159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH SUBSIDI PADA BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SURAKARTA TUGAS AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Keuangan Dan Perbankan Oleh : YASMINE F3607100 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

  • Upload
    lequynh

  • View
    232

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN

KREDIT PEMILIKAN RUMAH SUBSIDI PADA BANK

TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Ahli Madya

Program Studi Diploma III Keuangan Dan Perbankan

Oleh :

YASMINE F3607100

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan Judul:

EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN

KREDIT PEMILIKAN RUMAH SUBSIDI PADA BANK

TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SURAKARTA

Surakarta, 31 Juli 2010

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

JOHADI, S.E

NIP. 360700002

Page 3: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan Judul:

EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN

KREDIT PEMILIKAN RUMAH SUBSIDI PADA BANK

TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SURAKARTA

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir

Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Juli 2010

Tim Penguji Tugas Akhir

Ariyanto Adhi Nugroho, S.E. ( )

NIP. 360800002 Penguji

Johadi, S.E ( )

NIP. 360700002 Pembimbing

Page 4: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

LEMBAR MOTTO

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah

hendaknya kamu berharap “

(QS. Alam Nasyrah : 6-8)

Happiness doesn’t depend upon who you are or what you have,

it depends solely upon what you think

“Kebahagiaan tidak tergantung pada siapa Anda atau apa yang Anda miliki, kebahagiaan semata-mata tergantung

pada apa yang Anda pikirkan”

Let’s others lead small lives, but not you.. let’s other argue over small things, but

not you.. let’s others cry over small hurts, but not you.. let’s other leave future in

somenone else’s hands, but not you.

(Jim Rohn)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Page 5: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Ketika sebuah pengharapan besar dalam hati ini ada,

ketika mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh,

ketika hati ini memiliki rasa takut,

Ketika tubuh dan pikiran ini memiliki rasa tanggung jawab,

Pengharapan mendapat ridho sang Khalik yang memang mengalahkan segala

kebimbangan ini. Dan memang sudah sepantasnya bagi diri kita untuk

mengerjakan segala sesuatunya hanya untuk-Nya,

termasuk Tugas Akhir dan kelulusanku ini.

Puji syukur hanya kepada Allah SWT

Kupersembahkan tugas akhir dan kelulusanku ini untuk untuk seorang wanita yang dengan

kelembutan tangannya membelai dan memberi kasih sayang

yang tiada hentinya hingga batas zaman berakhir.

Kupersembahkan pula seorang lelaki yang membisikkan “kalimat yang sangat indah” ketika

sesaat setelah aku meninggalkan alam rahim.

Untuk Mamah Athikah dan Abi Mansyur kupersembahkan karyaku

ini sebagai wujud kesungguhanku.

Juga untuk ketiga saudaraku dan my best friend yang sangat aku sayangi

: Muhammmad Fikri, Nabilla, Nikhayah, Tri Hasih yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian Tugas Akhir serta selalu memberikan motivasi yang tak pernah surut hingga

akhirnya dapat terselesaikanlah Tugas Akhir ini.

KATA PENGANTAR

Page 6: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul

“EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

PEMILIKAN RUMAH SUBSIDI PADA BANK TABUNGAN NEGARA

(PERSERO) CABANG SURAKARTA” .

Tugas Akhir ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli

Madya Keuangan Dan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam

pembuatan Tugas Akhir ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, yang berupa material maupun spiritual, oleh karena itu dengan

penuh rasa cinta dan hormat, penulis menghaturkan terima kasih yang tak

terhingga kepada :

1. Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com., Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Diploma III

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Nurul Istiqomah, SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Keuangan Dan Perbankan

Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Johadi, SE, selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan arahan serta

bimbingannya.

5. Drs.Sutomo,MS. selaku Dosen Pembimbing Akademis.

6. Bapak dan ibu dosen DIII Keuangan Dan Perbankan UNS yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis.

Page 7: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

7. Bapak Bangun Sulistiyo, Ibu Susyana Andriyani, Ibu Afida Susilowati, dan

Bapak Wahyana, yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan ilmu yang

berguna bagi penulis selama menjalani proses magang di bagian Loan

Service.

8. Bapak Heru Setiyanto, selaku pembimbing Institusi Mitra yang dengan sabar

telah memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam melaksanakan

Kegiatan Magang Mahasiswa.

9. Bapak Hendratno, selaku Branch Manager Bank Tabungan Negara (BTN)

yang telah memberikan izin pelaksanaan Kegiatan Magang Mahasiswa ini.

10. Ibu Tuty Lestari, Ibu Siti Sulistiyati, Bapak Djatmiko, Bapak Hadi Wasono,

Bapak Aris, Bapak Cuk, Ibu Rini, Bapak Baehaqi, Bapak Sehono Bapak

Syahroni, Bapak Toni, Ibu Elli, Ibu Ismini, Ibu Prapti, Ibu Purwani, Bapak

Heri Kristiawan, Ibu Tri Hastuti, Bapak Agus, Bapak Darmastoto, Bapak Ari,

Mas Anton, Mas Nova, Mas Sumarsono, Mbak Isna, Mbak Yani, dan

pegawai staf lainnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah

membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga

bagi penulis.

11. My beloved family Mamah ku yang paling ku SAYANG, Abi ku paling

SABAR, Adik-adikku Nikhayah & Nabila Alias Cat & Mouse, Kakak-

kakakku Kak Ria, Qiqi, Syarif, Kak Eva, Kak Nina, Kak Fitriah Saleh

makasih buat supportnya baik financial maupun moril. Keponakan-

ponakanku Zidane, Najwa, Shyrien, Simona, Sarah, Dania and Michael, I

love you all. Pokoknya buat semua keluarga besar Asseweth & Alkatiri yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih untuk semua.

Page 8: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

12. Buat yang terkasih dan mengasihi aku, yang tersayang dan menyayangi aku,

tempat tawa dan air mata ku, tempat asset dan liabilies ku, my soulmate, my

love, you are the best i ever had. “Yankdutzz”

13. Buat keluarga Hasih, Bapak Mudo Sugiyoto, Ibu Mulyani, Mas Dodo, Mbak

Atik, Dek Wulan, Mas Didit dan keluarga, dan seluruh keluarga besar Ayam

Goreng Kampung “Mbak Mul”, terimakasih untuk candatawa nya,

pengalaman dan support nya.

14. Pak Mey, petugas Perpustakaan Fakultas Ekonomi yang loyal dalam

memberikan ilmu-ilmu yang ada di perpustakaan tanpa pamrih.

15. Teman-teman seperjuangan D3 Keuangan Perbankan 2007, Heni, Ratih,

Suyanti, Yuli, Fika, Ita, Listia, Nita, Yani, dll terima kasih untuk

persahabatannya.

16. Teman sepermainan Nila, Fitri, Iid, Efi, Gayuh, Wening, dll terima kasih

sobat buat persahabatannya.muach..

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan Tugas

Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Namun demikian Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

yang membutuhkan.

Surakarta, Agustus 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Page 9: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

ABSTRAKSI .......................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv

LEMBAR MOTTO ..................................................................................................v

LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Perumusan masalah ................................................................................... 14

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 14

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 15

E. Metode Penelitian...................................................................................... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Page 10: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

A. Pengertian Bank ......................................................................................... 27

B. Jenis Bank ................................................................................................... 29

C. Kredit .......................................................................................................... 34

D. Efektivitas, Sistem dan Prosedur, serta Prosedur Kredit ........................... 45

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................................... 64

B. Kegiatan Magang Kerja .............................................................................. 79

C. Pembahasan Masalah ................................................................................ 91

1. Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi pada PT. Bank

Tabungan Negara cabang Surakarta ...................................................... 93

2. Efektivitas Penerapan Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah

Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta ............... 131

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 139

B. Saran ........................................................................................................ 142

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Jumlah Debitur KPR di Bank Tabungan Negara Surakarta .....................................7

Tabel 1.2

Penelitian Terdahulu ..............................................................................................13

Tabel 3.1

Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan Pada Bank BTN ................................74

Tabel 3.2

Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Gender Pada Bank BTN ................................76

Tabel 3.3

Kelompok Sasaran KPRS ......................................................................................94

Tabel 3.4

Skim Subsidi ..........................................................................................................95

Tabel 3.5

Batas Maksimum Harga Rumah KPRS .................................................................96

Tabel 3.6

Persyaratan atas Minimum Uang Muka, Maksimum KPR Dan Maksimum Jangka

Waktu Kredit (Tenor) .............................................................................................97

Tabel 3.5

Persyaratan atas Skim Subsidi Selisih Bunga ........................................................97

Page 12: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Bentuk Dasar Suatu Sistem ....................................................................................18

Gambar 1.2

Sistem dengan Sistem Pengumpan Balik ...............................................................18

Gambar 1.3

Sistem Penyaluran Kredit Bank BTN Surakarta ....................................................19

Gambar 1.4

Efektivitas Sistem Penyaluran Kredit ....................................................................20

Gambar 2.1

Bank Sebagai Financial Intermediary ....................................................................28

Gambar 3.1

Struktur PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Surakarta Kondisi

Februari 2010 .........................................................................................................73

Gambar 3.2

Kerangka Penelitian ...............................................................................................92

Gambar 3.3

Prosedur Umum Kredit Bank BTN Surakarta .....................................................121

Gambar 3.4

Prosedur Pengambilan Keputusan Kredit oleh KPK dan Realisasi Kredit ..........122

Gambar 3.5

Page 13: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Target dan Realisasi KPRS BTN Surakarta tahun 2008 -2010 (per Semester) ...124

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan

Lampiran 2. Surat Persetujuan Magang Kerja

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Magang Kerja

Lampiran 4. Lembar Penilaian Magang Kerja

Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan

Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon

Lampiran 7. Surat Kepada Kepala Desa

Lampiran 8. Surat Perincian Penghasilan Untuk Pemohon Berpenghasilan Tetap

Lampiran 9. Surat Keterangan Penghasilan Pemohon Berpenghasilan Tidak Tetap

Lampiran 10. Surat Kuasa Pemotongan Gaji

Lampiran 11. Surat Keterangan Mengenai Rumah dan Penjual Rumah/Developer

Lampiran 12. Surat Pernyataan Format A1dan Surat Pernyataan Format A2

Lampiran 13. Checklist Data/Syarat Kelengkapan Data Untuk Permohonan Kredit

Lampiran 14. Lembar Hasil Wawancara

Lampiran 15. Memo On The Spot (OTS)

Page 14: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAKSI

EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT PEMILIKAN

RUMAH SUBSIDI PADA BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

CABANG SURAKARTA

YASMINE

NIM F3607100

KPR Subsidi adalah salah satu jenis produk kredit pemilikan rumah yang diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. KPR Subsidi menjadi produk unggulan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Surakarta karena banyak diminati oleh calon debiturnya. Untuk mendukung kelancaran proses kredit KPRS diperlukan adanya penerapan sistem penyaluran KPRS yang efektif dan optimal. Penelitian ini mengambarkan tentang efektivitas penerapan sistem penyaluran kredit pemilikan rumah subsidi pada Bank BTN cabang Surakarta dalam rangka memperoleh keluaran (output) yang sesuai dengan diharapkan. Penelitian ini menggunakan tipe diskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan Studi Lapangan (Field Research) yakni observasi, wawancara, praktek langsung di lapangan dan telaah dokumen, teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan Studi Kepustakaan (Library Research) atas teori-teori yang mendukung penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya permasalahan-permasalahan yang muncul pada tahap input dan proses sistem yang diakibatkan oleh kurang optimalnya penerapan sistem penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta, sehingga keluaran (output) yang diharapkan dari dijalankannya sistem belum terpenuhi yakni belum berjalannya Layanan Kredit 151 dan tidak tercapainya target realisasi KPRS dari tahun 2008-2010. Hal ini mengindikasikan bahwa penerapan dari sistem penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta belum efektif. Untuk mendukung usaha-usaha perbaikan dan pengoptimalan penerapan sistem penyaluran KPRS pada PT. Bank BTN cabang Surakarta, penulis memberikan saran agar disediakannya brosur KPRS sebagai sarana promosi dan peningkatan layanan, pemberian batas waktu kepada nasabah untuk melengkapi berkas-berkas demi kelancaran proses kredit, peningkatan sarana dan prasana untuk kelancaran jalannya proses On The Spot (OTS) dan disediakannya akses langsung untuk pengecekan BI Checking bagi Loan Service Unit. Kata kunci:Efektivitas Penerapan Sistem Penyaluran KPRS

Page 15: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rumah menjadi salah satu kepentingan utama bagi masyarakat

karena rumah merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia dalam

meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan penghidupan serta

sebagai pencerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf hidup,

kepribadian dan peradaban bangsa. Rumah juga merupakan pusat

pendidikan keluarga, selain juga berfungsi sebagai persemaian budaya,

penyiapan generasi muda serta menjadi roda penggerak pembangunan

ekonomi nasional. Kualitas generasi bangsa Indonesia di masa yang akan

datang sangat dipengaruhi oleh kondisi dan kualitas perumahan dan

permukiman.

Undang-undang Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan

Permukiman, menyatakan bahwa perumahan adalah kelompok rumah

yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian

yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana\lingkungan, sedang

permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,

baik yang berupa kawasan perkotaan, maupun perdesaan yang berfungsi

sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat

kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Page 16: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pentingnya pemenuhan perumahan dan permukiman sebagai salah

satu kebutuhan dasar manusia dan peningkatan taraf hidup rakyat ini

tersurat dalam UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 disebutkan bahwa setiap

orang berhak bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik

dan sehat. Di samping itu, pemenuhan atas perumahan dan permukiman

juga dituangkan dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi

Manusia pada pasal 40 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk

bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak. Dan secara lebih khusus

juga diperkuat dengan UU Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan

Permukiman yang menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai

hak untuk menempati dan/atau menikmati dan/atau memiliki rumah yang

layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur. Rangkaian

perundangan tersebut secara eksplisit mempertegas bahwa rumah atau

papan maupun permukiman menjadi kebutuhan vital manusia yang sangat

mendasar. Sehingga disini pemenuhan kebutuhan perumahan dan

permukiman akhirnya menjadi tanggungjawab bersama yakni antara

pemerintah dengan masyarakat itu sendiri.

Perwujudan hak-hak masyarakat untuk mendapatkan perumahan

dan pemukiman yang layak akan mudah terwujud bagi masyarakat yang

dipandang mampu secara ekonomi / financial. Tetapi bagi kelompok

masyarakat yang berpenghasilan rendah dan masyarakat yang

berpenghasilan informal tentunya akan sulit untuk memiliki rumah yang

layak, yakni syarat akan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan. Disinilah

Page 17: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

peran pemerintah penting dalam mendorong tercapainya pemenuhan

kebutuhan akan perumahan ini untuk mewujudkan pembangunan dan

kesejahteraan rakyat secara merata. Untuk itu perlu adanya usaha

pemerintah menyelenggarakan program kredit perumahan yang

berorientasi pada masyarakat menengah ke bawah.

Penyelenggaraan program tersebut dilakukan pemerintah

bekerjasama dengan pihak perbankan, dimana bank berperan sebagai

perantara keuangan masyarakat (financial intermediary) dan sebagai alat

pembangunan (agent of development). Bank sebagai financial

intermediary tertuang dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang

Perubahan atas Undang-undang No. 7 tahun 1992 Tentang Perbankan,

yakni definisi bank yang berbunyi:

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurknnya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.

Bank sebagai agent of development bertujuan menunjang

pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan

pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah

peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.1

Dengan menjalankan kedua fungsi diatas dalam pelaksanaan

program kredit perumahan untuk rakyat ini diharapkan masyarakat

1 Muhamad Djumhana, 2000, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, hal 3.

Page 18: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

terbantu, sehingga keinginan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan

perumahan dan pemukiman ini tidak lagi sulit untuk diwujudkan. Program

kredit perumahan bagi masyarakat yang dijalankan oleh kalangan

perbankan ini biasa disebut Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Kredit

Pemilikan Rumah adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh

perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau

memperbaiki rumah. Di Indonesia, saat ini dikenal ada 2 jenis KPR, yakni

KPR Bersubsidi dan KPR Non Subsidi.

KPR Subsidi adalah suatu kredit yang diperuntukkan pada

masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi

kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Bentuk

subsidi yang diberikan berupa subsidi meringankan kredit (subsidi selisih

bunga) dan subsidi untuk menambah dana pembangunan atau perbaikan

rumah (subsidi uang muka). Kredit subsidi ini diatur tersendiri oleh

Pemerintah, khususnya oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat yang

regulasi-regulasinya ada dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan

Rakyat Tentang Pengadaan Perumahan dan Pemukiman Dengan

Dukungan Failitas Subsidi Perumahan Melalui KPRS/KPRS Mikro

Bersubsidi. Secara umum Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat

terdiri dari pasal-pasal yang mengatur tentang skim subsidi, bunga subsidi,

maksimum KPRS, tenor KPRS, minimun uang muka, minimum dan

maksimum pinjaman, serta kelompok sasaran subsidi berdasarkan

penghasilan dan harga jual rumah, sehingga melalui regulasi ini tidak

Page 19: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat diberikan fasilitas

subsidi.

KPR Non Subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukan bagi

seluruh masyarakat yang ingin membeli rumah atau memperbaikinya.

Ketentuan KPR Non Subsidi ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan

besarnya maksimal kredit maupun suku bunga dilakukan sesuai kebijakan

bank yang bersangkutan.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) merupakan salah satu bank

penyalur kredit pemilikan rumah saat ini. BTN adalah bank fokus, dengan

fokus bisnis pembiayaan perumahan yang sejalan dengan ktriteria

Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang menggolongkan bank-bank di

Indonesia menjadi bank internasional, bank nasional, bank fokus dan bank

dengan operasional terbatas. BTN mempunyai visi “Menjadi bank yang

terkemuka dalam pembiayaan perumahan.”

Perwujudan komitmen BTN sebagai bank fokus dalam pembiayaan

perumahan salah satunya dapat dilihat dari pelepasan sebagian sahamnya

melalui pasar modal atau go public, yang bertujuan dengan proses IPO

(Initial Public Opening) ini bank BTN dapat menambah modalnya

sehingga dapat meningkatkan pembiayaan perumahan. Selain itu, menurut

Data Biro Riset Infobank, BTN masuk kategori bank dengan modal Rp1

triliun sampai dengan Rp10 triliun yang menempati peringkat enam dalam

rating bank versi Infobank 2010. Pencapaian kinerja PT Bank Tabungan

Negara Tbk (BTN) yang gemilang ini berasal dari realisasi ekspansi

Page 20: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

kredit. Selama 2009 sekitar 96% kredit BTN disalurkan ke sektor

perumahan. Selain hal tersebut diatas, dalam hal layanan KPR BTN

menerapkan standar yang disebut 151, yaitu pada hari pertama pengajuan

permohonan kredit, konsumen sudah bisa mengetahui apakah mereka bisa

mendapat KPR atau tidak, lima hari berikutnya proses memenuhi syarat-

syarat administratif, dan satu hari kemudian pencairan. Jadi, dalam waktu

tujuh hari kerja kredit perumahan ini sudah dapat dicairkan.

Fokus bank BTN sebagai bank yang terkemuka dalam pembiayaan

perumahan dapat dilihat dari antusiasme masyarakat yang mengajukan

KPR. Khusus di wilayah Solo sendiri, salah satu produk KPR yang paling

banyak diminati oleh konsumen di BTN cabang Solo adalah KPR Subsidi

atau biasa disebut dengan pembiayaan Rumah Sederhana Sehat disingkat

RSH. Seperti yang telah dijelaskan penulis diatas, KPR Subsidi/RSH

merupakan program kredit perumahan yang diperuntukkan untuk

kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, perumahan ini

dikembangkan oleh developer yang memiliki tipe maksimal 30 dengan

harga jual sebesar Rp. 55 juta. Kredit untuk perumahan sederhana sehat

(RSH) ini lebih banyak diminati oleh sebagian besar konsumen di wilayah

Solo karena bunganya yang ringan dibandingkan dengan kredit perumahan

komersil. Hal ini dapat dilihat dari jumlah debitur RSH dibandingkan

dengan produk KPR yang lain (non-subsidi) di BTN Solo pada triwulan I

dan II di tahun 2010 ini, sebagai berikut:

Page 21: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Tabel 1.1

Jumlah Debitur KPR di Bank Tabungan Negara Surakarta

Produk

KPR

Suku Bunga Jumlah Debitur

Triwulan 1 Tahun

2010

Triwulan 2 Tahun

2010

RSH 7% 331 414

KGU 12.5% 145 147

KGM 13,5% 67 92

(Sumber: Bank Tabungan Negara bagian Loan Administration, 2010.)

Keterangan: RSH : Rumah Sederhana Sehat (Kredit Pemilikan Rumah Bersubsidi) KGU : Kredit Griya Multi (KPR Komersil) KGM : Kredit Griya Multi

Untuk memenuhi kebutuhan perumahan calon debitur yang akan

melakukan proses kredit perumahan di BTN khususnya pada produk

subsidi RSH ini, diperlukan sistem pembiayaan dalam penyediaan

perumahan yang dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat

berpenghasilan rendah tersebut. BTN perlu menerapkan suatu sistem,

dimana sistem ini dipandang efektif untuk mendukung kelancaran proses

kredit dan pemenuhan kebutuhan debitur KPRS dari segi palayanannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif merupakan

sesuatu yang berpengaruh dan dapat membawa hasil atau berhasil guna

(KBBI, 2001). Menurut Dunn, efektivitas adalah suatu kriteria yang

menunjukkan bahwa suatu alternatif yang direkomendasikan mempunyai

Page 22: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

hasil yang baik atau memberikan pengaruh sesuai yang diinginkan (Dunn,

1999:272). Selain itu, efektivitas juga dapat dilihat dari kemampuannya

untuk memecahkan masalah dan kemampuannya untuk bisa dilaksanakan

(Chapin dan Kaiser, 1979:485). Kedua definisi diatas menunjukkan bahwa

efektivitas mencerminkan sebuah kondisi yang merupakan hasil dari

sebuah penilaian dengan tolok ukur tertentu. Hasil dari suatu penilaian

efektivitas dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan keputusan di masa mendatang. Jadi efektivitas mencerminkan

kinerja suatu hal (kebijakan, sistem, pedoman, dan lain-lain) yang dapat

berpengaruh pada keberlanjutan pelaksanaannya pada masa mendatang2.

Istilah sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa

Yunani (sustēma) yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang

saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.

Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu

yang menekankan pada komponen atau elemennya dan yang menekankan

pada prosedurnya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen

atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut3 :

“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi

untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”

Secara sederhana kumpulan dari elemen-elemen tersebut

diantaranya input (masukan), output (keluaran), dan process (pengolah),

2 Erma kusumaningsih. 2005. Efektivitas Sistem Pembiayaan KPR Dalam Penyediaan Rs/Rss Di Kota Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang 3 Jogiyanto H. M. 1988. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer : Buku Kesatu “Konsep Dasar dan Komponen”. Yogyakarta: BPFE, hal 4-5

Page 23: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

serta sasaran atau tujuan. Input atau masukan sistem adalah energi yang

dimasukkan ke dalam sistem, energi ini dimasukkan supaya sistem

tersebut dapat beroperasi. Output atau keluaran sistem adalah hasil dari

energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna

dan sisa pembuangan apabila keluaran dari sistem tidak berguna. Process

(pengolah sistem) merupakan bagian yang melakukan perubahan atau

transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih

bernilai. Bagian dari elemen sistem lain yang paling penting dan harus ada

adalah sasaran atau tujuan sistem dikarenakan tujuan inilah yang akan

menjadi pemotivasi untuk mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem

menjadi tak terarah dan tak terkendali. Sasaran dari sistem sangat

menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang

akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai

sasaran atau tujuannya.

Di dalam sistem dikenal istilah mekanisme pengendalian dan

umpan balik. Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan

dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran.

Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun

proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai

dengan tujuan. Umpan balik ini dapat memberikan dampak yang baik bagi

keberlangsungan suatu sistem, apabila masukan-masukan yang diberikan

di follow-up dengan baik pula.

Page 24: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Pendekatan sistem lain yakni yang menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai berikut ini:

“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.”

Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa suatu sistem terdiri dari

jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan

klerikal, sebagaimana Richard F. Neusche mendifinisikan prosedur

sebagai berikut:

“Suatu prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-

menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih

departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam

dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.”

Dari definisi kata efektif, efektivitas, sistem dan prosedur diatas,

dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem yang dapat dikatakan efektif

adalah sistem yang terdiri dari prosedur-prosedur, dimana implementasi

dari prosedur ini akan memudahkan proses kegiatan suatu usaha dan

berguna untuk pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Tujuan yang ingin dicapai BTN secara umum adalah untuk

menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan, yakni tidak

hanya untuk perumahan komersil tetapi juga untuk kredit perumahan

bersubsidi. Untuk mewujudkan tujuan diatas salah satu cara yang bisa

digunakan adalah dengan cara mengevaluasi sistem dan prosedur

Page 25: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

penyaluran kredit yang selama ini digunakan BTN cabang Surakarta,

kemudian melihat efektivitas penerapan dari sistem dan prosedur tersebut,

hasil dari analisa efektivitas ini selanjutnya dapat berperan sebagai

feedback dari penerapan sistem tersebut yakni sebagai bahan evaluasi atau

perbaikan sistem yang dirasa akan dapat memberi sumbangan pada

tercapainya tujuan perusahaan.

Pada penelitian sebelumnya dijelaskan bahwa sistem penyaluran

kredit yang efektif dapat dilihat dari ketersediaan sumber daya,

kemudahan mekanismenya, keterjangkauan, ketepatan sasaran, dan

kemampuannya dalam memecahkan masalah dari keluaran sistem yang

digunakan akan mempengaruhi kinerja dari sistem tersebut, kelima kriteria

ini tentunya akan berpengaruh juga pada performance perusahan

khususnya apabila dilihat dari sisi manajemennya. Di dalam manajemen

sebuah bank terdapat penerapan sistem manajemen resiko, yang mencakup

pengawasan, kecukupan kebijakan, prosedur dan limit, kecukupan proses

identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian resiko, serta

sistem pengendalian intern yang menyeluruh. Secara umum sistem

manajemen ini akan mengevaluasi sistem, kebijakan, prosedur-prosedur

yang di tetapkan apakah sudah sejalan dengan tujuannya, dengan demikian

performa dari berjalannya sistem-sistem yang ada akan memberikan

masukan pada penerapan sistem yang lain pada bank. Demikian pula

dengan sistem penyaluran kredit pada bank, berjalannya sistem ini akan

memberikan feedback pada perusahaan sebagai bahan evaluasi atas

Page 26: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang dijalankan. Hal ini

penting bagi pengembangan performance perusahaan, apalagi apabila

perusahaan menerapkan praktek sebagai Good Corporate Governance.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimanakah efektivitas dari penerapan sistem atau prosedur yang

digunakan Bank BTN cabang Solo dalam menyalurkan kredit untuk

perumahan bersubsidi demi tercapainya tujuan atau visi Bank BTN.

Efektivitas penerapan sistem ini dapat diidentifikasi dari penerapan proses

sistem penyaluran kredit melalui prosedur kredit yang ada di BTN

berdasarkan Standart Operating Proceduresnya (SOP) yang ada dan

penulis melihat efektivitas penerapan sistemnya berdasarkan bagaimana

keluaran (output) yang dihasilkan dari dijalankannya sistem tersebut. Ide

ini penulis sajikan dalam bentuk laporan Tugas Akhir dengan judul

“EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

PEMILIKAN RUMAH SUBSIDI PADA BANK TABUNGAN

NEGARA (PERSERO) CABANG SURAKARTA.”

Studi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas

penerapan sistem penyaluran kredit pemilikan rumah bersubsidi di Bank

Tabungan Negara (Persero) Cabang Surakarta. Sampai saat ini penelitian

mengenai penyediaan perumahan subsidi bagi masyarakat berpenghasilan

rendah telah banyak dilakukan. Berikut ini merupakan beberapa penelitian

yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.

Page 27: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Tabel 1.2

Penelitian Terdahulu

Peneliti Erma Kusumaningsih Niken Devi Agustina

Judul Efektivitas Sistem Pembiayaan

KPR dalam Penyediaan RS/RSS di

Kota Semarang

Sistem Pemberian Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi

pada PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) cabang Surakarta

Materi

Penelitian

Pengidentifikasian sistem

pembiayaan KPR dalam

penyediaan RS/RSS di Kota

Semarang dan analisis terhadap

sistem tersebut berdasar kriteria

yang ditetapkan.

Pengidentifikasian sistem

pelaksanaan pemberian Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi

pada PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) cabang Surakarta dan

mengevaluasi kelebihan serta

kelemahan dari sistem tersebut

Lokasi Semarang, 2005 Surakarta, 2009

Hasil

Penelitian

Tingkat efektivitas sistem

pembiayaan KPR dalam

penyediaan RS/RSS di Kota

Semarang.

Pemenuhan unsur sistem dalam

Sistem Pemberian Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi

dan temuan penulis mengenai

kelemahan dan kelebihan dari

sistem tersebut.

Page 28: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

B. Perumusan masalah

Perumusan masalah diperlukan untuk memberikan gambaran yang

jelas mengenai objek penelitian dan untuk menghindari terjadinya

pengaburan dan perluasan masalah sebagai akibat luasnya ruang lingkup

tentang objek yang akan dikaji, perumusan masalah juga dimaksudkan

agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari pokok

permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai.

Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya,

maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. Bagaimanakah sistem penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi di

Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Surakarta?

2. Bagaimanakah efektivitas penerapan sistem penyaluran Kredit

Pemilikan Rumah Subsidi di Bank Tabungan Negara (Persero) cabang

Surakarta dilihat dari keluaran (output) yang dihasilkan dari

dijalankannya proses sistem ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang peneliti kemukakan di atas,

maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sistem

penyaluran KPRS di Bank Tabungan Negara cabang Surakarta dan

menganalisa efektivitas penerapan sistem penyaluran Kredit Pemilikan

Rumah Subsidi di Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Surakarta

dilihat dari keluaran (output) yang dihasilkan dari dijalankannya proses

sistem.

Page 29: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengharapkan ada manfaat yang dapat

diambil baik bagi penulis sendiri, perusahan yang diteliti, maupun bagi

akademisi atau peneliti yang lain.

a. Bagi perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan feedback atas

sistem penyaluran kredit yang digunakan perusahaan, yakni sebagai

bahan pertimbangan dalam pengevaluasian penerapan sistem dan

prosedur penyaluran Kredit Pemilikan Rumah bersubsidi di Bank

Tabungan Negara (Persero) cabang Surakarta yang akan digunakan

selanjutnya.

b. Bagi penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana proses

penerapan sistem penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi di

Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Surakarta, serta

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan

dunia kerja.

c. Bagi akademisi dan peneliti

Memberikan sumbangan pengetahuan praktis mengenai sistem

penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi pada prakteknya dan

dapat dijadikan sebagai sumber informasi serta menambah daftar

pustaka baru bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 30: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

E. Metode Penelitian

Metode penelitian berfungsi sebagai alat atau cara untuk pedoman

melakukan penelitian, sedangkan penelitian adalah suatu cara yang

didasarkan kepada metode, sistematika, pemikiran tertentu yang bertujuan

untuk memecahkan suatu masalah yang bersifat ilmiah.

Agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maka

diperlukan suatu metode penelitian yang benar, sehingga penelitian dapat

berjalan dengan baik sesuai rencana. Adapun metode penelitian yang

penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe diskriptif kualitatif yang diartikan

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan atau deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dan orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati4. H. B. Sutopo (2002:35) mengemukakan bahwa dalam

hubungannya dengan riset kualitatif yang memusatkan pada diskriptif

data yang dikumpulkan merupakan data yang berwujud kata-kata

dalam kalimat atau gambar yang mempunyai arti lebih dari sekedar

angka atau jumlah.

Dalam penelitian penulis berusaha untuk membaca data-data yang

diperoleh baik berupa bagan, kata-kata atau gambar kemudian

berusaha untuk mengintepretasikannya dengan arti yang sedekat

mungkin dengan data aslinya seperti pada waktu didapat atau dicatat.

4 Bogman dan Taylor (dalam Lexy J. Moleong, 2002:3)

Page 31: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Dimana perhatian dipusatkan pada kasus tunggal secara mendetail

yaitu mengenai efektivitas penerapan sistem penyaluran kredit

pemilikan rumah bersubsidi di Bank Tabungan Negara (Persero)

cabang Surakarta. Penggunaan penelitian ini dimaksudkan untuk

mengambarkan secara lengkap tentang bagaimana sistem penyaluran

kredit pemilikan rumah subsidi pada Bank BTN cabang Surakarta dan

melihat efektivitas penerapannya berdasarkan keluaran (output) yang

dihasilkan.

Adapun desain penelitian yang penulis susun sesuai dengan gejala

yang ada pada tempat penelitian yang sebenarnya dan permasalahan

yang ingin penulis analisa. Desain penelitian ini penulis gunakan

sebagai dasar atau landasan dalam pengembangan berbagai konsep

dan teori yang digunakan dalam penelitian ini, serta hubungannya

dengan perumusan masalah yang telah dirumuskan. Desain penelitian

disini menjelaskan tentang proses berfikir peneliti dalam rangka

mengadakan penelitian tentang efektivitas penerapan sistem

penyaluran kredit pemilikan rumah bersubsidi di Bank Tabungan

Negara (Persero) cabang Surakarta. Mengacu pada teori dan latar

belakang masalah diatas, maka penulis membuat desain penelitian

berdasarkan bentuk dasar dari suatu sistem untuk menggambarkan

sistem penyaluran kredit adalah sebagai berikut5:

5 Jogiyanto. 1988. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer. Yogyakarta: Anggota IKAPI

Page 32: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Gambar 1.1

Bentuk Dasar Suatu Sistem

Bentuk dasar dari suatu sistem terdiri dari masukan, pengolah, dan

keluaran. Untuk maksud pengendalian bisa ditambahkan sistem

pengendalian umpan balik, seperti pada Gambar 1.2 berikut:

Gambar 1.2

Sistem dengan Sistem Pengumpan Balik

Sistem pengendalian umpan balik digunakan untuk mengendalikan

kinerja suatu sistem apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan atau

perbedaan-perbedaan dalam keluaran yang dihasilkan atau dalam

proses sistem secara keseluruhan, sistem pengendalian ini akan

menngkoreksi penyimpangan-penyimpangan tersebut dengan

memberikan feedback (umpan balik) untuk memperbaiki masukan

sistem selanjutnya.

INPUT (Masukan)

PROCESS (Pengolah)

OUTPUT (Keluaran)

Masukan Pengolah Keluaran

Sistem pengendalian umpan balik

Page 33: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Penulis menggunakan bentuk dasar dari suatu sistem dengan

pengendalian untuk menganalisa efektivitas penerapan sistem

penyaluran kredit yang digunakan, untuk melihat efektivitasnya

penulis perlu mengetahui proses dari penyaluran kredit terlebih dahulu,

untuk itu langkah pertama yang penulis lakukan adalah dengan

mengidentifikasi sistem penyaluran kredit yang digunakan perusahaan,

yang di dalamnya meliputi komponen input yang digunakan dalam

proses kredit, proses kredit itu sendiri, dan keluaran (output) yang

dihasilkan. Sistem penyaluran kredit ini dapat dilihat dari Gambar 1.3

berikut:

Gambar 1.3

Sistem Penyaluran Kredit Bank BTN Surakarta

· Regulasi · Persyaratan Kredit · Dokumen yang

digunakan · SDM

Proses Kredit (Sistem &

Prosedur Kredit)

INPUT (Masukan)

PROCESS (Pengolah)

OUTPUT (Keluaran)

· Tercapaianya Target Realisasi KPRS

· Praktik Layanan Kredit151

Page 34: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Setelah penulis mengidentifikasi input, proses, serta output dari

elemen-elemen yang tertera di atas, selanjutnya penulis akan melihat

efektivitas dari penerapan sistem penyaluran kredit tersebut, sesuai

dengan Gambar 1.4 di bawah ini:

Gambar 1.4

Efektivitas Sistem Penyaluran Kredit

Penulis akan melihat dan menganalisa efektivitas sistem

penyaluran kredit dengan indikator diatas berdasarkan teori mengenai

efektivitas berikut ini6:

a) Pendapat Dunn

Efektivitas adalah suatu kriteria yang menunjukkan bahwa suatu

alternatif yang direkomendasikan mempunyai hasil yang baik atau

memberikan pengaruh sesuai yang diinginkan.

6 Erma kusumaningsih. 2005. Efektivitas Sistem Pembiayaan KPR Dalam Penyediaan Rs/Rss Di Kota Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang

EFEKTIVITAS

Keluaran Sistem (Output Sistem)

· Evaluasi Ouput · Pengotimalan dan Perbaikan

Sistem

Page 35: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Efektif merupakan sesuatu yang berpengaruh dan dapat membawa

hasil atau berhasil guna.

Berdasarkan teori diatas, sistem dapat dikatakan efektif apabila

hasil (output) dari dijalankannya suatu sistem sesuai dengan yang

diinginkan atau diharapkan. Jadi, suatu sistem penyaluran kredit

pemilikan rumah subsidi dapat dikatakan efektif apabila hasil (output)

yang diharapkan dari berjalannya sistem ini dapat tercapai dimana

output yang ingin dihasilkan dari sistem ini sesuai dengan Gambar 1.3

diatas. Setelah penulis mengetahui bagaimana penerapan sistem

penyaluran KPRS dari keluaran (output) yang dihasilkan, penulis akan

menyimpulkan dan mengevaluasi apakah penerapan sistem penyaluran

KPRS efektik ataukah tidak, serta memberikan alternatif solusi atau

upaya yang dapat dilakukan untuk pengoptimalan dan perbaikan

sistem yang ada.

Setelah melihat, menganalisa, dan diperoleh kesimpulan dari

efektivitas penerapan sistem penyaluran kredit melalui output yang

dihasilkan dari sistem tersebut, penulis mencoba untuk memberikan

feedback kepada perusahaan, berupa masukan-masukan atau saran

yang mungkin berguna bagi penerapan atau perbaikan sistem

selanjutnya.

Page 36: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Cabang Solo tepatnya pada divisi Loan Services. Pemilihan objek

penelitian adalah dengan pertimbangan bahwa penulis merupakan

mahasiswa program studi Keuangan dan Perbankan di mana penulis

banyak dibekali berbagai teori dan praktik di bidang keuangan maupun

perbankan, selain itu penulis juga telah melakukan kegiatan Magang

Mahasiswa di bagian Loan Services, sehingga pihak BTN cabang Solo

juga memberikan izinnya kepada penulis untuk melakukan penelitian

ini, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo sendiri

merupakan salah satu bank bonafit dan bank fokus dirasa tepat sebagai

tempat pembelajaran yang baik untuk meningkatkan kemampuan

penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah penulis dapatkan di

bangku perkuliahan dengan dunia kerja.

3. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis data

1) Data primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber

pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil

observasi, wawancara, praktek langsung di lapangan, dan

telaah dokumen.

Page 37: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2) Data Sekunder

Adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh

pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-

diagram. Data sekunder juga dapat diperoleh melalui studi

kepustakaan, studi dokumenter, dan perundang-undangan yang

ada hubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk melaksakan

penelitian pada Bank Tabungan Negara (Persero) penulis

melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1) Studi Lapangan (Field Research)

Yaitu studi atau penelitian untuk mendapatkan data primer

dengan mengadakan peninjauan langsung pada lokasi

perusahaan dengan maksud untuk memperoleh data dan

informasi yang diperlukan, dengan cara sebagai berikut:

- Observasi

Yaitu pengamatan secara langsung pada objek penelitian

untuk mengamati secara kualitatif sebagai kegiatan yang

termasuk dalam kajian permasalahan. Observasi merupakan

pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap

fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi yang

penulis lakukan adalah observasi partisipasi (participant

Page 38: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

observation) yaitu mengumpulkan data yang digunakan

untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar

terlibat dalam keseharian responden.7 Observasi yang

penulis lakukan khususnya mengenai proses penyaluran

kredit pemilikan rumah di BTN, serta dokumen-dokumen

yang dibutuhkan dalam proses tersebut.

- Wawancara

Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab

atau responden8. Teknik ini dilakukan secara mendalam

dengan mempersiapkan garis besar pertanyaan yang akan

diajukan kepada informan untuk memperoleh informasi

yang jelas dan mendalam tentang berbagai aspek yang

sesuai dengan penelitian ini, disini informasi penulis

dapatkan dari petugas bagian layanan kredit (Loan Service)

Bank Tabungan Negara cabang Solo, petugas bagian

administrasi kredit ( Loan Administration ) Bank Tabungan

Negara cabang Solo, petugas bagian pembinaan dan

penyelematan kredit (Collection & Work Out) Bank

Tabungan Negara cabang Solo.

7 Lexy J. Moleong. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. 8 Moh. Nazir.1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, hal 234

Page 39: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

- Praktek Langsung di Lapangan

Yakni pengamatan yang penulis lakukan secara langsung di

lapangan, serta aktivitas yang penulis lakukan selama

menjalani kegiatan magang di Bank Tabungan Negara

cabang Solo di bagian Loan Service. Pengamatan

khususnya dilakukan kepada Petugas bagian layanan kredit

( Loan Service ) Bank Tabungan Negara cabang Solo untuk

melihat sistem atau prosedur palayanan kreditnya,

kemudian praktek magang yang dilakukan penulis yang

berhubungan dengan penelitian ini, misalnya memberikan

informasi kepada nasabah tentang kredit, menerima berkas

pengajuan kredit nasabah, melakukan pekerjaan yang

merupakan bagian dari proses kredit ( konfirmasi gaji calon

debitur, menulis memo On The Spot (OTS) instansi atau

pekerjaaan, menyimak wawancara, menjurnal realisasi

kredit,dll). Selain itu, untuk mendukung penelitian ini,

penulis juga melakukan pendekatan kepada petugas CWO

(Collection and Work Out), Bookeping and Control dan

Loan Administration untuk menambah pengetahuan penulis

tentang layanan kredit itu sendiri dan mendapatkan data

yang relevan dengan penelitan penulis.

Page 40: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

- Telaah Dokumen

Merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu

peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen atau arsip

tersebut adalah sejarah BTN Solo, visi dan misi BTN, nilai-

nilai dasar, etika perorangan, dan pedoman pegawai,

produk dan jasa BTN, Standart Operating Procedures

Kredit Pemilikan Rumah, Surat Edaran Direksi tentang

Kredit Bersubsidi, serta data Time series (data deret waktu)

mengenai target realisasi kredit bersubsidi BTN Solo,

jumlah pemohon kredit, serta jumlah realisasi Kredit

Pemilikan Rumah BTN Solo per semester dari tahun 2008-

2010.

2) Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan yaitu studi atau penelitian yang dilakukan

untuk mendapatkan data sekunder dengan jalan membaca buku,

hasil karya ilmiah, hasil-hasil penelitian sebelumnya, serta

referensi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti. Studi kepustakaan ini dilakukan atas teori-teori yang

mendukung penelitian ini. Dari penelitian kepustakaan ini

dapat diperoleh data sekunder yang diperlukan oleh penulis.

Page 41: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank

Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta tata cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usaha. Sedangkan bank itu sendiri adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan hidup rakyat banyak.9

Dari pengertian bank diatas dapat disimpulkan bahwa peranan

bank dalam masyarakat adalah sebagai penghimpun dana dari masyarakat,

penyalur dana dalam bentuk kredit (fungsi intermediasi), dan

memperlancar transaksi perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat.

Sistem moneter di sektor perbankan menunjukkan bahwa bank

merupakan lembaga keuangan tertua di Indonesia dalam fungsinya sebagai

Financial Intermediary. Fungsi utama bank sebagai Financial

Intermediary dapat dilihat dari Gambar 2.1 di bawah ini:10

9 Undang-undang Nomor 7 tahun 1992, pasal 1 ayat 1 dan 2 10 Kasmir. 2005. Pemasaran Bank. Edisi Pertama. Jakarta: Prenada Media, hal 11-12

Page 42: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Gambar 2.1

Bank Sebagai Financial Intermediary

Berikut ini adalah penjelasan arus perputaran uang yang ada di

bank dari masyarakat kembali ke masyarakat, di mana bank sebagai

perantara (Financial Intermediary):

1. Nasabah (masyarakat) yang kelebihan dana menyimpan uangnya di

bank dalam bentuk simpanan Giro, Tabungan, atau Deposito. Bagi

bank dana yang disimpan oleh masyarakat adalah sama artinya dengan

membeli dana. Dalam hal ini nasabah sebagai penyimpan dan bank

sebagai penerima titipan simpanan. Nasabah dapat memilih sendiri

untuk menyimpan dana apakah dalam bentuk Giro, Tabungan, atau

Deposito.

2. Nasabah penyimpan akan memperoleh balas jasa dari bank berupa

bunga bagi bank konvensional dan bagi hasil bagi bank yang

berdasarkan prinsip syariah. Besarnya jasa bunga dan bagi hasil

tergantung dari besar kecilnya dana yang disimpan dan faktor lainnya.

FUNGSI BANK

Beli Dana Jual Dana

Giro Tabungan Deposito

Pinjaman (kredit)

Masyarakat yang Kelebihan Dana

Masyarakat yang Kekurangan Dana

1

2

3

4

Page 43: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

3. Kemudian oleh bank dana yang disimpan oleh nasabah di bank yang

bersangkutan disalurkan kembali (dijual) kepada masyarakat yang

kekurangan atau membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman/kredit.

4. Bagi masyarakat yang memperoleh pinjaman atau kredit dari bank,

diwajibkan kembali untuk mengembalikan pinjaman tersebut beserta

bunga yang telah ditetapkan sesuai perjanjian antara bank dengan

nasabah. Khusus bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah

pengembalian pinjaman disertai dengan sistem bagi hasil sesuai hukum

Islam.

B. Jenis Bank

1. Menurut fungsinya bank dapat dibedakan menjadi:11

a. Bank Sentral, yaitu Bank Indonesia sebagaimana dimaksudkan

dalam UUD 1945 dan diatur dengan UU No. 13 Tahun 1968.

Bank Indonesia memiliki tugas pokok membantu pemerintah

dalam hal-hal:

- Mengatur, menjaga dan memelihara stabilitas nilai Rupiah.

- Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta

memperluas kesempatan kerja.

11 Faisal Abdullah. 2003. Manajemen Perbankan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, hal 20-21

Page 44: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b. Bank Umum, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya

terutama menerima simpanan dalam bentuk Giro dan deposito dan

dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.

Contohmya Bank BTN, Bank Duta, Bank Niaga, Lippo Bank,

Panin Bank, dan lain-lain.

c. Bank Tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya

terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan, dan dalam

usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas

berharga. Contoh Bank Tabungan Pensiunan Nasional.

d. Bank Pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya

terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan atau

mengeluarkan kertas berharga jangka panjang dan menengah

dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan

jangka panjang di bidang pembangunan. Contoh Bapindo, BPD

(Bank Pembangunan Daerah).

2. Dari sudut kepemilikannya, Bank dapat dibedakan menjadi:

a. Bank Pemerintah/Bank Negara, yaitu Bank yang bagian terbesar

sahamnya dimiliki oleh pemerintah atau negara. Contoh BTN,

BRI, BNI 46.

b. Bank Swasta Nasional, yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki

oleh pihak swasta. Contoh Bank Bali, Bank BCA dan Paninbank.

Page 45: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Bank swasta nasional ini dapat dibedakan menjadi dua golongan

lagi berdasarkan kemampuannya melakukan transaksi internasional

dan transaksi valas, yaitu:

- Bank Devisa, yaitu Bank yang dapat mengadakan transaksi

internasional seperti ekspor-impor, jual beli valuta asing, dan

lain-lain. Contoh Bank Bali, Bank BCA, Bank Duta, Bank

Niaga,dan lain-lain.

- Bank Non-Devisa, yaitu bank yang tidak dapat mengadakan

transaksi internasional. Contoh Bank Nusantara, Bank Arta

Graha, Bank Djasa Arta, dan lain-lain. Bank devisa ini dapat

meningkatkan statusnya menjadi bank devisa setelah syarat-

syaratnya terpenuhi.

c. Bank Asing, yaitu bank yang sahamnya dimiliki pihak asing.

Untuk jenis ini, mereka hanya membuka cabang di Indonesia.

Kantor pusatnya di luar negeri. Contoh Citibank, Chase Manhattan

Bank, standard Chatered, dan lain-lain.

d. Bank Campuran, yaitu bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh

pihak asing dan sebagian lagi dimiliki oleh pihak swasta nasional.

Contoh Sanwa Indonesia Bank (Bank Bali Indonesia dengan

Sanwa Bank Jepang), Fuji Internasional Bank (Bank Internasional

Indonesia dengan Fuji Bank, Jepang), dan lain-lain.

Page 46: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

3. Jenis bank menurut visi Arsitektur Perbankan Indonesia,

berdasarkan stuktur permodalannya di kelompokkan menjadi:12

a. 2 sampai 3 bank yang rnengarah kepada bank internasional dengan

kapasitas dan kemampuan untuk beroperasi di wilayah

internasional serta memiliki modal di atas Rp 50 triliun;

b. 3 sampai 5 bank nasional yang memiliki cakupan usaha yang

sangat luas dan beroperasi secara nasional serta memiliki modal

antara Rp 10 triliun sampai dengan Rp 50 triliun;

c. 30 sampai 50 bank yang kegiatan usahanya terfokus pada

serangkaian usaha tertentu sesuai dengan kapabilitas dan

kompetensi masing-masing bank. Bank-bank tersebut memiliki

modal antara Rp 100 miliar sampai dengan Rp 10 triliun;

d. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan bank dengan kegiatan usaha

terbatas yang memiliki modal di bawah Rp 100 miliar.

4. Jenis Bank Menurut Target Pasar

Sebagian bank memfokuskan pelayanan dan transaksinya pada

jenis-jenis nasabah tertentu. Dengan pemfokusan ini diharapkan bank-

bank tersebut dapat lebih menguasai karakteristik nasabahnya sehingga

kegiatan usahanya dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan

12 Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat, hal 30-31

Page 47: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Kegiatannya dapat

lebih efisien antara lain karena:13

1. pelayanan, jasa-jasa, dan iklan yang diberikan oleh bank lebih

sesuai dengan karakteristik nasabah

2. proporsi kredit bermasalah lebih sedikit

3. manajemen dan karyawan lebih terbiasa dan berpengalaman

berinter-aksi dengan nasabahnya.

Secara umum, jenis bank atas dasar target pasarnya dapat

digolongkan menjadi:

a. Retail Bank

Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi

kepada nasabah-nasabah retail. Pengertian retail di sini adalah

nasabah-nasabah individual, perusahaan, dan lembaga lain yang

skalanya kecil. Meskipun pengertian dari kata 'kecil' atau 'retail'

adalah relatif, namun biasanya apabila ditinjau dari jasa kredit yang

diberikan nasabah debitur yang dilayani adalah yang memerlukan

fasilitas kredit tidak lebih besar daripada Rp.20 milyar. Angka

tersebut bukan merupakan angka yang standar atau baku, tapi

setidaknya dapat memberikan gambaran tentang kelompok nasabah

yang dilayani oleh bank jenis ini.

13 Ibid, hal 59-60

Page 48: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Corporate Bank

Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi

kepada nasabah-nasabah yang berskala besar. Mengingat nasabah

yang berskala besar ini biasanya berbentuk suatu korporasi, maka

bank kelompok ini disebut Corporate Bank. Meskipun namanya

adalah Corporate Bank tidak berarti seluruh nasabahnya berbentuk

suatu perusahaan. Pelayanan dan transaksi yang diberikan kepada

suatu perusahaan sering kali membawa konsekuensi berupa

pelayanan yang harus diberikan juga kepada karyawan, direksi dan

komisaris dari perusahaan tersebut secara individual. Pelayanan

yang diberikan secara perorangan di sini diarahkan untuk menjalin

kerjasama yang lebih baik dengan nasabah-nasabah korporasi.

c. Retail Corporate Bank

Di samping kedua jenis bank di atas, terdapat juga bank

yang tidak memfokuskan pada kedua pilihan jenis nasabah di atas.

Bank jenis ini memberikan pelayanannya tidak hanya kepada

nasabah retail tetapi juga kepada nasabah korporasi.

C. Kredit

1. Pengertian Kredit

Pengertian kredit dalam bahasa Yunani "Credere" yang berarti

"kepercayaan" atau dalam bahasa latin "Creditum" yang berarti

kepercayaan akan kebenaran. Pengertian kredit berdasarkan Undang-

undang nomor 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan

Page 49: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga.

Kredit adalah seseorang atau suatu badan yang memberikan

kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimasa

mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah

dijanjikan (barang, uang atau barang).14

2. Unsur-Unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu

fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

a. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan

(berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali

di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan

tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan

penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap

nasabah pemohon kredit.

14 Thomas Suyatno, dkk. 1995. Dasar-dasar Perkreditan. Edisi Empat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal 12

Page 50: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

b. Kesepakatan

Di samping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung

unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima

kredi. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana

masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya

masing-masing.

c. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,

jangka waktu ini mancakup masa pengembalian kredit yang telah

disepakati. Jangka tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka

menengah atau jangka panjang.

d. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan

suatu resiko tidak tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin

panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula

sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang

disengaja maupun tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam

atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan dan

lainnya.

e. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa

tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam

bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan

keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip

syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

Page 51: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3. Tujuan Kredit

Ditinjau dari segi tujuan kredit adalah sebagai berikut:

a. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi

dan pembangunan

b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan

fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat

c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin,

dan dapat memperluas usahanya. (Thomas Suyatno, dkk, 1997:14)

Adapun tujuan utama pemberian utama suatu kredit adalah sebagai

berikut:

a. Mencari Keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit

tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang

diterima oleh pihak bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi

yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk

kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus menerus menderita

kerugian, maka besar kemungkinan akan di likuidasi atau

dibubarkan.

b. Membantu usaha nasabah

Yaitu tujuan lainnya untuk membantu usaha nasabah yang

memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal

kerja. Maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan

memperluas usahanya.

Page 52: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

c. Membantu pemerintah

Yaitu bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan

kepada pihak perbankan, maka semakin baik, meningkat semakin

banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan

diberbagai sektor.

Dari tujuan tersebut tersimpul adanya kepentingan yang seimbang

antara kepentingan pemerintah, masyarakat (rakyat), dan kepentingan

pemilik modal (pengusaha).

4. Manfaat Kredit

Manfaat kredit ditinjau dari masing-masing pihak yaitu :

a. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan debitur:

1) Debitur dapat memperluas dan mengembangkan usahanya

dengan lebih leluasa.

2) Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dana

bagi perusahaan debitur.

3) Rahasia keuangan debitur akan lebih terlindungi karena

adanya ketentuan rahasia bank dalam Undang-undang Pokok

Perbankan

b. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut pandang perbankan:

1) Memperoleh pendapatan bunga kredit

2) Menjaga solvabilitas usaha bank

3) Membantu memasarkan jasa-jasa perbankan yang lain

4) Mempertahankan dan mengembangkan usahanya

Page 53: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

5) Untuk merebut pasar (market share) dalam industri perbankan

6) Memungkinkan pihak perbankan untuk mendidik para staffnya

untuk mengenal kegiatan industri yang lain secara mendetail.

c. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut pandang pemerintah

1) Perkreditan dapat digunakan sebagai alat untuk memacu

pertumbuhan ekonomi

2) Sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan moneter

3) Perkreditan sebagai alat untuk menciptakan lapangan usaha

atau kegiatan, alat peningkatan dan pemerataan pendapatan

masyarakat

4) Perkreditan sumber pendapatan negara

d. Manfaat perkreditan ditinjau dari kepentingan masyarakat luas:

1) Dengan adanya kelancaran dari proses perkreditan diharapkan

akan diperoleh adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan

membuka lapangan usaha atau lapangan kerja baru, sehingga

akan menimbulkan kenaikan tingkat pendapatan dan

pemerataan pendapatan dimasyarakat.

2) Terbukanya kemungkinan keterlibatan golongan profesi

tertentu atas suatu proses pemberian kredit oleh bank yang

dapat meningkatkan penghasilannya seperti konsultan, akuntan

publik, notaris, aset apreisal

3) Masyarakat dapat menikmati hasil dari proyek yang di biayai

oleh kredit bank.

Page 54: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

5. Fungsi Kredit

Fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut : (Thomas Suyatno,

dkk, 1997:16-18)

a. Untuk meningkatkan daya guna uang.

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang

maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan

sesuatu yang berguna dengan diberikannya kredit uang tersebut

menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si

penerima kredit.

b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar

dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah

kekurangan uang dengan kredit maka daerah tersebut akan

memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

c. Untuk meningkatkan daya guna dan peredaran barang.

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si

debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi

berguna atau bermanfaat.

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari

satu wilayah ke wilayah lainnya sebingga jumlah barang yang

beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit

dapat pula meningkat jumlah barang yang beredar.

Page 55: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

d. Sebagai stabilitas ekonomi.

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas

ekonomi karena adanya kredit yang diberikan akan menambah

jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat

pula kredit membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri

ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.

e. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan

berusaha apalagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.

f. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik,

terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit

diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu

membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi

pengangguran. Disamping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik juga

akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung

atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya.

g. Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman intemasional akan dapat meningkatkan

hubungan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si

pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan

meningkatkan kerja sama antar negara satu dengan lainnya.

Page 56: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

6. Jenis-jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara

lain sebagai berikut :

a. Dilihat dari segi tujuan kredit

1) Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi

atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang

atau jasa. Sebagai contoh, kredit untuk membangun pabrik

yang nantinya akan menghasilkan barang. Kredit pertanian

akan menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan

menghasilkan bahan tambang atau kredit industri lainnya.

2) Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi dalam

kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang

dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh

seseorang atau bidang usaha. Sebagai contoh kredit untuk

perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah

tangga, dan kredit konsumtif lainnya.

3) Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk

membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan

dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering

diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang

akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini

misalnya kredit ekspor dan impor.

Page 57: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

b. Dilihat dari segi jangka waktunya

Berdasarkan Undang-undang Nomor 14/1967 Tentang Pokok-

Pokok Perbankan, jenis-jenis kredit dilihat dari sudut jangka

waktunya terdiri atas:

1) Kredit Jangka Pendek (Short Term Loan)

Kredit jangka pendek (short term loan), yaitu kredit yang

berjangka waktu maksimum 1 tahun. Dalam kredit jangka

pendek juga termasuk kredit untuk tanaman musiman yang

berjangka waktu lebih dari satu tahun. Kredit jangka pendek ini

meliputi Kredit Rekening Koran, Kredit Eksploitasi, Kredit

Pembeli (Afnemers Credict), Kredit Wessel, Kredit Penjualan

(Leveranciers Credict).

2) Kredit Jangka Menengah (Medium Term Loan)

Kredit jangka menengah (medium term loan), yakni kredit

yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun, kecuali kredit

untuk tanaman musiman sebagaimana tersebut di atas. Kredit

modal kerja dapat diberikan oleh bank untuk membiayai

kegiatan-kegiatannya, misalnya untuk membeli bahan baku,

upah buruh, dan suku cadang (spare parts) dan lain-lain.

Kredit yang berjangka waktu menengah ini di antaranya adalah

kredit kerja permanen (KMKP) yang diberikan oleh bank

kepada pengusaha golongan lemah yang berjangka waktu

maksimum 3 tahun.

Page 58: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

3) Kredit Jangka Panjang (Long Term Loan)

Kredit Jangka panjang (long term loan) yaitu kredit yang

berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Kredit jangka panjang ini

pada umumnya adalah kredit investasi yang bertujuan

menambah modal perusahaan dalam rangka untuk melakukan

rehabilitasi, ekspansi (perluasan) dan pendirian proyek baru.

(Thomas Suyatno, dkk, 1997: 25-27)

c. Jenis kredit menurut kegunaan kredit

1) Pinjaman komersial

Untuk tujuan perdagangan komersial

2) Pinjaman konsumen

Untuk tujuan konsumtif

3) Pinjaman investasi

Untuk tujuan investasi

4) Pinjaman modal kerja

Untuk tujuan modal kerja usaha

5) Pinjaman usaha kecil

Untuk perdagangan golongan menengah ke bawah

6) Pinjaman pemilikan rumah (KPR)

Untuk tujuan pembelian rumah

7) Pinjaman pemilikan mobil (KPM)

Untuk tujuan pembelian mobil

8) Pinjaman likuiditas Bank Indonesia

Kredit dari bank Indonesia yang diperuntukan bagi bank-bank

dan swasta guna disalurkan lagi ke berbagai sektor

Page 59: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

D. Efektivitas, Sistem dan Prosedur, serta Prosedur Kredit

1. Pengertian Efektivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif merupakan

sesuatu yang berpengaruh dan dapat membawa hasil atau berhasil

guna. Sedangkan menurut Dunn, efektivitas adalah suatu kriteria yang

menunjukkan bahwa suatu alternatif yang direkomendasikan

mempunyai hasil yang baik atau memberikan pengaruh sesuai yang

diinginkan. Selain itu, efektivitas juga dapat dilihat dari

kemampuannya untuk memecahkan masalah dan kemampuannya

untuk bisa dilaksanakan (Chapin dan Kaiser, 1979:485). Kedua

definisi diatas menunjukkan bahwa efektivitas mencerminkan sebuah

kondisi yang merupakan hasil dari sebuah penilaian dengan tolok ukur

tertentu.

Hasil penilaian efektivitas dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan keputusan di masa mendatang. Hal

ini senada dengan pendapat Sawicki yang menyebutkan bahwa

efektivitas dapat digunakan sebagai alat evaluasi di masa mendatang.

Jadi, efektivitas mencerminkan kinerja suatu hal (kebijakan, sistem,

pedoman, dan lain-lain) yang dapat berpengaruh pada keberlanjutan

pelaksanaannya pada masa mendatang15. Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan oleh Erma Kusumaningsih tahun 2005 tentang

efektivitas sistem pembiayaan KPR dalam penyediaan RS/RSS

15 Erma kusumaningsih. 2005. Efektivitas Sistem Pembiayaan KPR Dalam Penyediaan Rs/Rss Di Kota Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang

Page 60: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

(Rumah Sederhana/ Rumah Sederhana Sehat) di kota Semarang,

peengukuran dan penilaian efektivitas dapat dilihat dari:

a. Pengukuran Efektivitas

Efektivitas biasanya digunakan sebagai alat dalam melakukan

evaluasi yang mencerminkan kondisi berdasarkan tolok ukur

tertentu. Untuk mengukur efektivitas maka digunakan beberapa

kriteria, yaitu:

1) Ketersediaan sumber daya

2) Kemudahan mekanisme

3) Keterjangkauan

4) Ketepatan sasaran

5) Kemampuan memecahkan masalah

b. Penilaian Efektivitas

1) Ketersediaan sumber daya (Bertrand Renaud, 1998: 67)

Sistem dikatakan efektif jika didukung ketersediaan sumber

daya. Ketersediaan sumber daya tersebut dapat dilihat

berdasarkan ketersediaan infrastruktur finansial pendukung

sistem pembiayaan tersebut yang mencakup:

- sumber pembiayaan perumahan jangka panjang

- lembaga keuangan yang terlibat dalam sistem pembiayaan

KPR

- kebijakan atau regulasi yang mengatur pembiayaan KPR

Page 61: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2) Kemudahan mekanisme (Chapin dan Kaiser, 1979:485).

Suatu sistem dikatakan efektif jika mekanisme pembiayaan

untuk penyediaan RS/ RSS dalam sistem tersebut mudah

dijalankan oleh stakeholder yang terkait dalam sistem

pembiayaan ini. Stakeholder yang dimaksud yaitu:

- Lembaga keuangan (bank penyalur KPR)

- Pengembang (Perumnas dan pengembang swasta)

- Masyarakat (kelompok sasaran RS/RSS)

3) Keterjangkauan (Reksohadiprodjo & Karseno, 1994:65; Keane

dalam Yusminar, 2002)

Suatu sistem pembiayaan dikatakan efektif jika terjangkau oleh

masyarakat. Keterjangkauan terhadap rumah merupakan

kemampuan dan kemauan suatu rumah tangga untuk untuk

mengeluarkan sebagian pendapatannya untuk biaya perumahan

(Yusminar, 2002). Menurut Turner keterjangkauan ini

memperhatikan beberapa hal diantaranya :

- Pendapatan masyarakat yang berkaitan dengan kemampuan

membayar

- Harga yang harus dibayar untuk pengadaan perumahan

Sistem pembiayaan KPR RS/RSS dapat dikatakan efektif jika

pengeluaran masyarakat untuk perumahan berkisar antara 15-

20% dari penghasilan, hampir sama dengan pengeluarannya

untuk makan (Reksohadiprodjo & Karseno, 1994:65).

Page 62: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

4) Ketepatan sasaran (Dunn, 1999:272)

Sistem pembiayan KPR RS/RSS dapat dikatakan efektif jika

memiliki kemampuan ketepatan sasaran, yaitu tepatnya

penyediaan RS/RSS bagi keluarga/rumah tangga yang baru

pertama kali memiliki rumah dan termasuk ke dalam kelompok

masyarakat berpenghasilan rendah. Kelompok sasaran dibagi

menjadi 3 berdasarkan tingkat penghasilan, yaitu (Peraturan

Menteri Negara Perumahan Rakyat, 2004):

- Kelompok I berpenghasilan Rp 900 ribu-Rp 1,5 juta

- Kelompok II berpenghasilan Rp 500 ribu-Rp 900 ribu

- Kelompok III berpenghasilan Rp 350 ribu-Rp 500 ribu.

5) Kemampuan memecahkan masalah (Chapin dan Kaiser,

1979:485)

Sistem pembiayaan KPR RS/RSS dapat dikatakan efektif jika

memiliki kemampuan untuk memecahkan permasalahan dalam

penyediaan RS/RSS, yaitu :

- Belum beroperasinya sumber pembiayaan perumahan

jangka panjang

- Adanya mismatch dalam mekanisme pembiayaan, yaitu

dana jangka pendek

- Digunakan untuk membiayai kredit perumahan (KPR)

jangka panjang

Page 63: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

- Terbatasnya lembaga keuangan yang terlibat pada sistem

pembiayaan KPR dalam penyediaan RS/RSS

- Rendahnya posisi tawar dan akses masyarakat

berpenghasilan rendah terhadap sistem pembiayaan dalam

penyediaan RS/RSS.

2. Sistem dan Prosedur

a. Pengertian Sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan

bahasa Yunani (sustēma) yang artinya adalah himpunan bagian

atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai

tujuan bersama. Terdapat dua kelompok pendekatan dalam

mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada komponen

atau elemennya dan yang menekankan pada prosedurnya.

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau

komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut16 :

“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”

Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari elemen-

elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem

merupakan definisi yang lebih luas dan lebih banyak diterima

karena pada kenyataannya suatu sistem terdiri dari beberapa

subsitem atau sistem-sistem bagian. Komponen-komponen atau

16 Jogiyanto H. M. 1988. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer. “Konsep Dasar dan Komponen”. Buku Kesatu. Yogyakarta: BPFE, hal 4-5

Page 64: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri,

semuanya saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk

satu kesatuan sehingga sasaran sistem dapat tercapai.

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai berikut ini:

“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-

prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama

untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

sasaran yang tertentu.”

Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari

prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi didalam sistem.

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu

sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan

ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali

masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan

dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai

sasaran atau tujuannya. Para ahli mendefinisikan sistem sebagai

berikut:

1) John F. Nash dan Martin B. Roberts

Suatu sistem adalah sebagai suatu kumpulan komponen yang

berinteraksi membentuk suatu kesatuan dan keutuhan yang

komplek di dalam tingkat tertentu untuk mengejar tujuan yang

umum.

Page 65: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2) Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis.

Sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen (orang,

perangkat keras, informasi dan lain lain) diorganisasikan untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

3) Menurut Richard F. Neuschel

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

saling berhubungan dikembangkan sesuai dengan suatu skema

yang terintegrasi untuk melaksanakan suatu kegiatan utama di

dalam bisnis.

Dari semua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem

erat kaitannya dengan prosedur.

b. Pengertian Prosedur

Prosedur adalah sebuah perintah yang dapat digunakan

untuk membagi beberapa kejadian dalam suatu kumpulan perintah

yang lebih kecil dangan berbagai kelengkapan di dalamnya baik itu

pengecekan kondisi, fungsi matematika manpun fungsi string.

Dengan menggunakan prosedur atau fungsi dapat menghemat

banyak ruang dalam dan menghindari pengetikan kode yang

berulang-ulang. Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Richard

F. Neuschel sebagai berikut:

“Suatu prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal

(tulis-menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu

atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin

penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang

terjadi.”

Page 66: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Lebih lanjut Jerry FitzGerald, Ardra F. FitsGerald dan

Warren D. Stallings, Jr, mendefinisikan prosedur sebagai berikut:

“Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari

tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa (what) yang

harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakannya, kapan

(when) dikerjakan dan bagaimana (how) mengerjakannya.”

Dari definisi sistem dan prosedur diatas, secara implisit

prosedur juga mengandung elemen-elemen atau komponen-

komponen dari system, yaitu apa dan siapa, serta dapat pula

diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan

prosedur, sedangkan jaringan prosedur merupakan urutan kegiatan

klerikal. Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan menulis,

menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih/

mensortir, memindah, dan membandingkan yang dilakukan untuk

mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, dan buku besar.

c. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling

berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membentuk satu

kesatuan. Berikut adalah komponen-komponen umum dalam suatu

sistem17:

17 Ibid, hal 7-10

Page 67: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1) Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi

antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan

lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu

sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem

menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

2) Lingkungan Luar Sistem (Environments)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas

dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan

luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga

bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang

menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan

demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan

luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau

tidak maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem.

3) Penghubung (Interface) Sistem

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu

subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini

memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu

subsistem ke yang lainnya. Keluaran (output) dari satu

subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem

lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu

subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya

membentuk satu kesatuan.

Page 68: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

4) Masukan (Input) Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam

sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan

(maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).

Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya

sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi

yang diproses untuk didapatkan keluaran.

5) Keluaran (Output) Sistem

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa

pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk

subsistem yang lain atau kepada supersistem.

6) Pengolah (Process) Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang

akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem

produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan

bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.

Sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi

laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang

dibutuhkan oleh manajemen.

7) Sasaran (Objectives) atau Tujuan (Goal)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu

sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak

Page 69: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan

sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang

akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila

mengenai sasaran atau tujuannya.

d. Pengendalian Sistem

Pengendalian sistem diwujudkan dengan menggunakan

umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini

digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses.

Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai

dengan tujuan18. Ada tiga jenis pengendalian sistem, yaitu:

1) Pengendalian Sistem Umpan Balik Mundur (Feedback Control

System)

Pengendalian umpan balik merupakan proses mengukur

keluaran dari sistem yang dibandingkan dengan suatu standart

tertentu. Bilamana terjadi perbedaan-perbedaan atau

penyimpangan-penyimpangan akan dikoreksi untuk

memperbaiki masukan sistem selanjutnya.

2) Sistem pengendalian umpan maju (Feed Forward Control

System)

Sistem pengendalian umpan maju disebut juga dengan istilah

positive feedback (umpan balik positif). Positive feedback

mencoba mendorong proses dari sistem supaya menghasilkan

hasil balik yang positif. Sistem pengendalian umpan maju ini

18 Ibid, hal 13-14

Page 70: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

merupakan perkembangan dari sistem pengendalian umpan

balik. Di dalam sistem pengendalian umpan balik,

pengendalian dilakukan setelah keluaran dihasilkan. Supaya

keluaran dapat dihasilkan umpan balik yang positif, maka

pengendalian tidak boieh diukur dari keluarannya, tetapi diukur

dan dikendalikan dari prosesnya. Selama proses terjadi di

dalam sistem, selalu dilakukan pengamatan dan cepat-cepat

diatasi bila rnulai terjadi penyimpangan sebelum terlanjur fatal

pada keluarannya.

3) Sistem Pengendalian Pencegahan (Preventive Conrol System)

Bila sistem pengendalian umpan balik dikendalikan

keluarannya dan sistem pengendalian maju mengendalikan

prosesnya, maka sistem pengendalian pencegahan mencoba

untuk mengendalikan sistem di muka sebelum proses dimulai

dengan pencegahan hal-hal yang merugikan untuk masuk ke

sistem.

3. Prosedur Kredit

a. Pengertian prosedur kredit

Prosedur kredit adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui

sebelum suatu kredit tersebut diputuskan dikeluarkan dengan

tujuan untuk mempermudah kreditur dalam menentukan kelayakan

pemberian kredit.19

19 Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Page 71: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

b. Prinsip-prinsip prosedur kredit

Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek

penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang

ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank. Biasanya

kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk nasabah

yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan 5C dan 7P.

Adapun penjelasan untuk analisis 5 C kredit adalah sebagai

berikut:

1) Character

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang

akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini

tercemin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar

belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti : cara

hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, loby

dan social standingnya. Ini semua merapakan ukuran

"kemauan" membayar.

2) Capacity

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang

bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan

bisnis yang juga diukur dengan kemampuannya dalam

memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu

pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya

selama ini. Pada akhimya akan terlihat "kemampuannya" dalam

mengembalikan kredit yang disalurkan.

Page 72: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

3) Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat

laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan

melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas,

rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari

sumber mana saja modal yang ada sekarang ini

4) Colleteral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang

bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi

jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga haras diteiiti

keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, maka

jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat

mungkin.

5) Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi

dan politik sekarang dan masa yang akan datang sesuai sektor

masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia

jalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai

hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga

kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. (Kasmir,

2008:108-110)

Page 73: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah

sebagai berikut:

1) Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah

lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga

mencakup sikap, ernosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah

dalam menghadapi suatu nasabah.

2) Party

Yaitu mengklasifikasi nasabah ke dalam klasifikasi tertentu

atau golongan golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas

serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke

golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda

dari bank.

3) Purpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil

kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan

pengambilan kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contoh

apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau

produktif dan lain sebagainya.

4) Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang

menguntungkan atau tidak, dengan kata lain mempunyai

prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu

fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek bukan

hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah.

Page 74: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

5) Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan

kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana

untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber

penghasilan debitur, akan semakin baik. Dengan demikian, jika

salah satu usahanya gagal akan dapat ditutupi oleh sektor

lainnya.

6) Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam

mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode

apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi

dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7) Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan

mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan

barang atau orang atau jaminan asuransi. (Kasmir, 2008:100-

101)

c. Prosedur Umum Perkreditan

Prosedur pemberian kredit dibedakan antara pinjaman

perseorangan dan badan hukum, yang secara umum dapat di

jelaskan sebagai berikut (Kasmir, 2008:115-119):

1) Pengajuan berkas-berkas

Pengajuan proposal kredit berisi antara lain:

Page 75: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

- Latar belakang perusahaan

- Maksud dan tujuan

- Besarnya kredit dan jangka waktu

- Cara pengembalian kredit

- Jaminan kredit

Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang

telah dipersyaratkan seperti :

- Akte notaris

- Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

- Nomor Pokok wajib Pajak (NPWP)

- Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir

- Bukti diri dari pimpinan perusahaan

- Foto copy sertifikat jaminan

2) Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas pinjaman

yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah

benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau

cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan

apabila sampai batas waktu tertentu nasabah tidak sanggup

melengkapi kekurangannya, maka sebaiknya permohonan

kredit dibatalkan saja.

Page 76: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

3) Wawancara I

Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan

langsung berhadapan dengan calon peminjam.

4) On the Spot

Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan

meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau

jaminan. Kemudian hasilnya dicocokan dengan hasil

wawancara I.

5) Wawancara II

Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada

kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di

lapangan.

6) Keputusan Kredit

Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah

kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka

dipersiapkan administrasinya. Biasanya mencakup :

- jumlah uang yang diterima

- jangka waktu

- dan biaya-biaya yang harus dibayar

7) Penandatangan akad kredit/perjanjian lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit,

maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon

nasabah menandatangani akad kredit.

Page 77: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

8) Realisasi kredit

Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan

dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang

bersangkutan.

9) Penyaluran/penarikan

Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai

realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai

ketentuan dan tujuan kredit yaitu :

- sekaligus atau

- secara bertahap

Page 78: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Berdirinya Bank Tabungan Negara (Persero)

BTN lahir pada masa yang cukup sulit. Lahirnya BTN juga

mempunyai sejarah yang cukup panjang dalam memperjuangkan

keberadaanya. Perjuangan BTN telah dimulai sejak Belanda

menginjakkan kakinya pertama kali di Indonesia. Puncak dari

perjuangan itu adalah pada tahun 1897, dimana pada saat itu

dikenal sebagai masa keramat. Para pelaku dalam pengembangan

BTN pada saat itu yakin bahwa tahun itulah sebagai puncak

daripada cikal bakal pendirian BTN. Hal ini didasari oleh adanya

Koninklijk Besluit No. 27 di Hindia Belanda atau dalam istilah

Indonesia istilah ini lebih familiar dikenal dengan nama surat

keputusan yang menyatakan adanya pendirian

POSTSPAARBANK.

POSTSPAARBANK didirikan pada tanggal 16 Oktober

1897 oleh pemerintah Hindia Belanda, bank ini bertujuan untuk

mendidik masyarakat agar gemar menabung, yang kemudian

berjalan lancar dan berkembang hingga tercatat pada tahun 1939

telah memiliki empat cabang yaitu, Jakarta, Medan, Surabaya, dan

Page 79: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu akibat

penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan

terjadinya penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang

singkat (rush). Namun demikian keadaan keuangan

POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941. Kemudian

pada tahun 1942, Belanda menyerah pada Jepang yang berakibat

kegiatan POSTSPAARBANK dibekukan oleh pemerintahan

Jepang dan kemudian pemerintah Jepang mendirikan sebuth bank

bernama TYOKIN KYOKO sebuah bank yang bertujuan menarik

dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini

tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. TYOKIN KYOKO

hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta.

Sejalan dengan kemerdekaan Republik Indonesia tahun

1945 telah memberikan inspirasi kepada Bapak Darmosoetanto

untuk memprakarsai pengambilalihan TYOKIN KYOKO dari

pemerintah Jepang ke pemerintah RI dan terjadilah penggantian

nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS yang dipimpin oleh

Bapak Darmosoetanto sebagai direktur yang pertama oleh

pemerintah RI. Tugas pertama KANTOR TABUNGAN POS

adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik

Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan KANTOR TABUNGAN POS

tidak berlangsung lama akibat adanya agresi Belanda (Desember

1946) mengakibatkan didudukinya semua kantor, termasuk kantor

Page 80: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

cabang dari KANTOR TABUNGAN POS hingga tahun 1949. Saat

KANTOR TABUNGAN POS dibuka lagi pada tahun 1949,

namanya diganti menjadi BANK TABUNGAN POS RI dan

lembaga ini bernaung di bawah Kementerian Perhubungan.

Kejadian yang paling subtantif bagi sejarah BTN adalah

dikeluarkannya UU Darurat No. 9 Tahun 1950 yang mengubah

nama POSTSPAARBANK IN INDONESIA berdasarkan staatblat

No.295 Tahun 1941 menjadi BANK TABUNGAN POS dan

memindahkan induk kementerian dari Kementerian Perhubungan

ke Kementerian Keuangan di bawah menteri Urusan Bank Sentral.

Walaupun dengan UU darurat tersebut masih bernama BANK

TABUNGAN POS tetapi pada tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan

sebagai hari dan tanggal lahir BANK TABUNGAN NEGARA.

Nama BANK TABUNGAN POS menurut UU Darurat dikukuhkan

dengan UU No. 36 Tahun 1053 tanggal 18 Desember 1953.

Perubahan nama dari BANK TABUNGAN POS menjadi BANK

TABUNGAN NEGARA didasarkan pada PERPU No. 4 Tahun

1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU

No. 2 Tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964.

Penegasan status BANK TABUNGAN NEGARA sebagai

bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang

sebelumnya (sejak tahun 1964) BANK TABUNGAN NEGARA

menjadi BNI unit V. Jika tugas utama saat pendirian

Page 81: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

POSTSPAARBANK (1897) sampai dengan BANK TABUNGAN

NEGARA (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan

dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BANK

TABUNGAN NEGARA ditambahi tugasnya yaitu memberikan

palayanan KPR dan untuk petama kalinya penyaluran KPR terjadi

pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10

Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.

Perkembangannya terus melejit, sampai sekarang sudah memiliki

1.102 kantor di seluruh Indonesia.

Sampai sekarang BTN dikenal sebagai salah satu bank yang

bergerak di bidang keuangan yang terkemuka dibidang

pembiayaan peruamahan, baik dalam hal penguasaan pasar,

layanan maupun produk yang ditawarkan, kerana PT. Bank

Tabungan Negara (Persoro) juga merupakan bank fokus pada

pembiayaan perumahan, sesuai dengan Arsitektur Perbankan

Indonesia (API) yang menggolongkan bank-bank di Indonesia

menjadi bank internasional, bank nasional, bank fokus dan bank

dengan operasional terbatas. Bank BTN merupakan bank yang

memegang komitmen untuk mensukseskan program pemerintah di

bidang perumahan melalui pemberian Kredit Pemilikan Rumah

(KPR) bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah sesuai dengan

keinginan dan kemampuan.

Page 82: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

2. Sejarah Berdirinya Bank Tabungan Negara Kantor Cabang

Solo

PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Solo

merupakan perpanjangan dari kantor pusat, di mana kantor cabang

Solo pertama kali berdiri pada tahun 1990 yang merupakan

pemekaran dari BTN kantor cabang Jakarta. Pertimbangan

pembukaan kantor cabang Solo karena dinilai mempunyai potensi

yang baik dalam pertumbuhan ekonomi. Sejak tahun 1990 BTN

kantor cabang Solo telah mengalami perpindahan sebanyak tiga

kali.

Awalnya BTN kantor cabang Solo terletak di jalan Slamet

Riyadi Nomor 228, kemudian pada tahun 1993, pindah ke Ruku

Beteng Blok A11-12 Jalan Kapten Mulyadi. Akhirnya pada tahun

1997 BTN kantor cabang Solo pindah ke gedung milik sendiri

yaitu di Jalan Slamet Riyadi 282 Solo yang dipakai melaksanakan

aktivitas perkantorannya hingga saat ini.

3. Bentuk Hukum dan Kerahasiaan Bank

Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun

1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 Tahun 1992 yang

merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 Tahun 1992 bentuk badan

hukum BTN berubah menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu

nama BTN menjadi PT BANK TABUNGAN NEGARA

Page 83: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

(PERSERO) dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian

konsultan independent, Price Waterhouse Coopers, pemerintah

menteri BUMN dalam surat No. S-544/M-MBU/2002 tanggal 21

Agustus 2002 memutuskan BTN sebagai Bank Umum dengan

fokus bisnis pembiayaan rumah tanpa subsidi.

Kerahasiaan Bank Tabungan Negara adalah berupa pasiva

bank. Seperti misalnya tabungan, deposito, kredit nasabah, dll.

Bank harus menjaga kerahasiaan tersebut demi menjaga

kepercayaan nasabah terhadap bank. Karena kepercayaan nasabah

pada pihak bank adalah faktor yang paling penting dan paling

utama dalam kemajuan bank.

4. Sumber dana

BTN merupakan Badan Usaha Milik Negara yang

berbentuk Persero. BUMN adalah badan usaha seluruh atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan

secara langsung yang berasal dan kekayaan negara yang

dipisahkan. Sedangkan Persero BUMN yang berbentuk Perseroan

Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau

paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh Negara RI. Saham BTN

51% memang dimiliki oleh negara, sedangkan sisanya dijual lewat

obligasi dan sekarang dimiliki oleh beberapa organisasi seperti

Jamsostek dan Galangan Kapal.

Page 84: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Namun seiring dengan berjalannya waktu, selain sokongan

dana dari pemerintah, BTN menghimpun dana secara mandiri

melalui penghimpunan dana dari pihak ketiga (masyarakat). Dana

tersebut dihimpun dalam bentuk tabungan, deposito maupun

produk-produk dana lainnya. Selain itu BTN juga menambah

sumber danannya setelah proses go public yang dilakukan

Desember 2009 lalu, yang direspon positif oleh masyarakat.

5. Visi Misi Bank BTN

a. Visi

Menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan

b. Misi

a) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan

perumahan dan industri yang terkait, serta menyediakan

produk dan jasa perbankan lainnya.

b) Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia

yang berkualitas dan professional dan memiliki integritas

yang tinggi.

c) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi

berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah.

d) Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai

dengan prinsip kehati-hatian dan Good Corporate

Government untuk meningkatkan Stakeholder Value.

e) Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungan.

Page 85: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

6. POLA PRIMA

a. Pelayanan Prima (Service Excellence)

b. InOvasi (Innovation)

c. KeteLAdanan (Role Model)

d. PRofesionalisme (Professionalism)

e. Integritas (Integrity)

f. KerjasaMA (Teamwork)

7. Nilai-Nilai Dasar Budaya Dan 12 Perilaku Utama

a. Pelayanan prima :

- Ramah, sopan dan bersahabat

- Peduli, pro aktif dan cepat tanggap

b. Inovasi :

- Berinisiatif melakukan penyempurnaan

- Berorientasi menciptakan nilai tambah

c. Keteladanan :

- Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar

- Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja

d. Profesionalisme :

- Kompeten dan bertanggungjawab

- Bekerja cerdas dan tuntas

Page 86: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

e. Integritas :

- Konsisten dan disiplin

- Jujur dan berdedikasi

f. Kerjasama :

- Tulus dan terbuka

- Saling percaya dan menghargai

8. Struktur Organisasi

Dalam pembentukan struktur organisasi, Bank Tabungan

Negara menerupakan prinsip divisionalization / departementisasi.

George R. Terry mendefinisikan departementisasi sebagai aktivitas

untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi

bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) merupakan salah satu

kantor cabang yang membawahi Kantor Cabang Pembantu UNS,

Klaten, Sukoharjo, Palur, dan Mojosongo. BTN cabang Solo ini

sendiri dipimpin oleh Branch Manager dan di bawahnya terdapat

beberapa kepala seksi yaitu Accounting & Control, Operation,

Retail Service dan Spv. Collection Work Out. Selain membawahi

kepala seksi, Branch Manager juga membawahi Kantor Cabang

Pembantu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar berikut :

Page 87: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Gambar 3.1

Struktur PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor

Cabang Surakarta Kondisi Februari 2010

Branch Manager BRCO

Operations

GBA Logistik

Sarju Darmawan

Loan Admin Dok. Pokok

R. Tonny Wahyu Aris Budi Santoso

Trans Prosessing Kliring

Heri Kristiawan

Back Office

Ritel Service

Loan Service Wawancara

Bangun S.

Wahyono

Susyana A.

Analisis Teller Service Head Teller

Tjuk Sugiarto

Cash Room

Herini Puji H.

Customer Service

E. Heliyarti

Selling Officer

Kunthi

Accounting

Reporting

Sujatmiko

CWO

Legal

Baehaqi

Kolektif

Sehono

LAO

(Sumber : Bank BTN Sub Personalia)

Page 88: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tabel 3.1

Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan

Pada Bank BTN

No Jabatan Jumlah

1 Branch Manager 1

2 Teller 5

3 Staf General Branch Administrasion 2

4 Staf Operation 1

5 Staf Selling Officer 2

6 Staf Loan Administration 3

7 Staf Tansaction Processing 4

8 Staf Ritel Service 1

9 Staf Loan Service 6

10 Staf Teller Service 2

11 Staf Customer Service 4

12 Staf Accounting 3

13 Staf Colletion Work Out 8

14 StafKas 1

Jumlah 43

(Sumber : Bank BTN Sub Personalia, 2010)

Page 89: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Berdasarkan tabel diatas jabatan pegawai pada kantor Bank

BTN terdiri dari :

1. Branch Manager : 1 orang

selaku kepada cabang

2. Teller : 5 orang selaku

layanan nasabah

3. Staf GBA : 2 orang selaku

bidang umum

a) protocol/logistic : 1orang

b) personalia : 1 orang

4. Staf Operation : 1 orang

selaku kepala operational

5. Staf Selling Officer : 2

orang selaku selling

6. Staf Loan Administrasi : 3 orang

selaku administrasi kredit

a) Dokumen pokok : 2 orang

b) LPA : 1 orang

7. Staf Trans Processing : 4

orang selaku proses transaksi

a) Kliring : 1 orang

b) Back Office : 1 orang

Page 90: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

c) Fanding AO : 1 orang

8. Staf Retail Service : 1

orang selaku kepala layanan ritel

9. Staf Loan Service : 6 orang

layanan kredit

a) Wawancara : 2 orang

b) Analisis : 4 orang

10. Staf Teller service : 2

orang selaku layanan nasabah

a) Head Teller : 1 orang

b) Cash Room : 1 orang

11. Staf Customer service : 4 orang

selaku staf layanan nasabah

12. Staf Accounting : 3 orang

selaku staf akuntansi

a) Reporting : 1 orang

b) Bookeping : 1 orang

13. Staf CWO : 8 orang selaku

kepala CWO

a) Legal : 1 orang

b) Supervisor CWO : 1 orang

c) Kolektif : 1 orang

d) LAO : 6 orang

Page 91: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

14. Staff Kas : 1 orang selaku staff kas

Tabel 3.2

Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Gender Pada Bank BTN

No Gender Jumlah

1 Laki-laki 37

2 Perempuan 39

Jumlah 76

(Sumber : Bank BTN Sub Personalia, 2010)

Dari tabel III.2 dapat dilihat bahwa berdasarkan gender pegawai

perempuan lebih banyak dari pada laki-laki. Tidak terjadi perbedaan

perlakuan kepada mereka, seluruh karyawan BTN diberi kesempatan

untuk berkarya, mengembangkan perusahaan, diri dan kemampuan

sebagai wujud loyalitas mereka terhadap BTN dan pengembangkan karir

mereka ke depan.

9. Produk-Produk/Jenis-Jenis Simpanan Bank Tabungan Negara

(BTN)

Produk dan jasa yang ada di BTN dibedakan menjadi :

a. Produk Dana

1) Tabungan BATARA

2) Tabungan eBATARAPos

3) Tabungan BATARA PRIMA

4) Tabungan Haji Nawaitu

5) Sertifikat Deposito

Page 92: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

6) Deposito Berjangka

7) Giro

b. Produk Jasa

1) ATM Batara

2) Kiriman Uang

3) Inkaso

4) Inkaso Luar Negeri

5) Safe Deposit Box

6) Money Changer

7) Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)

8) Bank Garansi

9) SMS BATARA

10) Batara Payroll

11) SPP Perguruan Tinggi

12) RTGS (Reak Time Gross Settlement)

13) Payment Point

14) Remittance Service

15) Penerimaan Pembayaran Pajak

16) Penerimaan Pembayaran Tagihan

c. Produk Kredit

1) KPR BERSUBSIDI

2) KPR GRIYA UTAMA

3) KPR PLATINUM

Page 93: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

4) Kredit Pemilikan Apartemen (KPA)

5) Kredit Kepemilikan Ruko

6) Kredit Griya Multi

7) Kredit Swa Griya

8) Kredit Swadana

9) Kredit Perumahan Perusahaan

10) Real Chash

11) Kredit Ringan Batara

12) Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK)

13) Kredit Yasa Griya

14) Kredit Pendukung Perumahan

15) Kredit Modal Kerja

16) Kredit Modal Kerja Kontraktor

17) Kredit Investasi

B. Kegiatan Magang Kerja

1. Lokasi Kegiatan Magang

Institusi atau instansi mitra yang menjadi tempat penulis

menjalankan kegiatan magang adalah Bank Tabungan Negara

(BTN) kantor cabang Solo, yang terletak di Jalan Slamet Riyadi

Nomor 282 Solo 57141 Jawa Tengah, dengan nomor telepon 0271-

726930, serta dengan luas tanah ± 2.300 m2 dan luas bangunan ±

1.500 m2, yang pada pelaksanakan kegiatan magang dipimpin oleh

Bapak Hendratno.

Page 94: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Gedung kantor ini mempunyai fasilitas-fasilitas kantor

seperti pada umumnya antara lain yaitu tempat parkir, mushola,

sistem alarm keamanan serta ruang kerja yang terdiri dari:

a. Lantai 1:

Customer service, teller service dan ruang processing, ruang

accounting dan control unit, bagian marketing, serta ruang

selling officer.

b. Lantai 2:

Ruang pimpinan, ruang rapat (meeting room), ruang sekretaris,

loan service, ruang loan administration, dan ruang general

branch administration.

c. Lantai 3:

Ruang Loan Recover / Collection Work Out dan ruangan aula.

2. Aktivitas Magang

Penulis melaksanakan Kegiatan Magang Mahasiswa ini

selama bulan, yakni pada bulan Mei mulai dari tanggal 3 Mei

sampai dengan tanggal 31 Mei. Dalam pelaksanaan Kegiatan

Magang Mahasiswa, penulis di tempatkan pada salah satu unit dari

BTN yaitu divisi Loan Service. Loan Service merupakan bagian

dari Unit Retail Service, di mana bagian ini merupakan divisi

layanan kredit yang mengakomodir kebutuhan pembiayaan

nasabah baik kredit untuk pembiayaan perumahan, kredit

Page 95: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

konsumtif, kredit modal kerja, maupun layanan kredit lainnya yang

lebih spesifik (khusus).

Dilihat dari struktur organisasinya, divisi ini di bagi

menjadi 2 (dua) bagian, yaitu bagian interview dan bagian analis,

yang hubungan diantara keduanya bersifat korelatif dan

koordinatif. Ada 4 (empat) Loan Servicer yang bertugas disini,

yang menurut pengamatan penulis mereka memiliki tugas-tugas

tersendiri, walaupun pada saat-saat tertentu mereka dapat saling

membantu perkerjaan satu sama lain. Berikut Loan Servicer

tersebut :

a. Pak Bangun Sulistyo

Menangani interview, analis kredit, dan realisasi.

b. Ibu Susiana Indriyani

Menangani interview dan analis kredit.

c. Ibu Afida

Menangani Akad Kredit (realisasi), berkoordinasi dengan

notaris dan developer, mengentry akad dan memantau debitur

yang telah melakukan akad.

d. Pak Wahyana

Memberikan informasi kredit kepada nasabah, melayani

pertanyaan seputar produk kredit di BTN atau pertannyann

yang berupa kasus yang dihadapi nasabah, mencetak rekening

koran, menerima complaine/saran dari nasabah, serta melayani

Page 96: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

nasabah yang akan melakukan pelunasan kredit, sekaligus

pengambilan dokumennya.

Keempat Loan Servicer diataslah yang menangani tugas

dan fungsi dari pelayanan kredit di BTN, mulai dari diterimanya

berkas permohonan kredit, proses kredit, sampai pada

pelunasannya. Tentunya dalam menjalankan tugasnya masing-

masing mereka saling membantu karena permohonan pengajuan

kredit yang begitu banyak membutuhkan adanya kerja sama dan

kekompakan diantara masing-masing pihak yang melayani

permohonan kredit, sehingga proses pengajuan kredit tidak terlalu

lama yang berimbas pada cepatnya pelayanan kredit sebagai

bentuk kepuasan terhadap pelayanan kepada nasabah.

Pada saat magang di bulan ini penulis bersama teman

penulis ditempatkan di bagian yang sama, tetapi teman penulis

tersebut di tempatkan untuk membantu Pak Wahyana, penulis

sendiri banyak menjalani akvitas magang penulis bersama Pak

Bangun, Ibu Susi, dan Ibu Afida, karena penulis ditempatkan pada

bagian mereka. Seperti yang telah ditulis diatas kekompakan dalam

suatu pekerjaan itu penting, ditambah kita ditempatkan pada bagian

yang didatangani banyak nasabah, yang dalam melayaninya

dibutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan kecekatan, jadi penulis dan

teman penulis sepakat untuk menjadi team work dalam

menjalankan aktivitas magang sehari-harinya. Sehingga tidak

Page 97: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

menutup kemungkinan bahwa penulis juga dapat berperan untuk

menangani tugas teman penulis dalam melayani nasabah, begitu

pula sebaliknya.

Awal magang pada tanggal 3 Mei 2010, pertama-tama

penulis dibekali penjelasan singkat oleh Pak Wahyana mengenai

produk-produk kredit di BTN, khususnya untuk produk KPR

(Kredit Pemilikan Rumah) dan KGM (Kredit Griya Multi) yang

mana kedua produk tersebut yang paling banyak diminati dan

ditanyakan oleh calon debitur, penulis juga diberi penjelasan

singkat mengenai cara mengkonfirmasi gaji calon debitur yang

telah melakukan wawancara. Dengan pembekalan singkat tersebut

penulis diharapkan dapat melakukan tugas penulis dengan baik dan

dapat melayani pertanyaan-pertanyaan dari nasabah, baik dalam

memberikan informasi mengenai produk kredit BTN ataupun

melayani kebutuhan kredit nasabah itu sendiri.

Di hari berikutnyanya sampai dengan hari terakhir magang,

penulis bersama teman penulis langsung dipercaya untuk

menghadapi nasabah, melayani kebutuhan dan keingingan mereka,

tentunya dengan arahan yang telah diberikan dengan baik oleh

Loan Servicer di BTN, penulis dapat melayani kebutuhan dan

keingingan nasabah tersebut dengan baik pula, baik langsung

maupun by phone, selain itu penulis juga diberi kesempatan untuk

membantu tugas-tugas Loan Servicer.

Untuk produk-produk kredit BTN sendiri sangatlah banyak,

Page 98: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

mulai dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Griya Multi

(KGM), Kredit Pemilikan Rumah Bersubsidi (RSH), Kredit

Pemilikan Rumah Toko atau Ruko, Kredit Swa Griya, kredit modal

kerja,dan masih banyak lagi. Menurut pengalaman penulis selama

magang di bagian Loan Service, penulis melihat bahwa dari sekian

banyak produk-produk kredit yang banyak diminati oleh calon-

calon debitur BTN Cabang Solo adalah Kredit Pemilikan Rumah

(KPR). Hal ini sejalan dengan visi bank BTN, yakni ” Menjadi

Bank Yang Terkemuka Dalam Pembiayaan Perumahan.”

Mengingat KPR merupakan produk kredit unggulan BTN, maka di

sini penulis akan membahas secara khusus mengenai KPR dan tak

lupa produk KGM yang juga cukup diminati oleh calon nasabah,

sebagai berikut:

a. KPR Griya Utama adalah adalah fasilitas kredit yang diberikan

untuk pembelian rumah atau apartemen baru atau lama dengan

keunggulan :

- Produk bervariasi, Ready Stock dan Indent

- Maksimal kredit adalah 80% dari transaksi bank untuk

debitur non kolektif dan 90% untuk debitur kolektif

- Jangka waktu kredit maksimal 15 tahun

- Lokasi rumah marketable

- Suku bunga bersaing

- Persyaratan ringan dan proses cepat

Page 99: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

b. KPR Bersubsidi adalah fasilitas kredit subsidi untuk

masyarakat berpenghasilan rendah untuk kepemilikan rumah

sederhana sehat (RHS) yang memiliki karakteristik yang sama

dengan KPR Griya Utama namun yang membedakannya

adalah :

- Calon debitur belum pernah memiliki rumah sendiri

- Penghasilan calon debitur tidak boleh melebihi Rp

2.500.000,-

- Harga jual rumah maksimal Rp 55.000.000,-

- Luas tanah minimal 60

- Rumah tersebut dibangun oleh developer atau pengembang

- Uang muka yang dibayar oleh calon debitur 7,5% dari

harga jual rumah

- Suku bunga yang berlaku berdasarkan penghasilan atau

harga jual rumah

c. Kredit Griya Multi adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk

berbagai keperluan seperti renovasi rumah, modal kerja,

sekolah atau kebutuhan konsumtif yang lainnya dengan

keunggulan :

- Maksimal kredit adalah 75% dari transaksi bank untuk

debitur kolektif dan 70% dari debitur non kolektif

- Jangka waktu kredit maksimal 10 tahun

- Persyaratan ringan proses cepat

- Suku bunga bersaing

Page 100: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Ketiga produk di atas merupakan produk-produk kredit

yang dikonsentrasikan oleh pihak Loan Service kepada penulis

untuk dapat menguasainya sehingga apabila ada nasabah yang

ingin mengetahui informasi tentang ketiga produk tersebut, penulis

dapat membantu. Secara umum tugas seorang Loan Service adalah

sebagai berikut :

- Memberikan pelayanan kepada nasabah

- Memproses pengajuan kredit

- Menganalisa permohonan kredit

- Menyelenggarakan realisasi kredit

- Memproses pelunasan kredit.

Dari seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pihak Loan

Service sesuai dengan SOP (Standart Operating Prosedur) yang

ada, penulis dipercaya melakukan atau membantu beberapa tugas

mereka, tentunya dengan dibekali pengetahuan yang didapat di

bangku perkuliahan dan pembelajaran yang penulis dapat dari staff

Loan Service setiap harinya, yang kemudian kegiatan-kegiatan ini

mengisi aktivitas magang sehari-hari penulis, diantaranya :

a. Memberikan Informasi Kredit

1) Menerima kedatangan calon Debitur yang ingin

memperoleh informasi kredit.

Page 101: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

2) Menanyakan kepada calon debitur mengenai jenis kredit

yang diminati.

3) Memberikan penjelasan tentang :

§ Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan kredit

§ Pembukaan rekening Tabungan Batara

§ Kewajiban biaya administrasi untuk paket non A/B

4) Menyerahkan formulir kepada calon pemohon kredit :

§ Calon debitur yang merupakan Karyawan Tetap,

formulir yang diberikan adalah :

ü Formulir Aplikasi Permohonan

ü Formulir Keterangan Instansi

ü Surat Kuasa Pemotongan Gaji apabila calon

debitur berencana mengangsur kreditnya

dengan cara langsung dipotong dari gaji dan

instansi tempat calon debitur bekerja sudah

bekerja sama dengan BTN untuk kolektif

ü Surat Kerangan Berpenghasilan Tetap

ü Formulir Check List data yang diperlukan

5) Berikan penjelasan mengenai cara pengisian formulir-

formulir.

b. Menerima Berkas Permohonan KPR/KGM

1) Menerima kedatangan calon debitur yang telah membawa

map permohonan berikut kelengkapan data.

2) Memastikan setiap isian pada formulir permohonan dan

Page 102: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

kelengkapan dokumen pendukung sesuai check list.

3) Menyerahkan aplikasi yang tidak lengkap kepada calon

debitur untuk dilengkapi kembali.

4) Mengkonfirmasikan rencana tanggal dan lokasi wawancara

dengan calon Debitur kemudian meletakkan map

permohonan wawancara pada Box Wawancara.

c. Pada saat mempersiapkan wawancara

1. Memintakan CIF (Customer Information File) ke bagian

Customer Service apabila petugas Loan Service belum

menemukan CIF pada programnya sendiri atau belum

terpantau.

2. Mengentry data pemohon yang telah menyerahkan berkas

permohonan wawancara, untuk keperluan BI Checking

pada Buku Besar dengan melihat KTP pemohon.

3. Mencetak SID (Sistem Informasi Debitur) lewat Bagian

Bookkeping and Control melalui website Bank Indonesia,

yang akan digunakan sebagai pendukung pada saat

wawancara dan konfirmasi gaji calon debitur setelah

wawancara.

4. Memasukan catatan-catatan di atas ke dalam berkas

permohonan calon debitur.

5. Menginformasikan kepada calon debitur perihal waktu dan

Page 103: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

lokasi wawancara.

6. Menyiapkan perlengkapan standar wawancara, seperti

berkas-berkas permohonan, surat permohonan wawancara,

dan form wawancara.

d. Saat wawancara akan dilakukan

1. Memanggil calon debitur untuk proses wawancara dengan

memperhatikan nomor urut pada daftar hadir.

2. Memberikan penjelasan kepada calon debitur mengenai

proses lanjutan setelah wawancara, apabila :

- DISETUJUI, akan diterbitkan SP3K

- DITOLAK, akan diterbitkan surat penolakan

- OBSERVASI USAHA, tanggal dan waktu observasi

usaha akan dikonfirmasikan kemudian.

3. Menyortir berkas permohonan setelah wawancara tersebut,

menurut hasil rekomendasi :

- Belum (batal) wawancara

- Disetujui

- Di-Observasi Usaha

- Ditolak

e. Yang dilakukan Pasca Wawancara

1) Mengkonfirmasi gaji calon debitur yang telah

diwawancarai oleh petugas interview dari Loan Service.

2) Membuat Memo Permohonan On The Spot (OTS) atau

Tasaksi Agunan, dan memintakan tandatangan ke Loan

Page 104: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Service Head, kemudian menyerahkan memo-memo

tersebut kepada Loan Administration.

f. Yang dilakukan apabila permohonan kredit Ditolak

1) Apabila permohonan kredit calon debitur ditolak, maka

penulis memisahkan berkas yang tidak untuk dikembalikan

kepada pemohon dan yang dapat diserahkan kembali

kepada pemohon.

Berkas yang tidak dapat diserahkan pada pemohon

diantaranya, persetujuan penolakan kredit, formulir hasil

wawancara dan SID.

2) Menyerahkan surat penolakan kepada petugas General

Branch Administration untuk dikirim kepada pemohon

yang ditolak kreditnya.

3) Membuat register tolakan pada buku yang telah

dipersiapkan, meliputi Nama Pemohon, Jenis Kredit, dan

Nama Developernya.

4) Mengarsip berkas-berkas permohonan kredit yang ditolak

ke dalam Box Tolakan.

5) Menyerahkan surat-surat dan berkas permohonan tersebut

kepada petugas developer atau pemohon, apabila diminta

dan meminta tandatangan sebagai bukti penyerahan

dokumen kredit yang ditolak.

g. Yang dilakukan apabila permohonan yang Disetujui

1) Meinginformasikan kepada petugas developer perihal

Page 105: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

waktu dan lokasi Akad Kredit serta calon debitur yang

akan Akad Kredit.

2) Setelah akad, penulis menulis jumlah debitur yang

melakukan akad di SPD-5 dan telah ditandatangani oleh

debitur serta membubuhi tanggal akad.

3) Melakukan cross check jumlah tanda tangan di SPD-5

dengan jumlah akta pada notaris.

4) Meminta paraf petugas akad pada SPD-5, meminta

tandatangan PK dan SPD-5 ke Retail Service Head yang

kemudian berkas tersebut diserahkan kepada bagian

Laporan Penilaian Akhir.

5) Memberi stempel dan meterai pada SP3K (Surat

Pemberitahuan Persetujuan Permohonan Kredit).

Page 106: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

C. Pembahasan Masalah

Kredit Pemilikan Rumah adalah suatu fasilitas kredit yang

diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan

membeli atau memperbaiki rumah. Bank yang dikenal fokus pada

pembiayaan permahan ini adalah PT. Bank Tabungan Negara (Persero),

didukung dengan visinya produk KPR ini menjadi program unggulan dari

BTN daripada program kredit lainnya. Salah satu produk dari KPR adalah

KPR Subsidi yaitu suatu kredit yang diperuntukkan kepada masyarakat

berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan

perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Pada PT. Bank

Tabungan Negara cabang Surakarta, produk ini yang paling banyak

diminati, seperti yang diungkapkan oleh staff bagian Loan Services yang

menangani KPR di Bank Tabungan Negara Surakarta.

“Dari sekian produk kredit perumahan yang ada, memang produk RSH (KPR Subsidi) lah yang paling banyak diminati oleh pemohon kredit” (Bangun Sulistyo, Staff bagian Loan Services Unit : 15 Juli 2010)

Dari pengalaman penulis selama penulis magang di bagian Loan

Service BTN Surakarta, penulis tertarik untuk menganalisa tentang

bagaimana sistem atau prosedur kredit yang dijalankan BTN Surakarta

selama ini pada produk unggulannya yakni KPR Bersubsidi (RSH) dan

melihat bagaimana efektivitas dari penerapan sistem berdasarkan keluaran

(output) yang dihasilkan dari dijalankannya sistem tersebut, sesuai dengan

perumusan masalah yang telah penulis buat.

Page 107: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Agar lebih sistematik dalam menguraikan perumusan masalah

penulis membuat kerangka penelitian yang penulis gambarkan dalam

Gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2

Kerangka Penelitian

Sistem Pengendalian Umpan Balik

(Feedback)

EFEKTIVITAS

Keluaran Sistem (Output Sistem)

· Evaluasi Ouput · Pengotimalan dan Perbaikan

Sistem

· Regulasi · Persyaratan Kredit · Dokumen yang

digunakan · SDM

Proses Kredit (Sistem &

Prosedur Kredit)

INPUT (Masukan)

PROCESS (Pengolah)

OUTPUT (Keluaran)

· Tercapaianya Target Realisasi KPRS

· Praktik Layanan Kredit151

Page 108: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Penulis akan menginterpretasikan kerangka pemikiran diatas dalam

uraian pembahasan berikut ini:

1. Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi pada PT.

Bank Tabungan Negara cabang Surakarta

a) Masukan (input) dari Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah

Subsidi (KPRS) pada PT. Bank Tabungan Negara cabang

Surakarta.

Masukan atau input adalah energi yang dimasukkan ke

dalam sistem supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Supaya

sistem penyaluran KPRS ini beroperasi, maka input (masukan)

yang diperlukan diantaranya adalah peraturan atau regulasi,

persyaratan kredit KPRS, dokumen-dokumen kredit dan Sumber

Daya Manusia, hal ini sama dengan yang diungkapkan oleh Bapak

Bangun selaku staff bagian Loan Service.

“agar proses kredit bisa berjalan menurut saya itu didasarkan pada peraturan tentang RSH, pemenuhan syarat-syarat kredit, dokumen-dokumen kredit dan SDM atau karyawan dari pihak BTN nya sendiri..” (Bangun Sulistyo, staff bagian Loan Services Unit : 15 Juli 2010).

Masukan dari sistem penyaluran kredit tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Regulasi

Regulasi merupakan kebijakan serta peraturan yg berkaitan

dengan peraturan perundangan. Kebijakan mengenai Kredit

Pemilikan Rumah Subsidi ini diatur dalam Peraturan Menteri

Negara Perumahan Rakyat No. 07/Permen/M/2008 Tentang

Pengadaan Perumahan dan Pemukiman. Peraturan ini terdiri

dari pasal-pasal yang mengatur diantaranya:

Page 109: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

a. Kelompok sasaran KPRS, yakni keluarga/rumah tangga

termasuk perorangan baik yang berpenghasilan tetap

maupun tidak tetap, belum pernah memiliki rumah, belum

pernah menerima subsidi perumahan dan termasuk ke

dalam kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah

yang berpenghasilan sebulan sampai dengan 2.500.000,-.20

Tabel 3.3

Kelompok Sasaran KPRS

Dengan ketentuan:

- Penghasilan dimaksud adalah penghasilan pemohon

yang didasarkan atas gaji pokok pemohon atau

pendapatan pokok pemohon per bulan.

- Subsidi diberikan kepada kelompok sasaran yang

memenuhi persyaratan untuk memperoleh fasilitas

kredit sesuai dengan ketentuan Bank.

20 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 07/Permen/M/2008. Bab II. Pasal 3-4

Kel.

Sasaran

Batasan Penghasilan (Rp. / Bulan)

I 1.7000.000 Penghasilan 2.500.000

II 1.000.000 Penghasilan 1.700.000

III Penghasilan 1.000.000\

Page 110: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

b. Skim/ bentuk Subsidi

Pilihan skim subsidi yang diberikan lewat KPR Bersubsidi

dapat berupa salah satu dari:

- Subsidi Selisih Bunga, yaitu subsidi untuk membantu

menurunkan angsuran yang harus dibayarkan oleh

debitur melalui pengurangan suku bunga angsuran

dalam kurun waktu tertentu.

- Subsidi Uang Muka

Subsidi untuk membantu menambah uang muka

sehingga jumlah keseluruhan uang muka yang dibayar

debitur mampu menurunkan pagu (limit) kredit yang

akan diangsur setiap bulan.

Besaran nilai Subsidi untuk masing – masing kelompok

sasaran sebagai berikut:21

Tabel 3.4 Skim Subsidi

Kelompok

Sasaran

Maksimum Nilai Subsidi / Rumah

Tangga (Rp.)

Subsidi Selisih

Bunga

Subsidi Uang

Muka

I 8.500.000 8.500.000

II 11.500.000 -

III 14.500.000 -

21 Ibid, Bab II. Pasal 4 ayat 2.

Page 111: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

c. Batas harga rumah yang dapat dibeli melalui KPR

Bersubsidi

Jenis rumah yang dapat dibeli atau dibangun / diperbaiki

oleh masing – masing kelompok sasaran mencakup seluruh

pilihan jenis Rumah Sederhana Sehat / RSH dan sesuai

dengan batas harga rumah yang dapat dibeli melalui KPR

Subsidi sebagai berikut:22

Tabel 3.5

Batas Maksimum Harga Rumah KPRS

Kel Sasaran Batas Maksimum Harga Rumah (Rp)

I 55.000.000

II 41.500.000

III 28.000.000

d. KPR Bersubsidi diberikan kepada kelompok sasaran untuk

memiliki rumah yang memenuhi batasan harga rumah dan

memenuhi persyaratan yang diberlakukan atas Minimum

Uang Muka, Maksimum KPR, Maksimum Jangka Waktu

Kredit (Tenor) dan Skim Subsidi.23

22 Ibid, Bab III. Pasal 5 ayat 3. 23 Ibid, Bab III. Pasal 6 ayat 2.

Page 112: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Tabel 3.6

Persyaratan atas Minimum Uang Muka, Maksimum KPR Dan Maksimum

Jangka Waktu Kredit (Tenor)

Tabel 3.5

Persyaratan atas Skim Subsidi Selisih Bunga

Kel.

Sasaran

Suku Bunga Bersubsidi (% / Tahun)

Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

I 7 7 7 10,5 11,75 11,75 @ @ @ @ @

II 4,5 4,5 4,5 5 7,5 10 11 11 @ @ @

III 1 1 1 2 2,5 3 3 3,75 4,5 5,5 @

@ : Sesuai bunga pasar yang berlaku.

Kel.

Sasaran

Subsidi Selisih Bunga Subsidi Uang Muka

Min.

Uang

Muka

(%)

Maks. KPR

(Rp.)

Maks.

Tenor

(Thn)

Min.

Uang

Muka

(%)

Maks. KPR

(Rp.)

Maks.

Tenor

(Thn)

I 7,5 50.875.000 20 0 46.500.000 20

II 7,5 38.387.500 20 - - -

III 5,0 26.600.000 20 - - -

Page 113: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

2) Persyaratan Kredit Pemilikan Rumah Subsidi

Mengacu pada regulasi yang ada, maka Bank Tabungan Negara

menetapkan syarat-syarat kredit yang harus dipenuhi oleh

masyarakat yang ingin mengajukan permohonan Kredit

Pemilikan Rumah Subsidi, persyaratan kredit tersebut meliputi:

a. Persyaratan umum pemohon

Adalah persyaratan yang harus dimiliki semua calon

debitur, meliputi:

- Warga Negara Indonesia

- Usia minimal 21 tahun atau telah menikah

- Minimal kerja pada perusahaan/ tempat bekerja selama

1 tahun

- Belum memiliki rumah sendiri

- Belum pernah menerima subsidi perumahan

- Memiliki penghasilan dan cukup terjamin

kelangsungannya

- Untuk pemohon yang masih menjadi debitur di Bank

BTN, minimal track record atau performance kreditnya

selama 2 tahun terakhir baik dan tidak ada tunggakan

- Jumlah angsuran per bulan tidak boleh lebih dari 1/3

(sepertiga) dari gaji atau penghasilan

- Telah memiliki tabungan di Bank BTN (Tabungan

BATARA)

Page 114: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

b. Kelengkapan Data Pemohon

Adalah pengisian form-form persyaratan kredit yang telah

disiapkan Bank BTN dan dokumen-dokumen yang harus

dilengkapi calon debitur sebelum proses wawancara,

meliputi:

- Bagi pemohon yang memiliki penghasilan Tetap/

Karyawan

ü Mengisi Form Pemohonan KPRS, Surat Keterangan

Potong Gaji bila pembayaran angsuran langsung

dipotong dari gaji (kolektif) dan melampirkan Surat

Keterangan Instansi tempat calon debitur bekerja

ü Fotocopy Identitas Diri seperti KTP, Kartu

Keluarga dan Surat Nikah / Cerai

ü Fotocopy Identitas Kerja seperti, Kartu Pegawai,

NIP, Slip Gaji yang telah disyahkan.

ü Pasphoto terbaru Pemohon dan Pasangan

(suami/istri)

ü Fotocopy Tabungan BATARA

- Bagi pemohon yang berpenghasilan tidak tetap /

Wiraswasta

ü Mengisi form permohonan KPRS

ü Fotocopy Identitas Diri seperti seperti KTP, Kartu

Keluarga dan Surat Nikah / Cerai

Page 115: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

ü Fotocopy Tabungan BATARA

ü Fotocopy SIUP/TDP/NPWP ü Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan / Anggaran

Dasar Perusahaan ü Fotocopy Neraca / Laba Rugi Usaha / Kwitansi

Penjualan ü SPT Tahunan / Surat Keterangan Penghasilan Tidak

Tetap minimal dari Kades / Mengisi Form

Keterangan Penghasilan Tidak Tetap

ü Denah Lokasi Tempat Usaha

Keterangan: Disesuaikan dengan jenis usaha debitur.

Jadi, tidak semua dokumen yang tertera di persyaratan

harus dipenuhi pemohon, hal ini disesuaikan dengan

jenis usaha debitur dan kebutuhan data analis kredit.

3) Dokumen yang digunakan dalam sistem penyaluran kredit

KPRS

a. Form-form Data Calon Debitur

- Form Permohonan Kredit Perorangan

Form ini berisi tentang identitas diri pemohon/calon

debitur untuk mengajukan permohonan kredit.

- Surat Kepada Pimpinan Instansi/Perusahaan Pemohon

Form ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan

tempat kerja pemohon baik instansi pemerintah maupun

perusahaan swasta.

Page 116: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

- Form Perincian Penghasilan Untuk Pemohon

Berpenghasilan Tetap

Form yang digunakan untuk mengisi besarnya

penghasilan calon debitur yang bekerja sebagai

karyawan di sebuah instansi yang disyahkan oleh

instansi calon debitur.

- Kuasa Pemotongan Gaji

Form ini berisi mengenai kuasa calon debitur kepada

kreditur. Bahwa calon debitur atau pemohon telah

memberi kuasa kepada pihak Bank untuk melakukan

pemotongan gaji calon debitur untuk pembayaran

angsuran per bulan.

- Surat Pernyataan Format A1

Adalah surat yang berisi pernyataan dari calon debitur

KPRS bahwa yang bersangkutan tidak memiliki rumah

dan tidak pernah menerima subsidi perumahan

sebelumnya.

- Surat Pernyataan Format A2

Surat yang berisi pernyataan dari calon debitur bahwa

calon debitur tidak akan memindahtangankan rumah

subsidi sebelum 5 tahun terhitung sejak perjanjian

kredit dilakukan.

- Keterangan mengenai Rumah dan Developer

Form ini berisi lokasi rumah yang akan di KPR kan

oleh pemohon yang diiisi oleh pemohon dan developer.

Page 117: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

b. Memo On The Spot (OTS)

Memo yang digunakan Loan Service Unit untuk

mentaksaksi agunan/rumah, melakukan survei usaha dan

survei kantor, yang berisi nama calon debitur, alamat

agunan/usaha/kantor, dan nomor telepon yang dapat

dihubungi.

c. Laporan Penilaian Agunan dan Laporan hasil OTS

usaha/kantor

Laporan yang dibuat oleh staff Loan Administration

sehubungan dengan memo OTS yang dikeluarkan oleh

Loan Service Unit, berupa hasil dari observasi atau survei

lansung ke tempat agunan, usaha, atau kantor calon debitur.

d. Daftar Usulan Pemohon

Data berupa rekomendasi permohonan kredit calon debitur

yang dibuat oleh Loan Service Unit berdasarkan hasil

wawancara, BI Checking, dan berkas-berkas calon debitur

yang akan diusulkan ke Kelompok Pemutus Kredit (KPK).

e. Surat Penolakan

Surat yang dibuat oleh Loan Service Unit sehubungan

dengan ditolaknya permohonan kredit calon debitur. Surat

penolakan dibuat rangkap yang didistribusikan kepada

calon debitur dan Loan Service Unit.

Page 118: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

f. Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K)

Surat yang dikeluarkan oleh Loan Service Unit sehubungan

dengan disetujuinya permohonan kredit calon debitur.

g. Surat Perjanjian Kredit (SPK)

Surat yang dibuat untuk mengikat pemohon kredit sebagai

debitur dan pihak bank sebagai kreditur untuk

melaksanakan hak dan kewajibannya masing-masing.

h. Surat Persetujuan Debitur Rangkap Lima (SPD5)

Surat yang dibuat Loan Service Unit setelah dilakukannya

penandatangan realisasi atau akad kredit, sebagai bukti

bahwa pada hari tersebut telah dilakukan akad kredit antara

debitur dan pihak bank dihapan notaris.

i. BI Checking

Dokumen hasil pengecekan track record calon debitur

dengan bank-bank lain yang merupakan Sistem Informasi

Debitur (SID) yang diakses melalui Bank Indonesia.

4) Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia yang dimaksudkan disini adalah pihak-

pihak intern perusahaan yang tersangkut dalam proses

penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi (KPRS) di Bank

BTN, pihak-pihak ini adalah Loan Service Unit, Loan Service

Head dan Retail Service Head, Loan Administration Unit dan

Branch Manager, yang sesuai Standart Operating Procedur

Page 119: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

(SOP) memiliki tugas dalam penyaluran KPRS sebagai

berikut24:

a. Loan Service Unit

Loan Services Unit adalah pihak-pihak (staff) yang secara

langsung melayani kebutuhan debitur maupun calon

debitur, tugas dan kewenangan secara umum adalah:

- Memberikan informasi kredit kepada calon debitur.

- Menerima berkas permohonan KPR dari calon debitur.

- Membuat memo On The Spot (OTS) penilaian agunan

dan usaha kemudian menerima dan mempelajari

hasilnya.

- Menentukan tanggal wawancara dan mewawancarai

calon debitur.

- Menganalisa dan membuat rekomendasi hasil

wawancara yakni Daftar Usulan Pemohon (DUP)

apabila permohonan kredit direkomendasikan atau

Surat Penolakan apabila ditolak.

- Sebagai anggota KPK (Kelompok Pemutus Kredit)

yang ikut dalam pengambilan keputusan kredit.

- Mempersiapkan akad kredit, membuat SP3K, SPK dan

SPD5, serta melaksanakan akad kredit.

24 Hasil wawancara dengan Ibu Susyana Andriyani, Staff bagian Loan Services Unit tanggal 15 Juli 2010

Page 120: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Petugas Loan Services di Bank BTN Surakarta berjumlah 4

orang yang menurut struktur organisasi dibagi menjadi 2

(dua) bagian, yakni:

- Wawancara, yaitu staff yang melayani wawancara calon

debitur.

- Analis kredit, yaitu staff yang bertugas menganalis

permohonan kredit calon debitur.

Di dalam prakteknya keempat staff Loan Service ini yang

bertugas sebagai petugas wawancara dan analis adalah 2

(dua) orang staff, kemudian 2 (dua) orang staff lainnya

melakukan fungsi pemantauan dan pelayanan umum

kepada debitur atau calon debitur.

b. Loan Service Head dan Retail Service Head

Posisi Loan Service Head dan Retail Service Head di Bank

BTN Surakarta diduduki oleh orang yang secara umum

tugas dan wewenangnya dalam proses kredit adalah:

- Otorisasi memo OTS, kemudian menerima dan

memeriksa hasil OTS untuk didisposisikan ke Loan

Service Unit.

- Otorisasi berkas yang direkomendasikan Loan Service

Unit, yakni DUP atau Surat Penolakan.

- Sebagai anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK)

yang ikut dalam proses pengambilan keputusan kredit.

Page 121: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

- Otorisasi SP3K kemudian mendisposisikan ke Branch

Manager.

- Menerima dan meneliti SPK dan SDP5, kemudian

memberi paraf pada SPD5 untuk didisposisikan ke

Branch Manager.

c. Loan Administration Unit

Loan Administration Unit di Bank BTN yang terlibat di

dalam proses kredit KPRS terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu

Loan Administration Head dan Loan Administration Staff,

yang masing-masing tugasnya dalam proses kredit adalah:

- Loan Adminstration Head

ü Otorisasi memo OTS dan mendisposisikan ke Loan

Administration Staff.

ü Menerima, memeriksa dan memberikan

rekomendasi atas hasil OTS kemudian

menyerahkannya ke Branch Manager.

- Loan Administration Staff

ü Menerima memo OTS dari Loan Administration

Head dan membuat surat penugasan kepada

appraiser untuk melakukan evaluasi agunan untuk

OTS agunan.

ü Menerima hasil dari peninjauan agunan dari

appraiser dan membuat Laporan hasil Peninjauan

Page 122: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Agunan (LPA) kemudian menyerahkannya kepada

Loan Administration Head untuk diperiksa.

ü Menerima LPA yang diserahkan Loan

Administration Head ke Branch Manager dan

menyerahkannya ke Loan Service Unit.

ü Menerima memo OTS usaha, melakukan OTS /

survei, membuat hasil OTS usaha kemudian

menyerahkannya ke Loan Adminstration Head dan

Loan Service Unit.

d. Branch Manager

Secara umum tugas dan wewenang Branch Manager dalam

proses kredit adalah sebagai berikut:

- Menerima hasil OTS agunan (LPA) atau OTS usaha

dan memberikan otorisasi yang kemudian

didisposisikan ke Loan Administration Staff.

- Sebagai anggota KPK (Kelompok Pemutus Kredit)

yang ikut dalam proses pengambilan keputusan kredit

- Menerima SP3K, memeriksa dan memberi otorisasi

yang kemudian akan didisposisikan ke Loan Service

Unit.

- Menerima, meneliti, dan menandatangani dokumen

akad kredit yakni SPK dan SPD5 yang kemudian

didisposisikan ke Loan Serrvice Unit.

Page 123: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

b) Proses dari Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi

pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta.

Proses sistem merupakan bagian yang akan merubah

masukan menjadi keluaran. Proses di dalam sistem penyaluran

kredit KPRS ini dapat dilihat dari penerapan prosedur penyaluran

kredit KPRS di Bank BTN. Proses permohonan kredit dimulai

sejak berkas permohonan kredit diterima oleh pihak Loan Service

sampai dengan realisasi kredit atau pencairan kredit. Proses sistem

panyaluran yang sekarang berusaha diterapkan oleh KPR BTN

Surakarta adalah Layanan Kredit 151 yakni dalam waktu tujuh hari

kerja kredit perumahan ini sudah dapat dicairkan, tetapi jangka

waktu maksimum dalam memproses setiap permohonan kredit

menurut Standart Operating Procedure (SOP) di Bank BTN

Surakarta adalah 10 hari kerja, seperti yang dikemukakan oleh

interviewer dan kredit analis Bank BTN.

“untuk lama proses kredit kami berusaha menerapkan layanan kredit 151, tetapi kalau menurut SOP jangka waktu maksimum proses kredit adalah 10 hari kerja..”(Susyana Andriyani, Staff bagian Loan Services Unit tanggal 15 Juli 2010)

Proses kredit menurut Standart Operating Procedure (SOP)

di Bank BTN Surakarta ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

Page 124: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

a. Informasi Kredit dan Penerimaan Berkas Permohonan KPR

Pemohon dapat meminta penjelasan kepada bagian Loan

Services untuk pengajuan berkas-berkas permohonan kredit,

penjelasan yang akan diberikan kepada debitur diantaranya:

- Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan Kredit

- Pembukaan rekening Tabungan Batara

- Kewajiban biaya administrasi

- Staff Loan Service akan memberikan Formulir Aplikasi

Permohonan dan Formulir Check List data yang diperlukan

berikut penjelasan mengenai cara pengisian formulir-

formulir pengajuan kredit.

Setelah form dan berkas-berkas dilengkapi calon debitur,

staff Loan Service akan melakukan pemeriksaan pada berkas-

berkas tersebut, meliputi:

- Memastikan setiap isian pada formulir permohonan dan

kelengkapan dokumen pendukung sesuai check list.

- Apabila berkas belum lengkap, maka staff Loan Service

akan meminta calon debitur untuk melengkapi berkas yang

kurang.

- Apabila berkas sudah lengkap maka pihak Loan Service

akan mengkonfirmasikan waktu wawancara dengan calon

debitur.

- Dilakukan pencatatan nama dan tanggal penerimaan berkas

permohonan yang telah diterima dalam buku register

penerimaan berkas calon debitur.

Page 125: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

b. Wawancara

Wawancara dilakukan oleh petugas Loan Service unit

kepada pemohon kredit yang bertujuan untuk penyidikan

apakah berkas-berkas yang telah diberikan tersebut sesuai fakta

atau rekayasa. Sebelum proses wawancara dilakukan, pihak

Loan Service melakukan BI Checking kepada calon debitur

melalui bagian Bookkeping and Control untuk mengetahui

apakah calon debitur termasuk dalam black list BI atau tidak,

apakah calon debitur mempunyai hutang di bank lain atau

tidak, serta dapat digunakan untuk mengetahui track record

atau kolektibilitas debitur apabila pernah melakukan kredit di

bank lain sebelumnya, BI Checking juga dapat digunakan

seorang analis untuk mengetahui kejujuran calon debitur dalam

memberikan informasi mengenai sejarah kreditnya pada bank

lain dan sebagai bahan pertimbangan oleh Kelompok Pemutus

Kredit.

Proses wawancara dilakukan dengan menggunakan prinsip

kredit 5C dan 7P, 5C yaitu character, capital, capacity,

collateral, dan condition sedangkan 7P yaitu personality, party,

purpose, prospect, payment, profitability dan protection.

Adapun materi wawancara dan verifikasi data kepada calon

debitur beserta istri atau suami (bagi yang sudah menikah)

dalam proses wawancara diantaranya:

Page 126: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

- Materi Wawancara:

ü Penghasilan/prospek calon debitur

ü Biaya hidup calon debitur

ü Penyertaan dana calon debitur

ü Hak dan kewajiban debitur

- Verifikasi Data:

ü Maksimal penghasilan keluarga

ü Maksimal harga rumah

ü Surat keterangan penghasilan

ü Minimal uang muka yang harus disiapkan calon debitur

ü Maksimal KPR yang diperoleh

ü Surat pernyataan belum memiliki rumah.

Setelah proses wawancara selesai, Loan Service akan

menindaklanjuti hasil dari wawancara dengan memberikan

rekomendasinya pada formulir hasil wawancara setelah data-

data dan permohonan calon debitur ini di analisis oleh pihak

analis kredit di Loan Service, rekomendasi ini dapat berupa:

- Membuat DUP (Daftar Usulan Pemohon) apabila calon

debitur dinilai sudah memenuhi syarat-syarat kelayakan

untuk diberikan rekomendasi, kemudian akan diajukan

pada Kelompok Pemutus Kredit (KPK) untuk keputusan

kreditnya.

Page 127: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

- Membuat memo On The Spot (OTS) apabila pihak Loan

Service membutuhkannya sebagai bahan pendukung dalam

memberikan rekomendasi kredit.

- Menerbitkan surat penolakan, apabila dinilai dalam proses

wawancara, analis kredit dan hasil OTS bila ada, calon

debitur tidak memenuhi kriteria-kriteria tertentu untuk

layak diberikan kredit maupun untuk diberikan

rekomendasi kredit.

c. On The Spot (OTS)

On The Spot merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan

dengan meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha

atau jaminan. Pihak loan service setelah melakukan proses

wawancara akan membuat memo On The Spot, memo-memo

OTS ini dapat berupa:

- OTS tempat usaha calon debitur bagi pemohon

wiraswasta, untuk melihat prospek usaha debitur dan

menghitung penghasilan yang diperoleh debitur apakah

sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh calon

debitur.

- Memo OTS kantor bagi pemohon yang berpenghasilan

tetap, peninjauan akan dilakukan terhadap tempat calon

debitur yang bekerja apabila dinilai perusahaan tempat

calon debitur bekerja kurang familiar atau perusahaan

Page 128: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

tersebut baru saja berdiri, untuk melihat prospek

perusahaan nantinya dan mengkonfirmasi penghasilan

serta jabatan dari calon debitur apakah sudah sesuai

dengan keterangan yang diberikan calon debitur.

- Memo OTS untuk penilaian agunan yakni penilaian

rumah yang akan disubsidikan apakah sudah sesuai

dengan persyaratan sebagaimana diatur oleh Keputusan

Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403

/KPTS/M/2002 tanggal 2 Desember 2002 tentang

Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana

Sehat (Rs. Sehat), beserta perubahan – perubahannya.

Pada dasarnya kebutuhan OTS dilihat dari hasil wawancara

dan kebutuhan seorang analisis kredit dalam menganalisa

kemampuan dan kebenaran penghasilan calon debitur, apabila

dalam analisa dan wawancara pihak Loan Service sudah yakin

akan keadaan dan penghasilan calon debitur dengan didukung

oleh data-data yang ada, maka proses OTS tidak perlu

dilakukan, melainkan langsung direkomendasikan ke

Kelompok Pemutus Kredit dengan dibuatnya Daftar Usulan

Pemohon.

Untuk OTS usaha dan kantor Bank BTN Surakarta

menggunakan tim survei sendiri, yakni tim survei dari pihak

bank yaitu Staff Loan Adminstration, sedangkan untuk OTS

Page 129: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

agunan atau rumah yang akan di KPRS kan Bank BTN

menggunakan tim survei dari PT. Ada dan PT. Doli yang

memang memiliki tim khusus untuk mentaksasi harga rumah

subsidi, penggunaan tim survei dari luar ini dimaksudkan agar

tidak ada dugaan taksasi rumah tersebut ditinggikan harganya

atau sebaliknya oleh bank selaku pemberi kredit25.

Waktu pelaksanaan OTS baik OTS usaha, kantor dan

rumah, tidak akan diberitahukan kepada calon debitur/pemohon

agar tim survei dapat melihat kondisi sebenarnya di lapangan.

Hasil dari survei ini akan di laporkan kepada Loan Service

melalui Laporan Penilaian Agunan untuk OTS rumah atau

Laporan Penilaian Akhir untuk OTS usaha atau OTS kantor

calon debitur, kemudian laporan-laporan OTS ini dicocokkan

dengan hasil wawancara untuk mengetahui apakah keterangan

yang disampaikan calon debitur pada saat wawancara sesuai

dengan hasil OTS yang ada.

Berdasarkan kriteria-kriteria tertentu hasil dari OTS ini

akan digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Loan Service

untuk merekomendasikan calon debitur yang telah di OTS ini

apakah permohonannya akan diajukan ke Kelompok Pemutus

Kredit (KPK) dengan diterbitkan Daftar Usulan Pemohon

ataukah permohonan kreditnya ditolak dengan dibuatnya Surat

Penolakan kepada pemohon.

25 Hasil wawancara dengan Ibu Susyana Andriyani, Staff bagian Loan Services Unit tanggal 15 Juli 2010

Page 130: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

d. Keputusan kredit

Apabila permohonan kredit direkomendasikan maka

petugas Loan Service Unit membuat Dafttar Usulan Pemohon

(DUP). Pengajuan DUP disertai dengan BI Checking, hasil

wawancara dan berkas pemohon kredit secara bertahap

diberikan kepada Kelompok Pemutus Kredit (KPK) untuk

diteliti dan diberikan keputusan kredit apakah kredit diterima

atau ditolak. Anggota KPK tersebut antara lain Loan and Retail

Service Head, Branch Manager dan Loan Service Unit sendiri.

DUP dan dokumen-dokumen lain tersebut akan diberikan

terlebih dahulu kepada Loan and Retail Service Head untuk

diteliti dan diberikan pendapat, setelah itu dikembalikan ke

Loan Service Unit / Analyst untuk diperbaiki berdasarkan saran

dari Loan and Retail Service Head atau diteruskan langsung ke

Branch Manager apabila tidak ada koreksi dari Loan and

Retail Service Head. Hal yang sama akan dilakukan oleh

Branch Manager yani menganalisa dan memberikan pendapat

terhadap DUP dan dokumen-dokumen lain yang diusulkan dan

dikembalikan ke Loan Service Analyst untuk ditindaklanjuti.

Loan Service Analyst akan memeriksa DUP dan pendapat dari

anggota Branch Manager yang tertera di dalam kolom

pendapat KPK. Berkas permohonan kredit dan DUP yang

Page 131: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

diterima kembali oleh pihak Loan Service biasanya akan

ditindak lanjuti dengan:

- Apabila terdapat kekurangan data-data pendukung terhadap

DUP , berkas pemohon yang dibutuhkan dan persyaratan -

persyaratan tertentu dalam keputusan kredit maka Loan

Service Analyst akan merevisinya dan mengajukannya

kembali ke Anggota KPK.

- Apabila diminta untuk melakukan OTS ulang maka akan

dibuat memo OTS ulang oleh Loan Service Unit / Analyst.

- Apabila berkas permohonan dan DUP ditolak oleh anggota

KPK maka Loan Service Unit akan menerbitkan Surat

Penolakan Kredit rangkap 2 yang akan dikirimkan kepada

pemohon kredit dan untuk arsip Loan Service.

- Apabila disetujui, maka Loan Service Unit akan

menerbitkan Surat Penegasan Persetujuan Pemberian

Kredit (SP3K) yang akan ditandatangani oleh pemohon

kredit pada saat dilakukan akad kredit dan disyahkan oleh

Branch Manager.

Sebagai bukti bahwa kredit telah disetujui oleh KPK

dikeluarkan Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit

(SP3K). Kemudian pihak loan service akan menginformasikan

kepada calon debitur bahwa kredit yang diajukan telah disetujui

dan memberitahukan tanggal realisasi / akad kredit serta biaya

Page 132: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

administrasi yang harus dibayarkan pada saat akad. Apabila

calon debitur telah menyetujui semua persyaratan-persyaratan

untuk melakukan proses akad, maka Loan Service Unit

menerbitkan Surat Perjanjian Kredit (SPK) rangkap 3 yang

berisi perjanjian-perjanjian yang berhubungan dengan kredit

yang harus ditandatangai calon debitur saat akad kredit untuk

mengikat para pihak yaitu Bank Tabungan Negara sebagai

kreditur dan pemohon kredit sebagai debitur agar saling

melaksanakan kewajiban.

Surat perjanjian yang harus ditandatangani oleh pemohon

kredit adalah Surat Perjanjian Kredit (SPK) dan Surat

Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K) diatas

materai Rp 6.000,00. Penandatanganan akad kredit dan

perjanjian lainnya dilakukan oleh pemohon kredit didepan

pihak Bank, Notaris dan pihak pnjual atau developer serta tidak

boleh diwakilkan.

e. Realisasi kredit

Realisasi kredit dihadiri oleh pemohon dan istri, pihak yang

menjual rumah / developer, notaris, pihak bank. Proses realisasi

ini akan dilakukan setelah penandatanganan akad kredit serta

surat perjanjian kredit oleh pemohon dan pihak bank

dihadapan notaris. Pemohon diharuskan membayar biaya

fasilitas kredit seperti diawal persyaratan yang telah disepakati

Page 133: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

meliputi biaya angsuran bulan pertama, provisi bank maksimal

0,5 % dari maksimal kredit, biaya notaris, biaya APHT (Akta

Pemasangan Hak Tanggungan), biaya penilai/ appraiser, biaya

premi asuransi kebakaran, biaya asuransi jiwa, saldo tabungan

yang diblokir, dan biaya administrasi.

Setelah penandatangan akad dan perjanjian kredit dana

kredit yang dicairkan oleh pihak bank akan langsung diberikan

kepada penjual atau ditransfer ke rekening developer,

kemudian Loan Service Unit menerbitkan Surat Perjanjian

Debitur Rangkap 5 (SPD5), yang ditujukan kepada :

- SPD5 lembar 1, diberikan kepada Loan Administration Unit

- SPD5 lembar 2, diberikan kepada Kantor Divisi Retail

- SPD5 lembar 3, diberikan kepada bagian Collection and

Work out

- SPD5 lembar 4, diberikan kepada bagian Accounting

- SPD5 lembar 5, diberikan kepada Notaris

f. Pembayaran Angsuran dan Pelunasan Kredit

Pembayaran angsuran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi

dapat dilakukan dengan 6 cara, yaitu:

- Pembayaran angsuran dipotong langsung dari gaji.

Pembayaran ini dapat dilakukan atas persetujuan debitur

dengan bagian keuangan instansi yang mengurus gaji

debitur untuk melakukan pemotongan gaji senilai angsuran

Page 134: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

yang disepakati. Fasilitas pembayaran seperti ini bisa

dilakukan bagi debitur yang bekerja sebagai pegawai tetap

dan pihak instansi telah bekerja sama dengan BTN.

- Pembayaran langsung ke loket BTN

Debitur datang langsung ke BTN terdekat dan langsung

membayar angsuran KPR subsidi di Teller Service.

- Pembayaran melalui ATM BATARA

Debitur yang mempunyai tabungan BATARA dan

mempunyai ATM BATARA dapat membayar angsuran

KPR subsidi dengan menggunakan fasilitas dengan ATM

BATARA.

- Pembayaran dengan tranfer

Debitur dapat membayar angsuran KPR subsidi dengan

melakukan tranfer dari bank manapun kepada BTN.

- Pembayaran melalui kantor POS

BTN kerjasama dengan kantor POS untuk memudahkan

debitur dalam pembayaran angsuran KPR subsidi, dengan

cara debitur datang langsung ke kantor POS terdekat di

loket tersedia.

- Pembayaran dengan cara pemindahbukuan

Pembayaran angsuran KPR subsidi dilakukan dengan cara

pemindahbukuan jika telah mendapatkan persetujuan dari

pemilik rekening.

Page 135: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Pelunasan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi dapat

dilakukan dengan cara, sebagai berikut :

- Dengan angsuran bulanan atas dasar perhitungan yang telah

dilakukan setiap bulannya. Di dalam pembayaran angsuran

terdapat Skim Pembayaran Ekstra yang bisa dilakukan oleh

debitur apabila debitur mempunyai uang ekstra untuk

membayar angsurannya beberapa bulan sekaligus pada

waktu yang sama, minimal angsuran ekstra adalah 5 bulan

angsuran.

- Pelunasan dapat dilakukan sebelum jatuh tempo kredit

dengan pinalti sebesar 1% dari sisa kredit.

Page 136: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Gambar 3.3

Prosedur Umum Kredit Bank BTN Surakarta

Page 137: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Gambar 3.4

Daftar Usulan Pemohon

(BI Checking, Hasil Wawancara dan Berkas Pemohon Kredit)

Kekompok Pemutus Kredit

(KPK)

Loan And Retail Service Head

Loan Service Unit

Branch Manager

Kurang Data Atau

Persyaratan

Tolak Disetujui OTS Ulang

Surat Penolakan

SP3K

SPK

Realisasi Kredit

SPD 5

Pembayaran Angsuran

Informasi Kredit

Penerimaan Berkas

Permohonan KPR

Loan Service

BI Checking Bookkeping And Control

Wawancara

OTS

Laporan Penilainan Agunan & Laporan Penilaian Akhir

Loan Administration Staff

Analis Kredit

(Berkas Lengkap / OTS)

Tolak

Daftar Usulan Pemohon

(BI Checking, Hasil Wawancara dan Berkas Pemohon Kredit)

Kelompok Pemutus Kredit

(KPK)

Surat Penolakan

Page 138: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Prosedur Pengambilan Keputusan Kredit oleh KPK dan Realisasi Kredit

c) Keluaran (output) dari Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah

Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta.

Output atau keluaran sistem adalah hasil dari energi yang

diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa

pembuangan apabila keluaran dari sistem kurang berguna.

Keluaran yang diharapkan dari adanya sistem ini, tersirat dari hasil

wawancara penulis dengan Staff Loan Service, sebagai berikut:

“Tujuan dari prosedur dan proses kredit ini, atau keluaran dari sistem penyaluran kredit seperti yang Adik bilang tadi tentunya adalah harapan bahwa dengan proses kredit RSH ini semakin banyak masyarakat Surakarta yang bisa memenuhi kebutuhan papan mereka, hal ini dikarenakan produk RSH bukan produk kredit komersil melainkan program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan terpenuhinya kebutuhan papannya yaitu rumah yang layak. Tujuan ini dapat tercapai apabila terget realisasi terpenuhi. Di Bank BTN ada yang namanya layanan kredit 151 Dik,.......... layanan kredit merupakan salah satu cara yang bisa mendukung tercapainya target itu, selain bisa menciptakan image bagi bank BTN sesuai dengan visi kita yakni menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan, jadi terbentuk trademark di masyarakat kalau ingat rumah ingat BTN kira-kira seperti itu, walupun terkadang dalam penerapannya layanan kredit 151 tidak selalu bisa dipenuhi, kadang bisa ada yang kurang dari 7 hari kerja Dik, tapi juga ada yang lebih dari 7 hari kerja..” (Bangun Sulistyo, Staff bagian Loan Services Unit : 15 Juli 2010)

Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis mengambil

kesimpulan bahwa keluaran (output) dari sistem penyaluran kredit

KPRS ini dapat dilihat dari berjalannya tercapainya target realisasi

Page 139: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

KPRS dan layanan kredit 151 yang dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Pencapaian Target Realisasi KPRS

Keluaran (output) dari sistem penyaluran kredit KPRS pada

Bank BTN Surakarta dapat dilihat dari pencapaian target

realisasi untuk debitur KPRS pada grafik di bawah ini.

Target realisasi Bank BTN cabang Surakarta ditentukan

oleh Kantor Pusat Bank BTN di Jakarta dimana penentuan

jumlah target didasarkan pada animo masyarakat di wilayah

Solo, anggaran subsidi yang dikucurkan pemerintah,

ketersediaan Rumah Sederhana Sehat (RSH) yang dibangun

oleh pengembang, dan peringkat atau kelas dari Bank BTN

I '08 II '08 I '09 II '09 I '10

Target Rp62,116,170 Rp62,116,170 Rp35,000,000 Rp58,382,727 Rp38,500,000

Realisasi Rp17,779,877 Rp40,842,326 Rp24,508,605 Rp49,130,180 Rp30,992,491

Rp0

Rp10,000,000

Rp20,000,000

Rp30,000,000

Rp40,000,000

Rp50,000,000

Rp60,000,000

Rp70,000,000

Dalam Milyar Rupiah

Gambar 3.5Target dan Realisasi KPRS BTN Surakarta tahun 2008-2010

(per Semester)

Page 140: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Surakarta pada periode tersebut. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan oleh bapak Aris selaku staff Loan Administration

sebagai berikut.

“Target realisasi itu ditentukan dari pusat Dik...biasanya target ditentukan oleh peringkat masing-masing cabang BTN, dana yang dikucurkan pemerintah, jumlah Rumah Sederhana Sehat (RSH) yang dibangun developer..”(Aris B. S., staff Loan Administration Unit : 15 Juli 2010).

Gambar 3.5 menunjukkan jumlah target dan realisasi Bank

BTN cabang Solo periode tahun 2008 sampai dengan

pertengahan tahun 2010 yang disajikan dalam per semester.

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa antara garis realisasi

dan garis target tidak pernah terjadi titik temu, di mana garis

realisasi selalu menempati posisi di bawah garis target. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa target penyaluran KPRS yang

telah ditetapkan Bank BTN cabang Surakarta per semester

belum bisa terealisasikan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak

Bangun selaku staff Loan Service dan menanggapi naik

turunnya jumlah target dan realisasi ini adalah sebagai berikut.

“Sampai saat ini kami belum bisa mencapai target realisasi terutama dikarenakan faktor Sumber Daya Manusia (SDM) nya kurang, jadi yang idealnya saya dengan bu Susi melayani sepuluh wawancara calon debitur sehari, tetapi karena banyaknya calon debitur yang datang untuk wawancara, kami berdua tidak bisa menolak mengingat terkadang ada calon debitur yang sudah jauh-jauh datang ke sini. Kan itu juga membuat waktu kita untuk menganalis kurang Dik......sehingga proses kredit menjadi lebih lama

Page 141: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

yang juga dapat berakibat pada pencapaian target realisasi yang seharusnya bisa lebih dari jumlah ini tidak terpenuhi. Selain faktor SDM, faktor regulasi juga berpengaruh, jadi harga rumah RSH untuk wilayah Solo sebesar Rp 55 juta itu sudah tidak relevan mengingat harga rumah tersebut hanya senilai rumah batako dan itu sama saja kurang layak untuk disebut RSH. Kendala lain yang juga berpengaruh terhadap target realisasi ini adalah banyaknya calon debitur yang tidak memiliki syarat untuk mendapatkan rumah subsidi, misalnya ternyata calon debitur sudah memiliki rumah, penghasilannya setelah dikonfirmasi atau di OTS lebih dari Rp 2,5 juta.....ya kira-kira secara keseluruhan seperti itu Dik.....” (Bangun Sulistyo, staff bagian Loan Services Unit : 15 Juli 2010).

Berdasarkan data berupa grafik di atas dan hasil wawancara

penulis dengan staff Loan Service, penulis menyimpulkan

bahwa tidak terpenuhinya target realisasi diantaranya

dikarenakan point-point di bawah ini :

- Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM)

- Regulasi yang sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini

- Banyaknya calon debitur yang tidak memenuhi syarat

untuk diberikan fasilitas KPRS

b. Layanan Kredit 151

Layanan kredit 151 adalah layanan kredit pada Bank BTN

secara umum, yakni pada hari pertama pengajuan permohonan

kredit, konsumen sudah bisa mengetahui apakah mereka bisa

mendapat KPR atau tidak, lima hari berikutnya proses

memenuhi syarat-syarat administratif, dan satu hari kemudian

Page 142: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

pencairan. Jadi, dalam waktu tujuh hari kerja kredit perumahan

ini sudah dapat dicairkan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Susyana

Andriyani selaku staff bagian Loan Service yang menangani

wawancara dan menganalisa permohonan kredit calon debitur

standart layanan 151 ini dapat dilakukan apabila proses

kreditnya berjalan, sebagai berikut:

- Hari Pertama Proses Kredit

Pada hari pertama target yang harus dipenuhi adalah pada

saat pengajuan permohonan kredit calon debitur sudah bisa

mengetahui apakah mereka bisa mendapat KPRS atau

tidak. Komponen-komponen didalamnya yang dapat

mendukung tercapainya target tersebut adalah sebagai

berikut:

ü Berkas permohonan kredit debitur sudah lengkap sesuai

dengan persyaratan kredit secara umum.

ü Tidak diperlukan OTS rumah atau pun OTS usaha calon

debitur dikarenakan developer/pengembang sudah

bekerjasama dengan Bank BTN.

ü Calon debitur adalah pegawai tetap dan pembayaran

angsuran dilakukan dengan cara potong gaji.

ü BI Checking calon debitur sudah keluar sebelum atau

pada saat proses wawancara, sehingga interviewer

mengetahui track record calon debitur dengan bank lain

apakah baik atau buruk.

Page 143: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

ü Saat wawancara dilakukan, persyaratan 5C dan 7P

dinilai oleh analis sudah dipenuhi oleh calon debitur.

Apabila menurut seorang analis komponen-komponen

diatas sudah saling mendukung, maka calon debitur bisa

mendapat kepastian kalau permohonan kreditnya di

rekomendasikan oleh pihak Loan Service pada saat

wawancara berlangsung.

- Hari Kedua sampai dengan Hari Kelima Proses Kredit

Pada hari kedua sampai ke lima dilakukan proses

pemberian keputusan kredit dan proses memenuhi syarat-

syarat administratif bagi calon debitur. Komponen-

komponen yang dapat mendukung proses ini adalah

ü DUP (Daftar Usulan Pemohon) yang diajukan Loan

Service Analyst kepada Kelompok Pemutus Kredit

lainnya yakni Loan and Retail Service Head dan

Branch Manager disetujui tanpa kendala yang berarti,

sehingga dapat dilakukan penerbitan Surat Penegasan

Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K) dan Surat

Perjanjian Kredit (SPK).

ü Calon debitur telah memenuhi syarat-syarat dan biaya-

biaya administratif, biaya tersebut meliputi angsuran

pertama, biaya provisi, biaya notaris, biaya appraissal,

Page 144: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

asuransi jiwa dan kebakaran, serta calon debitur telah

membuka rekening tabungannya di Bank BTN.

ü Calon debitur menyetujui pasal-pasal, hak dan

kewajibannya yang tercantum dalam SP3K dan SPK

sehingga dapat dilakukan penjadwalan untuk

akad/realisasi kreditnya.

- Hari Ketujuh Proses Kredit

Hari ketujuh proses kredit adalah saat akad kredit/realisasi

kredit/pencairan kredit. Proses akad ini dapat berjalan

lancar apabila:

ü Pihak-pihak yang terlibat dalam akad dapat hadir, yakni

pemohon dan istri, pihak yang menjual rumah /

developer, notaris dan pihak bank.

ü Penandatanganan akad kredit serta surat perjanjian

kredit oleh pemohon dan pihak bank dihadapan notaris,

kemudian dana kredit yang dicairkan oleh pihak bank

dapat langsung diberikan kepada penjual/developer atau

ditransfer ke rekeningnya.

ü Diterbitkannya Surat Perjanjian Debitur Rangkap 5

(SPD5) oleh pihak Loan Service Unit sebagai tanda

bahwa pemohon sudah resmi menjadi debitur Bank

BTN dan Bank BTN resmi sebagai kreditur dengan hak

Page 145: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

dan kewajibannya masing-masing seperti apa yang

tertera di dalam perjanjian kredit.

Layanan kredit 151 akan dapat berjalan dengan baik apabila

proses diatas terpenuhi. Terpenuhinya layanan kredit 151

dinilai dapat meningkatkan citra atau image BTN dimata

masyarakat khususnya masyarakat Surakarta sebagai bank yang

benar-benar fokus dalam pembiayaan perumahan. Tetapi di

dalam prakteknya penerapan layanan kredit 151 ini

berdasarkan hasil wawancara penulis dengan staff loan service

menemui kendala-kendala. Kendala-kendala tersebut secara

umum diungkapkan oleh ibu Susyana Andriyani, sebagai

berikut.

“Biasanya layanan kredit 151 tidak terpenuhi karena data pemohon kurang lengkap, pemohon juga belum mebuka tabungan, hasil OTS belum keluar, kadang menunggu BI Checking juga Mbak....”(Susyana Andriyani, staff Loan Services : 15 Juli 2010)

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan staff Loan

Service, penulis menyimpulkan bahwa belum berjalannya

Layanan Kredit 151 secara konsisten, diantaranya dikarenakan

point-point di bawah ini:

- Kurangnya kelengkapan data dan persyaratan administratif

calon debitur.

- Lamanya proses On The Spot (OTS.)

- Belum dikeluarkannya BI Checking.

Page 146: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

2. Efektivitas Penerapan Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan

Rumah Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang

Surakarta

Keluaran (output) dari Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah

pada Bank BTN cabang Surakarta merupakan indikator yang penulis

jadikan dasar untuk menentukan efektivitas penerapan sistem

penyaluran KPRS di Bank BTN. Berdasarkan data-data yang penulis

dapat dari pihak-pihak internal Bank BTN, serta didukung oleh hasil

pembahasan, dan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan

beberapa pihak Bank BTN yang terlibat langsung dalam sistem

penyaluran KPRS ini, dapat dikatakan bahwa penerapan sistem

penyaluran KPRS pada Bank BTN cabang Surakarta belum bisa

dikatakan efektif atau belum berhasil mencapai tujuan dan sasaran dari

diterapakannya sistem tersebut. Hal ini dikarenakan beberapa

permasalahan yang muncul dalam penerapan tahap-tahap sistem pada

saat dijalankan, sehingga hasil yang diharapkan dari output sistem

tidak terpenuhi yakni belum berhasilnya penerapan Layanan Kredit

151 yang dijalankan Bank BTN cabang Surakarta dan tidak

tercapainya target realisasi KPRS yang diharapkan. Permasalahan-

permasalahan yang mempengaruhi efektivitas dari penerapan sistem

penyaluran KPRS ini penulis jabarkan dalam tahapan-tahapan proses

berikut ini.

Page 147: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

1) Permasalahan yang terjadi pada Tahap Input Sistem

Tahap input sistem terdiri dari regulasi, persyaratan kredit dan

sumber daya manusia, kendala atau masalah yang dihadapi dari

diterapkannya input sistem diantaranya:

a. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.

07/Permen/M/2008 tentang Batas harga rumah yang dapat

dibeli melalui KPR Bersubsidi di dalam penerapannya sulit,

karena untuk wilayah Surakarta rumah senilai Rp. 55 juta ke

bawah adalah rumah batako, dengan kata lain belum dinilai

layak untuk memenuhi syarat-syarat kesehatan. Hal ini dapat

menyebabkan calon pemohon KPRS akan kesulitan untuk

mencari rumah yang sesuai dengan keinginannya dan sesuai

dengan regulasi tersebut.

b. Banyak calon debitur yang mengajukan KPRS sudah

mempunyai rumah, sedangkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Subsidi hanya diperuntukkan yang belum memiliki rumah.

c. Kurangnya SDM untuk mengakomodir kebutuhan calon

debitur khususnya untuk proses interview. Calon debitur

terkadang complaine karena harus menunggu lama gilirannya

untuk di interview.

Page 148: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

2) Permasalahan pada Tahap Proses Sistem

Pada tahap penerapan proses kredit permasalahan utama yang

dihadapi oleh Loan service unit adalah lamanya waktu proses

kredit, hal ini sering disebabkan oleh hal-hal berikut ini:

a. Kurangnya berkas-berkas dan persyaratan administratif calon

debitur, yakni:

- Penyerahan berkas yang tidak lengkap dari debitur

dikarenakan calon debitur tidak mengerti dengan benar

pesyaratan yang harus dilengkapi

- Diterimanya berkas walaupun tidak lengkap oleh Loan

Service, seperti belum membuka tabungan, tidak ada photo,

copy sertifikat dan IMB belum dilampirkan, hal ini terjadi

disamping dari kelalaian calon debitur juga dapat

dikarenakan calon debitur tidak mendapatkan check list

untuk kelengkapan data dari Loan Service.

b. BI checking calon debitur belum diterima

Sebelum wawancara dilakukan BI Checking seharusnya telah

disiapkan terlebih dahulu, BI Checking ini berguna dalam

pengenalan calon debitur yang dapat membantu analis dalam

pengambilan keputusan kredit. Tetapi terkadang pihak

Bookkeping and Control mengeluarkan BI Checking ini

sesudah proses wawancara berlangsung. Hal ini menyebabkan

proses wawancara menjadi kurang efektif karena analis tidak

dapat langsung mengetahui apakah keterangan dari calon

debitur mengenai track record kreditnya memang benar.

Page 149: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

c. Proses OTS (On The Spot)

Apabila dilakukan proses OTS maka pihak Loan Service dalam

menentukan atau merekomendasikan suatu permohonan kredit

kepada Kelompok Pemutus Kredit perlu menunggu hasil OTS

yang akan dibuat oleh pihak Loan Administration. Terkadang

proses OTS ini memerlukan waktu yang cukup lama,

diantaranya dikarenakan:26

- Terbatasnya sarana dan prasarana yang disediakan oleh

perusahaan, misalnya mobil dan kamera untuk

mendokumentasikan hasil OTS.

- Alamat yang tertera dalam memo OTS yang dibuat oleh

Loan Service kurang jelas atau bahkan salah sehingga

proses OTS tertunda, bahkan pihak Loan Administration

membuat Laporan Penilaian Akhir atau Laporan Penilaian

Agunan yang salah karena kesalahan penulisan alamat.

3) Permasalahan yang ada dalam keluaran (output) sistem

Setelah proses dari suatu sistem dijalankan tentunya diharapkan

hasil yang sesuai dengan sasaran atau tujuan dari penerapan sistem

tersebut. Apabila keluaran atau hasil dari suatu sistem tidak seperti

yang diharapkan atau menyimpang dari sasaran dan tujuan sistem

maka hal ini disebabkan oleh permasalahan yang terjadi dalam

26 Hasil wawancara degan Bapak Aris Staff Loan Administration. 15 Juli 2010

Page 150: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

penerapan input sistem (masukan) dan proses sistem (pengolah).

Keluaran yang tidak sesuai dengan yang diharapkan dari suatu

sistem KPRS ini yakni tidak terpenuhinya Layanan Kredit 151 dan

tidak tercapainya target realisasi debitur KPRS yang menjadi

tujuan dan sasaran dari produk ini.

Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penerapan sistem

diatas seharusnya dapat diatasi dengan mengoptimalkan atau

memperbaiki sistem penyaluran KPRS pada Bank BTN cabang

Surakarta, perbaikan dan pengoptimalan sistem tersebut merupakan

penindaklanjutan dari permasalahan-permasalahan yang muncul

didalam penerapan sistem. Penindaklanjutan ini dari kurang

berhasilnya penerapan sistem ini dapat dijadikan sebagai feedback

bagi suatu sistem untuk perbaikan sistem dimasa yang akan datang,

agar tercipta sistem yang lebih bisa mendorong tercapainya sasaran

dan tujuan dari diterapkannya sistem tersebut. Usaha-usaha

pengoptimalan dan perbaikan sistem yang dapat dilakukan agar di

dalam penerapan sistemnya dapat berjalan lebih efektif adalah dengan

penindaklanjutan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam

penerapan tahap-tahap sistem penyaluran KPRS pada PT BTN cabang

Surakarta, diantaranya adalah sebagai berikut.

Page 151: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

1) Tahap Input Sistem

a. Perbaikan pada input sistem yang mengatur tentang regulasi,

khususnya mengenai batas harga rumah yang dapat dibeli

melalui KPR bersubsidi. Perbaikan sistem mengenai Batas

Harga Rumah oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat dapat

dilakukan dengan menyesuaikan batas harga rumah yang layak

untuk disubsidikan dan wilayah sasarannya. Selain perbaikan

pada input sistem lewat penyesuaian regulasi usaha-usaha yang

dapat dilakukan oleh pihak intern BTN untuk mengatasinya

adalah dengan mengadakan kerjasama dengan beberapa

developer (pengembang) untuk penyediaan Rumah Sederhana

Sehat agar dapat memfasilitasi calon debitur KPRS.

b. Untuk mengatasi permasalahan calon debitur telah memiliki

rumah atau tidak, dapat dilakukan OTS (on the spot) yang

merupakan bagian dari proses sistem dengan melakukan survei

langsung kerumah calon debitur.

c. Peningkatan jumlah SDM bank BTN yang merupakan input

dari suatu proses sistem diperlukan untuk mengakomodir

banyak nya debitur yang berminat pada produk KPRS ini,

khususnya untuk staff interviewer dan analis kredit, dengan

dukungan SDM yang berkualitas dan berpengalaman akan

dapat berperan dalam membantu jalannya sistem dan proses

kredit Bank BTN serta dapat meningkatkan layanan kredit

kepada debitur dengan proses kredit yang berjalan lebih cepat

dan tentunya berkualitas.

Page 152: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

2) Tahap Proses Sistem

a. Kurangnya berkas-berkas debitur ini dapat dikarenakan kurang

optimalnya proses sistem khususnya pada saat pemberian

informasi kredit kepada calon debitur dan kelengkapan data

yang diperlukan, kelengkapan data calon debitur ini penting

dalam proses kredit dan mendukung layanan kredit, apabila

data-data calon debitur kurang maka proses kredit akan

berjalan lama. Untuk itu diperlukan pengoptimalan dalam

proses sistem saat pemberian informasi kredit kepada calon

debitur ini, pengoptimalan ini dapat dilakukan oleh staff Loan

Service dengan memberikan penjelasan yang benar-benar

dapat dimengerti oleh debitur tentang berkas dan form yang

harus dilengkapi oleh calon debitur, menjelaskan dengan detail

pengisian form-form tersebut, dan tidak lupa memberikan

check list data kepada calon debitur, serta menanyakan

kembali kepada calon debitur apabila ada yang kurang jelas.

b. Untuk mendukung pengoptimalan sistem yang berjalan

diperlukan adanya koordinasi yang lebih baik antara pihak

Loan Service dangan bagian Bookkeping and Control

mengenai kebutuhan data BI Checking calon debitur agar

dipersiapkan sebelum wawancara berlangsung .

c. Koordinasi yang lebih baik juga dapat dilakukan oleh pihak

Loan Service dan Loan Administration dalam pelaksanaan

proses OTS mulai dari menulis memo OTS sampai dengan

dikeluarkannya hasil dari OTS.

Page 153: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

3) Tahap Output Sistem

Keluaran yang diharapkan dari sistem yang dijalankan adalah

terpenuhinya Layanan Kredit 151 dan pencapaian target realisasi

debitur KPRS. Apabila hal ini tidak tercapai, maka diperlukan

perbaikan atau pengoptimalan penerapan sistem pada input dan

prosesnya. Usaha-usaha perbaikan dan pengoptimalan penerapan

input sistem dan proses sistem diatas dapat digunakan agar dapat

menghasilkan keluaran (output) yang lebih diharapkan.

Page 154: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada Bab III yang membahas tentang

hasil penelitian Efektivitas Penerapan Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan

Rumah Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta, dapat

diambil kesimpulan bahwa

1. Sistem penyaluran KPRS yang digunakan PT. BTN cabang Surakarta

adalah terdiri dari dari tahap-tahap berikut:

a. Tahap Input Sistem, terdiri dari regulasi KPRS oleh Menteri

Perumahan Rakyat, persyaratan permohonan kredit, dokumen yang

dibutuhkan dalam permohonan kredit, dan sumber daya manusia

yang menjalankan proses penyaluran kredit KPRS.

b. Tahap Proses Sistem, terdiri dari tahap pemberian Informasi Kredit

dan Penerimaan Berkas Permohonan KPR, tahap Wawancara,

tahap On the Spot (OTS), tahap pengambilan Keputusan Kredit,

tahap Realisasi Kredit, dan tahap Pembayaran Angsuran serta

Pelunasan Kredit.

Page 155: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

c. Tahap Output Sistem, terdiri dari keluaran yang diharapkan dari

diterapkannya sistem penyaluran KPRS ini yakni tercapainya

terget realisasi KPRS dan berjalannya Layanan Kredit 151.

2. Efektivitas Penerapan Sistem penyaluran Kredit Pemilikan Rumah

Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta

Penerapan Sistem penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi

pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta ini belum bisa

dikatakan efektif karena keluaran (output) yang diharapkan dapat

dihasilkan dari diterapkannya sistem tersebut belum tercapai, yakni

belum berjalannya Layanan Kredit 151 secara konsisten dan tidak

tercapainya target realisasi yang telah ditentukan pada tiap semester.

Hal ini terjadi dikarenakan oleh beberapa permasalahan yang muncul

di dalam penerapan pada tahap-tahap sistem penyaluran KPRS PT.

Bank Tabungan Negara cabang Surakarta, sebagai berikut:

a. Permasalahan pada Tahap Input Sistem, terdiri dari:

- Kurang relevannya lagi penetapan Batas Harga Rumah KPRS

yang diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan

Rakyat No. 07/Permen/M/2008 pada Bab III pasal 5 ayat 3

untuk wilayah Surakarta

- Calon debitur yang mengajukan KPRS sudah mempunyai

rumah

- Kurangnya Sumber Daya Manusia untuk mengakomodir

kebutuhan calon debitur, khususnya untuk proses interview.

Page 156: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

b. Permasalahan pada Tahap Proses Sistem, yakni lamanya proses

sistem yang dikarenakan:

- Kurangnya berkas-berkas dan persyaratan administratif calon

debitur

- BI Checking yang dibutuhkan dalam merekomendasikan

permohonan calon debitur belum diterima

- Proses On The Spot (OTS) yang berjalan lama

c. Permasalahan pada Tahap Proses Sistem, terdiri dari:

- Tidak tercapainya target realisasi KPRS

- Belum berjalannya Layanan Kredit 151 secara konsisten

Penindaklanjutan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam

penerapan tahap-tahap sistem penyaluran KPRS pada PT BTN cabang

Surakarta yang seharusnya dapat dilakukan agar dalam penerapan

sistem lebih efektif, usaha-usaha penindaklanjutan tersebut diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Tahap Input Sistem

- Penyesuaian input sistem mengenai Batas Harga Rumah yang

dapat dibeli melalui KPR bersubsidi untuk wilayah Solo.

- Pengoptimalan OTS (On The Spot) yang merupakan bagian dari

proses sistem dengan melakukan survei langsung kerumah

calon debitur.

Page 157: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

- Peningkatan jumlah SDM bank BTN yang merupakan input

dari suatu proses untuk staff interviewer dan analis kredit.

b. Tahap Proses Sistem

- Pengoptimalan dalam proses sistem yaitu saat pemberian

informasi kredit kepada calon debitur.

- Pengoptimalan proses sistem dengan koordinasi yang lebih

baik antara pihak Loan Service dangan bagian Bookkeping and

Control mengenai kebutuhan data BI Checking

- Pengoptimalan proses sistem dengan koordinasi yang lebih

baik antara Loan Service dan Loan Administration dalam

pelaksanaan proses OTS.

c. Tahap Output Sistem

Usaha-usaha perbaikan dan pengoptimalan penerapan input sistem

dan proses sistem diatas dapat digunakan agar penerapan sistem

dapat menghasilkan keluaran (output) yang lebih diharapkan.

B. Saran

Dalam upaya mendukung dan mengantisipasi hambatan dalam

usaha-usaha perbaikan dan pengoptimalan penerapan sistem penyaluran

KPRS pada PT. Bank BTN cabang Surakarta agar dapat menghasilkan

keluaran (output) sesuai dengan yang diharapkan, penulis memberikan

saran untuk input dan proses pada sistem sebagai berikut:

1. Pada Tahap Input Sistem

Page 158: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

a. Kurangnya informasi mengenai KPRS dapat menyebabkan calon

debitur tidak mengetahui secara jelas persyaratan-persyaratan

umum pengajuan KPRS pada Bank BTN berdasarkan pengamatan

penulis belum menyediakan brosur untuk produk KPRS, brosur

yang disediakan adalah brosur-brosur dari developer yang

menawarkan perumahan subsidi, pengenalan KPRS pada calon

debitur dilakukan secara on-line atau langsung kepada calon

debitur pada saat calon debitur mengajukan permohonan kredit.

Agar lebih efektif dan efisien dalam penyaluran kredit KPRS ini

hendaknya pihak marketing dapat membuat brosur KPRS tersebut,

selain lebih akan lebih komunikatif brosur ini juga dapat digunakan

pihak BTN untuk meningkatkan jumlah pemohon KPRS, karena

selain berguna untuk memberikan informasi yang jelas kepada

callon debitur, brosur ini juga berguna untuk mempromosikan

produk KPRS. Kegiatan promosi juga dapat diintensifkan baik

melalui advertising, sales promotion, serta publisistas.

b. Pemberian batas waktu kepada nasabah untuk melengkapi

kekurangan persyaratan kreditnya diperlukan agar proses kredit

tidak berkepanjangan. Jadi, jika menurut pihak perbankan data

yang calon debitur belum lengkap atau cukup dan nasabah sudah

diminta untuk segera melengkapinya tetapi sampai batas waktu

tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangannya, maka

sebaiknya permohonan kredit ditolak. Pemberian batas waktu ini

berguna dalam mendukung Layanan Kredit 151 yang berusaha

dijalankan oleh BTN Solo yakni calon debitur harus melengkapi

Page 159: EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

datanya setelah 1 hari sejak pihak Loan Services memberitahukan

kekurangan data tersebut.

2. Tahap Proses Sistem

a. Bank BTN sebagai bank yang berpengalaman khususnya dalam

pemberian kredit perumahan, seyogyanya tidak menjadikan proses

OTS ini menjadi suatu kendala yang berarti dalam

pelaksanaannnya. Untuk perbaikan ke depan kendala yang ada

tersebut dapat diatasi dengan penambahan sarana dan prasarana

OTS khususnya mobil dan kamera, untuk pihak Loan Service

sendiri sebaiknya lebih teliti dan hati-hati dalam penulisan memo

terutama pada bagian alamat OTS dan nomer rumah agunan karena

kesalahan penulisanya dapat membuat proses kredit menjadi lama.

Usaha lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi lamanya

proses OTS ini adalah penyediaan fasilitas motor/mobil khusus

untuk OTS, atau penyediaan fasilitas kantor yang sesuai dengan

jenjang kepangkatan/posisi jabatan.

b. Pihak Loan Service sebagai pewawancara dan penganalis kredit

seharusnya memiliki akses untuk mendapatkan BI Checking calon

debitur secara langsung, sehingga tidak perlu menunggu bagian

Bookkeping and Control, mengingat BI Checking merupakan data

yang penting untuk pengambilan keputusan kredit, maka penulis

menilai hal ini diperlukan agar BI Checking tidak menghambat

layanan proses kredit.