10
  Element of Conditioning (Bagian dari Sebuah Pembiasaan) Para psikolog menyepakati bahwa bentuk belajar yang paling sederhana adalah pembiasaan ( Conditioning ). Ini bukan berarti bahwa pembiasaan adalah proses yang tidak komplit atau semua aspek itu sepenuhnya dipahami. Yang dimaksudkan adalah bahwa pembiasaan sebagai suatu bentuk belajar ini, yang sudah diobservasi pada organisme yang lebih rendah dari manusia dan ditemukan bahwa ini merupakan bentuk belajar yang lebih mendasar dibandingkan proses belajar seperti konsep, berfikir dan pemecahan masalah. A. Conditioning and Human Learning (Pembiasaan dan Pembelajaran Manusia) Pembahasan apa saja mengenai pembiasaan isinya mengarah kepada pembelajaran manusia dan kognitif dapat menggambarkan kepada hubungannya kepada area pembelajaran yang lain. B.  Basic Conditioning Pro cedures (Prosedur Dasar Pembiasaan) 1. Classical Conditioning (Pengkondisian Klasik) Classical Conditioning merupakan pengkodisian klasik yang mengacu pada satu set prosedur pelatihan di mana satu rangsangan yang datang untuk menggantikan yang lain dalam membangkitkan respons. Prosedur-prosedur ini disebut klasik karena sejarah mereka prioritas sebagaimana dikembangkan oleh Ivan Pavlov. (Henry C. Ellis) Atau pada dasarnya classical conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan reflex baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya reflex tersebut. (Syah, Muhibbin, 1999) Kata classical yang mengawali nama teori ini semata-mata dipakai untuk menghargai karya Plvlov yang dianggap paling dahulu di bidang conditioning (upaya pembiasaan) dan untuk membedakannya dengan teori conditioning lainnya. (Syah, Muhibbin, 1999) Selanjutnya, mungkin karena fungsinya, teori Pavlov ini juga dapat disebut respondent conditioning (pembiasaan yang dituntut).

Element of Conditioning

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Element of Conditioning

5/14/2018 Element of Conditioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/element-of-conditioning 1/10

 Element of Conditioning (Bagian dari Sebuah Pembiasaan)

Para psikolog menyepakati bahwa bentuk belajar yang paling sederhana

adalah pembiasaan (Conditioning). Ini bukan berarti bahwa pembiasaan adalah

proses yang tidak komplit atau semua aspek itu sepenuhnya dipahami. Yang

dimaksudkan adalah bahwa pembiasaan sebagai suatu bentuk belajar ini, yang

sudah diobservasi pada organisme yang lebih rendah dari manusia dan ditemukan

bahwa ini merupakan bentuk belajar yang lebih mendasar dibandingkan proses

belajar seperti konsep, berfikir dan pemecahan masalah.

A.  Conditioning and Human Learning (Pembiasaan dan Pembelajaran

Manusia)

Pembahasan apa saja mengenai pembiasaan isinya mengarah kepada

pembelajaran manusia dan kognitif dapat menggambarkan kepada

hubungannya kepada area pembelajaran yang lain.

B.  Basic Conditioning Procedures (Prosedur Dasar Pembiasaan)1.  Classical Conditioning (Pengkondisian Klasik) 

Classical Conditioning merupakan pengkodisian klasik yang mengacu

pada satu set prosedur pelatihan di mana satu rangsangan yang datang untuk 

menggantikan yang lain dalam membangkitkan respons. Prosedur-prosedur ini

disebut klasik karena sejarah mereka prioritas sebagaimana dikembangkan

oleh Ivan Pavlov. (Henry C. Ellis) Atau pada dasarnya classical conditioning

adalah sebuah prosedur penciptaan reflex baru dengan cara mendatangkan

stimulus sebelum terjadinya reflex tersebut. (Syah, Muhibbin, 1999)

Kata classical yang mengawali nama teori ini semata-mata dipakai

untuk menghargai karya Plvlov yang dianggap paling dahulu di bidang

conditioning (upaya pembiasaan) dan untuk membedakannya dengan teori

conditioning lainnya. (Syah, Muhibbin, 1999) Selanjutnya, mungkin karena

fungsinya, teori Pavlov ini juga dapat disebut respondent conditioning

(pembiasaan yang dituntut).

Page 2: Element of Conditioning

5/14/2018 Element of Conditioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/element-of-conditioning 2/10

Dalam eksperimennya, Pavlov melakukan dengan meletakkan seekor

hewan, seperti anjing dalam kandangnya. Pada kandang tersebut disediakan

lubang kecil untuk mengecek air liur, sehingga dapat dikumpulkan dan dapat

diamati. Eksperimen dilakukan tanpa dilihat oleh hewan dengan

membunyikan garpu tala. Kemudian ditampilkan bubuk makanan kepada

binatang itu. Dengan melihat makanan tersebut, secara otomatis binatang

tersebut menanggapinya dengan air liurnya. Sedangkan suara garpu tala tidak 

mendapatkan respon oleh binatang tersebut. Eksperimen ini dilakukan

berulang-ulang, dengan adanya makanan tersebut, hewan tersebut selalu

mengeluarkan air liurnya. Kemudian dibunyikan garpu, tanpa disuguhkan

makanan dan ajing tetap mengeluarkan air liur. Dengan demikian pristiwa

yang pada awalnya netral, suara, diperoleh kapasitas untuk memperoleh

tanggapan berdasarkan yang dipasangkan dengan makanan bubuk.(Henry C.

Ellis)

Plavlov menyebutkan makanan sebagai stimulus yang tak terkondisi

(Uncondotioal Stimulus) atau UCS, bunyi garpu sebagai stimulus yang tak 

terkondisi (Conditional Stimulus) atau CS. Respon yang dikeluarkan berupa

air liur saat disuguhkan makanan dinamakan sebagai respon yang tak 

terkondisi (Unconditional Response) atau CR, dan respon air liur yang

dikeluarkan dengan hanya stimulus bunyi garpu sebagai respon terkondisi

(Conditional Response) atau CR.(Henry C. Ellis)

Page 3: Element of Conditioning

5/14/2018 Element of Conditioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/element-of-conditioning 3/10

Gambar 1.1

Eksperimen Pembiasaan Klasik

1

Bunyi Bel

(CS)

Respon

Tidak Ada

2

Pemberian Makanan

(UCS)

Respon

Air Liur

Bunyi bel (CS)

Diiringi dengan

Pemberian makanan (UCS)

CS+UCS

Bunyi bel tanpa pemberian

makanan (CS + UCS)

Respon

Air Liur Keluar (UCR)

Sesudah

Eksperimen

Eksperimen

Sebelum

Eks erimen

Page 4: Element of Conditioning

5/14/2018 Element of Conditioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/element-of-conditioning 4/10

 2.  Operant (or Instrumental) Conditioning (Pembiasaan Operant atau

Instrumental) 

Bentuk pembiasaan kedua yaitu pembiasaan operant atau instrumental

atau kadang kala disebut dengan pembelajaran instrumental. Bentuk 

pembiasaan instrumental atau operant ini berkaitan dengan tingkah laku yang

didukung dengan penguatan. Lebih lanjut menurut Pavlov bahwa organisme

relative pasif. Sehingga eksperimennya yang bisa memutuskan kapan harus

melaksanakan rangsangan dan menunggu respons organisme.

Operant adalah sejumlah perilaku atau respons yang membawa efek 

yang sama terhadap lingkungan yang dekat. Respons dalam operant 

conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan efek yang

ditimbulkan oleh reinforce. Reinforcer  merupakan stimulus yang

meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun

tidak disengaja sebagai pasangan stimulus lainnya seperti classical

conditioning.

Dalam satu eksperiment, Skinner menggunakan seekor tikus yang

ditempatkan dalam sebuah peti yang kemudian terkenal dengan nama Skinner

Box. Peti sangkar ini terdiri atas dua macam komponen pokok, yaitu

maniulandun dan alat pemberi reinforcement  yang antara lain berupa wadah

makanan.  Maniuladun adalah komponen yang dapat dimanipulasi dan

gerakannya berhubungan dengan reinforcement. Komponen ini terdiri atas

tombol, batang teruji, dan pengungkit.

Dalam eksperimen tadi mula-mula tikus itu mengekplorasi peti

sangkar dengan cara lari kesana kemari, mencium benda-benda yang ada di

sekitarnya, mencakar dinding dan sebagainya. Aksi-aksi seperti ini disebut

emitted behavior  atau tingkah laku yang terpancar, yakni tingkah laku yang

terpancar dari organisme tanpa mempedulikan stimulus tertentu. Kemudian

pada gilirannya, secara kebetulan salah satu emmited behavior (seperti cakaran

kaki depan atau sentuhan moncong) dapat menekan pengungkit. Tekanan

pengungkit ini mengakibatkan munculnya butir-butir makanan dan wadahnya.

Page 5: Element of Conditioning

5/14/2018 Element of Conditioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/element-of-conditioning 5/10

Butir-butir makanan yang muncul itu merupakan reinforce bagi

penekanan pengungkit. Penekenan pengungkit inilah disebut tingkah laku

operant yang akan terus meningkat apabila diiringi dengan reinforcement, 

yakni penguatan berupa butir-butir makanan yang muncul pada wadah

makanan.

Perbedaan Operant dan Instrumental Conditioning

Kadang-kadang psikolog membuat perbeddaan antara pengkondisian

instrumental dan operant. Perbedaan pada dasarnya adalah prosedur satu yang

terletak pada cara di mana eksperiment yang diberikan selama pelatihan.

Pengkondisian instrumental mengacu pada situasi di mana terdapat pemisahan

percobaan. Sebuah percobaan selesai, subjek akan dihapus dari piranti, dan

percobaan lain dimulai. Dengan demikian, control eksperiment urutan atau

cobaan.

Berbeda dengan percobaan terpisah memeriksa prosedur, subjek 

mungkin diperbolehkan untuk menanggapi secara bebas, mengendalikan atau

mengatur tingkat sendiri merespons.

Variasi Pada Pembiasaan Instrumental Atau Operant

Ada tiga variasi pada pembiasaan instrumental atau operant, yaitu;

cuepresent or not, reward or punishment, and respon produced or withheld 

(isyarat menyajikan atau bukan, penghargaan atau hukuman, dan respon

memproduksi atau menahan). Pada model pertama menciptakan situasi yang

mendatangkan diskriminasi, sehingga subjek akan berusaha melakukan

respons. Pada model kedua subjek dirangsang dengan adanya hadiah dan

hukuman. Jika ia benar mendapatkan hadiah dan jika ia salah menerima

hukuman. Sedangkan pada model ketiga, stimulus dilaksanakan dengan

menghasilkan dan menahan respon. Jika respon ditahan maka subjek akan

berusaha untuk tidak merespons.

Page 6: Element of Conditioning

5/14/2018 Element of Conditioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/element-of-conditioning 6/10

Pembiasaan Verbal Operant

Prosedur operant juga telah ditetapkan pada pembiasaan verbal.

Sebagai contoh, di labor diaturlah manusia sebagai objek. Subjek diminta

untuk melahirkan respons dengan kategori kata-kata benda, kata kerja, kata

sifat, atau kata ganti dan si pelaku eksperimen dengan leluasa mengemukakan

sesuatu kata dan subjek untuk menentukan satu di antara tiga kategori yang

tepat. Terbukti bahwa subjek yang siap akan melakukan kondisi verbal lebih

cepat.

Respons verbal dapat dikontrol dengan proses operant yang

beimplikasi terhadap perilaku manusia, seperti perilaku verbal manusia

memberikan penguatan terhadap suatu peristiwa. Selain itu dapat juga

berimplikasi terhadap pembicaraan yang menyimpang atau tidak teratur.

 3.  Classical and Instrumental Conditioning Compared (Pengkondisian Klasik

dan Instrumental dibandingkan) 

Perbandingan klasik dan Instrumental (operant) menekankan pada

antara kedua format terutama mengenai cara. Hal ini terlihat pada table berikut

ini:

No Perbandingan Classical Conditioning Instrumen Conditioning

1. Urutan merespon

Hadiah

USC mendahului Respons Respons sebelum hadiah

2. Peranan Stimulus Respons yang dihasilkan

oleh stimulus yang khas

Tidak ada stimulus yang khas

menghasilkan respons

3. Ciri-ciri Respons Respons dirangsang Respons diungkapkan

4. Perubahan yangterlihat Keefektifan stimulus netralsebelumnya terhadap pesona

respons

Perubahan dalam frekwensi,kecepatan dan dorongan

respons

5. Keterlibatan

system saraf 

Sering melibatkan sisten

saraf otomatis

Sering melibatkan system

kejiwaan

6. Yang dipelajari Emosi, seperti rasa takut,

sikap dan perasaan

Tingkah laku instrumental atau

pencapaian tujuan

Page 7: Element of Conditioning

5/14/2018 Element of Conditioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/element-of-conditioning 7/10

C.  Concept’ of Reinfoercement (Konsep Penguatan)

D.  Basic Principles of Conditioning (Prinsip-Prinsip Dasar Penguatan)

Adapun prinsip dasar pembiasaan adalah sebagai berikut:

1.   Acquistion (Perolehan). Pada pembiasaan operant, respon yang

memperoleh penguatan akan menguat secara berangsur-angsur dan

sebaliknya. Perolehan CR tergantung pada variable selain jumlah CS-UCS

dan penguatan. Pembiasaan klasik kekuatan CR bergantung pada

intensitas CS dan UCS, dengan pembiasaan yang lebih tepat maka

stimulus meningkat.

2.   Extinction (Pemadaman). Pemadaman merupakan penurunan intensitas

kekuatan respond dan semakin sering tidak terlihat sampai menghilang.

Pada pembiasaan klasik pengulangan CS saja akan mengarahkan pada

pengurangan kekuatan respon. Hal ini diilustrasikan perolehan dan

pemadaman CR. Pada percobaan yang mengurangi yang tidak 

memberikan penguatan, maka kekuatan CR semakin menurun. Sampai

tidak ada sama sekali penguatan, maka kekuatan CR pun menjadi hilang

sama sekali. Pada penguatan yang terjadi sebagian saja meningkat

hambatan untuk pemadaman, prinsip ini sebagai pengaruh penguatan

parsial.

3.  Spontaneous Recovery (Pengambilan Spontan). Pengambilan spontan

menunjukkan munculnya kembali respon yang telah telah mengalami

pemadaman. Ini menunjukkan bahwa kecenderungan perilaku masih ada

walaupun respons telah dihilangkan sebelumnya.

4.  Generalization (Generalisasi). Belajar pada satu situasi atau konteks bisa

digeneralisasikan pada konteks atau situasi yang lain, namun yang

situasinya mirip. Dengan demikian prinsip dasarnya adalah bahwa suatu

respon yang dipelajari pada suatu stimulus dan ada stimulus lain yang

mirip dengan itu, maka akan menghasilkan respon yang sama.

5.   Discrimination (Pembedaan). Proses pembelajaran untuk memberikan

respon secara berbeda-beda terhadap stimulus yang mirip dinamakan

Page 8: Element of Conditioning

5/14/2018 Element of Conditioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/element-of-conditioning 8/10

dengan pembedaan stimulus. Proses ini merupakan bentuk dasar dari

semua pembel;ajaran. Kita dapat juga menyusun prinsip ini untuk 

memperoleh paradigm pembiasaan operant. Konsep pembiasaan dan

pembedaan merupakan konsep belajar yang lebih kompleks. Factor-faktor

yang mempengaruhi pembedaan stimulus antara lain, kemiripan,

kekonsistenan dan dimensi kerelevansian. Semakin besar tingkat

kemiripan semakin sulit orang membedakannya.

6.   Differentiation (Perbedaan). Perbedaan adalah proses yang mirip

dilakukan secara berbeda. Dalam hal ini satu respon dikuatkian sementara

respon yang lain dilemahkan. Proses perbedaan respons ini menegaskan

bahwa respons tidak bisa dibentuk atau lebih seksama dalam

pembelajaran. Perbedaan respons seperti pada pembelajaran yang

dilakukan berulang kali, yang mana kamu boleh gagal sebagai peringatan

agar belajar lebih teratur. Belajar keterampialn seperti berenang dan main

tenis, yang melibatkan respons yang berbeda. Oleh karena itu, kemahiran

sebagai atau satu kelompok sangat mungkin memperoleh kepuasan dan

pasangan yang tereliminasi atau tidak relevan agar tidak direspons dengan

cara melemahkannya.

E.  Application of Conditioning Principles (Penerapan Prinsip Pembiasaan)

1.  Conditioning Principles and Behavior Theraphy (Prinsip Pengaruh

Keadaan dan Perilaku Terapy)

Pendekatan yang diguankan untuk prinsip pembiasaan

diaplikasikan terhadap tingkah laku yang tidak terkendali atau

menyimpang. Prinsip yang mendasari adalah bahwa tingkah laku yang

tidak sehat diperoleh melalui proses pembiasaan. Sebagaimana tingkah

laku yang benar diperoleh melalui pembiasaan, maka perilaku

menyimpang pun tentunya diperoleh dari pembiasaan.

Jadi, jika perilaku yang adaptif diharapkan sesuai dengan prinsip

pembelajaran, maka sangat beralasan untuk mengatakan bahwa perilaku

menyimpang juga dipelajari. Dengan arti kata perilaku tersebut menguat

Page 9: Element of Conditioning

5/14/2018 Element of Conditioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/element-of-conditioning 9/10

melalui penguatan yang berbeda. Jadi, perilaku menyimpang dapat

diasumsikan sebagai peristiwa yang dipelajari ( Learned event ). Perubahan

tingkah laku ini nantinya juga harus diupayakan dengan cara belajar.

2.  Some Techniques of Behavior Theraphy (Benerapa Teknik Perilaku

Terapy)

a.  Systematic Desentisization. Kegiatan ini mencakup tiga kegiatan,

yaitu; klien di training dalam suasana yang santai, kemudian diberikan

stimulus yang menghasilkan ketenagaan, terakhir klien dibiarkan rileks

sampai akhirnya konselor dank lien bekerjasama dengan langkah-

langkah itu untuk mengembalikan kenyamanan klien.

b.   Implosion Theraphy. Teknik ini hampir sama dengan teknik di atas,

namun pada teknik ini klien diminta untuk membayangkan sebab yang

membuatnya takut. Seperti membayangkan binatang buas atau berbisa.

Karena tidak ada hukuman nyata dihadapannya, maka rasa takut

diasumsikan akan mungkin berkurang sampai akhhirnya lenyap sama

sekali. Kemudian konselor akan membantu pasien kembali rileks.

c.   Eversion Theraphy. Teknik ini dilakukan dengan membangkitkan rasa

antipasti pasien terhadap sesuatu yang menyebabkan perilakunya

menyimpang. Misalnya pada peminum alcohol, diberikan rangsangan

sehingga membuatnya muak. Jadi, tujuannya untuk memberikan

respon negative kepada alcohol.

3.  Conditioning Principles and Programmed Intruction (Prinsip Pengaruh

Keadaan dan Intruksi yang Diprogramkan)

Pemograman pengajaran adalah suatu cara menyajikan materi

pelajaran kepada siswa-siswi secara bertahap. Kepada mereka disajikan

informasi-informasi dan ditanya untuk merespons suatu persoalan atau

masalah. Langkah ini dinamakan bingkai. Pada frame ini terdapat

komponen stimulus dimana informasi disajikan. Komponen respons

Page 10: Element of Conditioning

5/14/2018 Element of Conditioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/element-of-conditioning 10/10

dimana seorang siswa merespons dan komponen pengkonfirmasian yang

mana kepada siswa diberikan umpan balik.

Penyususnan program mengajar merupakan prinsip dasar

pembiasaan operant. Pertama, siswa harus aktif jika belajar ditujukan

untuk sebuah penemuan. Kedua, respons harus diulang-ulang jika yang

diinginkan adalah perubahan tingkah laku.

Pelajar dipimpin untuk memformat konsepnya menjadi jelas dan

cakap untuk kerja penemuan. Belajar bukanlah mengungkapkan respons

secara sederhana, tapi untuk merespons item-item yang ditulis secara hati-

hati yang telah didesain untuk mengantarkan siswa pada pembelajaran

konsep. Masing-masing siswa memiliki kecepatan sendiri. Oleh karena itu

di sini dianalogikan bahwa mereka akan diselesaikan tugasnya sesuai

pembiasaan operantnya, sesuai laju masing-masing.

Fred Keller menyusun suatu program perencanaan pengajaran

secara perorangan. Alasannya untuk mengefektifkan ppembelajaran,

dengan cirri-ciri program pengajaran yang adanya respon yang aktif,

mendapatkan umpan balik, proses mengikuti laju masing-masing dan

lanjut materi berikutnya hanya setelah materi yang diprioritaskan benar-

benar telah dikuasai.