14
TEORI SEDIAAN – Eliksir APT MARET 2010 Berusaha dan Berdoa, pasti bisa!!! ELIKSIR I. DEFINISI SEDIAAN Farmakope Indonesia Ed. III. 1976, hal 8 Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain obat juga zat tambahan seperti gula dan atau pemanis lainnya, zat warna, zat wewangi dan zat pengawet; digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk meningkatkan kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol; sebagai pengganti gula dapat digunakan sirop gula. Farmakope Indonesia Ed. IV. 1995, hal 15 o Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul – molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur. o Bentuk sediaan larutan digolongkan menurut cara pemberiannya, misalnya larutan oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven air. o Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai sirup atau sirup simpleks. Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi oral. o Disamping sukrosa dan gula lain, senyawa poli-ol tertentu seperti sorbitol dan gliserin dapat digunakan dalam larutan oral untuk menghambat penghabluran dan untuk mengubah kelarutan, rasa dan sifat lain zat pembawa. Umumnya juga ditambahkan antimikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi. Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven dinyatakan sebagai eliksir. Fornas Ed. II, hal 313 : BP 2002, hal 1882 - 1883 : Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (Ansel) hal 304 : RPS 2005 hal 746 o Konsentrasi alkohol yang terdapat dalam sediaan OTC oral berdasarkan FDA :

Eliksir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

eliksir

Citation preview

Page 1: Eliksir

TEORI SEDIAAN – Eliksir

APT MARET 2010

Berusaha dan Berdoa, pasti bisa!!!

ELIKSIR

I. DEFINISI SEDIAAN Farmakope Indonesia Ed. III. 1976, hal 8

Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain obat juga zat tambahan seperti gula dan atau pemanis lainnya, zat warna, zat wewangi dan zat pengawet; digunakan sebagai obat dalam.Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk meningkatkan kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol; sebagai pengganti gula dapat digunakan sirop gula.

Farmakope Indonesia Ed. IV. 1995, hal 15 o Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal :

terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul – molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.

o Bentuk sediaan larutan digolongkan menurut cara pemberiannya, misalnya larutan oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven air.

o Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai sirup atau sirup simpleks. Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi oral.

o Disamping sukrosa dan gula lain, senyawa poli-ol tertentu seperti sorbitol dan gliserin dapat digunakan dalam larutan oral untuk menghambat penghabluran dan untuk mengubah kelarutan, rasa dan sifat lain zat pembawa. Umumnya juga ditambahkan antimikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi. Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven dinyatakan sebagai eliksir.

Fornas Ed. II, hal 313 : BP 2002, hal 1882 - 1883 : Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (Ansel) hal 304 : RPS 2005 hal 746

o Konsentrasi alkohol yang terdapat dalam sediaan OTC oral berdasarkan FDA :o Anak < 6 tahun : maksimal 0,5 %o Anak 6-12 tahun : maksimal 5 %o Anak > 12 tahun dan dewasa : maksimal 10 %

o Pada RPS 2005 hal 756, disebutkan bahwa eliksir termasuk ke dalam golongan larutan non-aqueous dengan kandungan alcohol bervariasi mulai dari 3-5 % sampai 21-23 %.

British Pharmaceutical Codex 1973

II. TEORI UMUMa. ATURAN UMUM/PERSYARATAN/KARAKTERISTIK

1. Mempertinggi kelarutan zat berkhasiat 2. Agar homogenitas lebih terjamin 3. Zat berkhasiat lebih mudah terabsorbsi dalam keadaan terlarut 4. Sediaan berasa manis dan aroma lebih sedap

Page 2: Eliksir

TEORI SEDIAAN – Eliksir

APT MARET 2010

Berusaha dan Berdoa, pasti bisa!!!

5. Dapat digunakan oleh orang yang sukar menelan obat seperti anak-anak (pediatrik) dan orang tua (geriatrik).

b. KEUNTUNGAN DAN KERUGIANKeuntungan : 1. Lebih mudah ditelan daripada bentuk padat, sehingga dapat digunakan untuk bayi, anak-anak, dan orang

tua. 2. Segera diabsorbsi karena sudah dalam bentuk larutan. 3. Obat secara homogen terdistribusi dalam seluruh sediaan (ANSEL hal 341-342) 4. Bersifat hidroalkohol sehingga eliksir lebih mampu mempertahankan komponen larutan yang larut dalam

air dan larut dalam alkohol dibandingkan daripada sirup.5. Stabilitas yang khusus dan kemudahan dalam pembuatan (lebih disukai darpada sirup) 6. Kemudahan penyesuaian dosis dan pemberian terutama pada anak-anak. (Dispensing of Pharmaceutical

Student, hal 67; Disp of med, hal 502) 7. Dosis selalu seragam (bentuk larutan) sehingga tidak perlu pengocokan. 8. Dosis dapat diubah sesuai kebutuhan penggunaannya (dari sendok takar yang digunakan).9. Waktu absorbsi lebih cepat maka kerja obat lebih cepat (tidak butuh desintegrasi dahulu). 10. Sifat mengiritasi dari obat bisa diatasi dengan bentuk sediaan larutan karena adanya faktor pengenceran.

Contoh: KI dan KBr dalam keadaan kering menyebabkan iritasi. 11. Anak-anak dan beberapa orang dewasa yang sukar menelan tablet atau kapsul, akan lebih mudah

menelan sediaan larutan. 12. Sediaan larutan dapat dengan mudah diberi bahan pewangi, pemanis, atau pewarna untuk meningkatkan

penampilan.

Kekurangan : Voluminus, susah untuk diangkut atau disimpan1. Stabilitas dalam bentuk larutan lebih jelek dibanding dalam bentuk tablet atau kapsul terutama bila zat

mudah terhidrolisis. 2. Larutan mudah ditumbuhi mikroorganisme. 3. Ketepatan dosis tergantung pada kemampuan pasien menakar. 4. Rasa obat yang kurang enak akan lebih terasa dalam bentuk larutan dibanding dalam bentuk tablet.

(ANSEL hal 341) 5. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar

gula yang lebih rendah sehingga kurang efektif dalam menutupi rasa obat dibanding dengan sirup. (Dispensing of Pharmaceutical Student, hal 67;Disp of med, hal 502)

6. Beberapa obat yang mengandung bau yang kurang menyenangkan sukar ditutupi. 7. Memerlukan alat sendok untuk pemberian dosisnya 8. Jika terjadi wadah obat bentuk larutan pecah maka isi akan terbuang semua.

III. FORMULAa. FORMULA BAKUR/ : zat berkhasiat pelarut utama (air dan/atau etanol, dengan perbandingan tertentu untuk melarutkan zat berkhasiat) pelarut tambahan (gliserol, sorbitol, propilen glikol) bahan pembantu (pemanis, pewangi, pewarna, pengawet, anticaplocking agent, penstabil kimia seperti

pendapar, pengkomples, antioksidan)

Page 3: Eliksir

TEORI SEDIAAN – Eliksir

APT MARET 2010

Berusaha dan Berdoa, pasti bisa!!!

b. CONTOH FORMULA DI BUKU1. Eliksir parasetamol

contoh : dapyrin, decadol elixir 2. Eliksir teofilin

contoh: bronchophylin, bufabron, brodilex, tusapres 3. Eliksir piperazin sitrat

contoh : ascari, combantrinneo ultraxon 4. Eliksir ambroxol HCl

contoh : mucopect

BP 2002 hal 1883. 1. Ephedrine Elixir 2. Phenobarbital Elixir 3. Piperazin Citrate Elixir

Eliksir Fenobarbital R/ Fenobarbital 4 g

Orange Oil 0,25 mLPropilen glikol 100 mL Alkohol 200 mLSorbitol solution 600 mLPewarna q.sAquadest ad to 1000 mL

Eliksir Teofilin (Lachman Teori dan Praktek Industri, hal 342) R/ Teofilin 5,3 g Asam sitrat 10 g Liquid glukosa 44 g Syrup 132 mL Glycerin 50 mL Sorbitol Solution 324 mL Alkohol 200 mL Sodium saccharin 5 gLemon oil 0,5 g FDC yellow No. 5 0,1 g Aquadest ad 1000 mL

Eliksir Teofilin ( RPS hal 758 ) R/ Teofilin 5,3 gAsamsitrat 10,0 gSyrup 132,0 gGlycerin 50,0 gSorbitol Solution 324,0 g

IV. PENJELASAN FORMULAPembawa eliksir berbeda dengan pembawa mixtura karena:

Page 4: Eliksir

TEORI SEDIAAN – Eliksir

APT MARET 2010

Berusaha dan Berdoa, pasti bisa!!!

a. Produksi larutan yang jernih Kekeruhan dari bahan pewangi (flavour) yang terdiri dari minyak essensial dan pengendapan dari ekstrak tumbuhan tidak boleh ada dalam eliksir. Kira-kira 10-20 % alkohol digunakan untuk melarutkan minyak termasuk gliserol yang juga sebagai pelarut pewangi berminyak.

b. Suatu zat aktif dengan kelarutan yang rendah dalam air Kadang-kadang jika suatu zat aktif yang poten memiliki kelarutan rendah harus diberikan maka dibuat sebagai larutan dengan pelarut campur yang akan melarutkan dengan sempurna, contoh:

- fenobarbital sukar larut dalam air tetapi dapat menghasilkan larutan yang jernih jika dibuat dengan melarutkan alkohol dan kemudian dilarutkan dalam gliserol dan air.

- Satu bagian parasetamol larut dalam 70 bagian air, 7 bagian alkohol, 9 bagian propilen glikol dan 40 bagian gliserol. Dalam eliksir parasetamol digunakan alkohol, propilen glikol dan gliserol sebagai pelarut campur.

Alkohol bila digunakan pada konsentrasi cukup rendah akan memberikan aktivitas fisiologis dan apabila digunakan dalam konsentrasi yang tinggi memberikan rasa membakar. Alkohol juga menekan rasa asin yang kurang enak dari bromida, garam iodida dan lainnya. Bila memungkinkan, eliksir yang ditujukan penggunaanya untuk anak-anak diformulasikan mengandung sedikit alkohol atau tidak sama sekali, sebab alkohol tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak-anak sebagai pelarut. Propilen glikol digunakan sebagai pelarut minyak essensial dari bahan kimia organik yang tidak larut air. Propilen glikol memberikan rasa manis seperti gliserol.

c. Produksi sediaan yang berasa enak Kandungan utama dari eliksir adalah sirup atau sirup yang mengandung flavour (syrop flavour). Jenis-jenis bahan pembawa adalah sebagai berikut: Sebagai pelarut utama digunakan etanol 90%, dapat ditambahkan gliserol, sorbitol, dan propilen glikol.(Fornas ed.II hal 313)

Etanol Konstanta dielektrik 25,7 Konsentrasi >10% :mencegah pertumbuhan mikroba Pelarut untuk oral liquid: bervariasi (<10%)

Gliserin Konstanta dielektrik 42,5 Pemanis: sampai 20% Pembasah: sampai 30% Anticaplocking agent

Sorbitol Humektan 3-15% Pambawa larutan 25-90% Anticaplocking agent 15-30% Pemanis 25-30% Pengental 25-30% Larutan oral 20-35 % ; suspense oral 70 % (HOPE 2003 hal 596)

Propilen glikol Konstanta dielektrik 33 Solven atau kosolven oral 10-35 % (10-25 %, HOPE hal 521)Pengawet (untuk larutan dan semisolid) 15-30%

Untuk mengetahui berapa banyak pelarut campur yang digunakan, dapat dihitung dari nilai konstanta dielektrik total pelarut yang digunakan yang disesuaikan dengan Kd zat aktif.

Page 5: Eliksir

TEORI SEDIAAN – Eliksir

APT MARET 2010

Berusaha dan Berdoa, pasti bisa!!!

PengawetPertumbuhan jamur dan fermentasinya dalam eliksir dapat dihambat jika pembawa mengandung lebih dari 20% alkohol, gliserol dan propilen glikol (Coopers & Gunn’s hlm 76). Sirup yang mengandung kurang lebih dari 85% gula dapat menahan pertumbuhan mikroba oleh pengaruh tekanan osmotik terhadap pertumbuhan mikroba. Sirup dengan kadar kurang dari 85% dengan penambahan poliol (seperti sorbitol, gliserin, propilen glikol atau PEG) juga memiliki efek yang sama. Tekanan uap fenol lebih besar dari tekanan uap normal cairan dan daerah penutup area (cap area) permukaan sehingga dapat mengurangi potensial pertumbuhan mikroba sebagai hasil pengenceran permukaan. (The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, hal.467-468)

Konsentrasi pengawet untuk sediaan oral (Handbook of Exipient,hal 50, 390, 521, 526, 588) : - Metil paraben 0,015-0,2% - Propil paraben 0,01-0,02% - Asam benzoat 0,01-0,10% untuk oral solution, dan 0,15% untuk oral sirup. - Asam dan garam sorbat 0,05-0,2%

Penstabil kimia (pengkelat, pendapar, antioksidan)Penggunaan pelarut khusus dalam kebanyakan eliksir sering diperhitungkan terhadap pertimbangan stablitas, tetapi diperlukan penambahan penstabilisasi, sebagai contoh Neomiksin Eliksir BPC yang diatur pH 4-5 dengan asam sitrat untuk mengurangi timbulnya warna hitam saat penyimpanan, ditambahkan juga Na EDTA sebagai pemisah terhadap logam yang mengkatalisa penguraian antibiotik.

Sebagai pengatur pH untuk sediaan oral biasa digunakan NaOH, asam sitrat, dapar phosphat. Sedangkan sebagai antioksidan biasa ditambahakn asam askorbat 0,01-0,1% (excipient ed. 4 hal 32) dengan pH stabilitas 5,4 dan sodium metabisulfit 0,01-1% (excipient ed. 4 hal 571).

Untuk contoh perhitungan dapar dapat dilihat pada sediaan larutan !

Bahan PewarnaBahan pewarna yang biasa digunakan dalam eliksir:

Larutan Hasil warna Eliksir

Amaranth Magenta red Parasetamol paed. Streptomisin paed.

Seny tartrazin Safiron Ephedrin, Isoniazid, Neomisin, Fenobarbital Piperazin sitrat

Green S Hijau

Konsentrasi yang biasa digunakan 0,01-0,1%(Cooper & Gunn’s, Dispensing for Pharmaceutical students hlm 76)

PemanisPenambahan bahan pemanis digunakan untuk sirup yang mengandung pewangi, gliserol, sorbitol, sirup onvert dan Na-sakarin. Sakarin dapat membantu menutupi rasa pahit dari sediaan antibiotika seperti neomisin. (Cooper & Gunn’s, Dispensing for Pharmaceutical students hlm 76)

Page 6: Eliksir

TEORI SEDIAAN – Eliksir

APT MARET 2010

Berusaha dan Berdoa, pasti bisa!!!

Pemanis yang biasa digunakan pada eliksir adalah gula atau pemanis lain sebagai pengganti gula dapat digunakan sirupus simpleks (FI III).Catatan : Larutan gula encer merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan jamur, ragi dan jasad renik lain, karena itu semua alat yang dipakai dalam pembuatan sirup harus benar-benar bersih. Pertumbuhan jasad renik umumnya diperlambat jika kadar sukrosa lebih besar dari 65%, tetapi kepekatan ini memungkinkan terjadinya penghabluran sukrosa. Selain itu dapat menyebabkan caplocking pada tutup botol. Oleh karena itu kadar yang umum dipakai sekitar 20-35% saja.

FlavouringUntuk sediaan eliksir, bahan pemanis dan pewangi rasa buah lebih banyak digunakan daripada pembawa aromatik dan ekstrak cairan liquorice. Pewangi rasa buah yang sering digunakan adalah: - Black currant syrups dalam Eliksir Chloral paed. - Juice Raspberry pekat dengan sirup invert dalam Parasetamol Eliksir. - Lemon spirit dengan sirup dan sirup invert dalam Ephedrin Eliksir. - Compound Orange Spirit dengan gliserol dalam Phenobarbital Eliksir. Raspberry dan black currant sangat dikenal oleh anak-anak, dan sangat baik untuk menutupi rasa pahit obat. Flavour orange efektif untuk menutupi rasa agak pahit barbiturat, sedangkan asam sitrat dan natrium sitrat membantu menutupi rasa sedikit pahit dari streptomisin. (Coopers & Gunn’s hlm 76)

Contoh Flavour (The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, hal.470)Rasa FlavourAsinPahitManisAsam

Vanila, maple, peach, apricotCherry, walnut, coklat

Buah-buahan, vanila, berryJeruk, rootbeer, rasberry

Catatan : Konsentrasi q.s dengan memperhatikan stabilitas dan konsentrasi dalam pembawa.

USP XVIII NF XIIIAromatic elixirCherry syrup Citric acid syrup Cocoa syrup Glycyrrhizae syrup Orange syrup Raspberry syrup Wild cherry syrup

Acacia syrupAromatic Eriodictyon syrup High alkoholic elixir Iso-alkoholic elixir Low alkoholic elixir Tolu balsam syrup Tolu balsam tincture

Flavours & Perfumes (USP 27/NF 22 hlm 2810)Nethole Benzaldehide Ethyl vanillin Mentol Metil salisilat Monosodium Glutamat Peppermint oil Peppermint spirit Rose oil Rose water, stronger Thymol VanillinMonte-Bove peppermint air (mengandung minyak pedas) pekat mempunyai formula sebagai berikut:Peppermint oil USP 7,5

Page 7: Eliksir

(% b/v dari volume 5mL)

TEORI SEDIAAN – Eliksir

APT MARET 2010

Berusaha dan Berdoa, pasti bisa!!!

Tween 20 42,5Aquadest ad 100

Ambil 1 mL minyak pekat, encerkan hingga 100 mL, maka larutan peppermint air setara dengan aromatic air yang dibuat berdasarkan USPBahan terapeutik yang khas dan penggolongan bahan pewangi mempunyai nama khas dengan formulasi tertentu. Flavour orange mint secara khusus berpengaruh dalam menutupi rasa difenhidramin pada formulasi ekspektoran. Penggunaan spice vanila flavour untuk sediaanfenilefrin dan klorfeniramin maleat (CTM) telah diajukan sebagai pertimbangan. Rasa strawberry sangat sesuai untuk formulasi transquilizer. Kombinasi rasa apel dengan butterscotch sangat sesuai untuk mengurangi rasa adsorben dari kaolin dan pektin, juga dianjurkan untuk aminofilin dan teofilin.

Anti-Caplocking AgentBiasanya digunakan golongan poli-ol (gugus -OH yang lebih dari satu), seperti gliserin dan sorbitol yang juga berfungsi sebagai pemanis, karena sirupus simpleks yang digunakan hanya sekitar 20-35%.

V. PROSEDUR PEMBUATANContoh formula :R/ Zat aktif 100 mg Sorbitol solution 30 %

Alkohol 10%Propilenglikol 5%Metil paraben 0,2%Propil paraben 0,03%Pewangi q.sPewarna q.sAquades ad. 5 ml

Misalkan : akan dibuat sediaan eliksir, dengan kekuatan sediaan 100 mg/5mL sebanyak 10 botol. Jumlah yang akan diserahkan sebanyak 10 botol ditambah untuk uji mutu sediaan akhir dibutuhkan :

Penentuan bobot jenis

1 BotolPenetapan pHPenetapan viskositas dan rheologi (viscometer Brookfield) 2 botolVolume terpindahkan (non-destruktif) 3 botolIdentifikasi 3 botolPenetapan kadar 3 botolPenetapan potensi antibiotika (jika ZA antibiotika) .. botol

JUMLAH 30 botol

Karena dari seluruh uji diatas ada uji yang tidak destruktif sehingga dapat digunakan untuk uji evaluasi yang lain. Jadi jumlah eliksir yang akan dibuat adalah 10 + 30 = 40 botol.

Perhitungan Jumlah yang akan diserahkan sebanyak 10 botol, ditambah untuk uji mutu sediaan akhir

dibutuhkan 30 botol. Maka akan dibuat total : 40 botol.

Page 8: Eliksir

TEORI SEDIAAN – Eliksir

APT MARET 2010

Berusaha dan Berdoa, pasti bisa!!!

Volume tiap botol dilebihkan 3% untuk menjamin ketepatan volume sediaan setelah dituang dari botol. Persentase penambahan volume mengacu pada FI IV <1131>, hal 1044.

Volume sediaan tiap botol = 100 ml + (3 % x 100 ml) = 103 ml Total volume sediaan yang akan dibuat : 40 botol x 103 ml = 4120 ml

Untuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan 10% sehingga volume total yang dibuat = 4120 ml + (10% x 4120) ml = 4532 ml.

PenimbanganNo Bahan yang

ditimbangUntuk volume 5 ml Untuk volume 4532 ml

1 Zat aktif 100 mg 100 mg/ 5ml x 4532 ml = 90640 mg2 Sorbitol

solution 30% b/v x 5 ml = 1,5 g

1,5 mg/ 5ml x 4532 ml = 1359,6 mg

3 Alkohol 10% b/v x 5 ml = 0,5 g 10% b/v x 4532 ml = 453,2 g 4 Propilen glikol 5%b/v x 5 ml = 0,25 g 5% b/v x 4532 ml = 226,6 g 5 Metil paraben 0,2% b/v x 5 ml = 0,01 g 0,2% b/v x 4532 ml = 9,064 g 6 Propil paraben 0,03% b/v x 5 ml = 0,0015 0,03% b/v x 4532 ml = 0,0015

7 Pewangi qs (dalam bentuk persen)8 Pewarna qs (dalam bentuk persen)9 Aquadest Ad 5 ml Ad 4532 ml

PROSEDUR PEMBUATAN1. Air sebagai pembawa harus dididihkan kemudian didinginkan. 2. Bahan aktif dan bahan pembantu (jumlah yang diminta + evaluasi) ditimbang. 3. Pembuatan larutan sakarosa (FI. III. 567). Larutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan metil

paraben 0,25 % b/v hingga terbentuk 100 bagian sirupus simpleks yang berfungsi sebagai pengental dan pemanis.

4. Bahan aktif dihaluskan dalam mortar kemudian dilarutkan dalam satu pelarut yang paling melarutkan zat-zat tersebut. Apabila kelarutan bahan berkhasiat di dalam masing-masing pelarut yang akan dikombinasikan tidak tinggi, maka zat aktif dilarutkan sedikit demi sedikit ke dalam pelarut campur tersebut.

5. Bahan pembantu dihaluskan dalam mortar kemudian dilarutkan dalam pelarut yang paling melarutkan zat-zat tersebut.

6. Tambahkan berturut-turut larutan pengawet, larutan pewangi, larutan pewarna kedalam larutan zat aktif. (Sedapat mungkin penambahan zat-zat pembantu dalam keadaan terlarut)

7. Tambahkan sisa pelarut campur 8. Masukkan pemanis. 9. Genapkan dengan air sampai volume yang diinginkan. 10. Masukkan kedalam wadah, tutup dan beri etiket. (Sumber : Modul Praktikum Semisolida, 2003, hal 15,18).

VI. PERHITUNGANCara menghitung konstanta dielektrik adalah: Jumlah dari hasil perkalian masing-masing Kd pelarut dengan fraksi (%) dari masing-masing pelarut. Misal: Pelarut Jumlah Konstanta dielektrik

Etanol A% 25,7Gliserol B% 42,5Propilenglikol C% 33,0Air D% 78,5

Page 9: Eliksir

TEORI SEDIAAN – Eliksir

APT MARET 2010

Berusaha dan Berdoa, pasti bisa!!!

Maka KD pelarut campur adalah: 25,7A + 42,5B + 33C + 78,5D

100

Nilai Konstanta Dielektrik Beberapa ZatZat Aktif Konstanta dielektrik

As. Asetil Salisilat Metil Salisilat Androsteron Barbital Kolesterol Dehidrokolesterol Metiltestoteron Fenobarbital Sulfanilamide Testoteron Gliserol Metanol

2,5839,41

2,2142,2562,2132,2112,2132,2472,3492,21742,532,6

(Sumber: Martin, Physical Pharmacy, hal.87)

Solvent Solut Perkiraan KDAir Garam organik & anorganik, gula tannin 80

Glikol Sugar, tannins 50

Metanol dan etanol Castor oil, wax 30

Aldehid, keton, alkohol BM tinggi, ester, eter, dan oksida

Resin, minyak atsiri, barbituirat, alkaloid, fenol

20

Heksan, benzen, CCl, etil eter, PAE, minyak mineral, fixed vegetable oil

Fixed oil, lemak padat, vaselin, parafin, & hidrokarbon lain

5-0

(Sumber : Martin : physical Pharmacy, hal 214)

Data Konstanta Dielektrik Bahan PelarutNama Bahan Nama Bahan

N-metilformamid Air Gliserin Metil alkohol Etil alkohol

190 78,5 42,5 32,625,7

Kloroform Asam hidroklorida Etil eter Minyak zaitun Minyak biji kapas

4,8 4,6 4,34 3,1 3

Page 10: Eliksir

TEORI SEDIAAN – Eliksir

APT MARET 2010

Berusaha dan Berdoa, pasti bisa!!!

n-propil alkohol Aseton Benzaldehid Amil alkohol Benzil alkohol Fenol Etil asetat

21,8 21,4 17,8 15,8 13,1 9,7 6,4

Asam oleat Toluen Benzen Dioksan Minyak lemon Karbon tetraklorida

2,45 2,39 2,28 2,26 2,25 2,24

(Sumber : Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika, 2002, hal 35)

VII. EVALUASI SEDIAANa. EVALUASI FISIK1. Evaluasi organoleptik : bau, rasa, warna, kejernihan, selain itu juga diperiksa kelengkapan etiket,

brosur dan penandaan pada kemasan. Evaluasi kejernihan ( FI IV < 881 >, hal 998 ) : 5 ml

2. Berat jenis (FI IV <981>, hal 1030) : 10 ml 3. pH (FI IV <1071>, hal 1039) : 1 botol 4. Volume terpindahkan FI IV hal 1089 (1261) : 30 wadah (tetapi dapat dipakai untuk uji-uji lainnya) 5. Viskositas (petunjuk prak. farmasi fisika hal 9-12 atau Physical Pharmacy, Martin, hal. 463).

Viskosimeter Hoppler membutuhkan kurang lebih 120 mL (2 botol). Alat : Viskometer Hoppler Prosedur : - Isi tabung dengan cairan yang akan diukur viskositasnya (jangan sampai penuh) - Masukkan bola yang sesuai - Tambahkan cairan sampai penuh dan tabung ditutup (jangan sampai ada gelembung udara) - Pengukuran dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan oleh bola untuk menempuh

jarak tertentu melalui cairan tabung - Hitung bobot jenis cairan dengan menggunakan piknometer - Viskositas cairan dihitung dengan rumus :

η=β (ρ1−ρ2 ) tKeterangan : η = viskositas cairan β = konstanta bola ρ1 = bobot jenis bola ρ2 = bobot jenis cairan t = waktu yang dibutuhkan bola untuk menempuh jarak tertentu

b. EVALUASI KIMIA1. Identifikasi (sesuai monografi) 2. Penetapan kadar ( sesuai monografi)

c. EVALUASI BIOLOGIPenetapan potensi antibiotik untuk eliksir dengan zat aktif antibiotika ( FI. IV hal 891-899). (Prosedur evaluasi sama dengan larutan)