17
JURNAL ILMIAH EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-OPEN ENDED PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TONDONG TALLASA KABUPATEN PANGKEP THE EFFECTIENESS OF THE IMPLEMENTATIONOF DISCOVERY LEARNING MODEL WITH SCINTIFIKC-OPEN ENDED APPROACH IN MATHEMATICS LEARNING OF CLASS VII STUDENTS AT SMPN 2 TONDONG TALLASA IN PANGKEP DISTRICT ST. AISYAH S ABSTRAK ST AISYAH S. 2016. Efektivitas Penerapan Model Discovery Learning dengan Pendekatan Scientific-Open Ended pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep (dibimbing oleh H. Nurdin Arsyad dan Muhammad Darwis) Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan Scientific - Open Ended pada pembelajaran matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep. Jenis Penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tondong Tallasa sebanyak 2 kelas (52 orang) dan sampel yakni kelas VII-B sebagai kelas eksperimen yang diplih menggunakan teknik sample random sampling. Data yang dikumpulkan terdiri dari data hasil belajar siswa, data aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan data respons siswa terhadap pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah 1) lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk mengumpulkan data kualitatif tentang keterlaksanaan Discovery Learning dengan pendekatan Scientific – Open pada saat pembelajaran berlangsung 2) lembar observasi aktivitas siswa untuk mengumpulkan data kualitatif

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY ...eprints.unm.ac.id/3426/1/Jurnal Tesis St Aisyah S.doc · Web viewEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-OPEN

  • Upload
    vuliem

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY ...eprints.unm.ac.id/3426/1/Jurnal Tesis St Aisyah S.doc · Web viewEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-OPEN

JURNAL ILMIAH

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-OPEN ENDED PADA PEMBELAJARAN

MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TONDONG TALLASA KABUPATEN PANGKEP

THE EFFECTIENESS OF THE IMPLEMENTATIONOF DISCOVERY LEARNING MODEL WITH SCINTIFIKC-OPEN ENDED APPROACH IN MATHEMATICS LEARNING OF

CLASS VII STUDENTS AT SMPN 2 TONDONG TALLASA IN PANGKEP DISTRICT

ST. AISYAH S

ABSTRAK

ST AISYAH S. 2016. Efektivitas Penerapan Model Discovery Learning dengan Pendekatan Scientific-Open Ended pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep (dibimbing oleh H. Nurdin Arsyad dan Muhammad Darwis)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan Scientific - Open Ended pada pembelajaran matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep. Jenis Penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tondong Tallasa sebanyak 2 kelas (52 orang) dan sampel yakni kelas VII-B sebagai kelas eksperimen yang diplih menggunakan teknik sample random sampling. Data yang dikumpulkan terdiri dari data hasil belajar siswa, data aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan data respons siswa terhadap pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah 1) lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk mengumpulkan data kualitatif tentang keterlaksanaan Discovery Learning dengan pendekatan Scientific – Open pada saat pembelajaran berlangsung 2) lembar observasi aktivitas siswa untuk mengumpulkan data kualitatif tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung 3) Tes hasil belajar untuk memperoleh data tentang hasil belajar matematika siswa 4) Angket respons siswa dirancang untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan Scientific – Open Ended. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen berada pada kategori baik. Berdasarkan data hasil belajar matematika siswa tingkat ketuntasan secara klasikal pada pre-test tidak ada yang mencapai kriteria ketuntasan minimum sedangkan pada post-test sebesar 85% dalam kategori tuntas, rata-rata gain ternormalisasi berada pada kategori sedang. Aktivitas siswa dalam pembelajaran berada pada

Page 2: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY ...eprints.unm.ac.id/3426/1/Jurnal Tesis St Aisyah S.doc · Web viewEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-OPEN

kategori sangat baik. Sedang respons siswa terhadap penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan Scientific - Open Ended berada pada kategori positif. Secara umum disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan Scientific - Open Ended pada pembelajaran matematika efektif diterapkan pada siswa SMP Negeri 2 Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep

ABSTRACT

ST. AISAH S. 2016. The Effectieness of the Implementationof Discovery Learning Model with Scintifikc-Open Ended Approach in Mathematics Learning of Class VII Students at SMPN 2 Tondong Tallasa in Pangkep District (supervised by H. Nurdin Arsyad and Muhammad Darwis).

Page 3: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY ...eprints.unm.ac.id/3426/1/Jurnal Tesis St Aisyah S.doc · Web viewEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-OPEN

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMatematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang dipelajari pada setiap jenjang pendidikan dan dituntut dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa, khususnya kemampuan berpikir kreatif. Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak. Objek-objek itu merupakan objek pikiran. Objek dasar itu meliputi fakta, konsep, operasi ataupun relasi dan prinsip. Dari objek dasar itulah dapat disusun suatu pola dan struktur matematika.

Permedikbud No. 65 tahun 2013 menuangkan bahwa untuk memperkuat pendekatan scientific, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery atau inquiry learning) serta untuk mendorong siswa menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (Project Based Learning).

SMP Negeri 2 Tondong Tallasa dimana penulis bertugas merupakan salah satu sekolah sasaran dalam penerapan implementasi Kurikulum 2013, hal ini merupakan salah satu alasan penulis untuk menerapkan pendekatan scientific kombinasi pendekatan Open Ended yang sebelumnya belum pernah dilakukan.

Berdasarkan masalah diatas maka peneliti ingin menerapkan model pembelajaran Discovery Learning dengan kombinasi pendekatan Scientific dan pendekatan Open Ended yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa, serta memberi respon positif terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan judul “Efektivitas penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan Scientific - Open Ended pada Pembelajaran Matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 TondongTallasa Kabupaten Pangkep.

B. Rumusan Masalah “Apakah penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan Scientific – Open Ended

efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada kelas VII SMP Negeri 2 Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep”

C. Tujuan PenelitianUntuk mengetahui efektivitas penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada kelas VII SMP Negeri 2 Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. EfektivitasEggen dan Kauchack (Hasanuddin, 2010: 71) mengemukakan bahwa efektivitas

pembelajaran ditandai dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran khususnya dalam pengorganisasian dan penemuan informasi. Slavin (1994) dalam Johartini (2010:40) menyatakan bahwa keefektifan pembelajaran terdiri dari empat indikator, yaitu kualitas pembelajaran (quality of instruction), kesesuaian tingkat pembelajaran (appropriate level of instruction), intensif (intensive), dan waktu (time).

Page 4: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY ...eprints.unm.ac.id/3426/1/Jurnal Tesis St Aisyah S.doc · Web viewEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-OPEN

Suatu proses belajar dinilai mencapai ketuntasan belajar bila paling sedikit 85% dari jumlah siswa belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan minimal. Apabila jumlah si  pengajaran perbaikan baik secara individu atau kelompok.

Rusyan (Musdalifah, 2010: 30) menjelaskan jenis-jenis aktivitas belajar dengan mengutamakan proses mental sebagai berikut:1. Visual activies, seperti membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan,

mengamati pekerjaan orang lain.2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi dan sebagainya.3. Listening activies, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, pidato dan

sebagainya4. Writing activies, seperti menulis cerita, karangan, laporan tes, angket, menyalin dan

sebagainya.5. Drawing activies, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan

sebagainya.6. Motor activies, seperti melakukan percobaan, memuat konstruksi, model,merepasi,

bermain, memelihara binatang dan sebagainya.7. Emotional activies, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, senang,

gugup dan sebagainya.

B. Tinjauan Pendekatan ScientificHasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk

menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Menurut Permendikbud No.81A tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran scientifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: (a) mengamati, (b) menanya, (c) mengumpulkan informasi, (d) mengasosiasi dan (e) mengkomunikasikan.

Dalam pendekatan scientific, pihak bertanya adalah siswa. Pertanyaan yang muncul diharapkan terkait dengan obyek yang telah diamatinya. Dalam Permendikbud 81a Tahun 2013 kegiatan menanya adalah “mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan factual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)”.

C. Tinjauan Pendekatan Open-EndedMasalah Open Ended adalah suatu permasalahan yang diformulasikan mempunyai

banyak jawaban yang benar. Sedangkan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian lebih dari satu disebut pembelajaran Open Ended.

Berdasarkan uraian di atas maka pendekatan Open Ended adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang dalam pelaksanaanya siswa dihadapkan dengan masalah terbuka yang menghendaki jawaban dengan banyak cara penyelesaian.

D. Pendekatan Scientific – Open Ended (SOE)Pendekatan scientific pada dasarnya pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas penemuan

Page 5: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY ...eprints.unm.ac.id/3426/1/Jurnal Tesis St Aisyah S.doc · Web viewEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-OPEN

yang menuntut kemampaun berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa. Sedangkan pendekatan Open Ended pembelajaran yang dapat memberikan keleluwasaan kepada siswa berpikir secara aktif dan kreatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga bermanfaat untuk meningkatkan cara berpikir siswa.

E. Model Pembelajaran Discovery LearningDalam konsep belajar sesungguhnya metode Discovey Learning merupakan

pembentukan kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi. Menurut Bruner dalam Budiningsih (2012: 42)” kegiatan mengkategori memiliki dua komponen yaitu 1) tindakan pembentukan konsep dan 2) pemahaman konsep”. 1) Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi

siswa yang kurang pandai akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan antar konsep-konsep yang tertulis atau lisan sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.

2) Metode ini tidak efesien untuk mengajar siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

3) Pengajaran Discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman.4) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan

ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.Segiempat adalah polygon yang tepat memiliki empat buah sisi. Ariawan (2014: 90)

Pasangan , , serta pasangan , , disebut sisi yang berdekatan. Pasangan , , serta pasangan , disebut sisi yang berhadapan,

, , disebut diagonal. Pasangan ∠A, ∠C, serta pasangan ∠B, ∠D di sebut sudut berhadapan.A quadrilateral is a polygon that has four sides. Alexander & Korbeilein (2011: 178)

If two figure are congruent, then they have the same area. Jurgensen dkk (1980: 322Jika dua gambar adalah kongruen maka semua memiliki luas yang sama.

Berbagai sisi persegi panjang atau jajaran genjang lain dapat dianggap sebagai alas Panjang alas dinotasikan dengan b. Ketinggian alas adalah garis tegak lurus terhadap garis alas dari beberapa titik pada sisi berlawanan. Ketinggian dinamakan tinggi (h). semua tinggi ke alas memiliki panjang sama.

Gambar 2.1 segiempat ABCD

D

A

B

C

Page 6: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY ...eprints.unm.ac.id/3426/1/Jurnal Tesis St Aisyah S.doc · Web viewEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-OPEN

Gambar 2.16 Tinggi dan alas segiempat

Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari hipotesis mayor dan hipotesis minor sebagai berikut:

1. Hipotesis MayorBerdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan maka

hipotesis penelitian ini adalah“Model Discovery Learning dengan pendekatan SOE efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada kelas VII SMP Negeri 2 Tondong Tallasa”.

2. Hipotesis Minora) Hasil Belajar

1. Rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE lebih besar dari 69,9 (KKM).

2. Rata-rata gain ternormalisasi siswa yang diajar dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE lebih besar dari 0,29.

b). Respons Siswa Rata-rata skor respons siswa yang diajar dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE lebih dari 3,49.

III. METODE PENELITIANPenelitian ini adalah penelitian pre-eksperimen yang terdiri dari satu kelas

eksperimen atau kelas uji coba. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Tondong tallasa yang tersebar dalam 2 kelas sebanyak 52 Orang. Sampel penelitian ini adalah kelas VII-B pada SMP Negeri 2 Tondong Tallasa yang terdir dari satu kelas dengan jumlah siswa 26 siswa yang diambil secara acak dan diberikan perlakuan dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE.1. Melakukan rekapitulasi hasil penilaian ahli kedalam tabel yang meliputi: (1) aspek ( ),

(2) kriteria ( ), dan (3) hasil penilaian validator ( )2. Mencari rata-rata hasil penilaian ahli untuk setiap kriteria dengan rumus:

dengan: rata-rata kriteria ke-i skor hasil penilaian terhadap kriteria ke-i oleh penilai ke-j jumlah penilai

hh h

alas

h

h

h

alas h h

alas

hh

alas

Page 7: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY ...eprints.unm.ac.id/3426/1/Jurnal Tesis St Aisyah S.doc · Web viewEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-OPEN

3. Mencari rata-rata tiap aspek dengan rumus:

dengan: rata-rata aspek ke-i rata-rata untuk spek ke-i kriteria ke-j

jumlah kriteria dalam aspek ke-i

4. Mencari rata-rata total dengan rumus

dengan: rata-rata total rata-rata aspek ke-i jumlah aspek

4. Menentukan kategori validitas setiap kriteria atau rata-rata aspek atau rata-rata total dengan kategori validitas digunakan kategori validitas yang dikutip dari Nurdin (2007: 144) sebagai berikut:3,5 ≤ M ≤ 4 Sangat Valid2,5 ≤ M < 3,5 valid1,5 ≤ M < 2,5 Cukup validM < 1,5 Tidak valid

Statistik deskriptif diartikan sebagai metode pengolahan data melalui penyederhanaan agar mendapatkan gambaran yang menyeluruh atau untuk mendapatkan beberapa unsur penting dari sekumpulan data Tiro (2008 : 2). Data yang telah terkumpul dengan menggunakan instrumen-instrumen yang ada kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis keterlaksanaan pendekatan pembelajaran, hasil belajar siswa, aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Keterlaksanaan Pembelajaran Model Discovery Learningdengan Pendekatan SOE

Hasil observasi yang berkaitan dengan keterlaksanaan pembelajaran dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE berada pada kategori terlaksana dengan baik dengan skor rata-rata 3,55. Hasil penelitian menunjukkan adanya perkembangan keterlakasanaan pembelajaran di masing-masing pertemuan.B. Keefektifan Pembelajaran Model Discovery Learning

dengan Pendekatan SOEHasil respons siswa dapat disimpulkan bahwa respons terhadap pembelajaran dengan

penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE berada kategori positif . Ini ditunjukkan dengan rata-rata banyaknya siswa yang memberikan respons terhadap kategori tertentu yang ditanyakan dalam angket respons siswa adalah 3,6.data statistic pretest terlihat bahwa nilai mean 27,50, median 26,75, modus 20. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 50% siswa memperoleh nilai dibawah 26,75, dan posttest

Page 8: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY ...eprints.unm.ac.id/3426/1/Jurnal Tesis St Aisyah S.doc · Web viewEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-OPEN

menunjukkan sekitar 50% siswa memperoleh nilai dibawah 77,42. Adapun gain tampak nilai mean 0,68, median 0,68, modus 0,62 . Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 50% siswa memperoleh nilai dibawah 0,68.

Berdasarkan hasil analisis deskriftif yang telah diuraikan sebelumnya bahwa pembelajaran melalui penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE adalah tes hasil belajar, aktivitas siswa, dan respons siswa memenuhi kriteria kefektifan, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara deskriftif penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE efektif diterapkan di kelas VII SMP Negeri 2 Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.

Pengujian skor rata-rata posttest siswa setelah diajar dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE lebih besar dari 69,9 (KKM) dilakukan menggunakan one sampel T test.

Berdasarkan hasil Uji-t pada lampiran 12, tampak bahwa nilai p ( sig (2-tailed) adalah 0,000 < 0,05 ini menunjukkan bahwa rata-rata posttest siswa setelah diajar dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE lebih dari 69,9. Ini berarti bahwa Ho ditolak dan H1 diterima yakni rata-rata posttest dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE lebih dari 69,9 (KKM)

1) Skor rata-rata posttest siswa setelah diajar dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE lebih besar dari 69,9 (KKM). Berdasarkan analisis deskriftif menunjukkan bahwa rata –rata hasil posttest siswa setelah diajar dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE adalah 77,04 lebih dari 69,9 (KKM) dan berdasarkan analisis inferensial menunjukkan bahwa nilai p (sig.(2-tailed) adalah 0.000 <0,05 ini menunjukkan bahwa rata-rata posttest siswa setelah diajar dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE lebih dari 69,9 ( KKM). Berdasarkan hasil analisis deskriftif dan analisis inferensial maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil posttest siswa kelas VII-B SMP Negeri 2 Tondong Tallasa lebih dari 69,9 (KKM).

2) Terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu skor rata-rata posttest lebih tinggi dari pretest (rata-rata gain ternormalisasi melebihi 0,29. Berdasarkan analisis deskriftif menunjukkan bahwa rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE lebih dari 0,29 (sedang) dan berdasarkan analisis inferensial menunjukkan bahwa nilai p (sig.(2-tailed) adalah 0.000 <0,05. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima yakni rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar dengan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE lebih dari 0,29 (sedang). Berdasarkan hasil analisis deskriftif dan analisis inferensial maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata peningkatan hasil belajar siswa kelas VII-B SMP Negeri 2 Tondong Tallasa lebih dari 0,29 (sedang).

3) Skor rata-rata posttest siswa setelah diajar dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE lebih besar dari 69,9 (KKM). Berdasarkan analisis deskriftif menunjukkan bahwa rata –rata hasil posttest siswa setelah diajar dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE adalah 77,04 lebih dari 69,9 (KKM) dan berdasarkan analisis inferensial menunjukkan bahwa nilai p (sig.(2-tailed) adalah 0.000 <0,05 ini menunjukkan bahwa rata-rata posttest siswa setelah diajar dengan penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE lebih dari 69,9 ( KKM). Berdasarkan hasil analisis deskriftif dan analisis inferensial maka dapat disimpulkan

Page 9: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY ...eprints.unm.ac.id/3426/1/Jurnal Tesis St Aisyah S.doc · Web viewEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-OPEN

bahwa rata-rata hasil posttest siswa kelas VII-B SMP Negeri 2 Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep lebih dari 69,9 (KKM).

Berdasarkan hasil analisis deskriftif dan hasil analisis inferensial yang diuraikan sebelumnya, tampak bahwa penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE memenuhi kriteria keefektifan, baik dari hasil belajar, aktivitas siswa dan respon siswa. Oleh karena itu hipotesis mayor teruji kebenarannya sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui penerapan Discovery Learning dengan pendekatan SOE efektif diterapkan di kelas VII - B SMP Negeri 2 Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.

C. PembahasanPada akhir kegiatan, nilai kemampuan guru dari setiap aspek yang dinilai pada

setiap pertemuan mencapai nilai minimal 3,47, ini berarti kemampuan guru dalam kegiatan akhir pembelajaran terlaksana dengan sangat baik. Kemampuan dalam fase ini meliputi mengarahkan siswa dalam membuat rangkuman, melakukan penilaian serta memberikan pekerjaan rumah pada siswa.

Keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama sampai keenam fase penutup dimulai dengan mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman demikian pula dengan memberi pekerjaan rumah dan mengingatkan materi pertemuan berikutnya dilakukan dari pertemuan pertama sampai keenam berjalan dengan sangat baik.. Menurut slavin (2011: 155) menyatakan “ suatu kelas yang jarang mempunyai penugasan tentu saja bukanlah kelas yang dikelola dengan baik”.

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran matematika melalui penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE terlaksana dengan sangat baik. Skor rata rata dari pertemuan pertama sampai keenam 3,55

Aspek siswa mempresentasekan hasil kerja kelompok terlaksana dengan baik karena masalah waktu sehingga hanya beberapa kelompok yang dapat mempresntasekan hasil kerjanya. Kegiatan menkomunikasikan dalam Permendikbud 81a Tahun 2013 adalah “menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya”. Aspek melakukan aktivitas yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran (seperti keluar masuk ruangan, melamun, menganggu teman, ribut bermain, tidur,dsb), Aktivitas ini berada pada kategori sangat baik aktivitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran yakni ribut dalam berdiskusi hal ini terjadi pada pertemuan pertama.Dari aspek buku siswa dari 4 item terdapat 2 item yang direspons cenderung positif oleh siswa yakni (1) Istilah yang digunakan dalam buku siswa mudah dipahami(2) Urutan materi dan penyajiannya logis dan sistematis

Aspek LKS terdapat dari 6 item terdapat 2 item yang direspons cenderung positif oleh siswa yakni (1) Bahasa yang digunakan pada LKS cukup mudah dipahami (2) Tugas-tugas yang dituangkan dalam LKS sangat membantu siswa menggali dan memahami pengetahuan matematika pada materi segiempat?

Aspek LKS terdapat dari 4 item terdapat item yang direspons cenderung positif oleh siswa yakni Informasi pendukung tes hasil belajar cukup membantu saya dalam menyelesaikan tes hasil belajar

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis hasil posttest dan gain ternormalisasi diperoleh bahwa H0 ditolak dan H1 diterima setelah pembelajaran melalui

Page 10: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY ...eprints.unm.ac.id/3426/1/Jurnal Tesis St Aisyah S.doc · Web viewEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-OPEN

penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE , sehingga penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE efektif diterapkan pada pembelajaran matematika dilihat dari hasil belajar siswa

Kriteria efektivitas pembelajaran berdasarkan 3 indikator yakni (1) hasil belajar siswa model Discovery Learning dengan pendekatan SOE (2) aktivitas siswa model Discovery Learning dengan pendekatan SOE (3) respons siswa model Discovery Learning dengan pendekatan SOE.

Dengan demikian berdasarkan uraian hasil penelitian diatas maka model Discovery Learning dengan pendekatan SOE efektif diterapkan pada siswa kelas VII-B SMP Negeri 2 Tondong Tallasa. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang relevan yakni Nahriah (2015) didalam penelitiannya berjudul “efektivitas penerapan model discovery learning dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas XI MA DDI LIL Banat pare-pare” menyatakan bahwa persentase ketuntasan belajar matematika sebesar 95% (19 dari 20 siswa) yang menjadi subjek penelitian berada pada kategori tuntas. Ini menunjukkan bahwa model discovery learning dengan pendekatan saintifik efektif dilakukan dalam pembelajaran matematika serta Nurlidia (2015) dalam penelitannya komparasi keefektifan pendekatan saintifik,problem soving, open ended setting discovery learning dalam pembelajaran matematikamateri lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 2 sinjai timur yang menyatakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific setting discovery learning efektif diterapkan di SMP Negeri 2 sinjai timur.

VKESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpula dalam penelitian ini

adalah sebagaiberikut:1. Hasil belajar matematika siswa melalui penerapan model Discovery Learning dengan

pendekatan SOE menunjukkan :a) Skor rata-rata post-test siswa adalah 77,04b) Terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu skor posttest lebih tinggi daripada skor

rata-rata pretest, nilai rata-rata gain ternormalisasi siswa sebesar 0,68 yang berada pada kategori sedang

2. Rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE sebesar 3,6 yang berada pada kategori sangat baik

3. Penerapan pembelajaran melalui model Discovery Learning dengan pendekatan SOE mendapat respons positif. Secara umum rata-rata persentase siswa yang memberi respon positif terhadap pelaksanaan penerapan melalui penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE 84,62%

4. Peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan melalui penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE dapat dilihat pada nilai rata - rata gain ternormalisasi sebesar 0,68 yang berada pada kategori sedang

5. Melalui penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan SOE pada pembelajaran matematika efektif diterapkan pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tondong Tallasa Kab Pangkep.

Page 11: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY ...eprints.unm.ac.id/3426/1/Jurnal Tesis St Aisyah S.doc · Web viewEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-OPEN

DAFTAR PUSTAKA

Ardin. 2012. Efektivitas pembelajaran matematika realistik setting kooperatif tipe NHT dapat menjadi solusi dari permasalahan dalam pembelajaran matematika di kelas X SMAN 1 Kulisusu. . Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar: PPs UNM.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran: Bandung AlfabetaBudiningsih, A. 2012. Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: PT Rineka CiptaCahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan

Terpopuler. Yogyakarta: DIVA Press Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta : Gava

MediaDjaya, M. R. 2013. Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) Dan Pembelajaran Team

Assisted Individualization (TAI) Dalam Materi Geometri Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sungguminasa. Tesis Tidak Diterbitkan. Makassar: PPs UNM.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. KamusBesar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa: EdisiKeempat. Jakarta: GramediaPustakaUtama.

Depdiknas. 2003. Kerangka dasar pengembangan silabus dan sistem penilaian hasil belajar siswa SLTP berbasis Kompetensi, Jakarta: Depdiknas, Direktorat Jenderal pendidikan Dasar dan lanjutan pertama.

Endreyanto.H. Y. S. & Harumurti.Y. W. 2014. Penilaian Belajar Siswa di Sekolah.Yogyakarta: PT.Kanisius

Hake, R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Artikel. www.physics.indiana.edu/ sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf . (Online). Diakses 21 Januari

2016Hamalik, O. 2009. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta: RosdaKarya.Hamzah & Muhlisarini.2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta :

PT Raja Grafindo Persada.Hasanuddin. 2010. Keefektifan model Pembelajaran berdasarkan teori kontruktivisme pada

Pembelajaran Matematika SMPN 15 Makassar. Tesis tidak diterbitkan:PPs UNMHuda, M. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.Johartini, P. 2010. Keefektifan Penerapan Strategi Kognitif dalam Pembelajaran Matematika

di SMK Negeri 2 Pare-Pare. Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar.

Jurgensen., Brown., King.,1983.Geometry new Edition (Teacher’s Edition).Boston : Houghton Mifflin Company.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Badan PSDMPK-PMP Kemdikbud.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Pedoman Teknis Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 untuk Mata Pelajaran Matematika pada Jenjang SMP. Jakarta : Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kemdikbud

Kosasih,E. 2015. Strategi Belajar Mengajar Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya

Munandar,A.T . 2015.Penerapan Pendekatan Scientifik Dengan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Partisipasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Masaran. Tesis Tidak diterbitkan. Makassar: PPs UNM

Page 12: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY ...eprints.unm.ac.id/3426/1/Jurnal Tesis St Aisyah S.doc · Web viewEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-OPEN

Musdalifa. 2010. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Pokok Bahasan Teorema Pythagoras untuk Kelas VIII SMP. Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar : PPs UNM

Nahriah .2015. Efektivitas penerapan model discovery learning dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas XI MA DDI LIL Banat pare-pare”. Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar : PPs UNM

Nurdin.2007. Model Pembelajaran Matematika yang Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif untuk Menguasai Bahan Ajar. Disertasi. Tidak diterbitkan. Surabaya: PPs Universitas Surabaya

Nurlidia. 2015.Komparasi keefektifan pendekatan saintifik,problem soving, open Ended setting discovery learning dalam pembelajaran matematikamateri lingkarandi kelas VIII SMP Negeri 2 sinjai timur .Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar : PPs UNM

Patta, R. 2013.EfektivitasPenerapanPembelajaranKooperatifTipe Two Stay Two Stray danTipe Jigsaw padaMateriBangunDatarSiswaKelas VII SMP.Tesis tidak diterbitkan. Makassar: PPs UNM.

Patih.T .,Lambertus.,Arapu.L.,. 2013. Penerapan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 4 Nomor 1 Januari 2013

Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: PustakaPelajar.Ramadhani. 2010. Kamus Lengkap (Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris). Surabaya: Mitra

PelajarSlavin. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dsn Praktek.Jakarta. PT IndeksSani, R. A. 2014a. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta :

Bumi AksaraSuherman, E. dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.Suradi. (2005). Interaksi siswa SMP dalam Belajar Matematika secara Kooperatif .Disertasi.

Surabaya. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri SurabayaSugiyono. 2015. Cara Mudah menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Penerbit

ALFABETASuwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran (Panduan Praktis Bagi

Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta : Pustaka PelajarThalib, A. (2013) “Efektivitas Pendekatan scientific Berbasis Problem Posing Setting

Kooperatif Dalam Pembelajaran Prisma Limas Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Makassar. Tesis. tidak diterbitkan. Makassar : PPs UNM

Tiro.M.A. Dasar-Dasar Statistika.Makassar: Andira PublisherTrianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progesif. Jakarta: Kencana Prenada

Media GrupYunus, A. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT

Refika AditamaYusuf.M., Zulkardi., Saleh.T, 2009. Pengembangan Soal-Soal Open Ended Pada Pokok

Bahasan Segitiga dan Segiempat. Jurnal Pendidikan Matematika PPs Unsri (online)Vol 3 No.2 (http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm/ article/view/327)