan liar (pungli), merupakan indikator rendahnya
kualitas pelayanan publik oleh aparatur pemerintah di Indonesia, dimana hal ini
juga sebagai akibat dari berbagai permasalahan publik yang belum dirasakan oleh
masyarakat. Dengan adanya praktek-praktek oknum aparat yang melakukan
penyalahgunaan wewenang dan panjangnya birokrasi pelayanan di indonesia,
maka dapat berdampak pada turunnya kepercayaan publik (trust) masyarakat dan
citra pemerintahan dimata masyarakat.
Birokrasi yang tidak efisien dan efektif pada pemerintahan sebagai
penyelenggara pelayanan publik sering atau selalu menjadi permasalahan dan
dianggap tidak mampu melakukan hal-hal yang sesuai dan tepat serta sangat
merugikan masyarakat sebagai konsumennya. Hal tersebut tentunya sangat
memerlukan perhatian yang besar dari pemerintah. Seharusnya birokrasi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik itu bukan mempersulit, tetapi memudahkan
bagi setiap masyarakat. Pemerintahan yang baik cenderung menciptakan
terselenggaranya fungsi pelayanan publik dengan baik pula. Sebaliknya
pemerintahan yang buruk mengakibatkan fungsi pelayanan publik tidak dapat
terselenggara dengan baik.
3
Terwujudnya pelayanan yang dapat memberikan kepuasan masyarakat dalam
arti pelayanan yang cepat, tepat, adil dan akuntabel, merupakan harapan bagi
setiap institusi/lembaga/organisasi pelayanan publik. Oleh karena itu, Direktorat
Jenderal Imigrasi menganggap perlu melakukan penyempurnaan sistem pelayanan
peblik yang menyangkut perbaikan metode dan prosedur pelayanan publik.
Penerapan dan pemgembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat
membantu memfasilitasi terhadap harapan tersebut di atas.
Kemajuan di bidang teknologi informasi telah memungkinkan instansi-
instansi pemerintahan maupun perkantoran melakukan interaksi dengan
konsumen melalui komputer dan jaringan internet. Seiring dengan kemajuan
teknologi, perkembangan dunia informasi saat ini sudah berkembang semakin
cepat dan semakin pesat, sehingga banyak instansi yang meningkatkan kualitas
pelayanannya dalam berbagai hal. Salah satu perkembangan yang penting adalah
semakin dibutuhkannya penggunaan sistem yang berfungsi untuk menghasilkan
informasi yang dibutuhkan secara efisien, cepat dan valid, selain itu juga mudah
dalam pengolahan data dan juga mudah dalam pencarian data saat diperlukan.
Penerapan teknologi informasi dalam kegiatan suatu organisasi merupakan hal
yang tidak dapat dihindarkan untuk mendukung tujuan dan meningkatkan
produktivitas organisasi tersebut. Salah satu faktor yang menuntut penerapan
teknologi informasi adalah adanya kebutuhan akan informasi yang cepat, akurat,
terkini dan terintegrasi. Sebuah instansi yang ingin berkembang dan mencapai
sukses harus mengikuti era informasi dengan menggunakan alat pendukung
pengolah data berbasis internet.
4
Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet,
memainkan peranan penting dan makin luas dalam bisnis. Sistem informasi
manajemen dapat membantu segala jenis bisnis meningkatkan efisiensi dan
efektivitas proses dalam berbisnis, pengambilan keputusan manajerial, dan kerja
sama kelompok kerja sehingga dapat memperkuat posisi kompetitif dalam pasar
yang cepat sekali berubah. Sistem informasi manajemen memberikan informasi
dalam bentuk laporan dan tampilan bagi pihak manajemen, manajemen dapat
menggunakan jaringan komputer untuk mendapatkan laporan dan informasi yang
diinginkan sehingga manajemen dapat lebih efisien dalam pengambilan keputusan
yang tentunya menguntungkan perusahaan secara jangka panjang.
Pengaplikasian teknologi informasi yang tepat akan mempengaruhi strategi
baru dalam suatu organisasi. Perkembangan dunia informasi yang semakin
meningkat seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi komputer yang mampu menunjang berbagai kebutuhan dan permintaan
informasi dari pengguna membuat informasi telah menjadi suatu kebutuhan utama
dalam organisasi publik. Oleh karena itu, sarana yang cepat dan tepat untuk
mengakses, mengolah dan menyimpan sumber informasi telah menjadi bagian
yang tak terpisahkan.
Berangkat dari pemikiran tersebut, untuk mengatasi kondisi tersebut perlu
dilakukan suatu upaya memperbaiki kualitas penyelengaraan publik yang
berkesinambungan demi mewujudkan pelayanan publik yang transparan,
akuntabel, responsif, terhadap keluhan masyarakat sehingga pada akhirnya dapat
5
memberikan kepuasan masyarakat dan menjadi prinsip yang harus dikedepankan
pada penyelenggaraan pemerintahan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik dan sesuai dengan Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government maka Direktorat
Jenderal Imigrasi Republik Indonesia dalam mengembangkan sistem
penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah melalui upaya pembenahan
sistem pelayanan keimigrasian yang lebih responsif dan diterima oleh masyarakat
melalui dukungan implementasi teknologi informasi dan komunikasi dalam
pelaksanaan fungsi keimigrasian. Salah satu bentuknya yaitu dengan membangun
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) yang tujuannya adalah
untuk mencapai optimalisasi kinerja keimigrasian.
Implementasi awal yang telah dikembangkangkan sejak dekade 1990-an
terus dikembangkan dengan basis teknologi informasi dan komunikasi pada
dekade 2000-an, dan dikenal dengan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian
(SIMKIM), yang sasaran dan tujuan kerjanya adalah untuk mencapai optimalisasi
kinerja secara efektif, efisien dan profesional.
Melalui SIMKIM pelaksanaan fungsi keimigrasian akan menjadi efektif,
efisien dan profesional karena sistem ini mampu mengintegrasikan seluruh fungsi
keimigrasian baik di dalam negeri maupun di luar negeri, terbangunnya sistem
online dan termutakhir dalam data dengan pengamanan optimal dalam Pusat Data
Keimigrasian dan terjaga keamanan datanya dengan terbangunnya Disaster
6
Recovery Center (DRC), serta dapat diakses dengan mengintegrasikan sistem
pada instansi dan/atau lembaga pemerintahan terkait.
Direktorat Jenderal Imigrasi saat ini telah memasuki era baru dalam
memberikan pelayanan keimigrasian. Peluncuran sistem E-office dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Imigrasi pada tanggal 2 Juni 2008 di Direktorat Jenderal
Imigrasi Jakarta. Hal ini ditandai dengan dimulainya penerapan secara serentak
sistem E-office yang digelar melalui interkoneksi di 103 kanim dan 33 Divisi
Imigrasi di 33 propinsi diseluruh Indonesia, 1 Unit Khusus, 1 AIM dan 1
Ditjenim. Aplikasi sistem E-office dapat dipergunakan untuk melayani,
memantau, serta mengidentifikasi setiap perpanjangan dan alih status Ijin Tinggal;
permohonan baru, perpanjangan, konversi, duplikat, alih jabatan, alih sponsor
bagi pemegang KITAS/KITAP; Kewarganegaran Ganda Terbatas; ERP/ MERP/
EPO; sampai pada perubahan nama, alamat, status sipil dan kewarganegaraan
orang asing.
Dari segi sarana dan prasarana dengan hadirnya Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) yang semakin baik mendorong agar
tercapainya proses pelayanan paspor yang semakin cepat tanpa mengabaikan
aspek keamanannya. Hal ini menghindari terjadinya kepemilikan paspor ganda,
paspor dengan data yang tidak benar ataupun ketidaklengkapan persyaratan.
Dengan SIMKIM pemohon paspor juga dapat mengajukan aplikasi secara online.
Tujuan utama SIMKIM ialah memudahkan dalam proses pengumpulan dan
pengolahan data, mencegah penggandaan paspor dan banyak lainnya.
7
Dalam hukum keimigrasian setiap orang yang melakukan perjalanan antar
negara diharuskan memiliki dokumen perjalanan yang diterbitkan oleh negara.
Dokumen perjalanan tersebut harus dapat ditunjukkannya untuk bisa memasuki
atau meninggalkan suatu negara. Ketentuan ini tentunya juga berlaku bagi setiap
Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan melakukan perjalanan antar negara.
Dokumen perjalanan yang lazimnya disebut juga paspor yang diterbitkan oleh
negara kepada warganya juga berfungsi sebagai identitas diri dan identitas
kebangsaannya ketika berada di luar negeri.
Berada langsung di bawah Direktorat Jenderal Imigrasi, salah satu lembaga
pemerintahan yang menerapkan e-government di wilayah Provinsi Banten adalah
di Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Banten. Wujud penerapan serta
pengembangan e-government di Kementrian Hukum dan HAM Provinsi Banten
yaitu penerapan dan perkembangan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian
(SIMKIM). Dalam penerapan dan pengembangan SIMKIM di wilayah Provinsi
Banten dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi yang berada dibawah
naungan Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Banten. Wujud penerapan dan
pelaksanaan SIMKIM yaitu dengan menggunakan aplikasi E-office. Dengan
diterapkannya sistem E-office ini menjadi kebutuhan mutlak dan dapat
memberikan keunggulan kompetitif. Selain itu, penerapan E-office digunakan
untuk menyusun sistem komunikasi elektronik yang memungkinkan teraksesnya
pusat database Provinsi dengan Kabupaten dan Kota yang terpisah untuk
keperluan pengendalian, pemanfaatan dan pembaharuan data, dan media
informasi keimigrasian.
8
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang adalah salah satu UPT Keimigrasian
di Tangerang dengan jelas memiliki suatu peran yang penting. Tugas pokok dan
fungsi kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang adalah untuk melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Banten di bidang keimigrasian di wilayah Kabupaten dan Kota Tangerang.
Terlebih lagi dalam hal pelayanan kepada masyarakat atau publik dalam hal
pengurusan hal-hal seperti dokumen perjalanan, visa dan fasilitas, izin tinggal dan
status, intelijen, penyidikan, penindakan, lintas batas, dan kerjasama luar negeri
serta sistem informasi keimigrasian. Dalam hal ini penulis akan melihat dan lebih
fokus membahas tentang pelayanan dalam pengurusan paspor atau Surat
Perjalanan Republik Indonesia (SPRI).
Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) atau paspor merupakan
dokumen yang wajib harus dimiliki oleh setiap warga negara yang ingin
berpergian antar negara. Di dalam paspor harus memuat data diri, foto pemegang
paspor, lembar-lembar untuk pencatatan/peneraan visa dan tanda keberangkatan
atau kedatangan oleh petugas keimigrasian dari negara asal keberangkatan dan
negara yang dikunjungi. Seiring perkembangan dan kemajuan teknologi,
transportasi dan perekonomian, permintaan penerbitan SPRI atau paspor semakin
meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut :
9
Tabel 1.1
Statistik Pelayanan Keimigrasian (Paspor) Tahun 2013
Jenis Jan. feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli Ags. Sept. Okt. Nov. Des.
Paspor 48 Hal 6410 5920 6168 7833 7382 7006 6675 4090 5008 5609 6014 5886
Paspor 24 Hal 0 84 53 102 84 48 40 7 79 36 36 138
Sumber: (Seksi Infokim Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang, 2013)
Berdasarkan tabel 1.1 di atas permohonan permintaan paspor cenderung
stabil yaitu permintaan permohonan paspor dari masyarakat ditiap bulannya yang
mencapai ribuan permohonan paspor.
Jumlah permohonan yang ada sekarang ini terus mengalami peningkatan dari
tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari gambar berikut ini :
Tabel 1.2
Statistik Pelayanan Keimigrasian (Paspor) Tahun 2010-2013
Sumber: (Seksi Infokim Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang, 2013)
01000020000300004000050000600007000080000
43428 46454 56131
74001
Statistik Pelayanan Keimigrasian (Paspor) Tahun 2010-2013
Tahun 2010Tahun 2011Tahun 2012Tahun 2013
10
Berdasarkan tabel 1.2 di atas, terlihat bahwa tingginya jumlah permohonan
pembuatan Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) atau paspor terus
meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah data tersebut menandakan bahwa mobilitas
masyarakat yang tinggi maka akan berpengaruh pada kebutuhan masyarakat akan
SPRI atau paspor dan diharapkan pelayanan yang diberikan semakin baik.
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang didirikan pada tahun 1998, pada
awalnya bertugas untuk melayani pemberian paspor bagi masyarakat yang
berdomisili di wilayah Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Namun sejak
tahun 2006 dengan adanya kebijakan pemerintah yang mencabut asas domisili
dalam penerbitan paspor maka kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang harus siap
untuk melayani setiap Warga Negara Indonesia yang mengajukan permohonan
paspor RI di kantor tersebut. Hal demikian merupakan salah satu permasalahan
yang ada di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang. Jumlah permintaan
permohonan pembuatan paspor tersebut otomatis akan berdampak pada
konsentrasi pekerjaan yang berlebihan sehingga dapat memicu munculnya potensi
pengelolaan pelayanan pembuatan paspor yang kurang optimal.
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang telah melakukan beberapa
perubahan-perubahan mengikuti perubahan yang dibuat secara nasional.
Diantaranya pelayanan perizinan bagi orang asing dengan aplikasi E-office
dioperasikan secara online sejak 2 Juni 2008. Pelayanan paspor RI dengan
aplikasi Sistem Photo Terpadu Berbasis Biometrik (SPTBB) sejak tahun 2006,
yang kemudian digantikan dengan Sistem Penerbitan Paspor Republik Indonesia,
11
dioperasikan sejak tanggal 27 Juli 2008 dengan jaringan online di seluruh
Indonesia.
Walapun sudah dilakukan beberapa perbaikan sarana dan prasarana
pelayanan pembuatan paspor seperti di atas, data dari hasil laporan bulanan
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang yang telah diolah oleh peneliti
menunjukkan bahwa kuantitas pelayanan paspor tahun 2007 konstan dan
cenderung menurun dari bulan ke bulan. Seperti yang terlihat dalam tabel berikut
ini :
Tabel 1.3
Statistik Pelayanan Keimigrasian (Paspor) Tahun 2007
Bulan
Jumlah Pemberian Paspor RI
Januari 1754 Februari 1410 Maret 2010 April 1630 Mei 2084 Juni 1906 Juli 1822
Agustus 1849 September 1349 Oktober 1001
November 1546 Desember 975
Sumber: (Seksi Infokim Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang, 2013)
Sistem dalam pelayanan pemberian dan pengurusan paspor yang ada pada
saat ini belum memenuhi syarat pelayanan prima seperti yang diharapkan oleh
banyak pihak. Pelaksanaan tugas keimigrasian hingga saat ini di kantor Imigrasi
Kelas I Kota Tangerang masih relatif kurang dan masih menemui berbagai macam
12
masalah, terlebih menyangkut pelayanan dan pengurusan paspor. Hal ini dapat
dilihat dari berbagai indikasi, diantaranya :
Pertama, sarana dan prasarana yang masih kurang memadai. Dimulai dari
sarana pendukung pelayanan permohonan paspor berbasis IT yang masih terbatas
yaitu seperti alat scan dokumen (scanner), alat scan sidik jari (data biometrik)
serta kamera yang masih kurang yang masing-masing hanya terdapat empat buah.
Kemudian, loket pelayanan yang hanya berjumlah tiga loket dan ketiga loket
tersebut setiap harinya belum berfungsi optimal dikarenakan adanya gangguan
sistem (error) pada komputer yanga ada. Dan juga jumlah loket tersebut tidak
sebanding dengan permohonan paspor yang setiap harinya bisa mencapai ± 250
orang sehingga menyebabkan pelayanan kurang tepat waktu.
Selanjutnya, fasilitas lainnya seperti ruang tunggu yang terlihat sempit ± 100
m2 menyebabkan penumpukan orang yang membuat kenyamanan menjadi
terganggu. Berdasarkan hasil pantauan peneliti di lapangan bahwa pada jam-jam
tertentu khususnya pukul 08.00 sampai 11.00 ruangan tunggu yang disediakan
oleh Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang terasa pada dan penuh sesak oleh
pemohon paspor serta warga negara yang mengurus dokumen keimigrasian
lainnya dan berakibat pada suasana ruangan menjadi panas serta tidak nyaman.
Sebagian pengunjung bahkan tidak mendapatkan tempat duduk sehingga harus
berdiri sedangkan sebagian lainnya terpaksa duduk-duduk di halaman luar. Dan
terakhir yaitu lahan parkir yang terbatas yaitu hanya sekitar ± 800 m2 tidak
sebanding dengan volume kendaraan yang datang setiap harinya yaitu sekitar ±
150 kendaraan termasuk roda dua dan roda empat yang silih berganti datang
13
sehingga terlihat penuh dan membuat kemacetan arus lalu lintas dikarenakan bahu
jalan umum yang digunakan sebagai lahan parkir (gambar terlampir). Kekurangan
sarana dan prasarana yang ada saat ini kurang sesuai dengan kelengkapan fasilitas
yang seharusnya dimilki oleh Kantor Imigrasi Kelas I. Padahal menurut standar
yang telah ditetapkan oleh Kementrian Hukum dan HAM diketahui bahwa luas
tanah sebuah kantor Imigrasi adalah 6000 m2 sedangkan luas tanah Kantor
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang adalah 1000 m2. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa kelengkapan sarana dan prasarana yang ada menentukan keberlangsungan
pelayanan paspor yang ada saat ini.
Kedua, prosedur yang berbelit-belit serta alur pelayanan yang kurang jelas.
Prosedur tersebut masih belum atau kurang dimengerti oleh masyarakat umum
yang baru pertama kali mengurus paspor, karena prosedur dirasa kurang jelas,
kurang informatif sehingga menimbulkan kebingungan. Kebingungan pelanggan
sebagian besar adalah ketidaktahuan akan prosedur lanjutan dari tiap-tiap tahap
atau proses yang harus dilalui dalam pengurusan paspor. Adapun alur rosedur
permohonan pelayanan paspor adalah sebagai berikut :
14
Gambar 1.1
Alur Permohonan Paspor
Sumber: (Seksi Infokim Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang, 2013)
Berdasarkan hasil wawancara terhadap para pemohon paspor, untuk tahap
awal pengurusan seperti pengambilan permohonan, pengisian formulir dan
pengajuan permohonan melalui loket mereka sudah memahami tetapi untuk tahap
selanjutnya masih banyak yang tidak mengetahui tahap-tahap apa saja yang harus
dilalui. Gambar proses pengurusan paspor yang sudah ada (ditempel) belum bisa
dipahami betul oleh masyarakat pengurus paspor, karena hanya berupa gambar
dan singkatnya kalimat penjelasan mengenai pada gambar tersebut dan tidak ada
penjelasan secara langsung oleh pegawai Kantor Imigrasi (gambar terlampir).
Kurangnya media informasi dari kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang menjadi
indikator para masyarakat pengguna jasa keimigrasian merasa kebingungan
sehingga hal tersebut menyebabkan para pemohon paspor harus datang berulang-
ulang.
1. Isi formulir permohonan dokumen dan lengkapi persyaratan.
2. Ajukan permohonan melalui loket pelayanan.
3. Membayar biaya keimigrasian melalui Bank BNI 46 dan pembayaran berlaku selama 7 hari kerja.
4. Sertakan bukti pembayaran yang berlaku dan tanda terima permohonan paspor.
5. Membawa dokumen permohonan asli untuk foto atau wawancara.
OUTPUT
Setelah 3 atau 4 hari kerja paspor baru
diterbitkan dan siap diserahkan
kepada pemohon paspor.
15
Ketiga, masih terdapat kompetensi sumber daya manusia yang kurang
memadai. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 1.4
Tingkat Pendidikan Pegawai Imigrasi Tangerang
No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) 30 2 Diploma 42 3 S1 78 4 S2/S3 12
Jumlah 203
Sumber: (Seksi Infokim Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang, 2013)
Berdasarkan tabel 1.4 di atas dapat dijelaskan bahwa masih adanya pegawai
kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang dengan latar belakang pendidikan sekolah
menengah atas (SMA) yaitu sebanyak 30 orang. Kebanyakan dari mereka belum
bisa secara maksimal memanfaatkan serta menggunakan teknologi informasi yang
berkaitan dengan pelayanan keimigrasian. Berdasarkan hasil pengamatan hal ini
terlihat dari tidak semua dari para pegawai yang bekerja di Kantor Imigrasi Kelas
I Kota Tangerang kurang bisa menggunakan dan memanfaatkan kemudahan
dalam hal yang berkaitan dengan teknologi informasi yaitu dalam hal ini
penguasaan jaringan komputer, internet dan pengoperasian komputer. Selain itu,
semakin lambatnya kinerja pegawai disebabkan karena makin tingginya
permintaan paspor yang ada. Hal ini berkaitan dengan jumlah sumber daya
manusia yang dimiliki oleh Kantor Kelas I Imigrasi Kota Tangerang yang masih
terbatas, sedangkan permintaan yang sangat tinggi tiap harinya. Tentunya kedua
hal tersebut menyebabkan pelayanan menjadi tidak efektif dan efisien.
16
Keempat, ketidakpastian waktu penyelesaian paspor. Informasi ini
berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa pemohon paspor. Mereka
menyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan paspor mereka
rata-rata baru bisa mereka dapatkan setelah waktu lebih dari empat hari kerja dan
mereka juga menyatakan bahwa tiap-tiap proses yang dilalui membutuhkan waktu
tunggu yang lama sehingga menyebabkan mereka tidak bisa melakukan aktivitas
lainnya karena khawatir nomor panggilannya terlewat. Seiring dengan keterangan
tersebut, terhitung sejak diterapkan Standar Operasional Pelayanan (SOP) baru
dalam Juklak Dirjenim Nomor : IMI-GR.01.01-1102 yang efektif pada 1 April
2013. Di dalam ketentuan tersebut bahwa pelayanan Paspor RI paling lambat
hanya sekitar 120 menit atau sekitar 2 jam. Tentunya hal ini tidak sesuai dengan
apa yang terjadi di lapangan. SOP baru dalam pemberian Paspor RI tersebut tidak
sepenuhnya dapat memberikan kepastian waktu penyelesaian kepada pemohon
paspor.
Seperti yang telah dijelaskan tersebut, maka upaya untuk meningkatkan
pelayanan dalam pengurusan paspor dapat tercapai dengan baik dan optimal,
diperlukan suatu cara yang tepat dan bijaksana sehingga disatu sisi langsung
berdampak positif kepada pelanggan dan disisi lain dapat mengurangi rutinitas
kejenuhan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang membebani waktu dan juga tenaga
para pegawai di kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang. Upaya tersebut
bertumpu pada dasarnya kepada peningkatan sistem pelayanan dan pengurusan
paspor yang dilakukan dengan berbagai cara, seperti pelayanan dan pengurusan
paspor agar lebih efisien, cepat dan akurat atau dapat juga dikatakan untuk
17
meningkatkan kecepatan pelayanan, menghindari terjadinya penerbitan ganda dan
pemalsuan Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) sehingga dapat
memberikan jaminan pengamanan terhadap dokumen negara serta kenyamanan
bagi pemegangnya dengan mengubah sistem pelayanan dan pengurusan paspor
yang bersifat manual kearah penerapan sistem berbasis internet yang bersifat
“online” diseluruh wilayah Republik Indonesia.
Mengingat pentingnya penerapan sistem informasi manajemen keimigrasian
(SIMKIM), penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menyusun karya
ilmiah skripsi dengan judul “Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor dengan
Menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapatlah dibuat identifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Sarana dan prasarana yang masih kurang memadai dalam menunjang
pelayanan penerbitan paspor.
2. Prosedur yang berbelit-belit serta alur pelayanan yang kurang jelas yang
tidak di ketahui masyarakat.
3. Masih terdapat kompetensi sumber daya manusia yang kurang memadai.
4. Ketidakpastian waktu penyelesaian permohonan paspor.
18
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai efektivitas penerapan
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) dalam menunjang
pelayanan pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam penulisan
ini adalah :
Seberapa besar efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang ?
1.5 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang terencana tentunya sudah mempunyai tujuan tertentu,
demikian pula halnya dengan penelitian yang penulis lakukan ini. Berdasarkan
perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini diharapkan mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diuraikan. Adapun tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan
menggunakan sistem informasi manajemen keimigrasian (SIMKIM) di Kantor
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang.
19
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh cakrawala dan
wawasan pengetahuan yang lebih mendalam tentang efektivitas
pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan sistem informasi
manajemen keimigrasian (SIMKIM) di kantor Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang sehingga dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan
teori ilmu-ilmu sosial khususnya Ilmu Administrasi Negara.
b. Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini di harapkan dapat memberi masukan bagi instansi
terkait dalam hal pelayanan masyarakat dan membantu dalam
menerapkan dan memperkenalkan sebuah sistem kepada seluruh
masyarakat. Dengan dikenalnya sistem ini oleh masyarakat, pihak
kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang sangat terbantu dalam
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanannya kepada
masyarakat.
2. Dapat mempermudah masyarakat dalam proses pengurusan paspor
Republik Indonesia.
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, setip bab merupakan bagian-bagian
yang saling berkesinambungan secara sistematis. Sistematika ini disusun untuk
20
memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan, sistematika
penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dn kedudukan
permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari
luang lingkup yang paling umum hingga menukik ke masalah yang lebih
spesifik, yang relevan dengan judul skripsi.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permasalahan yang muncul dan
berkaitan dengan variabel yang akan diteliti. Identifikasi masalah dapat
diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah akan lebih mempersempit masalah yang akan diteliti,
sehingga objek penelitian, subjek penelitian, lokus penelitian, hingga periode
penelitian secara jelas termuat.
1.4 Rumusan Masalah
Bagian ini, peneliti mengidentifikasi masalah secara implisit secara tepat atas
aspek yang akan diteliti seperti terpapar dalam latar belakang masalah dan
pembatasan masalah.
21
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai
dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan yang sudah
dirumuskan sebelumnya.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian akan menjelaskan teoritis dan praktis dari diadakannya
penelitian ini.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi bab per bab secara singkat dan
jelas.
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel
penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi yang digunakan
untuk merumuskan hipotesis.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh
peneliti lain sebelumnya yang berasal dari berbagai sumber ilmiah, baik
Skripsi, Tesis, Disertasi atau Jurnal Penelitian.
22
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai kelanjutan
dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca terkait
anggapan peneliti dalam pernyataan hipotesisnya.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang ada, yang
diteliti, dan diuji kebenarannya. Hipotesis dirumuskan berdasarkan kajian
teori dan kerangka berfikir.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan dan metode penelitian menjelaskan tentang tipe atau pendekatan
apa yang digunakan dalam penelitian.
3.2 Fokus Penelitian
Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian
yang dilakukan.
3.3 Lokasi Penelitian
Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan. Menjelaskan tempat
penelitian, serta alasan memilihnya.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian menerangkan tentang variabel yang digunakan dalam
penelitian ini.
23
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitan menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat
pengumpulan data yang digunakan.
3.6 Populasi dan Sampel penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dan sampel
merupakan bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis data
Menjelaskan teknik analisis beserta rasionalisasinya yang sesuai dengan sifat
data yang diteliti.
3.8 Jadwal Penelitian
Menjelaskan waktu penelitian yang dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Menjelaskan mengenai objek penelitian meliputi lokasi penelitian, struktur
organisasi dan sampel/populasi yang telah ditentukan.
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik
Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan menggunakan uji
statistik tertentu.
24
4.3 Deskripsi Data
Meupakan penjelasan mengenai hasil penelitian yang telah diolah dari data
mentah dengan menggunakan teknik analisis data.
4.4 Pengujian Hipotesis
Melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik analisis
statistik yang sudah ditentukan.
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian
Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis.
4.6 Pembahasan
Pada Sub bab ini dilakukan pembahasan secara lebih terperinci terhadap hasil
analisis data.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang dijelaskan secara singkat,
jelas dan mudah dipahami.
5.2 Saran
Menjelaskan mengenai tindaklanjut dari sumbangan peneliti terhadap bidang
yang diteliti baik secara teoritis maupu praktis.
25
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang
teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti.
Beberapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan, akan
tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah
variabel yang diteliti.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-
variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan
mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan
prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas
dan terarah.
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu rujuan tertentu. Sistem adalah kumpulan dari komponen
apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain
dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan.
Menurut Sedarmayanti (2008:18) sistem adalah setiap kesatuan secara
konseptual atau fisik, yang terdiri dari bagian dalam keadaan saling tergantung
26
satu sama lain. Sebuah sistem terdiri dari bagian saling berkaitan yang
beroperasi bersama untuk mencapai sasaran dan maksud tertentu. Sebuah
sistem bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tak teratur, tetapi
terdiri dari unsur yang dapat dikenal sebagai saling melengkapi karena satu
maksud, tujuan dan sasaran.
Menurut pendapat Susanto (2004:18), sistem adalah kumpulan/grup dari
sub sistem/bagian/komponen apapun baik fisik ataupun nonfisik yang saling
berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
Menurut Sutabri (2004:3) dalam bukunya Analisa Sistem Informasi,
mengatakan bahwa suatu sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai
“suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-
variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama
lain dan terpadu”.
Sistem menurut Kristanto (2008:1) yaitu “kumpulan elemen-elemen yang
saling terkait dan bekerja sama untuk memproses masukan (input) yang
ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut sampai
menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan”.
Menurut Davis (2002:73) bahwa sistem diklasifikasikan menjadi beberapa
kriteria :
1. Sistem deterministik dan probabilistik
Sebuah sistem deterministik beroperasi dalam cara yang dapat
diramalkan secara tepat. Interaksi bagian-bagian diketahui dengan pasti.
27
Sebagai contoh adalah program komputer yang melaksanakan secara
tepat sesuai dengan rangkaian instruksinya.
Sedangkan sistem probabilistik dapat diuraikan dalam istilah perilaku
yang mungkin, tetapi selalu ada sedikit kesalahan atas ramalan terhadap
jalannya sistem. Sistem persediaan barang adalah sebuah sistem
probabilistik. Kebutuhan rata-rata, waktu rata-rata untuk memulihkan dan
sebagainya dapat didefinisikan, tetapi nilai tepat sesaat tidak dapat
diketahui.
2. Sistem Tertutup dan Terbuka
Sebuah sistem tertutup dalam fisika di definisikan sebagai sebuah sistem
yang mandiri (self-contained). Sistem ini tidak bertukar materi, informasi
atau energi dengan lingkungannya. Dalam organisasi dan pengolahan
informasi, ada sistem yang relatif terisolasi dari lingkungannya tetapi
tidak sama sekali tertutup dalam arti fisik. Ini akan disebut sistem
tertutup atau sistem yang secara relatif tertutup. Sistem terbuka
mengadakan pertukaran informasi, materi atau energi dengan
lingkungannya. Pertukaran dapat meliputi masukan yang acak dan tak
tentu. Sistem terbuka cenderung memiliki sifat adaptasi, berarti sistem
dapat menyesuaikan terhadap perubahan dalam lingkungannya
sedemikian hingga dapat meneruskan eksistensinya.
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh sistem menurut Sutanta (2003:3)
dijelaskan sebagai berikut :
28
1. Mempunyai komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berintegrasi
yang artinya bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen sistem
dapat berupa subsistem-subsitem yang dapat mempunyai sistem yang
lebih besar (supra system).
2. Mempunyai batas (boundary)
Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem
yang lain. Tanpa adanya batas sistem, maka sangat sulit untuk
menjelaskan suatu sistem. Batas sistem akan memberikan batasan scope
tinjauan terhadap sistem.
3. Mempunyai lingkungan (environments)
Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem.
Lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan.
Umumnya, lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan
untuk menjaga keberlangsungan sistem. Sedangkan lingkungan sistem
yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal
mungkin, bahkan jika mungkin ditiadakan.
4. Mempunyai penghubung atau antar muka (interface) antar komponen
Penghubung/antar muka merupakan komponen sistem, yaitu segala
sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan antar komponen dalam
sistem. Penghubung/antar muka merupakan sarana yang memungkinkan
setiap komponen saling berinteraksi, dan berkomunikasi dalam rangka
menjalankan fungsi masing-masing komponen. Dalam dunia komputer,
29
penghubung/antar muka dapat berupa berbagai macam tampilan dialog
layar monitor yang memungkinkan seseorang dapat dengan mudah
mengoperasikan sistem aplikasi komputer yang digunakannya.
5. Mempunyai masukan (input)
Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu
dimasukkan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut
untuk menghasilkan keluaran yang berguna.
6. Mempunyai pengolah (processing)
Pengolah merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama
mengolah masukkan agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi para
pemakainya. Pengolahan adalah berupa program aplikasi komputer yang
dikembangkan untuk keperluan khusus. Program aplikasi tersebut
mampu menerima masukkan, mengolah masukkan, dan menampilkan
hasil olahan sesuai dengan kebutuhan pemakai.
7. Mempunyai keluaran (output)
Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam
bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan. Keluaran
adalah informasi yang dihasilkan oleh program aplikasi yang akan
digunakan oleh para pemakai sebagai bahan pengambil keputusan.
8. Mempunyai sasaran (objectives) dan tujuan (goal)
Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama
dengan harapan agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.
Sasaran berbeda dengan tujuan. Sasaran sistem adalah apa yang ingin
30
dicapai oleh sistem untuk jangka waktu relatif pendek. Sedangkan tujuan
merupakan kondisi/hasil akhir yang ingin dicapai oleh sistem untuk
jangka waktu yang panjang. Dalam hal ini, sasaran merupakan hasil pada
setiap tahapan tertentu yang mendukung upaya pencapaian tujuan.
9. Mempunyai kendali (control)
Setiap komponen dalam sistem perlu selalu dijaga agar tetap bekerja
sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.
10. Mempunyai umpan balik (feed back)
Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali sistem untuk mengecek
terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan mengembalikannya ke
dalam kondisi normal.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa
sistem merupakan kumpulan dari beberapa komponen atau bagian-bagian yang
saling berinteraksi, saling bekerja sama dan saling menutupi antara satu sama
lainnya dalam berbagai hal untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Apabila dalam sebuah sistem tidak ada elemen-elemen atau bagian-bagian dan
sub-sub bagian yang saling berinteraksi, maka sistem tersebut tidak akan
berjalan dengan lancar dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, secara
otomatis sistem tersebut tidak mencapai suatu tujuan atau sasaran yang telah
ditetapkan.
2.1.2 Pengertian Informasi
Informasi adalah sesuatu yang sangat berharga bagi organisasi, baik itu
organisasi swasta maupun organisasi pemerintahan. Informasi merupakan salah
31
satu hal yang penting dalam sebuah manajemen. Sebuah informasi dapat
mengalir lancar dengan syarat utamanya adalah seorang manajer harus
mendapatkan informasi dalam suatu kerangka sistem, oleh karena itu agar
dapat mencapai suatu tujuan yang ditetapkan.
Informasi merupakan data atau fakta yang telah diproses sedemikian rupa,
sehingga berubah bentuknya menjadi informasi. Disamping itu informasi dapat
mengurangi ketidakpastian serta mempunyai nilai dalam keputusan karena
dengan adanya informasi kita dapat memilih tindakan-tindakan dengan resiko
yang paling kecil.
Untuk menghasilkan kebijaksanaan dan keputusan yang baik diperlukan
pengolahan data menjadi informasi yang relevan dengan masalah perusahaan
yang sedang dihadapi. Dengan demikian data itu merupakan bahan mentah
yang harus diproses lebih dahulu baru kemudian dapat digunakan. Data tidak
akan dapat bercerita tentang suatu persoalan apabila tidak diolah terlebih
dahulu. Sedangkan informasi itu sendiri adalah data yang telah diproses dan
berperan untuk mengurangi sifat ketidakpastian tentang situasi yang dihadapi
yang berguna bagi pengambilan keputusan yang tepat.
Dalam pemakaian sehari-hari, informasi sering diartikan data. Dalam
ruang lingkup sistem informasi manajemen kedua hal tersebut berbeda
walaupun hubungan keduanya sangat erat. Apabila dianalogikan dengan proses
produksi, data adalah bahan baku yang setelah mengalami proses keluar
menjadi bahan baru, yaitu informasi. Informasi merupakan data atau fakta yang
32
telah diproses sedemikian rupa, sehingga berubah bentuknya menjadi
informasi.
Menurut Davis (2002:28) informasi adalah data yang telah diolah menjadi
sebuah bentuk yang nantinya berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam
mengambil keputusan saat ini atau mendatang.
Menurut Kristanto dalam bukunya Perencanaan Sistem Informasi dan
Aplikasinya, mengatakan bahwa :
“Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi setiap perusahaan.” (Kristanto, 2008:7)
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa informasi merupakan kumpulan
data yang diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti
bagi yang menerima. Sistem tanpa suatu informasi tidak akan berjalan dan
akhirnya bisa mati. Kurang mendapat informasi dalam waktu tertentu,
perusahaan atau instansi pemerintah akan mengalami ketidakmampuan dalam
mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan
strategis sangat terganggu.
Adapun pengertian informasi menurut Sutanta (2003:10) yaitu “Informasi
merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi
penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau
secara tidak langsung pada saat mendatang”.
33
Dimensi informasi menurut Mc.Leod (2004:115) mengandung dimensi-
dimensi sebagai berikut :
1. Relevansi informasi memiliki relevansi jika berkaitan dengan masalah
yang ada. Manajer harus mampu memilih informasi yang diperlukan
tanpa membaca seluruh informasi yang tidak ada hubungannya dengan
permasalahan. Pada dasarnya yang seharusnya dinamakan informasi
adalah hanya data yang relevan dengan keputusan yang akan dibuat.
2. Akurasi idealnya, semua informasi harus akurat tetapi peningkatan
ketelitian sistem memerlukan biaya tambahan, karena alasan tersebut
pengguna harus menerima informasi yang tidak sepenuhnya akurat.
3. Ketepatan waktu untuk memecahkan masalah seharusnya telah tersedia
sebelum terjadi situasi kritis. Bila hal ini tidak tercapai maka satu
kesempatan akan hilang, pengguna harus mampu memberikan informasi
mengenai apa yang sedang terjadi saat ini ditambah apa yang telah terjadi
sebelumnya. Informasi yang datang setelah keputusan dibuat tidak ada
nilainya.
4. Kelengkapan pengguna harus mampu memberikan informasi yang
menggambarkan masalah atau solusi secara lengkap. Namun, sistem
yang menyebabkan pengguna terjebak dalam lautan informasi tidak
seharusnya diciptakan.
Kualitas informasi tergantung dari tiga hak yang sangat dominan yaitu
keakuratan informasi, ketepatan waktu, dan relevan. Menurut Kristanta
(2008:11) penjelasan tiga hal tersebut sebagai berikut :
34
1. Akurat
Informasi yang dihasilkan harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan
tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut.
2. Tepat waktu
Informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab kalau
informasi yang diterima terlambat maka informasi tersebut sudah tidak
berguna lagi. Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh
terlambat (usang). Informasi yang usang tidak mempunyai nilai yang
baik.
3. Relevan
Informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima, sebab informasi
akan digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dalam pemecahan
suatu permasalahan. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu
dengan yang lainnya berbeda.
Dari beberapa definisi informasi menurut para ahli tersebut di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan suatu data yang sudah diolah,
dibentuk, atau dimanipulasi dengan cara tertentu yang telah memiliki arti
sehingga informasi tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
membutuhkan dalam mengambil suatu kebijaksanaan. Data adalah elemen dari
informasi, dimana data belum memberikan tambahan pengetahuan atau suatu
temuan tertentu.
35
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Dalam suatu organisasi tidak akan terlepas dari berbagai macam masalah
yang ada didalam organisasi, dan didalam suatu organisasi perubahan sering
sekali timbul, sehingga perubahan ini sering sekali menjadi hambatan bagi
manajer, maka akibatnya dari perubahan ini menimbulkan masalah. Oleh
karena itu diperlukan suatu sistem informasi manajemen untuk mendukung
manajer dalam mengatasi masalah-masalah tersebut. Sistem informasi tidak
hanya memproses data menjadi informasi tetapi juga menyalurkan informasi
untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
Istilah Sistem Informasi Manajemen atau lebih dikenal dengan SIM terdiri
dari atas tiga kata kunci yaitu: sistem, informasi dan manajemen. Tiga kata
kunci tersebut merupakan suatu sistem yang biasanya diterapkan dalam suatu
organisasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan informasi yang
dihasilkan dan dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen atau dengan kata
lain pengolahan informasi dalam suatu organisasi (Kristanto, 2008:29).
Sistem Informasi Manajemen, disingkat SIM, adalah sebuah sistem
informasi yang berfungsi mengelola informasi bagi manajemen organisasi.
Dalam organisasi banyak kita lihat manfaat suatu sistem informasi bila
digunakan sebaik mungkin. Peranan manajemenlah yang menuntut penyebaran
dan penggunaan sumber-sumber yang efisien untuk mencapai suatu tujuan,
dengan demikian akan membantu fungsi manajemen dengan diterimanya suatu
informasi dengan cepat dan tepat. Maka diperlukan sistem informasi
manajemen yang baik untuk mendukung tujuan organisasi.
36
Menurut Davis (2002:3) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah
sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (integrated), untuk menyajikan
informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras,
dan perangkat lunak komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan
keputusan dan sebuah "database".
Menurut Scott (2002:100) Sistem informasi manajemen adalah
serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan
secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi
informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai
dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut Sutanta (2003:10) SIM adalah merupakan kumpulan
subsistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk
satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara bagian satu dengan
yang lainnya dengan cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data,
menerima masukan input berupa data-data, kemudian mengolahnya, dan
menghasilkan keluaran berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan
keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan
akibatnya baik pada saat itu juga maupun masa mendatang, mendukung
kegiatan operasional, manajerial, dan strategis organisasi dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi
tersebut guna mencapai tujuan.
37
Tujuan dari sistem informasi manajemen yaitu menyediakan informasi
seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi
organisasi. Jadi dapat dilihat bahwa sistem informasi manajemen sangat
membantu manajemen di dalam suatu organisasi, fungsi-fungsi manajemen,
pengambilan keputusan, yang berarti bahwa semua orang di dalam organisasi
yang berhubungan dengan manajemen bertanggungjawab atas kegiatan dan
hasil perusahaan, terutama sekali bagi seorang manajer dalam mencapai suatu
tujuan perusahaan.
Adapun sebuah sistem informasi manajemen mengandung elemen-elemen
fisik menurut Davis (2002:15) adalah sebagai berikut :
1. Perangkat keras komputer, adalah suatu sarana pengoperasian yang
terdiri dari alat-alat berwujud fisik.
2. Perangkat lunak, adalah sistem pengoperasian yang digunakan dalam
sistem informasi. Perangkat lunak terdiri dari beberapa subsistem, yaitu :
a. Perangkat lunak sistem umum, adalah program untuk melaksanakan
pengolahan komputer.
b. Perangkat lunak terapan umum, adalah untuk membuat terapan
menjadi operasional (formulir, petunjuk untuk operator, petunjuk
untuk pemakai, dan seterusnya).
c. Program aplikasi, adalah subsistem yang mendukung pengolahan
data.
3. Database adalah data yang tersimpan dalam media penyimpanan
komputer.
38
4. Prosedur adalah mekanisme yang harus dilalui untuk menjalankan
operasi sistem.
5. Petugas pengoperasian, adalah operator yang bertugas untuk
mengoperasikan jalannya sistem.
Berdasarkan beberapa definisi teoritik di atas mengenai sistem informasi
manajemen dapat diartikan bahwa suatu sistem informasi manajemen merupakan
unsur-unsur atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan yang tidak bisa
terpisahkan, kemudian dirancang untuk menyajikan informasi yang berorientasi
kepada keputusan yang dibutuhkan manajemen untuk merencanakan,
mengawasi serta menilai aktivitas organisasi dengan tujuan tertentu yang telah
disepakati bersama.
2.1.4 Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian
dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan
dengan hasil yang telah dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang (view point) dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai
kaitan yang erat dengan efisiensi.
Efektivitas mengacu pada dua kepentingan yaitu baik secara teoritis
maupun secara praktis, artinya adanya ketelitian yang bersifat komprehensif
dan mendalam dari efisiensi serta kebaikan-kebaikan untuk memperoleh
masukan tentang produktivitas. Efektivitas merupakan keadaan yang
39
berpengaruh terhadap suatu hal yang berkesan, kemanjuran, keberhasilan
usaha, tindakan ataupun hal yang berlaku.
Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan
Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Sumber Daya Manusia dan
Produktivitas Kerja mengenai pengertian efektivitas yaitu:
“Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu efisiensi meningkat” (Sedarmayanti, 2009: 59).
Berdasarkan pengertian diatas, bahwa sesuatu dapat berjalan sesuai
dengan apa yang diharapkan dengan tepat dan berhasil, maka sesuatu itu sudah
berjalan dengan efektif dan efisien, artinya informasi harus sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Tujuan pemerintahan dapat tercapai apabila setiap
badan dan instansi pemerintahan perlu melakukan aktivitasnya secara lebih
efektif dan efisien agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya Manajemen Kinerja Sektor
Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:
“Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan” (Mahmudi, 2005:92).
Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang
dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang
diharapkan atau dikatakan spending wisely. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada mengenai hubungan arti efektivitas di bawah ini :
40
Gambar 2.1
Hubungan Efektivitas
Sumber: Mahmudi, 2005:92.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka efektivitas adalah
menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu pada
hasil guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan
sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai, serta ukuran
berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-
targetnya. Hal ini berarti, bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan
adalah semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki. Pandangan yang sama
menurut pendapat Peter F. Drucker yang dikutip H.A.S. Moenir dalam
bukunya Manajemen Umum di Indonesia yang mendefinisikan efektivitas,
sebagai berikut :
“Effectivennes, on the other hand, is the ability to choose appropriate objectives. An effective manager is one who selects the right things to get done”. (Efektivitas, pada sisi lain, menjadi kemampuan untuk memilih sasaran hasil sesuai. Seorang manajer efektif adalah satu yang memilih kebenaran untuk melaksanakan) (dalam Moenir, 2010:166).
Memperhatikan pendapat para ahli di atas, bahwa konsep efektivitas
merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional, artinya dalam
mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang
dimiliki walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah pencapaian tujuan. Kata
OUTCOME Efektivitas = OUTPUT
41
efektif sering disamakan dengan kata efisien walaupun artinya tidak sama,
sesuatu yang dilakukan secara efisien belum tentu efektif.
Pengertian efektivitas menurut Supriyono dalam bukunya yang berjudul
Sistem Pengendalian Manajemen mengatakan bahwa :
“Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin besar kontribusi daripada keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan efektif pula unit tersebut.” (Supriyono, 2000:29)
Dilihat dari pengertian di atas, bahwa efektivitas merupakan suatu
tindakan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau
akibat yang dikehendaki dan menekankan pada hasil atau efeknya dalam
pencapaian tujuan. Efektivitas dapat diartikan sebagai pengukuran dalam arti
tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Efektivitas
juga dapat diartikan sebagai tindakan dan kegiatan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah, serta sangat penting
peranannya di dalam setiap badan pemerintahan dan berguna untuk melihat
perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh suatu badan atau instansi
pemerintahan itu sendiri.
Selanjutnya menurut Kurniawan dalam bukunya Transformasi Pelayanan
Publik mendefinisikan efektivitas sebagai berikut :
“Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau tegangan diantara pelaksanaanya.” (Kurniawan, 2005:19)
42
Mengacu pada penjelasan di atas, maka untuk mencapai tujuan organisasi
secara efektif perlu adanya harmonisasi kemampuan sumber daya dengan
menggunakan sarana yang lain sehingga sasaran yang akan dacapai menjadi
jelas.Pencapaian sasaran tersebut dapat dikatakan efektif apabila adanya
keharmonisan.
Setiap pekerjaan pegawai dalam organisasi sangat sangat menentukan
bagi pencapaian hasil kegiatan seperti yang telah direncanakan terlebih dahulu.
Untuk itu faktor keefektifannya banyak mempengaruhi kepada kemampuan
aparatur dan organisasi dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya.
Tingkat pencapaian tujuan aparatur dalam suatu organisasi dikatakan efektif
apabila pencapaian itu sesuai dengan tujuan organisasi dan memberikan hasil
yang bermanfaat.
Pengertian efektivitas informasi menurut Mc. Leod yang dikutip oleh
Susanto dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen
mengatakan bahwa :
“Efektivitas artinya informasi harus sesuai dengan kebutuhan pemakai dalam mendukung suatu proses bisnis, termasuk di dalamnya informasi tersebut harus disajikan dalam waktu yang tepat, format yang tepat sehingga dapat dipahami, konsisten dengan format sebelumnya, isinya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan lengkap atau sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan” (Mc Leod dalam Susanto, 2007:41).
Dilihat dari pengertian di atas, bahwa efektivitas merupakan suatu
tindakan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau
akibat yang dikehendaki dan menekankan pada hasil atau efeknya dalam
pencapaian tujuan. Efektivitas dapat diartikan sebagai pengukuran dalam arti
43
tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan
sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang
telah direncanakan. Efektivitas juga dapat diartikan sebagai tindakan dan
kegiatan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah,
serta sangat penting peranannya di dalam setiap badan pemerintahan dan
berguna untuk melihat perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh suatu
badan atau intansi pemerintahan itu sendiri.
2.1.5 Indikator Efektivitas
Efektivitas pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat
dapat diwujudkan apabila ada beberapa indikator sebagai ukuran efektivitas.
Efektivitas juga merupakan pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran
dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Oleh karena itu, dalam mengukur efektivitas suatu organisasi, akan dilihat
sejauh mana atau seberapa besar kemampuan organisasi dalam melakukan
inovasi, kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan, kemampuan
organisasi dalam mengambil pelajaran, baik dari kegagalan maupun
keberhasilan, dan kapasitas organisasi itu untuk mengatur perubahan-
perubahan yang terjadi.
Steers dalam Tangkilisan (2005:140-141) mengemukakan lima kriteria
dalam pengukuran efektivitas yaitu :
1. Produktivitas
2. Kemampuan adaptasi atau fleksibilitas
44
3. Kepuasan kerja
4. Kemampuan berlaba
5. Pencarian sumber daya
Sedangkan kriterian atau indikator dari pada efektivitas (Tangkilisan,
2005:141) yaitu diantaranya sebagai berikut :
1. Pencapaian target : maksud pencapaian target disini diartikan sejauh
mana target dapat ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik.
Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi
dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Kemampuan adaptasi (fleksibelitas) : keberhasilan suatu organisasi
dilihat dari sejauh mana organisasi dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi baik dari dalam organisasi dan luar
organisasi.
3. Kepuasan kerja : suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota
organisasi yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi
peningkatan kinerja organisasi.
4. Tanggung jawab : organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah
diembannya sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya, dan
bisa menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan
pekerjaanya.
Efektivitas organisasi pada dasarnya adalah efektivitas individu para
anggotanya di dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kedudukan dan peran
45
mereka masing-masing dalam organisasi tersebut. Pendapat Gibson dalam
Makmur (2008:125) indikator efektivitas adalah sebagai berikut :
1. Produktivitas
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya
yang digunakan.
2. Efisiensi
Pemakaian sedikit mungkin sumber daya atau unit untuk menghasilkan
sebanyak mungkin output. Efisiensi dalam menggunakan masukan
(input) akan menghasilkan prduktivitas yang tinggi, yang merupakan
tujuan daripada setiap organisasi apapun bidang kegiatannya.
3. Fleksibilitas
Kemampuan dalam menjawab perubahan lingkungan eksternal,
kemampuan individu, dan kelompok dalam organisasi yang sama dan
kemampuan organisasi dalam mengadaptasikan praktik perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian serta kebijakan dalam
menjawab perubahan yang ada.
4. Keunggulan
Kemampuan bersaing terhadap perubahan-perubahan yang ada.
5. Pengembangan
Pengembangan timbul untuk menanggapi kebutuhan. Tujuan umum
pengembangan adalah untuk membuat lebih tanggap secara manusiawai,
lebih efektif, dan lebih memperbarui diri sendiri.
46
6. Kepuasan
Kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan
dan kinerja atau hasil yang dirasakan.
2.1.6 Pengertian Pelayanan Publik
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan dapat
dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.
Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik yang berkualitas
dari para birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai dengan
harapan karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi selama ini masih
bercirikan berblit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan. Oleh karena itu
pelayanan yang diberikan Pemerintah kepada publik haruslah sesuai dengan
kebutuhan yang dibutuhkan publiknya, karena pelayanan merupakan
penyediaan kepuasan untuk masyarakat atau publik.
Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan
yang bersifat jasa. Peranan pelayanan di bidang pemerintahan menyangkut
pada lingkup kepentingan umum, bahkan dalam arti yang luas mencakup
kepentingan rakyat secara keseluruhan, karena pelayanan umum yang
diselenggarakan oleh pemerintah melibatkan seluruh aparat pegawai negeri,
maka pelayanan telah meningkat kedudukannya di mata masyarakat menjadi
suatu hak, yaitu hak atas pelayanan.
Menelusuri arti pelayanan umum tidak terlepas dari masalah kepentingan
umum, yang menjadi asal-usul timbulnya istilah pelayanan umum. Oleh karena
itu antara kepentingan umum dengan pelayanan umum adanya hubungan yang
47
saling berkaitan. Meskipun dalam perkembangan yang lebih lanjut pelayanan
umum dapat juga timbul karena adanya kewajiban sebagai suatu proses
penyelenggaraan kegiatan organisasi.
Pelayanan hakekatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan
merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.
Pelaksanaan pelayanan dapat diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan standar
baik dalam waktu yang diperlukan atau hasilnya. Dengan adanya standar,
manajemen dapat merencanakan agar hasil akhir memuaskan semua pihak
yang memperoleh pelayanan. Pelaksanaan pelayanan dapat diukur, oleh karena
itu dapat ditetapkan standar baik dalam waktu yang diperlukan atau hasilnya.
Di Indonesia, konsepsi mengenai pelayanan administrasi pemerintahan
seringkali dipergunakan secara bersama-sama atau dipakai sinonom dari
konsepsi pelayanan perijinan, pelayanan umum, serta pelayanan publik.
Keempat istilah tersebut dipakai sebagai terjemahan dari public service. Hal ini
dapat dilihat dalam dokumen-dokumen pemerintah sebagaimana dipakai oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun
2003 mendefinisikan pelayanan umum sebagai berikut :
“Segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
48
Mengikuti definisi tersebut di atas, pelayanan publik atau pelayanan
umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam
bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi
tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah,
dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik daerah,
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Selain itu, menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelayanan Publik, pelayanan publik
dapat dibagi menjadi 3 jenis kelompok, antara lain :
1. Kelompok Pelayanan Administrasi
Pelayanan yang menghasilkan berbagai dokumen resmi yang dibutuhkan
oleh publik.
2. Kelompok Pelayanan Barang
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang
digunakan oleh publik.
3. Kelompok Pelayanan Jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh
publik.
Pelayanan publik merupakan segala kegiatan guna memenuhi kebutuhan
dasar sesuai dengan hak-hak seluruh warga negara dan penduduk atas
pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang
terkait dengan kepentingan publik.
49
Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas seorang,
kelompok dan atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk
memenuhi kebutuhan. Menurut Moenir dalam bukunya Manajemen Pelayanan
Umum di Indonesia bahwa pelayanan adalah “proses pemenuhan kebutuhan
melalui aktivitas orang lain yang langsung” (Moenir, 2010:17).
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan kegiatan
yang menguntungkan dalam suatu kumpulan yang menawarkan kepuasan
meskipun hasilnya tidak terikat pada produk tersebut. Pelayanan juga bisa
dikatakan suatu proses pemenuhan kebutuhan yang langsung diberikan kepada
yang memerlukan pelayanan secara langsung.
Pelayanan publik menurut Sinambela dalam bukunya Reformasi
Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan, dan Implementasi adalah pemenuhan
keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara pemerintah
serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat, Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja
dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.
(Sinambela, 2006:5)
Sementara menurut Kurniawan (2005:4) pelayanan publik adalah
pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan
tata cara yang ditetapkan. Keseluruhan pelayanan yang dilaksanakan oleh
aparatur pemerintahan kepada publik di dalam suatu organisasi atau instansi
untuk memenuhi kebutuhan penerima layanan atau masyarakat. Atau pada
50
hakekatnya pelayanan publik merupakan pemberian layanan prima kepada
masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah
sebagai abdi masyarakat.
Melengkapi uraian tersebut, ada beberapa pengertian pelayanan publik
menurut Dwiyanto bahwa “Pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai
serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat” (Dwiyanto, 2005:141). Oleh karena itu, pelayanan
publik merupakan serangkaian aktifitas yang diberikan oleh suatu organisasi
atau birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat.
Pelayanan publik menurut beberapa uraian di atas, maka pelayanan publik
dapat disimpulkan sebagai pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat
oleh penyelenggara pemerintah. Pelayanan publik juga merupakan serangkaian
atau sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah atau birokrasi publik
untuk memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat, karena
pemerintah dan negara didirikan oleh masyarakat atau publik dengan tujuan
agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.1.7 Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
Dalam menentukan kualitas pelayanan sebuah organisasi, maka perlu
dibentuk dimensi-dimensi kualitas pelayanan. Hal tersebut dapat dijadikan
sebuah alat ukur untuk menilai kualitas sebuah pelayanan yang diberikan oleh
sebuah instansi atau organisasi.
51
Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan
masyarakat, untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima
yang tercermin dari :
1. Transparansi, yaitu pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas, yaitu pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional, yaitu pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.
5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek apa pun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial, dan lain-lain.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu merupakan pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik. (Sinambela, 2006:6)
Sedangkan menurut Fitzsimmons dalam Budiman dalam Sinambela
(2006:7) terdapat lima indikator pelayanan publik, yaitu :
1. Realibility, yaitu pemberian pelayanan dengan tepat dan benar 2. Tangibles, yaitu penyediaan yang memadai sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya. 3. Responsiveness, yaitu keinginan melayani konsumen dengan cepat. 4. Assurance, yaitu tingkat perhatian terhadap etika dan moral dalam
memberikan pelayanan. 5. Empathy, yaitu tingkat kemauan untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhan bersama.
Terdapat tiga dimensi kualitas menurut Gronroos dalam Tjiptono
(2012:173) yaitu :
1. Kualitas teknik 2. Kualitas funsional 3. Citra
52
Sedangkan terdapat delapan dimensi kualitas menurut King dalam
Tjiptono (2012: 173), yaitu :
1. Daya tanggap 2. Kompetensi 3. Akses 4. Keramahan 5. Komunikasi 6. Kredibilitas 7. Keamanan 8. Understanding
Sedangkan Gummesson dalam Tjiptono (2012:173) membagi dimensi
kualitas menjadi empat, yaitu :
1. Kualitas desain 2. Kualitas produksi jasa 3. Kualitas proses 4. Kualitas hasil
Parasuraman, Zeithaml dan Berry dalam Tjiptono (2012:173)
mengemukakan sepuluh dimensi kualitas pelayanan, yaitu :
1. Bukti fisik 2. Reliabilitas 3. Daya tanggap 4. Kompetensi 5. Kesopanan 6. Kredibilitas 7. Keamanan 8. Akses 9. Komunikasi 10. Kemampuan memahami pelanggan
Dari sepuluh dimensi tersebut, Parasuraman, Zeithaml dan Berry dalam
Tjiptono (2012:174) menyederhanakan menjadi lima dimensi pokok, yaitu :
1. Realibilitas (reliability), yaitu berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali.
53
2. Daya tanggap (responsiveness), yaitu berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan segera.
3. Jaminan (assurance), yaitu berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya (trust) dan keyakinan pelanggan (confidence).
4. Empati (empathy), yaitu berarti bahwa perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.
5. Bukti fisik (tangibles), yaitu berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas layanan, peralatan/perlengkapan, sumber daya manusia, dan materi komunikasi perusahaan.
2.1.8 Faktor Pendukung Pelayanan Publik
Pelayanan publik pada dasarnya memuaskan kebutuhan masyarakat yang
diberikan oleh pemerintah, oleh karena itu Moenir berpendapat bahwa
pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada publik, dapat
dilakukan dengan cara:
1. Kemudahan dalam pengurusan kepentingan. 2. Mendapatkan pelayanan secara wajar. 3. Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih-kasih. 4. Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang.
(Moenir, 2010:47)
Menjelaskan mengenai uraian tentang pelayanan yang baik dan
memuaskan yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap masyarakatnya, bahwa
pelayanan yang terbaik harus dilakukan dengan cara-cara seperti yang dikutip
oleh Moenir di atas yaitu dengan cara :
Pertama, harus memberikan kemudahan dalam pengurusan berbagai
urusan agar pelayanan yang dilakukan bisa berjalan dengan cepat.
Kedua, harus memberikan pelayanan yang wajar dan tidak berlebihan
sesuai dengan keperluannya masing-masing. Memperoleh pelayanan secara
54
wajar tanpa gerutu, sindiran atau untaian kata lain semacam itu yang nadanya
mengarah pada permintaan sesuatu, baik alasan untuk dinas (pembelian kertas,
ganti ongkos foto copy/cetak), atau alasan untuk kesejahteraan. Misalnya
apabila ingin mendapatkan pelayanan yang cepat maka petugas diberikan
sesuatu sebagai imbalannya agar mendapatkan pelayanan yang sewajarnya, hal
demikian sebenarnya ikut membantu penyimpangan secara tidak langsung.
Ketiga, harus memberikan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih dan
tidak membeda-bedakan masyarakat dari segi ekonomi maupun dari segi
apapun, jadi masyarakat mendapatkan perlakuan yang adil dalam mengurus
berbagai urusan tanpa membedakan status apapun. Mendapatkan perlakuan
yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib dan tidak
pandang status, artinya kalau memang untuk pengurusan permohonan itu harus
antri secara tertib, hendaknya semuanya diwajibkan antri sebagaimana yang
lain, baik antri secara fisik maupun secara apapun.
Keempat, masyarakat harus mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus
terang tanpa membohongi masyarakat yang akan mengurus urusannya.
Pelayanan yang jujur dan terus terang, artinya apabila ada hambatan karena
suatu masalah yang tidak dapat dielakan hendaknya diberitahukan, sehingga
orang tidak menunggu sesuatu yang tidak menentu. Cara tersebut menjadikan
orang lebih mengerti dan akan menyesuaikan diri secara ikhlas tanpa emosi.
Melalui pelayanan yang memuaskan tersebut, maka dapat memberikan
dampak yang positif untuk masyarakat, sesuai dengan pendapat Moenir bahwa
dampak positif tersebut adalah :
55
1. Masyarakat menghargai kepada korps pegawai 2. Masyarakat patuh terhadap aturan-aturan layanan 3. Masyarakat akan merasa bangga kepada korps pegawai 4. Adanya kegairahan usaha dalam masyarakat 5. Adanya peningkatan dan pengembangan dalam masyarakat menuju
segera tercapainya masyarakat yang adil dan makmur berlandaskan Pancasila (Moenir, 2010:47).
Dampak positif untuk masyarakat menurut Moenir di atas terdapat lima
indikator :
Pertama, masyarakat menghargai korps pegawai sehingga pegawai
tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kedua, masyarakat akan
patuh terhadap aturan yang telah dibuat sehingga tercipta suasana yang tertib,
aman, dan nyaman. Ketiga, masyarakat akan bangga terhadap pegawai
sehingga masyarakat mengagumi pegawai tersebut dan ditunjukan dengan
saling menghormati dan menghargai antara masyarakat dengan pegawai
maupun pegawai dengan pegawai. Keempat, adanya kegairahan usaha dalam
masyarakat. Kelima, adanya peningkatan dan pengembangan dalam
masyarakat. Oleh karena itu, jika kelima dampak positif terlaksana maka akan
mewujudkan kepuasan terhadap masyarakat.
Menjelaskan uraian di atas bahwa pelayanan yang baik juga dapat
memberikan kepuasan masyarakat, maka menurut Moenir dampak kepuasan
masyarakat dapat terlihat pada:
1. Masyarakat sangat menghargai kepada korps pegawai yang bertugas di bidang pelayanan umum. Mereka tidak memandang remeh dan mencemooh korps itu dan tidak pula berlaku sembarang.
2. Masyarakat terdorong mematuhi aturan dengan penuh kesadaran tanpa prasangka buruk, sehingga lambat laun dapat terbentuk sistem pengendalian diri yang akan sangat efektif dalam ketertiban berpemerintahan dan bernegara.
56
3. Ada rasa bangga pada masyarakat atas karya korps pegawai di bidang layanan umum, meskipun di lain pihak ada yang merasa ruang geraknya dipersempit karena tidak dapat lagi mempermainkan masyarakat
4. Kelambatan-kelambatan yang biasa ditemui, dapat dihindarkan dan ditiadakan. Sebaliknya akan dapat ditumbuhkan percepatan kegiatan di masyarakat di semua bidang kegiatan baik ekonomi, sosial maupun budaya
5. Adanya kelancaran di bidang pelayanan umum, usaha dan inisiatif masyarakat mengalami peningkatan, yang berdampak meningkatnya pula usaha pengembangan ideologi, politik, sosial dan budaya (ipoleksosbud) masyarakat ke arah tercapainya masyarakat adil dan makmur berlandaskan pancasila (Moenir, 2010:45)
Menjelaskan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat
akan sangat menghargai kepada pegawai karena pelayanan yang mereka
dapatkan sangat memuaskan dengan begitu masyarakat dapat mematuhi
peraturan yang ada dengan penuh kesadaran dan pada akhirnya adanya
kelancaran dalam pelayanan umum yang diberikan kepada masyarakat
Kualitas pelayanan prima dapat tercermin dengan adanya transparansi
atau keterbukaan dan mudah diakses oleh semua masyarakat, jadi masyarakat
dapat merasakan akses pelayanan yang memadai dan mudah dimengerti.
Pelayanan yang prima juga pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan peraturan yang berlaku, peraturan tersebut dapat melindungi
masyarakat sebagai nilai kepercayaan yang didapat oleh masyarakat.
Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, pelayanan yang sesuai
dengan kemampuan yang memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan
tersebut. Selanjutnya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat harus
sesuai dengan keinginan atau aspirasi masyarakat dan sesuai dengan harapan
yang diinginkan oleh masyarakat. Pelayanan juga diberikan kepada semua
57
lapisan masyarakat, tanpa membedakan status atau jenis kelamin, sehingga
akan tercipta pelayanan yang adil yang dirasakan oleh penerima pelayanan.
Pelayanan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang
lain secara langsung, merupakan konsep yang senantiasa aktual dalam berbagai
aspek kelembagaan. Pelayanan publik harus responsif terhadap berbagai
kepentingan dan nilai-nilai publik yang ada. Hal ini mengandung makna bahwa
karakter dan nilai yang terkandung di dalam pelayanan publik tersebut harus
berisi preferensi nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat.
Secara konseptual, menurut Moenir (2010:88) dalam bukunya Manajemen
Pelayanan Umum di Indonesia mengidentifikasikan adanya faktor yang
dianggap mempunyai bobot pengaruh relatif yang sangat besar untuk
mendukung pelayanan sebagai berikut :
1. Faktor kesadaran merupakan kesadaran para pegawai pada segala
tindakan terhadap tugas yang menjadi tanggung jawabnya dapat
membawa dampak yang sangat positif terhadap organisasi. Ini akan
menjadi kesungguhan dan disiplin dalam melaksanakan tugas sehingga
hasilnya dapat diharapkan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
2. Faktor aturan dalam arti ketaatan dan penggunaan kewenangan bagi
pelaksanaan hak, kewajiban, dan tanggung jawab. Adanya pengetahuan
dan pengalaman yang memadai serta kemampuan berbahasa yang baik
dengan pemahaman pelaksanaan tugas yang cukup. Adanya kedisiplinan
(disiplin waktu dan disiplin kerja).
58
3. Faktor organisasi merupakan alat atau sistem yang memungkinkan
berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan dalam usaha pencapaian
tujuan.
4. Faktor pendapatan yaitu pendapatan pegawai berfungsi sebagai
pendukung pelayanan, pendapatan yang cukup akan memotivasi pegawai
dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik.
5. Faktor keterampilan tugas dalam arti kemampuan dan keterampilan
petugas dalam melaksanakan pekerjaan.
6. Faktor sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas pekerjaan
layanan. Sarana ini meliputi peralatan, perlengkapan, alat bantu dan
fasilitas yang melengkapi seperti fasilitas komunikasi.
2.1.9 Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM)
Suatu data dan informasi keimigrasian sangat penting bagi penyusunan
kebijakan, strategi dan program keimigrasian dalam rangka pembangunan dan
pemecahan masalah keimigrasian saat ini dan masa datang. Untuk dapat
menyediakan data dan informasi keimigrasian yang akurat dan benar tersebut
ditentukan oleh dukungan sistem informasi keimigrasian yang baik dan handal.
Sistem informasi keimigrasian yang dimaksud adalah menyangkut arus data
dan informasi dari sumber data ke tempat pengolahan dan seterusnya ke
pengguna data dan informasi keimigrasian khususnya para pengambil dan
penyusun kebijakan, strategi dan program keimigrasian.
Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian,
dijelaskan bahwa Sistem informasi Manajemen Keimigrasian adalah sistem
59
teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan,
mengolah dan menyajikan informasi guna mendukung operasional,
manajemen, pengambilan keputusan dalam melaksanakan fungsi keimigrasian.
Implementasi SIMKIM secara normatif telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian yang dapat dilihat dalam
pasal (7) berikut ini :
(1) Direktur Jenderal bertanggung jawab menyusun dan mengelola Sistem
Informasi Manajemen Keimigrasian sebagai sarana pelaksanaan Fungsi
Keimigrasian di dalam atau di luar Wilayah Indonesia.
(2) Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian dapat diakses oleh instansi
dan/atau lembaga pemerintah terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) itu sendiri
merupakan suatu kumpulan sub sistem (module) kegiatan sejenis yang
berhubungan satu sama lain sebagai sebuah sistem untuk mencapai sasaran
pelaksanaan tugas pokok keimigrasian dengan baik dan benar.
Saat ini Direktorat Jenderal Imigrasi telah memiliki sistem-sistem berbasis
teknologi informasi dalam rangka mendukung pelayanan keimigrasian antara
lain :
1. Sistem E-office yang membantu dalam pelayanan di bidang pelayanan
warga negara asing dan fasilitatif keimigrasian (kepegawaian, keuangan,
perlengkapan dan tata perusahaan).
60
2. Sistem Penerbitan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia yang
membantu dalam pelayanan keimigrasian kepada warga negara Indonesia
dalam hal penerbitan paspor RI.
3. Sistem Cekal atau Enhanced Cekal System (ECS) yang membantu dalam
proses pencegahan dan penangkalan keimigrasian.
4. Sistem Perlintasan Keimigrasian atau Border Control System yang
membantu dalam pelayanan keimigrasian di Tempat Pemeriksaan
Imigrasi baik di bandar udara dan di pelabuhan laut internasional.
5. Sistem Autogate Keimigrasian, yang membantu dalam peningkatan
kenyamanan dan kecepatan dalam proses pemeriksaan imigrasi di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi baik di bandar udara maupun di pelabuhan
laut internasional.
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) memiliki ruang
lingkup yang mencakup kesisteman substantif (sistem penerbitan SPRI atau
paspor, penerbitan visa dan izin tinggal, sistem perlintasan keimigrasian atau
Border Control System (BCS), sistem cekal atau Enhanced Cekal System
(ECS), penyidikan dan penindakan, serta penanganan detensi). Mencakup
kesisteman fasilitatif (sistem manajemen dokumen keimigrasian, keuangan
PNBP, kepegawaian, dan persuratan) serta penunjang kesisteman (jaringan
komunikasi keimigrasian, Disaster Recovery Center (DRC), aplikasi akses
pegawai, portal dan website, helpdesk, dan ruang kendali atau control room.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut ini :
61
Gambar 2.2
Ruang lingkup SIMKIM
Penggunaan atau penerapan sistem informasi manajemen keimigrasian
berbasis komputer dalam pekerjaan kantor merupakan tuntutan dan kewajaran
yang dibutuhkan oleh instansi atau organisasi tanpa menghilangkan sistem
manual yang ada. SIMKIM adalah salah satu instrumen dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja keimigrasian dalam bentuk
sistem keimigrasian berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang
memenuhi aspek keakurasian, kecepatan, kesederhanaan, keterbukaan, dan
efisien guna memberikan jaminan kepastian dan kemudahan pelayanan
keimigrasian sehingga diharapkan pelayanan keimigrasian yang diberikan
kepada masyarakat agar dapat memeuhi asas-asas pelayanan publik yaitu
transparansi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif, kesamaan hak, dan
keseimbangan hak dan kewajiban.
SIMKIM
Penunjang Kesisteman
Sistem Substantif
Sistem Fasilitatif
62
Berikut ini akan dijelaskan mengenai bagian-bagian atau komponen-komponen
yang terdapat dalam sistem informasi manajemen keimigrasian yaitu :
1. Perangkat keras (hardware), mencakup piranti-piranti fisik seperti
monitor, CPU, printer, scanner dan lainnya.
2. Perangkat lunak (software) atau program yaitu sekumpulan instruksi
yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data atau
input.
3. Prosedur yaitu sekumpulan aturan atau instruksi yang dipakai untuk
mewujudkan pemrosesan data dan untuk menghasilkan keluaran yang
dikehendaki.
4. Pengguna adalah semua pihak yang bertanggung jawab dalam
pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan pengunaan keluaran
sistem informasi.
5. Database adalah diantaranya data, user dan sistem.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian
(SIMKIM) merupakan satu kesatuan dari berbagai proses pengelolaan data dan
informasi, aplikasi, serta perangkat berbasis teknologi informasi dan
komunikasi yang dibangun untuk menyatukan dan menghubungkan sistem
informasi pada seluruh pelaksana fungsi keimigrasian secara terpadu.
63
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian mengenai sistem informasi manajemen (SIM) serta
kaitannya terhadap berbagai hal dilakukan oleh peneliti-peneliti dari kalangan
akademisi.
Firman Alandari (2013) meneliti dengan judul “Peran Sistem Informasi
Manajemen Berbasis Komputer Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Di
Lingkungan Kantor Bupati Kabupaten Berau”. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini membahas tentang implementasi
sistem informasi manajemen dalam memberikan pelayanan publik di lingkungan
Kantor Bupati Kabupaten Berau, dengan fokus mengenai peranan sistem
informasi manajemen berbasis komputer. Artikel ini beragumen bahwa faktor
utama yang menghambat implementasi SIM berbasis komputer di lingkungan
Kantor Bupati Kabupaten Berau adalah masih minimnya kemampuan dan
keterampilan para pegawai dalam mengoperasikan sistem-sistem komputer serta
terbatasnya pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan dunia internet dalam
proses penyampaian sebuah informasi yang dilakukan pihak Pemerintah
Kabupaten Berau.
Edy Suwito (2013) meneliti dengan judul “Pengaruh Sistem Informasi
Manajemen Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Administrasi Kepegawaian Di
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bojonegoro”. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Untuk menganalisis data dan pengujian,
dipergunakan analisis produt moment dan regresi linier sederhana. Dari hasil
pengujian diperoleh regresi Y = 23,077 + 0,547X yang berarti bahwa nilai
64
kostanta 23,077 Kualitas Pelayanan Administrasi Kepegawaian di Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bojonegoro akan naik, bila Sistem Informasi
Manajemen Pegawai (SIMPEG) ditingkatkan. Sedangkan koefisien sebesar 0,547
menunjukkan bahwa sistem informasi manajemen pegawai diperhatikan atau
terjadi peningkatan nilai sistem informasi manajemen pegawai maka kualitas
pelayanan administrasi kepegawaian akan mengalami perubahan atau peningkatan
nilai sebesar 0,547 dalam ukuran kualitatif. Dengan demikian analisis ini
menunjukkann bahwa variabel sistem informasi manajemen pegawai (X)
berpengaruh terhadap variabel kualitas pelayanan administrasi kepegawaian (Y).
Adapun penelitian-penelitian dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu untuk mengetahui
efektivitas pelayanan dengan sitem informasi manajemen khususnya efektivitas
pelayanan yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas pelayanan
pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang.
Pada penelitian ini digunakan dengan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif, dengan memfokuskan pada pembahasan efektivitas
pelayanan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian (SIMKIM). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data berupa
kuesioner, studi dokumentasi, studi kepustakaan dan observasi.
65
2.3 Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir ini dibangun berdasarkan dari beberapa teori yang di
kemukakan oleh para ahli yang tentunya berkaitan dengan judul ini. Menurut
Sugiyono (2007:65) kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting.
Pada era teknologi informasi seperti sekarang ini, semua organisasi dituntut
untuk siap menghadapi berbagai dampaknya dalam sektor kehidupan.
Perkembangan teknologi informasi saat ini telah mendorong setiap organisasi
untuk mengolah dan mengelola segala informasi dengan tepat dan cepat guna
mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan.
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang sebagai salah satu instansi
pemerintah penyedia layanan publik, guna mewujudkan pelayanan yang baik
dalam pelayanan keimigrasian menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian (SIMKIM). Penerapan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian
(SIMKIM) merupakan suatu gagasan yang menghasilkan manfaat bagi
pelaksanaan pelayanan operasional dan manajemen organisasi. Dengan adanya
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) ini akan berdampak pada
terciptanya efektivitas pelayanan keimigrasian menjadi lebih cepat, tepat dan
akurat.
Dari hasil pengamatan awal peneliti menunjukkan bahwa pelayanan yang
dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang dengan menggunakan
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) belum efektif. Hal ini di
66
lihat dari sarana dan prasarana yang kurang memadai, prosedur yang berbelit-
belit, masih terdapat kompetensi sumber daya manusia yang kurang memadai, dan
ketidakpastian waktu penyelesaian permohonan paspor. Selanjutnya sebagai teori
analisisnya dengan menggunakan teori efektivitas pelayanan menurut Gibson
dalam Makmur (2008:125) dengan indikator-indikatornyanya yaitu :
1. Produktivitas
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya
yang digunakan.
2. Efisiensi
Pemakaian sedikit mungkin sumber daya atau unit untuk menghasilkan
sebanyak mungkin output. Efisiensi dalam menggunakan masukan
(input) akan menghasilkan prduktivitas yang tinggi, yang merupakan
tujuan daripada setiap organisasi apapun bidang kegiatannya.
3. Fleksibilitas
Kemampuan dalam menjawab perubahan lingkungan eksternal,
kemampuan individu, dan kelompok dalam organisasi yang sama dan
kemampuan organisasi dalam mengadaptasikan praktik perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian serta kebijakan dalam
menjawab perubahan yang ada.
4. Keunggulan
Kemampuan bersaing terhadap perubahan-perubahan yang ada.
67
5. Pengembangan
Pengembangan timbul untuk menanggapi kebutuhan. Tujuan umum
pengembangan adalah untuk membuat lebih tanggap secara manusiawai,
lebih efektif, dan lebih memperbarui diri sendiri.
6. Kepuasan
Kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan
dan kinerja atau hasil yang dirasakan.
Adapun untuk lebih jelasnya paradigma kerangka berpikir yang digunakan
dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut ini :
68
Gambar 2.2
Kerangka Berfikir
Masalah :
1. Sarana dan prasarana yang masih kurang memadai dalam pelayanan
paspor.
2. Prosedur yang berbelit-belit serta pelayanan yang kurang jelas yang
tidak diketahui masyarakat.
3. Masih terdapat sumber daya manusia yang kurang memadai.
4. Ketidakpastian waktu penyelesaian paspor.
Indikator Efektivitas Pelayanan menurut Gibson
dalam Makmur (2008:125) :
1. Produktivitas
2. Efisiensi
3. Fleksibilitas
4. Keunggulan
5. Pengembangan
6. Kepuasan
Pelayanan Paspor dengan
menggunakan Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian
(SIMKIM) berjalan dengan efektif.
69
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya. Hipotesis merupakan hasil dari
refleksi peneliti berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori yang digunakannya
sebagai dasar argumentasi.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas, peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut :
“Efektivitas pelayanan Pembuatan Paspor dengan Menggunakan Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
Tidak Berjalan dengan Efektif atau ≤ 70%.”
Adapun pernyataan hipotesis dalam penelitian ini secara lebih jelas dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Hipotesis Nol (Ho) : Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor dengan
Menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang Tidak Berjalan dengan efektif
atau ≤ 70%.
2. Hipotesis Alternatif (Ha) : Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor
dengan Menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian
(SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang Berjalan dengan
efektif atau > 70%.
70
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan unsur yang mutlak yang harus ada dalam suatu
penelitian. Metode penelitian adalah cara mengenai bagaimana suatu penelitian
dilakukan, baik tata cara pengumpulan data serta penulisan laporan penelitian
yang sesuai dengan obyek penelitian yang ada di lokasi. Untuk menyelesaikan
permasalahan di dalam penelitian ini terhadap fokus permasalahan yang telah
dibuat, maka peneliti menggunakan desain penelitian untuk mengkaji lebih dalam
penelitian yang dilakukan.
Adapun metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
yang berjudul ―Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor dengan menggunakan
Ssitem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I
Kota Tangerang‖ ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih (independent) tanpa membuat suatu perbandingan, atau menghubungkan
dengan variabel yang lainnya. (Sugiyono, 2007:35)
71
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, penentuan fokus penelitian berdasarkan hasil studi
pendahuluan, pengalaman, dan referensi. Untuk memudahkan penelitian, peneliti
akan membatasi ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini. Dalam
penelitian tentang Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor dengan Menggunakan
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I
Kota Tangerang ini, maka peneliti akan memfokuskan pada seberapa besar
efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang.
3.3 Lokasi Penelitian
Adapun dalam penelitian ini yang akan menjadi lokasi penelitian peneliti
adalah di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang yang berlokasi di Jalan Taman
Makam Pahlawan Taruna No.10 Tangerang. Lokasi ini dipilih karena sudah
menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelayanan pada
masyarakat dan internal organisasinya dan juga banyaknya jumlah pemohon
paspor setiap harinya.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kajian
yang menganalisis indikator-indikator dari efektivitas pelayanan yang
72
dikemukakan oleh Gibson dalam Makmur (2008:125), indikator-
indikator tersebut ialah :
1. Produktivitas
2. Efisiensi
3. Fleksibilitas
4. Keunggulan
5. Pengembangan
6. Kepuasan
3.4.2 Definisi Operasional
Dalam setiap indikator yang akan diteliti, tentunya memiliki sub
indikator atau variabel yang menjelaskan secara lebih detail konsep dari
setiap indikator yang akan diteliti. Adapun penjelasannya dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Operasional Variabel
No.
Indikator
Sub Indikator
1
Produktivitas
1. Kualitas dan kuantitas pegawai
pemberi pelayanan. 2. Kinerja pegawai dalam proses
pembuatan paspor.
2
Efisiensi
1. Ketepatan waktu proses pelayanan
paspor. 2. Kemampuan fasilitas kerja dalam
menunjang pelayanan paspor.
73
3
Fleksibilitas
1. Komunikasi dan interaksi yang jelas. 2. Kemampuan menghadapi perubahan
atau masalah yang terjadi.
4
Keunggulan
1. Kualitas paspor yang di hasilkan dan
jaminan pelayanan yang diberikan. 2. Kinerja pegawai dalam pelayanan. 3. Pemberian pelayanan sesuai dengan
standar aturan yang berlaku.
5
Pengembangan
1. Kemampuan pegawai dalam
menangani kesalahan. 2. Kelengkapan sarana dan prasarana
penunjang pelayanan paspor.
6
Kepuasan
1. Sikap pegawai dalam memberikan
pelayanan keimigrasian. 2. Kualitas pegawai dalam memberikan
pelayanan keimigrasian.
Sumber : Peneliti 2014
3.5 Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah serangkaian bentuk kegiatan untuk
mengukur sebuah fenomena sosial maupun alam yang tentunya harus ada dan
menggunakan alat ukur yang baik. Instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti dan diukur dari indikator-indikator variabel
yang diberikan oleh peneliti.
Menurut Sugiyono (2007:119), instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dan
74
diukur dari indikator-indikator variabel yang diberikan oleh peneliti. Instrumen
yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah alat bantu kuesioner.
Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan
untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat. Oleh karena itu, setiap instrumen
harus mempunyai skala pengukuran. Skala pengukuran yang digunakan oleh
peneliti yaitu skala Likert. Skor dalam skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab
responden. Kemudian diberikan jawaban setiap item instrumennya secara gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif. Jawaban setiap item diberi skor, seperti
berikut ini (Sugiyono, 2007:107) :
Tabel 3.2
Skor dalam Penelitian
Jawaban
Skor
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Kurang Setuju
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
75
Berikut ini adalah indikator dari efektivitas pelayanan. Adapun kisi-kisi yang
dapat digunakan sebagai indikator-indikator pada instrumen penelitian ini antara
lain :
Tabel 3.3
Instrumen Penelitian
No.
Dimensi
Indikator
No. Item
Instrumen 1
Produktivitas
1. Kualitas dan kuantitas
pegawai pemberi pelayanan. 2. Kinerja pegawai dalam
proses pembuatan paspor.
1,2,3
4,5
2
Efisiensi
1. Ketepatan waktu proses
pelayanan paspor. 2. Kemampuan fasilitas kerja
dalam menunjang pelayanan paspor.
6,7,
8,9,10
3
Fleksibilitas
1. Komunikasi dan interaksi
yang jelas. 2. Kemampuan menghadapi
perubahan atau masalah yang terjadi.
11,12
13,14
4
Keunggulan
1. Kualitas paspor yang di
hasilkan dan jaminan pelayanan yang diberikan.
2. Kinerja pegawai dalam pelayanan.
3. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar aturan yang berlaku.
15,16,17
18,19
20,21
76
5
Pengembangan
1. Kemampuan pegawai dalam
menangani kesalahan. 2. Kelengkapan sarana dan
prasarana penunjang pelayanan paspor.
22,23
24,25,26
6
Kepuasan
1. Sikap pegawai dalam
memberikan pelayanan keimigrasian.
2. Kualitas pegawai dalam memberikan pelayanan keimigrasian.
27,28,29
30,31,32
Sumber : Peneliti 2014
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data lapangan yang
berasal dari lokus penelitian yakni Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang yang
merupakan penyedia data-data tentang pelayanan keimigrasian. Adapun beberapa
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut (Sugiyono,
2007:156) :
1. Data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya
(sampel atau responden) dengan menggunakan teknik pengumpulan
data tertentu.
2. Data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari sumber kedua,
yang dapat berbentuk buku-buku ilmiah, dokumentasi adminstrasi, atau
bahan lain yang sudah merupakan data hasil olahan yang digunakan
sebagai data awal maupun data pendukung dalam penelitian.
Selanjutnya, dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi, studi literatur dan
kuesioner. Hal ini dilakukan agar hasil dari penelitian ini lebih baik dan dapat
77
dijadikan bahan referensi oleh peneliti lain. Pengertian-pengertian dari kelima
teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Dalam penelitian
ini, penulis melakukan observasi di Kantor Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang untuk mengetahui pengaruh Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian (SIMKIM) yang diterapkan terhadap Efektivitas
Pelayanan Pembuatan Paspor yang kemudian dijadikan sebagai bahan
dalam mendukung penulisan penelitian ini.
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah mengumpulkan dokumen dan data-data yang
diperlukan dalam penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat
mendukung dan menambah kepercayaan serta pembuktian suatu
kejadian.
3. Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan yaitu dengan mempelajari sejumlah buku,
tulisan, dan karya ilmiah yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti.
4. Kuesioner/Angket
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Terdapat beberapa pernyataan
78
tentang seputar objek penelitian yang nantinya akan disebarkan kepada
responden yang telah ditentukan sebelumnya.
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Untuk mengukur dan mengetahui hasil dari sebuah penelitian salah satu
faktor yang dapat diuji yaitu menggunakan populasi dan sampel. Menurut
Sugiyono (2007:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti kemudian ditarik kesimpulan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007:91).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh jumlah pemohon paspor di Kantor
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang pada tahun 2013. Berdasarkan data yang
diperoleh peneliti dari Kantor Imigrasi Kota Tangerang terdapat 74.001 pemohon.
Pada penelitian ini tidak semua populasi dijadikan sampel karena
keterbatasan waktu, tenaga dan lain-lain. Adapun dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu teknik Accidental Sampling.
Accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau incidental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data (Nanang, 2010:70). Dalam penelitian ini, penarikan
jumlah sampel yang digunakan untuk populasi pemohon paspor Kantor Imigrasi
Kelas I Kota Tangerang adalah dengan menggunakan rumus Taro Yamane jadi
79
populasi target (N) sebanyak 74.001 orang dan menetapkan taraf kesalahan (e)
sebesar 7% (Riduwan, 2007:65).
Adapun lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :
N n = ——— N.d² + 1 74.001 n = 74.001.(0,7)² + 1 74.001 n = 74.001 (0,49) + 1 74.001 n = ———— 362,6049 + 1 74.001 n = ———— 364 n = 203,29 n = 203
Jadi, jumlah sampel pemohon paspor di kantor Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang adalah sebanyak 203 orang. Dengan jumlah sampel tersebut dapat
mewakili anggota populasi yang ada.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data merupakan awal dari proses analisis data. Teknik
pengolahan data merupakan tahapan dimana data dipersiapkan, diklasifikasikan,
dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan proses berikutnya yaitu
80
analisis data. Data yang telah terkumpul diolah dengan melalui beberapa proses
berikut ini :
1. Memeriksa (editing), yaitu proses pemeriksaan kembali yang dilakukan
secara berulang-ulang dan cermat terhadap catatan, berkas-berkas, dan
informasi yang dikumpulkan oleh peneliti dan yang dilakukan terhadap
angket/kuesioner agar dapat meningkatkan kehandalan data.
2. Memberi Tanda Kode (Coding), yaitu mengklasifikasikan jawaban
responden berdasarkan macamnya dengan memberikan kode terhadap
jawaban responden sesuai dengan kategori masing-masing.
3. Tabulasi data (Tabulating), yaitu tahap penyusunan data berdasarkan
jenis-jenis data serta perhitungan data yang disajikan dalam bentuk-bentuk
tabel. Pada tahap ini, data sudah selesai diproses dan sudah dapat dibaca.
Setelah data selesai diolah, kemudian dilakukan analisis data terhadap data
yang sudah dikumpulkan. Analisis data merupakan upaya peneliti untuk
menyederhanakan dan menyajikan data dengan mengelompokkan dalam suatu
bentuk yang berarti sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan oleh
pembaca. Menurut Sugiyono (2007:169) analisis data adalah mengelompokkan
data berdasarkan variabel dari jenis responden, mentabulasi data berdasarkan
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah
dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data kuantitatif, dimana
diperlukan perhitungan matematis atau teknik statistik sebagai alat bantu analisis.
81
Untuk menguji hipotesis deskriptif ini menggunakan teknik pengolahan dan
analisis data sebagai berikut :
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat
ukur untuk mampu melakukan fungsinya. Alat ukur yang dapat
digunakan dalam pengujian validitas suatu kuesioner adalah angka hasil
skor pertanyaan ataupun skor pernyataan keseluruhan responden
terhadap informasi dalam kuesioner.
Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang hendak diukur atau diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
(Riduwan, dkk.,2011:194).
Pengujian validitas dalam instrumen dalam penelitian ini dengan
menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment. Untuk
mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen yang telah dibuat itu
valid atau tidak dapat diketahui dengan cara membandingkan dengan
nilai r tabel. Jika koefisien korelasi Pearson (r) setiap item pernyataan
positif dan ≥ dari r tabel maka item pertanyaan tersebt dinyatakan valid.
Adapun rumus Korelasi Pearson Product Moment (Sugiyono,
2008:183) sebagai berikut :
})(}{)({
))((2222 YYnXXn
YXXYnrxy
82
Keterangan :
r = koefisien korelasi product moment
∑x = jumlah skor dalam selebaran X
∑y = jumlah skor dalam selebaran Y
∑xy = jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan
∑x2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam selebaran X
∑y2 = jumlah skor yang akan dikuadratkan dalam selebaran Y
N = jumlah sampel
3.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata bahasa inggris rely, yang berarti
percaya, dan reliabel yang berarti sebagai keterpercayaan. Dengan
demikian reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan. Relibilitas
digunakan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil
pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi
sebagai alat ukur obyek atau responden.
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal
konsistensi dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yakni
perhitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi
diantara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner. Dengan dilakukan uji
reliabilitas maka akan menghasilkan suatu instrumen yang benar-benar
tepat atau akurat. Sebagai pedoman reliabilitas instrumen, peneliti
mengacu pada siegel yang menyatakan bahwa apabila koefisien
reliabilitas instrumen yang dihasilkan lebih besar dari 0,3 berarti
83
instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang baik. Uji reliabilitas
dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas
instrumen pada penelitian ini menggunakan bantuan piranti lunak
Statistic Program Social Science (SPSS) versi 16. Adapun rumus Alpha
Cronbach (Arikunto, 2010:240) sebagai berikut :
2
2
11 11 t
b
kkr 2
t
22bb
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrument
k = banyak butir pertanyaan
2t2t = varians total
2b22bb = jumlah varians butir
3.7.3 Uji T-test
Pengujian hipotesis dalam penelitian akan menggunakan uji T
karena variabel penelitian dalam penelitian ini bersifat tunggal. Uji T-
test digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu atau lebih
variabel yang datanya berbentuk interval maka digunakan uji T-test
sampel, dan menggunakan uji pihak kanan, karena t tabel berada
disebelah kanan t hitung. Data sampel akan diberlakukan untuk
populasi ini dinyatakan dalam bentuk persentase dengan tingkat
kesalahan 5%. Untuk menganalisis Efektivitas Pelayanan Pembuatan
84
Paspor dengan Menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang, maka dalam
menguji hipotesis deskriptif ini akan menggunakan uji T-test
(Sugiyono, 2008:178) sampel dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
t = nilai t yang di hitung
= nilai rata-rata
µ = nilai yang di hipotesiskan
s = simpangan baku
n = jumlah anggota sampel
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hipotesis Nol (Ho) lebih
kecil atau sama dengan (≤) dan Hipotesis Alternatifnya (Ha) lebih besar
(>) sehingga yang digunakan adalah uji pihak kanan dengan taraf
kesalahan 5%. Dengan demikian berlaku ketentuan :
1. Bila t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2. Bila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
85
3.8 Jadwal Penelitian
Tempat : Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
Jalan Taman Makam Pahlawan Taruna No.10 Tangerang
Lama Penelitian : Januari – Desember 2014
Adapun perincian waktu penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Tahun 2014
Jan. Feb. Mar. Apr. Mei. Juni Juli Ags. Sep. Okt. Nov. Des.
1 Observasi Awal
2 Pengumpulan Data
3 Penyusunan Proposal
4 Seminar Proposal
5 Proses Bimbingan
6 Pengolahan Data
7 Analisis Data
8 Sidang Skripsi
9 Revisi Akhir
86
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang dibentuk pada tahun 1998
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.03.PR.07.04
Tahun 1998 tanggal 03 Agustus 1998 dengan struktur organisasi atau
klasifikasi Kantor Imigrasi Kelas II. Setelah berdirinya Provinsi Banten pada
tanggal 17 Oktober 2000 dengan pusat pemerintahan yang berada di Serang,
dimana wilayah ini juga di dirikan Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan
HAM Provinsi Banten pada tanggal 21 Maret 2003 maka Kantor Imigrasi
Kelas II Tangerang beralih dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kantor Wilayah
Kementrian Hukum dan HAM Jawa Barat menjadi UPT dibawah naungan
Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Provinsi Banten. Pada
perkembangan selanjutnya menjadi Kantor Imigrasi Kelas I sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor : M-12.PR.07.04 Tahun 2001 tanggal 30 Juli 2007.
4.1.2 Visi dan Misi Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang memiliki visi dan misi sebagai
berikut :
87
1. Visi
Memberikan pelayanan berkualitas, cepat, tepat dan responsif
terhadap masyarakat pemohon jasa keimigrasian.
2. Misi
i. Mewujudkan pelayanan prima dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat dengan berbasiskan Teknologi Informasi.
ii. Melakukan pengamanan dalam penerbitan dokumen keimigrasian
dan perizinan keimigrasian.
iii. Melakukan penegakan hukum dan pengawasan terhadap kegiatan
dan keberadaan orang asing di wilayah kerja Kantor Imigrasi
Tangerang.
iv. Mewujudkan clean governance dalam menunjang pembangunan
nasional.
v. Mewujudkan pegawai Imigrasi Tangerang memiliki wawasan ke
depan (strategic vision) dan pandangan ke depan (visioner) dan
memiliki daya tanggap (responsiveness) akan perubahan dan
tuntutan.
88
Gambar 4.1
Gedung Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang
Sumber : (Hasil Penelitian Lapangan, 2014)
4.1.3 Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
Berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M. 03. PR. 07. 04
Tahun 1998 tanggal 03 Agustus 1998 wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I
Kota Tangerang adalah sebagai berikut :
1. Kota Tangerang
Dengan luas 164,54 km2, dengan jumlah kecamatan sebanyak 13 (tiga
belas) kecamatan antara lain Batuceper, Benda, Cibodas, Ciledug,
Cipondoh, Jatiuwung, Karang Tengah, Karawaci, Larangan, Neglasari
Periuk, Pinang dan Tangerang.
89
2. Kabupaten Tangerang
Dengan luas 1.110 km2, dengan jumlah kecamatan sebanyak 21 (dua puluh
satu) kecamatan antara lain Cisoka, Tigaraksa, Jambe, Cikupa, Panangon,
Curug, Legok, Pagedangan, Pasar Kemis, Balaraja, Jayanti, Kresek,
Kronjo, Mauk, Kemiri, Sukadiri, Rajeg, Sepatan, Pakuaji, Teluk Naga, dan
Kosambi.
3. Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang
resmi berdiri pada tanggal 24 Januari 2009, dengan luas wilayah 147,19
km2 dan dengan jumlah kecamatan sebanyak 8 (delapan) kecamatan antara
lain Ciputat, Pamulang, Pondok Aren, Cisauk, Setu Serpong Utara, Ciputat
Timur.
Gambar 4.2
Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
Sumber : (Seksi Infokim Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang, 2013)
90
4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang terdiri dari :
1. Bidang Tata Usaha
Bidang Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan
urusan rumah tangga Kantor Imigrasi. Untuk menyelenggarakan tugas
tersebut, bidang tata usaha mempunyai tugas :
1. Melakukan urusan kepegawaian.
2. Melakukan urusan keuangan.
3. Melakukan urusan surat menyurat, perlengkapan dan rumah tangga.
Bagian Tata Usaha terdiri dari :
1. Sub. Bagian Kepegawaian dan Umum
Sub Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melakukan
urusan kepegawaian, urusan surat menyurat, perlengkapan dan
rumah tangga di lingkungan Kantor Imigrasi sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Sub. Bagian Keuangan
Sub bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan
keuangan Kantor Imigrasi berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Bidang Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian
Bagian Informasi dan Sarana Komunikasi keimigrasian mempunyai
tugas yaitu melakukan penyebaran dan pemanfaatan informasi serta
91
pengelolaan sarana komunikasi keimigrasian di lingkungan Kantor
Imigrasi yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, bidang
Informasi dan Sarana komunikasi Keimigrasian mempunyai fungsi :
1. Melakukan pengumpulan, penelaahan, analisis data, evaluasi,
penyajian informasi dan penyebaran untuk penyelidikan
keimigrasian.
2. Melakukan pemeliharaan, pengamanan dokumentasi keimigrasian
dan penggunaan serta pemeliharaan sarana komunikasi.
Bidang Informasi dan Sarana komunikasi terdiri dari :
1. Seksi Informasi Keimigrasian
Seksi Informasi Keimigrasian mempunyai tugas melakukan
penyebaran dan pemanfaatan informasi mengenai warga negara
Indonesia dan orang asing dalam rangka kerja sama tukar menukar
informasi untuk pengamanan teknik operasional keimigrasian.
2. Seksi Sarana Komunikasi Keimigrasian
Seksi Sarana Komunikasi Keimigrasian mempunyai tugas
melakukan pemeliharaan dan pengamanan dokumentasi
keimigrasian serta melakukan penggunaan pemeliharaan sarana
komunikasi.
3. Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian
Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian mempunyai tugas
melakukan kegiatan keimigrasian di lingkungan kantor Imigrasi yang
92
bersangkutan berdasarkan di bidang lalu lintas dan status perundang-
undangan yang berlaku. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut,
bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian mempunyai fungsi :
1. Melakukan pemberian dokumen perjalanan, izin berangkat dan izin
kembali.
2. Melakukan penentuan status keimigrasian bagi orang asing yang
berada di Indonesia.
3. Melakukan suatu penelitian terhadap kebenaran bukti-bukti
kewarganegaraan seseorang mengenai status kewarganegaraan.
Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian terdiri dari :
1. Seksi Keimigrasian
Seksi Perizinan Keimigrasian mempunyai tugas melakukan urusan
perizinan pemberian Surat Perjalanan RI, izin masuk/keluar
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
2. Seksi Status Keimigrasian
Seksi Status Keimigrasian mempunyai tugas melakukan urusan
penyaringan, penelitian, penyelesaian permohonan izin tinggal, alih
status izin keimigrasian dan penelitian terhadap kebenaran bukti-
bukti kewarganegaraan seseorang dan memberikan surat keterangan
keimigrasian dalam rangka kelengkapan permohonan sebuah
pewarganegaraan.
93
4. Bidang Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian
Bidang Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian mempunyai tugas
melakukan pengawasan dan penindakan keimigrasian terhadap orang
asing di lingkungan Kantor Imigrasi yang bersangkutan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menyelenggarakan
tugas tersebut, bidang Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian
mempunyai sifat :
1. Melakukan pemantauan terhadap pelanggaran perizinan
keimigrasian dan mengadakan kerjasama antar instansi di bidang
pengawasan orang asing.
2. Melakukan penyidikan dan penindakan terhadap pelanggaran
keimigrasian.
Bidang Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian terdiri dari :
1. Seksi Pengawasan Keimigrasian
Seksi Pengawasan Keimigrasian mempunyai tugas melakukan
pemantauan terhadap pelanggaran perizinan keimigrasian dan
mengadakan kerjasama antar instansi di bidang pengawasan orang
asing.
2. Seksi Penindakan Keimigrasian
Seksi Penindakan Keimigrasian mempunyai tugas melakukan
penyidikan dan penindakan, pencegahan dan penangkalan,
penampungan sementara dan perawatan orang asing yang belum
dapat dipulangkan, pemulangan dan pengusiran terhadap
94
pelanggaran keimigrasian berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4.1.5 Lokasi Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
Berdasarkan letaknya, kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang berada di
pusat Kota Tangerang tepatnya berada di Jalan Taman Makam Pahlawan
Taruna Nomor 10 Tangerang, dengan letak yang strategis dan berdekatan
dengan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang hal ini membuat Kantor Imigrasi
Kelas I Kota Tangerang mudah diakses oleh seluruh masyarakat.
4.1.6 Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai Imigrasi Kelas I Kota Tangerang sebanyak 107 orang.
Jumlah pegawai ini merupakan unsur penunjang utama dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi Imigrasi Kelas I Kota Tangerang. Adapun kondisi
pegawai Imigrasi Kelas I Kota Tangerang adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Pegawai Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
Jenis
Kelamin
Gol IV Gol III Gol II Gol I
Jumlah a b c d a b c d a b c d a b c d
Laki-laki
1
-
-
-
6
21
6
3
9
2
12
2
-
-
-
-
62
Perempuan
-
-
-
-
10
23
1
2
1
1
6
1
-
-
-
-
45
Jumlah
1
-
-
-
16
44
7
5
10
3
18
3
-
-
-
-
107
Sumber : (Seksi Infokim Imigrasi Kelas I Kota Tangerang, 2013)
Berdasarkan tabel di atas, kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
memiliki jumlah pegawai yang cukup banyak mulai dari pimpinan sampai
95
pegawai staf atau pelaksana yakni keseluruhannya berjumlah 107 orang. Dari
jumlah pegawai tersebut didominasi oleh pegawai berjenis kelamin laki-laki
yang berjumlah 62 orang dan pegawai perempuan hanya berjumlah 45 orang .
Dari segi tingkat golongan, pegawai Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
didominasi oleh pegawai dengan tingkat golongan III/b yaitu berjumlah 44
orang dan yang paling sedikit yaitu golongan IV/a yaitu berjumlah 1 orang.
4.1.7 Direktorat Jenderal Imigrasi
Adapun kedudukan, tugas dan fungsi dari Direktorat Jenderal Imigrasi
adalah sebagai berikut :
1. Kedudukan
Direktorat Jenderal Imigrasi adalah unsur pelaksana yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia. Direkorat Jenderal Imigrasi dipimpin oleh seorang Direktur
Jenderal.
2. Tugas
Direktorat Jenderal Imigrasi mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang imigrasi.
3. Fungsi
Untuk melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud di atas.
Direktorat Jenderal Imigrasi menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijakan Departemen di bidang
keimigrasian.
96
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang keimigrasian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Penyusunan norma, standar, pedoman, prosedur dan kriteria di
bidang keimigrasian.
4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang imigrasi.
5. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Jenderal Imigrasi.
6. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengamanan teknis
operasional di bidang keimigrasian.
7. Pengawasan teknis atas pelaksanaan tugas di bidang keimigrasian.
8. Pembinaan dan pengelolaan sumber daya manusia, keuangan,
perlengkapan, sistem dan metode di bidang keimigrasian.
9. Pelayanan teknis di bidang keimigrasian.
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik
4.2.1 Uji Validitas
Pengujian validitas dengan menggunakan alat bantu piranti lunak Statistic
Program Social Science (SPSS) versi 16 dengan hasil sebagai berikut :
97
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas (Uji Butir Pertanyaan)
Nomor Item
Koefisien Korelasi (r Hitung)
r Tabel Keterangan
1 0,471 0,138 Valid
2 0,366 0,138 Valid
3 0,368 0,138 Valid
4 0,365 0,138 Valid
5 0,325 0,138 Valid
6 0,363 0,138 Valid
7 0,358 0,138 Valid
8 0,362 0,138 Valid
9 0,424 0,138 Valid
10 0,444 0,138 Valid
11 0,255 0,138 Valid
12 0,510 0,138 Valid
13 0,277 0,138 Valid
14 0,421 0,138 Valid
15 0,503 0,138 Valid
16 0,472 0,138 Valid
17 0,228 0,138 Valid
18 0,403 0,138 Valid
19 0,428 0,138 Valid
20 0,390 0,138 Valid
21 0,400 0,138 Valid
22 0,322 0,138 Valid
23 0,476 0,138 Valid
24 0,293 0,138 Valid
25 0,427 0,138 Valid
26 0,445 0,138 Valid
27 0,506 0,138 Valid
28 0,427 0,138 Valid
29 0,450 0,138 Valid
30 0,414 0,138 Valid
31 0,429 0,138 Valid
32 0,451 0,138 Valid
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Adapun kriteria item atau butir instrumen yang digunakan adalah apabila r
hitung > r tabel, berarti item atau butir instrumen dinyatakan valid, dan jika r
98
hitung < r tabel, berarti item atau butir instrumen dinyatakan tidak valid.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua instrumen adalah valid
dibuktikan dari nilai r hitung, r tabel pada taraf signifikasi 5 persen.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Dalam menjaga kehandalan dari sebuah instrumen atau alat ukur maka
peneliti melakukan uji reliabilitas, dimana instrumen yang dilakukan uji
reliabilitas adalah instrumen yang dinyatakan valid, sedangkan instrumen yang
dinyatakan tidak valid maka tidak bisa dilakukan uji reliabilitas. Pengukuran
reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS 16.
Adapun hasil dari uji reliabilitas yang telah dilakukan dalam penelitian ini
adalah nilai Alpha Cronbach sebesar 0,826. Jika mengacu pada Siegel yang
menggunakan pedoman reliability instrumen adalah sebesar 0,3 maka artinya
0,826 > 0,3 sehingga instrumen yang diuji dapat reliabel.
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.826 32
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
99
4.3 Deskripsi Data
4.3.1 Identitas Responden
Dalam penelitian yang berjudul yang berjudul “Efektivitas Pelayanan
Pembuatan Paspor dengan Menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang” yakni
yang menjadi responden dalam peneltian ini adalah para pemohon paspor di
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang dengan Jumlah responden sebanyak
203 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik Accidental
Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yang dianggap
cocok sebagai sumber data.
Dalam rangka memudahkan penelitian ini, peneliti mengelompokkan dan
mengolah data hasil penelitian dengan membagi pernyataan-pernyataan dalam
angket sesuai dengan indikator-indikator yang akan diukur berdasarkan teori
yang peneliti anggap sesuai dengan tujuan penelitian ini. Dalam mengisi
angket, responden diminta untuk memberikan identitas diri sebagai penunjang
data, dimana identitas diri meliputi nama, jenis kelamin, usia dan tingkat
pendidikan. Berikut ini pemaparan data identitas diri responden yang terdapat
dalam angket.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah 1 Perempuan 105 2 Laki-Laki 98
Jumlah 203
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
100
Berdasarkan tabel 4.4 di atas maka dapat diketahui jumlah responden
sebanyak 203 orang. Jumlah diatas menjelaskan bahwa yang menjadi
responden penelitian di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang yaitu para
pemohon paspor, dimana lebih banyak didominasi oleh pemohon perempuan
yaitu sebanyak 105 orang dibandingkan dengan pemohon laki-laki yaitu
sebanyak 98 orang.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah 1 < 20 Tahun 9 2 21-30 Tahun 81 3 31-40 Tahun 92 4 41-50 Tahun 21
Jumlah 203
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan tabel diatas 4.5 diatas maka dapat diketahui bahwa para
pemohon paspor (responden) dalam penelitian ini berdasarkan tingkat usianya
didominasi oleh tingkat usia antara 31-40 tahun yaitu sebanyak 92 orang.
Selanjutnya, tingkat usia 21-30 tahun sebanyak 81 orang. Tingkat usia 41-50
tahun sebanyak 21 orang dan tingkat usia < 20 tahun sebanyak 9 orang.
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) 30 2 Diploma 42 3 S1 78 4 S2/S3 12
Jumlah 203
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
101
Berdasarkan tabel 4.6 di atas maka dapat diketahui bahwa karakteristik
para pemohon paspor (responden) dalam penelitian ini berdasarkan tingkat
pendidikannya didominasi oleh responden yang memiliki latar belakang
pendidikan S1 yaitu sebanyak 78 orang. Selanjutnya, pada tingkat Diploma
sebanyak 42 orang dan pada tingkat SMA sebanyak 30 orang. Yang terakhir
yaitu pada tingkat pendidikan S2 sebanyak 12 orang.
4.3.2 Analisis Data
Dalam penelitian ini jenis dan analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, maka data yang diperoleh tidak
hanya berbentuk kalimat dari hasil wawancara dan pernyataan dari hasil
penyebaran angket, melainkan dari hasil penelitian yang berbentuk angka yang
kemudian diolah. Skala yang dipakai dalam angket ini adalah skala Likert,
dimana pemilihan jawaban terdiri atas 5 item skoring, antara lain skor 5 untuk
penilaian sangat setuju, skor 4 untuk penilaian setuju, skor 3 untuk penilaian
kurang setuju, skor 2 untuk penilaian tidak setuju dan skor 1 untuk penilaian
sangat tidak setuju. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 6 (enam)
indikator-indikator efektivitas menurut Gibson dalam Makmur (2008:125)
yakni produktivitas, efisiensi, fleksibilitas, keunggulan, pengembangan dan
kepuasan.
Untuk mengetahui dan menjelaskan lebih dalam mengenai efektivitas
pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang terkait dengan 6 indikator dari teori yang telah dirumuskan sesuai
102
dengan apa yang ditemukan di lapangan, adapun lebih lengkapnya peneliti
menguraikannya dalam bentuk diagram disertai penjelasan dan kesimpulan
hasil jawaban dari pernyataan yang diajukan kepada para responden melalui
penyebaran angket yaitu sebagai berikut :
4.3.2.1 Produktivitas
Terdapat 5 (lima) butir pernyataan yang berhubungan dengan indikator
produktivitas, antara lain :
Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai Imigrasi Kelas I
Kota Tangerang bekerja secara cepat dalam memberikan pelayanan.
Didapatkan data hasil penelitian bahwa 18 responden menjawab sangat setuju,
102 responden menjawab setuju, 49 responden menjawab kurang setuju, 25
responden menjawab tidak setuju dan 9 responden menjawab sangat tidak
setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
103
Diagram 4.1 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Imigrasi Bekerja Secara Cepat
dalam Memberikan Pelayanan
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.1 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 9 persen
responden menjawab sangat setuju, 50 persen responden menjawab setuju, 24
persen menjawab kurang setuju, 12 persen menjawab tidak setuju, dan 5 persen
sangat tidak setuju. Mayoritas responden 9 persen menjawab sangat setuju dan
50 persen menjawab setuju, hal ini dapat diartikan bahwa para pegawai di
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang sudah bekerja secara cepat guna
memberikan pelayanan secara maksimal dalam pelayanan paspor. Tetapi
terdapat 24 persen menjawab kurang setuju dan 12 persen menjawab tidak
setuju hal dikarenakan tidak semua dari pegawai tersebut bekerja secara cepat
dalam memberikan pelayanan.
Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang yang bekerja saat ini sudah sesuai dengan keahlian bidangnya
0
20
40
60
80
100
120
18
102
49
25
9
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
104
masing-masing. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa 17 responden
menjawab sangat setuju, 109 responden menjawab setuju, 43 responden
menjawab kurang setuju, 27 responden menjawab tidak setuju dan 7 responden
menjawab sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Diagram 4.2 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Imigrasi Yang Bekerja Saat Ini
Sudah Sesuai Dengan Keahlian Bidangnya Masing-Masing
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa 8 persen
responden menjawab sangat setuju, 54 persen responden menjawab setuju, 21
persen responden menjawab kurang setuju, 13 persen responden menjawab
tidak setuju, dan 4 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
dari para responden menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa
para pegawai yang bekerja di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang sudah
sesuai dengan keahlian bidangnya masing-masing sehingga para pegawai yang
0
20
40
60
80
100
120
17
109
43
27
7
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
105
bekerja sudah menguasai bidang pekerjaanya masing-masing sesuai dengan
latar belakang pendidikannya masing-masing.
Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan jumlah pegawai yang bekerja di
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang saat ini sudah mampu melayani
permintaan pelayanan keimigrasian yang ada. Data hasil penelitian
menunjukkan bahwa 18 responden menjawab sangat setuju, 118 responden
menjawab setuju, 47 responden menjawab kurang setuju, 17 responden
menjawab tidak setuju dan 3 responden menjawab sangat tidak setuju. Untuk
lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Diagram 4.3 Jawaban Responden Mengenai Jumlah Pegawai yang Ada Saat Ini Sudah
Mampu Melayani Permintaan Pelayanan Keimigrasian Yang ada
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa 9 persen
responden menjawab sangat setuju, 58 persen responden menjawab setuju, 23
persen menjawab kurang setuju, 8 persen responden menjawab tidak setuju dan
0
20
40
60
80
100
120
18
118
47
17 3
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
106
2 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Berdasarkan data tersebut
kita dapat ketahui bahwa sebagian dari masyarakat pengguna jasa pelayanan
keimigrasian menilai setuju bahwa jumlah pegawai yang ada saat ini sudah
mampu menangani permintaan paspor yang. Akan tetapi ada responden yang
menilai kurang setuju. Hal ini juga membuktikan bahwa ada beberapa bagian
dari masyarakat yang merasa masih kurang puas terhadap pelayanan yang
diberikan oleh Imigrasi Kelas I Kota Tangerang dikarenakan jumlah pegawai
yang ada belum mampu menangani permintaan masyarakat.
Keempat, pernyataan yang berkaitan dengan kerjasama pegawai dalam
memberikan pelayanan paspor. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa 24
responden menjawab sangat setuju, 109 responden menjawab setuju, 52
responden menjawab kurang setuju, 16 responden menjawab tidak setuju dan 2
responden menjawab sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan
sebagai berikut :
107
Diagram 4.4 Jawaban Responden Mengenai Kerjasama Pegawai Dalam Memberikan
Pelayanan
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.4 di atas dapat dijelaskan bahwa 12 persen
responden menjwab sangat setuju, 54 persen responden menjawab setuju, 24
persen responden menjawab kurang setuju, 8 persen responden menjawab tidak
setuju dan 1 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Berdasarkan data
tersebut kita dapat ketahui bahwa antara pegawai di Kantor Imigrasi Kota
Tangerang dalam melakukan atau mengerjakan pekerjaanya saling membantu
ataupun kerjasama sehingga kualitas pekerjaan yang dihasilkan baik serta
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat lebih maksimal.
Kelima, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai bekerja secara cekatan
dalam memberikan pelayanan paspor. Data hasil penelitian menunjukkan
bahwa 25 responden menjawab sangat setuju, 106 responden menjawab setuju,
49 responden menjawan kurang setuju, 14 responden menjawab tidak setuju,
0
20
40
60
80
100
120
24
109
52
16 2
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
108
dan 9 responden menjawan sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Diagram 4.5 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Bekerja Secara Cekatan Dalam
Memberikan Pelayanan
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa 12 persen
responden menjawab sangat setuju, 52 persen responden setuju, 24 persen
responden menjawab kurang setuju, 7 persen responden menjawab tidak setuju
dan 5 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Berdasarkan data
tersebut kita dapat ketahui bahwa pegawai yang bekerja di Kantor Imigrasi
Kelas I Kota Tangerang dalam mengerjakan pekerjaanya dilakukan secara
cekatan sehingga pelayanan yang dihasilkan dinilai baik. Tetapi sebanyak 24
persen dari responden menjawab kurang setuju, hal ini berarti ada sebagian
kecil pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang tidak bekerja secara
cekatan sehingga pelayanannya menjadi tidak maksimal.
0
20
40
60
80
100
120
25
106
49
14 9
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
109
4.3.2.2 Efisiensi
Terdapat 5 (lima) butir pernyataan yang berhubungan dengan indikator
efisiensi, antara lain :
Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan penyelesaian atau penerbitan
paspor tepat waktu. Hasil data penelitian yang ada dilapangan menunjukkan
bahwa 26 responden menjawab sangat setuju, 112 responden menjawab sangat
setuju, 38 responden menjawab kurang setuju, 19 responden menjawab tidak
setuju dan hanya 8 responden yang menjawab sangat tidak setuju. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :
Diagram 4.6 Jawaban Responden Mengenai Penyelesaian atau Penerbitan Paspor
Tepat Waktu
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa 13 persen
responden menjawab sangat setuju, 55 persen responden menjawab setuju, 19
persen responden menjawab kurang setuju, 9 persen menjawab tidak setuju dan
0
20
40
60
80
100
120
26
112
38
19 8
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
110
4 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Berdasarkan data tersebut
kita dapat ketahui bahwa pelayanan paspor yang dilakukan di Imigrasi Kelas I
Kota Tangerang pada saat proses penerbitan atau penyelesaian paspor sudah
cukup tepat pada waktu. Hal ini dibuktikan dengan 13 persen menjawab sangat
setuju dan 55 persen responden menjawab setuju terkait hal tersebut. Tetapi
ada 19 persen menjawab kurang setuju dan 9 persen responden menjawab tidak
setuju. Dengan demikian menunjukkan bahwa dalam proses penerbitan atau
penyelesaian paspor di Imigrasi Kelas I Kota Tangerang belum sepenuhnya
sesuai dengan harapan masyarakat.
Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan waktu proeses pengurusan
paspor sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan data yang diperoleh
dari penyebaran angket di lokasi penelitian didapatkan hasil yaitu 16 responden
menjawab sangat setuju, 119 responden menjawab setuju, 44 responden
menjawab kurang setuju, 19 responden menjawab tidak setuju dan 5 responden
menjawab sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai
berikut :
111
Diagram 4.7 Jawaban Responden Mengenai Waktu Proses Pengurusan Paspor Sesuai
Dengan Ketentuan Yang Berlaku
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.7 di atas dapat dijelaskan bahwa 8 persen
responden menjawab sangat setuju, 59 persen responden menjawab setuju, 21
persen responden menjawab kurang setuju, 9 persen menjawab tidak setuju dan
3 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa
mayoritas dari responden 8 persen responden menjawab sangat setuju dan 59
persen menjawab setuju. Hal ini menunjukkan bahwa waktu proses pengurusan
paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang sudah sesuai dengan apa
yang di tentukan dalam aturan yang ada. Tetapi ada 21 persen masyarakat
menjawab kurang setuju, hal ini berarti tidak semua masyarakat dilayanai
secara tepat waktu sesuai dengan aturan yang ada.
Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi oleh
pegawai memberikan keakuratan dalam pelayanan paspor. Dari hasil
0
20
40
60
80
100
120
16
119
44
19
5
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
112
penyebaran angket dilapangan diperoleh hasil 26 responden menjawab sangat
setuju, 113 responden menjawab sangat setuju, 31 responden menjawab kurang
setuju, 25 responden menjawab tidak setuju dan 8 responden yang menjawab
sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :
Diagram 4.8 Jawaban Responden Mengenai Pemanfaatan Teknologi Oleh Pegawai
Memberikan Keakuratan Dalam Pelayanan Paspor
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.8 di atas dapat dijelaskan bahwa pemanfaatan
teknologi oleh pegawai dalam pelayanan paspor sudah memberikan keakuratan
terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan. Hal tersebut terlihat dari 13 persen
responden menjawab sangat setuju, 56 persen responden menjawab setuju, 15
persen responden menjawab kurang setuju, 12 persen responden menjawab
tidak setuju dan 4 persen menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas dari para
responden menjawab setuju, dengan demikian bahwa teknologi yang
dimanfaatkan oleh pegawai seperti komputer, scanner dan peralatan lainnya
0
20
40
60
80
100
120
26
113
31 25
8
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
113
dapat meningkatkan keakuratan yang tinggi sehingga meminimalisasi
kesalahan pekerjaan para pegawai.
Keempat, pernyataan yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi oleh
pegawai memberikan kecepatan dalam pelayanan paspor. Data hasil penelitian
lapangan menunjukkan bahwa 26 responden menjawab sangat setuju, 117
responden menjawab setuju, 39 responden menjawab kurang setuju, 15
responden menjawab tidak setuju dan 6 responden menjawab sangat tidak
setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Diagram 4.9 Jawaban Responden Mengenai Pemanfaatan Teknologi Oleh Pegawai
Memberikan Kecepatan Dalam Pelayanan Paspor
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.9 di atas dapat dijelaskan bahwa 13 persen
responden menjawab sangat setuju, 58 persen responden menjawab setuju, 19
persen responden menjawab kurang setuju, 7 persen responden menjawab tidak
setuju dan 3 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas dari
0
20
40
60
80
100
120
26
117
39
15 6
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
114
para responden 13 persen responden menjawab sangat setuju dan 58 persen
menjawab setuju, hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi seperti
internet, aplikasi software dan lainnya oleh para pegawai Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang memberikan kecepatan pekerjaan sehingga meningkatkan
produktivitas dan mengefisiensikan waktu kerja para pegawai
Kelima, pernyataan yang berkaitan dengan pemanfaatan fasilitas kerja
oleh pegawai memberikan kemudahan dalam pelayanan paspor. Dari hasil
penelitian lapangan menunjukkan bahwa 24 responden menjawab sangat
setuju, 121 responden menjawab setuju, 38 responden menjawab kurang setuju,
13 responden menjawab tidak setuju, dan 7 responden menjawab sangat tidak
setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Diagram 4.10 Jawaban Responden Mengenai Pemanfaatan Fasilitas Kerja Oleh Pegawai
Memberikan Kemudahan Dalam Pelayanan Paspor
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
0
20
40
60
80
100
120
140
24
121
38
13 7
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
115
Berdasarkan diagram 4.10 di atas dapat dijelaskan bahwa 12 persen
responden menjawab sangat setuju, 60 persen responden menjawab setuju, 19
persen responden menjawab kurang setuju, 6 persen responden menjawab tidak
setuju dan 3 persen menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas dari responden 12
persen menjawab sangat setuju dan 60 persen menjawab setuju, hal ini dapat
diartikan bahwa pemanfaatan fasilitas kerja seperti komputer, printer dan
peralatan kantor lainnya bagi para pegawai memberikan kemudahan pekerjaan
bagi para pegawai guna menunjang pelayanan kepada masyarakat secara
maksimal.
4.3.2.3 Fleksibilitas
Terdapat 4 (empat) butir pernyataan yang berhubungan dengan indikator
fleksibilitas, antara lain :
Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai Imigrasi Kelas I
Kota Tangerang selalu menyampaikan informasi kepada masyarakat setiap
mekanisme pelayanan paspor. Dari hasil penyebaran angket didapatkan hasil
yaitu 12 responden menjawab sangat setuju, 116 responden menjawab setuju,
50 responden menjawab kurang setuju, 22 responden menjawab tidak setuju
dan 3 responden yang menjawab sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya
dapat dijelaskan sebagai berikut :
116
Diagram 4.11 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Selalu Menyampaikan Informasi
Kepada Masyarakat Setiap Mekanisme Pelayanan Paspor
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.11 di atas dapat dijelaskan bahwa 6 persen
responden menjawab sangat setuju, 57 persen responden menjawab setuju, 24
persen responden menjawab kurang setuju, 11 persen responden menjawab
tidak setuju dan 2 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
dari responden 57 persen menjawab setuju, hal ini menunjukkan bahwa para
pegawai di Imigrasi Kelas I Kota Tangerang selalu menyampaikan informasi
terkait mekanisme pelayanan paspor secara secara berkesinambungan
(continue) dan jelas kepada para masyarakat sehingga masyarakat merasa tidak
kekurangan informasi terkait permohonan paspor. Akan tetapi terdapat 24
persen responden menjawab kurang setuju dan 11 persen responden menjawab
tidak setuju, hal ini membuktikan bahwa ada sebagian dari masyarakat merasa
0
20
40
60
80
100
120
12
116
50
22
3
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
117
kurang puas mengenai informasi yang disampaikan oleh pegawai Imigrasi
Kelas I Kota Tangerang yang dinilai masih kurang informatif bagi masyarakat.
Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan informasi yang diberikan
kepada masyarakat mudah dimengerti oleh masyarakat. Dari hasil penelitian
didapatkan hasil yaitu 30 responden menjawab sangat setuju, 113 responden
menjawab setuju, 36 responden menjawab kurang setuju, 15 responden
menjawab tidak setuju dan 9 responden menjawab sangat tidak setuju. Untuk
lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Diagram 4.12 Jawaban Responden Mengenai Informasi Yang Diberikan Kepada
Masyarakat Mudah Dimengerti Oleh Masyarakat
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.12 di atas dapat dijelaskan bahwa 15 persen
responden menjawab sangat setuju, 56 persen responden menjawab setuju, 18
persen responden menjawab kurang setuju, 7 persen responden menjawab tidak
setuju dan 4 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas dari
0
20
40
60
80
100
120
30
113
36
15 9
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
118
responden 15 persen menjawab sangat setuju dan 56 persen menjawab setuju,
hal ini menunjukkan bahwa informasi yang diberikan oleh para pegawai
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang mudah dipahami dan dimengerti sehingga
masyarakat tahu akan cara-cara ataupun syarat-syarat yang dibutuhkan dalam
mengajukan permohonan paspor.
Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai membantu masyarakat
apabila merasa kesulitan terkait mekanisme pembuatan paspor. Dari
penyebaran angket dilapangan didapatkan hasil 19 responden menjawab sangat
setuju, 120 responden menjawab setuju, 35 responden menjawab kurang setuju,
25 responden menjawab tidak setuju dan 4 responden menjawab sangat tidak
setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Diagram 4.13 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Membantu Masyarakat Apabila
Merasa Kesulitan Terkait Mekanisme Pembuatan Paspor
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
0
20
40
60
80
100
120
19
120
35 25
4
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
119
Berdasarkan diagram 4.13 di atas dapat dijelaskan bahwa 9 persen
responden menjawab sangat setuju, 59 persen responden menjawab setuju, 17
persen responden menjawab kurang setuju, 12 persen responden menjawab
tidak setuju, dan 3 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
dari responden sebanyak 59 persen menjawab setuju, hal ini membuktikan
bahwa para pegawai Imigrasi Kelas I Kota Tangerang selalu membantu serta
menolong para masyarakat yang merasa kesulitan akan mekanisme pembuatan
paspor di Imigrasi Kelas I Tangerang.
Keempat, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai selalu menjawab
dengan baik setiap masalah atau komplain dari masyarakat. Dari hasil
penyebaran angket kepada 203 responden didapatkan hasil yaitu 14 responden
menjawab sangat setuju, 102 responden menjawab setuju, 54 responden
menjawab kurang setuju, 22 responden menjawab tidak setuju, dan 9
responden menjawab sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat
digambarkan pada diagram berikut ini :
120
Diagram 4.14 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Selalu Menjawab Dengan Baik
Setiap Masalah Atau Komplain Dari Masyarakat
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.14 di atas dapat dijelaskan bahwa 7 persen
responden menjawab sangat setuju, 51 persen responden menjawab setuju, 26
persen responden menjawab kurang setuju, 11 persen menjawab tidak setuju
dan 5 persen menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas dari responden 7 persen
menjawab sangat setuju dan 51 persen menjawab setuju, hal ini membuktikan
bahwa apabila dalam pelaksanaan pelayanan pembuatan paspor terjadi suatu
masalah atau komplain, para pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
dengan segera bertanggungjawab dan menyelesaikan dengan baik atas masalah
yang diadukan tersebut. Akan tetapi masih belum secara keseluruhan pegawai
di Imigrasi Kelas I Kota Tangerang menjawab dengan baik masalah atau
komplain dari masyarakat sehingga 26 persen responden masih menjawab
kurang setuju dan 11 persen menjawab tidak setuju terkait hal tersebut.
0
20
40
60
80
100
120
14
102
54
22 9
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
121
4.3.2.4 Keunggulan
Terdapat 7 (tujuh) butir pernyataan yang berhubungan dengan indikator
keunggulan, antara lain :
Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan paspor yang dihasilkan sesuai
dengan identitas permohonan paspor. Dari hasil penyebaran angket didapatkan
24 responden menjawab sangat setuju, 101 responden menjawab setuju, 53
responden menjawab kurang setuju, 15 responden menjawab tidak setuju dan
10 responden menjawab sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram berikut ini :
Diagram 4.15 Jawaban Responden Mengenai Paspor Yang Dihasilkan Sesuai Dengan
Identitas Permohonan Paspor (Tidak Ganda)
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.15 di atas dapat dijelaskan bahwa 12 persen
responden menjawab sangat setuju, 50 persen responden menjawab setuju, 26
persen responden menjawab kurang setuju, 7 persen responden menjawab tidak
0
20
40
60
80
100
120
24
101
53
15 10
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
122
setuju dan 5 persen menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas dari responden 12
persen responden menjawab sangat setuju dan 50 persen menjawab setuju, hal
ini menunjukkan bahwa paspor yang dihasilkan oleh Kantor Imigrasi Kelas I
Kota Tangerang sudah dengan kualitas baik karena paspor yang dihasilkan
sesuai dengan identitas pemohon masing-masing dan jarang terjadi kesalahan
atau paspor ganda.
Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan pemberian ganti rugi apabila
paspor yang diberikan tidak sesuai standar yang berlaku. Dari hasil penyebaran
angket lapangan didapatkan hasil yaitu 28 responden menjawab sangat setuju,
91 responden menjawab setuju, 65 responden menjawab kurang setuju, 19
responden menjawab tidak setuju dan tidak ada responden yang menjawab
sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah
ini :
123
Diagram 4.16 Jawaban Responden Mengenai Pemberian Ganti Rugi Apabila Paspor
Yang Diberikan Tidak Sesuai Standar Yang Berlaku
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.16 di atas dapat dijelaskan bahwa 9 persen
responden menjawab sangat setuju, 50 persen responden menjawab setuju, 29
persen responden menjawab kurang setuju, 8 persen responden menjawab tidak
setuju dan 4 persen menjawab sangat tidak setuju atau tidak ada yang
menjawab. Mayoritas dari responden 9 persen menjawab sangat setuju dan 50
persen menjawab setuju hal ini menunjukkan bahwa apabila ada kesalahan
pada saat paspor pihak Imigrasi Kelas I Kota Tangerang memberikan ganti rugi
sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kesalahan yang terjadi. Tetapi
sebanyak 29 persen menjawab kurang setuju, hal ini berarti tidak semua
kesalahan yang terjadi tidak mendapatkan ganti rugi dari pihak Kantor Imigrasi
Kelas I Kota Tangerang.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
19
100
59
16 9
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
124
Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan paspor yang dihasilkan tidak
mudah rusak. Data hasil penyebaran angket menunjukkan bahwa 22 responden
menjawab sangat setuju, 117 responden menjawab setuju, 38 responden
menjawab kurang setuju, 19 responden menjawab tidak setuju dan 7 responden
menjawab sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram
berikut ini :
Diagram 4.17 Jawaban Responden Mengenai Paspor Yang Dihasilkan Tidak Mudah
Rusak
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.17 di atas dapat dijelaskan bahwa 11 persen
responden menjawab sangat setuju, 58 persen responden menjawab setuju, 19
persen responden menjawab kurang setuju, 9 persen responden menjawab tidak
setuju dan 3 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
responden 11 persen menjawab sangat setuju dan 58 persen menjawab setuju,
hal ini menunjukkan bahwa paspor yang dihasilkan oleh Kantor Imigrasi Kelas
0
20
40
60
80
100
120
22
117
38
19 7
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
125
I Kota Tangerang tidak mudah rusak atau dengan kata lain memilki kualitas
baik secara keseluruhan.
Keempat, pernyataan yang berkaitan dengan kinerja pegawai yang
professional dalam memberikan pelayanan. Dari hasil penyebaran angket dapat
diketahui 20 responden menjawab sangat setuju, 102 responden menjawab
setuju, 48 responden menjawab kurang setuju, 25 responden menjawab tidak
setuju dan 8 responden menjawab sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Diagram 4.18 Jawaban Responden Mengenai Kinerja Pegawai Yang Professional Dalam
Memberikan Pelayanan
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.18 di atas dapat dijelaskan bahwa 11 persen
responden menjawab sangat setuju, 50 persen responden menjawab setuju, 23
persen responden menjawab kurang setuju, 12 persen responden menjawab
tidak setuju dan 4 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
0
20
40
60
80
100
120
20
102
48
25
8
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
126
responden 11 persen menjawab sangat setuju dan 50 persen menjawab setuju,
hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mempercayai sepenuhnya kinerja para
pegawai Imigrasi Kelas I Kota dalam setiap melakukan kegiatan pelayanan
keimigrasian. Tetapi ada 23 persen responden menjawab kurang setuju dan 12
responden menjawab tidak setuju, hal ini berarti ada sebagian kecil pegawai
yang tidak bekerja secara professional dalm memberikan pelayanan.
Kelima, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai yang memberikan
pelayanan dapat diandalkan. Dari hasil penelitian lapangan menunjukkan
bahwa 22 responden menjawab sangat setuju, 102 responden menjawab setuju,
54 responden menjawab kurang setuju, 16 responden menjawab tidak setuju
dan 9 responden menjawab sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram di bawah ini :
Diagram 4.19 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Yang Memberikan Pelayanan
Dapat Diandalkan
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
0
20
40
60
80
100
120
22
102
54
16 9
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
127
Berdasarkan diagram 4.19 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 11 persen
responden menjawab sangat setuju, 50 persen responden menjawab setuju, 26
persen responden menjawab kurang setuju, 8 persen responden menjawab tidak
setuju dan 5 persen responden menjawab sangat tidak setuju atau tidak ada
yang menjawab. Mayoritas responden 11 persen menjawab sangat setuju dan
50 persen menjawab setuju, hal ini menunjukkan bahwa para pegawai yang ada
di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang dapat diandalkan dalam bekerja
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tetapi ada sebagian masyarakat
sebanyak 26 persen responden menjawab kurang setuju dan 8 persen responden
menjawab tidak setuju, hal ini berarti ada sebagian kecil pegawai di Kantor
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang yang kurang bisa diandalkan menurut para
masyarakat dalam memberikan pelayanan sehingga pelayanan yang terjadi
menjadi kurang baik.
Keenam, pernyataan yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan paspor di
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang sesuai dengan SOP yang berlaku. Dari
hasil penelitian lapangan diketahui 15 responden menjawab sangat setuju, 112
responden menjawab setuju, 38 responden menjawab kurang setuju, 28
responden menjawab tidak setuju dan 10 responden menjawab sangat tidak
setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
128
Diagram 4.20 Jawaban Responden Mengenai Kegiatan Pelayanan Paspor Di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang Sesuai Dengan SOP Yang Berlaku
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.20 di atas dapat dijelaskan bahwa 7 persen
responden menjawab sangat setuju, 55 persen responden menjawab setuju, 19
persen responden menjawab kurang setuju, 14 persen responden menjawab
tidak setuju dan 5 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
responden 7 persen menjawab sangat setuju dan 55 persen menjawab setuju,
hal ini berarti pelayanan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
sudah berjalan sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah
ditetapkan sebelumnya seperti yang terdapat didalam SOP Pelayanan
Pembuatan Paspor yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi.
Tetapi sebanyak 19 persen responden menjawab kurang setuju dan 14 persen
responden menjawab tidak setuju, hal ini menunjukkan bahwa tidak semua
pelayanan paspor yang dilakukan tidak sesuai dengan SOP yang berlaku
0
20
40
60
80
100
120
15
112
38 28
10
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
129
terutama apabila para pemohon paspor mempunyai rekan atau teman yang
bekerja di Kantor Imigrasi Tangerang sehingga pelayanannya menjadi lebih
cepat dan tidak sesuai dengan SOP yang berlaku.
Ketujuh, pernyataan yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan pembuatan
paspor mudah dipahami oleh masyarakat. Dari hasil penyebaran angket
menunjukkan 13 responden menjawab sangat setuju, 107 responden menjawab
setuju, 51 responden menjawab kurang setuju, 28 responden menjawab tidak
setuju dan 4 responden menjawab sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram berikut ini :
Diagram 4.21 Jawaban Responden Mengenai Kegiatan Pelayanan Pembuatan Paspor
Mudah Dipahami oleh Masyarakat
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.21 di atas dapat dijelaskan bahwa 6 persen
responden menjawab sangat setuju, 53 persen responden menjawab setuju, 25
responden menjawab kurang setuju, 14 persen responden menjawan tidak
0
20
40
60
80
100
120
13
107
51
28
4
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
130
setuju dan 2 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
responden menjawab 6 persen sangat setuju dan 53 persen menjawab setuju,
hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi terhadap pelayanan pembuatan paspor
yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang berjalan dengan
cukup baik. Akan tetapi ada 25 persen responden menjawab kurang setuju dan
14 persen menjawab tidak setuju, hal ini membuktikan soialisasi pelayanan
pembuatan paspor yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang sekarang ini masih kurang efektif sehingga perlu ditingkatkan lagi.
4.3.2.5 Pengembangan
Terdapat 5 (lima) butir pernyataan yang berhubungan dengan indikator
pengembangan, antara lain :
Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai menindaklanjuti
keluhan dari masyarakat. Dari hasil penyebaran angket menunjukkan bahwa 23
responden menjawab sangat setuju, 126 responden menjawab setuju, 25
responden menjawab kurang setuju, 24 responden menjawab tidak setuju dan 5
responden menjawab sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram di bawah ini :
131
Diagram 4.22 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Menindaklanjuti Keluhan dari
Masyarakat
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasrkan diagram 4.22 di atas dapat dijelaskan bahwa 11 persen
responden menjawab sangat setuju, 62 persen responden menjawab setuju, 12
persen responden menjawab kurang setuju, 12 persen responden menjawab
tidak setuju dan 3 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
dari responden menjawab sangat setuju dan setuju yakni masing-masing
sebanyak 11 persen dan 62 persen, hal ini membuktikan bahwa para pegawai
selalu menindaklanjuti setiap keluhan dari masyarakat secara cepat.
Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai mampu memperbaiki
kesalahan yang terjadi apabila dalam kegiatan pelayanan paspor terjadi suatu
kesalahan. Dari hasil penyebaran angket menunjukkan 7 respoden menjawab
sangat setuju, 101 responden menjawab setuju, 59 responden menjawab kurang
0
20
40
60
80
100
120
140
23
126
25 24
5
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
132
setuju, 28 responden menjawab tidak setuju dan 8 responden menjawab sangat
tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Diagram 4.23 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Mampu Memperbaiki Kesalahan Yang Terjadi Apabila Dalam Kegiatan Pelayanan Paspor Terjadi Suatu
Kesalahan
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.23 di atas dapat dijelaskan bahwa 3 persen
responden menjawab sangat setuju, 50 persen responden menjawab setuju, 29
persen responden menjawab kurang setuju, 14 persen responden menjawab
tidak setuju dan 4 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
dari responden menjawab sangat setuju dan setuju, dapat disimpulkan bahwa
apabila terjadi suatu kesalahan dalam proses pelayanan paspor para pegawai
dengan segera memperbaiki kesalahan tersebut. Akan tetapi masih terdapat 29
persen dari responden yang menilai kurang setuju terkati hal tersebut
0
20
40
60
80
100
120
7
101
59
28
8
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
133
dikarenakan masih adanya pegawai yang tidak mampu memperbaiki kesalahan
yang terjadi.
Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan adanya fasilitas pengaduan
terhadap keluhan atau komplain. Dari hasil penelitian lapangan menunjukkan
bahwa 26 responden menjawab sangat setuju, 119 responden menjawab setuju,
29 responden menjawab kurang setuju, 24 responden menjawab tidak setuju
dan 5 responden menjawab sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram berikut ini :
Diagram 4.24 Jawaban Responden Mengenai Adanya Fasilitas Pengaduan Terhadap
Keluhan Atau Komplain
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.24 di atas dapat dijelaskan bahwa 13 persen
responden menjawab sangat setuju, 59 persen responden menjawab setuju, 14
persen responden menjawab kurang setuju, 12 persen responden menjawab
tidak setuju dan 2 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Dapat
0
20
40
60
80
100
120
26
119
29 24
5
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
134
disimpulkan bahwa 13 persen responden menjawab sangat setuju dan 59 persen
responden setuju bahwa tersedianya fasilitas pengaduan atau komplain seperti
costumer service, call center, twitter di Kantor Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang dan hal ini tentunya mempermudah masyarakat dalam
menyampaikan keluhan dalam pelayanan paspor.
Keempat, pernyataan yang berkaitan dengan kemudahan dalam
menyampaikan keluhan atau komplain. Dari hasil penyebaran angket kepada
203 responden menunjukkan bahwa 12 responden menjawab sangat setuju, 101
responden menjawab setuju, 50 responden menjawab kurang setuju, 32
responden menjawab tidak setuju dan 8 responden menjawab sangat tidak
setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Diagram 4.25 Jawaban Rsponden Mengenai Kemudahan Dalam Menyampaikan
Keluhan Atau Komplain
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
0
20
40
60
80
100
120
12
101
50
32
8
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
135
Berdasarkan diagram 4.25 di atas dapat dijelaskan bahwa 6 persen
responden menjawab sangat setuju, 50 persen responden menjawab setuju, 25
persen responden menjawab kurang setuju, 16 persen responden menjawab
tidak setuju, dan 3 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
dari responden menjawab sangat setuju dan setuju, hal ini membuktikan bahwa
masyarakat tidak merasakan kesulitan dalam menyampaikan komplain
dikarenakan adanya fasilitas pengaduan yang telah disediakan oleh pihak
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang. Akan tetapi sebanyak 25 persen dan 16
persen menjawab sangat setuju dan setuju, dapat disimpulkan tidak semua
masyarakat merasakan kemudahan dalam menyampaikan komplain walaupun
sudah ada fasilitas pengaduan komplain atau keluhan seperti costumer service,
call center dan twitter yang masih belum bisa berfungsi secara efektif dan
efisien sehingga masyarakat merasakan masih kesulitan dalam menyampaikan
komplain atau keluhan.
Kelima, pernyataan yang berkaitan dengan adanya kelengkapan fasilitas
seperti ruang tunggu, toilet, tempat ibadah dan area parkir yang memadai. Dari
hasil penyebaran angket didapatkan 26 responden menjawab sangat setuju, 110
responden menjawab setuju, 28 responden menjawab kurang setuju, 33
responden menjawab tidak setuju dan 6 responden menjawab sangat tidak
setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram di bawah ini :
136
Diagram 4.26 Jawaban Responden Mengenai Adanya Kelengkapan Fasilitas Seperti
Ruang Tunggu, Toilet, Tempat Ibadah dan Area Parkir Yang Memadai
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.26 di atas dapat dijelaskan bahwa 13 persen
responden menjawab sangat setuju, 54 persen responden menjawab setuju, 14
persen responden menjawab kurang setuju, 16 persen responden menjawab
tidak setuju dan 3 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
dari responden menjawab sangat setuju dan setuju. Mayoritas dari responden
menjawab sangat setuju dan setuju, hal tersebut membuktikan bahwa
kelengkapan fasilitas seperti ruang tunggu, toilet, tempat ibadah serta area
parkir yang disediakan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang saat ini
sudah memadai. Akan tetapi masih ada responden sebesar 14 persen menjawab
kurang setuju dan 16 persen responden menjawab tidak setuju, ini berarti
bahwa masyarakat menilai masih ada fasilitas seperi ruang tunggu, toilet,
tempat ibadah serta area parkir tidak memadai apabila masyarakat pemohon
0
20
40
60
80
100
120
26
110
28 33
6
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
137
paspor lebih banyak diwaktu yang tidak bisa diperkirakan sehingga kantor
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang terlihat sesak dan ramai.
4.3.2.6 Kepuasan
Terdapat 6 (enam) butir pernyataan yang berhubungan dengan indikator
kepuasan, antara lain :
Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai bersikap ramah
ketika memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dari penyebaran angket
kepada 203 responden menunjukkan 14 responden menjawab sangat setuju,
112 responden menjawab setuju, 33 responden menjawab kurang setuju, 37
responden menjawab tidak setuju dan 7 responden menjawab sangat tidak
setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram di bawah ini :
Diagram 4.27 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Bersikap Ramah Ketika
Memberikan Pelayanan
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
0
20
40
60
80
100
120
14
112
33 37
7
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
138
Berdasarkan diagram 4.27 di atas dapat dijelaskan bahwa 7 persen
responden menjawab sangat setuju, 55 persen responden menjawab setuju, 16
persen responden menjawab kurang setuju, 18 persen responden menjawab
tidak setuju dan 4 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
dari responden 7 persen menjawab sangat setuju dan 55 persen menjawab
setuju, hal tersebut membuktikan bahwa para pegawai kantor Imigrasi Kelas I
Kota Tangerang dalam melaksanakan kegaiatan pelayanan paspor dapat
bersikap ramah kepada masyarakat. Akan tetapi masih ada 16 persen
menjawab kurang setuju dan 18 persen menjawab tidak setuju, hal ini
membuktikan bahwa tidak semua dari pegawai Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang dapat bersikap ramah ketika memberikan pelayanan paspor kepada
masyarakat.
Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai bersikap sopan ketika
memberikan pelayanan. Dari penyebaran angket kepada 203 responden
menunjukkan bahwa 16 responden menjawab sangat setuju, 119 responden
menjawab setuju, 26 responden menjawab kurang setuju, 37 responden
menjawab tidak setuju dan 5 responden menjawab sangat tidak setuju. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini :
139
Diagram 4.28 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Bersikap Sopan Ketika
Memberikan Pelayanan
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.28 di atas dapat dijelaskan bahwa 8 persen
responden menjawab sangat setuju, 59 persen responden menjawab setuju, 13
persen responden menjawab kurang setuju, 18 persen responden menjawab
tidak setuju, dan 2 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
dari responden menjawab sangat setuju dan setuju, hal tersebut membuktikan
bahwa para pegawai di kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan paspor dapat bersikap sopan kepada para
masyarakat pengguna jasa keimigrasian. Akan tetapi masih terdapat 13 persen
responden menjawab kurang setuju dan 18 persen responden menjawab tidak
setuju hal ini membuktikan bahwa para masih terdapat sebagian kecil pegawai
yang tidak bersikap sopan ketika memberikan pelayanan.
0
20
40
60
80
100
120
16
119
26 37
5
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
140
Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai tidak pernah
memandang bulu atau pilih kasih dalam memberikan pelayanan. Dari hasil
penyebaran angket menunjukkan bahwa 18 responden menjawab sangat setuju,
104 responden menjawab setuju, 38 responden menjawab kurang setuju, 34
responden menjawab tidak setuju dan 9 responden menjawab sangat tidak
setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini :
Diagram 4.29 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Tidak Pernah Memandang Bulu
Atau Pilih Kasih dalam Memberikan Pelayanan
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.29 di atas dapat dijelaskan bahwa 9 persen
responden menjawab sangat setuju, 51 persen responden menjawab setuju, 19
persen responden menjawab kurang setuju, 17 persen responden menjawab
tidak setuju dan 4 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
dari responden menjawab sangat setuju dan setuju, maka dapat disimpulkan
bahwa pegawai Imigrasi Kelas I Kota Tangerang memang tidak pernah
0
20
40
60
80
100
120
18
104
38 34
9
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
141
memandang bulu atau membeda-bedakan siapa orang yang sedang diberikan
pelayanan karena pada prinsipnya bahwa semua masyarakat haruslah
diperlakukan sama dan adil tanpa melihat status dari masyarakat itu sendiri.
Karena pada dasarnya semua masyarakat memiliki hak yang sama untuk
diperlakukan dengan yang lainnya. Tetapi sebagian responden sebanyak 19
persen menjawab kurang setuju, 17 persen menjawab tidak setuju dan 4 persen
responden menjawab sangat tidak setuju hal ini membuktikan bahwa masih ada
beberapa pegawai yang memberikan pegawai secara pandang bulu.
Keempat, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai tidak pernah
menunda-nunda dalam memberikan pelayanan. Dari hasil penelitian lapangan
menunjukkan bahwa 15 responden menjawab sangat setuju, 112 responden
menjawab setuju, 33 responden menjawab kurang setuju, 36 responden
menjawab tidak setuju dan 7 responden menjawab sangat tidak setuju. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini :
142
Diagram 4.30 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Tidak Pernah Menunda-nunda
Dalam Memberikan Pelayanan Paspor
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.30 di atas dapat dijelaskan bahwa 7 persen
responden menjawab sangat setuju, 55 persen responden menjawab setuju, 16
persen responden menjawab kurang setuju, 18 persen responden menjawab
tidak setuju dan 4 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
dari responden menjawab sangat setuju dan setuju yang masing-masing
persentasenya 7 persen dan 55 persen, hal tersebut menunjukkan bahwa para
pegawai tidak pernah menunda-nunda dalam memberikan pelayanan agar
sehingga tidak menyebabkan pekerjaan menumpuk. Akan tetapi masih terdapat
16 persen responden menjawab kurang setuju dan 18 persen responden
menjawab tidak setuju dikarenakan masih terdapat pegawai yang bekerja tidak
efektif sehingga menyebabkan pelayanannya menjadi lebih lama dari waktu
yang telah ditentukan.
0
20
40
60
80
100
120
15
112
33 36
7
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
143
Kelima, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai mengerti kebutuhan
masyarakat dalam kegiatan pelayanan paspor. Dari hasil penyebaran angket
kepada 203 responden hasilnya menunjukkan 23 responden menjawab sangat
setuju, 112 responden menjawab setuju, 33 responden menjawab kurang setuju,
26 responden menjawab tidak setuju dan 9 responden menjawab sangat tidak
setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Diagram 4.31 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Mengerti Kebutuhan Masyarakat
Dalam Kegiatan Pelayanan Paspor
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.31 di atas dapat dijelaskan bahwa 11 persen
responden menjawab sangat setuju, 55 persen responden menjawab setuju, 16
persen responden menjawab kurang setuju, 13 persen responden menjawab
tidak setuju dan 5 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas
responden 11 persen menjawab sangat setuju dan 55 persen menjawab setuju,
hal ini membuktikan bahwa para pegawai Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
0
20
40
60
80
100
120
23
112
33 26
9
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
144
sudah mengerti kebutuhan masyarakat dalam pelayanan pembuatan paspor.
Akan tetapi masih terdapat sebagian kecil dari para pegawai yang belum bisa
mengerti kebutuhan masyarakat sehingga masih terdapat 16 persen yang masih
kurang setuju, 13 persen tidak setuju dan 5 persen sangat tidak setuju terkait
pelayanan pembuatan paspor.
Keenam, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai mengedepankan
kepentingan masyarakat yang hendak melakukan kegiatan pelayanan paspor
dibandingkan kepentingan pribadinya. Dari hasil penyebaran angket
menunjukkan bahwa 21 responden menjawab sangat setuju, 116 responden
menjawab setuju, 43 responden menjawab kurang setuju, 10 responden
menjawab tidak setuju dan 4 responden menjawab sangat tidak setuju. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
145
Diagram 4.32 Jawaban Responden Mengenai Pegawai Mengedepankan Kepentingan
Masyarakat Yang Hendak Melakukan Kegiatan Pelayanan Paspor Dibandingkan Kepentingan Pribadinya
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian Lapangan, 2014
Berdasarkan diagram 4.32 di atas dapat dijelaskan bahwa 10 persen
responden menjawab sangat setuju, 57 persen responden menjawab setuju, 21
persen responden menjawab kurang setuju, 9 persen responden menjawab tidak
setuju dan 3 persen responden menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas dari
responden 10 persen menjawab sangat setuju dan 57 persen menjawab setuju,
hal ini menunjukkan bahwa masyarakat percaya atas kinerja para pegawai
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang yang lebih mengedepankan kepentingan para
masyarakat dibandingkan kepentingan pribadinya. Akan tetapi terdapat 21
persen responden menjawab kurang setuju, hal ini juga membuktikan bahwa
tidak seluruhnya pegawai Imigrasi Kelas I Kota Tangerang mengedepankan
kepentingan para masyarakat dibandingkan dengan kepentingan pribadinya.
0
20
40
60
80
100
120
21
116
43
19 4
SANGAT SETUJU
SSETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
SANGAT TIDAKSETUJU
146
4.4 Pengujian Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dijawab melalui hipotesis
yang dihitung dari data yang terkumpul. Pengujian statistik disini dimaksudkan
untuk melakukan pengujian yang telah diduga, dalam pengujian hipotesis ini
peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel. Pengujian hipotesis dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat signifikasi dari hipotesis yang diajukan. Hipotesis yang
diajukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Efektivitas
Pelayanan Pembuatan Paspor dengan Menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang Tidak
Berjalan dengan Efektif atau ≤ 70%.”
Sebagai langkah awal dalam pengujian hipotesis tersebut, maka peneliti
terlebih dahulu menentukan skor ideal dalam jawaban-jawaban dari pernyataan
yang diajukan dalam bentuk angket. Berdasarkan data yang diperoleh, skor ideal
yang diperoleh adalah 5 × 32 × 203 = 32.480 sehingga skor ideal yang didapat
adalah 32.480. Keterangannya adalah 5 merupakan nilai tertinggi dan 1
merupakan nilai terendah dari setiap pilihan jawaban pernyataan yang diajukan
pada responden, 32 merupakan jumlah item instrumen pernyataan yang diajukan
kepada responden dalam bentuk angket, dan 203 merupakan jumlah seluruh
sampel dalam penelitian ini. Sedangkan jumlah skor yang diperoleh berdasarkan
melalui pengumpulan data adalah 23.109 (tabel pada daftar lampiran).
Dengan demikian efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang adalah jumlah data yang terkumpul dibagi skor
147
ideal yaitu 23.109 : 32.480 = 0,7114 atau 71,14% dari yang diharapkan. Dari skor
tersebut, maka rata-ratanya adalah 32.480 : 203 = 160 maka pengujian ini
didasarkan pada uji pihak kanan. Efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang nilai yang dihipotesiskan adalah paling tinggi
70% dari nilai ideal. Ini berarti bahwa 0,7 × 32.480 = 22.736 dibagi 203 = 112.
Hipotesis statistiknya dapat dirumuskan sebagai berikut : Ho untuk memprediksi
µ lebih kecil atau sama dengan (≤70%) dari skor ideal paling tinggi. Sedangkan
Ha lebih besar dari 70% (>70%). Atau dapat dituliskan dengan rumus :
Ho = µ ≤ 70% ≤ 0,7 × 112 = 78,4
Ha = µ > 70% > 0.7 × 112 = 78,4
Diketahui :
χ = 23.109 : 203 = 113,83
µ = 78,4
s = 11,791
n = 203
148
Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel
dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 203 – 1 = 202 dan taraf kesalahan ∞ =
5% untuk uji satu pihak (one tail test) uji pihak kanan karena harga t hitung lebih
besar dari pada harga t tabel atau (43,20 > -1,65), maka Ha diterima dan Ho
ditolak.
Berdasarkan perhitungan populasi ditemukan bahwa Efektivitas Pelayanan
Pembuatan Paspor Dengan Menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian (SIMKIM) Di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang adalah
sebagai berikut :
23.109 Efektivitas Pelayanan Paspor = × 100 % = 71,14 % 32.480
Jadi, telah diketahui bahwa Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Dengan
Menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) Di Kantor
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang adalah sebesar 71,14 %.
149
Gambar 4.3
Kurva Penolakan dan Penerimaan Hipotesis
Daerah yang diterima Ha
Daerah Penerimaan Ho
-1,65 0 43,20
70% 71,14%
4.5 Interpretasi Hasil Penelititan
Pengertian dari interpretasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang kurang dari atau sama dengan 70% dari nilai
ideal. Kemudian peneliti menyebarkan angket kepada masyarakat yang sudah atau
sedang melakukan kegiatan permohonan atau pembuatan paspor di Kantor
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang yang diambil responden sebanyak 203 orang.
Peneliti mencoba menginterpretasikan data hasil temuan lapangan mengenai
efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi
150
Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang.
Berdasarkan latar belakang yang dibahas pada bab satu, maka perumusuan
masalah yang dibuat oleh peneliti adalah seberapa besar efektivitas pelayanan
pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang.
Dalam penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah ini, kita dapat
melihat dari perhitungan dengan menggunakan rumus t-test satu sampel dengan
menguji pihak kanan. Karena harga t hitung lebih besar dari pada harga t tabel
atau (43,20 > -1,65), maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Kemudian berdasarkan data yang diperoleh, skor ideal instrumen adalah 5 ×
32 × 203 = 32.480 (5 = nilai ideal dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan
pada responden, 32 = jumlah item pernyataan yang diajukan kepada responden,
203 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil
penelitian adalah sebesar 23.109. Dengan demikian nilai efektivitas pelayanan
pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang adalah
23.109 : 32.480 = 0,7114 atau 71,14 persen. Adapun persentase indikator skor
hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :
151
Tabel 4.7
Inikator Skor Hasil Penelitian
No. Nilai Keterangan 1 1% - 20% Tidak Baik 2 21% - 40% Kurang Baik 3 41% - 60% Cukup 4 61% - 80% Baik 5 81% - 100% Sangat Baik
Sumber : Skala Likert, Pengolahan data 2014
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, indikator hasil penelitian dengan nilai 1% -
20% merupakan kategori tidak baik, 21% - 40% merupakan kategori kurang baik,
41% - 60% merupakan kategori cukup, 61% - 80% merupakan kategori baik dan
81% - 100% merupakan kategori sangat baik. Dengan demikian interpretasi yang
tepat untuk menjawab rumusan masalah adalah efektivitas pelayanan pembuatan
paspor dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian
(SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang berjalan dengan baik.
4.6 Pembahasan
Hasil penelitian dapat dilhat kembali pada teori yang digunakan peneliti
dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan teori efektivitas menurut Gibson
dalam Makmur (2008:125). Dalam teori ini menyebutkan enam indikator untuk
mengukur efektivitas, yaitu produktivitas, efisiensi, fleksibilitas, keunggulan,
pengembangan dan kepuasan.
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengujian hipotesis bahwa Ha diterima
dan Ho ditolak. Dari data tersebut dijelaskan bahwa efektivitas pelayanan
pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen
152
Keimigrasian (SIMKIM) sudah mencapai angka 71,14%, yang artinya dalam
menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya tentang seberapa
besar efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan (SIMKIM) di
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang sudah terjawab bahwa efektivitas
pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang sudah
mencapai angka 71,14% yang artinya sudah berjalan dengan baik.
Secara keseluruhan pelayanan pembuatan paspor yang diberikan di Kantor
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang sudah termasuk kedalam kategori baik yaitu
mencapai 71,14% dari angka minimal 70%. Sebagaimana dari hasil penelitian
bahwa keberhasilan pelayanan keimigrasian di Kantor Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang dalam memberikan pelayanan pembuatan paspor sudah berjalan
dengan baik sesuai dengan aturan dan standar operasional prosedur (SOP) yang
berlaku dengan penyebaran angket yang dilakukan peneliti dalam bentuk
pernyataan dari berbagai sub indikator yang telah dipaparkan sebelumnya kepada
masyarakat yang telah atau sedang melakukan pembuatan paspor.
Keberhasilan tersebut dipengaruhi karena pada saat ini Kantor Imigrasi Kelas
I Kota Tangerang telah terbentuk suatu sistem yang terpadu dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya sistem tersebut diharapkan dapat
memberikan pelayanan secara cepat dan maksimal kepada pemohon jasa
keimigrasian sesuai dengan visi dari Imigrasi Kelas I Kota Tangerang itu sendiri
yaitu memberikan pelayanan berkualitas, cepat, tepat dan responsif terhadap
masyarakat pemohon jasa keimigrasian. Dibalik adanya sistem tersebut, yang
153
masih menjadi perhatian adalah masih seringnya terjadi gangguan jaringan
sehingga menyebabkan pelayanan menjadi terhambat prosesnya.
Tingginya efektivitas pelayanan yang ada saat ini tidak terlepas dari faktor
sumber daya manusia di Imigrasi Tangerang saat ini. Kantor Imigrasi Kelas I
Kota Tangerang dalam memberikan kepuasan terhadap pelayanan dapat terpenuhi
secara maksimal dengan tetap memperhatikan sumber daya manusia yang ada.
Secara kualitas sumber daya manusia yang ada saat ini dirasakan cukup memadai
karena sudah hampir seluruh pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
handal dan kompeten. Namun dari sisi kuantitas sumber daya manusia, jumlah
pegawai yang ada saat ini yakni berjumlah 107 orang pegawai dirasakan belum
mampu mennghadapi permintaan jasa pelayanan keimigrasian yang banyak setiap
harinya khususnya permohonan pelayanan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang.
Selain itu, faktor sarana dan prasarana juga menjadi perhatian yang harus
juga dibenahi. Adanya fasilitas penunjang seperti komputer, scanner, printer,
loket-loket permohonan paspor yang cukup dan berada di tempat yang strategis,
ruang tunggu yang cukup memadai, lahan parkir yang cukup luas, kantin, toilet
serta musholla sudah cukup memadai. Namun, sarana dan prasarana yang ada saat
ini dirasakan belum bisa menunjang permintaan pelayanan paspor yang ada.
Pemohon paspor yang datang setiap harinya tidak sebanding dengan kuantitas dan
kualitas sarana dan prasarana yang ada saat ini. Sehingga akibatnya pelayanan
terasa lambat dan buruk. Sehingga perlu dilakukan penambahan maupun
perbaikan dari sarana dan prasarana yang ada sekarang ini. Secara keseluruhan
154
sarana dan prasarana yang ada saat ini dirasakan cukup untuk mendukung
keberlangsungan dan penunjang pelayanan keimigrasian.
Berdasarkan hasil penelitian dalam efektivitas pelayanan pembuatan paspor
dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang terdapat 6 indikator yang peneliti jadikan
tolak ukur dan kemudian peneliti kembangkan menjadi item-item pernyataan
untuk peneliti sebarkan kepada responden atau masyarakat pengguna jasa
keimigrasian dalam hal ini pelayanan pembuatan paspor.
Indikator pertama yang digunakan sebagai kriteria dalam mengukur
efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
dengan adalah produktivitas. Pada indikator produktivitas terbagi kedalam 2 sub
indikator dengan jumlah pernyataan sebanyak 5 (lima) item yaitu pernyataan
nomor 1 sampai dengan pernyataan nomor 5. Jumlah jawaban dari 5 (lima)
pernyataan tersebut yaitu 704 + 711 + 740 + 746 + 733 = 3634 (lihat pada
lampiran tabel distribusi data). Nilai ideal untuk indikator produktivitas adalah 5 ×
5 × 203 = 5075 (5 = jumlah pernyataan yang valid, 5 = nilai ideal dari setiap
jawaban responden, 203 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Jadi, nilai
persentase untuk indikator produktivitas yang hendak dicapai adalah 3634 : 5075
× 100% = 71%.
Indikator kedua yang digunakan sebagai kriteria dalam mengukur efektivitas
pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang dengan
155
adalah efisiensi. Pada indikator efisiensi terbagi kedalam 2 sub indikator dengan
jumlah pernyataan sebanyak 5 (lima) item yaitu pernyataan nomor 6 sampai
dengan pernyataan nomor 10. Jumlah jawaban dari 5 (lima) pernyataan tersebut
yaitu 738 + 731 + 733 +751 + 751 = 3704 (lihat pada lampiran tabel distribusi
data). Nilai ideal untuk indikator efisiensi adalah 5 × 5 × 203 = 5075 (5 = jumlah
pernyataan yang valid, 5 = nilai ideal dari setiap jawaban responden, 203 = jumlah
sampel yang dijadikan responden). Jadi, nilai untuk indikator efisiensi yang
hendak dicapai adalah 3704 : 5075 × 100% = 72%.
Indikator ketiga yang digunakan sebagai kriteria dalam mengukur efektivitas
pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang dengan
adalah fleksibilitas. Pada indikator fleksibilitas terbagi kedalam 2 sub indikator
dengan jumlah pernyataan sebanyak 4 (empat) item yaitu pernyataan nomor 11
sampai dengan pernyataan nomor 14. Jumlah jawaban dari 4 (empat) pernyataan
tersebut yaitu 721 + 749 + 734 + 697 = 2901 (lihat pada lampiran tabel distribusi
data). Nilai ideal untuk indikator fleksibilitas adalah 4 × 5 × 203 = 4060 (4 =
jumlah pernyataan yang valid, 5 = nilai ideal dari setiap jawaban responden, 203 =
jumlah sampel yang dijadikan responden). Jadi, nilai untuk indikator fleksibilitas
yang hendak dicapai adalah 2901 : 4060 × 100% = 71%.
Indikator keempat yang digunakan sebagai kriteria dalam mengukur
efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
dengan adalah keunggulan. Pada indikator keunggulan terbagi kedalam 3 sub
156
indikator dengan jumlah pernyataan sebanyak 7 (tujuh) item yaitu pernyataan
nomor 15 sampai dengan pernyataan nomor 21. Jumlah jawaban dari 7 (tujuh)
pernyataan tersebut yaitu 723 + 713 + 737 + 710 + 721 + 703 + 706 = 5013 (lihat
pada lampiran tabel distribusi data). Nilai ideal untuk indikator keunggulan adalah
7 × 5 × 203 = 7105 (7 = jumlah pernyataan yang valid, 5 = nilai ideal dari setiap
jawaban responden, 203 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Jadi, nilai
untuk indikator keunggulan yang hendak dicapai adalah 5013 : 7105 × 100% =
70%.
Indikator kelima yang digunakan sebagai kriteria dalam mengukur efektivitas
pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang dengan
adalah pengembangan. Pada indikator keunggulan terbagi kedalam 2 sub indikator
dengan jumlah pernyataan sebanyak 5 (lima) item yaitu pernyataan nomor 22
sampai dengan pernyataan nomor 26. Jumlah jawaban dari 5 (lima) pernyataan
tersebut yaitu 747 + 680 + 746 + 686 + 726 = 3585 (lihat pada lampiran tabel
distribusi data). Nilai ideal untuk indikator pengembangan adalah 5 × 5 × 203 =
5075 (5 = jumlah pernyataan yang valid, 5 = nilai ideal dari setiap jawaban
responden, 203 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Jadi, nilai untuk
indikator pengembangan yang hendak dicapai adalah 3585 : 5075 × 100% = 71%.
Indikator keenam yang digunakan sebagai kriteria dalam mengukur
efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
dengan adalah kepuasan. Pada indikator kepuasan terbagi kedalam 2 sub indikator
157
dengan jumlah pernyataan sebanyak 6 (enam) item yaitu pernyataan nomor 27
sampai dengan pernyataan nomor 32. Jumlah jawaban dari 6 (enam) pernyataan
tersebut yaitu 698 + 713 + 697 + 701 + 723 + 740 = 4272 (lihat pada lampiran
tabel distribusi data). Nilai ideal untuk indikator kepuasan adalah 6 × 5 × 203 =
6090 (6 = jumlah pernyataan yang valid, 5 = nilai ideal dari setiap jawaban
responden, 203 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Jadi, nilai untuk
indikator kepuasan yang hendak dicapai adalah 4272 : 6090 × 100% = 70%.
Berdasarkan uraian diatas, pada intinya pembahasan ini menyatakan bahwa
efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
terbilang baik.
158
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari proses pengumpulan data
dan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti dari aspek dimensi
produktivitas, efisiensi, fleksibilitas, keunggulan, pengembangan dan kepuasan
maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang mencapai 71,14% dari angka yang
dihipotesiskan yakni 70% yang berarti bahwa efektivitas pelayanan paspor dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang berjalan dengan baik. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan bahwa efektivitas pelayanan pembuatan paspor
dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang lebih dari atau sama dengan 70%
diterima atau dengan kata lain hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal tersebut
dapat terlihat dari skor hasil perhitungan tiap indikator.
Dilihat dari aspek produktivitas memiliki tingkat persentase sebesar 71% dan
termasuk kedalam kategori baik. Hal tersebut dilihat dari hasil penelitian lapangan
dan perhitungan yang menunjukkan bahwa kantor Imigrasi Kelas I Kota
159
Tangerang sudah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
keimigrasian.
Dilihat dari aspek efisiensi memiliki tingkat persentase sebesar 72% dan
termasuk kedalam kategori baik. Hal tersebut dilihat dari hasil penelitian lapangan
dan perhitungan yang menunjukkan bahwa kantor Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang sudah memberikan pelayanan yang cepat sehingga bisa memberikan
pelayanan yang banyak dalam satu harinya.
Dilihat dari aspek fleksibilitas memiliki tingkat persentase sebesar 71% dan
termasuk kedalam kategori baik. Hal tersebut dilihat dari hasil penelitian lapangan
dan perhitungan yang menunjukkan bahwa kantor Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang mampu menanggapi dan menyelesaiakan masalah yang terjadi dalam
proses pelayanan maupun internal organisasi.
Dilihat dari aspek keunggulan memiliki tingkat persentase sebesar 70% dan
termasuk kedalam kategori baik. Hal tersebut dilihat dari hasil penelitian lapangan
dan perhitungan yang menunjukkan bahwa kantor Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang memiliki aspek-aspek pendukung pelayanan yang lengkap kepada
masyarakat.
Dilihat dari aspek pengembangan memiliki tingkat persentase sebesar 71%
dan termasuk kedalam kategori baik. Hal tersebut dilihat dari hasil penelitian
lapangan dan perhitungan yang menunjukkan bahwa kantor Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang selalu melakukan pembaharuan dan pengembangan terhadap apa yang
di anggap kurang optimal.
160
Dilihat dari aspek kepuasan memiliki tingkat persentase sebesar 70% dan
termasuk kedalam kategori baik. Hal tersebut dilihat dari hasil penelitian lapangan
dan perhitungan yang menunjukkan bahwa kantor Imigrasi Kelas I Kota
Tangerang telah memberikan pelayanan seperti yang diharapkan oleh para
masyarakat.
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, peneliti mengajukan beberapa
saran yang diharapkan dapat berguna untuk peningkatan pelayanan yang diberikan
pihak Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang kepada masyarakat pengguna
pelayanan keimigrasian. Saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengukuran terhadap kinerja pelayanan secara berkala dan
memberlakukan sistem target kerja guna meningkatkan jumlah pelayanan
yang bisa diberikan kepada masyarakat. Selain itu, meningkatkan kualitas
dan kuantitas aspek-aspek pendukung dan pemberi pelayanan yang masih
dianggap kurang.
2. Meningkatkan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan secara berkala terhadap pemberian pelayanan untuk
menciptakan pelayanan yang efektif dan optimal.
3. Lebih meningkatkan sosialisasi mengenai prosedur ataupun tata cara
dalam mengajukan permohonan paspor melalui berbagai macam media
sosialisasi seperti media cetak dan media elektronik agar para masyarakat
161
paham serta mengerti akan tata cara dalam mengajukan permohonan
paspor tersebut.
4. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas serta kuantitas sarana dan
prasarana yang ada. Untuk bisa meningkatkan kuantitas pihak Kantor
Imigrasi Kelas I Kota Tangerang melakukan perbaikan dan penambahan
terhadap sarana dan prasarana yang masih dianggap kurang dan belum
maksimal. Selain itu, untuk menjaga kualitas dari sarana dan prasarana
tersebut pihak Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang diharapkan untuk
selalu melakukan perawatan, pemeliharaan dan pengecekan yang
dilakukan secara rutin dan berkelanjutan setiap beberapa periode waktu
tertentu agar dapat berfungsi secara maksimal.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada saat ini. Untuk hal
tersebut, pihak Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang bisa mengadakan
pendidikan dan pelatihan (diklat) secara rutin maupun berkala kepada para
pegawainya agar tercipta kualitas sumber daya manusia yang handal,
berkualitas professional, berkompeten di bidangnya, terampil, serta ramah
dalam memberikan pelayanan jasa keimigrasian.
6. Sebaiknya pihak Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang dalam
memberikan pelayanan paspor kepada masyarakat dengan mengacu atau
berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku sehingga
akan memberikan kepastian pelayanan kepada para masyarakat.
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Davis, Gordon B. 2002. Kerangka Dasar sistem Informasi Manajemen Bagian I.
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan
Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Kristanto, Andi. 2008. Perancangan Sistem Informasi dan Apilkasinya.
Yogyakarta: Gava Media. Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaruan. Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN. Makmur, Syarief. 2008. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektivitas
Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
McLeod, Raymond, Jr. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Indeks.
Moenir, H.A.S. 2010. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Riduwan. 2007. Metode Penelitian untuk Tesis. Bandung: Alfabeta.
Riduwan, dkk. 2011. Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 Dan Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung: CV.Alfabeta.
Scoot, George M. 2002. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada. Sedarmayanti. 2008. Tata Kerasipan Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern.
Jakarta: CV. Mandar Maju.
xviii
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandar Maju.
Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan
dan Implementasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sugiyono, 2007. Metode Peneliitan Administrasi. Bandung: CV.Alfabeta.
Sugiyono, 2008. Metode Peneliitan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta.
Supriyono, R.A., 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Susanto, Azhar. 2004. Sistem Informasi Manajemen Konsep dan Pengembangannya. Bandung: Lingga Jaya.
Sutabri, Tata. 2004. Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Publisher.
Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tangkilisan, Hessel Nogi, S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT.Grasindo.
Tjiptono, Fandy. 2012. Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta: Andi.
Sumber Dokumen dan Peraturan Perundang-Undangan :
Undang-Undang No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelayanan Publik
Sumber lain :
http://tangerang.imigrasi.go.id/
http;//repository.fisip-untirta.ac.id/35/ (diakses pada tanggal 11 Januari 2014 pukul 20.30 WIB)
xix
http://ejournal.ip.fisipunmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/02/Firman_Alandari_SIM_Berau_(02-20-13-02-59-57).pdf (diakses tanggal 20 Februrari 2014 pukul 13.00 WIB)
http://library.stmikdb.ac.id/files/disk1/1/--edysuwitos-43-1---edysuw-i.pdf
(di akses 20 Februari 2014 pukul 13.10 WIB)
Struktur Organisasi Tahun 2014
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang
KASUBAG TATA USAHA
RITA KUSUMA
ASTUTI. SE,.M.Si
KEPALA KANTOR IMIGRASI
APIT PRIATNA,
SH,.MM
KEPALA URUSAN KEPEGAWAIAN
SISWIYANTI
PURWANINGSIH, SH
KEPALA URUSAN KEUANGAN
TRI WAHYUNI AGUSTINA, SH
KEPALA URUSAN UMUM
SUJITO, SH
KEPALA SEKSI LANTASKIM
RICKY R., Amd.Im,.
SH
KEPALA SEKSI STATUSKIM
SUSIYANI, SH
KEPALA SEKSI INFOKIM
IDA AYU KT
PUSPAWATI, SH
KASUBSI LINTAS BATAS
ANITA HERLINA,.
Amd.Im,.SH
KASUBSI PENTUSKIM
IMAM BAHRI, SH
KASUBSI PERIZINAN
OKE YOVIANA N.,
SE,.MM
KASUBSI LAHTUSKIM
YULIANTONI, SH
KASUBSI INFORMASI
RENY ELISABETH
M. Amd.Im,. SH
KASUBSI KOMUNIKASI
RIDHA SAH PUTRA,
Amd.Im,.SH,.MH
KEPALA SEKSI WASDAKIM
SAID ISMAIL, SH
KASUBSI WASKIM
YOGA ARIA PRAKOSO W., SE
KASUBSI DAKIM
ARI FEBRIANTO, SS
ANGKET PENELITIAN
Kepada Yth.
Para pemohon Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) atau Paspor.
Dengan Hormat,
Berkenaan dengan penelitian yang saya lakukan untuk penyusunan skripsi sebagai
syarat memperoleh gelar Sarjana Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), maka saya
memohon kesediaan bapak/ibu/saudara/saudari untuk mengisi angket yang saya ajukan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar efektivitas
pelayanan pembuatan paspor dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian (SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang.
Jawaban yang anda berikan akan sangat berarti dan merupakan bantuan yang
sangat berharga bagi saya, serta apapun jawaban yang diberikan akan dijaga
kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi kredibilitas anda sebagai masyarakat
pengguna pelayanan paspor.
Atas perhatian dan bantuan anda, saya mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat Saya
Cahyo Tri Wibowo
ANGKET PENELITIAN
“Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Dengan Menggunakan
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM)
di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang”
1. Petunjuk
a. Mohon bapak/ibu/saudara/i membaca pertanyaan dengan seksama.
b. Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan memberikan tanda ( √ )
c. Kejujuran atau objektivitas jawaban bapak/ibu/saudara/i sangat saya harapkan
dan saya ucapkan terima kasih atas waktu dan partisipasinya.
d. Alternatif jawaban yang tersedia terdiri dari :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
2. Identitas Responden
Nama : ............................................... (boleh tidak diisi)
Jenis Kelamin : 1. Perempuan 2. Laki-laki
Usia : 1. < 20 Tahun 2. 21-30 Tahun
3. 31-40 Tahun 4. 41-50 Tahun
Tingkat Pendidikan : 1. SMA 2. Diploma
3. SI 4. S2/S3
3. Pernyataan ( berilah tanda √ pada jawaban yang anda pilih )
Pernyataan yang berkaitan dengan Produktivitas
No. Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
1 Pegawai bekerja secara cepat dalam memberikan pelayanan.
2 Pegawai yang bekerja saat ini sudah sesuai dengan
keahlian bidangnya masing-masing.
3 Jumlah pegawai yang ada saat ini sudah mampu melayani permintaan pelayanan keimigrasian yang ada.
4 Kerjasama pegawai dalam memberikan pelayanan.
5 Pegawai bekerja secara cekatan dalam memberikan pelayanan.
Pernyataan yang berkaitan dengan Efisiensi
No. Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
6 Penyelesaian atau penerbitan paspor tepat waktu.
7 Waktu proses pengurusan paspor sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
8 Pemanfaatan teknologi oleh pegawai memberikan keakuratan dalam pelayanan paspor.
9 Pemanfaatan teknologi oleh pegawai memberikan
kecepatan dalam pelayanan paspor.
10 Pemanfaatan fasilitas kerja oleh pegawai
memberikan kemudahan dalam pelayanan paspor.
Pernyataan yang berkaitan dengan Fleksibilitas
No. Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
11 Pegawai selalu menyampaikan informasi kepada masyarakat setiap mekanisme pelayanan paspor.
12 Informasi yang diberikan kepada masyarakat
mudah dimengerti oleh masyarakat.
13 Pegawai membantu masyarakat apabila merasa kesulitan terkait mekanisme pembuatan paspor.
14 Pegawai selalu menjawab dengan baik setiap masalah atau komplain dari masyarakat.
Pernyataan yang berkaitan dengan Keunggulan
No. Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
15 Paspor yang dihasilkan sesuai dengan identitas permohonan paspor (tidak ganda).
16 Pemberian ganti rugi apabila paspor yang diberikan
tidak sesuai standar yang berlaku.
17 Paspor yang dihasilkan tidak mudah rusak.
18 Kinerja pegawai yang professional dalam
memberikan pelayanan.
19 Pegawai yang memberikan pelayanan dapat
diandalkan.
20 Kegiatan pelayanan paspor di kantor Imigrasi Tangerang sesuai dengan SOP yang berlaku.
21 Kegiatan pelayanan pembuatan paspor mudah
dipahami oleh masyarakat.
Pernyataaan yang berkaitan dengan Pengembangan
No. Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
22 Pegawai menindaklanjuti keluhan dari masyarakat.
23
Pegawai mampu memperbaiki kesalahan yang terjadi apabila dalam kegiatan pelayanan paspor terjadi suatu kesalahan.
24 Adanya fasilitas pengaduan terhadap keluhan
masyarakat.
25 Kemudahan dalam menyampaikan keluahan atau komplain.
26 Adanya kelengkapan fasilitas seperti ruang tunggu,
toliet, tempat ibadah dan area parkir yang memadai.
Pernyataan yang berkaitan dengan Kepuasan
No. Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
27 Pegawai ramah ketika memberikan pelayanan.
28 Pegawai sopan ketika memberikan pelayanan.
29 Pegawai tidak pernah memandang bulu atau pilih
kasih dalam memberikan pelayanan,
30 Pegawai tidak pernah menunda-nunda dalam
memberikan pelayanan
31 Pegawai mengerti kebutuhan masyarakat dalam kegiatan pelayanan paspor.
32 Pegawai mengedepankan kepentingan masyarakat yang hendak melakukan kegiatan pelayanan paspor dibandingkan kepentingan pribadinya.
DASAR HUKUM
1. 2. 3. 4. 5.
6.
7.
8.
9.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1994 tentang Surat PerjaPeraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HHPerubahan Kelima atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor MPaspor Biasa, Paspor Untuk Orang Asing, Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Warga Negara Indonesia dan Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Orang Asing;Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.02Penerapan Sistem Photo Terpadu Berbasis Biometrik pada Surat PerjalaPeraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HHOrganisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 9 Tahun 2012 tentang PenPaspor Biasa Bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia; Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-960.IZ.03.02 Tahun 2006 tentang Perubahan Ketiga atas Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor FSurat Perjalanan Republik Indonesia.
KETERKAITAN
1. SOP Cekal; 2. SOP Paspor Hilang, Rusak, atau Ganda (Duplikasi); 3. SOP Penanganan Ketidaksesuaian; 4. SOP Penyimpanan Berkas Permohonan Selesai
PERINGATAN
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penerbitan paspor akan terhambat dan menyebabkan ketidaksesuaian hasil, ketepatan waktu dan akurasi data.
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA DAN FASILITAS
NOMOR SOP IMI-GR.01.
TGL. PEMBUATAN 28 Maret 2013
TGL. REVISI
TGL. EFEKTIF 1 April 2013
DISAHKAN OLEH
NAMA SOP PROSES PENERBITAN PASPOR BARU
KUALIFIKASI PELAKSANA
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1994 tentang Surat Perjalanan Republik Indonesia;
M.HH-01.GR.01.01 Thun 2008 tentang Menteri Kehakiman Nomor M-01.IZ.03.10 Tahun 1995 tentang
an Laksana Paspor untuk Warga Negara Indonesia dan Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Orang Asing;
M.02-IZ.03.10 Tahun 2006 tentang Penerapan Sistem Photo Terpadu Berbasis Biometrik pada Surat Perjalanan Republik Indonesia; Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 9 Tahun 2012 tentang Penerbitan
960.IZ.03.02 Tahun 2006 tentang Perubahan Ketiga atas Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-458.IZ.03.02 Tahun 1997 tentang
1. Memiliki kemampuan pengolahan data penerbitan paspor2. Mengetahui prosedur penerbitan paspor; 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan; 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan.
PERALATAN PERLENGKAPAN
1. Komputer/Printer/Scanner; 2. Jaringan internet dan e-office; 3. Kamera, mesin finger print.
PENCATATAN DAN PENDATAAN
akan terhambat dan menyebabkan Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DOKUMEN PERJALANAN, VISA DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN
GR.01.01-1102
28 Maret 2013
1 April 2013
Direktur Jenderal Imigrasi,
Bambang Irawan NIP. 19540928 197903 1 002
PROSES PENERBITAN PASPOR BARU
puan pengolahan data penerbitan paspor;
Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan; Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan.
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
Alur Kegiatan Pelaksana Mutu Baku
Darinsuk Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output Keterangan
1
Menerima permohonan, memeriksam kelengkapan persyaratan dan memberikan tanda terima permohonan
Berkas
permohonan 10 menit
Persyaratan permohonan sesuai
peraturan yang berlaku
2
Memasukkan data pemohon ke aplikasi SPRI
Berkas permohonan
5 menit Data pemohon di komputer
3
Memeriksa data pemohon pada daftar cekal
Berkas permohonan 5 menit Verifikasi data
cekal pemohon
Apabila masuk dalam daftar cekal
ditindaklanjuti pada alur SOP cekal
4
Menerima tanda terima permohonan dan pembayaran blangko paspor dan foto
Tidak
Slip tanda bukti pembayaran 5 menit
Hasil pembayaran
blangko paspor dan foto
Tanda bukti bayar digunakan untuk
pengambilan paspor
5
Mengeluarkan blangko paspor sesuai tanda bukti pembayaran
Slip tanda bukti pembayaran 5 menit
Blangko paspor yang belum
disahkan
6
Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon
Slip tanda bukti pembayaran
10 menit Foto biometrik dan sisik jari
pemohon
7
Melakukan wawancara, verifikasi kelengkapan dan keabsahan data pemohon
Ya
Tidak
Lembar biodata
pemohon berkas
permohonan
10 menit
Hasil wawancara dan
verifikasi petugas
Apabila ada ketidaksesuaian
dilanjutkan pada alur SOP ketidaksesuaian
8
Memeriksa hasil verifikasi data pusdakim (adjudikasi)
Tidak
Data biometrik pemohon 10 menit Hasil verifikasi
Pusdakim
Apabila ada ketidaksesuaian
dilanjutkan pada alur SOP ketidaksesuaian
9
Mencetak biodata dan alamat pada paspor, melakukan uji kualitas, dan melakukan laminasi
Tidak
Blangko paspor 10 menit
Paspor yang telah terisi data
biometrik pemohon
Apabila ada ketidaksesuaian
dilanjutkan pada alur SOP ketidaksesuaian
10
Menerima perintah penggantian blangko paspor dan mengeluarkan tanda bukti
Tanda bukti
pengeluaran blangko
5 menit Blangko paspor
yang belum disahkan
Petugas menerima penggantian paspor setelah dilakukan BA
pengguntingan
11
Melakukan pengecekan dan penelitian ulang paspor yang telah selesai di proses oleh Kepala Kantor atau pejabat yang ditunjuk
Blangko paspor 2 menit Paraf penelitian oleh pejabat
loket
entry
cekal
bayar
Distribusi
blangko
paspor
P/2
Distribusi
blangko
paspor
biometrik
sesuai
sesuai
sesuai
Alur Kegiatan Pelaksana Mutu Baku
Darinsuk Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output Keterangan
12
Memberikan nomor register, mencetak kartu Izin Tinggal Tetap dan menerakan Izin Tinggal Tetap pada paspor pemohon
Blangko paspor 2 menit
Paspor yang telah disahkan
Pengesahan Kepala Kantor atau pejabat
yang ditunjuk melalui sistem
13
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau pejabat yang ditunjuk
Blangko paspor
2 menit Tanda tangan pada dokim dan paspor
14
Memindai fotokopi halaman paspor yang terdapat peneraan Izin Tinggal Tetap sebagai arsip
Blangko paspor bukti
pengambilan paspor
5 menit Data hasil
pindai dokumen
Pemohon menunjukkan tanda bukti bayar dan KTP
atau KK sebagai syarat pengambilan
paspor
15
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai
Ekspedisi insarkom
5 menit
Paspor yang telah
diterakan cap ITAP
P/1
loket
Selesai
Dokumentasi
Gambar 1
Sarana dan Prasarana Kantor Imigrasi Tangerang
Area Parkir Motor
Area Parkir Mobil
Ruang Tunggu
Kantin
Tempat Pengambilan Formulir
Lokasi toilet di sebelah kiri gedung
Gambar 2
Banner Informasi
Alur Pembuatan Paspor
Gambar 3
Wawancara Dengan Kepala Sub Seksi Informasi Keimigrasian
Gambar 4
Penyebaran Angket
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Cahyo Tri Wibowo
Tempat dan Tanggal Lahir : Tangerang, 26 Mei 1992
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah.
Tinggi / Berat Badan : 175 cm / 72 kg
Alamat Sekarang : Komplek Angkasa Pura II Jalan Selaparang Blok
C IV No.3 Rt.006 Rw.07 Karanganyar Neglasari
Tangerang Banten 15121
Telepon : 08561533612
Email : [email protected]
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
Formal :
A. Perguruan Tinggi : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Tahun : 2010 – 2014
B. Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 7 Tangerang
Tahun : 2007 – 2010
C. Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 2 Tangerang
Tahun : 2004 – 2007
D. Sekolah Dasar : SD Kartini Tangerang
Tahun : 1998 – 2004
Non Formal
2008 – 2009 : Kursus Bahasa Inggris di LBPP LIA Tangerang
Program English For Adult (EA) (Bersertifikat)
Januari 2014 : Pusat Bahasa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Score TOEFL : 473 (Bersertifikat)
Januari – Maret 2014 : Kursus Bahasa Inggris di LBPP LIA Tangerang
Program Preparation Course For TOEFL
PENGALAMAN ORGANISASI
1. PMR SMP NEGERI 2 TANGERANG
2. BEM FISIP UNTIRTA TAHUN 2013 KABINET KREATIF
KUALIFIKASI
1. Microsoft Office 2007 (Word, Power Point, Excel)
2. Bahasa Indonesia : Lisan dan Tulisan
3. Bahasa Inggris : Lisan dan Tulisan
4. Internet