Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
92
PENGARUH MODAL KERJA BERSIH, ARUS KAS OPERASI DAN
BEBAN BUNGA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
1*Haekal Amin, 2Juanda
1,2)Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala
1e-mail: [email protected]
Abstract: This study aims to determine the effect of net working capital, operating cash flow, and
interest expense on company’s value in consumer goods industry companies listed on the Indonesia
Stock Exchange (IDX). This study uses panel data with 19 consumer goods industry companies listed
on the Indonesia Stock Exchange (IDX) from the 2014-2018 period. The analytical method used is
multiple regression analysis with random effect models. Partially the results of the study show that net
working capital has a negative and significant effect on company’s value, operating cashflow has
positive and significant effect on company’s value, and interest expense has no effect on positive
direction on company’s value on consumer goods industry companies in Indonesia. In this study, all
independent variables were tested simultaneously on the dependent variable with the result that there
was a significant effect between the independent variables and the dependent variable. Keywords: Net Working Capital, Operating Cashflow, Interest Expense, and Company’s Value.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Modal Kerja Bersih, Arus Kas Operasi,
dan Beban Bunga Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Tercatat
di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan data panel dengan 19 perusahaan Industri
Barang Konsumsi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari periode 2014-2018. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan model random effect. Secara parsial
hasil penelitian menunjukkan bahwa modal kerja bersih berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan, arus kas operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dan
beban bunga tidak berpengaruh dengan arah positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan industri
barang konsumsi di Indonesia. Pada penelitian ini juga dilakukan uji secara simultan seluruh variabel
independen terhadap variabel dependen dengan hasil terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen dan variabel dependen. Kata Kunci: Modal Kerja Bersih, Arus Kas Operasi, Beban Bunga, dan Nilai Perusahaan
PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan salah satu
aspek terpenting dalam perkembangan
perekonomian Indonesia. Terdapat dua
pihak di dalam pasar modal, pertama
investor yang ingin berinvestasi dengan
mengharapkan imbal hasil dan kedua
perusahaan yang membutuhkan dana untuk
melancarkan produksinya. Seiring
bertambahnya investor pada pasar modal,
emiten-emiten di pasar modal diharapkan
dapat memberikan hasil yang lebih baik
setiap tahunnya, salah satunya dengan cara
memaksimalkan kekayaan pemegang
saham, yaitu investor. Ada beberapa tujuan
berdiri sebuah perusahaan di antaranya
mencapai keuntungan yang maksimal,
menyejahterakan pemegang saham dan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
93
memaksimalkan nilai perusahaan yang bisa
tercermin pada harga saham perusahaan.
Tujuan jangka panjang perusahaan adalah
meningkatkan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan merupakan harga yang bersedia
dibayarkan oleh pembeli apabila
perusahaan dijual (Husnan, 2008).
Salah satu pembentuk nilai
perusahaan adalah manajemen modal kerja.
Manajemen modal kerja yang dikelola
dengan baik oleh manajemen perusahaan
dapat meningkatkan profitabilitas dan
meningkatkan nilai perusahaan (Le, 2018).
Banyak hasil penelitian tentang
manajemen modal kerja berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan seperti
Wasiuzzaman (2015), dan deloof (2003).
Namun perubahan modal kerja bersih
(Tabel 2) jika dikaitkan dengan nilai
perusahaan (Tabel 1) menunjukkan bahwa
peningkatan dan penurunan modal kerja
bersih diikuti dengan peningkatan dan
penurunan MTB. Namun berbeda dengan
yang terjadi pada PT Gudang Garam Tbk
pada tahun 2017-2018. Fenomena yang
terlihat ialah saat Modal Kerja Bersih PT
Gudang Garam Tbk menurun, tidak diikuti
dengan peningkatan nilai MTB perusahaan
tersebut.
Selain modal kerja bersih, nilai
perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh
arus kas operasi. Aktivitas operasi adalah
aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan
pendanaan, umumnya berasal dari transaksi
dan peristiwa lain yang mempengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih, dan
merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasi perusahaan dapat
menghasilkan kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar
dividen dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan dari
luar (Martani, 2012).
Tabel 1. Tabel market to book ratio 4 perusahaan industri barang konsumsi Market to Book ratio
Tahun GGRM ICBP ULTJ TSPC
2014 3.51 2.53 4.74 3.11
2015 2.78 2.39 1.01 1.81
2016 3.1 2.7 0.94 1.91
2017 3.82 5.1 3.56 1.59
2018 3.56 5.36 3.26 1.15
Tabel 2. Tabel modal kerja bersih 4 perusahaan industri barang konsumsi Modal Kerja Bersih
Tahun GGRM ICBP ULTJ TSPC
2014 0.606 0.1082 0.2493 0.1921
2015 0.574 0.1338 0.2316 0.1362
2016 0.611 0.1432 0.1945 0.1722
2017 0.583 0.1337 0.1258 0.1758
2018 0.566 0.1505 0.1686 0.1781
Sumber: www.idx.co.id (data diolah, 2019)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
94
Tabel 3. Tabel Arus Kas Operasi 4 Perusahaan Industri Barang Konsumsi
Arus Kas Operasi
Tahun GGRM ICBP ULTJ TSPC
2014 0.025 0.12 0.032 0.068
2015 0.045 0.11 0.15 0.095
2016 0.09 0.13 0.16 0.053
2017 0.098 0.14 0.22 0.056
2018 0.11 0.12 0.1 0.038
Tabel 4. Tabel Beban Bunga 4 Perusahaan Industri Barang Konsumsi
Beban Bunga
Tahun GGRM ICBP ULTJ TSPC
2014 0.022 0.08 0.00099 0.00174
2015 0.024 0.0095 0.00065 0.00091
2016 0.019 0.0061 0.00048 0.00115
2017 0.011 0.004 0.00029 0.00317
2018 0.009 0.0043 0.00022 0.00358
Sumber: www.idx.co.id (data diolah, 2019)
Teori sinyal mengemukakan tentang
bagaimana seharusnya sebuah perusahaan
memberikan sinyal kepada pengguna
laporan keuangan. Sinyal ini berupa
informasi mengenai apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik. Apabila
laba yang dilaporkan oleh perusahaan
meningkat maka informasi tersebut dapat
dikategorikan sebagai sinyal baik karena
mengindikasikan kondisi perusahaan yang
baik. Sebaliknya apabila laba yang
dilaporkan menurun maka perusahaan
berada dalam kondisi tidak baik sehingga
dianggap sebagai sinyal yang jelek
(Brigham dan Houston, 2013).
Perubahaan arus kas operasi (Tabel
3) jika dikaitkan dengan nilai perusahaan
(Tabel 1), terlihat bahwa peningkatan arus
kas operasi dari tahun ketahunnya diikuti
dengan peningkatan MTB. Namun pada
beberapa tahun, saat adanya peningkatan
arus kas operasi, MTB perusahaan tersebut
justru mengalami penurunan. Hal ini bisa
terlihat pada PT Ultra Jaya Milk Industry
Tbk, peningkatan arus kas operasi
perusahaan tidak diikuti dengan
peningkatan nilai MTB.
Faktor lain yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan yaitu beban
bunga. Di mana Le (2018) mengatakan
bahwa beban bunga berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Berdasarkan pecking
order theory yang menyatakan bahwa
perusahaan lebih menyukai pendanaan
internal untuk sumber pembiayaan, mereka
hanya akan menggunakan pembiayaan
eksternal jika dana internal tidak cukup
(Karadeniz et. al. 2011). Harjito (2011)
mengemukakan bahwa asymmetric
information merupakan kekuatan yang
didorong oleh pecking order theory yang
banyak terjadi di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia.
Menurut Orientanti (2014)
pendanaan melalui utang juga dapat
memberikan risiko keuangan (financial
risk), yaitu tambahan risiko yang
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
95
dibebankan para pemegang saham biasa
sebagai akibat dari keputusan untuk
melakukan pendanaan melalui utang.
Kegagalan membayar pokok hutang dan
bunga biasanya menyebabkan proses
hukum di mana pemegang saham mungkin
kehilangan kendali atas perusahaan dan
sebagian atau seluruh investasi mereka.
Semakin besar proporsi utang pada struktur
modal perusahaan, maka semakin tinggi
beban tetap dan komitmen pembayaran
kembali yang ditimbulkan. Kemungkinan
perusahaan tidak mampu membayar bunga
dan pokok pinjaman saat jatuh tempo dan
kemungkinan kerugian kreditor juga
meningkat.
Perubahan beban bunga (Tabel 4)
jika dikaitkan dengan nilai perusahaan
(Tabel 1), terlihat bahwa kecenderungan
peningkatan atau penurunan beban bunga
dari tahun ke tahun diikuti dengan
peningkatan atau penurunan MTB. Namun
perbedaan yang paling tampak ada pada PT
Ultrajaya Milk Industry Tbk. tahun 2015-
2016 dimana penurunan beban bunga PT
Ultrajaya Milk Industry Tbk tidak diikuti
dengan peningkatan nilai MTB perusahaan.
Menurut Amalia (2015), dalam
kajian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu
modal kerja bersih, profitabilitas,
pertumbuhan perusahaan, biaya bunga,
likuiditas, ukuran perusahaan, dan news
atau rumors. Penelitian ini menguji
hubungan nilai perusahaan (MTB)
berdasarkan teori siklus konversi kas
menggunakan variabel modal kerja bersih,
berdasarkan teori sinyal menggunakan
variabel arus kas operasi, dan berdasarkan
pecking order theory menggunakan variabel
beban bunga yang dilakukan di BEI.
Temuan data lapangan yang sifatnya
inkonsisten antara nilai perusahaan dengan
variabel yang mempengaruhi nilai
perusahaan belum dapat menentukan
keterkaitan dan arah hubungan masing-
masing variabel. Secara khusus penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
secara parsial dan simultan dari variabel
modal kerja bersih, arus kas operasi, dan
beban bunga dalam mempengaruhi nilai
perusahaan pada perusahaan industri barang
konsumsi yang tercatat di BEI.
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Teori Siklus konversi kas fokus
pada lamanya waktu antara saat perusahaan
melakukan pembayaran dan saat menerima
arus kas masuk (Brigham dan Daves, 2007),
yaitu pengertian sebagai manajemen harian
aktiva lancar dan kewajiban lancar yang
dipraktekkan guna keberhasilan operasional
perusahaan. Siklus konversi kas yang lebih
kecil atau lebih pendek harinya dinilai lebih
baik. Hal tersebut juga berarti bahwa kas
perusahaan tertanam dalam inventaris untuk
waktu yang lebih singkat. Dengan kata lain,
perusahaan dengan siklus konversi kas kecil
dapat membeli inventaris, menjualnya, dan
menerima uang tunai dari pelanggan dalam
waktu yang lebih singkat, artinya adanya
pengaruh negatif modal kerja bersih yang
berlebihan dengan nilai perusahaan
(Hidayat, 2019). Beberapa penelitian
empiris yang dilakukan oleh Wasiuzzaman
(2015) di Malaysia, dan Deloof (2003)
menemukan pengaruh negatif antara modal
kerja bersih dengan nilai perusahaan.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
96
H1: Modal kerja bersih berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan.
Menurut teori sinyal maka arus kas
operasi memiliki hubungan positif dengan
nilai perusahaan yang disebabkan karena
Laporan arus kas dapat dijadikan informasi
alternatif dalam menilai kinerja dan prospek
perusahaan, pada saat laba mempunyai
peluang besar untuk tersentuh praktek
manipulasi. Jika melihat pentingnya
pelaporan arus kas diharapkan akan
bereaksi oleh pasar (Meythi dan Hartono,
2012). Apabila laba yang dilaporkan positif
maka investor akan mnganggap adanya
sinyal positif bagi perusahaan. Beberapa
penelitian empiris yang dilakukan oleh
Puspitasari (2010), dan Dayanti (2015) di
Indonesia menemukan pengaruh positif
antara arus kas operasi dengan nilai
perusahaan.
H2: Arus kas operasi berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
Dalam teori trade-off maka beban
bunga memiliki hubungan positif dengan
nilai perusahaan, karena perusahaan yang
lebih besar lebih terdiversifikasi dan
memiliki kemungkinan lebih rendah
mengalami kesulitan keuangan. Biaya
kebangkrutan yang lebih rendah
memungkinkan perusahaan besar
mengambil keuntungan dari leverage
(Karadeniz et al., 2009). Sementara
menurut teori pecking order bahwa beban
bunga dengan nilai perusahaan
menunjukkan hubungan negatif karena
keputusan menambah hutang yang sangat
besar dapat menimbulkan dampak
penurunan harga saham. Dengan demikian,
penggunaan hutang oleh perusahaan
menjadi tidak menarik jika perusahaan
harus menanggung biaya keagenan, biaya
kebangkrutan serta biaya bunga yang dapat
menyebabkan nilai perusahaan turun
(Orientanti, 2014). Beberapa penelitian
empiris yang dilakukan oleh Orientanti
(2014) di Indonesia, dan Le (2018) yang
menemukan pengaruh negatif antara beban
bunga dengan nilai perusahaan.
H3: Beban bunga berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan penelitian Taufik
(2013), current ratio yang mempunyai
hubungan negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan, sedangkan variabel quick
ratio, inventory turnover, receivable
turnover, net working capital turnover tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil uji F menunjukkan bahwa semua
variabel tidak memberikan pengaruh
terhadap nilai perusahaan, begitu juga
dengan hasil penelitian Warouw (2016),
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
linier antara variabel bebas (perputaran
modal kerja dan profitabilitas) dengan
variabel tidak bebas (nilai perusahaan)
secara simultan. Sedangkan penelitian
Alvianto (2018), memiliki hasil yang
menunjukkan bahwa variabel debt to equity
ratio, growth dan return on equity
berpengaruh secara simultan terhadap nilai
perusahaan.
H4: Modal kerja bersih, arus kas operasi dan
beban bunga secara simultan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
97
Gambar 1. Model Kerangka Teoretis Penelitian
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Penelitian dilakukan pada
perusahaan industri barang konsumsi di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-
2018. Metode penarikan sampel pada
penelitian ini adalah purposive sampling,
dengan kriteria perusahaan tidak mengalami
kerugian selama periode pengamatan.
Terdapat 19 perusahaan dan 95 observasi.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data
panel (pooled data) yang bersumber dari
data sekunder, diperoleh dari website resmi
perusahaan, IDN Financials dan Bursa Efek
Indonesia.
Metode Analisis
Metode analisis pada penelitian
menggunakan GLS (Ordinary Least
Square) dengan mengunakan alat analisis
eviews, untuk menganalisis pengaruh
modal kerja bersih, arus kas operasi, dan
beban bunga terhadap nilai perusahaan.
Sebelumnya data panel dilakukan estimasi
model untuk mengetahui model data panel
terbaik antara common effect, fixed effect
atau random effect. Selanjutnya model
dilakukan uji asumsi klasik untuk
mendapatkan model estimasi yang baik
(Gujarati, 2013). Adapun persamaan model
regresi dalam penrlitian ini adalah:
Yit = β0 + β1MKBit + β2AKOit + β3BBAit+ εit
Dimana :
Yi,t : Nilai Perusahaan
β0 : Konstanta
β1 β2 β3 β4 : Koefisien Regresi
MKB : Modal Kerja Bersih
AKO : Arus Kas Operasi
BBA : Beban Bunga
ε : Error term
Variabel Operasional
Penelitian ini menggunakan dua
jenis variabel yaitu variabel dependen dan
independen:
1. Varibel dependen:
- Nilai Perusahaan. Menurut Le
(2018) rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai perusahaan
dengan menggunakan rasio MTB
(Market-to-Book). Market to book
ratio merupakan perbandingan total
kapitalisasi pasar dengan ekuitas
perusahaan, pengukuran ini melihat
persentase harga saham dari suatu
perusahaan dibandingkan seluruh
Arus Kas Operasi
Beban Bunga
Nilai Perusahaan
H1
Modal Kerja Bersih
H2
H3
H4
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
98
ekuitas yang dimiliki perusahaan,
pengukuran rasio market to book
yaitu sebagai berikut (Le, 2018):
𝑀𝑇𝐵 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢
2. Variabel indenden:
- Modal Kerja Bersih. Pengukuran
menggunakan net working capital
atau modal kerja bersih dimana
perbandingan aset lancar dikurangi
hasil dari utang usaha ditambah
akrual dengan total aset perusahaan,
penggunaan proksi ini digunakan
untuk melihat tingkat penggunaan
aset lancar dari aset yang dimiliki,
proksi ini menggunakan rumus yaitu
(Brigham dan Houston, 2007).
𝑁𝑊𝐶 =𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − (𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 + 𝐴𝑘𝑟𝑢𝑎𝑙)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
- Arus Kas Operasi. Pengukuran dari
cash flow from operating atau arus
kas operasi adalah hasil
perbandingan dari arus kas operasi
terhadap pendapatan perusahaan,
dimana pengukuran ini melihat
berapa tingkat arus kas operasi yang
dimiliki perusahaan dari pendapatan
yang dihasilkan oleh perusahaan,
pengukuran ini akan menggunakan
rumus yaitu (Le, 2018).
CFO= 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
- Beban Bunga. Pengukuran dari
Beban Bunga atau Interest Expense
yaitu perbandingan total
pembayaran bunga utang dengan
jumlah aset yang dimiliki
perusahaan, pengukuran ini melihat
persentase pembayaran beban bunga
dari aset yang dimiliki oleh
perusahaan, proksi ini menggunakan
rumus yaitu (Le, 2018).
𝐼𝑁𝑇 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, maksimum dan minimum. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran
mengenai distribusi dan perilaku data
sampel tersebut (Ghozali, 2018). Pada
Tabel 5. dapat dilihat hasil pengujian
statistik deskriptif, rata-rata nilai
perusahaan sebesar 2,912922 dengan nilai
maksimum sebesar 8,924162. Variabel nilai
perusahaan memiliki distribusi data yang
baik. Hal ini karena nilai rata-rata lebih
besar dibandingkan dengan nilai standar
deviasi sebesar 2,078118. Nilai rata-ratanya
sebesar 2,912922 menunjukkan bahwa rata-
rata harga saham perusahaan relatif lebih
tinggi dari nilai ekuitasnya. Hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata market to book
ratio lebih besar dari 100% atau 1 kali nilai
ekuitas perusahaan tepatnya 2,91 kali. Pada
variabel modal kerja bersih memiliki nilai
minimum sebesar 0,133326, dan nilai
maksimum sebesar 0,813021 dengan rata-
rata (mean) yang dihasilkan sebesar
0,445196. Variabel ini memiliki distribusi
data yang baik, karena nilai rata-rata
profitabilitas lebih besar daripada nilai
standar deviasi sebesar 0,139879.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
99
Tabel 5 Statistik Deskriptif
Variabel N Mean Median Maximum Minimum Std. Dev.
Nilai Perusahaan 95 2.912922 2.742092 8.924162 0.256446 2.078118
Modal Kerja Bersih 95 0.445196 0.426883 0.813021 0.133326 0.139879
Arus Kas Operasi 95 0.085709 0.080875 0.306297 -0.053578 0.065393
Beban Bunga 95 0.016666 0.015778 0.050406 0,0000191 0.012863
Sumber: Output Eviews 9.0, 2020
Nilai rata-rata modal kerja bersih pada
perusahaan industri barang konsumsi
menunjukkan bahwa kemampuan
menggunakam modal kerja bersih untuk
menjalankan usahanya hampir setengah dari
nilai aset yaitu sebesar 0,445196. Nilai
paling tinggi profitabilitas perusahaan
industri barang konsumsi yang pernah
dihasilkan selama lima tahun pengamatan
sebesar 0,813021.
Pada tabel di atas, variabel arus kas
operasi memiliki nilai minimum sebesar -
0,053578, nilai maksimum sebesar
0,306297 dengan nilai rata-rata sebesar
0,085709. Variabel ini memiliki distribusi
data yang baik ditandai dengan besarnya
nilai rata-rata daripada nilai standar deviasi
sebesar 0,065393. Dari nilai rata-rata arus
kas operasi dapat disimpulkan bahwa
perusahaan-perusahaan industri barang
konsumsi memiliki arus kas yang sangat
rendah di mana hanya 8,5% dari pendapatan
yang diterima oleh perusahaan. Arus kas
operasi paling rendah ada pada angka -5,3%
artinya adanya perusahaan memiliki arus
kas operasi minus (pembayaran lebih besar
daripada penerimaan dalam aktivitas
operasi) yang dan arus kas operas
tertingginya ada pada 30,62% selama 5
tahun periode penelitian ini.
Berdasarkan pengujian data statistik
deskriptif dari variabel beban bunga yang
memiliki nilai minimum sebesar 0,0000191
dan nilai maksimum sebesar 0,050406
dengan nilai rata-rata ada pada angka
0,016666. Dilihat dari pendistribusiannya,
terdistribusi secara baik karena nilai mean
lebih besar dari pada nilai standar deviasi
sebesar 0,012863. Berdasarkan nilai mean
pada variabel ini terlihat bahwa beban
keuangan yang harus dikeluarkan untuk
membiayai utang tergolong sangat kecil bila
dibandingkan dengan asetnya, di mana rata-
rata perusahaan hanya membayar bunga
1,66% dari total harga seluruh aset
perusahaan. Pembayaran beban bunga
terbesar adalah sebesar 5,04% dari total
asetnya dan terkecil sebesar 0,0000191 dari
jumlah asetnya selama periode penelitian
ini berlangsung.
Pengujian Model
Sebelum melakukan uji regresi
model, dilakukan pengujian model untuk
menentukan model terbaik dalam
penelitian ini. Pengujian model dilakukan
menggunakan Uji Chow, Uji Hausman, dan
Uji Lagrange Multiplier. Hasil uji metode
tersebut dapat dilihat dalam tabel 6.
Tabel 6 hasil uji Chow
menunjukkan nilai prob cross-section F P <
0.05, sehingga lebih memilih fixed effect
model dibandingkan common effect.
Selanjutnya dilakukan uji Hausman. Hasil
uji Hausman dapat dilihat pada Tabel 7.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
100
Tabel 6 Uji Chow
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 16.946467 (18,73) 0.0000
Cross-section Chi-square 156.230452 18 0.0000
Tabel 7 Uji Hausman Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 4.562023 3 0.2068
Tabel 8 Uji LM
Test Hypothesis
Cross-section time both
Cross-section random 96.98105 0.329675 97.31072
(0.0000) (0.5659) (0.0000)
Sumber: Output Eviews 9.0, 2020
Tabel 7 hasil uji Hausman
menunjukkan nilai prob > 0,05. Hal ini
menunjukkan random effect model
dianggap lebih baik dibandingkan dengan
fixed effect model. Selanjutnya dilakukan uji
Lagrange Multiplier. Hasil uji LM dapat
dilihat pada tabel 8. Tabel 8 hasil uji LM
menunjukkan nilai prob < 0,05. Hal ini
menunjukkan random effect model
dianggap lebih baik dibandingkan dengan
common effect model. Dengan demikian
model terbaik yang dipilih adalah random
effect model.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk
memastikan bahwa data penelitian
berdistribusi normal, tidak terdapat
multikolinearitas, tidak terdapat
heteroskedastisitas, dan tidak terdapat
atokorelasi. Apabila model telah lulus uji
asumsi klasik maka model akan
memberikan hasil BLUE (Best Linear
Unbiased Estimator) (Gujarati, 2013).
Uji normalitas data menggunakan
uji Jarque Bera. hasil pengujian normalitas
menggunakan fixed effect model, dapat
disimpulkan bahwa nilai residual dari
persamaan terdistribusi normal. Hal ini
dapat lihat dari nilai probabilitas JB
0,143083 > 0,05. Dengan demikian, asumsi
data berdistribusi dengan normal., hasil uji
normalitas ditunjukkan pada Gambar 2.
Uji multikolinearitas menunjukkan
bahwa matriks korelasi antara variabel
profitabilitas, struktur aktiva, ukuran
perusahaan dan likuiditas dibawah 0.90
(Ghozali, 2013). sehingga tidak terjadi
gejala multikolinearitas pada data variabel
independen yang akan dilakukan penelitian.
Hasil uji multikolineartitas dapat dilihat
pada tabel 9.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
101
0
2
4
6
8
10
12
14
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
Series: Standardized Residuals
Sample 2014 2018Observations 95
Mean 2.13e-15
Median -0.439058Maximum 6.115296
Minimum -3.805663Std. Dev. 2.084145
Skewness 0.465707Kurtosis 2.661077
Jarque-Bera 3.888665Probability 0.143083
Gambar 2. Uji Normalitas
Tabel 9 Uji Multikolineaitas PROF TANG SIZE
MKB 1.000000 -0.061728 -0.301397
AKO -0.061728 1.000000 -0.301839
BBA -0.301397 -0.301839 1.000000
Tabel 10 Uji heteroskedastisitas
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.726419 0.731201 3.728685 0.0003
MKB -2.371699 1.235906 -1.918996 0.0581
AKO -0.028533 2.009304 -0.014201 0.9887
BBA 3.549308 13.41411 0.264595 0.7919
Sumber: Output Eviews 9.0, 2020.
Uji heteroskedatisitas menggunakan uji
Glejser yaitu meregresi absolut residual
dengan variabel independen, apabila nilai
prob. > 0.05 menunjukkan maka data
bersifat homoskedastik atau tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2018). Hasil uji
heteroskedastisitas ditunjukkan pada tabel
10. Tabel 6. menunjukkan nilai probabilitas
setiap variabel independen > 0,05, sehingga
data terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
Pengujian asumsi klasik yang
terakhir adalah uji autokorelasi, penelitian
ini menggunakan nilai Durbin Watson.
Diketahui nilai dL sebesar 1,6015 dan dU
sebesar 1.7316. Data yang bebas dari gejala
autokorelasi apabila dU < DW < 4-dU
(Gujarati, 2004). Penelitian ini memiliki
nilai Durbin Watson sebesar 1,059080, hal
ini menunjukkan data mengalami masalah
autokorelasi positif karena DW < dL yang
mempunyai nilai sebesar 1,6015.
Pada penelitian terdapat masalah
heteroskedastisitas dan autokorelasi, akan
tetapi dikarenakan penelitian menggunakan
random effect model yang berarti
menggunakan model regresi GLS Weight
cross-section. GLS mengambil informasi
semacam itu secara eksplisit dan oleh
karenanya mampu memproduksi BLUE
(Best Linear Unbiased Estimator) (Gujarati,
2009). Maka model ini dianggap dapat
mengatasi masalah-masalah pada pengujian
asumsi klasik. GLS adalah OLS pada
variabel yang telah ditransformasikan yang
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
102
Tabel 11. Hasil Pengujian Regresi Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 4.006629 1.098153 3.648516 0.0004
MKB -3.989898 1.833903 -2.175632 0.0322
AKO 5.207282 2.616621 1.990079 0.0496
BBA 14.17623 19.54881 0.725171 0.4702
R-squared 0.107027 Mean dependent var 0.663847
Adjusted R-squared 0.077589 S.D. dependent var 1.026844
F-statistic 3.635608 Durbin-Watson stat 1.059080
Prob(F-statistic) 0.015763
Sumber: Output Eviews 9.0, 2020.
memenuhi asumsi-asumsi standar kuadrat
sederhana terkecil. Penelitian yang
menggunakan metode GLS juga dapat
menyelesaikan masalah sehingga uji asumsi
klasik dianggap sudah terpenuhi.
Pengujian Hipotesis
Analisis data menggunakan regresi
data panel dengan random effect model,
ditunjukkan pada Tabel 11. Hasil pengujian
regresi data panel menunjukkan bahwa
modal kerja bersih memberikan hasil
statistik signifikan dan hubungan negatif.
Arus kas operasi memiliki nilai signifikan
dan hubungan positif. Sedangkan beban
bunga memiliki nilai tidak signifikan dan
hubungan positif terhadap nilai perusahaan.
Secara simultan variabel independent
(modal kerja bersih, arus kas operasi dan
beban bunga) berpengaruh terhadap
variabel dependen (nilai perusahaan).
Nilai Adjusted R-squared penelitian
ini sebesar 0.077 yang mengindikasikan
bahwa pengaruh variabel independen dapat
menjelaskan variabel nilai perusahaan
sebesar 7,7% memiliki hubugan sangat
kuat, sedangkan sisanya dijelaskan oleh
variabel-variabel lain di luar model yang
dianalisis, seperti profitabilitas, ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan,
likuiditas, news dan rumors, dan lain-lain.
Modal kerja bersih berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Besarnya pengaruh diantara
kedua variabel dapat dilihat dari nilai
koefisien dan nilai t statistik masing-masing
sebesar -3,989898 dan -2,175632 dengan
tingkat signifikan sebesar 0,0322 lebih kecil
dari nilai alpha 5% yang berarti modal kerja
bersih berpengaruh negatif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Pada pengujian
H1 diterima karena hasil uji t statistik sejalan
dengan hipotesis. Tingkat modal kerja
bersih yang tinggi akan menurunkan nilai
perusahaan, sebagai contoh pemberian
kredit perdagangan yang murah hati dan
menyimpan inventaris yang lebih besar
berarti bahwa uang dikurung dalam modal
kerja yang dapat secara negatif
mempengaruhi kinerja perusahaan dengan
mengikis kemampuan perusahaan untuk
melakukan proyek investasi penambah nilai
dalam jangka pendek (Deloof, 2003). Biaya
penyimpanan persediaan seperti sewa
gudang, asuransi dan biaya keamanan juga
naik karena tingkat persediaan meningkat
(Kim dan Chung, 1990). Selain itu,
perusahaan dengan tingkat modal kerja
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
103
yang lebih besar menghadapi lebih banyak
biaya bunga (Kieschnick, Laplante, dan
Moussawi, 2013) dan karenanya,
perusahaan ini lebih mungkin mengalami
kesulitan keuangan dan menghadapi
ancaman kebangkrutan. Hasil ini didukung
oleh teori siklus konversi kas dimana
semakin lama perusahaan memperoleh kas
dari aktivitas produksinya maka semakin
sulit perusahaan untuk berkembang. Hasil
ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kim dan Chung (1990),
Guerin (2011), Le (2018), Aktas (2015),
Wasiuzzaman (2015), dan Kieschnick,
Laplante, dan Moussawi (2013) yang
menemukan bahwa pengaruh modal kerja
bersih berbanding terbalik dengan nilai
perusahaan.
Arus kas operasi berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Besarnya pengaruh dapat dilihat pada Tabel
4.11 dimana nilai koefisien dan nilai t
statistik masing-masing sebesar 5,207282
dan 1,990097 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,0496 lebih kecil dari nilai alpha
0,05 yang berarti arus kas operasi
berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan. Pada pengujian H2 diterima
karena hasil uji t statistik sejalan dengan
hipotesis, yang berarti bahwa jika ada
peningkatan arus kas operasi juga diikuti
oleh peningkatan nilai perusahaan. Laporan
arus kas dapat dijadikan informasi alternatif
dalam menilai kinerja dan prospek
perusahaan, pada saat laba mempunyai
peluang besar untuk tersentuh praktek
manipulasi. Jika melihat pentingnya
pelaporan arus kas diharapkan akan
bereaksi oleh pasar (Meythi dan Hartono,
2012). Pemegang saham menganggap arus
kas operasi yang dihasilkan perusahaan
akan membiayai seluruh pengoperasian
perusahaan, dimana arus kas dapat
membiayai pembayaran kas kepada
pemasok, karyawan, pembayaran beban
produksi dan usaha, pembayaran pajak dan
sebagainya. Apabila arus kas operasi yang
dihasilkan oleh perusahaan menunjukkan
angka positif berarti perusahaan mampu
membiayai semua biaya yang telah
disebutkan diatas dengan penerimaan kas
dari aktivitas operasi kemudian
menjadikannya sebagai sinyal yang baik
untuk investor terhadap perusahaan
tersebut. Hasil ini mendukung teori sinyal
yang menganggap arus kas operasi
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Hasil ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fauzi
(2010), Dayanti (2015), Wahyuningsih
(2016), Mufidah (2017), dan Rahmawati
(2018).
Beban bunga berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Besarnya pengaruh dapat
dilihat pada tabel 4.11, berdasarkan nilai
koefisien dan nilai t statistik masing-masing
sebesar 14,17623 dan 0,725171 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,4702 lebih
besar daripada nilai alpha 0,05 yang berarti
bahwa beban bunga berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pada pengujian H3 ditolak karena hasil uji t
statistik tidak sejalan dengan hipotesis.
Tingkat beban bunga yang tinggi
menunjukkan bahwa dengan proporsi utang
yang tinggi (tingkat utang yang optimal)
digunakan sebaik mungkin sehingga
terhindar dari kegagalan membayar beban
bunga dari pokok utang. Jika utang timbul
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
104
dari perolehan aktiva, perhitungan ini
membantu meyakinkan bahwa aktiva
tersebut dibebani dengan biaya yang wajar.
Hasil ini mendukung penjelasan dalam teori
trade-off yang memprediksi hubungan
negatif antara struktur modal dan nilai
perusahaan. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Najmudin
(2011) dalam Lathifa (2017) tingkat hutang
yang optimal tercapai ketika penghematan
pajak (tax shields) mencapai jumlah yang
maksimal terhadap biaya kesulitan
keuangan (costs of financial distress).
Trade-off theory mempunyai implikasi
bahwa manajer akan berpikir dalam
kerangka trade-off antara penghematan
pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam
penentuan struktur modal. Perusahaan-
perusahaan dengan tingkat profitabilitas
yang tinggi tentu akan berusaha mengurangi
pajaknya dengan cara meningkatkan rasio
hutangnya, sehingga tambahan hutang
tersebut akan mengurangi pajak.
Berdasarkan tabel 11 nilai hitung F
adalah 3,635608 dengan nilai signifikan
0,015763. Dengan kata lain, nilai 0,015763
lebih kecil dari nilai alpha 5%, sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan modal kerja bersih, arus kas
operasi, dan beban bunga secara simultan
dan signifikan terhadap nilai perusahaan
ada pengujian H4 diterima karena hasil uji
F statistik sesuai dengan hipotesis.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis regresi
ditemukan bahwa modal kerja bersih
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan
dengan teori siklus konversi kas yang
memprediksi hubungan negatif signifikan
antara modal kerja bersih terhadap nilai
perusahaan. Hal ini disebabkan karena
perusahaan yang memiliki Siklus konversi
kas yang lebih kecil atau lebih pendek
harinya dinilai lebih baik. Hal tersebut juga
berarti bahwa kas perusahaan tertanam
dalam inventaris untuk waktu yang lebih
singkat. Dengan kata lain, perusahaan
dengan siklus konversi kas kecil dapat
membeli inventaris, menjualnya, dan
menerima uang tunai dari pelanggan dalam
waktu yang lebih singkat.
Arus kas operasi berpengaruh
dengan arah positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan
dengan teori sinyal yang memprediksi
hubungan positif antara arus kas operasi
dengan nilai perusahaan, hal ini disebabkan
karena perusahaan memberikan sinyal
kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal
ini berupa informasi mengenai apa yang
sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik. Apabila
laba yang dilaporkan oleh perusahaan
meningkat maka informasi tersebut dapat
dikategorikan sebagai sinyal baik karena
mengindikasikan kondisi perusahaan yang
baik, sehingga investor tertarik untuk
membeli saham perusahaan kembali dimana
permintaan pembelian saham yang
meningkat akan meninghkatkan nilai
perusahaan.
Beban bunga memiliki pengaruh
positif tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2018. Hasil ini didukung oleh teori
trade-off memprediksi hubungan positif
antara struktur modal dengan nilai
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
105
perusahaan dengan asumsi keuntungan
pajak masih lebih besar dari biaya kepailitan
dan biaya keagenan. Pada intinya teori
trade-off menunjukkan bahwa nilai
perusahaan dengan hutang akan semakin
meningkat dengan meningkatnya pula
tingkat hutang. Penggunaan hutang akan
meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya
pada sampai titik tertentu. Setelah titik
tersebut, penggunaan hutang justru
menurunkan nilai perusahaan.
Dan terakhir modal kerja bersih,
arus kas operasi, dan beban bunga secara
simultan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014-2018.
Dengan pertimbangan pengaruh
modal kerja bersih, arus kas operasi dan
beban bunga sebagai faktor pembentuk nilai
perusahaan, penelitian selanjutnya,
disarankan menambahkan faktor-faktor lain
diluar variabel penelitian dan
meningkatkan jumlah observasi.
REFERENSI
Amalia, Riri. (2015). The Influence Of
Capital Structure And Liquidity To
Firm Value An Agriculture
Companies Listed In Indonesia
Stock Exchange Period 2008-
2013. Tesis Sarjana Tidak
Dipublikasikan. Bandung:
Universitas Komputer Indonesia.
Alvianto, Axel. (2018). Pengaruh Struktur
Modal, Pertumbuhan Perusahaan
dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi Sarjana Tidak
Dipublikasikan. Yogyakarta:
Program Sarjana Universitas
Sanata Dharma.
Astriani, E. F. (2014). Pengaruh
Kepemilikan Manajerial,
Leverage, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan Dan Investment
Opportunity Set Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Akuntansi, 2:1.
Brigham, Eugene F., dan P. Daves. (2007).
Intermediate Financial
Management 9th Ed. Mason,
OH:Thomson Learning.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston.
(2013). Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Penerjemah Yulianto.
A. A. Edisi Kesebelas. Edisi
Indonesia. Buku II. Jakarta:
Salemba Empat.
Dayanti, Mailis. (2015). Analisis Arus Kas
Operasi, Kebijakan Leverage,
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai
Perusahaan dan Invesment
Opportunity Set (IOS) sebagai
Variabel Intervening. Padang:
Program Pasca Sarjana Universitas
Bung Hatta.
Deloof, M. (2003). Does working capital
management affect profitability of
Belgian firms?. Journal of
Business Finance & Accounting,
30, (3-4), 573-588.
Fahmi, Irham. (2014). Analisis Laporan
Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fauzi, Ayu Resta. (2010). Pengaruh
Informasi Laporan Laba Bersih
dan Arus Kas Terhadap Harga
Saham. Skripsi Sarjana Tidak
Dipublikasikan. Bandar Lampung:
Program Sarjana Universitas
Lampung.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
106
Ghozali, I. (2018). Analisis Multivariat dan
Ekonometrika: Teori, Konsep dan
Aplikasi dengan Eviews 10.
Semarang: Badan Penerbit Univ.
Diponegoro.
Gujarati, D.N., & Porter D.C. (2004). Basic
Econometrics. New York: Mc
Graw. Hill Company.
Gujarati dan Dawn C. Porter. (2009). Basic
Econometric 5th Edition. McGraw
–Hill: New York.
Gujarati, D.N. (2013). Dasar-dasar
Ekonometrika Buku 2 edisi 5.
Jakarta: Salemba Empat.
Harjito, D.A. (2011). Teori Pecking Order
dan Trade-Off dalam Analisis
Struktur Modal di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis, 15
(2), 187-196.
Hidayat, Karunia Saputra. (2019). Teknik
Perhitungan Arus Kas: Siklus
Konversi Kas yang Perlu Anda
Ketahui. Melalui <
https://www.jurnal.id/id/blog/tekni
k-perhitungan-arus-kas-siklus-
konversi-kas> [22/01/20].
Husnan, Suad. (2008). Manajemen
Keuangan: Teori dan Penerapan
Buku 1 Edisi 4. Yogyakarta:
BPFE.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2002).
Standar Akuntansi Keuangan,
PSAK No. 9: Penyajian Laporan
Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Kaddumi, T. A., dan I.Z. Ramadan. (2012).
Profitability and working capital
Management the Jordanian Case.
International Journal of
Economics and Finance, 4(4), 216-
226.
Lathifa, Meisya. (2017). Pengaruh
Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, dan Pertumbuhan
Penjualan terhadap Struktur
Modal. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung,
Bandar Lampung.
Le, Ben. (2018). Working capital
management and firm’s valuation,
profitability and risk: Evidence
from a developing market",
International Journal of
Managerial Finance. Emerald
Publishing Limited.
Martani, Dwi. (2012). Akuntansi Keuangan
Menengah Berbasis PSAK.
Jakarta: Salemba Empat.
Mahendra, Alfredo, Artini dan Suarjaya.
(2012). Pengaruh Kinerja
Keuangan terhadap Nilai
Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal
Manajemen, Strategi Bisnis dan
Kewirausahaan, 6(2)
Meythi dan Hartono, Selvy. (2012).
Pengaruh Informasi Laba dan Arus
Kas terhadap Harga Saham. Akurat
Jurnal Ilmiah . 07(03).
Orientanti, Suci. (2014). Pengaruh Hutang
Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Ukuran Perusahaan
Sebagai Variaabel Moderasi
(Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2013). Skripsi Sarjana Tidak
Dipublikasikan. Yogyakarta:
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen TERAKREDITASI SINTA 4
Vol. 6, No. 1, 2021 Februari: 92-107 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Kemenrisek DIKTI No. 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
107
Program Sarjana Universitas
Negeri Yogyakarta.
Puspitasari, Eni. (2010). Pengaruh Kualitas
Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perusahaan Dan Kinerja
Saham. Skripsi strata S-1 Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas
Maret. Surakarta: Program Sarjana
Universitas Sebelas Maret.
Samiloglou, F., dan K. Demirgunes. (2008).
The effect of working capital
management on firm profitability:
evidence from Turkey.
International Journal of Applied
Economics and Finance, 2(1), 44-
50.
Taufik. (2013). Manajemen Modal Kerja,
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan
Sektor Manufaktur di PT. Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Manajemen
dan Bisnis Sriwijaya, 11(4)
Vijayakumaran, R., dan S. Vijayakumaran.
2019. Efficiency of Working
Capital Management and Firm
Value: Evidence From Chinese
Listed Firms. International
Journal of Financial Research.
10(6)
Warouw, Christiana, Sintje Nangoy, dan
Ivonne S. Saerang. 2016. Pengaruh
Perputaran Modal Kerja dan
Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan
Farmasi di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16
(2)
Wasiuzzaman, S. 2015. Working capital
and firm value in an emerging
market. International Journal of
Managerial Finance, 11(1), 60-79.