Upload
ardiansyah-rambe-dian
View
244
Download
28
Embed Size (px)
Citation preview
Pokok Bahasan 4
Pokok Bahasan 4
PERBELANJAAN AGREGAT
DAN KEGIATAN EKONOMI
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP
Email: [email protected]; [email protected]
Guru Besar Universitas Riau
AHLI-AHLI EKONOMI KLASIK
Perekonomian akan selalu mencapai
tingkat kesempatan kerja penuh, dan
Tingkat kegiatan ekonomi dan
pendapatan nasional ditentukan oleh
faktor-faktor produksi yang tersedia dan
tingkat teknologi yang dicapai.
Ekonomi Klasik: J.B. SAY
Penawaran dengan sendirinya menciptakan
permintaan (supply creates its own demand).
produk nasional yang diwujudkan oleh
sesuatu perekonomian ditentukan oleh segi
penawaran yaitu bergantung kepada
kemampuan faktor-faktor produksi
menghasilkan dan menawarkan barang dan
jasa dalam perekonomian.
Pandangan yang demikian antara lain
disebabkan oleh keyakinan ahli-ahli ekonomi
Klasik bahwa dalam perekonomian tidak
terdapat kekurangan permintaan agregat.
Teori Penentuan Kegiatan
Ekonomi: Keynes
Kegiatan perekonomian terutama tergantung kepada
segi permintaan, yaitu tergantung kepada perbelanjaan
atau pengeluaran agregat yang dilakukan dalam
perekonomian pada suatu waktu tertentu.
Pengeluaran atau perbelanjaan agregat adalah
pengeluaran yang dilakukan untuk membeli barang dan
jasa yang dihasilkan oleh sesuatu perekonomian dalam
suatu periode tertentu, dan biasanya diukur untuk suatu
tahun tertentu.
Semakin besar perbelanjaan agregat yang dilakukan
dalam perekonomian, semakin tinggi tingkat kegiatan
ekonomi dan kesempatan kerja yang dicapai.
Teori Penentuan Kegiatan Ekonomi
(lanjutan..)
Perbelanjaan agregat yang wujud tidak selalu
mencapai tingkat perbelanjaan agregat yang
diperlukan
untuk
mencapai
tingkat
kesempatan kerja penuh. Oleh sebab itu
pengangguran akan selalu berlaku.
Untuk mengatasinya pemerintah perlu
mempengaruhi perbelanjaan agregat, dan hal
ini terutama dilakukan dengan menjalankan
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
KOMPONEN UTAMA
PERBELANJAAN AGREGAT
Konsumsi dan Tabungan
Rumah Tangga
Investasi Perusahaan
Pengeluaran Pemerintah
Ekspor dan Impor
KONSUMSI DAN TABUNGAN
RUMAH TANGGA
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP
Email: [email protected]; [email protected]
Guru Besar Universitas Riau
KONSUMSI RUMAH TANGGA
Keynes berpendapat faktor utama yang
menentukan konsumsi rumah tangga adalah
pendapatannya.
Pada pendapatan yang sangat rendah,
konsumsi akan melebihi pendapatan dan
konsumsi yang melebihi pendapatan ini akan
dibiayai oleh tabungannya pada masa yang
lalu.
Yd= C+S
Yd adalah pendapatan disposebel, C adalah konsumsi rumah
tangga dan S adalah tabungan rumah tangga
Persamaan fungsi konsumsi
Fungsi konsumsi adalah suatu persamaan
matematik atau suatu grafik yang
menunjukkan hubungan di antara tingkat
konsumsi rumah tangga dengan pendapatan
disposebel atau pendapatan nasional.
Apabila dihubungkan dengan pendapatan
disposebel fungsi konsumsi biasanya
dinyatakan dengan menggunakan
persamaan berikut
C = a + b Yd
Yd = Y - T
T = tY
di mana a adalah konsumsi otonomi, b adalah
kecondongan konsumsi marginal, dan Yd adalah
pendapatan disposebel
Fungsi Konsumsi
C = a + b Yd
C = a + b (Y - T)
C = a - bT + bY
C = a + b Yd
C = a + b (Y - T)
C = a + b (Y - tY)
C = a + b(1-t)Y
Kecondongan mengkonsumsi marginal
(MPC)
Kecondongan mengkonsumsi marginal, atau
marginal propensity to consume (MPC)
menggambarkan hubungan di antara pertambahan
pendapatan dengan pertambahan konsumsi
MPC menunjukkan persentasi dari tambahan
pendapatan yang akan dikonsumsikan.
Sebagai contoh, apabila dalam persamaan fungsi
penggunaan nilai b adalah 0,8 (berarti MPC = b =
0,8), maka nilai tersebut menggambarkan bahwa 80
persen dari tambahan pendapatan rumah tangga
akan digunakan untuk konsumsi
MPC
C
Yd
C adalah pertambahan konsumsi dan Yd adalah
pertambahan pendapatan disposebel yang
mengakibatkan pertambahan konsumsi
Konsumsi otonomi
Yang dimaksudkan dengan konsumsi otonomi
adalah tingkat konsumsi rumah tangga yang tidak
dipengaruhi oleh pendapatan nasional.
Dapat juga diartikan sebagai tingkat konsumsi
apabila suatu rumah tangga tidak mempunyai
pendapatan.
Dalam keadaan demikian konsumsi tersebut dibiayai
oleh tabungan yang telah dibuat di masa lalu.
Perbedaan tabungan dan kekayaan menyebabkan
konsumsi otonomi ini berbeda di antara seorang
individu dan individu lainnya.
Seorang kaya dan mempunyai tabungan yang
banyak akan melakukan konsumsi otonomi yang
tinggi. Sebaliknya, seorang miskin dan tabungannya
terbatas akan mempunyai konsumsi otonomi yang
terbatas.
Grafik Fungsi Konsumsi
Y=C
A1
A0
C0 = a + b Yd
C1 = a + b (Y - T)
C = a + b(1-t)Y
A2
a
0
45o
Y2
Y1 Y0
Pendapatan Nasional (Y)
Nilai Y0: Oleh karena pada Ao berlaku
persamaan Co = Yo maka:
Co = a + bY
dapat diubah menjadi
Yo = a + bYo
atau: Yo(1 - b) = a
sehingga Yo bernilai
Y0
a
1 b
Nilai Y1: Oleh karena pada A1 berlaku
persamaan C1 = Y1 maka
C1 = a + bT+bY
Y1 = a bT + bY, atau:
Y1 bY1 =a - bT
maka:
Y1
a bT
1 b
Nilai Y2: Oleh karena pada A2 , berlaku
persamaan C2 = Y2
maka persamaan C2 = a + b(1- t)Y
Y2 = a + b(1- t)Y2 atau
Y2 - b(1 - t)Y2 = a
Dengan demikian Y bernilai:
Y2
a
1 b(1 t )
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsumsi
Kekayaan
Kekayaan seseorang besar sekali pengaruhnya
kepada konsumsi otonominya.
Seorang miskin dan tidak mempunyai tabungan tidak
akan bermimpi untuk membeli barang-barang mewah.
Ekspektasi
Ekspektasi mengenai keadaan di masa datang sangat
mempengaruhi konsumsi rumah tangga saat ini.
Keyakinan bahwa di masa datang akan memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi akan mendorong rumah
tangga meningkatkan konsumsinya di masa kini.
Keadaan ekonomi yang diharapkan semakin pesat
perkembangannya di masa depan biasanya akan
mendorong rumah tangga untuk meningkatkan
pengeluaran konsumsinya
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsumsi (lanjutan...)
Jumlah penduduk
Dalam analisis mengenai perbelanjaan agregat yang
diperhatikan adalah konsumsi penduduk di seluruh
negara.
Tingkat konsumsi bukan saja tergantung kepada
tingkat pendapatan yang diperoleh seseorang tetapi
juga yang diterima penduduk secara keseluruhan.
Suku bunga
Menurut Klasik suku bunga sangat penting
pengaruhnya ke atas tabungan, yaitu semakin tinggi
suku bunga, semakin meningkat tabungan yang akan
diciptakan masyarakat, walaupun pendapatan tidak
berubah.
Menurut Keynes tingkat tabungan masyarakat
sepenuhnya ditentukan oleh pendapatan masyarakat
tersebut dan suku bunga tidak akan mempengaruhi
tabungan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsumsi (lanjutan...)
Tingkat harga
Dalam analisis Keynesian sederhana dimisalkan
bahwa tingkat harga adalah tetap. Maka setiap
kenaikan pendapatan berarti kenaikan pendapatan
yang sebenarnya atau pendapatan riil.
Dalam keadaan yang demikian, apabila pendapatan
meningkat sebanyak 100 persen, dan MPC adalah
0,8, maka 80 persen dari kenaikan pendapatan itu
akan dikonsumsikan dan ini menggambarkan
kenaikan konsumsi yang sebenarnya.
TABUNGAN RUMAH TANGGA
FUNGSI TABUNGAN
Sebagai imbalan atas penggunaan faktor-
faktor produksi yang dimiliki rumah tangga
dan yang digunakan sektor perusahaan akan
mengalir berbagai jenis pendapatan rumah
tangga: gaji dan upah, sewa, bunga dan
keuntungan.
Pendapatan rumah tangga ini akan
digunakan untuk membayar pajak, untuk
konsumsi dan untuk ditabung.
Maka tabungan yang dilakukan oleh suatu
masyarakat dapat ditentukan oleh salah satu
dari dua persamaan berikut:
S = Yd - C
atau
S=Y-T-C
Persamaan fungsi tabungan
S = Yd C
C = a + bYd
S = Yd - C
S =Yd - a - bYd
S = -a + (1-b)Yd
Persamaan fungsi tabungan (lanjutan)
Fungsi tabungan juga dapat dihubungkan
dengan tingkat pendapatan nasional.
Dalam hal ini perlulah dibedakan dua bentuk
pajak, yaitu: pajak tetap dan pajak
proporsional.
Dalam kasus pajak tetap, hubungan di antara
tabungan dan pendapatan nasional dapat
dinyatakan dengan menggunakan
persamaan
S = -a + (1 - b)Yd
S = -a + (1 - b) (Y - T)
S = -a + (Y- bY T + bT)
S=-a-(1-b)T+(1-b)Y
Persamaan fungsi tabungan (lanjutan)
Untuk fungsi tabungan bagi kasus pungutan pajak
pemerintah yang bersifat pajak sebanding T = tY
adalah:
S = -a + (1 - b)Yd
S = -a + (1 - b) (Y - tY)
maka:
S = - a + (1 - b)(1 - t)Y
Persamaan fungsi tabungan (lanjutan)
Seperti halnya dengan fungsi konsumsi, fungsi
tabungan juga dapat dihubungkan dengan tingkat
pendapatan nasional.
Perlu juga diperhatikan dua bentuk pajak, yaitu:
pajak tetap dan pajak proporsional.
Dalam kasus pajak tetap, hubungan di antara
tabungan dan pendapatan nasional dapat dinyatakan
dengan menggunakan persamaan:
S = -a + (1 - b)Yd
S = -a + (1 - b) (Y - T)
S=-a+(Y-bY-T+bT)
Shingga
S=-a-(1-b)T+(1-b)Y
Jika persamaan fungsi tabungan bagi
kasus pungutan pajak pemerintah yang
bersifat pajak sebanding T = tY, maka:
S = - a + (1 - b)Yd
S = - a + (1 - b) (Y - tY)
S = - a + (1-b)(1-t)Y
Grafik Fungsi Tabungan
Pemerintah tdk
memungut pajak
Pemerintah
memungut pajak
S0 = -a + (1 - b)Y
S1 = -a- (1-b)T+(1-b)Y
S = - a + (1-b)(1-t)Y
0
Pendapatan Nasional
-a
Pajak
proposional
Kecondongan menabung marginal
Kecondongan menabung marginal atau
MPS (marginal propensity to save) adalah
perbandingan di antara tambahan
tabungan dengan tambahan pendapatan
disposebel.
MPS dapat dihitung nilainya dengan
menggunakan persamaan
MPS
S
Yd
di mana S adalah tambahan tabungan dan Yd
adalah pertambahan pendapatan disposebel
Hubungan MPC dengan MPS
Yd = C + S
Yd = C + S
Apabila masing-masing variabel dibagi
dengan Yd maka akan diperoleh:
YdCS
YdYdYd
1 = MPC + MPS
Contoh soal 01
Jika fungsi konsumsi adalah C = 15 + 0,75Yd
dan pendapatan yang dibelanjakan (Yd)
sebesar Rp 30 miliar.
a. Berapa nilai konsumsi agregate bila
pendapatan yang dibelanjakan sebesar Rp
30 miliar
b. Berapa besar keseimbangan pendapatan
nasional
c. Gambarlah fungsi konsumsi dan tabungan
secara bersama-sama
Grafik Konsumsi, Tabungan,
C, S
dan Pendapatan Nasional
Y=C+S
C=a+bY
E
S= -a+(1-b)Y
a
Tabungan positif
0
YE
Y
-a
Tabungan negatif
Contoh soal 02
Pola konsumsi masyarakat Indonesia adalah:
pada pendapatan nasional sebesar Rp 280
milyar, konsumsi yang dikeluarkan sebesar Rp
220 milyar. Apabila pendapatan turun menjadi
Rp 200 milyar, konsumsinya menurun menjadi
Rp 180 milyar.
a. Bagaimana fungsi konsumsi dan tabungan?
b. Berapa pendapatan pada keadaan
keseimbangan?
c. Gambarkan grafiknya?
Contoh soal 03
Apabila diketahui fungsi pengeluaran konsumsi suatu
masyarakat C = 0,75 Y, dimana C=konsumsi dan
Y=pendapatan nasional. Buktikan hasrat konsumsi rata-
rata (APC) sama dengan hasrat konsumsi marginal
(MPC)
Penyelesaiannya:
MPC
CC
YY
sedangkan
APC
Karena C=0,75Y
maka MPC 0,75
Y
MPC APC
APC 0,75
Y
INVESTASI PERUSAHAAN
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP
Email: [email protected]; [email protected]
Guru Besar Universitas Riau
Investasi Perusahaan
Dalam membicarakan mengenai investasi perlu
disadari perbedaan di antara investasi fisik dan
investasi keuangan.
Pemilik-pemilik modal yang membeli saham-
saham di bursa saham selalu dipandang
sebagai melakukan investasi dan pembelian ini
dapat digolongkan sebagai investasi yang
bersifat keuangan.
Analisis ekonomi lebih menumpahkan
perhatian kepada investasi yang bersifat fisik
dan investasi seperti ini terutama meliputi
perbelanjaan perusahaan-perusahaan untuk
membeli barang-barang modal untuk
meningkatkan kemampuan suatu
perekonomian menghasilkan barang dan jasa
di masa depan.
Penentu-penentu Investasi
Investasi digolongkan kepada komponen
perbelanjaan agregat yang bersifat otonomi, yaitu
tingkat investasi yang berlaku tidak dipengaruhi
oleh pendapatan nasional.
Ini berarti pendapatan nasional bukan penentu
utama dari tingkat investasi yang dilakukan
perusahaan-perusahaan.
Dalam analisisnya Keynes menunjukkan dua faktor
penting yang menentukan investasi, yaitu: suku
bunga dan ekspektasi masa depan mengenai
keadaan kegiatan ekonomi.
Di samping itu ahli-ahli ekonomi menekankan juga
kemajuan teknologi sebagai salah satu faktor
penting yang menentukan investasi
Suku bunga
Hubungan di antara investasi dan suku bunga adalah
bersifat berbalikan, yaitu apabila suku bunga tinggi
maka gairah perusahaan untuk melakukan investasi
merosot dan sebaliknya apabila suku bunga rendah
maka gairah untuk melakukan investasi meningkat.
Hubungan di antara investasi dan suku bunga bersifat
demikian oleh karena alasan penting dari
perusahaan-perusahaan untuk melakukan investasi
adalah untuk memperoleh keuntungan.
Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi keuntungan
yang akan diperoleh dan mengurangi gairah para
pengusaha untuk melakukan penanaman modal.
Semakin rendah suku bunga, semakin tinggi prospek
untuk mendapat keuntungan dan ini akan meningkatkan
gairah para pengusaha untuk melakukan investasi
Ekspektasi mengenai kegiatan
ekonomi di masa depan
Seseorang pengusaha melakukan investasi pada masa
ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa
depan.
Sebelum melakukan investasi dia perlu terlebih dahulu
menentukan prospek penjualan dan keuntungan yang
akan didapatnya di masa depan dari melakukan investasi
di masa kini.
Oleh sebab itu ramalan mengenai keadaan ekonomi pada
masa depan sangat penting dalam menentukan investasi
pada masa kini.
Apabila diramalkan bahwa ekonomi akan semakin pesat
perkembangannya di masa depan, para pengusaha akan
lebih bergairah untuk melakukan investasi.
Sebaliknya, apabila diramalkan kegiatan ekonomi akan
semakin lesu, maka ini akan mengurangi gairah untuk
melakukan investasi.
Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi akan meningkatkan
efisiensi produksi dan mengurangi biaya
produksi.
Kemajuan teknologi yang berlaku di berbagai
kegiatan ekonomi akan mendorong lebih
banyak investasi.
Semakin besar biaya yang diperlukan untuk
melakukan perombakan dalam teknologi yang
digunakan, semakin banyak investasi yang
akan dilakukan
Pengeluaran Pemerintah
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP
Email: [email protected];
Guru Besar Universitas Riau
PENGELUARAN
PEMERINTAH
Pengeluaran pemerintah juga dipandang sebagai
perbelanjaan otonomi karena pendapatan nasional
bukanlah merupakan faktor penting yang akan
mempengaruhi keputusan pemerintah untuk
menentukan anggaran belanjanya.
Pada dasarnya ada tiga faktor penting yang akan
menentukan pengeluaran pemerintah pada suatu
tahun tertentu, yaitu:
(i) pajak yang diharapkan akan diterima,
(ii) pertimbangan-pertimbangan politik, dan
(iii) persoalan-persoalan ekonomi yang dihadapi.
Penerimaan pajak
Setiap perekonomian akan mengutip pajak dan
beberapa pungutan pemerintah yang lain.
Salah satu tujuan dari pengutipan pajak tersebut
adalah untuk mengenakan pembayaran atas jasa-
jasa yang disediakan pemerintah seperti
menyediakan infrastruktur, administrasi
pemerintah dan aparat keamanan (polisi dan
tentera).
Di samping itu ia bertujuan untuk
menyeimbangkan pendapatan berbagai golongan
masyarakat dan daerah.
Tujuan lain adalah untuk mengumpulkan dana
yang akan digunakan untuk mendorong
pembangunan yang lebih cepat di masa depan
Pertimbangan politik
Pertimbangan-pertimbangan politik selalu
menyebabkan pemerintah melakukan perbelanjaan
yang jauh lebih besar dari penerimaannya.
Ancaman dari luar atau kekacauan politik di dalam
negeri memaksa berbagai negara untuk
membelanjakan uang yang lebih banyak untuk
menjaga ketenteraman negara.
Menyediakan infrastruktur dan anggaran belanja ke
berbagai daerah juga merupakan faktor penting lain
yang akan mendorong pemerintah melakukan
perbelanjaan yang jauh lebih besar dari penerimaan
pajaknya.
Salah satu pertimbangan politik penting yang akan
mempengaruhi anggaran belanja pada masa kini
adalah keinginan untuk mempercepat proses
pembangunan di masa depan.
Mewujudkan kegiatan
ekonomi yang teguh
Setiap negara akan selalu berusaha mencapai
kesempatan kerja penuh.
Tetapi sering sekali keadaan yang diidam-
idamkan ini tidak tercapai. Bahkan adakalanya
kemerosotan ekonomi yang serius berlaku dan
tingkat pengangguran sangat tinggi.
Dalam keadaan seperti itu para pengusaha tidak
mempunyai gairah untuk melakukan investasi
dan rumah tangga menjadi semakin berhati-hati
membelanjakan uangnya.
Hal seperti ini akan memperburuk keadaan
kemunduran ekonomi yang berlaku. Untuk
menghindarinya pemerintah perlu meningkatkan
pengeluarannya.
EKSPOR DAN IMPOR
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Almasdi Syahza,
SE., MP
Email: [email protected];
Guru Besar Universitas Riau
Ekspor dan Impor
Ekspor akan memberikan efek yang positif
kepada kegiatan ekonomi negara karena ia
merupakan pengeluaran penduduk negara
lain atas barang-barang yang dihasilkan di
dalam negeri.
Impor menimbulkan efek yang sebaliknya,
yaitu pengeluaran atas barang impor
meningkat. Ini berarti pendapatan yang
diterima telah dibelanjakan untuk membeli
barang yang diproduksikan di negara-negara
lain dan mengurangi perbelanjaan terhadap
barang-barang dalam negeri.
Ekspor
Seperti juga halnya dengan investasi dan
pengeluaran pemerintah, ekspor juga
digolongkan sebagai pengeluaran otonomi
oleh karena pendapatan nasional bukanlah
penentu penting dari tingkat ekspor yang
dicapai sesuatu negara.
Daya saing di pasaran luar negeri, keadaan
ekonomi di negara-negara lain, kebijakan
proteksi di negara luar dan kurs valuta asing
merupakan faktor utama yang akan
menentukan kemampuan suatu negara
mengekspor ke luar negeri.
Penentu Ekspor
Daya saing dan keadaan ekonomi
negara-negara lain
Proteksi di negara-negara lain
Kurs valuta asing
Daya saing dan keadaan
ekonomi negara-negara lain
Kedua-dua faktor ini dapat dipandang
sebagai faktor terpenting yang akan
menentukan ekspor sesuatu negara.
Dalam suatu sistem perdagangan
internasional yang bebas, kemampuan
suatu negara menjual ke luar negeri
tergantung kepada kemampuannya
menyaingi barang-barang yang sejenis di
pasaran internasional.
Kemampuan sesuatu negara untuk
menghasilkan barang yang bermutu dan
dengan harga yang murah akan
menentukan tingkat ekspor yang dicapai
sesuatu negara.
Daya saing dan keadaan ekonomi
negara-negara lain (lanjutan)
Besarnya pasaran barang di luar negeri
sangat ditentukan oleh pendapatan
penduduk di negara-negara lain.
Apabila ekonomi dunia mengalami resesi
dan pengangguran di berbagai negara
meningkat, permintaan dunia ke atas
ekspor sesuatu negara akan berkurang.
Sebaliknya kemajuan yang pesat di
berbagai negara akan meningkat ekspor
sesuatu negara.
Proteksi di negara-negara lain
Proteksi di negara-negara lain akan
mengurangi tingkat ekspor sesuatu negara.
Negara-negara sedang berkembang
mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan hasil-hasil pertanian dan
hasil-hasil industri barang konsumsi
(misalnya pakaian dan sepatu) dengan harga
yang lebih murah dari di negara maju.
Akan tetapi kebijakan proteksi di negara-
negara maju memperlambat perkembangan
ekspor seperti itu dari negara-negara
sedang berkembang.
Kurs valuta asing
Seorang pengusaha di Bandung memikirkan untuk
mengekspor pakaian jadi ke Amerika Serikat.
Berdasarkan kepada ongkos produksinya, pakaian
itu baru menguntungkan kalau dijual dengan harga
Rp50.000.
Berapakah harganya di Amerika Serikat?
Apabila US$1 = Rp10,000, pakaian jadi itu harganya
adalah US$5, dan harga barang itu akan menjadi
US$10 apabila kurs di antara dolar AS dan rupiah
adalah US$1 = Rp5.000.
Oleh karena permintaan sesuatu barang ditentukan
oleh harganya, dengan kurs yang pertama
(US$1=Rp10.000) permintaan akan bertambah dan ini
menambah ekspor
Penentu lmpor
Impor perlu dipertimbangkan dalam menentukan
perbelanjaan agregat terhadap barang-barang dalam
negeri karena barang-barang yang dihasilkan di
dalam negeri mengandungi barang impor.
Untuk menghitung perbelanjaan agregat terhadap
barang-barang yang dihasilkan di dalam negeri,
impor harus dikurangkan dari keseluruhan
perbelanjaan agregat yang dilakukan dalam sesuatu
negara.
Keseluruhan perbelanjaan agregat yang dilakukan
dalam suatu negara dapat dihitung dengan formula
Perbelanjaan agregat = C + I + G + X
Perbelanjaan agregat = C + I + G + (X - M)
Penentu lmpor (lanjutan...)
Impor sesuatu negara juga ditentukan oleh
beberapa faktor yang menentukan ekspor,
yaitu daya saing negara lain di negara
tersebut, proteksi perdagangan yang
dilakukan negara tersebut dan kurs valuta
asingnya.
Penentu impor yang utama adalah
pendapatan masyarakat sesuatu negara,
semakin tinggi pendapatan masyarakat
semakin banyak impor yang akan mereka
lakukan.
Fungsi Impor
M = mY
atau
M = M0 + mY
M adalah nilai impor, Mo adalah impor
otonomi dan m adalah kecondongan
mengimpor marginal , yaitu persentasi
dari tambahan pendapatan yang
digunakan untuk membeli barang impor.
Impor otonomi ditentukan oleh faktor-
faktor di luar pendapatan nasional
seperti kebijakan proteksi dan daya
saing negara-negara lain di negara
pengimpor.
Contoh soal 5
Andaikan perekonomian Indonesia memiliki
informasi sebagai berikut:
Fungsi Tabungan: S = -40 + 0,3Y
Fungsi Impor: M = 20 + 0,2Y
Pengeluaran Investasi: I = 280
Ekspor: X = 100
Hitunglah:
Pendapatan nasional keseimbangan
Tabungan keseimbangan
Konsumsi keseimbangan
Impor keseimbangan
Selesai!
Konsumsi(C)
Tabungan
C
Y
C
Jadi
C
a.
b.
c.
d.