17
KARAKTERISTIK EKOSISTEM PERAIARAN DAN PENGELOLAANNYA (SUNGAI, DANAU, ESTUARIA, LAUT) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi yang dibina oleh Bapak Dr. Ibrohim, M.Si dan Prof. Dr. Ir. Suhadi, M.Si Oleh : Kelompok 14 / Offering G Alifia yulianita (130342603487) Ipraditya langgeng p. (130342615328) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI April 2015

Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uuuyuu

Citation preview

Page 1: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

KARAKTERISTIK EKOSISTEM PERAIARAN DAN

PENGELOLAANNYA (SUNGAI, DANAU, ESTUARIA, LAUT)

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi

yang dibina oleh Bapak Dr. Ibrohim, M.Si dan Prof. Dr. Ir. Suhadi, M.Si

Oleh :

Kelompok 14 / Offering G

Alifia yulianita (130342603487)

Ipraditya langgeng p. (130342615328)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

April 2015

Page 2: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengertian ekologi

Istilah ekologi pertama kali digunakan oleh Erneast Haeckel pada

pertengahan tahun 1860-an. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, oikos yang

berarti rumah dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah, ekologi adalah ilmu

yang mempelajari mahkluk hidup dalam rumahnya. Atau dapat diartikan ilmu yang

mempelajari rumah makhluk hidup. Ekologi merupakan pendekatan holistic

terhadap pemahaman akan organism hidup dalam konteks relasinya baik dengan

lingkungan fisik (abiotik) maupun dengan satu sama lain (biotic). Interaksi-

interaksi organism hiduplah yang merupakan bahan mentah bagi pengkajian-

pengkajian ekologis.

Unit ekologis adalah ekosistem, yang merupakan sebuah kelompok yang

terdiri atas beragam populasi yang berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Daerah

(habitat) tersebut bisa jadi sebesar kolam local. Beberapa pengertian yang biasanya

tercakup dalam wilayah kerja ekologi.

1) Individu Individu adalah suatu satuan struktur yang membangun satu

kehidupan dalam bentuk makhluk.

2) Populasi Populasi adalah kumpulan individu dari jenis yang sama dan berada

di suatu tempat dan waktu tertentu.

3) Komunitas Komunitas adalah kumpulan populasi yang berinteraksi satu sama

lain, yang hidup bersama dalam suatu tempat.

4) Ekosistem Ekosistem adalah tingkat organisasi yang lebih tinggi dari

komunitas. Pada ekosistem terdapat hubungan timbale balik antara makhluk hidup

dan lingkungan abiotiknya, yang membentuk suatu system yang dapat diketahui

Page 3: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

aliran energy dan siklus materinya. Dilihat dari unsure penyusunnya, ekosistem

dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

a) Bahan tak hidup atau abiotiik, yang berupa komponen fisik dan kimia.

b) Produsen yaitu organism autotrofik

c) Konsumen, yaitu organism heterotrofik

d) Pengurai, perombak atau decomposer

5) Biosfer, Biosfer adalah organisasi biologi terbesar yang mencakup semua

kehidupan di bumi dan adanya interaksi antara lingkungan fisik secara

keseluruhan.Permukaan planet kita sebagian besar terdiri atas air. Sekitar 70 persen

permukaan planet merupakan ligkungan laut. Baik lingkungan perairan tawar

maupun laut memiliki rangkaian yang kaya akan kehidupan komunitas dan

mempengaruhi secara siginifikan aspek-aspek masyarakat manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian Ekosistem Perairan?

2. Bagaimana ciri-ciri ekosistem air tawar dan pembagiannya?

3. Bagaimana ciri-ciri ekosistem air laut dan pembagiannya?

4. Bagaimana Pengelolahan Ekosistem perairan?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian ekosistem air (aquatik).

2. Untuk mengetahui ciri-ciri ekosistem air tawar dan pembagiannya.

3. Untuk mengetahui ciri-ciri ekosistem air laut dan pembagiannya.

5. Untuk mengetahui Pengelolahan Ekosistem perairan.

Page 4: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

2.1.1 Ekosistem Perairan

Ekosistem adalah tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas. Pada

ekosistem terdapat hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungan

abiotiknya, yang membentuk suatu sistem yang dapat diketahui aliran energi dan

siklus materinya. Dilihat dari unsur penyusunnya, ekosistem dapat dibedakan

menjadi empat macam, yaitu:

a. Bahan tak hidup atau abiotik, yang berupa komponen fisika dan kimia.

b. Produsen yaitu organisme autotrofik

c. Konsumen, yaitu organisme heterotrofik

d. Pengurai, perombak atau decomposer

Permukaan planet kita sebagian besar terdiri atas air. Sekitar 70 % permukaan

planet merupakan ligkungan laut. Baik lingkungan perairan tawar maupun laut

memiliki rangkaian yang kaya akan kehidupan komunitas dan mempengaruhi

secara siginifikan aspek-aspek masyarakat manusia. Ekosistem Perairan adalah

ekosistem yang faktor lingkungan eksternalnya didominasi oleh air sebagai habitat

dari berbagai organisme air.

2.1.2 Faktor-faktor yang Menentukan Habitat Perairan

1. Faktor Fisika Perairan

a.Suhu

Lapisan-lapisan suhu yang berbeda terdapat dalam habitat perairan, permukaan air

cenderung menjadi lebih cepat panas dibanding air di bawahnya. Diantara kedua

lapisan ini terdapat wilayah peralihan yang tipis yang dinamakan Termoklim. Air

Page 5: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

di atas termoklin dinamakan epilimnion, sedangkan yang lebih dingin yaitu yang

berada di bawahnya disebut Hipolimnion.

b. Kecepatan Arus

Arus merupakan faktor ekologis yang penting terutama pada perairan yang arusnya

cukup tinggi. Arus dapat mempengaruhi distribusi gas terlarut, garam dan makanan

serta organisme dalam air. Kecepatan arus tergantung kemiringan dasar, lebar,

kedalaman sungai dan debit air. Arus yang cukup tinggi akan memaksa organisme

yang hidup didalam nya melakukan adaptasi untuk dapat bertahan sehingga pada

perairan yang berarus cepat mempunyai karakteristik tertentu dengan bentuk yang

dikenal steamline guna memudahkan bergerak dalam air disbanding bentuk

organisme yang biasa berada di air tergenang.

c. Cahaya dan Kekeruhan

Banyaknya cahaya yang menembus perairan danau atau waduk dan perubahan

intensitas dengan bertambahnya kedalaman memegang peran penting dalam

menentukan produktivitas primer. Kedalaman cahaya yang menembus perairan

biasanya diukur dengan menggunakan secchi-disk, sedang intensitas cahaya diukur

dengan lux meter. Kekeruhan akan menyebabkan munculnya batas-batas

fotosintesis. Turbiditas atau kekeruhan dapat diukur dengan turbidimeter portable

atau dengan mengukur TSS (Total Suspended Solid).

d. Kedalaman

Kedalaman perairan menggenang sangat penting artinya bagi kehidupan

organisme. Kedalaman akan memberikan implikasi langsung dan tidak langsung

terhadap keberadaan dan sistem organisasi organisme.

2. Faktor-faktor Kimiawi

a. pH

Page 6: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

pH di definisikan sebagai logaritma dari resprokal aktivitas ion hidrogen

dansecara matematis dinyatakan sebagai H+ adalah banyaknya ion hidrogen dalam

mol per liter larutan. Dalam air murni, 1/10 juta molekul terionkan. Jumlah ini

dituliskan sebagai 10-7 dan pH air dikatakan sebesar 7. Dalam air murni, jumlah

ion hidrogen dan hidroksil sama, dengan demikian tidak ada keasaman maupun

kebasaan (netral) bilamana konsentrasi ion hidrogen bertambah seratus kalinya,

konsentrasi menjadi 10-5 atau pH 5 dan seterusnya.

b. Oksigen Terlarut

Sumber utama oksigen terlarut berasal dari atmosfer dan proses fotosintesis

tumbuhan hijau. Oksigen dari udara diserap melalui difusi langsung atau agitasi

permukaan air oleh angin dan arus. Jumlah oksigen yang terkandung dalam air

tergantung pada struktur komunitas, suhu, konsentrasi garam terlarut, dan intensitas

cahaya matahari. Dalam air tanpa gangguan vegetasi yang tebal, aktivitas

fotosintesis tumbuhan menghasilkan pertambahan jumlah oksigen terlarut, yang

mencapai maximum pada sore hari dan mencapai titik minimum pada pagi hari

(titik kritis bagi organisme aguatik).

c. Karbondioksida Bebas

Karbondioksida terlarut dalam air berasal dari air tanah, dekomposisi zat

organic, respirasi organsme air, senyawa kimia dalam air Ca(HCO3)2),

Mg(HCO3)2), dan sedikit sekali udara. Sedangkan reduksi kandungan

karbondioksida dalam air dapat disebabkan oleh fotosintesis tanaman air, agitasi

air, penguapan, hilang bersama gelembung gas dan dalam air dan pakai organisme

air membentuk rumah (Mollusca). Karbon dioksida sangat mudah larut dalam air,

namun hanya sedikit yang berada dalam larutan biasa karena jumlahnya dalam

udara atmosfer sangat sedikit. Selain itu dekomposisi bahan organik dan pernafasan

tumbuhan dan hewan memberi sumbangan pada karbondioksida yang sudah ada.

Pergerakan air melalui vegetasi dan tanah mengambil karbondioksida yang lepas

dari udara-tanah.

2.2 Jenis-Jenis Ekosistem Perairan

Page 7: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

2.2.1 Ekosistem Air Tawar

Hanya 3% air di permukaan bumi ini adalah air tawar. Sebagian besar dapat

membeku dalam glasier dan es atau terbenam dalam akuifer. Sisanya terdapat

dalam danau, kolam, sungai, dan aliran. Perairan tawar kebanyakan berupa perairan

pedalaman.Susunan dan kadar garam terlarutnya relative rendah atau dapat

diabaikan. Ekosistem perairan tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu air tawar

mengalir (lotik) dan ait tawar diam (lentik). Air tawar mengalir terdiri dari air

bergerak yang mengalir terus-menerus kea rah tertentu, termasuk semua sungai dan

aliran dengan segala ukuran. Sedangkan periaran tawar lentik terdediri dari air

tergenang, seperti danau, kolam, dan rawa.

2.2.1 Penggolongan Ekosistem Air Tawar Berdasarkan Gerak Airnya

Berdasarkan gerak airnya, ekosistem air tawar dapat dibedakan menjadi

ekosistem lentik dan lotik.

Ekosistem Lentik adalah ekosistem yang airnya tenang atau diam, misalnya

danau, telaga dan rawa.

Perairan menggenang (lentik) adalah suatu bentuk ekosistem perairan yang di

dalamnya aliran atau arus air tidak memegang peranan penting. Hal ini karena aliran

air tidak begitu besar atau tidak mempengaruhi kehidupan organisme yang ada di

dalamnya. Pada perairan ini faktor yang amat penting diperhatikan adalah

pembagian wilayah air secara vertikal yang memiliki perbedaan sifat untuk tiap

lapisannya. Perairan menggenang di bagi dalam tiga lapisan utama yang didasari

oleh ada tidaknya penetrasi cahaya matahari dan tumbuhan air, yaitu: Littoral,

Page 8: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

limnetik dan profundal, sedangkan atas dasar perbedaan temperatur perairannya,

perairan menggenang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: metalimnion, epilimnion,

dan hipolimnion. Kelompok organisme di perairan menggenang berdasarkan niche

utama dalam kedudukan rantai makanan meliputi produser (autotrof), makro

konsumer (heterotrof) dan mikrokonsumer (dekomposer). Kelompok organisme

yang ada di perairan menggenang berdasarkan cara hidupnya meliputi: benthos,

plankton, perifiton, nekton dan neuston.

Perairan Lotik

Ekosistem Lotik adalah ekosistem yang airnya bergerak mengalir, misalnya

selokan, parit, atau sungai. Ciri-ciri ekosistem lotik adalah airnya mengalir,

merupakan ekosistem terbuka dari kadar oksigen terlarut relatif tinggi. Perairan

mengalir mempunyai corak tertentu yang secara jelas membedakannya dengan

perairan tergenang. Sejumlah tumbuhan terdapat terbatas pada air yang mengalir.

Tumbuhan tersebut mencakup spesies ganggang merah dan paku air. Ada juga

tumbuhan bunga yang khas pada air mengalir, yang secara tertaur berkembang biak

dengan biji. Hewan air mengalir mencakup siput air tawar, hydroid, lintah, dan

larva lalat hitam. Beberapa corak pentingpada habitat air mengalir atau tepian air,

dapat dijelaskan dalam suatu perbandingan dengan keadaan air tergenang.

1. Pada air mengalir, alirannya sering bergolak-galik, tetapi dalam air tergenag

alirannya, kalau ada, sangat lamban.

2. Dalam air mengalir pelapisan sangat jarang terjadi.

3. Hubungan antara kepekatan air dan suhu tak bersangkut paut karena arus yang

bergolak.

4. Pada air mengalir jarang terjadi deoksigenasi. Tetapi pada air tergenang adalah

laziim terjadi.

5. Penumpukan gas seperti karbondioksida dan hidrogensulfida pada air mengalir

sangat kecil atau minimum.

6. Tumbuhan mengakar tak banyak ditemukan di dalam air mengalir karena

terganggu oleh penghanyutan.

Page 9: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

7. Plankton tak dapat berkembang subur dalam air mengalir. Plankton yang lazim

ditemukan adalah diatom dan rotifer. Perairan lentik Tubuh air tawar tergenag

yang besar tidak terpengaruh oleh perubahan besar dalam suhu. Air tawar

tergenang terdiri dari tiga jenis berdasarkan keadaan haranya, yaitu oligotrofik,

yang miskin hara dan humus. Distrofik, yang miskin hara tetapi kaya humus;

dan eutrofik, yang airnya kaya hara dan humus.

sumber pangan protein hewani (Irwan 1997).

Air ekosistem lotik tidak tetap, melainkan berubah tergantung pada musim.

Di Pulau Jawa, pada umumnya air sungai keruh dan banjir di musim hujan

sedangkan di musim kemarau airnya kecil dan bahkan mengering. Keadaan ini

merupakan suatu indikator adanya kerusakan ekosistem darat di daerah hulu sungai.

Sebagai suatu Ekosistem terbuka. Ekosistem lotik memperoleh kiriman

bahan organik yang terbawa aliran air dari daerah hulu atau daratan misalnya,

berupa bangkai, sampah atau daun-daun yang gugur ke sungai. Meskipun dari

ekosistem lotik itu sendiri hewan-hewan dapat memperoleh makanan, beberapa

hewan sungai ada yang memakan bahan organik yang terbawa aliran air. Jadi,

ekosistem lotik mendapat pengaruh yang besar dari ekosistem daratan.

2.2.2 Penggolongan Ekosistem Air Tawar Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan bentuknya ekosistem air tawar dapa digolongkan menjadi:

a. Kolam

Page 10: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

Kolam merupakan ekosistem buatan dan sebuah perairan yang cukup

dangkal sehingga cahaya dapat menembus sampai ke dasarnya. Tumbuhan

yang hidup di habitat kolam antara lain teratai dan enceng gondok. Organisme

lain yang berada di dalam kolam adalah berbagai jenis plankton, crustacea

kecil, molusca, beberapa jenis ikan , serta insecta.

b. Danau

Danau adalah perairan darat yang ukurannya lebih besar daripada kolam.

Akan tetapi batas – batas ukuran danau tidak jelas. Para ahli menyebutkan

danau adalah perairan darat yang mempunyai kedalaman air sedemikian rupa ,

sehingga dasar perairannya selalu gelap karena tidak dapat tercapai oleh cahaya

matahari.

c. Sungai

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin

dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan

gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi

sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.

d. Rawa

Ekosistem air tawar berupa rawa memiliki habitat dengan ciri-cirinya

adalah variasi temperatur atau suhu rendah, kadar garam rendah, penetrasi

cahaya yang kurang, dipengaruhi iklim dan cuaca di sekitar, dan memiliki

tumbuhan-tumbuhan tingkat tinggi (dikotil dan monokotil), tumbuhan tingkat

rendah (alga, jamur, gulma, ganggang hijau) yang berfungsi sebagai produsen,

serta memiliki ikan air tawar yang dapat dijadikan sebagai

2.3 Ekosistem Air laut

Ekosistem air laut merupakan sumber daya hayati dan non hayati, lebih

kurang 70% dari permukaan bumi tertutup oleh laut. Wilayah indonesia yang

terdiri atas lebih dari 13000 pulau, dikelilingi oleh laut. Ilmu yang mempelajari

ekosistem air laut disebut oceanologi.

2.3.1 Ciri-Ciri Ekosistem Air Laut

Adapun ciri-ciri dari ekosistem air laut adalah:

Page 11: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

1. Salinitas tinggi terutama di daerah tropis , sedangkan di daerah dingin

salinitasnya rendah.

2. Mineral air laut 75% berupa NaCl (garam dapur)

3. Pada kedalaman 200 m , suhu air laut dari kutub sampai khatulistiwa berkisar

0 ͦ - 22 ͦ C.

4. Pada bagian yang lebih dalam, hampir tidak ada perbedaan suhu.

5. Jumlah energi cahaya yang diterima air laut dipergunakan untuk fotosintesis

organisme autotrofik.

6. Aliran air laut menyebarkan senyawa kimia yang diperlukan organisme yang

hidup di laut , serta mempengaruhi suhu dan kadar garam.

7. Aliran air laut di pengaruhi oleh pola angin dan putaran bumi.

2.3.2 Penggolongan Ekosistem Air Laut Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan bentuknya ekosistem air laut dapat di bedakan menjadi

lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

a. Lautan

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang

tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena

suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C.

Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang

panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah

termoklin.Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur,

maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan.

Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah

dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang

berlangsung baik.

Ekosistem air laut dapat dibagi-bagi dalam kelompok menurut

berbagai cara, salah satu cara adalah dengan membedakan ekosistem air laut

menjadi 3 daerah lautan.

1. Lautan terbuka , mempunyai ciri khas sebagai berikut :

Produsen utama adalah Diatomae (alga mikroskopik dan Dinoflagellatae).

Page 12: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

Seluruh kehidupan ekosistem tergantung pada phytoplankton.

2. Kedalaman laut (laut dalam) , mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

Tekanan airnya kuat.

Tekanan di dalam tubuh sama dengan tekanan di luar tubuh organisme.

Tidak terdapat produsen.

Umumnya , hewan berwarna hitam atau merah tua , dan mempunyai indera

penglihat yang sangat peka.

Hewan-hewan tersebut kadang mempunyai kemampuan bioluminessens yang

berguna untuk pemikat mangsa dan menghindar dari serangan lawan , serta

sebagai tanda pengenal.

Biota yang di temui binatang karang , ikan , udang dan cumi- cumi.

3. Lautan lepas pantai , dengan ciri sebagai berikut :

Relatif dangkal , sebagian dari daratan menjulur ke bawah air yang

menggenanginya.

Daerah yang tergenang di sebut papan kontinen.

Lebar rata-rata papan kontinen ± 50 m.

Cahaya matahari dapat menembus sampai ke dasar.

Jarang bahkan tidak terdapat lumut dan paku- pakuan.

Banyak terdapat crustaceae , molusca dan cacing annelida.

b. Pantai

Pantai adalah wilayah yang menjadi batas antara daratan dan lautan.

Bentuk-bentuk pantai berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan proses

yang ada di wilayah tersebut seperti pengikisan, pengangkutan dan

pengendapan yang disebabkan karena adanya gelombang, arus dan angin yang

berlangsung secara terus menerus sehingga membentuk daerah pantai.

c. Estuari

Page 13: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari

sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa

garam.Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut.

Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya.

Nutrien dari sungai memperkaya estuari.

Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,

ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,

kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut

yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju

habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi

vertebrata semi air, yaitu unggas air.

d. Terumbu karang

Terumbu karang merupakan Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun

terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang

batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar

lainnya seperti jenis-jenis moluska, crustasea, echinodermata, polikhaeta,

porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan

sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton.

2.4 Pengelolahan Ekosistem Air

Pengelolaan Perairan Terpadu (P2T) adalah proses yang dinamis yang berjalan

secara terus menerus, dalam membuat keputusan-keputusan tentang pemanfaatan,

pembangunan dan perlindungan wilayah dan sumberdaya perairan dan pesisir.

Bagian penting dalam pengelolaan terpadu adalah perancangan proses

kelembagaan untuk mencapai harmonisasi dalam cara yang dapat diterima secara

politis.

Suatu kegiatan dikatakan keberlanjutan, apabila kegiatan pembangunan secara

ekonomis, ekologis dan sosial politik bersifat berkelanjutan. Berkelanjutan secara

ekonomi berarti bahwa suatu kegiatan pembangunan harus dapat membuahkan

pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan capital (capital maintenance), dan

Page 14: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

penggunaan sumberdaya serta investasi secara efisien. Berkelanjutan secara

ekologis mengandung arti, bahwa kegiatan dimaksud harus dapat mempertahankan

integritas ekosistem, memelihara daya dukung lingkungan, dan konservasi sumber

daya alam termasuk keanekaragaman hayati (biodiversity), sehingga diharapkan

pemanfaatan sumberdaya dapat berkelanjutan. Sementara itu, berkelanjutan secara

sosial politik mensyaratkan bahwa suatu kegiatan pembangunan hendaknya dapat

menciptakan pemerataan hasil pembangunan, mobilitas sosial, kohesi sosial,

partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat (dekratisasi), identitas sosial,

dan pengembangan kelembagaan (Wiyana, 2004). Darah perairan di Indonesia

sebenarnya telah mendapat persetujuan dalam mengatur, mengelola, atau

memberdayakan daerahnya masing masing, seperti dibahas pada Undang-Undang

No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah memberikan kewenangan yang luas

kepada Daerah Kabupaten dan Kota untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakatnya sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat setempat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22

Tahun 1999 menyatakan kewenangan daerah di wilayah perairan adalah :

Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut sebatas

wilayah laut tersebut

Pengaturan kepentingan administratif

Pengaturan ruang

Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh Daerah atau

yang dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah

Bantuan penegakan keamanandan kedaulatan Negara.

2.5 Upaya Pelestarian Ekosistem Air

Banyak elemen masyarakat yang sekarang masih kurang peka akan kelestarian

dan keberlanjutan sumberdaya ekosistem perairan, hal ini apabila tidak di tanggapi

secara serius akan menimbulkan dampak yang cukup berbahaya ke depannya. Kita

tidak mungkin juga hanya bisa menikmati keindahan suatu tempat tanpa

memikirkan dampak jangka panjangnya bagi generasi penerus. Berikut merupakan

Page 15: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

tahapan yang dapat digunakan untuk perlindungan maupun pelestarian ekosistem

perairan, diantaranya adalah :

Restorasi, dimaksudkan sebagai upaya untuk menata kembali kawasan

perairan sekaligus melakukan aktivitas penghijuan. Untuk melakukan

restorasi perlu memperhatikan pemahaman pola hidrologi, perubahan arus

laut, tipe tanah.

Reorientasi, dimaksudkan sebagai sebuah perencanaan pembangunan yang

berparadigma berkelanjutan sekaligus berwawasan lingkungan. Sehingga

motif ekonomi yang cenderung merusak akan mampu diminimalisasi

Responsivitas, dimaksudkan sebagai sebuah upaya dari pemerintah yang

peka dan tanggap terhadap problematika kerusakan ekosistem perairan. Hal

ini dapat ditempuh melalui gerakan kesadaran pendidikan dini, maupun

advokasi dan riset dengan berbagai lintas disiplin keilmuan

Rehabilitasi, gerakan rehabilitasi dimaksudkan sebagai upaya untuk

mengembalikan peran ekosistem pesisir sebagai penyangga kehidupan biota

laut. Salah satu wujud kongkrit pelaksanaan rehabilitasi yaitu dengan

menjadikan kawasan perairan sebagai area konservasi yang berbasis pada

pendidikan (riset) dan ekowisata

Responsibility, dimaksudkan sebagai upaya untuk menggalang kesadaran

bersama sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat.

Regulasi, dalam hal ini setiap daerah pasti mempunyai Perda yang telah

diatur secara jelas dan gambling. Maka dari itu, perlu kesadaran dan

kewajiban untuk memenuhi perda yang telah ada dan telah dibuat. Ini bisa

dijadikan sebuah punishment apabila tidak dijalankan secara

serius. Punishment harus dijalankan guna membentuk sikap yang sadar akan

Perda yang telah diatur demi keberlangsungan ekosistem pesisir di masa

depan.

Page 16: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

Kesimpulan

Ekosistem Perairan adalah ekosistem yang faktor lingkungan eksternalnya

didominasi oleh air sebagai habitat dari berbagai organisme air.

Hanya 3% air di permukaan bumi ini adalah air tawar. Sebagian besar dapat

membeku dalam glasier dan es atau terbenam dalam akuifer. Sisanya terdapat

dalam danau, kolam, sungai, dan aliran

Ekosistem perairan tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu air tawar mengalir

(lotik) dan ait tawar diam (lentik).

Air tawar mengalir terdiri dari air bergerak yang mengalir terus-menerus kea rah

tertentu, termasuk semua sungai dan aliran dengan segala ukuran.

Sedangkan periaran tawar lentik terdediri dari air tergenang, seperti danau, kolam,

dan rawa.

Ekosistem air laut merupakan sumber daya hayati dan non hayati, lebih kurang

70% dari permukaan bumi tertutup oleh laut. Wilayah indonesia yang terdiri atas

lebih dari 13000 pulau, dikelilingi oleh laut. Ilmu yang mempelajari ekosistem air

laut disebut oceanologi.

Pengelolaan Perairan Terpadu (P2T) adalah proses yang dinamis yang berjalan

secara terus menerus, dalam membuat keputusan-keputusan tentang pemanfaatan,

pembangunan dan perlindungan wilayah dan sumberdaya perairan dan pesisir.

Suatu kegiatan dikatakan keberlanjutan, apabila kegiatan pembangunan secara

ekonomis, ekologis dan sosial politik bersifat berkelanjutan.

Page 17: Ekosistem Peraiaran Dan Pengelolaannya

Baftar Pustaka

Akil, Sjarifuddin. 2002. Kebijakan Kimpraswil Dalam Rangka Percepatan

Pembangunan Kelautan dan Perikanan. Makalah Rapat Koordinasi Nasional

Departemen Kelautan dan perikanan Tahun 2002. Jakarta.Nurmalasari, Y. Analisis

Pengelolaan Wilayah Pesisr Berbasis Masyarakat. www. Stmik-

im.ac.id/userfiles/jurnal%20yessi.pdf.

Biliana Cincin-Sain dan Robert W. Knecht. 1998. Integrated Coastal and Ocean

Management Concepts dan Practices. Island Press. Washington, DC.

Coztanza, R. 1991. Ecological economics: The Science and Management of

Sustainability. Columbia University Press. New York.

Depatemen Kelautan dan Perikanan. Pokok-Pokok Pikiran Rancangan Undang-

Undang (RUU) Pengelolaan Wilayah Pesisir (PWP).

Deshmukh, Ian. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

DKP. 2008. Urgensi RUU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Atrikel on-line Dinas Kelautan dan Perikanan.

Ewusie, J.Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Bandung: Penerbit ITB.

Kay, R. dan Alder, J. 1999. Coastal Management and Planning. E & FN SPON.

New York.

Kimball, Jhon W. 1991. Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.

Romimohtarto, Kasijan. 2007. Biologi laut: Ilmu pengetahuan tentang Biota Laut.

Jakarta: Djambatan.

Yudha, Indra Gumay. 2008. Ekosistem Perairan Tawar.