48
EKOLOGI 1. Pengertian Ekologi adalah ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya untuk memahami pengertian secara luas tentang lingkungan biologi serta biologi lingkungan. Hubungan- hubungan interaksi dalam ekologi demikian kompleks dan erat sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah “Environmental Biology“. 2. Sejarah Istilah ekologi diperkenalkan pertama kali oleh Ernest Haeckel, seorang ahli biologi Jerman tahun 1869. Asal kata nya Oikos dan Logos, oikos artinya rumah atau

Ekologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

earth

Citation preview

EKOLOGI

1. Pengertian

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya untuk memahami pengertian secara luas tentang lingkungan biologi serta biologi lingkungan. Hubungan- hubungan interaksi dalam ekologi demikian kompleks dan erat sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah Environmental Biology.

2. Sejarah

Istilah ekologi diperkenalkan pertama kali oleh Ernest Haeckel, seorang ahli biologi Jerman tahun 1869. Asal kata nya Oikos dan Logos, oikos artinya rumah atau tempat tinggal atau habitat dan logos bersifat telaah atau studi atau ilmu. Jadi ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat makhluk hidup. Ekologi didefinisikan sebagaiIlmu yang mempelajari hubungan timbal bailik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Istilah ekologi berkembang pesat setelah tahun 1900 dan sampai sekarang. Istilah ekologi sekarang dikenal dengan Ilmu Lingkungan Hidup (Environmental Sciences) dan Biologi Lingkungan (Environmental Biology). Selanjutnya ekologi dibagi lagi menurut taksonomi makhluk hidup yaitu, ekologi tumbuhan, ekologi hewan, ekologi serangga, ekologi mikroba dan sebagainya. Ekologi menurut habitat yaitu ekologi padang rumput, ekologi hutan, ekologi padang pasir dan sebagainya.Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan bergantung pada kehadiran organisme lain dan sumber daya alam yang ada di sekitarnya untuk keperluan pangan, perlindungan, pertumbuhan, perkembangbiakan dan sebagainya.Para ahli ekologi mempelajari hal berikut :a. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.b. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya.c. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Kini para ekolog(orang yang mempelajari ekologi)berfokus kepada ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim.

3. Jenis-jenis EkologiKarena sifatnya yang masih sangat luas, maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu yang lebih fokus, yaitu: Ekologi Tingkah Laku Ekologi Komunitas dan Sinekologi Ekologi Fisiologi Ekologi Ekosistem Ekologi Evolusi Ekologi Global Ekologi Manusia Ekologi Populasi Ekologi Akuatik Ekologi Api Ekologi Fungsional Ekologi Polinasi Ekologi Hutan Ekologi Laut Ekologi Laut Tropis Ekologi Pangan dan Gizi Ekologi Hutan Mangrove Ekologi Kesehatan Ekologi Antariksa Ekologi Pedesaan Ekologi Serangga Ekologi Habitat Ekologi Pelestarian Ekologi Hewan Ekologi Produksi Ekologi Purbakala Ekologi Sosial Ekologi Radiasi Ekologi Tumbuhan Penganggu Ekologi Lanskap Ekologi Molekuler Ekologi Robot Ekologi Industri

Ekologi Ekosistem

Ekosistem adalah satu cabang kajian dalam ekologi yang merupakan satu proses interaksi antara benda-benda hidup dengan benda-benda bukan hidup dalam alam sekitar. Sebuah ekosistem boleh berskala kecil seperti sebuah kolam atau berskala besar seperti kawasan hutan hujan tropika. Sesebuah ekosistem terdiri daripada dua komponen, yaitu : komponen biotik dan komponen abiotik. Kedua komponen harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis) untuk menjamin kesejahteraan alam sekeliling dan manusia. a. Komponen BiotikOrganisma hidup : tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Produsen : penghasil senyawa organik yang terdiri atas tumbuhan hijau. Konsumen : kelompok organisme yang tidak dapat mengsintesis makanan sendiri (herbivora, karnivora, omnivora) Pengurai : mikroorganisme yang menguraikan senyawa organic menjadi senyawa anorganik yang kemudian dapat digunakan lagi oleh produsen. Misalnya : jamur dan bakteri. Faktor : Suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografib. Komponen AbiotikBentuk muka bumi, batuan, tanah, air, udara, mineral dan sumber tenaga suria.Faktor : Makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba

Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Keadaan persekitaran yang seimbang dapat Melalui proses fotosintesis, tumbuh-tumbuhan menyerap karbon dioksida dan membebaskan oksigen. Keadaan ini membantu meningkatkan kualiti udara. Daun dan ranting pokok yang gugur akan diuraikan oleh pengurai seperti bakteria, serangga, dan kulat. Proses pereputan akan mengembalikan nutrien ke dalam tanah dan seterusnya menyuburkan tanah. Kesuburan tanah dapat membantu manusia dalam bidang pertanian. Selain itu, tumbuh-tumbuhan hijau juga membekalkan sumber tenaga kepada manusia dan haiwan yang memakannya. Maka alam sekitar adalah penting untuk membentuk ekosistem yang seimbang.

Ekologi ekosistem menekankan adanya gerakan energi dan hara di antara komponen-komponen biotik dan abiotik dari ekosistem itu. Komponen-komponen biotik dari ekosistem itu terangkai sebagai rantai-rantai makanan. Rantai makanan: pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.

Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit. 1. Rantai Pemangsa Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.2. Rantai Parasit Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.3. Rantai Saprofit Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.

Konsep EkosistemEkosistem atau system ekologi adalah suatu kawasan alam yang di dalamnya terdiri dari unsur-unsur biotik dan unsur-unsur nonbiotik, dan di antara unsur-unsur tersebut terjadi hubungan timbal balik.Berdasarkan fungsinya, ekosistem terdiri dari dua komponen, yaitu:1. Komponen Autotrofik, yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makananya sendiri berupa bahan-bahan organik dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi matahari atau klorofil.2. Komponen Heterotrofik, yaitu organisme yang mampu memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya dan bahan tersebut disintesis dan disediakan oleh organisme lain. Yang termasuk kelompok ini yaitu hewan, jamur dan umumnya mikroorganisme.

Berdasarkan penyusunnya, ekosistem dibedakan atas empat komponen, yaitu:1. Bahan Tak Hidup (Abiotik), yaitu komponen fisik dan kimia terdiri atas tanah, air, udara dan sinar matahari.2. Produsen, yaitu organisme autotrofik yaitu tumbuhan organisme berklorofil, yang mensintesis makanan dari bahan anorganik yang sederhana.3. Konsumen, yaitu organisme heterotrofik misalnya hewan dan manusia yang memakan organisme lain.4. Pengurai, perombak atau decomposer, yaitu organisme heterotrofik yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks) menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepas bahan-bahan sederhana yang dapat dipakai oleh produsen. Bakteri dan jamur temasuk kelompok ini.

Ekologi Hewan

Ekologi Hewan adalah suatu cabang biologi yang khusus mempelajari interaksi-interaksi antara hewan dengan lingkungan biotik dan abiotik secara langsung maupun tidak langsung meliputi sebaran (distribusi) maupun tingkat kelimpahan hewan tersebut. Rantai makanan dan piramida ekosistem merupakan salah satu contoh dari ekologi hewan.Sasaran utama : Pemahaman mengenai aspek-aspek dasar yang melandasi kinerja hewan-hewan sebagai individu, populasi, komunitas dan ekosistem yang ditempatinya, meliputi pengenalan pola proses interaksi serta faktor-faktor penting yang menyebabkan keberhasilan maupun ketidakberhasilan organisme-organisme dan ekosistem-ekosistem itu dalam mempertahankan keberadaannya.Faktor : Habitat, distribusi dan kelimpahannya, makanannya, perilaku (behavior) dan lain-lain. Tujuan : Untuk memprediksi kelimpahannya dan menganalisis keadaannya serta peranannya dalam ekosistem, menjaga kelestariannya serta kegiatan lainnya yang menyangkut keberadaan hewan tersebut. Ruang lingkup : Synekologi dan Autekologi. a. Synekologi Materi bahasan dalam kajian atau penelitiannya ialah komunitas dengan berbagai interaksi antar populasi yang terjadi dalam komunitas tersebut. Contoh : Mempelajari atau meneliti tentang distribusi dan kelimpahan jenis ikan tertentu di daerah pasang surut. b. Autekologi Kajian atau penelitian tentang species, yaitu mengenai aspek-aspek ekologi dari individu-individu atau populasi suatu species hewan. Contoh : Meneliti atau mempelajari tentang seluk beluk kehidupan lalat buah (Drosophila sp.), mulai dari habitat, makanan, fekunditas, reproduksi, perilaku, respon dan lain-lain.

Penjelasan (tdk masuk poster) : Ekologi hewan bagi manusia cukup penting artinya dalam memberi nilai-nilai terapan dalam kehidupan manusia. Manfaat tersebut terutama menyangkut masalah-masalah pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kesehatan, serta pengolahan dan konservasi satwa liar. Kisaran toleransi dan faktor-faktor pembatas telah banyak diterapkan dalam bidang-bidang tersebut. Konsep-konsep tersebut juga telah melandasi penanganan berbagai masalah seperti pengendalian hama dan penyakit, penggunaan berbagai species hewan tertentu sebagai indicator menunjukkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan, hubungan predator mangsa dan parasitoid inang, vector penyebar penyakit, pengelolaan dan upaya-upaya konservasi satwa liar yang bersifat insitu (pemeliharaan di habitat aslinya) maupun exsitu ( pemeliharaan di lingkungan buatan yang menyerupai habitat aslinya) dan lain-lain. Banyak masalah-masalah yang terpecahkan dengan mempelajari ekologi hewan yang senantiasa berlandaskan pada konsep efisiensi ekologi.

Rantai Makanan dan Tingkat Trofik Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan peristiwa makan dan dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi, elemen kimia, dan komponen lain dari satu bentuk ke bentuk lain di sepanjang rantai makanan. Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat memakan. Sumber asal energi adalah matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula lewat proses fotosintesis hanya memakai energi matahari dan C02 dari udara. Oleh karena itu, tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat trofik pertama. Hewan herbivora atau organisme yang memakan tumbuhan termasuk anggota tingkat trofik kedua. Karnivora yang secara langsung memakan herbivora termasuk tingkat trofik ketiga, sedangkan karnivora yang memakan karnivora di tingkat trofik tiga termasuk dalam anggota tingkat trofik keempat.

4. Piramida Ekologi

Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.

a. Piramida jumlahOrganisme dengan tingkat trofik masing masing dapat disajikan dalam piramida jumlah, seperti kita Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik.

b. Piramida BiomassaBiomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan.Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram.Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.

c. Piramida energiSeringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.5. Faktor Biotik dan Faktor Abiotik Pada Prinsip Ekologi

Faktor BiotikFaktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputiindividu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut.

A.IndividuIndividu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.

1.AdaptasimorfologiAdaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut.:a.Gigi-gigikhususGigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya. b.MoncongTrenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.c.ParuhElang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.d.DaunTumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan..e.AkarAkar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.

2. Adaptasi fisiologiAdaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut: a. Kelenjar bauMusang dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya. b. Kantong tintaCumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.c. Mimikri pada kadalKulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.

3. Adaptasi tingkah lakuAdaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya sebagai berikut :a. Pura-pura tidur atau matiBeberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.b. MigrasiIkan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.

B. PopulasiKumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi Misalnya, populasi pohon kelapa dikelurahan Tegakan pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang. Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Untuk mengetahui kecepatan perubahan maka kita membagi jumlah batang pohon yang berkurang dengan lamanya waktu perubahan terjadi :Dari alam mungkin disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, serangan penyakit, sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun, pada dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik iniantara lain : kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas danmortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi.Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnyahewan dan manusia. Imigrasi adalahperpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme; didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan populasi.Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama.

C. KomunitasKomunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.

D. EkosistemAntara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme).

Faktor Abiotik

Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut:

a. SuhuSuhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.b. Sinar matahariSinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.c. AirAir berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk. d. TanahTanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.e. KetinggianKetinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.f. AnginAngin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.g. Garis lintangGaris lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.Dalam pertemuan ini juga dibahas tentang pengertian ekologi secara umum, komponen dan fungsi ekosistem, piramida ekologi, siklus biogeokimia serta interaksi-interaksi organisme yang terjadi di dalam lingkungan.

Proses Produksi dan DekomposisiProses sintesis makanan oleh tumbuhan berklorofil disebut fotosintesis. Reaksinya disederhanakan sebagai berikut:

Karbondioksida + air karbohidrat + Oksigen(CO2) (H2O) energi matahari (C6H12O6) (O2)Dan klorofil

Dari proses tersebut, sebagian energi surya disimpan dalam bentuk energi potensial berupa makanan. Bersamaan dengan proses ini, diperkiran terjadi juga sintesis protein, asam amino dan yang lainnya. Dalam tubuh organisme terjadi proses respirasi yang merupakan kebalikan dari fotosintesis, yaitu proses pembakaran bahan makanan yang menghasilkan energi untuk tubuh, aktivitas, reproduksi dan sebagainya. Reaksi respirasi disederhanakan sebagai berikut:

Glukosa + Oksigen energi + air + karbondioksida( C6 H12 O6 ) ( O2 ) ( H2O ) ( CO2 )

Dekomposisi dilakukan oleh pengurai yaitu bakteri dan jamur. Bakteri belerang dan bakteri nitrogen mampu melakukan sintesis bahan organik dari bahan anorganik sederhana melalui proses oksidasi kima sehingga tidak perlu klorofil dan energi matahari. Energi diperoleh dari oksidasi sulfit menjadi sulfat. Terdapat juga bakteri yang mampu melakukan fotosintesis dan hidup di lingkungan anaerob disebut bakteri anaerob.Hasil dekomposisi berupa energi dan berbagai enzim yang dimasukkan ke dalam organsime mati, sebagian diserap oleh jasad renik sebagai makananya, sebagian lagi tersimpan dalam tanah. Tidak semua bagian organisme mati dapat diuraikan dengan kecepatan yang sama, misalnya lemak, gula, protein mudah diuraikan tetapi selulosa, lignin, rambut dan tulang hewan sangat lambat diuraikan. Proses dekomposisi terbagi dua tahap yaitu produksi humus yang berjalan cepat dan mineralisasi humus yang berjalan lambatMaka terakhir kita simpulkan ada tiga fungsi pengurai dalam ekosistem, yaitu:a. mineralisasi bahan-bahan organik yang telah matib. menghasilkan makanan untuk organisme lainc. menghasilkan zat-zat kimia disebut hormon lingkungan.

Energi dalam Ekosistem

Rantai makananRantai makanan adalah lintasan konsumsi makanan, biasanya dimulai dengan organisme autotrofik yaitu organisme yang melakukan fotosintesis seperti tumbuhan hijau. Organisme ini disebut produsen karena dapat membuat makanan dari bahan mentah anorganik. Setiap organisme misalnya sapi atau belalang yang memakan langsung tumbuhan disebut herbivor atau konsumen primer. Karnivor seperi katak, yang memakan belalang (herbivor) disebut konsumen sekunder. Karnivor seperti ular, yang memakan konsumen sekunder dinamakan konsumen tersier, dan seterusnya. Setiap tingkatan konsumen dalam suatu rantai makanan disebut tingkatan trofik.Rantai makanan dalam suatu lingkungan saling berkaitan. Kebanyakan hewan mengkonsumsi makanan beragam yang pada gilirannya menyediakan makanan untuk berbagai makhluk lain yang memangsanya. Setelah mempelajari rantai makanan yang ada dalam jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem, cobalah anda membuat rantai makanan yang ada dalam lingkungan sekitarmu!

Struktur Trofik dan Piramida EkologiDalam ekosistem alami yang kompleks ada tingkat trofik dari kelompok organisme. Suatu populasi tertentu dapat menduduki lebih dari satu tingkat trofik tergantung pada sumber energi yang diperolehnya. Arus energi yang mengalir melalui sebuah tingkat trofik besarnya sama dengan asimilasi total pada tingkat itu. Coba perhatikan di bawah ini yang menggambarkan arus energi dalam suatu ekosistem.Pada suatu komunitas urutan organisme dalam rantai makanan dilewati energi. Pada setiap urutan tingkatan trofik terjadi kehilangan energi dari system tersebut. (hukum termodinamika II), setiap perubahan energi menimbulkan hilangnya energi yang dipakai. Karena kehilangan yang tidak dapat terelakan, jumlah total energi pada tiap tingkatan trofik lebih rendah dari tingkatan sebelumnya atau bahkan jauh lebih rendah.Pada herbivor dalam suatu komunitas terdapat sedikit energi daripada tanaman (sebagai produsen) pada komunitas yang sama. Energi pada karnivor lebih sedikit daripada herbivor, dan seterusnya. Jadi distribusi energi dalam suatu komunitas dapat disamakan seperti bentuk piramida, dengan tingkatan trofik (produsen) pada dasar dan tingkatan trofik konsumen terakhir pada puncaknya.Bentuk piramida energi di atas adalah ciri dari semua ekosistem. Walaupun sifat-sifat ekosistem yang lain dapat membentuk model piramida karena berhubungan dengan arus energi melalui sistem. Piramida ekologi menggambarkan struktur dan fungsi trofik, berupa a) piramida jumlah individu, b) piramida biomassa, dan c) piramida energi. Piramida ekologi memberikan gambaran kasar tentang efek hubungan rantai makanan untuk kelompok ekologi menyeluruh.

Siklus unsur-unsur kimia

Siklus KarbonCO2 yang terkandung dalam atmosfir dan larut dalam air membentuk persediaan (sumbrr) C anorganik dari mana hampir semua C organik berasal. Forosintesa, terutama oleh tanaman hijau, yang mengekstrak C dari cadangan batuan arang ini tercampur ke dalam molekul organik kompleks sebagai ciri bahan untuk hidup.Beberapa molekul organik ini segera terurai lagi dan C-nya dilepaskan sebagai CO2 oleh tanaman dalam respirasi, atau diubah dalam bentuk yang lebih kompleks dalam bahan sisa, atau tetap berada dalam hewan sampai mati. Baisanya sisa tanaman dan bahan mati dari tanaman maupun hewan diuraikan oleh pengurai, dan C-nya dilepas sebagai CO2. Cadangan CO2 dalam atmosfir juga meningkat melalui oksidasi bahan organik segera setelah masuk ke tanaman yang tumbuh di daerah yang baru di jalan raya atau di sekitar bangunan atau tanah pertanian. (Tanah pertanian mengikat CO2 lebih sedikit daripada vegetasi alam yang digantikannya, karena sangat produktif hanya dalam waktu relatif singkat, sementara itu cadangan sisa organik yang terbangun dalam tanah oleh vegetasi alam lambat laun terurai, melepaskan C ke atmosfir sebagai CO2). Aktivitas manusia meningkatkan CO2 atmosfir (udara) sampai 15% pada 100 tahun terakhir, mungkin sekali akan melipatgandakan konsentrasi CO2 pada 100 tahun yang akan datang.

Siklus NitrogenUnsur lain dalam komunitas adalah nitrogen, unsur dari asam amino yang membentuk protein dan nucleosid yang membentuk asam inti (nucleic acid). Cadangan nitrogen anorganik adalah gas N2, yang membangun 78% udara. Tetapi N2 mempunyai aktivitas biologis yang kecil. Gas ini memasuki semua tubuh organisme tetapi umumnya keluar lagi tanpa berperan penting dalam proses hidupnya. Tetapi ada beberapa mikro-organisme yaitu beberapa bakteri, algae biru dan beberapa jamur dapat menggunakan N2 dalam sintesis bahan yang dapat dipergunakan oleh organisme yang lain. Proses ini disebut fiksasi nitrogen. Walaupun beberapa fiksasi nitrogen bisa juga terjadi akibat pelepasan listrik, seperti petir, namun jumlahnya kecil, dan fiksasi nitrogen biologis oleh mikroorganisme itulah yang menyediakan nitrogen terpakai untuk ekosistem bumi.Terdapat bakteri pengikat nitrogen hidup dalam simbiosis erat dengan akar tanaman tinggi, yang terdapat pada nodule (butir) yang menonjol. Leguminosa (tanaman yang termasuk famili polong, kacang-kacangan, clover, alfalfa, lupine, dan lain-lain) terutama terkenal karena mempunyai nodule (butir) akar dalam jumlah banyak demikian juga tanaman yang lain, mikroorganisme pengikat N yang lain hidup bebas di air atau dalam tanah. Semua mikroorganisme pengikat N ini dapat meredusir N2 menjadi amonia (NH3) yang seringkali dalam tanaman beupa ammonium (NH4) kemudian mikro-organisme tersebut menggunakan ammonium dalam sitensis bahan yang mengandung N organik atau melepaskannya ke tanah atau air di mana mereka hidup.Bakteri simbiosis pada bintil akar akan segera melepaskan sebagian besar N terikat yang dihasilkan ke cytoplasma tanaman inang, terutama dalam bentuk asam amino. Telah diestimasikan bahwa 90% N terikat dapat dilepaskan ke cytoplasma inang dengan cara tersebut, di mana simpanan N terikat dalam bakteri atau bintil hanya sedikit atau tidak ada sama sekali. Bakteri pada bintil tidak saja mensuplai nitrogen terikat yang dibutuhkan tanaman, tetapi sebenarnya memproduksir lebih tinggi di antaranya ada yang dikeluarkan dari akar leguminosa ke dalam tanah. Jadi tanaman leguminosa (dan tanaman lain yang mempunyai bintil yang sama) cenderung meningkatkan kesuburan tanah yang ditumbuhinya. Petani seringkali membentuk kandungan N ditanahnya dengan jalan secara periodik menanaminya dengan leguminosa. Mikroorganisme pengikat N yang hidup bebas dalam tanah dan air melepaskan amonia ke media di sekelilingnya. Bila mikroorganisme tersebut mati N terlihat dalam sel-selnya, terutama menjadi amoniak oleh organisme pengurai. Pengurai berfungsi sama pada gabungan N organik dalam tubuh tanaman hijau atau hewan atau mikro-organisme lain bila mati, juga pada bahan N dalam urine dan faeces hewan. Beberapa amonia bebas ini diambil dalam bentuk ion-ion ammonium oleh akar tanaman hutan tertentu, dan dicampur menjadi bahan yang lebih kompleks. Tetapi sebagian besar tanaman yang sedang berbunga lebih menggunakan nitrat daripada amonia. Nitrat tampaknya merupakan sumber utama N untuk tanaman tinggi. Nitrat ini diprodusir dari amonia dalam tanah oleh bakteri nitrifikasi.Walaupun N tidak perlu kembali ke udara pada setiap perputaran siklus, namun selalu ada pelepasan dari tanah atau air kembali ke udara. Hal ini karena beberapa bakteri melakukan proses denitrifikasi yang menguba amonia atau nitrit atau nitrat menjadi N2 dan melepaskannya. Pada pokoknya bakteri denitrifikasi mengambil N dari organisme tanah ke bagian dan siklus N dan mengembalikannya ke udara, sedangkan organisme pengikat N baliknya : mengambil N2 atmosfir dan menambahkannya pada organisme ke bagain dari siklus.

Siklus PhosphatMineral lain yang penting untuk kehidupan adalah P, seperti N, P adalah salah-satu unsur utama dalam pupuk komersil. Berbeda dengan C dan N, dimana cadangannya ada di udara P mempunyai cadangan dalam karang.Pada kondisi alam P yang tersedia jauh lebih rendah daripada N bagi organisme; misalnya pada air alam, ratio P : N 1 : 23. Tetapi manusia dengan menggali 3 juta ton/tahun, sangat mempercepat perpindahan mineral ini dari karang ke organisme air bagai dari siklus. Akibatnya adalah peningkatan-peningkatan populasi algae dengan cepat, dimana P sebelumnya meruapakan sumber pembatas utama pada banyak kolom dan jeram. Sebaliknya proliferasi lagae menimbulkan perubahan lain dalam ekologi air segar kita, seperti dapat terlihat pada urutan ekologi.Walaupun pembentukan karang dari sedimen (endapan) laut di mana P tekumpul, adalah proses yang lambat, ahli-ahli geologi mengatakan bahwa kita tidak akan kehabisan karang phosphat karena cadangannya besar.

Siklus AirBila air hujan jatuh di tanah, segera menguap kembali ke udara. Dari air yang tidak segera menguap, di antaranya ada yang diserap tanaman atau diminum hewan, ada yang mengalir pada permukaan tanah menjadi aliran air atau danau, dan ada yang menembus tanah ke tingkat air di bawah. Air pada aliran air dan danau maupun air permukaan kemudian mengalir ke laut. Terdapat evaporasi konstan dari aliran air, sungai kecil, danau dan laut, demikian juga dari tanaman dan hewan. Energi untuk evaporasi ini sebagian besar berasal dari radiasi matahari langsung maupun tidak langsung.Siklus air yang tak pernah berhenti dari bumi sebagai hujan, kembali ke atmosfir melalui evaporasi dan kembali lagi ke bumi melalui hujan mempertahankan lingkungan air murni dan memberikan suplai kebutuhan air lagi bagi kehidupan di bumi. Siklus air adalah faktor utama yang mengubah suhu dan menjadi alat pengangkut bagi berbagai unsur kimia dalam ekosistem.

Hubungan Ketergantungan OrganismeKehidupan tiap organisme dipengaruhi oleh species lain yang hidup dalam komunitasnya. Organisme bersaing dan berinteraksi untuk memperoleh makanan, menghindari agar tidak dimakan sehingga dapat bertahan. Banyak species berusaha memperkecil kemungkinan untuk dimangsa yaitu; 1). penyamaran (warna sembunyi), contoh pada kupu-kupu Biston betularia.2). pertahanan, contoh duri landak dan kelenjar bau dari insekta.3). mimikri, misalnya pada bunglon4). tingkah laku kelompok, contoh ikan mengeluarkan feromon dalam air bila terancam.5). respons perlindungan diri, yaitu dengan melarikan diri.Parasitisme, yaitu hubungan organisme dimana yang satu merugikan species lainnya. Parasit adalah organisme yang hidup di atas atau di dalam organisme lain (inang). Parasit merugikan inang dengan cara a) memakan jaringannya, b) mengambil sebagian makanannya, atau c) mengeluarkan toksin. Contoh tumbuhan yang dihinggapi cacing atau bakteri.Komensalise, yaitu hubungan simbiotik antar organisme tanpa merugikan keduanya. Contoh ikan hiu dengan ikan remora. Ikan remora melekat pada hiu memakan sisa-sisa makanan dari hiu.Mutualisme, yaitu hubungan simbiotik antar organisme yang saling menguntungkan. Seekor buaya membuka mulutnya dan membiarkan sejenis burung Mesir memakan lintah yang melekat di gusinya.

Keseimbangan dalam EkosistemDalam suatu ekosistem terdapat suatu keseimbangan dinamakan homeostasis yaitu kemampuan ekosistem untuk mempertahankan perubahan secara keseluruhan. Keseimbangan diatur oleh berbagai factor yaitu mekanisme yang mengatur penyimpangan bahan-bahan, pelepasan hara makanan, pertumbuhan organisme, reproduksi, dan dekomposisi bahan organik. Meskipun suatu ekosistem mempunyai daya tahan yang besar terhadap perubahan, tetapi biasanya mekanisme homeostasis dapat dengan mudah diterobos oleh manusia. Misalnya sebuah sungai tercemari dengan sampah yang tidak terlalu banyak, sungai itu dapat dijernihkan kembali secara alami sehingga keseluruhan tidak tercemar. Tetapi bila sampah yang masuk sangat banyak dan mengandung racun, maka batas homeostasis alami sungai akan terlampaui. Sistem dalam sungai tidak mempunyai mekanisme homeostasis lagi sehingga air sungai berubah secara permanen dan bahkan rusak. Contoh lain penebangan hutan alam, merupakan suatu proses yang sering malampaui batas dan merusak homeostasis dalam ekosistem hutan.Ekologi HutanEkologi Hutan adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungan. Hubungan ini sangat erat dan komplek sehingga menyatakan bahwa ekologi adalah biologi lingkungan (Eviromental biology).Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan diluar hutan. Hubungan antara masyarakat tumbuh-tumbuhan hutan, margasatwa dan alam lingkungannya begitu erat sehingga hutan dapat dipandang sebagai suatu system ekologi atau ekosistem.Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atau ekosistem hutan. Hutan dapat dipelajaridari segi autekologi dan synekologi. Autekologi mempelajari ekologi suatu jenis pohon atau pengaruh sesuatu faktor lingkungan terhadap hidup atau tumuhnya satu atau lebih jenis-jenis pohon. Sifat penyelidikanya mendekati fisiologi tumbuh-tumbuhan. Synekologi mempelajari hutan sebagai masyarakat atau ekositem misalnya penelitian tentang pengaruh keadaan tempat tmbuh terhadap komposisi dan produksi hutan.Ekologi LautEkologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang Ekosistem air laut. Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang, dan padang lamun. Berikut penjelasan tentang ekologi laut.Habitat air laut (oceanic) ditandai oleh salinitas tinggi dengna ion Cl- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25oC. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan bagian air yang dingin di bagian bawah disebut daerah thermocline.Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaan secara horizontal.Dikenal juga dengan terminologi: Integrated Coastal Zone Management (ICZM) (pengelolaan terpadu wilayah pesisir) Integrated Coastal Zona Planning and Management (pengelolaan dan perencanaan terpadu wilayah pesisir, dalam artian pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat di kawasan pesisir dengan cara melakukan penilaian secara menyeluruh (Comprehensive assessment). Sorensen & Mc Creary dalam Dahuri 200) Integrated Coastal Management (pengelolaan wilayah pesisir) Integrated Coastal Resources Management (pengelolaan terpadu sumber daya wilayah pesisir) Coastal Zone Resources Management (pengelolaan sumber daya wilayah pesisir) Coastal Resources Management (pengelolaan sumber daya pesisir) Coastal Zone Management (pengelolaan wilayah pesisir)Perlindungan dan bertelur1. Mangrove : feeding ground, fishing ground, spawning ground dan nursery ground banyak spesiesikan dan udang dan memberikan perlindungan terhadap gelombang2. Lamun/seagrass : nursery ground, daerah pencarian makan bagi mamalia laut3. Rumput laut/seaweed : pangan dan obat-obatanEkosistem terumbu karang Luas terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 60.000 km2, namun hanya 6,2% saja yang kondisinya baik Tekanan terhadap keberadaan terumbu karang sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan manusia Kerusakan terumbu karang banyak ditentukan oleh aktivitas di daratanManfaat terumbu karang Berperan penting bagi pertumbuhan sumberdaya perikanan (sebagai feeding ground, fishing ground, spawning ground dan nursery ground) Mencegah terjadinya pengikisan pantai (abrasi) Sebagai daya tarik wisata bahari Secara global terumbu karang berfungsi sebagai pengendap kalsium yang mengalir dari sungai ke laut Sebagai penyerap karbondioksida dan Gas Rumah Kaca (GRK) lainnyaEkosistem padang lamun Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidupnya terbenam di dalam laut Padang lamun ini merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas organik yang tinggi Fungsi ekologi yang penting yaitu sebagai feeding ground, fishing ground, spawning ground dan nursery ground beberapa jenis hewan yaitu udang dan ikan baranong, sebagai peredam arus sehingga perairan dan sekitarnya menjadi tenangEkosistem mangrove Hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut Luas hutan mangrove di Indonesia merupakan yang terluas di dunia (2,5-3,5 juta Ha,18-23 % luas mangrove di dunia dan lebih luas dari Brasil)Fungsi ekologis: Sebagai peredam gelombang (termasuk gelombang tsunami), angin dan badai Melindungi daerah pantai dari bahaya abrasi Sebagai penyerap nutrien organik, penahan lumpur dan perangkap sedimen Penghasil a yang merupakan hasil dekomposisi dari serasah mangrove Sebagai daerah asuhan, mencari makan dan berkembangbiak ikan, udang dan hewan liar lainnyaEkologi TanamanEkologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dengan lingkungannya. Tanaman membutuhkan sumberdaya kehidupan dari lingkungannya, danmempengaruhi lingkungan begitu juga sebaliknya lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ekologi dibagi atas dua bagian yaitu Sinekologi dan Autekologi. Pembagian ekologi, tingkatan organisasi makhluk hidup, tujuan dan perkembangan ekologi tanaman, pembagian ilmu ekologi.Pada prinsipnya ditinjau dari biologi, makhluk hidup dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu, hewan dan tumbuhan. Kedua kelompok ini sangat tergantung kepada faktor-faktor yang ada diluar dirinya baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain tidak ada satu makhluk hidup pun di dunia ini yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung dengan faktor lainnya. Faktor luar yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup ini disebut dengan lingkungan.Manusia sebagai makhluk hidup telah terlibat dan tertarik dengan masalah- masalah lingkungan sejak dahulu kala walaupun mereka tidak mengerti perkataan ekologi itu sendiri. Dalam masyarakat primitif setiap individu untuk dapat bertahan hidup memerlukan pengetahuan terhadap alam lingkungannya. Alam lingkungan (environment) ialah alam diluar organisma yang efektif mempengaruhi kehidupan organisma tersebut. Setiap tanaman menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian ini berguna untuk mempertahankan hidupnya. Ekologi Tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik antara tanaman (tumbuhan yang dibudidayakan) dengan lingkungannya. Lingkungan hidup tanaman dibagi atas dua kelompok yaitu lingkungan biotik dan abiotik. Dari lingkungan inilah tanaman memperoleh sumberdaya cahaya, hara mineral, dan sebagainya. Kekurangan, kelebihan atau ketidakcocokkan akan menyebabkan terjadinya cekaman (stress) pada tanaman.Berdasarkan makna ekologi di atas maka jelaslah bahwa ekologi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ilmu biologi. Oleh karenanya Ilmu Biologi sering disebut dengan biologi lingkungan. Ekologi merupakan bagian kecil dari Biologi. Yang termasuk dalam ruang lingkup biologi ialah organisma, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfir. Jika kita perhatikan bahasanbahasan dalam mempelajari ekologi ternyata masing-masing ilmu yang membahas suatu individu/grup tidak terlepas dari membahas masalah ekologi. Dari penjelasan ini dapat dilihat ternyata ekologi merupakan ilmu yang cakupannya amat luas.Pelajaran mengenai lingkungan hidup organisma sudah dipelajari sebelum kata ekologi itu sendiri diperkenalkan oleh ahlinya. Nenek moyang kita pada jaman dahulu telah berupaya untuk memelihara lingkungan, yang terbukti dari mitos mitos yang muncul seperti jangan menebang pohon yang rindang karena ada penghuninya. Ini adalah salah satu upaya mereka untuk memelihara ketersediaan air. Mitos-mitos mengenai pemeliharaan lingkungan ini relatif cukup banyak, karena masing-masing suku yang ada di Indonesia memilikinya. Gambaran ini memperlihatkan bahwa manusia merupakan organisma yang memiliki kekekuatan penuh yang mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya. Pengetahuan Ekologi berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri.Tujuan utama mempelajari ekologi tanaman adalah memperoleh hasil yang optimal dari teknik budidaya yang dilakukan dan menjaga lingkungan agar terhindar dari kerusakan sebagai warisan untuk anak cucu kitaLingkungan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tanaman dan organisme lain yang hidup di muka bumi. Oleh sebab itu pengetahuan tentang lingkungan tumbuh tanaman sangat dibutuhkan agar budidaya tanaman yang dilakukan dapat menghasilkan produksi yang optimum. Dalam agroekosistem lingkungan tumbuh tanaman menjadi bahan pertimbangan dalam rancang bangun aktivitas budidaya yang akan dilakukan. Desain lanskap dari budidaya tanaman juga sangat tergantung pada lingkungan. Lingkungan akan mempengaruhi jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada kawasan, penjadwalan dan teknik budidaya yang digunakan. Oleh karenanya pengetahuan tentang lingkungan sangat penting artinya bagi sektor pertanian.Ekologi SeranggaEkologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan serangga. Pengetahuan tentang ekologi serangga hama pascapanen merupakan dasar penerapan pengendalian hama terpadu (PHT). Saat ini, pemodelan dengan komputer untuk pengendalian hama pascapanen telah banyak dikembangkan. Kesemuanya berbasis pada pengetahuan ekologi serangga.Sifat struktur penyimpanan secara umum adalah kondisinya yang stabil dibandingkan lingkungan alami dan ketersediaan pangan yang melimpah. Karakter penyimpanan ini menguntungkan hama gudang, walaupun adakalanya terjadi kelangkaan sumber makanan. Serangga hama di penyimpanan, terutama hama-hama penting adalah serangga yang telah teradaptasi pada lingkungan penyimpanan dengan baik, karena: Habitat penyimpanan merupakan reservoir alaminya Toleransinya yang tinggi terhadap faktor fisik di penyimpanan Keragaman perilaku makan pada berbagai bahan simpan Laju reproduksi yang tinggi Kemampuan yang tinggi dalam menemukan lokasi sumber makanan Kemampuan bertahan hidup dalam kondisi tanpa pangan Adaptasi morfologi (ukuran kecil, bentuk pipih, gerakan cepat dll.)Studi ekologi yang dilakukan pada kondisi yang mirip dengan tempat penyimpanan lebih berguna untuk mengembangkan program pengendalian. Dengan demikian dapat diperoleh lebih banyak gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan hama pada kondisi nyata.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBARAN DAN KELIMPAHAN HAMA GUDANG1. SUHU, KADAR AIR BIJI DAN SUMBER MAKANAN2. Masa perkembangan3. Ketahanan hidup/survival4. Produksi telurINTERAKSI ANTARINDIVIDU DAN ANTARSPESIES1. Intraspesifik (antarindividu)Interaksi antarindividu dalam satu spesies menentukan distribusi dan kelimpahan serangga. Pada kepadatan populasi rendah, laju pertumbuhan biasanya kecil karena kesulitan untuk menemukan pasangan seksual misalnya. Ketika populasi bertambah, laju pertumbuhan meningkat secara eksponensial karena kelimpahan sumber makanan dan kesesuaian lingkungan. Sejalan dengan pertambahan populasi yang tinggi, terjadi kompetisi/persaingan untuk makan dan perkawinan sehingga menimbulkan efek negatif bagi populasi. Pada spesies tertentu bahkan terjadi kanibalisme terhadap serangga dalam stadium inaktif (telur dan pupa). Walaupun demikian, tekanan populasi seperti ini jarang terjadi karena kecenderungan migrasi bila populasi meningkat. Kompetisi umumnya terjadi pada populasi di penyimpanan yang kosong, sarana transportasi maupun peralatan pengolahan di mana jumlah makanan relatif sedikit.2. Interspesifik (antarspesies)Interaksi antarspesies juga mempengaruhi laju pertumbuhan suatu spesies serangga. Berbagai pola interaksi ditemukan di penyimpanan, yaitu: Suksesi, yaitu pergantian dominansi spesies pada pernyimpanan kerena perubahan lingkungan dan sumber makanan. Pada saat awal yang dominan adalah hama primer, kemudian digantikan hama sekunder, selanjutnya mungkin serangga pemakan cendawan atau sisa-sisa. Kompetisi, terjadi bila dua spesies hama memiliki relung ekologis yang sama (bandingkan dengan suksesi dimana masing-masing spesies memiliki peran berbeda.) Predasi, bisa oleh spesies predator (misal kepik Xylocoris sp.) atau spesies hama yang menjadi karnivor fakultatif pada kondisi ekstrim. Parasitisme, kebanyakan Hymenoptera famili Trichogrammatidae, Bethylidae, dan Pteromalidae menjadi parasitoid hama gudang. Termasuk parasitisme adalah serangan mikroorganisme seperti protozoa, bakteri dan cendawan entomophaga penyakit terhadap hama pascapanen.Ekologi Air TawarEkologi air tawar sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Air tawar sendiri penting karena ia adalah sumber air rumah tangga dan industri yang murah, komponen air tawar merupakan merupakan daur hidrologis, dan ekosistem air tawar merupakan sistem disporsal / pembuangan yang mudah dan murahBeberapa faktor pembatas dalam Ekosistem air tawar diantaranya :1. Kejernihan.2. Temperatur.3. Arus.4. Oksigen.5. Garam biogenik dalam air.Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasiEkosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.1. Air tergenang/ lentik (asal kata lenis = tenang) contoh : danau, kolam, dan rawa dan mangrove.2. Air mengalir / lotik (asal kata lotus = tercuci) contohnya: mata air, aliran air/sungai dan selokan.Perbedaan Jenis-jenis EkologiSetiap jenis ekologi memiliki ruang lingkup tersendiri. Oleh karena itu antara satu jenis ekologi dengan ekologi yang lain memiliki perbedaan. Dalam makalah ini hanya dibahas 5 jenis ekologi saja yaitu ekologi hutan, ekologi laut, ekologi tanaman, ekologi serangga, dan ekologi air tawar. Perbedaan jenis-jenis ekologi tersebut antara lain : Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atau ekosistem hutan Ekologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang ekosistem air laut. Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dengan lingkungannya. Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan serangga. Ekologi air tawar merupakan ilmu yang mempelajari tentang ekosistem air tawar.

A. Dasar aksi-interaksi1. Rantai makanan, jaring makanan.2. Piramida makanan.3. Pola interaksiInteraksi antar komponen ekosistema. Populasi : kelompok individu yang menempati tempat tertentu, tempat tinggalnya disebut habitat.Hubungan interaksi populasi dapat bersifat : Netral : tidak saling mempengaruhi antara populasi Kompetisi : terjadi persaingan antar populasi Predasi : hubungan antara pemangsa dan mangsanya Simbiosis Mutualisme : hubungan antara makhluk hidup satu dengan makhluk hidup lainnya yang saling menguntungkan. Komensalisme : hubungan antara makhluk hidup satu dengan makhluk hidup lainnya yang satu diuntungkan dan yang lain tidak untung dan tidak rugi. Parasitisme : hubungan antara makhluk hidup satu dengan makhluk hidup lainnya yang satu untung yang satu rugi.b. Komunitas : beberapa populasi semua macam spesises yang menempati suatu habitat, pupolasi dalam komunitas dapat berperan sebagai produsen, konsumen, dan pengurai.c. Ekosistem : komunitas beserta lingkungan biotik dan abiotik.d. Biosfer : kesatuan berbagai ekosistem meliputi semua organisme dan lingkungan yang berinteraksi untuk berlangsungnya system pendayagunaan energi dan daur ulang materi.Peranan faktor atau komponen-komponen abiotik dan biotik dalam ekologiTerumbu karang merupakan ekosistem khas pesisir yang mempunyai nilai produktivitas dan keanekaragaman spesies tinggi. Ekosistem perairan dangkal ini merupakan tempat hidup bagi sebagian besar sumber hayati laut yang terdapat di dunia. Ekosistem gugus pulau pari terganggu oleh penambangan pasir dan karang oleh para penduduk. Selain itu di sekitar perairan pulau gugus, pulau pari terdapat usaha pengilangan minyak tepi pantai dan limbah minyaknya menyebabkan pencemaran di tepi atau lepas pantai. Pemanfaatan sumber daya hayati dan nonhayati di perairan terumbu karang perlu mempertimbangkah azaz berkelanjutan agar keindahan biota laut dapat dinikmati oleh generasi akan datang.

Mengurai Piramida Ekologi

Secara sederhana, piramida ekologi didefenisikan sebagai jumlah berat juga energi yang dimulai dari tingkatan produsen hingga konsumen puncak. Piramida ekologi ini memiliki manfaat dan fungsi yakni memperlihatkan perbandingan di antara tingkatan yang satu dengan tingkatan lainnya. Dan disebut piramida sebab susunan trofik saat diurut sesuai dengan keterkaitan makan dan dimakan di antara trofik terlihat mengerucut layaknya piramida. Piramida ini disusun dengan satu konsep bahwa pada saat terjadi proses makan memakan, sebenarnya, telah terjadi perpindahan energi dari mahluk hidup yang dimakan menuju makhluk hidup yang memakan. Dalam rantai makanan dikenal sedikitnya 4 tingkatan trofik, antara lain: 1. Tingkat trofik Pertama yang dikenal dengan istilah produsen atau detritus. 2. Tingkat trofik kedua yang dikenal dengan nama konsumen primer atau Konsumen Tingkat I. 3. Tingkat Trofik Ketiga yang dikenal dengan istilah Konsumen Sekunder atau Konsumen Tinglat II. 4. Tingkat Trofik Keempat yang dikenal dengan nama Konsumen Tersier atau Konsumen Tingkat III. Dalam sebuah rantai makanan, tidak semua energi bisa digunakan, dengan demikian sebagian energi tersebut akan mengalami perpindahan dari organisme yang satu ke organisme lainnya sebab pada proses transformasi organisme satu ke organisme lainnya, sebagian energi terlepas dan kemudian tidak bisa digunakan. Contohnya, tumbuhan berwarna hijau yang berperan sebagai produsen menduduki tingkatan trofit pertama dimana ia hanya menggunakan sekitar 1% saja dari semua energi cahaya matahari yang jatuh ke bumi lewat proses fotosintesis.

Pada saat tumbuhan hijau tersebut dikonsumsi oleh organisme yang berperan sebagai konsumen primer maka energi yang adapada tumbuhan tersebut hanya berjumlah 10% dan dimanfaatkan oleh konsumen primer untuk perkembangan tbuhnya. Sementara itu, 90% energi sisa akan terbuang ke atmosfer dalam bentuk panas. Piramida ekologi ini adalah salah satu parameter yang bisa digunakan untuk mengukur keseimbangan ekosistem. Apabila ia tetam membentuk layaknya piramida, maka hal tersebut merupakan pertanda ekosistem bumi sedang dalam keadaan sehat.

Pembagian Piramida Ekologi

Pada dasarnya, ada 3 jenis dari piramida ekologi, yakni: 1. Piramida ekologi jumlah. Piramida yang ini menggambarkan hubungan antara kepadatan populasi atau jumlah individu di antara tingkatan trofik. Piramida ini memperlihatkan bahwa organisme yang menduduki tingkat trofik yang rendah, jumlahnya jauh lebih banyak dengan organisme yang menempati tingkatan trofik yang lebih tinggi. 2. Piramida Biomassa. Piramida yang satu ini mem[erlihatkan ukuran berat materi dari organisme di setiap trofik dalam suatu satuan berat. Piramida ini memiliki hasil yang jauh lebih akurat jika dibandingkan dengan piramida jumlah. 3. Piramida Energi. Piramida ekologi yang satu ini memperlihatkan terjadinya penurunan energi yang ada di setiap tingkatan trofik. Total energi sebagau cadangan terbesar ialah produsen dan akan semakin mengecil ada tingkatan trofik selanjutnya.