Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh :
SUDARMIN
NIM. 170303136
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN 2021
ii
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh:
SUDARMIN
NIM. 170303136
Pembimbing:
1. Muhammad Ikbal, S.Pd.,M.Pd
2. Syarifuddin, S.Pd.,M.Pd
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN 2021
vi
ABSTRAK
SUDARMIN, Elastisitas Budidaya Ikan Bendungan Ponre-
Ponre Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Masyarakat Di
Desa Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone,
Skripsi, Sinjai: Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas
Ekonomi Dan Hukum Islam, Institut Agama Islam
Muhammadiyah (IAIM) Sinjai, 2021. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan masyarakat di
bendungan Ponre-Ponre, dan analisis elastisitas budidaya ikan
bendungan Ponre-Ponre. Penelitian ini termasuk dalam
penelitian survey dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang
menjalankan budidaya ikan bendungan Ponre-Ponre,
Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone yang berjumlah 18
orang. Sedangkan teknik yang digunakan dalam menentukan
sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara
terstruktur, survei dan dokumentasi. Analisis data yang
digunakan adalah analisis elastisitas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu harga, ketersediaan, tingkat
pendapatan atau daya beli, selera konsumen, jumlah penduduk
dan cuaca, kebijakan pemerintah, faktor alam. Serta faktor-
faktor pendapatan yaitu, cuaca, waktu panen, pemesanan,
ketersediaan. Sedangkan analisis elastisitas budidaya ikan
bendungan Ponre-Ponre menunjukkan tidak ada pengaruh
elastisitas terhadap pendapatan masyarakat di desa Ponre-
Ponre, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone. Oleh karena itu
diharapkan pemerintah melakukan pembinaan tentang
elastisitas budidaya ikan bendungan Ponre-Ponre dan lebih
meningkatkan produksi budidaya ikan bendungan.
Kata Kunci : Elastisitas, Budidaya ikan, Pendapatan
vii
ABSTRACT
SUDARMIN. Elasticity of Fish Cultivation in Ponre-Ponre
Dam and Its Effect on Community Income in Ponre-Ponre
Village, Libureng District, Bone Regency, Thesis, Sinjai:
Department of Sharia Economics, Faculty of Economics and
Islamic Law, Islamic Institute of Muhammadiyah (IAIM)
Sinjai, 2021. This study aims to determine the factors that
influence the level of demand and supply on people's income in
the Ponre-Ponre Dam, and analyze the elasticity of fish farming
in the Ponre-Ponre Dam. This research is included in survey
research using a quantitative approach. So that the sample in
this study is the people who run the fish farming of the Ponre-
Ponre Dam, Libureng District, Bone Regency, totaling 18
people. While the technique used in determining the sample in
this study is a saturated sampling technique. Data collection
methods used are structured interviews, surveys and
documentation. Analysis of the data used is elasticity analysis.
The results showed that the factors that influence supply and
demand are price, availability, income level or purchasing
power, consumer tastes, population and weather, government
policies, natural factors. As well as income factors, namely,
weather, harvest time, ordering, availability. Meanwhile, the
elasticity analysis of Ponre-Ponre Dam fish farming shows that
there is no effect of elasticity on people's income in Ponre-
Ponre Village, Libureng sub-district, Bone District. Therefore,
it is hoped that the government will provide guidance on the
elasticity of fish farming in the Ponre-Ponre Dam and further
increase the production of dam fish farming.
Keywords: Elasticity, fish cultivation, Community Income
viii
KATA PENGANTAR
حي حون الر ,بسن الل الر
لسلام عليكن ورحوت الل وبركاته
لاة والسلام على أشرف الأنبياء والورسلين وعلى اله الحودلله رب العالوين والص
ا بعد وصحبه أجوعين أه
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak, yang
memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan selama
penulis studi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada:
1. Kedua Orang Tua tercinta yang telah mendidik dan
membesarkan;
2. Rektor IAI Muhammadiyah Sinjai selaku pimpinan Institut
Agama Islam Muhammadiyah Sinjai;
3. Wakil Rektor I, dan Wakil Rektor II selaku unsur pimpinan
Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai;
4. Dekan Fakultas Ekonomi dan Hukum Islam selaku
pimpinan pada Tingkat Fakultas;
5. Muhammad Ikbal, S.Pd.,M.Pd selaku Pembimbing I dan
Syarifuddin, S.Pd.,M.Pd selaku Pembimbing II;
6. Salam, SE.,MM selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah;
ix
7. Seluruh Dosen yang telah membimbing dan mengajar
selama studi di Institut Agama Islam Muhammadiyah
Sinjai;
8. Seluruh Pegawai dan Jajaran IAI Muhammadiyah Sinjai
yang telah membantu kelancaran akademik;
9. Kepala dan Staff Perpustakaan Institut Agama Islam
Muhammadiyah Sinjai;
10. Teman-teman mahasiswa IAI Muhammadiyah Sinjai dan
berbagai pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, yang
telah memberikan dukungan moral sehingga penulis selesai
studi.
Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai
pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari
Allah SWT dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
siapa saja yang membacanya. Aamin Allahumma Aamiin...
Sinjai, 30 Mei 2021
Penulis
SUDARMIN NIM:170303136
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................. i
HALAMAN JUDUL .......................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN............................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................. v
ABSTRAK .......................................................................... vi
ABSTRACT ......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Elastisitas .............................. 8
1. Elastisitas ........................................................ 8
2. Budidaya Ikan Bendungan Ponre-Ponre ......... 28
xi
3. Pendapatan Masyarakat melalui budidaya
ikan bendungan dengan Keramba Jaring
Apung (KJA) ................................................... 33
B. Penelitian Relevan ................................................ 41
C. Hipotesis Penelitian .............................................. 45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Pendekatan ......................................... 46
1. Pendekatan Penelitian ...................................... 46
2. Jenis Penelitian .................................................. 46
B. Definisi Variabel .................................................. 47
C. Populasi Dan Sampel ........................................... 47
1. Populasi ............................................................. 48
2. Sampel ............................................................... 49
D. Teknik Pengumpulan Data ................................. 50
1. Wawancara Terstruktur ..................................... 50
2. Survei ............................................................... 51
3. Dokumentasi ..................................................... 51
E. Instrumen Penelitian ........................................... 52
F. Teknik Analisis Data ........................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................. 55
B. Hasil dan Pembahasan ( Hipotesis) Penilitian .. 65
xii
1. Hasil Data Analisis Permintaan,
Penawaran Dan Pendapatan ......................... 65
2. Pembahasan Hasil Penelitian ....................... 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................... 89
B. Saran .................................................................... 90
Daftar Pustaka
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nilai Koefisien Persentase Elastisitas ............... 28
Tabel 2. Padat Penebaran Benih Ikan Mas dan Nila
Per Petak Kja (Kg) Dalam Satu Musim
Produksi. ............................................................ 31
Tabel 3. Penelitian Relevan 26
Tabel 4. Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan
Penelitian Sekarang ........................................... 41
Tabel 5. Jumlah Permintaan, Penawaran Dan
Pendapatan Elastisitas Budidaya Ikan
Bendungan Ponre-Ponre Dan Pengaruhnya
Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Desa
Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng
Kabupaten Bone ................................................ 65
Tabel 6. Hasil Elastisitas Permintaan, Penawaran
Dan Pendapatan Elastisitas Budidaya Ikan
Bendungan Ponre-Ponre Dan Pengaruhnya
Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Desa
Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng
Kabupaten Bone ................................................ 75
Tabel 7. Hasil Elastisitas Rata-Rata Elastisitas
Budidaya Ikan Bendungan Ponre-Ponre Dan
Pengaruhnya Terhadap Pendapatan
Masyarakat Di Desa Ponre-Ponre,
Kecamatan Libureng Kabupaten Bone ............. 77
Tabel 8. Uji Normalitas ................................................... 80
Tabel 9. Hasil Uji Liniearitas ......................................... 82
Tabel 10. Hasil Uji Heterogenitas .................................... 83
Tabel 11. Hasil Uji Autokorelasi ...................................... 85
Tabel 12. Hasil Pengujian Regresi ................................... 86
xiv
Tabel 13. Hasil Pengujian R dan R2 ................................ 87
Tabel 14. Hasil Uji Hipotesis ........................................... 88
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi Kurva Permintaan Elastis .................... 11
Gambar 2. Ilustrasi Kurva Permintaan Inelastis ................ 31
Gambar 3. Ilustrasi Kurva Permintaan Uniter .................... 12
Gambar 4. Ilustrasi Kurva Penawaran Elastis ..................... 22
Gambar 5. Ilustrasi Kurva Penawaran Inelastis ................. 23
Gambar 6. Ilustrasi Kurva Penawaran Elastisitas Uniter .... 24
Gambar 7. Hasil Uji Normalitas ......................................... 81
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian
Hasil Instrumen Penelitian
Sk Pembimbing Penelitian
Surat Izin Penelitian
Surat Keterangan Telah Meneliti
Schedule Penelitian
Biodata Penulis
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eksistensi budidaya ikan sistem Keramba Jaring
Apung di Bendungan Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng,
Kabupaten Bone terus berlangsung. Keberadaan sistem
budidaya ikan keramba jaring apung tidak lepas dari
dukungan berbagai sarana produksi ikan (saprokan).
Namun demikian, pada tingkat pengelolaan budidaya yang
tidak terkendali tentu akan berdampak buruk bagi
lingkungan Bendungan Ponre-Ponre.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2009 dijelaskan bahwa pemanfaatan sumber
daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan
fungsi lingkungan.1 Oleh karena itu, kebijakan, rencana,
dan program pembangunan harus dijiwai dengan
kewajiban melestarikan lingkungan hidup dan
mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan. Sejauh
ini, aktivitas budidaya ikan sistem KJA di ponre-ponre
tetap terus berkembang untuk meningkatkan produksi.
1 Jakarta: Sekretariat Negara, Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. 2009.
2
Keramba Jaring Apung (KJA) adalah sarana
pemeliharaan ikan atau biota perairan yang kerangkanya
terbuat dari bambu, kayu, pralon atau pipa besi berbentuk
bujur sangkar dengan jaring dan pelampung seperti drum
plastik atau streroform. agar wadah tetap terapung di dalam
air. Dimana dalam budidaya sistem keramba jaring apung,
pemilihan lokasi merupakan faktor utama keberhasilan
usaha dan antara lain faktor lingkungan juga optimal
dimana ketersediaan cahaya., suhu salinitas, arus dan
ketersediaan nutrient. Oleh karena itu, faktor fisik suatu
perairan menjadi salah satu penentu keberhasilan budidaya
ikan nila dan ikan mas.
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang
berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur dan
karakteristik genetik ikan yang meliputi faktor keturunan,
kemampuan memanfaatkan makanan dan ketahanan
terhadap penyakit. Faktor eksternal adalah faktor yang
berhubungan dengan lingkungan tempat ikan hidup yang
meliputi sifat fisik dan kimia air, ruang gerak dan
ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas.
Berat dapat dianggap sebagai fungsi dari panjang.
Hubungan antara panjang dan berat hampir mengikuti
3
hukum kubik, yaitu berat ikan sebagai pangkat tiga dari
panjangnya.
Namun hubungan yang ada pada ikan sebenarnya
tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan yang
berbeda. Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang
ingin dan mampu dibeli oleh pelanggan. selama periode
tertentu di bawah seperangkat kondisi tertentu Model dasar
permintaan individu dapat dibagi menjadi dua macam,
yaitu model permintaan langsung. Dan model kueri
turunan. Kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan
keinginan konsumen merupakan dasar dari permintaan
konsumen. Dalam hal ini memperkenalkan konsep utilitas
sebagai ukuran kepuasan atau kesejahteraan yang diperoleh
dari konsumsi. Penawaran menunjukkan hubungan antara
dan jumlah barang yang ditawarkan di pasar yang juga
dipengaruhi oleh faktor non harga seperti biaya faktor
produksi, barang terkait, teknologi, dan jumlah produsen.
Hukum penawaran menyatakan bahwa semakin tinggi
harga suatu barang, semakin banyak yang ditawarkan di
pasar. Sebaliknya, semakin rendah harga barang, semakin
sedikit barang yang ditawarkan di pasar. Penawaran adalah
jumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen
pada tingkat harga tertentu.
4
Kondisi ini tercermin dari berbagai macam Sarana
Produksi Ikan yang disuplai ke ponre-ponre dengan
harapan agar produksi ikan dapat meningkat. Di sisi lain,
saprokan yang tersedia belum tentu cocok dan dapat
diterapkan dengan baik oleh pembudidaya. Jika tidak
sesuai dengan input yang ada, tidak hanya merugikan
petani, tetapi juga berdampak negatif terhadap lingkungan
Bendungan Ponre-Ponre. Oleh karena itu, pengelolaan
sistem KJA budidaya ikan yang dikembangkan di Ponre-
Ponre perlu ditinjau ulang untuk melihat kesesuaiannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola
budidaya sistem keramba jaring apung yang dapat
meminimalkan beban sisa pakan. Penggunaan konsep
elastisitas yang paling umum adalah untuk memprediksi
apa yang akan terjadi jika harga barang/jasa dinaikkan.
Pengetahuan tentang dampak perubahan harga terhadap
permintaan sangat penting. Menurut hukum permintaan,
tindakan menaikkan harga ini jelas akan mengurangi
permintaan. Jika permintaan berkurang hanya dalam
jumlah kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya
produksi dan produsen akan diuntungkan. Namun, jika
kenaikan harga ini ternyata sangat mengurangi permintaan,
maka itu bukan keuntungan.
5
Konsep elastisitas sering digunakan sebagai dasar
analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan,
penawaran, penerimaan pajak, dan distribusi kekayaan.
Elastisitas penawaran penting dalam pengambilan
keputusan manajerial, karena tingkat elastisitas ini
menggunakan kepekaan penawaran produsen terhadap
perubahan harga. Informasi ini sangat penting bagi para
manajer yang berkecimpung dalam bisnis, sehingga dapat
mengambil keputusan tentang strategi penetapan harga
produk. Salah satu poin penting dalam fungsi penawaran
adalah tingkat kepekaan atau elastisitas kuantitas yang
ditawarkan karena adanya perubahan salah satu faktor yang
mempengaruhinya.
Alasan penulis memilih lokasi penelitian ini
berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan pertama
adalah keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik
dari segi tenaga, dana maupun dari segi efisiensi waktu.
Melakukan penelitian di lokasi yang dipilih tidak
menimbulkan masalah dalam hal kemampuan staf peneliti.
Satu hal yang sangat membantu dalam melakukan
penelitian di lokasi pilihan ini adalah masalah pendanaan.
Peneliti tidak diharuskan membayar lebih untuk studi
6
lapangan jika dibandingkan dengan penelitian di tempat
lain.
Pemilihan lokasi penelitian ini dapat memberikan
efisiensi waktu dan tetap dapat melaksanakan tugas utama
peneliti sebagai anak membantu orang tua atau
meringankan pekerjaan orang tua.
Melihat besarnya potensi ekonomi budidaya ikan
dengan memanfaatkan Bendungan Ponre-Ponre. Melalui
proses pembudidaya mempelajari kelayakan ekonomi
budidaya ikan bendungan, peneliti mengangkat judul
“Elastisitas Budidaya Ikan di Bendungan Ponre-Ponre
Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Masyarakat
Di Desa Ponre-Ponre Kecamatan Libureng Kabupaten
Bone”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dianalisis dalam
penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
2. Bagaimana analisis elastisitas budidaya ikan
Bendungan Ponre-Ponre?
7
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, tujuan yang
hendak dicapai oleh peneliti dalam penelitan ini adalah:
1. Untuk mengetahui Faktor-faktor apakah yang
mempengaruhi tingkat permintaan dan penawaran
terhadap pendapatan masyarakat di Bendungan Ponre-
Ponre!
2. Untuk mengetahui analisis elastisitas budidaya ikan
Bendungan Ponre-Ponre!
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi beberapa pihak yaitu;
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dari penelitian adalah meningkatkan
pengetahuan ekonomi khususnya ekonomi yang
berkaitan dengan permintaan dan penawaran sehingga
dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan Untuk
mengetahui elastisitas ikan bendungan khususnya di
daerah Bendungan Ponre-Ponre.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Elastisitas
1. Elastisitas
Sederhananya elastisitas dapat diartikan sebagai
tingkat sensitivitas gejala ekonomi terhadap perubahan
gejala ekonomi lainnya. Pengertian lain elastisitas
dapat diartikan sebagai tingkat kepekaan perubahan
kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya
perubahanfaktor-faktor lain. Ukuran yang digunakan
untuk mengukur derajat kepekaan adalah
perbandingan/perbandingan persentase perubahan
jumlah barang yang diminta atau barang yang
ditawarkan dengan persentase perubahan faktor-faktor
yang menyebabkan jumlah barang tersebut berubah.
Elastisitas (peregangan) adalah pengaruh
perubahan harga terhadap jumlah yang diminta atau
ditawarkan. Dengan kata lain, elastisitas adalah tingkat
kepekaan (perubahan) suatu fenomena ekonomi
terhadap perubahan fenomena ekonomi lainnya.
Adapun rumus yang digunakan dalam elastisitas yaitu
sebagai berikut:
9
=
.
Elastisitas adalah kepekaan perubahan suatu
variabel sebagai akibat dari perubahan variabel lain,
yang dapat berupa harga barang, kepekaan konsumen
terhadap barang yang bersangkutan, barang lain atau
barang pendapatan. Kepekaan konsumen terhadap harga
disebut elastisitas harga, kepekaan konsumen terhadap
barang lain disebut elastisitas silang,dan kepekaan
konsumen terhadap pendapatan disebut elastisitas
pendapatan.2
Dalam ilmu ekonomi elastisitas dibagi menjadi
empat yaitu elastisitas permintaan (elasticity of
demand), elastisitas penawaran (elasticity of supply)
elastisitas pendapatan (income elasticity) dan elastisitas
silang (cross elasticity).
a. Elastisitas Permintaan (Elasticity Of Demand)
Sebagaimana kita ketahui pada umumnya
konsumen peka/ sensitive terhadap perubahan
harga. Ketika terjadi perubahan harga (baik harga
naik maupun harga turun) akan mempengaruhi
2 Hartono Tony, Mekanisme ekonomi dalam konteks ekonomi
indonesia, (Cet. I; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Hal.78.
10
keputusan konsumen dalam melakukan pembelian.
Ukuran kepekaan konsumen ini disebut dengan
Elastisitas Harga Permintaan atau sering disebut
Elastisitas Permintaan yang dilambangkan dengan
Ed. Elastisitas permintaan (elastisitas harga
permintaan, price elasticity of demand ) ialah suatu
koefisien yang menjelaskan perubahan jumlah
barang yang diminta akibat adanya perubahan
harga.3
Elastisitas permintaan (Ed) didefinisikan
sebagai derajat kepekaan terhadap perubahan
jumlah barang yang diminta akibat perubahan harga
barang itu sendiri. Dalam pengertian lain, elastisitas
permintaan sering didefinisikan sebagai rasio
persentase perubahan jumlah barang yang diminta
dengan persentase perubahan harga barang itu
sendiri. Besar kecilnya elastisitas permintaan diukur
dengan tingkat koefisien elastisitas. Berdasarkan
besar kecilnya tingkat koefisien elastisitas
permintaannya, Adapun jenis-jenis elastisitas
permintaan yaitu sebagai berikut: Permintaan
3 Dumairy, Matematika Terapan Untuk Bisnis Dan Ekonomi, (Cet
IX; BPFE- Yogyakarta, 2015), h.221.
11
Inelastis Sempurna, Permintaan
Inelastis, Permintaan Elastis Uniter, Permintaan
Elastis, Permintaan Elastis Sempurna.
1) Inelastis sempurna (Ed = 0). Berapa pun harga
suatu barang, orang akan tetap membeli
sejumlah yang di butuhkan.
Gambar 1. Ilustrasi Kurva Permintaan Elastis
Keterangan: Persentase perubahan permintaan lebih besar dari
persentase perubahan harga.
2) Permintaan inelastis (Ed < 1). Situasi ini terjadi
apabila nilai kofisien elastisitas permintaan
kurang dari satu. Ini terjadi apabila persentase
perubahan permintaan lebih kecil dari persentase
perubahan harga.
Gambar 2. Ilustrasi Kurva Permintaan
Inelastis
12
Keterangan: Persentase perubahan permintaan
lebih kecil dari persentase perubahan harga.
3) Permintaan elastisitas uniter (Ed = 1 ). Situasi
ini terjadi apabila persentase perubahan
permintaan sama dengan persentase perubahan
harga.
Gambar 3. Ilustrasi Kurva Permintaan Uniter
Keterangan: persentase perubahan permintaan
sama dengan persentase perubahan harga.4
4) Permintaan elastis ( Ed > 1 ). Situasi ini terjadi
apabila nilai koefisien elastisitas permintaan
lebih besar dari satu. Ini terjadi bila persentase
perubahan permintaan lebih besar dari
persentase perubahan harga.
4 Wahyudi Adji, Et Al. Ekonomi, (Cet. I; Jakarta: Pt. Gelora Aksara
Pratama, 2007), H. 75.
13
Keterangan: persentase perubahan permintaan
lebih besar dari persentase perubahan harga.
5) Elastisitas sempurna (Ed = - ). Perubahan harga
sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan
tidak terbilang besarnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
elastisitas permintaan adalah sebagai berikut:
1) Elastisitas harga (price elasticity) yaitu
persentase perubahan jumlah barang yang
diminta atau yang ditawarkan, yang disebabkan
oleh persentase perubahan harga barang
tersebut.
2) Jenis barang, terdapat perbedaan elastisitas yang
ditimbulkan suatu barang jika kepentingannya
terhadap konsumen berbeda, contoh barang
kebutuhan pokok sehari-hari seperti bawang
merah sekalipun harganya tingg, permintaan
terhadpa bawang merah tetap tinggi karena
merupakan kebutuhan sehari-hari di rumah
tangga.
3) Tersedianaya barang subsitusi, jika suatu barang
mengalami kenaikan harga, sedangkan ia
memiliki barang subsitusi atau pengganti di
14
pasar, maka konsumen akan memilih untuk
membeli barang substitusinya yang belum
mengalami kenaikan harga.
4) Tingkat pilihan konsumen dalam
membelanjakan uangnya terhadap suatu barang,
jika seseorang memiliki minat yang tinggi
terhadap suatu barang maka permintaanya akan
tetap tinggi sekalipun harganya naik.
5) Jangka waktu analisa, makin pendek jangka
waktu analisa maka makin tidak elastis sifat
permintaan terhadap suatu barang, karena dalam
waktu yang pendek sesorang sulit untuk
mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di
pasar. Jika jangka waktunya lama, maka sifat
permintaan atas suatu barang semakin elastis,
karena dalam waktu yang lama seseorang dapat
memiliki informasi yang lebih banyak tentang
keadaan pasar.
Manfaat menaksir elastisitas permintaan
yaitu hal tersebut bisa menjadi landasan dalam
menyusun kebijakan perusahaan, apabila dketahui
sifat responsif permintaan apabila berlaku
perubahan harga, dapatlah suatu perusahaan atau
15
pengusaha menentukan apakah perlu menaikkan
produksi atau tidak. Macam-macam elastisitas jika
dilihat dari cara menghitungnya dapat di bedakan
menjadi dua yaitu:
1) Elastisitas titik (point elasticity), dipakai untuk
menghitung rasio sebuah perubahan yang amat
terkecil dalam jumlah (permintaan). Di
bandingkan dengan sebuah perubahan yang
teramat kecil dalam harga.
2) Elastisitas busur (arch elasticity), di pergunakan
pada perhitungan data yang merupakan hasil
dari beberapa observasi saja dari harga dan
kuantitas suatu barang. Atau dipakai untuk
menghitung rasio perubahan yang relatif cukup
besar dalam harga dan kuantitas.5
b. Elastisitas Penawaran
Sebagaimana kita ketahui pada umumnya
konsumen sensitive terhadap perubahan harga,
tetapi disisi lain produsenpun
sensitive terhadap perubahan harga. Ketika terjadi
perubahan harga (baik harga naik atau harga turun)
5 Khusaini Mohammad, Ekonomi Mikro Dasar-Dasar Teori, (Cet, I;
Universitas Brawijaya Press, 2013). h. 30-34.
16
akan mempengaruhi keputusan produsen dalam
berproduksi.
Elastisitas penawaran (elasticity of supply)
adalah istilah dalam dunia ekonomi untuk
mendefinisikan pengaruh terhadap besar atau
kecilnya level kepekaan perubahan jumlah barang
yang ditawarkan terkait adanya perubahan harga
dari barang tersebut.
Elastisitas penawaran (Es) diartikan sebagai
derajat kepekaan perubahan kuantitas barang yang
ditawarkan yang disebabkan karena perubahan
harga barang itu sendiri. Pengertian lain, Elastisitas
penawaran sering diartikan sebagai perbandingan
persentase perubahan kuantitas barang yang
ditawarkan dengan persentase perubahan harga
barang itu sendiri. Besar kecilnya elastisitas
penawaran diukur dengan tingkat Koefisien
Elastisitas Penawaran.
Elastisitas penjualan (Istilahnya yang
lengkap ; Elastisitas harga permintaan, Price
elasticity of demand) adalah suatu koefisien yang
menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang
yang diminta akibat adanya perubahan harga. Jadi
17
merupakan ratio antara persentase perubahan
harga.6 Elastisitas harga dari penjualan atau sering
disingkat sebagai elatisitas penjualan merupakan
suatu ukuran sensitivitas penjualan konsumen
terhadap perubahan harga produk. Elastisitas
penjualan ini diukur melalui koefisien elastisitas
yang didefinisikan sebagai persentase perubahan
kuantitas yang diminta dibagi dengan persentase
perubahan harga.
Koefisien elastisitas penjualan selain
diucapkan dengan nilai absolut (mutlak), sehingga
nilai koefisien elastistas penjualan yang kecil akan
memberikan gejala bahwa penjualan kurang sensitif
terhadap perubahan harga, sebaliknya semakin
besar nilai absolut dari koefisien elastisitas berarti
penjualan konsumen semakin sensitive terbadap
perubahan harga.7 Samuelson dan Nordhaus tahun
1996 menyatakan, bahwa elastisitas harga atas
penjualan mengukur seberapa basar parubahan
6 Dumairy, Matematika Tarapan Untuk Bisnis Dan Ekonomi, (Cet,
III; Erlangga,1996). hal,221-222.
7 Gaspersz, Total Quality Management, (Cet, V; Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1996). H, 105.
18
jumlah barang yang diminta apabila harganya
berubah.
Elastistas harga atas penjualan adalah
kepekaan jumlah barang yang diminta terhadap
perubahan harga barang tersebut, dengan asumsi
bahwa hal lainnya tidak berubah. Penjualan akan
barang memiliki elastistas yang beragam. Penjualan
akan barang kebutuhan pokok seperti makanan
biasanya kurang bereaksi terhadap perubahan
harga, sedangkan barang mewah seperti
penerbangan umumnya sangat peka terhadap
perubahan harga8.
Penjualan akan suatu barang dikatakan
elastis jika jumlah yang diminta sangat peka
terhadap perubahan harga dan dikatakan inelastis
bila jumlah yang diminta kurang peka terhadap
perubahan harga.9 Menyatakan bahwa elastisitas
diartikan besarnya perubahan relatif dari suatu
variabel yang dijelaskan (Y) yang disebabkan oleh
8 Samuelson, P.A & Nordhaus, W.D. Mikro Ekonomi ( Cet, I; Erlangga:
Jakarta 1996). h 107.
9 Kelana, S. Ekonomi Mikro. PT Raja Grafindo Persada, ( Cet, II; Jakarta.
1996). h 219.
19
perubahan relatif dari suatu variabel penjelas (X).
Karena elastisitas merupakan perubahan dalam
relatif maka besarnya nilai elastisitas dinyatakan
dalam angka absolut tetapi dibaca dengan
mengggunakan persentase. Jika nilai elastistas lebih
satu, maka dapat dinyatakan nilai elastisitasnya
adaIah elastis, artinya perubahan jumlah yang
diminta. lebih besar dibandingkan perubahan harga
penyebabnya.10
Menyatakan, bahwa nilai koefisien
elastisitas berkisar antara nol dan tak hingga.
Elastisitas nol apabila perubahan harga tidak
akan merubah jumlah yang diminta, jumlah yang
diminta tetap saja jumlahnya walaupun harga.
mengalami kenaikan atau penurunan. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas
penawaran adalah sebagai berikut:
1) Jenis produk, semakin cepat produsen merespon
perubahanharga yang terjadi maka akan
semakin elastis penawarannya biasanya terjadi
pada industri-industri seperti tekstik, rokok,
pakaian dan indutri laiinya. Sedangkan jika
10
Sukirno, S. Mikro Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada, (Cet. II; Jakarta.
1997). h 97.
20
produsen kurang merespon terhadap harga
maka akan semakin inelastis hal ini biasanya
terjadi pada produsen beras.
2) Sifat perubahan biaya produksi, penawaran
akan bersifat tidak elastis apabila kenaikan
penawaran hanya dapat dilakukan dengan
mengeluarkan biaya tambahan tidak terlalu
besar, penawaran akan bersifat elastis. Tinggi
rendahnya biaya yang di keluarkan tergantung
dari tingkat penggunaan kapasitas perusahaan
dan kemudahan dalam memperoleh faktor-
faktor produksi.
3) Jangka waktu, panjang pendeknya waktu dapat
mempengaruhi elastisitas penawaran. Di dalam
menganalisis pengaruh waktu kepada elastisitas
penawaran di bedakan menjadi tiga yaitu
sebagai berikut:
a) Masa amat singkat, yang dimaksud dengan
masa amat singkat adalah jangka waktu
dimana para penjual tidak dapat menambah
penawarannya. Dengan demikian
penawarannya bersifat tidak elastis
sempurna.
21
b) Jangka pendek, di dalam jangka pendek
kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak
dapat di tambah. Tetapi setiap perubahan
masih dapat memberikan produksi dengan
kapasitas yang tersedia itu dengan cara
menggunakan faktor-faktor produksi,
termasuk barang modal, secara lebih intensif
yaitu memperpanjang jam kerja,
memperbaiki manajemen produksi dan
menggunakan tenaga kerja lebih efektif dan
sebagainya.
c) Jangka panjang, produksi dan jumlah barang
yang di tawarkan dapat dengan mudah di
tambah dalam jangka panjang. Oleh
karenanya penawaran bersifat elastis.11
Ukuran kepekaan produsen terhadap
perubahan harga inilah yang disebut
dengan Elastisitas Harga dari Penawaran atau
sering disebut
Elastisitas Penawaran disimbolkan Es. Jenis-jenis
11
Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan: Proses, masalah, dan
dasar Kebijakan (edisi ke kedua). (Cet. II; Jakarta : Kencana Prenadamedia
Group. 2014). H 119-120.
22
Elastisitas Penawaran Berdasarkan besar kecilnya
tingkat koefisien elastisitas penawarannya,
elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi
5 (lima) macam : Penawaran Inelastis Sempurna,
Penawaran Inelastis, Penawaran Elastis Uniter,
Penawaran Elastis, Penawaran Elastis Sempurna.
1) Penawaran elastis ( Es > 1 ), situasi ini terjadi
apabila nilai koefisien elastisitas penawaran
lebih besar dari satu, atau dengan kata lain, bila
persentase perubahan penawaran lebih besar
dari persentase perubahan harga.
Gambar 4. Ilustrasi Kurva Penawaran Elastis
23
Keterangan : Persentase perubahan penawaran
lebih besar dari persentase perubahan harga.
2) Penawaran inelastis (Es < 1 ),situasi ini terjadi
bila nilai koefisien elastis penawaran kurang
dari satu, atau dengan katan lain, bila persentase
perubahan penawaran lebih kecil dari
persentase perubahan harga.
Gambar 5. Ilustrasi Kurva Penawaran Inelastis
Keterangan : Persentase perubahan penawaran
lebih kecil dari persentase perubahan harga.
3) Penawaran elastisitas uniter ( Es =1 ), situasi ini
terjadi bila nilai koefisien elastisitas penawaran
sama dengan satu, atau dengan lain, bila
persentase perubahan penawaran sama dengan
persentase perubahan harga.
24
Gambar 6. Ilustrasi Kurva Penawaran
elastisitas uniter
Keterangan : persentase perubahan penawaran
sama dengan persentase perubahan harga.12
4) Inelastisitas sempurna ( Es = 0 ), situasi ini
terjadi apabila nilai koefisien elastisitas
penawaran sama dengan nol. Ini terjadi apabila
perubahan harga sama sekali tidak
mempengaruhi jumlah penawaran.
5) Elastisitas sempurna ( Es = - ), situasi dimana
apabila terjadi perubahan harga, walaupun
sedikit, akan mengakibatkan perubahan jumlah
penawaran yang sangat besar.
Elastisitas penawaran ini lantas dilihat dari
yang namanya koefisien elastisitas penawaran,
12
Wahyudi Adji, et.al. Ekonomi..
25
yakni angka atau persentase perbandingan antara
perubahan harga barang dengan perubahan jumlah
barang yang ditawarkan. Terjadinya elastisitas
penawaran ini sangat bergantung kepada sejumlah
faktor, yaitu: Ketersediaan barang (source
availability), Banyaknya produsen yang
memproduksi barang tersebut (producer amount)
Inovasi teknologi (innovation of technology).
Apabila bahan-bahan produksi sulit
didapatkan, produsen akan mengalami kesulitan
untuk menawarkan banyak barang kepada
konsumen. Atas dasar itu, maka terjadilah
peningkatan harga guna mengimbangi ‘effort’
dalam memproduksi barang tersebut.
Apabila produsen yang memproduksi suatu
produk ada banyak, hal ini berimbas pada
meningkatnya jumlah barang yang ditawarkan,
sehingga secara otomatis berpengaruh terhadap
harga dari barang tersebut. Sementara kaitan antara
perkembangan teknologi dengan elastisitas
penawaran ini didasari pada efisiensi produksi
barang akibat penggunaan alat-alat produksi
tersebut. Dikatakan bahwa faktor yang
26
mempengaruhi elastisitas penjualan adalah: Tingkat
kemampuan barang-barang lain untuk
menggantikan barang yang bersangkutan,
Persentase pendapatan yang akan dibelanjakan
untuk membeli barang tersebut, Jangka waktu di
mana penjualanitu dianalisis., Elastisitas
menunjukkan tanggapan dari suatu variabel tidak
bebas karena adanya perubahan dalam variabel
bebas tertentu.
Dalam hal penjualan akan suatu barang kita
dapat melihat elastisitas penjualan karena
perubahan harga dimana harga sebagai variabel
bebas dan jumlah barang yang diminta sebagai
variabel tidak bebas atau elastisitas penjualan
karena perubahan pendapatan ataupun karena
perubahan harga barang lain mempunyai hubungan
dengan barang yang dibicarakan.
c. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)
Elastisitas pendapatan (income elasticity)
yaitu persentase perubahan permintaan akan suatu
barang yang diakibatkan oleh persentase perubahan
pendapatan (income) riil konsumen. Elastisitas
pendapatan adalah mengukur persentase permintaan
27
terhadap suatu barang berubah apabila pendapatan
konsumen berubah apabila pendapat negatif, barang
tersebut adalah barang bermutu rendah, apabila
positif, barang tersebut adalah barang normal
contoh barang mewah.13
Adapun rumus yang
digunakan untuk mengukur elastisitas pendapatan
adalah sebagai berikut :
E =
=
X
Di mana :
E = Elastisitas
Q =Jumlah barang
I = Pendapatan
∆I = Perubahan pendapatan
∆Q = Perubahan jumlah barang
Adapun rumus yang digunakan untuk
mencari total revenue yaitu :
TR = P x Q
Dimana :
TR = Total Revenue ( Total Penerimaan )
13
Dominick salvarote, Mikro Ekonomi, (Cet. X; Erlangga Jakarta 2007). H,
36.
28
P = Price (Harga )
Q = Quantity ( Jumlah Barang )14
Secara umum nilai koefisien persentase
elastisitas, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Nilai Koefisien Persentase Elastisitas
Elastisistas Koefisien Keterangan
Elastisitas
permintaan dan
elastisitas
penawaran
E > 1 Elastis
E < 1 Inelastis
E = 1 Uniter
E = 0 Inelastis Sempurna
Es = - Elastis Sempurna
2. Budidaya Ikan Bendungan Ponre-Ponre
Budidaya adalah sebuah usaha untuk
mengembangkan dan mendapatkan hasil dari sebuah
sistem yang dipakai untuk memperbanyak atau
memproduksi apapun dengan bantuan sumber daya
14
Supangat Andi, Matematika Untuk Ekonomi dan Bisnis, (Cet. III; Jakarta:
2015),h. 165.
29
manusia. Seperti ikan nila dan ikan emas sebuah
budidaya harus menggunakan teknik tertentu.
Untuk pengertian budidaya ikan dalam
bendungan ponre-ponre maka ini akan menjadi sebuah
pengembangan atau pemeliharaan ikan maupun
organisme penting dan bernilai lainnya di dalam habitat
bendungan. Seperti cara budidaya ikan nila dan ikan
mas diperlukan beragam teknik pengembangan agar
organisme perairan tersebut bisa berkembang dengan
baik.
Menurut syamsuddin Budidaya ikan bendungan
ini juga dikenal dengan istilah Keramba Jaring Apung
(KJA). Keramba Jaring Apung (KJA) merupakan suatu
alat yang dipakai untuk budidaya ikan bendungan15
.
Faktor yang mendukung perkembangan budidaya ikan
Nila dan mas di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone
yaitu tersedianya modal, lahan, kolam, bibit ikan,
pakan, dan air.
Kontribusi perkembangan budidaya ikan nila
dan ikan mas terhadap kondisi sosial ekonomi
15 Syamsuddin (27). Kepercayaan Pondok Mulya, Jln Agus Salim,
Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Tanggal
03 November 2020.
30
masyarakat sangat bagus dan baik bagi masyarakat
sekitar Kecamatan libureng. Karena dapat menigkatkan
kesejahteraan masyarakat, membuka lahan pekerjaan
bagi yang menganggur dan tarap hidup masyarakat
setempat. Pemasarannyapun cukup luas untuk ikan nila
ini dan juga bisa diekspor keluar negeri untuk
dikonsumsi bagi masyarakat disana.
Khususnya bagi buruh ikan dapat
mensejahterakan taraf hidup keluarganya dan
sebaliknya bagi pembudidaya memiliki perkembangan
yang bagus agar dapat memberikan atau membuka
lahan pekerjaan bagi masyarakat yang menganggur.
KJA ditempatkan di lokasi budidaya secara
berjejer antara satu unit dengan unit KJA lainnya dan
saling menyambung, tujuannya untuk mempermudah
pemilik atau penjaga KJA dalam memelihara serta
mengawasinya.
Budidaya ikan sistem KJA dalam
operasionalnya dilengkapi dengan fasilitas pendukung
yang terdiri atas rumah jaga, tempat pakan, dan lahan
karantina, Keramba jaring apung terdiri atas keramba
(jaring) dan tali dengan ukuran yang seragam. Satu
31
petak KJA dibuat dengan ukuran panjang 7 m, lebar 7
m, dan dalam 4 m.
Jenis komoditas ikan yang dibudidayakan adalah
ikan mas, nila. Ada satu pola budidaya yang
dikembangkan yaitu pola pertama budidaya ikan mas
dengan ikan nila. Dalam pola budidaya ikan mas
dengan nila, ikan mas dan ikan nila dengan jumlah
penebaran 2000 ekor . Jumlah penebaran benih ikan
mas dan nila.
Tabel 2. Padat Penebaran Benih Ikan Mas dan Nila Per
Petak Kja (Kg) Dalam Satu Musim Produksi
Pola Budidaya Kisaran Rataan
Ikan mas 30-200 71,41
Ikan nila 25-150 69,19
Rataan 70,3
Dipelihara selama 4 bulan, jadi budidaya ikan
mas dapat dilakukan 3 musim tanam dalam setahun.
Sedangkan ikan nila dalam setahun dapat
dibudidayakan 2 musim, karena ikan nila dalam jaring
lapis kedua pertumbuhannya lambat dan hanya
32
mendapatkan sisa pakan dari ikan mas yang dipelihara
dalam jaring lapis pertama.16
Jumlah pakan yang dibutuhkan dalam budidaya
ikan mas dengan nila satu musim rata-rata 1.205 kg.
Pada umumnya pemberian pakan dilakukan antara 3-5
kali dalam satu hari. Pola pemberian pakan menjadi
lebih banyak pada saat harga ikan tinggi, karena
pembudidaya berupaya mempercepat masa panen,
biasanya panen dilakukan setelah pemeliharaan selama
4 bulan dipercepat menjadi 3-3,5 bulan.
Habitat yang ideal untuk ikan nila dan ikan emas
adalah perairan tawar yang memiliki suhu antara 140 C
- 380 C, atau suhu optimal 250C-300C. Kisaran
salinitas (kadar garam) yang ditoleransi untuk
pertumbuhan ikan nila dan ikan emas adalah 0-15 ppt.
Ikan dapat tumbuh yang optimal jika
memperoleh makanan yg lengkap. Lebih lanjut
dinyatakan, bahwa jumlah ransum dan komposisi gizi
yang dibutuhkan oleh seekor ikan berbeda-beda dan
selalu berubah. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh
16
Idil Ardi, Budidaya Ikan Sistem Keramba Jaring Apung Guna
Menjaga Keberlanjutan Lingkungan Perairan Waduk Cirata diakses pada
tanggal 10 Desember 2020 Jurnal penelitian, 8, 24-25, 2013.
33
jenis ikan, umur ikan dan ketersediaan makanan alami
di dalam tempat pemeliharaannya.
3. Pendapatan masyarakat melalui Budidaya Ikan
bendungan dengan Keramba Jaring Apung (KJA)
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik
berupa uang maupun berupa barang yang berasal dari
pihak lain maupun hasil industri yang di nilai atas dasar
sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu
pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sangat penting
artinya bagi kelangsungan hidup dan kehidupan
seseorang secara langsung maupun tidak langsung17
.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa
modal sosial dapat mempengaruhi peningkatan
pendapatan tersebut. Selain itu, keterlibatan berbagai
pihak baik itu pihak dari lembaga pemerintah maupun
lembaga non pemerintah yang menyediakan berbagai
bentuk bantuan, juga menjadi faktor penting dalam
memulihkan pendapatan masyarakat pasca tsunami.
Model yang digunakan untuk menganalisis modal sosial
17 Suroto. Strategi Pembangunan Dan Perencanaan Perencanaan
Kesempatan Kerja. ( Cet. IX; Yogyakarta: Gajah Mada Univercity. 2000). h
201.
34
dan pendapatan masyarakat pasca tsunami adalah model
regresi linier.
Selain memasukkan indeks modal sosial
masyarakat dan keterlibatan berbagai pihak sebagai
penyedia bantuan dalam proses rehabilitasi dan
rekonstruksi di NAD sebagai variabel bebasnya, juga
memasukkan variabel-variabel lain yang secara umum
mempengaruhi pendapatan.
Modal sosial memang bukan satu-satunya faktor
yang mempengaruhi tercapainya tingkat kesejahteraan
rumah tangga dan pembangunan wilayah yang tinggi.
Banyak faktor-faktor yang juga menjadi kendala utama
seperti ketersediaan sumberdaya alam fisik serta sumber
daya manusia.
Namun penelitian-penelitian tentang modal
sosial yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa
modal sosial dapat mempengaruhi tercapainya tingkat
kesejahteraan masyarakat dan pembangunan wilayah
yang tinggi, khususnya pembangunan ekonomi suatu
wilayah. Salah satu alasan terjadinya kesenjangan
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi wilayah di
beberapa negara berkembang adalah ketiadaan modal
sosial yang positif. Secara umum dinyatakan bahwa
35
negara, wilayah dan komunitas dengan modal sosial
yang lebih besar memiliki peluang yang lebih besar
untuk memperoleh keuntungan ekonomi.18
Hingga saat ini, telah banyak penelitian dan
tulisan ilmiah yang berhasil menunjukkan bahwa modal
sosial berperan dalam peningkatan kesejahteraan rumah
tangga dan pertumbuhan ekonomi wilayah.19
Modal
sosial berpengaruh terhadap pembangunan desa yaitu
dalam membangun kembali ekonomi masyarakatnya.
Kebijakan dan strategi yang ditetapkan pemerintah
dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi untuk
membangun kembali ekonomi adalah salah satunya
memulihkan pendapatan masyarakat melalui
penyediaan lapangan kerja dan memberikan pelatihan-
pelatihan bagi masyarakat yang pekerjaannya hilang.
Kerjasama dan saling percaya antar sesama
masyarakat maupun dengan lembaga di dalam dan di
luar komunitas masyarakat sebagai unsur utama modal
sosial. Sering melakukan kerjasama dan tingkat
18 Narayan, D. Pendapatan rumah tangga dan modal sosial di
pedesaan Tanzania. (Cet I; Fakultas Perkembangan Ekonomi dan Perubahan
Budaya. 1999) h. 871-986 19 Vipriyanti, N. U. Analisis keterkaitan modal sosial dan
pembangunan ekonomi wilayah: studi kasus di empat kabupaten di Bali
[draf disertasi]. Bogor. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 2007
36
kepercayaan yang tinggi memberi peluang masyarakat
untuk memperoleh keuntungan secara kolektif.
Aktivitas bersama yang dihasilkan dari adanya interaksi
sosial yang intensif dapat meningkatkan produktifitas
ekonomi.
Masyarakat dalam suatu komunitas kecil, yang
mampu membangun interaksi dan komunikasi personal
yang intensif, memungkinkan untuk memilih individu-
individu yang dapat dipercaya. Norma bersama dan
resiprositas yang terbangun dalam komunitas
mendorong terjadinya pengelolaan sumberdaya bersama
(common resource) secara lebih efisien seperti sistem
irigasi dan tanah desa.20
Namun norma dan kelompok horisontal dapat
pula menjad penghambat ketika kelompok tersebut
mengisolasi anggotanya dari pengaruh eksternal
maupun mengurangi akses individu lainnya.
menyatakan bahwa modal sosial dapat beperan sebagai
rem dalam pembangan ekonomi yang membatasi
perkembangan teknologi dan ide-ide baru.
20
North, D. C. Kelembagaan, Perubahan Kelembagaan dan
Kinerja Ekonomi. (Cet. I; Cambridge University Press.Cambridge. 1990).
37
Menyatakan bahwa jaringan kerja sosial dan
adanya norma yang bersifat resiprokal adalah inti dari
berbagai collective good seperti rasa aman, kesehatan
dan kebahagiaan penduduk, pendidikan yang efektif,
demokrasi yang responsif dan kesejahteraan anak.
Partisipasi memberi pengaruh yang nyata dan positif
terhadap kesejahteraan rumah tangga.
Menyatakan bahwa partisipasi menyebabkan
akses masyarakat teradap sumber finansial menjadi
lebih besar sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.
Dengan bergabungnya rumah tangga miskin dalam
jaringan perkumpulan melalui mekanisme mencontoh,
maka rumah tangga miskin dapat belajar dari rumah
tangga tidak miskin, sehingga aliran informasi berupa
pengetahuan, pengalaman, atau dana yang diperoleh
lebih banyak dibandingkan jika rumah tangga miskin
hanya berinteraksi sesama rumah tangga miskin Diacu
dalam Vipriyanti tahun 2007 juga menyatakan bahwa
semakin luas jaringan kerja akan menguatkan akses
terhadap ketersediaan informasi, pemberdayaan kontrak
dan tujuan-tujuan bersama.
Putnam menyatakan bahwa wilayah dengan
modal sosial yang kuat akan lebih sejahtera
38
dibandingkan dengan wilayah yang memiliki modal
sosial yang lemah. Akan tetapi dalam penelitian ini,
pendapat Putnam tersebut tidak dapat dibuktikan jika
kesejahteraan dilihat dari tingkat pendapatan
masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat pendapatan masyarakat di ponre-ponre tidak
berbeda, sementara itu tingkat modal sosial masyarakat
di ketiga desa tersebut berbeda nyata.
Banyak ahli ekonomi maupun fikih yang
memberikan perhatian terhadap pertumbuhan ekonomi
yang menjelaskan bahwa maksud pertumbuhan
ekonomi bukan hanya sebatas aktivitas produksi saja.
Lebih dari itu, pertumbuhan ekonomi merupakan
aktivitas menyeluruh dalam bidang produksi yang
berkaitan erat dengan keadilan distribusi.
Pertumbuhan bukan hanya persoalan ekonomi,
melainkan aktivitas manusia yang ditunjukan untuk
pertumbuhan dan kemajuan sisi material dan spiritual
manusia. Beberapa pemahaman pokok mengenai
pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari perspektif Islam
diantaranya mengenai batasan tentang persoalan
ekonomi, perspektif Islam tidaklah sama persoalan
ekonomi yaitu persoalan kekayaan dan minimnya
39
sumber-sumber kekayaan. Perspektik Islam menyatakan
bahwa hal itu sesuai dengan kapitalis yang telah
disediakan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang ditujukan untuk mengatasi persoalan
kehidupan manusia.
Pendapatan yang diperoleh pembudidaya Ikan
Mas dan ikan nila di ponre-ponre Kabupaten bone
cukup besar, karena pada saat penelitian ini berlangsung
hasil produksi dan harga ikan cukup tinggi yang
disebabkan karena permintaan konsumen meningkat.
Walaupun beberapa harga input produksi mengalami
kenaikan, tetapi pembudidaya Ikan Mas masih dapat
menikmati pendapatan yang relatif tinggi. Namun, hasil
penelitian juga menunjukkan pembudidaya Ikan Mas di
ponre-ponre kecamatan libureng belum begitu cermat
menghitung komponen biaya produksi. Menurut
Sukirno keuntungan atau kerugian adalah perbedaan
antara hasil penjualan dan biaya produksi. kegiatan
investasi memungkinkan suatu masyarakat terus
menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan
kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional
dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.
40
Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan
pendapatan yang diperoleh pembudidaya Ikan Mas di
Kecamatan Libureng Kabupaten Bone cukup besar,
karena pada saat penelitian ini berlangsung hasil
produksi dan harga ikan cukup tinggi yang disebabkan
karena permintaan konsumen meningkat. Walaupun
beberapa harga input produksi mengalami kenaikan,
tetapi pembudidaya Ikan Mas masih dapat menikmati
pendapatan yang relatif tinggi. Namun, hasil penelitian
juga menunjukkan pembudidaya Ikan Mas di
Kecamatan Libureng belum begitu cermat menghitung
komponen biaya produksi. Menurut Sukirno
keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil
penjualan dan biaya produksi. Harapan keuntungan ini
merupakan faktor utama dalam investasi21
.
21
Elif Pardiansyah. “Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam:
Pendekatan Teoritis dan Empiris.” (Cet I; Universitas Indonesia Jakarta.
2017). h. 341.
45
C. HIPOTESIS
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan
kajian teori, maka penulis dapat memberikan jawaban
sementara sebagai acuan dalam penulisan ini yaitu:
HI : Budidaya ikan bendungan Ponre-Ponre
Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone
memiliki elastisitas budidaya dan pengaruh
terhadap pendapatan masyarakat.
Ha : Budidaya ikan bendungan Ponre-Ponre
Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone tidak
memiliki elastisitas budidaya dan pengaruh
terhadap pendapatan masyarakat.
Hipotesis ini adalah jawaban sementara dari rumusan
masalah.
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan
1. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian. Analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian survey dalam penelitian survey, peneliti
menanyakan ke beberapa orang (yang disebut dengan
responden) tentang keyakinan, pendapat, karakteristik
suatu objek dan perilaku yang telah lalu atau sekarang.
Penelitian survey mengukur nilai beberapa variabel,
menguji beberapa hipotesis tentang perilaku
pengalaman dan karakteristik suatu objek, teknik
pengumpulan data dengan pengamatan wawancara
dokumen atau kuesiner.
47
B. Definisi Variabel
Adapun definisi variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Elastisitas budidaya ikan (Variabel X) merupakan
ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi
terhadap suatu kondisi yang dipakai untuk
memperbanyak atau memproduksi ikan.
2. Pendapatan masyarakat (Variabel Y) merupakan ukuran
sensitivitas permintaan ketika pendapatan konsumen
berubah.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.22
Ada
beberapa kelompok tani pembudidaya ikan bendungan
(ikan nila dan ikan mas) dengan menggunakan KJA di
lingkungan ponre-ponre, kec. Libureng, kab. Bone.
Jumlah populasi relatif kecil kurang dari 18 orang.
22
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D.
(Cet. XXII; Bandung: ALFABETA, 2015). h.80.
48
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Perlu
kita ketahui bahwa teknik sampel terbagi menjadi dua
macam yaitu:
a. Teknik Sampling Probabilitas
Teknik sampling probabilitas (probability)
merupakan teknik yang memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.Teknik ini terdiri dari sampling acak,
proporsional, dan area. Teknik Probilitas ini
bertujuan mendapatkan data seakurat mungkin agar
diketahui jarak pasti dari kondisi ideal.
b. Teknik Non Probabilitas
Teknik non-probabilitas merupakan teknik
yang tidak memberikan peluang atau kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Teknik ini terdiri sampling
sistematis, sampling kuota, sampling aksidental,
sampling purposive, sampling jenuh dan snowball
sampling.
49
Berdasarkan judul peneliti adapun sampel yang
digunakan dalam menentukan sampel dalam penelitian
ini adalah teknik sampling jenuh, teknik sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan
bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari 30 orang,
atau peneliti yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Adapun sampel yang
dijadikan sasaran peneliti yaitu.
a. Volume produksi ikan nila dan ikan mas dibagi
menjadi beberapa macam yaitu yang pertama biaya
variabel merupakan Komponen biaya yang berubah-
ubah sesuai dengan volume produksi yang
didapatkan. Makin besar volume penjualan, maka
makin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. dan
biaya tetap merupakan Biaya yang senantiasa
konstan dan tidak dipengaruhi oleh volume
produksi. Biaya akan tetap mempunyai dua
karakteristik, yakni biaya tidak berubah atau tidak
dipengaruhi oleh periode maupun aktivitas terentu.
b. Volume penjualan ikan mas dan ikan nila di
bendungan ponre-ponre merupakan total penjualan
yang dinilai dengan unit oleh perusahaan dalam
50
periode tertentu untuk mencapai laba yang maksimal
sehingga dapat menunjang pertumbuhan perusahaan.
c. Tingkat pendapatan masyarakat merupakan sumber
penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya maupun sehari-hari, itu sangat penting
artinya bagi kelangsungan hidup dan kehidupan
seseorang secara langsung maupun tidak langsung
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendaptkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
beberapa metode, yaitu :
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung
antara peneliti dan responden. Wawancara dilakukan
secara langsung dengan bertatap muka antara responden
dengan satu atau lebih dari satu pewawancara.
Wawancara terstruktur digunakan dalam rangka untuk
mendapatkan penjelasan dari suatu fenomena atau
51
kejadian.23
Dalam teknik pengumpulan data dengan
menggunakan wawancara terstruktur penulis lebih
mudah memperoleh fakta yang sumbernya berasal dari
persepsi dan ungkapan dari para pelaku elastisitas
budidaya ikan di ponre-ponre kecamatan libureng
seperti harga ikan, jumlah permintaan dan penawaran,
barang substitusi yang mempengaruhinya dan
pendapatan masyarakat.
2. Survei
Survei merupakan metode atau cara untuk
mengumpulkan informasi dari kelompok yang mewakili
sebuah populasi. Survei yang dilaksanakan saat
melakukan penelitian biasanya dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan baik dengan metode wawancara
ataupun membagiakan selembaran kuesioner dengan
tujuan untuk mengetahui informasi lebih detai tentang
suatu objek
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan
data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis,gambar, maupun
23
Johni Diirnyati, Metode Penelitan Pendidikan Dan Aplikasinya
Pada Pendidikan Usia Dini. ( Cet. I; Jakarta; Kencana, 2013), h. 214.
52
elektronik. Dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai
dengan tujuan dan fokus masalah.24
Dokumen
digunakan untuk memperoleh data tentang penggunaan
sarana produksi,biaya produksi dan data lain yang
berkaitan dengan penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Lembar wawancara terstruktur yang berisikan
pertanyaan tentang elastisitas budidaya ikan yang
diperoleh dari pemilik budidaya ikan KJA,tenaga kerja
dan pengamatan secara langsung di Ponre-Ponre,
Kecamatan Libureng Kabupaten Bone berapa jumlah
ikan yang diminta atau ditawarkan oleh konsumen, serta
berapa harga udang dan berapa banyak pendapatan dari
pelaku budidaya KJA.
2. Lembar dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu, dokuen bisa berbentuk tulisan,gambar
atau karya-karya momental dari seseorang.
24
Nana Syaodih Sukmadianata, Metode Penelitian pendidikan,
( Cet.1; Bandung; Remaja Rosdakarya, 2005). h. 222.
53
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data
yang digunakan diarahkan untuk menjawab rumusan
masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Untuk menganalisis data tentang analisis elastisitas
budidaya ikan bendungan Ponre-Ponre, Kecamatan
Libureng, Kabupaten Bone, sedangkan untuk menguji
hipotesis, penulis menggunakan metode analisis data
deskriptif berfungsi untuk menggambarkan secara
sistematis fakta yang ada atau karakteristik populasi secara
cermat dan faktual. Dengan bantuan aplikasi SPSS 24
(Regresi Sederhana). Adapun rumus yang digunakan untuk
mengukur nilai koefisien elastisitas, baik itu elastisitas
permintaan dan elastisitas penawaran, serta pendapatan
yaitu sebagai berikut:
Dimana :
=
x
= Elastisitas
= Perubahan Jumlah permintaan/penawaran
= Perubahan harga barang
P = Harga mula-mula.
54
Q = Jumlah permintaan mula-mula.25
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur
elastisitas pendapatan adalah sebagai berikut:
E =
=
x
Dimana ;
E = Elastisitas
Q =Jumlah barang
I =Pendapatan
∆I =Perubahan pendapatan
∆Q =Perubahan jumlah barang
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari
total revenue yaitu;
TR= P x Q
Dimana;
TR = Total revenue (Total penerimaan)
P = Price (Harga)
Q = Quality (Jumlah barang)26
25
T.gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro,
(Cet.V;Yogyakarta.Kanisus,2003). h.52.
26 Supangat Andi, Matematika Untuk Ekonomi Dan Bisnis, (Cet.
III; Jakarta; Prenada Media Group, 2015). h.165.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Pemerintahan
a. Visi
Visi merupakan suatu gambaran untuk
menentukan masa depan yang akan dicapai oleh
suatu desa. Adapun visi dari Bendungan Ponre-
Ponreadalah terciptanya komitmen untuk
membangun masyarakat Desa Ponre-Ponre yang
maju dan berkembangdengan tata kelola
pemerintah desa yang baik dan bersih guna
mewujudkan kehidupan masyarakat Desa yang
adil, makmur dan sejahtera.
b. Misi
1) Melaksanakan tugas dan kewajiban kepala
desa didepan masyarakat secara terbuka, dan
bertanggung jawab sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2) Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur
desa dan pelayanan masyarakat desa ponre-
ponre.
56
3) Meningkatkan kebersihan, keindahan,
kerapian dan kenyamanan masyarakat desa
ponre-ponre.
4) Memelihara dan mengoptimalkan sumber
daya alam guna meningkatkan
perekonomian masyarakat desa ponre-ponre.
5) Menjalankan roda kepemerintahan didepan
masyarakat dengan semangat sesuai fungsi
dan kewajiban masing-masing, sehingga
menjadi suatu kekuatan yang bisa
menghantarkan Desa Ponre-Ponre menjadi
lebih baik.
2. Profil Desa
Ponre-ponre berasal dari kata Pore yang
artinya kuat perkasa. Desa Ponre-Ponre merupakan
salah satu desa yang ada dikecamatan libureng
kabupaten bone dengan luas 11,50 KM2. Didesa ini
terdapat Bendungan Ponre-Ponreyang merupakan
hibah dari jepang.Bendungan terbesar Ke-2 di
indonesia bertipe concrete face rockfill Dam dengan
tinggi 55 m, volume 480.000 m3 dan luas genangan
295 Ha. Pembangunan bendungan itu dimulai pada
tahun 2002 tahap penyelesaian lahan. Tahun 2004
57
mulai jalan fisiknya. Proses pembangunan pada
tahun 2005-2009. Pada 2010 mulai difungsikan.
Bendungan Ponre-Ponre berfungsi sebagai sistem
pengendalian sedimen dan banjir sungai tinco dan
DAS wallanae, meningkatkan lahan irigasi tekhnis
seluas 4.422 Ha, serta digunakan untuk perikanan
air tawar dan pariwisata. Jadi, ada beberapa rumah
warga yang dipindahkan untuk dijadikan genangan
Bendungan Ponre-Ponre ini adalah bendungan
kewenangan pusat, jadi semua kewenangan dan
fasilitas bendungan itu dari pusat.
Bendungan pusat digunakan untuk wisata
dan ada beberapa jenis ikan yang sudah
dilepasliarkan oleh ikan nila, gurame, oleh Bupati
dan Gubernur. Sehingga setiap tahun diadakan
lomba mancing, hal inilah yang menarik perhatian
masyarakat terhadap wisatawan di kawasan ponre-
ponre.
Adapun budidaya ikan dibendungan yang
dilakukan oleh masayarakat justru memiliki
pendapatan yang meningkat ketika dibandingkan
sebelum adanya bendungan.Sistem yang digunakan
dalam budidaya ikan Bendungan Ponre-Ponre
58
adalah sistem keramba. Pendapatan masyarakat
sudah ada perubahan atau boleh dikatakan
meningkat karena hampir setiap bulan hingga setiap
hari melakukan pencarian ikan di bendungan untuk
menambah pendapatan masyarakat. Bahkan ada
juga dari luar Kabupaten Bone datang di daerah
ponre-ponre baik itu berwisatawan, memancing ikan
sampai pembelian ikan. Sehingga elastisitas cukup
bagus dan berpengaruh terhadap pendapatan
masyarakat, adapun ikan yang terkenal adalah ikan
mujair atau ikan nila dan ikan mas.
Desa Ponre-Ponre mempunyai jarak dengan
ibu kota kabupaten bone 85 km.Jarak Desa Ponre-
Ponre ke ibu kota provinsi sekitar 120 km. Desa
Ponre-Ponre berbatasan dengan sebelah utara (Desa
Mario, Kecamatan Libureng), Sebelah timur (Desa
Laburasseng Kecamatan Libureng), sebelah barat
(Desa Tompo Bulu Kecamatan Libureng), sebelah
selatan (Tompo Patu Kecamatan Kahu).27
Secara Morfologi, daerah ini lebih dari
55,5 % terdiri dari daerah dataran tinggi (100–500
27
Sumber Data, Bagian Kesekretariatan dan Kepegawaian Desa
Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, “Dokumen” pada
tanggal 5 April 2021.
59
meter dari Kondisi klimatologis wilayah Kabupaten
Bone termasuk daerah yang beriklim sedang dengan
tingkat kelembaban udara berkisar antara 95% -
99% dengan temperatur berkisar 26OC – 430C.
Pada periode April-September, bertiup angin timur
yang membawa hujan. Sebaliknya pada Bulan
Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat dimana
mengalami musim kemarau. Secara topografi terdiri
dari daerah pantai,dataran rendah dan dataran
perbukitan dengan variasi ketinggian dari
permukaan laut 210 meter dan memiliki
karakteristik untuk kegiatan budidaya perikanan
yang baik.
Secara Geohidrologi pada wilayah ini
terdapat juga pegunungan dan perbukitan yang dari
celah-celahnya terdapat aliran sungai. Disekitarnya
terdapat lembah yang cukup dalam. Kondisi sungai
yang berair pada musim hujan kurang dari 90 buah.
Namun pada musim kemarau sebagian mengalami
kekeringan, kecuali sungai yang cukup besar, seperti
sungai walanae, cenrana, palakka, jaling, bulu-bulu,
salomekko, tobunne dan sungai lekoballo.
60
3. Sumber Daya Manusia
Perkembangan atau pertumbuhan penduduk
merupakan indeks perbandingan jumlah
penduduk pada suatu tahun terhadap jumlah
penduduk pada tahun sebelumnya. Pada
dasarnya tingkat pertumbuhan jumlah
penduduk, dapat digunakan untuk
mengasumsikan prediksi atau meramalkan
perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan
datang.
Jumlah penduduk di Desa Ponre-Ponre
adalah 1.751 Jiwa, tersebar di 5 dusun, dengan
distribusi penduduk menurut jenis kelamin yakni
laki-laki 870 orang dan perempuan 881 orang
dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 552 KK.
a. Agama.
Bidang kepercayaan, masyarakat Desa
Ponre-Ponre memeluk agama Islam 100%.
Sarana peribadatan yang tersedia adalah 6
bangunan mesjid. Kehidupan beragama di Desa
ini tergolong sangat kental yang ditandai dengan
61
b. Pendidikan
Masalah pendidikan di Desa Ponre-Ponre
adalah bagian integral dari sistem pendidikan
nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 yang bertujuan untuk meningkatkan iman
dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kecerdasan, keterampilan, budi pekerti,
kepribadian dan semangat kebangsaan sehingga
dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang mampu membangun dirinya
sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab
atas pembangunan bangsa. Dalam rangka
mencerdaskan bangsa serta meningkatkan
partisipasi sekolah, penduduk tentunya harus
diimbangi dengan penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan, baik pendidikan formal
maupun non formal. Sebagian besar masyarakat
Desa Ponre-Ponre tamat pada sekolah menengah
Atas. Adapun sarana pendidikan yang tersedia di
Desa Ponre-Ponre hanya memiliki
c. Pendapatan masyarakat.
Dalam pendapatanmasyarakat untuk
pemenuhan kebutuhan sehari-hari, masyarakat
62
Desa Ponre-Ponre 75% petani, 10 % nelayan,
15 % pengusaha, 5 % PNS termasuk
TNI/POLRI hanya saja dalam proses pemasaran
dan kurangnya jaringan dalam memasarkan hasil
produksinya. petani, nelayan, pengusaha di Desa
Ponre-Ponre ini tingkat kesejahteraan masih
monoton sehingga kesejahteraan desa ini perlu
di tingkatkan.
4. Perekonomian
Berdasarkan Potensi sumber daya berupa
pertanian, perikanan dan pengusaha di Desa Ponre-
Ponre yakni hampir 75 %, masyarakat Desa Ponre-
Ponre adalah seorang petani, nelayan, pengusaha
sehingga perekonomian masyarakat menjadi sangat
baik. Adapun upaya-upaya yang dilakukan dalam
rangka menumbuh kembangkan perekonomian desa
dengan membantu masyarakat mengatasi
permasalahannya yakni:
a) Melakukan pembinaan penananaman padi dan
jagung pada kelompok tani di setiap dusun
sehingga dapat bekerjasama dengan dinas
pertanian dan pengurus kelompok tani desa.
63
b) Melakukan pembinaan pelepasan bibit ikan di
Bendungan Ponre-Ponresehingga dapat
bekerjasama dengan dinas perikanan.
c) melakukan pembinaan pada lembaga BUMDES
agar tetap berfungsi sebagai lembaga keuangan
yang bergerak dalam perekonomian desa serta
membantu masyarakat untuk mengurangi angka-
angka.
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dan tata kerja pemerintah
desa Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng, Kabupaten
Bone adalah sebagai berikut:28
28
Jamaluddin (54). Kepala Desa Ponre-Ponre, Dusun Ponre-Ponre,
Desa Ponre-Ponre Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone. Senin, 05 Mei
2021.
70
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Budidaya ikan keramba jaring apung
merupakan suatu usaha masyarakat di Bendungan
Ponre-Ponre untuk menambah pendapatan mereka.
Dalam melakukan usaha budidaya ikan keramba
jaring apung dengan pemberian pakan alami. Pakan
tersebut bisa dijangkau pada lingkungan sekitar,
adapun pakannya yaitu sarang semut yang diberikan
3 kali dalam 1 bulan. Sehingga masyarakat Desa
Ponre-Ponre terbilang hemat. Selain hemat biaya
dalam pemberian pakan, masyarakat Desa Ponre-
Ponre juga disebut kreatif dalam memanfaatkan hasil
hutan yang jarang orang-orang ketahui maupun
lakukan. Harga ikan bendungan ditentukan oleh
interaksi penawaran dan permintaan dalam
pemasaran. Harga yang dihasilkan disebut sebagai
keseimbangan yang mewakili kesepakatan antara
produsen dan konsumen.
a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Permintaan, Penawaran Serta Pendapatan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan, penawaran serta pendapatan
masyarakat yaitu sebagai berikut:
71
1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Permintaan
Permintaan merupakan suatu hasil
panen budidaya ikan bendungan yang ingin
dibeli oleh konsumen dengan harga tetap.
Semakin tinggi permintaan konsumen akan
membuat harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
menjadi semakin mahal. Jenis-jenis permintaan
dapat dibagi berdasarkan dua faktor, yaitu
berdasarkan daya beli konsumen (efektif,
potensial, absolut), dan jumlah permintaan
(permintaan individu dan permintaan pasar).
Adapun hasil peneliti yang didapatkan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan yaitu sebagai berikut:
a) Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b) Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c) Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d) Selera konsumen
e) Jumlah penduduk
f) Prediksi konsumen tentang perkiraan harga
pada masa yang akan mendatang
72
2) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penawaran
Penawaran merupakan sejumlah ikan
Bendungan Ponre-Ponre yand dijual atau
ditawarkan kepada konsumen pada tingkat
harga dan waktu tertentu. Semakin tinggi
harga, maka jumlah ikan Bendungan Ponre-
Ponre yang ditawarkan akan semakin banyak,
sementara semakin rendahnya harga ikan
bendungan, maka jumlah ikan yang ditawarkan
akan semakin sedikit. Jenis-jenis penawaran
dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor
penawaran perorangan dan faktor penawaran
pasar. Adapun hasil penelitian yang didapatkan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
penawaran yaitu sebagai berikut :
1) Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
2) Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
3) Biaya produksi dan teknologi yang
digunakan
4) Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
5) Kebijakan pemerintah
6) Faktor alam
73
7) Prediksi konsumen tentang perkiraan harga
pada masa yang akan mendatang
3) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan
Pendapatan digunakan untuk mengukur standar
hidup masyarakat Desa Ponre-Ponre secara
umum, khususnya kondisi ekonomi masyarakat
desa ponre-ponre. Pendapatan dihitung dalam
rupiah yang didapat perbulannya. Secara
sederhana, sukirno menyatakan bahwa
pendapatan adalah jumlah penghasilan yang
diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya
selama satu periode tertentu, baik harian,
mingguan, bulanan atau tahunan.
Responden masyarakat Desa Ponre-
Ponre adalah nelayan yang berjualan secara
grosiran jumlah 3 orang pedagang. Adapun
nelayan yang menjual hasil panen dari keramba
jaring apung kepada penjual grosir dengan
jumlah 16 orang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa profil responden berdasarkan umur,
paling banyak berusia 31-58 tahun. Profesi
masyarakat Desa Ponre-Ponre sebelum menjadi
74
nelayan adalah petani, pelajar, pedagang dan ibu
rumah tangga.
Kegiatan budidaya yang dilaksanakan
oleh masyarakat Desa Ponre-Ponre merupakan
suatu bentuk ikhtiyar untuk memperoleh rezeki
yang halal agar bisa menghidupi keluarga dan
menyekolahkan anak-anak mereka. Dalam
budidaya ikan Bendungan Ponre-Ponre serta
faktor niat dan kejujuran adalah sebuah urgensi
diawal membuka usaha dalam berinteraksi
dengan pembeli.
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh oleh peneliti bahwa rata-rata
pendapatan yang berjualan secara grosiran
adalah Rp 200.000 - Rp 500.000 perhari
sedangkan pendapatan nelayan yang menjual
hasil panen dari keramba jaring apung adalah Rp
75.000 - Rp 150.000 perhari. Adapun faktor-
faktor pendukung lainnya yaitu, cuaca, waktu
panen, pemesanan, ketersediaan.
75
b. Analisis Elastisitas Permintaan, Penawaran
Dan Pendapatan
Tabel 6. Hasil Elastisitas Permintaan, Penawaran Dan
Pendapatan Elastisitas Budidaya Ikan Bendungan Ponre-
Ponre Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan
Masyarakat Di Desa Ponre-Ponre,
Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone
No Nama ES ED ER Keterangan
1 Ansar 2 2 1 Elastis Elastis Elastisitas uniter
2 Pare 8 6 2 Elastis elastis Elastisitas
3 Hartini 1 1 3 Inelastis inelastis Inelastis
4 Hj Daya 3 3 1 Elastis Elastis Elastis
5 Hj Mini 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis
6 Hj Tati 4 4 1 Inelastis inelastis Elastisitas uniter
7 Hj. Hariani 1 1 39 Inelastis inelastis Inelastis
8 Januddin 2 3 1 Inelastis inelastis Elastisitas uniter
9 Jasma 8 0 264 Inelastis inelastis Elastis
10 Mare 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis
11 Maryam 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis
12 Runi 1 0 0 Inelastis inelastis Inelastis
13 Sukma 1 0 0 Inelastis inelastis Inelastis
14 Sultan 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis
76
15 Suradi 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis
16 Tahang 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis
17 Tanra. 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis
18 Emang 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis
Keterangan: Adapun hasil elastisitas permintaan
yang diperoleh bapak Ansar yaitu 2 (elastis), bapak Pare
yaitu6 (elastis), Hartini yaitu -1 (inelastis), Ibu Hj Daya
yaitu 3 (elastis), Ibu Hj Mini yaitu 0 (Inelastis), Ibu Hj
Tati yaitu 4 (elastis), Ibu Hj. Hariani yaitu 1 (Elastisitas
uniter), bapak Januddin yaitu 3 (Elastis), Jasma yaitu 0
(inelastis),bapak Mare yaitu 0 (Inelastis), Ibu Maryam
yaitu 0 (Inelastis), Ibu Runi 0 (inelastis), Ibu
Sukma yaitu 0 (inelastis), bapak Sultan yaitu 0
(Inelastis), bapak Suradi yaitu 0(Inelastis), bapak
Tahang yaitu 0 (inelastis) bapak Tanra yaitu 0
(Inelastis), bapak Emang yaitu 0 (Inelastis)
Sedangkan elastisitas penawaran yang diperoleh
bapak Ansar yaitu 2 (Inelastis), bapak Pare yaitu
8 (elastis), Hartini yaitu 1 (Elastisitas uniter), Ibu Hj
Daya yaitu 3 (elastis), Ibu Hj Mini yaitu 0 (Inelastis),
Ibu Hj Tati yaitu 4 (elastis), Ibu Hj. Hariani yaitu 1
(elastisitas uniter), bapak Januddin yaitu 2 (Elastis), ibu
Jasma yaitu 8 (Elastis),bapak Mare yaitu 0 (inelastis),
Ibu Maryam yaitu 0 (Inelastis), Ibu Runi 1 (Elastis), Ibu
Sukma yaitu 1(Elastis), bapak Sultan yaitu 0 (Inelastis),
bapak Suradi yaitu 0(Inelastis), bapak Tahang yaitu 0
(inelastis) bapak Tanra yaitu 0 (inelastis), bapak
Emang yaitu 0 (Inelastis)
77
Sedangkan elastisitas pendapatan yang diperoleh
bapak Ansar yaitu 1 (elastisitas uniter), bapak Pare yaitu
2 (elastis), Hartini yaitu 3 (elastis), Ibu Hj Daya yaitu 1
(elastisitas uniter), Ibu Hj Mini yaitu 0 (inelastis), Ibu
Hj Tati yaitu 1 (elastisitas uniter), Ibu Hj. Hariani yaitu
39 (elastis), bapak Januddin yaitu 1 (Elastisitas uniter),
ibu Jasma yaitu 264 (Elastis),bapak Mare yaitu 0
(inelastis), Ibu Maryam yaitu 0 (Inelastis), Ibu Runi
yaitu 0 (inelastis), Ibu Sukma yaitu 0 (inelastis), bapak
Sultan yaitu 0 (Inelastis), bapak Suradi yaitu 0
(Inelastis), bapak Tahang yaitu 0 (inelastis), bapak
Tanra yaitu 0 (inelastis), bapak Emang yaitu 0
(Inelastis).
c. Analisis Elastisitas Rata-Rata
Tabel 7. Hasil Elastisitas Rata-Rata Elastisitas Budidaya
Ikan Bendungan Ponre-Ponre Dan Pengaruhnya Terhadap
Pendapatan Masyarakat Di Desa Ponre-Ponre, Kecamatan
Libureng, Kabupaten Bone
No Nama ES ED ER EA TR
1 Ansar 2 2 1 3 2
2 Pare 8 6 2 3 5
3 Hartini 1 1 3 3 2
4 Hj Daya 3 3 1 3 2
5 Hj Mini 0 0 0 3 0
6 Hj Tati 4 4 1 3 2
78
7 Hj. Hariani 1 1 39 3 13
8 Januddin 2 3 1 3 1
9 Jasma 8 0 264 3 85
10 Mare 0 0 0 3 0
11 Maryam 0 0 0 3 0
12 Runi 1 0 0 3 0
13 Sukma 1 0 0 3 0
14 Sultan 0 0 0 3 0
15 Suradi 0 0 0 3 0
16 Tahang 0 0 0 3 0
17 Tanra. 0 0 0 3 0
18 Emang 0 0 0 3 0
Adapun hasil elastisitas rata-rata yang
diperoleh bapak Ansar yaitu 2, bapak Pare yaitu 5,
Hartini yaitu 2, Ibu Hj Daya yaitu 2, Ibu Hj Mini
yaitu 0, Ibu Hj Tati yaitu 2, Ibu Hj. Hariani yaitu
13, bapak Januddin yaitu 1, ibu Jasma yaitu
85,bapak Mare yaitu 0, Ibu Maryam yaitu 0, Ibu
Runi yaitu 0, Ibu Sukma yaitu 0, bapak Sultan
yaitu 0, bapak Suradi yaitu 0, bapak Tahang yaitu
0, bapak Tanra yaitu 0, bapak Emang yaitu 0.
79
d. Pengujian Asumsi Klasik dan Statistik
1) Pengujian Asumsi Klasik
Dalam pengujian ini menggunakan
beberapa alat uji yaitu normalitas, uji
linearitas, uji heterogenitas, uji autokorelasi.
Berikut akan dijelaskan pengujian yang
digunakan dalam penelitian ini telah
memenuhi asumsi-asumsi tersebut.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan tekhnik one-sample kolmogorov-
Smornov.Test yaitu dengan membandingkan
hasil uji KS dengan signifikasi tertentu. Adapun
hasil perhitungan uji normalitas kedua variabel
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 18
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 45076273,56000000
Most Extreme Differences Absolute ,103
Positive ,093
Negative -,103
80
Test Statistic ,103
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber; Data Diolah SPSS 24
Dasar pengambilan keputusan dari uji
normalitas, jika nilai signifikasi > 0,05, maka
nilai residual berdistribusi normal, dan jika nilai
sighnifikasi < 0,05, maka nilai resdiual tidak
berdistribusi normal. Berdasarkan dari hasil
perhitungan pada tabel diatas maka dapat
diperoleh hasil perhitungan uji normalitas data,
diperoleh sig. KS = 0,200 > 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi
normal.
Selain menggunakan uji kolmogorov
smirnov, analisis normalitas data ini juga
didukung dari normal Q-Q Plot, dengan hasil uji
normalitas dibawah ini:
81
Gambar 7. Hasil Uji Normalitas
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 ELASTISITASb . Enter
a. Dependent Variable: PENDAPATAN
b. All requested variables entered.
Sumber: Data olah SPSS 24
Dilihat dari gambar diatas dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi normal,
karena jika data atau titik menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
maka disebut normal, sebaliknya data dikatakan
82
tidak terdistribusi normal, jika data atau titik
menyebar jauh dari arah garis atau tidak
mengikuti diagonal.
b) Uji Linearitas
Uji linearitas dipergunakan untuk
melihat apakah model yang dibangun
mempunyai hubungan linear atau tidak.
Uji ini jarang digunakan pada berbagai
penelitian, karena biasanya model
dibentuk berdasarkan telaah teoritis
bahwa hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikatnya adalah linear.
Tabel 9. Hasil Uji Linearitas
Sumber : Data olah SPSS 24
Berdasarkan hasil output SPSS
24, pada grafik X dan Y diatas linear.
Namun, tetap memiliki hubungan positif
83
yaitu setiap variabel X akan
mempengaruhi nilai variabel Y.
Sehingga 0,057 > 0,05.
c) Uji Heterogenitas
Uji heterogenitas merupakan uji
yang menilai apakah ada ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua
pengamatan pada model regresi linear.
Tabel 10. Hasil Uji Heterogenitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,311E-9 11195798,410 ,000 1,000
ELASTISITAS ,000 550835,133 ,000 ,000 1,000
a. Dependent Variable: Abs_RES
Sumber: Data Olah SPSS 24
Dilihat dari hasil uji heterogenitas
nilai sighnifikan variabel X yang
diperoleh adalah 1,0 > 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada
gejala heterogenitas.
d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam model
regresi linier, harus dilakukan apabila
data merupakan data time series atau
runtut waktu. Maksud dari autokorelasi
84
adalah sebuah nilai pada sampel atau
observasi tertentu sangat dipengaruhi
oleh nilai observasi sebelumnya.
Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain.
Autokorelasi dapat dideteksi
dengan menggunakan beberapa jenis
analisis, salah satunya adalah uji durbin
watson untuk menilai adanya
autokorelasi pada residual. Uji durbin
watson akan menghasilkan nilai durbin
watson (DW) yang nantinya akan
dibandingkan dengan dua (2) nilai durbin
watson table yaitu durbin Upper (DU)
dan durbin lower (DL). Dikatakan tidak
terdapat autokorelasi jika nilai DW > DU
dan (4-DW) > DU atau bisa dinotasikan
juga seperti: (4-DW) > DU < DW.
85
Tabel 11. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,076a ,006 -,056 46463559,28000 ,950
a. Predictors: (Constant), ELASTISITAS
b. Dependent Variable: PENDAPATAN
Sumber; Data Diolah SPSS 24
DW = 0,950
dL = 1,1576
dU = 1,3913
Dilihat dari nilai DW = 0,950,
dengan melihat nilai dL dan dU pada
tabel Durbin Watson dengan n adalah
banyaknya data yaitu N = 18, K = 1, K
tersebut menunjukkan banyaknya
variabel bebas. Diperoleh nilai dari dL =
1,1576, dan dU = 1.3913, maka dapat
dikatakan bahwa jika Dw lebih besar
dari dU maka tidak terjadi autokorelasi
berdasarkan output SPSS 24 ternyata dU
lebih besar dari dW sehingga ada gejala
Autokorelasi.
86
2) Pengujian Statistik
a) Pengujian Regresi
Tabel 12. Hasil Pengujian Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 102649323,600 11195798,410 9,169 ,000
ELASTISITAS -168836,058 550835,133 -,076 -,307 ,763
a. Dependent Variable: PENDAPATAN
Sumber; Data Diolah SPSS 24
Persamaan linear berdasarkan
output SPSS 24 yaitu Y =
102649323,600 – 168836,058 X
(Elastisitas) memiliki hubungan negatif
terhadap variabel Y (Pendapatan),
dimana variabel X dengan berbanding
terbalik dengan variabel Y ketika
variabel X naik maka variabel Y
cenderung turun.
87
b) Pengujian R
Tabel 13. Hasil Pengujian R dan R2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,076a ,006 -,056 46463559,28000
a. Predictors: (Constant), ELASTISITAS
b. Dependent Variable: PENDAPATAN
Sumber; Data diolah SPSS 24
Sesuai tabel output spss24 diata
dapat diketahui bahwa Nilai R = 0,076
menandakan variabel X memiliki
hubungan yang lemah dengan variabel
Y. Sedangkan nilai R2 = 0,006 artinya
variabel X memiliki kontribusi terhadap
perubahan nilai variabel Y sebesar 0,6 %
sisanya 99,4 % dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
88
c) Uji Hipotesis
Tabel 14. Hasil Uji Hipotesis
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 ELASTISITAS -168836,058 550835,133 -,076 -,307 ,763
a. Dependent Variable: PENDAPATAN
Sumber; Data Diolah SPSS 24
Berdasarkan output SPSS 24. Diperoleh
nilai t hitung sebesar (-0,307). (Yang berarti
minus adalah arah, jadi tetap nilai absolut yang
berlaku). Dan nilai tabel dengan
adalah 2,11991 sesuai ketentuan,
jika t hitung > t tabel, Ha diterima sedangkan
Ho ditolak, jika t hitung < t tabel maka Ho
diterima Ha ditolak, sehingga berdasarkan data
diatas, nilai 0,307 < 2,11991 sehingga Ho
diterima dimana berbunyi tidak ada pengaruh
elastisitas terhadap pendapatan masyarakat di
Desa Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng,
Kabupaten Bone.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran,
Permintaan Dan Pendapatan
Adapun hasil peneliti yang didapatkan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan yaitu harga ikan Bendungan Ponre-
Ponre, Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre,
Tingkat pendapatan atau daya beli ikan Bendungan
Ponre-Ponre, Selera konsumen, Jumlah penduduk
dan cuaca. sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran yaitu Harga ikan
Bendungan Ponre-Ponre, Ketersediaan ikan
Bendungan Ponre-Ponre, Biaya produksi dan
teknologi yang digunakan, Jumlah ikan Bendungan
Ponre-Ponre,Kebijakan pemerintah,Faktor alam
Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang Prediksi konsumen
tentang perkiraan harga pada masa yang akan
mendatang. Sedangkan faktor-faktor pendapatan
yaitu, cuaca, waktu panen, pemesanan, ketersediaan.
90
2. Analisis Elastisitas Budidaya Ikan Bendungan
Ponre-Ponre
Berdasarkan output SPSS 24. Diperoleh nilai
t hitung sebesar (-0,307). (Yang berarti minus
adalah arah, jadi tetap nilai absolut yang berlaku).
Dan nilai tabel dengan adalah
2,11991 sesuai ketentuan, jika t hitung > t tabel, Ha
diterima sedangkan Ho ditolak, jika t hitung < t
tabel maka Ho diterima Ha ditolak, sehingga
berdasarkan data diatas, nilai 0,307 < 2,11991
sehingga Ho diterima dimana berbunyi tidak ada
pengaruh elastisitas terhadap pendapatan
masyarakat di Desa Ponre-Ponre, Kecamatan
Libureng, Kabupaten Bone.
B. Saran
Berdasarkan hasil peneliti yang dapat
disimpulkan yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis dapat mengemukakan saran untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Ponre-
Ponre, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone.
Diharapkan pemerintah melakukan pembinaan tentang
elastisitas budidaya ikan Bendungan Ponre-Ponre dan
lebih meningkatkan produksi budidaya ikan bendungan.
91
Penulis menyadari kekurangan dalam skripsi ini
sehingga penulis menyarankan pembaca dapat
melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan
elastisitas budidaya ikan Bendungan Ponre-Ponre dan
pengaruhnya terhadap pendapatan masyarakat Desa
Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone.
Penulis mengharapkan skripsi ini dapat menjadi sumber
informasi pagi pembaca.
92
DAFTAR PUSTAKA
Dini Atika Najah, Elastisitas Skala Ekonomi Dan Efisiensi
Produksi Budidaya Ikan Bandeng Pada Sentra
Perikanan Di Tajung Widoro Desa Mengare Kabupaten
Gresik., (Cet. I; Universitas Jember, 2019). h. 95.
Dominick salvarote, Mikro Ekonomi, (Cet. X; Erlangga Jakarta
2007). H, 36.
Dumairy, Matematika Tarapan Untuk Bisnis Dan Ekonomi,
(Cet, III; Erlangga,1996). hal,221-222.
Dumairy, Matematika Terapan Untuk Bisnis Dan Ekonomi,
(Cet IX; BPFE- Yogyakarta, 2015), h.221.
Elif Pardiansyah. “Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam:
Pendekatan Teoritis dan Empiris.” (Cet I; Universitas
Indonesia Jakarta. 2017). h. 341.
Gaspersz, Total Quality Management, (Cet, V; Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1996). H, 105.
Hartono Tony, Mekanisme ekonomi dalam konteks ekonomi
indonesia, (Cet. I; Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), Hal.78.
Idil Ardi, Budidaya Ikan Sistem Keramba Jaring Apung Guna
Menjaga Keberlanjutan Lingkungan Perairan Waduk
Cirata diakses pada tanggal 10 Desember 2020 Jurnal
penelitian, 8, 24-25, 2013.
Johni Diirnyati, Metode Penelitan Pendidikan Dan Aplikasinya
Pada Pendidikan Usia Dini. ( Cet. I; Jakarta; Kencana,
2013), h. 214.
93
Kelana, S. Ekonomi Mikro. PT Raja Grafindo Persada, ( Cet,
II; Jakarta. 1996). h 219.
Khusaini Mohammad, Ekonomi Mikro Dasar-Dasar Teori,
(Cet, I; Universitas Brawijaya Press, 2013). h. 30-34.
Nana Syaodih Sukmadianata, Metode Penelitian pendidikan,
( Cet.1; Bandung; Remaja Rosdakarya, 2005). h. 222.
Narayan, D, Pendapatan rumah tangga dan modal sosial di
pedesaan Tanzania. (Cet I; Fakultas Perkembangan
Ekonomi dan Perubahan Budaya. 1999) h. 871-986
North, D. C. Kelembagaan, Perubahan Kelembagaan dan
Kinerja Ekonomi. (Cet. I; Cambridge University
Press.Cambridge. 1990).
Samuelson,. Mikro Ekonomi ( Cet, I; Erlangga: Jakarta 1996).
h 107.
Sudarmin, Sulaiman, dan Syafruddin Side, Elastisitas Tingkat
Penjualan Ikan Paggandeng Terhadap Perubahan
Musim Di Kelurahan Tamalanrea Indah Makassar,
(Cet. I UNM Parangtambung, Makasaar, 2014). h.7.
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D.
(Cet. XXII; Bandung: ALFABETA, 2015). h.80.
Suharso, Elastisitas Produksi Perikanan Tangkap Kota Tegal,
(Cet. I; Pada Universitas Diponegoro Semarang, 2006).
h. 99.
Sukirno, S. Mikro Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada, (Cet. II;
Jakarta. 1997). h 97.
94
Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan: Proses, masalah,
dan dasar Kebijakan (edisi ke kedua). (Cet. II; Jakarta :
Kencana Prenadamedia Group. 2014). H 119-120.
Supangat Andi, Matematika Untuk Ekonomi dan Bisnis, (Cet.
III; Jakarta: 2015),h. 165.
Suroto. Strategi Pembangunan Dan Perencanaan Perencanaan
Kesempatan Kerja. ( Cet. IX; Yogyakarta: Gajah Mada
Univercity. 2000). h 201.
Syamsuddin (27). Kepercayaan Pondok Mulya, Jln Agus Salim,
Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara,
Kabupaten Sinjai, Tanggal 03 November 2020.
T.gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro,
(Cet.V;Yogyakarta.Kanisus,2003). h.52.
Vipriyanti, N. U. Analisis keterkaitan modal sosial dan
pembangunan ekonomi wilayah: studi kasus di empat
kabupaten di Bali [draf disertasi]. Bogor. Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 2007
Wahyudi Adji, Et Al. Ekonomi, (Cet. I; Jakarta: Pt. Gelora
Aksara Pratama, 2007), H. 75.
Wahyudi Adji, et.al. Ekonomi.
INSTRUMEN PENELITIAN
Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Lembar wawancara terstruktur yang berisikan
pertanyaan tentang elastisitas budidaya ikan yang
diperoleh dari pemilik budidaya ikan KJA,tenaga kerja
dan pengamatan secara langsung di Ponre-Ponre,
Kecamatan Libureng Kabupaten Bone berapa jumlah
ikan yang diminta atau ditawarkan oleh konsumen, serta
berapa harga udang dan berapa banyak pendapatan dari
pelaku budidaya KJA.
2. Lembar dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan,gambar
atau karya-karya momental dari seseorang.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 18
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 45076273,56000000
Most Extreme Differences Absolute ,103
Positive ,093
Negative -,103
Test Statistic ,103
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 ELASTISITASb . Enter
a. Dependent Variable: PENDAPATAN
b. All requested variables entered.
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig. PENDAPATAN
* ELASTISITAS Between
Groups
(Combined) 20285252450000000,000 6 3380875408000000,000 2,572 ,083
Linearity 202820615000000,000 1 202820615000000,000 ,154 ,702
Deviation
from
Linearity
20082431830000000,000 5 4016486366000000,000 3,056 ,057
Within Groups 14459365620000000,000 11 1314487784000000,000
Total 34744618070000000,000 17
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,311E-9 11195798,410
,000 1,000
ELASTISITAS ,000 550835,133 ,000 ,000 1,000
a. Dependent Variable: Abs_RES
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,076a ,006 -,056 46463559,28000 ,950
a. Predictors: (Constant), ELASTISITAS
b. Dependent Variable: PENDAPATAN
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 102649323,600 11195798,410 9,169 ,000
ELASTISITAS -168836,058 550835,133 -,076 -,307 ,763
a. Dependent Variable: PENDAPATAN
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,076a ,006 -,056 46463559,28000
a. Predictors: (Constant), ELASTISITAS
b. Dependent Variable: PENDAPATAN
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 ELASTISITAS -168836,058 550835,133 -,076 -,307 ,763
a. Dependent Variable: PENDAPATAN
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Ansar
Umur :40 Tahun
Jenis Kelamin:Laki-Laki
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan Ponre-
Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-2009
dan fungsikan pada tahun 2010.
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi permintaan
dan penawaran yaitu sebagai berikut:
g) Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
h) Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
i) Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
j) Selera konsumen
k) Jumlah penduduk
l) Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
m) Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
n) Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
o) Kebijakan pemerintah
p) Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan Ponre-
Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-Ponre
terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan Ponre-
Ponre ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan kami
yang meningkat karena hasil dari budidaya ikan
bendungan ini kami dapat menyekolahkan putra putri
kami dari hasil penjualan dibantu dengan hasil pertanian
kami. Adapun luas keramba kami 10 x 7 meter/persegi
sebanyak 2 petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan Ponre-
Ponre?
Jawab : Rp.560.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika ada
berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 750.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan Ponre-
Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Ansar
Minggu 1 100 Ekor Rp66.000 Rp6.600.000
Minggu 2 70 Ekor Rp55.000 Rp5.500.000
Minggu 3 170 Ekor Rp70.000 Rp9.100.000
Minggu 4 87 Ekor Rp 245.000 Rp245.000
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Permintaan Harga TR
Ansar
Minggu 1 98 Ekor Rp66.000 Rp 6.468.000
Minggu 2 65 Ekor Rp55.000 Rp 3.575.000
Minggu 3 162 Ekor Rp70.000 Rp11.340.000
Minggu 4 75 Ekor Rp 245.000 Rp18.375.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Pare
Umur :38 Tahun
Jenis Kelamin:Laki-Laki
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 10 x 7 meter/persegi sebanyak 2
petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.560.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 230.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Pare
Minggu 1 55 Ekor Rp68.000 Rp 3.740.000
Minggu 2 40 Ekor Rp65.000 Rp 2.600.000
Minggu 3 125 Ekor Rp85.000 Rp10.625.000
Minggu 4 96 Ekor Rp 150.000 Rp14.400.000
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Pare Minggu 1 66 Ekor Rp68.000 Rp4.488.000
Minggu 2 43 Ekor Rp65.000 Rp2.795.000
Minggu 3 120 Ekor Rp85.000 Rp3.655.000
Minggu 4 105 Ekor Rp 150.000 Rp15.750.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Hartini
Umur :38 Tahun
Jenis Kelamin:Perempuan
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 5 x 10 meter/persegi sebanyak 2
petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.400.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 230.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Hartini Minggu 1 100 Ekor Rp 121.000 Rp15.125.000
Minggu 2 88 Ekor Rp 145.000 Rp14.210.000
Minggu 3 115 Ekor Rp 130.000 Rp16.770.000
Minggu 4 140 Ekor Rp 170.000 Rp25.840.000
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Hartini Minggu 1 125 Ekor Rp 121.000 Rp15.125.000
Minggu 2 98 Ekor Rp 145.000 Rp14.210.000
Minggu 3 129 Ekor Rp 130.000 Rp16.770.000
Minggu 4 152 Ekor Rp 170.000 Rp25.840.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Hj daya
Umur :60 Tahun
Jenis Kelamin:Perempuan
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 5 x 3 meter/persegi sebanyak 4 petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.600.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 550.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Hj Daya Minggu 1 110 Ekor Rp 133.000 Rp20.216.000
Minggu 2 170 Ekor Rp 155.000 Rp28.985.000
Minggu 3 165 Ekor Rp 250.000 Rp44.000.000
Minggu 4 86 Ekor Rp 135.000 Rp12.960.000
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Hj Daya Minggu 1 120 Ekor Rp 133.000 Rp20.216.000
Minggu 2 187 Ekor Rp 155.000 Rp28.985.000
Minggu 3 176 Ekor Rp 250.000 Rp44.000.000
Minggu 4 96 Ekor Rp 135.000 Rp12.960.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Hj Mini
Umur :54 Tahun
Jenis Kelamin:Perempuan
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 10 x 8 meter/persegi sebanyak 2
petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.640.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 450.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Hj Mini Minggu 1 98 Ekor Rp80.000 Rp 7.840.000
Minggu 2 82 Ekor Rp 170.000 Rp13.940.000
Minggu 3 110 Ekor Rp 135.000 Rp14.850.000
Minggu 4 101 Ekor Rp 160.000 Rp16.160.000
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Hj Mini Minggu 1 103 Ekor Rp80.000 Rp8.240.000
Minggu 2 85 Ekor Rp 170.000 Rp14.450.000
Minggu 3 129 Ekor Rp 135.000 Rp17.415.000
Minggu 4 114 Ekor Rp 160.000 Rp18.240.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Januddin
Umur :58 Tahun
Jenis Kelamin:Laki-Laki
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 5 x 10 meter/persegi sebanyak 2
petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.400.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 150.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Januddin Minggu 1 65 Ekor Rp 108.000 Rp8.100.000
Minggu 2 87 Ekor Rp95.000 Rp9.025.000
Minggu 3 95 Ekor Rp 120.000 Rp12.600.000
Minggu 4 143 Ekor Rp 150.000 Rp20.400.000
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Januddin Minggu 1 75 Ekor Rp 108.000 Rp8.100.000
Minggu 2 95 Ekor Rp95.000 Rp9.025.000
Minggu 3 105 Ekor Rp 120.000 Rp12.600.000
Minggu 4 136 Ekor Rp 150.000 Rp20.400.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Jasma
Umur :50 Tahun
Jenis Kelamin:Perempuan
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 5 x 8 meter/persegi sebanyak 3 petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.960.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 500.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Jasma Minggu 1 144 Ekor Rp 137.000 Rp19.789.976
Minggu 2 146 Ekor Rp 130.000 Rp19.026.429
Minggu 3 148 Ekor Rp 235.000 Rp34.841.548
Minggu 4 150 Ekor Rp 185.000 Rp27.780.833
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Jasma Minggu 1 138 Ekor Rp 137.000 Rp18.632.000
Minggu 2 197 Ekor Rp 130.000 Rp25.610.000
Minggu 3 145 Ekor Rp 235.000 Rp34.075.000
Minggu 4 95 Ekor Rp 185.000 Rp17.575.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Mare
Umur :35 Tahun
Jenis Kelamin:Perempuan
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 10 x 9 meter/persegi sebanyak 2
petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.720.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 500.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Mare Minggu 1 152 Ekor Rp 103.000 Rp15.663.357
Minggu 2 154 Ekor Rp 190.000 Rp29.255.476
Minggu 3 156 Ekor Rp 200.000 Rp31.176.190
Minggu 4 158 Ekor Rp 170.000 Rp26.823.571
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Mare Minggu 1 123 Ekor Rp 103.000 Rp12.669.000
Minggu 2 135 Ekor Rp 190.000 Rp25.650.000
Minggu 3 97 Ekor Rp 200.000 Rp19.400.000
Minggu 4 124 Ekor Rp 170.000 Rp21.080.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Maryam
Umur :25 Tahun
Jenis Kelamin:Perempuan
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 3 x 10 meter/persegi sebanyak 2
petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.240.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 140.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Maryam Minggu 1 160 Ekor Rp 102.000 Rp16.288.429
Minggu 2 162 Ekor Rp 190.000 Rp30.703.095
Minggu 3 164 Ekor Rp 135.000 Rp22.072.500
Minggu 4 165 Ekor Rp 200.000 Rp33.080.952
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Maryam Minggu 1 97 Ekor Rp 102.000 Rp9.894.000
Minggu 2 82 Ekor Rp 190.000 Rp15.580.000
Minggu 3 134 Ekor Rp 135.000 Rp18.090.000
Minggu 4 149 Ekor Rp 200.000 Rp29.800.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Hj.Hariani
Umur :40 Tahun
Jenis Kelamin:Perempuan
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 5 x 10 meter/persegi sebanyak 3
petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.1.300.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 360.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Hj
Hariani
Minggu 1 198 Ekor Rp 220.000 Rp43.560.000
Minggu 2 170 Ekor Rp 250.000 Rp42.500.000
Minggu 3 165 Ekor Rp 220.000 Rp36.300.000
Minggu 4 174 Ekor Rp 210.000 Rp36.540.000
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Hj
Hariani
Minggu 1 210 Ekor Rp 220.000 Rp46.200.000
Minggu 2 187 Ekor Rp 250.000 Rp46.750.000
Minggu 3 179 Ekor Rp 220.000 Rp39.380.000
Minggu 4 185 Ekor Rp 210.000 Rp38.850.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Runi
Umur :32 Tahun
Jenis Kelamin:Perempuan
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 10 x 5 meter/persegi sebanyak 3
petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.600.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 500.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Runi Minggu 1 167 Ekor Rp 133.000 Rp22.252.167
Minggu 2 169 Ekor Rp 195.000 Rp32.996.786
Minggu 3 171 Ekor Rp 150.000 Rp25.667.857
Minggu 4 173 Ekor Rp 170.000 Rp29.414.048
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Runi Minggu 1 125 Ekor Rp 133.000 Rp16.625.000
Minggu 2 93 Ekor Rp 195.000 Rp18.135.000
Minggu 3 75 Ekor Rp 150.000 Rp11.250.000
Minggu 4 105 Ekor Rp 170.000 Rp17.850.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :sukma
Umur :53 Tahun
Jenis Kelamin:Perempuan
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 10 x 10 meter/persegi sebanyak 2
petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.800.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 400.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Sukma Minggu 1 175 Ekor Rp 116.000 Rp20.291.714
Minggu 2 177 Ekor Rp 150.000 Rp26.525.000
Minggu 3 179 Ekor Rp 135.000 Rp24.129.643
Minggu 4 181 Ekor Rp 195.000 Rp35.225.357
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Sukma Minggu 1 97 Ekor Rp 116.000 Rp11.252.000
Minggu 2 82 Ekor Rp 150.000 Rp12.300.000
Minggu 3 102 Ekor Rp 135.000 Rp13.770.000
Minggu 4 147 Ekor Rp 195.000 Rp28.665.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Sultan
Umur :37 Tahun
Jenis Kelamin:Laki-Laki
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 30 x 7 meter/persegi sebanyak 1
petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.840.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 500.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Sultan Minggu 1 183 Ekor Rp96.000 Rp17.524.571
Minggu 2 184 Ekor Rp 215.000 Rp39.657.262
Minggu 3 186 Ekor Rp90.000 Rp16.772.143
Minggu 4 188 Ekor Rp 250.000 Rp47.065.476
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Sultan Minggu 1 130 Ekor Rp96.000 Rp12.480.000
Minggu 2 97 Ekor Rp 215.000 Rp20.855.000
Minggu 3 139 Ekor Rp90.000 Rp12.510.000
Minggu 4 118 Ekor Rp 250.000 Rp29.500.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Suradi
Umur :33 Tahun
Jenis Kelamin:Laki-Laki
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 25 x 50 meter/persegi sebanyak 1
petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.1.000.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 700.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Suradi Minggu 1 190 Ekor Rp 100.000 Rp19.016.667
Minggu 2 192 Ekor Rp 300.000 Rp57.621.429
Minggu 3 194 Ekor Rp 270.000 Rp52.373.571
Minggu 4 196 Ekor Rp 250.000 Rp48.970.238
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Suradi Minggu 1 150 Ekor Rp 100.000 Rp15.000.000
Minggu 2 170 Ekor Rp 300.000 Rp51.000.000
Minggu 3 159 Ekor Rp 270.000 Rp42.930.000
Minggu 4 110 Ekor Rp 250.000 Rp27.500.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Tahang
Umur :50 Tahun
Jenis Kelamin:Laki-Laki
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 10 x 9 meter/persegi sebanyak 4
petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.1.440.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 600.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Tahang
Minggu 1 198 Ekor Rp91.000 Rp17.998.500
Minggu 2 200 Ekor Rp 200.000 Rp39.938.095
Minggu 3 202 Ekor Rp 245.000 Rp49.390.833
Minggu 4 204 Ekor Rp 150.000 Rp30.525.000
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Tahang
Minggu 1 120 Ekor Rp91.000 Rp10.920.000
Minggu 2 187 Ekor Rp 200.000 Rp37.400.000
Minggu 3 97 Ekor Rp 245.000 Rp23.765.000
Minggu 4 113 Ekor Rp 150.000 Rp16.950.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Tanra
Umur :54 Tahun
Jenis Kelamin:Laki-Laki
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 5 x 10 meter/persegi sebanyak 2
petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.550.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 300.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Tanra Minggu 1 205 Ekor Rp99.000 Rp20.335.071
Minggu 2 207 Ekor Rp 290.000 Rp60.119.762
Minggu 3 209 Ekor Rp 125.000 Rp26.151.786
Minggu 4 211 Ekor Rp 275.000 Rp58.057.738
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Tanra Minggu 1 170 Ekor Rp99.000 Rp16.830.000
Minggu 2 95 Ekor Rp 290.000 Rp27.550.000
Minggu 3 198 Ekor Rp 125.000 Rp24.750.000
Minggu 4 199 Ekor Rp 275.000 Rp54.725.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Emang
Umur :40 Tahun
Jenis Kelamin:Laki-Laki
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 10 x 8 meter/persegi sebanyak 2
petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.640.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 120.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Emang Minggu 1 213 Ekor Rp 108.000 Rp23.006.571
Minggu 2 215 Ekor Rp 215.000 Rp46.209.643
Minggu 3 217 Ekor Rp 190.000 Rp41.198.333
Minggu 4 219 Ekor Rp 250.000 Rp54.684.524
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Emang Minggu 1 200 Ekor Rp 108.000 Rp21.600.000
Minggu 2 201 Ekor Rp 215.000 Rp43.215.000
Minggu 3 202 Ekor Rp 190.000 Rp38.380.000
Minggu 4 203 Ekor Rp 250.000 Rp50.750.000
ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
PEDOMAN WAWANCARA
A. DATA PRIBADI
Nama :Hj Tati
Umur :40 Tahun
Jenis Kelamin:Perempuan
B. Pertanyaan
1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-
Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan
Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?
Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-
2009 dan fungsikan pada tahun 2010
2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?
Jawaban : setiap hari
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap pendapatan
masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?
Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:
a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre
b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre
c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan
Bendungan Ponre-Ponre
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa yang akan mendatang
g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre
i. Kebijakan pemerintah
j. Faktor alam
4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-
Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?
Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap
pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari
budidaya ikan bendungan ini kami dapat
menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan
dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas
keramba kami 10 x 8 meter/persegi sebanyak 2
petak.
5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam
mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Jawab : Rp.640.000
6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika
ada berapa?
Jawab: Ya ada, Rp 150.000
7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh
pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan
Ponre-Ponre?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Hj Tati Minggu 1 75 Ekor Rp 128.000 Rp 9.600.000
Minggu 2 145 Ekor Rp 100.000 Rp14.500.000
Minggu 3 115 Ekor Rp 190.000 Rp21.850.000
Minggu 4 173 Ekor Rp 175.000 Rp30.275.000
8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh
konsumen?
Nama Panen Ke Penawaran Harga TR
Hj Tati Minggu 1 83 Ekor Rp 128.000 Rp14.525.000
Minggu 2 154 Ekor Rp 100.000 Rp15.400.000
Minggu 3 128 Ekor Rp 190.000 Rp24.320.000
Minggu 4 183 Ekor Rp 175.000 Rp32.025.000
SCHEDULE PENELITIAN
No Hari/Tanggal Keterangan
1 Kamis-Ahad, 1-2 April
2020
Survey Lokasi
Penelitian
2 Sabtu, 3 April 2020 Pengambilan Surat Izin
Penelitian
3 Senin, 5 April 2020 Mengantar surat
kepada kepala desa,
mengambil dokumen
profil desa di Desa
Ponre-Ponre
Kecamatan Libureng
dan surat izin selesai
meneliti
4 Selasa-Selasa,6-13 April
2020
Hasil penelitian
BIODATA PENULIS
NAMA : SUDARMIN
NIM : 170303136
TEMPAT/TANGGAL LAHI : PONRE-PONRE,07
NOVEMBER-1998
ALAMAT : Dusun Ajangale, Desa
Ponre-Ponre, Kecamatan
Libureng, Kabupaten Bone
RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. SDN 185 Mario
2. SMPN 2 Libureng
3. SMAN 2 Libureng
4. Institut Agama Islam
Muhammadiyah Sinjai
Nomor Handphone: 083150766514
Nama Orang Tua Ayah : MASSE
Ibu : JAHIDA