Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
i
EFEKTIVITAS PENGUNAAN ANGGARAN DANA DESA
TERHADAP KINERJA DESA DI DESA TONASA
KECAMATAN SANROBONE
KABUPATEN TAKALAR
SKRIPSI
Oleh
SUNARTI
105730527015
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
ii
ii
EFEKTIVITAS PENGUNAAN ANGGARAN DANA DESA
TERHADAP KINERJA DESA DI DESA TONASA
KECAMATAN SANROBONE
KABUPATEN TAKALAR
SUNARTI
NIM: 105730527015
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memeperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
iii
iii
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini kupersembahkan sebagai tanda baktiku kepada kedua
orang tuaku tercinta yang selalu berdoa demi kesuksesan anaknya yang
menjadi penyemangat dikala rasa putus asa mulai muncul serta
bingkisan sayang buat adikku tercinta, keluarga besarku, dan sahabatku
serta orang-orang yang selalu menyayangiku.
MOTO HIDUP
Tidak ada yang paling indah seindah lantunan Al-Qur‟an dan As-Sunnah
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan ”.(QS. Al-
Insyirah: 5-6)
“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-
orang yang Beriman dan mengerjakan Kebajikan serta saling Menasehati
untuk Kebenaran dan saling menasehati untuk Kesabaran”. (QS. Al-„Asr:
1-3)
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai
mereka merubah apa yang terdapat dalam diri mereka”. (QS.
Ar.Ra‟ad:11)
iv
iv
v
v
vi
vi
vii
vii
ABSTRAK
SUNARTI, 2020. Efektivitas penggunaan anggaran dana desa terhadap kinerja desa di desa tonasa kecamatan sanrobone kabupaten takalar, skripsi program akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I nama pembimbing Muhammad Rusydi dan pembimbing II Mira
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tentang keefektifan penggunaan anggaran dana desa terhadap kinerja desa pada desa Tonasa Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar. Jenis penelitian yang digunakan ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode studi kasus, data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumen. Analisis data menggunakan teknik efektivitas dan rasio kreteria efektivitas. Hasil penelitian menunjukkan Efektivitas pengelolaan alokasi dana desa dari tahun 2018-2019 sudah berada dalam kategori efektif. Tingkat efektifitas mengenai kemampuan pemerintah desa dalam merealisasi keuangan dana desa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas pengelolaan dana di desa Tonasa kecamatan Sanrobone kabupaten Takalar efektif dengan tingkat efektivitas yaitu tahun 2018 realisasi dana desa 1.923.201.400 dan target dana desa berada diangka 1.811.335.000 hal ini menunjukkan tingkat efektivitas pengelolaan Angaran dana desa bisa dikatakan efektif karena pencapaiannya berada 1,06% atau diangka 100%. Meskipun mengalami penurunan di tahun 2019 dibandingkan dengan tahun 2018 akan tetapi tidak mengalami pengaruh yang signifikan karena realisasi dana desa pada tahun 2019 berada pada nilai 1.077.791.000 dengan target dana desa yang berada dalam nilai 998.451.108 hal ini bisa dikatakan bahwa pengolalaan APBDes Desa Tonasa Efektif karena berada di presentasi 1,07% dibandingkan pada tahun 2018 berada di presentasi 1,06%.
Kata kunci: efektivitas, pengelolaan dana desa, kinerja desa
viii
viii
ABSTRACT
SUNARTI, 2020. The effectiveness of village fund management on the performance of village officials in the village of Tonasa, Sanrobone sub-district, Takalar district, thesis of the accounting program of the faculty of economics and business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by supervisor I, Muhammad Rusydi and mentor II Mira
The purpose of this study was to determine the description of the effectiveness of a village fund management on village performance in the village of Tonasa, Sanrobone district, Takalar Regency. The type of research used is descriptive quantitative research with the case study method, data obtained by conducting interviews and documents.
The data analysis used a techique that has the strongest ratio of criteria. The results of this study indicate that the management of funds in Tonasa village, Sanrobone sub-district, Takalar district is effective with the most effective level in 2018 when the realization of village funds was 1,923,201.400 and the target of village funds was 1,811,335,000, this shows the level of village fund management that can be said to be effective because the fastest is 1.06% or 100%. Even though it experienced a decrease in 2019 compared to 2018, it did not experience a significant effect because the realization of village funds in 2019 was at a value of 1,077,791,000 with a target of village funds which wasi the value of 998,451,108, this can be said that the management of the Tonasa Village APBDes Effective because it was at a presentation of 1.07% compared to 2018 at a presentation of 1.06%.
Keywords: effectiveness, village fund management, village performance.
ix
ix
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas
segala rahmat dan hidaya yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.
Salawat dan salam penulis kirimkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad Sallallau „Alaihi Wa Sallam, beserta para keluarga, sahabat
dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala
penulisan skripsi yang berjudul “Efektivitas Pengelolaan Dana Desa
Terhadap Kinerja Aparatur Desa di Desa Tonasa Kecamatan Sanrobone
Kabupaten Takalar”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada ayahanda dan ibunda, karena tanpa
bantuan dan motivasi dari Ayahanda (Makmur) dan Ibunda (Marwah)
tercinta yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih
sayang dan doa tulus tanpa pamrih yang tak bisa penulis balas meskipun
sampai titik peluh yang terakhir. serta Adikku tersayang (suardi) dan
sepupuku sayang (muliati, mustari,rabasiah) yang senantiasa mendukung
dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga
besar terima kasih atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu
x
x
yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu.
Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah
dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan penghargaan dan
ucapan terima kasih banyak yang disampaikan dengan hormat kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. Ismail Rasulong. SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP, Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Muhammad Rusydi, M.Si.selaku pembimbing I yang
senangtiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan
penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Mira, S.E., M.Ak. Ak, selaku pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu Dosen dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah dan
banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti
kuliah.
xi
xi
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program
Studi Akuntansi Angkatan 2015 terkhusus Kelas AK 15 C yang
selalu belajar bersama, yang tidak sedikit bantuannya dan
dorongan dalam aktivitas studi penulis.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini
masih sangat jauh dari kata kesempurnaan oleh karena itu, kepada
semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa
mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamnya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Jazakumullah Khairan Katsiran, wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, 2020
Sunarti
xii
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ..................................................................... ix
ABSTRACT ......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6
A. Landasan Teori ................................................................................... 6
B. Penelitian Terdahulu........................................................................... 23
C. Kerangka Pikir .................................................................................... 28
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................................ 30
A. Jenis Penelitian................................................................................... 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 30
C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 30
xiii
xiii
D. Tehnik Pengumpulan Data ................................................................. 31
E. Metode Analisis Data.......................................................................... 32
F. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ................................. 32
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 34
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 34
B. Deskripsi Data ......................................................................................... 47
C. Pembahasan ........................................................................................... 55
BAB V. PENUTUP .............................................................................................. 66
A. Kesimpulan ........................................................................................... 66
B. Saran ................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 70
xiv
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 25
Tabel 2 Rasio Efektivitas ........................................................................ 33
Tabel 3 Anggaran Pendapatan Dan Anggaran Belanja
Tahun 2018-2019 ................................................................................... 44
Tabel 4 Realisasi Pendapatan Dan Realisasi belanja
Tahun 2018-2019 ................................................................................... 47
Tabel 5 Anggaran Pendapatan Tahun 2018 dan 2019 ............................ 47
Tabel 6 Anggaran Belanja Desa Tahun 2018-2019 ................................ 51
Tabel 7 Anggaran Belanja Desa Tahun 2018-2019 ................................ 53
xv
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir ........................................................... 29
Gambar 2 Siklus Pengelolaan Keuangan Desa ..................................... 41
Gambar 3 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Tonasa ...................... 43
Gambar 4 Jumlah Anggaran Pendapatan Periode 2018-2019 ............... 49
Gambar 5 Jumlah Realisasi Pendapatan Desa Tonasa
Tahun 2018-2019 .................................................................................. 50
Gambar 6 Diagram Anggaran Belanja Tahun 2018-2019 ...................... 52
Gambar 7 Diagram Realisasi Belanja Tahun 2018-2019 ....................... 54
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah,
menyatakan desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem
pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten, sedangkan dalam
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat tempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam persektif sosiologis, pengertian desa adalah komunitas yang
tertentu dimana warganya saling mengenal satu sama lain dengan baik,bercorak
homogeny, dan banyak bergantung pada alam (Mishabul Anwar dan Bambang
Jatmiko, 2015).
Pelapor sistem demokrasi yang kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas daerah tertentu, yang berwenang mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
berdaulat penuh. Sejak lama, desa telah memiliki sistem dan mekanisme
pemerintahan serta norma sosial masing-masing. Sampai saat ini pembangunan
desa masih dianggap seperempat mata oleh Pemerintah (Masiyah Kholmi,
2016).
1
2
Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa menjelaskan bahwa
Desa pada Tahun 2015 akan mendapatkan kuncuran dana desa sebesar 10%
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana yang masuk ke
Desa tersebut dinamakan Dana Desa. Sesuai dengan peraturan Pemerintahan
Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintahan Nomor 60 tahun 2014 Tentang Dana Desa yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Pasal 1 angka
(2) disebutkan bahwa Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat
(Lutfi Nur Fahri, 2017). Salah satu tujuan peraturan desa sebagaimana
dijelaskan pada Undang-undang RI No.6 Tahun 2014 pasal 4, yaitu membentuk
Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, kewenangan Desa
meliputi Kewenangan dibidang penyelenggaran Pemerintahan Desa,
pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan
Pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-
usul dan adat istiadat (Masiyah Kholmi, 2016).
Dana desa merupakan kebijakan yang baru bagi desa itu sendiri, banyak
kalangan yang meragukan keberhasilan dari kebijakan ini karena ketidaksiapan
dari Aparatur Pemerintahan Desa itu sendiri, terutama dalam pengelolaan dana
yang business process-nya hampir sama dengan tingkat pemerintah Daerah.
Ketersediaan Sumber daya pendukung, khususnya Sumber Daya Manusia
(SDM) yang cukup menjadi faktor untuk carry out kebijakan publik yang efektif.
3
Lemahnya sumber daya menjadi salah satu faktor implementasi kebijakan tidak
efektif dan tidak tepat sasaran yang mengakibatkan pelaksanaan pengelolaan
dana desa tidak berjalan dengan semestinya (Lutfi Nur Fahri dalam Nugroho,
2017).
Efektivitas pada dasarnya menunjukkan kepada suatu ukuran tingkat
kesesuaian antara hasil yang diterapkan, serta dapat dipahami bahwa tugas
utama suatu manajemen adalah efektivitas itu sendiri.Adapun sejumlah bentuk
korupsi yang dilakukan pemerintah desa, yaitu penggelapan, penyalahgunaan
anggaran, penyalahgunaan wewenang, lapoPan fiktif, pemotongan anggaran
dan suap(Lutfi Nur Fahri dalam Nugroho, 2017).
Kinerja pengelolaan keuangan desa akan menentukan tercapai atau
tidaknya tujuan dana desa. Kinerja pengelolaan keuangan yang buruk yang
ditandai dengan pencatatan dan pelaporan yang tidak konsisten dan sesuai
standar dapat membuat proses evaluasi pengggunaan dana menjadi sulit
dilakukan. Lebih penting lagi adalah tingat efisiensi dan efektivitas pengelolaan
keuangan desa akan ditentukan oleh kemampuan para aparatur desa mengelola
dana desa yang mreka miliki.
Penggunaan dana desa oleh pemerintah desa harus digunakan secara
efektif agar tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya melalui musyawarah dapat
tercapai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan karena efektifitas suatu
program atau kegiatan yang dijalankan suatu organisasi atau kelompok
beimplikasi pada capaian atau hasil yang diperoleh. Dengan adanya bantuan
dana desa tersebut maka menjadi satu kewajiban atau keharusan bagi
pemerintah desa sebagai penyelenggara pemerintahan yang ada di desa untuk
dapat mengelola dan mengatur serta mampu dalam mengurus sendiri urusan
4
rumah tangganya termasuk peningkatan kualitas hidup masyarakat setempat
baik dalam bidang kesehatan, pendidikan, maupun ekonomi.
Sehubungan dengan fenomena masalah tersebut, peneliti ini mengkaji
lebih lanjut hubungan sebab akibat diantara fakta-fakta fenomena sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang dituangkan dengan
judul “Efektivitas Pengelolaan Dana Desa Terhadap Kinerja Desa pada Desa
Tonasa Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang di kaji dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Apakah Pengelolaan Dana Desa Efektif Terhadap Kinerja Desa pada
Desa Tonasa Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang keefektifan
Pengelolaan Dana Desa Terhadap Kinerja Desa pada Desa Tonasa Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi tentang
pengembangan konsep mengenai badan Permusyawaratan desa dalam
pelaksanaan pemeritahan desa, khususnya mengenai pengelolaan dana
desa.
5
b. Hasil kajian ini dapat dijadikan sebagai sumber untuk kegiatan penelitian
selanjutnya yang sejenis.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti hasil ini dapat digunakan sebagai pengetahuan baru
mengenai pemerintahan desa sekaligus sebagai sumber dalam
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
b. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada masyarakat agar mengetahui peran Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) khususnya dalam pengelolaan dana
desa.
c. Bagi pemerintah desa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
informasi tentang BPD dalam pengelolaan dana desa.
d. Bagi BPD hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
meningkatkan kinerja sebagai lembaga perwakilan masyarakat dalam
pemerintahan desa.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Efektivitas
Dalam kamus ilmiah populer efektivitas berasal dari kata “efektif”
berarti ada efeknya, manjur, mujarab, mapan. Efektivitas berasal dari
bahasa inggris yaitu efctive yang berarti berhasil tepat atau mujur.
Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan. Dalam arti
efektivitas merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijkan dan
prosedur dari organisasi mencapain tujuan yang ditetapkan. Jadi dapat
dikatakan bahwa sebuah kegiatan tersebut adalah efektif apabila tujuan
kegiatan itu akhirnya dapat dicapai. Tetapi bila akibat-akibat yang tidak
dicari dari kegiatan yang mempunyai nilai yang lebih penting dibandingkan
dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan ketidakpuasan, meskipun
efektif kegiatan tersebut dapat dikatakan tidak efisien. Pada dasarnya
pengertian efektivitas yang umum menunjukkan pada taraf tercapainya hal,
sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun
sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan
pada hasil yang dicapai membandingkan antara input dan outputnya.
Menurut Handoko (Dian Novita, 2016) efektivitas merupakan
kemampuan memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan kata lain. Sedangkan
menurut halim (Dian Novita, 2016), efektivitas adalah hubungan antara
output pusat tanggungjawabnya dan tujuannya.
6
7
Menurut Gibson (2015), mengemukakan bahwa efektivitas adalah konteks
perilaku organisasi yang merupakan hubungan antar produksi, kualitas,
efisiensi, fleksibilitas, kepuasan, sifat keunggulan dan pengembangan.
Pengertian efektivitas yang umum menunjukkan pada taraf
tercapainya hasil, atau efektivitas dari pemerintah daerah adalah nilai
tujuan pemerintah daerah tersebut dapat tercapai sesuai dengan
kebutuhan yang direncanakan. Sesuai dengan Permedegari No. 13 tahun
2006, efektivitas adalah pencapaian hasil program dengan target yang
telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil
(output-outcome). Outcome adalah segalah sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah.
Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan
atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan
hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai.
Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab oleh variabel-
variabel lain. Efektivitas individu terdiri dari kemampuan, keterampilan,
pengetahuan, sikap dan motivasi.
2. Pengukuran Efektivitas
Efektivitas berfokus pada outcome atau hasil. Suatu organisasi,
program atau kegiatan dikatakan efektif apabila output yang dilaksanakan
bisa memenuhi target yang diharapkan (mahmudi, 2007). Pengertian
efektivitas berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada
sektor publik sehingga suatu dikatakan efektif jika kegiatan tersebut
mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan
8
pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumya.
Makmur dalam bukunya efektivitas kebijakan kelembagaan
pengawasan (2010) berpendapat bahwa efektivitas dapat diukur dari
beberapa hal yaitu:
a. Ketepatan penentuan waktu: waktu yang digunakan secara tepat akan
mempengaruhi tingkat keefektivitasan suatu program atau kegiatan
dalam mencapai tujuan.
b. Ketepatan perhitungan biaya: hal ini dilakukan agar dalam menjalankan
suatu program tidak mengalami kekurangan dalam hal dana atau
anggaran sampai program tersebut selesai dilaksanakan.
c. Ketepatan dalam pengukuran: hal ini berarti bahwa dalam menjalankan
suatu program harus menerapkan standarisasi. Ketepatan standar yang
digunakan dalam melaksanakan suatu program merupakan suatu
ukuran dalam mencapai keefektivitasan.
d. Ketepatan dalam menentukan pilihan: merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan karena dalam
menentukan pilihan dibutuhkan proses yang sangat penting untuk
mencapai suatu keefektivitasan.
e. Ketepatan berfikir dapat menentukan efektivitas dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
f. Ketepatan dalam melakukan perintah: merupakan aktivitas organisasi
atau individu yang mempunyai kemampuan memberikan perintah
dengan jelas dan mudah dipahami dan jika perintah yang diberikan tidak
9
dapat dipahami maka pelaksanaan perintah tersebut akan mengalami
kegagalan dan pada akhirnya tidak efektif.
g. Ketepatan dalam menentukan tujuan: tujuan yang ditetapkan secara
tepat akan menunjang efektivitas pelaksanaan kegiatan tersebut.
h. Ketepatan sasaran: dapat menetukan keberhasilan aktivitas individu
atau organisasi dalam mencapai tujuan.
3. Indikator Pengukuran Efektivitas
Menurut David Krech (Danim, 2012:119-120) menyebutkan indikator
efektivitas sebagai berikut:
a. Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan
Hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi,
program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan
(ratio) antara masukan (input) dengan keluaran (output), usaha dengan
hasil, persentase pencapaian program kerja dan sebagainya.
b. Tingkat kepuasan yang diperoleh
Ukuran dalam efektivitas ini dapat kuantitatif (berdasarkan pada
jumlah atau banyaknya) dan dapat kualitatif (berdasarkan pada mutu)
c. Produk kreatif
Penciptaan hubungan kondisi yang kondusif dengan dunia kerja,
yang nantinya dapat menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan.
d. Intensitas yang akan dicapai
Memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens
sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi.
Pendapat di atas dijelaskan bahwa ukuran efektivitas harus dilihat dari
10
perbandingan antara masukan dan keluaran, tingkat kepuasan yang
diperoleh, penciptaan hubungan kerja yang kondusif serta adanya rasa
saling memilliki yang tinggi. Rasa memiliki yang tinggi tersebut bukan
berarti berlebihan.
B. Pengelolaan Dana Desa
1. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management”,
terbawa oleh derasnya arus penambahan kata pungut ke dalam bahasa
Indonesia, istilah Inggris tersebut lalu di Indonesia menjadi manajemen.
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur,
pengaturan yang dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan
dari fungsi-fungsi manajemen itu merupakan suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan melaui aspek-aspeknyaantara lain
planning, organizing, dan controlling.
Dalam kamus bahasa Indonesia lengkap disebutkan bahwa
pengelolaan adalah proses atau cara pembuatan mengelola atau proses
melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain,
proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi
atau proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat
dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
Menurut Suharsini Arikunta pengelolaan adalah subtantifa dari
mengelola, sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai dari
penyusunan data, merencana, mengorganisasikan, melaksanakan, sampai
dengan pengawasan dan penilaian. Dijelaskan pengelolaan menghasilkan
11
suatu dan sesuatu itu dapat merupakan sumber penyempurnaan dan
peningkatan pengelolaan selanjutnya.
Marry Parker Follet (Wasistiono dkk, 2013:45) mendefinisikan
pengelolaan adalah seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu
tersebut, terdapat tiga faktor yang terlibat
a. Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya
manusia maupun faktor-faktor produksi lainnya.
b. Proses yang bertahap mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengimplementasian, hingga pengendalian dan
pengawasan.
c. Adanya seni dalam penyelesaian pekerjaan.
M. Manulang dalam bukunya dasar-dasar manajemen istilah
pengelolaan manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: manajemen
sebagai suatu proses, manajemen sebagai kolektifitas orang-orang yang
melakukan aktifitas manajemen, dan manajemen sebagai suatu seni dan
sebagai suatu ilmu. Menurut pengertian yang pertama yakni manajemen
sebagai suatu proses, dalam buku encyclopedia of the social sciences
dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses, dengan proses mana
pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Menurut
pengertian yang kedua manajemen adalah kolektifitas orang-orang yang
melakukan aktifitas manajemen. Menurut pengertian yang ketiga
manajemen adalah suatu seni atau ilmu adalah seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan
pengawasan dari pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan terlebih dahulu.
12
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan (manajemen) adalah
suatu cara atau proses yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan, dan evaluasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan agar berjalan efektif dan efisien
1) Fungsi-fungsi pengelolaan
Banyak sekali fungsi manajemen, tapi dapat ditarik kesimpulan
dari pendapat para ahli ada empat fungsi yang sama yakni
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
a. Perencanaan
Menurut Rustiadi (2008:339) menyatakan bahwa: “perencanaan
merupakan suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa
yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang
dibutuhkan untuk mencapainya. Sebagian kalangan berpendapat
bahwa perencanaan merupakan suatu aktivitas yang dibatasi oleh
lingkup waktu tertentu, sehingga perencanaan, lebih jauh diartikan
sebagai kegiatan terordiasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dalam waktu tertentu. Artinya perencanaan merupakan suatu proses
menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang serta
menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Dengan demikian, proses perencanaan dilakukan dengan menguji
berbagai arah pencapaian serta mengkaji berbagai ketidakpastian
yang ada, mengukur kemampuan(kapasitas) kita untuk mencapainnya
kemudian memilih langkah-langkah untuk mencapainya‟‟. Kunci
keberhasilan dalam suatu pengelolaan atau manajemen tergantung
atau terletak pada perencanaannya. Perencanaan merupakan suatu
13
proses dan kegiatan pimpinan (manager) yang terus menerus, artinya
setia kali timbul sesuatu yang baru. Perencanaan merupakan langkah
awal setiap manajemen. Perencanaan merupakan kegiatan yang akan
dilakukan di masa depan dalam waktu tertentu untuk mencapai ujuan
tertentu pula. Sebuah perencaan yang baik adalah yang rasional,yang
dapat dilaksanakan dan menjadi panduan langkah selanjutnya. oleh
karena itu, perencanaan tersebut sudah mencapai permulaan
pekerjaan yang baik dari proses pencapaian tujuan organisasi.
Berdasarkan uraian diatas, perencanaan pada hakekatnya
merupakan proses pemikiran yang sistematis, analisis, dan rasional
untuk menentukan apa yang akan dilakukan, bagaimana
melakukannya, siapa pelaksananya, dan kapan kegiatan tersebut
harus dilakukan.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada
sumber daya manusia yang dimiliki orgnisasi untuk menjalankan
rencana tang telah di tetapkan serta menggapai tujuan organisasi.
Pengorganisasin ini perlu dilakukan untuk menentukan pengurus
yang akan bertugas melaksanakan kegiatan.
Kegiatan penting dari fungsi ini adalah: sebelum suatu
kegiatan dimulai atau dilaksanakan, dan untuk menghindari
terjadinya suatu kesalahan dalam pelaksanaanya, maka setiap unit-
unit operasional dan organisasi terlebih dahulu di berikan kejelasan
mengenai tugas-tugas yang akan di kerjakan, sehingga dapat
14
berjalan sesuai dengan rencana yang telah di tetapkan oleh
organisasi.
c. Pengarahan
Pengarahan adalah keinginan untuk membuat orang lain
mengikuti keinginannya dengan menggunakan kepentingan atau
kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi
kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk didalamnya
memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada
yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan
mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas dapat
terselesaikan dengan baik.
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan
manajer untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja sama
secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat,
dinamis, dan lain sebagainya.
d. Pengawasan
Pengawasan adalah upaya pengamatan yang dilakukan
terhadap kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan
tersebut dapat terlaksana sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Pengawasan atau kontrol yang merupakan bagian terakhir
dari fungsi manajemen dilaksanakan untuk mengetahui:
1. Apakah semua kegiatan telah dapat berjalan sesuai dengan
rencana sebelumnya.
15
2. Apakah didalam pelaksanaan terjadi hambatan, kerugian,
penyalahgunaan kekuasaan wewenang, penyimpangan dan
pemborosan.
3. Untuk mencegah terjadinya kegagalan, kerugian, dan
penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang penyimpangan, dan
pemborosan.
4. Untuk meningkatkan efisien dan efetivitas organisasi.
Tujuan pengawasan:
a. Menentukan dan menghilangkan sebab-sebab yang
menimbulkan kesulitan sebelum kesulitan itu terjadi.
b. Mengadakan pencegahan dan perbaikan terhadap kesalahan-
kesalahan yang terjadi.
c. Mendapatkan efisiensi dan efektivitas.
Dengan demikian, perencanaan merupakan proses awal dari
suatu kegiatan pengelolaan yang keberadaannya sangat diperlukan
dalam memberikan arah atau patokan dalam suatu kegiatan, kemudian
pengorganisasian berkaitan dengan penyatuan seluruh sumber daya
yang ada untuk bersinergi dalam mempersiapkan pelaksanaan
kegiatan. Tahap berikutnya pengarahan dan pelaksanaan kegiatan
yang selalu berpedoman pada perencanaan yang telah ditetapkan.
Tahap terakhir adalah pengawasan yang meliputi kegiatan monitoring
dan evaluasi tersebut, dapat dilakukan perbaikan selama kegiatan
berlangsung atau untuk memperbaiki program kegiatan berikutnya
sehingga tujuan yang telah direncanakan tercapai dengan baik.
16
2. Pengertian Dana Desa
Peraturan PemerintahNo. 60 tahun 2014 mendefinisikan dana desa
sebagai dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.
Menurut Syachbrani dalam Nasution, Imam Ya‟muri (2017) Dana
Desa adalah bagian keuangan desa yang diperoleh dari bagi Hasil Pajak
Daerah dan bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
yang diterima oleh kabupaten. Dana Desa dalam APBD kabupaten/kota
dianggarkan pada bagian pemerintah desa, dimana mekanisme
pencairannya dilakukan secara bertahap atau disesuaikan dengan
kemampuan dan kondisi pemerintah daerah. Adapun tujuan dari alokasi
dana ini adalah sebagai berikut:
a. Penanggulangan kemiskinan dan pengurangan kesenjanga.
b. Peningkatan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat
desa dan pemberdayaan masyarakat.
c. Peningkatan infrastruktur pedesaan.
d. Meningkatkan pendalaman nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam
rangka mewujudkan peningkatan sosial.
e. Meningkatkan pendapatan desa melalui BUM Desa.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disingkat
APBDesa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan Badan
17
Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan peraturan desa.
Bendahara adalah menyetorkan, menatausahakan, membayaran dan
mempertanggungjawabkan keuangan desa dalam rangka pelaksanaan
APBDesa (Permendagri No. 37 Tahun 2007).
Sumber-sumber pendapatan Desa terdiri dari:
1) Pendapatan asli Desa sendiri yang terdiri dari:
a. Hasil tanah-tanah Kas Desa
b. Hasil dari Swadaya dan Partisipasi masyarakat Desa
c. Hasil darigotong royong masyarakat
d. Lain-lain hasil dari Usaha Desa yang sah
2) Pendapatan yang berasal dari Pemberian Pemerintah dan Pemerintah
Daeah yang terdiri dari:
a. Sumbangan dan bantuan Pemerintah.
b. Sumbangan dan bantuan Pemerintah Daerah.
c. Sebagian dari Pajak dan retribusi Daerah yang diberikan Kepala
Desa.
3) Lain-lain Pendapatan yang sah
Dalam Pengurusan Keuangan Desa, Pemerintah Desa
berkewajiban untuk melakukan pencatatan secara teratur menurut
tertib waktu dalam buku Administrasi Keuangan Desa, oleh
Bendaharawan Desa.
Dua prioritas utama penggunaan dana desa, antara lain sebagai
berikut:
a. Pemenuhan kebutuhan dasar
18
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar, maka prioritas
penggunaan Dana Desa dan Polides, pengelolaan dan
pembimbingan posyandu, pembinaan dan pengelolaan pendidikan
anak usia dini.
b. Pembangunan sarana dan prasarana desa
Pembangunan Dana Desa untuk prioritas pengunaan Sarana dan
Prasarana Desa harus mendukung target pembangunan sektor
unggulan, yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
setiap tahunnya, yang diprioritaskan.
4) Pengembangan potensi ekonomi lokal
Target yang diproritaskan yaitu mendukung kedaulatan pangan,
mendukung kedaulatan energi, mendukung pembangunan
kemritiman dan kelautan; dan mendukung pariwisata dan industri.
Untuk sarana dan prasarana didasarkan atas kondisi dan potensi
Desa, yang sejalan dengan pencapaian target dalam RPJM Desa
dan RKP Desa setiap tahunnya.
5) Pemamfaatan sumber daya alam dan lingkungan berkelanjutan
pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala Desa,
pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier, pembangunan dan
pemeliharaan serta pengelolaan produksi untuk budidaya
perikanan, dan pengembangan sarana dan prasarana produksi di
Desa. Penggunaan Dana Desa juga harus diprioritaskan untuk
pemberdayaan masyarakat Desa terutama untuk penanggulangan
kemiskinan dan peningkatan akses atas sumber daya ekonomi.
19
3. Alur Penggunaan Dana Desa
Dalam UU Desa maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
113 Tahun 2014 sebagai petunjuk teknis mengenai asas-asa pengelolaan
keuangan dana desa sebagaimana yang diatur dalam tentang Pengelolaan
keuangan desa dengan tegas menyebutkan, pengelolaan dana desa harus
dilakukan dengan empat prinsip utama yakni Transparan, Akuntabel,
Partisipatif dan Tertib dan Disiplin Anggaran. Keempat prinsip tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
1. Transparan
Makna transparan pengelolaan keuangan desa, pengelolaan
uang tidak secara tersembunyi atau dirahasiakan dari masyarakat, dan
sesuai dengan kaedah-kaedah hukum yang berlaku. Dalam prinsip ini,
semua sumber serta pengeluaran untuk desa dapat diketahui dan
diawasi oleh pihak lain yang berwenang. Asas transparan ini menjadi
sangat penting, karena semua sumber-sumber pendapatan serta
pengeluaran yang dilakukan melalui dana desa dapat memenuhi hak
masyarakat serta menghindari konflik horizontal dalam masyarakat
desa. Dalam asas transparan ini, seluruh perangkat desa secara tidak
langsung harus melakukan keterbukaan informasi publik agar
perangkat desa yang secara sosiologis merupakan pemimpin cultural
akan mendapatkan kepercayaan dan legitimasi secara utuh dari publik
dalam ini masayarakat desa.
2. Akuntabel
Akuntabel berdasarkan dalam kajian administrasi Negara
mempunyai pengertian bahwa setiap tindakan pemerintah/lembaga
20
dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang memiliki hak
atau berkewenangan untuk meminta keterangan akan
pertanggungjawabkan. Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan
anggaran harus dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, mulai dari
proses perencanaan hingga pertanggungjawaban. Asas Akuntabel
secara tidak langsung menuntut Kepala Desa secara jabatannya
mempertanggungjawabkan dan melaporkan pelaksanaan APB desa
secara tertib, kepada masyarakat maupun kepada jajaran
pemerintahan diatas sesuai peraturan perundang-undangan.
3. Keuangan Desa yang Partisipasipatif
Asas ini memiliki makna setiap tindakan yang dilakukan harus
mengikutsertakan keterlibatan masyarakat baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat
menyalurkan aspirasinya, yaitu Badan Permusyawatan Desa (BPD),
atau nama lain yang memiliki nama sama. Asas Pengelolaan
Keuangan Desa yang partisipatif ini secara tidak langsung bahwa
pengelolaan dana desa sejak tahap perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban wajib melibatkan
masyarakat, para pemangkau kepentingan di desa serta masyarakat
luas, utamanya kelompok marjinal sebagai penerima manfaat dari
program atau kegiatan pembangunan di Desa.
Perlibatan seluruh stake holder seluruh pendapatan asli desa
yang digunakan untuk membangun di desa ditetapkan berdasarkan
kebutuhan masyarakat desa, bukan keinginan dari pemerintah desa
bersama elit-elit desa. Adanya partisipasi sejak awal diharapkan
21
semua hak-hak masyrakat desa dapat terpenuhi dengan sendirinya
akan tumbuh rasa memiliki dan keswadayaan masyarakat dalam
pembangunan desa.
4. Tertib dan disiplin Anggaran
Keuangan Desa yang tertib dan disiplin anggaran mempunyai
penertian bahwa seluruh anggaran desa harus dilaksnakan secara
konsisten, dan dilakukan pencatatan dan penggunaannya yang sesuai
dengan prinsip akuntansi keuangan di desa. Dalam perwujudannya
keuangan desa yang tertib dan disiplin anggaran, maka harus
pengelolaan dana desa harus taat hukum, harus tepat waktu, harus
tepat jumlah, dan sesuai dengan prosedur yang ada. Tujuannya untuk
menghindari penyimpangan, dan meningkatkan profesionalitas
pengelolaanya. Asas, dalam kamus besar bahasa Indonesia (edisi
ketiga) terbitan Pusat Bahasa Departemen pendidikan Nasional, Balai
Pustaka, 2006 asas berarti dasar atau hukum dasar. Asas atau dasar
diartikan sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat
dalam pembentukan suatu regulasi atau peraturan atau perundang-
undangan asas merupakan filodofi yang mendasari terbentuknya
regulasi atau peraturan perundang-undangan. Pada hakikatnya asas
menerangkan sesuatu arah suatu panduan/pedoman, sesuatu
kewajiban sesuatu yang dianggap benar, dan sesuatu larangan.
Saat ini sumber-sumber keuangan desa yang menjadi Pendapatan
Asli Desa yang jumlahnya setiap tahun semakin besar jumlahnya,
seharusnya menjadikan desa sebetulnya dapat lebih fokus dalam
mengintenfisikasi pelayanan publik serta pembangunan dalam skala yang
22
lebih kecil. Otonomi yang dimiliki berdasarkan Undang-Undang Desa
menjadikan sebuah akumulasi seluruh aset yang memungkinkan desa
bertambah kaya dengan modal yang dimilikinya. Sumber pendapatan asli
desa yang berasal dari non dana desa serta alokasi dana desa dapat
digunakan untuk meningkatkan pelayanan publik agar masyarakat dapat
lebih efisien dan efektif dilayani oleh pemerintah desa.
Penyelenggaraan pemerintahan desa selama ini menggambarkan
rendah dukungan sarana dan prasarana sehingga pelayanan di desa tak
maksimal. Alokasi pembangunan yang berasal dari pemerintah, desa dapat
mempercepat pembangunan infrastruktur dalam jangka panjang sehingga
terjadi pembangunan desa yang berkelanjutan. Realitas desa sejauh ini
menunjukkan lemahnya pertumbuhan ekonomi, tingginya kemiskinan dan
penganggaran sehingga menurunkan daya saing dibandinkan kota.
C. Kinerja Pengelolaan Dana Desa
1. Pengertian Kinerja
Moeheriono (2012), kinerja adalah deskripsi tentang level prestasi
pelaksanaan suatu program, atau kejadian dalam merealisasi sasaran,
tujuan, visi, dan misi organisasi yang tertuang dalam perencanaan jangka
panjang organisasi.
2. Indikator Kinerja
Menurut Mardiasmo (2009), mengemukakan bahwa indikator kinerja
dapat diukur dengan menggunakan indikator (1) efisiensi yaitu
perbandingan antara output dan input yang dikaitkan dengan target atau
standar kinerja yang telah ditetapkan, (2) evektivitas adalah tingkat
23
perbandingan antara pencapaian hasil program dengan target yang
ditetapkan, (3) ekonomis adalah perbandingan antara input dan input value
yang dinyatakan dalam satuan moneter dan (4) pelaporan yang memadai.
1. Rasio Efektivias
Efektivitas berarti tingkat pencapaian hasil program dengan target
yang ditetapkan. Efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah
desa dalam merealisasikan pendapatan pendapatan asli daerah
dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil.
Kinerja pemerintah akan dikatakan efektif bila rasio antara 90,01% s/d
100%, semakin tinggi rasio efektivitas berarti kinerja akan semakin baik
dan semakin rendah rasio efektivitasnya berarti semakin buruk.
D. Penelitian Terdahulu
1. I Wayan Saputra (2016) dalam penelitian yang berjudul Efektivitas
Pengelolaan Alokasi Dana Desa Pada Desa Lembean Kecamatan
Kintamani, Kabupaten Bangli Tahun 2009-2014. Analisis data
menggunakan teknik efektivitas dan rasio kreteria efektivitas. Hasil
penelitian menunjukkan (1) Efektivitas pengelolaan alokasi dana desa
dari tahun 2009-2014 sudah berada dalam kategori efektif. Tingkat
efektivitas pengelolaan alokasi dana desa pada Desa Lembean yaitu
tahun 2009 (98,98%), 2010 (100%), 2011 (100%), 2012 (98,24%), 2013
(100%), dan 2014 (99,57%). (2) Hambatan yang dialami dalam
merealisasi alokasi dana desa pada Desa Lembean adalah pemahaman
masyarakat terhadap ADD, miss komunikasi, dan pencairan alokasi
dana desa yang terlambat. (3) menanggulangi hambatan dalam
24
merealisasi alokasi dana desa dapat dilakukan dengan pelatihan,
meningkatkan koordinasi unit kerja, dan anggaran dana cadangan.
2. Masiyah Kholmi, (2016) dalam penelitian yang berjudul Akuntabilitas
Pengelolaan Alokasi Dana Desa: studi di desa kedungbetik kecamatan
kesamben kabupaten Jombang menggunakan Metode kualitatif dengan
jenis penelitian deskriptif. Hasil penilitian bahwa alokasi dana desa yang
diterima oleh desa akan digunakan pembiayaan penyelenggaraan
pemerintah desa dan pemberdayaan masyarakat.
3. Lutfhi nur fahri, (2017) dalam penelitian berjudul Pengaruh pelaksanaan
kebijakan dana desa terhadap manajemen keuangan desa dalam
meningkatkan efektifitas program pembangunan desa Metode penelitian
deskriptif. Hasil penelitian terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari pelaksanaan kebijakan dana desa terhadap manajemen keuangan
desa dalam meningkatkan efektivitas program pembangunan desa.
4. Khalida shuha, (2014) dalam penelitian yang berjudul Analisis
pengelolaan dana desa (studi kasus pada desa-desa selingkungan
Kecamatan lubuk alung kabupaten padan periaman Metode penelitian
deskriptif kualitatif. Hasil penilitian tahapan pengelolaan dana desa di
kecamatan lubuk alung yang sesuai dengan permendagri Nomor 113
tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan dana desa hanya tahap
perencanaan. Terjadinya penghambat dalam pengelolaan dana desa di
kecamatan lubuk alung yaitu: sumber daya manusia, keterlambatan
laporan, dan perubahan APBDdesa.
5. Nuning Fatimatuzzahro, Sulsalman Moita, Megawati Asrul Tawulo.
2020. Efektivitas Pengelolaan Dana Desa (Dd) Terhadap Kesejahteraan
25
Masyarakat Studi Di Desa Atari Jaya Kecamatan Lalembuu Kabupaten
Konawe Selatan. Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Volume 1 No 1 Juni
2020. Universitas Halu Oleo, Kendari. Efektifitas Pengelolaan Dana
Desa (DD) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Desa Atari Jaya
Kecamatan Lalembu, Kabupaten Konwe Selatan yakni menggunakan
tahapan-tahapan pengelolaan Dana Desa seperti peningkatan
keterampilan, peningkatan pendapatan,terpenuhnya kebutusan sosial
ekonomi, peningkatan disverifikasi usaha kerja. Sedangkan faktor
penghambat yaitu kepemimpinan, kebijakan, kelembagaan, dan dan
partisipasi masyarakat. faktor pendukungnya adalah memudahkan
akses pemenuhan ekonomi khususnya petani yang ada di Desa Atari
Jaya.
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
No Nama & tahun
Penelitian
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
1 I Wayan
Saputra (2016)
Efektivitas
Pengelolaan
Alokasi Dana
Desa Pada
Desa
Lembean
Kecamatan
Kintamani,
Kabupaten
Bangli Tahun
2009-2014
Metode kualitatif
deskriftif
dengan analisis
data
menggunakan
teknik efektivitas
dan rasio
kreteria
efektivitas
Hasil penelitian menunjukkan (1) Efektivitas pengelolaan alokasi dana desa dari tahun 2009-2014 sudah berada dalam kategori efektif. Tingkat efektivitas pengelolaan alokasi dana desa pada Desa Lembean yaitu tahun 2009 (98,98%), 2010 (100%), 2011 (100%), 2012 (98,24%), 2013 (100%), dan 2014 (99,57%). (2) Hambatan yang dialami dalam merealisasi alokasi dana desa pada Desa Lembean adalah
26
pemahamanmasyarakat terhadap ADD, miss komunikasi, dan pencairan alokasi dana desa yang terlambat. (3) menanggulangi hambatan dalam merealisasi alokasi dana desa dapat dilakukan dengan pelatihan, meningkatkankoordinasi unit kerja, dan anggaran dana cadangan
2 Masiyah
Kholmi (2016)
Akuntabilitas
Pengelolaan
Alokasi Dana
Desa : studi di
desa
kedungbetik
kecamatan
kesamben
kabupaten
Jombang
Metode kualitatif
dengan jenis
penelitian
deskriptif
Hasil penilitian bahwa
alokasi dana desa
yang diterima oleh
desa akan digunakan
pembiayaan
penyelenggaraan
pemerintahdesa dan
pemberdayaan
masyarakat.
3 Lutfhi nur fahri
(2017)
Pengaruh
pelaksanaan
kebijakan
dana desa
terhadap
manajemen
keuangan
desa dalam
meningkatkan
efektifitas
program
pembangunan
desa
Metode
penelitian
deskriptif
Hasil penelitian
terdapat pengaruh
yang positif dan
signifikan dari
pelaksanaan kebijakan
dana desa terhadap
manajemen keuangan
desa dalam
meningkatkan
efektivitas program
pembangunan desa.
4 Khalidashu,(2
014)
Analisis
pengelolaan
dana
Metode
penelitian
deskriptif
Hasil penilitian
tahapan pengelolaan
dana desa di
27
desa(studi
kasus pada
desa-desa
selingkungan
Kecamatan
lubuk alung
kabupaten
padan
periaman
kualitatif kecamatan lubuk
alung yang sesuai
dengan permendagri
Nomor 113 tahun 2014
tentang pengelolaan
keuangan dana desa
hanya tahap
perencanaan.
Terjadinya
penghambat dalam
pengelolaan dana
desa di kecamatan
lubuk alung yaitu:
sumber daya manusia,
keterlambatan laporan,
dan perubahan
APBDdesa.
5 Nuning
Fatimatuzzahr
o, Sulsalman
Moita,
Megawati
Asrul Tawulo
(2020)
Efektivitas
Pengelolaan
Dana Desa
(Dd) Terhadap
Kesejahteraan
Masyarakat
Studi Di Desa
Atari Jaya
Kecamatan
Lalembuu
Kabupaten
Konawe
Selatan
Metode
penelitian
kualitatf
deskriptif
Efektifitas Pengelolaan
Dana Desa (DD)
Terhadap
Kesejahteraan
Masyarakat di Desa
Atari Jaya Kecamatan
Lalembu, Kabupaten
Konwe Selatan yakni
menggunakan
tahapan-tahapan
pengelolaan Dana
Desa seperti
peningkatanketermpila
n,peningkatanpendapa
tan,terpenuhnya
kebutusan sosial
ekonomi, peningkatan
disverifikasi usaha
kerja. Sedangkan
faktor penghambat
28
yaitu kepemimpinan,
kebijakan,
kelembagan, dan dan
partisipasi masyarakat.
faktor pendukungnya
adalah memudahkan
akses pemenuhan
ekonomi khususnya
petani yang ada di
Desa Atari Jaya.
E. Kerangka Fikir
Kerangka pikir merupakan sintesa dari serangkaian taori yang tertuang
dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif dari
serangkaian masalah yang ditetapkan. Secara skematis alur kerangka
penelitian terdapat dalam gambar kerangka penelitian adalah sebagai
berikut:
29
Gambar 1 Bagan kerangka pikir
Pemerintah Desa
Pengelolaan Dana Desa:
1. Rasio Efektivitas
Hasil Kinerja Desa
UU Dana Desa
Faktor Penghambat
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
deskriptif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan menjelaskan fenomena yang
ada dengan menggunakan angka-angka untuk mencandarkan karakteristik
individu atau kelompok (Syamsudin & Damiyanti, 2011).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi/Tempat Penelitian
Untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan penelitian ini,
maka penulis melakukan penelitian di kantor Desa Tonasa, Kecamatan
Sanrobone, Kabupaten Takalar.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mulai dari
pengajuan judul hingga memperoleh data yang dibutuhkan maka waktu
yang direncanakan kurang lebih 2 bulan.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelian ini yaitu data
kuantitatif. Data Kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka
sebagai hasil observasi atau pengukuran (Widoyoko 2012:21)
30
31
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer
yang merupakan data yang diambil secara langsung dari kantor desa
dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data
melalui:
1. Library Research
Library research adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan
penelaahan terhadap berbagai buku, literatur, catatan, serta berbagai
laporan yang berkaitan dengan maslah yang ingin di pecahkan.
2. Field Researih
a. Wawancara
Merupakan tekhnik pengumpulan data dimana peneliti langsung
berdialog dengan karyawan kantor desa atau mayarakat untuk
memperoleh informasi mengenai efekivitas dana desa tersebut.
b. Dokumen
Tekhnik ini dilakukan dengan pengumpulan beberapa data berupa
surat atau benda berharga untuk dijadikan sebagai alat pendukung
peneliti dalam mendapatkan informasi. Data yang dikumpulkan seperti
jumlah pegawai dan dana desa, struktur organisasi Kantor Desa
Tonasa Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar.
32
E. Metode Analisis Data
1. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif,
yaitu membandingkan target dan Realisasi Pengelolaan Dana dengan
manfaat yang dirasakan masyarakat desa.
2. Adapun alat yang digunakan untuk menilai efektivitas:
Realisasi Dana Desa
Efektivitas = x 100%
Target Dana Desa
F. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
a. Variabel terikat (Dependent variable)
Sugiyono (2016: 39) mengemukakan bahwa variabel terikat
adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Variabel dependen/terikat dalam penelitian ini
adalah kinerja Desa.
b. Efektivitas pengelolaan keuangan
Efektivitas terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan
dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas merupakan hubungan
antara output dengan tujuan. Maka semakin besar kontribusi output terhadap
pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan.
Efektivitas lebih berfokus pada pencapaian hasil (outcame). Untuk
menganalisis tingkat efektivitas pengelolaan desa dilihat dari sisi penerimaan
33
maka formula yang digunakan adalah ratio penerimaan yang terealisasi
maupun yang di targetkan.
Adapun pengukuran efektivitas pengelolaan dana desa dapat
digunakan kriteria efektivitas berikut ini:
Tabel 1
Kriteria Efektivitas Kinerja keuangan
Kriteria Efektivitas
Presentasi Efektivitas
100%
90%-100%
80%-89%
60%-79%
Kurang dari 60%
Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Kurang Efektif
Tidak Efektif
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. DATA UMUM
a. Sejarah Desa
Desa Tonasa merupakan salah satu Desa dari enam Dusun yang ada di
Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar. Desa Tonasa terdiri enam Dusun
yakni Dusun Tonasa I, Dusun Tonasa II, Dusun Bontoa, Dusun Lebbae, Dusun
Pa‟rasangan Beru I, Dusun Pa‟rasangan Beru II. Desa Tonasa adalah desa
daran rendah yang penduduknya bermata pencaharian petani, peternakan, dan
perdagangan. Berikut gambaran tentang sejarah Desa ini.
Pada Tahun 2007-2011 Desa Paddinging di Kepalai oleh Muh Darwis
Desa Paddinging terdiri enam Dusun yakni Dusun Paddinging, Dusun Bonto
Beru, Dusun Bonto Panno, Dusun Tonasa II, Dusun Tonasa I, Dusun
Pa‟rasangan Beru. Karna Desa Paddinging terlalu luas dan penduduknya juga
terlalu banyak serta pelayanan masyarakat sudah tidak efektif lagi maka pada
akhir tahun 2008 masyarakat serta BPD yang ada di Dusun Tonasa serta Dusun
Pa‟rasangan Beru mengusulkan agar desa paddinging di mekarkan. Akhirnya
pada akhir desember 2010 Resmi Desa Paddinging di mekarkan menjadi dua
desa Yaitu Desa Paddinging dan Desa Tonasa. Dan pada awal januari 2011
Desa Tonasa berdiri sendiri dan di jabat sebagai Kepala Desa oleh Camat
Sanrobone ANDI HERNY AH.SE.M.A.P. dan pada bulan Mei diadakan
pemilihan Desa pertama dan dimenangkan oleh BAHASANG NOMBONG
sebagai kepala Desa pertama hasil pemilihan. Kemudian digantikan dengan
34
35
Muhammad Hakim. SE.MM. Sementara struktur pemerintahan desa tonasa
terdiri atas 6 (enam) dusun yaitu : tonasa I, tonasa II, lebbae, bontoa,
pa‟rasangan beru I, dan pa‟rasangan beru II.
b. Kondisi Demokrafi
Luas Wilayah Desa Tonasa sekitar 384.28 kilo meter bujur sangkar,
dengan 725 kk jumlah penduduk 2824 jiwa terdiri dari 1332 laki-laki dan 1492
perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 725 KK. Sedangkan
jumlah keluarga miskin 425 KK.
Batas-batas administratif pemerintahan desa tonasa kecamatan
sanrobone sebagai berikut:
Sebelah Timur : Desa Paddinging
Sebelah Utara : Kelurahan Bonto Ramba (Gowa)
Sebelah Barat : Desa Bonto Sunggu
Sebelah Selatan :Desa Sanrobone dan Desa Laguruda
Dilihat dari topografi dan kontur tanah, desa tonasa kecamatan
sanrobone secara umum berupa pertanian yang berada pada ketinggian ±2
meter dari permukaan laut. Desa tonasa terdiri dari 6 (enam) dusun.
c. Visi dan Misi
1. Visi Desa Tonasa
Masyarakat Desa Tonasa adalah masyarakat yang memiliki cita-cita
untuk memperbaiki kehidupanya. Berbagai potensi dan kekuatan desa tonasa
untuk lebih mengoptimalkan sebagai sebuah sumber cita-cita. Aset dari
prasarana fisik, sosial, sumber daya manusia, sumber-sumber keuangan dan
potensi alam adalah kekuatan desa tonasa.
36
Aset tersebut sangat memungkinkan untuk memperbaiki kesejahteraan
misalnya untuk meningkat pendapatan memperbaiki tingkat kesehatan,
pendidikan dan lingkungan serta keadaan sosial sehingga dalam merumuskan
Visi masyarakat setelah menemukan berbagai aset tersebut kemudian
dikaitkan dengan beberapa kendala/masalah selama ini.
Cita-cita dirumuskan dengan visi pada awalnya dibuat berupa gambar
dari masa depan dari setiap kelompok masyarakat laki-laki dan perempuan
gambar dan suasana alam dan lingkungan sosial yang terkait dengan ketidak
berdayaan mewarnai cita-cita masyarakat. Sehingga rumusan visi dan misi
desa tonasa untuk tahun 2013-2019 adalah :
“Mewujudkan Pelayanan Dan Pengelolaan Usaha Tani, Peternakan
Serta Koperasi Untuk Kesejahteraan Masyarakat Mandiri Sehat Dan
Beriman”
2. Misi Desa Tonasa
Dalam menjabarkan Visi tersebut maka kita biasa ambil kesimpulan
dalam bentuk sebuah Misi sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan yang mudah dan nyaman bagi masyarakat tanpa
ada yang dibeda-bedakan
2. Menjadikan pemerintahan yang tanggap, dimana dalam menyikapi
semua aspirasi masyarakat dilakukan dengan jalan musyawarah dan
kekeluargaan.
3. Mengupayakan fasilitas pelayanan seperti komputer selalu siap dan bisa
dipakai kapan saja.
4. Mengupayakan terbangunnya prasarana jalan agar tranportasi lancar
serta pengangkutan hasil pertanian jadi mudah.
37
5. Bersama-sama menciptakan rasa aman dan nyaman terhadap seluruh
masyarakat dengan mengaktifkan siskamling disetiap dusun.
6. Memperkokoh persatuan dan kesatuan antar warga sehingga tercipta
rasa aman dan nyaman bagi warga masyarakat.
7. Mengoptimalkan pembinaan generasi muda dengan jalan kegiatan
Karang Taruna, kursus-kursus, dan kegiatan olahraga agar menghasilkan
prestasi bagi generasi muda.
8. Mendorong terbangunnya persamaan hak antara laki-laki dan
perempuan pada semua tingkatan baik menyangkut organisasi/lembaga
maupun dalam semua kegiatan.
9. Tetap menjaga keharmonisan adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan
yang berlaku di masyarakat kita karena ini adalah prinsip yang kita anut
selama ini.
d. Strategi pembangunan desa tonasa
1. Strategi pembangunan
a. untuk mewujudkan visi dan misi desa tonasa maka ditetapkan strategi
pembangunan desa tonasa untuk lima tahun kedepanya yaitu:
1. Meningkatkan kapitalitas dan kualitas pelayanan publik.
2. Memacu pemerataan dan pertumbuhan ekonomi
3. Meningkatkan pembangunan dan pengembangan kawasan pedesaan
secara parsifatif.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana akses jalan pendidikan,
kesehatan, dan keamanan.
5. Menggali dan meningkatkan seluruh potensi SDA dan SDM desa.
6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas keagamaan dan kebudayaan.
38
7. Aktif melakukan program-program kemajuan desa dari pemerintah
daerah,pusat dan provinsi.
8. Mendorong partisipasi masyarakat untuk berperan aktif dalam
kegiatan demi kemajuan dan pembangunan desa.
9. Mensukseskan semua program-program pembangunan yang
direncanakan oleh pemerintah.
2. Faktor-faktor kunci dan asumsi keberhasilan
Dalam rangka menunjang perwujudan visi dan misi serta
melaksanakan strategi pembangunan desa tonasa, maka diperlukan faktor-
faktor kunci dan asumsi keberhasilan pembangunan, sebagai berikut:
a) adanya situasi dan kondisi desa yang kondusif bagi pelaksanaan
pembangunan.
b) Adanya konsistensi aparatur desa, tokoh pemuda, dan tokoh
masyarakat yang berpihak pada masyarakat, khususnya kelompok
yang kurang mampu.
c) Adanya dukungan dan komitmen yang utuh dari segenap pemangku
kepentingan, terkait kebijakan hingga operasional dalam
pengembangan wilyah/desa.
d) Adanya transparansi, komunikasi terbuka, kapasitas hukum, serta
efisiensi dan efektivitas pemamfaatan anggaran.
e) Adanya dukungan swadaya masyarakat secara optimal.
f) Adanya dukungan anggaran dari pemerintah baik pemerintah pusat,
provinsi maupun pemerintah kabupaten dalam proses pembangunan.
e. Arah kebijakan keuangan desa
39
Dalam struktur anggaran desa tonasa memiliki 7 pos pendapatan desa
yang merupakan sumber keuangan desa. Dalam rangka mewujudakan visi
dan misi desa lima tahun kedepan, maka pemerintah desa tonasa akan
berupaya untuk menggali potensi pendapatan desa, disamping meningkatkan
swadaya masyarakat untuk membangun daerahnya sendiri.
Sumber-sumber pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan kegiatan
pembangunan di desa tonasa terdiri dari :
1) Pendapatan asli desa (PADes) terdiri dari :
a) tanah kas desa
b) pendapatan lain-lain
2) Bagi hasil pajak kabupaten
3) Bagian dari retribusi kabupaten
4) Alokasi dana desa (ADD)
5) Bantuan keuangan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten, dan pemerintah desa lainnya.
a) Hibah
b) Sumbangan pihak ketiga
Secara umum kebijakan keuangan desa diarahkan pada peningkatan
pendapatan desa dan peningkatan swadaya masyarakat disertai dengan
merealisasikan APBDes dalam kegiatan-kegiatan pembangunan baik secara
fisik maupun non fisik guna untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat desa
tonasa pada khususnya, serta kemajuan pembangunan kabupaten takalar
pada umumnya.
Langkah-langkah dan arah kebijakan keuangan desa adalah sebagai
berikut :
40
1. Mengoptimalisasikan sumber-sumber pendapatan desa terutama
pengelolaan BUMDes.
2. Mengoptimalkan pemamfaatan pertanian, peternakan, dan perdagangan
sebagai sumber dana desa.
3. Mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan lembaga pemerintah di
kecamatan maupun kabupaten guna lebih mengoptimalkan pendapatan
desa yang bersumber dari APBD kabupaten takalar, APBD provinsi
sulawesi selatan hingga kepusat kementrian yang terkait terutama
kementrian desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
4. Kabupaten Takalar, APBD propinsi sulawesi selatan hingga ke pusat
kementrian yang terkait terutama kementrian desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi.
Melakukan rembuk desa secara berkala, untuk merumuskan swadaya
masyarakat dan mengintensifkan pendapatan yang bersumber dari pelayanan
publik, yang tidak bertentangan dengan perundang-undangan.
f. Pengelolaan keuangan desa
Keuangan desa dalam peraturan Menteri dalam Negeri No. 20 Tahun
2018 merupakan Peraturan Menteri tentang pengelolaan keuangan Desa
yang sebelumnya diatur dalam Permendagri No. 113 Tahun 2014.
Pengelolaan keuangan desa, dimana desa merupakan semua hak dan
kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatunya
berupa uang dan barang yang berkaitan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban desa.
41
Peraturan ini bertujuan untuk mempermudah pengelolaan keuangan desa
sehingga tidak ada kesalahan dalam penerapannya. Dengan itu diharapkan
dapat mewujudkan pengelolaan keuangan yang efisien dan efektif.
1. Pengelolaan keuangan desa
Pengelolaan keuangan desa di desa menjadi aspek yang sangat penting
dan sangat mendasar serta harus dimiliki oleh para pemangku kepentingan
di pemerintahan desa khususnya perangkat desa didalam mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas. Berikut siklus pengelolaan keuangan desa:
Gambar 2
Siklus Pengelolaan keuangan Desa
Keuangan desa dikelola sesuai dengan peraturan-peraturan
pemerintahan yang baik serta asas-asas pengelolaan keuangan tertuang
dalam Pemdagri nomor 20 tahun 2018 yang terdiri dari: transparansi,
akuntabel,partisipatif, dan disiplin anggaran.
Pelaksanaan Teknis Pengelolaan keuangan Desa (PTPKD) yaitu unsure
perangkat desa yang bertugas membantu kepala desa dalam pengurusan
pengelolaan keuangan desa serta PTPKD ditetapkan dengan keputusan
kepala desa. PTPKD terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala Seksi, dan
Pelaporan
Penatausahaan Pelaksanaan perencanaan
Pertanggung Jawaban Keuangan Desa
42
Bendahara. Aparatur desa yang tercantum dalam PTPKD ini memiliki tugas
sebagai berikut:
a. Tugas sekretaris desa dalam pengelolaan keuangan yaitu: menyusun dan
melaksanakan APBDes, menyusun reperdes APBDes, menyusun
perubahan APBDes dan pertanggungjawaban APBDes, mengendalikan
pelaksanaan kegiatan APBDes, menyusun pelaporan dan
pertanggungjawaban APBDes, serta memferifikasi bukti-bukti penerimaan
dan pengeluaran APBDes.
b. Tugas kepala seksi dalam pengelolaan keuangan yaitu: menyusun
rencana kegiatan, melaksanakan kegiatan bersama lembaga
kemasyarakatan desa, melakukan tindakan pengeluaran yang
membebani anggaran belanja, mengendalikan dan melaporkan
pelaksanaan kegiatan kepala desa, serta menyiapkan dokumen anggaran
atas pelaksanaan kegiatan.
c. Tugas bendahara dalam pengelolaan keuangan yaitu: menerima,
menyimpan, menyetorkan, membayar, menatausahakan, serta
mempertanggunjawabkan penerimaan dan pengeluaran APBDes.
43
Gambar 3
Struktur Organisasi Pemerintah Desa Tonasa
Uraian tugas jabatan structural pada kantor desa tonasa kabupaten
takalar:
1. Kepala desa
Kepala desa mempunyai tugas pokok penyelenggaraan urusan
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
2. Badan Permusyawaran Desa (BPD)
Dalam bagian kedua pasal 32 permendagri nomor 110 tahun 2016
tentang BPD, tugas dan wewenang BPD yaitu
Kepala Desa
Sekretaris Desa
Kaur Umum Kaur Keuangan
Kaur Pemb. Masyarakat Kaur Pemerintahan Kaur Pembangunan
Kadus Tonasa I Kadus Tonasa II Kadus Lebbae Kadus Bontoa
B P D
KadusPa’rasangan Beru I Kadus Pa’rasangan Beru II
44
Menggali, menampung, mengelola dan menyalurkan aspirasi
masyarakat.
Menyelenggarakan musyawarah BPD dan musyawarah Desa.
Membentuk panitia pemilihan kepala desa, dalam melakukan
pemilihan kepala desa, BPD berhak membentuk panitia pemilihan
kepala desa yang sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten.
Memberi persetujuan pemberhentian atau pemberhentian sementara
perangkat desa.
Membuat susunan tata tertib BPD.
Menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan
Kepala Desa antarwaktu.
Membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa bersama
Kepala Desa;
Melakukan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa
Mengevakuasi laporan keterangan penyelenggaran Pemerintah Desa
Menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah
Desa dan lembaga Desa lainnya;
Menjalankan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Sekretaris desa
Sekretaris mempunyai tugas pokok yaitu memberikan pelayanan teknis
administrasi dan fungsional kepada semua satuan organisasi dalam lingkup
kantor desa dan bertanggung jawab langsung kepada kepala desa.
45
4. Kaur Keuangan
Kepala Urusan (Kaur) Keuangan pemerintah desa mempunyai tugas
membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan
Desa dalam mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa.
5. Kaur Umum
Kepala Urusan (Kaur) bagian umum di desa mempunyai tugas membantu
sekretaris desa dalam melaksanakan administrasi umum, tata usaha dan
kearsipan, pengelolaan inventaris kekayaan desa serta mempersiapkan
agenda rapat dan laporan.
6. Kaur Pembangunan
Kepala Urusan (Kaur) Pembangunan Desa mempunyai tugas membantu
Kepala Desa di bidang teknis dan administratif pelaksanaan pengelolaan
pembangunan masyarakat desa, membantu membina perekonomian desa,
mengajukan pertimbangan kepada kepala desa baik menyangkut rancangan
peraturan desa maupun hal-hal yang bertalian dengan pembangunan desa,
penggalian dan pemanfaatan desa.
7. Kaur Pemb. Masyarakat
Kepala Urusan (Kaur) Pemb. Masyarakat Desa mempunyai tugas
membantu kepala desa dalam pembinaan masyarakat untuk meningkatkan
sumber daya manusia yang lebih kreatif dan produktif
8. Kaur Pemerintahan
Kepala Urusan (Kaur) Pemerintahan Desa mempunyai tugas membantu
kepala desa dalam melaksanakan pengelolaan administrasi kependudukan,
administrasi pertahanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa,
46
mempersiapkan bahan perumusan kebijakan penataan, kebijakan dalam
penyusunan produk hukum Desa.
9. Kepala Dusun (Kadus)
Kepala dusun mempunyai tugas membantu kepala desa dalam
menyelenggarakan pemerintah, dan kemsyarakatan di wilayah kerjanya
yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Data Khusus
a) Anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) tahun anggaran
2018-2019
Tabel 3 Anggaran Pendapatan dan Anggaran Belanja Tahun 2018-2019
Tahun Anggaran
Pendapatan
Anggaran
Belanja
2018 1.923.201.400 1.895.060.267
2019 1.077.791.000 1.058.370.608
(Sumber: Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes Persumber Dana
Pemerintah Desa Tonasa Tahun Anggaran 2018-2019)
Berdasarkan pada tabel 3 diatas menggambarkan bahwa pada tahun
2018 sampai dengan tahun 2019 realisasi pendapatan dan belanja desa di
Desa Tonasa Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar lebih meningkatkan
atau mempertinggi anggaran pendapatannya di bandingkan dengan
anggaran belanjanya.
47
Tabel 4 Realisasi Pendapatan dan Realisasi Belanja Tahun 2018-2019
Tahun RealisasiPendapatan Realisasi
Belanja
2018 1.923.201.400 1.811.335.000
2019 1.077.791.000 998.451.108
(Sumber: Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes Persumber
Dana Pemerintah Desa tonasa Tahun 2018-2019) Berdasarkan tabel 4 diatas menggambarkan bahwa pada tahun 2018
sampai dengan tahun 2019 realisasi pendapatan dan belanja desa di Desa
Tonasa Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar lebih meningkatkan atau
mempertinggi anggaran pendapatannya di bandingkan dengan anggaran
belanjanya.
B. Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data realisasi anggaran
pendapatan dan belanja desa (APBDes) di Desa Tonasa Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar tahun anggaran 2018 sampai dengan tahun
anggaran 2019.
Tabel 5 Anggaran Pendapatan tahun 2018-2019
Pendapatan 2018 2019
Pendapatan
transfer
1.923.201.400 1.077.791.000
Dana Desa 1.056.939.000 1.077.791.000
Jumlah 2.980.140.400 1.077.791.000
(Sumber: Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes Per Sumberdana Pemerintahan Desa Tonasa Tahun Anggaran 2018-2019 )
48
Berdasarkan tabel 5 juga menggambarkan realisasi pendapatan dan belanja
desa dari tahun anggaran 2018 sampai dengan tahun anggaran 2019, tabel
ini menjelaskan bahwa pendapatan transfer di tahun 2018 mengalami
penurunan dari 1.923.201.400 menjadi 1.077.791.000 dengan tingkat
persentase 0,13% dan pendapatan dana desa mengalami peningkatan
disetiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pendapatan
dan belanja desa berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Selanjutnya untuk melihat kemampuan pemerintah desa dalam merealisasi
keuangan dana desa untuk melaksanakan program yang direncanakan
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan berdasarkan potensi nilai
riil. Pemerintah desa dikatakan mampu mencapai tujuannya apabila
mencapai 90% sampai dengan 100%, dan semakin tinggi rasio maka
menunjukkan kemampuan desa lebih baik.
Berasarkan perhitungan yang dilakukan melalui analisis efektivitas,
dapat dipaparkan efektivitas pengelolan alokasi dana desa pada desa
Tonasa tahun 2018-2019 sebagai berikut.
Berdasarkan kreteria rasio efektivitas, pengelolaan alokasi dana desa
pada desa Tonasa Kecamatan Sanrobone dari tahun 2018-2019 berada
pada kategori efektif, karena tingkat efektivitasnya berada pada angka 90-
100%. Hal ini sesuai dengan kreteia rasio efektivitas. Uraian diatas
49
menggambarkan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) tahun
anggaran 2018, dimana tahun anggaran 2018 ini digunakan sebagai
perbandingan dengan tahun anggaran selanjutnya yaitu tahun 2019.
Anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) tahun anggaran 2018
sampai dengan tahun 2019, mengalami fluktuasi, dimana jumlah rupiah yang
diterima cendrung mengalami perubahan. Desa Tonasa Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar Kintamani, sudah berada dalam kategori
efektif. Namun tidak semua tingkat efektivitas berada dalam angka 100%, ini
disebabkan karena ada target yang tidak dapat terealisasi dengan maksimal.
Hal ini sudah sesuai dengan teori dari Depdagri,Kemendagri no 690.900.327
yang menyatakan bahwa, jika tingakt efektivitas atau hasil perbandingan
antara realisasi dengan target alokasi dana desa (ADD) jika tingkat
pencapaiannya pada angka 90-100%, maka dapat dikatakan dalam kategori
efektif. Adapun tingkat efektivitas pengelolaan alokasi dana desa pada desa
Tonasa tahun 2018 realisasi dana desa 1.923.201.400 dan target dana desa
berada diangka 1.811.335.000 hal ini menunjukkan tingkat efektivitas
pengelolaan Angaran dana desa bisa dikatakan efektif karena
pencapaiannya berada 1,06% atau diangka 100%. Meskipun mengalami
penurunan di tahun 2019 dibandingkan dengan tahun 2018 akan tetapi tidak
mengalami pengaruh yang signifikan karena realisasi dana desa pada tahun
2019 berada pada nilai 1.077.791.000 dengan target dana desa yang
berada dalam nilai 998.451.108 hal ini bisa dikatakan bahwa pengolalaan
APBDes Desa Tonasa Efektif karena berada di presentasi 1,07%
dibandingkan pada tahun 2018 berada di presentasi 1,06%.
50
Gambar 4
Jumlah Anggaran Pendapatan Periode 2018-2019
(Sumber: Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes Per Sumberdana Pemerintah DesaTonasa Tahun 2018-2019)
Gambar 2 diatas merupakan diagram dari anggaran pendapatan dari 2
periode yaitu tahun anggaran 2018 sampai dengan tahun anggaran 2019,
dimana dapat dilihat pada grafik diatas bahwa anggaran pendapatan dari 2
periode ini terus mengalami penurunan disetiap tahunnya.
Gambar 5
Jumlah Realisasi Pendapatan Desa Tonasa tahun 2018-2019
(Sumber: Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes Per Sumberdana Pemerintah Desa Tonasa Tahun 2018-2019)
0
500,000,000
1,000,000,000
1,500,000,000
2,000,000,000
2,500,000,000
Tahun 20181.923.201.400
Tahun 20191.077.791.000
Jumlah Anggaran Pendapatan
0
500,000,000
1,000,000,000
1,500,000,000
2,000,000,000
2,500,000,000
Tahun 2018 1.923.201.400 Tahun 2019 1.077.791.000
Jumlah Realisasi Pendapatan
51
Begitupun pada gambar 3 diatas yaitu realisasi pendapatan dalam 2
periode yaitu tahun anggaran 2018 sampai dengan tahun anggaran 2019,
dimana dapat dilihat disetiap tahunnya mengalami penurunan. Kesimpulan
dari kedua diagram diatas yaitu dalam 2 periode yaitu tahun anggaran 2018-
2019, di tahun 2019 mengalami penurunan.
Tabel 11
Realisasi Anggaran Belanja Desa Tahun 2018-2019
No Belanja 2018 2019
1 Bidang Penyelenggaraan
Pemerintah Desa
606.030.425 2.696.108
2 Bidang Pelaksanaan
Pembagunan Desa
1.011.909.650 485.999.900
3 Bidang Pembinaan
Masyarakat
105.689.490 -
4 Bidang Pemberdayaan
Masyarakat
171.430.702 569.674.600
Jumlah 1.895.060.267 1.058.370.608
(Sumber: Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes Per Sumberdana
Pemerintah Desa Tonasa Tahun 2018-2019)
Tabel diatas menggambarkan peningkatan dan penurunan yang terjadi
pada1 periode, penurunan terjadi pada bidang pelaksanaan pembangunan
desa dan bidang pemberdayaan masyarakat, sedangkan peningkatan terjadi
pada bidang penyelenggaraan pemerintah desa dalam 2 periode anggaran
belanja mengalami penurunan pada tahun 2018 1.895.060.267 tahun 2019
1.058.370.608 dengan tingkat persentase 0,44%.
52
Gambar 6
Diagram Anggaran Belanja Tahun 2018-2019
(Sumber: Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes Per Sumberdana Pemerintah Desa Tonasa Tahun 2018-2019)
Dapat dilihat pada gambar 4 diatas dimana diagram diatas
menggambarkan surplus dan defisit dari tiap-tiap bidang mulai dari tahun
anggaran 2018-2019. Dimana bidang penyelenggaraan pemerintah desa
surplus pada tahun 2018, kemudian bidang pelaksanaan pembangunan
desa mengalami tingkat defisit pada tahun 2018, bidang pembinaan
kemasyarakatan pada tahun 2019 tidak ada atau nol, bidang pemberdayaan
masyarakat tingkat surplus terjadi di tahun 2018.
BidangPenyelenggar
aanPemerintah
Desa
BidangPelaksanaanPembagunan
Desa
BidangPembinaan
Kemasyarakatan
BidangPemberdayaan Masyarakat
2018 606,030,425 1,011,909,650 105,689,490 171,430,702
2019 2,696,108 485,999,900 0 569,674,600
0200,000,000400,000,000600,000,000800,000,000
1,000,000,0001,200,000,000
4 Pos Anggaran Belanja Tahun Anggaran 2018-2019
53
Tabel 12
Anggaran Belanja Tahun 2018-2019
No Belanja 2018 2019
1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa
600.345.200 2.696.108
2 Bidang Pelaksanaan PembangunanDesa
1.011.728.600 431.116.400
3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
83.572.200 -
4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat
115.689.000 564.638.600
Jumlah 1.811.335.000 998.451.108
(Sumber: Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes Per Sumberdana
Pemerintah Desa Tonasa Tahun 2018-2019)
Tabel 12 ini menggambarkan perbandingan anggaran belanja tahun
2018 dengan 2019. Dalam 2 periode ini mengalami peningkatan dan
penurunan yang terjadi pada bidang penyelenggaraan pemerintah desa
dengan nilai 600.345.200, kemudian mengalami penurunan secara drastis
pada tahun 2019 dengan jumlah nilai 2.696.108 dengan tingkat persentase
0,99%, dan selanjutnya bidang pelaksanaan pembangunan desa pada tahun
2018 dengan nilai 1.011.728.600 kemudian mengalami penurunan di tahun
2019 secara drastis dengan nilai 431.116.400 dengan tingkat persentase
0,57%, kemudian pada bidang pemberdayaan masyarakat pada tahun 2018
dengan nilai 115.689.000 mengalami peningkatan pada tahun 2019 dengan
nilai 564.638.600 dengan tingkat persentase 3,88%.
54
Gambar 7
Diagram Realisasi Belanja Tahun 2018-2019
(Sumber: Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes Per Sumberdana Pemerintah Desa Tonasa Tahun 2018-2019)
Anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) merupakan suatu
proses rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang telah dibahas
dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan badan permusyawaratan
daerah yang ditetapkan dengan peraturan desa yang meliputi pendapatan,
belanja, dan pembiayaan. Dengan melalui APBDes kebijakan desa
dilaksanakan dalam berbagai program atau kegiatan karena anggarannya
sudah ditentukan.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan rasio efektivitas laporan APBDes Desa
Tonasa kecamatan sanrobone kabupaten takalar dalam 2 periode yaitu dari
BidangPenyelenggaraan
Pemerintah Desa
BidangPelaksana
anPembang
unanDesa
BidangPembinaa
nKemasyar
akatan
BidangPemberda
yaanMasyarak
at
2018 600,345,20 1,011,728, 83,572,200 115,689,00
2019 2,696,108 431,116,40 0 564,638,60
0200,000,000400,000,000600,000,000800,000,000
1,000,000,0001,200,000,000
4 Pos Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2018-2019
55
tahun 2018-2019 diperoleh tidak efektif karena tingkat persentase 1,06%, dan di
tahun selanjutnya yaitu tahun 2019 mengalami peningkatan dengan tingkat rasio
1,07%. Dari hasil persentase yang tertera pada tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa kinerja keuangan Pemerintah Desa Tonasa Kecamatan Sanrobone
Kabupaten Takalar masih kurang efektif karena hanya meningkat 1% dari tahun
sebelumnya. Adapun hasil analisis efektivitas pengelolaan dana desa terhadap
kinerja desa diuraikan sebagai berikut:
1. Kinerja desa terhadap prosedur kerja
Pelaksanaan Prosedur berkaitan dengan ketaatan dan kesesuaian
prosedur pengelolaan Dana Desa oleh pemerintah desa berdasarkan
peraturan yang berlaku. Pengelolaan Dana Desa Tonasa di tahun 2018 dan
2019 berdasarkan indikator ini merupakan bentuk pertanggungjawaban
mengenai ketaatan dan kesesuaian prosedur pelaksanaan dan pengelolaan
Dana Desa terhadap peraturan perundang–undangan yang berlaku.
Kinerja prosedur berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan Dana
Desa yang efektif dan efisien yang dapat dilihat berdasarkan kedisiplinan atau
tertib waktu sebagai konsekuensi kejelasan tahapan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pengelolaan Dana Desa di Desa Tonasa
tahun 2018/2019 berdasarkan aspek pertanggungjawaban mengenai
pelaksanaan prosedur pengelolaan Dana Desa sesuai jadwal dan waktu yang
ditetapkan dalam peraturan yang berlaku.
Berdasarkan hasil penelitian, kinerja desa Tonasa terhadap prosedur
pengelolaan Dana Desa menunjukkan keterlambatan penyerahan RAPBDesa
oleh pemerintah Desa Tonasa kepada pihak Kecamatan Sanrobone.
56
RAPBDesa menurut Pasal 20 (4) Peraturan Bupati Takalar Nomor 12 Tahun
2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa seharusnya diserahkan
paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati namun apparat desa baru
menyerahkan pada minggu kedua setelah pengerjaan selesai.
Pemerintah Desa Tonasa juga melakukan keterlambatan dalam
penyerahan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa tahun 2018/2019,
dimana tahap I diserahkan pada minggu pertama dan tahap II pada minggu
keempat bulan selanjutnya kepada pemerintah Kecamatan Sanrobone. Hal
tersebut bertentangan dengan Peraturan Bupati Takalar tentang Tata Cara
Perhitungan dan Pembagian Rincian Dana Desa Setiap Desa di Kabupaten
Takalar Tahun Anggaran 2018 Pasal 8 (2) yang menyatakan:
“...Penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana Desa dilakukan
dengan ketentuan: (a) tahap I paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun
anggaran berjalan; (b) tahap II paling lambat minggu kedua bulan September
tahun anggaran berjalan; (c) tahunan paling lambat minggu kedua bulan
Maret tahun anggaran berikutnya...”
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan Dana
Desa di Desa Tonasa tahun 2018/2019 berdasarkan efektifitas kinerja
prosedur belum terwujud. Hal tersebut karena pemerintah Desa Tonasa
melakukan penyimpangan terhadap Peraturan Bupati Takalar Nomor 12
Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa dan Peraturan
Bupati Takalar Nomor 7 Tahun 2016 tentang Tata Cara Perhitungan dan
Pembagian Rincian Dana Desa Setiap Desa di Kabupaten Takalar Tahun
Anggaran 2018.
57
2. Kinerja desa terhadap prosedur biaya
Pengelolaan dana desa tentunya berkaitan dengan kepatuhan
pengggunaan biaya prosedur berkaitan dengan kejelasan dan kewajaran
biaya yang digunakan dalam pelaksanaan prosedur pengelolaan Dana Desa
sebagai konsekuensi kejelasan tahapan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pengelolaan Dana Desa di Desa Tonasa tahun
2018/2019 berdasarkan pertanggungjawaban pemerintah desa mengenai
biaya yang digunakan dalam pelaksanaan tahapan-tahapan pengelolaan
Dana Desa sesuai dengan peraturan berlaku.
Pengelolaan Dana Desa tahun 2018/2019 untuk tahap perencanaan
diambil dari ADD tahun 2016 dengan anggaran Rp.2.500.000,00 atau 2,57%
dari ADD tahun 2016 untuk Belanja Lainnya yang senilai Rp. 97.172.000,00.
Sementara untuk tahap penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban
diambil dari ADD tahun 2017 sebesar Rp. 16.592.600,00 serta DBHP dan
DBHR tahun 2017 sebesar Rp. 15.090.900 yang dianggarkan untuk
operasional perkantoran dan honorarium pelaksanaan sebesar
Rp.31.683.500,00. ADD tahun 2017 yang digunakan tersebut senilai 14,8%
dari nilai ADD untuk Belanja Lainnya yang sebesar Rp.111.520.800,00.
Penganggaran tersebut sesuai dengan amanat Peraturan Bupati Takalar
tentang Pedoman Pelaksanaan Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2018
dan Peraturan Bupati Takalar Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penggunaan Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2018 yang menyatakan
bahwa ADD dapat digunakan untuk belanja lainnya yang salah satunya
adalah biaya operasional pemerintah desa maksimal 25%.
58
Disisi lain, pelaporan dan pertanggungjawaban Dana Desa secara
terpisah juga diambil dari Dana Desa tahun 2018 itu sendiri dalam pos
dokumentasi yang anggarannya berkisar antara Rp.100.000,00 sampai
Rp.350.000,00 untuk setiap program atau kegiatan. Rincian penggunaan
Dana Desa tahun 2018/2019 untuk masing-masing program dan kegiatan
memang tidak diatur, namun besaran anggaran dokumentasi tersebut secara
tidak langsung dapat dikatakan wajar karena telah dievaluasi dan diketahui
oleh pemerintah Kecamatan Sanrobone sebagaimana Peraturan Bupati
Takalar Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Desa Pasal 21 dan Pasal 22 menyatakan bahwa camat melalui Tim Evaluasi
APBDesa bertugas mengevaluasi rancangan peraturan desa tentang
APBDesa dan dapat mencoret serta meminta penyempurnaan kepala desa
apabila rancangan tersebut tidak sesuai dengan kepentingan umum dan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan Dana
Desa di Desa Tonasa tahun 2018/2019 berdasarkan kepatuhan biaya
prosedur telah terwujud. Hal tersebut karena seluruh biaya prosedur yang
dianggarkan dan digunakan oleh pemerintah Desa Tonasa telah taat dan
sesuai dengan Peraturan Bupati Takalar Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2018/2019,
Peraturan Bupati Takalar Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa, dan Peraturan Bupati Takalar Nomor 5 Tahun
2016 tentang Pedoman Penggunaan Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran
2018/2019.
59
3. Kinerja desa terhadap program yang dijalankan
Hasil dari program yang dijalankan berkaitan dengan penyataan
pencapaian hasil dari pelaksanaan program yang sumber pembiayaannya
berasal dari Dana Desa. Pengelolaan Dana Desa di Desa Tonasa tahun
2018/2019 berdasarkan ini merupakan pertanggungjawaban pemerintah Desa
Tonasa untuk menjawab dan menerangkan hasil dari pelaksanaan program
dan kegiatan kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk
meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Berdasarkan hasil penelitian, Dana Desa di Desa Tonasa tahun 2018
yang 91% diperuntukkan bagi bidang pembangunan dapat mencapai realisasi
output sebesar 100% sesuai dengan RKPDesa dan APBDesa Tonasa tahun
2018 berupa 18 program dan kegiatan pembangunan terlaksana,
menghasilkan 15 unit bangunan fisik baru dan 1 bangunan fisik hasil
rehabilitasi yang dapat dilihat, dirasakan dan digunakan oleh masyarakat
secara langsung. Output fisik tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Ditahun selanjutnya, 2019 sebesar 9% Dana bidang pemberdayaan
pada tahun 2019 digunakan untuk pemberdayaan aparatur pemerintah Desa
Tonasa menghasilkan output fisik berupa RKPDesa dan APBDesa yang
merupakan dokumen rutin yang harus disusun oleh pemerintah Desa Tonasa
setiap tahun, data potensi, monografi dan kependudukan desa serta
perangkat wifi yang dipasang di kantor desa. Sepeti yang dijelaskan salah
seorang informan bahwa”
”Output berupa data potensi, monografi dan kependudukan desa masih
berupa kuisioner data kasar yang belum diolah menjadi data lengkap dalam
60
bentuk dokumen profil maupun monografi desa sesuai dengan ouput yang
direncanakan dalam RKPDesa dan output berupa perangkat wifi hanya
terbatas untuk digunakan oleh perangkat desa pada saat jam kerja saja,
belum dapat dimanfaatkan oleh masyarakat”
Temuan output non-fisik bidang pemberdayaan Dana Desa tidak dapat
dijelaskan secara pasti oleh Kepala Seksi Pemerintahan yang memegang
tugas dan tanggungjawab pelaksanaan bidang pemberdayaan Dana Desa di
Desa Tonasa tahun 2019. Hal tersebut karena kegiatan yang dilakukan masih
bersifat sosialisasi dan belum ada tindak lanjut yang dilakukan oleh
pemerintah desa, sehingga hanya menghasilkan pengetahuan. Namun Output
fisik dan non-fisik Dana Desa bidang pemberdayaan yang dihasilkan, selain
tidak dapat mencapai output yang ditentukan, pada kenyataannya juga tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
Hasil dari program yang dijalankan berkaitan dengan pernyataan hasil
dan pencapaian dari pelaksanaan program berdasarkan penyataan tersebut,
pencapaian hasil program dan kegiatan menjadi salah satu unsur penting
dalam penciptaan kinerja aparat yang efektif dalam mengelolaan dana desa.
Oleh karena itu, hasil program dan kegiatan yang tidak dapat tercapai oleh
pemerintah Desa Tonasa sesuai rencana menunjukkan bahwa terdapat
masalah yang menjadi kendala terwujudnya pengelolaan Dana Desa tahun
2018 dan 2019.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja apparat
dalam pengelolaan Dana Desa di Desa Tonasa tahun 2018 dan 2019
berdasarkan hasil dari program yang dijalankan belum terwujud. Hal tersebut
karena output dari bidang pemberdayaan belum berhasil terwujud, meskipun
61
output bidang pembangunan dapat terwujud. Selain itu, output fisik dan non-
fisik bidang pemberdayaan juga bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku terkait prioritas penggunaan Dana Desa
tahun 2018 dan 2019.
4. Kinerja desa terhadap kesesuaian antara target dan pencapaian
program
Kesesuaian antara target dan pencapaian program berkaitan dengan
pertimbangan apakah tujuan dari program dan kegiatan yang pembiayaannya
bersumber dari Dana Desa yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai
atau tidak. Pengelolaan Dana Desa di Desa Tonasa tahun 2018 dan 2019
adalah pertanggungjawaban pemerintah Desa Tonasa atas pencapaian tujuan
dari hasil pelaksanaan program dan kegiatan Dana Desa.
Berdasarkan hasil penelitian, tujuan Dana Desa tahun 2018 dan 2019 di
bidang pembangunan berhasil tercapai, karena output-nya dapat memenuhi
kebutuhan dan menyelesaikan permasalahan masyarakat terutama di bidang
pendidikan dan kelestarian lingkungan sekaligus kesehatan lingkungan
pemukiman.
Namun disisi lain, tujuan di bidang pemberdayaan belum mampu
tercapai secara maksimal, karena output yang dihasilkan tidak mendukung
pencapaian peningkatan kualitas aparatur pemerintah desa yang menjadi
tujuan pemberdayaan Dana Desa tahun 2018 dan 2019.
Adapun penjelasan dari salah seorang informan yang menjelaskan
terkait belum maksimalnya output karena:
62
“kemudahan akses internet di kantor balai desa memang dapat
digunakan, ntapi juga belum mampu ikut dinikmati dan dimanfaatkan oleh
masyarakat”
Tujuan dari bidang pemberdayaan Dana Desa tahun 2018 dan 2019
yang ditetapkan pemerintah Desa Tonasa pada dasarnya juga bertentangan
karena kurang memproritaskan pada kegiatan yang meningkatkan kapasitas
warga atau masyarakat desa dalam pengembangan wirausaha, peningkatan
pendapatan, serta perluasan skala ekonomi individu warga atau kelompok
masyarakat dan desa. Oleh karena itu, tujuan program dan kegiatan yang
tidak dapat tercapai oleh pemerintah Desa Tonasa dalam bidang
pemberdayaan menunjukkan bahwa terdapat masalah yang menjadi kendala
terwujudnya pengelolaan Dana Desa tahun 2018 dan 2019 yang efektif.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan Dana
Desa yang efektif di Desa Tonasa tahun 2018 dan 2019 berdasarkan
kesesuaian antara target dan pencapaian program belum terwujud. Hal
tersebut karena tujuan bidang pemberdayaan belum tercapai maksimal
melalui output yang dihasilkan, meskipun tujuan di bidang pembangunan
dapat tercapai. Selain itu, tujuan bidang pemberdayaan yang ditetapkan
pemerintah Desa Tonasatersebut tidak sesuai dengan tujuan Dana Desa
tahun 2018 dan 2019.
5. Kinerja desa terhadap pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban berkaitan dengan kewajiban untuk melaporkan
Dana Desa dari pimpinan pengelola dan pelaksana Dana Desa di tingkat
kepada pimpinan eksekutif. Pengelolaan Dana Desa tahun 2018 dan 2019
63
merupakan kewajiban untuk menjawab dan menerangkan pengelolaan Dana
Desa tahun 2018 dan 2019 dari pimpinan pengelola dan pelaksana Dana
Desa di tingkat desa dalam hal ini kepala desa sebagai pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan desa kepada pimpinan eksekutif diatasnya dalam hal
ini bupati/walikota.
Seperti yang di ungkapkan salah seorang informan bahwa:
“kami terlambat menyetorkan laporan peneyelesaian pengerjaan
bangunan dan jembatan karena lambatnya penyelesaian sehingga laporan
juga terlambat di kerjakan”
Berdasarkan hasil penelitian, kewajiban pertanggungjawaban keatas
belum dilakukan secara disiplin oleh pemerintah Desa Tonasa, dimana Kepala
Desa Tonasa menyerahkan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa tahun
2018 dan 2019 tahap I pada minggu pertama Agustus dan tahap II pada
minggu keempat September. Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan
Peraturan dimana penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana Desa
kepada Bupati tahap I paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun anggaran
berjalan, tahap II paling lambat minggu kedua bulan September tahun
anggaran berjalan, dan tahunan paling lambat minggu kedua bulan Maret
tahun anggaran berikutnya.
Pertanggungjawaban keatas menunjukan adanya kewajiban untuk
melaporkan dari pimpinan puncak dalam bagian tertentu kepada pimpinan
eksekutif. Berdasarkan pernyataan tersebut, menunjukkan bahwa salah satu
bentuk kierja yang efektif adalah pelaporan dan pertanggungjawaban keatas.
Selain itu, kefektivan pengelolaan Dana Desa tahun 2018 dan 2019 keatas
seharusnya dikoordinasikan oleh Camat setempat menyampaikan laporan
64
realisasi penggunaan Dana Desa tahap I, tahap II dan laporan realisasi Dana
Desa tahunan kepada bupati. Oleh karena itu, bila pelaporan dan
pertanggungjawaban pengelolaan Dana Desa tahun 2018 dan 2019 dari
kepala Desa Tonasa kepada Bupati tidak dilakukan sesuai dengan peraturan
yang berlaku, maka upaya penciptaan pengelolaan Dana Desa yang efektif
tahun 2018 dan 2019 tidak berhasil dilakukan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja desa dalam
pengelolaan Dana Desa di Desa Tonasa tahun 2018 dan 2019 berdasarkan
pertanggungjawaban keatas belum terwujud.
Adapun hal yang mendasari sehingga diakatakan belum terwujud
menurut salah seorang informan yang merupakan tokoh masyarakat
mengatakan bahwa:
“pelaporan dan penyampaian informasi mengenai pengelolaan Dana
Desa tahun 2018 dan 2019 oleh pemerintah Desa Tonasa tidak menyentuh
dan sampai kepada masyarakat karena tidak terdapat media komunikasi
sekaligus pelaporan pengelolaan Dana Desa tahun 2018 dan 2019 yang
dipasang di kantor pemerintah Desa Tonasa maupun di titik-titik yang
dianggap strategis yang dapat diakses masyarakat”
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pemerintah Desa Tonasa, dalam
hal ini Kepala Desa Tonasa gagal melaksanakan pertanggungjawaban
kepada masyarakat padahal pedoman Pengelolaan Keuangan Desa Pasal 38
yang mengamanatkan bahwa laporan realisasi dan laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa diinformasikan kepada
masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah diakses
oleh masyarakat.
65
Selanjutnya kegagalan pertanggungjawaban kebawah atau kepada
masyarakat dan stakeholders dijelaskan salah seorang informan bahwa:
“apparat pemerintah desa Tonasa masih banyak yang tidak memiliki
kompetensi dibidangnya dalam mengelola dana desa, belum lagi pelaksanaan
program kadang-kadang tidak melibatkan seluruh apparat desa sehingga
terjadi miss komunikasi dengan apparat yang ada dilapangan”
Kepala Desa Tonasa melaksanakan pertanggungjawaban kebawah
dalam pengelolaan Dana Desa tahun 2018 dan 2019 melalui rapat resmi dan
koordinasi serta diskusi tidak resmi yang melibatkan seluruh perangkat Desa
Tonasa Hal tersebut merupakan bentuk pertanggungjawaban kebawah yang
berkaitan dengan konsep partisipatif
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja desa dalam
pengelolaan Dana Desa di Desa Tonasa tahun 2018 dan 2019 berdasarkan
pada ke empat aspek yang telah diuraikan sebelumnya belum efektif.
Ketidakefektifan kinerja desa Tonasa selanjutnya membawa hasil pada tidak
efektifnya pengelolaan dana desa dan ikut juga mempengaruhi hasil atau
output setiap program yang dilaksanakan.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Rasio efektivitas
Tingkat efektifitas mengenai kemampuan pemerintah desa dalam
merealisasi keuangan dana desa. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa efektivitas pengelolaan dana di desa Tonasa kecamatan
Sanrobone kabupaten Takalar efektif dengan tingkat efektivitas yaitu
tahun 2018 realisasi dana desa 1.923.201.400 dan target dana desa
berada diangka 1.811.335.000 hal ini menunjukkan tingkat efektivitas
pengelolaan Angaran dana desa bisa dikatakan efektif karena
pencapaiannya berada 1,06% atau diangka 100%. Meskipun
mengalami penurunan di tahun 2019 dibandingkan dengan tahun 2018
akan tetapi tidak mengalami pengaruh yang signifikan karena realisasi
dana desa pada tahun 2019 berada pada nilai 1.077.791.000 dengan
target dana desa yang berada dalam nilai 998.451.108 hal ini bisa
dikatakan bahwa pengolalaan APBDes Desa Tonasa Efektif karena
berada di presentasi 1,07% dibandingkan pada tahun 2018 berada di
presentasi 1,06%.
2) Berdasarkan hasil pembahasan, bahwa dari 5 aspek kinerja desa
dalam pengelolaan ataupun penggunaan dana desa diperoleh bahwa
tingkat efektifitas sangat berjalan efektif meskipun dalam
pengelolaannya menemu hambatan seperti terdapat 1 aspek yang
dinilai efektif yaitu pada Kinerja desa terhadap prosedur biaya, biaya
prosedur telah terwujud, sedangkan keempat aspek lainnya yaitu
66
67
prosedur kerja, hasil dari program yang dijalankan, kesesuaian antara
target dan pencapaian program kesesuaian antara target dan
pencapaian program, dan pertanggung jawaban belum berjalan baik.
B. Saran
Sesuai dengan hasil penelitian dan hal-hal yang terkait mengenai
keterbatasan penelitian maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
Bagi Pemerintah Desa Tonasa
a. pemerintah desa tonasa dapat meningkatkan pengelolaan keuangan
serta meningkatkan efektivitas desanya.
b. dalam mewujudkan suatu desa yang akuntabilitas dan transparansi
sangat dibutuhkan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan APBDes
yang telah ditetapkan oleh kepala desa sesuai dengan aspirasi
masyarakat.
c. dalam pembangunan dan pemberdayaan serta mewujudkan agar desa
lebih maju serta menonjol serta pemasukan sumber dana APBDes
harus tepat waktu sesuai dengan peraturan pemerintah diperlukan
sosialisasi yang lebih efisien.
1. Bagi peneliti selanjutnya
a. diharapkan agar dapat lebih meningkatkan penelitian yang berkaitan
dengan pengelolaan keuangan dan kinerja aparatur pemeritah desa
serta menambah rasio-rasio keuangan dalam menganalisis APBDes.
b. Dalam penelitian selanjutnya diharapka dapat menambah tahun
anggaran pada penelitian ini agar penelitian ini lebih akurat.
68
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shidiqq, E. A. (2018). Akuntansi Pengelolaan Dana Desa sebagai
upaya Pencegahan Korupsi Pengelolaan Dana Desa. Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang, (Online), Vol. 4 No. 1, (diakses 12 juni2019).
Fahlevi, F. M. (2017). Determinan Kinerja Pengelolaan Keuangan Desa(Studi Pada Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen Aceh). Jurnal Akuntansi dan Investasi, (Online), Vol. 18, No. 2, (http://journal.umy.ac.id/index.php/ai, diakses 12 Juni 2019).
Fahri, L. N. (2017). Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Dana Desa terhadap Keuangan Desa dalam meningkatkan Efektivitas Program Pembangunan Desa. Halim, A. (2007). Akuntansi Keuangan Daerah. Yogyakarta, Salemba Empat. Jurnal Publik, (Online), Vol.11, No.01,(diakses 13 Mei 2019).
Gibson. (2015). Perilaku Organisasi, Edisi 16. Jakarta.
Harahap, I. A. (2018). Efektifitas Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Sijungkan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan. Jurnal Ilmu Dakwah dan Pengembangan Masyarakat, (Online), Vol. 1, No. 1,(jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id, diakses13 Mei 2019).
Indriantoro, N., & Bambang, S. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. (diakses 13 Juni 2019).
I Wayan Saputra (2016) dalam penelitian yang berjudul Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Pada Desa Lembean Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli Tahun 2009-2014. Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE) Volume: 6 Nomor: 1 Tahun: 2016. Universitas Pendidikan Ganesha.
Kholmi, M. (2016, juli). Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa: Studi di Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang.Ekonomi-Bisnis, (Online), Vol. 07, No. 02, (http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jeb, diakses 13 Mei 2019).
Lantino, W. (2018). Analisis Rasio Keuangan Daerah Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Kantor Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aset Daerah (BPPKAD) Di Kota Surakarta. (eprints.ums.ac.id>NASPUB, diakses 12 Juni 2019).
68
69
Misbahul, A., & Jatmiko, B. (2012). Kontribusi Dan Peran Pengelolaan Keuangan Desa Untuk Mewujudkan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa Yang Transparan Dan Akuntabel (Survey Pada Perangkat Desa Di Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta). (ekonomi.upy.ac.id, diakses 15 Juni 2019).
Nuning Fatimatuzzahro, Sulsalman Moita, Megawati Asrul Tawulo. 2020. Efektivitas Pengelolaan Dana Desa (Dd) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Studi Di Desa Atari Jaya Kecamatan Lalembuu Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Volume 1 No 1 Juni 2020. Universitas Halu Oleo, Kendari.
Novita, D.(2016). Analisis Efisiensi Dan Efektifitas Pengelolaan Anggaran Dana Desa Tahun 2015 Di Kecamatan Leuwikang Kabupaten BogorProvinsi Jawa Barat.(repository.uinjkt.ac.id, diakses 17 juli 2019).
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa. (2014).
Wasistiono, Sadu dan Irwan Tahir. 2007. Prospek Pembangunan Desa. Bandung: Fokus mediaPeraturan MenteriDalam Negeri No. 13 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan Dan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintah Desa.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
Umar, H. (2013). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tensis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers.
Yunianti, U. (2015). Analisis Eisiensi Dan Efektifitas Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDesa). Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta, (Online), (repository.upy.ac.id, diakses 15 Juni 2019).
70
LAMPIRAN
71
Lampiran 1
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDes)
Di Desa Tonasa Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar
1. Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Desa Per Sumber Dana Desa Tonasa Tahun Anggaran
2018
2. Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Desa Per Sumber Dana Desa Tonasa Tahun Anggaran
2019
72
Lampiran 2
Analisis Perhitungan APBDes Desa Tonasa Kecamatan Sanrobone
Kabupaten Takalar Tahun Anggaran 2018-2019
Perhitungan Rasio Efektivitas APBDes Desa Tonasa Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar Tahun Anggaran 2018-2019
Tahun Realisasi
Dana Desa
Target Dana
Desa
Rasio
Efektivitas
Kesimpulan
2018 1.923.201.40
0
1.811.335.00
0
1,06% Tidak efektif
2019 1.077.791.00
0
998.451.108 1,07% Tidak efektif
(Sumber: Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes Per
Sumberdana Pemerintah Desa Tonasa Tahun Anggaran 2018-2019)
73
Lampiran 3
Wawancara
Efektivitas Pengelolaan Dana Desa Terhadap Kinerja Aparat Desa di
Desa Tonasa Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar
A. Wawancara dengan kepala desa beserta perangkat desa
1. Berapa Dana ADD yang turun dari Pemerintah Pusat dan di Alokasikan
untuk apa saja Dana tersebut ?
Jawab:
Dana Alokasi Dana Desa Rp. 864.303.600
1. penghasilan tetap dan tunjangan
2. penyediaan Operasional Pemerintah Desa (Rapat, ATK, makan dan
minum, pakaian seragam, listrik dll)
3. penyediaan tunjangan BPD (rapat, ATK, makan dan minum,
pakaian seragam, listrik dll)
4. penyediaan sarana (Aset tetap) Perkantoran/Pemerintah
2. Bagaimana proses Pengelolaan Alokasi Dana Desa ?
Jawab:
Proses pengelolaannya di tuangkan dalam Peraturan Desa tentang
APBDesa
3. Bagaimana perencanaan dan pengawasan dalam Pengelolaan Alokasi
Dana Desa ?
Jawab:
74
Perencanaan: Dimusyawarakan di desa apa yang menjadi prioritas Apa
yang menjadi kebutuhan masyarakat
Pengawasan: Diawasi oleh BPD dan tokoh masyarakat, inspektorat,
pemerintah kabupaten
4. Apakah ada kendala daripelaksanaan pembangunan terkait Alokasi
Dana Desa, serta mamfaatnya apa saja ?
Jawab:
Kendala : kalau musim hujan tidak bisa bekerja
Mamfatnya : meningkatkan kesejahteraan masyarakat
5. Bagaimana Bentuk Pertanggung Jawaban mengenai Pelaksanaan
Pembangunan terkait Alokasi Dana Desa ?
Jawab:
Pertanggung jawabannya dalam bentuk pelaporan dokumen/ laporan
pertanggung jawaban (LPJ)
B. Wawancara dengan masyarakat desa tonasa
1. Bagaimana Transparansi Dana mengenai dana ADD ?
Jawab:
Pembuatan baleho papan transparansi
2. Untuk partisipasi masyarakatnya gimana pak ?
Jawab:
Partisipasi masyarakat menghibahkan lahannya yang dikena lokasi seperti
pembuatan jalan tani
75
3. Apakah dalam perencanaan pembangunan desa melibatkan
masyarakat ?
Jawab:
Ya
76
77
RIWAYAT HIDUP
Sunarti, panggilan Narti lahir di Takalar pada tanggal 9
november 1997 anak ke satu dari pasangan suami istri
Bapak Makmur dan Ibu Marwah. Penulis menempuh
pendidikan pertama di sekolah dasar di SD Swasta
Swadaya Andhika mulai tahun 2003 sampai dengan
tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1
Mappakasunggu pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Takalar pada tahun 2012 sampai
dengan tahun 2015, kemudian melanjutkan keperguruan tinggi dengan
mengambil jurusan/program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berkat rahmat dan karunia Allah SWT, dan iringan doa dari kedua orang
tua serta saudara dan orang-orang terkasih hingga dapat menyelesaikan
studi di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan tersusunnya skripsi
yang berjudul “ Efektivitas Pengelolaan Dana Desa Terhadap Kinerja
Aparat Desa di Desa Tonasa Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar”.