9
Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu. Dalam dunia perminyakan, eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang yang melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab atas pencarian hidrokarbon tersebut. Secara ilmu geologi, untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan minyak bumi, maka ada beberapa kondisi yang harus ada di daerah tersebut dalam eksplorasi minyak bumi hal ini disebut kajian geologi. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah tersebut tidak potensial atau bahkan tidak mengandung hidrokarbon. Kondisi itu adalah: 1. Batuan Sumber (Source Rock), yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih (Shale). batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari cangkang cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon. Tekanan dan Temperatur, untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang tinggi di perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon yang ada dibatuan menjadi rantai hidrokarbon. 2 Migrasi, Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut. Reservoir, adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar sangat penting karena pada batuan inilah minyak bumi di produksi. 3 Caps Rock, Minyak dan atau gas terdapat di dalam reservoir, untuk dapat menahan dan melindungi fluida tersebut, maka lapisan reservoir ini harus mempunyai penutup di bagian luar lapisannya. Sebagai penutup lapisan reservoir biasanva merupakan lapisan batuan yang rnempunyai sifat kekedapan (impermeabel), yaitu sifat yang tidak dapat meloloskan fluida yarg dibatasinya. Jadi lapisan penutup didefinisikan sebagai lapisan yang berada dibagian atas dan tepi reservoir yang dapat dan melindungi fluida yang berada di dalam lapisan di bawahnya.

Eksplorasi migas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Migas

Citation preview

  • Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan

    perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu. Dalam dunia perminyakan, eksplorasi atau

    pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang yang melibatkan beberapa bidang

    kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu

    orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab atas

    pencarian hidrokarbon tersebut.

    Secara ilmu geologi, untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan minyak bumi,

    maka ada beberapa kondisi yang harus ada di daerah tersebut dalam eksplorasi minyak bumi hal

    ini disebut kajian geologi. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah tersebut tidak potensial atau

    bahkan tidak mengandung hidrokarbon.

    Kondisi itu adalah:

    1. Batuan Sumber (Source Rock), yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan

    hidrokarbon. biasanya yang berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih (Shale). batuan ini

    kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari cangkang cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun

    ikatan kimia hidrokarbon. Tekanan dan Temperatur, untuk mengubah fosil tersebut menjadi

    hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang tinggi di perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan

    mengubah ikatan kimia karbon yang ada dibatuan menjadi rantai hidrokarbon.

    2 Migrasi, Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat

    dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri

    dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak

    terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan

    kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.

    Reservoir, adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses

    migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis

    batu ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar sangat

    penting karena pada batuan inilah minyak bumi di produksi.

    3 Caps Rock, Minyak dan atau gas terdapat di dalam reservoir, untuk dapat menahan dan

    melindungi fluida tersebut, maka lapisan reservoir ini harus mempunyai penutup di bagian luar

    lapisannya. Sebagai penutup lapisan reservoir biasanva merupakan lapisan batuan yang

    rnempunyai sifat kekedapan (impermeabel), yaitu sifat yang tidak dapat meloloskan fluida yarg

    dibatasinya. Jadi lapisan penutup didefinisikan sebagai lapisan yang berada dibagian atas dan

    tepi reservoir yang dapat dan melindungi fluida yang berada di dalam lapisan di bawahnya.

  • 4 Perangkap Reservoir (Reservoir Trap), Merupakan unsur pembentuk reservoir sedemikian rupa

    sehingga lapisan beserta penutupnya merupakan bentuk yang konkap ke bawah, hal ini akan

    mengakumulasikan minyak dalam reservoir. Jika perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon

    dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau tidak

    ekonomis sama sekali.

    5 Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak memungkinkan untuk

    mendapat hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria di atas

    terpenuhi maka daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi minyak bumi atau pun gas

    bumi. Sedangkan untuk menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut

    yang berkaitan dengan sifat fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya.

    6 Setelah kajian secara regional dengan menggunakan metoda geologi dilakukan, dan hasilnya

    mengindikasikan potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah tahapan kajian geofisika.

    Pada tahapan ini metoda metoda khusus digunakan untuk mendapatkan data yang lebih akurat guna memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi. Data-

    data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat

    batuan di dalam bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat

    sifat sebagai batuan sumber, reservoir, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak penting dalam artian hidrokarbon. Metoda-metoda ini menggunakan prinsip-prinsip fisika yang

    digunakan sebagai aplikasi engineering.

    Metoda tersebut adalah:

    1. Survey Geologi Permukaan, pemetaan geologi pada permukaan secara detail dapat

    dilakukan jika memang terdapat singkapan. Pemetaan dilakukan pada rintisan dan juga

    di sepanjang sungai.

  • 2. Eksplorasi seismik, Ini adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran. kajiannya

    meliputi daerah yang luas. dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan di

    dalam bumi. Untuk survey detail, metode seismik merupakan metode yang paling teliti

    dan dewasa ini telah melampaui kemampuan geologi permukaan. Metode yang digunakan

    adalah khusus metode refleksi. Walaupun pemetaan geologi detail terhadap tutupan telah

    dilakukan, pengecekan seismik selalu harus dilaksanakan, untuk penentuan kedalam

    objektif pemboran serta batuan dasar dan juga lapisan yang akan menghasilkan minyak

    3. Data resistivity, prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan diisi oleh

    fluida. Fluida ini bisa berupa air, minyak atau gas. Membedakan kandungan fluida di

    dalam batuan salah satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida.

    Fluida air memiliki nilai resistan yang rendah dibandingkan dengan minyak, demikian

    pula nilai resistan minyak lebih rendah dari pada gas. dari data log kita hanya bisa

    membedakan resistan rendah dan resistan tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan

    fluida berbeda beda dari tiap daerah. sebagai dasar analisa fluida perlu kita ambil sampel

    fluida di dalam batuan daerah tersebut sebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida

    dari data resistiviti yang kita miliki

    4. Data porositas

    Data berat jenis, data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan

    bahan radioaktif yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan

    menggambarkan berat jenis batuan. Dapat kita bandingkan bila pori batuan berisi air

    dengan batuan berisi hidrokarbon akan mempunyai berat jenis yang berbeda.

    Sebagai tambahan semua propek yang telah dipilih serta dinilai dalam suatu sistem

    penilaian, kemudian dipih untuk dilakukan pemboran eksplorasi terhadapnya. Maka

    semua prospek ini haruslah diberi prognosis. Yang dimaksud Prognosis adalah rencana

    pemboran secara terperinci serta ramalan-ramalan mengenai apa yang akan ditemui waktu

    pemboran dan pada kedalaman berapa.

    Prognosis meliputi ;

    1 Lokasi Yang Tepat, lokasi ini biasanya harus diberikan dalam koordinat. Untuk

    mencegah terjadinya kesalahan dalam lokasi titik terhadap tutupan struktur, sebaliknya

    semua koordinat lokasi tersebut penentuannya dilakukan dari pengukuran seismik,

  • terutama jika tutupan ditentukan oleh metode seismik. Jika hal ini terjadi di laut misalnya,

    maka pengukuran harus dilakukan dari pelampung (buoy) yang sengaja ditinggalkan di

    laut pada pengukuran seismik, juga dari titik pengukuran radar di darat. Setidak-tidaknya

    pengukuran lokasi itu harus teliti sekali sebab kemelesetan beberapa ratus meter dapat

    menyebabkan objektif tidak diketemukan.

    2 Kedalaman Akhir, kedalaman Akhir pemboran eksplorasi biasanya merupakan batuan

    dasar cekungan sampai mana pemboran itu pada umumnya direncanakan. penntuan

    kedalaman akhir ini sangat penting karena dengan demikian kita dapat memperkirakan

    berapa lama pemboran itu akan berlangsung dan dalam hal ini juga untuk berapa lama alat

    bor itu kita sewa. Penentuan kedalaman akhir ini diasarkan atas data seismik, setelah

    dilakukan korelasi dengan semua sumur yang ada dan juga dari kecepatan rambat

    reflektor yang ditentukan sebagai batuan dasar.

    3Latar Belakang Geologi, alasan untuk pemboran didsarkan atas latar belakang geologi.

    Maka harus disebutkan keadaan geologi daerah tersebut, alasan pemboran eksplorasi

    dilakukan di daerah tersebut, jenis tutupan prospek dan juga struktur yang diharapkan dari

    prospek tersebut.

    4 Objektif Atau Lapisan Reservoir Yang Diharapkan, ini biasanya sudah ditentukan dan

    stratigrafi regional dan juga diikat dengan refleksi yang didapat dari seismik. Objektif

    lapisan reservoir ini harus ditentukan pada tingginya kedalaman yang diharapkan akan

    dicapai oleh pemboran, dimana diperoleh dari perhitungan kecepatan rambat seismik.

    5 Kedalaman Puncak Formasi Yang Akan Ditembus, juga dalam prognosis ini harus kita

    tentukan formasi-formasi mana yang akan dilalui bor, maka kedalaman puncak (batas)

    formasi ini harus ditentukan dari data seismik.

    6 Jenis Survey Lubang Bor Yang Akan Dilaksanakan, pada setiap Pemboran eksplorasi

    selalu dilakukan survey lubang bor. Survey meliputi misalnya peng-Logan lumpur, Peng-

    Logan Cutting, Peng-Logan Listrik, Peng-Logan Radioaktif, dan sebagainya. Sebaiknya

    pada pemboran eksplorasi dilakukan survey yang lengkap , selain itu juga harus

    direncanakan apakah akan dilakukan pengambilan batu inti (coring) atau tidak.

    Dalam pembuatan prognosis ini juga ahli geologi harus bekerja sama dengan bagian

    eksploitasi dan bagian pemboran. Dengan demikian diharapkan diperoleh hasil yang

    sangat baik dalam pengembangan suatu lapangan nantinya.

  • Ruang Lingkup Evaluasi Formasi

    Evaluasi formasi batuan adalah suatu proses analisis ciri dan sifat batuan di bawah

    tanah dengan menggunakan hasil pengukuran lubang sumur (Harsono, 1997).

    Evaluasi formasi membutuhkan berbagai macam pengukuran dan analisis yang

    saling melengkapi satu sama lain. Tujuan utama dari evaluasi formasi adalah untuk

    mengidentifikasi reservoar, memperkirakan cadangan hidrokarbon, dan

    memperkirakan perolehan hidrokarbon (Harsono, 1997).

    2.2 Metode Metode Evaluasi Formasi

    Evaluasi formasi umumnya dilakukan secara berurutan dan sistematis. Daerah

    yang dianggap berpotensi mengandung hidrokarbon awalnya ditentukan melalui

    survei seismik, gravitasi, dan magnetik (Bateman, 1985). Setelah daerah tersebut

    dibor selanjutnya dilakukan mud logging dan measurements while drilling (MWD)

    ; setelah itu bisa dilakukan pengambilan batu inti (Bateman, 1985). Saat mata bor

    tersebut telah mencapai kedalaman tertentu maka logging dapat dilakukan.

    Penjelasan mengenai metode metode yang digunakan dalam evaluasi formasi adalah sebagai berikut :

    2.2.1 Mud Logging

    Mud logging merupakan proses mensirkulasikan dan memantau perpindahan mud

    dan cutting pada sumur selama pemboran (Bateman, 1985). Menurut Darling (2005) terdapat dua tugas utama dari seorang mud logger yaitu :

    1. Memantau parameter pengeboran dan memantau sirkulasi gas/cairan/padatan dari sumur agar pengeboran dapat berjalan dengan aman

    dan lancar.

    2. 2. Menyediakan informasi sebagai bahan evaluasi bagi petroleum engineering department.

    Mud-logging unit akan menghasilkan mud log yang akan dikirim ke kantor pusat perusahaan minyak. Menurut Darling (2005), mud log tersebut meliputi:

    Pembacaan gas yang diperoleh dari detektor gas atau kromatograf

    Pengecekan terhadap ketidakhadiran gas beracun (H2S, SO2)

    Laporan analisis cutting yang telah dideskripsi secara lengkap

    Rate of Penetration (ROP) Indikasi keberadaan hidrokarbon yang terdapat di dalam sampel

  • Mud log merupakan alat yang berharga untuk petrofisis dan geolog di dalam

    mengambil keputusan dan melakukan evaluasi. Darling (2005) menyatakan bahwa

    mud log digunakan untuk hal hal berikut ini:

    Identifikasi tipe formasi dan litologi yang dibor

    Identifikasi zona yang porous dan permeabel

    Picking of coring, casing, atau batas kedalaman pengeboran akhir

    Memastikan keberadaan hidrokarbon sampai pada tahap membedakan jenis

    hidrokarbon tersebut apakah minyak atau gas

    Deskripsi Cutting

    Pekerjaan lain dari seorang mud logger adalah melakukan deskripsi cutting.

    Cutting merupakan material hasil hancuran batuan oleh mata bor yang dibawa oleh

    lumpur pemboran ke permukaan (Bateman,1985). Sebagian sampel dimasukkan ke

    dalam plastik polyethene sebagai sampel basah sementara sebagian sampel lain

    yang telah dicuci dan dikeringkan dikenal sebagai sampel kering. Sampel yang

    telah dibersihkan diamati di bawah mikroskop yang ada di mud-logging unit. Hasil deskripsi kemudian diserahkan ke kantor pusat pengolahan data.

    Agar informasi tersebut berguna maka ada standar deskripsi baku yang harus

    dilakukan. Darling (2005) menyatakan bahwa deskripsi tersebut harus meliputi:

    Sifat butir

    o Tekstur

    o Tipe

    o Warna

    o Roundness dan sphericity

    o Sortasi

    o Kekerasan

    o Ukuran

    o Kehadiran mineral jejak (misalnya pirit, kalsit, dolomit, siderit)

    o Tipe partikel karbonat

    o Partikel skeletal (fosil, foraminifera)

    o Partikel non-skeletal (lithoclast, agregat, rounded particles)

    Porositas dan permeabelitas

    o Tipe porositas (intergranular, fracture, vuggy)

    o Permeabelitas (permeabelitas rendah, menengah, atau tinggi)

    o Deteksi Hidrokarbon

  • Dapat dilakukan melalui natural fluorescence, solvent cut, acetone test, visible staining, dan analisis odor

    2.2.2 Coring

    Coring merupakan metode yang digunakan untuk mengambil batu inti (core) dari

    dalam lubang bor (Bateman,1985). Coring penting untuk mengkalibrasi model petrofisik dan mendapat informasi yang tidak diperoleh melalui log.

    Setelah pengeboran, core (biasanya 0,5 m setiap 10 menit) dibungkus dan dijaga

    agar tetap awet. Core tersebut mewakili kondisi batuan tempatnya semula berada

    dan relatif tidak mengalami gangguan sehingga banyak informasi yang bisa

    didapat. Informasi penting yang bisa didapat oleh seorang petrofisis dari data core

    tersebut menurut Darling (2005) antara lain:

    Homogenitas reservoar

    Tipe sementasi dan distribusi dari porositas dan permeabilitas

    Kehadiran hidrokarbon dari bau dan pengujian dengan sinar ultraviolet

    Tipe mineral

    Kehadiran fracture dan orientasinya Kenampakan dip

    Keterbatasan Analisis Core

    Data core tidak selalu akurat, menurut Darling (2005) ada sejumlah alasan yang menyebabkan hal tersebut yaitu:

    Suatu core diambil pada water leg, dimana proses diagenesis mungkin saja

    terjadi, hal ini menyebabkan core tidak selalu dapat mewakili oil atau gas leg di reservoar.

    Coring dan proses pemulihannya menyebabkan tejadinya perubahan tekanan

    dan suhu batuan sehingga bisa menyebabkan terjadinya perubahan struktur pada

    batuan tersebut

    Proses penyumbatan, pembersihan, dan pengeringan dapat mengubah wettability

    dari sumbat sehingga membuatnya tidak bisa merepresentasikan kondisi di bawah

    lubang bor.

  • Pengukuran resistivitas sumbat pada suhu lingkungan dengan menggunakan

    udara sebagai fluida yang tidak basah (nonwetting fluid) bisa tidak merepresentasikan kondisi reservoar.

    2.2.3 Well Logging

    Well logging merupakan perekaman karakteristik dari suatu formasi batuan yang

    diperoleh melalui pengukuran pada sumur bor (Ellis & Singer,2008). Data yang

    dihasilkan disebut sebagai well log. Berdasarkan proses kerjanya, logging dibagi

    menjadi dua jenis yaitu wireline logging dan logging while drilling bor (Ellis &

    Singer,2008). Wireline logging dilakukan ketika pemboran telah berhenti dan kabel

    digunakan sebagai alat untuk mentransmisikan data. Pada logging while drilling,

    logging dapat dilakukan bersamaan dengan pemboran. Logging jenis ini tidak

    menggunakan kabel untuk mentransmisikan data. Saat ini logging while drilling

    lebih banyak digunakan karena lebih praktis sehingga waktu yang diperlukan lebih

    efisien walaupun masih memiliki kekurangan berupa transmisi data yang tidak

    secepat wireline logging.

    2.3 Tujuan dari Evaluasi Formasi

    Tujuan dari evaluasi formasi menurut Ellis & Singer (2008) adalah sebagai berikut:

    1. Menentukan ada tidaknya hidrokarbon

    Hal yang pertama kali dilakukan adalah menentukan apakah di formasi batuan

    tersebut terdapat hidrokarbon, setelah itu ditentukan jenisnya, minyak atau gas

    1. Menentukan dimana tepatnya hidrokarbon tersebut berada

    Evaluasi formasi diharapkan mampu menjelaskan pada kedalaman berapa

    hidrokarbon tersebut berada dan pada lapisan batuan apa saja

    1. Menentukan berapa banyak kandungan hidrokarbon tersebut di dalam formasi

    Berapa banyak hidrokarbon yang terdapat di dalam formasi harus bisa diketahui.

    Aspek paling penting untuk mengetahui kandungan hidrokarbon adalah dengan

    menentukan porositas batuan karena hidrokarbon terdapat di dalam pori pori batuan.

  • 1. Menentukan apakah hidrokarbon tersebut potensial untuk diproduksi atau tidak

    Untuk menentukan potensial atau tidaknya hidrokarbon yang berada di dalam

    formasi batuan membutuhkan banyak parameter yang harus diketahui. Parameter

    yang paling penting adalah permeabilitas batuan, faktor kunci lainnya adalah oil viscosity.

    Evaluasi formasi dilakukan dengan mengkorelasikan data data yang berasal dari sumur bor. Evaluasi formasi menyediakan nilai porositas dan saturasi hidrokarbon

    sebagai fungsi kedalaman dengan menggunakan informasi geologi lokal dan sifat

    fluida yang terakumulasi di dalam reservoar bor (Ellis & Singer,2008). Variasi

    formasi batuan bawah permukaan yang sangat luas menyebabkan berbagai

    peralatan logging harus digunakan untuk memperoleh hasil yang ideal bor (Ellis & Singer,2008).