Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EFFECTIVENESS TEST OF SOURSOP (Annona Muricata L.) LEAF EXTRACT
AGAINST Escherichia Coli BACTERIA IN VIVO
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona Muricata L.)
TERHADAP BAKTERI Escherichia Coli SECARA IN VIVO
SULASTRIANI HANAFING
NIM: 105421104716
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UniversitasMuhammadiyah Makassar
untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama Lengkap : Sulastriani Hanafing
Tanggal Lahir : Maruala, 27 April 1998
Tahun Masuk : 2016
Peminatan : Kedokteran Eksperimental
Nama Pembimbing Akademik : dr. Saldy Meirisandy, Sp. PD
Nama Pembimbing Skripsi : dr. Bramantyas Kusuma Hapsari, M.Sc
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan
skripsi saya yang berjudul :
“Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata L.) Terhadap Bakteri
Escherichia Coli Secara In Vivo”
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.
Makassar, Februari 2020
Sulastriani Hanafing
NIM 105421104716
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Sulastriani Hanafing
Ayah : H. Muh. Hanafing
Ibu : Hj. Sitti Makkatang, S.Pd.i
Tempat, Tanggal Lahir : Maruala, 27 April 1998
Agama : Islam
Alamat : Jl. Malengkeri III blok J/1
Nomor Telepon/HP : 08524148011
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD Inpres Maruala (2004-2010)
SMP Negeri 1 Tanete Riaja (2010-2013)
SMA Negeri 1 Tanete Rilau (2013-2016)
Universitas Muhammadiyah Makassar (2016-2020)
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Skripsi, Februari 2020
Sulastriani hanafing, dr. Bramantyas Kusuma Hapsari, M.Sc 1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan
2016/ email [email protected] 2Pembimbing
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK TERHADAP (ANNONA MURICATA L.)
TERHADAP BAKTERI ESCHERECHIA COLI SECARA IN VIVO
(xiii + 41 Halaman + 1 Tabel + 5 Gambar + 2 Lampiran)
ABSTRAK
LATAR BELAKANG : Tingginya angka kejadian diare yang disebabkan infeksi oleh bakteri
Escherechia Coli.
TUJUAN : Untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona Muricata L.) terhadap
bakteri Escherichia Coli.
METODE : Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan metode
in vivo. penelitian dilakukan dengan memberikan ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L.) pada hewan coba yang telah terinfeksi bakteri Escherichia coli.
Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian post test
only control group design.
HASIL : Pada penelitian ini didapatkan reaksi sampel C (pemberian konsentrasi
Ekstrak Daun Sirsak 10 %) menunjukkan resistensi dengan dinilai dari tidak
adanya perbaikan kondisi pada hewan coba yang telah terinfeksi bakteri
Escherichia coli sedangkan sampel D, E dan F (pemberian konsentrasi Ekstrak
Daun Sirsak 20%, 30%, 40%) tampak sensitive dengan dinilai dari adanya
perbaikan kondisi pada hewan coba yang telah terinfeksi.
KESIMPULAN : Ekstrak daun sirsak (Annona Muricata L.) bekerja secara efektif
terhadap bakteri Escherechia Coli pada konsentrasi di atas 20%.
KATA KUNCI : Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata L.), Diare, Escherechia Coli.
FACULTY OF MEDICINE
MUHAMMADIYAH MAKASSAR UNIVERSITY
Skripsi, Februari 2020
Sulastriani hanafing, dr. Bramantyas Kusuma Hapsari, M.Sc 1Student of The Faculty of Medicine of Muhammadiyah Makassar University force
2016/ email [email protected] 2mentor
EFFECTIVENESS TEST OF SOURSOP (ANNONA MURICATA L.) LEAF EXTRACT
AGAINST ESCHERICHIA COLI BACTERIA IN VIVO
(xiii + 41 Pages + 1 Table + 5 Picture + 2 Attachment)
ABSTRACT
BACKGROUND : The high incidence of diarrhea caused by infection by
Escherechia Coli bacteria.
PURPOSE : To determine the effectiveness of soursop (Annona Muricata L.) leaf
extract against Escherichia Coli bacteria.
METHODE : This research is a true experimental research using in vivo method.
The study was conducted by giving Soursop (Annona muricata L.) leaf extract in
experimental animals that have been infected with Escherichia coli bacteria. Based
on the objectives in this study, the type of research used is an experimental
laboratory study with a post test only control group design research design.
RESULT : In this study, the reaction of sample C (administration of Soursop Leaf
Extract concentration of 10%) showed resistance by judging from the absence of
improvement in conditions in experimental animals that have been infected with
Escherichia coli bacteria while samples D, E and F (administration of Soursop Leaf
Extract concentration of 20%, 30%, 40%) appear sensitive by assessing the
improvement of conditions in infected experimental animals.
CONCLUTION : Soursop (Annona Muricata L.) leaf extract works effectively against
Escherechia Coli bacteria at concentrations above 20%.
KEY WORD : Soursop Leaf Extract (Annona Muricata L.), Diarrhea, Escherechia
Coli.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT karena segala rahmat dan
karunia-Nya serta segala kemudahan yang diberikan dalam setiap kesulitan hambnya-Nya sehingga
penulis bisa menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak
Terhadap (Annona Muricata L.) Terhadap Bakteri Escherechia Coli Secara In Vivo” yang
ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran pada program
studi pendidikan kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Tak lupa shalawat dan salam kepada Rasullullah SAW sebagai rahmatan
lil’alamin yang telah berjuang menunjukkan jalan kebenaran bagi ummat Islam dan
tak pernah berhenti mengingat ummatnya bahkan hingga akhir hayatnya.
Sebagai manusia biasa, penulis sangat menyadari bahwa skripsi yang
sederhana ini masih banyak terdapat kekeliruan dan masih memerlukan perbaikan
secara menyeluruh, hal ini tidak lain disebabkan karena keterbatasan ilmu dan
kemampuan yang dimiliki oleh penulis dalam menyelesaikan tugas yang bagi
penulis dirasakan cukup berat, karenanya berbagai masukan dan saran yang
sifatnya membangun sangatlah diharapkan demi sempurnanya skripsi ini
Oleh karenanya penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian ini. Pertama-
tama ucapan terima kasih saya haturkan secara khusus kepada orang tua yang saya
hormati dan cintai ayahanda saya, H. Muh. Hanafing dan ibunda saya, Hj. Sitti
Makkatang, S.Pd.I yang telah membesarkan dan menyayangi penulis dengan penuh
kesabaran hingga penulis dapat menyelesaikan studi hingga pada jenjang ini.
Secara khusus penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
mendalam kepada dr. Bramantyas Kusuma Hapsari, M.Sc Selaku Pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu dengan tekun dan sabar dalam membimbing
memberikan arahan, koreksi serta saran kepada penulis selama proses skripsi ini
hingga selesai.
Selanjutnya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan penulis
untuk menyelesaikan studi ini.
2. dr. H. Machmud Gaznawi, Sp. PA(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makssar Beserta Jajarannya.
3. dr. Saldy Meirisandy, Sp. PD selaku pembimbing Akademik yang
senantiasa memberikan bimbingan dan motivasi untuk penulis.
4. dr. Rosdiana Sahabuddin Sp. OG, M.Kes yang telah berkenan meluangkan
waktu untuk menjadi penguji sidang ujian skripsi dan atas bimbingan serta
masukan demi perbaikan skripsi ini.
5. Ibu Juliani Ibrahim, Ph.D yang telah berkenan meluangkan waktu untuk
membantu dan memberikan masukan demi perbaikan skripsi ini.
6. Kepada kakak-kakak dari penulis, Sustriani hanafing S.Kep, Ns dan Satriani
hanafing S.Pd, M.Pd yang senantiasa mendoakan serta memberikan
masukan-masukan kepada penulis.
7. Kepada Dwi Agung Setiawan yang sudah menjadi orang terdekat saya dan
telah membantu di dalam penyusunan skripsi serta perhatiannya selama ini
terhadap penulis.
8. Teman Satu bimbingan skripsian yang selalu kompak, saling menolong
dalam keadaan apapun Sri Gustia Rahman dan Munawwirah.
9. Teman dekat penulis “Monokrom squad” (Cili, Ade, Yanti, Inmar, Virda
dan Tiwi) yang senantiasa mengingatkan penulis pada kebaikan-kebaikan
serta semangat yang selalu ditularkan kepada penulis.
10. Saudaraku angkatan 2016 Rauvolfia yang mengajarkan arti keluarga diluar
ikatan darah.
11. Teman- teman penulis dan pihak yang tidak sempat ditulis namanya yang
sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, serta selalu
memotivasi penulis untuk berjuang meraih cita cita.
12. Kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis .
Penulis Menyadari bahwa skirpsi ini masih jauh dari yang dihrapakan oleh
karena itu dengan kerendahan hati penulis akan senang menerima kritik dan saran
demi perbaikan dan kesempurnaan skirpsi ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERNYATAAN PENGESAHAN
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
ABSTRAK ................................................................................................................. i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii
BAB 1 .........................................................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................5
1. Tujuan Umum ..........................................................................................5
2. Tujuan Khusus ..........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................................5
1. Bagi Peneliti .............................................................................................5
2. Bagi Instansi Pendidikan ..........................................................................5
3. Bagi Masyarakat .......................................................................................5
BAB II .......................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................6
A. Morfologi dan Klasifikasi Sirsak ...................................................................6
B. Kandungan dan Manfaat Sirsak .....................................................................7
C. Morfologi dan Klasifikasi Escherichia Coli ..................................................9
D. Manfaat Escherichia Coli ............................................................................11
E. Bahaya Escherichia Coli .............................................................................11
F. Teknik In Vivo .............................................................................................11
G. Ekstrak ..........................................................................................................13
1. Definisi Ekstrak ......................................................................................13
2. Pelarut .....................................................................................................16
H. Pengukuran Aktivitas Anti Bakteri ..............................................................18
1. Metode Dilusi .........................................................................................19
2. Metode Difusi .........................................................................................19
I. Mekanisme Kerja Anti Bakteri.....................................................................20
J. Tinjauan Keislaman ......................................................................................22
K. Kerangka Teori .............................................................................................24
BAB III .....................................................................................................................25
KERANGKA KONSEP ...........................................................................................25
A. Konsep Pemikiran ........................................................................................25
B. Definisi Operasional .....................................................................................25
C. Hipotesis .......................................................................................................26
BAB IV ....................................................................................................................28
METODE PENELITIAN .........................................................................................28
A. Desain Penelitian ..........................................................................................28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................28
C. Sampel Penelitian .........................................................................................28
1. Kriteria Inklusi .......................................................................................29
2. Kriteria Eksklusi .....................................................................................30
D. Alat dan Bahan .............................................................................................30
E. Alur Penelitian ..............................................................................................31
F. Prosedur Kerja ..............................................................................................31
1. Pengambilan Sampel ..............................................................................31
2. Pengolahan Sampel ................................................................................31
3. Sterilisasi Alat ........................................................................................32
4. Ekstraksi Sampel Penelitian ...................................................................32
5. Perlakuan ................................................................................................33
BAB V ......................................................................................................................34
HASIL PENELITIAN ..............................................................................................34
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..........................................................................34
B. Deskripsi Penyiapan Sampel ........................................................................34
C. Ekstraksi .......................................................................................................34
D. Hasil Pengamatan .........................................................................................36
BAB VI ....................................................................................................................37
PEMBAHASAN ......................................................................................................37
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil ......................................................................37
B. Keterbatasan Dalam Penelitian ................................................................39
BAB VII ...................................................................................................................41
PENUTUP ................................................................................................................41
A. Kesimpulan ...................................................................................................41
B. Saran .............................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................42
LAMPIRAN .................................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan ............................................................................. 36
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Morfologi tanaman sirsak ............................................................. 7
Gambar 2.2 Bakteri Escherichia coli .............................................................. 10
Gambar 2.3 Kerangka Teori ............................................................................ 24
Gambar 3.1 Konsep Pemikiran ....................................................................... 25
Gambar 4.1 Alur penelitian ............................................................................. 31
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Perizinan
2. Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Salah satu permasalahan kesehatan yang paling banyak diderita oleh
penduduk Negara berkembang termasuk di Indonesia adalah permasalahan
kesehatan terkait penyakit infeksi. Salah satunya adalah diare. Diare sendiri
merupakan suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, dengan frekuensi tigakali atau lebih per hari atau lebih sering
dari orang-orang normal.(1)
Diare masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat dunia khususnya di negara berkembang seperti Indonesia, karena
angka morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Menurut data
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2011, diare
menjadi penyebab kematian peringkat ke-13 dengan proporsi 3,5%.(2)
Data klinik menyebutkan bahwa penyebab yang paling sering diare adalah
disebabkan oleh infeksi dan keracunan.(3)
Dampak infeksi dari diare dapat
disebabkan multifactor yaitu parasit, bakteri, dan virus. Bakteri merupakan
salah satu penyebab paling sering penyakit diare. Salah satunya bakteri
Escherichia coli.
Escherichia coli adalah anggota flora normal usus (komensal) dan
memiliki peranan dalam beberapa proses pencernaan makanan namun dapat
berubah menjadi patogen jika jumlah dalam saluran pencernaan meningkat
atau berpindah tempat dari habitat normalnya di tubuh manusia.(4)
Apabila seseorang mengalami diare, maka berbagai pengobatan dilakukan,
baik itu yang bersifat modern maupun tradisional. Pemanfaatan tanaman obat
Indonesia secara tradisional semakin diminati karena efek samping lebih kecil
dari obat modern yang dibuat secara sintetis. Selain itu, mahalnya obat sintetik
membuat masyarakat beralih ke tanaman obat tradisional.(5)
Pengobatan herbal
merupakan pengobatan yang diwariskan secara turun temurun atau empiris dari
zaman dahulu. Pengobatan yang sangat mudah dan harga murah serta efek
samping yang seminimal mungkin merupakan suatu kebutuhan bagi
masyarakat saat ini. Dari sinilah mulai adanya penelitian akan adanya bahan
aktif yang berguna bagi pengobatan masyarakat. Berbagai macam tumbuh-
tumbuhan pun diuji efektifitasnya. Dilakukan uji terhadap tumbuhan tersebut
dengan mengekstrak terlebih dahulu agar mendapat filtrat yang benar-benar
mengandung zat aktif kemudian diuji kandungannya terhadap hewan coba.
Beberapa jenis tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional
adalah sirsak (Annona muricata L.). Bagian sirsak yang dipercaya dapat
mengobati diare adalah daun yang mengandung saponin, tannin, flavonoid.
Dimana senyawa ini dapat digunakan sebagai antibakteri khususnya untuk
mengobati penyakit diare.(6)
Penelitian yang telah dilakukan oleh Widianamenyatakan bahwa sari daun
sirsak (Annona muricata L.) dengan konsentrasi efektif 10% dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Escherchia coli, dengan luas daerah hambat
bakteri sebesar 22,19 mm.(7)
Berdasarkan tinjauan keislaman kita mengetahui bahwa bakteri dapat
bersifat pathogen yang memberikan mudharat bagi manusia. Oleh karena itu,
Allah SWT dengan kebesaran dan kekuasaannya telah menciptakan alam
semesta beserta isinya dan dengan segala kesempurnaannya. Dan telah
menciptakan berbagai macam tumbuh-tumbuhan sebagai kebutuhan makhluk
hidup terutama dalam hal ini sebagai pengobatan. Hal ini sesuai dengan hadits
diriwayatkan Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda :
حىا عمس به سعد به أب حس سي حد ب حىا أبى أحمد انص د به انمخىى حد حىا محم حدحى ه قال حد
ه وسهم قال عه صهى الل عىه عه انىب الل سة زض اء عطاء به أب زباح عه أب هس ما أوصل الل
أوصل نه شفاء
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah
menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az Zubairi telah menceritakan kepada
kami 'Umar bin Sa'id bin Abu Husain dia berkata; telah menceritakan
kepadaku 'Atha` bin Abu Rabah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Allah tidak akan menurunkan
penyakit melainkan menurunkan obatnya juga. (H.R. Bukhari).(8)
Dari hadits diatas Rasulullah telah menegaskan bahwa setiap penyakit
pastilah ada obatnya dan jika obat tersebut tepat, maka dengan izin Allah akan
sembuhlah kita. Dan bagian tumbuhan yang dapat dijadikan obat adalah bagian
batang, akar, daun, buah dan biji. Dalam penelitian ini komponen yang
digunakan adalah daun, yang berhubungan dengan surah Asy syu’ara yang
berbunyi :
أونم سوا نى الزض كم أوبتىا فها مه كم شود كسم
Terjemahnya:
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya
Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?
(Q.S Asy-syu’ara 26:7).(9)
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa salah satu tanda kebesaran Allah
SWT ditunjukkan dari ayat Qanniyah-Nya terkhusus tumbuhan. Dengan ayat
tersebut mengisyaratkan bahwa Allah SWT telah menciptakan tumbuh-
tumbuhan yang baik dan memiliki manfaat di dalamnya. Hal tersebut
tergantung dari kemauan manusia sebagai makhluk yang berakal untuk
mencari manfaat dari berbagai macam tumbuhan yang telah ditumbuhkan
Allah SWT. Oleh karena itu dibutuhkan suatu penelitian in vivo sebagai
landasan untuk menguji potensi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.).
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan uji efektivitas komponen
daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap bakteri Escherichia coli sebagai
salah satu bakteri penyebab penyakit diare. Sehingga penggunaan daun sirsak
(Annona muricata L.) sebagai tanaman obat dapat dipertanggungjawabkan.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L.) dalam menghambat bakteri Escherichia Coli?
2. Bagaimana efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) dengan perbedaan
konsentrasi terhadap bakteri Escherichia Coli pada hewan coba?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L.) terhadap bakteri Escherichia Coli
2. Tujuan khusus
Mengetahui adakah pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) dengan perbedaan
konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40% terhadap hewan coba.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai manfaat daun sirsak (Annona muricata
L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia Coli.
2. Bagi instansi pendidikan
Sebagai bahan masukan dan bahan bacaan bagi mahasisswa/I Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makasssar pada khususnya dan sebagai referensi
perbandingan untuk peneliti selanjutnya.
3. Bagi Masyarakat
Untuk menambah pengetahuan khususnya bagi masyarakat yang ingin mengetahui manfaat
dari daun sirsak (Annona muricata L.) sebagai alternative pengobatan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Escherichia Coli.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Morfologi dan Klasifikasi Sirsak (Annona muricata L.)
Tanaman sirsak berbentuk pohon memiliki model Troll dengan ketinggian mencapai
8-10 meter dan diameter batang 10-30 meter.(10)
Morfologi dari daun sirsak adalah berbentuk
bulat dan panjang, dengan bentuk daun menyirip dengan ujung daun meruncing, permukaan
daun mengkilap, serta berwarna hijau muda sampai hijau tua. Terdapat banyak putik di dalam
satu bunga sehingga diberi nama bunga berpistil majemuk. Sebagian bunga terdapat dalam
lingkaran, dan sebagian lagi membentuk spiral atau terpencar, tersusun secara hemisiklis.
Mahkota bunga yang berjumlah 6 sepalum yang terdiri dari dua lingkaran, bentuknya hampir
segitiga, tebal, dan kaku, berwarna kuning keputih-putiham, dan setelah tua mekar dan lepas
dari dasar bunganya. Bunga umumnya keluar dari ketiak daun, cabang, ranting, atau pohon
bentuknya sempurna .(11)
Dari sistem sistematika (taksonomi), tumbuhan sirsak dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Polycarpiceae
Familia : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata L.
Gambar 2.1 Morfologi tanaman sirsak
Sumber:https://www.psychologymania.com/2013/08/morfologi-tanaman-sirsak.html
B. Kandungan dan manfaat sirsak (Annona muricata L.)
Tanaman sirsak memiliki manfaat yaitu daun sirsak mengandung
acetogenin yang biasa digunakan sebagai senyawa toksik atau racun. Daun
sirsak merupakan daun yang kaya minyak dan protein serta toksisitas (tanin,
fitat, dan sianida) dan oleh karena itu dapat dimanfaatkan pada manusia dan
hewan. Daun sirsak (Annona muricata L.) adalah tanaman yang mengandung
senyawa flavonoid, tanin, fitosterol, kalsium oksalat, dan alkaloid. Antioksidan
yang terkandung dalam daun sirsak antara lain adalah vitamin C.(12)
Daun
sirsak juga memiliki kandungan kimia seperti: minyak atsiri, Alkaloida,
Flavonoid, Saponin, Tanin dan Glikosida.(13)
Mekanisme kerja flavonoid menghambat fungsi membran sel adalah
membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut
sehingga dapat merusak membran sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya
senyawa intraseluler. Penelitian lain menyatakan mekanisme flavonoid
menghambat fungsi membran sel dengan cara mengganggu permebealitas
membran sel dan menghambat ikatan enzim seperti ATPase dan
phospholipase. Flavonoid dapat menghambat metabolisme energi dengan cara
menghambat penggunaan oksigen oleh bakteri. Flavonoid menghambat pada
sitokrom C reduktase sehingga pembentukan metabolisme terhambat. Energi
dibutuhkan bakteri untuk biosintesis makromolekul.(13)
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri adalah menghambat enzim
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat
terbentuk Tanin memiliki aktivitas antibakteri yang berhubungan dengan
kemampuannya untuk menginaktifkan adhesin sel mikroba, menginaktifkan
enzim, dan menggangu transport protein pada lapisan dalam sel.Tanin juga
mempunyai target pada polipeptida dinding sel sehingga pembentukan dinding
sel menjadi kurang sempurna. Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati.
Mekanisme kerja saponin sebagai antibakteri yaitu dapat menyebabkan
kebocoran protein dan enzim dari dalam sel Saponin dapat menjadi anti bakteri
karena zat aktif permukaannya mirip detergen, akibatnya saponin akan
menurunkan tegangan permukaan dinding sel bakteri dan merusak
permebialitas membran. Rusaknya membran sel ini sangat mengganggu
kelangsungan hidup bakteri. Saponin berdifusi melalui membran luar dan
dinding sel yang rentan kemudian mengikat membran sitoplasma sehingga
mengganggu dan mengurangi kestabilan membran sel. Hal ini menyebabkan
sitoplasma bocor keluar dari sel yang mengakibatkan kematian sel. Agen
antimikroba yang mengganggu membran sitoplasma bersifat bakterisida.(13)
Mekanisme kerja alkaloid sebagai antibakteri yaitu dengan cara
mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga
lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel
tersebut.Mekanisme lain antibakteri alkaloid yaitu komponen alkaloid
diketahui sebagai interkelator DNA dan menghambat enzim topoisomerase sel
bakteri..(13)
C. Morfologi dan klasifikasi Escherichia coli
Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif, bentuk batang,
memiliki panjang sekitar 2,4 mikro, lebar 0,4 hingga 0,7 mikro, bergerak, tidak
berspora, positif pada tes indol, glukosa, laktosa, sukrosa.(14)
Berdasarkan
taksonominya klasifikasi Escherichia coli yaitu:
Domain :Bacteria
kingdom : Eubacteria
phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Order :Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
Dinding sel bakteri gram negatif tersusun atas membran luar,
peptidoglikan dan membran dalam.Peptidoglikan yang terkandung dalam
bakteri gram negatif memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan
gram positif.Membran luarnya terdiri dari lipid, liposakarida dan
protein.Peptidoglikan berfungsi mencegah sel lisis, menyebabkan sel kaku dan
memberi bentuk kepada sel.
Escherichia coli merupakan golongan bakteri mesofilik yaitu bakteri
yang suhu pertumbuhan optimumnya 15-45oC dapat hidup pada pH 5,5-8.
Escherichia coli akan tumbuh secara optimal pada suhu 27o C.
(15)
Gambar 2.2 Bakteri Escherichia coli
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_coli
D. Manfaat Escherichia coli
Bakteri Escherichia coli yang berada di dalam usus besar manusia
berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat, dan berperan sebagai
mikrobiota usus yang membantu proses pencernaan termasuk pembusukan
sisa-sisa makanan dalam usus besar. Selain itu, bakteri ini juga membantu
produksi vitamin K. Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah saat terjadi
perdarahan seperti pada luka/mimisan.(16)
E. Bahaya Escherichia coli
Bakteri Escherichia Coli dalam jumlah yang berlebihan dapat
mengakibatkan diare, dan bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang
lain, maka akan dapat menyebabkan infeksi. Jika bakteri Escherichia coli
sampai masuk ke saluran kencing maka dapat mengakibatkan infeksi pada
saluran kemih/kencing (ISK).(17)
Di negara-negara berkembang Escherichia coli patogen menyebabkan
lebih kurang seperempat dari seluruh kejadian diare. Transmisi kuman
berlangsung secara water borne atau food borne.(18)
F. Teknik In Vivo
Pemeriksaan in vivo untuk uji biokompatibilitas biasanya menggunakan
binatang mamalia seperti tikus, kelinci, marmot atau kera. Pemeriksaan in vivo
dengan menggunakan binatang coba menimbulkan banyak interaksi yang
sifatnya kompleks dalam menimbulkan terjadinya respon biologik. Sebagai
contoh, suatu respon imun akan terjadi pada sistem tubuh hewan, hal mana
pasti akan sukar terlihat pada sistem biakan sel. Oleh karena itu, respon
biologik pada pemeriksaan in vivo secara umum lebih relevan dibandingkan
dengan pemeriksaan in vitro.(19)
Uji in vivo juga dikenal sebagai Uji toksisitas yang dimana, suatu uji
untuk mendeteksi efek toksik suatu zat pada sistem biologi dan untuk
memperoleh data dosis-respon yang khas dari sediaan uji.(20)
1. Uji Toksisitas Akut Oral
Uji toksisitas akut oral adalah suatu pengujian untuk mendeteksi efek
toksik yang muncul dalam waktu singkat setelah pemberian sediaan uji
yang diberikan secara oral dalam dosis tunggal, atau dosis berulang yang
diberikan dalam waktu 24 jam.(20)
Prinsip uji toksisitas akut oral yaitu, sediaan uji dalam beberapa tingkat
dosis diberikan pada beberapa kelompok hewan uji dengan satu dosis per
kelompok, kemudian dilakukan pengamatan terhadap adanya efek toksik
dan kematian. Hewan yang mati selama percobaan dan yang hidup sampai
akhir percobaan diotopsi untuk dievaluasi adanya gejala-gejala toksisitas.
(20)
2. Uji Toksisitas Subkronis Oral
Uji toksisitas subkronis oral adalah suatu pengujian untuk mendeteksi
efek toksik yang muncul setelah pemberian sediaan uji dengan dosis
berulang yang diberikan secara oral pada hewan uji selama sebagian umur
hewan, tetapi tidak lebih dari 10% seluruh umur hewan. Prinsip dari uji
toksisitas subkronis oral adalah sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis
diberikan setiap hari pada beberapa kelompok hewan uji dengan satu dosis
per kelompok selama 28 atau 90 hari, bila diperlukan ditambahkan
kelompok satelit untuk melihat adanya efek tertunda atau efek yang
bersifat reversibel. Selama waktu pemberian sediaan uji, hewan harus
diamati setiap hari untuk menentukan adanya toksisitas. (20)
3. Uji Toksisitas Kronis Oral
Uji toksisitas kronis oral adalah suatu pengujian untuk mendeteksi
efek toksik yang muncul setelah pemberian sediaan uji secara berulang
sampai seluruh umur hewan. Uji toksisitas kronis pada prinsipnya sama
dengan uji toksisitas subkronis, tetapi sediaan uji diberikan selama tidak
kurang dari 12 bulan. (20)
G. Ekstrak
1. Definisi Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan
menyaring simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai, diluar
pengaruh cahaya matahari langsung.(21)
Parameter yang mempengaruhi kualitas dari ekstrak adalah bagian dari
tumbuhan yang digunakan, pelarut yang digunakan untuk ekstrak, dan
prosedur ekstraksi.(21)
Ekstraksi adalah pemisahan bagian aktif sebagai obat dari jaringan
tumbuhan ataupun hewan menggunakan pelarut yang sesuai melalui
prosedur yang telah ditetapkan. Selama proses ekstraksi, pelarut akan
berdifusi sampai ke material padat dari tumbuhan dan akan melarutkan
senyawa dengan polaritas yang sesuai dengan pelarutnya.(21)
Beberapa
metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dibagi menjadi dua cara,
yaitu cara panas dan cara dingin. Ekstraksi cara dingin dapat dibedakan
sebagai berikut:
a. Maserasi
Maserasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur
kamar. Keuntungan ekstraksi dengan cara maserasi adalah pengerjaan
dan peralatan yang digunakan sederhana, sedangkan kerugiannya yakni
cara pengerjaannya lama, membutuhkan pelarut yang banyak dan
penyarian kurang sempurna. Dalam maserasi (untuk ekstrak cairan),
serbuk halus atau kasar dari tumbuhan obat yang kontak dengan pelarut
disimpan dalam wadah tertutup untuk periode tertentu dengan
pengadukan yang sering, sampai zat tertentu dapat terlarut. Metode ini
cocok digunakan untuk senyawa yang termolabil.(21)
b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur
kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pengembangan bahan, tahap
perendaman, tahap perkolasi antara, tahap perkolasi sebenarnya
(penampungan ekstrak) secara terus menerus sampai diperoleh ekstrak
(perkolat). Untuk menentukan akhir dari pada perkolasi dapat dilakukan
pemeriksaan zat secara kualitatif pada perkolat akhir. Ini adalah
prosedur yang paling sering digunakan untuk mengekstrak bahan aktif
dalam penyusunan tincture dan ekstrak cairan.(21)
Ekstraksi cara panas dapat dibedakan sebagai berikut
a. Sokletasi
Sokletasi adalah ekstraksi mengunakan pelarut yang selalu baru,
dengan menggunakan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi kontinyu
dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin
balik.(21)
b. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut pada
temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut
terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.(21)
c. Infusa
Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 900C
selama 15 menit. Infusa adalah ekstraksi menggunakan pelarut air pada
temperatur penangas air dimana bejana infus tercelup dalam penangas
air mendidih, temperatur yang digunakan (96-980C) selama waktu
tertentu (15- 20 menit). Cara ini menghasilkan larutan encer dari
komponen yang mudah larut dari simplisia. (21)
d. Dekok
Dekok adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90oC
selama 30 menit. Metode ini digunakan untuk ekstraksi konstituen yang
larut dalam air dan konstituen yang stabil terhadap panas. (21)
e. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik pada temperatur lebih tinggi dari
temperatur suhu kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur
40- 50oC. Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinyu pada
temperatur lebih tinggi dari temperatur ruang (umumnya 25-30oC). Ini
adalah jenis ekstraksi maserasi di mana suhu sedang digunakan selama
proses ekstraksi. (21)
2. Pelarut
Pelarut adalah zat yang digunakan sebagai media untuk melarutkan zat
lain. Sifat pelarut yang baik untuk ekstraksi yaitu toksisitas dari pelarut
yang rendah, mudah menguap pada suhu yang rendah, dapat mengekstraksi
komponen senyawa dengan cepat, dapat mengawetkan dan tidak
menyebabkan ekstrak terdisosiasi. (21)
Pemilihan pelarut juga akan tergantung pada senyawa yang ditargetkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pelarut adalah jumlah senyawa
yang akan diekstraksi, laju ekstraksi, keragaman senyawa yang akan
diekstraksi, kemudahan dalam penanganan ekstrak untuk perlakuan
berikutnya, toksisitas pelarut dalam proses bioassay, potensial bahaya
kesehatan dari pelarut. (21)
Berbagai pelarut yang digunakan dalam prosedur ekstraksi antara lain:
a. Air
Air adalah pelarut universal, biasanya digunakan untuk
mengekstraksi produk tumbuhan dengan aktivitas antimikroba.
Meskipun pengobatan secara tradisional menggunakan air sebagai
pelarut, tetapi ekstrak tumbuhan dari pelarut organik telah ditemukan
untuk memberikan aktivitas antimikroba lebih konsisten dibandingkan
dengan ekstrak air. Air juga melarutkan senyawa fenolik yang memiliki
aktivitas penting sebagai antioksidan. (21)
b. Aseton
Aseton melarutkan beberapa komponen senyawa hidrofilik dan
lipofilik dari tumbuhan.keuntungan pelarut aseton yaitu dapat bercampur
dengan air, mudah menguap dan memiliki toksisitas rendah. Aseton
digunakan terutamauntuk studi antimikroba dimana banyak senyawa
fenolik yang terekstraksi dengan aseton. (21)
c. Alkohol
Aktivitas antibakteri yang lebih tinggi dari ekstrak etanol
dibandingkan dengan ekstrak air dapat dikaitkan dengan adanya jumlah
polifenol yang lebih tinggi pada ekstrak etanol dibandingkan dengan
ekstrak air.Konsentrasi yang lebih tinggi dari senyawa flavonoid
terdeteksi dengan etanol 70% karena polaritas yang lebih tinggi daripada
etanol murni.
Etanol lebih mudah untuk menembus membran sel untuk
mengekstrak bahan intraseluler dari bahan tumbuhan. Metanol lebih
polardibanding etanol namun karena sifat yang toksik, sehingga tidak
cocokdigunakan untuk ekstraksi. (21)
d. Kloroform
Terpenoid lakton telah diperoleh dengan ekstraksi berturut-turut
menggunakan heksan, kloroform dan metanol dengan konsentrasi
aktivitas tertinggi terdapat dalam fraksi kloroform. Kadang-kadang tanin
dan terpenoid ditemukan dalam fase air, tetapi lebih sering diperoleh
dengan pelarut semipolar. (21)
e. Eter
Eter umumnya digunakan secara selektif untuk ekstraksi
kumarindan asam lemak. (21)
f. n-Heksan
n-Heksan mempunyai karakteristik sangat tidak polar, volatil,
mempunyai bau khas yang dapat menyebabkan pingsan. Berat molekul
heksana adalah 86,2 gram/mol dengan titik leleh -94,3 sampai -95,3°C.
Titik didih heksana pada tekanan 760 mmHg adalah 66 sampai 71°C. n-
Heksan biasanya digunakan sebagai pelarut untuk ekstraksi minyak
nabati. (21)
g. Etil asetat
Etil asetat merupakan pelarut dengan karekateristik semipolar.
Etilasetat secara selektif akan menarik senyawa yang bersifat semipolar
seperti fenol dan terpenoid. (21)
H. Pengukuran aktivitas antibakteri
Penentuan kepekaan bakteri patogen terhadap antibakteri dapat
dilakukan dengan salah satu dari dua metode pokok.Penting sekali
menggunakan metode standar untuk mengendalikan semua factor yang
mempengaruhi aktivitas antibakteri. Ada dua metode untuk mengukur aktivitas
antibakteri yaitu dilusi dan difusi.(22)
1. Metode Dilusi
Prinsip metode ini adalah menggunakan satu seri tabung reaksi yang
diisi media cair dan sejumlah tertentu sel mikroba yang telah diuji.Setelah
itu masing-masing tabung diuji dengan antibakteri yang telah diencerkan
secara serial. Cara ini digunakan untuk menentukan kadar hambat
minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM) dari larutan
antimikroba. (22)
2. Metode Difusi
Metode difusi agar (penyebaran) sering digunakan untuk melihat
aktivitas antibakteri. Metode ini menggunakan cakram kertas/silinder
gelas dan pencetak lubang yang mengandung bahan uji dalam jumlah
tertentu dan ditempatkan pada media padat yang telah ditanami dengan
biakan bakteri yang akan diperiksa, kemudian dieramkan. Setelah
pengeraman, garis tengah diameter daerah hambatan jernih yang
mengelilingi bahan uji dianggap sebagai ukuran kekuatan hambatan bahan
uji terhadap bakteri yang diperiksa.Metode ini dipengaruhi banyak faktor
fisika dan kimia seperti sifat pembenihan, daya difusi, ukuran molekul dan
stabilitas bahan uji. Meskipun demikian, standarisasi keadaan
memungkinkan penentuan kerentanan organisme. (22)
I. Mekanisme kerja antibakteri
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibakteri dapat dibagi menjadi empat cara,
yaitu :
1. Penghambatan terhadap sintesis dinding sel.
Bakteri mempunyai lapisan luar yang kaku yaitu dinding sel yang
mengelilingi secara lengkap sitoplasma membran sel. Dinding sel berisi
polimer mucopeptida kompleks (peptidoglikan) yang secara kimia berisi
polisakarida dan campuran rantai polipeptida yang tinggi, polisakarida ini
berisi gula amino N-acetylglucosamine dan asam acetylmuramic (hanya
ditemui pada bakteri). Dinding ini mempertahankan bentuk
mikroorganisme dan pelindung sel bakteri dari perbedaan tekanan osmotik
di dalam dan di luar sel yang tinggi. Dinding sel bakteri terdiri dari
peptidoglikan dan komponen yang lain. Sel yang aktif secara kontiyu
mensintesis peptidoglikan yang baru dan menempatkannya pada posisi
yang tepat pada amplop sel. Antibakteri bereaksi dengan satu atau banyak
enzim yang dibutuhkan pada proses sintesis, sehingga menyebabkan
pembentukan dinding sel yang lemah dan menyebabkan pemecahan
osmotic.(23)
2. Penghambatan terhadap fungsi membran sel.
Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh membran sitoplasma, yang
berperan sebagai barrier permeabilitas selektif, memiliki fungsi transport
aktif, dan kemudian mengontrol komposisi internal sel. Jika fungsi
integritas dari membran sitoplasma dirusak akan menyebabkan keluarnya
makromolekul dan ion dari sel, kemudian sel rusak atau terjadi kematian.
Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh membran sitoplasma yang
berperan sebagai barrier permeabilitas selektif dan mengontrol komposisi
internal sel. Antibakteri (polymyxins) berikatan dengan membran
fospolipid yang menyebabkan pemecahan protein dan basa nitrogen
sehingga membran bakteri pecah yang menyebabkan kematian bakteri. (23)
3. Penghambatan terhadap sintesis protein (penghambatan translasi dan
transkripsi material genetik).
DNA, RNA dan protein memegang peranan sangat penting di dalam
proses kehidupan normal sel. Hal ini berarti bahwa gangguan apapun yang
terjadi pada pembentukan atau pada fungsi zat-zat tersebut dapat
mengakibatkan kerusakan total pada sel. Kebanyakan obat menghambat
translasi atau sintesis protein, bereaksi dengan ribosom- mRNA.
Mekanisme kerjanya antara lain dengan menghalangi terikatnya RNA
pada tempat spesifik ribosom, selama pemanjangan rantai peptida.
Ribosom eukariotik berbeda dalam ukuran dan struktur dari prokariotik,
sehingga menyebabkan aksi yang selektif terhadap bakteri.Bakteri
mempunyai 70S ribosom, sedangkan sel mamalia mempunyai 80S
ribosom.Subunit masing-masing tipe ribosom, komposisi kimia dan
spesifikasi fungsinya berbeda. Perbedaan tersebut dapat untuk
menerangkan mengapa antibakteri dapat menghambat sintesis protein
dalam ribosom bakteri tanpa berpengaruh pada ribosom mamalia. (23)
4. Penghambatan terhadap sintesis asam nukleat.
Pembentukan DNA dan RNA bakteri merupakan perjalanan yang panjang
dan membutuhkan enzim di beberapa proses.Pembentukan DNA dan RNA
sangat penting dan berefek dalam metabolisme protein.Antibakteri
menginteferensi sintesis asam nukleat dengan menghambat sintesis
nukleitida, menghambat replikasi, atau menghentikan transkripsi.Obat
berikatan sangat kuat pada enzim DNA Dependent RNA Polymerase
bakteri, sehingga menghambat sintesis RNA bakteri. Resistensi pada obat-
obat ini terjadi akibat perubahan pada RNA polymerase akibat mutasi
kromosom yang sangat sering terjadi. (23)
J. Tinjauan Keislaman
Beberapa penelitian telah difokuskan pada kandungan fitokimia dari daun
sirsak. Beberapa kandungan fitokimia dalam tumbuhan sirsak tersebut
menunjukkan bahwa sirsak dapat dimanfaatkan untuk pengobatan.
Dalam hadist Rasullullah SAW bersabda:
س سمع عمس ىت عه عبد انمهك به عم باح أوبأوا سفان به ع د به انص حىا محم و به حد
ع صهى الل ث عه انىب م حد د به عمسو به وف ج قىل سمعت سعد به ش ه وسهم حس ه
ه عهى بى سسائم وماؤها شفاء انع أن انكمأة مه انمه انري أوصل الل
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ash Shabah telah
memberitakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dari Abdul Malik bin 'Umair
bahwa dia mendengar 'Amru bin Huraits berkata; saya mendengar Sa'id bin
Zaid bin 'Amru bin Nufail menceritakan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
Al Kam`ah (sejenis tanaman) adalah darisurga, (makanan) yang Allah
turunkan kepada bani Israil, airnya sebagai obat untuk penyakit 'ain." (H.R.
Ibnu Majah).(8)
Dalam hadits diatas dijelaskan bahwa Allah SWT menurunkan sebuah
tanaman yang tidak hanya dapat dikonsumsi dengan segala kebaikan yang
terkandung didalamnya, tetapi juga dapat dijadikan obat dari berbagai macam
penyakit. Hal ini kembali mempertegas dalil sebelumnya bahwa tanaman
diciptakan Allah SWT.memiliki manfaat yang banyak dan salah satunya
adalah sebagai obat.
Adapun bahan dasar yang dianjurkan untuk obat-obatan yaitu bahan
aktif yang disarikan dari tumbuhan obat di samping bahan kimiawi yang
diproduksi manusia. Allah menghendaki penempatan zat-zat aktif itu pada
sejumlah tumbuh-tumbuhan salah satunya adalah tanaman sirsak. tumbuhan
tersebut setidaknya memilki fungsi sebagai obat yang dengan khasiat yang
berbeda dan beraneka macam mulai dari akar, batang, daun, buah, biji dan
bunga.
Semua yang diciptakan oleh Allah SWT.memiliki manfaat, termasuk
tumbuh-tumbuhan. Untuk pemanfanfaatan tumbuhan tersebut, diperlukan ilmu
dan pengalaman (teoritis dan empiris) dengan penelitian dan eksperimen, salah
satunya dalam pemanfaatannya sebagai obat adalah daun sirsak karna semakin
banyak penelitian tentang daun sirsak maka semakin banyak pula
pemanfaatannya. dan Salah satu manfaat daun sirsak dalam pengobatan dapat
digunakan sebagai anti mikroba/anti bakteri.
K. Kerangka teori
Gambar 2.3 kerangka teori
Mekanisme kerja
saponin sebagai
antibakteri yaitu
dapat
menyebabkan
kebocoran protein
dan enzim dari
dalam sel
Bakteri Escherichia
coli mati
Mekanisme kerja
Flavonoid yaitu
Menghambat
fungsi membran
sel dengan cara
mengganggu
permebealitas
membran sel dan
menghambat
ikatan enzim
seperti ATPase dan
phospholipase.
Mekanisme kerja
alkaloid sebagai
antibakteri yaitu dengan
cara mengganggu
komponen penyusun
peptidoglikan pada sel
bakteri, sehingga lapisan
dinding sel tidak
terbentuk secara utuh dan
menyebabkan kematian
sel
Tanin mempunyai target
pada polipeptida dinding
sel sehingga
pembentukan dinding sel
menjadi kurang
sempurna. Hal ini
menyebabkan sel bakteri
menjadi lisis karena
tekanan osmotik maupun
fisik sehingga sel bakteri
akan mati
Ekstrak daun sirsak
Alkaloid Flavonoid Saponin Tanin
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Konsep pemikiran
B. Definisi operasional
1. Ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) dengan konsentrasi 10%, 20%,
30%, dan 40% yang di peroleh dari hasil ekstraksi metode maserasi yang
dilarutkan dengan larutan DMSO 10%.
Instrument : tabung ukur kaca, pipet kaca, suspensi DMSO 10%, aquades.
Gambar 3.1 Konsep pemikiran
: variabel independen (X)
: variabel dependen (Y)
Ekstrak daun
sirsak Annona
muricata L.
Hewan coba terinfeksi
Bakteri Escherichia
coli
Resisten
terhadap hewan
coba
Sensitif terhadap
hewan coba
Cara ukur : pengenceran
Hasil ukur : konsentrasi larutan 10%, 20%, 30% dan 40%
2. Bakteri Escherichia coli di infeksikan ke hewan coba dan diberikan
perlakuan yang sama terhadap hewan coba.
Parameter :
a. Sensitif : apabila ekstrak sensitif terhadap bakteri Escherichia coli
maka dapat dilihat dari feses dan aktifitas hewan coba yang mulai
normal.
b. Resisten : apabila ekstrak tidak memberikan perubahan sama sekali
terhadap feses dan aktifitas hewan coba yang terinfeksi Escherichia
coli, atau memperburuk keadaan hewan coba.
C. Hipotesis
1. Hipotesis null (H0)
Ekstrak daun sirsak tidak memberikan efek sensitif terhadap bakteri
Escherichia coli.
2. Hipotesis alternatif (Ha)
Ekstrak daun sirsak memberikan efek sensitive terhadap bakteri
Escherichia coli.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan perlakuan
pemberian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap bakteri
Escherichia coli untuk melihat uji efektivitasnya dengan metode in vivo.
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan
rancangan penelitian post test only control group design. Menggunakan 3 (tiga)
kelompok, yaitu 1 (satu) kelompok perlakuan, 1 (satu) kelompok kontrol
positif, dan 1 (satu) kelompok kontrol negatif. Pengamatan hanya dilakukan
pada saat post test, dengan membandingkan hasil observasi antara kelompok
kontrol negatif, kelompok kontrol positif, dan kelompok perlakuan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar pada tanggal 22 januari
2020
C. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel dari bahan
tanaman yaitu daun sirsak Annona muricata L. dan bakteri Escherichia coli
yang telah di infeksikan pada hewan coba.
Pemilihan dan pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara
selektif dengan tolak ukur status fisiologis dan ukuran sampel yang sama.
Untuk mendapatkan data yang valid dilakukan pengulangan sesuai
rumus Federer :
Keterangan :
n = Jumlah sampel
t = Jumlah kelompok/ perlakuan
Dalam penelitian ini terdapat 6 perlakuan, di mana 2 perlakuan pada
kelompok kontrol yaitu kontrol positif dan negatif dan 4 perlakuan pada
kelompok pemberian perlakuan berupa pemberian ekstrak daun sirsak dengan
konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%. Maka nilai t yang digunakan adalah 6 . Bila
dimasukkan pada rumus di atas, maka dapat ditentukan jumlah sampel per
perlakuan yaitu :
(n-1) (6-1) = 15
(n-1) (5) = 15
5n-5 = 15
5n = 20
n = 20/5
n = 4
1. Kriteria inklusi
a. Alat dan bahan dalam keadaan steril.
(n-1) (t-1) ≥ 15
b. Bakteri yang digunakan adalah bakteri Escherichia coli
c. Ekstrak yang digunakan adalah ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L.)
2. Kriteria eksklusi
a. Sediaan bakteri terkontaminasi dengan bakteri lain.
b. Sediaan bakteri rusak.
D. Alat dan bahan
1. Alat
Peralatan yang digunakan adalah toples kaca, erlenmeyer, gelas ukur,
gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung reaksi, penangas air, blender,
timbangan analitik, labu ekstraksi, batang pengaduk, cawan petri, rotary
evaporator (oven), jarum ose, inkubator, termometer, autoklaf, aluminium
foil dan stopwatch.
2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah ekstrak daun sirsak, suspensi DMSO
10%, dan alkohol 96%.
E. Alur penelitian
F. Prosedur kerja
1. Pengambilan sampel
Sampel diambil dari daun sirsak (Annona muricata L.) di Jalan Antang
raya
Gambar 4.1 Alur penelitian
Penyiapan
sampel
Sterilisasi alat
Ekstraksi daun sirsak (Annona
muricata L)
Hasil
Pengujian
efektifitas
antibakteri
2. pengolahan sampel
Sampel yang digunakan ialah daun sirsak (Annona muricata L.) yang
dibersihkan dan dicuci dengan air bersih yang mengalir. Kemudian
dipotong kecil dan dikeringkan selama 3 hari. Lalu dihaluskan dengan
blender kemudian ditimbang.
3. Sterilisasi alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian aktivitas antibakteri ini
disterilkan terlebih dahulu. Alat-alat disterilkan dalam oven pada suhu
170oC selama ± 2 jam.
4. Ekstraksi sampel penelitian
Sebanyak 150 gr simplisia daun sirsak Annona muricata L. ini dimaserasi
dengan pelarut alkohol 96% selama 30 menit sambil diaduk. kemudian
ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 1 hari sambil sesekali
diaduk. Setelah itu larutan tersebut disaring. Hasil saringannya
dipindahkan ke wadah lain lalu didiamkan selama satu hari untuk
menguapkan alkohol sehingga tidak ada lagi alkohol yang terkandung
didalam simplisia daun tersebut. Ekstrak etanol daun sirsak berwarna
coklat, berbau khas, konsistensinya kental dan tidak dapat dituang dalam
keadaan dingin.
untuk mendapatkan ekstrak daun sirsak dengan konsentrasi yang
berbeda maka diperlukan larutan DMSO 10% yang didapatkan dengan
mencampurkan larutan DMSO 10 ml dengan aquades 90 ml. lalu
dilakukan pengenceran ekstrak dengan memberikan Larutan DMSO 10%
secara berurutan sehingga didapatkan konsentrasi 40% didapatkan dari 0,4
gram ekstrak dilarutkan dalam 1 ml DMSO 10%, konsentrasi 30%
didapatkan dari 0,3 gram ekstrak dilarutkan dalam 1 ml DMSO 10%,
konsentrasi 20% didapatkan dari 0,2 gram ekstrak dilarutkan dalam 1 ml
DMSO 10%, dan konsentrasi 10% didapatkan dari 0,1 gram ekstrak
dilarutkan dalam 1 ml DMSO 10%.
5. Perlakuan
Mencit diadaptasikan dengan lingkungan penelitian selama satu
minggu, mencit dikelompokkan menjadi 6 kelompok masing-masing
kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Masing-masing kelompok diberi
perlakuan berbeda-beda, seperti dibawah ini:
Perlakuan A : kontrol negatif tidak diberi perlakuan
Perlakuan B : kontrol positif diinfeksi dengan bakteri Escherichia coli dan
tidak diberikan ekstrak daun sirsak
Perlakuan C : di infeksi dengan bakteri Escherichia coli + diberikan ekstrak
daun sirsak 10 %
Perlakuan D : di infeksi dengan bakteri Escherichia coli + diberikan
ekstrak daun sirsak 20 %
Perlakuan E : di infeksi dengan bakteri Escherichia coli + diberikan ekstrak
daun sirsak 30 %
Perlakuan F : di infeksi dengan bakteri Escherichia coli + diberikan
ekstrak daun sirsak 40 %
BAB V
HASIL
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar pada tanggal 22 Januari sampai
12 Februari 2020 di Kampus Parangtambung Universitas Negeri Makassar,
Gedung Fakultas MIPA Lt.2.
B. Deskripsi penyiapan sampel
Pemilihan daun sirsak (Annona muricata L.), Sampel diambil di jalan
Antang Raya pada pukul 16:00 WITA. Sampel selanjutnya dipotong-potong
kecil kemudian di masukkan kedalam alumunium foil lalu di oven selama 3
hari dengan suhu 50ºC untuk dilakukan proses pengeringan. Tujuannya untuk
mengeringkan daun sehingga tidak ada air yang terkandung di dalam daun.
Waktu yang digunakan untuk pengeringan adalah 3 hari. Kemudian dihaluskan
dengan blender kemudian simplisia ditimbang sebanyak 298 gr yang
selanjutnya akan diekstraksi.
C. Ekstraksi
Setelah proses penyiapan sampel dilanjutkan dengan proses ekstraksi
simplisia daun sirsak (Annona muricata L.). Sampel yang telah ditimbang
sebanyak 298 gr kemudian di ekstraksi dengan metode maserasi dengan
menggunakan Alkohol 96%.
Pemilihan metode ekstraksi dengan cara maserasi dikarenakan metode ini
memiliki keuntungan pada prosedur dan peralatan yang digunakan lebih
sederhana.
Pelarut yang di gunakan adalah Alkohol, karena alkohol 96% memiliki
kadar air yang lebih sedikit dan dapat mengurangi pertumbuhan mikroba
didalam ekstrak, karena air merupakan salah satu media yang dapat
mempercepat pertumbuhan mikroba asing.
Simplisia dengan berat 298 gr, kemudian diambil sebanyak 150 gr. Dan dari
150 gr tadi sampel dibagi manjadi dua kedalam wadah dengan berat masing-
masing 75 gr. Kemudian proses maserasi pada simplisia direndam dengan
alkohol 96% kemudian diaduk selama 30 menit lalu didiamkan selama 24 jam
dengan ditutup alumunium foil. Setelah itu larutan tersebut disaring . hasil
saringannya dipindahkan ke wadah lain lalu didiamkan selama satu hari untuk
menguapkan alkohol sehingga tidak ada lagi alkohol yang terkandung didalam
simplisia daun tersebut. Kemudian ampas simplisia direndam lagi dengan
alkohol 96% lalu diaduk lagi 30 menit dan di diamkan 24 jam. Proses ini
dilakukan sebanyak tiga kali sampai larutan berwarna hijau muda.
D. Hasil Pengamatan
Tabel 5.1 Hasil pengamatan
Sampel Perlakuan Hasil
A Kontrol negatif Hidup
B Kontrol positif Mati
C EDS 10 % -
D EDS 20% +
E EDS 30% +
F EDS 40% +
Sumber: data primer. 2020
Keterangan :
- : resisten terhadap ekstrak daun sirsak
+ : sensitive terhadap ekstrak daun sirsak
Berdasarkan tabel diatas, pada kelompok kontrol negative, hewan coba
masih hidup dan dalam keadaan sehat karena tidak diberikan perlakuan
apapun. Pada kelompok kontrol positif, hewan coba mati karena perlakuan
diinfeksikan bakteri Escherichia coli tanpa diberikan ekstrak daun sirsak. Dan
pada kelompok perlakuan, didapatkan Pada konsentrasi 10% ekstrak daun
sirsak tidak memberikan perubahan pada hewan coba. Perubahan terjadi pada
hewan coba pada konsentrasi 20%, 30%, 40% ekstrak daun sirsak.
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil
Dari hasil penelitian ini mulai dari proses ekstraksi pada daun sirsak
(Annona muricata L.), dengan metode maserasi dengan pelarut alkohol 96%
lalu diuapkan pelarutnya dengan didiamkan selama 1 hari didapatkan ekstrak
kering sebanyak 150 gr. Kemudian untuk mendapatkan ekstrak daun sirsak
dengan konsentrasi yang berbeda maka diperlukan larutan DMSO 10% yang
didapatkan dengan mencampurkan larutan DMSO 10 ml dengan aquades 90
ml. lalu dilakukan pengenceran ekstrak dengan memberikan Larutan DMSO
10% secara berurutan sehingga didapatkan konsentrasi 40% didapatkan dari
0,4 gram ekstrak dilarutkan dalam 1 ml DMSO 10%, konsentrasi 30%
didapatkan dari 0,3 gram ekstrak dilarutkan dalam 1 ml DMSO 10%,
konsentrasi 20% didapatkan dari 0,2 gram ekstrak dilarutkan dalam 1 ml
DMSO 10%, dan konsentrasi 10% didapatkan dari 0,1 gram ekstrak dilarutkan
dalam 1 ml DMSO 10% sehingga diperoleh konsentrasi ekstrak yang
diinginkan.
Metode yang digunakan untuk uji efektivitas adalah In Vivo, dimana hewan
coba diberi makan normal sebelumnya lalu diinfeksikan melalui makanan
hewan coba tersebut dengan bakteri Escherichia coli dan diberi makan selama
7 hari sehingga muncul gejala diare pada hewan coba tersebut. Kemudian
diberikan perlakuan berupaa pemberian ekstrak daun sirsak sesuai konsentrasi
di masing-masing sampel.
Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan bahwa sampel A yang merupakan
kontrol negatif dimana tidak diberikan perlakuan apapun hingga akhir
penelitian, hewan coba tetap hidup. Sampel B yang merupakan kontrol positif
mati, dimana hewan coba diinfeksikan dengan bakteri Escherichia coli.
Sampel C dimana hewan coba diinfeksikan dengan bakteri Escherichia coli
sampai muncul gejala diare kemudian diberikan ekstrak daun sirsak dengan
konsentrasi 10% dan menunjukkan resistensi (tidak mengalami perbaikan
kondisi). Sampel D dimana hewan coba diinfeksikan dengan bakteri
Escherichia coli sampai muncul gejala diare kemudian diberikan ekstrak daun
sirsak dengan konsentrasi 20% dan menunjukkan sensitifitas (mengalami
perbaikan kondisi). Sampel E dimana hewan coba diinfeksikan dengan bakteri
Escherichia coli sampai muncul gejala diare kemudian diberikan ekstrak daun
sirsak dengan konsentrasi 30% dan menunjukkan sensitifitas (mengalami
perbaikan kondisi). Sampel F dimana hewan coba diinfeksikan dengan bakteri
Escherichia coli sampai muncul gejala diare kemudian diberikan ekstrak daun
sirsak dengan konsentrasi 40% dan menunjukkan sensitifitas (mengalami
perbaikan kondisi).
Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wahyu andri
dimana penelitian yang dilakukan pada hewan coba mulai terlihat perubahan
saat pemberian ekstrak daun sirsak. Kandungan flavonoid pada daun sirsak
yang dapat merusak membran sel bakteri, dan kandungan tanin yang
membunuh bakteri dengan merusak dinding sel bakteri sehingga bakteri
Escherichia coli tidak dapat tumbuh dan mati pada hewan coba. Hal inilah
yang membuat ekstrak daun sirsak efektif membunuh bakteri Escherichia coli
yang dapat menyebabkan penyakit diare.
Allah SWT dengan kebesaran dan kekuasaannya telah menciptakan alam
semesta beserta isinya dan dengan segala kesempurnaannya telah menciptakan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan dalam hal ini tanaman sirsak yang
memiliki banyak manfaat khususnya daunnya dalam membunuh bakteri
Escherichia coli, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Asy syu’ara
yang berbunyi :
وذا مسضت فهى شفه
Terjemahnya :
Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku (Q.S Asy-syu’ara
26:80).
Dari ayat diatas Allah SWT memberikan seseorang suatu penyakit
melainkan untuk menguji kesabaran, iman, dan menggugurkan dosa orang
tersebut, tetapi dengan segala sifat Allah SWT yang maha pengasih dan
penyayang Allah SWT menciptakan tumbuhan di muka bumi sebagai obat dan
akan memberi kesembuhan. Maka ber-Ikhtiar lah manusia untuk mencarinya.
B. Keterbatasan Dalam Penelitian
Penelitian ini terbatas oleh waktu dimana penelitian dijalankan bersamaan
dengan jadwal perkuliahan sehingga pengontrolan sampel tidak dilakukan
dengan begitu maksimal. Sulitnya mendapatkan hewan coba juga menjadikan
penelitan ini sedikit terhambat dan mengalami kemunduran waktu dari yang
dijadwalkan.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) bekerja secara efektif terhadap
bakteri Escherechia Coli pada konsentrasi di atas 20%.
2. Terdapat pengaruh ekstrak daun Sirsak (Annona Muricata L.) dengan
konsentrasi yang berbeda-beda terhadap hewan coba.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas ekstrak daun
sirsak terhadap bakteri lainnya.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui konsentrasi
ekstrak daun sirsak yang bekerja optimal.
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organisation (WHO). 2016 Diarrhoea. (Online),
http://www.who.int/topics/diarrh oea/en/,(diakses 30 juni 2019)
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2011. Situasi
Diare di Indonesia. (Online), http://www.depkes.go.
id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-diare.pdf,(diakses 30
juni 2019)
3. Departemen Kesehatan RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan.
4. Jawetz, E., J.L. Melnick, and E.A. Adelberg. 2007. Mikrobiologi untuk Profesi
Kesehatan (Review of Medical Microbiology) : Diterjemahkan oleh H.
Tomang. Jakarta : Penerbit EGC.
5. Hermawan, A. 2007. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan
Metode Difusi Disk. Surabaya : Artikel Ilmiah Fakultas Kedokteran Hewan.
UNAIR.
6. Hutapea, J.R. 1993. Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid 2. Jakarta :
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
7. Widiana dkk. 2013. Daya Hambat Sari Daun Sirsak (Annona muricata L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. KIP. STKIP PGRI Padang.
Sumatera Barat. Jurnal
8. Nuonline,http://www.nu.or.id/post/read/85544/berobat-dalam pandangan-
islam(diakses 5 juli 2019)
9. Tafsir,https://tafsirweb.com/6417-surat-asy-syuara-ayat 7.html,(diakses 5 juni
2019)
10. Dasuki, Undang Ahmad, 1991. Sistematika tumbuhan tinggi. Bandung: ITB
Press
11. Radi, Juhaeni. 1996. Sirsak: Budidaya dan pemanfaatannya. Yogyakarta:
Kanisius
12. Joe, Wulan. 2012. Dahsyatnya Khasiat Sirsak untuk Banyak Penyakit yang
Mematikan. Yogyakarta: ANDI
13. Mardiani, Lina. Ratnasari, Juwita. (2011). Ramuan dan khasiat sirsak. Jakarta:
Penebar Swadaya.
14. Greenwood, D., Slack, R., Peutherer, J. and Barer, M. 2007. Medical
Microbiology. Elsevier, China.
15. Purwoko. T. 2007. Fisiologi Mikroba. Bumi Aksara. Jakarta
16. ourbakhsh, .A., M. oulianne, . Martineau- oi , C. M. o ois, C.
Desautels and J. M. Fairbrother.1997. Dynamics of Escherichia coli infection
in experimentally inoculated chickens. Avian Diseases, 41:221-233
17. Zhu, C., J. Harel, M. Jacques, C. Desautels, M. S. Donnenberg, M. Beaudry,
and J. M. Fairbrother. 1994. Virulence properties and attaching- effacing
activity of E. coli O45 associated from swine post weaning diarrhea. Infection
and Immunity 62: 4153-4159
18. Dubreuil, J.D .2002. Escherichia coli STb enterotoxin, Microbiology,143;
1783– 1795.
19. Effendi, D. 2015. Biokompatibilitas. Yogyakarta
20. Roy A. pedoman uji toksisitas nonklinik Secara In Vivo, Berita Negara
Republik Indonesia, no 875 hh7-9. 2014
21. Tiwari, Kumar, Kaur Mandep, Kaur Gurpret & Kaur Harleem. 2011.
Phytochemical screening and extraction: A revew. Internationale
pharmaceutica scientica vol.1: issue 1
22. Jawetz; Melnick; dan Adelberg’s. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba
Medika. Jakarta.
23. Talaro, K. P., 2008, Foundation in Microbiology: Basic Principles, Sixth
Edition, Mc Graw Hill, New York.
Alat dan Bahan
Pr
Proses Pembuatan Ekstrak
Kandang hewan coba