13
eklampsia A. Pengertian Eklampsia berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti “ halilintar “ karena gejala eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan. Eklampsia juga disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari kehamilan , ditandai dengan munculnya kejang tonik - klonik , biasanya pada pasien yang telah menderita preeklampsia . (Preeklamsia dan eklampsia secara kolektif disebutgangguan hipertensi kehamilan dan toksemia kehamilan.) Prawiroharjo 2005. Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan atau masa nifas yang di tandai dengan kejang ( bukan timbul akibat kelainan saraf ) dan atau koma dimana sebelumnya sudah menimbulkan gejala pre eklampsia. (Ong Tjandra & John 2008 ) Eklampsia termasuk kejang dan koma yang terjadi selama kehamilan. Menjelang kejang – kejang dapat didahului dengan gejalanya : · Nyeri kepala di daerah frontal · Nyeri epigastrium · Penglihatan semakin kabur · Adanya mual muntah · Pemeriksaan menunjukkan hiperrefleksia atau mudah teransang. Kemudian dengan teori iskemia implantasi plasenta juga dapat terjadi berbagai gejalanya eklampsia yaitu : 1. Kenaikan tekanan darah 2. Pengeluaran protein dalam urine

eklamsia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

eklamsia

Citation preview

eklampsiaA.PengertianEklampsia berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti halilintar karena gejala eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan. Eklampsia juga disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari kehamilan , ditandai dengan munculnya kejang tonik - klonik , biasanya pada pasien yang telah menderita preeklampsia . (Preeklamsia dan eklampsia secara kolektif disebutgangguan hipertensi kehamilan dantoksemia kehamilan.) Prawiroharjo 2005.

Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan atau masa nifas yang di tandai dengan kejang ( bukan timbul akibat kelainan saraf ) dan atau koma dimana sebelumnya sudah menimbulkan gejala pre eklampsia. (Ong Tjandra & John 2008 )

Eklampsia termasuk kejang dan koma yang terjadi selama kehamilan. Menjelang kejang kejang dapat didahului dengan gejalanya :Nyeri kepala di daerah frontalNyeri epigastriumPenglihatan semakin kaburAdanya mual muntahPemeriksaan menunjukkan hiperrefleksia atau mudah teransang.

Kemudiandengan teori iskemia implantasi plasenta juga dapat terjadi berbagai gejalanya eklampsia yaitu :1.Kenaikan tekanan darah2.Pengeluaran protein dalam urine3.Edema kaki, tangan sampai muka4.Terjadinya gejala subjektif :

Sakit kepalaPenglihatan kaburNyeri pada epigastriumSesak nafasBerkurangnya pengeluaran urine5.Menurunnya kesadaran wanita hamil sampai koma6.Terjadinya kejang

Pada pemeriksaan darah kehamilan normal terdapat peningkatan angiontensin, renin dan aldosteron sebagai kompensasi sehingga peredaran darah dan metabolisme dapat berlangsung. Pada eklampsia maka terjadi penurunan angiotensin, renin dan aldosteron tetapi dapat dijumpai edema, hipertensi dan proteinuria.Berdasarkan waktu terjadinya eklampsia dapat di bagi :1.Eklampsia gravidarumKejadian 50% sampai 60 %Serangan terjadi dalam keadaan hamil2.Eklampsia parturientumKejadian sekitar 30 % sampai 50 %Saat sedang inpartuBatas dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan terutama saat mulai inpartu3.Eklampsia puerperiumKejadian jarang 10 %Terjadi serangan kejang atau koma seletah persalinan berakhir

Kejang kejang pada eklampsia terdiri dari 4 tingkat :1.Tingkat awal atau auraBerlangsung 30 35 detikTangan dan kelopak mata gemetarMata terbuka dengan pandangan kosongKepala di putar ke kanan atau ke kiri

2.Tingkat kejang tonikBerlangsung sekitar 30 detikSeluruh tubuh kaku : wajah kaku, pernafasan berhenti, dapat diikuti sianosis, tangan menggenggam, kaki di putar kedalam, lidah dapat tergigit.

3.Tingkat kejang klonikBerlangsung 1 sampai 2 menitKejang tonik berubah menjadi kejang klonikKonsentrasi otot berlangsung cepatMulut terbuka tertutup dan lidah dapat tergigit sampai putusMata melototMulut berbuihMuka terjadi kongesti dan tampak sianosisPenderita dapat jatuh, menimbulkan trauma tambahan

4.Tingkat komaSetelah kejang klonik berhenti penderita menarik nafasDiikuti,yang lamanya bervariasiSelama terjadi kejang kejang dapat terjadi suhu naik mencapai 40 c, nadi bertambah cepat, dan tekanan darah meningkat.Kejang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu dan janin.1.Komplikasi ibu :Dapat menimbulkan sianosisAspirasi air ludah menambah gangguan fungsi paruTekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan jantung mendadakLidah dapat tergigitJatuh dari tempat tidur menyebabkan fraktura dan luka lukaGangguan fungsi ginjalPerdarahanGangguan fungsi hati dan menimbulkan ikhterus

2.Komplikasi janin dalam rahim :Asfiksia mendadakSolusio plasentaPersalinan prematuritas

Berbagai faktor yang mempengaruhi eklampsia :Jumlah primigravida terutama primigravida mudaDistensi rahim berlebihan yaitu hidramnoin, hamil ganda dan mola hidatosaAdanya penyakit yang menyertai kehamilan yaitu diabetes mellitus, kegemukanJumlah umur ibu di atas 35 tahun

Patofisiologi eklampsiaKenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan dalam ruang interstitial. Bahwa pada eklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang tinggi dari pada kehamilan normal. Aldosteron penting untuk mempertahankan volume plasma dan mengatur retensi air dan natrium. Serta pada eklampsia permeabilitas pembuluh darah terhadap protein meningkat.

Pada plasenta dan uterus terjadi penurunan aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Pada hipertensi pertumbuhan janin terganggu sehingga terjadi gawat-janin sampai menyebabkan kematian karena kekurangan oksigenisasi. Kenaikan tonus uterus dan kepekaan terhadap perangsangan sering terjadi pada eklampsia, sehingga mudah terjadi partus prematurus.

Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke dalam ginjal menurun, sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus berkurang. Kelainan pada ginjal yang penting ialah dalam hubungan dengan proteinuria dan mungkin dengan retensi garam dan air. Mekanisme retensi garam dan air akibat perubahan dalam perbandingan antara tingkat filtrasi glomelurus dan tingkat penyerapan kembali oleh tubulus. Pada kehamilan normal penyerapan ini meningkat sesuai dengan kenaikan filtrasi glomerulus. Penurunan filtrasi glomelurus akibat spasmus arteriolus ginjal menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerulus menurun, yang menyebabkan retensi garam dan retensi air. Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal, sehingga menyebabkan diuresis turun pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria atau anuria.

Pada retina tampak edema retina, spasmus setempat atau menyeluruh pada beberapa arteri jarang terlihat perdarahan atau eksudat. Pelepasan retina disebabkan oleh edema intraokuler dan merupakan indikasi untuk pengakhiran kehamilan . Setelah persalinan berakhir, retina melekat lagi dalam 2 hari sampai 2 bulan. Skotoma, diplopia, dan ambiliopia merupakan gejala yang menunjukkan akan terjadinya eklampsia. Keadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam retina.

Edema paru-paru merupakan sebab utama kematian penderita eklampsia. Komplikasi disebabkan oleh dekompensasio kordis kiri. Perubahan pada otak bahwa resistensi pembuluh darah dalam otak pada hipertensi dalam kehamilan lebih tinggi pada eklampsia. Sehingga aliran darah ke otak dan pemakaian oksigen pada eklampsia akan menurun.

Metabaolisme dan elektrolit yaitu hemokonsentrasi yang menyertai eklampsia sebabnya terjadi pergeseran cairan dan ruang intravaskuler ke ruang interstisial. Kejadian ini, diikuti oleh kenaikan hematokrit, peningkatan protein serum, dan bertambahnya edema, menyebabkan volume darah berkurang, viskositet darah meningkat, waktu peredaran darah tepi lebih lama. Karena itu, aliran darah ke jaringan diberbagai bagian tubuh berkurang akibatnya hipoksia. Dengan perbaikan keadaan, hemokonsentrasi berkurang, sehingga turunnya hematokrit dapat dipakai sebagai ukuran perbaikan keadaan penyakit dan berhasilnya pengobatan.

Pada eklampsia, kejang dapat menyebabkan kadar gula darah naik untuk sementara. Asidum laktikum dan asam organik lain naik, dan bikarbonas natrikus, sehingga menyebabkan cadangan alkali turun. Setelah kejang, zat organik dioksidasi sehingga natrium dilepaskan untuk dapat bereaksi dengan asam karbonik menjadi bikarbaonas natrikus. Dengan demikian, cadangan alkali dapat pulih kembali. Pada kehamilan cukup bulan kadar fibrinogen meningkat. Waktu pembekuan lebih pendek dan kadang-kadang ditemukan kurang dari 1 menit pada eklampsia.

Komplikasi eklampsiaKomplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin, usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita pre eklampsia dan eklampsia. Komplikasi yang tersebut di bawah ini biasanya terjadi pada pre eklampsia berat dan eklampsia :1.Solusio plasentaKarena adanya takanan darah tinggi, maka pembuluh darah dapat mudah pecah, sehingga terjadi hematom retropalsenta yang dapat menyebabkan sebagian plasenta dapat terlepas.2.HipofibrinogenemiaAdanya kekurangan fibrinogen yang beredar dalam darah , biasanya di bawah 100 mg persen. Sehinggapemeriksaan kadar fibrinogen harus secara berkala.3.HemolisisKerusakan atau penghancuran sel darah merahkarena gangguan integritas membran sel darahmerah yang menyebabkan pelepasan hemoglobin.Menunjukkan gejala klinik hemolisis yang dikenal karena ikterus.4.Perdarahan otakKomplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal pada penderita eklampsia.5.Kelainan mataKehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai seminggu. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina yang merupakan tanda gawat akan terjadinya apopleksia serebri.6.Edema paru paru7.Nekrosis hatiNekrosis periportal hati pada eklampsia merupakan akibat vasopasmus arteriol umum. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.

8.Sindroma HELLPMerupakan suatu kerusakan multisistem dengan tanda-tanda : hemolisis, peningkatan enzim hati, dan trombositopenia yang diakibatkan disfungsi endotel sistemik. Sindroma HELLP dapat timbul pada pertengahan kehamilan trimester dua sampai beberapa hari setelah melahirkan.9.Kelainan ginjalKelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel endotelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria sampai gagal ginjal.10.Kopmlikasi lain yaitu lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh akibat kejang - kejang pneumonia aspirasi, dan DIC.11.Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra uterin

Penanganan eklampsiaTujuan utama penanganan eklampsia adalah menghentikan berulangnya serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan. Penanganan yang dilakukan :Beri obat anti konvulsanPerlengkapan untuk penanganan kejangLindungi pasien dari kemungkinan traumaaspirasi mulut dan tenggorokanbaringkan pasien pada sisi kiriposisikan secar trandelenburg untuk mengurangi resiko aspirasiberikan oksigen 4 6 liter / menit.

I.Pengobatan eklampsiaEklampsia merupakan gawat darurat kebidanan yang memerlukan pengobatan di rumah sakit untuk memberikan pertolongan yang adekuat.Konsep pengobatannya :a.Menghindari terjadinya :Kejang berulangMengurangi komaMeningkatkan jumlah dieresisb.Perjalanan kerumah sakit dapat diberikan :Obat penenang dengan injeksikan 20 mgr valiumPasang infuse glukosa 5 % dan dapat di tambah dengan valium 10 sampai 20 mgrc.Sertai petugas untuk memberikan pertolongan:Hindari gigitan lidah dengan memasang spatel pada lidahLakukan resusitasi untuk melapangkan nafas dan berikan O2Hindari terjadinya trauma tambahan

Perawatan kolaborasi yang dilaksanakan dirumah sakit sebagai berikut :1.Kamar isolasi-Hindari rangsangan dari luar sinar dan keributan- Kurangi penerimaan kunjungan untuk pasien- Perawat pasien dengan jumlahnya terbatas

2.Pengobatan medisBanyakpengobatan untuk menghindari kejang yang berkelanjutan dan meningkatkan vitalitas janin dalam kandungan. Dengan pemberian :- Sistem stroganof- Sodium pentothal dapat menghilangkan kejang- Magnesium sulfat dengan efek menurunkan tekanan darah , mengurangi sensitivitas saraf pada sinapsis, meningkatkan deuresis dan mematahkan sirkulasi iskemia plasenta sehingga menurunkan gejala klinis eklampsia.- Diazepam atau valium-Litik koktil

3.Pemilihan metode persalinanPilihan pervaginam diutamakan :-Dapat didahului dengan induksi persalinan- Bahaya persalinan ringan- Bila memenuhi syarat dapat dilakukan dengan memecahkan ketuban, mempercepat pembukaan, dan tindakan curam untuk mempercepat kala pengeluaran.- Persalinan plasenta dapat dipercepat dengan manual- Menghindari perdarahan dengan diberikan uterotonika

Pertimbangan seksio sesarea :-Gagal induksi persalinan pervaginam- Gagal pengobatan konservatif

Pencegahan eklampsiaPada umumnya timbulnya eklampsia dapat dicegah atau frekuensinyadi kurangi. Usaha usaha untuk menurunkan eklampsia terdiri atas meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar semua wanita haiml memeriksa diri sejak hamil muda, mencari pada tiap pemeriksaan tanda tanda pre eklampsia dan mengobatinya segera apabila ditemukan, mengakhiri kehamilan sedapatnya pada kehamilan 37 minggu ke atas apabila dirawat tanda tanda pre eklampsia tidak juga dapat hilang. ( Hanifa dalam Prawiroharjo, 2005 )