15

Click here to load reader

Ekologi tumbuhan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ekologi tumbuhan

LAPORAN PRATIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

“FREKUENSI JENIS TUMBUHAN, KERAPATAN DAN KELAS KERAPATAN,

SERTA KERIMBUNAN”

Disusun Oleh :

Nama : Jafar Aziz Permana

NIM : 1211702042

Jurusan/ Semester/kelas : Biologi / IV / A

Kelompok : IV (Empat)

Tanggal Praktikum : Jumat, 09 Maret 2013

Batas Pengumpulan : Selasa, 12 Maret 2013

Tempat : Lapangan terbuka Pertamina

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2013

Page 2: Ekologi tumbuhan

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Tujuan

Menetukan frekuensi berbagai jenis tumbuhan dalam suatu daerah

Menetukan kerapatan berbagai spesies dalam daerah vegetasi tertentu

Menentukan kerimbunan vegetasi pada suatu daerah

I.2. Dasar Teori

Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk

menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendeskripsikan suatu

vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu bidang metodologi sangat

berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang

pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus dipertimbangkann berbagai kendal yang

ada (Soetjipta, 1992).

Dalam mempelajari vegetasi, dibedakan antara studi floristik dengan analisa

vegetasi pada sudi floristik data yang diperoleh berupa data kualitatif yaitu data

yang menunjukkan bagaimana habitus dan penyebaran suatu jenis tanaman.

Sedangkan analisis vegetasi data yang diperoleh berupa data kualitatif dan

kuantitaif. Dan kuantitatif menyatakan jumlah, ukuran, berat kering, berat basah

suatu jenis. Frekuensi temuan dan luas derah ditumbuhinya. Data kuantitatif

didapat dari hasil penggambaran pengamatan petak conto lapangan, sedangkan

data kualitatif didapat dari hasil pengamatan dilapangan berdasarkan pengamatan

yang luas (Lumowa, 2010).

Metodologi-metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika

digunakan untuk penelitian yaitu metode kuadrat, metode ris, metode tanpa plot

dan metode kuarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini menitik beratkan pada

metode kuadran (Lumowa, 2011).

Jika suatu kuadran direduksi menjadi tanpa dimensi, maka akan menjadi

sebuah titik kecil. Berdasarkan hal tersebut terciptalah sebuah metode yang

disebut dengan metode titik yang merupakan variasi dari metode kuadrat. Metode

titik sangat efektif untuk sampling pada vegetasi yang rendah, rapat dan

membentuk anyaman yang tidak jelas batasnya antara satu dengan lainnya

rangkaian alat yang lazim digunakan dalam metode ini (Tim Dosen, 2009).

Metode kuadran adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak

contoh (plot less) metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang

Page 3: Ekologi tumbuhan

terbentuk pohon dan tiang, contohnya vegetasi hutan. Apabila diameter tersebut

lebih besar atau sama dengan 20 cm matadisebut pohon, dan jika diameter

tersebut antara 10 – 20 cm, maka disebut pole (tihang) dan jika tinggi pohon 2,5

m sampai diameter 10 m disebut saling atau belta (pancang) dan mulai anakan

sampai pohon setinggi 2,5 m disebut seedling (anakan/semak) (Indriyanto, 2006).

Kerapatan (“density”) didefinisikan sebagai jumlah individu suatu spesies

persatuan lias. Dengan analisa kuantitatif ini dapat diketahui rata-rata jumlah

individu suatu spesies dalam total jumlah contoh diamati dalam luas tertentu

suatu vegetasi (Fitria, 2013).

Kerapatan = Total jumlahindividu suatu spesies

Total jumlah kuadrat yangdipelajari

Perhitungan biasanjya diibuat dalam sejumlah kuadrat ulangan. Ukuran ini

tidak bergantung pada ukuran satuan contoh dan disebut “absolut” (Fitria, 2013).

Selain kerapatan, dapat pula ditentukan kelas kerapatan (“abundance”) dalam

percobaan, kelas kerapatan merupakan jumlah individu suatu spesies perluas

satuan (unit) kuadrat yang mkuncul (Fitria, 2013).

Kelas kerapatan = Total jumlah individu suatu jenis spesies

Total jumlahkuadrat yangmuncul

Analisa kuantitaif penting lain adalah kerimbunan (“cover”) yang

didefinisikan sebagai proporsi tanah yang tertutup oleh proyeksi tegak lurus

bagian aerial (di atas tanah) individu spesies yang diamati (Greig-Smith, 1983).

Kerimbunan memberikan gambaran tentang penguasaan (dominasi) suatu daerah

vegetasi oleh setiap jenis tumbuhan yang ada. Kerimbunan biasanya dapat

dinyatakan oleh mahkota tumbuhan atau diameter batang yang menutup

daerahtersebut dan biasanya dinyatakan dengan prosentase (Fitria, 2013).

BAB II

Page 4: Ekologi tumbuhan

METODE

2.1. Alat dan bahan

Alat Bahan

Meteran Kuadrat dengan ukuran yang sesuai

Alat tulis Lapagan terbuka pertamina

Benang/tali

Jangka sorong

Gunting

Penggaris

2.2. Prosedur kerja

Frekuensi Jenis Tumbuhan

Letakan kuadrat secara acak pada tempat pengambilan contoh

Mengidentifikasi berbagai spesies dan membedakannya sebagai A, B,C dan

seterusnya

Tentukan ada atau tidak ada spesies pada masing-masing kuadrat

Menyusun dalam daftar dan tentukan jenis tumbuhan mana yang harga

frekuensinya paling tinggi

Kelompokan data yang ada dan jumlahkan semua jenis tumbuhan setiap lima

tempat pengambilan contoh dan buat grafiknya.

Kerapatan dan Kelas Kerapatan

Letakan kuadrat dengan ukuran yang sesuai secara acak pada sejumlah tempat

Mengidentifikasi berbagai spesies dan membedakannya sebagai A, B,C dan

seterusnya

Hitunglah individu-individu dari setiap spesies dan setiap segi empat

kuadratnya

Catatlah data pengamatan dalam bentuk tabulasi

Bila sulit mengidentifikasi secara taksonomi di lapangan, kumpulkan tanaman

dan rekatkan dengan solatif dan beri tanda yang sama misalnya Sp.1, Sp.2,

Sp.3 dan seterusnya.

Kerimbunan

Page 5: Ekologi tumbuhan

Buat dua buah garis dengan jarak satu dengan yang lainnya 1M menembus

suatu vegetasi

Ukur panjang jenis tumbuhan yang ada sepanjang garis dengan menggunakan

penggaris

Untuk rumput, herba dan tumbuhan berbentuk rosetta diukur pada bagian

dasarnya, sedangkan untuk perdu pohon kecil dan pohon tinggi diukur

berdasarkan proyeksi mahkota terhadap garis tadi

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 frekuensi jenis tumbuhan

No Nama spesies tumbuhan

Jumlah kuadrat Total jumlah kuadrat yang ada spesiesnya

Frekuensi (%)

Kelas frekuensi1 2 3 4 5

1 Ubi jalar √ - - - - 1/5 20% 1

2 Putri malu √ √ √ √ √ 5/5 100% 5

3 Rumput teki √ √ √ √ √ 5/5 100% 5

4 Rumput gajah √ √ √ √ - 4/5 80% 5

5 Rumput jepang √ √ √ - √ 4/5 80% 5

6 Pepetaian √ √ - - - 2/5 40% 2

7 Jejerukan √ √ - √ - 3/5 60% 4

8 Bayem-bayeman √ - - - - 1/5 20% 1

9 Sp1 √ √ - √ √ 4/5 80% 5

10 Sp2 - √ - - - 1/5 20% 1

11 Sp3 - √ √ √ - 3/5 60% 4

12 Sp4 - - - √ √ 2/5 40% 2

13 Sp5 - - - √ √ 2/5 40% 2

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa luas tempat pengambilan contoh terdapat

berbagai jenis tumbuhan herba dan rerumputan. Luas kuadran tempat pengambilan contoh

yaitu 5m x 1m. kemudian luas tersebut dibagi kedalam 5 kuadran, setiap kuadran berukuran

1m x 1m Jenis tumbuhan yang ada di tempat pengambilan contoh yaitu : ubi jalar, putri

malu, rumput teki, rumput gajah, rumput jepang, pepetaian, jejerukan, bayem-bayeman, dan

jenis tanaman herba lainnya sebanyak 5 jenis. tumbuhan yang mendominasi tempat p.c yaitu

rumput teki.

Page 6: Ekologi tumbuhan

Grafik 1. Nama spesis dan jumlah kuadrat yang ada spesiesnya.

Ubi jalar

Putri m

alu

Rumput teki

Rumput gaja

h

Rumput jepan

g

Pepeta

ian

Jejeru

kan

Bayem

-bayem

an Sp1

Sp2

Sp3

Sp4

Sp5

0

1

2

3

4

5

6

1

5 5

4 4

2

3

1

4

1

3

2 2

Jumlah kuadrat yang ada spesiesnya

Frekuensi merupakan ukuran dari uniformitas atau regularitas terdapatnya suatu jenis

frekuensi memberikan gambaran bagaimana pola penyebaran suatu jenis,apakah menyebar

keseluruh kawasan atau kelompok. Hal ini menunjukan daya penyebaran dan adaptasinya

terhadap lingkungan . pengamatan frekuensi tumbuhan dilakukan dengan cara penghitungan

jumlah spesies di setiap kuadran.

Grafik.3 Nama spesis dan jumlah spesies dalam kuadrat.

Ubi jalar

Putri m

alu

Rumput teki

Rumput gaja

h

Rumput jepan

g

Pepeta

ian

Jejeru

kan

Bayem

-bayem

an Sp1

Sp2

Sp3

Sp4

Sp5

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

37

20

3126

1 3 37 4

0 0 00 2

38

1

22

2 1 1 1 16

0 004

43

29

0 1 0 1 05

00 1

78

21

0 0 1 0 1 0

114 10

14

35

05

22

0 0 0 0 0

34

1

Kuadrat1 Kuadrat2 Kuadrat3 Kuadrat4 Kuadrat5

Pola penyebaran di lokasi p.c merata karena disetiap kuadran hampir terdapat jenis

tumbuhan yang sama. Keseluruhan memiliki frekuensi cukup tinggi, frekuensi tumbuhan

didominasi oleh rerumputan liar atau rumput teki, putri malu sebesar 100%, sedangkan yang

Page 7: Ekologi tumbuhan

paling kecil yaitu bayem-bayeman dan spesies 2 sebesar 20%. Artinya tumbuhan yang

mampu beradaptasi paling tinggi yaitu rumput teki dan putri malu, selain itu rumput teki dan

putri malu juga merupakan tumbuhan liar yang memiliki tingkat pertumbuhannya sangat

tinggi dibanding tumbuhan lain.

Tabel 2 kerapatan

Nama spesies

Jumlah individu per kuadrat

Total jumlah

individu

Jumlah kuadrat

yang ada spesiesnya

Total kuadrat

yang dipelajari

Kerapatan (individu/

m2)

Kelas kerapatan

1 2 3 4 5

Ubi jalar 3 - - - - 3 1 5 0,6 3

Putri

malu

7 2 4 1 14 28 5 5 5,6 5,6

Rumput

teki

20 3

8

43 78 35 214 5 5 42,8 42,8

Rumput

gajah

31 1 2 21 - 55 4 5 11 13,75

Rumput

jepang

26 2

2

9 - 5 62 4 5 12,4 15,5

Pepetaian 1 2 - - 22 25 3 5 5 8,3

Jejerukan 3 1 1 1 - 6 4 5 1,2 1,5

Bayem-

bayeman

3 1 - - - 4 2 5 0,8 2

Sp1 7 1 1 1 - 10 4 5 2 2,5

Sp2 4 1 - - - 5 2 5 1 2,5

Sp3 - 6 5 11 - 21 3 5 4,2 7

Sp4 - - 4 34 38 2 5 7,6 19

Sp5 - - - 1 1 2 2 5 0,4 1

Kerapatan ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di

dalam area tersebut. pengamatan kerapatan dilakukan dengan cara penghitungan jumlah

individu di setiap kuadran. total jumlah individu di seluruh kuadran sebanyak 437 individu.

Kerapatan paling tinggi ditempati oleh tumbuhan jenis rumput teki sebesar 42,8 individu/m3,

sedangkan kerapatan paling rendah spesies 5 yang belum teridentifikasi sebasar 0,4 individu/

m3. Tumbuhan yang memiliki kerapatan paling tinggi memiliki frekuensi tumbuhan paling

Page 8: Ekologi tumbuhan

tinggi dan pertumbuhan paling cepat sedangkan tumbuhan yang memiliki kerapatan rendah

memiliki frekuansi yang rendah karena jumlahnya sedikit di setiap kuadrannya.

Grafik 2. Nama spesies dan jumlah spesies.

Putri m

alu

Rumput teki

Rumput gaja

h

Rumput jepan

g

Pepeta

ian

Jejeru

kan

Bayem

-bayem

an Sp1

Sp2

Sp3

Sp4

Sp5

0

50

100

150

200

250

3

28

214

55 62

256 4 10 5

2138

2

Kategori susunan kerapatan dari harga yang terkecil hingga terbesar mulai dari:

Sp5 => Ubi jalar => bayem-bayeman => Sp2 => Jejerukan => Sp1 => Sp3 => pepetaian =>

Putri malu => Sp4 => Rumput gajah => Rumput jepang => Rumput teki.

Tabel 3. kerimbunan

Line Nama spesies Jumlah individu

Total panjang garis

(cm)1 Ubi jalar 3 500 cm

Putri malu 7 500 cm

Rumput teki 20 500 cm

Rumput gajah 31 500 cm

Rumput jepang 26 500 cm

Pepetaian 1 500 cm

Jejerukan 3 500 cm

Bayem-bayeman 3 500 cm

Sp1 7 500 cm

Sp2 4 500 cm

2 Putri malu 2 500 cm

Rumput teki 38 500 cm

Rumput gajah 1 500 cm

Page 9: Ekologi tumbuhan

Rumput jepang 22 500 cm

Pepetaian 2 500 cm

Jejerukan 1 500 cm

Sp1 1 500 cm

Sp2 1 500 cm

Sp3 6 500 cm

3 Putri malu 4 500 cm

Rumput teki 43 500 cm

Rumput gajah 2 500 cm

Rumput jepang 9 500 cm

Jejerukan 1 500 cm

Sp3 5 500 cm

4 Putri malu 1 500 cm

Rumput teki 78 500 cm

Rumput gajah 21 500 cm

Jejerukan 1 500 cm

Sp1 1 500 cm

Sp3 11 500 cm

Sp4 4 500 cm

Sp5 1 500 cm

5 Putri malu 14 500 cm

Rumput teki 32 500 cm

Rumput jepang 5 500 cm

Sp1 22 500 cm

Sp4 34 500 cm

Sp5 1 500 cm

Jumlah kerapatan 468

LAMPIRAN

Kuadrat 1 Kuadrat 2

Page 10: Ekologi tumbuhan

Kuadrat 3 Kuadrat 4

Kuadrat 5

no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 6 5 4 4 3 3 3 1 3 102 3 3 2 4 2 4 4 4 3 13 4 2 4 3 4 3 4 6 5 34 2 3 3 5 3 6 3 4 4 35 3 4 3 4 3 1 2 1 1 36 3 4 2 3 1 2 3 4 5 67 4 2 1 3 3 2 4 1 3 38 3 2 1 3 1 2 3 1 2 39 1 2 3 3 1 2 4 3 3 410 2 2 2 4 3 4 5 1 2 3

Jumlah = 305Pengamatan kerimbunan dilakukan dengan cara pembuatan kotak sebesar 10 cm x 10

cm kemudian menghitung jumlah individu di setiap kotak tersebut sehingga ketelitian dalam

penghitungan individu lebih akurat. Kerimbunan tertinggi ada pada kuadran 4 dengan jumlah

no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 3 3 1 3 4 2 1 1 0 22 2 5 4 3 3 3 5 2 1 33 4 3 3 2 4 5 2 3 3 34 4 2 2 2 5 2 5 3 2 45 2 3 3 2 2 1 0 2 1 36 4 3 2 2 3 4 5 6 5 37 5 4 2 2 4 3 4 4 7 48 4 4 3 3 1 4 4 8 4 59 4 2 2 4 3 8 1 8 4 410 3 3 3 2 2 5 1 5 2 7

Jumlah = 322

no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 1 1 1 2 2 3 5 2 6 42 1 2 2 1 1 1 3 4 5 43 2 4 2 2 3 3 2 3 5 34 3 4 3 1 0 5 4 2 3 25 4 4 2 1 1 1 4 4 4 36 3 4 2 2 1 4 5 6 5 37 5 5 2 3 2 3 4 4 7 48 5 3 1 1 2 4 4 8 4 59 5 2 1 1 3 8 1 8 4 410 4 2 2 1 2 5 1 5 2 7

Jumlah = 314

no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 2 2 3 2 2 2 3 2 1 22 2 2 3 2 1 4 3 3 3 23 2 3 4 2 3 5 3 2 3 44 3 2 3 3 3 3 5 4 5 35 4 3 3 2 2 3 5 5 5 36 5 2 2 3 2 2 1 3 2 47 2 3 3 4 2 3 4 5 3 38 2 3 2 1 2 1 4 2 3 29 3 3 2 3 3 2 2 4 2 110 2 3 4 3 2 1 2 3 2 1

Jumlah = 274

no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 2 3 2 2 1 3 4 2 2 32 2 2 1 1 1 3 5 5 4 23 1 2 4 1 2 5 3 4 2 14 1 3 2 2 1 3 4 2 3 15 1 2 3 3 1 3 2 1 4 26 1 2 1 2 2 1 1 2 3 57 2 1 1 2 1 1 1 2 3 48 6 5 3 4 3 1 5 3 2 29 5 4 6 3 4 1 0 2 1 310 5 6 5 7 8 4 5 6 3 6

Jumlah = 275

Page 11: Ekologi tumbuhan

individu 118, di kuadran 5 sebanyak 108, di kuadran 1 sebanyak 105, di kuadran 2 sebanyak

73, sedangkan kuadran 3 menempati kerimbunan paling rendah dengan jumlah indvidu

sebesar 64. Total panjang garis setiap kuadran 500 cm, jumlah keseluruhan individu dari

kelima kuadran yaitu 468 individu tumbuhan dengan total luas 5 m x 1 m.

BAB IV

KESIMPULAN

Frekuensi, kerapatan dan kerimbunan didominasi oleh tumbuhan rerumputan yaitu

rumput teki karena rumput memiliki laju pertumbuhan tinggi.

Pola penyebaran pada tempat p.c yaitu merata karena penyebaran tumbuhan di setiap

kuadrannya hampir setiap tumbuhan ada.

Kerapatan tertinggi sebesar 42,8 individu/ m3, sedangkan paling rendah 0,4

individu/m3.

Kerimbunan yang paling tinggi terletak pada kuadran 4 dengan jumlah individu 118.

DAFTAR PUSTAKA

Indrianto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara .

Lumowa, Senja. 2011. Diktat Ekologi Tumbuhan. Samarinda: Universitas

Mulawarman .

Soetjipta. 1992. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Jakarta: Dept. DikBud .

Fitria, Ita. 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan. Bandung: Universitas Islam

Negeri Sunan Gunung Djati .