Upload
dwi-aji-maulana
View
300
Download
44
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Emulsi Hlb Butuh c.1.5 Paraffin Liq
Citation preview
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
FORMULASI SEDIAAN SETENGAH PADAT
EMULSI DENGAN EMULGATOR SISTEM HLBEMULSI PARAFFIN LIQUID
Praktikum ke = 2Kelompok = CI-5 Anggota
=Dion Damara
(2010210079)
Dwi Aji Maulana
(2010210083)
Eko Prasetyo
(2010210087)
Eufemia Citra
(2010210094)
Erma Wanda Mundari
(2010210090)
Fadhilah Firdaus
(2010210097)
Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
Jakarta
2010
I. TUJUANMembuat sediaan emulsi dengan menggunakan emulgator alam dan sintesis serta pengaruh bahan pengental, kemudian diamati stabilitas fisik sediaan farmasi.II. TEORI DASAREmulsi adalah suatu dispers dimana fase terdispers terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak tercampur. Dalam batasan emulsi, fase terdispers dianggap sebagai fase dalam dan medium pendispers sebagai fase luar atau fase kontinu. Emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak dalam air dan biasanya diberi tanda sebagai emulsi m/a. sebaliknya emulsi yang mempunai fase dalam air dan fase luar minyak disebut emulsi air dalam minyak dan dikenal sebagai emulsi a/m.Emulsi terdiri dari 2 fase yaitu :
1. Fase dalam atau fase diskontinu atau fase terdispers
Adalah fase yang bertahan dalam bentuk tetesan untuk suatu periode yang lama, sebagai fase dalam dapat menempati tidak lebih dan kira-kira 74% volume total suatu emulsi.
2. Fase luar atau fase kontinu
Adalah fase yang mengelilingi fase dalam. Untuk membuat suatu emulsi yang stabil, perlu fase ketiga dari emulsi yaitu zat pengemulsi (emulsifying agent).Zat pengemulsi memudahkan pembentukan emulsi dengan tiga mekanisme yaitu :1. Mengurangi tegangan antar muka-stabilitas termodinamis
2. Pembentukan suatu lapisan antar muka yang kaku-pembatas mekanik untuk partikel penggabungan
3. Pembentukan lapisan listrik rangkap-penghalang elektrik untuk mendekati partikel-partikelBahan-bahan yang perlu ditambahkan ke dalam sediaan emulsi, diantaranya :
1. Bahan pengemulsi sebagai emulgator
Digunakan untuk mencegah koalesensi sehingga tetesan besar menjadi tetesan kecil.
2. Bahan pengemulsi sebagai surfaktan
Digunakan untuk mengurangi tegangan permukaan antara fase eksternal sehingga proses emulsifikasi dapat ditingkatkan.3. Pengental
Digunakan untuk semua emulsi minyak dalam air karena kontaminasi fase air dan fase minyak mudah terjadi.
4. Antioksidan
Digunakan untuk melindungi emulsi dari proses oksidasi
5. Zat tambahan lainnya, seperti pemanis, pewarna, pewangi.
Ketidakstabilan emulsi, diantaranya :
a. Creaming
Pemisahan emulsi menjadi beberapa lapis cairan, masing-masing lapis melindungi fase terdispersi yang berbeda.b. Cracking
Merupakan koalesensi dan pecahnya emulsi, bersifat irreversible karena lapisan pelindung di sekitar bulatan-bulatan fase terdispersi tidak ada lagi. Usaha untuk menstabilkan emulgator yaitu dengan pengocokan dan dengan zat pengemulsi tambahan dan memproses kembali dengan mesin yang sesuai untuk dapat memproduksi emulsi kembali.c. Inversi fase
Perubahan yang tiba-tiba dari tipe emulsi m/a menjadi tipe emulsi a/m atau sebaliknya.
d. Demulsifikasi
Proses pemisahan sempurna dari suatu emulsi ke dalam masing-masing komponen cair.
Untuk menentukan tipe emulsi dapat dilakukan dengan beberapa cara :1. Metode zat warna
Sudan III
Merupakan zat warna yang larut dalam minyak, tetapi tidak larut dalam air jika ke dalam larutan ditambahkan sudan III, setelah diaduk warna merah menjadi semakin jelas menunjukan bahwa emulsi adalah tipe a/m, tetapi jika warna merah suram semakin tidak tampak menunjukkan emulsinya adalah m/a. Metilen blue
Merupakan zat warna yang larut dalam air tetapi tidak larut dalam minyak. Jika zat ini diteteskan pada emulsi berwarna seragam maka air merupakan fase luar dan emulsi ini bertipe m/a.2. Metode electrical conductivityAir dapat menghantarkan arus listrik sedangkan minyak tidak. Alatnya terdiri dari kawat dengan 2 elektrode yang dicelupkan dalam emulsi dan dihubungkan dengan lampu neon. Jika lampu menyala dalam air maka merupakan medium pendipers dan emulsinya merupakan tipe m/a. Bila lampu tidak menyala maka minyak merupakan medium pendispers dan emulsinya adalah tipe a/m.3. Metode pengenceran fase
Jika ke dalam emulsi ditambahkan sedikit air maka setelah pengocokan dan pengadukan diperoleh kembali emulsi yang homogen sehingga emulsinya adalah tipe m/a. jika emulsi dicampur minyak maka akan menyebabkan pecahnya emulsi. Pada emulsi a/m akan diperoleh sebaliknya.
4. Fluoresensi
Karena minyak berfluoresensi seluruhnya dan emulsinya m/a menunjukkan pola titik-titik.III. DATA PREFORMULASI
Zat aktif :
Paraffin Liquid (Handbook of Pharmaceutical Excipients hlm. 314, FI IV hlm. 652, FI III hlm. 474, Physical Pharmacy hlm. 372) Pemerian
: Transparan, tidak berwarna, cairan kental, tidak berfluoresensi, tidak berasa dan tidak berbau ketika dingin dan berbau ketika dipanaskan.
Kelarutan
: Praktis tidak larut etanol 95%, gliserin dan air. Larut dalam aseton, benzene, kloroform, karbondisulfida, eter dan petroleum eter, dan jenis minyak lemak hangat. Stabilitas
: Dapat teroksidasi oleh panas dan cahaya.
Khasiat/Guna
: Emolient, solvent.
Dosis/Konsentrasi : emulsi topikal ( 1,0 32,0 % ) HLB Butuh
: 10 12 (m/a). 5 6 (a/m)
OTT
: Dengan Oksidator kuat.
Penyimpanan
: Wadah tertutup rapat, hindari dari cahaya, kering dan sejuk.
Zat Tambahan :
Span 80 (Sorbitan Monooleat) (Handbook of Pharmaceutical Excipient hlm.675) Pemerian: Cairan kental seperti minyak berwarna kuning.
Kelarutan: Praktis tidak larut tetapi terdispersi dalam air dan propilen glikol, tercampur dalam alcohol dan methanol, 1 bagian span larut dalam 100 bagian minyak biji kapas, sedikit larut dalam etil asetat.
Guna
: emulgator, surfaktan non ionic, peningkat kelarutan dan pembasah.
Bobot jenis: 1 g/ml
Kekentalan: Pada suhu 21C 4500cP.
Konsentrasi: 1-15 % sebagai emulgator.
Stabilitas: Terjadi pembentukan sabun perlahan dengan asam dan basa kuat, stabilterhadap asam dan basa lemah.
Penyimpanan: Dalam wadah bertutup rapat dan pada tempat sejuk dan kering.
HLB
: 4,3
OTT
: Dengan asam atau basa kuat.
Tween 80 (FI IV hal 687, Handbook of Pharmaceutical Excipient ed. VI hlm. 549) Pemerian
: cairan seperti minyak atau semi gel, kuning hingga
jingga; berbau khas lemah.
Kelarutan
: larut dalam air, tidak larut dalam minyak mineral dan minyak nabati Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : bahan pengemulsi Konsentrasi
: 1 10 % Stabilitas
: stabil pada elektrolit dan asam basa lemah OTT
: fenol, tannin, tar dan bahan seperti tar HLB
: 15.0 Na CMC (Excipient hlm. 87)
Pemerian: serbuk granula, berwarna hampir putih, tidak berbau
Kelarutan: mudah terdispersi dalam air membentuk koloidal, tidak
larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut
organik lain.
Stabilitas: stabil dalam pH 2-10
Kegunaan: Pengental Konsentrasi: 0,25 1 % OTT
: dengan asam kuat dan larutan garam dan beberapa
metal seperti aluminium, merkuri dan zinc.
BHT (Buthyl Hydroxy Toluena) (Excipient hlm. 75) Pemerian: padatan Kristal putih atau kuning muda
Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol.
Larut dalam aseton, benzene, etanol, paraffin cair.
Stabilitas: bila terpapar cahaya, lembab, panas dapat menyebabkan
perubahan warna dan aktivitasnya.
Kegunaan: antioksidan
Konsentrasi: 0,01 %
OTT
: dengan oksidator kuat seperti permanganate, peroksida.
Methyl paraben (Nipagin) (Excipient hlm. 441) (FI 4 hlm.551) Rumus empiris: C8H8O3 Pemerian
: hablur kecil,tidak berwarna,tidak berbau,atau berbau
Memiliki rasa terbakar
Kelarutan
: Sukar larut dalam air,benzene,CCl4,
mudah larut dalam etanol dan eter
Kegunan
: Pengawet mikroba Bobot jenis
: 1,352 g/cm3 Titik leleh
: 125 128oC
Stabilitas
: pada Ph 3-6 akan stabil dalam larutan dapat
Disimpan selama 4 tahun pada suhu ruangan
OTT
: Inkompatibel dengan subtansi seperti bentonit,
Magnesium trisilikat, talk, tragakan, sorbitol
Wadah
: simpan dalam wadah tertutup baik dan ditempat
yang dingin dan kering
Propyl paraben (Nipasol) (Excipent hlm. 596) (FI 4 hlm. 713) Rumus empiris: C10H12O3 Bobot jenis
: 180,20
Pemerian
: serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna
Kelarutan
: Sangat larut dalam air, mudah larut dalam etanol
eter,sukar larut dalam air mendidih
Kegunaan
: Pengawet antibakteri
Titik leleh
: -
Pka
: 8,4 pada suhu 22oc
Konsentrasi
: Topikal 0,01%-0,6%
Stabilitas
: pada Ph 3-6 akan stabil dalam larutan dapat
disimpan selama 4 tahun pada suhu ruangan.
OTT
: Inkompatibel dengan surfaktan nonionic yang
menyebabkan aktivitasnya berkurang dan terbentuk
miselisasi Wadah
: dalam wadah yang tertutup baik, ditempat yang dingin dan keringIV. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Lumpang
Stamper
Beaker glass Cawan penguap
Botol coklat
Gelas ukur
Batang pengaduk
Pipet tetes
Viskometer Brookfield
Tabung sedimentasi
Mikroskop
Objek glass
Cover glassBahan :
Paraffin liquidum Span 80
Tween 80
Na. CMC
Nipagin Nipasol
BHT
Aquadest
V. FORMULA
KomposisiFormula 1Formula 2Formula 3
Paraffin liquidum7,5 %7,5 %7,5 %
Span 80 dan Tween 805 %6 %7 %
Na. CMC0,5 %0,5 %0,5 %
Nipagin0,03 %0,03 %0,03 %
BHT0,1 %0,1 %0,1 %
Nipasol0,01 %0,01 %0,01 %
AquadestAd 400 mlAd 400 mlAd 400 ml
VI. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGANFormula 1
1. Paraffin liquidum = 7,5/100 x 400 ml = 30 g
2. Span 80 dan Tween 80
HLB butuh paraffin liquid = 12HLB span 80 = 4,3
HLB tween 80 = 15Jumlah emulgator (span 80 dan tween 80) = 5/100 x 400 ml = 20 g
Span 804,3 3 = 3/10,7 x 20 g = 5,61 g
\ /
12
/ \
Tween 80157,7 = 7,7/10,7 x 20 g = 14,391 g
3. Na. CMC = 0,5/100 x 400 g = 2g4. Nipagin = 0,03% x 400 g = 0,12 g
5. BHT = 0,1% x 400 g = 0,4 g
6. Nipasol = 0,01% x 400 g = 0,04 g 7. Air Na.CMC = 20x 2 g = 40 g
8. Aquadest = 400 ml (14,39+5,61+30+2+0,12+0,04+0,4+40) = 307,44 ml
Formula 2
1. Paraffin liquidum = 7,5/100 x 400 ml = 30 g
2. Span 80 dan Tween 80HLB butuh paraffin liquid = 12 HLB span 80 = 4,3
HLB tween 80 = 15 Jumlah emulgator (span 80 dan tween 80) = 6/100 x 400 ml = 24 g
Span 804,3 3 = 3/10,7 x 24 g = 6,73 g
\ /
12
/ \
Tween 60157,7 = 7,7/10,7 x 24 g = 17,27 g
3. Na. CMC = 0,5/100 x 400 g = 2g
4. Nipagin = 0,03% x 400 g = 0,12 g
5. BHT = 0,1% x 400 g = 0,4 g
6. Nipasol = 0,01% x 400 g = 0,04 g
7. Air Na.CMC = 20x 2 g = 40 g
8. Aquadest = 400 ml (17,27+6,73+30+2+0,12+0,04+0,4+40) = 323,44 ml
Formula 31. Paraffin liquidum = 7,5/100 x 400 ml = 30 g
2. Span 80 dan Tween 80
HLB butuh paraffin liquid = 12HLB span 80 = 4,3
HLB tween 80 = 15 Jumlah emulgator (span 80 dan tween 60) = 7/100 x 400 ml = 28 g
Span 804,3 3 = 3/10,7 x 28 g = 7,85 g
\ /
12
/ \
Tween 60157,7 = 7,7/10,7 x 28 g = 20,15 g
3. Na. CMC = 0,5/100 x 400 g = 2g
4. Nipagin = 0,03% x 400 g = 0,12 g
5. BHT = 0,1% x 400 g = 0,4 g
6. Nipasol = 0,01% x 400 g = 0,04 g
7. Air Na.CMC = 20x 2 g = 40 g
8. Aquadest = 400 ml (20,15+7,85+30+2+0,12+0,04+0,4+40) = 299,44 ml
PenimbanganKomposisiFormula 1Formula 2Formula 3
Paraffin liquidum30,04 gram30,04 gram30,04 gram
Span 805,6 gram 6,98 gram7,8 gram
Na. CMC0,5 gram0,5 gram0,5 gram
Nipagin 0,12 gram 0,12 gram 0,12 gram
BHT0,38 gram0,40 gram0,40 gram
Nipasol0,04 gram0,04 gram 0,04 gram
Tween 8014,40 gram17,28 gram20,16 gram
Aquadest307,44 ml323,44ml299,44 ml
VII. PEMBUATANA. Pembuatan pengembangan Na. CMC
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan, timbang Na. CMC 0,5 gram untuk masing-masing formula.
2. Kemudian di taburkan di atas permukaan air panas dalam beaker glass yang telah dikalibrasi air untuk Na. CMC, dan dikembangkan selama 1x24 jam.
B. Pembuatan sediaan1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang bahan-bahan yang digunakan
3. Kalibrasi botol 60 ml
4. Lebur fase minyak ( paraffin liq, bht, span 80 ) dan fase air ( tween 80, air) di wb pada suhu 60-70 C 5. Masukkan fase minyak ke dalam fase air dengan penggerusan atau pengadukan konstan sampai terbentuk corpus emulsi
6. Tambahkan nipagin dan nipasol yang sebelumnya dilarutkan dalam air panas.7. Tambahkan Na. CMC yang telah dikembangkan, gerus ad homogen.8. Tambahkan sisa aquadest sedikit-sedikit (ad 400 ml), aduk dengan homogenizer
9. Lakukan evaluasi
10. Masukkan ke dalam botol yang telah dikalibrasi, kemas dan beri etiketVIII. EVALUASI DAN PEMBAHASAN1. Tipe emulsi
Cara :a. siapkan objek glass dan cover glassb. teteskan emulsi formula 1 pada objek glass, lakukan duplo
c. teteskan sudan III dan metilen blue
d. lakukan hal yang sama untuk formula 2 dan 3
e. lihat preparat emulsi di bawah mikroskopFormulaSudan IIIMetilen BlueTipe emulsi
1m/a
2m/a
3m/a
2. Viskositas dan rheologiAlat:ViskometerStormer
Kv:20,24dyne/cm
RPM=60/txputaran
Viskositas=KvxBeban/RPM
Formula 1
BERAT
(W)WAKTU
(t)PutaranRPMViskositas
508,3050361,4452,799
705,9750502,5132,819
904,6250649,3512,805
1104,1750714,4243,116
1303,6750817,4393,219
1104,2350709,2203,139
904,80506252,914
705,5650539,5682,626
508,1550441,7182,291
Formula 2
BERAT
(W)WAKTU
(t)PutaranRPMViskositas
5016,5850180,9415,593
7010,2250293,5424,827
908,7250344,0375,295
1104,6650643,7773,459
1304,3550689,6553,815
1104,6950639,6593,481
908,6150348,4325,228
7010,4850286,2604,949
5017,1850174,6225,795
Formula 3
BERAT
(W)WAKTU
(t)PutaranRPMViskositas
5017,6750169,7795,961
7010,5550284,3604,982
908,2650363,1965,015
1106,4650464,3964,794
1305,4750548,4464,798
1106,5950455,2354,891
908,1850366,7484,967
7010,7150280,1125,058
5017,5850170,6485,930
3. Volume sedimentasi
Tabung sedimentasi 25 ml
F = F = derajat sedimentasi
Vu = volume sedimentasi
Vo = Volume awal
Nilai F semakin mendekati 1 semakin baikHari keSymbolFormula 1 (ml)Formula 2 (ml)Formula 3 (ml)
0VoVu
F5050
15050
15050
1
1Vo
Vu
F5050
15022
0,4450360,72
2Vo
Vu
F5050
15021
0,425033
0.66
3Vo
Vu
F5050
15020
0,45031
0,62
4. Ukuran partikelCara :
Kalibrasi Skala Okuler
Tempatkan mikrometer di bawah mikroskop, himpitkan garis awal skala okuler dengan garis awal skala objektif, kemudian tentukan garis kedua yang berhimpit. tentukan jarak skala okuler.
Buatlah preparat dari emulsi formula 1, 2, dan 3.
Ukurlah partikel sebanyak 100 partikel. Tabelkan.
1 skala okuler = 1 m Formula 1No.Skalam
1.220
2.110
3.110
4.220
5.110
6.110
7.110
8.110
9.330
10.110
11.110
12.110
13.220
14.110
15.110
16.110
17.110
18.110
19.110
20.110
21.110
22.110
23.220
24.110
25.110
26.110
27.110
28.110
29.110
30.110
31.1,515
32.110
33.110
34.110
35.110
36.110
37.110
38.110
39.110
40.110
41.110
42.220
43.110
44.220
45.110
46.110
47.110
48.110
49.110
50.110
51.110
52.110
53.110
54.220
55.110
56.110
57.110
58.110
59.110
60.220
61.110
62.110
63.110
64.110
65.110
66.110
67.110
68.110
69.220
70.110
71.110
72.110
73.330
74.110
75.110
76.110
77.110
78.110
79.110
80.110
81.110
82.110
83.110
84.110
85.110
86.110
87.110
88.110
89.220
90.110
91.110
92.110
93.220
94.110
95.110
96.330
97.110
98.110
99.330
100.110
Rentang data = data terbesar data terkecil = 30 - 10
= 20Banyak kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 100
= 7,6 = 8Panjang interval kelas =
= 20/8= 2,5Interval kelas= data terkecil + panjang interval kelas
= 10 + 2,5 = 12,5 Rentang ukuran (m)Rata-rata rentang ukuran (d)Jumlah partikel pd tiap rentang (n)Ndndndnd4
10-12,511,258494510631,25119601,56251345517,578
13-15,514,24114,25203,06252893,640641234,3789
16-18,517,2500000
19-21,520,251122,794510,687591341,42191849663,793
22-24,523,2500000
25-27,526,2500000
28-30,529,2541173422,25100100,81252927948,766
31-33,532,2500000
Total100129918767,25313937,43756164364,516
a. dln = = 1299/100 = 12,99 mb. dsn == 18767,25/1299 = 3,801 mc. dvn = d. dsl = = 18767,25/1299 = 14,447 me. dvs = = 313937,4375/18767,25 = 16,728 mf. dwn = = 6164364/313937,4375 = 19,6356 mFormula 2No.Skalam
1.110
2.110
3.110
4.110
5.110
6.220
7.330
8.110
9.110
10.110
11.110
12.110
13.110
14.110
15.220
16.110
17.110
18.110
19.110
20.220
21.110
22.110
23.220
24.110
25.110
26.110
27.110
28.110
29.110
30.110
31.110
32.110
33.110
34.110
35.110
36.110
37.110
38.110
39.110
40.110
41.110
42.110
43.110
44.110
45.110
46.110
47.110
48.110
49.110
50.110
51.330
52.220
53.110
54.330
55.110
56.110
57.110
58.110
59.110
60.110
61.110
62.110
63.110
64.110
65.110
66.110
67.110
68.110
69.110
70.110
71.110
72.110
73.110
74.110
75.110
76.110
77.110
78.110
79.110
80.110
81.110
82.110
83.110
84.110
85.110
86.110
87.110
88.110
89.110
90.110
91.110
92.110
93.110
94.110
95.110
96.110
97.110
98.110
99.110
100.110
Rentang data = data terbesar data terkecil
= 30 10 = 20Banyak kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 100= 7,6 ~ 8Panjang interval kelas=
= 20/8= 2,5Interval kelas= data terkecil + panjang interval kelas
= 10 + 2,5
= 12,5Rentang ukuran (m)Rata-rata rentang ukuran (d)Jumlah partikel pd tiap rentang (n)Ndndndnd4
10-12,511,25921,03511643,75130992,18751473662,109
13-15,514,2400000
16-18,517,2500000
19-21,520,255101,252050,312541518,8281840756,2695
22-24,523,2500000
25-27,526,2500000
28-30,529,25387,752566,687575075,60932195961,574
31-33,532,2500000
Total100190,03516260,75247586,62494510739,953
a. dln = = 190,035/100 = 1,9004 mb. dsn == 16260,75/100 = 12,7518 mc. dvn = = 247586,6249/100 = 49,7581 md. dsl = = 16260,75/190,035 = 85,5671 me. dvs = = 247586,6249/16260,75 = 15,2260 mf. dwn = = 4510379,953/247586,6249 = 18,2174 m Formula 3
No.Skalam
1.110
2.110
3.110
4.110
5.330
6.330
7.330
8.110
9.110
10.110
11.110
12.110
13.110
14.110
15.110
16.330
17.110
18.110
19.110
20.110
21.110
22.220
23.110
24.110
25.110
26.110
27.110
28.110
29.110
30.110
31.110
32.110
33.110
34.110
35.110
36.110
37.110
38.110
39.110
40.110
41.110
42.110
43.110
44.110
45.110
46.110
47.110
48.110
49.110
50.110
51.110
52.110
53.220
54.110
55.110
56.110
57.110
58.110
59.110
60.110
61.110
62.110
63.110
64.110
65.110
66.110
67.110
68.220
69.110
70.110
71.110
72.110
73.330
74.110
75.110
76.110
77.110
78.110
79.110
80.110
81.110
82.110
83.110
84.110
85.220
86.110
87.220
88.110
89.110
90.110
91.110
92.110
93.110
94.110
95.110
96.110
97.110
98.110
99.110
100.110
Rentang data = data terbesar data terkecil
= 30 10 = 20Banyak kelas
= 1 + 3,3 log n= 1 + 3,3 log 100 = 7,6 ~ 8
Panjang interval kelas= = 20/8= 2,5
Interval kelas= data terkecil + panjang interval kelas = 10 + 2,5
= 12,5
Rentang ukuran (m)Rata-rata rentang ukuran (d)Jumlah partikel pd tiap rentang (n)Ndndndnd4
10-12,511,2587978,7511010,9375123873,04691393571,777
13-15,514,2400000
16-18,517,2500000
19-21,520,2581623280,566430,12513453210,031
22-24,523,2500000
25-27,526,2500000
28-30,529,255146,254277,8125125126,05163659935,957
31-33,532,2500000
Total1001286,9518569,24315429,187518506717,758
a. dln = = 1286,95/100 = 12,8695 mb. dsn == 18569,24/100 = 13,6269 mc. dvn = = d. dsl = = 18569,24/1286,95 = 14,42888 m
e. dvs = = 315429,1875/18569,24 = 16,987 mf. dwn = = 1850717,758/315429,1875 = 5,8673 m
X. PEMBAHASAN1. Emulsi yang baik harus memperhatikan hal-hal :
emulgator yang digunakan
konsentrasi zat tambahan, misalnya pengental
proses pengerjaan
2. Emulgator yang digunakan adalah Span 80 dan Tween 80 yang termasuk golongan sorfaktan non ionik. Mekanisme kerjanya adalah menstabilkan emulsi dengan cara menurunkan tegangan permukaan antara fase minyak dan fase air sehingga tegangan mukanya adalah sama dan mudah tersatukan.3. Tipe emulsi ini adalah tipe m/a karena ketika zat warna sudan III diteteskan pada emulsi menyebabkan warna merah pada butir minyak. Meskipun warna merah tidak begitu terlihat jelas karena sudan III yang tersedia kurang baik (encer).
4. Faktor yang mempengaruhi tipe emulsi adalah :
Proporsi fase yang lebih besar biasanya adalah sebagai fase luar
Jenis emulgator, HLB 3-8 = m/a, HLB 8-16 = a/m
Kelarutan, larut dalam air = emulsi m/a, larut dalam minyak = emulsi a/m
5. Pada perhitungan volume sedimentasi, jika nilai F semakin mendekati 1 maka semakin baik.
6. Sifat alir formula I, II, dan III adalah mengikuti sifat aliran thiksotropi negatif atau rheopeksi yaitu sifat alir yang dipengaruhi oleh waktu, penyebabnya adalah meningkatnya frekuensi tumbukan dari partikel-partikel terdispersi atau molekul-molekul polimer dalam suspensi. Hal ini akan meningkatkan ikatan antar partikel dengan bertambahnya waktu. Ini mengubah keadaan asli yang terdiri dari sejumlah besar partikel sendiri-sendiri dan gumpalan-gumpalan kecil menjadi suatu keadaan keseimbangan yang terdiri dari sejumlah kecil gumpalan-gumpalan yang relatif besar. Dalam keadaan diam, gumpalan tersebut pecah dan lama-lama kembali ke keadaan semula yang terdiri dari gumpalan kecil dan partikel tersendiri.
7. Syarat diameter partikel sebuah emulsi adalah antara 0,1-10 m. memenuhi syarat. Ukuran partikel dapat mempengaruhi kestabilan emulsi (volume sedimentasi) yaitu ukuran partikel akan semakin bertambah besar dan menarik globul terdispers sehingga emulsi akan mengalami pemisahan yang dapat berupa cracking atau koalesensi. Berdasarkan hukum Stokes, laju sedimentasi berbanding lurus dengan diameter partikelnya.KESIMPULAN
1. Emulsi ini mempunyai tipe m/a.
2. Viskositas dan sifat alir
Formula I, = 2,892 cps, sifat aliran = thiksotropik negatif
Formula II, = 4,715 cps, sifat aliran = thiksotropik negatif
Formula III, =5,2662 cps, sifat aliran = thiksotropik negatifVolume sedimentasi
Formula I, F =
Formula II, F =
Formula III, F =
1. Ukuran partikel
Syarat ukuran partikel = 0,1-1 m
Formula I, jumlah partikel terbanyak pada rentang = m
Formula II, jumlah partikel terbanyak pada rentang = m
Formula III, jumlah partikel terbanyak pada rentang = m
2. Jadi, berdasarkan hasil evaluasi formula I yang paling baik karena F mendekati 1, kekentalan baik, dan ukuran partikel emulsi memenuhi syarat.
XI. DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia, edisi IV.
2. A. Martin, J. Swarbrick, A. Carnmarata, Fisika Farmasi, Edisi III, UI Press.3. Handbook of Pharmaceutical Excipients
4. H. Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi III.
5. L. Lachman, H. A. Lieberman, J. L. Kanig, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi III.
6. J. D. Sprowls, Prescription Pharmacy, Edisi II.
7. Farmakope Indonesia III, DEPKES RI.
Komposisi : mengandung paraffin cair 7,5%
Indikasi : melembutkan kulit
Aturan pemakaian :
Oleskan pada bagian tubuh yang dikehendaki.
KOCOK DAHULU
Komposisi :
Mengandung paraffin cair 7,5%
Indikasi:
Pelembut kulit
Efek samping :
Hipersensitifitas terhadap paraffin cair
Aturan pemakaian :
Olehkan pada bagian kulit yang dikehendaki.
Peringatan dan perhatian :
Simpan ditempat kering dan sejuk
Netto : 60 gram
No.Reg : DBL 1201800429 A1
No. Bacth : 123456
Exp. Date : Maret 2015
Diproduksi oleh :
PT. CIZ Farma
Jakarta - Indonesia
Reg no :
DBL 1201800429A1
Batch no : KQ901P
Exp date :Mar 2015
Diproduksi oleh :
PT. CIZ Farma
Netto : 60 mL
Netto : 60ml