160
EKSISTENSI DAN EFEKTIFITAS LAYANAN DEPOK CORNER PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN UMUM KOTA DEPOK DALAM PERSPEKTIF PUSTAKAWAN DAN PEMUSTAKA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh : NOVANDA SEKARVIA NIM: 11150251000030 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440H / 2019M

EKSISTENSI DAN EFEKTIFITAS LAYANAN DEPOK CORNER PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46220/... · 2019. 7. 23. · Perpustakaan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • EKSISTENSI DAN EFEKTIFITAS LAYANAN DEPOK CORNER PADA

    DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN UMUM KOTA DEPOK

    DALAM PERSPEKTIF PUSTAKAWAN DAN PEMUSTAKA

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan

    memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

    Oleh :

    NOVANDA SEKARVIA

    NIM: 11150251000030

    PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

    FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA 1440H / 2019M

  • i

    ABSTRAK

    Novanda Sekarvia (11150251000030). Eksistensi dan Efektifitas Layanan Depok

    Corner pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok

    Dalam Perspektif Pustakawan dan Pemustaka. Program Studi Ilmu

    Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

    Skripsi ini membahas Eksistensi dan Efektifitas Layanan Depok Corner pada

    Perpustakaan Umum Kota Depok Dalam Perspektif Pustakawan dan Pemustaka.

    Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan eksistensi layanan Depok

    corner pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok Dalam

    Perspektif Pustakawan dan Pemustaka, (2) mendeskripsikan efektivitas layanan

    Depok corner Pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok Dalam

    Perspektif Pustakawan dan Pemustaka. Jenis penelitian yang digunakan adalah

    jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Data dalam

    penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi. Key informan dan

    informan dalam penelitian ini berjumlah delapan yaitu tiga key informan dan lima

    informan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Perpustakaan Umum Kota

    Depok telah membangun layanan Depok Corner yang bekerjasama dengan OPD

    (Organisasi Perangkat Daerah) wilayah Kota Depok guna mempermudah

    masyarakat dalam pencarian informasi mengenai Kota Depok. Dalam perspektif

    pustakawan mengenai eksistensi layanan Depok Corner sudah dapat berjalan

    dengan baik dengan terpenuhinya keinginan atau tujuan perpustakaan yang ingin

    menghadirkan layanan yang mempunyai ciri khas asal daerah perpustakaan itu

    sendiri yaitu Kota Depok. Serta dalam perspektif pemustaka mengenai eksistensi

    layanan Depok Corner yaitu sudah terbantu ketika mencari informasi mengenai

    Kota Depok dengan hadirnya layanan Depok Corner di Perpustakaan Umum Kota

    Depok. Lalu dalam perspektif pustakawan mengenai efektifitas Layanan Depok

    Corner yakni sudah melakukan pencapaian tujuan untuk membantu masyarakat

    yang menggunakan layanan tersebut dalam mengakses sumber informasi secara

    efektif dan efisien. Dan dalam perspektif pemustaka juga pemustaka secara efektif

    mendapatkan informasi mengenai Kota Depok dengan cepat dan akurat melalui

    layanan Depok Corner.

    Kata Kunci : Layanan, Corner, Eksistensi, Efektifitas, Perpustakaan Umum

  • ii

    ABSTRACK

    Novanda Sekarvia (11150251000030). The Existence and Effectiveness of

    Depok Corner Services in the Depok Archives and Public Library Service in

    the Perspective of Librarians and Visitors. Study Program of Library

    Science, Faculty of Adab and Humanities, Syarif Hidayatullah State Islamic

    University Jakarta, 2019.

    This thesis discusses the Existence and Effectiveness of Depok Corner Services in

    the Depok City Public Library in the Perspective of Librarians and Visitors. The

    objectives of this study were: (1) to describe the existence of Depok corner

    services at the Depok City Archives and Public Library Service in the Librarian

    and Library Perspective, (2) to describe the effectiveness of Depok corner services

    at Depok City Public Library and Filing Service in the Librarian and Library

    Perspective. The type of research used is descriptive research with a qualitative

    research approach. The data in this study were obtained through interviews and

    documentation. Key informants and informants in this study amounted to eight,

    namely three key informants and five informants. The results of this study are that

    the Depok City Public Library has built Depok Corner services in collaboration

    with the Regional Operational Organization (DPO) in Depok City in order to

    facilitate the public in seeking information about the City of Depok. In the

    perspective of librarians regarding the existence of Depok Corner services can be

    run well with the fulfillment of desires or goals of libraries who want to present

    services that have the characteristics of the origin of the library area itself, namely

    the City of Depok. As well as in the perspective of the user regarding the

    existence of Depok Corner services, which have been helped when searching for

    information about the City of Depok with the presence of Depok Corner services

    in the Depok City Public Library. Then in the perspective of librarians regarding

    the effectiveness of the Depok Corner Service, namely to have achieved the goal

    of helping people who use these services in accessing information resources

    effectively and efficiently. And in the perspective of the visitors also the user

    effectively gets information about Depok City quickly and accurately through the

    Depok Corner service.

    Keywords : Service, Corner, Existence, Effectiveness, Public Library

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Alhamdullillah, segala puji bagi Allah Swt. yang telah melimpahkan

    rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi

    ini guna melengkapi persyataran untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan

    (S.IP) dengan lancar. Tidak lupa shalawat serta salam sama-sama kita haturkan

    kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. yang telah membawa kita dari

    zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang ini.

    Selesainya skripsi ini, tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh

    karena itu, sepatutnya peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan

    penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang turut

    memberikan andil, baik secara langsung maupun tidak, moral maupun material.

    Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., selaku Rektor

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Bapak Saiful Umam, M.A, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Adab dan

    Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Ibu Siti Maryam, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    4. Bapak Amir Fadila, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

    Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • iv

    5. Ibu Siti Maryam, M.Hum., selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu

    senantiasa membantu, mengarahkan, memberi saran serta mensupport

    penulis dalam penulisan skripsi ini.

    6. Ibu Ida Farida, MLIS., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

    membantu penulis dari awal perkuliahan, serta membantu penulis dalam

    penentuan judul skripsi ini.

    7. Ibu Hj. Siti Chaerijah Aurijah, S.Pd. MM., selaku Kepala Dinas Kearsipan

    dan Perpustakaan Umum Kota Depok yang senantiasa memberikan

    kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian skripsi.

    8. Kepala Bidang Perpustakaan beserta Staf Pustakawan Perpustakaan

    Umum Kota Depok yang senantiasa membantu penulis dalam menggali

    informasi dalam penelitian skripsi.

    9. Para Key Informan dan Informan Penulis yang senantiasa membantu

    penulis dalam melakukan penelitian skripsi.

    10. Bapak dan Ibu dosen program studi Ilmu Perpustakaan yang telah

    mencurahkan ilmu yang begitu banyak dan bermanfaat kepada penulis.

    11. Keluarga tercinta, Ayah Hari Purwanto, Ibu Tri Suharti, Nenek Romiati,

    serta kedua adikku yaitu Alysa Oktaberina dan Saila Rifaya Latifa yang

    selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan segera dan

    doa serta kasih sayang kepada penulis hingga detik ini.

  • v

    12. Sahabatku tersayang Ica, Fira, Ira, Winka, Uti, Ika, Dita yang selalu

    mensupport penulis dan menjadi tempat curhat. Mahda, Fauziah, Chintya

    yang juga mendukung penulis dalam mengerjakan skripsi dan Tony

    Hartono yang selalu mensupport dan membantu penulis tanpa lelah dalam

    keadaan apapun.

    13. JIPERS A 2015 terimakasih atas kebersamaannya selama 3,5 tahun

    terakhir you’re amazing guys.

    Wassalamu’alaikum Wr, Wb.

    Jakarta, 6 Mei 2019

    Penulis

  • vi

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK .............................................................................................................. i

    ABSTRACK .......................................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

    DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

    B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 8

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 8

    D. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 9

    E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 11

    BAB II TINJAUAN LITERATUR .................................................................... 13

    A. Perpustakaan Umum .................................................................................. 13

    B. Definisi Eksistensi ...................................................................................... 17

    C. Efektifitas ................................................................................................... 20

    D. Layanan Perpustakaan ................................................................................ 24

    E. Layanan Corner .......................................................................................... 34

    F. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 38

    BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 40

    A. Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................................. 40

    B. Sumber Data ............................................................................................... 41

    C. Key Informan dan Informan....................................................................... 42

    D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 45

    E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 46

    F. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 49

  • vii

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 51

    A. Profil Perpustakaan Umum Kota Depok .................................................... 51

    B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 66

    C. Pembahasan ................................................................................................ 88

    BAB V PENUTUP ............................................................................................... 94

    A. Kesimpulan ................................................................................................ 94

    B. Saran ........................................................................................................... 95

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97

    LAMPIRAN

    BIODATA PENULIS

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Waktu Penelitian .............................................................................................. 50

    Tabel 4.1 Rekapitulasi Koleksi Perpustakaan Umum Kota Depok .................................. 55

    Tabel 4.2 Rekapitulasi Koleksi Depok Corner ................................................................ 63

    Tabel 4.3 Identitas Key Informan .................................................................................... 66

    Tabel 4.4 Identitas Informan ............................................................................................ 67

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 39

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota

    Depok ........................................................................................................................ 54

    Gambar 4.2 Ruangan Layanan Depok Corner .................................................................. 63

  • x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Sumber Daya Manusia Perpustakaan Umum Kota Depok

    Lampiran 2 Daftar Koleksi Depok Corner

    Lampiran 3 Pertanyaan Wawancara Key Informan dan Informan

    Lampiran 4 Transkrip Wawancara Key Informan dan Informan

    Lampiran 5 Surat Tugas Menjadi Pembimbing

    Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Skripsi

    Lampiran 7 Lembar Perizinan Pergantian Judul

    Lampiran 8 Surat Penguji Skrispi

    Lampiran 9 Gambar Pendukung Dalam Penulisan Skripsi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Peranan perpustakaan adalah sebagai sumber informasi baik untuk

    kepentingan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini begitu

    pesat, maka peranan perpustakaan sebagai penyedia informasi atau sumber

    informasi harus semakin kuat.1 Selain berperan sebagai sumber informasi,

    eksistensi perpustakan juga merupakan penunjang yang penting bagi suatu

    riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau referensi. Dan layanan baca menjadi

    tolak ukur bagi keberhasilan perpustakaan itu sendiri.

    Mengingat pentingnya fungsi perpustakaan bagi kemajuan bangsa,

    maka sangat layak untuk diperhatikan atau ditambahkan dengan layanan –

    layanan penunjang lainnya agar dapat mengimbangi perkembangan ilmu

    pengetahuan, teknologi, budaya, dan berbagai aspek lain, termasuk

    masalah pelayanan perpustakaan yang harus berorientasi kepada

    pemustaka. Perpustakaan harus menyesuaikan diri dengan memberikan

    layanan yang bersifat aktif bahkan proaktif dengan menawarkan berbagai

    bentuk informasi kepada masyarakat yang dilayaninya. Selain itu,

    perpustakaan juga harus siaga dengan kebutuhan informasi masyarakat

    1 Ratih Diah Pertiwi Yuli Rohmiyati, “Efektifitas Layanan Terpadu Perpustakaan Sekolah (LTPS)

    Perpustakaan Daerah Jawa Tengah Tahun 2013,” Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol. 2, No. 3 (2013): 1.

  • 2

    yang menuntut kecepatan layanan dan ketepatan informasi yang

    diberikan.2

    Seiring dengan pesatnya pertumbuhan masyarakat khususnya

    masyarakat Kota Depok dengan adanya perpustakaan sangat membantu

    bagi masyarakat yang menginginkan dengan keterbukaan informasi,

    karena pada umumnya masyarakat perkotaan atau pedesaan harus

    mendapat kesetaraan yang sama dalam memperoleh informasi yang akurat,

    tepat, dan cepat, baik cetak maupun elektronik.

    Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi

    masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu

    pengetahuan, teknologi, dan budaya sebagai sumber belajar untuk

    memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan

    masyarakat. Sebagaimana yang terdapat pada UU No.43 tahun 2007 bab II

    yang memuat tentang hak, kewajiban dan kewenangan pasal 8 yaitu

    Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota berkewajiban yaitu

    menjamin penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di daerah,

    menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di wilayah

    masing-masing, menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan

    pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat,

    menggalakkan promosi gemar membaca dengan memanfaatkan

    perpustakaan, memfasilitasi penyelenggaraan perpustakaan di daerah dan

    menyelenggarakan dan mengembangkan perpustakaan umum daerah

    2 Lisda Rahayu, Service to Users (Layanan Kepada Pengguna Perpustakaan) (Jakarta: Universitas

    Terbuka, 2014), 1.3.

  • 3

    berdasar kekhasan daerah sebagai pusat penelitian dan rujukan tentang

    kekayaan budaya daerah di wilayahnya.3

    Hadirnya Perpustakaan Umum Kota Depok memberikan warna

    tersendiri bagi masyarakat Kota Depok, karena setiap orang memiliki

    kebutuhan untuk mendapatkan sumber informasi yang berbeda-beda. Oleh

    karena itu Perpustakaan Umum kota Depok berperan penting untuk

    memenuhi kebutuhan dari masyarakat itu sendiri.

    Dalam Halimah menurut Standar Nasional Perpustakaan Kabupaten

    Kota yang ditetapkan oleh Perpustakaan RI, jumlah judul koleksi

    perpustakaan umum Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya 0,025 per kapita

    yakni jumlah penduduk Kabupaten/Kota dikalikan 0,025.4

    Perpustakaan Umum Kota pada saat ini baru memiliki koleksi

    dalam bentuk karya cetak sebanyak 22.388 judul buku yang terdiri dari

    38.767 eksemplar. Sementara penduduk Depok kurang lebih 2 juta jiwa,

    setidaknya Perpustakaan Umum Kota Depok harus memiliki 50.000 judul

    buku.

    Seperti yang dikutip oleh (wartakota.tribunnews.com) pada tanggal

    29 april 2015 bahwa masih kurangnya koleksi buku di Perpustakaan

    Umum Kota Depok, meyebabkan sedikitnya atau minimnya minat

    pengunjung dan masyarakat yang datang ke perpustakaan.5

    3 Perpustakaan Nasional, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang

    Perpustakaan” (Perpustakaan Nasional RI, 2007), 7. 4 Ima Halimah, Pembuatan Layanan Pojok Depok (Depok Corner) Di Perpustakaan Umum Kota

    Depok (Bandung: Badan Diklar Daerah Provinsi Jawa Barat, 2015), 3. 5 Budi Sam Law Malau, “Perpustakaan Umum Kota Depok Kekurangan Buku,” Warta Kota, April

    29, 2015.

  • 4

    Menurut Sutarno NS, salah satu komponen perpustakaan adalah

    koleksi. Tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai maka perpustakaan

    tidak akan memberikan layanan yang baik bagi penggunanya. Koleksi atau

    sumber informasi perpustakaan merupakaan salah satu pilar atau kekuatan

    atau daya tarik utama bagi pengunjung. Oleh sebab itu agar pilar tersebut

    kuat maka koleksi perpustakaan juga harus kuat, dalam pengertian dalam

    hal jumlah, jenis, ragam, dan mutu.6

    Penyebab lain terkait minat kunjung masyarakat ke perpustakaan

    adalah mengenai layanan. Karena itu harus dilakukan evaluasi terhadap

    pelayanan yang diberikan perpustakaan kepada masyarakat penggunanya.

    Merupakan suatu hal yang prinsip di dunia lembaga pusat dokumentasi

    dan informasi termasuk perpustakaan bahwa keberhasilan pelayanan

    merupakan salah satu indicator keberhasilan lembaga informasi atau

    perpustakaan dalam menjalankan fungsi dan tugas perpustakaan tersebut.

    Menurut Lancaster layanan dapat dievaluasi dari berbagai sudut

    pandang, salah satunya adalah efektivitas layanan.7 Dan menurut Zohriah

    ia menyimpulkan bahwa yang menjadi penekanan dari pengertian

    efektivitas berada pada pencapaian tujuan. Ini berarti dapat dikatakan

    efektif apabila tujuan atau sasaran yang dikehendaki dapat tercapai sesuai

    dengan rencana semula dan menimbulkan efek atau dampak terhadap apa

    yang diinginkan atau diharapkan.8 Dalam upaya memberikan pelayanan

    6 Sutarno NS, Tanggung Jawab Perpustakaan (Jakarta: PantaRei, 2005), 100.

    7 F.W. Lancaster, The Measurement and Evolution of Library Service (Washington DC: Information

    Resources Press, 1997), 1. 8 Anis Zohriah, “Efektifitas Pelayanan Perpustakaan Sekolah,” Tarbawi Vol. 03 No. 01 (2017): 104.

  • 5

    yang terbaik kepada pemustaka yang membutuhkan bahan pustaka yang

    relevan sesuai dengan kebutuhan, maka diperlukan beberapa hal yang

    dapat menunjang yaitu dengan pengadaan dan pengembangan koleksi

    bahan perpustakaan yang sesuai dengan keinginan ataupun kebutuhan

    pemustaka. Dan itu merupakan unsur yang sangat menentukan bagus atau

    tidaknya koleksi bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan.

    Pengolahan serta pengembangan bahan perpustakaan harus dilakukan oleh

    pustakawan, yang memiliki keahlian khusus. Karena dengan melakukan

    pengolahan serta pengembangan bahan pustaka secara benar akan

    memudahkan penguna dalam mendapatkan informasi yang efektif.

    Untuk mengatasi kesenjangan dan tetap terus memperkuat

    eksistensinya bagi masyarakat Kota Depok, Dinas Kearsipan dan

    Perpustakaan Umum Kota Depok mengeluarkan inovasi baru dengan

    menambah layanan public yang berbeda dari layanan public yang sudah

    ada sebelumnya guna memenuhi kebutuhan informasi dan pengetahuan

    informasi bagi public dengan menyediakan layanan Depok Corner.

    Layanan Depok Corner dikembangkan oleh Perpustakaan Umum Kota

    Depok agar dapat dimanfaatkan oleh pengunjung untuk meningkatkan

    pengetahuan mereka.

    Layanan Depok Corner dibentuk pada tahun 2015, salah satu

    layanan yang menyajikan informasi dalam bentuk fisik berupa bahan

    pustaka, literatur, dan buku yang memuat informasi tentang Kota Depok.

    Perpustakaan umum Kota Depok sebagai institusi pusat informasi yang

  • 6

    demokratis, menyimpan berbagai macam jenis dan bentuk informasi, serta

    menyediakan dan memberikan layanan perpustakaan yang diperuntukkan

    bagi semua penggunanya. Seringkali pengunjung yang datang ke

    Perpustakaan Umum Kota Depok untuk mencari informasi mengenai Kota

    Depok mendapatkan hasil yang kurang memuaskan, dan informasi atau

    literatur tentang Depok masih sangat minim karena masih banyak yang

    tersebar di berbagai OPD (Organisasi Perangkat Daerah) se-Kota Depok.

    Karena itu dibuatlah Depok Corner untuk mengatasi permasalahan

    tersebut.

    Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Ibu Ruth Rahayu

    selaku pustakawan Perpustakaan Umum Kota Depok, pada tanggal 29

    Februari 2019 :

    ―Dalam rangka memperkenalkan Depok Corner kepada

    masyarakat, Perpustakaan Umum Kota Depok melakukan

    sosialisasi untuk meningkatkan eksistensi layanan Depok

    Corner melalui website perpustakaan, membuat banner

    serta mengikutsertakan Depok Corner di beberapa

    pameran. Misalnya saja pameran yang diselenggarakan di

    Kota Bandung dan di wilayah Kota Depok agar Depok

    Corner bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas bukan hanya

    di Kota Depok itu sendiri bahkan diluar Kota Depok.‖

    Depok Corner mempunyai beragam koleksi yaitu mulai dari sejarah

    tentang Kota Depok, pariwisata, kumpulan sambutan walikota dan wakil

    walikota Depok, Depok dalam angka, kamus bahasa Betawi Depok,

    dokumentasi, kliping, data gender, laporan pertanggungjawaban APBD

    tahun anggaran 2005, rencana tata ruang wilayah Kota Depok, dan lain-

    lain. Dari berbagai macam koleksi atau sumber-sumber informasi yang

  • 7

    telah diupayakan oleh perpustakaan serta usaha dalam meningkatkan

    eksistensi dan efektifitasnya, menurut observasi sementara yang peneliti

    lakukan terhadap layanan Depok Corner ternyata belum didayagunakan

    atau dimanfaatkan secara maksimal oleh pemustaka atau bisa dikatakan

    pemustaka yang mengunjungi layanan tersebut hanya segelintir saja setiap

    harinya.

    Karena layanan Depok corner merupakan salah satu layanan yang

    berkontribusi dalam menyebarkan informasi serta mempromosikan Kota

    Depok bagi masyarakat, maka penelitian mengenai eksistensi dan

    efektifitas layanan Depok Corner dirasa penting untuk dapat

    mendeskripsikan dan menganalisa apakah layanan tersebut memuat

    informasi yang up to date juga relevan dan dapat dijadikan bahan referensi

    bagi para penggunanya.

    Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk

    mengetahui lebih dalam mengenai eksistensi dan efektivitas layanan

    Depok Corner yang kemudian penulis tuangkan dalam sebuah penulisan

    skripsi dengan judul :

    EKSISTENSI DAN EFEKTIVITAS LAYANAN DEPOK

    CORNER PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN

    UMUM KOTA DEPOK DALAM PERSPEKTIF PUSTAKAWAN

    DAN PEMUSTAKA.

  • 8

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan judul penelitian penulis, berikut adalah perumusan

    masalah dalam penelitian ini :

    a. Bagaimana eksistensi Layanan Depok Corner pada Dinas

    Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok Dalam Perspektif

    Pustakawan dan Pemustaka ?

    b. Bagaimana efektivitas Layanan Depok Corner pada Dinas

    Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok Dalam Perspektif

    Pustakawan dan Pemustaka ?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk menjawab

    pertanyaan dari perumusan masalah yaitu :

    a. Mendeskripsikan eksistensi Layanan Depok corner pada Dinas

    Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok Dalam Perspektif

    Pustakawan dan Pemustaka.

    b. Mendeskripsikan efektivitas Layanan Depok corner pada Dinas

    Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok Dalam Perspektif

    Pustakawan dan Pemustaka.

  • 9

    2. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang dapat diperoleh dari melakukan penelitian

    mengenai eksistensi dan efektivitas layanan Depok corner pada Dinas

    Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok yaitu :

    a. Bagi penulis bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan

    pengalaman di bidang penelitian perpustakaan.

    b. Bagi Perpustakaan Umum Kota Depok diharapkan dapat menjadi

    informasi serta memnberikan masukan positif mengenai eksistensi

    dan efektivitas layanan Depok corner. Sehingga dapat memberikan

    saran dan evaluasi bagi Perpustakaan Umum Kota Depok dalam

    melakukan sosialisasi terkait layanan Depok corner.

    c. Bagi penelitian ilmiah di bidang perpustakaan agar menjadi bahan

    pertimbangan bagi penelitian lain

    D. Penelitian Terdahulu

    Topik penelitian tentang eksistensi dan efektivitas layanan perpustakaan

    sebelumnya sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya yaitu :

    Penelitian pertama dilakukan oleh salah satu mahasiswa Fakultas

    Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret yaitu Ishdiega Arya

    Subiantara tahun 2018 yang berjudul “Eksistensi Perpustakaan Sekolah

    di Era Teknologi Informasi (Studi Kasus Pemanfaatan Perpustakaan

    Sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta)”9 tujuan penelitian ini adalah

    9 Ishdiega Arya Subiantara, “Eksistensi Perpustakaan Sekolah di Era Teknologi Informasi (Studi

    Kasus Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta)” (Universitas Sebelas Maret, 2018).

  • 10

    untuk mengetahui persepsi mahasiswa di perpustakaan sekolah, untuk

    mengetahui efek dari pengembangan teknologi informasi tentang

    keberadaan perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta, dan untuk

    mengetahui sekolah mencoba dalam mempertahankan keberadaan

    perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta. Sedangkan yang

    membedakan penelitian penulis bertujuan untuk mengetahui eksistensi

    atau keberadaan layanan depok corner dalam dalam perspektif pustakawan

    dan pemustaka. Selain itu Ishdiega Arya Subiantara meneliti dengan

    menggunakan metode kualitatif deskriptif studi kasus. Dan yang

    membedakan dengan penulis yaitu meneliti menggunakan cara analisis

    data dalam penelitian kualitatif Miles dan Huberman.

    Penelitian kedua dilakukan oleh salah satu mahasiswi Fakultas

    Adab dan Humaniora Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu

    Dian Afrianti tahun 2014 yang berjudul “Efektivitas Layanan Jasa

    Penelusuran Informasi Elektronik Menurut Pemustaka di

    Perpustakaan PDII-LIPI” 10

    tujuan penelitian ini adalah untuk

    mengetahui bagaimana tingkat efektifitas layanan jasa penelusuran

    informasi elektronik pada meja informasi PDII-LIPI dan kendala yang

    pemustaka dan pustakawan hadapi dalam layanan jasa penelusuran

    informasi elektronik di PDII-LIPI. Penelitian ini memiliki tujuan yang

    sama dengan penelitian yang penulis teliti untuk mengetahui efektivitas

    layanan dalam perspektif pustakawan dan pemustaka. Namun yang

    10

    Dian Afrianti, “Efektivitas Layanan Jasa Penelusuran Informasi Elektronik Menurut Pemustaka di Perpustakaan PDII-LIPI” (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014).

  • 11

    membedakan adalah Dian Afrianti meneliti dengan menggunakan metode

    kuantitatif deskriptif. Dan penulis meneliti menggunakan cara analisis data

    dalam penelitian kualitatif Miles dan Huberman.

    E. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan merupakan suatu langkah yang penting dalam

    penulisan karya ilmiah, karena berfungsi untuk memberi kemudahan untuk

    penyusunan isi dari karya ilamiah. Sistematika penulisan karya ilmiah ini

    disajikan sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Merupakan bab pembuka yang membahas mengenai latar

    belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

    penelitian, dan tinjauan kajian terdahulu serta sistematika

    penelitian skripsi.

    BAB II TINJAUAN LITERATUR

    Pada bab ini berisikan teori-teori terkait dengan penelitian

    yakni definisi perpustakaan umum, definisi perpustakaan

    umum Kabupaten/Kota, peran perpustakaan umum

    kabupaten/kota, tujuan dan fungsi perpustakaan umum

    Kabupaten/Kota, definisi eksistensi, teori eksistensi soren

    kierkegaard, definisi efektivitas, pendekatan dalam

    penilaian efektifitas, definisi layanan perpustakaan, jenis

    layanan perpustakaan, sistem layanan perpustakaan, macam

  • 12

    layanan perpustakaan, layanan corner dan kerangka

    pemikiran.

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Pada bab ini meliputi jenis dan pendekatan penelitian,

    sumber data, key informan dan informan, teknik

    pengumpulan data, teknik analisis data, tempat dan jadwal

    penelitian.

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini penulis menjelaskan tentang gambaran umum

    Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok,

    berupa sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi

    perpustakaan, SDM, koleksi, jenis layanan, jadwal layanan,

    layanan Depok Corner, tata tertib dan menjelaskan hasil

    temuan penelitian serta pembahasannya.

    BAB V PENUTUP

    Pada bab memberikan simpulan yang didapat selama

    melakukan penelitian, serta memberi saran yang diharapkan

    dapat berguna bagi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

    Umum Kota Depok.

  • 13

    BAB II

    TINJAUAN LITERATUR

    A. Perpustakaan Umum

    1. Definisi Perpustakaan Umum

    Perpustakaan umum berada di tiga tingkatan pemerintahan

    yakni (1) perpustakaan umum kabupaten dan kota di seluruh

    Indonesia, (2) perpustakaan umum di kecamatan, dan (3) perpustakaan

    umum desa/kelurahan. Perpustakaan umum tersebut milik pemerintah

    daerah dan dikelola oleh pemerintah daerah yang bersangkutan.

    Sumber dana pembiayaan dari dana umum, yang berasal dari

    masyarakat. Tugas dan fungsinya memberikan layanan kepada seluruh

    lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar,

    tempat rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang

    dimiliki.

    Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai Universitas

    Rakyat atau Universitas Masyarakat. Maksudnya adalah perpustakaan

    umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan

    menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan

    budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan

    ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat.11

    11

    Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat: Edisi Revisi (Jakarta: CV Sagung Seto, 2006), 43.

  • 14

    Perpustakaan-perpustakaan yang termasuk didalam kategori

    perpustakaan umum, yaitu :

    a. Perpustakaan umum Kabupaten/Kota

    b. Perpustakaan umum tingkat Kecamatan

    c. Perpustakaan Desa/Kelurahan

    d. Perpustakaan Cabang

    e. Taman Baca Rakyat/Taman Baca Masyarakat

    f. Perpustakaan Keliling merupakan perluasan layanan (ekstensi) dari

    perpustakan umum Kabupaten/Kota.

    2. Definisi Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota

    Perpustakaan umum Kabupaten/Kota adalah perpustakaan yang

    lazimnya didirikan oleh pemerintah daerah (ada juga yang mula-mula

    didirikan oleh pihak swasta, kemudian diserahkan kepada pihak

    pemerintah) serta dikelola oleh pemerintah daerah. Dalam hal ini

    pemerintah Kabupaten/Kota, karena dikelola oleh pemerintah daerah

    maka perangkat personalia, gedung, koleksi, serta anggaran lainnya

    dimasukkan kedalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    (APBD).

    Untuk kebanyakan perpustakaan umum tingkat Kabupaten/Kota

    pada saat ini telah dipegang penuh kendalinya oleh pemerintah

    kabupaten/kota yang berwenang di wilayahnya.

  • 15

    3. Peran Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota

    Menurut Maulida setiap perpustakaan yang dibangun akan

    mempunyai makna apabila dapat menjalankan perannya dengan

    sebaik-baiknya. Peran tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas,

    dan fungsi perpustakaan. Peranan yang dapat dijalankan oleh

    perpustakaan antara lain :12

    1) Mengumpulkan, mengorganisasikan dan mendayagunakan bahan

    pustaka tercetak maupun terekam;

    2) Mensosialisasikan manfaat perpustakaan;

    3) Mendekatkan buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat;

    4) Menjadikan perpustakaan daerah sebagai pusat komunikai dan

    informasi;

    5) Menjadikan perpustakaan daerah sebagai tempat rekreasi dengan

    menyediakan bahan bacaan hiburan sehat.

    4. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota

    Berikut ini merupakan tujuan dan fungsi perpustakaan umum :13

    1) Tujuan Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota, yaitu :

    Dilihat dari pengertian diatas maka tujuan perpustakaan umum

    adalah menyediakan akses pendidikan melalui media pustaka yang

    dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat, memberi kesempatan

    pemustaka untuk membaca, menyediakan informasi bagi masyarakat,

    12

    Habiba Nur Maulida, “Peran Perpustakaan Daerah Dalam Pengembangan Minat Baca Di Masyarakat,” Jurnal Iqra’ 09, no. 02 (2015): 246–247. 13

    Service to Users (Layanan Kepada Pengguna Perpustakaan). hlm 1.3.

  • 16

    dan membantu mengembangkan kreativitas masyarakat agar

    meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya yang ada dalam

    lingkungan masyarakat.

    2) Fungsi Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota

    Berikut adalah beberapa fungsi perpustakaan umum

    Kabupaten/Kota, yaitu:14

    a. Mengembangkan koleksi

    b. Menghimpun koleksi muatan lokal

    c. Mengorganisasi materi perpustakaan

    d. Mendayagunakan koleksi

    e. Menyelenggarakan pendidikan pengguna

    f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

    g. Melestarikan materi perpustakaan

    h. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di

    wilayahnya.

    Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keberadaan, peran,

    tujuan dan fungsi perpustakaan yang telah dilaksanakan tersebut

    dimaksudkan dan diarahkan untuk melayani masyarakat pemakai.

    Kegiatan layanan perpustakaan umumnya berbentuk jasa dan bukan

    berupa barang. Dan perpustakaan memberikan layanan kepada seluruh

    lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat

    14

    Standar Nasional Indonesia, “Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota,” Badan Standarisasi Nasional SNI 7495 (2009): 3.

  • 17

    rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki

    dan didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan

    retribusi.

    B. Definisi Eksistensi

    Dalam kamus besar Bahasa Indonesia eksistensi adalah

    keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan.15

    Sedangkan

    menurut Zaenal Abidin, eksistensi adalah suatu proses yang dinamis,

    suatu, menjadi atau mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu

    sendiri, yakni exsistere, yang artinya keluar dari, melampaui atau

    mengatasi. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan

    lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya

    kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan

    potensi-potensinya.16

    Eksistensialisme merupakan paham yang sangat berpengaruh di

    abad modern, paham ini akan menyadarkan pentingnya kesadaran diri.

    Dimana manusia disadarkan atas keberadaannya di bumi ini. Pandangan

    yang menyatakan bahwa eksistensi bukanlah objek dari berpikir abstrak

    atau pengalaman kognitif (akal pikiran), tetapi merupakan eksistensi atau

    pengalaman langsung yang bersifat pribadi dan dalam batin individu.

    15

    Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 357. 16

    Zainal Abidin, Analisis Eksistensial Sebuah Pendekatan Alternatif Untuk Psikologi Dan Psikiatri (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 16.

  • 18

    Beberapa ciri dalam eksistensialisme, diantaranya:17

    1. Motif pokok yakni cara manusia berada, hanya manusialah yang

    bereksistensi. Dimana eksistensi adalah cara khas manusia berada, dan

    pusat perhatian ada pada manusia, karena itu berisfat humanistic.

    2. Bereksistensi harus diartikan secara dinamis. Bereksistensi berarti

    menciptakan dirinya secara aktif. Bereksistensi berarti berbuat,

    menjadi, merencanakan. Setiap saat manusia menjadi lebih atau kurang

    dari keadaaannya.

    3. Didalam filsafat eksistensialisme manusia dipandang sebagai terbuka.

    Manusia adalah realitas yang belum selesai, yang masih harus

    dibentuk. Pada hakikatnya manusia terikat pada dunia sekitarnya,

    terlebih-lebih pada sesama manusia.

    4. Filsafat eksistensialisme memberi tekanan pada pengalaman konkret,

    pengalaman eksistensial.

    a. Teori Eksistensi Soren Kierkegaard

    Soren Kierkegaard adalah seorang tokoh eksistensialisme yang

    pertama kali memeperkenalkan istilah ―eksistensi‖ pertama di abad ke-

    20, Kirkegaard memiliki pandangan bahwa seluruh realitas eksistensi

    hanya dapat dialami secara subjek oleh manusia, dan mengandaikan

    bahwa kebenaran adalah individu yang bereksistensi. Kierkegaard juga

    memiliki pemikiran bahwa eksistensi manusia bukanlah statis namun

    senantiasa menjadi. Artinya manusia selalu bergerak dari kemungkinan

    17

    Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), 187.

  • 19

    untuk menjadi suatu kenyataan. Melalui proses tersebut manusia

    memperoleh kebebasan untuk mengembangkan suatu keinginan yang

    manusia miliki sendiri. Karena eksistensi manusia terjadi karena

    adanya kebebasan, dan sebaliknya kebebasan muncul karena tindakan

    yang dilakukan manusia tersebut.

    Menurut Kierkegaard eksistensi adalah suatu keputusan yang

    berani diambil oleh manusia untuk menentukan hidupnya, dan

    menerima konsekuensi yang telah manusia ambil. Jika manusia tidak

    berani untuk melakukannya maka manusia tidak bereksistensi dengan

    sebenarnya.

    Menurut teori Soren Kierkegaard Tiap eksistensi memiliki

    cirinya yang khas. Kierkegaard telah mengklasifikasikan menjadi 3

    tahap. Yakni tahap estetis (the aesthetic stage), etis (the ethical stage),

    dan religious (the religious stage). Adapun penjelasannya adalah

    sebagai berikut :18

    1. Eksistensi Estetis

    Pada taraf eksistensi yang estetik ini perhatian manusia tertuju kepada

    segala sesuatu yeng berada di luar diri dan hidupnya di dalam

    masyarakat dengan segala yang dimiliki dunia dan masyarakat.

    2. Eksistensi Etis

    Pada taraf eksistensi etik perhatian manusia tertuju benar-benar kepada

    batinnya, yakni ia hidup dalam hal-hal yang kongkrit adanya.

    18

    Armaidy Armawi, “Eksistensi Manusia Dalam Filsafat Soren Kierkegaard,” Jurnal Filsafat 21, no. 1 (April 2011): 22–27.

  • 20

    3. Eksistensi Religius

    Bentuk eksistensi religius dapat memberikan suatu sikap dan perilaku

    manusia yang hakiki dalam menghadapi yang abadi.

    Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa eksistensi

    adalah eksistensi adalah sesuatu yang dinamis, selalu bergerak dari suatu

    kemungkinan menjadi suatu kenyataan.

    C. Efektifitas

    1. Definisi Efektivitas

    Menurut pendapat Mahmudi mendefinisikan efektivitas,

    ―Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan,

    semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian

    tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan‖.19

    Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang

    dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan

    yang diharapkan atau dikatakan spending wisely. Menurut Sejathi,

    efektivitas merupakan ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan.20

    Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan

    bahwa efektivitas merupakan ketepatgunaan suatu program untuk

    mencapai tujuan yang diinginkan.

    19

    Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik (Yogyakarta: UPP YMP YKPN, 2005), 92. 20

    Sejathi, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pembelajaran,” Http://Id.Shvoong.Com/Social-Sciences/Education/2108437- Faktor-Faktor-Yang-Mempengaruhi-Efektivitas/, 2011, n. diambil pada tanggal 21 Juni 2019.

  • 21

    2. Pendekatan Dalam Penilaian efektifitas

    Dalam menilai efektivitas program, Menurut Tayibnapis dalam Ali

    Muhidin menjelaskan berbagai pendekatan evaluasi. Pendekatan-

    pendekatan tersebut yaitu:21

    a. Pendekatan eksperimental (experimental approach). Pendekatan ini

    berasal dari kontrol eksperimen yang biasanya dilakukan dalam

    penelitian akademik. Tujuannya untuk memperoleh kesimpulan yang

    bersifat umum tentang dampak suatu program tertentu dengan

    mengontrol sabanyak-banyaknya faktor dan mengisolasi pengaruh

    program.

    b. Pendekaatan yang berorientasi pada tujuan (goal oriented approach).

    Pendekatan ini memakai tujuan program sebagai kriteria untuk

    menentukan keberhasilan. Pendekatan ini amat wajar dan praktis

    untuk desain pengembangan program. Pendekatan ini memberi

    petunjuk kepada pengembang program, menjelaskan hubungan antara

    kegiatan khusus yang ditawarkan dengan hasil yang akan dicapai.

    c. Pendekatan yang berfokus pada keputusan (the decision focused

    approach). Pendekatan ini menekankan pada peranan informasi yang

    sistematik untuk pengelola program dalam menjalankan tugasnya.

    Sesuai dengan pandangan ini informasi akan amat berguna apabila

    dapat membantu para pengelola program membuat keputusan. Oleh

    sebab itu, evaluasi harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan untuk

    keputusan program.

    21

    Ali Muhidin, et all, Analisis Korelasi, Regresi, Dan Jalur Dalam Penelitian (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), 23–36.

  • 22

    d. Pendekatan yang berorientasi pada pemakai (the user oriented

    approach). Pendekatan ini memfokuskan pada masalah utilisasi

    evaluasi dengan penekanan pada perluasan pemakaian informasi.

    Tujuan utamanya adalah pemakaian informasi yang potensial.

    Evaluator dalam hal ini menyadari sejumlah elemen yang cenderung

    akan mempengaruhi kegunaan evaluasi, seperti cara-cara pendekatan

    dengan klien, kepekaan, faktor kondisi, situasi seperti kondisi yang

    telah ada (pre-existing condition), keadaan organisasi dengan

    pengaruh masyarakat, serta situasi dimana evaluasi dilakukan dan

    dilaporkan. Dalam pendekatan ini, teknik analisis data, atau

    penjelasan tentang tujuan evaluasi memang penting, tetapi tidak

    sepenting usaha pemakai dan cara pemakaian informasi.

    e. Pendekatan yang responsif (the responsive approach). Pendekatan

    responsif menekankan bahwa evaluasi yang berarti adalah evaluasi

    yang mencari pengertian suatu isu dari berbagai sudut pandang semua

    orang yang terlibat, berminat, dan berkepentingan dengan program

    (stakeholder program). Evaluator menghindari satu jawaban untuk

    suatu evaluasi program yang diperoleh dengan memakai tes,

    kuesioner, atau analisis statistik, sebab setiap orang yang dipengaruhi

    oleh program merasakannya secara unik. Evaluator mencoba

    menjembatani pertanyaan yang berhubungan dengan melukiskan atau

    menguraikan kenyataan melalui pandangan orang-orang tersebut.

    Tujuan evaluasi adalah untuk memahami ihwal program melalui

    berbagai sudut pandang yang berbeda.

  • 23

    Sehubungan dengan hal di atas, maka efektivitas adalah

    menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu

    pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan yang

    menyatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah

    dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai

    tujuannya dan mencapai targettargetnya. Hal ini berarti, bahwa pengertian

    efektivitas yang dipentingkan adalah semata-matahasil atau tujuan yang

    dikehendaki.

    Kata efektif sering dicampuradukkan dengan kata efisien walaupun

    artinya tidak sama, sesuatu yang dilakukan secara efisien belum tentu

    efektif. Menurut pendapat Gibson Ivancevich Donnelly, menyebutkan

    bahwa ada lima aspek kriteria efektifitas organisasi, sebagai berikut :22

    a. Produksi adalah merupakan kemampuan organisasi untuk

    memproduksi jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan

    lingkungan.

    b. Efesiensi adalah merupakan perbandingan (ratio) antara output

    dengan input.

    c. Kepuasaan adalah merupakan ukuran untuk menunjukan tingkat

    dimana organisasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

    d. Keunggulan adalah tingkat dimana korganisasi dapat dan benar-benar

    tanggap terhadap perubahan internal dan eksternal.

    22

    Gibson, Ivancevich, and Donelly, Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses (Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1996), 34.

  • 24

    e. Pengembangan adalah merupakan mengukur kemampuan organisasi

    untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tuntutan

    masyarakat.

    Berdasarkan uraian di atas, bahwa ukuran daripada efektifitas

    harus adanya suatu perbandingan antara input dan output, ukuran daripada

    efektifitas mesti adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan

    hubungan kerja yang kondusif serta intensitas yang tinggi, artinya ukuran

    dari pada efektivitas adanya rasa saling memiliki dengan tingkatan yang

    tinggi.

    D. Layanan Perpustakaan

    1. Definisi Layanan Perpustakaan

    Muara layanan di perpustakaan sesungguhnya adalah layanan

    kepada pengguna, sebab semua yang dilakukan oleh perpustakaan

    tujuannya adalah agar supaya pemakai perpustakaan mendapatkan

    kepuasan dari layanan pemakai. Oleh karena itu, layanan yang akan

    diberikan kepada pengguna hendaknya sesuai dengan kebutuhan agar

    supaya tujuan pemakai puas (user satisfaction) dapat dicapai oleh

    perpustakaan.23

    Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama

    sebuah perpustakaan serta sebagian kegiatan penyelenggaraan dari

    perpustakaan umum yang dilakukan, baik langsung maupun tidak

    langsung dengan pengguna jasa perpustakaan. Selain itu layanan

    23

    Abdul Rahman Saleh Rita Komalasari, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan, 1st ed., 15 (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), 4.2.

  • 25

    perpustakaan juga merupakan tujuan akhir semua kegiatan yang

    dilakukan oleh semua pengelola perpustakaan yang diarahkan agar

    terciptanya suasana yang kondusif sehingga layanan perpustakaan

    dapat dilaksanakan semaksimal mungkin dan seefisien mungkin.

    Tujuan ini bisa dicapai melalui layanan perpustakaan, yaitu memberi

    bantuan mencari bahan yang diperlukan oleh pembaca.

    Pelayanan juga diartikan sebagai jasa atau service yang

    disampaikan oleh perpustakaan yang berupa kemudahan, kecepatan,

    hubungan, kemampuan dan keramah-tamahan yang ditujukan melalui

    sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk memenuhi harapan

    pemustaka. Adapun pelayanan yang diharapkan pemustaka menurut

    Sutarno dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perpustakaan

    bahwa layanan yang baik adalah layanan yang dapat memberikan rasa

    senang dan puas pada pemakai, bentuk riil dari layanan perpustakaan

    tersebut antara lain :24

    a. Layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan atau yang dikehendaki masyarakat pemakai

    b. Berlangsung tepat waktu dan tepat sasaran c. Berjalan mudah dan sederhana d. Murah dan ekonomis e. Menarik, menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpatik f. Bervariatif g. Mengundang rasa ingin tahu kembali h. Bersifat informative, membimbing dan mengarahkan tetapi tidak

    bersifat menggurui

    i. Ramah tamah j. Mengembangkan hal-hal yang bersifat baru/inovatif

    24

    Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Samitra Media Utama, 2004), 71.

  • 26

    k. Mampu berkompetensi dengan layanan bidang lain l. Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai

    Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa layanan

    merupakan hal terpenting yang tidak dapat dipisahkan dari

    perpustakaan, layanan memberikan kemudahan, kecepatan, serta

    kemampuan dan keramah-tamahan yang ditunjukkan melalui sikap

    dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk memenuhi harapan

    pemutaka. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang mempunyai

    sarana dan prasana yang memadai guna mendukung aktivitas

    pelayanan di perpustakaan.

    Menurut suwarno perpustakaan dalam pelayanan

    mempunyai empat pilar penting, yaitu sebagai berikut :25

    a. Pustakawan

    Pustakawan atau librarian adalah seorang tenaga kerja bidang

    perpustakaan yang telah memiliki pendidikan ilmu

    perpustakaan, baik melalui pelatihan, kursus, seminar, maupun

    dengan kegiatan formal. Pustakawan dikatakan penting karena

    merupakan ujung tombak bagi keberhasilan suatu perpustakaan.

    contohnya dalam meningkatkan minat baca serta

    pengorganisasian di dalam menyajikan suatu bacaan.

    25

    Wiji Suwarno, Perpustakaan dan Buku: Wacana Penulisan dan Penerbitan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 33.

  • 27

    b. User (Pemustaka)

    User adalah pengguna (pemustaka) yang menggunakan fasilitas

    yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan

    pustaka maupun fasilitas lainnya). Pemustaka dikatakan penting

    karena jika minat baca masyarakat yang rendah dan tidak mau

    datang ke perpustakaan, maka hal ini merupakan indikator

    adanya kebijakan yang salah terhadap perpustakaan.

    c. Bahan Pustaka

    Bahan pustaka adalah semua hal yang mengandung informasi

    yang disimpan-sajikan oleh perpustakaan. bahan pustaka

    dikatakan penting karena dengan adanya pengadaan bahan

    pustaka baru maka sangat berguna untuk menyegarkan koleksi

    bahan pustaka yang ada, sekaligus untuk menggantikan bahan

    pustaka yang kadaluwarsa untuk di stock opname.

    d. Gedung Perpustakaan

    Gedung perpustakaan merupakan sarana yang amat penting

    dalam penyelenggaraan perpustakaan, dalam gedung itulah

    segala aktivitas dan program perpustakaan dirancang dan

    diselenggarakan.

    Komponen penting dalam pelayanan yang telah disebutkan

    Suwarno dapat disimpulkan yaitu bahwa pelayanan erat kaitannya

    dengan berbagai faktor yang terdapat di dalam perpustakaan.

  • 28

    Perpustakaan juga mempunyai berbagai jenis pelayanan dalam

    memenuhi kebutuhan pemustaka.

    2. Jenis-jenis Layanan Perpustakaan

    Jenis layanan yang diberikan perpustakaan ada beberapa

    macam. Jenis layanan biasanya juga dipengaruhi oleh jenis

    perpustakaan dan masyarakat yang dilayaninya. Sebagaimana layaknya

    perpustakaan lain, perpustakaan umum harus dapat memberikan

    layanan yang efektif, cepat dan professional terhadap semua pemakai

    perpustakaan. Di bawah ini dijelaskan beberapa jenis jasa layanan

    yang dapat diberikan oleh perpustakaan, antara lain :

    a. Layanan Sirkulasi

    Menurut Rahayu , dalam layanan ini pemustaka yang sudah

    menjadi anggota perpustakaan dapat meminjam, mengembalikan

    dan/atau memperpanjang peminjaman bahan pustaka yang masih

    dibutuhkan.26

    Sedangkan menurut Zuhrah layanan sirkulasi dapat

    meliputi banyak hal diantaranya adalah layanan peminjaman dan

    pengembalian, statistik pengguna, administrasi keanggotaan, dll.27

    Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat simpulkan

    bahwa layanan sirkulasi adalah pelayanan yang menyangkut

    peredaran bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan.

    Pada layanan sirkulasi ini dilakukan proses peminjaman bahan

    26

    Lisda Rahayu Ramatun Anggraeni, Opong Sumiati, dkk, Layanan Perpustakaan (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2015), 1.15. 27

    Fatimah Zuhrah, “Pentingnya Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan Pelayanan Di Perpustakaan,” Jurnal Iqra 05, no. 01 (2011).

  • 29

    pustaka yang boleh dipinjam, penentuan jangka waktu

    peminjaman, pengembalian bahan pustaka yang dipinjam dan

    pembuatan statistik peminjaman untuk membuat laporan

    perpustakaan.

    b. Layanan Referensi

    Menurut Handoyo, layanan referensi atau rujukan adalah

    bagian dari layanan di perpustakan yang secara langsung dan intens

    berhubungan dengan pemustaka dalam memberikan informasi.28

    Sedangkan menurut Anggraeni, layanan ini disediakan untuk

    membantu pemustaka dalam mencari informasi melalui berbagai

    sumber informasi referens yang memuan informasi teknis dan

    uraian singkat, seperti kamus, ensiklopedi, buku pegangan,

    direktori, almanak, dan buku tahunan.29

    Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat simpulkan

    bahwa layanan referensi adalah layanan yang memberikan

    informasi langsung kepada pengguna untuk menemukan informasi

    yang dibutuhkan.

    c. Layanan keanggotaan

    Layanan ini merupakan layanan perpustakaan yang

    diperuntukkan bagi pengunjung perpustakaan yang berkeinginan

    untuk mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan.

    28

    M.Z Eko Handoyo, “Layanan Perpustakaan,” Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Pola 300 Jam, 2012. 29

    Ramatun Anggraeni, Opong Sumiati, dkk, Layanan Perpustakaan, 1.15.

  • 30

    d. Layanan Majalah dan jurnal

    Layanan menyediakan artikel- artikel dari berbagai majalah

    dan jurnal yang dilanggan atau yang dimliki perpustakaan.

    e. Layanan penelusuran informasi.

    Pemustaka yang sedang mencari informasi mengenai suatu

    subjek dapat meminta bantuan pustakawan untuk menelusur

    informasi sesuai topik yang dibutuhkan dari berbagai sumber baik

    sumber informasi yang ada di perpustakaan maupun diluar

    perpustakaan.

    f. Layanan Perpustakaan Keliling

    Dalam rangka memberikan kesempatan yang lebih luas

    kepada masyarakat yang tempat tinggalnya jauh dari jangkauan

    layanan perpustakaan sehingga kemungkinan mereka untuk datang

    ke perpustakaan sangat sulit dan juga mendukung program

    pemerintah dalam memberantas buta huruf maka perpustakaan

    memberikan layanan perpustakaan keliling.

    g. Layanan Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan

    Perpustakaan setidaknya benar-benar mampu berperan

    sebagai sarana pendidikan dan pusat sumber belajar pemustaka

    yang dilayaninya.

    h. Layanan Koleksi Digital.

    Perkembangan teknologi dan informasi berkembang

    sedemikian pesatnya, sehingga hal ini memungkinkan

  • 31

    perpustakaan untuk memanfaatkan teknologi, untuk menyediakan

    layanan koleksi digital.

    Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa semua layanan

    yang sudah disediakan oleh perpustakaan bertujuan untuk dapat

    dimanfaatkan dan digunakan oleh pemustaka dengan sebaik-baiknya.

    Beberapa layanan tersebut memiliki perbedaan fungsi pada setiap

    perpustakaan.

    3. Sistem Layanan Perpustakaan

    Menurut Saleh sistem pelayanan yang dipakai perpustakaan

    pada umumnya yaitu sistem pelayanan terbuka (Open Access) dan

    sistem tertutup (Closed Access).

    a. Sistem pelayanan terbuka (Open Access), dalam sistem ini

    perpustakaan memberi kebebasan kepada pengunjungnya untuk

    dapat masuk dan memilih sendri koleksi yang diinginkannya dari

    rak. Petugas hanya mencatat apabila koleksi tersebut akan dipinjam

    serta dikembalikan.

    b. Sistem pelayanan tertutup (Closed Access), dalam sistem

    pelayanan ini tertutup dimana pengunjung tidak boleh masuk ke

    ruangan koleksi, tetapi koleksi yang dibutuhkannya harus

    diambilkan oleh petugas. Penelusuran atau pencarian koleksi harus

    melalui katalog. Petugas selain mencatat peminjaman dan

  • 32

    pengembalian, juga mengambilkan dan mengembalikan koleksi ke

    rak.30

    Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa dalam

    kedua sistem pelayanan tersebut pihak perpustakaan pasti

    mempunyai pertimbangan atas apa yang yang ingin diterapkan

    pada perpustakaannya. Kedua sistem layanan tersebut yang pasti

    baik karena sudah disesuaikan dengan keadaan dan kondisi pada

    setiap perpustakaan.

    4. Macam Layanan Perpustakaan

    Ada dua macam layanan perpustakaan yaitu :31

    a. Layanan Teknis

    Layanan teknis yaitu merupakan pekerjaan perpustakaan

    dalam mengerjakan dan mempersiapkan bahan pustaka agar

    nantinya dapat dipergunakan untuk menyelenggarakan layanan

    baca.

    b. Layanan Pembaca

    Layanan pembaca itu sendiri yaitu layanan yang diberikan

    oleh perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan pemustaka.

    Layanan ini bisa disebut dengan layanan pemustaka, layanan

    umum perpustakaan yang bertujuan untuk memberikan jasa

    layanan kepada pemustaka.

    30

    Rita Komalasari, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan, 4.2. 31

    “Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota,” 1.

  • 33

    Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa layanan

    teknis maupun pembaca sama-sama bermanfaat bagi pemustaka.

    Hanya saja berbeda dalam sistem tugas kerja pustakawan didalam

    perpustakaan itu sendiri.

    5. Fungsi Layanan Perpustakaan

    Secara umum, fungsi Layanan menyajikan informasi guna

    kepentingan pengguna mempertemukan dengan bahan pustaka yang

    diminati. Harus diusahakan agar perpustakaan menyelenggarakan

    kegiatan yang mebuat senang datang ke perpustakaan serta bimbingan

    dan peningkatan minat baca. Perpustakaan harus berusaha semaksimal

    mungkin untuk mencarikan bahan pustaka yang dikehendaki pengguna

    walaupun harus meminjam ke perpustakaan lain atau menunjukkan

    dan menyediakan sumber informasi lainnya yang bersifat rekreasi.

    Dari penjelasan di atas. ada beberapa fungsi dalam

    penyelenggaraan layanan perpustakaan umum antara lain adalah

    sebagai berikut:32

    a. Fungsi rekreasi

    b. Fungsi informasi dan penelitian

    c. Fungsi pendidikan

    d. Fungsi kebudayaan

    e. Fungsi deposit dan pelestarian

    32

    Service to Users (Layanan Kepada Pengguna Perpustakaan), 1.8.

  • 34

    Berdasarkan dari semua pengertian tersebut, dapat disimpulkan

    bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menyediakan

    koleksi dari berbagai jenis disiplin ilmu untuk dilayankan dan

    dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

    E. Layanan Corner

    Layanan corner adalah suatu perluasan layanan yang

    dikembangkan oleh perpustakaan melalui kerjasama sebuah lembaga,

    institusi, maupun pihak-pihak lain dalam meningkatkan kualitas

    layanannya. Dan biasanya layanan corner dibuat sesuai dengan kebutuhan

    pengguna ataupun keinginan pihak perpustakaan yang ada pada setiap

    perpustakaan. Berikut adalah beberapa contoh layanan corner yang

    tersebar di perpustakaan :

    1. Layanan corner yang disediakan di Perpustakaan Universitas Andalas

    yang menghimpun koleksi khusus, baik itu berupa koleksi buku atau

    non buku. Layanan corner yang disediakan di Perpustakaan

    Universitas Andalas memiliki berbagai jenis layanan seperti: American

    Corner berisikan koleksi khusus Amerika, Minangkabau Corner

    berisikan koleksi Minangkabau, French Corner berisikan koleksi

    Prancis dan Bank Indonesia Corner berisikan koleksi Bank Indonesia.

    Layanan corner yang disediakan di sebuah perpustakaan mempunyai

    tujuan untuk pemenuhan kebutuhan sumber informasi bagi

  • 35

    pemustaka.33

    Selain di Perpustakaan Universitas Andalas American

    Corner juga terdapat di beberapa perpustakaan lainnya contohnya

    Universitas Islam Negeri Jakarta, Jogja serta Universitas Gajah Mada.

    Dan selain American Corner yaitu ada Bank Indonesia Corner yang

    juga banyak tersebar di berbagai perpustakaan, sejak tahun 2015

    sebagai bagian dari tema unggulan Program Sosial Bank Indonesia

    (PSBI) yaitu Indonesia Cerdas. Program yang digagas BI ini

    diwujudkan dalam bentuk pembangunan sarana perpustakaan mini

    dengan desain yang menarik dan nyaman, serta menyediakan akses

    informasi dan literatur berkualitas, baik dalam bentuk cetak maupun e-

    book dari dalam dan luar negeri. BI Corner yang diimplementasikan di

    Perguruan Tinggi, fasilitas publik, SMA/Sederajat dan

    PAUD/TK/Raudhatul Athfal juga menyediakan berbagai program

    aktivitas sebagai sarana pembelajaran dan pusat penelitian bagi

    mahasiswa/pelajar dan masyarakat umum sebagai bentuk dukungan

    nyata Bank Indonesia dalam peningkatan kualitas pendidikan

    masyarakat. Saat ini telah dibangun 721 BI Corner, termasuk 250 BI

    Corner yang dibangun tahun 2018, serta 183 PBD di seluruh

    Indonesia. BI menargetkan jumlah BI Corner mencapai 1.000 di

    seluruh level pendidikan dan fasilitas publik strategis hingga tahun

    2020.

    33

    Elviza Agustina Sari Desriyeni, “Layanan Corner Di Perpustakaan Universitas Andalas,” Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan Dan Kearsipan 5, no. 1 (2016): 47–48.

  • 36

    2. Layanan corner yang disediakan di Perpustakaan Institut Teknologi

    Bandung yaitu Standar Nasional Indonesia Corner (SNI Corner) SNI

    Corner merupakan outlet informasi standardisasi dan penilaian

    kesesuaian, yang menyediakan; dokumen SNI dengan topik terpilih,

    direktori laboratorium dan lembaga sertikasi, buku referensi, serta

    berbagai multimedia pendidikan standardisasi, promosi SNI maupun

    video streaming. keberadaan SNI Corner ini dapat bermanfaat untuk

    membuka akses informasi bagi masyarakat umum khususnya industri

    dan UKM di wilayah Bandung dan Jawa Barat sebagai acuan

    standardisasi dan diharapkan dapat mendorong daya saing produk

    unggulan daerah.

    3. Layanan corner yang disediakan di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga

    memiliki berbagai jenis layanan yaitu, Difabel Corner merupakan unit

    layanan yang disediakan khusus bagi pemustaka difabel (different

    ability) atau pemustaka yang berkebutuhan khusus, Canadian

    Resource Centre (CRC) of UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, secara

    resmi dibuka pada tanggal 10 Desember 2007. CRC of UIN Sunan

    Kalijaga Yogyakarta merupakan hasil kerjasama UIN Sunan Kalijaga

    Yogyakarta, McGill University Montreal Canada dan Kedutaan Besar

    Canada di Indonesia, Iranian Corner merupakan hasil kerjasama antara

    Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga dengan Kedutaan Besar Republik

    Islam Iran dan Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta. Iranian Corner

    dibuka secara resmi pada tanggal 29 November 2007. Corner ini

  • 37

    menyediakan buku-buku tentang Negara Republik Islam Iran maupun

    tentang Syi’ah seperti koleksi Filsafat Islam.

    4. Layanan corner yang disediakan di Perpustakaan Institut Teknologi

    Sepuluh November memiliki berbagai jenis layanan yaitu, IDIS

    (Indonesia Development Information Services ) - World Bank Sebuah

    sentra layanan informasi pembangunan Indonesia yang dibentuk

    melalui kemitraan antara ITS dengan dengan Bank Dunia (World

    Bank) dan koleksi tersebut umumnya berkaitan dengan perkembangan

    pembangunan dunia dan khususnya di negara-negara yang sedang

    berkembang, seperti: perkembangan ekonomi, sosial, budaya,

    lingkungan, teknologi, kesehatan, dll. Selanjutnya ada PLN Corner

    Sebuah pusat informasi yang bertujuan untuk memudahkan

    masyarakat dan mahasiswa mengakses informasi tentang PLN dan

    Jenis koleksi PLN Corner mayoritas tentang ―nation building‖, yaitu

    buku-buku mengenai biografi, sejarah dari tokoh dan pahlawan

    nasional, buku cerita atau bacaan sejarah di Indonesia.

    Dari berbagai macam layanan corner yang tersebar dibeberapa

    perpustakaan dapat penulis simpulkan bahwa layanan corner dibentuk

    bukan hanya sebagai inovasi dari sebuah perpustakaan agar lebih menarik

    tetapi juga untuk meningkatkan kunjungan pemustaka yang datang ke

    perpustakaan. Adanya layanan corner juga dapat memberikan kemudahan

    kepada pemustaka dalam memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan,

    oleh karena itu sudah menjadi tugas dari perpustakaan dalam memberikan

  • 38

    layanan yang berguna kepada pemustaka berupa tersedianya informasi

    yang berkualitas dan gratis.

    F. Kerangka Pemikiran

    Perpustakaan membangun layanan Depok Corner dikarenakan

    adanya sebuah inovasi dan kebutuhan pemustaka. Dalam membangun

    sebuah layanan tentunya perpustakaan memiliki tujuan tersendiri yaitu

    dengan membuat sebuah program yang inovatif. Dengan dibangunnya

    layanan Depok Corner apakah perpustakaan sudah melakukan sebuah

    tujuan atau visi yang tercapai dalam melakukan eksistensi dan efektifitas

    pada layanan tersebut untuk pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka.

    Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

    digambarkan sebagai berikut :

  • 39

    Gambar 2.1

    Kerangka Pemikiran

  • 40

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Di dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode

    penelitian deskriptif, yang merupakan suatu rangkaian cara penulisan

    yang bertujuan untuk menggambarkan maupun menjelaskan sesuatu

    hasil penelitian yang bersifat apa adanya.34

    Metode deskriptif

    merupakan prosedur pemecahan prosedur permasalahan yang

    diselidiki dengan menggabungkan, melukiskan subjek atau objek

    penelitian seseorang, lembaga atau masyarakat pada saat penelitian

    berlangsung berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana

    adanya. Penelitian deskriptif umumnya bertujuan mendefinisikan

    secara sistematis, factual dan akurat terhadap suatu populasi atau

    daerah tertentu.35

    Metode penelitian ini dipilih untuk mendeskripsikan

    atau menggambarkan secara umum serta mendalam bagaimana analisis

    terhadap eksistensi dan efektifitas layanan Depok Corner pada Dinas

    Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok.

    2. Pendekatan Penelitian

    Peneliti hanya menggunakan pendekatan kualitatif, yakni

    penelitian yang dimaksudkan untuk menghasilkan data-data deskriptif

    34

    Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA Lembaga Administrasi Negra, 2004), 60. 35

    Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), 50.

  • 41

    berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang dan prilaku yang

    dapat diamati.36

    Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk menggali

    informasi secara lebih dalam terkait dengan masalah apa yang akan

    diteliti.

    B. Sumber Data

    1. Data Primer

    Data yang diambil langsung tanpa perantara, atau langsung dari

    sumbernya. Seseorang bisa mendapatkan data-data primer dengan cara

    melakukan wawancara, menyebarkan kuesioner atau melakukan

    pengamatan langsung terhadap suatu aktifitas pada masyarakat. Data

    primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari hasil wawancara 3

    (tiga) key informan dan 5 (lima) informan yang terlibat langsung di

    dalam layanan Depok Corner pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

    Umum Kota Depok yang merupakan pustakawan, siswa dan

    mahasiswa.

    2. Data Sekunder

    Data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya. Data

    sekunder biasanya diambil dari dokumen-dokumen (laporan, karya

    tulis orang lain, koran, dan majalah).37

    Sedangkan data sekunder pada

    penelitian ini ialah foto dokumentasi, jurnal, buku dan dokumen

    lainnya yang menunjang penelitian.

    36

    Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), 3. 37

    Tedi Sutardi, Antropology: Mengungkap Keragaman Budaya (Bandung: PT Setia Purna Inves, 2007), 68.

  • 42

    C. Key Informan dan Informan

    Menurut Daymon dan Holloway, informan kunci adalah seorang

    kolaborator yang aktif dalam riset, bukannya ―responden‖ yang pasif.

    Interaksi peneliti dengan para informan kunci akan lebih bersifat informal.

    Di sini, peneliti harus memilih informan kunci dengan seksama guna

    memastikan bahwa informan-informan tersebut cukup mewakili dan

    memiliki pengetahuan lebih pada objek penelitian sehingga memiliki

    informasi yang relatif lengkap.38

    Selanjutnya Daymon dan Holloway menjelaskan kembali

    mengenai key informan adalah wakil kelompok yang diteliti yang telah

    berada cukup lama dalam kebudayaannya, hingga memiliki pengetahuan

    setingkat pakar menyangkut aturan-aturan, kebiasaan, dan bahasa

    kebudayaan tersebut.

    Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memahami bahwa key

    informan adalah orang yang memiliki pengetahuan dan penjelasan

    terhadap suatu obyek yang diharapkan dapat memberikan informasi dalam

    suatu penelitian, informasi serta memberi saran pada peneliti sehingga

    dapat menjawab permasalahan penelitian yang diangkat.

    Jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian, key informan

    dalam penelitian ini adalah Kepala dan Pustakawan Perpustakaan Umum

    Kota Depok, karena dianggap paling mengetahui hal-hal yang dilakukan

    serta dapat memberikan data dan penjelasan yang dibutuhkan bagi penulis.

    38

    Daymon Christine, Immy Holloway, Metode-Metode Riset Kualitatif: Dalam Public Relations Dan Marketing Communications (Yogyakarta: Bentang, 2008), 431.

  • 43

    Selain informan kunci (Key Informan), peneliti juga memerlukan

    informan dalam peneletian ini. Menurut Sutardi, informan adalah orang

    yang memiliki kapasitas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti.

    Dengan bahasa sederhana, informan merupakan orang yang ditanyai oleh

    peneliti karena dianggap memiliki pengetahuan tentang sesuatu yang ingin

    diketahui peneliti.39

    Menurut Bungin, strategi menentukan informan yang paling umum

    di dalam penelitian kualitatif, yaitu menentukan kelompok peserta yang

    menjadi informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan

    masalah penelitian tertentu.40

    Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memahami bahwa

    informan adalah seseorang yang peneliti dipilih berdasarkan kapasitasnya

    untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam suatu fenomena masalah

    yang diangkat oleh peneliti. Jika dikaitkan dengan masalah pokok

    penelitian, maka yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah

    pemustaka Perpustakaan Umum Kota Depok yang menggunakan layanan

    Depok Corner.

    Dalam memilih informan tentunya penulis harus menyesuaikan

    dengan prosedur pemilihan sampel agar memudahkan penulis menentukan

    siapa informan yang layak dan sesuai dengan penelitian penulis. Berikut

    adalah teori mengenai teknik sampling :

    39

    Antropology: Mengungkap Keragaman Budaya, 67. 40

    Burhan Bungin, Penelitan Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2007), 107.

  • 44

    Menurut Kriyantono, teknik sampling merupakan prosedur

    pemilihan sampel. Dalam riset komunikasi dikenal dua jenis teknik

    sampling yaitu probability sampling dan non probability sampling.

    Probability sampling adalah sampel yang ditarik berdasarkan probabilitas

    dalam setiap unsur populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk

    dipilih melalui perhitungan secara matematis. Sedangkan non probability

    sampling adalah sampel yang dipilih berdasarkan tujuan riset. Lebih lanjut

    penarikan sampel yang yang disebut rancangan sampling (sampling

    design).41

    Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memahami bahwa terdapat

    dua jenis teknik sampling yaitu probalility sampling dan non probability

    sampling. Probability sampling adalah sampel yang ditarik berdasarkan

    probabilitas dalam setiap unsur populasi mempunyai kemungkinan yang

    sama untuk dipilih melalui perhitungan secara matematis. Sedangkan non

    probability sampling adalah sampel yang dipilih berdasarkan tujuan riset.

    Jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian, penulis

    menggunakan teknik non probability sampling jenis judgement sampling

    (Teknik ini dipakai untuk mengetahui pendapat konsumen terhadap

    pemakaian produk barang tertentu sehingga peneliti akan beranggapan

    bahwa konsumen beranggapan lebih banyak tahu dari pada orang yang

    bukan menjadi konsumen maka peneliti akan melakukan pertimbangan

    41

    Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh praktis Riset Media, Publiv Relation, Sdvertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), 154.

  • 45

    tertentu untuk memilihnya). Penulis menetapkan pemustaka aktif yang

    mengunakan layanan Depok Corner pada Perpustakaan Umum Kota

    Depok sebagai informan dalam penelitian ini karena dapat memberikan

    informasi dan data yang dibutuhkan penulis.

    Dalam wawancara penulis dengan Ibu Winda Junita sebagai

    pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Depok tercatat pengunjung

    Perpustakaan Umum Kota Depok sampai pada bulan februari 2019

    berjumlah 178 pengunjung dan khusus layanan Depok Corner tercatat 30

    pengunjung yang tersebar di seluruh wilayah Kota Depok, dan penulis

    menetapkan lima informan yang kelimanya merupakan pengguna aktif

    layanan Depok Corner dan mereka itulah yang penulis akan jadikan

    informan.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif, sumber data primer

    adalah kepala dan pustakawan Perpustakaan Umum Kota Depok serta

    pemustaka pengguna layanan Depok Corner. Sedangkan data sekunder

    berupa data hasil wawancara dan dokumentasi.

    1. Wawancara

    Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

    Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

    (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

    (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

  • 46

    Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara

    terstruktur, yaitu wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa

    pertanyaan yang sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah

    disusun.

    2. Dokumentasi

    Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa

    diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan

    harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan

    sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk

    menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki

    kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga

    tidak sekadar barang yang tidak bermakna. Dokumentasi penelitian ini

    adalah berupa foto saat wawancara oleh key informan dan informan

    yaitu kepala dan pustakawan Perpustakaan Umum Kota Depok serta

    pemustaka pengguna layanan Depok Corner.

    Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa

    teknik pengumpulan data merupakan cara yang dapat digunakan

    penulis untuk mengumpulkan data melalui berbagai sumber yaitu

    dengan cara wawancara dan dokumentasi.

    E. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara

    sistematis untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan.

    Analisis data menurut Bogdan dalam Sugiyono yaitu proses mencari dan

  • 47

    menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara,

    catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami

    dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.42

    Menurut Miles & Huberman dalam Afrizal analisis terdiri dari tiga

    alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian

    data, penarikan kesimpulan/verifikasi.43

    Mengenai ketiga alur tersebut

    secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :

    1. Reduksi Data

    Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

    perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

    kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi

    data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi

    penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data

    sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkali tanpa

    disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian,

    permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data mana

    yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilan

    tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode,

    menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, membuat

    memo). Reduksi data/transformasi ini berlanjut terus sesudah penelian

    lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.

    42

    Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), 88. 43

    Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, 1st ed. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), 178–81.

  • 48

    Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data

    merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

    mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data

    dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya

    dapat ditarik dan diverifikasi.

    2. Penyajian Data

    Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai

    sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

    penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini

    bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang

    utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis

    matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna

    menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang

    padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat

    melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik

    kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis

    yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu

    yang mungkin berguna.

    3. Menarik Kesimpulan

    Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah

    sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-

    kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi

    itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran

  • 49

    penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada

    catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan

    menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di

    antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan

    intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan

    salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya,

    makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji

    kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang

    merupakan validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada

    waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi

    agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

    Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa teknik analisis

    data yang penulis terapkan untuk penelitian ini memiliki 3 (tiga) alur

    menggunakan teori Miles & Huberman yaitu reduksi data, penyajian

    data dan menarik kesimpulan agar dapat mempermudah penulis dalam

    penarikan kesimpulan dalam penelitian ini.

    F. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Umum Kota Depok

    beralamat di Jl. Margonda Raya No.54 Pancoran Mas, Depok, Jawa

    Barat. Penulis mengambil tema penelitian analisis terhadap eksistensi

    dan efektifitas layanan Depok Corner di Perpustakaan Umum Kota

    Depok.

  • 50

    2. Waktu Penelitian

    Setelah penulis menentukan tempat penelitian, selanjutnya

    penulis melakukan observasi awal dan permintaan izin untuk

    melakukan penelitian. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan

    Februari 2019 sampai dengan bulan Mei 2019.

    Tabel 3.1

    Waktu Penelitian

    No Tahapan Februari Maret April Mei

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Persiapan v v

    2 Penyusunan

    Instrumen

    v v

    3 Pelaksanaan v v v v

    4 Analisis Data v v v v

    5 Pelaporan v v v v

  • 51

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Profil Perpustakaan Umum Kota Depok

    1. Sejarah Perpustakaan Umum Kota Depok

    Pada tahun 1999, Kotif (kota administratif) Depok berubah

    menjadi Kota Depok. Namun Kota Depok tidak langsung memiliki

    perpustakaan. Baru pada tahun 2003 Kantor Arsip, Perpustakaan dan

    Telematika terbentuk. Kantor tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Kota

    Depok Nomor 16 Tahun 2003 dan di perbaharui dengan Peraturan Daerah

    Kota Depok Nomor 8 Tahun 2008. Dan pada tahun 2008, Kantor Arsip,

    Perpustakaan dan Telematika tersebut berganti nama menjadi Kantor

    Arsip dan Perpustakaan Umum Kota Depok di Jl. Margonda Depok no.54.

    Ketika itu perpustakaan masih menempati gedung lama yang terletak di

    sebelah selatan Masjid Baitul Kamal Balaikota Depok.

    Pada tanggal 21 Januari 2015 Perpustakaan Umum Kota Depok

    mulai pindah ke gedung baru yang terletak disebelah kiri setelah pintu

    masuk Balaikota Depok Jl. Margonda Depok no.54. Sejak tahun 2017

    Kantor Arsip dan Perpustakaan Umum Kota Depok telah berubah menjadi

    Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok memiliki gedung

    perpustakaan yang baru terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama terdapat ruang

    aula, ruang balita dan control room. Lantai kedua merupakan ruang

    layanan perpustakaan yang