Ekonomi Media - MNC

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis perusahaan media

Citation preview

  • MAKALAH UAS EKONOMI MEDIA

    PT Media Nusantara Citra Tbk

    Sebuah Analisis Perusahaan Media Raksasa

    Afifah Dyah Puspa

    1206240285

    Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia

    2014

  • 2

    Bab I

    Pendahuluan

    Latar Belakang

    PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNC) merupakan perusahaan raksasa yang menghimpun beberapa perusahaan media dalam industri media Indonesia. Tulang punggung media dan ekonomi Indonesia berada pada perusahaan MNC Group. Bisnis perusahaan ini terfokus pada televisi Free-to-Air yang dikuasai olehnya yaitu RCTI, MNC TV, serta Global TV, yang tentunya bergantung pada pendapatan periklanan. Selain itu, MNC Group memiliki 18 saluran untuk TV berlangganan, stasiun radio, beberapa media cetak seperti surat kabar dan majalah, serta media online. Ia juga memiliki anak perusahaan SINDO yang berkuasa di TV jaringan lokal Indonesia.

    Pada dasarnya seluruh produk media MNC Group adalah bisnis yang sangat menjanjikan jika dilihat dari sudut pandang pengusaha, karena memang direktur MNC Group, Hary Tanoesoedibjo adalah seorang pengusaha. Tokoh ini saya anggap penting karena ia adalah seorang pendiri PT Bhakti Investama (sekarang MNC), perusahaan yang bergerak di bidang bisnis dengan membeli berbagai kepemilikan saham, membenahi, dan menjualnya kembali. Batu loncatan yang dilakukannya adalah ketika mengakuisisi warisan keluarga Cendana, yaitu PT Bimantara Citra Tbk, ketika pasca Orde Baru.

    Perjalanan MNC Group dimulai ketika Bambang Trihatmojo dan Indra Rukmana mendirikan perusahaan investasi di bidang media bernama PT Bimantara Citra Tbk. Perusahaan ini menghimpun seluruh media yang didirikan tahun 1987-1991 dalam satu kelompok dengan nama Media Nusantara Citra. Bhakti Investama yang dipimpin Hary Tanoe menaruh sebagian sahamnya dalam perusahaan tersebut, dan sepenuhnya mengakuisisi PT Bimantara Citra pada tahun 2000. Dibawah kepemilikan saham Hary Tanoe, kemudian dirubah namanya menjadi Global Mediacom pada tahun 2007. Saat ini presiden direktur Global Mediacom adalah Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo, kakak Hary Tanoe.

    Saya melihat adanya permainan saham yang begitu halus ketika MNC ingin menguasai sebuah perusahaan, seperti pada kasus Global TV. MNC menaruh saham terlebih dahulu, mengakuisisi dengan meningkatkan saham sebanyak 70%, kemudian memilikinya secara penuh. MNC mengakuisisi 51% saham Linktone, ini membuktikan bahwa perusahaan MNC tidak hanya bergerak di Indonesia saja tetapi internasional. Konten dari production house MNC dikirim ke berbagai negara, termasuk Timur Tengah (dengan sasaran 3 juta penonton Indonesia). Begitu besar dan rumitnya perusahaan ini, MNC Group disebutkan sebagai perusahaan media terbesar se-Asia Tenggara.

    Namun sebelum terlalu jauh membahas saham MNC yang sepertinya tersebar dimana-mana, saya ingin menyempitkan pembahasan ini pada MNC yang bergerak di industri media Indonesia. 3 dari 10 TV FTA Indonesia berada di bawah MNC Group. MNC memang tidak dapat dipisahkan dari kata saham yang berada dimana-mana. Saya ingin menggarisbawahi bahwa MNC Group merupakan

  • 3

    perusahaan besar yang tidak main-main. Disebutkan dalam detik finance (2012), Hary Tanoe memiliki ambisi untuk menjadi jawara industri media dan telekomunikasi. Saking besar dan hausnya akan perputaran keuntungan, kualitas konten semakin diabaikan oleh pemilik media. Padahal tak jarang isi konten dari MNC dicap buruk oleh KPI, seperti sinetron Ayah, Mengapa Aku Berbeda yang berada pada posisi 1 slot prime time yang justru dinilai KPI sebagai sinetron yang tidak layak ditonton.

    Dalam makalah ini saya akan menjelaskan kodisi perusahaan melalui analisis ekonomi. Pertama-tama dengan mengetahui dari level makro seperti posisi perusahaan serta letak MNC media dalam peta media massa Indonesia. Kemudian dilanjutkan ke level mikro, dengan melakukan kajian ekonomi korporasi dengan mengetahui market conduct, market structure, serta market performance MNC Group. Selanjutnya saya akan mencari tambahan informasi terkait MNC Group yang sekiranya mendukung data dan temuan saya sebelumnya. Apa yang menarik dari perusahaan ini akan saya paparkan melalui makalah ini.

    Rumusan Masalah

    - Bagaimana posisi politik, sosial, maupun ekonomi MNC? - Dimanakah posisi MNC dalam media massa Indonesia? - Bagaimana market structure, market conduct, dan market performance-nya?

  • 4

    Bab II

    Pembahasan

    Posisi Korporasi

    Terlepas dari posisi Hary Tanoe ketika mendalami dunia politik dengan bergabung kepada partai NasDem tahun 2011, keluar dengan alasan perbedaan pendapat dan pandangan pada tahun 2013, masuk ke partai Hanura hingga menjadi calon wakil presiden bersama Wiranto pada tahun 2014, hingga pada akhirnya ia mengundurkan diri dan bergabung pada kubu Prabowo, saya lebih tertarik untuk menjelaskan posisi perusahaan di Indonesia. Kerumitan kepemilikan saham perusahaan MNC Group membuat saya berpikir bahwa, mengalahkan MNC Group dalam media massa Indonesia tidak akan semudah membalikkan telapak tangan.

    PT MNC Nusantara Citra Tbk, penguasa media massa Indonesia, ternyata hanyalah cabang dari perusahaan inti MNC Corporation (lihat lampiran). Induk perusahaan MNC memiliki 4 cabang bidang usaha yaitu bidang media, bidang jasa keuangan, bidang sumberdaya alam dan energi, serta bidang investasi porofolio. Fokus makalah ini hanya kepada bidang media, sehingga akan saya jelaskan bidang usaha MNC yang lain terlebih dahulu.

    MNC bidang jasa keuangan, dengan cabang utamanya PT MNC Kapital Indonesia Tbk, dibentuk karena induk perseroan MNC Group ingin terfokus pada masalah investasi (atau dengan kata lainnya, ekspansi perusahaan), sehingga dibentuklah perusahaan sendiri yang menangani masalah keuangan. Selain menangani masalah keuangan internal perusahaan, bidang usaha ini juga bergerak di sektor bisnis lain. Sektor bisnis jasa keuangan yang dijajakinya adalah jasa keuangan konsumer, keamanan/sekuritas, manajemen investasi, asuransi jiwa, maupun asuransi umum. Pada tahun 2014 MNC memiliki 25% saham sebuah bank komersil bernama PT Bank ICB Bumiputera Tbk.

    Setelah sukses pada sektor keuangan, MNC menjajaki bisnis lain di bidang sumber daya alam, khususnya batu bara, minyak bumi, dan gas bumi. Bisnis baru ini masih belum berjalan, namun MNC telah menandatangani 8 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Sumatera Selatan, penandatanganan untuk menguasai mayoritas saham pemegang IUP di Kalimantan, serta sedang melakukan tahap akuisisi salah satu proyek migas di Papua.

    Untuk bidang investasi portofolio, MNC memiliki MNC Sky Vision yang juga bersinggungan dengan MNC bidang media, MNC Land yang bergerak di bidang properti, PT Global Transport Services yang bergerak di bidang transportasi dan memiliki maskapai penerbangan Indonesia Air, serta infrasruktur terminal batu bara dan terminal jalan tol.

    Terakhir yang akan menjadi fokus pembahasan makalah, yaitu MNC di bidang media. MNC media memiliki 3 dari 10 saluran TV FTA dalam skala nasional (bisnis inti dari MNC), Sindo media, tabloid dan majalah, serta radio, berikut pendukung dalam penyiaran, yaitu cabang untuk konten.

  • 5

    MNC mencoba untuk memproduksi in-house untuk meminimalisir pengeluaran perusahaan, sehingga dibuatlah production house MNC Pictures beserta Star Media Nusantara untuk pencari talentnya. MNC juga memiliki channel sendiri untuk mengisi konten TV berlangganan, yang dalam corporate update-nya disandingkan dengan FOX, TimeWarner, Viacom ataupun Disney dalam hal memiliki saluran TV sendiri yang komprehensif untuk TV berlangganan. MNC dianggap menguasai berbagai genre daripada perusahaan media lainnya.

    Global Mediacom merupakan perusahaan yang membawahi MNC Nusantara Citra dan MNC Sky Vision. Uniknya, Global Mediacom berada dibawah MNC Group (induk). Uniknya lagi, komisioner dari Global Mediacom adalah Hary Tanoe, sedangkan direktur utamanya adalah Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo, kakak

    Gambar 1. Struktur perusahaan MNC dalam bidang usaha media massa Indonesia Sumber: MNCN Corporate Update 2014

    Gambar 2. Struktur kepemilikan Global Mediacom Sumber: MCOM Corporate Update 2014

  • 6

    Hary Tanoe. Beberapa nama dalam cabang MNC ini membuat saya bingung, seperti dewan komisaris MNC Group adalah Bambang Rudijanto juga dan Liliana Tanaja, istri Hary Tanoe, sedangkan direktur utamanya adalah Hary Tanoe. Adanya kepemilikan atas saham pribadi membuat seluruh jabatan dalam MNC menjadi lebur. Lama-kelamaan perusahaan raksasa dikuasai oleh keluarga dan dijadikan bisnis keluarga, dengan nama kepemilikan yang tidak hanya berada pada satu saja, melainkan juga di seluruh cabangnya. Dan saya yakin hal ini merupakan salah satu faktor yang membuat pemilik MNC tidak terlalu memusingkan masalah kualitas konten medianya.

    Posisi Korporasi dalam Media Massa Indonesia

    RCTI menguasai jam-jam Primetime dengan sinetron sebagai konten andalannya. Mengalahkan televisi lainnya, enam dari sepuluh besar sinetron yang menempati rating tertinggi Nielsen tahun 2013 berasal dari MNC Group. Dengan demikian, pengiklan sudah pasti berlomba-lomba untuk menaruh iklannya pada saluran TV tersebut, khususnya RCTI. Padahal jam prime time adalah jam dimana keluarga berkumpul untuk sama-sama menonton televisi di ruang keluarga. Primetime adalah poin penting dari seluruh jam dalam industri televisi, dimana grafik akan meningkat secara tajam dan berada pada tingkat tertinggi dalam satu hari.

    Terlihat pada tabel bahwa posisi MNC Group menguasai media massa Indonesia, padahal televisi adalah sumber informasi utama masyarakat Indonesia. Televisi merupakan media yang hanya membeli alat, namun mendapatkan informasi audio dan visual secara gratis. Televisi dianggap penting karena kekuatannya dalam memberikan informasi secara serentak pada jangkauan yang luas, apalagi TV FTA merupakan jaringan nasional. Tetapi tabel ini bukanlah ukuran yang valid karena hanya menghitung dari sinetron unggulan. Posisi lebih jelasnya akan dibahas melalui market structure untuk mengetahui bagaimana kondisi pasar pertelevisian Indonesia.

    Tabel 1. Rating sinetron prime time 2013 Sumber: Nielsen dalam MCOM Corporate Update 2014

  • 7

    Kajian Ekonomi Korporasi

    a. Market structure

    MNC memfokuskan bisnisnya pada industri televisi Indonesia, khususnya televisi free-to-air. Dalam bagian ini saya hanya akan menyempitkan pembahasan dengan membahas struktur pasar MNC dalam industri pertelevisian melalui kajian ekonomi.

    Melalui tabel ini, jika dihitung CR4-nya dengan menjumlah 4 peringkat yang menduduki posisi atas, konsentrasi pasar merupakan 59%, dalam artian bahwa konsentrasi pasarnya tinggi. Namun apabila tabel ini saya urutkan menurut ownershipnya, maka MNC Group menduduki 37%, EMTEK 26%, Trans Corp 24%, Bakrie 12%, Metro TV 3%, tidak mungkin saya jumlah menjadi 4 pemain besar karena hanya terdapat 5 pemain, akan sangat terlihat konsentrasi pasarnya. Konsentrasi pasar industri pasar masih sangatlah tinggi, 10 stasiun televisi FTA hanya dikuasai oleh 5 pemilik media, dengan MNC Group sebagai pemain terbesarnya.

    Tentunya ketika sebuah perusahaan baru ingin memasuki industri pertelevisian Indonesia, akan sangat sulit untuk memasukinya. Apalagi ditambah dengan terbatasnya frekuensi siaran. Mendirikan stasiun televisi nasional hanya akan menjadi angan-angan belaka, kecuali perusahaan tersebut mengakalinya dengan cara membeli frekuensi lokal, atau memiliki modal besar untuk membeli frekuensi stasiun yang akan tutup seperti TV One yang dulunya membeli frekuensi LaTivi, atau mungkin perusahaan tersebut menaruh saham dalam sebuah stasiun TV yang semakin lama kian membesar seperti cara yang dilakukan oleh MNC Group.

    Struktur industri pertelevisian di Indonesia yang cenderung oligopoli ini pada akhirnya memiliki efek yang fatal. Televisi di Indonesia memiliki konten yang homogen, tidak lagi terdiferensiasi. Para stasiun televisi bukannya berlomba-lomba dalam isi program, namun lebih terfokus kepada menjadi televisi nomor satu di semua waktu untuk meraup pendapatan iklan sebanyak-banyaknya. Pemain akan merasa terikat dan merasa sulit untuk keluar-masuk pasar karena hambatannya sangat besar.

    Tabel 2. Pangsa Pemirsa TV FTA di Indonesia tahun 2011 Sumber: Analisa MPA (2011) dalam Nugroho, dkk (2012)

  • 8

    Pada tahun 2013, MNC berhasil melanjutkan dominasinya dalam industri TV FTA di Indonesia. Perseroan berhasil meningkatkan rata-rata pangsa pemirsa prime time mencapai 40,1%, meningkat sebesar 2,1% dari pencapaian 38,0% pada tahun 2012. MNC menjadi satu-satunya media grup di Indonesia yang berhasil meningkatkan pangsa pemirsanya di tahun 2013. (MNC Annual Report, 2013)

    Jika dilihat dari tabel tersebut, RCTI berada pada posisi tinggi. 40,1% dari seluruh share tahun 2013 merupakan milik MNC. Diasumsikan bahwa apa yang disiarkan oleh kelompok media MNC dilihat oleh puluhan juta penonton di seluruh Indonesia. Angka yang menunjukkan posisi MNC dalam industri media televisi tersebut akan berakibat pada market conduct MNC, bagaimana strategi dan rencana perusahaan dalam menghadapi industri pasar.

    b. Market conduct

    RCTI menjadi market leader dalam industri televisi Indonesia. Tetapi hal ini tidak membuat MNC terus diam dan bertopang dagu menikmati kesuksesannya. Ketika membaca laporan tahunan MNC media, saya memiliki asumsi bahwa perusahaan ini memiliki ambisi untuk terus-menerus mendominasi pasar. Disebutkan dalam laporannya bahwa MNC akan berfokus dalam menjaga program-program berkualitas. Namun kualitas disini dibatasi oleh apa? Apa indikator sebuah program yang berkualitas? Jika melirik deretan teguran KPI, apakah benar konten televisi MNC Group memiliki kualitas? Saya mengambil contoh kasus sinetron prime time, dilihat dari tingkat ratingnya yang menggiurkan, maka RCTI akan terus menayangkan program untuk wanita pada slot prime time. Program wanita, khususnya sinetron dianggap mendatangkan iklan dan otomatis juga menambah pendapatan. Sehingga ia akan tetap menjalin kerjasama dengan MD Entertainment maupun SineMart untuk terus memproduksi sinetron. Inilah kualitas yang dimaksud oleh MNC dalam laporan tahunannya. Kualitas dalam artian berdiri pada rating tinggi, mendatangkan iklan, dan menambah pendapatan perusahaan.

    Tabel 3. Stasiun TV dengan share terbanyak dalam jam primetime Sumber: Nielsen dalam MNCN Corporate Update 2014

  • 9

    Acuan utama dari keberhasilan program MNC adalah data Nielsen. Apa yang memperoleh rating tertinggi, akan tetap dipertahankan. Sementara apa yang dinilai tidak mendatangkan keuntungan akan dihentikan dan diganti dengan program lain yang menguntungkan perusahaan. Perilaku perusahaan ini cukup miris karena pada dasarnya acuan periklanan juga tergantung pada data Nielsen. Tidak peduli bagaimana kualitas kontennya, apabila angkanya memperoleh peringkat tinggi, seakan-akan seluruh Indonesia menontonnya, maka pengiklan akan berusaha mendapatkan slot di program dengan angka tinggi. Semakin tinggi rating, harganya juga semakin tinggi untuk sebuah iklan.

    Tetapi tidak hanya rating dan sinetron, kebijakan MNC juga dipengaruhi oleh beberapa penghargaan seperti Panasonic Gobel Award, serta terfokus pada program pencarian bakat berbasis SMS. Sehingga program pencarian bakat tersebut akan diteruskan dengan nomor-nomor yang tak terhingga acara tersebut kehilangan pamornya (Indonesian Idol 2013, Indonesian Idol 2014, ..., dan seterusnya). Pertandingan sepak bola juga menempati 10 peringkat tertinggi pada program TV RCTI, maka kebijakan RCTI adalah tetap meneruskan untuk menayangkan pertandingan sepak bola.

    Selanjutnya akan saya tambahkan kasus anak perusahaan MNC lain. MNC TV yang tadinya bersegmen pada SSE ABCD ingin memperluas segmen pasarnya menjadi ABCDE dengan berhasilnya MNCTV Dangdut Awards tahun 2013. MNC TV juga berencana untuk merambah kontennya ke ajang pencarian bakat Kontes Dangdut. Genre menjadi hal penting pada saluran ini. Program Prabu Kian Santang, Legenda MD Series, Gajah Mada, dan beberapa program India membuat MNC TV memfokuskan pada konten lokal dan Bollywood. Sehingga apa yang akan ditingkatkan pada tahun berikutnya cenderung mengarah pada genre dan konten lokal tersebut.

    Berbeda lagi dengan Global TV, program dengan rating tertinggi pada Global TV tahun 2013 selain program pertandingan sepak bola adalah film animasi. Hal ini membuat Global TV lebih memfokuskan target pada masyarakat muda, khususnya anak-anak dan keluarga muda. Program unggulan Global TV terletak pada box office-nya. Perusahaan kemudian melakukan kerjasama dengan 4 produsen media

    Tabel 4. Sepuluh Sinetron dengan rating tertinggi di RCTI tahun 2013 Sumber: MNCN Annual Report 2013

  • 10

    internasional yaitu Disney, FOX, NBC Universal, dan Warner. Global TV juga telah memiliki kontrak eksklusif untuk serial animasi seperti SpongeBobo Squarepants dan Dora. Melalui rating yang tinggi dan perjanjian kerja sama ini, terlihat bahwa strategi di tahun berikutnya akan tetap menayangkan film-film internasional dan animasi demi menjaga pasar dengan usia muda.

    Strategi lain yang akan dilakukan oleh MNC pada tahun 2014 adalah memanfaatkan media radio dan media cetak untuk cross-selling, dilakukan agar publikasi mengenai satu media dengan media lain saling memiliki manfaat, sehingga sebuah program akan lebih dikenal melalui publikasi yang lebih luas. Selain itu, menganggapi strategi untuk menambah program berkualitas,faktanya membeli sebuah sinetron dari Production House lebih mahal daripada memproduksi sendiri. Maka MNC pada tahun berikutnya berencana untuk meningkatkan porsi in-house demi meminimalisir keluaran.

    c. Market performance

    Beberapa variabel dapat digunakan untuk mengukur market performance, salah satunya adalah dengan mengetahui finansial perusahaan. Pertumbuhan pendapatan MNC pada tahun 2013 adalah sebesar 4% jika dibandingkan dengan tahun 2012. Namun jika dihitung pertiga bulan dengan tahun sekarang, pertumbuhan quarter pertama tahun 2013 dengan tahun 2014 meningkat sebanyak 10%, sedangkan pendapatan iklan tumbuh hingga 12%.

    Pendapatan iklan menyumbang sebanyak 93% dari total pendapatan. MNC menargetkan peningkatan periklanan ini sebanyak 100% pada tahun berikutnya dengan peluncuran jaringan TV SINDO menjadi TV nasional. MNC berharap banyak pada bisnis TV-nya seakan-akan media lain hanyalah pelengkap kekuasaannya saja. Beban umum dan administrasi MNC pada 1Q tahun 2014 mengalami kenaikan 19%.

    Tabel 5. Sepuluh program dengan rating tertinggi di Global TV tahun 2013 Sumber: MNCN Annual Report 2013

  • 11

    Pada press releasenya, MNC mengatakan bahwa kenaikan tersebut disebabkan oleh kenaikan BBM. Sehingga pada tahun berikutnya diharapkan tetap stabil.

    Aset, ekuitas, serta pendapatan dari tahun ke tahun memiliki grafik yang naik. Sedangkan Debt to Equity perusahaan MNC dari tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan dari 10% menjadi 7%. Namun menariknya, net income pada 3 bulan pertama di tahun 2014 mengalami penurunan menjadi -8%. Dalam press release-nya, dijelaskan bahwa penurunan ini dikarenakan translasi selisih kurs dari penjualan konten ke luar negeri sebesar 48 Miliar rupiah. Mungkin pada tahun ini rupiah sedang melemah sehingga menyebabkan selisih yang cukup besar ketika mengkonversikan sejumlah uang tersebut kepada mata uang lain.

    Hal ini menunjukkan perusahaan masih dalam tahap perkembangan. Perusahaan masih tergolong sehat dan memiliki aktivitas ekonomi di dalamnya. MNC masih sibuk melakukan investasi di berbagai bidang dan mencoba untuk memperluas pasarnya ke luar negeri. Modal perusahaan dipertaruhkan demi mendapatkan keuntungan yang berlipat di kemudian hari.

  • 12

    Bab III

    Penutup

    Kesimpulan

    MNC Group merupakan perusahaan besar yang memiliki saham dimana-mana. Industri yang dimilikinya tidak hanya bergerak di bidang media saja, namun juga keuangan, properti, transportasi, bahkan migas dan pertambangan. MNC Nusantara Citra hanyalah sebuah cabang dalam bidang media.

    Pada dasarnya Hary Tanoe, direktur utama MNC Group adalah seorang pengusaha di bidang investasi. Dilihat dari latar belakang ini MNC memiliki kecenderungan untuk terus mengekspansi perusahaannya dan terus menaruh saham agar usaha yang dimilikinya menjadi bertambah. Ketika memahami melalui pemahaman ini, maka masalah kepemilikan dapat diketahui motifnya. Saya juga mencium bau perusahaan keluarga jika dilihat dari jajaran direksi dan komisaris yang memungkinkan peleburan seluruh cabang dari bidang MNC. Adanya kepemilikan saham pribadi dalam tiap cabangnya menjadikan seluruh bidang usaha ini menjadi satu perusahaan raksasa.

    Posisi MNC dalam Media massa Indonesia, khususnya di bidang penyiaran, sangatlah tinggi. Melalui data Nielsen, RCTI bahkan menjadi market leader pada TV FTA Indonesia. Didukung dengan konsentrasi pasar yang tinggi, struktur pasar oligopoli ini mengakibatkan MNC untuk membuat rencana tahun berikutnya dengan berusaha mempertahankan posisinya, bukannya membuat inovasi dalam konten. MNC akan memperpanjang konten atau menambah program berkualitas yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

    Dilihat dari finansialnya, MNC termasuk perusahaan yang sehat yang ditandai dengan terus meningkatnya pendapatan dari tahun ke tahun dengan pemasukan iklan sebagai pendapatan terbesarnya. Adanya penurunan di bidang debt to equity serta beban umum dan administrasi menunjukkan aktivitas ekonomi dibalik perusahaan. MNC terus melakukan ekspansi perusahaan, tidak hanya diam dan menikmati posisi tertinggi dalam rating. Perusahaan ini terus memutar aliran dananya tanpa henti untuk memperkuat nama perusahaan.

  • 13

    Daftar Pustaka

    Feby Dwi Sutianto. 2012. Hilangnya Dinasti Soeharto di Global Mediacom. Diambil

    dari Detik Finance http://finance.detik.com/read/2012/05/03/140710/

    1908155/6/hilangnya-dinasti-soeharto-di-global-mediacom diakses pada 3

    juni 2014 pukul 21.00.

    MNC Corporation (n.d.). Sekilas Perusahaan. Diambil dari http://www.bhakti

    investama.com/aboutus/read/18/sekilas-perusahaan diakses pada 4 juni 2014

    ppukul 02.16 WIB

    Nugroho, Y., Putri, DA., Laksmi, S. 2012. Memetakan Lansekap Industri Media

    Kontemporer di Indonesia (Edisi Bahasa Indonesia). Laporan. Bermedia,

    Memberdayakan Masyarakat: Memahami kebijakan dan tatakelola media di

    Indonesia melalui kacamata hak warga negara. Riset kerjasama antara

    Centre for Innovation Policy and Governance dan HIVOS Kantor Regional

    Asia Tenggara, didanai oleh Ford Foundation. Jakarta: CIPG dan HIVOS.

    PT Media Nusantara Citra Tbk (n.d.) Hubungan Investor: presentasi MCOM dan

    MNCN corporate update. Diambil dari http://www.mnc.co.id/ir/presentation/

    id#content. Diakses pada tanggal 3 Juni pukul 04.11 WIB.

    PT Media Nusantara Citra Tbk. 2013. MNC Annual Report 2013. Diambil dari

    http://www.mnc.co.id/ir/annual_reports/id#content. Diakses pada tanggal 8

    Mei pukul 23.09 WIB.

    PT Media Nusantara Citra Tbk. 2014. MNC Press Release 1Q 2014. Diunduh dari

    http://www.mnc.co.id/data/editor/files/MNC%20Press%20Release%201Q%20

    2014.pdf

  • 14

    Lampiran

    Struktur Korporasi MNC Corporation

    Sumber: MNCN Annual Report 2013