165
EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA TAHUN 2009 (Penelitian Deskriptif Kualitatif Tentang Efektivitas Program Beras Untuk Keluarga Miskin (Raskin) Di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Disusun Oleh : PEDRO HARMOKO NIM : D1107522 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

  • Upload
    volien

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI KECAMATAN

BANJARSARI KOTA SURAKARTA TAHUN 2009

(Penelitian Deskriptif Kualitatif Tentang Efektivitas Program Beras Untuk

Keluarga Miskin (Raskin) Di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

Disusun Oleh :

PEDRO HARMOKO NIM : D1107522

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

ii

PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dosen Pembimbing,

Drs. Suharsono, M.S NIP. 195107011979031001

Page 3: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

iii

PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada hari : Kamis

Tanggal : 11 Februari 2010

Tim Penguji Skripsi :

1. Drs. Sudarmo, M.A. Ph.D : ___________________ NIP. 196311011990031002 Ketua

2. Herwan Parwiyanto, S.Sos, M.Si : ___________________ NIP. 197505052008011033 Sekretaris

3. Drs. Suharsono, M.S : ___________________ NIP. 195107011979031001 Penguji

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. H. Supriyadi SN., S.U. NIP. 195301281981031001

Page 4: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

iv

MOTTO

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna

(Einstein)

Hidup itu sebuah pilihan, take it or leave it...

(Penulis)

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini saya persembahkan kepada :

v Allah SWT yang senantiasa memberi petunjuk dan melindungiku

v Bapak dan Mamah tercinta yang selalu

memberiku motivasi, serta doa yang tak pernah berakhir

v Rizal dan Aji, saudaraku tersayang,

yang sangat berarti dalam hidupku

v Kekasih dan sahabatku yang selalu memberiku semangat untuk berjuang dalam hidup

Page 5: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

v

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektivitas Program Raskin di

Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Tahun 2009”.

Pada kesempatan ini, dalam suka cita penulis hendak menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

berkenan memberikan bimbingan dan bantuan, sehingga pada akhirnya penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu terima kasih banyak saya haturkan

kepada :

1. Bapak Drs. Suharsono, M.S. selaku pembimbing skripsi yang telah

menyediakan waktu dan kesabarannya untuk membimbing dan memberikan

arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Sudarmo, M.A. P.hD dan Bapak Herwan Parwiyanto, S.Sos, M.Si

sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan yang

berharga dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS yang telah

memberikan ilmu pengetahuan yang berguna kepada penulis, sehingga dapat

dijadikan bekal dalam penulisan skripsi ini dan semoga ilmu tersebut dapat

kami amalkan dalam kehidupan masa depan penulis.

4. Seluruh Pegawai dan Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS yang

telah banyak membantu kelancaran administrasi kepada penulis.

Page 6: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

vi

5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta

dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin

Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta atas ijin yang diberikan kepada penulis

untuk melakukan penelitian serta membantu memberikan informasi yang

berkaitan dengan penulisan skripsi dan menyediakan segala macam bahan

yang penulis butuhkan di sela-sela kesibukan, atas pengertian, kesabaran, dan

keramah-tamahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh satgas Raskin dan pegawai kelurahan di wilayah Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta atas bantuan dan keramah-tamahannya.

7. Ibu Herminawati selaku Kepala Bidang Statistik Sosial dari Badan Pusat

Statistik Kota Surakarta atas waktu dan kerjasamanya.

8. Teman-teman AN Non Reg ’07 yang telah turut memberi motivasi, sehingga

menumbuhkan semangat penulis.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah turut

serta memberikan bantuan dan dukungan sehingga dapat terselesaikannya

penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan, untuk itu penulis dengan besar hati menerima kritik dan saran

yang membangun, sehingga dapat menambah kesempurnaan dari tulisan ini dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Februari 2010

Penulis

Page 7: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

KATA PENGANTAR..................................................................................... v

DAFTAR ISI.................................................................................................... vii

DAFTAR BAGAN........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

ABSTRAK ....................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 13

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 13

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 13

E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 14

1. Efektivitas ............................................................................. 14

2. Evaluasi Kebijakan................................................................ 16

3. Evaluasi Pelaksanaan Program ............................................. 24

4. Program Raskin..................................................................... 34

Page 8: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

viii

5. Efektivitas Program Raskin Di Kecamatan Banjarsari Kota

Surakarta............................................................................... 38

F. Kerangka Pemikiran.................................................................... 43

G. Metode Penelitian........................................................................ 48

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Kecamatan Banjarsari ..................................... 57

1. Kondisi Demografis ................................................................ 57

2. Sumber Daya Alam ................................................................. 62

3. Sumber Daya Manusia ............................................................ 62

4. Perekonomian Daerah ............................................................. 62

B. Deskripsi Program Raskin........................................................... 63

C. Tim Koordinasi Raskin Di Kecamatan Banjarsari...................... 68

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Program Raskin Di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta ........ 70

1. Tahap Perencanaan ............................................................... 70

a. Sosialisasi Program........................................................... 70

b. Penetapan Kuota Dan Seleksi Penerima Raskin .............. 79

2. Tahap Pelaksanaan ............................................................... 96

a. Penyaluran Bantuan Beras ................................................ 97

b. Pemanfaatan Bantuan Beras ............................................. 110

c. Pelaporan .......................................................................... 112

B. Efektivitas Program Raskin Di Kecamatan Banjarsari ............... 114

1. Ketepatan Komunikasi dan Koordinasi................................ 115

2. Transparansi Dan Akuntabilitas ........................................... 124

Page 9: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

ix

3. Sumber Daya Yang Memadai .............................................. 127

4. Sikap Positif Pelaksana......................................................... 135

5. Dukungan Dan Partisipasi Kelompok Sasaran..................... 140

C. Hambatan-hambatan Dan Usaha Yang Dilakukan Dalam

Program Raskin Di Kecamatan Banjarsari ................................ 144

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 148

B. Saran............................................................................................ 152

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

x

DAFTAR BAGAN

1. Bagan 1.1 : Model Implementasi Kebijakan Menurut Grindle ............... 26

2. Bagan 1.2 : Model Proses Implementasi Kebijaksanaan Menurut Van

Meter dan Van Horn ............................................................. 29

3. Bagan 1.3 : Model Implementasi Kebijakan Menurut Mazmanian dan

Sabatier ................................................................................. 32

Page 11: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xi

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1 : Kerangka Pemikiran ......................................................... 48

2. Gambar 1.2 : Model Analisis Interaktif.................................................. 55

3. Gambar 3.1 : Mekanisme Perencanaan Kuota Raskin dan Penetapan

Penerima Manfaat ............................................................ 82

Page 12: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 : Jumlah Keluarga Miskin sebagai Rumah Tangga Sasaran

Di Wilayah Kota Surakarta ................................................... 8

2. Tabel 1.2 : Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Banjarsari

Tahun 2009............................................................................ 11

3. Tabel 2.1 : Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin Di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009.................... 58

4. Tabel 2.2 : Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kecamatan

Banjarsari Tahun 2009 .......................................................... 59

5. Tabel 2.3 : Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di

Kecamatan Banjarsari............................................................ 60

6. Tabel 3.1 : Rumah Tangga Sasaran Di Kecamatan Banjarsari Kota

Surakarta Tahun 2009 ........................................................... 83

7. Tabel 3.2 : Jumlah Rumah Tangga Miskin Di Kecamatan Banjarsari

Tahun 2009............................................................................ 93

8. Tabel 3.3 : Perbandingan Alokasi Beras Raskin Tahun 2008 dan 2009

Di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta ............................. 129

Page 13: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xiii

ABSTRAK Pedro Harmoko, D1107522, Efektivitas Program Raskin di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Tahun 2009, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, 153 Halaman.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas Program Raskin di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta, dengan melihat pada proses implementasinya yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan distribusi beras Raskin, serta hambatan-hambatan yang muncul selama pelaksanaan program. Untuk melihat efektivitas pelaksanaan program ini digunakan lima indikator yang digunakan untuk menentukan keberhasilan program yaitu Ketepatan Komunikasi dan Koordinasi, Transparansi dan Akuntabilitas, Sumber Daya Yang Memadai, Sikap Positif Pelaksana, serta Dukungan dan Partisipasi Kelompok Sasaran. Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber datanya meliputi data primer yang dilakukan melalui wawancara kepada sumber data yang dicari dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Selain data primer juga didukung dengan data sekunder yang diperoleh dari dokumen-dokumen, buku dan catatan-catatan yang berkaitan dengan tema penelitian. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi data. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa implementasi Program Raskin telah dilaksanakan secara tuntas dengan indikasi jatah alokasi dari pemerintah sebanyak 107.220 kg beras telah disalurkan seluruhnya kepada masyarakat miskin. Faktor yang mendukung adalah sumber daya, meliputi pelaksana distribusi, dana APBN dan beras subsidi yang tersedia pada saat pelaksanaan program. Selain itu Program Raskin di Kecamatan Banjarsari dilaksanakan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Namun terdapat beberapa hambatan dalam Program Raskin di Kecamatan Banjarsari. Hal tersebut dapat diketahui dari komunikasi yang terjalin kurang baik karena dilaksanakan secara cepat dan kurangnya waktu bagi pelaksana untuk melakukan sosialisasi program. Hambatan lain yang terjadi adalah terbatasnya jumlah alokasi beras bantuan, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap program, keterlambatan pengiriman beras dan waktu pelaksanaan program yang bersamaan dengan pelaksanaan program lain. Namun sikap pelaksana yang positif untuk mendukung keberhasilan program ini mampu mengatasi permasalahan yang ada, meskipun masih ada kelemahan dalam penanganannya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Tahun 2009 berjalan kurang efektif, karena masih banyak hal-hal yang perlu ditingkatkan, diantaranya dari segi pengetahuan tentang program, ketepatan waktu dan kuota alokasi raskin kepada rumah tangga miskin.

Page 14: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xiv

ABSTRACT

Pedro Harmoko, D1107522, The Effectiveness of Program Raskin (Subsidized Rice Program for Poor Family) at Banjarsari Sub-district in Surakarta City Year 2009, Thesis, Public Administration Department, Faculty of Social and Politics, Sebelas Maret University of Surakarta, 2010, 153 pages.

The purpose of this research is to measure the effectiveness of Program

Raskin at Banjarsari Sub-district, Surakarta, by looking at the implementation process includes planning and execution of subsidized rice distribution, and also resistances which emerge during program implementation. There are five indicators used to determine the program effectiveness such as; 1) The Accuracy of Communication and Coordination, 2) Transparancy and Accountability, 3) Sufficiency of Resources, 4) Positive Attitude of Executor, 5) Support and Participation of Target Group.

Research method used is descriptive qualitative. The data source includes the primary data conducted through interview toward data source which is searched by using technique of Purposive Sampling. Besides, it is also supported by the secondary data obtained from documents, books and notes related to research title. Techniques of data collecting are interview, observation and documentation. Data triangulation is used for the data validity. Technique of data analyzing used is interactive analysis.

Based on the research, the program implementation had been implemented entirely by fulfilling requirements at about 107.220 kilograms of subsidized rice. The rice had been distributed to the poor family. The supportive factors in the program among others; the availability of human resources, national budget, and subsidized rice. But there are some obstacles happen in Program Raskin implementation at Banjarsari Sub-district. It can be seen from the lack of communication caused by the instantly-applied communication and limited time for executors to socialize the program. The other obstacles are; the limited amount of subsidized rice, the lack of people’s understanding toward the program, the delay of rice distribution, and time of program execution is at the same time with the other programs execution. But the positive attitude of executors to support the program is able to overcome the obstacles, although there is still a weakness in handling it. In conclusion, implementation of Program Raskin at Banjarsari Sub-district, Surakarta City in 2009 is considered less effective because there are still many things required to be improved, such as the knowledge about program, the aspect of time accuracy and the quota of subsidized rice allocation to poor family.

Page 15: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang hakiki dan harus

dipenuhi. Bahkan pangan merupakan hak azasi setiap manusia. Begitu pentingnya

sehingga dapat dikatakan bahwa pangan merupakan tonggak kehidupan dalam

suatu wilayah, begitupun di suatu negara. Pemenuhan kebutuhan rakyat

merupakan tanggung jawab dan kewajiban pemerintah. Khususnya di Indonesia,

yang memiliki wilayah luas dan jumlah penduduk yang besar, sangat rawan

terjadinya krisis pangan.

Hampir seluruh masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai

makanan pokok. Pemerintah perlu menyediakan persediaan beras yang mencukupi

untuk konsumsi sehari-hari rakyatnya dengan kualitas yang baik dan sesuai

dengan daya beli masyarakat. Namun masih ada permasalahan yang harus

diselesaikan oleh pemerintah, karena ternyata jumlah masyarakat Indonesia yang

mampu membeli beras dengan harga pasar normal masih sangat terbatas. Hal ini

dikarenakan masih terdapat banyak masyarakat yang berpenghasilan rendah

sehingga berpengaruh pada daya beli mereka terhadap kebutuhan pangan.

Saat ini Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan

pangan yang harus ditanggulangi bersama oleh pemerintah dan masyarakat.

Masalah kemiskinan ini seakan tidak pernah berhenti dibahas dan diperhatikan

banyak cendekiawan, politisi, bahkan pemuka agama. Kemiskinan manusia tidak

Page 16: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xvi

hanya dilihat dari tingkat pendapatan yang rendah, juga harus dikaitkan dengan

tingkat pendidikan dan kesehatan, atau hidup dalam lingkungan yang tidak aman

sehingga berkurangnya kesempatan untuk memperluas kemampuan dan

potensinya. Adapun dasar kriteria atau indikator penentuan penduduk miskin

antara lain adalah; 1) luas lantai kurang dari 8 meter persegi per orang, 2) jenis

lantai tanah/bambu/kayu murahan, 3) dinding rumah bambu atau kayu berkualitas

rendah/tembok tanpa diplester, 4) tidak memiliki fasilitas MCK, 5) penerangan

bukan listrik, 6) sumber air minum bukan PDAM/tidak terlindung sungai dan air

hujan, 7) tidak memiliki kompor atau menggunakan arang/kayu bakar, 8) membeli

daging maksimal 1 kali sepekan, 9) 1 tahun membeli 1 stel pakaian baru, 10)

frekuensi makan satu/dua kali sehari, 11) tidak mampu berobat ke

Puskesmas/poliklinik, 12) lapangan pekerjaan buruh tani, buruh bangunan dan

lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600 Ribu per bulan, 13) pendidikan

tertinggi kepala rumah tangga tidak sekolah/tidak tamat SD/tidak tamat sekolah,

14) tidak memiliki tabungan, barang yang mudah dijual nilainya tidak sampai Rp

500 Ribu, (Sumber: Data BPS). Ke-14 indikator diatas mengukur kemiskinan

menggunakan pendekatan pendapatan atau konsumsi dan fisik. Seseorang

dikatakan miskin jika tingkat pendapatan atau konsumsinya berada di bawah

tingkat minimum atau garis kemiskinan/ poverty line. Berbagai aspek kemiskinan

dibahas dan berbagai cara mengentaskan kemiskinan dicarikan strateginya, namun

kemiskinan terus saja hidup.

Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu

dilakukan secara terpadu melibatkan berbagai sektor baik di tingkat pusat maupun

daerah. Penerapan pemberdayaan paling banyak digunakan dalam upaya

Page 17: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xvii

penanggulangan kemiskinan. Sebagai bagian dari pembangunan manusia itu

sendiri, maka program pemberdayaan tidak dapat dipisahkan dari usaha

pengentasan kemiskinan yang abadi. Dalam jangka pendek/menengah amat

diperlukan sejumlah upaya untuk mengatasi kerawanan pangan di rumah tangga

miskin. Program transfer pangan menjadi program komplementer penting. Upaya

tersebut telah dicantumkan menjadi salah satu program prioritas dalam Rencana

Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2009 yaitu peningkatan efektivitas

penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan dan penyempurnaan sistem

perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.

Dengan adanya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2008 tentang

Kebijakan Perberasan, yang menjelaskan bahwa dalam rangka stabilitas ekonomi

nasional, meningkatkan pendapatan petani, peningkatan ketahanan pangan, dan

pengembangan ekonomi pedesaan, dipandang perlu untuk menetapkan kebijakan

perberasan nasional. Berdasarkan hal tersebut, Presiden menginstruksikan Menteri

dan Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen tertentu, serta Gubernur dan

Bupati/Walikota seluruh Indonesia untuk melakukan upaya peningkatan

ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi nasional. Dan, Pemerintah secara khusus

menginstruksikan Perum BULOG untuk menyediakan dan menyalurkan beras

bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin dan rawan pangan, yang

penyediaannya mengutamakan pengadaan beras dari gabah petani dalam negeri.

Pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat miskin ini terkait dengan

sistem ketahanan pangan nasional. Pentingnya sistem ketahanan pangan (food

security system) tidak diragukan lagi. Bank Dunia mendefinisikan ketahanan

pangan sebagai "akses terhadap kecukupan pangan bagi semua orang pada setiap

Page 18: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xviii

saat untuk memperoleh tubuh yang sehat dan kehidupan yang aktif". Kedaulatan

negara sangat ditentukan oleh kedaulatan pangan. Tanpa kecukupan pangan, suatu

negara tidak bisa beradab dan bermartabat. Maka dari itu, sebagai salah satu

program pemerintah dalam menciptakan ketahanan pangan nasional, Program

Raskin dilaksanakan dengan prinsip pengelolaan berupa nilai-nilai dasar yang

menjadi landasan atau acuan setiap pengambilan keputusan dalam pelaksanaan

rangkaian kegiatan, yang diyakini mampu mendorong terwujudnya tujuan

Program Raskin. Adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain; keberpihakan

kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Raskin,

transparansi, partisipatif, dan akuntabilitas.

Untuk mengefektifkan Program Raskin Tahun 2009, maka dibentuk Tim

Koordinasi Raskin mulai dari tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota hingga

tingkat pemerintahan yang paling kecil yaitu Desa/Kelurahan. Tim Koordinasi

Raskin ini merupakan bagian dari Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

yang melaksanakan program perlindungan dan bantuan sosial seperti Jamkesmas,

Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Keluarga harapan (PKH), Bantuan

Operasional Siswa (BOS) dan Program Raskin itu sendiri. Hal ini terkait dengan

Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2005 tentang Tim Koordinasi

Penanggulangan Kemiskinan, yang menjelaskan bahwa dalam rangka peningkatan

penanggulangan kemiskinan diperlukan koordinasi dan sinkronisasi penyusunan

dan pelaksanaan penajaman kebijakan penanggulangan kemiskinan. Tim

Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan adalah forum lintas sektor sebagai

wadah koordinasi penanggulangan kemiskinan. Tim Koordinasi ini dipimpin oleh

Page 19: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xix

Menteri Negara Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyat, yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Tim Koordinasi Raskin menyelenggarakan fungsi koordinasi dan

sinkronisasi penyusunan dan pelaksanaan Program Raskin. Guna memadukan

penyusunan dan pelaksanaan Program Raskin di daerah, Pemerintah Daerah

membentuk Tim Koordinasi Raskin di tingkat Propinsi dan/atau Kabupaten/Kota,

bahkan hingga di tingkat Kecamatan. Di Kota Surakarta ini, Tim Koordinasi

Raskin Kota adalah sebagai pelaksana Program Raskin yang berkedudukan

dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Dan, Walikota merupakan

penanggung jawab pelaksanaan Program Raskin di tingkat Kota. Tugas Tim

Koordinasi Raskin ini adalah merencanakan, melaksanakan, mengendalikan,

sosialisasi, monitoring, evaluasi dan melaporkan pelaksanaan Program Raskin di

wilayah Kota Surakarta.

Program Raskin merupakan sebuah program beras bersubsidi bagi

keluarga miskin yang menyediakan 15 kg beras per rumah tangga miskin dengan

harga Rp. 1.600,- per kg. Program ini merupakan salah satu upaya pemerintah

dalam program penanggulangan kemiskinan. Peraturan perundangan yang

menjadi landasan pelaksanaan Program Raskin ini antara lain; UU No.7 Tahun

1996 tentang Pangan, Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan

Pangan, Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2005 tentang Tim Koordinasi

Penanggulangan Kemiskinan dan peraturan pendukung lainnya.

Dalam pasal 45 UU No.7 Tahun 1996 Tentang Pangan, dijelaskan bahwa

pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk mewujudkan ketahanan

pangan. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, pemerintah

Page 20: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xx

menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan

terhadap ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,

bergizi, beragam, merata dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Terkait

dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan ketersediaan pangan yang merata

dan terjangkau oleh daya beli masyarakat, maka salah satu langkah yang diambil

pemerintah yaitu dengan melaksanakan Program Raskin. Program Raskin ini

merupakan wujud nyata komitmen Pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan

pangan bagi masyarakat miskin melalui penyediaan beras bersubsidi yang

bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin dan untuk

meningkatkan akses masyarakat miskin dalam pemenuhan kebutuhan pangan

pokoknya sebagai salah satu hak dasar masyarakat. Dalam Program Raskin,

keluarga miskin tersebut selanjutnya dikenal dengan istilah “Rumah Tangga

Sasaran” atau disingkat “RTS”. Sasaran Program Raskin adalah berkurangnya

beban pengeluaran 18,5 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS) berdasarkan data

Badan Pusat Statistik (BPS), melalui pendistribusian beras bersubsidi sebanyak 15

kg/RTS/bulan selama 12 bulan dengan harga tebus Rp. 1.600,- per kg.

Pada tahap implementasi Program Raskin di wilayah Surakarta agar

sesuai dengan perencanaannya dan berjalan dengan efektif, diperlukan kesiapan

dari semua pihak yang terlibat didalamnya, baik itu Pemerintah Kota, Perum

BULOG, Badan Pusat Statistik, Tim Koordinasi Raskin Kota, Tim Koordinasi di

tingkat bawah seperti Tim Satuan Kerja Kecamatan hingga tingkat Kelurahan,

masyarakat itu sendiri, dan pihak terkait lainnya. Selain itu juga diperlukan

koordinasi dan keterpaduan antar sektor dan stakeholder tersebut sehingga tidak

terjadi tumpang tindih kepentingan. Dalam hal ini diperlukan adanya keterlibatan

Page 21: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxi

semua pihak yang berkepentingan seperti Pemerintah Kota, Tim Satuan Kerja

Kecamatan hingga tingkat Kelurahan, masyarakat, Perum BULOG, Perguruan

Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Pada tahap implementasi ini juga diperlukan kesamaan persepsi antara

masyarakat dengan lembaga atau orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan

kegiatan ini sehingga masyarakat benar-benar memahami rencana yang akan

dilaksanakan. Hal ini diperlukan untuk menghindari adanya permasalahan dalam

pelaksanaan Program Raskin. Pada tahun sebelumnya pernah terjadi

permasalahan dari titik distribusi hingga rumah tangga penerima, dan jenis

permasalahannya relatif sama dari tahun ke tahun. Selain itu masyarakat masih

meragukan mengenai sosialisasi dan transparansi program; sasaran penerima,

harga, jumlah, dan frekuensi penerimaan beras; biaya pengelolaan program;

pelaksanaan monitoring dan evaluasi; dan fungsinya mekanisme pengaduan.

Di Kota Surakarta masih banyak terdapat masyarakat yang sulit memenuhi

kebutuhan hidup mereka, terutama kebutuhan pangan pokok berupa beras.

Sehingga masih banyak rumah tangga miskin di wilayah ini yang membutuhkan

program beras bersubsidi. Banyaknya masyarakat seperti ini dikarenakan tingkat

pendapatan yang rendah, dan harga barang-barang kebutuhan yang semakin

mahal, salah satunya adalah kebutuhan pangan. Jumlah keluarga miskin sebagai

Rumah Tangga Sasaran di wilayah Kota Surakarta dapat dilihat berdasarkan tabel

di bawah ini.

Tabel 1.1

Jumlah Keluarga Miskin sebagai Rumah Tangga Sasaran

Di Wilayah Kota Surakarta

Page 22: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxii

No Kecamatan Jumlah Keluarga Jumlah Keluarga Miskin Presentase (%)

1 Laweyan 25,814 3,211 12.4

2 Serengan 13,595 2,145 15.8

3 Pasar Kliwon 28,709 4,784 16.7

4 Jebres 32,408 5,441 16.8

5 Banjarsari 40,245 7,148 17.8

Total 140,771 22,729 16.1

Sumber :

Data BAPERMAS, PP, PA dan KB dan Badan Pusat Statistik Tahun 2009

Data di atas merupakan statistik jumlah keluarga miskin yang termasuk

dalam daftar Rumah Tangga Sasaran yang ada di wilayah Kota Surakarta. Data

tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, yang kemudian data

tersebut digunakan oleh Pemerintah Kota Surakarta sebagai dasar penetapan

jumlah penerima manfaat program Bantuan dan Perlindungan Sosial, misalnya

program pengentasan kemiskinan, salah satunya adalah Program Raskin. Dalam

Program Raskin, penerima manfaat beras bersubsidi tersebut disebut sebagai

Rumah Tangga Sasaran (RTS). Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada saat

ini jumlah Rumah Tangga Sasaran di Surakarta masih cukup banyak, sehingga

perlu adanya program pengentasan kemiskinan seperti Program Raskin ini guna

meningkatkan taraf hidup masyarakat dan terbebas dari kemiskinan. Dari data

yang disebutkan dalam tabel diatas, diketahui bahwa dari 5 Kecamatan yang ada

di Kota Surakarta, Kecamatan Banjarsari merupakan Kecamatan dengan

presentase terbesar dalam jumlah keluarga miskin, yaitu hampir mencapai 18%.

Page 23: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxiii

Dari data yang diperoleh, Kecamatan Banjarsari merupakan salah satu

kecamatan yang memiliki jumlah rumah tangga miskin terbesar di wilayah

Surakarta. Hal ini dikarenakan kondisi sosial-ekonomi beberapa masyarakat di

daerah tersebut yang masih kekurangan. Kecamatan Banjarsari merupakan daerah

urban serta tidak memiliki sumber daya alam sehingga potensi pertanian menjadi

kecil kontribusinya, akibatnya kebutuhan bahan pangan sangat tergantung dari

pasokan dari daerah sekitarnya. Selain itu, saat ini masih banyak masyarakat di

Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta terutama dari Rumah Tangga Sasaran yang

mengandalkan Program Raskin didasarkan pada fakta bahwa harga beras Raskin

yang jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan harga beras di pasaran yang

terbilang mahal. Hal ini secara signifikan mampu mengurangi beban pengeluaran

hidup mereka. Sehingga dalam hal ini, perlu adanya koordinasi yang terpadu

antara pemerintah setempat dengan pihak yang bersangkutan dalam pelaksanaan

Program Raskin di Kecamatan ini. Dengan jumlah rumah tangga miskin terbesar,

diasumsikan bahwa Kecamatan Banjarsari rawan akan konflik atau permasalahan

terkait dengan pendistribusian beras Raskin. Untuk itu, diharapkan distribusi beras

untuk keluarga miskin ini dapat menjangkau jumlah keseluruhan rumah tangga

miskin di Kecamatan Banjarsari.

Maka penulis memilih judul “Efektivitas Program Raskin di Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta Tahun 2009” karena penulis sangat tertarik dengan

masalah program bantuan pangan yang dilaksanakan oleh pemerintah di lingkup

Kecamatan Banjarsari wilayah Kota Surakarta. Dengan banyaknya jumlah

keluarga miskin di Kecamatan Banjarsari, tentunya perlu dilakukan pendataan

keluarga miskin yang layak menerima manfaat dari Program Raskin ini secara

Page 24: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxiv

baik dan benar agar program beras berubsidi ini dapat tepat sasaran. Pendataan

keluarga miskin sebagai RTS dilakukan dalam rangka validasi data calon sasaran

penerima Program Raskin Tahun 2009 dengan menggunakan data sesuai

kebijakan yang disusun Badan Pusat Statistik dengan indikator : 1) luas lantai

kurang dari 8 meter persegi per orang, 2) jenis lantai tanah/bambu/kayu murahan,

3) dinding rumah bambu atau kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester, 4)

tidak memiliki fasilitas MCK, 5) penerangan bukan listrik, 6) sumber air minum

bukan PDAM/tidak terlindung sungai dan air hujan, 7) tidak memiliki kompor

atau menggunakan arang/kayu bakar, 8) membeli daging maksimal 1 kali

sepekan, 9) 1 tahun membeli 1 stel pakaian baru, 10) frekuensi makan satu/dua

kali sehari, 11) tidak mampu berobat ke Puskesmas/poliklinik, 12) lapangan

pekerjaan buruh tani, buruh bangunan dan lainnya dengan pendapatan di bawah

Rp 600 Ribu per bulan, 13) pendidikan tertinggi kepala rumah tangga tidak

sekolah/tidak tamat SD/tidak tamat sekolah, 14) tidak memiliki tabungan, barang

yang mudah dijual nilainya tidak sampai Rp 500 Ribu, (Sumber: Data BPS).

Keluarga miskin yang menjadi sasaran Program Raskin akan mendapat

Kartu Raskin. Kartu Raskin ini ditandatangani oleh petugas pelaksana distribusi

Raskin di Kelurahan dengan masa berlaku satu tahun dan dapat diperpanjang

selama pemilik kartu masih termasuk sasaran Program Raskin. Pendataan

keluarga miskin yang dilakukan di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

menghasilkan jumlah Rumah Tangga Sasaran ada 7,148 Kepala Keluarga dari

jumlah Kepala Keluarga sebanyak 40,245 atau 17,8% penduduk Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta. Masing-masing Kepala Keluarga yang tercantum

dalam DPM (Daftar Penerima Manfaat Raskin) yang ditetapkan oleh Badan Pusat

Page 25: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxv

Statistik akan mendapatkan jatah beras Raskin sebanyak 15 kg per bulan selama

12 bulan. Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Banjarsari beserta

kuantum beras Raskin yang diperoleh terinci pada tabel 1.2.

Tabel 1.2

Jumlah Rumah Tangga Miskin

di Kecamatan Banjarsari

Tahun 2009

No. Kelurahan Jumlah KK Kuantum beras Raskin

1 Kadipiro 1,896 28,440

2 Nusukan 1,295 19,425

3 Gilingan 1,148 17,220

4 Banyuanyar 322 4,830

5 Sumber 605 9,075

6 Manahan 419 6,285

7 Mangkubumen 432 6,480

8 Timuran 127 1,905

9 Ketelan 235 3,525

10 Punggawan 148 2,220

11 Kestalan 112 1,680

12 Setabelan 224 3,360

13 Keprabon 185 2,775

Jumlah 7,148 107,220

Sumber: Data Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2009

Program Raskin telah mengalami beberapa kali penyesuaian, namun

efektivitasnya masih diperdebatkan. Meskipun demikian, penilaian keberhasilan

program tidak dapat dilakukan secara parsial karena Program Raskin merupakan

sebuah kesatuan program untuk menyampaikan beras bersubsidi kepada Rumah

Page 26: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxvi

Tangga Sasaran. Dengan banyaknya jumlah Rumah Tangga Sasaran di

Kecamatan Banjarsari, tentunya tidak lepas dari hambatan dalam program

penyaluran beras bersubsidi. Penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut untuk

mengkaji efektivitas Program Raskin dan memetik pelajaran dalam rangka

perbaikan program ini. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh

mengenai pendistribusian beras Raskin di wilayah Kecamatan tersebut, terkait

dengan tujuannya untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Miskin

melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok berupa beras. Diharapkan

dengan Program Raskin yang efektif, maka kebutuhan pangan masyarakat miskin

dapat terpenuhi dengan baik.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang seperti diuraikan diatas, maka dalam

penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana efektivitas Program Raskin Tahun 2009 di Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta ?

2. Hambatan-hambatan apa yang terjadi dalam pelaksanaan Program Raskin

Tahun 2009 di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dan bagaimana

upaya penyelesaiannya ?

C. Tujuan Penelitian

Page 27: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxvii

1. Untuk mengkaji efektivitas Program Raskin Tahun 2009 di Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan

Program Raskin Tahun 2009 di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dan

upaya penyelesaiannya.

D. Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada Tim Koordinasi

Program Raskin dalam melaksanakan Program Raskin sebagai tim yang

dibentuk oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan khususnya

beras bersubsidi bagi keluarga miskin di Kecamatan Banjarsari Kota

Surakarta.

2. Dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang mempunyai

perhatian terhadap terwujudnya pelaksanaan Program Raskin yang efektif

di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

3. Bagi peneliti, digunakan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh

gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

E. Tinjauan Pustaka

1. Efektivitas

Mengenai pengertian efektivitas ini, pada kenyataannya para ahli

belum memperoleh kesepakatan dalam hal perumusannya. Masing-masing

ahli cenderung melihat dari sudut pandangnya sendiri-sendiri, tetapi yang

Page 28: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxviii

perlu diperhatikan disini bahwasanya secara umum efektivitas selalu

terkait dengan adanya suatu pencapaian tujuan atau hasil. Pengertian

efektivitas biasanya diartikan sebagai keberhasilan yang dicapai dalam

usahanya mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut

Richard M. Steers efektivitas memiliki arti sejauh mana organisasi

melakukan seluruh tugas pokoknya untuk mencapai semua sasarannya.

Kemudian ditegaskan lagi bahwa efektivitas paling mudah dipakai bila

dipandang dari sudut pencapaian tujuan optimum yakni efektivitas

organisasi dapat dipandang sebagai batas kemampuan organisasi

mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk

mencapai tujuan operasi dan operasionalnya (1985 : 17).

Menurut Emil Salim (1996 : 94) Efektivitas juga memiliki

pengertian sebagai suatu ketepatan dari suatu program tindakan atau

kesempurnaan (jaminan) hasil suatu pekerjaan itu sendiri. Kemudian

menurut Yutchman dan Seashore (dalam Alo Liliweri, 1997 : 121) bahwa

efektivitas organisasi sangat tergantung antara lain oleh bagaimana

organisasi secara relatif mengeksploitasi lingkungan dari sumber daya

yang langka dan sumber-sumber lain yang bernilai untuk mencapai tujuan

organisasi.

Dari beberapa penjelasan diatas bahwa efektivitas merupakan tolak

ukur dalam pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya oleh sebuah organisasi. Hal ini sesuai dengan pengertian

efektivitas menurut Handayaningrat (1986 : 6) yaitu pengukuran dalam arti

tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Page 29: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxix

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

efektivitas selalu berorientasi pada pencapaian tujuan suatu program atau

kebijakan dari organisasi. Organisasi dimaksudkan sebagai alat untuk

mencapai tujuan bersama, yang tujuan itu tidak mungkin dapat dicapai

sendiri-sendiri. Jadi dengan organisasi sebagai alat itulah, orang atau

orang-orang ingin mencapai tujuan. Dengan demikian, efektivitas

merupakan keberhasilan organisasi dalam menjalankan program atau

kebijakannya melalui berbagai sarana dan cara serta upaya memanfaatkan

segala sumber daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Serta dalam mencapai ukuran efektivitas program atau kebijakan sebuah

organisasi dapat menggunakan kriteria – kriteria diatas.

2. Evaluasi Kebijakan

Perkembangan saat ini menunjukkan semakin kompleksnya

permasalahan yang dihadapi pemerintah sebagai lembaga penyelenggara

negara. Permasalahan yang semakin kompleks tersebut bukanlah terjadi

secara alami atau terjadi dengan sendirinya, tanpa campur tangan yang

secara sengaja oleh pihak lain. Tetapi permasalahan tersebut, baik

sebagian maupun keseluruhan merupakan hasil campur tangan pemerintah

melalui kebijakan-kebijakannya. Interaksi antara lingkungan dengan

kebijakan tidak berjalan satu arah, melainkan berjalan dua arah sehingga

membentuk proses timbal balik.

Interaksi antara lingkungan dengan kebijakan diwujudkan melalui

implementasi kebijakan. Mewujudkan kebijakan publik yang masih

bersifat abstrak kedalam realitas merupakan proses yang terjadi dalam

Page 30: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxx

implementasi kebijakan. Implementasi kebijakan merupakan tahapan

terpenting dalam proses kebijakan publik. Suatu kebijakan belum bisa

dinilai baik atau buruk, efisien atau tidak, efektif atau tidak, jika belum

menimbulkan dampak tertentu dalam masyarakat. Untuk menimbulkan

dampak tersebut suatu kebijakan harus diimplementasikan terlebih dahulu.

(“Notwithstanding the validity of the criticism that social scientists

tend to see everything as a “problem” that must be “solved,” as though

life itself were merely a mathematical exercise, certainly many

circumstances do exist that should not. We should be capable of

improving—and in some cases, even of eliminating—a number of these

circumstances. It should be clear to all that public policy has a key role to

play; in fact, most thoughtful observers recognize that its role is the key.

Recent economic developments make that role even more difficult to

ignore. Sound information is required, however, before deciding upon

which public policies to adopt, and before crafting and implementing

those policies. Much of the necessary information no doubt already exists,

often in studies around the world that receive little or no attention, but

certainly more information also needs to be developed and widely

disseminated”). (“Meskipun kebenaran dari kritikan bahwa para ahli ilmu

sosial cenderung berpandangan bahwa segala sesuatu merupakan suatu

permasalahan yang harus dipecahkan, seolah-olah kehidupan itu sendiri

hanya seperti suatu penggunaan ilmu pasti atau matematis, tentunya

banyak hal atau keadaan yang demikian yang seharusnya tidak ada. Kita

seharusnya mampu memperbaikinya dan dalam beberapa hal, bahkan

Page 31: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxxi

dalam melenyapkan berbagai keadaaan ini. Seharusnya jelas bahwa semua

kebijakan publik memainkan peranan penting. Faktanya, sebagian besar

pengamat yang bijaksana mengakui bahwa peranan kebijakan publik

adalah yang utama. Kemajuan di bidang ekonomi belakangan ini bahkan

membuat peranannya lebih sulit untuk dielakkan. Bagaimanapun juga,

diperlukan bermacam bentuk informasi yang tepat, sebelum memutuskan

untuk mengadopsi beberapa alternatif kebijakan publik, dan sebelum

merumuskan serta mengimplementasikannya. Tidak diragukan lagi bahwa

telah ada banyak sekali informasi yang penting dan diperlukan, yang

seringkali terdapat di dalam berbagai studi di seluruh dunia yang

mendapatkan sedikit perhatian atau bahkan tidak ada perhatian sama

sekali. Namun yang pasti, informasi juga perlu dikembangkan dan

disebarluaskan." (Max J. Skidmore, 2009 : 1)).

Hal itu terkait dengan pengumpulan data dan informasi yang

diperlukan sebelum suatu kebijakan diimplementasikan, sehingga dengan

memperoleh data dan informasi yang tepat dan memadai, kebijakan

tersebut akan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan apa yang

telah dirumuskan sebelumnya.

Dengan bertumpu pada pendapat-pendapat tersebut, maka dapat

diambil pengertian bahwa implementasi program atau kebijakan adalah

rangkaian usaha yang terpola yang memerlukan berbagai macam sumber

daya dan informasi untuk merealisasikan kebijakan sehingga menimbulkan

dampak nyata pada masyarakat. Dalam kenyataan, keberhasilan

implementasi suatu program atau kebijakan dapat diukur dari hasil akhir

Page 32: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxxii

yang dicapainya. Asumsinya adalah bahwa kebijakan itu dibuat untuk

mendapatkan hasil yang diukur dan diamati.

Dalam rangka mencapai tujuan nasionalnya, pemerintah Indonesia

telah banyak menghasilkan dan mengimplementasikan program

pembangunan, baik program pembangunan teknologi maupun

pembangunan sosial. Namun demikian, dari sekian banyak kebijakan yang

diterapkan, dalam kenyataan banyak yang tidak mencapai sasaran, terjadi

penyelewengan dan sebagainya sehingga tidak mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Dengan kata lain semakin menuntut kita untuk menguji keefektifan

program-program tersebut. Untuk itu diperlukan suatu penelitian yang

menguji kembali proses kebijakan, pelaksanaan kebijakan dan pengukuran

hasil kebijakan. Dengan demikian dapat digunakan oleh para pengambil

kebijakan dan pelaksana kebijakan untuk digunakan di tingkat politik

sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan apakah kebijakan itu

dapat diteruskan, diperluas, dipersempit atau diubah sama sekali. Selain itu

juga untuk mengetahui penyebab kegagalan dari suatu program agar hal

yang sama tidak terulang kembali di masa depan. Informasi tersebut dapat

diperoleh dengan adanya evaluasi kebijakan. Untuk mengetahui apa itu

evaluasi kebijakan, sebelumnya perlu diketahui arti kebijakan itu sendiri.

James E. Anderson dalam buku Solichin Abdul Wahab

menjelaskan makna kebijakan adalah:

“langkah tindakan yang secara sengaja dilakukan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor berkenaan dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang dihadapi.” (Solichin A. Wahab, 2005 : 3)

Page 33: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxxiii

Dari pengertian ini mendalilkan bahwa perhatian kita dalam

mempelajari kebijakan ini seyogyanya diarahkan pada apa yang

senyatanya dilakukan pemerintah dan bukan sekedar apa yang ingin

dilakukan. Disamping itu konsep tersebut juga membedakan secara tegas

antara kebijakan (policy) dan keputusan (decision), yang mengandung arti

pemilihan diantara sejumlah alternatif yang tersedia.

Carl J. Friedrick (dalam Solichin Abdul Wahab, 2005 : 3)

merumuskan kebijakan sebagai berikut :

“…serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu...” Sedangkan menurut pandangan Prof. Heinz Eulau dan Kenneth

Prewith (dalam Solichin Abdul Wahab, 2005 : 3) kebijakan dinyatakan

sebagai berikut :

“a standing decision characterized by behavioral consistency and repetitiveness on the part of both those who make it and those who abide by it”. (keputusan tetap yang bercirikan dengan konsistensi dan pengulangan dari pihak yang membuatnya dan yang mematuhinya). Dari ketiga pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

kebijakan (policy) adalah serangkaian tindakan yang dipatuhi dan

dilaksanakan untuk memecahkan masalah dalam suatu bidang tertentu dan

mencapai tujuan tertentu setelah adanya pemilihan dari berbagai alternatif

yang tersedia.

Page 34: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxxiv

Setelah mengetahui arti kebijakan, maka perlu diketahui juga

definisi evaluasi kebijakan, Lester dan Stewart (dalam Budi Winarno,

2008 : 226) memberikan definisi sebagai berikut :

“evaluasi kebijakan adalah suatu usaha untuk melihat apakah suatu kebijakan mencapai tujuan atau dampak yang diinginkan atau tidak, dan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan dari suatu kebijakan berdasarkan standard atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”. Subarsono (2005:119) juga memberikan definisi evaluasi kebijakan

menurut pengertiannya sebagai berikut :

“evaluasi adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan. Evaluasi baru dapat dilakukan kalau suatu kebijakan sudah berjalan cukup lama.” Abdillah Hanafi dan Mulyadi Guntur (1984:16) memberikan

pengertian yang hampir sama mengenai evaluasi, yakni :

“Yang dapat dilakukan oleh evaluasi adalah memberikan data untuk mengurangi ketidakpastian dan menjelaskan perolehan-perolehan dan kerugian-kerugian yang menyertai setiap keputusan. Dalam hal ini evaluasi memungkinkan pembuat keputusan menerapkan nilai-nilai dan preferensinya secara lebih tepat, dengan pengetahuan yang lebih baik mengenai alternative-alternatif yang akan diputuskan.” Sedangkan Suchman (dalam Moh. Nazir, 1988:108)

mendefinisikan evaluasi adalah :

“penentuan (apakah berdasarkan opini, catatan, data subjektif atau objektif) hasil (apakah baik atau tidak baik, sementara atau permanent, segera atau ditunda) yang diperoleh dengan beberapa kegiatan (suatu program, sebagian dari program dan sebagainya) yang dibuat untuk memperoleh suatu tujuan mengenai nilai atau performance.” Secara rinci Ripley (dalam Samodra Wibawa, 1994:8-9)

mengemukakan beberapa persoalan yang harus dijawab oleh suatu

kegiatan evaluasi sebagai berikut :

Page 35: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxxv

1. Kelompok dan kepentingan mana yang memiliki akses di

dalam pembuatan kebijakan ?

2. Apakah proses pembuatannya cukup rinci, terbuka, dan

memenuhi prosedur ?

3. Apakah program didesain secara logis ?

4. Apakah sumber daya yang menjadi input program telah cukup

memadai untuk mencapai tujuan ?

5. Apa standar implementasi yang baik menurut kebijakan

tersebut ?

6. Apakah program dilaksanakan sesuai standar efisiensi dan

ekonomi ?

7. Apakah kelompok sasaran memperoleh pelayanan dan barang

seperti yang didesain dalam program ?

8. Apakah program memberikan dampak kepada kelompok non

sasaran ? Apa jenis dampaknya ?

9. Apa dampaknya, baik yang diharapkan maupun yang tidak

diharapkan, terhadap masyarakat ?

10. Kapan tindakan program dilakukan dan dampaknya diterima

oleh masyarakat ?

11. Apakah tindakan dan dampak tersebut sesuai dengan yang

diharapkan ?

Sementara Leslie A. Pal (1987:52) membagi evaluasi kebijakan

dalam empat kategori :

1. Planning and needs evaluations

Page 36: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxxvi

Mencakup penilaian terhadap target populasi, kebutuhan

sekarang dan yang akan datang serta sumber daya yang ada.

2. Process evaluations

Evaluasi terhadap tindakan pelaksana, media pelaksanaan

program dan system informasi.

3. Impact evaluations

Evaluasi dampak kebijakan baik yang diharapkan serta

perluasan hasil program.

4. Efficiency evaluations

Evaluasi efisiensi kebijakan yang dapat dilihat dari

perbandingan keuntungan biaya.

Dalam penelitian ini penulis tidak mengevaluasi keseluruhan tahap

kebijakan, melainkan memilih salah satu tahap kebijakan, yaitu

implementasinya (evaluasi implementasi) dengan latar belakang bahwa

implementasi merupakan hal yang penting dalam keseluruhan tahap

kebijakan. Seperti yang diungkapkan oleh Chief. J O. Udoji (dalam

Solichin A. Wahab, 2005:59) :

“the execution of policies is as important if not more important than policy making. Policies will remain dreams or blue prints file jackets unless they are implemented.” (pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan akan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan) Menurut Van Meter dan Van Horn (dalam Solichin A. Wahab,

2005:65) implementasi adalah sebagai berikut :

“those actions by public or private individuals (or groups) that are directed at the achievement of objectives set forth in prior policy

Page 37: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxxvii

decisions.” (tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakannya). Pariatra Westra (1989:32) memberikan definisi implementasi atau

pelaksanaan yaitu :

“usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijakan yang telah dirumuskan dan ditetapkan, dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya, kapan waktu dimulai dan berakhirnya serta cara yang harus dilaksanakan.” Evaluasi implementasi dirumuskan oleh Ripley (dalam Samodra

W, 1994:10-11) sebagai berikut :

1. Evaluasi ditujukan untuk melaksanakan evaluasi proses.

2. Dilaksanakan dengan menambah pertanyaan yang harus

dijawab pada perspektif apa yang terjadi selain pada perspektif

kepatuhan.

3. Dilakukan untuk melaksanakan evaluasi aspek-aspek dampak

kebijakan yang terjadi jangka pendek.

3. Evaluasi Pelaksanaan Program

Suatu keputusan kebijakan akan dapat diimplementasikan jika

telah diinterprestasikan ke dalam program-program aksi yang lebih

operasional. Definisi program menurut Pariatra Westra (1989:41) adalah

perumusan yang memuat gambaran pekerjaan-pekerjaan yang akan

dilaksanakan berikut petunjuk mengenai cara pelaksanaannya. Biasanya

dalam program ini dikemukakan pula fasilitas-fasilitas yang diperlukan,

Page 38: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxxviii

seperti waktu penggunaan alat-alat perlengkapan, ketentuan wewenang

serta tanggung jawab pelaksanaan program.

Menurut Pariatra Westra (1989:42), dalam suatu program

terkandung komponen kebijakan yang lain yaitu siapa pelaksananya,

berapa besar dan darimana dana diperoleh, siapa kelompok sasaran,

bagaimana program dilaksanakan serta bagaimana kinerja keberhasilan

program diukur. Selanjutnya agar lebih operasional lagi, program

dirumuskan sebagai proyek, yang dengannya pelaksana di tingkat

lapangan dapat bertindak. Proyek adalah suatu bagian dari program yang

relatif lebih terpisah dan mempunyai batas-batas yang tegas yang

direncanakan dan dilaksanakan tersendiri. Jadi evaluasi pelaksanaan

program adalah penilaian terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan

untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, kebutuhan yang

diperlukan, sikap pelaksana, waktu pelaksana, dan cara pelaksanaan serta

dampak yang terjadi jangka pendek.

Grindle berpendapat bahwa pengukuran keberhasilan implementasi

program dilaksanakan pada program aksi dan hasil kebijakan. Program

aksi meliputi isi kebijakan dan konteks implementasi sedangkan hasil

kebijakan terdiri dari dampak dan perubahan pada masyarakat.

Selengkapnya seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :

Page 39: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xxxix

Bagan 1.1 Model Implementasi Kebijakan Menurut Grindle

Keterangan :

a. Isi Kebijakan :

1. Kepentingan yang dipengaruhi

Kebijakan yang menyangkut banyak kepentingan yang berbeda

akan lebih sulit diimplementasikan dibanding yang

menyangkut sedikit kepentingan.

2. Tipe manfaat

Suatu kebijakan yang memberikan manfaat yang aktual dan

langsung dapat dirasakan oleh sasaran bukan hanya formal,

ritual dan simbolis akan lebih mudah diimplementasikan.

Page 40: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xl

3. Derajat perubahan yang diharapkan

Kebijakan cenderung lebih mudah diimplementasikan jika

dampak yang diharapkan dapat memberikan hasil yang

pemanfaatannya jelas dibanding yang bertujuan terjadi

perubahan sikap dan perilaku penerima kebijakan.

4. Letak pengambilan keputusan

Kedudukan pembuat kebijakan akan mempengaruhi

implementasi selanjutnya. Pembuat kebijakan yang mempunyai

wewenang dan otoritas yang tinggi akan lebih mudah dan

mempunyai wewenang dalam pengkoordinasian organisasi

dibawahnya.

5. Pelaksana program

Keputusan mengenai siapa yang ditugasi untuk

mengimplementasikan program yang ada dapat mempengaruhi

proses implementasi dan hasil akhir yang diperoleh. Dalam hal

ini tingkat kemampuan, keaktifan, keahlian, dan dedikasi yang

tinggi akan berpengaruh pada proses.

6. Sumber daya yang dilibatkan

Sumber daya yang digunakan dalam program, bentuk, besar

dan asal sumber daya akan menentukan pelaksanaan dan

keberhasilan kebijakan atau elit politik dan penguasa setempat

akan mempengaruhi pelaksanaan program.

b. Konteks implementasi, meliputi :

Page 41: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xli

1. Strategi yang digunakan dalam proses, kekuasaan dari badan

pelaksana.

2. Kondisi dan keberadaan badan pelaksana yang didukung

otoritas penguasa akan sangat berpengaruh dalam proses.

3. Kepatuhan dan daya tanggap

Kepatuhan dapat berupa dukungan dari elit politik, kesediaan

agen atau instansi pelaksana birokrat yang ditugasi

melaksanakan program dari elit politik, juga kepatuhan

penerima manfaat atau sasaran program. Sedangkan daya

tanggap merupakan kepekaan lembaga publik seperti birokrasi

terhadap kebutuhan atau permasalahan yang timbul dalam

pelaksanaan.

Menurut Leslie A. Pal (1987:52) bahwa dalam evaluasi proses

terdapat beberapa hal yang perlu ditinjau yaitu :

1. Program guidelines (program panduan)

2. The organization of field offices (badan-badan pelaksana)

3. Staff training (pelatihan staf)

4. Communication system (sistem komunikasi)

5. Even staff morale to improve organizational performance

(moral dari staf terhadap peningkatan kerja organisasi)

Van Meter dan Van Horn, merumuskan sebuah model yang

memperlihatkan hubungan antara berbagai faktor yang mempengaruhi

hasil atau kinerja kebijakan.

Bagan 1.2 Model Proses Implementasi Kebijakan

Page 42: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xlii

(Sumber : Samodra Wibawa, 1994:21)

Menurut model ini, kinerja kebijakan pada dasarnya merupakan

penilaian atas tingkat ketercapaian standar dan sasaran. Oleh karena

dijadikan sebagai kriteria evaluasi dan pedoman konkret bagi pelaksana

maka standar dan sasaran ini harus dirumuskan secara spesifik dan

konkret. Kebijakan juga menuntut adanya sumber daya, baik berupa dana

maupun insentif lain. Kinerja kebijakan akan rendah jika dana yang

dibutuhkan tidak disediakan secara memadai.

Kejelasan standar dan sasaran tidak menjamin implementasi

kebijakan yang efektif jika tidak ada komunikasi antar organisasi dan

aktivitas pengukuhan, terlebih bila pelaksanaan kebijakan merupakan

kerjasama dari beberapa organisasi. Dengan komunikasi maka pelaksana

dapat memahami apa yang diidealkan oleh suatu kebijakan yang menjadi

tanggung jawab mereka.

Variabel di atas berkaitan erat dengan karakteristik yang dimiliki,

organisasi atasan ataupun koordinator program dapat mengkondisikan

Komunikasi antar organisasi dan

pengukuhan aktivitas Standar dan

sasaran kebijakan

Sumber daya

Karakteristik organisasi komunikasi antar

organisasi

Sikap pelaksana

Kinerja kebijakan

Kondisi sosial, ekonomi dan politik

Page 43: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xliii

pelaksanaan agar bertindak sesuai dengan yang diidealkan oleh kebijakan.

Menurut Meter dan Horn, organisasi pelaksana mempunyai enam variabel

yang harus dicermati, yaitu kompetensi dan jumlah staf, rentang dan

derajat pengendalian, dukungan politik yang dimiliki, kekuatan organisasi,

derajat keterbukaan dan kebebasan komunikasi serta keterkaitan dengan

organisasi lain.

Kondisi ekonomi, sosial, politik juga berpengaruh terhadap

efektivitas implementasi kebijakan baik kondisi sosial ekonomi sasaran

maupun dukungan opini publik dan elit politik. Sikap pelaksana dibentuk

oleh kelima variabel diatas. Kognisi, netralitas, dan objektivitas pelaksana

sangat mempengaruhi bentuk respon pelaksana. Kejelasan tujuan dan

karakteristik pelaksana sangat mempengaruhi sikap dan loyalitas

pelaksana terhadap organisasi (Samodra Wibawa, 1994:21)

Mazmanian dan Sabatier merumuskan model mengenai

implementasi kebijakan yang merupakan fungsi dari tiga variabel, yaitu:

(1) karakteristik masalah, (2) struktur manajemen program yang tercermin

dalam berbagai macam peraturan yang mengoperasionalkan kebijakan,

dan (3) faktor-faktor di luar peraturan. Kerangka berpikir mereka pada

dasarnya tidak jauh berbeda dengan model Meter dan Horn ataupun model

Grindle, dalam hal perhatiannya terhadap dua persoalan mendasar yakni

kebijakan dan lingkungan kebijakan. Hanya saja pemikiran Sabatier dan

Mazmanian ini terkesan menganggap bahwa suatu implementasi akan

efektif apabila birokrasi pelaksananya mematuhi apa yang telah digariskan

Page 44: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xliv

oleh peraturan (petunjuk pelaksanaan/teknis). Oleh karena itulah model ini

disebut sebagai model top-down.

Selanjutnya, faktor yang mempengaruhi proses implementasi suatu

kebijakan adalah: kondisi sosial ekonomi, perhatian pers terhadap masalah

kebijakan, dukungan publik, sikap dan sumber daya kelompok sasaran,

dan dukungan kewenangan. Sedangkan daya dukung peraturan yang

mempengaruhi proses implementasui adalah: teori kausal yang memadai,

sumber kejelasan/konsistensi tujuan, kewenangan yang mencukupi,

integrasi organisasi pelaksana, diskresi pelaksana, rekruitmen dari pejabat

pelaksana, dan akses formal pelaksana ke organisasi.

Bagan 1.3

Model Implementasi Kebijakan Menurut Mazmanian dan Sabatier

Karakteristik Masalah

1. Ketersediaan teknologi dan teori teknis 2. Keragaman perilaku kelompok sasaran 3. Sifat populasi 4. Derajat perubahan perilaku yang diharapkan

Daya Dukung Peraturan 1. Kejelasan/konsistensi

tujuan/sasaran 2. Teori kausal yang memadai

Variabel Non Peraturan 1. Kondisi sosio ekonomi dan

teknologi 2. Perhatian pers terhadap masalah

Page 45: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xlv

(Sumber : Samodra Wibawa, 1994:26)

Adang Setiana (2009:5) menyebutkan mengenai nilai-nilai dasar

yang menjadi landasan atau acuan setiap pengambilan keputusan dalam

pelaksanaan rangkaian kegiatan, yang diyakini mampu mendorong

terwujudnya tujuan Program Raskin. Adapun prinsip-prinsip tersebut

sebagai berikut :

a. Keberpihakan kepada Rumah Tangga Sasaran. Ini bermakna bahwa

program atau kebijakan ini mengusahakan agar kelompok sasaran

Page 46: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xlvi

dapat memperoleh pelayanan yang baik, yakni memperoleh beras

kualitas baik, cukup sesuai alokasi dan terjangkau.

b. Transparansi. Ini bermakna membuka akses informasi kepada

pemangku kepentingan Program Raskin, terutama Rumah Tangga

Sasaran, yang harus mengetahui dan memahami adanya kegiatan

Program Raskin serta dapat melakukan pengawasan secara mandiri.

c. Partisipatif. Ini bermakna mendorong masyarakat terutama Rumah

Tangga Sasaran untuk berperan secara aktif dalam setiap tahapan

pelaksanaan Program Raskin, mulai dari tahap perencanaan,

sosialisasi, pelaksanaan dan pengendalian.

d. Akuntabilitas. Ini bermakna bahwa setiap pengelolaan kegiatan

Program Raskin harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat setempat maupun kepada semua pihak yang

berkepentingan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku

atau yang telah disepakati.

4. Program Raskin

Program Raskin merupakan salah satu program pemerintah dari 3

kluster upaya penanggulangan kemiskinan, yaitu Kluster I (Bantuan dan

Perlindungan Sosial), Kluster II (PNPM Mandiri), dan Kluster III (Kredit

Usaha Rakyat). Program Raskin masuk di dalam Kluster I bersama

program perlindungan dan bantuan sosial lainnya seperti Jamkesmas,

Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Keluarga Harapan (PKH), dan

Bantuan Operasional Siswa (BOS). Sepuluh tahun lebih Program Raskin

Page 47: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xlvii

telah dilaksanakan pemerintah untuk membantu pemenuhan kebutuhan

pangan masyarakat dan telah dirasakan manfaatnya untuk membantu

meringankan beban pengeluaran masyarakat. Karena itu pemerintah tetap

mengalokasikan anggaran untuk Program Raskin. Namun sebelum

mengetahui lebih jelas mengenai Program Beras untuk Keluarga Miskin

ini, maka kita perlu mengetahui pengertian kemiskinan terlebih dahulu.

Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis

nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan,

yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan

(poverty threshold). Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang

diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan

makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non-

makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan,

transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya (BPS dan Depsos, 2002).

Konsep kemiskinan terkait dengan kemampuan seseorang/rumah

tangga untuk memenuhi kebutuhan dasar baik untuk makanan maupun

non-makanan. Seseorang/rumah tangga dikatakan miskin bila

kehidupannya dalam kondisi serba kekurangan sehingga tidak mampu

memenuhi kebutuhan dasarnya. Batas kebutuhan dasar minimal

dinyatakan melalui ukuran garis kemiskinan yang disetarakan dengan

jumlah rupiah yang dibutuhkan (BPS dalam (www.kompensasi-bbm.com),

2005).

(“There is no doubt that achieving economic development in

developing countries can only advance reduction of poverty. The crucial

Page 48: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xlviii

role of technological and industrial development for economic expansion

and alleviating poverty in developing states is widely recognized.”)

(“Tidak ada keraguan bahwa untuk mencapai keberhasilan pembangunan

ekonomi di negara berkembang hanya dapat dilakukan dengan membantu

pengurangan jumlah kemiskinan. Peranan yang krusial dari perkembangan

industri dan teknologi, dan pengurangan kemiskinan di negara-negara

berkembang diakui secara luas.” (Klaus Bosselmann, 2006:21)). Dari

pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa kemiskinan merupakan masalah

serius yang dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang.

Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu negara yang berkembang dapat

meningkatkan taraf hidup masyarakatnya dan mencapai keberhasilan

pembangunan dengan mengurangi angka kemiskinan yang ada di negara

tersebut. Kemiskinan tersebut dapat ditentukan dengan beberapa kriteria,

sehingga mempermudah pemerintah di negara yang bersangkutan dalam

mencapai target sasaran yang diharapkan dapat mengurangi jumlah

kemiskinan di negara tersebut. Menurut Riant Nugroho Dwidjowijoto,

kriteria kemiskinan yang menggunakan pendekatan gabungan antara

konsep kebutuhan dasar dan rumah tangga menghasilkan empat asumsi

dasar, yaitu (1) unit masyarakat paling kecil adalah keluarga sehingga

status kemiskinan seseorang/individu sangat terkait dengan status

kemiskinan keluarga/rumah tangga; (2) setiap rumah tangga miskin selalu

beranggotakan individu miskin sehingga keberhasilan menentukan sebuah

rumah tangga miskin berarti menunjukkan keberhasilan menentukan

individu-individu miskin dalam sebuah rumah tangga; (3) kebutuhan dasar

Page 49: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xlix

lebih mudah diformulasikan dalam unit rumah tangga dibandingkan dalam

unit individu; (4) tidak setiap individu miskin mampu mempunyai

pekerjaan dan penghasilan, dan tidak setiap individu miskin yang

mempunyai/memiliki pekerjaan dan penghasilan itu mampu memenuhi

standar minimal konsumsi untuk dirinya sendiri (Riant Nugroho

Dwidjowijoto, 2007 : 152).

Perlu disadari bahwa kemiskinan bukan hanya sederetan angka,

tetapi menyangkut nyawa jutaan rakyat miskin, terutama masyarakat yang

tinggal di pedesaan, kawasan pesisir, dan kawasan tertinggal. Sehingga

masalah kemiskinan menyentuh langsung nilai-nilai kemanusiaan,

kesetaraan dan keadilan. Masalah kemiskinan ini berkaitan erat dengan

tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin dalam

mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya secara bermartabat.

Untuk bisa bermartabat dalam kehidupannya, masyarakat perlu ditopang

oleh kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan dasarnya secara

layak. Banyak hal yang mempengaruhi seseorang dikatakan miskin bila

keadaannya memang tidak mampu berdiri sederajat dengan lingkungan

masyarakat secara memadai (Aep Rusmana, 08 Februari 2006).

Kemiskinan tersebut dapat membuat seseorang tidak mempunyai

kemampuan untuk mengakses kebutuhan pokok bagi keberlangsungan

hidupnya. Dan, salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap

harinya adalah kebutuhan pangan. Kebutuhan pangan pokok yang

dimaksud adalah beras.

Page 50: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

l

Terkait dengan pemenuhan kebutuhan pangan pokok berupa beras,

khususnya untuk rumah tangga miskin, maka Pemerintah melaksanakan

Program Raskin untuk memberikan akses kepada mereka dalam

memenuhi kebutuhan pangan dengan harga yang terjangkau. Program

Raskin merupakan sebuah program beras bersubsidi bagi keluarga miskin

yang menyediakan 15 kg beras per rumah tangga miskin dengan harga

Rp.1.600 per kg. Program ini adalah program nasional yang bertujuan

membantu akses rumah tangga miskin untuk memenuhi kebutuhan pangan

dan mengurangi beban finansial melalui penyediaan beras bersubsidi.

Program ini merupakan kelanjutan Program Operasi Pasar Khusus (OPK)

yang diluncurkan pada Juli 1998. Melalui Program Raskin, rumah tangga

miskin diringankan beban pengeluarannya sehingga dapat mengalokasikan

sisa pendapatannya untuk kebutuhan lain. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Efektivitas Program Raskin

adalah merupakan tingkat keberhasilan yang menunjukkan tercapainya

tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan dalam rancangan kegiatan yang

dilaksanakan pemerintah untuk membantu Rumah Tangga Miskin dalam

memenuhi kecukupan kebutuhan pangan dan mengurangi beban finansial

melalui penyediaan beras bersubsidi.

5. Efektivitas Program Raskin di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

Menurut Handayaningrat (1986:18) Efektivitas adalah pengukuran

dalam arti pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Sedangkan menurut The Liang Gie (1981:36) Efektivitas

adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian terjadinya suatu efek

Page 51: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

li

atau akibat yang dikehendaki. Dalam pengertian ini penekannya adalah

pada sasaran yang akan dicapai, yang sebelumnya telah ditetapkan

bersama. Intinya efektif atau tidaknya suatu kegiatan sangat tergantung

kepada bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan apakah sesuai dengan

tujuan dan sasaran yang diharapkan atau tidak.

Untuk mengetahui efektivitas Program Raskin penulis melakukan

evaluasi Program Raskin dengan mengacu pada proses pelaksanaan dan

hasil pencapaian tujuan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Program

Raskin adalah mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Miskin

melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk

beras. Sedangkan sasaran Program Raskin Tahun 2009 adalah

berkurangnya beban pengeluaran 18,5 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS)

berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), melalui pendistribusian

beras bersubsidi sebanyak 15 kg/RTM/bulan selama 12 bulan dengan

harga tebus Rp 1.600,- per kg netto di tempat penyerahan atau titik

distribusi yang disepakati.

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan Program Raskin di

Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dapat dilakukan dengan menilai dari

segi efektivitasnya, yaitu mengetahui sejauh mana pelaksanaan kebijakan

tersebut telah mencapai tujuan yang diharapkan dengan diukur

berdasarkan indikator keberhasilan dari kebijakan tersebut. Tentu saja

untuk mengetahui efektivitas kebijakan tidak terlepas dari faktor-faktor

yang mempengaruhinya. Indikator-indikator yang menjadi dasar penilaian

dalam penelitian ini adalah :

Page 52: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lii

1. Ketepatan Komunikasi dan Koordinasi

Program atau kebijakan akan berjalan efektif bila ukuran-ukuran dan

tujuan-tujuan dipahami oleh individu-individu yang bertanggung

jawab dalam kinerja program atau kebijakan. Dengan begitu, sangat

penting untuk memberi perhatian yang besar kepada kejelasan ukuran-

ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan, ketepatan komunikasinya

dengan para pelaksana, dan konsistensi atau keseragaman dari ukuran

dasar dan tujuan-tujuan yang dikomunikasikan dengan berbagai

sumber informasi. Komunikasi dan koordinasi di dalam dan antara

organisasi-organisasi merupakan suatu proses yang kompleks dan sulit.

Dalam meneruskan pesan-pesan ke bawah dalam suatu organisasi atau

dari suatu organisai ke organisasi lainnya, para komunikator dapat

menyimpangkannya atau menyebarluaskannya, baik secara sengaja

atau tidak sengaja. Oleh karena itu, menurut van Meter dan Van Horn

(dalam Budi Winarno, 2008 : 159) kebijakan yang efektif ditentukan

oleh kejelasan ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan yang dinyatakan dan

oleh ketepatan dan konsistensi dalam mengkomunikasikan ukuran-

ukuran dan tujuan tersebut. Komunikasi adalah sesuatu yang mutlak

harus ada dalam pelaksanaan program koordinasi dan implementasi

pada umumnya. Koordinasi juga merupakan faktor penunjang

keberhasilan program terutama pada program yang melibatkan banyak

instansi juga untuk menyamakan pemahaman pelaksana dengan apa

yang dikehendaki oleh kebijakan. Komunikasi tersebut juga membuka

akses informasi kepada kelompok sasaran program, yang harus

Page 53: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

liii

mengetahui dan memahami adanya kegiatan program serta dapat

melakukan pengawasan secara mandiri. Adapun komunikasi dan

koordinasi yang dilaksanakan dalam pelaksanaan Program Raskin di

Kecamatan Banjarsari ini dilakukan secara intensif dan transparan.

Komunikasi dan koordinasi terjadi dalam pelaksanaan Program

Raskin, baik komunikasi antar pelaksana, maupun antara pelaksana

dengan kelompok sasaran. Agar dapat mencapai tujuan yang

diidealkan komunikasi dan koordinasi yang terjalin diantara kedua

belah pihak haruslah berjalan lancar. Dengan melakukan komunikasi

dan koordinasi diharapkan dapat menggali permasalahan yang dialami

oleh sasaran dan sekaligus membantu mencari penyelesaian yang tepat.

Melalui komunikasi dan koordinasi yang dijalankan Tim Koordinasi

Raskin, akan dapat diketahui apakah Tim Koordinasi Raskin ini

mampu menyampaikan tujuan yang diemban oleh pemerintah sehingga

kelompok sasaran menjadi sadar dan ikhlas dalam mentaati dan

melaksanakan setiap tahap pelaksanaan program, serta dapat

melakukan pengawasan demi keberhasilan program.

2. Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dalam Program Raskin bermakna membuka akses

informasi kepada pemangku kepentingan Program Raskin, terutama

Rumah Tangga Sasaran, yang harus mengetahui dan memahami

adanya kegiatan Program Raskin serta dapat melakukan pengawasan

secara mandiri. Dan, Akuntabilitas bermakna bahwa setiap

pengelolaan kegiatan Program Raskin harus dapat

Page 54: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

liv

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat setempat maupun kepada

semua pihak yang berkepentingan sesuai dengan peraturan dan

ketentuan yang berlaku atau yang telah disepakati.

3. Sumber Daya Yang Memadai

Tersedianya sumber daya yang memadai akan mendukung dalam

pelaksanaan suatu program untuk dapat mencapai tujuan yang

diinginkan. Sumber daya tersebut dapat berupa materi/bahan pokok,

sumber dana/anggaran, perlengkapan, sarana dan prasarana yang

dibutuhkan maupun sumber daya manusia. Dalam Program Raskin ini,

sumber daya yang digunakan yaitu beras Raskin, dana dari APBN

untuk pengadaan beras bersubsidi, dan tenaga pelaksana program baik

dari pemerintah maupun non pemerintah.

4. Sikap Positif Pelaksana

Sikap positif pelaksana timbul sejalan dengan pemahaman terhadap

tujuan program, yang didukung ketersediaan sumber daya dan

lancarnya komunikasi. Kreativitas dalam pelaksanaan program akan

muncul dari sikap pelaksana yang mendukung program. Sikap ini

ditentukan oleh tingkat pemahaman pelaksanaan terhadap tujuan

program yang terlihat dalam sikap penerimaan aparat pelaksana guna

mensukseskan program dan kepatuhan aparat pelaksana dalam

memenuhi prosedur/ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini terlihat

dalam implementasi program Raskin baik dari tahap sosialisasi,

penentuan kuota dan seleksi penerima hingga pelaksanaan penyaluran

dan pendistribusian beras. Misalnya; sosialisasi yang menyeluruh dan

Page 55: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lv

tepat waktu, komunikasi secara rutin, penentuan Rumah Tangga

Sasaran yang benar-benar layak menerima beras Raskin secara benar

dan adil, pendistribusian beras sesuai dengan jadwal penyalurannya

dan tidak ada beras yang tersisa, dan sebagainya.

5. Dukungan dan Partisipasi Kelompok Sasaran

Daya dukung kelompok sasaran bisa meliputi kepatuhan dan

partisipasi kelompok sasaran dalam pelaksanaan program. Untuk

keberhasilan program, mutlak diperlukan sikap patuh dan daya dukung

dari kelompok sasaran sebagai bentuk partisipasi yang mendukung

setiap kegiatan program. Dalam kaitannya dengan implementasi

Program Raskin, daya dukung kelompok sasaran dapat dilihat dari

kesediaan kelompok sasaran menerima program ini yang salah satu

contohnya adalah dengan datangnya masyarakat penerima program ke

kelurahan atau tempat penyerahan beras Raskin untuk mengambil

beras dan membayarnya. Selain itu, partisipasi kelompok sasaran

dalam program dapat diketahui dari adanya peran serta kelompok

sasaran dalam setiap tahapan program, baik dalam tahap sosialisasi dan

seleksi penerima program, maupun pelaksanaan program.

Komponen-komponen diatas merupakan komponen yang

mendukung pelaksanaan program dan juga untuk menentukan

keberhasilan suatu program yang dalam hal ini adalah Program Raskin

Tahun 2009 di Kecamatan Banjarsari.

F. Kerangka Pemikiran

Page 56: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lvi

Berbagai kebijakan, termasuk Program Raskin yang dikeluarkan oleh

pemerintah bertujuan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada di

dalam masyarakat. Namun demikian, kebijakan yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah tersebut belum tentu sepenuhnya dapat mengenai sasaran sesuai

yang diharapkan, dengan kata lain belum efektif. Sehingga untuk mengetahui

efektivitas suatu program atau kebijakan, diperlukan indikator-indikator yang

menjadi ukuran efektivitas kebijakan tersebut sehingga dapat diketahui

seberapa jauh keefektifan dari kebijakan tersebut.

Setiap organisasi baik organisasi swasta maupun pemerintah, proses

atau pelaksanaan manajemen sangat diperlukan agar segala pelaksanaan

kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Untuk itu,

perlu adanya koordinasi yang baik antara semua unsur yang mendukung

tercapainya sasaran tersebut. Dalam hal ini kaitannya dengan kebijakan yang

berorientasi pelayanan kepada publik, khususnya dalam memberikan

kemudahan akses terhadap masyarakat miskin untuk mendapatkan kebutuhan

pangan dengan harga yang terjangkau, maka pemerintah perlu memperhatikan

beberapa hal untuk memastikan bahwa program pemerintah ini berjalan

dengan efektif, misalnya dalam pelaksanaan distribusi, proses monitoring dan

sebagainya. Sehingga dengan adanya manajemen yang baik, pelaksanaan

Program Raskin sebagai program subsidi pangan dari pemerintah kepada

masyarakat miskin dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran. Proses

manajemen yang dimaksud adalah proses perencanaan, pelaksanaan dan

proses pengawasan. Dari ketiga proses tersebut memang tidak bisa dipisahkan

satu sama lain. Perencanaan tanpa adanya pelaksanaan dan pengawasan tidak

Page 57: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lvii

akan tercapai apa yang menjadi tujuan dari organisasi tersebut, begitu juga

sebaliknya.

Salah satu proses manajemen yang penting dalam kegiatan organisasi

adalah pelaksanaan. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan bantuan pangan ini,

maka perlu adanya dukungan dan koordinasi yang baik antara pemerintah

pusat dengan pemerintah daerah yang bersangkutan beserta unsur pelaksana

lainnya. Sehingga dalam proses distribusinya dapat tepat kepada sasaran yang

dituju, yaitu keluarga miskin berhak menerima manfaat beras Raskin tersebut.

Efektivitas suatu program kegiatan merupakan hal yang mutlak diperlukan,

tetapi seberapa jauh keefektifan kegiatan tersebut dapat terlaksana, merupakan

hal yang masih menjadi pertanyaan. Untuk mengetahui hal itulah maka

penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang efektivitas Program Raskin

Tahun 2009 di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta, mengingat bahwa

Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan dengan jumlah keluarga miskin

terbanyak di Kota Surakarta. Sehingga penulis ingin mengetahui lebih jauh

apakah Program Raskin di Kecamatan Banjarsari ini sudah berjalan dengan

baik, dalam arti Program Raskin yang dilaksanakan mampu mencapai tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Sebagai salah satu kebijakan yang dibuat untuk memberikan subsidi

pangan terhadap Rumah Tangga Miskin yang layak menerimanya, tentu saja

Program Raskin memiliki tujuan tertentu. Untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan Program Raskin di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dapat

dilakukan dengan menilai dari segi efektivitasnya, yaitu mengetahui sejauh

mana pelaksanaan kebijakan tersebut telah mencapai tujuan yang diharapkan

Page 58: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lviii

dengan diukur berdasarkan indikator keberhasilan dari kebijakan tersebut.

Tentu saja untuk mengetahui efektivitas kebijakan juga tidak terlepas dari

faktor-faktor yang mempengaruhinya. Efektivitas Program Raskin

menyangkut pertama, ketepatan komunikasi dan koordinasi yang merupakan

salah satu penentu kebijakan yang efektif melalui kejelasan ukuran dan tujuan

kebjakan yang dinyatakan oleh ketepatan dan konsistensi dalam

mengkomunikasikan ukuran dan tujuan kebijakan tersebut. Pelaksanaan

kebijakan memerlukan persepsi dan pemahaman yang sama dalam

pengalokasian tugas dan sumber daya. Selain itu komunikasi dan koordinasi

akan mendukung pelaksanaan sosialisasi kebijakan, kejelasan aparat pelaksana

dalam memberikan informasi akan mempermudah kelompok sasaran untuk

mengetahui isi, tujuan, manfaat dan ketentuan dari kebijakan tersebut. Oleh

karena itu, Tim Koordinasi Raskin Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

sebagai pemegang kebijakan pelaksanaan Raskin di tingkat Kecamatan harus

mampu menjalin koordinasi dan komunikasi yang baik dengan para

stakeholder dan kelompok sasaran. Kedua, Transparansi dan Akuntabilitas,

yakni dalam Program Raskin dibukakan akses informasi kepada pemangku

kepentingan Program Raskin, terutama Rumah Tangga Sasaran, yang harus

mengetahui dan memahami adanya kegiatan Program Raskin serta dapat

melakukan pengawasan secara mandiri. Selain itu, setiap pengelolaan kegiatan

Program Raskin harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat

setempat maupun kepada semua pihak yang berkepentingan sesuai dengan

peraturan dan ketentuan yang berlaku atau yang telah disepakati. Ketiga,

Sumber Daya yang Memadai yang merupakan faktor penunjang pelaksanaan

Page 59: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lix

kebijakan, baik berupa sumber daya manusia maupun sumber daya material.

Ketersediaan sumber daya yang memadai secara tidak langsung akan

memperlancar pelaksanaan kebijakan. Keempat, sikap positif pelaksana akan

timbul seiring adanya sumber daya yang memadai dan ketepatan komunikasi.

Keduanya akan mendorong terbentuknya dukungan sikap pelaksana dalam

melaksanakan kebijakan tersebut. Terakhir adalah dukungan dan partisipasi

kelompok sasaran, faktor ini ditentukan oleh adanya sumber daya yang

memadai, ketepatan komunikasi dan koordinasi, transparansi dan

akuntabilitas, dan sikap positif pelaksana. Sumber daya yang memadai,

komunikasi yang baik dan sikap pelaksana yang mendukung kebijakan serta

adanya transparansi dan akuntabilitas kebijakan akan mendorong kepatuhan

dan daya dukung kelompok sasaran. Keseluruhan faktor-faktor tersebut satu

sama lain saling berpengaruh terhadap efektivitas Program Raskin. Sehingga

dengan mengetahui efektivitas program atau kebijakan tersebut dan

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya, setidaknya penelitian

ini dapat memberikan rekomendasi tentang kebijakan yang dapat diambil oleh

pemerintah dalam menangani permasalahan pangan di masa yang akan datang.

Kerangka pikir efektivitas Program Raskin dapat ditunjukkan dengan gambar

sebagai berikut:

Page 60: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lx

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

G. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di beberapa kelurahan yang terdapat di

wilayah Kecamatan Banjarsari. Kantor Kecamatan Banjarsari beralamat di

Jl. Adi Sumarmo No.136, Surakarta. Adapun pemilihan lokasi di wilayah

Kecamatan Banjarsari tersebut berdasarkan pada beberapa pertimbangan

sebagai berikut :

Program Pemerintah (Beras untuk Keluarga Miskin)

Pedoman Pelaksanaan Program Raskin

Efektivitas Program diukur dengan : ¨ Ketepatan Komunikasi dan Koordinasi ¨ Transparansi dan Akuntabilitas ¨ Sumber Daya yang Memadai ¨ Sikap Positif Pelaksana ¨ Dukungan dan Partisipasi Kelompok Sasaran

Keberhasilan Program Raskin

Page 61: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxi

1. Adanya permasalahan yang cukup menarik peneliti, bahwa

berdasarkan data BPS, Kecamatan Banjarsari merupakan

kecamatan dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Kota

Surakarta, yakni dengan jumlah 7.148 kepala keluarga serta

mendapat alokasi beras bersubsidi yang paling besar di wilayah

Kota Surakarta, yakni sebanyak 107.220 kilogram. Sehingga

terkait dengan pelaksanaan Program Raskin ini, penulis ingin

mengetahui apakah seluruh keluarga miskin yang ada di

Kecamatan Banjarsari tersebut sudah mempunyai akses untuk

memperoleh beras bersubsidi dalam memenuhi kebutuhan pangan

mereka secara adil dan merata.

2. Dalam pelaksanaan program pemerintah seperti Program Raskin

ini tentunya rawan akan permasalahan baik dalam pelaksanaan

pendataan Rumah Tangga Sasaran maupun proses distribusi beras

Raskin. Penulis ingin mengetahui tentang hambatan dalam

pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan Banjarsari.

3. Pelaksanaan distribusi Program Raskin sebagai salah satu bentuk

pelayanan para aparat pemerintah Kecamatan Banjarsari kepada

para warga penduduk Kecamatan Banjarsari, terutama untuk

mendukung program pengentasan kemiskinan yang terdapat di

wilayah kecamatan tersebut.

4. Belum pernah dilakukan penelitian tentang efektivitas Program

Raskin bagi terbukanya akses bagi keluarga miskin untuk

memenuhi kebutuhan pangan dengan beras bersubsidi secara adil

Page 62: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxii

dan merata, dimana peneliti sangat tertarik untuk mengungkap

permasalahan yang terdapat di dalamnya dan peneliti ingin

mengetahui tingkat efektivitas Program Raskin di Kecamatan

Banjarsari

5. Tersedianya data sekunder berupa dokumen tertulis, surat-surat dan

arsip instansi terkait baik dari Pemerintah Kota Surakarta,

BULOG, BPS, maupun Kecamatan Banjarsari yang mendukung

penelitian.

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini lebih menitikberatkan pada penelitian di

lapangan (field research), melalui penelitian di lapangan ini diharapkan

dapat lebih mengetahui permasalahan dan mendapatkan informasi-

informasi serta data yang ada di lokasi penelitian. Sehubungan dengan

permasalahan yang telah dikemukakan dalam penelitian ini sangat

bervariasi seperti data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka serta

berdasarkan karakteristik populasi yang akan digunakan dalam penelitian

ini yaitu Kecamatan Banjarsari maka metode penelitian yang digunakan

adalah metode deskriptif kualitatif sehingga dapat menggambarkan atau

menjelaskan obyek penelitian yaitu efektivitas dalam pelaksanaan Program

Raskin dalam kaitannya dengan kegiatan distribusinya melalui fakta-fakta

yang ada.

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Page 63: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxiii

a. Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian meliputi sumber data yang diperoleh

secara langsung dari para informan melalui wawancara dengan pihak yang

berkompeten. Adapun sumber data primer penelitian ini adalah:

1. Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan Banjarsari.

2. Lurah di wilayah Kecamatan Banjarsari

3. Petugas pelaksana distribusi Raskin di wilayah Kecamatan Banjarsari.

4. Petugas Raskin dari Perum BULOG.

5. Kasie Statistik Sosial dari Badan Pusat Statistik Kota Surakarta.

6. Ketua RT/RW di kelurahan lingkup wilayah Kecamatan Banjarsari.

7. Kasub bid. KS – UE BAPERMAS, PP, PA & KB Pemkot Surakarta

8. Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Raskin di

wilayah Kecamatan Banjarsari.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi sumber data yang

secara tidak langsung memberi keterangan maupun data yang ikut

mendukung data primer. Data sekunder tersebut merupakan data yang

sahih (valid) dan handal (reliable) Data sekunder tersebut terdiri dari :

1) Dokumen, arsip-arsip dan laporan kegiatan resmi yang ada di

Kantor Kecamatan Banjarsari, Perum BULOG, Badan Pusat

Statistik, Pemerintah Kota Surakarta maupun kelurahan-kelurahan

di wilayah Kecamatan Banjarsari.

2) Artikel dan informasi dari jurnal dan internet.

Page 64: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxiv

3) Peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang Pangan dan

Penanggulangan Kemiskinan, serta buku Pedoman Pelaksanaan

Program Raskin Tahun 2009.

Sumber data sekunder ini berfungsi untuk melengkapi dan sekaligus

mempermudah dalam menganalisa variabel penelitian serta untuk

memperkuat kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian.

4. Teknik Penarikan Sampel

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling dimana peneliti cenderung memilih informan

yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang

mantap dan mengetahui masalahnya secara mendalam. (H.B. Sutopo,

2002:56). Dalam tahap pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan

dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti

dalam memperoleh data. Namun demikian, informan yang dipilih tersebut

dapat menunjuk informan lain yang dianggap lebih tahu sehingga

informasi dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan

penelitian dalam memperoleh data (snowball sampling). Snowball

sampling adalah penarikan sampel bertahap yang semakin lama jumlah

informan semakin besar (H.B. Sutopo, 2002:57).

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara (Interview)

Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan

wawancara, yang dalam penelitian kualitatif khususnya dilakukan dalam

Page 65: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxv

bentuk wawancara mendalam (in-depth interview) dengan cara

mengajukan pertanyaan langsung kepada informan. Disini peneliti

menggunakan pedoman wawancara sebagai kegiatan bertanya lebih

terarah.

b. Pengamatan (Observation)

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara intensif terhadap

obyek penelitian dalam hal ini difokuskan pada pelaksanaan Program

Raskin di Kecamatan Banjarsari yang meliputi proses distribusi dan

sebagainya.

c. Dokumentasi (Documentation )

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mencari

mengumpulkan, dan mempelajari dokumen yang relevan dengan

penelitian berupa arsip, laporan, peraturan, dokumen, dan literatur lainnya.

6. Validitas Data

Dalam menentukan keabsahan data atau validitas data, peneliti

menggunakan teknik pemeriksaan trianggulasi yaitu teknik pemeriksaan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

yang lain untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Ada 4 macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. (H.B.

Sutopo, 2002:78)

Dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi dengan sumber

berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

Page 66: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxvi

metode kualitatif. Hal ini menurut Lexy J. Moleong (2002:178) dapat

dicapai dengan langkah :

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang

pemerintahan.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan. Berdasarkan langkah diatas maka dalam penelitian ini

pengumpulan data dilakukan dengan cara membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara dari berbagai sumber yang

berbeda yang tersedia. Dengan demikian data yang satu akan dikontrol

oleh data yang lain dari sumber yang berbeda.

7. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisa

secara kualitatif dengan menggunakan model analisis interaktif. Dimana

analisa data disajikan berdasarkan konsep tertentu dalam kerangka teori

yang telah diuraikan sebelumnya. Data yang diperoleh dalam obyek

penelitian ini ditemukan, diolah dan dikonfirmasikan dengan opini dari

Page 67: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxvii

responden yang berkompeten yang sedang diamati. Berdasarkan paparan

tersebut kemudian ditarik kesimpulan dan saran. Selain itu juga

bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah yang telah disebutkan

dalam rumusan masalah.

Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat model analisa yang

meliputi : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk

jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1.2 : Model Analisis Interaktif

a. Reduksi Data

Merupakan bagian dari

proses analisis yang

mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang

tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan

penelitian dapat dilakukan.

b. Penyajian Data

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan/verifikasi

Penyajian Data

Sumber : (H.B. Sutopo, 2002 : 96)

Page 68: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxviii

Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk

narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian

data harus mengacu pada rumusan masalah sehingga dapat menjawab

permasalahan-permasalahan yang akan diteliti.

c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Dari awal pengumpulan data, peneliti harus sudah memahami apa arti dari

berbagai hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturan-

peraturan dan pola-pola, pernyataan-pernyataan dan konfigurasi yang

mungkin, arahan, sebab-akibat dan berbagai proporsi, kesimpulan perlu

diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertahankan.

Page 69: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxix

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Kecamatan Banjarsari

1. Kondisi Demografis

Kecamatan Banjarsari merupakan salah satu kecamatan yang ada

di Kota Surakarta selain Kecamatan Jebres, Kecamatan Laweyan,

Kecamatan Pasar Kliwon dan Kecamatan Serengan. Daerah Kecamatan

Banjarsari memiliki luas wilayah yang paling besar di Kota Surakarta jika

dibandingkan dengan keempat kecamatan yang lainnya yaitu sebesar

1.481,1 ha. Secara administrasi wilayah Kecamatan Banjarsari meliputi 13

kelurahan, mencakup 169 RW dan 851 RT, dengan penduduk sebanyak

161.247 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata 10.888 jiwa per kilometer

persegi.

Kecamatan Banjarsari merupakan salah satu wilayah dengan

kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Berdasarkan data tahun 2009,

jumlah penduduk Kecamatan Banjarsari sebanyak 162.565 orang, terdiri

dari laki-laki sebanyak 80.397 orang atau sekitar 49,5% dan perempuan

sebanyak 82.168 orang atau sekitar 50,5%, dengan jumlah kepala keluarga

sebanyak 40.245 KK. Jumlah penduduk kecamatan yang didasarkan pada

kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin

Page 70: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxx

Di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa golongan usia penduduk

yang paling banyak berada pada kelompok umur 0 - 4 tahun, yaitu

sebanyak 25.060 orang, kemudian menyusul kelompok umur 25 - 29 tahun

sebanyak 17.895 orang. Apabila digolongkan lagi menjadi penduduk usia

produktif dan non produktif, maka penduduk usia produktif jumlahnya

jauh lebih besar dibandingkan penduduk usia non produktif. Hal ini

menunjukkan bahwa penduduk di Kecamatan Banjarsari pada umumnya

produktif untuk bekerja dan berkarya untuk mengembangkan usaha yang

dimiliki.

Penduduk Kecamatan Banjarsari memiliki beraneka ragam mata

pencaharian yang disesuaikan dengan keadaan geografis yang ada. Mata

pencaharian penduduk tersebut antara lain ada yang sebagai petani, buruh,

pedagang, pengusaha, pegawai negeri, pengrajin, ABRI, dan lain-lain.

Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 - 4 12,824 12,236 25,060

5 - 9 8,135 7,756 15,891

10 - 14 8,599 8,879 17,478

15 - 19 8,950 8,772 17,722

20 - 24 8,118 9,264 17,382

25 - 29 8,905 8,990 17,895

30 - 39 8,851 8,912 17,763

40 - 49 6,959 8,332 15,291

50 - 59 5,757 5,053 10,810

60+ 3,299 3,974 7,273

Jumlah 80,397 82,168 162,565

Sumber: Monografi Data Dinamis Kecamatan Banjarsari Tahun 2009

Page 71: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxi

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai mata pencaharian penduduk

Kecamatan Banjarsari dapat dilihat pada tabel berikut ini :

D

a

r

i

tabel diatas dapat diketahui bahwa profesi lain-lain memiliki jumlah

terbanyak sekitar 33,4%. Setelah profesi lain-lain, penduduk Kecamatan

No Mata Pencaharian Jumlah Persentase

1 Petani Sendiri 337 0.3%

2 Buruh Tani 397 0.3%

3 Nelayan 1 0.1%

4 Pengusaha 2,808 2.3%

5 Buruh Industri 21,698 17.7%

6 Buruh Bangunan 21,600 17.6%

7 Pedagang 11,058 9%

8 Pengangkutan 6,218 5.1%

9 PNS / ABRI 9,600 7.9%

10 Pensiunan 7,692 6.3%

11 Lain-lain 40,785 33.4%

Jumlah 122,194 100%

Sumber: Monografi Data Dinamis Kecamatan Banjarsari Tahun 2009

Page 72: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxii

Sumber : Monografi Data Dinamis Kecamatan Banjarsari Tahun

Banjarsari mempunyai mata pencaharian sebagai buruh industri, yaitu

mencapai 17,7%. Kemudian berturut-turut bekerja sebagai buruh

bangunan yaitu 17,6% dan bekerja sebagai PNS / ABRI yaitu 7,9%. Hal

ini bisa diasumsikan bahwa tingkat pendapatan masyarakat di Kecamatan

Banjarsari relatif rendah, sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi

energi dan protein juga rendah. Hal ini merupakan fenomena yang menjadi

prioritas Program Raskin.

Selain itu rendahnya tingkat pendidikan penduduk juga bisa

disebabkan oleh karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di

Kecamatan Banjarsari. Hal ini bisa dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Di Kecamatan Banjarsari

No. Tingkat Pendidikan Jumlah % 1 Tidak Sekolah 6,839 5 2 Belum Tamat SD 23,996 17.4 3 Tidak Tamat SD 11,046 8 4 Tamat SD 27,932 20.2 5 Tamat SLTP 27,474 19.8 6 Tamat SLTA 30,270 21.9 7 Tamat Akademi/PT 10,628 7.7 Jumlah 138,185 100

Dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa penduduk Kecamatan

Banjarsari yang berpendidikan sampai dengan SD sebesar 69.813 jiwa

atau 50,6%. Jumlah ini lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang berpendidikan SLTP keatas yaitu sebesar 68.372 jiwa atau

49,4%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di

Kecamatan Banjarsari relatif rendah. Dengan rendahnya tingkat

Page 73: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxiii

pendidikan rata-rata masyarakat, maka diasumsikan mereka mempunyai

profesi yang rendah pula dan berpenghasilan rendah. Sehingga dengan

penghasilan rendah itu mengakibatkan kemampuan atau daya beli

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka dapat dikatakan

masih rendah. Oleh karena itu Kecamatan Banjarsari layak untuk menjadi

daerah sasaran Program Raskin.

Dengan adanya Program Raskin di Kecamatan tersebut diharapkan

akan mampu mengurangi beban pengeluaran bagi mereka yang tergolong

sebagai keluarga miskin yang berpenghasilan rendah, atau biasa disebut

dengan Rumah Tangga Sasaran (RTS). Hal ini dikarenakan adanya

pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras.

Penyaluran beras bersubsidi ini dapat membantu sebagian besar

masyarakat miskin sehingga beban pengeluaran rumah tangga untuk

kebutuhan pangan dapat dikurangi. Selain itu, Program Raskin diharapkan

akan mampu mencegah penurunan konsumsi energi dan protein bagi

penduduk miskin dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

2. Sumber Daya Alam

Kecamatan Banjarsari merupakan daerah urban serta tidak

memiliki sumber daya alam sehingga potensi pertanian menjadi kecil

kontribusinya, akibatnya kebutuhan bahan pangan sangat tergantung dari

pasokan dari daerah sekitarnya. Potensi pertambangan relatif kecil/ tidak

ada kecuali galian C yang meliputi pasir dan kerikil.

Page 74: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxiv

3. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia sebagai pengolah sumber daya alam dan

sumber daya buatan sehingga mencapai tingkat produktivitas yang optimal

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan

penduduk Banjarsari pada tahun 2007 0,48% dengan tingkat kepadatan

penduduk 10.888 jiwa/km2. Jumlah penduduk Kecamatan Banjarsari

tahun 2007 adalah 161.492 terdiri dari 79.843 laki-laki dan 81.649

perempuan.

4. Perekonomian Daerah

Inflasi pada tahun 2008 bisa terkendali dalam angka satu digit

sebesar 3,28 persen, lebih rendah 2,9 persen dibanding tahun 2007 sebesar

6,18 persen. PDRB menurut harga berlaku tercatat sebesar

Rp.6.884.188.000.000,- atau meningkat dari tahun 2007 sebesar

Rp.6.394.202.990.000,-

Berdasarkan harga konstan tahun 2000, nilai PDRB tahun 2008

adalah sebesar Rp.4.308.617.530.000,- kondisi PDRB tersebut

mencerminkan kinerja ekonomi tahun 2008. Dari indikator pendapatan per

kapita tahun 2008 sebesar Rp.13.452.747,- lebih tinggi dari tahun 2007

sebesar Rp.12.466.812,- ini menggambarkan bahwa kemampuan daya beli

masyarakat semakin meningkat.

Namun demikian, masih ada kendala dalam meningkatkan

perekonomian daerah di Kecamatan Banjarsari. Hal ini disebabkan karena

banyaknya jumlah pengangguran dan kemiskinan. Dua faktor ini saling

berkaitan satu dengan yang lain dalam mempengaruhi kehidupan beberapa

Page 75: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxv

penduduk di Kecamatan Banjarsari, terutama mereka yang tergolong

sebagai Rumah Tangga Miskin.

Maka dari itu, perlu adanya program penanggulangan kemiskinan

yang bertujuan untuk menekan angka kemiskinan di wilayah Banjarsari

sehingga perekonomian daerah yang meningkat dapat dirasakan oleh

semua lapisan masyarakat, karena terdapat kemerataan kesejahteraan. Hal

ini sudah diperhatikan oleh pemerintah pusat dengan mengeluarkan

berbagai macam program perlindungan sosial sebagai hasil kebijakan

untuk mengentaskan kemiskinan. Salah satu program penanggulangan

kemiskinan tersebut adalah Program Raskin (Program Beras untuk

Keluarga Miskin).

B. Deskripsi Program Raskin

Dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan yang menjadi hak setiap

warga negara, sejak tahun 1998 pemerintah menetapkan kebijakan penyediaan

dan penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin.

Penyaluran beras bersubsidi ini telah membantu sebagian besar masyarakat

miskin sehingga beban pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pangan

dapat dikurangi.

Program Raskin merupakan salah satu program pemerintah pusat yang

bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan, khususnya untuk mengurangi

beban pengeluaran keluarga miskin yang terdaftar sebagai Rumah Tangga

Sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk

beras. Sedangkan sasarannya adalah berkurangnya beban pengeluaran 18,5

Page 76: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxvi

juta Rumah Tangga Sasaran berdasarkan data BPS, melalui pendistribusian

beras bersubsidi sebanyak 15 kg untuk setiap Rumah Tangga Sasaran per

bulan selama 12 bulan dengan harga tebus Rp. 1.600,- per kg. Dengan adanya

tujuan dan sasaran tersebut, maka keberhasilan Program Raskin merupakan

tanggung jawab bersama, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan

seluruh masyarakat. Pemerintah pusat memberikan wewenang kepada masing-

masing pemerintah daerah di seluruh Indonesia agar melaksanakan Program

Raskin ini demi memenuhi kebutuhan pangan seluruh keluarga miskin yang

terdaftar sebagai Rumah Tangga Sasaran. Pada tahun ini, pelaksanaannya

selama dua belas bulan mulai dari Bulan Januari sampai dengan Bulan

Desember tahun 2009.

1. Sosialisasi dan Sasaran

Sosialisasi Program Raskin adalah kegiatan penunjang program untuk

memberikan informasi yang lengkap sekaligus pemahaman yang sama dan

benar kepada seluruh pemangku kepentingan terutama kepada pelaksana,

masyarakat umum, dan khususnya kepada Rumah Tangga Sasaran penerima

manfaat. Informasi dan pemahaman yang sama dan benar dimaksud meliputi

latar belakang, kebijakan pemerintah, tujuan, sasaran, pengelolaan,

pengorganisasian, pengawasan, dan pelaporan serta hak-hak kewajibannya

masing-masing.

Sosialisasi program di Kecamatan Banjarsari dilakukan berkoordinasi

dengan pihak kelurahan, RT dan RW. Pada rapat RT atau RW yang diadakan

setiap bulan diberitahukan bahwa keluarga miskin yang terdaftar sebagai

Rumah Tangga Sasaran berdasarkan data BPS akan mendapatkan bantuan

Page 77: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxvii

beras bersubsidi. Kemudian dalam musyawarah kelurahan dan tokoh

masyarakat juga disinggung mengenai program ini.

Adapun sasarannya adalah keluarga miskin yang terdaftar sebagai

Rumah Tangga Sasaran (RTS) berdasarkan 14 kriteria Rumah Tangga Miskin

yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang biasanya digunakan

dalam program penanggulangan kemiskinan. Di Kecamatan Banjarsari

pendataannya dilakukan oleh petugas Badan Pusat Statistik (BPS), aparat

kelurahan dan mitra kerja yang terdiri dari beberapa anggota masyarakat yang

telah diberikan pelatihan untuk menjadi tim pendata. Kemudian hasil dari

pendataan Rumah Tangga Miskin oleh Badan Pusat Statistik tersebut

diserahkan kepada tiap-tiap kelurahan di Kecamatan Banjarsari dalam bentuk

buku yang berisi daftar Rumah Tangga Sasaran yang ditetapkan sebagai

penerima manfaat Raskin. Sementara untuk Kecamatan Banjarsari jumlah

kelompok sasarannya adalah 7.148 KK yang terbagi dalam 13 kelurahan dan

tiap kelurahan jumlah sasarannya juga berbeda.

2. Bentuk Bantuan

Program Raskin ini memberikan bantuan kepada Rumah Tangga

Sasaran berupa penjualan beras murah yang disubsidi oleh pemerintah. Pihak

kelurahan setiap awal bulan akan menerima kiriman beras dari Perum

BULOG Subdivre III Surakarta. Jumlah kiriman beras adalah sesuai dengan

kuota alokasi yang telah ditentukan untuk tiap kelurahan. Beras bersubsidi

tersebut dikirim dalam bentuk karungan, dan setiap karung beratnya adalah 15

kg. Beras tersebut akan dijual kepada kelompok sasaran, yaitu keluarga miskin

Page 78: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxviii

yang termasuk dalam kriteria Rumah Tangga Sasaran yang tercatat dalam

Daftar Penerima Manfaat Beras Raskin yang telah ditetapkan oleh Badan

Pusat Statistik (BPS). Beras bersubsidi tersebut dijual dengan harga Rp

1.600,- setiap kilonya, jadi harga tiap karung beras adalah Rp.24.000,-.

3. Penyaluran Beras

Penyaluran/penjualan beras dilakukan tiap bulan kepada Rumah

Tangga Sasaran di kelurahan. Petugas teknis penyaluran beras Raskin di

kelurahan adalah pegawai kelurahan dengan dibantu oleh petugas dari

BULOG. Sebelumnya Rumah Tangga Sasaran ini akan menerima Kartu

Raskin untuk pembelian beras Raskin oleh pihak kelurahan ataupun RT/RW.

Dalam Kartu Raskin tersebut terdapat daftar isian untuk diisi nama Kepala

Keluarga penerima manfaat Raskin beserta tanggal pembelian beras. Jangka

waktu yang diberikan kepada Rumah Tangga Sasaran untuk membeli beras

Raskin adalah selama enam hingga sepuluh hari. Hal ini juga disesuaikan

dengan keadaan Rumah Tangga Miskin yang membutuhkan waktu untuk

mempersiapkan uang pembelian beras tersebut.

4. Penyetoran Dana

Setelah pelaksana distribusi di kelurahan menyelesaikan penjualan

beras bersubsidi, pelaksana distribusi tersebut wajib menyetorkan uang hasil

penjualan beras ke petugas kecamatan. Petugas yang berhak menerima dana

pembayaran beras Raskin di kecamatan adalah Sekretaris Camat atau pegawai

kecamatan yang ditunjuk sebagai Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan.

Setelah itu petugas penerima dana tersebut harus menyetorkan uang hasil

Page 79: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxix

penjualan beras Raskin dari tiap kelurahan ke rekening BULOG di bank yang

telah ditunjuk yaitu BRI.

5. Pelaporan

Pelaporan hasil pelaksanaan program dilakukan setiap bulan oleh

pihak BULOG Subdivre Surakarta dan Kecamatan Banjarsari. Untuk

pelaksana di Kecamatan Banjarsari, laporan tertulis tersebut diserahkan ke

Pemerintah Kota Surakarta dimana yang berwenang menerima adalah

Bapermas, PP, PA dan KB Pemkot Surakarta. Laporan tersebut sebagai

pertanggungjawaban atas pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan

Banjarsari.

Dengan dilaksanakannya Program Raskin di Kecamatan Banjarsari

Kota Surakarta, penulis bermaksud menguraikan bagaimana efektivitas

pelaksanaan program beras bersubsidi untuk keluarga miskin tersebut di

Kecamatan Banjarsari dalam upaya pengentasan kemiskinan sesuai dengan

program pemerintah yang Pro Rakyat.

C. Tim Koordinasi Raskin di Kecamatan Banjarsari

Dalam Program Raskin di Kecamatan Banjarsari ini dibentuk Tim

Koordinasi Raskin yang terdiri dari aparat kecamatan, kelurahan, dan institusi

kemasyarakatan setempat termasuk TP-PKK yang ditunjuk oleh Lurah. Lurah

dan Perangkat Wilayah dibantu Lembaga Kemasyarakatan dan anggota

masyarakat lain termasuk Rumah Tangga Sasaran bertanggungjawab dan

bertugas menyampaikan Raskin kepada Rumah Tangga Sasaran.

Tim Koordinasi Raskin Kecamatan ini merupakan pelaksana Program

Raskin di kecamatan, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab

Page 80: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxx

kepada Camat. Tim ini mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,

mengendalikan, sosialisasi, monitoring, evaluasi, dan melaporkan pelaksanaan

Program Raskin oleh kelurahan-kelurahan di wilayah Kecamatan Banjarsari.

Hal ini dilakukan untuk mempermudah koordinasi dengan pihak-pihak yang

terkait dalam pelaksanaan distribusi Raskin kepada Rumah Tangga Sasaran

(RTS) di wilayah Kecamatan Banjarsari dan untuk memastikan bahwa

pelaksanaan program Raskin di wilayah ini berjalan dengan lancar, tertib,

tepat waktu dan terencana sesuai ketentuan yang ditetapkan.

Page 81: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxxi

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam rangka membantu masyarakat miskin dari dampak krisis global

yang mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat, pemerintah

mengeluarkan suatu program yang diberi nama “Program Perlindungan dan

Bantuan Sosial” yang salah satunya adalah di bidang pangan. Program ini diberi

nama Program Beras untuk Keluarga Miskin (Program Raskin). Sasaran Program

Raskin Tahun 2009 adalah Rumah Tangga Sangat Miskin, Miskin dan Hampir

Miskin hasil pendataan ulang BPS pada tahun 2008 yang selanjutnya disebut

“Rumah Tangga Sasaran” (RTS).

Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2008 tentang Kebijakan

Perberasan Nasional yang menetapkan kebijakan penyediaan dan penyaluran

beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah dan rawan

pangan, maka diharapkan pelaksanaan Program Raskin dapat berjalan sesuai

dengan apa yang diharapkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan Program Raskin dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia dengan

berdasarkan kuota alokasi beras Raskin yang telah ditetapkan pemerintah. Kuota

tersebut diberlakukan selama satu tahun bergulirnya Program Raskin. Salah satu

kecamatan yang mendapatkan jatah beras Raskin di wilayah Kota Surakarta

adalah Kecamatan Banjarsari.

Page 82: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxxii

Program Raskin di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dilaksanakan di

seluruh kelurahan yang terdapat di wilayah kecamatan ini. Peneliti memilih

Kecamatan Banjarsari karena di kecamatan ini terdapat keluarga miskin dengan

jumlah terbanyak diantara kecamatan lainnya di Kota Surakarta. Pembahasan

mengenai efektivitas Program Raskin dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian

pertama, pembahasan mengenai implementasi yang terdiri dari tahap perencanaan

dan tahap pelaksanaan. Bagian kedua, pembahasan mengenai indikator-indikator

penentu efektivitas Program Raskin. Bagian ketiga, dibahas mengenai hambatan-

hambatan yang muncul dalam pelaksanaan program tersebut beserta upaya

pemecahannya.

Secara lebih jelas pembahasan tentang efektivitas Program Raskin di

Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta tersebut dapat dilihat pada pembahasan

berikut ini :

A. PROGRAM RASKIN DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA

SURAKARTA

Dalam implementasi Program Raskin ini, secara garis besar

prosesnya terbagi dalam dua tahapan yang meliputi :

1. Tahap Perencanaan

a. Sosialisasi Program

Sebagai langkah awal ketika akan dilaksanakan suatu program

tentunya dilakukan sosialisasi terlebih dahulu. Dalam tahap ini

masyarakat diberi informasi tentang Program Raskin tersebut. Proses

Page 83: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxxiii

sosialisasi merupakan salah satu proses yang penting dalam

implementasi program, karena melalui sosialisasi ini masyarakat akan

mengetahui secara jelas apa makna dan tujuan program tersebut, serta

bagaimana pelaksanaannya. Keberhasilan sosialisasi akan bergantung

pada kemampuan aparat pelaksana baik dari lingkungan Pemda,

kecamatan maupun kelurahan beserta bawahannya dalam

menyampaikannya kepada masyarakat.

Dalam rangka pelaksanaan Program Raskin, agar dapat berjalan

dengan lancar, mantap serta sekaligus untuk lebih menyamakan persepsi

baik bagi para pelaksana program maupun pada kelompok sasaran, maka

diadakan sosialisasi atau penyampaian program dimana kegiatan

sosialisasi ini dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat pusat

sampai dengan kelompok sasaran. Proses sosialisasi akan berkisar pada

apa yang ada dalam petunjuk teknis program. Dalam sosialisasi

dijelaskan mengenai latar belakang, sasaran, tujuan dan jumlah alokasi

beras yang diterima. Untuk Kecamatan Banjarsari pada tahun 2009 ini

menerima bantuan 107.220 kg beras tiap bulannya selama dua belas

bulan. Beras tersebut kemudian didistribusikan kepada 13 kelurahan di

wilayah kecamatan tersebut.

Di Kota Surakarta, Program Raskin telah dilaksanakan sejak

tahun 1998 dan telah menjadi program pemerintah pusat yang rutin

dilaksanakan setiap tahunnya, sehingga sosialisasi program pada tahun

2009 dilakukan melalui pemberitahuan SK Walikota mengenai

Page 84: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxxiv

pelaksanaan Program Raskin kepada masing-masing camat untuk

selanjutnya mengadakan koordinasi dengan semua lurah di masing-

masing kecamatan. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Tim Koordinasi

Raskin Kecamatan Banjarsari berikut ini:

“…Program Raskin ini sendiri sudah berjalan lama sejak tahun 1998, jadi masyarakat sudah banyak yang tahu keberadaan program ini sebagai program dari pemerintah pusat yang rutin diadakan tiap tahunnya. Jadi untuk tahun 2009 ini Walikota hanya melakukan sosialisasi melalui SK yang ditujukan kepada camat yang selanjutnya diteruskan ke masing-masing kelurahan. Walikota tidak melakukan sosialisasi secara khusus di seluruh wilayah Kota Surakarta karena dana APBD yang ada jumlahnya terbatas. Lagipula program ini telah lama berjalan dari tahun ke tahun, sehingga Walikota menganggap bahwa para pelaksana di tingkat kecamatan dan kelurahan sudah memahami Program Raskin ini...”

(Wawancara dengan Bp. Pajar Yuwono, S.H, 23/04/2009)

Dalam proses sosialisasi Program Raskin ini, pihak pemerintah

pusat telah mengadakan pemberitahuan kepada masyarakat lewat iklan

di media cetak maupun elektronik. Karena program ini merupakan

program yang sudah berlangsung cukup lama dan rutin dari tahun ke

tahun, maka untuk selanjutnya sosialisasi di tingkat bawah telah

diserahkan kepada daerah masing-masing.

Penanganan sosialisasi program kepada masyarakat di

Kecamatan Banjarsari lebih diserahkan kepada masing-masing

kelurahan. Sosialisasi bisa dengan menggunakan cara yang dianggap

efektif yang sesuai dengan kebijakan masing-masing kelurahan tersebut.

Jalur yang ditempuh pada umumnya adalah dengan rapat koordinasi

Page 85: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxxv

antara lurah, pelaksana distribusi dengan ketua RT/RW, kemudian dapat

diteruskan melalui pertemuan RT/RW dan lain-lain. Jalur ini dirasa

cukup efektif karena berhubungan langsung dengan masyarakat. Seperti

yang diutarakan oleh Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

Banjarsari berikut ini :

“…tiap tahunnya untuk sosialisasi program Raskin ini diserahkan kepada masing-masing lurah dan pelaksana distribusi di kelurahan, baik dengan mengadakan rapat koordinasi secara formal maupun sosialisasi secara informal. Biasanya rapat koordinasi diadakan sebelum program Raskin berjalan, dan kemudian diumumkan kepada warga melalui RT/RW…”

(Wawancara dengan Bp. Pajar Yuwono, S.H, 23/04/2009)

Hal tersebut juga ditegaskan oleh lurah dari Kelurahan Timuran

berikut ini :

“…kalau untuk sosialisasi kepada warga di wilayah Kecamatan Banjarsari sini, camat menyerahkan semuanya kepada lurah dan petugas pelaksana distribusi Raskin di masing-masing kelurahan. Tapi sebelumnya dilakukan rapat koordinasi terlebih dahulu antara pihak kelurahan dengan RT/RW, kemudian baru dilakukan sosialisasi kepada warga…”

(Wawancara dengan Bp. Marnoto, 16/07/2009)

Dari dua pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa

penyampaian informasi program kepada masyarakat lebih diserahkan

kepada para lurah untuk kemudian diteruskan kepada bawahannya. Pada

kenyataannya di masing-masing kelurahan dalam mengadakan

sosialisasi, tidak mengikutkan aparat kelurahan secara langsung. Mereka

lebih melimpahkan tugas tersebut kepada bawahannya seperti ketua

Page 86: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxxvi

RT/RW. Hal ini sesuai dengan penuturan pelaksana distribusi di

Kelurahan Sumber berikut ini :

“…sosialisasi kepada warga di sini biasanya dilakukan oleh ketua RT/RW. Lurah dan satgas Raskin (pelaksana distribusi) Kelurahan hanya menyampaikan informasi tentang jadwal pelaksanaan distribusi Raskin dan daftar penerima manfaat Raskin…”

(Wawancara dengan Ibu Endang Sri Dwi Jatmi, 22/04/2009)

Dari keterangan tersebut dapat dikatakan bahwa sosialisasi ini

lebih ditujukan kepada perangkat RT/RW, kemudian baru diteruskan

kepada masyarakat. Seperti juga diungkapkan oleh salah seorang

pelaksana distribusi di Kelurahan Setabelan berikut ini :

“…untuk lebih memudahkan komunikasi, maka sosialisasi mengenai distribusi beras Raskin kepada warga di Kelurahan Setabelan kami serahkan kepada ketua RT RW…”

(Wawancara dengan Bp. Maridjo, 28/05/2009)

Hal senada juga diutarakan oleh lurah dari Kelurahan Manahan

berikut ini :

“…sosialisasi Program Raskin kepada warga langsung dilakukan oleh ketua RT/RW setelah diadakan rapat koordinasi dengan lurah dan satgas (pelaksana distribusi) Raskin kelurahan…”

(Wawancara dengan Bp. Edy Pramono, 18/06/2009)

Sosialisasi Program Raskin kepada warga di wilayah Kecamatan

Banjarsari memang tidak dilakukan secara langsung oleh pihak

kelurahan. Mereka lebih memanfaatkan pertemuan RT/RW yang

Page 87: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxxvii

diadakan tiap bulan sebagai jalur untuk menyampaikan informasi

tersebut. Sementara penyampaian informasi dari lurah kepada ketua

RT/RW bersifat singkat dan cepat. Maka informasi yang didapat pihak

RT/RW juga terbatas. Seperti pernyataan ketua RT.01 RW.05 di

Kelurahan Setabelan berikut ini :

“…di kelurahan ini, petugas kelurahannya tidak langsung turun tangan ke lapangan untuk sosialisasi, tapi melalui pihak RT/RW, ya biar lebih mudah dan cepat mas. Waktu itu saya diberi surat edaran dari lurah yang menjelaskan tentang Program Raskin dan memberi perintah untuk melakukan sosialisasi kepada warga…”

(Wawancara dengan Bp. Sugino, 16/07/2009)

Hal itu didukung pula oleh pernyataan lurah dari Kelurahan

Setabelan berikut ini :

“…memang kita tidak melakukan sosialisasi langsung pada warga. Ketika kita rapat koordinasi di kelurahan, disitulah kita memberitahukan bahwa ada Program Raskin. Sehingga pada waktu rapat koordinasi itu kita menginstruksikan ketua RT/RW untuk menginformasikan hal tersebut...”

(Wawancara dengan Ibu Dra. Islamtini, 30/04/2009)

Dapat diketahui bahwa sosialisasi ini lebih ditujukan kepada

perangkat RT/RW kemudian baru diteruskan kepada masyarakat.

Mereka lebih memanfaatkan pertemuan RT/RW yang diadakan tiap

bulan sebagai jalur untuk menyampaikan informasi tersebut. Sementara

penyampaian informasi dari lurah kepada ketua RT/RW bersifat singkat

dan cepat. Maka informasi yang didapat pihak RT/RW juga terbatas.

Dengan terbatasnya pengetahuan aparat RT/RW tentang Program Raskin

Page 88: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxxviii

akan berakibat juga pada masyarakat. Mereka juga menangkap informasi

sebatas yang disampaikan ketua RT/RW tersebut. Apalagi sosialisasi

yang diadakan tidak secara khusus membahas program tersebut,

sehingga pengetahuan yang diperoleh juga terbatas. Hal ini bisa

diketahui dari wawancara dengan seorang warga penerima manfaat

Raskin di RT.04 RW.01 Kelurahan Sumber berikut ini :

“…saya nggak begitu ngerti tentang Program Raskin ini, karena di pertemuan RT dulu hanya diberi tahu kalau disini diadakan program beras bersubsidi dari pemerintah, ngambilnya di kelurahan...”

(Wawancara dengan Ibu Antuti, 14/06/2009)

Dari keterangan tersebut terlihat bahwa pemahaman masyarakat

akan program masih kurang. Jalur sosialisasi lewat pertemuan RT/RW

sebenarnya efektif, karena langsung berhubungan dengan masyarakat.

Namun karena keterbatasan pengetahuan aparat RT/RW sebagai

penyampai informasi perihal Raskin ini, maka masyarakat menjadi

kurang paham akan makna program tersebut secara keseluruhan.

Kondisi seperti ini dibenarkan oleh aparat kelurahan. Hal ini

terjadi karena biasanya informasi tentang program lama yang berjangka

panjang hanya mereka peroleh secara cepat dan lebih bersifat top down

dari atasan, sehingga pelaksana di tingkat bawah tinggal menjalankan

saja. Seperti ditegaskan lurah dari Kelurahan Manahan berikut ini :

“…program semacam ini kan merupakan program tahunan dari pemerintah pusat, dan kami yang ada di tingkat kelurahan ini sebagai pelaksana tinggal menunggu instruksi dari atasan untuk

Page 89: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

lxxxix

menjalankan program ini sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan melalui petunjuk pelaksanaan program...”

(Wawancara dengan Bp. Edy Pramono, 18/06/2009)

Hal itu didukung oleh pernyataan pelaksana distribusi Raskin di

Kelurahan Sumber berikut ini :

“…kami selaku petugas pelaksana distribusi di kelurahan hanya tinggal melaksanakan instruksi dari camat maupun Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan. Sebenarnya informasi yang diberikan cukup jelas tapi karena banyaknya program baru, maka Program Raskin yang cukup lama berjalan ini hanya disampaikan garis besarnya saja kepada aparat dan RT/RW...”

(Wawancara dengan Ibu Endang Sri Dwi Djatmi, 22/04/2009)

Pengetahuan aparat kelurahan sendiri sebagai salah satu

komponen pelaksana program masih perlu ditingkatkan. Kadang

informasi tentang program lama kurang begitu diperhatikan dan hanya

sepotong-sepotong yang mereka terima. Kondisi ini juga

dilatarbelakangi dengan banyaknya tugas aparat kelurahan yang cukup

banyak menyita sebagian besar waktu yang ada. Sehingga hal tersebut

mengakibatkan kurangnya waktu untuk melakukan sosialisasi Program

Raskin.

Pelaksanaan Program Raskin bersifat top down. Mazmanian dan

Sabatier menjelaskan bahwa model top down menganggap suatu

implementasi akan efektif bila birokrasi pelaksananya mematuhi apa

yang telah digariskan oleh peraturan atau petunjuk teknis. Pelaksanaan

Raskin yang bersifat top down dapat diketahui dengan adanya SK yang

Page 90: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xc

bertahap mulai dari tingkat provinsi sampai tingkat paling bawah yaitu

kelurahan. Meskipun program ini telah berjalan rutin, namun sifat

pelaksanaan yang top down membuat pelaksana di tingkat kelurahan

hanya bisa melaksanakan program setelah memperoleh informasi dari

tingkat atas mengenai kuota alokasi beras Raskin yang akan diperoleh

dan informasi untuk melaksanakan sosialisasi.

Apabila perintah dan informasi yang diberikan dari pihak atas

terlambat, maka pihak bawah seperti kelurahan hanya diberi waktu

terbatas untuk melakukan sosialisasi dan seleksi penerima program

untuk segera disampaikan kembali ke pihak atas. Jadi pelaksanaan

program yang bersifat top down seperti Program Raskin ini sangat

dipengaruhi oleh pelaksanaan yang dimulai dari tingkat atas.

Kenyataan di lapangan menunjukkan beberapa hambatan yang

muncul pada tahapan sosialisasi program. Hambatan tersebut meliputi;

pengetahuan aparat kelurahan, RT/RW dan kelompok sasaran mengenai

Program Raskin yang masih terbatas, serta proses sosialisasi yang

singkat dan cepat. Hal ini terjadi karena adanya waktu yang terbatas dari

pemerintah untuk melaksanakan sosialisasi yang baru diberikan pada

pertengahan Desember 2008. Padahal Program Raskin akan

dilaksanakan pada Januari 2009. Penyampaian program dilakukan secara

singkat dan cepat sehingga informasi yang diperoleh oleh pihak

kelurahan dan kelompok sasaran hanya sepotong-sepotong.

b. Penetapan Kuota dan Seleksi Penerima Raskin

Page 91: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xci

Selain sosialisasi, dalam kegiatan perencanaan juga terdapat

penetapan Kuota Raskin (jatah alokasi beras Raskin). Penetapan Kuota

Raskin ini berskala nasional sampai dengan tingkat kelurahan

berdasarkan data Rumah Tangga Sasaran (RTS) dari BPS. Penetapan

RTS penerima manfaat Raskin berdasarkan kesepakatan hasil

musyawarah kelurahan dan rencana pendistribusian Raskin.

Untuk penetapan RTS di kelurahan menggunakan data BPS yang

terdiri dari Rumah Tangga Sangat Miskin, Miskin dan Hampir Miskin.

Data tersebut merupakan sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan

secara nasional, termasuk Program Raskin. Oleh karena itu daftar RTS di

setiap kelurahan dibuat berdasarkan nama-nama Rumah Tangga Sasaran

hasil pendataan BPS tahun 2008. Apabila terdapat nama-nama RTS data

BPS yang sudah tidak sesuai dengan data riil di kelurahan, maka

dilakukan musyawarah kelurahan sebagai media verifikasi dengan tanpa

mengubah jumlah RTS setiap kelurahan. Musyawarah kelurahan

dipimpin oleh Lurah dan melibatkan aparat kelurahan (termasuk Kepala

Lingkungan, RW, RT), dewan kelurahan, tokoh-tokoh masyarakat

(agama, adat, dll.) serta perwakilan dari RTS. Kriteria RTS yang

dinyatakan tidak sesuai meliputi :

1) RTS pindah tempat atau ke luar kelurahan.

2) RTS yang sudah tidak layak sebagai penerima manfaat

(meningkat menjadi rumah tangga mampu).

Page 92: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xcii

Terhadap kedua kelompok RTS tersebut dapat digantikan dengan

rumah tangga lain yang menurut musyawarah kelurahan dianggap layak

menerima Raskin. Terhadap nama kepala RTS yang telah meninggal

dunia dan masih dianggap layak menerima Raskin maka digantikan oleh

anggota rumah tangganya sesuai data RTS BPS.

Kesepakatan hasil verifikasi musyawarah kelurahan ditetapkan

sebagai RTS dan dicantumkan dalam DPM (Daftar Penerima Manfaat)

yang ditandatangani oleh lurah dan disahkan oleh camat. RTS yang telah

terdaftar dalam DPM (Daftar Penerima Manfaat) diberi Kartu Raskin

sebagai kartu identitas keluarga miskin yang berhak menerima Raskin.

Data RTS di kelurahan direkap di tingkat kecamatan dilaporkan kepada

Tim Koordinasi Raskin Kota sebagai dasar penerbitan SPA (Surat

Permintaan Alokasi) untuk mendistribusikan beras Raskin kepada RTS.

Alokasi beras Raskin untuk RTS telah diatur dalam Pedoman

Pelaksanaan Raskin yaitu :

1. Berdasarkan data dari BPS, Tim Koordinasi Raskin Pusat

menetapkan jatah alokasi Raskin (Kuota Raskin) tahun 2009 per

Provinsi yang meliputi jumlah KK dan kuantum beras.

2. Atas dasar jatah per Propinsi, Tim Koordinasi Raskin Provinsi

menetapkan jatah tahunan meliputi jumlah KK dan kuantum beras

per Kabupaten/Kota yang ditetapkan dalam surat/SK Gubernur.

3. Atas dasar jatah tahunan per Kabupaten/Kota yang ditetapkan Tim

Koordinasi Raskin Provinsi, Tim Koordinasi Raskin Kab/Kota

Page 93: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xciii

menetapkan jatah bulanan, jumlah KK dan kuantum beras per titik

distribusi yang ditetapkan dalam surat/SK Bupati/Walikota.

Untuk lebih jelas dari langkah-langkah tersebut diatas dapat

dilihat mekanisme perencanaan Kuota Raskin dan penetapan penerima

manfaat Raskin pada gambar berikut :

Gambar 3.1

Mekanisme Perencanaan Kuota Raskin Dan Penetapan Penerima Manfaat

TIM KOORDINASI RASKIN PUSAT

KUOTA PROVINSI

TIM KOORDINASI RASKIN PROVINSI

KUOTA KAB/KOTA

DATA RTS BPS

DATA RTS BPS

Page 94: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xciv

Sumber : Buku Pedoman Pelaksanaan Raskin (2009)

Langkah awal yang dilakukan dalam seleksi penerima yaitu

dengan melakukan pendataan terhadap penduduk miskin di Kecamatan

Banjarsari yang dipilih berdasarkan 14 Kriteria Rumah Tangga Miskin

oleh BPS. Data Rumah Tangga Sasaran ini berdasarkan pendataan tahun

2008 yang dilakukan oleh BPS dan merupakan data baru yang selalu

dibuat setiap tahunnya. Data tersebut diperlukan untuk menyusun sistem

rangking dari keluarga miskin tersebut. Dari data yang dibuat oleh BPS,

akan diketahui keluarga miskin yang layak mendapatkan beras Raskin.

Jumlah Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Banjarsari yang diperoleh

dari BPS Kota Surakarta seperti ditunjukkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.1

Rumah Tangga Sasaran

Di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

Tahun 2009

DATA RTS BPS

MUSYAWARAH KEL./ DESA Berbasis Data

RTS BPS

TIM KOORDINASI RASKIN KAB/KOTA

KUOTA KEC/ DESA/KELURAHAN

KEC/KADES/LURAH

PENERIMA MANFAAT

Page 95: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xcv

Jumlah No. Kategori RTS 14 Kriteria Miskin BPS

Tahap I Tahap II

1 Hampir Miskin Memenuhi 9-10 Kriteria 3,788 3,811

2 Miskin Memenuhi 11-13 Kriteria 2,170 2,274

3 Sangat Miskin Memenuhi 14 Kriteria 973 1,063

J u m l a h 6,931 7,148

Sumber : Data Badan Pusat Statistik Kota Surakarta

Dari tabel di atas, pendataan RTS pada tahap pertama

menghasilkan sejumlah 6,931 RTS yang berhak mendapatkan Raskin,

tetapi setelah dilakukan peninjauan ulang, terdapat penambahan kuota

pada Tahap II sehingga menghasilkan sejumlah 7,148 RTS sebagai

penerima Raskin. Dalam tabel tersebut terdapat 3 (tiga) kategori Rumah

Tangga Sasaran, yaitu Rumah Tangga Sangat Miskin, Miskin dan

Hampir Miskin. Ketiganya merupakan kelompok sasaran selaku

penerima Raskin yang memenuhi sejumlah persyaratan dari 14 Kriteria

Rumah Tangga Miskin yang ditetapkan oleh BPS (Badan Pusat

Statistik). Pendataan BPS dibuat sistem ranking dengan melihat keadaan

warga di lapangan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang

akurat mengenai kondisi keluarga miskin dan mengklasifikasikannya

sesuai dengan pemenuhan standar yang ditetapkan. Seperti penuturan

salah satu petugas pelaksana distribusi Raskin di Kelurahan Setabelan

berikut ini :

“…kalau mengenai pendataan warga miskin yang layak menjadi penerima manfaat beras Raskin itu dilakukan oleh BPS dengan

Page 96: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xcvi

dibantu ketua RT/RW. Survey dilakukan dari rumah ke rumah. Kemudian setelah itu data dikirim ke pusat sebagai dasar penentuan jatah alokasi raskin masing-masing daerah, dan hasil data yang berisi daftar penerima manfaat Raskin tersebut dikirim ke pemerintah provinsi, kemudian ke tingkat kota hingga diedarkan ke kecamatan dan kelurahan…”

(Wawancara dengan Bp. Maridjo, 28/05/2009)

Hal senada juga diutarakan oleh ketua RT.01 RW.05 di

Kelurahan Setabelan berikut ini :

“…untuk menentukan keluarga miskin yang layak menerima beras Raskin, di kelurahan ini dilakukan pendataan oleh petugas BPS setelah meminta ijin kepada kelurahan dan RT/RW. Pendataan ini dilakukan pada bulan September…”

(Wawancara dengan Bp. Sugino, 16/07/2009)

Kegiatan pendataan yang dilakukan oleh petugas BPS melibatkan

mitra kerja baik itu dari pihak kelurahan, RT/RW ataupun Karang

Taruna. Petugas BPS sebagai penyedia data keluarga miskin

bekerjasama dengan mitra kerja untuk mendata keluarga miskin di

Kecamatan Banjarsari. Seperti diutarakan oleh Kasie Statistik Sosial dari

Badan Pusat Statistik Kota Surakarta berikut ini :

“…terkait dengan Program Raskin, BPS ditunjuk oleh pemerintah pusat sebagai penyedia data Rumah Tangga Sasaran sebagai penerima manfaat beras bersubsidi ini. Data tersebut adalah hasil pendataan BPS dengan didampingi mitra kerja baik dari kelurahan maupun RT/RW pada bulan September tahun 2008…”

(Wawancara dengan Ibu Herminawati, 26/07/2009)

Page 97: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xcvii

Pada kenyataannya, data tersebut berdasarkan pendataan yang

dilakukan oleh petugas BPS di lapangan dengan didampingi oleh ketua

RT untuk menentukan warga miskin yang layak mendapatkan Raskin.

Setelah hasil survey tersebut diolah di BPS Pusat, kemudian disusun

dalam bentuk buku. Buku tersebut berisi daftar nama penerima manfaat

beras Raskin. Setelah menerima dari BPS Pusat, kemudian BPS Kota

Surakarta memberikan data RTS tersebut kepada pihak pemerintah kota

melalui Bapermas, PP, PA, dan KB (badan pemerintah kota yang

mengurusi Program Raskin) untuk selanjutnya ditindaklanjuti dan

diedarkan ke kecamatan dan kelurahan. Setelah mengetahui jatah alokasi

Raskin yang diterima, melalui SK Walikota kepada camat yang

diteruskan ke lurah, data tersebut kemudian dimusyawarahkan dalam

musyawarah kelurahan untuk mengumumkan keluarga miskin yang

berhak menerima beras Raskin.

Dalam pengamatan penulis, diketahui bahwa pihak kelurahan dan

para ketua RT tidak membuat sistem rangking untuk menentukan warga

yang layak sebagai RTS. Sistem rangking ini diserahkan kepada BPS.

Mereka hanya menunjukkan kepada petugas BPS mengenai warga

miskin yang dianggap lebih membutuhkan sesuai dengan kondisi

keluarga miskin yang ada. Untuk upaya pendekatan di lingkungan

kelurahan se-wilayah Kecamatan Banjarsari, oleh lurah telah diserahkan

langsung kepada RT/RW setempat. Hal ini dilakukan karena RT/RW

dianggap paling mengetahui secara langsung kondisi sosial ekonomi

yang riil dari warganya.

Page 98: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xcviii

Jadi dalam pendekatan ini tidak semua warga di data satu per

satu, namun hanya dilakukan kepada keluarga miskin berdasarkan

informasi dari kelurahan dan RT/RW. Kemudian dari data tersebut

dilakukan seleksi penerima yang lebih berhak untuk menerima bantuan

beras bersubsidi berdasarkan penilaian petugas BPS yang dibantu mitra

kerja dari keadaannya di lapangan. Penilaian yang dilakukan oleh

petugas BPS juga dibantu dengan informasi dari tokoh masyarakat atau

perangkat RT/RW yang berdomisili di kelurahan se-wilayah Kecamatan

Banjarsari. Koordinasi ini dilakukan oleh BPS karena perangkat RT/RW

dan tokoh masyarakat setempat adalah yang paling dekat dengan

lingkungan warga masyarakat di wilayah tersebut dan dianggap paling

memahami kondisi warga masyarakat mereka sehingga pengetahuan

terhadap kondisi keluarga miskin dapat diperoleh secara mendalam.

Penilaian terhadap seleksi penerima juga tidak mengikutsertakan warga

di masing-masing RT karena warga hanya memiliki pengetahuan yang

terbatas terhadap Program Raskin sehingga mereka cenderung bersikap

pasif terhadap seleksi penerima program tersebut. Hal itu diutarakan oleh

seorang warga miskin penerima beras Raskin di Kelurahan Sumber

berikut ini :

“…dulu itu pernah dilakukan pendataan warga oleh petugas Statistik (BPS) mas, mereka dibantu oleh Pak RT. Setau saya tidak ada warga RT/RW sini yang ikut mendata karena kebanyakan sibuk dengan pekerjaannya dan juga kurang mengerti seluk beluk program pemerintah. Lagipula tugas pendataan itu kan memang pekerjaan petugas Statistik dengan kelurahan dan RT/RW, sedangkan warga hanya sebagai orang yang dimintai data saja...”

Page 99: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

xcix

(Wawancara dengan Bp. Kusno, 28/05/2009)

Hal itu menunjukkan bahwa kelompok sasaran program

cenderung kurang memahami seleksi yang dilakukan oleh BPS. Mereka

hanya mengharapkan agar mendapat bantuan dari pemerintah tanpa

harus berperan serta dalam seleksi penerima.

Setelah pendataan selesai, Petugas BPS menyerahkan daftar

nama penerima Raskin tersebut ke Kantor BPS Pusat untuk diolah dan

hasilnya diserahkan kepada Pemerintah Pusat melalui Kementerian

Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Departemen Dalam

Negeri untuk ditindaklanjuti dengan membuat dan menetapkan Kuota

Raskin. Setelah data tersebut selesai ditindaklanjuti, maka daftar nama

RTS diserahkan secara prosedural melalui pemerintah provinsi,

kemudian diedarkan ke kabupaten/kota, kecamatan, hingga kelurahan.

Seperti dikemukakan oleh Ketua Tim Koordinasi Raskin di Kecamatan

Banjarsari berikut ini :

“…jadi setelah melakukan pendataan, petugas BPS menyerahkan hasil pendataan tersebut kepada Pusat untuk diverifikasi dan diolah untuk menentukan jatah alokasi Raskin. Setelah data selesai diolah kemudian ditetapkan jatah alokasi Raskin, maka berdasarkan alokasi Raskin Per Kota, Walikota kemudian membuat SPA (Surat Permintaan Alokasi) Raskin yang ditujukan kepada BULOG sebagai penyalur beras Raskin…”

(Wawancara dengan Bp. Pajar Yuwono, S.H, 14/04/2009)

Kemudian pihak kelurahan mengadakan rapat atau musyawarah

di kantor kelurahan dengan melibatkan lurah, pelaksana distribusi,

Page 100: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

c

perangkat RT/RW, tokoh masyarakat, serta perwakilan dari kelompok

sasaran. Rapat tersebut untuk memberitahukan kepada warga mengenai

daftar penerima manfaat Program Raskin, yaitu keluarga miskin yang

layak mendapatkannya atau disebut Rumah Tangga Sasaran (RTS).

Dari pengamatan penulis di lapangan, ada warga miskin di

beberapa kelurahan di wilayah Kecamatan Banjarsari yang tidak

mendapatkan beras Raskin, maka kemudian itu diserahkan kepada lurah

masing-masing untuk mengambil keputusan berdasarkan kesepakatan

bersama dengan ketua RT dan warga. Apabila ada upaya untuk

pemerataan dalam pembagian Raskin sesuai dengan kondisi yang ada,

maka diawali dengan musyawarah bersama dengan berita acara resmi

oleh aparat kelurahan, setelah itu diserahkan kepada kesepakatan antara

warga penerima Raskin dengan warga yang tidak menerima Raskin tapi

layak untuk mendapatkannya.

Data RTS dari BPS dibahas dalam musyawarah kelurahan.

Setelah melalui proses musyawarah, kemudian setiap KK yang namanya

tercantum secara sah sebagai RTS dalam DPM (Daftar Penerima

Manfaat) diberikan kupon atau Kartu Raskin. Kartu Raskin tersebut

digunakan sebagai bukti pengambilan beras. Sedangkan untuk KK

penerima lainnya yang namanya tidak tercantum dalam DPM (Daftar

Penerima Manfaat) akan tetap dicatat oleh masing-masing kelurahan

dalam catatan kelurahan. Setelah musyawarah selesai, kemudian

Page 101: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

ci

dibuatkan Berita Acara dan disahkan oleh lurah. Seperti yang

diungkapkan ketua RT.01 RW.05 Kelurahan Setabelan berikut ini :

“…kalau untuk daftar nama RTS sendiri sudah ditetapkan oleh BPS melalui survey yang mereka lakukan pada bulan September tahun lalu. Dan apabila ada keluarga miskin yang telah ditentukan oleh BPS namun meninggal dunia atau pindah, maka jatah beras akan diberikan kepada KK pengganti yang berhak menerimanya, dan dalam Daftar Penerima Manfaat tetap menggunakan nama KK yang lama tersebut, sedangkan KK pengganti dicatat dalam buku administrasi di kelurahan. Tentu saja itu dilakukan melalui musyawarah kelurahan...”

(Wawancara dengan Bp. Sugino, 16/07/2009)

Hal itu didukung oleh pernyataan seorang warga penerima

Raskin berikut ini :

“…dulu pernah terjadi di RT sini ada warga yang tercatat sebagai penerima beras Raskin oleh BPS, namun ketika pendistribusian beras, ternyata warga itu telah pindah rumah. Sehingga jatah berasnya dialihkan kepada warga lain yang layak menerimanya. Meskipun warga yang mengganti tersebut belum tercatat dalam daftar di Pusat, tapi dicatat di kelurahan...”

(Wawancara dengan Bp. Ngatimin, 31/07/2009)

Nampak bahwa dalam proses penetapan jumlah penerima beras

Raskin melalui mekanisme dan ketentuan yang jelas. Demikian pula

proses seleksi dilakukan oleh pelaksana program di Kecamatan

Banjarsari. Pada dasarnya pelaksanaannya tidak banyak mengalami

kesulitan, namun dalam proses seleksi tersebut tidak ada keterlibatan

dari kelompok sasaran. Hal ini dikarenakan pihak pelaksana baik dari

BPS maupun mitra kerja dari kelurahan dan RT/RW dituntut cepat

dalam melakukan pendataan warga miskin dan proses seleksinya agar

Page 102: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cii

hasil pendataan yang ada cepat diterima oleh pemerintah tingkat atas

untuk segera dapat dilaksanakan Program Raskin. Hal ini sesuai dengan

pernyataan lurah dari Kelurahan Setabelan berikut ini :

“…kalau untuk proses pendataan warga miskin ini tergolong singkat mas, karena BPS hanya diberikan waktu sekitar dua bulan untuk menyelesaikan pekerjaannya dan segera melaporkan kepada BPS Pusat untuk diajukan kepada pemerintah pusat berapa jumlah warga miskin yang ada di tiap-tiap wilayah…”

(Wawancara dengan Ibu Dra. Islamtini, 30/04/2009)

Meskipun Program Raskin telah berjalan lama, namun bantuan

yang diberikan setiap tahunnya belum tentu sama, apalagi setiap tahun

setidaknya ada perubahan kondisi sosial ekonomi di wilayah Kecamatan

Banjarsari. Selain itu, waktu yang terbatas membuat RT kesulitan untuk

melakukan pertemuan dengan kelompok sasaran. Hal ini terjadi karena

kesulitan mempertemukan waktu yang tepat dan cepat antara aparat dan

warganya. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang ketua RT berikut ini :

“…sosialisasi Program Raskin ini tergolong singkat mas, karena termasuk program tahunan dari pemerintah pusat. Jadi, warga dianggap sudah mengerti. Apalagi untuk mengumpulkan warga dalam rangka sosialisasi itu memang agak sulit karena mereka lebih memilih mencari nafkah daripada mendapatkan pengarahan dari kelurahan. Apalagi warga sini juga banyak yang pendidikannya tergolong rendah, jadi ya mereka enggan menyempatkan waktu mengikuti kegiatan itu…”

(Wawancara dengan Bp. Saptono, 11/06/2009)

Hal senada diungkapkan oleh salah seorang warga penerima

Raskin berikut ini :

Page 103: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

ciii

“…karena saya sibuk jualan, jadi ya nggak bisa ikut sosialisasi dari kelurahan mas. Sosialisasinya itu setau saya hanya lewat pemberitahuan dari RT kalau beras Raskin dibagikan lagi tahun ini. Apalagi kalau seperti saya ini kan pendidikannya rendah, jadi ya tidak bisa banyak membantu tho mas…”

(Wawancara dengan Ibu Antuti, 14/06/2009)

Dari wawancara yang dilakukan penulis terhadap beberapa warga

yang termasuk Rumah Tangga Sasaran (RTS) memungkinkan bahwa

ketidakhadiran mereka dalam musyawarah kelurahan dikarenakan

kesibukan untuk mencari nafkah dan juga karena rendahnya tingkat

pendidikan mereka, sehingga mereka enggan terlibat dalam tahapan

Program Raskin. Meskipun demikian, mereka tetap antusias terhadap

Program Raskin ini pada saat beras didistribusikan di daerah mereka.

Hal ini ditunjukkan dengan habisnya persediaan beras Raskin di

kelurahan se-wilayah Kecamatan Banjarsari dalam waktu sekitar lima

sampai tujuh hari setelah beras diturunkan di kelurahan karena sudah

dibeli oleh warga yang menjadi RTS.

Berdasarkan kebijakan Walikota, Kecamatan Banjarsari telah

menerima alokasi beras Raskin sebanyak 107.220 kg dibagi untuk 7.148

KK yang menjadi RTS dengan jatah beras 15 kilogram per KK setiap

bulannya. Dari 7.148 KK tersebut telah dibagi sesuai dengan alokasi per

RT/RW. Di bawah ini dapat dilihat tabel jatah beras untuk keluarga

miskin di Kecamatan Banjarsari :

Page 104: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

civ

Tabel 3.2

Jumlah Rumah Tangga Miskin

Di Kecamatan Banjarsari

Tahun 2009

No Kelurahan Jumlah Kk Kuantum Beras Raskin

1 Kadipiro 1,896 28,440

2 Nusukan 1,295 19,425

3 Gilingan 1,148 17,220

4 Banyuanyar 322 4,830

5 Sumber 605 9,075

6 Manahan 419 6,285

7 Mangkubumen 432 6,480

8 Timuran 127 1,905

9 Ketelan 235 3,525

10 Punggawan 148 2,220

11 Kestalan 112 1,680

12 Setabelan 224 3,360

13 Keprabon 185 2,775

JUMLAH 7,148 107,220

Sumber : Data Bapermas, PP, PA dan KB Pemerintah Kota Surakarta

Dari tabel diatas nampak bahwa ada 7.148 KK yang menerima

jatah beras Raskin. Mereka adalah keluarga miskin yang dalam penilaian

Page 105: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cv

sistem rangking berada pada tingkat terbawah keluarga miskin yang

paling membutuhkan bantuan program tersebut. Namun, bagi keluarga

miskin yang berada pada tingkat teratas dalam sistem rangking ini tidak

mendapatkan jatah beras Raskin. Mereka adalah keluarga yang dianggap

potensial sebagai keluarga yang cukup mampu karena tidak memenuhi

jumlah minimum kriteria yang ditetapkan BPS sebagai RTS. Hal itu

menimbulkan rasa kecewa dari warga yang tidak menerima beras Raskin

tersebut. Seperti yang diungkapkan salah seorang warga yang tidak

menerima beras Raskin berikut ini :

“…terus terang ya mas, saya itu kecewa karena ternyata saya nggak dapat jatah beras Raskin dari pemerintah. Lha mau gimana lagi, soalnya data juga sudah ditetapkan dan tidak bisa diganggu gugat. kalau dipikir-pikir saya ini juga termasuk keluarga miskin mas, tapi tahun ini saya tidak dapat jatah beras Raskin dari pemerintah. Saya sebenarnya sudah berusaha matur sama bu Lurah tapi data yang telah ditetapkan oleh BPS tidak dapat diganti hingga program Raskin tahun ini selesai karena data yang telah ditetapkan itu digunakan selama satu tahun …”

(Wawancara dengan Ibu Meni Budiyanti, 28/05/2009)

Hal senada diungkapkan oleh warga lainnya yang juga tidak

menerima beras Raskin berikut ini :

“…sebenarnya saya merasa kecewa karena tidak terdaftar sebagai penerima beras Raskin. Tetapi saya juga ndak bisa berbuat apa-apa mas, karena mungkin jatah Raskinnya sudah mulai berkurang untuk tahun ini…”

(Wawancara dengan Ibu Asih Retno Palupi, 30/05/2009)

Berdasarkan pengamatan penulis diketahui bahwa masih terdapat

persoalan dalam pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan Banjarsari

Page 106: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cvi

karena data RTS penerima Raskin dari BPS mengakibatkan rasa iri dan

kecewa dari warga yang tidak mendapat Raskin. Namun, kenyataan

menunjukkan bahwa keluarga yang tidak mendapat jatah beras Raskin

masih bisa memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari meskipun

berpenghasilan rendah. Misalnya keluarga miskin yang memiliki saudara

yang cukup mampu sehingga dalam keadaan kesulitan pangan dapat

memperoleh bantuan dari saudaranya, dan keluarga miskin yang

memiliki anak-anak yang sudah bekerja, dan sebagainya. Sehingga,

meskipun mereka itu tergolong keluarga miskin, tapi secara umum

mereka dapat memenuhi kebutuhan pangan pokok sehari-hari dari pada

keluarga miskin lain yang lebih diprioritaskan mendapat bantuan beras

Raskin ini. Aparat kelurahan hanya memberikan solusi dengan adanya

“sistem bagi roto” atau disingkat “Bagito”, yakni pembagian beras

Raskin secara merata dengan berdasarkan kesepakatan warga. Selain itu,

kemungkinan bagi keluarga miskin yang tidak mendapat Raskin dapat

dialihkan sebagai penerima bantuan program pemerintah lainnya,

misalnya BLT (Bantuan Langsung Tunai), apabila memenuhi sejumlah

variabel kemiskinan yang ditetapkan BPS.

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa dalam proses

distribusi beras Raskin di tiap titik distribusi di wilayah Kecamatan

Banjarsari timbul persoalan karena kuota bantuan beras Raskin yang

diterima pada tahun ini jumlahnya berkurang dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Apalagi ada sejumlah warga di wilayah Kecamatan

Banjarsari yang merasa dirinya miskin tapi tidak mendapatkan jatah

Page 107: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cvii

Raskin. Sehingga muncul rasa kecewa dan iri setiap kali distribusi beras

dilaksanakan di Kecamatan Banjarsari. Untuk penanganan masalah

tersebut biasanya diserahkan kepada pihak kelurahan atau RT/RW, yaitu

melalui sistem “Bagito” (Pembagian Rata). Artinya bahwa RTS

penerima Raskin dapat memberikan sebagian dari beras yang didapat

kepada warga yang layak mendapatkannya tapi tidak tercatat sebagai

RTS penerima Raskin. Dan untuk pembayarannya ditanggung oleh

masing-masing warga sesuai dengan kuantum beras yang diterima. Jadi

semua itu tergantung kesepakatan dari warga, baik dari warga yang

terdaftar sebagai RTS penerima program, maupun warga yang tidak

mendapatkan. Seperti yang diungkapkan pelaksana distribusi di

Kelurahan Gilingan berikut ini:

“…di Kelurahan Gilingan ini sebenarnya ada sejumlah warga yang tidak mendapat jatah Raskin mas. Pemecahannya ya dengan sistem “Bagito” (Pembagian Rata) berdasarkan kesepakatan warga…”

(Wawancara dengan Bp. Ngatimin, 31/07/2009)

Lebih lanjut dijelaskan bahwa yang menjadi penerima tetap

adalah keluarga miskin yang benar-benar tidak mampu atau bisa disebut

sebagai keluarga miskin yang paling tidak mampu atau Rumah Tangga

Sangat Miskin. Sedangkan keluarga miskin yang menjadi penerima tidak

tetap adalah keluarga miskin yang tingkat kemiskinannya tidak terlalu

rendah.

2. Tahap Pelaksanaan

Page 108: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cviii

Dalam tahap pelaksanaan program ini meliputi beberapa kegiatan yang

dilakukan, diantaranya penyaluran/distribusi bantuan beras dan proses

pembayaran atau administrasi.

a. Penyaluran Bantuan Beras

Bentuk bantuan yang diterima oleh RTS penerima manfaat

Program Raskin yaitu dalam bentuk pembelian beras murah sebanyak 15

kg untuk setiap keluarga dengan harga Rp. 1.600,- per kilonya yang

diambil tiap bulan. Bantuan beras bersubsidi ini harus diterima secara

utuh oleh RTS, dan tidak diperkenankan melakukan potongan atau

pungutan biaya oleh pihak manapun. Mekanisme distribusi beras dari

kota ke kelurahan adalah sebagai berikut :

1. Dari jumlah Rumah Tangga Sasaran penerima manfaat (RTS-PM)

digunakan oleh Walikota untuk mengajukan Surat Permintaan

Alokasi (SPA) Beras Raskin kepada Kepala Perum BULOG

Subdivre Surakarta dengan dilampiri jadwal rencana distribusi dan

jumlah RTS per kelurahan.

2. Berdasarkan data tersebut, Kepala Perum BULOG Subdivre

Surakarta menerbitkan Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB)

atau Delivery Order (DO) beras Raskin per kelurahan kepada

petugas Raskin BULOG sesuai jumlah dan jadwal permintaan

alokasi yang diajukan oleh Walikota.

Page 109: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cix

3. Atas dasar SPPB tersebut, kepala gudang BULOG melayani

distribusi beras dengan menugaskan petugas Raskin BULOG sesuai

dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

4. Petugas Raskin BULOG mengangkut dan menyerahkan beras Raskin

ke titik distribusi.

5. Pelaksanaan pendistribusian beras Raskin dari titik distribusi (tempat

penyerahan beras Raskin) kepada RTS merupakan tanggung jawab

pegawai kelurahan yang ditunjuk sebagai pelaksana distribusi Raskin

di kelurahan.

Pada pelaksanaan Program Raskin ini, Kecamatan Banjarsari

mendapatkan kuota terbanyak menempati urutan pertama dalam

pendistribusian beras di Kota Surakarta. Di Kecamatan Banjarsari,

penyaluran beras Raskin ini diawali dengan didistribusikannya beras dari

BULOG Subdivre Surakarta ke wilayah Kecamatan Banjarsari sesuai

dengan jumlah alokasi yang telah ditentukan. Penyaluran beras dari

BULOG tidak melewati pihak kecamatan karena untuk memperpendek

jalur distribusi dan menghemat pengeluaran transportasi. Lagipula yang

digunakan sebagai tempat distribusi adalah di kantor kelurahan.

Distribusi beras Raskin di Kecamatan Banjarsari pada pertama

kalinya dilakukan pada pertengahan bulan Maret 2009. Distribusi Raskin

pertama pada tahun 2009 seharusnya dikirim pada awal bulan Januari

dan dilanjutkan dengan pengiriman untuk bulan Februari. Namun

pengiriman jatah Raskin pada dua bulan awal tahun 2009 tersebut belum

Page 110: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cx

dilakukan. Padahal masyarakat sudah mengharapkan agar beras Raskin

segera dikirim dan dibagikan, karena mereka sangat membutuhkannya

untuk menopang kebutuhan pangan mereka. Sehingga dapat dikatakan

bahwa pengiriman Raskin ini mengalami penundaan atau keterlambatan.

Dengan adanya keterlambatan tersebut, maka Tim Koordinasi Raskin

Kota membuat kebijakan dengan mengirim jatah Raskin selama dua kali

dalam satu bulan untuk mengejar ketertinggalan, sehingga untuk bulan

selanjutnya pengiriman Raskin dapat berjalan normal kembali, yaitu

pengiriman dilakukan sekali tiap bulannya.

Dari pengamatan yang dilakukan, di Kecamatan Banjarsari ada

pengiriman jatah Raskin sebanyak dua kali dalam satu bulan, yaitu pada

bulan Maret dan Mei. Ini dilakukan sebagai ganti keterlambatan

pengiriman pada bulan Januari dan Februari, sehingga untuk bulan

berikutnya pengiriman sudah dapat berjalan stabil kembali hingga

program ini selesai pada akhir tahun. Tentunya jadwal pendistribusian

untuk bulan berikutnya tersebut disesuaikan dengan jadwal yang ada

dalam juklak Program Raskin yang menyebutkan bahwa pelaksanaan

penyaluran beras dari tanggal 1 – 15 setiap bulannya.

Untuk mengantisipasi keterlambatan distribusi beras pada bulan

berikutnya, pengiriman dilakukan lebih awal. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan pelaksana distribusi Raskin di Kelurahan Setabelan berikut

ini :

Page 111: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxi

“…saya biasanya mendapat informasi kedatangan beras, jadi pihak kelurahan tidak kerepotan dan keterlambatan distribusi bisa dihindari apabila pengiriman Raskin itu dilakukan lebih awal…”

(Wawancara dengan Bp. Maridjo, 28/05/2009)

Berdasarkan jadwal yang sudah ada dan informasi pengiriman

beras, Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan menyampaikan ke lurah

yang diteruskan ke RT/RW untuk disampaikan kepada RTS untuk

memberitahu hari kedatangan beras sehingga RTS dapat mempersiapkan

uang pembayaran sebelum beras datang.

Sebelum kedatangan beras tersebut, perwakilan RT/RW

mendatangi RTS untuk meminta pembayaran atas jatah beras Raskin

yang akan mereka terima, atau RTS membayar langsung ke ketua

RT/RW. Namun, ada juga RTS yang langsung membayar ke pelaksana

distribusi Raskin di Kelurahan dan melakukan pengambilan beras sendiri

dikarenakan jarak rumahnya dekat dengan kelurahan. Seperti yang

diungkapkan pelaksana distribusi di Kelurahan Sumber berikut ini :

“…kalau untuk pembayarannya biasanya dari petugas yang ditunjuk RT/RW mendatangi RTS untuk minta pembayaran atas beras Raskin yang akan diambil. Kemudian perwakilan RT/RW membayarkannya ke kelurahan sekalian mengambil jatah beras warga. Tapi ada juga warga yang mengambil beras sendiri dan melakukan pembayaran langsung di kelurahan…”

(Wawancara dengan Ibu Endang Sri Dwi Jatmi , 22/04/2009)

Hal ini didukung oleh pernyataan lurah Kelurahan Setabelan

berikut ini :

Page 112: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxii

“…di kelurahan Setabelan ini memang ada beberapa warga yang menitipkan pembayaran beras Raskin kepada perwakilan RT, dan untuk mengambilkan jatah beras mereka. Itu dikarenakan warga yang rumahnya cukup jauh dari kantor kelurahan. Tapi ada juga warga yang mengambil beras sendiri dan melunasi pembayarannya ke satgas (pelaksana distribusi) kelurahan…”

(Wawancara dengan Ibu Dra. Islamtini, 30/04/2009)

Jadi pembayaran yang dilakukan RTS dapat langsung ke pihak

kelurahan ataupun dititipkan melalui perwakilan RT/RW untuk

disetorkan ke kelurahan. Setelah uang pembayaran Raskin terkumpul

seluruhnya di kelurahan, kemudian oleh pelaksana distribusi diserahkan

kepada Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan untuk ditransfer ke

rekening BULOG di Bank BRI yang ditunjuk. Seperti yang diungkapkan

oleh Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan Banjarsari sebagai

berikut ini :

“…Biasanya penyetoran uang pembayaran Raskin oleh RTS dapat dibayar langsung ke kelurahan atau dititipkan pada perwakilan RT untuk dibayarkan ke kelurahan. Setelah itu, uang HPB (Hasil Penjualan Beras) diserahkan ke kecamatan untuk ditransfer ke Rekening BULOG lewat Bank BRI…“

(Wawancara dengan Bp. Pajar Yuwono, S.H, 23/04/2009)

Pembayaran beras oleh RTS rata-rata dapat diselesaikan dengan

lancar. Tidak ada warga yang terlambat membayar, karena setelah beras

datang di kelurahan, para keluarga miskin pasti mengambil jatahnya

sambil membayar uang beras tersebut. Semua keluarga miskin pasti

dapat melunasi uang beras walaupun mereka harus bersusah payah

mendapatkan uang meskipun dengan cara berhutang sana-sini. Seperti

Page 113: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxiii

yang dikatakan pelaksana distribusi Raskin di Kelurahan Mangkubumen

berikut ini :

“…di kelurahan ini tidak ada keterlambatan pembayaran beras dari warga, karena mereka sangat antusias dengan pembagian beras murah ini. Jadi setiap ada pemberitahuan beras sudah datang, mereka langsung bergegas untuk membayar beras baik melalui perwakilan RT atau langsung ke kelurahan…”

(Wawancara dengan Bp. Lukito, 23/03/2009)

Selanjutnya, pada hari kedatangan beras, RTS dapat mengambil

langsung jatah beras yang akan diterima, baik melalui perwakilan

RT/RW maupun diambil sendiri. Menurut ketentuan, ketika beras telah

sampai di kantor kelurahan, sopir truk dan beberapa orang kuli (tenaga

panggul) menurunkan beras dari truk. Kemudian pelaksana distribusi

bersama dengan petugas Raskin BULOG, dan RTS melakukan

pengecekan antara jumlah beras yang datang dengan jumlah yang tertulis

di Berita Acara Serah Terima (BAST) beras Raskin. Apabila jumlahnya

sesuai maka pelaksana distribusi kelurahan menyetorkan uang pembelian

beras langsung kepada petugas BULOG. Kemudian surat terima Raskin

ditandatangani oleh Petugas BULOG, Lurah dan pelaksana distribusi.

Setelah itu, pelaksana distribusi menerima biaya operasional sebesar Rp.

30.000,- serta menandatangani kwitansi biaya operasional tersebut.

Biaya operasional tersebut diberikan secara merata untuk pelaksana

distribusi di tingkat kelurahan. Kemudian uang tersebut menjadi hak

milik petugas kelurahan sebagai ganti operasional yang meliputi biaya

transportasi dan makan.

Page 114: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxiv

Namun dalam pengamatan penulis, pada waktu pendistribusian

beras di kantor kelurahan, seringkali tidak didampingi oleh petugas

Raskin BULOG. Hal ini dikarenakan BULOG sudah mempercayakan

pelaksanaan pendistribusian beras Raskin kepada aparat kelurahan. Dan,

Berita Acara Serah Terima (BAST) beras Raskin dititipkan melalui

Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan untuk diserahkan kepada

pihak kelurahan untuk ditandatangani. Dalam pelaksanaannya, tidak ada

penyelewengan beras yang dilakukan oleh para pelaksana di kelurahan

karena tidak ada satu aparatpun yang menerima jatah beras Raskin.

Setelah pelaksanaan distribusi beras di kelurahan selesai,

selanjutnya beras dapat dibawa pulang ke tempat masing-masing baik

oleh RTS yang mengambil langsung jatah berasnya maupun perwakilan

RT/RW yang dititipi pembayaran beras Raskin oleh RTS. Pengambilan

beras Raskin melalui perwakilan RT/RW tersebut dilakukan untuk

mempermudah RTS dalam mengambil jatah beras, terutama mereka

yang tempat tinggalnya terletak cukup jauh dari kelurahan. Sehingga

mereka tidak perlu bersusah payah pergi ke kantor kelurahan. Seperti

yang diutarakan oleh lurah Kelurahan Setabelan berikut ini :

“…ada juga perwakilan RT/RW yang membawakan beras dari kelurahan ke RT masing-masing untuk mempermudah RTS dalam pengambilan beras Raskin. Sehingga dapat lebih menghemat waktu, biaya dan tenaga mereka…”

(Wawancara dengan Ibu Dra. Islamtini, 30/04/2009)

Page 115: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxv

Hal senada juga diungkapkan oleh pelaksana distribusi di

Kelurahan Sumber:

“…biasanya ada perwakilan RT mengambil beras Raskin di kelurahan. Ada yang menggunakan gerobak dan becak, sehingga warga tidak perlu repot-repot ke kantor kelurahan…”

(Wawancara dengan Ibu Endang Sri Dwi Jatmi , 22/04/2009)

Dengan adanya perwakilan RT yang mengambilkan beras Raskin

di kelurahan, maka memberikan kemudahan bagi RTS yang tempat

tinggalnya terletak jauh dari kelurahan untuk mengambil jatah beras

mereka. Untuk biaya angkutnya sendiri sesuai dengan kesepakatan

antara warga dengan perwakilan RT yang mengambilkan beras, dan

bahkan banyak juga perwakilan RT yang secara sukarela mengambilkan

beras Raskin untuk RTS di daerahnya tanpa ada pungutan biaya.

Setelah beras tiba di kelurahan, RTS yang namanya tercantum

dalam DPM (Daftar Penerima Manfaat) beras Raskin yang sah dapat

mengambil beras dengan menggunakan kupon atau Kartu Raskin sebagai

bukti pengambilan beras. Kupon ini digunakan untuk mengambil beras

setiap bulannya dan kupon ini berlaku untuk satu tahun saja. Setiap

mengambil beras Raskin, RTS harus menandatangani laporan serah

terima yang dipegang oleh aparat kelurahan, sedangkan aparat kelurahan

menandatangani kupon atau Kartu Raskin yang dibawa RTS. Sesuai

dengan kebijakan yang telah berlaku, beras yang diperoleh RTS adalah

15 kg beras dengan harga Rp.24.000,-. Dalam pengambilan beras ini,

RTS mengambil jatahnya setelah melakukan pembayaran.

Page 116: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxvi

Dari pengamatan penulis, pernah terjadi kekurangan kuantitas

beras sehingga RTS mengadukan kepada RT yang diteruskan ke kepala

kelurahan atau langsung ke kepala kelurahan. Kemudian kepala

kelurahan mengirim surat pengaduan ke BULOG Subdivre Surakarta

agar untuk bulan berikutnya timbangannya diperiksa kembali. Seperti

yang diungkapkan pelaksana distribusi Raskin di Kelurahan Setabelan

berikut ini :

“…bulan kemarin saya pernah mengadukan soal timbangan yang tidak pas lalu saya usul kepada Bu Lurah supaya menyampaikan keluhan ini pada petugas dari BULOG dan usulan saya sudah disampaikan sehingga sampai sekarang beras yang diperoleh warga sudah pas 15 kilo…”

(Wawancara dengan Bp. Maridjo, 28/05/2009)

Sehingga kasus kekurangan timbangan hanya terjadi sekali di

tahun 2009 karena pihak pelaksana baik di kelurahan maupun di

BULOG Subdivre Surakarta berusaha untuk menyelesaikan setiap

persoalan dan mencoba untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Sedangkan beras yang diperoleh kualitasnya cukup baik, hal ini

dibuktikan dengan pengakuan seorang penerima program:

“…saya mbayarnya Rp.24.000,- di kantor kelurahan, lalu tiap bulannya mendapat beras 15 kg. Saya tidak tau jenis berasnya, tapi berasnya layak untuk dikonsumsi, jadi saya merasa cukup senang dengan adanya beras Raskin ini…”

(Wawancara dengan Bp. Kusno, 13/05/2009)

Hal ini ditegaskan pula oleh pelaksana distribusi Raskin di

Kelurahan Sumber berikut ini :

Page 117: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxvii

“…meskipun beras ini harganya murah hanya Rp.24.000,- per 15 kg tapi kualitasnya ya cukup bagus mas, dan rasanya pun seperti beras yang dimasak pada umumnya...”

(Wawancara dengan Ibu Endang Sri Dwi Djatmi, 22/04/2009)

Lebih lanjut dijelaskan bahwa selama pelaksanaan Program

Raskin kualitas beras yang didistribusikan selalu baik. Selain itu, tidak

diketemukan keluhan dari RTS mengenai kualitas beras yang diterima

sehingga hal itu membuktikan bahwa beras Raskin layak untuk dimakan

sehari-hari oleh RTS. Sementara itu, pihak BULOG Subdivre Surakarta

juga memberi penjelasan bahwa kualitas beras Raskin selalu terkontrol.

Pengiriman beras yang diperoleh dari para kontraktor selalu di cek oleh

pihak petugas pemeriksa kualitas dari BULOG di masing-masing

gudang. Seperti yang diungkapkan Koordinator Raskin dari BULOG

Subdivre Surakarta berikut ini :

“…beras dari kontraktor yang masuk ke Gudang BULOG pasti di cek kualitasnya sesuai dengan standar beras ideal yang layak untuk dikonsumsi. Kebanyakan yang distok di Gudang sini beras jenis IR, karena dapat disimpan cukup lama di Gudang. Jadi untuk Raskin, beras yang dikirim jenisnya IR... “.

(Wawancara dengan Bp. Liliek Washie Irawanto, 24/06/2009)

Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa kriteria beras yang baik adalah

sebagai berikut ini :

- Derajat soso (lapisan lembaga yang terasa pada butiran beras) atau

katul sebanyak 5%.

- Kadar air maksimal 14%.

Page 118: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxviii

- Butir patah-patah maksimal 20%.

- Menir maksimal 62%.

- Butir utuh minimal 35%.

- Butir kuning rusak maksimal 3%.

- Kapur 3%.

- Benda-benda lain 0,05%.

Hal itu dilakukan pada 100 gram dari bagian beras yang dikirim.

Beras yang diterima kurang lebih harus sesuai standar, sehingga akan

diperoleh beras yang kualitasnya baik dan layak untuk dikonsumsi

penerima Raskin.

Sedangkan keluarga miskin yang tidak menerima Raskin merasa

kecewa karena tidak mendapatkan bantuan beras sehingga apabila

mereka kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya, mereka harus

mengusahakan sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang

keluarga miskin berikut ini :

“…saya kecewa mas karena tidak memperoleh Raskin. Kadang kalau saya kesulitan beli beras ya saya terpaksa cari pinjaman sana-sini, selain bekerja jadi linmas di kelurahan ini…”

(Wawancara dengan Ibu Meni, 28/05/2009)

Namun diantara rasa kecewa warga yang tidak menerima beras

Raskin ada sedikit kesadaran bahwa kesalahan bukan pada petugas BPS

dan aparat kelurahan tapi karena berkurangnya jumlah alokasi bantuan

Page 119: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxix

dari pemerintah pusat sehingga mereka tidak kebagian jatah. Seperti

yang diungkapkan salah seorang keluarga miskin berikut ini :

“…meskipun saya tidak mendapat beras Raskin, tapi saya menyadari kalau mereka yang menerima Raskin itu kondisi ekonominya memang lebih miskin dari saya. Dan kelihatannya bantuan beras dari pusat untuk tahun ini jumlahnya berkurang, jadi saya ya harus nrimo mas …”

(Wawancara dengan Ibu Asih Retno Palupi, 30/05/2009)

Jadi meskipun pengetahuan mereka tentang program terbatas dan

rasa kecewa mereka tidak bisa ditutupi tapi perasaan “ nrimo” yang

dimiliki oleh warga yang tidak menerima beras Raskin membuat mereka

tetap berusaha untuk memenuhi pangannya sendiri tanpa harus mengeluh

karena tidak mendapatkan beras Raskin.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada saat penyaluran beras

Raskin timbul persoalan ketika ada keterlambatan pengiriman beras

untuk jatah bulan Januari dan Februari. Hal tersebut karena pengiriman

jatah beras Raskin yang pertama justru dilakukan pada awal bulan

Maret. Namun untuk mengganti keterlambatan pengiriman tersebut,

dalam bulan Maret dan Mei dikirim beras Raskin sebanyak dua kali,

sehingga untuk bulan berikutnya pengiriman beras sudah berjalan stabil.

Hambatan lain yang muncul yaitu adanya pengiriman sopirnya saja

tanpa disertai petugas dari BULOG Subdivre Surakarta dan adanya

kekurangan kuantitas beras dari yang semestinya yaitu 15 kg per KK

sehingga pihak kelurahan perlu mengirim surat pengaduan untuk

Page 120: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxx

menghindari terjadinya penyimpangan dan agar timbangan pada bulan

berikutnya tidak terjadi kekurangan.

Dalam pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan Banjarsari ini

tidak ada LSM yang mengawasi, sehingga tidak ada pengawasan yang

dilakukan pada saat distribusi beras di kantor kelurahan. Meskipun

demikian, berdasarkan pengamatan penulis, tidak terdapat adanya

penyelewengan dari petugas kelurahan, karena mereka mengemban

amanat untuk melayani kepentingan masyarakat banyak dan mereka

menyadari betapa pentingnya arti beras Raskin itu bagi masyarakat yang

membutuhkan. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang pelaksana

distribusi berikut ini :

“…melayani masyarakat sudah menjadi tugas kami mas, dan kami tidak punya niat untuk menyelewengkan dana Raskin atau apapun yang terkait dengan bantuan Raskin kepada warga miskin ini, karena kami bekerja dengan hati nurani. Apalagi pemerintah juga memberikan dana operasional bagi para pelaksana untuk kegiatan ini, jadi itu bisa menjadi semangat kami untuk memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat…”

(Wawancara dengan Ibu Endang, 22/04/2009)

Hal ini didukung pula dengan pernyataan salah seorang lurah

berikut ini :

“…sebagai lurah, saya mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mendukung kelancaran Program Raskin ini. Selama saya menjadi Lurah di Kelurahan Manahan, tidak ada satupun dari aparat kelurahan di sini yang melakukan penyalahgunaan terhadap bantuan pemerintah untuk warga miskin. Ketika tahun kemarin, beras Raskin kualitasnya jelek pun saya langsung memprotes BULOG untuk mendapatkan penggantian segera…”

Page 121: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxi

(Wawancara dengan Bp. Edy Pramono, 18/06/2009)

b. Pemanfaatan Bantuan Beras

Sesuai dengan ketentuan yang ada bahwa bantuan beras Raskin

dimanfaatkan untuk membantu Rumah Tangga Sasaran (RTS) terhindar

dari kerawanan atau kekurangan akan kebutuhan bahan pangan pokok

(beras). Untuk Kecamatan Banjarsari bantuan beras tersebut telah

diberikan kepada keluarga miskin yang membutuhkan, yang dalam

program ini disebut dengan RTS (Rumah Tangga Sasaran). Beras yang

didapatkan RTS di Kecamatan Banjarsari dimanfaatkan untuk dimakan

sehari-hari oleh RTS tersebut guna memenuhi kebutuhan pangan

mereka. Hal ini seperti penuturan salah seorang penerima beras Raskin

di Kelurahan Sumber berikut ini :

“…beras ini saya gunakan untuk makan sehari-hari sekeluarga. Saya bersyukur sekali dengan adanya bantuan pemerintah berupa beras murah ini…”

(Wawancara dengan Ibu Antuti, 14/06/2009)

Ditambah pula pernyataan oleh penerima beras Raskin lainnya di

Kelurahan Sumber :

“…saya cuma buruh, dan anak kami hanya satu, jadi beras ini bisa dimakan sekeluarga. Nggak perlu dijual untuk dibelikan beras yang lebih enak, karena ya sudah layak konsumsi…”.

(Wawancara dengan Bp. Kusno, 13/05/2009)

Page 122: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxii

Selain kedua orang penerima beras Raskin diatas, beberapa RTS

lainnya yang ditemui oleh penulis menyatakan bahwa beras yang

diterima selalu digunakan untuk makan sehari-hari. Hal ini dibenarkan

oleh ketua RT.01 RW.05 Kelurahan Setabelan berikut ini :

“…ya memang sudah menjadi aturan kalau beras bantuan ini tidak boleh dijual. Kalau ada yang sampai ketahuan menjual Raskin, maka nantinya dia tidak akan mendapatkan bantuan beras lagi. Tapi yang saya tahu, warga sini membeli beras Raskin untuk dikonsumsi…”

(Wawancara dengan Bp. Sugino, 16/07/2009)

Pemanfaatan beras berdasarkan pengamatan tidak menunjukkan

adanya penyalahgunaan baik dari pihak kelurahan sebagai pelaksana

distribusi maupun RTS sebagai penerima program. Tidak ada pihak

aparat kelurahan yang memanfaatkan beras untuk kepentingan pribadi

dan RTS penerima program telah memanfaatkan beras untuk kebutuhan

makan sehari-hari. Kualitas beras yang diperoleh juga cukup baik karena

pihak BULOG Subdivre Surakarta telah menentukan kriteria dalam

menerima beras dari kontraktor sehingga memenuhi standar untuk

dimakan sehari-hari.

c. Pelaporan

Sebagaimana diketahui bahwa tingkat keberhasilan dan kemajuan

suatu kegiatan atau program dapat diukur dan diketahui melalui laporan

yang tepat waktu. Pelaporan pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan

Banjarsari dilakukan menurut model Bottom up. Proses pelaporan

Page 123: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxiii

dengan cara ini dilakukan oleh petugas di tingkat bawah untuk diberikan

kepada petugas yang berada di atasnya.

Prosedur pelaporan dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama,

Tim Koordinasi Raskin Kecamatan melaporkan pelaksanaan Program

Raskin kepada Camat sebagai penanggungjawab di Kecamatan dan Tim

Koordinasi Kota secara periodik. Kemudian, Tim Koordinasi Raskin

Kota melaporkan pelaksanaan Program Raskin secara periodik kepada

Walikota sebagai penanggungjawab pelaksana Program Raskin di Kota.

Kemudian Walikota melakukan pelaporan kepada Gubernur sebagai

penanggung jawab Program Raskin di Provinsi, dan Ketua Tim

Koordinasi Raskin Pusat secara periodik. Dan pada tahap selanjutnya,

Tim Koordinasi Raskin Pusat melaporkan pelaksanaan Program Raskin

kepada Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Menteri

Koordinator Bidang Perekonomian secara periodik. Pada akhir tahun,

Tim Koordinasi Raskin Pusat, Provinsi, dan Kota membuat Laporan

Akhir Pelaksanaan Program Raskin Tahun 2009.

Selama pelaksanaan Program Raskin (Beras untuk Keluarga

Miskin) di Kecamatan Banjarsari, dibuatkan Berita Acara Serah Terima

(BAST) beras Raskin yang ditandatangani antara lain oleh; Petugas

Raskin BULOG yang mengawal pengiriman beras, lurah dan pelaksana

distribusi di kelurahan yang menerima beras. Berdasarkan BAST di

tingkat titik distribusi, BULOG Subdivre Surakarta membuat

rekapitulasi Berita Acara Pelaksanaan Raskin per Kecamatan yang

Page 124: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxiv

ditandatangani pejabat BULOG Subdivre Surakarta dan pejabat

Kecamatan. Kemudian BULOG Subdivre Surakarta membuat

rekapitulasi Berita Acara Pelaksanaan Raskin per Kota yang

ditandatangani oleh kepala BULOG Subdivre Surakarta dan pejabat

Pemkot Kota Surakarta disertai dengan nama terang dan stempel

instansi.

Kerutinan dalam memberikan laporan tersebut menunjukkan

komitmen dari para pelaksana untuk mentaati peraturan yang telah

ditentukan oleh pemerintah. Di samping itu, pelaporan rutin tersebut

juga digunakan sebagai kegiatan yang efektif untuk mengetahui sejauh

mana pelaksanaan program, sehingga akan mendukung kelancaran

pelaksanaan Program Raskin (Program Beras untuk Keluarga Miskin) di

Kecamatan Banjarsari.

Pelaporan hanya dilakukan oleh pihak BULOG Subdivre

Surakarta saja sehingga dalam tahapan ini tidak muncul hambatan

karena laporan telah dibuat secara rutin setiap bulannya. Sedangkan

pihak Pemkot hanya menerima laporan mengenai pembayaran beras

sehingga apabila ada kelurahan yeng menunggak pembayaran beras,

maka Pemkot dapat segera memberi peringatan. Namun untuk kelurahan

di wilayah Kecamatan Banjarsari, pembayaran selalu dapat diselesaikan

tepat waktu.

Page 125: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxv

B. EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI KECAMATAN

BANJARSARI

Program Raskin di Kecamatan Banjarsari yang dilaksanakan mulai

dari tahap sosialisasi/ penyampaian program hingga tahap pelaksanaan

program telah memberikan manfaat nyata bagi Rumah Tangga Sasaran

(RTS) sebagai penerima program sehingga dapat mengurangi kondisi

kerawanan atau kekurangan akan kebutuhan bahan pangan pokok khususnya

beras. Keberhasilan pelaksanaan Program Raskin ini tentunya dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Dalam penelitian ini, efektivitas Program Raskin

Tahun 2009 di Kecamatan Banjarsari dapat diketahui dengan menggunakan

5 kriteria yang diambil dari pendapat para ahli yaitu : ketepatan komunikasi

dan koordinasi, sumber daya yang memadai, sikap positif pelaksana, serta

dukungan dan partisipasi kelompok sasaran. Penjelasan dari lima indikator

penentu efektivitas dalam pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan

Banjarsari adalah sebagai berikut :

1. Ketepatan Komunikasi dan Koordinasi

Faktor penting yang dapat mendukung adanya pelaksanaan program

yang efektif adalah dengan adanya komunikasi dan koordinasi yang baik.

Keberhasilan kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa

yang harus dilakukan. Untuk itu, perlu dilakukan komunikasi dan koordinasi

yang intensif baik di antara pelaksana kebijakan maupun antara pelaksana

kebijakan dengan kelompok sasaran. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran

kebijakan harus dikomunikasikan kepada kelompok sasaran (target group)

Page 126: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxvi

dengan tepat sehingga mereka mengetahui tujuan dan sasaran kebijakan

tersebut secara jelas. Pola komunikasi dalam pelaksanaan Program Beras

untuk Keluarga Miskin (Raskin) di Kecamatan Banjarsari dilakukan yaitu

dengan komunikasi yang dialogis, baik melalui forum resmi maupun tidak

resmi. Komunikasi yang dialogis ini terjadi dalam pelaksanaan Program

Raskin, baik komunikasi antar pelaksana, maupun antara pelaksana dengan

kelompok sasaran. Agar dapat mencapai tujuan yang diidealkan komunikasi

dan koordinasi yang terjalin diantara kedua belah pihak haruslah berjalan

lancar. Dengan melakukan komunikasi dan koordinasi diharapkan dapat

menggali permasalahan yang dialami oleh sasaran dan sekaligus membantu

mencari penyelesaian yang tepat. Komunikasi dan koordinasi juga harus

selalu dilakukan secara rutin untuk lebih menjamin kelancaran pelaksanaan

kebijakan atau program.

Melalui komunikasi dan koordinasi yang dijalankan oleh Tim

Koordinasi Raskin, akan dapat diketahui apakah Tim Koordinasi Raskin ini

mampu menyampaikan tujuan yang diemban oleh pemerintah sehingga

kelompok sasaran menjadi sadar dan ikhlas dalam mentaati dan

melaksanakan setiap tahap pelaksanaan program, serta dapat melakukan

pengawasan demi keberhasilan program. Komunikasi ini terjadi ketika

Pemerintah Kota Surakarta melalui Bapermas, PP, PA dan KB memberikan

informasi mengenai pelaksanaan Program Raskin kepada Tim Koordinasi

Raskin Kecamatan Banjarsari. Demikian juga ketika Tim Koordinasi Raskin

Kecamatan memberi informasi mengenai prosedur maupun petunjuk

pelaksanaan Program Raskin kepada para pelaksana di tingkat kelurahan.

Page 127: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxvii

Selain itu komunikasi juga terjadi pada saat aparat kelurahan menyampaikan

informasi tentang program kepada ketua RT/RW. Komunikasi ini juga

terjadi pada saat ketua RT/RW menyampaikan informasi program kepada

RTS. Pelaksanaan kegiatan ini diselenggarakan dengan memanfaatkan

pertemuan RT/RW yang diadakan. Bentuk penyampaian informasi yang

dilaksanakan adalah pemberian pengarahan dan pemahaman seputar

Program Raskin.

Upaya komunikasi secara transparan yang dilakukan oleh para

pelaksana tersebut antara lain dengan mengadakan pertemuan atau rapat

koordinasi antara para pelaksana yang ada di setiap tingkatan, baik yang

melibatkan pelaksana Program Raskin tingkat kota, kecamatan maupun

kelurahan. Di Kecamatan Banjarsari, tidak ada pertemuan rutin tiap

bulannya, namun ada rapat evaluasi pada pertengahan tahun untuk

membahas kelancaran pelaksanaan Program Raskin di kecamatan ini. Hal-

hal yang dibicarakan adalah mengenai pelaksanaan program dan kendala

yang dihadapi serta mengambil langkah operasional lebih lanjut,

memberikan usul, saran, dan pendapat secara langsung memecahkan

persoalan yang ada. Seperti yang diutarakan oleh Ketua Tim Koordinasi

Raskin Kecamatan Banjarsari berikut ini :

“…jadi rapat evaluasi di kecamatan ini hanya dilakukan pada pertengahan tahun dan akhir tahun saja dik Pedro. Ini dilakukan untuk menilai pelaksanaan Program Raskin apakah sudah berjalan dengan lancar atau belum, serta menerima masukan dari pihak-pihak terkait untuk kelancaran program ini…“

(Wawancara dengan Bp. Pajar Yuwono, S.H, 23/04/2009)

Page 128: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxviii

Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa evaluasi adalah menilai

pelaksanaan Raskin di setiap kelurahan di Kecamatan Banjarsari.

Sedangkan kendala yang dihadapi serta usul, saran, pendapat yang

diberikan dapat digambarkan pada contoh kasus berikut ini :

Kasus 1 :

“…kedatangan beras ke kelurahan pernah dikirim tidak tepat waktu. Maka saya mengajukan usul kepada Pak Pajar selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan Banjarsari untuk mengirim surat pengaduan kepada BULOG Subdivre Surakarta agar pengiriman pada bulan berikutnya tidak mengalami keterlambatan…”

(Wawancara dengan Bp. Edy Pramono, 18/06/2009)

Kasus 2 :

“…pernah terjadi pengiriman beras Raskin ternyata kuantitasnya tidak sesuai dengan ketentuan, maka kami melakukan pengaduan ke BULOG untuk mengirim beras dengan kuantitas yang sesuai dengan ketentuan pemerintah, yaitu 15 kilogram per karung… ”

(Wawancara dengan Bp. Pajar Yuwono, S.H., 23/04/2009)

Dari kasus di atas, kita bisa mengetahui bahwa para pelaksana di

Kecamatan Banjarsari berusaha untuk mengatasi berbagai kendala yang

ada. Namun para pelaksana di tingkat kelurahan tidak melakukan

pertemuan rutin yang membahas Program Raskin sehingga komunikasi

antar pelaksana kurang intensif. Meskipun setiap minggu ada pertemuan di

kantor kelurahan tetapi pertemuan itu tidak membahas Program Raskin

saja. Hal ini dikarenakan program ini telah berjalan lama sehingga

pelaksana di kelurahan cenderung mengabaikan pertemuan formal untuk

Page 129: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxix

membahas program ini, ditambah lagi dengan pelaksanaan program

pemerintah lainnya.

Selain itu, kenyataan di lapangan menunjukkan beberapa

hambatan yang muncul pada tahapan sosialisasi program. Hambatan

tersebut meliputi; pengetahuan aparat kelurahan, RT/RW dan kelompok

sasaran mengenai Program Raskin yang masih terbatas, serta proses

sosialisasi yang singkat dan cepat. Hal ini terjadi karena adanya waktu

yang terbatas dari pemerintah untuk melaksanakan sosialisasi yang baru

diberikan pada pertengahan Desember 2008. Padahal Program Raskin

akan dilaksanakan pada Januari 2009. Penyampaian program dilakukan

secara singkat dan cepat sehingga informasi yang diperoleh oleh pihak

kelurahan dan kelompok sasaran hanya sepotong-sepotong.

Meskipun pertemuan secara formal jarang dilakukan, tetapi bila

RTS dan masyarakat di kelurahan memiliki gagasan, pendapat, atau saran

tersebut dapat disampaikan secara langsung kepada aparat kelurahan.

Saran dan usul yang ditindaklanjuti tentunya saran atau usul yang tidak

menyalahi aturan atau prosedur. Contoh kasus yang menyatakan saran atau

usul yang langsung disampaikan kepada lurah adalah sebagai berikut :

“…bulan kemarin saya pernah mengadukan soal timbangan yang tidak pas lalu saya mengajukan usul kepada Bu Lurah supaya menyampaikan keluhan ini pada petugas dari BULOG dan usulan saya sudah disampaikan sehingga sampai sekarang beras yang diperoleh warga sudah pas 15 kilo…”

(Wawancara dengan Bp.Maridjo, 28/05/2009)

Page 130: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxx

Contoh kasus tersebut menunjukkan bahwa pelaksana di

Kecamatan Banjarsari selalu berusaha menyelesaikan setiap kasus yang

disampaikan oleh masyarakat meskipun saran tersebut hanya disampaikan

secara langsung melalui pembicaraan yang tidak formal. Sehingga hal itu

menunjukkan adanya kepedulian pelaksana di kelurahan terhadap

permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan distribusi beras Raskin.

Ketepatan komunikasi dan koordinasi juga terjadi antara

Pemerintah Kota Surakarta dengan BULOG SubDivre Surakarta dalam

melakukan koordinasi untuk menentukan jadwal pendistribusian beras

Raskin dan pelunasan pembayaran beras Raskin serta pelaporan rutin tiap

bulannya. Selain itu, ketepatan komunikasi juga terjadi ketika ketua RT

dengan petugas BPS bersama-sama mendata warganya, mana yang lebih

pantas untuk diberi bantuan beras tersebut. Karena program telah berjalan

sejak tahun 1998 maka nampak adanya pembagian tugas yang jelas

diantara para pelaksana, antara lain :

¨ Pemerintah Kota Surakarta melalui Bapermas, PP, PA dan KB

menerbitkan SPA (Surat Permintaan Alokasi) untuk dilakukan

pendistribusian beras oleh BULOG.

¨ BULOG sebagai penyalur beras bertugas mengangkut beras dan

mengirim beras ke titik distribusi (tempat penyerahan beras).

¨ Petugas BPS dibantu oleh RT/RW bertugas mendata dan

menyeleksi keluarga miskin yang akan menjadi RTS (Rumah

Tangga Sasaran) penerima manfaat Raskin.

Page 131: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxxi

¨ Aparat kelurahan sebagai pelaksana distribusi bertugas mengelola

uang pembayaran beras.

Mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab lainnya dalam

pelaksanaan Program Raskin, diadakan rapat koordinasi untuk

menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing instansi pelaksana.

Koordinasi untuk pembagian tugas hanya dilakukan sekali melalui

pertemuan formal karena masing-masing pelaksana telah dianggap

mengerti tugas dan tanggung jawab masing-masing karena program ini

telah berjalan lama.

Sementara itu salah seorang pelaksana distribusi di kelurahan

mengungkapkan bahwa masyarakat cenderung menerima begitu saja suatu

program, baik itu program lama atau baru, apalagi yang menguntungkan

baginya. Sehingga dalam rapat/pertemuan tidak banyak yang bertanya

lebih jauh tentang program tersebut. Dia juga menambahkan bahwa

masyarakat biasanya memberikan informasi dari mulut ke mulut antara

warga yang satu dengan warga yang lain. Seperti yang diungkapkannya

berikut ini :

“…saat rapat pada Desember tahun lalu ketika menginformasikan Program Raskin tahun 2009 tidak banyak yang bertanya. Pokoknya mereka itu senang menerima bantuan dari pemerintah tersebut. Selanjutnya informasi tersebut disebarkan dari mulut ke mulut kepada warga yang lain…”

(Wawancara dengan Bp. Ngatimin, 31/07/2009)

Page 132: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxxii

Adapun penyampaian informasi antar masyarakat tersebut

menunjukkan komunikasi horisontal. Sementara pada kegiatan seleksi

penerima yang lebih dominan adalah komunikasi secara horisontal.

Komunikasi ini terjadi ketika petugas BPS dengan mitra kerja dari

kelurahan ataupun RT/RW mendata warganya yang lebih pantas untuk

diberi bantuan tersebut dan komunikasi antar aparat kelurahan dan petugas

BPS dalam menentukan RTS di tiap kelurahan berdasarkan usulan dari

masing-masing ketua RT.

Pada saat penyaluran beras, yang dominan adalah komunikasi

secara vertikal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya informasi pengiriman

beras dari pihak pemerintah kota ke kecamatan yang diteruskan ke

kelurahan yang diteruskan ke masyarakat penerima. Selain itu komunikasi

vertikal juga terjalin saat aparat kelurahan menyampaikan kupon

pengambilan beras (Kartu Raskin) kepada ketua RT/RW yang diteruskan

kepada Rumah Tangga Sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini

juga telah menunjukkan komunikasi vertikal antara aparat pelaksana dan

kelompok sasaran.

Komunikasi horisontal pada saat penyaluran beras tercermin pada

saat pelaksana distribusi di kelurahan menyelesaikan pelaksanaan

penyaluran beras Raskin kepada RTS yang bersamaan dengan pelaksanaan

program yang lain. Adanya komunikasi dan koordinasi antar aparat

kelurahan ini cukup membantu kelancaran pendistribusian beras pada

Rumah Tangga Sasaran sebagai kelompok sasaran. Dengan adanya usul

Page 133: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxxiii

atau saran dalam memecahkan masalah antar aparat pelaksana di

kelurahan, sehingga di dapat pemecahan yang dianggap baik dan tidak

merugikan pihak lain.

Dalam pelaporan, komunikasi yang terjalin hanya secara vertikal.

Pelaporan dilakukan oleh Petugas Raskin BULOG, yang akan diserahkan

kepada manajemen BULOG Subdivre Surakarta dengan memuat

Rekapitulasi Berita Acara Pelaksanaan setiap bulannya. Lembar laporan

tersebut harus disertai foto copy bukti penyetoran uang Hasil Penjualan

Beras (HPB) di Kecamatan Banjarsari. Komunikasi ini terjalin dengan

baik karena pelaporan dapat diselesaikan tepat waktu.

Menurut teori George C. Edward III (1980:43) komunikasi

merupakan penyampaian/ pengiriman pesan dari pemerintah

(komunikator) kepada publik sehingga diperoleh kejelasan atau mengerti

maksud dari pesan itu melalui berbagai tingkatan atau perantara yang

berakibat kepahaman dan dengan ditunjukkan pada reaksinya terhadap

tujuan dari pesan itu.

Berdasarkan teori tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi

dalam pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan Banjarsari masih perlu

ditingkatkan. Penyampaian pesan dari pemerintah mengenai Program

Raskin kepada tingkatan dibawahnya hanya melalui surat. Pertemuan

formal hanya diadakan di kecamatan dan kelurahan. Itupun dilakukan

secara singkat dan cepat sehingga informasi yang diperoleh terbatas. Hal

Page 134: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxxiv

itu berdampak pada informasi yang diperoleh kelompok sasaran yang

minim sehingga tujuan dan sasaran program kurang dimengerti.

Sedangkan komunikasi pada saat pendistribusian beras cukup baik

karena kedatangan beras selalu diinformasikan bahkan keterlambatan dan

kedatangan lebih awal juga selalu diinformasikan baik antar pelaksana

maupun kepada penerima program. Selain itu, komunikasi pada pelaporan

juga cukup efektif. Laporan BULOG Subdivre Surakarta selalu diberikan

tiap bulan sekali sehingga komunikasi dapat terus berjalan.

Dari uraian diatas komunikasi secara transparan diantara para

pelaksana program di Kecamatan Banjarsari terjalin cukup baik. Hal ini

dikarenakan adanya monitoring dari pihak kecamatan terhadap

pelaksanaan di kelurahan-kelurahan, baik dari distribusi maupun

pembayarannya. Dengan adanya komunikasi antara petugas pelaksana

sampai tingkat kota dan antara petugas pelaksana dengan masyarakat telah

membantu kelancaran pelaksanaan program tersebut, sehingga selesai

tepat pada waktunya.

2. Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dalam Program Raskin di Kecamatan Banjarsari ini

bermakna membuka akses informasi kepada pemangku kepentingan

Program Raskin, terutama Rumah Tangga Sasaran, yang harus mengetahui

dan memahami adanya kegiatan Program Raskin serta dapat melakukan

pengawasan secara mandiri. Sedangkan Akuntabilitas dalam pelaksanaan

Page 135: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxxv

Program Raskin di Kecamatan Banjarsari ini bermakna bahwa setiap

pengelolaan kegiatan Program Raskin harus dapat dipertanggungjawabkan

kepada masyarakat setempat maupun kepada semua pihak yang

berkepentingan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku atau

yang telah disepakati.

Transparansi dan akuntabilitas Program Raskin dapat dilihat dari

beberapa tahapan pelaksanaannya, baik dari sosialisasi maupun

pelaksanaannya. Transparansi dalam Program Raskin tersebut diterapkan

dalam hubungan antar pelaksana program, meliputi; Pemerintah Kota

Surakarta, Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, BULOG Subdivre

Surakarta, aparat Kecamatan Banjarsari dan tingkat kelurahan di lingkup

wilayahnya.

Selain itu, transparansi dan akuntabilitas Program Raskin juga

ditunjukkan kepada kelompok sasaran, diantaranya dengan adanya rekap

Berita Acara pelaksanaan Serah Terima Beras Raskin yang dibuat oleh

para pelaksana di tingkat kelurahan. Selain itu, pengelolaan Program

Raskin ini juga dapat dipertanggungjawabkan dengan adanya laporan

rutin dari BULOG dan Pemerintah Kota Surakarta mengenai laporan

pelunasan pembayaran beras (HPB) dan rapat koordinasi maupun

evaluasi Tim Koordinasi Raskin.

Pelaporan pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan Banjarsari

dilakukan menurut model Bottom up. Proses pelaporan dengan cara ini

dilakukan oleh petugas di tingkat bawah untuk diberikan kepada petugas

Page 136: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxxvi

yang berada di atasnya. Prosedur pelaporan dilakukan dengan beberapa

tahapan. Pertama, Tim Koordinasi Raskin Kecamatan melaporkan

pelaksanaan Program Raskin kepada Camat sebagai penanggungjawab

di Kecamatan dan Tim Koordinasi Kota secara periodik. Kemudian, Tim

Koordinasi Raskin Kota melaporkan pelaksanaan Program Raskin secara

periodik kepada Walikota sebagai penanggungjawab pelaksana Program

Raskin di Kota. Kemudian Walikota melakukan pelaporan kepada

Gubernur sebagai penanggung jawab Program Raskin di Provinsi, dan

Ketua Tim Koordinasi Raskin Pusat secara periodik. Dan pada tahap

selanjutnya, Tim Koordinasi Raskin Pusat melaporkan pelaksanaan

Program Raskin kepada Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan

Rakyat dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian secara periodik.

Pada akhir tahun, Tim Koordinasi Raskin Pusat, Provinsi, dan Kota

membuat Laporan Akhir Pelaksanaan Program Raskin Tahun 2009.

Selama pelaksanaan Program Raskin (Beras untuk Keluarga

Miskin) di Kecamatan Banjarsari, dibuatkan Berita Acara Serah Terima

(BAST) beras Raskin yang ditandatangani antara lain oleh; Petugas

Raskin BULOG yang mengawal pengiriman beras, lurah dan pelaksana

distribusi di kelurahan yang menerima beras. Berdasarkan BAST di

tingkat titik distribusi, BULOG Subdivre Surakarta membuat

rekapitulasi Berita Acara Pelaksanaan Raskin per Kecamatan yang

ditandatangani pejabat BULOG Subdivre Surakarta dan pejabat

Kecamatan. Kemudian BULOG Subdivre Surakarta membuat

rekapitulasi Berita Acara Pelaksanaan Raskin per Kota yang

Page 137: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxxvii

ditandatangani oleh kepala BULOG Subdivre Surakarta dan pejabat

Pemkot Kota Surakarta disertai dengan nama terang dan stempel

instansi.

Kerutinan dalam memberikan laporan tersebut menunjukkan

komitmen dari para pelaksana untuk mentaati peraturan yang telah

ditentukan oleh pemerintah. Di samping itu, pelaporan rutin tersebut

juga digunakan sebagai kegiatan yang efektif untuk mengetahui sejauh

mana pelaksanaan program, sehingga akan mendukung kelancaran

pelaksanaan Program Raskin (Program Beras untuk Keluarga Miskin) di

Kecamatan Banjarsari.

Pelaporan hanya dilakukan oleh pihak BULOG Subdivre

Surakarta saja sehingga dalam tahapan ini tidak muncul hambatan

karena laporan telah dibuat secara rutin setiap bulannya. Sedangkan

pihak Pemkot hanya menerima laporan mengenai pembayaran beras

sehingga apabila ada kelurahan yeng menunggak pembayaran beras,

maka Pemkot dapat segera memberi peringatan. Namun untuk kelurahan

di wilayah Kecamatan Banjarsari, pembayaran selalu dapat diselesaikan

tepat waktu.

3. Sumber Daya yang Memadai

Sumber daya merupakan faktor penting demi terselenggaranya

implementasi yang efektif. Faustinus Cardoso Gomez (1997:1) mengatakan

bahwa secara umum sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi

Page 138: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxxviii

dikelompokkan atas dua macam yaitu sumber daya manusia (SDM) dan

sumber daya non-manusia yang meliputi modal, bahan-bahan (material),

mesin dan lain-lain. Ketersediaan sumber daya manusia dan sumber daya

non manusia akan mendukung keberhasilan implementasi program. Terkait

dengan pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan Banjarsari, maka

dukungan sumber daya yang dimaksud meliputi kemampuan sumber daya

manusia dari para pelaksana Program Raskin dan sumber daya non manusia

yang meliputi bantuan beras bersubsidi, dana APBN dan APBD, serta alat

transportasi pengiriman beras.

Dari keseluruhan sumber daya yang tersedia dalam pelaksanaan

Program Raskin ini, sumber daya non-manusia lah yang paling penting dan

sangat menentukan. Sumber daya tersebut yaitu berupa beras bersubsidi atau

beras Raskin. Hal ini dikarenakan beras Raskin merupakan produk utama

dari Program Raskin itu sendiri untuk mencapai tujuan dan sasarannya.

Tentu saja SDM juga diperlukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan

program, karena semua potensi SDM juga sangat berpengaruh terhadap

upaya suatu organisasi, dalam hal ini adalah Tim Koordinasi Raskin, dalam

pencapaian tujuan. Bagaimanapun bagusnya perumusan tujuan/rencana,

akan sia-sia belaka jika unsur-unsur SDM tidak diperhatikan.

Setelah dilakukan pengamatan, dari sumber daya yang diperlukan

dalam pelaksanaan Program Raskin terdapat beberapa hambatan, terutama

dari sumber daya non-manusia yaitu beras Raskin. Hal ini diketahui dari

jumlah bantuan beras Raskin yang diberikan. Ternyata beras Raskin yang

Page 139: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxxxix

didistribusikan pada tahun ini jumlahnya berkurang, sehingga ada warga

miskin yang tidak terdaftar sebagai RTS penerima beras Raskin. Maka

Program Raskin belum sepenuhnya mampu mencapai tujuannya yaitu

menghindarkan keluarga miskin dari kondisi kerawanan pangan.

Berkurangnya alokasi beras Raskin pada tahun 2009 apabila dibandingkan

dengan alokasi pada tahun 2008 dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 3.3

Perbandingan Alokasi Beras Raskin Tahun 2008 Dan 2009

Di Kecamatan Banjarsari

Kota Surakarta

Alokasi Beras Raskin

Tahun 2008 Tahun 2009 No. Kelurahan

Jumlah

RTS

Kuantum

(Kg)

Nilai (Rp)

(Rp.1.600/Kg)

Jumlah

RTS

Kuantum

(Kg)

Nilai (Rp)

(Rp.1.600/Kg)

1 Kadipiro 1,779 26,685 42,696,000 1,896 28,440 45,504,000

2 Nusukan 1,161 17,415 27,864,000 1,295 19,425 31,080,000

3 Gilingan 1,071 16,065 25,704,000 1,148 17,220 27,552,000

4 Kestalan 244 3,660 5,856,000 112 1,680 2,688,000

5 Setabelan 278 4,170 6,672,000 224 3,360 5,376,000

6 Keprabon 505 7,575 12,120,000 185 2,775 4,440,000

7 Timuran 228 3,420 5,472,000 127 1,905 3,048,000

8 Ketelan 263 3,945 6,312,000 235 3,525 5,640,000

9 Punggawan 269 4,035 6,456,000 148 2,220 3,552,000

10 Mangkubumen 534 8,010 12,816,000 432 6,480 10,368,000

11 Manahan 545 8,175 13,080,000 419 6,285 10,056,000

12 Sumber 800 12,000 19,200,000 605 9,075 14,520,000

13 Banyuanyar 423 6,345 10,152,000 322 4,830 7,728,000

8,100 121,500 194,400,000 7,148 107,220 171,552,000

Sumber : Data Badan Pusat Statistik Kota Surakarta

Page 140: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxl

Dilihat dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah beras

Raskin yang didistribusikan pada tahun 2009 berkurang apabila

dibandingkan dengan tahun 2008. Hal ini dikarenakan meningkatnya

kehidupan masyarakat yang semula miskin menjadi masyarakat yang cukup

mampu, sehingga mereka yang pada tahun sebelumnya terdaftar sebagai

penerima program Raskin dicoret dari daftar penerima manfaat Raskin pada

tahun ini yang secara langsung mengurangi jumlah RTS dan jumlah beras

yang didistribusikan.

Sedangkan dalam hal SDM, terdapat kendala dalam pelaksanaan

Program Raskin ini. Hal ini diketahui dari pengetahuan para pelaksana

mengenai Program Raskin. Para pelaksana memiliki pengetahuan yang

terbatas mengenai program dan bahkan ada sebagian pelaksana distribusi di

kelurahan yang hanya memiliki pendidikan maksimal setara SMU yang

mengakibatkan rendahnya profesionalisme dalam bertugas sehingga

pelaksanaan distribusi beras kurang efektif karena mereka cenderung hanya

melaksanakan tugas yang telah diberikan dari atasan dan menganggap

apabila bantuan telah sampai ke penerima maka pelaksanaan program

dianggap selesai. Hal ini membuat SDM dari aparat pelaksana tidak

berkembang. Sedangkan pada kegiatan pelaporan, SDM yang ada di

BULOG Subdivre Surakarta cukup memadai yaitu tersedianya SDM yang

berpendidikan tinggi sehingga memiliki kemampuan yang mendukung

dalam pembuatan laporan secara cepat sehingga setiap bulannya dapat

disampaikan ke tingkat atas tepat pada waktunya.

Page 141: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxli

Pada tahapan perencanaan, yaitu pada saat dilakukan sosialisasi,

sumber daya manusia terlihat dari adanya petugas pelaksana yang

melakukan sosialisasi kepada kelompok sasaran yaitu aparat kelurahan

ataupun ketua RT/RW. Selain itu, juga adanya petugas yang melakukan

pendataan yaitu petugas BPS beserta mitra kerja. Sementara dalam seleksi

kelompok sasaran, sumber daya yang terlibat adalah BPS, lurah, perangkat

RT/RW, dan tokoh masyarakat di Kecamatan Banjarsari dalam menentukan

siapa yang berhak menerima bantuan.

Sementara pada tahapan pelaksanaan Program Raskin, penyediaan

beras di Kecamatan Banjarsari berasal dari BULOG Subdivre Surakarta

yang diambil dari salah satu gudang BULOG di Kecamatan Mojolaban,

Sukoharjo. Di Kecamatan Banjarsari terdapat 7,148 KK sebagai Rumah

Tangga Sasaran (RTS). Sumber daya yang terlibat dalam pelaksanaan

program ini yang lebih dominan adalah petugas pelaksana distribusi di

tingkat kelurahan. Pada saat penyaluran beras, sumber daya manusianya

adalah aparat kelurahan yang melaksanakan penyaluran kepada Rumah

Tangga Sasaran.

Pelaksanaan Program Raskin tidak memerlukan fasilitas khusus.

Untuk keperluan pengangkutan dan pengiriman beras ke titik distribusi atau

kelurahan, disediakan truk pengirim beras dari BULOG. Sedangkan untuk

pengangkutan beras oleh warga dari kelurahan ke tempat tinggal mereka

biasanya menggunakan gerobak, becak, mobil pick-up, dan lain-lain.

Biasanya perwakilan RT/RW mengangkut beras ke rumah ketua RT/RW

Page 142: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxlii

yang akan mendistribusikan beras ke warga miskin sehingga para penerima

dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga karena tidak perlu datang jauh-

jauh ke kantor kelurahan.

Demikian pula dalam hal ketersediaan waktu untuk melaksanakan

program, para pelaksana tidak melakukan penjadwalan khusus dalam satu

tahun anggaran program, misalnya pengaturan waktu untuk melaksanakan

setiap tahapan dari program disesuaikan dengan kedatangan surat

pemberitahuan dari kota. Ketika ada surat pemberitahuan untuk mendata

masyarakat miskin sebagai Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima Raskin,

petugas BPS dengan dibantu oleh mitra kerja segera melakukan pendataan

dan seleksi. Ketika ada pemberitahuan tentang distribusi beras, pihak

kelurahan segera melakukan pemberitahuan ke Rumah Tangga Sasaran

(RTS) dan pihak BULOG Subdivre Surakarta akan membuat laporan berupa

Berita Acara Serah Terima (BAST) setelah berasnya diterima pihak

kelurahan. Sehingga dalam pelaksanaan Program Raskin, pihak kelurahan

tidak menetapkan suatu pengaturan waktu yang ketat, ini disebabkan

pemberitahuan dari Pemkot tidak dapat ditentukan secara pasti

kedatangannya.

Untuk melaksanakan setiap tahapan dari pelaksanaan program, para

pelaksana tidak menyediakan waktu khusus untuk menyelesaikan tugasnya.

Jika beras secara keseluruhan telah didistribusikan ke Rumah Tangga

Sasaran (RTS) maka tugas para pelaksana telah dianggap selesai.

Page 143: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxliii

Dalam pelaksanaan Program Raskin Tahun 2009 di Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta, biaya operasionalnya diberikan melalui BULOG

Subdivre Surakarta kepada masing-masing pelaksana meliputi; Ketua Tim

Koordinasi Raskin Kecamatan sebanyak Rp.75.000,-, dan pelaksana

distribusi di Kelurahan sebanyak Rp.30.000,- untuk kegiatan

operasionalnya. Biaya tersebut digunakan untuk kegiatan operasional terkait

dengan proses distribusi Raskin baik untuk uang makan, biaya transportasi

ataupun untuk kegiatan pelayanan kepada RTS. Uang tersebut tidak

disalahgunakan oleh pelaksana Program Raskin baik di tingkat kecamatan

maupun aparat kelurahan karena mereka sudah mendapatkan honor sesuai

dengan pekerjaannya masing-masing. Seperti yang dikatakan oleh Lurah

Kelurahan Setabelan berikut ini :

“Memang ada biaya operasional Raskin yang diberikan oleh BULOG kepada aparat kelurahan selaku satgas (Pelaksana Distribusi) Raskin, yaitu sebesar Rp.30.000,-. Ini biasanya digunakan untuk keperluan dalam pelaksanaan tugas, misalnya untuk uang makan dan transport “.

(Wawancara dengan Ibu Dra.Islamtini, 30/04/2009)

Hal itu didukung pula oleh pernyataan pelaksana distribusi Raskin

berikut ini :

“…saya biasanya mendapatkan honor Rp.30.000,- mas, ya sebagai uang lelah dalam menjalankan tugas sebagai satgas (pelaksana distribusi) Raskin di kelurahan ini…”

(Wawancara dengan Bp. Ngatimin, 31/07/2009)

Page 144: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxliv

Pada kenyataannya, biaya operasional tersebut memang digunakan

untuk kegiatan operasional Raskin, misalnya; biaya transportasi aparat

kelurahan untuk monitoring ke RT/RW. Uang tersebut dijadikan hak milik

masing-masing aparat yang mendapatkannya. Hal ini sesuai penuturan

Lurah Kelurahan Timuran berikut ini :

“…kalau biaya operasional itu sebenarnya untuk pendukung kelancaran pelaksanaan Raskin saja mas, misalnya untuk monitoring maupun evaluasi. Kalau untuk transport truk yang mengirim beras semuanya sudah ditanggung oleh BULOG…”

(Wawancara dengan Bp. Marnoto, 16/07/2009)

Dari pengamatan yang dilakukan penulis, terdapat beberapa sumber

daya dalam implementasi Program Raskin yang kurang memadai. Hal ini

ditunjukkan terutama dari sumber daya non-manusia, yaitu beras Raskin.

Jumlah beras Raskin tidak sesuai dengan jumlah warga miskin di

Kecamatan Banjarsari dikarenakan adanya pengurangan Kuota Raskin pada

tahun 2009. Hal itu menyebabkan pelaksanaan Program Raskin di

Kecamatan Banjarsari mengalami kendala. Meskipun tidak ada

penyimpangan dari pihak pelaksana, namun karena terbatasnya jumlah

bantuan beras bersubsidi dan terbatasnya pengetahuan pelaksana mengenai

program ini menjadikan pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta dapat dikatakan kurang berhasil. Meskipun

demikian, pelaksanaan program tetap dapat selesai tepat pada waktunya.

4. Sikap Positif Pelaksana

Page 145: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxlv

Implementasi program juga membutuhkan dukungan dan sikap

positif dari para pelaksana, karena merekalah yang langsung berhubungan

dengan kelompok sasaran. Sikap pelaksana meliputi kemampuan dan

kemauan para pelaksana dalam menjalankan tugas-tugas tertentu untuk

mencapai tujuan program. Sikap pelaksana yang mendukung program akan

menumbuhkan kreativitas diri para pelaksana itu sendiri sehingga

pelaksanaan program akan efektif. Diterapkannya Program Raskin di

Kecamatan Banjarsari memperoleh tanggapan yang positif dari para

pelaksananya. Beberapa pelaksana yang ditemui penulis berkaitan dengan

tanggapan pelaksana terhadap tujuan program menunjukkan bahwa para

pelaksana memandang baik serta mendukung terhadap tujuan yang telah

ditetapkan program ini. Seperti yang diutarakan oleh salah seorang

pelaksana distribusi Raskin berikut ini :

“…kalau menurut saya program ini sangat membantu warga miskin mas. Apalagi program Raskin ini penggunaannya bisa tepat sasaran, mengena pada warga yang benar-benar membutuhkan. Daripada uang rakyat dialokasikan untuk kepentingan para pejabat, kan lebih bermanfaat kalau diberikan rakyatnya yang miskin...”

(Wawancara dengan Bp. Widodo Rahardjo, 13/07/2009)

Tanggapan pelaksana terhadap Program Raskin dapat terwujud

melalui sikap dan kesediaan pelaksana dalam melaksanakan setiap tahapan

program. Dukungan pelaksana terhadap program merupakan penunjang

keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuannya.

Namun pada kenyataannya dalam tahapan sosialisasi Program

Raskin, kemauan pelaksana belum sepenuhnya muncul. Pada sosialisasi

Page 146: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxlvi

terkesan adanya pelemparan tugas dari aparat kecamatan kepada aparat

kelurahan dan pihak kelurahan lebih melimpahkan tugas kepada RT/RW.

Juga dengan adanya penyampaian informasi yang kurang jelas. Hal ini

menyebabkan masyarakat mengetahui program dalam pemahaman yang

terbatas. Pada saat seleksi kelompok sasaran, pelaksana yaitu petugas BPS

cenderung yang menentukan keputusan. Pendataan kelompok sasaran tidak

mengikutsertakan masyarakat dalam mengusulkan warga yang akan

menerima bantuan, karena petugas BPS hanya meminta pertimbangan

kelurahan dan RT. Sementara pada saat pemberitahuan penerima program,

pelaksana kelurahan yang bermusyawarah lebih dominan dalam menentukan

keputusan. Masyarakat juga kurang partisipatif dalam seleksi penerima

program di Kecamatan Banjarsari.

Pada tahapan pelaksanaan program sikap pelaksana dalam

pelaksanaan penyaluran beras terlihat sangat mendukung, karena tidak ada

penyelewengan dari Tim Koordinasi Raskin baik aparat kecamatan maupun

kelurahan terhadap dana operasional yang diberikan, dan pemberian beras

15 kg per KK telah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yaitu SK Walikota

nomor 511.1/532/2009 tentang Alokasi Beras Raskin tahun 2009 agar

pembagian beras dapat tepat jumlahnya. Sikap pelaksana juga menunjukkan

kepedulian terhadap keluarga miskin lain yang tidak menerima Raskin.

Terlihat dari adanya pemecahan persoalan atas keluarga miskin yang tidak

menerima bantuan Raskin tersebut yaitu dengan adanya sistem “Bagi Roto”

atau “Bagito” (pembagian beras secara merata) atas dasar kesepakatan

warga. Selain itu, mereka yang tidak mendapatkan Raskin dapat diusulkan

Page 147: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxlvii

sebagai penerima program lain (BLT) apabila memenuhi beberapa variabel

kemiskinan BPS.

Sementara sikap pelaksana yang mendukung program terlihat pada

saat distribusi beras di kantor kelurahan, dimana pelaksana distribusi Raskin

menunjukkan sikap yang mau bekerja dan sopan dalam melayani RTS

penerima beras Raskin. Ini menunjukkan sikap yang mendukung

keberhasilan dan kelancaran jalannya program tersebut. Selain itu, sikap

pelaksana yang menunjang keberhasilan program ditunjukkan dengan

penyelesaian Hasil Penjualan Beras (HPB) tepat pada waktunya. Sehingga

setelah beras datang dan dibagikan kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS),

uang tersebut dapat segera disetorkan kepada Ketua Tim Koordinasi Raskin

Kecamatan untuk ditransfer ke Rekening BULOG melalui Bank BRI yang

ditunjuk, yaitu sebesar Rp 171.552.000,- setiap bulannya tanpa pernah ada

kekurangan seperti yang diungkapkan oleh Ketua Tim Koordinasi Raskin

Kecamatan Banjarsari berikut ini :

“Setelah setoran HPB dari tiap-tiap kelurahan di Kecamatan Banjarsari terkumpul dan diserahkan kepada saya, maka dapat segera saya transfer ke Rekening BULOG melalui Bank BRI.”

(Wawancara dengan Bp. Pajar Yuwono, S.H, 23/04/2009)

Hal itu didukung pula oleh pernyataan salah satu Petugas Raskin dari

BULOG:

“…gini mas Pedro, jadi pembayaran beras Raskin itu selalu dilakukan RTS pada saat mereka memperoleh beras Raskin. Setelah itu baru pelaksana distribusi di kelurahan menyerahkan setoran pembayaran RTS tersebut kepada petugas kecamatan untuk

Page 148: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxlviii

ditransfer ke rekening BULOG. Sehingga dengan begitu pembayarannya berjalan lancar karena tepat waktu…”

(Wawancara dengan Bp. Suyadi Harjono, 02/07/2009)

Hal itu menunjukkan kemauan pelaksana yang mau ikut melancarkan

pelaksanaan program. Selain itu sikap pelaksana BULOG Subdivre

Surakarta juga cukup positif dimana pelaporan dilaksanakan segera setelah

pelaksanaan distribusi beras dan penyetoran hasil penjualan beras diterima.

Wibawa (1994:21) mengatakan bahwa sikap pelaksana merupakan

kognisi, netralitas, dan obyektivitas para individu pelaksana dalam

memberikan respon terhadap yang mereka implementasikan. Sikap

pelaksana yang dapat memahami kondisi dan menerima sasaran agar mau

melaksanakan aturan-aturan yang telah disepakati akan memberikan

dukungan positif terhadap keberhasilan implementasi.

Sikap pelaksana dalam Program Raskin Tahun 2009 di Kecamatan

Banjarsari telah menunjukkan tanggapan yang positif terhadap tujuan dan

sasaran program. Sikap pelaksana dalam distribusi beras telah menunjukkan

sikap mau bekerja dan sopan dalam melayani RTS penerima beras. Petugas

BULOG Subdivre Surakarta juga segera melakukan pelaporan setelah

penyaluran beras dan penyetoran Hasil Penjualan Beras (HPB) diterima.

Jadi dapat diartikan bahwa sikap pelaksana yang ditunjukkan dalam

pelaksanaan Program Raskin Tahun 2009 di Kecamatan Banjarsari ini

mendukung kelancaran program. Hal ini ditunjukkan dengan kesungguhan

dan keseriusan mereka dalam menghadapi persoalan yang terjadi ketika

Page 149: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cxlix

Program Raskin ini berlangsung. Namun demikian, ada beberapa

kekurangan dari pelaksana yang menyebabkan kurang efektifnya Program

Raskin di Kecamatan Banjarsari. Hal ini dapat diketahui dari kurang

sigapnya mereka dalam menghadapi permasalahan yang ada. Selain itu,

pengetahuan mereka yang terbatas juga merupakan salah satu kendala yang

dapat mengurangi kelancaran Program Raskin ini. Namun secara

keseluruhan, pelaksanaan program ini dapat selesai tepat waktu sesuai

dengan prosedur yang berlaku, dan segala persoalan dapat diselesaikan

dengan cukup baik meskipun masih menyisakan permasalahan yang perlu

dicari solusinya untuk kelancaran pelaksanaan Program Raskin di tahun

berikutnya, yakni mengenai alokasi beras Raskin yang jumlahnya sesuai

dengan jumlah RTS yang layak menerimanya. Jadi kesimpulannya, sikap

pelaksana dalam tahap ini cukup positif, namun kemauan dari pelaksana

belum sepenuhnya muncul dalam melaksanakan kegiatan.

5. Dukungan dan Partisipasi Kelompok Sasaran

Dukungan kelompok sasaran adalah suatu sikap mendukung yang

dimiliki oleh satu kesatuan unit manusia yang menjadi obyek dari suatu

tujuan tertentu. Dukungan kelompok sasaran berupa peran serta atau

partisipasi. Faktor dukungan dan partisipasi kelompok sasaran perlu

diperhitungkan dalam pelaksanaan program. Dukungan dan partisipasi

kelompok sasaran dalam suatu program ini dikarenakan terpenuhinya

kebutuhan mereka. Dukungan kelompok sasaran meliputi peran serta

mereka dalam setiap kegiatan program. Tanpa adanya peran serta atau

Page 150: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cl

partisipasi kelompok sasaran, tujuan program tidak akan tercapai secara

efektif. Dalam pelaksanaan Program Raskin ini, dukungan dan partisipasi

kelompok sasaran sangat berpengaruh kepada proses pencapaian hasil yang

maksimal.

Dari pengamatan penulis, dukungan dan partisipasi kelompok

sasaran pada pelaksanaan Program Raskin Tahun 2009 di Kecamatan

Banjarsari masih kurang terlihat. Hal ini ditunjukkan pada tahap sosialisasi,

terlihat pada kurangnya kesediaan mereka untuk datang pada pertemuan

RT/RW yang diselenggarakan bulan Desember tahun 2008. Selain itu,

warga juga kurang partisipatif dalam proses seleksi penerima Program

Raskin. Dukungan masyarakat pada tahap pendaftaran kelompok sasaran

kurang terlihat. Hal ini disebabkan hanya pelaksana sendiri yang melakukan

pendataan, tanpa membutuhkan datangnya usulan dari masyarakat karena

data berasal dari data yang sudah ada di kelurahan dan petugas BPS hanya

melakukan sistem rangking berdasarkan pendataan yang dilakukan dari

rumah ke rumah dan mempertimbangkan saran dari ketua RT. Pada tahap

pendaftaran dan seleksi penerima program, ketua RT merekomendasikan

nama sejumlah warga miskin kepada petugas BPS dalam melakukan sistem

rangking untuk menyeleksi penerima Program Raskin.

Begitu juga pada saat penentuan penerima program juga sedikit

mengikutkan kelompok sasaran di dalamnya. Pelaksanalah yang

menentukan keputusan keluarga miskin yang berhak menerima Program

Raskin. Keluarga miskin cenderung hanya menerima keputusan dari aparat

Page 151: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cli

pelaksana saja. Mereka tidak berpartisipasi dalam penentuan penerima

program di daerahnya. Mereka lebih cenderung menerima dan

melaksanakan keputusan dari pembuat kebijakan.

Sedangkan dalam tahapan pelaksanaan Program Raskin dukungan

kelompok sasaran penerima program cukup positif, sebab mereka merasakan

manfaat yang sangat besar dengan adanya pemberian bantuan beras murah

dari Program Raskin ini. Manfaat bantuan beras Raskin dirasakan cukup

efektif untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka dengan harga yang

terjangkau. Mereka merasa senang dan beruntung sekali telah menerima

bantuan beras tersebut. Respon yang positif tersebut banyak ditunjukkan

oleh warga diantaranya banyak dari RTS penerima program yang datang ke

kantor kelurahan setelah diberitahukan bahwa pada hari itu ada pengiriman

beras di kelurahan dan mereka bersedia menunggu kedatangan beras serta

mengantri untuk mengambil jatah beras mereka dan melunasi pembayaran

beras tersebut tepat waktu. Seperti yang diungkapkan salah seorang

penerima program berikut ini :

“…saya merasa sangat beruntung bisa mendapat bantuan beras murah ini. Karena harganya murah saya kadang-kadang menunggu dan mengantri di kantor kelurahan untuk mengambil jatah beras saya dan langsung membayarnya …”

(Wawancara dengan Bp. Kusno, 13/05/2009)

Dukungan juga ditunjukkan oleh RTS penerima Raskin lainnya

melalui kesediaan mereka untuk selalu melakukan pembayaran tepat pada

waktunya yaitu sebelum beras datang. Bahkan ada juga warga yang bersedia

Page 152: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

clii

berhutang dulu untuk mendapatkan beras itu. Seperti yang diutarakan

penerima Raskin berikut ini :

“…saya tetap berusaha tepat waktu meskipun saya harus utang untuk membayar beras Raskin ini. Sebab bantuan ini sangat meringankan beban saya…”

(Wawancara dengan Ibu Antuti, 14/06/2009)

Sementara dalam hal pelaporan, masyarakat tidak diikutkan secara

langsung, karena hal itu menjadi tugas dan tanggung jawab para pelaksana

program, dalam hal ini adalah Pemerintah Kota Surakarta melalui Bapermas,

PP, PA dan KB, pelaksana di kecamatan dan kelurahan, serta BULOG

Subdivre Surakarta yang melaksanakan pelaporan secara rutin tiap bulannya.

Dalam pelaksanaan Raskin ini, kelompok sasaran hanya bersikap

pasif terhadap salah satu tahapan program, yaitu pada tahap perencanaan.

RTS sebagai kelompok sasaran cenderung menerima keputusan yang ada.

Mereka menerima hasil pendataan RTS penerima manfaat Raskin dari BPS

serta menerima keadaan beras Raskin yang mereka terima. Mereka hanya

mendatangi kantor kelurahan atau tempat pengambilan beras yang disepakati

sebagai titik distribusi ketika beras Raskin yang dikirim dari BULOG

Subdivre Surakarta sudah tiba di kelurahan atau titik distribusi. Sementara

dalam pelaksanaan penyaluran atau pendistribusian beras, RTS berperan

aktif dalam melakukan pelunasan pembayaran beras tepat waktu meskipun

berhutang dulu.

Page 153: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cliii

Jadi dapat diketahui bahwa dari segi dukungan kelompok sasaran,

maka pelaksanaan Program Raskin Tahun 2009 di Kecamatan Banjarsari

dapat dikatakan kurang efektif. Hal ini dikarenakan dukungan yang masih

minim dari Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebagai penerima Raskin,

terutama pada tahap perencanaan baik pada saat sosialisasi maupun proses

seleksi penerima program. Hal ini ditunjukkan dengan antusiasme dan

partisipasi yang masih kurang terlihat dalam mengikuti kegiatan sosialisasi,

baik melalui musyawarah kelurahan maupun pertemuan RT/RW. Selain itu,

kenyataan menunjukkan pelaksanaan program yang kurang efektif karena

masih ada beberapa keluarga miskin yang tidak menerima jatah beras Raskin

yang mengakibatkan rasa kecewa dan iri terhadap para RTS penerima

program, meskipun ada beberapa yang mau mengerti akan keterbatasan

jumlah bantuan yang ada. Sedangkan dukungan RTS dalam kesediaan

membeli beras sudah cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan sering

habisnya stok beras di kelurahan atau titik distribusi dalam waktu yang

relatif singkat, dikarenakan pembelian beras oleh RTS sejak satu hingga tiga

hari setelah diumumkannya kedatangan beras di kelurahan atau titik

distribusi.

C. HAMBATAN-HAMBATAN DAN USAHA YANG DILAKUKAN

DALAM PROGRAM RASKIN DI KECAMATAN BANJARSARI

Di setiap pelaksanaan suatu program tentunya tidak dapat terlepas

dari berbagai hambatan yang menyertainya, meskipun hal itu sedapat

Page 154: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

cliv

mungkin telah diminimalisir dan diupayakan pemecahannya. Begitu juga

dengan pelaksanaan Program Raskin ini. Berdasarkan penelitian selama

program ini berjalan, muncul permasalahan yang menjadi hambatan baik

dalam tahap seleksi penerima program, sosialisasi maupun pelaksanaannya

di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Hambatan yang dihadapi oleh para

petugas pelaksana di Kecamatan Banjarsari dalam pelaksanaan Program

Raskin (Program Beras untuk Keluarga Miskin) beserta upaya

pemecahannya adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap Program Raskin yang

masih rendah, sehingga mereka kurang memahami maksud dan tujuan

setiap tahapan kegiatan dalam Program Raskin yang dilaksanakan di

Kecamatan Banjarsari. Sehingga upaya pemecahan dari pihak pelaksana

yaitu dengan melakukan sosialisasi Program kepada masyarakat dengan

menjelaskan makna, tujuan dan proses pelaksanaan Program Raskin.

2. Pernah terjadi ada sejumlah warga di wilayah Kecamatan Banjarsari

yang tidak terdaftar sebagai Rumah Tangga Sasaran dan tidak

mendapatkan beras Raskin. Padahal mereka dipandang layak untuk

mendapatkannya. Sehingga upaya pemecahan dari pihak pelaksana yaitu

dengan membuat kesepakatan antara warga yang terdaftar sebagai

Rumah Tangga Sasaran (RTS) dengan warga yang tidak mendapatkan

beras Raskin tersebut, untuk kemudian menggunakan Sistem Pembagian

Rata yang dikenal dengan istilah “Sistem Bagito” atau “Sistem Bagi

Roto”. Sistem ini diterapkan dengan cara membagi rata jumlah beras

yang diperoleh antara warga penerima beras Raskin dengan warga yang

Page 155: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

clv

tidak menerima beras Raskin tapi layak untuk mendapatkannya. Untuk

pembayarannya disesuaikan dengan jumlah beras yang diterima masing-

masing warga.

3. Pengiriman beras ke titik distribusi yaitu kantor kelurahan di wilayah

Kecamatan Banjarsari tidak disertai dengan petugas BULOG Subdivre

Surakarta. Sehingga apabila ada permasalahan di lapangan, pelaksana

distribusi di kelurahan tidak dapat segera menyelesaikannya. Misalnya;

kuantitas beras yang dikirim ternyata tidak sesuai dengan ketentuan,

maka masyarakat sulit untuk langsung mengadukan dan minta

penggantian. Agar tidak terulang pada pengiriman bulan berikutnya,

maka lurah mengirim surat aduan ke kantor BULOG Subdivre Surakarta

supaya pada bulan berikutnya disertakan petugas Raskin dari BULOG

Subdivre Surakarta untuk mengawal dan memantau pendistribusian

beras tersebut.

4. Pengiriman beras Raskin pada bulan Januari dan Februari yang

mengalami keterlambatan karena baru dikirim pada bulan Maret.

Padahal masyarakat miskin yang terdaftar sebagai RTS telah menunggu

kedatangan beras Raskin untuk segera dibagikan kepada mereka pada

awal tahun, sesuai dengan ketentuan yakni pengiriman dilakukan tiap

bulan sekali. Karena pada bulan Januari dan Februari tidak ada

pengiriman beras Raskin, maka upaya pemecahan dari para pelaksana

agar pengiriman berjalan stabil kembali, yakni pada bulan Maret dan

Mei masing-masing dilakukan dua kali pengiriman jatah beras Raskin

untuk mengganti pengiriman jatah beras Raskin yang tidak dilakukan di

Page 156: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

clvi

bulan Januari dan Februari. Sehingga untuk bulan berikutnya,

pengiriman beras dapat berjalan normal kembali, yaitu sekali pengiriman

dalam satu bulan.

5. Ada beberapa keluhan dari keluarga miskin mengenai kuantitas beras

yang kurang dari yang semestinya. Maka petugas pelaksana distribusi di

kelurahan mengirim surat aduan ke kantor BULOG Subdivre Surakarta

agar pengiriman berikutnya timbangan di cek kembali. Sehingga pada

bulan berikutnya jumlah beras yang diterima sesuai dengan jatah yang

seharusnya diterima yaitu 15 kg per RTS.

Semua permasalahan yang berkembang di lapangan telah diupayakan

pemecahannya di masing-masing kelurahan di Kecamatan Banjarsari selama

pelaksanaan program. Hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan

Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) di Kecamatan Banjarsari

lebih banyak dipengaruhi oleh aktor eksternal kelurahan. Para pelaksana di

Kecamatan Banjarsari memiliki beban moral sehingga mereka selalu

berusaha menyelesaikan setiap hambatan dalam pelaksanaan Program

Raskin ini. Meskipun tidak sepenuhnya bisa mengatasi hambatan tersebut,

tetapi solusi yang diberikan oleh para pelaksana telah dapat membuat

pelaksanaan Program Raskin Tahun 2009 di Kecamatan Banjarsari berjalan

cukup lancar dan dapat selesai sesuai waktunya.

Page 157: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

clvii

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini seperti yang tertulis di Bab I, yaitu

untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan Program Raskin Tahun 2009 di

Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta serta untuk mengetahui hambatan-hambatan

yang terjadi selama program tersebut berlangsung. Dalam penelitian yang penulis

lakukan berjudul “Efektivitas Program Raskin di Kecamatan Banjarsari Kota

Surakarta Tahun 2009”, setelah diadakan reduksi, penyajian dan analisa data,

maka penulis dapat menarik kesimpulan dan juga mencoba memberikan sedikit

saran.

A. Kesimpulan

Program Raskin Tahun 2009 di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

dilaksanakan di 13 kelurahan, dan perinciannya dapat dilihat pada tabel 1.2. Pada

program ini telah diberikan bantuan beras bersubsidi kepada 7.148 Rumah Tangga

Sasaran di Kecamatan Banjarsari. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data

sebelumnya, secara umum pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan Banjarsari

Kota Surakarta berjalan cukup baik dan lancar, namun masih ada beberapa

hambatan yang menyebabkan program ini kurang efektif. Hal tersebut dapat

ditunjukkan dari lima indikator yang mempengaruhi keberhasilan program baik

dari tahap perencanaan maupun tahap pelaksanaannya. Kelima indikator tersebut

antara lain sebagai berikut:

Page 158: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

clviii

1. Ketepatan Komunikasi dan Koordinasi

Komunikasi dan koordinasi antara pihak pelaksana kelurahan di

Kecamatan Banjarsari dengan pihak BULOG SubDivre Surakarta sering

mengalami kendala. Hal ini ditunjukkan dengan tidak ikutnya petugas

Raskin BULOG dalam pendistibusian beras di kelurahan, sehingga apabila

terjadi permasalahan di titik distribusi, pihak kelurahan tidak dapat

berkoordinasi secara langsung dengan BULOG untuk segera melakukan

tindakan penyelesaian. Selain itu, komunikasi dan koordinasi yang kurang

terjalin dengan baik pada saat sosialisasi Program dan seleksi penerima

manfaat Program. Meskipun demikian, komunikasi antara pihak pelaksana

dengan Rumah Tangga Sasaran penerima manfaat terjalin dengan baik,

terlihat pada saat pemberian Kartu Raskin dan pada waktu pengambilan

beras, komunikasi dan koordinasi antara aparat pelaksana juga bisa terjalin

dengan baik terbukti dengan adanya penanganan masalah yang timbul

pada saat distribusi beras. Komunikasi dan koordinasi antara aparat

pelaksana terjalin secara top down, yaitu terbukti dengan penyampaian

informasi secara cepat dan singkat dari atasan ke bawahan. Selain itu

komunikasi juga bersifat bottom up seperti terlihat pada saat penyelesaian

setoran Hasil Penjualan Beras (HPB) dan Pelaporan.

2. Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Program Raskin di

Kecamatan Banjarsari ditunjukkan pada tahap pelaporan, yang mana

Page 159: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

clix

BULOG dan Pemerintah Kota Surakarta selalu memberikan laporan rutin

tiap bulannya mengenai pelunasan pembayaran beras Raskin dan kegiatan

monitoring.

3. Sumber Daya Yang Memadai

Sumber daya dalam Program Raskin ini meliputi; sumber daya manusia

berupa pelaksana program dan sumber daya non-manusia berupa beras

Raskin, APBN serta alat transportasi. Sumber daya yang berupa sumber

daya manusia (SDM) dalam Program Raskin, dalam hal ini adalah para

pelaksana, jumlahnya sudah cukup memadai namun belum dapat

memberikan informasi secara detail/menyeluruh kepada masyarakat

tentang program pada saat sosialisasi. Hal ini disebabkan tugas-tugas rutin

para pelaksana, baik petugas/aparat pemerintah kota, kecamatan maupun

kelurahan yang banyak menyebabkan mereka tidak bisa terjun langsung

untuk melakukan sosialisasi di lapangan. Sumber daya lain yang berupa

jatah beras Raskin telah didistribusikan kepada kelompok sasaran dengan

baik. Namun, dengan berkurangnya jumlah bantuan beras ini

menimbulkan persoalan dalam distribusinya, karena terdapat sejumlah

warga yang tidak terdaftar sebagai Rumah Tangga Sasaran, padahal layak

untuk menerima beras Raskin.

4. Sikap Positif Pelaksana

Sikap positif pelaksana terlihat dari kemauan mereka melakukan

sosialisasi program, meskipun pelaksana tersebut lebih banyak

melimpahkan tugas ke bawahan. Namun demikian, pelaksana masih

Page 160: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

clx

menunjukkan sikap bahwa merekalah yang menentukan keputusan tanpa

meminta partisipasi masyarakat. Terlihat dari pendataan kelompok sasaran

yang hanya dilakukan oleh BPS dan mitra kerja dari kelurahan atau RT.

Namun demikian setiap keluhan, usul dan saran dari warga pada saat

musyawarah kelurahan atau pertemuan RT/RW selalu diterima dengan

baik sebagai masukan untuk memecahkan persoalan yang ada.

5. Dukungan dan Partisipasi Kelompok Sasaran

Dukungan kelompok sasaran terlihat dari antusiasme mereka dalam

membeli beras Raskin. Dukungan Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebagai

kelompok sasaran terlihat cukup besar, terlihat pada saat kemauannya

membeli beras tersebut dan membayarnya dengan tepat waktu meskipun

harus mengupayakan pencarian uangnya dahulu. Namun mereka kurang

berpartisipasi dalam tahap perencanaan program baik itu dari proses

sosialisasi maupun seleksi penerima program.

Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam Program Raskin Tahun 2009

di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta ini antara lain: kuantitas beras yang

pernah kurang dari ketentuan, terbatasnya pengetahuan masyarakat terhadap

program, waktu perencanaan yang sempit, dan keterlambatan pengiriman jatah

beras Raskin. Selain itu, pernah terjadi ada sejumlah warga di wilayah Kecamatan

Banjarsari yang tidak terdaftar sebagai Rumah Tangga Sasaran dan tidak

mendapatkan beras Raskin. Padahal mereka dipandang layak untuk

mendapatkannya.

Page 161: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

clxi

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa Program Raskin Tahun

2009 di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta, tepatnya pada semester I, yakni

sejak bulan Januari hingga Juni tahun 2009 berjalan kurang efektif. Namun

meskipun dalam pelaksanaannya disertai dengan berbagai hambatan, tetapi

hambatan tersebut telah diusahakan solusinya. Program tersebut telah dapat

memberikan manfaat yang cukup besar bagi Rumah Tangga Sasaran (RTS) dalam

membantu memenuhi kebutuhan pokok mereka.

B. Saran

Guna lebih meningkatkan efektivitas pelaksanaan Program Raskin di

Kecamatan Banjarsari dapat dilakukan berbagai upaya perbaikan. Menurut

penulis upaya tersebut dapat dilakukan melalui :

1. Penulis menyarankan bahwa Program Raskin masih tetap diperlukan

dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dan mengatasi masalah

kekurangan gizi pada masyarakat terutama masyarakat miskin.

2. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap Program Raskin

maka sosialisasi, monitoring dan evaluasi terhadap Program Raskin secara

terus menerus perlu dilakukan.

3. Karena masih ditemukan adanya warga miskin yang tidak mendapatkan

jatah beras Raskin, penulis menyarankan agar ada penambahan Kuota

Raskin. Tambahan Kuota Raskin ini dapat disediakan melalui Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tingkat Pusat maupun Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tingkat Daerah.

Page 162: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

clxii

4. Ada reward untuk pemerintah daerah yang berhasil mengentaskan

kemiskinan dengan cara menambah jatah beras Raskin untuk Program

Raskin tahun berikutnya dan ada punishment untuk pemerintah daerah

yang tidak berhasil mengentaskan kemiskinan dengan cara menurunkan

Kuota Raskin untuk program Raskin tahun berikutnya.

5. Perlunya pendataan ulang keluarga sasaran dengan metode yang lebih

realistis dengan penentuan kriteria yang rasional. Pendataan RTS yang

dilakukan oleh BPS harus selalu up to date.

6. Perlunya peraturan yang jelas dan ketegasan dalam penentuan jadwal

pelaksanaan antara satu program dengan program yang lain, sehingga

pelaksanaan antar program tidak saling tumpang tindih. Mengingat hal itu

akan berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan program itu sendiri.

Page 163: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

clxiii

DAFTAR PUSTAKA

Adang Setiana, 2009. Pedoman Umum Raskin Tahun 2009. Jakarta : Departemen Dalam Negeri.

Alo Liliweri, 1997. Sosiologi Organisasi. Bandung : Citra Aditya Bakti. Abu Ahmadi, 1990. Kamus Lengkap Sosiologi. Solo, C.V Aneka Nakamura Abdillah Hanafi dan Mulyadi Guntur Waseso. 1984. Penelitian Untuk

Mengevaluasi Efektivitas Program Kemasyarakatan. Surabaya, Usaha Nasional.

Budi Winarno, 2008. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta :

MedPress. Carol H. Weiss, 1984. Penelitian Untuk Mengevaluasi Efektivitas Program

Kemasyarakatan, Terjemahan Abdillah Hanafi dan Mulyadi Guntur. Surabaya : Usaha Nasional.

Emil Salim. Aspek Sikap Mental dalam Manajemen Sumber Daya Manusia.

Ghalia Indonesia, Jakarta, 1996. Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja. SA. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.

Difa Publisher. Faustinus Cardoso Gomes. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta, Andi offset Handayaningrat, S. 1986. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta :

Gunung Agung. H.B. Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta, Sebelas Maret

University Press. Kasni Hariwoeryanto. 1987. Kebijaksanaan Sosial dan Evaluasi Program

Kesejahteraan Sosial. Bandung. PT. Karya Nusantara. Leslie A. Pal, 1987. Public Policy Analysis in Introduction. University of

Calgary: Department of Political Science. Lexy J. Moleong, 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya. Mohammad Nazir, 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Page 164: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

clxiv

Pariatra Westra, 1989. Ensiklopedia Administrasi. Jakarta : Haji Masagung. Riant Nugroho Dwidjowijoto, 2007. Manajemen Pemberdayaan. Jakarta,

Gramedia. Richard M. Steers, 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta, Erlangga. Samodra Wibawa dkk, 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta, Rajawali

Grafindo Persada Solichin Abdul Wahab. 2005. Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke

Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta, Bumi Aksara. Subarsono, 2005. Analisis Kebijakan Publik : Konsep, Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta, Pustaka Pelajar. The Liang Gie, 1981. Efisiensi Kerja Bagi Pembangunan Negara. Yogyakarta :

UGM Press. Sumber-sumber lain :

¨ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan ¨ Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang

Kebijakan Perberasan ¨ Klaus Bosselmann, 2006. Poverty Alleviation and Environmental

Sustainability Through Improved Regimes of Technology Transfer. New Zealand : University of Auckland http://www.lead-journal.org/content/06019.pdf

¨ Max J. Skidmore, 2009. Poverty in the Twenty-First Century : Explaining the Need for the New Journal and Decribing Its Goals. Kansas City : University of Missouri. http://www.bepress.com/pso_poverty/vol1/iss1/art1

¨ Aep Rusmana. Kajian Indeks BPS Tentang Kemiskinan, 08 Februari 2006. http://ditppk.depsos.go.id/html/modules.php?name=News&file=article&sid=21

Page 165: EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DI …...vi 5. Bapak H. Achmad Arief selaku Kepala Perum BULOG Subdivre III Surakarta dan Bapak Pajar Yuwono, S.H selaku Ketua Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

clxv