63
EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA ( Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung Semester Genap T.P. 2015/2016) Skripsi Oleh DELLA ANGGRAINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARIKEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

( Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung SemesterGenap T.P. 2015/2016)

Skripsi

Oleh

DELLA ANGGRAINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

Neti Nurhasanah

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DITINJAUDARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung SemesterGenap T.P. 2015/2016)

Oleh

DELLA ANGGRAINI

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Problem

Based Learning ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. Populasi

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung

yang terdistribusi dalam 12 kelas. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII-A

dan VII-B yang dipilih dengan teknik purposive random sampling. Penelitian ini

menggunakan desain pretest–posttest control group design. Berdasarkan hasil

penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa PBL tidak efektif ditinjau dari

kemampuan komunikasi matematis siswa.

Kata kunci: efektivitas, problem based learning, komunikasi matematis

Page 3: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARIKEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung SemesterGenap T.P. 2015/2016)

Oleh

Della Anggraini

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan MatematikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 4: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat
Page 5: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat
Page 6: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat
Page 7: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 1 Desember 1994.

Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Khotman dan

Ibu Rita Wati.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Aisyah Bustanul

Athfal 2 Bandar Lampung pada tahun 2000, pendidikan dasar di SD Al-Azhar 2

Bandar Lampung pada tahun 2006, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri

22 Bandar Lampung pada tahun 2009, dan pendidikan menengah atas di SMA

Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan di

Universitas Lampung pada tahun 2012 melalui jalur mandiri Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan mengambil program studi

Pendidikan Matematika. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

desa Penyandingan, Kecamatan Bengkunat Belimbing, Kabupaten Pesisir Barat

dan menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Bangkunat

Belimbing.

Page 8: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

Don’t wait till tomorrow what you can do today

Moto

Page 9: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

Persembahan

Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha SempurnaSholawat serta Salam Selalu Tercurah Kepada Uswatun Hasanah

Rasululloh Muhammad SAW

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta & kasih sayangkukepada:

Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Khotman dan Ibu Rita Wati yangtelah memberikan kasih sayang, semangat, dan doa . Sehingga anak muini yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya.

Kakakku Azhari Ramandha yang telah memberikan dukungan dansemangatnya padaku.

Seluruh keluarga besar pendidikan matematika 2012, yang terusmemberikan do’anya, terima kasih.

Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran.

Semua sahabat yang begitu tulus menyayangiku dengan segalakekuranganku.

Almamater Universitas Lampung tercinta.

Page 10: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

SANWACANA

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat

diselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah atas manusia yang

akhlaknya paling mulia, yang telah membawa perubahan luar biasa, menjadi

uswatun hasanah, yaitu Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Problem Based Learning Ditinjau dari

Kemampuan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa

Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung T.P. 2015/2016) adalah salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Ayah (Khotman) dan Ibu (Rita Wati) tercinta, atas perhatian dan kasih sayang

yang telah diberikan selama ini yang tidak pernah lelah untuk selalu

mendoakan yang terbaik.

2. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku dosen Pembimbing

Akademik sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan

Page 11: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

iii

waktunya untuk membimbing, memberikan perhatian, dan memotivasi selama

penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

3. Ibu Dra. Arnelis Djalil, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan

pemikiran, kritik, dan saran kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Ibu Dra. Rini Asnawati, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberi

masukan dan saran-saran kepada penulis.

5. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA yang telah

memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

9. Ibu Dra. Hj. Rita Ningsih MM., selaku Kepala SMP Negeri 22 Bandar

Lampung yang telah memberikan izin penelitian.

10. Ibu Hj. Ningdyah S, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak membantu

dalam penelitian.

11. Ibu Hj. Rina Wati, S.Pd., yang telah memberikan kasih sayang, semangat, dan

do’a selama melaksanakan penelitian.

Page 12: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

iv

12. Siswa/siswi kelas VII A dan VII B SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2015/2016, atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin.

13. Kakakku (Azhari Ramandha) dan keluarga besarku yang telah memberikan

doa, semangat, dan motivasi kepadaku.

14. Sahabat kecilku Anisa Ryasti terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

15. Sahabat klasik Betty indah Rahmawati, Ajeng Kania Dini, Sabella Kintani,

Rizki Ananda N, Tiara Anggun P, Riska Avinda, Yatia Rara, Mukti Artha S,

Devilia Sistantri, Ria Shella, dan Muhammad Septian terima kasih selalu

memberikanku dukungan.

16. Sahabat seperjuangan Resti Ayu Wardhani terima kasih atas kenangan indah

yang telah dilalui bersama.

17. Sahabat yang selama ini selalu bersama Maya Shella, Reysti Betharia, Zachra

Dilya, Reza Selvia, Rian Ayatullah, Nidya Zahra, Nur Annisa, Titi Andara,

Talitha Nabilla, Ruben Andreas J, dan Achmad Ricky D terima kasih atas

kebersamaan dan bantuan yang diberikan selama ini.

18. Teman-teman karibku tersayang di Pendidikan Matematika angkatan 2012

Kak Lela, Suci, Devi, Fitri, Rini, Mila, Heni, Agata, Utari, Ewi, Elok, Dewi,

Arbai, Aji, Catur, Yana, Nana atas kebersamaannya selama ini dan semua

bantuan yang telah diberikan. Semoga kebersamaan kita selalu menjadi

kenangan yang terindah.

19. Kakak-kakakku kak Hani Ervinha Pansa, Kak Muthi'ah Karimah, Kak Fitri

Fatmawati, Kak Veni Anita Sari dan Kak Emi Rodhiyatun terima kasih atas

kebersamaannya.

Page 13: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

v

20. Teman-teman KKN di Desa Penyandingan dan PPL di SMA Negeri 1

Bangkunat Belimbing atas kebersamaan yang penuh makna dan kenangan.

21. Almamater tercinta yang telah mendewasakanku.

22. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan pada

penulis mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga

skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Februari 2016

Penulis

Della Anggraini

Page 14: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL............................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8

E. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 10

A. Tinjauan Pustaka ..................................................... ............................... 10

1. Efektivitas Pembelajaran..................................................................... 10

2. Problem Based Learning (PBL) ......................................................... 12

3. Model Konvensional ........................................................................... 15

4. Kemampuan Komunikasi Matematis .................................................. 17

B. Kerangka Pikir................................................................... ..................... 19

C. Anggapan Dasar ...................................................................................... 23

D. Hipotesis.................................................................................................. 23

1. Hipotesis Umum ............................................................................... 23

Page 15: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

vii

2. Hipotesis Khusus............................................................................... 24

III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 25

A.Populasi dan Sampel ................................................................................ 25

B.Desain Penelitian...................................................................................... 25

C. Prosedur Penelitian.................................................................................. 26

D. Data Penelitian ........................................................................................ 27

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 27

F. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya .......................................... 28

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ....................................... 33

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 40

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 40

B. Pembahasan ............................................................................................. 45

V. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 52

LAMPIRAN....................................................................................................... 56

Page 16: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Fase-Fase PBL.................................................................................. 14

Tabel 3.1 Desain Penelitian.............................................................................. 26

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Soal Kemampuan Komunikasi Matematis ..... 29

Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Reliabilitas......................................................... 30

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Daya Pembeda...................................................... 31

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ............................................... 32

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba ...................................................... 33

Tabel 3.7 Interpretasi Hasil Perhitungan Gain ................................................. 34

Tabel 3.8 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Gain KemampuanKomunikasi Matematis .................................................................... 35

Tabel 3.9 Rekapitulasi Uji Homogenitas Varians Gain ................................... 37

Tabel 4.1 Data Skor Awal Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa.......... 40

Tabel 4.2 Data Skor Akhir Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa......... 41

Tabel 4.3 Data Gain Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa................... 42

Tabel 4.4 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata KemampuanKomunikasi Matematis .................................................................... 43

Tabel 4.5 Hasil Uji Proporsi Data Kemampuan Komunikasi Matematis ........ 43

Tabel 4.6 Pencapaian Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis ............ 44

Page 17: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A.1 Silabus Pembelajaran................................................................. 57

Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Kelas Eksperimen...................................................................... 63

Lampiran A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ....... 93

Lampiran A.4 Lembar Kerja Kelompok (LKK)............................................... 118

Lampiran B.1 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ......... 155

Lampiran B.2 Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ......................... 158

Lampiran B.3 Kunci Jawaban Soal Tes Kemampuan KomunikasiMatematis.................................................................................. 160

Lampiran B.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan KomunikasiMatematis.................................................................................. 163

Lampiran B.5 Form Penilaian Validitas........................................................... 164

Lampiran B.6 Surat Keterangan Validitas ....................................................... 166

Lampiran C.1 Nilai Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa padaKelas Uji Coba .......................................................................... 168

Lampiran C.2 Analisis Reliabilitas Hasil Tes Kemampuan KomunikasiMatematis Siswa pada Kelas Uji Coba ..................................... 169

Lampiran C.3 Analisis Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran HasilTes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa padaKelas Uji Coba .......................................................................... 170

Lampiran C.4 Nilai Tes Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaKelas PBL ................................................................................. 171

Page 18: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

x

Lampiran C.5 Nilai Tes Kemampuan Komunikasi MatematisKelas Konvensional .................................................................. 173

Lampiran C.6 Skor Gain Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaKelas PBL ................................................................................. 175

Lampiran C.7 Skor Gain Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaKelas Konvensional .................................................................. 176

Lampiran C.8 Uji Normalitas Data Gain KemampuanKomunikasi Matematis Siswa Kelas PBL ................................ 177

Lampiran C.9 Uji Normalitas Data Gain KemampuanKomunikasi Matematis Siswa Kelas Konvensional ................. 180

Lampiran C.10 Uji Homogenitas Varians Gain antara Kelas PBLdan Kelas Konvensional............................................................ 183

Lampiran C.11 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Skor PeningkatanKemampuan Komunikasi Matematis Siswa ............................. 185

Lampiran C.12 Uji Proporsi Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaKelas PBL ................................................................................. 188

Lampiran C.13 Analisis Indikator Tes Kemampuan AwalKomunikasi Matematis Siswa Kelas PBL ................................ 190

Lampiran C.14 Analisis Indikator Tes Kemampuan AwalKomunikasi Matematis Siswa Kelas Konvensional ................. 192

Lampiran C.15 Analisis Indikator Tes Kemampuan AkhirKomunikasi Matematis Siswa Kelas PBL ................................ 194

Lampiran C.16 Analisis Indikator Tes Kemampuan AkhirKomunikasi Matematis Siswa Kelas Konvensional ................. 196

Lampiran D.1 Surat Penelitian Pendahuluan.................................................... 199

Lampiran D.2 Surat Izin Penelitian .................................................................. 200

Lampiran D.3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian......................... 201

Page 19: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah membawa perubah-

an di setiap aspek kehidupan. Berbagai aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi

mewarnai dan menjadi salah satu faktor penting penunjang aktivitas manusia

dalam memenuhi kebutuhannya. Keadaan ini menunjukkan betapa pentingnya

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu berkontribusi serta me-

miliki kesempatan yang lebih baik dalam menghadapi persaingan yang semakin

terus berkembang.

Untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi seseorang membutuhkan

suatu pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2003) menyatakan bahwa

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif me-ngembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilanyang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan manusia-manusia Indonesia yang

beriman dan bertaqwa dan memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang memadai, sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2003) yang menyatakan bahwa

Page 20: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

2

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan me-ngembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang berimandan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, ke-pribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab ke-masyarakatan dan kebangsaan.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, jelas bahwa pendidikan mem-

punyai peran yang sangat penting dalam membentuk sumber daya manusia men-

jadi lebih berkualitas sekaligus memiliki karakter kepribadian baik.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 (Depdiknas, 2006) menyatakan

bahwa matematika sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan tek-

nologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan

daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan ko-

munikasi saat ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bi-

langan, aljabar, analisis, teori peluang, dan diskrit. Untuk menguasai dan men-

ciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat

sejak dini. Sehingga, matematika penting untuk diajarkan mulai dari tingkat

sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Pentingnya pembelajaran matematika sebagai bagian dari proses pendidikan di-

atur juga oleh pemerintah, dalam hal ini Badan Standar Nasional Pendidikan

(2006: 345) menyatakan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik

dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta

kemampuan bekerjasama. Hal ini juga dipertegas oleh, Depdiknas (2004: 387)

untuk dapat menguasai dan menciptakan teknologi serta bertahan di masa depan

Page 21: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

3

diperlukan penguasaan ilmu pendidikan matematika yang kuat sejak dini. Dengan

demikian, pelajaran matematika penting untuk diberikan karena pelajaran ma-

tematika dapat mengembangkan kemampuan serta keterampilan yang sangat di-

perlukan dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan yang selalu berubah.

Kemampuan komunikasi dalam pelajaran matematika sangat diperlukan bagi

siswa. Hal ini sesuai dengan tujuan mata pelajaran matematika sekolah menengah

yang tercantum dalam NCTM (2000) yaitu: (1) komunikasi matematika, (2) pe-

nalaran matematika, (3) pemecahan matematika, (4) koneksi matematika, (5) rep-

resentasi matematika. Selain itu, pentingnya kemampuan komunikasi matematis

tercantum pula dalam kurikulum matematika sekolah menengah KTSP 2006

dalam Sumarmo (2012: 18) yaitu komponen tujuan pembelajaran matematika

salah satunya adalah dapat mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,

diagram, atau ekspresi matematik untuk memperjelas keadaan atau masalah dan

memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa

ingin tahu, perhatian, minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet, dan

percaya diri dalam pemecahan masalah. Oleh sebab itu, kemampuan komunikasi

matematis merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh siswa

dalam belajar matematika.

Menurut Baroody dalam Yonandi (2010), ada dua alasan kemampuan komunikasi

matematis penting untuk dikembangkan. Pertama, matematika merupakan sebuah

bahasa bagi matematika itu sendiri. Matematika tidak hanya merupakan alat

berpikir yang membantu kita untuk menemukan pola, memecahkan masalah, dan

menarik kesimpulan, tetapi juga sebuah alat untuk mengkomunikasikan pikiran

Page 22: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

4

kita tentang berbagai ide dengan jelas, tepat dan ringkas. Kedua, pembelajaran

matematika merupakan aktivitas sosial. Aktivitas ini meliputi komunikasi antara

guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Berkomunikasi dengan teman

sebaya sangat penting untuk pengembangan keterampilan berkomunikasi. Ko-

munikasi dengan teman sebaya dapat membantu siswa lebih memahami materi

karena dengan teman sebaya siswa dapat mengungkapkan materi matematika

dengan bahasa informal yang lebih mudah dipahami. Selain itu, menurut

Guerreiro dalam Izzati dan Suryadi (2010), komunikasi matematis merupakan alat

bantu dalam transmisi pengetahuan matematika atau sebagai fondasi dalam mem-

bangun pengetahuan matematika. Dengan komunikasi, siswa dapat memperoleh

pengetahuan, mengungkapkan ide-ide yang mereka miliki atau mengekspresikan

konsep-konsep yang dimilikinya untuk menyelesaikan suatu masalah matematis

sehingga guru mampu mengetahui ketidakpahaman siswa mengenai suatu materi

yang diajarkan.

Meskipun kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan

yang harus dimiliki oleh siswa, namun kenyataan dilapangan masih banyak siswa

yang belum terampil menyelesaikan suatu masalah matematika yang berkaitan

dengan kemampuan komunikasi. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian Istiqomah

(2007), Rohaeti (2003), dan Qohar (2009) yang menyatakan rendahnya ke-

mampuan komunikasi matematis siswa baik secara lisan ataupun tulisan. Hal ini

mungkin disebabkan siswa tidak dibiasakan dalam mengemukakan pendapat/ga-

gasan/ide dalam pembelajaran disekolah, padahal siswa yang mampu meng-

komunikasikan idenya baik secara lisan atau tulisan, akan lebih banyak me-

nemukan cara penyelesaian suatu permasalahan.

Page 23: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

5

Hasil temuan rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa Indonesia tidak

hanya di ungkapkan dari para peneliti nasional. Akan tetapi, hasil penelitian

internasional seperti Programme for International Student Assesment (PISA).

Indonesia sudah mengikuti PISA tahun 2000, 2003, 2006, 2009 dan 2012. Pada

tahun 2012 rata-rata kemampuan membaca, matematika, dan sains untuk siswa

Indonesia menduduki peringkat kedua terbawah dari 65 negara di dunia yang ikut

serta. Skor untuk kemampuan matematika adalah 375 peringkat ke 64 dengan

skor rata-rata matematika dunia adalah 494 (OECD, 2013: 19). Literasi

matematika pada PISA tersebut fokus kepada kemampuan siswa dalam meng-

analisa, memberikan alasan, dan menyampaikan ide secara efektif, merumuskan,

memecahkan, dan menginterpretasi masalah-masalah matematika dalam berbagai

bentuk dan situasi. Kemampuan-kemampuan tersebut erat kaitannya dengan

kemampuan komunikasi matematis siswa. Dengan demikian hasil tersebut me-

nunjukkan bahwa di Indonesia kemampuan komunikasi matematis siswa masih

harus mendapatkan banyak perhatian.

Rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa tentunya disebabkan oleh

banyak faktor. Fauzan dalam Izzati dan Suryadi (2010) mengemukakan rendahnya

kemampuan komunikasi matematis siswa disebabkan oleh praktik pembelajaran

di sekolah yang menunjukkan adanya pergeseran tujuan pembelajaran matema-

tika. Guru-guru matematika cenderung melupakan tujuan yang tercantum dalam

kurikulum sewaktu merancang pembelajaran. Guru lebih terfokus untuk mengejar

materi agar selesai tepat waktu dan memberikan contoh-contoh soal yang

sekiranya akan muncul pada ujian. Pembelajaran yang biasa digunakan dengan

tujuan seperti itu adalah model konvensional. Model konvensional dalam hal ini

Page 24: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

6

adalah model pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher center) yang

dilakukan dengan perpaduan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan.

Langkah-langkah pada model konvensional ini adalah guru menjelaskan materi

pembelajaran, memberikan contoh soal dan menerangkan penyelesaian-pe-

nyelesaian dari soal tersebut, serta guru memberikan latihan soal yang proses

penyelesaiannya mirip dengan contoh soal lalu memberikan pekerjaan rumah di

akhir pembelajaran. Pembelajaran seperti ini menyebabkan kemampuan ma-

tematis siswa kurang terasah, terutama kemampuan komunikasi matematis siswa

dikarenakan siswa hanya dilatih untuk menyelesaikan soal-soal rutin saja dan

kurang memberikan kesempatan interaksi antarsiswa maupun siswa dengan guru.

SMP Negeri 22 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang memiliki

karakteristik seperti sekolah di Indonesia pada umumnya. Berdasarkan observasi

dan wawancara dengan guru SMP Negeri 22 Bandar Lampung diketahui

kecenderungan guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang

lebih menekankan siswa untuk mengingat atau menghafal dan kurang melatih

siswa untuk menyampaikan dan mengekspresikan gagasan/idenya dalam bahasa

matematis yang tepat. Juga berdasarkan wawancara dengan guru dan siswa,

banyak siswa masih mengalami kesulitan dalam menggambarkan dan menyatakan

solusi masalah menggunakan gambar, sulit menjelaskan ide, solusi, dan relasi

matematika secara tulisan, menggunakan bahasa matematika dan simbol secara

tepat. Hal tersebut menyebabkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP

Negeri 22 Bandar Lampung masih rendah.

Untuk menyikapi masalah-masalah tersebut, maka diperlukan upaya yang inovatif

untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa

Page 25: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

7

salah satu cara adalah dengan menerapkan problem based learning (PBL). PBL

dipilih karena pada model ini pembelajaran matematika di mulai dengan meng-

hadapkan siswa kepada masalah-masalah kontekstual yang dapat dilihat pe-

nerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga diharapkan siswa dapat mem-

peroleh konsep matematika. Dalam proses menyelesaikan masalah-masalah ter-

sebut, siswa dilatih untuk menginterpretasikan ide-idenya ke dalam simbol ma-

tematika maupun ilustrasi dengan baik. Dalam proses pembelajaran tersebut,

siswa bekerjasama melakukan diskusi untuk menemukan penyelesaian masalah

yang disajikan. Setelah itu, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

didepan kelas dan kelompok yang lain menanggapi atau melakukan kegiatan

tanya jawab untuk mengevaluasi proses dan hasil penyelesaian masalah tersebut.

Putra (2013: 67) mengatakan bahwa pada PBL lebih menekankan pada keaktifan

siswa. Dalam PBL, guru tidak menyampaikan banyak informasi kepada siswa

melai]nkan siswa dituntut aktif dalam memecahkan masalah pada proses pem-

belajaran. Dengan kata lain, PBL memberikan kesempatan bagi siswa untuk

terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, PBL dianggap mampu

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah PBL

efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa?”

Page 26: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

8

Dari rumusan masalah tersebut dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu:

a. Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

mengikuti PBL lebih tinggi daripada peningkatan kemampuan komunikasi

matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional?

b. Apakah proporsi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis

terkategori baik diperoleh siswa yang mengikuti PBL lebih dari 60% dari

jumlah siswa?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukan sebelumnya, maka

penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektivitas PBL ditinjau

dari kemampuan komunikasi matematis siswa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dalam

pendidikan matematika yang berkaitan dengan PBL dan model konvensional serta

hubungannya dengan kemampuan komunikasi matematis siswa.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi praktisi pendidikan sebagai

alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan dalam rangka untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Selain itu, dapat menjadi

masukan dan bahan kajian pada penelitian berikutnya yang sejenis di masa yang

akan datang.

Page 27: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

9

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dengan memperhatikan judul penelitian, ada beberapa istilah yang perlu di-

jelaskan agar tidak terjadi perbedaan persepsi antara peneliti dengan pembaca.

1. Efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan suatu model pem-

belajaran dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan dan sasarannya.

Dalam penelitian ini, pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

2. PBL adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata

sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang keterampilan

pemecahan masalah. Sintaks atau fase-fase PBL yaitu orientasi siswa pada

masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan

individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Penerapan PBL

dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan

komunikasi matematis siswa dari masalah yang diberikan kepada siswa.

3. Kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan siswa untuk

mengungkapkan pemikiran matematisnya dalam bentuk lisan, tulisan maupun

gambar dengan bahasa yang baik dan tepat, serta dapat memahami representa-

si matematis dengan baik. Dalam penelitian ini, kemampuan komunikasi

matematis yang akan diteliti adalah kemampuan komunikasi dalam bentuk

tulisan meliputi kemampuan menggambar (drawing), ekspresi matematika

(mathema-tical expression), dan menulis (written texts).

Page 28: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008) berasal dari

kata efektif yang berarti ada efeknya dan pengaruhnya. Secara umum teori

keefektivitaan berorientasi pada tujuan. Hal ini sesuai dengan Etzioni dalam

Komariah & Triatna (2005) menyatakan bahwa keefektifan adalah derajat dimana

organisasi mencapai tujuannya. Jelasnya bila sasaran atau tujuan telah tercapai

sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya maka efektif. Jadi, jika tujuan

atau sasaran itu tidak selesai dengan waktu yang telah ditentukan, pekerjaan itu

tidak dianggap efektif. Dengan demikian, efektivitas adalah tercapainya tujuan

yang telah direncanakan sebelumnya melalui tindakan atau perbuatan.

Efektivitas merujuk pada kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui suatu

pengaruh yang dihasilkan dari suatu perlakuan. Efektivitas juga berhubungan

dengan masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh,

kegunaan, atau manfaat dari hasil yang diperoleh, serta tingkat daya fungsi unsur

atau komponen. Untuk mengukur keefektivan suatu perlakuan adalah dengan

melihat apakah tujuan yang ditentukan tercapai dengan baik dan juga dilakukan

sesuai prosedur.

Page 29: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

11

Pembelajaran menurut KBBI dalam (Depdiknas, 2008) diartikan sebagai proses,

cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut Robbins

dalam Trianto (2009: 15) belajar merupakan proses menciptakan hubungan antara

sesuatu pengetahuan yang sudah dipahami dan suatu pengetahuan baru. Sedang-

kan menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara ke-

seluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar sebagai perubahan pada

individu yang terjadi melalui pengalaman dalam upaya mengembangkan

pengetahuan yang telah dimilikinya dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang

baru.

Menurut Trianto (2009: 17) pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari

seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa

dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Pembelajaran harus mempunyai tujuan yang jelas untuk memberikan arah dan

menuntun siswa dalam mencapai prestasi yang diharapkan. Salah satu prinsip

pembelajaran adalah efisiensi dan efektivitas (Rohani, 2004). Prinsip efisiensi

dan efektivitas yang dimaksud adalah apabila proses pengajarannya menggunakan

waktu yang cukup sekaligus dapat membuahkan hasil secara cermat serta optimal

(Rohani, 2004: 38). Adapun hasilnya, menurut pendapat Nasution (2006: 72)

menyatakan bahwa belajar yang efektif hasilnya merupakan pemahaman, penge-

tahuan, atau wawasan.

Page 30: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

12

Mulyasa (2006: 193) mengemukakan bahwa pembelajaran dikatakan efektif jika

mampu memberikan pengalaman baru, dan membantu kompetensi peserta didik,

serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal.

Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Simanjuntak (1993: 80) yang

mengungkapkan bahwa suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila meng-

hasilkan sesuatu sesuai dengan apa yang diharapkan atau dengan kata lain tujuan

yang diinginkan tercapai. Pendapat lain juga dikemukan oleh Hamalik (2004:

171) bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri dengan melakukan aktivitas-

aktivitas belajar. Penyediaan kesempatan belajar ini diharapkan dapat melatih ke-

mampuan berpikir siswa dan memberikan peluang bagi mereka untuk meng-

ungkapkan gagasan atau ide-ide yang mereka miliki.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang

memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sehingga memperoleh

pengalaman, pemahaman dan pengetahuan serta mencapai tujuan pembelajaran

yang sudah ditentukan.

2. Problem Based Learning (PBL)

PBL merupakan pembelajaran dengan menghadapkan siswa belajar melalui per-

masalahan-permasalahan. Menurut Boud dan Felleti dan Fogarty dalam Wena.

(2011) PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat

konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah berbentuk open-ended melalui

stimulus dalam belajar. Sudarman (2007: 69) menyatakan bahwa PBL adalah

model pembelajaran yang menggunakan masalah kontekstual sebagai suatu

Page 31: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

13

konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan

pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang

esensial dari materi pelajaran. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa PBL

menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran.

Savoie dan Hughes dalam Wena (2011) mengemukakan beberapa karakteristik

PBL, yaitu

a) Belajar dimulai dengan suatu permasalahan, b) Permasalahan yangdiberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa, c) Mengorganisasi-kan pembelajaran diseputar permasalahan, bukan diseputar disiplin ilmu, d)Memberikan tanggungjawab yang besar dalam membentuk dan menjalan-kan secara langsung proses belajar mereka sendiri, e) Menggunakan ke-lompok kecil, f) Menuntut siswa untuk mendemontrasikan apa yang dipela-jari-nya dalam bentuk produk dan kinerja.

Sedangkan berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow dan Min Liu dalam

Lidnillah (2009: 3) karakteristik dari PBL, yaitu

a )Learning is student centered, b) Authentic problems form the organizingfocus for learning, c) New information is acquired through self-directedlearning, d) Learning occurs in small groups, e) Teachers act asfacilitators.

Dari karakteristik PBL di atas, jelaslah bahwa pada PBL menuntut siswa berperan

aktif dalam pembelajaran, masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah

yang otentik, dalam proses pemecahan masalah siswa berusaha untuk mencari

sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya, pembelajaran

dilaksanakan dalam kelompok kecil, dan guru hanya berperan sebagai fasilitator.

Adapun tahap-tahap pelaksanan PBL menurut Darmawan (2010: 110) disajikan

pada Tabel 2.1.

Page 32: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

14

Tabel 2.1 Fase-Fase PBL

Fase Indikator Perilaku Guru

1 Orientasi siswa padamasalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,menjelaskan logistik yang diperlukan danmemotivasi siswa terlibat pada aktivitaspemecahan masalah

2 Mengorganisasi siswauntuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yangberhubungan dengan masalah tersebut

3 Membimbingpenyelidikan individualmaupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkaninformasi yang sesuai, melaksanakaneksperimen untuk mendapatkan penjelasandan pemecahan masalah

4 Mengembangkan danmenyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakandan menyiapkan karya sesuai seperti laporan,dan membantu mereka untuk berbagai tugasdengan temannya.

5 Menganalisis danmengevaluasi prosespemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan refleksiatau evaluasi terhadap penyelidikan merekadan proses yang mereka gunakan.

Santrock (2008: 32) menyatakan bahwa PBL mendorong pemecahan masalah

kolaboratif di antara murid dan mendorong guru untuk mengembangkan proyek-

proyek pemecahan masalah nyata. Ratnaningsih (2003: 126) menyatakan keja-

dian-kejadian yang harus muncul pada waktu pelaksanaan PBL sebagai berikut:

(1) Keterlibatan (engagement) meliputi mempersiapkan siswa untukberperan sebagai pemecah masalah yang bisa bekerja sama dengan pihaklain, menghadapkan siswa pada situasi yang mendorong siswa untuk mam-pu menemukan masalah dan meneliti permasalahan sambil mengajukandugaan dan rencana penyelesaian; (2) Inkuiri dan investigasi (inquiry daninvestigation) yang mencakup kegiatan mengeksplorasi dan mendistri-busikan informasi; (3) Performansi (performnace) yaitu menyajikan temuan;(4) Tanya jawab (debriefing) yaitu menguji keakuratan dari solusi danmelakukan refleksi terhadap proses pemecahan masalah.

Dalam pelaksanaannya PBL memiliki kelebihan. Rumi dalam Rachmawati (2008:

15) mengemukakan bahwa beberapa kelebihan PBL, diantaranya:

Page 33: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

15

1) Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pengaplikasian konseppada masalah; (2) Menjadikan siswa aktif dan belajar lebih mendalam (deeplearners); (3) Memungkinkan siswa untuk membangun keterampilan dalampemecahan masalah; (4) Meningkatkan pemahaman melalui dialog dandiskusi dalam kelompok; (5) Menjadi pembelajar yang mandiri.

Berdasarkan uraian di atas PBL adalah model pembelajaran yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang

keterampilan pemecahan masalah dan dalam PBL siswa diberi kesempatan untuk

mengembangkan kemampuan berpikirnya, sedangkan guru hanya bertindak

sebagai fasilitator atau yang memfasilitasi siswa dalam membangun suatu konsep.

3. Model Konvensional

Model konvensional merupakan model pembelajaran yang paling umum

digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Umumnya penyampaian

pelajaran pada model konvensional dilakukan dengan metode ceramah, tanya

jawab, dan penugasan. Hal ini sesuai dengan KBBI (Depdiknas, 2008) yang me-

nyatakan bahwa model konvensional adalah model pembelajaran yang dilakukan

oleh guru melalui metode ceramah, tanya jawab, dan latihan dan menurut

Djamarah dalam Static (2000: 4) model konvensional adalah pembelajaran

tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah karena sejak dulu metode ini

telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik

dalam proses pembelajaran.

Dalam model konvensional guru dijadikan sebagai pusat pembelajaran (teacher

center). Sanjaya (2009: 17) mengungkapkan bahwa model konvensional me-

rupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru.

Hamiyah dan Jauhar (2014: 168) menyatakan bahwa dalam pembelajaran yang

Page 34: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

16

berpusat pada guru, hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh

oleh guru. Guru menjelaskan semua materi yang ada pada siswa, siswa mencatat

hal – hal penting, dan bertanya apabila ada materi yang belum dipahami. Dengan

kata lain, pada model konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang

berperan sebagai pendengar dan penerima informasi secara pasif.

Menurut Nining dalam Alhaq (2014) model konvensional memiliki kelebihan dan

kekurangan. Adapun kelebihan model konvensional adalah murah biayanya,

siswa mudah mengulang kembali, melatih pendengaran siswa, dan melatih siswa

untuk menyimpulkan pembicaraan. Sedangkan kekurangan model konvensional

adalah tidak semua siswa memiliki daya tangkap yang baik, siswa sulit

menganalisis materi, tidak memberikan kesempatan pada siswa “belajar dengan

berbuat”, tujuan pembelajaran sering tidak tercapai, menimbulkan rasa bosan

sehingga materi sulit diterima, dan menjadikan siswa malas mencari referensi di

buku lain.

Berdasarkan uraian di atas, model konvensional merupakan suatu model pem-

belajaran yang berpusat pada guru (teacher center) dan siswa berperan pasif

dalam pembelajaran. Model konvensional biasanya memadukan metode ceramah,

tanya jawab dan penugasan. Peran siswa dalam pembelajaran ini sangat terbatas

hal ini dikarenakan peran guru yang masih dominan dan siswa yang dibiasakan

hanya menjadi pendengar dan penerima informasi. Hal ini tentu akan membatasi

perkembangan kemampuan komunikasi matematis siswa. Kelebihan model

konvensional adalah memerlukan waktu dan biaya yang tidak banyak, sedangkan

Page 35: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

17

kelemahannya adalah membuat siswa bosan dan cenderung malas untuk mencoba

dan mencari referensi baru.

4. Kemampuan Komunikasi Matematis

Mulyana (2005: 3) menyatakan bahwa segala perilaku dapat disebut komunikasi

jika melibatkan dua orang atau lebih. Wahyudin dalam Fachrurazi (2011)

menyatakan komunikasi merupakan cara berbagi gagasan dan mengklasifikasikan

pemahaman. Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2010: 143) menyatakan bahwa

komunikasi dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta,

konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara

visual. Hal ini didasarkan bahwa semua orang mempunyai kebutuhan untuk

mengkomunikasikan ide-ide yang mereka miliki. Melalui komunikasi ide dapat

dicerminkan, diperbaiki, didiskusikan, dan dikembangkan. Komunikasi merupa-

kan kemampuan penting dalam pembelajaran karena dengan komunikasi, siswa

dapat memperoleh pengetahuan, mengungkapkan ide-ide atau pemikiran yang

mereka miliki atau mengekspresikan konsep-konsep yang dimilikinya untuk

menyelesaikan suatu masalah serta guru mampu mengetahui ketidakpahaman

siswa mengenai suatu materi yang diajarkan.

Turmudi (2008: 55) menyatakan bahwa komunikasi merupakan bagian esensial

dalam pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan Organisation for

Economic Cooperation and Development (OECD, 2013) mengemukakan tujuh

kemampuan dasar yang diperlukan dalam pembelajaran matematika, yaitu

(1) Communication, kemampuan untuk mengkomunikasikan masalah; (2)Mathematising, kemampuan untuk mengubah permasalahan dari dunianyata ke bentuk matematika ataupun sebaliknya; (3) Representation,

Page 36: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

18

kemampuan untuk menyajikan kembali suatu permasalahan matematika; (4)Reasoning and Argument, kemampuan menalar dan memberi alasan; (5)Devising Strategies for Solving Problems, kemampuan menggunakanstrategi memecahkan masalah; (6) Using Symbolic, Formal and TechnicalLanguage and Operations, kemampuan menggunakan bahasa simbol,bahasa formal dan bahasa teknis and; (7) Using Mathematical Tools,kemampuan menggunakan alat-alat matematika.

Mahmudi (2006: 4) menyatakan bahwa proses komunikasi dapat membantu siswa

membangun pemahaman terhadap ide-ide matematika dan membuatnya mudah

dipahami. Ketika siswa ditantang untuk berpikir tentang matematika dan

mengkomunikasikannya kepada siswa lain secara lisan maupun secara tertulis,

secara tidak langsung mereka dituntut untuk membuat ide-ide matematika itu

lebih terstruktur dan meyakinkan, sehingga ide-ide itu menjadi lebih mudah

dipahami. Dengan demikian, siswa harus memiliki kemampuan komunikasi yang

baik agar tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai.

Sumarmo dalam Yonandi (2011: 133) menyatakan bahwa komunikasi matematis

merupakan ketrampilan menyampaikan ide atau gagasan dalam bahasa sehari-hari

atau dalam bahasa simbol matematika. Sumarmo juga menyatakan bahwa ke-

giatan yang tergolong pada komunikasi matematis yaitu

(1) menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalambahasa, simbol, ide, atau model matematik; (2) menjelaskan ide, situasi, danrelasi matematis secara lisan atau tulisan; (3) mendengarkan, berdiskusi, danmenulis tentang matematika; (4) membaca dengan pemahaman suatu repre-sentasi matematis tertulis; (5) membuat konjektur, menyusun argumen,merumuskan definisi, dan generalisasi; (6) mengungkapkan kembali suatuuraian atau paragrap matematika dalam bahasa sendiri.

Selain itu erat kaitannya dengan komunikasi matematis, Ansari (2004: 83) me-

nyebutkan indikator untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa

terbagi dalam tiga kelompok, yaitu

Page 37: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

19

(1) Menggambar/drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambardan diagram ke dalam ide-ide matematika. Atau sebaliknya, dari ide-ide ma-tematika ke dalam bentuk gambar atau diagram; (2) Ekspresi matemat-ika/mathematical expression, yaitu mengekspresikan konsep matematikadengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol ma-tematika; (3) Menulis/written texts, yaitu memberikan jawaban denganmenggunakan bahasa sendiri, membuat model situasi atau persoalanmenggunakan bahasa lisan, tulisan, grafik, dan aljabar, menjelaskan, danmembuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari, mendengar-kan, mendiskusikan, dan menulis tentang matematika, membuat konjektur,menyusun argumen, dan generalisasi.

Berdasarkan uraian di atas kemampuan komunikasi matematis merupakan ke-

mampuan siswa untuk mengungkapkan pemikiran matematisnya dalam bentuk

lisan, tulisan maupun gambar dengan bahasa yang baik dan tepat, serta dapat me-

mahami representasi matematis dengan baik. Dalam penelitian ini, kemampuan

komunikasi matematis yang akan diteliti adalah kemampuan komunikasi dalam

bentuk tulisan meliputi kemampuan menggambar (drawing), ekspresi matematika

(mathematical expression), dan menulis (written texts) dengan indikator sebagai

berikut:

a. Menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah menggunakan

gambar, bagan, tabel, dan secara aljabar

b. Menjelaskan ide, solusi, dan relasi matematika secara tulisan

c. Menggunakan bahasa matematika dan simbol secara tepat.

B. Kerangka Pikir

Penelitian tentang efektivitas PBL ditinjau dari kemampuan komunikasi ma-

tematis siswa ini terdiri dari atas satu variabel bebas dan satu variabel terikat.

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah PBL dan yang menjadi

variabel terikat adalah kemampuan komunikasi matematis siswa.

Page 38: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

20

Pada PBL kegiatan pembelajaran di mulai dengan menghadapkan siswa kepada

masalah-masalah kontekstual yang dapat dilihat penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari dan kegiatan pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah-

masalah tersebut. Adapun tahap-tahap PBL yaitu: orientasi siswa pada masalah,

mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual

maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan meng-

analisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Tahap pertama yaitu mengorientasikan siswa pada masalah pada tahap ini, guru

menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas

yang akan dilakukan, serta memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas pe-

mecahan masalah. Guru akan menjelaskan kaitan masalah yang diberikan dengan

kehidupan sehari-hari dan manfaat nyata yang ada berkaitan dengan konsep

matematika yang akan dipelajari. Adanya kegiatan memotivasi siswa untuk ter-

libat pada aktivitas pemecahan masalah memicu semangat siswa untuk aktif

berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Tahap kedua adalah mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada tahap ini, guru

meminta siswa membentuk kelompok-kelompok heterogen dengan setiap ke-

lompok beranggotakan 4-5 orang siswa selanjutnya setiap kelompok dibagikan

Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang berisikan masalah-masalah untuk di

diskusikan. Pada kegiatan diskusi tersebut, siswa dituntut untuk dapat me-

ngembangkan kemampuan menggambarkan situasi masalah dan menyatakan

solusi masalah menggunakan gambar dan secara aljabar, menjelaskan ide, solusi,

dan relasi matematika secara tulisan, menggunakan bahasa matematika dan

Page 39: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

21

simbol secara tepat untuk menyelesaikan masalah yang terdapat pada LKK. Hal

ini tentu akan mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

Tahap ketiga adalah membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.

Pada tahap ini, guru mengawasi kegiatan diskusi dan memberikan bantuan kepada

siswa baik secara individual maupun kelompok untuk menyelesaikan masalah-

masalah yang terdapat pada LKK. Pada tahap ini akan mendukung siswa me-

ngembangkan kemampuan menggambarkan situasi masalah dan menyatakan

solusi masalah menggunakan gambar dan secara aljabar, menjelaskan ide, solusi,

dan relasi matematika secara tulisan, menggunakan bahasa matematika dan

simbol secara tepat. Sehingga kemampuan komunikasi matematis siswa dapat

berkembang.

Tahap keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Setelah

siswa melakukan diskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada

LKK. Selanjutnya guru menunjuk satu atau beberapa kelompok untuk me-

nyajikan hasil diskusinya, dalam kegiatan ini jelaslah diperlukan komunikasi yang

baik agar informasi hasil diskusi tersampaikan dengan bahasa yang logis, jelas,

dan mudah dipahami orang lain, kegiatan ini juga dapat menjadi tempat belajar

siswa untuk bisa berkomunikasi dengan baik. Kegiatan ini akan mendukung

siswa mengembangkan kemampuan menggambarkan situasi masalah dan me-

nyatakan solusi masalah menggunakan gambar dan secara aljabar, menjelaskan

ide, solusi, dan relasi matematika secara tulisan, menggunakan bahasa matematika

dan simbol secara tepat. Dengan demikian, pada tahap ini dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematis siswa.

Page 40: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

22

Tahap terakhir adalah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Guru membantu siswa melakukan evaluasi dan mengklarifikasi hasil diskusi serta

siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi. Pada tahap ini terjadi

komunikasi, seperti tanya jawab antara guru dengan siswa maupun antarsiswa

sehingga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan menjelaskan ide, solusi,

dan relasi matematika secara tulisan, menggunakan bahasa matematika dan

simbol secara tepat. Jelaslah bahwa pada tahap ini mendukung untuk me-

ngembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa menjadi lebih baik.

Dengan demikian, tahap-tahap dalam PBL memberikan peluang kepada siswa

untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematisnya. Dengan ber-

kembangnya kemampuan komunikasi matematis siswa akan meningkatkan

kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah sehingga siswa akan tuntas bel-

ajar matematika. Peluang mengembangkan kemampuan komunikasi matematis

diperoleh siswa pada PBL tidak terjadi pada model konvensional.

Model konvensional dalam hal ini adalah model pembelajaran yang masih

berpusat pada guru (teacher center) yang mengakibatkan siswa kurang terlibat

aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari langkah-langkah model

konvensional yaitu guru menjelaskan materi pembelajaran, memberikan contoh

soal dan menerangkan penyelesaian-penyelesaian dari soal tersebut, serta guru

memberikan latihan soal yang proses penyelesaiannya mirip dengan contoh soal,

sehingga siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah menggunakan

gambar dan secara aljabar, menjelaskan ide, solusi, dan relasi matematika secara

Page 41: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

23

tulisan, menggunakan bahasa matematika dan simbol secara tepat, karena siswa

cenderung hanya,mengikuti cara pengerjaan contoh soal yang sudah dijelaskan

oleh guru. Selain itu, kegiatan pembelajaran pada model konvensional kurang

memberikan kesempatan interaksi antar siswa dengan siswa maupun dengan guru.

Oleh karena itu, pembelajaran dengan model konvensional tidak dapat me-

ngembangkan kemampuan komunikasi matematis dalam belajar dan cenderung

menghasilkan kemampuan komunikasi matematis yang rendah dengan kata lain

peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti PBL lebih

tinggi daripada peningkatan kemampuan komunikasi matematis yang mengikuti

pembelajaran konvensional.

C. Anggapan Dasar

Penelitian ini mempunyai anggapan dasar sebagai berikut:

1. Semua siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 22 Bandar Lampung tahun

pelajaran 2015/2016 memperoleh materi yang sama dan sesuai dengan

kurikulum yang berlaku di sekolah.

2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis

siswa selain model pembelajaran dikendalikan sehingga memberikan pengaruh

yang sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

D. Hipotesis

1. Hipotesis Umum

Penerapan PBL efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa.

Page 42: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

24

2. Hipotesis Khusus

a. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti PBL

lebih tinggi daripada peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional.

b. Proporsi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis terkategori

baik diperoleh siswa yang mengikuti PBL lebih dari 60% dari jumlah siswa.

Page 43: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

25

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 22

Bandarlampung tahun pelajaran 2015/2016 yang terdistribusi dalam 12 kelas yaitu

VII A–VII L. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive random sampling yaitu mengambil dua kelas sebagai sampel secara

acak dari enam kelas yang diajar oleh guru yang sama dan setelah berdiskusi

dengan guru mitra, terpilihlah kelas VII A sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas

yang menggunakan PBL dan kelas VII B sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang

menggunakan model pembelajaran konvensional.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang terdiri dari satu

variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya adalah PBL sedang-

kan variabel terikatnya adalah kemampuan komunikasi matematis. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design se-

bagaimana yang dikemukakan Fraenkel dan Wallen (1993: 248) yang disajikan

pada Tabel 3.1:

Page 44: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

26

Tabel 3.1 Desain Penelitian

KelompokPerlakuan

Pretest Pembelajaran PosttestE Y1 PBL Y2

K Y1 Konvensional Y2

Keterangan:E = kelas eksperimenK = kelas kontrolY1 = kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum diberikan perlakuanY2 = kemampuan komunikasi matematis siswa setelah diberikan perlakuan

C. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan

a. Pemilihan populasi dan sampel penelitian.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penelitian sesuai dengan

model yang akan digunakan selama penelitian, yaitu RPP dengan PBL dan

RPP dengan model pembelajaran konvensional.

c. Membuat Lembar Kerja Kelompok (LKK) sebagai media pembelajaran untuk

kelas eksperimen.

d. Membuat instrumen penelitian yang terlebih dahulu membuat kisi-kisi yang

sesuai dengan indikator pembelajaran dan indikator kemampuan komunikasi

matematis beserta penyelesaian dan aturan penskorannya.

e. Menguji validitas instrumen penelitian.

f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

Page 45: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

27

2. Tahap pelaksanaan

a. Mengadakan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Melakukan pembelajaran dengan PBL pada kelas eksperimen dan model

konvensional pada kelas kontrol.

c. Mengadakan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Pengumpulan dan pengolahan data penelitian.

3. Tahap Akhir

a. Mengumpulkan data kuantitatif.

b. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh.

c. Membuat laporan penelitian.

D. Data Penelitian

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data kemampuan komunikasi

matematis yang dicerminkan oleh skor pretest-posttest dan data skor peningkatan

(gain). Data ini berupa data kuantitatif.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes,

baik dalam pembelajaran dengan PBL maupun dengan model konvensional. Tes

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes komunikasi matematis yang ber-

bentuk uraian. Pemberian tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan

komunikasi matematis yang diperoleh siswa sebelum dan setelah diberi perlakuan

(pretest-posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 46: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

28

F. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan

komunikasi matematis yang terdiri dari pretest dan posttest. Bentuk tes yang

digunakan dalam penelitian ini berbentuk uraian. Materi yang diujikan adalah

pokok bahasan himpunan. Tes yang diberikan pada setiap kelas baik soal-soal

untuk pretest dan posttest adalah soal yang sama. Sebelum penyusunan tes

kemampuan komunikasi matematis, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi tes yang

sesuai dengan indikator pembelajaran dan indikator kemampuan komunikasi

matematis beserta penyelesaian dan aturan penskorannya. Adapun pedoman pem-

berian skor kemampuan komunikasi matematis diadaptasi dari Puspaningtyas

(2012) yang disajikan pada Tabel 3.2.

Untuk memperoleh data yang akurat maka tes yang digunakan adalah tes yang

memenuhi kriteria tes yang baik, yaitu validitas tes, reliabilitas, daya pembeda,

dan tingkat kesukaran soal

1. Validitas Tes

Dalam penelitian ini, validitas tes didasarkan pada validitas isi. Validitas isi dari

tes kemampuan komunikasi matematis ini dapat diketahui dengan cara mem-

bandingkan isi yang terkandung dalam tes kemampuan komunikasi matematis

dengan indikator pembelajaran yang telah ditentukan. Selanjutnya, soal tes di-

konsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mitra. Jika penilaian dosen

pembimbing dan guru mitra telah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator

kemampuan komunikasi matematis, maka tes tersebut dinyatakan valid. Penilaian

Page 47: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

29

terhadap kesesuaian isi tes dengan kisi-kisi tes yang diukur dan kesesuaian bahasa

yang digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan

menggunakan daftar ceklis (√) oleh guru.

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Soal Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Menggambar(Drawing)

Ekspresi Matematika(Mathematical

Expression)

Menulis(Written Texts)

0Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan tidak me-mahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak memiliki arti

1 Hanya sedikit darigambar, bagan,atau tabel yangbenar

Hanya sedikit daripendekatan matematikayang benar

Hanya sedikit daripenjelasan yangbenar

2 Membuatgambar, bagan,atau tabel, namunkurang lengkap danbenar

Membuat pendekatanmatematika denganbenar, namun salah dalammendapatkansolusi

Penjelasan secaramatematis masukakal namun hanyasebagian yanglengkap dan benar

3 Membuatgambar, bagan,atau tabel, secaralengkap dan benar

Membuat pendekatanmatematika dengan benar,kemudian melakukanperhitungan ataumendapatkan solusi secaralengkap dan benar

Penjelasan secaramatematis tidaktersusun secaralogis atau terdapatsedikitkesalahan bahasa

4 - - Penjelasan secaramatematis masukakal dan jelasserta tersusunsecara sistematis

Skormaksimal

3 3 4

Hasil penilaian terhadap tes menunjukkan bahwa tes yang digunakan telah me-

menuhi validitas isi (Lampiran B.5 dan B.6). Setelah tes tersebut dinyatakan valid

maka selanjutnya tes tersebut diujicobakan kepada siswa kelas di luar sampel

yaitu kelas VIII B. Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian diolah

Page 48: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

30

dengan menggunakan bantuan Software Microsoft Excel untuk mengetahui

reliabilitas tes, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

2. Reliabilitas Tes

Bentuk soal tes yang digunakan pada penelitian ini adalah soal tes tipe uraian.

Menurut Arikunto (2006: 195) untuk mencari koefisien reliabilitas ( ) soal tipe

uraian menggunakan rumus Alpha yang dirumuskan sebagai berikut.

r11 = 1 − ∑Keterangan:r 11 = Koefisien reliabilitas alat evaluasi

= Banyaknya butir soal∑ = Jumlah varians skor tiap soal= Varians skor total

Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan dengan indeks

reliabilitas. Menurut Arikunto (2006: 195) kriteria indeks reliabilitas diinter-

pretasikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Reliabilitas

Koefisien relibilitas (r11) Kriteriar11≤ 0,20 Sangat rendah

0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah0,40 < r11≤ 0,60 Cukup0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa nilai

koefisien reliabilitas tes adalah 0,84. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tes

Page 49: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

31

yang digunakan memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Hasil perhitungan

reliabilitas tes uji coba soal dapat dilihat pada Lampiran C.2.

3. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa

yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan

rendah. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu mengurutkan siswa

yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah.

Kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok

atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah).

Menurut Sudijono (2008: 389-390) rumus yang digunakan untuk menghitung

daya pembeda adalah sebagai berikut.

= −Keterangan:DP : indeks daya pembeda butir soal tertentu

: rata-rata kelompok atas pada butir soal yang diolah: rata-rata kelompok bawah pada butir soal yang diolah: skor maksimum butir soal yang diolah

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi menurut

Sudijono (2008: 388) yang tertera dalam Tabel 3.4.

Tabel 3. 4 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

Negatif ≤ DP ≤ 0,9 Sangat Buruk0,10 ≤ DP ≤ 0,19 Buruk0,20 ≤ DP ≤ 0,29 Agak baik, perlu revisi0,30 ≤ DP ≤ 0,49 BaikDP ≥ 0,50 Sangat Baik

Page 50: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

32

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa nilai daya

pembeda tes adalah 0,33 sampai dengan 0,48. Hal ini menunjukkan bahwa

instrumen tes yang diujicobakan memiliki daya pembeda yang baik. Hasil

perhitungan daya pembeda uji coba soal dapat dilihat pada Lampiran C.3.

4. Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir

soal. Sudijono (2008: 372) mengungkapkan untuk menghitung tingkat kesukaran

suatu butir soal digunakan rumus berikut.

TK =Keterangan:TK : tingkat kesukaran suatu butir soalJT : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperolehIT : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal.

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria

indeks kesukaran menurut Sudijono (2008: 372) yang tertera pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi0.00 ≤ ≤ 0.15 Sangat Sukar0.16 < ≤ 0.30 Sukar0.31 < ≤ 0.70 Sedang0.71 < ≤ 0.85 Mudah0.86 < ≤ 1.00 Sangat Mudah

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa nilai

tingkat kesukaran tes adalah 0,27 sampai dengan 0,69. Hal ini menunjukkan

bahwa instrumen tes yang diujicobakan memiliki tingkat kesukaran yang sukar

Page 51: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

33

dan sedang. Hasil perhitungan tingkat kesukaran uji coba soal dapat dilihat pada

Lampiran C.3.

Setelah dilakukan analisis reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal

tes kemampuan komunikasi matematis diperoleh rekapitulasi hasil tes uji coba

dan kesimpulan yang disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba

NoSoal

Reliabilitas Daya Pembeda TingkatKesukaran

Kesimpulan

1a

0,84(Reliabilitas

sangat tinggi)

0,48 (baik) 0,69 (sedang) Dipakai1b 0,46 (baik) 0,64 (sedang) Dipakai2 0,44 (baik) 0,37 (sedang) Dipakai3 0,48 (baik) 0,31 (sedang) Dipakai4a 0.38 (baik) 0,34 (sedang) Dipakai4b 0,33 (baik) 0,27 (sukar) Dipakai

Dari Tabel 3.6 terlihat bahwa koefisien reliabilitas soal adalah 0,84 yang berarti

soal memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Daya pembeda untuk semua soal

dikategorikan baik dan tingkat kesukaran untuk nomor 1 sampai dengan 4a di-

kategorikan sedang dan untuk nomor 4b termasuk soal dengan tingkat kesukaran

sukar. Karena semua soal sudah valid dan sudah memenuhi kriteria reliabilitas,

daya pembeda dan tingkat kesukaran yang sudah ditentukan maka soal tes ke-

mampuan komunikasi matematis yang disusun layak digunakan untuk me-

ngumpulkan data kemampuan komunikasi matematis.

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Setelah kedua sampel diberikan perlakuan yang berbeda, data yang diperoleh dari

hasil tes kemampuan awal dan tes kemampuan akhir dianalisis untuk

Page 52: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

34

mendapatkan skor peningkatan (gain) pada kedua kelas. Analisis ini bertujuan

untuk me-ngetahui besarnya peningkatan kemampuan komunikasi matematis

siswa yang mengikuti PBL dan pembelajaran konvensional. Menurut Hake

(1999: 1) besarnya peningkatan dihitung dengan rumus gain ternormalisasi

(normalized gain) yaitu:

= − −Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan

klasifikasi dari Hake (1999: 1) seperti pada Tabel 3.7

Tabel 3.7 Interpretasi Hasil Perhitungan Gain

Besarnya Gain Interpretasig ˃ 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedangg ≤ 0,3 Rendah

Hasil perhitungan skor gain kemampuan komunikasi matematis siswa se-

lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.6 dan C.7. Dalam penelitian ini ana-

lisis data mula-mula dilakukan dengan cara uji normalitas dan uji homogenitas.

Setelah itu barulah dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji

kesamaan dua rata-rata dan proporsi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data gain dari populasi

yang berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Dalam penelitian ini, uji

Page 53: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

35

normalitas yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat. Uji Chi-Kuadrat menurut

Sudjana (2005: 273) adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:

: data gain berasal dari populasi yang berdistribusi normal

: data gain berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

b. Taraf signifikan yang digunakan = 0,05c. Statistik uji

Statistik yang digunakan untuk uji Chi-Kuadrat.

= ( − )Keterangan:

X2 = harga uji Chi-kuadrat= frekuensi observasi= frekuensi yang diharapan= banyaknya pengamatan

d. Keputusan uji

Tolak H0 jika ≥ ( ⍺)( )Rekapitulasi uji normalitas data gain kemampuan komunikasi matematis disajikan

pada Tabel 3.8. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.8 dan

C.9.

Tabel 3.8 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Gain Kemampuan KomunikasiMatematis

Kelas Keputusan Uji KeteranganPBL 6,288082247 7,81 diterima Normal

Konvensional 6,703972086 7,81 diterima Normal

Page 54: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

36

Berdasarkan hasil uji normalitas, diketahui bahwa data gain kemampuan

komunikasi matematis pada kelas PBL dan konvensional berasal dari populasi

yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok data gain

memiliki varians yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini, uji homogenitas

yang dilakukan adalah uji-F. Menurut Sudjana (2005: 249) uji-F adalah sebagai

berikut.

a. Hipotesis.

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah

: = (kedua kelompok data gain memiliki varians sama)

: ≠ (kedua kelompok data gain memiliki varians tidak sama)

b. Taraf signifikan yang digunakan = 0,05c. Statistik uji

Statistik uji yang digunakan untuk uji-F

=Keterangan:

= varians terbesar= varians terkecil

d. Keputusan uji

Tolak H0 jika ≥ ( , ) dengan ( , ) diperoleh dari daftar

distribusi F dengan peluang , sedangkan derajat kebebasan dan

Page 55: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

37

masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan dk penyebut. Dalam hal

lainnya H0 diterima.

Rekapitulasi uji homogenitas data gain kemampuan komunikasi matematis

disajikan pada Tabel 3.9. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

C.10.

Tabel 3.9 Rekapitulasi Uji Homogenitas Varians Gain

Kelas Varians KeputusanUji

Keterangan

Eksperimen 0,051005057 1,315514225

1,85 diterima SamaKontrol 0,038771954

Berdasarkan Tabel 3.9 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data gain

memiliki varians sama.

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat, langkah selanjutnya yaitu melakukan uji

hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji kesamaan dua rata-rata untuk

hipotesis 1 dan uji proporsi untuk hipotesis 2. Adapun penjelasan dari masing-

masing uji hipotesis sebagai berikut.

a. Uji kesamaan dua rata-rata

Pada uji normalitas dan homogenitas, data gain berdistribusi normal dan kedua

kelompok data gain homogen. Sehingga pengujian hipotesis yang digunakan

adalah uji-t. Dengan hipotesis sebagai berikut.

Page 56: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

38

: μ1 = μ2 (tidak terdapat perbedaan antara rata-rata skor peningkatan

kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti PBL

dengan rata-rata skor peningkatan kemampuan komunikasi

matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional).

: μ1 ˃ μ2 (rata-rata skor peningkatan kemampuan komunikasi matematis

siswa yang mengikuti PBL lebih tinggi daripada rata-rata skor

peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional)

Statistik yang digunakan untuk uji-t menurut Sudjana ( 2005: 243) adalah:

= ̅ − ̅1 + 1dengan

= ( − 1) + ( − 1)+ − 2Keterangan:̅ = rata-rata gain kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen̅ = rata-rata gain kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol= banyaknya subyek kelas eksperimen= banyaknya subyek kelas kontrol= varians yang mengikuti kelas eksperimen= varians yang mengikuti kelas kontrol= varians gabungan

Kriteria pengujian adalah terima H0 jika < , dengan derajat

kebebasan = ( + − 2) dan peluang (1 − ) dengan taraf signifikan= 0,05. Untuk harga t lainnya H0 ditolak.

Page 57: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

39

b. Uji Proporsi

Untuk mengetahui besarnya proporsi siswa yang memiliki kemampuan

komunikasi matematis terkategori baik pada siswa yang mengikuti PBL,

dilakukan uji proporsi satu pihak. Uji proporsi menurut Sudjana (2005: 235)

adalah sebagai berikut.

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:: = 0,6 (proporsi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi

matematis terkategori baik sama dengan 60%)∶ ˃ 0,6 (proporsi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi

matematis terkategori baik lebih dari 60%)

Statistik yang digunakan dalam uji ini adalah

( )Keterangan:x : Banyaknya siswa tuntas belajarn : Jumlah sampel

: Proporsi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematisterkategori baik

Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikan = 0,05, dengan peluang(1 − ) dengan kriteria uji: tolak H0 jika ≥ . , dimana .didapat dari daftar normal baku dengan peluang (0,5 − ) dan terima H0 jika< . .

Page 58: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

50

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa PBL

tidak efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa, karena pro-

porsi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis terkategori baik

pada siswa yang mengikuti PBL tidak mencapai standar yang ditetapkan oleh

peneliti, yaitu lebih dari 60% dari jumlah siswa. Akan tetapi, peningkatan ke-

mampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti PBL lebih tinggi daripada

peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pem-

belajaran konvensional.

B. Saran

Berdasarkan hasil pada penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukan yaitu:

1. Kepada guru dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis

siswa, dapat menerapkan PBL sebagai salah satu alternatif pada pembelajaran

matematika dengan pertimbangan bahwa guru telah memahami tahap-tahap

pada PBL.

2. Kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang PBL disarankan

melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lebih lama agar subjek

Page 59: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

51

penelitian terbiasa dengan PBL dan memperhatikan efisiensi waktu agar proses

pembelajaran berjalan secara optimal.

Page 60: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariah & Cepi Triatna. 2005. Visionary Leadership Menuju SekolahEfektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Alhaq, Arini. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think PairShare Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Skripsi. Lam-pung. Unila. Tidak diterbitkan.

Ansari, B. 2004. Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komu-nikasi Matematis Siswa SMU Melalui StrategiThink-Talk-Write. DisertasiPPS UPI: tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rine-ka Cipta. Jakarta.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Panduan PenyusunanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar danMenengah.Jakarta: BSNP.

Darmawan. 2010. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam me-ningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS diMI Darussaadah Pandeglang. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11 No. 2.[online]. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/file/3_darmawan.pdf

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta.

________. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

________. 2003. UU NOMOR 20 tahun 2003 tentang sisdiknas. Jakarta.

________. (2004). Kurikulum. http://www.puskur.net/inc/si/sma/Matematika.pdf.Diakses tanggal 15 Oktober 2015

Fachrurazi. 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk MeningkatkanKemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Da-sar. Jurnal UPI Edisi Khusus. No.01. Hlm. 76-89. [online]. Diakses dihttp://jurnal.upi.edu/file/8-Fachrurazi. pdf pada tanggal 15 Oktober 2015.

Page 61: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

53

Fraenkel, Jack R. dan Norman E. Wallen. 1993. How to Design and Evaluatif Re-search in Education. New York: Mcgraw-hill Inc.

Hake, Richard R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. [online]. Tersedia:http://www.physics.indiana.edu/~sdi/ajpv3i.pdf. (20 November 2015).

Hamalik, Oemar. 2004. Perencanaan Pengajaran Matematika Berdasarkan Pen-dekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamiyah, Nur dan Muhammad Jauhar. 2014. Strategi Belajar Mengajar Di Kelas.Jakarta: Prestasi Pustaka.

Istiqomah, N. (2007). Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi MatematikaSiswa SD Negeri Sekaran 2 pada Materi Pokok KPK dan Pecahan denganmenggunakan Pembelajaran KBK bercirikan Penyadayagunaan AlatPeraga dan Pendampingan

Izzati,N & Suryadi,D. (2010). Komunikasi matematik dan pendidikan matematikarealistik. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Matematika danPendidikan Matematika, pada tanggal 27 November 2010, di Yogyakarta.

Lidnillah, Dindin Abdul Muiz. 2009. Pembelajaran Berbasis Masalah (Prob-lem\Based Learning). [online]. Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/kdtasi -kmlaya/dindin_abdul_muiz_lidinillah_(kdtasikmalaya)197901132005011003/132313548%20%20dindin%20abdul%20muiz%20lidinillah/Problem%20Based%20Learning.pdf. [15 Oktober 2015].

Mahmudi, M. Ali. 2006.Pengembangan Kemampuan Komunikasi MatematisSiswa Melalui Pembelajaran Matematika. [on line]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/7247/1/PM-10%20-%20Ali%20Mahmudi.pdf (16 Oktober 2015).

Mulyana, D. 2005. Komunikasi Efektif. Bandung: Rosda.

Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Remaja Rosdakarya:Bandung.

Nasution. 2006. Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. Jakarta: BumiAksara.

NCTM, (2000). Curriculum and Evaluation Standards for Scool Mathemat-ics.[online]. Tersedia:http//www.nctm.org/standards/content.aspx?id=270[15 Oktober 2015].

Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). 2013. PISA2012 Result: Ready to Learn Students’ Engagement and Self-Beliefs VolumeIII. Paris: PISA, OECD Publishing.

Page 62: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

54

Puspaningtyas, Nicky Dwi. 2012. Penerapan Model Pembelajaran KooperatifTipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan KomunikasiMatematis Siswa. Skripsi. Lampung: Unila. Tidak diterbitkan.

Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.Yogyakarta: Diva Press

Qohar, A. (2009). Mengembangkan Kemampuan Pemahaman, Koneksi, dan Ko-munikasi Matematis serta Kemandirian Belajar Siswa SMP melaluiReciprocal Teaching. Desertasi PPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan

Rachmawati.(2008). Pengaruh Pendekatan Problem Based Learning dalam Pem-belajaran Matematika terhadap Kemampuan Komunikasi MatematikaSiswa SMP. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.

Ratnaningsih, N (2003).Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematik SiswaSMU melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.Tesis pada PPS UPI : tidakditerbitkan.

Rohaeti, E. (2003). Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan MetodeImprove untuk meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan KomunikasiMatematik siswa SLTP. Tesis PPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Rohani, Ahmad. 2004. Pendidikan Prinsip-Prinsip Pengajaran. Rineka Cip-ta.Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Yang Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Salemba Humanika. Jakarta Se-latan.

Simanjuntak, Lisnawaty. 1993. Metode Mengajar Matematika 1. Rineka Cipta.Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta.Jakarta.

Sudarman. (2007). Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untukMengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah.http://www.jurnaljpi.wordpress.com/category/pembelajaran-berbasis-masalah - 22k –/. Diakses tanggal 11 Oktober 2015

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT Tasito.Edisi keenam.

Page 63: EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI …digilib.unila.ac.id/21553/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Don’t wait till tomorrow what you can ... melimpahkan rahmat

55

Suherman, E. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi PendidikanMatematika. Bandung: Wijayakusumah.

Sumarmo (2012).Evaluasi Dalam Pembelajaran Matematika. Bandung:STKIPSiliwangi.

Static. 2000. Pembelajaran Konvensional. [Online]. Tersedia: http://express-iriau.com. (4 Oktober 2015).

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:Kencana.

Turmudi, (2008). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika (Ber-paradigma Eksploratif dan Investigatif). Jakarta: Leuser Cita Pustaka.

Wahyudin (2002). Matematika dan Kurikulum Berbasis Kompetensi, JurnalKependidikan Metalogika Bidang Kependidikan MIPA UNPAS Bandung(5) 69-78.

Wena, M. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: BumiAksara.http://eprints.uny.ac.id/1736/1/UPAYA_MENINGKATKAN_KEMANDIRIAN_BELAJAR_MATEMATIKA.pdf diunduh tg 13 Oktober 2015

Yonandi. 2010. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalahmelalui Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Komputer pada siswaSMA.Disertasi pada PPs UPI, tidak dipublikasikan.

_______. 2011. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik SiswaSekolah Menengah Atas Melalui Pembelajaran Kontekstual BerbantuanKomputer. Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 02 No.02 Hlm. 133-146.[online]. Diakses di http://jurnal-pmat.webs.com/JURNAL_Yonandi_133_146.doc pada tanggal 10 Oktober2015.