Upload
hendra-pranata-purba
View
2
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tahapn eksplorasi dan penyelidikan umum
Citation preview
TUGAS EKONOMI BAHAN GALIAN
TAHAPAN EKSPLORASI DAN TAHAPAN PENYELIDIKAN UMUM
OLEH :
NAMA : HENDRA PRANATA PURBA
NIM : DBD 112 104
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2014
A. Tahapan Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk
memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi,
sebaran, kualitas, dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi
mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup. Menentukan suatu daerah prospek
adalah merupakan tahapan yang penting dalam kegiatan eksplorasi. Dalam kaitan
dengan batubara, eksplorasi batubara merupakan suatu proses kegiatan untuk
menentukan lokasi endapan batubara yang prospek untuk dikembangkan, dimana
selama pelaksanaan program akan dilakukan pengambilan contoh batubara (coal
sampling) untuk dievaluasi dan dianalisis di laboratorium baik dengan pendekatan
analisis kimia maupun analisis fisika agar kualitas dan kuantitas batubara tersebut
dapat diketahui dengan pasti (Blayden and Goodwin, 1982).
Tahapan-tahapan eksplorasi secara umum ada dua, yaitu eksplorasi awal atau
pendahuluan dan eksplorasi detil. Penjelasan tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai
berikut,
I. Tahap Eksplorasi Pendahuluan
Dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang diperlukan
masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga
berskala kecil 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Studi Literatur
Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi
terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-
catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei.
Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi
regional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting untuk
memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi
dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya
dapat dilihat di lapangan.
b. Survei Dan Pemetaan
Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka
survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat
dimulai (peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada,
maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut
sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa
langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan),
melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang
penting.
Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara
(sasaran langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan,
orientasi lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-
tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada peta dasar dengan
bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda
alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian
peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan).
Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan
dan dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan
model geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan
cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika
diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot
dengan tepat di peta (dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dll.).
Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan,
gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan
apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau
tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan
dengan tahap eksplorasi selanjutnya.
II. Tahap Eksplorasi Detail
Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang
ada mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail
(White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang
lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk
mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan
(volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari
sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi
terukur, dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga dengan demikian
perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan.
Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan,
kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta
data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran struktur
(kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran
bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan
produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu
lainnya.
III. Studi Kelayakan
Merupakan tahapan akhir dari rentetan penyelidikan awal yang dilakukan
sebelumnya sebagai penentu apakah kegiatan penambangan endapan bahan galian
tersebut layak dilakukan atau tidak. Dasar pertimbangan yang digunakan meliputi
pertimbangan teknis dan ekonomis dengan teknologi yang ada pada saat ini, dan
dengan memperhatikan keselamatan kerja serta kelestarian lingkungan hidup. Bila
tidak atau belum layak maka data tersebut diarsipkan.
A. Tahapan Penyelidikan
Eksplorasi berasal dari kata exploration yang berarti penyelidikan atau berasal
dari to explore – explorer yang berarti menyelidiki, memeriksa, menjelajah tempat di
dunia yang belum diketahui dengan baik.
Tujuan dari eksplorasi dalam kegiatan pertambangan adalah untuk
mengidentifikasi pemineralan, penentuan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan
kualitas dari suatu bentuk endapan mineral yang pada ahirnya dapat dikajian
kemungkinan dilakukannya investasi.
Dalam kegiatan eksplorasi bahan galian/mineral terdapat beberapa tahapan
kegiatan. Tahapan eksplorasi (exploration stage) adalah urutan penyelidikan geologi
yang umumnya dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan. Tahapan tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Survey Tinjau (Reconnaissence)
2. Prospeksi (Prospecting)
3. Eksplorasi Umum (General Exploration)
4. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration)
1. Survey Tinjau (Reconnaissence)
Tahapan ini merupakan tahapan paling awal dalam kegiatan eksplorasi.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi
keterdapatan mineral secara geologi atau daerah anomali yang prospektif untuk
penyelidikan lebih lanjut.
Dalam tahapan ini, penyelidikan dilakukan pada daerah yang sangat luas
dengan pengamatan dilakukan tidak berpola dan pada lokasi-lokasi yang dianggap
menarik. Awal dari tahapan ini biasanya berupa pengumpulan data skunder dan
primer. Pengumpulan data skunder berupa studi kepustakaan, survey foto udara dan
analisa peta geologi regional. Pengumpulan data primer berupa pemetaan geologi
regional dengan skala 1 : 250.000 atau 1 : 100.000, peninjauan pada lokasi-lokasi
yang dianggap menarik yang biasanya diikuti dengan pengambilan contoh geokimia
batuan dan sedimen sungai secara acak juga didukung dengan pengambilan conto
konsentrat diulang.
Tabel 1. Hubungan antara Tahapan Eksplorasi dengan Metoda Penyelidikan, Kerapatan Titik Pengamatan dan Kalasifikasi Sumber Daya (Cadangan) Bahan Galian
Tahapan
Eksplorasi Pengembangan
Penyelidikan Umum Eksplorasi Studi Kelayakan Konstruksi
Survey Tinjau Prospeksi Eksplorasi Umum Eksplorasi RinciMetoda
Eksplorasi (Penyelidikan)
Kepustakaan, Survey udara/foto udara, Pemetaan Geologi Regional skala 1 :250.000 – 1:100.000, Geokimia
Pemetaan geologi semi rinci, 1:100.000 – 1:10.000, penyelidikan geokimia dan geofisika
Pemetaan geologi rinci skala 1:10.000–1:2.000, penyelidikan geokimia dan geofisika, parit /sumur uji, pemboran geologi
Pemetaan geologi rinci skala 1:2.000–1:5.00, prit / sumur uji, pemboran geologi, terowongan, uji pengolahan
Luas Wilayah Sangat luas Sampai beberapa ratus km2
Terbatas (beberapa puluh km2)
Sangat terbatas (beberapa km2)
Kerapatan Titik Pengamatan
Tidak terpola, pada lokasi-lokasi yang menarik
Terplola, 1-10 km2 perconto endapan sungai aktif
Terpola (grid), interval 100-25 m conto tanah
Makin rapat, pemboran dilakukan makin rapat
Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan
Sumber daya hipotetik
Sumber daya terreka
Sumber daya terunjuk Sumber daya terukur
Cadangan terkira atau
terbukti
Cadangan
Jangka Waktu (Tahun) & Luas (Ha)( Berdasarkan UU No. 4 Tahun 2009, tentang Pertambangan Mineral dan Batubara)
Jenis IUP Eksplorasi IUP Operasi Produksi
Mineral Expl Fs Luas (Ha) Konst Prod Luas (Ha)
Logam3 + (2X1)1+(1) Max. 100.000
Min. 5.0002 20 + (2x10) Max. 25.000
Batubara2 + (2X1) 2 Max. 50.000
Min. 5.0002 20 + (2x10) Max. 15.000
Bukan logam
3 + (1X1)1 + (1) Max. 25.000Min. 500
3 20 +(2x10) Semen
10 + (2x5)
Max. 5.000
Batuan1 1 Max. 5.000
Min. 51 5 + (2x5) Max. 5.000
Radioaktif
3+(1x1) 1 Tergantung Penugasan
Tergantung Penugasan
Tergantung Penugasan
Keterangan : Jangka waktu IUP Eksplorasi 3 + (2X1) artinya jangka waktu izin 3 tahun dapat diperpanjang 2 kali masing-masing 1 tahun
2. Prospeksi (Prospecting)
Tahapan eksplorasi ini dimaksudkan untuk membatasi daerah sebaran mineral
dengan cara mempersempit daerah yang mengandung sebaran endapan mineral yang
potensial, luas daerahnya biasanya sampai beberapa ratus km2. Metoda yang
digunakan adalah pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan, penyelidikan
geokimia dan geofisika.
Pada tahapan ini pengamatan dan pengambilan conto geokimia dilakukan
lebih terpola. Conto yang diambil biasanya berupa endapan sungai aktif dan batuan
dimana setiap conto mewakili daerah seluas 1 – 10 km2. Penyelidikan geofisika mulai
dilakukan pada tahapan ini, tujuannya untuk mengetahui kondisi geologi/mineralisasi
bawah permukaan baik menyangkut keberadaan/posisi dan dimensi mineralisasi
dengan metoda geofisika.
Metoda ini sebagai pendukung data geokimia dan pemetaan. Selain kedua
metoda tersebut dilakukan juga uji paritan, uji sumuran dan pemboran geologi. Dalam
tahapan ini estimasi kuantitas dihitung berdasarkan interpetasi geologi, geokimia dan
geofisika.
3. Eksplorasi Umum (General Exploration)
Tahapan eksplorasi ini dimaksud untuk mendeliniasi suatu endapan atau untuk
mengetahui gambaran awal bentuk tiga dimensi endapan mineral. Luas daerah yang
diselidiki biasanya terbatas dalam beberapa puluh km2. Metoda yang digunakan dalam
tahapan ini adalah pemetaan geologi rinci pada skala 1 : 10.000 – 1 : 2.000,
pencontohan batuan/tanah pada jarak yang lebih rapat dengan menggunakan grid
dengan interval tertentu. Metoda pendukung lain adalah geofisika, pembuatan uji
paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas dari suatu
endapan mineral. Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi mulai dapat dilakukan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui gambaran geologi suatu
endapan berdasarkan sebarannya, perkiraan awal bentuk tiga dimensinya, ukuran,
sebarannya, kuantitas dan kualitasnya. Hasil analisis dan evaluasi dari tahapan ini
untuk menentukan apakah eksplorasi rinci dan studi kelayakan tambang diperlukan.
4. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration)
Tahapan ini dilakukan untuk mendeliniasi secara rinci dalam bentuk 3-dimensi
terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan,
paritan,sumuran, pemboran, terowongan. Luas daerah yang diselidiki biasanya sangat
terbatas dalam beberapa km2 dengan titik pengamatan yang makin rapat. Dengan
jarak titik pencontohan/pengamatan yang semakin rapat, ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas dan kualitas endapan mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat
ketelitian yang tinggi.
Dalam tahapan ini kegiatan yang dilakukan biasanya berupa pemetaan geologi
rinci dengan skala 1 : 2.000 – 1 : 500, pembuatan parit uji/sumur uji, pemboran,
terowongan dan mulai dilakukan uji pengolahan.
Laporan eksplorasi adalah dokumentasi mutahir dari setiap tahapan eksplorasi yang
menggambarkan keberadaan endapan mineral baik secara bentuk, ukuran, sebaran,
kualitas dan kuantitas. Laporan tersebut memberikan status mutahir sumberdaya
mineral yang dapat digunakan untuk menentukan tahapan-tahapan berikutnya yang
akan dilakukan.