Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EKSISTENSI DAN EFEKTIFITAS LAYANAN DEPOK CORNER PADA
DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN UMUM KOTA DEPOK
DALAM PERSPEKTIF PUSTAKAWAN DAN PEMUSTAKA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh :
NOVANDA SEKARVIA
NIM: 11150251000030
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1440H / 2019M
i
ABSTRAK
Novanda Sekarvia (11150251000030). Eksistensi dan Efektifitas Layanan Depok
Corner pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok
Dalam Perspektif Pustakawan dan Pemustaka. Program Studi Ilmu
Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Skripsi ini membahas Eksistensi dan Efektifitas Layanan Depok Corner pada
Perpustakaan Umum Kota Depok Dalam Perspektif Pustakawan dan Pemustaka.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan eksistensi layanan Depok
corner pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok Dalam
Perspektif Pustakawan dan Pemustaka, (2) mendeskripsikan efektivitas layanan
Depok corner Pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok Dalam
Perspektif Pustakawan dan Pemustaka. Jenis penelitian yang digunakan adalah
jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Data dalam
penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi. Key informan dan
informan dalam penelitian ini berjumlah delapan yaitu tiga key informan dan lima
informan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Perpustakaan Umum Kota
Depok telah membangun layanan Depok Corner yang bekerjasama dengan OPD
(Organisasi Perangkat Daerah) wilayah Kota Depok guna mempermudah
masyarakat dalam pencarian informasi mengenai Kota Depok. Dalam perspektif
pustakawan mengenai eksistensi layanan Depok Corner sudah dapat berjalan
dengan baik dengan terpenuhinya keinginan atau tujuan perpustakaan yang ingin
menghadirkan layanan yang mempunyai ciri khas asal daerah perpustakaan itu
sendiri yaitu Kota Depok. Serta dalam perspektif pemustaka mengenai eksistensi
layanan Depok Corner yaitu sudah terbantu ketika mencari informasi mengenai
Kota Depok dengan hadirnya layanan Depok Corner di Perpustakaan Umum Kota
Depok. Lalu dalam perspektif pustakawan mengenai efektifitas Layanan Depok
Corner yakni sudah melakukan pencapaian tujuan untuk membantu masyarakat
yang menggunakan layanan tersebut dalam mengakses sumber informasi secara
efektif dan efisien. Dan dalam perspektif pemustaka juga pemustaka secara efektif
mendapatkan informasi mengenai Kota Depok dengan cepat dan akurat melalui
layanan Depok Corner.
Kata Kunci : Layanan, Corner, Eksistensi, Efektifitas, Perpustakaan Umum
ii
ABSTRACK
Novanda Sekarvia (11150251000030). The Existence and Effectiveness of
Depok Corner Services in the Depok Archives and Public Library Service in
the Perspective of Librarians and Visitors. Study Program of Library
Science, Faculty of Adab and Humanities, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta, 2019.
This thesis discusses the Existence and Effectiveness of Depok Corner Services in
the Depok City Public Library in the Perspective of Librarians and Visitors. The
objectives of this study were: (1) to describe the existence of Depok corner
services at the Depok City Archives and Public Library Service in the Librarian
and Library Perspective, (2) to describe the effectiveness of Depok corner services
at Depok City Public Library and Filing Service in the Librarian and Library
Perspective. The type of research used is descriptive research with a qualitative
research approach. The data in this study were obtained through interviews and
documentation. Key informants and informants in this study amounted to eight,
namely three key informants and five informants. The results of this study are that
the Depok City Public Library has built Depok Corner services in collaboration
with the Regional Operational Organization (DPO) in Depok City in order to
facilitate the public in seeking information about the City of Depok. In the
perspective of librarians regarding the existence of Depok Corner services can be
run well with the fulfillment of desires or goals of libraries who want to present
services that have the characteristics of the origin of the library area itself, namely
the City of Depok. As well as in the perspective of the user regarding the
existence of Depok Corner services, which have been helped when searching for
information about the City of Depok with the presence of Depok Corner services
in the Depok City Public Library. Then in the perspective of librarians regarding
the effectiveness of the Depok Corner Service, namely to have achieved the goal
of helping people who use these services in accessing information resources
effectively and efficiently. And in the perspective of the visitors also the user
effectively gets information about Depok City quickly and accurately through the
Depok Corner service.
Keywords : Service, Corner, Existence, Effectiveness, Public Library
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdullillah, segala puji bagi Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi
ini guna melengkapi persyataran untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
(S.IP) dengan lancar. Tidak lupa shalawat serta salam sama-sama kita haturkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang ini.
Selesainya skripsi ini, tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh
karena itu, sepatutnya peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang turut
memberikan andil, baik secara langsung maupun tidak, moral maupun material.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., selaku Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Saiful Umam, M.A, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Siti Maryam, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Amir Fadila, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
5. Ibu Siti Maryam, M.Hum., selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu
senantiasa membantu, mengarahkan, memberi saran serta mensupport
penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Ibu Ida Farida, MLIS., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
membantu penulis dari awal perkuliahan, serta membantu penulis dalam
penentuan judul skripsi ini.
7. Ibu Hj. Siti Chaerijah Aurijah, S.Pd. MM., selaku Kepala Dinas Kearsipan
dan Perpustakaan Umum Kota Depok yang senantiasa memberikan
kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian skripsi.
8. Kepala Bidang Perpustakaan beserta Staf Pustakawan Perpustakaan
Umum Kota Depok yang senantiasa membantu penulis dalam menggali
informasi dalam penelitian skripsi.
9. Para Key Informan dan Informan Penulis yang senantiasa membantu
penulis dalam melakukan penelitian skripsi.
10. Bapak dan Ibu dosen program studi Ilmu Perpustakaan yang telah
mencurahkan ilmu yang begitu banyak dan bermanfaat kepada penulis.
11. Keluarga tercinta, Ayah Hari Purwanto, Ibu Tri Suharti, Nenek Romiati,
serta kedua adikku yaitu Alysa Oktaberina dan Saila Rifaya Latifa yang
selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan segera dan
doa serta kasih sayang kepada penulis hingga detik ini.
v
12. Sahabatku tersayang Ica, Fira, Ira, Winka, Uti, Ika, Dita yang selalu
mensupport penulis dan menjadi tempat curhat. Mahda, Fauziah, Chintya
yang juga mendukung penulis dalam mengerjakan skripsi dan Tony
Hartono yang selalu mensupport dan membantu penulis tanpa lelah dalam
keadaan apapun.
13. JIPERS A 2015 terimakasih atas kebersamaannya selama 3,5 tahun
terakhir you’re amazing guys.
Wassalamu’alaikum Wr, Wb.
Jakarta, 6 Mei 2019
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACK .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 8
D. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 9
E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 11
BAB II TINJAUAN LITERATUR .................................................................... 13
A. Perpustakaan Umum .................................................................................. 13
B. Definisi Eksistensi ...................................................................................... 17
C. Efektifitas ................................................................................................... 20
D. Layanan Perpustakaan ................................................................................ 24
E. Layanan Corner .......................................................................................... 34
F. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 40
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................................. 40
B. Sumber Data ............................................................................................... 41
C. Key Informan dan Informan....................................................................... 42
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 45
E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 46
F. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 49
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 51
A. Profil Perpustakaan Umum Kota Depok .................................................... 51
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 66
C. Pembahasan ................................................................................................ 88
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 94
A. Kesimpulan ................................................................................................ 94
B. Saran ........................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penelitian .............................................................................................. 50
Tabel 4.1 Rekapitulasi Koleksi Perpustakaan Umum Kota Depok .................................. 55
Tabel 4.2 Rekapitulasi Koleksi Depok Corner ................................................................ 63
Tabel 4.3 Identitas Key Informan .................................................................................... 66
Tabel 4.4 Identitas Informan ............................................................................................ 67
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 39
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota
Depok ........................................................................................................................ 54
Gambar 4.2 Ruangan Layanan Depok Corner .................................................................. 63
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Sumber Daya Manusia Perpustakaan Umum Kota Depok
Lampiran 2 Daftar Koleksi Depok Corner
Lampiran 3 Pertanyaan Wawancara Key Informan dan Informan
Lampiran 4 Transkrip Wawancara Key Informan dan Informan
Lampiran 5 Surat Tugas Menjadi Pembimbing
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Skripsi
Lampiran 7 Lembar Perizinan Pergantian Judul
Lampiran 8 Surat Penguji Skrispi
Lampiran 9 Gambar Pendukung Dalam Penulisan Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peranan perpustakaan adalah sebagai sumber informasi baik untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini begitu
pesat, maka peranan perpustakaan sebagai penyedia informasi atau sumber
informasi harus semakin kuat.1 Selain berperan sebagai sumber informasi,
eksistensi perpustakan juga merupakan penunjang yang penting bagi suatu
riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau referensi. Dan layanan baca menjadi
tolak ukur bagi keberhasilan perpustakaan itu sendiri.
Mengingat pentingnya fungsi perpustakaan bagi kemajuan bangsa,
maka sangat layak untuk diperhatikan atau ditambahkan dengan layanan –
layanan penunjang lainnya agar dapat mengimbangi perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, budaya, dan berbagai aspek lain, termasuk
masalah pelayanan perpustakaan yang harus berorientasi kepada
pemustaka. Perpustakaan harus menyesuaikan diri dengan memberikan
layanan yang bersifat aktif bahkan proaktif dengan menawarkan berbagai
bentuk informasi kepada masyarakat yang dilayaninya. Selain itu,
perpustakaan juga harus siaga dengan kebutuhan informasi masyarakat
1 Ratih Diah Pertiwi Yuli Rohmiyati, “Efektifitas Layanan Terpadu Perpustakaan Sekolah (LTPS)
Perpustakaan Daerah Jawa Tengah Tahun 2013,” Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol. 2, No. 3 (2013): 1.
2
yang menuntut kecepatan layanan dan ketepatan informasi yang
diberikan.2
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan masyarakat khususnya
masyarakat Kota Depok dengan adanya perpustakaan sangat membantu
bagi masyarakat yang menginginkan dengan keterbukaan informasi,
karena pada umumnya masyarakat perkotaan atau pedesaan harus
mendapat kesetaraan yang sama dalam memperoleh informasi yang akurat,
tepat, dan cepat, baik cetak maupun elektronik.
Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi
masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya sebagai sumber belajar untuk
memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan
masyarakat. Sebagaimana yang terdapat pada UU No.43 tahun 2007 bab II
yang memuat tentang hak, kewajiban dan kewenangan pasal 8 yaitu
Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota berkewajiban yaitu
menjamin penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di daerah,
menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di wilayah
masing-masing, menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan
pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat,
menggalakkan promosi gemar membaca dengan memanfaatkan
perpustakaan, memfasilitasi penyelenggaraan perpustakaan di daerah dan
menyelenggarakan dan mengembangkan perpustakaan umum daerah
2 Lisda Rahayu, Service to Users (Layanan Kepada Pengguna Perpustakaan) (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2014), 1.3.
3
berdasar kekhasan daerah sebagai pusat penelitian dan rujukan tentang
kekayaan budaya daerah di wilayahnya.3
Hadirnya Perpustakaan Umum Kota Depok memberikan warna
tersendiri bagi masyarakat Kota Depok, karena setiap orang memiliki
kebutuhan untuk mendapatkan sumber informasi yang berbeda-beda. Oleh
karena itu Perpustakaan Umum kota Depok berperan penting untuk
memenuhi kebutuhan dari masyarakat itu sendiri.
Dalam Halimah menurut Standar Nasional Perpustakaan Kabupaten
Kota yang ditetapkan oleh Perpustakaan RI, jumlah judul koleksi
perpustakaan umum Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya 0,025 per kapita
yakni jumlah penduduk Kabupaten/Kota dikalikan 0,025.4
Perpustakaan Umum Kota pada saat ini baru memiliki koleksi
dalam bentuk karya cetak sebanyak 22.388 judul buku yang terdiri dari
38.767 eksemplar. Sementara penduduk Depok kurang lebih 2 juta jiwa,
setidaknya Perpustakaan Umum Kota Depok harus memiliki 50.000 judul
buku.
Seperti yang dikutip oleh (wartakota.tribunnews.com) pada tanggal
29 april 2015 bahwa masih kurangnya koleksi buku di Perpustakaan
Umum Kota Depok, meyebabkan sedikitnya atau minimnya minat
pengunjung dan masyarakat yang datang ke perpustakaan.5
3 Perpustakaan Nasional, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan” (Perpustakaan Nasional RI, 2007), 7. 4 Ima Halimah, Pembuatan Layanan Pojok Depok (Depok Corner) Di Perpustakaan Umum Kota
Depok (Bandung: Badan Diklar Daerah Provinsi Jawa Barat, 2015), 3. 5 Budi Sam Law Malau, “Perpustakaan Umum Kota Depok Kekurangan Buku,” Warta Kota, April
29, 2015.
4
Menurut Sutarno NS, salah satu komponen perpustakaan adalah
koleksi. Tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai maka perpustakaan
tidak akan memberikan layanan yang baik bagi penggunanya. Koleksi atau
sumber informasi perpustakaan merupakaan salah satu pilar atau kekuatan
atau daya tarik utama bagi pengunjung. Oleh sebab itu agar pilar tersebut
kuat maka koleksi perpustakaan juga harus kuat, dalam pengertian dalam
hal jumlah, jenis, ragam, dan mutu.6
Penyebab lain terkait minat kunjung masyarakat ke perpustakaan
adalah mengenai layanan. Karena itu harus dilakukan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan perpustakaan kepada masyarakat penggunanya.
Merupakan suatu hal yang prinsip di dunia lembaga pusat dokumentasi
dan informasi termasuk perpustakaan bahwa keberhasilan pelayanan
merupakan salah satu indicator keberhasilan lembaga informasi atau
perpustakaan dalam menjalankan fungsi dan tugas perpustakaan tersebut.
Menurut Lancaster layanan dapat dievaluasi dari berbagai sudut
pandang, salah satunya adalah efektivitas layanan.7 Dan menurut Zohriah
ia menyimpulkan bahwa yang menjadi penekanan dari pengertian
efektivitas berada pada pencapaian tujuan. Ini berarti dapat dikatakan
efektif apabila tujuan atau sasaran yang dikehendaki dapat tercapai sesuai
dengan rencana semula dan menimbulkan efek atau dampak terhadap apa
yang diinginkan atau diharapkan.8 Dalam upaya memberikan pelayanan
6 Sutarno NS, Tanggung Jawab Perpustakaan (Jakarta: PantaRei, 2005), 100.
7 F.W. Lancaster, The Measurement and Evolution of Library Service (Washington DC: Information
Resources Press, 1997), 1. 8 Anis Zohriah, “Efektifitas Pelayanan Perpustakaan Sekolah,” Tarbawi Vol. 03 No. 01 (2017): 104.
5
yang terbaik kepada pemustaka yang membutuhkan bahan pustaka yang
relevan sesuai dengan kebutuhan, maka diperlukan beberapa hal yang
dapat menunjang yaitu dengan pengadaan dan pengembangan koleksi
bahan perpustakaan yang sesuai dengan keinginan ataupun kebutuhan
pemustaka. Dan itu merupakan unsur yang sangat menentukan bagus atau
tidaknya koleksi bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan.
Pengolahan serta pengembangan bahan perpustakaan harus dilakukan oleh
pustakawan, yang memiliki keahlian khusus. Karena dengan melakukan
pengolahan serta pengembangan bahan pustaka secara benar akan
memudahkan penguna dalam mendapatkan informasi yang efektif.
Untuk mengatasi kesenjangan dan tetap terus memperkuat
eksistensinya bagi masyarakat Kota Depok, Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Umum Kota Depok mengeluarkan inovasi baru dengan
menambah layanan public yang berbeda dari layanan public yang sudah
ada sebelumnya guna memenuhi kebutuhan informasi dan pengetahuan
informasi bagi public dengan menyediakan layanan Depok Corner.
Layanan Depok Corner dikembangkan oleh Perpustakaan Umum Kota
Depok agar dapat dimanfaatkan oleh pengunjung untuk meningkatkan
pengetahuan mereka.
Layanan Depok Corner dibentuk pada tahun 2015, salah satu
layanan yang menyajikan informasi dalam bentuk fisik berupa bahan
pustaka, literatur, dan buku yang memuat informasi tentang Kota Depok.
Perpustakaan umum Kota Depok sebagai institusi pusat informasi yang
6
demokratis, menyimpan berbagai macam jenis dan bentuk informasi, serta
menyediakan dan memberikan layanan perpustakaan yang diperuntukkan
bagi semua penggunanya. Seringkali pengunjung yang datang ke
Perpustakaan Umum Kota Depok untuk mencari informasi mengenai Kota
Depok mendapatkan hasil yang kurang memuaskan, dan informasi atau
literatur tentang Depok masih sangat minim karena masih banyak yang
tersebar di berbagai OPD (Organisasi Perangkat Daerah) se-Kota Depok.
Karena itu dibuatlah Depok Corner untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Ibu Ruth Rahayu
selaku pustakawan Perpustakaan Umum Kota Depok, pada tanggal 29
Februari 2019 :
―Dalam rangka memperkenalkan Depok Corner kepada
masyarakat, Perpustakaan Umum Kota Depok melakukan
sosialisasi untuk meningkatkan eksistensi layanan Depok
Corner melalui website perpustakaan, membuat banner
serta mengikutsertakan Depok Corner di beberapa
pameran. Misalnya saja pameran yang diselenggarakan di
Kota Bandung dan di wilayah Kota Depok agar Depok
Corner bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas bukan hanya
di Kota Depok itu sendiri bahkan diluar Kota Depok.‖
Depok Corner mempunyai beragam koleksi yaitu mulai dari sejarah
tentang Kota Depok, pariwisata, kumpulan sambutan walikota dan wakil
walikota Depok, Depok dalam angka, kamus bahasa Betawi Depok,
dokumentasi, kliping, data gender, laporan pertanggungjawaban APBD
tahun anggaran 2005, rencana tata ruang wilayah Kota Depok, dan lain-
lain. Dari berbagai macam koleksi atau sumber-sumber informasi yang
7
telah diupayakan oleh perpustakaan serta usaha dalam meningkatkan
eksistensi dan efektifitasnya, menurut observasi sementara yang peneliti
lakukan terhadap layanan Depok Corner ternyata belum didayagunakan
atau dimanfaatkan secara maksimal oleh pemustaka atau bisa dikatakan
pemustaka yang mengunjungi layanan tersebut hanya segelintir saja setiap
harinya.
Karena layanan Depok corner merupakan salah satu layanan yang
berkontribusi dalam menyebarkan informasi serta mempromosikan Kota
Depok bagi masyarakat, maka penelitian mengenai eksistensi dan
efektifitas layanan Depok Corner dirasa penting untuk dapat
mendeskripsikan dan menganalisa apakah layanan tersebut memuat
informasi yang up to date juga relevan dan dapat dijadikan bahan referensi
bagi para penggunanya.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk
mengetahui lebih dalam mengenai eksistensi dan efektivitas layanan
Depok Corner yang kemudian penulis tuangkan dalam sebuah penulisan
skripsi dengan judul :
EKSISTENSI DAN EFEKTIVITAS LAYANAN DEPOK
CORNER PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN
UMUM KOTA DEPOK DALAM PERSPEKTIF PUSTAKAWAN
DAN PEMUSTAKA.
8
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian penulis, berikut adalah perumusan
masalah dalam penelitian ini :
a. Bagaimana eksistensi Layanan Depok Corner pada Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok Dalam Perspektif
Pustakawan dan Pemustaka ?
b. Bagaimana efektivitas Layanan Depok Corner pada Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok Dalam Perspektif
Pustakawan dan Pemustaka ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk menjawab
pertanyaan dari perumusan masalah yaitu :
a. Mendeskripsikan eksistensi Layanan Depok corner pada Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok Dalam Perspektif
Pustakawan dan Pemustaka.
b. Mendeskripsikan efektivitas Layanan Depok corner pada Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok Dalam Perspektif
Pustakawan dan Pemustaka.
9
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari melakukan penelitian
mengenai eksistensi dan efektivitas layanan Depok corner pada Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok yaitu :
a. Bagi penulis bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman di bidang penelitian perpustakaan.
b. Bagi Perpustakaan Umum Kota Depok diharapkan dapat menjadi
informasi serta memnberikan masukan positif mengenai eksistensi
dan efektivitas layanan Depok corner. Sehingga dapat memberikan
saran dan evaluasi bagi Perpustakaan Umum Kota Depok dalam
melakukan sosialisasi terkait layanan Depok corner.
c. Bagi penelitian ilmiah di bidang perpustakaan agar menjadi bahan
pertimbangan bagi penelitian lain
D. Penelitian Terdahulu
Topik penelitian tentang eksistensi dan efektivitas layanan perpustakaan
sebelumnya sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya yaitu :
Penelitian pertama dilakukan oleh salah satu mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret yaitu Ishdiega Arya
Subiantara tahun 2018 yang berjudul “Eksistensi Perpustakaan Sekolah
di Era Teknologi Informasi (Studi Kasus Pemanfaatan Perpustakaan
Sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta)”9 tujuan penelitian ini adalah
9 Ishdiega Arya Subiantara, “Eksistensi Perpustakaan Sekolah di Era Teknologi Informasi (Studi
Kasus Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta)” (Universitas Sebelas Maret, 2018).
10
untuk mengetahui persepsi mahasiswa di perpustakaan sekolah, untuk
mengetahui efek dari pengembangan teknologi informasi tentang
keberadaan perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta, dan untuk
mengetahui sekolah mencoba dalam mempertahankan keberadaan
perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta. Sedangkan yang
membedakan penelitian penulis bertujuan untuk mengetahui eksistensi
atau keberadaan layanan depok corner dalam dalam perspektif pustakawan
dan pemustaka. Selain itu Ishdiega Arya Subiantara meneliti dengan
menggunakan metode kualitatif deskriptif studi kasus. Dan yang
membedakan dengan penulis yaitu meneliti menggunakan cara analisis
data dalam penelitian kualitatif Miles dan Huberman.
Penelitian kedua dilakukan oleh salah satu mahasiswi Fakultas
Adab dan Humaniora Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu
Dian Afrianti tahun 2014 yang berjudul “Efektivitas Layanan Jasa
Penelusuran Informasi Elektronik Menurut Pemustaka di
Perpustakaan PDII-LIPI” 10
tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana tingkat efektifitas layanan jasa penelusuran
informasi elektronik pada meja informasi PDII-LIPI dan kendala yang
pemustaka dan pustakawan hadapi dalam layanan jasa penelusuran
informasi elektronik di PDII-LIPI. Penelitian ini memiliki tujuan yang
sama dengan penelitian yang penulis teliti untuk mengetahui efektivitas
layanan dalam perspektif pustakawan dan pemustaka. Namun yang
10
Dian Afrianti, “Efektivitas Layanan Jasa Penelusuran Informasi Elektronik Menurut Pemustaka di Perpustakaan PDII-LIPI” (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014).
11
membedakan adalah Dian Afrianti meneliti dengan menggunakan metode
kuantitatif deskriptif. Dan penulis meneliti menggunakan cara analisis data
dalam penelitian kualitatif Miles dan Huberman.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan suatu langkah yang penting dalam
penulisan karya ilmiah, karena berfungsi untuk memberi kemudahan untuk
penyusunan isi dari karya ilamiah. Sistematika penulisan karya ilmiah ini
disajikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab pembuka yang membahas mengenai latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, dan tinjauan kajian terdahulu serta sistematika
penelitian skripsi.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Pada bab ini berisikan teori-teori terkait dengan penelitian
yakni definisi perpustakaan umum, definisi perpustakaan
umum Kabupaten/Kota, peran perpustakaan umum
kabupaten/kota, tujuan dan fungsi perpustakaan umum
Kabupaten/Kota, definisi eksistensi, teori eksistensi soren
kierkegaard, definisi efektivitas, pendekatan dalam
penilaian efektifitas, definisi layanan perpustakaan, jenis
layanan perpustakaan, sistem layanan perpustakaan, macam
12
layanan perpustakaan, layanan corner dan kerangka
pemikiran.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini meliputi jenis dan pendekatan penelitian,
sumber data, key informan dan informan, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, tempat dan jadwal
penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang gambaran umum
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok,
berupa sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi
perpustakaan, SDM, koleksi, jenis layanan, jadwal layanan,
layanan Depok Corner, tata tertib dan menjelaskan hasil
temuan penelitian serta pembahasannya.
BAB V PENUTUP
Pada bab memberikan simpulan yang didapat selama
melakukan penelitian, serta memberi saran yang diharapkan
dapat berguna bagi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Umum Kota Depok.
13
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Umum
1. Definisi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum berada di tiga tingkatan pemerintahan
yakni (1) perpustakaan umum kabupaten dan kota di seluruh
Indonesia, (2) perpustakaan umum di kecamatan, dan (3) perpustakaan
umum desa/kelurahan. Perpustakaan umum tersebut milik pemerintah
daerah dan dikelola oleh pemerintah daerah yang bersangkutan.
Sumber dana pembiayaan dari dana umum, yang berasal dari
masyarakat. Tugas dan fungsinya memberikan layanan kepada seluruh
lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar,
tempat rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang
dimiliki.
Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai Universitas
Rakyat atau Universitas Masyarakat. Maksudnya adalah perpustakaan
umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan
menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan
budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan
ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat.11
11
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat: Edisi Revisi (Jakarta: CV Sagung Seto, 2006), 43.
14
Perpustakaan-perpustakaan yang termasuk didalam kategori
perpustakaan umum, yaitu :
a. Perpustakaan umum Kabupaten/Kota
b. Perpustakaan umum tingkat Kecamatan
c. Perpustakaan Desa/Kelurahan
d. Perpustakaan Cabang
e. Taman Baca Rakyat/Taman Baca Masyarakat
f. Perpustakaan Keliling merupakan perluasan layanan (ekstensi) dari
perpustakan umum Kabupaten/Kota.
2. Definisi Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota
Perpustakaan umum Kabupaten/Kota adalah perpustakaan yang
lazimnya didirikan oleh pemerintah daerah (ada juga yang mula-mula
didirikan oleh pihak swasta, kemudian diserahkan kepada pihak
pemerintah) serta dikelola oleh pemerintah daerah. Dalam hal ini
pemerintah Kabupaten/Kota, karena dikelola oleh pemerintah daerah
maka perangkat personalia, gedung, koleksi, serta anggaran lainnya
dimasukkan kedalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
Untuk kebanyakan perpustakaan umum tingkat Kabupaten/Kota
pada saat ini telah dipegang penuh kendalinya oleh pemerintah
kabupaten/kota yang berwenang di wilayahnya.
15
3. Peran Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota
Menurut Maulida setiap perpustakaan yang dibangun akan
mempunyai makna apabila dapat menjalankan perannya dengan
sebaik-baiknya. Peran tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas,
dan fungsi perpustakaan. Peranan yang dapat dijalankan oleh
perpustakaan antara lain :12
1) Mengumpulkan, mengorganisasikan dan mendayagunakan bahan
pustaka tercetak maupun terekam;
2) Mensosialisasikan manfaat perpustakaan;
3) Mendekatkan buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat;
4) Menjadikan perpustakaan daerah sebagai pusat komunikai dan
informasi;
5) Menjadikan perpustakaan daerah sebagai tempat rekreasi dengan
menyediakan bahan bacaan hiburan sehat.
4. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota
Berikut ini merupakan tujuan dan fungsi perpustakaan umum :13
1) Tujuan Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota, yaitu :
Dilihat dari pengertian diatas maka tujuan perpustakaan umum
adalah menyediakan akses pendidikan melalui media pustaka yang
dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat, memberi kesempatan
pemustaka untuk membaca, menyediakan informasi bagi masyarakat,
12
Habiba Nur Maulida, “Peran Perpustakaan Daerah Dalam Pengembangan Minat Baca Di Masyarakat,” Jurnal Iqra’ 09, no. 02 (2015): 246–247. 13
Service to Users (Layanan Kepada Pengguna Perpustakaan). hlm 1.3.
16
dan membantu mengembangkan kreativitas masyarakat agar
meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya yang ada dalam
lingkungan masyarakat.
2) Fungsi Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota
Berikut adalah beberapa fungsi perpustakaan umum
Kabupaten/Kota, yaitu:14
a. Mengembangkan koleksi
b. Menghimpun koleksi muatan lokal
c. Mengorganisasi materi perpustakaan
d. Mendayagunakan koleksi
e. Menyelenggarakan pendidikan pengguna
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
g. Melestarikan materi perpustakaan
h. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di
wilayahnya.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keberadaan, peran,
tujuan dan fungsi perpustakaan yang telah dilaksanakan tersebut
dimaksudkan dan diarahkan untuk melayani masyarakat pemakai.
Kegiatan layanan perpustakaan umumnya berbentuk jasa dan bukan
berupa barang. Dan perpustakaan memberikan layanan kepada seluruh
lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat
14
Standar Nasional Indonesia, “Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota,” Badan Standarisasi Nasional SNI 7495 (2009): 3.
17
rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki
dan didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan
retribusi.
B. Definisi Eksistensi
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia eksistensi adalah
keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan.15
Sedangkan
menurut Zaenal Abidin, eksistensi adalah suatu proses yang dinamis,
suatu, menjadi atau mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu
sendiri, yakni exsistere, yang artinya keluar dari, melampaui atau
mengatasi. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan
lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya
kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan
potensi-potensinya.16
Eksistensialisme merupakan paham yang sangat berpengaruh di
abad modern, paham ini akan menyadarkan pentingnya kesadaran diri.
Dimana manusia disadarkan atas keberadaannya di bumi ini. Pandangan
yang menyatakan bahwa eksistensi bukanlah objek dari berpikir abstrak
atau pengalaman kognitif (akal pikiran), tetapi merupakan eksistensi atau
pengalaman langsung yang bersifat pribadi dan dalam batin individu.
15
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 357. 16
Zainal Abidin, Analisis Eksistensial Sebuah Pendekatan Alternatif Untuk Psikologi Dan Psikiatri (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 16.
18
Beberapa ciri dalam eksistensialisme, diantaranya:17
1. Motif pokok yakni cara manusia berada, hanya manusialah yang
bereksistensi. Dimana eksistensi adalah cara khas manusia berada, dan
pusat perhatian ada pada manusia, karena itu berisfat humanistic.
2. Bereksistensi harus diartikan secara dinamis. Bereksistensi berarti
menciptakan dirinya secara aktif. Bereksistensi berarti berbuat,
menjadi, merencanakan. Setiap saat manusia menjadi lebih atau kurang
dari keadaaannya.
3. Didalam filsafat eksistensialisme manusia dipandang sebagai terbuka.
Manusia adalah realitas yang belum selesai, yang masih harus
dibentuk. Pada hakikatnya manusia terikat pada dunia sekitarnya,
terlebih-lebih pada sesama manusia.
4. Filsafat eksistensialisme memberi tekanan pada pengalaman konkret,
pengalaman eksistensial.
a. Teori Eksistensi Soren Kierkegaard
Soren Kierkegaard adalah seorang tokoh eksistensialisme yang
pertama kali memeperkenalkan istilah ―eksistensi‖ pertama di abad ke-
20, Kirkegaard memiliki pandangan bahwa seluruh realitas eksistensi
hanya dapat dialami secara subjek oleh manusia, dan mengandaikan
bahwa kebenaran adalah individu yang bereksistensi. Kierkegaard juga
memiliki pemikiran bahwa eksistensi manusia bukanlah statis namun
senantiasa menjadi. Artinya manusia selalu bergerak dari kemungkinan
17
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), 187.
19
untuk menjadi suatu kenyataan. Melalui proses tersebut manusia
memperoleh kebebasan untuk mengembangkan suatu keinginan yang
manusia miliki sendiri. Karena eksistensi manusia terjadi karena
adanya kebebasan, dan sebaliknya kebebasan muncul karena tindakan
yang dilakukan manusia tersebut.
Menurut Kierkegaard eksistensi adalah suatu keputusan yang
berani diambil oleh manusia untuk menentukan hidupnya, dan
menerima konsekuensi yang telah manusia ambil. Jika manusia tidak
berani untuk melakukannya maka manusia tidak bereksistensi dengan
sebenarnya.
Menurut teori Soren Kierkegaard Tiap eksistensi memiliki
cirinya yang khas. Kierkegaard telah mengklasifikasikan menjadi 3
tahap. Yakni tahap estetis (the aesthetic stage), etis (the ethical stage),
dan religious (the religious stage). Adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut :18
1. Eksistensi Estetis
Pada taraf eksistensi yang estetik ini perhatian manusia tertuju kepada
segala sesuatu yeng berada di luar diri dan hidupnya di dalam
masyarakat dengan segala yang dimiliki dunia dan masyarakat.
2. Eksistensi Etis
Pada taraf eksistensi etik perhatian manusia tertuju benar-benar kepada
batinnya, yakni ia hidup dalam hal-hal yang kongkrit adanya.
18
Armaidy Armawi, “Eksistensi Manusia Dalam Filsafat Soren Kierkegaard,” Jurnal Filsafat 21, no. 1 (April 2011): 22–27.
20
3. Eksistensi Religius
Bentuk eksistensi religius dapat memberikan suatu sikap dan perilaku
manusia yang hakiki dalam menghadapi yang abadi.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa eksistensi
adalah eksistensi adalah sesuatu yang dinamis, selalu bergerak dari suatu
kemungkinan menjadi suatu kenyataan.
C. Efektifitas
1. Definisi Efektivitas
Menurut pendapat Mahmudi mendefinisikan efektivitas,
―Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan,
semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian
tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan‖.19
Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang
dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan
yang diharapkan atau dikatakan spending wisely. Menurut Sejathi,
efektivitas merupakan ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan.20
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa efektivitas merupakan ketepatgunaan suatu program untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
19
Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik (Yogyakarta: UPP YMP YKPN, 2005), 92. 20
Sejathi, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pembelajaran,” Http://Id.Shvoong.Com/Social-Sciences/Education/2108437- Faktor-Faktor-Yang-Mempengaruhi-Efektivitas/, 2011, n. diambil pada tanggal 21 Juni 2019.
21
2. Pendekatan Dalam Penilaian efektifitas
Dalam menilai efektivitas program, Menurut Tayibnapis dalam Ali
Muhidin menjelaskan berbagai pendekatan evaluasi. Pendekatan-
pendekatan tersebut yaitu:21
a. Pendekatan eksperimental (experimental approach). Pendekatan ini
berasal dari kontrol eksperimen yang biasanya dilakukan dalam
penelitian akademik. Tujuannya untuk memperoleh kesimpulan yang
bersifat umum tentang dampak suatu program tertentu dengan
mengontrol sabanyak-banyaknya faktor dan mengisolasi pengaruh
program.
b. Pendekaatan yang berorientasi pada tujuan (goal oriented approach).
Pendekatan ini memakai tujuan program sebagai kriteria untuk
menentukan keberhasilan. Pendekatan ini amat wajar dan praktis
untuk desain pengembangan program. Pendekatan ini memberi
petunjuk kepada pengembang program, menjelaskan hubungan antara
kegiatan khusus yang ditawarkan dengan hasil yang akan dicapai.
c. Pendekatan yang berfokus pada keputusan (the decision focused
approach). Pendekatan ini menekankan pada peranan informasi yang
sistematik untuk pengelola program dalam menjalankan tugasnya.
Sesuai dengan pandangan ini informasi akan amat berguna apabila
dapat membantu para pengelola program membuat keputusan. Oleh
sebab itu, evaluasi harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan untuk
keputusan program.
21
Ali Muhidin, et all, Analisis Korelasi, Regresi, Dan Jalur Dalam Penelitian (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), 23–36.
22
d. Pendekatan yang berorientasi pada pemakai (the user oriented
approach). Pendekatan ini memfokuskan pada masalah utilisasi
evaluasi dengan penekanan pada perluasan pemakaian informasi.
Tujuan utamanya adalah pemakaian informasi yang potensial.
Evaluator dalam hal ini menyadari sejumlah elemen yang cenderung
akan mempengaruhi kegunaan evaluasi, seperti cara-cara pendekatan
dengan klien, kepekaan, faktor kondisi, situasi seperti kondisi yang
telah ada (pre-existing condition), keadaan organisasi dengan
pengaruh masyarakat, serta situasi dimana evaluasi dilakukan dan
dilaporkan. Dalam pendekatan ini, teknik analisis data, atau
penjelasan tentang tujuan evaluasi memang penting, tetapi tidak
sepenting usaha pemakai dan cara pemakaian informasi.
e. Pendekatan yang responsif (the responsive approach). Pendekatan
responsif menekankan bahwa evaluasi yang berarti adalah evaluasi
yang mencari pengertian suatu isu dari berbagai sudut pandang semua
orang yang terlibat, berminat, dan berkepentingan dengan program
(stakeholder program). Evaluator menghindari satu jawaban untuk
suatu evaluasi program yang diperoleh dengan memakai tes,
kuesioner, atau analisis statistik, sebab setiap orang yang dipengaruhi
oleh program merasakannya secara unik. Evaluator mencoba
menjembatani pertanyaan yang berhubungan dengan melukiskan atau
menguraikan kenyataan melalui pandangan orang-orang tersebut.
Tujuan evaluasi adalah untuk memahami ihwal program melalui
berbagai sudut pandang yang berbeda.
23
Sehubungan dengan hal di atas, maka efektivitas adalah
menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu
pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan yang
menyatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah
dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya dan mencapai targettargetnya. Hal ini berarti, bahwa pengertian
efektivitas yang dipentingkan adalah semata-matahasil atau tujuan yang
dikehendaki.
Kata efektif sering dicampuradukkan dengan kata efisien walaupun
artinya tidak sama, sesuatu yang dilakukan secara efisien belum tentu
efektif. Menurut pendapat Gibson Ivancevich Donnelly, menyebutkan
bahwa ada lima aspek kriteria efektifitas organisasi, sebagai berikut :22
a. Produksi adalah merupakan kemampuan organisasi untuk
memproduksi jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan
lingkungan.
b. Efesiensi adalah merupakan perbandingan (ratio) antara output
dengan input.
c. Kepuasaan adalah merupakan ukuran untuk menunjukan tingkat
dimana organisasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
d. Keunggulan adalah tingkat dimana korganisasi dapat dan benar-benar
tanggap terhadap perubahan internal dan eksternal.
22
Gibson, Ivancevich, and Donelly, Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses (Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1996), 34.
24
e. Pengembangan adalah merupakan mengukur kemampuan organisasi
untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tuntutan
masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa ukuran daripada efektifitas
harus adanya suatu perbandingan antara input dan output, ukuran daripada
efektifitas mesti adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan
hubungan kerja yang kondusif serta intensitas yang tinggi, artinya ukuran
dari pada efektivitas adanya rasa saling memiliki dengan tingkatan yang
tinggi.
D. Layanan Perpustakaan
1. Definisi Layanan Perpustakaan
Muara layanan di perpustakaan sesungguhnya adalah layanan
kepada pengguna, sebab semua yang dilakukan oleh perpustakaan
tujuannya adalah agar supaya pemakai perpustakaan mendapatkan
kepuasan dari layanan pemakai. Oleh karena itu, layanan yang akan
diberikan kepada pengguna hendaknya sesuai dengan kebutuhan agar
supaya tujuan pemakai puas (user satisfaction) dapat dicapai oleh
perpustakaan.23
Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama
sebuah perpustakaan serta sebagian kegiatan penyelenggaraan dari
perpustakaan umum yang dilakukan, baik langsung maupun tidak
langsung dengan pengguna jasa perpustakaan. Selain itu layanan
23
Abdul Rahman Saleh Rita Komalasari, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan, 1st ed., 15 (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), 4.2.
25
perpustakaan juga merupakan tujuan akhir semua kegiatan yang
dilakukan oleh semua pengelola perpustakaan yang diarahkan agar
terciptanya suasana yang kondusif sehingga layanan perpustakaan
dapat dilaksanakan semaksimal mungkin dan seefisien mungkin.
Tujuan ini bisa dicapai melalui layanan perpustakaan, yaitu memberi
bantuan mencari bahan yang diperlukan oleh pembaca.
Pelayanan juga diartikan sebagai jasa atau service yang
disampaikan oleh perpustakaan yang berupa kemudahan, kecepatan,
hubungan, kemampuan dan keramah-tamahan yang ditujukan melalui
sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk memenuhi harapan
pemustaka. Adapun pelayanan yang diharapkan pemustaka menurut
Sutarno dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perpustakaan
bahwa layanan yang baik adalah layanan yang dapat memberikan rasa
senang dan puas pada pemakai, bentuk riil dari layanan perpustakaan
tersebut antara lain :24
a. Layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan atau yang dikehendaki masyarakat pemakai
b. Berlangsung tepat waktu dan tepat sasaran c. Berjalan mudah dan sederhana d. Murah dan ekonomis e. Menarik, menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpatik f. Bervariatif g. Mengundang rasa ingin tahu kembali h. Bersifat informative, membimbing dan mengarahkan tetapi tidak
bersifat menggurui
i. Ramah tamah j. Mengembangkan hal-hal yang bersifat baru/inovatif
24
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Samitra Media Utama, 2004), 71.
26
k. Mampu berkompetensi dengan layanan bidang lain l. Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa layanan
merupakan hal terpenting yang tidak dapat dipisahkan dari
perpustakaan, layanan memberikan kemudahan, kecepatan, serta
kemampuan dan keramah-tamahan yang ditunjukkan melalui sikap
dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk memenuhi harapan
pemutaka. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang mempunyai
sarana dan prasana yang memadai guna mendukung aktivitas
pelayanan di perpustakaan.
Menurut suwarno perpustakaan dalam pelayanan
mempunyai empat pilar penting, yaitu sebagai berikut :25
a. Pustakawan
Pustakawan atau librarian adalah seorang tenaga kerja bidang
perpustakaan yang telah memiliki pendidikan ilmu
perpustakaan, baik melalui pelatihan, kursus, seminar, maupun
dengan kegiatan formal. Pustakawan dikatakan penting karena
merupakan ujung tombak bagi keberhasilan suatu perpustakaan.
contohnya dalam meningkatkan minat baca serta
pengorganisasian di dalam menyajikan suatu bacaan.
25
Wiji Suwarno, Perpustakaan dan Buku: Wacana Penulisan dan Penerbitan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 33.
27
b. User (Pemustaka)
User adalah pengguna (pemustaka) yang menggunakan fasilitas
yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan
pustaka maupun fasilitas lainnya). Pemustaka dikatakan penting
karena jika minat baca masyarakat yang rendah dan tidak mau
datang ke perpustakaan, maka hal ini merupakan indikator
adanya kebijakan yang salah terhadap perpustakaan.
c. Bahan Pustaka
Bahan pustaka adalah semua hal yang mengandung informasi
yang disimpan-sajikan oleh perpustakaan. bahan pustaka
dikatakan penting karena dengan adanya pengadaan bahan
pustaka baru maka sangat berguna untuk menyegarkan koleksi
bahan pustaka yang ada, sekaligus untuk menggantikan bahan
pustaka yang kadaluwarsa untuk di stock opname.
d. Gedung Perpustakaan
Gedung perpustakaan merupakan sarana yang amat penting
dalam penyelenggaraan perpustakaan, dalam gedung itulah
segala aktivitas dan program perpustakaan dirancang dan
diselenggarakan.
Komponen penting dalam pelayanan yang telah disebutkan
Suwarno dapat disimpulkan yaitu bahwa pelayanan erat kaitannya
dengan berbagai faktor yang terdapat di dalam perpustakaan.
28
Perpustakaan juga mempunyai berbagai jenis pelayanan dalam
memenuhi kebutuhan pemustaka.
2. Jenis-jenis Layanan Perpustakaan
Jenis layanan yang diberikan perpustakaan ada beberapa
macam. Jenis layanan biasanya juga dipengaruhi oleh jenis
perpustakaan dan masyarakat yang dilayaninya. Sebagaimana layaknya
perpustakaan lain, perpustakaan umum harus dapat memberikan
layanan yang efektif, cepat dan professional terhadap semua pemakai
perpustakaan. Di bawah ini dijelaskan beberapa jenis jasa layanan
yang dapat diberikan oleh perpustakaan, antara lain :
a. Layanan Sirkulasi
Menurut Rahayu , dalam layanan ini pemustaka yang sudah
menjadi anggota perpustakaan dapat meminjam, mengembalikan
dan/atau memperpanjang peminjaman bahan pustaka yang masih
dibutuhkan.26
Sedangkan menurut Zuhrah layanan sirkulasi dapat
meliputi banyak hal diantaranya adalah layanan peminjaman dan
pengembalian, statistik pengguna, administrasi keanggotaan, dll.27
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat simpulkan
bahwa layanan sirkulasi adalah pelayanan yang menyangkut
peredaran bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan.
Pada layanan sirkulasi ini dilakukan proses peminjaman bahan
26
Lisda Rahayu Ramatun Anggraeni, Opong Sumiati, dkk, Layanan Perpustakaan (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2015), 1.15. 27
Fatimah Zuhrah, “Pentingnya Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan Pelayanan Di Perpustakaan,” Jurnal Iqra 05, no. 01 (2011).
29
pustaka yang boleh dipinjam, penentuan jangka waktu
peminjaman, pengembalian bahan pustaka yang dipinjam dan
pembuatan statistik peminjaman untuk membuat laporan
perpustakaan.
b. Layanan Referensi
Menurut Handoyo, layanan referensi atau rujukan adalah
bagian dari layanan di perpustakan yang secara langsung dan intens
berhubungan dengan pemustaka dalam memberikan informasi.28
Sedangkan menurut Anggraeni, layanan ini disediakan untuk
membantu pemustaka dalam mencari informasi melalui berbagai
sumber informasi referens yang memuan informasi teknis dan
uraian singkat, seperti kamus, ensiklopedi, buku pegangan,
direktori, almanak, dan buku tahunan.29
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat simpulkan
bahwa layanan referensi adalah layanan yang memberikan
informasi langsung kepada pengguna untuk menemukan informasi
yang dibutuhkan.
c. Layanan keanggotaan
Layanan ini merupakan layanan perpustakaan yang
diperuntukkan bagi pengunjung perpustakaan yang berkeinginan
untuk mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan.
28
M.Z Eko Handoyo, “Layanan Perpustakaan,” Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Pola 300 Jam, 2012. 29
Ramatun Anggraeni, Opong Sumiati, dkk, Layanan Perpustakaan, 1.15.
30
d. Layanan Majalah dan jurnal
Layanan menyediakan artikel- artikel dari berbagai majalah
dan jurnal yang dilanggan atau yang dimliki perpustakaan.
e. Layanan penelusuran informasi.
Pemustaka yang sedang mencari informasi mengenai suatu
subjek dapat meminta bantuan pustakawan untuk menelusur
informasi sesuai topik yang dibutuhkan dari berbagai sumber baik
sumber informasi yang ada di perpustakaan maupun diluar
perpustakaan.
f. Layanan Perpustakaan Keliling
Dalam rangka memberikan kesempatan yang lebih luas
kepada masyarakat yang tempat tinggalnya jauh dari jangkauan
layanan perpustakaan sehingga kemungkinan mereka untuk datang
ke perpustakaan sangat sulit dan juga mendukung program
pemerintah dalam memberantas buta huruf maka perpustakaan
memberikan layanan perpustakaan keliling.
g. Layanan Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan
Perpustakaan setidaknya benar-benar mampu berperan
sebagai sarana pendidikan dan pusat sumber belajar pemustaka
yang dilayaninya.
h. Layanan Koleksi Digital.
Perkembangan teknologi dan informasi berkembang
sedemikian pesatnya, sehingga hal ini memungkinkan
31
perpustakaan untuk memanfaatkan teknologi, untuk menyediakan
layanan koleksi digital.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa semua layanan
yang sudah disediakan oleh perpustakaan bertujuan untuk dapat
dimanfaatkan dan digunakan oleh pemustaka dengan sebaik-baiknya.
Beberapa layanan tersebut memiliki perbedaan fungsi pada setiap
perpustakaan.
3. Sistem Layanan Perpustakaan
Menurut Saleh sistem pelayanan yang dipakai perpustakaan
pada umumnya yaitu sistem pelayanan terbuka (Open Access) dan
sistem tertutup (Closed Access).
a. Sistem pelayanan terbuka (Open Access), dalam sistem ini
perpustakaan memberi kebebasan kepada pengunjungnya untuk
dapat masuk dan memilih sendri koleksi yang diinginkannya dari
rak. Petugas hanya mencatat apabila koleksi tersebut akan dipinjam
serta dikembalikan.
b. Sistem pelayanan tertutup (Closed Access), dalam sistem
pelayanan ini tertutup dimana pengunjung tidak boleh masuk ke
ruangan koleksi, tetapi koleksi yang dibutuhkannya harus
diambilkan oleh petugas. Penelusuran atau pencarian koleksi harus
melalui katalog. Petugas selain mencatat peminjaman dan
32
pengembalian, juga mengambilkan dan mengembalikan koleksi ke
rak.30
Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa dalam
kedua sistem pelayanan tersebut pihak perpustakaan pasti
mempunyai pertimbangan atas apa yang yang ingin diterapkan
pada perpustakaannya. Kedua sistem layanan tersebut yang pasti
baik karena sudah disesuaikan dengan keadaan dan kondisi pada
setiap perpustakaan.
4. Macam Layanan Perpustakaan
Ada dua macam layanan perpustakaan yaitu :31
a. Layanan Teknis
Layanan teknis yaitu merupakan pekerjaan perpustakaan
dalam mengerjakan dan mempersiapkan bahan pustaka agar
nantinya dapat dipergunakan untuk menyelenggarakan layanan
baca.
b. Layanan Pembaca
Layanan pembaca itu sendiri yaitu layanan yang diberikan
oleh perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan pemustaka.
Layanan ini bisa disebut dengan layanan pemustaka, layanan
umum perpustakaan yang bertujuan untuk memberikan jasa
layanan kepada pemustaka.
30
Rita Komalasari, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan, 4.2. 31
“Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota,” 1.
33
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa layanan
teknis maupun pembaca sama-sama bermanfaat bagi pemustaka.
Hanya saja berbeda dalam sistem tugas kerja pustakawan didalam
perpustakaan itu sendiri.
5. Fungsi Layanan Perpustakaan
Secara umum, fungsi Layanan menyajikan informasi guna
kepentingan pengguna mempertemukan dengan bahan pustaka yang
diminati. Harus diusahakan agar perpustakaan menyelenggarakan
kegiatan yang mebuat senang datang ke perpustakaan serta bimbingan
dan peningkatan minat baca. Perpustakaan harus berusaha semaksimal
mungkin untuk mencarikan bahan pustaka yang dikehendaki pengguna
walaupun harus meminjam ke perpustakaan lain atau menunjukkan
dan menyediakan sumber informasi lainnya yang bersifat rekreasi.
Dari penjelasan di atas. ada beberapa fungsi dalam
penyelenggaraan layanan perpustakaan umum antara lain adalah
sebagai berikut:32
a. Fungsi rekreasi
b. Fungsi informasi dan penelitian
c. Fungsi pendidikan
d. Fungsi kebudayaan
e. Fungsi deposit dan pelestarian
32
Service to Users (Layanan Kepada Pengguna Perpustakaan), 1.8.
34
Berdasarkan dari semua pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menyediakan
koleksi dari berbagai jenis disiplin ilmu untuk dilayankan dan
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
E. Layanan Corner
Layanan corner adalah suatu perluasan layanan yang
dikembangkan oleh perpustakaan melalui kerjasama sebuah lembaga,
institusi, maupun pihak-pihak lain dalam meningkatkan kualitas
layanannya. Dan biasanya layanan corner dibuat sesuai dengan kebutuhan
pengguna ataupun keinginan pihak perpustakaan yang ada pada setiap
perpustakaan. Berikut adalah beberapa contoh layanan corner yang
tersebar di perpustakaan :
1. Layanan corner yang disediakan di Perpustakaan Universitas Andalas
yang menghimpun koleksi khusus, baik itu berupa koleksi buku atau
non buku. Layanan corner yang disediakan di Perpustakaan
Universitas Andalas memiliki berbagai jenis layanan seperti: American
Corner berisikan koleksi khusus Amerika, Minangkabau Corner
berisikan koleksi Minangkabau, French Corner berisikan koleksi
Prancis dan Bank Indonesia Corner berisikan koleksi Bank Indonesia.
Layanan corner yang disediakan di sebuah perpustakaan mempunyai
tujuan untuk pemenuhan kebutuhan sumber informasi bagi
35
pemustaka.33
Selain di Perpustakaan Universitas Andalas American
Corner juga terdapat di beberapa perpustakaan lainnya contohnya
Universitas Islam Negeri Jakarta, Jogja serta Universitas Gajah Mada.
Dan selain American Corner yaitu ada Bank Indonesia Corner yang
juga banyak tersebar di berbagai perpustakaan, sejak tahun 2015
sebagai bagian dari tema unggulan Program Sosial Bank Indonesia
(PSBI) yaitu Indonesia Cerdas. Program yang digagas BI ini
diwujudkan dalam bentuk pembangunan sarana perpustakaan mini
dengan desain yang menarik dan nyaman, serta menyediakan akses
informasi dan literatur berkualitas, baik dalam bentuk cetak maupun e-
book dari dalam dan luar negeri. BI Corner yang diimplementasikan di
Perguruan Tinggi, fasilitas publik, SMA/Sederajat dan
PAUD/TK/Raudhatul Athfal juga menyediakan berbagai program
aktivitas sebagai sarana pembelajaran dan pusat penelitian bagi
mahasiswa/pelajar dan masyarakat umum sebagai bentuk dukungan
nyata Bank Indonesia dalam peningkatan kualitas pendidikan
masyarakat. Saat ini telah dibangun 721 BI Corner, termasuk 250 BI
Corner yang dibangun tahun 2018, serta 183 PBD di seluruh
Indonesia. BI menargetkan jumlah BI Corner mencapai 1.000 di
seluruh level pendidikan dan fasilitas publik strategis hingga tahun
2020.
33
Elviza Agustina Sari Desriyeni, “Layanan Corner Di Perpustakaan Universitas Andalas,” Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan Dan Kearsipan 5, no. 1 (2016): 47–48.
36
2. Layanan corner yang disediakan di Perpustakaan Institut Teknologi
Bandung yaitu Standar Nasional Indonesia Corner (SNI Corner) SNI
Corner merupakan outlet informasi standardisasi dan penilaian
kesesuaian, yang menyediakan; dokumen SNI dengan topik terpilih,
direktori laboratorium dan lembaga sertikasi, buku referensi, serta
berbagai multimedia pendidikan standardisasi, promosi SNI maupun
video streaming. keberadaan SNI Corner ini dapat bermanfaat untuk
membuka akses informasi bagi masyarakat umum khususnya industri
dan UKM di wilayah Bandung dan Jawa Barat sebagai acuan
standardisasi dan diharapkan dapat mendorong daya saing produk
unggulan daerah.
3. Layanan corner yang disediakan di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
memiliki berbagai jenis layanan yaitu, Difabel Corner merupakan unit
layanan yang disediakan khusus bagi pemustaka difabel (different
ability) atau pemustaka yang berkebutuhan khusus, Canadian
Resource Centre (CRC) of UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, secara
resmi dibuka pada tanggal 10 Desember 2007. CRC of UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta merupakan hasil kerjasama UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, McGill University Montreal Canada dan Kedutaan Besar
Canada di Indonesia, Iranian Corner merupakan hasil kerjasama antara
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga dengan Kedutaan Besar Republik
Islam Iran dan Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta. Iranian Corner
dibuka secara resmi pada tanggal 29 November 2007. Corner ini
37
menyediakan buku-buku tentang Negara Republik Islam Iran maupun
tentang Syi’ah seperti koleksi Filsafat Islam.
4. Layanan corner yang disediakan di Perpustakaan Institut Teknologi
Sepuluh November memiliki berbagai jenis layanan yaitu, IDIS
(Indonesia Development Information Services ) - World Bank Sebuah
sentra layanan informasi pembangunan Indonesia yang dibentuk
melalui kemitraan antara ITS dengan dengan Bank Dunia (World
Bank) dan koleksi tersebut umumnya berkaitan dengan perkembangan
pembangunan dunia dan khususnya di negara-negara yang sedang
berkembang, seperti: perkembangan ekonomi, sosial, budaya,
lingkungan, teknologi, kesehatan, dll. Selanjutnya ada PLN Corner
Sebuah pusat informasi yang bertujuan untuk memudahkan
masyarakat dan mahasiswa mengakses informasi tentang PLN dan
Jenis koleksi PLN Corner mayoritas tentang ―nation building‖, yaitu
buku-buku mengenai biografi, sejarah dari tokoh dan pahlawan
nasional, buku cerita atau bacaan sejarah di Indonesia.
Dari berbagai macam layanan corner yang tersebar dibeberapa
perpustakaan dapat penulis simpulkan bahwa layanan corner dibentuk
bukan hanya sebagai inovasi dari sebuah perpustakaan agar lebih menarik
tetapi juga untuk meningkatkan kunjungan pemustaka yang datang ke
perpustakaan. Adanya layanan corner juga dapat memberikan kemudahan
kepada pemustaka dalam memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan,
oleh karena itu sudah menjadi tugas dari perpustakaan dalam memberikan
38
layanan yang berguna kepada pemustaka berupa tersedianya informasi
yang berkualitas dan gratis.
F. Kerangka Pemikiran
Perpustakaan membangun layanan Depok Corner dikarenakan
adanya sebuah inovasi dan kebutuhan pemustaka. Dalam membangun
sebuah layanan tentunya perpustakaan memiliki tujuan tersendiri yaitu
dengan membuat sebuah program yang inovatif. Dengan dibangunnya
layanan Depok Corner apakah perpustakaan sudah melakukan sebuah
tujuan atau visi yang tercapai dalam melakukan eksistensi dan efektifitas
pada layanan tersebut untuk pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka.
Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
39
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Di dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode
penelitian deskriptif, yang merupakan suatu rangkaian cara penulisan
yang bertujuan untuk menggambarkan maupun menjelaskan sesuatu
hasil penelitian yang bersifat apa adanya.34
Metode deskriptif
merupakan prosedur pemecahan prosedur permasalahan yang
diselidiki dengan menggabungkan, melukiskan subjek atau objek
penelitian seseorang, lembaga atau masyarakat pada saat penelitian
berlangsung berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana
adanya. Penelitian deskriptif umumnya bertujuan mendefinisikan
secara sistematis, factual dan akurat terhadap suatu populasi atau
daerah tertentu.35
Metode penelitian ini dipilih untuk mendeskripsikan
atau menggambarkan secara umum serta mendalam bagaimana analisis
terhadap eksistensi dan efektifitas layanan Depok Corner pada Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok.
2. Pendekatan Penelitian
Peneliti hanya menggunakan pendekatan kualitatif, yakni
penelitian yang dimaksudkan untuk menghasilkan data-data deskriptif
34
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA Lembaga Administrasi Negra, 2004), 60. 35
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), 50.
41
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang dan prilaku yang
dapat diamati.36
Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk menggali
informasi secara lebih dalam terkait dengan masalah apa yang akan
diteliti.
B. Sumber Data
1. Data Primer
Data yang diambil langsung tanpa perantara, atau langsung dari
sumbernya. Seseorang bisa mendapatkan data-data primer dengan cara
melakukan wawancara, menyebarkan kuesioner atau melakukan
pengamatan langsung terhadap suatu aktifitas pada masyarakat. Data
primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari hasil wawancara 3
(tiga) key informan dan 5 (lima) informan yang terlibat langsung di
dalam layanan Depok Corner pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Umum Kota Depok yang merupakan pustakawan, siswa dan
mahasiswa.
2. Data Sekunder
Data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya. Data
sekunder biasanya diambil dari dokumen-dokumen (laporan, karya
tulis orang lain, koran, dan majalah).37
Sedangkan data sekunder pada
penelitian ini ialah foto dokumentasi, jurnal, buku dan dokumen
lainnya yang menunjang penelitian.
36
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), 3. 37
Tedi Sutardi, Antropology: Mengungkap Keragaman Budaya (Bandung: PT Setia Purna Inves, 2007), 68.
42
C. Key Informan dan Informan
Menurut Daymon dan Holloway, informan kunci adalah seorang
kolaborator yang aktif dalam riset, bukannya ―responden‖ yang pasif.
Interaksi peneliti dengan para informan kunci akan lebih bersifat informal.
Di sini, peneliti harus memilih informan kunci dengan seksama guna
memastikan bahwa informan-informan tersebut cukup mewakili dan
memiliki pengetahuan lebih pada objek penelitian sehingga memiliki
informasi yang relatif lengkap.38
Selanjutnya Daymon dan Holloway menjelaskan kembali
mengenai key informan adalah wakil kelompok yang diteliti yang telah
berada cukup lama dalam kebudayaannya, hingga memiliki pengetahuan
setingkat pakar menyangkut aturan-aturan, kebiasaan, dan bahasa
kebudayaan tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memahami bahwa key
informan adalah orang yang memiliki pengetahuan dan penjelasan
terhadap suatu obyek yang diharapkan dapat memberikan informasi dalam
suatu penelitian, informasi serta memberi saran pada peneliti sehingga
dapat menjawab permasalahan penelitian yang diangkat.
Jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian, key informan
dalam penelitian ini adalah Kepala dan Pustakawan Perpustakaan Umum
Kota Depok, karena dianggap paling mengetahui hal-hal yang dilakukan
serta dapat memberikan data dan penjelasan yang dibutuhkan bagi penulis.
38
Daymon Christine, Immy Holloway, Metode-Metode Riset Kualitatif: Dalam Public Relations Dan Marketing Communications (Yogyakarta: Bentang, 2008), 431.
43
Selain informan kunci (Key Informan), peneliti juga memerlukan
informan dalam peneletian ini. Menurut Sutardi, informan adalah orang
yang memiliki kapasitas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti.
Dengan bahasa sederhana, informan merupakan orang yang ditanyai oleh
peneliti karena dianggap memiliki pengetahuan tentang sesuatu yang ingin
diketahui peneliti.39
Menurut Bungin, strategi menentukan informan yang paling umum
di dalam penelitian kualitatif, yaitu menentukan kelompok peserta yang
menjadi informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan
masalah penelitian tertentu.40
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memahami bahwa
informan adalah seseorang yang peneliti dipilih berdasarkan kapasitasnya
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam suatu fenomena masalah
yang diangkat oleh peneliti. Jika dikaitkan dengan masalah pokok
penelitian, maka yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah
pemustaka Perpustakaan Umum Kota Depok yang menggunakan layanan
Depok Corner.
Dalam memilih informan tentunya penulis harus menyesuaikan
dengan prosedur pemilihan sampel agar memudahkan penulis menentukan
siapa informan yang layak dan sesuai dengan penelitian penulis. Berikut
adalah teori mengenai teknik sampling :
39
Antropology: Mengungkap Keragaman Budaya, 67. 40
Burhan Bungin, Penelitan Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2007), 107.
44
Menurut Kriyantono, teknik sampling merupakan prosedur
pemilihan sampel. Dalam riset komunikasi dikenal dua jenis teknik
sampling yaitu probability sampling dan non probability sampling.
Probability sampling adalah sampel yang ditarik berdasarkan probabilitas
dalam setiap unsur populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk
dipilih melalui perhitungan secara matematis. Sedangkan non probability
sampling adalah sampel yang dipilih berdasarkan tujuan riset. Lebih lanjut
penarikan sampel yang yang disebut rancangan sampling (sampling
design).41
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memahami bahwa terdapat
dua jenis teknik sampling yaitu probalility sampling dan non probability
sampling. Probability sampling adalah sampel yang ditarik berdasarkan
probabilitas dalam setiap unsur populasi mempunyai kemungkinan yang
sama untuk dipilih melalui perhitungan secara matematis. Sedangkan non
probability sampling adalah sampel yang dipilih berdasarkan tujuan riset.
Jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian, penulis
menggunakan teknik non probability sampling jenis judgement sampling
(Teknik ini dipakai untuk mengetahui pendapat konsumen terhadap
pemakaian produk barang tertentu sehingga peneliti akan beranggapan
bahwa konsumen beranggapan lebih banyak tahu dari pada orang yang
bukan menjadi konsumen maka peneliti akan melakukan pertimbangan
41
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh praktis Riset Media, Publiv Relation, Sdvertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), 154.
45
tertentu untuk memilihnya). Penulis menetapkan pemustaka aktif yang
mengunakan layanan Depok Corner pada Perpustakaan Umum Kota
Depok sebagai informan dalam penelitian ini karena dapat memberikan
informasi dan data yang dibutuhkan penulis.
Dalam wawancara penulis dengan Ibu Winda Junita sebagai
pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Depok tercatat pengunjung
Perpustakaan Umum Kota Depok sampai pada bulan februari 2019
berjumlah 178 pengunjung dan khusus layanan Depok Corner tercatat 30
pengunjung yang tersebar di seluruh wilayah Kota Depok, dan penulis
menetapkan lima informan yang kelimanya merupakan pengguna aktif
layanan Depok Corner dan mereka itulah yang penulis akan jadikan
informan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif, sumber data primer
adalah kepala dan pustakawan Perpustakaan Umum Kota Depok serta
pemustaka pengguna layanan Depok Corner. Sedangkan data sekunder
berupa data hasil wawancara dan dokumentasi.
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
46
Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur, yaitu wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan yang sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah
disusun.
2. Dokumentasi
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa
diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan
harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan
sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk
menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki
kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga
tidak sekadar barang yang tidak bermakna. Dokumentasi penelitian ini
adalah berupa foto saat wawancara oleh key informan dan informan
yaitu kepala dan pustakawan Perpustakaan Umum Kota Depok serta
pemustaka pengguna layanan Depok Corner.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa
teknik pengumpulan data merupakan cara yang dapat digunakan
penulis untuk mengumpulkan data melalui berbagai sumber yaitu
dengan cara wawancara dan dokumentasi.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara
sistematis untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan.
Analisis data menurut Bogdan dalam Sugiyono yaitu proses mencari dan
47
menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.42
Menurut Miles & Huberman dalam Afrizal analisis terdiri dari tiga
alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian
data, penarikan kesimpulan/verifikasi.43
Mengenai ketiga alur tersebut
secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi
data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi
penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data
sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkali tanpa
disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian,
permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data mana
yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilan
tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode,
menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, membuat
memo). Reduksi data/transformasi ini berlanjut terus sesudah penelian
lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.
42
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), 88. 43
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, 1st ed. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), 178–81.
48
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data
dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya
dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian Data
Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini
bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang
utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis
matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang
padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat
melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik
kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis
yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu
yang mungkin berguna.
3. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah
sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-
kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi
itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran
49
penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada
catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan
menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di
antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan
intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan
salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya,
makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji
kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang
merupakan validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada
waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi
agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa teknik analisis
data yang penulis terapkan untuk penelitian ini memiliki 3 (tiga) alur
menggunakan teori Miles & Huberman yaitu reduksi data, penyajian
data dan menarik kesimpulan agar dapat mempermudah penulis dalam
penarikan kesimpulan dalam penelitian ini.
F. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Umum Kota Depok
beralamat di Jl. Margonda Raya No.54 Pancoran Mas, Depok, Jawa
Barat. Penulis mengambil tema penelitian analisis terhadap eksistensi
dan efektifitas layanan Depok Corner di Perpustakaan Umum Kota
Depok.
50
2. Waktu Penelitian
Setelah penulis menentukan tempat penelitian, selanjutnya
penulis melakukan observasi awal dan permintaan izin untuk
melakukan penelitian. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan
Februari 2019 sampai dengan bulan Mei 2019.
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No Tahapan Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan v v
2 Penyusunan
Instrumen
v v
3 Pelaksanaan v v v v
4 Analisis Data v v v v
5 Pelaporan v v v v
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perpustakaan Umum Kota Depok
1. Sejarah Perpustakaan Umum Kota Depok
Pada tahun 1999, Kotif (kota administratif) Depok berubah
menjadi Kota Depok. Namun Kota Depok tidak langsung memiliki
perpustakaan. Baru pada tahun 2003 Kantor Arsip, Perpustakaan dan
Telematika terbentuk. Kantor tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Depok Nomor 16 Tahun 2003 dan di perbaharui dengan Peraturan Daerah
Kota Depok Nomor 8 Tahun 2008. Dan pada tahun 2008, Kantor Arsip,
Perpustakaan dan Telematika tersebut berganti nama menjadi Kantor
Arsip dan Perpustakaan Umum Kota Depok di Jl. Margonda Depok no.54.
Ketika itu perpustakaan masih menempati gedung lama yang terletak di
sebelah selatan Masjid Baitul Kamal Balaikota Depok.
Pada tanggal 21 Januari 2015 Perpustakaan Umum Kota Depok
mulai pindah ke gedung baru yang terletak disebelah kiri setelah pintu
masuk Balaikota Depok Jl. Margonda Depok no.54. Sejak tahun 2017
Kantor Arsip dan Perpustakaan Umum Kota Depok telah berubah menjadi
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Umum Kota Depok memiliki gedung
perpustakaan yang baru terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama terdapat ruang
aula, ruang balita dan control room. Lantai kedua merupakan ruang
layanan perpustakaan yang