37
Aditya Rahman Budi Setiawan Gilang Puspita M. Reza Yuda Purwaji Yuni Isna Asriyah Kelompok 9

Employee Separation and Retention

  • Upload
    livia

  • View
    241

  • Download
    17

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Employee Separation and Retention. Aditya Rahman Budi Setiawan Gilang Puspita M. Reza Yuda Purwaji Yuni Isna Asriyah Kelompok 9. Separation ( pemberhentian ). Adalah putusnya suatu hubungan kerja seseorang dengan suatu organisasi. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Employee Separation and Retention

Aditya RahmanBudi SetiawanGilang Puspita

M. RezaYuda Purwaji

Yuni Isna Asriyah

Kelompok 9

Page 2: Employee Separation and Retention

Adalah putusnya suatu hubungan kerja seseorang dengan suatu organisasi.

Pemberhentian juga bisa berarti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan dari suatu organisasi perusahaan.

Page 3: Employee Separation and Retention
Page 4: Employee Separation and Retention

Peringatan,Penonaktifan kerja, Transfer, Demosi, Baru pemberhentian kerja.

Page 5: Employee Separation and Retention

Pemberhentian terjadi karena perundang – undangan

Pemberhentian berdasar keinginan perusahaan

Pemberhentian karena keinginan karyawan

Page 6: Employee Separation and Retention
Page 7: Employee Separation and Retention

Ialah merencanakan, mengatur dan mengawasi pemberhentian pegawai dengan kata lain PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Padahal pegawai tersebut masih ingin mempertahankan posisinya tersebut.

Page 8: Employee Separation and Retention
Page 9: Employee Separation and Retention

“sebab baik”,“tidak ada sebab”, atau bahkan

“sebab buruk.”

Page 10: Employee Separation and Retention

Lama bekerja, Naik pangkat, Kenaikan gaji, dan Penimbangan terhadap penampilan

Page 11: Employee Separation and Retention

1. Perjanjian atau kontrak yang secara tidak langsung dilanggar (karena itu pegawai diperlakukan tidak adil)

2. Pelanggaran kebijakan publik (karena itu, pegawai yang menolak melakukan perbuatan illegal, tidak etis, atau tidak aman disingkirkan

Page 12: Employee Separation and Retention

Konsisten Mengaplikasikan prosedur secara konsisten dan tepat waktu

Tidak Timpang Tindih

Mengaplikasikan prosedur tanpa ada timpang tindih dengan orang lain

Akurasi Informasi Prosedur harus badasarkan informasi yang benar

Bersifat Mandiri Prosedur harus dapat di ketahui oleh semua pihak baik pekerja,serta pemilik keputusan yang di ambil dalam pemecatan

Kebenaran Sebuah prosedur harus berusaha agar tidak membangun tingkat kesalahan dan keputusan yang buruk

Kelayakan Sebuah prosedur harus konsisten dengan memberlakukan standar moral sebagai kelayakan

TABEL 10.1 (Enam Faktor Penentu Keadilan)

Page 13: Employee Separation and Retention

Keterangan atau penjelasan

Aspek empati dalam prosedur dapat memberikan alasan dalam pengambilan keputusan

Kepekaan sosial Memberikan kesenangan dengan rasa respek atau hormat

Perhatian Mendengarkan masukan serta opini dari orang-orang sekitar

Empati Empati terhadap seseorang

Tabel 10.2 (4 faktor yang menentukan interaksi sosial)

Page 14: Employee Separation and Retention

Dokumentasi (melihat kinerja karyawan bekerja dengan aturan dan gambaran dalam bekerja seharusnya menjadikan prioritas utama untuk menjadi acuan kedisiplinan)

Menerapkan tindakan menghukum dengan peraturan yang berlaku.

Page 15: Employee Separation and Retention

Frekuensi Kesalahan

Tanggapan Perusahaan

Dokumentasi

Kesalahan 1 Peringatan lisan Langsung kepada pegawai

Kesalahan 2 Peringatan tertulis 1 Tertulis

Kesalahan 3 Peringatan tertulis 2 dengan ancaman skorsing

Tertulis

Kesalahan 4 Skorsing dan peringatan terakhir pemecatan

Tertulis

Kesalahan 5 Pemecatan Tertulis

Tabel 10.3( Suatu contoh program disiplin progressif)

Page 16: Employee Separation and Retention

Tingkat 1

Kebijaksanaan yang terbukaDua orang yang berselisih di damaikan dengan penyelesaian kebijaksanaan dari antar dua pihak yang bertikai

Tingkat 2

Dengan Mewancarai pegawaiBerbicara dari hati-ke hati dengan pegawai, apa yang di inginkan oleh pegawai, sehingga nanti manajer dapat menolong sampai terdapat penyelesaian

Tingkat 3

MediasiMenjadi penengah dari orang yang berkonflik dengan mendengar kasus yang di hadapi serta tidak mengikat

Tingkat 4

ArbitrasiMenyelesaikan dengan cara adanya Arbitrator yang nantinya beliaulah yang mengambil keputusan

Tabel 10.4 (Tingkat pemilihan pecahan perselisihan)

Page 17: Employee Separation and Retention

EAP (Employee Assitance Programs) adalah penyerahan wewenang yang di lakukan kepada Supervisor atau pegawai untuk dapat mencoba menggunakan tenaga professional untuk melakukan perawatan untuk bermacam-macam masalah karyawan.

Page 18: Employee Separation and Retention
Page 19: Employee Separation and Retention

Ialah mengatur pemberhentian pegawai dari perusahaan atas keinginan pegawai tersebut. Atau dengan kata lain pegawai mengajukan pengunduran diri dari perusahaan karena alasan tertentu.

Page 20: Employee Separation and Retention

Meninggalkan pekerjaan adalah rangkaian sifat ketidakpuasan seseorang membuat menghindari situasi kerja.

Page 21: Employee Separation and Retention

Ketidakpuasan kerja

MeninggalkanPekerjaan

Manifestasi KerjaPerubahan PerilakuMeninggalkan Pekerjaan secara FisikMeninggalkan Pekerjaan secara psikologis

Penyebab Ketidakpuasan kerja :•Ketidaksesuaian posisi•Gaji dan keuntungan lain•Peranan dan tugas

Page 22: Employee Separation and Retention

Kondisi Kerja yang Tidak Aman Disposisi Pribadi  Tugas dan Peran Pengawas dan Rekan Sekerja Upah dan Keuntungan

Page 23: Employee Separation and Retention

Kompleksitas dari tugas itu Derajat tingkat dari ketegangan fisik dan

panggunaan hati-hati Jumlah dari fleksibilitas dalam dimana dan

ketika pekerjaan dilaksanakan Nilai dari karyawan yang dikenakan tugas

Page 24: Employee Separation and Retention

Adalah proses dari memindahkan seorang individu secara sistematis dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lainnya melewati suatu rangkaian waktu. Penyerahan pekerjaan mungkin dalam wilayah fungsional yang bermacam dalam suatu perusahaan atau pergerakan mungkin antara pekerjaan-pekerjaan dalam satu wilayah fungsional atau departemen.

Page 25: Employee Separation and Retention

Pengawas/supervisor

Rekan sekerja

Page 26: Employee Separation and Retention

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Keinginan perusahaan. Keinginan karyawan. Pensiun. Kontrak kerja telah berakhir. Kesehatan karyawan. Meninggal dunia, dan Perusahaan dilikuidasi.

Page 27: Employee Separation and Retention

Kerugian dari sisi perusahaan yaitu adanya biaya-biaya penarikan, seleksi dan pengembangan.

Kerugian dari sisi karyawan yaitu kehilangan pekerjaan.

Page 28: Employee Separation and Retention

Musyawarah karyawan dengan pimpinan perusahaan.

Musyawarah pimpinan serikat buruh dengan pimpinan perusahaan.

Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan dan P4D.

Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan dan P4P.

Pemutusan berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri

Page 29: Employee Separation and Retention

Mengurangi shift kerja Menghapuskan kerja lembur Mengurangi jam kerja Mempercepat pensiun Meliburkan atau merumahkan karyawan

secara bergilir untuk sementara

Page 30: Employee Separation and Retention

Biaya recruitmentBiaya seleksiBiaya pelatihanBiaya pemutusan hubungan kerja

Page 31: Employee Separation and Retention
Page 32: Employee Separation and Retention

Komitmen Prospek jangka panjang Kepuasan Kerja Stres Keadilan

Page 33: Employee Separation and Retention
Page 34: Employee Separation and Retention

Salah satu dari ukuran utama dari kepuasan akan perjanjian upah melalui tingkatan upah bersifat relatif terhadap gaji pasaran.

Page 35: Employee Separation and Retention

Yang paling umum Alasan Berhenti adalah prospek yang lebih banyak uang. Jika Anda membayar perusahaan selular di bawah rata-rata industri, orang mungkin untuk meninggalkan pekerjaan untuk yg lebih baik.

Tetapi mengapa tidak akan mengungkapkan bahwa beberapa karyawan membayar adalah motivasi mereka untuk Berhenti?

Page 36: Employee Separation and Retention
Page 37: Employee Separation and Retention