Upload
juni-adirahmat
View
8
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tugas akuntansi
Citation preview
SURAT KUASA
Yang bertandatangan dibawah ini :
Eko Zulfian, SH., Msi. Pekerjaan PNS pada Pemda Kabupaten Konawe Utara, beralamat
di Jalan MT. Haryono No. 11 Kelurahan Bende Kecamatan Kadia Kendari Barat Kota
Kendari ;……....... Selanjutnya disebut sebagai PEMBERI KUASA ;
…………………….........................................
Dengan ini memberi kuasa serta menunjuk domisili hukum pada alamat kuasanya
tersebut kepada:
Fitri zulfianti, SH., MH, advokat / penasehat Hukum di Kendari, berkedudukan dijalan
Sao – sao lr. Damai kecamatan Kadia kelurahan Bende Kota kendari;
…………………………
Selanjutnya disebut sebagai PENERIMA KUASA;
……………………………………………..
K H U S U S
Bertindak untuk dan atas Pemberi Kuasa untuk mendampingi dan / atau mewakili
Pemberi Kuasa sebagai Tersangka dalam perkara tindak pidana korupsi pengelolaan
anggaran pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Konawe Utara tahun
anggaran 2010 pada tingkat penyidikan di Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara Nomor :
PRINT-12/R.3/Fd.1/06/2011 tanggal 30 Juni 2011 ;
………………………………………………………………………….......
Untuk maksud tersebut penerima kuasa diberi hak dan kewenangan untuk mendampingi
pemberi kuasa dalam segala pemeriksaan pada ditingkat penyidikan, menghadap pejabat
– pejabat Kejaksaan Tinggi, penyidik, membuat dan menandatangani segala surat / akta –
akta, serta mengajukan permohonan, minta turun BAP, mengajukan bukti / saksi ade
charge, minta SP3 apabila perkara tidak cukup bukti untuk di limpahkan ke Pengadilan ;
…………………………
Tegasnya ; Penerima Kuasa berhak dan kewenangan untuk melakukan upaya hukum
yang dianggap perlu dan berguna bagi kepentingan hukum Pemberi Kuasa ;
…………………………..
Surat kuasa ini diberikan dengan Hak Substitusi dan Honorarium ;
………………………………
Kendari, 09
September 2013
Penerima Kuasa Pemberi Kuasa
Fitri zulfianti , SH.,MH. Eko Zulfian, SE.,Msi
.
Makassar, tanggal 18 Januari 2012
Nota Keberatan Penasihat Hukum Atas Nama Terdakwa dr. Fadlhan Hidayat,
SpOG.M.Kes
Perkara Pidana Nomor: 338/Pid.K/2012/PN.MKS
Pada Pengadilan Negeri Makassar
“KEBENARAN AKAN MUNCUL DARI JALAN YANG TIDAK TERDUGA”
Atas Nama Terdakwa
Nama Lengkap : dr. Fadlhan Hidayat, SpOG. M.Kes
Tempat Lahir : Makassar
Jenis Kelamin : Laki-laki (L)
Umur/ Tanggal Lahir : 37 Tahun/ 24 Maret 1977
Kebangsaan/ Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : S-2
Pekerjaan : Dokter Spesialis Ahli Kandungan
Majelis Hakim Yang Kami Muliakan
Saudara Penuntut Umum Yang Kami Hormati
Pengunjung Sidang sekalian
Saya, Audry Vatmikawati,S.H.,M.H advokat pada Kantor Jln. Boulevard No.12
Panakukkang, Makassar, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 28 November 2011.
Selaku Penasihat Hukum yang mendampingi terdakwa dalam tingkat pemeriksaan di
Pengadilan, pertama-tama menyampaikan hormat dan ucapan terimakasih kepada yang
Mulia Majelis Hakim atas kesempatan pengajuan eksepsi dari Penasihat Hukum, tidak
lupa pula kami menyampaikan penghargaan kepada Jaksa Penuntut Umum yang telah
dengan gigih melaksanakan tugas penuntutan. Setelah mencermati dakwaan secara
saksama, Penasihat Hukum terdakwa hendak mengajukan eksepsi/ keberatan kehadapan
yang mulia Majelis Hakim pemeriksa perkara atas surat dakwaan Penuntut Umum No.
Reg Perkara 176/RP-9/FD/01/2012 terhadap terdakwa dr. FADLHAN HIDAYAT,
SpOG. M.Kes dengan materi eksepsi sebagai berikut :
1. Rumusan Dakwaan tidak sesuai ketentuan pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP;
sehingga harus dinyatakan batal demi hukum.
Pasal 143 ayat (2) KUHAP menentukan :
Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditanda tangani serta
berisi :
a. Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka.
b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan
dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
Dengan kata lain Surat dakwaan harus memenuhi syarat formil dan materiil. Syarat
formil sebagaimana ditentukan dalam huruf a, sedangkan syarat materil sebagaimana
huruf b tersebut diatas. Kemudian lebih lanjut pasal 143 ayat (3) KUHAP menyatakan :
Surat Dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana ayat (2) huruf b di atas
batal demi hukum.
Adapun mengenai syarat materiil tersebut Mahkamah Agung Republik Indonesia telah
mempedomani Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia, No
492/K/KR/1981, Tanggal 8 Januari 1983 yang menetapkan:
“bahwa syarat materil Surat Dakwaan, adalah adanya perumusan secara lengkap, jelas
dan tepat, mengenai perbutan-perbuatan yang didakwakan terhadap Terdakwa, sesuai
dengan rumusan delik yang mengancam perbuatan-perbuatan itu dengan hukuman
pidana yang dilakukan oleh Terdakwa, Keseluruhannya harus mengisi secara cermat
tepat dan benar, semua unsur dari semua delik yang ditentukan undang-undang yang
didakwakan kepadanya”
Berdasarkan ketentuan KUHAP dan yurisprudensi tersebut diatas, maka diperoleh
konklusi bahwa in casu yang harus diuraikan secara cermat, jelas dan lengkap oleh Sdr.
Penuntut Umum dalam Surat Dakwaan a quo adalah:
- Rumusan dan unsur-unsur delik atau tindak pidana yang didakwakan, dan;
- Rumusan perbuatan-perbuatan material mengenai perbuatan yang dilakuakan oleh
terdakwa yang keseluruhannya dapat mengisi secara cermat dan benar semua unsur dari
delik yang ditentukan dalam pasal undang-undang yang didakwakan kepada Terdakwa
tersebut.
Apabila kita cermati rumusan dakwaan dalam perkara terdakwa dr. FADLHAN
HIDAYAT, SpOG.M.Kes tidak jelas apa tindakan dari terdakwa yang dapat dinyatakan
sebagai tindak pidana sebagaimana dirumuskan pada pasal 79 huruf c jo Pasal 51 huruf
(a) jo Pasal 45 ayat (3) UU No.29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran rumusan
tindakan terdakwa dalam dakwaan hanya didasarkan pada asumsi-asumsi atau indikasi-
indikasi yang masih terlalu summier dan prematur untuk dinilai sebagai tindak pidana
yang Penasihat Hukum yakin tidak didasari bukti-bukti yang memadai bahwa dr.
FADLHAN HIDAYAT, SpOG.M.Kes tidak menjelaskan diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis yang dilakukan, resiko serta komplikasi yang akan terjadi
pada pasien sesuai dengan Standar Profesi dan Standar Operasional Prosedur. Sehingga
penuntut umum Nampak ragu dalam merumuskan secara jelas dan tegas apa tindakan
dari terdakwa yang dapat memenuhi unsur tindak pidana yang didakwakan, sehingga
Penuntut Umum harus dinilai sebagai dakwaan yang tidak jelas dan tidak lengkap
menguraikan tindak pidana dengan kata lain tidak memenuhi syarat materiil sehingga
berdasarkan pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP dan Yurisprudensi, dakwaan Penuntut
Umum adalah Batal Demi Hukum.
2. Dakwaan Error in persona.
Bahwa berdasarkan rumusan dakwaan yang telah dirumuskan oleh Penuntut Umum
saudara dr. Fadlhan Hidayat,SpOG. M.Kes telah melakukan kesalahan (kealpaan) pada
operasi Caesar yang dilakukannya terhadap Ibu Juwita dimana operasi caesar tersebut
berjalan tidak normal yang mengakibatkan meninggalnya ibu Juwita. Pada dasarnya pada
saat melakukan operasi tersebut terdakwa telah melakukan tindak medis yang sesuai
dengan prosedur, dan juga terdakwa telah memberitahukan semua upaya pelaksanaan
operasi dan telah disepakati dalam Informed Consent (persetujuan medis) oleh suami
korban. Kemudian pada saat operasi tersebut berjalan yang juga sangat berperan penting
adalah dr. Iin Sakinah dimana saudari tersebut bertugas mengontrol dan
mempertahankan kerja otak,membantu komprehensi jantung, dan mempertahankan aliran
darah. Jadi dr. Fadlhan Hidayat,SpOG. M.Kes hanya bertugas mengopersi Ibu Juwita
sesuai prosedur sampai bayi tersebut lahir, akan tetapi dr.Iin Sakinah yang seharusnya
bertugas mengontrol dan memperthankan kerja otak, serta membantu komprehensi
jantung ibu Juwita tidak menjalankan tugasnya dengan baik sehingga terjadi pendarahan,
henti nafas dan henti jantung yang mengakibatkan Ibu Juwita meninggal dunia sehingga
dalam hal ini menurut hemat Penasehat Hukum yang harus bertanggung jawab adalah dr.
Iin Sakinah.
Bahwa berdasarkan dakwaan penuntut umum telah terjadi kesalahan dalam proses
tindakan medik yang dikarenakan kelalaian terdakwa. Hal itu tidak dapat dibuktikan
secara jelas dan tepat oleh Penuntut Umum mengenai kesalahan apa saja yang dilakukan
oleh terdakwa, sehingga dalam eksepsi ini Penasihat hukum berpendapat bahwa dakwaan
terhadap terdakwa adalah error in persona atau keliru orang yang dijadikan terdakwa.
3. Bahwa tindakan yang dilakukan oleh terdakwa bukan tindak pidana
melainkan tindak perkara perdata sehingga terdakwa harus dilepaskan dari segala
tuntutan hukum. (ontslaag van alle rechts vervolging).
Bahwa telah dijelaskan dalam dakwaan bahwa Terdakwa dokter spesialis kandungan
yang telah melakukan operasi Caesar terhadap ibu Juwita di rumah sakit Wahidin
Sudirohusodo. Dimana Almarhumah ibu Juwita mengalami pendarahan yang
mengakibatkan meninggal dunia dikarenakan tidak terpenuhi nya Standar Prosedur
Operasional dalam pelayanannya. Namun pada dasarnya Terdakwa telah melakukan
tindakan medic sesuai dengan Prosedur dan juga telah melakukan tindakkan pencegahan
dan penyelamatan akan tetapi hasilnya negative. Maka hal ini tidak dapat dipersalahkan
kepada dokternya dan termasuk resiko medis yang harus ditanggung oleh pasien
Perjanjian antara Saudara dr. Fadlhan Hidayat,SpOG. M.Kes dengan suami korban yakni
saudara Ridwan Maulana termasuk perjanjian inspanings van verbinteniss atau perikatan
upaya, sebab dalam konsep ini seorang dokter hanya berkewajiban untuk melakukan
pelayanan kesehatan dengan penuh kesungguhan, dengan mengerahkan seluruh
kemampuan dan perhatiannya sesuai standar profesinya. Jika dalam kasus ini Saudara dr.
Fadlhan Hidayat,SpOG. M.Kes terbukti, sehingga dalam eksepsi ini Penasihat hukum
berpendapat bahwa tuntutan yang dijatuhkan kepada saudara dr.Fadhlan Hidayat
seharusnya diajukan
gugatan perdata yang sifatnya ganti rugi bukan pidana, karena disini sdr dr.Fadhlan
Hidayat tidak melakukan perbuatan pidana.
Berdasarkan uraian tersebut Penasihat Hukum terdakwa berpendapat bahwa seandainya
perbuatan terdakwa terbukti sekalipun bukan merupakan tindak pidana. Sehingga
berdasarkan ketentuan pasal 191ayat (2) KUHAP terdakwa harus dilepaskan dari segala
tuntutan hukum (ontslaag van alle rechts vervolging).
PERMOHONAN
Berdasarkan uraian tersebut, Penasihat Hukum terdakwa memohon agar yang Mulia
Majelis Hakim berkenan memutus :
- Menerima eksepsi Penasihat Hukum terdakwa;
- Menyatakan dakwaan batal demi hukum
- Menghentikan pemeriksaan perkara terdakwa dr.FADLHAN HIDAYAT, SpOG.M.Kes
Apabila mejelis berpendapat lain mohon putusan seadil-adilnya :
Penasihat Hukum
Terdakwa,
AUDRY VATMIKAWATI.N.I, SH.,MH
TUGAS
HUKUM ACARA PIDANA
“SURAT KUASA DAN EKSEPSI ”
DISUSUN OLEH :
FITRI ZULFIANTI
21309025
K E L A S : A.3