Upload
ryanmore
View
231
Download
27
Embed Size (px)
DESCRIPTION
empiema ppt
Citation preview
EMPIEMAPembimbing:
dr. Supriyanto, Sp. A
Penyaji:
Ryan Aprilian Putri
G4A013011
Pendahuluan
Empiema adalah keadaan
terdapatnya pus (nanah) dalam rongga pleura.
(1,2,3)
Sering terjadi pada anak, dan memiliki tingkat morbiditas dan
mortalitias yang cukup signifikan
(15-18)
Morbiditas dan
mortalitas tinggi
Informasi
Empiema pada anak
meliputi definisi, etiologi,
manifestasi klinis,
tatalaksana dan prognosis.
Tujuan
Sering berhubungan dengan pneumonia Angka kejadiannya adalah 1-4/100.000 anak diseluruh dunia
Saat ini terdapat 6500 penderita di USA dan UK yang menderita empiema dan efusi parapneumonia tiap tahun
Mortalitas sebanyak 20% dan menghabiskan dana rumah sakit sebesar 500 juta dolar.
Di India terdapat 5 – 10% kasus anak dengan empiema toraks,paling banyak ditemukan pada anak usia 2 – 9 tahun
Epidemiologi (14)
Anatomi dan Fisiologi Pleura
Pleura membran tipis terdiri dari 2 pleura viseralis dan parietalis
histologis kedua lapisan ini terdiri dari sel mesotelial, jaringan ikat, normalnya berisikan lapisan cairan yang sangat tipis.
Membran serosa yang membungkus parekim paru disebut pleura viseralis, Membran serosa yang melapisi dinding toraks, diafragma, dan mediastinum disebut pleura parietalis
Volume cairan pleura selalu konstan, dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik serta tekanan koloid osmotik dan akan diabsorbsi oleh pleura viseralis
Definisi (1,3,21)
Empiema adalah akumulasi pus diantara paru dan membran yang menyelimutinya (ruang pleura) yang dapat terjadi bilamana suatu paru terinfeksi.
Organisme Streptococcus pneumonia Staphylococcus aureus Haemophilus influenzae Bakteri gram negatif » Escherichia
coli, Pseudomonas aeruginosa, Proteus species dan Klebsiella pneumoniae
Etiologi
klasifikasi
• Terjadinya peradangan akut yang diikuti pembentukan eksudat .
Empiema Akut
• Empiema disebut kronis, bila prosesnya berlangsung lebih dari 3 bulan.
Empiema Kronis
Berdasarkan perjalanan penyakit
The American Thoracis Society membagi empiema thoraks menjadi tiga , berdasarkan tahapan penyakit(23.,24,25). :
• Stadium eksudatif: cairan pleura yang steril di dalam rongga pleura merespons proses inflamasi di pleura
Stadium 1
• stadium fibropurulen atau stadium transisional yang dikarakterisasi dengan inflamasi pleura yang meluas dan bertambahnya kekentalan dan kekeruhan cairan yang bisa melokulasi pus dan secara perlahan-lahan membatasi gerak dari paru.
Stadium 2
• stadium organisasi (kronik): Fibroblast menginfiltrasi cavum pleura dan terjadi transformasi membran fibrin intrapleural yang tipis menjadi tebal dan tidak elastik menghalangi kemampuan paru untuk mengembang kembali & mengganggu pertukaran gas
Stadium 3
Infeksi pada paru
Aktivasi respon imunitas inflamasi pleura
Pembuluh darah pleura
lebih permeabel
sel-sel inflamatori
bakteri merembes ke
rongga pleura
infeksi cairan
pleura dan pembentuk
an pus
Influks ini dimediasi
oleh sitokin
TNF. IL- 1β dan IL- 6 yang disekresi dari
sel-sel mesothelia
Aktivasi kaskade
koagulasi dan gangguan
enzim sistem fibrinolitik
Akumulasi cairan
lebih lanjut
Patofisiologi
Anamnesis
• Demam• Batuk non
produktif• Takipnu,• Takikardi,• Dispnu• Nyeri dada• kemungki
nan sianosis
Px Fisik
• Nafas cuping hidung
• Penurunan gerakan dada
• Fremitus menurun atau tidak ada,
• Perkusi redup dan vesikuler menurun pada paru yang terkena.
Px Penunjang
• Laboratorium,
• Radiologi (Foto x-ray thorax, USG, CT scan)
• Sitopatologi
Diagnosis
Tatalaksana
Prinsip dan Tujuan - terapi antibiotik yang tepat: mengembalikan fungsi paru - nutrisi yang optimal- evakuasi pus dari rongga pleura drainase memperbaikai pengembangan paru
Empiema yang diobati dengan antibiotik yang adekuat akan mengalami resolusi tanpa sekuele
Angka mortalitas sekitar 2-15%, terutama pada anak umur dibawah 1 tahun dengan faktor risiko keterlambatan penanganan, durasi penyakit, beratnya infeksi dan umur muda
Pasien yang gagal dengan terapi konservatif memerlukan tindakan bedah yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas meningkat.
Penanganan yang cepat dan tepat pada fase akut diharapkan pasien dapat sembuh sempurna.
Prognosis
Kesimpulan 1. Empiema adalah keadaan terdapatnya pus (nanah)
dalam rongga pleura.2. Empiema merupakan akibat dari infeksi pada rongga
pleura yang tak terobati yang berkembang dari cairan pleura menjadi suatu kumpulan kompleks pada rongga pleura.
3. Diagnosis empiema ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemerikasaan fisik dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan sitopatologi.
4. Tujuan dari terapi empiema ialah eradikasi infeksi, mengembalikan sirkulasi cairan pleura normal, paru-paru dapat mengembang, dan mengembalikan fungsi respirasi normal.
5. Terapi spesifik untuk empiema terdiri dari terapi konservatif sampai pendekatan pembedahan.
terimakasih
1. and Research Hospital Department of Thoracic Surgery. 2008; 108, 208-11.2. Strachan RE, Gulliver T, Martin A, McDonald T, Nixon G, Roseby R, et.al. Pediatric Empyema Thoracis
: Recommendation for Management. The Thoracic Society of Australia and New Zealand. 2011: 1-393. Clark JE, Hammal D, Spencer D, Hampton F. Children with pneumonia: how do they present and how
are they managed? Arch Dis Child 2007; 92: 394-8.4. Sectish TC, Prober CG. Pneumonia. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF.
Editors. Nelson textbook of Pediatric. 18th ed. Philadelphia : Saunder ; 2007.p.1795-9.5. Majid F, Zubair M. Management of empyema thoracis in children: tube thoracostomy versus early
decortication. Journal of Surgery Pakistan (International). 2011 6. Yousef AA, Jaffe A. The management of Pediatric Empyema. HK J Paediatr. 2009; 14: 16-217. Tan TQ, Mason EO, Wald ER, et al. Clinical characteristics of children with complicated pneumonia
caused by Streptococcus pneumoniae. Pediatrics 2002; 110: 1-6.8. Zampoli M, Zar HJ. Empyema and parapneumonic effusions in children: an Update. SA Journal Child
Health. 2007; 1: 121-69. Wexler ID, Knoll S, Picard E, et al. Clinical characteristics and outcome of complicated pneumococcal
pneumonia in a pediatric population. Pediatr Pulmonol 2006; 41: 726-734.10. Saleem M, Qureshi MA, Shaukat M. Possible Factors For Predicting this Complication in Children with
community acquired bacterial pneumonia. Professional Med J. 2010; 17:464-71.11. Alfaro C, Fergie J, Purcell K. Emergence of community-aquired methicillinresistant Staphylococcus
aureus in complicated parapneumonic effusions. Pediatr Infect Dis J. 2005; 24: 274-276.12. Le Monnier A, Carbonelle E, Zahar JR, et al. Microbiological diagnosis of empyema in children:
comparative evaluations by culture, polymerase chain reaction, and pneumococcal antigen detection in pleural fluids. Clin Infect Dis. 2006; 42: 1135-1140.
13. Byington CL, Korgenski K, Daly J, et al. Impact of pneumococcal conjugate vaccine on pneumococcal parapneumonic empyema. Pediatr Infect Dis J 2006; 25: 250-4.
14. Ozcelik C, Ülkü R, Onat S, et al. Management of postpneumonic empyemas in children. Eur J Cardiothorac Surg 2004; 25: 1072-8
15. Janahi IA, Fakhoury K. Management and prognosis of parapneumonic effusion and empyema in children. Arch Dis Child. 2008;3:16..
Daftar pustaka
16. Roxburgh CSD, Youngson GG, Townend JA, Turner SW. Trends in pneumonia and empyema in Scottish children in the past 25 years. Arch Dis Child. 2008;93:316–8.
17. Avansino JR, Goldman B, Sawin RS, Flum DR. Primary operative versus nonoperative therapy for pediatric empyema: A meta-analysis. Pediatrics. 2005; 115:1652-9.
18. Ghritlaharey RK, Budhwani KS, Shrivastava DK, Srivastava J. Tube thoracostomy: Primary management option for empyema thoracis in children. Afr J Paediatr Surg. 2012:22-6.
19. Kumar A, Sethi GR, Mantan M, Aggrawal SK, Garg A. Empyema thoracis in children:a short term outcome study. Indian Paediatrics. 2013; 50: 879-882.
20. Zampoli M, Zar HJ. Empyema and parapneumonic effusions in children: an update. Paediatric Pulmonology: 2007;3:121-8.
21. Naning R, Setyati A, Empiema. Dalam : Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB. Penyunting. Buku ajar respirologi anak. Edisi pertama.Jakarta : Badan Penerbit IDAI. 2008. p 550-7.
22. Callahan CW. Pneumonia and bacterial pulmonary infection, Dalam : Panitch HB. Editor. Pediatric pulmonology the requisites in pediatric. Philadelphia : Mosby Elsevier; 2005. p. 107-8
23. Mani SC, Murray DL. Acute pneumonia and its complications. Dalam : Long SS, Pickering LK, Prober CG, Editors. Principles and practice of pediatric infectious disease. 3 rd ed. China : Churchill Livingstone ; 2008. P. 245-55.
24. Winnie GB. Pleurisy, pleural effusion and empyema. In: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Editors. Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed. Philadelphia : Saunder ; 2007.p 1834-5.
25. Septimus EJ.Pleural effusion and empyema. Dalam : Mandell BL, Bennet JE, Dolin R.editors. Principles and practise of infectious disease.7th ed. Philadelphia : Churchill Livingstone ; 2010. p 917-23.
26. Lee YCG, Davies HE. Pleural effusion, empyema and pneumothorax. Dalam : Albert RK, Spiro SG. Editors. Clinical respiratory medicine. 3rd ed. Philadelphia : Mosby Elsevier; 2008. p. 853-67.
27. Schidlow DV, Tauber D, Abnormalities of the pleural space. Dalam : Taussig LM, Souef PNL, Martinez FD, Landau Li, Morgan WJ, Sly PD. Editors. Pediatric respiratory medicine. 2nd ed. Philadelphia : Mosby Elsevier ; 2008. p. 989-96.