1
GAYATRI SUROYO O TORITAS perbank- an punya agenda besar, yakni mem- buat segala lapisan masyarakat di Tanah Air men- jadi melek nansial. Salah satu langkah yang sudah ditempuh ialah dengan mengedukasi tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja di mancanegara. Mengapa TKI? Hal itu tidak terlepas dari julukan mere- ka, ‘pahlawan devisa’. Saban tahun, para TKI mengirim uang (remitansi) ke Tanah Air dengan jumlah mencapai mili- aran dolar. Jumlah itu sangat signikan bagi perekonomian Indonesia sehingga BI serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menilai perlu mengedukasi TKI untuk me- manfaatkan jasa perbankan. “Kami dan Kemenakertrans, sudah mulai dengan edukasi, penyiapan saudara kita yang akan ke luar negeri,” ujar Pe- neliti Utama Direktorat Peneli- tian dan Pengaturan Perbankan Suhaedi dalam diskusi Today’s Highlight Special Brava Radio, dan Media Indonesia, yang didu- kung Bank Indonesia, di Bistro Boulevard, Jakarta, kemarin. Dalam diskusi yang dimo- deratori Asisten Kepala Divisi Pemberitaan Media Indonesia Ade Siregar, Suhaedi menjelas- kan TKI yang akan berangkat harus lebih dulu belajar soal pentingnya memanfaatkan produk perbankan, antara lain tabungan atau pengiriman uang. TKI juga diajari cara memanfaatkan uang mereka sekembalinya ke Indonesia. Adapun Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI kebagian tugas mendidik keluarga yang ditinggal. Sebab, remitansi pada akhirnya diman- faatkan untuk perekonomian keluarga. “Nanti bagaimana yang bersangkutan meman- faatkan uangnya, berhubungan dengan bank secara umum,” lanjut Suhaedi. “Pulang bisa punya motor, bangun rumah, dan punya usaha. Karena usia bertambah, belum tentu bisa kerja lagi di luar negeri.” Menabung Strategi lain yang ditempuh BI untuk edukasi adalah dengan mengakrabkan masyarakat de- ngan produk tabungan. “Seba- gai negara berkembang, sumber pendanaan kita masih terbatas sehingga untuk pembangunan kita mencari ke luar. Kalau bisa menggalang tabungan dalam negeri, kita bisa memupuk dana pembangunan yang besar,” ucap Suhaedi. Dalam acara serupa, peren- cana keuangan independen Ligwina Hananto mengamini pentingnya menabung untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Pertum- buhan ekonomi Indonesia didukung kelas menengah yang membesar. Tapi kita harus lihat, sustainable tidak? Karena itu, menabung jadi penting. Jadi, menabung tidak hanya untuk kita, tapi untuk orang lain juga, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.” Perwakilan Pokja Edukasi Masyarakat di Bidang Per- bankan dari UOB Buana, Fera Indratie Prajitno, mengatakan BI bersama pokja telah memba- has cara terbaik meningkatkan keuangan inklusif, antara lain, dengan membuat kurikulum menabung di sekolah, mu- lai tingkat SD-SMA dengan proyek percontohan di enam kota. (E-2) [email protected] UPAYA pemanfaatan potensi panas bumi (geotermal) seba- gai energi terbarukan untuk pembangkit listrik masih ter- kendala oleh tumpang tindih lahan dengan kawasan hutan produksi, hutan lindung mau- pun kawasan konservasi. Padahal potensi geotermal nasional di kawasan hutan tersebut mencapai 42% atau setara 12.069 megawatt (Mw), dan menjadi tulang punggung program percepatan pemba- ngunan pembangkit listrik 10 ribu Mw Tahap II dengan target kontribusi sekitar 3.967 Mw (42%). Untuk itu, pemerintah me- nargetkan jangka waktu tiga tahun untuk penyelesaian per- izinan bagi 28 proyek pem- bangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang terdiri dari 14 proyek PLTP pada wilayah kerja pertambangan (WKP) yang sudah ada (existing) dan 14 PLTP pada WKP Baru. “Adanya target tersebut di- harapkan dapat memberikan kepastian bagi pengembang dalam pengurusan izin pinjam pakai serta meminimalkan kendala yang terkait dengan tumpang tindih pada kawasan hutan dalam pengusahaan panas bumi,” ujar Direktur Jen- deral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kemen- terian ESDM Kardaya Warnika seusai penandatanganan nota kesepahaman antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mine- ral (ESDM) Jero Wacik dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Jakarta, kemarin. Menurut Kardaya, kesepa- katan itu merupakan upaya mempercepat perizinan dan langkah-langkah eksplorasi geotermal di kawasan konser- vasi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Kemen- hut. Panas bumi resmi keluar dari rezim pertambangan setelah terbitnya Peraturan Pemerin- tah (PP) No 28/2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestari- an Alam sebagai revisi dari PP No 68/1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pe- lestarian Alam. Dengan begitu, panas bumi berubah menjadi usaha jasa lingkungan dan kegiatan panas bumi boleh dilakukan di hutan konservasi. Wilayah Indonesia yang terletak pada lajur sabuk gunung api aktif mempunyai potensi panas bumi yang besar yang tersebar sepan- jang lajur Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Busur Banda hingga Sulawesi Utara, dan lajur Halmahera. Pada kawasan itu, telah dike- tahui sebanyak 276 titik potensi panas bumi dengan total po- tensi sebesar 29.038 Mw. Dari total panas bumi tersebut, hingga saat ini baru diman- faatkan sebesar 1.196 Mw atau sekitar 4,1% dari total potensi. (Atp/E-6) JUMLAH investor efek yang memisahkan rekening dana milik nasabah dan perusahaan efek baru sekitar 2,1%. Padahal kewajiban ini harus rampung pada 31 Januari 2012. Kustodian Sentral Efek Indo- nesia (KSEI) mencatat, hingga 15 Desember 2011, baru 7.633 subrekening efek dari 68 seku- ritas yang memiliki rekening dana nasabah di bank pem- bayaran. Padahal ada 362.262 subrekening efek di KSEI. Direktur Utama KSEI Ananta Wiyogo mengatakan minimnya investor yang melakukan pemi- sahan rekening karena terken- dala sinkronisasi peraturan. Ia mencontohkan, Bank Indo- nesia (BI) mewajibkan pembu- kaan dana nasabah harus ada tanda tangan dari nasabah atau secara langsung. Di lain hal, Bapepam-LK tidak mewajib- kan nasabah existing atau yang datanya sudah ada lengkap untuk datang melakukan tanda tangan secara langsung. “Mungkin BI bisa kasih keis- timewaan tidak perlu tanda tangan nasabah,” ujar Ananta di Jakarta, kemarin. Saat ini tercatat lima bank pembayaran yang melayani pelayanan pemisahan rekening nasabah, yakni Bank Mandiri, BNI, Permata Bank, CIMB Nia- ga, dan BCA. Kepala Bagian Pengemban- gan Kebijakan Transaksi dan Keuangan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Rid- wan mengatakan tidak ter- capainya nasabah melaku- kan pemisahan rekening akan berdampak pada minimnya transaksi di pasar modal. Ba- pepam-LK menerapkan sanksi penghentian transaksi bagi na- sabah yang belum melakukan pemisahan rekening. Pemisahan rekening dana nasabah dari perusahaan efek untuk menghindari penggelap- an dana nasabah. (WR/E-1) E KONOMI NASIONAL SELASA, 20 DESEMBER 2011 18 PENGAWASAN realisasi kom- posisi hunian berimbang akan lebih efektif dilakukan peme- rintah daerah (pemda). Hal itu terkait dengan kepastian sanksi kepada pengembang (developer) yang tidak mema- tuhi aturan komposisi rumah sederhana berbanding rumah menengah dan rumah mewah di kompleks permukiman yang mereka bangun. “Sebetulnya, pemda tidak usah repot. Tinggal awasi saja pengembang sudah mene- rapkan hunian berimbang 1:3:6 atau 1:2:3 atau tidak sama sekali. Kalau tidak, ya setop atau kasih sanksi sesuai de- ngan peraturan daerah (perda). Peraturan Menteri kan tidak bisa memberi sanksi,” kata Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Kementerian Peru- mahan Rakyat (Kemenpera) Hazaddin Tende Sitepu seusai membuka uji publik rancangan peraturan menteri perumahan rakyat (rapermenpera) tentang lingkungan hunian berimbang di Jakarta, kemarin. Rapermenpera itu merupa- kan salah satu dari tiga per- aturan pelaksana UU Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumah- an dan Kawasan Permukiman yang bakal diterbitkan Kemen- pera. Salah satu kajian yang di- usulkan dari daerah, yakni komposisi hunian berimbang yang meliputi rumah sederhana berbanding rumah menengah berbanding rumah mewah yang semula 6:3:1 diusulkan menjadi 3:2:1. Menurut Hazad- din, adanya usulan tersebut lantaran harga tanah yang kini sangat tinggi di kota-kota besar membuat pengembang tak sanggup melaksanakan komposisi 6:3:1. Pengembang yang merugi akhirnya malah membuat satu dan tiga atau dua rumah mewah dan satu rumah menengah. Di sisi lain, Undang-Undang (UU) tentang Pengadaan Ta- nah bagi Pembangunan Un- tuk Kepentingan Umum yang baru disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI pada akhir pekan lalu tidak terlalu meng- atur pengadaan tanah untuk perumahan rakyat. “UU tersebut hanya mengatur pengadaan tanah untuk yang berstatus sewa seperti rumah susun sederhana sewa (rusuna- wa),” ujar Ketua Umum Asosia- si Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo. Khusus untuk perumahan rakyat nonsewa, pe- merintah dapat membebaskan lahan, untuk dihibahkan kepada masyarakat. (NG/E-6) Pemda Awasi Komposisi Hunian Melek Finansial Menjadi Kunci Pemerintah Percepat Izin Eksplorasi Geotermal Pemisahan Rekening Efek Berjalan Lambat Kemampuan menabung yang optimal akan bermanfaat untuk membiayai pembangunan. PERIZINAN PENGUSAHAAN PANAS BUMI: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik (kanan) berbincang dengan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan seusai penandatanganan nota kesepahaman tentang koordinasi dan percepatan perizinan pengusahaan panas bumi pada kawasan hutan produksi, hutan lindung, dan konservasi, di Jakarta, kemarin. ANTARA/PRASETYO UTOMO PENGUMUMAN NO : 590/026-P2T.SM/2011 Dalam rangka memenuhi ketentuan pasal 23 ayat (3) Perka BPN RI No.3 thn. 2007 jo. Perpres No.36 thn. 2005 dan perubahan No 65 thn. 2006 bersama ini diberitahukan bahwa lokasi tanah yang akan di pergunakan untuk rencana pembangunan pelebaran jalan simpang maruga Kota Tangerang Selatan sebagaimana tercantum pada peta dan daftar dapat dilihat pada papan pengumuman di Kelurahan Serua Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan. Keberatan terhadap data – data pada peta dan daftar tersebut di atas, agar di ajukan kepada P2T Kota tangerang selatan, melalui kantor kelurahan setempat sampai dengan tanggal 23 Desember 2011. Apabila dalam tenggang waktu tidak terdapat keberatan/sanggahan maupun koreksi yang disampaikan kepada kami, maka data – data dimaksud dianggap telah sesuai dengan keadaan sebenarnya dan dapat dijadikan dasar dalam proses pengadaan tanah selanjutnya. Tangerang Selatan, 16 Desember 2011 PANITIA PENGADAAN TANAH WAKIL KETUA H. Hartadi wijaya NIP.19541027 198102 1 002 PANITIA PENGADAAN TANAH KOTA TANGERANG SELATAN Jl. Siliwangi No. 1 Pamulang Telp. 021-74718001. Fax. 021-74718008

EKONOMI NASIONAL - ftp.unpad.ac.id fileharus lebih dulu belajar soal pentingnya memanfaatkan ... dalam pengurusan izin pinjam ... vasi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan

Embed Size (px)

Citation preview

GAYATRI SUROYO

OTORITAS perbank-an punya agenda besar, yakni mem-buat segala lapisan

masyarakat di Tanah Air men-jadi melek fi nansial. Salah satu langkah yang sudah ditempuh ialah dengan mengedukasi tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja di mancanegara.

Mengapa TKI? Hal itu tidak terlepas dari julukan mere-ka, ‘pahlawan devisa’. Saban tahun, para TKI mengirim uang (remitansi) ke Tanah Air dengan jumlah mencapai mili-aran dolar. Jumlah itu sangat signifi kan bagi perekonomian Indonesia sehingga BI serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menilai perlu

mengedukasi TKI untuk me-manfaatkan jasa perbankan.

“Kami dan Kemenakertrans, sudah mulai dengan edukasi, penyiapan saudara kita yang akan ke luar negeri,” ujar Pe-neliti Utama Direktorat Peneli-tian dan Pengaturan Perbankan Suhaedi dalam diskusi Today’s Highlight Special Brava Radio, dan Media Indonesia, yang didu-kung Bank Indonesia, di Bistro Boulevard, Jakarta, kemarin.

Dalam diskusi yang dimo-deratori Asisten Kepala Divisi Pemberitaan Media Indonesia Ade Siregar, Suhaedi menjelas-kan TKI yang akan berangkat harus lebih dulu belajar soal pentingnya memanfaatkan produk perbankan, antara lain tabungan atau pengiriman uang. TKI juga diajari cara memanfaatkan uang mereka sekembalinya ke Indonesia.

Adapun Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI kebagian tugas mendidik keluarga yang ditinggal. Sebab, remitansi pada akhirnya diman-faatkan untuk perekonomian keluarga. “Nanti bagaimana yang bersangkutan meman-

faatkan uangnya, berhubungan dengan bank secara umum,” lanjut Suhaedi. “Pulang bisa punya motor, bangun rumah, dan punya usaha. Karena usia bertambah, belum tentu bisa kerja lagi di luar negeri.”

MenabungStrategi lain yang ditempuh

BI untuk edukasi adalah dengan mengakrabkan masyarakat de-ngan produk tabungan. “Seba-gai negara berkembang, sumber pendanaan kita masih terbatas sehingga untuk pembangunan kita mencari ke luar. Kalau bisa menggalang tabungan dalam negeri, kita bisa memupuk dana pembangunan yang besar,” ucap Suhaedi.

Dalam acara serupa, peren-cana keuangan independen Ligwina Hananto mengamini pentingnya menabung untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Pertum-buhan ekonomi Indonesia didukung kelas menengah yang membesar. Tapi kita harus lihat, sustainable tidak? Karena itu, menabung jadi penting. Jadi, menabung tidak hanya untuk kita, tapi untuk orang lain juga, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.”

Perwakilan Pokja Edukasi Masyarakat di Bidang Per-bankan dari UOB Buana, Fera Indratie Prajitno, mengatakan BI bersama pokja telah memba-has cara terbaik meningkatkan keuangan inklusif, antara lain, dengan membuat kurikulum menabung di sekolah, mu-lai tingkat SD-SMA dengan proyek percontohan di enam kota. (E-2)

[email protected] pemanfaatan potensi panas bumi (geotermal) seba-gai energi terbarukan untuk pembangkit listrik masih ter-kendala oleh tumpang tindih lahan dengan kawasan hutan produksi, hutan lindung mau-pun kawasan konservasi.

Padahal potensi geotermal nasional di kawasan hutan tersebut mencapai 42% atau setara 12.069 megawatt (Mw), dan menjadi tulang punggung program percepatan pemba-ngunan pembangkit listrik 10 ribu Mw Tahap II dengan target kontribusi sekitar 3.967 Mw (42%).

Untuk itu, pemerintah me-nargetkan jangka waktu tiga tahun untuk penyelesaian per-izinan bagi 28 proyek pem-bangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang terdiri dari 14 proyek PLTP pada wilayah kerja pertambangan (WKP) yang sudah ada (existing) dan 14 PLTP pada WKP Baru.

“Adanya target tersebut di-

harapkan dapat memberikan kepastian bagi pengembang dalam pengurusan izin pinjam pakai serta meminimalkan kendala yang terkait dengan tumpang tindih pada kawasan hutan dalam pengusahaan panas bumi,” ujar Direktur Jen-deral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kemen-terian ESDM Kardaya Warnika seusai penandatanganan nota kesepahaman antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mine-ral (ESDM) Jero Wacik dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Jakarta, kemarin.

Menurut Kardaya, kesepa-katan itu merupakan upaya mempercepat perizinan dan langkah-langkah eksplorasi geotermal di kawasan konser-vasi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Kemen-hut.

Panas bumi resmi keluar dari rezim pertambangan setelah terbitnya Peraturan Pemerin-tah (PP) No 28/2011 tentang

Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestari-an Alam sebagai revisi dari PP No 68/1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pe-lestarian Alam.

Dengan begitu, panas bumi berubah menjadi usaha jasa lingkungan dan kegiatan panas bumi boleh dilakukan di hutan konservasi.

Wilayah Indonesia yang terletak pada lajur sabuk gunung api aktif mempunyai potensi panas bumi yang besar yang tersebar sepan-jang lajur Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Busur Banda hingga Sulawesi Utara, dan lajur Halmahera.

Pada kawasan itu, telah dike-tahui sebanyak 276 titik potensi panas bumi dengan total po-tensi sebesar 29.038 Mw. Dari total panas bumi tersebut, hingga saat ini baru diman-faatkan sebesar 1.196 Mw atau sekitar 4,1% dari total potensi. (Atp/E-6)

JUMLAH investor efek yang memisahkan rekening dana milik nasabah dan perusahaan efek baru sekitar 2,1%. Padahal kewajiban ini harus rampung pada 31 Januari 2012.

Kustodian Sentral Efek Indo-nesia (KSEI) mencatat, hingga 15 Desember 2011, baru 7.633 subrekening efek dari 68 seku-ritas yang memiliki rekening dana nasabah di bank pem-bayaran. Padahal ada 362.262 subrekening efek di KSEI.

Direktur Utama KSEI Ananta Wiyogo mengatakan minimnya investor yang melakukan pemi-sahan rekening karena terken-dala sinkronisasi peraturan.

Ia mencontohkan, Bank Indo-nesia (BI) mewajibkan pembu-kaan dana nasabah harus ada tanda tangan dari nasabah atau secara langsung. Di lain hal, Bapepam-LK tidak mewajib-kan nasabah existing atau yang datanya sudah ada lengkap untuk datang melakukan tanda tangan secara langsung.

“Mungkin BI bisa kasih keis-timewaan tidak perlu tanda tangan nasabah,” ujar Ananta di Jakarta, kemarin.

Saat ini tercatat lima bank pembayaran yang melayani pelayanan pemisahan rekening nasabah, yakni Bank Mandiri, BNI, Permata Bank, CIMB Nia-

ga, dan BCA.Kepala Bagian Pengemban-

gan Kebijakan Transaksi dan Keuangan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Rid-wan mengatakan tidak ter-capainya nasabah melaku-kan pemisahan rekening akan berdampak pada minimnya transaksi di pasar mo dal. Ba-pepam-LK menerapkan sanksi penghentian transaksi bagi na-sabah yang belum melakukan pemisahan reke ning.

Pemisahan rekening dana nasabah dari perusahaan efek untuk menghindari penggelap-an dana nasabah. (WR/E-1)

EKONOMI NASIONAL SELASA, 20 DESEMBER 201118

PENGAWASAN realisasi kom-posisi hunian berimbang akan lebih efektif dilakukan peme-rintah daerah (pemda). Hal itu terkait dengan kepastian sanksi kepada pengembang (developer) yang tidak mema-tuhi aturan komposisi rumah sederhana berbanding rumah menengah dan rumah mewah di kompleks permukiman yang mereka bangun.

“Sebetulnya, pemda tidak usah repot. Tinggal awasi saja pengembang sudah mene-rapkan hunian berimbang 1:3:6 atau 1:2:3 atau tidak sama sekali. Kalau tidak, ya setop atau kasih sanksi sesuai de-ngan peraturan daerah (perda). Peraturan Menteri kan tidak bisa memberi sanksi,” kata Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Kementerian Peru-mahan Rakyat (Kemenpera) Hazaddin Tende Sitepu seusai membuka uji publik rancangan peraturan menteri perumahan rakyat (rapermenpera) tentang lingkungan hunian berimbang di Jakarta, kemarin.

Rapermenpera itu merupa-kan salah satu dari tiga per-aturan pelaksana UU Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumah-an dan Kawasan Permukiman yang bakal diterbitkan Kemen-pera.

Salah satu kajian yang di-usulkan dari daerah, yakni komposisi hunian berimbang yang meliputi rumah sederhana berbanding rumah mene ngah berbanding rumah mewah yang semula 6:3:1 diusulkan menjadi 3:2:1. Menurut Hazad-din, adanya usulan tersebut lantaran harga tanah yang kini sangat tinggi di kota-kota besar membuat pengembang tak sanggup melaksanakan komposisi 6:3:1. Pengembang yang merugi akhirnya malah membuat satu dan tiga atau dua rumah mewah dan satu rumah menengah.

Di sisi lain, Undang-Undang (UU) tentang Pengadaan Ta-nah bagi Pembangunan Un-tuk Kepentingan Umum yang baru disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI pada akhir pekan lalu tidak terlalu meng-atur pengadaan tanah untuk perumahan rakyat.

“UU tersebut hanya mengatur pengadaan tanah untuk yang berstatus sewa seperti rumah susun sederhana sewa (rusuna-wa),” ujar Ketua Umum Asosia-si Perumahan dan Permukim an Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo. Khusus untuk perumahan rakyat nonsewa, pe-merintah dapat membebaskan lahan, untuk dihibahkan kepada masyarakat. (NG/E-6)

Pemda Awasi

Komposisi Hunian

Melek Finansial Menjadi Kunci

Pemerintah Percepat Izin Eksplorasi Geotermal

Pemisahan Rekening EfekBerjalan Lambat

Kemampuan menabung yang optimal akan bermanfaat untuk membiayai pembangunan.

PERIZINAN PENGUSAHAAN PANAS BUMI: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik (kanan) berbincang dengan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan seusai penandatanganan nota kesepahaman tentang koordinasi dan percepatan perizinan pengusahaan panas bumi pada kawasan hutan produksi, hutan lindung, dan konservasi, di Jakarta, kemarin.

ANTARA/PRASETYO UTOMO

PENGUMUMANNO : 590/026-P2T.SM/2011

Dalam rangka memenuhi ketentuan pasal 23 ayat (3) Perka BPN RI No.3 thn. 2007 jo. Perpres No.36 thn. 2005 dan perubahan No 65 thn. 2006 bersama ini diberitahukan bahwa lokasi tanah yang akan di pergunakan untuk rencana pembangunan pelebaran jalan simpang maruga Kota Tangerang Selatan sebagaimana tercantum pada peta dan daftar dapat dilihat pada papan pengumuman di Kelurahan Serua Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan.

Keberatan terhadap data – data pada peta dan daftar tersebut di atas, agar di ajukan kepada P2T Kota tangerang selatan, melalui kantor kelurahan setempat sampai dengan tanggal 23 Desember 2011.

Apabila dalam tenggang waktu tidak terdapat keberatan/sanggahan maupun koreksi yang disampaikan kepada kami, maka data – data dimaksud dianggap telah sesuai dengan keadaan sebenarnya dan dapat dijadikan dasar dalam proses pengadaan tanah selanjutnya. Tangerang Selatan, 16 Desember 2011 PANITIA PENGADAAN TANAH WAKIL KETUA

H. Hartadi wijaya NIP.19541027 198102 1 002

PANITIA PENGADAAN TANAH KOTA TANGERANG SELATAN

Jl. Siliwangi No. 1 Pamulang Telp. 021-74718001. Fax. 021-74718008