60
EFEKTIVITAS PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA MATERI ATMOSFER KELAS X SMA N 1 BAWANG KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Utik Milati Hanifah 3201413027 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

EFEKTIVITAS PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR …lib.unnes.ac.id/30279/1/3201413027.pdfpembelajaran geografi yang digunakan di kelas X IPS SMA N 1 Bawang masih bersifat teacher centered

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

EFEKTIVITAS PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR DENGAN

MODEL GROUP INVESTIGATION PADA MATERI ATMOSFER

KELAS X SMA N 1 BAWANG KABUPATEN BATANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Utik Milati Hanifah

3201413027

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Pendekatan jelajah Alam Sekitar dengan

Model Group Investigation pada Materi Atmosfer Kelas X SMA N 1 Bawang

Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2016/2017 “ini telah disetujui oleh

pembimbing pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Tukidi, M.Pd. Sriyanto, S.Pd., M.Pd.

NIP.195403101983031002 NIP.197707222005011001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Geografi

Dr. Tjaturrahono Budi Sanjoto, M.Si.

NIP. 196210191988031002

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji I Penguji II Penguji III

Dr. Eva Banowati, M.Si. Sriyanto, S.Pd., M.Pd. Drs. Tukidi, M.Pd.

NIP. 19610929 1989012003 NIP. 19770722 2005011001 19540310198303100

Penguji III

Drs. Tukidi, M.Pd.

NIP. 19540310 1983031 002

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M. A

NIP. 19630802 1988031 001

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Agustus 2017

Yang menyatakan

Utik Milati Hanifah

NIM. 3201413027

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

� Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada

berputus asa dari rahmat Allah melainkan orang-orang yang kufur (Q.S.

Yusuf:87)

� Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati,

padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-

orang yang beriman (Q.S. Ali-Imran: 139)

� Cukuplah Allah bagiku, tiada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku

bertawakal (Q.S. At-Taubah: 129)

� Jika kebaikan bisa kamu lakukan sekarang mengapa harus menunggu nanti

(Utik Milati Hanifah)

Persembahan:

1. Bapak Rokhmat Slamet dan Ibu Rokhmatun Khasanah tercinta, terima kasih

atas cinta, kasih sayang, pengorbanan, perhatian, doa, dan dukungan yang

telah diberikan selama ini.

2. Kedua kakakku Muhammad Ali Imron dan Amiq Ahmad Mundakir serta

keluarga besarku, terima kasih atas doa, perhatian dan dukungannya.

3. Rokhmah, Lana, Putri, Tia, Zidni, Goldy, Aji, Imron, Beno, Mas Ulil dan

semua sahabat-sahabat jurusan Geografi 2013

4. Soda Ocean family yang telah memberikan motivasi, semangat, bantuan dan

hiburan

5. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama

ini.

6. Almamaterku

SARI

Hanifah, Utik Milati. 2017. Efektivitas Pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan Model Group Investigation Pada Materi Atmosfer Kelas X IPS SMA N 1 Bawang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Semarang. Drs. Tukidi, M.Pd., Sriyanto, S.Pd., M.Pd. 150 hal.

Kata kunci: efektivitas, pendekatan jelajah alam sekitar, model group investigation

Guru harus mampu mengembangkan pembelajaran dengan beragam latar

belakang, kemampuan, pemahaman, minat, serta motivasi belajar peserta didik.

Selain harus mampu membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga

harus berinisiatif mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber

belajar yang konkret. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pendekatan

pembelajaran geografi yang digunakan di kelas X IPS SMA N 1 Bawang masih

bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Pembelajaran cenderung dilakukan

di dalam kelas dan kurang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran pada

materi atmosfer kurang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar melihat

objek kajian materi atmosfer berada di lingkungan alam. Diperlukan pendekatan

pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif belajar melalui

lingkungan sekitar, diantaranya adalah pendekatan jelajah alam sekitar.

Pendekatan jelajah alam sekitar adalah pendekatan pembelajaran yang

memanfaatkan lingkungan alam sebagai sumber belajar. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui efektivitas pendekatan jelajah alam sekitar dengan

model group investigation pada materi atmosfer kelas X IPS SMA N 1 Bawang

Kabupaten Batang.

Efektivitas dalam penelitian ini mengambil empat indikator yaitu 1)

kemampuan guru mengelola pembelajaran 2) Ketuntasan hasil belajar formatif

siswa secara klasikal 3) ketercapaian aktivitas belajar siswa 4) reson/tanggapan

positif siswa. Desain penelitian ini menggunakan Pre-Eksperimental Design

dengan model pre-test and post-test group. Sampel dari penelitian ini adalah

siswa kelas X IPS 3 yang berjumlah 32 siswa. Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah tes, observasi, angket, dan dokumentasi. Metode analisis data

menggunakan analisis deskriptif persentase dan uji perbedaan dua rata-rata.

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa kemampuan guru

mengelola pembelajaran mencapai 76,14% dan masuk dalam kategori baik.

Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai 56,25% sehingga pada

kriteria ini belum terpenuhi. Aktivitas siswa dalam pembelajaran mencapai

71,88% dan masuk dalam kategori tinggi. Sedangkan respon/tanggapan siswa

dalam mengikuti pembelajaran mencapai 97,66% masuk dalam kategori baik.

Pendekatan jelajah alam sekitar dengan model group investigation pada materi

atmosfer belum efektif karena terdapat satu variabel yang belum terpenuhi.

Saran penelitian ini adalah guru perlu mengembangkan kembali pendekatan

jelajah alam sekitar dengan model group investigation agar berjalan optimal dan

menjadi alternatif pembelajaran geografi yang diminati siswa.

ABSTRACT

Hanifah, Utik Milati. 2017. The Effectiveness of Natural Roaming Approach with

Group Investigation Model on Atmospheric Material in Class X IPS SMA N 1

Bawang 2016/2017 Year School. Thesis, Geography Department, Faculty of

Social Sciences, Semarang State University. Drs. Tukidi, M.Pd., Sriyanto, S.Pd.,

M.Pd. 150 p.

Keywords: effectiveness, natural roaming approach, group investigation model

Teachers should be able to develop learning with a variety of background,

ability, understanding, interest, and motivation learners learn. In addition must be

able to create their own learning tools and props, also must take the initiative

utilize the environment around the school as a source of learning that concrete.

This research is motivated by geography learning approach used in class X IPS

SMA N 1 Bawang is still teacher centered. Lessons tend to be done in the

classroom and actively engage students less actively. Learning on atmospheric

materials is less utilizing the environment as a source of learning to see the object

of the study of atmospheric materials in the natural environment. It takes a

learning approach that is able to involve students actively learning through the

surrounding environment, such as the approach of roaming the surrounding

nature. The natural roaming approach is a learning approach that utilizes the

natural environment as a learning resource. The purpose of this study is to

determine the effectiveness of the approach of roaming the surrounding nature

with a group investigation model in atmospheric material for class X IPS SMA N

1 Bawang.

Effectiveness in this research take four indicator that is 1) ability of teacher

to manage learning 2) completeness of student formative learning result in

classical 3) student learning activity achievement 4) reson / positive response of

student. This research design uses Pre-Experimental Design with pre-test and

post-test group model. The sample of this research is students of class X IPS 3

which amounted to 32 students. Data collection methods used are tests,

observations, questionnaires, and documentation. Methods of data analysis using

descriptive analysis percentage and test the difference of two averages.

Result of research and discussion show that teacher ability to manage

learning reach 76,14% and enter in good category. The completeness of student

learning outcomes in the classical reach 56.25% so that this criterion has not been

fulfilled. Student activity in learning reaches 71,88% and included in high

category. While the responses / responses of students in following learning

reached 97.66% fall into either category. The approach of roaming the

surrounding nature with the group investigation model on atmospheric material

has not been effective because there is one variable that has not been fulfilled

Suggestion of this research is teacher need to re-develop approach of

roaming nature around with group investigation model to run optimally and

become alternative of geography learning which interest student.

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul ”Efektivitas Pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan Model Group

Investigation pada Materi Atmosfer Kelas X SMA N 1 Bawang Kabupaten

Batang Tahun Pelajaran 2016/2017 ”. Penulisan ini dapat terselesaikan karena

adanya bimbingan, bantuan serta motivasi dari berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Rustono, M. Hum., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang.

3. Dr. Tjaturrahono Budi Sanjoto, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Universitas

Negeri Semarang atas kemudahan administrasi dalam menyelesaikan skripsi.

4. Drs. Tukidi, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan,

bimbingan, petunjuk, motivasi, semangat dan dukungan dalam penyusunan

skripsi.

5. Sriyanto, S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan,

bimbingan, petunjuk, motivasi, semangat dan dukungan dalam penyusunan

skripsi

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Geografi yang telah memberikan bekal dalam

penyusunan skripsi ini.

7. Ibu Kuswati, petugas Tata Usaha jurusan Geografi yang telah membantu

segala urusan administrasi dalam pembuatan skripsi.

8. Drs. Saefudin, Kepala SMA N 1 Bawang yang telah memberi ijin penelitian.

9. Budi Santoso, S.Pd., guru mata pelajaran Geografi yang telah membantu

dalam pelaksanaan penelitian.

10. Semua guru dan karyawan di SMA N 1 Bawang yang telah membantu

kelancaran pelaksanaan penelitian.

11. Orang tuaku tercinta yang tak pernah lelah memberikan cinta, kasih sayang,

pengorbanan, perhatian, doa, dan dukungan kepada penulis.

12. Sahabat-sahabat Pendidikan Geografi 2013 yang telah berjuang bersama,

memberikan motivasi dan do’a.

13. Keluarga besar Soda Ocean yang telah memberikan motivasi, semangat,

dukungan serta hiburan kepada penulis

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah penulis sampaikan masih banyak

kekurangan. Untuk itu penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, Agustus 2017

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

SARI ................................................................................................................. vi

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

PRAKATA ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

E. Batasan Istilah ................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Pustaka ................................................................................. 11

1. Pengertian Efektivitas ................................................................. 17

2. Belajar dan Pembelajaran ........................................................... 16

3. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar ................................................ 18

4. Model Pembelajaran Kooperatif ................................................. 24

5. Model Group Investigation......................................................... 25

6. Materi Atmosfer......................................................................... 29

B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 36

C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 41

B. Populasi ........................................................................................... 41

C. Sampel dan Teknik Sampling .......................................................... 42

D. Variabel Penelitian .......................................................................... 42

E. Definisi Operasional Variabel......................................................... 43

F. Desain Penelitian ............................................................................. 44

G. Prosedur Penelitian .......................................................................... 45

H. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ................................................ 48

I. Analisis Instrumen.............................. ............................................. 50

J. Metode Analisis Data ...................................................................... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMA N 1 Bawang .............................................. 62

1. Lokasi Penelitian ....................................................................... 62

2. Kondisi Sekolah ........................................................................ 63

B. Hasil Penelitian ................................................................................ 64

1. Pelaksanaan Penelitian............................................................... 64

2. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran............................. 74

3. Hasil Belajar Siswa .................................................................... 76

4. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ........................................ 79

5. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran ................................. 81

C. Pembahasan ..................................................................................... 82

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ......................................................................................... 89

B. Saran ................................................................................................ 89

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 91

LAMPIRAN ..................................................................................................... 94

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Penerapan JAS .................................................... 22

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas X IPS SMA N 1 Bawang ................................ 42

Tabel 3.2 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Tes ........................................... 51

Tabel 3.3 Kriteria Angka Reliabilitas .............................................................. 52

Tabel 3.4 Rekap Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba .................... 53

Tabel 3.5 Rekap Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba .......................... 54

Tabel 3.6 Kriteria Persentase Kemampuan Guru

Mengelola Pembelajaran ................................................................. 58

Tabel 3.7 Kriteria Persentase Aktivitas Siswa ................................................. 59

Tabel 3.8 Kriteria Persentase Respon Siswa .................................................... 61

Tabel 4.1 Jumlah Kelas dan Siswa SMA N 1 Bawang .................................... 63

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 64

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan dan Pengukuran Unsur-unsur Cuaca................. 70

Tabel 4.4 Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ................................... 74

Tabel 4.5 Hasil Belajar Pre Test ...................................................................... 77

Tabel 4.6 Hasil Belajar Post Test ..................................................................... 78

Tabel 4.7 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran JAS dengan Model GI .......... 80

Tabel 4.8 Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran JAS

dengan Model GI ............................................................................. 81

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir ................................................................ 40

Gambar 4.1 Guru Membagi Kelas Menjadi Kelompok ................................... 69

Gambar 4.2 Siswa Merencanakan Tugas yang Akan Dilakukan ..................... 69

Gambar 4.3 Siswa Melakukan Pengukuran Unsur Cuaca dan Iklim ............... 71

Gambar 4.4 Siswa Melakukan Diskusi Hasil Pengamatan Kelompok ............ 72

Gambar 4.5 Perwakilan Setiap Kelompok Melakukan Presentasi

di depan Kelas ............................................................................. 73

Gambar 4.6 Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran

JAS dengan Model GI................................................................ 80

Gambar 4.7 Tanggapan Siswa terhadap pembelajaran JAS

Dengan Model GI ....................................................................... 82

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian .................................................................. 95

Lampiran 2 Silabus Pembelajaran .................................................................... 96

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 99

Lampiran 4 Daftar Nama Siswa kelas Uji Coba .............................................. 104

Lampiran 5 Lembar Soal Uji Coba .................................................................. 105

Lampiran 6 Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan

Reliabilitas Soal Test ..................................................................... 115

Lampiran 7 Perhitungan Validitas Butir Soal.................................................. 116

Lampiran 8 Perhitungan Reliabilitas Instrumen .............................................. 118

Lampiran 9 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ........................................... 119

Lampiran 10 Perhitungan Daya Pembeda Soal ................................................ 120

Lampiran 11 Daftar Nama Siswa Kelas X IPS 3 ............................................. 121

Lampiran 12 Kisi-kisi Soal Pre Test ................................................................ 122

Lampiran 13 Lembar Soal Uji Coba ................................................................ 123

Lampiran 14 Kunci Jawaban Soal Tes ............................................................. 129

Lampiran 15 Lembar Jawaban Tes .................................................................. 130

Lampiran 16 Data Hasil Belajar antara Pre Test dan Post Test ....................... 131

Lampiran 17 Uji Normalitas Data Hasil Pre Test ............................................ 132

Lampiran 18 Uji Normalitas Data Hasil Post Test........................................... 133

Lampiran 19 Lembar Observasi Kemampuan Guru

Mengelola Pembelajaran ............................................................. 134

Lampiran 20 Kisi-kisi Instrumen Observasi Kemampuan Guru

Mengelola Pembelajaran ............................................................. 136

Lampiran 21 Rekapitulasi Perhitungan Kemampuan Guru

Mengelola Pembelajaran ............................................................. 138

Lampiran 22 Lembar Pengamatan aktivitas Siswa .......................................... 139

Lampiran 23 Rubrik Kriteria Pengamatan Aktivitas Siswa ............................. 141

Lampiran 24 Kisi-kisi Pengamatan Aktivitas Siswa ........................................ 143

Lampiran 25 Rekapitulasi Skor Aktivitas Siswa ............................................. 144

Lampiran 26 Lembar Angket Tanggapan Siswa .............................................. 145

Lampiran 27 Kisi-kisi Instrumen Angket Tanggapan Siswa ........................... 147

Lampiran 28 Rekapitulasi Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran ............ 148

Lampiran 29 Hasil Evaluasi Nilai Pre Test dan Post Test ............................... 149

Lampiran 30 Surat Keterangan Selesai Penelitian ........................................... 150

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. Guru

sebagai pendidik profesional mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang

sangat strategis. Selain itu, guru mempunyai visi terwujudnya

penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas

untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh

pendidikan yang bermutu. Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang

mampu melakukan proses pematangan kualitas peserta didik yang

dikembangkan dengan cara membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan,

ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan dari

buruknya akhlak dan keimanan.

Guru harus mampu mengembangkan pembelajaran dengan

beragamnya latar belakang kemampuan, pemahaman, pengalaman, minat,

motivasi, gaya, dan kecepatan belajar para peserta didik. Dalam proses belajar

mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa bekerja secara efektif dan

efisien, salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai

teknik-teknik penyajian materi, atau biasa disebut model pembelajaran.

Model pembelajaran di sekolah sebaiknya berorientasi pada sistem

pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan akademik dan

interaksi sosial. Pemilihan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru

2

bertujuan agar tercipta iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi,

minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang optimal antara guru dengan

siswa serta antara siswa dengan siswa. Pemilihan model pembelajaran itu

diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal.

Ketercapaian tujuan dapat diketahui dari tercapainya standar ketuntasan

belajar. Selain pemilihan model pembelajaran, guru juga harus mampu

mengembangkan model atau metode yang digunakan.

Objek studi geografi tidak lain adalah geosfer, yaitu permukaan bumi

yang hakikatnya merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas atmosfer

(lapisan udara), litosfer (lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer (lapisan air,

perairan), dan biosfer (lapisan kehidupan). Pengajaran geografi pada

hakikatnya adalah pengajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan

bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia

dengan variasi kewilayahannya. Menurut Sumaatmaja (2001) Metode

mengajar yang dapat diterapkan pada PBM geografi dapat dikelompokkan

menjadi dua kelompok besar, yaitu metode di dalam ruangan (indoor study)

dan metode di luar ruangan (outdoor study). Selaras dengan teori diatas maka

pembelajaran geografi di luar ruangan mutlak dilakukan. Pembelajaran luar

ruangan berkaitan erat dengan pembelajaran kontekstual atau pembelajaran

yang berkaitan langsung dengan kehidupan nyata diamana siswa secara

langsung belajar di lingkungan alam sekitar. Salah satu pendekatan

pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran luar ruangan adalah

pendekatan jelajah alam sekitar.

3

Penelitian sebelumnya oleh Riskawati Yuanita, dkk (2014)

menyebutkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan jelajah alam sekitar

dengan model investigasi kelompok dapat mengoptimalkan aktivitas siswa

dan hasil belajar siswa di SMP 2 Brangsong. Penelitian lain (Alimah, 2014).

juga menyebutkan bahwa model jelajah alam sekitar menunjukkan

peningkatan pada kemampuan berpikir kritis mahasiswa.

Hasil studi pendahuluan peneliti yang dilakukan di SMA Negeri 1

Bawang kelas X dengan melakukan observasi dan wawancara dapat diketahui

bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan yang

berpusat pada guru (teacher centered) dan cenderung hanya di dalam kelas.

Hal ini dapat diketahui dari RPP materi atmosfer yang digunakan oleh guru

dalam mengajar. Pembelajaran demikian berdampak pada hasil belajar siswa

yang menjadi kurang optimal. Hal ini dapat dilihat pada nilai formatif siswa

materi atmosfer kelas X pada tahun sebelumnya dimana persentase untuk

siswa dengan nilai diatas KKM hanya mencapai 30%, sedangkan siswa

dengan nilai di bawah KKM sebesar 70%. Kriteria ketuntasan minimal untuk

mata pelajaran geografi di SMA N 1 Bawang adalah 70. Peneliti juga

melakukan wawancara dengan beberapa siswa yang mengatakan bahwa

pembelajaran dengan pendekatan teacher centered kurang mampu melibatkan

mereka secara aktif sehingga mereka cenderung merasa jenuh dan bosan

dalam pembelajaran. Mereka hanya duduk mendengarkan dan mencatat

penjelasan dari guru sehingga partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat

kurang. Berbagai permasalahan tersebut menunjukkan bahwa pendekatan

4

pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) belum efektif dan

belum mampu mengoptimalkan pembelajaran. Materi atmosfer merupakan

materi yang mempelajari fenomena lapisan-lapisan udara di permukaan bumi.

Pembelajaran yang bersifat kontekstual atau berkaitan langsung dengan

kehidupan nyata memberi kesempatan siswa belajar langsung di lingkungan

alam dan mengenali objek/fenomena nyata di lapangan. Salah satu solusi

untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang terjadi yaitu mengubah

pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan pendekatan yang

mampu memanfaatkan lingkungan alam sekitar serta melibatkan siswa secara

aktif dalam pembelajaran. salah satu alternatif pendekatan yang dapat

diterapkan adalah pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan model

group investigation.

Jelajah alam sekitar merupakan pendekatan pembelajaran yang

memanfaatkan lingkungan sekitar siswa sebagai objek belajar (Marianti dan

Kartijono, 2005). Jelajah alam sekitar secara komprehensif memadukan

berbagai pendekatan antara lain eksplorasi dan investigasi, konstruktivisme,

ketrampilan proses dengan cooperative learning (Mulyani, dkk, 2008).

Pembelajaran dengan pendekatan jelajah alam sekitar tidak selalu mudah

diterapkan. Sulitnya pengelolaan kelas ketika kegiatan eksplorasi

mengakibatkan peserta didik seringkali kurang memperhatikan dan kurang

berada dalam pengawasan guru apabila pengamatan dilakukan secara

individu. Penerapan pendekatan jelajah alam sekitar akan lebih efektif apabila

dilakukan secara berkelompok sehingga guru lebih mudah untuk mengelola

5

pembelajaran dan memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan eksplorasi.

Salah satu alternatif model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan

adalah model pembelajaran group investigation. Model pembelajaran ini

mendekati langkah-langkah para ilmuwan menemukan konsep fisika. Siswa

diberi kesempatan untuk bersikap ilmiah dengan mengembangkan rasa ingin

tahu, jujur, terbuka, tekun, dan teliti (Istikomah, dkk, 2010). Model group

investigation dapat mendukung diterapkannya pendekatan JAS karena model

ini mengajak siswa melakukan kegiatan investigasi atau pengamatan terhadap

objek belajar. Hal ini selaras dengan tahap-tahap pada pendekatan jelajah

alam sekitar yaitu pada tahap eksplorasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti melakukan

penelitian yang berjudul “Efektivitas Pendekatan Jelajah Alam Sekitar

dengan Model Group Investigation Pada Materi Atmosfer Kelas X SMA

N 1 Bawang Kabupaten Batang ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, dapat disusun rumusan

masalah “Bagaimana Efektivitas Pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan

Model Group Investigation Pada Materi Atmosfer Kelas X SMA N 1 Bawang

Kabupaten Batang?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang dicapai dari

penelitian ini adalah untuk mengkaji efektivitas pendekatan Jelajah Alam

6

Sekitar dengan model Group Investigation pada materi atmosfer Kelas X

SMA N 1 Bawang Kabupaten Batang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

a. Memotivasi serta memberi pemahaman untuk melakukan penelitian

mengenai permasalahan kualitas pembelajaran geografi secara lebih

lanjut.

b. Menambah perbendaharaan ilmu yang berhubungan dengan

pengelolaan kelas.

c. Dapat menjadi bahan dan referensi bagi penelitian sejenis lainnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1) Meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran

geografi di kelas.

2) Menghilangkan rasa jenuh akan pelajaran geografi sehingga

siswa lebih senang dalam mengikuti pembelajaran geografi.

3) Siswa lebih menguasai materi pelajaran khususnya materi

atmosfer dan meningkatkan aktivitas belajar melalui pendekatan

jelajah alam sekitar dengan model group investigation.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapakan mampu memberikan wawasan,

pengetahuan serta ketrampilan kepada guru tentang penggunaan

7

pendekatan pembelajaran jelajah alam sekitar dan model group

investigation.

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharap dapat memberikan wawasan dan

timbal balik yang positif bagi semua personil sekolah terutama guru

mata pelajaran geografi dan siswa, untuk senantiasa meningkatkan

kualitas pembelajaran geografi di sekolah.

E. Batasan Istilah

Perlu dijelaskan istilah yang berkaitan dengan judul dalam penelitian

ini agar mudah dipahami, terarah, jelas dan tepat sasaran. Selain itu juga

untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahpahaman serta salah tafsir.

Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah:

1. Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif (KBBI, 1999: 250) yang

berarti ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya). Efektivitas

diartikan adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas

dengan sasaran yang akan dicapai. Pembelajaran dikatakan efektif

apabila memenuhi tiga dari empat indikator efektivitas yaitu kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran efektif, (2) aktivitas siswa efektif,

(3) ketuntasan hasil belajar secara klasikal tuntas atau efektif, dan (4)

respon/tanggapan siswa terhadap pembelajaran positif.

8

Efektivitas pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah ketercapaian keempat indikator pembelajaran efektif

menggunakan pendekatan jelajah alam sekitar antara lain:

a. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran efektif

Kemampuan guru mengelola pembelajaran efektif dalam penelitian

ini dimana guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

langkah-langkah pendekatan jelajah alam sekitar dengan model

group investigation, antara lain: eksplorasi, mengorganisasi peserta

didik untuk belajar, membimbing persiapan observasi kelompok, dan

evaluasi.

b. Aktivitas siswa efektif

Yang dimaksud aktivitas siswa efektif dalam penelitian ini adalah

dimana siswa dalam pembelajaran secara aktif mengikuti langkah-

langkah pada pembelajaran jelajah alam sekitar dengan model group

investigation, seperti siswa mengamati dan mencari data objek

pembelajaran, siswa membangun konsep dan gagasan dari apa yang

telah diamati, siswa melaksanakan pembelajaran dengan langkah-

langkah ilmiah, siswa bekerjasama dalam kelompok, dan siswa

mengumpulkan tugas sesuai dengan ketentuan.

c. Ketuntasan hasil belajar secara klasikal tuntas atau efektif

Ketuntasan hasil belajar secara klasikal yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah ketuntasan hasil belajar formatif siswa pada

9

materi atmosfer setelah melakukan pembelajaran jelajah alam sekitar

dengan KKM 70.

d. Respon/tanggapan siswa terhadap pembelajaran positif

Respon/tanggapan siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

tanggapan siswa terhadap pembelajaran jelajah alam sekitar dengan

model group investigation.

2. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)

Jelajah alam sekitar merupakan pendekatan pembelajaran yang

memanfaatkan lingkungan alam sekitar kehidupan peserta didik, baik

lingkungan fisik, sosial, teknologi maupun budaya sebagai objek belajar

yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Marianti dan

Kartijono, 2005).

Penerapan pendekatan jelajah alam sekitar pada penelitian ini

dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan alam yang diawali kegiatan

eksplorasi dimana siswa melakukan pengukuran dan pengumpulan data

tentang unsur-unsur cuaca. Siswa secara berkelompok melakukan

pengukuran dan pengamatan secara langsung di alam terbuka dan

kemudian hasil pengamatan tersebut menjadi bahan diskusi siswa

bersama kelompoknya. Hasil dari diskusi tersebut kemudian

dipresentasikan di depan kelas oleh perwakilan setiap kelompok.

Pendekatan jelajah alam sekitar pada penelitian ini dikombinasikan

dengan model group investigation dan langkah-langkah pembelajarannya

10

disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran 5M (mengamati,

menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengomunikasikan).

3. Model Pembelajaran Group Investigation

Pembelajaran kooperatif Group Investigation merupakan model

pembelajaran kelompok dimana para siswa ditempatkan pada kelompok-

kelompok yang heterogen dan selanjutnya mereka bersama menentukan

apa yang ingin mereka investigasikan (Isjoni, 2012:87). Model group

investigation dalam penelitian ini diterapkan sebagai pelengkap dari

pembelajaran jelajah alam sekitar. Para siswa bekerja melalui enam tahap

mulai dari mengidentifikasi topik, merencanakan tugas yang akan

dipelajari, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir, dan

mempresentasikan.

4. Hasil belajar

Menurut Anni (2012:69) hasil belajar merupakan perubahan

bertingkah laku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan

belajar. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil

belajar formatif siswa pada materi atmosfer. Hasil belajar kognitif siswa

setelah pelaksanaan pembelajaran akan dibandingkan dan dianalisis

dengan patokan nilai KKM yaitu 70.

11

BAB II

TINJAUKAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teoritis

1. Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti berhasil atau

sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu yang

memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa

hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan.

Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan

tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas berkaitan dengan

terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu,

dan adanya partisipasi aktif dari anggota (Mulyasa, 2012:82). Handoko

(2008:7) mengatakan bahwa efektivitas merupakan kemampuan untuk

memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas

pembelajaran adalah ketepatan penggunaan pendekatan, strategi atau

metode terhadap sebuah keberhasilan pembelajaran dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Tingkat efektivitas dapat diukur dengan

membandingkan antara rencana yang telah ditetapkan dengan hasil nyata

yang telah dicapai. Namun, jika hasil pekerjaan dan tindakan yang

12

dilakukan tidak tepat akan menyebabkan tujuan atau sasaran tidak

tercapai. Hal tersebut dapat dikatakan tidak efektif.

Menurut Sinambela (2006), pelaksanaan pembelajaran dikatakan

efektif jika tiga kriteria dari empat kriteria berikut terpenuhi, yaitu: (1)

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran efektif, (2) aktivitas

siswa efektif, (3) ketuntasan hasil belajar secara klasikal tuntas atau

efektif, dan (4) respon/tanggapan siswa terhadap pembelajaran positif.

Sedangkan Susilo (2013) dalam penelitiannya menggunakan indikator

efektivitas pembelajaran, yaitu: (1) kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran,(2) aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan (3)

ketuntasan hasil belajar secara klasikal.

Indikator efektivitas pembelajaran yang menjadi perhatian dalam

penelitian ini meliputi: (a) kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran, (b) aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, (c)

ketuntasan hasil belajar dan (d) respon positif siswa terhadap

pembelajaran.

a. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

Proses belajar hasil belajar pada siswa bukan hanya

ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan

tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang

mengajar dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih

mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan

13

dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para

siswa berada pada tingkat optimal (Hamalik, 2008:38).

Hal ini selaras dengan Mulyasa (2008) yang mengatakan

bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan

melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Untuk

menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan

diperlukan berbagai ketrampilan. Terdapat 8 ketrampilan mengajar

yang sangat berperan dan menentukan penguatan, mengadakan

variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran,

membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta

mengajar kelompok kecil dan perorangan. Kinerja guru yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas guru dalam

melakukan pembelajaran jelajah alam sekitar dengan model group

investigation yang meliputi: (a) membuka dan menutup

pembelajaran, (b) membimbing peserta didik untuk melakukan

eksplorasi (c) membagi siswa dalam kelompok, (d) mengorganisasi

peserta didik untuk belajar, (e) membimbing persiapan observasi

kelompok, dan (f) melakukan evaluasi.

b. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Menurut Hanafiah dan Suhana (2009) Proses aktivitas

pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta

didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan

14

perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik

berkaitan dengan aspek afektif, maupun psikomotor.

Hamalik (1980) menyatakan bahwa aktivitas belajar dibagi

ke dalam delapan kelompok, yaitu sebagai berikut:

1) Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-

gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan

mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta

atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan

pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,

berwawancara, diskusi, dan interupsi.

3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan

penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi

kelompok, mendengarkan suatu permainan, atau mendengarkan

radio.

4) Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis

laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat

outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes, serta mengisi

angket.

5) Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat

grafik, chart, diagram, peta, dan pola.

15

6) Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih

alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model,

menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.

7) Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat,

memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat

hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8) Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani,

tenang, dan lain-lain.

Aktivitas yang dimaksud dalam penelitin ini adalah aktivitas

siswa pada tahapan pembelajaran jelajah alam sekitar dengan model

group investigation yang meliputi:

a) Aktivitas siswa pada tahapan pembelajaran jelajah alam sekitar

yaitu eksplorasi, konstruktivisme, proses sains, masyarakat

belajar, assesment autentik dan bioedutainment.

b) Aktivitas siswa pada tahapan pembelajaran group investigation

yaitu (1) mengidentifikasi topik dan mengatur ke dalam

kelompok, (2) merencanakan tugas yang akan dicapai, (3)

melakukan investigasi, (4) menyiapkan laporan akhir, (5)

mempresentasikan hasil laporan akhir, dan (6) evaluasi.

c. Hasil Belajar

Menurut Anni (2012:69) hasil belajar merupakan perubahan

bertingkah laku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami

kegiatan belajar. Perolehan apsek-aspek perubahan perilaku tersebut

16

tergantung pada apa yang dipelajari peserta didik. Dalam

pendidikan perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik

setelah melaksanakan kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan

peserta didikan. Tujuan peserta didikan merupakan bentuk harapan

yang dikomunikasikan melalui pernyataan dengan cara

menggambarkan perubahan yang diinginkan pada diri peserta didik,

yakni pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri peserta didik

setelah menyelesaikan pengalaman belajar.

Dimensi proses kognitif menurut Anderson dalam

Endrayanto dan Wahyu (2014:35), mencakup kemampuan

mengingat, mengerti, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan

menciptakan. Menurut Jihad dan Haris (2012:18), aspek sikap atau

hasil belajar afektif meliputi kategori menerima atau memperhatikan,

merespon atau menanggapi, penghargaan atau menilai,

mengorganisasikan, dan mempribadi atau mengkarakterisasi nilai.

Aspek keterampilan dalam Endrayanto dan Wahyu (2014:52-54),

merupakan aspek pembelajaran yang melibatkan fungsi sistem saraf

dan otot, fungsi psikis mulai dari pergerakan refleks paling

sederhana sampai yang kompleks, serta kreativitas. Aspek

ketrampilan meliputi persepsi, persiapan, respon terpadu,

mekanisme, respon terbuka kompleks, adaptasi, dan orisinalitas.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil

belajar kognitif yang meliputi aspek pemahaman, pengetahuan,

17

penerapan, dan analisis. Hasil belajar kognitif berupa nilai akademik

yang diukur dalam tes pembelajaran. Nilai tersebut kemudian

dianalisis ketercapaian kriteria ketuntasan belajar baik secara

individu maupun klasikal.

2. Belajar dan Pembelajaran

a. Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Baharuddin dan

Wahyuni, 2010) secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian

bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian

atau ilmu. Pengertian belajar secara umum yaitu bahwa belajar

merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadi perubahan

tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan

yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku

siswa berubah kearah yang lebih baik (Darsono, 2000:24).

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan proses perubahan manusia kearah tujuan yang lebih baik

dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.

b. Pembelajaran

Pengertian belajar secara umum yaitu bahwa belajar

merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadi perubahan

tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan

yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku

18

siswa berubah kearah yang lebih baik (Darsono, 2000:24). Sesuai

dengan ciri-ciri belajar, maka ciri-ciri pembelajaran dapat

dikemukakan sebagai berikut:

1) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara

sistematis.

2) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa

dalam belajar.

3) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan

menantang bagi siswa.

4) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang aman

dan menarik.

5) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan

menyenangkan bagi siswa.

6) Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik

secara fisik maupun psikologis.

3. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar

a. Pengertian

Menurut Rustama dalam Purnamasari (2011) Pendekatan adalah

suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan

potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas dan

efisiensi (pengajaran). Terdapat metode belajar mengajar dalam

pendekatan, yaitu cara atau jalan untuk mencapai tujuan pengajaran.

Antara metode dan pendekatan dibedakan, pendekatan lebih

19

menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode

lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya.

Menurut Marianti dan Kartijono (2005) jelajah alam sekitar

adalah pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan alam

sekitar kehidupan peserta didik, baik lingkungan fisik, sosial,

teknologi maupun budaya sebagai objek belajar biologi yang

fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah. Hal ini selaras dengan

Widiasworo (2017: 141-147) yang mengungkapkan bahwa jelajah

alam sekitar atau disingkat dengan JAS merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang menggunakan alam sekitar sebagai sumber belajar.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

Pendekatan jelajah alam sekitar merupakan pendekatan pembelajaran

yang menggunakan alam sekitar sebagai sumber belajar dan tidak

menekankan siswa langsung belajar di alam, tetapi dapat

mengkonstruksi apa yang ada di alam kemudian dijadikan bahan

untuk pembelajaran di dalam kelas yang dirancang untuk merangsang

keaktifan dan kreativitas siswa.

b. Ciri-ciri

Menurut Marianti (2006), yang menjadi ciri dalam kegiatan

pembelajaran berpendekatan jelajah alam sekitar adalah :

1) Selalu dikaitkan alam sekitar secara langsung maupun tidak

langsung yaitu dengan menggunakan media

20

2) Selalu ada kegiatan berupa peramalan (prediksi), pengamatan,

dan penjelasan

3) Ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan,

gambar, foto atau audiovisual

Sedangkan menurut Widiasworo (2017), ciri-ciri pembelajaran

JAS adalah sebagai berikut:

1) Selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung

2) Adanya kegiatan prediksi, pengamatan, dan penjelasan

3) Adanya laporan untuk dikomunikasikan secara lisan, tulisan,

gambar, foto, atau audiovisual

4) Kegiatan pembelajaran dirancang menyenangkan sehingga

menimbulkan minat untuk belajar lebih lanjut

c. Komponen – Komponen JAS

Dalam Mulyani, dkk (2008) pendekatan JAS terdiri atas

beberapa komponen yang seyogyanya dilaksanakan secara terpadu.

Adapun komponen-komponen JAS adalah sebagai berikut:

1) Eksplorasi

Dengan melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, seseorang

akan berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungan sehingga

menemukan pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan

pertanyaan atau masalah. Dengan adanya masalah manusia akan

melakukan kegiatan berpikir untuk mencari pemecahan masalah.

21

2) Konstruktivisme

Pengetahuan dahulu dianggap sebagai kumpulan fakta, akan

tetapi sekarang, pendapat ini mulai bergeser, terutama dibidang

sains, pengetahuan lebih dianggap sebagai suatu proses

pembentukan (konstruksi) yang terus-menerus dan terus berubah

dan berkembang.

3) Proses sains

Proses sains atau proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang

mengamati sesuatu. Sesuatu yang diamati karena menarik

perhatian, mungkin memunculkan pertanyaan atau permasalahan.

Pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah bersifat

rasional dan teruji sehingga merupakan pengetahuan yang dapat

diandalkan. Metode ilmiah menggabungkan cara berpikir deduktif

dan induktif dalam membangun pengetahuan.

4) Masyarakat belajar

Konsep learning community menyarankan agar hasil

pembelajaran diperoleh kerjasama dengan orang lain. Hasil

belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, antara

yang tahu dengan yang belum tahu.

5) Bioedutainment

Strategi bioedutaiment menekankan kegiatan pembelajaran yang

dikaitkan dengan situasi nyata, sehingga dapat membuka

wawasan berfikir yang beragam dari seluruh peserta didik.

22

6) Asesmen autentik

Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik.

Assesment dilakukan selama proses pembelajaran, bukan hanya

pada akhir periode pembelajaran saja.

d. Langkah – langkah Pembelajaran JAS

Menurut Widiasworo (2017:145-147) contoh penerapan

kegiatan JAS dalam pembelajaran yang dikemukakan oleh Husamah

dapat disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Langkah-langkah penerapan JAS

Pertemuan I Bagian Kegiatan

Pendahuluan

a) Guru menyajikan masalah tertentu

b) Peserta didik memerhatikan dengan cermat

permasalahan yang dikemukakan oleh guru.

Kegiatan inti

a) Eksplorasi

(1) Guru membimbing peserta didik untuk

mengeksplorasi macam-macam sumber

belajar yang sengaja dihadirkan di kelas.

(2) Peserta didik menjelajahi permasalahan dan

menemukan kunci permasalahan.

b) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar

(1) Guru menjelaskan permasalahan atau

materi serta memotivasi diskusi kelas.

(2) Peserta didik memerhatikan penjelasan

guru dan mendiskusikan masalah-masalah

yang ditemui.

c) Membimbing persiapan observasi kelompok

(1) Guru memberikan tugas/proyek penelitian

untuk mencari informasi, melakukan

observasi, dan investigasi tentang hal yang

berkaitan dengan materi dan terlebih dahulu

menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS).

(2) Guru membantu peserta didik untuk

mendefinisikan dan mengorganisasikan

tugas-tugas yang berkaitan dengan

masalah-masalah tersebut dengan

23

menentukan sub-sub topik yang akan dikaji

dan langkah-langkah investigasi.

(3) Guru menguasai peserta didik untuk

menjawab pertanyaan.

(4) Peserta didik memerhatikan dan mencatat

hal-hal yang perlu dijawab dalam LKS atau

buku pegangan berkaitan dengan tugas

yang diberikan.

(5) Guru meminta peserta didik untuk

melakukan observasi pendahuluan objek

yang akan dievaluasi dan mengurus

perizinan .

(6) Peserta didik melakukan tugas yang

diberikan.

d) Evaluasi

Assesmen kinerja (permormance Assesment) dalam bentuk sebagai berikut.

(1) Individual performance assesment Berupa tugas untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang terhadap pada setiap akhir

bab dalam buju ajar dan post test. (2) Team Performance assesment

(a) Aktivitas guru selama menyelesaikan

persiapan proyek observasi berupa

penyusunan LKS dengan

menggunakan instrumen lembar

penilaian.

(b) Aktivitas peserta didik selama

observasi dan penyusunan laporan.

Pertemuan II Bagian Kegiatan

Pendahuluan

a. Guru menjelaskan aturan-aturan selama

diskusi dan mempersilakan peserta didik yang

bertugas untuk mempersiapkan diri.

b. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru.

Kegiatan Inti

a. Kelompok peserta didik yang mendapat

giliran, mempresentasikan hasil observasinya

dengan menggunakan media yang sudah

disiapkan.

b. Dilakukan diskusi dengan guru tentang

berbagai fenomena yang muncul dan

dilaporkan. Guru mendorong peserta didik

untuk dapat menyajikan informasi yang tepat

untuk memberikan jawaban/solusi terhadap

24

masalah yang ditemui dengan jawaban yang

komprehensif dengan menghubungkan antara

satu sistem dengan sistem lainnya.

c. Peserta didik menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru secara komprehensif

berdasarkan teori dan fenomena yang berhasil

diamati.

d. Guru membantu peserta didik menganalisis

dan mengevaluasi langkah-langkah pemecahan

maslah yang dilakukan peserta didik dan

meminta peserta didik untuk merekonstruksi

pemikiran dan aktivitas mereka. Guru menilai

kualitas laporan dan presentasi peserta didik

dengan menggunakan instrumen lembar

penilaian laporan dan presentasi peserta didik.

e. Peserta didik mencoba menganalisis dan

mengevaluasi langkah-langkah pemecahan

masalah dengan merekonstruksi pemikiran dan

aktivitas mereka dalam bentuk merevisi

laporan dan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan peserta didik.

Penutup

Guru bersama-sama dengan peserta didik

menyimpulkan hasil diskusi dan menindaklanjuti

dengan meminta peserta didik mempersiapkan

diri untuk materi pelajaran selanjutnya.

Evaluasi

Assesmen kinerja (performance assessment) dalam bentuk sebagai berikut:

a. Individual performance assessment, berupak

kinerja ketika menjawab pertanyaan selama

diskusi.

b. Team performance assessment, yaitu laporan

dan presentasi dengan menggunakan lembar

penilaian laporan dan presentasi peserta didik.

(Sumber: Widiasworo, 2017: 145-147)

4. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Isjoni (2012:8) Cooperative learning berasal dari kata

cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama

dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau

satu tim. Semua anggota kelompok diharapkan saling membantu satu

25

sama lainnya sehingga permasalahan setiap anggota dalam kelompok

dapat diatasi.

Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2012:15) cooperative learning

adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang beranggotakan

4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompok heterogen. Sehingga dalam

hal ini, anggota dalam kelompok mengerjakan tugas bersama dalam

suasana kebersamaan diantara sesama anggota kelompok untuk mencapai

keberhasilan baik secara individual maupun kelompok. Menurut

Suprijono (2009:54), pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih

luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang

lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana para siswa belajar

secara berkelompok dengan teman-temannya dan seluruh anggota

kelompok mengerjakan tugas bersama untuk mencapai keberhasilan.

5. Model Group Investigation

a. Pengertian

Model Group Investigation merupakan model pembelajaran

yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif

dengan pembelajaran berbasis konstruktivisme dan prinsip belajar

demokrasi. Model ini dapat melatih siswa menumbuhkan kemampuan

berpikir mandiri. Pada model ini siswa dibagi ke dalam kelompok

26

yang beranggotakan 4-5 orang. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan

perkawanan atau berdasarkan pada keterkaitan akan sebuah materi

tanpa melanggar ciri-ciri pembelajaran kooperatif. Pada model ini

siswa memilih sub topik yang ingin mereka pelajari dan topik yang

biasanya telah ditentukan guru, selanjutnya siswa dan guru

merencanakan tujuan (Isjoni, 2012:87).

b. Langkah-langkah pembelajaran

Dalam group investigation para siswa bekerja melalui enam

tahap (Slavin, 2010:218) yaitu mengidentifikasikan topik dan

mengatur siswa ke dalam kelompok, merencanakan tugas yang akan

dipelajari, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan hasil laporan

akhir, dan evaluasi. Menurut Kurniasih dan Sani (2016) teknis

pelaksanaan model pembelajaran Group Investigation adalah:

1) Menyeleksi topik

Tahap pertama siswa memilih berbagai subtopik dalam materi

yang akan dipelajari atau adri gambaran yang diberikan guru.

Kemudian mengorganisisr siswa menjadi kelompok-kelompok

yang berorientasi pada tugas yang beranggotakan 2 hingga 6

orang.

2) Merencanakan kerjasama

Bersama-sama dengan siswa guru merencanakan berbagai

prosedur belajar, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan

27

berbagai topik dan subtoipik yang telah dipilih dari langkah 1

diatas.

3) Pelaksanaan

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada

langkah (merencanakan kerjasama) di atas. Proses pelaksanaan

melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi

yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan

berbagai sumber baik yang terdapat di alam maupun di luar

sekolah. Dan guru harus memastikan setiap kelompok tidak

mengalami kesulitan.

4) Analisis dan sintesis

Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang

diperoleh pada langkah (pelaksanaan) dan merencanakan agar

dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan

kelas.

5) Penyajian hasil akhir

Dengan pengawasan guru, setiap kelompok mempresentasikan

berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas

saling terlibat dan mencapai suatu prespektif yang luas mengenai

topik tersebut.

6) Melakukan evaluasi

Bersama-sama siswa, guru melakukan evaluasi mengenai

kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu

28

keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu

atau kelompok, atau keduanya.

c. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran group

investigation

1) Kelebihan

a) Model pembelajaran group investigation memiliki dampak

positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

b) Penerapan model ini mempunyai pengaruh positif, yaitu

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

c) Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana dan

berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang

latar belakang

d) Model ini juga melatih siswa untuk memiliki kemampuan

yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan

pendapatnya

e) Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses

belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir

pembelajaran

2) Kelemahan

a) Model pembelajaran group investigation merupakan model

pembelajaran yang kompleks dan sulit untuk dilaksanakan

dalam pembelajaran kooperatif

b) Model ini membutuhkan waktu yang lama

29

6. Materi Atmosfer

Materi atmosfer merupakan materi yang diberikan di kelas X

SMA/MA pada semester genap dengan kompetensi dasar:

a. Menganalisis dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan

b. Menyajikan proses dinamika atmosfer menggunakan bagan, peta,

gambar, tabel, grafik, video, dan/atau animasi (silabus geografi kelas

X SMA kurikulum 2013)

Atmosfer merupakan selimut gas tebal yang secara menyeluruh

menutupi bumi. Berat total atmosfer diperkirakan sekitar 56.1014

ton,

sekitar separuh berat ini berada di bawah ketinggian 6000 m (18.000

kaki) dan lebih dari 99% berada dalam ketinggian sampai 30 km (20

mil). Tanpa atmosfer, tidak akan ada kehidupan, tidak akan terjadi awan,

dan tidak akan pernah ada cuaca. Atmosfer mempunyai beberapa fungsi

dan kegunaan. Adapun fungsi lapisan atmosfer diantaranya adalah

sebagai berikut:

a. Atmosfer sebagai medium proses-proses terjadinya cuaca

Pada lapisan troposfer terjadi fenomena fisik seperti temperatur,

kelembaban, tekanan udara, angin, hujan, dan sebagainya. Dengan

adanya atmosfer maka terjadilah cuaca seperti sekarang ini.

b. Atmosfer sebagai pelindung bola bumi

Adanya partikel-partikel hydrometeor di atmosfer karena partikel-

partikel ini banyak menyerap, memantulkan dan memancarkan

30

energi dari matahari sehingga keausan yang lebih cepat dari

permukaan bumi dapat terhindar.

Secara vertikal atmosfer dapat dibedakan ke dalam beberapa

bagian (lapisan). Pembagian ini didasarkan pada keadaan temperatur

pada tempat/ketinggian tertentu. Terdapat beberapa pembagian lapisan

atmosfer diantaranya pembagian Critchfield (1960) membagi atmosfer

kedalam empat lapisan yaitu:

a. Troposfer

Merupakan lapisan terbawah dari atmosfer. Gas-gas penyusun

atmosfer sebanyak (75%) dari seluruh gas penyusun atmosfer ada di

lapisan ini. Pada lapisan troposfer, keadaan temperatur akan

menurun terhadap ketinggian, artinya semakin ke arah atas semakin

temperaturnya rendah.

b. Stratosfer

Merupakan lapisan kedua setelah troposfer. Temperatur maksimal

pada stratosfer sangat berhubungan dengan intensitas penyerapan

radiasi ultra violet dari matahari ole ozone yaitu yang terjadi pada

stratopause.

c. Mesosfer

Lapisan ini berada pada ketinggian 50-80 km, pada lapisan ini

sebagian meteor terbakar dan terurai, sehingga tidak sampai ke

permukaan bumi.

31

d. Termosfer

Termosfer merupakan lapisan udara di atas atmosfer dengan

ketinggian di atas sekitar 80 km sampai batas antara amosfer dengan

angkasa luar. Pada lapisan ini suhu mencapai 15000C.

e. Eksosfer

Pada lapisan ini suhu bisa mencapai 2.2000C. Merupakan batas

antara atmosfer bumi dengan angkasa luar. Lapisan ini menduduki

ketinggian antara 500-750 km.

Keadaan atmosfer dapat diamati setiap hari. Pengamatan

dilakukan terhadap unsur-unsur cuaca seperti penyinaran matahari, suhu

udara, angin, awan, kelembapan, tutupan awan, dan curah hujan.

a. Penyinaran matahari

Semua tempat yang berasal dari penyinaran matahari diterima oleh

permukaan bumi, sebagian dipantulkan kembali, dan sebagian lagi

diserap oleh udara dan awan. Jumlah panas matahari yang diterima

oleh bumi bergantung pada lama penyinaran, sudut datang sinar

matahari, ketinggian tempat komposisi udara, angin dan arus laut

keadaan tanah, dan sifat permukaan.

b. Suhu udara

Suhu udara dapat diartikan sebagai panas atau dinginnya udara,

diukur dengan alat termometer dan dinyatakan dengan derajat (skala

Celcius, skala Fahrenheit dan Reamur).

32

c. Tekanan udara

Permukaan bumi mendapat tekanan dari udara karena udara

memiliki massa. Besarnya tekanan udara dapat diukur dengan

barometer. Makin tinggi letak suatu tempat dari muka laut, makin

rendah tekanan udaranya. Hal ini disebabkan oleh makin

berkurangnya udara yang menekan. Tekanan udara dihitung dengan

satuan milibar.

d. Angin

Perbedaan tekanan udara di beberapa tempat menimbulkan aliran

udara. Aliran ini berlangsung dari tempat yang bertekanan udara

tinggi ke tempat yang bertekanan udara rendah. Udara yang mengalir

disebut angin. Besarnya kecepatan angin dapat ditentukan dengan

alat anemometer. Penentuan arah kecepatan angin memiliki banyak

manfaat, terutama untuk keperluan penerbangan. Kecepatan angin

ditentukan oleh beberapa hal yaitu gradien barometrik, relief

permukaan bumi, dan keberadaan pohon-pohon yang tinggi dan

lebat.

e. Awan

Awan adalah kumpulan uap air dan kristal es pada udara di atmosfer.

Awan terjadi karena adanya pengembunan atau pemadatan uap air

yang terdapat di udara setelah melampaui keadaan jenuh. Pembagian

jenis awan menurut hasil kongres meteorologi internasional yang

diadakan di Nunich, Jerman pada tahun 1802 dan Uppsala, Swedia

33

pada tahun 1894. Pembagian jenis awan atau taksonomi awan adalah

sebagai berikut.

1) Awan tinggi, terdapat pada ketinggian antara 3-18 km. Awan

jenis ini selalu terdiri atas kristal-kristal es karena pengaruh

letaknya. Awan yang tergolong awan tinggi adalah sebagai

berikut:

a) Cirrus (Ci): tampak tersusun dari serat lembut halus,

berwarna putih mengkilap bagai sutera, banyak mengandung

kristal es, pada pagi hari awan sirus tampak lebih dulu di

langit.

b) Cirrostratus (Cs): tampak seperti tirai kelambu halus

keputih-putihan, menghasilkan gejala halo, dapat meliputi

sebagian atau seluruh langit, dapat menyerupai jaringan serat

atau menyerupai tirai asap yang merata.

c) Cirrocumulus (Cc): berwarna putih tanpa bayangan,

menyerupai butir atau biji padi-padian, cukup transparan

sehingga matahari atau bulan dapat terlihat di baliknya,

terdiri dari kristal es.

2) Awan menengah, terdapat pada ketinggian antara 2-8 km. Awan

yang tergolong sebagai awan menengah adalah sebagai berikut.

a) Altocumulus (Ac): berwana putih atau kelabu, tersusun dari

unsur-unsur berbentuk bulatan terpipih, bergerombol atau

34

berlarikan dan dekat satu sama lain, dapat membentuk

lapisan yang luas dan seragam.

b) Altostratus (As): tampak berserat atau seragam, berwarna

kelabu, dapat berkembang dari sirostratus yang menebal atau

nimbostratus yang menipis, tipis sehingga matahari atau

bulan terlihat samar.

3) Awan rendah, terrdapat pada ketinggian kurang dari 2 km.

Awan yang tergolong awan rendah adalah sebagai berikut.

a) Stratocumulus (Sc): tampak berombak, terdiri dari tetes

awan, kadang-kadang mengandung tetes hujan, dapat

dihasilkan dari altokumulus yang bertambah ukuran

unsurnya.

b) Stratus (St): awan yang melebar tetapi tidak menyentuh

permukaan bumi, meliputi langit yang cukup luas, tidak

menimbulkan gejala halo.

c) Nimbostratus (Ns): Awan yang seragam, luas, berwarna

kelabu tua, cukup tebal sehingga matahari di baliknya tidak

terlihat, terdiri dari tetes awan dan tetes hujan.

4) Awan dengan perkembangan vertikal, terrdapat pada ketinggian

antara 500-1.500 meter.

a) Cumulus (Cu): terlihat mampat dan berbentuk gumpalan

yang menjulang, bagian atasnya menonjol seperti bunga kol

dengan batas yang jelas, dasar awan horizontal dan berwarna

35

kelabu, bagian awan yang disinari matahari berwarna putih

cemerlang.

b) Cumulonimbus (Cb): tampak mampat dan berat, menjulang

tinggi menyerupai gumpalan besar, pada bagian dasar sering

terlihat gelap, berpotensi terjadi hujan.

f. Kelembaban udara

Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara.

Dibedakan menjadi kelembaban mutlak dan kelembaban nisbi.

Kelembaban mutlak adalah bilangan yang menunjukkan massa uap

air yang tertampung dalam satu meter kubik udara. Disisi lain,

kelembaban nisbi adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan

antara jumlah uap air yang ada di udara saat pengukuran dan jumlah

uap air masimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut.

Kelembaban nisbi = kelembaban mutlak x 100%

Nilai jenuh udara

g. Curah hujan

Banyaknya hujan yang terjadi pada suatu tempat dapat diketahui

dengan pengukuran curah hujan. Alat pengukur curah hujan disebut

penakar hujan. Terdapat bermacam-macam hujan, antara lain sebagai

berikut.

1) Hujan zenital (hujan tropis), terjadi pada daerah tropis dan

disebut juga hujan naik ekuatorial. Hujan jenis ini biasanya

terjadi pada sore hari setelah pemanasan maksimal.

36

2) Hujan musim, terjadi pada daerah-daerah musim. Hujan zenital

terjadi di daerah musim mengalami perubahan karena daerah-

daerah ini dipengaruhi oleh angin musim.

3) Hujan siklon, terjadi di daerah beriklim sedang, angin di daerah

beriklim sedang selalu disertai hujan karena pada daerah siklon

udara naik ke atas dan mendingin.

4) Hujan musim dingin, terjadi di daerah-daerah subtropis. Daerah

subtropis di pesisir barat kontinen-kontinen pada waktu musim

dingin mengalami hujan, ketika matahari berada pada posisi

nadir.

5) Hujan musim panas, terjadi di daerah subtropis (pesisir timur

benua). Daerahnya terletak antara 30o-40

o LU atau LS.

6) Hujan pegunungan, terjadi di daerah pegunungan. Udara yang

mengandung uap air bergerak naik ke atas pegunungan. Akibat

penurunan suhu udara tersebut terkondensasi dan terjadi hujan

pada lereng yang berhadapan dengan arah datangnya angin.

B. Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa penelitian mengenai pendekatan jelajah

alam sekitar dengan model group investigation yang pernah dibuat sebelum

peneliti.

1. Hasil penelitian dari Riskawati Yuanita, dkk (2014) Penerapan Model

Investigasi Kelompok pada Pembelajaran Materi Kelangsungan Hidup

Makhluk Hidup dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar di SMP Negeri

37

2 Brangsong Kendal. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas siswa dalam

pembelajaran jelajah alam sekitar dengan model group investigation

tergolong dalam kategori aktif dan sangat aktif. Seluruh siswa telah

mencapai KKM dan lebih dari 85% siswa hasil belajarnya optimal (nilai

hasil belajar >75)

2. Hasil penelitian dari Siti Alimah (2014) Model Pembelajaran

Eksperiensial Jelajah Alam Sekitar Strategi Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penerapan dari eksperiensial jelajah alam sekitar dalam

pembelajaran biologi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

mahasiswa.

3. Hasil penelitian dari Saeful Muhdorotul Anwar (2009) Penerapan

Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan Model

Investigasi Kelompok pada Konsep Invertebrata di SMA. Hasil

penelitian menunjukkan aktivitas afektif dan psikomotorik tinggi, hasil

belajar mencapai ketuntasan klasikal, dan tanggapan peserta didik sangat

setuju dan sangat senang.

Penelitian terdahulu mengkaji tentang pendekatan jelajah alam sekitar

dengan model group investigation. Penelitian-penelitian di atas hanya

menganalisis hasil belajar siswa dan aktivitas siswa. Perbedaan penelitian

terdahulu dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel yang dikaji.

Kekhasan dari penelitian ini adalah selain menganalisis tentang hasil belajar

dan aktivitas siswa peneliti juga mengkaji kemampuan guru dalam

38

melakukan pembelajaran jelajah alam sekitar dengan model group

investigation serta tanggapan siswa terhadap pembelajaran sebagai indikator

dari keefektifan suatu pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

Mata pelajaran geografi mempelajari tentang fenomena geosfera di

permukaan bumi. Fenomena geosfer ini meliputi aspek fisik yang biasa

disebut objek material geografi. Pembelajaran geografi yang dilakukan masih

menggunakan paradigma lama yaitu memindahkan informasi dan ilmu

pengetahuan kepada siswa hanya melalui domensi pendengaran, sehingga

dalam proses pemindahan pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

diajarkan hanya dengan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher

centered) siswa tidak dilibatkan langsung dalam pembelajaran sehingga para

siswa menjadi tidak antusias dan kurang interaktif dalam kegiatan belajar

mengajar. Hal ini berakibat pada aktivitas dan hasil belajar formatif yang

dicapai siswa cenderung rendah. Perlu adanya pendekatan pembelajaran yang

mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa dan meningkatkan aktivitas siswa

pada materi atmosfer. Materi atmosfer merupakan materi dengan objek kajian

berada di lingkungan alam. Aktivitas siswa akan lebih optimal apabila

pembelajaran dapat melibatkan mereka secara aktif dimana siswa mampu

mencari sendiri informasi dan mampu memecahkan masalah dalam

pembelajaran. Melihat objek kajian materi atmosfer berada di lingkungan

alam maka sumber belajar dengan memanfaatkan lingkungan alam sekitar

39

sesuai dengan materi atmosfer dan siswa akan lebih memahami materi

apabila dikaitkan langsung dengan fakta di lapangan.

Jelajah Alam Sekitar merupakan pendekatan pembelajaran yang

menggunakan alam sekitar sebagai sumber belajar dan tidak menekankan

siswa langsung belajar di alam, tetapi dapat mengkonstruksi apa yang ada di

alam kemudian dijadikan bahan untuk pembelajaran di dalam kelas yang

dirancang untuk merangsang keaktifan dan kreativitas siswa. Dengan

pendekatan ini siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran karena terlibat

langsung dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran jelajah

alam sekitar memberi keleluasaan kepada siswa untuk membangun gagasan

yang muncul dan setelah pembelajaran berakhir. Dalam hal ini penerapan

pendekatan jelajah alam sekitar dalam pembelajaran dikombinasikan dengan

model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran group investigation merupakan model

pembelajaran kooperatif yang mencakup konsep penelitian (inquiry),

pengetahuan (knowledge), dan dinamika belajar kelompok. Penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok dapat menghasilkan pemikiran dan

tantangan perubahan konseptual. Model ini sangat sesuai apabila diterapkan

bersama dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar dalam pembelajaran

geografi. Atas dasar pemikiran di atas pendekatan JAS dengan model group

investigation diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar formatif siswa.

40

1. Pendekatan pembelajaran bersifat teacher centered

(berpusat pada guru) belum mampu

mengoptimalkan hasil belajar formatif siswa pada

materi atmosfer

2. Aktivitas siswa rendah

Pembelajaran berpusat pada guru

(teacher centered): 1. Siswa hanya mendengarkan dan

mencatat penjelasan guru

2. Siswa kurang berpartisipasi aktif

dalam pembelajaran

3. Siswa belajar secara individual

4. Sumber belajar hanya terpusat

pada guru dan buku teks

Pembelajaran berpusat pada siswa

(student centered): 1. Siswa berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran

2. Siswa menemukan sendiri konsep

dalam pembelajaran

3. Siswa belajar secara berkelompok

4. Sumber belajar tidak hanya

terpusat pada buku teks tetapi

memanfaatkan alam sekitar

Pendekatan jelajah alam sekitar dengan

model group investigation pada materi

atmosfer

1. Pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan objek di lingkungan alam

2. Siswa melakukan eksplorasi terhadap unsur-unsur cuaca dan iklim

3. Siswa bekerja secara berkelompok

4. Guru membimbing siswa dalam observasi kelompok

5. Siswa menganalisis dan mendiskusikan hasil observasi/pengamatan unsur

cuaca dan iklim bersama kelompok

6. Perwakilan tiap kelompok melakukan presentasi hasil laporan pengamatan

Kemampuan guru mengelola pembelajaran

baik, ketercapaian hasil belajar formatif

siswa, aktivitas siswa meningkat, siswa

merespon positif terhadap pembelajaran

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir

89

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penentuan

tingkat efektivitas pendekatan jelajah alam sekitar dengan model group

investigation meliputi empat variabel yaitu (1) kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran dari penelitian ini dalam kategori baik sehingga pada

subvariabel ini efektif (2) aktivitas belajar siswa dari penelitian ini dalam

kategori tinggi sehingga pada subvariabel ini efektif (3) Ketuntasan hasil

belajar siswa dari penelitian ini diperoleh hasil akhir belajar siswa dalam

ketuntasan belajar klasikal belum mencapai 75% sehingga pada subvariabel

ini belum efektif (4) respon siswa terhadap pembelajaran pada penelitian ini

siswa memberi respon baik terhadap pembelajaran jelajah alam sekitar

dengan model group investigation sehingga subvariabel ini efektif.

Dari keempat subvariabel di atas dapat disimpulkan bahwa

pendekatan jelajah alam sekitar dengan model group investigation belum

efektif pada materi atmosfer kelas X IPS SMA N 1 Bawang Kabupaten

Batang Tahun 2016/2017 disebabkan terdapat satu kriteria yang belum

efektif.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang telah dilakukan peneliti menyarankan:

1. Pendekatan jelajah alam sekitar dengan model group investigation dapat

dipertimbangkan untuk diterapkan pada mata pelajaran geografi guna

90

mengoptimalkan hasil belajar dan aktivitas siswa terutama pada materi

lain yang berkaitan dengan lingkungan sekitar dan bersifat kontekstual.

2. Guru perlu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta

mengembangkan kembali pendekatan jelajah alam sekitar dengan model

group investigation agar berjalan secara optimal dan menjadi alternatif

pembelajaran geografi yang diminati siswa.

3. Siswa perlu lebih menguasai materi pelajaran dan meningkatkan aktivitas

belajar melalui pendekatan jelajah alam sekitar dengan model group

investigation.

91

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2013. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:

Angkasa.

Alimah, Siti. 2014. ‘Model Pembelajaran Eksperiensial Jelajah Alam Sekitar, Strategi Untuk Meningkatkan kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa’. Dalam Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 31. No. 1.

Anwar, Saeful Muhdorotul. 2009. ‘Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar

(JAS) dengan Model Investigasi Kelompok pada Konsep Invertebrata di

SMA’. Skripsi. Semarang: UNNES.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta

-------------------------- 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

-------------------------- 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Darsono, Max,dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang

Press.

Endrayanto, Herman Yosep dan Yustiana Wahyu Harumurti. 2014. Penilaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:

Refika Aditama.

Handoko, T. Hani. 2008. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Isjoni. 2012. Pembelajaran kooperatif (meningkatkan kecerdasan komunikasi antar peserta didik). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Istikomah, H, dkk. 2010. ‘Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Siswa’. Dalam Jurnal Pendidikan

Fisika Indonesia.

92

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2016. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Meningkatkan profesionalitas Guru. Jakarta: Kata

Pena.

Marianti, Aditya. 2006. Bunga Rampai Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS). Semarang: FMIPA UNNES.

Marianti, Aditya dan Nugroho Edi Kartijono. 2005. Jelajah Alam Sekitar (JAS). Dipresentasikan pada Seminar dan Lokakarya Pengembangan kurikulum

dan Desain Inovasi Pembelajaran Jurusan Biologi FMIPA UNNES dalam

rangka pelaksanaan PHK A2. Semarang. Biologi FMIPA UNNES.

Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

-------------- 2012. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purnamasari, Azizah. 2011.‘Efektivitas Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (Jas)

dengan Model Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization (Tai) Materi Pokok Pengelolaan Lingkungan pada Siswa M.Ts. N Slawi’. Skripsi. Semarang: IAIN Walisongo.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:

UNNES Press.

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Pradana Media Group.

Sinambela, Pardomuan N.J. 2006. ‘Keefektifan Pembelajaran dalam Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam Pembelajaran Matematika’. Artikel Penelitian. Surabaya: UNB.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2010. Cooperative learning Theory, Research and Practice.

Bandung: Nusa Media.

Sudjiono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana. 1987. Dasar-Dasar proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algesindo.

93

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Sumaatmaja, Nursid. 2001. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Suprijono, Agus. 2009. Coopertive Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susilo, Farid Agus. 2013. ‘Peningkatan efektivitas pada Proses Pembelajaran’. Artikel Penelitian.Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Susilowati, Sri Mulyani Endang, dkk. 2008. Jelajah Alam Sekitar (JAS) Pendekatan Pembelajaran Biologi. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Negeri Semarang.

Tim Redaksi Nuansa Aulia. 2009. Himpunan Perundang-undangan RI Tentang Guru dan Dosen. Bandung : CV Nuansa Aulia.

Tukidi. 2007. Buku Ajar Meteorologi dan Klimatologi. Semarang: Unnes.

Widiasworo, Erwin. 2017. Strategi & Metode Mengajar Siswa di Luar Kelas (outdoor learning) Secara Aktif, Kreatif, Inspiratif, & Komunikatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Yuanita, Riskawati,dkk. 2014. ‘Penerapan Model Investigasi Kelompok pada Pembelajaran Materi Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup dengan

Pendekatan Jelajah Alam Sekitar di SMP Negeri 2 Brangsong Kendal’. Dalam Jurnal Pendidikan Biologi. Semarang: Unnes.