Upload
others
View
26
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Universitas Indonesia
1
Elipsis Pada Teks Iklan Jepang
Lita Kartika Ludji (1106079002)
Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini membahas mengenai jenis-jenis elipsis dan fungsinya dalam teks iklan Jepang. Pada penelitian ini, digunakan metode penelitian deskriptif analisis karena penulis bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis jenis dan fungsi elipsis dalam teks iklan Jepang. Halliday dan Hasan membagi elipsis menjadi 3 jenis, yaitu elipsis nominal, elipsis verbal, dan elipsis klausal. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa ketiga jenis elipsis tersebut terdapat dalam teks iklan Jepang.
Kata kunci: wacana, iklan, elipsis
Ellipsis In Japanese Advertising
Abstract
This thesis is discussing about ellipsis and its function in Japanese print advertising. On this study, research method used is descriptive analysis in order to describe and analyze the types and functions of ellipsis in Japanese print advertisement. Halliday dan Hasan devide ellipsis into 3 types; nominal ellipsis, verbal ellipsis, and clausal ellipsis. According to the result of this research, there are those three types of ellipsis on Japanese printed advertising selected on this study.
Keywords : discourse, ad, advertising, ellipsis
1. Pendahuluan
Wacana adalah rentetan kalimat yang bertautan sehingga terbentuklah makna
yang serasi di antara kalimat-kalimat. Wacana merupakan satuan bahasa terlengkap
(Kridalaksana, 1993). Wacana dapat direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh
(novel, buku, seri ensiklopedi, dan sebagainya), paragraf, atau kata yang membawa
amanat yang lengkap.
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
2
Agar suatu wacana dapat dipahami dengan baik, wacana tersebut harus
koheren dan kohesif. Koherensi merupakan susunan konsep dan gagasan yang
memiliki hubungan yang saling berkaitan sehingga isi teks dapat dipahami dan
relevan1. Sedangkan kohesi adalah jalaninan unsur-unsur bahasa yang menjadikan
sebuah teks padu, tanpa mengabaikan konteksnya 2. Elipsis merupakan salah satu
bagian yang dipelajari dalam kajian wacana dan elipsis merupakan salah satu
perangkat kohesi.
Menurut Kridalaksana, elipsis merupakan peniadaan kata atau satuan lain yang
asalnya dapat diramalkan dari konteks bahasa atau konteks luar bahasa. Lebih lanjut,
Halliday dan Hasan mengemukakan bahwa bagian yang ditiadakan tersebut bukannya
tidak dapat dipahami, tetapi “tidak dinyatakan namun dipahami”. Elipsis juga dikenal
dengan istilah substitusi nol. Unsur yang dilesapkan dalam sebuah kalimat ditandai
dengan ∅ (baca; zero).
Elipsis sering kita temui dalam wacana bahasa Jepang, entah itu dalam
percakapan langsung maupun berupa teks bacaan. Salah satu penerapan elipsis
pelesapan topik atau subjek kalimat. Apabila konteks dari situasi percakapan sudah
jelas, orang Jepang cenderung untuk tidak mengatakannya lagi. Misalnya pronomina
watashi ‘saya’ dan anata ‘anda’ tidak diucapkan lagi saat percakapan antara dua
orang. Dengan demikian, untuk mengetahui sebuah wacana bahasa Jepang mengalami
elipsis atau tidak, dan untuk mengetahui apa yang dilesapkan diperlukan pengetahuan
tata bahasa dan latar belakang masyarakat Jepang.
Dalam penelitian ini, penulis akan meniliti kalimat-kalimat dalam wacana
iklan bahasa Jepang. Penulis meniliti penggunaan elipsis bahasa Jepang dalam iklan
karena iklan ada di sekitar kita. Iklan ada di surat kabar, majalah, televisi, radio, mall,
atau di jalan. Jenis iklan yang dipilih adalah iklan tertulis yaitu iklan yang terdapat di
majalah. Penulis berharap penelitian ini dapat membuat masyarakat yang mempelajari
bahasa Jepang dapat mengetahui lebih banyak tentang jenis elipsis dan penggunaanya
dalam bahasa Jepang.
1 Okke Kusuma Sumantri Zaimar dan Ayu Basoeki Harahap, Telaah Wacana: Teori dan Penerapannya, Komodo Books, Depok, 2009. hlm. 89. 2 Ibid., hlm 119.
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
3
1.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini bukanlah penelitian pertama mengenai elipsis di Universitas
Indonesia. Diantaranya adalah skripsi yang berjudul “Elipsis Dalam Bahasa Arab”
yang ditulis oleh Iis Iskandar, mahasiswi program studi Arab pada tahun 1991.
Kemudian, skripsi yang berjudul “Elipsis Sebagai Alat Kohesi Dalam Teks Iklan
Bahasa Prancis” ditulis oleh Syaiful Amri, mahasiswa program studi Prancis pada
tahun 1993.
Melalui penelitiannya, Iis Iskandar mencoba memaparkan konsep elipsis
dalam bahasa arab, wujud elipsis dalam penggunaannya pada bahasa Arab,
menentukan bagaimana menentukan bahwa suatu konstruksi kalimat telah mengalami
pelesapan, dan alasan penggunaan elipsis pada bahasa Arab. Korpus penelitian
tersebut adalah sebuah beberapa artikel bahasa Arab. Sedangkan Syaiful Amri,
mencoba memaparkan jenis-jenis elipsis pada teks iklan bahasa Prancis beserta letak
terjadinya elipsis pada unsur-unsur verbal teks iklan.
Skripsi “Elipsis Sebagai Alat Kohesi Dalam Teks Iklan Bahasa Prancis” yang
ditulis oleh Syaiful Amri menjadi acuan dalam skripsi ini. Selain itu, Penulis juga
mengacu pada tesis yang ditulis oleh Shigeko Okamoto yang berjudul Ellipsis in
Japanese Discourse. Dalam tesisnya tersebut, Shigeko Okamoto mencoba
memaparkan penggunaan elipsis berdasarkan latar belakang karakteristik masyarakat
Jepang.
Walaupun demikian, penelitian ini disusun oleh penulis adalah untuk
mengetahui bagaimana penerapan elipsis pada bahasa Jepang dengan korpus
penelitian iklan, jenis-jenis elipsis apa yang terjadi, dan tujuan penggunaannya.
Dalam tesisnya, Shigeko Okamoto menggunakan contoh-contoh elipsis bahasa Jepang
dalam wacana percakapan langsung. Elipsis sering ditemukan dalam wacana
percakapan dalam bahasa Jepang, seperti yang telah disebutkan pada 1.1 bahwa
pronomina watashi ‘saya’ dan anata ‘anda’ tidak diucapkan lagi saat percakapan
antara dua orang. Iklan dipilih sebagai korpus penelitian untuk mengetahui bagaimana
realisasi penggunaan elipsis. Berbedakah dengan penerapannya dengan elipsis yang
terjadi dalam percakapan?
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
4
2. Tinjauan Teoritis
Elipsis adalah salah satu alat kohesi dalam melihat keutuhan makna suatu
wacana. Elipsis, menurut Kridalaksana, adalah peniadaan kata atau satuan lain yang
asalnya dapat diramalkan dari konteks bahasa atau konteks luar bahasa (1984:45).
Halliday-Hasan (1976:142-143) mengatakan bahwa elipsis sebagai something left
unsaid ‘sesuatu yang tidak dinyatakan’. Namun, bukan berarti apa yang tidak
dinyatakan tersebut tidak dapat dipahami, tetapi sebaliknya unsaid but understood
‘tidak dinyatakan namun dipahami’.
Menurut Barnhart (1978:684) elipsis adalah pelesapan unsur-unsur yang
memenuhi konstruksi sintaksis yang lengkap, tanpa mengurangi makna pesan yang
disampaikan. Barnhart memberikan contoh kalimat gabung She is tall as her brother,
yang berasal dari 1) She is tall dan 2) Her brother is tall. Pada kalimat 1, She
menduduki fungsi S dan is tall menduduki fungsi P. Pada kalimat 2, Her brother
menduduki fungsi S dan is tall menduduki fungsi P. Dengan demikian dari kedua
kalimat itu terdapat 2 kedudukan fungsi S dan 2 kedudukan fungsi P. Namun, dalam
kalimat gabung She is tall as her brother, hanya terdapat 2 fungsi S; She dan her
brother dan 1 fungsi P; is tall. Dengan demikian, fungsi P yang sama maknanya
antara kalimat 1 dan kalimat 2 dihilangkan salah satunya dalam kalimat gabung
tersebut. Penghilangan unsur yang menduduki fungsi gramatikal inilah yang disebut
dalam tata bahasa dengan istilah elipsis.
Untuk mengetahui suatu kalimat mengalami elipsis dapat dilakukan dengan
cara:
1) Mengetahui struktur kalimat dasar
2) Menghadirkan kembali konstruksi yang lengkap dari kalimat yang
dilesapkan itu.
Unsur yang dilesapkan itu ditandai dengan ∅ (baca; zero).
2.1 Jenis-Jenis Elipsis
Ada 3 jenis elipsis berdasarkan pembagian yang dilakukan oleh Halliday-
Hasan, yaitu elipsis nomina, elipsis verbal, dan elipsis klausal.
a) Elipsis Nominal
Elipsis nomina adalah pelesapan pada frasa nomina di dalam satu kalimat,
yang biasanya menduduki posisi subjek , objek, atau keterangan. Frasa nomina dalam
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
5
bahasa inggris terdiri dari prahulu, hulu (inti), dan pasca hulu. Struktur frasa nomina
lebih lanjut dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
The two high stone walls along the side
the road
prahulu hulu pasca hulu
deiksis numeralia epitet penggolong nomina penyifat
Keterangan:
1. Deiksis : unsur dominator 2. Numeralia : unsur yang menunjukan bilangan 3. Epitet : adjektiva 4. Penggolong : unsur nomina yang menjelaskan unsur lain 5. Penyifat : biasanya disi oleh frase preposisional/ klausa relatif
Elipsis nomina dapat terjadi bila unsur nomina yang ada dalam frasa nomina
berfungsi sebagai hulu ditiadakan, sehingga unsur yang muncul hanya unsur yang
menerangkan nomina/modifikator.
b) Elipsis Verbal
Elipsis verbal adalah pelesapan yang terjadi pada frase verbal. Dalam frasa
verbal terdiri dari verba utama dan verba bantu. Halliday dan Hasan menyebut verba
utama utama dengan lexical verb dan verba bantu dengan operational verb.
a. Elipsis Leksikal
Elipsis leksikal terjadi apabila verba utamanya yang ditiadakan. Pelesapan verba
utama ini biasa juga diikuti oleh ketidakhadiran unsur pelengkap verba dan
keterangan tambahan lainnya.
(1) Have you been swimming? - Yes, I have.
(2) Is John coming home?- He might.
Pada contoh (1) dan (2) di atas yang dihilangkan adalah verba utamanya;
swimming dan coming.
b. Elipsis Operator
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
6
Elipsis operator terjadi apabila verba bantunya yang mengalami pelesapan.
Dengan demikian, dalam elipsis operator yang tertinggal adalah verba utama.
(1) What have you been doing? – swimming
c) Elipsis Klausal
Dalam struktur klausa memiliki dua unsur, yaitu modal dan proposisional. Elipsis
klausal terjadi apabila terjadi pelesapan salah satu unsur tersebut atau kedua-duanya.
The duke was going to plant a row of poplars in the park.
Modal preposisional
Elipsis klausal biasanya terjadi pada pertanyaan dan responnya dalam dialog.
Berikut adalah contoh elipsis klausal.
1) When did John arrive? - (John arrived) yesterday.
2) Is it Tuesday today? - I don’t know (if today is Tuesday)
2.2 Elipsis Dalam Bahasa Jepang
Literatur Jepang memiliki kecenderungan untuk menggunakan ekspresi
elipsis 3 . Kuno (1978) mengatakan bahwa elipsis dapat digunakan ketika
pembicara berasumsi bahwa lawan mengerti maksud pembicara seutuhnya
berdasarkan konteks sebelumnya.
Penggunaan elipsis dalam bahasa Jepang pada umumnya tidak bisa terlepas
dari aspek budaya Jepang itu sendiri. Elipsis merupakan salah satu ciri khas
Jepang, yaitu elipsis dianggap sebagai approximation devices dan bentuk
keambiguan yang disengaja, serta tidak hanya ditoleransi, tetapi elipsis juga
lebih diapresiasi dibandingkan mengungkapkan maksud secara eksplisit demi
keharmonisan dalam komunikasi (Hidashi, 2003).
Menurut penelitian beberapa ahli seperti Hinds dan Kuno elipsis dalam
bahasa Jepang berfungsi untuk :
1) menghindari pengulangan
2) menghindari penekanan
3 Shigeko Okamoto, Ellipsis in Japanese Discourse, 1985.
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
7
3) menghindari konflik karena redundansi yang dihasilkan oleh pengulangan dan
penekanan yang tidak perlu sehingga menimbulkan kesalah pahaman dalam
menangkap maksud pesan
4) memberi kebebasan kepada petutur untuk menduga atau melanjutkan bagian
yang dilesapkan.
Dalam bahasa Jepang, beberapa unsur kalimat sering dilesapkan ketika
unsur-unsur tersebut jelas-jelas dipahami atau telah diketahui baik oleh penutur
dan petutur, serta ketika seseorang ingin menunjukan kesopanan dengan
ketidaklugasan dan keambiguan dalam berbahasa. Penggunaan elipsis ini telah
mengakar dalam masyarakat Jepang dalam hubungan antar manusia dimana
kepentingan kelompok lebih penting daripada kepentingan pribadi (Aihara &
Parkers, 1992:168).
Berkomunikasi secara implisit dalam masyarakat Jepang lebih disukai. Hal
ini disebabkan oleh watak masyarakat Jepang yang tertutup dan homogen
(Suzuki 1972; Nakane 1967) sehingga masyarakat Jepang dapat mengerti satu
sama lain tanpa harus mengungkapkan maksud pesan yang sebenarnya dengan
lugas. Selain itu, masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang tertutup
sehingga terdapat urgensi untuk menghindari konfrontasi sebisa mungkin.
Di Jepang, pandangan bahwa salah satu cara berkomunikasi paling efektif
adalah mengimplisitkan hal-hal tertentu. Dengan demikian, elipsis
meninggalkan petutur (lawan bicara) tanggung jawab atau kebebasan untuk
melengkapi apa yang tidak diujarkan.
2.3 Elipsis dalam Teks Iklan Jepang
Pengertian iklan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI:882)
adalah 1) berita pesanan (untuk mendorong, membujuk) kepada khayalak ramai
tentang barang dan jasa yang ditawarkan, 2) pemberitahuan kepada khayalak
ramai mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang dalam media masa seperti
surat kabar dan majalah.
Dalam proses pembuatan iklan cetak terdapat unsur-unsur utama yang
terbagi menjadi dua; unsur verbal dan unsur non-verbal. Unsur verbal di
antaranya adalah judul dan naskah, sedangkan unsur non-verbal adalah ilustrasi,
warna, dan logo.
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
8
Elipsis merupakan salah perangkat kohesif dalam teks iklan4. Elipsis tidak
hanya berfungsi agar kalimat-kalimat dalam teks iklan menjadi lebih ekonomis,
tetapi juga menggambarkan karakter budaya dari objek tujuan pemasaran
(konsumen), dalam penelitian ini iklan yang akan dianalisis adalah iklan Jepang.
Salah satu fungsi iklan adalah untuk mempromosikan produk atau jasa
kepada konsumen. Karakter orang Jepang yang lebih memilih menjadi tidak
lugas demi keharmonian dalam komunikasi, tergambar pada pola pikir biro-biro
iklan di Jepang dalam meramu komposisi-komposisi yang hadir pada iklan-iklan
yang mereka tangani. Biro iklan Jepang bukannya berusaha untuk
menginformasikan keunggulan produk mereka saja, tetapi juga mencoba
menciptakan “perasaan” atau “impian” sekitar produk yang diiklanlan5.
Biro-biro iklan di Jepang biasanya menangani beberapa iklan perusahaan
yang bersaing sehingga para penulis naskah iklan mungkin saja enggan untuk
menghadirkan keunggulan salah satu produk perusahaan sebagai perbandingan
keunggulan antar merek yang mereka tangani dan lebih menampilkan penjualan
yang unik. Oleh karena itu elipsis hadir sebagai suatu senjata untuk mewujudkan
prinsip tersebut. Salah satu fungsi elipsis; memberi kebebasan kepada petutur
untuk menduga atau melanjutkan bagian yang dilesapkan, menjelaskan
bagaimana biro iklan di Jepang memberikan tanggung jawab kepada para
konsumen untuk menciptakan sendiri imginasi akan produk yang diiklankan
tersebut.
3. Analisis
Iklan yang dianalisis merupakan iklan yang memiliki unsur verba dan unsur
non-verba iklan seperti ilustrasi. Tidak hanya referensi tekstual (teks iklan),
tetapi juga referensi situsional (ilustrasi, gambar, atau foto) dibutuhkan untuk
memahami apa yang telah lesap dalam kalimat. Korpus penelitian diambil dari
majalah Nylon Japan edisi Januari 2015.
4 Guy Cook, The Discourse of Advertising, TJ Press, Great Britain, 1992. hlm. 148. 5 The Japanese Way of Marketing, Johny K.Johansson & Ikujiro Nonaka., (1996), Cara Pemasaran A La Jepang, Terjemahan, Hikmat Kusumaningrat, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998. hlm 207.
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
9
3.1 Iklan Loretta
Data 1 :
ギフトシズーンにぴったり! gifuto shizuun ni pittari ! hadiah musim DAT cocok ! [Promo ini] cocok untuk musim hadiah!
Iklan Loretta, Nylon Japan edisi Januari 2015, halaman 31.
Data (1) terdiri dari keterangan dan verba sebagai unsur pembentuk kalimatnya.
Setelah penulis mencoba menerjemahkan data (1), penulis menemukan bahwa teks
iklan di atas mengalami elipsis verbal pada verba bantu unsur predikatnya dan elipsis
nominal pada unsur subjeknya.
gifuto shizuun ni pittari ket P
Unsur keterangan kalimat dalam teks iklan di atas adalah gifuto shizuun ni ‘di
musim hadiah’, dan unsur verbanya adalah pittari ‘cocok’. Dilihat dari kelas katanya,
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
10
pittari adalah adjektiva na6. Bahasa Jepang memiliki 2 jenis adjektiva, yaitu adjektiva
na dan adjektiva i. Adjektiva dapat dipakai sebagai predikat dan untuk menjelaskan
nomina. Adjektiva pittari dapat menjadi predikat apabila diikuti dengan kopula desu
(formal)/da (informal). Oleh karena itu, verba bantu yang lesap pada teks iklan di atas
adalah kopula desu.
Ilustrasi gambar pada iklan di atas, ada gambar sebuah kotak hadiah berpitakan
tulisan “Loretta” di sisi sebelah kanan atas. Lalu, terdapat juga foto seorang gadis
muda yang memegang kemasan Loretta. Selain itu, iklan ini diambil dari suatu
majalah edisi Januari 2015. Pada bulan Januari, Jepang masih dalam fase musim
dingin. Musim dingin di negara-negara yang bersalju kebanyakan marak dengan
ornamen-ornamen natal, salah satunya hadiah.
Selanjutnya, di bawah teks iklan ini terdapat kalimat (yang akan menjadi data
(2)) “ima nara saron de kau to, gifuto bokkusu ni ittekuru”, yang artinya adalah ‘kalau
sekarang membeli, akan ada dalam kotak hadiah’. Ittekuru merupakan verba
majemuk yang terbentuk dari kata dasar iru ‘masuk’ dan kuru ‘datang’. Namun, kuru
pada ittekuru kalimat di atas mengekspresikan kemunculan/kedatangan sesuatu yang
sebelumnya tidak ada7. Hal ini menunjukan bahwa Loretta biasanya tidak dikemas
dalam kotak hadiah.
Kedua unsur non-verba dan verba tersebut menginformasikan bahwa Loretta
sedang menawarkan sesuatu yang berbeda dari biasanya, yaitu Loretta dikemas dalam
kotak hadiah. Berdasarkan hal tersebut, penulis memilih kata “promo” untuk
mewakili topik utama dalam data (1) ini.
[Kono kyanpen wa] gifuto shizuun ni pittari [desu]
S ket P
Fungsi elipsis verbal pada teks iklan ini adalah untuk memberikan kebebasan
kepada pembaca dalam menginterpretasikan kalimat iklan di atas. Kopula desu bisa
berkonjugasi ke dalam beberapa bentuk, seperti da (informal), jya arimasen/jya nai
6 Kata sifat (adektiva) dalam bahasa Jepang dibagi menjadi 2 yaitu kata sifat na dan kata sifat i. Sumber: Minna No Nihongo I (Terjemahan dan Keterangan Tata Bahasa). hlm. 58. 7 Bunkei Ziten, Kuroshio, 1998. hlm. 251.
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
11
(bentuk negatif), atau darou (dugaan)8. Setiap perubahan membawa fungsi dan
pengertian masing-masing . Misalnya, bentuk jya nai menyatakan bentuk negatif da
(desu informal). Namun, jya nai juga bisa menyatakan kritik, ekspresi saat bertanya-
tanya, dan juga menyampaikan dugaan/pendapat pribadi9. Apabila “pittari da“ ‘ini
cocok’ merupakan elipsis yang dimunculkan, maka menjadi kalimat deklaratif.
Namun, apabila elipsis yang dimunculkan adalah “pittari jyanai?” ‘bukankah cocok?’,
maka akan menciptakan kesan yang persuasif.
Elipsis pada teks iklan di atas juga berfungsi untuk menghindari penekanan
yang tidak perlu. ‘Promo ini’ lesap karena terdapat gambar kotak hadiah. Di tambah
lagi, di sisi lain iklan ini, ada foto seorang wanita memegang kemasan Loretta tanpa
dikemas dengan kotak hadiah. Sehingga dengan itu saja sudah memperkuat pesan
kalimat, yaitu menginformasikan bahwa ada promo terbatas saat merayakan natal ,
tanpa harus menambahkan topik ‘Promo ini’ ke dalam kalimat. Kemudian pelesapan
kopula desu juga menghindari adanya penekanan, yaitu memunculkan suasana formal
dari unsur verbal pada teks iklan ini . Dengan dihilangkannya kopula desu、susana
iklan tersebut menjadi lebih kasual karena terkesan seperti iklan berkomunikasi
langsung dengan pembacanya.
Data 2:
今ならサロンで買うと、ギフトボックスに入ってくる。 ima nara saron de kau to, gifuto bokkusu ni haittekuru. Sekarang kalau salon LOC membeli kalau, kotak hadiah DAT memasukan. Kalau [Anda] membeli [Loretta] di salon sekarang, [Loretta] akan ada dalam kotak hadiah. Iklan Loretta, Nylon Japan edisi Januari 2015, halaman 31.
8 Oxford Japanese Grammar and Verbs, Oxoford University Press, 2003. hlm.18. 9 Bunkei Ziten, Kuroshio, 1998. hlm. 143-144
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
12
Data (2) terdiri 2 klausa, yaitu 1) ima nara saron de kau ‘kalau sekarang beli di
salon’, 2) gifuto bokkusu ni ittekuru ‘akan ada di dalam kotak hadiah’. Setelah penulis
mencoba menerjemahkan data (2), penulis menemukan bahwa teks iklan di atas
mengalami elipsis nominal pada kedua klausanya.
Klausa 1 terdiri atas keterangan dan verba sebagai unsur pembentuknya.
Berdasarkan hal tersebut, unsur subjek pada klausa 1 lesap. Lalu, kau ‘membeli’
merupakan kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang membutuhkan objek langsung.
Dengan demikian, klausa 1 juga mengalami elipsis pada unsur objek.
Klausa 1:
ima nara ∅ saron de ∅ kau Ket S Ket O V
Pada tinjauan teori telah dipaparkan bahwa elipsis adalah sesuatu yang tidak
diucapkan, tetapi tetap dipahami. Dari verba kau saja kita dapat menebak apa subjek
dan objek yang mengalami elipsis dengan membuat pertanyaan 1) siapa yang
membeli?, dan 2) apa yang dibeli? . Data (6) merupakan salah satu kalimat dalam teks
iklan produk Loretta. Dengan demikian, sudah jelas bahwa jawaban dari “apa yang
dibeli?” adalah Loretta. Tentu saja, “yang membeli” adalah sasaran dari iklan ini,
yaitu “Anda”, para pembaca iklan atau konsumen dari produk Loretta itu sendiri.
ima nara [anatatachi] saron de [Loretta wo] kau
Ket S Ket O V
Klausa 2 terdiri atas keterangan dan verba sebagai unsur pembentuknya.
Berdasarkan hal tersebut, unsur subjek pada klausa 2 lesap. Seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya pada data (1) bahwa verba ittekuru merupakan verba
majemuk dari verba iru ‘masuk’ dan kuru ‘datang’. Iru merupakan kata kerja
intransitif, yaitu kata kerja yang tidak membutuhkan objek langsung. Dengan
demikian, klausa 2 hanya mengalami elipsis nominal pada unsur subjeknya.
Klausa 2:
∅ gifuto bokkusu ni ittekuru S Ket V Dari verba ittekuru di atas dan klausa 1 kita dapat menebak elipsis pada subjek
klausa 2. Berdasarkan arti klausa 1 ‘Kalau anda membeli Loretta sekarang di salon…’,
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
13
kita bisa memahami apa yang akan dimasukan ke dalam kotak hadiah adalah produk
Loretta.
[Loretta ga] gifuto bokkusu ni ittekuru S Ket V
Tujuan penggunaan elipsis pada data (2) adalah untuk menghindari penekanan
“Loretta” dan “Anatatachi”. Unsur subjek pada konstruksi kalimat bahasa Jepang
sering dihilngkan karena dianggap sudah “sama-sama tahu” dari siapa dan kepada
siapa sebuah pesan dalam proses komunikasi itu mengarah. Dengan menyatakan
kembali subjeknya mengekspresikan penekanan. Kata Loretta pun pada body teks
iklan hanya dituliskan satu kali dan selebihnya tertulis pada judul iklan dan pada
ilustrasi gambar dan foto. Berdasarkan hal tersebut, tanpa harus ditulis lagi, kata
Loretta yang dilesapkan pada data (2) dapat dengan mudah dipahami.
Data 3 :
あなたのすべてを美しく。 anata no subete wo utsukushiku. Anda GEN seluruh ACC dengan indah. [Loretta] mempercantik anda seutuhnya. Iklan Loretta, Nylon Japan edisi Januari 2015, halaman 31.
Data (3) terdiri dari objek dan predikat sebagai unsur pembentuk kalimatnya.
Setelah penulis mencoba menerjemahkan data (3), penulis menemukan bahwa teks
iklan di atas mengalami elipsis verbal pada verba utamanya dan elipsis nominal pada
unsur subjeknya.
∅ anata no subete wo utsukushiku ∅ S O Ket V Dari teks iklan, dapat diketahui bahwa kalimat di atas merupakan kalimat
transitif karena terdapat pemarkah objek langsung wo. Oleh karena itu, unsur
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
14
verbanya harus mengandung kata kerja transitif. Namun, kalimat di atas diakhiri
dengan adverbia utsukushiku’dengan indah’. Berdasarkan hal tersebut, frase verba
utama kalimat di atas tidak utuh karena verba bantunya lesap.
Adverbia utsukushiku berasal dari adjectiva utsukushii10. Adverbia yang berasal
dari adjekiva berfungsi untuk menerangka verba. Fungsi ini sama dengan adverbia
dalam bahasa Inggris yang berakhiran –ly11. Adverbia utsukushiku dapat menjadi
frase verba dengan menambahkan naru ’menjadi’, atau suru ‘melakukan’. Namun,
frase verba utsukushiku naru ’menjadi cantik’ tidak berterima dengan kalimat di atas
karena utsukushiku naru merupakan frase verba intrasintif yang tidak membutuhkan
objek langsung, sedangkan teks iklan di atas memiliki objek langsung anata no subete
‘anda seutuhnya’. Oleh karena itu, utsukushiku suru ’mempercantik’ lebih tepat.
Unsur subjek kalimat di atas dapat diduga dengan melihat arti klausa tersebut
dan konteks dalam iklan itu sendiri, yaitu produk “Loretta”. Dengan demikian,
kalimat iklan di atas menjadi ‘Loretta mempercantik anda seutuhnya’ .
[Loretta wa] anata no subete wo utsukushiku [suru] S O V
Tujuan penggunaan elipsis pada teks iklan ini adalah untuk adalah untuk
memberikan kebebasan pembaca dalam menginterpretasikan kalimat iklan ini. Tidak
hanya utsukushiku suru, tetapi juga utsukushiku shimasu, utsukushiku suru yo, dan
masih banyak kemungkinan lain yang bisa menerangkan objek langsung anata no
subete. Kemudian, pelesapan “Loretta” sebagai unsur subjek kalimat, berfungsi untuk
menghindari pengulangan, sama seperti pada analisis data (2).
10 Adjektiva i dan adjektiva na bisa berubah fungsi menjadi adverbia. Akhiran i pada adjektiva i berubah menjadi ku dan pada adjektiva na ditambahkan ni. Sumber : Oxford Japanese Grammar and Verbs, Oxoford University Press, 2003. hlm.119. 11 loc. cit.
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
15
Data 4 :
さらには気持ちをほぐすことまでを、トータルでお手伝いできたら。
Sarani wa kimochi wo hogusu koto made wo, tootaru de otetsudaideki tara.
Selain itu TOP perasaan ACC hal menenangkan sampai ACC, total INSTR membantu apabila.
Ditambah lagi, seandainya ada yang dapat merawat secara total hingga memberikan sensasi yang menenangkan, [alangkah senangnya].
Iklan Loretta, Nylon Japan edisi Januari 2015, halaman 31.
Data (4) terdiri dari objek langsung, keterangan dan verba sebagai unsur
pembentuk kalimatnya. Setelah penulis mencoba menerjemahkan data (4), penulis
menemukan bahwa teks iklan di atas mengalami elipsis klausal karena teks kalimat di
atas merupakan klausa dependen. Konjugasi ~tara menunjukan bahwa klausa
tersebut adalah klausa dependen dan membutuhkan klausa utamanya agar kalimatnya
menjadi utuh.
Sarani wa kimochi wo hogusu koto made wo, tootaru de Ket O Ket
otetsudaideki tara, ∅
V (klausa 1) Klausa 2
Untuk memunculkan kembali klausa utama yang lesap, kita bisa mendapatkan
petunjuk dengan melihat kalimat-kalimat sebelum atau sesudah kalimat di atas.
Kalimat sebelumnya:
髪かみ
だけをケアするのではなく、肌はだ
ことも考えたい kami dake wo keasuru no de ha naku, hada koto mo kangaetai
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
16
rambut hanya ACC merawat tidak hanya, kulit hal INC ingin memikirkan Tidak hanya merawat rambut, tetapi juga mewarat kulit.
Kalimat setelahnya:
サロンで働くスタッフのそんな思いから~ saron de hataraku sutaffu no sonna omoi kara … salon LOC bekerja staf GEN seperti itu pemikiran dari….. dari pemikiran para staff yang bekerja di salon itu…..
Setelah melihat kalimat sebelum dan setelah teks iklan di atas, kita dapat
memahami bahwa data (4) mengandung ekspektasi atau cita-cita dari para staff salon.
Hal ini ditandai dengan adanya pengandaian (pola kalimat ~tara). Dengan demikian,
klausa selanjutnya merupakan ungkapan perasaan apabila harapan tersebut menjadi
kenyataan. Ungkapan yang mengekspresikan kegembiraan seperti ii na atau ureshii
yo bisa menjadi klausa yang lesap. Seperti yang dipaparkan pada tinjauan teori di atas
bahwa elipsis klausal bisa berupa elipsis verbal. Sehingga walaupun ungkapa ii na
atau ureshii yo adalah frase verba, keduanya sudah mencukupi kriteria klausa bahasa
Jepang12.
Sarani ha kimochi wo hogusu koto made wo, tootaru de otetsudaideki tara,
klausa 1
ureshii na!
Klausa 2
Tujuan penggunaan elipsis pada teks iklan di atas adalah untuk membangun
imajinasi para pembacanya dengan tidak menyelesaikan kalimat sehingga pembaca
dapat menginterpretasikan sendiri kelanjutan dari “Sarani ha kimochi wo hogusu koto
made wo, tootaru de otetsudaideki tara”. Selain itu, untuk menghindari pengulangan.
Menurut kalimat setelah data (4) “saron de hataraku sutaffu no sonna omoi kara …”
kita sudah dapat memahami bahwa data (4) mengandung ekspektasi para staf salon
tanpa harus menuliskan ekspresi ureshii na, sebagai dampak akan tercapainya harapan.
12 Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang dapat dimengerti melalui konteks walaupun ada beberapa unsur dalam kalimatnya yang dilesapkan. Dalam bahasa Jepang verba merupakan faktor yang penting agar sebuah kalimat dapat dimengerti. Sebaliknya, subjek sering dilesapkan karena sudah dapat dipahami berdasarkan konteks komunikasinya. Sumber: Nabuo Akiyama, Japanese Grammar, Barron’s, New York, 2002. hlm. 16.
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
17
4. Kesimpulan
Penelitian ini berusaha mendeskripsikan jenis-jenis elipsis terjadi pada teks
wacana bahasa Jepang dan fungsinya melalui media iklan. Menurut hasil analisis
yang dipaparkan pada analisis di atas, jenis-jenis elipsis yang terjadi pada teks
iklan bahasa Jepang adalah elipsis nominal, elipsis, verbal, dan elipsis klausal.
Berdasarkan jumlah frekuensi terjadinya, elipsis nominal paling banyak terjadi,
kemudian elipsis verbal, dan yang jarang terjadi adalah elipsis klausal. Adapun
unsur kalimat yang sering dilesapkan adalah unsur subjek/topik.
Menurut hasil penelitian, elipsis nominal terjadi pada nominal atau salah
satu nominal pada frase verba. Elipsis nominal terjadi pada unsur subjek kalimat,
objek, kalimat, keterangan kalimat. Unsur subjek paling sering dilesapkan
dibandingkan unsur objek atau keterangan. Fungsi elipsis nominal disini adalah
untuk menghindari pengulangan dan penekanan karena walaupun dengan
lesapnya unsur tersebut, teks iklan masih bisa dapat dipahami.
Sedangkan, elipsis verbal terjadi pada verba dan predikat kalimat.
Pelesapan unsur verba dan predikat pada bahasa Jepang berarti hilangnya seluruh
verba utama dan verba bantu. Menurut hasil analisis, verba bantu yang
dilesapkan adalah kopula desu. Selain, itu terdapat pula nomina dan adverbia
yang menjadi verba suru setelah merekontruksi ulang struktur yang mengalami
pelesapan. Fungsi elipsis verbal disini adalah untuk Di sisi lain, elipsis klausal
jarang terjadi dalam teks iklan bahasa Jepang. memberikan kebebasan kepada
para pembaca untuk menginterpretasikan makna teks iklan sehingga mereka
dapat menciptakan sendiri “perasaan” dan “impian” terhadap produk yang
sedang diiklankan.
Selain fungsi-fungsi elipsis yang dijabarkan pada paragraf sebelumnya,
pada teks iklan secara general berfungsi untuk menghemat kata sehingga iklan
menjadi ringkas dan lebih menarik. Unsur-unsur yang dihilangkan diwakili
dengan unsur non verbal teks iklan, seperti ilustrasi atau foto.
5. Daftar Pustaka
Sumber Buku :
Akiyama, Nobuo. 2002. Japanese Grammar. New York; Barron’s.
Bunt, Jonathan. 2003. Japanese Grammar and Verbs. New York; Oxford.
Chino, Naoko. 1991. All About Particles. New York; Kodansha America, Inc.
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015
Universitas Indonesia
18
Cook, Guy. 1992. The Discourse of Advertising. London; Routledge.
Donahue. Ray T. 1998. Japanese Culture and Communication: Critical Cultural
Analysis. Maryland: University Press of America, Inc.
Halliday, M.A.K., Ruqaiya. Hasan., 1976. Cohesion in English. London:
Longman.
Johansson, Johny K., & Nonaka, Ikujiro. 1996. Cara Pemasaran A La Jepang.
Diterjemahkan oleh: Hikmat Kusumaningrat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta; PT Gramedia Pustaka.
Morimoto, Junko dkk. 1998. Nihongo Bunkei Jiten. Kuroshio Publishers.
Ramlan. 1996. Sintaksis. Yogyakarta: CV.Karyono
Verhaar, J.W.M. 1977. Pengantar linguistik. Yogyakarta; Gadjah Mada
University Press.
Zaimar,Okke Kusuma., & Harahap, Ayu Basoeki. 2009. Telaah Wacana: Teori
dan penerapannya. Depok: Komodo Books.
Sumber Jurnal/Karya Ilmiah:
Haugen, Kveine. 2011. “Verb Phrase Ellipsis in Japanese”. Master Degree.
Universitetet I Oslo. Oslo.
Okamoto, Shigeko. 1985. “Ellipsis in Japanese Discourse”. PhD. University of
California. Barkeley.
Elipsis pada..., Lita Kartika, FIB UI, 2015