2
Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Ditargetkan Meningkat Jakarta, 15/6 (Selasar) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Achir Chaniago menargetkan elastisitas penyerapan tenaga kerja dari pertumbuhan ekonomi meningkat menjadi satu persen berdaya serap 350 ribu tenaga kerja pada 2016. Hal itu diyakini Andrinof dapat teralisasi dengan derasnya investasi berorientasi padat karya, didorong percepatan pembangunan infrastruktur yang akan memberikan insentif untuk industri dalam penyediaan energi dan konektivitas. "Kalau sudah ada listrik, transportasi, dan lainnya, investasi akan terus masuk," kata dia di sela Seminar Berbagi Pengalaman Jejaring Lapangan bagi Kaum Muda, di Jakarta, Senin. Hingga awal Juni 2015, menurutnya, elastisitas tenaga kerja dari pertumbuhan ekonomi masih satu persen berdaya serap 250 ribu tenaga kerja. Andrinof mengidentifikasi beberapa sektor ekonomi telah mengalami penyusutan daya serap tenaga kerja, seperti sektor pertanian dan perikanan. Sektor pertanian, meskipun masih jadi sektor penyumbang tenaga kerja tertinggi, namun secara tahunan kontribusinya menurun 1,74 persen atau menurun 710 ribu tenaga kerja per Februari 2015, menjadi 40,1 juta. Penurunan daya serap tenaga kerja juga terjadi pada sektor transportasi, perdagangan dan komunikasi sebesar 2,63 persen. Menurut Andrinof, pelaku usaha sektor ekonomi yang mengalami penyusutan serapan tenaga kerja perlu menggiatkan hilirisasi.

Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja

Citation preview

Page 1: Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja

Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Ditargetkan Meningkat

Jakarta, 15/6 (Selasar) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Achir Chaniago

menargetkan elastisitas penyerapan tenaga kerja dari pertumbuhan ekonomi meningkat menjadi

satu persen berdaya serap 350 ribu tenaga kerja pada 2016.

Hal itu diyakini Andrinof dapat teralisasi dengan derasnya investasi berorientasi padat karya,

didorong percepatan pembangunan infrastruktur yang akan memberikan insentif untuk industri

dalam penyediaan energi dan konektivitas.

"Kalau sudah ada listrik, transportasi, dan lainnya, investasi akan terus masuk," kata dia di sela

Seminar Berbagi Pengalaman Jejaring Lapangan bagi Kaum Muda, di Jakarta, Senin.

Hingga awal Juni 2015, menurutnya, elastisitas tenaga kerja dari pertumbuhan ekonomi masih

satu persen berdaya serap 250 ribu tenaga kerja.

Andrinof mengidentifikasi beberapa sektor ekonomi telah mengalami penyusutan daya serap

tenaga kerja, seperti sektor pertanian dan perikanan.

Sektor pertanian, meskipun masih jadi sektor penyumbang tenaga kerja tertinggi, namun secara

tahunan kontribusinya menurun 1,74 persen atau menurun 710 ribu tenaga kerja per Februari

2015, menjadi 40,1 juta.

Penurunan daya serap tenaga kerja juga terjadi pada sektor transportasi, perdagangan dan

komunikasi sebesar 2,63 persen.

Menurut Andrinof, pelaku usaha sektor ekonomi yang mengalami penyusutan serapan tenaga

kerja perlu menggiatkan hilirisasi. Selain untuk menambah jumlah tenaga kerja, hilirisasi juga

akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

"Maka itu, kita harus mengubah pola usaha pada petani dan nelayan. Jangan hanya memetik,

mencari ikan kemudian menjual. Tapi juga harus mengolah, harus memperluas sektor usahanya,"

kata dia.

Dia tidak sependapat jika target peningkatan rasio elastisitas tersebut teralu rendah.

Page 2: Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja

"Itu sudah tinggi dan optimistis, kita juga harus kejar dengan negara-negara ASEAN lain," kata

dia.

Untuk tingkat pegangguran terbuka pada 2016, pemerintah menargetkan tingkat pengangguran

terbuka sebesar 5,2--5,5 persen. Adapun, pada 2015, target pengangguran terbuka ditarget 5,6

persen.

Adapun, angkatan kerja Indonesia pada Februari 2015 mencapai 128,3 juta. Sebanyak 50,8 juta

orang bekerja di sektor formal, sedangkan 70 juta orang bekerja di sektor informal.

 

Editor: Putri Hardiyanti